1. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kegiatan jual beli merupakan suatu kegiatan rutin yang terjadi pada setiap harinya. Kegiatan jual beli tersebut akan terlaksana apabila terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak untuk melakukan pertukaran barang ataupun jasa dengan uang (Weetman, 2013:31). Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada, sarana yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan jual beli pun berkembang menjadi lebih modern. Kegiatan jual beli tidak mengharuskan penjual dan pembeli bertemu secara langsung untuk melakukan sebuah transaksi. Penjual dapat menjual atau menawarkan produk melalui website e-commerce, forum-forum jual beli maupun melalui sarana jual beli online yang lainnya sedangkan calon pembeli dapat melihat produk maupun jasa yang penjual tawarkan melalui saranasarana tersebut.
Gambar 1.1 Penyedia e-commerce di Indonesia (Sumber:http://sharingvision.com/2013/10/perkembangan-e-commerce-diindonesia/)
1
2 Berdasarkan informasi yang didapatkan (Sharingvision.com, 2013), disebutkan bahwa transaksi e-commerce yang terjadi di Indonesia cukup banyak. Lazada memiliki rata-rata transaksi sebanyak 3.000 transaksi per hari dan Bhinneka telah mencapai nilai transaksi sebesar 300 miliar rupiah pada tahun 2012. Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa memasarkan produk ataupun jasa secara online merupakan suatu kesempatan yang baik untuk melakukan promosi atau penawaran produk maupun jasa. Popularitas ecommerce didukung oleh keuntungan-keuntungan yang didapatkan oleh kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi secara online, diantaranya: 1. Konsumen dapat melakukan transaksi dalam waktu yang singkat sehingga menjadi lebih efisien dibandingkan dengan berbelanja di toko secara langsung. 2. Aturan keamanan yang ditawarkan oleh masing-masing e-commerce (Zhang, 2013:289). Potensi e-commerce di Indonesia sangat besar, yakni sebesar 134 miliar dolar Amerika. Namun transaksi yang terjadi hanya sebesar 0,9 miliar dolar Amerika (Syuhada & Gambetta, 2013:447). Menurut Ahmad, hal ini disebabkan oleh dua hal utama, salah satunya kurangnya kepercayaan konsumen. Kepercayaan konsumen dapat ditingkatkan melalui interaksi via website yang dapat memastikan keamanan pribadi dan validitas user. Dalam lingkungan e-commerce, kepercayaan adalah hubungan langsung antara trustor dan trustee. Untuk mendapatkan kepercayaan, interaksi yang dilakukan harus menyediakan informasi yang detail, seperti informasi garansi, kejelasan dan validitas alamat penjual. Interaksi e-commerce harus memfasilitasi kemudahan pencarian dan respons yang cepat. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem informasi yang kompleks untuk menghadapi tantangan tersebut. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi penjual individual atau usaha kecil menengah dibandingkan perusahaan besar untuk membangun sistem informasi e-commerce, seperti kurangnya sumber daya manusia yang memahami teknologi informasi, alokasi dana dan usaha yang dibutuhkan tidak sedikit (Syuhada & Gambetta, 2013:448). Dari permasalahan di atas, e-
3 marketplace menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan pertumbuhan ecommerce di Indonesia. E-marketplace merupakan implementasi dari konsep pasar, yaitu tempat penawaran dan permintaan bertemu. E-marketplace dikembangkan untuk mempertemukan pembeli dan penjual dalam jumlah besar sehingga memperluas pilihan bagi pembeli serta memperbesar peluang dan akses bagi penjual untuk bertemu dengan calon pembeli baru yang bertujuan mengurangi biaya transaksi bagi kedua belah pihak secara bersamaan (Cruz-Cunhaa, Varajao, & Isabel Miranda, 2012:961). E-marketplace menjadi pihak ketiga yang memediasi penawaran dan permintaan, memfasilitasi interaksi antara pembeli dan penjual dalam berinteraksi untuk menegosiasikan harga, meningkatkan rasa kepercayaan dan membantu proses transaksi. Dalam melakukan transaksi, manusia cenderung menentukan keputusan secara
rasional.
