PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG
\
i
I
KEC
Ju
DOKUMENTASI
&
ARSIP
BAPPENAS Acc. No.
:
Clags
:
checked
, 'l/= {,':lplV
?
PEMERINTAH KAEUPATEN MAGELANG
rT lH -. .--7 -) L.t--/ |
;;=/=-=\ \_\
REISC
,:I (:l
\./ ,^/ '\ /' v,
MAFTAR ISI
2.3
2.3.2 2.3.3 2.3.4 2.3.5 2.3.6
halaman
i
2.4
iv v vi
I 1.1 1.2
BAB
1.3
PENDAHULUAN Latar Belakang
t-1
Maksud Dan Tujuan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
t-3
1.2.1 Maksud Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah 1.2.2 Tujuan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
l-3 l-3 l-3 t-3 l-4
Ruang Lingkup
1.3.1 1.3.2
1.4 1.5 1.6
Lingkup Wilayah
Lingkup Pengamatan
LandasanKebijaksanaan
t-4
MetodologiPendekatan
l-6
SistematikaPenyusunan
t-6
II RONA WILAYAH KABUPATEN MAGELANG 2.1 Rona Fisik 2.1.1 2.1.2
2.2
Fisik Alam
Fisik Binaan
Rona Sosial/ Kelembagaan
2.2.1 2.2.2
Lal.ortrn Akhir
I
SosialMasyarakat
il-26
Kelembagaan
il-38
RTRW Kal'. Ivtrgrrlanl;
ll - 39
- 39 Sektoral ll - 43 ll
Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Pertumbuhan
Perkapita Sektor Kegiatan Ekonomi Perkembangan Sektor Ekonomi Pola Pergerakan Ekonomi Pendapatan
ll - 43 ll
-
43
ll - 59 ll - 60
Rona Prasarana dan Sarana Pelayanan Sosial Ekonomi
il-61
2.4.1 Sarana Perhubungan 2.4.2 Sarana Pendidikan 2.4.3 Sarana Perekonomian 2.4.4 Sarana Peribadatan 2.4.5 Sarana Kesehatan 2.4.6 Prasarana Transportasi 2.4.7 Prasarana Air Bersih 2.4.8 Prasarana lrigasi 2.4.9 Prasarana Drainase
ll
2.4.10 2.4.11
-61 ll -61
il-63 lt
-63
il-64 il-65 il-66 ll -71
Prasarana Listrik
fi-71 n-71
Prasarana Telepon
|
-71
BAB III ARAHAN KEBIJAKSANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH 3.1
Arah Pembangunan Propinsi Jawa Tengah
lll -
3.2
Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi Jawa Tengah
lll-3 lll-3
3.2.1 Arahan Kawasan Lindung 3.2.2 Arahan Kawasan Budidaya 3.2.3 Arahan Pengembangan Sistem
BAB
il-1 il-1 il-8 | -26
Ekonomi 2.3.1 Struktur Ekonomi Rona
3.2.4
ilt
1
-4
Sarana dan Prasarana lll - 4
Wilayah Rencana Struktur Tata Ruang
ill -4
3.3
Kebijaksanaan Tata Ruang Daerah Kabupaten Magelang
lil-6
3.4
Rencana Pengembangan Wilayah Sekitar
ilt
3.4.1 3.4.2 3.4.3
Dengan Wilayah Kabupaten Semarang
llt-6
Dengan Wilayah Kabupaten Temanggung
ilt
-6
Dengan Wilayah Kabupaten Wonosobo
nt
-7
-6
3.4.4 3.4.5 3.4.6 3.4.7 BAB
IV
4.1
4.2
4.3.6 Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten 4.3.7 Analisis Perkembangan Sektbr Ekonomi
-7 m-7 lil -7 ilt -8
Dengan Wilayah Kabupaten Purworejo
fit
Deng'an Wilayah Kabupaten Magelang
Dengan Wilayah Kabupaten Boyolali Dengan Wilayah Kabupaten Sleman
4.3.7.1 4.3.7.2
4,3.8 ANALISIS PENGEMBANGAN SERTA FUNGSI WILAYAH
4.4
Analisis Aspek Fisik
tv-
4.1.1 Kesesuaian Lahan 4.1.2 Geologi Tata Lingkungan 4.1.3 Tata Air 4.1.4 Fungsi Lindung dan Pengembangan 4.1.5 Analisis Status Lahan 4.1.6 Analisis Daya Dukung Lahan 4.1.7 Analisis Struktur Lahan 4.1.8 Analisis Sumber Daya Alam 4.1.9 ldentifikasi Kecenderungan Perubahan
tv-1
tvtv-
Tata Guna Tanah
Analisis Aspek Sosial
4.2.1
Kependudukan
4.2.1.1 Analisis Jumlah Penyebaran dan
Kepadatan
14
4.5
tv-17 tv-25 tv -25 lv-26 tv -27 tv-36 tv-37 tv-37
4.6
Mata
Tingkat
tv-43
Pencaharian
4.2.1.2.2 Struktur Penduduk menurut
4.6.3 4.7
4.8
4.2.2
4.3
Adat lstiadat
Analisis Aspek Ekonomi
4.3.1 Struktur Ekonomi Kabupaten Magelang 4.3.2 Struktur Ekonomi Wilayah Kecamatan 4.3.3 Pertumbuhan Ekonomi Wilayah 4.3.4 PendapatanSektor 4.3.5 Keterkaitan Perekonomian Daerah dengan Lebih Luas
L.tp.rrr't,'t
Akhir
I
RTRIV Kah. lvtdllr'll.lnl!
Wilayah Yang
4.9
tv-49 tv-51 tv-51 tv-52 tv-56 lv-60 lv-60 tv-61
AnalisisStrukturOrganisasi Pemerintahan AnalisisWewenang Kelembagaan
tv -71 tv
-72 tv -73 tv-83 lv-89 tv-89 lv-89 tv-90
Luas
Hubungan Fisik Regional Kabupaten Magelang dengan Wilayah Sekitarnya
Tengah ldentifikasi Struktur Tata Ruang
Fungsi Kawasan Saat Ini dan Perkembangannya
ldentifikasi Kawasan Prioritas
4.9.1 4.9.2 4.9.3
lv-90
Analisis Wilayah Yang Berdampingan Dengan Kabupaten tv-91 Magelang Dalam Konstelasi Wilayah Pembangunan Jawa
4.8.1 Kawasan Lindung 4.8.2 Kawasan Budidaya
Pendidikan
Jenis Kelamin Struktur Penduduk menurut Agama
Analisis Daya Dukung Sarana dan Prasarana
4.7.1 Hirarki Pusat-pusatPertumbuhan 4.7.2 Jangkauan dan Fungsi Pusat-pusat Pelayanan 4.7.3 AksesibilitasAntar Pusat-pusat Pelayanan
4.2.1.2.3 Struktur Penduduk menurut Usia dan tv-45 4.2.1.2.4
Analisis Kinerja Sarana dan Prasarana
Pola Hubungan Antar Wilayah
4.6.2
tv -41
tv-41 w-41
Analisis Pola Pergerakan Ekonomi
lv-65 tv-69 lv-69 tv-70
4.6.1 Hubungan Kabupaten Magelang dengan Wilayah Yang Lebih lv-90
Penduduk
4.2.1.2 Analisis Komposisi Penduduk 4.2.1.2.1 Struktur Penduduk menurut
Hubungan Dengan Perekonomian Wilayah Sekitar
Analisis Kelembagaan
4.5.1 4.5.2
15
Pendapatan Sektor
Analisis Sarana dan Prasarana
4.4.1 4.4.2
1
Magelang
Kawasan Yang Pertumbuhannya Cepat
Kawasan Yang Terbelakang Karena Keterbatasan Sumber Daya Kawasan Yang Perlu Dipelihara Fungsi Lindungnya
tv-94 tv-94 tv-95 tv-96 lv-99 tv-99
- 100 - 106 tv - 106 tv - 106 lv tv
N -147
V
BAB
IDENTIFIKASI TUJUAN DAN SASARAN, POTENSI DAN PERSOALAN PENGEM BANGAN KABUPATEN MAGEI.ANG
v-1
Tujuan dan Sasaran Pengembangan
5.1
v-1
5.1.1 Tujuan dan Sasaran dari Aspek Fisik 5.1.2 Tujuan dan Sasaran dari Aspek Sosial 5.1.3 Tujuan dan Sasaran dari Aspek Ekonomi 5.2
v
5.3
Fisik Sosial Ekonomi
Prasarana dan Sarana Pelayanan Sosial Ekonomi
vll -1 vll - 18 vll - 20
1
-2
v -4
Persoalan Pengembangan
v-16
5.3.1 5.3.2 5.3.3
v- 16 v- 16
Fisik Sosial
v-17
Ekonomi
VI STRATEGI
7.1 Aspek Pentahapan Pembangunan 7.2 Aspek Hukum - Peraturan 7.3 Aspek Pembiayaan
v-3 v-3 v-3 v-4
Potensi Pengembangan
5.2.1 5.2.2 5.2.3 5.2.4
BAB
v-
BAB VII PEI.AKSANAAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MAGELANG
PENGEMBANGAN
DAN
RENCANA
TATA
RUANG
WII.AYAH KABUPATEN MAGELANG
6.1
Strategi Pengembangan dan Rencana Tata Ruang Wilayah vl -1 Kabupaten Magelang 6.1.1 Strategi Dasar Perencanaan Fisik Wilayah
6.1.2 6.1.3
6.2
Strategi Dasar Perencanaan Sosial Strategi Dasar Perencanaan Ekonomi
Rencana Tata Ruang Wilayah
6.2.1 6.2.2
Rencana Struktur Tata Ruang Wilayah Rencana Alokasi Penggunaan Ruang
6.2.2.1 6.2.2.2 6.2.3
Kawasan Non Budidaya
Kawasan Budidaya
Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas
vt -1
vt-2
vt-2 vl -3 vt -3
vt -4 vt- 11 vt - 13
vl - 18
lll Lr1'.'p.111
Akhir
,l
RTRIV Kat'. Nlr11'lan1;
DTFIAR PEIA
Halaman
l-4
Peta 1.3.1
Peta Kabupaten Magelang
Peta2.1.1
Peta Alokasi Kawasan Lindung
il-9
Pela2.1.2
Peta Bahan Galian Golongan C
ll -15
Peta2.2.1
Peta Pembagian SWP
il -21
Peta 3.1.1
Ketinggian Tanah
Peta3.1.2
Tekstur Tanah
Peta 3.1.3
Kemiringan Tanah
Peta 3.1.4
Kemampuan Kedalaman Efektif Tanah
-6 ill -7 lll-8 ilt -9
Geologi
lll - 10
Peta 3.1.6
Hidrologi
ilt
Peta 3.1.7
Daerah lrigasi
m-12
Peta 3.1.8
Lahan Kritis
lll
Peta 3.1.9
Daerah Kritis dan Rawan Bencana Daerah Terbelakang, Kritis dan Minus
ilt-15
Peta 3.1.5
Peta 3.1 .10
Struktur Ruang Eksisting
Peta 3.8.2
Struktur Dan Bentuk Kota
Peta 3.8.3
Lokasi Strategis Pengembangan
Peta 3.8.4
Jarak Antara lbukota Kecamatan
Peta 3.8.5
Pengaruh Gravitasi Pelayanan
ill-113 m-114 ill-116 ilt -118 ilt -119
Peta 3.8.6
Aksesibilitas Jalan
ut
Peta 3.9.1
Alokasi Kawasan Lindung
ut
Peta 3.9.2
Alokasi Kawasan Budidaya
Peta 3.9.3
Lokasi Kawasan Strategis
Peta 3.9.4
Desa Yang Bersifat Perkotaan
Peta 3.9.5
Rencana Maupun Realisasi Penyusunan Rencana Kota
- 122 ilt - 124 ilt - 128 ilt - 129 lll - 130
Peta 3.10.1
Desa Tertinggal
ilt - 134
Peta 4.1.1
Potensi Pembangunan
tv -2
Peta 4.2.1
Permasalahan Pembangunan
lv-5
Peta 4.4.1
Pembagian SWP
tv-11
ilt
-
-
120
11
14
llr
- 16 - 22
Peta 3.2.1
Kesesuaian Lahan Tanaman Lahan Basah
JJl
Peta3.2.2
Kesesuaian Lahan Tanaman Lahan Kering
|t -27
Peta 3.2.3
Kesesuaian Lahan Tanaman Tahunan
lll - 31
Peta 3.4.1
Jarak Antara Wilayah Perencanaan dengan Wilayah Hinterland
ilt-85
Peta 3.5.1
Eksisting Jaringan Jalan
Peta 3.5.2
Struktur Jalan Menurut Ordo
ilt-93 ilt-94
Peta 3.7.1
Peta Orientasi Kawasan Perencanaan
ill - 107
l.rlxrr.rn Analisis ,a RTRIV K.rt'. fvtagt'l.rn8
Peta 3.8.1
lv
DfrFTAN GRAFI!(
Halaman
Grafik4.1
Pertambahan Penduduk Unit Tahun 1993 - 1998
Grafik4.2 Jumlah
di Kabupaten Magelang per
Penduduk Kabupaten Magelang
Menurut
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Pada Akhir Tahun 1 999
Lir1.1r1i11'1
Akhir
,l
RTRW Kal'. lvlrl;clanli
lV-40 lV - 47
EBAFT&ffi tr&Bffifu
Tabel 2.16 Keoadatan Penduduk Magelang Tahun 1998
Tabel2j7
Brutto dan Netto
Kabupaten
Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
ll
-
di
ll
-31
di
ll
-32
30
Kabupaten Magelang
Tabel2.'18 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998
Tabel2.1g Komposisj Penduduk Menurut Usia Tabel
2.1
Banyaknya Curah Hujan dan Hari
Hataman ll -3
Hujan
f abel2.2 Luas Penggunaan Tanah di Kabupaten Magelang Tahun
1998
Tabef
2.3
status penggunaan Lahan Tahun
rabel2.4 Tabel Tabel
2.5
Kabupaten
Rata-Rata curah hujan Menurut Bulan Magetang Tahun 1976 _ 1998 Nama dan Debit Sungai di Kabupaten
2.6
Sumber dan Debit Air di Kabupaten
Tabel2'7 Tabel
1998
di
28
Lokasi Kedalaman dan Debit
Magelang ll- 11
di Kabupaten ll-17
MagelanS
Magelang
Magelang
f abel2.9 Data Hutan Rakyat Kabupaten Magelang
Kecamatan
f abel2.1o Produksi Hasil Hutan Menurut Kecamatan di
rr,dcr.n^
fabel2.12
Produksi Hasil Hutan Menurut Kecamatan di Magelang Tahun 1997
f abel2j4
_.1998
Banyaknya Rumah Penduduk di Kabupaten
Jumlah Penduduk dirinci Per Kecamatan Magelang Tahun 1993 -
Tabel
2.15
L.r1..'1'.q11
ALlrir
I
1998
Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten dirinci per Kecamatan Tahun 1993 -
1998
IiTRIV Kal,. lrLrf it'l.rrr1i
Kabupaten ll-24 ll
Tabel2.21 Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang
-25
Kabupaten ll-28
Magelang ll-29
ll-34
rabel222
Menurut ll-35
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Pada Akhir Tahun 1999 Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang Menurut Pada AkhirTahun 1999
Agama
ll - 36
rabel223 PDRB Bruto Menurut Lapangan usaha Kabupaten ll-41 Magelang Tahun 1993 Konstan
-
1998 Berdasarkan Harga
Tabel2.25
ll-20
di
Kabupaten Magelang Tahun 1993- 1999
- 18
Kabupaten ll-23
Magelang
f abel2.2O Komoosisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
-18
ll-23
Produksi Hasil
2.13
ll
di Kabupaten ll - .34
Fabel2.24 PDRB Bruto Menurut Lapangan Usaha
menurut ll-22
Hutan
rabel211
Tabel
ll
ll-19
sumur
Risalah sumberdaya Airdi Kabupaten
ll- 10
Magelang Tahun 1993 - 1999
Magelang Tahun 1993
rabel2.26 :aber 2.27
-
Kabupaten ll-42
1998 Berdasarkan Harga Berlaku Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Pertumbuhan ll -43 Sektoral Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998 ll-47 Nilairambah sektor pertanian Atas Dasar Harga di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998 I-48 Nirai rambah sektor penggarian Atas Dasar Berlaku di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998
Berraku Harga
f abel2.28 Nilai Tambah Sektor Penggalian Atas Dasar
Harga
ll -48
Konstan di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998
f abel2.29 Tabel
2.30
Nilai Tambah Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Magelang Tahun '1993 - 1998
Nilai rambah sektor Industri Atas Dasar Harga di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998
di
Konstan
Tabel231 Nilai rambah sektor Listrik, Gas dan Air Minum Alas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Magelang Tahun 1993-1998 Tabel2.32 Nilai Tambah Sektor Listrik, Gas dan Air Mlnum Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998 f abel2.33 Nilai Tambah Sektor Bangunan/Konstruksi Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaien Magelang Tahun 1993 lgge
ll -49 ll
-50
ll
-51
ll -
51
ll-52
vl
Tabel2.34
Nilai Tambah Sektor Bangunan/Konstruksi Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Magelang Tahun 1993 -
u-52
Tabel2.52
il-69
Tabel 2.35
Nilai Tambah Sektor Perdagangan Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998
il-54
Tabel 2.53
Banyaknya Sumber Air Minum yang sudah atau belum dikelola PDAM menurut Kecamatan yang ada sumber'air minum Sumber Air dan Debit Air Kota Magelang Tahun 1999
Tabel 2.36
Nilai Tambah Sektor Perdagangan Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998 Nilai Tambah Sub Sektor Angkutan Darat Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Magelang Tahun 1993 -
il-54
Tabel2.54
Sumber, Produksi dan Distribusi Air Minum Tahun 1999
ft-
Tabel2.55
Banyaknya Pemakaian Listrik PLN
Tabel 2.56
Magelang Tahun 1996 - 1998 Jumlah Pesawat Telepon yang terdaftar di PT Telkom AWG Muntilan /Mungkid Menurut lnstansi/Badan/Swasta, Perseorangan Menurut Kecamatan Tahun 1998
n
Tabel 4.1
Kesimpulan Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah
tv -2
Tabel4.2
Kesesuaian Lahan Padi Sawah Kabupaten Magelang
lv-3
Tabel 4.3
Kelas dan Sub Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Untuk
lv-5
1
Tabel2.37
1
998
998
Tabel 2.38
Nilai Tambah Sub Sektor Angkutan DaraLAtas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Magelang Tahun 1993 -
Tabel 2.39
Nilai Tambah Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Magelang Tahun '1993 - 1998 Nilai Tambah Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998
1
Tabel2.44 Tabel2.41
Tabel2.42
55
il-55
998
Kabupaten
lt
-70
n -71
-72
n-57 il-57
Nilai Tambah Sektor Jasa-jasa Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998
il-59
Nilai Tambah Sektor Jasa-jasa Atas Dasar
il-59
Harga Kabupaten Magelang Tahun 1993 -
di
il-70
Tanaman Padi sawah di Kabupaten Magelang
Tabel4.4
Analisis Kesesuaian Lahan aktual Untuk Padi Sawah per Kecamatan di Kabupaten Magelang
rv-6
il-61
Tabel 4.5
Kesimpufan Kesesuaian Lahan dan Tanaman Pangan Lahan Kering
tv -7
Banyaknya Sarana Pendidikan di Kabupaten Magelang Tahun 1998
il-62
Tabel 4.6
Kesesuaian Lahan Uantuk Lahan Kering Tanaman
IV-B
Tabel 2.45
Banyaknya Pasar dan Pertokoan Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun 1998
lt
Tabel2.46
Banyaknya Tempat lbadah Tahun 1998
Tabel2.47
Banyaknya Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun 1998
Konstan 1993
di
998 Banyaknya Sarana Transportasi Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun '1998 1
Tabel2.43 Tabet 2.44
di
Kabupaten Magelang
Pangan Kabupaten Magelang
-63
Kelas dan Sub Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Untuk
Tabel 4.7
Tanaman Pangan Lahan Kering di Kabupaten Magelang lt -63
Analisis Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman pangan Lahan Kering per kecamatan di Kabupaten
Tabel 4.8
il-64
2.48
Panjang Jalan di Kabupaten Magelang Menurut Keadaan dan Status Jalan Tahun 1997-1998
Tabel2.49 Banyaknya Sumber Air Minum yang terpasang
dan
lr
Kesimpulan Kesesuaian Lahan Kering Tanaman
Tabel
2.50
Tabel2.51
Lil1.1'1;111
Banyaknya Sumber Air Minum yang Sudah atau Belum dikelola PDAM Menurut Kecamatan yang ada Sumber Air di Kabupaten Magelang Jumtah Sambungan Langganan Aktif Bulanan PDAM Bulan Desember 1998
Aklrir J RTRIV Kal'.
Nla'1'l.rn1',
Tahunan
-65 Tabel 4.'10 Tabel 4.1
lt
1
'10
tv-
11
Kelas dan Sub Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Untuk
tv-12
Tanaman Tahunan Lahan Kering di Kabupaten Magelang
-66 Tabel4.12
il-68
Kesesuaian Untuk Lahan Kering Tanaman Tahunan
-
tv
Kabupaten Magelang
il-66
banyaknya Pelanggan di Kabupaten Magelang
tv-9
Magelang
Tabel 4.9 Tabel
tv-9
Analisis Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Tahunan Lahan Kerino Per Kecamatan di Kabupaten
tv-12
Magelang
vlr
Tabel 4.13
Luas Kemampuan Lahan Menurut Sistem USDA
di
lv - 13
Tabel4.32
Kabupaten Magelang
Tabel4.14
Kemampuan Lahan Menurut Sistem USDA Untuk
tv-14
Nama dan Debit Sungai di Kabupaten Magelang
tv-15
Tabel 4.16
Sumber Air dan Debit Air Kabupaten Magelang Tahun 1 999
lv-16
Lokasi Kedalaman dan Debit Sumur
lv-
Tabel 4.19
Penurunan Areal Sawah di Kabupaten Magelang Tahun 1997 - 1998
Perubahan Jenis Penggunaan Lahan
di
Kabupaten
Magelang Tahun 1983 - 1998
Tabel4.2O Tabel4.21
Tabel4.22 Tabel4.23 Tabel 4.24
Perubahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya di Kabupaten Magelang Tahun 1983 - 1998
Tabel 4.33
dan
Tabel 4.34
16
tv-23 tv -23 lv -24
Tabel4.27
Tabel 4.36
Tabel4.37 Tabel 4.38 Tabel 4.39
Tabel4.42
rv-29
Tabel4.43
Keberadaan Tanaman Tahunan Buah-Buahan Yang Dibudidayakan di Kabupaten Magelang
Keberadaan Tanaman Perkebunan
di
Kabupaten
Keberadaan Tanaman Perkebunan
di
Kabupaten
di
Keberadaan Hewan Ternak Keberadaan Hewan Ternak Magelang
Ltr[r1r11111
Akhir ,l RTRlV Kal.. lvlrlyrl.rnl',
dan Netto Kabupaten
tv -41
Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di
lv -42
di
tv-44
Kabupaten
tv-46
Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Struktur Penduduk Menurut Umur
di
tv
tv -25
Tabel4.41
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
di
tv-48
Kabupaten
lv-50
Kontribusi Sektor Kegiatan Ekonomi dalam Pembentukan PDRB Kabupaten Magelang Tahun 1993 1998 ( Atas Dasar Harga Konstan 1993 ) Perkembangan Location Quotient Kabupaten Magelang Terhadap SWP Vll dan Propinsi Jawa Tengah Tahun
tv-53
-47
Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1999
rv-30
Tabel4.44
lkan di Kabupaten
tv-34
dan
lkan di Kabupaten
tv-35
di
Tabel 4.46
Perkembangan Location Quotient Lapangan Usaha di Kabupaten Magelang dirinci per Kecamatan Tahun 1998
fabel4.47
Pertumbuhan Ekonomi
tv-33
dan
1993 - 1998 Komposisi Penduduk Menurut Lapangan Usaha
tv-55 tv-57
Kabupaten Magelang dirinci per Kecamatan Tahun 1998
-32
lv-34
di
-
Tabel4.45 tv
Komposisi Penduduk Menurut Agama Magelang Tahun 1993 - 1999
lv-31
Magelang
Tabel 4.31
Kepadatan Penduduk Brutto
Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Pada Akhir Tahun 1999
Kabupaten
Keberadaan Tanaman Kehutanan
lv-40
Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998
w -28
Keberadaan Tanaman Pangan Semusim Yang
Kabupaten
Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1999
Produksi Hasil Hutan
Keberadaan Tanaman Pangan Semusim Yang
- 2010 )
Prosentase Pertambahan Penduduk
Tabel4.4O
Magelang
Tabel 4.30
tv-38
-24
Magelang
Tabel 4.29
Prediksi Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Magelang per Tahun Sampai Akhir Tahun
Magelang Tahun 1998
tv
Magelang
Tabel 4.28
tv-36
Magelang Tahun 1993 - 1999
Dibudidayakan di Kabupaten Magelang
Tabel 4.26
Kabupaten
Magelang per Kecamatan Tahun 1993 - 1998
Dibudidayakan di Kabupaten Magelang
Tabel4.25
di
Perubahan Jenis Penggunaan Lahan
Rencana ( 2OO0 Tabel 4.35
Luas Sawah Tanah Untuk Bangunan/Halaman di Kabupaten Magelang terperinci per Kecamatan Tahun 1983 - 1998 Penentuan Golongan lklim Kabupaten Magelang Tahun 1989 - 1998 Menurut SCHMIDT FERGUSON Perubahan
]V-36
Magelang Tahun 1983 - 1998
Tabel 4.15
Tabel 4.18
Kabupaten
Magelang
Kawasan Lindung dan Budidaya di Kabupaten Magelang
Tabel4.17
dan lkan di
Keberadaan Hewan Ternak
Tabel 4.48 Tabel 4.49
dan
Penduduk
Sektoral Kabupaten Magelang Atas Harga Berlaku selama Tahun 1993 - 1998 Pendapatan Sektor Kegiatan Ekonomi Kabupaten Magelang Tahun 1998
Perhitungan Analisis Shift and Share dan LQ Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun
lv-59 lv-60 rv-61
tv-64
1993 dan 1998
vllr
Tabel 4.50
Perhitungan Location Quotient Kabupaten Magelang Terhadap WP Vll Jawa Tengah
Tabel 4.51
Perhitungan Location Quotient Kabupaten Magelang Terhadap Propinsi Jawa Tengah
Tabel4.52
tv-66 tv-68
tv-73
Tabel 4.69
Tabel4.7O
Potensi dan Rencana Wilayah yang Berdampingan dengan Kabupaten Magelang dalam Konstelasi Wilayah Pembangunan Jawa Tengah Penurunan Areal Sawah di Kabupaten Magelang Tahun 1983 - 1998
tv-93 w-102
Tabel 4.53
Banyaknya Sumber Air Minum Yang Sudah atau Belum Dikelola PDAM Menurut Kecamatan Yang Ada Sumber Air Mirum di Kabupaten Magelang Tahun 1998 Sumber, Produksi dan Distribusi Air Minum Tahun l ggg
tv-75
Tabel4.72
Perubahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya di Kabupaten Magelang Selama Tahun 1983 - 1998
Tabel 4.54
Jumlah Sambungan Langganan Aktif Bulanan PDAM
tv-76
Tabel 4.73
Perubahan
Untuk Bangunan/Halaman Tahun 1983 Sampai Tahun 1998 di Kabupaten Magelang terperinci per Kecamatan
tv - 103
Tabel 5.1
Banyaknya Sumber Air Minum Yang Terpasang dan Banyaknya Pelanggan di Kabupaten Magelang Tahun
v-5
Bulan Desember 1998 Panjang Jalan di Kabupaten Magelang Menurut Keadaan dan Status Jalan Tahun 1997 - 1999 ( Kilometer )
lv -77
Tabel 4.56
Banyaknya Pemakaian Listrik PLN
Kabupaten
tv-78
Jumlah Pesawat Telepon Yang Terdaftar di PT Telkom AWG Muntilan / Mungkid Menurut Instansi / Badan / Swasta,Perseorangan Menurut Kecamatan Tahun 1 gg8 Banyaknya Pasar dan Pertokoan Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun 1998
IV-78
Tabel4.57 Tabel 4.58
Tabel4.59
di
Banyaknya Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun 1gg8
Tabel 5.2
tv-79 Tabel 5.3 tv
-79 Tabel 5.4
Tabel 4.60
Banyaknya Sarana Pendidikan Tahun 1998
di Kabupaten
di
Banyaknya Tempat lbadah Tahun 1998
Tabel4.62
Kebutuhan Sarana Pendidikan Tahun 2000 -2010
Tabel 4.63
Kebutuhan Sarana Perekonomian
Tabel 4.64
Kabupaten Magelang
di Kabupaten
lv-82
lv-84
Kabupaten
tv-85
di Kabupaten Magelang
rv-86
di
- 2O1A
Kebutuhan Sarana Kesehatan
lv-81
Magelang
Tabel 5.6
Tabel4.65
Kabupaten
lv-87
Kebutuhan Sarana Peribadatan Wilayah Kabupaten
lv-87
Magelang Tahun 2000 Tabel 4.66
Magelang Tahun 2000
Tabel 4.67 Tabel 4.68
Lrr1.e1,,'',
Akhir ,l
- 2010
-2010 Kebutuhan Sarana Kesehatan Wilayah Kabupaten Magelang Tahun 2000 -2010 Kebutuhan Sarana Perdagangan Wilayah Kabupaten Magelang Tahun 2AAO -2A10
RTRIV Kab. Nlrl;olan1;
rv-88
di Kabupaten
Luas Sawah dan Tanah
1 998 Banyaknya Sumber Air Minum Yang Sudah atau Belum Dikelola PDAM Menurut Kecamatan Yang Ada Sumber Air Minum di Kabupaten Magelang Tahun 1998 Panjang Jalan di Kabupaten Magelang Menurut Keadaan dan Status Jalan Tahun 1997 - 1998
Banyaknya Pemakaian Listrik PLN
di
Kabupaten
Jumlah Pesawat Telepon Yang Terdaftar di PT Telkom AWG Muntilan / Mungkid Menurut Instansi I Badan I Swasta,Perseorangan Menurut Kecamatan Tahun 1998 Banyaknya Pasar dan Pertokoan Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun 1998
lv - 102 lv
-
103
v-6 v-7 v-8 v-9 v-9
v- 10
Tabel 5.7
Banyaknya Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun 1998
Tabel 5.8
Banyaknya Sarana Pendidikan Tahun 1998
di Kabupaten
Magelang
v-11
Tabel 5.9
Kebutuhan Sarana Pendidikan Tahun 2000 -2010
di Kabupaten
Magelang
v- 13
Tabel 5.10
Kebutuhan Sarana Perekonomian Kabupaten Magelang Tahun 2OA0 - 2A10
v-14
Tabel 5.11
Kebutuhan Sarana Kesehatan Tahun2000 -2010
di Kabupaten Magelang
v-15
Tahun 2000
-2010 Kebutuhan Sarana Pendidikan Wilayah
. 1998
Magelang Tahun 1996 - 1998
Tabel 5.5
Tabel 4.61
Magelang Tahun 2000
Magelang
Perubahan Jenis Penggunaan Lahan Magelang Tahun 1983
Tabel 4.55
Magelang Tahun 1996 - 1998
Tabel4.71
tv-88
lx
vn-2
TabelT.1
Program
-
Tabel7.2
Program
- Program Sektor Pariwisata
vil-5
Tabel 7.3
Program
- Program Sektor Perhubungan
vil-7
Tabel7.4
Program
- Program Industri dan Perdagangan
vil-9
Tabel 7.5
Program
- Program Bidang Pendukung
vil-11
Tabel 7.6
Program Kawasan Lindung dan Budidaya
Program
Program Pengelolaan Pertanahan
Penataan Ruang
Tabel7.7
Program
- Program Pembangunan
Perdesaan
dan
vil
- 15
vtl - 17
adaptif dan aplikatif terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya dalam mengatasi keterpurukan pembangunan ekonomi akibat krisis dengan mengembangkan potensi ekonomi yang berfumpu pada potensi daerahnya sendiri serta menuntut kesiapan daerah dalam mengembangkan dirinya agar dapat bertahan dan mampu bersaing dengan daerah
PEl{DAHULUAI{
lain.
Wilayah Kabupaten Magelang, merupakan salah satu Kabupaten dari wilayah pengembangan
VII Jawa Tengah
yang perlu mendapat perhatian khusus. Dengan luas
wilayah 1.083,73 hektar, Kabupaten Magelang mempunyai junrlah penduduk 1.080.500
1.1 Latar Belakang
jiwa (1998) dengan rata-rata kepadatan bruto 997 jiwa/trektar dan laju pertumbuhan penduduk selama 5 tahun terakhir nt (1993 - 1998) sebesar 4,58yo, atau rata-rata setiap
Dilihat dalam struktur hubungan dengan produk rencana lainnya rencana Tata
tahunnya tumbuh dengan kurang dalil,00yo
Ruang Wilayah merupakan penjabaran dimensi tata ruang atas Program-progfirm
Dari seklor kegiatan ekonomi Kabupaten Magelang tampak bahwa, Produk
Pembangunan Daerah Kabupaten Magelang, yang penyusurumnya mendasarkan pada
Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga berlaku tahun 1993 sebasar Rp
sektor-sektor basis yang secara keruangannya memperhatikan pada wilayah yang dipengaruhinya dengan acurur Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi Jawa Tengatr. Dalam
pengertian
yang demikian, RTRW diharapkan dapat mengatur kebijaksanaan
pembangunan serta penggunaan ruang secara optimal dan efuien. Pendayagruuum ruang
ymrg kurang efisien akan memperbesar peluang kerusakan lingkungan dan
akan
menimbulkan masalah dalam penggunaan lahan dan pemanfaatan sumber daya alam.
913.599,95 juta dan pada tahun 1999 meningkat menjadi Rp. 2.362.531,88 juta. Dengan mendasarkan pada besaran tersebut, maka laju pertumbuhan ekonomi tahunan selama
tahun 1993 sampai dengan tahun 1999 sebesar 0,16 % sedangkan pendapatan perkapita di Kabupaten Magelang dari tahun 1996-1999 rata-rata pertahun sebesar Rp. 1.438.868,49 atau 33,62 %. Sedangkan sektor utama yang terbesar pada PDRB antara lain
-
Demikian pula dengan posisi Kabupaten Magelang yang sangat sentral bagi perkembangan dan pengembangan Jawa Tengah namun juga dihadapkan pada berbagai kendala dalam
manusia dan sumber daya buatan, yang sekaligus sebagai wadah bagi rencana-r€rc€ul&
Pertanian, terutama pertanian tanaman pangan, perkebunan dan perikanan. Pada sektor ini masih punya potensi yang dapat dikembangkan lagi.
- Industri mempunyai potensi
aplikasiny4 maka dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang menekankan pada konsep keterpaduan dalam pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya
Adanya paradigma baru seperti pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan konsep
pengembangan
yang dapat meningkatkan
pendapatan daerah.
-
Perdagangan, mengingat lokasi Kabupaten Magelang yang terletak antara jalur Semarang
sektoral Kabupaten Magelang.
.
-
Yogyakarta.
Potensi-potensi Kabupaten Magelang saat
ini baik yang
sudah digali, maupun
pengembangan wilayah yang mulai meninggalkan konsep Growthpole dan Growth Center
belum digali merupakan modal dasar bagi pengembangan wilayah Kabupaten Magelang.
untuk beralih pada konsep Agropolitan, serta sistem pemerintahan yang mengarah ke
Potensi-potensi yang ada bila tidak mendapat perhatian khusus, selamanya akan menjadi
desentralisasi seperti yang diinginkan dalam Undang-undang
No 22 Tatrun 1999 tentang
potensi saja, bukan keluaran produknya yang sangat penting.
No 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Tuntutan kesiapan daerah dalam mengembangkan rvilayah, menggali potensi-
Keuangan antara Pusat dan Daeratr, maka dalam menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah
potensi yang dimiliki serta tuntutan kemampuan daerah untuk memasarkan wilayahnya
Kaabupaten Magelang dituntut adanya suatu konsep pengembangan wilayah yang lebih
dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan, melatarbelakangi
Pemerintahan Daerah dan Undang-undang
Laporan Akhir .,1 RTRW Kab. N{agelang
I-l
PE]IIERINTAH t(ABUPATEN
it!AGELANG lrrED^brl'
r
I
i
i'
z't' t:,,Uf
Jti...
' i
JAWA .r'\
'''-.-i
-./ ..'
-...
JEIARA
\,'l'.a
.;
I
l"'.,\'
\
PROYEK:
t...,,,-.-...'' t'.,. \'
'- '.(. "KUDUS i
)
DEitAK
PAN" : ...i ,-t.
.:
-'-... ii..
| ;
\
---. ..-i .'',
\\i
'r
cRoBoGAN \ ,.irr*..or*n'., i' ...'.:t i ',. i -'-.._..,", t'-..-.."i----." -'i,.::" i--" .,-'.. ' i-'i-..r..-I i.truntccrrra'. r' SEIIARANG i1 f \ ,.)'-,, .-..-.^r! " ,,/-"-..-..^..-rrrl ..a" | |
-..
:
;
\,
-,
1
-: \i;l
REMBANG
; ,,
PRoP|Ns|i:TEGAL')\.'rBATANGii'i---.-"-,.' : -."--KEi{oAL UAL -' '^'^''' ..r' ./ :i l: .i' ' .., rE JAWA BARAT.f \''. .,r',...! i ,, ,! | 'isneees ': i ,i i---' ,. ," i
)
RENCAI'|A TATA RUANG I|TILAYAH
t
KABUPATEN II|AGELANG
I
PETA: KEDU DUKAN KABUPATEN ||l|AGELANG
I
,.o*
I
LEGENDA:
j
BATAS PROPINSI
- - i BATASMBUPATEN KABUPATEN MAGEI-ANG
-
a
^EEuirErr
.r-.,.4--
i'
KLATEN ;Pi ntr.
,I t--
f
\-
! ="/\ -\
rFtVrlN-ll
SAMUDERA'A'DOA'ES \-\
D.l. --"'
I
I
;
YOGYAKARTA I ,.,^.,^^,^, WONOGIRI .'\. /' I woNoclRl
\:; \a-a
;
.,
rl SKALA:
0
20
SUtt4BER: TIM PENYUSUN RTRW KABUPATEN [/lAGELANG
40Km
NO. GAMBAR : 1.1.1
HAI,AMAN : l- 2
Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang melakukan revisi terhadap Rencana Tata Ruang
Kabupaten Magelang. Sedangkan lingkup materi akan menjelaskan hal-hal yang
Wilayah Kabupaten. Dengan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang
menjadi pokok sajian dalam Buku Laporan Akhir.
ini
diharapkan dapat disusun suatu produk rencana yang dapat menanggapi dan
mengantisipasi perkembangan pembangunan wilayah Kabupaten Magelang untuk sepuluh
tahtm nrendatang, selfngga diharapkan bisa lebih tepat dan lebih sesuai untuk digunakan
1.3 Ruang Lingkup
sebagai acuan pelaksanaan kegiatan pembangunan di Kabupaten Magelang.
1.3.1 Lingkup Wilayah
1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Rencana Tata Ruang
Lingkup Wilayah dalam kegiatan perencanaan yang terdiri dan
Wilayah
2l
kecamatan, 365 desa dan
5
ini
adalah Kabupaten Magelang
kelurahan dengan total luas wilayah
108.573 km2 dengan rincian sebagai berikut:
1.2.1 Maksud Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah dimaksudkan untuk menjadi pedoman
yang mengikat bagi Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Magelang dalam pemanfaatan ruang wilayah secara terencana, terarah" terpadu dan berkesinambungan.
1.2.2 Tujuan
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
TujuanpenyuSunanRencanaTataRuangdanWilayahKabupatenMagelangadalah
o Memberikan
pedoman teknis pemanfaatan ruang kepada
instansi
instansi
Pemerintah Kabupaten Magelang yang terlibat dalam pengembangan potensi
-
potensi daerah, pengembangan kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Selain itu
juga bagi masyarakat / swasta yang memanfaatkan ruang wilayah Kabupaten Magelang.
o
lvlemberikan landasan dalam penyusunan serta pengaturan didalam penyusunan program, pendanaan serta pelaksanaannya.
o Memberikan pedoman dan acuan dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan yang lebih rinci, sehingga dapat dijaga kesinambungan dan keserasian pengembangan.
Ruang lingkup pada laporan
ini
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu lingkup
wilayah dan lingkup materi. Lingkup wilayah memperlihatkan batasan wilayah
yang menjadi wilayah perencanaan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Laptlr1,t,'t
Akhir ,J RTRW Kah.
Nl,rgr-lan11
o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o
Kecamatan Salaman, dengan luas wilayah 68,87 km2 Kecamatan Borobudur, dengan luas wilayah 54,55 kmz Kecamatan Ngluwar, dengan luas wilayah 22,44krn2
Kecamatan Salarry dengan luas wilayah 31,63 km2 Kecamatan Srumbung, dengan luas wilayah 53,17 km2 Kecamatan Dukun, dengan luas wilayah 53,40 km2 Kecamatan Muntilan, dengan luas wilayah 28,61 km2 Kecamatan Mungkid, dengan luas wilayah 37,42km2
Kecamatan Sawangan, dengan luas wilayah 72,37 km2 Kecamatan Candimulyo, dengan luas wilayah 46,95 km2 Kecamatan Mertoyudan, dengan luas rvilayah 45,35 kmz Kecamatan Tempuran, dengan luas wilayah 49,04 km2 Kecamatan Kajoran, dengan luas wilayah 83,41 km2 Kecamatan Kaliangkdk, dengan luas wilayah 57,34 km2 Kecamatan Bandongan, dengan luas wilayah 45,79.km2 Kecamatan Windusari, dengan luas wilayah 61,65 km2
Kecamatan Secang, dengan luas wilayah 47,34 kmz Kecamatan Tegalrejo, dengan luas wilayah 35,89 km2 Kecamatan Pakis, dengan luas wilayah 69,56 km2 Kecamatan Grabag, dengan luas wilayah77,l5 km2 Kecamatan Ngablak, dengan luas wilayah 43,80 km2
I-3
Adapun batas wilayah Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut: Secara
fisik administrasi Kabupaten Magelang mempunyai luas wilayah 10g.573
Ha, dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah Utara
: Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang
- Sebelah Timur
: Kabupaten Semarang dan
Boyolali
- sebelah Selatan : Kabupaten purworejo dan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
- Sebelah Barat
Ruang lingkup pengamatan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah ini adalah wilayah Kabupaten Magelang, dengan kedalaman pengamatan sampai pada tingkat
dan
penganalisaan perkembangannya
Kendala yang selalu ada pada penataan dan pengembangan wilayah adalah adanya berbagai masalah yang timbul sebagai akibat dari berbagai benturan kepentingan sektoral dan pemarnfaatan ruang. Untuk mencapai keterpaduan pembangunan antar sektor antar wilayah digunakan berbagai kebijaksanaan yang berkaitan dengan penataan wilayah,
yaitu:
: Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo
1.3.2 LingkupPengamatan
kecamatan' tetapi pengamatan
1.4 Landasan Kebijaksanaan
l'
Undang-undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1960, tentang peraturan Dasar pokok - Pokok Agraria
2'
Undang-undang Republik Indonesia No.
1l tahun 1967,tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pertambangan
3. undang-undang
Republik Indonesia No. I
I tahun 1974,
tentang pengairan
selalu
4.
berdasarkan batas administratil Pekerjaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang ini meliputi hal-hal yang akan dihasilkannya, yaitu:
undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun lgg0, tentang Jalan
5.
Undang-undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1984, tentang perindustrian
-
Rencana Struktur Tata Ruang
-
Rencana Alokasi pemanfaatan Ruang
tidak
6. undang-undang
7'
Republik Indonesia No. 9 tahun 19g5, tentang perikanan
Undang-undang Republik Indonesia No.
5 tahun 1990, tentang Konservasi
Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistermya
-
Rencana Pengembangan Kawasan prioritas
-
Rencana Tahapan pelaksanaan pembanqunan
-
Rencanalndikasiprosram
8'
No. 4 tahun lggz, tentang perumahan dan
Undang-undang Republik Indonesia Pemukiman
9'
Undang-undang Republik Indonesia
No. 14 tahun
1992, tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan 10. Undang-undang Republik Indonesia
No. 24 tahun
1992 tentans penataan Ruang.
I l ' Undang-undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1999, tentang pemerintahan Daerah 12' Undang-undang
Republik Indonesia
No. 25 tahun lggg,
tentang perimbangan
No. 23 tahun lgg7,
tentang pengelolaan
Keuangan Pusat dan Daerah 13' Undang-undang
Republik Indonesia
Lingkungan Hidup 14. undang-undang Republik Indonesia No.
4l
tahun 1999, tentang Kehutanan
I-.1
15. Undang-undang Republik Indonesia
No. 5 tahun 1994, tentang
Pengesahan United
29. Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum.No. 19 tahun 1984 tentang Keputusan Bersama
Nations Convention on Biological Diversity (Konveinsi Kerangka Kerja Perserikatan
Menteri Dalam Negeri Dan Menteri Pekerjaan Umum No. 059/ KPTS/-
Bangsa-bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati)
KPTSi 1984, tentang Penanganan Konservasi Tanah Dalam Rangka Pengamanan Daerah Aliran Sungai Prioritas
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 22 tahun 1982, tentang Tata Pengaturan
Air I 7. Peraturan
30. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
19. Peraturan Pemerintah
Pencemaran
1984
;124/
No. 39 tahun 1989, tentang Pembagian \44ayah
Sungai
Pemerintah Republik Indonesia No. 23 tahun 1982, tentang kigasi
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
W
3l.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No. 26 tahun 1985, tentang Jalan
Republik Indonesia No. 20 tahun 1990, tentang pengendalian
Penyerahan Jaringan
No.42 tahun 1989,
tentang Tata Laksana
Irigasi Kecil Berikut Wewenang Pengurusannya
Kepada
Perkumpulan Petani Pemakai Ak (P3A).
Air
32. Peraturan
20.PeraturanPemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 1991, tentang Rawa
Persyaratan Ijin Penggunaan
21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 35 tahun 1991, tentang Sungai
22.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Menteri Pekedaan Umum No. 49 tahun 1989, tentang Tata Cara dan Air dan/ atau Sumber Air
33. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No. 27 tahun lggg, tentang Analisis
No. 45 tahun 1990, tentang Pengendalian Mutu
Air Pada Sumber-sumber Air
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). 34. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
23. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 25 tahun 2000, tentang Kewenangan
No. 48 tahun 1990, tentang Pengelolaan Atas Air
dan atau Sumber Air Pada Wilayah Sungai
Daerah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom 35. Peraturan
No. 57 tahun 1989, tentang
24. Keputusan Presiden Republik Indonesia
Koordinasi Penyusunan Rencana Tata Ruang
di
pembentukan
daerah, yang memuat antara lain
pedoman dan kriteria kawasan untuk penentuan Rencana Tata Ruang Daerah.
25. Keputusan Presiden Republik Indonesia
No. 32 Tahun 1990, yang memuat
Menteri Pekerjaan Umum No. 63 tahun 1993, tentang Garis Sempadan
Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai 36. Peraruran Menteri Pekerjaan Umum No. 64 tahun 1993, tentang Reklamasi Rawa 37. Pedoman Teknis Penataan Ruang Daerah,
rentang
Pengelolaan Kawasan Lindung.
Maret 1990 yang disusun oleh
Lembaga
Penelitian Universitas Hasanudin bekerja sama dengan Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah, Dirjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.
26. Keputusan Presiden Republik Indonesia
No. 75 Tahun lgg3, tentang
Koordinasi
Pengelolaan Tata Ruang Nasional
38. Pedoman Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten, Januari 1991, yang
dikeluarkan oleh Direhur Tata Kota dan Tata Daerah Dirjen Cipta Karya, Departemen
2T.Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 Tahun 1987 juncto Surat Keputusan Bersama
Menteri Dalam Negeri Dan Menteri Pekerjaan umum No. 650-15g5 dan 503/ KPTS/ 1985, tentang Tugas dan Tanggung Jawab perencanaan Daerah
Pekerjaan Umum.
39. Laporan Akhir Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi, Mei 1991 yang menjadi Perda
No. 8 Tahun 1992. 28' Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 8 Tahun 1994 tentang Pedoman penyusunan Peraturan Daerah Tata Ruang.
40. Acuan Kerja Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Daerah Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah Tahun 1991.
Laporarn
Akhir ,t RTRW Kab. lvltrgelang
I-5
1.5 Metodologi Pendekatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang
1.6 Sistematika Penyusunan ini
metodologi pendekatan yang meliputi beberapa tahap pemikiran sebagai berikut:
-
Sistematika penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang adalah
memakai
sebagai berikut.
Petentuan batas wilayah perencanaan yang meliputi batas administratif dan wilayah pengamatan yang mempengaruhi dan terpengaruh dalam perencanaan
-
Memperhatikan dinamika perkembangan kota-kota besar yang ada disekitarnya
pekerjaan, landasan kebijaksanaan, metodologi pendekatan
dan sumber daya yang dimilikinya, untuk dimanfaatkan bagi kepentingan,
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang.
-
:
RONA WILAYAH KABIJPATEN MAGELANG
sosial kelembagaan, kondisi ekonomi dan kondisi prasarana dan sarana pelayanan sosial ekonomi.
langsung mempengaruhi pusat pengembangan yang ada pada saat ini.
Dilakukan analisa perkembangan wilayah terutama mengkaji
kapasitas
-
BAB
III :
ARAI{AN KEBIJAKSANAAN PENGEMBANGAN WILAYAII
perkembangan seperti perkembangan fisik, sosial budaya dan sosial ekonomi
Bab ini berisi tinjauan kebijakan di wilayah Kabupaten N{agelang dan juga gambaran
serta struktur tata ruang.
dari Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi Jawa Tengah. Tinjauan umum ini akan
Identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan pada tahap ini beberapa
memberikan gambaran bagaimana kebijakan-kebijakan yang
kebijaksanaan pembangunan tingkat propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten
Kabupaten Nlagelang.
\{agelang, Pola Umum Pembangunan Daerah Jangka Panjang dan
-
tr
sistematika
disekitarnya dan data lokal Kabupaten Magelang yang meliputi fisik dasar, aspek
pada pusat pengembangan yang lebih besar, baik secara langsung maupun tidak
-
BAB
dan
Bab ini berisi tentang data regional Kabupaten Magelang dengan wilayah yang ada
Pengamatan lapangan terutama pada peninjauan pusat-pusat pengembangan
yang ada untuk mengamati aspek-aspek perkembangannya dengan mengaitkan
-
PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup
perkembagan terhadap kelestarian lingkungan hidup.
-
BABI :
wilayah Kabupaten Magelang.
pengembangan Kabupaten Magelang, serta memperhatikan pula dampak
-
-
ada di
',vilayah
N,{enengah
IV :
drjadikan masukan dan arahan pengembagan.
BAB
N{erumuskan strategi pengembangan dan Rencana Tata Ruang Wilayah untuk
Bab ini berisi tentang pola hubungan antara Kabupaten Magelang dengan Kabupaten
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
yang ada disekitarnya yang meliputi beberapa bidang dan analisis lokal Kabupaten
N{enyusun indikasi program/ tahapan pelaksanaan Rencana Tata Ruang
\\'ilayah Kabupaten Magelang ditinjau dari aspek pentahapan pembangunan, aspek hukum dan peraturan, aspek pembiayaan serta usaha yang menunjang
ANALISA PEI{GEMBANGAN SERTA FUNGSI WILAYAH
Magelang yang meliputi aspek fisik, aspek sosial, aspek ekonomi, identifikasi
struktur tata ruang, fungsi kawasan saat
ini dan perkembangannya
serta
menemukenali kawasan prioritas.
RTRW Kabupaten Magelang
Lrporirn Akhir
I
RTRW Knl'. Nftrl',trlarr11
I-6
-
BAB
V
:
IDENTIFIKASI TUJUAN DAN SASARAN SERTA POTENSI DAN PERMASALAHAN PERKEMBANGAN KABUPATEN IVIAGELANG
Bab ini membahas tentang tujuan dan sasaran pengembangan serta potensi
dan
permasalahan pengembangan dari aspek fisik, sosial dan ekonomi wilayah hingga tahun 2010 nanti.
-
BAB
VI : STRATEGI
PENGEMBANGAN DAN RENCANA TATA
RUANG WILAYAH Bab ini berisi tentang strategi pengembangan rencana umum tata ruang, rencana alokasi penggunaan ruang, rencana tahapan pembangunan yang berupa indikasi program 10 tahun yang dirinci setiap tahap 5 tahun, serta rencana pengembangan kawasan strateeis.
-
BAB
\rII : PELAI(SANAAN RENCANA TATA RUANG }YILAYAH KABUPATEN MAGELANG
Bab ini berisi aspek pentahapan pembangunan, aspek hukum dan peraturan,
aspek
pembiayaan serta usaha-usaha yang menunjang RTRW Kabupaten Magelang.
La1'1;1i1'.r
Akhir
,l
RTRIV Kat.. Nlal;clan1;
I-7
2.1.1.2 Klimatologi
'
Kabupaten Magelang mempunyai iklim yang bersifat tropis, dengan musim hujan dan kemarau yang silih berganti tiap setengah tahun dengan temperatur rata-rata yang dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu:
Roilt HtllYffi mBt|PlTEil m0Eun0
-
c zza -z4o c zoo -zzo c
-
dan dibawah
z4o
-z7o
2Oo C
Kabupaten Magelang mempunyai iklim yang bersifat tropis dengan temperatur antara 20 deraiat
2.1. Rona Fisik
-
27 derajat Menurut data yang tertuang dalam Kabupaten Magelang
Dalam Angka 1998, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari dan Maret dengan curah hujan tertinggi tercatat
2.1.1Fisik Alam
di
stasiun pengamatan Kaliangkrik (1.097mm) dan jumlah
hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Maret tercatat di stasiun pengamatan Srumbung dan Dukun (26 hari hujan). Curah hujan terendah terjadi pada bulan September, dan pada
2.l.l.l
bulan kering tersebut curah hujan terendah dijumpai
Geografis dan Administrasi pemerintahan
di
stasiun pengamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang secara administratif termasuk dalam bagian dari Wilayah Propinsi Jawa Tengah. Secara sepintas tampak
denganjumlah hari hujan sebanyak 3 hari.
bahwa, wilayah Kabupaten Magelang terletak ditengah-tengah Propinsi Jawa Tengah, dan apabila dilihat dari titik koordinatny4 KabupatenMagelang terletak diantara ll00 0l'51"
Daerah (NSASD) Kabupaten Magelang Tahun 2A00, curah hujan tertinggi pada tahun
sampai dengan
ll00 26'28" Bujur Timur dan antara 70 lg, 13,' sampai dengan 70 42, 16-
Sedangkan berdasarkan data yang terdapat pada Neraca Sumberdaya Alam Spasial
1999 sebesar 3.682 mm pertahun atau 306,8 mm perbulan. Musim hujan antara November sampai April, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai dengan Oktober.
Walaupun di Kabupaten Magelang mengenal adanya bulan basah dengan curah dan
Lintang Selatan. Secara fisik administrasi Kabupaten Magelang mempunyai luas wilayah 10g.573
hari hujan yang begitu tinggi serta mengenal pula bulan kering dengan curah dan hari
Ha atau 9,5 yo dari luas seluruh wilayah Jawa Tengah, dengan batas-batas sebagai berikut:
hujan yang begitu rendah, namun tidak dijumpai adanya bencana banjir dan bencana
- Sebelah Utara
Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang
kekeringan. Malah, akibat daerah tangkapan hujan cukup luas, maka secara umum
- Sebelah Timur
Kabupaten Semarang dan Boyolali
- Sebelah Selatan
Kabupaten Purworejo dan Propinsi Daerah Istimewa yogyakarta
- Sebelah Barat
Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo
Ditengatr-tengah wilayah Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang tidak kekurangan air. Nleskipun begitu masih ada beberapa daerah
Kota Magelang, dan
dalam
di Jawa Tengah, Kabupaten Pembangunan (WP) VII bersama-sama dengan Kota
Magelang, Kabupaten Temanggung, Wonosobo dan Purworejo, dengan pusatnya di Kota Magelang.
La6rortrn
Akhir,l
RTRW Kab. lvtagclang
air
seperti
di
Kecamatan Mertoludan Selatan, Tempuran,
Borobudur, Kaliangkrik dan Windusari. Tetapi hal itu sudah bisa diatasi dengan dibuatnya
hubungannya dengan sistem perwilayahan pembangunan Magelang termasuk dalam Wilayah
yang masih kekurangan
saluran irigasi. Keadaan yang demikian menunjukkan bahrva tata
air di
Kabupaten
lvlagelang cukup baik berkat tidak terjadinya penggundulan lahan yang berlebihan. Gambaran yang lebih lengkap tentang curah hujan dan hari hujan yang tercatat di stasiun klimatologi yang terseb ar di 21 stasiun pengamatan tahun 1998, dapat dilihat pada
tabelberikut.
II-1
PE]I4ERINTAH KABUPATEN
lll|AGELAt'|G
.
--
.\.{''
'
I
\
,')
,
I
I
I JEPAM
t
\
,l
:
a
PROPINSI JAVVA
''-..--
-/. \
./
I
\
.f t,
/
](ABUPATEN i|lAGELANG
\ |
PETA:
I
PATI
\
,
I|IIILAYAH PEII|BAi'|GUNAN VII
t/ DEMAK
I
i.t ,".,
;
BA IAT :
\,\
f\
lr
I
,./'rGr
I
RENCA|\IA TATA RUA||IG t|llILAYAH
\
,'
\/\"-( KUDUS', '-,. lj
LAUT JAWA
PROYEI(:
\
,-{ ..\
t-..
,
I i
I
,'
'
LEGENDA:
'\,./
sneses
f--l f-t
GROBOGAN
BATAS PRoptNSl
r.. -.. J BATAS KABUPATEN I
I
i
..4 '.
._..
WILAYAH PEMBANGUNAN VII
1
BANYUMAS
KEBUMEN
\:'L.--\.._ ..\_ I
t I
I
WONOGIRI
SAMUDERA
!
''VDOTVES'A
\ '\.-
I
r\'r''
I
I SUMBER:
,IO.GAMBAR:21.1
TIM PENYUSUN RTRW
HALAMAN:ll -2
KABUPATEN MAGELANG
Tabel2.l Banyaknya Curah Hujan Dan Hari Hujan Di Kabupaten Magelang Tahun 1998 KECAMATAI\ IANUAR] FEBRUAR] MARET APRIL Mf,I JUNI JULI A.GUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBEN DESEMBET CH HH CH HH CH TIH CH HH CH IIH CH HH CH HTI CH IIH CH HH CH HH CH HH CH HH I Salaman 27( I 3Ut ,ti It 658 ,,I 38 <,t 23i t3 lJ i l4 8( 1i 50: I l6 50t 2l 2 Borobudur 23: I .l^ I 58,i 2 41 l9c I l5l I 10( az 27t t! JOI 2( lo( IJ
Yo.
1
Nglullar
l
562
l9
30f
I I
30r
I
t6i
22',,
27:
345
I
11r'
zq
59i
2(
46t
I
t7(
I
191
lUz
)ukrn
l9:
I I
591
22
404
2(
12:
I
106
l1
t3)
8(
7 Wrntilan
23i
t:
t/,
23
50:
22
36t
I
na
34t
8 Mungliid
20: 24:
I
312
2C
36(
22
27:
t4
9t
+zt
l2
7tc
22
3l(
l!
724
)f
60r
2i1
t4
al.l t Ll
2(
37:
l4(
I
o(
4 Salam
)
Srumburg
6
27C
o Salvalgan
25(
Mertonrdan
281
66C
2 fempuran
27:
201
I
t79
J Kaioran
635
21
50(
1l
29t
319
ll
KalianskTili
37( Jb:
1.09;
1l
25:
ta
I
Bandougau
38(
4
1t
1,007 17
6 Wirdu-saii
2(
ll
311
I
)
13t
IC
1t' tal
llt It
502
2C
503
2: 281
62',
t6
4l:
l6
l0(
59(
L\.
42t
IJ
t8!
IC
39( att!- /
8t
I
I
z(
12
)/
139 1.'
tl
31
8
I
JI:
I lc
25:
I
3l:
2C
40:
I
45(
I4
i/:
1
551
IC
35:
I
20t 29(
2:
30;
I
l(
46: 2:
11
2t l.tt
<,4
64
711
l4
62(
I
62:
I
25
161
2C
51(
ZJ
)o
I
i
28t
'l tc
l1
58:
ll
lc
2.38C
11 LI
ll
63:
l9
38:
I
IC
Kll
l8
i /:'
I
lc
I
32:
I
2
ll
44t
I
l2t
tl
o:
l(
J+t
LJ
I2t
/.t
27t
t7
12C
I
391
2t:
17
I J.1
I
llt
2t 3t
l3r
tJ
ll
ll
6i
.ti 7t
306
7-
46
J+(
.
34)
1Ai
519
J Z_)
11
134
IJ
l5(
+l 2C
149
|.t
t2:
andimulro
0
l8: 13
I
,.t
48i
JLI
48i
2(
3l:
L
J>,
2: I
7 Secaug
8 Iegah'e1o q Pakis
29:.
IJ
20 Grabag
)':r
Ll
rk
-)+(.
JUMLAH
l-a
419
-t56;
rst
0t
2:
l!
I
317
tl
l)z
ll8
131
I
28(
t6
to-:
I
l9t
26t
I
t2(
I
23: 932( 33: 8J-ft 3J9 186: 29i 216l Slmber : Kahrtpaten )Iagelang Dalatn Anglia, Taltuilgg,g
Laporarr
Akhir,l
lJ( t676 26i
2991 239
lJ5t
9t
t27
|
38t
10r
9306
-1
l6
2t( .t
a't
\
7A$
ll
36:
l6
-]iL
271
620(
32
RTRW Katr. Irlaruerlarng
II-3
2.1.1.3 Topografi dan
Morfologi
Wilayah Kabupaten Magelang ditinjau dari segi geografisnya dapat dibagi menjadi
3
bagian, yaitu pefiama bagian dataran rendah yang terletak ditengah-tengah yang merupakan lembah dari Sungai Progo dan Sungai Elo, keduo bagian barat yang merupakan wilayah yang terletak di lereng Gunung Sumbing dan pegunungan Menoreh serta bagian timuryaitu wilayah
yang terletak
di
sepanjang lereng Gunung Merapi, Merbabu, Telomoyo dan Andong
merupakan daerah pegunungan dan ketiea bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang merupakan dataran tinggi.
Kabupaten Magelang merupakan wilayah dengan topografi berupa dataran dan pegunungan, yang sebagian besar (47,33Yo) berada pada ketinggian 200 - 500 meter di atas permukaan laut, sedang bentang daratan yang mempunyai ketinggian 500 - 1000 meter di aras
permukaan laut sekitar (48,64%) dan ketinggian lebih 1000 meter
di
Daerah (NSASD) Kabupaten Magelang Tahun 2000, Kabupaten Magelang yang terdiri atas 6
Kawedanan dan
2l
a.
topografi, sebagai berikut
Kecamatan Ngluwar
15.
KecamatanBorobudur
16.
Kecamatan Salaman
17.
Kecamatan Kajoran
18.
Kecamatan Tempuran
19.
KecamatanBandongan
20. 21.
KecamatanKaliangkrik Kecamatan\Yindusari
Satuan Geomorfik Dataran
:
Aluvial
Borobudur bagian Tenggara. Luas satuan ini + 20 % dari seluruh luas Kabupaten Magelang. Satuan geomorfik dataran aluvial tersusun oleh endapan aluvial yang
:
Kecamatan Grabag Kecamatan Secang Kecamatan Ngablak Kecamatan Pakis Kecamatan Tegalrejo
KecamatanCandimulyo KecamatanMertoyudan Kecamatan Muntilan Kecamatan Mungkid
Akhir,l
14.
Kabupaten Magelang, meliputi daerah Secang, Mertoyudan, Kota Mungkid dan
Ibukota kecamatan mempunyai ketinggian dari permukaan air laut berdasarkan peta
Ltporan
Kecamatan Salam
Satuan geomorfik dataran aluvial memanjang dari utara ke selatan, pada bagian tengah
kecamatan, mempunyai kisaran ketinggian 2AA4246 meter dari
10. Kecamatan 11. Kecamatan
13.
: + 501 meter : + 336 meter : + 2O2 meter : + 235 meter : + 208 meter : t 578 meter : + 210 meter : + 431 meter : + 823 meter : t 525 meter
Magelang tersusun atas 3 kelompok satuan geomorflrk, yaitu
permukaan laut.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kecamatan Srumbung
Berdasarkan kenampakan morfologi dan batuan penyusun, daerah kabupaten
atas permukaan laut
sekitar (4,03%). Berdasarkan data yang terdapat pada Neraca Sumberdaya Aiam Spasial
12.
Sawangan
Dukun
RTRIV Kat.. Nlarlclarl',
: '. : : : : : : : : :
sebagian besar materialnya berasal dari material gunung api.
+ 680 meter
+ 470 meter + 1.378 meter + 841 meter
+ 478 meter + 437 meter
+ 347 meter + 348 meter + 320 meter + 575 meter + 578 meter
b.
Satuan Geomorfrk Lereng Kaki Gunung Api Saftran geomorfrk lereng kaki gunung api merupakan lereng Kaki Gunung Sumbing,
Gunung N{erbabu dan Gunung Merapi. Satuan
ini menempati di sebelah timur
clan
barat safuan geomorfik dataran aluvial. Disebelah timur satuan geomorfik dataran
aluvial, meliputi daerah Grabag, Tegalrejo, Candimulyo, Muntilan, Salam dan Nglullar, dengan luas + 20 % dari seluruh luas Kabupaten Magelang. Satuan ini tersusun oleh endapan lahar dan piroklastik Gunung Api N{erbabu dan Gunung Api
Merapi. Disebelah barat satuan geomorfik dataran aluvial, yang meliputi daerah Windusari, Bandongan, Tempuran, Salaman dan Borobudur bagian Barat Laut, dengan luas
+ 15 Yo dari seluruh luas Kabupaten Magelang.
Satuan initersusun oleh endapan
lahar dan piroklastik gunung api Sumbing dan Formasi Andesit Tua.
II_4
c.
Satuan Geomorfik Lereng dan Puncak Gunung
Api
Satuan geomorfik lereng dan puncak gunung api
Merapi merupakan potensi bagi sumber pendapatan daerah dan sumber bahan bangunan yang
ini menempati di bagian timur dan
berupa batu, kerikil, dan pasir yang dapat menunjang pembangunan di Kabupaten Magelang
barat laut daerah Kabupaten Magelang yang merupakan lereng dan puncak Gunung
dan sekitarnya serta merupakan sumber mata pencaharian masyarakat di sepanjang aliran
Merbab.u, Gunung Merapi, Gunung Telomoyo dan Gunung Sumbing- Dibagian timur
sungai Krasak, Blongkeng, Putih, Pabelan dan lainnya yang berhulu di lerengMerapi. Lereng-
yanga meliputi daerah Ngablak, Pakis, Sawangan, Dukun dan Srumbung bagian
lereng gunung dan pegunungan tersebut sebagian besar merupakan lahan yang subur sehingga
dengan pucak tertinggi Gunung merbabu (3119 m) dan Gunung Merapi (2882 m).
merupakan potensi yang baik guna pengembangan sektor pertanian.
Dibagian Timur satuan geomorfik lereng dan puncak gunung api tersusun oleh
Morfologi Kabupaten Magelang berupa dataran perbukitan ringan hingga perbukitan
endapan piroklastik dan lava gunung api Merbabu dan gunung api Merapi dengan luas
terjal. Untuk membedakan morfologi dapat dinyatakan dalam kisaran perbedaan lereng dalam
+ 25 % dari seluruh luas Kabupaten lVfagelang. Dibagian Barat laut satuan ini juga
persen, yang dapat dibedakan sebagai berikut
tersusun oleh endapan piroklastik dan lava, yang meliputi daerah Kaliangkrik, Windusari dan Kajoran dengan puncak tertinggi Gunung Sumbing (3296 m) dengan luas + 20 o/a dari seluruh luas Kabupaten Magelang.
o o o o
2o/o : 2Yo - 15% : l5o/o - 40% . 4AYo keatas : OYo
-
:
Flat Perbukitan Ringan Perbukitan Kuat
Perbukian Terial
Gunung Merapi yang sebagian masuk wilayah Kabupaten Magelang merupakan gunung berapi yang merupakan kendala (constraint) yang sekaligus juga potensi, baik untuk
2.1.1.4 Geologi dan Struktur Tanah
wisata alam, penghasil bahan tambang golongan C dan kesuburan tanah yang tinggi untuk pengembangan pertan ian.
2.1.1.4.1Geologi
Ketinggian gunung-gunung yang ada di Kabupaten Magelang, adalah : 1. Gunung
Merapi :2.917 m
Aspek Geologi merupakan aspek yang penting untuk dibahas karena hubungannya dengan potensi sumberdaya tanah. Struktur Geologi merupakan variabel pertumbuhan yang
:
3.1 19 m
sangat penting dalam pengembangan wilayah, misalnya pengembangan daerah dengan
3. Gunung
Telomoyo:
1.894 m
4. Gunung
Andong
:
kecepatan pembangunannya, permukiman, bendungan, pertanian dan lain-lain yang dalam
1.736 ni
pembangunan dan pengembangannya selalu menghindari daerah yang berbentuk struktur
5. Gunung
Sumbing :3.296 m
2. Gunung lvlerbabu
Gianti : 7. Gunung Kekep : 6. Gunung
berlapis yang berulang, sehingga antara lapisan yang miring dengan lapisan yang kedap air
1.170 m
dan tidak kedap air, daerah aktif tektonik dan aktif vulkanik dapat dipilah-pilah sesuai dengan
1.245 m
kebutuhan pembangunan.
Gunung Kekep dan Gunung Gianti merupakan gunung-gunung kecil yang terletak di
Batuan penyusun daerah Kabupaten Magelang terdiri dari batuan sedimen, batuan
lereng Gunung Sumbing, dan dari sekian banyak gunung-gunung yang ada, Gunung Nlerapi
gunLlng api, batuan beku trobosan dan endapan aluvial. Batuan sedimen berupa Formasi
merupakan gunung yang sering menunjukkan keaktifannya, sehingga kadang-kadang menimbulkan bencana bagi daerah sekitarnya yang diakibatlian oleh awan panas 'Wedus
Andesit Tua (Formasi Kulonprogo) yang terdiri dari breksi, andesit, tr:fa, tufa lapili, anglomerat dan lava andesit. Formasi ini menempati sisi tepi bagian Barat Daya Kabupaten
Gembel' maupun lahar dingin yang mengalir dari puncaknya. Namun demikian Gunung
hp.t
rr.r
Akhir
I
RTRW Kat'. N{a11t:lanrl
II*5
Magelang, yakni
di
daerah Salaman dan Borobudur bagian selatan. Satuan batu ini
mengandung potensi bahan galian golongan
c
-
Antara 30
berupa batuan andesit.
-
60 cm di bawah permukaan tanah, meliputi sebagian wilayah dikecamtan
srumbung, Dukun, Borobudur, Kaliangkrilg Kajoran, Tempuran dan windusari.
Batuan gunung api merupakan material batuan yang dihasilkan oleh gunung api Merapi, gunung api Merbabu dan gunung api Sumbing m€nempati satuan geomorfik lereng
-
Lebih dari 60 cm
di bawah
permukaan tanah, meliputi sebagian besar wilayah
Kabupaten Magelang.
dan puncak gunung api. Batuan gunung api tersebutterdiri dari breksi piroklastik, lelehan lava,
batu pasir tufaan dan lahar. Breksi piroklastik dan lava andesit terdapat di wilayah Kecamatan
Kajoran, Kaliangkrik, Windusari, Grabag, Ngablalq Pakis, Sawangan, Dukun dan Srumbung. Batu pasir tufaan dan lahar terdapat di wilayah Kecamatan Salaman, Tempuran, Bandongan, SecangTegalrejo, Candimulyo, Mertoyudan, Mungkid, Muntilan, Salam dan Ngluwar. Batuan-
batuan tersebut sangat baik sebagai batuan akifer (batuan yang dapat menyimpan air tanah) dan juga sebagai sumber bahan galian glongan C (pasir dan batu). Batuan beku terobosan berupa desit dan andesit, terdapat di daerah Salaman bagian Tenggara dan Borobudur bagian Barat Daya. Batuan beku terobosan ini meneakibatkan
2.1.1.4.2 Jenis Tanah Pada umumnya tanah yang dijumpai
genesa yang berasal dari bahan induk berupa endapan aluvial, endapan lahar, endapan
piroklastik berukuran lempung dan debu atau bahan gunung api. Jenis tanahnya yaitu aluvail, regosol, andosol, latosol dan litosol.
Adapun sebaran tanah tersebut berdasarkan data RUPTD Katupaten Magelang Tahun 1999 adalah sebagai berikut:
terjadinya bahan galian dari batu gamping yang mengalami metamorfosa. Endapan aluvial menempati satuan geomorfik dataran aluvial disepanjang sungaisungai besar yaitu Sungai Progo dengan cabang-cabangnyayang mengalir di Daerah Salaman
- Borobudur.
Endapan aluvial terdiri dari material-material lepas berupa kerakal, kerikil, pasir,
lanau, lumpur dan lempung. Endapan aluvial sangat baik sebagai batuan akifer (penyimpanan air tanah) dan sekaligus sebagai penghasil batu dan pasir.
Dilihat dari susunan geologinya, di Kabupaten Magelang terdapat daerah yang cukup rawan karena akibat ledakan gunung lVlerapi. Daerah-daerah yang termasuk dalam daerah rawan bencana ini terdiri dari
-
Latosol Coklat
10.
Latosol Coklat Kemerahan
Daerah Terlarang, yaitu diKecamatan Srumbung dan Dukun bagian timur
I
Daerah Bahaya I, di sebelah barat daerah terlarang
Sedangkan dilihat dari kemampuan lapisan efektifirya, tanah yang terdapat di Kabupaten IVlagelang terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu :
-
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
:
Daerah Bahaya II, di sepanjang sungai Pabelan, Blongkeng, Putih, Batang dan Krasak
Kurang dari 30 cm
di
barvah permukaan tanah, meliputi sebagian wilayah di
kecamatan Srumbung dan Dukun bagian timur, serta kecamatan Borobudur baqian selatan.
di Kabupaten Magelang terbentuk oleh proses
l.
12.
Alluvial Kelabu Alluvial Coklat Tua Regosol Coklat Kelabu Regosol Kelabu dan Coklat Tua Regosol dan Lithosol
Andosol Coklat Asosiasi Andosol Coklat
AndosolKelabuLithosol
Latosol Coklat Tua Kemerahan Latosol Merah Kuning
: '. : : : . . . '. : . :
2.175 Ha 9.310 Ha 18.923 Ha
5.791Ha
4.2l8Ha 9.727 Ha
1.4l6Ha 1.538 Ha 41.368 Ha 1.129 Ha
10.015 Ha 3.086 Ha
Sedangkan sebarannya pada masing-masing wilayah di Kabupaten Magelang, terbagi nlenJaol:
l.
Alluvial Kelabu, terdapat di Kecamatan Candimulyo, Mertoyudan, Mungkid, Muntilan dan Ngluwar.
2.
Alluvial Coklat Tua terdapat di Kecamatan Bandongan, Borobudur, Candimulyo, N{ertoyudan, Mungkid, Muntilan, Salaman, Secang, Tegalrejo, Tempuran.
Lrl.rrr.rrr Akhir
,l
RTRW Kab. I\tar,,clan1',
Ir-o
3.
Komplek Regosol Kelabuhan dan Litosol terdapat
di
Kecamatan Kajoran,
Kaliangkrik, Windusari, Srumbung dan Dukun.
45. 6.
Progo dan DAS Bogowonto. DAS Progo bagian hulu terdapat dua sungai yang cukup besar,
Komplek Latosol Kekuningan, Litosol Coklat Tua dan Litosol terdapat di
9.
Windusari, Secang, Bandongan, Mertoyudan, Tempuran, Borobudur, Mungkid, Tegalrejo,
Komplek Latosol Coklat Kernerahan dan Litosol terdapat di Kecamatan Salam. Kajoran, Kaliangkrik, Salaman, Tempuran, Bandongan dan windusari.
Muntilan, Salam, Ngluwar, Grabag, Sawangan, Dukun dan Srumbung. sedangkan DAS Bogowonto hanya sebagian kecil di kecamatan Salaman dan Kajoran.
Komplek Andosol Kelabu Tua dan Litosol terdapat di Kecamatan Ngablalq pakis,
Potensi Hidrologi yang dimiliki Kabupaten Magelang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, irigasi maupun kepentingan lainnya, seperti:
Latosol coklat Kemerahan terdapat di Kecamatan Grabag dan Ngablak.
-
Regosol coklat terdapat di Kecamatan Sawangan, Mungkid, Muntilan, Dukun, Srumbung, Salam dan Ngluwar. Asosiasi Andosol coklat terdapat di Kecamatan Grabag dan Ngablak.
10. Andosol 11.
yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo. DAS Progo ini meliputi daerah di wilayah Kecamatan
Kecamatan Salaman dan Borobudur.
Sawangan.
7. 8.
Wilayah Kabupaten Magelang terletak pada Daerah aliran Sungai (DAS) yaitu DAS
Air
permukaan yang berupa sungai-sungai baik besar maupun kecil, misalnya Sungai
Blongkeng dan Sungai Pabelan.
- Air tanah yang diusahakan dapat bermanfaat
untuk sumber air minum maupun
pengairan lahan pertanian
coklat terdapat di Kecamatan Grabag, Ngablak, pakis, Sawangan.
Latosol Coklat yang terdapat dan menempati sebagian besar di wilayah Kabupaten
Sumber-sumber yang cukup besar
di wilayah Kabupaten
Magelang yang dapat
dimanfaatkan, diantaranya adalah yang muncul di beberapa tempat di lereng bukit.
Magelang terdapat di kaki Gunung Sumbing dan Merbabu dengan topografi landai dan air cukup tersedia, oleh karena itu memiliki potensi pertanian yang sedang sampaitinggi.
Kawasan prioritas adalah berbagai wilayah desa yang ada di 3 kecamatan tersebut di
Tanah Latosol Coklat terdapat di Kecamatan Windusari, Bandongan, Kaliangkrik,
Kajoran, salaman, Secang, Grabag, Pakis, Tegalrejo, candimulyo, sawangan dan sebagian kecil di Kecamatan Mungkid.
12. Komplek Regosol Kelabuhan dan Latosol terdapat
di Kecamatan
Windusari,
Kaliangkrik dan Kajoran.
2.1.1.5 Hidrologi Kabupaten Magelang mempunyai curah hujan tinggi dan memiliki sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga dan industri maupun kebutuhan yang lain.
Dari segi hidrologi, di wilayah Kabupaten Magelang sebagai wilayah dataran tinggi carvan, di tengah-tengah merupakan daerah dataran dengan keadaan pengairan yang cukup baik, yang
dikelilingi oleh gunung-gunung
L:rlrrnrn Akhir
I
2.1.1.6 Kondisi Daerah Rawan Bencana
dan pegunungan yang memiriki banyak mata air.
RTRW Kat:. Ntal',clan1;
atas yang diindikasikan sering terjadi bencana letusan Gunung lv{erapi, yaitu yang termasuk
dalam ketegori daerah terlarang, daerah bahaya I dan bahaya tr. Desa-desa tersebut meliputi
a.
:
Desa yang berada di Kecamatan Sawangan, meliputi
Sebagoi claerah bahaya
-
I:
Desa Kapuhan. Desa Wonolelo. Desa Krogowanan. Desa Ketep.
Sebagai daerah balnya
-
:
II :
Desa Sawangan. Desa Gondowangi.
tI-7
b.
Desa Krinjing.
-
Desa Sumber.
Sebagai daerah terlarang
Desa Mangunsuko.
Desa Dukun.
-
Desa Paten.
Sebagai daerah terlarang
Desa Kalibenins.
-
Desa yang berada di Kecamatan Dukun, meliputi':
Sebagai daerah terlarang :
-
Desa Sengi.
DesaKeningar.
Desa Wates.
c.
I
:
II
z
Desa Polengan.
Desa Ngablak. Desa Srumbung.
Desa Kradenan.
- Merbabu.
I:
Desa Banyudono. Desa Banyubiru.
II
:
a. Kegiatan pertanian lahan kering. b. Pemukiman penduduk. c. Pariwisata pemandangan alam. d. Penambangan pasir dan batu kali. e. Lahan kosong yang tidak digunakan.
Desa Ngadipuro.
:
Desa Ketunggeng.
Sebagai daerah terlnrang :
Laporan
Desa Banyuadem.
Kegiatan yang cukup dominan di kawasan tersebut adalah
Desa yang berada di Kecamatan Srumbung
-
Desa Mranggen.
Tahun 1994 danProyek Merapi
Desa Ngargomulyo.
Sebagai daerah bahaya
Desa Jerukagung.
Kategori di atas bersumber pada Data Pokok Kabupaten Daerah Tingkat tr Magelang
Desa Sewukan.
Sebagai daerah balnya
Desa Kaliurang.
Desa Tegalrandu. Desa Ngargosuko. Desa Kamongan. Desa Nglumut.
2.1.2 Fisik Binaan :
2.1.2.1 Pola Penggunaan Lahan
Dari luas wilayah Kabupaten Magelang sebesar 1.085,73 Km2 (108.573 Ha ), dilihat dari tata guna tanahnya terdiri dari 37.967 Ha (34,96%o) merupakan sawah (lahan basah) dan lahan bukan sawah seluas 70.606 Ha (65,03%o) yang terdiri dari lahan kering seluas 70.480 Ha (64,91yo) dan lahan kolam seluas 128 Ha (0,I2%).
Desa Sudimoro. Desa Pucanganom. Desa Pandanretno. Desa Kemiren.
Akhir,l
RTRW Kah. I\,lag,clan1i
2.1.2.1.1Lahan Sawah Lahan sawah dengan irigasi teknis seluas 6.606 Ha (6,08%), irigasi setengah teknis seluas 4.393 Ha (4,04Yo), irigasi sederhana (PK) seluas 6.897 Ha (6,35%), irigasi pedesaan
II.8
Dari lahan sawah seluas 37.967 IIa tersebut, yang dapat ditanami padi dua kali setahun seluas 26.609Ih, QI,OBV), sedang sisanya seluas 11.358 Ha (29,02%o)hanya dapat diranami padi satu kali setahun Tanaman selain padi sawah yang diusahakan di tanah sawah adalah tanaman pangan (Noq PK) seluas I I '556 Ira (l 0,64%) dan sawah tadah hujan seluas 8-5 I 5 rra (?'847o).
untuk bangunan tumah dan perkakas rumah tangga yang memerlukan kalu, seperti kayu seogoq mahoni, soto teling, dan lain sebagarnya-
.
Hutan Nega. l,ahan hubn negar& selua! ?.073 Ha (o,5l7o) kecuali beffingsi sebagai penahar eiosi
juga berfrrngsi sebagai hutan produksi, dengan jenis tanaman pinus, mahoni dan sono
semusifyaknijagung,ubikayu,ubijalar'kacangtanah,kedelaidarrtanamansq4rr"anseperik"linguntukproduksikayupertukanga49ertakayubakar,geh
semusim (tembakau) Dissmping itu sudah dikembangkanjug usaha perikanan di sawdh dengan sistem tumpangsad dengan bnaman padi (Mha Padi) cabai, tomat, lacang panjang dan sebagaio'€, serta tatlarnan pertebunan
.
perkebunan
Iihan
perkebunan seluas 857 Ha (0,79%) yary diusahakar oleh Bt MN dar sehor
usaha swasta dipergunakan untuk tanaman kopi, cengkeh, kelap4 kapulq tebu dar lain sebagainya.
2,1.2.12 Laban KeriDg Penggunaan lahaa kering untuk usaha pertanian
di Kabupater Magelsng,
berikut ' Pekarangan/Balgunan
dapat
dijelaskan sebagai
2.1.2.1.3 Lahatr
lahnya
sebagian lahan bukan sawah selain lahan keriog adalah kolam dengan lurs 126 rra
tanaman hewan besar,
sebagian dari lahan pekaraagan'/bangunan untuk permukiman juga ditanami salruran dan buah-buahar (toma! terong, ramburan, mangga) dan petemakan
(o,l2olo). Kolam ini dipergunakan uotuk memeliha|a ikan guami, tawes, nila merah daD lain-
bin. untuk lebih jelasnya tentang luas tanah dan penggufiEnnya di Kabupaten Magelaq tahun t99g, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
kecil maupun unggas untuk menunjang gizi dan pendapatan keluarga.
.
Tegalan/Kebun Tegalan/kebua seluas 38.005 IIa (357") merupaftan lahan potensial unhrk pertanian
tanaman pangan (padi gogo, jagung ketela pohon, ketela rambat, kacang-kacangan,
ta[aman sa]'ur-sayuran dan buah-buahan baik semusim maupun tanaman buah-buahan tahunan, tanaman perkebunan (kopi, cengkeh, kelapa, tebu, dan ssbagainya), untuk tanaman pohon kayu-kayuan guna bahan bangunan dan perkakas rumah tangga lainnya seperti pohon sengon, mahoni, lamtoro gung, dan sebagainya.
o
Padang Rumput
Walaupun sangat kecil, padang rumput atau padang penggembalaan temak masih
dijumpai di Kabupaten Magelarg, yang luasnya sekitar 2
Hr Wng banyak digunakan
penduduk perdesaan untuk membantu melesta.ikan mutu temak secara trddisional-
.
Hutan
Ralfat
Lahal hutan rakyar diusahakan uotuk mencukupi kebutuhan masyarakat ali.n kayu Lrgrmn Akhir,l RTRW
Kah. Magolang',
u-9
Tabel2.2
2.1.2.2 Status Lahan
Luas Penggunaan Tanah Di Kabupaterr Magelang Tahun r99s (sp
rD
Status kepemilikan lahan di Kabupaten Magelang seluas 108.573 Ha, yang terdiri dari
Tahun 1998 ( Dalam Ilektar ) '-Dalam Safu ,' ,, , Tahu[..,,,,' , Penggunaan Lahan
No,
I. 1.1
1.2 1.3
t.4 1.5
Sawah kigasi Teknis Ingasil12 Teknis trigasi Sederhana lrigasi Desa / Non PU fadah Huian Iumlah I
IlitanamiPadi 2IfuIi L Kati
: ,::: ' Sementara Jumlah Tidak' (Ha) ,: ir, ,,,, Ditanami :.
dan Tanah Negara. Yang dimaksud dengan tanah Bengkok dan tanah Kas adalah tanah
milik
berada
di tangan masyarakat Kabupaten Magelang, sedangkan tanah Negara adalah milik
pemerintah pusat. Di samping itu masih terdapat tanah perkebunan dan lainJain yang belum 6.443
t63
4.t45 6.1l0
248 787 1.862 8.298
9.694 217 26.609
III. lBukan Lahan Sawah o- Lahan Kering 2.1 Pekarangan / T anpaBangunan 2.2 Tegal/ Kebun 2.3 Padang Rumput 2.4 Sementara Tidak Diusahakan Ditanami Pohon/ Hutan
11.358
6.606 4.393 6.897
6,35
r 1.556
t1
6,08
4,04
8.515
8
37.96i
35
I I
2.5 Rakyat 2.6 Hutan Negara
Perkebunan
Lain-lain Iumlah b. Lohon Lainnys 2.9 Kolam Iumlah II 2.8
Jumlah I +
Milik
pemerintah daerah Kabupaten Magelang, Tanah Hak Milik adalah yang status kepemiiikannya
oA
I I
2.7
tanah sawah, tanah kering dan kolam adalah Tanah Bengkolq Tanah Kas dan Tanah Hak
II
t7.93 za 16,52 38.00 5 35 2
1.56 0
1,44
jelas haknya, apakah hak guna usaha atau hak pengelolaan lainnya. Perincian
status
kepemilikan tanah di Kabupaten Magelang, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Magelang, adalah sebagai berikut:
kering) b. Tanah Kas (sawah dan tanah kering) c. Tanah Hak Milik (sawah, tanah kering, kolam) d. Tanah Negara (hutan) e. Lain-lain (perkebunan dan lain-lain) a. Tanah
Bengkok (sawah dan tanah
: 4.279
Ha (3,94Yo)
: 31 1 Ha
(0,29%)
:91.076 Ha ( 83,89%) :7.A73 Ha (6,51%) : 5.834 Ha (5,37%)
Gambaran yang lebih jelas dan lebih rinci, status kepemilikan tanah di Kabupaten Magelang, tampak sepertitabel di bawah ini.
7.073 857
6,51
5.051 70.48C
0.79 4.6:
t26
64,91
70.60c
0.l2
108.573
l0{
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten ,llagelang, I99E
Kendala yang dihadapi oleh Kabupaten Magelang dengan berbagai potensi yang dimilikinya, antara lain berupa lahan kitis. Di samping itu terdapat pula wilayah-wilayah yang mempunyai lahan kritis/tanah rusak yang perlu adanya pengolahan dan penghijauan kembali,
yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Magelang, kecuali Kecamatan Mungkid dan Mertoyudan.
[:rpe1t,'', Akhir zl RTRIV l(irb. Ntrg,clarng
u-
10
Tabel23
Tanah Aluvial
Stafus Dan Penggunaan Lahan
Sawah
3.A75
2,8
Tanah ini terjadi dari endapan vulkanik muda atau agak muda, tanpa perkembangan atau dengan perkembangan profil lemah. Sifat fisik dan kimia beragam dengan wama kelabu dan coklat tua dengan produktivitas bervariasi dari yang sedang sampai yang tinggi. Jenis tanah ini biasanya digunakan untuk tanah pertanian dan permukiman. Tanah Aluvial ini
Ianah Kerins Kolam Iumlah
1.204
l-1I
ada dua macam dan tersebar di kecamatan-kecamatan sebagai berikut:
Di Kabupaten Magelang Tahun 1998 Penggunaan Lahan '
Yo.
Bengkok
z.
t
J.
.
Ha
,,
Kas
Hak
Milik
4.279
3,92
Sawah
t52
0,lt
IanahKerins Kolam Iumlah
159
0.1
Sawah
IanahKerins Kolam Iumlah +. 't
IanahNegara Lain-lain *)
-
c
Flutan
Perkebunan
c
c
311
0-29
36.264 54.684
33-t 50.3;
r28 9t.a7(
0.12
83.8!
7.A73
6,51
85?
Lain-lain
4.971
Jumlah
5.834
a-7t 4.5t 5,3i
108.573
10t
ITIMLAH *) Belum ada datakepemilikan Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten lvlagelang,
l99g
Alluvial Kelabu, terdapat di Kecamatan Candimulyo, Mertoyudan, Mungkid, Muntilan dan Ngluwar.
-
Alluvial Coklat Tua terdapat di Kecamatan Bandongan, Borobudur, Candimulyo, Mertoyudan, Mungkid, Muntilan, Salaman, Secang, Tegalrej o, Tempuran.
b.
Tanah Latosol Tanah
ini terjadi dari abu vulkanik
dengan pelapukan yang sudah lanjut kandungan
mineral primer dan unsur hara rendah, keasaman tinggi, kandungan bahan organik rendah, berada sampai ketinggian 900 meter di atas permukaan laut dan curah hujan antara 2500 7000 mm/tahun. Warna tanah bervariasi dari merah, coklat kemerahan, coklat, coklat kekuningan atau kuning, tergantung dari bahan induk iklim dan ketinggian. produktivitas
tanah ini bervariasi dari rendah sampai tinggi. Biasanya dipergunakan untuk pertanian, perkebunan, dan permukiman. Tanah Latosol ini ada empat macam dan tersebar di kecamatan-kecamatan sebagai berikut:
2.1.2.3 Daya Dukung Lahan Lahan di Kabupaten Magelang seluas 108.573
Ha terdiri dari lima jenis tanah, vaitu
Aluvial, Latosol, Regosol, Andosol dan Litosol. Dengan dukungan topografi yang sebagian besar memiliki kemiringan 0 - 40% dan sumber daya air yang cukup tersedia, merupakan faktor pendukung potensi untuk usaha pertanian pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan permukiman. Penyebaran jenis-jenis tanah tersebut dengan berbagai macamnya
Kabupaten Magelang, adalah sebagai berikut:
[.ir3r6p Akhir
I
RTRW Kab. Magclang
di seluruh rvilayah
-
Komplek Latosol Kekuningan, Latosol Coklat Tua dan Litosol terdapat di Kecamatan Salaman dan Borobudur.
-
Komplek Latosol Coklat Kemerahan dan Litosol terdapat di Kecamatan Salam. Kajoran, Kaliangkik, Salaman, Tempuran, Bandongan dan windusari.
-
Latosol Coklat yang terdapat
di
kecamatan Windusari, Bandongan, Kaliangkrik,
Kajoran, Salaman, Secang, Grabag, pakis, Tegalrejo, candimulyo, Sawangan dan sebagian kecil di Kecamatan Mungkid.
-
Latosol Coklat Kemerahan terdapat di Kecamatan Grabag dan Ngablak.
II-
11
c. Tanah Regosol
permukiman.
Tanah ini terbentuk dengan perkembangan profil lemah atau tanpa profil, berasal dari bahan induk abu volkan pada
Di
Kabupaten Magelang tanah Litosol berada dalam bentuk komplek
bersama tanah Ratosol, Regosol, dan Andosol.
iklim dan ketinggian yang berbeda. Warna kelabu sampai
coklat dengan porositas tinggi, kandungan bahan organik rendah dan produktivitas rendah
2.l.z.4Struktur Lahan
sampai tinggi. Biasanya dipergunakan untuk pertanian dan permukiman. Tanah Regosol
ini ada tiga macam, dan berada bersama dengan jenis tanah lain di kecamatan-kecamatan
Bentuk Lahan
^.
Lahan di seluruh wilayah Kabupaten lMagelang dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni
sebagai berikut:
-
.
Komplek Regosol Kelabuhan dan Litosol terdapat di Kecamatan Kajoran, Kaliangkrik,
Regosol Coklat terdapat
di
.
Kecamatan Sawangan, Mungkid, Muntilan, Dukun,
Bagian Barat adalah bagian yang miring, merupakan wilayah yang terletak di lereng gunung Sumbing dan pegunungan Menoreh.
Srumbung, Salam dan Ngluwar.
-
Bagian di tengah-tengah adalah dataran yang landai, merupakan lembah dari sungai Progo dan Elo.
Windusari, Srumbung dan Dukun.
-
:
.
Komplek Regosol Kelabuhan dan Latosol terdapat di Kecamatan Windusari.
Bagian Timur adalah bagian bagian yang miring, merupakan wilayah yang terletak di sepanjang lereng gunung Merapi, Merbabu, Telomoyo dan Andong.
Kaliangkrik dan Kaj oran.
Dengan bentuk yang demikian, wilayah Kabupaten Magelang disebut juga sebagai dataran d. Tanah Andosol
tinggi cawan.
Tanah ini berwama kelabu tua, coklat tua sampai hitam dan lapisan tanah dibawahnya berwarna coklat sampai coklat kekuningan. Tanah
ini berasal dari bahan vulkanik di
dataran rendah sampai ketinggian 3000 meter di atas permukaan laut dengan
dan curah hujan tinggi. Tanah
ini
b.
Ketinggian
iklim dingin
bersifat remah, kandungan bahan organik tinggi,
porositas tinggi, keasaman sedang sampai tinggi. Biasanya dipergunakan untuk usaha pertanian pangan, perkebunan, kehutanan dan permukiman dengan penyebarannya sebagai
Seluruh lahan di Kabupaten Magelang berada pada ketinggian antara 154 - 3296 meter di atas permukaaan laut, dengan penyebaran sebagai berikut
.
- 500 meter di atas permukaan
laug meliputi areal
kurang leblh 47%o dari seluruh wilayah, yang meliputi sebagian di Kecamatan Dukun
berikut:
-
Wilayah dengan ketinggian 154
:
dan Kecamatan Srumbung,
Asosiasi Andosol cokalt terdapat di Kecamatan Grabag dan Ngablak.
di wilayah
Kecamatan Salam, Ngluwar, Muntilan dan
Mungkid.
.
Andosol coklat terdapat di Kecamatan Grabag, Ngablak, pakis, Sawangan.
Wilayah dengan ketinggian 500
-
1000 meter di atas permukaan laut, meliputi areal
Komplek Andosol Kelabu Tua dan Litosol terdapat di Kecamatan Ngablalq pakis,
kurang
Sawangan.
Dukun, Grabag, Sawangan, Kajoran, Kaliangkrik, Windusari dan sebagian kecil
ini umumnya dangkal, berada di atas batuan induk yang keras, belum
. ada
perkembangan profil dengan kedalaman kurang dari 30 cm. Umumnya berada di daerah
lereng yang curam dan rentan terhadap erosi, tidak cocok untuk pertanian dan laponrn Akhir
I
RTRW Kab. N'Lrge,lang
35%o dad. seluruh wilayah, terdapat
di
sebagian Kecamatan Srumbung,
Kabupaten Borobudur.
Tanah Litosol
Tanah
lebih
Wilayah dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut, meliputi kurang lebih l8%o dai seluruh wilayah, terdapat di sebagian Kecamatan Pakis, Ngablak,
Kaliangkrik dan Kajoran.
II-12
c.
Kemiringan
2.1.2.5 Sumber Daya Alam
Lahan di Kabupaten Magelang berada pada wilayah dengan kemiringan mulai dan sampai lebih dari 40Yo, dengan penyebaran sebagai berikut
o
O%o
^.
:
Wilayah yang bergelombang sampai berombak dengan kemiringan 2
yang terdapat diatas maupun di bawah permukaan tanah tidak termasuk dalam pengertian
- lsyo, meliputi
air ini airyang terdapat dilaut (UUNo. I
Kecamatan, yaitu Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, Srumbung,
sebagian Ngablalq Pakis, Sawangan dan sedikit di Kecamatan Dukun ( meliputi 25,5o/o
Tahun 1974).
dibawah permukaan air.
.
Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muilra dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya
dari seluruh wilayah ).
o
I
Sumber-sumber air adalah tempat-tempat dan wadah-wadah air yang terdapat diatas atau
Wilayah bergelombang sampai berbukit dengan kemiringan antara 15 - lyo,tersebar
di 9
Air
Air adalah semua air yang terdapat di dalam dan berasal dari sumber-sumber air, baik
sebagian besar kecamatan (17 Kecamatan) atau 55% darr seluruh wilayah.
o
Air
Definigi Sumber Dava
Wilayah datar dengan kemiringan antam A - Zyo, terdapat di Kecamatan Mertoyudan, Secang, Windusari, Sawangan dan Salaman (kurang lebih 1,5% dari luas wilayah).
o
Sumber Daya
Wilayah berbukit sampai bergunung-gunung dengan kemiringan lebih dari 40% dengan lembah curam dan lereng terjal terdapat di puncak-puncak gunung terutama di Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Srumbung, Ngabla( Pakis, Sawangan dan Dukun
(18% dari luas wilayah).
oleh garis sempadan (PP RI No. 35 Tahun 1991).
.
Danau adalah bagian dari sungai yang lebar dan kedalamannya secara alamiah jauh melebihi ruas-ruas lain dari sungai yang bersangkutan (PP RI No. 35 Tahun l99l).
.
\Yaduk adalah r,vadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bangunan sungai dalam hal ini bangunan bendungan dan berbentuk pelebaran alur/ badan/ palung sungai
d.
Kedalaman
(PP RI No. 35 Tahun
Kedalaman lahan atau ketebalan tanah yang bermanfaat bagi tanaman pangan,
.
perkebunan maupun kehutanan bervariasidari 30 cm atau kurang sampai lebih dari 60 cm
. . .
Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah tata pengairan sebagai hasil pengembangan satu atau lebih daerah pengaliran sungai (PP RI No.
.
dengan penyebaran sebagai berikut
l99l).
3
5 Tahun 1991 ).
Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang terus menerus atau musiman akibat
Kurang dari 30 cm (di bawah permukaan tanah) meliputi sebagian wilayah Kecamatan
drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisik, kimia dan
Srumbung, Dukun bagian Timuq Borobudur bagian selatan.
biologi (PP RI No. 27 Tahun l99l).
Antara 30
- 60 cm (di bawah permukaan tanah) meliputi
sebagian Kecamatan
.
Daerah pengaliran sungai adalah satu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara
/
Srumbung, Dukun, Borobudur, Kaliangkrik, Kajoran, Tempuran dan Windusari.
alamiah dimana air meresap dan
Lebih dari 60 cm (di bawah permukaan tanah) meliputi sebagian besar wilayah
yang bersangkutan (Permen PU No. 39/ PRT/ Tahun 1989).
Kabupaten Magelang yaitu di lahan tegal/pekarangan, perkebunan dan kehutanan.
.
atau mengalir melalui sungai dan anak-anak sungai
Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah tata pengairan sebagai hasil pengembangan satu atau lebih daerah pengaliran sungai (Permen PU No. 39/ PRT/ Tahun 1989).
Klasifikasi Air Sumber-sumber air yang terdapat
di
Kabupaten Magelang, dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian yaitu curah hujan, air permukaan dan air tanah.
L,ir1'onrn
Akhir,l
RTRW Krb. lvlal;clang
n-13
I.
sumur-sumur penduduk menjadi kekeringan dan juga sebagian mata air menjadi kering.
Curah Hujan
Air hujan yang turun
secara alamiah
ke bumi mengikuti suatu pola/ daur yang
disebut daur hidrologi. Daur hidrologi adalah suatu perjalanan air dari badan-badan air
Wilayah-wilayah yang rawan kekeringan di musim kemarau meliputi
.
. . . .
