PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE SIMULASI DENGAN METODE CERAMAH PADA MATA PELAJARAN MENANGANI SURAT/ DOKUMEN KANTOR KELAS XI AP SMK N 2 PADANG
Oleh ASBENI PUTRA BP/NIM: 2008/05654
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Maret 2013
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Simulasi dengan Metode Ceramah pada Mata Pelajaran Menangani Surat/ Dokumen Kantor Kelas XI AP SMK N 2 Padang Asbeni Putra Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode simulasi dengan metode ceramah pada mata pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor kelas XI AP SMK N 2 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode penelitian quasi ekaperimen. Kelas eksperimen1 menggunakan metode simulasi dan kelas eksperimen2 menggunakan metode ceramah. Populasi dari penelitian yaitu seluruh siswa kelas XI AP SMK N 2 Padang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan Purposive Sampling. Jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (postest), kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji Z. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode simulasi dengan metode ceramah pada mata pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor kelas XI AP SMK N 2 Padang. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode simulasi lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode ceramah. Kata kunci: hasil belajar, metode simulasi, dan metode ceramah. Putra, Asbeni. “The Defferences of Students’ Learning Outcomes Through the use Of Simulation Methods and Lectures Methods at Office Letters/ Documents’ Handles’ Subjects in SMK N 2 Padang Class XI AP”. Thesis. Padang State University Asbeni Putra Faculty of Economics, State University of Padang Abstract This research aimed to determine whether there are the differences in students’ learning outcomes through the use simulatioan methods and a lectures methods at of Office latter/ documents’ handles’ subjects in SMK N 2 Padang class XI AP. The type of this research is an experimental research whith quasi experimental research methods. The first experiment class used simulation methods and second experiment class used the lectures methods. The population of the study are all students’ of class XI AP SMK N 2 Padang. The sampling technique used is the purposive sampling. The type of data collection are primary data that is pre test and final test, and data where analyzed by using Z test. The results of the study indicate there are differences in students’ learning outcomes through the use of simulation methods and lecture methods at Office letters/ documents handles subject in SMK N 2 Padang class XI AP. The learning result of students who are taugh by using simulation methods are higher than students who are taugh by using the lectures methods Keywords: learning outcomes, simulation methods, and lectures methods.
Asbeni Putra (e-mail:
[email protected] Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, UNP)
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam membentuk bangsa yang berkualitas. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan yang besar dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga pembangunan. Hadirnya kualitas SDM yang profesional dapat menumbuhkan manusia yang memiliki sikap dan prilaku yang kreatif, inofatif, dan selalu berkeinginan untuk maju. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan kejuruan yang tujuan utamaya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang profesional dengan mengutamakan kejuruan program keahlian tetentu. Program keahlian SMK seperti Administrasi Perkantoran, Akuntansi, Seni Kerajinan dan Parawisata, Bisnis dan Manajemen, dan lain-lain. Hasil pendidikan yang dilaksanakan oleh sekolah dapat dilihat salah satunya dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajar setelah menalami aktifitas belajar. (Hamalik, 2009:30) mengatakan “Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku orang tersebut dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar merupakan tolak ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami suatu meteri pelajaran. Hasil belajar dapat dilihat dari beberapa unsur yaitu: pemahaman, pengetahuan, sikap, perubahan tingkah laku, intelejensi, dan keterampilan. Instrument yang dapat untuk mengetahui kemampuan dan tingkat pemahaman siswa (hasil belajar) adalah nilai. Fakta yang penulis temukan di SMK N 2 Padang menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas XI AP di SMK N 2 Padang masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hasil belajar ulangan harian 1 pada mata pelajaran Menangani
