PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN LKS YANG DIBELI DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL DAN LKS YANG DIBUAT OLEH GURU DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SMA NEGERI 5 BUKITTINGGI
Oleh SAHARA BP/NIM: 2008/05679
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Juni 2013
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN LKS YANG DIBELI DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL DAN LKS YANG DIBUAT OLEH GURU DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SMA NEGERI 5 BUKITTINGGI Sahara Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang (
[email protected]) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dalam pembelajaran menggunakan LKS yang dibeli dengan pendekatan konvensional dan LKS yang dibuat guru dengan pendekatan kontekstual di SMA Negeri 5 Bukittinggi. Penelitian ini berjenis penelitian quasi eksperimen. Kelas eksperimen menggunakan LKS yang dibuat guru dan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual, dan kelas kontrol menggunakan LKS yang dibeli dan pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 5 Bukittinggi. Teknik pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Jenis data adalah data primer yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (postest), kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji Z. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dalam pembelajaran menggunakan LKS yang dibeli dengan pendekatan konvensional dan LKS yang dibuat guru dengan pendekatan kontekstual di SMA Negeri 5 Bukittinggi. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan LKS yang dibuat oleh guru menggunakan pendekatan kontekstual lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan LKS yang dibeli menggunakan pendekatan konvensional. Kata kunci: hasil hasil belajar, pendekatan kontekstual, pendekatan konvensional, LKS yang dibuat guru, LKS yang dibeli. THE DIFFERENCES RESULT OF STUDENTS LEARNING PROCESS IN STUDYING ECONOMIC LESSON BY STUDENT WORK SHEET (LKS) THAT WAS BOUGHT WITH CONVENTIONAL APPROACH AND STUDENT WORK SHEET (LKS) THAT WAS CREATED BY TEACHERS THAT USED CONTEXTUAL APPROACH IN SMAN 5 BUKITTINGGI Abstract The purpose of this research is to know whether founded the differences of the students’ studying process in studying Economic lesson by using Student Work Sheet (LKS) that was bought by conventional approach and Student Work Sheet (LKS) that was created by teachers using contextual approach in SMAN 5 Bukittingi. This research is experiment quation. The experiment class used Student Work Sheet (LKS) that was created by teachers and the learning process used contextual approach, and the control class used Student Work Sheet (LKS) that was bought and the learning process used conventional approach. Population of the research were the students of tenth grade (X) of SMAN 5 Bukittinggi. The technique of sampling is purposive sampling technique. Kind of the data that were used are primary data those are beginner test (pretest), and final test (post test), then the data was analyzed by using Z test. The result of this research showed that there were the differences of students’ studying process in studying Economic lesson by using Student Work Sheet (LKS) that was bought by conventional approach and The student Exercises Sheet (LKS) that was created by teachers by using contextual approach in SMAN 5 Bukittingi. The result of the students’ studying process that were taught by using Students Work Sheet (LKS) that was created by teacher using contextual approach got higher mark than the result of learning studying process that were taught by using Student Work Sheet (LKS) that was bought using conventional approach. Key word : result of learning process, contextual approach, conventional approach, the created student work sheet (LKS), the bought student work sheet (LKS).
