PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP RUBRIK CITIZEN JOURNALISM PADA HARIAN UMUM TRIBUN JABAR (Penelitian Terhadap Mahasiswa Jurnalistik Tahun Angkatan 2007/2008 Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung)
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Pada Jurusan Ilmu Komunikasi Bidang Jurnalistik Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN SGD Bandung
Oleh :
Achmad Romadhon NIM : 207400408
BANDUNG 2011 M/1433 Hijriah
ABSTRAK Achmad Romadhon. Persepsi Mahasiswa Terhadap Rubrik Citizen journalism pada Harian Pagi Tribun Jabar (Penelitian Terhadap Mahasiswa Jurnalistik Tahun Angkatan 2007-2008). Hadirnya rubrik citizen journalism dalam Harian Pagi Tribun Jabar sebenarnya merupakan daya tarik tersendiri bagi media cetak tersebut. Dengan berbagai ragam cerita yang dihadirkan oleh rubrik citizen journalism mungkin menjadi daya tarik bagi pembaca, mulai dari budaya, kuliner, nasionalisme di negeri orang, tempat-tempat wisata yang bernuansa Indonesia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman dan penerimaan mahasiswa terhadap rubrik citizen journalism pada Harian Pagi Tribun Jabar. Kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini merujuk kepada dua teori dasar komunikasi yakni, The individual Differences theory yang mengasumsikan bahwa perbedaan individu disebabkan oleh berbagai hal dan unsur. Perbedaan ini akan mempengaruhi persepsi masing-masing individu dalam menerima pesan, dan S-O-R theory berpendapat setiap tingkah laku pada hakekatnya merupakan tanggapan atau persepsi terhadap suatu rangsangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah angket, observasi, wawancara serta dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah pemahaman mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 UIN SGD Bandung terhadap rubrik citizen journalism pada Harian Pagi Tribun Jabar bisa dinyatakan memahami, meskipun tidak seluruhnya tapi sebagian besar memahami. Dengan begitu bisa dipastikan bahwa sebagian besar mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 UIN SGD Bandung menyatakan bahwa rubrik citizen journalism bisa diterima oleh sebagian besar mahasiswa, ini terbukti dengan sekitar 61,76 % sampai 88,24 % menyatakan menarik. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah pemahaman dan penerimaan dari mahasiswa terhadap rubrik citizen journalism di Harian Pagi Tribun Jabar cukup positif dan bisa diterima. Dalam beberapa aspek, seperti jenis tulisan, isi tulisan, gaya bahasa, gaya penulisan, dan topik, sebagian besar mahasiswa Jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 cukup memahami dan bisa menerima.
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP RUBRIK CITIZEN JOURNALISM PADA HARIAN PAGI TRIBUN JABAR (Penelitian Terhadap Mahasiswa Jurnalistik Tahun Angkatan 2007-2008) Oleh : Achmad Romadhon NIM : 207400408
Menyetujui :
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Asep Muhyiddin, M. Ag NIP. 195706071984021001
Dzulfikar, M.Si NIP. 197006202003121005
Mengetahui :
Ketua Jurusan Ilmu komunikasi
Drs. H. Enjang AS, M.Si, M.Ag NIP: 19680814199503 1003
Ketua Jurusan Bidang Jurnalistik
Dr. H. Darajat Wibawa, M.Si NIP: 196907072005011003
PENGESAHAN Skripsi berjudul PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP RUBRIK CITIZEN JOURNALISM PADA HARIAN PAGI TRIBUN JABAR (Penelitian Terhadap Mahasiswa Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung Angkatan 2007) telah dipertanggungjawabkan dalam Sidang Ujian Munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, pada tanggal 29 Desember 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik. Bandung, 29 Desember 2012
Sidang Munaqasyah Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Drs. Dadan Suherdiana, M. Ag. NIP. 19680202199303 1004
Aang Ridwan, M.Ag. NIP. 197409052007011019
Penguji
Penguji I
Drs. Dadan Suherdiana, M. Ag. NIP. 19680202199303 1004
Penguji II
Asep Iwan Setiawan, M.Ag. NIP. 198005212006041002
MOTTO
“ Ulah Nuduh kanu jauh, ulah nyawang kanu anggang, nu caket geura raketan, nu deukeut geura deheusan, moal jauh tina wujud moal anggang tina awak, aya naon jeung aya saha? tina diri sorangan. cirina satangtung diri. pek geura panggihan diri maneh teh, ku maneh weh sorangan, ulah waka nyaksian batur saksian heula diri sorangan.”
Untuk mu ibu.....
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Kebumen pada tanggal 7 mei 1987 dari pasangan Bapak Satiman dan Ibu Ponisri. Penulis adalah anak ke-4 dari dari delapan bersaudara. Penulis bertempat tinggal di Jln. Terusan Buah batu Gg Kujang Sari 1 Rt 06 Rw 07 Bandung. Pendidikan formal yang pertama kali diikuti adalah Sekolah Dasar Negeri Cipagalo pada tahun 1993 sampai tahun 1999. Pada tahun 1999 sampai dengan 2002 melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 28 Bandung. Pendidikan menengah atas peneliti masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 15 Bandung bidang keahlian kesejahteraan masyarakat dan pekerjaan sosial dan mendapat ijazah tahun 2005. Pada tahun 2007 penulis mendapat kesempatan untuk menimba ilmu di fakultas dakwah dan komunikasi jurusan ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim Alhamdulillah....puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat serta kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan diberi kelancaran dan kesabaran. Shalawat serta salam peneliti haturkan untuk junjungan semua umat Muhammad SAW. Pada awal penyusunan skripsi ini, peneliti mempunyai harapan bahwa kelak skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun mereka yang membutuhkan sebagai referensi baik keperluan mata kuliah ataupun kepustakaan dan juga penyusunan skripsi setelah peneliti. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun teknik penulisan. Namun berkat dorongan dan semangat dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang sangat besar dengan kerendahan hati peneliti kepada yang terhormat : 1. Bapak , meskipun engkau tidak menyaksikan keberhasilan anakmu ini, tapi semua ini kulakukan untukmu. Allohummagfirlii waliwalidayya warhamhuma kamaa robbayanii soghiroo. Amiin. 2. Ibu, kasih sayang dan do‟a mu takan terbalas hingga akhir hayatku, hanya doa yang bisa anakmu berikan semoga hanya kesehatan dan keselamatan yang menyertaimu, Ibu. 3. M. Arifin, dukungan total yang kau berikan, terima kasih atas semuanya. 4. Bapak Prof. Dr. H. Asep Muhyiddin M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung dan selaku pembimbing I yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan masukan kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Dzulfikar, M.Si sebagai pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya kepada peneliti. Berkat bimbingannyalah peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Bapak Dadan Suherdiana, M.Ag selaku ketua jurusan yang telah memberikan banyak pelajaran berharga untuk peneliti. Semua petuahnya akan peneliti ingat selalu. 7. Bapak Roni Tabroni, untuk semangat dan pencerahan serta kerjasamanya selama ini. Bantuan tenaga, pikiran dan moril sangat membantu dalam proses hidup peneliti. 8. Bapak iwan setiawan, untuk wawasan dan pengetahuan yang sangat berharga. 9. Seluruh dosen, pimpinan dan staff Fakultas Dakwah UIN SGD Bandung, yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan selama peneliti menimba ilmu di jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik. 10. Pihak Redaksi HP. Tribun Jabar yang telah mengizinkan kepada peneliti untuk melakukan penelitian, sehingga skripsi ini bisa selesai. 11. Jimi Riandar, teman seperjuangan untuk sharing dan berkeluh kesah, segera menyusul jim ! 12. EAD family, you‟re georgeous friends !!
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... ii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii DAFTAR ISI .........................................................................................................v DAFTAR TABEL ..............................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1 B. Rumusan Masalah dan Identifikasi Masalah..........................................................4 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................................5 D. Kerangka Pemikiran...............................................................................................6 E. Langkah-langkah Penelitian..................................................................................10 1. Metode Penelitian...........................................................................................10 2. Jenis Data........................................................................................................10 3. Sumber Data...................................................................................................10 4. Populasi dan Sampling...................................................................................11 5. Tehnik Pengumpulan Data.............................................................................13 6. Analisis Data...................................................................................................13 F. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi ................................................................................................................ 17 1.
Pengertian Persepsi....................................................................................... 17
2.
Jenis-jenis Persepsi...................................................................................... 21
3.
Komponen-komponen Persepsi................................................................... 25
4.
Proses terbentuknya Persepsi........................................................................ 26
B. Surat Kabar ......................................................................................................... 28 1.
Sejarah Singkat Surat Kabar ....................................................................... 28
2.
Fungsi Surat Kabar ...................................................................................... 31
3.
Karakteristik Surat Kabar ........................................................................... 33
C. Rubrik Dalam Surat Kabar................................................................................... 34 1.
Pengertian Rubrik......................................................................................... 34
2.
Bentuk-bentuk Rubrik.................................................................................. 35
3.
Isi Rubrik Pada Surat Kabar......................................................................... 37
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian................................................................................ 39 1.
Profil Surat Kabar Harian Pagi Tribun Jabar............................................... 39
2.
Kondisi Responden....................................................................................... 53
B. Hasil Penelitian 1.
Pemahaman mahasiswa terhadap rubrik citizen journalism Harian Pagi Tribun Jabar.................................................................................................. 59
2.