surat/ dokuman kantor kelas XI AP SMK N 2 Padang tahun ajaran 2012/2013 menunjukan masih banyak siswa yang nilainya di bawah Kriteria Katuntasan Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan sekolah adalah 80. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan guru mata pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor kelas XI AP SMK N 2 Padang, diperoleh informasi bahwa motivasi, keaktifan, dan keseriusan siswa dalam proses belajar masih rendah. Beberapa siswa ada yang mengganggu teman sebangku, memainkan handphone, sering minta izin keluar kelas, bahkan ada siswa yang tertidur saat proses belajar berlangsung. Hal ini menyebabkan siswa kurang mengerti dan kurang memahami materi pelajaran, sehingga proses belajar menjadi tidak kondusif dan berdampak pada hasil belajar siswa. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, tampak bahwa guru mata pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor kelas XI AP SMK N 2 Padang belum mampu menerapkan pola pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan masa kini yaitu menuntut siswa untuk aktif dalam proses belajar dan guru hanya membimbing proses belajar. Kenyataan yang dihadapi, guru mata pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor kelas XI AP SMK N 2 Padang masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran. Guru hanya menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dalam bentuk ceramah tanpa adanya usaha untuk merangsang siswa agar aktif dalam proses belajar. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar, salah satunya yang dikemukakan oleh Carrol dalam (Sudjana, 2009:40) “Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu dan dari luar individu. Faktor dari dalam individu mencakup bakat belajar, waktu yang tesedia untuk belajar, waktu yang diperlukan oleh siswa dalam menjelaskan pelajaran, dan
kemampuan individu, sedangkan faktor yang berasal dari luar individu adalah kualitas pengajaran yang mencakup metode pembelajaran dan media pembelajran”. (Sutikno, 2007:14) juga mengatakan “Faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal, faktor eksternal, atau bisa saja gabungan dari keduanya. Faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) diklasifikasikan menjadi dua yaitu jamaniah dan psikologis, faktor yang berasal dari luar individu digolongkan menjadi tiga yaitu faktor sekolah (kurikulum, alat pelajaran, metode pelajaran, hubungan guru dengan siswa), keluarga, dan masyarakat. Jadi faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua, yaitu faktor yang bersal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor yang bersal dari dalam siswa yaitu kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan, dan ketekunan sedangkan faktor yang mempengaruhi dari luar diri siswa yaitu lingkungan belajar, metode belajar, keluarga, teman, dan masyarakat. Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran Menangani surat/ dikumen kantor kelas XI AP SMK N 2 Padang adalah pemilihan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat (kesesuaian metode dengan materi pelajaran) merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang memuaskan dan begitu juga sebaliknya. Sesuai dengan pendapat (Sumiati, 2008:97) yang mengatakan bahwa “Setiap metode pembelajaran mempunyai kesesuaian dalam bentuk belajar tertentu, pertimbangan pemilihan metode pembelajaran disamping didasarkan untuk mencapai tujuan juga kesesuaian dengan bentuk belajar tersebut”. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat atau kesesuaian metode pembelajaran dengan materi pelajaran akan membantu siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang memuaskan. Penulis menemukan masalah dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor kelas XI AP SMK N 2 Padang, yaitu metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang sesuai dengan materi pelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran. (Sutikno, 2009:94) mengatakan “Metode ceramah adalah sebuah cara melaksanakan pembelajaran yang dilakukan guru secara monolog dan hubungan satu arah, aktifitas siswa hanya menyimak dan mencatat”. Metode caramah merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan penyajian materi melalui penjelasan lisan oleh seorang guru kepada siswa, dalam hal ini biasanya guru memberikan topik tertentu dengan alokasi waktu tetentu. (Sumiati, 2008:99) mengatakan langkah-langkah pelaksanaan metode ceramah adalah “Guru menjelaskan topik tertentu, memberikan motivasi belajar kepada siswa, menyelingi dengan tanya jawab, memantapkan materi pelajaran, melakukan evaluasi dengan prosedur tertentu. Jadi langkah-langkah pelaksanaan metode ceramah adalah guru menjelaskan tujuan pembelajaran, guru menjelaskan materi pelajaran, memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, dan menyimpulkan isi materi pelajaran. Metode ceramah memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode ceramah adalah metode ceramah merupakan metode yang murah dan mudah dilakukan, metode ceramah dapat menyajikan materi yang luas, organisasi kelas sederhana karena persiapan guru hanya buku catatan dan buku pelajaran, metode ceramah lebih mudah mengontrol kelas. Hal ini juga sesuai dengan pendapat (Zaini, 2008:91) “Kelebihan metode ceramah adalah metode ceramah praktis di sisi persiapan dan media, lebih efesien di sisi
