HADITS KEduapuluh tujuh
Arti Hadits /
:
Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia” [Riwayat Muslim] 95
Dan dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, lalu beliau bersabda : Engkau datang untuk menanyakan kebaikan?, saya menjwab: Ya. Beliau bersabda: Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya. [Hadits hasan kami riwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan] Hadits ini memberikan penjelasan prihal kebajikan dan perbuatan (dosa) yang meresahkan jiwa pelakunya. Yang dimaksud “Kebajikan adalah akhlak yang baik” maksudnya ialah bahwa sebaik-baiknya kebajikan adalah budi pekerti yang baik. Adapun kebajikan adalah perbuatan yang menjadikan pelakunya menjadi baik, selalu berupaya mengikuti orang-orang yang berbuat baik dan taat pada Allah dalam segala hal. Kebajikan atau kebaikan, ada dua macam yaitu kebaikan terkait dengan Allah, dan kebaikan terkait dengan sesama. kebaikan terkait dengan Allah adalah beriman kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. kebaikan terkait dengan sesama adalah husnul khuluq yaitu banyak berderma dan tidak mengganggu kepada sesama, santun dalam berucap, jujur dalam bermu’amalah, adil dalam hukum, bersungguh dalam berbuat kebajikan, sabar menghadapi gangguan dalam menjalankan agama, dan 96
beberapa sifat-sifat orang mukmin yang tergambar dalam firman Allah ‘azza wa jalla. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia”. (QS. al-Anfal [8]: 2-4) dan Firman-Nya “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji (Allah), yang mengembara (di jalan Allah), yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukumhukum Allah. dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu”. (QS. at-Taubah [112]: 9), dan Firman-Nya “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (QS. al-Furqan [25]: 63) Jika seseorang belum mengetahui sifat-sifat yang ada pada dirinya, maka seyogyanya ia bisa bercermin pada ayatayat tersebut. Karena dengan adanya semua sifat tersebut pada dirinya bertanda bahwa dia memiliki akhlak yang baik. Begitu juga sebaliknya, jika semua tidak ada pada dirinya ber97
tanda dia berakhlak buruk. Bila terdapat sebagian atau satu saja, maka hendaklah ia bersungguh-sungguh memeliharanya dan selalu mengupayakan yang belum ada pada dirinya. Apa yang digambarkan Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya “dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia” maksudnya adalah setiap perbuatan yang bertentangan dengan hati nurani (yang bersih dan suci). Untuk mengetahui apakah perbuatan itu baik atau buruk Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam telah memberikan contoh seperti dalam sabdanya “Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya”. Dan Ini merupakan salah satu cara untuk membedakan, apakah perbuatan itu haq atau batil. Setiap perbuatan dosa yang dilakukan seseorang akan menimbulkan keraguan dalam hati dan tidak senang jika orang lain melihatnya. Dalam pengertian lain dosa adalah sesuatu yang membuat bimbang di hati dan tidak suka jika diketahui orang lain. Kebimbangan yang ada dalam hati ada tiga keadaan yaitu: 1. Ragu untuk mengerjakan sesuatu yang sudah jelas dalilnya, maka tercela. 2. Ragu yang disebabkan karena perbedaan ulama, tetapi salah satunya sudah jelas. Jika ragu untuk mengerjakan yang sudah jelas tersebut maka tercela. 3. Ragu yang disebabkan karena perbedaan ulama, dan sulit untuk menentukan yang lebih benar. Jika meninggalkan 98
amal yang disebabkan karena ragu seperti ini, maka tidak tercela.
99