I
tl
.. '•
I
•
• PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA TEKNOLOGI DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
•
• 0 I e h: Poernomosidi Hadjisarosa
~
PEKERJAAN
E P A R T E M E N
JALAN PATTIMl1 qA
KEBAYORAN BARU
NO . 20
•
J
-
U MUM JAKARTA
DAFTAR lSI
A.
INTRODUKSI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
Kegiatan Usaha. . ....................................... .
1
1.
1
2. Tujuan.
B.
3.
Tujuan, Teori, Teknologi.
................................ .
2
4.
Lingkungan Hidup dan Teknologi. .........................•
4
.. .. .. .. .. .. .. . . .. .. . .. .. .. .. ..
7
Manfaat Lingkungan Hidup dan Gangguannya. . . . . . . . . . . . . . . . .
7
.....................................
8
TUJUAN DAN SIKAP HIDUP. 1.
2. Pola " Keterikatan ".
Gambar dan T abel.
1
A. I N T R 0 D U K S I .
1.
Kegiatan Usaha
Nomor 1. Manusia pada dasarnya menjalankan dua peran sekaligus, yakni disatu pihak sebagai konsumen dan dilain pihak sebagai produsen - - - - tidak diartikan berlaku untuk satu per satu manusia sebagai sistim tertutup, melainkan telah mencakupi pengertian adanya hubungan antar manusia didunia ini. Dalam rangka perannya sebagai produsen, manusia melakukan kegiatan usaha. Produk-produk kegiatan usaha itulah yang dimaksudkan untuk memenuhi segenap kebutuhan-kebutuhannya sebagai konsumen, periksa Gambar 1.
Nomor 2. Produk-produk tersebut berupa barang maupun jasa dan berstatus baik kebutuhan hidup sehari-hari maupun kebutuhan-kebutuhan untuk dapat melakukan kegiatan usaha. Dengan demikian kegiatan-kegiatan usahanya dapat tercakup dalam bidang ekonomi, bidang sosial ataupun bidang politik.
2. T u Juan
Nomor 3. Manusia mengenal tujuan...:tujuan dalam hidupnya. Untuk mencapai tujuantujuan itu diwujudkanlah berbagai sasaran-sasaran. Produk-produk kegiatan usaha yang dilakukannya, tidak lain adalah sasaran-sasaran yang ingin diwujudkan.
Nomor 4. Aqar supaya produk-produk yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan sasaransasaran yang ingin diwujudkan, maka tujuan yang ingin dicapai ataupun sasaran-sasaran
2
yang perlu diwujudkan diterjemahkan terlebih dahulu kedalam bentuk rencana. Sesuai dengan rencana dan kemcUnpuan pelaksanaannya, disusunlah program, sebagai pedoman pelengkap disamping rencana, bagi kegiatan usahanya, periksa Gambar 2.
Nomor 5. Setiap Negara yang sedang membangun, pada dasarnya mempunyai kebijaksanaan, tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran dalam Pembangunan Nasionalnya. Oleh karena itu tujuan ataupun sasaran tersebut terdahulu, sudah barang tentu disesuaikan dan sejalan dengan kebijaksanaan, tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran pembangunan nasional yang telah disetJakati bersama.
3.
Tujuan, Teori dan Teknologi
Nomor 6. Setiap kegiatan usaha mencerminkan suatu tingkat teknologi tertentu. Kegiatan usaha yang diulang-ulang, tanpa menunjukkan adanya suatu perobahan kearah perkembangan, dikenal sebagai kegiatan usaha "tradisional". Teknologi yang berlaku dikenal pula sebagai teknologi tradisional.
Nomor 7. Macam ataupun tingkat teknologi yang diadaptasi adalah sesuai dengan pengetahuannya. Bahwa menurut pengamatan turun temurun, macam dan tingkat teknologi itulah yang diketahui paling menjamin berhasilnya kegiatan usaha, maka macam dan tingkat teknologi itu pulalah yang dianggap paling sesuai dan sebaiknya diadaptasi. Sesuai dengan pengetahuannya, yang berpijak semata-mata hanya pada pengamatan turun temurun, berlakulah teknologi tradisional.