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas bangsa. Hakekat pendidikan adalah proses pembudayaan untuk membentuk manusia seutuhnya sebagaimana terdapat dalam (Undang-undang system Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003) yaitu “Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan untuk membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan tantangan dan peluang bagi dunia pendidikan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Dunia pendidikan ditantang untuk dapat meningkatkan mutu, relevansi dan efektivitas pendidikan yang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas, yang mengharuskan manusia mampu menguasai ilmu pengetahuan, keterampilan serta etos kerja yang tinggi agar dapat mempertahankan eksistensi suatu bangsa. Pembelajaran tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa itu senantiasa terkait dengan permasalahanpermasalahan aktual yang terjadi di lingkungannya. Pendekatan kontekstual memiliki keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang diterapkan oleh guru. Menurut Sanjaya (2006:261) pendekatan kontekstual
menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar. Dalam pembelajaran pendekatan kontekstual siswa belajar melalui kegiatan kelompok, sedangkan pembelajaran konvensional siswa lebih banyak belajar individual dengan menerima, mencatat, dan menghafal materi pembelajaran. Dalam pembelajaran pendekatan kontekstual, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil, sedangkan dalam pembelajaran konvensional, pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak. Dapat dilihat bahwa pendekatan kontekstual memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata. Salah satu bahan ajar yang dapat mengoptimalkan keterlibatan dan keaktifan siswa dalam pembelajaran yaitu lembar kegiatan siswa. LKS dapat memandu siswa melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran dengan tujuan siswa lebih mudah memahami materi pelajaran. Dalam kenyataan yang penulis temukan di lapangan selama melaksanakan PPLK dan observasi di SMA Negeri 5 Bukittinggi siswa kurang tertarik belajar ekonomi, karena guru menggunakan media yang kurang menarik bagi siswa pada saat proses belajar mengajar. Siswa kurang termotivasi untuk membaca dan mempelajari buku paket. Bahasa dan penyajian materi pada buku dirasa kurang menarik dan menimbulkan kebosanan pada siswa, dan siswa cenderung sibuk dengan aktifitasnya masingmasing, seperti mengobrol dengan teman sebangku, mengganggu teman yang sedang belajar, membuat coret-coretan di buku buram, mengantuk, bahkan sampai membuat tugas untuk mata pelajaran berikutnya, sehingga siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Hal ini jika dibiarkan terjadi, akan mempengaruhi dan
menggangu siswa lain yang sedang belajar. Akibatnya, siswa tidak mampu menjawab pertanyaan dari guru yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Adanya LKS diharapkan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa lebih banyak mengkonstruksi pengetahuannya secara personal atau sosial. Pembelajaran kontekstual di sini lebih menekankan pada konsep yang penting dipahami siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran yang mengarahkan siswa secara terstruktur untuk memahami konsep secara utuh sehingga tidak muncul miskonsepsi di pikiran siswa. Hasil belajar adalah tingkah laku yang ditimbulkan dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam sikap, keterampilan, menghargai perkembangan sifat-sifat sosial, emosional dan pertumbuhan jasmani. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 250-251), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran yang dapat membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Lembar kegiatan siswa ( LKS ) merupakan lembaran kerja berupa tugas secara individu yang dapat berupa satu, dua, atau lebih lembaran yang berisikan petunjuk untuk melakukan suatu kegiatan serta daftar tugas dan bimbingan untuk melakukan kegiatan juga untuk mencatat analisis hasil pengamatan dan berisi pengarahan untuk mengambil kesimpulan serta mencatat hasil kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan oleh siswa, dan LKS mencerminkan proses oleh Hadi dalam Liana (2010:13).
Pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.” Berdasarkan konsep Pendekatan Kontekstual dapat dipahami bahwa Pendekatan Kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi pembelajaran. Pendekatan Kontekstual mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Pendekatan Kontekstual bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher oriented), di mana hampir seluruh pembelajaran itu di dominasi oleh guru, metode konvensional merupakan metode pembelajaran yang lazim di gunakan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Metode konvensional pada umumnya terdiri dari ceramah yang di sertai penjelasan yang di iringi dengan pemberian tugas dan latihan. Menurut Sagala (2009:201), menjelaskan “Ceramah merupakan sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik.” Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti gambar, audio visual lainnya. Peranan siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti mencatat pokok penting yang di kemukakan oleh guru Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalui penggunaan media LKS dibeli dan dibuat guru dan dibantu dengan pendekatan konvensional dan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada
penulis, masukan untuk guru ekonomi dan untuk peneliti selanjutnya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Exsperimen. Sugiyono (2009: 114) mengemukakan bahwa “Quasi Experiment merupakan desain yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”. Dalam penelitian ini sampel dibagi atas kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan dalam bentuk pretest-postest nonequivalent control design. Dalam penelitian ini sampel dibagi atas kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Prosedur pengumpulan data yang telah ditetapkan perlu disusun prosedur yang sistematis, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Setelah itu dilakukanlah instrument penelitian untuk melihat validitas tes, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda soal. Dalam teknik analisis data bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah penelitian selesai dilaksanakan, maka diperoleh hasil belajar siswa berupa nilai postest kedua kelas sampel. Berdasarkan tabel di bawah dapat dilihat Nilai rata-rata postest siswa kelas eksperimen sebesar 89,28 memiliki nilai variance 30,1180 dan standar deviasinya sebesar 5,4880. Kelas kontrol memiliki nilai rata-rata sebesar 82,07 memiliki nilai variance 39,2620 dan standar deviasinya sebesar 6,2660. Artinya semakin kecil standar deviasinya maka semakin bagus penyebarannya. Berpedoman dari rata-rata posttest menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen (LKS yang dibuat guru dengan pendekatan kontekstual) lebih tinggi dari hasil belajar kelas kontrol (LKS yang dibeli dengan
pendekatan konvensional). Terlihat perbedaan hasil belajar yang disebabkan karena perlakuan berbeda yang diberikan kepada kedua kelas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel 1. Distribusi Frekuensi postest kelas eksperimen dan kelas kontrol NO
Interval
KELAS EKSPERIMEN
KELAS KONTROL
Fi
Fk
%
Fi
Fk
%
48-56
0
0
0
0
57-65
0
0
0 7
0
0
7
15.2
3
66-74
0
0
0
14
21
30.4
4
75-83
10
10
21.7
24
45
52.2
5
84-92
19
29
41.3
1
46
2.2
6
93-100
17
46
37.0 100
0
1 2
∑
46
46
100
Mean
89.28
82.07
Max
97
93
Min
77
70
Variance
30.118
39.262
Std deviasi
5.488
6.266
Tabel
2.
Uji normalitas postest kelas eksperimen dan kontrol. Kelas Lmax Ltab Kesimpulan Eksperimen 0.0961 0.1306 Normal Kontrol 0.0464 0.1306 Normal Sumber: data olahan 2012 Hasil uji normalitas kelas eksperimen dari populasi terdistribusi normal Lo ( ) = 0,0961 < = 0,1306 begitu juga dengan kelas kontrol Lo ( ) = 0,0464 < = 0,1306. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih kecil dari sehingga kedua kelas sampel berdistribusi normal Uji homogenitas bertujuan untuk melihat melihat apakah kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Uji homogenitas pretest, dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Test Fhit Ftab Kesimpulan Pretest 1.2024 1,6415 Homogen Postest 1.3036 1,6415 Homogen Sumber: data olahan 2012 Hasil perhitungan uji homogenitas pretest didapat Fhitung 1.2024 dengan Ftabel 1.6415. Fhitung < Ftabel, dan hasil perhitungan uji homogenitas postest didapat Fhitung 1.3036 dengan Ftabel 1.6415. Fhitung < Ftabel, hal ini menyatakan bahwa kedua kelompok data mempunyai varians yang homogen. Untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang pembelajarannya menerapkan Pendekatan Kontekstual dan Lembar Kerja Siswa yang dibuat oleh guru dengan yang menerapkan metode ceramah dengan LKS yang dibeli, digunakan uji Z karena jumlah sampel ≥ 30. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel 4. Uji hipotesis pretest, posttest dan gain score kelas eksperimen dan kelas kontrol. Test Zhit Ztab Kesimpulan Pretest 0,779 1,96 H0 diterima Postest 5,877 1,96 H0 ditolak Gain score 2,7910 1.96 ditolak Berdasarkan perhitungan uji Z untuk pre test dengan α = 0,05 diperoleh Zhit = 0,779 dan Ztab = 1,96 sehingga Zhit > Ztab , maka H0 diterima artinya tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar pre test antara kelas eksperimen dan kelas control. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum perlakuan diberikan, kemampuan kedua kelas sampel adalah relative sama. Sementara perhitungan uji Z untuk post test dikedua kelas sampel dengan α = 0,05 diperoleh Zhit = 5,877 dan Ztab = 1,96 sehingga Zhit > Ztab , maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar post test antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dimana nilai ekonomi siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai ekonomi siswa pada kelas kontrol.