waktu dan biaya, dapat menyampaikan materi yang banyak, mendorong guru mengasai materi, lebih mudah mengontrol kelas, dan tidak perlu melakukan persiapan”. Kelemahan metode ceramah adalah guru sukar mengetahui sampai dimana siswa mengarti tentang materi yang diajarkan, siswa sering kali memberikan pengertian lain dari hal yang dikatakan guru karena ceramah merupakan rangkaian kata-kata yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan salah pengertian, tidak mengembangkan kreatifitas siswa, membuat siswa pasif karena siswa hanya menerima, menyimak dan mencatat apa yang disampaikan guru. (Sagala, 2009:202) mengatakan kelemahan metode ceramah adalah “Metode ceramah tidak dapat memberikan kesempatan untuk memecahkan masalah sehingga proses menyerap pengetahuan kurang tajam, metode ceramah kurang menberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan keberanian mengemukakan pendapat, pernyataan lisan dalam metode ceramah kurang dapat ditangkap oleh pendengarnya, metode ceramah kurang cocok dengan tingkah laku kemampuan anak yang belum dewasa karena taraf pemikiran anak masih kurang kongkret”. Metode ceramah tidak dapat merangsang keterampilan dan keaktifan siswa dalam proses belajar karena pada metode ceramah, siswa cendrung hanya menerima apa yang diberikan guru, padahal pada materi pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor, siswa dituntut untuk terampil, aktif, mandiri, dan dapat mengaplikasikan materi tersebut di lapangan/ dunia kerja. Pada pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor yang dituntut bukan pengetahuan dan pemahaman saja, tatapi juga bagaimana siswa dapat menerapkan keterampilan yang dipelajarinya di lingkungan kerja. Agar tujuan pembelajaran tercapai dan hasil belajar siswa memuaskan, maka
dibutuhkan penggunaan metode pembelajaran yang tepat dengan materi pelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang tepat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor siswa kelas XI AP SMK N 2 Padang adalah dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi. (Roestiyah, 2001:22) mengatakan “Simulasi adalah tigkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksud dengan tujuan orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu memahami sebuah konsep”. Senada dengan itu (Yamin, 2007:163) mengatakan “Metode simulasi menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya”. (Sudjana, 2009:89) juga mengatakan “Simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai cara mengaja untuk menjelaskan bahan pelajaran melalui perbuatan yang bersifat berpurapura melalui proses tingkah laku imitasi atau bermain peran mengenai suatu tingkah laku yang seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya”. Metode simulasi adalah cara menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan tingkah laku secara tiruan yang tujuannya untuk memperoleh pemahaman, keterampilan tentang suatu konsep dan dapat juga memecahkan masalah yang bersumber dari keadaan yang sebenarnya. Metode simulasi bertujuan untuk melatih keterampilan tertentu, memperoleh pemahaman, latihan memecahkan masalah, meningkatkan keaktifan belajar, memberi motivasi siswa dalam belajar, dan melatih siswa berkerjasama dalam kelompok. Hal ini juga sesuai dengan pendapat (Sudjana, 2009:90) “Simulasi sebagai metode mengajar bertujuan untuk melatih keterampilan tertentu, memperoleh pemahaman tentang suatu konsep, melatih memecahkan masalah, meningkatkan keaktifan belajar dengan melibatkan siswa dalam mempelajari situasi yang hampir
serupa dengan keadaan yang sebenarnya, memberikan motivasi belajar kepada siswa, melatih siswa untuk bekerja sama, menumbuhkan daya kreatif siswa, dan mengembangkan sikap toleransi”. Menurut (Aunurrahman, 2009:90) tahap simulasi adalah “Tahap orientasi (menyajikan topik, menjelaskan prinsip simulasi, memberikan gambaran teknis tentang pelaksanan simulasi), tahap latihan peserta (merancang skenario, melakukan percobaan singkat satu episode), tahap proses simulasi (melaksanakan aktifitas permainan dan pengaturan kegiatan, memperoleh balikan dan evaluasi, melakukan klarisifikasi terhadap kekeluruan, melanjutkan kegiatan simulasi), tahap pemantapan (membuat ringkasan tentang peristiwa yang diamati, membuat ringkasan tentang kendala yang dihadapi, menganalisis proses simulasi, menghubungkan simulasi dengan isi pelajaran. Disimpulkan bahwa langkah-langkah pelaksanaan simulasi yaitu guru menentukan topik dan tujuan simulasi, guru membentuk kelompok, peran, ruangan, materi, alat yang digunakan, guru merancang skenario simulasi, melaksanakan simulasi, guru mengamati dan memberi saran dalam kelancaran simulasi, melanjutkan simulasi, melakukan klarisifikasi apabila terjadi kekeliruan, melanjutkan simulasi, mendiskusikan hasil simulasi, membuat kesimpulan hasil simulasi, menghubungkan simulasi dengan isi pelajaran. Simulasi sebagai metode belajar dapat memberikan banyak keuntungan yaitu menumbuhkan minat belajar siswa, mengembangkan kreatifitas siswa, meningkatkan keaktifan belajar, memberi motivasi belajar, memupuk keberanian dan percaya diri siswa, membangkitkan imajinasi siswa, menumbuhkan cara berfikir kritis, melatih keterampilan, dan menimbulkan kekeluargaan kelas yang sehat. Metode simulasi banyak memberikan keuntungan dalam penggunaanya, namun sebagaimana metode