Penerimaan mahasiswa terhadap rubrik citizen journalism Harian Pagi Tribun Jabar.................................................................................................. 63
C. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................................67
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................................... 72 B. Saran-satan .................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Teori S-O-R ........................................................................................ 8 Gambar 2. Struktur Organisasi Redaksi Harian Pagi Tribun Jabar ..................... 42 Gambar 3. Struktur Organisasi Bisnis Harian Pagi Tribun Jabar ........................ 43
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Populasi .................................................................................... 11 Tabel 2. Standarisasi Penafsiran Dan Persentase ................................................ 14 Tabel 3. Cara Responden Mendapatkan Surat Kabar Harian Pagi Tribun Jabar ........................................................................................... 56 Tabel 4. Isi Rubrik Surat Kabar Harian Pagi Tribun Jabar yang Disukai Responden ............................................................................................. 56 Tabel 5. Frekuensi Membaca Pada Surat Kabar Harian Pagi Tribun Jabar ........................................................................................... 57 Tabel 6. Penilaian Responden Terhadap Isi Surat Kabar Harian Pagi Tribun Jabar ........................................................................................... 58 Tabel 7. Cara Responden Membaca Rubrik Citizen Journalism ........................ 58 Tabel 8. Pemahaman Pembaca Terhadap Jenis Tulisan di Rubrik Citizen Journalism............................................................................................... 59 Tabel 9. Pemahaman Pembaca Terhadap Isi Tulisan di Rubrik Citizen Journalism............................................................................................... 60 Tabel 10 Pemahaman Pembaca Terhadap Gaya Bahasa di rubrik Citizen Journalism............................................................................................... 61 Tabel 11 Pemahaman Pembaca Terhadap Gaya Penulisan di rubrik Citizen Journalism............................................................................................... 61 Tabel 12 Pemahaman Pembaca Terhadap Topik di Rubrik Citizen Journalism............................................................................................... 62
Tabel 13 Penerimaan Pembaca Terhadap Jenis Tulisan di Rubrik Citizen Journalism............................................................................................... 63 Tabel 14 Penerimaan Pembaca Terhadap Isi Tulisan di Rubrik Citizen Journalism ................................................................................................................. 64 Tabel 15 Penerimaan Pembaca Terhadap Gaya Bahasa di Rubrik Citizen Journalism.............................................................................................. 65 Tabel 16 Penerimaan Pembaca Terhadap Gaya Penulisan di Rubrik Citizen Journalism.............................................................................................. 66 Tabel 17 Penerimaan Pembaca Terhadap Topik di Rubrik Citizen Journalism.............................................................................................. 67
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Banyak sebab yang mendorong masyarakat untuk membaca, menulis dan mengirimkannya kepada media. Maka dari situlah media massa dapat memberikan perannya sebagai sarana bagi khalayak pembaca untuk menjadi wadah. Media massa dalam hal ini media cetak, identik dengan pers. Pers tidak hanya mengelola suatu pemberitaan, akan tetapi membahas atau menyediakan sajian dan aspek-aspek lainnya untuk isi dari surat kabar. Karena itu, fungsinya tidak hanya menyiarkan informasi, tetapi juga menyerap aspirasi pembaca atau menjadi stimulus bagi pembaca. Salah satu dari berbagai macam media massa, yaitu surat kabar. Surat kabar merupakan media yang paling tua dibandingkan dengan media massa lainnya, paling banyak dan paling luas penyebarannya serta sangat ampuh dalam merekam kejadian sehari-hari dalam sejarah. Sebagai sarana komunikasi massa, surat kabar memiliki berbagai macam bentuk informasi yang disuguhkan kepada pembaca. Berbagai bentuk informasi itu dikemas dalam bentuk yang beraneka ragam berupa tulisan dalam ruangan-ruangan atau kolom-kolom tertentu. Hal ini dilakukan agar pembaca
lebih mudah dalam mencari informasi, berita dan lain-lain sesuai keinginannya. Salah satunya adalah kolom khusus atau yang disebut rubrik. Istilah rubrik ini biasa digunakan dalam surat kabar atau majalah. Menurut istilah bahasa Belanda, rubrik berarti ruangan pada halaman surat kabar, majalah atau media cetak lainnya mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat (Effendy,1989:316). Rubrik sering dipakai untuk menyebut kolom dalam surat kabar atau majalah yang membahas masalah-masalah tertentu secara khusus, rubrik ini biasanya muncul atau ada secara tetap sebagai sajian dari surat kabar. Melalui penyajian rubrik, media cetak khususnya surat kabar dapat menjadi komunikator yang lebih baik. Hal tersebut karena masalah yang di bahas lebih khusus pada setiap rubrik, yang bertujuan untuk kemudahan dan kepentingan pembaca. Oleh karena itu, penyajian rubrik dituntut kegiatan yang produktif dan ekspresif. Hal ini tanpa mengesampingkan kemudahan pembaca dalam memahami isi tulisan di dalam rubrik tersebut. Sesuai dengan maksud serta tujuan penulis sehingga tulisan yang terkandung di dalam rubrik adalah tulisan yang informatif. Tribun jabar dalam hal ini sebagai surat kabar terbitan Bandung menyajikan berbagai macam informasi yang sesuai dengan selera pembacanya. Salah satunya yaitu melalui rubrik “citizen journalism”. Rubrik citizen journalism merupakan sebuah kolom khusus bagi siapa saja yang suka atau menggeluti dunia tulis menulis. Tribun jabar mewadahi kegemaran atau ketertarikan pembaca yang suka menulis dengan menyediakan
rubrik citizen jurnalism. Berbagai informasi dan berita dikemas dalam bentuk tulisan dari sudut pandang pembaca. Rubrik citizen journalism merupakan salah satu produk dari Tribun Jabar, yang disajikan khusus untuk orang Indonesia yang berdomisili di luar negeri. Cerita-cerita yang dikirimkan beragam sekali, mulai dari budaya, gaya hidup, perayaan hari-hari penting dan masih banyak yang lain. Cerita-cerita tersebut dikemas dalam tulisan dan disajikan dengan baik, menarik untuk dibaca dan tidak hanya sebagai berita saja (Straight News) atau peristiwa sehari-hari, tetapi menceritakan hal-hal yang ada kaitannya dengan indonesia. Misalnya, peragaan busana tradisional di luar negeri, makanan khas Indonesia di negara eropa dan lain-lain. Rubrik citizen journalism memang tidak terbit setiap hari, namun setiap terbit selalu menyajikan hal-hal yang menarik dan membuat kita bangga sebagai warga negara Indonesia. Rubrik ini ditulis oleh orang yang berdomisili di luar negeri, baik yang sedang liburan atau yang sedang menimba ilmu di luar negeri. Cerita-cerita yang ditulis dan dikirim ke redaksi, mengindikasikan bahwa penulis memberi informasi budaya, makanan, dan lain-lain tentang Indonesia itu ada dan dikenal masyarakat dunia. Sebuah kebanggaan tersendiri tentunya untuk mengetahui hal tersebut. Bagaimana halnya dengan persepsi pembaca, khususnya dari kalangan mahasiswa mengenai rubrik tersebut? Apakah positif, bagus, berpengaruh, atau
tidak?. Hal semacam inilah yang menjadi daya tarik peneliti sebagai mahasiswa yang berkecimpung di dunia kejurnalistikan. Pandangan-pandangan
dan
pendapat
dari
pembaca,
khususnya
mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007/2008 dapat membuka wawasan bagi pembaca yang lain dalam hal memperluas daya pikir pembaca, atau membuka sudut pandang yang berbeda dalam memandang suatu permasalahan Karena itulah peneliti merasa tertarik mengadakan penelitian terhadap rubrik citizen journalism di harian pagi Tribun jabar dengan responden mahasiswa Jurnalsitik 2007 UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Selain hal tersebut peneliti tertarik dengan objek manusia, karena setiap individu pasti berbeda dalam memahami, menerima dan memandang suatu persoalan.
B. Rumusan Masalah dan Identifikasi Masalah Berdasar pada uraian latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini di susun sesuai dengan penelitian rumusan masalah, yang disajikan dengan judul : “Persepsi Mahasiswa Terhadap Rubrik Citizen Journalism P(p)ada Harian Pagi Tribun jabar”. Dari rumusan masalah itu, peneliti mengindentifikasikannya sebagai berikut : 1. Bagaimana pemahaman mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007/2008 terhadap rubrik citizen journalism pada harian pagi Tribun jabar 2. Bagaimana penerimaan dari mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007/2008 terhadap rubrik citizen journalism harian pagi Tribun jabar.
C. Tujuan Penelitian dan kegunaan penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan penelitian di Harian pagi Tribun jabar adalah sebagai berikut : a. Mengetahui bagaimana pemahaman mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007/2008 khususnya terhadap rubrik citizen journalism b. Mengetahui
bagaimana penerimaan mahasiswa jurnalistik tahun angkatan
2007/2008 tehadap rubrik citizen journalism 2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis peneliti berharap dapat memberikan kontibusi positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang tulis menulis, dan juga dapat dijadikan dasar bagi peneliti lainya yang tertarik untuk meneliti permasalahan yang sama, serta bermanfaat sebagai referensi materi perkuliahan. b. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini mudah-mudahan menjadi acuan bagi pihak-pihak terkait sebagai bahan informasi dan masukan yang dapat bermanfaat baik untuk memperbaiki kinerja yang telah dimiliki obyek penelitian. Serta dijadikan bahan pertimbangan bagi kepentingan harian pagi Tribun jabar dalam mengambil langkah dimasa datang, agar Tribun jabar bisa memperkuat kekhasannya dan menjadi pemicu semangat generasi muda untuk menulis.
D. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini merupakan studi khalayak yang menelaah bagaimana persepsi dari pembaca harian umum tribun jabar terhadap pengaruh dan daya tarik rubrik citizen journalism. Sesuai dengan judul penelitian, penelitian lapangan ini diasumsikan mencakup dua konsep utama, yaitu persepsi adanya rubrik citizen journalism di harian pagi Tribun jabar dan pengaruh terhadap minat menulis mahasiswa Jurnalistik 2007 UIN Sunan Gunung Djati khususnya. Kehadiran rubrik citizen journalism, dalam hal ini, dilihat dari sudut komunikasi adalah erat kaitannya. Dari segi penyajian yang memuat informasiinformasi yang aktual berdasar fakta, yang dituangkan melalui tulisan untuk menjelaskan berbagai cerita yang khas dari daerah yang menjadi tempat tinggal, baik itu aspek budaya, lifestyle, kuliner, tempat wisata dan lain-lain. Untuk menjelaskan judul penelitian ini, peneliti merujuk kepada dua teori yaitu, The Individual Differences Theory dan S-O-R theory. Menurut teori perbedaan individual (individual differences theory) oleh Melvin D. Defleur, yang menelaah bahwa dalam setiap individu itu terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan-perbedaan itu merupakan sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek. Teori ini berasumsi bahwa khalayak atau pembaca secara selektif memperhatikan suatu pesan atau informasi sesuai dengan keinginannya, sikapnya dan nilai-nilainya. Anggapan dasar dari teori tersebut ialah bahwa manusia itu bervariasi dalam organisasi psikologi pribadinya. Variasi dalam setiap individu akan
memicu perbedaan pandangan, pemikiran, pengetahuan dan lain lain. Faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi perbedaan. Setelah mempelajari dari lingkungan, mereka menghendaki seperangkat nilai dan kepercayaan yang merupakan
tatanan
psikologisnya
masing-masing
pribadi
yang
individu
akan
membedakannya dari yang lain (Onong, 2000:275). Bila
dikaitkan
dengan
surat
kabar,
perbedaan
mempengaruhi tanggapan terhadap informasi yang di sajikan media massa. Baik perbedaan tingkat pendidikan, status sosial, dan lain-lain. Perbedaan individu tersebut bisa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Daya tangkap, kondisi psikologis merupakan sebagian dari faktor internal, sedangkan faktor eksternal ialah yang berasal dari luar pribadi individu seperti, lingkungan, keluarga, pendidikan, teman bermain dan lain-lain. Sedangkan S-O-R theory, menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi. Unsur-unsur dalam model ini : a. Pesan (stimulus, S) b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Response, R)
Skema Pemikiran Mahasiswa jurnalistik 2007/2008 UIN SGD Bandung (Organism, O) Rubrik Citizen journalism (simulus, S)
Tertarik (perhatian) Mengerti isi (pengertian) Menyetujui isi pesan (penerimaan)
Response Perubahan sikap setelah membaca
Gambar 1. (Sumber, Onong Uchjana Effendy, 2000 :255) Skema di atas menunjukan bahwa perubahan sikap tergantung kepada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Onong, 2000, 254-255). Teori ini beranggapan bahwa setiap tingkah laku pada hakekatnya merupakan tanggapan atau respek terhadap sesuatu yang diterimanya, dalam hal ini yaitu stimulus. Bila stimulus memberi akibat yang positif, maka respek terhadap stimulus akan diulangi, maksudnya efeknya akan baik pula. Begitu
juga sebaliknya, apabila stimulus memberi akaibat yang negatif, maka efek yang ditimbulkan akan sama dengan yang stimulus berikan, yaitu negatif (Istiqomah Wibowo, 1988:1.25-1.26). Bila dikaitkan dengan penelitian ini maka setiap orang atau individu ketika dihadapkan pada satu objek yang sama, hasil yang akan diterima akan berbeda pada setiap orang tergantung bagaimana cara menerima stimulus yang ada. Contohnya Bila dikaitkan dengan adanya rubrik citizen journalism, apabila seseorang memandang bahwa dengan adanya rubrik tersebut penerimaannya baik, maka reaksi yang ditimbulkan akan baik pula. Tentunya baik dalam segi penerimaan atau pemahaman seseorang itu berbeda. Dengan demikian dua teori tersebut menunjukan bahwa setiap individu akan mempunyai tanggapan, persepsi dan atau pendapat yang berbeda dalam menerima informasi yang dalam hal ini media massa. Rubrik citizen journalism di Tribun Jabar diharapkan mampu menjadi wadah atau media untuk para penulis , dan diharapkan mampu menjadi stimulus bagi penulis-penulis muda agar menjadi penulis yang aktif dan kreatif. Untuk mengetahui hal ini, maka akan dilihat tanggapan dan persepsi mahasiswa terhadap rubrik citizen journalism di harian pagi Tribun jabar. E. Langkah-langkah Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, yakni mengambarkan sesuatu bentuk dengan kenyataan yang ada, sebagai objek penelitian untuk menelaah secara akurat, sistematis dan faktual mengenai fakta
– fakta yang diteliti, hingga menjadi acuan serta di tarik kesimpulan tentang persepsi mahasiswa dengan adanya rubrik citizen journalism di Harian Pagi Tribun Jabar. 2. Jenis Data Adapun jenis datanya : a. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang berbentuk hasil interview, angket dan kutipan-kutipan dari buku yang terkait dengan penelitian. Fungsinya, untuk memaparkan suatu persoalan secara logis dan sistematis. b. Jenis data kuantitatif berguna untuk memperkuat data kualitatif itu sendiri. 3. Sumber Data
Sumber data yang peneliti pergunakan yaitu sumber data primer dan data sekunder. Sumber data primer bersumber dari persepsi mahasiswa terhadap adanya rubrik citizen journalism yang di dapatkan dari pengolahan data angket. Adapun Sumber data sekunder berasal dari buku-buku yang terkait dengan penelitian, company profile dari pihak Tribun jabar, dan data lainnya yang peneliti peroleh dari beberapa sumber. 4. Populasi Dan Sampling
Dalam peneitian ini, populasinya adalah Mahasiswa Jurnalistik angkatan 2007 UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti menilai bahwa, mahasiswa jurnalistik 2007 UIN Sunan Gunung Djati Bandung, merupakan segmen yang potensial untuk menjadi objek penelitian. Dalam penarikan sampel, teknik yang akan dipergunakan peneliti adalah tehnik purpossive sampling, dimana jumlah informasi dan informan yang dijadikan sumber data sesuai dengan kebutuhan. Atau menggunakan cara
sampling random sederhana. Sampling random sederhana di peroleh dengan mengundi siapa-siapa yang akan dijadikan sumber data sehingga diperoleh jumlah yang dikehendaki. Unsur-unsur yang jatuh itulah yang dijadikan sampel (Rakhmat, 1985:78). Dengan mengacu kepada Garperz, 1991 yaitu : n = NZ NG
P (1-P) +Z P (1-P) Tabel 1 Jumlah populasi.
Kelas
Jumlah Mahasiswa Angkatan 2007/2008
A
42 orang
B
38 orang
C
39 orang
Jumlah
119 orang
(Sumber : Data Akademik SIMDAK Fakultas Dakwah dan Komunikasi )
Dalam menghitung sample dari jumlah mahasiswa diketahui populasi sebanyak 164 orang. Galat pendugaan (G) tidak boleh lebih dari 15% (0,15), dan tingkat Keterandalan (Z) 95% = 1,96 . adapun proporsi (P) tidak diketahui, maka peneliti nilai proporsi tertinggi, yakni 0,5. Lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil perhitungan di bawah ini : Diketahui : N = 119 G = 15% = 0,15 Z = 95%= 1,96 P = 0,5 Ditanyakan : n = ?
Jawab
: n = NZ NG
P (1-P) +Z P (1-P)
= (119) (1,96) (119) (0,15)
(0,5) (1- 0,5) + (1,96) (0,5) (1-0,5)
= 119 x 3,84 x 0,5 x 0,5 119 x 0,02+ 3,84 x 0,5 x0,5 = 114,24= 34,2 = 34 orang 3,34 Dengan demikian banyaknya sampel yang diambil dari populasi mahasiswa jurnalistik angkatan 2007/2008 yang berjumlah 119 adalah sebanyak 34 responden. 5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah : a.
Angket, adalah alat untuk mengumpulkan data berupa daftar pertanyaan, yang sering disebutkan secara umum dengan nama kuesioner. Pertanyaanpertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap. Dengan cara ini diharapkan peneliti akan memperoleh
jawaban
dari
responden
yang
langsung
dapat
di
identifikasikan berdasarkan hasil jawaban masing-masing pertanyaan, beberapa orang memilih jawaban ya atau tidak, setuju atau tidak setuju, ragu-ragu atau tidak didasarkan pada penilaian masing-masing. Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup, yang dimana angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya telah disediakan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, angket akan disebar ke mahasiswa jurnalistik 2007/2008 UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
6. Analisis Data Ketika seluruh data yang berhubungan dengan penelitian terkumpul, peneliti akan menganalisa data-data tersebut dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Dimana pada dasarnya, metode analisis ini bersifat interpretasi berdasarkan data-data yang ditabulasikan sesuai dengan jawaban yang diberikan responden sebagai bahan untuk menyusun laporan penelitian. Dalam tehknik analisis dan data ini, dilakukan dengn cara mengolah data utama yaitu angket kedalam suatu bilangan prosentase dengan mengacu kepada rumus : P = f x 100% n
Keterangan
P = Bilangan prosentase f = Frekuensi n = Jumlah data
Berdasarkan pada rumus tersebut, data yang didapatkan akan ditafsirkan kepada standarisasi yang diuraikan oleh Ahmad Supardi (1984 :52), yakni : Tabel 2 Prosentase
Penafsiran
100%
Seluruhnya
90% s.d 99%
Hampir seluruhnya
60% s.d 89%
Sebagian besar
51% s.d 59%
Lebih dari setengahnya
50%
Setengahnya
40% s.d 49%
Hampir setengahnya
10% s.d 39%
Sebagian kecil
1% s.d 9%
Sedikit sekali
0%
Tidak ada sama sekali
Selain itu, tahapan-tahapan analisa data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Identifikasi data. Bahan-bahan yang dikumpulkan dari hasil tanggapan dan persepsi mahasiswa jurnalistik 2007 UIN SGD Bandung terhadap rubrik citizen journalism di harian pagi Tribun jabar , serta melengkapi dengan tinjauan pustaka yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. Kemudian diidentifikasikan. b. Klarifikasi data. Setelah data diidentifikasikan, kemudian diklarifikasikan sesuai jenis data yang dibutuhkan dan sesuai dengan perumusan masalah, juga dengan tujuan penelitian ini. c. Verifikaasi data, dimana data-data penelitian yang telah terkumpul diuji untuk mencari persepsi pembaca rubrik journalism pada harian pagi Tribun Jabar. d. Evaluasi hasil analisis data, dimana langkah ini diambil untuk mengantisipasi adanya kekurangan yang ada dalam penelitian ini. e. Menyimpulkan. Setelah semua langkah dalam analisis dilakukan, maka langkah selanjutnya menyimpulkan penelitian ini yakni tentang persepsi mahasiswa jurnalistik 2007 UIN SGD Bandung.
F. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Peneliti melakukan penelitian di sekretariat Harian Pagi Tribun Jabar yaitu di Jalan Sekelimus Utara No. 2-4, Bandung 40266. Dengan melakukan wawancara dengan bagian umum yaitu Ibu Dewi. Selain itu peneliti juga
melakukan pengumpulan data melalui angket yang disebar kepada yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007/2008 UIN SGD Bandung. 2. Waktu Penelitian Adapun waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah sekitar 6 bulan dari Mei sampai Desember, mulai dari tahap persiapan sampai pada tahap penyelesaian skripsi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian persepsi Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya. Proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Rangkaian proses pada saat mengenali, mengatur, dan memahami sensasi dari panca indera yang diterima dari rangsangan lingkungan. Dalam kognisi rangsang visual memegang peranan penting dalam membentuk persepsi. Kognisi merupakan kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu tersebut. Proses yang
dilakukan
adalah
memperoleh
pengetahuan
dan
memanipulasi
pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Persepsi disebut bentuk pengamatan karena merupakan suatu proses psikologis di mana rangsang yang diterima
individu atau seseorang diolah sedemikian rupa, sehingga rangsang tersebut mempunyai makna. Persepsi menurut Saptaria (2006:11) merupakan potensi psikis yang membuka hubungan antara diri individu dengan lingkungannya, berupa bendabenda, manusia, pikiran dan gagasan. Persepsi melampaui proses penginderaan dan tingkah laku, sehingga tidak dapat dilihat dan diamati secara langsung. Persepsi merupakan suatu proses mengorganisasikan dan mengartikan polapola stimulus yang ada dalam lingkungan yang dialami langsung oleh individu atau
seseorang.
Persepsi
sebagai
proses
menerima,
menyeleksi,
mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsang panca indera atau data. Persepsi dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. Persepsi menurut Mulyana (2007:179) adalah proses internal yang memungkinkan untuk memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku seseorang. Kotler menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (dalam Arindita, 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Adapun Robbins mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana individuindividu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Walgito mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak. Leavitt (dalam Rosyadi, 2001:160) membedakan persepsi menjadi dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sebagian besar dari individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan
kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut. Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera, 2005:179). Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti. Dunia persepsi mempunyai ciri-ciri umum, yakni sebagai berikut : a. Rangsang- rangsang yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap indera, yaitu sifat sensoris dasar dari masing-masing indera (cahaya untuk
penglihatan, bau untuk penciuman, suhu utnuk perasa, bunyi untuk pendengaran, sifat permukaan untuk perabaan dan lain sebagainya). b. Dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang) ; kita bisa mengatakan atas-bawah, luar-dalam, sempit-luas, latar depan-latar belakang dan lain-lain. c. Dunia persepsi dimensi waktu, seperti cepat-lambat, tua-muda, dan lain sebagainya. d. Objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan konteksnya merupakan keseluruhan yang menyatu. Kita melihat pintu tidak berdiri sendiri tetapi dalam ruang tertentu, disaat tertentu, letak/posisi tertentu dan lain-lain. e. Dunia persepsi merupakan dunia yang penuh arti. Kita cenderung melakukan pengamatan dan persepsipada gejala-gejala yang mempunyai arti atau makna bagi kita, yang ada hubungannya dengan tujuan diri kita. 2. Jenis-jenis persepsi Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan
persepsi
terbagi
menjadi
beberapa
jenis,
Penglihatan
adalah
(http://id.wordpress.com/tag/psi-pendidikan/) yaitu : a. Persepsi
visual
didapatkan
dari
penglihatan.
kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indera. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata. Banyak binatang yang indera penglihatannya tidak terlalu tajam dan menggunakan
indera lain untuk mengenali lingkungannya, misalnya pendengaran untuk kelelawar.
Manusia
yang
daya
penglihatannya
menurun
dapat
menggunakan alat bantu atau menjalani operasi lasik untuk memperbaiki penglihatannya. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari. b. Persepsi auditori, Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Melalui pendengaran kita menerima banyak sekali tanda-tanda dan isyarat-isyarat. Bel peringatan dari mobil yang melaju kencang, suara sirine kebakaran, langkah kaki seseorang dalam kegelapan malam dan sebagainya. Melalui pendengaran kita juga mendengarkan musik yang indah, dan desir angin di malam hari ataupun yang lainnya. Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem pendengaran dapat menjadi rusak. c. Persepsi perabaan, Persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian epidermis, dermis, dan
subkutis. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis. d. Persepsi penciuman, Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau perasaan bau. Dari sudut pandang evolusi, indera penciuman merupakan indera yang paling primitif dan paling penting dari indera yang lainnya. Alat indera ini memiliki kedudukan utama di kepala, yang sesuai sebagai indera yang dimaksudkan untuk menuntun perilaku. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata. Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya. Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor. Zat kimia yang mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat kecil, disebut dengan bau.
e. Persepsi pengecapan, Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah. Pengecapan atau gustasi adalah suatu bentuk kemoreseptor langsung dan merupakan satu dari lima indera tradisional. Indera ini merujuk pada kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun. Pada manusia dan banyak hewan vertebrata lain, indra pengecapan terkait dengan indra penciuman pada persepsi otak terhadap rasa. Sensasi pengecapan klasik mencakup manis, asin, masam, dan pahit. Belakangan, ahli-ahli psikofisik dan neurosains mengusulkan untuk menambahkan kategori lain, terutama rasa gurih (umami) dan asam lemak. Pengecapan adalah fungsi sensoris sistem saraf pusat. Sel reseptor pengecapan pada manusia ditemukan pada permukaan lidah, langit-langit lunak, serta epitelium faring dan epiglotis. 3. Komponen-komponen persepsi Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport (dalam Mar'at, 1991) ada tiga yaitu: a.
Komponen kognitif Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.
b.
Komponen afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.
c.
Komponen konatif merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya. Baron dan Byrne, juga Myers (dalam Gerungan, 1996:78) menyatakan
bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu: 1)
Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.
2)
Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.
3)
Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Rokeach memberikan pengertian bahwa dalam persepsi terkandung
komponen kognitif dan juga komponen konatif, yaitu sikap merupakan predisposing untuk merespons, untuk berperilaku. Ini berarti bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predis posisi untuk berbuat atau berperilaku.
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung komponen kognitif, komponen afektif, dan juga komponen konatif, yaitu merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Sikap seseorang pada suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap obyek sikap. Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan lainnya. Jadi, terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen tersebut. 4. Proses terbentuknya persepsi Alport berpendapat bahwa proses persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada. Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut: a. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.
b. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris. c. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor. d. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa persepsi melalui tiga tahap, yaitu: a. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada. b. Tahap
pengolahan
stimulus
sosial
melalui
proses
seleksi
serta
pengorganisasian informasi. c. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta pengetahuan individu. Menurut Newcomb (dalam Arindita, 2003:197), ada beberapa sifat yang menyertai proses persepsi, yaitu: a.
Konstansi (menetap): Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda.
b.
Selektif: persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor. Dalam arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap informasi tersebut, sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima dan diserap.
c.
Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda.