Sedangkan uji Z dengan menggunakan peningkatan hasil belajar (Gain Score)) diperoleh Zhit = 2,7910 dan Ztab = 1,96 sehingga Zhit > Ztab , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang berarti antara rata-rata peningkatan hasil belajar ekonomi antara kelas eksperimen dengan rata-rata peningkatan hasil belajar ekonomi kelas kontrol. PEMBAHASAN Strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan konvensional merupakan pembelajaran yang sama-sama dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Hal tersebut terbukti dari adanya gain score dari kedua kelas sampel. Namun demikian, proses pelaksanaan penelitian memperlihatkan jika penerapan strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual lebih efektif dibandingkan dengan konvensional. Peneliti melakukan penelitian pada kedua kelas sampel dimana kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan LKS yang dibuat oleh guru sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan LKS yang dibeli. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dimana hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pembelajaran yang peneliti gunakan pada kelas eksperimen yaitu pendekatan kontekstual. Dalam proses pembelajaran siswa dibantu dengan media berupa LKS yang dibuat oleh guru. Dalam pendekatan kontekstual, belajar bukanlah menghafal akan tetapi proses membangun pengetahuan baru sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. Menurut Jhonson (2011: 262) ketika para siswa melihat makna dalam pekerjaan mereka, ketika mereka diajak untuk menerapkan pelajaran baru pada situasi yang menyentuh kehidupan mereka, mereka akan bertahan sampai
mereka berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan cara paling baik untuk membantu siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Dalam menerapkan prinsip inquiry (menemukan), siswa belajar dengan batuan sumber belajar berupa LKS. Penggunaan LKS merupakan salah satu alternative yang dapat dipergunakan guru untuk mengaktifkan siswa dalam belajar guna menentukan sendiri konsep, prinsip dan skill dalam menyelesaikan materi yang sedang dipelajarinya oleh Said (1998 :51) dalam Sumiati (2002:10). Oleh karena itu, LKS menjadi salah satu sumber belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kelas kontrol, peneliti menerapkan pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah dan LKS yang dibeli. Dalam proses pembelajaran kegiatan berpusat pada guru (teacher oriented), dimana siswa hanya menerima informasi dari guru saja sehingga sedikit siswa yang aktif dalam pembelajaran. Menurut Dharma Kesuma,dkk (2010:4) metode ceramah cenderung membuat para siswa belajar konsep-konsep secara abstrak, belajar konsep-konsep tanpa melalui proses penggunaa konsep-konsep tersebut, atau belajar konsep tanpa mengalami atau mengamati acuan konkrit konsep-konsep. Belajar yang demikian cenderung bersifat menerima pengetahuan bukan membangun sendiri pengetahuan. Penggunaan pendekatan kontekstual dan LKS yang dibuat oleh guru sangat cocok dengan materi pada penelitian yaitu kompetensi dasar permintaan,penawaran dan harga keseimbangan. Siswa dapat memahami materi pelajaran setelah mendiskusikan soal pra pembelajaran. Pra pembelajaran bertujuan untuk menggali informasi awal siswa mengenai materi pelajaran. Sehingga siswa belajar bukan hanya sekedar menghafal akan tetapi mengalami apa yang mereka lakukan. Sejalan dengan pendapat Dharma Kesuma, dkk
(2010:9) belajar dengan bekerja (Learning by doing), pengalaman belajar si pelajar menjadi lebih kaya lagi. Dengan bekerja, konsep-konsep yang ada menjadi terhubung dengan lingkungan. Sehingga siswa dapat memahami semua indikator pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran. Setelah kedua kelas sampel diberikan perlakuan yang berbeda dengan materi pelajaran yang sama, peneliti memberikan Post Test untuk mengetahui hasil belajar dari kelua kelas sampel. Berdasarkan hasil penelitian, didapat nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 89,28, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 82,07. Jadi, terdapat pengaruh yang signifikan