belajar yang lainnya, metode simulasi mengandung beberapa kelemahan yaitu membutuhkan sarana dan prasarana yang lengkap, biaya yang cukup mahal, mendapat kritik karena dianggap permainan saja, semulasi dapat menjadi alat hiburan saja sehingga tujuan pembelajaran terabaikan. Jika guru mampu menanggulangi kelemahan tersebut, maka pelaksaan simulasi dapat memberikan hasil belajar yang memuaskan sehingga tujuan penbelajaran dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalui penggunaan matode simulasi dengan metode ceramah pada mata pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pamahaman dan pengetahuan kepada penulis, masukan untuk guru Adaministrasi Perkantoran khususnya mata pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor, dan untuk peneliti selanjutnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. (Rahmat, 2001:44) mengatakan “Penelitian eksperimen ditujukan untuk meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan satu variabel atau lebih pada suatu kelompok eksperimen dan membandingkannya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi. Metode yang digunakan adalah Quasi Eksperimen, rancangan penelitian adalah Ramdomized control-group pretest-postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI AP SMK N 2 Padang. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling, diperoleh sampel kelas XI AP 1 sebagai kelas eksperimen1 dan XI AP 2 sebagai kelas eksperimen2. Waktu dan tempat penelitian adalah pada semester 1 (bulan November-Desember)
tahun ajaran 2012/2013 bertempat di SMK N 2 Padang. Prosedur pengumpulan data Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan perlu disusun prosedur yang sistematis. Secara umum prosedur penelitaian dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu: 1. Tahap persiapan Tahap ini terdiri atas menetapkan jadwal kegiatan, mempersiapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan materi pelajaran, mempesiapkan soal pretest, merancang metode simulasi, mempersiapkan soal postest. 2. Tahap pelaksanaan Penelitian ini dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan kompetensi dasar Memproses surat/ dokumen. 3. Tahap penyelasaian Tahap ini terdiri atas: memberikan tes awal (pretest), memberikan tes akhir (postest), mengolah data kedua sampel, menarik kesimpulan sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan. Instrument penelitian 1. Validitas tes (Arikunto, 2009:65) mengatakan “Suatu test dikatan valid apabila test tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Valid atau tidaknya suatu tes dianalisis dengan menggunakan validitas isi. (Arikunto, 2009:67) mengatakan “Suatu test dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Soal yang test yang dibuat pada penelitian ini sesuai dengan kompetensi dasar pelajaran Memproses surat/ dokumen. 2. Reliabilitas Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika test tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Soal test yang yang diberikan berupa soal objektif,
untuk mencari reliabilitas soal objektif digunakan rumus Kuder dan Ricardson (K-R 20) 3. Tingkat kesukaran soal Tingkat kesukaran soal merupakan bagian yang menunjukan sukar atau mudahnya soal untuk dijawab. 4. Daya beda soal Daya beda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan kemampuan rendah. Teknik analisis data Analisis data bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian. 1. Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji Liliefors. Criteria sampel yang berdistribusi normal jika L0 kecil dari Ltabel. 2. Uji homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk mengujinya dilakukan uji F. Jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka kelompok data mempunyai varian homogen dan sebalikya. 3. Uji hipotesis Apabila jumlah sampel ≥ 30, maka dalam pengujian hipotesis digunakan uji Z. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah penelitian selasai dilaksanakan, maka diperoleh hasil belajar siswa berupa nilai postest kedua kelas sampel. Nilai rata-rata postest siswa kelas eksperimen1 sebesar 86.31 dan kelas eksperimen2 sebesar 77.17. Berpedoman dari ratarata postest menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen1 (metode simulasi) lebih tinggi dari hasil belajar kelas eksperimen2 (metode ceramah). Terlihat perbedaan hasil belajar antara
kelas eksperimen1 (metode simulasi) dengan eksperimen2 (metode ceramah). Perbedaan ini disebabkan karena perlakuan berbeda yang diberikan kepada kedua kelas, yaitu penggunaan metode simulasi pada kelas eksperimen1 dan penggunaan metode ceramah pada kelas eksperimen2. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel
NO
1.
Nilai rata-rata postest kelas eksperimen1 dan eksperimen2. KELAS EKSPERIMEN1
X
KELAS EKSPERIMEN2
Fi
X.Fi
%
Fi
X.Fi
%
60
0
0
0
2
120
8,334
2
64
0
0
0
1
64
4,16
3
68
1
68
3,84
4
272
16,66
4
72
1
72
3,84
2
144
8,33
5
76
2
152
7,69
3
228
12,5
6
80
4
320
15,38
5
400
20,83
7
84
4
336
15,38
2
168
8,33
88
6
528
23,07
2
176
8,33
92
3
276
11,53
2
184
8,33
10
96
2
192
7,69
1
96
4,16
11
100
3
300 2244
11,53 100.0
0 24
0 1852
0 100.0
1
8 9
∑ Median
26
88
80
Mean
86,31
77,17
Modus
88
80
Max
100
96
Min
68
60
Variance
71.9
100.84
Std deviasi
8,479
10,041
Sumber data: data olahan 2012 1. Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Liliefors. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel
2.
Uji normalitas postest kelas eksperimen1 dan eksperimen2. Kelas Lmax Ltab Kesimpulan Eksperimen1 0.133 0.1706 Normal Eksperimen2 0.1103 0.1764 Normal Sumber: data olahan 2012 Hasil uji normalitas kelas eksperimen1 didapat Lhitung 0.113 dengan Ltabel 0.1706. Lhitung < Ltabel, hal ini menyatakan bahwa hasil postest kelas eksperimen1 berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas kelas eksperimen2 didapat Lhitung 0.1103 dengan Ltabel 0.1764. Lhitung < Ltabel, hal ini menyatakan bahwa hasil postest kelas eksperimen2 berasal dari sampel yang berdistribusi normal. 2. Uji homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk melihat melihat apakah kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Uji homogenitas postest kelas eksperimen1 dan eksperimen2. Test Fhit Ftab Kesimpulan Postest 1.4025 1.96 Homogen Sumber: data olahan 2012 Hasil perhitungan uji homogenitas didapat Fhitung 1.4025 dengan Ftabel 1.96. Fhitung < Ftabel, hal ini menyatakan bahwa kedua kelompok data mempunyai varians yang homogen. 3. Uji hipotesis Untuk menentukan apakah terdapat perbedaan hasil belajar postest siswa antara penggunaan metode simulasi (kelas eksperimen1) dengan metode ceramah (kelas eksperimen2), maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji Z. Uji Z digunakan karena jumlah sampel ≥ 30. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Uji hipotesis postest kelas eksperimen1 dan eksperimen2. Test Zhit Ztab Kesimpulan Postest 2.634 1,96 H0 ditolak Sumber: data olahan 2012
Berdasarkan perhitungan uji Z pada postest diperoleh Zhit = 2.634 dan Ztab = 1.96, sehingga Zhit < Ztab, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar menangani surat/ dokumen kantor siswa melalui penggunaan metode simulasi (kelas eksperimen1) dengan metode ceramah (kelas eksperimen2) Pembahasan Melalui uji hipotesis deketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalalui penggunaan metode simulasi dengan metode ceramah pada mata pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor khususnya standar kompetensi Memproses surat/ dokumen. Disimpulkan bahwa metode simulasi dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode ceramah pada mata pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor khususnya pada standar kompetensi Memproses surat/ dokumen. 1. Metode simulasi Peneliti menggunakan metode simulasi pada kelas eksperimen1. Dilihat dari segi persiapan kelas eksperimen1 pada proses pembelajaran, persiapannya sudah dilakukan dengan perencanaan yang matang. Hal ini sudah terncana melalui tahap-tahap yang menuntun siswa untuk menggali pemahaman mereka tentang materi Memproses surat/ dokumen. Tujuan pelajaran ini, selain pemahaman terhadap materi (kognitif), siswa juga dituntut untuk memiliki keterampilan (psikomotor) terhadap materi. Penggunaan metode simulasi cocok dengan materi pelajaran Memproses surat/ dokumen dengan indikator memproses surat keluar penting, surat keluar biasa, dan surat keluar rahasia. Cara kerja metode simulasi adalah dengan merancang keadaan yang seolah-olah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan alat simulasi yang dirancang sedemikian rupa. Selanjutnya siswa mensimulasikan bagaimana langkah-langkah memproses surat penting, surat keluar biasa, dan surat keluar rahasia dengan benar. Apabila siswa telah dapat mensimulasikan surat keluar dengan benar, maka secara otomatis siswa telah dapat membangun sendiri pemahaman
tentang materi pelajaran dan terbentuklah keterampilan siswa tentang bagaimana memproses surat keluar dengan benar. Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam mengikuti proses belajar (hasil belajar), maka dilakukan suatu pengujian yang lazim disebut test (posttest). Test (postest) dilakukan pada akhir penelitian dengan mengunakan soal objektif sebanyak 25 butir soal. Hasil belajar yang didapat siswa memuaskan, dengan nilai rata-rata kelas 86.31. Kriterian ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 80. Jadi disimpulkan bahwa metode simulasi merupakan metode yang efektif digunakan pada materi Memproses surat/ dokumen kantor dengan indikator memproses surat keluar penting, rahasia, dan biasa. Kelebihan penggunaan metode simulasi pada pelajaran Memproses surat/ dokumen adalah: a. Metode simulasi cocok digunakan pada pelajaran memproses surat/ dokumen, karena simulasi dapat membentuk keterampilan siswa dalam memperoses surat keluar penting, biasa, dan rahasia sehingga dengan sendirinya siswa dapat membangun pemahamannya. b. Simulasi dapat meningkatkan keaktifan siswa, karena siswa ikut serta dalam mencari pemahamnnya dengan cara melakukan simulasi. c. Metode simulasi dapat membentuk keteramiplan siswa dalam memproses surat keluar penting, biasa, dan rahasia. d. Metode simulasi dapat menciptakan kekeluargaan kelas yang harmonis. Walaupum metode simulasi banyak memberikan keuntungan pada materi Memproses surat/ dokumen, metode simulasi juga memiliki kelemahan yaitu jika siswa tidak dipersiapkan dengan baik, ada kemungkinan siswa tidak sungguh-sunguh melakukan simulasi Memproses surat/ dokumen dan adanya kemingkinan siswa beranggapan simulasi dalam Memproses
surat/ dokumen hanya sebagai permainan. Jika guru memiliki keterampilan dalam mengelola kelas dan dapat menanggulangi kelemahan tersebut, maka penggunaan simulasi pada materi Memproses surat/ dokumen akan memberikan hasil belajar siswa yang memuaskan. 2. Metode ceramah Peneliti menggunakan metode ceramah pada kelas eksperimen2. Dilihat dari persiapan kelas eksperimen2 pada proses pembelajaran, persiapannya sudah dilakukan dengan perencanaan yang matang. Peneliti telah mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Standar kompetensi pelajaran adalah Memproses surat/ dokumen dengan indikator memproses surat keluar penting, surat keluar biasa, dan surat keluar rahasia. Peneliti mengawali pelajaran dengan menjelaskan standar kompetensi dan indikator pembelajaran, selanjutnya peneliti menyampaikan materi pelajaran dengan ceramah dan diakhir pertemuan melakukan Tanya jawab dengan siswa. Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam megikuti proses pembelajaran (hasil belajar), maka dilakukan suatu pengujian yang lazim disebut tes (postest). Test (pottest) dilakukan pada akhir penelitian dengan menggunakan soal objektif sebanyak 25 butir soal. Hasi belajar yang didapat belum memuaskan dengan nilai rata-rata kelas 77.17. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 80. Disimpulkan metode ceramah belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Memproses surat/ dokumen dengan indikator memproses surat keluar penting, surat keluar biasa, dan surat keluar rahasia. Metode ceramah memiliki kelebihan yaitu metode ceramah mudah dilakukan, metode ceramah dapat menyajikan materi yang luas, dan metode ceramah lebih mudah dalam mengontrol kelas. Walaupun metode ceramah memiliki kelebihan dalam penggunaanya, namun sebagaimana metode belajar lainnya, metode ceramah memiliki kelemahan dalam penggunaannya yaitu siswa hanya pasif dalam proses belajar, guru sukar mengetahui sampai
dimana siswa menegerti dan paham tentang materi, siswa sering kali memberikan pengertian lain dari apa yang dimaksud guru karena ceramah merupakan rangkaian kata-kata yang sewaktuwaktu dapat menimbulkan salah pengertian, dan metode ceramah tidak dapat mengembangkan kreativitas dan keterampilan siswa dalam memproses surat keluar penting, surat keluar biasa, dan surat keluar rahasia.. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Menangani surat/ dokumen kantor siswa melalui penggunaan metode simulasi (kelas eksperimen1) dengan metode ceramah (kelas eksperimen2). Nilai ratarata hasil belajar Menangani surat/ dokumen kantor siswa pada kelas yang menggunakan metode simulasi (kelas eksperimen1) adalah 86.31 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar menangani surat/ dokumen kantor siswa pada kelas yang menggunakan metode ceramah (kelas eksperimen2) adalah 77.17. SARAN 1. Kepada guru SMK N 2 Padang, khususnya guru Administrasi Perkantoran mata pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor disarankan untuk menerapkan metode simulasi sebagai salah satu mentode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode simulasi cocok digunakan pada standar kompetensi Memproses surat/ dokumen kantor yang indikator pembelajarannya memproses surat keluar penting, surat keluar biasa, dan surat keluar rahasia. Aspek yang lebih ditekankan pada indikator pembelajaran ini adalah aspek psikomotor (keterampilan siswa). Metode simulasi dapat membentuk keterampilan siswa dalam memproses surat keluar penting, surat keluar rahasia, dan surat keluar biasa, karena tujuan metode simulasi adalah memberikan pemahaman dan
keterampilan kepada siswa tentang cara memproses surat keluar dengan benar. 2. Pada penerapan metode simulasi terdapat hambatan yaitu penyetingan simulasi membutuhkan banyak waktu, disarankan agar guru mampu membuat perencanaan yang matang agar waktu kegiatan simulasi dapat berjalan dengan efisien. 3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya merancang waktu penelitian yang lebih panjang dari pada waktu penelitian yang peneliti lakukan ini, sehingga waktu penelitian berjalan dengan efektif. 4. Soal yang dibuat pada test hendaknya difokuskan pada aspek penerapan (C3) dan juga membuat laporan aktifitas siswa saat simulasi berlangsung. Daftar Rujukan Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan: Raja Grafindo Persada. Jakarta. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran: Alfabeta. Bandung. Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar: Bumi Aksara. Jakarta. Rahkmat, Jalaludin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi: Remaja Karya. Bandung. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar: Rineka Cipta. Jakarta. Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran: Alfabeta. Bandung. Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar: Sinar Baru Algesindo. Bandung. Sumiati. 2008. Metode Pembelajaran: Wancana Prima. Bandung. Sutikno, M. Sorbi. 2009. Belajar dan Pembelajaran: Prospect. Bandung. Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan: Gaung Persada. Jakarta. Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran: Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.