B. Surat kabar 1. Sejarah singkat Surat kabar a. Zaman Romawi Pada mulanya jurnalistik hanya mengelola hal-hal yang bersifat informasi saja. Ini terbukti pada zaman romawi kuno, ketika Julius Caesar berkuasa, acta diurna merupakan papan pengumuman atau semacam majalah dinding yang dipasang di depan kantor para senat. Isi pernyataanya berupa pengumuman atau peraturan agar diketahui khalayak (Gunadi, 1998:3). Berbeda dengan media berita masa kini yang datang di rumah para pembaca. Pada waktu itu orang-orang yang datang pada media berita. Karena itu, disamping ada keinginan untuk membaca berita pada acta diurna itu, khlayak merasa segan untuk meninggalkan rumah untuk datang di papan berita itu. Sekelompok orang itu ialah para tuan tanah dan para hartawan. Mereka lalu menyuruh budak-budaknya yang bisa membaca dan menulis untuk mencatat segala yang terdapat pada papan pengumuman itu.
Budak-budak suruhan tuannya itu disebut Diurnarii, mereka memberikan hasil catatannya pada tuannya dengan mendatangi rumah-rumah tuan tanah dan hartawan itu (Effendi, 2000:95-96). Acta diruna merupakan cikal bakal kegiatan persurat kabaran atau kegiatan jurnalistik yang dilakukan wartawan pada saat ini. b. Negeri China Menurut catatan sejarah, tekhnik mencetak telah mulai dikenal di Tiongkok pada abad ke-4 Masehi yaitu lebih kurang 900 tahun sebelum Eropa mengenalnya. Eropa baru mengenal percetakan ini pada abad ke-15 Masehi, setelah Jjohan Gutenberg yang berkebangsaan Jerman menemukan tekhnik percetakan dengan huruf lepas pada tahun 1450 Masehi. Sebelum dunia Barat mengenal surat kabar cetak, maka di negeri China telah terlebih dahulu diterbitkan surat kabar “King Pau”. Hal ini dijelaskan oleh R.V.D. Meulen dalam bukunya De Courant sebagai berikut : “ Bahwa surat kabar “King Pau” untuk pertama kalinya diterbitkan di peking pada tahun 911 Masehi. Dengan suatu peraturan dari kaisar Kwang soo. Pada mulanya surat kabar ini terbit secara tidak tentu. Dari tahun 1351 mulai diterbitkan setiap pekan dalam ukuran yang seragam. Hanya isinya belum universal, karena yang dimuat adalah keputusan-keputusan rapat dewan pemerintahan, serta kabar berita tentang kehidupan di dalam istana” (T.A. Latief Rousydiy, 1989:133-134).
Berdasar catatan tersebut, bahwa surat kabar cetak yang pertama diterbitkan ialah King Pau di Peking (Tiongkok). Ketika buku R.V.D Meulen itu terbit (1883) King Pau telah terbit tiap hari dalam tiga edisi. c. Eropa Walaupun alat dan tehknik percetakan telah ditemukan pada abad ke-15, tetapi Eropa baru mengenal surat kabar tercetak pada abad ke-17, yaitu setelah bertiupnya angin renaissance (kebangkitan kembali) yang memperlemah kedudukan gereja katholik yang berkuasa sampai zaman pertengahan dan dianggap merintangi kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan atau tekhnologi, sastra, seni dan lainnya. Surat yang pertama diterbitkan di Eropa merupakan surat kabar mingguan. Surat kabar yang tertua bernama “Avisa, Relation Oder Zeitung” oleh Wolfonbutel pada tahun 1609 Masehi. d. Indonesia Di Indonesia pers mulai dikenal abad 18, tepatnya pada tahun 1744, ketika sebuah surat kabar bernama “Bataviasche Nouvelles” diterbikan dengan pengusahaan orang-orang Belanda. Pada tahun 1776 di Jakarta terbit “Vendu Niews” yang mengutamakan diri pada berita pelelangan. Ketika menginjak abad 19, terbit berbagai surat kabar lainnya yang kesemuanya diusahakan oleh orang-orang Belanda untuk khusus pembaca orang Belanda atau bangsa pribumi yang mengerti bahasa Belanda yang pada umumnya sekelompok kecil saja.
Surat kabar pertama sebagai bacaan untuk kaum pribumi dimulai tahun 1854 ketika majalah “Bianglala” terbit. Menyusul Bianglala, “Bromartani” terbit pada tahun1885, keduanya di Weltevreden, dan pada tahun 1856 “Soerat Kabar Bahasa Melaju” di surabaya. Sejak itulah banyak bermunculan sebagai surat
kabar dengan
pemberitaan yang bersifat informasi, sesuai dengan situasi dan kondisi pada jaman penjajahan itu. Hal ini selaras pula dengan nama yang disematkan pada surat kabar yang kebanyakan menggunakan kata cahaya atau sinar, seperti Tjahaya Siang, Tjahaya India, Tjahaya Moelia, Sinar Terang, Bintang Timoer, Bintang djohar, dan lain-lain. Sesudah proklamasi kemerdekaan di Yogya terbit Kedaulatan Rakyat (bekas Sinar Matahari), di Bandung Soeara Merdeka (bekas Tjahaya), di Surabaya Suara Rakyat (bekas Suara Asia), dan di Semarang Warta Indonesia (bekas sinar baru). (Effendy, 2000:103-107). 1. Fungsi Surat kabar Pada era reformasi seperti sekarang ini, jurnalistik tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu, menurut Onong Uchjana Effendy (2000:93) bahwa fungsi surat kabar bukan lagi menyiarkan informasi, tetapi juga mendidik, menghibur, dan mempengaruhi khalayak melakukan kegiatan tertentu. Fungsi-fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Menyiarkan nformasi. Menyiarkan informasi adalah fungsi surat kabar yang pertama dan paling mendasar. Pembaca berlangganan atau membeli surat
kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal di bumi ini. Mengenai peristiwa, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain di belahan dunia lain, apa yang dikatakan dan sebagainya. b. Fungsi mendidik, Sebagai sarana pendidikan massa (Mass Education), surat kabar memuat tulisan-tulisan dan informasi yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak bertambah pengetahuan dan wawasannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk berita, atau bisa secara eksplisit dalam bentuk artikel, tajuk rencana, forum dan sebagainya. c. Fungsi menghibur, Pembaca membutuhkan hiburan juga, hal itu ditunjang dengan adanya kolom-kolom hiburan, ini ditujukan untuk mengimbangi berita-berita berat (Hard news) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang menampilkan hiburan biasanya berbentuk cerpen (Cerita pendek), cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, dan lain-lain. d. Fungsi mempengaruhi, Fungsi mempengaruhi maksudnya adalah agar pembaca mengikuti apa yang menjadi tujuan perusahaan surat kabar itu sendiri. Dengan begitu pihak surat kabar dapat mudah sekali memainkan peran, baik sebagai suatu perusahaan pers yang bersifat komersil, atau sebagai independen. Dalam fungsi pers sebagaimana yang ditetapkan dalam ketentuan pokok pers Indonesia (Undang-undang nomor 11 tahun 1996 setelah dirubah dengan Undang-undang nomor 4 tahun 1967 dan Undang-undang nomor21 tahun 1982)
yang
menetapkan
bahwa
Pers
Nasional
mempunyai
fungsi
kemasyarakatan pendorong dan pemupuk daya pikiran kritis dan konstruktif progressif meliputi segala perwujudan kehidupan masyarakat Indonesia (Suhandang dan Anugrah, 2001 :21). 2. Karakteristik Surat Kabar Karakteristik surat kabar yang digunakan dalam rangka kegiatan jurnalistik sangat berpengaruh kepada komponen-komponen proses komunikasi lainnya. Jurnalistik surat kabar berbeda dengan jurnalistik radio, televisi dan online, meskipun dalam berbagai hal ada kesamaannya. Setiap media mempunyai karakteristik masing-masing. Menurut Onong Uchjana Effendi (2000:91), karakteristik surat kabar meliputi faktor sebagai berikut : a.
Publisitas, Publisitas adalah penyebaran kepada publik atau khalayak, maka sifat surat kabar adalah umum. Isi surat kabar terdiri dari berbagai hal yang erat kaitannya dengan kepentingan umum. Bila ditinjau dari segi banyaknya lembar, maka isinya dengan sendirinya akan memenuhi kepentingan khalayak yang lebih banyak pula.
b.
Periodisitas, Periodisitas merupakan keteraturan terbitnya surat kabar, bisa satu kali sehari, bisa dua kali sehari, dapat pula sekali atau dua kali dalam satu minggu.
c.
Universalitas, yang dimaksud dengan universalitas adalah kesemestaan isi, aneka ragam dari seluruh dunia. Sebuah penerbitan berkala yang isinya khusus mengenai satu profesi atau aspek kehidupan, seperti
majalah kedokteran, arsitektur, koperasi atau pertanian, tidak bisa disebut surat kabar. d.
Aktualitas, aktual berarti cepat dalam mengabarkan suatu berita atau informasi, tanpa mengesampingkan kualitas dan kebenaran sebah berita.
C. Rubrik Dalam Surat Kabar 1. Pengertian Rubrik Istilah rubrik ini sering digunakan dalam surat kabar atau majalah. Rubrik digunakan untuk menyebut kolom dalam surat kabar atau majalah yang membahas masalah-masalah tertentu secara khusus, rubrik ini biasanya penyajiaanya secara tetap. Dalam kamus komunikasi yang disusun oleh Onong Uchjana Effendy (Effendi, 1989:316), pengertian rubrik ditulis sebagai pengertian yang berasal dari istilah bahasa Belanda yang berarti ruangan pada halaman surat kabar, majalah, atau media cetak lainnya, mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat ; misalnya rubrik wanita, rubrik olah raga, rubrik opini masyarakat dan lain-lain. Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia rubrik berarti kepala (ruangan)
karangan
dalam
surat
kabar,
majalah
dan
sebagainya
(Poerwadarminta, 1976:8340). Secara umum rubrik dapat diartikan sebuah ruang khusus di dalam surat kabar, majalah dan media cetak lainnya yang disajikan secara tetap dan membahas masalah-masalah yang ada di kehidupan masyarakat. Rubrik biasanya mempunyai penanggung jawab sendiri.
Penerbitan pers khususnya surat kabar dan majalah, hampir semuanya menyediakan kolom atau rubrik untuk menampung pendapat atau opini (pandangan) masyarakat. Ini merupakan perwujudan dari institusi pers sebagai lembaga kontrol sosial. Opini dalam penerbitan pers dapat berasal dari masyarakat luas yang disebut pendapat umum (public opinion) dan yang berasal dari penerbitannya sendiri yaitu disebut pendapat redaksi (desk opinion) (Djuroyo, 2002:77). 2. Bentuk-bentuk rubrik Menurut Soesilowindardini (1989:127) mengklasifikasikan bentuk rubrik itu kedlam lima bentuk, yaitu rubrik informasi, rubrik konsultasi (dialog), rubrik pengetahuan, rubrik cerita dan rubrik utama khas. Berikut rincian pembahasan masing-masing bentuk rubrik. a. Rubrik informasi, Rubrik ini lebih identik disebut sebagai rubrik pariwara atau pesan produsen mengenai suatu produk yang dipasarkan ke khalayak. Istilah lainnya adalah informasi yang berisikan tentang produk tertentu untuk dapat dimanfaatkan oleh konsumen atau produk iklan. b. Rubrik konsultasi (dialog) , Rubrik ini lebih kepada dialog antara pembaca dengan pihak pengasuh dalam rubrik tersebut. Tanya jawab melalui tulisan lebih tepatnya seperti itu. Seperti konsultasi kesehatan, jodoh, psikologi, dan sebagainya. c. Rubrik pengetahuan Secara umum dalam rubrik ini segala informasi baik pengetahuan umum, politik, hukum, sosial, ekonomi, maupun agama disajikan disini. Informasinya berbentuk tulisan yang mengetahkan
pandangan dari seorang pakar keilmuan sesuai bidangnya, tentang masalah pengetahuan. d. Rubrik cerita dalam sebuah penerbitan media massa, sering kali ditemukan adanya penulisan-penulisan bercirikan cerita tertentu, baik tenteng pengalaman pribadi maupun cerita fiksi lainnya yang ditulis seseorang dalam sebuah surat kabar. e. Rubrik utama khas, rubrik ini dimaksudkan untuk mencerminkan kekhasan tertentu yang dimiliki oleh media massa tersebut dan tidak dimiliki oleh media massa itu dan tidak dimiliki oleh surat kabar lainnya (Suwandi, 2001:45-46). Penulisan rubrik bisa digunakan untuk menjelaskan informasi yang disajikan, mengkritik kebijaksanaan pemerintah, memberikan gambaran suasana yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Berikut beberapa macam rubrik opini yang ada pada surat kabar, antara lain : a. Artikel, artikel adalah opini masyarakat yang dituangkan dalam tulisan tentang berbagai masalah mulai dari sosial, politik, ekonomi, budaya, teknologi dan lain-lain. Penulisan artikel bisa berdasarkan gagasan murni dari si penulis, bisa juga mengambil dari sumber lain. Misalnya referensi kepustakaan, gagasan orang lain, renungan tokoh masyarakat dan sebagainya. Penulisan artikel tidak terikat dengan waktu, bentuk berita, gaya bahasa, dan tehnik penulisan jurnalistik lainnya. Tetapi agar artikel
ini dibaca oleh publik, penulisnya harus memperhitungkan aktualitas, gaya penulisan serta panjang pendeknya artikel (Djuroto, 2002:67-71). b. Surat pembaca, surat pembaca adalah surat terbuka yang ditulis seseorang atau satu orang atas nama kelompok organisasi di suatu media pers (surat kabar dan majalah) yang ditujukan kepada seseorang atau kelompok tertentu dengan pesan tertentu (Gunadi, 1998;109). c. Tajuk rencana, Dr. Lyle Spencer dalam buku Editorial writing mendefinisikan tajuk rencana sebagai penyajian fakta dan opini yang disusun secara ringkas, logis dan menyenangkan untuk menghibur, mempengaruhi opini atau menginterpretasikan berita penting sedemikian rupa sehingga yang penting itu menjadi jelas bagi rata-rata pembaca (Gunadi, 1998:115). d. Pojok , Pojok ialah ruang khusus dalam surat kabar yang berisi tulisan pendek, mengandung kritik atau sindiran dengan gaya humor terhadap hal yang masih hangat (Gunadi, 1998:94). e. Karikatur, Karikatur adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar khusus (Djuroto, 2002:82). 3. Isi rubrik pada surat kabar Pada surat kabar baik harian, mingguan maupun bulanan didalamnya memuat berbagai macam isi berita, baik itu berupa fakta atau opini yang dikemas dalam rubrik. Untuk memahami dunia pers, kita pun harus memahami apa isi dari media cetak itu, dibawah ini akan dijelaskan beberapa isi dari media cetak.