dengan penggunaan pendekatan kontekstual dan LKS yang dibuat oleh guru terhadap siswa kelas X di SMA N 5 Bukittinggi. Dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan dibantu dengan LKS yang dibuat oleh guru dapat dilihat siswa lebih aktif dan berusaha mencari pengetahuan baru dengan melakukan diskusi kelompok dan menjawab pertanyaan pra pembelajaran. Siswa bekerja sama dalam memecahkan setiap masalah. Dibandingkan pada kelas konvensional, siswa terlihat pasif dan hanya menerima informasi dari guru saja. Menurut Sanjaya (2008:125) kelas dalam pembelajaran pendekatan kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka dilapangan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa ; 1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar ekonomi siswa menggunakan LKS yang dibuat guru dengan pendekatan kontekstual dan LKS yang dibeli dengan pendekatan konvensional. 2. Pembelajaran menggunakan LKS yang dibeli dengan pendekatan konvensional dan LKS yang dibuat guru dengan pendekatan kontekstual sama-sama dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar “
konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan, penawaran dan harga keseimbangan”. 3. Hasil belajar ekonomi siswa yang menggunakan LKS yang dibuat guru dengan pendekatan kontekstual lebih tinggi dari hasil belajar ekonomi siswa yang menggunakan LKS yang dibeli dengan pendekatan konvensional. Jadi LKS yang dibuat guru dengan pendekatan kontekstual lebih efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar “ konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan, penawaran dan harga keseimbangan”. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Untuk guru a. Untuk guru SMA Negeri 5 Bukittinggi, khususnya guru Ekonomi dapat menggunakan LKS yang dibuat guru dengan pendekatan kontekstual sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang digunakan, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. b. Dalam proses belajar mengajar guru disarankan untuk menyiapkan bahan ajar berupa LKS yang dibuat guru yang akan diberikan kepada siswa sehingga dapat mengefektifkan waktu pembelajaran. c. Sebelum pelaksanaan strategi pendekatan kontekstual guru sebaiknya telah mengetahui kondisi dan situasi kelas agar nantinya guru lebih mudah dalam mengatur dan mengelola kelas sehingga guru tidak perlu waktu lama dalam mengatur dan mengelola siswa. 2. Untuk siswa a. Dalam pembelajaran menggunakan Pendekatan Kontekstual, siswa diharapkan dapat ikut berpartisipasi dengan aktif, karena dalam strategi ini keaktifan siswa sangat dituntut.
b.
Siswa diharapkan dapat memiliki kesadaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi untuk belajar agar proses pembelajaran yang diharapkan dapat berjalan dengan lancar. c. Siswa diharapkan tidak hanya mengandalkan informasi yang diberikan guru tetapi siswa juga harus giat mencari informasi lain mengenai materi pelajaran dari berbagai sumber. 3. Untuk Peneliti selanjutnya a. Pada penelitian ini, LKS yang dibuat guru Ekonomi yang digunakan sebagai sumber belajar belum dilakukan pengujian berdasarkan tingkat validitas dan reliabilitasnya. Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan pengujian terhadap LKS yang dirancang. b. Waktu penelitiannya lebih panjang sehingga mendapatkan hasil yang lebih maksimal lagi sesuai dengan yang diharapkan. Daftar Rujukan Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Dharma Kesuma, dkk. (2010). Contextual Teaching and Learning (Sebuah Panduan Awal dalam Pengembangan PBM). Yogyakarta : Rahayasa Research & Training. Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Psikologi Belajar. Banjarmasin: Rineka Cipta Jhonson, B Elaine. (2011). CTL/Contextual Teaching & Learning Menjadikan KBM Mengasyikkan dan Bermakna (Ibnu Setiawan. Terjemahan). Bandung : Kaifa. Buku asli diterbitkan tahun 2002. Liana, Metta. (2010). Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa antara Pembelajaran Menggunakan LKS Berbasis Konstruktivis dengan LKS disekolah pada Kelas X SMA Negeri 7 Padang. Padang: Skripsi UNP.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta