METODE_Shalat REV3.indd 1
26/12/2012 21:06:17
CARA CEPAT MENCAPAI SHALAT KHUSYUK DENGAN METODE 3T Tuma’ninah, Tafakkur, Tadabbur karya Drs. H. Lukman Hakim Copyright © 2012, Drs. H. Lukman Hakim Hak Cipta Dilindungi Undang-undang All Rights Reserved Pewajah Sampul: CreatiFast Pewajah Isi: CreatiFast Penyunting: Tim Link Consulting Cetakan I: Januari 2013
Penerbit LINK CONSULTING Menara KADIN Lt.1 Jl. HR. Rasuna Said Blok X. 5 Kav. 2-3, Jakarta 12950 Telp. (021) 5274304, Fax. (021) 57903599 ISBN: 978-602-98065-2-6 Website : www.keindahan-islam.com E-mail :
[email protected]
METODE_Shalat REV3.indd 2
26/12/2012 21:06:18
Daftar Isi Testimoni Shalat Khusyuk dengan Metode 3T — v Saya Mewajibkan kepada Para Ustaz, Ustazah, GuruGuru dan Santri di Lingkungan Pesantren yang Saya Pimpin untuk Mengikuti Pelatihan — ix Hikmah Dibalik Penyakit Kanker yang Saya Derita — x Penderitaanku Berakhir melalui Shalat Khusyuk dengan Metode 3T dan Terapi Qur’ani— xii Prakata — xvii 1. Pendahuluan — 1 2. Seperti Apa Shalat Kita? — 35 3. Shalat dan Khusyuk dalam Al-Qur’an — 57 4. Khusyuk dengan Metode 3T (Tuma’ninah, Tafakkur, Tadabbur) dan Inti Shalat — 81 5. Gerakan Fisik Shalat Nabi — 157 Daftar Pustaka — 197 Biodata Penulis — 203
iii
METODE_Shalat REV3.indd 3
26/12/2012 21:06:18
iv
METODE_Shalat REV3.indd 4
26/12/2012 21:06:18
TESTIMONI SHALAT KHUSYUK DENGAN METODE 3T “Metodenya sangat sederhana, mudah dipahami yang digali dari hadis dan Al-Qur’an, karena itu saya mewajibkan kepada para ustaz, ustazah, guru-guru dan santri di lingkungan pesantren yang saya pimpin untuk mengikuti pelatihannya.” —KH. A. Juaini Th. Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda, Depok “Shalat Khusyuk dengan Metode 3T dan Terapi Qur’ani mengarahkan saya pada penghayatan makna dan kasih sayang Allah, sehingga saya semakin khusyuk dalam shalat dan berdo’a.” —Prof. dr. H. Istiantoro. SpM. Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Mata Indonesia & Council Member Asia Pacific Academy of Ophtalmology (APAO)
v
METODE_Shalat REV3.indd 5
26/12/2012 21:06:18
“Saya sangat terkesan, buku ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kekhusyukan shalat saya. Ini penemuan baru, metode terbaru, praktis, mudah diterapkan dan sangat rasional.” —Prof. Dr. H. Agustitin Setyobudi, MM.Phd. “Setelah mempelajari buku ini, Subhanallah pembahasannya lengkap dari berbagai aspek, praktis dan mudah diterapkan. Saya sangat terbantu untuk meningkatkan kekhusyukan dalam shalat saya.” —Dr. Hj. Sri Rahayu Pudjiastuti, MPd. “Shalat Khusyuk dengan Metode 3T menjadikan jiwa saya lebih terbimbing untuk menghayati makna bacaan shalat sehingga merasa sedang berhadapan dan bercakap-cakap langsung dengan Allah. Dengan shalat khusyuk, do’a-do’a yang dipanjatkan menjadi ber“energi”, dan shalat menjadi sarana yang tepat untuk menyampaikan semua isi hati kepada Allah Yang Maha Mendengar. Saya bersyukur kepada Allah memperoleh bimbingan melalui buku ini. Terasa sekali manfaatnya bagi kehidupan saya secara keseluruhan, khususnya memperbaiki kekhusyukan shalat saya.” —Utiek R. Abdurachman, SH.,MLI.,Mkn. Notaris
vi
METODE_Shalat REV3.indd 6
26/12/2012 21:06:18
”Saya sudah mencoba berbagai konsep shalat, tapi baru setelah menerapkan metode yang ada dalam buku ini saya merasakan manfaat shalat yang luar biasa.” —Elly Risman M. Psi. Psikolog “Menyambut dengan suka cita dan selamat kepada Ustaz Lukman atas terbitnya buku ini, semoga menjadi sarana perenungan membangun kesadaran dan kesejatian diri.” —Adhiyanti Sudharmono, Pimpinan Ramako Group “…maka Anda sebagaimana saya, seharusnya membekali persiapan liqa’ Rabbi (perjumpaan dengan Allah) dengan “melahap” segera buku karya Ustaz Lukman Hakim ini.” —Abi Maulana, Host Radio Mustang FM, Kiss FM, dan Lite FM “Seluruh permasalahan hidup yang saya hadapi secara berangsur-angsur terselesaikan. Saya seperti dilahirkan kembali.” —Ir. G. Marhendra, Mantan pencandu narkoba
vii
METODE_Shalat REV3.indd 7
26/12/2012 21:06:18
“Saya merasakan banyak manfaat dari buku ini terutama meningkatkan kekhusyukan dalam shalat. Buku ini praktis, lengkap, teori dan praktiknya. Bila dipraktikkan dengan sungguh-sungguh semua bisa melakukannya karena terbimbing dengan buku dan CD MP3.” —Edy Wijayanto, SE, MM. “Buku ini memberikan pencerahan dalam shalat saya, rasanya shalat menjadi lebih khusyuk, khusyuk sebenarnya bukan khusyuk instan. Shalat saya terbimbing dengan arti, makna lengkap, makna singkat, dan kata kunci makna dari bacaan shalat. Ini pelajaran baru, sistematis, terperinci, praktis dan mudah untuk dilakukan penghayatannya.” —Dra. Dini Baktiari
viii
METODE_Shalat REV3.indd 8
26/12/2012 21:06:18
Saya Mewajibkan kepada Para Ustaz, Ustazah, Guru-Guru dan Santri di Lingkungan Pesantren yang Saya Pimpin untuk Mengikuti Pelatihan. Usia saya lebih dari 60 tahun, saya senang sekali mencari ilmu khususnya ilmu agama yang saya geluti sejak kecil. Sebagai seorang santri, saya belajar di pesantren hingga akhirnya menjadi pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda. Telah lama saya mencari dan belajar untuk mencapai khusyuk dalam shalat tetapi belum memuaskan saya hingga akhirnya di usia senja ini saya bersyukur kepada Allah, karena telah menemukan cara mencapai khusyuk dengan Metode 3T ( Tuma’ninah, Tafakkur, Tadabbur ). Metodenya sangat sederhana, mudah dipahami yang digali dari hadis dan Al-Qur’an, karena itu saya mewajibkan kepada para ustaz, ustazah, guru-guru dan santri di lingkungan pesantren yang saya pimpin untuk mengikuti pelatihannya. Saya berharap ilmu ini dapat dikembangkan untuk pesantren-pesantren diseluruh Indonesia khususnya dan masyarakat muslim pada umumnya. KH. A. Juaini Th. Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda, Depok
ix
METODE_Shalat REV3.indd 9
26/12/2012 21:06:18
Hikmah Dibalik Penyakit Kanker yang Saya Derita
Shalat Khusyuk dengan Metode 3T dan Terapi Qur’ani memberikan cakrawala berpikir baru bagi saya tentang hubungan manusia dengan Allah Yang Maha Besar. Saya mendapatkan jalan untuk mengenal Allah dimulai dari hal yang paling dekat dengan saya yaitu tubuh saya sendiri yang selama ini saya pahami hanya dengan ilmu kedokteran. Shalat Khusyuk dengan Metode 3T dan Terapi Qur’ani membuka persepsi baru dalam memaknai semua aspek kehidupan duniawi yang telah saya capai saat ini sekaligus menjawab kehausan saya dalam “pengembaraan” saya dalam mencari makna hidup sejati dan bagaimana mempersiapkan diri untuk hidup yang lebih abadi di alam akhirat kelak. Saya dapat memaknai hikmah dibalik penyakit kanker yang saya derita saat ini dan bagaimana menyikapinya.
x
METODE_Shalat REV3.indd 10
26/12/2012 21:06:18
Shalat Khusyuk dengan Metode 3T dan Terapi Qur’ani mengarahkan saya pada penghayatan makna dan kasih sayang Allah, sehingga saya semakin khusyuk dalam shalat dan berdo’a. Penyakit kanker itu sendiri saya serahkan kepada Allah, karena kesembuhan hanyalah milik Allah. Setelah saya mengenal Kebesaran dan Kasih Sayang Allah maka suasana jiwa saya menjadi tenteram dan tenang saat semua orang akan merasa ketakutan menghadapi penyakit yang mematikan ini. Saya menemukan nikmatnya berkomunikasi dengan Allah serta menyerahkan semua hasil usaha pengobatan selama ini kepada Nya. Keyakinan akan pertolongan Nya semakin hari semakin besar. Ya Allah, terima kasih Engkau telah memberi aku kesempatan untuk memperbaiki diri. Betapa besarnya kasih sayang Mu yang memberi aku keluarga yang selama ini dengan tulus ikhlas merawatku siang dan malam. Kini aku ikhlas menerima semua ketetapan Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Penolong Ya Hayyu Ya Qoyyuum ... Prof. dr. Istiantoro. SpM. Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Mata Indonesia & Council Member Asia Pacific Academy of Ophtalmology (APAO)
xi
METODE_Shalat REV3.indd 11
26/12/2012 21:06:18
Penderitaanku Berakhir melalui Shalat Khusyuk dengan Metode 3T dan Terapi Qur’ani
Aku dilahirkan dan dibesarkan di keluarga dan lingkungan yang taat beragama. Sejak kecil, selain sekolah formal, hari hariku selalu diisi dengan pelajaran keagamaan dari masjid ke masjid, dari membaca Al-Qur’an sampai terjemahannya. Itu belum cukup, ditambah dengan belajar hadis dan pelajaran keagamaan lain. Aku tidak tahu tujuan dari semua itu, aku hanya mengikuti perintah orangtua dan ikut-ikutan teman-teman di sekelilingku, yang aku tahu belajar agama adalah untuk mendapatkan pahala. Yang terpenting bagiku saat itu adalah belajar agama agar mahir dalam berdebat. Pelajaran agama yang aku dapat dan syariat agama yang aku kerjakan dengan kedisiplinan, tidak mengubah karakter dan akhlakku menjadi lebih baik dari hari ke hari. Sifat-sifat buruk tetap saja terpelihara, dari mulai suka berbohong, pemarah, suka minuman yang beralkohol
xii
METODE_Shalat REV3.indd 12
26/12/2012 21:06:18
dan banyak lagi sifat buruk yang melekat dalam diri ini. Semua itu aku anggap biasa-biasa saja tanpa memikirkan akibat dosanya, toh aku sudah melakukan syariat agama dengan tertib, mendirikan shalat, puasa, dan kewajiban lainnya—itu sudah cukup bagiku. Saat kuliah di Perguruan Tinggi Negeri terkemuka di Surabaya, membawaku ke pergaulan yang lebih buruk, aku sudah mulai mencoba berbagai jenis narkotika dan mulai kecanduan. Beruntung aku dapat menyelesaikan kuliah dan segera mendapatkan pekerjaan. Memasuki dunia kerja, tidak membuat aku lebih dewasa, bahkan karakter dan kebiasaan burukku tidak berubah, bahkan tingkat ketergantungannya semakin bertambah. Semua itu membuat kehidupanku semakin terpuruk, rumah tanggaku hancur dan yang lebih menyakitkan adalah aku terancam kehilangan pekerjaan bahkan terkena permasalahan hukum yang rumit, akibat kecerobohanku dalam bekerja. Permasalahan ini membuatku putus asa karena hampir secara rasional permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan dan tidak ada jalan keluarnya. Dalam keputusasaanku, aku bertemu seorang teman kerja yang baru aku kenal. Pada awal pertemuan itu, tidak tahu mengapa aku merasakan kesejukan dan kedamaian pada saat bertemu dan berteman dengan beliau, sehingga
xiii
METODE_Shalat REV3.indd 13
26/12/2012 21:06:18
aku tidak khawatir dan tidak ragu untuk menceritakan segala permasalahanku. Dengan sabar dan penuh perhatian serta empati, beliau mendengarkan cerita dan segala keluh kesahku. Benar yang aku duga sebelumnya bahwa beliau bisa membimbing aku untuk menemukan jalan dalam menghadapi permasalahan hidup ini. Dengan penuh kesabaran beliau membimbingku untuk mengenal Tuhan, mengenal siapa jati diri kita dan menyadarkan aku apa makna hidup yang sebenarnya. Beliau adalah Bapak Lukman Hakim. Singkat cerita, yang tidak pernah aku bayangkan adalah melalui shalat khusyuk dengan metode 3T (Tuma’ninah, Tafakkur, Tadabbur) dan Terapi Qur’ani yang diajarkan beliau, sakit kecanduan narkoba dapat sembuh dalam waktu empat hari, dimana bertahun-tahun sebelumnya aku mencoba mencari alternatif penyembuhan, namun tidak kunjung tersembuhkan. Selain itu, yang membuat aku semakin yakin dan sangat bersyukur kepada Allah adalah seluruh permasalahan hidup yang aku hadapi secara berangsur-angsur terselesaikan. Aku seperti dilahirkan kembali, sejak saat itu rasa terima kasihku kepada Allah semakin luar biasa dan hari-hariku dihiasi dengan keindahan dan kelapangan batin untuk selalu mengabdi kepada-Nya, memperbaiki diri secara
xiv
METODE_Shalat REV3.indd 14
26/12/2012 21:06:18
terus-menerus tanpa henti hingga saat ini, ibadah kepada Allah terasa begitu nikmat dan indah. Demikianlah sekelumit pengalamanku dalam mempraktikkan shalat khusyuk dengan metode 3T dan Terapi Qur’ani. Semoga pengalaman ini dapat menjadi inspirasi dan pelajaran bagi para pembaca.
Ir. G. Marhendra Mantan Pencandu Narkoba
xv
METODE_Shalat REV3.indd 15
26/12/2012 21:06:18
Saya selalu berdo’a semoga Allah menjadikan tujuan hidup untuk menghambakan diri kepada-Nya secara murni.
xvi
METODE_Shalat REV3.indd 16
26/12/2012 21:06:18
PRAKATA
Buku ini saya tulis di usia yang ke-56. Namun, sejak usia remaja saya telah mulai memikirkan tentang Tuhan dan status keberagamaan saya. Islam menjadi agama yang diwariskan orangtua kepada saya. Tidak ada pilihan lain, hanya Islam-lah satu-satunya agama yang saya anut. Pada saat menginjak usia delapan belas tahun, saya mulai bertanya-tanya tentang agama Islam yang saya anut. Saya membanding-bandingkannya dengan agama lain yang ada di dunia seperti Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan bahkan ateis (tidak percaya adanya Tuhan). Saat itu, saya terkagum-kagum dengan kehebatan dunia Barat yang sebagian besar penduduknya menganut agama Kristen dan Katholik. Bahkan, saya pun terpesona dengan Uni Sovyet waktu itu yang sebagian besar warganya berpaham ateis. Mereka mampu menguasai dunia dengan kemajuan peradaban, teknologi, ekonomi, dan persenjataannya.
xvii
METODE_Shalat REV3.indd 17
26/12/2012 21:06:18
Oleh karena terlalu banyak membanding-bandingkan, akhirnya saya mulai merasa tidak nyaman dengan agama yang saya anut. Saat itu, saya berkesimpulan bahwa sebagian besar umat Islam memiliki tingkat intelektual yang rendah dan berada dibawah garis kemiskinan. Setelah mempertimbangkan cukup lama, akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seorang ateis. Saat itulah awal mula perjalanan spiritual saya. Hidup sebagai seorang ateis ternyata jauh berbeda dibanding seorang muslim. Saya merasakan hidup saya menjadi gelap gulita, hampa, dan tak tentu arah. Selain itu, kecenderungan untuk berbuat maksiat menjadi sangat besar karena merasa tidak ada yang perlu ditakuti. Alhamdulillah saya tidak lama dalam posisi itu, saya kembali memeluk Islam. Saya memahami kebenaran ajaran Islam, keindahan Islam, dan kenikmatan Islam justru pada saat saya menjadi seorang ateis. Saya tidak menemukan nikmatnya ibadah shalat, berwudu, dan mencurahkan segala isi hati kepada Allah selama menjadi seorang ateis. Hanya saja, karena saya merasa tidak puas dengan ibadah shalat saya yang terasa hampa dan hambar, akhirnya saat usia saya menginjak dua puluh dua tahun, saya memutuskan untuk kembali “mencari” Tuhan. Pencarian ini saya lakukan karena saya merasa tidak puas dengan jawaban para ulama, ustaz, kiai, dan buku-buku literatur
xviii
METODE_Shalat REV3.indd 18
26/12/2012 21:06:19
tentang Islam yang saya pelajari, terutama pertanyaan tentang shalat dan Tuhan. Pencarian ini berlangsung selama puluhan tahun. Setelah saya melakukan perenungan cukup lama, saya akhirnya menyadari bahwa janji Allah itu benar. Saya merasakan kebenaran itu dalam hidup saya. Allah memberikan kepada saya kecukupan materi, sekalipun bukan sebagai orang kaya raya. Keluarga saya bahagia, hidup saya penuh dengan pencerahan. Alhamdulillah saya merasa bersyukur kepada Allah atas semua karunia-Nya. Satu hal yang tidak pernah saya duga sebelumnya, saya akan hidup lebih baik setelah dengan sengaja meninggalkan pekerjaan. Saya pensiun muda saat berusia empat puluh dua tahun. Saat itu, anak-anak masih di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Sebagian orang tentu akan berpikir ulang bila meninggalkan pekerjaan tetap yang sudah mapan, sementara belum mempunyai penghasilan lain. Kawan-kawan menyayangkan keputusan saya itu karena mereka banyak menyaksikan orang-orang yang meninggalkan pekerjaannya akhirnya jatuh miskin. Akan tetapi, hati nurani saya mengatakan bahwa saya harus meninggalkan pekerjaan untuk kemudian melakukan perenungan tentang makna hidup yang sesungguhnya. Saya melakukannya dengan sepenuh hati. Tiada hari tanpa merenung, itulah pekerjaan saya. Hasil dari perenungan
xix
METODE_Shalat REV3.indd 19
26/12/2012 21:06:19
saya tulis dan diskusikan dengan rekan-rekan dalam pengajian rutin. Pekerjaan saya sehari-hari hanya membaca, menulis, dan berdiskusi. Dengan cara ini, saya tergerak untuk meningkatkan kualitas ibadah dihadapan Allah. Belakangan saya baru menyadari kebenaran firman Allah dalam Al-Qur’an bahwa Allah akan menjamin kehidupan yang lebih baik bagi orang yang bertawakal. Firman itu tercantum dalam Al-Qur’an.
...Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya)... (QS. Ath-Tholaaq [65]: 2–3)
Saya merasa bersyukur kepada Allah karena hanya dengan pertolongan-Nya hidup saya menjadi lebih baik. Saya tidak bermaksud memengaruhi Anda untuk meninggalkan pekerjaan seperti yang saya lakukan. Saya
xx
METODE_Shalat REV3.indd 20
26/12/2012 21:06:19
hanya mengungkapkan kenyataan hidup yang saya alami. Tentunya setiap orang memperoleh rizki dari Allah dengan cara yang berbeda, sebagai orang yang beriman, dimanapun berkerja, apapun pekerjaannya yang halal, disitulah tempat menghambakan diri kepada Allah untuk berbuat yang terbaik. Saya menyadari bahwa hidup ini adalah ujian dari Allah kepada semua manusia. Kesenangan, kesusahan, kemudahan, kesulitan adalah ujian bagi manusia, tetapi sebagai manusia diwajibkan berusaha sekuat tenaga untuk mencari penghidupan di dunia ini. Ada pengalaman lain yang dialami oleh rekan sekerja saya. Dia adalah pecandu narkoba berat. Bertahun-tahun dia berusaha mengobatinya dengan berbagai cara, tetapi belum berhasil. Penderitaannya bertambah berat karena dia dihadapkan dengan berbagai masalah berat lainnya di tempat bekerja. Kehidupannya sangat buruk, keluarganya berantakan, dia sudah putus asa. Dalam pandangan akal sehat, kehidupannya sulit untuk diselamatkan. Alhamdulillah pertolongan Allah datang kepadanya, kecanduan narkoba yang telah berlangsung lama, sembuh total hanya dalam waktu empat hari. Semua permasalahan hidupnya bisa diselesaikan dengan baik. Sedikit pengalaman yang saya ungkapkan ini diharapkan menjadi pendorong untuk mendekatkan diri kepada Allah. Semoga Allah melindungi saya dari sikap
xxi
METODE_Shalat REV3.indd 21
26/12/2012 21:06:19
riya dan takabur. Harapan saya, buku ini dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kita semua. Saya selalu berdo’a semoga Allah menjadikan tujuan hidup untuk menghambakan diri kepada-Nya secara murni. Saya hanya sadar siapa saya dan siapa Tuhan saya. Tuhan yang berperan penuh didalam kehidupan ini. Dia-lah yang menggenggam diri saya. Semoga Allah menganugerahkan keikhlasan kepada saya dalam beribadah kepada-Nya. Nilai kehidupan yang saya temukan dalam perjalanan ini ternyata lebih dari yang saya duga. Orang-orang yang benar-benar ikhlas dalam beribadah kepada-Nya ternyata memperoleh tambahan atau bonus berbagai kelebihan yang tidak pernah diduga sebelumnya. Saya biasa melakukan latihan untuk meningkatkan kualitas ibadah, yang saya sebut Cara Cepat Mencapai Shalat Khusyuk dengan metode 3T (Tuma’ninah, Tafakkur, Tadabbur). Metode inilah yang saya perkenalkan kepada rekan saya untuk mengobati kecanduan narkoba dan menyelesaikan berbagai masalah hidup. Shalat khusyuk dengan metode 3T ini berawal dari pencarian saya yang cukup lama untuk memperbaiki kekhusyukan dalam shalat. Bermacam-macam cara telah saya tempuh untuk mencapai shalat khusyuk, hingga akhirnya saya menemukan satu cara berlatih yang saya sebut dengan metode 3T. Metode ini saya praktikkan
xxii
METODE_Shalat REV3.indd 22
26/12/2012 21:06:19
sendiri selama bertahun-tahun. Alhamdulillah dengan pertolongan Allah saya merasakan banyak manfaatnya bagi kehidupan pribadi saya diantaranya: • Membantu mengatasi berbagai macam permasalahan hidup. • Mempercepat proses kesembuhan berbagai macam penyakit. • Memberikan kesegaran pada jasmani dan rohani. • Membantu meningkatkan kekhusyukan dalam shalat. Setelah berjalan cukup lama, ternyata metode ini memberikan banyak manfaat bagi banyak orang. Metode ini saya perkenalkan dalam pengajian-pengajian dan mereka merasakan manfaatnya. Salah satu manfaatnya adalah dapat meningkatkan kualitas shalat. Mereka mengatakan setelah melakukan latihan dengan metode ini, shalatnya menjadi lebih khusyuk, hal ini juga yang saya rasakan selama hidup. Akhirnya, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu terbitnya buku ini, khususnya kepada kedua orangtua, istri, anak-anak saya, dan sahabatsahabat di program pembelajaran Akhlak Terapan.
xxiii
METODE_Shalat REV3.indd 23
26/12/2012 21:06:19
PELATIHAN & BUKU-BUKU Pelatihan - Pelatihan Shalat Khusyuk dengan metode 3T - Pelatihan Terapi Qur’ani - Pelatihan Spiritual Based Managemen (Menggali Potensi Diri)
Buku-buku 1. Cara Cepat Mencapai Shalat Khusyuk Dengan Metode 3T 2. Spiritual Based Managemen (Memimpin dan Bekerja Berbasis Spiritual) 3. Terapi Qur’ani untuk Rizki Tak Terduga & Kesembuhan 4. Sadar Akan Hakikat Kehidupan 5. Berkaca Diri 6. Rahasia Menikmati Ketentraman Hakiki 7. Meraih Keselamatan & Kebahagian Hidup 8. Jalan Menuju Surga 9. Poster & CD, Berkaca Diri 10. Poster & CD, Keindahan Islam
Contact Person Lukman Hakim, Telp. 021–8850914, 081932808521 Gatot Marhendradwita, Telp. 021–7946641, 0811198244 Email:
[email protected] Website: www.keindahan-islam.com
xxiv
METODE_Shalat REV3.indd 24
26/12/2012 21:06:19
1 PENDAHULUAN
1
METODE_Shalat REV3.indd 1
26/12/2012 21:06:19
t⎦⎫ÏFÏΨ≈s% ¬! (#θãΒθè%uρ 4‘sÜó™âθø9$# Íο4θn=¢Á9$#uρ ÏN≡uθn=¢Á9$# ’n?tã (#θÝàÏ≈ym
t⎦⎫ÏFÏΨ≈s% ¬! (#θãΒθè%uρ 4‘sÜó™âθø9$# Íο4θn=¢Á9$#uρ ÏN≡uθn=¢Á9$# ’n?tã (#
Peliharalah semua shalat dan shalat wustha, berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk. (QS. Al-Baqarah [2]: 238)
2
METODE_Shalat REV3.indd 2
26/12/2012 21:06:19
Buku Bagian 1 dan Bagian 2 yang tak terpisahkan Buku Mencapai Shalat Khusyuk dengan Metode 3T ini terdiri dari dua bagian (jilid) yaitu : Buku Bagian 1 menjelaskan pandangan umum tentang shalat khusyuk dan 6 (enam) tipe kondisi shalat menurut Al-Qur’an. Dengan penjelasan itu kita dapat memahami secara benar dimana posisi shalat kita saat ini. Selanjutnya dibahas secara khusus shalat khusyuk dengan metode 3T (Tuma’ninah, Tafakkur, Tadabbur) berikut dengan halhal yang berkaitan. Dibagian akhir dijelaskan mengenai gerakan fisik shalat nabi yang dikutip dari hadis-hadis sahih. Buku Bagian 2 menjelaskan hal-hal yang sangat penting untuk diketahui dan sangat erat kaitannya dengan buku Bagian 1.
3
METODE_Shalat REV3.indd 3
26/12/2012 21:06:19
Pada buku Bagian 2 Anda akan memperoleh hikmah dan wawasan yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas khusyuk dalam shalat, sehingga buku Bagian 1 dan 2 tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pada buku Bagian 2 dijelaskan berbagai hal sebagai berikut: BAB 1 SHALAT KHUSYUK DALAM PANDANGAN ALQUR’AN -- Iman yang benar menurut Al-Qur’an -- Shalat khusyuk dalam kehidupan -- Hakikat shalat BAB II INDAHNYA IBADAH DAN MANFAAT SHALAT -- Menikmati indahnya ibadah -- Manfaat shalat dalam Al-Qur’an dan kesehatan -- Cara belajar menemukan hasil BAB III FENOMENA ZIKIR DAN SHALAT SAAT INI -- Berjumpa dengan Allah dalam shalat -- Hambatan berzikir dan shalat khusyuk -- Hubungan antara zikir, shalat dan membenahi diri
4
METODE_Shalat REV3.indd 4
26/12/2012 21:06:19
-- Menjadikan zikrullah, shalat dan membenahi diri sebagai seni yang indah BAB IV KHUSYUK SEBUAH KETERAMPILAN JIWA -- Mengapa shalat khusyuk sulit dicapai -- Interaksi shalat khusyuk didalam diri manusia -- Otak -- Sifat alami kerja otak -- Kesadaran diri -- Memori -- Pikiran -- Pengaruh do’a terhadap otak -- Alam sadar dan alam bawah sadar -- Hubungan kata-kata dengan alam bawah sadar -- Afirmasi -- Gelombang otak -- Persepsi -- Peta Pikiran (Mind Map), cara tambahan untuk memahami makna secara utuh BAB V PROSES PENINGKATAN KUALITAS KHUSYUK -- Kesadaran dan keinsyafan, keinginan
SHALAT
5
METODE_Shalat REV3.indd 5
26/12/2012 21:06:19
-- Usaha mencari pembelajaran yang utuh -- Kesadaran 4M (Mengenal Allah, Mengenal Diri, Mengenal Hidup, Membenahi diri) -- Penerapan -- Konsep 4PT dalam khusyuk -- Belajar dan berlatih -- Pembelajaran, Perenungan dan Penyadaran diri -- Skema membangun kesadaran diri dalam shalat khusyuk BAB VI MENINGKATKAN KUALITAS BACAAN SHALAT -- Berlatih bacaan shalat mulai dari lisan sampai penjiwaan -- Tahapan memahami bacaan shalat -- Cara pelatihan meningkatkan kualitas bacaan shalat -- Kerumitan kerja otak saat melaksanakan shalat khusyuk -- Beberapa ketentuan pelatihan -- Siapakah Tuhan itu? -- Dimana Allah?
6
METODE_Shalat REV3.indd 6
26/12/2012 21:06:19
BAB VII LATIHAN PENYADARAN DIRI -- Latihan penyadaran diri dalam melatih khusyuk -- Rasa bahagia dalam shalat -- Ketakutan dan keraguan menghambat kebaikan -- Konsep 3T dalam melatih memori -- Latihan sebagai bekal pelaksanaan shalat khusyuk -- Membangun kesadaran diri dengan perenungan dan penjiwaan 4M BAB VIII MENATA ULANG INGATAN (ZIKIR) -- Mengapa zikrullah perlu diawali dengan pemahaman yang benar? -- Menata ulang ingatan -- Mengapa ingatan tentang Allah perlu ditata ulang? -- Praktik zikrullah -- Menjadi manusia terbaik dengan 7K
Shalat dalam pandangan umum Masyarakat pada umumnya memahami arti shalat sebagai bacaan, hafalan yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam, serta gerakan-gerakan yang sudah ditentukan mulai dari berdiri sampai dengan bersujud. Pada bagian
7
METODE_Shalat REV3.indd 7
26/12/2012 21:06:20
akhir buku ini dijelaskan tata cara shalat menurut hadishadis sahih, dalam bab Gerakan Fisik Shalat Nabi. Sebagai seorang muslim, shalat merupakan kewajiban yang harus kita jalankan. Namun, kewajiban tersebut kerap menjadi beban bagi kita, seakan-akan shalat yang kita lakukan merupakan sebuah keterpaksaan yang berada dibawah ancaman. Bacaan shalat pun sebatas lancar di lidah karena hafal bahasa Arab-nya, tetapi artinya belum tentu kita pahami dengan baik. Karena pola pembelajaran seperti inilah, shalat yang dilakukan tidak dapat mencapai kekhusyukan yang sebenarnya. Apabila kita mau jujur pada diri sendiri, kualitas shalat yang telah dijalankan selama ini masih bersifat ritual. Kita melaksanakan shalat hanya sekadar untuk menggugurkan kewajiban. Padahal, seharusnya kualitas shalat kita semakin meningkat, baik dalam bacaan maupun dalam pemahaman kata, arti, dan makna yang sesungguhnya seiring bertambahnya usia kita. Lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan kualitas shalat. Apabila lingkungan mendukung, kualitas shalat kita akan meningkat. Tetapi, apabila justru sebaliknya, kita akan mengalami kesulitan mencapai kekhusyukan dalam shalat. Selama ini, kita mungkin merasa memiliki banyak hambatan dalam meningkatkan kualitas shalat, seperti:
8
METODE_Shalat REV3.indd 8
26/12/2012 21:06:20
1. Shalat menjadi kebiasaan rutin dan menganggap shalat kita adalah yang terbaik. 2. Mengikuti imam masjid apa adanya selama puluhan tahun. 3. Merasa sudah menjalankan shalat seperti Rasulullah. 4. Adanya anggapan masyarakat bahwa memperbaiki kualitas shalat adalah tindakan berlebihan dalam beragama. 5. Kebingungan karena hadis dan mazhab yang berbedabeda. 6. Ditakut-takuti orang lain yang tidak menyukai latihan shalat khusyuk dengan berbagai alasan, termasuk ancaman api neraka. 7. Bacaan dan gerakan shalat yang cepat dan sudah menjadi kebiasaan. 8. Waktu shalat hanya dua atau tiga menit dianggap sudah cukup sah dan mantap. 9. Merasa nyaman dengan shalat yang telah dijalani dan menolak perubahan. 10. Ingin belajar shalat khusyuk secara tergesa-gesa (instan). Bila kita perhatikan dengan seksama bahwa shalat yang dilakukan nabi terdiri dua bagian yang tak terpisahkan yaitu shalat secara fisik dan shalat secara jiwa.
9
METODE_Shalat REV3.indd 9
26/12/2012 21:06:20
Shalat secara fisik yang dilakukan nabi dapat dilihat jelas, karena itu para sahabat nabi mudah meniru dan mencatatnya dalam hadis-hadis yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan. Pelaksanaan shalat secara fisik ini sangat mudah dipelajari. Shalat secara jiwa disebut dengan khusyuk, kondisi khusyuk tidak dapat dilihat oleh mata, karena itu sahabat nabi tidak bisa meniru atau mencatatnya sehingga hadishadis yang berkaitan dengan khusyuk jumlahnya sedikit. Dari ±62.170 hadis yang ditulis para ahli hadis dalam kitab sembilan Imam, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad, Malik dan Darimi tercatat kurang dari 10 hadis yang berkaitan dengan khusyuk, itupun tidak ada penjelasan yang lengkap. Demikian juga didalam Al-Qur’an terdapat kurang dari 5 ayat yang menyebutkan kata khusyuk, sehingga tidak mengherankan bila kita mengalami kesulitan merasakan khusyuk dalam shalat. Kita tidak perlu berputus asa menghadapi kesulitan ini, sebaliknya kita perlu bersyukur bahwa Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk menggunakan akal pikir dan berusaha mempelajari lebih dalam tentang khusyuk. Kita perlu menyadari bahwa sebagian masyarakat ada yang meremehkan atau kurang peduli terhadap kewajiban khusyuk dalam shalat ini. Mereka ini merasa cukup
10
METODE_Shalat REV3.indd 10
26/12/2012 21:06:20
sempurna hanya melaksanakan shalat secara fisik sesuai sunnah nabi tetapi lalai didalam jiwanya. Selain itu perlu diwaspadai juga pandangan yang lebih mementingkan hasil shalat yaitu mencegah perbuatan keji dan munkar tetapi tidak peduli dengan khusyuk pada saat pelaksanaan shalat. Adapula yang merasa nyaman dengan keadaan shalatnya seperti sekarang ini, mereka tidak mau repot belajar lagi, mereka merasa sudah berbuat semampunya dan pasti ada pahalanya. Bila kita mengikuti ketiga pandangan ini maka akan tumbuh rasa malas untuk mempelajari shalat khusyuk. Waspadalah!
Mengapa kurang bergairah melaksanakan shalat? Penyebab kurangnya gairah dalam menjalankan shalat salah satunya karena kita tidak memahami dengan baik manfaat shalat. Shalat yang dilakukan hanya karena kebiasaan atau takut berdosa, dapat menyebabkan suatu saat akan mengalami kejenuhan. Untuk memotivasi diri agar lebih bergairah dalam mempelajari dan melaksanakan shalat, akan dijelaskan manfaat shalat dari berbagai aspek dalam pembahasan selanjutnya. Secara garis besar, manfaat shalat yang dikemukakan para ahli dapat Anda pelajari pada Buku
11
METODE_Shalat REV3.indd 11
26/12/2012 21:06:20
Bagian 2. Para ahli tersebut diantaranya adalah Prof. H.M. Hembing Wijaya Kusuma, Dr. Herbert Benson dan William Proctor, Dr. Bernard Grad, Dr. Muhammad Soleh, Kazuo Murakami, Ph.D., Masaru Emoto, Prof. Dr. H.M. Amin Syukur.
Khusyuk sebenarnya seperti apa? Banyak pertanyaan mengenai shalat khusyuk yang sebenarnya: rasanya seperti apa?, seperti apa gambarannya?. Pada umumnya yang diinginkan adalah jawaban yang instan dan mudah. Padahal, jawaban pertanyaan ini tidak sederhana. Anda akan memperoleh gambaran khusyuk yang sebenarnya secara utuh setelah mempelajari dan memahaminya secara keseluruhan. Khusyuk berarti tunduk, gambaran sepintas rasa tunduk adalah ketundukan seseorang kepada orang lain yang derajatnya dianggap lebih tinggi, seperti rakyat kepada raja, adik kepada kakak, murid kepada guru, bawahan kepada atasan, pembantu kepada majikan, anak kepada orangtua, dan umat kepada rasul. Rasa ketundukan terhadap sesama manusia tentunya berbeda dengan ketundukan kepada Tuhan-nya, karena Tuhan berbeda dengan makhluk-Nya. Suatu saat, saya pernah belajar shalat khusyuk kepada seseorang. Dia mengatakan bahwa shalat khusyuk itu
12
METODE_Shalat REV3.indd 12
26/12/2012 21:06:20
sangat mudah, cukup hanya dengan melakukan relaksasi dan menyebut Allah... Allah beberapa kali, langsung bisa terhubung dengan Allah. Katanya, tidak perlu susah-susah belajar agama, memahami arti bacaan shalat tidak diperlukan dalam mencapai khusyuk, mustahil bisa mencapai khusyuk apabila perhatian kita tertuju pada arti bacaan shalat. Dengan hanya relaksasi, meditasi, dan menyebut Allah... Allah, maka Tuhan pasti membimbing kita secara langsung. Setelah saya renungkan, apabila pandangan seperti ini terus dibiarkan, akan membahayakan ajaran Islam secara keseluruhan, umat Islam tidak lagi mau memahami Al-Qur’an, ilmu tauhid, makrifatullah, atau memahami surah Al-Fatihah yang menjadi bacaan wajib dalam shalat, hanya dengan relaksasi, meditasi, dan menyebut Allah, seseorang sudah mencapai puncaknya, yaitu perjumpaan dengan Tuhan (Mikrajul Mukminin). Umat Islam akhirnya cenderung mencari kenikmatan, ketenangan, kenyamanan, dan tidak mau repot-repot belajar memahami Al-Qur’an. Saya saksikan saat orang melakukan zikir menyebut Allah... Allah disertai gerakan-gerakan tertentu, akhirnya menderita sakit jiwa. Bahkan, ada juga yang sampai membunuh ibu kandungnya sendiri. Saat ditanya mengapa berbuat seperti itu, mereka menjawab: “Saya telah mendapat bimbingan langsung dari Tuhan karena saya dalam keadaan
13
METODE_Shalat REV3.indd 13
26/12/2012 21:06:20
zikir”. Untuk menghindari dampak negatif, maka setiap muslim wajib mempelajari Al-Qur’an, termasuk arti dan maknanya. Apabila belum bisa mempelajari sendiri, dapat dipandu oleh ahlinya. Kini, telah terjadi kesimpangsiuran dan kerancuan pemikiran dalam memahami khusyuk. Banyak yang menyamakan khusyuk dengan relaksasi dan meditasi untuk mencapai ketenangan, padahal mencapai ketenangan dengan cara ini dapat dilakukan oleh siapapun termasuk orang kafir, musyrik, munafik. Kerancuan pandangan ini dikarenakan tidak ada definisi yang baku tentang khusyuk, sehingga orang mencari-cari dan mereka-reka dalam pikirannya masing-masing. Istilah relaksasi dan meditasi sering diartikan sebagai khusyuk, padahal masing-masing istilah ini jauh berbeda dari segi arti dan maknanya. Seandainyapun ada penjelasan tentang khusyuk, sebagian orang mengatakan khusyuk itu terfokus atau konsentrasi pada tempat sujud, gerakan anggota badan, ucapan bacaan shalat, arti bacaan shalat atau kepada Allah. Kesemuanya itu ada baiknya agar pikiran tidak kemana-mana. Khusus konsentrasi kepada Allah ini sangat menyulitkan karena Allah Maha Esa, tidak bisa dilihat, didengar, dirasakan, dibayangkan, dibandingkan, tak terbatas dan tak terhingga. Khusyuk terdiri dari dua macam yaitu khusyuk instan dan khusyuk sebenarnya. Khusyuk instan adalah pandangan
14
METODE_Shalat REV3.indd 14
26/12/2012 21:06:20
tentang shalat khusyuk akibat proses pembelajaran yang tergesa-gesa, mencari yang paling mudah dan tidak mau repot-repot yang akhirnya terjebak didalamnya. Sedangkan, khusyuk sebenarnya akan diulas secara keseluruhan dalam buku ini. Didalam buku ini dijelaskan cara cepat mencapai khusyuk, hanya dalam 20 menit khusyuk dapat dirasakan. Cara cepat mencapai khusyuk sebenarnya yang dijelaskan dalam buku ini bukan cara yang instan dan tergesa gesa tetapi cara alami didalam memori pikiran manusia yang bisa dilatih dengan metode tertentu sehingga hasilnya bisa lebih cepat. Metode tertentu dapat mempercepat dan mempermudah dalam memahami sesuatu, misalnya membaca AlQur’an dengan metode Iqra’ atau metode lainnya yang memungkinkan seseorang mampu membaca Al-Qur’an lebih cepat dibandingkan cara sebelumnya.
Pengalaman pribadi mempelajari shalat khusyuk tetapi terjebak dalam kemusyrikan atau kepalsuan Ada yang mengajarkan kepada saya shalat khusyuk hanya sepintas lalu. Khusyuk diartikan menundukkan badan dan jiwa.
15
METODE_Shalat REV3.indd 15
26/12/2012 21:06:20
Kemudian hanya berbekal pengetahuan ini, saya diminta menundukkan diri, dengan cara dipaksa-paksa dan dilatih. Tetapi pemahaman tentang siapa Tuhan yang disembah dan siapa diri tidak ada, sehingga ketundukan hanya dibuat-buat, akibatnya terasa hampa dan penuh kepalsuan. Saya diajarkan bahwa Allah adalah cahaya, sesuai AlQur’an surah An-Nur [24] : 35, yang artinya Allah itu cahaya langit dan bumi.... Kemudian, dibimbing berzikir dengan memejamkan mata. Setelah berzikir cukup lama, terlihatlah cahaya kuning, putih di pelupuk mata, cahaya itu adalah Allah, berarti telah berjumpa dengan Allah sesuai dengan ayat Al-Qur’an tersebut. Setelah saya renungkan, cahaya bukan Allah. Sebab, Allah Maha Esa yang tidak serupa dengan apapun, tidak pernah bisa dibayangkan. Cahaya yang dimaksud dalam Al-Qur’an adalah kiasan yang makna sesungguhnya hanya Allah sendiri yang memahami, manusia hanya menafsirkan. Oleh karenanya, berhati-hatilah, bila salah menafsirkan, kita justru akan terjebak dalam kemusyrikan. Ada juga yang mengajarkan shalat khusyuk dengan cara membayangkan Kakbah. Dia beranggapan bahwa Kakbah adalah tempat suci dimana Tuhan berada. Maka saat membayangkan Kakbah, shalat akan terasa khusyuk dan mantap. Setelah saya renungkan, ini juga sebuah
16
METODE_Shalat REV3.indd 16
26/12/2012 21:06:20
kekeliruan, karena Allah itu tidak serupa dengan apa pun. Dia meliputi dan mengendalikan jagat raya, alam semesta yang maha luas. Allah Maha Luas, sedangkan Kakbah sangat kecil. Ada seseorang yang telah melaksanakan ibadah haji berkata kepada saya, jangankan membayangkan Kakbah, setelah berhadapan langsung dengan Kakbah-pun saya tidak berjumpa dengan Tuhan. Kakbah merupakan pusat arah bagi umat Islam saat melakukan shalat, bukan tempat bersemayam-Nya Tuhan. Ada yang mengajarkan agar membayangkan huruf Allah ( ), jadi kita diminta menyembah huruf dan lain-lain, semuanya itu tidak sejalan dengan ke-Esaan Allah. Hati-hati dengan kemusyrikan. Saya diajarkan membawa foto guru spiritual, karena guru mempunyai kelebihan dan dekat dengan Tuhan. Pada saat shalat, membayangkan foto guru. Dengan cara itu, akan terasa khusyuk dalam shalat. Pandangan ini juga keliru karena Tuhan Maha Esa tidak serupa dengan apapun, sedangkan sang guru adalah manusia biasa, tidak bisa disamakan Tuhan dengan manusia, sehebat apa pun dia. Hal ini adalah pandangan yang musyrik. Kita mesti berhati-hati karenanya. Ada lagi yang mengajarkan, membayangkan Tuhan berada di langit yang jauh dan sangat tinggi saat melaksanakan shalat. Ini berpedoman pada beberapa ayat Al-Qur’an bahwa Tuhan itu berada di tempat yang
17
METODE_Shalat REV3.indd 17
26/12/2012 21:06:20
sangat tinggi. Dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Maarij [70]: 3–4 dan Al-A’la [87]: 1. Dengan hanya memahami ayat ini, Tuhan dibayangkan di langit yang jauh, yang tinggi. Setelah saya renungkan ternyata ada ayat Al-Qur’an lainnya (surah Qaaf [50]: 16) yang menyatakan bahwa Tuhan itu lebih dekat dari urat leher dan mengetahui isi hati manusia. Inilah bahayanya bila mempelajari ayat Al-Qur’an hanya sebagian saja, bukan secara keseluruhan. Bila kita memahami Tuhan sepotong-sepotong, akan keliru memahami-Nya. Hikmah dibalik musibah. Kerabat saya seorang pengusaha angkutan, saya mengenalnya cukup lama. Yang saya ketahui, dialah orang yang paling rajin shalat ke masjid dan selalu tepat waktu. Dia juga orang yang rutin menjalankan shalat tahajud. Setelah menyaksikan ketaatannya, saya sangat kagum. Suatu saat dia tertimpa musibah, istrinya meninggal dunia, mobil truknya tabrakan, uangnya raib karena ditipu orang. Dia mendapat musibah bertubi-tubi hingga jiwanya terguncang. Saat itu dia merasa bingung, frustasi, dan bertanya kepada Tuhan: mengapa saya yang taat ini justru mendapat musibah yang begitu berat, sedangkan orang lain yang tidak shalat justru diberi kelimpahan harta. Setelah berdiskusi dengan saya tentang shalat khusyuk, akhirnya dia menyadari bahwa shalat yang
18
METODE_Shalat REV3.indd 18
26/12/2012 21:06:20
dilaksanakannya selama ini adalah ketaatan secara fisik. Dia mengakui bahwa selama ini hanya melaksanakan pengabdian yang palsu kepada Allah. Dengan kesadaran sendiri, dia mengubah pemahamannya tentang shalat. Saat ini, dia telah memperoleh khusyuk yang sebenarnya. Dia berkata, ternyata untuk memperoleh pemahaman shalat khusyuk yang sebenarnya harus melalui pengorbanan besar, penderitaan dan biaya yang mahal. Bila tidak karena musibah ini mungkin saya merasa menjadi orang yang terbaik dihadapan Tuhan, padahal sebenarnya palsu dan semu. Ini hikmah nyata.
Shalat khusyuk mudah atau sulit? Apabila pertanyaan ini ditujukan kepada kita, apa jawaban yang tepat?, setiap muslim berhak menjawab pertanyaan ini. Bagi saya, setelah melakukan shalat selama puluhan tahun akan menjawab, “Saya dengan jujur mengatakan, shalat khusyuk secara sempurna terasa sulit.” Secara pribadi, saya juga sering menanyakan hal ini kepada kerabat, mubalig, ustaz, dan ulama, ternyata jawaban mereka pun sama. Bahkan, salah seorang kerabat yang fasih berbahasa Arab yang pernah menjadi dosen di Al-Azhar Kairo-Mesir mengeluh karena kesulitannya mencapai kekhusyukan
19
METODE_Shalat REV3.indd 19
26/12/2012 21:06:20
dalam shalatnya. Pengalaman ini menunjukkan betapa sulitnya mencapai khusyuk dalam shalat. Beratnya melaksanakan dan mencapai shalat khusyuk yang sebenarnya ternyata juga dibenarkan oleh firman Allah SWT dalam Al-Qur’an.
ِ )45( َ....ٌالص اَل ِة َوإِ هَّنَا َل َكبِ َرية َّ َِو ْاستَعينُوا ب َّ الص رْ ِب َو
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat.... (QS. Al-Baqarah [2]: 45)
Tentunya Allah SWT sangat memahami keadaan hamba-Nya karena Dia mengetahui kemampuan makhlukNya. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa shalat khusyuk itu mudah. Yang perlu kita tanyakan, apakah yang dikatakannya benar atau sekadar pemanis lidah?. Mungkin ada maksud tertentu dibalik pernyataan itu agar kita mudah terpikat. Mungkin khusyuk yang dimaksud olehnya tidak sama dengan khusyuk yang sebenarnya dalam Al-Qur’an, atau mungkin juga tergolong khusyuk yang instan karena menduga-duga. Firman Allah bahwa shalat itu berat tidak perlu diperdebatkan lagi. Namun, saya yakin tidak ada maksud
20
METODE_Shalat REV3.indd 20
26/12/2012 21:06:20
Allah menakut-nakuti hamba-Nya dengan mengatakan bahwa shalat itu berat. Firman Allah ini memberi isyarat kepada kita agar kita jangan menyepelekan shalat, tidak menggampangkan shalat dan hendaknya kita belajar dengan sungguh-sungguh untuk menggapai kekhusyukan dalam shalat. Mungkin selama ini kita menganggap shalat itu mudah, lalu kita menyepelekannya dengan mengatakan bahwa shalat hanyalah hafalan dan gerakan. Apabila shalat yang dilakukan hanya seperti ini, tentu akan terasa sangat mudah. Tetapi, shalat yang dimaksud dalam Al-Qur’an bukanlah shalat seperti itu. Shalat yang sebenarnya adalah shalat khusyuk sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an.
∩⊄⊂∇∪ t⎦⎫ÏFÏΨ≈s% ¬! $(#θãΒθè%uρ
...Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk. (QS. Al-Baqarah [2]: 238)
Bagi orang beriman, penjelasan firman Allah ini akan memperkuat niat untuk belajar sungguh-sungguh mencapai kekhusyukan dalam shalat. Untuk melaksanakan niat ini, kita perlu mengkaji kembali bagaimana pendidikan shalat yang kita dapatkan sejak kecil. Mungkin selama puluhan tahun kita melaksanakan shalat yang belum sempurna.
21
METODE_Shalat REV3.indd 21
26/12/2012 21:06:20
Apabila dilakukan survei secara terbuka mengenai shalat ini, kemungkinan sebagian besar shalat yang dilakukan masyarakat pada umumnya hanya bersifat lisan, hafalan dan gerakan, sedangkan hanya sebagian kecil yang benarbenar telah menghayati makna dan menjiwai shalatnya.
Kata lain dari shalat yang dihayati maknanya dan dijiwai dengan ketundukan di hadapan Allah adalah Khusyuk.
Dalam percakapan sehari-hari dengan kerabat saya, mereka berpendapat bahwa shalat khusyuk yang demikian itu ternyata sangat sulit, hal itu juga yang saya rasakan. Dalam firman Allah telah dijelaskan bahwa memohon pertolongan kepada-Nya dengan melaksanakan shalat sungguh berat. Firman Allah ini sangat menggelitik kita semua, mengapa Allah mengatakan berat padahal ada sebagian orang mengatakan sangat ringan. Kebenaran firman ini harus dilihat dalam jangka panjang selama hidup kita. Selama kurun waktu puluhan tahun, hidup yang kita lalui dalam hubungannya dengan Allah tidak selamanya berjalan mulus. Terkadang iman kita terasa hilang. Terkadang kita merasa ragu akan pertolongan
22
METODE_Shalat REV3.indd 22
26/12/2012 21:06:20
Allah apabila sedang menghadapi masalah. Terkadang hati kita dilanda rasa putus asa, terkadang kita merasa cukup rizki, hidup tenang, shalat hanya kegiatan rutin. Pada saat kita merasakan keadaan seperti ini, shalat terasa hampa dan hambar, hubungan dengan Allah hanya sebatas basa-basi, shalat hanya untuk menggugurkan kewajiban. Ternyata, memelihara hubungan dengan Allah setiap saat bukanlah pekerjaan mudah. Karena itu, untuk mencapai shalat yang khusyuk membutuhkan kesabaran yang tinggi. Allah menjelaskan pengecualian dalam Al-Qur’an.
ِ ِ َْ اَِّل ع ىَل خ.... )45( ني َ الاشع َ
“..kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.
(QS. Al-Baqarah [2]: 45)
Khusyuk seperti apa?. Jawabannya akan Anda peroleh setelah membaca dan menghayati pembahasan selanjutnya pada buku ini secara keseluruhan. Beratnya melaksanakan shalat yang khusyuk tidak hanya dialami oleh orang awam, tetapi juga dialami oleh mereka yang bahkan sangat mahir berbahasa Arab. Semula saya tidak percaya, tetapi setelah saya mengerti masalahnya, saya baru percaya. Namun, timbul pertanyaan baru, mengapa orang yang mahir
23
METODE_Shalat REV3.indd 23
26/12/2012 21:06:20
berbahasa Arab-pun bisa kesulitan dalam melaksanakan shalat khusyuk?. Dalam mencapai shalat khusyuk, seseorang tidak hanya cukup mencari diluar dirinya, seperti melalui kitabkitab, dalil-dalil, bahasa Arab, melainkan harus menyelam kedalam dirinya.
Khusyuk adalah suasana jiwa, artinya kita harus mengkaji keadaan jiwa kita sendiri kemudian mengubahnya secara bertahap dan terusmenerus. Khusyuk bukanlah teori, tetapi praktik dan latihan yang diperlukan dalam jiwa. Khusyuk adalah sebuah keterampilan jiwa yang harus dibangun di dalam diri.
Khusyuk adalah kegiatan jiwa sekaligus keterampilan jiwa. Membangun sebuah keterampilan memerlukan pengetahuan, pemahaman yang menyeluruh dan harus dipelajari secara mendalam. Untuk memahami jiwa manusia tidaklah sesederhana yang kita duga. Seseorang yang ingin memahami jiwa perlu kuliah di perguruan tinggi jurusan psikologi selama
24
METODE_Shalat REV3.indd 24
26/12/2012 21:06:20
bertahun-tahun. Jiwa juga berkaitan dengan otak, hipnosis, alam sadar, alam bawah sadar dan sebagainya. Dalam membahas shalat khusyuk, setidaknya memerlukan beberapa disiplin ilmu, yaitu ilmu psikologi, fisiologi, neurologi, ilmu tauhid, ilmu kesadaran diri, metode pembelajaran dan ilmu khusus lainnya. Oleh karenanya, saya semakin memahami pernyataan AlQur’an bahwa shalat khusyuk yang sebenarnya adalah berat. Sekali lagi, saya tidak bermaksud menakut-nakuti atau membuat segalanya semakin sulit. Saya bermaksud memberikan gambaran yang sebenarnya bahwa kita perlu belajar dengan sungguh-sungguh secara bertahap. Apabila hal ini dilakukan dengan senang hati, segalanya akan berjalan dengan mudah. Pada saat membaca uraian tersebut, tentu Anda merasa khawatir karena umumnya kita menginginkan segala sesuatu yang mudah dan instan. Kekhawatiran ini sangat bisa dipahami, tetapi jika kita tetap menginginkan yang cepat dan tidak mau repot, selamanya kita tidak akan pernah menemukan khusyuk yang sebenarnya. Saya ingin memberikan contoh nyata bahwa untuk menjadi seorang dokter pun tidak akan pernah bisa diperoleh secara instan dan cepat. Berikut ini kisah seorang anak yang ingin menjadi dokter secara cepat dan instan.
25
METODE_Shalat REV3.indd 25
26/12/2012 21:06:20
Suatu hari ada seorang ibu mengajak anaknya yang berusia 5 tahun berobat ke dokter. Sang ibu bertanya kepada anaknya, “Nak, apakah kamu mau menjadi dokter jika sudah besar nanti?”. “Mau...,” jawab anaknya dengan tegas. Sang anak mengamati dokter yang menempelkan stetoskop di dada pasien beberapa kali. Kemudian dokter itu mengambil senter dan mencermati mulut, hidung, dan mata pasien. Ditepuk-tepuknya bagian perut pasien, kemudian dipasangkan tensimeter untuk mengetahui tekanan darah pasien. Intinya, sang anak melihat cara kerja dokter secara fisik. Sang ibu mengatakan kepada anaknya bahwa untuk mencapai cita-citanya itu dia harus bersekolah mulai dari tingkat TK, SD, dan seterusnya. Namun, ketika sang anak diberikan pendidikan berjenjang yang memakan waktu lama, materi pelajarannya tidak sama dengan yang dilihatnya saat dokter memeriksa ibunya, sang anak pun menolak dan tidak mau bersekolah sama sekali. Dia menganggap pelajaran yang diberikan di sekolah adalah berhitung, menulis, membaca, menggambar, dan sebagainya, tidak sama dengan pekerjaan dokter yang dilihatnya.
26
METODE_Shalat REV3.indd 26
26/12/2012 21:06:20
Penolakan ini terus berlanjut sampai sang anak menginjak usia tiga puluh tahun. Akhirnya, sang anak hanya berlatih mempraktikkan pekerjaan dokter yang dia lihat tanpa ilmu yang memadai. Sekarang kita perlu bertanya, dengan cara tersebut, apakah mungkin sang anak bisa menjadi dokter setelah menginjak usia tiga puluh?. Kita semua tentu menjawab tidak mungkin. Seandainya pun dipaksakan, dia akan menjadi dokter gadungan. Fisik dan cara kerjanya seperti dokter, tetapi pikiran, memori, dan jiwanya bukanlah dokter. Seperti inilah kira-kira seseorang yang melaksanakan shalat dari kecil, tetapi sepanjang hidupnya tidak mau bersusah payah menimba ilmunya, hanya menginginkan segala sesuatunya dengan cepat dan mudah. Tipe orang seperti ini akan memperoleh khusyuk instan, ibarat dokter gadungan diatas. Khusyuk instan terbagi dalam empat kategori, yaitu khusyuk terpaksa, khusyuk rekayasa, khusyuk mendugaduga dan khusyuk memaksa diri. Sedangkan khusyuk yang sebenarnya disebut juga khusyuk terencana, yaitu khusyuk yang dipelajari secara sungguh-sungguh dengan perencanaan jangka panjang. Kesemuanya dapat Anda baca pada bagian berikutnya dalam buku ini.
27
METODE_Shalat REV3.indd 27
26/12/2012 21:06:20
Kita semua ingin mencapai shalat khusyuk yang sebenarnya, bukan khusyuk instan. Namun, kita perlu mengetahui bahwa secara alami mempelajari segala sesuatu memerlukan waktu, demikian halnya dengan shalat khusyuk. Untuk mempermudah Anda dalam menyelami seluk beluk tentang jiwa manusia yang berkaitan dengan shalat khusyuk, saya akan menyajikan gambaran singkat mengenai cara kerja otak, kesadaran diri, memori, pikiran, do’a, pikiran sadar dan bawah sadar, afirmasi, gelombang otak, dan persepsi pada buku Bagian 2. Alhamdulillah dengan pertologan Allah, telah ditemukan metode cepat mencapai shalat khusyuk tetapi bukan instan yaitu Metode 3T (Tuma’ninah, Tafakkur, Tadabbur). Cara ini sangat membantu kita mencapai khusyuk secara alami dengan membuat rekaman memori pasif dan memori aktif dalam pikiran kita. Dengan cara ini memungkinkan kita mampu menghayati arti dan makna bacaan shalat lebih terarah, sistematis dan lebih cepat. Namun demikian kita tetap harus mempelajari ilmu makrifatullah untuk memperkokoh kekhusyukan dalam shalat.