a. Fakta, fakta adalah sesuatu yang bisa dilihat, diraba, dan dirasakan oleh setiap orang. Oleh karena itu laporan faktual adalah laporan wartawan dari lapangan berdasarkan sesuatu yang dilihat atau kesaksian dari orang lain yang melihatnya. Isi media cetak yang berdasarkan fakta adalah berita. Misalnya, berita kejadian kebakaran, kecelakaan, kriminal, olah raga, dan lain-lain, yang semuanya bisa disaksikan kejadiannya baik secara langsung oleh wartawan atau melalui saksi. b. Opini, opini artinya pendapat atau pandangan tentang sesuatu. Karena itu opini biasanya bersifat objektif karena pandangan atau penilaian seseorang dengan
yang
lainnya
selalu
berbeda.
Jadi,
kendati
fakta
dan
permasalahannya sama, namun ketika orang beropini, antara orang yang satu dengan yang lainnya memeperlihatkan adanya perbedaan. Opini dalam media cetak biasanya ditempatkan di halaman opini. Pada halaman ini biasanya ditemukan : artikel, tajuk rencana, karikatur, pojok, dan surat pembaca. c. Antara opini dan fakta, dari isi media cetak antara fakta dan opini ini terdapat tulisan yang berada di antara keduanya, yaitu feature. Feature (diucapkan menjadi ficer) ada juga yang menerjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi karangan khas. Meskipun disebut karangan khas, feature bukan karya fiksi, melainkan tulisan faktual bergaya sastra sehingga amat menarik untuk dibaca dan terkadang mampu mengarahkan emosi pembacanya.
Karena itulah, feature terkadang subyektif, sebab dalam memberikan penilaian atau penjelasan amat bergantung pada subyektivitas penulisnya, misalnya tentang pujian akan keindahan, kecantikan, kesedihan, dan lainlain yang tentu saja sangat relatif dan subyektif. Tampilnya hal-hal tadi terkadang memunculkan opini atau pendapat pengarangnya (Abdullah, 2001:13-16).
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Profil Perusahaan a. Sejarah Singkat Tribun Jabar Pada awal tahun 2003, tepatnya 23 Februari berdirilah sebuah media massa berbentuk surat kabar yang diberi nama Metro Bandung. Metro Bandung ini bergerak dalam persurat kabaran yang mempunyai daya tarik dalam segi iklan. Metro Bandung merupakan terbitan dari perusahaan penerbitan Bandung Media Grafika. Bandung Media Grafika berdiri pada tahun 1999, sebuah perusahaan yang khusus bergerak di bidang penebitan surat kabar. Metro Bandung adalah salah satunya surat kabar yang diterbitkan oleh perusahaan Bandung Media Grafika(HRD Tribun Jabar). Setelah sekitar 2 tahun berjalan Metro Bandung berubah nama menjadi Harian Pagi Tribun Jabar, tepatnya pada tanggal 18 Februari 2005 sampa saat ini. Tribun jabar merupakan salah satu group dari Kompas Gramedia Group, Kompas Gramedia menjadi induk dari surat kabar-surat kabar yang tergabung di Indopresda Prima media. Kelompok dari Indopresda Prima media ada sekitar 17 surat kabar yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia, yaitu : 1. Tribun Jabar 2. Banjarmasin Pos 3. Tribun Batam 4. Tribun Kaltim
5. Bangka Pos 6. Sriwijaya Pos 7. Tribun Riau 8. Kupang Pos 9. Tribun Timur 10. Serambi Indonesia 11. Tribun Medan 12. Tribun Pekanbaru 13. Tribun Jambi 14. Tribun Lampung 15. Tribun Manado 16. Tribun Jogja Hadirnya Indopresda Prima media ditengah-tengah masyarakat sangat memenuhi kebutuhan masyarakat akan berita dan informasi. Dengan positioning "Spirit Generasi Baru", dalam usia sembilan tahun, koran ini berhasil menjadi alternatif utama bagi masyarakat Jabar yang ingin lepas dari budaya konservatif surat kabar besar terdahulu. Didukung cara pemberitaan yang
baru:
tak
sekadar
solusi
komunikasi,
tetapi
juga easy-
reading serta entertaining. Tampak pemanfaatan kekuatan Life-style yang kental pada pilihan topik berita, rubrikasi, penyajian berita dan tata wajah. Dengan jaringan distribusi khusus, Tribun Jabar menjadi surat kabar yang paling pagi tiba di tangan warga Bandung dan kota-kota sekitarnya. Adapun visi dan misi dari
Harian Pagi Tribun Jabar adalah :“Menjadi kelompok usaha penerbitan surat kabar, media online dan percetakan daerah tersebar dan terbesar di Indonesia melalui penyediaan informasi yang terpercaya untuk memberikan spirit baru dan mendorong terciptanya demokratisasi di daerah dengan menjalankan bisnis yang beretika efisien dan menguntungkan “. Tribun jabar juga merupakan surat kabar yang berkonsentrasi pada bagian advertising atau iklan. Tanpa mengesampingkan dari berita atau yang lain, iklan menjadi daya tarik untuk masyarakat yang akan mempromosikan apapun melalui Tribun Jabar. Banyak perusahaan dan instansi-instansi yang telah bekerja sama dengan Tribun Jabar untuk memasarkan produknya, diantaranya yaitu : 1.
Rokok
2.
Mobil
3.
Motor
4.
Hotel
5.
Pengobatan tradisional
6.
Provider seluler
7.
Pemukiman elite
8.
Lahan kosong
9.
Lelang barang
10. Barang bangunan 11. Travel
b. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Redaksi HP Tribun Jabar PEMIMPIN REDAKSI SEKRETARIS REDAKSI
REDAKTUR PELAKSANA MANAGER PRODUKSI
REDAKTUR KOTA/DAERA H
REDAKTUR OLAHRAGA
REDAKTUR BISNIS
REDAKTUR NASIONAL
WARTAWAN / FOTOGRAFER
REDAKTUR HIBURAN
REDAKTUR ONLINE
KORDINATOR PRACETAK : TI LAYOUTER DESIGN GRAFIS IMAGING FOTO
Gambar 2. (sumber, HRD Tribun Jabar)
Struktur Organisasi Bisnis PEMIMPIN PERUSAHAAN SEKRETARIS
MANAGER SIRKULSI
ADMINISTRA SI
PENGENDALI WILAYAH : Bandung Barat Bandung timur Bandung Selatan Luar Kota (Tasikmlaya dsk)
SALES TELEMARKE TING LAYANAN PENGADUA N KORDINATO R EKSPEDISI Ekspedisi
MANAGER IKLAN
AE MANAGEME N KORDINATO R AE : AE Iklan AE Photo
KORDINATO R TELEMARKE TING : Telemarketi ng
ADMINISTRA SI IKLAN (Administras i,Front Desk,Admini strasi Produksi) PRODUKSI IKLAN
MANAGER KEUANGAN ACCOUNTING
KASIR/ ADMINISTRASI PENGENDALI SALDO IKLAN & SIRKULASI
KORDINATOR INKASO : Inkaso Iklan Inkaso Sirkulasi
EKSPEDISI IKLAN
Gambar 3.
MANAGER PSDM STAFF PSDM
MANAGER UMUM ADMINISTRA SI
SATPAM SOPIR OB GUDANG & LOGISTIK
1. Pemimpin Redaksi Pemimpin redaksi bertanggung jawab kepada direktur umum. Memastikan terbitnya harian tepat waktu, sesuai dengan standar kualitas isi dan desain yang telah disepakati, serta sesuai dengan visi dan misi Harian Tribun Jabar yang sudah digariskan. Menggariskan visi maupun kebijakan umum isi atau content harian, memantau pelaksanaannya dan mengevaluasi apakah sesuai dengan tantangan dan perkembangan kebutuhan masyarakat atau pembaca, tugas tersebut merupakan salah satu diantara banyak tugas atau tanggung jawab dari seorang pemimpin redaksi. Mengkoordinir dengan mengatur dan mensupervisi mekanisme kerja di redaksi untuk memastikan harian terbit tepat waktu. Memberikan “Value Judgement” untuk setiap edisi guna menjaga konsistensi misi, standard penulisan, dan memberikan kepastian hukum atas setiap materi yang akan dimuat. Melakukan koordinasi dengan bagian-bagian lain (pracetak, bisnis, percetakan) untuk memastikan kualitas produk dan kesesuaian produk dengan kondisi pasar / pembaca. Membina hubungan baik dan membangun lobi-lobi dengan kalangan tertentu untuk menjaga nama Tribun Jabar di pasaran. Selain tugas-tugas tersebut, pemimpin redaksi juga mempunyai tugas untuk menentukan berita yang layak cetak dan mana yang tidak layak untuk diterbitkan setiap harinya.
2. Redaktur Redaktur mempunyai tugas yang sangat penting yaitu mengendalikan dan mengkoordinasikan tugas peliputan dari mulai perencanaan, pembagian tugas, koordinasi di lapangan sampai dengan mengedit tulisan reporter sesuai dengan halaman yang menjadi tanggungjawabnya agar pemuatan berita sejalan dengan konsep pemberitaan khas Tribun Jabar. Selain tugas tersebut, ada tugas-tugas yang lebih spesifik dari redaktur, yaitu : a. Membuat perencanaan harian atau mingguan dan format penulisan di halaman yang menjadi tanggung jawabnya. b. Mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan peliputan dengan baik agar jelas tujuan dan arah di lapangan: 1) Menghadiri rapat pagi / proyeksi setiap hari pukul 08.30 yang dipimpin oleh RedPel untuk mendapatkan arahan rencana peliputan pada hari itu. 2) Menyusun rencana peliputan dan penulisan sesuai dengan hasil rapat proyeksi; 3) Mendistribusikan tugas peliputan kepada Reporter di bawah koordinasinya; 4) Memantau perkembangan berita dan kegiatan peliputan di lapangan; 5) Membuat listing berita untuk didiskusikan dalam rapat budgeting setiap sore pukul 16.00.
c. Mengedit, mengkoreksi, dan memperkaya berita agar berita yang disajikan menarik dan „layak jual‟: 1) Mencari informasi pendukung di internet atau jaringan media lain; 2) Mengedit dan mengembangkan naskah berita yang telah ditulis oleh Reporter; 3) Mencari foto atau ilustrasi yang sesuai untuk mendukung berita. d. Mengkoordinir penggarapan tampilan berita di halaman yang menjadi tanggung jawabnya: 1) Menyerahkan berita yang siap dimuat ke bagian layout; 2) Merancang halaman bersama layout; 3) Memeriksa ulang hasil cetak sementara / dummy e. Meliput berita di lapangan pada saat dibutuhkan untuk mendukung pemberitaan sesuai rencana yang telah disepakati di dalam rapat pagi / proyeksi. f. Membina hubungan baik dengan narasumber baik perorangan maupun lembaga / instansi. Dalam setiap tugas yang harus dilakukan oleh redaktur, ada beberapa hal yang menjadi wewenang dan tanggung jawab seorang redaktur, diantaranya ialah : 1) Mendistribusikan tugas peliputan kepada Reporter. 2) Memilih narasumber yang terkait dengan liputan. 3) Meliput kejadian di luar tugas peliputan pada situasi yang mendesak dan
segera (urgent).