Berdasarkan
teori
ekonomi
dasar,
manusia
akan
mempertimbangkan segala opsi yang ada dan juga keuntungan yang didapatkan dari opsi tersebut (Akerlof & Shiller, 2009:13). Namun dalam proses transaksi, penjual seringkali terkendala dalam menentukan harga produk yang ditawarkan. Berdasarkan teori Asymmetric Information, adanya perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh partisipan yang berinteraksi dalam kegiatan jual beli menyebabkan penjual yang masih awam akan produk maupun jasa yang ditawarkan mengalami kebingungan dalam menentukan harga untuk produk ataupun jasa yang akan ditawarkan (Sagi & Pataki, 2009:691). Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alat yang menyediakan informasi tambahan bagi penjual dalam menentukan suatu keputusan pada sebuah transaksi sehingga mendapat keuntungan yang optimal, misalnya fitur forecasting. Forecasting adalah spesialisasi dari Decision Support System (DSS) yang membantu para stakeholders mendapatkan hasil forecast yang akurat (Asimakopoulos & Dix, 2013:322). Dalam hal ini, stakeholders yang dimaksud adalah penjual. Dengan adanya fitur forecasting, penjual dapat melihat prediksi harga suatu produk dalam kurun waktu tertentu. Selain itu, fitur forecasting akan menyarankan waktu yang tepat untuk melaksanakan transaksi agar mendapatkan keuntungan yang optimal. Fitur forecasting dalam penelitian ini
4 akan mempelajari variabel-variabel yang memengaruhi harga suatu produk secara otomatis, baik variabel terikat maupun variabel bebas. Sehingga fitur ini sangat tepat untuk memprediksi harga suatu produk. Produk yang digunakan sebagai studi kasus dalam penelitian ini adalah mobil bekas. Menurut salah satu artikel berita di website metrotvnews.com, mobil bekas mempunyai harga yang relatif stabil meskipun terjadi kenaikan kurs dolar (Hemawati, 2013). Harga yang relatif stabil tersebut mendukung mekanisme forecasting yang digunakan dalam penelitian ini sehingga dapat menghasilkan hasil yang lebih akurat. Forecasting harga suatu mobil didukung oleh beberapa variabel, seperti kilometer mobil, tipe mobil, sound mobil, kulit jok mobil dan tahun produksi mobil. Oleh karena itu, variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada variabel tersebut (Kuiper & Sklar, 2013:70). Pada umumnya harga mobil akan mengalami penyusutan harga sebanyak 15%-25% tiap tahunnya dan setelah 5 (lima) tahun depresiasi harga suatu mobil cenderung semakin melambat. Berdasarkan hal tersebut, hasil dari forecasting harga pada penelitian ini akan menghasilkan prediksi harga hingga 5 (lima) tahun ke depan (Edmunds.com, 2010). Berdasarkan faktor tersebut maka dikembangkan sebuah aplikasi emarketplace mobil yang memiliki fitur forecasting harga sehingga dapat membantu user dalam menentukan harga mobil serta waktu yang tepat untuk melakukan transaksi.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka akan dibatasi dan dirumuskan permasalahan yang akan diuji dan dibahas yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana mengembangkan aplikasi yang dapat memberikan informasi mengenai harga yang sesuai dengan produk yang akan ditawarkan? 2. Bagaimana mengembangkan aplikasi yang dapat memberikan informasi waktu yang ideal bagi calon penjual untuk melakukan transaksi?
5 1.3
Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada: 1. Pengembangan aplikasi untuk memprediksi harga suatu produk hingga 5 (lima) tahun ke depan. Dalam penelitian ini, produk hanya dibatasi oleh mobil pribadi dengan merek Toyota dan Daihatsu yang ada di Indonesia berdasarkan pada transaksi yang telah terjadi sebelumnya dengan menggunakan analisis regresi linear berganda berdasarkan variabel sebagai berikut: i.
Angka kilometer pada mobil
ii.
Tipe mobil
iii.
Sound mobil
iv.
Kulit jok mobil
v.