28
METODE_Shalat REV3.indd 28
26/12/2012 21:06:20
Kecepatan lidah dan penghayatan makna bacaan shalat yang tidak seimbang Sejak usia 7 tahun seorang muslim mulai memperoleh pendidikan melaksanakan shalat. Saat itu diajarkan hafalan dan gerakan shalat, setelah berjalan puluhan tahun pelaksanaan shalat berupa gerakan lidah dan gerakan badan sangat mahir dan otomatis karena terlatih. Berjalan otomatis karena telah terprogram dalam memori pikiran secara aktif, tetapi arti dan makna bacaan shalat jauh tertinggal karena kurang diperhatikan, tidak pernah digunakan, bahkan ada yang tidak mengerti sama sekali yang dibacanya. Karena itulah terjadi ketidakseimbangan kecepatan antara memori bacaan dan gerakan shalat dengan penghayatan arti dan maknanya. Bila diibaratkan bacaan dan gerakan shalat sebagai orang dewasa yang terlatih berlari, sedangkan arti dan maknanya seperti balita yang lumpuh karena kakinya tidak pernah dilatih untuk berjalan. Kesemuanya itu terjadi karena kita beranggapan bahwa shalat hanya dengan gerakan lidah dan badan sudah sah dan memperoleh pahala yang sangat banyak. Pandangan ini menyebabkan kita lalai untuk melaksanakan shalat dengan khusyuk yang didalamnya terdapat penghayatan makna.
29
METODE_Shalat REV3.indd 29
26/12/2012 21:06:20
Bagi yang telah menyadari keadaan ini, sebaiknya berusaha sekuat tenaga untuk melatih penghayatan makna bacaan shalat. Tindakan yang bijaksana adalah mengajak dan melatih “anak balita” tadi untuk ikut serta berjalan seiring dengan gerakan lidah dan gerakan badan. Mempraktikkan secara bersamaan arti dan maknanya dengan gerakan lidah bukan pekerjaan mudah karena bacaan dan gerakan shalat berlari sangat cepat sedangkan arti dan maknanya tidak seperti itu, sehingga diperlukan kesabaran untuk mendidik dan melatihnya. Bila pelaksanaaan latihan ini dilakukan saat melaksanakan shalat wajib maka memerlukan waktu lama, karena itu sebaiknya latihan ini dilakukan diluar shalat. Untuk mempermudah proses berlatih arti dan maka ini telah disediakan CD MP3 yang berisi bahasa Arab-nya, artinya, kata kunci makna, makna singkat dan makna lengkap. Ada sebagian orang yang beranggapan tidak perlu belajar dan berlatih arti dan makna bacaan shalat dengan alasan bila lebih fokus pada arti dan makna maka tidak akan fokus kepada Allah karena shalat sedang menghadap Allah. Pandangan ini keliru karena fokus kepada Allah tidak sama dengan fokus kepada benda. Fokus kepada benda bisa dirasakan langsung, sedangkan fokus kepada Allah tidak demikian, karena Allah bukan benda, Allah Maha
30
METODE_Shalat REV3.indd 30
26/12/2012 21:06:20
Esa, keberadaan-Nya tidak bisa dilihat, tidak bisa didengar, tidak bisa dirasakan, tidak bisa dibayangkan, tak terbatas, tak terhingga. Bila fokus kepada Allah disamakan seperti fokus kepada benda maka dikhawatirkan menjadi syirik. Karena itu fokus kepada Allah dalam pelaksanaan shalat diawali dengan memahami siapa Allah dan siapa diri kita. Setelah itu, diiringi keyakinan yang kokoh bahwa Allah memahami pikiran, perasaan, isi hati dan keadaan kita, Allah melihat dan menyaksikan perilaku kita. Kemudian kita fokus melaksanakan shalat sesuai dengan aturan yang ditentukan secara syari’at lahiriah diiringi dengan adab-adab bathin dan kekhusyukan dalam shalat, serta penghayatan arti dan makna bacaan shalat secara sungguh sungguh. Namun demikian didalam masyarakat yang beraneka ragam ini ada juga yang malas belajar memahami arti dan makna bacaan shalat tetapi ingin dekat kepada Allah. Akhirnya menempuh cara yang instan dan tergesa-gesa, tidak mau repot, cukup hanya bermeditasi. Bila cara ini yang dilakukan maka akan memperoleh khusyuk instan yaitu khusyuk terpaksa, rekayasa, menduga-duga dan memaksa diri.
31
METODE_Shalat REV3.indd 31
26/12/2012 21:06:20
Cara cepat dengan metode 3T tetapi bukan instan
Mencapai khusyuk dengan metode 3T (Tuma’ninah, Tafakkur, Tadabbur) merupakan metode yang digali dari hadis dan Al-Qur’an. Metode ini merupakan metode yang cepat tetapi bukan instan. Hanya dalam 20 menit seseorang mampu mencapai khusyuk yang sebenarnya / bukan instan. Penjelasan selengkapnya dapat anda baca pada Bab Khusyuk dengan Metode 3T dan Inti Shalat.
Sebenarnya shalat yang diperintahkan Allah adalah yang khusyuk sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an QS. Al Baqarah (2) : 238, namun dalam pelaksanaannya kita hanya mempelajari shalat berupa lisan, hafalan dan gerakan sesuai dengan ilmu fikih. Sedangkan ilmu tentang khusyuk kurang mendapat perhatian. Oleh karena itu, buku ini tidak membahas shalat dari sisi hukum fikih, tetapi lebih fokus pada sisi khusyuk dalam shalat. Untuk memahami tata cara shalat dari sisi hukum fikih tidak memerlukan waktu lama, satu atau dua minggu
32
METODE_Shalat REV3.indd 32
26/12/2012 21:06:20
saja bisa selesai. Pelajaran ini hanya bersifat lisan, hafalan, dan gerakan yang dapat dilihat dengan mata. Akan tetapi, mempelajari shalat khusyuk sangat sulit karena tidak terlihat oleh mata, bersifat abstrak. Ilmunya sangat luas dan mendalam serta bersifat menyeluruh. Mempelajari ilmu tentang shalat khusyuk ini memerlukan kesungguhan yang dilakukan secara bertahap. Ilmu fikih dapat dipelajari dengan mendengarkan, sedangkan untuk mempelajari ilmu khusyuk dibutuhkan penghayatan, penjiwaan, perenungan, penyadaran diri, pengalaman spiritual, dan latihan terus-menerus. Pembelajaran tentang khusyuk yang sempurna memerlukan teknik khusus yang saya sebut dengan 3P (Pembelajaran, Perenungan, Penyadaran Diri) dan 3B (Belajar, Berlatih, Berubah lebih baik). Didalam buku ini Anda dapat memahami berbagai teknik pembelajaran lainnya, seperti 4PT (Pengetahuan, Pemahaman, Penjiwaan, Penerapan, dan Teruji) dan Latihan 3T (Tuma’ninah, Tafakkur, Tadabbur). Latihan ini selain diperlukan untuk meningkatkan kekhusyukan dalam shalat juga dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Keseluruhan ilmu yang Anda peroleh dalam buku ini merupakan kegiatan yang sangat baik untuk meningkatkan kekhusyukan dalam shalat yang berdampak baik pada kesehatan fisik dan jiwa.
33
METODE_Shalat REV3.indd 33
26/12/2012 21:06:21
Setelah membaca dan menghayati keseluruhan buku ini, kemudian Anda berusaha menerapkannya, insya Allah Anda akan merasakan kekhusyukan yang diharapkan.
Rasakan Indahnya Shalat Rasakan Nikmatnya Shalat Rasakan Sehatnya Shalat Rasakan Khusyuknya Shalat Buku yang saat ini berada di tangan Anda merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan buku Terapi Qur’ani untuk Rizki Tak Terduga dan Kesembuhan yang telah diterbitkan.
34
METODE_Shalat REV3.indd 34
26/12/2012 21:06:21
2
SEPERTI APA SHALAT KITA ?
35
METODE_Shalat REV3.indd 35
26/12/2012 21:06:21
Shalat karena kemuliaan adalah melaksanakan shalat karena memiliki kesadaran yang tinggi sebagai seorang hamba Allah. Seorang hamba merasa sangat bersyukur karena Allah telah memberikan nikmat yang tak terhingga.
36
METODE_Shalat REV3.indd 36
26/12/2012 21:06:21
Motivasi melakukan shalat Shalat yang kita lakukan umumnya memiliki motivasi berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa motivasi shalat yang umumnya ada di masyarakat, saya menyebutnya 4K—yaitu shalat karena Kebiasaan, Ketakutan, Kebutuhan, dan Kemuliaan. Shalat karena kebiasaan. Pada tahap ini seseorang melakukan shalat dilandasi karena lingkungan yang dibentuk sejak kecil, kemudian menjadi kebiasaan di lingkungannya. Apabila shalat tidak dilaksanakan akan terasa ada yang kurang atau merasa tidak nyaman dengan lingkungan. Pada tahap ini, bila orang tersebut berada di lingkungan yang shalat maka dia akan terus melaksanakan shalat. Tetapi bila lingkungannya tidak shalat maka dia pun akan terpengaruh meninggalkan shalat.
37
METODE_Shalat REV3.indd 37
26/12/2012 21:06:21
Shalat karena ketakutan. Pada tahap ini, seseorang sudah mulai memahami akan tanggung jawabnya sebagai seorang muslim, yaitu berkewajiban melaksanakan shalat lima waktu. Bila tidak dilakukan, akan berdosa dan akhirnya diazab di api neraka. Namun bila dilakukan akan mendapat pahala. Shalat karena kebutuhan. Pada tahap ini, seseorang mulai merasakan manfaat shalat dalam hidupnya. Setiap kali berwudu akan terasa betapa nikmatnya wudu, kebersihan diri bisa terjaga, kuman-kuman bisa dibersihkan. Shalat terasa sekali manfaatnya, khususnya dalam pemeliharaan kesehatan fisik dan jiwa. Saat sedang susah atau bermasalah, ada tempat mencurahkan isi hati, saat gembira, ada tempat untuk mencurahkan rasa syukur. Dengan shalat, hidup benar-benar terasa indah. Orang seperti ini sangat berbahagia dengan shalatnya, karena itu shalat benar-benar menjadi kebutuhan. Waktu shalat sangat ditunggu dan merasa rugi bila ditinggalkan. Shalat karena kemuliaan. Pada tahap ini seseorang melaksanakan shalat karena memiliki kesadaran yang tinggi sebagai seorang hamba Allah. Seorang hamba merasa sangat bersyukur karena Allah telah memberikan nikmat yang tak terhingga. Keadaan ini dirasakannya sangat mendalam, maka timbullah rasa syukur yang tiada hentinya. Orang seperti ini melaksanakan shalat dalam
38
METODE_Shalat REV3.indd 38
26/12/2012 21:06:21
rangka menghambakan diri dengan penuh rasa syukur di hadapan Tuhan-nya, seperti shalatnya para nabi. Pada tahap ini pula seseorang benar-benar merasakan indahnya dan nikmatnya hidup dalam Islam. Dia merasakan kenikmatan yang luar biasa karena diberikan kesempatan hidup dalam Islam. Dia mampu menyadari besarnya nikmat hidup yang diberikan Allah kepadanya secara istikamah pada setiap waktu. Dia menyadari nikmat pemberian Allah yang tak terhingga. Oleh karena itu, sebagai tanda terima kasih atas nikmat yang tak ternilai itu dia berbahagia menjadi hamba-Nya dan selalu bersyukur. Salah satu ungkapan rasa syukur dilaksanakan dalam bentuk melaksanakan shalat. Orang seperti ini sangat mulia jiwanya sebagaimana para nabi dan rasul, serta orang-orang saleh lainnya.
Kebiasaan pikiran, perasaan, hati, lisan, dan gerakan dalam shalat Apa pun kegiatan manusia diawali dengan ketidaktahuan, ketidakmengertian, tidak bisa, kemudian belajar dan akhirnya menjadi karakter. Segala sesuatu yang telah menjadi karakter otomatis diperoleh melalui proses pembelajaran dalam beberapa tahap, yaitu:
39
METODE_Shalat REV3.indd 39
26/12/2012 21:06:21
1. Tidak bisa 2. Belajar 3. Berlatih 4. Biasa 5. Karakter otomatis Kita kurang menyadari proses alami ini. Saat kita ingin khusyuk dalam shalat seolah-olah dapat dilakukan seketika. Tetapi kita kurang menyadari bahwa khusyuk tidak bisa diperoleh secepat itu, karena membutuhkan proses belajar yang terus-menerus. Shalat yang kita lakukan sekarang ini merupakan sebuah proses panjang yang menjadi kebiasaan. Shalat yang kita lakukan hanya sebatas lisan dan gerakan. Pikiran, perasaan, dan hati yang kerap tidak sejalan dengan lisan dan gerakan merupakan kebiasaan yang telah menjadi karakter. Karena itu, demi mencapai khusyuk dalam shalat, kita melatih diri membiasakan pikiran, perasaan, dan hati agar sejalan dengan lisan dan gerakan shalat.
40
METODE_Shalat REV3.indd 40
26/12/2012 21:06:21
Tipe shalat menurut Al-Qur’an 1. Shalat mabuk, sholaatihim syukaaro
ِ َارى َحتَّى َّ ين َآ َمنُوا اَل َت ْق َر ُبوا َ َيا َأ هُّ َيا ا َّلذ َ الص اَل َة َو َأْنت ُْم ُسك
)43( ... ون َ َت ْع َل ُموا َما َت ُقو ُل
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan... (QS. An-Nisa’ [4]: 43)
Dalam ayat ini, Allah melarang orang shalat dalam keadaan mabuk. Maksud seseorang yang mabuk yaitu orang tidak mengerti apa yang diucapkannya. Bila ayat ini kita jadikan pelajaran dan hikmah, kita perlu melakukan introspeksi diri. Bertanya pada diri apakah kita sudah mengetahui arti bacaan shalat?, apakah sudah dipahami?, apakah saat shalat benar-benar mengerti apa yang diucapkan?. Apabila belum, segeralah kita belajar ulang dan berusaha melatih diri agar benar-benar menghayati bacaannya.
41
METODE_Shalat REV3.indd 41
26/12/2012 21:06:21
2. Shalat malas, sholaatihim kusala
ِ ون اللهََّ وهو َخ ِ ي ِِ َ ُني خ اد ُع ُه ْم َوإِ َذا َق ُاموا إِل َ اد ُع َ إِ َّن ا مُْلنَافق َ ُ َ ون اللهََّ إِل َ َّاس َو اَل َي ْذك ُُر َ الص اَل ِة َق ُاموا ك َُس ىَال ُي َر ُاء َ ون الن َّ )142( َقلِ اًيل Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (QS. An-Nisa’ [4]: 142)
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan shalatnya orang munafik, yaitu melakukan shalat tetapi bermalas-malasan. Kita perlu melihat apakah kita merasa seperti itu. Bila ternyata kita merasakan hal itu, segeralah bertobat. Perbaiki shalat, giatkan berlatih, usahakan shalat kita tidak tergolong shalatnya kaum munafik.
42
METODE_Shalat REV3.indd 42
26/12/2012 21:06:21
3. Shalat lalai, sholaatihim saahun
ِ ِ )5( ون َ اه َ َف َوْي ٌل ل ْل ُم َص ِّل ُ ين ُه ْم َع ْن َص اَل هِتِ ْم َس َ ) ا َّلذ4( ني Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS. Al-Ma’un [107]: 4–5)
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan tentang orang yang melaksanakan shalat tetapi lalai. Makna lalai dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Lalai dalam arti sempit: hati dan jiwa lalai dari shalat, jiwa kita tidak merasakan shalat pada saat badan melaksanakan shalat. Dalam bahasa sehari-hari disebut pikiran ke mana-mana. Sedangkan dalam arti luas: shalat yang kita lakukan tidak memengaruhi perilaku kita menjadi lebih baik. Mari lihat diri kita, apakah shalat kita termasuk shalat lalai?, bila demikian, segera perbaiki shalat kita. 4. Shalat khusyuk, sholaatihim khoosiun
ِ ين ُه ْم يِف َص اَل هِتِ ْم َ َق ْد َأ ْف َل َح ا مُْل ْؤ ِمن َ ) ا َّلذ1( ُون ِ َخ )2( ون َ اش ُع 43
METODE_Shalat REV3.indd 43
26/12/2012 21:06:21
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya. (QS. Al-Mu’minuun [23]: 1–2)
ِ الص اَل ِة َوإِ هَّنَا َل َكبِ َري ٌة إِ اَّل َعل َّ َِو ْاستَعينُوا ب َّ الص رْ ِب َو ِ ِ ِ َْخ ُّون َأ هَّنُ ْم ُم اَل ُقو َر هِّبِ ْم َو َأ هَّنُ ْم َ ين َي ُظن َ الاشع َ ) ا َّلذ45( ني ِ إِ َل ْي ِه َر )46( ون َ اج ُع Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhan-nya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS. surah Al-Baqarah [2]: 45–46)
Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang beruntung, yaitu yang shalatnya khusyuk. Maknanya: saat shalat jiwanya benar-benar melakukan shalat. Atau dengan kata lain, shalatnya dilakukan dengan jiwa dan raga—inilah
44
METODE_Shalat REV3.indd 44
26/12/2012 21:06:21
orang yang beruntung. Bila kita telah melakukan hal yang demikian, marilah kita tingkatkan kualitasnya. 5. Shalat terpelihara, shalatihim yuhaafidzuun
ِ َ ِ) ُأو َلئ34( ون كف َ يافِ ُظ َ َوا َّلذ َ ُين ُه ْم َع ىَل َص اَل هِتِ ْم ح ٍ جن )35( ون َ َّات ُمك َْر ُم َ Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan. (QS. Al-Ma’arij [70]: 34–35)
Ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang telah melakukan shalat secara benar jiwa dan raga. Mereka dengan hati-hati memeliharanya dan terus meningkatkan kualitasnya. Umumnya mereka mencanangkan peningkatan kualitas shalat sampai akhir hayatnya. 6. Shalat teraplikasikan, sholaatihim daaimun
ِ )23( ون َ ين ُه ْم َع ىَل َص اَل هِتِ ْم َدائِ ُم َ ا َّلذ Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya. (QS. Al-Maarij [70]: 23) 45
METODE_Shalat REV3.indd 45
26/12/2012 21:06:21
ُون َف ْض اًل ِم َن اللهَِّ َو ِر ْض َوانًا َ ت ََر ُاه ْم ُر َّك ًعا ُس َّجدً ا َي ْب َتغ... ِ وه ِهم ِمن َأ َث ِر السج ِ ِ )29(... ود ُ ُّ ْ ْ س اَيم ُه ْم يِف ُو ُج ...Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud... (QS. Al-Fath [48]: 29)
Arti tanda-tanda bekas sujud: sujud atau shalat mereka membentuk perilaku mulia, akhlak atau karakter mulia dalam kehidupan sehari-hari.
)46( َاه ْم بِخَ الِ َص ٍة ِذك َْرى الدَّ ِار ُ إِنَّا َأ ْخ َل ْصن Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. (QS. Shaad [38]: 46)
46
METODE_Shalat REV3.indd 46
26/12/2012 21:06:21
ٍ ك أَلَ ْج ًر ا َغ رْي ممَْن َ ) َو إِن3( ُون َ َو إِ َّن َل َّك َل َع ىَل ُخ ُل ٍق َ )4( َعظِي ٍم Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak ada putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al-Qalam [68]: 3–4)
Mereka yang telah melaksanakan shalat daim, yaitu orang-orang yang tergolong istikamah dan memiliki akhlak mulia. Shalatnya adalah bagian dari kehidupannya seharihari. Kehidupannya adalah shalatnya, dan sebaliknya shalatnya adalah kehidupannya. Mereka tergolong para salihin yang mulia di hadapan Tuhan-nya.
Khusyuk instan dan khusyuk sebenarnya A. Khusyuk instan a. Khusyuk Terpaksa b. Khusyuk Memaksa diri c. Khusyuk Rekayasa d. Khusyuk Menduga-duga
47
METODE_Shalat REV3.indd 47
26/12/2012 21:06:21
Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Khusyuk terpaksa, yaitu orang yang melakukan shalat kemudian memohon, mengeluh, menangis sepenuh hati karena banyak masalah dalam hidupnya. Tidak ada penolong, atau ada keinginan yang dituju, sehingga terpaksa mengadukan nasibnya kepada Allah. Biasanya hanya sementara itu saja. (Instan) b. Khusyuk memaksa diri, yaitu orang yang berusaha memaksakan dirinya untuk berkonsentrasi, fokus, atau apa pun namanya. Biasanya ingin mencari pelajaran singkat, cepat bertemu Tuhan, kalau perlu ikut pelatihan dua hari. Memaksa diri untuk berhubungan dengan Tuhan, dirasa-rasakan seolah-olah berhubungan dengan Tuhan. (Cepat bertemu Tuhan instan) c. Khusyuk rekayasa, yaitu orang yang berusaha merekayasa diri agar terlihat khusyuk dari gerakan, pakaian, bacaan (lagu-lagu) Al-Qur’an, gaya shalatnya, dan sebagainya. (Kelihatannya mantap instan) d. Khusyuk menduga-duga, yaitu orang yang mengatakan pada dirinya sendiri, yakin menurut ukuran dan perasaannya sendiri bahwa dia telah
48
METODE_Shalat REV3.indd 48
26/12/2012 21:06:21
berhubungan dengan Tuhan. (Khusyuk kata diri sendiri, mantap instan) B. Khusyuk sebenarnya atau Khusyuk terencana, yaitu orang yang benar-benar mempelajari ilmu dan hikmah Al-Qur’an. Ilmu tersebut dipelajari dengan penghayatan yang dalam serta pemahaman yang luas melalui proses pembelajaran (Terencana, Terarah, Sistematis, dan Menyeluruh) dan 4PT (Pengetahuan, Pemahaman, Penjiwaan, Penerapan, dan Teruji), terutama tentang pengenalan terhadap diri sendiri dan Tuhan secara bertahap dan sungguh-sungguh. Pembelajaran ini melahirkan sikap khusyuk dengan sendirinya tanpa harus dibuat-buat. Khusyuk yang sebenarnya bukan bersifat instan, melainkan merupakan buah atau hasil dari proses pembelajaran yang benar. Hasil ini akan mengakar kuat didalam diri dan bertahan selamanya hingga akhir hayat. Kondisi ini hanya akan Anda dapatkan dengan mengikuti pembelajaran dan pelatihan.
49
METODE_Shalat REV3.indd 49
26/12/2012 21:06:21
Terjebak dalam perasaan tenang Banyak orang yang beranggapan bahwa khusyuk merupakan perasaan tenang yang dialami seseorang setelah menjalani ritual tertentu. Bahkan, ada juga yang berpandangan bila perasaan telah mencapai ketenangan, itulah puncaknya shalat khusyuk. Karena itu, banyak orang terbuai untuk mengikuti pelatihan shalat khusyuk sekalipun dengan biaya besar. Bagi mereka, yang terpenting adalah dapat mencapai ketenangan dan kedamaian dalam tempo cepat. Ada juga yang mencapai khusyuk dengan mendengarkan musik-musik tertentu. Sebagian lagi mengatakan bahwa khusyuk yang sesungguhnya bila telah menangis tersedusedu dalam berzikir. Mereka pada umumnya sudah merasa puas dan nyaman dengan ajarannya masing-masing. Hidupnya merasa tenang, jiwanya damai karena melakukan relaksasi dan meditasi menyebut Allah dalam hati. Akibatnya, mereka tidak lagi berusaha untuk mempelajari arti dan makna bacaan shalat. Lebih jauh lagi mereka tidak mau repotrepot mempelajari Al-Qur’an secara keseluruhan.
50
METODE_Shalat REV3.indd 50
26/12/2012 21:06:21
Shalat khusyuk bukan relaksasi dan meditasi Telah terjadi kesimpangsiuran dan kerancuan berpikir dalam memahami khusyuk yang sebenarnya. Banyak orang yang menyamakan khusyuk dengan relaksasi dan meditasi. Kerancuan pandangan ini disebabkan oleh tidak adanya definisi yang baku tentang khusyuk, sehingga orang mencari-cari, mereka-reka dalam pikirannya masingmasing. Istilah relaksasi dan meditasi sering diartikan sebagai khusyuk, padahal jauh berbeda arti dan maknanya. Dr. Abdul Samad dalam bukunya Memahami Shalat Khusyuk memberikan penjelasan tentang istilah meditasi yang berasal dari ajaran Hindu untuk mencapai moksa (surga), yaitu dengan cara The Path of Yoga (Meditasi). Meditasi ini diartikan memusatkan pikiran sekuat-kuatnya sehingga melupakan sesuatu di sekeliling kita. Jalan ini dapat dilakukan apabila pikiran terbebas dari pekerjaan, rumah, keluarga, dan lain-lain yang dikhawatirkan. Istilah relaksasi dijelaskan oleh Dr. Herbert Benson dalam bukunya Respons Relaksasi. Respons relaksasi merujuk pada kemampuan tubuh untuk memasuki keadaan khusus yang dicirikan oleh berkurangnya kecepatan detak jantung, menurunnya kecepatan napas, menurunnya tekanan darah, melambatnya gelombang otak, dan pengurangan menyeluruh kecepatan metabolisme.
51
METODE_Shalat REV3.indd 51
26/12/2012 21:06:21
Teknik mencapai respons relaksasi meliputi: 1. Menemukan lingkungan yang tenang, 2. Secara sadar mengendurkan otot-otot tubuh, 3. Memusatkan diri selama sepuluh hingga dua puluh menit pada peranti mental, seperti satu kata atau do’a singkat, dan 4. Bersikap pasif terhadap pikiran yang mengganggu. Dalam tinjauan psikologi, relaksasi merupakan suatu usaha untuk membuat kondisi tubuh dan jiwa dalam keadaan tenang dan santai. Relaksasi ini sangat penting dilakukan untuk menurunkan ketegangan otak atau otototot guna menurunkan gelombang otak dari frekuensi beta ke frekuensi alfa. Dalam Ensiklopedi Al-Qur’an dijelaskan, secara bahasa khusyuk berarti tunduk atau merendahkan diri. Saat hati telah tunduk, saat itu pula anggota tubuh menjadi tunduk. Makna khusyuk secara keseluruhan berarti menundukkan diri dengan cara menundukkan anggota badan. Merendahkan suara atau menundukkan penglihatan dengan maksud agar benar-benar merasa rendah tanpa kesombongan. Pada umumnya, pengertian khusyuk ditemukan dalam rangka mendekatkan diri dan menghambakan diri kepada Allah.
52
METODE_Shalat REV3.indd 52
26/12/2012 21:06:21
Perbedaan Meditasi dan Shalat Khusyuk No.
Meditasi
Shalat Khusyuk
1
Ajaran Hindu-Budha.
Ajaran Islam.
2
Duduk, semedi.
Bergerak, berdiri, s.d. sujud.
3
Niat menenangkan Niat menghubungkan jiwa diri. dengan Allah, komunikasi aktif dengan puja dan do’a.
4
Mengosongkan pikiran/ fokus pada sesuatu.
Melakukan perenungan dan penyadaran diri dalam gelombang alfa.
5
Tanpa keilmuan.
Ilmu yang dipahami dengan baik dan mendalam tentang Tuhan dan ketidakberdayaan diri sebagai hamba dihadapan Tuhan.
53
METODE_Shalat REV3.indd 53
26/12/2012 21:06:21
No.
Meditasi
Shalat Khusyuk
6
Tanpa memori.
Mengakses memori aktif tentang Tuhan dan diri dalam proses 3P (Pembelajaran, Perenungan, Penyadaran Diri).
7
Hanya kata singkat sesuai dengan yang diajarkan.
Tingkatan pemahaman bertahap: kata, arti, makna, rasa, ekspresi, gerak, dan ucapan lisan dalam bahasa Arab.
8
Tidak jelas kepada siapa.
Jelas kepada Tuhan.
9
Posisi hanya diri sendiri.
Memosisikan diri sebagai hamba di hadapan Tuhan.
10
Jiwa bisa keluar dari raga.
Jiwa dan raga dalam satu tubuh untuk menghamba, memuja, dan berdo’a.
54
METODE_Shalat REV3.indd 54
26/12/2012 21:06:21
No.
Meditasi
11
Mengobati orang lain dengan potensi diri sendiri yang berperan. Mengandalkan kekuatan diri sendiri.
Shalat Khusyuk Memohon pertolongan dengan menyerahkan segala persoalan kepada Allah. Mengandalkan kekuatan Allah, bukan kekuatan diri.
55
METODE_Shalat REV3.indd 55
26/12/2012 21:06:22
56
METODE_Shalat REV3.indd 56
26/12/2012 21:06:22
3 SHALAT DAN KHUSYUK DALAM AL-QUR’AN
57
METODE_Shalat REV3.indd 57
26/12/2012 21:06:22
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orangorang yang khusyuk. (Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhan-nya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS. Al-Baqarah [2]: 45–46)
58
METODE_Shalat REV3.indd 58
26/12/2012 21:06:22
Penjelasan Al-Qur’an tentang shalat dan khusyuk Dalam Ensiklopedi Al-Qur’an, istilah shalat berasal dari kata shilah, artinya hubungan. Maksudnya menghubungkan antara hamba dan Tuhan. Fungsi shalat yang dijelaskan dalam Al-Qur’an yaitu: 1. Sebagai penolong (QS. Al-Baqarah [2]: 45, 153) 2. Sarana untuk mengingat Allah (QS. Thaha [20]:14) 3. Menjauhkan diri dari perbuatan keji (QS. Al-Ankabut [29]: 45) 4. Menghilangkan keluh kesah dan kikir (QS. Al-Maarij [70]: 22–24) Makna khusyuk secara bahasa, yaitu tunduk atau merendahkan diri. Secara keseluruhan, makna khusyuk berarti menundukkan diri dengan cara menundukkan
59
METODE_Shalat REV3.indd 59
26/12/2012 21:06:22
anggota badan, merendahkan suara atau penglihatan, dengan maksud agar benar-benar merasa rendah tanpa kesombongan. Pada umumnya, pengertian khusyuk adalah menghambakan diri kepada Allah. Secara umum, kondisi jiwa dalam keadaan khusyuk dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Adanya kesadaran dan memahami benar kerendahan dirinya dihadapan Allah Yang Maha Besar. 2. Merasakan adanya hubungan dengan Allah secara jiwa, rasa, dan keyakinan, bukan raga. Misalnya, merasakan Allah sangat memahami hati, perasaan, dan pikiran kita secara langsung. Pada saat berdo’a, merasakan Allah mendengarkan semua pujian dan do’a kita secara langsung. Keadaan ini tumbuh karena keyakinan yang haqqul yakin bahwa Allah Maha Memahami, Maha Mendengar, Maha Mengetahui, dan Maha Mengurus diri kita.
60
METODE_Shalat REV3.indd 60
26/12/2012 21:06:22
Khusyuk menjadi kewajiban dalam shalat
ِ الص اَل ِة َوإِ هَّنَا َل َكبِ َري ٌة إِ اَّل َعل َّ َِو ْاستَعينُوا ب َّ الص رْ ِب َو ِ ِ ِ َْخ ُّون َأ هَّنُ ْم ُم اَل ُقو َر هِّبِ ْم َو َأ هَّنُ ْم َ ين َي ُظن َ الاشع َ ) ا َّلذ45( ني ِ إِ َل ْي ِه َر )46( ون َ اج ُع Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhan-nya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS. Al-Baqarah [2]: 45–46)
ِ ِ ِ َِّوموا للِه َّ الص َل َوات َو َّ َحاف ُظوا َع ىَل ُ الص اَلة ا ْل ُو ْس َطى َو ُق ِِ ) َفإِ ْن ِخ ْفت ُْم َف ِر َج اًال َأ ْو ُر ْك َبانًا َفإِ َذا َأ ِمنْت ُْم238( ني َ َقانت )239( ون َ َفا ْذك ُُروا اللهََّ ك اََم َع َّل َمك ُْم َما لمَْ َتكُونُوا َت ْع َل ُم Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah
61
METODE_Shalat REV3.indd 61
26/12/2012 21:06:22
(dalam shalatmu) dengan khusyuk. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah [2]: 238–239)
Dalam buku Pedoman Shalat karya Prof. Dr. TM Hasbi Ash-Shidieqy, dijelaskan bahwa nabi bersabda: Sekiranya khusyuk hati dan jiwa orang ini, tentulah khusyuk segala anggotanya. (HR. Al-Hakim, At-Turmudzy) Berapa banyak orang yang bershalat malam, keuntungan yang diperoleh dari shalatnya hanyalah payah dan letih. (HR. Ibnu Majah)
Selama ini, kita melaksanakan shalat sesuai perintah Allah dalam bentuk lisan dan gerakan berdasarkan ilmu fikih yang diatur dalam agama. Kita tidak menyadari bahwa ternyata berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis
62
METODE_Shalat REV3.indd 62
26/12/2012 21:06:22
diatas, khusyuk dalam shalat juga merupakan kewajiban yang harus ditunaikan. Khusyuk bersifat shalat jiwa yang kurang dipahami kebanyakan orang karena hampir seluruh pelajaran shalat yang diperoleh adalah hafalan dan gerakan. Islam memerintahkan agar umatnya melaksanakan shalat khusyuk yang berarti shalat secara fisik dan jiwa. Ayat ini memberikan penjelasan kepada kita bahwa orang yang khusyuk adalah orang yang memiliki keyakinan tinggi dalam arti haqqul yakin akan Tuhan-nya. Proses membangun keyakinan kepada Tuhan tidak sama dengan proses membangun keyakinan pada benda. Proses membangun keyakinan kepada Tuhan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut: 1. Ilmul yakin, yaitu keyakinan yang dibentuk melalui proses pembelajaran, mengisi otak dengan memori pelajaran yang bisa dipercaya bersumber dari AlQur’an. Pada tahap ini masih berupa teori-teori pengetahuan dan pemahaman. 2. Ainul yakin, yaitu teori-teori dalam Al-Qur’an yang dijelaskan dan direnungkan dalam kehidupan dengan cara melihat kenyataan ciptaan Tuhan, dan berbagai perenungan kehidupan lainnya yang menambah keyakinan kepada Tuhan.
63
METODE_Shalat REV3.indd 63
26/12/2012 21:06:22
3. Haqqul yakin, yaitu keyakinan yang dibentuk dari pembelajaran dan perenungan lalu dikembangkan dalam pengalaman hidup yang dirasakan secara langsung. Hal ini memberikan kemantapan yang tak tergoyahkan, sekalipun teruji dengan berbagai keadaan dalam kehidupan. Orang yang memiliki tingkat haqqul yakin inilah yang benar shalat khusyuknya. Bagi orang seperti ini, shalat khusyuk merupakan kenikmatan yang tiada tara.
Arti, esensi, dan ritual shalat khusyuk Shalat artinya hubungan antara hamba dan Tuhan, atau berdo’a. Kondisi shalat, yaitu menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
ِ ت وج ِهي لِ َّل ِذي َف َطر السمو ات َو أْالَ ْر َض َ ََ َّ ا َ ْ َ ُ إِ يِّن َو َّج ْه ِ ِ ْحنِي ًفا وما َأنَا ِمن ا مُْل ر )79( ني َ شك َ َ ََ Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar.
64
METODE_Shalat REV3.indd 64
26/12/2012 21:06:22
Dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS. Al-An’am [6]: 79)
Esensi shalat untuk mengingat Allah disinggung dalam Al-Qur’an.
ِ ِ الص اَل َة َّ إِنَّني َأ نَا اللهَُّ اَل إِ َل َه إِ اَّل َأنَا َفا ْع ُب ْد يِن َو َأ ق ِم )14( لِ ِذ ك ِْر ي Sesungguhnya Aku ini adalah Allah. Tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS. Thaha [20] : 14)
Mengingat Allah: Merasakan kembali fitrah ketuhanan yang pernah ditiupkan Allah didalam kandungan saat penciptaan manusia.
65
METODE_Shalat REV3.indd 65
26/12/2012 21:06:22
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.”
Fitrah ketuhanan ini menjadi naluri setiap manusia secara alami berupa kecenderungan-kecenderungan kepada Tuhan. Dalam hal ini, setiap manusia merasakan dari hati nurani yang paling dalam untuk berdo’a kepada-Nya. Fitrah ini akan muncul manakala manusia dalam keadaan sangat terjepit dalam hidupnya. Ilmu tentang ketuhanan (makrifatullah) yang diperoleh melalui pembelajaran dari Al-Qur’an yang tersimpan dalam file-file memori didalam otak. Pada saat shalat, harus diingat kembali dalam bentuk himpunan file-file memori ketuhanan. Mengingat artinya mengakses kembali informasi yang pernah disimpan di otak sebelumnya berupa file-file pelajaran makrifatullah. Bila tidak ada file-file ini, mustahil bisa diingat.
66
METODE_Shalat REV3.indd 66
26/12/2012 21:06:22
Mengingat Allah yang sempurna adalah merasakan kembali fitrah ketuhanan yang pernah dialami, diikuti dengan mengingat kembali pemahaman tentang Allah (ilmu makrifatullah yang sempurna). Dengan kedua cara ini, maka tingkat khusyuk dalam shalat akan semakin maksimal. Khusyuk menurut bahasa, artinya merasakan ketundukan, merendahkan diri dihadapan Allah dalam rangka menghambakan diri. Orang yang khusyuk akan merasakan bahwa Allah memahami seluruh isi hati dan jiwanya, serta merasakan disaksikan oleh Allah pada saat shalat. Khusyuk sepenuhnya merupakan kegiatan jiwa, bukan fisik. Sedangkan, shalat khusyuk merupakan kegiatan fisik dan jiwa. Kegiatan jiwa adalah faktor utama dan kegiatan fisik sebagai faktor penunjang kegiatan jiwa. Fokus utama dalam khusyuk adalah mengagungkan, membangga-banggakan, memuja-muja Allah. Fokus kedua adalah tentang permohonan ampunan, keperluan hidup, dan keinginan lainnya. Pada umumnya, fokus kedua lebih dominan, sedangkan fokus pertama (utama) kurang mendapat perhatian. Kondisi khusyuk yang dirasakan dalam praktik shalat, yaitu: - Fokus - Konsentrasi
67
METODE_Shalat REV3.indd 67
26/12/2012 21:06:22
- - - - - -
Perhatian penuh Pemusatan pikiran Pemusatan perasaan Kesadaran dan keinsafan Kematangan mempelajari Kemampuan memosisikan diri dihadapan Allah secara tepat
Shalat adalah ibadah untuk memuja-muja, mengagungkan, membanggakan, dan memuliakan Allah.
Standarisasi khusyuk menurut Al-Qur’an Standarisasi khusyuk terdapat dalam penghayatan AlQur’an surah Al-Mu’minun [23]: 12–14, dan awal surah Al-Alaq. Renungan ketidakberdayaan diri dihadapan Allah.
ٍ ِان ِم ْن ُس اَل َل ٍة ِم ْن ط ِ َْو َل َق ْد َخ َل ْقنَا إ ) ُث َّم َج َع ْلنَا ُه12( ني َ ْس َ الن ٍ ُِن ْط َف ًة يِف َق َر ٍار َمك ) ُث َّم َخ َل ْقنَا النُّ ْط َف َة َع َل َق ًة َفخَ َل ْقنَا13( ني
ا ْل َع َل َق َة ُم ْض َغ ًة َفخَ َل ْقنَا ا مُْل ْض َغ َة ِع َظ ًاما َفك ََس ْونَا ا ْل ِع َظا َم حَْلم ِ ِ َْْش ْأنَاه َخ ْل ًقا َآ َخر َف َتبار َك اللهَُّ َأحسن خ )14( ني َ الالق ُ َ ْ ُ َ ُث َّم َأن َ َ َ 68
METODE_Shalat REV3.indd 68
26/12/2012 21:06:22
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. Al-Mu’minun [23]: 12–14)
Khusyuk berarti juga kemampuan memosisikan diri sebagai hamba kepada Allah yang memiliki kesadaran penuh pada dirinya, antara lain: - Ketidakberdayaan diri dihadapan Allah karena peran Allah pada diri absolut, sejak dari dalam kandungan hingga saat ini; - Merasa Allah sangat berjasa penuh pada diri karena segalanya diberi oleh Allah; - Merasa bergantung penuh kepada Allah karena segalanya bergantung kepada Allah yang didalam diri dan diluar diri;
69
METODE_Shalat REV3.indd 69
26/12/2012 21:06:22
Merasa hina dan rendah diri dihadapan Allah karena tidak berarti apa-apa di hadapan-Nya, dan diri kita diciptakan dari air yang hina; - Menyadari kehinaan diri dihadapan Allah sehingga kita bersujud dan menangis dihadapan Allah. QS. Al Isra’ [17] : 107 – 110. -
Mencapai shalat khusyuk Mencapai khusyuk sebagaimana yang menjadi standar AlQur’an, perlu pembelajaran secara bertahap. Otak manusia perlu diisi memori berupa ilmu secara bertahap, tidak bisa sekaligus. Beberapa hal yang dibutuhkan agar shalat bisa mencapai khusyuk yang sebenarnya, yaitu: - Perlu ada file-file keilmuan tentang siapa Allah dan siapa diri kita; - Perlu ada pengakuan peran Allah yang penuh pada diri dan di alam semesta; - Kesadaran dan keinsafan yang dalam tentang kekuasaan absolut Allah sejak proses didalam kandungan hingga saat ini. Merasakan ketidakberdayaan dihadapan Allah; - Merasakan ketundukan jiwa dan kerendahan hati sebagai hamba Allah;
70
METODE_Shalat REV3.indd 70
26/12/2012 21:06:22
- - -
- -
Dilatih, dirasakan, dan dipakai terus-menerus dalam shalat; Perlu waktu yang cukup untuk proses penyadaran diri. Pada tiap orang berbeda-beda waktunya; Penerimaan terhadap pelajaran dan orang yang mengajarkan karena setiap orang memiliki kepercayaan dan nilai pada alam bawah sadar yang berbeda-beda; Memiliki keimanan yang benar dan keyakinan yang kuat; Menjalani proses belajar dan berlatih yang cukup; • Tekad yang kuat; • Ilmu yang cukup; • Berlatih yang cukup; • Sarana yang cukup; • Lingkungan yang mendukung.
Beberapa persyaratan yang mendukung tercapainya khusyuk: - Memiliki keimanan yang benar dan keyakinan yang kuat. Ciri-ciri iman yang benar: • Shalatnya khusyuk (QS. 23: 1–2). • Memiliki keyakinan yang kuat (tidak ragu). • Mengerahkan segala kemampuannya di jalan Allah.
71
METODE_Shalat REV3.indd 71
26/12/2012 21:06:22
- - -
• Bergetar jiwanya bila disebut nama Allah (QS. 8: 2–4). • Hatinya tenang bila disebut nama Allah (QS. 13: 28). • Tidak khawatir (QS. 2: 38). • Seluruh hidupnya dihiasi dengan berzikir (QS. 3: 191). • Beda dengan orang munafik yang hanya sedikit berzikir (QS. 4: 142). • dan yang lain. Tingkat keyakinannya haqqul yakin perjumpaan dengan Tuhan (QS. 2: 46). Pemahaman ketuhanan yang benar (QS.35: 28 dan QS. 17: 36). Ingat Allah yang sebenarnya (QS. 20: 14, 8: 2, dan QS. 19: 58).
Falsafah buah kelapa dalam mempelajari Al-Qur’an Banyak orang yang mengeluh jiwanya sering terguncang menghadapi masalah kehidupan, merasa gelisah, dan merasa tidak tenteram. Sebenarnya, manusia bisa mencapai ketenteraman yang sesungguhnya, sesuai dengan penjelasan Al-Qur’an.
72
METODE_Shalat REV3.indd 72
26/12/2012 21:06:22
ِ ِ َِّللهَّ َأ اَل بِ ِذك ِْر الله ِ وب ْم بِ ِذك ِْر ا َ ا َّلذ ُ ُين َآ َمنُوا َو َت ْط َمئ ُّن ُق ُل ه ِ )28( وب ُ َت ْط َمئ ُّن ا ْل ُق ُل Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-R a’d [13]: 28)
Dalam praktik kehidupan, shalat yang dilakukan seharusnya menenteramkan hati, tetapi faktanya terasa hambar. Iman dirasakan tidak dapat menyejukkan hati. Pelajaran Al-Qur’an yang didapat dari pengajianpengajian terlupakan begitu saja. Hal seperti ini sudah menjadi gejala umum, mengapa terjadi demikian?, salah satu penyebabnya adalah mempelajari agama yang kurang tepat. Kekurangan ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya cara belajar, materi yang diajarkan, dan kesungguhan dalam belajar. Mempelajari Al-Qur’an seharusnya berbeda dengan pelajaran lainnya. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang mempunyai derajat paling tinggi, sedangkan pelajaran lainnya buatan manusia. Keduanya harus diperlakukan
73
METODE_Shalat REV3.indd 73
26/12/2012 21:06:22
berbeda. Cara mempelajari Al-Qur’an yang saya lakukan adalah dengan menggunakan falsafah buah kelapa. Saat mengikuti ceramah Al-Qur’an dari para ustaz, kita hanya terpaku mendengarkan. Kita mengagumi isi ceramahnya dan berkata: alangkah indahnya Al-Qur’an itu, alangkah bagusnya Al-Qur’an itu. Belajar seperti ini ibarat melihat sebuah pohon kelapa di tepi pantai, seperti ustaz menunjukkan betapa indahnya pohon kelapa itu yang kemudian kita sepakati, namun kita tetap diam di tempat. Buah kelapa yang ditunjukkan oleh ustaz tadi tidak pernah bisa kita nikmati. Tetapi, suatu saat kita benar-benar ingin memakan buah kelapa itu, kita pun mulai berjuang memanjat pohon kelapa itu dan mengambil buahnya. Artinya, kita sudah mulai melangkah dengan pengorbanan melihat-lihat Al-Qur’an dalam kesendirian. Kita mengamati dan memikirkan isi Al-Qur’an. Saat kita sudah mengambil buah kelapa itu dari atas pohon, buah itu sekarang sudah ada dihadapan kita. Al-Qur’an itu masih dalam bahasa Arab, kemudian kita mencoba melihat artinya sambil berpikir. Pada saat kita berpikir tentang artinya, kemudian kita menghafal artinya, itu berarti kita baru mengupas sabut kelapanya. Pada tahap ini, buahnya belum bisa dimakan karena masih ada pembungkusnya, yaitu tempurung kelapa. Untuk bisa menikmati buah kelapa, kita harus mengu-
74
METODE_Shalat REV3.indd 74
26/12/2012 21:06:22
pas tempurungnya tadi. Kegiatan mengupas ini disebut dengan merenungi makna dibalik artinya. Makna dalam kata-kata merupakan penjabaran yang lebih luas dan lebih menyentuh dalam kehidupan seharihari. Makna adalah sesuatu yang bisa dihayati dan dijiwai. Makna disebut juga daging kelapa atau buah kelapa yang bisa dimakan langsung. Tetapi, kelapa ini masih besar bentuknya. Untuk bisa dimakan, perlu dipotongpotong kecil supaya mudah masuk kedalam mulut untuk dikunyah. Kelapa yang sudah dipotong-potong itu adalah kata kunci dari makna yang sudah dihayati. Kata kunci dibuat agar mudah dipahami dan mudah diingat. Kata kunci ini terus diulang-ulang ditanamkan dalam memori. Pengulangan kata-kata akan masuk dan dapat dirasakan didalam jiwa. Pengulangan kata-kata ini disebut dengan mengunyah. Kata kunci yang dibuat tadi disebut afirmasi atau sugesti yang dibuat bersumber dari Al-Qur’an. Afirmasi ini adalah bahan yang akan dimasukkan ke alam bawah sadar. Sifat alam bawah sadar hanya menerima kata-kata sederhana yang mudah dimengerti. Bila afirmasi ini (kata-kata sederhana) terus diulang-ulang dalam diri, akhirnya kita akan merasakan manfaatnya didalam jiwa. Manfaat dari afirmasi ini diistilahkan sebagai vitamin yang bermanfaat bagi jiwa. Makanan yang telah halus
75
METODE_Shalat REV3.indd 75
26/12/2012 21:06:22
dikunyah, lalu sari makanannya diserap oleh usus. Vitamin yang diedarkan ke seluruh tubuh sangat berguna bagi kelangsungan hidup. Pengulangan afirmasi itu dilakukan dengan cara 3T (Tuma’ninah, Tafakkur, Tadabbur). Cara ini sangat efektif karena memiliki manfaat bagi kesehatan. Cara ini juga untuk menanamkan memori di alam bawah sadar, dimana keadaan otak berada dalam frekuensi gelombang alfa. Contoh penerapan pembelajaran dengan falsafah buah kelapa dalam memperkokoh keyakinan kepada Allah: Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah [2]: 186. Pada saat dibacakan ayat ini dalam bahasa Arab, ibaratnya kita baru menyaksikan indahnya buah kelapa di atas pohon. Ayat Al-Qur’an ini belum mempunyai pengaruh terhadap diri kita. Setelah itu, kita mulai mencari untuk mengetahui artinya dalam bahasa Indonesia.
ِ ِ َ وإِ َذا س َأ َل )186( ... يب ٌ ك ع َبادي َعنِّي َفإِ يِّن َق ِر َ َ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat.... (QS. Al-Baqarah [2]: 186)
76
METODE_Shalat REV3.indd 76
26/12/2012 21:06:22
Arti atau terjemahnya baru kita ketahui, ibaratnya kita baru mengupas sabut kelapanya, masih ada tempurung kelapa yang belum kita kupas. Kelapa yang didalamnya belum kita makan, belum bisa memberi manfaat pada diri. Kemudian, dijelaskan lagi dalam ayat Al-Qur’an.
ِ ض إِ َّنه علِيم بِ َذ ِ ِ إِ َّن اللهََّ َع مِال ُ َغْي ات ٌ َ ُ ِ الس اَم َوات َو أْالَ ْر َّ ب
ِ ُالصد )38( ور ُّ
Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. (QS. Fatir [35]: 38)
Dengan ayat ini semakin jelas bahwa Allah—yang dekat dengan kita—juga sangat memahami apa saja yang tersembunyi, termasuk segala isi hati. Bila kedua ayat ini dihayati benar-benar, kita akan sangat memahami bahwa dekatnya Allah sampai ke dalam hati kita. Pada tahap ini, kita telah memperoleh hikmah tentang dekatnya Allah, kepastian tentang dekatnya Allah dengan diri kita. Saat ini, kita sudah mulai mengenal maknanya yang lebih dalam dan memperoleh hikmah
77
METODE_Shalat REV3.indd 77
26/12/2012 21:06:22
tentang dekatnya Allah. Berarti kita telah mengupas satu tahapan lagi didalam buah kelapa, yaitu tempurungnya. Daging kelapa sudah mulai terlihat, tentunya buah daging kelapa itu masih belum bisa dimakan karena bulatannya besar. Untuk itu perlu dipotong kecil agar mudah dimasukkan kedalam mulut. Potongan kecil daging buah kelapa itu disebut dengan kata kunci yang mudah kita ingat dan sederhana. Tentunya dalam bahasa yang sangat kita mengerti di alam bawah sadar. Dalam hal ini kata kuncinya, yaitu:
Allah memahami pikiran saya Allah memahami perasaan saya Allah memahami hati saya Allah memahami keadaan saya
Kata-kata ini sangat kita mengerti, mudah dimasukkan ke alam bawah sadar untuk direkam dalam memori alam bawah sadar. Kata kunci ini biasa disebut afirmasi. Kemudian, afirmasi ini diulang-ulang. Pengulangan afirmasi dalam hati disebut dengan mengunyah kemudian ditelan. Akhirnya akan diserap oleh usus berupa vitamin, gizi, dan zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh. Keadaan
78
METODE_Shalat REV3.indd 78
26/12/2012 21:06:22
inilah yang membuat keyakinan didalam jiwa kita semakin kuat. Kita dapat merasakan manfaatnya dalam kehidupan. Bila kita terus melatih diri secara berulang-ulang, kita akan merasakan dipahami Allah, dilihat Allah, dan diperhatikan Allah. Rasa yang tumbuh didalam jiwa ini akan terbawa dalam shalat, yang menjadikan kita merasa lebih khusyuk dalam shalat.
79
METODE_Shalat REV3.indd 79
26/12/2012 21:06:23
Skema pembelajaran dengan falsafah buah kelapa
Buah Kelapa
80
METODE_Shalat REV3.indd 80
26/12/2012 21:06:23
4 KHUSYUK DENGAN METODE 3T (TUMA’NINAH, TAFAKKUR, TADABBUR) DAN INTI SHALAT
81
METODE_Shalat REV3.indd 81
26/12/2012 21:06:23
Metode ini digali dari Hadis dan Al-Qur’an.
Catatan Penting: 1. Latihan 3T (Tuma’ninah, Tafakkur, Tadabbur) ini dilakukan diluar shalat, sedangkan pelaksanaan shalat harus sesuai dengan ketentuan syariat, sesuai tuntunan hadis dan Al-Quran serta rukun shalat. Bacaan shalat harus dalam bahasa Arab. 2. Latihan 3T ini diibaratkan sebagai pemanasan (warming up) bagi seorang atlit yang akan bertanding. Pemanasan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan diri agar otototot tubuh mudah digerakkan, aliran darah lebih lancar, dan stamina lebih baik. Shalat khusyuk yang sebenarnya diibaratkan bertanding sedangkan latihan 3T adalah pemanasan sebelum bertanding.
82
METODE_Shalat REV3.indd 82
26/12/2012 21:06:23
Tuma’ninah Kata tuma’ninah merupakan perintah Rasulullah kepada umatnya khususnya pada saat melaksanakan shalat. Demikian pentingnya tuma’ninah ini sehingga Rasulullah mengisyaratkan bahwa orang yang tidak tuma’ninah dalam shalatnya dianggap belum melaksanakan shalat. Rasulullah bersabda: “Ada seorang laki-laki masuk masjid dan shalat, sedang Rasulullah saw ketika itu berada di pojok masjid. Kemudian lelaki tersebut datang menemui Nabi dan memberi salam, tapi beliau berujar: “Kembali dan shalatlah, (karena) kamu belum melakukan shalat!"
83
METODE_Shalat REV3.indd 83
26/12/2012 21:06:23
Orang itu mengulangi shalatnya dan mengucapkan salam. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda lagi; “Kembalilah dan lakukan shalat (lagi), sebab engkau belum melakukan shalat!" Pada kali ketiganya, orang itu berujar: “Ajarilah aku!” Nabi menjawab: "Jika kamu hendak melakukan shalat: Sempurnakanlah wudhu; Menghadaplah ke kiblat; Kemudian bertakbirlah; Dan bacalah Al-Qur`an yang mudah bagimu; Kemudian ruku'lah hingga kamu lakukan ruku'mu dengan tuma’ninah ; Kemudian angkatlah kepalamu hingga engkau berdiri dengan tuma’ninah ; Kemudian sujudlah hingga engkau sujud dengan tuma’ninah; Kemudian angkatlah hingga engkau betul-betul duduk lurus dan tama’ninah ; Kemudian sujudlah hingga engkau sujud dengan tuma’ninah (tenang); Kemudian angkatlah hingga engkau berdiri dengan tuma’ninah, Lakukanlah yang demikian dalam semua shalatmu.“ (HR Bukhari)
Tuma’ninah artinya tenang, ternyata ketenangan menjadi syarat utama dalam kesempurnaan shalat. Seseorang yang pikirannya kemana-mana, perasaannya sibuk dalam urusan duniawi, hatinya tidak menghayati bacaan shalatnya dipastikan tidak tenang jiwanya, sehingga khusyuk
84
METODE_Shalat REV3.indd 84
26/12/2012 21:06:23
sulit dicapai saat melaksanakan shalat. Tuma’ninah dan khusyuk dalam shalat sangat erat kaitannya yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Karena itu orang yang berusaha menyempurnakan tuma’ninahnya akan lebih mudah mencapai khusyuk dalam shalatnya. Kedudukan khusyuk dalam shalat menjadi keharusan bagi orang beriman. Dengan khusyuk itulah Allah menyediakan pahala shalat, bila shalat tidak khusyuk belum tentu ada pahalanya sebagaimana firman Allah :
ِ ين ُه ْم يِف َص اَل هِتِ ْم َ َق ْد َأ ْف َل َح ا مُْل ْؤ ِمن َ ) ا َّلذ1( ُون ِ َخ )2( ون َ اش ُع ”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya ” (QS. Al Mu’minuun [23]: 1–2)
Khusyuk adalah suasana jiwa yang sedang berkhidmat kepada Allah dengan rasa tunduk sebagai hamba dihadapan Rab-nya (Allah). Suasana jiwa khusyuk ini tidak hanya dalam shalat tetapi juga dalam berzikir. Inti shalat adalah berzikir sebagaimana firman Allah :
85
METODE_Shalat REV3.indd 85
26/12/2012 21:06:23
ِ ِ )14( الص اَل َة لِ ِذك ِْري َّ إِنَّني َأنَا اللهَُّ اَل إِ َل َه إِ اَّل َأنَا َفا ْع ُب ْد يِن َو َأق ِم
”Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thaha [20]: 14)
Dalam melaksanakan zikir perlu tuma’ninah (tenang) secara fisik maupun secara jiwa. Karena itu sebelum melaksanakan zikir perlu mempersiapkan diri dan berusaha membangun suasana tenang, terutama suasana tenang dalam jiwa. Dalam Al-Qur’an suasana jiwa yang tenang ini disebut dengan tatma’innul qulub QS. 13 (Ar Ra’d : 28) dan nafsul mutma’innah QS. 89 (Al Fajr) : 27. Tuma’ninah terdiri dari dua kondisi, yang pertama tuma’ninah fisik yaitu tenang dalam gerakan shalat atau dalam istilah fiqih sering disebut sebagai berhenti sejenak. Yang kedua tuma’ninah jiwa yaitu pikiran, perasaan dan hati dalam keadaan tenang dan khidmat. Keadaan tuma’ninah secara jiwa sangat diperlukan agar suasana khusyuk yang sebenarnya bisa dirasakan. Suasana jiwa yang tenang perlu diusahakan terlebih dahulu sebelum zikir dilaksanakan, tenang pikiran, tenang perasaan, tenang di hati dan tenang seluruh tubuh. Tenang jiwa secara keseluruhan ini menjadi syarat mutlak untuk
86
METODE_Shalat REV3.indd 86
26/12/2012 21:06:23
mencapai khusyuk. Dengan ketenangan tersebut maka jiwa kita mudah diarahkan untuk menghayati zikrullah. Bila suasana jiwa tidak tenang maka kita akan kesulitan mengarahkan pikiran dan perasaan untuk khusyuk. Dalam ilmu neurologi, suasana jiwa yang tenang ini berada pada tingkat gelombang alfa didalam otak. Dalam praktiknya memerintahkan pikiran dan perasaan untuk berada dalam suasana tenang tidak mudah. Pikiran seringkali sulit dikendalikan dan selalu saja memikirkan hal-hal duniawi. Kita perlu berusaha menenangkan diri dengan cara memberikan perintah kepada pikiran, perasaan dan anggota tubuh agar tenang. Praktiknya dapat dipelajari melalui bimbingan langsung dari pembimbing. Bila kita merasa kesulitan untuk tenang maka perlu dibantu dengan mengatur pernafasan. Caranya adalah menarik dan menghembuskan nafas yang diikuti perintah untuk menenangkan diri. Mencapai suasana khusyuk yang sempurna bukan pekerjaan mudah, perlu perjuangan dan perlu latihan sungguh-sungguh.