4) Menentukan desain halaman. 5) Menerima / menolak berita / foto yang tidak sesuai dengan konsep
pemberitaan khas Tribun Jabar atau menyalahi Kode Etik Jurnalistik. 6) Menentukan HL halaman.
3. Redaktur Pelaksana Pada gambar 2 redaktur pelaksana merupakan bawahan dari redaktur, tetapi di dalam pelaksanaan kegiatan pemberitaan sehari-hari redaktur pelaksana memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat besar dalam proses proyeksi setiap hari. Berikut uraian tugas dan wewenang redaktur pelaksana : a. Menjabarkan konsep pemberitaan khas Tribun Jabar dengan cara menyusun rencana kerja harian maupun mingguan baik rencana peliputan, penulisan, sampai format penyajian. b. Mengatur dan mengkoordinasi tugas peliputan: c. Memimpin rapat proyeksi atau perencanaan setiap pagi jam 08.30 yang dihadiri oleh korlip (kordinator liputan) dan semua Redaktur untuk menyampaikan dan diskusi rencana liputan pada hari tersebut; d. Membagi tugas peliputan sesuai dengan rencana peliputan yang telah disepakati kepada KorLip dan para Redaktur; e. Memonitor secara terus menerus perkembangan informasi dan berita melalui berbagai media dan jaringan dan memberi instruksi kepada Korlip jika ada perubahan rencana peliputan.
f. Menjaga kualitas penulisan berita dengan cara melakukan editing, mengembangkan dan melakukan koreksi naskah sesuai dengan kode etik jurnalistik dan konsep pemberitaan khas Tribun Jabar. g. Memegang tanggung jawab atas perencanaan dan pengembangan tenaga di redaksi: h. Meningkatkan kecakapan jurnalistik atau kecakapan lain yang diperlukan para wartawan melalui pengarahan pendidikan formal maupun non formal; i.
Menyelenggarakan evaluasi terhadap kinerja bawahan, baik melalui rapat koordinasi mingguan / bulanan maupun forum pertemuan lain;
j.
Memastikan efektivitas pembagian tugas di tim redaksi sehingga jumlah SDM yang tersedia dapat bekerja optimal.
k. Menulis artikel untuk mengisi rubrik yang menjadi tanggung jawabnya. l.
Menggantikan tugas PemRed / KorLip / Redaktur pada saat para pemangku jabatan tersebut berhalangan untuk menjalankan tugas. Termasuk di dalamnya menjalankan tugas peliputan di lapangan pada kondisi mendesak.
m. Mengembangkan sistem dan prosedur kerja di bagian redaksi bersama dengan Pemimpin Redaksi, Manager Produksi, dan KorLip: n. Jam kerja dan urutan kerja untuk tim redaksi, termasuk deadline untuk Wartawan dan Redaktur sesuai dengan bidang yang diliput; o. Mengembangkan aturan dasar seperti: jumlah berita minimal yang harus diliput oleh Wartawan, kualitas editing Redaktur, kualitas standard tampilan / perwajahan, dsb.
4. Wartawan / Reporter Wartawan atau reporter merupakan ujung tombak dari sebuah perusahaan persurat kabaran. Dalam tugasnya, wartawan seringkali melalui banyak hambatan dan rintangan. Berikut adalah tugas pokok dari seorang wartawan atau reporter : a.
Mempersiapkan kegiatan peliputan dengan baik agar jelas tujuan dan arah di lapangan: 1) Mencatat agenda untuk peliputan sesuai dengan penugasan dan pengarahan dari Redaktur / KorLip / Manager Produksi maupun atas inisiatifnya; 2) Mengumpulkan data mengenai narasumber, lokasi, dll.; 3) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti: alat perekam, kamera.
b. Melakukan tugas peliputan di lapangan: 1) Mencari dan menghubungi narasumber di lapangan untuk menggali informasi sebanyak mungkin; 2) Mencata semua informasi dan menghimpun data / informasi pendukung untuk kelengkapan bahan tulisan dan menjaga akurasi penulisan. c. Menulis berita / artikel: 1) Merangkum masalah dan mencari angle yang paling menarik dari hasil liputan; 2) Mendiskusikan topik yang akan ditulis bersama dengan Redaktur / KorLip untuk memperoleh masukan;
3) Menulis berita atau artikel sesuai aturan dalam Kode Etik Jurnalistik dan menyelesaikannya sesuai deadline yang ditentukan; 4) Mematuhi deadline penulisan berita. d. Membina hubungan baik dengan narasumber baik perorangan maupun lembaga / instansi. 5. Fotografer Fotografer bertugas Mencari dan menghasilkan liputan berupa foto, sesuai dengan penugasan dari Redaktur / Atasan, sehingga menghasilkan foto yang baik dan sesuai KE (Kode Etik) Jurnalistik. Selain itu, fotografer mempunyai tanggung jawab yang lain, yaitu : a. Mempersiapkan kegiatan peliputan dengan baik agar jelas tujuan dan arah di lapangan: 1) Mencatat agenda untuk peliputan sesuai dengan penugasan dan pengarahan dari Redaktur / KorLip / Manager Produksi maupun atas inisiatifnya; 2) Mengumpulkan data mengenai narasumber, lokasi, dll.; 3) Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti: kamera dan kelengkapannya. b. Melakukan tugas peliputan di lapangan: 1) Mencari dan menghubungi narasumber di lapangan untuk menggali informasi sebanyak mungkin; 2) Mengabadikan semua kejadian yang dapat menjadi informasi untuk kelengkapan bahan tulisan dengan berkoordinasi dengan reporter.
c. Mengolah hasil foto di lapangan agar dapat mendukung pemberitaan: 1) Memasukkan hasil foto ke dalam program komputer; 2) Melengkapi foto tersebut dengan keterangan / caption; 3) Mendiskusikan hasil foto bersama dengan Redaktur / KorLip untuk memperoleh masukan; 4) Membuat file dokumentasi; 5) Mematuhi deadline penulisan berita. d. Membina hubungan baik dengan narasumber baik perorangan maupun lembaga / instansi. c. Data Tempat Penelitian 1. Keterangan umum Nama Surat Kabar
: Harian Pagi Tribun Jabar (Kompas Gramedia Group).
Motto
: Spirit Generasi Baru
Alamat
: Jalan Sekelimus Utara No. 2-4 - Bandung 40266 Telp : 62-22-7530666 (Hunting) Faks : 62-22-7530656
2. Keterangan Teknis Format
: Koran
Periode Terbit
: Harian (Pagi hari)
Ukuran
: 296 mm x 540 mm , 8 kolom
Jumlah
: 24 halaman
Kategori
: Media umum untuk keluarga
Situs
: jabar.tribunnews.com
Email Redaksi
:
[email protected] [email protected]
d. Gambaran umum tentang Rubrik Citizen Journalism pada Harian Pagi Tribun Jabar Rubrik citizen journalism merupakan salah satu produk dari Tribun Jabar, yang disajikan khusus untuk orang Indonesia yang berdomisili di luar negeri. Ceritacerita yang dikirimkan beragam sekali, mulai dari budaya, gaya hidup, perayaan hari-hari penting dan masih banyak yang lain. Cerita-cerita tersebut dikemas dalam tulisan dan disajikan dengan baik, menarik untuk dibaca dan tidak hanya sebagai berita saja (Straight News) atau peristiwa sehari-hari, tetapi menceritakan hal-hal yang ada kaitannya dengan indonesia. Misalnya, peragaan busana tradisional di luar negeri, makanan khas Indonesia di negara eropa dan lain-lain. Rubrik citizen journalism memang tidak terbit setiap hari, namun setiap terbit selalu menyajikan hal-hal yang menarik dan membuat kita bangga sebagai warga negara Indonesia. Rubrik ini ditulis oleh orang yang berdomisili di luar negeri, baik yang sedang liburan atau yang sedang menimba ilmu di luar negeri. Baik hanya sekedar berbagi pengalaman ataupun sebagai gambaran bahwa banyak sekali hal-hal yang berbau Indonesia di luar negeri. Cerita-cerita yang ditulis dan dikirim ke redaksi, mengindikasikan bahwa penulis memberi informasi budaya, makanan, dan lain-lain tentang
Indonesia itu ada dan dikenal masyarakat dunia. Sebuah kebanggaan tersendiri tentunya untuk mengetahui hal tersebut. 2. Kondisi Responden Penelitian ini dilaksanakan di kalangan mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun ajaran 2007-2008 fakultas dakwah dan ilmu komunikasi jurusan jurnalistik dengan total jumlah mahasiswa sebelum dimasukan ke rumus dari angkatan 2007-2008 adalah 119 orang. Setelah dimasukan rumus total responden angkatan 2007-2008 jurusan jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung menjadi 34 orang responden. Pada dasarnya mahasiswa Jurnalistik tidak berbeda dengan mahasiswamahasiswa lainnya, yaitu salah satu elemen masyarakat yang berada di komunitas kampus, hanya yang harus diketahui bahwa keberadaan Jurusan Jurnalistik sendiri di UIN Sunan Gunung Djati Bandung masih tergolong baru, angkatan pertama di Jurusan Jurnalistik adalah tahun ajaran 1998-1999. Sejak kelahirannya pada tahun 1998 yang di pelopori oleh Prof. Dr. H. Asep Saeful Muhtadi, MA atau yang akrab disapa „‟Kang Samuh‟‟, jurusan ini didirikan dengan tujuan untuk menciptakan tenaga-tenaga ahli dalam bidang keilmuan (ilmuan, dosen, peneliti, analisis), praktisi (reporter, wartawan, editor, redaktur, kolomunis, novelis, penyiar TV/Radio, penulis naskah, kameramen, redaktur, produser, public speaker, produser acara radio, dan lainlain), lain-lain (diplomat, negotiatior, conference organizer, trainer, website creator, communication specialist, dan lain-lain). Selain itu dapat menciptakan ahli-ahli di bidang jurnalistik dengan kualifikasi antara lain:
a. Mempunyai keahlian dasar dalam penulisan berita, memahami makna berita, isi berita, klarifiksasi sebuah berita baik secara teori dan praktek. b. Memahami cara pengolahan data lalu masuk pada point penulisan berita. c. Memiliki keterampilan praktis dalam bidang penulisan berita sekaligus memahami aspek kebijakan akan sebuah berita di suatu lembaga baik cetak ataupun elektronik. d. Mengembangkan program studi pada jurusan ilmu komunikasi jurnalistik member landasan etik dan moral dalam keterapan proses dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, keimanan dak ketakwaan (Panduan akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2002:248). Sedangkan background mahasiswanya sendiri cukup variatif, tidak hanya dari sekolah kalangan agama atau pasantren, namun hampir semua ada di jurusan jurnalsitik ini dan sangat beragam ada dikalangan SMA, STM, SMK, Aliyah dan kejuruan-kejuruan lainnya. Wajar kalau di jurusan yang semi permanen ini banyak mahasiswanya yang tidak fasih dalam bidang keagamaan seperti yang berada di jurusan-jurusan lainnya. Mahasiswa jurusan jurnalistik sejak tahun 1998 hingga penelitian ini dibuat, penelitian ini hanya melibatkan satu angkatan sedangkan perbandingan antara populasi antarai laki-laki dan perempuan, mahasiswa ini selalu bervariasi. Namun pada umumnya perempuan lebih sedikit di bandingkan mahasiswa laki-lakinya, sekitar 40% berbanding 60%. Sedangkan dari sisi geografis, mahasiswa jurusan jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini cukup bervariasi mereka berasal dari berbagai daerah yang meliputi :
1) Kota Bandung. 2) Kab. Bandung. 3) Sukabumi. 4) Bekasi 5) Jakarta 6) Garut. 7) Kuningan 8) Ciamis. 9) Bogor. 10) Subang. Sedangkan daerah luar pulau Jawa Meliputi : a) Jawa Tengah. b) Tegal. c) Cirebon. d) Timor-timor e) Padang. f) Batam. 3. Informasi Responden Pada Harian Pagi Tribun Jabar Sebelum melangkah kepada bagian data penelitian, maka pada bagian ini penulis akan menggambarkan bagaimana responden memperoleh informasi dari surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini :
Tabel 03 Cara Responden mendapatkan Surat Kabar Harian Pagi Tribun Jabar No
Cara Mendapatkan
F
%
1.
Berlangganan
9
26,47
2.
Eceran
25
75,53
34
100
Jumlah
Pada tabel di atas menunjukan bahwa responden mendapatkan surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar lebih banyak melalui eceran, yaitu sebanyak 25 orang yang bila di prosentasikan menjadi 73,53 %. Sedangkan yang berlangganan lebih sedikit, yaitu sebanyak 9 orang dan hasilnya menjadi 26,47 %. Ini berarti sebagian besar mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 tidak terdapat respon yang positif terhadap surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar. Tabel 04 Isi Rubrik Surat Kabar Harian Pagi Tribun Jabar yang paling disukai Responden No
Isi Rubrik HP. Tribun Jabar
F
%
1.
Citizen Journalism
25
73,53
2.
Tribun Biz
4
11,76
3.
Bandung Plus
4
11,76
4.
Metro line
1
2,94
34
100
Jumlah
Hasil penelitian pada tabel diatas dapat diartikan bahwa responden sangat menyukai rubrik Citizen Journalism, sebanyak 25 orang dengan persentase 73,53 %, kemudian disusul oleh rubrik Tribun Biz dan Bandung Plus dengan 4 orang dengan persentase 11,76 % dan yang paling sedikit disukai oleh responden adalah rubrik metro line yang hanya 1 orang dengan persentasi sebesar 2,94 %. Pada bagian ini dapat digambarkan bahwa sebagian besar mahasiswa jurnalistik angkatan 2007-2008 terdapat respon pembaca yang positif terhadap rubrik citizen journalism pada Harian Pagi Tribn Jabar. Ini berarti responden menyukai isi cerita rubrik tersebut. Tabel 05 Frekuensi Membaca setiap minggunya pada surat Kabar Harian Pagi Tribun Jabar No
Frekuensi Membaca
F
%
1.
Setiap Hari
20
58,82
2.
Sekali-kali
14
41,18
34
100
Jumlah
Jawaban dari pertanyaan mengenai frekuensi membaca, terlihat respon membaca terhadap Harian Pagi Tribun Jabar cukup diminati. Dari jawaban yang diperoleh, 20 orang yang rutin setiap harinya membaca surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar yang hasilnya menjadi 58,82 % dan 14 responden sekali-kali membaca surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar yang bila dipersenkan menjadi 41,18 %..
Tabel 06 Penilaian Responden Terhadap Isi Surat Kabar Harian Pagi Tribun Jabar No
Penilaian Responden
F
%
1.
Menarik
5
14,71
2.
Cukup Menarik
27
79,41
3.
Tidak Menarik
2
5,88
34
100
Jumlah
Untuk pertanyaan tentang penilaian isi surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar, responden memberikan jawaban sebagai berikut ; 5 orang responden memberikan penilaian sangat menarik dengan jumlah persentase 14,71 %, 27 orang memberikan penilaian menarik dengan jumlah persentase sebesar 79,41 % dan yang terakhir 2 orang memberikan penilaian kurang menarik dengan persentase 5,88 %. Pada tabel kali ini penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa jurnalistik angkatan 2007-2008 merespon positif terhadap surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar. Tabel 07 Cara Responden Membaca Rubrik Citizen Journalism No
Cara Membaca Rubrik
F
%
1.
Keseluruhan
21
61,76
2.
Setengahnya
9
26,47
3.
Seperempatnya
4
11,76
34
100
Jumlah
Pada penelitian diatas, penulis menyimpulkan bahwa dari 34 orang responden yang dijadikan sampel 21 orang atau sekitar 61,76 % membaca
secara keseluruhan rubrik citizen journalism. Sementara yang membaca setengahnya berjumlah 9 orang atau sekitar 26,47 %, sedangkan yang membaca seperempatnya berjumlah 4 orang atau sekitar 11,76 %. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa respon terhadap rubrik tersebut baik dan positif. B. Pemahaman Pembaca Terhadap Rubrik Citizen Journalism Pada bagian ini penulis akan menggambarkan bagaimana pemahaman pembaca terhadap rubrik citizen journalism yang ada pada Harian Pagi Tribun Jabar. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh minat dan pengamatan dari mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 UIN Bandung. Untuk lebih jelasnya mengenai persepsi mahasiswa terhadap rubrik citizen journalism pada Harian Pagi Tribun Jabar, dapat dilihat dalan tabeltabel di bawah ini : Tabel 08 Pemahaman Pembaca Terhadap Jenis Tulisan Yang Ada Dalam Rubrik Citizen Journalism No
F
%
1.
Pemahaman Terhadap Jenis Tulisan Paham
4
11,76
3.
Cukup paham
29
85,30
5.
Tidak paham
1
2,94
34
100
Jumlah
Hasil tabel diatas dapat diartikan bahwa responden yang memamahami terhadap jenis tulisan berjumlah 4 orang atau sekitar 11,76 %, responden yang cukup memahami untuk jenis tulisan berjumlah 29 orang dengan hasil 85,30
%, ini berarti sebagian besar mahasiswa cukup memahami terhadap jenis tulisan. Sedangkan responden yang tidak memahami bagaimana jenis tulisan yang ada pada rubrik citizen journalism adalah sebanyak 1 orang saja, atau sekitar 2,94 %. Tabel 09 Pemahaman Pembaca Terhadap Isi Tulisan Dalam Rubrik Citizen Journalism No
Pemahaman terhadap isi tulisan
F
%
1.
Paham
3
8,82
3.
Cukup paham
29
85,30
5.
Tidak paham
2
5,88
34
100
Jumlah
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang memahami untuk isi tulisan pada rubrik citizen journalism yaitu sebanyak 3 orang atau 8,82 % dari 34 orang sampel, yang memberikan jawaban cukup paham dengan isi tulisan adalah sebanyak 29 orang atau 85,30 %, sedangkan yang tidak memahami apa isi tulisan yang ada pada rubrik citizen journalsim adalah berjumlah 2 orang atau 5,88 %. Ini berarti sebagian besar mahasiswa bisa dan cukup memahami terhadap pertanyaan mengenai isi tulisan yang terdapat dalam rubrik citizen journalism.
Tabel 10 Pemahaman Pembaca Terhadap Gaya Bahasa Yang Ada Dalam Rubrik Citizen Journalism No
F
%
1.
Pemahaman Terhadap Gaya Bahasa Paham
8
23,53
2.
Cukup Paham
23
67,65
3.
Tidak Paham
3
8,82
34
100
Jumlah
Hasil tabel diatas menunjukan mahasiswa memahami dan cukup memahami terhadap gaya bahasa yang ada di rubrik citizen journalism, yaitu sebanyak 23 orang atau 67,65 %. Sedangkan responden yang memahami adalah sebanyak 8 orang atau sekitar 23,53 %. dan yang tidak memahami terhadap gaya bahasa yang ada di rubrik citizen journalism yaitu berjumlah 3 orang atau 8,82 % Hasil ini menunjukan adanya pemahaman yang cukup baik untuk gaya bahasa yang ada di rubrik citizen journalism pada surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar. Tabel 11 Pemahaman Pembaca Terhadap Gaya Penulisan Dalam Rubrik Citizen Journalism No
F
%
1.
Pemahaman Terhadap Gaya Penulisan Paham
6
17,65
2.
Cukup Paham
21
61,76
3.
Tidak Paham
6
17,65
34
100
Jumlah
Hasil tabel diatas menunjukan bahwa responden yang paham terhadap gaya penulisan dalam rubrik citizen journalism berjumlah 6 orang atau 17,65 %, responden yang cukup memahami 21 orang atau 61,76 %, ini berarti bahwa sebagian besar mahasiswa bisa dan cukup memahami gaya penulisan yang ada di rubrik citizen journalism di surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar. Sedangkan responden yang tidak memahami terhadap gaya penulisan di rubrik citizen journalism berjumlah 6 orang atau 17,65 %. Tabel 12 Pemahaman Pembaca Terhadap Topik Dalam Rubrik Citizen Journalism No
Pemahaman terhadap topik
F
%
1.
Paham
1
2,94
2.
Cukup Paham
29
85,30
3.
Tidak Paham
4
11,76
34
100
Jumlah
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang paham terhadap topik dalam rubrik citizen journalism berjumlah 1 orang atau 2,94 %, responden yang memberikan jawaban cukup memahami terhadap topik dalam rubrik citizen journalism berjumlah 29 orang atau 85,30 %. Ini berarti sebagian besar mahasiswa jurnalistik angkatan 2007-2008 bisa dan cukup memahami terhadap topik yang disajikan rubrik citizen journalism di surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar.
Sedangkan responden yang tidak memahami adalah sebanyak 4 orang atau 11,76 % untuk pemahaman topik yang ada di rubrik citizen journalism pada Harian Pagi Tribun Jabar. C. Penerimaan Pembaca terhadap Rubrik Citizen Journalism Pada pembahasan ini penulis akan menggambarkan bagaimana penerimaan pembaca terhadap rubrik citizen journalism pada surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh tujuan dan nilai dari hasil penerimaan mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 UIN SGD Bandung terhadap rubrik citizen journalism. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini. Tabel 13 Penerimaan Pembaca Terhadap Jenis Tulisan Dalam Rubrik Citizen Journalism No
F
%
1.
Penerimaan terhadap jenis tulisan Menarik
7
20,59
2.
Cukup Menarik
23
67,65
3.
Tidak Menarik
4
11,76
Jumlah
34
100
Hasil tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penerimaan responden yang menyatakan menarik terhadap jenis tulisan berjumlah 7 orang, yang hasilnya menjadi 20,59 %. Penerimaan mahasiswa yang menyatakan cukup menarik terhadap jenis tulisan pada rubrik citizen journalism sebanyak 23 orang atau sekitar 67,65 %, ini berarti sebagian besar mahasiswa jurnalistik tahun
angkatan 2007-2008 bisa dan cukup menerima terhadap rubrik citizen journalism pada surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar. Yang menyatakan tidak menarik terhadap jenis tulisan yang ada di rubrik citizen journalism berjumlah 4 orang atau sekitar 11,76 %. Tabel 14 Penerimaan Terhadap Isi Tulisan Dalam Rubrik Citizen Journalism No
Penerimaan terhadap isi tulisan
F
%
1.
Menarik
6
17,65
2.
Cukup Menarik
21
61,76
3.
Tidak Menarik
7
20,59
Jumlah
34
100
Pada tabel diatas menunjukan bahwa penerimaan responden yang menyatakan menarik terhadap isi tulisan pada rubrik citizen journalism adalah sebanyak 6 orang atau hasilnya menjadi 17,65 %, responden yang menjawab cukup menarik terhadap isi tulisan pada rubrik citizen journalism berjumlah 21 orang atau 61,76 %. Data tersebut bisa diartikan bahwa sebagian besar mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 bisa dan cukup menerima terhadap isi tulisan yang ada di rubrik citizen journalism Harian Pagi Tribun Jabar. Sedangkan responden yang menyatakan tidak menarik terhadap isi tulisan pada rubrik citizen journalism berjumlah 7 orang atau sekitar 20,59 %.
Tabel 15 Penerimaan Pembaca Terhadap Gaya Bahasa Dalam Rubrik Citizen Journalism No
F
%
1.
Penerimaan terhadap gaya bahasa Menarik
8
23,53
2.
Cukup Menarik
22
64,71
3.
Tidak Menarik
4
11,76
Jumlah
34
100
Hasil tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penerimaan responden yang menyatakan sangat menarik terhadap gaya bahasa berjumlah 8 orang, yang hasilnya menjadi 23,53 %. Penerimaan mahasiswa yang menyatakan cukup menarik terhadap gaya bahasa pada rubrik citizen journalism sebanyak 22 orang atau sekitar 64,71 %, ini berarti sebagian besar mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 bisa dan cukup memahami terhadap rubrik citizen journalism pada surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar. Sedangkan responden yang menyatakan tidak menarik untuk penerimaan terhadap jenis tulisan di rubrik citizen journalism berjumlah 4 orang atau sekitar 11,76 %.