Nomor 8. Pengetahuan seseorang adalah hasil pencatatannya mengenai informasi yang diperoleh melalui berbagai cara, seperti melihat sendiri, mendengar ataupun membaca. Kejadian-kejadian yang timbul di seputarnya tentulah yang paling banyak dapat dicatat-
3
nya. Keseluruhan catatannya merupakan pengetahuan tentang hal ikhwal dunia "menurut jangkauan pengamatannyFt" dan disebut sebagai "catatan dunia kecilnya".
Nomor 9. "Catatan dunia kecil" memberikan gambaran tentang manfaat yang dapat diambil .
•
dalam rangka usaha memenuhi kebutuhannya. Selain dari itu, juga gambaran tentang bahaya-bahaya yang dapat mengancam kelestarian hidupnya. Catatan tersebut hanya sejauh memberikan gambaran seperti apa adanya. Jadi "pengetahuan" hanya terbatas pada pemberitahuan seperti apa adanya. Contoh:
Dapat disaksikan, bahwa air dapat mengalir sendiri dan menuju kebawah. "Pengetahuan" tidak mencakupi keterangan tentang "mengapa demikian".
Nomor 10. Keterangan mengenai "rnengapa demikian", termasuk gambaran tentang jenis kekuatan, arah kekuatan, besarnya kekuatan, hubungan kerja antar kekuatan dan sebagai· nya, dikenal sebagai "ilmu pengetahuan". Kekuatan-kekuatan yang dimaksudkan adalah kekuatan alam ataupun kekuatan-kekuatan yang hidup dalam masyarakat, sehingga dikenal pula ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan masyarakat, sebagai kelompok besar ilmu pengetahuan.
Nomor 11. Usaha memperoleh keterangan "mengapa demikian" itu, pada umumnya dilakukan pada kejadian demi kejadian, sehingga, ilrnu pengetahuan diungkapkan secara partia1. Agar supaya dapat memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang hidup dalam alam maupun masyarakat, dimanfaatkanlah : kekayaan berupa ilmu pengetahuan. Namun, ilmu pengetahuan yang "utuh", tidak yang sepotong-sepotong (partial). Pengertian "utuh" diukur dari tujuan pemanfaatnya, periksa Gambar 3. llmu pengetahuan yang umumnya diungkapkan secara partial itu, kemudian dirangkai dan dilengkapi kekurangannya, termasuk
rumus-rumus untuk
memungkinh.an
dilakukannya perhitungan-perhitungan.
Hasilnya, dikenal sebagai teori. Jadi, teori adalah tahap pematangan bagi aplikasi ilmu pengetahuan, yang disesuaikan dengan tujuan si pemakainya.
4
.
"Teknologi" adalah penjabaran lebih lanjut dari aplikasi ilmu pengetahuan dalam wujudnya yang nyata. Mula-mula dilakukan eksperimen untuk menterjemahkan teori kedalam praktek. Setelah dicapai hasil yang mantap, dirumuskan kemudian ketentuanketentuannya kedalam suatu "standar". Adaptasi teknologi oleh suatu kegiatan usaha ditempuh mengikuti standar. Didalaill praktek, peningkatan teknologi ditempuh melalui peningkatan standarnya. Hal ini berarti memerlukan dukungan berupa perkembangan ilmu pengetahuan dan teori-teorinya.
Nomor 13. Menurut uraian terdahulu digambarkan, bahwa teknologi merupakan suatu sarana untuk mewujudkan sasaran (produk, kebutuhan) sesuai dengan tujuannya. Tingkat perkembangan ataupun lingkup pengaruh teknologi yang berlaku ditentukan oleh tingkat kemajuan ataupun lingkup pengamatan tujuan si pemakainya.
Nomor 14. Teori, juga memberikan pedoman pada penyusunan rencana, yang berupa kriteria maupun standar. Kriteria dan standar ini dapat bersifat teknis, seperti yang menyangkut keterpaduan sasaran-sasaran dan tercermin dalam pola ·pola rencana ataupun yang menyangkut keseimbangan statis maupun ciinamis dalam wujudnya sasaran-sasaran dan tercermin diantaranya dalarn pola-pola konstruksi.
4.
Lingkungan Hidup dan Teknologi
Nomor 15. Lingkungan hidup terdiri dari unsur-unsur alam dan unsur-unsur substitusi berupa produk-produk hasil kegiatan-usaha manusia.
Keseluruhan unsur mencapai
suatu wujud keseimbangan yang memberikan nilai kemanfaatan tertentu bagi kehidupan manusia. Perobahan nilai kemanfaatan terjadi karena perobahan wujudnya keseimbangan antar berbagai unsur.
5
Catatan : Penggunaan kata "substitusi" memberikan penekanan pada arti keseimbangan, yaitu tetap berlakunya "keseimbangan alamiah":
Nomor 16. Usaha menjaga kelestarian lingkungan hidup dimaksudkan pertama-tama untuk · memelihara nilai kemanfaatannya bagi kehidupan manusia, kendatipun perobahan wujudnya keseimbangan antar berbagai unsur sulit atau bahkan tidak dapat dihindarkan. Produk-produk hasil kegiatan-usaha manusia, baik yang langsung maupun tidak langsung, akan terus bertambah dan bet iaku mempengaruhi wujudnya keseimbangan.
Nomor 17. Sehubungan dengan itu, apabila dikehendaki adanya pengendalian atas kelestarian lingkungan hidup, maka lingkup dari tujuan yang ingin dicapai harus mencakupi sasaran berupa lingkungan hidup pula. Hal ini berarti, bahwa teori-teori, sebagai tahap pematangan aplikasi ilmu pengetahuan, harus pula mencakupi kaedah-kaedah yang menyangkut wujudnya keseimbangan unsur-unsur lingkungan hidup. Teori-teori yang dimaksudkan itu, disatu pihak harus dapat memberikan cukup pedoman berupa kriteria dan standar bagi penyusunan ,·encana, dan dilain pihak telah dapat dijabarkan lebih lanjut kedalam wujudnya yang lebih nyata, yaitu berupa teknologi standar.
Nomor 18. Bahwa teknologi merupakan saran a untuk mewujudkan sasaran (no. 13), sedangkan produk-produk yang dihasilkan oleh kegiatan-usaha manusia berlaku mempengarut)i wujudnya keseimbangan pada unsur-unsur lingkungan hidup (no. 16), mudah menimbulkan kesan, bahwa pemilihan teknologi bertanggung jawab atas kelestarian lingkungan hid up.
Nomor 19. Menurut jalan fikiran terdahulu, adalah terlambat apabila pemilihan teknologi semata-mata yang dikutik-kutik. Teknologi yang diadaptasi adalah "teknologi standar", yang diperoleh melalui eksperimen. Sebelum itu telah ada "keterikatan" (committment) terlebih dahulu tentang masa depan, resiko yang mungkin harus ditanggung dan pendanaan. "Keterikatan" ini didukung 61eh keyakinan akan tujuan yang ingin dicapai dan ke-
6
mampuan pendanaan serta tingkat penguasaan teori yang dianggap memadai untuk mencapai tujuan. Barulah kemudian teori itu diterjema.hkan lebih lanjut kedalam praktek melalui eksperimen, dengan hasil berupa teknologi standar. Eksperimennya sendiri dapat tergolong paling sedikit kedalam program jangka menengah (5th.). Dalam hubungan ini yang perlu diteliti adalah, seberapa jauhkah lingkup tujuan itu telah mencakupi aspek kelestarian lingkungan hidup.
Nomor 20. Dengan demikian, ungkapan judul " PENGARU~ TIMBAL BALIK ANTARA TEKNOLOGI DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN " lebih bersifat peringatan, agar supaya meninjau masalahnya lebih mendasar lagi dari pada sekedar terjerat oleh gejalagejala yang nampak pada permukaan saja.
****
7
B. TUJUAN DAN Sl KAP HIDUP.
1. Manfaat lingkungan hidup dan gangguannya
Nomor 21. Manfaat lingkungan hidup dapat ditinjau diantaranya dari aspek modal dan aspek persyaratan bagi tempat pemukiman manusia. Gangguan terhadap kelestarian lingkungan hidup dapat mengarah pada kemerosotan nilai kemanfaatannya bagi kehidupan manusia. Gangguan dapat juga menimbulkan bahaya-bahaya yang langsung mengancam keselamatan, seperti banjir dan peracunan, selain bahwa kemerosotan nilai kemanfaatan juga dapat berarti ancaman bagi kelestarian hidup dimasa depan. Sebagai contoh pada aspek modal yang menonjol ialah misalnya menurunnya daya konservasi lahan terhadap air ataupun pencemaran air dan menurunnya kesuburan tanah, karena erosi. Gangguan dapat berakibat pada penurunan kwalitas lingkungan · hidup dan menyangkut terutama persyaratan bagi pemukiman manusia. Sebagai contoh ialah misalnya yang disebabkan karena timbunan sampah, genangan air, gangguan pada penyaluran air limbah dan kotoran.
Nomor 22. Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk makin bertambah banyak pula lahan-lahan yang dijamah, misalnya untuk keperluan bercocok tanam, mendirikan bangunan serta pembangunan berbagai prasarana. Penjamahan ini pada dasarnya telah mengganggu wujudnya keseimbangan unsur-unsur lingkungan hidup. Penjamahan ini membawa akibat pada perobahan nilai kemanfaatan, namun tidak perlu berakibat mengganggu kelestariannya. Penggarapan yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan gangguan terhadap kelestarian.
Nomor 23. Di daerah-daerah padat penduduk, seperti Jawa dan Madura banyak dijumpai tingkat gangguan terhadap kelestarian lingkungan hidup, yang menunjukkan gejala kemerosotan pada nilai kemanfaatan serta kwalitas yang cukup mengundang keprihatinan.
8
Sebagai contoh yang menonjol ialah misalnya kemerosotan daya konservasi lahan terhadap air. Perbandingan debit air sungai pada musim hujan da~ kemarau mulai menunjukkan angka-angka yang semakin jauh dari kewajaran, 200 : 1, 10.000 : 1, dan bahkan tidak sedikit yang telah sempat menunjukkan tanda kekeringan pada musim kemarau, periksa Gambar 4. Contoh lain ialah, kemerosotan kesuburan tanah yang disebabkan karena erosi. Gejalanya dapat diikuti pula pada kadar lumpur air sungai yang .. melebihi ukuran kewajaran dan bahkan tidak jarang terus meningkat, periksa Gambar 5 dan Tabel 1. Gangguan-gangguan tersebut membawa akibat merosotnya nilai kemanfaatan modal berupa tanah pertanian dan sumber sumber air. Gejalanya menunjukkan ancaman yang cukup serius terhadap kemampuan penyediaan air dimasa-masa mendatang. Selain dari itu juga ancaman terhadap keberhasilan usaha peningkatan kesejahteraan hidup petdni-petani bersangkutan. Bersamaan dengan itu timbul bahaya-bahaya yang langsung mengancam keselamatan, seperti banjir. Contoh lain ialah gangguan terhadap kwalitas lingkungan hidup, terutama dibagian kampung-kampung dan justru· di kota-kota besar yang dikenal memiliki daya perkembangan yang besar pula. Gangguan, kebanyakan bersifat pencemaran, yang disebabkan karena tidak tersalurkannya produk-produk buangan seperti sampah dan air kotor secara memadai. Belum lagi buangan bahan-bahan sisa dari industri.
Nomor 24. Memang, gangguan terhadap kelestarian maupun kwalitas lingkungan secara langsung kelihatan erat berhubungan dengan teknologi yang berlaku, seperti teknologi pertanian pada lahan-lahan pertanian (non-hutan) di lereng-lereng bukit ataupun teknologi dalam pengkelolaan sampah dan air kotor serta teknologi industri. Namun, teknologi yang berlaku itu jelas merupakan akibat dari pola "keterikatan" kita bersama yang me-. nyangkut penentuan tujuan bersama serta langkah-langkah untuk mencapainya.
2.
Pola " Keterikatan "
Nomor 25. Pola "keterikatan ' (committment) didukung oleh kesepakatan, yaitu terutama kesepakatan atas tujuan bersamanya dan kesepakatan atas tahapan-tahapan sasaran yang
9
perlu diwujudkan ke arah tercapainya tujuan bersama. Kesepakatan atas tahapan-tahapan sasaran memerlukan kesepakatan atas pengenalan masalahnya terlebih dahulu, yang banyak dipengaruhi oleh tingkat penguasaan ilmu pengetahuan serta teori-teorinya dan didukung oleh data-data tentang kemampuan untuk mencapainya. Tahapan-tahapan sasaran mencerminkan skala prioritas menurut urutan waktu. Ketajaman dalam penentuan skala prioritas banyak dipengaruhi oleh tingkat kemampuan dalam mewujudkan sasaran-sasaran; yang paling menonjol ialah kemampuan dalam pendanaan. Makin rendah tingkat kemampuan pendanaannya akan makin tajam penentuan prioritas dan makin terasa pu.la sentuhan-sentuhan "kepedihan", yang mengurangi kemudahan dalam mencapai kasepakatan.
Nomor 26. Sebagai contoh dapat diketengahkan kasus kelestarian lingkungan hidup di pulau Jawa, terutama yang menyangkut konservasi air. Disamping perlunya penghutanan kembali wilayah-wilayah hutan yang telah mengalami kerusakan, diperlukan juga pemantapan budidaya tanaman lahan-lahan pertanian (non-hutan) pada Daerah Pengaliran Sungai (atau yang disebut Daerah Aliran Sungai, dengan singkatan DAS), seperti misalnya yang dilengkapi dengan pembuatan teras-teras. Usaha pemantapan tersebut memerlukan penetapan kembali luas pemilikan lahan minimum, untuk menjamin realisasinya. Dengan asumsi luas pemilikan minimum sebesar 0,8 Ha per KK, diperoleh angka rnengenai jumlah jiwa penduduk yang perlu dipindahkan, yaitu antara 8 sampai 12 juta; dengan mengingat bahwa luas pemilikan lahan rata-rata adalah 0,2 Ha per K K. Apabila lingkup tujuan bersama dimaksudkan untuk mencakupi juga kelestarian lingkungan hidup, berarti mencakupi juga sasaran pemindahan penduduk yang besar. Untuk mewujudkan sasaran ini diperlukan pula kemampuan dalam pendanaan yang besar. Bagaimanakah dengan pembangunan bendungan-bendungan besar, yang juga memerlukan penyediaan dana pembangunan yang tidak sedikit (bisa mencapai $ 100 juta atau lebih) ?. Bendungan memberikan·kontribusi pula dalam peningkatan daya konservasi terhadap air. Marilah kita ibaratkan adanya dua makhluk, yang terdiri dari orangtua dan anak. Persediaan makan untuk memenuhi kebutuhan kedua-duanya tidak mencukupi. Namun, untuk salah satu melebihi kebutuhan Siapakah diantara keduanya perlu didahulukan ?. Si orangtua atau si anakkah ? . ·
10
Jawab : Sebaiknya si anaklah yang didahulukan, sebab, si anak masih harus melanjutkan kehidupan (Sumber : Sutami). Dalam pengibaratan tersebut, pembangunan bendungan adalah untuk kepentingan masa kini, artinya untuk si orangtua. Sedangkan usaha pelestarian lingkungan hidup ad.alah untuk kepentingan masa depan, artinya untuk si anak. Bahwa setelah dialokasikan dana untuk usaha pelestarian lingkungan hidup masih diperoleh kelebihan, barulah dengan kelebihan dana itu dibangun bendungan-bendungan. Kesemuanya itu merupakan bahan-bahan pertimbangan dalam rangka usaha mencapai kesepakatan, baik mengenai lingkup tujuan bersama yang ingin dicapai maupun tahapan-tahapan sasaran yang perlu diwujudkan.
Nomor 27. Masalah sikap hidup tidak sedikit pengaruhnya. Sikap hidup "mensyukuri", baik terhadap diri pribadi sebagai sumber-daya maupun terhadap kekayaan alam dan waktu, akan lebih menjamin berlangsungnya kegiatan-usaha yang intensip. Makin intensip penggarapan lahan pertanian akan makin kecil luas pemilikan lahan minimum yang dapat diperhitungkan, sehingga makin sedikit pula jumlah jiwa manusia yang diperhitungkan untuk dipindahkan. Sikap hidup yang menyadari akan perlunya menabung dan sikap hidup yang mencerminkan kesadaran akan hidup bermasyarakat membawa pengaruh sangat membantu dalam usaha meningkatkan kemampuan Negara dalam pendanaan. Sikap hidup yang dilandasi oleh hakekat 1 'rasa bebas", sebagaimana didambakan oleh setiap warganegara, mendorong pengembangan initiatip dan menumbuhkan sikap positip terhadap keadaan serta masa depan. Disamping itu, sikap hidup yang tanggap terhadap lingkungan akan memperkaya "catatan dunia kecil" dan berarti memperbanyak bekal dalam pengembangan inisiatip. Catatan: Hakekat "rasa bebas" adalah rasa bebas yang diperoleh karena rnengerti. Dengan rasa bebas ini justru menghargai dan dengan senang hati mematuhi tatanan, ketertiban dan aturan permainan lainnya. Dengan memanfaatkan setiap peluang untuk bertindak semaunya secara bebas, justru tidak akan pernah memperoleh rasa bebas.
Kesemuanya itu dCipat IY\ernberikan sumbangan yang cukup berarti dalam memperlancar jalan na:r.uju kesepiJJ..atan, artinya membuka peluang yang lebih baik untuk menurnbuhkan "keterikatan" terhadap penetapan lingkup tujuan - bersama, yang mencakupi kelestarian lingkungan hidup. Walaupun pada akhirnya akan dijumpai pula hubungan pengaruh timbal balik dengan teknologi, namun untuk dapat sampai pada ter-
11
geraknya "bola raksasa" tersebut diperlukan ditariknya mata rantai kebelakang, jauh menjangkau langkah pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.
****
GAMBAR DAN TABEL
DALAM PERANANNYA SEBAGAI I'RODUSEN
DALAM PERANANNYA SEBAGAJ KONSUMEN
PRODUK - PRODUK
GAMBAR 1
DALAM PERANANNYA SEBAGAI PRODUSEN
IJALAI\.I PERANANNYA st;BAGAI KONSUMEN
PRODUK- PRODUK
GAMBAR 2
llAJ.AM PERANANNYA S~.BA<;AJ KONSUMEN
PRODUK -PROD UK
GAMBAR 3
GRAFIK PERBANDINGAN DEBIT MAKSIMUM DAN DEBIT MINIMUM
30
-:
----- - -
!cuJ::J~-~r M~iAYA
0 0
0
20
Omax.
I
!
i
I I
I
i
I
10 -1--
~ ~~~
Qmin. 0
T
i
0
-
_lI __ ~--
0 1929
1933
----
..
~
~
~
~
-
t---
~
~
~
I 1.-0
0
0
i
•
I
1953
1955
1965
1960
1970
1974
---t) tahun
0
,__ ___ CITAI UM - PA_L_J1_+-~M __B_0_)1'-+--+--+--+---l---l---+---+---+-_J "IIL._+--+----I 120
~--~--~--+---+--+-~-~~--~-+---+------l---+-~0~+--t-~~~~~~ 0
- - - ------1--- 1----
80 - .. -
----1---r-.-0-
•
a max. Qmin.
T
40
I
---
---
•
-I
~
l.---"
I
I
,
_:-...l---'"
-+--+--:---1-~---41.--"
--1---"
-
l.--""~
---~
~-
-- ----Tl
0
~
! I
0
0
I
0 1923
1930
1936
-----i) tahun Gamber 4.
1940
1963
1970
1973
PENINGKATAN KONSENTRASI SEDIMEN DARI BEBERAPA WILAY AH SUNGAI Keterangan
= maksimum.
D
• = rata- rata. 11000
10000
8000
-~. -if
1ooo
I
1 I ~
6000
I
i J,. !
5000
J: I
I
i
I
4000
~
I I
I
I
I
I
I I
i
i
I
i
iI
I !
3000
I
r j
I
I
I
i
:
I
j
1
I
1000 I
I
:
j
;
I
.....
.i I
I
I
I
i
I
i
I
I
..-
- - ... M
ot
~
...
I
I
I
I
Nape I
I
M
(I)
1'-
en
en
en
r--
r--
Jurug Bengawan
Solo
Gambar S.
r--
I
I
I
- - ....
(I)
r--r--r--r--r-en en en en
en
I i
i
I N
:
I
t
I
t
0
I
I I
!
!
i I
~
i i
2000
I
0
..-
M
ot
en
en
en
(I)
1'-
en
en
- - - - ... r--
en
r--
r--
r--
r--
r--
....r--
en ....
M
r--
I
I
I I
I
l.,. I r--
en
en
....
It)
r--
en
-
Tongpait
Juranggempal
'
Kali
r-r--
en
Serang
....
,
Tabel I. PENINGKATAN EROSI DARI BEBERAPA WI LAY AH SUNG AI
TAHUN
EROSI ( mm/tahun)
1918 1951 - 1970
0.48 0.56
<'1rnanuk
1918 1952 1964
0.60 0.60 5.30
( rlutung
1911 - 1912 1934 ~ 1935 1948 - 1964
1.0 2.0 8.0
SUNGAI
Brantas
I
I I
II II
I
"
I
t •.