87
METODE_Shalat REV3.indd 87
26/12/2012 21:06:23
Mencapai Tuma’ninah Jiwa yang sempurna. Tuma’ninah secara fisik sangat mudah dilakukan tetapi mengkondisikan tuma’ninah secara jiwa yang sempurna tidak semudah itu. Seseorang yang terlihat tuma’ninah secara fisik dalam shalatnya belum tentu tuma’ninah didalam jiwanya. Untuk mencapai kesempurnaan tuma’ninah didalam jiwa diperlukan beberapa syarat yaitu : 1. Memahami makna zikir secara utuh dan sungguhsungguh terutama Mengenal Allah (Makrifatullah) dan Mengenal Diri (Makrifatul Insan). 2. Setelah memahami dengan baik siapa Tuhan dan siapa diri yang sebenarnya maka tumbuh “kesadaran, keinsyafan, keyakinan dan tahu diri dihadapan Allah”. Kondisi seperti ini perlu dibangun agar kita mampu merasakan dan menghayati dengan baik makna zikir dihadapan Allah. 3. Memahami dengan baik bahwa pikiran kita mampu mengingat 5 sampai 8 ingatan sekaligus pada saat yang sama, pada kondisi seperti ini gelombang otak berada pada gelombang beta. Untuk mencapai khusyuk, gelombang otak harus diturunkan secara bertahap ke gelombang alfa dimana ingatan hanya satu yaitu mengikuti instruksi langkah latihan no. 4 dibawah
88
METODE_Shalat REV3.indd 88
26/12/2012 21:06:23
ini. Bila ingatan dikosongkan maka gelombang otak menurun ke teta kemudian mudah tidur. 4. Untuk mencapai tuma’ninah jiwa yang sempurna dalam rangka meraih suasana khusyuk perlu dilakukan beberapa langkah latihan permulaan sebagai berikut : -- Latihan ini dilakukan diluar shalat, sedangkan pelaksanaan shalat harus sesuai dengan ketentuan syariat. Sesuai tuntunan hadis dan Al-Quran serta rukun shalat. -- Tenangkan pikiran dan perasaan. -- Kendurkan seluruh otot-otot tubuh, terutama otot bahu dan perut. -- Tarik nafas dan hembuskan. -- Sebut nama Allah dalam hati. -- Tumbuhkan kesadaran, keinsyafan, keyakinan dan tahu diri dihadapan Allah. -- Ingat dan yakini bahwa dalam kehidupan ini ada kekuatan Yang Maha Besar yaitu Allah yang menciptakan, mengurus dan memelihara diri kita dan seisi alam semesta. -- Ingat bahwa diri kita dan seluruh alam ini tidak memiliki kekuatan apa-apa dihadapan Allah. Semua kekuatan manusia dan makhluk-Nya hanyalah pemberian Allah. (Laahaula wala quwwata illa billah).
89
METODE_Shalat REV3.indd 89
26/12/2012 21:06:23
-- Ingat ke-Maha Besaran Allah dan ketidakberdayaan diri dihadapan Allah. -- Ingat bahwa Allah adalah Maha Esa yang berarti keberadaan-Nya tidak bisa dilihat, didengar, dirasakan, dibayangkan, tak terbatas, tak terhingga. Sekalipun demikian kita diberikan kesempatan untuk mengenal Allah dengan baik karena Allah bisa dipelajari, bisa dimengerti, bisa difahami, bisa diyakini, bisa diimani. Allah ada, Allah bekerja, Allah berperan. -- Ingat Allah Maha Mendengar (As Sami’), Maha Memahami (Al ‘Alim), Maha Melihat (Al Bashir). -- Yakinkan dalam diri, Allah memahami pikiran saya, perasaan saya, isi hati saya, keadaan saya. -- Teruskan sebut nama Allah dengan penuh kesadaran dan keinsyafan. -- Keadaan seperti ini saya sebut dengan zikir untuk mencapai suasana ihsan (Zikir Ihsan).
ِ َْما إ َ ان َق َال َأ ْن َت ْع ُبدَ اللهََّ ك ََأ َّن ك ت ََرا ُه َفإِ ْن لمَْ َتك ُْن ت ََرا ُه ُ ال ْح َس َ َفإِ َّن ُه َي َر اك (Jibril 'Alaihis salam) berkata: "Apakah ihsan itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
90
METODE_Shalat REV3.indd 90
26/12/2012 21:06:23
"Kamu menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu“ (HR Bukhari No. 48)
Berlatih dilakukan secara langsung dengan mengikuti instruksi pembimbing. Namun bila telah memahami dengan sempurna isi buku ini, maka berlatih dapat dilakukan dengan menggunakan rekaman CD MP3. Bagi yang belum memahami dengan sempurna isi buku ini, dimohon tidak melakukan latihan, karena dikhawatirkan terjadi salah faham atau ada hal negatif dikemudian hari. Latihan ini merupakan permulaan, untuk selanjutnya akan ditingkatkan sesuai tahapan yang diajarkan oleh pembimbing. Setelah melakukan tuma’ninah jiwa, selanjutnya dapat ditambahkan latihan masing-masing ayat dalam surat Al Faatihah pada bagian berikutnya. Setelah suasana tenang secara fisik dan jiwa (tuma’ninah) bisa dirasakan, kemudian dilakukan perintah Allah yang lain yaitu tafakkur dan tadabbur. Dengan tuma’ninah, tafakkur dan tadabbur inilah kita dapat mengarahkan pikiran, perasaan dan hati kita untuk melakukan zikir dengan khusyuk. Sebagaimana firman Allah :
91
METODE_Shalat REV3.indd 91
26/12/2012 21:06:23
∩⊄⊇∪ tβρã©3xtGtƒ 5Θöθs)Ïj9 ;M≈tƒUψ y7Ï9≡sŒ ’Îû ¨βÎ)
....Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-tanda (peran Allah) bagi ∩⊄⊆∪ !$yγä9$xkaum ø%&r A>yang θè=è% 4’berpikir. n?tã ôΘr& šχ#u™öà)ø9$# tβρã−/y‰tGtƒ Ÿξsùr& ∩⊄⊇∪ tβρã©3xtGtƒ 5Θöθs)Ïj9 ;M≈tƒUψ y7Ï9≡sŒ ’Îû ¨βÎ)
(QS. Ar-Rum [30]: 21)
∩⊄⊆∪ !$yγä9$xø%r& A>θè=è% 4’n?tã ôΘr& šχ#u™öà)ø9$# tβρã−/y‰tGtƒ Ÿξsùr&
“Maka apakah mereka tidak mentadaburi (merenungi) Al Qur'an ataukah hati mereka terkunci ?” (QS. Muhammad [47]: 24)
Membangun suasana khusyuk secara sempurna perlu dilakukan secara terpadu yaitu Tuma’ninah, Tafakkur dan Tadabbur. Ketiganya memiliki fungsi yang berbedabeda. Tuma’ninah bertujuan agar jiwa dan raga menjadi tenang, tafakkur bertujuan agar kita memahami secara utuh dan tadabbur agar kita mampu merenungkan dan menghayati yang kita ucapkan atau zikirkan. Ketiganya tidak bisa dipisahkan dalam mencapai kualitas khusyuk yang sempurna. Perlu diketahui didalam masyarakat yang beraneka ragam ini, terkadang ada sebagian orang yang keliru dalam
92
METODE_Shalat REV3.indd 92
26/12/2012 21:06:23
memahami khusyuk dan tuma’ninah. Mereka beranggapan tuma’ninah dan khusyuk adalah meditasi. Khusyuk bukan meditasi, tuma’ninah bukan meditasi. Selain itu perlu diketahui bahwa latihan tuma’ninah jiwa yang sempurna ini adalah latihan mencapai khusyuk yang sangat baik, suatu kebaikan yang berkualitas tinggi biasanya menghadapi tantangan dan hambatan dari dalam diri sendiri maupun orang lain, karena setan tidak akan senang bila kekhusyukan shalat kita semakin meningkat. Cara setan yang lain untuk menghambat latihan ini yaitu melalui orang lain yang menakut-nakuti dengan berbagai alasan agar kita tidak mau berlatih. Ada juga yang mengatakan khusyuk itu tidak mendengar apa-apa, sebetulnya tidak demikian. Seseorang yang sedang khusyuk dalam berzikir perhatiannya penuh dalam tuma’ninah, tafakkur dan tadabbur atau perhatiannya penuh pada penghayatan dan penjiwaan makna yang dalam tentang apa yang diucapkannya. Karena perhatian penuh ini maka perhatian kepada yang lain terabaikan. Seperti anda sedang menghitung uang, sangat serius takut keliru maka perhatian kepada yang lain terabaikan. Suasana khusyuk dalam berzikir sebagaimana dijelaskan dalam buku Terapi Qur’ani terdiri dari suasana khusyuk
93
METODE_Shalat REV3.indd 93
26/12/2012 21:06:23
dalam zikir Ihsan, zikir Taubat, zikir Ikhlas, zikir Tawakal, zikir Syukur, zikir Berlindung pada Allah. Mencapai khusyuk sempurna secara terpadu saya sebut dengan metode 3T (Tuma’ninah, Tafakkur, Tadabbur). Secara khusus ketiganya memiliki makna sebagai berikut : - Tuma’ninah yaitu suasana jiwa dan raga dalam keadaan tenang, tenteram dan damai. Suasana ini harus dibangun terlebih dahulu sebelum melakukan tafakkur dan tadabbur agar hasilnya lebih meresap kedalam jiwa. Suasana ini sangat diperlukan untuk menghayati dan menjiwai agar kita mampu merasakan dan menikmati indahnya berzikir atau menghayati bacaan dalam shalat. - Tafakkur yaitu menggunakan akal pikir (memberdayakan pikiran) untuk memahami dengan baik dan sempurna bacaan shalat atau hal-hal yang dipelajari dari Al-Qur’an khususnya tentang Ihsan, Taubat, Ikhlas, Tawakal, Syukur dan Perlindungan Allah. - Tadabbur yaitu menggunakan akal pikir, perasaan dan hati secara bersama-sama untuk merenungi secara mendalam bacaan shalat atau firman Allah dalam AlQur’an diiringi dengan menyaksikan tanda-tanda keMaha Besaran Allah dalam kehidupan nyata sehingga
94
METODE_Shalat REV3.indd 94
26/12/2012 21:06:23
melahirkan kesadaran, keinsyafan, keyakinan dan ketundukan jiwa dihadapan Allah.
Proses Membuat Rekaman dalam Memori Pikiran dengan Cara Belajar dan Berlatih Untuk Mencapai Khusyuk dalam Shalat dan Terapi Qur’ani dengan Metode 3T Memori manusia terdiri dari jenis memori yaitu memori pasif dan memori aktif, kedua memori tersebut memiliki fungsi dan kemampuan yang berbeda. Memori pasif hanya tersimpan dalam pikiran yang hanya bersifat pengetahuan dan pemahaman. Sedangkan memori aktif hidup dan bergerak aktif saat dipergunakan. Memori aktif dipergunakan dalam praktik kehidupan sedangkan memori pasif tidak dipraktikkan. Misalnya pelajaran olah raga berenang, pelajaran ini bila hanya dibaca dalam buku, dijelaskan dan didiskusikan dalam ruangan, maka hasilnya hanya sekedar mengetahui dan memahami pelajaran berenang. Olah raga renang yang hanya dipelajari dari buku atau didiskusikan, dipastikan seseorang tidak akan bisa berenang. Demikan halnya dengan shalat khusyuk, bila seseorang hanya menghafal kata bahasa Arab dan mengetahui arti dan maknanya kemudian didiskusikan saja tetapi tidak pernah dilatih dan diulang-ulang maka
95
METODE_Shalat REV3.indd 95
26/12/2012 21:06:23
akan mengalami kesulitan untuk mencapai kekhusyukan dalam shalat, apalagi yang hanya hafal kata bahasa Arab dan artinya saja. Karena itulah dalam pelatihan shalat khusyuk dengan metode 3T (Tuma’ninah, Tafakkur, Tadabbur) ini disediakan sarana lengkap yaitu cara berlatihnya, bukunya, praktik pelatihannya dan CD MP3 untuk berlatih. Penjelasan tentang memori pasif dan memori aktif sebagai berikut : - Memori Pasif yaitu memori yang dibuat melalui proses belajar dengan cara membaca, mendengarkan dan mendiskusikan. Memori yang dihasilkan adalah sekedar mengetahui dan memahami. - Memori Aktif yaitu memori yang dibuat melalui proses berlatih dengan cara mengulang-ulang, menghafal, mendengarkan, menirukan dalam hati atau lisan atau gerakan. Memori yang dihasilkan adalah kemampuan mengingat secara cepat dan otomatis, kemampuan menghayati, menjiwai dan mempraktikkan saat diperlukan. Dalam melaksanakan shalat khusyuk tidak hanya diperlukan memori pasif tetapi harus dipastikan hidup dan bergeraknya memori aktif dalam pikiran kita yaitu memori tentang kata bahasa Arab, arti, makna, penghayatan makna
96
METODE_Shalat REV3.indd 96
26/12/2012 21:06:23
dan kata kunci makna. Bila memori-memori itu hidup aktif dalam pikiran kita saat melaksanakan shalat maka memori atau lintasan pikiran yang lain tidak akan ada, karena semua lintasan memori telah penuh diisi oleh memori-memori penghayatan makna bacaan shalat secara lengkap. Inilah makna khusyuk dilihat dari sudut pandang aktifitas atau kegiatan memori pikiran. Bila memori yang ada dalam pikiran hanya sekedar memori pasif maka bisa dipastikan akan kesulitan mencapai khusyuk yang sebenarnya. Didalam pikiran kita terdapat ±6.000 lintasan pikiran setiap hari, semua lintasan pikiran ini adalah rekaman memori pikiran dimasa lalu yang pernah dilihat, didengar, dialami, dirasakan dan dipelajari. Memori-memori ini aktif melintas dalam pikiran kita secara otomatis tanpa kita sadari. Semua lintasan pikiran pasti ada memorinya, bila tidak ada memorinya tidak akan pernah ada lintasan pikiran itu. Sebagai contoh, coba anda hitung angka-angka berikut ini tanpa menggunakan mesin kalkulator. 2 X 3 X 4 X 5 = ............, 5 X 4 + 3 : 2 = ............, 7 X 5 X 4 – 20 = ............
97
METODE_Shalat REV3.indd 97
26/12/2012 21:06:23
Pada saat anda menghitung, pikiran anda kemana?, jawabnya pasti kepada hitungan itu secara penuh, tak sedikitpun kepada yang lain. Mengapa demikian?, karena didalam pikiran anda telah terbangun memori hitungan angka-angka. Memori ini aktif bekerja secara otomatis karena pernah dipelajari, sering dilatih dan diulang-ulang selama bertahun-tahun. Memori aktif ini berkerja dengan baik saat anda menyelesaikan hitungan tersebut. Tetapi sangat berbeda bila hitungan itu ditanyakan kepada seseorang di pedalaman hutan rimba Papua yang tidak pernah belajar sama sekali. Ketika ditanyakan kepada mereka tentang hitungan itu maka pikiran mereka buntu atau memikirkan yang lain. Kebuntuan itu terjadi karena tidak ada memori hitungan dalam pikirannya sehingga ingatannya buntu atau beralih kepada memori yang lain. Demikian halnya saat anda shalat, lidah berucap kata bahasa Arab, anda tidak memahami, maka pikiran anda akan bergerak kamana-mana sesuai lintasan pikiran saat itu. Mungkin anda merasa keberatan bila diwajibkan mengerti dan memahami makna bahasa Arab yang diucapkan dalam shalat karena terlalu sulit dipelajari, terlalu banyak dan tidak ada waktu. Alasan ini sangat bisa diterima bila pelajaran bahasa Arab ditujukan untuk fasih berbahasa Arab dalam rangka tinggal di negeri Arab. Untuk bisa fasih berbahasa Arab diperlukan ribuan kata yang harus
98
METODE_Shalat REV3.indd 98
26/12/2012 21:06:23
dipelajari dengan matang. Tidak demikian dengan mencapai khusyuk dalam shalat, kita hanya diwajibkan membaca surat Al Faatihah yang terdiri dari 7 ayat saja, jumlah kata dalam Al Faatihah hanya lebih kurang 28 kata. Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang menyediakan waktu untuk mempelajari dengan baik hingga usia 70 tahun bagi yang usia panjang. Waktu yang disediakan Allah ini sangat lama. Sebagai perbandingan, sebagian anak-anak di sekolah dasar telah hafal lebih dari 50 kata bahasa inggris. Apakah kita orang dewasa sangat keberatan menghafal 28 kata bahasa Arab yang diucapkan setiap hari puluhan kali dalam shalat selama puluhan tahun ?. Mari kita renungkan. Ada sebagian orang telah hafal arti surat Al Faatihah tetapi mengalami kesulitan mencapai khusyuk. Hal ini disebabkan mamori arti Al Faatihah diperkirakan hanya membutuhkan 3 memori dalam pikiran, sedangkan kemampuan pikiran kita mampu mengingat 5 lintasan pikiran atau lebih pada saat yang sama. Sehingga sisanya dua atau lebih memori dipakai untuk mengingat yang lain. Kadang-kadang kita terpengaruh untuk mengingat yang lain itu dan tenggelam didalamnya. Dalam rangka berusaha secara sungguh-sungguh untuk mencapai khusyuk dalam shalat diperlukan belajar dan berlatih dengan sebaik-baiknya. Adapun proses belajar
99
METODE_Shalat REV3.indd 99
26/12/2012 21:06:24
dan berlatih untuk membuat memori pasif dan memori aktif dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
Untuk membuat memori pasif melalui proses belajar 3 tahap yaitu : 1. Membaca melalui buku untuk mengetahui. 2. Mendengarkan penjelasan secara utuh dari sumbernya untuk mengetahui. 3. Mendiskusikan untuk memahami. Hasil akhir hanya mengetahui dan memahami.
Untuk membuat memori aktif melalui proses berlatih melalui 8 tahap yaitu : Latihan ini menggunakan CD MP3 bertujuan untuk membuat rekaman dalam memori pikiran dan jiwa kita, karena itu mohon diperhatikan petunjuk pelatihan berikut ini : 1. Perhatikan sungguh-sungguh setiap kata-kata dalam latihan ini. 2. Tirukan dan ulangi kata-kata itu secara lisan yang dihayati dengan baik agar lebih terkesan dalam memori pikiran.
100
METODE_Shalat REV3.indd 100
26/12/2012 21:06:24
3. Didalam latihan ini ada jeda suara atau berhenti suara, pada saat jeda suara itu curahkan penghayatan makna dari hati yang paling dalam sesuai kata-kata sendiri walaupun tidak sama persis dengan kata-kata dalam rekaman (CD MP3). 4. Berlatih menyebut kata bahasa Arab kemudian mengingat kata kunci. 5. Berlatih menyebut kata kunci kemudian mengingat kata bahasa Arab. 6. Berlatih mengingat kata kunci kemudian mengingat makna kemudian menyebut kata bahasa Arab. 7. Membiasakan memakai hasil latihan tersebut dalam shalat. 8. Cara berlatih yang baik yaitu satu ayat diulang-ulang hingga mantap dan mahir dalam menghayati makna dan kata kuncinya, setelah itu baru beralih ke ayat yang lain. Bila terlalu banyak ayat yang dilatih dalam waktu singkat, tidak akan mencapai hasil yang baik karena pikiran kita kesulitan mencernanya. Tidak diperkenankan berlatih saat menyetir mobil atau bekerja. Penjelasan dan pelatihan langsung dari pembimbing ditambah CD MP3 dan buku petunjuk, sangat diperlukan
101
METODE_Shalat REV3.indd 101
26/12/2012 21:06:24
untuk mempercepat proses mencapai khusyuk dalam shalat.
Sarana Latihan Membuat Memori Aktif Dalam Pikiran untuk Mempercepat Proses Peningkatan Kekhusyukan dalam Shalat dan Latihan Terapi Qur’ani melalui CD MP3. 1. 01. Petunjuk Pelatihan ( PETUNJUK mp3 ) 2. Ceramah Pendahuluan 02. A’uudzubillah ( crm audzu mp3 ) 03. Bismillaahirrohmaanirrohiim ( crm bismillah mp3 ) 04. Alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin ( crm alhamdu mp3 ) 05. Maalikiyaumiddiin ( crm malik mp3 ) 06. Iyyakana’budu ( crm iyaka mp3 ) 07. Waiyyakanasyta’iin ( crm nastain mp3 ) 08. Ihdinasyirootol Mustaqiim ( crm ihdinas mp3 ) 09. Syirootolladziina an’amta ‘alaihim ( crm an’amta mp3 )
102
METODE_Shalat REV3.indd 102
26/12/2012 21:06:24
10. Ghairilmaghdhuubi ‘alaihim waladhdholliin ( crm ghairil mp3 ) 11. Allahu Akbar ( crm akbar mp3 ) 12. Sami’ Allah ( crm sami’ mp3 ) 13. Istighfar ( crm Istighfar mp3 ) 14. Ikhlas ( crm Ikhlas mp3 ) 15. Tawakkal ( crm Tawakkal mp3 )
3. Latihan bacaan shalat khusyuk 16. Kata bahasa Arab – Artinya ( ARB – ARTI mp3 ) 17. Kata bahasa Arab – Kata kunci makna ( ARB – KNC mp3 ) 18. Kata Kunci Makna – Kata bahasa Arab ( KNC – ARB mp3 ) 19. Bahasa Arab - Penghayatan makna singkat ( ARB – MNSKT mp3 ) 20. Penghayatan makna singkat – Bahasa Arab ( MNSKT – ARB mp3 ) 21. Ihsan ( IHSAN mp3 ) Latihan Penghayatan makna surat Al Faatihah masingmasing ayat 22. Bismillaahirrohmaanirrohiim ( lth BISMLH mp3 )
103
METODE_Shalat REV3.indd 103
26/12/2012 21:06:24
23. Alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin ( lth ALHMD mp3 ) 24. Maalikiyaumiddiin ( lth MALIK mp3 ) 25. Iyyakana’budu ( lth IYAKA mp3 ) 26. Waiyyakanasyta’iin ( lth NASTAIN mp3 ) 27. Ihdinasyirootol Mustaqiim ( lth IHDINAS mp3 ) 28. Syirootolladziina an’amta ‘alaihim ( lth ANAMTA mp3 ) 29. Ghairilmaghdhuubi ‘alaihim waladhdholliin ( lth GAIRIL mp3 ) 30. Allahu Akbar ( lth AKBAR mp3 ) 31. Sami’ Allah ( lth SAMI mp3 ) 32. Astaghfirullah ( lth ISTGFAR mp3 )
4. Latihan Terapi Qur’ani untuk kesehatan, rizki, kecantikan, mengatasi masalah. 33. Terapi Pembersih Jiwa (Terapi Taubat) (TQ. TAUBAT mp3) 34. Terapi Pencerahan Jiwa (Terapi Ihsan) (TQ. IHSAN mp3) 35. Terapi Menetralisir Beban Jiwa (Terapi Ikhlas) (TQ. IKHLAS mp3) 36. Terapi Melepas Beban Jiwa (Terapi Tawakal) - (TQ. TAWAKAL mp3)
104
METODE_Shalat REV3.indd 104
26/12/2012 21:06:24
37. Terapi Kesehatan, Kecantikan (Terapi Syukur) (TQ. SUKUR mp3) 38. Terapi Ketentraman (Terapi Perlindungan) – (TQ. LINDUNG mp3) 5. Bahasa Arab, artinya, kata kunci makna dan makna singkat. A’uudzu billaahiminasyaithoonirrojiim. Artinya : Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Kata kunci makna : Berlindung. Makna singkat : Ya Allah lindungi saya dari setan. Bismillaahirrohmaanirrohiim. Artinya : Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kata Kunci Makna : Nikmat tiada henti. Makna singkat : Ya Allah NikmatMu mengalir dalam diri saya tiada henti. Alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin. Artinya : Segala puji bagi Allah seru sekalian alam. Kata Kunci Makna : Mulia dan terima kasih.
105
METODE_Shalat REV3.indd 105
26/12/2012 21:06:24
Makna singkat
: Ya Allah Engkaulah yang Maha Mulia lagi Maha Agung, terima kasih ya Allah. Maalikiyaumiddiin Artinya : Yang menguasai hari pembalasan. Kata Kunci Makna : Kekuasaan tak terbatas. Makna singkat : Ya Allah KekuasaanMu tak terbatas dunia akhirat. Iyyakana’budu Artinya : Hanya kepadaMu kami menghambakan diri. Kata Kunci Makna : Hamba. Makna singkat : Ya Allah aku adalah hambaMu. Wa iyyakanasyta’iin Artinya : Dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan. Kata Kunci Makna : Peminta minta. Makna singkat : Ya Allah aku adalah pemintaminta yang tak berdaya dan bergantung padaMu. Ihdinasyirootolmustaqiim Artinya : Bimbinglah kami ke jalan yang lurus. Kata Kunci Makna : Selamat dunia akhirat.
106
METODE_Shalat REV3.indd 106
26/12/2012 21:06:24
Makna singkat : Ya Allah aku memohon padaMu keselamatan dunia dan akhirat. Shirootolladziina an’amta ‘alaihim Artinya : Jalan kepada mereka yang telah Engkau beri nikmat. Kata Kunci Makna : Akhlak Mulia. Makna singkat : Ya Allah jadikanlah saya orang yang berakhlak mulia. Ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladhdhaalliin Artinya : Bukan jalan yang dimurkai dan bukan jalan yang sesat. Kata Kunci Makna : Akhlak Buruk Makna singkat : Ya Allah lindungilah dan jauhkanlah saya dari akhlak buruk. Allahu Akbar Artinya : Allah Maha Besar. Kata Kunci Makna : Kekuasaan dan KeperkasaanNya Makna singkat : Ya Allah Maha Besar KekuasaanMu dan KeperkasaanMu.
107
METODE_Shalat REV3.indd 107
26/12/2012 21:06:24
Sami ‘Allah Artinya : Maha Mendengar Allah. Kata Kunci Makna : Memahami. Makna singkat : Ya Allah Engkau memahami pikiran, perasaan dan hati saya. Astaghfirullah Artinya : Ampunilah aku Ya Allah. Kata Kunci Makna : Pengkauan dosa. Makna singkat : Ya Allah saya mengakui banyak dosa dan menganiaya diri, ampunilah saya. Dalam praktiknya banyak kendala yang dihadapi saat pelaksanaan shalat khusyuk, diantaranya yaitu shalat disiang hari, banyak gangguannya terutama saat bekerja yang waktunya terbatas, shalat ditempat yang terbatas, ditunggu orang lain yang akan melaksanakan shalat, shalat dimasjid agak lambat dan lama waktunya sehingga merasa kurang nyaman dilihat orang lain, mengikuti imam yang bacaan dan gerakan shalatnya cepat. Menghadapi keadaan seperti ini kita perlu menyesuaikan diri dengan langkah-langkah sebagai berikut: • Bila imamnya cepat bacaan dan gerakannya maka kita cukup mengingat kata kunci makna.
108
METODE_Shalat REV3.indd 108
26/12/2012 21:06:24
• Bila imamnya sedang (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat) bacaan dan gerakannya, bisa dihayati makna singkat. • Bila shalat sendiri, waktu cukup luang, shalat sunat atau tengah malam sebaiknya menghayati makna lengkap. Saat kita mendengarkan atau membaca surat Al-Qur’an dalam shalat tetapi tidak mengerti artinya, sebaiknya tetap fokus mendengarkan atau membaca sambil merasakan kondisi ihsan.
Kesempurnaan khusyuk tergantung pada : - Kesempurnaan Tuma’ninah : Semakin sempurna merasakan ketenangan dalam diri, maka kekhuyusukan akan semakin sempurna. Dengan tuma’ninah ini pikiran akan lebih mudah dikendalikan dan diarahkan untuk membangun kesadaran diri dan keinsyafan sebagai hamba dihadapan Allah. Dalam hal ini dituntut kemampuan untuk menurunkan gelobang otak dari beta ke alfa. - Kesempurnaan Tafakkur : Semakin sempurna pemahaman makna yang diucapkan dalam zikir atau shalat, maka akan semakin sempurna kekhusyukannya.
109
METODE_Shalat REV3.indd 109
26/12/2012 21:06:24
Dalam hal ini terkait dengan memori pembelajaran dan pemahaman makna yang tersimpan dalam pikiran. - Kesempurnaan Tadabbur : Semakin sempurna penghayatan dan penjiwaan yang diucapkan dalam zikir atau shalat maka akan semakin sempurna kekhusyukannya. Dalam hal ini menyangkut perasaan dan hati yang diperoleh dari perenungan yang mendalam kemudian menumbuhkan “kesadaran, keinsyafan, keyakinan dan tahu diri dihadapan Allah”. - Kesempurnaan Berlatih : Semakin sering berlatih maka semakin sempurna kekhusyukannya. Dalam hal ini terkait dengan pengulangan, kebiasaan dan kecepatan mengakses memori yang ada didalam pikiran dan perasaan yang terekam dalam otak. Pembelajaran dan latihan Tuma’ninah, Tafakkur dan Tadabbur semuanya terekam dalam memori otak. Selamat berlatih semoga Allah membimbing dan menolong kita dalam mencapai khusyuk yang sebenarnya. Amiin.
110
METODE_Shalat REV3.indd 110
26/12/2012 21:06:24
Inti Shalat adalah melakukan pemujaan dalam Zikrullah Pemujaan kepada Allah dalam shalat Arti kata sholat yaitu hubungan, dalam kehidupan sehari-hari shalat diartikan hubungan antara hamba dengan Tuhannya dalam rangka memuja, mengagungkan, berdo’a atau meminta. Dalam istilah fiqih shalat diartikan diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Secara khusus Al-Qur’an menjelaskan bahwa shalat adalah untuk menyembah, memuja, mengagungkan Allah, dengan cara itulah kita mengingat Allah dalam shalat sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Thaha [20] : 14
ü“Ìò2Ï%Î! nο4θn=¢Á9$# ÉΟÏ%r&uρ ’ÎΤô‰ç6ôã$$sù O$tΡr& HωÎ) tμ≈s9Î) Iω ª!$# $tΡr& \û©Í_¯ΡÎ) “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” Dalam ayat ini, kata shalat adalah perintah Allah untuk menyembah-Nya atau melakukan pemujaan kepada Allah. Pemujaan ini, menjadi faktor utama dalam shalat, karenanya perlu dimantapkan dalam diri apabila akan melaksanakan shalat. Bagi yang belum memiliki kemantapan untuk
111
METODE_Shalat REV3.indd 111
26/12/2012 21:06:24
memuja dan mengagungkan Allah dalam shalat, perlu mempersiapkan diri dengan menanamkan kata-kata tertentu. Tetapi bila sudah mantap maka kata-kata itu tidak perlu. Kata-kata untuk memantapkan misalnya sebagai berikut: ”Saya akan memuja dan mengagungkan Allah sebagai penguasa alam semesta, Tuhan yang menciptakan, memelihara, mengurus alam semesta (Rabbul ‘Alamin), termasuk diri saya ”. Kata-kata ini ditanamkan dalam diri sebelum melaksanakan shalat atau diluar pelaksanaan shalat. Kata-kata ini ternyata ada hubungannya dengan kekhusyukan shalat. Bagi yang sudah merasakan nikmatnya memuja, mengagungkan Allah akan berkata ”inilah awal kekhusyukan shalat”. Kata-kata ini akan berpengaruh besar terhadap kekhusyukan kita selama melakukan shalat.
Makna Zikrullah Selanjutnya ayat Al-Qur’an tersebut menjelaskan bahwa mendirikan shalat adalah untuk mengingat Allah (zikrullah) bukan mengingat yang lain, karena pekerjaan utama dalam shalat adalah mengingat Allah. Namun demikian dalam kehidupan sehari-hari, mengingat Allah sering dimaknai sebagai menyebut kata Allah. Menyebut dan mengingat
112
METODE_Shalat REV3.indd 112
26/12/2012 21:06:24
memiliki makna yang berbeda, mengingat menggunakan pikiran sedangkan menyebut menggunakan lidah. Sekalipun berbeda tetapi keduanya bisa seiring sejalan, menyebut dan mengingat bisa bersamaan. Menyebut berarti mengucapkan dengan lidah yang diiringi suara, sedangkan mengingat menggunakan pikiran dan tidak bersuara, mengingat adalah mengulang memori yang ada dalam pikiran. Memori dibuat dari proses belajar melalui mendengar, melihat atau membaca yang direkam dalam pikiran. Menyebut nama Allah dalam hati diperintahkan dalam Al-Qur’an surat Al A’raaf ayat 205: ”Dan sebutlah (nama) Allah dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut”. Ayat ini menegaskan bahwa sebutan nama Allah harus diiringi dengan kesadaran, keinsyafan, keyakinan dan tahu diri dihadapan Allah sehingga menyebutnya dengan merendah diri dan rasa takut. Kesadaran merendah diri dan rasa takut bukan sesuatu yang dibuat-buat seperti seseorang yang sedang berakting dalam film, tetapi kesadaran yang diperoleh melalui proses belajar mengenal Allah dan mengenal dirinya. Proses belajar mengenal Allah ini terekam menjadi memori (ingatan) dalam pikiran. Dengan demikian perintah menyebut nama Allah dalam ayat ini bersamaan dengan mengingat Allah yang telah
113
METODE_Shalat REV3.indd 113
26/12/2012 21:06:24
dipelajari sebelumnya. Bukan asal menyebut nama Allah dalam hati. Bila menyebut nama Allah dalam hati hanya sekedar sebutan maka sebutan itu menjadi tak bermakna. Perintah zikrullah dalam ayat ini berarti menyebut dalam hati sekaligus mengingat kembali pemahaman dan penghayatan yang diiringi kesadaran yang tinggi seorang hamba yang berendah diri dihadapan Tuhannya Yang Maha Besar. Dalam kehidupan sehari-hari ada sebagian orang yang menyebut nama Allah tanpa penghayatan sehingga nama Allah Yang Agung dan Mulia berubah menjadi sekedar kata Allah. Bila diucapkan di lidah atau didalam hati terasa hambar.
Tahapan mencapai khusyuk dalam zikrullah Kata khusyuk sering ditanyakan banyak orang, jawabannya sangat beragam diantaranya : konsentrasi, fokus, hening, mengartikan bacaan, merasa melihat Allah, seperti ngobrol dengan Allah, melihat cahaya, roh keluar dari badan, meditasi dan sebagainya. Ada juga yang memberikan penjelasan mengenai khusyuk adalah fokus kepada tempat sujud, ucapan bahasa Arab, kepada artinya.
114
METODE_Shalat REV3.indd 114
26/12/2012 21:06:24
Bila kita tidak memahami dengan baik makna khusyuk maka kemungkinan akan terombang-ambing dalam berbagai macam pandangan ini. Berbeda dengan ajaran lainnya, ajaran Islam memberikan aturan dalam beribadat terutama ibadat shalat. Pelaksanaan ibadat, telah ditentukan bacaan dan gerakan badannya sesuai contoh Rasulullah. Bacaan Shalat yang wajib diucapkan adalah surat Al Faatihah, bacaan ini tidak bisa digantikan dengan bacaan lainnya. Bacaan shalat harus dalam bahasa Arab, tidak bisa diganti dengan bahasa lainnya. Inilah kesepakatan para ulama, bahasa Arab dalam shalat merupakan salah satu alat untuk pemersatu umat Islam diseluruh dunia. Berbeda dengan do’a yang dapat disesuaikan dalam bahasa masing-masing. Kita perlu menyesuaikan diri agar bisa mengucapkan bacaan shalat dalam bahasa Arab. Namun demikian bila hanya hafal bacaan tetapi tidak mengerti yang diucapkan maka kita akan kesulitan mencapai khusyuk yang sebenarnya. Langkah awal mencapai khusyuk dalam shalat adalah mengerti, memahami, menghayati makna bacaan yang diucapkan. Bukan merekayasa dengan pikiran lain yang tidak sesuai dengan bacaan yang diucapkan dalam shalat.
115
METODE_Shalat REV3.indd 115
26/12/2012 21:06:24
Berikut ini dijelaskan proses mencapai khusyuk melalui tahapan kata, arti, makna dan merasakan penghayatannya hingga kita dapat menikmati khusyuk yang sebenarnya. Misalnya kata Allahu Akbar yang diucapkan saat bertakbir. Kata Allahu Akbar bila diajarkan kepada seekor burung beo untuk menirukan maka mampu menirukannya. Bila kita hanya sekedar menirukan kata dengan menyebut Allahu Akbar tanpa memahami arti dan maknanya berarti kemampuan kita hanya setingkat burung beo. Meniru kata Allahu Akbar yang kita ulang-ulang sangat baik dilakukan. Namun kita perlu meningkatkan dengan mengetahui artinya yaitu Allah Maha Besar. Bila arti ini diajarkan kepada anak usia 5 tahun, anak inipun mampu menghafal artinya yaitu Allah Maha Besar. Sebagai seorang muslim bila kita tetap bertahan hanya sebatas tahu artinya dan tidak pernah meningkat lagi selama hidup, maka kualitas ibadah kita hanya setingkat anak usia 5 tahun. Kita diberi kemampuan oleh Allah untuk meningkatkan pemahaman dari sekedar mengetahui arti Allah Maha Besar menjadi memahami dan menghayati maknanya. Caranya adalah menjelaskan secara luas dan terperinci tentang Allah Maha Besar. Pada tingkat menghayati makna, anak usia lima tahun tidak mampu mencerna penjelasan yang luas karena keterbatasan pikirannya.
116
METODE_Shalat REV3.indd 116
26/12/2012 21:06:24
Makna merupakan penjabaran yang lebih luas dari arti, makna hanya bisa dipahami oleh orang dewasa. Setelah mampu menghayati makna Allah Maha Besar, kemudian dilatih dan diulang-ulang hingga kita mampu merasakan ke-Maha Besaran Allah. Proses berlatih menghayati makna ini memerlukan waktu. Bila proses ini dilakukan dengan sabar dan istikamah maka kita mampu menikmati indahnya kekhusyukan dalam berzikir. Secara sederhana menikmati indahnya zikrullah dengan khusyuk dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: 1. Menyebut dengan lisan, atau menyebut dalam hati tetapi tidak tahu artinya. 2. Memahami artinya tetapi tidak menghayati maknanya. 3. Menghayati maknanya sehingga tumbuh kesadaran, keinsyafan, keyakinan dan tahu diri dihadapan Allah. 4. Mengingat kembali makna yang dihayati yang telah terekam dalam memori. Mengingat adalah mengulang rekaman makna dalam memori. Proses mengingat ini ternyata tidak mudah karena itu perlu bantuan suara seorang pembimbing agar mudah untuk mengingat kembali.
117
METODE_Shalat REV3.indd 117
26/12/2012 21:06:24
Skema belajar menyebut kata, arti dan makna Allahu Akbar, sebagai berikut : Tahu Arti
Tahu Makna
Merasakan
Kemampuan
Allahu Akbar
-
-
-
Burung Beo
Allahu Akbar
Allah Maha Besar
-
-
Anak usia 5 tahun
Allahu Akbar
Allah Maha Besar
Penjabaran luas
-
Dewasa
Allahu Akbar
Allah Maha Besar
Penjabaran luas
Berlatih menghayati makna
Dewasa Terlatih, Menikmati khusyuk sebenarnya
Kata
Cara menghayati makna dalam zikrullah dengan metode 3T Dalam praktiknya menghayati makna dengan metode 3T untuk mencapai khusyuk dalam zikrullah ini tidak bisa dilakukan tergesa-gesa tetapi harus bertahap memberikan perhatian utama (fokus) pada : 1. Tuma’ninah (tenang) Pikiran, Perasaan, Hati dan Anggota Tubuh.
118
METODE_Shalat REV3.indd 118
26/12/2012 21:06:24
2. Kata bahasa Arab dalam hati perlahan-lahan dan diulang-ulang. 3. Artinya dalam bahasa Indonesia secara perlahan-lahan dan diulang-ulang. 4. Penghayatan makna diucapkan dalam hati secara perlahan-lahan dan diulang-ulang. Ucapan ucapan dalam hati merupakan proses membuat rekaman dalam memori pikiran, bila terus dilatih dan diulang ulang akan mempermudah mengingatnya untuk dihayati dalam shalat, bila perlu dapat dilakukan dengan bersuara. Dibawah ini dijelaskan cara menghayati makna dari Allahu Akbar, Robbighfirli, dan Sami’ Allahu liman hamidah.
Kata: Allahu Akbar Artinya: Allah Maha Besar Kata Allahu Akbar diucapkan saat bertakbir dalam shalat. Untuk memahami makna Allahu Akbar, perlu dibantu dengan pertanyaan yang lebih luas dan mendasar yaitu : - Siapa Allah ? - Maha Besar-Nya seperti apa ?
119
METODE_Shalat REV3.indd 119
26/12/2012 21:06:24
Menjawab pertanyaan ini diperlukan bimbingan AlQur’an diantaranya : - Allah itu adalah nama Tuhan dalam bahasa Arab disebut Rabbul ‘Alamin. - Rabbul ‘Alamin artinya Yang Menciptakan, Yang Memelihara, Yang Mengurus, Yang mengendalikan alam semesta seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al Fushilat [41] : 30 ... ª!$# $oΨš/u‘ (#θä9$s% ...
....Katakanlah Tuhanmu (Rabbmu) adalah Allah... Allah adalah Maha Esa dijelaskan dalam surat Al Ikhlas [112] : 1
î‰ymr& ª!$# uθèδ ö≅è%
”Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,” Esa bermakna : Keberadaan Tuhan tidak bisa dilihat, didengar, dirasakan, dibayangkan, dibandingkan, tak serupa apapun, tak terbatas, dan tak terhingga. Allah yang Esa inilah yang memiliki peran Yang Maha Besar di alam semesta ini, mulai penciptaannya, pengurusannya dan pemeliharaannya.
120
METODE_Shalat REV3.indd 120
26/12/2012 21:06:24
Maha yaitu : -- Maha -- Maha -- Maha -- Maha -- Maha -- Maha -- Maha
Besar sebagai Tuhan semesta alam maknanya Besar Besar Besar Besar Besar Besar Besar
Ciptaan-Nya di alam semesta Peran-Nya di alam semesta Keperkasaan-Nya di alam semesta Kekuasan-Nya di alam semesta Kasih Sayang-Nya di alam semesta Kemuliaan-Nya di alam semesta Keagungan-Nya di alam semesta.
Untuk memudahkan mengulangi dan menghayati maknanya dibantu dengan suara penghayatan oleh pembimbing sebagai berikut :
”Ya Allah Engkau Tuhan Yang Maha Besar, Maha Besar KekuasaanMu, Maha Besar KeperkasaanMu, Maha Besar Kasih SayangMu, Maha Besar Kemuliaan dan KeagunganMu”.
Kata-kata penghayatan makna ini cukup panjang, boleh dihafalkan, tetapi untuk mempermudah mengingatnya ada kata kunci yang kita buat yaitu BESAR KEKUASAAN DAN KEPERKASAANNYA.
121
METODE_Shalat REV3.indd 121
26/12/2012 21:06:24
Proses menghayati makna Allahu Akbar dilakukan dengan tafakkur dan tadabbur yaitu memikirkan, merenungkan dan menghayati peran Allah di alam semesta. Banyak orang yang berusaha untuk khusyuk dengan fokus pandangan ketempat sujud saja sedangkan pikirannya berhenti atau kemana-mana. Ada juga yang memperhatikan secara sungguh-sungguh bacaan shalatnya. Perhatian utama dalam mengucapkan bacaan shalat dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Perhatian utamanya pada suaranya sendiri sedangkan arti dan maknanya tidak diperhatikan. Hasilnya hanya fokus pada suara tetapi bacaannya tidak terjiwai. 2. Perhatian utamanya pada arti bacaan, hal ini bisa dilakukan bila hafalan bahasa Arabnya sudah mahir (otomatis). Hasilnya hanya fokus pada arti sedangkan penghayatan dan penjiwaan makna tidak diresapi. 3. Perhatian utamanya pada penghayatan makna bacaan, keadaan inilah yang menumbuhkan kesadaran, keinyafan, kekhusyukan. Semakin kuat perhatiannya kepada penghayatan makna maka akan semakin khusyuk shalatnya.
122
METODE_Shalat REV3.indd 122
26/12/2012 21:06:24
Kata: Robbighfirli Artinya: Ya Tuhan Ampunilah aku Untuk memahami makna permohonan ampun, kita perlu merenungi bahwa manusia adalah makhluk yang pelupa, banyak melakukan dosa, baik yang kecil maupun besar, dosa hati, perasaan, pikiran, mata, telinga, anggota tubuh, sengaja maupun tidak, sering menganiaya dirinya sendiri melalui bicaranya, pikirannya, perilakunya dsb. Karena itulah dari waktu shalat ke waktu shalat yang lain diperintahkan untuk memohon ampunan kepada Allah. Kita juga harus meyakini bahwa Allah Maha Kasih Sayang, Maha Pengampun dan Penerima Taubat. Kita harus meyakini bahwa Allah memahami isi hati kita yang bersungguh-sungguh bertaubat. Penghayatan makna dilakukan dengan menghayati dan merenungkan kata-kata dibawah ini :
”Ya Allah saya mengakui bahwa saya banyak melakukan dosa lahir, dosa bathin, yang sengaja dan tidak sengaja, yang kecil dan yang besar, saya banyak menganiaya diri, karena itu ya Allah saya mohon diampuni, diselamatkan dari siksa dan azab Engkau yang
123
METODE_Shalat REV3.indd 123
26/12/2012 21:06:25
sangat pedih. Ya Allah berilah kemampuan kepada saya untuk memperbaiki diri. Saya yakin Engkau Maha Pengampun, Pengasih, Penyayang dan Penerima taubat.”
Kata-kata penghayatan makna ini cukup panjang, boleh dihafalkan, tetapi untuk mempermudah mengingatnya ada kata kunci yang kita buat yaitu PENGAKUAN DOSA
Kata: Sami’ Allahu liman hamidah Artinya: Allah Maha Mendengar bagi siapa yang memuji-Nya. Untuk memahami makna Allah Maha Mendengar, kita perlu merenungi bahwa Allah sangat mendengar apa yang nyata dan tersembunyi, artinya Allah memahami pikiran, perasaan, isi hati dan keadaan kita. Allah Maha Melihat, Menyaksikan diri kita yang sedang shalat, memuliakan, mengagungkan Allah, bersujud dan berdo’a. Penghayatan makna dilakukan dengan menghayati dan merenungkan kata-kata dibawah ini :
124
METODE_Shalat REV3.indd 124
26/12/2012 21:06:25
”Ya Allah Engkau memahami pikiran saya, perasaan saya, isi hati saya, keadaan saya, Engkau melihat dan menyaksikan saya. Saya sedang memuja dan mengagungkan Engkau Ya Allah.
Kata-kata penghayatan makna ini cukup panjang, boleh dihafalkan, tetapi untuk mempermudah mengingatnya ada kata kunci yang kita buat yaitu ALLAH MEMAHAMI.
Mencapai khusyuk dalam 20 menit. Ada sebagian orang yang mengeluh karena kesulitan mencapai khusyuk, bahkan keluhan ini datang dari orang yang usianya 70 tahun yang telah melaksanakan shalat sejak usia 7 tahun. Dalam usianya yang 70 tahun itu dia telah melaksanakan shalat selama ± 60 tahun. Bila dihitung jumlah surat Al Faatihah yang dibaca dalam shalat wajib selama itu maka jumlahnya 17 X 360 X 60 = 367.200 kali. Bila ditambah dengan shalat sunat dan do’a lain anggaplah sebanyak 500.000 kali. Anehnya membaca Al Faatihah sebanyak itu tidak bisa membuat semakin khusyuk dalam shalatnya. Dalam logika akal sehat seharusnya sudah sangat mahir mencapai khusyuk. Yang lebih ironi lagi masih ada
125
METODE_Shalat REV3.indd 125
26/12/2012 21:06:25
yang belum mengetahui arti surat Al Faatihah padahal shalatnya dilakukan terus. Mungkin inilah saatnya untuk mengevaluasi shalat kita sehingga kita termotivasi untuk berusaha dengan sungguhsungguh memperbaiki kekhusyukan shalat. Pertanyaannya adalah apakah sedemikian sulit mencapai khusyuk dalam shalat ?. Bila direnungkan dengan hati yang jernih, ternyata khusyuk membaca satu ayat dalam surat Al Faatihah hanya membutuhkan waktu 20 menit. Waktu sesingkat ini bisa dilakukan oleh seorang mualaf yang baru masuk Islam. Seharusnya bagi yang telah beragama Islam sejak kecil, kekhusyukan shalat sudah mendarah daging. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Pembelajaran shalat khusyuk dalam buku ini membantu kita untuk mempercepat prosesnya tetapi bukan instan. Mencapai khusyuk membaca surat Al Faatihah yang diawali ayat pertama yaitu khusyuk membaca Bismillaahirrohmaanirrohiim hanya memakan waktu 20 menit. Bila dihitung seluruh ayat dalam surat Al Faatihah terdiri dari 7 ayat maka untuk khusyuk membaca surat Al Faatihah hanya membutuhkan waktu 7 X 20 menit = 140 menit. Tidak perlu puluhan tahun. Dari jumlah kata surat Al Faatihah hanya terdiri dari 28 kata, tetapi nampaknya bagi sebagian orang sangat sulit dihafalkan,
126
METODE_Shalat REV3.indd 126
26/12/2012 21:06:25
sedangkan bahasa inggris saat sekolah menengah pertama telah dihafal ratusan kata. Berikut ini dijelaskan salah satu contoh mencapai khusyuk membaca ayat pertama surat Al Faatihah yang diikuti ayat lainnya dengan tahapan mengucapkan katakata, mengetahui arti, dan menghayati makna sebagai berikut :
Kata-kata: Bismillaahirrohmaanirrohiim Artinya: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang (diucapkan saat membaca surat Al Faatihah dalam shalat). Untuk memahami makna kasih sayang Allah, kita perlu merenungi nikmat Allah diluar dan didalam diri kita. Allah memberikan kehidupan dengan segala perlengkapannya seperti air, udara, cahaya, tumbuhan, hewan, semuanya untuk manusia. Allah memberikan nikmat yang tak ternilai pada diri, penglihatan, pendengaran, perasaan, pikiran, jantung, paru-paru, usus, anggota tubuh dan sebagainya. Nikmat itu mengalir terus menerus didalam diri kita tiada henti. Itulah salah satu wujud kasih sayang Allah kepada kita. Penghayatan makna dilakukan dengan merenungi kata-kata dibawah ini :
127
METODE_Shalat REV3.indd 127
26/12/2012 21:06:25
”Ya Allah Engkaulah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Engkau beri saya nikmat yang tak ternilai, air, udara, cahaya, penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, anggota tubuh. MikmatMu mengalir dalam tubuh saya tiada henti. Kasih sayangMu pada saya melebihi kasih sayang kedua orang tua saya”.
Kata-kata penghayatan makna ini cukup panjang, boleh dihafalkan, tetapi untuk mempermudah mengingatnya ada kata kunci yang kita buat yaitu NIKMAT TIADA HENTI.
5 langkah mencapai khusyuk dalam 20 menit (cepat tetapi bukan instan). Bagi seorang mualaf yang baru masuk Islam hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai khusyuk sebenarnya dalam menghayati kata bismillaahirrohmaanirrohiim dengan perincian sebagai berikut : 1. Menghafal kata bismillaahirrohmaanirrohiim membutuhkan waktu 2 menit.
128
METODE_Shalat REV3.indd 128
26/12/2012 21:06:25
2. Mengetahui artinya dengan membaca terjemahan AlQur’an membutuhkan waktu 2 menit. 3. Memahami makna dijelaskan secara singkat tentang kasih sayang Allah di alam semesta dan pada diri, seperti contoh diatas membutuhkan waktu 5 menit. 4. Memahami kata kunci Nikmat Tiada Henti membutukan waktu 1 menit. 5. Melatih penghayatan makna dan mengulang-ulang membutuhkan waktu 10 menit. Memori
Menghayati Makna
Arti
Dihafalkan
Dihafalkan
Direnungkan Dihafalkan Dilatih ulang
Kemampuan Burung Beo
Anak 5 tahun
Dewasa
Waktu 20 menit
2 menit
5 menit
Latihan
2 menit
Makna
Kata Kunci
Kata-kata
Merasakan Khusyuk 1 menit
10 menit
Kata-kata: Alhamdulillaahi Robbil ‘aalamiin Artinya: Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Untuk memahami makna segala puji bagi Allah, kita perlu merenungi kemuliaan, keagungan, kebaikan Allah kepada makhluk-Nya di alam semesta. Allah telah mengurus dan memelihara alam semesta dengan sangat baik, teratur,
129
METODE_Shalat REV3.indd 129
26/12/2012 21:06:25
seimbang, demikian juga dengan diri kita. Allah tidak pernah menuntut apa-apa dari kita, semua perintah Allah adalah untuk kebaikan kita. Sungguh Allah Maha Baik, Maha Mulia, kita wajib berterima kasih kepada-Nya. Penghayatan makna dilakukan dengan merenungi kata-kata dibawah ini :
”Ya Allah Engkaulah Tuhan Yang Memelihara, Mengatur, Mengurus seluruh isi alam ini dan mengurus diri saya. Sungguh Engkau Tuhan Yang Maha Baik, Mulia, dan Agung. Terimakasih Ya Allah”.
Kata-kata penghayatan makna ini cukup panjang, boleh dihafalkan, tetapi untuk mempermudah mengingatnya ada kata kunci yang kita buat yaitu MULIA DAN TERIMA KASIH. Catatan : Saat membaca Alhamdulillaahi Robbil ‘aalamiin jiwa kita memuliakan dan bersyukur kepada Allah. Perwujudan rasa syukur ini juga dilakukan dalam perilaku, seperti menghargai kebaikan dengan mengucapkan terima kasih
130
METODE_Shalat REV3.indd 130
26/12/2012 21:06:25
kepada yang berjasa dan berbagi kepada orang lain dalam bentuk apapun yang bermanfaat.
Kata-kata: Maalikiyaumiddiin Artinya: Yang memiliki hari pembalasan. Untuk memahami maknanya kita perlu memahami bahwa hari pembalasan yang pasti adalah di akhirat kelak, dimana keadilan yang sebenarnya pasti berlaku. Boleh jadi orang yang melakukan kejahatan tidak mendapatkan hukuman di dunia ini. Orang yang melakukan penganiayaan bebas berkeliaran bahkan ada orang yang melakukan kejahatan hidupnya sejahtera. Sebaliknya boleh jadi orang banyak melakukan kebaikan mendapatkan tekanan, intimidasi, penganiayaan atau tidak dihargai, tidak mendapat balasan yang baik dari manusia. Maka di akhirat dipastikan semuanya akan mendapat balasan seadil-adilnya. Yang jahat mendapat hukuman dan yang baik mendapat kesejahteraan dan kebahagiaan. Sebenarnya bila Allah menghendaki, segalanya bisa dilakukan di dunia ini tetapi Allah ingin menguji manusia dengan kehidupan ini siapa yang benar imannya terhadap hari akhirat. Yang sebenarnya Allah Maha Berkuasa di dunia ini dan Allah Maha Berkuasa sampai ke negeri akhirat. Kekuasaan Allah tidak pernah terputus, Kekuasaan Allah Tak Terbatas.
131
METODE_Shalat REV3.indd 131
26/12/2012 21:06:25
Penghayatan makna dilakukan dengan merenungi kata-kata dibawah ini :
”Ya Allah Engkaulah Tuhan Yang Memiliki kekuasaan dunia dan akhirat, Engkaulah Yang Maha Adil, Engkau beri hukuman kepada mereka yang berbuat keburukan dan Engkau beri kesejahteraan dan kebahagiaan yang berbuat kebaikan. Engkau Maha Berkuasa di dunia hingga di akhirat. Kekuasaan Engkau Tak Terbatas”.
Kata-kata penghayatan makna ini cukup panjang, boleh dihafalkan, tetapi untuk mempermudah mengingatnya ada kata kunci yang kita buat yaitu KEKUASAAN TAK TERBATAS.
Kata-kata: Iyya ka na’budu Artinya: Hanya kepadaMu kami menyembah. Untuk memahami maknanya kita merenungi bahwa Allah telah memberikan segalanya untuk hidup kita, Allah menciptakan diri kita dengan semua perlengkapannya,
132
METODE_Shalat REV3.indd 132
26/12/2012 21:06:25
memberi rizki untuk meneruskan kehidupan, memberi nikmat yang sangat banyak. Segalanya disediakan untuk manusia. Karena itu tidak ada pengabian kepada yang lain kecuali kepada Allah, tidak ada penghambaan kepada yang lain kecuali kepada Allah. Bila kita digaji oleh sebuah perusahaan maka hanya kepada perusahaan itu kita bekerja, bila bekerja untuk yang lain maka kita dolim. Allah telah memberikan segalanya kepada kita maka hanya kepada-Nya kita mengabdikan diri. Penghayatan makna dilakukan dengan merenungi kata-kata dibawah ini :
”Ya Allah Engkaulah Tuhan Yang telah memberikan hidup dan semua fasilitas kehidupan, nikmat yang banyak, karena itu hanya kepadaMu saya menghambakan diri”.
Kata-kata penghayatan makna ini cukup panjang, boleh dihafalkan, tetapi untuk mempermudah mengingatnya ada kata kunci yang kita buat yaitu HAMBA
133
METODE_Shalat REV3.indd 133
26/12/2012 21:06:25
Catatan : Kata-kata ini merupakan sebuah ikrar kita kepada Allah dimana kita akan bekerja menghambakan diri kepada Allah. Allah tidak membutuhkan tenaga kita, tidak butuh pikiran kita, tidak butuh apapun dari kita. Menghambakan diri kepada Allah berarti seluruh pemberian Allah kepada kita dimanfaatkan untuk hal-hal yang diperintahkan Allah dan dipergunakan untuk memfasilitasi dalam rangka menjauhkan diri dan mencegah dilakukannya yang dilarang Allah. Wujud nyata yang dilakukan dalam rangka penghambaan diri kepada Allah, dengan melayani manusia, hewan dan tumbuhan serta lingkungan yang membutuhkan bantuan serta berusaha memberikan kesejahteraan bagi kehidupan sepanjang masa tanpa berharap upah kepada makhluk tetapi berharap segalanya hanya kepada Allah. Karena itu kalimat berikutnya adalah Iyya Kanasyta’iin, hanya kepada Engkau saya memohon pertolongan, kebutuhan, perlindungan dan segalanya.
Kata-kata: Wa Iyya ka nasyta’iin Artinya: Hanya kepadaMu kami memohon pertolongan. Untuk memahami maknanya, kita merenungi bahwa semua makhluk-Nya tak memiliki kekuatan apa-apa, tidak bisa memberikan bantuan apa-apa kecuali seizin Allah.
134
METODE_Shalat REV3.indd 134
26/12/2012 21:06:25
Apapun bantuan dan pemberian hakikatnya hanya dari Allah, bisa melalui usaha sendiri atau orang lain. Penghayatan makna dilakukan dengan merenungi kata-kata dibawah ini :
”Ya Allah tak ada kebajikan tanpa pertolonganMu, saya adalah makhlukMu yang banyak sekali kebutuhannya, saya adalah peminta-minta yang selalu berharap pertolonganMu”.
Kata-kata penghayatan makna ini cukup panjang, boleh dihafalkan, tetapi untuk mempermudah mengingatnya ada kata kunci yang kita buat yaitu PEMINTA-MINTA.
Kata-kata: Ihdinash shiroothol mustaqiim Artinya: Bimbinglah kami ke jalan yang lurus. Untuk memahami maknanya kita merenungi bahwa hidup ini sebuah perjalanan panjang dunia akhirat. Didalam perjalanan ini banyak sekali bahaya dunia dan bahaya akhirat. Setiap manusia tidak menginginkan hidupnya terjerumus dalam bahaya dunia mapun akhirat, tetapi
135
METODE_Shalat REV3.indd 135
26/12/2012 21:06:25
ingin keselamatan dan kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Jalan hidup untuk keselamatan dan kebahagaain dunia dan akhirat hanya milik Allah, dan hanya Allah yang mampu memberikannya. Jalan inilah yang dimaksud dengan jalan yang lurus. Penghayatan makna dilakukan dengan merenungi kata-kata dibawah ini :
”Ya Allah kami membutuhkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat, hanya Engkau yang dapat memberikannya. Karena itu bimbinganlah kami dalam jalanMu yang lurus agar kami selamat dan sejahtera”.
Kata-kata penghayatan makna ini cukup panjang, boleh dihafalkan, tetapi untuk mempermudah mengingatnya ada kata kunci yang kita buat yaitu KESELAMATAN DUNIA DAN AKHIRAT. Catatan : Untuk memperoleh jalan yang lurus dalam rangka meraih keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat ini kita berdo’a. Dalam perilaku keseharian, kita perlu mempelajari
136
METODE_Shalat REV3.indd 136
26/12/2012 21:06:25
dan menerapkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dengan sungguh-sungguh. Jalan yang lurus itu ada dalam Al-Qur’an.
Kata-kata: Shirootholladziina an’amta ‘alaihim Artinya: Jalan yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka. Untuk memahami maknanya kita merenungi bahwa nikmat yang terbesar yang bisa menyelamatkan kita dunia dan akhirat adalah yang diberikan kepada para nabi, rasul dan para salihin. Nikmat ini sangat mahal. Yang membedakan manusia dengan para nabi, rasul dan para salihin adalah akhlaknya, pikirannya, perasaannya, hatinya dan perilakunya. Seorang muslim, ulama, kyai melakukan shalat, tetapi kualitas kekhusyukan shalatnya jauh berbeda dibandingkan dengan kualitas shalat para nabi dan rasul. Karena kekhusyukan ada didalam pikiran, perasaan, dan hati yang tidak bisa dilihat manusia. Demikian juga kualitas keikhlasannya, Tawakalnya, Bersyukurnya, Taubatnya, Tawaduknya, Istikamahnya, Kesabarannya, Keyakinannya, Keimanannya, dan sebagainya. Penghayatan makna dilakukan dengan merenungi kata-kata dibawah ini :
137
METODE_Shalat REV3.indd 137
26/12/2012 21:06:25
”Ya Allah Engkau telah menganugerahkan nikmat yang besar kepada para nabi dan rasul yaitu akhlak yang mulia yang menjadi sumber keselamatan dunia akhirat. Karena itu kami mohon padaMu anugerahkanlah kepada kami kemampuan untuk mewujudkan akhlak yang mulia dalam diri kami”.
Kata-kata penghayatan makna ini cukup panjang, boleh dihafalkan, tetapi untuk mempermudah mengingatnya ada kata kunci yang kita buat yaitu AKHLAK MULIA. Catatan : Untuk memperoleh akhlak mulia kita perlu berdo’a dan membenahi diri dalam segala aspek kehidupan, ingat semboyan ”Berkaca diri untuk membenahi diri agar hidup lebih baik dari hari ke hari, lebih baik hubungan dengan Tuhan, lebih baik hubungan sesama manusia, lebih sehat rohaninya, lebih sehat jasmaninya, lebih bermanfaat hidupnya untuk menghambakan diri kepada Allah.”
138
METODE_Shalat REV3.indd 138
26/12/2012 21:06:25
Kata-kata: Ghairil maghdhuubi ‘alahim waladhdhaalliin Artinya: Bukan jalan yang Engkau murkai dan bukan jalan yang sesat. Untuk memahami maknanya kita merenungi bahwa hidup penuh bahaya di dunia maupun di akhirat. Akhirat tempat pembalasan dengan azab api neraka yang sangat pedih. Manusia bisa menjadi penghuni neraka karena akhlak yang buruk. Pikirannya buruk, perasaannya buruk, hatinya buruk, perilakunya buruk. Inilah yang menjadi jalan setan dan murka Allah menimpa orang-orang yang mengikuti jalan setan yang akhirnya menjadi jalan yang sesat. Penghayatan makna dilakukan dengan merenungi kata-kata dibawah ini :
”Ya Allah Engkau menyediakan neraka sebagai azab yang pedih bagi orang-orang yang mengikuti jalan setan yang berakhlak buruk. Murka Engkau akan menimpa mereka yang memilih jalan yang sesat. Lindungilah kami ya Allah. Berikanlah kepada kami kekuatan untuk menjauhi akhlak yang buruk”.
139
METODE_Shalat REV3.indd 139
26/12/2012 21:06:25
Kata-kata penghayatan makna ini cukup panjang, boleh dihafalkan, tetapi untuk mempermudah mengingatnya ada kata kunci yang kita buat yaitu AKHLAK BURUK. Catatan : Untuk menjauhi akhlak yang buruk kita perlu berjuang, berdo’a, berlindung kepada Allah dan membenahi diri dalam segala aspek kehidupan, ingat semboyan ”Berkaca diri untuk membenahi diri agar hidup lebih baik dari hari ke hari, lebih baik hubungan dengan Tuhan, lebih baik hubungan sesama manusia, lebih sehat rohaninya, lebih sehat jasmaninya, lebih bermanfaat hidupnya untuk menghambakan diri kepada Allah.”
Menghafalkan kata-kata penghayatan makna dan proses pembuatan memori. Semua kata-kata untuk penghayatan makna ini bila perlu dihafalkan terlebih dahulu agar penghayatannya lebih mudah. Untuk mempercepat dan mempermudah penghayatan makna ini diperlukan bantuan suara pembimbing. Para peserta/pembaca hanya mendengar dan menghayati suara pembimbing (secara langsung atau melalui CD MP3).
140
METODE_Shalat REV3.indd 140
26/12/2012 21:06:25
Perlu diketahui bahwa proses mencapai khusyuk dimulai dengan membuat memori dalam pikiran. Awalnya membuat memori kata-kata kemudian memori arti kata setelah itu memori makna dan memori penghayatan makna hingga merasakan indahnya zikrullah karena dilatih dan diulang-ulang.
Membuat rekaman memori dalam pikiran. Memori (ingatan) yaitu informasi yang tersimpan didalam sel-sel otak yang masuk melalui panca indera penglihatan, pendengaran, anggota tubuh atau pengalaman. Informasi ini terekam dan tersimpan dengan baik didalam sel-sel otak secara alami dan tersusun dengan rapi. Memori akan berhubungan dengan memori lain di lingkungannya secara alami melalui sistem yang alami. Secara lengkap cara kerja memori, pikiran sadar, pikiran bawah sadar, gelobang otak dan lain-lain dijelaskan dalam buku bagian kedua (Bagian 2). Berikut ini dijelaskan proses pembentukan memori secara alami: Bayi memiliki sel-sel otak yang masih kosong. Sel-sel otak ini diisi melalui proses melihat, mendengar, mengalami. Memori kata-kata diperoleh melalui pendengaran, misal kata mama, papa. Kata-kata ini diajarkan berulang-ulang oleh orang tuanya, maka setelah tiba saatnya bayipun
141
METODE_Shalat REV3.indd 141
26/12/2012 21:06:25
bisa menirukan kata-kata mama, papa. Bila kata-kata ini tidak pernah didengarnya maka sampai tua dia tidak akan pernah tahu. Demikian juga dengan istilah zikir, dan bacaan shalat yang ada dalam memori kita. Sejak kecil kita pernah diajari kata-kata dalam bahasa Arab ”bismillaahirrohmaanirrohiim”, kata-kata ini terekam dalam sel-sel otak dalam bentuk memori kata. Kemudian memori ini sering diulang-ulang atau dihafalkan maka memori mudah diingat dan diucapkan. Kemudian kita diajari kata-kata terjemahannya yaitu ”dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang”, kata-kata dihafalkan dan diulang-ulang maka hafalan ini terekam dalam sel-sel otak berupa memori yaitu memori arti. Kedua pelajaran ini telah membentuk memori yang direkam yaitu memori kata dan memori arti. Walaupun ada dua memori, yaitu memori kata dan memori arti sangat mudah diingat, namun sebagian besar umat Islam kesulitan merasakan khusyuk dalam shalat. Mengapa khusyuk dalam shalat sulit dirasakan ?. Ternyata kedua memori bahasa Arab dan arti tidak cukup untuk mencapai khusyuk, masih perlu memori lain yang lebih lengkap yaitu memori makna.
142
METODE_Shalat REV3.indd 142
26/12/2012 21:06:25
Makna merupakan penjelasan-penjelasan, penjabaran yang lebih luas dan terperinci untuk dihayati dan dijiwai lebih dalam. Karena itu perlu dibuatkan memori makna dalam pikiran untuk melengkapi memori kata bahasa Arab dan artinya. Dengan adanya memori makna ini maka semakin lengkap perbendaharaan memori untuk mencapai khusyuk dalam shalat. Seperti diketahui, kemampuan manusia dapat mengingat 5 sampai 6 ingatan (memori) pada saat yang sama, tenyata bahasa Arab dan arti hanya memerlukan 3 – 4 memori saja, masih ada lebih dari 2 memori yang belum terpakai untuk shalat khusyuk, sehingga sisanya cenderung dipakai untuk memunculkan memori yang lain diluar shalat, kita sering menyebut pikiran pergi kemanamana. Bila memori kata, arti dan makna telah ada dalam pikiran kita maka penghayatan dan penjiwaan bacaan shalat menjadi penuh, semua memori terpakai untuk menghayati bacaan shalat dengan khusyuk. Contoh Kata-kata bahasa Arab : Bismillaahirrohmaanirrohiim. Artinya : Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Penjabaran uraian makna diawali dengan pertanyaan ”Maha Pengasih, Maha Penyayang seperti apa?“.
143
METODE_Shalat REV3.indd 143
26/12/2012 21:06:25
Jawaban pertanyaan ini adalah menguraikan makna kasih sayang dalam bentuk pemberian nikmat yang tiada henti-hentinya kepada manusia sejak diciptakan dalam kandungan hingga hari ini. Nikmat itu adalah nikmat penglihatan, pendengaran, pikiran, anggota tubuh, kesehatan yang tak ternilai. Allah hanya memberi tidak meminta balasan apa-apa dari manusia. Kasih sayang-Nya kepada manusia melebihi kasih sayang kedua orang tua. Kata-kata penghayatan makna bismillaahirrohmaanirrohiim sebagai berikut :
”Ya Allah Engkaulah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Engkau beri saya nikmat yang tak ternilai, air, udara, cahaya, penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, anggota tubuh. NikmatMu mengalir dalam tubuh saya tiada henti. Kasih sayangMu pada saya melebihi kasih sayang kedua orang tua saya. ”
Penghayatan makna perlu ditambahkan kesadaran, keinsyafan, keyakinan dan tahu diri dihadapan Allah. Dengan penambahan ini menghasilkan ucapan yang
144
METODE_Shalat REV3.indd 144
26/12/2012 21:06:26
dihayati, dijiwai maknanya atau dengan kata lain khusyuk, merasakan ketundukkan sebagai hamba dihadapan Allah sebagai pemberi nikmat yang tiada henti, Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Penjelasan makna memiliki banyak kata, maka dibuatkan kata kunci NIKMAT TIADA HENTI agar mudah diingat. Kata-kata makna ini sebaiknya dihafalkan agar memudahkan mencapai khusyuk. MEMORI tidak akan ada bila tidak dibuat dan akan sulit diingat bila tidak dilatih atau diulang-ulang. - Membuat Rekaman - Mengulang Rekaman
Berlatih 3T
Beberapa kemungkinan yang akan kita rasakan dalam mengingat (zikir) yang berarti mengulang rekaman yaitu: - Bila informasi belum pernah ada, mustahil bisa diingat. - Bila informasi hanya sepintas saja terdengar atau terlihat akan mudah lupa. - Bila informasi tidak menarik perhatian, akan sulit diingat.
145
METODE_Shalat REV3.indd 145
26/12/2012 21:06:26
- Bila informasi sudah lama mengendap di otak dan tidak pernah ada pengulangan, akan sulit diingat. - Bila informasi sepotong-sepotong dan tidak jelas, akan sulit diingat. - Bila informasi menarik perhatian, sering diulang, merupakan gambaran lengkap, maka akan sangat mudah diingat. Oleh karena itu belajarlah secara lengkap dengan sistematis, terkonsep, terencana dan teratur hingga menghasilkan paradigma yang tepat dan benar. Kemudian berlatihlah untuk mengulangi secara terus menerus. Insya Allah akan menghasilkan kualitas zikir yang bagus. Penjelasan tentang memori, pikiran sadar, pikiran bawah sadar, dijelasakan lengkap dalam buku bagian kedua (Bagian 2).
Shalat Khusyuk perlu Belajar, Berlatih dan Pemanasan (Warming Up). Salah satu pelajaran di sekolah adalah pelajaran olah raga, pelajaran ini terdiri dari teori dan praktik. Teorinya dipelajari di bangku sekolah dengan membaca buku dan mendapat penjelasan dari para guru, sedangkan praktiknya di lapangan olah raga yang telah disiapkan khusus. Salah
146
METODE_Shalat REV3.indd 146
26/12/2012 21:06:26
satu pelajaran olah raga adalah berenang, teori berenang dipelajari di bangku sekolah didalam kelas, sedangkan praktik berenang di kolam renang. Olah raga renang tidak bisa hanya dipelajari melalui buku diatas meja, tetapi wajib dilatih di kolam renang. Bila seseorang yang dianggap pandai teori berenang dengan nilai 10 misalnya, dia tidak pernah praktik di kolam renang, apakah dia bisa berenang?, pasti tidak bisa berenang. Demikian juga pelajaran shalat khuyuk ini tidak bisa hanya dipelajari melalui membaca dan mendengar tetapi wajib berlatih. Seorang atlit yang akan bertanding berenang diwajibkan untuk melakukan pemanasan (warming up) sebelum pertandingan dimulai. Tujuan pemanasan ini adalah agar otot-otot tubuh tidak kaku, memperlancar peredaran darah, mengulang-ulang gerakan tubuh agar tidak ada kesalahan dalam bergerak, agar lebih prima staminanya menghadapi pertandingan. Demikian juga dengan pelajaran shalat khusyuk. Pelaksanaan shalat wajib yang lima waktu ibarat pertandingan, sedangkan latihan 3T adalah sarana berlatih dan pemanasannya.
Latihan 3T (Tuma’ninah, Tafakkur dan Tadabbur) dilakukan diluar shalat atau sebelum shalat. 147
METODE_Shalat REV3.indd 147
26/12/2012 21:06:26
Latihan ini bertujuan agar suasana khusyuk dalam pelaksanaan shalat dapat menjadi lebih sempurna. Lancar seperti orang sedang main piano, pada awalnya satu-satu dan sulit, menyetir mobil awalnya satu-satu dan sulit, bila sudah lancar semua menjadi mudah dan nikmat. Latihan membaca surat Al Faatihah satu ayat sampai terhayati betul, dilatih diulang-ulang hingga lancar, kemudian mulai hubungkan satu dan dua ayat secara bertahap, insya Allah segalanya mudah.
28 buah Kata bahasa Arab dalam surat Al Faatihah yang wajib dihafalkan. Allah telah memberi waktu puluhan tahun dalam shalat rutin untuk membaca surat Al Faatihah yang merupakan kewajiban. Bila dihitung selama hidup surat Al Faatihah ini telah dibaca sebanyak jutaan kali seumur hidup. 1. Bi : Dengan 2. Ismi : Nama 3. Ar Rahmaan : Pengasih 4. Ar Rahiim : Penyayang 5. Al Hamdu : Segala Puji 6. li : Bagi 7. Robbi : Tuhan 8. Alamiin : Alam
148
METODE_Shalat REV3.indd 148
26/12/2012 21:06:26
9. Malik 10. Yaumi 11. Diin 12. Iyya 13. Ka 14. Na 15. Budu 16. Wa 17. Ista’in 18. Ihdi 19. Syirot 20. Mustaqim 21. Lazina 22. An’amta 23. ’Ala 24. Him 25. Ghairi 26. Maghduubi 27. Laa 28. Dhaalliin
: Raja Berkuasa, Pemilik : Hari : Pembalasan : Hanya : Engkau : Kami : Menghamba : Dan : Meminta tolong : Bimbinglah : Jalan : Lurus : Yang : Engkau anugrahi nikmat : Atas : mereka : Bukan : Murka : Tidak/bukan : Sesat
149
METODE_Shalat REV3.indd 149
26/12/2012 21:06:26
Tahapan mempersiapkan pelaksanaan shalat khusyuk. 1. Niat Pada saat kita mulai berniat untuk melaksanakan shalat, katakan pada diri : - Saya akan melakukan (mengekspresikan) pemujaan, penyanjungan dan pemuliaan kepada Allah Tuhan semesta alam atas ke-Agungan dan ke-Besaran-Nya dalam kata-kata dan gerakan. - Saya akan memanjatkan permohonan ampun dan permohonan lainnya dalam do’a. Saat niat atau saat berdiri sebelum shalat dilaksanakan, ulangi dan mantapkan latihan penghayatan makna Ihsan dan Allahu Akbar. 2. Wudu Saat melakukan wudu katakan pada diri : - Saya bersyukur kepada Allah atas kesempurnaan penciptaan seluruh anggota tubuh saya dan kesehatan yang diberikan selama hidup saya. - Saya sedang melakukan pembersihan dan pemeliharaan seluruh anggota tubuh.
150
METODE_Shalat REV3.indd 150
26/12/2012 21:06:26
151
METODE_Shalat REV3.indd 151
26/12/2012 21:06:26
Mencapai Khusyuk saat Takbir dari contoh tahapan kata Allahu Akbar hingga gerakan serta rintangannya setelah berlatih dengan metode 3T.
152
METODE_Shalat REV3.indd 152
26/12/2012 21:06:26
- Saya memohon ampun kepada Allah atas dosadosa tangan, mata, mulut, telinga, pikiran, kaki dan seluruh anggota tubuh. - Saya harus memelihara anggota tubuh dan pikiran saya dari perbuatan dosa. - Semoga Allah mengampuni dosa-dosa saya dan membersihkan saya. 3. Tenang sejenak sebelum melakukan shalat - Ulangi butir 1 diatas. - Lakukan perenungan dan penyadaran diri tentang siapa Allah dan siapa diri. 4. Lakukan Takbir dengan penghayatan makna. 5. Setelah butir 1 – 4 mahir, kemudian ditambahkan menghayati makna setiap bacaan shalat.
Penjelasan Proses peningkatan kualitas shalat khusyuk Shalat khusyuk diawali dengan pembelajaran 4M, yaitu Mengenal Allah, Mengenal Diri, Mengenal Hidup, Membenahi Diri. 4M ini diambil dari hikmah dalam surah Al-Faatihah yang telah dijelaskan sebelumnya.
153
METODE_Shalat REV3.indd 153
26/12/2012 21:06:26
Fokus utama yang dominan dipakai dalam shalat khusyuk, yaitu mengenal Allah dan mengenal diri. Mengenal Allah akan menumbuhkan kesadaran yang tinggi akan ke-Maha Besaran Allah. Mengenal diri akan menumbuhkan kesadaran akan ketidakberdayaan diri di hadapan Allah. Kedua kesadaran ini akan diterapkan saat melaksanakan shalat khusyuk. Akibat dari kesadaran ini akan memengaruhi gerak jiwa, yaitu pikiran, perasaan, dan hati. Orang yang sedang menjalankan shalat khusyuk sangat memahami, menjiwai, dan merasakan apa yang dibacanya dalam shalat. Kemudian diikuti gerakan shalat dengan khidmat. Kondisi jiwa yang seperti ini didukung oleh suasana lingkungan yang tenang, batin yang khidmat, pikiran yang fokus, dan konsentrasi. Dengan demikian, akan tercipta sebuah kondisi yang sangat khusyuk. Kondisi yang demikian dipersiapkan dengan saksama sebelum shalat dimulai. Dengan persiapan yang matang, maka kondisi ketundukan (khusyuk) lahiriah dan batiniah akan sangat dirasakan. Bila hal ini berjalan secara konsisten sepanjang hidup, akan memengaruhi perilaku lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku ini merupakan hasil shalat dalam kehidupan. Proses ini tidak akan berlangsung secara stabil, tetapi akan turun-naik. Oleh karena itu, perlu terus-menerus dilakukan proses pembelajaran 3B
154
METODE_Shalat REV3.indd 154
26/12/2012 21:06:26
(Belajar, Berlatih, Berubah lebih baik). Pembelajaran dilakukan secara mendalam dan terus-menerus hingga kualitas meningkat dari hari ke hari. Proses pembelajaran ini disebut dengan 4 PT (Pengetahuan, Pemahaman, Penjiwaan, Penerapan, dan Teruji). Tahapan merasakan indahnya suasana Khusuk dalam shalat. • Tahap 1 : Merasakan dipahami, didengar, disaksikan dan dilihat Allah (Ihsan). • Tahap 2 : Merasakan kerendahan diri (Tawaduk) dihadapan Allah karena Allah Yang Maha Besar, Besar Kekuasaan-Nya, Keperkasaan-Nya, Kemuliaan-Nya, Kasih Sayang-Nya, sedangkan kita adalah manusia yang laahaula walaa quwata illa billah (tak berdaya dihadapan Allah) • Tahap 3 : Merasakan dan menikmati indahnya penghayatan makna masing-masing ayat dan bacaan dalam shalat sehingga larut dalam keindahan penghayatan makna bacaan shalat.
155
METODE_Shalat REV3.indd 155
26/12/2012 21:06:26
156
METODE_Shalat REV3.indd 156
26/12/2012 21:06:26
5
GERAKAN FISIK SHALAT NABI
157
METODE_Shalat REV3.indd 157
26/12/2012 21:06:26
Mencontoh gerakan fisik shalat nabi sangatlah mudah, tetapi yang terberat adalah melaksanakan shalat secara jiwa atau khusyuk. Untuk melaksanakan shalat khusyuk yang sebenarnya perlu tekad yang kuat dan perjuangan terus menerus.
158
METODE_Shalat REV3.indd 158
26/12/2012 21:06:26
Memahami gerakan fisik shalat nabi ini disarikan dari ±62.170 hadis yang dikutip dari kitab 9 Imam. Ratusan hadis tentang shalat dari kitab tersebut tidak dikutip seluruhnya karena sebagian besar berisi pengulangan. Sekalipun demikian saya menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna karena itu saya sangat berharap dan berterima kasih bila pembaca melangkapinya. Pada bab ini ditemukan kata misalnya (Abu Daud – 624), maksudnya adalah Hadis Riwayat atau HR. Abu Daud yang tertulis dalam Kitab Hadis Abu Daud nomor 624. Pembahasan gerakan fisik shalat nabi ini juga bermanfaat bagi pembaca yang merasa kurang yakin dengan gerakan shalatnya selama ini, karena gerakan fisik shalat yang dilakukan umat Islam berbeda-beda, Disamping itu pembahasan ini diharapkan dapat menambah dan
159
METODE_Shalat REV3.indd 159
26/12/2012 21:06:26
melengkapi pengetahuan tentang shalat secara lebih mendalam bagi pembaca.
MEMAHAMI GERAKAN FISIK SHALAT NABI MENGANGKAT TANGAN SAAT TAKBIR 1. Sejajar dengan kedua bahunya (ABU DAUD - 620) : .......... Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hendak melaksanakan shalat, maka beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya, kemudian beliau bertakbir,....... 2. Sejajar dengan kedua telinganya (ABU DAUD - 624) : ......... Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri menghadap kiblat kemudian beliau bertakbir sambil mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua telinganya, ........
160
METODE_Shalat REV3.indd 160
26/12/2012 21:06:26
(ABU DAUD - 628) : .........”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua jempol jarinya sejajar dengan kedua telinga ketika shalat.”
POSISI TANGAN SETELAH TAKBIR 1 Tangan kanan memegang tangan kiri (ABU DAUD - 621) : .........”Kemudian beliau melipatkan pakaiannya, lalu tangan kanannya memegang tangan kirinya dan memasukkan kedua tangannya kedalam pakaian beliau.”........
(ABU DAUD - 820) : ........setelah itu tangan kanan beliau memegang tangan kirinya.... (ABU DAUD - 624) : ........Kemudian beliau meletakkan tangan kanannya di atas punggung telapak tangan kirinya dan pergelangan tangan kirinya......
161
METODE_Shalat REV3.indd 161
26/12/2012 21:06:26
2. Tangan sampai (ABU DAUD ........maka aku tangan sampai shalat......
ke dada 625) : melihat mereka mengangkat kedua ke dada mereka ketika memulai
(ABU DAUD - 632) : ........Kemudian Nafi’ memberi isyarat pada kedua susunya (dadanya) atau lebih rendah darinya.”.... ........ “Apabila beliau hendak berdiri di raka’at kedua, beliau mengangkat kedua tangannya sampai kedua susunya (dadanya),.....
3. Tangannya lurus (ABU DAUD - 627) : ........”Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hendak memulai shalatnya, beliau mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua bahunya, kemudian beliau bertakbir sehingga semua tulang beliau kembali pada tempat semula dengan lurus,.......
162
METODE_Shalat REV3.indd 162
26/12/2012 21:06:26
POSISI RUKU’ 1. Kedua telapak tangan diatas kedua lutut (ABU DAUD - 624) : .........ketika beliau hendak ruku’, beliau mengangkat kedua tangannya seperti tadi, kemudian beliau meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya, ......
(ABU DAUD - 627) : ....... lalu ruku’ dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut, ...... ........”Apabila ruku’, beliau merapatkan kedua telapak tangan pada kedua lututnya, merenggangkan jari jemarinya.....
........”Kemudian beliau ruku’ dengan meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya seakan-akan beliau menggenggamnya, .......
163
METODE_Shalat REV3.indd 163
26/12/2012 21:06:26
2. Membungkukkan serta meluruskan punggung dan kepala (ABU DAUD - 627) : .......kemudian meluruskan (punggung dan kepala)......
.......lalu membungkukkan punggung (secara rata),.....
3. Tidak menundukkan kepala dan juga tidak menengadah (ABU DAUD - 627) : ......tidak menundukkan kepala dan juga tidak menengadah.......
......tidak menengadah dan tidak pula menundukkan kepalanya.”....
POSISI BERDIRI SETELAH RUKU’ (I’TIDAL)
(ABU DAUD - 627) : ........Setelah itu beliau mengangkat kepala sambil mengucapkan: “Sami’Allahu liman hamidah.” Kemudian beliau mengangkat kedua tangan sehingga sejajar dengan kedua bahu sampai lurus,
164
METODE_Shalat REV3.indd 164
26/12/2012 21:06:27
.....”Kemudian beliau ruku’ dengan meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya seakan-akan beliau menggenggamnya, dan mengikatkan kedua tangannya seperti tali lalu merenggangkannya dari kedua lambungnya.”.... Sebagian ulama menafsirkan kedua tangan berpegangan dibawah lambungnya, sebagian lagi posisi tangan lurus kebawah.
POSISI SUJUD (ABU DAUD - 620) : ..........Beliau tidak mengangkat kedua tangannya ketika hendak sujud, namun beliau selalu mengangkat kedua tangannya di setiap takbir yang beliau ucapkan sebelum ruku’ sampai selesai shalat.”.......
(ABU DAUD - 621) : ......barulah beliau sujud dengan meletakkan wajahnya sejajar dengan kedua telapak tangannya,........
165
METODE_Shalat REV3.indd 165
26/12/2012 21:06:27
(ABU DAUD - 624) : ..........ketika sujud, beliau meletakkan kepalanya di tempat tersebut yaitu di antara kedua tangannya........... (ABU DAUD - 627) : .........lalu mengucapkan: “Allahu akbar.” Setelah itu beliau turun ke lantai, lalu merenggangkan kedua tangannya dari kedua lambungnya,...... (ABU DAUD - 627) : ......dengan membuka kedua jari-jari kakinya apabila bersujud,...........
......”Apabila beliau sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menghamparkan dan tidak pula merapatkan dan beliau menghadapkan jari-jari (kakinya) ke arah kiblat.”......
.........Kemudian beliau sujud sambil menegakkan di atas telapak tangan dan kedua lututnya serta kedua telapak kakinya ketika beliau sedang sujud.............
.........kemudian beliau sujud, dengan merapatkan hidung dan dahinya (ke lantai), dan merenggangkan kedua tangannya dari kedua lambungnya serta
166
METODE_Shalat REV3.indd 166
26/12/2012 21:06:27
meletakkan kedua telapak tangan sejajar dengan kedua pundak................
.........”Apabila beliau sujud, beliau merenggangkan kedua pahanya tanpa memikul beban perutnya.”..............
............Ketika beliau sujud, beliau menempelkan kedua lututnya ke lantai sebelum meletakkan kedua telapak tangannya (ke lantai), katanya lagi: “Ketika beliau sujud, beliau meletakkan mukanya di antara kedua telapak tangannya dan merenggangkan kedua ketiaknya.”............... (NASAI - 678) : ........Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam shalat sebelas rakaat diantara setelah lsya’ sampai Fajar. Beliau salam pada setiap dua rakaat dan witir satu rakaat. Beliau sujud selama ukuran salah seorang dari kalian membaca lima puluh ayat, .........
(NASAI - 1017) : .......Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Tidak sempurna shalat seseorang yang tidak
167
METODE_Shalat REV3.indd 167
26/12/2012 21:06:27
meluruskan punggungnya (Thuma’ninah) ketika ruku’ dan sujud.”....... (NASAI - 1018) : ........Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, beliau Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Luruskanlah saat ruku’ dan sujud, serta janganlah salah seorang dari kalian menghamparkan kedua lengannya di tanah seperti anjing.” ........
(NASAI - 1035) : .........adapun dalam ruku’ maka agungkanlah Rabb kalian dan saat sujud maka bersungguh-sungguhlah dalam berdo’a, karena saat itu sangat mungkin sekali do’a kalian dikabulkan.”.....................
(NASAI - 1055) : ........ .........Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dan bila mengangkat kepala dari rukuk juga sujudnya dan—duduk—antara dua sujudnya hampir sama (lamanya)..........
(NASAI - 1077) : ..........Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam meletakan lututnya terlebih dahulu sebelum kedua tangannya
168
METODE_Shalat REV3.indd 168
26/12/2012 21:06:27
apabila hendak sujud, dan mengangkat kedua tangannya dahulu sebelum kedua lututnya apabila bangkit dari sujud.”..............
(NASAI - 1078) : ..........Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: ‘Hendaklah salah seorang dari kalian dalam shalatnya turun (untuk sujud) seperti turunnya unta, yaitu meletakkan kedua lututnya lebih dahulu sebelum kedua tangannya.”..................... (NASAI - 1080) : ..........Nabi Shallallahu’alaihi wasallam—ia berkata: “Kedua tangan wajib bersujud sebagaimana wajah juga ikut sujud. Jika salah seorang dari kalian telah meletakkan wajahnya, maka hendaklah ia meletakkan kedua tangannya, dan jika mengangkatnya maka hendaklah ia mengangkat keduanya.”............ (NASAI - 1081) : ............Nabi Shallallahu’alaihi wasallam diperintahkan sujud di atas tujuh anggota tubuh tanpa mengikat rambut atau melipat bajunya (untuk menghindari debu).”.................
169
METODE_Shalat REV3.indd 169
26/12/2012 21:06:27
(NASAI - 1082) : ........Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Jika ada seorang hamba yang sujud, maka ia sujud dengan tujuh anggota tubuhnya: wajahnya, kedua telapak tangannya, kedua lulutnya, dan kedua telapak kakinya.”.................. (NASAI - 1084) : ........Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Aku diperintahkan sujud di atas tujuh anggota badan, tanpa mengikat rambut atau melipat baju, yaitu wajah, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua telapak kaki.”........... (NASAI - 1085) : .........Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Aku diperintahkan sujud di atas tujuh anggota badan, yaitu dahi—ia menunjukkan dengan tangannya ke arah hidung—, kedua tangan, kedua lutut, dan ujung jari-jari kedua telapak kaki.”...........
(NASAI - 1088) : .........”Suatu malam aku kehilangan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, dan aku menyentuh beliau yang sedang sujud, sedangkan kedua telapak kakinya
170
METODE_Shalat REV3.indd 170
26/12/2012 21:06:27
tegak, dan beliau mengucapkan do’a yang artinya : ‘Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu, (berlindung juga) dengan kemurahanMu dari siksa-Mu. Aku (berlindung) dengan-Mu dan dari azab-Mu. Aku tidak bisa menghitung pujian kepada-Mu, Engkau sebagaimana yang telah Engkau memuji terhadap diri-Mu sendiri’.” ...........
(NASAI - 1089) : .........”Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam apabila hendak turun untuk sujud maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam merenggangkan lengan dari kedua ketiaknya dan menancapkan (menegakkan) jari-jemari kedua kakinya.” (diringkas).......... (IBNUMAJAH - 1419) : ..........Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang dari tiga hal: mematuk sebagaimana seperti burung gagak, membentangkan tangan seperti binatang buas dan seorang laki-laki shalat di tempat yang telah ia gunakan shalat, sebagaimana unta (yang menempati tempatnya kembali). “.........
171
METODE_Shalat REV3.indd 171
26/12/2012 21:06:27
(IBNU MAJAH - 870) : ...........Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam jika sujud menjauhkan kedua tangannya dari lambung, sekiranya ada anak kambing lewat antara keduanya tangannya, pasti ia akan dapat melewatinya. “.............. (IBNU MAJAH - 860) : ..........Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak sah shalat seorang laki-laki yang tidak menegakkan tulang punggungnya ketika rukuk dan sujud. “.............
LAMANYA SETIAP GERAKAN SAHALAT
(TIRMIDZI - 258) : .........Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat, maka rukuk, mengangkat kepala dari rukuk, sujud, dan mengangkat kepala dari sujud lamanya hampir sama.” .........
172
METODE_Shalat REV3.indd 172
26/12/2012 21:06:27
BANGKIT BERDIRI (ABU DAUD - 627) : ............”Apabila beliau hendak bangkit (untuk berdiri), beliau bangkit di atas kedua lututnya dengan bersandarkan pada kedua pahanya.”..............
DUDUK DIANTARA DUA SUJUD (ABU DAUD - 627) : ..........Setelah itu, beliau mengangkat kepala dan melipat kaki kirinya serta mendudukinya, sehingga tulang beliau kembali ke posisinya, kemudian beliau mengerjakan seperti itu di raka’at yang lain......
DUDUK TASYAHUD AWAL
Posisi duduk diatas kaki kiri menghadapkan punggung kaki kanan kearah kiblat dan menunjuk dengan jari telunjuk kanan.
173
METODE_Shalat REV3.indd 173
26/12/2012 21:06:27
(ABU DAUD - 627) : ...........dia melanjutkan; “Kemudian beliau duduk setelah dua raka’at, sehingga ketika beliau hendak berdiri, beliau bertakbir terlebih dahulu, kemudian beliau menyempurnakan dua raka’at yang terakhir, dan tidak menyebutkan duduk tawaruk (duduk dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan) dalam tasyahud.”................
...........Apabila beliau duduk dalam dua raka’at, beliau duduk di atas punggung telapak kaki kiri, dan menegakkan telapak kaki kanan....... ............Setelah itu beliau mengangkat kepalanya (duduk di antara dua sujud) sehingga tulang beliau kembali ke posisi semula, seusainya (sujud) beliau duduk iftirasy (duduk di atas kaki kiri) dengan menghadapkan punggung kaki kanan ke arah kiblat, dan meletakkan tangan kanan di atas lutut kanan, dan telapak tangan kiri di atas lutut kiri, sambil menunjuk dengan jari (telunjuk) nya.”..................
(ABU DAUD - 820) :......... ......”Kemudian beliau duduk, yaitu menduduki kaki kirinya dan meletakkan tangan kiri di atas paha
174
METODE_Shalat REV3.indd 174
26/12/2012 21:06:27
kirinya sambil merenggangkan siku yang kanan terhadap paha sebelah kanan dan menggenggam kedua jari (kelingking dan manis) dan membentuk suatu lingkaran. Aku melihat beliau melakukan seperti ini, Bisyr membentuk lingkaran dengan ibu jari dan jari tengah serta menunjuk dengan jari telunjuk.”...
(BUKHARI - 785) :. ......... Apabila duduk pada rakaat kedua, beliau duduk di atas kakinya yang kiri dan menegakkan kakinya yang kanan. ........
DUDUK TASYAHUD AKHIR
Posisi duduk tawaruk ( duduk dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan ).
(ABU DAUD - 627) : ........ ............dan ketika beliau duduk (tahiyyat) yang terdapat salam, beliau merubah posisi kaki kiri dan duduk secara tawaruk (duduk dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan).”...........
175
METODE_Shalat REV3.indd 175
26/12/2012 21:06:27
...........Sedangkan pada raka’at yang ke empat, beliau merapatkan pangkal paha yang kiri ke lantai, dan mengeluarkan kedua telapak kakinya menuju satu arah (yaitu di sebelah kanan).”....... (BUKHARI - 785) ..............Dan jika duduk pada rakaat terakhir, maka beliau memasukkan kaki kirinya (dibawah kaki kananya) dan menegakkan kaki kanannya dan beliau duduk pada tempat duduknya... (NASAI - 1148) : .............Beliau meletakkan tangan kanan di atas paha kanan, lalu menunjukkan jari telunjuknya ke kiblat dan mengarahkan pandangan ke jari tersebut atau ke sekitarnya ..............
(NASAI - 1149) : ..............”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam apabila duduk pada dua rakaat atau empat rakaat maka beliau meletakkan kedua tangan di atas paha, kemudian mengisyaratkan dengan jarinya.”....
176
METODE_Shalat REV3.indd 176
26/12/2012 21:06:27
SALAM (ABU DAUD - 855) : .........Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat, kemudian salam kekanan dan kekiri sehingga kami melihat putihnya pipi beliau....... Hadis-hadis yang berkaitan dengan pelaksanaan shalat khusyuk.
(BUKHARI - 401) : ........bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apakah kalian lihat kiblatku disini? Demi Allah, tidaklah tersembunyi bagiku khusyuk dan rukuk kalian. Sungguh, aku dapat melihatnya dari belakang punggungku.”............
(MUSLIM - 1374) : “Aku berkata, “Wahai Nabi Allah, beritahulah aku tentang wudu.” Beliau bersabda: “Tidaklah salah seorang dari kalian yang menyempurnakan wudu, lalu ia berkumur-kumur dan beristinsyaq (menghirup air ke dalam hidung lalu menghembuskannya) kecuali dosa-dosa wajahnya, bibirnya dan hidungnya akan turut melebur. Kemudian, bila ia membasuh wajahnya
177
METODE_Shalat REV3.indd 177
26/12/2012 21:06:27
sebagaimana yang diperintahkan Allah, niscaya dosadosa wajahnya akan melebur bersama air dari ujungujung jenggotnya. Dan tidaklah ia membasuh kedua tangannya hingga pergelangan siku kecuali dosa-dosa kedua tangannya akan melebur bersama air dari jari-jemarinya. Dan tidaklah ia membasuh kepalanya kecuali dosa-dosa kepalanya akan melebur bersama air dari ujung-ujung rambutnya. Dan tidaklah ia membasuh kedua kakinya hingga mata kaki kecuali dosa-dosa kedua kakinya juga melebur bersama air dari jari-jari kakinya. Dan bila ia berdiri dan shalat lalu memuji Allah serta menyanjung-Nya dan juga memuji-Nya dengan sesuatu yang memang Dia-lah yang berhak atasnya lalu mengkhusyukkan hatinya semata-semata hanya untuk Allah, maka niscaya ia akan berlepas diri dari dosa-dosanya sebagaimana hari ia dilahirkan oleh ibunya.
(IBNU MAJAH - 246) : ........Salah satu do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari do’a yang tidak didengar dan dari hati yang tidak khusyuk serta dari jiwa yang tak pernah merasa puas.”.....
178
METODE_Shalat REV3.indd 178
26/12/2012 21:06:27
(AHMAD - 17628) : ........Jika Allah ‘azza wajalla menampakkan diri untuk makhluk-Nya, maka makhluk itu akan tersungkur khusyuk pada-Nya.”........
(BUKHARI - 6174) : ada seorang laki-laki masuk masjid dan shalat, sedang Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam ketika itu berada di pojok masjid. kemudian lelaki tersebut datang menemui Nabi dan memberi salam, tapi beliau berujar: “kembali dan shalatlah, (karena) kamu belum melakukan shalat!”. Orang itu mengulangi shalatnya dan mengucapkan salam. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda lagi: “Kembalilah dan lakukan shalat (lagi), sebab engkau belum melakukan shalat!” Pada kali ketiganya, orang itu berujar: ‘ajarilah aku!’ Nabi menjawab: “Jika kamu hendak melakukan shalat, sempurnakanlah wudu dan menghadaplah ke kiblat, kemudian bertakbirlah dan bacalah Al Qur`an yang mudah bagimu, kemudian ruku’lah hingga kamu lakukan ruku’mu dengan tenang, kemudian angkatlah kepalamu hingga engkau berdiri dengan tenang, kemudian sujudlah hingga engkau sujud dengan tenang, kemudian angkatlah hingga engkau betul-betul duduk lurus dan tenang, kemudian sujudlah hingga
179
METODE_Shalat REV3.indd 179
26/12/2012 21:06:27
engkau sujud dengan tenang, kemudian angkatlah hingga engkau berdiri dengan tenang, lakukanlah yang demikian dalam shalatmu semuanya.”
(MUSLIM - 602) : bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memasuki sebuah masjid, lalu seorang laki-laki masuk, lalu shalat, kemudian dia datang, lalu mengucapkan salam kepada Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membalas salamnya seraya berkata: “Kembalilah, lalu shalatlah, karena kamu belum shalat.” Lalu laki-laki tersebut kembali, lalu shalat sebagaimana sebelumnya dia shalat, kemudian mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seraya mengucapkan salam kepada beliau. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu” kemudian beliau bersabda lagi: “Kembalilah dan shalatlah lagi, karena kamu belum shalat”, hingga dia melakukan hal tersebut tiga kali. Lalu laki-laki tersebut berkata: “Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak dapat melakukan yang lebih baik selain daripada ini, ajarkanlah kepadaku.” Beliau bersabda: “Apabila kamu mendirikan shalat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah sesuatu yang mudah dari Al-Qur’an, kemudian
180
METODE_Shalat REV3.indd 180
26/12/2012 21:06:27
ruku’lah hingga bertuma’ninah dalam keadaan ruku’. Kemudian angkatlah (kepalamu dari ruku’) hingga lurus berdiri, kemudian sujudlah hingga bertuma’ninah dalam keadaan sujud, kemudian angkatlah hingga bertuma’ninah dalam duduk, kemudian lakukan hal tersebut dalam shalatmu semuanya.” Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dan Abdullah bin Numair —lewat jalur periwayatan lain— dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami bapakku dia berkata, telah menceritakan kepada kami Ubaidullah dari Sa’id bin Abi Sa’id dari Abu Hurairah ‘bahwa seorang lakilaki masuk masjid, lalu mendirikan shalat sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di suatu sudut masjid, ‘ lalu dia membawakan hadis seperti kisah ini, dan dia menambahkan, ‘Apabila kamu mendirikan shalat, maka sempurnakanlah wudu, kemudian menghadaplah kiblat, lalu bertakbirlah’.”
(ABU DAUD - 675) ..... Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya ada seseorang yang benar-benar mengerjakan shalat, namun pahala shalat yang tercatat baginya hanyalah sepersepuluh (dari) shalatnya,
181
METODE_Shalat REV3.indd 181
26/12/2012 21:06:27
sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, dan seperduanya saja.”
BACAAN SHALAT YANG SEDERHANA SESUAI SUNNAH NABI. (BUKHARI - 595) :
َِص ُّلوا كَم َر َأْيت ُُم ي ون ُأ َصل َا
“Shalatlah kalian seperti kalian melihat aku shalat.”
DO’A IFTITAH (MUSLIM - 606) :
َ َك ال َّل ُه َّم َوبِ َح ْم ِد َك َت َب َار َك ْاس ُم َ ُس ْب َحان ك َو َت َع ىَال َجدُّ َك
َو اَل إِ َل َه َغ رْ ُي َك
“Subhanakallohumma wabihamdika tabaroka ismuka wata’ala jadduka walaa ilaaha ghoiruka”
182
METODE_Shalat REV3.indd 182
26/12/2012 21:06:27
“Ya Allah, Mahasuci Engkau dan dengan memuji-Mu, Mahaberkah NamaMu, Mahaluhur kemuliaanMu, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau.”
SURAT AL FAATIHAH DAN SURAT LAINNYA TIDAK DICANTUMKAN. DO’A SAAT RUKU’ (TIRMIDZI - 242)
ان َر يِّ َب ا ْل َعظِي ِم َ ُس ْب َح
Subhaana robbial azhiim (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung) tiga kali
DO’A SAAT I’TIDAL
َْك ح َ َس ِم َع اللهَُّ َل مِ ْن مَحِدَ ُه َر َّبنَا َو َل ُال ْمد
“Sami’ Allahu liman hamidah rabbanaa wa lakalhamdu” (Allah Maha Mendengar siapa saja yang memuji-Nya).
183
METODE_Shalat REV3.indd 183
26/12/2012 21:06:27
DO’A SAAT SUJUD (TIRMIDZI - 242)
ان َر يِّ َب أْالَ ْعل َ ُس ْب َح
Subhaana robbial a’la (Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi) tiga kali
DO’A DUDUK DIANTARA DUA SUJUD (ABU DAUD - 724) :
ِ حنِي َو َعافِنِي َو ْاه ِد يِن َو ْار ُز ْقنِي َْال َّل ُه َّم ا ْغف ْر يِل َو ْار م
Allahumma ghfir lii warhamnii wa’aafinii wahdinii warzuqnii (ya Allah anugerahkanlah untukku ampunan, rahmat, kesejahteraan, petunjuk dan rizki).”
184
METODE_Shalat REV3.indd 184
26/12/2012 21:06:27
DO’A TASYAHUD AWAL (ABU DAUD - 826) :
ِ الت َ الس اَل ُم َع َلْي ك َأ هُّ َيا ُ ات ال َّط ِّي َب ُ الص َل َو ُ َّح َّي َّ َِّات للِه َّ ات ِ َاتالس اَلم ع َلينَا وع ىَل ِعب َِّاد الله َ َ َ ْ َ ُ َّ ُ ُح ُة اللهَِّ َو َب َرك ه َ ْال َّنبِ ُّي َو َر م ِِح ِ َني َأ ْش َهدُ َأ ْن اَل إِ َل َه إِ اَّل اللهَُّ َو ْحدَ ُه اَل ر َ ش يك َل ُه َ الصال َّ م َّمدً ا َع ْبدُ ُه َو َر ُسو ُل ُه َ َُو َأ ْش َهدُ َأ َّن ح
“Attahiyyaatu lillah Asshalawaatutthayyibaat Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh assalaamu ‘alaina wa’ala ‘ibaadillahis-shaalihin Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan abduhu warasuuluhu” (Segala penghormatan dan kebaktian yang baik hanya bagi Allah, kesejahteraan, rahmat Allah dan berkah-Nya tetap terlimpah kepadamu wahai Nabi, semoga kesejahteraan atas kami dan hamba-hamba Allah yang Shalih, aku bersaksi tidak ada ilah (yang berhak di sembah) kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah).”
185
METODE_Shalat REV3.indd 185
26/12/2012 21:06:27
DO’A TASYAHUD AKHIR Do’a tasyahud awal ditambah dengan : (ABU DAUD - 834) :
ِ ك ِم ْن َع َذ َ ِاب َج َهن ََّم َو َأ ُعو ُذ ب َ ِال َّل ُه َّم إِ يِّن َأ ُعو ُذ ب ك ِم ْن ِ ك ِم ْن فِْتن َِة الدَّ َّج ِ َع َذ َ ِال َو َأ ُعو ُذ ب َ ِاب ا ْل َق رْ ِب َو َأ ُعو ُذ ب ك ِم ْن ِ فِْتن َِة ا مَْلحيا وا مَْلم ت َْ َ َ ا
“Allahumma inni a’uudzu bika min ‘adzaabi jahannam wa a’uudzu bika min ‘adzaabil qabri wa a’uudzu bika min fitnatid dajjal wa a’uudzu bika min fitnatil mahyaa wal mamaati (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dan dari fitnah Dajjal serta fitnah kehidupan dan kematian.”
Do’a-do’a tersebut diatas adalah contoh yang diajarkan oleh nabi, masih banyak hadis lainnya yang bisa diamalkan, anda dipersilahkan memilih do’a dalam shalat lainnya sesuai hadis-hadis yang diajarkan nabi. Kita semua telah melaksanakan shalat secara fisik, tugas kita selanjutnya adalah menyesuaikan diri dengan sunnah
186
METODE_Shalat REV3.indd 186
26/12/2012 21:06:27
nabi. Mencontoh gerakan fisik shalat nabi sangatlah mudah, tetapi yang terberat adalah melaksanakan shalat secara jiwa atau khusyuk. Untuk melaksanakan shalat khusyuk yang sebenarnya perlu tekad yang kuat dan perjuangan terus menerus. Sebagai langkah awal saya menyarankan mulailah dengan mamahami buku ini kemudian ikuti pelatihannya. Mudah-mudahan kualitas shalat kita semakin meningkat dari hari kehari.
187
METODE_Shalat REV3.indd 187
26/12/2012 21:06:27
188
METODE_Shalat REV3.indd 188
26/12/2012 21:06:27
189
METODE_Shalat REV3.indd 189
26/12/2012 21:06:27
190
METODE_Shalat REV3.indd 190
26/12/2012 21:06:28
191
METODE_Shalat REV3.indd 191
26/12/2012 21:06:28
192
METODE_Shalat REV3.indd 192
26/12/2012 21:06:28
193
METODE_Shalat REV3.indd 193
26/12/2012 21:06:28
194
METODE_Shalat REV3.indd 194
26/12/2012 21:06:28
195
METODE_Shalat REV3.indd 195
26/12/2012 21:06:28
196
METODE_Shalat REV3.indd 196
26/12/2012 21:06:28
DAFTAR PUSTAKA Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim. 1972. Madarijus Salaikin. Jakarta: Robbani Press. Manajemen Kalbu. Jakarta: Darul Falah. Ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi. 1983. Pedoman Shalat.Jakarta: Bulan Bintang. Benson, Herbert dan William Proctor. 2000. Respons Relaksasi. Bandung: Kaifa. Covey, Stephen R. 1977. The 7 Habbits. Jakarta: Binarupa Aksara. 2005. The 8 Habbits. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Daniel, Goleman. 2002. Healing Emotions. Batam: Interaksara. Elfiky, Ibrahim. 2007. Terapi NLP. Jakarta: Hikmah. 2009. Terapi Berpikir Positif. Jakarta: Zaman. 197
METODE_Shalat REV3.indd 197
26/12/2012 21:06:28
Emoto, Masaru. 2006. The True Power of Water. MQ. Publishing. Fox, Dennis dan Isaac Prilleltensky. 2005. Psikologi Kritis. Bandung: Mizan Publika. Goleman, Daniel. 2000. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia. Gunawan, Adi W. 2007. Hypnotherapy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hakim, Lukman. 2001. Rahasia Menikmati Ketentraman Hakiki. Jakarta. 2006. Sadar Akan Hakikat Kehidupan. Medan. 2008. Berkaca Diri. Bandung: Mizan Media Utama. Hawwa, Said. 2004. Menyucikan Jiwa. Jakarta: Robbani Press. Hendck, Gay dan Kate Ludeman. 2002. The Corporate Mystic. Bandung: Kaifa. Khadimullah, Zamry. 2006. Shalat Khusyu’. Bandung: Marja. Kusuma, Hembing Wijaya. 1994. Shalat untuk Pengobatan dan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Kartini. MacGregor, Sandy. 2003. Piece of Mind. Jakarta: Gramedia.
198
METODE_Shalat REV3.indd 198
26/12/2012 21:06:28
Murakami, Kazuo. 2007. The Divine Massage of the DNA. Bandung: Mizan Pustaka. Pasiak, Taufiq. 2004. Membangunkan Raksasa Tidur. Bandung: Mizan. 2004. Revolusi IQ/EQ/SQ. Bandung: Mizan Pustaka. 2006. Manajemen Kecerdasan. Bandung: Mizan Pustaka. Peale, Norman Vincent. 1996. Berpikir Positif. Jakarta: Binapura Aksari. Samad, Amin Abdul. 2009. Memahami Shalat Khusu’. Tanggerang: Alifia Books. Sarlito. 2000. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. Segal, Jeany. 2000. Kepekaan Emosional. Bandung: Kaifa. Sentanu, Erbe. Gramedia.
2008.
Quantum
Ikhlas.
Jakarta:
Sholeh, Moh. 2008. Bertobat sambil Bertobat. Jakarta: Hikmah. 2008. Pelatihan Shalat Tahajud. Jakarta: Hikmah. 2008. Terapi Shalat Tahajud. Jakarta: Hikmah.
199
METODE_Shalat REV3.indd 199
26/12/2012 21:06:28
Stine, Jean Marie. 2002. Double Your Power. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Stoltz, Paul G. 2004. Adversity Quotient. Jakarta: Gramedia. Sujianto, Agus. 1999. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara. Sukidi. 2002. Kecerdasan Spiritual. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Syukur, Amin. 2007. Zikir Menyembuhkan Kankerku. Jakarta: Mizan Publika. Tonny, Barry Buzan. 2004. The Mind Map Books. Batam: Interaksara. Yusuf, Nanang Qosim. 2008. 7 Awarareness. Jakarta: Mizan Publika. Zohar, Danah dan Ian Marshal. 2001. Spiritual Qoutient. Bandung: Mizan Pustaka. 2005. Spiritual Capital. Bandung: Mizan Pustaka.
200
METODE_Shalat REV3.indd 200
26/12/2012 21:06:28
Himpunan Masyarakat Peduli Akhlak (HIMAPA) Perumahan Harapan Jaya Blok B 276, Jl. Gn. Slamet Blok B 276 RT.03/012, Bekasi Utara 17124, Telp. 8850914 Untuk memperoleh penjelasan lengkap agar mendengarkan materi ceramah pelatihan shalat khusyuk dalam bentuk CD MP3: 1. Khusyuk Instan (palsu) : Khusyuk Terpaksa, Khusyuk Rekayasa, Khusyuk menduga-duga, Khusyuk memaksa diri. 2. Hambatan memahami dan melaksankan shalat khusyuk. 3. Alam sadar dan alam bawah sadar untuk malatih khusyuk. 4. Manfaat mempelajari Akhlak Terapan dan belenggu mempelajari shalat khusyuk.
201
METODE_Shalat REV3.indd 201
26/12/2012 21:06:28
5. Konsep 3 P (Pembelajaran, Perenungan, Penyadaran Diri) dan Shalat karena 3 K (Ketakutan, Kebutuhan, Kemuliaan). 6. Enam jenis shalat dalam Al-Qur’an : Shalat Mabuk, Malas, Lalai, Khusyuk, Terpelihara, Teraplikasikan dalam kehidupan. 7. Proses pembentukan memori khusyuk, memori aktif dan pasif. 8. Skema shalat khusyuk dan bacaan shalat : kata, arti, makna, rasa, ekspresi, gerakan. 9. Penjelasan Al-Qur’an tentang shalat khusyuk. 10. Shalat merupakan tiga bagian terpadu. 11. Konsep 4 PT dalam shalat dan khusyuk seperti apa? 12. Ketentuan pelatihan shalat khusyuk. 13. Tahapan pelaksanaan shalat khusyuk. 14. Penjelasan shalat khusyuk menyeluruh. 15. Akhlak Terapan jalan menjadi penghuni surga. 16. Hakitat surat Al Faatihah. 17. Hakikat surat Al Ashr. 18. Penjelasan Latihan Penyadaran Diri. 19. Latihan Penyadaran Diri dengan 3T (Tuma’ninah, Tafakkur, Tadabbur).
202
METODE_Shalat REV3.indd 202
26/12/2012 21:06:28
BIODATA PENULIS
Lukman Hakim lahir di Bandung, 15 Oktober 1956. Pendidikan terakhirnya adalah sarjana ekonomi. Selama lebih dari 20 tahun ia bekerja sebagai bankir di salah satu bank pemerintah, dan lebih dari dua tahun ia menjadi konsultan sebuah perusahaan di Malaysia. Minat Lukman Hakim pada muhasabah kehidupan dan kehausannya akan ilmu agama begitu besar. Ia banyak menghabiskan waktunya untuk membaca, berdiskusi, dan aktif mengikuti berbagai pengajian. Sikap yang kritis dan rasa ingin tahu yang selalu membara, menjadikan Lukman Hakim banyak memperoleh pengalaman kerohanian. Bertahun-tahun ia “mencari” Tuhan. Selama lebih dari 15 tahun ia terus-menerus merenung di tengah malam
203
METODE_Shalat REV3.indd 203
26/12/2012 21:06:29
demi mendapatkan hikmah kehidupan dan mencari teknik shalat khusyuk. Kini bersama rekan-rekannya, Lukman Hakim memprakarsai pendirian Himpunan Masyarakat Peduli Akhlak (HIMAPA). Dalam posisinya sebagai pembina HIMAPA, ia pernah ditunjuk sebagai anggota tim perumus pelajaran budi pekerti tingkat nasional Sekolah Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (DEPDIKNAS RI).
Lukman Hakim Perumahan Harapan Jaya Jl. G. Slamet Blok B276 RT.03/012, Bekasi Utara Telp (021) 8850914
204
METODE_Shalat REV3.indd 204
26/12/2012 21:06:29
SEMBOYAN Berkaca diri untuk membenahi diri agar hidup lebih baik dari hari ke hari, lebih baik hubungan dengan Tuhan, lebih baik hubungan dengan manusia, lebih sehat rohaninya, lebih sehat jasmaninya, lebih bermanfaat hidupnya, untuk menghambakan diri kepada Allah.
205
METODE_Shalat REV3.indd 205
26/12/2012 21:06:29
206
METODE_Shalat REV3.indd 206
26/12/2012 21:06:29
207
METODE_Shalat REV3.indd 207
26/12/2012 21:06:29
208
METODE_Shalat REV3.indd 208
26/12/2012 21:06:29
Menjadi Manusia Terbaik dengan 7K (Lihat poster keindahan Islam) QS. 3 : 110 dan QS. 14: 24–25.
1. Keimanan (QS. 2 : 177 dan 96 : 6) Jadikanlah motivasi keimanan sebagai landasan utama dalam hidup dan keikhlasan sebagai tujuan utama dalam melakukan aktifitas. Hindari motivasi keduniawian semata. 2. Kesatuan (QS. 3 : 103) Berbuatlah sesuatu secara bersama-sama yang terorganisir dengan baik. Hindari keegoisan yang menyebabkan perpecahan. 3. Kerjasama (QS. 5 : 2) Lakukan sinergi antar berbagai potensi sehingga menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya. Hindari perbuatan yang kontraproduktif.
METODE_Shalat REV3.indd 209
26/12/2012 21:06:29
4. Keadilan (QS. 4 : 135) Berikan penghargaan dan hukuman yang setimpal, serta tempatkan orang sesuai dengan kemampuannya. Hindari perbuatan yang menjurus pada kesewenang-wenangan. 5. Kecerdasan (QS. 58 : 11) Tingkatkan kemampuan dan pengetahuan secara lahiriah dan batiniah. Hindari malas yang menyebabkan kebodohan. 6. Ketenteraman (QS. 3 : 104) Ciptakan suasana yang menenteramkan dimanapun kita berada. Hindari perbuatan yang menyebabkan kegelisahan. 7. Kemakmuran (QS. 65 : 3 dan 7 : 96) Berbuatlah sesuatu yang bermanfaat agar kehidupan menjadi lebih baik dari hari ke hari. Hindari kesia-siaan yang merugikan.
METODE_Shalat REV3.indd 210
26/12/2012 21:06:29
HIMPUNAN MASYARAKAT PEDULI AKHLAK (HIMAPA) Perumahan Harapan Jaya, Jl. G. Slamet Blok B276 RT.03/012, Bekasi Utara Telp. (021) 8850914, www.keindahan-islam.com
Manfaat mempelajari dan menghayati BERKACA DIRI al.: • Sebagai alat untuk MEMAHAMI SIFAT DAN WATAK DIRI SENDIRI menjadi baik serta dapat dijadikan BAHAN KAJIAN bersama
sekaligus sebagai sarana belajar akhlak bagi keluarga yang akhirnya dapat membantu mewujudkan KELUAGA BAHAGIA YANG HARMONIS
NASIHAT DAN BEKAL UNTUK MASA DEPAN sekaligus pengganti dijadikan alat untuk MELESTARIKAN HAJI MABRUR karena hakikat • Untuk para PIMPINAN, poster ini menjadi bahan renungan agar dapat membuat KEPUTUSAN YANG MEMBAWA KEMAKMURAN dan perbaikan akhlak masyarakat. • Untuk para karyawan poster ini menjadi sumber motivasi dalam MENINGKATKAN KWALITAS SUMBER DAYA MANUSIA yang dilandasi nilai-nilai keimanan khususnya untuk meningkatkan produktifitas kerja. Bekasi, 18 September 2000
(Drs. H. Lukman Hakim)
METODE_Shalat REV3.indd 211
26/12/2012 21:06:29
METODE_Shalat REV3.indd 212
26/12/2012 21:06:30
METODE_Shalat REV3.indd 213
26/12/2012 21:06:30
Catatan ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ...........................................................................................................................................
METODE_Shalat REV3.indd 214
26/12/2012 21:06:30
Catatan ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ...........................................................................................................................................
METODE_Shalat REV3.indd 215
26/12/2012 21:06:30
Catatan ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ...........................................................................................................................................
METODE_Shalat REV3.indd 216
26/12/2012 21:06:30