Tabel 16 Penerimaan Pembaca Terhadap Gaya Penulisan Dalam Rubrik Citizen Journalism No
F
%
1.
Penerimaan terhadap Gaya Penulisan Menarik
6
17,65
2.
Cukup Menarik
18
52,94
3.
Tidak Menarik
10
29,41
Jumlah
34
100
Hasil tabel di atas menunjukan bahwa responden yang menjawab paham terhadap gaya penulisan pada rubrik citizen journalism adalah sebanyak 6 orang yang hasilnya 17,65 %, dan responden yang menjawab cukup paham terhadap gaya penulisan pada rubrik citizen journalism adalah sebanyak 18 orang atau sekitar 52,94 %. Ini berarti sebagian mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 bisa dan cukup menerima terhadap gaya penulisan pada rubrik citizen journalism di Harian Pagi Tribun Jabar. Sedangkan responden yang menyatakan tidak menarik terhadap gaya penulisan pada rubrik citizen journalism berjumlah 10 orang atau sekitar 29,41 %.
Tabel 17 Penerimaan Pembaca Terhadap Topik Yang Ada Dalam Rubrik Citizen Journalism No
Penerimaan terhadap topik
F
%
1.
Menarik
2
5,88
2.
Cukup Menarik
28
82,35
3.
Tidak Menarik
4
11,76
Jumlah
34
100
Hasil tabel di atas menunjukan bahwa penerimaan responden yang menyatakan menarik terhadap topik dalam rubrik citizen jornalism berjumlah 2 orang atau sekitar 5,88 %, dan penerimaan responden yang menyatakan cukup menarik terhadap topik dalam rubrik citizen journalism berjumlah 28 orang atau sekitar 82,35 %. Hasil ini menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 bisa dan cukup menerima terhadap topik dalam rubrik citizen journalism di Harian Pagi Tribun Jabar. Sedangkan penerimaan responden yang menyatakan tidak menarik terhadap topik dalam rubrik citizen journalism di Harian Pagi Tribun jabar berjumlah 4 orang atau sekitar 11,76 %. D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ternyata hasilnya sangat bervariasi dan beragam, karena pada teori perbedaan individual menjelaskan bahwa setiap khalayak secara selektif memperhatikan suatu pesan sesuai dengan sikap, kepercayaan dan nilai-nilai (Onong, 2000;275). Dengan demikian teori ini
menginterpretasikan bahwa surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar mempunyai konsumen yang berbeda dalam menerima suatu pesan yang dalam hal ini adalah rubrik citizen journalism. Untuk membahas hasil penelitian secara lebih terperinci, baik dilihat dari segi teori maupun konsep dalam studi ini mencakup unformasi pada Harian Pagi Tribun Jabar. Gambaran hasil penelitian ini dapat ditafsirkan bahwa persepsi mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 terhadap rubrik citizen journalism menyatakan menarik. Anggapan menarik ini diasumsikan sebagai tahap awal proses komunikasi. Dalam memperoleh informasi, sebagian besar mahasiswa lebih banyak memilih dengan eceran dibanding dengan berlangganan. Kondisi ini dapat dihubungkan dengan kemampuan mahasiswa. Walaupun demikian, mereka tetap mengetahui isi dari Harian Pagi Triun Jabar. Hal ini bisa dibuktikan dari frekuensi membaca responden yang setiap hari berjumlah 20 orang, sedankan yang sekali-kali sebanyak 14 orang. Jadi, bisa dipastikan bahwa yang membeli surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar dengan cara eceran,belum tentu tidak mengetahui seluk beluk informasi yang ada di surat kabar tersebut. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa frekuensi membaca yang setiap hari, lebih banyak dibanding dengan yang sekali-kali. Dengan demikian penilaian responden terhadap isi surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar dapat dikategorikan menarik pemahaman dan penerimaan pembaca. Hal ini terbukti dengan jumlah responden yang menyatakan menarik
terhadap isi Harian Pagi Tribun Jabar sebanyak 27 orang, sebagian menyatakan sangat menarik sebanyak 5 orang dan yang menyatakan kurang menarik sebanyak 2 orang. Dari data penelitian para responden tetrsebut dapat ditafsirkan bahwa informasi Harian Pagi Tribun Jabar dapat diterima oleh sebagian besar responden mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 UIN SGD Bandung. Walaupun demikian persepsi mahasiswa tersebut disadari belum sepenuhnya menjadi ukuran yang refresentatif. Dalam hal ini, persepsi bisa berubah. Telah diketahui bahwa persepsi seseorang terdiri dari komponen kognitif, afektif dan perilaku. Pada dasarnya perubahan terjadi melalui perubahan komponen-komponen ini. 1. Pemahaman Pembaca Terhadap Rubrik Citizn Journalism Hasil data terhadap pemahaman pembaca tentang rubrik citizen journalism pada Harian Pagi Tribun Jabar termasuk kategori yang menarik untuk diperhatikan oleh sebagian mayoritas sampel. Responden sendiri memahami dan memberikan pernyataan menarik terhadap jenis tulisan rubrik citizen jounalism, dapat dilihat dari hasil data jenis tulisan sebanyak 22 orang, sedangkan terhadap isi tulisan sebanyak 24 orang. Dari jawaban yang diberikan responden terbukti bahwa persepsi dari responden cukup menarik dan diminati. Daya tarik dalam cerita atau tulisan rubrik citizen journalism, mempunyai persepsi yang baik dan positif dari sebagian besar responden, ternyata yang memberikan jawaban menarik untuk gaya bahasa di rubrik citizen journalism adalah sebanyak 23 orang, dan yang memahami untuk
penyajian tulisan adalah sebanyak 21 orang. Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa daya tarik gaya bahasa dan gaya penulisanbisa dan cukup dipahami oleh sebagian sampel mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 UIN SGD Bandung. Topik tulisan dalam rubrik citizen journalism pun menarik sebagian besar responden yang dalam hal ini mahasiswa jurnalistik angkatan 2007-2008. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian, bahwa yang memberikan jawaban menarik untuk topik dalam rubrik citizen journalism adalah 29 orang. Dengan demikian peneliti dapat menggambarkan bahwa pemahaman pembaca terhadap rubrik citizen journalism cukup dan bisa dipahami oleh sebagian mahasiswa jurnalistik 2007-2008. Pemuatan mulai dari jenis tulisan, isi, gaya bahasa, gaya penulisan, dan juga topik bisa dipahami pembaca. Semakin bagus penyajian, isi, gaya bahasa , gaya penulisan , dan juga topik maka semakin banyak khalayak untuk membacanya. 2. Penerimaan Pembaca Terhadap Rubrik Citizen Journalism Berdasarkan gambaran dari pemaparan mengenai penerimaan pembaca terhadap rubrik citizen journalism, maka responden dalam penelitian ini sudah mengarah kepada kategori menerima terhadap apa yang disajikan citizen journalism. Dari hasil penelitian tersebut, dapat dibuktikan dari penerimaan pembaca terhadap jenis tulisan dan isi tulisan yang masing-masing memperoleh jumlah responden sebanyak 22 dan 21 orang. Sedangkan daya tarik dari minat membaca dan penyajian tulisan masing-masing memperoleh jumlah responden
sebanyak 22 dan 18 orang. Kemudian penerimaan pembaca terhadap topik yang ada pada rubrik citizen journalism memperoleh responden sebanyak 28 orang, dari jumlah keseluruhan 34 responden. Dari perbedaan jawaban tersebut dapat digambarkan bahwa penerimaan pembaca terhadap rubrik citizen journalism bisa dan cukup diterima . Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ternyata hasilnya sangat bervariasi dan beragam. Stimulus atau pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah rubrik citizen journalism kepada komunikan kemungkinan diterima atau ditolak, tergantung kepada komunikator untuk menggunakan metode dan kemampuan serta media dalam proses komunikasi. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan, selanjutnya komunikan memahami dan menerima. Kemampuan komunikan inilah yang akan melanjutkan proses berikutnya (Onong, 2000:254-255).
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian kepada mahasiswa Jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 UIN SGD Bandung mengenai persepsi mahasiswa terhadap rubrik citizen journalism pada Harian Pagi Tribun Jabar, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa pemahaman mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 UIN SGD Bandung terhadap rubrik citizen journalism di Harian Pagi Tribun Jabar cukup dan dapat dipahami oleh sebagian besar mahasiswa. Dari segi jenis tulisan sebesar 97,06 %, isi tulisan 94,12 %, gaya bahasa 91,18 %, gaya penulisan 79,41 % dan topik sebesar 88,24 %, sebagian besar mahasiswa bisa di katakan memahami. 2. Dari hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian dari mahasiswa jurnalistik tahun angkatan 2007-2008 UIN SGD Bandung bisa menerima rubrik citizen journalism. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut, dari segi jenis tulisan 88,24 %, isi tulisan sebesar 79,41 %, gaya bahasa 88,24 %, gaya penulisan 70,59 dan juga topik sebesar 88,23 % . Penerimaan ini cukup signifikan untuk rubrik citizen journalism di Harian Pagi Tribun Jabar.
B. Saran-saran Dengan jurnalisme yang independen, surat kabar dan pembaca menjadi bermakna bagi perubahan masyarakat yang demokratis. Pers juga harus menyadari akan kewajiban dan haknya untuk menyiarkan atau menyajikan informasi yang diburu dan dikelolanya sendiri kepada masyarakat luas, dan bukan semata-mata hanya bisnis. Sebagaimana media cetak, surat kabar merupakan alat kontrol sosial yang keempat dalam demokrasi. Namun, fenomena yang ada tidak semuanya benar. Tidak semua surat kabar dan pembaca menyadari akan kewajiban dan haknya tersebut. Ada surat kabar yang sudah sangat maju dalam bidang jurnalistiknya, tetapi tidak sedikit pula yang masih engan mengembangkan isi surat kabar berupa berita dan rubrik-rubrik dengan berbagai alasan. Surat kabar Harian Pagi Tribun Jabar telah melaksanakan kewajibannya dan haknya untuk memberikan informasi yang diburu dan dikelolanya sendiri ke masyarakat luas walau masih sebatas masyarakat Jawa Barat. Tribun Jabar dalam hal ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dalam berbagai bidang. Tribun Jabar mampu menghadirkan informasi dengan bisnis secara seimbang tanpa mengesampingkan kebutuhan masyarakat. Namun begitu, masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pihak media, yaitu kepuasan masyarakat dan kenyamanan dalam membaca dan menikmati sajian informasi. Khususnya dalam rubrik citizen journalism, penyajian dari rubrik tersebut disajikan secara lebih menarik dan lebih hidup agar pembaca tidak jenuh dalam membacanya.
Selanjutnya dalam segi isi tulisan, meskipun isi cerita atau tulisan dalam rubrik tersebut merupakan kiriman, tetapi alangkah baiknya apabila tulisan tersebut di edit sedemikian rupa oleh pihak editor sehingga menghasilkan sebuah tulisan atau cerita yang sangat menarik. Peran editor disini sangat penting agar pembaca lebih menikmati tulisan dan terhanyut dalam cerita.
DAFTAR PUSTAKA Alo Liliweri, M.S. 1994
Komunikasi Verbal Dan Nonverbal, PT. Citra Aditya Abadi,
Bandung. Asep Syamsul M. Romly 2003
Jurnalistik Terapan Pedoman Kewartawanan Dan Kepenulisan,
Batic Press, Bandung. Gunady, Djony Herfan 1998
Himpunan Istilah Komunikasi, Grasindo, Jakarta.
Herman Holtz, Alih bahasa Y. Rusyanto Landung Laksono Simatupang. 2000
How to Start and Run a Writing and Editing Business, Grasindo,
Jakarta. Jalaludin Rakhmat 1992
Metodologi Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung. _______________ 2001
Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Kustadi Suhandang, Dadan Anugrah 2001
Dasar-dasar Jurnalistik, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Gunung
Djati, Bandung. Novi Farida Hayati 2004
Skripsi Komunikasi
Onong Uchjana Effendi 1999
Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung. _______________ 2001
Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
_______________ 2000
Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung. Sudjana 2005
Metoda Statistika, PT. Tarsito, Bandung.
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1837978-definisi-persepsi/ http://www.infoskripsi.com/Article/Pengertian-Persepsi.html http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi http://www.masbow.com/2009/08/apa-itu-persepsi.html Dakwah dan Komunikasi, 2007. Panduan penyusunan skripsi Bandung. Profil Surat Kabar Harian Pagi Tribun Jabar, Redaksi, Bandung.