Tahun produksi mobil
2. Pengembangan aplikasi website menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan framework CodeIgniter. 3. Penyimpanan data dengan menggunakan sistem basis data MySQL. 4. Pengembangan aplikasi ini menggunakan desain tampilan yang disesuaikan untuk desktop computer dan smartphone. 5. Pembahasan skripsi tidak mencakup sistem pembayaran melalui payment gateway. 6. Pembahasan skripsi tidak mencakup sistem keamanan didalam website.
1.4
Tujuan dan Manfaat 1.4.1
Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengembangkan aplikasi e-marketplace yang dapat memprediksi secara matematis perubahan harga mobil hingga 5 (lima) tahun ke depan. 2. Mengembangkan aplikasi e-marketplace yang dapat memberikan strategi penetapan harga sesuai dengan kondisi produk dan kondisi pasar.
6 1.4.2
Manfaat Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Memudahkan user dalam menetapkan harga suatu produk yang sesuai dengan kondisi pasar. 2. Mengurangi waktu yang dibutuhkan oleh user untuk melakukan analisis terhadap harga produk yang akan dijual. 3. Mengurangi tingkat kerugian yang dialami oleh penjual akibat kurangnya pengetahuan tentang kondisi produk dan kondisi pasar. 4. Meningkatkan profit yang didapat dari penjualan suatu produk dengan memberikan strategi penetapan harga yang sesuai dengan kondisi produk dan pasar.
1.5
Metodologi Penelitian Metode yang dipakai mencakup 2 (dua) bagian utama yaitu metode analisis dan metode pengembangan. 1.5.1
Metode Analisis Metode analisis meliputi 4 (empat) macam yaitu: 1. Studi literatur Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan teori-teori dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan pengembangan aplikasi dari buku, artikel, dan jurnal. 2. Analisis aplikasi sejenis Metode ini dilakukan dengan cara menganalisis fitur-fitur dari aplikasi sejenis sehingga dapat membantu pengembangan fitur-fitur pada aplikasi yang akan dikembangkan. 3. Kuesioner Metode ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu pengembangan aplikasi meliputi kuesioner kebutuhan user dan kuesioner evaluasi aplikasi. 4. Wawancara Metode
ini dilakukan dengan
pertanyaan
kepada
orang
yang
cara
memberikan beberapa
berprofesi
dalam
bidang
7 Information Technology (IT) untuk membantu melakukan evaluasi aplikasi. 1.5.2
Metode Pengembangan Metode
pengembangan
yang
dipakai
adalah
Extreme
Programming. Metode ini merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam Agile Software Development (Pressman & Maxim, 2015:72). Proses pengembangannya terbagi menjadi 4 (empat) aktivitas utama, yaitu: 1. Proses Planning 2. Proses Design 3. Proses Coding 4. Proses Testing
Gambar 1.2 Model Proses Extreme Programming (Sumber: Pressman & Maxim, 2015:72) Metode ini dipilih karena adanya proses refactoring yang memungkinkan penanganan error secara real-time, setelah dilakukan unit testing oleh developer. Selain itu, dengan menggunakan prinsip desain Keep It Simple (KIS) maka tim pengembang dapat meningkatkan produktivitas dengan usaha dan sumber daya yang seminimal
mungkin
dan
menghasilkan
diselesaikan dengan tepat waktu.
suatu
aplikasi
yang
8 1.6
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini tersusun berdasarkan tahap-tahap berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan skripsi. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas landasan teori, yang mencakup teori umum dan
teori
khusus
yang
berhubungan
dengan
e-marketplace,
pengembangan aplikasi berbasis web, penerapan metode regresi linear berganda, dan database menggunakan teknologi MySQL. BAB 3 METODOLOGI Bab ini menjelaskan metode pengumpulan dan analisis data atau fakta kualitatif dan kuantitatif, serta menjelaskan konsep, pendekatan, dan proses dalam melakukan pengembangan aplikasi forecasting. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tahapan-tahapan uji coba, komentar, dan evaluasi terhadap hasil pengembangan. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan simpulan berisi hasil rancangan yang dapat menjawab masalah yang disampaikan dalam bab 1, saran yang merupakan implikasi hasil rancangan dan usulan untuk pengembangan aplikasi forecasting selanjutnya, dan saran bagi user yang akan menggunakan hasil rancangan.
9