(laut, sungai, danau, rawa-rawa dan lain-lain) yang menguap menuju atmoSfer yang disebut proses evaporasi. Penguapan juga terjadi pada tumbuh-tumbuhan yang terkenal dengan nama transpirasi. Perjalanan uap air naik ke atmosfer ini dapat juga merupakan gabungan dari evaporasi dan fianspirasi yang disebut evapotranspirasi. Evapotranspirasi
dapat berasal dari air dan tumbuh-tumbuhan, dari tanah dan tumbuh-tumbuhan atau mungkin dari tanah, air dan tumbuh-tumbuhan. Uap air yang terbentuk dari proses evaporasi, transpirasi dan evapotransporasi akan naik sampai mencapai suhu semakin turun dan mencapai
titik kondensasi maka awan akan
Kecamatan Mertoyudan selatan Kecamatan Tempuran Kecamatan Borobudur
KecamatanKalianskrik
Air Permukaan
Air permukaan adalah
semua air yang tefiapatl mengalir diatas permukaan tanah
seperti air sungai, danau, telaga dan rawa dan lainlain.
Air
permukaan biasanya
mempunyai fluktuasi debit yang relatif besar dan sangat dipengaruhi oleh curah hujan.
Wilayah Kabupaten Magelang dilewati oleh sebuah kali besar yaitu Kali Progo, yang berkelok-kelok mulai dari Kabupaten Temanggung (Utara Kabupaten Magelang) dan
jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan (presipitasi).
Air hujan yang s:rmpai ke permukaan tanah, sebagian akan mengalir di permukaan tanah menuju badan-badan air dan selanjutnya ke laut. Sebagian lagi akan meresap ke dalam tanah yang disebut infiltrasi, kemudian mengalami perkolasi, akhimya membentuk
aliran air tanah yang pada akhirnya menuju ke laut, juga dengan berbagai cara. Air hujan yang masuk ke badan-badan air, tanah dan tumbuh-tumbuhan akan mengalami proses evaporasi, transpirasi dan evapofianspirasi sehingga membentuk daur ulang hidrologi.
Curah hujan rata-rata di wilayah Kabupaten Magelang selama tahun 1998 tercata
3.746 mm. Musim penghujan dimulai dari Bulan Oktober sampai dengan Maret dengan jumlah curah hujan rata-rata sebesar 333 - 547 mm/ bulan. Curah hujan yang relatif tinggi
ini digunakan untuk mengair sawah dan kolam-kolam ikan. Pada musinr hujan juga sering bermunculan mata air yang potensial untuk memenuhi kebutuhan air oleh penduduk
setempat Sebagian penduduk pedesaan yang belum tefangkau air minum dari PDAM,
bermuara
di Pantai Selatan Wilayah Yogyakarta. Debit air sungai ini berfluktuasi mulai
30 m3/ detik pada musim kemarau dan 1200 m3/ detik pada musim penghujan. Sejumlah anak sungai yang relatif besar mengalir/ bermuara ke Kali Progo, yaitu
Kali Elo, Kali Blongkeng, Kali Putih, Kali Bening, Kali Tangsi, Kali Pabelan, Kali Lamat, Kali Batang dan Kali Krasak. Anak-anak sungai tersebut diatas mempunyai debit maksimum 225 m3/detik pada Kali Bebeng dan debit minimum 5,5 mmt/ detik pada Kali Batang. Selain Kali tersebut diatas masih dijumpai kali-kali kecil lainnya yang berpotensi untuk mengairi sawah, kolam-kolam perikanan dan empang milik penduduk. Berdasarkan data dari DPU Pengairan Progo Hulu, luas DPS yang lainnya mengalir ke Kabupaten Magelang sebesar + 1.085.173 km2.
Wilayah Kabupaten Magelang merupakan dataran tinggi cawan, di bagian Barat berupa daerah lereng gunung Sumbing, bagian Barat Daya berupa daerah pegunungan Menoreh dan
menampung air hujan untuk kebutuhan air minum.
Musim kemarau diawali pada Bulan April sampai dengan September, dhgan jumlah curah hujan 0 - 74 mm/ bulan. Curah hujan yang rendah menyebabkan beberapa sumber
air mengalami penurunan tinggi muka air maupun debit air, bahkan ada sumber-sumber
air yang kering, sehingga sawah-sawah tadah hujan menjadi kering bahkan
:
sebagian
di
di bagian Timur adalah daerah lereng gunung
lereng
Merapi,
Merbabu, Andong dan Telomoyo, sedang bagian tengahnya adalah dataran yang dialiri sungai Progo dan Elo dengan anak-anak sungainya, sehingga memberi dukungan kepada
daerah
ini menjadi
daerah penawahan yang subur dengan sistem pengairan teknis,
setengah teknis dan sederhana, yang dibina oleh PU dan Pengairan Pedesaan dan dikelola
oleh petani sendiri.
Lrporan Akhir zl RTRW K.th.
Mage'lan13
II.
14
Sungai Progo melewati Kabupaten Magelang sepanjang + 40 km mulai dari Desa
Semen Kecamatan Windusari sampai
di Desa Bligo
Bogowonto hanya meliputi sebagian kecil daerah
Kecamatan Ngluwar. Di
di wilayah
Kecamatan Salaman dan
Kajoran.
sebagian hulu mendapatkan air dari bagian Barat yaitu dari anak-anak sungai di
daerah lereng gunung Sumbing
di
Di wilayah Kabupaten Magelang terdapat mata air yang tersebar di 14 Kecamatan, dengan jumlah mata air seluruhnya ada 84 buah, jumlah terkecil di kecamaan Salaman,
Kecamatan Windusari, Kaliangkrik,
Kajoran, Bandongan, Tempuran dengan anak sungai yang besar yaitu sungai Merewu dan sungai Tangsi. Di bagian Barat daya mendapatkan air dari anak-anak sungai di
Tempuran dan Ngablak hanya terdapat satu buah mata air, sedang yang terbesar jumlahnya adalah di kecamatan Borobudur, Dukun, Muntilan, Mungkid dan Sawangan
lereng pegunungan Menoreh di Kecamatan Salaman dan Borobudur dengan anak
masing-masing berjunlah
sungai yang besar yaitu Kluban yang bermuara di sungai Tangsi dan Sungai Sileng
3.600 liter/detik dan maksimum 4.799 liter/detik sudah dimanfaatkan untuk irieasi
yang bermuara di Sungai Progo.
sejumlah 1.927,I liter/detik dan untuk PAIyI sebesar 1.380.25 liter/detik.
Sungai Elo bermata air di Kecamatan Grabag di lereng gunung Telomoyo. Dari Desa
Pucang
di
sepanjang
di
11
, 13,21,10 dan 12 buah.
Jumlah debit seluruhnya sebesar
-3. Air Tanah
Desa Mendut Kecamatan Mungkid
Air tanah terbentuk dari peresapan air hujan/ sumber-sumber air permukaan yang
+ 34 km. Sungai ini mendapat air dari anak-anak sungai di daerah lereng
masuk ke dalam tanah melalui siten aliran antar butir tanah atau batuan atau rekahan-
Kecamatan Grabag sampai
gunug Telomoyo, Andong dan Merbabu
di
Kecamatan Grabag, Ngablak, Pakis,
Secang, Tegalrejo, Candimulyo dan Sawangan dan bermuara
rekahan batuan karena gaya gravitasi, air
di sungai Progo di
ini akan turun sampai mencapai muka air tanah
dan bergerak realtif horisontal karena adanya perbedaan hidrolik.
kecamatan Mungkid.
Ada tidaknya air tanah sangat bergantung kepada faktor hidrologi, geologi, topografi,
Anak-anak sungai Progo yang berasal dari lereng gunung lvlerapi
di
ekoiogi dan tata guna lahan, yang secara berkesinambungan membentuk suatu sistem
daerah
Kecamatan Sawangan, Dukun dan Srumbung adalah sungai Pabelan, Blongkeng,
yang dinamis dan terpadu.
Putih, Nongko dan Krasak yang bermuara di sungai Progo di Kecamatan N{untilan
Air tanah di Kabupaten Magelang
dan Ngluwar.
mandala air tanah (groundwater province), yaitu Vlandala Air Tanah Gunung Api Strato
Dari sungai Progo dan Elo beserta anak-anak sungainya telah dimanfaatkan sebagai
dan Mandala Air Tanah Antar Pegunungan.
o
sumber pengairan bagi sawah, pengairan PU maupr.rn Pedesaan seluas 29.425 Ha
IVlandala
berdasarkan hidrologi dapat dibedakan menjadi uda
Air Tanah Gunung Api Strato
dan lvlandala
Air Tanah Antar Pegunungan.
dengan jaringan pengairannya berupa Darn sebanyak 1.127 bvah dan saluran irigasi
Air
sepanJang 143,65 km.
Merapi dan Gunung Sumbing. Umumnya daerah ini menyenrpai kerucut dengan
Untuk melestarikan sumberdaya air permukaan ini telah dibina dan dikendalikan
ketinggian elevansi di atas 750 m dari permukaan laut dan merupakan daerah resapan
dengan sistem Daerah Aliran Sungai (DAS),
air (recharge area). air yang ditangkap akan mengalir ke lokasi yang lebih rendah, yaitu
di mana Kabupaten Nlagelang terdapat
dua DAS yaitu DAS Progo dan DAS Bogowonto DAS Progo mengelola sungai
Progo dan Elo bagian hulu, meliputi wilayah Kecamatan
: windusari, Secang,
Bandongan, Mertoyudan, Tempuran, Borobudur, lvlungkid, Tegalrejo, lvluntilan,
.
Tanah jenis
ini terletak diantara puncak sampai lereng gunung api Merbabu,
kaki bukit/ gunung. Kaki bukit ini biasanya berfungsi sebagai daerah dengan potensi air tanah yang produktif (discharge area), sedangkan pada lereng sampai puncak bukit merupakan daerah rawan air tanah.
Salam, Ngluwar, Grabag, Sawangan, Dr.rkun dan Srumbung. Sedang DAS
Lr1'1rp.111
Aklrrr
,l
IiTRW Kat'. NLrricl.uu',
II_
15
o
Mandala Air Tanah Antar Daerah
ini termasuk
Pegunungan
dataran yang berada diantara Gunung Sumbing, Merbabu, dan
Merapi. Ketinggian berkisar antara 300 tanah
di
daerah
'
-
500 meter di atas permukaan air laut. Air
ini tersedia cukup banyak dengan produktifitas akifer yang tinggi.
Akumulasi air tanah ini melalui celah-celah maupun ruang antar butir. Muka air tanah relatif dangkal (<10 m) dan debit sumur mencapai 4literl detik.
Potensi air tanah sudah dimanfaatkan secara tradisional
di
daerah pedesaan untuk
mencukupi kebutuhan air bagi keluarga di masing-masing tempat yang belum terjangkau jaringan PAM atau jauh dengan Mata Air Alam. Potensi
Air
Inventarisasi sumberd aya air meliputi air hujan, air permukaan dan air tanah.
1. Air hujan Air hujan yang jatuh di Kabupaten Magelang dipantau melalui penakar-penakar
curah
hujan yang tersebar di Kabupaten Magelang. Curah hujan rata-rata mulai bulan Januari sampai Desember 1999 sejumlah 3.682 mm/ th, dengan curah hujan rata-rata terendah pada Bulan Juli sebesar 55 mm. Data lengkapnya dapat diiihat pada tabel berikut.
L,[t.r*,t.r
Akhir,i
RTRW Kab. Nlar',clar1',
II*16
Tabel 2,4 Rata-rata Curah Hujan Menumt Bulan di Kabupaten Nlagelang Tahun Ig76
Sulan fanuar Febmari .Maret
April,
3l(
24C
344
2tl
356
388
41
356
24(
44i
t"980
r981 1982
1976 1977 1978 1979
ll
271
t9c
2
311
248
26C
319
249
383
458
428
4t(
28
354
301
3l
321
l0(
287
)Jl
388
253
152
t07 2i t74
618
378
^l1 z t.+tl
355
22(,
fumlah
21C
465
212
2446
6
T4
214
26s
2275
254
263
49f
3378
18
44
408
43
3269
aa
31
l0c l3c
25(
364
2012
t59
A' +J
ll
2l
369
395
2997
10
0
z
82
341
351
4'1
t
I
2
2t3
338
zlc
2I17 252s
2l(
294
24( 27'l 30t
483
302C
256
2334
256
288 r
48( 44
404
358
34(
129
5(
29
281
331
361
26(
96
169
,la
1986
34(
30r
603
8t
143
1987 1988 1989
556
542
236
3t2 6lc
ll3
52
40(
471
354
I4C
238
51
512
553
29C
2tl
301
l8(
2t5
1990
401
355
)JZ
28C
t5;
154
t99l
62i
461
1:l 1 L+L
366
L992
44i
365
287
36-,
231
439
32t
t
?il
1Ar
LAL
28 7 _tl
+z
z)
22
155
l9E
234
)
l4
428
29t2
lt
LI
203
JOJ
262
2533
88
I
198
22(
28(
3083
43
l0'l
85
9t
l8
502
2699
2
0
I
3E
458
lta
+IJ
2686
51
49
183
168
272
465
368
3259
l5c
7
L0
LI
t2
266
412
2968
a,l
I
c
2t
I
1993
715
178
1994 1995
411
385
55t
22C
503
46(
3_5 8
193
129
1996 1997 1998 L999
39i
43
341
)na
l0i
JU
0
428
139
199
r
06i
l5
285
549
495
zto
t2i 162
I
Dpsernha
134
1983 1984 1985
Laporan Akhir
'.: r: :. .- . ,:. , -:t,
5
38t 30t
459 587 275 Stntber : ISI.SD trabupaten )Iagelang, 2000
'l::
1998 (mm)
Jeotembei nu+ix^'
2i l4t
551
.:'..,r:.,:
-
348
222
259
2t73
0
2
248
581
295
3038
2C
I08
9
388
423
384
2848
c
U
t
1l
38-5
l3 89
'\1,l LIA
166
79
79
5i
414
49E
3297
271
55
Jt-1
98
377
418
437
.1605
') ')
,1
ili a-
_i5
RTRW Kab. Ir{t1gs1,1rlt
lt-17
2. Air Pennukaan
Air yang
Tabel 2.6
berada
di wilayah Kabupaten
Magelang, termasuk dalam cabang Dinas
Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Propinsi Jawa Tengah Progo Hulu, dapat dibagi
,
Nor., ,L!'.;..:'r:::
menjadi dua bagian:
.
Sumber Air dan Debit Air Kabupaten Magelang Tahun 1999 r:
:a;:!+
,
Sumber Mata
:'' --,1..' t'.tt r
,,.,t . -,-,
Aii .'.,:.:,
rt
:
' ' Debit .., Ituct; = ',', ,
I .,
l
Status Wilayah Sungai (SWS)/DPS
1.
Karangampel
300
Sungai-sungai besar yang melintasi Kabupaten I\4agelang adalah: Kali Progo, Kali Elo,
2.
Telogoreio-' Combrans Blambansan -'
150 150
a
J.
Kali Pabelan, Kali Blongkeng, Kali Lamat, Kali Putih, Kali Mangu, Kali Bebeng, Kali
4.
Krasak dan Kali Tangsi. Debit maksimum seluruh sungai 2.314 m3/detik dan sebit
5.
minimum
6.
1 1 0,5
m3/detik.
25
100
400
14.
Ngablak Siiaiuran.s ' Mudal Sawansan Sidosari'/ Semaren "'] Temumpang '' Citrosono K. Bening K. Brangkal
15.
Pisangan
400
16.
100
4
8.
9.
Tabel 2.5
10.
Nama dan Debit Sungai Di Kabupaten Magelang
11
12.
Debil (m'/detik)
13.
Minimum
2,50
Sidandang
150 150 50
100
300 500 75
II
Kali Progo
t20
30,0
2.
Kali Elo
113
7.0
J-
KaliPabelan
i40
12,0
4.
Kali Blongkeng
120
10,0
5.
Kali Lamat
66
55
2l
Tuk Tuk Tuk Tuk Tuk Tuk
6
Kali Putih
125
8,0
22.
Si.qlawah
200
z).
200
25.
Baniaran Gununq Malanq Sipagu dan Sipasung')
to.
Mr.yil (Kec. Windusari)
za0
27.
Kebonagung (Kec. Kaliangkrik) Sipule (Kec. Windusari) Jumlah
150
7
Kali Bebens
8.
225
15,0
KaliBatang
55
55
9.
Kali Krasak
145
qs
10.
KaliTangsi
t25
8,0
2.3t4
I 10,5
Jumlah Sumber : IS4^SD Kabupaten itlagelang, 2000
t7.
l8 19. 20.
1A
28.
Putri Mudal / Treko Gendins Jogonegoro Neraiek Cebol
200 300 500 300 1s0
r00 JU
75
s605
*) Yang xdah dimanfaatkon PDAM Sumber : NS4.SD Kabupaten .\lagelang, 2000
Lrtlt,,o,t.r
Akhir./ RTRW Kab. N,far-,elang
II-18
3.
Air
Tanah
Hasil Penelitian Proyek Pemboran Air Tanah (P2AT) Semarang menunjukkan bahwa air tanah di Kabupaten Magelang umumnya dijumpai pada mandala air tanah antara pegunungan. hasil pemboran di beberapa lokasi menunjukkan bahwa ada lokasi yang rawan
air, tetapi ada juga lokasi dengan akifer yang produktif. Pemboran di secang dengan sumur
bor NO.b-90 kedalaman 90 meter tidak dijumpai air tanah. sedangkan pemboran yang dapat menghasilkan air tanah pada sumur bor di Kalinegoro (lihat tabel berikut).
Tabel
2,1
Lokasi Kedalaman dan Debit Sumur Lokasi
Dalam (m)
Debit (L. Det)
L594
Tempuran
480
9
<2
1656
Kalinegoro
486
70
4
agelang Tahwt 2000
L,T,
Hasil pengamatan pada sumur-sumur gali yang dibuat penduduk menunjukkan tinggi muka air tanah statik berkisar antara 8 - 20 m dari permukaan tanah, maka air tanah yang diangkat umumnya dijumpai di daerah yang ketinggiannya < 500 m dan muka air tanah yang relatif dalam sampai di daerah denga ketinggian > 750 m di atas permukaan laut. dari peta diperkirakan geometri akifer air tanah dalam adalah panjang: dan K rata-rata
:
l6 km,, lebar:2
km
0,0015 mi/ detik, sedangkan air tanah dangkal diperkirakan mempunyar
akifer dengan panjang : 20 km, lebar 4 km : 0.0015 m/ detik.
Lr[-.tmn Akhir
,/
RTRIV Kat'.
N{a1',trlnn1,,
II_
19
Tabel, 2.8 rnventarisasi Data (Risalah) Sumberdaya air Kabupaten Magelang Periode I Januari - 3l Desember 1999 _-: -
:
.. .SISTEM PERHITUNGAN
,:.r r
' '-'' t-otE11gl
-i :-.: : :::
CAOAruCnru,r.,, ',
':':::
.,
'';
'
t, DOMEST
I
Ersptotrlsl" .fltGASr
," :
KETF.:
,
fAltalr
1
i!I4E
.AJR '(tJ { M3 } I
f. Curah Hujan
rnm
rnm
3.988.828.40i
I
l. Air Permukaan p,1 Mata Air p,2 Sungai
ffi;
f
12.3
l/dt m3/dt
Danau/Situ Alam/
m3
I
l/dt
1.370.41
m3/dt
1
18.003.37
170.e/,0.22i 2.280.96(
074.750.1
10102264A
3C
m3
Rawa/Ielaga 2,4 Danau Buatan/ Waduk/Embung
lll, Air Tanah 3.1 Air Tanah Air Tanah 3 2 Air Tanah
Dangkat
Bebas
Sedang
I
I
I
Tanah
Dalam/
Tertekan/Artetis
m3
udt
ridr
r/dt
Semi tertekan/Semi artetisl 3,3 Air
m3
|
udt
I
,."r
r-
-l
I l:
) 08e 637 061
.\\
lase lat tq [agelatry
Laporan Akhir.J RTRW Kab. lv{agelang
Tn lt
t
t
n
,"
*i
132
4eJ
I
ildr ,.n* rm oo{ i
I
Kab upaten
r/dt
10.479 888 ]
12e 853 67e1
zeo soJ
o^
r*
trof
I
o,orruot
:::l
1 001)
II-20
b. Sumber Daya Eayati ' Tumbuh-tumbuhan ( Flora ) Potensi Biotik meliputi aneka ragam flora baik berupa tumbuhan liat maupun tanaman yaDg diusahakan seperti hutan negar4 tanaman pertaniaa, perkebunan dan tanaman pekarangan. Tumbuh-tumbuhan semusim yang sudah di budidayakan untuk memetuhi kebutuhan pangan berupa tanaman padi, palawija, sayuran dan buah-buahan senusim dan tanamar perkebunan semusim (tembakau, jahe, tebu) selalu rnengalami pergantian dengan jenis-jenis unggul baru, baik dari dalam negeri maupun dari luar aegeri sehingga makin sulit ditemukan jeds-jenis asli yang dibudidayat
c.
Sumber Deya Eutan
Huhn merupakan sumbordaya alam yang dapat diperbaharui dan mempunyai fungsi
Potensi sumber daya alam mencakup sumber daya alam Abiotik dan Biotik.
multigun4 baik secara fisi1g ekonomi dan sosial budaya. Sumberdaya hutan diharapkan mampu memberikan hasil dan memenuhi kebutuhan
seda dapat memuaskan kebutuha[ lahir daa batin secara maksimal masyarakat di sekitar hutan. Ada beberapa Hasifikasi hutan, yaitu
.
:
Hutar
Adalah suatu lapangan bertumbuhan pohon-pohon yang s€caE keseluruhan menrpakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya dan yarg ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan (UupK No.
.
4l
Tahun 1999).
Kawasan Ifutan
Adalah wilayah-wilayah teneotu yang oleh Menred Kehutanan ditetapkan untuk
dipertaha*ar
sebagai hutan tetap
(IrupK No. 4 I Tahun I 999).
Kawasan Suaka Alam Kawasan dengan cid khas tertentu baik di darat maupun di perairan yang mempunyai
fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragamanjenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemya yangjuga berfirngsi sebagi penyangga kehidupan.
' HeYao
.
Untuk jenis fauna berupa temak besar dan kecil baik yang ditemakan maupun
yang alami sepeni kerbau' kud4 sapi, kambing, ayam itilg angsa dan sebagainya. Hewan temak besar, k€cil, unggas dan ikan juga sudah mulai mengalami pergantian jenis, khususnya untuk sapi, ayam dan ikan leie dalam rangka memenuhi kebutuhan akan daging susu, telor dan ikan. Sedang hewan piaraan sebagai hewan kesenangan yaitu hewan kecil' unggas dan ikan di samping hewan lokal sudah mulai ada hewan impor. Di lokasi yang jarang dirambah manusia seperti di hutan, tebing-tebing yang curam , tepi-tepi sungai dan di sungai-sungai yang dalam, masih dapat.dijumpai hewan kecil, burung liar maupun ikan lokal yang bertahan hidup di habitat aslinya.
cagar Alam (cA) Kawasan suaka alafi yang karena keadaannya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa
dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu perlu dilindungi dan pengembanganya berlaku secara alami.
.
Suaka Marga Satwa (SM)
Kawasan suaka alam yang mempunyai ciri-ciri khas berupa keanekaragaman arau
keunikanjenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
.
Kawasan pelestarian A.lam Kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan yang mempunyar fi.rngsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman
jenis-
jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan secara lestarisumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
LaP6L1,l
Akhir,l
RTRW Kab. N1ng61l.,l.t,
lr-21
.
Taman Nasional
Tabel, 2.9
Kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan dengan tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan rekreasi
Data Hutan Rakyat Kabupaten Magelang Menurut Kecamatan
Tahun 1998,1999,2A00
serta perlindungan ekosistem.
.
Taman Hutan Raya (Tahura)
$si 1i;itiltiKegag-iCt+"n_,,1i.1";.i
Kawasan pelestarian alam terutama dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa, alami dan buatan, jenis asli dan atau bukan asli, pengembangan ilmu
.
I
Salaman
866
1076
toTs
2.
Borobudur
435
430
455
J.
Ngluwar
26
26
28
4.
Salam
)/)
575
575
Kawasan pelestarian alam
5.
Srumbung
472
472
472
6.
Dukun
385
545
545
7.
Muntilan
5
5
5
8.
Mungkid
3l
31
31
9.
Sawangan
1331
l0
Candimulyo
11
Mertoyudan
12. 13.
di darat dan di laut yang terutama dimanfaatkan untuk
Taman Buru
Kawasan yang didalamnya terdapat satwa Buru dan memungkinkan unfuk diselenggarakannya perburuan secara teratur serta ditetapkandan dibina untuk kepentingan rekreasi dan perburuan.
.
4,1;.i
pengetahuan, pendidikan dan latihan, budaya,pariwisata dan rekreasi alam. Taman Wisata Alam (TWA)
pariwisata dan rekreasi alam.
.
'';.'' :!..218.i=1': ;ri,jfl9P9
Hutan Lindung
Adalah kawasan hutan yang karena keadaan sifat alamnya diperuntukkan guna mengatur tata air, pencegahan bencana banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah.
l5
13 15
594
669
669
7
7
7
Tempuran
307
382
407
Kajoran
531
661
686
t4. Kalianekdk
521
356
406
l5
Bandongan
135
i85
18s
16.
Windusari
480
505
505
11 LT
Secang
l5
49
49
18.
Tegalrejo
LJJ
258
258
t9
Pakis
160
2t5
215
20.
Grabag
6ls
680
680
2l
Ngablak
395
445
445
13
,8.897 ' : :,--.-
lr
l
9.013, j:r.,r,1.:':
l:r
Sumber: I'S{SD Kabupaten Ilagelang, 2000
Hutan yang ada di r.vilayah Kabupaten Magelang seluas 7.073 Ha (6,51%), adalah sebagai hutan produksi terutama pohon pinus dan damar.
Di samping itu terdapat juga
produksi hutan lainnya, yaitu kayu bakar dan kayu rimba. kayu pertukangan, madu
La1:orau Akhir
I
RTR\,V Ka['. Nftrl;clan1;
II_22
Tabel 2.19
lebah, ulat sutra, getah pinus dan kopal. Data produksi kayu pertukangan 2 tahun
Produksi Hasil Hutan Menurut Kecamatan
terakhir menunjukkan peningkatan dari berbagai kualitas, demikian pula kayu bakar
Di Kabupaten Magelang Tahun 1997 - 1998
dan kopal. Sedangkan produksi getah pinus mengalami penurunan selama 2 tahun
'rj
t= ,t, it , .,t-.i. :', =: t,.t, -j ,,.,.. Jj;..lr., ., ,_, i,, ', I i -
+"-".,.-t''ffi.l*
terakhir. Produksi kokon ulat sutra dan madu selama ..,'
.r,;;..'.1.
.. , .'.
, 1: :,.
-.'
,..
i.. .]l.tnn"-,.;..,:l . .1.. .. 1., ...::j.r',jlj. j .:-.:j;,l,"t'._l . ::,,. -;
'
:':63
;il
.
tahun terakhir juga
menunjukkan peningkatan.
r,Kelasl,;. Surtimenl
t.'i,',,;i,'r,t-: ,,
., .:,.l' ';r.r'j..r:,1OOe.-.i
2
Tabel2.11
,.'r.-
Produksi Hasil Hutan Salaman
26,869
85,654
13,563
11,78
122,A7
r44,28
Borobudur
0
0
0
0
0
0
Ngluwar
0
0
0
0
0
0
Salam
0
0
0
0
0
0
15,506
186,439
2,92
3,27
37,04
73,35
Dukun
0
0
0
0
0
73,35
Muntilan
U
0
0
0
0
0
Mungkid
0
0
0
0
0
0
Sawangan
0
0
0
0
0
0
Candimulyo
n
0
0
0
0
0
0
0
0
Srumbung
3
Mertoyudan
0
0
n
Tempuran
0
0
0
0
0
0
37,643
213,526
I 124,1 18
1,57
14,9
64,04
I
649,609
47,42
1418,34
3654,13
1225,29
0
0
0
0
0
0
80,817
360,021
2918,014
4,95
18,63
18,66
Secang
U
0
0
0
0
0
Tegalrejo
0
0
0
0
0
0
I l4 1,783
4632.097
2t t1.626
980,87
6037.59
5"lo ?l
Grabag
0
0
0
0
0
0
Ngablak
0
0
0
0
0
U
Jumlah
1924,529
6127346
6220,661
2420,79
9884,36
6929,2
Kajoran
Kalianskrik
3 17,91
Bandonsan Windusari
Pakis
Komoditi
Produksi ( I(g )
Penambahan ,l I ', t.
Tahun
1.997
/
r..
Tahun 1998
Pengurangan , : . :: ..
Madu Lebah
383
430,50
47,50')
Kokon Sutra
360
689,59
329,59')
.
Sumber : Perhutani KPH Kedu Utara 1999
Suuber: A/S-lSD Kabupoten \Iagelang, 2000
Lapq;rt1tl
Akhir
,l
RTRW Kah. lvlaliularrl;
II_23
d.
Tabel2.12 Produksi Hasil Hutan Nlenurut Kecamatan
Bahan galian mineral
Di Kabupaten Magelang Tahun 1997 - 1998
maupun yang sudah digali seperti pasir, trass dan batu kali, berada di lokasilokasi
-.,qASrL{llrAN. (TOJY),.. t. !997
,..
,i,12,97
',',,t
3
"':,
.-'',5. ,,,
:
l .?,,?* ,,
6t
sebagai berikut
.
-
o
,,
0
0
0
0
0
Borobudur
0
0
0
0
0
0
Ngluwar
0
0
0
0
0
0
Salam
0
0
0
0
0
0
32r
25
33643
24976
0
0
Dukun
0
0
0
0
0
0
Muntilan
0
0
0
0
0
0
Mungkid
0
0
0
0
0
0
Sawangan
0
0
0
0
0
0
Candimulvo
0
0
0
0
0
0
Mertowdan
0
0
0
0
0
0
Tempuran
0
0
0
0
0
0
88
0
0
0
37 57
463 50
t24854
0
0
577
1
Kalianskrik
0
Bandongan
0
0
0
0
0
0
tt7
0
74t6
2727
5429
+lJ Z
0
0
0
0
0
0
85
0
1r5979
60827
0
0
Pakis
0
0
0
0
0
0
Grabag
0
0
0
0
0
0
Ngablak
0
0
0
0
0
U
6ll
108
303388
213384
9186
r0003
Windusari Secang
Tegalrejo
JUMLAII Sumber; IiIJSD
K
I)
upaten Alagelang, ?000
I
Kabupaten Magelang, baik yang masih berupa potensi
:
Pasir di Kecamatan Srumbung, Mungkid, Muntilan, Dukun, Salam, Ngluwar dan Salaman
0
Kajoran
di
::::
Salaman
Srumbung
Sumber Daya Mineral
o o o
Pasir Mangaan di Kecamatan Ngluwar
PasirBesi di Kecamatan Bandongan dan Candimulyo Trass di Kecamatan Salam, Srumbung, Dukun, Mungkid, Kajoran, Bandongan, Pakis dan Kaliangkrik
o . o
Mangaan di Borobudur dan Salaman Emas diduga di Kecamatan Candimulyo, Bandongan, Borobudur dan Salaman
Batu Kali diseluruh kecamatan di Kabupaten Magelang
2.1.2.6 Kepadatan Bangunan
Ditinjau dari kepadatan bangunan, Kabupaten Magelang dapat dikatakan cukup padat terutama terdapat di sekitar pasar dan terminal, dengan kepadatan yang cukup tinggi. Pada wilayah pengembangan
di
desa Banyusari kepadatan bangunannya dapat dikatakan
rendah. Secara umum bila
dilihat sebarannya ternyata bahwa bangunan dengan kepadatan
cukup padat mengelompok disekitar kota, terutama disepanjang jalan raya
Grabag,
semakin menjauhi pusat kota kepadatannya semakin jarang. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kepadatan bangunan di Kabupaten Magelang, dapat dilihat pada peta kepadatan penduduk.
2.1.2.7 Kondisi dan Kualitas Bangunan
Pengertian kondisi bangunan menunjukkan tingkat kekuatan dan kearvetan bangunan, yang diindikasikan melaluijenis material konstruksi yang digunakan sebagai komponen strukturnya. Dengan batasan ini terlihat bahwa kondisi dan kualitas sebagian besar bangunan yang ada di rvilayah kota adalah temporer (56,95Vo), pemlanen
(41,20%) dan sisanya (1,85%) semi permanen.
Lup'oL1,,
Akhir,l
RTRI,V l.irtr. lvhllc.larrg
II-24
Tabel 2.13
Babadan, Srumbung; Air Terjun Sekar Langit, Air Terjun Seloprojo dan Pemandian Air
Banyaknya Rumah Penduduk Di Kabupaten Magelang
Hangat Candi Umbul
Menurut Jenis Dinding Tahun 1998
No.
JENIS BANGIINAN Dinding dari sebagian Dinding dari
KECA}IATAI\ Dinding dari Baru I Gedung
batu/ gedung
kalu/
papatr
Per:manen
semi Dermanen
1.942
763
6.120
I
Salaman
2
Borobudur
t.326
778
989
a J
Ngluwar
3.481
9r5
195
4
Salaman
4_492
250
53
5
Srumbune
2,664
65
6
3.547
T
Dukun Muntilan
409 423
8
Munekid
7,784
9
>awan.qan
3.615
4
10 Candi
Mulvo
5-084
t2 fempuran l3 Kaioran l4 Kalianekdk
t.734 I1.546 t.672 2.133 2.282
l5
ll
Mertovudan
di
Kecamatan Grabag; Gua Gondopurawangi
di
Kecamatan
Borobudur. Unruk jenis kegiatan yang dapat dikembangkan dari potensi alam yang ada antara lain pendakian gunung, camping/perkemahan, arung jeram/rafting dan jalan santai. Dinding dari banbu/lainnva
Wisata Budaya (Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Canggal, Candi JIIMLAE
Gunungwukir, Candi Lumbung, Candi Pendem, Candi Aso, Candi Ngawen dan Candi
selogriyo, Langgar Agung Pangeran Diponegoro,
Y**
Kyai Candrogeni, Makam
5.158 7.998
t3.943 l1.091
Sunan Geseng, Makam Pastur Katholik, Pasarean Pangeran Singosari). Seni Budaya dan
8.288
74
3.697 5.262 6.615
Kriya (kesenian Tradisional, kerajinan cinderamata, kerajinan mebel/interior, kerajinan makanan khas), usaha jasa pariwisata (asa biro perjalanan, jasa pramuwisata, jasa
10.057
967
4.473
9.418 9.396
7.760
13.637
t74 t,312 2t6
370 340
5.805
14.103
perikanan). Peningkatan minat investor
1.030
6.441
12.398
t.047
7 -967
10.964
ditujukan dengan pembangunan sarana pendukung wisata seperti hotel berbintang, restoran
t.157
2.368
4.120
l9-l9l
konvensi dan jasa informasi), sarana pendukung agrowisata (pertanian, peternakan,
di
bidang pariwisata
di
Kabupaten Magelang
dan rumah makan.
279
I,812
349
5.461
4.845 3.017
10.960
891
2,892
4.962
n.027
seperti Pengelolaan Taman Anggrek Mendut oleh kelompok tani Bojong dan Pengelolaan
8.312
2.813
2.026
609
r3.760
3.760 6.852
921 750
5,6t2
606
1.018
3.908 1.78 I 2.343
q oqo
rvisata air arung jeram oleh pihak ketiga.
501
1.567
420
5.436
t-)ll
9.579 r0.800
20 Grabae
3.593
1.731
6.108
t6.2t9
Borobudur, pengembangan kerajinan cindera mata, peran serta LSM'Mapan" Borobudur
2l Ngablak JUMLAH
4.389
t.926
4.787 789
1.2t4
8.318
peduli lingkungan wisata dan Penelitian pengembangan ekowisata di pegunungan Menoreh
87,707
17,148
44,846
97,460
217,t6l
Bandonean
16 Windusari
l7 )ecanq l8 Iegalreio l9 Pakis
6.57 |
8.608
15.954
Sumber : Kabupaten Magelang Dalsm Angka Tahun l99B
Di samping investasi untuk meningkatkan
Pengembangan seklor pariwisata
di
daya tarik wisata Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang juga melibatkan
partisipasi masyarakat melalui kelompok Sadar Wisata @okdarw'is) "Batu f,ntan"
oleh Yayasan Patra Pala.
Kualitas bangunan dimaksudkan untuk menguraikan tingkat kenampakan r.isual
Untuk mewujudkan potensi parirvisata menjadi suatu yang riil dan dapat menjadi
dan fungsional bangunan pada tabel 4.5 terlihat bahwa sebagian besar ban_qunan )'ang dijumpai dalam kualitas sedang (60.42%\,baik 3 t,S}o6yang jelek 7,78o
sektor andalan di Kabupaten Magelang, ada beberapa permasalahan yans dihadapi dalam pengembangan sektor parirvisata antara lain.
.
a. b.
2.1.2.8 Kondisi Kawasan Masatandur Karvasan Masatandur bertitik tolak dari adanya Candi Borobudur sebagai aset
wisata nasional. Potensi sektor Parirvisata di Kabupaten Magelang cukup besar, beberapa
di Kecamatan Srumbung; Air Terjun Kedung Kayang di
SDlvt pariwisata relatif masih kurang memadai
c. Terbatasnya anggaran pemerintah untuk pembangunan sektor pariwisata d.
Masih rendahnya minat investor untuk menanamkan modalnya
di bidang
pariwisata Kabupaten Magelang
obyek wisata dan daya tarik wisata yang ada antara lain lVisata alam (Hutan Rekreasi Jurang Jero dan Sabo Center
Masih lemahnya sistem pengelolaan obyek dan daya tarik wisata yang ada.
e.
Peran aktif masyarakat dan sadar wisata masih kuran.q
Kecamatan Sarvangan; Panorama lrlerapi dan Seismograf getaran Gunung Merapi di
L,rPori n Akhir.J RTRW Katr. lvtrrtlclang
n |1
lI-2s
Meskipun candi Borobudur mampu menyedot banyak wisatawan tetapi sarana dan
3.
Zona Pinggiran:
prasarana pendukung lain belum bisa memanfaatkan wisatawan untuk tinggal lebih lama di
Mempunyai radius lebih dari 2A krn, yang mana pengaruh zona inti sangat sedikit
Magelang (tingkat length of stay-nya rendah), hal ini merupakan tantangan pengembangan
sekali, kecuali yang berada pada koridor Yogyakarta - Borobudur.
sektor pariwisata di Kabupaten Magelang.
Zona Pinggiran terdiri dari kecamatan Kajoran, Kaliangkrik, Windusari, Tegalrejo,
Dari dasar pertimbangan itu, maka pada kawasan tersebut dilakukan pembagian
Secang, Pakis, Grabag dan Ngablak.
zonasi ruangnya. Secara garis besar kawasan Strategis Masatandur mempunyai wilayah pengaruh yang bisa dibagi dalam 3 zonasi, yaitu kawasan inti, transisi dan pinggiran.
Kondisi zona pinggiran sebagian besar lahannya berupa lahan yang difungsikan
Pembagian zonasi ruang tersebut berdasarkan atas beberapa kriteria sebagai berikut:
pertanian yang berupa pertanian tanah kering dengan tanaman perdagangan,
1.
sebagai kawasan lindung. Untuk kegiatan masyarakatnya berorientasi pada kegiatan
tanaman padi.
Zona Inti: Mempunyai radius 5 km dari candi Borobudur, sebab pengaruh 5 km meruDakan pengaruh kuat, terjangkau dengan transportasi jalan kaki maksimum. Zona Inti terdiri dari kecamatan Mungkid, Muntilan, Mertoyudan, Tempuran dan
2.2. Rona Sosial / Kelembagaan 2.2.1 Sosial Masvarakat
Borobudur.
Kondisi zona inti Masatandur sebagian besar dominasi kegiatannya
adalah
2.2.1.1 Jumlaho Sebaran
d
an Perkem bangan Pend uduk
berorientasi pada seklor pariwisata, dengan kata lain bahwa pengaruh kegiatan parir'visata sangat mendominasi. Sedangkan segala macam kegiatan budidaya
N'Iagelang Dalam Angka Tahun 1998, adalah
lainnya diusahakan untuk menunjang kegiatan pariwisata tersebut.
lakilaki dan 545.358 jiwa perempuan, yang huniannya tersebar di 2l kecamatan. Jumlah
Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang yang bersumber dari data Kabupaten
I 080.500 jiwayang terdiri dari 535.142 jiwa
penduduk di Kabupaten lvlagelang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, demikian
2.
Zona Transisi:
pula pada tingkat kecamatan. Kecamatan yang jumlah penduduknya paling tinggi
Ivlempunyai radius lebih dari 5 km sampai 20 km, yang pengaruh zona inti masih
berdasarkan data tahun 1998 adalah kecamatan N{ertoyudan dengan jumlah penduduk
terasa namun tidak dominan. Zona
85.470 jir.va, sedangkan yang paling rendah adalah kecamatan Ngluwar dengan jumlah
ini dapat dicapai dengan kendaraan umum roda
entpat dalam waktu kurang lebih 30 menit.
. Zona Transisi terdiri dari Kota Magelang, Kecamatan Candimulyo, Kecamatan Sarvangan, Kecamatan Dukun, Kecamatan srumbung, Kecamatan Salam,
pendr"rdr.rk sebesar
29.029 jiwa.
Pertumbuhan penduduk selama
5 tahun terakhir (1993
-
1998), menunjukkan
pertumbuhan yang relatif kecil, yakni hanya tumbuh dengan 0,009oh per tahun. Hal
Kecamatan Ngluwar, Kecamatan Salaman, Kecamatan Bandongan.
tersebut diantaranya dipengaruhi oleh keberhasilan program KB di samping banyaknya
Kondisi zona Transisi sebagian besar kegiatannya berorientasi ke pertanian, seperti pertanian tanah kering dengan tanaman padi, ja,sung, sayuran, dan perkebunan
nligrasi keluar dari Kabupaten Magelang untuk nremperoleh atau mengadu nasib di kota-
rakyat serta palar.viia. Zona transisi ini sebagian besar rvitayahnya berupa dataran.
kota terkemuka di lndonesia.
Menurut data terakhir yang terdapat dalam Neraca Sumberdaya Alam Spasial Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2000, jumlah penduduk Kabupaten Magelang pada
akhir tahun 1999 tercatat 1.094.075 jirva, terdiri dari laki-laki sebanyak 542 03ljir.va dan
Lrr[r1)1'1111
Aklrir
I
RTRW Kal'. lvl.rlicl.ruli
It-26
perempuan 552.044 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1008 jiwa/ km2. Pertambahan penduduk selama 27 tahun terakhir (1972
-
1998) rata-rata sebesar 1,03 yo.
Untuk melihat secara rinci jumlah dan perkembangan penduduk di Kabupaten Magelang yang dirinci berdasarkan kecamatan, selama 5 tahun terakhir ini dapat dilihat pada tabel-tabel di baw-ah ini.
Laporrrn
Akhir,l tiTRlV Kal'. Nlrl;trl.rrr1',
fi-27
Tabel2.14 Jumlah Penduduk Dirinci per Kecamatan Kabunaten M No. KECAMATAN
.-!+:_r-
1993 '|
I
Salaman
s8.389
5.65
Borobudur
50.354
4,87
,1<
0 Candi
28.4t7 40.399 39.125 38.576 67.114 59. i40 48.166 40.396
1
82.641
8.00
39.290
2 a J
N.qluwar
A
Salam
.+
Srumbune Dukun
5
I 8
Muntilan Mungkid
9
Sawangan
7
]I994f ' T
V"
1eqi.
o/n
JI'NTI,,AH
T
re%
(%l 4,84
58.735 s0.780
5,64
59.761
5.70
4,88
51.146
4,88
62.228 51.446
2,75 3,90
28.711 40 808
2.74
28.922
)
3,91
28.575 40.640
3,gg
41.010
3,79
39.597
3,80
40.033
3,82
3,73
3
8.621
3,71
38.746
6,50
6,49
\'7)
67.579 s9.861
466 3,91
5.86 1'.)
T rrm T s"r 62.46A 51.764
1998
(%
1999
(%l
5.80
62.854 s2.403 30.288
5,74
4,94
62.665 52.125
2,77
41.807
3.82
5.84
4,82
4,79
2.71
29.029
iJg
28.997 41.256
3,85
41.642
2.69 3,85
40.620
3,92
41.163
3,85
41.622
3,85
41.941
3,83
3,70
38.908
3,66
39.4t0
3,69
39.892
3,69
3.69
67.83 3
6,47
68.294
6,43
69.421
6,49
69.777
6.46
5.7 5
59.991
\
40.379 71.247
5,95
62.433
5,83
fi
665
48.322
5,80
4,64
48.837
4.66
62.134 49.74s
4,68
4,69
50 541
4.68
3,90
40.804
3,gg
41.041
3,96
3,85
41.515
3,84
8,07
84.365
8.05
85.1 17
/u\
85 470
3.79
39.848
3,80
84 739 40 094
7,98
3,80
40.625 84.023 39.475
50 r 17 41.186
3,79
40.249
J, /O
4.69
50.464
4,71
44)
44{
4.53
47 625 48 263
4,51
1',)
6,51
<11
7.91
.t7 | 50.946 41824 85 968
7,86
40411
3,7 4
40.661
i7)
)u.)i)
4,68
5t.206
4,69
48.235
4.46
48.835
4.46
48 738
4 5l
49.470
4
A 1tl T, rT
45.3
3
rl t\
sos
64 681
5 qr
63
4,66
49.032
4'ta
49.303
4,74
49.677
A 1A -1, /'t
A T
Mulvo Mertovudan Iempuran Kaioran Kalianekrik
45.078
4.JO
45.7 47
46 333
Bandongan
47.229
A<1
4,4?
5
47.60s
4.40 4,57
47.955
4,58
49 784 46.978 48 096
6 Windusari
J Y.J OJ
3.8l
39.601
3,80
3.81
41.043
41 676
3,89
6 I .868
62.319
soo
3.86
Secans
{oo
39 904 62.828
6,00
8 Tegalreio
42.130
AA 41A .+L.ZJ+
63.817
5,96
4,08
4,06
42.389
4,0+
63 328 42.543
9 Pakis
4,01
42.8 1 0
4,00
4.58
47.577
4,03
44.330
40s
4.57
47.927
4,57
20 Graba.q
47.289 72.507
44714 64 270 43 506
50. I 84
.+, t
50.417
7,02
4,7 |
50.633
73.008
4.69
50.722
7,01
73.527
1n1
)
4,64
2l Ngablak
74.409
7,0r
75.272
36.652
3,55
36.614
15?
/,UJ
/).y))
7,03
77.025
70,4
36.527
3,49
36.455
3,43
36.417
1
3,3 g
1.033.155
38.984
3,56
100
040.841
100
0J7 q{o
36.520
Inn
1.062.001
100
r.070.334
1.080.500
100
1.09{.07s
100
:
JUIVILAH Sutn ber
L,uPo1111
: Kah upotenl Iage liiQ
Itrgi? T. hun 1993 dan
|
.l 1.lD AaDrrp
a te
n,\ tage
ta n
g,
2 00 0.
1+t
100
'
I
3
3,82
5')
Akhir ul RTIiW Kab. Magclang
II-28
Tabel 2.15
2.2.1.2 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kabupaten Magelang dapat ditinjau dengan 2
Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang
cara, yaitu tinjauan kepadatan Brutto, yaitr: tinjauan jumlah penduduk dibagi
Dirinci Per Kecamatan Tahun 1993 - 1998 '.n.,',Jumlah :
:r::':;i'
No,
ijj:t:r
:
.,,.,
,..'
Jrrmlah-
.-Penduduk,:. lli: ,r '.' 1998 .'.'.1
.Pendud._uk:l
.
dengan seluruh wilayah kabupaten, dan tinjauan kepadatan Netto, yaitu tinjauan
'....'
jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayah terbangun.
.,':'199'jr .':.':'
1.
Kepadatan Brutto
I
Salaman
62.665
58.389
1,42
2
Borobudur
52.t25
50,354
0.69
3. Vsluwar
29.029
28.4r7
0-43
4. Salam
41.642
40.399
0.61
antara
5. Srumbuns
4t.622
39.t25
t -25
Muntilan, yakni sebesar 2490 jiwa/ Km2 sedangkan yang paling rendah adalah
6. Dukun
39_892
38.576
2-91
kecamatan Kajoran yakni sebesar 614
Dengan luas wilayah sebesar 108.573 Ha dan jumlah penduduk tahun
1999 sebesar 1.094.075 jiwa, maka kepadatan bruto penduduk paling tinggi di
21 kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang, adalah kecamatan jiwa/ Km2
7.
Vluntilan
69.777
67.114
6.93
Gambaran yang lebih lengkap tentang kepadatan penduduk bruto di Kabupaten
8.
l{unekid
62.665
59.t40
17 -29
Magelang tahun 1999,dapat dilihat pada tabel berikut.
50.54
r
48.t66
o-97
andimulvo
41.515
40.396
0.55
1l Mertovudan
85.470
82.641
0.68
Dengan luas daerah terbangun di Kabupaten Magelang adalah 173,54Km2
12. f emnuran
40.41
1
39.290
0-56
dan jumlah penduduknya pada tahun 1999 sebesar 1,094.075 jiwa, kepadatan
13. Kaioran
50.575
49.032
4.62
t4. Kalianekrik
48.235
45.078
1.36
15. Bandonsan
48.738
47.229
0.63
l6 Windusari
44.7
t4
39.i63
2.58
t7. Secang
64.270
6l .868
0.76
Gambaran yang lebih lengkap tentang kepadatan brutto dan netto di
l8 Ieealreio
43.506
42. I 30
0.64
Kabupaten Magelang, dirinci per Kecamatan tahun 1999 tampak seperti tabel
19. Pakis
50.633
47.289
1,38
dibawah ini.
20. 3rabag
75.955
7?.507
0.93
2l
Neablak
36.520
36.652
0,07
Jumlah
1.080.s00
1.033.155
43.26
9. )awangan 10.
2.
Kepadatan Netto
netto tertinggi di Kabupaten Magelang terdapat di Kecamatan Kaliangkrik yang besarnya adalah
llOT4jiwa jiwa/ Km2. Sedangkan kepadatan netto yang terendah
berada di Kecamatan Salaman sebesar 3553 jirva/ Km2
Sumber : Kabupaten trlagelang I)alam Angka Tahun 1998
l,aprarr Akhir
,l
RTRW Kab. irla1iol.rn11
tt-29
Tabel 2.16
2.2.1.3 Komposisi Penduduk Kabupaten Magelang
Kepadatan Penduduk Brutto Dan Netto 2.2.1.3.1 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Kabupaten Magelang Tahun 1998 ':
t,l,UAg
:,'
Vif"y"n'
** iLjii:
nUetilr
,ti(Kmzl'i
Penduduk di Kabupaten Magelang dilihat dari perkembangannya selama 6
Luas'.,
tahun terakhir, yaitu tahun 1993
;;;
-
1999 merunjukan bahwa sebagian besar
bermata pencaharian sebagai Petani sendiri, Buruh tani, Buruh Bangunan, Pegawai Negeri SipiU ABRI, Pedagang Jas4 Buruh Industri, dan yang paling
I
Salaman
62.854
68.8i
17 -69
913
3.553
)
Borobudur
52.403
54.55
14.29
961
3.66',1
J.
N.qluwar
30.288
22-44
6.13
1.350
4.941
4t.807
31.63
7,1
r.322
5.888
4. Salam
sedikit bermata pencaharian Pensiunan.
Dilihat darl data tahun 1999 menunjukkan jumlah terbesar
bermata
di sektor formal yaitu sebesar 297.207 jiwa, sebagai petani sendiri dengan jumlah 260-463 jiwa dan buruh tani sebesar 153.670 dan yang paling
pencaharian
5.
Srumbuns
4t.941
53.1i
9-t'l
789
4.574
6.
Dukun
40.379
53,4
4.34
75(
9.304
7.
\duntilan
71.247
28,61
8.08
2.49C
8.818
yang mempunyai mata pencaharian lainlain menduduki jurnlah terbanyak
8.
Munekid
63.771
37,42
c
1.688
7.0t9
disebabkan beranekaragamnya
9.
)awangan
50.94(
72.37
7.41
704
6.875
diperkirakan penduduk yang bermata pencaharian lainlain ini banyak bergerak
t0. Sandimulvo
4t.824
46-95
7.74
891
5.404
dalam bidang informal.
Mertowdan
85.968
45.35
10.5(
1.896
8.141
12. Iemouran
40.661
49.04
8.92
829
4.558
13. Kaioran
51.206
83,41
8.9
614
5.7 53
t4. Kalianskdk
48.835
57,34
4.41
852
tt.074
49.47
45.79
6.ti
1.080
8.07C
l6 Windusari
45.333
61.65
5,17
735
8.768
17. Secang
64.681
47 -34
8-95
l.366
7.22'1
44.33
35.89
7.81
1.235
5.67 (
50.722
69,56
5.3 5
729
9 481
20. 3rabag
77.025
17 -r5
1.84
998
6.505
21. Neablak
3
8.984
43.8
4-5:
89C
8.568
23.088
143.86s
11
15.
Bandonean
18.
Ieealreio
t9.
Pakis
Iumlah umb
r
1.094.075
1.083.73
: Diolah dari X abupaten illagelang Da
I
173,54 ngka Tahun
sedikit bermata pencaharian sebagai Pensiunan sebesar 9.894 jiwa. Penduduk
jenis
pencaharian yang
tidak terinci
dan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
)98
IT_30
sekolah, belum tamat SD, dan yang terendah adalah jurnlah penduduk dengan
Tabel 2.17 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
tingkat pendidikan Akademi/Perguruan Tinggi.
Di Kabupaten Magelang 1993 - 1999 No
Jenis Mata
tahun 1999, terlihat bahwa prosentase tingkat pendidikan yang paling tinggi
Jumlah
,1r..
:. :
Berdasarkan data tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Magelang
-.-::.:i-:i::.
1993
t994
1995
1996
r997
I )etani sendiri
253,26(
25t,76:
250,26(
255,72
252,OOi
252,07(
260,46a
luruh tani
143,72:
151,50!
t64.77:
L64,l2a
151,851
157,91',,
153,67(
Pencaharian
2
1999
\Iela;van
14,88 yo, tamat SLTP 13,63 yo dan tidak sekolah 12,23 yo dan yang tamat Aliademi/Perguruan Tinggi hanya 0,88 o . Dari prosentase di atas dapat dikatakan
bahwa tingkat pendidikan masyarakat meskipun telah terjadi penurunan
4
)engusaha
10,36i
10,91
5
luruh Industri
27,57{
28,92:
6
3uruh Bangunan
32,15,
??
7 )edagang
27,771
28,51
8
?erangkutan
11,97
13,09:
9
)NS/TM
26,17.
26,63:
t0 )ensiunan
ll
adalah jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu 38,08 o4, belum tamat SD
6.361
7ir
6.5+
I1.80( 30.66<
33.46t
31.2t: 13.60r
26.561 8.
l2t
12,48',,
12,264
12,80i
12,62',
34,70',,
35,41(
35,;18
36,961
34,81(
35,804
37,371
38,00
33,55J
33,40(
32,8+;
33,9t"
t3,22(
13,35(
13.3 t1
13,5 1:
26,37t
25,681
26,7s:
26,05:
t0,731
9,68!
I1.021
9.891
-ain-lain
23-1,0+
225,13t
221.t11
27r.23t
293,87:
302.29 I
297.20-t
IUIIILAH
773,69t
775,81"
79t,631
8s6972
863J3J
88180.1
882,31:
Sunber: Kabupoten ltlagelang DalanrAngka
1995
-
1998
dan N'S
SD
di Kabupaten
Magelang masih rendalq
tingkat penduduk yang tidak tamat SD dari
tahun sebelumnya sebanyak 3,73 I'o.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Magelang, dapat dilihat pada tabel berikut
Kabupaten !lagelang, 2000
Berdasarkan data Kabupaten Magelang Dalam Angka Tahun 1998, mata pencaharian penduduk sebagian besar bekerja
di sektor formal yaitu 34,28
o/o,
dan petani yaitu 28,58yo, kemudian buruh tani sebesar l7,9IoA dan buruh bangunan sebesar 4,240
.
2.2.1.3.2 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Berdasarkan data pendidikan penduduk, dapat diketahui bahwa kualitas
penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dalam hal pendidikan.
Tetapi perkembangan penduduk menurut tingkatan pendidikan
di
Kabupaten
Magelang termasuk yang rendah, karena pendidikan penduduk tertinggi hanya
tamat SD, kemudian disusul oleh jumlah penduduk yang tidak tamat SD, tidak
| .rl.,r.ru
iklur
,1
li
flll\' K.rl'
\l,rr'.,'l.rrrl'.
II-]I
Tabel2.18 Komposisi Penduduk lVlenurut Tingkat pendidikan Di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - l99g No
Tingkat
Jumlah
Pendidikan I
Tdli Sekolah
1993
%
199{
%
r12,8lt
12.51
rc4,211
I
t4.l
1995
oA
1996
(%)
1997
I.4(
104,631
I I.38
133,869
13.781
124,97:,
t2.79
t23,277
t2.5(
l22,t6t
12.2:
163,25t
t7.9:
l5l,78S
t7.6C
t70.97 5
17.608
158,02t
l6.t'l
t52,94E
15.5t
I18,34!
l1.8:
l8_19
132.03(
t4.52
132.53C
14.42
124,723
12.815
124,2+7
12.7i
I 19,896
12.22
148,62:
l-1.8{
336,262
37.28
339.025
37.2t
3{5.601
37.59
351,684
36.218
368.m{
37.6C
369.105
37.6
380,27(
38.0t
97,59C
10.8,
99.42(
10.93
103.071
ll.2l
I10,017
I
L330
I18.09:
t2.0s
t27.78C
13.0t
136,141
13.6:
58,66(
6.5C
65.88i
65.889
7l
72,18.1
7.431
75.506
7.73
79.929
8.l.{
81.2,r:
8.-t.l
5,162
0.5;
5.52!
5,76:
0.6
0.778
8.1 98
0.8-l
8.45C
0.8(
8.88(
0.8!
902p11
100.00
r0{
977,05J
l0t
98rJ9r
l0t
998,69:
l0(
2
ldli Tamat SD
127,48(
J
Belum tamat SD
164,07
4
SD
)
SIVTP
6
s},ru q.KADEMVPT Iumlah Sun be r : K ah upat e n
.\
t
1
1.,
0.61
909,{031 100.00
91e281 100.0c
7,55611
971,007
(%)
1998
(o/o)
1999
(%)
I oe, I *r_e
l-rgr;ran Akhir.J RTRIV Kab. lvtagr'l.rng
1I-32
2.2.1.3.3 Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin
Dari data perkembangan penduduk, diketahui bahwa perkembangan penduduk menurut usia pada tahun 1993 sampai dengan tahun 1995 yang tertinggi adalah penduduk dengan usia 0
- 4 tahun dan yang terendah adalah usia 60 tahun
ke atas. Tetapi pada tahun 1996 sampai tahun 1999 terjadi peningkatan penduduk di usia 30 - 39 tahurl yang berarti selama tahun-tahun tersebut terjadi peningkatan pada penduduk usia produktif (usia kerja), dan yang terendah adalah penduduk dengan usia 60 tahun ke atas (penduduk usia tua).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
1..r1'o1,11q
Alhir ,l liTliW
Kat-. M.r1it.lan1i
IT-33
Tabel 2.19 Komposisi Penduduk Menurut Usia Di Kab No Kelompok ,','','Umurl 1
2
3 4
f993,
,
0-4
131.11
5-9
122,083
7
8 9 10
12,69 11,82
,,
i,.,:i:;:::',JUm
o/o'
::ro/s,:
131.4A
12,63.
128,668
12,2t
123,40C
11,8€
124.651
-L
W
IlTsetE I-
I''.t,'.J
8
lo/"1
,tooo
(L.
90.994
8,57
93,22C
8,71
on 1nc
9,0€
06 0?t
11,99
114,0S
10,74
113.711
10.62
114.01t
10,ff
116.370
10.6:
8,71
10-14
121.733
11,7t
121.8A(
11.7C
124.29e
1$19
l t,ub
115,8/S
10,9
104.823
115,944
10,1t
106.37i
10,e
115.275
10,22
106.057
10,67
118.642
10.82
10,12
106,521
10,03
109.94€
97,90€
10,2t
109.442
9,41
97,364
10,13
112.493
9,29
10.2t
92.269
8,6S
98,47€
6,97
92.98i
8,97
94,6tr
mom
8,91
99,885
111,23t 98.73f 85.752
9,S
10,69
121,314
9,47
102.187
9.34
11.58
148.514
13.98
140,52!
tm
9,44
q,
93.348
9.2C
13,1:
136.85S
12,67
142.656
13,A4
113.88€
10.1
70.840
20-24 A
1994
'Vo
97.114
2529
95.677
30-39
108,464
40-49 50-59
ou+
9,4C
926 10.5
97.877
9,47
84.87(
8,22
69.39t
6,72
JUMI.AH 1.033.155 100,0( bumb ?r: Kabupaten [[apelanp lulagelang Dotor Dalam
1.040.833
an
101.95€
9,4S
vt.11
9,27
114.374
10,77
10,64
115.677
9,24
10,71
83,967
116.502
8,01
94,86(
8,93
98,522
98,746
6,91
71,sff
9,21
6.&
9,14
100.802
89.96'
9,21
8,47
86.153
8,0{
88,058
9,15
s6m6
1.047.950
9,05
1UU,0[
1.062.061
100,00
1.070.274
100,0c
1.080.50(
100.0c
1.094.075
100.0(
1998
(%l
100,00
99
Tabel 2'20 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten lVlagelanglgg3- 1999 No
Jenis
Jumlah Penduduk
Kelamin 1
I
1996
Laki - laki
512.181
;Ferempuan JUMLAH
520.974 1.033.155
49,57 50,43
.l
1997
vt
1999
('/rl
49,61
51V.Jtt
49,5(
526,54C
49,5€
530.252
49,54
535.141
524,512
49,53
542.A31
49,5r
50,3E
528.58:
50,44
535,46
w,42
54A.022
50,4€
545.35€
50,47
552.044
50,4€
100,0( 1.040.841
Sunfier: Kabupat en trlagelang agelang Dalam.4neka On,nrt.r,ffo ]995 -
Laporan Kompilasi
(%)
516.329
100,00 1.047.95(
1UU,0( 1.062.001
100,0( 1.470.274
nhun
100,0( 1.080.50(
100,00 1.094.075
100,0(
200d.
RTRW Kab. Magelang
ll-34
Berdasarkan data tersebut di atas, dapat diketahui bahwa perkembangan jumlah
Grafik II.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang Menurut Ketompok Umur dan Jenis Kelamin Pada Akhir Tahun 1999
penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dan berdasarkan jenis kelaminnya perkembangan jumlah penduduk wanita lebih cepat dibandingkan dengan perkembangan 80,000
jurnlah penduduk pria. Data tahun terakhir (1999) menunjukkan bahwa jumlah penduduk
70,000
berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Data tersebut juga
60,000
menunjukkan strukfur penduduk Kabupaten Magelang menurut umur tercatat bahwa umur
50,000
30 - 39 tahun merupakan jurnlah yang terbesar yakni 142.656 jiwa terdiri dan 71.025 lalct-
$ E 40,000
laki dan 71.631 perempuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel dan grafik jumlah penduduk
-)=
Kabupaten Magelang Tahun 1999.
30,000 20,000 10,000
Tabel '2.21
0
Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang
A-4 5-9
10-14 15-19 2A-2425-Zg 30-39 40-49 g0-59 60+
I
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Pada Akhir Tahun 1999 Penduduk
Rasio Jenis
Kelamin/ Kelompok Umur
Laki-laki
Peremouan
Laki-laki E Perempuan
Jumlah
Jiwa
,
2.2.1.3.4 Komposisi Penduduk Menurut Agama
Dari tabel komposisi penduduk menurut agama dapat dilihat bahwa jumlah 47.888
47.504
95.392
100,81
58.479
57.891
116.37(
101.02
l0 -14
59.700
58.942
1t8.642
101-29
15-19
57. I 50
55.343
r12.49:
r03.21
20-24
49.941
5t.024
100.96:
97,89
Gambaran lengkap yang menunjukkan komposisi berduduk menurut agama di
25
49.708
52.479
102.18;
94-7i
Kabupaten Magelang tahun 1993 sampai dengan 1998, dapat dilihat pada tabel di bawah
29
30-39
7
r.025
7t.631
142.6s(
99.1
40-49
s6.887
59.615
116.50i
95.41
50-59
49.300
51.502
100.80,
95.72
60+
41.953
46.113
88.06(
90.9t
Jumlah
542.031 552.044 Sumber: NS4SD Kabupaten llagelang Tahun 2000
La1-oron
penduduk berdasarkan agama yang dipeluk, terlihat bahwa sekitar 96Yo penduduk di
0-4 5-9
Aklrir ,r RTRW Kah.
tr{agclan11
1.094.075
wilayah Kabupaten Magelang beragama Islam, dan sisanya adalah penduduk beragama Katholik, Kristen dan Budha serta yang terendah adalah jumlah penduduk yang beragama Hindu.
ini.
99,19
II-J5
T*el 2.22 Komposisi Penduduk Menurut Agama Di Kabupaten Magelang, Tahun 1993 - l99g No
I
,Agama
Islam
) Katolik
1993
oA
997.950
199{
o/o
96,59
1.005.868
25.5.r5
2,47
8.916
1996
(%)
1997
(v")'
1998
(%)
96,59
1.026.51I
96,66
1.03+.918
96,70
1.0+6.222
96,93
26.ttl
2,49
25.828
2,13
25.983
2,43
26.061
2,11
0,85
9.0.18
0,86
8.9.18
0,8+
8.326
0,78
7.668
0,7L
1995
VO
96,61
1.0t2.070
25.361
2,11
0,86
8.879
J
Kristen
4
Hindu
226
0,02
228
0,02
225
0,02
169
0.02
420
0,0-l
t64
0,02
5
Budha
518
0,05
508
0,05
493
0,c
5{5
0,05
627
0,06
385
0,0.1
6
Kepercayaan 1.033.155
100,00
r.0{0.8{4
100,00
1.0{7.950
100,00
1.062.001
100,00
r.070.271
100,00
1.080.500
100,00
IUMLAH Sumh
l.apolnn
Jumlah dqn Persentase Pcnduduk
Akhir,l
Kab u pat e n it t age
t
aig
b@
RTRW Kab. Magelang
II-36
2.2.1.4 Kondisi Sosial Kemasyarakatan
-
Upacara khusus dalam mengantisipasi adanya bencana alam, seperti gempa bumi dan meletusnya Gunung Merapi.
2.2.1.4.1 Adat Istiadat Pembahasan mengenai adat istiadat dengan sendirinya
tidak terlepas masalah dari
o
Masyarakat percaya bahwa segala tindakan dalam dunianya sendiri (dunia
perkembangan agama di wilayah Kabupaten Magelang.
Keadaan
sosial
kosmos);
'
Magelang. Budaya dalam uraian
ini diartikan
o
secara fungsional sebagai perilaku dan
bukan sebagai artefak. Dalam lingkup Jawa Tengah dikenal 5 lingkup buday4 yaitu Pesisir Utara Bagian Barat, Pesisir rJtara Bagian Timur, Negari Gung, Banyumasan dan
Bagelan. Kabupaten Magelang termasuk lingkup budaya Negari Gung, terutama dari pengaruh kesultanan Kraton Jogyakarta. Lingkup budaya ini meliputi bekas daerah
o
perilaku politik terdapat anggapan bahwa kekuatan ghaib akan menambah ker.vibarvaan melalui nyadran
beragama sudah sejak abad 8 Masehi
sampai sekarang menunjukan ketaqrvaan dan ketaatannya, hal
ini dapat dilihat dari
perkembangan agama di wilayah Kabupaten Magelang. Pengaruh dalam kehidr-rpan
spirituil budaya berupa kegiatan-kegiatan spirituil, seperti: Upacara Rurvahan Q'{yandran) yang dilakukan hampir seluruh masyarakat pada bulan Ruwah (bulan Jawa) antara tanggal 15
-
lakilaki
o
maupun perempuan;
Proses internalisasi begitu intensif dan padanya pula pendekatan-pendekatan fisik maupun psikologis tumbuh menjadi keahlian yang seolah-olah diturunkan oleh orane
tuanya. Jika dilihat dari kondisi lapangan usaha dan tenaga kerja didominasi oleh petani,
Upacara Suran yang dilakukan pada bulan Suro
-
Upacara kematian dan kelahiran
-
Upacara spirituil dalam rnemulai dan mengakhiri kegiatan pembangunan.
ivl.rlit'l.rn11
tabel komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian) Dari data ini menunjukkan karakteristik masyarakat Kabupaten lvlagelang masih merupakan masyarakat agraris dengan penduduk yang bergerak di sehor pertanian merupakan mayoritas.
Karalceristik masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan yang ada di Kabupaten lv{agelang, termasuk kabupaten yang tingkat pendidikannya dapat dikatakan sudah cukup
rendah. Hal
ini dapat dilihat dari jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan,
jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu 38.08 o/o, belum tamat SD 14,88
SLTP 13,63 hanya 0,88
25.
-
Akhir ,l RTRW Kab.
menguasai bahwa
;
' Di Kabupaten Magelang dalam kehidupan
I.ap1r1111
ia harus
baik tani sendiri maupun buruh tani dan yang paling sedikit adalah pensiunan sebesar (lihat
ciri.
Percaya pada kekuatan ghaib, kesaktian melalui laku (nglakoni) dan tirakat. Dalam
'
kerusuhan dan huru-hara maka
Masyarakat pengaruh budaya ini juga juga memiliki jiwa wirasrvasta yang kuat, baik
swapraja Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran. Masyarakat dalam pengaruh lingkup
ini memiliki
itu bila terjadi
kekuasaan sudah tidak pada dirinya dan seyogyanya melepaskan kekuasaan itu.
kemasyarakatan
masyarakat. Karakleristik masyarakat
Kekuasaan yang dipegang seyogyanya digunakan untuk memayu haytming bmvono,
karena
tidak bisa dilepaskan dari karakteristik dapat dilihat dari budaya masyarakat Kabupaten
atau
mikro kosmos) tidak terlepas dari tindakan masyarakat (dunia gede atau makro
kebudayaaq sedangkan kebudayaan sendiri merupakan hasil aktivitas manusia. Di Kabupaten Magelang, dalam kehidupan beragama sudah sejak abad 8 Masehi sampal sekarang menunjukan ketaqwaan dan ketaatan yang luar biasa, hal ini dapat dilihat dari
kecil
o/o
dan tidak sekolah 12,?3
o/o
oy'o,
yaitu
tamat
dan yang tamat Akademi{Perguman Tinggi
Yo.
Karakteristik perekonomian masyarakat jika dilihat dari jenis dan kualitas bangunan, dapat dikatakan k-urang baik. Jenis dan jumlah bangunan yang ada di Kabupaten Magelang berdasarkan kualitas bahan bangunan dari total 274.161buah, adalah sebagai berikut
.
Rumah dinding batu meraVgedung permanen sebesar 87.707
.
Semi perrnanen 17.148 buah,
:
br"rah,
IT-37
.
Dinding dari papan 44.g46buah.
Keberhasilan yang dirasa cukup menonjol, yaitu pada bidang pembinaan
.
Dinding dari bambu 97.460buah
kepada ibu-ibu baik lewat PKK di tingkat Desa/I(elurahan maupun lewat Dasa Wisma di tingkat RT/RW.
2.2.1.4.2 Struktur Kemasyarakatan
Kehidupan kemasyarakatan secara strulrtural atau yang diatur langsung oleh pemerintah ternyata dalamproses pembangunan berjalan dengan baik seperti
1.
2.2.2.lStruktur Organisasi Pemerintahan
:
Administrasi Pemerintah, pengaturan pembentukan dusun-dusun,
RWRT
dan
pembaharuan sistem pemerintahan tingkat desa.
2.
Rakyat (DPRD Kabupaten Magelang).
Kehidupan non struktural yang membantu pelaksanaan kehidupan kemasyarakatan seperti :
seksi-seksinya, sedang melalui seksi
pKK diaktifkan pos
Kesehatan Anak dan lbu, Posyandu, taman gizi, pertemuan-pertemuan yang bersifat sosial ekonomi (arisan uang, arisan perbaikan rumah, dll;.
.
Bidang Keagamaan
Dalam keagamaan secara prinsip semua organisasi keagamaan selalu membina umat masing-masing melalui keutuhan bentuk pertemuan kekeluargaan antara lain pengajian (Islam), pertemuan sembahyansan dan pendalaman iman (Katholik) serra yang lainnya.
.
.
Bidang Seni dan Budaya
Umum bersama DPRD Kabupaten Magelang, serta menyelenggarakan segala urusan Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bupati Kepala Daerah dibantu oleh Sekretaris Wilayah Kabupaten Magelang. Sekr.vilda Kabupaten Magelang sendiri kedudukannya
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Kepala Daerah
otonomi dan dekonsentrasi. Sedangkan untuk pimpinan DPRD Kabupaten Magelang didalam melakukan tugasnya dibantuoleh Sekretaris Dervan. Jadi dalam operasinya Sekrvilda Kabupaten iV{agelang melakukan kerja sama dengan Sekretaris Dervan.
kebersamaan, kekeluargaan. Hal
berada
tradisional
dalam
penyelenggaraan Penrerintahan Daerah berdasarkan asass desentralisasi, serta bidang
2.2.2.2 Wewenang Kelembagaan
ini berkembang dalam bidang
di segala bidang. Dengan kedudukannya sebagai unsur
Pemerintah Daerah, Bupati memiliki tugas untuk menetapkan Landasan Kebijaksanaan
Dalam bidang ini mendapat bantuan dari pemerintah dalam arti pembinaan, disamping dukungan masyarakat. Hal ini disadari pentingnya dalam arti pembinaan budaya bangsa, pembinaan generasi muda dan sifat kehidupan
Kabupaten Magelang mempunyai
di
21 kecamatan dengan Ibu Kota
Kabupaten
Kecamatan lvtungkid. Secara administrasi Kabupaten N{agelang dalam
dan modern maupun bidang olah raga.
menjalankan pemerintahan terlepas dari Kota Magelang namun demikian beberapa sektor
Bidang Kesehatan
instansi masih berada pada r,vilayah Kota Magelang.
Di
Kabupaten Magelang khususnya wilayah kota pada dasarnya kesehatan ntasyarakat dapat dibina dengan baik. Fasilitas Puskesmas dan puskesmas Pentbantu, tenaga medis dan administrasi dapat dikatakan
cukup nrenradai.
I..tptl1111
wakil daerah dan sebagai Kepala Wilayah adalah wakil dari pemerintah pusat dan sebagai penguasa tunggal di bidang pemerintahan, pengkoordinasian pembangunan dan pembinaan kebudayaan masyarakat
Bidang Pembangunan LKMD:
LKMD dengan
Menurut UU No. 5 pasal 5 tahun 1974, Bupati dalam hal ini sebagai Kepala Daerah adalah
Bidang pemprintahan:
LMD dengan tingkat/bidang_bidangnya, seperti pKK
.
Mengenai struktur organisasi Kabupaten Magelang, yang dimaksud dengan pemerintah Kabupaten Magelang adalah Bupati Kepala Daerah beserta Dewan Perwakilan
Kehidupan non struktural, Sosial Ekonomi, Keagamaan
.
2.2.2 Kelembagaan
Akhir ,t liTti,!V Kab. lvt,rly,lang
Dalam pengelolaan pembangunan
ini
masih ditangani oleh dinas
/
/
instansi yang
ditunjuk bertugas dan benvenang dalam sektornya, misal. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten (DPUK), Dipenda, Bappeda dan sebagainya. Disamping itu juga oleh instansi
/
II_38
dinas lainnya seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN), Dinas Pertanian, Perikanan,
2.3
Rona Ekonomi
Perdagangarg dll yang dalam hal in dikoordinasikan oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten
2.3.1 Struktur Ekonomi
Magelang.
Menyusun RAPBD Kabupaten Magelang
Untuk mengetahui karakteristik sektor-seklor kegiatan ekonomi suatu wilayah, informasinya dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Brutto (PDRB). pDRB ini
Melakukan koordinasi dan mengadakan penelitian untuk kepentingan
merupakan salah satu indikator ekonomi yang dapat digunakan untuk mengetahui struktur
perencanaan pembangunan di daerah
perekonomian atau perkembangan ekonomi
Mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan di
data time series yang ada, baik PDRB berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan..
Adapun tugas dari Bappeda Kabupaten Magelang adalah:
-
daerah
-
logis dari
perbedaan
Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya, sesuai dengan petunjuk dari Bupati
elastisitas permintaan komoditas sektoral, sehingga sektor pertanian yang mempunyai
Kepala Daerah Kabupaten Magelang.
elastisitas permintaan yang lebih kecil dari seklor non pertanian, kontribusinya akan
Memonitor pelaksanaan pembangunan di daerahnya.
semakin menurun, oleh karena
cukup penting adalah pelaksanaan teknis pembangunan Daerah. Kegiatan pelaksanaan
itu
penunrnan kontribusi sektor pertanian
ini
perlu
diimbangi dengan peningkatan sekor-sektor lainnya yang terkait agar produktivitasnya tidak mengalami penurunan.
Struktur ekonomi Kabupaten Magelang selama 5 tahun terakhir ini, yakni dari
pembangunan daerah yang dipegang oleh dinas teknis yaitu Dinas Pekerjaan Umum
tahun 1993 sampai dengan tahun 1998 mengalami pergeseran (shift) yang ditunjukkan oleh
Kabupaten.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Dalam Negeri
No. 18 Tahun
1953 dan Keputusan Menteri
No. 363 Tahun 1977, kedudukan dan fungsi Dinas
Pekerjaan Umum
Kabupaten adalah sebagai berikut:
-
daeralr, dengan mendasarkan pada
Perubahan struktur ekonomi merupakan konsekuensi
untuk perencanaan selanjutnya.
Dalam pelaksanaan pembangunan daerah Kabupaten, yang memegang peranan
-
di suatu
DPUK adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang di bentuk berdasarkan
konstribusi masing-masing kegiatan ekonomi terhadap PDRB, baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan tahun 1993, seperti dijelaskan di bawah ini.
1.
:
Berdasarkan harga konstan 1993.
.
Sektor Pertanian merupakan sektor dominan, di mana seklor pertanian merupakan
kervenangan pangkal daerah Kabupaten di bidang Pekerjaan Umum.
seLlor yang paling besar memberikan konstribusi terhadap PDRB, dimana pada
DPUK dipimpin oleh seorang Kepala dan bertanggung jawab kepada Bupati
tahun 1993 konstribusinya sebesar 39.55o/o dan pada tahun 1998
Kepala Daerah. Namun dalam pelaksanaan pembangunan daerah sesungguhnya
penurunan menjadi 34,26Yo.
banyak instansi sektoral yang terkait, seperti BPN, dapat pula dianggap sebagai
.
mengalami
Sektor dominan kedua adalah Industri pengolahan, dimana konstribusinya pada tahun i993 sebesar 16,830/o dan pada tahun 1998 meningkat menjadi 19,81%.
oelaksana teknis.
.
Seldor dominan ketiga adalah sektor Perdagangan dan Pariwisata (Restoran dan
Hotel), dimana konstribusinya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Magelang pada tahun 1993 sebesar 15,73o/o dan pada tahun 1998 menurun menjadi l4,56oh
?. Berdasarkan
.
harga berlaku
Sektor Pertanian rnerupakan sektor dominan,
di
mana sektor merupakan sektor
yang paling besar memberikan konstribusi terhadap PDRB, dimana pada tahun
l-.r1xrr.rn
Akhir
I
RTRW Katr. Nlalit'lang
II_39
1993 konstribusinya sebesar 39,55yo dan pada tahun 1998 mengalami penurunan menjadi 38,05oA.
.
Seklor dominan kedua adalah Industri pengolahan, dimana konstribusinya pada tahun 1993 sebesar 16,830/o dan pada tahun 1998 meningkat menjadi lg,O7yo.
.
Seklor dominan ketiga adalah sektor Perdagangan dan Pariwisata (Restoran dan Hotel), dimana konstribusinya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Magelang pada tahun 1993 sebesar 15,73a/o dan pada tahun 1998 menurun menjadi l3,6lyo
Dengan memperhatikan pada penjelasan di atas, tampak bahwa di Kabupaten Magelang selama 5 tahun terakhir ini yakni dari tahun 1993 sampai dengan l99g telah
terjadi pergeseran struktur ekonomi, dimana peran dari sektor pertanian mengalami perurunan dan sektor Industri pengolahan mengalami kenaikan.
Gambaran selengkapnya tentang konstribusi masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Magelang dari tahun 1993 sampai dengan tahun 199g, dapat difihat pada tabel-tabel di bawah ini.
L.a1t.;1a1r
Akhir
,l
RTI{W Kab. Nlal;clan13
TI-40
Tabel 2.23 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Magehng 1993 - 1998 Berdasarkan Harga Konstan 1993 (Jutaan Rupiah)
LAPANGAN USAIIA
No. 1.
PERTANIAN
1996
1994
1993
1997
'
1998:,
,
o/o',,,
361.326,62
362.330.4(
368.555.2t
386.541.7C
358.783.24
343.528.39
-0.01
282.649-9:
281.753.94
293.098.6:
296.096.75
262.999.31
273.804.09
-0.01
24.408.71
17.276.7C
27.820.11
27.398.6C
2r.T92.6C
-0.02
1.3. Peternakan dan Hasil-hasilnva
23.014.0( 39.767.63
39.363.75
41.050.4(
44.004.84
53.166.41
26.994.41
-0,07
1.4. Kehutanan
13.881.28
t4.473-2(
14.47t.64
t4.454.71
14.791,7i
15.497 .65
0.02
1.5. Perikanan
2.013-7C
2.330.81
2.657.81
4.165.29
5.477 -09
6.043.58
0.25
17.053,06
t8.694.4(
20.940.0(
21.829-89
22.480.35
0,08
205.172,88
198.614.93
0.05
I
l.
Tanaman Pangan
1.2. Tanaman Perkebunan Rakyat
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN J. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. ISTRIK. GAS DAN AIR MIN{IM 5. BANGLTNANI KONSTRUKSI 6 PERDAGANGAN DAN PARMI S ATA :RESTORAN DAN HOTEL) PENGANGKUTAN D AN KOMTINIKAS I 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 9. IASA-JASA
15.48r.
2.
153.725.58
2.243.6(
IUNILAH PDRB IUIVILAH PENDUDUK ( Teneah Tahun ) PDRB Per Kapita Sumber : PDRB Kabupaten Magelang
Laporan Akhir
I
RTRW Kab. lvlagelang
Tahm
1993
-
rc
r70
463.48
2.771.13
190.864.04 3. 13
1
.5C
194.594.1
3.468.49
4.061.15
4.674.58
0,16
-0.04
61.607.82
63.716.2C
66.408.28
53.782,1
53.885.2i
51.146.0C
743.714,02
t5t.494.72
t59.77 5.34
142.367.7C
145.015.13
145.992,94
0,00
40.697.2C
94.886.14
50.133.58
56.369.6:
64.185.41
64.932.6C
0.10
39.078,75
41.646,59
43.494,28
44.363,0(
44.702,5C
40.805,58
0,01
os 7)s )1
107. I 82,6C
12A.2t5.63
121.559,4:
137 688.65
130.613,9C
0.06
913.599.95
961.540.3t t.021.272.38 1.023.386.41 1.035.324.0? 1.002.789.2i
0.02
1.057.644
1.065.64(
1.073.961
0.01
0.887302952 0.92742862f 0,977474672 0.96760952(
0.971551434
0.9337270t
0.01
1.029.637
1.036.781
1.014.80?
1998
I1-4r
Tabel 2.24 Produk Domestik Regional Bruto Menurut
t
apangan Usaha Kabupaten Magelang 1993 - r99g
Berdasarkan Harga Berlaku (Jutaan Rupiah) No I
LAPANGAN USAHA
1993
PERTANIAN
361.326.62
1.1. Tanaman Pangan 1.2. Tanaman Perkebunan Rakvat 1.3. Peternakan dan Hasil-hasilnva
282.649-9s 230.t40.62 39.767,63
J.
4. 5. 6. 7.
8.
9
IUMLAH PDRB IUMLAH PENDUDUK ( Tensah Tahun |DRB Per Kapita &mber : PDRB Kabupaten Magelang
Laporan
Akhir ,t RTRW Kab. Magelang
f;ht,i
1993
',1997
352.538.75
T4.s62.62
19.865.55
32.858-04
41.099,32
44.083.03
54.464.12
13.881.2t
15,820.89
2.013,7(
2.379,5(
17.469.lC 2.764-6
15.481.1C
18.401.24 .645.88
21.369.3: 2t1.916.34
2.243,66
2.935.39
3.573.05
4.2t2.63
5.339.90
61.6CI7.82
65.305.31
71.930,24
65.299,02
143.714,02
158.239.34
185.633.56
40.697.2( 39.079,7:
45.622.24
51.479,7C
43.669,4:
48.649,2:
t78.497 -33 61.372,44 53.905,59
95.725.22
109.528.34
128.919,98
1s3.72s.58
913.599.95 )
1996
52t.552-44 408.890.75
1.5. Perikanan
I,K I AMtsANGAN DAN PENGGALIAN NIDUSTRI PENGOLAHAN Lrs ! KrK, UAS DAN AIR MINLTM B ANGTINAN/ KONS TRITK S I PERDAGANGAN DAN PARIWI S ATA :RESTORAN DAN HOTEL) PENGANGKUTAN D AN KOMLINIKAS I KT,UANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN IASA-JASA
1995
370.37t.91 296.509-58
1.4. Kehutanan 2.
',;:,1994
436.72r.95
t998
567.396,73
729.4t5-19
0,15
438.96r.79
589.453.81
0.16
27.908.12 69.505.56
39.52l-18 52.062.83
-0.30 0,06
20.808.72 4.530.81
22.628.33
34.724.39
0.20
8.392,93
13.652.98
0.47
26117.39
32.373.61
42.012.2(
0.22
22s.456.8C
25 I .788.1?
364.696.74
0.19
7.304.1
0.27
69.956.58
86.729.08
0.07
201.47t.08
287.969.01
0,1 s
74.537.9r
103.850.6(
60.864,49
62.405,0i
a.2l 0,l0
160.540.98
23?.t61.04
0.19
995.719,14 t.160.192,41 1.271.236.21 t.424.269.4a 1.916.543.16 1.036.781 1.0,1{.80; 1.057.644 t.465.640 1.073.964
0,16
l8l
11A
a^a /^ TJl.JZJ.OJ
L429.631 ],887302952 0.960394857 1,11043705i 1,201951006 1"33653902t 1,784550655
JggS
Yo
0.01
0,15
fl-
42
2.3.4 Sektor Kegiatan Ekonomi
2.3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Pertumbuhan Sektoral Selama tahun 1993 sampai dengan tahun 1998, laju pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Magelang sebesar 0,16
% pertahun, dan selama tahun tersebut laju
2.3.4.1Sub Sektor Tanaman Pangan
a. Produksi Tanaman Pangan meliputi tanaman
rambat, kentang, kacang tanatr, kedelai, sa)rur-sayuran dan buah-buahan. Disamping itu ada beberapa jenis kacang-kacangan, ubi-ubian dan sayrran lainnya
pertumbuhan masing-masing sektor kegiatan ekonomi, tampak seperti tabel di bawah ini.
yang produksinya relatif kecil sehingga tidak diperinci tetapi digolongkan ke dalam
Tabel 2.25
perhitungan mark up yang besarnya
Laju Pertumbuhan Ekonomi Dan Laju Pertumbuhan Sektoral
.,,',.., t AJII,,,,,, :., PDRB 1993 PDRB T998 PERTT]MBUHAN {Jutaah Rp) f.fuiaan mf rnxoNoMr(%'l
No; I 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9.
t.::iri:t:i:::l.t::a:: :::':
PERTANIAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK. GAS DAN AIR MINIIM BANGLTNAN/ KONSTRUKSI PERDAGANGAN DAN PARIWISATA IRESTORAN DAN HOTEL) PENGANGKI-NAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN IASA-JASA
36t,326,6
LAJU PERTUMBUHAN EKONONII
r
i.
.:
r: . :
:: i :
-:
terhadap nilai produksi jenis tanaman
::::rr:l
0.15
153.725.58
729.4t5.19 42.012.26 364.696.74
2.243.6(
7.304.t'.1
15.481,1c
%o
Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Magelang.
(Berdasarkan Harga Berlaku) :::
l0
pangan. Secara lengkap data produksi tanaman pangan diperoleh dari Dinas
Kabupaten Magelang, Tahun 1993 - 1998
:.:l
padi, jagung, ketela pohon, ketela
Harga Tanaman Pangan
Data harga tanaman pangan diperolah dari laporan bulanan yang diterima dari petani yang dikumpulkan secara bulanan oleh Mantri Statistik se Kabupaten
0.22
Magelang.
0.19
61.607.82
86.729.A8
0.27 0.07
143.714.02
287.969.01
0.15
40.697.2( 39.078.75
103.850.6C
0,21
mengeluarkan biaya antara dari nilai produksi atas dasar harga berlaku. Selanjutnya
62.405,07
0,10
apabila penyusutan dikeluarkan dari nilai tambah bruto akan diperoleh nilai tambah
9s.72s-22
23?.161,0t
0,19
913.599.9t 1.916.543,1(
0,16
Nilai Tambah Sub Sektor Tanaman Pangan Atas Dasar Harga Berlaku. Nilai Tambah Brutto Tanaman Pangan Atas Dasar Harga Berlaku diperoleh dengan cara
netto atas dasar harga berlaku.
Nilai Produksi Tanaman Pangan Atas Dasar Harga Berlaku.
Strnber : Hasil perhitungan Tinr Penytrsun RTRII/ Kab. ),lagetang, 2000
Untuk mengetahui besarnya sumbangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto
di Kabupaten Magelang Tahun 1995
2.3.3 Pendapatan Perkapita
-
1998 perlu dicari
Nilai produksi pada setiap
tahun . Nilai Produksi Atas Dasar Harga berlaku ini merupakan jumlah dari hasil perkalian tiap-tiap jenis produksi tanaman pangan dengan harga produsen tahun
Pendapatan perkapita penduduk per tahun dari tahun 1993 sampai dengan tahun
bersangkutan, kemudian ditambah nilai pelengkap/ mark up sebesar 1004.
1998, berdasarkan harga berlaku naik dari Rp. 887.303,- pada tahun 1993 yang selanjutnya
naik menjadi Rp. 1.784.551,- pada tahun 1998. Sedangkan berdasarkan harga konstan, kenaikannya adalah Rp. 887.303,- pada tahun 1993 dan pada tahun 1998 meningkat menjadi Rp.933.727,-
L.altrtarr Akhir .J RTRW Kab, Ma1;tl.rrrg
e.
Biaya Antara Sub Selcor Tanaman Pangan Atas Dasar Harga Berlaku.
Yang termasuk biaya antara adalah biaya bibit/ benih, obat-obatan, pupuk, irigasi, perbaikan dan perawatan alat-alat produksi dan sebagainya. Berdasarkan Survei
II-43
yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, diperoleh perhitungan biaya antara terhadap nilai produksi di Kabupaten Magelang.
l
h.
Biaya Antara sub sektor Tanaman Pangan Atas Dasar Harga Konstan
Yang termasuk biaya antara adalah biaya bibit/ benih, obat-obatan, pupuk, irigasi,
7. Kedelai
13,60yo
perbaikan dan perawatan alat-alat produksi dan sebagainya. Berdasarkan survei
2. Jagung
Vo 13,8A Yo
8. Kacang Hijau
19,46Yo
yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, diperoleh perhitungan biaya antara
3. Ubi kayu
4,75
Yo
9. Kacang Lainnya
19,46 yo
terhadap nilai produksi di Kabupaten Magelang.
4. Ubi jalar
5,45
Yo
10. Sayur-sayuran
9,65
1. Padi
5. Kentang
5,45 yo
6. Kacang Tanah
12,32Yo
Padi
11,37
2. Jagung
% 13,80 Yo
3. Ubi kayu
4,75
Yo
9. Kacang Lainnya
tg,46ya
4. Ubi jalar
5,45
Yo
10. Sayur-sayuran
9,65
Untuk menghitung biaya antata Tanaman Pangan Atas dasar Harga Berlaku dengan
5. Kentang
5,45
Yo
I
cara mengalikan persentase tersebut diatas terhadap nilai produksi masing-masing
6. Kacang Tanah
12,32 yo
I
l. Buah-buahan
Vo
3,55 yo
1137
7. Kedelai
13,60Yo
8. Kacang Hijau
19,46yo
l. Buah-buahan
oh
3,55 yo
tahun atas dasar harga berlaku.
Untuk menghitung biaya antan Tanaman Pangan atas dasar harga konstan dengan
Nilai Penyusutan Sub Sektor Tanaman pangan Atas Dasar Harga Berlaku, berdasarkan persentase hasil survei yang dilakukan oleh Badan pusat Statistik diperoleh nilai penyusutan sebagai berikut
o
cara mengalikan persentase tersebut di atas terhadap nilai produksi masing-masing tahun atas dasar harga konstan
.
:
1. Padi
1,59
7. Kedelai
1,3 5
Nilai Penyusutan Sub sektor Tanaman Pangan Atas Dasar Harga Konstan
2. Jagung
0,28
8. Kacang Hijau
I1,89
Berdasarkan persentase hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik,
3. IJbi kayu
0,05
9. Kacang Lainnya
I 1,89
diperoleh nilai penyusutan sebagai berikut
4. Ubijalar
0,96
10. Sayur-sayuran
0,32
1. Padi
1,59
7. Kedelai
1,35
5. Kentang
0,96
11. Buah-buahan
0,77
2. Jagung
0,28
8. Kacang Hijau
11,89
6. Kacang Tanah
1,65
3. Ubi kayu
0,05
9. Kacang Lainnya
11,89
4. Ubi jalar
0,96
10. Sayur-sayuran
432
Rasio/ persentase penyusutan dikalikan dengan nilai produksi harga berlaku
5. Kentang
0,96
I
rnasing-masing tahun akan didapatkan nilai penyusutan.
6. Kacang Tanah
1,65
NilaiTambah sub sektor Tanaman pangan Atas Dasar Harga Konstan 199g.
Nilai Tambah Bruto Tanaman Pangan Atas Dasar Harga Konstan diperoleh dengan cara mengeluarkan biaya antara dari nilai produksi atas dasar harga konstan.
l.
Buah-buahan
0,17
2.3.4.1.1 Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakvat
a. Produksi
Tanaman Perkebunan Rakyat
Selanjutnya apabila penyusutan dikeluarkan dari nilai tambah bruto akan diperoleh
Tanaman Perkebunan di Kabupaten Magelang meliputi tembakau, klembak, randu.
nilai tambah netto atas dasar harga konstan.
kelapa, kopi, cengkeh, teh, tebu ralryat, vanili. Jenis-jenis tanaman perkebunan rakyat yang potensial namun produksinya sangat kecil, produksi yang tidak tercatat
Lalxrran Akhir
I
RTRW Kab. M.rgr'lang
Il-44
atau tidak dilaporka4 dirnasukkan dalam pelengkap yang besarnya 3o/o terhadap produksi seluruhnya yang tercatat. b.
perbedaannya adalah tiap-tiap
yang
bersangkutan dinilai degan harga konstan.
Harga Jenis Produksi Tanaman perkebunan
b. Biaya AntaraAtas Dasar HargaKonstan
Data harga Produsen jenis tanaman perkebunan rakyat dikumpulkan dari data Survei Harga Produsen yang diterima petani yang dihimpun oleh Badan pusat
Biaya Antara Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat dihitung atas dasar persentase dari hasil survei yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik. Nilai
Statistik Kabupaten Magelang.
biaya antara atas dasar har€a konstan diperoleh dengan cara mengalikan
Mlai Tambah Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat Atas Dasar Harga Berlaku Nilai tambah netto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara mengeluarkan
persentase seperti tersebut di atas dngan nilai produksi atas dasar harga konstan pada masing-masing tahun.
berturut-turut biaya antara, nilai penyusutan atas dasar Harga Berlaku dari nilai
c.
produksinya.
a- Nilai Produksi
jenis produksi untuk tahun-tahun
Nilai Penyusutan Atas Dasar Harga Konstan Penyusutan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat dihitung atas dasar harga
Tanaman perkebunan Rakyat
persentase dari hasil survei yang dilaksanakan ooleh Badan Pusat Statistik.
Nilai Produksi Atas Dasar Harga Berlaku diperoleh dari hasil perkalian tiap+iap jenis produksi pada masing-masing tahun dengan harga berlaku pada
Nilai
penyusutan atas dasar harga konstan 1993, diperoleh dengan cara mengalikan persentase seperti tersebut di atas dengan nilai produksi atas dasar harga konstan
tahun
yang bersangkutan. Untuk mencakup produksi yang tercecer, belum dilaporkan dan tidak tercatat maka nilai produksi diberikan pelengkap sebesar 3
pada masing-masing tahun.
% d6r
nilai produksinya.
2.3.4.1.2 Peternakan
b. Biaya Antara Atas Dasar Harga Berlaku Biaya antara sub sektor tanaman perkebunan rakyat diperoleh dengan cara mengalikan nilai produksi dengan persentase dari hasil survei
c.
Produksi Peternakan Produksi Peternakan wilayah Kabupaten Magelang meliputi ternak dan unggas baik
.
Nilai Penyusutan Atas Dasar Harga Berlaku
yang dipotong resmi maupun tidak resmi ditambah hasil-hasil ternak antara lain susu dan
Nilai
telur.
penyusutan sub seklor Perkebunan rakyat diperoleh dengan cara
mengalikan nilai produksi dengan persentase dari hasil survei.
d' Nilai
Tambah Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat Atas Dasar Harsa
Konstan d.
Nilai Tambah Netto Atas Dasar Harga Konstan dihitung dengan cara mengeluarkan berturut-turut biaya antara, nilai penyusutan atas dasar harga konstan dari nilai
Yang digolongkan ke dalam ternak dan unggas adalah sapi, kerbau, kuda, kambing,
domba, babi, ayam (ayam ras dan bukan ras) dan
peternakan adalah jumlah ternak yang dipotong ditambah dengan kenaikan stok, ditambah dengan netto ekspor (selisih antara yang keluar dengan yang masuk) ditambah hasil-hasil ternak.
produksi atas dasar harga konstan.
a. Nilai
Produksi Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat Atas Dasar Harga
Konstan.
Nilai Produksi Atas Dasar Harga Konstan diperoleh dengan cara yang sama seperti halnya dalam mencari nilai produksi atas dasar harga berlaku, hanya
I..rprrran Akhir ,J RTRW Kr[r. Ivt.r8thng
itik. Cara menghitung produksi
Yang dimaksud d.engan kenaikan stok adalah jumlah ternak yang dipotong dalam penghitungan ini sudah termasuk ternak yang dipotong tidak resmi.
l.
Harga sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya
Data harga ternak dan hasil-hasilnya diperoleh dari Dinas Peternakan Kabupaten dan laporan Harga Produsen yang diterima petani yang dikumpulkan oleh Badan
II. 45
Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Nilai Produksi yang didapatkan baik atas
2.
2. Harga Produksi Sub Sektor Kehutanan dan hasil-hasiinya
dasar harga berlaku maupun harga konstan dinilai dengan harga produsen.
Untuk data harga produksi kehutanan diperoleh dari Perum Perhutani KPH
Nilai Tambah Sub Sektor Peternakan Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Magelang, sedangkan data harga hasil-hasil hutan seperti bambu dan
Nilai Tambah Netto Sub Sektor Peternakan dan hasil-hasilnya diperoleh
dengan
lain-lain diperoleh dari Survei Harga Produsen yang dikumpulkan oleh Badan
cara mengeluarkan berturut-turut biaya antara dan nilai penyusutan dari nilai produksi atas dasar harga berlaku.
a.
3.
Pusat Statistik Kabupaten Magelang.
3.
Nilai Tambah Sub Sektor Kehutanan Atas Dasar Harga Berlaku
Nilai Produksi Sub Sektor Peternakan Atas Dasar Harga Berlaku
Nilai Tambah Netto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengurangkan
Nilai Produksi Sub Sektor Peternakan dan hasil-hasilnya Atas Dasar Harga Berlaku adalah merupakan penjumlahan dari hasil kali antara harga dan
biaya antara dan penyusutan dari nilai produksi sub sektor kehutanan dan hasil-
produksi untuk setiap jenis produksi pada tahun-tahun yang bersangkutan.
a. Nilai Produksi
hasilnya yang dinilai dengan harga berlaku tiap tahunnya.
Nilai Tambah Sub Sektor Peternakan Atas Dasar Harga Konstan
Sub Sektor Kehutanan Atas Dasar Harga Berlaku
Untuk memperoleh nilai tambah netto Sub Sektor Peternakan dan hasil-hasilnya
Hasil perkalian antara produksi hutan dan harga dari masing-masing jenis produksi hutan pada tiap-tiap tahun kemudian dijumlahkan akan merupakan
atas dasar harga konstan dilakukan dengan cara mengurangkan biaya antara dan
nilai produksi atas dasar harga berlaku. Untuk mencakup produksi hutan yang
penyusutan dari nilai produksinya, dimana nilai produksi dan biaya antara serta
kecil nilainya dan jenis produksi yang belum tercakup dalam laporan, dalam
penyusutan dihitung atas dasar harga konstan 1993.
penghitungan nilai produksi ditambahkan
Nilai biaya antara
dari
penyusutan diperoleh dari hasil persenrase survei.
a.
Nilai Produksi Sub Sektor Peternakan Atas Dasar Harga Konstan
I0
Ya sebagai pelengkap dari seluruh
nilai produksi yang terhitung.
b. Biaya Antara dan Nilai Penyusutan Sub Sektor Kehutanan dan Hasil-hasilnya
Untuk menghitung nilai produksi sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya atas
Atas Dasar Harga Berlaku
dasar harga konstan tahun dengan cara mengalikan jumlah produksi tiap
Prosentase biaya antara .vang digunakan untuk mendapatkan nilai tambah bruto
tahunnya dengan harga yang tetap yaitu harga pada tahun.
berdasarkan
hasil
Sun
ei yang
dilaksanakan
oleh Bps. seperti kayu
Secara lebih jelas mengenai penyebaran sub sektor peternakan dapat dilihat pada
pertukangan, kayu bakar dan arang sebesar 12,65 oA dan hasil-hasil hutan
peta berikut.
lainnya sebesar 13,88?'o terhadap nilai produksi. Sedangkan penlusutannva untuk kayu pertukangan, kayu bakar dan arang sebesar 7,960 dan untuk hasil
2.3.4.1.3 Sub Sektor Kehrrtannn dan Hasil-hasilnva
hutan lainnya sebesar 5,73 yo terhadap nilai produksinya.
c. l.
Nilai rarnbah Sub sektor Kehutanan Atas Dasar Harga konstan l99g
Produksi Sektor Kehutanan dan Hasil-hasilnya
Nilai Tambah netto atas dasar harga konstan 1998 dari sub sektor kehutanan
Dalam menghitung nilai tambah dari sub selsor kehutanan dan hasil-hasilnya
dan hasil-hasil hutan lainnya didapat dengan mengurangkan biaya antara dan
dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan produksi, beberapa hasil
penl'usutan dari nilai prodr-rksi pada sub sektor kehutanan atas dasar harqa
Itutan tidak dapat dihitung melaiui pendekatan produksi oleh karenanya dipakai
konstan 1998.
pendekatan pengeluaran seperti jenis kayu bakar dan arang yang dihasilkan dari hutan rakyat.
d.
Nilai Produksi Sub Sektor Kehutanan Atas Dasar Harga Konstan 1999 Dengan mengalikan junrlah produksi setiap jenis clad sub sektor kehutanan
pada tiap-tiap tahunnya dengan harga yang terjadi pada tahun 1998 akan
1.a1,1r11r''
.\khir I RTli!V
K,rtr. lvt,r1',t'larr1',
II -.t6
didapatkan nilai produksi dari sub sektor kehutanan atas dasar harea konstan 1998.
Nilai Produksi Perikanan Darat Atas Dasar Harga Konstan 1993
Nilai produksi perikanan darat
atas dasar harga konstan 1993 diperoleh dengan cara
mengalikan jumlah produksi ikan per jenis usaha dari tahun ke tahun denean rata-rata
2.3.4.1.4 Sub Sektor perikanan
harga produksi tahun 1993 perjenis usaha.
Sub sektor ini mencakup kegiatan perikanan laut, perik anan darat dan usaha pengawetan (pengeringan ikan). Kegiatan perikanan darat mencakup usaha pemeliharaan
Tabet 2.26
ikan ditambaV empang kolam, sawah serta penangkapan ikan di perairan umum seperti di sungai, rawa-rawa, danau dan lainlain.
Perikanan
laut meliputi hasil kegiatan usaha penangkapan,
ini
hanya ada kegiatan perikanan darat saja yang memberikan sumbang an terhadap pembentukan PDRB, Nilai Tambah Perikanan Darat Atas Dasar Harga Berlaku Apabila nilai produksi yang kita peroleh dari sumber data dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga berlaku akan diperoleh Nilai Tambah Bruto atas dasar harga
berlaku, selanjutnya jika penyusutan dikurangkan dari nilai tambah bruto akan diperoleh Nilai Tambah Netto atas dasar harga berlaku.
.
.
Di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998 ( Jutaan Rupiah )
pengolahan,
pengeringan atau penggarangan. Untuk daerah Kabupaten \zlagelang sub sektor perikanan
.
Nilai Tambah Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku
PERINCIAN
1993
1994
1995
1996
1997
1998
iVILAI TAMBAH BRUTTO i78.214.83 376.481.34 463-627.33 515-552.44 567.396.73 729.415.19 Tanaman Bahan Makanan 299,538.\i 302,619.01 379,444.79 408,890.75 438,961.79 589,453.81 Tanaman Perkebunan Rakvat 23,014.r3 t4,562.62 19,863.91 32,858.04 ?7,909.72 39,52t.18 Peternakan 39,767.63 4r,099.33 44,083.98 54,464.r2 69,505.56 52,062.83
Kehutanan Perikanan
13,881.28 2-013.82
17,469.99 20,809.72 22,629.33 4-081.84 2,764.6A 4.530 8 t 8j92.93 1,582.09
i4 714
?A
13-652.98
PENYUSUTAN
4-578.82
4.081 .84
5.280
8C
6.577.42
7.82t.44
9-874.2C
Dari sumber data tidak diberikan secara rinci mengenai biaya-biaya untuk keperluan budidaya maupun penangkapan sehingga untuk keperluan penghitungan ini dipakai
Tanaman Bahan N{akanan Tanaman Perkebunan Rakyat
2,063.60
4,291.16 528.23 1,242.43 1,585.72 213 90
5,499.31
Kehutanan
2,986.48 370.60 754.83 1,098.56 70 32
3,414.21
prosentase biaya antara dan penyusutan dari Survei masing-masing sebesar 12,50 yo dan 2,23 06 terhadap nilai produksi.
2,486.42 489.20 678.74 873.84
Biaya Antara dan Nilai Penyusutan perikanan Darat
Nilai Tambah Perikanan Darat Atas Dasar Harga Konstan 1993 Nilai tambah netto perikanan darat atas dasar harga konstan 1993 diperoleh dari nilai produksi atas dasar harga konstan 1993 dikr:rangi biaya produksi dan nilai pen_lusutan atas dasar harga konstan 1993. Biaya antara dan penyusutan atas dasar harga konstan
1993 diperoleh dari perkalian nilai produksi atas dasar harga konstan 1993 dengan hasil Survei masing-masing sebes ar 12,50 ?'c, untuk biaya antara dan Z.Z3 % untuk Peny11Sutan'
Peternakan Perikanan
NILAI TAMBAH NETTO
51.32
373.636.01 372-399.5C 458.346
Peternakan
39,088.89
Kehutanan
I
,l
RTI{W Kab. lvlary,lanli
54
935.42 1,464.76 115.47
733.53
858.84 2,436.?3 . A- A J.+ / .lY
514,975 02 559.57 5 .29 719.540.9t
i8,691.10 40,347.19 43,287.95 52,245.56 26,546.04 13,561.54 r1 rJrJJt. s50 74 13,437.49 i 3,750.90 14,405.22 ' / I ^ ^tt t.+l 1,962.38 !-Lt 2.590.20 4.059.13 5.288 78 5,889.56
i,008.14
Stnbcr: PDIIB Kabupaten lufagelang.
Aklrir
701.97 993.45 60.64
647,50
Tanaman Bahan Makanan 297 300,555.40 376,458.31 405,476.49 434,670.63 583,955.50 "051.74 Tanaman Perkebunan Rakyat 22,524.86 14 ?OO 45 19,493.3(, 32,210.54 27 ,739.89 3 8,787.65 Peternakan 39,088.89 40"397.35 43,329.14 53,528.70 68,303.13 51,203.99 Kehutanan 13,008.14 14,827.44 16,371.44 19,343.96 21,042.61 32,288.76 Perikanan 1.962 38 2.318 85 2.694.28 4.41 5.03 8-179 03 13.305 69
Perikanan
I,apo1.111
262.\7
1995
r
-
I998
ll-47
2.3.4.2 Sektor Pertambangan Dan Penggalian
a.
Harga Konstan 1993 dan bila dikurangi dengan Nilai Penyusutan akan didapatkan
Nilai Tambah Netto Atas Dasar Harsa Konstan 1993.
Ruang Lingkup
Sektor Pertambangan dan Penggalian
di
Kabupaten Magelang terbatas
hanya pada Sub Sektor Penggalian, mengingat bahwa
di
Tabel2'27 Nilai Tambah Sektor Penggalian Berdasarkan Harga Berlaku Di Kabupaten ilIagelang Tahun 1993 - 1998 ( Jutaan Rupiah )
Wilayah Kabupaten
Magelang tidak terdapat usaha pertambangan yang diusahakan Pemerintah maupun Swasta. Kegiatan Penggalian di Kabupaten Magelang meliputi
.
a. Tanah Liat b. Batu Kerikil
PERI}ICIAN
c. Batu Kali
l.Nilai Produksi
d. Pasir
2.Biaya Antara 3.
b.
llletode Penghitungan
0
Tambah Brutto
4. Penyusutan
Nilai Produksi Bahcm Galian
Dengan penjelasan tersebut
Nlai
5.
di atas dapat dihitung Nilai Produksi yaitu
Nilai Tambah Netto
1993
1994
1995
t996
1997
1998
77.928,A9 21.373,53 24.851,48 31.122,73 37.799,32 49.485,95
2.446,99
2.972,30
3.482,12
4.405,34
5.425,71
7.073,69
15.487,10 18.401,23 21.369,35 26.717,39 32.373,61 42.102,27 1.486,38
7.845,49
2.L75,95
2.676,96
3.296,99
4.298,40
13.994,72 16.595-76 t9.253,40 24.040,43 29.076,62 37.713,97
dengan
jalan mengalikan antara banyaknya produksi tiap-tiap tahun dari tahun 1995 -
Sumber: PDRB Kabupaten Magelang 1995 - I99B
1998. Dengan penghitungan cara demikian akan didapatkan Nilai Produksi Bahan
Galian Atas Dasar Harga berlaku untuk tiap komoditi bahan galian yaitu
Tabel2.28 Nilai Tambah Sektor Penggalian Berdasarkan Harga Konstan Di Kabupaten lVlagelang Tahun 1993 - 1998 ( Jutaan Rupiah )
:
Tanah Liat, Batu Kerikil, Batu Kali dan Pasir. Sedangkan untuk mendapatkan
Nilai Produksi Atas Dasar Harga Konstan 1993 diperoleh dari Produksi masingmasing tahun, dari tahun 1995
- 1998 dikalikan dengan harga per M'tahun 1993
PERINCIAN
untuk masing-masing jenis bahan galian.
1993
1994
1995
1996
1997
1998
Biaya Antara dan Penyr:sutan diperoleh dari hasil survei yaitu Nilai Biaya Antara sebesar 15,87yo, sedangkan Nilai Penyusutannya sebesar 9,64yo.
1.
Nilai Produksi
2. Biaya Antara
QD
Niloi Tanbah Sektor Pertambangtm clan Penggalian
Dengan mengeluarkan Nilai Biaya Antara masing-masing tahun, dari tahun 19951998 dari
Nilai Produksi Sektor
Pertambangan dan Penggalian Atas Dasar Harga
17.928,09 19.781,56 21.713,59 24.363,22 25.412,76 26.205,79
2.446,99
2.728,5Q
3.019,13
- A^a J.+jJ,
1a IO
3.582,97
i 'l)s
44
3. Nilai Tambah Brutto 15.481,10 17.053,06 18.694,46 20.940,06 21.829,99 22.480,35 4. Penyr-rsutan
5 Nilai
Tambah Netto
1.486,39
1.657,39
1.834,61
2.080,12
2.177,17
2.263,80
13.994,72 1s.395.67 r6.859-86 18.859,94 t9.652.72 20.216.5s
BerlakudanbiladikeluarkanlagiNilaiPenyusutannyaakandidapatkanNilaiffi Tambah Netto Atas Dasar Harga Berlaku. Nilai Produksi Atas Dasar Harga
Konstan 1993 dari tahun 1995
-
1998 dikurangi dengan Biaya Antara masing-
masing tahun pada tahun yang sama didapatkan Nilai Tambah Brutto Atas Dasar
l..ryr1.1p Akhir
d
RTRIV Kab. lvlaliclanl;
II-48
2.3.4.3 Sektor Industri
b.
Dalam menghitung Pendapatan Regional sektor industri di Kabupaten Magelang, mencakup industri besar, sedang, kecil dan industri kerajinan rumah tangga.
Nilai Tambah Atas Dasar HargaKonstan 1993 Perkiraan Nilai Tambah sub seklor industri kecil dan kerajinan rumah tangga
Atas Dasar Harga Konstan 1993 diperoleh dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen Umum tahun 1993:100,00 sebagai deflatornya.
2.3.4.3.1 Sub Sektor fndustri Besar Sedang
a.
Industri besar sedang ini secara teratur setiap tahun diadakan survei oleh Badan Pusat Statistik, sehingga dari hasil pengolahan survei tersebut
Tabel2.29
Nilai Tambah Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku
didapatkan data besarnya nilai produksi, biaya produksi, jumlah tanaga kerja, serta biaya upah buruh I tenaga kerja.
b.
Di Kabupaten lVlagelang Tahun 1993 - 1998 ( Jutaan Rupiah )
Nilai Tambah Atas Dasar Harga Konstan 1993 Perkiraan Nilai Tambah sub sektor industri besar sedang atas dasar harga
konstan 1993 diperoleh dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen Umum tahun 1993
:
2.
Dari data Monografi 1995
-
1998 diperoleh data junrlah tenaga kerja untuk
Survei Khusus Pendapatan regional tahun
BIAYA ANTARA
1995 l99g
112.604,25 133.061,38 755.235,45 184.952,62 206.837,88 298.413,2r 66.767,94 82.126,51 99.669,60 124.819,03 14i.188,86 197.085,53
b. Industri KeciV Rumah Tanssa 45.836,31 50.934.86 55.565,85
Kabupaten
Nlagelang untuk industri kecil dan kerajinan rumah tangga didapat data nilai
produksi, biaya antara, tenaga kerja. Bila nilai produksi dari hasil sunei tersebut dibagi dengan tenaga kerja hasil survei, maka diperoleh output per
153.725,58 181.645,88 21r.976,34 225.456,9C 25t.799,I1 364.696,74 91.150,56 1r2.1r3,24 136.061,31 143.365,35 162.168,81 226.37t,44 b. Industri KeciU Rumah Tanesa 62.575.02 69.532.64 75.854.53 82.091.45 89.619.36 138.325.30
4.'PENMJSUTAN a. Industri Besar/ Sedang b. Industri KeciV Rumah Tanssa
5 NILAI TAMBAH NETTO a. Industri Besar/ Sedang
6.658,25 3.947,96 2.710.28
9.1 86,14
13.524,31
75.757,71
5.997 ,gg
9.965,81
71.272,9C
3.0 14. I 0
3.288.14
3.558
87.262,60 107.253,3'] 130.163,91 59.864.74 66 5 18.54 72.566,39
untuk mendapatkan nilai produksi tahun lg95 - l99g yaitu dengan mengalikan jumlah tenaga kerja tahun 1995 - 1998 dengan ourput per
Sttmber: ]'DIIB Kabupaten Magelang 1995
-
7.873,99 4.859,88
5C
21.73r,9'1 15.735,85 3.884.81 5.996.12
l37.467,33 173.77 t,9l 202.730,21 2tr.932,49 236.630,4( 342.964,77
b. Industri KeciV Rumah Tangga
untuk
65.649-02 i01.327.68
a. Industri Besar/ Sedang
tenaga kerja.
tenaga kerja hasil Survei Khusus Pendapatan Regional tahun 1995
60.134.59
3 NILAI TAIVIBAH BRU'TO
:
sub sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Dari hasil pengolahan
'
266.329,83 3t4.707,2 367.751,79 414.409,42 458.626,0: 563.109,95 157,918,5C 194.239,7 235.731,47 268. I 83,3E 303.357,6i r23.456,9',1 b. Industri KeciV Rumah Tanssa 108.411-33 120.467.5 131.420_33 142.226-04 t55.268.38 239.652.98
a. Industri Besar/ Sedang
Untuk mendapatkan Nilai Tambah Atas Dasar Harga Berlaku sub sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga adalah sebagai berikut
bIILAI PRODUKSI
a. Industri Besar/ Sedang
100,00 sebagai deflatornya.
2.3.4.3.2 sub sektor rndustri Kecit dan Kerajinan Rumah rangga
a.
1.
-
lii ioo 54
L50.gg5,gl 210.635,59
79.532,96 8_5.734.5-s 132.329.t8
l99B
l99g
Nilai rambah Brutto, maka Nilai produksi dikurangi Biaya Antara dan jika penyusutan dikeluarkan dari Nilai Tambah mendapatkan
Brutto, maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto.
l-aporan
Akhir
,l1
RTIiW Katr. lvlagcl.rnli :
I
i:i.
II_49
Tabel 2.30
Magelang
Nilai rambah sektor rndustri Atas Dasar Harga Konstan 1993 Di Kabupaten Magelang Tahun 1993- l99g
Nlai Tambah Sektor Listrik,
Gas dan
Air Minum Atas Dasar Harga Berlaku dan
Atas Dasar Harga Konstan 1993 didapatkan dengan menjumlahkan Nilai Tambah dari sub sektor Listrik dan sub sektor Air Minum.
( Jutaan Rupiah ) PERINCIAN .'iir'
::r 1:. ';1
;1r ,',,,,.:,i.r,::r j
:.,1-;,:'i',..
993
.:'-, 1991
.I\ILAI PRODUKSI
rrr,',
||126.522,47
Irr8.364,7s 1122.7s6,8r 1130.515,73 BIAYA ANTARA 112.604,25 1T24.869,91 1t39.813,97 Irse.o:+,sa 1r68.544,57 1162.s16,73 a. Industri Besar/ Sedang 66.767,94 77.070,67 89.768,17 107.73t,77 I l|107.333,37 b. Industri KeciV Rumah Tangga 45.836,31 | 47.799.23 || 50.045.80 51.902.81 ll15.049,60 s3.4e4,e7 155.183,36 I lr
Cabang Magelang, meliputi banyaknya pelanggan, pemakaian listrik dan tarif menurut
jenis pemakaian. Nilai Tambah Brutto Atas Dasar Harga Berlaku diperoleh dari Nilai
I
NILAI TAMBAH BRUTO
I
153.725,59], 170.463,49 190.864,041 94.594,16 198.614,93 1205.r72,871 a. Industri Besar/ Sedang 91.150,561 105.211,38) 122.545,09]l 23.740,76) 123.282,56 b. Industri KeciV Rumah Tangga 62.575,021 6s.zszlol 68.318,951 70.854.0011132.145,37| I 73.027 s}l 75.332.37
4. PEI\MJS{.NAN a. Industri Besar/ Sedang b. Industri KeclU Rumah Tangga
Data tentang kelistrikan ini diperoleh dari Perusahaan Listril+Negara Wilayah 1gII
I
,lrro urr,ot 266.329,83 lrnr |354.228,74 t1373.7t7,44 Jru, rr,,uu a. Industri Besar/ Sedang i1272.313,26 157.919,50 '1230.6rs,93 1t82.282,05 123r.47t,93 '1247.194,9'1 b. Industri KeciV Rumah Tangga r48.411,33 13.051,34
3.
2.3.4.5 Sub Sektor Listrik
6.659,241 7.389,241 s.273,s61 11.672,931 12.351.461 1 1.935,291 3.947,961 4.560,70|| 5.312,0s1 8.601,601 9.185 ,ttl g.569,7gl 2.710,29:| 2.929,541 2.96l,4gl 3.071,331 3.165 .591 3.265,5AI
Produksi dikurangi Biaya Antara, apabila Nilai Penyusutan dikeluarkan dari Nilai Tambah
Brutto akan diperoleh Nlai Tambahy Netto Atas Dasar Harga Berlaku. Prosentase biaya antara usaha listrik PLN diambil dari hasil Survei Input Output tahun 1990 sebesar 62,89
%.
Sedangkan angka Penyusutan diambil dari angka Input Output tahun 1990 sebesar
11,04 % terhadap
Nilai
Produksi. Untuk menghitung Nilai Tambah Atas Dasar Harga
Konstan 1993 dipakai cara Revaluasi. Dengan mengurangkan Biaya Antara
dan
Penyusutan dari Nilai Produksi didapatkan Nilai tambah Netto.
I
I 5.NILAI TAMBAH NETTO 147 .067,33l|163.07 4,241182.590,491 82.92I,231 r92.821 ,4ll t86.779,641 a. Industri Besar/ Sedang 87.202,6A1 100.650,681 tL7.233,011 15. l3S,56l t22.959 501 114.7t2,771 'l b. Industri Kecil/ Rumah Tanggai 59.964,741 62.423,57' 65.357,46:| 67.792,671 69.861 1l 72.066,87| 'e I
Sumber: PDRB Kabupaten Magelang
I
lgg| - lggs
2.3.4.6 Sub Sektor
Air lllinum
Untuk menghitung Nilai Tambah sub sekror Perusahaan
Air Minum yang dikumpulkan
Air Minum digunakan
data dari
secara rutin tiap tahunnya, data yang diperoleh
meliputi jumlah air minum yang diproduksi, tarif dan biaya antara.
Uraian di atas hanya menjelaskan tentang perkembangan seklor industri di lihat dari sisi ekonomi di Kabupaten Magelang, sedangkan untuk lokasi penyebarannya di Kabupaten Magelang dapat dilihat pada peta berikut ini.
Metode yang dipakai adalah dengan cara pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan jumlah produksi dengan tarif air minum pada tiap tahun. Selanjutnya bila
Biaya Antara dan Penyusutan dikeluarkan dari Nilai Produksi akan diperoleh Nilai Tambah Netto Atas Dasar Harga Berlaku. Untuk memperoleh Nilai Tambah Atas Dasar
Harga Konstan 1993 dipakai cara Revaluasi. Dengan mengurangkan Biaya Antara dan
2.3.4.4 Sektor Listrik, Gas dan Air plinum Sehor ini meliputi tiga sub sekor kegiatan, yaitu
Penyusutan dari Nilai Produksi didapatkan Nilai Tambah Netto.
:
a. Sub sektor listrik b. Sub sektor sas c. Sub sehor air minum Untuk wilayah Kabupaten Magelang hanya mencakup dua sub sektor, yaitu sub sekor Iistrik yang diusahakan oleh p€rusahaan Listrik Negara dan sub sektor air minum yang
diusahakan oleh Perusahaan
t.,rnm Akhir.a RTR*
Knb.
Air Minum Kabupaten Magelang.
M.l,r,r.,ng
Sehingga untuk Kabupaten
II _ 50
Tabel 2.31
2.3.4.7 Sektor Bangunan
Nilai Tambah Sektor Listrik, Gas Dan Air Minum Atas Dasar Ifarga Berlaku Di Kabupaten Magelang Tahun 1993- 1998
a.
Ruang Lingkup Kegiatan sektor bangunan ini meliputi pembangunan fisik yang berupa pembuatan,
( Jutaan Rupiah )
perombakan
/
perubahan, perbaikan besar maupun pembongkaran baik gedung,
jalan, jembatan, saluran air, bendungarq tempat parkir, terminal, Iapangan olah
i+'i99;ii
raga" kolam renang pengedngan
NILAI TAMBAH BRUTTO Sub Sektor Listrik
2.243,6( 2.935,39 3.573,05 4.212,63 5.339,90 7.304,L',l 1.776,47 2.139,49 2.569,66 3.026,52 3.629,53 5.001,90
Sub Sektor Air Minum
467,19
7g5,gQ 1.003,39
PENYUSUTAN
5 66,34
700,89
845,64
996,33 1.218,09 1.674,23
528,64
636,66
764,67
900,62 1.080,07 1.488,45
37,70
64,23
80,97
Sub Sektor
Listrik
Sub Sektor
Air Minum
1. 1 96,1
1.7rA37 2.302,27
1
95,71
138,02
/
perataan
/
pembangunan fi sik lainnya.
b.
Metode Perhitungan
l.
Sub Sektor Kontruksi I Bangunan yang dikerjakan Pemborong / Kontraktor
Untuk menghitung Nilai Tambah Seklor Bangunan yang dikerjakan oleh pemborong
195,79
/
kontralctor yang berbadan hukum maka besarnya Nilai
Produksi dan Biaya Antara tahun NILAI TAMBAH NETTO Sub Sektor Listrik Sub Sektor Air Minum
penyuburan tanah, perumahan dan
1995
1998
perkembangannya
i
1.677,32 2.234,50 2.727,40 3.216,301 4.721,91,1 5.629.94 1.247,93 1.502,83
1.804,99 2.125,90.l 2.549,461 3.513,45
737,67
922,41, r.0e0,401 1.s723s) 2.176,49
429,49
diperkirakan sebanding dengan perkembangan realisasi pengeluaran pembangunan.
Mlai Tambah Netto diperoleh Nilai Tambah Brutto yaitu
Sumber: PDRB KabupatenMagelang 1995 - I99B
dengan mengurangkan Nilai Penyusutan dari
sebesar 2,63oh. Besarnya
Nilai Penyusutan ini
diperoleh berdasarkan hasil Survei Input Output tahun 1990.
Tabel2.32
Nilai Produksi dan Nilai Tambah yang didapatkan berdasarkan uraian
Nilai Tambah Sektor Listrik, Gas Dan Air Plinum Atas Dasar Harga Konstan 1993 Kabupaten lVlagelang 1993- 1993 PERINCIAN INII-AI TANBAH BRUTTO lsub Sektor Listrik Sub Sekror Air Minum PE}IYTJSUTAN Sub Sektor Listrik Sub Sektor Air Minum
NILAI TAI\{BAH NETTO Sub Sektor Listrik Sub Sektor Air Minum
1993
1994
1995
1996
1997
tersebut
Untuk memperoleh Nilai Tambah Atas Dasar Harga Konstan
528,64 37,70
674,32 618,39 55,93
755,09 689,31 65,78
1993
diperoleh dengan cara mendeflate Nilai Tambah Atas Dasar Harga Berlaku
2.243,6C 2.771,13 3. 13 I,50 3.468,49 4.061, l5 4.674,59
566,34
adalah merupakan perkiraan Nilai Tambah Atas Dasar
Harga Berlak-u.
1998
1.776,4i 2.078,09 2.316,39 2.615,03 3.028, +J 3.5:6,71 467,19 693,05 815,1 I 853,46 1.032, 72 1.747,97
di atas
dengan Indeks Harga Konsumen Umum.
2.
Sub Sektor Kontruksi / Bangunan yang dikerjakan oleh bukan Pemborong /
Kontraktor 847,04 778,17 69,97
984,53 1.142,10 90l,lg 1.049,47 93,34 92,63
Nilai Tambah Atas Dasar Harga Konstan 1993 didapat dengan cara Revaluasi
1.677,32 2.096,8? 2.376,42 2.621,45 3.076,62 3.532,49 1.247,93 1.459,69 1.627,09 1.836,861 2.127,24 2.477,241 4?9,49 637,12 749,34) 794,591 949,391 t.055 24)
Sumber: PDRB Kahupaten lv[agelong lg95 - ]998
[.rrlrtr1111
Akhir ,l| RTI{W Katr. N{a1;olang
II-5I
Tabel 2'33
Nilai rambah sektor Bangunan/ Konstruksi Atas Dasar Earga Berlaku Di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - l99g
2.3.4.8Sektor Perdagangan, Restoran Dan Hotel
a.
( Jutaan Rupiah )
,,l9g3
PERINCIAN
t994
Pendapatan Regional seklor Perdagangan adalah jumlah
1995
1996
NILAI TAMBAHBRUTO 61,&7.92 p5,305.31 I
Pedagang besar, pedagang eceran, hotel
r998
1991
155,969.89
EhrrtjSLITAN
I
2,076.40 ' 2,297.06 2.770,30 2.303,42 2.744,00 6s5.99 802.27 901.59 970,71 1.001,06 1.041,16 1,246.50 1,274.13 1,395.47 1.199,59 1.302,36 1.702,94) 1,902.49
Kontraktor b. Non Kontraktor a.
/
Nilai Tambah
dari
losmen dan rumah makan. Untuk sellor
pedagang meliputi seluruh kegiatan paru pedagang mulai dari pengumpul baik baru
I
li71,930.23 65.298,02 169.9s6,58 '86.729,09 11,612.59 '14,202.12 :rs,960.34 Itz.tg+,tt 17.72l,lg 18.430,99 49,995.23 5 I,103. lg 48.1 l3,gl 52.235,4C 68.299,09
Kontraktor b. Non Kontraktor a.
Ruang Lingkup
maupun bekas dari produsen atau importir sampai
pendistribusiannya ke
konsumen dengan syarat bahwa antara pengumpul dan pendistribusiannya tidak merubah bentuk barang. Adapun jenis komoditi yang diperdagangkan meliputi
produksi pertanian
, industri, kerajinan rumah tangga serta pertambangan bahan
galian yang berasal dari luar Kabupaten Magelang.
Secara ringkas ruang lingkup seklor perdagangan yang mempunyai sumbangan
NILAI TAMBAH BRUTTO 59,705.32163,229.92 69,633.19] 63.127,72)67.653,16 83.995,091 a. Kontraktor 10,956.591 13,399.95 15,058.751 16.213,40i| I6.72A,12 17.389,931 b. Non Kontrakior 18,749.73|| 49,829.061 54,574.421 46.91432150.933-04t 56.595,25l
meliputi kegiatan:
Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, I99S - IggS
l.
I
ke
cukup besar dalam pembentukan Pendapatan Regional Kabupaten Magelang Perdagangan barang-barang
/
komoditi produksi Kabupaten Magelang sendiri
meliputi:
-
Tabel2.34
Nilai Tambah Sektor Bangunan/ Konstruksi Atas Dasar Harga Konstan 1993 Di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - l99g
peternakan, kehutanan dan perikanan.
-
( Jutaan Rupiah ) ,
PERINCIAN
:
Barang-barang hasil industri besar, sedang, kecil dan kerajinan rumah tangga.
-
ll
r994
1993
Barang-barang hasil pertanian tanaman bahan makanan, perkebunan,
'1995
r996
1997
1998
2.
Barang-barang hasil penggalian.
Perdagangan barang-barang produksi dari luar darah Kabupaten Magelang baik
I
INILAI TAMBAH BRUTO 16r,607.s2 l|63,716.2C i a. Kontraktor b. Non Kontraktor
I
53.995,22 1. 146,0C 166,408.2S 15 ll1,612.58 1t2,791.25 114,374.8C | 14.83 I ,79 14.440,34 1r0.037,57 149,995.23
350,35 39.444-88 14l . l0g,4i
'52,033.4i
Isa,e24.e6
PE}frtjSUTAN a.
I
Kontraktor
NILAI TAMBAH BRUTO a. Kontraklor b. Non Kontraktor
138
I,902.49 1,992.26 2,109.35 1.794,00 I.7gg,lg 1.591,95 | 65s.99 722.s7 812.02 937,93 815,73 567,02 | 1,246.50 1,269.69 I,297.32 956,171 993,46 1.024,93
b. Non Kontraktor
berasal dari import maupun lokal
1,,,,,,,o
J.
Hotel / losmen / penginapan
4.
Restoran
/ rumah
makan
b. Nletode Perhitungan
Pada prinsipnya dalam perhitungan Pendapatan Regional Sektor Perdagangan 59,705.32:1 61,723.95164,299.93 51.399,
l4i 52.096,031 49.5s4,051 10,956.591 12,069.69] 13,562.79 13.993,961 13.624,611 9,470,s51 48,748.731 49.6ss.271 50,736.15137.394,t&]l38.461,42140.083,s01
&tmber: PDRB Kabupaten Magelang,
Igg| - Iigg
digunakan sistem pendekatan produksi. Karena sulit untuk mendapatkan data selengkapnya, maka disamping mendasarkan pada angka hasil survei pada tahun
yang bersangkutan, digunakan juga rasio yang telah dihitung oleh Badan Pusat Statistik berupa tabel rasio untuk perdagangan , pengukuran dari tabel lnput Output tahun 1990 untuk klasifikasi dari 340 seklor.
[.ayrran Akhir .J RTRW Kab. N.{agclang
II_52
Untuk menghitung Nilai Tambah sub seklor Perdagangan dengan melalui tahapan dan metode perhitungan sebagai berikut;
1.
4. Rumah makan / Restoran
Perdagangan barang-barang produksi daerah setempat
(a) Menghitung Nilai Gross Output untuk aktivitas perdagangn berdasarkan ratio
Untuk mengetahui besarnya Nilai Produksi sub sektor rumah makan / restoran masing-masing kelompok
( %)
terhadap nilai
produksinya.
dilakukan Sunrei Khusus Pendapatan Regional Kabupaten Magelang. Dari hasil
survei dapat dihitung banyaknya tenaga kerja, nilai output per tenaga keqa perbulan, sehingga nilai outputnya diperoleh.
(b) Untuk mendapatkan Nilai Tambah Bruttonya yaitu
dengan
Nilai
output :
mengurangkan Nilai Gross Output dengan Biaya Antara, dengan kata
keda per bulan
NILAI GROSS OUTPUT _ BIAYA AI\TARA = MLAI TAMBAE BRUTTO
maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto.
-
untuk
Nilai
mendapatkan
Tambah Nettonya yaitu dengan
mengurangkan Nilai Tambah Brutto dengan Penyusutan.
Untuk mendapatkan Biaya Antar digunakan tabel r
Besarnya Biaya Antara dan Penyusutan yaitu 54,5eo/a dan 2,6lyo yang
- o tahun 1990. Adapun
terhadap Nilai Produksi. Barang Impor dan Antar Daerah
Tambah Atas Dasar Harga Konstan dan sebagai tahun
dasarnya adalah tahun 1993.
Nlai Tambah Atas Dasar Harga Konstan 1993, ad.alah
(a) Untuk
perdagangan barang-barang produksi setempat dengan cara Revaluasi
/
menilai harga masing-masing jenis barang produksi dengan harga tahun 1993.
3. Hotel / Losmen / Penginapan
(b) Untuk barang-barang dari daerah lain (impor
Cara perhitungan Pendapatan Regional fNilai Tambah) sub sektor perhotelan dengan cara:
dan antar daerah) yang datanya
berdasarkan prosentase Nilai Produksi daerah setempat, dilakukan Revaluasi dengan harga dasar tahun 1993.
= Banyaknya tamu selama setahun X rata-rata selama menginap
-
riil perlu diketahui Nilai
sebagai berikut:
didasarkan pada prosentase tabel input output tahun 1990.
Output
O tahun 1990.
Nlai Tambah Atas Dasar HargaKonstan 1993 setelah diketahui Nilai
Adapun untuk memperoleh
Peritungan Nilai Tambah dari perdagangan barang impor dan antar daerah
Nilai
Perhitungan
-
Tambah Atas Dasar Harga Berlaku, maka untuk mengetahui perkembangan secara
besarnya prosentase Biaya Antara adalah l4,52yo dan Penyusutan z,Blyo
-
12 bulan
Nilai Tambah Brutto diperoleh dengan mengurangkan Biaya Antara terhadap Nilai Output. Bila Nlai Tambah Netto dikurangi Nilai Penyusutan
merupakan hasil I
2. Perdagangan
X
-
lain:
Sedangkan
Banyaknya tenaga kerja X Nilai output per tenaga
X rata-rata tarif pertamu per hari.
Nilai Tambah Brutto dapat dicari dengan mengurangkan Biaya Antara terhadap Nilai Output. Besarnya Biaya Antara adalah 38,24Vo terhadap
(c) Untuk sub sektor Restoran / Rumah makan dan Hotel / Losmen dengan cara deflasi dengan menggunalian Indeks Harga Konsumen kelompok makanan dan umum sebasai deflatornva.
Nilai Produksinya. Prosentase tersebut merupakan hasil I
-
-
O tahun 1990.
Nilai Tambah Netto diperoleh dengan mengurangkan Nilai
Penyusutan
terhadap Nilai Tambah Brutto.
Laporan
Akhir .I RTRW Kab.
Magc.larrg
u-53
2.3.4.9 Sektor Pengangkutan Dan Perhubungan
Tabel 2.35
a. Ruang Lingkup
Nilai Tanrbah Sektor Perdagangan Atas Dasar Harga Berlaku Di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998 ( Jutaan Rupiah ) PERINCIAN
1994
1993
1995
Yang tercakup dalam seklor ini meliputi
3 (tiga)
Angkutan Darat, Angkutan Laut, Angln.rtan Udara serta
i
sub sektor angkutan yaitu:
(satu) sub sektor perhubungan
yaitu Pos Giro dan Telekomunikasi.
1996,,,
199S
Untuk daerah Kabupaten Magelang hanya 2 (dua) sub sektor yang turut andil dalam NILAI TAMBAH BRUTO
743,114.02 158,239.34 185,633.56 178.497,3: 201.471,09 287.969,01 a. Sub Sektor Perdagangan Komoditi 120,929.54 730,543.6C 153,025.60 t4t.526,64 158.353,99 203.628,88 b. Sub Sektor Restoran/ Rumah Makan 22,662.74 27,559.74 32,453.74 36.789,78 42.933,22 84.1 04,87 c. Sub Sektor Losmeni Hotel 12t.74 135.65 154.22 77I,91 183,89 235,26
PENYUST]-IAN a. Sub Sektor Perdagangan Komoditi b. Sub Sektor Restoran/ Rumah Makan c. Sub Sektor Losmen/ Hotel
5,287.54 3,982.03
5,885.64 4,299.60
1,299.73
5.79
6.779,99
-
Sub Sektor Angkutan Darat
I jalan raya, maliputi kendaraan bermotor.
Dalam sub sektor ini termasuk juga jasa angkutan yang meliputi Agen Perjalanan, titipan kilat, terminal dan tempat parkir.
4.664"2(
5.2r4,32
6.705,19
1,580.54
6,907.49 5,039.90 1,861.26
2.II0,45
2.462,27
4.823,5I
6.5
7.33
8,1?
8,74
I 1,18
7.685,33
pembentukan Pendapatan Regional, yaitu:
I 1.539,99
-
Sub sektor Perhubungan, meliputi kegiatan Perusahaan Umum Pos dan
Gro
dan
kegiatan Perusahaan Telekomunikasi.
NILAI TAMBAH NETTO
138,426.47 152,353.70 178,726.08 171.719,45 793.785,75 276.429,73 a. Sub Sektor Perdagangan Komoditi 116,947.52 T26,245.00 r47,986.70 136.966,38 153.139,66 196.923,69 b. Sub Sektor Restoran/ Rumah Makan 2r,363.00 25,978.56 ?o 50? so 34.689,33 40.470,95 79.281,36 c. Sub Sektor Losmen/ Hotel 175 t4 115.95 130.16 i46.90 163,74 224,08
b. Nletodologi dan Cara Perhitungan Untuk menghitung Nilai Tambah Sektor Pengangkutan dan Perhubungan, dengan pendekatan produksi (production approach), dan pengumpulan datanya dengan Survei
Sumber: PDRR Kabupoten Mogelong. 1995
-
1998
Khusus Pendapatan Regional, sehingga diperoleh Nilai Produksi sub sektor Pengangkutan, Biaya Antara dan Penyusutan digunakan hasil I
Tabel 2.36
-
O tahun 1990.
Untuk menghitung Nilai Tambah Atas Dasar Harga Konstan 1993,
Nilai Tambah Sektor Perdagangan Atas Dasar Harga Konstan 1993 Di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998
dengan
menggunakan Indeks Harsa Konsumen Aneka Barang dan Jasa sebagai deflatornya.
Jutaan Rupiah
PERINCIAN INILAI TAMB.{H BRUTO
1993
r994
143.714.02
t5l .490.72
1995
1996
1997
159,77 5.34 142.367,]C l4_5
1998
0l-i.13 4i qqr qJ
a. Sub Sekor Perdagangan Komoditi 120,929.54 127,308. lC 133,7E_s.13 r 13.910,39 I14.666,7E b. Sub Sekor Restoran/ Rumah Nlakan 22,662.74 24,054.38 25,8,5 1.3 I 28.309,93 30.198,_s I c. Sub Sekor Losmen/ Hotel 12t .7 4 128.24 138.90 I48,38 149,84 PENYUSI.J-TAN a. Sub Sektor Perdagangan Konroditi b. Sub Sektor Restoran/ Rumah Makan c. Sub Sekor Losmen/ Hotel
NILAI TAN/IBAH NETTO a. Sub Sekor Perdagangan Komoditi
87.54
5,577.70
3,982.03 I ?qo 71
,5,2
4,t92.06
5,894.54 4 405 34
5.381,49 3.750,89
I i /u \\
1,482.60
1.623,55 / t,\
5
sIJ
13.650,61 )1,7 )t
i)
128,t2 l
RJ
3.77-5,80
i sqs qsl l zar lal *" '-'"'l
1.731,92
1.847,-521
71)
6,0el
138,426.41 t4_5,913.02 153,880.80 136.986,21 t39.500,29 I 16,9-t7.52 123,116.04 t29,379.78 I10.159,50 n0.466,98
'ta6 oql 40 ,".-. ",'.
579
6.09
660
I
I
0e 908,271 I
b. Sub Sektor Restoran/ Rumah Makan 21,363.00 22,67 4.83 24,368.7 | 26.68-5,39 28.466.59 30 366,69 t11 1i c. Sub Sekor Losnren/ Hotel l,L) 1)t I l-s.9-5 t LL- ta t 32.30 I + I,JJ 122,031
')
Sumber:
l'|.)l\l
Kahupatcn Llagalong. 1995 - l99E ,r.
{.,t1.1r1.1r'r
Akhir J tiTti!V K.th.
fv{ap,r'l.ru1i
l"h
II-54
Tabel 2.37
2.3.4.10.1 Sub Sektor Keuangan
Nilai Tamtrah Sub Sektor Angkutan Darat Atas Dasar Harga Berlaku Di Kabupaten Magelang Tahun 1993
a.
- 1998
Yang dicakup dalam seklor ini meliputi Bank, Pegadaian dan Koperasi yang berada
( Jutaan Rupiah ) 1993
di wilayah Kabupaten Magelang.
,1995
t994
Ruang Lingkup dan Definisi
t996
1997
,
1998
L
Perbankan
Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor Nilai Produksi
33,61 1.0C 36,330.83 44396.20 48.425,94 55,321,12 80.57I,25
Biaya Antara
I 1,658.3
Nilai Tambah Bruto Penyusustan
2I,952.70 23,729.12 26,384.37 3I.367,66 36.132,44 52.624,31 1)O )< 4,913.70 5.722,97 6.592,18 9.601,03 4,005.75 4.rJzr.tJ
Nilai Tambah Netto
17,947 .53 19-399.87 2r,51a.67 25.644-79 29.540,26 43.023,29
I r2,60t.71 14,01I.82 16.658,28
1,9.
ini
adalah kegiatan yang
memberikan jasa keuangan pada pihak lain seperti menerima simpanan
188,69 27.946,94
terutama dalam bentuk Giro dan Deposito, memberikan kredit
baik kredit jangka panjang
/
/ pinjaman
menengah dan jangka pendek, pengiriman
uang, membeli dan menjual surat-surat berharga, menyewakan tempat penyimpanan barang berharga dan sebagainya.
Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, 1995
- IggS
2.
Koperasi Simpan Pinjam Suatu bentuk lembaga keuangan yang bergerak di bidang perkreditan di luar
Tabel 2.38
Bank. Kegiatan lembaga ini khusus di bidang pengumpulan simpanan dan
Nilai Tambah Sub Sektor Angkutan Darat Atas Dasar Harga Konstan 1993
memberikan pinjaman kepada para anggotanya.
Di Kabupaten iVlagelang Tahrrn 1993 - 1998
Pegadaian
( Jutaan Rupiah )
PERINCIAN
1993
t994
Kegiatan Pegadaian mencakup usaha lembaga perkreditan pemerintah yang
, 1995
1996
1997
33,611.0C 35,744.62 39,410.79
rti
Biaya Antara
I 1,658.3 I 12,399.39 13,670.A3
15.1 14,55 15.697,13
?
dibentuk berdasarkan Undang-undang, yang tugasnya antara lain membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum
( 45.254,94 45 400 \6
NilaiProduksi
57S
1998
gadai dengan cara mudah, cepat, aman dan hemat kepada para petani,
15.747,51
nelayan, pedagang kecil, kaum buruh
Nilai Tambah Bruto 21,952.7C ?3,346,24 25,740.76 28.460,90 29.557,97 29.652,79 Penyusustan 4,005. i 5 4 )5A 4n 4,418.65 5.192,53 5.392,67 5.4 10,00 Nilai Tambah Netto 17 -947.53 19-086.84 )1 i)) 11 23 268.27 24165-14 24 242 79 Sumber: PDRB Kabtryaten Magelang, lgg5
-
sebagainya. yang tujuannya adalah
/
pegaw-ai negeri ekonomi lemah dan
untuk mencegah adanya praktek ijon.
pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak r.vajar lainnya. Kegiatan utamanya
adalah memberikan pinjaman uang kepada segolongan masyarakat dengan I99A
menerima jaminan barang bergerak. Besarnya pinjaman sesuai dengan nilai
barang jaminan yang diserahkan pihak peminjam tanpa syarat apapun
2.3.4.10 Sektor Keuangan, Perservaan Dan Jasa penrsahaan
mengenai penggunaan dananya.
Pada seri 1983 secara garis besar sektor ini terbagi atas 3 kelompok utama vaitu
usaha Perbankan. Lembaga keuangan bukan Bank serta jasa penunjang Sedangkan pada
seri 1993 sektor Bank dan Lernbaga Keuangan
menjadi sektor keuangan, Usaha persewaan dan Jasa perusahaan.
lainnya
keuangan.
ini
benrbah
b. Nletode Perhitungan
1
Perbankan
Metode yang dipergunakan untuk memperoleh Nilai Tambah pada sektor ini adalah dengan nretode pendekatan produksi.
l-.rptl11,r
Akhir
J Rl'liW
Kah.
N,t,r11'lon1;
tI-5s
Tabel2.17
2.3,4.10.1 Sub Sektor Keuangan
Nilai Tambah Sub Sektor Angkutan Darat Atas Dasar Harga Berlaku Di Kabupaten Magelang Tahun 1993
-
a.
l99B
Ruang Lingkup dan Definisi Yang dicakup dalam seklor ini meliputi Bank, Pegadaian dan Koperasi yang berada
( Jutaan Rupiah )
di wilayah Kabupaten Magelang.
1.
Perbankan
Kegiatan yang dicakup dalam sub seklor Nilai Produksi
33,61 t.0C 36,330.93 40,396.2A 48.025,94 55.327,12 80.571,25
Biaya Antara
11,658.31
Nilai Tambah Bruto
21,952.7Q 23,729.12 26,384.37 31.367,66 36.132,44 52.624,31
Penyusustan
t2,6}l.7l
17,947.53 19-399.87 2I,570.67 25.644,79 29.54A,26
yang
memberikan jasa keuangan pada pihak lain seperti menerima simpanan
74,011.82 16.659,29 19.189,69 27.946,94
terutama dalam bentuk Giro dan Deposito, memberikan kredit
baik kredit jangka
4,005.15 4,329.25 4,813.70 5.722,97 6.592,19 9.601,03
Nilai Tambah Netto
ini adalah kegiatan
panJang
/
/ pinjaman
menengah dan jangka pendek, pengiriman
uang, membeli dan menjual surat-surat berharga, menyewakan tempat
$.4n.28
penyimpanan barang berharga dan sebagainya.
Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, 1995
-
1998
Koperasi Simpan Pinjam Suatu bentuk lembaga keuangan yang bergerak di bidang perkreditan di luar
Tabel 2.38
Bank. Kegiatan lembaga ini khusus di bidang pengumpulan simpanan dan
Nilai Tambah Sub Sektor Angkutan Darat Atas Dasar Harga Konstan 1993 Di Kabupaten lVlagelang Tahun 1993
"::
:
PERINCIAN
1993
( Jutaan Rupiah ) ':, ' : 7994'.' ,, 1995
-
memberikan pidaman kepada para anggotanya.
1998
),
Kegiatan Pegadaian mencakup usaha lembaga perkreditan pemerintah yang 1996
':'r.ggi
:.,1998
dibentuk berdasarkan Undang-undang, yang tugasnya antara lain membina
,
Nilai Produksi
33,61 1.0C 35,744.62 39,410.79 43.575,35 45.254,94 45.400,36
Biaya Antara
1
perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum
gadai dengan cara mudah, cepat, aman dan hemat kepada para petani,
1,658.31 12,399.39 13,670.03 15.114,55 75.697,73 75.747,5',1
nelayan, pedagang kecil, kaum buruh
Nilai Tambah Bruto 7.1,952.70 23,346.24 25,740.76 28.460,90 29.557,91 29.652,79 Penyusustan 4,005. 15 4'r-Jr.)\A 40 rv 4,4r8.65 5.192,53 5.392,67 5.410,00 Nilai Tambah Netto 17,947 .53 t9-086 84 21-322.11 23.?68,)7 24.165.14 24.242,79 Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, Ig95
-
Pegadaian
/
pegarvai negeri ekonomi lemah dan
sebagainya, yang tujuannya adalah untuk mencegah adanya praktek ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar lainnya. Kegiatan utamanya
adalah ntemberikan pinjaman uang kepada segolongan masyarakat dengan
IggS
menerima jaminan barang bergerali. Besarnya pinjaman sesuai dengan nilai
barang jaminan yang diserahkan pihak peminjam tanpa syarat apapLln
2.3.4.10 Se.ktor Keuangan, Perselaan Dan Jasa perusahnan
mengenai penggunaan dananya.
Pada seri 1983 secara garis besar sekror ini terbagi atas 3 kelompok utama yaitu
usaha Perbankan, Lembaga keuangan bukan Bank serta jasa
penunjang
Sedangkan pada seri 1993 sektor Bank dan Lembaga Keuangan lainnya menjadi sektor keuangan, Usaha persewaan dan Jasa perusahaan.
keuangan.
ini
berubah
b. Metode Perhitungan
1.
Perbankan
Metode yang dipergunalian untuk memperoleh Nilai Tambah pada sektor ini adalah dengan metode pendekatan produksi.
[..rp6y1111
Aktrir
J
RTlttV Kab. lvlagrl.rnl3
II-55
Adapun output dari hasil usaha perbankan adalah jumlah penerimaan atas
di
jasa pelayanan Bank yang diberikan kepada pemakainya, seperti biaya
tin-egal dan campuran.
Kabupaten Magelang hanya mencakup kegiatan persewaan bangunan tenpat
administrasi atas transaksi dengan Bank, biaya pengiriman wesel dan sebagainya. Dalam perhitungan output
2.
Bank
mencakup jasa pelayanan
b. lVletode Perhitungan / rumah mengikuti
bank dan imputasi jasa yang terdiri dari imputasi jasa, penerimaan netto,
Metode Perhitungan Nilai Tambah dari selctor sewa bangunan
dan transaksi devisa, provisi dan komisi, pendapatan operasional lainnya.
metode pendekatan pendapatan. U-ntuk mendapatkan Nilai Tambah dari sektor
Untuk menghitung Nlai Tambah sub sektor perbankan Atas Dasar Harga
sewa bangunan
Konstan 1993 dipakai Indeks Harga Konsumen Umum sebagai deflatornya.
tinggal dan campuran dengan rata-rata sewa rumah dalam satu tahun. Hasil
Koperasi
perkalian ini merupakan Hasil Tambah Netto. Sedangkan untuk mendapatkan Nilai
Nilai Tambah Brutto diperoleh dengan cara menjumlahkan upah
/
gaji
/
rumah adalah dengan mengalikan antara jumlah bangunan tempat
Tambah Brutto, ditambah Nilai Penyusutan yang didapatkan dari tabel
I
-
O tahun
(balas jasa pegawai koperasi), surplus usaha, sewa tanah dan penlusutan
1990. Sedangkan untuk Nilai Tambah atas Dasar Harga Konstan 1993
yang semuanya dinilai Atas Dasar Harga Berlaku. Jika
penyusutan
menggunakan cara revaluasi yaitu dengan cara mengalikan junrlah bangunan
dikeluarkan maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto Atas Dasar Harga
tempat tinggal dan campuran masing-masing tahun dengan rata-rata sewa rumah
Berlaku. Nilai Penyusutan diperoleh dari hasil Input
padatahun 1993.
-
Output tahun 1990.
Dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen Umum sebagai deflatornya akan didapatkan Nilai Tambah Atas Dasar Harga Konstan 1993.
3.
2.3.4.10.3 Sub Sektor Jasa Perusahaan
a.
Pegadaian
Output dan Nilai Tambah Brutto Atas Dasar Harga Berlaku dari kegiatan Pegadaian dipeoleh
dari hasil
Ruang Lingkup dan Definisi
Jasa Perusahaan adalah suatu kegiatan yang aletifitasnya menjual jasa yang
pengolahan laporan keuangan Perum
sebagian besar jasa tersebut umumnya dibutuhkan oleh perusahaan, badan-badan
Pegadaian. Secara garis besar bahwa output dari pegadaian adalah berupa
atau jasa perusahaan Kabupaten Magelang, meliputi:
sewa modal, bunga deposita dan lain-lain.
1.
Untuk memperoleh Nilai Tambah Brutto nya adalah dengan mengurangkan
2. Jasa Persewaan Mesin dan Peralatan
Jasa
Hukum CNotaris)
olrtput dan Nilai Tambah Brutto Atas Dasar Harga Konstan 1993, diperoleh dengan menggunakan metode deflasi dan sebagai deflatornya adalah Indeks
Harga Konsumen Umum.
b.
Nletode Perhitrrngan
Output Atas Dasar Harga Berlaku Jasa Perusahaan diperoleh dari perkalian antara Indikator Produksi (umlah perusahaan atau tenaga kerja) dengan Indikator Harga
2.3.4.10.2 Sub Sektor Sewa Bangunan
a.
(rata-rata output per perusahaan atau rata-rata output per tenaga kerja).
Ruang Lingkup dan Definisi
Sedangkan untuk output Atas Dasar Harga Konstan 1993 dengan metode deflasi
Usaha persewaan bangunan dan tanah, baik yang menyangkut bangunan tenpat
dengan Indeks Harga Konsumen Kelompok Aneka Barang dan Jasa.
tinggal maupun bukan tempat tinggal seperti perkantoran, pertokoan serta usaha persewaan tanah persil. Perhitungan Nilai Tambah untuk sub seklor sewa bangunan
[.a1ty1.1p
Akhir
,a RTRIV Kab. lv{a1;rianli
,ill.r 'r
II_56
Tabel 2.39
2.3.4.11 Sektor Jasa-Jasa
Nilai Tambah Sektor Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan Atas Dasar Harga Berlaku Di Kabupaten Magelang Tahun 1993
Sektor jasa-jasa terdiri dari dua sub sektor, yaitu:
- 1998
( Jutaan Rupiah )
PERINCIAN
1994
1993
1995
NILAI TAMBAH BRUTO 39,078.75 43,669.45 48,649.25 a. Sub Sektor Bank dan LK Lainnya 7,400.60 10,229.48 t2,260.9A b. Sub Sektor Sewa Bangunan c. Sub Sektor Jasa Perusahaan
EI.ffUSUTAN a . Sub Sektor Bank dan
LK Lainnya
b . Sub Sektor Sewa Bangunan
Sub Sektor Jasa Perusahaan
1996
1997
1998
1.
Pemerintah dan Pertahanan Keamanan
2.
Swasta, mencakup: Jasa Sosial dan Kemasyarakatan, Jasa Hiburan dan Rekreasi dan Jasa Perorangan dan Rumah Tangga.
53.805,59 60.864,49 62.405,07 13.377,5C 14.303,20 13.688,80
30,083.30 31,671.50 34,394.28 38.184,19 44.194,\1 45.537,51 1,594.85 1,769.50 1,994.4'1 2.243,9C 2.367,18 3.178,76 3,072.83 3,331.86 3,666.12 4 063,29 4.643,72 4.794,78 276.24 381.83 457.66 499,34 533,89 510,95 2,692.00 2,834.10 3,077.74 3 416,87 3.954,67 4.474,88 114.93 130.72 104.62 147,09 155,16 208,35
2.3.4.11.1Sub Sektor Pemerintahan dan Hankam a. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup sub sektor Pemerintahan dan Hankam yang dicakup dalam Sub Sektor Pemerintahan baik sipil maupun militer yang berada di wilayah Kabupaten Magelang. Sehingga dalam perhitungan Pendapatan Regional Sel,tor Pemerintahan dan Hankam 1995
NILAI TAMBAH NETTO 36,005.91 40,337.64 44,983.t3 49.742,3t 56.220,77 57.610,89 a. Sub Sektor Bank dan LK Lainnya 7,r24.36 9,847.65 11,809.24 12.878,16 13.769,3I 13.177,85 b. Sub Sektor Sewa Bangunan c. Sub Sektor Jasa Perusahaan
27,391.32 28,837.40 31,316.54 34.767,32 40.239,44 4I.462,63 7-490.23 7,652.55 1.863.35 2.096,82 z.2n.a2 2.970.41
Sumber: PDRB KabupatenMagelang. 1995
-
1998 di Kabupaten Magelang merupakan penjumlahan Nilai
Tambah dari Pemerintah Pusat dan Hankam.
Pemerintah Daerah serta Pemerintah Desa, Kantor Dinas, Instansi Vertikal yang berada dan mempunyai wilayah kerja di Kabupaten Magelang,
- 1998 b. IVIetode Perhitungan
Tabel 2.40
l.
Nilai Tambah Sektor Keuangan, Perservaan Dan Jasa Perusahaan Atas Dasar Harga Konstan 1993 Di Kabupaten trIagelang Tahun 1993
Karena produksi dari sub sektor Pemerintahan dan Hankam adalah jasa yang
- 1998
tidak dapat dinilai dengan uang, maka perhitungan Nilai Tambah sektor ini tidak dapat dilakukan dengan pendekatan produksi. Cara perhitungan Nilai
( Jutaan Rupiah )
PERINCIAN
\ILAI TA}{BAH BRLIO r. Sub Sektor Bank dan LK Larnnya
r. Sub Sektor Sewa Bangunan :. Sub Sektor Jasa Perusahaan PENYUSUTAN
r. Sub Sektor Bank dan LK Lainnya b. Sub Sektor Sewa Banguran ;. Sub Sektor Jasa Pemsahaan
NILAI TAN,TBAH NETTO a. Sub Sektor Bank dan LK Lainnya
7993
1994
1995
i9.078.75 u.6+6.60 +3,49{.30
1996 ++.363,0(
1997
1998
Perhitungan Nilai Tambah diperoleh dari penjunrlahan belanja pegarvai (upah /
gaji dan tunjangan lainnya) ditambah dengan 5,75yo dari jumlah Anqgaran
7.+00.60 9.-599.7"t l1.0-t2.88
I1.5-16,2;
l 1.655,l5
30.729.6J
30.913,02 i l.
1.59-r.85
1.7i9.95
1.938.25
2.087.1:
2.13,t.33
2.189.23
3.072.83
3.l8-t.-t:
3,269.7(
3.3t7,60
3.341,17
3.210.21
276.21
358.3:
1t2.2(
430,99
;135,05
278.21
2.692.00
2.712.0C
2,730.1)
2.719,81
2.766,22
2.788.45
lt
t27.0(
136.80
l3 9.90
l+3.49
I l-t.
7.+5+.96
l6l,39
36.005.9t t8.-162.lJ $.221.60 7.t24.36 9.2+ l.+ I 10,630.68
.t I,0.15.46
.r
l l. I 15,28
tt.220,t0 7.176.6t
b. Sub Sektor Sewa Bangunan 27.39t.32 17.59-t.93 27,782.72 c. Sub Sektor Jasa Pemsahaan l.+90.23 l.(r2-5.81 l.8l1.20 Sunther: PDIIB Kohupotan.\lagelang, 199-i * 199,3
27.979,83
28.146,80 28.372.9r
1.950.35
t.99+.43 2.0+5.71
I-.t1'1v1.1n
Akhir
I
RTRIV Kab. Nl.r1;olan1;
Tambah seklor ini men-egunakan Pendekatan Pendapatan ( Income Approach).
++.702.50 r0.805,58
30.083.30 i0.306.91 30,-513.16
I0+.62
Atas Dasar Har_qa Berlaku
1.361,33
3
7.59-j.3;
Pembangunan.
Nilai Tambah tersebut masih merupakan Nilai menambahkan Nilai Penyusutan hasil
I
-
Tambah
Netto, dengan
O tahun 1990, maka didapatkan Nilai
Tambah Brutto.
2.
Atas Dasar Harga Konstan Perhitungan Nilai Tambah Brutto dan Netto Atas Dasar Harga Konstan 1993
didapat dengan mendeflate Nilai Tambah atas Dasar I{arga Berlaku dengan
r1-
57
Indeks Harga Konsumen {Jmum, kecuali upah / gaji PNS Pusat dihitung dengan metode ekstrapolasi dan Indeks Pegawai sebagai ekstrapolatornya.
b. Metode Perhitungan
output Atas Dasar Harga Berlaku diperoleh dengan menggunakan
metode
pendekatan produksi, yaitu output diperoleh dari hasil perkalian antara Indikator
2.3.4.11.2 Sub Sektor Swasta
Produksi dengan Indikator Harga / rata-rata output per masing-masing indikator.
a. Ruang Lingkup
Output jasa sosial kemasyarakatan diperoleh dari hasil perkalian antara masing-
Yang dicakup dalam sub sektor ini adalah:
1.
masing Indikator Produksi seperti jumlah murid menurut jenjang pendidikan,
Jasa Sosial dan Kemasyarakatan, mencakup seluruh Lembaga
I
Badan
I
Unit Kerja yang kegiatannya bersifat sosial serta untuk kepentingan umum
jumlah tempat tidur rumah sakit, jumlah dokter, jumlah anak yang diasuh dengan r ata-r ata
output per masing-masing indikator.
atau masyarakat.
Output untuk jasa hiburan dan rekreasi lainnya berdasarkan pada hasil perkalian
Kegiatan yang termasuk dalam sub sekfor ini antara lain:
antara jumlah pengunjung masing-masing kegiatan dengan rata-rata outputnya,
(a) Doftter, Bidan, Mantri
Kesehatan yang berpraktek
di
luar
kedinasan.
rata per penonton.
(b) Tukang Gigi (c) Rumah sakit Swasta, Rumah Sakit Bersalin.
Output jasa perorangan dan rumah tangga diperoleh dari perkalian antara aktMtas /
Poliklinik dan BKIA
Swasta
Perhitungan Nilai Tambah Brutto Atas Dasar Harga Berlaku diperoleh dari hasil
perkalian antara rasio Nilai Tambah Brufto dengan output. Sedangkan output dari
Panti Asuhan Lembaga Pendidikan
2. Jasa Hiburan
indikator produksi masing-masing kegiatan dengan rata-rata output per indikator aktivitas
(d) Palang Merah Indonesia (e) Dukun Bayi
(0 G)
sedangkan output bioskop diperoleh dari perkalian jumlah penonton dengan rata-
Nilai Tambah Brutto Atas Dasar HArga Konstan menggunakan metode deflasi / Sekolah Swasta
dengan deflator Indeks Harga Konsumen Aneka Barang dan Jasa.
dan Rekreasi, mencakup semua kegiatan Lembaga
I Badan I
usaha yang bergerak melayani hiburan kepada masyarakat. Kegiatan hiburan
di
Kabupaten Magelang meliputi Bioskop, studio Radio Siaran
swasta, Taman Hiburan dan Kolam Renang.
3. Jasa Perorangan dan Runah rangga, adalah suatu kegiatan yang akifitasnya sebagian besar / biasanya dibutuhkan atau melayani kebutuhan perorangan maupun rumah tangga sehingga kegiatan dari sub sektor
oleh karena
keterbatasan data yang tersedia
Pendapatan Regional untuk sub sektor
ini
ini cukup
luas.
itu, maka perhitungan
mencakup kegiatan-kegiatan:
tukang binatu, tukang jahit, tukang obras, tukang foto, tukang foto copy, tukang cukur, tukang arloji, tukang reparasi TV ? radio, dll. Tukang reparasi sepeda, tukang
sol sepatu, salon kecantikan, rias pengantin,
pembantu
rumah tangga.
L.r1-t11.111
Akhir / RTR!V Kalr.
N{a1it'lang
il-
s8
Tabel 2.41 Nilai Tambah Sektor Jasa-Jasa Atas Dasar Harga Berlaku Di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1993 ( Jutaan Rupiah ) "'1996 t'
2.3.5 Perkembangan Sektor Ekonomi
Perkembangan ekonomi yang dicapai kabupaten Magelang melalui pembangunan
: rggz.
pertahun rata-rata sebesar 6,25 yo. Dibidang kesejahteraan sosial meningkat lebih baik
NILAI TAMBAH BRUTO
95,725.22 109,528.40 128,919.fr I34.323,63 160.540,98 232.161,U a. Sub Sektor Pemerintahan dan Hankan 80,160.40 92,6s7.43 ttO,726.38 113.995,30 138.294,8{ 203.165,50 b. Sub Sektor Srvasta 15.564.&l 16,870.91 18,192.6C 20.338,33 22.246,I4 28.995.54
PE}IY[JSUTAN
l. Sub Sektor Pemerintahan o. Sub
1,688.50
1,859.50
2,058.16
2.256,91
2.552,67
3.482.17
379.91
439.t4
524.78
540,21
655,44
962,89
1,308.60 107,668.85 126,860.82
r.716,63
t.897,23
2.519,28
dan Hanlcam
Sektor Srvasta
berdasarkan berbagai indikator. Peningkatan tersebut didukung oleh pelayanan kesehatan masyarakat yang makin merata dan makin luas jangkauannya. perkembangan
ini diikuti
pula bidang pendidikan dan bidang lainnya.
Pada tahun 1999, rulai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Magelang sebesar
Rp 2.362.531.88,-.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi
peningkatan. Berdasarkan PDRB Kabupaten Magelang Menurut Lapangan Usaha Atas
\IILAI TAMBAHNETTO
91,032.72 107,668.85 126,860.82 132.066,79 157.988,31 ,-28.678,97 r. Sub SektorPemerintahan dan Hankam 79,780.47 92,219.30 110,201.60 113.445,09 137.639,40 ,-02.202,61 r. Sub Sektor Suasta 11.256.25 15.450.56 16,659.22 18.621,70 20.348,91 26.476,26 Sumber: PDRB Kabupaten;llagelang, 1995
-
Dasar Harga Berlaku 1993 Tahun 1996
-
1999, dari nilai PDRB total tersebut pada tahun
1999, tiga sektor memberikan sumbangan yang sangat besar, yaitu industri pengolahan, pertanian dan perdagangan. Dari ketiga sektor tersebut, sellor pertanian yaitu pertanian
1998
tanaman pangan memberikan kontribusi paling besar dari total PDRB, sedangkan terkecil adalah seldor listrik, gas dan air minum. Dari kondisi ini perlu digali lebih dalam bahwa
Tabel7.42 Nilai Tambah Sektor Jasa-Jasa Atas Dasar Harga Konstan 1993 Di Kabupaten Magelang Tahun 1993 - 1998 ( Jutaan Rupiah ) PERINCIAN
1993
,,1995
',1991
,1997
1996
seldor-seklor yang dominan perlu dipertahankan dan lebih dikembangkan, sedangkan bagi
seklor yang mempunyai kontribusi kecil, perlu menjadi suatu potensi yang tidak boleh ditinggalkan justru menjadi potensiyang terus digali dan dimanfaatkan. 1998
NILAI TAMBAH BRUTO 95.72s.21 107,182.6C r20,2r5.63 l2l.559.-ti 137.688.6i 130.613.9C l. Sub Sel(orPemerintahan dan Hankan 80.160.4( 90,583.90 102,532.3 r 102.6{1.83 I17.630.8C I10.6-t-1,5{ r. Sub Sektor Srvasta
15.56-t.8.1
16,598.70
17,683.32
18.917.62
20.057.8_5
19.969.36
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magelang dari tahun
ke tahun mengalami
keadaan kenaikan yang cukup signifikan (kondisi sebelum krisis). Diukur sejak tahun 1996, sektor pertanian yaitu pertanian bahan pangan merupakan sek:tor yang tertinggi perkembangannya, seklor yang paling lambat perkembanganxya adalah Listrik, dan Air
PEN|-YIJST-ITAN
1.688.5C
1,827.29
1,976.-tC
2.083,l8
2.268,l(
2.259.-r I
379.91
+29.32
+85.9{
+86.+6
557.5C
524,39
1.308.60
1.397.9'l
r,490.45
r.596.72
1.710.6C
1.73 5.02
r. Sub SeldorPemerintahan dan Hankan
r. Sub Sektor Srvasta
N{inum. Pendapatan perkapita
di Kabupaten Magelang dari tahun 1996-1999 menunjukkan
peningkatan yang cukup berarti yaitu rata-rata pertahun sebesar NILAI TA]V{BAH NETTO ir. Sub Sektor Pemerintahan dan
91.432.7t 10s.355.3 Hankan 79.780.4't
b. Sub Scklor Srvasta
rt-256.2:
Rp. 1.438.868,49
atau
l3-5..t20,5: 128.35-1,,19
33,6?yo, Sedangkan pada tahun 1999 pertumbuhan pendapatan perkapita berdasarkan
90,15.t.60 102,0.t6.36 102.155.3; I17.073.3( I 10.120, l5
PDRB Kabupaten Magelang Menurut Lapangan (lsaha Atas Dasar Harga Konstan 1993
r
t5,200.73
1t8,239.23 t19.176.2
|
t6,192.8'l 17.320.9C
r8.3+7,2:
18.23{,3-r
Tahun 1996-1999 menurun menjadi Rp. 937.959.25 atau hanya l7,82yo lebih tinggi Sttmber: PDRB Kabupaten,\Iagelang, Igg5
-
Ig98
dibandingkan dengan tahun 1998 yaitu Rp.933.727.08. Hal ini diperkirakan akibat mulai
bergulirnya proses krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang berdampak hingga ke tingkat daerah pada pertengahan tahun 1997.
l..tFrs111
Akhir ,J RTRW Kal'. Nl,rrir.lanll
tI -59
Di Kabupaten Magelang keadaan lahan pertaniannyaadalah sebagai berikut:
o
2.
Lereng Barat (meliputi Kecamatan Windusari, Bandongan, Kaliangkrik, Kajoran, Tempuran, Borobudur dan Salaman). Luas wilayah 42.065 Ha dengan tanah sawah
Berfungsi sebagai Pusat pengumpulan Tahap
dari wilayah Kabupaten Boyolali dan Salatiga.
di Kecamatan
3. Pasar Grabag dan Secang
Kajoran, Kaliangkrik dan Windusari. Sedangkan penghasil buah-buahan terdapat di Kecamatan Kaliangkrik, salaman dan Borobudur, dan penghasil sayuran terdapat di
Berfungsi sebagai Pusat Pergumpulan Tahap
Kabupaten Semarang dan Kodia Salatiga.
Lembah (meliputi Kecamatan Grabag, Mertoyudan, Ngluwar, Mungkid, secang, Muntilan dan Salam) dengan luas wilayah 28.994 Ha. Merupakan daerah penghasil
4. Pasar Salaman dan Kaliangkrik Berfungsi sebagai Pusat Pengumpulan Tahap
padi yang utama di Kabupaten Magelang.
o
II ( Kabupaten ) khususnya untuk
wilayah-wilayah kecamatanbagSan utara dan arus keluar masuknya barang dari
Kecamatan Kaliangkrik dan Windusari.
o
II ( Kabupaten ) terutama arus
barang yang masuk dari wilayah timur, sedang yang keluar masuk khususnya
seluas 34,38 Ha atau 14,463 yo dengantanaman utamanya adalah padi.
Tanaman lain yang mempunyai nilai ekonomi adalah bawang putih
Pasar Ngablak dan Dukun
II ( Kabupaten ) khususnya
untuk
wilayah-wilayah kecamatan bagian barat dan arus keluar masuknya barang dari
Lereng.Timur (meliputi Kecamatan Tegarrejo, sawangan, Dukun, Srumbung, Ngablak, Candimulyo dan Pakit dengan luas wilayah 37.514 Ha. Daerah ini di sebelah selatan
Kabupaten Punvorejo dan Temanggung.
Disamping
itu
terdapat pasar-pasar yang berfungsi sebagai pusat pengumpulan
merupakan daerah bencana Gunung Merapi, sedang bagian utara karena kondisi alamnya sulit untuk pembuatan jaringan irigasi, tanaman utamanya adalah jagung
tahap
ketela rambat. Daerah ini juga merupakan gudang sayur-sayuran dan buah-buahan terutama jeruk dengan pusatnya di pakis dan Ngablak.
Kegiatan -kegiatan pasar desa maupun pasar kecamatan dapat dipakai sebagai indicator
dan
I
(kecamatan
)
yang merupakan pengumpulan barang-barang dari pasar desa
maupun langsung dari produsen barang hasil pertanian maupun dari komoditi lainnya.
kegiatan perdagangan tingkat local. Diantara pasar-pasar yang termasuk pusat sebagai
pusat pengumpulan tahap
I
( kecamatan ) disini adalah pasar kelas II diantaranya pasat Mungkid, Tempuran, Windusari, Bandongan, Kajoran, Mertoyudan, Tegalrejo,
2.3.6 Pola Pergerakan Ekonomi
Candimulyo, Pakis, Sawangan, Srumbung, Salam dan Ngluwar.
Di
wilayah Kabupaten Magelang terdapat pusat-pusat perdagangan, sebagai pengumpul, produk-produk pertanian dan penyebaran barang-barang konsumsi atau
Sedangkan sebagai Pusat Pengumpulan Tahap
pasar Kodia Magelang, karena letaknya berada
di
III ( propinsi ) masih terdapat di tengah-tengah rvilayah Kabupaten
N{agelang dengan sendirinya masih menjadi aktifitas perdagangan utama masyarakat
kebutuhan sehari-hari dan lainJain yang berbentuk Pasar Pemda maupun pasar Desa. Pasar-pasar tersebut berfungsi pola orientasi pemasaran barang atau pusat
Kabupaten Magelang, disamping letaknya pada jalur perdagangan regionsl Semarang
keluar masuknya barang_
Ivlagelang
pengumpulan
Pusat-pusat perdagangan di Kabupaten Magelang adalah sebagaiberikut
1.
.
Yogyakarta. Untuk Kabupataen N{agelang sendiri sebagai perdagangan
terbesar adalah Muntilan yang diarahkan menjadi Pusat Pengumpulan Tahap
I ( propinsi )
bagi Kabupaten Magelang sendiri disamping tidak menutup kemungkinan pasar Secang
Pasar Muntilan
Berfungsi sebagai Pusat Pengumpulan Tahap barang keluar masukdari arah selatan (
-
-
DI
II ( Kabupaten ) terutama arus Yogyakarta
)
dan Mungkid karena letaknya pada
jalur regional Semarang
-
Magelang
- Yogyakarta.
dan kecanratan-
kecamatan sekitarnya juga barang-barang dari Kodia Magelang sendiri.
[-aporau
Akhir ,l RTRW Katr. Ma1;tlarrg
Il-60
2.4. Rona Prasarana Dan Sarana Pelayanan Sosial Ekonomi 2.4.1 Sarana Perhubungan
Kabupaten Magelang sudah memiliki fasilitas pendidikan formal negeri maupun
Sarana transportasi yang ada
di
swasta yang lengkap dari jenjang terendah hingga tertinggi, yaitu SD, SMP,
Kabupaten Magelang adalah berupa angkutan
umum yang digunakan oleh penduduk antara lain manggunakan sarana angkutan mikrolet, angkota
/
2.4.2 Sarana Pendidikan
bus kota yang menempuh jarak yang
tidak terlalu jau[
bus mini dan bus antar
kota. Jenis angkutan umum lannya baik yang digunakan untuk angkutan maupun untuk angkutan barang: trulg sepeda motor Secara rinci akan diuraikan pada tabel berikut
/ sepeda,
SMA
dan pT
yang tersebar merata di tiap-tiap kecamatan.
Pada tabel berikut ini akan dirinci jumlah / banyaknya fasilitas pendidikan yang ada di Kabupaten Magelan g di tiap-tiap kecamatan.
penumpang
becalg dan sejenisnya.
ini
Tabel2.43 Banyaknya Sarana Transportasi lVfenurut Kecamatan Di Kabupaten Magelang Tahun 1998
1
Salaman
2 a J
Borobudur Vgluwar
4
Salaman
5
Srumbung Dulern V{untilan
6 7 8
9 0
Vlunekid )awangan
landiMulvo
a J
Vlertowdan Iempuran (aioran
4
fulianekrik
5
Sandongan
6
ffindusari iecang Ieealreio
1
2
'7
8
l9
Pakis
20
irabag \leablak
2l
seFg{4 rMotor
,,Mobil. Pribadi
OpleUi. i COIt',.
4.73s 4.489 3.506 3.269
905 899 807 1.310
70 64 54
136 30
5
131
56
1.580 1.350
t.2t3
37
113
1.089
147
l6
4.2t7
t.862 2.206
47 r83
86 29 20
274
223
8
141
166
1
89
29 36 266
41
52
30
l0
160
43
53
t9
5.240 1.214 r.727 9.108 2.362 796 36 673 350 2.300 2.216 269 1.517 89
lumlah
672 717
2.937 627 932 799 898 776
Akhir I RTRW Ka[r. Magt'lang
26
::-,.Truk , :
64
29
53
J
53
58
3l l4
65
l8 2l
78
6
96
t27
73
38
5
1.5t2
153
218
38
813 613
78 40
JL
16
t7
71
l8
27
L306
83
83
52
420
t2
99
8
1.691 51.043 23.313 Sumber: Kabupaten Magelang Dalam Angka I99B
I.rlporan
.,Bus r::.:t.t .::
2.097
3l
426
l8
605
II-61
Tabel2,44 Banyaknya sarana Pendidikan Di Kabupaten Magelang Tahun l99g i..rTK
No.'
N:'',-g
.r.:sn
'SLTP,,..I:'
Swasta
Swasta
: :.' a
I 2 5 4
) 6 7
l4
ialaman Jorobudur
t2
Vgluwar
9
I
J
I
2
J
4
1
2
5
4 9
t8
l5
35
2
I
36 22
38
l1
t
37
2
9
3',l
I
Vlertoyudan
12
femouran
13
Kaioran
9 4
t4 (alianekrik
2
15
7 6
I
2
20
10
9
)
irumburg )ukun
11
I
)
Salaman
Vluntilan Vlunskid lawanqan 3andi Mulvo
I
Bandonsan
l6
3l
34
47 28 36 30 32 26 34 29 39 43 32
5
l6 ffindusari t7 recan.g l8 leqalreio l9 Pakis
I t2
20 3rabag 2l Veablak
ll
Iumlah
l8 1
l
I
285
7r0
Sunfier: Kabupaten t\Iagelang Dalam Jngka 1998
Laporan Akhir
.l
Nggeri
4
36 34 27 27 32
7
I
2
I
I I
I
T,
I
2
I
4
I
I
I
I
5
a
I
a
J
I
a J
I
2
5
I
I
4
6
2
L
2
I
I
)
2
2
1
,:,
I
)
)
SKKA-
S*asta Negeri S*aSta Negeri Swasta
.J
")
I
.'STM
SMEA,.:
I
I
1
I I
3
I
I
2
l ,l L
4
2
I
I
I .|
J
L
I 2
a
38
45
74
10
25
9
I
15
I
RTRW Kab. Magelang
ll-62
2.4.3 Sarana Perekonomian
2.4.4 Sarana Peribadatan
Untuk memenuhi dan melayani kebutuhan sehari-hari penduduk serta memasarkan hasil produksi di Kabupaten Magelang, telah tersedia beberapa fasilitas perekonomian yang berupa pasar, baik pasar umurn, pasar hewan, maupun pasar ikaq toko, kios atau warung, dan
K{ID.
Fasilitas peribadatan yang terdapat di Kabupaten Magelang antara lain Masjid dan Musholla, Gereja, Pura, vihara yarg tersebar merata di tiap-trap kecamatan. Pada tabel berikut akan dirinci jumlaVbanyaknya fasilitas peribadatan yang terdapat di Kabupaten Magelang di tiap-tiap kecamatan.
Tabel2.45
Tabel2.46 Banyaknya Tempat Ibadah Di Kabupaten lllagelang Tahun 1998
Banyaknya Pasar Dan Pertokoan Menurut Kecamatan Di Kabupaten Magelang Tahun 1998
No.
I(ecamatan
Banvaknva Pasar Umum
ialaman 3orobudur Yqluwar ialaman
I 2 3 t1
5
Srumbuns
6
)ukun
,7
Wuntilan Vlunskid )awanqan
8
9 0
andiMulvo Mertoludan
I
I
+
6
$/indusari
{
iecan.q
A
Akhir
I
RTR!V Katr. lvl.rly'Lrr1;
I
O(JJ
J
239
3
189
5
523
z A
I
Kecamatan
No.
Masjid
lllusholal
Gereja
I
ialaman
130
aAa L1L
I
2
Sorobudur
80
$qiuwar ialam
51
321 144
2
J
60
150
J
A
5
Srumbuns
80
IJU
6
Dukun
104
lno
1
l{untilan
8
Wunekid
tno t-t tz)
9
Sarvangan
85
210 253 t+l
l0
-)
9
I
.+
I
9
andiMulyo ll \Iertoyudan t2 fempuran
1A
127
5
r26
160
q
83
197
l3 Kajoran
t2r
L+J
1A IT
fuliangkrik
119
159
15
3andongan vVindusari
92
'/o
LVL
104
134
)Lt
aA
?.5
T] )ecans
-
IJY
18
93
118
I
A
16
Ie.qalreio
2
258
95
ll5
a
1
I
7
118
20
Srabas
t44
I
1
5
528
21
Vsablak
76
292 92
+
1
i
a
JU
II
Irrnrlalr
2.081
3,86
69
82
7.913
A
I
)
l9 lakis
6
1
I
J
a J
Kuil
Surau
206 239 205 287
A I
108 1.752
J
J
2 70 Sumher: Kobupatcn L'fogelang Dalam Angka I998 [^rP()r.]n
1
J A
5 a
z
2
J
Jrrntlah
I
2
Bandonqan
21
438 306
258
5
20
aA
1
4
fegalreio lakis irabaq t{sablak
6
551
311
femouran
8
I
A
Kaloran Kalian.ekrik
9
8
5
J
7
Ifewan Jumlah
7
-l
.+
Ikan
Banyaknya toko/ Kios / \Yarung
J
I
5
Srtnber : Kantor Statistik Kalwpatttt .llagetang, )995
II_63
Berdasarkan data
Kabupten Magelang dalam Angka tahmt 1998, fasilitas peribadatan Tabel2.47
ini berupa Masjid, Mushola, Gereja Protestan, Gereja Katolik, Wihara Budha dan Pura Hindu. Yang paling menonjol jumlahnya adalah Mushola yaitu sebanyak 3.860
Banyaknya Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun 1998
unit, sedang Masjid
berjumlah 2.081 unit; Gereja 69 unit; dan Pura 5 unit. Untuk fasilitas peribadatan terletak hampir di semua kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang.
\Io.
Kecamatan
Sarana Kesehatan Puskesmas
2.4.5 Sarana Kesehatan
Untuk fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Magelang antara lain berupa Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu yang tersebar merata di tiap-tiap kecamatan sesuai dengan hirarki tingkat pelayanannya dan juga telah dilayani oleh tenaga medis sesuai dengan kebutuhannya.
ialaman
2
5
I
2
Sorobudur
1
I
a J
I I
a J
{gluwar
I
3
4
ialaman
I
J
5
Srumbung
I
6
)ukun
I
7
Muntilan
2
8
Mungkid
yang ada di Kabupaten N{agelang yaitu 1 Rumah Sakit Umum (RSU) negeri, 29 Puskesmas,
9
Sawangan
64 buah Puskesmas Pembantu, Fasilitas kesehatan ini untuk Rumah Sakit terdapat di
t0 Candi Mulyo
kesehatan lainnya tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Magelang.
Tabel berikut akan merinci jumiah/banyaknya fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten ivlagelang di tiap-tiap kecamatan.
swaaac
I
Berdasarkan data Kabupaten fuIagelang dalam Angka Tahun 1998, fasrlitas kesehatan
Kabupaten lvfagelang (namun dimiliki oleh Pemda Kabupaten Magelang), sedang fasilitas
RSU
11
Mertoyudan
l2 fempuran
3
2
I
2
2
1
2
3
I
J
I
2
I
J
4
13
Kajoran
z
1A
I+
Kaliangkrik
l
15
Bandongan
I
76
$/indusari
I
5
tt
iecang
2
T
18
Iegalrejo
I
z
l9
?akis
I
70
3rabag
2
21
{gablak
1
Iumlah
I
29
I
I
I
,7
a
J
t
64
Sunber : Kahupaten ivlagelang Dalqn .-ltryka 1996
Lr1.or.rn Akhir
I
RTIiW Katr. Magelang
It-64
2.4.6 Prasarana Transportasi
Tabel,2.48 Panjang Jalan Di Kabupaten lVlagelang
di Kabupaten Magelang pada saat ini telah mencapai berbagai sudut wilayah. Pada setiap pusat kecamatan telah dihubungkan oleh jaringan jalan dengan Pada jaringan yang ada
Menurut Keadaan Dan Status Jalan Tahun 1997 - 1999 ( Kilometer )
jarak yang bervariasi satu dengan lainnya.
Di Kabupaten Magelang prasarana jalan dikelompokkan menurut fungsi jalarq yaitu :
1.
Jalan Arteri, yaitu jalan utama Semarang
-
Yogya yang melewati wilayah Kabupaten
Magelang.
2. Jalan Kolektor,
meliputi jalan penghubung dari dan ke Kabupaten Magelang dengan
kabupaten-kabupaten disekitarnya.
3. Jalan Lokal, jalan ini menghubungkan antar kecamatan di Kabupaten 4. Jalan Desa beberapa tenninal, tempat pemberhentian/ halte kendaraan umum
di
.Jenis Permukaan r.Diaspal
27,31
27,31
27,31 126.78 126,7t
lr4agelang.
r.Kerikil
27.31
Iumlah
beberapa kecamatan.
Terdapat 5 terminal di Kabupaten Magelang yaitu di Muntilan, Borobudur, Secang, Salaman dan Grabag.
tLKondisi Jalan a.Baik
)7
?1
27,31 27,31
b.Sedang c.Rusak d.Rusak Berat
27.31 t26.7t
27,31
t26.7'
Jalar Kab /Kota 1999 1997 1998
t26.78 583,2( 588,41 742,24A
:.Tanah J.Tidak Dirinci
Selain jaringan pmsarana transportasi, Kabupaten Magelang dilengkapi dengan
Di tinjau dari
Jalan Negara L998 1999 1997
Keadaan
Status Jalan Jatan Propinsi 1999 1998 1997
8,95
4,55
48,9(
48,r5
126.71 641.11 641.1
126,78
25,70( 27,30(
795.204
273,84
\69,6( 82,7: 114,8(
klasifikasinya, jaringan jalan yang ada dikelompokan menurut tingkatan
fungsi, kondisi maupun kelasnya. Pada tabel berikut akan dirinci mengenai perkembangan jaringan jalan di Kabupaten Magelang Tahun 1997
-
1999 menurut jenis permukaannya, kelas
jalan dan kondisi jalan yang ada di Kabupaten Magelang. Menurut data Kantor
Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Magelang tahun 1999, sebagian besar jalan sudah diaspal y'akni sepanjang 742,204 km atau 93,7 % dari seluruh jalan di Kabupaten Magelang dengan kondisi -ialan cukup baik.
1'7 ?1
lumlah
.II.Kelas Jalan r.Kelas I r.Kelas II ;.Kelas III
126,78
647,71
t26,78
27,3IC 1)6 79,4
27,31
21,31
III A :.Kelas III B [. Kelas III C J.Kelas
641,11C
g.Kelas tidak dirinci 27,31 27,31 273r 126,78 126,78 126.78 64L,11 641,11 795.204 Jumlah Sumber; Kantor Dinss Pekerlaan Umunt
Selain jaringan prasarana
di
Kabupaten Magelang dilengkapi
adanya beberapa
terminal, maupun tempat pemberhentian / halte kendaraan umum dibeberapa kecamatan.
l.rlioriul Akhir,l RTRW Katr. lvlaggl.rrrg I ilitV
Ii"rb.
l"l.t1
II_65
2.4.7 Prasarana
Air Bersih
Tabel 2.50 Banyaknya Sumber Air Minum Yang Sudah Atau Belum Dikelola PDAM Menurut Kecamatan Yang Ada Sumber Air Minum Di Kabupaten Magelang Tahun 1998
Sumber daya ak di Kabupaten Magelang berupa air permukaan, air sawah dan sumber-sumber
Nama Sumber
air. Untuk sumber air bersih yang dimanfaatkan untuk air minum di Kabupaten Magelang dilaksanakan
Di
di beberapa kecamatan, dengan dana baik dari pemerintah maupun
Lokasi Sumber
,
I
masyarakat.
Debet
Air Belum/Sudah
Keterangan
(Liter/detik)
Dipasang
3
4
30
Sudah
Unruk PDAM & Irigasi
85
Sudah
Unhrli PDAM
& Irigasi
254
Sudah
Unhrli PDAM
& Irigasi
150
Sudah
Untuli PDAM
&
Pemanfaatan
wilayah perkotaan, pengelolaan air bersih dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM). Disamping itu juga dilaksanakan perlindungan mata air
di kecamatan-
air hujarL pembuatan sumur-sumur, serta untuk mempertahankan kebersihan lingkungan dengan pembuatan jamban keluarg4 sarana kecamatan, penampungan dan pengolahan
pembuangan air limbah yang baik.
l.Sidandang 2.Tlogorejo 3. Gedad Citrosono 4. Lebalr
Untuk lebih jelasnya mengenai banyaknya sumber air minum yang terpasang dan banyaknya pelanggan tahun 1997 diKabupaten l\4agelang, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
yan g Terpasan g Banyaknya sr "ro"ffl'"lr,i#m Dan tsanyaloya Pelangean Di Kabunaten lVla Tahun 1997 Kapasitas Sumber
lang Sudah ferpasang
Literldetik) I
Jarak Sumber Dengan Daerah Distribusi Kecamatan Jarak J
2
4
Langganan Kecamatan
Banyakrrya
f,
6
<
Mertoludan
l0 Km
Mertol.udan
12509 SR
2.Sijajurang
t26
lv{ertot-udan
15
Km
Mertonrdan
8365 SR
20
LGedad Citrosono
ll0
i.Sidosari
20
Grabag dan
l0 Km
Secang
Grabag dan
15
Km
sR
1860
Sccang Secang
3713 SR
3.Semaren /. Bl
ambangarlCombrang
l.Sidandang
Akhir,l
Muntilan
12 Km
29
Borobudur
l0 Km
Pakis
15
leqalrcio
5Km
7
RTRW Katr. lvlal',t'Lrn1;
4Km
60
).Lebak 2 Sumber : I>DAM Kabupaten Magelang
I.r|os;111
Salaman
Salaman
925 SR
Km
4412 SR
fegalreio
328 SR
l08l sR
Salvah
Belum
8. Combrang
Ngrajeg Kec. Mungkid
80
Sudah
Untuli PDAM
9. Sijajurang
Bumirejo
254
Sudah
Untuli PDAM
10. Siglarvah
Kec. Kaliangl,rili Kec. Kaliangkrik
30
Belum
Untuk Masr.arakat/Irigasi
30
Belum
Rencana PDAM
25
Sudah
Untuk PDAM
300
Sudah
Untuli PDAM dan
200
Sudah
Untuk PDAM
200
Sudah
Untuk PDAM
25
Sudah
Jntuk Pengairarr
l.
Sembiran
Kec. Kaliangkrik Ds. Sidosari Kec. Salaman
Ds. Semaren Kec. Sarvangan l -5. Udal ButuhL/Tumpang Ds. Butuh
Kec. Sa*angan Karangampel
Unhrli Pargairan Sarvah
Pertanian
Kec. Candimull'o 17.
Muntilan dan Mertolrrdan Jorobudur lan Muntilan fegalrejo
Untuli Pengairan
150
16. Karangampel
Secang
Belum
Ireko Kec. Mungkid
l-1. Semaren
Grabag dan
80
6. Udal Treko
13. Sidosari
'),t
Blabali
Pedesaan
Kec. Mungkid
I
l.Karangampel
3.Tlogorejo
5. Sendang
Ds.Sidandang Kec. Pakis Ds. Tlogorejo Kec. Grabag Ds. Citrosono Kec. Grabag Ds. Lebak Kec. Grabag
Tuk Manuli
)s. Tegalrejo (ec. Tegalrejo
Sal'ah
18. Pasangsari
)s. Pasangsari
300
Belum
Rencana PDAM
19. Siglan'ah
(ec. Bandongan )s. Kaliangkrik (ec. Kaliangkik
200
Belum
Jntuk PDAM & Irigasi
20. Banjaran
)s. Banjaran
200
Belum
Jnruk PDAM
(ec. Tempuran
560 SR mbe
&
Irigasi
r : PDAfuI Kabupaten Mage lang
II-66
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada 3 sumber mata air yang berkapasitas cukup besar yang belum dikelola oleh PDAIv! yaitu Pasangsari yang terdapat
di Kecamatan
Bandongan, Siglawah yang terdapat di Kecamatan Kalianglaik dan Baqjaran yang terdapat di Kecamatan Tempuran.
l.tPos1l11
Akhir
I
RTRW Katr. Iv{a1,;clan1;
rl-
67
Tabel 2.S1 Jumlah Sambungan Langganan Aktif Bulanan PDAM Bulan Desember 1998
. ...' l-: -
:
...-.
:
'
-,t,..
2. 3. 4. 5.
6.
Vlertowdan 3rabag lalaman Jorobudur )ecang Vluntilan
II.
,,rr'-,B.
A.
a
1'_
-,
:,
. ..t.
:
SR. SR. SR. SR
51
a
7S
( I
SR
SR lzt 562( lur
(
|.
128t
11
(
106i
4-.
lt
lo)
zci
I
(nl
12t 11i
2(
8:
1
I
27: 20 21
5€
70(
'
5i
27(
2t 21
o(
2845
221
20!
i
ol
6t
244t 1
1At
B1 11
',, -,'
:,
i:-=
.,,:
i.::::::i:ii: j
t',lrorrsul*.o' l" l:+.,,= t'-t,.....t ..t, ,,.',i.
.t:.,.t-4..'-,,,'-
-t. ,.,,. - ''1;6111"1'
. . ..' -t]
, .,:ri-.t: . l.:::'lr ._: i : --.---..1:l':- -:.
-.1
III i.B
r\{- Bl
.Total
;t-:;l 'rYr,
Tutui
,T:f
t
1 4
2t
SR
SR,' 'SR. SR, 'SR., SR
SR
( 1
25(
45(
411 36i 2A
(
ll
(
(
i
(
3CI
(
51r
3:
241
(
tr
iSR,l: .SR
sR.
588i
(
(
(
(
(
(
(
1281
1!
1(
(
(
(
n
(
(
i
145t
U
(
IL
1221
1(
123(
t
'ta
470t
12t
483i
1(
334{
?n'
C
334i
6(
1
2511
11
11
SRI
L
7t
(
I
(
1
1
1
SR,
11.(
271
t4
91
tntut
361
(
2t
437(
64( 2355i Srtnrber : trS{SD Kabuparen J [agelang Talnm 2000
Keterangan
i'" - .: 't
':!:t:::.
SR SR .sR .SR I JI 10r
Kalinesoro 9. Ieealreio
r-:'.:
_.
AK TT
8.
:'i,
''ry,-
IIiC:
AK
Saniarnegorc
Iumlah
,I:.,8
-A
,I
l*,",,.1.
','.
' Kategori Pglayanln' , .':" ,.i,1,j.:,,:.1-
':a:--
1
:l
1t
t (
( (
I
211
2l
4(
(
(
(
(
I
(
(
(
(
0
(
(
t
(
9:
601[ 130(
147t
388S ZOUt
131,
1(
2508:
77t
2633(
:
AK:Aktif TT : Tutup
[-aporan
Akhir ,/
RTRVV Katr. tv[agelang
n-
68
Tabel 2.52
Dari tabel diatas dapat dilihat bahrva ada 3 surnber mata air yang berkapasitas cukup
Banyaknla Sumber Air Minum Yang Sudah Atau Belum Dikelola PDAN{ Il{enurut Kecamatan Yang Ada Sumber Air l\{inum
Lokasi Sumber
Debet
Air
(Liter/detik)
Belum/Sudah Dipasans
Keterangan Pemanfaatan
Ds.Sidandang (ec. Pakis
30
Sudah
Jntuli PDAM & Irigasi
Z.Tlogorejo
)s. Tlogorejo (ec. Grabae )s. Citrosono (ec . Grabas )s. Lebak
8_i
Sudah
Jntuk PDAM
250
Sudah
Jntuk PDAM & lrigasi
150
Sudah
Jntuk PDAM
l. Lebali
(ec. Grabae
i.
Sendane
Udal Treko
/. Combrang
)edesaan
&
lrigasi
&
galian yang tidak terkendali, industri yang mengekspotir air tanpa kendali
/
berlebihan dapat
mengurangi kuantitas air, sedangkan dengan adanya pen@naran limbah }'ang diakibatkan oleh limbah industrimaupun limbah keluarga dapat mempengaruhikualitas air.
Pada saat ini air di Kabupaten Magelang belum menjadi masalah besar, artinya belum
I
lJntuli Pengairan
ada aquifer yang tercemar
Sauah
pengelolaan terhadap air bersih dan sehat perlu selalu ditingkatka4 terutama
pencemaran terhadap
air. Meskipun demikian pengatur
150
Belum
Vgrajeg
80
Sudah
Jntuli PDAM
250
Sudah
Jntuk PDAM
hujarq air permukaan dan air tanah.
lntuli
air tanah semi tertekan. Air yang berasal dari eurah hujan potensial sebesar 4.067.144.500
3umirejo
Jntuk Pengairan
30
Belum
10. Sembiran
Kec.
Kalianskik
30 25
Belum
S.encana
Sudah
Jntuli PDAM
Sumber air yang terdapat di Kabupaten Magelang berasal dari
vfasyarakat/Irieasi
)s.
Sidosari
Kec. Salaman )s. Semaren
artrrya,
air bersih dan
memenuhi persyaratan kesehatan.
iau,ah
Kec. Kaliangkik
12. Semaren
kuantitas air. Selain itu pengaruh lingkungan seperti penggundulan hutan, penambangan bahan
freko Kec. Munskid
Belum
). Siglarvah
Sidosari
kuantitas maupun kualitas, namun apabila tidak dikelola dengan baik dapat menurunkan
80
(ec. Kalianekik
ll.
Sumberdaya air yang tersedia di Kabupaten Magelang cukup memadai baik dari sudut
Blabak Kec. Munekid
(ec. Munskid 3. Sijajurang
Kecamatan
Kecamatan Tempuran.
l.Sidandang
l. Gedad Citrosono
di
Bandongarl Siglawah yang terdapat di Kecamatan Kaliangkrik dan Banjaran yang terdapat di
Di Ifubupaten Magelang Tahrrn 1998 Nama Sumber
besar yang belum dikelola oleh PDAM, yaitu Pasangsari yang terdapat
PDAM
3 sumber, yaitu air
Air tanah terdiri dari 2 bagian, yaitu air tanah bebas
mt/tahun. Sedangkan air sungai yang mengalir
dan
di
Kabupaten Magelang berkisar antara 669.840.000 sampai dengan 9.331.200.000 m3 atau debit rata-rata :3.865.760.000 m3/tahun.
Mata air mempunyai cadangan sebesar L74.337.920 m3/tahun. Air tanah baik bebas
300
Sudah
(ec. Sa*angan 13. Udal Butuh/Tumpang )s. Butuh (ec. Satvansan
Unhrk PDAM dan Pertanian
204
Sudah
Jntuk PDAM
14. Karangampel
200
Sudah
Jntuk PDAM
Apabila dari neraca air permukaan makajumlah sumber air yang berasal dari mata air dan
25
Sudah
sungai baru digunakan untuk domestik, industri pertanian dan faktor lain sebanyak 8,90
300
Belum
Jntuk Pengairan iag'ah lencana PDAM
200
Belum
Jnhrk PDAM & Irigasi
200
Belum
Untuk PDAM
15. Tuk Manuk 16. Pasangsari
17. Siglarvah
Karangampel
(ec. Candimulvo )s. Tegalrejo (ec. Teeakeio )s. Pasangsari (ec. Bandonsan Ds. Kaliangl.rili
minum dari sumber mata air pada tahun 1999 memproduksi sebesar 12.528.177 mt/tahun.
)s. Banjaran (ec. Ternpuran
Junrlah air permukaan yang belum digunakan masih cukup besar yaitu
Sedangkan pada neraca
Kec. Kalian.ekrik 18. Banjaran
maupun semi tertekan mempunyai cadangan 5.225.472.A00 m3/tahun. PDAM mengolah air
& Irigasi
air tana[ antzra sumber dan
menggembirakan Artinya penggunaan
ai
gr,ro
Yo.
yo.
penggunaannya masih dalam posisi
tanah masih relatif kecil yaitu 0,20 ya. Dengan
demikian air tanah yang belum dimanfaatkan sekitar 99,80 yo.
Sumber : PD,+t,[ X"bupaten Magel"ng
laporan Akhir ^l RTRW Kab. Magelang
Il-69
Tabel 2.54
Tabel2.53
SumberAir dan Debit Air Kota Magelang Tahun i,No.'. ,,,."., ;:. SIIIVIBER MATA
AIR
Sumber, Produlsi dan Distribusi Air Minum Tahun 1999
1999
,'=: Distribusi,= ;,i:,'.r.
.
l' )
Kalegen (Kec. Bandongan)
26
Wulung (Kec. Bandongan)
75
a
J.
Kalimas (Kec. Grabag)
569
4.
Kanoman (Kec. Candimutyo)
300
'lr:l,lfli':firL
.lV-dt-'
.':
I
Karangampel
222,00
581.817.00
Wil. Mertoyudan
202,40
530.t07,20
2.
Temumpang
24,04
62.899,20
Wil. Mertoyudan
14.90
39.009,60
45,00
180.921,60
39,00
101.908,80
171,00
448.A70,40
Wil. Grabag
134,00
350.956,80
69,00
180.921,60
WiL Soropadan
@,90
169.776,00
1.320,00
3.4i9.456,00
Wil.
754,02
1.97t.742,18
J.
Tlogorejo
,;,970
..'''.
t,',lldf:
_mi.
,: , '
Secang
a-
A
Citrosono
).
Sidosari
180,00
471.744,00
Wil. Salaman
122,04
319.075,20
Grabag, Secang, Borobudur, Salamaq Tegalrejo, Banjamegoro, Kalinegoro dan Muntilan.
6.
Sipragak
57,00
149.472,00
Wil. Kaliabu
50,00
1,34.723,20
Selain itu juga melayani Perum. Grrya Rejo Indab Perum Panca Arga Sejahtera dan PT>
7.
Semaken
360,00
943.488,00
Wil. Muntilan Selatan
337,00
882.230,40
60,00
157.248,00
Wil. MuntilanUtara
13,00
34.041,60
120,00
314.496,00
Wil. Mertoludan
I11,00
290.563,20
60,00
157.248,00
WiL Borobudur
14,00
36.633,60
60,00
157.248.00
Wil. Candimull'o
27.00
70.675-20
60.00
157.218,00
Wil. Candimull'o
2_s.50
66.78't.20
886.50
2.323.036,80
Wil. Banjarnegoro I
785.33
2.067.467,39
252,00
660.4+1,60
lVil. Mertol.udan
232,00
607.564.80
48.00
125 798,40
Wil. Kodajal'a
34.00
89.035.20
156.00
408.8-tJ.80
Wil. Banjarnegoro II
150,50
391.243.20
176.00
461.376.00
Wil. Kalinegoro
173.00
4_53.340.80
Sumber : NSASD Kabupaten Ndagelang, 2000
Air yang diproduksi oleh PDAM Kabupaten Magelang melayani
wilayah Mertoyuda4
Taman Wisata yang telah diproduksi, didistribusikan kepada pelanggan dengan debit 13 ltldt sampai dengan
785lt/dtatau didistribusikan 34.041ms sampai dengan 2.067.467
rrr'
Untuk tahun 1999, produksi dan distribusi air minum oleh PDAM dapat dilihat pada tabel berikut. 8.
Sijajurang
9.
Sidandang
78.00
204.-i9-i.20
Wil. Tegalrejo I
67-50
176.90-{.00
t0.
Nglebak
2;1.00
62.999.24
Wil. Tegalrejo II
20.80
54.388.80
il
Blambangan
268,00
702.259.20
Wil. Borobudur
241.00
631.584.00
12.
Combrang
84,00
220.147,20
Wil. Borobudur
51,00
133.574,40
3.663Es
9.592.332,77
4.78050 12528.77,60 pat e n il l l age I an g Tah u n 2000 Su nr b e r : AS{SD .Ka6
Jumlah:
l.r|.rr.ru Akhir
.l
RTRIV K.rlr. lrl.rg.'lan1i
Jumlah
II_70
2.4.8 Prasarana Irigasi
Tabel berikut
Sebagian besar tanah sawah
di wilayah Kabupaten lr4agelang ini
sudah diairi oleh
ini akan menjelaskan mengenai banyaknya pelanggan jaringan listrik
dirinci per tahun di Kabupaten lvdagelang
jaringan irigasi baik teknis, % teknis dan sederhana dengan jumlah air yang mencukupi Untuk
Tabel 2.55
mengairi sawah tersebut, dikembangkan adanya bendungan-bendungan untuk menjaga elevasi
Banyaknya Pemakaian Listrik PLN Di Kabupaten Magelang
permukaan sawah dan jaringan primer irigasi
Tahun 1996- 1998
Pengembangan pengairan teknis diharapkan akan dilaksanakan secara terpadu dalam
ada dilaksanakan melalui proyek-proyek sektoral dari bantuan APBN dan APBD. Adapun
Tahun
Satuan
','tlraian ::-t t:: l_
pengembangan DAS Progo Hulu. Sedangkan untuk rehabilitasi sarana pengairan teknis yang
1996 3
)
I
1997 4
1998
",
untuk perbaikan-perbaikan sarana pengairan sederhana dan tertier sebagian dilaksanakan oleh swadaya masyarakat
Untuk lebih jelasnya mengenai daerah dan kondisi kawasan yang sudah teraili jaringan irigasi di Kabupaten l\tfagelang dapat dilihat pada peta berikut ini.
2.4.9 Prasarana Drainase Jaringan drainase induk yang ada
di wilayah Kabupaten Magelang ini menjadi
dengan jaringan induk irigasi yang berupa sungai. Sedangkan permukiman khususnya
di
di
perkotaan, jaringan drainase dikembangkan
Banyaknya Pelanggan
Pelanggan
130.528
T46.978
15.674
Rumah Tangga
Pelanggan
t23.921
r39.r23
147.355
UsahaAndustri
Pelanggan
1.682
2.353
2.492
I^ain-lain Banyaknya Pemakaian
Pelanggan
4.925
5.542
5.827
Listrik
KWH
126.595.746
157.152.488
165.178.299
Nilai yang Disalurkan
Rp.
satu
dalam lingkungan
di kanan kiri jalan.
17 441.085.965
23.339.591.t95 29.176.O44.630
Stunber : PT PLN (Persero) Cabang lllagelmg
Mengingat kondisi kawasan yang berupa lereng, maka kondisi drainase di wilayah Kabupaten Magelang cukup baik, tidak pernah terjadi genangan air.
Dari tabel dapat diketahui bahwa jumlah pelanggan menurut jenisnya (rumah tangga, usaha/ industri dan lain-lain) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Demikian pula
2.4.10 Prasarana
dengan banyaknya pemakaian listrik
Listrik
ikut meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah
pelanggan.
Secara umum seluruh kecamatan yang ada .
di Kabupaten Magelang sudah terlayani
oleh jaringan listrik PLN. Jaringan listrik yang ada selain jaringan distribusi tegangan rendah,
juga terdapat jaringan tegangan menengah yang terdiri dari 2jenis, yaitu jaringan 3 phase dan jaringan I phase. Adapun komposisi penggunaannya sebagian besar untuk kebutuhan rumah
2.4.11 Prasarana Telepon
Pada dasarnya jaringan telepon di Kabupaten Magelang sudah menyebar
di
seluruh
tangga, dan penyebarannyapun telah sampai ke rvilayah pedesaan, meskipun belum secara
wilayah, minimum berada pada pusat-pusat kecamatan yang dipergunakan oleh instansi
keseluruhan terjangkau.
pemerintah setempat. Tabel berikut
l:rporarr Akhir
I
RTRIV Katr. Ma1y.l.rn1i
r' '.
tl:.. f,', ,r. :.,'
ini
memperlihatkan jumlah pesawat telepon menurut
II-71
pengguna tahun 1998 untuk wilayah Muntilan dan Mungkid, dimana jumlah pesawat telepon terbanyak adalah yang digunakan oleh swasta.
Juddr
Tabel 2.56 Pesawat Telepon Yang Terdaftar Di "PT Telksnt" AWG Muntilan/Illungkid Menu
.Xecamatan
Iawatan . .;:.'..;.r
-
S*aita Polri TI\tt
':::l:r
'lt:
rut Instansi/Badan/SwastarPerseorangan Menumt Kecamatan Tahun 1998
bi""s
3
4
f,
6
t.AWG Muntilan 0l.Muntilan ]2.Nsluwar
7
t996
2
I
28
33.Salam
2
195
I
J
)4.Munekid
1
127
I
20
35.Srumbuns J6.Sawanean
lT.Dukun Sub Jumlah
J,,'
Jumlah
8
9
51
2093
I
1
I I I
.,...:
TrOtel Dintel
,
I
::. r: :
BeDas Bebas
8
302 r58
I I
2
I
J
68
1
52
64
2626
63
z
14
2381
A a
28
r43 r52
2 a
I
2
l3
i89
I
t3
8
t96
0
0
0
4
176 200
2
15
25
3
67
89
I AWG Munskid )l.Munekid )2.Borobudur C3.Mertoludan
I
Sub Jumlah
29
491
4
Iumlah
43
2872
8
Sumber : Kabupaten Llagelang Dalan .4ngka Tahm
lr1'o1.111
Akhir
,l
RTRIV Katr. Nlagt'l.rng
2626
199,5
fi-12
a J.
Pelaksanaan bertumpu pada
Trilogi Pembangunan, melalui pembangunan yang
berkelaqiutan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. 4.
Pengunanaan potensi sumberdaya diarahkan agar menjadi kekuatan ekonomi, sosial,
buday4 politfl< dan pertahanan keamanan dengan dukungan sumberdaya manusia
Mtil rcuJffimil PEt0Etril0il uunil
yang mampu menguursai, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan manajemen dan pengguunn sumberdaya manusia sebagai penggerak pembangunan. 5.
Pembangunan daeratr diarahkan sebagai saftma
untuk dapat mencegah
dan
mengurangi melebarnya jurang perbedaan antara yang kaya dan yang miskin dengan
menumbuhkan asas hidup sederhana, wajar, penuh tenggangasa dan rasa
3.1. Arah dan Tujuan Pembangunan Propinsi Jawa Tengah
kesetiakawanan sosial dalam rangka mencapai keadaan adil dan makmur. 6.
Tujuan pembangunan Propinsi Jawa Tengah sebagai perwujudan tujuan
Pembangunan daerah diarahkan untuk mernacu pemerataan pembangunan dan hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejalrter€urn ralcyat, menggalakan prakarsa
pembangunan nasional di daerab, yang tidak terlepas dari kesatuan kebiiaksanaan nasional
dan peran akti{
adalah mengusahakan terciptanya wilayah yang berketahanan dan masyarakat yang lebih
memperhatikan wawasan lingkungan dalam mengisi otonomi daerah yang nyata,
maju, lebih sejahtera dan mandiri dengan keadilan dan kemakmuran yang merata secara materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945 di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
dinamis, serasi dan bertanggungjawab, serta dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. 7.
Untuk mencapai tujuan pembangunan Daerah Jawa Tengah, landasan dan asas asas pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan
l.
Ekonomi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Perhatian
itu, perlu dibangun koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang sehat, tangguh dan mandiri, serta berperan dalam meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan
Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah diarahkan untuk menigkatkan kualitas
rakyat. Pembangunan ekonomi dilakukan bersama antara Koperasi, Badan Usaha
sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan dengan terus membangkitkan
Milik Daerah / Negara dan usaha
pengaMian, disiplin dan tekad untuk membangun masa depan bangsa sehingga berkembang meqjadi sikap mental dan sikap hidup yurg mampu mendorong
8.
swasta.
Pembangunan industri dan pertanian serta sektor produktif lainnya diarahkan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonoriri yang tinggi dengan menghasilkan produk yang
bermutu, memiliki daya saing tinggi, memenuhi kebutuhan masyarakat, dapat
percepatan proses pembangunan di segala bidang.
memperluas lapangan kerja dan rurmpu melanjutkan proses produksi. Disamping itu
Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah diarahkan untuk produktivitas daerah,
diarahkan pula untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, menguarngi isolasi dan
serta menjamin rasa keadilan sosial melalui pembagian pendapatan yang lebih
melancarkan perhubungan antar daerah, menciptakan lapangan kerja, mendorong
merata.
LrSrrran
perlu diberikan pada usaha kecil, tradisional dan golongan ekonomi lemah. Selain
:
dan memelihara rasa cinta tanah air yang melandasi kesadaran kebangsaan, senumgat
2-
Pembangunan ekonomi diarahkan pada terwujudnya perekonomian yang mandiri dan
andal di daerah maupun secara nasional, dengan tetap berdasarkan pada Demokrasi
Negara menjadi landasan serta asas-asas pembangunan daerah. Sedangkan arah Pembangunan Daerah Jawa Tengah Jangka Panjang yang sejalan dengan arah Pembangunan Jangka Panjang Nasional adalah sebagai berikut
mengoptimalkan pendayagunaan potensi daeratr dengan
Akhir,l
kegiatan ekonomi lain yang terkait dengan pengembangan budaya, pemerataan
:
RTRW Kab. M.rgelaiig
.
i' ',r.;
.l
llt-r
pembangunan dan stabilitas sosial budaya
politik, dimana dalam pelaksanaannya
penggunaan sumber energi, dengan memperhatikan penghematan pemakaiannya dan
harus senantiasa memperhatikan kelestarian dan pemanfaatan sumberdaya untuk kelanjutan dimasa yang akan datang. 9.
Pembangunan perdagangan diarahkan
menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.
t4. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
untuk semakin mampu
menunjang
manusia dan memperluas serta meningkatkan pemerataan kesempatan memperoleh
peningkatan produksi dan memperlancar distribusi, sehingga nulmpu mendukung upaya pemerataen, serta memperkuat daya saing melalui pengembangan kemampuan
10.
pendidikan terutama di daeratr terpencil. 15.
perilaku
Pembangunan perhubungan diarahkan untuk makin memperlancar
an$ lalu lintas
luar yang positif dan sekaligus menolak nilai ludsya yang merugftan pembangunan
orang, barang dan jasa dalam rangka menu4iang pertumbuhan ekonomi" stabilitas
dalam rangka meningkatkan kualitas manusia, dan sebagai alat untuk memperkukuh
nasional serta upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan dan meningkatkan
persatuan-kesatuan dan kepnbadian bangsa. 16.
lapangan
kerja serta mendorong kegiatan ekonomi yang terkait
Pembangunan Kependudukan diarahkan untuk meningkatkan kualitas penduduk dan
mengendalikan laju pertumbuhan serta mewujudkan keluarga kecil sejahtera dan
pendapatan daerall pendapatan masyarakat dan penerimaan devisa, menciptakan
bat:r;gia. Peningkatan kualitas penduduk dilakukan melalui peningkatan pelayanan
dengan
kesehatan
d* g-,
sedangkan pengendalian laku penduduk dilaksanakan melalui
pengembangan budaya daeralr, pemanfaatan kekayaan dan keindatran alam di daerah
transmigrasi dan keluarga berencana diarahkan untuk mengembangkan sikap
yang beraneka ragam.
menjunjung tinggi nilai luhur budaya bangsa di segala kesempatan. Penduduk usia
Pembangunan sumber daya alam diarahkan kepada pemanfaatn secara terencana,
laqiut akan diperhatikan karena pengalaman, kearifan dan pengetahuannya yang
rasional, optimal
dan
bertanggungiawab, sesuai dengan kemampuan daya
dukungnya, dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan
dap at dimanfaatkan
t7.
hidup bagi pembangunan yang berkelanjutan, guna sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat.
Pembangunan
untuk pembangunan.
ilmu pengetahuan dan teknologi diaratrkan pada pemanfaatan,
pengembangan dan pengusahaan yang dapat mempercepat proses peningkatan
Tata Ruang Wilayah Propinsi dijadikan pedoman perancangan
kecerdasan
dan kemampuan masyarakat dalam proses pembaharuan
dan
pembangunan agar penataan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam
pembangunan guna peningkatan produktivitas dan efisiensi, perluasan lapangan kerja
dapat dilakukan secara alruln, tertib, efektifdan efisien.
dan kesejahteraan umum. Selanjutny4 untuk menyelenggarakan
Pembangunan kehutanan semakin diarahkan
untuk meningkatkan produksi
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Pembangunan pertambangan diarahkan
pengembangan
perlu selalu dipedomani nilai agam4 budaya bangsa dan diperhatikan keterbatasan
dan
pemanfaatan hutan sesuai dengan fungsinya, untuk menciptakan lapangan kerja dan
13.
jiwa dan
masyarakat dan pelaksana pembangunan, menyaring dan menyerap nilai budaya dari
yang mempunyai potensi untuk berkembang. Pembangunan kepariwisataan ditingkatkan dan diaralrkan untuk meningkatkan
12.
Pembinaan budaya daerah diarahkan untuk dapat memberi
untuk memanfaatkan perkembangan ekonomi nasional dan ekonomi dunia.
pengembangan kepariwisataan
il.
sumberdaya
sumber-sumber dan fungsi lingkungan hidup. 18.
Pembangunan kehidupan beragama dan kepercayzum terhadap Tuhan Yang Maha
untuk meningkatkan eksploitasi dan pemanfaatan, sehingga dapat menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan menciptakan lapangan ketjq serta dapat membawa manfaat bagi pengembangan
ketaqwaan, dan kenrkunan yang dinamis, serta makin meningkatnya peran serta umat
wilayah, pembangunan daerah dan peningkatan hidup masyarakat. Pembangunan
dalam pembangunan, dengan didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana
energi diarahkan untuk meningkatkan upaya pengembangan dan penganekaraganuul
kehidupan beragama yang cukup memadai.
lapnran Akhir.l RTRW Kab. Magelang
Esa
diarahkan untuk meningkatkan kualitas umat beragama dan penganut
kepercayaan, sehingga tercipta suas€rna kehidupan beragama yang penuh keimanaq
ITI-2
19.
20.
Pembangunan hukum diarahkan untuk menghasilkan produk hukum yang mengatur
ditingkatkan. Peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan terus ditumbuhkan
tugas aparatur pemerintah dan penyelenggara pembangunan. Penyusunan
dalam mendorong kesadaran, pemahaman dan penghayatan bahwa pembangunan
dan
perencanaannya harus dilalarkan secara terpadu dalam sistem hukum nasional, dan
adalah hak, kewajiban dan tanggung jawab seluruh ralcyat. Untuk
pelaksanaannya perlu didukung dengan aparatur hukum yang bersitr, berwibawa dan
diusahakan pengembangan dan peningkatan tabungan rakyat dan pemerintah,
penuh pengabdian, sadar dan taat hukurq mempunyai rasa keadilan yang sesuai
peningkatan penerimaan daerah dan swadaya masyarakat, dan pemanfaatan dana
dengan kemanusiaan, profesional, efisien dan efektif.
dengan tetap berpegang pada prinsrp arrygaararr- berimbang yang dinamis,
Pembangunan aparafix negara diarahkan untuk meningkatkan kualitas aparatur
pemerataan yang meluas dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
negara, agar mereka memiliki sikap dan perilaku penuh pengabdian,
terus
jujur, tanggung-
jawab, adil dan berwibawa, sehingga nurmpu memberikan pelayanan pengayoman kepada masyarakat. Untuk
itu
dan
itu perlu profesionalisme dan budaya efisien
3.2. Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi Jawa Tengah
dan efektif dalam penyelenggarazm administrasi negara.
21.
Pembangunan
politik diarahkan untuk mewujudkan tatanan kehidupan politik
berdasarkan Demokrasi Pancasila yang mampu menjamin berfungsinya lembaga
3.2.1 Arahan Kawasan Lindung
politik dan lembaga kemasyarakatan, mantapnya proses komunikasi politik, dan
Kawasan Lindung di wilayah Propinsi Jawa Tengah sesuai dengan kriteria Kepres
berkembangnya suasana dan sikap keterbukaan yang bertanggung jawab. Untuk itu
32 tahun 1990 seluas 1.327.938,4 Ha atau sebesar 40,81 % dur luas wilayah Jawa Tengah.
diperlukan peningkatan kualitas pendidikan politik, kaderisasi dan keteladanan
politrh moral budaya dan etika politik
berdasarkan Pancasila dengan lebih
Kawasan Lindung ini terdiri dari:
1.
Adalah kawasan yang meberikan perlindungan kawasan bawahannya yang
mengupayakan pembud ayaan P4 melalui metoda.
22.
Peningkatan peran serta
politik masyarakat memerlukan peningkatan
meliputi kawasan hutan lindung, dan kawasan resapan air.
kegiatan
penerangan, kamunikasi dan media nussa yang diarahkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam
2.
Kawasan Lindung Setempat Kawasan Lindung Setempat meliputi:
-
rangka menggerakkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan.
23.
Kawasan Lindung Bawahannya
Pembangunan pertahanan dan keamanan negara diarahkan kepada kemampuan untuk
mewujudkan daya tangkal bangsa yang tangguh dalam Sistem Pertahanan Keamanan
termasuk didalamnya Kabupaten Magelang.
-
politik ABRI yang mantap dan dinamis, serta didukung oleh sarana prasarana dan industri strategi yang andal sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
agar terjamin stabilitas keamanan yang mantap dan dinamis,
kelangsungan
pembanguna nasional, serta tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
24.
Pembiayaan pembangunan diarahkan untuk memanfaatkan sumber-sumber dana dari
daerah sendiri. Kemampuan daerah sendiri dalam pembiayaan pembangunan terus
laporan Akhir,l RTRW Kab. N{agc.lang
Kawasan Sempadan Sungai berada
di
semua Kabupaten yang memiliki
sungai.
Rakyat Semesta, didukung oleh profesionalisme yang drjiwai oleh kesadaran bela negara yang tinggi, kemanunggalan ABRI-Rakyat dan pelaksanaan fungsi sosial
Kawasan Sempadan Pantai, berada di beberapa daerah kabupaten yang
-
Kawasan sekitar waduk/danau Kawasan sekitar mata air
3. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya Di wilayah propinsi Jawa Tengah
Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya
seluas 4.511,15 Ha.
-
Kawasan Cagar Alam, berada
di
beberapa Kabupaten termasuk di
Kabupaten Magelang.
-
Kawasan Budaya dan Ilmu Pensetahuan
:
, rt- '.1!,il
j
ttt-r
4.
Kawasan Rawan Bencana
3.2,4
Kawasan yang diidentifikasikan sering dan berpotensi tinggi mengalami
Rencana Struktur Tata Ruang Pusat- pusat permukiman yang ada
bencana alam seperti gempa bumi dan tanah longsor.
di Kabupaten Magelang
berada pada
pusat-pusat wilayah kecamatan dan pusat desa dan merupakan pusat aglomerasi
Berada di sebagian kawasan di Kabupaten Magelang, terutama di kecamatan
penduduk di wilayah tersebut.
Sawangan, Dukun, dan Srumbung.
Besar ruang untuk pusat-pusat tersebut dipengaruhi oleh jumlah penduduk
pemakai dan intensitas kegiatannya. Dan intensitas kegiatan tersebut dipengaruhi
3.2.2 Arahan Kawasan Budidava
oleh letak atau posisinya dalam struktur keruangan seluruh wilayah Kabupaten Magelang.
Kawasan budidaya merupakan kawasan yang memiliki kondisi fisik dan potensi
Dalam lingkup regional Kabupaten Magelang mempunyai potensi yang
sumberdaya alamnya dapat dan dibutuhkan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan produksi
cukup besar dan didukung oleh jalur-jalut transportasi yang melintasinya.
dan dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan. Kawasan ini dapat
Jika dilihat dari hirarki-hirarki kota di Jawa Tenga[ Kabupaten Magelang termasuk
dikelompokkan menjadi kawasan hutan, kawasan pertaniaq perindustrian, pertambilgil,
dalam kota Orde
pariwisata dan permukiman. Kabupaten Magelang termasuk dalam kelompok kawasan budidaya yang meliputi
I Orde II Orde
Semarang
Surakarta, Purwokerto, CtTacap, Magelang, Kudus, Kebumen,
permukiman, pertanian" kehutanan, pertambangan dan pariwisata.
Magelang, Tegal Salatiga, dan Ungaran
Orde
III
Pati, Klaten, Boyolali, Sragen, Blor4 Slawi, Pemalang, Demak,
3.2.3 Arahan Pengembangan Sistem Sarana dan Prasarana Wilayah 1. Prasarana dan Sarana wilayah meliputi: a. Transportasi Jalan raya
b.
Purwodadi, Kendal, Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Batang,
Brebes, Jepar4 Rembang, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Ambarawa, Weleri, Wangon,
Terminal bus dan truk
2. Pengembangan Prasarana dan Sarana PerkotaarU meliputi: a. Peningkatantransportasi b. Pengembangan utilitas umum 3. Pengembangan Prasarana dan Sarana Pedesaan, meliputi: a. Peningkatantransportasi b. Irigasi
II.
Juwana, Gombong, Kutoarjo, Cepu, Muntilan, Mungkid, Delanggu, Tayu, Majenang, Kartosuro, Pecagaan, dan Parakan
Orde
IV
Semua kota kecamatan yang sudah bersifat kekotaan selain kecamatankecamatan yang disebutkan diatas.
Kabupaten Magelang terdiri dari 21 kecamatan dengan besaran kota-kota tersendiri.
c. Listrik pedesaan
Dari perhitungan pada tabel hirarki kota-kota kecamatan di Kabupaten Magelang
d.
mempunyai uruatan hirarki sebagai berikut:
Komunikasi
Dalam penentuan urutan orde pusat-pusat menggunakan metode Sturges. Pada perhitungan tersebut terdapat faktor pembentuk dan faktor penunjang struktur.
Penilaian untuk menentukan hirarki adalah dengan memberi bobot 20
% untuk
pembentuk struktur dan l0 % untuk penunjang struktur.
Laporan
Akhir.l
RTRW Kab. Nt.rgclang
III-4
Berdasarkan hirarki kota
Potensi yang dimiliki oleh wilayah pengembangan
Hirarki kota-kota di Jawa Tengata Kabupaten Magelang termasuk dalam kota
industri, perdagangan, pariwisat4 perkebunan dan perikanan.
orde
II,
dibawah kota Semarang (orde
I).
Kebumen Potensi yang dimiliki dan akan dikembangkan
Berdasarkan Rencana Tata Ruang wilayatr CRTRW) Propinsi Jawa Tengah,
Wilayah Pengembangan
yang dilalarkan berdasarkan
Wilayah Pengembangan
di Jawa Tengah dapat
Kabupaten Semarang,
Salatig4 dan Kota Semarang, dengan pusat pengembangan
pusat
di
Kota
pemerintahan,
wilayah Pengembangan
II
(w.P. II), yang meliputi Kota pekalongan,
Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang dan Kabupaten dengan pusat pengembangan
pemalang
di Kota Pekalongan. potensi yang dimiliki
oleh wilayah pembangunan ini adalah kegiatan pertanian,
perkebunan,
wilayah Pengembangan
IIr (w.P. nD, yang meliputi Kabupaten
Brebes, Kabupaten Tegal dan Kota Tegal dengan pusat pengembangan
pengembangan
o
wilayah Pengembangan
\rlu (w,P. vrID, yutg meliputi wilayah
Kabupaten Srage4 Kabupaten Boyolli, Kabupaten Klateq Kabupaten
Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri dan Kota yang dikembangkan di wilayah ini adalah kegiatan pertanian, perkebunan, industri, perdagangan dan pariwisata.
Wilayah Pengembangan IX (W.P.
IX),
yang meliputi Kabupaten Blora
dengan potensi wilayah yang dikembangkan adalah kegiatan pertanian dan
Wilayah Pengembangan X (W.P. X), ymg meliputi Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang, dengan pusat pengembangan
Kota Tegal. potensi yang dimiliki oleh
wilayah
ini adalah kegiatan pertanian, perkebunan,
industri,
wilayahnya adalah
ini
perkebunan.
industri dan perdagangan.
o
di wilayah
Surakarta dengan pusat pengembangan wilayah di Kota Surakarta. Potensi
pendidikan, industri, dan perdagangan.
.
yalrtg meliputi wilayah
adalah kegiatan pariwisata pertanian, perdagangan dan industri.
Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal, Kota
ini adalah sebagai
VII (W.P. V[),
wilayah di Kota Magelang. Potensi yang dikembangkan
wilayah pembangunan. Kesepuluh w.P. tersebut adalah sebagai berikut:
Semarang. Potensi wilayah
yang meliputi wilayah
Kabupaten Purworejo, dan Kota Magelang dengan pusat pengembangan
pembangunan yang dibentuk dan antarwilayah yang tergabung dalam suatu
I (w.P. r), yaitu meliputi
W),
Kabupaten Magelang, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggmg,
dilalarkan secara sistematis dengan meningkatkan keterkaitan antarwilayah
wilayah Pengembangan
(W.P.
kegiatan pertanian, perkebunan dan industri.
kondisi dan letak geografis tiap bagian wilayahnya. penerapan strategi
o
VI
Kabupaten Baqiarnegara dengan potensi ymtg dikembangkan adalah
potensi dan masalah yang dimiliki oleh tiap-tiap bagian wilayah, serta pada
pembangunan dimaksudkan agar pengembangan wilayah
di wilayah ini
adalah kegiatan pertania4 pariwisata dan industri.
strategi pengembangan wilayatr Jawa Tengah membagi wilayah propinsi
l0 wilayatr pembangunan (wP),
adalah kegiatan
Wilayah Pengembangan V (W.P. V), yang meliputi wilayah Kabupaten
Perwilayahan pembangunan Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai benkut:
tersebut menjadi
ini
di Kota Kudus. Potensi yang dikembangkan pada wilayah
ini adalah kegiatan pariwisata, industri, perkebunan dan perikanan.
perdagangan, pariwisata dan perikanan.
r
wilayah Pengembangan
Iv (w.P. IV), yang meliputi Kabupaten
cilacap, Kabupaten Banyumas dan Kabupaten purbalingga, dengan pusat pengembangan wilayahnya
[.aJrt'rran
Akhir ,f RTRW Kab. lrlrgclang
di Kota cilacap(ibukota Kabupaten cilacap).
'.'" K.rb. \t.r,
"
rtl-5
3.3
Kebijat<sanaan Tata Ruang Daerah Kabupaten Magelang
Pengembangannya
di Kota Muntilan. Fungsi utama yang ditetapkan adalah sebagai
pusat pemerintahan, pertanian lahan basah, pariwisata, pusat pembuatan kerajinan pahat batu, tanduk dan tulang.
Kebijaksanaan penataan ruang daerah berupa upaya untuk meningkatkan fungsi
Sub Wilayah Pembangunan
dan peran kota sebagai pusat-pusat pertumbuhan wilayah, pemanfaatan wilayatr strategi
pertumbuhan, stagnant, konservasi,
dan wilayah perbatasan, bagi
- Sub Wilayah Pembangunan IA
kepentingan
pembangunan regional, serta peningkatan efisiensi dan efektivitas sistem sarana dan
-
pertumbuhan dan wilayatr dibelakangnya, pusat-pusat distribusi dan produksi, dan Oleh karena strategi yang ditetapkan untuk nusa yang akan datang ada kaitan yang
meliputi kecamatar Mertoyudan,
Mungkid, Salarn, Ngluwar dan Muntilan, dengan pusat di Kota Muntilan.
prasarana wilayah untuk menjamin keterkaitan yang semakin erat antara pusat-pusat
keserasian pembangunan antar kota dan kota dengan desa.
I ini dibagi merfadi dua bagian yaitu:
Sub Wilayatr Pembangunan
IB
meliputi kecamatan Secang, Tegalrejo,
Candimulyo denganpusat pelayanan di kota Secang.
.
Sub Wilayah Pembangunan
II,
yang meliputi kecamatan Salaman, Borobudur,
erat dengan masa lampau, maka berbagai hal mengenai apa yang telah dicapai dalam
Windusari, Bandongan, Kaliangkrik, Kajoran dan Tempuran, dengan pusar
periode lima tahun sebelumnya dalam pelaksanaan strategi pembangunan di Jawa Tengah
pengembangan di Salaman. Wilayatr ini terletak di lereng gunung Sumbing sampai
harus diketatrui.
Kaliprogo. Keadaan tanahnya termasuk cukup subur dengan pertanian yang dikembangkan adalatr perkebunan dan pertanian sayuran4ahan kering.
Keblaksanaan tata ruang daerah lebft diutamakan untuk mencapai optimalisasi pemanfaatan yang didasarkan pada kondisi,
potensi dan
kegiatan yang ada dan
diperkirakan akan berkembang, serta nnmpu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi dan perlu mendapatkan perhatian dalam penanganannya. Pendekatan ini akan
meliputi pendekatan yang lebih mendalam terhadap faktor-faktor geografis, sosial, ekonomi dan budaya, serta linkungan hidup. Kebljaksanaan tata ruang kabupaten
Kebijaksanaan pembangunan desa
kota
berdasarkan pada tingkat hubungan
ketergantungan antara desa dan kota, mengarah pada keserasian hubungan antara desa dan kota;
b.
3.4.1
Wilayah Sekitar
Dengan Wilayah Kabupaten Semarang
Wilayah Kabupaten Semarang yang berhubungan langsung dengan Kabupaten
Magelang lebih diarahkan pada:
a.
3.4 Rencana Pengembangan
Magelang adalah Kecamatan Jambu dengan pusat
di Kota Ambarawa. Sesuai dengan
arahan Kota Ambarawa dan karena adanya permasalahan pokok yaitu kurang memadainya
prasarana perhubungan
dan kurang terampilnya masyarakat di berbagai
sektor
pembangunan, maka dalam arahan perkembangan pembangunan wilayah bagi wilayah Kebljaksanaan pembangunan daerah Kabupaten Magelang bertitik tolak pada posisi
daerah pada wilayah pembangunan
VII . dalam pembagian Wilayatr
pembangunan
yang mendukung diarahkan perkembangannya untuk fungsi utama menjadi wilayah pertanian dan peningkatan fungsi khusus yaitu pariwisata.
Propinsi Jawa Tengah;
c.
Berdasarkan kondisi petensi, kegiatan dan permasalahan yang ada di darah tingkat
II
kabupaten Magelang di bagi menjadi 3 sub wilayah pengembangan, yaitu:
'
Sub Wilayah Pembangunffi
I,
yang meliputi kecamatan Secang, Mertoyudan,
Tegalrejo, candimulyo, Mungkid, Muntilan, Salam dan Ngluwar dengan pusat
3.4.2
Dengan Wilayah Kabupaten Temanggung
Wilayah Kabupaten Temanggung yang berhimpitan dengan Kabupaten Magelang adalah Kecamatan Pringsurat dan Tembarak, dengan potensi utama sebagai lahan pertanian dan daerah terbangun. Sesuai dengan arahan Kota Temanggung sebagai ibukota kabupaten,
laporan Akhir.l RTRW Kab. lvtagelang
III-6
wilayah-wilayah yang mendukung diarahkari perkembangannya untuk fungsi utarna
3.4.5
Dengan Wilayah Kota Magelang
menjadi wilayah pemerintahan, perdagangan, pelayanan fasilitas umum dan transportasi ke Pada perkembangan yang ada di Kota Magelang menurut Pola Dasar yang ada, akan
wilayah lain.
Kecuali
itu
dikembangkan beberapa arahan, antara lain
sebagai daerah pendukung ibukota kabupaten, diaratrkan pula
perkembangannya sesuai dengan kenrampuan/ potensi
fisik yang dapat dikembangkan
antara lain pertanian tanaman pangan, perkebunan, perdagangan, industri kecil" jasa
-
Lebih memantapkan Kota Magelang sebagai kota transit, yang men$arnin kemudahan
Perluasan lapangan kerja melalui pengembangan sektor transportasi, industri kecil, pariwisata" dan pembinaan sektor informal
Dengan Wilayah Kabupaten Wonosobo
Dilihat secara administratif , kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Magelang adalah Kecamatan Kepil dan Kalijajar. Dengan melihat pada potensi fisik dan
-
Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Magelang menurut Poldas yang
ada diaratrkan perkembangannya untuk fungsi pertanian tanaman panga& perkebunarq
Pembangunan sarana dan prasarana yang lebih menunjang kegiatan pusat kota
Peningkatan pertanian sektor lahan sempit, yang mengarah pada Magelang Kota Transit dan Pariwisata
pembagian Wilayah Pembangunan dengan rencana pengembanganny4 maka pada
-
industri dan fasilitas lingkungan.
Meningkatkan kesejahterunn rakyat dengan usaha di Daerah
Meningkatkan kemampuan Kabupaten Magelang dalam menampung
dan
memanfaatkan hasil produksi wilayah sekitamya
3.4.4
Peningkatan kesejahteraan dengan cara peningkatan PDRB.
wilayatr sekitar.
angkutan dan sektor pariwisata.
3.4.3
:
Dengan Wilayah Kabupaten Purworejo
Menitikberatkan pada tiap tahapan pembangunan (PELITA) pada bidang ekonomi, dengan sasaran untuk mencapai keseimbangan antara sektor pertanian dan industri
Dari kecamatan-kecamatan yang terdapat di Kabupaten Purworejo, Kecamatan Bener
-
Peningkatan pembanguvu dan pengembangan desa dan kota sebagai suatu sistem
merupakan kecamatan yang berdampingan dengan Kabupaten Magelang. Sebagian
yang satu sama lain saling terkait dan tergantung sehingga tercipta hubungan yang
wilayah ini merupakan lahan pertanian dan daerah terbangun, terutama di sekitar jalur
serasi
jalan propinsi Magelang-Purworejo yang lewat Kecamatan Bener merupakan wilayah
-
pendukung bagi perkembangan ibukota Kabupaten Purworejo, yaitu Kota Purworejo.
Pada rencana perkembangaqnya, Kecamatan Bener
ini termasuk dalam SWP I,
dengan aratran perkembangan sebagai fungsi pertanian, industri, pertambangan, pariwisata
Peningkatan kegiatan pelayanan yang bertumpu pada sumber daya alam dan manusia dalam suatu sistem wilayah pembangunan.
-
Peningkatan kegiatan pelayanan yang bertumpu pada sumber daya alam dan manusia dalam suatu sistem wilayah pembangunan.
serta perkembangan fasilitas lingkungan.
3.4.6
Dengan Wilayah Kabupaten Boyolali
Wilayah
di
Kabupaten Boyolali yang berhimpitan dengan Kabupaten Magelang
adalah Kecamatan Cepogo, yang merupakan daerah terbangun. Sesuai dengan arahan kota
Cepogo sebagai pusat SWP, menyebabkan perkembangan fungsinya didukung oleh
L:rprcrran
Akhir
I
RTRW Kab. tilagelang :
ri. Ll:$rl
III_7
wilayah-wilayah sekitar. Wilayatr-wilayah yang rnendukung diarahkan perkembangannya
untuk fungsi sosial, antara lain : perdagangan, pelayanan fasilitas umum dan transportasi
rt:.J
ke wilayah lain.
Kecuali itu sebagai wilayatr dengan fungsi pusat SWP, kota Cepogo diarahkan pula perkembangannya sesuai dengan kemampuan
/
poterui fisik yang dapat dikembangikan
antara lain pertaniar tandrlar pa€an, perkebumn, perdagangan, industri tenrbag4 peternakan dan sektor pariwisata.
3.4.7
Dengan Wilayah Kabupaten Sleman
Wilayah Kabupaten Sleman yang berdekatan dengan kabupaten Magelang adalah kecamatan Tempel, yang perkembangannya saat ini diaratrkan sebagai pusat perdagangan hasil
-
hasil pertanian daeratr sekitarnya serta sebagai pusat industri dan bahan bangunan.
Selain
itu potensi fisik lain yang dapat dikembangkan adalah
keberadaan kota
Tempel sebagai pintu gerbang Daerah lstimewa Yogyakarta sehingga hal mendukung sektor
Laporan Akhir
I
-
ini
dapat
sektor lainnya.
RTRW K1b. Magclrng .l
III-8
Order, keadaan kesesuaian secara global meliputi order S ( sesuai ) dan order N ( tidak sesuai ).
Kelas, keadaan tingkat kesesuaian dalam order yang meliputi
Sl :
ilil$l$Hffiffinffi$tffiirH0$ffi#sf
:
Sangat sesuai, lahan tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang diberikan.
52 :
Cukup sesuai, lahan mempunyai pembatas-pembatas yang agak serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang ditetapkan.
s3 :
Hampir sesuai, lahan mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang ditetapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan ( input ) yang diperlukan.
Nl : 4.1 Analisis Aspek Fisik
Tidak sesuai saat ini. Lahan mempunyai pembatas yang lebih serius, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya saja tidak dapat dipertahankan menggunakan tingkat modal normal.
N2 : 4.1.1Kesesuaian Lahan
Tidak sesuai untuk selamanya. Lahan mempunyai pembatas pennanen untuk mencegah segala kemungkinan penggunaan berkelangsungan pada lahan tersebut.
Kesesuaian latran adalah keadaan tingkat kecocokan dari sebidang latran untuk dan
Sub Kelas, keadaan tingkatan dalam kelas didasarkan pada jenis pembatas atau macam
permasalahan lahan yang ada dapat dimanfaatkan secaxa optimal baik dari kemampuan
perbaikan yang harus dijalankan. Berdasarkan data yang tersedia untuk keperluan
tanah maupun dari komoditas tanamannya. Kelas kesesuaian lahan suatu wilayah dapat
analisis kesesuaian lahan pada tingkat sub kelas digunakan beberapa jenis pembatas
berbeda tergantung pada tata guna lahan yang diinginkan dan metode yang digunakan.
adalah sebagai berikut
suatu penggunaan tertentu. Penilaian kesesuaian lahan bertujuan agar potensi
Klasifikasi penilaian kesesuaian lahan dilakukan berdasarkan metode FAO
yang
kriterianya telah dimodifikasi oleh PPT Bogor 1983. Kerangka dari sistem klasifikasi lahan ini terdiri dari 4
(
order, kelas, sub kelas dan unit. Analisis kesesuaian lahan
empat
di
) kategori, yaitu :
kabupaten Magelang
dilakukan sampai tingkat sub kelas ditujukan untuk 3 ( tiga ) trpe penggunaarL yaitu :
-
Kesesuaian lahan untuk padi dan sawah
s d f e t r
: Pembatas pada zone perakaran berupa kedalaman efektif : Tekstur tanah yang mencerminkan sebaran butir atau permeabilitas tanah. : Kelas drainase mencerminkan kondisi banir atau genangan air : Erosi, ketahanan terhadap erosi atau indikasi ada atau tidak adanya erosi : Relief, data yang tersedia adalah persentase lereng : Tipe hujan. Untuk Kabupaten Magelang, iklimnya termasuk golongan C ( agak ) menurut SCHMIDT FERGUSON, maka faktor r ini tidak menjadi
Kesesuaian lahan untuk tanaman pangan lahan kering
basah
Kesesuaian lahan untuk tanaman tahunan lahan kering
pembatas.
Kategori kesesuaian lahan hingga sub kelas, pembagian serta definisi kualitatif sebagai berikut
:
secara
:
laporan Akhir./ RTRW Kab. lvlagglang
,
.l
-.:ir.,r.rr,t
IV-I
Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah
1)
- Sl
- Nltd :
: Sangat Sesuai ( luas 13.922Ha)
Lahan ini kecuali dengan kendala kemiringan
Lahan ini jika ditinjau dari kemiringan lahan yang relatif datar ( 0
-
40 %)juga mempunyai
di lahan ini tidak ada erosi, maka bila didukung
genangan maupun proses erosi. walaupun sebagian
penterasan yang baik dan sistem irigasi yang baik akan dapat dipergunakan
sistem irigasi yang baik. Kelas
kecil ada yang
ini
terletak terutama
di
dalam
-
Nltsde: Tidak sesuai untuk saat ini ( luas i8.486 Ha ) Lahan ini kecuali dibatasi dengan kemiringan 15
usaha penterasan.
Cukup Sesuai ( luas 38 060 Ha )
Lahan
Lahan ini ditinjau dari sifat dan ciri lahan tidak banyak berbeda dari lahan
Kaliangkrik, Tempuran, Srumbung dan Salaman.
-
yaitu candimulyo, Tempuran,
Kajoran,
Kaliangkrik, Bandongan, N4ertiyudan, Secang, Grabag,
Salaman,
kecamatan
ini
terutama terletak
di
Kecamatan Grabag. Pakis, Ngablak,
N2tsde: Tidak sesuai untuk selamanya ( luas i 1.046 Ha )
Lahan ini mempunyai kemiringan yang amat tinggi. Disamping rar.van erosi, lapisan tanah yang kurang, juga mempunyai tekstur kasar dan dibeberapa
erosi dengan penteresan. Bila ditunjang dengan sistem irigasi yang baik lahan ini memberikan kesuburan yang cukup tinggi. Kelas ini terutama
di 14
40 %" juga rawan erosi
yang kasar dan di beberapa lokasi berbatu, sehingga sulit untuk diadakan
Borobudur dan Candimulyo
tersebar
-
dan ketebalan tanah yang baik, cukup sampai kurang serta tekstur tanah
salaman,
dengan klasifikasi sangat sesuai. Hanya karena lokasinya dengan kemiringan 2 - 15 %, dibeberapa tempat memerlukan usaha pencegahan
dengan usaha
sebagai lahan sawah
Kecamatan
Mertoyudan, Muntilan, Mungkid, Kaliangkrik, windusari,
lokasi berbatu, sehingea tidak cocok untuk lahan sar.vah.
Dari data tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut
Borobudur, Mungkid. Tegalrejo. Ngablak dan ilzluntilan.
.
Tabel4.1
I{anrpir Sesuai ( seluas 3.152Ha)
Kesimpulan Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sarvah Kelas Lahan
Kesesuaian
Luas ( Ha )
kemiringan 2-15 oA dan tekstur tanah yang kasar Bila diclukung dengan
SI
Sangat Sesuai
13 922
pengairan dengan sistem irigasi yang baik. akan memberikan
S2
Cukup Sesuai
38 060
S3
Hampir Sesuai
14 571
Lahan
ini
j,-,ga sesuai untuk lahan salvah, hanya lokasinya
ciengan
kesubr_rran
tanah yang cukup tincei
.
-
karena
klasifikasi sangat sesuai, apabila air cukup tersedia dan ditunjang dengan
- Nlte
15
ketebalan tanah dan tekstur tanah serta tiak ada masalah mengenai banjir,
akan mempunyai tingkat kesuburan dan tingkat pengelolaan
S3t
(
tekstur tanah yang kasar, sehingga kurang cocok untuk lahan sa.wah. Tetapi
2 % ),
bertekstur kasar, tetapi karena faktor lainnya mendukung, maka diharapkan
-S2t:
Tidak sesuai untuk saat ini ( luas 18 486 Ha )
Lahan kelas ini terletak di Kecamatan Nglurvar, salam, Smmbung, Dukun,
Lahan vans tersedia dan Sesuai
66 5s3
Sawangan dan Windusari.
Luas sarvah se-Kabupaten Magelang
37 967
Tidak sesuaiuntuk saat ini ( luas 3.152 Ha ) Lahan ini rvalaupun lokasinya didaerah dengan kenriringan sedang ( 2
SISA
28 s86
9/o
) tetapi karena kondisinya rawan erosi, tanahnya tipis ( kurang dari
-
l5
j0
cm
) dengan tekstur kasar dan berbatu, rnaka tidak sesuai untuk lahan sarvah.
Sunrber : I{asil ,-lnali.sis, 2000
Dengan demikian lahan sarvah yang ada sekarane
ini secara umunl
melnenLlnl
syarat kesesuaian lahan untuk lahan sau,ah.
Lahan ini terlctak di Kecanratan Pakis, Borobuclur, Dukun dan Salanran.
1.aPo1.111
Akhir
I
RTIIW Katr. lv.larrl.rrrl;
IV-2
Namun apabila dianalisa secara rinci per kecamatan, dapat dijumpai bahwa ada dua kecamatan yang lahan sawahnya tidak sesuai, yaitu
-
Kesesuaian Untuk Lahan Padi Sawah Kabupaten Magelang
:
Kecamatan Dukun, lahan sawahnya masuk dalam kelas
ini
dengan kendala ketebalan tanahnya sedang
(
30
-
Ni,
tidak ssesuai untuk saat
60 cm
) dengan tekstur
tanah
yang kasar.
-
Tabel4.2
Kecamatan Pakis, lahan sawahnya terletak dilokasi dengan kemiringan 2
-
Yo
No Kelas I S1
15 %o dan
rawan erosi.
-
Lahan sawah yang kurang memenuhi syarat seluas I.249 Ha atau 3,28Yo dari lahan sawah yang ada, sehingga perlu usaha perbaikan terutama penggunaan pupuk organik dan pengendalian pengairannya.
Z
S2t
Sifat
Tanah
Iklim
0-2 0-2 0-2 0-2 0-2 0-2 0-2 0-2 0-2 0-2 0-2
A2AT A3AT A3AT
AL
C4
RE RE
C3 C2
BlAT BlAT BlAT BlAT BlAT BIAT
RE
c3
Muntilan
1.287
45
RE
C2
1.871
50
AI
C4
Munskid Kalianqkdk
r.720
30
AL AL AL AL AL
C2
Windusari
1.849
30
C4
Salaman
1.377
20
c4
Borobudur
C3
landimulvo
C1
)ecang
B2AT B2AT
AlAT AlAT AlAT AlAT AlAT AlAT
2-15
z-r5 2-t5 2-15
2-r5 2-15 2-15 2-1s 2-15
A2AT A2AT A2AT
BiAT BlAT BlAT BIAT
2-15 2-15 2-75 2-15
J
S3t
Lokasi
Mirine
Luas ( Ha )
o/s
2.267
50
Nsluwar
'>1 A
l0
Salam
158
10
Mertovudan
818
15
1.878
40
C4
andimulvo fempuran
/ 1a +t) t3.922 2.8r7 2.457
C4
Kaioran
5.004
OU
C4
Kalianskrik
1.433
25
C2
Bandonsan
t.374
30
C3
1.752
40
C2
\sablak Mertowdan
.L. /O
I
50
cl
)ecang
3.314
70
C3
Graba.q
3.086
4A
rl
Salaman
40
C2
Borobudur
)..7 51 1 A
50
AL AL AL
c2
AT AL LA AL AL LA .{L AL
CI
Munekid
1.871
Bandonqan
1-Ji{
30
C2
)ecang
946
20
2-r5
B2AT B2AT
C2
3.5 89
100
2-15
CIAT
RE
C]
Iesalreio Vluntilan
2-
l5
A3AT A3AT A3AT B3AT B3AT 83AT
5
1.573
38 060 2.019
BIAE
2-15 2-15 2-15
C2AE C3AT/BT D3AT/BT
2-ls
liflilV
Krt-.
lr{.r11.1an1,,
.i..
.l
;
5_s
55
0i
RE
C3
Nqlurvar
RE
C3
ialam
3.00-1
RE
C3
Snrmbunq
2._586
50
RE
C3
Dukur
1.602
30
90 95
R-E
C3
Sawangan
2.894
40
AL
C4
WurdLrsari
2.466
40
AN LA
C3
?akis
RE
C3
Borobudur Dukun
LI
C4
Salaman
l4
l"rp
A1
C4
2-t5 2-t5
I
50
RE
2-l
Nlte
60
AL AL AL
2-15 2-15
4
10
T2.82
CI
571
t.39t <,t
13.42 ZU
<
t0
< 1,1
688
l0 l0
3.1,58
2.9
rv-3
o/o
No
Kelas
Mirins
Sifat
Tanah
Iklim
5
Nltd
l5-40 l5-40 i5-40 l5-40 l5-40 l5-40 l5-40 l5-40
BlAT CIAT 83AT 83AT 83AT 83AT 83AT 83AT
LA LA
C4
Bandongan
C4
Kaioran
c4
irumbune
C3
Dukun
RE
C3
AN LA LA
c3
6
Nltsde
I5-40 l5-40 l5-40 t5-40 l5-40
AIAE A2AE BlAE BiAE ClAE
15-40
C2AE C3AE C3AT
RE RE
C3ATiBT
RE
DlAEIBT
LI LA
I5-40 I5-40 15-40 15-40 15-40 15-40
D2AE D3AE D3AT/BT
l5-40 t5-40
D3AI/BT D3AE/BT
15-40 1
N2tsde
RE RE
>40 >40 >40 >40 >40 >40 >40 >40 >40 >40
Sumber : Hasil Perhitungan
A2AE/BT BIAE 83AT
CIAT CIAE
,
AN AN AN
LA AL LA
Lokasi
Luas 2.502 532
30 IO
Sawangan
534 1.447
20
Savrangan
I.448
2g
C4
Bandonean
915
20
C4
Windusari
10
:
l.
Sifat Lahan
1.1. Kedalamqn
Tanah
Efehtf
1234 A
X
X
X
924
l5 8.48
A
lebih dari 90 cm
30
B
antara 60
C3
Ngablak
9.2t7 1.3t4
C2
Grabae
3.086
40
c3
Pakis
3.478
50
C
- 90 cm antara 30 - 60 cm
C4 C4
Kalianekrik
t.433 r.471
25
D
kurang dari 30 cm
819
t5
C1
lempuran Borobudur
C3
Dukun
535
10
C3
Dukun
535
10
C3
Dukun
534
l0 10
C4
Salaman
Borobudur
RE
RE
C3
fukun
690 814 1.329 534
LI LA
c3
Dukun
C4
Salaman
C2
Srumbune
3rabae
JU
1.2.
Tekstur Tanah
laaA
IZJ+ X
I
X
X
l5 25
l0 l0
1.380
20
18.486
17.03
)n 30
C3
Pakis
1.543 2.087
C3
Sawangan
r, 148
20
C4
834
i0
C4
Kaioran fempuran
981
20
C3AE
RE
C3
Dukun
535
i0
DIAE/BT D3AT/BT
AN LI
C2
\eablak
1.314
30
C4
lVlndusari
l_i
D3AE D3AE
RE
C4
Srumbuns
925 ,i32
LA
C4
Kalianskrik
1.147
20
I 1.046
10.t7
2000
Keterangan
915
C2 C4
LA AN AN LA LA
o
1
halus
2
sedang
J
kasar
1.3 Drainage 1aa t/1
l0
A
Tidak pernah tergenang
B
Tergenang periodik
C
Tergenang terus menerus
1.4. Keodcran Erosi dan lainnvu laaA
tlJ+ X
I-.r1,e1.111
AkhiL
J
RTIi!V Kalr. lvlar;t'lan1;
A
X
IV-4
"/o
No
Kelas
Mirins
Sifat
Tanah
Iklim
5
Nltd
t5-40
BlAT ClAT
LA LA
C4
c4
Bandonsan Kaioran
83AT 83AT 83AT B3AT B3AT B3AT
RE RE RE
C4
Srumbune
C3
Dukun
c3 e3
15-40
l5-40 l5-40 1540 l5-40 t5-40 15-40 6
Nitsde
l5-40 l5-40
l5-40 15-40
l5-40 1540 1540 15-40 i 5-40
t5-40 15-40
l5-40
l5-40 t
5-40
1540
l
N2tsde
>40 >40 >40 >40 >40 >40 >40 >40 >40 >40
AIAE /JAE BlAE BlAE CiAE C2AE C3AE
C3AT C3AT/BT DIAE/BT D2AE D3AE D3AT/BT D3AE/BT D3AE/BT
AN LA LA AN AN AN LA AL LA
Lokasi
Luas
oh
2.502
30
532 534
t0
l0
)awangan
r.447
20
t.448
2A
C4
>awangen Bandonqan
915
20
C4
Windusari
924 9.217
8-48
l5
C3
Neablak
1.3t4
?0
C2
3rabag
3 086
40
C3
Pakis
3.478
50
C4
Kalianskrik Iempuran
t.433 t.471
25
C4
30
A
x
A B C D
= = : :
819
l5
Dukun
535
10
C3
Dukun
535
10
C3
Dukun
534
l0
r234
C4
Salaman
690
10
X
Borobudur
I
C2
814
l5
RE
C4
Srumbrurs
1 329
25
RE
C3
Dukun
534
l0
LI LA
C3
Drkun
534
10
C4
Salaman
l.380 I8.486
17,03
1 2 3
-
LI LA
20
C3
Dukrur
DIAEIBT D3AT/BT DJAE
AN LI
C2
\eablak
C4
Windusari
RE
C4
Snrnrbrmq
532
t0
D3AE
LA
C4
Kalianekrik
1.147
20
r1 016
10,t7
C2
Grabae
C3
Pakis
r.543 2.087
C3
>awanqan
I.148
20
C4
Kaioran
834
t0
C4
femDuran
981
20
35
l0
1.314
JU
925
l_s
,5
20
Tqnah
Efehrf
1234
Borobudur
RE
Suntber: I{asil Perhitungan, 2000
1.1. Kedqlaman
C1
C3AE
B3AT
1. Sifat Lahan
C3
RE RE RE
ClAT CIAE
BlAE
:
915
LA AN AN LA LA
A2AE/BT
Keterangan
1.2.
x
X
lebih dari 90 cm antata
60-
90 cm
-
60 cm
antaru 30
kurang dari 30 cm
Teksttr Tanah
X
X
halus sedang
kasar
30
1.3
Drainage
1234 X
X
A B : C :
A
X
Tidak pernah tergenang Tergenang periodik Tergenang terus menerus
1.4. Keudaan Erosi dun IsinnJ,n
1234 X
1..r1.1r1411
Akhir ,r
RTRTV Kalr. Ivlallt'l.rn11
X
A
X
i
I\'- {
T E : BT : An :
tidak ada erosi
Tabel4.3
ada erosi
Kelas dan Sub Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Padi Sawah di
berbatu
Kabupaten lVlagelang
Asin Kelas
SI
2. Jenis Tanah
N- : RE : LA : AN LI :
S2
Latosol
Tidak ada pembatas dari kondisi
13.922
12,82
38.060
?{ n{
14.571
13,42
3. 152
2,90
5.800
5il
18.486
17,03
I 1.046
10,
Kelas kesesuaian termasuk cukup sesuai S2t
Andosol
Pembatas utama kemirinsan
lahan, asal tersedia air
Litosol
S3
Kelas kesesuaian termasuk hamoir sesuai
s3td
Pembatas utama kemiringan
lahan dan tekstur tanah yang
Golongan C (agak basah) menurut SCHMIDT- FERGUSON
C1 C2 Cl Cl
oA
tanah, asal tersedia air
Regosol
3. Iklim:
: : : :
IIa
Kelas kesesuaian termasuk saneat sesuai S1
Aluvial
Faktor Pembatas
Sub Kelas
Curah hujan 2000
- 2500 mm/ th
kasar. asal tersedia air N1
Kelas kesesuaian termasuk tidak sesuai saat ini
Nlte
Curah hujan 2500
- 3000 mm/ th Curah hujan 3000 - 3500 mm/ th Curah hujan 3500 - 4000 mrn/ tH
Pembatas utama kemiringan lahan dan sedang terjadi atau sudah
terjadi erosi N2td
Pembatas utama kemiringan lahan dan tekstur tanah yang kasar
N2
Kelas kesesuaian termasuk tidak sesuai untuk selamanya N2tsde
Pembatas utama, kemiringan
lahan ketebalan tanah kurang, tekstur kasar dan ada erosi N2tsde
Sangat miring, ketebalan tanah
l7
kurang, tekstur kasar dan ada erosi
l"r|,r1.11' Akhir
J RTlilV
Katr. Nl,rrir'lan1;
tV-5
I
Tabel4.4
2) Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Pangan Lahan Kerins
- Sl .
Analisis Kesesuaian Lahan Aktual untuk Padi Sawah Per Kecamatan
di Kabupaten Magelang No.
Kecamatan
Kelas Lahan S2
S1
Jumlah S3
Lahan Luas Sawah Tahun 1998
- 1gs1I
2
4
J
)
Selisih
(6-7)
Nilai
ini tidak
52.972Ha)
mempunyai pembatas untuk tanaman pangan lahan kering.
Walaupun diantaranya ada yang bertekstur kasar, tetapi pada kemiringan yaitu
.
ketebalan tanah tak ada genangan air dan tak ada erosi cukup mendukung
',
.|
6
Sangat Sesuai (luas
disertai dengan iklim yang agak basah, maka secara keseluruhan cukup sesuai
9
8
untuk tanaman pangan lahan kering. I
Salaman
2 a
t.37',j
2.754
4.131
2.126
2-005
b
Borobudur
818
2.454
3.272
r,20i
2.06s
b
)
Ngluwar
a.t
/
2.0r9
2.243
1.40c
843
+A
Salaman
158
3.004
3.162
i.803
1.3s9
5
Srumbung
2.586
2.58C
t.772
814
6
Dukun
t.602
1.6A2
2.532
-93C
Lahan ini terletak di sebelas kecamatan, yaitu : Mertoyudan, Ngluwar, Salam,
Muntilan, Mungkid, Kaliangkrik, Windusari, Salaman,
Borobudur,
Candimulyo dan Secang.
- S2t :
Cukup Sesuai ( luas 38.060 Ha )
Lahan
ini
hampir sama dengan lahan S1, namun karena berada
di
lokasi
Muntilan
|.287
t.573
2.86C
1.848
t.012
b
8
Mungkid
1.871
1.871
J.l+/
2.488
t.254
b
9
Sawangan
2.894
1.653
t.241
10
Candi Mulyo
1.87t
2.81
4.69:
1.458
J.Z) |
a
teksturnya baik, tidak pernah tergenang air, tidak ada erosi dan didukung iklim
il
Mertoyudan
2.26i
2.26i
4.534
2.00c
2.534
a
agak basah, maka akan cukup sesuai untuk tanaman pangan lahan kering.
2 452
/..4)z
1.853
s99
b
5 004
5 004
2.378
2 62C
b
|
432
3.152
1.542
1.610
d
2.748
2 748
2
59C
158
b
4 315
1.73i
2 578
d
4.26C
+.IJJ
2.864
1.869
b
Lahan ini berada di lokasi dengan kemiringan 2
3 589
3 589
1.734
I
b
tanah yang baik. tidak pernah tergenang air dan tidak ada erosi. Walaupun
2.894
l2 Iempuran t1
Kajoran
I4 Kaliangkrik 15
1.72C
Bandongan
l6 Windusari 17
l
84t A1a
Secang
+tJ
l8 Iegalrejo
2.466
t9 Pakis
855
c
319
-3 l9
656
20
Grabag
3.086
3.086
2 43(
/.1
Ngablak
1.752
175
L)J
1.519
dengan kemiringan
2 - 15 Yo, maka diperlukan
usaha penterasan. Walaupun
diantaranya ada yang mempunyai ketebalan tanah 30
-
60 cm, namun karena
Lahan ini terletak di kecamatan Candimulyo, Tempuran, Kajoran, Kaliangkrik,
Bandongan, Ngablak, I\'Iertoy,r-rdan, Secang, Grabag, Salaman, Borobudur, Mungkid, Tegalrejo dan N,Iuntilan.
-
S3td
:
Hampir Sesuai ( luas 14.571 Ha
)
-
15 %o dengan kedalaman
I
K
b
kelas ini mentpunyai tekstur tanah yang kasar, tetapi dengan dukungan iklim yang agak basah, maka lahan ini masih bisa digunakan untuk tanaman pangan lahan kering.
Jumlah
13.922 38.059
Sumber : Hasil Perhitungan,, 2000.
I-u1'61.111
Akhir ,f RIRW Kab.iN{.rriclang I
t4.s7r
66.552
37.961
28.58(
Lahan
ini terletak di
enam kecamatan, yaitu kecamatan Ngluwar, Salam,
Srumbung, Dukun, Sawangan dan Windusari.
IV- 6
- Nlte :
Tidak sesuaiuntuk saat ini ( luas 3.077 Ha )
Dari data tersebut diatas dapat diiimpulkan sebagai berikut
Lahan ini walaupun berada dilokasi dengan kemiringan 2
-
:
15 Yo, tetapi karena
ketebalan tanahnya terbatas dengan tekstur tanah yang kasar dan ada erosi atau
Tabel4.5
berbatu, maka untuk sementara tidak sesuai bagi tanaman pangan lahan kering.
Kesimpulan Kesesuaian Lahan dan Tanaman Pangan Lahan Kering
Lahan ini terletak di kecamatan Pakis, Borobudur, Dukun dan Salaman.
- Nltd :
Kelas Lahan
Kesesuaian
Luas ( Ha )
Lahan ini terletak di lokasi dengan ketebalan tanah yang cukup baik dan
S1
Sangat Sesuai
13.873
tekstur tanah yang kasar, tidak ada gangguan genangan air maupun erosi,
S2
Cukup Sesuai
38.060
tetapi karena berada di lokasi dengan kemiringan 15 - 40 Yo yang sulit untuk
S3
Hampir Sesuai
14.571
Tidak sesuai untuk saat ini ( luas 9.217 Ha )
diadakan penterasan, maka lahan ini tidak sesuai untuk saat ini.
Lahan
ini terletak di
kecamatan Bandongan, Srumbung, Sawangan,
Kelas Lahan sesuai vane tersedia
66.504
Luas lahan sawah vans ada
37.967
Windusari danKajoran.
- Nltde :
SISA
28.537
Luas lahan teEalan/kebun
Tidak Sesuai untuk saat ini ( luas 12.136 Ha ) Lahan ini karena terletak di lokasi denga kemiringan 15
-
SELISIH
40 Yo dan rawan
terhadap erosi, maka untuk tanaman pangan lahan kering termasuk tidak sesuai untuk saat ini.
37.993
- 9.4s6
Sumber : Hasil Analisis, 2000
Kekurangan ini terpaksa dicukupi dari lahan kelas
Nl.
Lokasi lahan ini terletak di kecamatan Ngablak, Grabag, Pakis, Kaliangkrik, Dengan demikian lahan aktual tanaman pangan lahan kering yang ada di
Tempuran, Borobudur dan Dukun.
- N2sde .
kabupaten Magelang sudah menggunakan lahan kelas
Tidak Sesuai untuk selamanya ( luas 6 380 Ha ) Lahan ini terletak di lokasi dengan kemiringan 15
- 40 04 dengan ketebalan
tanah kurang dari 30 cm dan dengan tekstur tanah kasar dan berbatu dan rawan erosi, maka untuk tanaman pangan lahan kering tidak sesuai untuk
Nl
yang termasuk tidak sesuai untuk
ini, atau lahan tegalan seluas 9 456 Ha ( 24,88 % ) kurang memenuhi syarat sebagai lahan kering tanaman pangan. sehingga perlu tindakan perbaikan terutama penterasan saat
lahan.
selamanya.
Lahan ini terletak di kecamatan Dukun. Salaman, Borobudur, Srumbung dan Salaman.
-
N2tsde
:
Tidak Sesuai untuk selamanya ( luas 9.866 Ha ) Lahan ini mempunyai pembatas kemiringan yang curam,
> 40
oA dengan
ketebalan tanah kurang dari 30 cm, rawan erosi dan berbatu, sehingga tidak sesuai untuk tanaman pangan lahan kering.
Lahan
ini terletak di
kecamatan Grabag, Pakis, Sarvangan, Kajoran,
Tempuran, Dukun, Ngablak, Windusari, Srumbung dan Kaliangkrik.
1..r1.1r1;1,r
Akhir ,l RTIiW Katr. lvtallt'lan11
IV-7
Tabel4.6 Kesesuaian Untuk Lahan Kering Tanaman Pangan
Kelas
%" Nlirino_
Sifat
Lokasi
Luas ( Ha )
Yo
5
Nltd
l5-40 l5-40 l5-40 1540 1540 1540 l5-40 l5-40
BlAT
LA
C4
Bandongan
915
20
B3AT 83AT B3AT B3AT 83AT 83AT
RE
c4 c3
Srumbunp
532
l0
Dukun
C3
Sawansan
c3 e4 c4
Sawanean
534 1447 1448
Bandonan
915
20 20 20
Windusari Kaioran
924
l5
2502
30
Kabupaten Magelang No I
Kelas SI
7o
Mirins
Sifat
0-2 0-2 0-2 0-2 0-2 0-2 0-2 0-2
lJAT
AL
A3AT A3AT
RE RE RE RE
0-2
BlAT BIAT BlAT BIAT BIAT BIAT
0-2 0-2
B2AT B2AT
Tanah Iklim
AL AL AL AL AL AL
Lokasi
c4 c3 c2
Mertovudan
C3
Muntilan Munskid Kalianekrik
C2 C4
Neluwar Salam
Luas ( Ha ) 2267 224
S2t
AlAT AlAT AlAT AlAT AIAT AlAT
2-15
2-t5 2-15
2-t5 2-15
2-t5 2-t5
42AT 42AT A2AT
2-15
2-t5
BlAT BlAT BIAT BIAT
2-15
2-t5 2- 15
2-15
7-t5
82AT B2AT
2-15 2-15 S3t
t+
[.11'111.111
Nlte
ClAT A3AT A3AT A3AT 83AT 83AT B3AT
2- 5 2- 5 2- -5 2- 5 22- 5 2222-
5
BIAE
)
C2AE
_5
5
C3AT/BT D3AT/BT
Akhir ,t RTtilV Kotr. Nl.rr;t'l.rn1;
AL AL AL
50
158
t278
45
1871
50
1720
30
C2
Windusari
1849
30
c4
Salaman
t377
20
C4
Borobudur Candimulvo
818
l5
C3
cl
Secan.q
1878 473
13913 2
" l0 l0
AI
C4
Kalianekdk
1433
25
AL LA AL AL LA AL AL
C2
Bandongan
30
RE
AL AL AL RE
5004
C3
Nsablak
r374 t752
C2
Mertowdan
226',1
C1
Secang
C3
Graba.q
C4
Salaman
c2 CI
Borobudur Munekid
C4
Bandonean
c2
>ecang
C2
Ieealreio Muntilan
C2
3314 3086 2754 2454
Nltde
7
50 60
N2Sde
40 )U 70
8
45
1374
30
946
2A
3589 t573
100
38060
35.0-5
N2tsde
C3
!{qluwar
20t9
90
RE RE
C3
Salan-r
3004
9_5
c3
>rumounq
RE
C3
Dukr.rn
RE
C3
5awangan
2586 1602 2894
AL
C3
Windusari
2466
40
1457 r
13.42
Pakis
l39l
20
Borobudur
545
RE
C3
Dukun
453
LI
c4
Salaman
68E
l0 l0 l0
3077
2,83
C3AT
C3AT/BT DIAE/BT D2AE D3AE
D3AT/BT D3AEIBT D3AE/BT
>40
AN LA LA LA
c4
10
>40 >40 >40
AN AN AN
C3
\Ieablak
t3t4
30
C2
3rabag
3086
c3
Pakis
3478
40 50
C4
Kalianekrik Iempuran
r433
25
t47l
30
819
30
LA AL LA
C4
RE
C3
c1
Borobudur )ukun
535
l0
12136
I 1,18
l0 l0
RE RE
c3
Dukun
535
C3
Dukun
LI LA
c4
Salaman
534 696
C2
Borobudur
814
t0 l5
RE RE
C4
Srumbun.q
t329
25
c3
Dukun
534
LI LA
C3
Dukun
l0 l0
C4
Salaman
1380
20
6380
5.85
LA
C2
Srabae
1543
20
c3
Pakis
2087
JU
C3
)awanqan Kaioran
1148
20
CiAT CIAE
AN AN LA LA
C3AE
RE
DIAE/BT D3AT/BT
AN LI RE LA
A2AEIBT BIAE B3AT
>40
D3AE D3AE
C4
834
t0
C4
lempuran
98t
')n
C3
53_s
20
C2
Dukun Neablak
131,1
30
C4
Windusari
925
l5
C4
Srumbune
532
l0
C4
Kalianekrik
tl47
20
l 1046
9-08
Suntber: Hasil Perhitunpan,, 2000
40
cl
l5-40 1540 1540 l5-40 l5-40 l5-40 l5-40
>40 >40
JU
C3
C2AE C3AE
>40 >40
50
AN LA
BlAE ClAE
>40
55
RE
15-40
42AE BIAE
15-40
40 40 -s0
AlAE
15-40
60
1871
1540 l5-40 1540 1540 l5-40
12.81
c4
C4
6
l0
28t7 2452
CIAT
RE RE
9217
40
Candimulvo IemDuran Kaioran
C2
Tanah IkIim
No
,
)r ;. i\r,.rl; :' i '' (W i.,rir. i\l :
rr
rv -8
Tabel4.7
Tabel4.8
Kelas dan Sub Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Pangan Lahan
Analisis Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Pangan Lahan Kering
Kering di Kabupaten Magelang Kelas SI
Per Kecamatan di Kabupaten Magelang o/o
Faktor Pembatas
Sub Kelas
Luas
Kelas kesesuaian termasuk saneat sesuai
SI
Tktak ada pernbatas dari kondisi
Kelas Lahan
No. Kecamatan 13.913
13
S2
S1
Jumlah S3
tanah S2
Kelas kesesuaian termasuk cukup sesuai S2t
S3
Pembatas utama kemiringan lahan
38.060
Pembatas utama kemiringan
14
s7l
2
I
Salaman
a
a
4
Pembatas utama kemiringan lahan
3.077
Pembatas utama kemiringan lahan
9.2t7
2,83
8,49
kasar Pembatas utama kemiringan lahan
12.136
l5-{0% dan adanya erosi N2
N2tsde
Pembatas utama kemiringan
Borobudur
818
2.454
3.272
t.207
2.06:
2.20'l
-t42
rlgluwar
1^'
A
2.419
2.243
1.40c
84:
3C
813
nA
Salaman
158
3.004
3.162
1.803
1.359
339
t020
5
Srumbung
2.58(
2.58C
t.772
814
1.749
-935
6
Dukun
1.602
1.602
2.532
-93(
964
1.894
7
Mrurtilan
1.278
t.573
2.851
1.848
1.00
ll
992
8
Mungkid
1.87r
1.871
3.742
2.488
1.254
r23
1.131
9
Sawangan
2.891
1.653
1.241
3.052
1.81 I
968
1.878
2.8 r
4.6e5
1.458
3.231
2.269
t1 Mertovudan
2.26'7
2.26',1
4.534
2 00c
2.534
850
1.684
2.452
2.452
I.853
599
|.664
1.065
_s.004
-s.001
2.378
2.62(
3.433
-807
t.433
3.1 53
1.541
t.6l I
2.629
-1.018
2.748
2.748
2.59t
158
863
-705
4.31_i
t.731
2.578
2.938
-JOU
4.26C
4.733
2.861
I
8l
1.0_51
3.5 89
3.5 89
1.734
1.855
946
t
319
-3 l9
4.347
-4.666
656
3._s09
-2.8-s3
l9
2.724
-I
28.53?
37.993
Iempuran
17.03
t4 Kaliangkrik
kurang. tekstur kasar dan ada
l6 tVindusari
erosl
t7 )ecang 40Yo,
2.894
t0 Candi Mulyo
l5 Bandongan
>
I 1.0-16
l0 -566
lahan l5-40olo ketebalan tanah
Kenri ringan lahan
9
2.531
l3 Kajoran I8.486
8
6
t.96:
T2
Kelas kesesuaian termasuk tidak sesuai untuk selamanva N2tsde
(IIa)
(8-e)
2.t26
z
1540% dan tekstur tanah yang
N2td
(Ha)
4.491
13,42
dan adanya erosi
Nltd
(Ha)
2.754
Kelas kesesuaian termasuk tidak sesuail pada saat ini
Nlte
Tegal,/Kebun
(Ha)
Selisih
,
1.33i
lahan dan tekstur tanah yang kasar
NI
5
(6-7)
35,05
Kelas kesesuaian termasuk hampir sesuai S3td
I
Sisa
Luas
Sawah Tahun 1998
9,09
1.72C
I 849 473
l8 Iegalrejo
2 466
ketebalan tanah kurang, tekstur
l9
kasar dan ada erosi
ln Grabag
3.086
3.08€
2.43C
2l Ngablak
t.7 52
t.752
L))
Pakis
Jumlah
13.873 38.060
14.571
66.50{
37.967
869
1.5
-5
909
.205
-9.4s6
Sumber : tla.sil Perhitun.qan , )000
Keterangan
:
Untuk kecamatan dengan selisih minus ( - ) dipenuhi dari kelas yang lebih rendah ( N I )
I r1'1r1.1,r
Akhir I RTlilV
K.rh. Nl.rp3.lan1i
IV-9
Dengan demikian 9.456 Ha
( 24,88 % )
dan lahan untuk tanaman pangan lahan
Nlsde : Tidak
kering, kurang memenuhi syarat.
15
:
. di dua kecamatan, yaitu kecamatan Bandongan dan Pakis seluruhnya menggunakan lahan dengan kemiringan 15
- 40 Yo yang bertekstur
-
-
15 Yo sampai dengan
40 Yo dengan hambatan utama terjadi erosi dan berbatu dan sebagian
besar dengan lapisan tanah yang tipis dan tekstur yang kasar.
kasar dan
Lahan
sebagian rawan erosi atau di daerah kritis.
ini terletak di
kecamatan Pakis, Ngablak, Grabag, Kaliangkrik,
Tempuran, Borobudur, Dukun, Salaman dan Srumbung.
di enam kecamatan, yaitu kecamatan Srumbung, Dukun, Tempuran, Kaliangkrik,
N2tse . Tidak
Grabag dan Ngablak, sebagian arealnya menggunakan lahan dengan kemiringan
arealnya menggunakan lahan dengan kemiringan 15
Sesuai selamanya ( seluas 11.046 Ha
)
Lahan ini mempunyai jenis pembatas topografi dengan kemiringan lebih
tekstur kasar dan rawan erosi atau daerah kritis.
dari 40 % disamping masalah lapisan tanah, sebagian dengan tekstur kasar,
di tiga kecamatan, yaitu kecamatan Sawangan, Kajoran dan Windusari
sebagian
rawan erosi dan berbatu.
- 40 Yo dan sebagian lagi
Lahan
dengan tekstur kasar.
ini terletak di
kecamatan Grabag, Pakis, Sawangan, Kajoran,
Tempuran, Dukun, Ngablak, Windusari, Srumbung dan Kaliangkrik.
3) Kesesuaian Untuk Lahan Kering Tanaman Tahunan
S1:
19.174Ha)
Lahan ini berada pada lokasi dengan kemiringan 2
Lahan ini berada di 11 kecamatan, yaitu
15 - 40 o/o,
Sesuai pada saat ini ( seluas
Sangat Sesuai ( seluas
Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut
52.882Ha)
:
Tabel4.9
Lahan ini sangat baik dengan kemiringan 0
- 2 %o dan z -
15 yo dengan
Kesimpulan Kesesuaian Lahan Kering Tanaman Tahunan
lapisan tanah yang tebal, tekstur halus dan tidak ada gangguan genangan air
Luas ( Ha )
dan erosi, sehingga sangat baik bagi tanaman tahunan. Hanya satu lokasi dengan kemiringan
Lahan
ini
l5 - 40 o/o dengan
terletak
di
luas yang relatif sangat kecil.
Cukup Sesuai
Kecamatan Mertoyudan, Borobudur, Muntilan,
Nlungkid, Kaliangkrik, Windusari, Salaman, Candimulyo, Secang, Tempuran,
Lahan yang tersedia Luas lahan sawah
Kajoran, Bandongan, Ngablak, Grabag dan Tegalrejo. S2d
:
SISA LAHAN
Cukup sesuai ( seluas 25.691Ha) Lahan ini cukup baik, dengan kemiringan 0
-
Z yo,2
Luas lahan Pekarangan , Tegall kebun
-
15 % dan 15
- 40 %
dan Tanaman Kayu
dengan lapisan tanah yang cukup tebal, tetapi tekstur tanahnya kasar dan
tidak ada gangguan genangan air dan erosi, sehingga cukup baik
bagi
tanaman tahunan.
Lahan
ini terletak di
78 573
SELISIH
-
16 875
Sumber : Hasil.lnalisis, 2000
Kekurangan ini akan dipenuhi dengan menggunakan lahan kelas yang lebih rendah
kecamatan Ngluwar, salam, Srumbung, Dukun,
Sawangan, Windusari dan Bandongan.
CN I
)
Dengan demikian lahan aktual tanaman tahunan lahan kering untuk sebagian besar kecamatan sudah menggunakan kelas lahan yang lebih rendah tanaman tahunan seluas 16.875 Ha
( Nl ), atau
lahan
( 15,54 oA ) kurang memenuhi syarat, sehingga perlu
ntendapatkan tindakan pengamanan, khususnya perlu penterasan lahan dan cara bertanam yang tepat.
La1'.rs,q11
Akhir J RTIiW Katr. Nl.upl.rrr1,1
'. i!tdl',
lv-10
Tabel4.10
Vo Nc
Kesesuaian Untuk Lahan Kering Tanaman Tahunan
Kelas
Kabupaten Magelang Yo
No Kelas I SI
Mirine
Sifat
0-2
A'2AT
0-2
BIAT BIAT BlAT BIAT BIAT BIAT
a-2
0-2 0-2 0-2 0-2 0-2
B2AT
0-2 0-2
B2AT
2 -t5 2 -15 7 -t5 2 -t5 2 -r5
AlAT AlAT AIAT AIAT AIAT AIAT
2
-15
A2AT
2 -15 2 -15 2 -t5
A2AT A2AT
-t5 2 -ts
BIAT BIAT BIAT
z -15
B2AT
-t5
B2AT
15-40
BIAT
2
2
2
s2d
0-2 0-2 -r5 2 -r5 2 -t5 2
2 -15 2 -t5 2
-t5
15-40
l.;r1'oran Akhir
e RTRW Kab.
A3AT 43AT A3AT A3AT A3AT 83AT 83AT B3AT B3AT
lv{,r1',t'lan1i
Tanah AL AL
Iklim
Lokasi
Luas
Yo
Mirine 15-40 15-40 15-40 15-40 15-40 16-40 17-40
C4
Mertowdan
2.267
50
C4
Borobudur
818
15
RE
C3
Muntilan
t.287
45
RE
C2
Munpkid
1.871
50
AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL LA AL AL LA AL AL
C4
Kaliangkrik
t.720
30
19-40 20-40
C2
Windusari
1.849
30
2L-40
c4
Salaman
t.377
20
C3
Candimulvo
1.878
40
CI
Secan.q
473
10
C2
Borobudur
2.454
45
RE
CI
Munekid
1.871
_50
AL AL LA
C2
Secan.q
946
20
c2
Teealreio
C4
Bandonean
C2
Candimulvo
2.817
60
C4
Tempuran
2.452
50
c4 c4 c2
Kaioran
5.004
60
Kalianekdk
1.433
20
Bandongan
r.374
30
C3
\Ieablak
t.752
40
C2
Mertoyudan
2.267
_s0
CI c3 c4
)ecan.g
3.314
70
Grabag
3.086
40
Salaman
2 754
40
3._s
89
915
20
-i2 882
18,7
l0
RE
C3
Nqlurvar
114
RE
C2
Salam
t58
RE RE
c3 c3
I00
Nsluwar
2.0t9
90
Salam
3.004
95
RE
C3
Srumbune
2.586
_i0
RE
C3
Dukun
t.642
JU
RE
c3
Sawangan
2.894
40
AL
C4
Windusari
2.466
40
RE
C4
Srumbune
582
t0
t8-40
3
Nlsde
-
Tanah
Iklim
B3AT 83AT 83AT B3AT 83AT B3AT 83AT B3AT B3AT 83AT C3AT
RE RE
C3
Dukun
535
IC
C3
)awangan
t.44i
z0
BIAE AIAE
l5-Feb
l5
Sifat
40
15-40 A2AE 15-40 BlAE 15-40 BIAE 15-40 ClAE 15-40 C2AE 15-40 C3AE 15-40 3AT/BT 15-40 DIAE/BT 15-40 D2AE 15-40 D3AE 15-40 D3AT/BT 15-40 D3AE/BT l5 4
N2tse
-
40
>40 >40 >40 >40 >40 >40 >40 >40 >40 >40
D3AE/B]
AN LA LA RE RE RE
Lokasi
C3
Sawangan
t.448
2A
C4
Bandonsan
915
C4
Windusari
924
C4
Srumbuns
53
c3 c3 c4
Dukun
534
2t IJ lc lc
>awangan
t.447
2C
Windusari
924
l5
LA LA
C4
Bandongan
915
2C
RE
C3
Dukun
53i
1C
25.691
23.66
AN AN AN AN
C3
Pakis
1.391
2C
C3
!{gablak Srabas
1.314
JU
C2
3.08(
4A
c3
Pakis
3.478
50
C4
t.43
25
C4
Kalianekrik Iempuran
t.471
3C
cl
Borobudur
819
3C
RE RE
c3
s35
C3
Dukun Dukun
LI LA
C4
Salaman
69C
lc lc lc
c2 c4
Borobudur
646
lr
t.329
25
LA AL LA
RE RE
C3
LI
C3
Srumbung Dukun Dukun
LA
c4
Salaman
BIAE 83AT CIAT CIAE
LA AN AN LA LA
C4
C3AE
RE
DIAE/BT D3AT/BT
AN LI
c4
D3AE D3AE
RE
C4
LA
C4
Kalianekrik
A2AE/BT
o
Luas
534
534
lc
534
l(
1.38(
2(
19. I 74
17,6(
C2
Grabae
1.543
2C
C3
Pakis
2.087
3C
c3
Sawangan
1.t48
/L
C4
834
IC
981
2C
C3
Kaioran Iempuran Dukun
C2
\eablak
535
2C
l.3lr
3C
Windusari
92:
r5
Srumbturq
532
IU
l.l4
/
I 1.04(
2C
l0.l
Sunfier : Ilasil .lnolisis. 2000
i lv-11
'
Tabel4.11
Tabet 4.12
Kelas dan Sub Kehs Keresueien Lehan Aktual Untuk Tanaman
L{hrD Kcring di Kabuprtcn Kelas
Sub Kelas
T|hunan
Analisi! Kesesuair! Lshsn Aktual Untuk Tanamrn T|hunrn Lahan Kering
Magclmg
Falctor Pembatas
Per Kccamatu di K{bupatetr Magelsng ( Ha
,/o
52.882
48,70
No.
Kecamatan
Kelas Lahan
Jumlah
Kelas kesesuaian termasuk sangat sesuai
S1
Tidak ada pembatas dari kondisi tanah
SI
s2
s1
Tahtm
N1
I
(s-6)
:.
TanmrurKavu (7 -81
a
2
{
4
J
6
1
Salaman
4.131
4.131
2
Borobudur
3.272
I
J
Ngluwar
4
7
I
8
4.30C
-2.301
3.272
2.065
4.041
-r.976
2.243
2.243
1.40c
843
643
204
Salaman
3.162
3.t62
1.803
r.359
1.081
278
5
Srumbung
3.70C
3.70(
t.772
r.92t
2.734
-80c
6
Dukun
2.671
2.671
2.532
135
1.398
-1.259
7
Muntilan
t.28i
t.28i
1.848
-561
859
1.42C
tekstur tanah kasar, adanya proses erosi
I
Munskid
3.742
3.742
2 488
t.254
t.t2{
t34
dan tanah berbatu
9
Sawansan
7.23(
1.653
5.s83
4.793
79C
23,66
Ketebalan Tanah, teksrur kasar , ada erosi
19.t74
17,66
Kelas kesesuaian termasuk tidak sesuai untuk selamanva N2tse
Pekarangan dan
2.00:
2s.691
dan tanah berbatu
N2
Selisih
2.t26 t.zai
Tekstur Tanah yang Kasar
Kelas kesesuaian termasuk tidak sesuai saat ini
Nlsde
Luas Kebun,
1998
Kelas kesesuaian termasuk cukup sesuai
s2d
Selisih
Sawah
untuk Tanaman Tahunan S2
Luas
Er )
Kemiringan > 40
Yo
ketebalan Tanah,
I 1.046
10,17
7.23(
Mulvo 1l Mertowdan
4"699
4.699
1.458
3.241
3.043
198
4.534
4.531
2.00c
2 534
2.028
506
T2
fempuran
2 452
2.45
1.853
599
2.6t4
-2.015
13
Kajoran
5.004
5.004
2,378
2.626
+.3 L3
1.697
t4 Kalianekrik
3. 153
3.153
t.542
1.611
3.079
1.468
t5 Bandonean
2.?89
1.83C
4.1 r9
2.59N
1.52(
1.583
-54
t6 Windusari t7 Secang
I
4.304
6.153
1.73i
4.4tC
3.608
808
3.434
10
Candi
849
8 047
8
04i
2.864
5.18i
t.749
l8 Tegalrejo l9 Pakis
3.589
3.589
t.374
2.21
t
(
319
20
3.086
3 08(
2.43C
1.75i
t.752
LJJ
Grabag
2l Ngablak Iumlah
52.882 26.604 79.486
727
488
-3 l9
4.881
65(
4 692
-s 200 -4 036
l.5li
J-l l>
1.66C
37.967 41.519
s7.481
-16.875
Sumber : Hasil Perhitungan,2000.
Keteransan
:
Untuk Kecamatan dengan selisih minus ( - ) dipenuhi dengan menggunakan lahan dari kelas yang lebih rendah (
Nl ).
Untuk lebih jelasnya mengenai kesesuaian lahan kering untuk tanaman tahunan dapat dilihat pada peta lahan kering untuk tanaman tahunan Kabupaten Magelang.
[..rpor,rn Akhir
I
RJRW Kab. lv{agolanli
lv,t2
4) Kelas Kemampuan Tanah ( Menurut Sistem USDA
)
Menurut kelas kemampuan lahan sistem USDA
(
Agriculnre
),
tanah diklasifikasikan ke dalam kelas
I
' United State Department of
sampai dengan
Pada lahan dengan kelas
I,
lahan tidak mempunyai penghambat sama sekali untuk
budidaya.
Tanah kelas
I
sampai dengan
V
kawasan fungsi budidaya, sedangkan kelas
merupakan lahan yang masih sesuai untuk
VI
sampai dengan kelas
Luas Kemampuan Lahan Nfenurut Sistem USDA di Kabupaten Magelang
VIII, dimana resiko
kerusakan dan besarnya faktor penghambat bertambah dengan semakin tinggi kelasnya.
VItr tidak sesuai lagi
untuk kawasan fungsi budidaya. Untuk lahan kelas VII - VIII, lahan sama sekali tidak bisa dibudidayakan, oleh karena itu harus dijadikan kawasan fungsi lindung. Lahan kelas VI merupakan kawasan fungsi penyangga, yaitu wilayah yang dapat berfungsi lindung dan
o
No Kelas Mirine I I 0-2 0-2 o-2 o-2 0-2 o-2 0-2 o-2 0-2 0-2 o-2
Sifat A2AT A3AT A3AT
Tanah AL
Iklim
RE RE
C3
Mertoyudan Ngluwar
C2
Salam
BIAT BIAT
AL AL
c4
Salaman
C4
B AT
RE RE
C3
AL AL AL AL
C4 C2 C3
Borobudur Muntilan Munekid Kalianekrik Windusari andimulvo
CI
Secang
BlAT BlAT B AT
B2AT B2AT
budidaya terbatas seperti hutan produksi, perkebunan tanaman keras dan kebun campuran. Lahan kelas VI ini terletak di antara kawasan fungsi budidaya dan fungsi lindung.
Lahan kelas
I terdapat di bagian tengah yang datar di kecamatan Mertoyudan,
II
7
Ngluwar,
II
samapai dengan kelas
1
2-t5
di bagian Timur terletak di
2-15 2-15
kecamatan
.,
Srumbung, Dukun, Sawangan, Pakis, Grabag dan Ngablak. Di bagian Barat di kecamatan
L_
kecamatan Salaman dan Borobudur. o/o dan
2-
total wilayah Kabupaten
VII
dan
VIII
terletak di kecamatan Srumbung, Dukun, Sawangan, Pakis, Grabag dan Ngablak di bagian
Timur dan kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Kajoran dan Tempuran di bagian Barat. wilayah Kabupaten Magelang
% dan seluruh
J
III
se
AlAT AlAT AIAT AlAT AIAT AlAT A2AT A2AT A2AT A3AT A3AT
C2
Luas 2.267
oh
224
10
158 1.377
20
818 1.287
45
1.871
50
t.720
30
1.849 1.878
30 40
473
10
.r1'.trlrr Akhir ,/ RTtiW Katr. lvfal';t'lan1I
5
l5
t3.922
12.82
C2 C4
Candimulvo
2.8t7
60
Iempuran
2.452
50
C4
Kaioran
5.004
60
C4
Kalianskrik Bandonsan $sablak Mertowdan
1.433 1.374 1.752 2.267 3.314 3.086 2.019 3.004 2.586 2.754 2.454
25
C2 C3
C2
30
40 50
RE RE RE
C3
Neluwar
C3
Salam
C3
Srumbuns
AL AL
C4
Salaman
C2
RE
CI
AL AL AL
C4
Borobudur Munekid Bandonean
C2
Secang
C2
Ieealreio
RE
C3
Dukun
RE RE
C3
Sawangan
C4
Windusari
IAE CIAT
AN
C3
Pakis
l39l
40 47,03 20
RE
C2
r573
55
C2AE
LA
C1
Muntilan Borobudur
545
10
A.3AT B AT B AT B AT B AT
2-t5
B
Grabag
I
70 40 90 95 50 45 45
871
50
1.374 946 3 589
30
t.602 2.894 2.466 51.0s8
3509
[
50
Secang
2-t5 2-t5 2-t5 2-15 2-15
AL AL AL AL AL LA AL AL LA
C4
Lokasi
CI c3
82AT 82AT B3AT 83AT B3AT
2-ls
sebagai kawasan pelindung seluas 11.046 Ha atau 10,77 oh
Jumlah karvasan Lindung dan Penyangga seluas 38.699 Ha atau 35,64
t5
2-15 2-15
Magelang.
Kelas
l5
2-15 ?-15 2-15
Windusari, Bandongan, Kaliangkrik, Kajoran dan Tempuran, serta di bagian Tenggara di
Wilayah penyangga ini seluas 27.653 Ha atau 25,47
15
2-15
lahan
2% yang sering tergenang air.
Kelas \f[ sebagai kawasan penyangga
2-t5 2-t5 2-t5
IV berada di semua kecamatan.
Untuk lahan kelas V tidak ada di Kabupaten Magelang karena tidak mempunyai dengan kemiringan 0 -
2-15
2-15
Salam, Borobudur, Muntilan, Mungkid, Kaliangkik, Windusari, Candimulyo dan Secang.
Lahan kelas
Tabel4.13
20 100 30
40
),!J
1{ -13
oh
No.
Kelas
4
IV
5
6
VI tse
VI
sde
Mirine
l5-40 l5-40 15-40
t5-40 l5-40 l5-40 l5-40 t5-40 r5-40 t5-40 t5-40 t5-40 l5-40 t5-40 l5-40 15-40
l5-40 15-40
l5-40 l5-40 r
5-40
l5-40 t5-40 I
VII & VIII
Sifat
2-15 C3ATi BT 2-15 D3AT/ BT
>40
>40 >40 >40 >40 >40 >40 >40 >40 >40 Sumher : Ilasil Analisi.s. 2000
BIAT CIAT 83AT 83AT 83AT 83AT 83AT 83AT AIAE A2AE
BlAE BlAE CIAE C2AE C3AE C3AT C3AT/ BT DIAE/ BT D2AE D3AE D3AT/ BT D3AE/ BT D3AE/ BT
Tanah RE
LI LA LA
Iklim Lokasi
Luas
Vo
C3
Dukun
10
C4
Salaman
534 688
t.222
t-12
915
20
2502 3.417 s32 534
30
C4 C4
RE RE RE AN
C3
LA LA
C4 C4
AN AN AN LA AL LA
C3
Srumbung
C3
C2
Dukun )awangan Jawangan Bandongan Windusari \leablak Srabag
C3
?akis
C4
Kalianekrik Iemouran lorobudur Dukun Dukun Dukun
C3
C4 C1 C3
LI
C4 C2 C4
RE RE
LI LA
Kaioran
C4
RE RE RE
LA
Bandonsan
C3 C3
Salaman
C3
Borobudur Srumbune Dukun Dukun
C4
Salaman
C3
LA
C2
Grabag
AN AN
C3
Pakis
C3
Sawanqan
LA LA
C4 C4
CSAE
RE
C3
DIAE/ BT
AN
C2
D3AT/ BT D3AE DJAE
LI
C4
RE
C4
LA
C4
Kaioran fempuran Dukun Ngablak iVindusari Srumbuns Kalianskrik
A2AEIBT B IAE A3AE C IAT CIAE
Tabel4.14 Kemampuan Lahan Menurut Sistem USDA Untuk Kawasan Lindung
l0
3.15
l0 l0
dan Budidaya di Kabupaten Magelang
KELAS
TOPOGRAFI DA}I PEMBATAS LAIN
Ha
Yo
KAWASAN BUDIDAYA
69.711
64,21
I
Kemiringan 0 - 2%
t3.922
12,82
1447
20
rr(t)
Kemiringan 2
- 15%
51.058
47,03
t448 915
20 20
III(te)
Kemiringan2-15Yo
3.509
J,zJ
924
l5
t3t4
30
)',))
1,12
3086 3478 1433 1471 819 535 535 534 690 814 1329 534 534 l3 80 24236 1543 2087 1148 834
40
27.653
25,47
3.417
3,15
24.236
zz,z)
50
25
Peka Erosi
IV(tse)
10
l0 l0
v(df)
1
Kemiringan 0
-2%
Kedalaman Tanah dan Sering Tergenang
KAWASAN PENYANGGA
W(tse)
Kemiringan 15 - 40 % Kedalaman Tanah dan Peka Erosi
1n
l5
- 15%
Kedalaman Tanah dan Peka Erosi
30
l5
Kemiringan 2
VI(sde)
25
Kemiringan 15 - 40 % Tekstur Kasar dan Peka Erosi
l0 l0
KAWASAN L NDUNG
I 1.046
10,17
20
VII
Kemiringan > 40 oA
I 1.046
10,17
VIII
Kemiringan > 40 o^
)', 1i 20
30 20
r0
1.1.2 Geologi Tata Lingkungan
981
20
535
l0
l3 l4 925 532
i0
Penyebaran batuan secara geologi akan menentukan kegunaan lahan. Lahan yang
r5
mengandung bebatuan pasir untuk daerah yang tedal akan mudah longsor. Tetapi
tt47
20
l 1046
10.17
l0
sebaliknya ditempat yang topografinya rendah, bebatuannya kompak daerah
itu akan stabil.
Geologijuga dapat untuk mencari sumber daya mineral dengan melihat penyebarannya. Kelerengan dan jenis tanah dapat menentukan stabil dan tidaknya suatu wilayah terhadap struktur tanah dan tumbuh-tumbuhan. Tanah yang bertekstur halus akan mudah bergerak apabila berada di tempat yanq curam (kemiringan
[.ttp61n1q
>
40%). Dilereng Merapi tanah
Akhir,J RTRW Kab. lvlagt'lang ' I tt'
IV- l{
i
berbutir kasar dengan kelerengan 40Yo sangat rawan akan kelong-soran. Tanah berbutir kasar dapat digunakan bahan galian golongan
C
seperti yang terdapat
di
Kecamatan
Srumbung, Dukun, KaliBlongkeng, dan lainJain.
Di Kabupaten Magelang terdapat 671 bendungan
dengan beberapa cekdam dan 85
mata air yang cukup efektif untuk melayani areal sawah untuk sumber yang ada dengan debit air maksimal 4798 nf
2l
kecamatan. Dari sumber-
I detik, dipergunakan untuk
mengairi
sawah.
4.1.3 Tata
Air
DAS Progohulu efektif melayani sawah seluas 110,3 km2, yaitu irigasi semi teknis mengairi sawah seluas 23,94 km2
Kabupaten Magelang mempunyai curah hujan tinggr dan memiliki sumber air yang
, irigasi sederhana mengairi
Kebutuhan air untuk mengairi sawah adalah
ml
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga dan industri maupun yang lain. Dari
minimum 1300,25
segi Hidrologi, di wilayah Kabupaten Magelang sebagai wilayah dataran tinggi rawan, di
masih dapat mencukupi kebutuhan yang ada.
tengah-tengah merupakan daerah dataran dengan keadaan pengairan yang cukup baik
Air yang berada di wilayah
dikelilingi gunung-gunung dan pegunungan yang memiliki banyak mata air.
lgl7,l
sawah seluas 193,52 knf .
m3/ detik, sedangkan kebutuhan
detik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan secara rata-rata
Kabupaten Magelang, termasuk dalam cabang Dinas
Pekedaan Umum (DPLI) Pengairan Propinsi Jawa Tengah Progo Hulu, dapat dibagi
Wilayah Kabupaten Magelang terletak pada Daerah aliran Sungai @AS) yaitu DAS Progo dan DAS Bogowonto. DAS Progo bagian hulu terdapat dua sungaiyang cukup
menjadi dua bagian:
o
Status Wilayah Sungai (SWSyDPS
ini meliputi daerah di
Sungai-sungai besar yang melintasi Kabupaten Magelang adalah: Kali Progo, Kali
wilayah Kecamatan Windusari, Secang, Bandongan, Mertoyudan, Tempuran, Borobudur,
Elo, Kali Pabelarq Kali Blongkeng, Kali Lamat, Kali Putih, Kali Mangu, Kali
Mungkid, Tegalrejo, Muntilan, Salam, Ngluwar, Grabag, Sawangan, Dukun
Bebeng, Kali Krasak dan Kali Tangsi. Debit maksimum seluruh sungai 2.314
besar mengalir, yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo. DAS Progo
Srumbung. Sungai-sungai yang bermuara
dan
di DAS Progo adalah Sungai Krasak, Sungai
m3/detik dan sebit minimum I10.5 m3/detik.
Bekang, Sungai Dururen, Sungai Putih, Sungai Blongkeng, Sungai Lomat dan Sungai Pabelan.
Di bagian hulu sungai terdapat banyak anak sungai yang bersumber dari mata air
Tabel4.15
yang banyak terdapat di lereng gunung.
Nama dan Debit Sungai Di Kabupaten lVlagelang
Potensi Hidrologi yang dimiliki Kabupaten Magelang dapat dimanfaatkan untuk
No.
Nama Sungai
kebutuhan rumah tangga, irigasi maupun kepentingan lainnya seperti.
KaliProgo
120
30,0
2.
KaliElo
l13
7,0
a
J.
Kali Pabelan
140
12,0
4.
KaliBlongkeng
120
10,0
5.
KaliLamat
66
6.
Kali Putih
t25
8,0
dimanfaatkan diantaranya adalah yang muncul di beberapa tempat di lereng bukit.
7.
KaliBebeng
?25
15,0
Sedangkan DAS Bogowonto hanya melewati sebagian kecil Kecamatan Salaman
8.
KaliBatang
55
9.
Kali Krasak
145
9,5
10.
KaliTanqsi
t25
8,0
2.314
110,5
Sungai Blongkeng dan Sungai Pabelan.
Air
tanah yang diusahakan dapat bermanlaat untuk sumber air minum maupun
pengairan.
-
Sumber-sumber yang cukup besar
di
rv'ilayah Kabupaten Magelang yang dapat
dan Kajoran. Adanya DAS tersebut sangat bermanfaat sebagai sumber air permukaan yang
bermanfaat bagi pertanian dengan pengelolaan air sungai dengan jaringan irigasi teknis maupun sederhana.
I
Minimum
lVlaksimum
- Air permukaan yang berupa sungai-sungai baik besar maupun kecil. lv{isalnya -
Debit (m'/detik)
.rgrr,ttt Akhrr ,l RTlilV Katr. Nl.r11.larr1i
Jumlah Sunber: ,\S{SD Kabupoten lrlagelong, 2000
lv-15
Tabel4.16
Kota Magelang menggunakan sumber air yang ada di Kabupaten Magelang, yaitu
Sumber Air dan Debit Air Kabupaten Magelang Tahun 1999
4.
....:.*:SUMBER MATA=AItrI ; Karangampel -' Telogorejo ") Combrang -/ Blambansan
5.
Sidandans
6.
Ngablak -) Siiaiurang Mudal Sawansan " Sidosari
1.
2. J.
7.
8. 9. 10.
l1 12. 13. 14. 15. 16.
17. 18. 19.
?0.
27, 22. 24. 25. 26.
27. 28.
i]]:I'
Df,BIT Otldo..
Kalimas Kecamatan Grabag dengan debit 569
150 150
Candirnulyo dengan debit 300 ltldt. Debit sumber air dari mata air dapat dilihat pada tabel
250
berikut ini.
Hasil Penelitian Proyek Pemboran
100 150
pegunungan. hasil pemboran
50 400
-r
''
Temumpanq -' Citrosono K. Bening K. Branekal Pisangan Tuk Putri Tuk Mudal / Treko Tuk Gendine Tuk Jogonegoro Tuk Neraiek Tuk Cebol Siglawah Baniaran Gunung Malans -) Sipagu dan Sipasung Miiil (Kec. Windusari) Kebonagun.q (Kec. Kalian-qkrik) Sipule (Kec. Windusari) Jumlah
Dari tabel diatas debit
Jtrmlah debit mata air :
=
75
400
Tabel4.17
100
200 300 500 300
Lokasi Kedalaman dan Debit Sumur
150
1594
Tempuran
480
9
<2
200 200
1656
Kalinegoro
486
70
4
Sumber: TVSISD Kabupaten |vlagelang Tahun 2000
100 JU
200
Hasil pengamatan pada sumur-sumur gali yang dibuat penduduk menunjukkan tinggi muka
150
air tanah statik berkisar antara 8
75
lrrpor,rn Akhir
/
RTRW Kab. lvlagt lang
20 m dari permukaan tanah, maka air tanah yang
< 500 m dan muka air tanah
yang relatif dalam sampai di daerah denga ketinggian > 750 m di atas permukaan laut. dari
peta diperkirakan geometri akifer air tanah dalam adalah panjang
K
-
5.605 m'/dt X 3.600 dt/jam X24 jamlltari X 360 hari/tahun
174.337.920 m3/tahun
4.040.097 .920 m3/tahun
-
diangkat umumnya dijumpai di daerah yang ketinggiannya
5605
5.605 ltldt.
3.865 760.000
Debjt{L-I}et)
(m)
Evaluasi
rata-rata
:
+
174.337.920 m'/tahun
:
:
16 km,,
Iebar: 2 km
0,0015 m3/ detik, sedangkan air tanah dangkal diperkirakan mempunyai
akifer dengan panjang
Jumlah debit air permukaan :
bahwa ada lokasi yang
yang dapat menghasilkan air tanah pada sumur bor di Kalinegoro (lihat tabel berikut).
Air
air:
di beberapa lokasi menunjukkan
sumur bor NO.b-90 kedalaman 90 meter tidak dijumpai air tanah. sedangkan pemboran
300 500
dan dan Debit
Semarang menunjukkan
rawan air, tetapi ada juga lokasi dengan akifer yang produktif. Pemboran di secang dengan
t00
Sumber: iYS{SD Kabupaten lvlagelang, 2000
Air
Air Tanah (P2AT)
bahwa air tanh di Kabupaten Magelang umumnya dijumpai pada mandala air tanah antara
150
*) l'ang sudah dimanfaatkan PDA,II
Sumber
lt/dt dan mata air Kanoman Kecamatan
25
-r
Semaren
ZS lt/dt), keduanya berasal dari
Kalinongko Kecamatan Kaliangkrik. Disamping itu Kota Magelang juga mengambil air
300
-/
:
mata air Kalegen (Q = 20 ltldt), mata air Wulung (Q
:
20 km, lebar 4 km
:
0,0015 m/ detik.
Air Tanah Bebas, dengan panjang akifer
16 km
-
16.000 m
Ketebalan rata-rata= 2 m
K:
0,0015 m/
detik,
Potensi air tanah
T :259,2 nf
bebas: 16.000 x259.2
:
m2/ hari
/han
x 360 hari/ tahun
1.49?.992.000 mr/ tahun
tv-
16
-
Air Tanah Semi Tertekan, dengan panjang akifer 20 km Ketebalan rata-rata :
4m
hutan produksi, hutan suaka alam dan hutan wisata.
K:0,0015 m/ detik Potensi air tanah
dipertahankan sebagai kawasan hutan yang dapat dikembangkan sebagai hutan lindung,
T:518,4 mtlhai'
1.
bebas:20.000 x 518,4 m'/haix 360 haril tahun
:
Kawasan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna mengatur tata air,
3.732,480.000 m'/ tahun
nrencegah
hutan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada umumnya atau kebutuhan khusus
Fungsi lahan sesuai dengan kelas kemampuan lahan menurut sistem USDA
I
sampai dengan
VIII tiap kelasnya
mempunyai fungsi
masing-masing sesuai dengan sifat-sifatnya berdasarkan resiko dan faktor penghambat yang makin tinggr selaras dengan kelasnya. Lahan kelas
I sampai V merupakan lahan yang
VI sampai VIII tidak sesuai sebagai fungsi budidaya pertanian. Untuk lahan kelas VII dan VIII, lahan ini sama sekali tidak bisa dibudidayakan, oleh karena itu harus dijadikan fungsi lindung. Lahan sesuai dengan berbagai fungsi budidaya pertanian sedangkan kelas
kelas
VI merupakan kawasan
terdapat
di
dan
hayati atau manfaat lain. Kawasan lindung lain yang memerlukan perhatian khusus adalah
lingkungan setempat, yaitu meliputi kawsan sempadan sungai, mata air dan daerah rawan bencana.
Sempadan sungai 100 m
yang berada diluar pemukiman.
VII dan VIII ini adalah 11 046 Ha atau 10,17 % dari luas
sempadan sungai
Sebagai pedoman kawasan fungsi lindung
ini sedikitnya mencap ai 30 yo dari total
dipertahankan dengan upaya pengendalian
pemanfaatannya. Perlindungan terhadap kawasan penyangga (Kelas
dan
pengembangan
VI) ini dapat berupa
pembatasan budidaya seperti hutan produksi, perkebunan tanaman keras dan kebun
campuran tanaman keras perkebunan dan tanaman pangan. Untuk kelas
VII
dan
ini
perlu dikendalikan lewat proses perijinan dan
pengendalian
a. Sekitar lvaduh/ danau Disekitarnya perlu disesuaikan fungsinya dengan tanaman perrkebunan
dan
tanaman buah-buahan.
b.
wilayah, sehingga untuk Kabupaten Magelang, kawasan fungsi lindung ini sudah cukup
Nl.r1icl.rrri',
15 m lebar, sebagai jalan
lingkungan.
VI meliputi
penyangga adalah 38 699 Ha atau 35,64 Yo dair seluruh wilayah Kabupaten Magelang.
Akhir ,/ RTRW Katr.
-
sungai
maupun permukiman. Untuk kelestarianfungsi lindungnya, maka pemanfaatan untuk
luasan 27.653 Ha atau 25,91 7o, sehingga total luas kawasan lindung dan kawasan
l-,t11;1.111
daerah pemukiman 10
kiri kanan anak
besar smpadan sungai sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk budidaya perrtanian
VIII
Kabupaten i\{agelang. Sedangkan kawasan fun_esi penyangga pada lahan kelas
dan
Di
sungai besar dan 50 m
Krasak, Sungai Kali Putih, Sungai Blongkeng Sungai Pabelan dan lain-lain. Sebagian
bagian timur dan di Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, kajoran dan Tempuran dibagian
memadai
kiri kanan
VI ini terletak diantara kawasan fungsi
yang mutlak harus menjadi kawasan fungsi lindung Kecamatan Srumbung, Dukun, Sawangan, pakis, Grabag dan Ngablak di
barat. Total luas lahan kelas
yang karena sifatnya yang khas, diperuntukkan secara khusus untuk perlindungan alam
inspeksi sungai besar adalah Sungai Progo dan Elo, sedangkan anak sungai adalah Sungai
budidaya dan kawasan lindung, yang berfungsi mengamankan kawasan budidaya.
\{II
untuk bangunan, industri dan komoditas ekspor. Hutan suaka alam adalah kawasan hutan
fungsi penyangga, yaitu wilayah yang dapat berfungsi
lindung dan budidaya terbatas. Lahan kelas
Lahan kelas
adalah
kawasan hutan yang karena sifatnya yang khas, diperuntukkan guna memproduksi hasil
4.1.4 Fungsi Lindung dan Pengembangan
diklasifikasikan ke dalam kelas
ba"jir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah. Hutan produksi
Sekitar Mata
Air
Sekurang-kurangnya untuk lahan dengan radius minimal 200
m sekitar mata air
perlu diamankan dengan ditanami tanaman tahuan berupa tanaman buah-buahan, tanaman perkebunan atau tanaman kayu lainnya, seperti pada mata air Kalimas dan
Kalinonsko.
VlIl
tv-17
c.
Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya
perkotaan) atau lebih detailnya dibagi menjadi kawasan pedesaan dan kawasan perkotaan
Meliputi Suaka Alam, Taman Nasional, Cagar Budaya dan Ilmu
Pengetahuan,
yang ditetapkan secara nasional dan mempunyai nilai strategis dan penataan ruangnya
antara lain Kawasan Taman Nasional Candi Borobudur dan Candi Pawon.
d.
(termasuk permukiman), dan kawasan tertentu. Kawasan tertentu merupakan kawasan
diprioritaskan. Selain
Kawasan Rawan Bencana
produksi, pertanian tanaman tahunan, lahan sawah, lahan kering, peternakan dan
Kawasan Rawan Bencana merupakan daerah yang diidentifikasikan sebagai kawasan yang sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti tanah
longsor; gempa bumi, letusan gunung berapi dan lainnya. Kawasan rawan bencana gunung Merapi di Kabupaten Magelang berada di kecamatan Srumbung, Dukun
perikanan.
a.
Kawasan Budidaya Pertanian
o
Kmrtasan Hutan Produksi
dan -Sawangan (ditetapkan sebagai daerah terlarang) dan dijadikan hutan tertutup.
Daerah bahaya
I
dan
II
Kawasan hutan produksi merupakan kawasan hutan yang dikelola dan
yang berada di sebelah barat daerah terlarang dan sepanjang
sungai Pabelan, Blongkeng,
dimanfaatkan untuk diambil hasilnya. Sesuai dengan pedoman penyusunan tata
Batang dan Krasak.
ruang daerah, hutan produksi ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu.
d. Kawasan Lindung Penyangga
o
Berfungsi sebagai penunjang berfungsinya kawasan lindung dan kawasan budidaya. Penentuan kegiatan
di
kawasan
ini harus diseleksi, utamanya
o Hutan o
tanaman tahunan dan aktivitas lain yang kegiatanya disertai dengan konservasi.
Dilihat dari pengelolaannya hutan produksi dapat digolongkan dalam
alokasi kawasan lindune.
2. Kawasan Budidaya
arti luas, dibudidayakan
untuk kegiatan peternakan, pertanian musiman, tahunan, dan perikanan. Wilayah ini statusnya dapat dialih fungsikan. Kecuali itu ada wilayah yang non pertanian. yang di alihfu
Hutan produksi konserv'asi yaitu kawasan hutan yang bilamana perlu dapat dialih fungsikan.
Untuk mengetahui lokasi kawasan lindung di Kabupaten Magelang dapat dilihat pada peta
meliputi kawasan industri, pertambangan, sarana ekonomi, permukiman, sarana
produksi tetap, yakni hutan produksi yang eksploitasinya berdasarkan
dapat dilakukan dengan pola tebang pilih, tebang habis dan tanam;
diperkenankan dalam kawasan ini adalah hutan produksi terbatas, perkebunan teh,
Kaw'asan Budidaya yang meliputi wilayah pertanian dalam
Hutan produksi terbatas, yaitu kawasan hutan produksi yang eksploitasinya berdasarkan tebang pilih dan tanam;
pengendali
dalam hubungannya dengan kondisi daya dukung lahan. Kegiatan yang
yang dalam p enggunaannya dapat
itu. Kawasan budidaya pertanian ini meliputi kawasan hutan
.
hutan produksi yang dikelola oleh negara
.
hutan produksiyang dikelola oleh swasta
.
hutan produksi yang dikelola oleh rakyat
:
Kawasan hutan di Kabupaten Magelang membudidayakan pohon Mahoni, Pinus,
Damar dan pohon kayu lainnya yang ada
sosial,
di
Kecamatan Salaman, Srumbung,
Dukun, Tempuran, Kajoran, Kaliangkrik, Windusari dan Tegalrejo. Sedangkan
ngsikan.
kawasan hutan produksi berada di kecamatan Sawangan, Srumbung, dan Dukun.
Kawasan budidaya merupakan kawasan yang yang memiliki kondisi fisik dan potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan produksi dalam
rangka memenuhi kebutuhan manusia. Kawasan berfungsi budidaya
di
o
Kov,asan Pertanian Tanaman Tahunan
kabupaten
Karvasan pertanian tanaman tahunan merupakan kalvasan budidaya yang dapat
Magelang dapat dikelompokkan menjadi budidaya pertanian dan non pertanian (kawasan
dilakukan pada lahan diantara lahan untuk jenis tanaman keras atau tanaman lahan
1.aPe1.111
Akhir ,l RTRW Kab. lvlallt'lang
tv-18
kering dengan tanaman pangan. Kawasan pertanian tahunan ini menghasilkan
sedangkan kecamatan yang lainnya kurang sesuai sehingga memerlukan
produk untuk pangan dan industri. Lokasi kawasan pertanian lahan kering berada
penanganan khusus pelestarian kesuburannya.
hampir di semua kecamatan pada daerah dataran
tinggi
maupun dataran rendah
Kmvasan Peternakan
dengan berbagai jenis tanaman perkebunan seperti pohon kelapa, kopi, cengkeh,
Kawasan peternakan meliputi kawasan pertanian yang diperuntukkan untuk
kapuk dan lainlain dan tanaman buah-buahan seperti mangga, rambutan, durian,
peternakan sapi, kambing, domba maupun
jambu biji, salek. Tanaman irt' dibuelidayakan sebagai tanaman dikebun maupun
dikembangkan untuk aktivitas
pekarangan atau halaman rumah.
tanaman makanan ternak. Jenis tanaman tahunan yang cocok untuk dikembangkan antara lain berupa rambutan, salak dan
di Kabupaten Magelang
pengembangan aktivitas
durian. Lahan yang cocok untuk lokasi
4004, ketrnggran kurang dari 2000 meter kedalaman efektif tanah
di
atas permukaan laut
30 cm. Lokasi untuk tanaman
tahunan
adalah kawasan yang menyediakan hijauan
Di Kabupaten Magelang lokasi yang berpotensi untuk
ini hampir di semua kecamatan, antara lain berada di
kecamatan Mungkid untuk
pertanian lahan kering tahunan adalah kawasan dengan kemiringan kurang dari
ini
unggas. Lokasi yang bisa
itik leher putih, Tempuran untuk ternak
ayam. Ternak
besar dan kecil yang dibudidayakan adalah sapi perah, sapi biasa, kerbau, kuda,
dengan
sedangkan ternak kecil yang dikembangkan adalah kambing/ domba dan babi
ini ada di
yang hanya dipelihara di Kecamatan Mertoyudan, Pakis dan Ngablak.
kecamatan Salarn, Srumbung dan Mertoyudan untuk tanaman salak pondoh dan Kmeasan Perikanan
kecamatan Salaman untuk tanaman durian dan rambutan.
c
Kawasan perikanan merupakan kawasan yang diperuntukakan untuk
Kmvasan Pertanian Lahan Smyah
Kawasan pertanian lahan sawah merupakan kawasan yang
pengembangan budidaya perikanan. Lokasi yang cocok untuk pengembangan lahannya
pertanian jenis ini terdapat
diperuntukkan untuk tanaman pangan, yang umumnya diberi pengairan, baik
di 19 kecamatan,
antara lain Kecamatan Mungkid dan
Tempuran, khususnya budi daya ikan air tawar di kolam, ikan lele di kolam,
pengairan tadah hujan, maupun pengairan sederhana, setengah teknis dan teknis,
budidaya ikan air tawar
' yang dikelola oleh Dinas Pengairan ataupun pengairan sederhana yang dikelola
di sawah (mina padi) dan budidaya ikan air tawar
di
perairan umum dan pembenihan ikan. Kecamatan Pakis dan NGablak tidak
oleh masyarakat tani. Menurut kesesuaian lahan, semua lahan sawah yang ada
mempunyai usaha budidaya perikanan.
disemua kecamatan di kabupaten Magelang termasuk dalam kelas sesuai.
Lokasi yang cocok untuk pengembangan pertanian lahan sawah adalah di kecamatan Mertoyudan, Mungkid, Borobudur dan Tempuran serta kecamatan lain yang memiliki irigasi yang baik
o
Kans,asan
b.
Karvasan Budidaya Non Pertanian fulerupakan kawasan perkotaan, tempat penduduk melakukan kegiatan sehari-hari
dalam sektor non pertanian. Terdiri atas permukiman dan sarana prasarana
Pertanian Laharn Kering
pendukung. Kawasan tersebut juga merupakan alokasi fasilitas yang melayani
di
Kawasan pertanian lahan kering merupakan kawasan budidaya pertanian untuk
penduduk
tanaman pangan tanpa pengairan. Dari hasil evaluasi kesesuaian lahan. lokasi
masa mendatang, diupayakan wadah bagi kegiatn penduduk yang berpindah dari
yang cocok untuk kawasan pertanian lahan kering
seklor pertanian
dikembangkan
di
di
Kabupaten Magelang
kecamatan Mertoyudan, Nglurvar, Salam, Muntilan, Mungkid,
Kaliangkrik, windusari, Salaman, Borobudur, candimulyo
dan
secang,
daerah rural. Untuk mengantisipasi perkembangan penduduk pada
di pedesaan kepada
sektor non pertanian di perkotaan, baik
mengenai lapngan usaha, lapangan kerja, permukiman dan sarana prasarana
lainnya termasuk antisipasi kebutuhan lahan yang tentu akan mengakibatkan perubahan pada pola penggunaan dan status lahan.
l.aPoran Akhir ,a RTRW Kab. hlagt'lang
I\.' .
J;
, , ._\kh
IV-
19
Kmvasan pertambangan
di
Kawasan pertambangan merupakan kawasan yang peruntukannya untuk kegiatan
Borobudur dan Candi Mendut), yang akan dikembangkan menjadi wisata
pertambangan karena potensi kandungan tambang, baik yang dibudidayakan
ziarah
maupun yang belum dibudidayakan. Kriteria kesesuaian dan cara penambangannya mengikuti ketetapan dad Departemen pertambangan dan
kecamatan Muntilan
dan
Borobudur dengan objek candi (Candi
Makam Pangeran Singosari dikembangkan untuk wisata ziarah. Hal ini ditetapkan berdasarkan kenyataan adanya paket wisata ziarah yang
Energi, dan tidak mengganggu fungsi hidrologis jika kawasan terletak di kawasan
dikembangkan travel agent
lindung. Lokasi yang cocok untuk kegiatan ini antara lain di kecamatan Muntilan
Makam Pangeran Singosari sebagai salah satu objek wisata aarah di Jawa
untuk penambangan batu pasir dan kecamatan Salaman untuk biii besi
Tengah dan seluruh Jawa.
dan
mangaan.
dari luar Magelang yang
mengikutsertakan
di Kecamatan Mertoyudan dan Muntilan untuk leisure yang berupa wisata
Kmrasan perindustrian
buatan.
Kawasan perindustrian yang dimaksud adalah kawasan yang peruntukannya untuk
aktivitas industri, baik yang menyebar maupun memusat (terletak di zona yang letah ditetapkan). Peletakan kawasan ini harus memenuhi ketentuan yang ada pada
UULH, terutama untuk industri yang menimbulkan polusi. Sedang untuk industri kerajinan yang berupa industri rumah tangga, peletakannya bisa berdekatan dengan permukiman, asal tidak mengganggu dan menimbulkan polusi udara, air
o
Kecamatan Sawangan, Grabag dan Ngablak serta Kajoran yang akan dikembangkan menjadi kawasan wisata alam dengan potensi alam air terjun.
Kmpasan permukiman
Kawasan permukiman merupakan kawasan dengan peruntukan untuk perumahan,
perkantoran, perdagangan, segala aktivitas komersial dan jasa. Berdasarkan dominasi karakteristik pemanfaatan lahannya
dan bising.
Lokasi yang cocok untuk pengembangan ahivitas
ini
dibedakan menjadi permukiman pedesaan
adalah kecamatan
Tempuran khususnya di sekitar jalan Magelang - Salaman.
area). Urban
area
di
Kabupaten Magelang, dapat
(ntral area) dan perkotaan fttrban
yang dimaksud adalah daerah yang bentuk penggunaan
lahannya betul-betul berorientasi pada
non pertanian seperti perumahan
Kayasan parhvisata
perdagangan danjasa di perkotaan.
Kawasan pariwisata merupakan kawasan dengan peruntukkan untuk
Permukiman
pengembangan aktivitas pariwisata, baik wisata buatan maupun alam. Kegiatan
perkotaan di mana persentasenya lebih kecil dibandingkan dengan desa-desa yang
kepariwisataan
di Kabupaten Magelang didominasi oleh aktivitas wisata
budaya
di
Kabupaten Magelang
ini
tersebar
di
desa-desa yang besifat
persifat perdesaan. Berdasarkan laporan Strategi Pengembangan DPP, dad. 21
dengan objek berupa candi. Lokasi yang memungkinkan untuk pengembangan
kecamatan dan 369 desa yang ada desa
pariwisata Magelang antara lain:
perkotaan antara lain adalah wilayah yang termasuk dalam wilayah lindung dan
o
Koridor Salam
-
Muntilan
-
Mungkid
-
Blondo
-
Mertoyudan yang akan
dikembangkan menjadi kawasan agrowisata. Sedangkan Kecamatan Srumbung akan dikembangkan menjadi kawasan agrowisata untuk
di Kabupaten Magelang, yang bersifat
wilayah-wilayah lahan kritis, sedangkan wilayah hutan yang ada
di
Kabupaten
Magelang adalah hutan produksi, tidak termasuk kawasan lindung.
pengembangan salak nglumut (salak khas Magelang).
[..r1'1v1.111
Akhir ,a RTRW Ka[r. Magtlang
lv - J'l
. ,....
. i\..,.
\,1
IV-20
Ini dan Perkembangannya
3. Fungsi Kawasan Saat
a.
Kawasan Sempadan Sungai
-
Kawasan Lindung
> 40 % di puncak -
puncak
kawasan budidaya sawah dan tegalan serta kawasan pemukiman, sehingga
di bagian Timur, hanya
puncak
pengendalian kawasan sempadan sungai tidak dapat diterapkan sepenuhnya.
Kawasan Lindung berupa lahan dengan kemiringan
gunung Merapi, Merbabu, Telomoyo, Andong
Sungai besar Progo dan EIo dengan anak-anak sungainya mengalir melalui
gunung Merapi yang berupa lahan tandus dan berbatu, sedang lainnya berupa hutan
Untuk meningkatkan fungsi lindung dari sempadan sungai ini perlu pendekatan
lindung maupun hutan produksi. Puncak gunung Sumbing di bagian barat juga
sosiologis dengan penyuluhan dan pembiruum masyarakat mengenai penerapan
merupakan hutan produksi sedang di bagian tenggara berupa puncak pegunungan
tehnologi yang sesuai dengan lokasinya.
-
Menoreh ditutupi dengan vegetasi tanaman tahunan berupa kebun campuran.
Khusus untuk anak-anak sungai yang berasal dari puncak gunung Merapi yaitu sungai Krasal<, Nongko, Blongkeng dan Pabelan dibagian hulu telah diadakan
Kawasan dapat dikembangkan dengan meningkatakan fungsi lindungnya dengan cara antara lain
: di daerah yang masih tandus diupayakan
pengamanan dengan bangunan cek dam lahar dingin dan normalisasi aliran
untuk dihutankandi
dengan memeperkuat tanggal atau talud tebing sungainya.
daerah yang sudah ada hutan dan kebun campuran diusahakan agar terhindar dari
-
perusakan dan ditingkatkan mutu pengelolaannya.
b.
Kawasan Resapan
-
batu di sungai agar tidak merusak fungsi lindungnya.
Air
15 - 40 % ini berfungsi sebagai kawasan air dan pengaman bagi daerah di bawahnya yang disebut juga
Kawasan dengan kemiringan peresapan
Upaya yang perlu dikembangkan adalah pengendalian penambangan pasir dan
d.
Kawasan Budidaya
.
Kmpasan Hutan Produksi
kawasan penyangga yang berfungsi sebagai kawasan budidaya. Kawasan ini
- Hutan Produksi, baik tanaman sejenis maupun
sebagian besar adalah tegalan/kebun, hutan produksi dan merupakan lahan
yang dihuni oleh sebagian penduduk. Dibeberapa lokasi
di
dimanfaatkan produksinya
kawasan ini
-
Unruk meningkatkan fungsi lindung dan penyangganya, kawasan ini perlu
tanah
-
tanah yang kritis diadalian penterasan dan ditanami tanaman
tahunan,
baik
.
-
ditanami tanaman buah-buahan atau tanaman perkebunan
,l
dan perkakas rumah tangga
tanah yang telah dihuni penduduk diusahakan agar terhindar dari bahaya
RTRW Kab. Magtl.rng
ataupun
campuran dari keduanya dan juga tanaman kayu-kayuan untuk bangunan .
Kawasan ini juga telah berperan bagi kesejahteraan penduduk maupun
longsor dengan menerapkan teknologi yang sesuai.
t.al'or.rn Akhir
Kawasan ini telah dimanfaatkan bagi budidaya tanaman pangan maupun perkebunan dalam bentuk tegaran, kebun maupun lahan pekarangan yang
tanah tegalan dan kebun ditingkatkan populasi vegetasinya dengan usaha
bermutu tinggi.
i
I
Kavasan Pertanian Tanaman Tahunan
tanaman buah-buahan, tanaman perkebunan maupun
diversifikasi tanaman buah-buahan, perkebunan dan tanaman kayu yang
.
Untuk melesrtarikan kawasan ini perlu usaha peningkatan pengelolaan dan
erosi.
tanaman kayu lainnya.
.
dalam
pengamanan yang lebih baik, dari gangguan manusia maupun alam
ditingkatkan dengan cara antara lain:
.
(kayu, damar) dan berperan
menyumbang perekonomian.
merupakan lahan kritis.
-
campuran telah
perekonomian daerah.
i,rr
I
RTlilV K.rl-. M.rtli.l.rrrtl
IV-21
-
Untuk melestarikan kawasan ini perlu usaha pengendalian erosi karena
o
sebagian kawasan ini adalah daerah lahan kritis.
Kawasan Peternakan
-
Kmvasan Pertanian Lahan Kering
lahan kering maupun lahan sawah, dengan memanfaatkan hasil samping
-
dari sawah dan tegal berupa hasil proses pengolahan produk pertanian
Kawasan
ini
dimanfaatkan untuk budidaya tanaman padigogo, palawija,
lainnya.
sayur-sayur€n dan tanaman perkebunan dan sebagran telah meoerapkan
-
sistem fumpungsari antara tanaman semusim.
. -
Untuk meningkatkan kawasan ini perlu ditata lokasinya sehingga tidak mengganggu kesehatan penduduk.
Kawasan ini berfungsi untuk mendukung penyediaan makanan lokal bagi penduduk maupun perekonomian daerah.
Kowasan Perikanan
Untuk meningkatkan perkembangan kawasan ini perlu upaya intensifikasi,
Kawasan perikanan berada dikawasan pemukiman dan lahan sawah
diversifikasi maupun usaha pencegahan erosi dengan penterasan bagi
dengan budidaya perikanan dalam bentuk kolam dan sistem Mina Padi di
lahan kritis.
lahan sawah.
-
Perlu dipantau perubahan penggunanan lahan tegal/kebun ke tanah untuk
bangunan, terutama yang berada ditepi
jalur ramai di
kawasan
pancingan ditepi jalan raya jalurwisata.
Kmvasan Pertanian Lahan Smpah
Kawasan
ini
e.
dimanfaatkan untuk budidaya tanaman padi sawah dan
tanaman semusim lainnya dengan pengaturan pola tanam padi palawija
Untuk meningkatkan kawasan ini dengan menerapkan budidaya ikan yang sesuai dan dilokasi tertentu dikembangkan kolam ikan untuk rekreasi
MASATANDUR.
o
Kawasan peternakan berada di sekitar kawasan permukiman dan kawasan
/ sayrran atau padi - palawija / sayuran / tembakau,
- padi -
tergantung
Kecenderungan Perubahan Penggunaan Lahan 1. Penurunan Jumlah Luas Smvah Penurunan jumlah areal sawah selama 15 tahun dari tahun 1983 samapi 1998 dapat
dilihat pada tabel berikut.
dari sistem irigasinya. Lahan ini telah dimanfaatkan secara intensif dengan menerapkan intensifikasi dengan sistem Bimbingan Massal (
Kawasan
ini
BIMAS ).
Dari segi ketahanan pangan, sampai dengan tahun 1998, penurunan areal
sawah
setengah teknis dapat diimbangi dengan kenaikan areal sawah pengairan teknis
berfungsi untuk mendukung penyediaan bahan makanan
yang lebih menjamin kelastarian produksi pangan.
pokok beras bagi penduduk dan menunjang perekonomian daerah
Untuk meningkatkan perkembangan kawasan ini perlu
Namun dari segi penurunan areal sawah pada pengairan sederhana dan tadah hujan selalu
sudah perlu mulai diwaspadai.
dipertahankan upaya intensifikasi dengan menerapkan teknologi yang
dianjurkan dan meningkatkan sistem irigasi serta pemeliharaan jaringan irigasinya.
Perlu dipantau perubahan penggunaan lahan sawah ke tanah untuk bangunan khususnya
di tepi jalur yang ramai di
karvasan
MASATANDUR.
l-.rpor.ru Akhir
,r RTRW Kab. Magclaug
' r ,\i;,.,
, i"'lr" i.i,i. \l
:rr,
,
rv -22
Dari data tersebut terlihat bahwa ada kecenderungan perubahan jenis
Tabel4.18 Penurunan Areal Sawah di Kabupaten Magelang Tahun 1997 r..i
-
penggunaan tanah dari sawah ke tanah untuk bangunan dan halamannya lebih besar
1998
daripada tanah tegal/kebun ke tanah untuk bangunan dan halaman. Hal ini perlu
r::.:..:,:..i::
,Luaj'(,Ha',)
Ya:
diwaspadai, karena ada ketentuan bahwa sawah pengairan teknis tidak dapat dialihkan fungsinya.
Pengairan Teknis
5.213
6.430
+ t.2t7
Pengairan Setengah Teknis
5.035
4.286
- 749
19.805
t8.720
Pengairan Sederhana
-
+ 23,34
1.085
-
- 5,48
8.531
t:r,o.l2s
Jumlahl :::' :: Sumber : Diolah
bangunan dan halamannya atau tanah pekarangan selama tahun 1983 kecamatan-kecamatan yang dilalui
-
1998. Untuk
jalur wisata yang ramai, kecenderungan tersebut
adalah cukup mencolok. Hal ini bisa dilihat untuk kecamatan Borobudur, Salanr, 10.073
l
lahan
tersebut dapat dilihat dari turunnya luas sawah dan naiknya luas tanah untuk 14,87
( PU danNon PU ) Tadah Hujan
Bila dilihat perincian per kecamatarq maka perubahan penggunaan
- t.542
Srumbung, Muntilan, Mungkid, Mertoyudan, Tempuraq Bandongan dan Secang 15,31
- 2.15ti
dai Kabupaten Magelang DalamAngka, 1997 dan
( MASATANDUR )
seperti pada tabel. Kecenderungan berubahnya areal saawah
untuk dijadikan kolam, juga terlihat di kawasan ini.
1998
2. Perubahan Jenis Penggunaan Tunah Perubahan jenis penggunaan tanah dari sawah dan tegal ke tanah bangunan dan halamannya terlihat dari data tahun 1983 dan 1998 sebagai berikut
:
Tabel4.19 Perubahan Jenis Penggunaan lahan di Kabupaten Magelang Tahun 1983 Jenis Pengairan
Sawah Tegal
/ Kebun
Bangunan dan Halaman
Luas
Selisih
Tahun 1983
Tahun 1998
(Ha)
{Ha)
/
RTRW Kab. Magt'l.rng
,/o
(Ha)
40.126
37.967
- 2.159
5,38
38.145
37.993
- 152
- 0,39
17.354
17.928
+ 574
+ 3,30
Sunrber : Diolah dari Kabupaten Llagelang Dalam Angka, tahun ]997
lrpor.rn Aklrit
- 1998
-
l9g8
IV-23
Tabel4.20 Perubahan Luas Tanah Menurut penggunaannya di Kabupaten Magerang Selama Tahun 1983 - 1998
Tabel4.21 Perubahan Luas Sawah dan Tanah Untuk Bangunan / Halaman
di Kabupaten Magelang Terperinci per Kecamatan Tahun 1983
Jenis Pengaton
rafiuilrqsi ---t
No.
(Ea )
,
1983
f. Tanah Sawah
44.t26
37.967
- 2.159
- 5,39
Pengairan Teknis
5.2t3
6.430
+ t.217
+ 23,34
Pengairan Setengah Teknis Pengairan Sederhana
5.035
4.286
r9.805
t8.720
- 749
-
-
1.085
14,97
- 5,49
( PU dan Non PU ) Tadah Hujan
10.073
If. Tanah Kering
68.447
l.
Tanah Untuk Bangunan dan
8.531
t7.354
- t.542
-
70.606
+ 2.t59
+ 3,15
17.928
+ 574
+ 3,30
38.145
37.993
- r52
- 0,39
2
2
0
0
3. Padang Rumput 4. Tambak 5. Kolam/tebat/empang
6. Tanah Sementara Tidak
0
0
0
0
97
r43
+46
47,42
0
0
0
0
Diusahalcan
7. Tanah Untuk Tanaman Kayu 8. Hutan Negara
9. Perkebunan Negara 10. Tanah LainJain
JUMLAH
1.560
7.873
7.723
t59
+ t.439
-
+ llg9
150
- 0,lg
207
+48
+ 30,18
4.696
5.050
+ 354
+ 7,53
108.573
108.s73
0
Suntber : Diolah dari Kabupaten llagelang Dalant Angka,
[.nporan Akhir ,a RTRW Kab. Magelang
Salaman
2.r75
2.12C
z
Borobudur
1.394
t.20i
J
Ngluwar
1.40c
4
Salaman
)
Igg\
_
,:'1983
Selisih
1998
Selisih
-49
1.769
t.775
+6
187
1.429
t.491
+62
1.40C
c
613
6r3
0
t.912
1.803
109
7tc
742
-r Jz
Srumbung
2.722
t.772
- 95(
9t7
985
+68
6
Dukun
2.533
2.s32
-l
434
434
(
7
Muntilan
1.93C
1.848
8
Mungkid
2.604
9
Sawangan
l0
ll
andi Mulyo
Mertoyudan
-
808
848
+4(
2.488
-82 - 1l(
900
991
+9i
1.639
1.653
+14
741
741
c
1.458
1.458
c
774
774
c
125
1.056
t.176
+ t2C
-
2.125 2.000
r2 Iempuran
1.889
1.853
-36
892
950
+58
l3 Kajoran
2.379
2.378
-l
890
890
c
t4 Kaliangkrik
|.542
r.542
0
441
450
+9
l5 Bandongan
2.715
2.59C
613
659
+4C
l6 Windusari l7 Secang l8 Iegalrejo l9 Pakis
1.766
t.73i
- t25 -29
511
516
-l
2.906
2.864
-42
895
934
+39
1.734
t.734
c
781
781
489
319
t7c
535
2.58r
2.43C
151
t. 184
1.183
-l -l
zJ)
(
455
455
0
37.961
- 2.159
17.928
+ 574
20 Grabag
r2l
1998
I
15,31
Halaman Sekitarnva
2. Tegal/I(ebon/LadangAluma
- 1998
2l
Ngablak
,Iumlah
ZJJ
40.t26
-
17.354
534
c
Sumber: Diolah dari Kabupaten ltlagelang DalamAngka, 1997 dan 1998
Iggg
t
tv -24 j ;
4.1.5 Analisis Status Lahan
A.
dengan tanah latosol di bagian barat Kabupaten Magelang dan dengan regosol di bagian timur Kabupaten Magelang.
Status Kepemilikan Lahan
Jenis-jenis tanah tersebut umumnya mempunyai sifat yang sedang sampai baik
Status kepemilikan lahan yang terbesar adalah milik masyarakat, disusul milik
dalam meresapkan dan meloloskan
negara, tanah bengkok, dll, sebagai berikut:
.
pengendalian Tanah Hak
91.076 Ha (83,89Yo)
Milik Masyarakat
)
Tanah Negara (Hutan)
7.727 Ha (7,11Yo)
.
Tanah Bengkok (sawah, tanah kering)
4.279 Ha (3,99Yo)
.
Tanah Kas (sawah, tanah kering)
31
.
Hak Guna Usaha dan Hak-hak Pakai Lainnva
5.834 Ha (5,73
sehingga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
usaha
Curah Hujan Curah hujan yang cukup tinggi (antara 2000
I
bagi
pertanian.
(sawah, tanah kering, kolam)
.
air,
air sehingga cukup baik bagi usaha
-
4000mm/ th)memberi iklim yang
agak basah (Golongan C menurut Scmidth Ferguson), sehingga memberi pasokan
Ha (0,29 %)
air yang cukup baik bagi tanah.
Tabel4.22
%a)
Penentuan Golongan Iklim Kabupaten Nlagelang Tahun 1989 - 1998
lVlenurut SCHMIDT FERGUSON
B.
Perubahan Status dan Pemilik Lahan
Bulan
Telah ada kecenderungan perubahan jenis penggunaan lahan dari sawah dan tegal /
No.
kolam ke tanah untuk bangunan dan halamannya, berarti juga akan ada perubahan
Tahun JAN FEB MAR APR VIE] JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES I
989
b
b
b
b
b
b
b
I
k
b
2
1990
D
b
b
b
b
b
k
b
I
akan banyak terjadi di jalur-jalur rvisata di
b
b
b
b
I
k
k
k
k
k
tl
-
1991 1992
b
b
b
b
b
k
b
b
kawasan MASATANDUR dan perlu disiapkan dengan perangkat kebijaksanaan
1993
b
b
b
b
b
b
k
6
1994
b
b
b
b
K
k
k k k k
b
5
k k k
b
k k
b
k
b
k
t,
dari lahan basah ke lahan kering dan perubahan pemilik dari petani ke pengusaha bidang jasa atau industri. Hal
ini
yang memadai.
Perubahan yang perlu diwaspadai adalah dari tanah sawah menjadi kolam. baik
untuk ttrjuan produksi maupun rekreasi (kolam pancingan), yang
sr-rdah
mulai ada di
7
199_s
b
b
b
D
b
b
8
1996
b
b
b
b
b
k
I 10
199'1
K
b
b
b
b
998
b
b
b
b
b
I
b
4.1.6 Analisis Daya Dukung Lahan
Keterangan
Jenis Tanah Jenis tanah yang mendukung lahan
di Kabupaten Magelang adalah aluvial. latosol,
regosol dan andosol yang bersifat cukup baik sampai amat baik untuk digunakan
k b |
. : :
k
b
Jumlah Rata-rata Suntber : diolah dari Kabupaten trlagelang Dalam Angka.
karvasan ini.
1.
I
Jumlah
t
k
k
b
I
I
l0
I I
b
b
b
b
I
9
2
b
b
5
o
I
z
10
b
b
b
b
b
b
6
6
b
b
a
J
9
b
b
J
9
b
b
o
b
b
8
6 9
z
32
82
6
3,2
8,2
1998
.
bulan kering, curah hujan kurang dari 60 mm bulan basah, curah hujan lebih dari 100 mm
bulan lembab, antara bulan kering dan bulan basah
dalanr sektor pertanian maupun non pertanian> Hanya sebagian kecil sekali yang
didukung oleh tanah litosol yang tidak dapat berdiri sendiri tetapi berasosiasi
[.aPo1.1p
Akhir ,l RTRW Kat'.
lvl,r11r'lan1;
IV-25
Rumus SCHMIDT FERGUSON
a =
:
( Jurnlah rata - rata bulan
( Bulan Lembab tidak
Keterangan
0
dihitung
4.1.7 Analisis Struktur Lahan kedng : Jun
ah nta-rata bulan basah )
x
100
%
l.
)
Faktor_faktor yrng
Faktor-faktor yarg terkait dengan struktur lahan adalah
'
untuk Kabupaten Magelang arfara tahun tsss - tsgs
j. produllivitas
Kemiringan Iahan Sebagian besar lahan mempunyai kemiringan
dikendalikan dan 15
o
.
40 % yang lebih sukar dikendalikan.
Ketebalan tanah
Tekstur Tanah
Tekstur tanah sebagian besat termasuk halus sampai sedang hanya sebagian
:
kecil termasuk tekstur kasar terutama di tanahjeais regosol'
Lahan yang terletak di atas permukaan laut artara 154 m
-
3296 m dpl dengan
sebagian kecil permukaan yang datar dan sebagian besamya bergelombang
Laian
sampai
berkisar dari c'kup sampai tinggi, tergantung dari lokasinya, yaitu
yang
padi kering giling seperti di Kecamatan Mertoyudan dan
dan genangan air baik secara periodik maupun terus melrerus.
th
lingkungan yang baik bagi kehidupar manusi4 hewan oaupun tumbuh_
dibagian timur dengan produktivitas cukup tinggi yaitu sekitar 110,74 L-w/
Ha./
th padi kering giliog seperti di Kecamatan Muntilan, Sawangan, Salam
dan
Ngluwar. Kaliangkrik
Dari faktor_fakor tersebut lebih banyak faktor yang baik kepada terbentuknya
Mungkid.
dibagian barat dengan produktivitas sedang yaitu 55'37
berombal berbukit dan bergunung dengaa kemidngan yang tinggi dan
lembah curam dan tebing ter,al, maka wilayah Kabupaten Magelaog terhindar
:
dibagian tengah dengan produktivitas tinggi yaitu sekitar 1j8,42 L-w/ Ha/
Kecamatan Tempuran' Kajoran dan
15 Yo yaogrclatrf msih mudah
sebagian kecil yang termasuk kurang (kurang dari 30 cm).
Dengan dukungan jenis tanah dan curah hujan yang cukup, produktivitas lahan
'
-
2-
Ketebalan tanah sebagian besar te.masuk sedang sampai baik dan hanya
a = Q2:82)xlOOyo a=0,390(0,333<0,390<0,600).Bentuklahan golongan C ( Agak Basah ) =
e
:
:
: A( Sangar Basah) 0,143 <e<0,333 : B(Basah) 0,333 <e
.
terleit
kwl Hal rh seperti
di
tumbuhan, apabila dapat dikelola dengan sebaik-baiknya.
2'
uDaYa Pengelolnrn
Upaya pengelolaal lingkungan yang utama adalah menampung air sebanyalibanyaknya di kawasan lindung dan kawasan penyangga untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya di Kawasan budidaya baik untuk usaha di sektor pertanian maupun non Deftanlan.
I
1..r1'1v1111
Akhir
J
RTRW Kab. N{.r1icl.rn1;
w-26
4.1.8 Analisis Sumber Dava Alam
4.
Penggunaan air untuk Kota Magelang berasal dari 4 sumber yaitu
Air yang digunakan Kota Magelang berasal 1. Air
: Wulung : Kalimas : Kanoman : Kalegen
Wilayah Kabupaten Magelang mempunyai pasokan
air yang cukup baik
mempunyai iklim agak basah dengan curah hujan lebih tinggi bagian barat. Jumlah
air ini
sebagian akan menjadi
karena
di bagian timur dan
air permukaan yang mengalir
melalui anak-anak sungai dan sungai besar yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo dan
Jumlah
dari 4 sumber, yaitu
:
:
detik : 5.598.718 m3l tahun 75 liter/ detik = 2.383.743 m3/ tahun : 15.552.000 m3/ tahun 500 liter/ detik :9.534.972 m3l tahun 300 liter/ detik : 33 .069.434 m3l tahun 180 liter/
dapat dimanfaatkan sebagai air irigasi dan keperluan lainnya. Sebagian air hujan akan
Sumberdaya air yang tersedia di Kabupaten Magelang cukup memadai baik dari
meresap dalam tanah tergantung kepada jenis tanahnya, sehingga daerah dibagian timur
sudut kuantitas maupun kualitas, namun apabila tidak dikelola dengan baik dapat
lebih baik menyerap air (regosol, aluvial dan andosol) daripada dibagian barat (latosol).
menurunkan kuantitas air. Selain itu pengaruh lingkungan seperti penggundulan hutan,
Oleh karena itu terdapat banyak mata air maupun air tanah di bagian timur, sedangkan
penambangan bahan galian yang tidak terkendali, industri yang mengekspotir air tanpa
di bagian barat mata air dan air tanah tergolong langka.
kendali / berlebihan dapat mengurangi kuantitas air, sedangkan dengan adanya pencemaran
Air
limbah yang diakibatkan oleh limbah industri maupun limbah keluarga
tanah
ini berasal dari lahan yang lebih tinggi di kawasan hutan lindung maupun
penyangga, sehingga untuk melestarikan keberadaan mata
air dan air tanah perlu
mempengaruhi kualitas air.
Pada saat ini air di Kabupaten Magelang belum menjadi masalah besar, artinya
pengelolaan yang baik pada kedua kawasan tersebut.
Neraca Sumberdava
belum ada aquifer yang tercemar
Air
Kehilangan air pada proses evaporasi
air. Meskipun
air bersih dan sehat perlu selalu
demikian
ditingkatkan,
Sumber air yang terdapat di Kabupaten Magelang berasal dari 3 sumber, yaitu
I - 5 mm/ hari. Untuk
air hujan, air permukaan dan air tanah. Air tanah terdiri dai, 2 bagian, yaitu air tanah bebas
Kabupaten Magelang diasumsikan 2,5 mm/ hari.
dan air tanah semi tertekan. Air yang berasal dari curah hujan potensial
Kehilanean air pada proses evaporasi
4.067.144 500 m'/tahun. Sedangkan
:2,5
: :
:
ntnl hari x luas dataran mt x 360 hari/ tahun
0,0025 mm/ hari 977 .157.000
x 1.085.730
m2
x
sebesar
air sungai yang mengalir di Kabupaten Magelang
berkisar antara 669.840.000 sampai dengan 9.331 200.000 m3 atau debit rata-rata
360 han/ tahun
3.
:
865. 760. 000 m3/tahun.
m'/ tahun
Mata air mempunyai cadanqan sebesar 174.337.920 m3/tahun. Air tanah baik
Penggunaan air untuk perikanan
bebas maupun semi tertekan mempunyai cadangan 5.225.472.000 m'/tahun. PDAM
Luas wilayah yang digunakan sebagai lahan perikanan 22 Ha, kebutuhan air
mengolah
diperkiralian
:
5 liter/ dt/ Ha. Air yang diperlukan
x24 ja:nl hari x 240 hari/tahun :2.280.960
3.
pencemaran terhadap
terutama air bersih dan memenuhi persyaratan kesehatan.
Evaporasi secara lamiah diperkirakan berkisar antara
2.
/
pengaturannya, pengelolaan terhadap
Penggunssn Air Permu kaqn
1.
dapat
m3
:
0,005 m3 x22 Ha x 3600 dt/ jam
Penggunaan air untuk industri
132 495 m3/ tahun.
1..rP1v1.111
Aklrir J RTRW Katr. I\la1it'[an1;
12.528.777
sumber mata
air pada tahun 1999 memproduksi sebesar
*'/tah,rn.
Apabila dari neraca air permukaan malia jumlah sumber air yang berasal dari
.
Ada 1l industri yang menggunakan air dari PDAM dengan jumlah pemakaian
air minum dari
nrata air dan sungai baru digunakan untuk domestik, industri pertanian dan faktor lain sebesar
sebanyak 8,9Q oh. Jumlah
air permukaan yang belum digunakan masih cukup besar yaitu
91,10 %.Sedangkan pada neraca air tanah, antara sumber dan penggunaannya masih dalam
tv -71
posisi menggembirakan. Artinya penggunaan air tanah masih relatif kecil yaitu 0,20 Dengan demikian air tanah yang belum dimanfaatkan sekitar 9g-g0
oh.
oA.
Selain
itu dari hutan yang
ada
di
Kabupaten Magelang dapat menghasilkan
beberapa produk sampingan diantaranya kayu pertukangan, madu lebah,
ulat sutra, getah
pinus dan kopal.
2. Hutan Hutan negara yang ada seluas 7.073 Ha atau 6?5 yo dari seluruh wilayah. Hutan ini termasuk hutan produksi, yang sangat baik sebagai kawasan lindung etau penyafigga Oleh karena itu untuk mencapai kawasan lindung dan kawasan penyangga yang baik (sesuai pedoman 30 % dari seluruh wilayah) maka Kawasan Penyangga yang ada perlu diusahakan agar berfungsi seperti hutan.
Data produksi kayu pertukangan 2 tahun terakhir menunjukkan peningkatan dari berbagai kualiias, demikian pula kayu bakar dan kopal, Sedangkan produksi getah pinus mengalami penurunan selama 2 tahun terakhir. Produksi kokon ulat sutra dan madu 2 tahun terakhir juga menunjukkan peningkatan.
Tabel4.23 Produksi Hasil Hutan
Hutan dapar berfungsi baik sebagai penadah dan penyerap air hujan karena ada sinergi antara tumbuhan besar, perdu dan herba. oleh karena itu di kawasan penyangga ini diusahakan dengan membudidayakan tanaman tahunan dan tanaman semusim yang cocok di lokasi tersebut' baik dari perkebunarq tanaman buah-buahan maupun tanaman kayukayuan. Dibandingkan luas wilayah yang ada di Kabupaten Magelang seluas 1.0g5,73 km2, hutan alam hanya seluas 10,064 Ha, jadi luas hutan yang ada hanya 0,093 o;.Ideal luas hutan yang ada pada suatu wilayah lebih besar 3 o/o untuk dapat menunjang kebutuhan hidup masyarakat disekitar hutan dengan kepadatan penduduk
rata-rata
di atas 1000
orang/km2' Dengan demikian luas hutan yang ada di Kabupaten Magelang, kiranya masih perlu diusahakan pengembangannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara penyuluhan, pemberian modal usaha pengelolaan hutan, kemitraan, kerjasama instansi terkait dan bantuan teknik budidaya kepada masyarakat di sekitar hutan.
Dari data menunjukkan upaya Perhutani telah mengupayakan luasan area reboisasi selama tahun 2000 seluas 4?6,75 Ha. Apabila penghutanan dapat berhasil dengan baik
maka penambahan hutan di wilayah Kabupaten Magelang tentu akan menambah input
t.i.rnu
Komoditi
Produksi ( Kg )
Penambahan .:..
.i :t r ... :
.
.:
Pengurangan,
Tahun 1997
Tahun 1998
Madu Lebah
383
430,50
47,50')
Kokon Sutra
360
689,59
329,59
Sun$er :
/
-)
Perhutani KPH Kedu Utara 1999
Neraca Sumberdava Hutan Neraca sumberdaya hutan diperoleh dari perhitungan dan inventarisasi sumberdaya hutan
untuk mengetahui potensi hutan selama jangka wakru satu tahun sesuai dengan luas dan fungsinya.
Di Kabupaten Magelang Neraca Sumberdaya Hutan dikelompokkan dan dihitung menjadi 3 bagian sebagai berikut:
l.
Neraca Sumberdaya Hutan Aiam
2. Neraca Sumberdaya Hutan Lindung 3. Neraca Sumberdava Hutan Produksi
yang menguntungkan bagi pemerintah Kabupaten Magelang.
Hutan rakl'at yang ada di Kabupaten Magelang dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2000 yang dihimpun dari masing-masing kecamatan setiap tahun menunjukkan angka kenaikan, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat telah ikut berpartisipasi dalam usaha memperluas wilayah hutan di Kabupaten Magelang.
3. IVIineral
Sumber mineral yang ada baik batu, pasir besi, tras, batu kapur dan mangan, perlu
arti mineralnya diambil lahannya masih dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian atau lainnya, dengan mengendalikan cara dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam
penambangannya.
[-lporirn Akhir ,/ RTRW Kab.
Ivta13r.lan1;
IY-
28
4. Hayati
Tabel4.24
Kekayaan hayati yang ada
di Kabupaten Magelang yang dibudidayakan
pertanian, kehutanan telah dibudidayakan sebagai berikut
Keberadaan Tanaman Pangan Semusim Yang Dibudidayakan
dibidang
Di Kabupaten Magelang
:
:
o
Pertanian Pangan, berupa tanaman pangan pokok sebanyak 8 jenis, tanaman
.
sayuran 15 jenis daltanamanfuah-luahan 12 jenis-
o o .
Peternakan, terdiri atas : 4 jenis ternak besar, 2 jenis ternak kecil dan 4 jenis
2 a J
Perikanan
lBorobudur lNgluwar lSalaman
5
o
lsataman
4
unggas.
:
beberapa jenis ikan dibudidayakan dan banyak jenis lainnya
diperairan umum.
6 7 8
Dari bermacam-macam jenis tanaman tersebut masih diperkaya lag dengan varietas unggul baru baik dalam negeri maupun luar negeri. Dengan demikian di Kabupaten Magelang telah dibudidayakan 58 jenis tumbuhan dan 10 jenis hewan termasuk
ikan. Jenis-jenis yang dibudidayakan tersebut adalah yang bernilai ekonomis, sehingga bertambah atau berkurangnya jumlah jenis komoditas, bergantung pada permintaan pasar atas produk yang dihasilkan masing-masing jenis sumber daya alam hayati tersebut.
lSrumbunS
lDukun
lMuntilan iMunskid
9 lSawangan 10 Candi 11
Mulyo
Mertoyudan
t2 Tempuran 13
Kajoran
l4 Kaliangkrik l5 Bandongan l6 Windusari l7 Secang r8 Tegalrejo
l9
Pakis
20 Grabag /.
1
Ngablak
Keterangan :
l.irP1r11111
Akhir
,l
RTRW Katr. lv{.rgtrl.rng
Ketela Kacang Kedelai Padi Bawang Pohoi Rehb-tt ,Tanah Goeo Putih
I
I Kehutanan terdiri atas hutan produksi sebanyak 4 jenis.
:
Padi Jagung Ketela
Stwth
Perkebunan berupa tanaman semusim 5 jenis dan tanaman tahunan 14 jenis.
::-:!ii
TANAMAN BAHAN MAKANAN UTAMA
No
a o o a a a o o o o a o o o o o a a o O
o O
o e o
o a o o o o o a o o
o o o o a o o o o o o o a
a o o a o a o a o o
a
O O
a o
o o
a a o
o o O
a
O
O
o
o a a a a a o a a o o a
a o
o o o o o o
o a
a a
a
a
o a a
a
o
O(Dibudidayakan)
IV- 29 ,
':
Tabel4.25 Keberadaan Tanaman Pangan Semusim Yang Dibudidayakan di Kabupaten Magelang No.
KECAMATAI
.:,;,;,:
,...
TANAMAN SAYUR -. SAYURAN
, :,:t , , Bawanl B.awanl Kentang Kobis Petsel I Wortel Kacang Cabe Tomat ferong Buncis Ke timur Labu Kangkung Bayam
a.*i
Merah 'I)aun
I Salaman z Borobudur 3 Ngluwar 4 Salaman 5 Srumbune 6 Dukun 7 Muntilan 8 Munekid 9 )awangan
a o
o
a
a
Mulvo
10 Candi
ll
a a a
o o a a
::-.
a
a
Mertoludan
l2 Iemouran t4 Kalianekrik l5 Bandonqan
o
a a
t6 Windusari
O
I
o
a
a
o
o
o
a
o o o
O
o a
o a
a
T7 Secans 18
feealreio
19 Pakis
20 Grabae
2l
N.eablak
O
Keterangan :
lapnran Akhir
,l
o
o
;:'
a o
,,,1;;;
Pani
a a a o a a O
I
13 Kaioran
'
o a a a o a a a o a o a a
o a a a a O
o o a a o a a a a a a a a a O
'
.:: l:' :::
.:t :,
Siam
o
o o o o a
a o a
a
O
a o a
a
O
a a
a a o a a a a a
I
.
a a
o
a
o a
o a
o a
a a
a
a
o
O
a a o
a
a a a a a
o
a
o
a
o o
a
a O
o
o
o
O(Dibudidayakan)
RTRW Kab. Magelang
w-30
Tabel4.26 Keberadaan Tanaman Tahunan Buah-Buahan Yang Dibudidayakan Di Kabupaten Magelang
,TANaMANnum
No KECAMATAN ,Duku ,:.: ' ,'
/
Sawo
Pepaya
Salak
Lanssap
I Salaman 2 Borobudur a J Ngluwar 4 Salam
o
o
)
Srumbune 6 Dukun 7 Muntilan 8 Munekid 9
l0
Sawansan
l6
andi Mulyo Mertovudan Iempuran Kaioran Kalianekrik Bandonsan Windusari
t7
Secan.q
18
Iegalreio
11
t2 l3 t4 15
19 Pakis
20 Grabag 2l Neablak
Keterangan :
l.aproran
Akhir.a RTRW Kab. Magelang
o o o
o a
o o
a a
o o
o o
O
a o
o o o o o
a o o o o o o a a o o a
o o
o o o
o
O
o
o
O
o o
o o o
o
O
o o o o a o a o o
a
o o a o o a o o o o a o a o o
o o
o a o O
o o o o o a o a o o a o a o o o o
o o o o o o o o o o o o O
o o o o
o
o
O
O
t
a a a a o a a o o o a o o a a o O
o
o o a o O
o o o o o o o o O
o o a o o
a a o o o o o o o a o o a o o o o o a o o
o o o o a o o a o o o o o o a o a o o o a
(Dibudidayakan)
'il-31
Tabel4.27 Keberadaan Tanaman Perkebunan di Kabupaten Magelang
.TANAMAN SEMUSIM
No.
,..''i"b,.tt'
1
Salaman
'J-ahC
Lokal
o a o o
o
o a o
Borobudur
J
Ngluwar
4
Salam
5
Srumbung
a o a o
6
Dukun
O
Muntilan
a o a o
8
Mungkid Sawangan
10
andiMulyo
1l
Mertoyudan
12
fempuran
IJ
Kajoran
t4
Kaliangkrik
l5
Bandongan
16
Windusari
17
Secang
18
Iegalrejo
t9
Pakis
2A
Grabag
21
Ngablak
Jahe.,
Gajah:
2
o
',,
:,,Rakvat'
O
t o o o
o
O
a
3
o O
a o
o o
3
3
a
I
o o
o
3
c
o
a o o o o a o o o o
Keterangan : O (Dibudidayakan) - Jahe Gajah dan Jahe Lokal belum terperinci per kecamatan
lv - J.'
Tabel4.28 Keberadaan Tanaman Perkebunan di Kabupaten Magelang TANAMAN TAHUNAN
No. KECAMATAN
Panili :a'. : a::-,':
I
Salaman
2
Borobudur
J
Nsluwar
4
Salam
5
Srumbun.q
6
I
Dukun Muntilan
8
Munshd
I
a
a a o a
Mulvo
1i Mertovudan t2 femouran T4
Kaioran Kalianekdk
l5 Bandonean
l6 T7
Windusari
o
Secanq
l8 Iesalreio l9 Pakis 2A 11
LI
'",,::;;,,,':
O
a
o o
Grabae
o o a a a o o o
O
a
o
a a a
o a a o o o
a o o a o
l..rporan Akhir ,a RTRW Kab. lv{agelang
a o o o o o o a o o o o o o o O O O
o
Neablak
Keterangan
O
o
o
o
:
Kopi,' Teh Robusta
o o
a
Sawangan
10 Candi
13
:
a a
Censk;rt
La.da
a o a a o o o o a a o o o o o o a o o o o
o Kenanga Iiavu MIinj :..::.;r.r::i:'
a
a
O
a a a
o a
a o o
Jambu 'KopiI, ,Mefl: A.iabika
Manis
)1,,;.:,;;',::;
o o a o a a a a o o a o o o a a a o a
a O
a
o
o a o a a a o a a a a a o a o o o
a
o
a
o
a
o O
a
o O
o
O
a
a a
o a
a(Dibudidayakan)
IV-
33
Tabel4.29 Keberadaan Tanaman Kehutanan di Kabupaten lVlagelang
KECAMATAN
No.
I
Saleman
2
Mahoni
TANAMAN TAHT]NAN Lain -Lain Pinus
Tabel4.30 Keberadaan Hewan Ternak dan Ikan di Kabupaten Magelang
I)amar
a
No.
Sapi Perah I
Salaman
Borobudur
2
Borobudur
3
Ngluwar
J
\{gluwar
4
Salam
4
Salam
5
Srumbung
5
Srumbung
6
Dukun
6
Dukun
o o
o
a
o
8
Mungkid
9
Sawangan
l0
andi Mulyo
ll
Mertoyudan
t2
fempuran
o O
T4
Kaliangkrik
l<
Bandongan
16
Windusari
t7
Secang
l8
Tegalrejo
t9
Pakis
20
Grabag
21
Ngablak
l..rlrrr.rrt Akhir
I
RTli\V Krrb.
8
Mungkid
9
Sawangan
10
Candi Mulyo
i1 Mertovudan
l3 Kajoran
Keterangan
O
o
Muntilan
Muntilan
a
a a
a o
o
a
12
Tempuran
13
Kajoran
a
o
17
Secang
19
Pakis
')n
Grabag
?l
Ngablak
Keterangan : a
IVlal'.r'l.rnr1
o O
t4 Kaliangkrik
t8 Iegalrejo O
o
l5 Bandongan l6 Windusari
o
TERNAI( KECIL
TERNAK BESAR
KECAMATAN
a a o a
Sapi Biasa
a o o o o o o o a o o o a a a o o a a O
Kambing Kerbau
Kuda
Domba
o a o a a o a o o
a a
o o a o o a
O
o a o o a
o a a a
o a a
a a a o a a
o
a
: O
o a o a a
o o o a a a o a a o 3 a o o a
Babi
o
a a
(Dibudidayakan)
(Dibudidayakan)
:
l! -
-r*
Tabel4.3l Keberadaan Hewan Ternak dan fkan di Kabupaten Magelang KECAMATAN
No.
, , ,.',,.,
T'NGGAS :Ayam
Ayam Kamnunp ,Ras
I
Salaman
o
2
O
J
Borobudur Neluwar
4
Salam
)
Srumbune Dukun
I
Muntilan Munskid
o o o o o a
9
Sawangan
O
10
Candi
1l
Mertovudan
6 7
o o o o o o o a
Mulvo
t2 Iemouran l3 Kaioran 14
Kalianekrik
15
Bandonean
16
Windusari
t7 Secane l8 feqalreio 19
c a o
Pakis
20 Grabas 2l Neablak
Keterangan
l.tPoran Akhh
,f
I : O
RTRIV Kab. lvlagelmg
o o o o
I
o o o o o a o o o o o o o o o
Itik
IKAN AIR TAWAR Di Perairan Pembenihan di Kolam Umum I, Ikan ,l
Angsa dan Di Sawah Di Kolam Ikan Lele
Itik Manila
o o o o o o a o o o O
I a a a o O
a o O
a
o o a o o o o o o a a o o o a a o o o o o
o o o o o o o o o a
o o o o o o a o o
o o o o o o o
o o a o
C
o o o o o o o o a a a o o a a o a o
o
o
o
o
O
O
o o a
t
o o o a
I
o o o
I
O
a o o o o o o
o
o o o o o o o o o o o a o O
o o o
(Dibudidayakan)
ry-35
Tabel4.33
4.I.9 Identifikasi Kecenderungan Perubahan Tata Guna Tanah a.
Perubahan Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten lVlagelang
Penurunan Jumlah Luas Sawah
Tahun 1983- 1998
Penurunan jumlah areal sawah selama 15 tahun dari tahun 1983
-
1998 adalah sebaeai
berikut:
No.
Jenis Penggunaan Tanah
Tabel4.32 Penurunan Areal Sawah di Kabupaten Magelang selama tahun 1983 - 1998 No.
.
Jenis Pengairan
.
Luas ii
Luas
o/o
Luas
Luas
Selisih
Tahun 1983
Tahun 1998
(Ha)
I
Sawah
40.126
35.967
- 2.159
- 5,28
2.
Tesal / Kebun
38.145
37.993
-
152
- 0,39
t7.354
17.928
+
574
+ 3,30
Selish
Tahun 1983
Tahun 1998
Bangunannya
I
Pensakan Teknis
5.213
6.430
+ 1.2T7
23,34
2.
Pengairan Setelah Teknis
5.035
4.286
- 749
-
a
Pengairan Sederhana
r
t8.720
-
- 5,48
1
9.805
1.085
14,97
& Halamannya
Sunrber : Kabupaten Magelang dalam Angka 1997-1998
Dari data tersebut terlihat ada kecenderungan perubahan jenis penggunaan lahan dari sawah ke tanah untuk bangunan dan halamannya lebih besar daripada tanah tegallkebun ke
tanah untuk bangunan dan halamannya. Hal ini perlu diwaspadai karena ada ketentuan ( PU dan Non PU ) Tadah Hujan
4.
Jumlah
bahwa sawah pengairan teknis tidak dapat dialihfungsikan. 10.073
8.53
40.126
37.967
r
-
1.542
- 2.159
-
15,31
- 5,38
Sumber : Kabupaten lr,Iagelang dalam Angka 1997 dan 1998
Dari segi ketahanan pangan sampai tahun 1998, penurunan sawah pengairan setengah teknis dapat diimbangi dengan kenaikan areal saw'ah pengairan teknis yang lebih
menjamin kelestarian produksi pangan, namun dari segi penurunan areal sawah pada pengairan sederhana dan tadah hujan, sudah perlu mulai dir.vaspadai.
b. Perubahan Perubahan
Bila dilihat perincian per kecamatan, maka perubahan penggunaan lahan tersebut
dapat
dilihat dari berkurangnya luas sawah dan bertambahnyan luas tanah untuk bangunan dan halaman atau tanah pekarangan. Selama tahun 1983
-
1998 untuk kecamatan
-
kecamatan
yang dilalui jalur wisata yang ramai, kecenderungan tersebut cukup mencolok. Hal ini
dapat dilihat untuk kecamatan Borobudur, Salam, Srumbung, Muntilan, Mungkid, N'{ertoyudan, Tempuran, Bandongan
dan Secang (
Kar.vasan IvLASATANDUR )
Kecenderungan berkurangnya lahan sarvah untuk dijadikan kolam juga terlihat di karvasan ini yaitu di kecamatan Muntilan.
Jenis Penggunaan Tanah
jenis penggunaan tanah dari sawah dan tegal ke tanah untuk bangunan
dan halamannya atau pekarangan, terlihat dari data tahun 1983 dan tahun 1998 sebagai
berikut:
I
|.a11r[.,tt
r\khir I !i.iliI'V Katr.
Nl,r1',r'lan1',
t\'
1<
4.2 Analisis Aspek Sosial 4.2.1 Kependudukan Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang berdasarkan data Kabupaten Magelang
Dalam Angka 1999 adalah 1.094.075 jiwa yang terdiri dari 542.031 jiwa laki-laki dan 552.044
jiwa perempuan. Jumlah ini terbagi dalam 21 kecamatan. Dilihat dari tabel
jurnlah dan perkembangan penduduk, jumlah penduduk di Kabupaten Magelang dari tahun
ke tahun mengalami
peningkatan
di
setiap kecamatan. Kecamatan yang jumlah
penduduknya paling tinggi berdasarkan data tahun 1999 adalah kecamatan Mertoyudan dengan jumlah penduduk 85.968 jiwa, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan
Ngluwar dengan jumlah penduduk sebesar 30.288 jiwa.
Berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk sampai dengan tahun 2010, kecamatan yang mengalami pertumbuhan penduduk paling tinggi dan jumlah penduduknya
paling banyak adalah kecamatan Mungkid dengan jumlah penduduk sebesar 424.746 jiwa, dengan pertambahan penduduk sebesar 25,72 %. Sedangkan kecamatan yang berpenduduk
paling sedikit adalah kecamatan Ngluwar, dengan jumlah penduduk sebesar 30.563 jiwa, dan pertambahan penduduk sebesar 1,85
o/0.
Berikut ini adalah tabel perhitungan prediksi jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten Magelang tahun 2000 sampai dengan tahun perencanaan (2010).
il
[-.ryrr.rrr r\klrrr ./ R.l'li,W Kalr. lvl.r11.l.rrr1i
rv-3?
Teb€I4.34 Prediksi Pertumbuhan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Magelang Per Tahun Sampai Akhir Tahun Rencana (2000-2010) No
Kecamatan 2000
2001
o
Tahun 2002
Vo
I
Salaman
64.46i
)-r
65.375
5.62
66.31(
2
3orobudur Vgluwar lalaman
52.85
4.',,
53.21
4.5',,
53.58:
4.:
29.27t
2,(
29.40:
2.5: 3,6:
29.532
42.405
42.66i
J
4 6
Srumbung Dukun
I
Vluntilan
42.15i 42.66t 42.24( 79.77i
5
3,t
43.201
3,71
3.i 7,t
43.47: 85.302
2003 67.254
Vo
53.95t
4,,
2.:
29.659
3.( )- l
42.92t
)t ?.
2004 68.2r 54.33: 29.78(
o/o
5.t 4.3
z,
43.rgl
a^
3.(
44.843
J-r
44.289 46.04C
al J--
3.72
43.742 44.735
J-,
7,3i
9t.21(
7,(
97.52'.,
7,5
8,2
8.6!
t39.09i
47.37t t04.28t t63.r4(
12.1
53.54( 42.899 88.99:
7.(
J-/
8
Wun^ekid
86.20',
7.(
118.593
9.5
9
iawangan
4,:
52.022
4,4i
l0
52.52:
4,
)-t
42.201
3.63
42.43t
4t 3r
53.033
landi Mulvo
5t.52: 4t.97 |
42.66jj
Mertovudan
3.J
86.629
7.(
87.80
t.:
88.39(
7,i
4t.331
?{
4t.561
ar
4r.793
4.: A'.
52.16i
4,i
52.491
+,
51.61
a
52 31
4,1 ir a'!
ll
101.1 I
fempuran
40.86t
3,(
87.2t4 41.09t
7.5(
t2 l3
Kaioran
51.20(
4.:
5t.521
4.43
51.844
t4
Kaliangkrik
49.559
4,4
50.234
4,3i
50.919
l5 l6
3andongan
49.35:
4,4
49.66C
4,2',
49.98(
i/indusari
47.05:
4t
49.514
{q
5.6i
?c
48.26t 65.75( 44.35:
4,1
65.25', 44.069
52.03(
4.(
52.75t
6.t
78. I
0t
t7
ecang
l8 l9
fegalrejo lakis
20
Grabaq
77.38(
21
\.qablak
JO._)
Iumlah
Laporan
Vo
Akhir ,J RTRW Katr. Magelang
/:
1.133.12C
36.599 10(
1.163.29t
ll
rl
A1
4.t 4.t
50.29:
4,7
50.792
4,1
50.61: 52.t04
5.i
66.76:
5.4
67.27C
3,81
66.25t 44.63t
44.921
3.(
45.211
l
4,5:
53.47E
11
54 21
Ar
54.95!
-t-
6.7 |
78.831
il
6,(
79.56i
6.j
80.31
6,
36.62(
3,1
36.652
3(
36.678
10( 1.r96.561
10t 1.233.402
lv
10( 1.274.37(
1
4,1
i
10(
rv-38
Lanj utan Prediksi pertumbuhan pe+duduk No
Kecamatan
I I
A T
ialaman Jorobudur Vgluwar lalaman
5
6
a L
8
9
69.1 83
54.7r0 29.914
Y"
70.167 4,7
{5
oRO
30.043
72.179
4,t
iL
a^
)a
55.856
30.172
)'l
34302
)(
) -tl
4s.971
3.2
s0.17s
)rl
8,4
119.227
111.504
19i.353 s4.064
11
Yrtrr
12
femouran
t3
\aJoran
14
Kalianskrik
l5
panoongall
r(Jyuqan
I6 Windusari )ecang
l8 Iegalrejo ?akis
20
Srabag
2l
Vgablak
1A Ia.-
1
54.587 aa
43.134 89.594 42.034 s2.81? 53.030
6,r
+,t +-L
s0 932
IJ 5.1
s3.449 67 790
45 508 s5 .7
t6
4/
81 .059
Jo. lu-) 1.320.1
224.437
1
5
8
43.985 46.546 51.634 127.484
16.1
263.241
a.
I
AT
J^:
r8/
308.753
?(
5-s.648
ar
23.1
1r
43.847 91.422
)c
56186 44.087
)t
vL.v59 42.991 54.U3
5.9
3,7
42.510
53.808
s5.228
sl.902
:;i\
57.697 69.357
3c
59 187
AI
69.888
46.394
46f,%
-58.047
83.351
5r
36.784
)s
58.846 84.179 36 811
1.{9{.15i
10(
r.567.90,
;"
Jrj
41
) /.tJ9
4(
82.580
{t
2.',
10t
7.371.37(
100
6.(
)( *1r
.if
4,f.
81.816 Jo. /J I
a1
i,
68.831 46.097
t] | 2.f
47.716
42.750
53.476
.se2{5
48.313 56.272
145.75s 362.135
42.272 53.145
)l
1,9
2^''
9,1
5t
1.{29.0{g l0t
aa
I 52.230
55 .98
3.1
44.795
r36.314
90.808
a--
1<
Rc
6, (
A.
74.249 56.634 30.563
I
54.681
90 199
n
44.523
Yo
-l
76
)oi
i
3.(
Jr. I iO
3.t
54 485 51 577
't.
?(
4J.6UE
;i(]
5.lu I
s6.244 30.432
44.253
43.370
s2 51.2s3 s4.829 68.309 45.802 56 482
t
2010
Yo
3.1
;;
53.7
2009
"
5.(
),1
Wuntilan
2008
s5.471
48.757
vrungKd
o/o
7r.166
,uKun
43 /18
2007
51 4.t
Srumbuno
)awangan andimrrl
IU
2A06
43.453 45.403
t0
17
v,
2005
)', 3( 1f
155.8s0 424.746 56.730 44.329 92.661 43.234 54.479
9t 25.',,
?t
2j 5.( ,, l
a.
56.744 52.559
-;-
it
60.7 t5
35
)
84.914 36 838
5t
-
10t
1.651.69r
10t
\/
-
70.422
A'
46.995
2.3
59.655
J,(
Sutnber : I{asil perhitungan, 2000.
Lapo1n11
Akhir
-d
RTlilV Kab. Magt lang
IV-39
'Secara
grafis pola pertumbuhan penduduk di Kabupaten Magelang dapat dilihat
Tabel4.35
pada Grafik Pertumbuhan Penduduk Berikut:
Prosentase Pertambahan Penduduk Kabupaten Magelang Per Kecamatan
Tahun 1993- 1998
Grofik 4.1 Pertombqhqn Penduduk di Kobupoten Mogelong per tfift Tohun (1993-19%)
No
93-9d
o/o
I I
Salaman
346 0.03
2
Borobudur
426
14.000
J
Nglul'ar
12.000
?
1
Salam
16.000
232
0.02
205
0.02
0.08
318
0.03
361
0.03
0.03
158
0.02
t36
0.01
2tl
0.02
75
0.01
32
0.00
0.01
241
0.02
168
0.02
202
0.02
216
0.02
386
0.04
0.02
472
0.05
436
0.04
587
0.06
543
0.05
459
0.0{
0.05
rt5
0.00
125
0.01
r62
0.02
502
0.05
+82
0.05
0.02
Sarvangan
Candi Mulvo
2
TernDuran
185
0.02
Kaioran
2tr
465 0.05
251
0.02
461
0.Ojt
1.127
0.11
356
0.03
0.05
721 0.07
130
0.01
2,113
0.20
299
0.03
232
nnt
0.07
156
0.02
515
0.05
908
0.09
372
0.Ort
424
0.04
0.05
229
0.02
t79 4.02
237
0.02
145
0.01
329
0.03
0.02
312
0.03
371
0.04
378
0.04
353
0.03
0.05
) IJ
0.04
246
0.02
t55
0.01
t62 0.02
nnt
0.03
371
0.04
t07 0.0r
680
0.06
lll
0.01
0.03
Kalianekrik
669 0.06
586
0.06
615
0.06
617
0.06
610
0.06
0.06
)
Bandongan
J/O
0.01
350
0.03
t41
0.01
LOI
0.02
175
00+
0.03
6
Windusari
238
002
JUJ
0.03
1.139
0.11
o-) J
0.06
3.038
0.28
0.
1
Secang
451
0.0+
509
0.05
500
0.05
+89
U-U)
-r53
0.0.1
0.05
8 (l
Tegalreio
l0+
0.01
155
0.01
151
0.01
/ol
0.03
696
0.07
0.03
Mertorudan
1
linier,
eksponensial, maupun bentuk modified eksponensial (nilai R kurang dari 0,93). Hal ini di
sebabkan adanya pola naik turun dari pertambahan penduduk yang cukr.rp mencolok.
bila
digunakan pendekatan ektrapolasi (berdasarkan pertimbangan garis
pertambahan berupa trentlline berupa polynomial orde
/
akan terjadi ketidak cocokan
) mulai proyeksi tahun ke 3 Jika memakai nretode perhitungan Cohort, data yang ada tidak memungkinkan, sehingga dalam penduduk (kejanggalan yang cukup mencolok
perhitungan proyeksi digunakan pendekatan bunga berganda (43,26
%o).
,/o
0.03
0
tidak mengikuti pola
af;r-refe
0.21
a
kabupaten ivlagelang
Y.
300
8
di
R
97-98
2.467
Srumbune
pertambahan jumlah penduduk
o/o
0.04
Dukun Muntilan Munekid
Baik dari tabel maupun dari grafik di atas dapat dilihat bahwa kecenderungan garis
Penduduk l 96-97
Vo
0.10
5
Sunfier: Hasil perhitLrngan, 2000
9s-96
366
6
0
Vo
r,026
8.000
4.000 2.000
9d-95
0.0+
10.000
6.000
Sedang
Prosentase Pertaubahan
Kecamatan
1.382
0.
l3
Pakis
288
0.03
350
0.03
1 )<'7
0.22
/JJ
0.02
2t6
0.02
0.06
20
Grabag
501
0.05
519
0.05
882
0.08
863
0.08
683
0.06
0.07
21
Ndablak
-i8
0.00
-87 -0.01
1')
-0.01
-38
0.00
103
0.01
0.00
14.051
1.3{
8.333
0.78
10,166
0.95
0.90
Jumlah
7,686 0.7{
7,109
0.68
Sumber: HasiI Perhitungan, 2000
Berdasarkan data pertumbahan penduduk
di
atas dapat diiihat bahwa jumiah
penduduk Kabupaten Magelang sampai akhir tahun rencana 1,413,708, dengan rata-rata ertambahan penduduk di Kabupaten Magelang sebesar 0.9%. Kecamatan yang paling besar
pertambahan penduduknya adalah kecamatan Windusari sebesar pertambahan
ini selain akibat pertambahan penduduk secara
0,Iyo.
Besarnya
alami juga karena faktor
migrasi antar r.vilayah di Kabupaten lvlagelang. Sedang Kecamatan yang bertambahannya paling kecil dan konstan adalah kecamatan Ngablak sebesar 0,00yo.
I .r1',r11"
Akhir ,, RTIiW Kab.
N{a1',i'lan1';
l0
Iv-40
kepadatan bruto sebesar 997,02 jiwa/km2. Berdasarkan data
4.2.1.1 Analisis Jumlah Penyebaran dan Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk di Kabupaten Magelang dapat ditinjau dengan
2
cara, yaitu
di atas juga dapat dilihat
kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi (kepadatan
Brutto)
adalah
angka perbandingan
kecamatan Muntilan, dengan kepadatan sebesar 2.438,90 jiwalHa. Sedangkan yang
antara jumlah penduduk total kabupaten Magelang dengan seluruh wilayah kabupaten.
kepadatan penduduknya paling kecil adalah kecamatan Kajoran dengan kepadatan 606,34
tinjauan dari perbandingan angka jumlah penduduk denagn luas lahan
jirva/Ila. Untuk Kepadatan Netto, kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Kaliangkrik dengan kepadatan sebesar 10937,64 jiwa/Ila dan terendah adalah Kecamatan
tinjauan kepadatan Brutto dan netto. Kepadatan brotto dilihat
Kepadatan
netto
dari
terbangun.
Salaman dengan kepadatan sebesar
35
42,40 jiwa/Fla.
Tabel4.36 Kepadatan Penduduk Brutto Dan Netto Kabupaten Magelang Tahun 1998 No. Kecamatan
,,,
4.2.1.2 Analisis Komposisi Penduduk
Jumlah Luas Wilayah Luas Daerah Kepadatan Kepadatan Netto Brutto Penduduk : , fKm2) , Terbaneun 3542,40
68,87 54.55 22,44
t7.69 t4.29
909.90 q55 55
6.13
t.293.63
31.63
7,1
1.316.53
4r.622 39 892
53.r7
9.17
782.81
53.4
4.34
69 777
28.61
8.08
62.66s
37.42
9
747.04 2.438,90 t.67 4.64
50 541
7) ?7
7.47
698.37
41 5t5 85.470 40.411
46.95
7.74
884,24
45 15
10.56
L884.67
49.04
8.92
824.04
50.575
83.41
8.9
606,34
6962.78 6820.65 5363.70 8093.75 4530.38 5682.58
48.235 48.738 44.714
57,34
4.41
841.21
t0937 -64
45.79
6,
61,65
\ I/
7)\ )q
t7. Secanq 18. Ieealreio
64.270
47,34
8.95
1.357 .63
43.506
35-89
7.81
r.212,20
19. Pakis
50.633
69,56
20. Grabae
75.955
77,15
2I \eablak
36.520
t
Salaman
62.665
2
Borobudur
52.t25
J.
\eluwar
A .1,
Salam
5.
Srumbune
29,029 4r.642
6. Dukun
Mlrntilan 8. Munskid Sawangan
9. 10.
andimulvo
1l Ivlertovudan 11
fempuran i3. Kaioran 14. Kalianskrik 15. Bandonqan 16. lVindusari
Iumlah 1.080.s00 Sunber : HasilAnqlisis. 2a00
l3
l
064.38
Bahasan mengenai Struktur penduduk di Kabupaten Magelang dalam laporan ini
meliputi strukfur penduduk menurut mata pencaharian, tingkat pendidikan, jenis kelamin, kelompok umur, dan agama.
3647.66 4735.56 5865.07 4538.93
4.2.1.2.1 Struktur Penduduk lVlenurut Mata Pencaharian Struktur masyarakat kabupaten Magelang jika dilihat dari lapangan usaha
dan
9t97,71
tenaga kerja didominasi oleh oleh seklor formal yaitu sebesar 297.207 jiwa (33,6 oh),
8635.77
sebagai petani sendiri dengan jumlah 260.463 jiwa (29,52o/o) dan buruh tani sebesar
7950.73 8648.74
1)1 0n
7181,01 5570.55 9464.11
I 1.84
984.5 r
64t5.12
43.8
4.55
833,79
8026.37
1.083.73
r73,54
997,02
6226.23
Secara keseluruhan kondisi persebaran atau distribusi penduduk
di
153.670 (17,41%) dan yang paling sedikit bermata pencaharian sebagai pensiunan sebesar
9.894 jiwa. Penduduk yang mempunyai mata pencaharian lain-lain menduduki jumlah
terbanyak disebabkan beranekaragamnya jenis pencaharian yang tidak terinci diperkirakan penduduk yang bermata pencaharian lain-lain
ini banyak bergerak
dan
dalam
bidans informal.
kabupaten
Magelang dapat dikatakan cukup merata. Kabupaten Magelang dengan luas rvilayah sebesar 108.573 Ha dan jumlah penduduk sebesar 1.080.500 untuk tahun 1998 memiliki
i-.r;..'1.rr,
r\kirrr
r lillilV
Kal'.
NI.t13'i.rrr11
IV- 4l
Tabel4.37
Struktur Penduduk Menurut Mata pencaharian Di Kabupaten Magelang 1993 - 1999 No
Jenis
I
Petani sendiri
253.26(
32,73
251.765
?) 4\
250.26C
31,49
255.72r
29,84
252.003
29,T9
252.070
28,58
260,46i 29,52
2
Buruh tani
143.724
18,5 8
151.509
lg,5
3
164.715
7A,74
164.r21
19,15
151.851
17,59
157.947
17,91
153,67(
17,41
a
.)
Nelayan
A
Pengusaha
r0.362
1,34
10.911
l,4l
11.806
1,49
t2.487
1,46
12.264
1,42
12.805
1,45
12,62',
1,43
5
Buruh Industri
27.57t
3,56
28.925
3,73
30.666
3,96
34.707
4,05
35.416
4,10
35.481
4,02
36,96t
4,19
o
Buruh Bangunan
32.157
4,16
32.755
4,22
33.468
4,21
34.81C
4,06
35.804
4,75
Jl-5 1)
4)4
38,00l
+,J I
7
Pedagang
27.77A
?{o
28.541
3,69
31.213
3,93
33.559
?a)
33.400
3,97
32.847
3,72
33,91-,
3,84
8
Perangkutan
r1.97I
I
55
13.093
1,69
13.609
r,7l
13.226
1,54
13.350
1,55
13.314
l,5l
13,5 1i
1,53
9
PNS/TNI
26.473
),+z
26.633
3,4:
26.s62
26 37(
3,08
25.689
2,98
26.755
J,UJ
26,05: ?05
l0
Pensiunan
6.362
0,82
6.541
0,84
8.128
1,02
10.731
1,25
9.689
1,12
I 1.021
I
ll
Lain-lain
234,041
ln ?{
725.139
?o o?
224.t44
28,21
293.873
34,04
302 291
?4 )9,
297,20',
Iumlah
773.696
775.8r2
100
794.631
10{
863.339
100
881.904
100
882,313
100
Sun$er: Kabupaten trtagelang dalan Angka Igg3
Laporan
-
IggS
27
t.238 31,65
856.972
100
?S
9,89:
A al
l,l2 100
dar A8{SD Kabupaten Alagetang, 2000
Akhir ,l RTRW Kab. lvfagelang
tv-42
4.2.1,2.2 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Berdasarkan data tahun 1993-1998, dapat diketahui bahwa perkembnangan penduduk dari tahun
ke tahun mengalami
peningkatan dalam hal pendidikan. Tetapi
perkembangan penduduk menurut tingkatan pendidikan di Kabupaten Magelang termasuk
yang rendatq karena jumlah penduduk tertinggi adalah hanya tamat SD, kemudian disusul oleh jumlah penduduk yang tidak tamat SD, tidak sekolah, belum tamat SD, dan yang terendah adalah jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan Akademi/?T. Berdasarkan data tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Magelang tahun 7999,
terlihat bahwa prosentase tingkat pendidikan yang paling tinggi adalah jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu 38,08 Yo,belum tamat SD 14,88 Yo, tamat SLTP 13,63 a/o dan
tidak sekolah 12,23 Yo dan yang tamat Akademi/Perguruan Tinggi hanya 0,88 %. Dari prosentase di atas dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Kabupaten Magelang masih rendah, meskipun telah terjadi penurunan tingkat penduduk yang tidak tamat SD dari tahun sebelumnya sebanyak 3,73
oA.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Magelang, dapat dilihat pada tabel berikut
tv-43 L.rP()rdn
Aklrir J
RTITW Katr. lvl.r1',t'l.rn1i
Tabel4.38
Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Kabupaten Magelang Tahun No
Tingkat..,l
::
Pendidikan
1993
-
l9g8
Jumlah 1993
,Vo
1994
o
1995
o
I996
(%)
L997,
(%\
1998
(%)
1999
(o/c)
l12,gl2
12.51
104,247
t 1.4(
104,631
I i.38 l33,g6g t3.787
124,975
12.79
723,277
12.5(
r22,l6t t2.2
Tdk Tamat SD
lz7,4gc
14.1
i63,259
17.95
167,7gg
t7.6C
170,975 17.608
159,029
16.1
T52.,948
15.58
118,34!
11.8i
J
Belum tamat SD
164,A74
I 8.19
132,03(
14.52
132,536
14.42
124,723 12.845 124,24't
T2.72
I 19,896
12.22
148,62:
14.8t
4
SD
336,262
37.28
339,42:
37.28 345,601
.5t
351,694 36.2t8 369,004
37.6(
369,1 05
37.61
380,27t
38.0t
5
SMP
97,59(
10.82
99,42(
118,095
12.09
127,78(
13.02
136,l4t
13.63
6
SMU
58,66(
6.5C
65,882
1
AKADEMV PT
I 1 L
Tdk Sekolah
10.93
103,071
7.24
65,889
0.61
5,765
37
Lt.21 110,01? I 1.33C 7.1
72,t84
7.434
75,50(
7.73
70 0?c
8.14
84,24:
8.44
0.63
7,556
0.778
8,1 98
0,84
8,45(
0.8(
8,88C
0.89
902.M2 100.00 909,403 100.0r 919,282 100.00 971,00i Sumber: Kabupaten l[agelang dalam Angka t998 dan NS4SD xa@ooo.
100
977,054
100
981,391
10c
998,68:
10(
Iumlah
Laporan
Akhir./
5,162
0.57
5
57C
RTRW Kab. Magelang
il-44
4.2.1.2.3 Struktur Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin a. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur
Dari data perkembangan penduduk, diketahui bahwa perkembangan penduduk menurut usia pada tahun 1993 sampai dengan tahun i995 yang tertinggi adalah penduduk dengan usia 0 - 4 tahun dan yang terendah adalah usia 60 tahun ke atas. Tetapi pada tahun
1996 sampai tahun 1999 teqadi peningkatan penduduk di usia 30 - 39 tahun, yang berarti selama tahun-tahun tersebut terjadi peningkatan pada penduduk usia produktif (usia kerja), dan yang terendah adalah penduduk dengan usia 60 tahun ke atas (penduduk usia tua).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
I
'
:
IV! ,,.,.. 'I "",,r A! "'""lrr.
rt
rt.tl\' L .r, \ | . .' ,., , i. i,
45
Tabel4.39
Struktur Penduduk lVlenurut Umur Di Kabupaten Magelang 1993 No Kelompok
Umur
-
1999
Jumlah 1993
o
199d
Vo
1995
Yo
(%)
1996
1997
(%)
1998
(%)
1999
(%)
0-4
l3
l3
12.69
131.438
12,63
128.66E
2,28
90.994
8,5'l
93.22C
8,7
|
98.109
9,0t
95.932
8,7
5-9
122.083
11,92
123.400
11,86
124.651
l,8s
l14.03:
10,74
r 13.715
10,62
114.018
ln ii
t6.370
10,6:
l0-14 l5-19
r21.733
tt,78
12 I .800
ll,70
t24.296
1,8(
115.879
10,91
I15.944
10,83
n5.27:
10,84
r0,15
106.3't']
10,22
106.057
0,12
)
t06.521
10,03
r09.946
10,27
109.442
t0,67 10,l3
18.612
10.+.823
t2.493
10,28
20-24
97.1t4
9.4C
97.908
9,4r
97.364
9,29
92.269
8,65
98.478
9,2{
l0l.95E
9,44
00.965
ot:
6
25-29
95.67i
9.2C
93.348
8,97
92.98',t
8,87
94.653
8,91
99.885
102.358
9,47
02 r87
9,3t
7
t08.464
10,5c
111.235
10,69
121.314
I 1,58
148.514
l3,98
Ii0.523
l3,l
136.859
12,6',7
13,0r
97.877 84.876
9.47
98.735
9,45
97.tt3
o'r1
42.656
114.374
10,77
l t 3.88t
10,64
1t5.677
10,71
16.502
10,6:
8.22
85.752
8,24
83.967
8,01
94.860
8,93
98.522
o?l
98.746
9,1
100.802
9.21
69.395
6.72
70.84(
6,81
71.533
6,83
89.962
8.4i
86.153
8.05
88.058
8,l5
88.066
9,0:
1.033.15s
100,00
r.0J0.833
I00,00
1.0J7.950
100,00
100,00
r.070.271
100,00
1.080.50c
100,00
1.09J.075
100,00
I J ,1
8
30-39 40-49
9
50-59
l0
60+ JUMLAH
1.1
1.062.061
Sumber:Kabupaten'|IagelangDalrnnAng|iaTahunI998a*,ls.@oo
9,33
|
Lrporan Akhir .d RTRIV Karb. Mage.lang
tv-46
Tabel4.40
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk tahun 1999 kelompok umur yang
Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang
mempunyai jumlah paling banyak adalah kelompok usia 30-39 tahun dengan jumlah
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Pada Akhir Tahun 1999
142.656 (13,04%). Sedang kelompok umur yang paling sedikit adalah kelompok umur 60 tahun ke atas yaitu sebanyak 88.066 jiwa ( 9,05 o ).
Penduduk
Rasio Jenis Ij
Berdasarkan perbandingan
usia penduduk
menurut
usia
ketergantungan di
Kelompok Umu
Laki-laki
0-4 5-9
47.888 58.479 59.700 57.150 49.941
kabupaten ini adalah:
. ' '
to -t4
Usia belum produktif 330.944 jiwa (30,25 Yo)
15
Usia Produktif 675.605 jiwa (61,75 %) Usia tidak
20 -24 25 -29
produktif 88.066 jiwa (9,05 %)
Sehingga besar angka rasio ketergantungan di Kabupaten Magelang dari data di atas
untuk tahun terakhir (1999) adalah 62,4714. Hal ini berarti tiap 100 orang usia produktif menanggung 62 jiwa usia non produktif. Angka ketergantungan ini dapat dikatakan cukup
kecil karenatiap 2jiwa menanggung satu orang.
b.
di atas, dapat diketahui bahwa
Jumlah 9s.392
57.891
116.370 r18.642 112.493 100.965 102.187 142.656
58.942 55.343 51.024 52.479
-Kelaminl :" Jiwa 100.8r 101.02
10t,29 103.27 97.88 94.72
30-39 40-49 50-59 60+
51.502 46.113
100.802
88.066
95.42 95,72 90.98
Jumlah
542.031
s52.044
L.094.075
98,19
t.631 59.6t5
7
1t6.502
,
99.r5
er : NS4SD Kab upaten Llage I ang Tahun 2a00
Grafik 4.2 Jumlah Penduduk Kabupaten lllagelang lVlenurut Kelompok Umur dan Jenis Kelarnin Pada Akhir Tahun 1999
perkembangan jumlah
penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dan berdasarkan jenis kelaminnya
:
reremDuan 47.504
49.708 71.025 56.887 49.300 41.953
Sttntb
Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan data tersebut
19
-
-l__
:
i
80.000
perkembangan jumlah penduduk wanita lebih cepat dibandingkan dengan perkembangan
70.000
jumlah penduduk pria. Data tahun terakhir (1999) menunjukkan bahwa jumlah penduduk
60.000
berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Data tersebut jugu
_
50.000
menunjukkan struktur penduduk Kabupaten Magelang menurut umur tercatat bahw'a umur
!
+o.ooo
30 - 39 tahun merupakan jumlah yang terbesar yakni l42.656jirva terdiri dari 71.025 laki-
- 3o.ooo
laki dan 71,631 perempuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel dan grafik jumlah penduduk
20.000
Kabupaten N'Iagelang Tahun 1999.
10.000 0
0-4 5-I
10-14 15-19 20-24 25-2930-39 40-49 50-59 60+ Umur
I
Laki-laki
tr Perempuan
Sedangkan komposisi penduduk menurut jenis kelamin perkecamatan di Kabupaten
Magelang dapat dilihat pada tabel berikut.
l..rPor.rrr
r\klrrr .r li Ili!V K,tt'.
Nb1',.'l.rrr1',
ll
-.r/
Tabel4.4l Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Di Kabupaten Magelang 1993 - 1999 No
Jenis
Jumlah Penduduk
Kelamin
1993
%
1994
s/o
1995
Yo
1996
(%)
1997
(vrl
1998
(%l
1999
(o/'l
1
Laki- laki
512.181
49,57
516.329
49,61
519.36i
49,5€
526.54C
49,58
s30.2si
49,54
535.14i
49,53
s42.431
49,5t
2
Perempuan
520.974
50,43
524.512
50,39
528.583
50,44
535.461
50,42
s40.022
50,46
545.35€
50,47
552.444
50,4€
100,0c 1.07A.274
100,00
1.080.500
100,00 1.094.075,
100,00
JUMLAH
1.033.15r
100,0c
1.040,841
Sunfier: Kabuparen A,[agelang Dalam Angka ]995
LaForan AkhL
I
100,0c 1.047.950 100,00 1.062.001
-
1998 r/on
-\S4SD Knbupi,ten Mcrgelnt g Tahun
200A.
RTRIV Kab. Magelang
IV- 48 J
':
4.2.1.2.4 Struktur Penduduk lVlenurut Agama Jumlalr/perkembangan penduduk berdasarkan struktur penduduk menurut agama
dapat dilihat bahwa sekitar 96%o penduduk agama
di wilayah Kabupaten Magelang
menganut
Islam. Kemudian disusul dengan jumlah penduduk yang beragama
Katholik,,
beragama Kristen, Budha dan yang terendah adalah jumlah penduduk yang beragama
Hindu. Untuk lebih jelasnya Strutur penduduk menurut agama dapat dilihat pada tabel berikut:
I
Irt1'1'p,11'
r\klrir I liTliJV K.rl.
\1,r11'l,rn1i
IV- 49
Tabel4.42 Komposisi Penduduk Nlenumt Agama Di Kabupaten Magelang 1993 - 1998 No
Agama
Jumlah 1993
Yo
1994
Yo
1995
V"
(%)
1996
1997
(%)
1998
(%)
I
Islam
997.9s0
96,59
r.00s.868
2
Katolik
25.54s
2,47
25.361
2,44
26.tr4
2,49
25.828
2,43
25.983
2,43
26.06r
2,41
3
Kristen
8.916
0,96
8.879
0,85
9.048
0,86
8.948
0,94
8.326
0,79
7.668
0,71
4
Hindu
226
0,02
228
0,02
225
0,02
169
0,02
420
0,04
164
0,02
5
Budha
518
0,05
508
0,05
493
0,05
545
0,05
627
0,06
385
0,04
6
Kepercayaan
r.033.155
100
1.040.844
100
1.047.950
100
r.062.001
100
1.070.274
100
1.080.500
r00
Jumlah
Sumber: Kabupaten Magelang Dalant Angka Igg
j
96,64 1.012.070 96,59
1.026.5 I
1
96,66
l
034 918 96,70 1.446.222 96,83
- l99E
l.itPsln1 Akhir ,l RTRIV Kab. Magt-.l.rng
IV-50
o
4.2.2 Adat Istiadat
Masyarakat percaya bahwa segala tindakan dalam dunianya sendiri (dunia
kecil
atau
mikro kosmos) tidak terlepas dari tindakan masyarakat (dunia gede atau makro Adat istiadat di suatu daerah tidak bisa dilepaskan dari karakteristik masyarakat. Adat istiadat merupakan kebuasaan dari masyarakat yang dipercaya secara turun-temurun dan telah dianggap sebagai suatu norma yang berlaku dalam masyarakat. Dari kondisi ini
kosmos);
o
karena
dapat dipahami bahwa adat istiadat tidak dipisahkan dari kaerakteristikmasyarakat. Karakteristik masyarakat dapat dilihat
ini diartikan
dari
budaya masyarakatnya. Budaya dalam uraian
secara fungsional sebagai perilaku masyarakat dan bukan sebagai artefak.
Timur,
Negari Gung, Banyumasan dan Bagelan. Kabupaten
itu bila terjadi
kerusuhan,
huru-hara maka ia harus menguasai
bahwa
kekuasaan sudah tidak pada dirinya dan seyogyanya melepaskan kekuasaan itu.
.
Dalam lingkup jawa tengah dikenal 5 lingkup budaya, yaitu Pesisir Utara Bagian Barat,
Pesisir Utara Bagian
Kekuasaan yang dipegang seyogyanya digunakan untuk memayu hayming bcmvono,
Masyarakat pengaruh budaya ini juga juga memiliki jiwa wiraswasta baik laki-laki maupun perempuan;
o
Proses internalisasi begitu intensif dan padanya pula pendekatan-pendekatan fisik
Magelang termasuk lingkup budaya Negari Gung, terutama dari pengaruh kesultanan
maupun psikologis tumbuh menjadi keahlian yang seolah-olah diturunkan oleh orang
Kraton Jogyakarta. Lingkup budaya ini meliputi bekas daerah swapraja Kasunanan
tuannya
Surakarta dan mangkunegaran. Masyarakat dalam pengaruh lingkup
ini
memiliki ciri
adatu adat sebagai berikut:
o
o
.
Kondisi budaya maupun adat istiadat masyarakat Kabupaten Magelang ini merupakan potensi yang sangat positif, terutama dapam kaitannya dengan upaya
Percaya pada kekuatan ghoib, kesaktian melalui laku (nglakoni) dan tirakat. Dalam
pembangunan daerah. Potensi positif yang dimaksud berkaitan dengan upaya peningkatan
perilaku politik terdapat anggapan bahwa kekuatan gaib akan menambah kewibawaan
peranserta masyarakat sebagai subyek dari pembangunan, maupun upaya pengembangan
melalui nyadran;
aktivitas komersial (wisata) yang menjadikan aktivitas ritual masyarakat sebagai obyek
Di Kabupaten Magelang dalam kehidupan beragama sudah sejak abad 8 masehi sampai sekarang menunjukan 'ketaqwaan dan ketaatannya, hal ini dapat dilihat dari
dari pembanguan sektor pariwisata.
perkembangan agama
di wilayah Kabupaten Magelang. Pengaruh dalam kehidupan
spirituil budaya berupa kegiatan-kegiatan spirituil yang dituangkan dalam kegiatan
4.3. Analisis Aspek Ekonomi
adat, seperti:
Upacara Ruwahan (Nyandran) yang dilakukan hampir seluruh masyarakat pada bulan Ruwah (bulan Jawa) antara tanggal 15
-
25.
Upacara Suran yang dilakukan pada bulan Suro Upacara kematian dan kelahiran
Analisis aspek ekonomi ini sangat penting bagi penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah, karena ruang karena ruang dalam pengujian spasial akan mewadahi manusia dengan segala aktivitasnya, dan ahivitas manusia yang sangat dominan adalah aktivitas
ekonomi. Aktivitas ekonomi manusia dalam suatu ruang akan tercermin dalam struktur
ruang wilayah dan lebih spesifik lagi akan direlokasi dalam penggunaan
ruang.
upacara spirituil dalam memulai dan mengakhiri kegiatan pembangunan.
Memperhatikan pada fenomena diatas dan untuk dapat dihasilkannya struktur ruang dan
Upacara khusus dalam mengantisipasi adanya bencana alam, seperti gempa bumi
alokasi penggunaan ruang wilayah yang berdaya guna dan berhasil guna, maka dalam
dan meletusnva Gunung Merapi.
menganalisis aspek ekonomi
di Kabupaten Magelang ini dilakukan secara mendalam, yang
meliputi:
Ltl1.,'1.r,'
Akhir ,/ liTRw K.rlf. Nl.rr,,r'larrli t
N-sl
m m m ru m
Struktur ekonomi kabupaten dan rinciannyu p., k..u-utun Pertumbuhan ekonomi Pendapatan atau value adalah masing-masing struktur kegiatan ekonomi.
Investasi pembangunan Keterkaitan perekonomian daerah dengan wilayah yang lebih luas
4.3.1 Struktur Ekonomi Kabupaten Magelang Struktur ekonomi kabupaten Magelang dapat diketahui melalui kontribusi masingmasing sektor kegiatan ekonomi dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ).
Tabel dibawah
ini
menunjukkan kontribusi sektor kegiatan ekonomi dalam
pembentukan PDRB di kabupaten Magelangdan tahun 1993 sampai dengan tahun 1998.
I:lr.,.r,rn Akhir ,l Rlli\V K,rl'
I\lrr,,r'l,rrr1,,
i :
lv-52
Tabel4.43
Kontribusi sektor Kegiatan Ekonomi daram pembentukan pDRB Kabupaten Magelang Tahun 1993 - l99g ( Atas Dasar Harga Konstan 1993 )
No
Lapangan Usaha
',Tahun 1993 d[g6lttf ., ' (Milya'rd Rp)
,.a..'
,,,
I
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian
J
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas dan Air Minum
5
Bangunan / Konstruksi
6
Perdagangan, Pariwisata (Restoran
7
Tahun Yo
,,,',;.,,AbSOlut
1.998 .,,,.,
Yo
( Milyard Rp )
361,327
39,55
343,529
34,26
15,491
1,69
22,480
2,23
153,726
16,83
198,615
19,81
2,224
0,25
4,675
0,47
61,609
6,74
143,714
15,73
145,993
14,56
Pengangkulan dan Komunikasi
40,697
4,45
64,993
6,48
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
39,079
4,29
40,806
4,06
9
Jasa - jasa
95,725
10,48
130,614
13,03
JUIT{LAII
913.664
100,00
1.002,790
100,00
& Hotel)
5
1,146
5,
l0
Suntber : Hasil -.lnalisis. 2000
Laporan Akhir
,l
RTRW Kab. Magelang
Iv-s3
Dari tabel tersebut diatas, tampak bahwa selama 5 1993
-
1998
( lima ) tahun belakangan ini (
)
struktur ekonomi kabupaten Magelang masih didominasi oleh sektor pertanian, walaupun konstribusi sektor ini terhadap pembentukan PDRB mengalami penurunan dari 39,55 Yopadatahun 1993 menjadi34,26yopadatahun 199g.
Tiga faktor lain yang konstribusinya cukup besar dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Magelang secara berturut-turut, adalah
m
:
Industri pengolahan, konstribusinya mengalami kenaikan dari 16,83 o/o pada tahun 1993 menjadi 19,81 Yop,adatahun 1998.
f,[I
Sektor Perdagangan, Pariwisata @estoran dan Hotel) selama 5
belakangan
ini
( lima ) tahun kontribusinya terhadap pembentukan PDRB mengalami
penurunan dari 15,73 Yo menjadi 14,56 yo.
ru
.sektor jasa-jasa kontribusinya terhadap pembentukan PDRB
mengalami
kenaikan yang cukup pesat, yaitu dari lO,48Yo pada tahun 1993 menjadi 13,03
Yopadatahun 1998.
Diatas sudah disebutkan bahwa, struktur ekonomi Kabupaten Magelang dari tahun 1993 sampai dengan 1998 masih didominasi oleh sektor pertanian walaupun kontribusinya
terhadap pembentukan PDRB berdasarkan harga konstan 1993 mengalami penurunan. Untuk sub-sub sektor yang ada dalam sektor pertanian, kontribusi terbesar disumbang oleh sub sektor Tanaman Pangan. Kontribusi sub sektor ini dalam pembentukan pDRB di Kabupaten N{agelang sebesar 30,94 o/o pada tahun 1993 dan pada tahun 1998 turun menjadi
27,30 yo. Sub sektor dalam pertanian yang kontribusinya terkecil adalah sub sektor perikananan, walaupun terjadi peningkatan dari 0,22Vo pada tahun 1993 menjadi sebesar 0,60 oA pada tahun 1998.
Dalam skala Propinsi Jawa Tengah dan Wilayah Pembangunan VII, struktur ekonomi Kabupaten Magelang dapat diketahui dari besaran Location Quetient, yang perkembangannya dapat dilihat pada tabel di barvah ini.
lv-54 I ilrror.ur .,\klrir,r lillilV K.rl' i\l.rrr,l.rrw
Tabel4.44 Perkembangan Location Quetient Kabupaten Magelang Terhadap SWP
\lll
dan Propinsi Jawa tengah
Tahun 1993 - 1998 SEKTOR
No.
Kab. Nlaselans 1993
I Pertanian 2 Pertambangan dan Penggalian J
Industri Pengolahan
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
SWP
r99s
1997
VII
Location Ouotient 1997
1993
1997
1,124
1
nt<
36t.326,62
358.793,24
15.48 1,10
21.829,89
37.019,11
56.323,95
7,254
1,244
153.725,58
205.172,88
344.523,87
426.445,36
1,338
I
2.243,66
4.06I,75 5? RRs ??
16.798,80
29.151,7 5
0,400
0,447
223.563,08
243.963,12
0,826
0,709
i3
390.578,1 8
434.492,54
1,103
1,072
964.109,85 1.123.769,30
s45
5
Bangunan Perdagangan, Pariwisata (Hotel
6
dan Restoran)
7
Pengangkutan dan Komunikasi
4Q.697,20
64.195,41
160.966,08
224.896,33
0,758
0,916
8
Keuangan, Persewaan
39,078,75
44.702,50
15
1.784,50
t9Q.275,12
0,772
4,754
0,638
4,743
I
I
67.607,82
r43.714,02
JJ.vvJ
r-t
145.015,
dan Jasa Perusahaan 9
137 688,65
Jasa-jasa
PDRB
449.703.79
594.626,11
913.599.9s 1.035.324.0? 2.739.047,32 3.323.943.48
Suntber : Hasi l,,lnali-ris, 2000
LaPoran
Akhir I RTRW Kab.
MirgelanlS
IV_55
Keterangan
1 2 *
:
: : '
LQ Kabupaten Magelang terhadap SWP VII LQ Kabupaten Magelang terhadap Propinsi Jawa Tengah
SWP VII terdiri dari Kabupaten Magelang,
Wonosobo,
Temanggung, Purworejo dan Kota Magelang.
Dari tabel tersebut diatas tampak bahwa dalam skala SWP VII sektor-sektor
basis
di KabupatenMagelangpada tahun 1993 adalah sektor
4.3.2 Struktur Ekonomi Wilayah Kecamatan Karena tidak tersedia data PDRB per kecamatan di Kabupaten Magelang, maka pendekatan yang digunakan dalam menganalisis struktur ekonomio wilayah kecamatan dengan pendekatan tenaga keqa
( employment
approach
).
Melalui pendekatan ini data
yang digunakan untuk menganalisis strukfur ekonomi wilayah kecamatan, adalah data jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian yang komposisinya tampak seperti tabel di bawah ini.
rv-s6 I ll1',,s.,,1
Ail',, -, R l li\\'
K.rl,. i\1.r,'.r'l.urr',
Tabel 4.45 isi Penduduk Nlenurut Lapangan Usaha di Kabupaten lllaselane di rinci Komposisi
r kecamatan ahun 998
Lauangan Usaha
Industri Pertanian
Pengolaha-n
Bangunan
/ Perdagangan
Konstruksi
Jasa-jasa
Lain-lain Jumlah
t
)
3
4
6
7
ialaman
25.199
2.968
2.297
2.018
818
2.321
18.578
35.621
2
Jorobudur
2l
193
2.496
1.932
1.698
688
1.950
15.625
29.957
J
Vglurvar
12.470
1.468
I
999
405
1.149
9.193
17.628
4
ialarnan
t6.271
1.916
1.483
1.30-t
528
l.+99
11.997
23.001
)
Srumbung
16.84+
1.98+
1.535
1.349
517
1.552
12.{
l8
23.811
6
Dukun
tJ- /J{
1.83,1
t.420
1.248
506
t.435
11.+81
7
Muntilan
26.918
3.169
2.451
2.t56
87{
2.479
19.816
20.t77 38.0i0
8
Munekid
23.833
2.806
L
t72
1.909
11
|
2.196
t7 .571
3
)a\1'ansan
28.920
4.917
3.806
3.345
56
3.847
30.785
46.191
15.500
1.825
1.413
503
l.+28
Lt.127
2t.9tl
1.059
3.005
2+.011
16.097
{91
l.395
l.159
21.398
No
9
Kecamatan
audi Mullo
137
1.3
I
Vlertotudan
32.609
3.840
2.972
t.212 z_ot!
2
femnuran
15.136
1.783
1.3
80
t.213
J
!alorall
18.688
2,201
1.703
1.197
607
1.721
+
(alianekrik
7.252
2.217
t.7 t6
l.-508
6ll
1.734
0
3.690
26.117 3.880
I5.03I
,5
Jandongan
18.-162
2.17 5
1.683
1.179
-599
1.701
3.61l
26.099
6
lVindusari
l+.898
1.751
1.358
I t93
r8+
r.372
0.981
21.059
7
Secaug
23.217
2,731
2.tt6
1.860
7-5-f
2.
t39
7.n7
3
8
Iegalreio
t5.672
1.8+5
L+28
1.2,55
509
I.++4
I i<
18.125
L. LJ+
1.652
l.-t52
589
26.383
3.t47
2.+05
a ttl L. L I+
13.322
1.569
1.214
1.067
a Pakis
20
irabae
2l rlgablak
.t0{.6{6
50.712 Jumlah 39.276 3{.518 Suntber : Hosil Kompilasi Dota trlagelang Dalam,4ngko Tafutn 1998
Lit1t1r1.ln
Pengangkutan dan Komunikasi
2.820
|
22.r53
r.670
J.JOJ
25.622
857
2.13r
9.151
37.297
+J
1.221
9.822
18.832
39.695
317.68J
582.869
-)
13.992
Akhir ,I RTRIV Kab. Magclanll
w-s7
Keterangan:
) (2) (3) (4) (5) (6) (7 ) (
1
: : : : : : :
Jenis mata pencaharian Petani Sendiri, Buruh Tani dan Nelayan Jenis mata pencaharian Pengusaha dan Daerah Industri Jenis mata pencaharian Buruh Bangunan Jenis mata pencaharian Pedagang Jenis mata pencaharian Pengangkutan Jenis mata pencaharian PNS
/ TM
dan pensiunan
Jenis mata pencaharian lain - lain (Sektor Informal)
Dengan mengacu pada tabel diatas, struktur ekonomi pada masing-masing kecamatan dapat diketahui melalui perhitungan Location Quotient perhitungannya tampak seperti tabel di bawah ini.
( LQ ) yang hasil
) IV_
58
Tabel4.46 Perkembangan Location Quotient Lapangan Usaha di Kabupaten Magelang
dirinci ncr oer kecamatan Tahun Ianun Der l(ecamatan No Kecamatan
I
Salaman
2
Borobudur
a
{gluwar
J
4 Salaman 5
Srumbung
6 Dukun 7
Muntilan
8
\,Iunekid
9 Sawangan 10 11
CandiMulvo Mertoludan
T2 IemDuran
Kaioran Kalianekrik 15 Bandonean 13
T4
16 Windusari
t7
Secang
18 Teealreio
l9
Pakis
20 Grabas
2I Nsablak
1998
Lapangan Usaha Pertanian Industri Bangunan / Perdagangan Pengangkutan Jasa-jasa Lain-lain Pengolahan Konstruksi dan Komunikasi 0.171 1"068 3,872 1.36s 0,134 1,3 80 r,570 0.143 0.898 t.t4l 1,321 3.257 0,113 1.161 0,084 0.528 0.676 0,066 0,683 0.777 t.9r7 0.1 l0 0.690 0.882 2.500 0,086 0,891 1,014 0.1 14 0,714 2,590 0-913 0.090 0,922 1,049 0.105 0.660 0.971 2-395 0.844 0.073 0.853 o lR? 1 474 1.i41 1.458 r.677 4.138 0,000 0"16r 1,010 1,485 3,664 1.292 0.127 1,3 05 0.283 1,770 6,419 2,263 2,287 2,602 0.000 0.1 05 0-840 0.657 0.966 2,381 0.082 0,849 ) oi) 0-221 1,382 5,013 7,767 0,773 1.786 0.102 0,642 0,943 2,324 0,820 0.080 0-829 0 27 0.792 1,012 1,164 ?,874 0.099 0 27 0.798 1,020 5,417 2,893 0.039 1.03 I U 25 0,783 2,836 1,000 0.098 1.011 1,150 0 01 0.807 0,631 0.928 2,291 0.079 0.8r6 1 nA1 0 57 0.984 I.TT' 3.569 1.258 0-123 1.27 | 0 06 0.664 0.849 0-976 2.410 0-083 0.85 8 n oo? 0 z) 0,768 2,788 0_982 0.096 1.129 0. 7q i.1 18 |.644 4.057 1.430 0,140 1,445 on? 0.090 0-565 0.830 2.050 0.071 0.729
Sunber : Hasil Perhitun.qan , 2000
L,itporan Akhir ^J RTRIV Kab. Mage'lang
lV-59
Dari data diatas tampak bahwa perkembangan Location Quotient yang tertinggi
Keterangan (*
adalah sektor pengangkutan dan komunikasi di kecamatan Grabag sebesar 4,057
) :
.
Pertumbuhan ekponential didukung dengan rumus Pn
:
Po (
1
+ r )'
Dengan memperhatikan pada tabel tersebut diatas, tampak bahwa berdasarkan
4.3.3 Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
harga berlaku, pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Magelang pertahun tahun 1993 -
Tabel dibawah ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magelang dan pertumbuhan ekonomi masing-masing sektor selama tahun 1993
-
Pertumbuhan Ekonomi dan Penduduk Sektoral Kabupaten Magelang
2.
Sektor Listrik, Gas dan Air Minum
Atas Dasar Harga Berlaku selama Tahun 1993 - 1998
3.
Sektor Pertambangan dan Penggalian
4.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
5.
Sektor Kehutanan
6.
Sektor Industri Pensolahan
7.
Sektor Jasa-jasa
8.
Sub Sektor Tanaman Pangan
9.
Sektor Pertanian
LAPANGAN USAHA
No.
PDRB 1993 (Jutaan Rn)
PDRB 1998 (Jutaan Rn)
"h (*)
PERTANIAN
36t.326.62
729.4t5.r9
0.15
1.1. Tanaman Pansan
282.649,9:
589.453.81
0,
l6
1.2. Tanaman Perkebunan Rakvat
230.140,62
39.521.1
-o
io
1.3. Petemakan dan Hasil-hasilnva
39 767.6
52.062.8
0.06
1.4. Kehutanan
13.881,28
34.724.39
tI
2.013.7C
13.652.98
0,47
15.481.1C
42.012.2(
o))
153.725,58
364.696,74
0,19
1.5. Perikanan
PERTfu\{BANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN
/t,
,|
LISTRIK, GAS DAT.{ AIR MINLNI
2,243.6(
7.304, r
0,27
5.
BANGLINAN/ KONSTRUKSI PERDAGANGAN, PARIWIS ATA RESTORAN Dfu\ HOTEL)
61.607,82
86.729,08
0,07
t43.7t4.02
287.969.01
0. 1_i l,
t-
-)
I tahun. :
1. Sektor Perikanan
( Milyar Rupiah )
-) L,
o/o
Sektor-sektor kegiatan ekonomi yang memiliki pertumbuhan tinggi adalah
1998.
Tabel4.47
1
1998 sebesar 0,16
10. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1
1. Sektor Tanaman Perkebunan Rakvat
4.3.1 Pendapatan Sektor
1
PENGANGKUTAN DAN KON{IINIKAS I
40.697,2C
103.850,6C
8
KEUANGAN, PERSEWAAN
39.078,7 5
62.405,0i
/
Analisis pendapatan sektor kegiatan ekonomi berguna untuk
|
0,l0
DAN JASA PERUSAHAAN
kemampuan suatu seklor dalam meningkatkan
mengetahui
taraf hidup dan kesejahteraan bagi
penduduk Kabupaten Magelang yang bekerj a pada sektor kegiatan ekonomi tersebut. 232.t61,04
JASA-JASA
0,l9 Runrus yang digunakan untuk mengetahui pendapatan sektor kegiatan ekonomi
PERTTIMBUHAN EKONOMI
IUI!{LAH PENDUDUK ( Teneah Tahun ) PDRB Per Kapita Surrtbar
:
l-ilP1r1',11r
Aklrir r fi lRiV
Hasil Pcrhitungan, 2000
K,rt.. Nl.rr',t.l.rrr1i
913.599.95 1.916.543.16
0,16
1.029.63?
1.073.964
0,01
0.887302952
1.784550655
0,15
adalah
:
PDRB SeKtor i Pendapatan Sektor Kegiatan Ekonomi
: Tenaga Kerja Sektor i
lv-60
Dengan menggunakan rumus te$ebut diatas, pendapatan sellor kegiatan di Kabupaten Magelang tahun 1998, tamlak seperti tabel di bawah
ekonomi
c.
ini.
Rp 6.145.729 | ier€,ga
kerja.
Tabel4.48
Sementara
1998
Pendapetan Sektor Kegiatan f,kotromi Kabupaten Magelang TshuD ( Jutaan Rupiah
Sektor Jasa-jasa dengan pendapatan per tahun sebesar
)
itu perdapatan sektor pertanian yang msmilik dominasi terbesar terhadap
penbenrukan PDRB IGbupaten Magelang pada tahun 1998 ini pendapatannya sebesar Rp. 1.778.988
/
k€atan ekonomi larnnya melalui
tenaga kerja dan sektor-sektor
pendaparan
seb€sar Rp. 369.958,- per tahun / tenaga kelja.
LAPANGAN USAHA
No.
, PDRB Berdasarkan Harga Berlaku 1998
Jumlah Tenaga
Keria
Pendapatan Sektor ( Ribuan Ro. )
I
Pertanian
729.415,19
4t0.017
1,.778,998
2
tndustri Pengolahan
364.696,74
48.286
7.552,846
4.3.5 Keterkaitan Perekonomian Daerah Dengan Wilayah Yang Lebih Luas Wilayah yang lebih luas dalam lingkup Kabupaten Magelang dapat dihitung berdasarkan model graviatsi yang dikembangkan oleh William
J
Bangunan/ Konstruksi
4
Perdagangan
5
Pengangkutan
)t.)t)
2.320,635
287.969,01
32.847
8.766,980
103.850,60
13.314
7.800,105
86.729,08
lasa - Jasa
232.161,04
37.776
6.145,729
-
Lain - Lain
111.721.50
302.291
369,958
IUTILAH
1.916.s43,16
881.904
2.173,188
Swnb
e
Huff(1963) Pada analisis ini model yang digunakan adalah model yang disebut pertama,
: Pt, : Do :
tenaga kerja di Kabupaten Magelang tahun 1998 sebesar Rp 2. 173. 188
Db'?
Jumlah penduduk Kabupaten Magelang Jumlah penduduk kabupaten atau kota yang dicari breaking pointnya Jarak dariKota Mungkid ke breaking point
Du = Jarak dari kota yang dicari breaking pointnya dengan wilayah intermediate
Kabupaten
Magelang tahun 1998 adalah sektor Perdagangan dengan pendapatan per tahun sebesar Rp.
a.
Du,
dimana
Dari tabel tersebut diatas tampak bahwa pendapatan sektor kegiatan ekonomi per
8.766.980 yang disusul oleh
u
Pr Po
di
' n
r : Hasi I Perhtun gan,, 2 a00
Selcor kegiatan ekonomi yang memiliki pendapatan tertinggi
yang
disebut Reilly Law of Retail Gravitation dan model probabilitas yang dikembangkan oleh
dengan rumus sebagai berikut 6
J. Reilly (1931)
lvlaka pengaruh kota/wilayah a atau
b atau
salah satu diantara keduanya dapat dicari
:
densan rumus
s:=
Sektor Pengangkutan dan komunikasi, dengan pendapatan per tahun sebesar Rp. 7.800.105,- I tenaga kerja.
Dab
a.E)
dimana:
b.
Sektor Industri Pengolahan dengan pendapatan sebesar Rp. 7.552.846,- ltahun per tenaga kerja.
Sl=
Skope pengaruh Kota
/ Wilayah A terhadap hinterland
Dab = Jarak dari A ke B
lv-ol
o
Setelah diketahui wilayah yang lebih luas yang dipengaruhi oleh Kabupaten Magelang, keterkaitan perekonomiannya dapat dicari dengan
a.
Dengan perhitungan wilayah pengaruh, maka Kabupaten Magelang memiliki pengaruh hingga 75 km terhadap Kabupaten Banyumas,
:
Analisis Shift-Share, sehingga dapat diketahui Proportion Shift dan Differential
tampak sebagai berikut
jika digambarkan akan
:
shift.
b.
<_
Analisis Location Quotient (LQ) yang analisisnya menghasilkan sektor ekonomi unggulan yang layak untuk dikembangkan di Kabupaten Magelang.
a.
Kab.
Mageiang
751
85
a
km
I
>
-
Kab.-Banyumas
Dengan mengacu pada wilayah Kabupaten Magelang hingga jarak
Analisis Wilayah Pengaruh
pengaruh mencapai
-l-
75 km, maka
kabupaten yang dipengaruhinya adalah
Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo.
Skope pengaruh Wilayah Kabupaten Magelang terhadap hinterland atau daerah sekitarnya dapat dihitung melalui jumlah penduduk Kabupaten Magelang pertengahan J.
tahun 1997 yakni sebesar | .065.640 jiwa.
i.
Terhadap Kabupaten Semarang
o
Jarak antara Kota Mungkid dengan ibukota Kabupaten Semarang (Ungaran)
adalah
o o
Terhadap Kota Surakarta
o . o
62 km
Jarak antara Kota Mungkid dengan Kota Surakarta adalah 123 km Jumlah penduduk Kota Surakarta tahun 1997 adalah 525.500
jiwa
Dengan perhitungan wilayah pengaruh, maka Kabupaten Magelang memiliki pengaruh hingga 72 krn terhadap Kota Surakarta, sehingga jika digambarkan akan
Jumlah penduduk Kabupaten Semarang tahun 1997 adalah779.020
jiwa
tampak sebagai berikut
:
Dengan perhitungan wilayah pengaruh, maka Kabupaten Magelang memiliki pengaruh hingga 33 km terhadap Kabupaten Semarang, sehingga akan tampak sebagai berikut
Kab.
:
33km
. i\{agelang
jika digambarkan
. Kab.
5t
Magelang
kq___-______>
Surakarta
Dengan mengacu
t.4 I
72km pada
wilayah Kabupaten Magelang hingga jarak
pengaruh mencapai 72 km, maka kabupaten yang dipengaruhinya adalah Wilayah
Kab. Semarane
Boyolali.
Dengan mengacu pada r,vilayah Kabupaten Magelang hingga jarak pengaruh mencapai 33 km, maka kota/ kabupaten yang dipengaruhinya adalah Kota Magelang dan
Terhadap Daerah Istimewa Yogyakarta
Kabupaten Temanggung.
.
Jarak antara Kota Mungkid dengan ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta adalah +
-
30 km
2.
Terhadap Kabupaten Banyumas
'
Jarak antara Kota Mungkid dengan ibukota Kabupaten Banyumas (Puru'okerto) adalah 160 km
o
l,llP.r1.111
Jumlah penduduk Kabupaten Banyumas tahun 1997 adalah
Akhrr,t KIRIV Kal'.
trla11'lan11
. o
Jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyaliarta tahun 1997 adalah 3.213 .502
Dengan perhitungan wilayah pengaruh, maka Kabupaten Magelang memiliki pengaruh hingga I
I 402 900 iiwa
jiwa
I
km terhadap Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga jika
digambarkan akan tampak sebagai berikut
:
ry-62
llh
. Kab.
>-
Magelang
D. I. Yogyakarta
Dengan mengacu pada wilayah Kabupaten Magelang hingga jarak pengaruh rneneapai 11 krR, maka kabupaten yang dipengaruhinya adalah Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Sleman.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis wilayah pengaruh, didapatkan wilayah kota/ kabupaten yang dipengaruhi oleh Kabupaten Magelang yaitu Kota Magelang, Kabupaten
Temanggung, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Sleman. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan
Wilayah Pengembangan
vrr Ov.P. vII) Jawa Tengah, yang meliputi wilayah
Kabupaten Magelang, Kabupaten wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Purworejo, dan Kota Magelang dengan pusat pengembangan wilayah di Kota Magelang. Ada beberapa kotal kabupaten pengaruh yang didapatkan melalui hasil perhitungan analisis pengaruh wilayah yang tidak terdapat dalam WP
Boyolali (terletak
di
VII
Jawa Tengah, yaitu Kabupaten
Wilayah Propinsi Jawa Tengah), Kabupaten Kulon Progo dan
Kabupaten Sleman (terletak di Wilayah D. I, Yogyakarta).
b. Perhitungan Analisis Shift - share dan Location euotient
Untuk perhitungan analisis Shift-share dan Location Quotient,
Kabupaten
Magelang merupakan wilayah yang direncanakan dan wilayah yang dipengaruhinya adalah
Kota Magelang, Kabupaten Temanegung, Boyolali, Wonosobo, Punvorejo, Kulon Progo dan Sleman.
Hasil perhitungan analisis Shift-share dan Location Quotient Kabupaten Magelang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
I ;t1r'r,rrr r\klrrr ,a li
I
lilV K.rl', i\l.r1,,,,l.rrr1i
tv-63 i :
Tabel4.49 Perhitungan Analisis Shift and Share dan Location Quotient Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 1993 dan 1998
No.
Lapangan Usaha
Kab. Magelang
lVilayah Yang Dipengaruhi
Prop.
Location
1998
1993
1998
shift
Diff. shift
Quotient
357.896,05
567.396,73
r.5 70.032.819
2.564.571,1
-0,049
0,032
2,159
15.481,10
32.373,61
82.218,930
151.581,68
0,248
0,242
2,084
153.725,58
25t.788,l',l
1.288.598,6i
0,045
-0,009
1,907
2.243,6C
5.339,9(
32.335,284
59.268,2C
0,578
0,201
0,894
47.721,15
69.956,5E
413.842,8A
613.343,7C
-0,016
-0,1 19
1,1
I 16.12 l,g9
201.471,0E
1.395.468,33
0,1 10
0,024
1,409
Keuangan, Persewaan dan Jasa
40.697,2C
74.537,91
i54
567.276,00
0,232
-0,002
1,282
8
Perusahaan
39.079,7 5
60.684,49
362.252,244
567.369,91
-0,013
-0,035
1,044
9
Iasa-jasa
95.723,8(
160.540,98
809.898.21?
1.269.601,2:
l0
-0,034
t,234
868.689,23
868.689,23
5.292.949.558
8.476.078,9t
1993
I Pertanian 2
Pertambangan dan Penggalian
J
Industri Pengolahan
A
Listrik. Gas dan Air Bersih
5
Bangunan
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7
Pengangkutan dan Komunikasi
PDRB
809.146,091
858.624,11
SOO
??(
0,1
l3
0J00
Sumber : Hasil Perhitungan Tim Penyrxm IITRII/, 20A0
Laporan
Akhir,l
RTRW K.rb. i!{.rgclang
tV-64
4.3.6
Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Magelang Berdasarkan hasil perhitungan analisis
shift and share (proportion shift
dan
differential shift) serta perhitungan Location Quotient maka dapat dirumuskan beberapa strategi pengembangan wilayah Kabupaten Magelang, terutama untuk sektor ekonomi.
1.
Nilai Differential shift yang merupakan tingkat kemampuan kompetitif
kegiatan
ekonomi wilayah/kota yang direncanakan yaitu Kabupaten Magelang dengan kegiatan ekonomi hinterland yang dipengaruhinya, bernilai positif sebesar 0,30. Hal ini berarti bahwa Kabupaten Magelang memiliki posisi kompetitif yang kuat terhadap wilayah yang dipengaruhinya (Kota Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Sleman).
2.
Dari hasil perhitungan Location Quotient, didapatkan sektor-sektor yang termasuk dalam seklor basis (economic base). Yang dimaksud dengan sektor basis, adalah sektor kegiatan ekonomi yang outputnya mampu memenuhi kebutuhan wilayahnya sendiri dan mampu pula menembus pasar wilayah lain, sehingga adanya aliran barang
(flow of goods) ke wilayah lain akan diimbangi dengan aliran uang (flow of money) ke wilayah Kabupaten Magelang, yang pada gilirannya akan memunculkan multiplier effect bagi investasi kegiatan ekonomi yang dikembangkan di Kabupaten Magelan_e.
Berikut ini di urutan sektor-sekror kegiatan ekonomi yang strategis dan layak untuk dikembangkan di Kabupaten Magelang (lt{ilai LQ > 1)
. . . . . . . .
:
Sektor Pertanian Sek-tor Pertambangan dan Penggalian
Sektor Industri Pengolahan Sek'tor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sel:tor Pengangkutan dan Komunikasi Sek-tor Jasa-jasa
Sektor Bangunan
Seklor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sedangkan sektor Listrik, Gas dan
Air
Bersih merupakan sektor non basis di
Wilayah Kabupaten Magelang, karena nilai LQnya < l.
Berikut ini adalah hasil perhitungan LQ Kabupaten N,lagelang terhadap WP VII Jarva Tengah dan Propinsi Jarva Tengah.
lv-65 Lr
yrr,ru
A klr
i
r,l liTRlV K.rlr. M.r1it.larr1',
Tabel4.50 Perhitungan Location Quotient
.:,:
Kabupaten Magelang Terhadap WP VII Jawa Tengah WP Kab, Magelang
SEKTOR
No,
1993
I Pertanian Pertambangan dan Penggalian
2
-J,,c+i Do.-nlqhen
a
:^+-:L /:oc 'lnn AirRprc,ih
4 5
Bangunan
6
D^-,{^^oncqn L{nipl dan Restoran Lrrtqn .lo. Knrnrrnikest
I
t a,,annon
8 9
DprcervAAn dan fasaPeruSahaan
Iasa-iasa
PDRB Sr*b*' Hasil Analisis, 2000
I-aporan
Akhir/
RTRW Kab. Magelang
1997
VII
:
Location Quotient 1993
1997
964.109,85 t.123.769,3C
1,124
1.025
1993
t997
361.326,62
358.783"24
15.481,1C
21.829.89
37.019,11
56.323,85
t-254
t.244
r53.725.58
205.172,88
344.523,87
426.445.3(
1,338
1.545
2.243,66
4.061,15
16.798.8C
29.15r,7
0,400
0.447
61.607,82
53.885,22
223.563,08
243.963,12
0.826
0.709
r43.714.02
145.015,13
390.578,18
434.492.54
1.103
1.072
40.697,2C
64. 185,41
160.966,08
224.896.33
0.758
0,916
39.078.75
44.7A2,5C
151.784,5C
190.275,12
0,772
0,754
95.725,22
137 688-65
449.703.79
594.626,11
0,638
0.743
913.599,95
1.035.324,07
2.739.047,32
3.323.943,,48
1
I
i'
-0
5
w-66
Dari hasil perhitungan LQ Kabupaten Magelang terhadap Wilayah yang termasuk wP VII Jawa Tengah tahun 1993 dan 1997, tidakterdapat perubahan sektor yang termasuk basis maupun nonbasis. Sektor basis tetap dipegang oleh sektor industri pengolahan, pertambangan dan penggaliary perdagangan, hotel dan restoran serta pertanian.
Nilai Le
Kabupaten Magelang terhadap WP
1997 mengalami penurunan
jika
VII
Jawa Tangah pada sektor pertanian pada tahun
dibandingkan dengan nilai
LQ tahun 1993,
sehingga
peringkat sehor basis pertanian tahun 1997 hanyamenduduki peringkat ke-4 tergeser oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini bisa disebabkan oleh semakin berkurangnya lahan untuk pertanian yang banyak mengalami peralihan fungsi menjadi
lahan terbangun untuk menunjang sektor perdagangan, hotel dan
restoran.
w-67 l.aprrorr Akhlr,l RTRTV Kat'. fvl,rg.lan.ri
Tabel4.5l Perhitungan Location Quotient Kabupaten Magelang Terhadap Propinsi Jawa Tengah
t.iffi
No:
I
Pertanian
2
Pertambangan dan Peng.qalian
a
lndustri Peneolahan
4
Listrik. Gas dan Air Bersih
5
Bansunan
6
Perdasanean. Pariwisata (Hotel dan Restoran)
7
36t.326.62 15.481,1C
t53.725-58
l-771
l-819
s87.426.6',1
1,498
1.548
205.172.88 10.568.065.62 13.709.740-3i
0-544
0.623
227.573-9i
393.556.61
0.369
0.430
1.5sr.163.s9 2.139.684.09
1.486
1,049
6.963.389.20 9.612.930-t4 0-772
0.628
358.783-24 7.637.436-12 8.216.026-2C 21.829.89
386.779,82
2.243.6C
4.061.15
61.607.82
53.885-22
t43.714-02
145.015.13
Pengangkutan dan Komunikasi
40.697,2C
64.185,41
1.259.703-01
1.766.846.1I
1,209
1,5 13
8
Keuangan. Persewaan dan Jasa Perusahaan
39.078.75
44.702-5C
t.740.128.83
2,283.522.22
0.840
0.8i6
9
Iasa-iasa
95.725.22
137.688-65 3.893.974-7C 4.420.088-54
0-920
1.298
I
I
PDRB &tmber: Hasil Analisis. 2000
9r3.599.95 1.035.324.07 34.191.587.50 {3.129.820.9(
Laporan Akhir,a RTRW Kab. Magelang
N-68
LQ Kabupaten Magelang terhadap Propinsi Jawa
Dengan berdasarkan prosentase perkembangan yang ada pada masing-masin-e
Tengah menunjukkan bahwa seklor basisnya meliputi sektor pertanian, pertambangan dan
sektor, terdapat beberapa sektor yang mengalami kenaikan, tetapi juga terdapat beberapa
penggalian, bangunan, pengangkutan dan komunikasi serta jasa-jasa. Pada tahun 1997
sektor yang mengalami penurunan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magelang dari tahun
terjadi pergeseran urutan sektor basis, yaitu seklor bangunan tergeser oleh sektor
ke tahun mengalami keadaan kenaikan yang cukup signifikan (kondisi sebelum kisis).
pengangkutan dan komunikasi serta jasa-jasa. Hal ini terjadi bersamaan dengan saat krisis
Diukur sejak tahun 1996, sekt'or p€rt€nian yaitu pe*anian bahan pangan merupakan sektor
ekonomi sehingga seldor properti mengalami penurunan.
yang tertinggi perkembangannyq seklor yang paling lambat perkembangannya adalah
Berdasarkan hasil perhitungan
Listrik, dan Air Minum. Berdasarkcm data PDRB Kabupaten Magelang Atas Dasar Harga Konstan Lgg3, hampir sama dengan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, yaitu sektor yang
4.3.7 Analisis Perkembangan Sektor Ekonomi
mempunyai kontribusi tertinggi terhadap perkembangan ekonomi Kabupaten Magelang adalah seklor pertanian terutama pertanian bahan makanarl yang kemudian disusul dengan
Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magelang, berkembang cukup pesat, hal ini
$apat dilihat dari data prosentase perkembangan PDRB nya yang dihitung dengan bunga berganda. Berdasarkan data PDRB Kabupaten Magelang Atas Dasar Harga
Berlaku 1998 sebesar 1.916.543,16, sedangkan PDRB Kabupaten Magelang Atas Dasar Harga Konstan 1993 sebesar 1.002.789,27. Pada tahun 1999, nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Magelang sebesar Rp 2.362.531.88,-. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan.
-
Pendapatan perkapita
di Kabupaten Magelang dari tahun 1996-1999 menunjukkan
peningkatan yang cukup berarti yaifu rata-rata pertahun sebesar Rp. 1.438.868,49 atau 33,62Yo, Sedangkan pada tahun 1999 pertumbuhan pendapatan perkapita berdasarkan
PDRB Kabupaten Magelang Menuntt Lapangan Usaha Atas Dasar Hcvga Konstan 1993
Tahun 1996-1999 menurun menjadi Rp. 937.959.25 atau hanya 17,8?yo lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 1998 yaitu Ptp.933.727.08. Hal ini diperkirakan akibat mulai
Berdasarkan PDRB Kabupaten Magelang Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Berlaku 1993 Tahun 1996
sektor industri pengolahan
1999, dari nilai PDRB total tersebut pada tahun lggg,
tiga sektor memberikan sumbangan yang sangat besar, yaitu industri pengolahan, pertanian dan perdagangan. Dari ketiga sektor tersebut, sektor pertanian yaitu pertanian tanaman
bergulirnya proses krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang berdampak hingga ke tingkat daerah pada pertengahan tahun 1997.
Dari data tahun terakhir dengan prosentasenya, dapat diperkirakan hasil PDRB sampai akhir tahun perencanaan dengan bunga berganda.
pangan memberikan kontribusi paling besar dari total PDRB, sedangkan terkecil adalah sektor listrik, gas dan air minum. Dari kondisi ini perlu digali lebih dalam bahwa sektorseklor yang dominan perlu dipertahankan dan lebih dikembangkan, sedangkan bagi sektor
yang mempunyai kontribusi kecil, perlu menjadi suatu potensi yang tidak
boleh
ditinggalkan justru menjadi potensi yang terus digali dan dimanfaatkan.
4.3.7.1 Pendapatan Sektor Untuk melihat perkembangan pola struklur ekonomi yang terdapat di Kabupaten Magelang secara sekforal, dapat diperhitungkan dengan cara mencari ratio terhadap
Perkembangan ekonomi yang dicapai kabupaten Magelang melalui pembangunan
pertahun rata-rata sebesar 6,25 Yo. Dibidang kesejahteraan sosial meningkat lebih baik
perkembangan penduduk pada mata pencaharian pada sektor tertentu dan perkembangan
PDRB nya dengan rumus: Prosentase Perkembanean Penduduk
berdasarkan berbagai indikator. Peningkatan tersebut didukung oleh pelayanan kesehatan masyarakat yang makin merata dan makin luas jangkauannya. perkembangan pula bidang pendidikan dan bidang lainnya.
I .r1.or.rn
Aklrirzl
RTRIV K,rb. [1,11r'lan1i
ini diikuti
Ratio = Prosentase Perkembangan PDRB
iv*og
Dari ratio pada sektor tertentu, dapat dilihat potensi perkembangan pada sektor tertentu, yaitu di sektor pertanian dan non pertanian.
Bila Ratio
=
di sektor
1, maka struktur pertumbuhan ekonomi seimbang dengan pertumbuhan
b.
- Bila Ratio
Dengan Kabupaten Temanggung
Dengan adanya jalur jalan yang menghubungkan antara Kabupaten Temanggung
pertumbuhan jumlah penduduk.
Bila Ratio
ekonomi yang dapat dikembangkan
perhubungan dan komunikasi, pertanian, industri dan parirvisata.
junriah penduduk.
-
-
bersama-sama antara Kabupaten Magelang dengan Kabupaten Semarang terdapat
Dari hasil perhitungan ratio ini terdapat beberapa kriteria antara lain:
-
Hubungan langsung yang ada secara fisik
dengan Kabupaten Magelang, yaitu bertemu
< i,
maka struktur pertumbuhan ekonomi lebih lambat dibanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Dengan sistem perhitungan ini, untuk Kabupaten Magelang, hasil perkembangan
sampai akhir tahun perencanaan, baik
di
sektor pertanian maupun non
pertanian,
perkembangannya lebih pesat dari pada pertumbuhan penduduk, karena ratio yang diperoleh > 1. Hal tersebut dapat te{adi karena besar kemungkinan yang menyebabkan peningkatan PDRB
di
r.vilayah
ini bukan hanya penduduk
setempat, tetapi juga oleh
di kota Secang, menunjukkan
adanya
hubungan yang cukup erat antara kedua Kabupaten baik secara fisisk maupun ekonomi.
Pengembangan wilayah yang terjadi
mempengaruhi perkembangan
di
di
Kabupaten Temanggung yang cukup
Kabupaten Nlagelang antar.a
lain adalah adanya
perkembangan fungsi industri, pertanian dan perhubungan, sehingga dalam strategi pengembangan di Kabupaten Magelang dengan mempertimbangkan adanya hal tersebut.
c.
Dengan Kabupaten
Wonosobo
'
Hubungan yang terdapat di antara kedua Kabupaten ini dibatasi oleh hubungan
pendatang, baik yang menetap sementara maupun hanya mengunjungi sebentar.
fisik dan jalur penghubung lokal antara Kabupaten yang belum dimanfaatkan. Dengan adanya hal tersebut, peningkatan hubungan secara langsun-e
4.3.7.2 lfubungan Dengan Perekonomian Wilay,.ah Sekitar
di sektor
ekonomi dapat
dikernbangkan.
Dalam hubungan PDRB secara regional Jarva Tengah, secara umum sedikit banl,ak Kabupaten r\{agelang ntempunyai peranan yang cukup besar, mengingat bahrva Kabupaten
ini
I-Iubungan langsr.rng yang ada secara fisik ,vang dapat dikembangkan bersama-san-ia
antara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten N{agelang terdapat di sektor perhubunqan,
dilalui jalur arteri sekunder, clan pada uilayah ini termasuk rvilayah sablk pentbangurtan Jarva Tengah, serta dapat clikenrbangkan sebagai daerah prioritas
pertanian dan parir,visata.
penrbangunan.
d.
Ditinjau secara lebih sempit, Kabupaten Nlagelane yanq nterltpunr,ai hLrbuitgan dengan claerah luar cukup banyak dan mempunl,ai hubunqan ),ang cukup erat. Dari htrbtrngan dengan ntasing-tttasing claerah sekitar tersebut menimbulkan clampak saling pettyestraian hubtrngan arttar daerah satu dengan )'arlg lain, bila clirinci aclalah sebaqai
berikut:
Dengan Kabr-rpaten Punvorejo
Dengan adanya jalur jalan yaitg nlenghubtingkan antara Kabupaten Pr"rnvore.io darr
Kabupaten itlagelang, y,aitir berlenru di Kota Salanran, nrenunjukkan adan-va itubLrngan .vanu cukup erat antara kedua Kabupaten
Peltgentbangan rvilayah )/ang terjadi nrempenganrhi perkenrbarrgan
a.
Dengan Kabupaten Senrar.ang
Secara ekortottti atttara kedue Kabupaten
baik secara fisik mar-rpun ekononii.
di
di
Kabr.rpaten Puru,ore.jo )'ang ctrktrp
Kabupaten lrlagelang adalah aclanYa perkentbattgan
funcsi parin'isata, pertanian dan perhubungan, sehingga dalanr pengentlrartgan strategi di
ini
nrenrptrnl,ai hubungan yang cukup
crat, dettgan dittrniarrg oleh ltuburtgart jalur jatan arteri yang ada. Depgal aclal),a
Kabupaten i\{agelang clengan rlrcrlrpertinrbangk-an
hrl
tersebut.
6al
tcrscbtrt, hirbrrrrqan ckononri di bcrbagai scktor.)'anq tcrjaclijuql cultrp cfat.
j
r .,i,. .., \r !,1 I l:lll\\ l..Ll' \1,r,,., .r,
lv
-- 71)
e.
Dengan Kotamadia Magelang
Kecamatan Kaliangkrik, salaman dan Borobudur, dan penghasil sayuran terdapat di
Kotamadia Magelang yang dikelilingi oleh Kabupaten Magelang
ini,
sektor
ekonomi eksternnya langsung berhubungan dengan Kabupaten Semarang. Perkembangan yang ada di Kotamadia Magelang cukup banyak pengaruhnya bagi perkembangan wilayah
Kecamatan Kaliangkrik dan Windusari.
.
Antara lain meliputi perkembangan
di sektor bangunan dan konstruksi,
perhubungan,
Secang,
Muntilan dan Salam) dengan luas wilayah 28.994 Ha. Merupakan daerah penghasil
Kabupaten Magelang yang berdekatan dengan kotamadia ini.
Perkembangan yang cukup berdampak bagi perkembangan Kabupaten Magelang,
Lembah (meliputi Kecamatan Grabag, Mertoyudan, Ngluwar, Mungkid,
padi yang utama di Kabupaten Magelang.
o
Lereng Timur (meliputi Kecamatan Tegalrejo, Sawangan, Dukun, Srumbung, Ngablak, Candimulyo dan Pakis) dengan luas wilayah 37.514 Ha. Daerah ini di sebelah selatan
pemerintahan, perdagangan dan jasa, pariwisata, industri.
merupakan daerah bencana Gunung Merapi, sedang bagian utara karena kondisi
f.
Dengan Kabupaten Boyolali
alamnya sulit untuk pembuatan jaringan irigasi, tanaman utamanya adalah jagung dan
Hubungan yang terdapat
di
antara kedua Kabupaten
ini dibatasi oleh hubungan
fisik yaitu dengan adanya daerah gunung Merapi dan Merbabu. Dengan adanya hal tersebut, peningkatan hubungan secara langsung di sektor ekonomi tidak terjadi, tetapi
ketela rambat. Daerah ini juga merupakan gudang saylrr-sayuran dan buah-buahan terutama jeruk dengan pusatnya di Pakis dan Ngablak.
hubungan yang terjadi adalah hubungan secara fisik dapat dikembangkan.
Hubungan langsung yang ada secara fisik yang dapat dikembangkan bersama-sama antara Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang terdapat
di sektor
4.3.8 Analisis Pola Pergerakan Ekonomi
pertanian dan
pariwisata.
Di
r.vilayah Kabupaten Magelang terdapat pusat-pusat perdagangan, sebagai
g, Dengan Kabupaten Sleman (DIY)
pengumpul, produk-produk pertanian dan penyebaran barang-barang konsumsi atau
Dengan adanya jalur jalan yang menghubungkan antara Kabupaten l\,{agelang dengan Kabupaten Sleman yang merupakan jalur jalan arteri, menunjukkan aclanya
kebutuhan sehari-hari dan lain-lain yang berbentuk Pasar Pemda maupun Pasar Desa. Pasar-pasar tersebut berfungsi pola orientasi pemasaran barang atau pusat pengumpulan
hr"rbungan yane cukup erat antara kedua kabupaten baik secara
keluar masuknya barang.
Pengembangan rvilayah yang terjadi
ntempengaruhi perkembangan
di
di
fisik maupun ekonomi.
Kabupaten Sleman
Kabupaten Magelang antara
(DIY) yang
lain adalah
cukup adanva
Pusat-pusat perdagangan di Kabupaten fuIagelang adalah sebagai berikut
1.
perkenlbangan fungsi parir.visata, pertanian dan perhubungan, sehingga cialarn strategi pengembangan di Kabupaten Magelang dengan mentpertintbangkan aclanya hal tersebut.
.
Pasar Muntilan
Berfungsi sebagai Pusat Pengumpulan Tahap barang keluar masukdari arah selatan ( D
II ( Kabupaten ) terutama ants
I Yogyakarta ) dan kecantatan-kecalnatan
sekitarnya juga barang-barang dari Kodia N{agelang sendiri.
Di Kabupaten lv{agelang keadaan lahan pertaniannya adalah sebagai berikut:
'
o
2.
Pasar Ngablak dan Dukun
Lereng Barat (meliputi Kecamatan Windusari, Banclongan, Kaliangkrik, Kajoran, Tempuran, Borobudur dan Salaman). Luas wilayah 42 Q65 Ha dengan tanah sar.vah
barang yang masllk dari rvilayah timur, sedang yang keluar masuk khususnya dari
seluas 34,38 Ha atau 14,463 o/o dengan tanaman utamanya adalah pacli.
rvilayah Kabupaten Boyolali dan Salatiga.
Berfungsi sebagai Pusat pengumpuian Tahap
II ( Kabupaten ) terutama
arus
Tanaman lain yang menlpunyai nilai ekonorli adalah barvang putih cli Kecanratarr
Kajoratt, Kaliangkrik dan Windusari. Sedangkan penghasil buah-buahan terdapat di I :
I ,r1.,1,,r,r
Akhirl
li
lli\\'
K.rl,. l\l.rr,,.l.rrr,,
l\r - 7l
4.4
3.
Analisis Sarana Dan Prasarana
Pasar Grabag dan Secang
Berfungsi sebagai Pusat Pengumpulan Tahap
II ( Kabupaten ) khususnya
untuk wilayah-wilayah kecamatan bagian utara dan arus keluar masuknya barang
Untuk mengetahui kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan di Kabupaten
dari Kabupaten Semarang dan Kodia Salatiga.
Magelang yaitu dengan cara memprediksi jumlah penduduk yang dilayani sampai dengan
4.
tahun p€rencanaan, sehingga sezuai dangan daya tarnpung, kuantitas maupun kualitas yang
Pasar Salaman dan Kaliangkrik
Berfungsi sebagai Pusat Pengumpulan Tahap
dibutuhkan.
Kriteria dari penggunaan kawasan sarana dan prasarana pelayanan ini
khususnya
untuk wilayah-wilayah kecamatan bagian barat dan arus keluar masuknya barang
harus
mempertimbangkan:
dari Kabupaten Purworejo dan Temanggung.
-
Disamping
-
II ( Kabupaten )
Dominasi penggunaan lahan yang ada
Terletak pada wilayah yang akan dikembangkan untuk kawasan permukiman, sehingga
I
itu
terdapat pasar-pasar yang berfungsi sebagai pusat pengumpulan
)
yang merupakan pengumpulan barang-barang dari pasar desa
nanti dalam pengembangannya tinggal mengembangkan fungsi tersebut.
tahap
Tidak menggunakan lahan pertanian lahan basah
maupun langsung dari produsen barang hasil pertanian maupun dari komoditi lainnya.
Memperhatikan distribusi pusat kota dan jangkauan pelayanannya
Kegiatan -kegiatan pasar desa maupun pasar kecamatan dapat dipakai sebagai indicator
Dari keadaan fasilitas si Kabupaten Magelang, yang sudah mencukupi sampai akhir
(kecamatan
kegiatan perdagangan tingkat
I
Diantara pasar-pasar yang termasuk pusat sebagai .local. ( kecamatan ) disini adalah pasar kelas II diantaranya pasar
tahun perencanaan berdasarkan skala Kabupaten untuk melayani sebanyak 1.080 500 jiwa
pusat pengumpulan tahap
antara sarana peribadatan yang berupa Masjid Kota, Sarana Kesehatan yaitu Rumah Sakit
N,{ungkid, Tempuran, Windusari, Bandongan, Kajoran, Mertoyudan, Tegalrejo,
Wilayah serta sarana pemerintahan dan pelayanan umum yang berupa Balai Kota, Kantor
Candimulyo, Pakis, Sawangan, Srumbung, Salam dan Ngluwar.
Polisi Pusat, Kantor PLN, Kantor PAJvI, Kantor Pos Pusat, Kantor Telepon Pusat dan
Sedangkan sebagai. Pusat Pengumpulan Tahap
di
III ( propinsi ) masih terdapat di
fasilitas parkir umum. Hanya pada fasilitas-fasilitas tersebut perlu ditingkatkan lagi
pasar Kodia Magelang, karena letaknya berada
kualitasnya.
iUagelang dengan sendirinya masih menjadi ak-tifitas perdagangan utama masyarakat
Sedangkan sarana dan prasarana yang peritr ditingkatkan baik dari segi kualitas
tengah-tengah wilayah Kabupaten
Kabupaten lr4agelang, disamping letaknya pada jalur perdagangan regional Semarang
- Yogyakarta. Untuk Kabupaten Magelang
-
maupun kuantitasnya antara lain sarana kebudayaan dan rekreasi, sarana pendidikan serta
N{agelang
sarana perdagangan dan perhubungan Sarana Kebudayaan dan Rekreasi yang perlu
adalah Muntilan yang diarahkan menjadi Pusat Pengumpulan Tahap
diwujudkan lagi berupa perpustakaan, gedung serba guna, gedung bioskop dan gedung
Kabupaten Magelang sendiri disamping tidak menutup kemungkinan pasar Secang dan
kesenian. Sedangkan sarana pendidikan tidak perlu ada pemanbahan karena secara standart
Mungkid karena letaknya pada jalur regional Semarang - Magelang
sendiri sebagai perdagangan terbesar
-
I ( propinsi ) bagi
Yogyakarta.
sudah mencukuoi.
[ .rP1r1.111 r\klrir,J
liTli\\' Kal'. ltl.r1'.clarr1',
lv -'t2
Tabel4.52
4,4.1 Analisis Kinerja Sarana Prasarana
Banyaknya Sumber Air Minum Yang Sudah Atau Belum Dikelola PDAM Menurut Kecamatan Yang Ada Sumber Air Minum Di Kabupaten Magelang Tahun 1998
1. Prasarana Air Bersih a- Sumber
Air Bersih
Sampai tahun 1998, PDAM Kabupaten Magelang manperoleh
air baku
Nama Sumber
beberapa mata air dan sungai baik yang digunakan untuk irigasi maupun untuk memenuhi
PemanTa-atan
3 {tl
4 Sudah
5 Untuk PDAM & Irigasi
Keterangan
l.Tlogorejo
)s. Tlogorejo (ec. Grabaq
85
Sudah
rintuk PDAM & Irigasi
. Gedad Citrosono
)s. Citrosono (ec. Grabae
250
Sudah
Jntuk PDAM & Irigasi
. Lebak
)s. Lebak (ec. Grabaq
150
Sudah
. Sendang
llabak (ec. Munekid
80
Belum
freko
150
Belum
Sawah
80
Sudah
Untuk PDAM
254
Sudah
Jntuk PDAM
JU
Belum
Jntuk
30 25
Belum Sudah
lencana PDAM Jntuk PDAM
300
Sudah
Jntuk PDAM dan
Jntuk PDAM
&
ledesaan
Untuk Pengairan Sawah
Untuk Pengairan
7. Blambangan / Combrang 8. Sidandang 9. Lebak
/. Udal Treko
,
(ec. Munekid 3. Combrang
{g rajeg (ec. Munqkid
/ Tumpang
11. Tuk Manuk
). Sijajurang
3umirejo
10. Siglawah
(ec. Kalianskdk (ec. Kalianekdk
Masvarakat/Irisasi
12. Karangampel
I
l.
Sembiran
(ec. Kalianekrik
)s. Sidosari (ec. Salaman )s. Semaren I4. Semaren (ec. Sawanqan I -5. Udal Butuh/Tr.rmpang )s. Butuh (ec. Sawansan
Sijajurang
13. Sidosari
i4. Tlogorejo 15. Gedad Citrosono 16. Sidosari 17. Semaren 18. Blambangan
Belum/Sudah Dinasang l
Debet
l.Sidandang
2. Sijajurang 3. Tlogorejo 4. Gedad Citrosono 5. Sidosari 6. Semaren
I3
Air
(Literldetik) )s.Sidandang (ec. Pakis
Karangampel
10. Udal Butuh
)
I
kebutuhan sehari-hari, antara lain:
1.
Lokasi Sumber
dari
i Combrang
204
Sr.rdah
Jntuk PDAM
16. Karangampel
(arangampel
200
Sudah
Jntuk PDAM
17. Tuk Manuk
(ec. Candimulvo )s. Tegalrejo
25
Sudah
Jntuk Pengairan iawah
(ec. Teealreio
19. Sidandang
18. Pasangsari
Ds. Pasangsari Kec. Bandonean
300
Belun
Rencana PDAM
19. Siglawah
Ds. Kaliangkrik
200
Belunr
Untuk PDAM
& Irigasi
200
Belum
Untuk PDAM
& lricasi
20. Lebak 21. Udal Butuh / Tumpang
Kec. Kalianskrik
20. Banjaran
22. Tuk N{anuk Sebenarnya masih banyak sumber pelayanan air minum
?ertanian
di
Ds. Banjaran Kec. Tempuran
Kabr"rpaten Magelang
yang dapat dieksploitasi sebagai air baku potensi tetapi belum termanfaatkan
secara
Suntber : Kabupaten
i[agelang Dalan ;lngka Tohun ] 995
optintal. I .,,.,ir,,rr
Akhir,l IiTR\V K.rlr. lvl.r1',t'l.rn11
IV-73
b. Penggunaan air untuk rumah tunggs/ domestik. Penggunaan
selama tahun 1999 (1 Januari sampai dengan 31 Desember
air untuk keperluan rumah tangga menurut pengelolaan
dibedakan
menjadi 2 bagian, yaitu PDAM dan Non PDAM. PDAM mengelola air dari sumber mata
72,12
)
Sedangkan Non PDAM menggunakan air tanah, air hujan, sungai dan mata air. Setiap
orang mengkonsumsi air semakin banyak. Namun untuk air minum relatif tidak jauh
:
9.592.333 m'/ tahun.
Air untuk perkantoran/ peribadatan (non naga/ sosial khusus)
:
air, dengan pelanggan terdiri dari Non Niaga, industri, Sosial Khusus dan Sosial Umum.
x 9.592.333 m'/ tahun
1999) :
2.605.656 m3ltahun.
F Air untuk pertokoan/ RS (Niaga/ Sosial Umum) :264.456 m3 F Penyiraman taman cenderung dilakukan pada musim kemarau sebanyak 2 kali pagi dan sore, air yang diperlukan sebanyak 2 tangki sehari @ 5000 liter, maka air yang diperlukan untuk penyiraman : l0 m3/ hari x 3601 2
berbeda.
minum: 0,005 m3/kaplhari x 1.094.075 = 5.470.375
m3/ tahun.
hari/ tahun
Kebutuhan air untuk rumah tangga seperti mandi, cuci dan lain-lain diperkirakan menggunakan sekitar 60
-
)
:
1.800 m3l tahun.
Penggelontoran:6 x 3600 x24x24x6:74.649.600 Maka jumlah air untuk kebutuhan domestik
120literl haril kapital.
9t7.232 + i10.790 + 2.159.438 yang memanfaatkan sumur gali sebanyak 265.796 orang (Sumber
: DKK
air sebanyak 100 dipakai = 256.796 x 0,1 m'/ ha.i *
264.456
+ 1.800 + 74.649.A00
:
+
:
16.226.986
m3.
1.912.500
+
9.568.656 +
+ 9.592.333 + 2.605.556 +
118.003.347 m'/ tahun.
Kabupaten Magelang) dan diperkirakan mengkonsumsi
literl oranglhari, 360 hari/ tahun
:
sehingga jumlah yang
9.568.656 m3l tahun.
c. Coverege Pelavsnsn Sebagai kebutuhan pokok manusia, prasarana
air bersih merupakan utilitas
yang
sangat strategis dalam penyediaannya. Selain untuk kebutuhan manusia, dihubungkan N{asyarakat yang menggunakan sumur pompa tangan sebanyak 25.312
(Sumber
: DKK
Kabupaten Magelang), mengkonsumsi
air sejunrlah
?5.3I2 x 0,1 m3/ hari x 360 hari/ tahun: 110.790 m'/ tahrn.
(Sumber 25.312x
(Sumber
. DKK Kabupaten Magelang), mengkonsumsi 0,1 m3/ hari x 360 hari / tahun : 91 I .232 m3l tahun.
air sejumlah :
: DKK
air sejumlah :
85 692 x 0,05 m3/ hari x 360 hari/ tahun :2.159.438 m3/ tahun.
dan lain-lain. Jurmlah air untuk runrah tangga
:0,07
orang x 360 hari/ tahun :
m'/
16.226.986
Akhirl
RTRIV Kat'. lvlal',olan1;
ini dikelola oleh PDAM
dengan
i998 ada 1i kecamatan yang
ada sumber air bersihnya tetapi ada yang belum terpasang oleh jaringan PDAM. Sehingga
total semua untuk kecamatan yang sudah ada sumber air bersihnya baik yang sudah kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang. Kecamatan-kecamatan yang sumber airnya
belum dimanfaatkan oleh jaringan PDAM antara lain kecamatan Bandongan, Kaliangkrik. Tempuran, dan Mungkid. Kecilnya jangkauan pelayanan air bersih ini karena masyarakat masih memanfaatkan air sumur sebagai sunrber air baku yang digunakan sebagai air bersih konsumsi kehidupan sehari-hari.
m3/ kap/ hari
tahun. Selain
x 643.928
itu
PDAM
Kabupaten lvlagelang nrengelola air minum dengan debit air yang diproduksi
l.apor,rn
perdagangan/niaga, rekreasi dan sosial. Kinerja prasarana
dimanfaatkan atau yang belum dimanfaatkan jaringan PDAM adalah 19 kecamatan dari 21
air sebanyak 85.692
Kabupaten Magelang), mengkonsumsi
digunakan untuk kegiatan industri,
yang jaringan air bersihnya telah terpasang, dan pada tahun
air hujan
N{asyarakat yang menggunakan penampung mata
air juga
coverage pelayanan yang masih sangat terbatas. Sampai tahun 1997 hanya 8 kecamatan
sebanyak 6.155
N{asyarakat yang menggunakan penampung
dengan fungsi kawasan, maka
Air yang diproduksi oleh PDAM Kabupaten Magelang melayani
wilayah
Mertoyudan, Grabag, Secang, Borobudur, Salaman, Tegalrejo, Banjarnegoro, Kalinegoro dan Muntilan.
IV -71
Selain itu juga melayani Perum. Griya Rejo Indah, Perum Panca Arga Sejahtera dan PT>
Taman Wisata yang telah diproduksi, didistribusikan kepada pelanggan dengan debit
Itldt sampai dengan 785 lt/dt atau didistribusikan 34.041m3 sampai dengan
2.067 .467
13
rf
Produksi dan distribusi air minum oleh PDAM dapat dilihat pada tabel berikut.
Jumlah pelanggan PDAM terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1997
tercatat jumlah pelanggan sebanyak 22.920 pelanggan dan pada tahun 1998 berjumnlah 25.725 pelanggan. Sampai dengan Bulan Desember 1999 tercatat 26.896 pelanggan. Iebih
lanjut mngenai jumlah sambungan pelanggan PDAM pada tahun 1998 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel4.53 Sumber. Produksi dan Distribusi
Air Minum Tahun
No: Wil. Mertoyudan
I
Karangampel
222,00
581.817,00
2.
Temumpang
24,00
62.899,20
45,00
180.921,60
177,00
448.070,40
Wil. Grabag
69,00
180.921,60
Wil. Soropadan
1.320,00
3.459.456.00
3.
Tlogorejo
.
Wil. Mertoyudan
1999
Distribusi t m"l fi0.147,20 202,40 14,90
39.009,60
39,00
101.908,80
134,00
350.956,80
64,90
169.776,00
Wil. Secang
754,02
1.97r.742,18
A T.
Citrosono
5.
Sidosari
I80,00
477.744,00
Wil. Salaman
r22,40
319.075,2A
6.
Sipragak
57,00
149.472,00
Wil. Kaliabu
50,00
l3A.723,20
7.
Semaken
360,00
943.488,00
Wil. Muntilan Selatan
337,40
892.230,40
60,00
757.248,00
Wil. Ivfuntilan tftara
13,00
34.041,60
120,00
314.496,00
Wil. Mertoyudan
111,00
290.563,20
60,00
757.248,00
Wil. Borobudur
14 00
36.633,60
60,00
157.248,00
Wil. Candimulyo
27,00
70.67s,20
60,00
157.248.00
Wil. Candimulyo
75 5n
66.787.20
886,50
2.323.036,80
757 00
8.
Sijajurang
3i
Wil. Banjamegoro I
7R5
660.441,60
Wil. Nfertoyudan
232,00
607.-5611,80
48,00
125.798,40
Wil. Kodajaya
34,00
89.035,20
i 56,00
408.844,80
Wil. Banjamegoro II
150,50
394.243,20
176,00
461.376,00
Wil. Kalinegoro
173,00
453.340,80
2.067.467,39
9.
Sidandang
78,00
204.595,20
Wil. Tegalrejo I
67,50
176.90.1,00
10.
Nglebak
24,00
62.899,20
Wil. Tegalrejo II
20,80
54.388,80
ll
Blarnbangan
268,00
702.259,20
Wil. Borobudur
241,00
631.584,00
t2.
Cornbrang
84,00
220.147,20
Wil. Borobudur
51,00
133.574,40
4.780,50
12.528.77,64
3.663,85
9.592.332,77
Jumlah
L.aP61111,
Akhir,l
Jumlah
IITRIV Kab. Magelnnll
rv-75
Tabel4.54 Jumlah Sambungan Langganan Aktif Bulanan PDAM Bulan Desember 1998 'Jumlah
Kategori Pelayanan
::;.t'::
I-A.
No,
AK. TT .:AK SR 2. A
T,
5. 6.
r':.
SR
l0;
Vlertowdan
irabae
5l
ialaman
7t
C
II
vluntilan Janiamesoro
8:
8.
(alinesoro
,3i
9
fesalreio
5(
I 1t
.TT
.AK
SR
SR I
I
I
2(
l2t
)ecang
SR: )t
5:
Jorobudur
II-A
I-B
zc
121
10i
c
9l
I28; l06t
11
2t
AK : TT :
l.a1ps.1rl
.)l LI
437(
10i
o(
5f
28{t 36tt
229
20:
2''
1
6C
2(
"\A.ra : a+-
8l
1l ZI
I
l9t
l1 64C
SR :SR L
It
2355; 27( 70( Jumlah Sunber: r\S'l'SD Kabupaten i\Iagelang Tahun )000
Keterangan
'SR
SR
562( 1
II:'c. rur--A', III:.8 .
II.'B,
TT. .AK TT .AK TT AK' TT. 'AK .TT.
I I
2:
1
A< a,
24
sR' SR SR 5i
TI
Baru',
SR SR
.SR i
AK' TT AK.
SR .SR
SR
Yanq Tutup
SR,
I
1
i
1281
C
t1
Al TI
3t
3(
7t
I
IC
t22(
lc 123(
2:
470t
128 483)
t
334t
302 365(
334t
6( 388!
25tt
83 260i
_t
I
241
1
13
c
zl
2f
4(
4
l9 130( la ll 147(
c
I
I
SR 136 601t
c
L
35
SR.
5 88i
145t
3(
51r
Total
,IV -'B
I
2(
o(
ll
z',,
.SR
r
(
93
l;
2508:
l(
133
i
111 2633(
:
Aktif Tutup
Akhir,t liTIlW
Ktrtr. Mai;clani1
Iv-76
2. Prasarana Jalan
Tabel4.55
Prasarana jalan merupakan prasarana yang mempengaruhi kehidupan wilayah, dengan adanya transportasi ini jarak antara tempat asal dan tujuan
diperkecil atau dihilangkan. Jalan
suaru
Panjang Jalan Di Kabupaten Magelang
dapat
Menurut Keadaan Dan Status Jalan
di
suatu wilayah akan membentuk struktur fisik kota/wilayah. Di Kabupaten Magelang, prasarana jalan terbagi menjadi 4, yaitu Jalan
Tahun 1997 - 1999 ( Kilometer ) I(eaA""t
Arteri, Jalan Kolektor, Jalan Lokal dan Jalan Desa.
I Fungsi dun Status jalan
Status Jalan Jalan Propinsi
Ja lan Negara 1997 1998 t999 ) 3 4
1997 3
1998 6
1999
126,78
126,79
7
Jak n Kab t997 1998 8
Kota 7999
9
10
[.Jenis Permukaan
Kabupaten Magelang yang terletak diantara kota-kota orde
I, yaitu
Semarang dan
l.Diaspal
27,31
?7,31
27,31 126,7f
27 -31
27,31
27,37 t26.7t 126,78 126.78 641.11 641.r1 795,20t
[.Kondisi Jalan i.Baik
27,37
27,31
r.Sedang
)7 il
:.Kerikil
Yogyakarta, maka akan terjadi pola gravitasi antar dua kota karena adanya aliran barang
l.Tanah
maupun orang untuk melakukan komunikasi dalam bidang bisnis/niaga, pemerintahan,
l.Tidak Dirinci
politik, sosial budaya maupun pariwisata tersebut yang membawa akibat pada ramainya arus transportasi di Kabupaten Magelang, terutama dipengaruhi dengan fungsi Kabupaten
tumlah
Magelang sebagai kota transit dan daerah tujuan wisata. Oleh karena itu, tersedianya sarana dan prasarana transportasi untuk menunjang aktifitas inter dan antar-wilayah mutlak
diperlukan. Dalam memenuhi kebutuhan jalan tersebut, maka dibangun jalan sesuai dengan
583,26 589,41 742,244 45< 25,70C 8,95 48,90 48,15 27,30C
126,79
273,9t 169,6( 82,1: l14,gc
126,79
641.11
126,78
27,31C 126,794 641,1 l0
;.Rusak i.Rusak Berat
kelasnya untuk melayani transportasi lokal, regional maupun nasional.
lumlah Sesuai klasifikasi jalan menurut
perannya, jalan dibagi menjadi jalan arteri primer, kolektor primer, lokal primer, arteri sekunder, kolektor sekunder dan lokal sekunder" Menurut perannya tersebut, maka sistem
jaringan primer
di
27 -31
UU No. l3/1980 dan PP No. 26ll985berdasarkan
Kabupaten Magelang adalah sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah
di tingkat nasional
densan
semua simpul jasa distribusi yang kemudian benvujud kota, dan jaringan jalan sekunder
merupakan jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota. Peranan jalan ini menghubungkan kota-kota di sekitar Magelang.
Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan dan kondisi jalan di Kabupaten Maeelang
lII.Kelas Jalan
I II :.Kelas III J.Kelas III A :.Kelas III B :. Kelas III C a.Kelas c.Kelas
27.31
27.31
l.Kelas tidak dirinci
Jumlah
27,31
27,31
27,31
64l,ll 795.204 r\itlSD Kabupaten \fagekuTS fahtul
126,78 L26078 126.78 641,11
Sunrber: Kantor Dinas Pekerjaan Lttrturn Kabupaten l[agelang dan 2000
dapat dilihat pada tabel berikur.
Selain jaringan prasarana
di Kabupaten
terminal yaitu Terminal Secang dan
lv{r_rntilan,
Magelang dilengkapi adanya beberapa maupun tempat pemberhentian
/
halte
kendaraan umLlm di beberapa kecamatan.
| .rr.,'r.rrr
Akhir.{ Rl-lilV
K.rlr. lvl.rr1t,l.rrr1,
lv-77
3. Prasarana Listrik
berkurangnya waktu untuk mencapai sumber atau tujuan, pergerakan atau transportasi dan
Kebutuhan energi
listrik ini
digunakan untuk produksi industri, konsumsi
dapat menghemat biaya transportasi.
pelanggan rumah tangga, perdagangan usaha dan pelayanan masyarakat.
Prasarana telepon
Pada dasarnya, sistem jaringan listrik di Kabupaten Magelang dibagi tiga, yaitu
di Kabupaten Magelang baru menjangkau 9 kecamatan, yaitu
kecamatan-kecamatan yang terdaftar
di PT. TELKOM AWG Muntilan dan
Mungkid,
jaringan tegangan tinggi, jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah.
antara lain Kecamatan Muntilan, Ngluwar, Salam, Mungkid, Srumbung, Sawangan,
Sumber pembangkit tenaga listrik yang melayani Kabupaten Magelang meliputi PLN
Dukun, Borobudur dan Mertoyudan. Total jumlah pesawat telepon yang terdaftar ditedua
(Perusahaan Listrik Negara) dan PLTS (Pusat Listrik Tenaga Surya). Bila dilihat secara
AWG tersebut adalah
3 1 91.
Tabel4.57
keseluruhan seluruh kecamatan di Kabupaten Magelang telah mendapat pelayanan fasilitas
Jumlah Pesawat Telepon Yang Terdaftar Di "PT Telkom" AWG Muntilan/lVlungkid Menurut fnstansi/Badan/SwastarPerseorangan Menurut Kecamatan Tahun 1998
listrik dari ketiea sumber tersebut.
Tabel4.56 Banyaknya Pemakaian Listrik PLN Di Kabupaten Magelang
Kecamatan
Tahun 1996 - 1998 Uraian
Satuan
I
)
Banyaknya Pelanggan Rumah Tangea Usaha/Industri
Pelanggan Pelanggan Pelanggan
Lain-lain Banyaknya Pemakaian Listrik
Pelanggan
Nilaiyang Disalurkan
Rp.
Suntber : PT
KWH
I
1996
Tahun t997
3
4
130 528 123.921 1.682
1998
I.AWG Muntilan 0l.Muntilan
146.978
t5.674
r39.123
147.355
2.353
2.492
4.925
5 502
5.827
126 595.746
157.152 488
165.178.299
17.441085 96s
23.339.59r.195 29.r76.044.630
PL\ iPersero) Cabang;\fagelang
4. Prasarana Telepon
Komunikasi adalah cara yang dapat menjembatani jarak sehingga tujuan seseorang
untuk berinteraksi dapat terjadi. Komunikasi dengan telekomunikasi (komunikasi jarak jauh) dalarn hal ini menggunakan telepon akan sangat berpengaruh pada pola dan pergerakan ntanusia
rr.\1..1
dan informasi. Keuntungan menggunakan telepon adalah
S2.Nsluwar 03.Salam 14.Munskid 15.Srumbune J6.Sawanean lT.Dukun Sub Jumlah
II.AWG Munskid I l.N{unskid l2.Borobudur l3.Mertovudan
Departemen Iawataru Dalam Swasta Polri TNI I)inas Bebas Bebas Trotel Dintel Neseri
Jumlah
)
3
4
5
6
I
9
7
1996
2
1
28
)l
2093
2
195
1
J
I
r27
I
20
8
302 r58
I
2
I
I
2
I
J
68
I I 1A IT
63
238
r
+
A
I
52
o+
2626
I
2
13
r89 176 200
28
l+J
2
1
t)t
2
196
0
Sub Jumlah
29
491
4
Iumlah
43
2872
8
0
3
IJ
8
0
q
t5
25
67
89
2676
Sumber : Kahupaten ilagelang Dolam,lngka Taltutt l99E
5. Sarana Perekonomian
Untuk membantu pemasaran produk lokal, sarana perekonomian sangat diperlukan di Kabupaten Magelang. Sarana perekonomian di Kabupaten Magelang cukup beragant, yang meliputi Pasar unlum, Pasar ikan, pasar hervan, toko/ kios/ warung, koperasi dan badan perkreditan. Secara umum selumh kecanratan di Kabupaten N{agelang telah 11r
_
.7Q
I
memiliki sarana-sarana perekonomian tersebut, namun hanya beberapa kecamatan saja yang memiliki sarana pasar hewan dan pasar ikan karena disesuaikan dengan potensi ekonomi kecamatannya masing-masing. Kecamatan yang memiliki pasar ikan hanya
Magelang hanya
kecamatan Mungkid yang merupakan Ibukota Kabupaten Magelang.
Kabupaten Magelang, antara lain Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah sakit yang
I
7
I
8
551
I
6
3
Borobudur )Jeluwar
)
438 306
4
Salaman
5
6 7
4
J
5
irumbung
,|
a
6
Dukun
a
189
5
523 206 239 205 287
1
a J
J
t3
4
4
I
2
15
Bandonean
J
16
Windusari
a
A
I
J
2
8
Wungkid
2
2
9
Sawangan
2
J
10
Candi
I
Mulyo
J
739 258
t2
fempuran
1
J
l3
Kajoran
2
t
'A l!+
Kaliangkrik
l5 l6
Bandongan
I
J
Windusari
I
J
7
118
20
3rabae
+
I I
5
528
21
\eablak
2
I I
J
30
82
7.9t3
1998
6. Sarana Kesehatan
kualitas sumber daya manusia, maka derajat
di Kabupaten
Magelang. Untuk SD lebih banyak yang
dikelola oleh pemerintah, sedangkan untuk SMP dan SMA lebih banyak yang dikelola oleh
pula.
Pengurangan angka kesakitan dan memperkecil rasio pelayanan kesehatan merupakan
di
1
I
I
I
I
A
.|
L7
Secang
l8 t9
legalrejo
I
2
lakis
I
J
2A
3rabag
z
J
21
Vgablak
I
J
Iuntlah
79
kesehatan
merupakan indikator yang sangat berpengaruh, sehingga harus meningkat Sampai tahun 1998 jumlah rumah sakit
setiap kecamatan
J
2
6
Swasta
di
I
2
Mertoyudan
?
It
Wuntilan
11
2
70 Sunfier : Kabupaten A,Iagelang Dalan,4ngko Tahun
tersebar
J
25
a
PNS
buah yaitu di kecamatan Mertoyudan, sedangkan yang lain di kelola oleh swasta dan
)
A
4
,
Berdasarkan tabel diatas, TK yang dikelola oleh pemerintah (TK Negeri) hanya ada
I
A T
l8 Ieealreio t9 Pakis
Services.
I
J
4
indikator Healthv
lalaman
239
Mertoyudan
meningkatkan
4
J
I
l2 fempuran
Untuk
t
603
11
Jumlah
$gluwar
3
-)
Secanq
J
t.752
landi Mulvo
t4 (alianskik
t
108
10
Kaioran
lorobudur
a J
5
2
ialaman
5
I L
Pustu
2
2
9
t7
I
2s8
I
rendahnya rendahnya kualitas sumber daya manusia diKabupaten Magelang.
Sarana Kesehatan RSU
utama yang menyebabkan
swasta dan masing-masing tersebar merata di tiap-tiap kecamatan.
1
2
Kecamatan Puskesmas
J
J
tahun dapat berkorelasi positif dengan tingkat pendidikan Kabupaten Magelang. Faktor
I !{o.
1 J
Vlunekid )awangan
8
4
Rendahnya penghasilan PDRB dan pendapatan perkapita Kabupaten Magelang per
kurangnya sarana pendidikan merupakan salah satu faktor Tabel4.59 Banyaknya Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun 1998
311
Srumbung Dukun Vluntilan
seluruh kecamatan di
ABRV
ialaman
2
di
Kabupaten Magelang.
Banyaknya Pasar Dan Pertokoan Menurut Kecamatan Di Kabupaten Maselang Tahun 1998 Banyaknya Kecamatan Banvaknya Pasar toko/ Kios i Ikan Umum Hewan Jumlah warung
7. Sarana Pendidikan
beberapa sarana kesehatan lain yang mendukung peningkatan tingkat kesehatan penduduk
dikelola oleh swasta, Rumah Sakit bersalin yang tersebar
Tabel4.58
No.
buah dan dikelola oleh pemerintah. Selain rumah sakit terdapat
I
+
I
64
1
7
Sunrber: Kabupaten Magelang Dalanr -1ngka 1998
Kabupaten
tv-79 l.a1'.'s.111
Akhirl
RI"RII' K.rl'. Ivl.rlir'l.rrr1;
rv-80i
Tabel4.60 Banyaknya Sarana Pendidikan Di Kabupaten Magelang Tahun 1998
TK No.
I a
z
A
5
6
Kecamatan
Negeri
ialaman 3orobudur Veluwar ialaman
irumbune )ukun
Swasta
5
2
6
27
I
)a
l8
27
2
J
4
20
)/.
I
2
5
I
A
+
I
I
9
I
5
J
1
1
35
z
l1
9
38 a1 )t )l
t6
3l
2
a^
47 28
4
9
)awangan
J+
1
fempuran
9
)
I
2
I
2
2
2
30
2
I
3andongan 6 rVindusari
5
)!
lo 34
l8
29 39
I
II
z0 jrabae 2l \sablak Iumlah Sunb e r : Kab upate n
I
I lage
lan g
285 Dal am An gka,
19 9
I
I
I
2
2
2 I
I
I
I
I
I
2
l
43
710
n T
I
2 ,1
2
I
2
I
2
38
45
I
f
I
l 2
-)
)/.
5
I
I
I
JO
I
I
I
6
A
I
I
^,
a (alianekrik
I
a L
J
(aioran
ta
I
5
A
leealreio lakis
I
34
9
22
9
I
1
12
Wunekid
8
1
7
8
)ecanq
2
L
36
7
I
4
Vluntilan
5
I
36
7
I
SKKA STM SMEA SMU Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta SLTP
t4
l5
010 landi Mulvo Vlertovudan
SD Negeri Swasta
I
2
I
74
10
25
9
t
15
I
8
I.ap6lou Akhir,l RTRW Kab. Magelarrg
IV-81
9. Prasarana Pengairan
8. Sarana Peribadatan
Untuk meningkatkan nilai dan rasa religius terhadap nilai keagamaan, maka ketersediaan sarana peribadatan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingkat religiusitas penduduk terhadap agama. Fasilitas peribadatan yang ada di Kabupaten
Dai' 37.967 Ha luas tanah sawah di Kabupaten Magelang, sudah 10.999 Ha yang memiliki pengairan teknis dan Yz tekils. Kondisi ini sangat menguntungkan untuk meningkatkan produksi pertanian, yang luas lahannya terbesar dibandingkan dengan fungsi-fungsi lahan lainnya.
Magelang antara lain Masjid, Musholla, Gereja, Pura dan Vihara.
Dimana secara umum sawah yang dialiri saluran tersebut Ierbagi dalam irigasi yaitu teknis, lz teknis dan sederhana.
Tabel4.61 Banyaknya Tempat Ibadah Di Kabupaten Magelang Tahun 1998
Kecamatan
No.
Masjid
3 sistem
Mushola/ Surau
Gereja
Kuil
Pemanfaatan air untuk fungsi irigasi (teknis, setengah teknis dan sederhana) sebesar
:30.053 Ha. Diairi 2kali
setahun. waktu nta-rata umurtanaman padi 115 hari, ditambah
waktu pengolahan tanah 30 han/ Ha. Jadi waktu pengairan setahun
:
2 (115 + 30)
:290
hari/ tahun. Pada kondisi normal diperlukan air 2ltl detik/ Ha.
Maka keperluan air untuk irigasi:30.053 Ha x 0,002 mt/ dtlHa x 3600 dt/ jam x I
Salaman
130
242
I
2
3orobudur
80
321
2
Ngluwar
51
t44
I
4
Salam
60
150
3
5
Srumbung
80
130
J
6 n I
)ukun
104
109
J
Wuntilan
109
2t0
9
8
Wungkid
r23
253
4
9
Sarvangan
85
t41
9
'7A
127
5
t26
160
9
83
t97
I
t2l ll9
243
92
226
t0 Candi Mulyo
ll
\4ertoyudan
l2 fempuran l3 Kajoran 7A
t+
Kaliangkrik
t5 Bandonean
24 jaml hari x 290 han/ tahun t
x
efisiensi
80 %
x
1,60 (intensitas tanaman)
:
1.927.700.300/ tahun. Luas sawah tadah hujan = 6.953 Ha. Dalam satu tahun ditanam 1 kali dengan waklu penanaman dan pengolahan tanah 145 hari/ tahun. Maka air yang digunakan untuk sawah tadah
1
I
hujan :6.953 x 0,002 m3l dtlHa x 3600 dt/ jamx24 jam/ hari
: :
145 hari/ tahun x efisiensi 80
x
1,60 (intensitas tanaman)
147.049'830 m3/ tahun.
Jadi jumlah air yang digunakan untuk I I
o/o
irigasi : :
1.927.700.300 + 147.049.830 2.07 4.7 50. 1 30
m'/ tahun
159
16
Windusari
102
104
t7
Secang
134
327
2 I 9
l8 Iegalrejo l9 ?akis
93
95
ll8 ll5
?0
3rabag
t44
292
J
21
ttrgablak
76
92
4
Iumlah
2,081
3.96
69
I
5
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Magelang. I99B
l.rrrrr.trr,\klrir
-{
liTRl\t K.rl'
l\{.rr',r.l,rrrr'
IV-82
4.4.2 Analisis Daya Dukung Sarana Prasarana 1. Sarana Pendidikan. Dengan rnenggunakan standart dari Dinas Pekerjaan Umum untuk standart sarana
pendidikan dengan skala kabupaten, dapat diperkirakan kebutuhan akan sarana pendidikan sampai dengan tahun perencanaan. Dari hasil perhitungan:
-
TK, dengan standart 1 TK melayani 1000 penduduk
-
SD, dengan standart 1 SD melayani 1600 penduduk
-
SLTP, dengan standart 1 SLTP melayani 4800 penduduk
-
SMU, dengan standart 1 SMU melayani 4800 penduduk
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padatabel berikut.
1..r1.1r1.111
Akhir "{ RTR\V
Kal.. N{al',.'l.rni;
1v-83
Ta,bel4.62
Kebutuhan Sarana Pendidikan I ahun 2000 ZUUU Di Ka bupaten Magelang Tahun -2010 Kebutuhan
El<sisting No.
Kecamatan
TK
TK SD SLTP SMU 2000
I z
l4 tz
Salaman
Borobudur
Nqluwar A
9
Salaman
a
18
8
27
A
29
+
2005
2010
2005
2010
13
l+
15
1l
l1
t2 6
2000
2005
2010
2000
13
1A
53
55
57
33
J+
35
i1
t1
l5 t2
29
30
Jt
18
I9
19
6
6
6
6
6
43
,4<
26
/,
1
28
9
9
9
9
9
9
28
30
9
9
10
9
9
l0
64
2
2000
7
2
42 A' +t
ov
74
40
43
46
l?
5
Srumbunq
20
JJ
7
45
48
6
Dukun
15
37
5
I
+L
AA
49
56
26
JU
35
9
10
t2
9
10
l1
1
Muntilan
36
49
t2
6
80
112
1_s6
50
7A
97
t7
z)
32
3Z
I91
120
265
18
40
88
l7 l8
23
A1
40
88
ll
ll
t2
9
9
9
22
Vlunekid
9
Sawanqan
0
andiMulvo
\rlertotudan z fenrouran
39 38
6
52
54
57
32
J+
35
11
I1
11
A1
43
44
26
27
28
9
9
9
31
,5
2
35
l0
A
Kalianekrik
I
30
-)
Bandongan
5
JJ
5
1
76
l8
Ieealreio
,|
Pakis 2A
il
3rabac
2l Neablak Iumlah Sttrtt
ber: I {a.si I - Ina I i.:i
5
JO
29
J
39
)
43
6
)L
286 748 s, 2
7
) 119
l8
IY
19
l8
l9
26
26
21
9
9
9
9
9
9
)L
JJ
34
I
ll
1
35
0
I2
U
JJ
0 n
42
A'
+)
53
<.4
_s0
53
57
)
49
5l
53
3l 3l
0
47
53
6l
29
5l
a
_s8
93
36
A
56
to
90
4l
A
8
87
28
Kaioran
t2
<
t,{
J
Windusari 7 )ecallq
5b
6
16
9
o
i
39
2010
27
9
Aklrir
9
2005
S1}IU
tl
d
1..rPs1.111
40
.,
SL TP
SD
0
32
38
I
4
29
9
9
3,i
37
ll
_51
,s3
l2 t7
)
6,s
68
70
4l
,11
0
A.l JJ
46
47
28
2E
52 .1
37
0
J5
1
056
56
60
8l
ai
37
1320
37
1652
)J
23
660
'll
1,)
825.1
AA
23 1032
8
220
0
I-5
aA
t0
ll
I8
8
275
0
l3
12
344
2
J I
_5
9
0
t2
2
tl
8
8
o o
8
219,9
275
344
000
RTIi.W Kat. M,tlicl.rng
rv -Er
2.
Sarana Perekonomian
mencukupi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi eksisting untuk pasar (pasar umum, pasar
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan standart dari Dinas Pekerjaan
hewan dan pasar ikan) sampai dengan tahun perencanaan
Umum:
-
kecamatan sudah
memenuhi standart. Tetapi untuk fasilitas perdagangan yang berupa kios
Fasilitas perdagangan pasar dengan skala kabupaten,
1 pasar melayani
120.000
penduduk
-
di setiap
/
warung ada
beberapa kecamatan yang belum memenuhi standart, yaitu kecamatan Dukun, Mungkid,
Kaliangkrik, Windusari, Pakis dan Ngablak.
Fasilitas perdagangan yang berupa kios
/
warung, 1 kios
/
warung melayani 250 3. Sarana Kesehatan
penduduk
Dari hasil perhitungan perkiraan kebutuhan akan fasilitan kesehatan di Kabupaten
Hasil perhitungan kebutuhan sarana perekonomian dapat dilihat pada tabel berikut.
Magelang yang diperoleh dari proyeksi jumlah penduduk sampai dengan tahun Tabel4.63
perencanaan, dengan berdasarkan standart.
-
Kebutuhan Sarana Perekonomian Kabupaten Nlagelang Tahun 2000 - 2010 No
1
Salaman
8
551
penduduk
Kebutuhan
Eksistine Pasar Kios / warung
Kecamatan
2070
2005
2000
RSU dengan skala kabupatenmelayani 240.000 penduduk
Pustu (Puskesmas Pembantu) dengan standart sama dengan Puskesmas
K/W
258
I
271
I
297
Dapat dilihat bahwa jumlah Puskesmas untuk tiap-tiap kecamatan sudah memenuhi
0
2tr
n
219
0
227
t20
0
122
standart sampai dengan tahun perencanaan. Sedangkan untuk Rumah Sakit Umum belum
U
179
memenuhi standart sampai tahun perencanaan, sampai tahun 2010 membutuhkan 6 RSU tetapi pada kondisi eksisting hanya 1 RSU yang terdapat di kecamatan Muntilan.
1
\iqluwar
4
306
0
1,t7
Salaman
J
Jtl
0
169
0
174
A
1
Pasar
0
3
RSU, dengan standart
K/W
K/!V
438
Borobndur
-
Pasar
Pasar 6
z
Puskesmas, dengan standart 1 puskesmas dengan skala kabupaten melayani 120.000
Smmbuns
)
258
U
171
0
182
0
I93
6
Dr.rkun
I
108
n
169
U
195
0
225
7
lvluntilan
5
1.152
I
3i9
1
446
I
623
Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan ini dapat dilihat padatabel4.64.
t,: Munskid
3
603
t
2
765
Sedangkan sebagai perbandingan, kebutuhan sarana pendidikan, peribadatan,
J
239
U
U
216
+ n
t699
9 Sau'angan
345 246
189
0
168
0
t73
)
523
I
)+l
I
358
I
371
2 fempr"rran
J
706
0
t63
0
168
0
J
Kaiorau
I
!.)v
0
205
0
1l Ltl
0
t73 2t8
A
Kalianekrik
) )
20_5
0
198
227
U
t97
0
212 204
0
287
tl
2t0
0
a1A Lt+
I
/,+)
andi IVIulvo I Nlertowrdan
0
Bandonsan 6 Windusari
4
7 )ec:ulg
4
)
8
Ieealreio
188
739
I
261
I
211
I
262
258
0 n
t76
0
182
0
I88
208
0
zJ) )L+ r41
0 I
l)v i40
0
147
7
118
20 Grabae
5
528
) Neablak Sumber: IIosil ,4nalisis. 2000
t71
0
25
o Pakis
2l
t
227
30
Dari tabel diatas, dapat diketaltri
I tt
bahr,va
t46
0
kesehatan dan perdagangan di r,vilayah Kabupaten N4agelang dari tahun 2001 sampai 2010,
juka dihitung dalam skala kabupaten dapat dilihat pada tabel 4.65 sampai 4 68
unttrk fasilitas perdagangan yang berupa
pasar, baik pasar untllnr. pasar hewan dan pasar ikan, r-rtttuk Kabupaten lr4agelang sudah
j
I .'1,.',,,',
Aklrir ,j iil'li\\'K.rl'.
).1.r,3,1.rrr11
tv-85
Tabel4.64 Kebutuhan Sarana Kesehatan Kabupaten lVlagelang 20AA - 2070 No Kecamatan
EksistinE
Kebutuhan
Puskesmas RSU Pustu
2000 Puskesmas
I Salaman L Borobudur
1
5
I
1
2005
RSU Pustu 0 I
0
0
20 0
Puskesmas RSU Pustu Puskesmas RSU Pustu
I
0
I
I
0
0
0
0
0
0
0
0
1
),Ieluwar
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
A
Salaman
II
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Srumbune
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Dukun
I
0
0
0
0
0
0
0
0
U
1
Muntilan
2
0
I
8
Murekid
L
I
9
Sarvanqan
2
a
0
andi Mulvo
I Mertowdan ,, Iempuran Kaioran
a l
I
a L
I
L
0
I
0
z
I
^)
I
I
1
A
2
+
a
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
J
I
tl
1
1
0
I
0
I
l
0
0
0
0
U
0
U
0
0
+
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
o
0 U
I a
1
I
A a
Kalianskrik
J
U
0
U
0
0 n
5
Bandonqan
)
0
0
0
0
U
0
0
0
0
U
0
U
1
0 n
I
I
U
I
0
I
0
U
0
n
0
0
6 Windusari
J
0
7
Secans
L
+A
I
B
Ieealreio
I
z
0
U
U
0
0
0
U
0
0
0
0
0
0
I
I
0
I
I
0
0
U
0
0
0
0
0
9 Pakis
I
20 3rabas
2
2l \sablak
I
a J
tl
I
0
Sunber: Ilesil ilnalisis, 2000
l.aporitn Aktrir -d IiTRIV Katr. Mageltrnl;
IV- 86
Tabel4.65 Kebutuhan Sarana Pendidikan Wilayah Kabupaten Magelang Tahun 2000-2010 No
Jenis
Tahun
Penduduk Pendukung
Jumlah Penduduk
2000
.133.120 1.r63.292
rK
1.000
l. 133
2 SD
1.600
708
727
236
14.,
236 I
aAa
1
I
J
SMP
4
SMU
5
2008 2010 2006 2007 2009 2005 2044 2003 1.196.561 r.233.402 t.274.370 1.320.110 1.37r.376 1.429.048 r.494.t57 1.567.904 1.651.694 1.652 t.494 i.568 1.429 t.320 t.371 1.274 I.LJ) t.197 1.032 980 934 893 857 825 771 796 748 a^1 JLI 344 311 298 286 275 265 2s7 249 aa1 ) L+1+ 311 298 286 275 26s 257 249 I II 2 2 I I 1 I
2002
2001
4.800 4.800 i.000.000
PT (kota) Sunber: Hasil Perhitungatt, 2000
l_loJ
1
Tabel4.66 Kebutuhan Sarana Peribadatan Wilayah Kabupaten N{agelang Tahun 2000 - 2010 No
Jenis
Jumlah Penduduk 1
2000
2A02
2001
2044
2003
2046
2005
2009
2008
2007
2010
1.133.120 r.163.292 1.196.s61 1.233.442 1.274.370 1.320.110 1.37r.376 1.429.0{B 1.494.157 1.567.904 1.6s1.694
2.500
N{usholla
453
465
479
493
510
s28
549
572
627
661
ar
598
48
50
51
53
J1
56
59
61
or+
67
70
30.000
38
39
40
41
A')
TT
AA
+o
48
50
52
55
120.000
9
t0
10
l1
ll
l1
T2
t2
13
t4
1 000.000
I
l0 i
I
I
I
I
.refela
120.000
9
l0
10
10
li
I1
T2
t2
Wihara
480.000
2
L
J
J
2 Masiid : (Jumlah
\,I. Linek
\{.
Kec.
\,I. Kota
aA
Tahun
Penduduk Pendukung
Lerpor.rn
Total)
'I
I
I
lt J
1
2
l-)
1A IT
J
AkhiL ! IiTl{W Kab. N'lagcltrnl3
Iv-87
Tabel4.67 Kebutuhan Sarana KesehatanWilayah Kabupaten Magelang Tahun 2000-24fi No
Jenis
Tahun
Penduduk Pendukung
Jumlah lenduduk
2000
2002
2001
2005
2004
2003
2007
2AA6
2010
2009
2008
1.133.120 1.163.292 t.196.561 t.233.402 L.214.370 1.320.110 t.37r.376 t.429.048 1.494.r57 t.561.904 I.651.694
30.000
38
59
40
4I
42
44
46
48
50
52
55
120.000
9
10
10
l0
11
11
l1
t2
12
l3
l4
1.000.000
1
1
1
I
1
I
2
2
4 Dokter
5.000
227
z)J
239
z+t ^Aa
255
?64
274
286
299
3t4
330
A,ootik
10.000
113
116
120
r23
r27
I)Z
t37
t43
149
r57
165
I
Pustu
2 Puskesmas a
5
RSU
Kota
1
I
1
I
I
Tabel4.68 Kebutuhan Sarana PerdaganganWilayah Kabupaten Magelang Tahun 2000-2010 Penduduk Pendukung
Jenis
No
Tahun
Jumlah Penduduk I Pasar Umum
z Pasar Ikan J
?asar Hewan
4 Kios/Toko
30.000
2002
2001
2000
1.133.120 1.163.292 38
)y
1.000.000
I
I
120.000
9
l0
2.500
4s3
465
2003
2006
2005
2004
2009
2008
2401
2010
.196.561 r.233.402 1.274.370 1.320.110 1.371.376 1.429.048 1.494.t57 1.567.904 1.651.59.r
40
4l
A1
44
46
48 1
50
52
55
I
2
2
I
1
1
I
10
t0
11
11
1i
12
t2
13
I4
479
493
510
549
572
598
627
661
I
528
Sumber: Ffasil Perhitungan, 2000
L,aporarr
Akhir ,/
RTRW Kab. Magelang
lv -88
Dari hasil perbandingan perhitungan per kecamatan dan keseluruhan
kabupaten
Magelang maka dapat dilihat bahwa secara kuantitas (umlah) sarana sosial budaya yang
ada dikabupaten Magelang sudah tidak memerlukan tambahan. Sedang
4.5.2 Analisis Wewenang Kelembagaan
untuk
mengantisipasi kenailan jumlah penduduk yang akan dilayani dapat dilakukan dengan penambahan
jumlah luas ruang yang ada, atau dengan optimalisasi ruang sarana
sosial
yang ada pada saat ini.
Kabupaten Magelang mempunyai
berada
di
21
kecamatan dengan
Ibu Kota
Kabupaten
Kecamatan Mungkid. Secara administrasi Kabupaten Magelang dalam
menjalankan pemerintahan terlepas dari Kodya Magelang namun demikian beberapa sektor / instansi masih berada pada wilayah Kotamadya.
4.5 Analisis Kelembagaan
Dalam pengelolaan pembangunan
in
masih ditangani oleh dinas
/
instansi yang
ditunjuk beftugas dan berwenang dalam sektornya, misal. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten (DPUK), Dipenda, Bappeda dan sebagainya. Disamping itu juga oleh instansi /
4.5.1 Analisis Struktur Organisasi Pemerintahan
dinas lainnya seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN), Dinas Pertanian, Perikanan, Perdagangan, dll yang dalam hal in dikoordinasikan oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten
Mengenai struktur organisasi Kabupaten Magelang, yang dimaksud
dengan
Magelang
pemerintah Kabupaten Magelang adalah Bupati Kepala Daerah beserta Dewan Penvakilan
Adapun tugas dari Bappeda Kabupaten Magelang adalah:
Rakyat (DPRD Kabupaten Magelang).
. o
Menurut UU No. 5 pasal 5 tahun 1974, Bupati dalam hal ini sebagai Kepala Daerah adalah wakil daerah dan sebagai Kepala Wilayah adalah wakil dari pemerintah pusat dan
scbagai penguasa tunggal
di bidang pemerintahan, pengkoordinasian pembangunan
dan
. .
Wilayah Kabupaten Magelang. Sekrvilda Kabupaten Magelang sendiri kedudukannva be
rada dibarvah dan bertanggung jar.vab kepada Bupati Kepala Daerah
dalam
pcnyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan asass desentralisasi, serta bidang
otonomi dan dekonsentrasi. Sedangkan untuk pimpinan DPRD' Kabupaten
iVlagelang
diclalam melakrkan tugasnya dibantuoleh Sekretaris Dewan. Jadi dalanr operasiny,a Scl
Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya, sesuai dengan petunjuk dari Bupati Kepala Daerah Kabupaten Magelang.
o
Dalam melaksanakan tlrgasnya, Bupati Kepala Daerah dibantu oleh Sekreraris
Mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan di daerah untuk perencanaan selanjutnya.
[Jrtrum bersama DPRD Kabupaten lvfagelan,e, serta menyelenggarakan segala urusan Pcrnerintah Daerah Kabupaten Ivlagelang
Melakukan koordinasi dan mengadakan penelitian untuk kepentin-ean perencanaan pembangunan di daerah
pembinaan kebudayaan masyarakat di segala bidang. Dengan kedudukannya sebagai unsur
Pcmerintah Daerah, Bupati memiliki tugas untuk menetapkan Landasan Kebijaksanaan
Menyusun RAPBD Kabupaten Magelang
lvlemonitor pelaksanaan pembangunan di daerahnya.
Dalam pclaksanaan pemban-eunan daerah Kabupaten. vang memeqang peranarl cukr:p pentine adalah pelaksanaan teknis pembangunan Daerah. Kegiatan pelaksanaan pembangunan dacrah yang dipegang pelaksanaan teknis yaitu Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Dalarn Negeri
No. l8 Tahun 1953 dan Keputusan
No. 363 Tahun 1977. kedudukan dan firngsi Dinas
N''Ientri
Pekerjaan Untum
Kabupaten adalah sebagai berikut.
DPUK adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang di bentuk
berdasarkan
kervenangan panekal daerah Kabupaten di bidang Pekerjaan Unrunt.
l
.r;tlart Aklrir ,/ IiTli.\V K.rlr. lv'1.r11'lau1',
IV-
89
jawab kepad Bupati Kepala DPUK dipimpin oleh seorang Kepala dan bertanggung sesungguhnya banyak instansi Daerah. Namun dalam pelaksanaan pembangunan daerah sebagai pelaksana teknis' sektoral yang terkait, seperti BPN, dapat pula dianggap
wilayah Kabupaten Magelang dalam kajian secara ekternal merupakan berperan dari sistem konstelasi sub sistem dari sistem regional Jawa Tengah dan sub-sub sistem juga merupakan satu sistem secara internal wilayah Kabupaten N{agelang
nasional. Sedang
kegiatan dan perhubungan yang dengan kota dan desa serta berbagai unsur kegiatan unsur ada di dalamnya sebagai sub sistemnya.
4.6
Pola Hubungan antar rvilaYah
tertutup' Sesuai dengan catatan hubungan Yogya-Magelang adalah hubungan adalah hubungan terbuka' Sedang hubungan Yogya-Semarang dan Semarang-Magelang
Lebih Luas 4.6.1 Hubungan Kabupaten Magelang dengan wilayah yang yang lebih luas dalam penyusunan Hubungan kabupaten Magelang dengan wilayah implisit dilihat dari produk perencanaan tata ruang baik kota maupun wilayah, secara konstelasi ini untuk di satu sisi sistem wilayah dalam konsterasi yang lebuh luas. Kajian jauh pengaruh faktor eksenial terhadap wilayah perencanaan' Di
untuk melihat
seberapa
r,vilayah perencanaan terhadap wilayah sisi lain untuk melihat seberapa besar sumb angan yang lebih luas. Jarva Tengah ini tidak hanya Hal-hai yang perlu di kaji dalamkonstelasi Regional Hal yang yang ada di atasnya, yang berkaitan dengan wilayah studi'
masalah kebijaksanaan
kaitannya dengan hierarki struktur tidak kalah penting adalah masalah sistem kota dalam.
Kondisi tetapi untuk Yogya-Semarang bersifat dominan dari pada Semarang-Magelang' berdasarkan berbedaan tersebut di atas berkaitan dengan hierarki stuktur dasar wilayah wilayah dengan tingkat orde tingkatan fungsi, menempatkan Kabupaten Magelang sebagai Yogyakarta' tiga, di bawah sub ordinasi orde satu Semarang dan orde dua
dalam Strategi Kebijaksanaan perwil ayahan pembangunan kabupaten Magelang kota wilayah Jawa Tengah merubakan bagian dari wP vII. WP ini meliputi
Pembangunan
kab. Purworejo dengan Magelang, kab. Magelang, kab. Temanggung, kab. wonosobo, Magelang memiliki pusatnya di kota Magelang. Sebagai bagian dari WP VII kabupaten peran yang
besar
maupun sebagai daerah transit dalam perjalanan Jogya-Semarang'
pengembangan wisata dengan slaka nasional dan bahlian internasional.
dasarwilayahpengembangan(hierarkikota-kotadiJawaTengah. Tengah dengan Hierari kota di Jarva Tengah, berdasarkan arahan RSTRP Jawa
Wilayah 4.6.2 Hubungan Fisik Regional Kabupaten Magelang dengan
pertmbangan masukan dariRTRWN adalah sebagai berikut:
' . .
Orde I Orde Orde
Semarang
II III
:
Pekalongan, Kudus, Surakarta' dan Cilacap
:
Sragen' Salatiga' Tegal, Punvokerto, N{agelang' Pati, Klaten, Boyolali" dan Pemalang'
.
orde
IV
:
wanasobo' Ungaran, Demak, Purwodacli, Kendal, Temanggr'lng'
Punvorejo,Batang,slalvi,Brebes'Jepara'Rembang'Blora'Sukoharjo' Wonogiri,Karangannyar,Purbalingga'Banjarnegara'dankebumen'
,
Orcle
V
:
selain kecanlatanSenrua kota kecamatan yang suclah bersifat kekotaan kecantatan tersebr"rt di atas'
i |
.11.,,1.111
Akltir d RTfl\V
Katr.
lrl'tr"t'latt1',
:
SekitarnYa. struktur Pola hubungan secara fisik tidak dapat dipisahkan dengan pemahaman jalan yang terbentuk' Hal ini ruang r.vilayah. Pola hubungan ini clapat dilihat dari pola dominan dalam pola jalan (layor1 o;f the srt'eers) merupakan unsur -vang paling karena
melihat perkembangan
fi
sik r'vilayah.
wila-vah Jika dilihat dari hubungan fisik antara kabupaten il'Iagelang dengan bayangan pengaruh sekitarnya, maka kabupaten Magelang beracla dalam daerah
aktivitas Yogya- Semarang perkembangan strlrktur linier yang terbentuk karena tarikan posisi ini mau-tidak mau penjadikan kabupaten N{agelang sebagai Daerah Transit dalarn rute perjalanan antara Jogya
-
Semarang'
Penganrh hubungan f'rsik yang
linier ini mepjadikan kabupatert
magelang
clengan pttsat-pttsat aktivitas lrerkenrbang menjacli kota dengan bentuk liniair bernranik,
IV-90
yang berkembang di sekitar jalur tersebut. Tetapi jika dilihat dari potensi alisan sumber
o
Suhu rataqataberkisar 20,5o - 23,5" C
daya, kabupaten ini memiliki peran sebagai daerah penyangga arus urbanisasi dari daerah
Kecamatan yang langsung berbatasan dengan wilayah kabupaten Magelang
seperti Wonosobo maupun purworejo terhadap pertumbuhan metropolitan Semarang.
adalah kecamatan Pringsurat dan Tembarak. Kecamatan
4.6.2Analisis Wilayah yang Berdampingan dengan Kabupaten Magelang
wilayah pembangunan (S!VP) Temanggung. Kedua wilayah
dalam Konstelasi Wilayah Pembangunan Jawa Tengah
I
ini merupakan bagian dari
kabupaten Temanggung dengan pusatnya
di
sub
kota
ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai wilayah
terbangun dan merupakan wilayah pendukung perkembangan
ibu kota
kabupaten
Temanggung. Fungsi yang dikembangkan di kedua kecamatan ini adalah pusat pelayanan Kabupaten Magelang dalam konstelasi regional Jawa Tengah berbatasan langsung
sengan beberapa kabupaten. Kabupaten yang langsung berbatangan dengan wilayah
sosial, perdagangan dan industri kecil.
2. Kabupaten
Semarang
kabupaten Magelang ini adalah: Kabupaten Temanggung dan Semarang disebelah Utara;
Kabupaten Semarang merupakan batas kabupaten
Magelang di
sebelah utara
Kabupaten Boyolali di sebalah Timur;
bersama dengan kabupaten Temanggung. Kabupaten Semarang memiliki rona fisik sebagai
Kabupaten Sleman (Prop. DI Yogyakarta) di sebelah Selatan,
berikut:
Kabupaten Wonosobo dan Purworejo di sebelah Barat.
Kondisi, pertumbuhan dan kecenderungan kabupaten yang berdampingan langsung ini,
.
14 kecamatan serta
tentu akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kabupaten Magelang serta penentuan arahan perkembangannya
di
masa yang akan datang. Secara singkat,
Memiliki luas wilayah 982,45 Km? yang terbagi dalam 4 w'ilayah pembantu bupati dan
i5
kelurahan dan 233 desa:
.
Kondisi topografi berupa daerah perbukitan dan sebagaian landai;
.
Wilayah berada pada ketimggian 318 - 1.450 m
o
Suhu rata-rata berkisar 20,5o - 23.5' C
gambaran atau rona wilayah kabupaten yang berdampingan ini akan dijabarkan pada sub bab di bawah ini 1.
Kabupaten Temanggung
di
atas permukaan laut;
Kabupaten Temanggung merupakan kabupaten yang batas kabupaten Nlagelang di sebelah
utara bersama dengan kabupaten Semarang. Kabupaten Temanggung memiliki rona fisik sebagai berikut:
o
kecamatan Jambu. Kecamatan Jarnbu merupakan merupakan bagian dari satuan wilayah pengernbangan (S!VP)
Terletak pada posisi 110"23'-100o46'30" Bujur Timur dan 7o14' - 7"32'35" Lintang Selatan;
.
Kondisi topografi berupa daerah perbukitan dan sebagaian landai;
.
Wilayah berada pada ketinrggian 500-i 450 m di atas perntukaan
[.aporan Akhir d RTR\V K,rtr. lrlrri,.l,rrrr',
kabupaten senarang yang berpusat
di Ambarawa. Wilayah ini
memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai rvilayah terbangun dan merupakan rvilayah
dan
S\\? III,
kecamatan ini
memiliki fungsi sebagai kar.vasan pendukung dengan fungsi utama untuk pengembangan aktivitas pertanian dan pariwisata.
kecanratan dengan 2 penvakilan kecamatan serta 280 desa;
.
IIi
pendukung perkembangan kota Ambararva. Sebagai bagian dari
Memiliki luas rvilayah 826, 69 Km2 yang terbagi dalam 3 wilayah pembantu bupati
l2
I
Kecamatan yang langsung berbatasan dengan wilayah kabupaten N{agelang adalah
lar.rt;
1y-- 9I
3.
Kecamatan yang langsung berbatasan dengan wilayah kabupaten Magelang adalah
Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali merupakan batas kabupaten
Magelang di
kecamatan Tempel. Kecamatan Tempel merupakan merupakan pintu gerbang sebelah timur
Kabupaten Boyolali memiliki rona fisik sebagai berikut:
.
Yogya.
Kecamatan ini memiliki fungsi sebagai kawasan pendukung dengan fungsi utama untuk pengembangan pusat perdagangan hasil pertanian dan bahan baku bangunan, pertanian dan
Memiliki luas wilayah 101. 510, 0965 Ha yang terbagi dalam 5 wilayah pembantu bupati dan 19 kecamatan serta 267 desa;
o
DI
industri bahan bangunan.
5.
Kondisi topografi berupa daerah perbukitan dan sebagaian landai;
o
Wilayah berada pada ketimggian 100 - 1.500_m di atas permukaan laut;
.
Suhu nta-rata berkisar 20,5" - 23,5" C
Kabupaten Purworejo Kabupaten Purworejo merupakan batas kabupaten
Magelang di sebelah barat
.
Kabupaten Purworejo memiliki rona fisik sebagai berikut:
.
Memiliki luas wilayah
I.
034,82 Km2 yang terbagi 5 witayah pembantu bupati dan 16
kecamatan
Kecamatan yang langsung berbatasan dengan wilayah kabupaten Magelang adalah kecamatan Cepogo. Kota Cepogo merupakan pusat satuan wilayah pengembangan (SWP)
II
kabupaten Boyolali. Sebagian besar wilayah merupakan daerah kecamatan Cepogo
merupakan daerah terbangun. Fungsi yang dikembangkan di kecamatan ini adalah sebagai
kawasan budidaya non pertanian (pelayanan sosial seperti perdagangan dan pelayanan
o
Kondisi topografi berupa daerah yang sebagaian besar landai;
o
Wilayah berada pada ketimg gian 2,5 - 3 15 m di atas permukaan laut;
o
Suhu rata-rata berkisar 28o - 29" C Kecamatan yang langsung berbatasan dengan wilayah kabupaten Magelang adalah
umum serta tranportasi, industri tembaga, pariwisata alam, berkebunan, pertanian tanaman pangan dan peternakan) dan merupakan salah satu wilayah pusat pertumbuhan Boyolali.
Bener. Kedua kecamatan ini merupakan bagian dari satuan wilayah pengembangan (SWP) I kabupaten Purworejo. Fungsi yang dikembangkan untuk SWP ini kecamatan
adalah industri
4.
,
pertambangan, pendidikan, pariwisata, pertanian dan jasa perhubungan.
Kecamatan Bener sebagian besar rvilayahnya merupakan daerah pertanian dan lahan
Kabupaten Sleman (DI Yokyakarta)
terbangun, terutama disekitar jalur jalan propinsi Magelang Kabupaten Sleman merupakan batas kabupaten
Magelang di
sebelah selatan
bersama. Sebagian lahan di kabupaten ini, terutamayang berada di sepanjang jalur utama sudah merupakan darah terbangun. Kabupaten ini merupakan pintu gerbang bagi propinsi
DI
Bener merupakan wilayah pendukung perkembangan ibu kota kabupaten Purworejo. Fungsi yang dikembangkan
di
kecamatan
ini adalah sebagai fungsi pertanian, industri,
pertambangan, pariwisata, serta perkembangan fasilitas lingkungan.
Yogyakarta dari utara (Jawa Tengah). Kabupaten Sleman memiliki rona fisik sebagai
6.
berikut:
.
- Purworejo. Kecamatan
Memiliki luas wilayah 574,82Km2 yang terbagi dalam 17 kecamatan serta 86 desa;
.
Kondisi topografi berupa daerah perbukitan dan sebagaian landai;
o
Suhu rata-rata berkisar 28,5o
l-a1'e1,111
Akhir
,J RTRW Kat'. Magelang
- 29,5"
Kabupnten Wonosobo Kabupaten Wonosobo merupakan batas kabupaten
Magelang di sebelah barat
.
Kabupaten Wonosobo memiliki rona fisik sebagai berikut:
.
Memiliki luas wilayah 984,68 Km? yang terbagi 13 kecamatan dengan 262 desa;
C
Iv -92
I
Kondisi topografi berupa daerah perbukitan dan sebagaian landai dengan kemiringan
Tabel4.69
antara 15% - 40%:
Pofensi dan Rencana Wilayah yang Berdampingan dengan Kabupaten Nlagelang
Wilayah berada pada ketimggian 270 *2.252 m di atas permukaan laut;
dalam Konstelasi Wilayah Pembangunan Jawa Tengah
Suhu rata-rata berkisar 19,5o - 22,5o C No.
Kecamatan yang langsung berbatasan dengan wilayah kabupaten Magelang adalah kecamatan Kepil dan
Kalijajar. Kedua
satuan wilayah pengembangan (SWP)
kecamatan
III kabupaten
ini
,. Posisi ' .'Th'd kab. Maselans Sebelah
merupakan bagian dari
1,
l(ggamxfnl
Temanggung
Utara
BerdRmningan Pringsurat Tembarak
Wonosobo. Sebagian besar wilayah
ini adalah sebagai kawasan budidaya (pertanian tanaman pangan, industri
Jm=gl,'
Dimiliki: Perhubungan Daerah terbangun pekarangan Tegalan
2.
Sebelah
Semarang
Jambu
Utara
Pertanian Pariwisata
Kota lVlagelang
Kota Magelang berada di
pusat/tengah-tengah
dari kabupaten
Sebelah
Magelang.
Boyolali
Cepogo
Timur
Idustri Wisata alam Perkebunan Peternakan
Kabupaten Magelang memiliki rona fisik sebagai berikut:
o
-,
,
dan berkebunan ).
7.
Potensi
Lahan
kecamatan Kepil dan Kalijajar merupakan daerah pertanian. Fungsi yang dikembangkan di
kecamatan
:
,. t,- yang l,, , .
Memiliki luas wilayah 18,12 Km'yang terbagi 2 kecamatan,
Masuk SWP
I
dengan
r fungsi: . . Pelayanall r sosial o Industri
pengembangar
Kondisi topografi relatif datar (terletak di bagian lembah yang dikelilingi oleh beberapa
Sebelah Selatan
Sleman @I Yogyakarta)
Tenpel
Pertanian Perdagangan Penunjang
pegunungan;
paril'isata
kecil Masuk SWPm dengan pengembangan fungsi: Pertanian Parinisata Masuk SWP III
r r
(pusat SWP) dengan
fungsi: . r Industri o o Perkebunan r Peternakan o Pengembangan
. fungsi: o Perhubungan . Perdagangan o
-
)
Suhu rata-rata berkisar 24-26" C
Sebagian besar wilayah
kota Magelang merupakan daerah terbagun dengan
sosial Pusat
Peuuttjang . paris'isata
htsat
pen't
Parin'isata
380 m di atas permukaan laut;
Sebelah
Barat
o
Oblek nisata Fasilitas
(s\'vP)
Perhubungan
Wilayah berada pada ketimggian 340
Pertanian
Pertumbuiran tI
.
Perhubungan Perdagangan
fungsi
hrnvorejo
Bener
Pertauian Pekarangan Perhubungan
Masuli SWP I
dengan pengeurbaugan
fungd. . Perhubungan r Pertauian
. o .
Industri
Pertalrbalgal Paril'isata
sebagai lingkungan binaan (lingkungan terbangun) dengan peruntukan lahan sebagai karvasan perdagangan dan jasa komersial, pusat penerintahan kota dan pusat pelayanan sosial.
l.,rl'trr.rn
Akhir ,l NTRIV Kal'.
lvlal',cl.rrrg
IV-93
No.
Kabupaten
Posisi
Thd kab. Maselang 6
Sebelah
lVonosobo
Barat
7
Tengalr
Kota
Kecamatan
Potensi yang
yang
Dimiliki
,'
Berdamninsan Kepil Kalijajat
Kota
Magelang
Pertanian tanaman
Masuk SWP ilI dengan fungsi
pangan Perkebunan
pengembangan:
Pengembangan
pemerintahan
fungsi sebagai:
o Pusat
penerintahk
terbangaun
.
ota
Pusat pertumbuhan memanjang.
Kebijaksanaan yang dikembangakan
r .
Industri
di
atas, saat ini makin
yang berpola liniair bermanik.
Untuk lebig jelasnya struktur dan bentuk kota kabupaten Magelang ini dapat dilihat pada
fasilitas sosial
Peta struktur dan bentuk kota.
Perindustrian perdagangan
dlll
4.7.I Hirarki Pusat-pusat Pertumbuhan
Perumahan
Sesuai dengan hierarki dan jangkauan pusat-pusat pelayanan, pusat-pusat
tstJ,
Suntber:
dan diterapkan
memperjelas struktur bentuk kota kabupaten Magelang
. e Pertanian . r Perkebunau
Industri hrsat Wilai'ah
o
Rencana Pengembangan
pelayanan diharapkan akan dapat melayani penduduk pada suatu kawasan dengan
jangkauan tertentu. Setiap kawasan memiliki potensi dan permasalahan dengan
4.7 Identifikasi Struktur Tata Ruang
karakteristik tertentu. Melalui pengembangan fungsi kawasan sesuai dengan potensi,
Struktur tata ruang kota berkaitan erat dengan penggunaan lahan pusat-pusat
karakteristik dan dengan memperhitungkan aspek aspek fisik dan non fisiknya, diharapkan
aktivitas, jalur sirkulasi beserta aksesibilitasnya. Informasi yang dapat digunakan untuk
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat kabupaten Magelang. Penentuan sektor-
sekior yang akan dikembangkan dikaitkan pula dengan kesesuain alokasi pemanfaatan
menganalisis struktur tata ruang yang ada di Kabupaten Magelang ini adalah:
1.
lahan. Dengan demikian pengembangan ekonomi wilayah akan mempunyai potensi
Pola penggunaan lahan dan perkembangan lahan terbangun;
sumber daya yang menjamin kelanjutan kegiatan sektor tersebut.
2. Struktur pusat pelayanan dan pengembangan dan sebaran lokasi strategis; 3. Aksesibilitas dan faktor jarak ke lokasi pelayanan dan fasilitas sosial. Secara
Berdasarkan Rencana Struktur Tata Ruang, kabupaten Magelang dibagi menjadi tiga
umum struktur ruang yang telah terbentuk didomomasi oleh pola linier. Pola ini
merupakan hasil daripengaruh tarikan yang kuat dari aktivitas perjalanan Jogja-Semarans.
Pola struktur ruang Kabupaten Magelang ini bila dilihat lebih detail lagi mr-rlai berkembang
sudah
ke bentuk konsentrik. Kondisi ini terjadi akibat tarikan ke atah
sub
pusat yang kebih kecil, yang menghubungkan pusat Kota Magelang dengan Ibu kota kecamatan
yang sudah mengkota. Hal ini akibat adanya tarikan antar
pusat
pertumbumbuhan yang di tetapkan melalui adanya kebijakan pengembangan struktur ruang kota yang telah ditetapkan. Kebijaksangaan struktur tata ruang yang telah ditetapkan di kabupaten Magelang
dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan penyebaran fasilitas pelayanan, baik di
Sub Wilayah Pembangunan dengan enam bagian dan masing-masing memiliki cirikas dominasi penggunaan lahannya sebagai berikut:
.
Sub lVilayah Pembangunan
pengembangan Desa Pusat Pertumbuhan berupa:
o
yang meliputi kecamatan Secang, Mertoyudan,
Tegalrejo, Candimulyo, Mungkid, Muntilan, Salam dan Ngluwar dengan Pusat Pengembangannya
di Kota Muntilan. Fungsi utama yane ditetapkan adalah sebagai
pusat pemerintahan, pertanian lahan basah, pariwisata, pusat pembuatan kerajinan pahat batu, tanduk dan tulang. Sub Wilayah Pembangunan
o
I ini dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Sub Wilayah Pembangunan
IA meliputi kecamatan Mertoyudan, ]\4ungkid, Salam,
Ngluwar dan Muntilan, dengan pusat di Kota Muntilan.
perdesaan maupun perkotaan. Adapun bentuk pusat-pusat pertumbuhan yang telah direncanakan dan dilaksanakan untuk kabupaten Magelang, sesuai dengan strategi
I,
r
Sub Wilayah Pembangunan
IB meliputi
kecamatan Secang, Tegalrejo, Candinrulyo
dengan pusat pelayanan di kota Secang.
Pusat pertumbuhan terpusat
I a1.,r1.111
Akhir ,l
RTR\V Katt.
lv{41',t'lan1i
IV-94
o
Sub Wilayah Pembangunan
II,
yang meliputi kecamatan Salaman, Borobudur,
Windusari, Bandongan, Kaliangkrik, Kajoran dan Tempuran, dengan pengembangan
di
Salaman. Wilayah
ini terletak di lereng gunung Sumbing
pusat
sampai
Kaliprogo. Keadaan tanahnya termasuk cukup subur dengan pertanian yang dikembangkan adalah perkebunan dan pertanian sayuran/lahan kering. sub wilayah Pembangunan
.
II ini dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Sub Wilayah Pembangunan
IIA
meliputi Kota Muntilan, dengan skup pelayanan mencakup kecamatan Muntiian dan kecamatan sekitarnya. Pusat Pelayanan Hirarki
Sub Wilayah Pembangunan
a. Kota Mertoyudan
Sub Wilayah Pembangunan
III, yang meliputi
Windusari, Bandongan, dan
b.
ini terletak di
kecamatan Kecamatan Ngablak, Pakis,
lereng gunung Merapi, Merbabu, dan Andong dengan
peruntukkan fungsi pengembangan pertanian lahan kering. Sub Wilayah Pembangunan
.
III ini dibagi menjadi
Sub Wilayah Pembangunan
IIIA
Kota Salaman dengan skup pelayanan kecamatan Salaman dan
Sub Wilayah Pembangunan
dua bagian yaitu:
d
Kota Secang dengan skup pelayanan kecamatan Secang dan
kecamatan
dengan skup pelayanan kecamatan Borobudur dan kecamatan
sekitarnya.
Kota Grabag dengan s[-up pelayanan kecamatan Grabag dan
meliputi kecamatan Sawangan, Dukun
Srumbung dengan pusat pelayanan di Dukun
sekitarnya.
Kota Borobudur
meliputi kecamatan Ngablak, Pakis dan Grabag
IIIB
kecamatan
sekitarnya.
dengan pusat pelayanan di kota Grabag.
.
Kota Mungkid dengan skup pelayanan kecamatan Mungkid dan kecamatan sekitarnya.
Sawangan, Grabag, Dukun dan Srumbung dengan pusat pengembangan di Grabag.
Wilayah
dengan skup pelayanan kecamatan Mertoyudan dan
kecamatan sekitarnva.
Kaliangkrik dengan pusat pelayanan di Windusari.
.
II
meliputi:
meliputi kecamatan Borobudur, Salaman, Kajoran
IIB meliputi kecamatan
Orde
Yaitu wilayah yang memiliki potensi sebagai pusat pelayanan, tetapi belum memiliki sarana prasarana yang memadai untuk melayani daelah di belakangnya,
dan Tempuran dengan pusat pelayanan di kota Salaman'
o
-
dan
.
kecamatan
sekitarnya. Pusat Pelayanan Hirarki
-
Orde
III
Yaitu wilayah dengan kemampuan Sarana dan prasarana yang belum mendukung potensi perkembangan, antara lain meliputi. Kota Sarvangan, Salam, Ngablak,
4.7.2. Jangkauan dan Fungsi Pusat-Pusat Pelayanan
Tegalrejo, Bandongan, Candimulyo, Tempuran, Dukun dengan skup pelayanan di
Sesuai dengan kebijakan pengembangan tersebut dan pola struktur jalan serta aksesnya maka
di kabupaten Magelang telah ditetapkan Rencana Pengembangan
masing-masing wilayah kecamatan.
PusatPusat Pelayanan Hirarki
Pusat pelayanan berdasarkan hirarkinya sebagai berikut:
'
Pusat Pelayanan Hirarki
yaitu wilayah yang
-
Orde I
sudah memiliki sarana prasarana pelayanan yang cukup, hanya
perlu untuk mempertahankan dan mempertinggi kemampuan yang dimiliki,
I .r1'r.r.rtt
r\khir ,l
RTRIV Kab. lvlal',cl.rn1',
-
Orde
IV
Yaitu rvilayah yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai wilayah penduhrng ekonomi, yang meliputi: kecamatan Ngluwar, Kajoran, Srumbung,
Kaliangkrik, Windusari, Pakis dengan skup pelayanan di r,vilayahnya.
ntasing-rnasing
Antar pusat-pusat pada tiap orde maupun antar orde
akan
IV-
9s
dikembangkan struktur jaringan yang dapat menunjang kegiatan sosial ekonomi
Jalur jalan Tegalrejo
yang berfungsi untuk mewujudkan hierarki perwilayahan yang baik.
kabupaten.
Secara tematik rencana hirarki pusar pelayanan
ini dapat dilihat
pada pela berikut:
sft
vvila.vah
Pakis
Jalur jalan Kota Magelang
(peta rencana pengembangan pusat pelayanan). Peta
-
- Ngablak -
- Tempuran -
Salatiga sebagai jalur penghubung antar
Salaman
-
Purworejo
-
yang merupakan
jalur penghubung antar kabupaten.
pembangnn
-
Jalur jalan Muntilan
Borobudur
- Salaman yang merupakan jalur penghubung
antar pusat pengembangan.
Jalurjalan dengan akses sedang 4.7
.3 Aksesibilitas Antar Pusat-Pusat
P
Jalur jalan Bandongan
elayanan
Aksesibilitas merupakan tingkat kemudahan dalam pencapaian
ke suatu
di
antar kabupaten.
Jalur Salaman
Kajoran
Jalur jalan Secang
di gambarkan dengan menggunakan pendekatan nrmus grafitasi antara dua titik
Jalur jalan Secang
Kemudahan dan lusan jangkauan pusat pemukiman dapat dilihat dari tingkatan
belakangnya. Secara nyata kemudahan pencapaian ini dapat dilihat dati tingkat jenis jalan
jumlah kendaan yang melewati ruas jalan serta dari kecepatan laju pencapaian kesuatu
Iokasi.
-
Bandongan
-
Windusari
-
Secang
Grabag
- Ngablak -
Kopeng
-
Salatiga
-
Sawangan -
-
Grabag
- Ngablak - Pakis -
Tegalrejo
-
Candimulyo yang
-
Mungkid
-
Dukun
-
Muntilan yang merupakan jalur
3.
Jalurjalan dengan akses rendah Berupa jalan jalan yang dimensi yang fungsinya lebih kecil. Jalan berupa
jalan
ini biasanya
yang nlenghubungkan antara pusat pertumbuhan dengan desa-desa
di sekitar maupun jalur penghubung antar desa. Peta aksesibilitas
Jalur penghubung yang memiliki akses yang cukup baik sebagai
penghubung
antarpermukiman di kabupaten Magelang antara lain:
l.
Jalur jalan dengan akses tinggi:
o
Jalu Semarang- Secang- kota Magelang - Yogyakarta fialan arteri)
.
Jalur jalan Kota Magelang
l.a1nr.rn Akhir
I
RTRIV Kalr. lv{agolang
- Mungkid -
Muntilan
-
Salam
-
-
penghubung antar pusat pengembangan.
pelayanan dalam perencanaan pengembangan wilayah kabupaten Magelang, dimaksudkan
dan efektivitas pusat pelayanan dalam melayani daerah
-
Jalur jalan Sawangan
tersebut akan semakin besar dan semakin luas pula jangkauan yang dilayani. Pusat-pusat
meningkatkan efisiensi
Kaliangkrik
merupakan jalur penghubung antar pusat pengembangan.
pusat-pusat pelayanan yang ada didalamnya. Mengingat, semakin besar pusat pelayanan
untuk meningkatkan peran dan fungsi kota-kota kecil yang ada. Selain itu juga untuk
-
Muntilan yang merupakan jalur penghubung antar pusat pelayanan.
alcivitas.
dan
-
merupakan jalur penghubung antar pusat pengembangan.
kabupaten Magelang, biasanya besarnya sesuai dengan besar skala
pelayanan kegiatan dari pusat-pusat pelayanan tersebut. Tingkat kemudahan pencapian ini biasanya
merupakan jalur penghubung
lokasi
tujuan (destination). Tingkat kemudahan pencapaian arftara pusat-pusat pelayanan pemukiman
- Kaliangkrik - Wonosobo
Yogya
lv -96
PEMERINTAH KABUPATEN
MAGELANG
KAB. TEMANGGUNG
PROYEK: RENCANA TATA RUANG WLAYAH KABUPATEN MAGELANG
PETA: PEMBAGIAN SWP
LEGENDA
E=
E E E E trl
BATAS KABUPATEN BATAS KECAMATAN BATAS DESA JALAN PROPINSI JALAN MBUPATEN SUNGAI
BATAS S\A/P
-
PUSAT SWP
o
,.,\
PEMBAGIAN SWP
SMLA: o
UTARA SUMBER:
2,5
sKm
No Gambar: 4 7.1
TIM PENYUSUN RTRW KABUPATEN MAGELANG
-
Halaman:lV-97
PEMERINTAH KABUPATEN
MAGELA
G
) PROYEK: RENCANA TATA RUANG WLAYAH KABUPATEN MAGELANG
PETA: AKSESIBILITAS JALAN
LEGENDA BATAS KABUPATEN BATAS KECAMATAN BATAS DESA JALAN PROPINSI JALAN KABUPATEN SUNGAI
JALAN ARTERIPRIMER JAI.AN KOLEKTOR PRIMER
i
JALAN LOKAL PRIMER
1<Ec
I
:\ :\
\
\ts,
\
KAB.PURWOREJO
JALAN LOKAL
!
'l
i'' \
\l
(
)
r
- )
Jalur Jalan Dengan Aksesibilitas Tinggi Jalur Jalan Dengan Aksesibilitas Sedang Jalur Jalan Dengan Aksesibilitas Rendah
I
r;;r'g' p".gnror"s -f. il;. antar pusat pelayanan
Akses tinggi; penghubung antar kota / kabupaten
,.A
SKALA: o
2,5
5Km
UTARA SUMBER: TIM PENYUSUN RTRW
No Gambar:472
KABUPATEN MAGELANG
Halaman:lV-98
-
4.8 Fungsi Kawasan Saat
-
Ini dan Perkembangannya
4.8.1Kawasan Lindung
Sedang daerah yang sudah berupa hutan, perlu ditingkatkan kembali fungsi lindungnya dengan meminimasikan kerusakan yang terjadi memalui peningkatan
Kawasan lindung di kabupaten Magelang dapat dikelompokkan menjadi kawasan
lindung hodrologi, budaya (cagar budaya) dan flora-fauna (suaka alam). Kawasan lindung
mutu pengelolaan;
-
hidrologi difungsikan sebagai media pengatur tata air agar optimal dan lestari. Fungsi utama kawasan lindung jenis
Penghutanan kembali daerah tandus;
ini adalah untuk mempertahankan
daur hidrologi yaitu
Tanah-tanah yang kritis diadakan penterasan dan ditanami tanaman tahunan, baik berupa kayu-kayuan, buah-buahan, maupun tanaman perekebunan lainya,
-
Tanah-tanah yang sudah terlanjur dijadikan tanah tegalan dan kebun dengan
sebagai daerah tangkapan air dan pembentuk cadangan air tanah bagi kepentingan daerah
kelerengan antara
hilir.
deversifikasi tanaman buah, perkebunan dan tanaman kayu-kayuan yang bermutu
a. Kawasan lindung hidrologi ini
tinggi;
terdiri dari:
o Kawasan yang memberikan
perlindungan bagi daerah bawahnya. Kawasan ini bisa
untuk menghindari bahaya tanah longsor.
memiliki kriteria sebagai berikut:
o Kawasan dengan faktor kelerengan lapangan dan curah hujan I75; o Karvasan hutan dengan kelerangan lebih dari 40%; o Kaw'asan hutan yang mempunyai ketinggian 2000 m atau lebih di
Kawasan lindung setempat. Kaw-asan ini terdiri dari perlindungan untuk daerah pantai, sempadan sungai, sabuk hijau (sekitar waduli/danau) dan kawasan sekitar mata air. atas
Kawasan lindung setempat yang harus diperhatikan di kabupaten Magelang utamanya berupa sempadan sungai, dan sekitar mata air.
permukaan laut;
Curah hujan tinggi, struktur tanah mudah menyerap air dan memiliki bentukan
o
Kawasan sempadan sungai adalah kar.vasan sebelah kanan
kiri
sepanjang sungai
dengan lebar 100 m di luar daerah permukiman untuk sungai induk 50 m di kanan
geomorfologi yang baik.
o Lokasi kawasan lindung ini antara lain: 1. Di bagian Tintur berada di sekitar lereng dan puncak Merapi,
kiri Merbabu,
sungai untuk anak sungai. Sedang pada kawasan permukiman dengan jalan
inspeksi sempadan sungai selebar
10-
15 m
Sehubungan dengan makin
Telomoyo. Kondisi lahan untuk puncak merapi berupa lahan tandus dan
berkembangnya dalam pola penggunaan lahan di kabupaten Magelang perlu adanya
berbatu, sedang kondisi lahan untuk yang lain berupa hutan lindung
upaya mempertahankan fungsi penrntuhan lahan karvasan lindung tersebut.
cian
Hal ini dilakukan untuk melestarikan sumberdaya air permukaan ini telah dibina
hutan produksi;
2.
Tanah yang sudah terlanjur dihuni penduduk perlu diupayakan adanya penanganan
khusus, baik dengan pemindahan penduduk atau penggunaan teknoliogi tertentu
berupa daerah resapan air maupun kawasan hutan lindung. Kawasan ini memiliki
o
l5-40yo, perlu ditingkatkan populasi vegetasinya dengan
Di bagian Barat terdapat puncak gunung Sumbing dengan fungsi lahan
pada
)
Kabupaten
Magelang memiliki dua DAS i,'aitu DAS Progo dan DAS Bogowonto DAS Progo
saat ini berupa hutan produksi;
3. Di bagian tenggara terdapat puncak pegunungan
Menoreh yang ditutupi
Kawasan lindung bagi daerah di bar.vahnya ini untr"rk kabupaten magelang menyangkut
di sekitar, seperti kabupaten Semarang, Wonosobo,
Boyolali, Temanggung, Klaten dan Punvorejo. Karvasan lindung
mengelola sungai Progo dan Elo bagian hulu, meliputi wilayah Kecamatan
ini
dapat
Tegalrejo, Muntilan, Salam, Nglulvar, Grabag, Sawangan, Dukun dan Srumbung. Sedang DAS Bogowonto hanya meliputi sebagian kecil daerah
di
Kecamatan
Salaman dan Kajoran.
dikembangkan dengan meningkatkan fi.rngsi lindungnya dengan cara: l.a1'1r1.,rr
Akhir .l
RTRI\I Kab.
Maliol.rnl;
IV-99 f
:
Windusari, Secang, Bandonqan, Mertoyudan, Tempuran, Borobudur, Mungkid,
dengan vegetasi tanaman tahunan (kebun campuran).
atar"r berkaitan dengan kabupaten
dan dikendalikan dengan sistem Daerah Aliran Sungai ( DAS
Beberapa hal'yang perlu dilakukan untuk pengendalian fungsi lindung daerah
sebelah barat daerah terlarang dan separijang sungai Pabelan, Blongkeng, Batang
sekitas sungai ini antara lain dengan:
dan Krasak.
-
Pengendalian penambangan
pasir dan batu di suangai terutama sungai
sungai
yang berasal dari puncak merapi, agar tidak merusaak fungsi lindungnya. sedang untuk penanggulangan bahaya lahar
dingin perlu diadakan
c.
lindung dan pengendali kawasan budidaya. Penentuan kegiatan di kawasan ini harus
normalisasi
diseleksi, utamanya dalam hubungannya dengan kondisi daya dukung lahan. Kegiatan
aliran dan memperkuat talud tebing sungai;
-
Kawasan lindung penyangga ber:fungsi sebagai penunjang berfungsinya kawasan
yang diperkenankan dalam kawasan ini adalah hutun produksi terbatas, perkebunan
Khusus untuk daerah sempadan sungai disekitar permukiman penigkatan fungsi
teh, tanaman tahunan dan aktivitas lain yang kegiatanya disertai dengan konservasi.
lindung dapat dilakukan dengan pendekatan sosiologis dengan penyuluhan dan pembiaan masyarakat sekitar sungai.
o
Kawasan sekitar mata air dengan jari-jari minimum 200 m di sekeliling mata air. Kawasan sabuk hijau untuk mata air ini
di
kabupaten Magelang terdapat
4.8.2 Kawasan Budidava
di 14 Kawasan berfungsi budidaya di kabupaten Magelang dapat dikelompokkan menjadi
Kecamatan yang tersebar di kabupaten Magelang. Jumlah mata air seluruhnya ada
84 buah. Jumlah terkecil di kecamatan Salaman, Tempuran dan Ngablak
hanya
terdapat satu buah mata air sedang yang tersebar jumlahnya adalah di kecamatan
Borobudur, Dukun, Muntilan, Mungkid dan Sawangan masing-masing berjunlah
i 1, 13, 21, l0 dan
b.
budidaya pertanian dan non pertanian (kawasan perkotaan) atau lebih detailnya bagi menjadi kawasan pedesaan dan kawasan perkotaan (termasuk permukiman), dan kawasan
tertentu. Kawasan tertentu merupakan kawasan yang ditetapkan secara nasional dan mempunyai nilai strategis dan penataan ruangnya diprioritaskan. Selain
12 buah.
itu.
Kawasan
budidaya pertanian ini meliputi kar,vasan hutan produksi, pertanian tanaman tahunan, lahan
Kawasan lindung cagar budaya dan suaka alam dapat dikembangkan sebagai hutan
salvah, lahan kering, peternakan dan perikanan.
wisata, rekreasi dan pendidikan. Kawasan suaka alam dan cagar budaya di kabupaten Magelang meliputi kawasan cagar budaya Borobudur dan kan'asan kawasan rarvan
o
bencana Merapi.
o
Ka'wasan cagar budaya merupakan tempat dan ruang sekitar bangunan bernilai
sejarah dan budaya tinggi, situs kepurbakalaan. Kawasan
ini di
kabupaten
magelang terdapat di sekitar candi Borobudur. Kawasan lindung budaya ini dapat dikembangkan sebagai kawasan r.visata budaya. Kegiatan perekonomian dapat di
kembangkan
di
kawasan lindung
ini,
Kar.vasan rawan
longsor, gempa bumi bencana gempa bumi
dan
Kawasan hutan produksi
Kawasan hutan produksi merupakan kawasan hr,rtan yang dikelola dan dimanfaatkan
untuk diambil hasilnya. Sesuai dengan pedoman penyusunan tata ruang daerah, hutan produksi ini dibagi menjaditiga jenis, yaitu:
o
sebagai
tinggi mengalami bencana alam seperti tanah
letusan gunung berapi dan lainnya. Kar.vasan rawan
di kabupaten Magelang berada di kecamatan Srumbung
Hutan produksi terbatas yaitu karvasan hutan produksi yang eksploitasinya berdasarkan tebang pilih dan tanam;
a
bencana merupakan daerah yang diidentifikasikan
kar.vasan yang sering dan berpotensi
Kawasan Budidaya Pertanian
dengan syarat tidak mengganggu atau
merusak objek-objek yang dilindungi.
o
l.
Hutan produksi tetap hutan produksi yang eksploitasinya berdasarkan dapat dilakukan dengan pola tebang pilih dan hanis dan tanam;
o
Hutan produksi konservasi yaitu karvasan hutan yang bila perlu dapat dialih fungsikan;
dan
Dukun (ditetapkan sebagai daerah terlarang), daerah bahaya I dan II yang berada di
Kawasan hutan produksi
ini di
kabupaten Nlagelang berada
di
kecamatan kec.
Sawangan, Smmblrn,q. dan Dukun. La1'1;y.1,,
Akhir
zt RTRIV Kalr. lvta11'lan1i
IV -100
Kawasan pertanian tanaman tahunan
yang akan datang kawasan ini perlu ditingkatkan pemanfaatalya sebagai pendukung
Kawasan pertanian tanaman tahunan merupakan kawasan budidaya yang dapat
penyediaan makanan pokon bagi penduduk maupun perekonomian daerah.
dilakukan pada lahan diantara lahan untuk jenis tanaman keras atau tanaman lahan
kering dengan tanaman pangan. Kawasan pertanian tahunan ini menghasilkan produk untuk pangan dan industri, seperti buah-buahan, perkebunan dan kayu-kayuan. Jenis tanaman tahunan buah-buahan yang cocok untuk dikembangkan
di
Upayayang dapat dilakukan untuk peningkatan ini antara lain:
.
Dengan intendifikasi dan deversifikasi serta pencegahan terjadinya erosi di lahan kritis.
kabupaten
o Perlu adanya pemantauan
Magelang antara lain berupa rambutan, salak dan durian. Lahan yang cocok untuk lokasi pertanian lahan kering tahunan adalah kawasan dengan
perubahan penggunaan lahan tegalan/perkebunan ke
lahan untuk bangunan, terutama di kawasan strategis.
kemiringan kerang dat'. 40Yo, ketinggian kurang dari 2000 m dpl dengan kedalaman
Kawasan peternakan
efektif tanah 30 cm. Lokasi untuk tanaman tahunan ini ada di Muntilan untuk salak
Kawasan peternakan di kabupaten Magelang biasanya berada di kawasan permukiman
pondoh, Salaman untuk tanaman durian dan rambutan.
dan kawasan pertanian lahan kering maupaun basah. Aktivitas peternakan
Tidakan yang dapat dilakukan untuk terutama berkaitan dengan upaya pengendalian
berkembang berupa peternakan sapi, kambing, domba maupun unggas. Lokasi yang
erosi antara lain berupa peningkatan jurnlah vegetasi dengan didukung teknik
bisa dikembangkan untuk aktivitas
pengelolaan kawasan yang tepat (sistem teras siring).
tanaman makanan ternak.
Di
ini
adalah kawasan yang menyediakan hijauan
kabupaten Magelang lokasi yang berpotensi untuk
pengembangan aktivitas ini antara lain berada di kecamatan Mungkit untuk
Kawasan pertanian lahan basah
yang
itik leher
putih, Tempuran untuk ternak ayam. satu hal yang perlu diperhatikan dalam upaya Kawasan pertanian lahan sawah merupakan kawasan yang lahannya diperuntukkan
pengembangannya adalah perlu adanya studi lokasi untuk aktivitas ini, terutama yang
untuk tanaman pangan, yang umumnya di beri pengairan, baik secara tadah hujan,
berskala besar, agar tidak mengganggu kesehatan masyarakat.
maupun pengairan sederhana, setengah teknis dan teknis. Lokasi yang cocok untuk pengembangan pernanian lahan sawah adalah
di
kecamatan Secang, Mertoyudan,
Kawasan perikanan
Mungkit, Borobudur dan Tempuran serta kecamatan lain yang memiliki irigasi yang
Kawasan perikanan di kabupaten magelang biasanya terdapat di kawasan permukiman
baik.
dan lahan sawah. bentuk budidaa yang sudah diterapkan bisanya berupa komlam dan sistem mina padi di lahan sawah. Lokasi yang cocok untuk pengembangan pernaian
Kawasan pertanian lahan kering
jenis ini adalah kecamatan Kecamatan Mungkit dan Tempuran, khususnya budi daya
Kawasan pertanian lahan kering merupakan kawasan budidaya pertanian untuk tanaman pangan tanpa pengairan. Kawasan ini dapat dimanfaatkan untk tanaman padi
gogo, palarvijo, sayur-sayuran, dan tanaman perkebunan maupun kayu-ka1uan. Teknis penanaman dapat
dilakukan dengan sistem tunlpangsari antara tanaman tahunan
dan
tanaman semusim.
ikan kolam, mina ayam, mina padidan lain-lain seperti budidaya ikan di sungai.
Untuk perkembangannya di masa datang perlu adanya upaya penerapan buididaya ikan yang sesuai dan
di
lokasi tertentu perlu dikembangkan kolam pemancingan untuk
rekreasi, khususnya di daerah strategis.
Lokasi karvasan pertanian lahan kering di kabupaten N{agelang dikembangkan di kecamatan Pakis, Grabag dan kecamatan Muntilan. Dalam perkembangannya di masa
[.t1.,,r.rrr
Akhir,l
RTR\\' Kal'. Nl,r1i,'l.rn1;
ry-t0l
A'
Kecenderungan Perubrhar
Lahsn
Dari data terlihat bahwa ada kecendenrngan perubahan jenis penggunaan tanah dari
Penurunaa jumlah luas sawah. Penurunan junrlah areal sawah selama 15 tahun
dari tahun 1983-1998 adalah sebagai
bedkut. Tabet 4.?O Tshutr
Kecenderungan berubahnya areal sawah untuk dijadikan kolam
Msgehng
1998
Selisih
Yo
Pengairan teknis
5.123
6.430
+t.217
+23,34
2
Pengairan %tek,ns
5.035
4.286
-749
-14,87
J
Pengairan sederhana
19.805
t8.720
1.085
-5,48
4
(PU dan Non P{.D Tadah Hujan
r0.673
8.531
-1.542
-15,31
44J26 37.697 Magelang Dalam ligtca rahun IOSS-IOn
-2.r59
-5,39
Dari segi ketahanan pangan
di Kabupaten
Magelang dapat dilihat pada tabel berikut.
I
Sumber: Kabupaten
bangunan dan halamannya lebih besar daripada tanah tegal/ kebun
Luas (Ha) 1983
Jumlah
utuk
bahwa sawah pengairan teknis tidak dapat dialihftngsikan.
l9&t_1998
Jenis Penggunaan
sawah ke tanah
ke tanah untuk bangunan dan halaman. hal ini pertu diwaspadai , karena ada ketentuan
Penurunsn Areal srwrh di K{bup&ten
No
terakhir
sampai tahun 1998, penunrnan areal sawah % teknis
dapat diimbangi dengan kenaikan areal sawah pengairan teknis yang lebih menjamin kelestarian produksi pangan. Namun dari segi penurunan areal sawah pengairan sederhana dan tadah hujan perlu diwaspadai.
B.
Perubahan Jenis Penggunaan Lahan Perubahan jenis penggunaan lahan dari tanah sawah ke tanah teealan ke
tanah bangunan dan halaman terlihat terlihat pada data antara tahun 1983-199g
Tabel4.71 Perubahan Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Magelang Tahun 1983-1998
No Jenis Penggunann
Luas (IIa) 1983
1998
Selisih
Yo
I
Sawah
40.126
37.967
-2.159
-5,39
2
Tegalan/I(ebun
38.145
37.993
-152
-0,39
J
Bangunan
17.354
17.928
+574
+3,30
&
Halaman
Sumbcr: Kabupaten Magelong Datam
I-.rpo1.1s1
Ak|ir I
RTRIV Katr. M.t11.lang
j
@ IV-I02
Tabel4.72 Perubahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya di Kabupaten Magelang Selama Tahun 1983 - 1998 (IIa o Selisih Tahun Jenis Penggunaan Tanah
I.
Tanah Sawah
l. 2. 3.
4. tr.
Berpengairan Teknis Berpengairan % Teknis Berpengairan Sederhana (PU dan non PU) Tadah Hujan
5.2t3
37.967 6.430
+ t.2t7
-5.38 +23,34
5.035
4.286
-749
-r4,87
19.805
18.720
1.085
-5,48
Tandur). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
-2.759
-
Tahun 1998 di Kabupaten Magelang Terperinci per Kecamatan 10.073
8.531
-r.542
68.447
70.606
17.354
t7.928
+2.159 +574
+3,30
1983
1998
Selisih
1983
1998
Selisih
2.
Borobudur
1.394
1.207
-187
1.429
r.491
+62
Ngluwar
1.400
1.400
0
6r3
613
0
4.
Salam
1.912
1.803
-109
7r0
742
-rJ
5.
Srumbung
2.722
1.772
-950
917
985
+68
6.
Dukun
2.533
2.532
-1
434
434
0
Muntilan
i.930
1.848
-82
808
848
+40
8
Mungkid
2.604
2.488
-1 16
900
997
+97
9.
Sawangan
1.639
1.635
+14
741
741
0
10.
Candimulyo
1.458
1.458
0
774
774
0
ll
Mertoyudan
2.125
2000
-125
1.056
1.176
+t20
Tempuran
1.889
1.853
-36
892
950
+58
t3.
Kajoran
2.379
2.378
-1
890
890
0
l4
Kalianekrik
1.54?
1.542
0
441
450
+9
Diusahakan
15.
Bandonsan
2.715
2 590
-125
613
659
+46
Tanah Untuk
16.
Windusari
1.766
1.737
-29
517
516
-l
Tanaman
t7.
Secang
2.906
2.864
-42
895
934
+39
18.
Tegalrejo
1.734
t.734
0
781
781
0
19.
Pakis
489
319
- 170
535
534
Perkebunan
20.
Grabag
2.581
2.430
-151
1.184
-l -l
Negara
2l
Ngablak
ZJJ
/.J )
0
455
455
0
40.126
37.967
-2159
17.354
t7.928
+574
TegaU
38.145
-r52
37.993
-0,39
2
2
0
0
0
0
0
0
97
143
+46
+47,42
0
0
0
0
Padang 1?1
I
Tanah Sementara
i.560
+1.439
7.723
-1 50
-0,19
159
207
+48 +354
+30,1 8
4.696
5.050
Kayu Hutan Negara
Tanah
+7
51
1.
183
z
1
lain-
Jumlah
r08.573
r : diolah clari Kabupatcn lvlagalnns Dalam
Akhir ,J RTRIV Knb.
+1.189
7.873
lain
[..rp1r1.111
+? l5
Luas Tanah Bangunan/ Halaman @a)
Luas Sawah (Ha)
Kecamatan
+6
Untuk Tidak
Sumbe
No.
r.775
Empang
10.
1
1.769
Tebat
9.
- 15,3
-49
4. Tambak 5. Kolam/
8.
Perubahan Luas Sawah dan Tanah Untuk Bangunan/ Halaman Tahun 1983 sampai
2.126
Rumput
7.
Iabel4.73
2.175
kebun/ ladanglhuma
6.
40.126
Muntilan, Mungkid, Mertoyudan, Tempuran, Bandongan dan Secang (Kawasan Masa
Salaman
Bangunan dan Halaman Sekitarnya
3.
1998
tersebut adalah cukup mencolok, terutama pada Kecamatan Borobudur, Salam, Srumbung,
I
Tanah Kering l. Tanah Untuk
2.
1983
Untuk kecamatan-kecamatan yang dilalui jalur wisata yang ramai, kecenderungan
Magr'lan1',
108.573 Angkct I'ahun l99B
0
Jumlah
Sumber : clioloh dari Kabupaten lv[agelang Dalam Angka Tahun 1998
Iv-l03
o
2. Kawasan Budidaya Non Pertanian
Fungsi kawasan budidaya yang ada pada saat ini antara lain dimanfaatkan sebagai
koridor Palbapang- Borobudur untuk aktivitas pedagangan eceran
ha-sil
kerajinan batu dan bambu, restoran dan hotel, perikanan dan
arena
pemancingan, wisata buatan.
wadah dari beberapa akrivitas sektor strategis . Sektor sektor tersebut adalah:
o
Sektor pertambangan
Kawasan permukiman
o
Sektor Perindustrian
Kawasan permukiman merupakan pusat aglomerasi pendududk di wilayah tersebut.
o
Seklor Pariwisata
o
Sektor permukiman
Pusat pusat aglomerasi ini di kabupaten magelang tidak memiliki besaran yang sama. Permukiman
di
kabupaten Magelang dapat dibedakan menjadi
3
kelompok, yaitu
permukiman yang bersifat perkotaan, perdesaan dan yang masih tertinggal.
Secara detail pengertian, kondisi dan persebaran kawasan strategis
ini dapat dilihat
Desa-desa yang besifat perkotaan
di kabupaten Magelang lebih kecil di banding
desa-
dalam uraian berikut:
desa yang persifat perdesaan. Berdasarkan laporan Strategi Pengembangan DPP, dari
o
21 kecamatan dan 370 desa yang ada desa yang bersifat perkotaan antara lain adalah:
Kawasan pertambangan kecamatan
o
Kecamatan Salaman meliputi: desa Menoreh, Ngadirejo, Salaman dan Kalisalak;
Muntilan untuk penambangan batu pasir dan kecamatan Salaman untuk biji besi dan
o
Kecamatan Borobudur meliputi: desa Wanurejo, Borobudur, dan Wringinputih;
mangaan
o
Kecamatan Salam meliputi: desa Salam dan Sucen;
Kawasanperindustrian
.
Kecamatan Srumbung desa Srumbung;
o
Kecamatan Muntilan meliputi: desa Gunungpring, Pucungrejo, Tamanagung,
Lokasi kawasan pertambangan di kabupaten Magelang antara lain
o
Lokasi kawasan perindustrian
di
kabupaten Magelang antara lain
di
di
kecamatan
Tempuran khususnya di sekitar jalan Magelang-Salaman.
o
Kawasan pariwisata
Sedayu dan Muntilan.
.
Kegiatan kepariwisataan ini di kabupaten Magelang didominasi oleh aktivitas wisata budaya dengan objek berupa candi. Lokasi yang mendukung untuk adanya potensi pariwisata dan memungkinkan untuk pengembangan aktivitas wisata budaya ini antara
Kecamatan Mungkid meliputi: desa Paremono, Bojong, Pagersari, Mungkid, Ambartawang dan Blondo;
.
Kecamatan Marto,ludan meliputi: desa Danurejan, Sumberejo, Irlertoyudan dan Banyurojo;
lain.
o
di kecamatan Mungkid dan Borobudur dengan objek candi;
o
di kecamatan Borobudur dan Muntilan untuk wisata ziarah
o di kecamatan Mertoyudan dan Muntilan untuk leisure yang berupa wisata
.
Kecamatan Secang meliputi: desa Madusari, Madyocondro dan Secang;
.
Kecamatan Bandongan desa Bandongan;.
.
Kecamatan Tegalrejo meliputi desa Purwosari dan Tegalrejo.
buatan
Beberapa lokasi yang dapat dikembangkan untuk menunjang pengembangan aktivitas ini antara lain:
rv-l04 L.r1'61.111
Aktrir ,l
RTRW Kirtr. May,c[.rng,
o
Peta desa yang bersifat Perkotaan
Rambianak, Pabelan, Bumirejo, Sanderan Gondang dan Treko;
Sedang desa-desa yang bersifat perdesaan antara lain adalah:
Kecamatan Salaman meliputi: desa Sidomulyo, Sriwedari, Tanjunganom,
o
Bligo Pakunden, Somokaton,
Ngluwar,
Kecamatan Ngablak meliputi: desa Bandungrejo, Genikan, Ngablalq Madyogondo,
Kanigoro, Girirejo, Pandean, Pagergunung dan Kenditan;
Banjarharjo, Purwosari, Ngampeldento, Sidosari, Krasak, Margoyoso, dan Kaliba;
Kecamatan Ngluwar meliputi: desa
Kecamatan Mungkid meliputi: desa Progowati, Ngrajen, Mendut, Sawitan,
o
Kecamatan Sawangan meliputi: desa Gondowangi, sawangan, Tirtosary, Podosoko, Butuh, Krogowongan, Kapuluh, Jati, Soronolan, Ketep dan Wonolelo;
Karangtalun, jamuskauman, Plosogede dan Blongkeng; Kecamatan Borobudur meliputi: desa Gritengah, Tuksongo, Majaksingi, Bigaran,
o
Kecamatan Windusari meliputi: desa Tanjungan, Pasangsari, Kembangkuning, Banjarsedayu, Candisari, Genito, Wonoroto, Gunungsari, Kentengsari, Umbulsari
Candirejo, tanjungsary, Karangannyar, Kebonsari, Tegalarum dan Kembang
dan Semen;
Limus; Kecamatan Salam meliputi: desa Kadiluwih, Somokerto, Jumoyo, Tirto, Baturono,
.
Jogonegoro dan banj arnegoro,
Tersangede, Sirahan, Seluboro dan Gulon;
Kecamatan Srumbung meliputi: desa Sudimoro, Kaliurang, Kemitren, Kamongan,
o o
Pucangannom;
Kecamatan Dukun meliputi: desa Ketunggeng, Ngadipuro, Wates, Kalibening,
Kecamatan Bandongan meliputi: desa Sukosari, Kedungsari, Salamkaci, Banyuwangi, Trasan, Tonoboyo, Kebonagung, Kalegen dan Gandusari.
Kecamatan Tempuran meliputi: desa Ringinanom, Sumberarum, Sidoagung, ;
Kecamatan Secang meliputi: desa Pancuranmas, Jambewangi, Candiretno, Donomulyo, Pucang, Payaman, Kalisongo, Ngadirejo, Ngabean dan Krincing;
Jerukakung, Kradenan, Banyuraden, Ngablak, Bringin, Ngargosoko, Polengan dan
Tanggulrejo, Kalisari, Girirejo, Tempurejo, Prajeksari dan Jogomulyo
Kecamatan Martoyudan meliputi: desa Deyangan,Pasuruan, Donorejo, Kalinegoro,
.
Kecamatan Kajoran meliputi: desa Kwaderan dan Bumiayu;
.
Kecamatan Grabag meliputi: desa Pucungsari, Sugihmas, Cokro, Salam Ketawang,
Ngargomulyo, Keningar, Sumber, Dukun, Banyubiru, Banyudono, Mangunsoko,
Banaran, Baleagung, Klegen, Sumurarum, Kalikuto, Banyusari, Kartoharjo,
Sewukan dan Sengi;
Grabag, Kleteran, Ngasinan, Tirto, Tlogorejo, Sambungrejo, Citrosono, Sidogede,
Kecamatan Kaliangkrik meliputi
:
Kalipucang, Soworan, Banjarsari, Losari dan Ngrancah.
desa Ngargosoko, Kebonlegi, Balerejo,
Banjaretno, Maduretno, BeSeran, Bumirejo, Balekerto, Girirejo, Kaliangkrik, Temanggung dan Ngawonggo;
Kecamatan Muntilan meliputi: desa Tanjung, Sukorini, Sriwedari, Congkrang, Adikarto, Menayu, Keji, Ngawen dan Gondosuli; Kecamatan Candimulyo meliputi: desa Tampirkulon, Tampirwetan, Beteh, Trenten,
o
Kecamatan Tegalrejo meliputi. Desa banyuurip, Tampingan, Sidorejo, Soroyudan,
Banlusari, Glagahombo, Ngabean, Wonokerto, Darvung, Klopo, Donorejo dan Mangunrejo. Desa-desa
di luar desa yang disebutkan di atas merupakan bagian dari desa
tertinggal yang ada di Kabupaten Magelang.
Kebonrejo, Kembaran, Tegalsari, Podosoko, Sidomulyo, Meijing, Surojoyo, Candinrulyo, Giyanti, Sonorejo, Tembelang, Tempursari, Purworeja dan Surodadi;
! l.ap.rr.rn Akhir ,l RTRW K.rt'.
N1a1it'l.rrr1',
IV-l05
4.9
Identifikasi Kawasan Prioritas
Kecamatan Borobudur meliputi: desa Giripurno, Kenalan, Sambeng, Ngargogondo, Karangrejo, Ngadiharjo dan Bumiharjo;
4.9.1 Kawasan yang Pertumbuhannya Cepat
Kecamatan Salam meliputi: desa Mantingan;
Kawasan pertumbuhan cepat merupakan kawasan yang memiliki potensilpersoalan yang harus ditangani. Hal ini disebabkan karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap
Kecamatan Srumbung meliputi: Nglumut, Mrangen, Pandanretno dan Tegalrandu;
kabupaten Magelang, terutama dalam pertumbuhan dan perkembangan sektor-sektor
Kecamatan Tempuran meliputi: Tugurejo, Growong, Temanggal, Pringombo,
strategis. Kawasan pertumbuhan cepat yang ada dikabupaten Magelang antara lain adalah:
Kemutuk, dan Bawang;
'
Kecamatan Dukun meliputi: desa Krinjing dan paten;
Kawasan pertumbuhan cepat. Kawasan pertumbuhan cepat
ini berada di jalur linier
Semarang-Yogya yang berupa simpul-simpul permukiman. Simpul-simpul ini membentuk ruang kota yang berupa liniair bermanik di sepanjang jalan ini. Kondisi ini
bila terus terlanjut akan menghambat penyebaran pertumbuhan aktivitas ke arah belakang. Sedang daerah/desa yang terletah di pinggir jalan akan terus terbebani. Kawasan
'
ini
memiliki potensi penunjang fungsi pusat pertumbuhan yang berupa
:
desa Ketangi, Griwarno, Selomoyo,
Ngendrokilo, Mugangsari, Pangarengan dan Mangli; Kecamatan Ngablak meliputi: desa Magersari, Tejosari, Genikan, Jogonayan, Sumberejo, Selomirah dan Seloprojo,
jumlah penduduk, sarana dan prasarana serta prospek pengambangan.
Kecamatan Sawangan meliputi: desa Soronolan, Wulunggunung dan Banyuroto;
Kawasan yang berperan dalam menunjang sektor-sektor strategis. Kawasan ini antara
Kecamatan Windusari meliputi: desa Dampit, Balesari, Banjarsari, Grimulyo,
lain berupa kawasan yang memiliki aktivitas industri rumah tangga yang
Ngemplak, Kalijoyo dan Mangunsari;
berupa
cindera mata maupun aktivitas perekonomian yang mampu mendorong pertumbuhan
PDRB dareah kabupaten Magelang. Lokasi kawasan ini berada
r
Kecamatan Kaliangkrik meliputi
di
Kecamatan Martoyudan meliputi: desa Sukorejo, Bondowoso dan Bulurejo;
kecamatan
Muntilan, Borobudur, Mertoyudan, Salaman dan Ngablak.
Kecamatan Secang meliputi: desa Genikan;
Kawasan Perbatasan. Guna mengantisipasi kecenderungan aliran sumber daya ke luar
Kecamatan Bandongan meliputi. desa Sukodadi, Ngempanrejo, Sidorejo dan
kabupaten Magelang melalui perbatasan seperti ke Purworejo, Semarang kota dan
Rejosari.
kabupaten, Boyolali, Yogya, dan Wonosobo.
Kecamatan Pakis meliputi: desa Daleman Kidul, Kenalan dan Banyusidi;
Kecamatan Kajoran meliputi: desa Wonogiri, Madukoro, Ngargosari, Ngendrosari,
4.9.2 Kawasan yang Terbelakang karena Keterbatasan Sumber Daya Berrdasarkan kriteria penilaian dari 3 instransi (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen dalam Negeri, dan Biro Pusat Statistik dan 21 kecamatan terdapat
l8
kecamatan yang memiliki desa-desa yang terbelakan. Desa-desa ini adalah:
o
Kecamatan Salaman meliputi: desa Ngargoretno, Paripurno, kalirejo, Kebonrejo, Jabengsari, dan Sarvangan;
l..rporan Akhir
,l
[iTRlV Katr. lv{a1',cl.rng
Lesanpuro, Banjaretno, Krinjing, Bangsri, Wadas, Mangunrejo, Bambusari, Pandansari, Pandanretno, Banjaragung, Pucungroto, Siderejo, Sukomulya, dan Sukorejo; Kecamatan Grabag meliputi. desa Lebak, pesidi dan Giriwetan.
Kecamatan Tegalrejo meliputi: Sukorejo, kebonagung, Japan, Dlimas, Girirejo, Purwodadi dan Ngadirejo.
IV-r06
Mungkid sepanjang + 34 km, sungai ini mendapat air dari anak-anak sungai di
di luar desa yang disebutkan di atas merupakan bagian dari desa yang ada di Kabupaten Magelang. Persebaran desa tertinggal di bakupaten
Desa-desa
tertinggal
daerah lereng gunug Telomoyo, Andong dan Merbabu
di
Kecamatan Grabag,
Ngablak, Pakis, Secang, Tegalrejo, Candimulyo dan Sawangan dan bermuara di
Magelang dapat dilihat pada peta desa tertinggal.
sungai Progo di kecamatan Mungkid.
-
4.9.3 Kawasan yang Perlu Dipelihara Fungsi Lindungnya
Anak-anak sungai Progo yang berasd dari lereng gunung Merapi
di
daerah
Kecamatan Sawangan, Dukun dan Srumbung adalah sungai Pabelan, Blengkeng, Kawasan yang perlu dipertahankan Fungsi lindungnya. Jenis kawasan yang perlu
Putih, Nongko dan Krasak yang bermuara
di
sungai Progo
di
Kecamatan
dipelihara fungsi lindungnya di kabupaten Magelang antara lain:
Muntilan danNgluwar.
o
Kawasan lindung bagi daerah di bawahnya ini untuk kabupaten magelang menyangkut
Dari sungai Progo dan Elo beserta anak-anak sungainya telah dimanfaatkan
atau berkaitan dengan kabupaten di sekitar, seperti kabupaten Semarang, Wonosobo,
sebagai sumber pengairan bagi sawah, pengairan PU maupun Pedesaan seluas
Boyolali, Temanggung, Klaten dan Punvorejo.
29.425 Ha dengan jaringan pengairannya berupa Dam sebanyak 1.I27 buah dan
Kawasan lindung setempat. Kawasan ini terdiri dari perlindungan untuk daerah pantai,
saluran irigasi sepanjang 143,65 km.
o
sempadan sungai, sabuk hijau (sekitar waduk/danau) dan kawasan sekitar mata air.
Kawasan sekitar mata air dengan jari-jari minimum 200 m
Kawasan lindung setempat yang harus diperhatikan di kabupaten Magelang utamanya
Kawasan sabuk hijau untuk mata air ini di kabupaten Magelang terdapat di butuhkan
berupa sempadan sungai,
-
untuk di 14 Kecamatan yang tersebar di kabupaten Magelang. Junrlah mata air
dan sekitar mata air.
Kawasan sempadan sungai adalah kawasan sebelah kanan dengan lebar 100 m
kiri
kiri
sepanjang sungai
di luar daerah permukiman untuk sungai induk, 50 m di kanan
sungai untuk anak sungai. Sedang pada kawasan permukiman dengan jalan
inspeksi sempadan sungai selebar 10-15 m. Beberap sungai yang ada di Kabupaten
seluruhnya ada 84 buah. Junrlah terkecil
di
kecamatan Salaman, Tempuran dan
Ngablak hanya terdapat satu buah mata air sedang yang tersebar jurnlahnya adalah di kecamatan Borobudur, Dukun, Muntilan, Mungkid dan Sawangan masing-masing berjunlah
1
1, 13, 21, lA dan 12 buah.
Kawasan lindung cagar budaya dan suaka alam dapat dikembangkan sebagai hutan
Magelang ini adalah sebagai berikut:
wisata, rekreasi dan pendidikan. Kar,vasan suaka alam dan cagar budaya di
Progo melewati Kabupaten Magelang sepanjang Semen Kecamatan Windusari sampai
di sekeliling mata air.
di
+ 40 km mulai dari
Desa
Desa Bligo Kecamatan Nglurvar.
kabupaten Magelang meliputi kawasan cagar budaya Borobudur dan karvasan kawasan rawan bencana Merapi.
Disebagian hulu mendapatkan air dari bagian Barat yaitu dari anak-anak sungai
di daerah lereng gunung Sumbing diwilayah Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, Bandongan, Tempuran dengan anak sungai yang besar yaitu sungai Merewu dair sungai Tangsi. Di bagian Barat daya mendapatkan air dari anak-
anali sungai
di
lereng pegunungan Menoreh
di
Kecamatan Salaman dan
Borobudur dengan anak sungai yang besar yaitu Kluban yang bermuara di sungai Tangsi dan Sungai Sileng yang bermuara di Sungai Progo. Sungai
Elo bermata air di Kecamatan Grabag di lereng gunung Telomoyo. Dari
Desa Pucang
di
l-ap'r.rn Akhir ,l RTRIV Katr. lvlar1.l.rn1i
Kecamatan Grabag sampai
di
Desa Mendut Kecamatan
Kawasan cagar budaya merupakan tempat dan ruang sekitar bangunan bernilai sejarah dan budaya tinggi, situs kepurbakalaan. Kawasan ini di kabupaten magelang terdapat
di sekitar candi Borobudur. Kawasan lindung budaya ini dapat dikembangkan kawasan wisata budaya. Kegiatan perekonomian dapat
lindung
ini,
di kembangkan di
sebagai
karvasan
dengan syarat tidak mengganggu atau merusak objek-objek yang
dilindungi. Kawasan rawan bencana merupakan daerah yang diidentifikasikan sebagai karvasan
yang sering dan berpotensi tin-s-ei mengalami bencana alam seperti tanah longsor, ry-I07
gempa bumi dan letusan gunung berapi dan lainnya. Kawasan rawan bencana gempa
bumi di kabupaten Magelang berada di kecamatan Srumbung dan Dukun (ditetapkan sebagai daerah terlarang), daerah bahaya
I
dan
II
yang berada di sebelah barat daerah
terlarang dan sepanjang sungai Pabelan, Blongkeng, Batang dan Krasak.
Kawasan lindung penyangga berfrrngsi sebagai penunjang berfungsinya kawasan lindung dan pengendali kawasan budidaya. Penentuan kegiatan di kawasan ini harus diseleksi, utamanya dalam hubungannya dengan kondisi daya dukung lahan. Kegiatan
yang diperkenankan dalam kawasan ini adalah hutun produksi terbatas, perkebunan teh, tanaman tahunan dan aktivitas lain yang kegiatanya disertai dengan konservasi
l-agnlnn Akhir
,l
RTR\V K.rb. M.r1iel.rn1;
w-l08
Magelang. Sedangkan sasarannya adalah membuka jalur-jalur ekonomi maupun pengendalian sumber daya alam secara regional.
Dalam kaitannya dengan asas perencanaan tata ruang, yaitu demokrasi ruang, sinergi
DrmH[r$ ruufl,
Ir|nrf, PoEilIl
ilrmililPilorutilru||ffiilttoilre
wilayah maupun kelestarian
SD.\
maka upaya pengembangan antar kawasan harus serasi.
Tujuan pengembangan fisik yang demikian ini akan mampu menghasilkan suatu manfaat yang maksimal bagi masyarakat pada masing-masing satuan kawasan. Sasaran pengembangan
adalah mengembangkan fisik yang sesuai dengan potensi pengembangan masing-masing kawasan (karakteristik kawasan). Sasaran ini diharapkan akan mampu memperjelas karakler
lingkungan yang telah terbentuk dan bukan merusak sesuatu tatanan yang baik yang ada sebelumnya.
Pengembangan utama
5.1 Tujuan dan Sasaran Pengembangan fisik, sosial, dan ekonomi di Kabupaten Magelang, dapat
dirumuskan tentang tujuan dan sasaran pengembangan beserta potensi dan perrnasalatran pengembangan
wil"
ayah
ini. Tujuan dan
digunakan untuk acuan dan bahan pijakan penggunaan
sasaran pengembangan
untuk
mencakup per kawasan maupun
Tujuan pembangunan
ffiyqtt
di
ini
diharapkan dapat
merencanakan struktur maupun alokasi
ruang dalam rangka mengembangkan wilayatr-
yang
mempunyai sumbangan tinggi terhadap Produk Domestik Regional Brutto setempat maupun
Sesuai dengan tujuan dan sasaran penyusuun produk perencanturn dan hasil dari
serangkaian proses analisis
yang dimaksudkan adalah berupa sektor-sektor
Pengembangan wilayatr ini akan
lingkungan, kelestarian lingkungan alam yang akan berpengaruh pada
kelanjutan
pengembangan dan pembangunan wilayah. Pengembangan tata ruang Kabupaten Magelang
bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya alam, baik berupa air, tanah maupun semua
mineral yang terkandung didalamnya. Sasarannya adalah kelestarian dan terpeliharanya, bahkan meningkatnya kualitas sumber daya alam tersebut. Sumber daya alam yang perlu dilestarikan tersebut adalah:
yang lebih luas.
Kabupaten Magelang adalah untuk meningkatkan derajat
hidup dan kesejahteraan masyarakat tanpa mengabaikan daya dukung
dengan upaya pengembangan wilayah kabupaten. Sehubungan dengan pemanfaatan
. .
Sungai, Waduk/ Bendungan, mata air dan danau Tanah daratan berupa lahan sawah, tegal, pekarangan, hutan, dll
lingkungan.
Peningkatan ini dilakukan dengan cara memanfaatkan potensi yang ada" baik yang bersifat
internal maupun eksternal. Sedangkan sasaran pengembangan wilayah Kabupaten Magelang adalah untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan ruang dan sumber daya alam dalam rangka mencapai tujuan pembangunan, tanpa mengabaikan aspek-aspek kelestarian lingkungan.
5.1.2 Tujuan dan Sasaran Aspek Sosial Sesuai dengan tujuan pembangunan Kabupaten Magelang, maka tujuan pengembangan wilayah dalam aspek sosial adalah untuk menjaga keseimbangan jumlah dan
kegiatan penduduk dengan potensi sumber daya alam yang ada. Sedangkan sasarannya adalah
5.1.1 Tujuan dan Sasaran dari Aspek Fisik
untuk pengoptimalisasian pemanfaatan sumber daya terhadap jumlah penduduk yang ada.
Sesuai dengan pokok-pokok analisis, bahwa pengembangan aspek fisik adalah sebagai
wadah dalam pengembangan wilayah yang optimal bagi kesejahter&m. Dengan demikian pengembangan
dari aspek fisik wilayah Kabupaten Magelang adalah memanfaatkan potensi
dan masalah daerah yang lebih luas maupun hinterlandnya untuk keuntungan Kabupaten
Lagoran
Akhir.J RTRW Kab. Magtl.rng
Dalam artil aspek sosial pengembangan tata ruang berarti menyediakan fasilitas dan
utilitas yang dibutuhkan oleh penduduk. Tujuan pengembangan dalam hal
ini
adalah
mengalokasikan pusat-pusat pelayanan sesuai dengan besaran pusat permukiman yang ada.
v-
I
Sedangkan sasarannya adalah memberikan fasilitas pelayanan dalam jangkauan yang
tumbuh dengan I,O4yo per tahun. Dengan berdasar kepada laju pertumbuhan
optimum.
pendapatan per kapita penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi
di
atas maka
terdapat koreksi 0,89 yang berasal dari pertambahan penduduk, sehingga pendapatan penduduk Kabupaten Magelang menjadi
5.1.3 Tujuan dan Sasaran dari Aspek Ekonomi
Rp. 1.080.680 pada tahun
2005 danpada akhir tahun 2010 akan menjadi Rp. 1.386.492.
Tujuan pengembangan wilayah dilihat dari aspek ekonomi adalah terselenggaranya pembangunan ekonomi dalam suatu ruang wilayah yang dalam hal
ini
adalah Kabupaten
Disparitas Spasial
Disparitas spasial di Kabupaten Magelang diukur berdasarkan Indeks Williamson
Magelang. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses dimana pendapatan per kapita suatu
pada tahun 1993 sebesar 0,6453 dan pada
wilayah meningkat selama kurun waktu yang panjang dengan catatan jurnlah penduduk yang
Dari dua angka tersebut dalam 5 tahun bilangan ini terjadi peningkatan oleh
hidup dibawah garis lengkungan absolut tidak meningkat dan distribusi pendapatan tidak
penduduk berpenghasilan menengah kebawah. Untuk 5 tahun yang akan datang
semakin timpang. (Mecelq 1995)
yakni pada tahun 2005 ketimpangan pendapatan penduduk Kabupaten Magelang
Dengan memperhatikan pada pengertian pembangunan ekonomi wilayah dari aspek ekonomi di Kabupaten Magelang dapat dilihat dari tolak ukur di bawah ini.
.
tahun
1998 meningkat menjadi 0,8173.
sedikit meningkat hingga indeks Williamson nya mencapai A,8245. Tetapi pada
akhir tahun
perencanaan ketimpangan pendapatan menurun dratis indeks
Williamsonnya menjadi 0,6212. Indeks mencapai tujuan meningkatnya
Meningkatnya Produk Domestik Regional Brutto
pembangunan ekonomi dengan tolak ukur yang disebutkan di atas. Sasaran yang
Produk Domestik Regional Brutto Kabupaten Magelang 1993 berdasarkan harga konstan tahun tersebut sebesar Rp. 913,600 milyar dan pada tahun 1998 meningkat
menjadi Rp. 1002,789 milyar. Dengan membandingkan angka antara kedua angka
akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Magelang adalah:
l.
berasal dari daerah sendiri maupun yang berasal dari perimbangan keuangan
tersebut pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magelang sebesar 1,93yo per tahun.
pemerintah pusat dan daerah. Sumber pembiayaan dari daerah sendiri harus
Angka pertumbuhan ekonomi selama tahun 1993-1998 termasuk rendah
diperbesar melalui intensifikasi
.dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana selama tahun 1998 dengan
l0
tahun yang akan datang pada tahun awal pertumbuhan
ekonominya masih belum mampu menembus angka
3 Yo per tahun dan pada 5
tahun kedua mampu mencapai 6Yo per tahun. Dengan mengacu pada pertumbuhan
ekonomi
di
atas diharapkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magelang
mampu tumbuh dengan rata-rata 5oh per tahun. Angka besaran produk domestik regional brutto pada tahun 2005 mencapai angka Rp. 1.162,500 milyar dan pada akhir tahun 2010 akan mencapai Rp. 1.555,690 milyar.
.
Pendapatan Per Kapita Pendapatan
dan
ekstensifikasi atas sumber-sumber
pembiayaan konvensional dan non konvensional.
tahun 1993 perubahan ekonomi di Kabupaten Magelang mencapai 6,250/o per
tahun. Untuk
Membesarnya penyediaan sumber-sumber pendapatan pembangunan baik yang
2.
Memperkecil Incremental Capital Output Rasio (ICOR) dengan kegiatankegiatan pembangunan ekonomi sehoral yang labor intensif.
3, Memperkecil
laju pertumbuhan penduduk dengan program-program keluarga
berencana dan progam-program
lain peningkatan kualitas sumber daya
manusia.
4. Memperbesar progra.m-program pemberdayaan masyarakat utamanya masyarakat kecil dan rentan
di
pedesaan melalui konsep Empowering
Community Base Development.
Per kapita penduduk Kabupaten Magelang tahun 1993 sebesar Rp.
887.303 dan pada tahun 1998 meningkat menjadi Rp 933.727 atau rata-rata LaFr1a11
Akhir ,J RTRIV Kab. Magt'lang
v-2
5. Ivlengembangkan
prasarana dan sarana dasar
di perkotaan dan pedesaan yang
.
mempunyai panorama yang indah
mampu meningkatkan distribusi barang dan jasa.
6. Pembangunan
Disamping potensi obyek wisata yang sudah terkenal dan berkembang maka lokasi
lebih besar dan meningkatkan sektor-seklor kegiatan ekonomi yang dimaksud
sehingga tanpa circular
ke wilayah-wilayah
ke arah Gunung Merbabu dan Merapi sehingga
berpotensi untuk dikembangkan menjadi tempat istirahat yang cukup baik.
sektor-sektor kegiatan ekonomi yang melalui Location Quotient
adalah sektor basis yang mampu diekspor
Potensi lahan di lokasi-lokasi tertentu ditepi jalur jalan raya Mertoyudan sampai Salam
lainnya seperti hutan, mata air dan lahan pertanian dan perikanan dapat jWa
pengaruh
dikembangkan menjadi obyek wisata alam dan agrowisata, seperti agrowisata salak
flow masuk ke Kabupaten Magelang.
Nglumut, rambutan, kolam pancingan, dsb.
.
5.2 Potensi Pengembangan 5.2.1 Fisik
air yang cukup banyak masih dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang makin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah Potensi mata
penduduk, pembangunan dan kesehatan masyarakat.
Kabupaten Magelang secara geografis berada di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah maupun pulau lawa adalah cukup strategis yaitu berada di jalur perekonomian selatan yang
5.2.2 Sosial
culnrp padat menuju Purworejo-Purwokerto sampai ke Jawa Barat dan Jakarta. Disamping itu
juga merupakan daerah tujuan wisata nasional dan internasional (candi Borobudur)
terkait dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Keadaan ini akan memperbesar
yang
potensi
Potensi-potensi fisik yang mendukung pengembangan Kabupaten Magelang adalah:
Potensi sumber daya manusia yang jumlahnya cukup besar dengan jumlah penduduk pada
rencana sebesar I,473.708. Berdasarkan perbandingan usia penduduk menurut usia ketergantungan di kabupaten ini adalah.
Potensi tanah dan air yang baik sehingga memungkinkan terbentuknya lahan sawah berpengairan teknis maupun tadah hujan yang cuk-up luas, tanah kebun, tegalan dan tanah
kering lainnya, sebagai lahan budidaya yang baik di bidang pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Lahan pertanian yang baik ini merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan sesuai dengan program nrasing-
ini
' ' .
Usia belum produktif 327.402 jirva (30,30 %) Usia Produktif 665 040 jiwa (61.56 %) Usia tidak produktif 88.058 jiu'a (8,14%)
Sehingga besar angka rasio ketergantungan di Kabupaten lVlagelang dari data di atas untuk
selain untuk mencukupi kebutuhan
tahun terakhir (1998) adalah 62,4714. Hal ini berarti tiap 100 orang usia produktif
penduduk juga diperdagangkan ke rvilayah sekitar Kabupaten Magelang yaitu Semarang,
menanggung 62 jiwa usia non produktif. Angka ketergantungan ini dapat dikatakan cukup
masing bidang. Hasil dari sektor pertanian
Temanggung, Purworejo, Kebumen, D.
I. Yogyakarta,
Surakarta dan Jakarta. Disamping
itr.r adanya jalur wisata yang padat juga menambah potensi pemasaran hasil pertanian
.
o
:
tahun 1998 sebesar 1.080.500 jiw'a dengan perkiraan jumlah penduduk pada akhir tahun
pengembangan wilayah Kabupaten Magelang.
.
Beberapa potensi sosial yang dapat dikembangkan di Kabupaten ini antara lain
kecil karena tiap Zjiwa menanggung satu orang.
Dengan adanya potensi ini jumlah penduduk r.rsia produktif dapat diberdayakan sesuai
tersebut.
dengan rencana pengembangan sektoral. Hanya saja dalam upaya pengernbangan ini perlu
Potensi pertambangan yang cukup tinggi terutama berupa pasir dan batr"r dari letusan
disertai adanya peningkatan kualitas SDM, mengingat kualitas SDM
Gunung N'lerapi merupakan persediaan bahan baku yang baik untuk dikembangkan dalarn
IVlagelang belum cukup nrendukung.
di
Kabupaten
sektor industri. Potensi ini berada di kecamatan Dukun, Srumbung, Sarvangan dan Salam,
L,r1'or.rrr
Aklrir J liTliit{ K,rl'.
N,j.r1',t'l.rn1',
V*l
sub seklor Tanaman Pangan yang kontribusinya terbesar dalam pembentukan PDRB
Dilihat dari lapangan usaha dan tenaga kerja, jurnlah terbesar penduduknya adalah petani, darijumlah penduduk yang
Kabupaten dan PDRB sektoral, kontribusinya selama 5 tahun belakangan ini mengalami
ada. Sedang yang paling sedikit adalah pensiunan. Kondisi ini menunjukkan bahwa di
penurunan. Sedangkan sub sektor Perikanan selama 5 tahun terakhir ini menunjukkan
Kabupaten Magelang masih bersifat agraris. Jumlah fasilitas sosial yang diuhrr dari
perkembangan
kondisi linglnrngannya yang cenderung bersifat perdesaan dinilai sudah memadai. Daya
pengembangannya.
dukung lahan di kawasan perencanaan masih dapat menampung perkembangan penduduk
Sektor Industri Pengolahan merupakan seklor basis, namun komposisi kompetititfnya
sampai tahun 2010. Penyerapan tenaga kerja yang cukup terwadahi.
terhadap wilayah yang dipengaruhinya kurang menguntungkan. Memperhatikan pada
baik petani sendiri maupun buruh tani yang mencapai 28,58
Distribusi atau persebaran penduduk fiumlah
dan
o/o
kualitas)
yang kurang merata yang
yang sangat
menggembirakan, sehingga
layak untuk
dipacu
kondisi ini, maka diperlukan strategi khusus dalam mengembangkan seklor kegiatan ini.
terpusat pada kawasan strategis.
Sektor Perdagangan, Pariwisata (Hotel dan Restoran) layak untuk dikembangkan di
Nlasyarakat pedesaan yang hidup bergotong-royong dapat dikembangkan sebagai
Kabupaten Magelang, karena sektor
kekuatan yang produktif dalam membangun daerah,
different shift
positif
ini merupakan sektor basis. Sektor ini memiliki
karena Kabupaten Magelang merupakan tujuan wisata utamanya
untuk obyek wisata Candi Borobudur, Mendut dan Pawon yang tidak dimiliki oleh daerah
Lembagalembaga dan organisasi kemasyarakatan yang dapat dikembangkan sebagai
lain. Agar supaya hasil pengembangan sektor ini membuahkan hasil yang
mediator dalam mengerakkan dinamika pembangunan, sebagai dinamisator pembangunan
memadai,
kiranya perlu dikaitkan dengan kegiatan Pariwisata yang ada, baik wisata alam maupun
daerah,
'i.visata buatan.
o 5.2.3 Ekonomi
dikembangkan
Potensi pengembangan ekonomi dapat diidentifikasikan dari perhitungan w-ilayah pengaruh dan analisis Shift-Share serta Location Qoetient yang telah diuraikan pada sub bab 4.7
6 di depan. l'Ienurut perhitungan dan analisis Location Qoetient tampak bahwa
kecuali sektor Listrik, Gas dan
Air lvlinum. Namun apabila dikaitkan
Sektor Pertambangan dan Penggalian, dimzura sektor
ini merupakan sektor basis
eksisting yang sekarang ada, maka penambangan dan penggalian pasir
di Kabupaten
1..t1.1'1.111
Aklrir,/ liTli\\'
Kat'.
lv{a1',r'l,rrr1q
5.2.4 Prasarana dan Sarana Pelavanan Sosial Ekonomi Sarana dan prasarana adalah merupakan kerangka suatu rvilayah atau daerah (regional
dan
di
Kabupaten
kondisi yang mendukung perkembangan rvilayah tersebut.
Adanya arahan dalam membangun infrastruktur dan fasilitas di suatu rvilayah adalah bertujuan untuk mencapai:
IVlagelang merupakan sektor basis, namun kompetitif
advantagenva terhadap rvilayah hinterland tidak begitu tinggi.
yang dipengaruhinya.
tidak hanya memenuhi demand tetapi juga harus membawa suatu rvilayah pada kondisi-
r\lagelang lavak untuk dikembangkan di masa yang akan datang.
Sektor Pertanian
memiliki posisi kompetitif yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan r,vilayah
skeleton), pembangunan infrastruktur sebagai jar.vaban atau reaksi dari permintaan penduduk
:
kompetitif advantagenya adalah yang terbesar (0,242} Kalau dikaitkan dengan kondisi
.
Kabupaten Magelang, walaupun pengembangan kedua sektor ini
dengan perhitungan
Diftbrential Shift. sektor-sektor ke-qiatan ekonomi yang layak dikembangkan dan memiliki posisi kompetitif positip terhadap wilayah pengaruhnya, adalah
di
semua
kegiatan ekonomi di Kabupaten Magelang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,
.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dan Sektor Jasa-jasa juga layak untuk
Hal ini disebabkan karena
o
Terciptanya pembangunan wilayah yang diarahkan untr.rk mewr.rjudkan perekonomian yang mantap yang disertai dengan tingkat produktifitas yang
v-4
tinggi yang didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana wilayah
karena masyarakat masih memanfaatkan air sumur sebagai sumber air baku
yang
yang digunakan sebagai air bersih konsumsi kehidupan sehari-hari.
memadai.
Mewujudkan pengelolaan pembangunan wilayah yang lebih efektif dan efisien
Tabel5.l
dalam pemanfaatan sumber daya.
Banyaknya Sumber Air Minum Yang Terpasang
Untuk mewujudkan kondisi tersebut, maka dalam menyusun rencana infrastruklur dan
Dan Banyaknya Pelanggan Di Kabupaten lVlagelang
fasilitas Kabupaten Magelang perlu dikaji arrtaralain'.
Tahun 1998 Kondisi eksisting dan kinerja sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten
'
Magelang.
Kapasitas iang Sudah
Kebutuhan sarana dan prasarana untuk masa depan, dan
Sumber
Strategi dan rencana sistem sarana dan prasarana.
A.
Langganan Jarak Sumber Dengan Distribusi Daerah ferpasang 'Liter/detik) Kecamatan Jarak Kecamatan Banvaknva
1
)
5
4
3
6
Analisis Kinerja Sarana dan Prasarana
l.Karangampel
24,5
Mertoyudan
10
Km
Vlertoyudan
r2s09 sR
Analisis sarana dan prasarana merupakan analisis yang bertujuan untuk mengkaji
2.Sijajurang
t26
Vlertoyudan
15
Km
Mertoyudan
8365 SR
3.Tlogorejo
20
3rabag dan
10
Km
Grabag dan
1860 SR
Km
Secang Secang
3713 SR
Salaman
925 SR
seberapa besar kapasitas suatu utilitas dihasilkan, tingkat konsumsi dan pelayanan yang
diberikan serta kondisi eksisting jaringan. Dari analisis
ini akan diketahui
seberapa jauh
performa pelayanan yang telah diberikan dan masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sarana dan prasarana di Kabupaten Magelang.
Secang
4.Gedad Citrosono 5.
Sidosari
110
3rabag dan
15
LV
Secang Salaman
4Km
Muntilan 5.Semaren
Prasarana
1.
60
Muntilan
12
Km
4412 SR
Mertoyudan Borobudur
Air bersih
0.
Jan
Coverage Peluy*anan
7.
Sebagai kebutuhan pokok manusia, prasarana
air bersih merupakan utilitas
yang sangat strategis dalam penyediaannya. Selain untuk kebutuhan manusia, dihubungkan dengan fungsi kawasan, maka air juga digunakan untuk kegiatan
Blambangan/Combrang
29
Borobudur
10
Km
Jan
l08l sR
S.Sidandang
7
Pakis
15 Knr
!{untilan Iegalrejo
560 SR
9.Lebak
?
feealreio
5Km
Iesalreio
328 SR
Suttber : PD.L\I Kobupaten Alagelang
industri, perdagangan/ niaga, rekreasi d1n sosial. Wiradesa Kabupaten N{agelang, kinerja prasarana
ini
dikelola oleh PDAM dengan
coverage
pelayanan yang masih sangat terbatas. Sampai tahun 1998 baru 8 kecamatan
dari
2l
kecamatan di Kabupaten Magelang yang sudah terlayani. Kecamatan-
kecamatan tersebut adalah kecamatan Mertoyudan, Grabag, Secang" Salaman,
N'luntilan, Borobudur, Tegalrejo sedangkan
l3
kecamatan lainnya belum
mendapat pelayanan dari PDAI\,I. Kecilnya jangkauan pelayanan air bersih ini | .rl'\,r.ur
Akhir
I
liTRlV K,rlr. Nlarir.lanrl
v-5
Air bersih yang dikelola oleh PDAM telah melayani 33753 SR (dengan asumsi bahwa satu langganan merupakan satu keluarga yang terdiri dari 5 jiwa)
Tabel5.2 Banyaknya Sumber Air Minum Yang Sudah Atau Belum Dikelola Pdam Menurut Kecamatan Yang Ada Sumber Air Minum
penduduk
Lokasi Sumber
1
)
Debet
Air
&iterldetik) 3
daerah pelayanan. Secara relatif ini berarti hanya 2,14 o/o dat'r
760154 penduduk di 7 kecamatan yang mendapat pelayanan dari PDAM atau
Di Kabupaten Magelang Tahun 1998 Nama Sumber
di
Keterangan
hanya 1,32 yo dari total penduduk di Kabupaten Magelang pada tahun 1998. Ini
Pemanfaatan
berarti belum sampai 50 o/o sistem distribusi air bersih di seluruh Kabupaten
Belum/Sudah
''Dioasans 4
Magelang atau 98,68 Ds.Sidandang Kec. Pakis Ds. Tlogorejo Kec. Grabag Ds. Citrosono Kec. Grabag
.Sidandang
2 .Tlogorejo
l. . Gedad Citrosono lJ
30
Sudah
funtuk
PDAM & Irigasi
Ds. Lebak Kec. Grabag
I
85
Sudah
250
Sudah
fu*rk PDAM & Irigasi
b.
I
lUntuk PDAM
Blabak Kec. Mungkid
8.
Combrang
9 . Sijajurang
150
Sudah
beberapa mata air dan sungai. Dengan demikian total debit air yang bersumber
Pedesaan
dari sumber mata air yang ada di rvilayah Kabupaten Magelang sebesar 340 80
Belum
literl detik.
Sawah
Treko Kec. Mungkid Ngrajeg Kec. Mungkid
150
Belum
Sawah
80
Sudah
Untuk PDAM
Bumirejo Kec. Kaliangkrik
250
Sudah
Untlk PDAM
10. Siglawah I l. Sembiran 13. Sidosari
Kec. Kaliangkrik Kec. Kaliangkrik Ds. Sidosari Kec. Salaman
14. Semaren
Ds. Semaren Kec. Sawangan Ds. Butuh Kec. Sawangan
Air Bersih
Sampai tahun 1998, PDAM Kabupaten Magelang memperoleh air baku dari
Sebenarnya masih banyak sumber pelayanan
air minum
di
Kabupaten Magelang yang dapat dieksploitasi sebagai air baku potensi (belum
Untuk Pengairan I . Udal Treko
Sttmber
& Irigasi
Untuk Pengairan . Sendang
penduduk masih menggantungkan pada sungai,
penampungan air hujan, dan sumber air lainnya.
Untuk PDAM & . Lebak
%
termanfaatkan).
Z.
Jalan Prasarana
Untuk Masyarakat{rigasi
jalan merupakan prasarana yang mempengaruhi kehidupan
suatu
w-ilayah, dengan adanya transportasi ini jarak antara tempat asal dan tujuan dapat
30 30
Belum Belum
25
Sudah
Untuk PDAM
300
Sudah
Untuk PDAN{ dan
terpanjang merupakan jalan desa (1658.83 km), kemudian jalan kabupaten (641,1i
200
Sudah
Pertanian Untuk PDAN'I
200
Sudah
Untuk PDAM
Kabupaten Magelang sepanjang 27,31 km.
25
Sudalr
Kec. Tegalrejo )s. Pasangsari iec. Bandongan
300
Belum
19. Siglawah
)s. Kaliangkrik
200
Belum
Untuk PDAM
& trisasil
dan Jakarta, maka akan terjadi pola gravitasi antar dua kota karena adanya
20. Banjaran
{ec. Kaliangknk )s. Banjaran (ec. Tempuran
200
Belum
Untuk PDAM
& Irigasil
aliran barang n'laupun orang untuk melakukan komunikasi dalam bidang bisnis/
15. Udal Butuh/Tumpang 16. Karangampel
Karangampel Kec. Candimulyo
Rencana PDAI\I
untuk 17.
Tuk Manuk
)s. Tegalrejo
18. Pasangsari
Sunthcr : I' D.1.\
I ,r1.,r1,q11 Akhir
|
Kob upaten.\1arelong
.l i{TIilV Katr.
lvla11i'l.rn1i ;
diperkecil atau dihilangkan. Jalan di suatu rvilayah akan membentuk struktur fisik
kota/ rvilayah. Berdasarkan data tahun 1998, di Kabupaten N'lagelang, jalan
km) dan jalan propinsi (126,78 km)
Sedangkan jalan negara yang melintasi
Pensairan 1
Rencana
PDANI
a. Fungsidan Status jalan' Kabupaten Magelang yang terletak diantara kota-kota orde
I, yaitu
Semarang
I
niaga, pemerintahan, politik maupun sosial budaya tersebut yang membawa akibat pada rarnainya arus komunikasi (transportasi) di Kabupaten Magelang.
\'-
6
Oleh karena itu, tersedianya sarana dan prasarana transportasi untuk menunjang aktifitas
inter dan antar-wilayah mutlak diperlukan.
Dalam
Tabel5.3 Panjang Jalan Di Kabupaten lVlagelang Menurut Keadaan Dan Status Jalan
memenuhi kebutuhan jalan tersebut, maka dibangun jalan sesuai dengan
Tahun 1997 -1998
kelasnya untuk melayani transportasi lokal, regional maupun nasional.
Sesuai klasifikasi jalan menurut
IfU No. 13/ 1980
( Kilometer )
dan PP No. 261 1985
berdasarkan perannya, jalan dibagi menjadi jalan arteri primer, kolektor primer,
Status Jalan Jalan Itub
Iokal primer, arteri sekunder, kolektor sekunder dan lokal sekunder. Menurut
Keadaan
perannya tersebut, maka sistem jaringan primer di Kabupaten Magelang adalah
I
sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional dengan semua simpul jasa
[.Jenis Permukaan
distribusi yang kemudian berwujud kota, dan jaringan jalan
l.Diaspal
sekunder
merupakan jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota. Peranan jalan ini menghubungkan kota-kota di sekitar Magelang.
Jalan Nesara
Jalan Propinsi
1997
1997 4
1998
126,79.
126,7t
' 27,31-
1998 3
27,3T-
'
/
Kodva
1997
1998
6
7
583,2(
588,41
8,95 48,9C
4,55 48,1 5
126-7t
641.11
641,11
295,9f 168,9; 161,9(
314,19
126,78
1A af
87,49
t26,7t
641. I I
641.11
126,7E_
?7i
308,26
273,05 308.26
59,80
59-8C
r.Kerikil ;.Tanah
l.Tidak Dirinci lumlah
27,31
27.3r
126-7t
ll.Kondisi Jalan a.Baik :.Sedang ;.Rusak
8i,19
27,31 27,31
45,59
J.Rusak Berat
lumlah
lII.Kelas Jalan l.Kelas I r.Kelas II :.Kelas III
27 -31
27.31
)'7 i1
17
126,7t
126,78
III A :.Kelas III B III
1I7,15
il
J.Kelas
:. Kelas
122,28
C
os
3.Kelas tidak dirinci
Iumlah
27.31
27,31
126.78
126.78
641,11
641,11
Sumber: Kantor Dinas Pekeriaan Unntnr
Status jalan
ini
menyangkut
peranan jalan dan ker.venangan pembinaannya.
Wervenang pembinaan jalan negara ada pada Dinas Pekerjaan Umum, Jalan
[..r1-111,1tt
Aklrir ,l RTli\V Kab. Malir'lan1i
v-7
propinsi pada Pemerintah Propinsi, dan jalan kabupaten adalah wewenang Pemerintah Kabupaten/ Kota.
b.
Tabel5.4 Banyaknya Pemakaian Listrik PLN Di Kabupaten Magelang
Sistem Jaringan Jalan
Jaringan jalan
di
Tahun 1996 - 1998
Kabupaten Magelang cenderung berstruktur/ berbentuk
Uraian
organik, terutama di Kabupaten Magelang bagian selatan (lihat peta jaringan
jalan). Sistem jaringan ini tumbuh sesuai dengan arah
pertumbuhan
kotlwilayah dan kondisi fisik alam untuk mengisi ruang-ruang antara
1996
1998
Banvaknva Pelanggan
Pelanggan
130.528
t46.978
155.674
Rumah Taneea
Pelanggan
r23.921
t39.t23
t47.355
Usaha/Industri
Pelangqan
t.682
2.353
2.492
Lain-lain Banyaknya Pemakaian Listrik
Pelanggan
4.925
5.502
s.82i
157.t52.488
165.t78.299
Nilai yang Disalurkan
Rp
pusat-
pusat kegiatan. CBD sebagai simpuVpusat jalan mengalami beban yang lebih dibandingkan dengan lainnya. Hal
Tahun r997
Satuan
ini terkait dengan pola tata guna lahan
dimana jaringan dapat dibedakan menjadi dua yaitu jaringan pusat yang mempunyai konsentrasi, populasi dan intensitas tata guna lahan yang rendah
(pertanian) dengan kebutuhan akses yang rendah, sedangkan daerah urban dengan konsentrasi populasi dan TGL yang tinggi (perkantoran, perdagangan,
KWH
126.595.74C
17.441.085.965
23.339.591.195 29.776.044.63C
industri, perumahan) membutuhkan akses yang tinggi. Sunfier : PT PLN (Persero) Cabang A.{agelang
3.
Listrik Sektor energi merupakan hal yang esensial, khususnya untuk Kabupaten Magelang
yang mulai mengembangkan industrinya. Kebutuhan energi listrik ini digunakan
5.
Telepon
Komunikasi adalah cara yang dapat menjembatani jarak sehingga tujuan
untuk berinteraksi dapat terjadi. Komunikasi
untuk produksi industri, konsumsi pelanggan rumah tangga, perdagangan usaha dan
seseorang
pelayanan masyarakat.
telekomunikasi (komunikasi jarak jauh) dalam hal ini menggunakan telepon
Pada dasarnya, sistem jaringan listrik di Kabupaten Magelang dibagi tiga, yaitu
jaringan tegangan tinggi, jaringan tegangan menengah dan jaringan teqangan rendah. Namun demikian, rvalaupun bila dilihat secara keseluruhan selunrh
di Kabupaten N'{aselang telah mendapat pelayanan fasilitas listrik. bila dilihat secara lebih detail per kecamatan ternyata tidak seluruh kelurahan desa kecamatan
memperoleh fasilitas ini. Ini dapat dilihat bahwa sampai tahun 1998, baru 155.674 masyarakat Kabupaten Magelang yang mendapat pelayanan listrik.
dengan
akan sangat berpengaruh pada pola dan pergerakan manusia dan informasi.
Keuntungan menggunakan telepon adalah berkurangnya waktu untuk mencapai sumber atau tujuan, pergerakan atau transportasi dan dapat nrenghemat biaya transportasi.
Prasarana telepon
di Kabupaten lvlagelang baru menjangkau 10 kecamatan,
dengan jumlah sambungan terbesar
di
kecamatan Muntilan. Sedangkan l1
kecamatan lainnya, belum mendapat pelayanan fasilitas telepon ini. Hal ini menunjukkan perlu adanya peningkatan pelayanan dari PT Telkom terhadap kebutuhan/ permintaan akan telekomunikasi.
1..r11y1,111
Akhir,a
RTRW Katr. lyla11'lan1i
i
V-S
Sarana
Iabel5.5 Jumlah Pesawat Telepon Yang Terdaftar Di "PT Telkom" Awg lVluntilan/lVlungkid iVlenurut Instansi/Badan/SwastarPerseorangan Menurut Kecamatan Tahun 1998
1.
Perdagangan
Untuk membantu diperlukan
Departemen Kecamatan
I)alam Negeri
Iawatanl Swaita Polri TI\l-I Dinas nelas Bebas Trotel Dintel
Jumlah
pemasaran
di Kabupaten
produk lokal, sarana perdagangan
Magelang. Sarana perekonomian
Magelang cukup beragar4 yang meliputi Pasar umum, Pasar ikan, pasar hewan,
I
C2.Neluwar )3.Salam 14.Munekid 15.Srumbune 16.Sawanean
I
t996
2
I
28
2
195
I
J
I
r27
I
20
51
2093 I 302
tersebut, na"mun hanya beberapa kecamatan saja yang memiliki sarana pasar hewan dan pasar ikan karena disesuaikan dengan potensi ekonomi kecamatannya masing-masing.
8
158
1
I
2
1
1
2
Tabel5.6
I
J
68
Banyaknya Pasar Dan Pertokoan Menurut Kecamatan
52
64
2626
]7.Dukun
I
63
Sub Jumlah
t4
2381
4
I
Di Kabupaten Magelang Tahun 1998
II.AWG Munekid
Sub Jumlah
Jumlah
seluruh
kecamatan di Kabupaten Magelang telah memiliki sarana-sarana perekonomian
)l.Muntilan
12.Borobudur 13.Mertovudan
Kabupaten
toko/ kios/ warung, koperasi dan badan perkreditan. Secara umum
.AWG Muntilan
ll.Munskid
di
sangat
28
143
2
I
2
t3
189
I
t52
2
1
13
8
t76
r96
0
0
0
4
491
4
2
l5
25
240 565
29 43
2872
8
J
67
89
3191
Sunber : Kabupaten llagelang Dalam Angka Tahun l,998
No.
tinggi. karena jumlah sambungan dari masyarakat meningkat, sehingga kebutuhan akan sarana telepon umum tidak begitu diprioritaskan meskipun tergolong cukup penting. Sampai tahun 1998, jumlah TUC dan TUK di Kabupaten Magelang masih
tergolong kurang, yaitu bila dihitung berdasarkan standar untuk TUC (2 % jumlah SST terpasang) dan untuk
TUK (1 % SST terpasang).
Kecamatan Umum
Ikan
Hewan I I
I
Banyaknya toko/ Kios / warung Jumlah 8
551
6
438 306
ialaman Jorobudur Veluwar
4
4
Salaman
J
I
irumbuns )ukun \{untilan
a
J
)
Vlunekid Jawansan
I
2
l0 landi Mulvo
J
I 2 4 5
6
Untuk pelayanan berupa SST TUC dan SST TUK peningkatannya tidak begitu
Banvaknva Pasar
8
9
ll
5
I
2 2 I I
311
258
I
108
5
J
1.752 603
J
239
J
189
5
Vlertovudan t2 Iempuran l3 Kaioran 14 Kalianskrik l5 Bandongan l6 Windusari
4
t7 Secan.q l8 feealreio
4
4
2
z
523 206 239 205 287 25 739 258
l9
Pakis
6
I
118
20
Srabas Neablak
4
2l
Jrrmlnh
J
J
4
4 I
2
J J
I
4
2
70
)
4
I I I
5
528
J
ll
82
30 7.913
Surtrbar: Kehupalen'\ Iogelang Dolant .ltrgko I 995 [.itpo11111
Akhir ,l RTRIV K.rb.
Ma1',olan1i
v-9
Tabel5.7
2.
Kesehatan
Banyaknya Sarana Pelayanan Kesehatan
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka derajat
kesehatan
Tahun 1998
merupakan indikator yang sangat berpengaruh, sehingga harus meningkat pula.
Pengurangan angka kesakitan dan memperkecil rasio pelayanan kesehatan
No.
ABRV
merupakan indikator Healthy Services. Sampai tahun 1998 jumlah rumah sakit
di Kabupaten Magelang hanya
I
Puskesmas
RSU
Pustu
p115
Swasta
buah rumah sakit negeri. Selain rumah sakit
terdapat beberapa sarana kesehatan lain yang mendukung peningkatan tingkat kesehatan penduduk Kabupaten Magelang, antara lain puskesmas, rumah sakit
bersalin dan balai-balai pengobatan yang tersebar Magelang.
Sarana Kesehatan
Kecamatan
di
seluruh Kabupaten
I
Salaman
2
5
I
2
3orobudur
1
J
I
a J
{gluwar
I
4
Salaman
1
-J
5
Srumbung
I
5
6
)ukun
I
J
7
Vluntilan
2
8
Vlungkid
9
1
J
I
2
I
2
2
1
)awangan
z
J
10
Jandi Mulyo
I
J
11
Vlertowdan
2
a J
t2 lempuran
I
J
l3 (ajoran
2
4
I
a J
t4 Kaliangkrik
I
15
Sandonsan
I
a J
l6 l7 l8 l9
Windusari
I
J
iecang
2
4
fegalrejo
1
2
lakis
I
J
\gablak
J
Iumlah
29 Surnber : Kabupaten |tlagelang Dalam -'lngka 1998
3.
1
J
20 3rabag z1
I
1
64
I
7
Pendidikan Rendahnya penghasilan PDRB dan pendapatan perkapita Kabupaten Magelang
per tahun dapat berkorelasi positif dengan tingkat pendidikan
Kabupaten
Magelang. Faktor kurangnya sarana pendidikan merupakan salah satu faktor
utama yang
menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia di
Kabupaten Magelang.
L.ryr1.1" Akhir .J
liTliW
K.rlr. lvl.r11'lrrrli
v-
l0
Tabel5.8 Banyaknya Sarana Pendidikan Di Kabupaten Magelang Tahun 1998
TK No.
Kecamatan
I
ialaman
2
Negeri
SD SLTP Swasta Negeri Swasta
Swasta Negeri
t4 t2
J
3orobudur \trsluwar
4
ialaman
18
36 34 27 27
5
irumburs )ukun
20
32
l5
35
Vluntilan Vlunekid )awangan
36 22 9
38 37 )l
6 1 8
9
9
a
4
L
5
2
2
)
4
I
a L
5
4
1
I
9
I
5
2
I
)
36
2
I
A
(ajoran (alianehik
JU
a L
5
Jandonqan
5
32
6
rI/indusari )ecanq
8
leealreio )akis
I t2 l8
26
7
I
2
6
I 2
I
2 II
I
I
I
J
I
I a
J
A
29
2
I
2
7
39
2
I
43
3
3
2l
t{.eablak
5
2
I
7r0
I
2
I
a
n 285
I
2
irabae
I
a
I
20
Iumlah
4
I
2
9
1
I
I
I
28
34
I I
1
I
2 4
2
I{egeri Swasta
I
2
I
)
3l
II
SKKA
STM
SMEA
Negen Swasta Negeri Swasta
2
2
47
Vlertowdan fempuran
I I
ll
l6
landi Mulvo
I
I
7 6
I
34 9 4 2
0
:,SMU Negeri Swasta
38
45
a
I
I
2
74
10
'|
2
I
?i
9
I
15
1
Sunber: Kabupaten llagelang DalamAngka 1998
l.aporan Akhir
I
RTRW Kab. Magelrrng
I' t i Y - tl
t .:
B.
Analisis Daya Dukung Sarana Prasarana'
Analisis daya dukung merupakan analisis yang digunakan untuk seberapa besar kebutuhan utilitas dan fasilitas yang dibutuhkan
mengetahui
di Kabupaten Magelang.
Untuk itu perlu dihitung demander, yaitu penduduk yang memakai sarana dan Pentingnya analisis daya dukung
prasarana.
ini adalah untuk mengukur tingkat keterjangkauan
pelayanan dan seberapa besar jurnlah yang dibutuhkan, sehingga pembangunan suatu sarana dan prasarana tidak akan berlebihan atau berkekurangan yang dapat menyebabkan
tidak efisiennya kineda sarana dan prasarana. Hasil yang diharapkan keluar dari analisis ini adalah kebutuhan sarana dan prasarana di Kabupaten Magelang yang dinilai
a. Normati{ yaitu
seeara:
kebutuhan yang disesuaikan dengan jumlah minimal yang harus
disediakan dengan menggunakan standarisasi yang ada.
b.
Kebutuhan yang dapat disediakan, yaitu menyangkut kesanggupan supplier dalam melayani jaringan prasarana dan source,s sarana. Salah satu unsur pokok dalam mengeluarkan kebutuhan sarana dan prasarana adalah
proyeksi jumlah pendudulg untuk itu sudah terdapat tabel proyeksi jumlah penduduk pada
seklor kependudukan. Dalam analisis ini yang menjadi ruang lingkup wilayah
adalah
kecamatan dan kabupaten, sehingga kebutuhan yang dihitung adalah kebutuhan
di 2l
kecamatan dan secara keseluruhan di wilayah Kabupaten Magelang.
1. Sarana Pendidikan. Dengan menggunakan standart dari Dinas Pekerjaan Umum untuk standart sarana pendidikan dengan skala kabupaten, dapat diperkirakan kebutuhan akan sarana pendidikan sampai dengan tahun perencanaan. Dari hasil perhitungan:
-
TK, dengan standart I TK melayani 1000 penduduk
-
SD, dengan standart 1 SD melayani 1600 penduduk
-
SLTP, dengan standart
I
SLTP melayani4800 penduduk
-
SMU, dengan standart
I
SMU melayani 4800 penduduk
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
| .tn,rr
r,' \rr.rlisis ,a RTI{W K,rl. \t.re ,'l i
rrrl',
v _ t2
Tabel5.9
Kebutuhan Sarana Pendidikan Tahun 2000 -2010
Di Kabu
'.
, _. ' . : :.,"
TK
Kecamatan
No.
Kebutuhan
Eksistine
:
SD
TK
SLTP SMU 2000
2005
2010
2000
2005
2010
2000
2005
20fi
2000
2005
2010
t4 1l
l5
l3
l4
l5
12
ll
l1
12
6
6
6
9
9
9
l0
40
9
a
64
69
74
40
43
46
13
39
8
I
53
))
57
34
35
ll
3l
t) l8
19
19
6
6
6
45
26
27
28
9
9
9
1
Salaman
2
Borobudur
t4 l2
!{sluwar
9
27
4
2
79
30
4
Salaman
18
29
7
2
42
43
)
20
6
Srumbung Dukun
15
37
5
7
Muntilan
36
49
T2
8
Munekid
22
39
6
9
Sawangan
9
38
6
10
Candi Mulvo
16
31
5
ll
Mertovudan
35
54
9
5J
7
0 2
43 42
45
49
48 56
27 26
28 30
30
9
9
l0
9
9
35
9
l0
t2
9
l0 z)
32
t7
LJ
32
t7
r20
265
t8
40
88
40
88
34
J)
ll
l1
t2
l8 1l
11
t2
9
9
9
9
9
l9
l9
l8
l9
l9 9
1l t2
r12
86
l9l
425
54
54
57
32
2
5Z Aa .tL
43
44
26
27
28
9
l0
4
87
90
93
54
56
58
18
28
5
I
4l
42
43
26
4
36
4
0
51
53
54
)z
l4 Kaliangkrik l5 Bandongan_
2
30
J
I
50
53
57
31
l6 [Vindusari t7 Secang l8 Tesalreio
7 12
l8
29
19
Pakis
7
39
20
Srabaq
ll
43
13
Kaioran
Su nrb
e
r : Hasi I
Anali
26 JJ
49
5l
53
31
26
I
0
47
53
6l
29
36
I
65
68
70
J
0
AA ll
46
A1
28
28
I
52
56
60
33
35
8l
85
37
37
z)
5l zt
5
si s, 2
50
2
286 748
Iumlah
t I
156
5
5
2l )leablak
6
6
4
a
0
119
35
37 1056
4l
t320 r652 660
t2
97
70
80
l2 fempuran
.SMU
SLTP
SD
JL
27
9
9
9
9
9
34
t1
ll
ll
1t
l1
35
1l
12
l0
ll
l1
ll
10
l1
ll
ll
13
l0
ll
44
l0 l0 l0 i4
l4
15
14
l4
29
9
9
l0
9
9
l3 l5 l0
ll
t2 t7
t2
ll
t2
12
I7
l8
8
8
)) 38
42
825,1
53 23
1032
8
220
275
l8 344
8
8
8
219,9
t1<
3'11
000
l.alroran Analisis ,a RTRW Kab. Magelang
\'- 13
)
Sarana Perekonomian
kecamatan yang belum memenuhi standart, yaitu Kecamatan Dukun, Mungkid, Kaliangkrik,
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan standart dari Dinas Pekerjaan Umum:
Windusari, Pakis dan Ngablak.
Fasilitas perdagangan pasar dengan skala kabupaten, Fasilitas perdagangan yang berupa kios / warung,
I
I
pasar melayani 120.000 penduduk
kios / warung melayani 250 penduduk
Hasil perhitungan kebutuhan sarana perekonomian dapat dilihat pada tabel berikut-
Tabel5.10
3. Sarana Kesehatan
Dari hasil perhitungan perkiraan kebutuhan akan fasilitan kesehatan di Kabupaten Magelang yang diperoleh dari proyeksi jumlah penduduk sampai dengan tahun perencanaan, dengan berdasarkan standart:
Kebutuhan Sarana Perekonomian
-
Kabupaten lVlagelang Tahun 2000 - 2010 No Kecamatan
,
Pasar
:i::. -::::l
:::': i:: .:
*o*l*".*g
,:,
2m0
2(X)5
20 0
,'
Pasar
K/W
Pasar
K/W
Pasar
K/W 297 227
I Salaman
8
551
I
258
I
277
I
2 Borobudur
6
438
0
2t1
0
279
0
Neluwar
4
306
0
117
0
120
0
t
311
0
t69
0
t74
0
)
258
0
171
0
182
0
193
169
0
195
0
225
I
446
I
623
a
765 216
4
1699
0
227
J
4 Salaman 5 Srumbung 6 Dukun 7 Muntilan 8
Munskid
9
5awangan
108
0
5
t.752
1
603
I
319 345
239
0
206
0
189
0
168
0
173
0
177
5
523
I
347
I
358
I
371
5
0
163
0
168
0
173
4
206 239
0,
205
0
2tl
0
218
J
205
0
198
0
2t2
0
227
0
zta 243 282
10 Candi Mulvo
ll T2
Mertowdan Iempuran
l3 Kaioran l4 Kalianskrik
r22 t79
1
5
15 Bandon-qan
287
U
197
0
204
0
188
0
2t4
l6 Windusari
4
25
t7
4
739
I
261
I
271
I I
t76
0
182
0
188
208
0
223
0
239
324
I
340
l8 l9
Secan-g
Teealreio
2
258
0
Pakis
7
ll8
0
I
puskesmas dengan skala kabupaten melayani 120.000
penduduk.
:.:'Kgfouluhan
Eksistine
Puskesmas, dengan standart
20 Srabae
5
528
2l
Neablak
5
30
0
t46
0
t47
0
t47
Iumlah
82
7913
9
4223
1l
5280
t4
6607
-
RSU, dengan standart I RSU dengan skala kabupaten melayani 240.000 penduduk Pustu @uskesmas Pembantu) dengan standart sama dengan Fuskesmas
Dapat dilihat bahwa jumlah Puskesmas untuk tiap-tiap kecamatan sudah memenuhi standart sampai dengan tahun perencanaan. Sedangkan untuk Rumah Sakit Umum belum memenuhi standart sampai tahun perencanaarL sampai tahun 2010 membutuhkan tetapi pada kondisi eksisting hanya
6
RSU
I RSU yang terdapat di kecamatan Muntilan.
Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Sunber: Hasi I Analisis, 2000
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa untuk fasilitas perdagangan yang berupa pasar, baik pasar umum, pasar hewan dan pasar ikan, untuk Kabupaten Magelang sudah mencukupi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi eksisting untuk pasar (pasar umum, pasar hewan
dan pasar ikan) sampai dengan tahun perencanaan di setiap kecamatan sudah memenuhi standart. Tetapi untuk fasilitas perdagangan yang berupa kios/ warung ada beberapa L..rporan
Analisis ,a RTRW Kab.
N{ag,cl.rug,
v-
14
Tabel5.11
Kebutuhan Sarana Kesehatan Kabupaten Magelang 2000 - 2010
I
Salaman
2
2
Borobudur
1
5
Kebutuhan, 2005 ' 20fi)' RSU Pustu :t :: ',,: ,: ;:: PuskesmaS RSU Pustu Puskesmas RSU Pustu I 0 ) 0 I I 1
Eksistins
No
!{eluwar
:
2010 l Puskesmas RSU Pustu 0 1 I 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I
a J
0
J
0
4
Salaman
1
)
Srumbung
I
a
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Dukun
I
J
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
2
2
I
0
0
I
1
I
I
2
1
0
I I
I
8
Muntilan Munekid
)
I
a
4
2
4
9
5awangan
2
J
0
0
0
0
0
0
0
0
I
a
0
0
U
0
0
0
0
0
0
2
J
I
0
I
I
0
I
I
0
I
0
0
0
0
0
0
0
0
U
0
0
0
l0
andi Mulvo
l1 Vfertovudan l2 fempuran
Bandongan
^
4
1
J
I I
Ieealreio
I
20 Srabas
2
Veablak
2
29
i
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I
0
I
tl
I
I
0
I
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I
I
0
I
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
t2
4
9
l1
6
11
14
3
1
Iumlah Sunfier: Hasi I Anali
4
2
19 Pakis
2l
a
1
l6 Windusari I7 )ecang 18
I
I
l3 Kaioran l4 Kalianekrik 15
J
I
64
0
t4
s.20A0
Lapolan Analisis ,a RTRW Kab. Magelang
1'-
15
non pertanian, sedang penambangan
5.3 Persoalan Pengembangan
sungai dikendalikan agar tidak mengganggu
sempadan sungai atau merusak bangunan yang ada.
5.3.1 Fisik
.
di
.
diatasi dengan perkerasan dan penghijauan.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat (0,009 Yol tahun) dan meningkatnya kegiatan budidaya non pertanian dalam pembangunan sektor-sektor non pertanian (permukiman,
industri dan perdagangan, dll) dalam jangka waktu tertentu akan berpengaruh besar terhadap berkurangnya lahan pertanian. Kecenderungan ini sudah terlihat di kawasan Masatandur, telah ada gejalaberkurangnya luas sawah dan bertambahnya luas tanah untuk
Untuk mengembangkan potensi semua lahan yang ada maka lahan kritis yang ada perlu
.
Untuk menjaga kelestarian penyediaan pangan bagi penduduk dan untuk mengimbangi berkurangnya lahan sawatg perlu dikembangkan agar areal sawah tadah hujan dan sawah
berpengairan sederhana (PU dan Non PU) ditingkatkan menjadi sawah berpengairan teknis.
bangunan dan halamannya atau pekarangan, dan juga bertambahnya luas kolam, selama
tahun 1983 - 1998.
.
.
Berkaitan dengan status kepemilikan lahan dan beralihnya fungsi/ penggunaan lahan, maka perlu menjadi perhatian bahwa 83,89yo lahan adalah milik masyarakat, sehingga
Berbagai masalah sosial yang dihadapi oleh Kabupaten Magelang diantaranya
proses peralihan lahan pertanian ke non pertanian perlu melalui tahap-tahap sosialisasi
berkaitan dengan jumlah penduduk yang cukup besar tetapi tidak diimbangi dengan kualitas
dalam berbagai forum mengenai peraturan dan ketentuan yang harus ditaati sampai
yang baik. Kondisi ini dapat dilihat dari komposisi penduduk Magelang berdasarkan lapangan
kepada negosiasi antara pengguna lahan dan pemilik.
pekerjaan dan tingkat pendidikan serta sosial ekonomi.
Masalah kepemilikan lahan tersebut yang akan dijumpai pada usaha pengembangan
Jika dilihat dari lapangan usaha dan tenaga kerja didominasi oleh petani, baik tani sendiri maupun buruh taru (32,39o/o) dan yang paling sedikit adalah pensiunan sebesar
mengalir melalui lahan sawah, tegal dan daerah permukiman. Demikian juga mata air
0.75%, Dari data ini ini menunjukkan karakteristik masyarakat Kabupaten Magelang
pengembangan sempadan sungai dan mata air sesuai dengan pedoman yang ada akan
masih merupakan masyarakat agraris dengan penduduk yang bergerak di bidang pertanian merupakan mayoritas. Tetapi sangat disayangkan pertanian yang
mengalami kesulitan. Oleh karena itu agar fungsi sempadan sungai maupun mata air bisa
berkembang masih bersifat konvensional. Sehingga masih merupakan permasalahan
terlaksana, perlu diciptakan teknologi tepat guna untuk sempadan sungai dan mata air di
yang harus di cepat dipecahkan.
di
areal sawah, tegal dan daerah permukiman, sehingga
areal pertanian dan daerah permukiman, sehingga fungsi lindungnya terpenuhi dan diterima oleh masyarakat.
.
.
kelestarian sumber daya alam sungai dan mata air. Sungai-sungai yang ada umumnya
yang ada umumnya berada
.
5.3.2 Sosial
.
Karakteristik masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan yang ada di Kabupaten Magelang termasuk kabupaten yang tingkat pendudukannya dapat dikatakan sudah
kecamatan
cukup. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan yaitu
Mungkid, N{untilan, Salam, Srumbung, Dukun dan Sawangan perlu memperhatikan juga
47.37% telah lulus SD, SLTP sebanyak 47.37yo, lulus SMA dan PT sebanyak 6.51,
bahaya yang timbul dari letusan Gunung Merapi, baik yang langsung berupa lahar panas
sedang yang belum dan tidak lulus SD dari jumlah penduduk usia 5 tahun ke atas (usia
maupun yang tidak langsung berupa aliran banjir bercampur lahar dingin.
pendidikan) sebesar 30.37%. Walaupun demikian untuk menghadapi era globalisasi
Pengalihan penggunaan lahan dari pertanian ke industri atau pariwisata
Penambangan pasir dan batu
di
di daerah potensial seperti di kecamatan Srumbung, Dukun,
Sawangan, Salam dan Muntilan perlu dikendalikan, yaitu untuk lokasi yang bukan sungai diusahakan agar bekas penambangannya masih dapat digunakan untuk lahan pertanian dan
l..r1x'lrtr An.rlisis
I iiTlitV
K.rl'. Nlat1'larrll
kualitas SDM berdasarkan tingkat pendidikan ini masih dirasa sangat kurang, apalagi dalam kaitannya dengan adanya upaya pengembangan kegiatan sektoral non agraris, terutama sektor parirvisata dan industri kerajinan rakyat.
r'-16
Karakteristik sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari kondisi
bangunan
perumahan yang dimiliki. Jika dilihat dari jenis dan kualitas bangunan dapat dikatakan
kurang baik. Jenis dan jumlah bangunan
yang
ada
di kabupaten Magelang
Untuk mengeliminasi ddanya hambatan ini, perkembangan seklor Pertanian diarahkan pada sub sektor Perikanaq Peternakan dan Tanaman Perkebunan Rakyat.
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan Sektor Industri Pengolahan, adalah kesulitan dalam mencari investor dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung yang
berdasarkan kualitas bahan bangunan dari total 274.161adalah sebagai berikut:
harus disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Magelang-
Dindinding dari batr.r/ gedung permanen sebesar 87.707;
Pengembangan sektor Perdagangan, Pariwisata Semi permanen 17.148;
(flotel dan
Restoran), beberapa
permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Magelang diantaranya adalah
-
Donding dari papan 44.846;
:
penyediaan fasilitas perdagangan dan utilitas pendukung obyek-obyek wisata yang ada, baik wisata alam maupun wisata buatan-
Dinding dari bambu 97.460;
-
Kondisi ini terjadi karena di kabupaten magelang masih banyak desa dengan kondisi masih tertinggal, dengan tingkat sosial ekonomi masyarakatnya yang cukup rendah
pengembangan dan penganekaragaman atraksi
di komplek Candi Borobudur
yang kewenangannya berada di tangan Pemerintah Pusat.
Pengembangan sektor Pengangkutan dan Komunikasi, utamanya
untuk sub seklor
Masyarakat pedesaan yang hidup bergotong royong dapat dikembangkan sebagai
Komunikasi, kewenangan pengembangannya bukan berada dalam kebijakan Pemerintah
kekuatan yang produktif dalam membangun daerah
Kabupaten Magelang, tetapi berada ditangan PT. Telkom.
Lembaga-lembaga dan organisasi masyarakat yang dapat dikembangkan sebagai
Pengembangan sektor Jasa-jasa, kendala yang dihadapi adalah loalitas sumberdaya
mediator dalam menggerakkan pembangunan, khususnya sebagai dinamisator
manusia yang adat budaya minta dilayani bukan melayani.
pembangunan daerah.
5.3.3 Ekonomi Pengembangan kegiatan ekonomi
di
Kabupaten Magelang diarahkan pada
pengembangan sektor basis yang dikombinasikan dengan pemilikan competitive advantage
terhadap wilayah yang dipengaruhinya. Seklor-selctor kegiatan ekonomi yang layak dikembangkan di Kabupaten Magelang, adalah seklor Pertambangan dan Penggalian, sektor Pertanian, sektor Industri Pengolahan, seklor Perdagangan, Pariwisata (Hotel dan Restoran), sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta sektor Jasa-jasa. Terdapat beberapa kendala atau persoalan yang dihadapi dalam pengembangan sektorseklor kegiatan ekonomi yang disebutkan di atas, diantaranyaadalah
o
:
Pengembangan sektor Pertambangan dan Penggalian, kendalanya adalah penurunan kualitas lingkungan dan kerusakan jalan menuju ke pasar konsumen.
o
Pengembangan sektor Pertanian yang banyak membutuhkan lahan
sulit
untuk
dilaksanakan karena adanya tuntutan kebutuhan lahan untuk kegiatan ekonomi yang lain
seperti permukiman, industri dan lain-lain pemanfaatan guna lahan yang berkembang.
l.a[\rrap Analisis ,a RTR!V Katr. lvl.rgclanl',
v-
17
6.1.1 Strategi Dasar Perencanaan Fisik Wilayah Kabupaten Magelang sebagai bagian dari kabupaten
yang
berada
di jalu linier
(struktur regional) antara Semarang - Yogya. Pembangunan fisik di Kabupaten Magelang
srnnlol PElloEmrnoril Dffi nEilGrm
ilil Ruffi0 iluYill t$uPttil m$uilo
diupayakan dapat mengantisipasi pengaruh pertumbuhan linier yang pesat di sepanjang jalur
jalan regional tersebut. Upaya ini diharapkan dapat mempengaruhi perubalran lahan di daeratr belakang dan mapu menumbuhkan aktivitas baru yang lebih beragam. Tentusaja dalam upaya
ini perlu dipertimbangkan daya dukung dari lingkungan.
Potenslpotensi yang ada di pertumbuhan dan perkembangan wilayatr perencaruun yang ada si sepanjang jalur regional telah mengakibatkan tumbuhnya bentuk Kabupaten Magelang menfadi bentuk Liniair yang bermanik. Kondisi ini bila terus berlanjut akan berakibat semakin meningnya beban di pusat-pusat aktivitas yang teruntai di sernanjang jalur
6.1
linier sedang
di
bagian pedalaman atau belakang tidak akan tumbuh. Hal
ini
akibat
Sfrategi Pengembangan dan Rencana Tata Ruang Wilayah
banyaknya potensi daerah belakang yang terserap tanpa dimbangai denganadanya
Kabupaten Magelang
peningkatan tetesan positig darah pertumbuhan cepat ke belakang.
Sebagai bagian dari struktur wilayah regional, pengembangan dan pembangunan Strategi dasar perencanaan dan pengembengan wilayah Kabupaten Magelang disusun
Kabupaten Magelang diupayakan dapat mengantisipasi adanya pertumbuyan yang pesat
berdasarkan konsep dan skenario perencanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Selain itu
diwilayah bagian tengan dan timur. Potensi-potensi daeratr tengah yang lebih didukung oleh
penyusunan strategi ini juga mempertimbangkan kondisi fisik, soaial, ekonomi dan budaya
faktor eksternal menyebabkan munculnya kawasan yang tumbuh cepat di sepanjang jalur
dari Kabupaten Magelang.
linier. Sehingga diperlukan upaya pengaturan dan pengendalian persebaran aktivitas
Strategi pengembangan dan perencanaan wilayah
ini
dibuat dengan harapan produk
perencan:um dapat memenuhi kebutuhan dan dapat meningkatkan kualitas ruang binaan.
Pada akhirnya kondisi
ini juga
penduduk, sehingga perkembangan dan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya akan sesuai dengan daya dukung lingkungan.
diharapkan akan nvlmpu meningkatkan kesejahteraan
penduduk Kabupaten Magelang. Sesuai dengan pembagian ruang lingkup perencaftun wilayatr Kabupaten Magelang,
strategi pengembangan wilayah dibagi menjadi aspek fisik, sosial dan ekonomi. Pembahasan
dan
Sesuai dengan kecenderungan yang terjadi dan konsep pengambangan wilayah Kabupaten Magelang maka pembagian wilaya pengembangan parsial disesuaikan dengan kondisi:
.
Wilayah pengembangan yang mempunyai kesesuaian untuk tanaman lahan
basah
aspek fisik menyangkut ruang sebagai wadah kegiatan pengembangan dan pembangunan
dialokasikan pada daerah-daerah yang sudah memiliki irigasi yang baik seperti di
wilayah. Aspek ini terkait langsung dengan upaya pelestarian sumber daya lingkungan. Aspek
kecamatan kecamatan Secang (merupakan daeratr pengembangan teruas)
sosial akan membahas masalah penduduk sebagai pelaku aktivitas dan pemumbuh kegiatan,
Mungkit, Borobudur dan Tempuran serta kecamatan lain yang memiliki irigasi yang baik.
dan juga berkaitan dengan distribusi dan upaya penyediaan utilitas dan fasilitas pelayanan
umum. Sedang aspek ekonomi yang akan nxrmpu melingkupi arahan pergeseran ekonomi maupun pertumbuhan ekonomi wilayah.
l:poran Akhir,l RTRW Kab. lvlrgclurg
.
,
Lahan yang cocok untuk lokasi pertanian latran kering tatrunan adalah
Mertoyudan,
di
Muntilan
(kawasan terkecil) untuk salak pondoh, Salaman untuk tanaman durian dan rambutan" dan terluas di kecamatan Pakis dan Grabag.
u-1
Lahan pengembangan untuk pertanian tanaman tahunan
di
seltrruh keOamatan di
3. Pendistribusian
jumlah kepadatan penduduk yang seimbang dengan struktur dan
hierarki pusat-pusat pemukiman yang akan direncanakan Pendistribtsian penduduk
Kabupaten Magelang
di
Lahan yang brpotensi untuk pengembangan aktivitas ini antara lain berada di kecarnatan
Kabupaten Magelang juga didasarkan pada kernarrpuan optimum dari daya
tampung kawasan
Mungkit untuk itik leher putih, Tempuran untuk ternak ayam dan peternakan lain di
4. Dominasi penduduk
seluruh kecarnatan
perdasarkan
mata
mencermenkan masyarakat agraris perlu
Lattan yang cocok untuk pengembangan perikanan di Kecarnatan Mungkit dan Tempurarl
pencatrarian
sebgai petani
di perhatikan, terutama berkaitan
yang
dengan
adanya rencana pengemhngan sektor pariwisata yang akan banyak menyerab tenaga
**rususnya budi daya ikan kolarq mina ayanr, mina padi dan lain-lain seperti budidaya
di sektor jasa. Hal ini
ikan di sungai serta kecamatan-kecamatan lain di lingkup MASATAIT{DUR;
sesuai dengan adanya peningkatan jumlah penduduk yang
bekerja di sektor jasa informal yang cukup banyak.
Lahan untuk kawasan lindung berada di daerah balraya
I
dan 2 kecamatan Dukun, dan
sungal serta kawasan lindung lain di kecamatan kalianglcrft, Windusari Kajoran, Pakis, sawagan dan kawasan lindung suaka alam di Kecamatan Borbbudur
6.1.3 Strategi Dasar Perencanaan Ekonomi
Strategi dasar Perencanaan Ekonomi diharapkan akam
6.1.2 Strategi Dasar Perencanaan Sosial
ftlmpu
menghasilkan suatu
prediksi pengembangan sektor perekonomian yang disesuaikan dengan potansi yang dimiliki oleh Kabupaten Magelang, yang terlihat dari penentuan sektor basis baik pada tingkat SWP, Perkembangan dan pengembangan wilayah Kabupaten Magelang, secara keseluruhan
atau di pusat-pusat pemukiman yang perkotaan" selalu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dalam aspek sosial, atrategi perencanaan mempertimbangkan faktor-faktor yang
lebih
luas. Hal ini
akibat sifat peqduduk
yagg
mempunyai mobilitas yang tinggi.
Mlayah pengaruh yang lebih luas maupun terhadap wilayatr regioanl Jawa Tengatr.. Strategi
ini pada aktrirnya
l.
i
berikut:
Pengembangan penduduk diupayakan
untuk dapat meningkatkan
di
Kabupaten
Magelang.
Strategi dasar dari seklor kegiatan ekonomi di Kabupaten Magelang untuk
Berdasarkan analisis skenerio perkembangan penduduk di Kabupaten Magelang, untuk perenffuraan sosial disusun strategi sebagai
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
l0
tahun
yang akan datang, diarahkan pada terciptanya struklur perekonomian yang semakin maju, kuat dan modern dengan sektor Pertanian, Industri dan Pariwisata sebagai sektor andalan,
kemampuan
pengelolaan sumberdaya dan potensi wilayah perencanaarL dengan proporsi kegiatan
tanpa harus melupakan pengembangan seklor Pertambangan dan Penggalian, Pengangkutan dan Komunikasi serta sektor Jasa-jasa.
diutamakan pada kegiatan yang mendukung perkembangan kegiatan agraris dan Guna mengarahkan pada pengembangan seklor kegiatan ekonomi yang memiliki ketahanan
pariwisata budaya;
2.
terhadap daya saing, globalisasi dan pasar bebas serta issue desentralisasi, perlu ditetapkan
Besaran pusat-pusat kawasan pengembangan rnaupun kecenderungan pola kegiatan yang dikembangkan tidak akan sama antara satu dengan yang lain. Perencanaan pengarnbangan besaran pengembangan
ini dan aktivitas yang akair
dikembangkan
disesuaikan dengan kondisi sosial, baik tingkat pendidikan, mata pencaharian dan
tingkat perekonomian masyarakat.
strategi dasar pengembangan sebagai berikut
l.
:
Pemanfaatan potensi dalam struktur ekonomi wilayah secara regional, bak dalam
satuan wilayah pengembangan maupun wilayah yang lebih
luas.
Kedudukan ini
diupayakan untuk dapat menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat bagi wilayah
lain, yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan bagi Kabupaten Magelang, melalui sistem aliran sirkuler ekonomi (circular flow economic system); t
Laporan
Akhir,l
RTRIV Kab. lvlagt'lang
j vr-z
2.
Dalam lingkup lokal Kabupirten Magelang diupayakan mampu mengembangkan
morfologi fisik kota. Pola jalan juga merupakan komponen 'yang paling nyata dalam
sektor-sektor strategis bagi peningkatan ekonomi wilayah. Sektor-sekfor ini kemudian
pembentustruktur wilayah. Berkaitan dengan upaya pengarahan pola pertumbuhan struktur
kawasan-kawasan yang sesuai,
tata ruang Kabupaten Magelang yang terus tumbuh akibat bertambahnya dan tumbuhnya
sehingga mampu menciptakan struktur ekonomi wilayah Kabupaten yang memiliki
beragam aktivitas kota, sudah selayaknya terjadi perubahan arah perkembangan struktur
ketahanan tinggi;
ruangnya. Pola linier yang terjadi akibat tarikan dua aktivitas (Yogya-Semarang) dan
dialokasikan dan diarahkan perkembangarrya
3. Mengingat
di
dominasi aktivitas perekonomian Kabupaten Magelang masih bertumpu
pada sektor Pertanian, maka pembangunan pertanian dalam arti yang luas diaratrkan pada pertanian yang maju, terkendali dan dan menunjang sektor-seklor lain, terutama
5.
Sedangkan pada daerah belakang khususnya Kabupaten Magelang dampak penerapan kebijaksanaan penerapan pola
ini tidak dapat menguntungkan sama sekali terutama dalam
upaya mengembangkan Kabupaten Magelang.
sektor industri pengolah hasil pertanian;
4.
dikembangkan menjadi pola konsentrik hanya efektif pada darah sekitar kota Magelang.
Bentuk kota yang di rekomendasikan untuk di terapkan di kabupaten ini adalah bentuk
Pengembangan jaringan-jaringan yang mendukung pengembangan perekonomian
kompak dengan pola jalan yang radio kosentris walaupun tidak sempurna. Pengembangan
wilayah.
pola jalan dengan bentuk ini akan lebih pas jika ditunjang dengan makin berkembangnya
Untuk dapat mengembangkan seklor kegiatan ekonomi strategis, dipilih sektor-sektor
sarana transportasi di Kabupaten Magelang.
kegiatan ekonomi yang banyak melibatkan semua unsur pelaksana pembangunan
Pengembangan pola radio konsentris
ini akan mampu
mengatasi pengaruh bentuk
yakni stakeholder yang merupakan perpaduan kerjasama antara Pemerintah, swasta
struktur kota Kabupaten Magelang yang berbentuk Liniair Bermanik don Stellar yang hanya
dan masyarakat.
dapat memacu pertumbuhan kawasan di daearah strategis (di pinggir jalan raya besar) ke arah
6. Karena
semakin terbatasnya sumber pendanaan yang dimiliki oleh Pemerintah
Kabupaten Magelang, diupayakan untuk dapat meningkatkan sumber pembiayaan konvensional lewat intensifikasi dan ekstensifikasi serta mulai dikembangkan pula sumber-sumber pembiayaan non-konvensional melalui public-private partnership.
pertumbuhan yang merata. Secara rinci pola jalan radio konsentris ini memiliki kelebihan sebagai berikut:
1: Ring Radial, bentuk pusat pertumbuhan ini mempunyai jangkauan pelayanan yang seimbang bagi para pemakainya. Pusat-pusat tersebut merupakan simpul-simpul pengembangan dengan tata jenjang sesuai dengan hirarkinya. Antara simpul yang satu
dengan yang lain mempunyai suatu mekanisme yang membentuk suatu sistem dalam
6.2 Rencana Tata Ruang Wilayah
struktur tata ruang yang konsentrik dan dinamis. Pusat-pusat tersebut mempunyai fungsi
di dalam kawasan maupun hinterlandnya Tata ruang akan selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Perkembangan ini akan selalu menyangkut aspek sosial, ekonomi, budaya, teknologi, dan fisik. Khusus yang
berkaitan langsrurg dengan penggunaan lahan adalah perkembangan fisik. Rencana tata ruang kota/daerah tidak dapat dipisahkan dengan penetapan pola jalan dan aktivitas penggunaan ruang. (struktur ruang), penetapan peruntukan dan pengembangan
2. Pada tingkat perkembangan lebih lanjut,
secara
pertemuan antar jalan di dalam kabupaten, baik
yang bersifat sebagai.penghubung antar pusat kecamatan maupun pusat kotanya, akan
membentuk sub senter/sub-sub center baru yang dapat digunakan sebagai embrio pengembangan wilayah secara keseluruhan.
3.
6.2.1 Rencana Struktur Tata Ruang Wilayah
dari fungsi wilayah
keseluruhan.
karvasan
prioritas.
sebagai sub sistem
Sistem hirarki akan tercipta dan pertumbuhan wilayah dapat terjadi cukup merata. Kondisi
ini diharapkan
akan dapar memacu pertumbuhan desa-desa tertinggal yang ada di
Kabupaten Magelang. Terdapat sejurnlah komponen struktur lain yang mewarnai pola keruangan. Pola jalan
(layout Lr
of
lrrran Akhir
streets) dalam tata ruang daerah, merupakan salah satu unsur dari bentukan .l
i S,1'R\\t Kab. tvlal;cl.rn1;
vr-3
4.
Potensi daerah belakang baik yang berupa SDA maupun SDM tidak akan terserap kesemuanya
ke daerah pusat utama (kota Magelang). Kondisi ini
akan lebih
menguntungkan Kabupaten Magelang, karena selain wilayah ini mendapat tetesan positif
dari daerah pusat kota, potensi lokal juga akan dapat dikembangkan di Kabupaten
5.
o
Mengembangkan kegiatan-kegiatan sektoral yang dapat memicu pertumbuhan dari dalam
di titik+itik/simpul strategis. Kegiatan yang dikembangkan ini merupakan embrio bagi pengembangan kawasan yang ada
di
daearah belakangnya.
Magelang sebagai penggerak pertumbuhan wilayah dari dalam.
Untuk lebih jelasnya tencana struktur ruang dan pengembangan pusat dan sub pusat pengembangan kawasan kota Kabupaten Magelang dapat dilihat pada Peta rencana
Pola ini akan mendorong pertumbuhan dan perkembangan aktivitas ke semua arah,
pengembangan struktur ruang kota dan Peta rencana pengembangan pusat dan sub pusat
sehingga akan mendorong timbulnya jalur lingkar dan pusat pertumbuhan baru, serta
perfumbuhan.
mengurangi jurnlah desa yang bersifat perdesaan dan desa tertinggal. Sesuai dengan konsep pengembangan Kabupaten Magelang, beberapa hal yang dapat
6.2.2 Rencana Alokasi Penggunaan Ruang.
dilakukan untuk mengarahkan pertumbuhan bentuk kota dan pengembangan pola jalan radial Acuan spasial yang tertuang di dalam pembagian satuan wilayah di atas merupakan
konsentris ini antara lain:
o
Menghentikan pola pertumbuhan linier dengan mengembangkan jaringan jalan yang
acuan yang digunakan dalam penentuan sebaran dan ancaman kegiatan sektoral yang
memiliki sifat dapat dikembangkan sebagai jalan lingkar yang menghubungkan sub pusat
dilaksanakan.
perfumbuhan (Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa
.
/
KTP2D) yang telah
dengan sub pusat atau sub-sub pusat pertumbuhan maupun antara sub pusat dengan sub
pertumbuhan dan perkembangan dari pusat ke daerah hinterland akan diragukan tanpa
pusat yang lain (satu orde Muntilan)
adanya hierarki yang jelas. Ketidakjelasan hirarki hanya akan dalam perencanaan alokasi
.
Menciptakan hirarki pusat pelayanan yang baik dengan pusat pelayanan
di
di
kawasan
kawasan Secang, Grabag,
penggunaan ruang memperbesar dikotomi dan kesenjangan antara wilayah perkotaan dan perdesaan.
Hasil analisis fisik, sosial ekonomi Kabupaten Magelang yang telah
disusuaikan
difungsikan sebagai sub-sub pusat pelayanan bagi daerah belakang.
dengan tujuan dan sasaran pengembangan wilayah, secara spasial diruangkan dalam rencana
Perlu adanya peningkatan peran pusat dan sub pusat pertumbuhan bagi pemerataan
alokasi penggunaan ruang. Aspek aspek yang dipertimbangkan dalam perencanaan alokasi
pembangunan dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat bagian belakang. Untuk
penggunaan ruang ini antara lain:
Kabupaten Magelang bagian barat sub pusat pengembangan yang dapat dioptimumkan perannya meliputi kawasan Borobudur, Salaman dan Bandongan.
'
Potensi sumber daya
alam dan sumber daya manusia
yang tersedia dalam
penentuan kegiatan;
Untuk bagian timur Kabupaten Magelang yang perkembangannya lebih lambat dari bagian barat perlu memacu pertumbuhan kawasan orde dua dan tiga sebagai sub pusat
'
Fungsi-fungsi kegiatan yang akan dikembangkan dan ditampung;
pengembangan wilayah. Kawasan yang dijadikan sub pusat pengembangan berdasarkan
'
Pola dan struktur tata ruang yang sudah ada serta kecenderungan pada masa yang akan datang;
pertimbangan perhitingan schalogram adalah kalvasan Grabag, Pakis, dan Secang.
o
ada. Mekanisme penjalaran
sekitarnya dan bahkan dapat memperjelas hieraki yang sudah
Pakis, Borobudur, Salaman dan Bandongffi, Selain itu desa yang terpilih sebagai KTP2D
o
hierarki perkotaan yang ada, dengan kota dianggap sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah
ditetapkan, serta dibarengi dengan peningkatan aksesibilitas antar pusat perfumbuhan
Muntilan yang didukung oleh sub pusat pengembangan
o
Hal ini diharapkan agar semua kegiatan yang berlangsung tidak merusak
Mengembangkan sub terminal angkutan perdesaan
di kawasan yang memiliki sub pusat
.
pengembangan yang strategis dan berbatasan langsung dengan kabupaten lainnya seperti
daerah-kecamatan yang berbatasan dengan Purworejo, kabupaten Semarang, Boyolali
Kualitas dan kuantitas ruang, meliputi keadaan ruang yang ada pada saat ini dan kebutuhan pada masa yang akan datang;
.
Prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan;
dan Wonosobo.
l.ryrrrn Akhir.i
RIRIV Kab. NtalStlanl;
vI-1
PEMERINTAH KABUPATEN
MAGELANG
KAB. TEMANGGUNG
PROYEK: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MAGELANG
PETA: STRUKTUR DAN BENTUK KOTA
LEGENDA
T=
E tI E
E] E= ffi
BATAS KABUPATEN BATAS KECAMATAN BATAS DESA JALAN PROPINSI JALAN KABUPATEN SUNGAI
DESA YANG BERSIFAT PERKOTMN JALAN ARTERI YOGYA. SEMARANG
o
Pola Bermanik Yang Dibentuk Oleh Desa Yang Bersifat Perkotaan Di Sepanjang Jalan Arteri
KAB. PURWOREJO
A.
SKALA: O
2,5
sKm
UTARA
SUMBER:
No Gambar:621
TIM PENYUSUN RTRW KABUPATEN MAGELANG
Halaman:Vl -5
PEMERINTAH KABUPATEN
KAB. TEMANGGUNG
M
A G
A N
G
PROYEK: RENCANA TATA RUANG WLAYAH KABUPATEN MAGELANG
PETA: RENCANA PENGEMBANGAN STRUKTUR RUANG KOTA
LEGENDA BATAS KABUPATEN BATAS KECAMATAN BATAS DESA JAI-AN PROPINSI KEC KAJORAN
JALAN MBUPATEN SUNGAI
JALAN ARTERIPRIMER JALAN KOLEKTOR PRIMER JALAN LOKAL PRIMER JALAN LOKAL PEMUSATAN AKTIVITAS
KAB.
PURWOREJO
I l
I-.1
"-* _.\.r-_..* r {;.i?_t\-1 ;--i'-f --i-J=- P', -.- r -J'- L -i-
.
/ / D.I. YOGYAKARTA
,'\.
SKALA: 0
2,5
5Km
UTARA
SUMBER:
No,Gambar:622
TIM PENYUSUN RTRW KABUPATEN MAGELANG
Halaman:Vl -6
Orde 2, pengembangan jasa komersral - permukiman kepadatan tinggi
:
-
- transportasi
Orde 2, pengembangan: - pendidikan - permukiman kepadatan sedang - industri
PEMERINTAH KABUPATEN
MAGELANG
- peroagangan
KAB. TEMANGGUNG
PROYEK: RENCANA TATA RUANG WLAYAH KABUPATEN MAGELANG
PETA: LOKASI STRATEGIS PENGEMBANGAN
'-\,.. LEGENDA
E E E E E
BATAS KABUPATEN BATAS KECAMATAN BATAS DESA JALAN PROPINSI JALAN KABUPATEN SUNGAI
a)
Lokasi Strategis Pengembangan Orde
1
Lokasi Strategis Pengembangan Orde 2
l
,
Lokasi Strategis Pengembangan Orde 3
KAB. PURWOREJO Orde 2, pengembangan - pariwisata - aktivitas komersial pendukung parwisata - permukiman kepadatan
:
,A
SKALA: O
UTARA SUMBER:
rendah
D.I. YOGYAKARTA
2,5
5Km
No, Gambar: 6.2 3
TIM PENYUSUN RTRW KABUPATEN MAGELANG
-
Halaman:Vl -7
.
Efisiensi dan menghindari bentrokon penggunaan lahan;
'
Pengendalian penggunaan lahan yang tidak terkendali'
- Lokasi
Dibawah kawasan lindung
di bagian tiinur, barat dan tenggara
Kabupaten Magelang
Wilayah Kabupaten Magelang dibagi dalam kawasan-kawasan, yaitu kawasan lindung, Kawasan Resapan Ar I Kawasan Penyangga, Kawasan Lindung Setempat dan
- Kecamatan
Srumbung, Dukun, Sawangan, Pakis, Ngablak, Grabag, Windusari,
Bandongan, Kaliangkrik, Kajorarq Tempuran, Salaman, dan Borobudur
Kawasan Budidaya.
- Sifat Utama
(D Kawasan Lindung
Mudah menyerap, menyimpan dan meloloskan air, sebagian rawan erosi
- Fungsi
melindungi kawasan dibawahnya
- Luas
1
- Kriteria
lahan dengan kemiringan> 40
- Lokasi
di puncak Gunung Merapi, Merbabu, Telomoyo, Andong, Srumbung'
- Kondisi Lahan 1.046 Ha
(l},l7Yo wilayah Kabupaten Magelang)
Saat
Sebagian berupa lahan
o/o
- Pengendalian
Kecamatan
Kondisi Lahan
saat
ini
sesuai dan pencegahan erosi
3.
Pensendalian
1. Daerah tandus
a. pemeliharaan teras sebaik mungkin
diusahakan untuk dihutankan, dilarang adanya
b. penanaman pohon buah-buahan, perkebunan maupun kayukayuan dipekarangannya
diusahakan pengelolaan sebaik-baiknya, mencegah
kerusakan, mencegah erosi
c. Minimal tersedia
3. Di areal kebun carnpuran diusahakan pengelolaan
(IID
(U) Kawasan Resapan Air / Kawasan Penyangga
air untuk diteruskan ke
dibawahnya (kawasan BudidaYa)
- Luas
:27 .635 Ha (25,47Yo wilayah Kabupaten Magelang)
- Kriteria
: lahan dengan kemiringan 15 - 40 %
j Lrjrran Akhir,l
$l'R\V Kab. Nlal;cltng
Kawasan Lindung Setempat Kawasan lindung setempat terdiri dari kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar mata air, kawasan cagar alam dan budaya dan kawasan rawan bencana.
: 1. melindungi fungsi kawasan di bawahnya menyerap dan menyimpan
sebagian lahan pekarangan untuk serapan air
hujan
yang lebih baik
dengan menambah vegetasi, mencegah erosi
2.
penanaman
4. Di areal permukiman diusahakan dengan cara:
penambangan pasir / batu
- Fungsi
areal lahan kritis diusahakan perkerasan dan
kayuan untuk bangunan / perkakas rumah tangga
sebagian tandus dan bagian lainnya berupa hutan lindung,
2. Diarcal hutan
Di
tanaman tahunan perkebunan, buah-buahan atau tanaman kayu-
hutan produksi, dan kebuncampuran
-
tanaman
tahunan perkebunan dan tanaman tahunan buah-buahan yang
Kaliangkrik, Windusari dan Tempuran. Rawan Erosi
kritis
2. Di areal kebun / tegalan dikembangkan diversifikasi
Srumbung, Dukun, Sawangan, Ngablak, Pakis, Grabag, Kajoran,
Sifat Utama
Permukiman.
l. Di areal hutan produksi dengan pengelolaan yang baik
dan pegunungan Menoreh.
-
ini berupa hutan produksi, tegalan (kebun),
dikarvasan
l. Kawasan - Fungsi
Sempadan Sungai
:
melindungi sungai agar berfungsi sebaik baiknya dan mengamankan daerah sekitar sungai
yI-B
-
Kriteria
: jalur lahan besar dan 50
:
- Lokasi
berupa lava dan awan panas, rnaupun bahaya yang tidak
100 m sebelah kiri dan kanan untuk sungai
m
langsung berupa banjir lahar dingin.
untuk anak-anak sungai - Luas
Sungai besar, Progo dan Elo
Anak
sungai
: Krasak, Putih, Nongko, Blongkeng, Pabelan, Tangsi
- Kriteria
Lahan puncak dan lereng gumrng Merapi
Sifat
Utama
: rawan terkikis
- Lokasi
Kecamatan Srumbung, Duku& dan Sawangan
- Sifat Utama
Suwaktu-waktu terjadi letusan gunung Berapi dan daeratr
-
- Kondisi
:
Lahan
saat
ini
aliran sungai
umumnya sebagian lahan tegalan, sawah dan
puncak rawan longsor
permukiman penduduk
- Pengendalian
a.
b.
- Kondisi lahan
:
Di areal tegalan diusahakan untuk areal lahan tanamah tahunan buah-buahan dan perkebunan dan tanaman kayu-kayuan dan
a. Daerah puncak merupakan lahan tandus dan hutan lindung sebagai
pencegah erosi
b. daerah dibawahnya bahaya longsor
Di areal
daerah terlarang
sawah diusahakan pengamanan tebing dan pengendalian air
c. darah ditepi sungai krasak, putih, Nongko, Blongkeng, dan Pabelan
buangan
c. Di areal permukiman
sebagai darah bahaya dua.
diusahakan minimal 10
-
15 m jalur untuk
- Pengendalian
jalan inspeksi dan memperkuat tebing sungai
a. Pengawasan aktivitas gumrng oleh Dit. Volkanologi
2. Kawasan Sekitar Mata Air
b. Pengosongan daerah rawan bencana
mengamankan dan melestarikan mata air untuk mencukupi
- Fungsi
c. Sempadan sungai
bersih maupun untuk pengairan sawah atau kolam
- Kriteria
sekeliling setiap mata air dengan jari-jari 200 m
- Lokasi
lokasi mata air di kecamatan-kecamatan
- Sifat Utama
rawan terdesak untuk permukiman, kebun maupun saw'ah
- Kondisi Lahan
lahan umumnya untuk tegal, sawah dan permukiman
- Pengendalian
menjaga kualitas
air
(V). Karvasan Budidaya 1. Kawasan budidaya pertanian
dengan mencegah pencemaran dari
RTRIV
Krb.
- Fungsi
:
Penghasil padi, palawija, dan salur-sayuran'
- Luas
:
37.967 Ha (34,96oh) dari wilayah Kabupaten Magelang)
- Kriteria
:
Lahan dengan kemiringan 0-2% sampai 2-15%
Diberi pengairan dengan sistem irigasiatau tadah hujan
Melindungi penduduk dan lingkungan binaan dari bahaya letusan gunung Merapi baik langsung maupun tak langsung
[:urrrirn Akhir ,l
yang dilewati lahar diamankan dengan
tanggul.
(IV) Karvasan Rarvan Bencana Merapi
:
dan 2 (Pemindahan penduduk
membangun cek dam lahar, normalisasi DAS, dan memperluat
limbah rumah tangga, peternakan maupun industri
Fungsi
I
ke daeah aman).
kebutuhan penduduk untuk keperluan sehari-hari, sumber air
-
:
,
vI-9 lt'4.rryol,rn11
:
- Lokasi
Seluruh kecamatan, yang terluas Kecamatan Secang (2.864Ha)
dan Bandangan (2.590 Ha). Sedang tekecil
- Sifat Utama
:
24,88oA
Kecamatan
:
- Kondisi lahan
Sesuai untuk lahan sawah
a. Telah dimanfaatkan dengan budidaya monokultur atau tumpang sari
- Kondisi lahan
Fasilitas pengairan: teknis l,93yo, setengatr teknis 11,15
antara tanaman semusim dengan tanaman tahunan
Vo,
b. Ada
sederhana 49,30yo dan tadah hujan 22,46yo b.
Semua lahan sawatr telah dimanfaatkan untuk memproduksi padi
insus maupun intensifikasi khusus.
Ada kecenderungan penurunan areal sawah dan kenaikan
kecenderungan perubahan lahan tegalfkebun ke pekarangan
- Pengendalian
dan palawija dengan sistem bimbingan massal @imas) baik supra
c.
tidak sesuai (merupakan lahan laitis dan rawasan
erosi)
Ngablak 233Ha dan Pakis 319 Ha.
- Sifat Utama
Sesuai untuk tanaman pangan latran kering 75,12oA, sisanya
:
a.
Diusahakan peningkatan mutu intensifikasi budidayanya
b.
Peningkatan usaha pencegahan erosi
areal
di lahan rawan erosi /
kritis dengan perkerasan dan penanaman tanaman pohon yang
pekarangan di daerah MASATANDUR
sesuai
- Pengendalian
c. Diwaspadai perubahan areal ke lain fungsi Peningkatan areal tadah hujan dan pengairan sederhana menjadi
3. Kawasan pertanian tanaman tahunan
areal irigasi teknis
- Fungsi
a. Lahan penghasil buah-buahan, hasil perkebunan dan kayu
b.
Peningkatan mutu pelaksanaan Intensifikasi
untuk bahan bangunan maupun kayu bakar
c.
membatasi pengurangan areal sawah hanya pada sawah tadah
b. Rehabilitasi lahan kritis
hujan dan pengairan sederhana non PU;
d.
lahan
Tetap melarang pengalihan fungsi sawah irigasi teknis untuk penggunaan lain.
2, Kawasan pertanian luhan kering
- Fungsi
Penghasil padi Gogo, palawija, sayur-sayuran, buah-buahan dan
- Luas
21.567 Ha ( 19,86% dari laus wilayah Kabupaten Magelang)
- Kriteria
Lahan dengan kemiringan 0 - 2 %.2 - 15 Yo, dan 15 - 40 %
- Lokasi
di seluruh kecamatan
- Sifat Utama
kering tanaman pangan, masih dapat digunakan untuk lahan
hasil perkebunan.
- Luas
tanaman tahunan, termasuk lahan peka erosi atau lahan kritis.
37.993 Ha(34,99o/o dari wilayah Kabupaten Magelang)
- Kondisi lahan - Kriteria
- Lokasi
Lahan yang tidak sesuai untuk lahanpadi sarvah dan lahan
Sebagian lahan tanaman tahunan sudah terkendali dengan baik
lahan dengan kemiringan 0-15%
dalam bentuk hutan produksi, tanaman perkebunan, tanaman
Tidak diberi air sistem pengairan
kayu-kayuan milik masyarakat dan sisanya berupa tegal atau kebun dengan lahan tanah kritis.
Seluruh kecamatan, terluas di kecamatan pakis 4347 Ha dan Grabag 3500Ha, sedang terkecil Kecamatan Ngluwar 30ha
- Pengendalian
a.
Diusahakan peningkatan pengelolaan hutan negara,
perkebunan slvasta, dan tanaman kayu milik raliyat.
Lr6trrirn Akhir
,l
R'IR\V Kab. lvtal;e.larrg
vl-t0
b. Lahan kritis yang ada diusahakan untuk direhabilitasi
- Pengendalian
dengan perkerasan dan penanaman tanaman tahunan berupa
pohon buah-buahan, tanaman perkebunan maupun tanaman kayu-kayuan.
'
:
a.
Untuk Mina Padi tidak perlu dibatasi
b.
Untuk kolam jangan menggunakan areal sawah pengairan teknis
Secara garis besar berdasarkan peruntukan budidaya dan non budidaya, alokasi
4. Kawasan peternakan
penggunaan ruang di Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut.
- Fungsi
:
Menghasilkan daging, susu, telur dan hasil peternakan lainnya yaitu Rabuk Kandang.
- Luas
Termasuk dalam kawasan pekarangan dan tegal / kebun
- Kriteria
a. Lahan yang tidak mengganggu
6,2.2.1 Kawasan Non Budidaya
b. Tersedia makanan baik hasil sawah, tegal I kebun maupun hutan.
Kabupaten Magelang dapat dikelompokkan
Kawasan lindung hidrologi difungsikan sebagai media pengatur tata air agar optimal dan lestari. Fungsi utama kawasan lindung jenis
ini
adalah untuk mempertahankan daur hidrologi
yaitu sebagai daerah tangkapan air dan pembentuk cadangan air tanah bagi kepentingan
- Lokasi
di seluruh kecamatan
daerah
- Sifat Utama
Rawan dituding sebagai pencemar lingkungan
dibagi menjadi:
- Kondisi latran
Petani
/
peternak sudah mulai sadar akan kebersihan
a.
a. Lokasi tidak mengganggu penduduk di sekitarnya
hilir.
Kawasan lindung ini dalam perencanaan alokasi pemanfaatan ruang kabupaten
Kawasan lindung hidrologi ini terdiri dari:
o
lingkungan
- Pengendalian
di
menjadi kawasan lindung hodrologi, budaya (cagar budaya) dan flora-fauna (suaka alam).
tidak mencemari lingkungan
Kawasan yang memberikan perlindungan bagi daerah bawahnya. Kawasan ini bisa berupa daerah resapan air maupun kawasan hutan lindung. Kawasan
ini memiliki
memiliki kriteria sebagai berikut:
b. Tidak mencemari sungai, mata air dan air tanah 5.
Kawasan non budidaya lindung
kesehatan penduduk dan
o o o
Kawasan perikanan
Kawasan dengan faktor kelerengan lapangan dan curah hujan 175 Kaw'asan hutan dengan kelerengan lebih dari 40%
- Fungsi
Menghasilkan produksi ikan dan bibit ikan
- Luas
Termasuk lahan sawah dan lahan pekarangan
- Kriteria
Lahan yang cukup tersedia air
- Lokasi
di kecamatan kawasan MASATANDUR
Kawasan lindung bagi daerah
- Sifat Utama
Luasnya tergantung pada kebutuhan pasar
menyangkut atau berkaitan dengan kabupaten di sekitar, seperti kabupaten Semarang,
Kar,vasan hutan yang mempunyai ketinggian 2000 m atau lebih
di atas permukaan
laut
o
Curah hujan tinggi, struktur tanah mudah menyerap air dan memiliki bentukan
geomorfologi yang baik.
di
bawahnya
ini untuk Kabupaten
Wonosobo, Boyolali, Temanggung, Klaten dan
- Kondisi lahan
Punvorejo.
Magelang
Sehingga dalam
pengelolaannya memerlukan
Untuk Mina Padi memanfaatkan lahan tanaman padi sawah
Untuk kolam mulai ada gejala perluasan kolam menggunakan lahan sarvah
[.-rlrr1i111
Akhir
I
RTRIV K.rb. Nt.rgcl.rrrg
Kawasan lindung setempat. Karvasan ini terdiri dari perlindungan untuk daerah pantai, dengan
sempadan sungai, sabuk hijau (sekitar waduVdanau) dan kawasan sekitar mata air.
w- tl
Kawasan lindung setempat.yang harus diperhatikan di Kabupaten Magelang utamanya berupa sempadan sungai,
Pengaturan
dan sekitar mata air.
Untuk melestarikan sumberdaya air permukaan ini telah dibina dan dikendalikan Kawasan sempadan sungai adalah kawasan sebelah kanan
kiri
sepanjang sungai
dengan lebar 100 m di luar daerah permukiman untuk sungai indulq 50 m di kanan
sungai untuk anak sungai. Sedang pada kawasan permukiman dengan jalan inspeksi
Progo mengelola sungai Progo dan Elo bagran hulu, meliputi wilayah Kecamatan
sempadan sungai selebar 10-15 m. Beberapa sungai yang ada di Kabupaten Magelang
t
Tegalrejo, Muntilan, Salam, Ngluwar, Grabag, Sawangan, Dukun dan Srumbung.
40 km mulai dari Desa Semen
Sedang DAS Bogowonto hanya meliputi sebagian kecil daerah
Kecamatan Windusari sampai di Desa Bligo Kecamatan Ngluwar. Disebagian hulu mendapatkan air dari bagian Barat yaitu dari anak-anak sungai
Pengaturan yang dapat diterapkan
dimanfaatkan
Bandongan, Tempuran dengan anak sungai yang besar yaitu sungai Merewu dan
Di bagian Barat daya mendapatkan air dari anak-anak
dalam pemanfaatan daerah das ini
untuk pertanian tanaman tahunan atau perkebunan
pemanfaatannya tidak mengurangi fungsi kawasan
sungai di
dapat yang
DAS sebagai kawasan lindung.
Rekomendasi untuk daerah sekitar aliran sungai
lereng pegunungan Menoreh di Kecamatan Salaman dan Borobudur dengan anak
di sekitar
pemukiman untuk
melindungi daerah sekitar aliran sungai dengan jalan inspeksi.
sungai yang besar yaitu Kluban yang bermuara di sungai Tangsi dan Sungai Sileng yang bermuara di Sungai Progo.
di Kecamatan
Salaman dan Kajoran.
di daerah lereng
gunung Sumbing diwilayah Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, sungai Tangsi.
:
Windusari, Secang, Bandongan, Mertoyudan, Tempuran, Borobudur, Mungkid,
ini adalah sebagai berikut: Progo melewati Kabupaten Magelang sepanjang
(
DAS ). Dua DAS yaitu yang perlu mendapatkan perhatian serius adalah DAS Progo dan DAS Bogowonto. DAS dengan sistem Daerah Aliran Sungai
kiri
.
Kawasan sekitar mata air dengan jari-jari minimum 200 m
di
sekeliling mata air.
Sungai Elo bermata air di Kecamatan Grabag di lereng gunung Telomoyo. Dari
Kawasan sabuk hijau untuk mata air ini di Kabupaten Magelang terdapat di butuhkan
Desa Pucang di Kecamatan Grabag sampai di Desa Mendut Kecamatan Mungkid
untuk
sepanjang + 34 km, sungai ini mendapat air dari anak-anak sungai di daerah lereng
seluruhnya ada 84 buah. Jumlah terkecil
gunug Telomoyo, Andong dan Merbabu
di Kecamatan
di 14 Kecamatan yang tersebar di Kabupaten di
Magelang. Jumlah mata air
kecamatan Salaman, Tempuran dan
Grabag, Ngablak, Pakis,
Ngablak hanya terdapat satu buah mata air sedang yang tersebar jumlahnya adalah di
di sungai Progo di
kecamatan Borobudur, Dukun, N{untilan, Mungkid dan Sawangan masing-masing
Secang, Tegalrejo, Candimulyo dan Sawangan dan bermuara kecamatan Mungkid
Anak-anak sungai Progo yang berasal dari lereng gunung Nlerapi
berjunlah
di daerah
ll,
13, 21,10 dan12 buah. Jumlah debit seluruhnya sebesar 3.600 Vdet dan
maksimum 4.799 Vdet sudah dimanfaatkan untuk irigasi sejumlah 1.927,1 l/det dan
Kecamatan Sarvangan, Dukun dan Srumbung adalah sungai Pabelan, Blengkeng,
untuk PAIVI sebesar 1.380.25 Vdet.
Putih, Nongko dan Krasak yang bermuara di sungai Progo di Kecamatan Muntilan dan Ngluwar.
- Dari sungai Progo dan Elo beserta anak-anak sungainya telah dimanfaatkan
Pengaturan:
-
Kabupaten Mag'elang sebagian berada
di
dataran tinggi (lereng Merapi). Mengingat
sebagai sumber pengairan bagi sawah, pengairan PU maupun Perdesaan seluas
pentinggnya kawasan ini bagi kelangsungan daur hidrologi maka jika ada peletakan
29.425 Ha dengan jaringan pengairannya berupa Dam sebanyak 1.127 buah dan
fungsi ryang makro yang bertentangan dengan fungsi lindung hidrologi harus cepat diambil tindakan penyelamatan. Tindakan ini dapat berupa pembebasan hak atas tanah,
saluran irigasi sepanjang 143,65 km.
pencabutan
hak atas tanah,
pemindahan penduduk maupun konservasi atau
rehabilitasi:
l..rporan
Aklrirlz
RTI(W K.rh. Maly.larrli
vI-12
b.
Kawasan sekitar mata air dapat dikembangkan dengan syarat tidak mengganggu
Penanganan:
kualitas air, daerah pinggiran dan alirannya;
-
Area tidak diperkenankan untuk pengembangan kawasan budidaya, kecuali kegiatankegiatan yang tidak mengganggu fungsi lindungnya;
Kawasan lindung cagar budaya dan suaka alam dapat dikembangkan sebagai hutan wisata, rekreasi dan pendidikan. Kawasan suaka alam dan cagar budaya di Kabupaten Magelang meliputi kawasan cagar budaya Borobudur dan kawasan-kawasan rawan
-
Perlindungan dapat dilakukan dengan penambahan vegetasi dan pohon perrnanen;
-
Untuk daerah yang dibudidayakan diperlukan penanganan teknis tersendiri.
bencana Merapi.
o
Kawasan cagar budaya merupakan tempat dan ruang sekitar bangunan bernilai sejarah dan budaya tinggr, situs kepurbakalaan. Kawasan ini di Kabupaten Magelang terdapat
6.2.2.2. Kawasan Budidaya
di sekitar candi Borobudur. Kawasan lindung budaya ini dapat dikembangkan
1.
sebagai
&
kawasan wisata budava.
Penanganan:
o
Kawasan Budidaya Pertanian Kmvasan hutan produksi Kawasan hutan produksi merupakan kawasan hutan yang dikelola dan dimanfaatkan
Kegiatan perekonomian dapat di kembangkan di kawasan lindung cagar budaya,
untuk diambil hasilnya. Sesuai dengan pedoman penyusunan tata ruang daerah, hutan
dengan syarat tidak mengganggu atau merusak objek-objek yang dilindungi;
produksi ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Diperlukan pengendalian yang baik agar fungsi kawasan tersebut tidak berubah;
o
Hutan produksi terbatas yaitu kawasan hutan produksi yang eksploitasinya berdasarkan tebang pilih dan tanam;
Kawasan rawan bencana merupakan daerah yang diidentifikasikan sebagai kawasan
yang sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi
dan letusan gunung berapi dan lainnya. Kawasan rawan
I
dan
II
Hutan produksi konservasi yaitu kawasan hutan yang bila perlu dapat dialih fungsikan,
o
Karvasan hutan produksi
ini di
Kabupaten Magelang berada
di
Kecamatan
Sawangan, Srumbung, dan Dukun.
Penangnnan: Kawasan
o
yang berada di sebelah barat daerah
terlarang dan sepanjang sungai Pabelan, Blongkeng, Batang dan Krasak.
Hutan produksi tetap hutan produksi yang eksploitasinya berdasarkan dapat dilakukan dengan pola tebang pilih dan tanam;
bencana gempa
bumi di Kabupaten Magelang berada di kecamatan Srumbung dan Dukun (ditetapkan sebagai daerah terlarang), daerah bahaya
o
ini dapat dikembangkan atau dilindungi
dengan penambahan vegetasi
Pengaturan:
dan menjadi daeah hutan lindung di darah yang memungkinkan;
Diperlukan penanganan teknis tersendiri untuk masing-masing jenis hutan agar
Diperlukan pembatasan pertumbuhan lingkungan terbangun.
dalam pelaksanaan produksi atau pemanfaatannya tidak mengganggu atau merusak fungsi yang ditetapkan.
c.
Kawasan lindung penyangga berfrrngsi sebagai penunjang berfi:ngsinya kawasan lindung
dan pengendali kawasan budidaya. Penentuan kegiatan di kawasan ini harus diseleksi,
Kawasan pertanian tanaman tahunan
utamanya dalam hubungannya dengan kondisi daya dukung lahan. Kegiatan yang
o Kawasan pertanian tanaman tahunan merupakan kawasan budidaya yang dapat
diperkenankan dalam kawasan
ini
adalah hutun produksi terbatas, perkebunan teh,
tanaman tahunan dan aktivitas lain yang kegiatanya disertai dengan konservasi.
l.tFrratr Akhir
,l
RTRW Katr. lvta13.'l.rrr1i
dilakukan pada lahan diantara lahan untuk jenis tanaman keras atau tanaman lahan kering dengan tanaman pangan.
vl-
13
o
Kawasan pertanian tahunan ini menghasilkan produk untuk pangan dan industri.
o Jenis tanaman tahunan yang cocok untuk dikembangkan
b. di Kabupaten Magelang
o
antara lain berupa rambutan, salak dan durian.
o
Kawasan pertanian lahan kering
tanaman pangan tanpa pengairan.
Lahan yang cocok untuk lokasi pertanian lahan kering tahunan adalah kawasan
o
dengan kemiringan kerang dat'. 40Yo, ketinggian kurang dari 2000 m dpl dengan
Peruntukan ini dapat di alokasikan di daerah dengan kelerengan 3
-
8 %o, dengan
ketinggian kurang dari 1000 m.
kedalaman efektif tanah 30 cm.
o
Kawasan pertanian lahan kering merupakan kawasan budidaya pertanian untuk
Lokasi untuk tanaman tahunan ini ada di Muntilan untuk salak pondoh, Salaman untuk tanaman durian dan rambutan.
Pengaturan:
o
Kedalaman efektif tanah > 30 cm;
o
Tidak harus memiliki sistem irigasi yang bagus;
o
Lokasi kawasan pertanian lahan kering di Kabupaten Magelang dikembangkan di Kecamatan Kalianglrik, Windusari dan
B
andongan.
Diperlukan teknik penanganan yang baik agar dalam proses produksinya tidak Pensaturan:
mengakibatkan kerusakan lahan.
e
-
Kmvasan pertanian lahan basah
Diperlukan teknik penanganan khusus agar tidak terjadi kerusakan lahan pada kemiringan yang besar.
Kawasan pertanian lahan sawah merupakan kawasan yang lahannya diperuntukkan
c.
untuk tanaman pangan, yang umumnya di beri pengairan, baik secara tadah hujan,
Kawasan peternakan meliputi kawasan pertanian yang diperuntukkan untuk
maupun pengairan sederhana, setengah teknis dan teknis.
o
Lahan yang cocok dengan peruntukan fungsi ini adalah dengan kelerengan 0
Kmvosan pdernakan
-
peternakan sapi, kambing, domba maupun unggas. Lokasi yang bisa dikembangkan
8
untuk aktivitas ini adalah kawasan yang menyediakan hijauan tanaman
oL. / u-
ternak. Di Kabupaten Magelang lokasi yang berpotensi untuk pengembangan aktivitas
o
Curah hujan tinggi (min. 1500 mm);
o
Kedalaman efektif lapisan tanah > 30 cm;
o
Kemudahan jaringan irigasi.
o
Lokasi yang cocok untuk pengembangan pernanian lahan sawah adalah di
Kawasan perikanan merupakan kawasan yang diperuntukkan untuk pengembangan
kecamatan Mertoyudan, Mungkid, Borobudur dan Tempuran serta kecamatan
budidaya perikanan. Lokasi yang cocok untuk pengembangan pertanian jenis ini
lain yang memiliki irigasi yang baik
rdalah kecamatan Kecamatan lr{ungkid dan Tempuran, khususnya budi daya ikan
ini antara lain berada di K'ecamatan Mungkid untuk itik leher putih, Tempuran untuk ternak ayam Ras.
d
Kawasan perikanan
kolam, mina dyam, mina padi dan lain-lain seperti budidaya ikan di sungai.
Peng:rturan:
Pengaturan:
Diijinkan untuk tanaman tanaman padi;
-
Kegiatan non pernanian yang diijinkan adalah agrowisata pertanian lahan basah
Perikanan darat yang dikembangkan disekitar/sepanjang aliran sungai diperlukan teknis khusus agar tidak menggangu fungsi daerah aliran sungai.
dan perdagangan hasil pertanian;
Pengembangan kawasan budidayapertanian perlu diperhatikan dalam perkembanganya.
Perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan irigasi. I-lal [..:rpor,rrr
makanan
ini
mengingat sebagian besar penduduk Kabupaten Magelang bermata pencaharian
A]rhir ,l RTRIV Kab. Magclang
vI-14
sebagai petani dan dominasi karakteristik wilayahnya cendering ke perdesaan yanng agraris.
Mutasi kepemilikan maupun penggunaan lahan kawasan disesuaikan dengan peruntukannya,
yang didasarkan pada pertimbangan aspek tata guna lahan. Mutasi penggunaan lahan diperkenankan dengan tetap menj aga azas konvertabilitas penggunaan lahan. Pada areal
pertanian atau areal yang ditetapkan sebagai lokasi pencetakan sawah agar tetap dipertahankan sebagai lahan pertanian, terutama pada lahan subur dan sudah memiliki sistem beririgasi yang baik.
aktivitas ini di kecamatan Tempuran khususnya di sekitar jalan Magelang-Salaman. Kawasan pariwisata
Kawasan pariwisata merupakan kawasan dengan peruntukan untuk pengembangan aktivitas pariwisata, baik wisata buatan maupun alam. Kegiatan kepariwisataan ini di
Lokasi yang memungkinkan untuk pengembangan aktivitas wisata budaya ini antara lain:
Ada beberapa sektor strategis prioritas yang intensitas dan besarannya perlu dicermati
yaitu dalam upaya pemanfaatan kawasan budidaya di Kabupaten Magelang. Sektor sektor tersebut adalah:
o o o
di kecamatan Mungkid dan Borobudur dengan objek candi; di kecamatan Sendangsono untuk wisata aarah di kecamatan Mertoyudan dan Muntilan untuk leisure yang berupa wisata buatan
a.
Sektor Pertambangan
Beberapa lokasi yang dapat dikembangkan untuk menunjang pengembangan aktivitas ini
b.
SektorPerindustrian
antara lain:
o
c. Sektor Pariwisata d.
ini dapat dilihat
buatan. Kawasan permukiman
dalam uraian berikut.
Kawasan permukiman merupakan kawasan dengan peruntukan untuk perumahan,
Kawasan pertambangan
Kawasan pertambangan merupakan kawasan yang peruntukannya
untuk
perkantoran perdagangan, segala al*tivitas komersial dan jasa. Berdasarkan dominasi kegiatan
pertambangan karena potensi kandungan tambang, baik yang dibudidayakan maupun
yang belum. Kriteria kesesuaian dan cara penambangannya mengikuti ketetapan dari departemen pertambangan, dan tidak mengganggu fungsi hidrologis jika kawasan terletak
di kawasan lindung.
koridor Palbapang- Borobudur untuk aktivitas pedagangan eceran hasil kerajinan batu dan bambu, restoran dan hotel, perikanan dan arena pemancingan, wisata
Sektor permukiman (perumahan, perkantoran, perdagangn dll)
Secara detail pengertian, kondisi dan persebaran kawasan strategis
Lokasi yang cocok untuk kegiatan
ini
di kecamatan untuk biji besi dan
antara lain
Muntilan untuk penambangan batu pasir dan kecamatan Salaman
karakteristik pemanfaatan lahannya
di
Kabupaten Magelang dapar dibedakan menjadi
permukiman perdesaan (ntral area) dan perkotaan fttrban area). Urban
area
yang
dimaksud adalah daerah yang bentuk penggunaan lahannya betul-betul berorientasi pada non pertanian seperti perumahan perdagangan dan jasa.
Rural areq merupakan daerah yang bentuk penggunaan lahannya berorientasi ke pertanian, dengan daerah transisi antara desa dan kota yang di sebut sebagai ntralqtrban
mangaan
o
(menimbulkan polusi udara, air dan bising). Lokasi yang cocok untuk pengembangan
Kabupaten Magelang didominasi oleh aktivitas wisata budaya dengan objek berupa candi.
2. Kawasan Budidaya Non Pertanian
o
berupa industri rumah tangga peletakannya bisa di permukimaq asal tidak mengganggu
Kawasanperindustrian
fringe. Rural-urban ini bila diamati lebih jauh terbagi atas urban fringe dan ntral fringe. Permukiman perdesaan yang sedikit menggkotaini biasanya berada di kawasan pusat
Kawasan perindustrian yang dimaksud adalah kawasan yang peruntukannya untuk
perdesaan atau kecamatan. Pusat-pusat tersebut biasanya merupakan pusat aglomerasi
aktivitas perindustrian, baik yang menyebar maupun memusat (terletak di zona yang letah
pendududk di wilayah tersebut. Pusat pusat aglomerasi ini di Kabupaten Magelang tidak
ditetapkan). Peletakan kawasan
ini harus mentenuhi ketentuan yang ada pada UULH,
memiliki besaran yang sama.
terutama untuk industri yang menimbulkan polusi. Sedang untuk industri kerajinan yang
| .r|l'1.1lq
Akhir /
RTRTV K.rl.. M,r1i,'l,rrr11
vl-
15
.
Mengingat masih banyaknya desa-desa yang masih belum bisa berkembang yang tersebar
di 20 kecamatan, maka perlu kiranya memanfaatkan desa-desa
kegiatan yang. mendukung pengembangan wisata alam (wana wisata) maupun
yang sudah bersifat
agrowisata yang tidak berdampak pada penurunan kualitas lingkungan cagar alam.
perkotaan (fasilitas sosial memadai) sebagai pemacu perkembangan, selain desa-desa yang ditetapkan sebagai desa pusat pertumbuhan. Desa-desa yang besifat perkotaan di
Kabupaten Magelang lebih
kecil di banding
Aktivitas campuran yang berkembang di sekitas daerah cagar alam diarahkan pada
.
desa-desa yang persifat perdesaan.
Aktivitas campuran yang berkembang di sekitar kawasan wisata dikembangkan pada aktivitas pendukung wisata yang dapat mempertajam karakter spesifik kabupaten
Berdasarkan laporan Strategi Pengembangan DPP, dan 21 kecamatan dan 369 desa yang
Magelang seperti perdagangan suvenir dan jajanan khas.
ada desa yang bersifat perkotaan antara lain adalah:
Alokasi peruntukan lahan di Kabupaten Magelang secara keruangan dapat dilihat pada
.
Kecamatan Salaman meliputi: desa Menoreh, Ngadirejo, Salaman dan Kalisalak;
.
Kecamatan Borobudur meliputi: desa Wanurejo, Borobudur, dan Wringinputih;
o
Kecamatan Salam meliputi: desa Salam dan Sucen;
.
Kecamatan Srumbung desa Srumbung;
o
Kecamatan Muntilan meliputi. desa Gunungpring, Pucungrejo, Tamanagung, Sedayu
Peta Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten Magelang.
Strateei
'
wilayah Kabupaten Magelang. Hal ini diharapkan agar semua kegiatan yang berlangsung
tidak merusak hierarki perkotaan yang ada, dengan kawasan perkotaannya dianggap sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya dan bahkan dapat memperjeias hieraki
Kecamatan Mungkid meliputi: desa Paremono, Bojong, Pagersari, Mungkid, Ambartawang dan Blondo;
o
sektoral baik yang berkenaan dengan macam dan intensitas
sudah selayaknya disesuaikan dengan kemampuan dan potensi serta kendala dalam satuan
dan lMuntilan-
o
Pengembangan kegiatan
yang sudah ada.
.
Pendekatan pembangunan
di
atas diharapkan akan mampu mendongkrak kawasan-
Kecaniatan Martoyudan meliputi: desa Danurejan, Sumberejo, Mertoyudan dan
kalvasan yang belum berkembang maupun yang lamban perkembangannya akan mendapat
Banyurojo;
tetesen positif dari pusat pertumbuhan, sehingga potensi positif kawasan perdesaan tidak
.
Kecamatan Secang meliputi: desa Madusari, Madyocondro dan Secang;
keseluruhannya akan terserap ke arah perkotaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
.
Kecamatan Bandongan desa Bandongan;
dalam upaya pengoptimalan pemanfaatan pemanfaatan lahan dan ruang
di
rvilayah
Kabupaten N'Iagelang antara lain.
.
Kecanratan Tegalrejo meliputi desa Punvosari dan Tegalrejo.
.
Penggunaan lahan hendaknya memperhatikan dan dilandasi oleh azas-azas penggunaan
Untuk pengembangan aktivitas campuran di kawasan permukiman yang berkembang
yang optimum, seimbang antara baik untuk keperluan karvasan lindung dan budidaya
di jalur strategis dan merupakan kawasan pertanian irigasi teknis, hanya diperbolehkan sampai 200.m di kanan-kiri jalan. Aktivitas canpuran yang berkembang di jalur ini di bagi
maupun untuk pengembangan sektoral dengan mempertimbangkan manfaat yang lestari,
termasuk penetapan kawasan prioritas untuk konservasi penggunaan lahan dan langkah-
menjadi beberapa arahan yaitu:
langkah pengarvetan sumberdaya lahan (air dan tanah);
o .
Aktivitas campuran yang berkembang
di
sekitas karvasan pusat kota iVlagelang
Tindakan konservasi karvasan non budidaya terutama konservasi kawasan lindung .
diaraahkan ke ke-eiatan perdagangan, perkantoran dan jasa komersial.
hidrologi yang berupa pemeliharaan hutan dan kegiatan lain muntlak untuk dilakukan
Aktivitas campuran yang ada di sekitar karvasan pertanian irigasi teknis diarahkan
untuk menjaga kelestarian sumberday'a tanah, air dan ruang angkasa;
untuk kegiatan pendukung sektor pertanian seperti agrorvisata pemancingalt n'raupun pLrsat penjLralan hasil pertanian baik mentah nraupun olahan.
1..r1'qt1,11r
.
r\khir / RTfi\\'
Katr. lvlalicl,rnri
'
Perlu adanya upaya pengendalian dalam penyediaan ruanq tambahan untuk aktivitas budidaya bagi pendudLrk dan aktivitas yang tems berkembang sehinega tidak akan
vI-16
cadangan air tanah untuk kepentingan darah
merusak upaya konservasi kawasan non budidaya seita strukiur hierarki wilayah yang direncanakan. Hal
ini diharapkan agar bisa mengurangi disparitas sosial ekonomi
-
pengendalian pemanfaatan lahan
di
,
Kabupaten Megelang yang berkaitan dengan
keberadaan skala prioritas, keberadaan pembanguna tersebut perlu diperhatikan keberadaannya dan tidak diperbolehkan melakukan perluasan. Pada kawasan yang
Kawasan Non Budidaya:
berfungsi sebagai hutan suaka, kegiatan pembangunan yang menganggu fungsi
Perlu diadakan upaya penyesuaian untuk semua aktivitas pembangunan
dan
kawasan
pemanfaatan lahan kurang singkron dengan rencana pemanfaatanlketersediaan lahan
untuk kawasan budidaya dan non budidaya, hal
ini dilakukan untuk
Merapi untuk daerah bahaya
teknis,
I dan II, sedang di kawasan strategis
pengembangan penggunaan lahan
mencegah
-
pembangunan
non pertanian hanya
di kawasan ini harus
selektif dalam kaitannya dengan daya dukung
lahan,
Setiap falda kegiatan pembangunan yang belum singkron dengan rencana pemanfaatan
lahan/ketersediaan lahan untuk kawasan budidaya dan non budidaya
di
daerah yang
pemanfaatannya intensif (perkotaan), perlu diambil langkah-langkah penyesuaian,
pengaturan dan pemecahan masalah. Penyesuaian ini juga berlaku untuk karvasan pengembangan w-isata budaya, agar tidak merusak artefak yang ada. Pada karvasan
lindung khusus seperti cagar budaya dapat dilakukan pengembangan atau pembangunan yang bersifat ekonomis dengan syarat tidak mengganggu atau nterusak yang dilindungi beserta lingkungannya. Dikecualikan dalam penetapan ini
adalah kegiatan-kegiatan untuk keperluan ununl yang
di
Kawasan lindung yang berfungsi sebagai kawasan penyangga berperan dalam menunjang terjaminnya fungsi lindung dan pengendali kawasan budidaya. Kegiatan
yang berupa lahan
dibatasi sepanjang 50 m di kanan-kiri ialan;
objek
ini sebaiknya dihindari. Pada kawasan ini dapat dilakukan kegiatan seperti
pengawetan plasma nuftah, ilmu pengetahuan dan wisata;
kerusakan alam dan lingkungan binaan, terutama disekitar kawasan lindung bencana
basah beririgasi
Pada kawasan lindung flora fauna, yang berfungsi sebagai hutan wisata dan taman
buru dapat dilaksanakan kegiatan wisata, rekreasi, pendidikan dan penyuluhan. Apabila telah terdapat kegiatan pembangunan di kawasan ini dengan memperhatikan
pemantauan, evaluasi dan
peruntukan kawasan budidaya dan non budidaya ini antara lain adalah:
-
mempertahankan daur
hidrologi.
antara
wilayah yang semakin membesar. Beberapa hal yang berkaitan dengan pengaturan, pengarahan
hilir guna
vital dan hanya dapat dilakukan
tempat tersebut seperti kawasan pertahanan dan keamanan atau jaringan
telekomunikasi dan listrik;
Upaya pengembangan wilayah rencana melalui pengembangan pola jalan tidak akan
dapat berlangsung dengan baik tanpa dibarengi dengan pengembangan dan
alokasi
penggunaan ruang yang baik. Pola alokasi penggunaan lahan yang di usulkan antara lain:
1. 2.
Pengembangan kawasan hutan produksi berada di kecamatan Grabag dan Kaliangkrik:
Lokasi pengembangan kawasan rvisata beradi Kecamatan Ngablak, Borobudur
dan
sekitarnya.
3. 4.
Lokasi pengembangan perindustrian berada di kecamatan Tenlpuran
Lokasi Pengembangan aktivitas pertanian lahan basah berada di kecamatan Nglurvar. Salaman, Sawangan, Candimulyo, dan kecamatan secang.
Kawasan lahan terbangun dan pemerintahan berada
di
kecantatan Mungkid,
Mertoyudan dan Kecamaran N{untilan. Kawasan lindung yang berfungsi sebagai karvasan hidrologis (DAS Progo dan Elo)
tidak dapat dimutasikan atau di tukar kan dengan kegiatan pembangunan Kegiatan utama yang ditetapkan pada lahan
ini adalah konservasi.
yan,e lain.
Karvasan ini
tertutup bagi kegiatan yang bersit'at non lindung. Setiap pemanfaatan lahan di karvasan
ini dititikberatkan pada upaya
pencapaian fungsi lahan sebagai pengatur tata air yang
optintal, terutama dalam perannya sebagai daerah tangkapan
l .r
l\r
rrr
n
r\ kh
i
r,l
R'TR\V K,rlr.
lvl al',t'lan13
air
dan penrbentuk
\'l -
17
o
6.2.3 Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas
Kawasan sekitar DAS sungai (perlindungan setempat), maupun sekitar mata air. Daerah aliran Sungai (DAS) di wilayah Kabupaten Magelang yaitu DAS Progo dan
Kawasan prioritas merupakan kawasan yang memiliki potensi/persoalan yang harus
DAS Bogowonto. DAS Progo bagian hulu terdapat dua sungai yang cukup besar
ditangani. Hal ini disebabkan karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap Kabupaten
mengalir, yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo. DAS Progo ini meliputi daerah di
Magelang. Lokasi pengembangan kawasan prioritas (strategis) Kabupaten Magelang dilatar
wilayah Kecamatan Windusari, Secang, Bandongan, Mertoyudan, Tempuran,
belakangi bahwa:
r
Borobudur, Mungkid, Tegalrejo, Muntilan, Salam, Ngluwar, Grabag, Sawangarl
Pertumbuhan penduduk tidak terjadi
di
sembarang tempat dan
tidak terjadi
secara
Dukun dan Srumbung. Sedangkan DAS Bogowonto hanya sebagian kecil di kecamatan Salaman dan Kajoran.
serentak;
.
o
Pertumbuhan itu terjadi di titik-titik tertentu atau di pusat-pusat pertumbuhan dengan
intensitas yang berbeda. Kondisi
ini memicu tumbuhnya
desa-desa yang bersifat
di sebelah barat daerah terlarang dan sepanjang sungai Pabelan, Blongkeng, Batang
kota menjadi semakin berkembang, sedang desa yang lain semakin terbelakang;
.
Pertumbuhan itu menyebar di sepanjang jalan utama Jogya Semarang yang beragam
Kawasan rawan bencana Merapi, terutama daerah bahaya satu dan dua yang berada
dan Krasak
.
Kawasan yang berperan dalam menunjang sektor-sektor strategis. Kawasan ini antara lain
dan menimbulkan efek pada keseluruhan kegiatan perekonomian di Kabupaten
berupa kawasan yang memiliki aktivitas industri rumah tangga yang berupa cindera mata
Magelang.
maupun aktivitas perekonomian yang mampu mendorong pertumbuhan PDRB daerah Kabupaten Magelang. Lokasi kawasan
Guna mengarahkan pertumbuhan kawasan strategias agar pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pengembangan wilayah dan mampu memberikan tetesan positif bagi daearh yang sulit berkembang, maka berdasarkan kajian potensi maupun permasalahan yang telah
ini berada di
Mertoyudan, Salaman dan Ngablak.
.
Kawasan Perbatasan. Guna mengantisipasi kecenderungan aliran sumber daya ke luar
teridentifikasi di Kabupaten Magelang kawasan prioritas yang ada dan memerlukan perhatian
Kabupaten lvlagelang melalui perbatasan seperti
lebih antara lain adalah:
kabupaten, Boyolali, Yogya, dan Wonosobo.
.
ini berada di jalur linier Semarang-Yogya yang berupa simpul-simpul permukiman. Simpul-simpul ini
Kawasan pertumbuhan cepat. Karvasan pertumbuhan cepat
kecamatan Muntilan, Borobudur,
ke Purworejo,
Semarang kota dan
Untuk lebih jelasnya, rencana alokasi penggunaan ruang di Kabupaten Magelang dapat dilihat pada peta berikut.
membentuk ruang kota yang berupa liniair bermanik di sepanjang jalan ini. Kondisi ini
bila terus' terlanjut akan menghambat
penyebaran pertumbuhan aktivitas
belakang. Sedang daerah/desa yang terletah
di
ke arah
pinggir jalan akan terus terbebani.
Kawasan ini memiliki potensi penunjang fungsi pusat pertumbuhan yang berupa jumlah pensusuk, sarana dan prasarana serta prospek pengambangan-
.
Kawasan yang perlu dipertahankan Fungsi lindungnya. Jenis kawasan yang perlu dipelihara fungsi lindungnya di Kabupaten Magelang antara lain:
o
Kawasan yang memberi perlindungan bagi kalvasan bawahnya yang berupa kar,vasan hutan lindung dan karvasan resapan air dan kawasan-karvasan barier lain yang berfungsi untuk menjaga kelangsungan daur hidrologi.
l..r1uran
Akhir,l
RTRIV Kab. N'taliclanl',
Yl-18
PEMERINTAH KABUPATEN Kaw Campuran yang berkembang Permukrman di sekilar Kaw industn kaMsan campuran yang strategrs dikembangkan ke pemukman dengan kepedatan sedang - tanggi
cBmpuran yg berkembang di sekitar san suaka alan lebrh diarahkan pada
dr sekrtar Kota Magelang lebrh diarahkan ke perkantoran jasa dan perdagBngan
M
(
A L,
L
E
A
G
N
PROYEK: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MAGELANG
PETA: KEC
RENCANA ALOKASI PENGGUNMN RUANG
KAL
LEGENDA BATAS KABUPATEN BATAS KECAMATAN Y
BATAS DESA
VO\-v" vvv v
JALAN PROPINSI JALAN KABUPATEN SUNGAI Kawasan Pemerintahan
KWS HUTAN KONSERVASI Kws. Pertanian Lahan Basah Kws. Pertanian Lahan Kering
Kws Campuran Kws Suaka Alam
Kws Pertanian Tanaman Tahunan
Kws Perindustrian
) (
Kaw:n canpwo
utam dibarsi KEC SAIAM
Penggunaan Ruang Cempuran di sekitar sawah rdgasi teknis lebih ditekankan pada aktivilas pendukung sektor pertanian, Seperti agr@isata E penjualan produk pedanran
.-/ )
r@Ta
200
mcld
Kws. Pertambangan
di sopalog jabo pmgcmbagamfa kuil - hd ja.la
di
KWS PERMUKIMAN
I I
A
SKALA: 0
UTARA SUMBER: TIM PENYUSUN RTRW KABUPATEN MAGELANG
25
5Km
No.Gambar:624
Halaman : Vl - 19
Indikasi program yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang ini akan meliputi program-program terbentuknya komponen-komponen utama wilayah sesuai dengan arahan rencana yang telah disepakati, dan apabila dikaitkan dengan Pola Dasar Pembangunan Kabupaten Magelang yang lebih menitik beratkan pada program
EUtIrmil R!rcrtr nil Rurno Huvtll NBUPIEilTTOEU]IO
sekloral, diantara keduanya akan saling melengkapi dan saling mengisi.
Tabel-tabel
di
bawah
ini berisi
tentang program-program pembangunan Kabupaten
Magelang yang dapat dilaksanakan untuk terwujudnya ruang seperti arahan yang ada dalam RTRW selama kurun waktu tahun perencanaan, yang dijabarkan dalam programprogram lima tahunan.
7.1 Aspek Pentahapan Pembangunan Untuk merealisasikan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang, karena adanya berbagai keterbatasan yang dimiliki diperlukan pentahapan pembangunan. Melalui pentahapan
ini dimaksudkan agar pelaksanaannya sesuai dengan kemampuan dan waktu
yang tepat sesuai dengan skala prioritasnya, sehingga tidak tejadi pemborosan dana dan tenaga serta mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Aspek
-
aspek yang mempengaruhi pelaksanaan pentahapan pembangunan guna
mewujudkan tata ruang sesuai dengan produk RTRW Kabupaten Magelang yang disusun ini, diantaranya adalah
1. Z.
:
Urgenitas pro$am yang didasarkan pada faktor yang mendesak'
Daya perangsang atau kepekaan dari program pembangunan, sehingga mampu mengakselerasi program ikutan yang memiliki multiplier effect tinggi baik berdasarkan sektor kegiatannya maupun aspek spasialnya.
3.
I-rPo1.1s1
Batasan biaya dan batasan manfaat.
Akhir,l
[iTRtrV Kirb. N'{.t1;clang
vII-I
r I
Tabel7.1 Program - Program Kawasan Lindung Dan Budidaya KAWASAN
LOKASI
KEBIJAKSANAAN
( KECAMATAN }
PROGRAM
PELAKSANAAN
INSTANSI
I. KAWASAN LINDUNG
l.Perlindunoan Kawasan Bawahannva a. Hutan Lindung
b. Penyangga / Resapan Air
Srumbung, Dukun, Sawangan, Pakis, Ngablak, Grabag, Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, Tempuran Srumbung, Dukun, Sawangan, Pakis, Ngablak, Grabag,
. Lahan tandus dihutankan. . Lahan Hutan dilindungi. . Lahan Kebun dilestarikan fungsi
o
.
Reboisasi
2001 -2005
.
Kehutanan
o Pertanian o Perkebunan
PenghUauan.
kebunnya.
o Tidak boleh ada budidava baru.
.
.
Wndusari, Bandongan, Kaliangkrik, Kajoran, Tempuran, Salaman,
.
Borobudur.
.
Lahan kritis / rawan erosi diadakan penterasan dan penghijauan. Lahan Hutan dan Perkebunan dicegah dan dikendalikan erosinya. Lahan Tegal / kebun penduduk dikembangkan diversifikasinya. Lahan Pemukiman dikembangkan resapan air, tanaman tahunan di pekarangan dan pencegahan erosi
. Rehabilitasi Lahan Kritis . Pengendalian Erosi . Diversifikasi . Pengendalian
2001 - 2005
. Kehutanan r
Pertanian
r
PU Pengairan
. Perkebunan
Lingkungan Pemukiman.
serta bahava lonqsor.
2. Pedindunoan Setempat a. Sempadan Sungai
Sungai Progo dan Elo. Anak Sungai : Krasak, Putih Nongko, Blongkeng, Pabelan, Tangsi dan Kluban.
.
Tepi Sungai Berupa Sawah dan Tegal : Jalur 100 m kanan dan kiri sungai dikendalikan fungsi
-
.
I
Program KaliAman dan Bersih dan Sosialisasinya
2001 -2005
.
o
Dinas Pertanian Dinas Perkebunan
Irndungnya. Jalur 50 mm kanan dan kiri anak sungai dikendalikan fungsi lrndungnya.
Tepi Sungai daerah Pemukiman : Jalur 10 dan 5 m untuk jalan
-
Lalnrarr Akhir
.
inspeksi. Dicegah masuknya bahanbahan oencemar ke sunqai.
RTRIV Kab. Magelirng
vII-2
KAWASAN b. Kawasan Sekitar Mata Air
,, , , LOl(ASl :,(KECAMATAN
KEBIJAKSANAAN
)
Meliputi 112 buah mata
airyang tersebardi
Jari-jari 200 m disekeliling mata air: Berupa lahan sawah, tegal, kebun
seluruh Kabupaten.
rakyat:
PROGRAM
o Program Mata Air
PELAKSANMN Lestari
2001
-2005
dan Bersih.
-
dikembangkan fungsi lindungnya. dicegah untuk lokasipetemakan. Berupa Lahan Pemukiman : dikembangkan fungsi lindungnya dihindari masuknya bahan pencemar kedalam tanah.
INSTANSI
o PU Pengairan
. .
Pertanian Perkebunan
.
3. Suaka Alam dan Cagar Budaya
Pengembangan Fungsi Lindung.
.
o Menceqah Keoiatan Budidava. 4. Rawan Bencana Gunung Merapi
Srumbung, Dukun, Sawangan
Mengamankan penduduk di kawasan bencana melalui penentuan : Daerah Terlarang Daerah Bahaya I Daerah Bahaya ll
-
-
Program Pelestarian Alam
2001
Program Pengamanan dari bencana gunung
2001 - 2005
2005
r
desa 21 kecamatan (semua kecamatan di
. lvlengoptimalkan
produktivitas lahan sawah untuk padi palawija dan sapr-sayuran dengan pengembangan lP melalui pola tanam dan diversifikasi tanaman.
.
di 21 kecamatan (semua kecamatan di Kabupaten Magelang)
r
Mengimbangi berkurangnya luas sawah dengan meningkatkan luas areal sawah pengairan teknis. fulengoptimalkan produktivitas lahan kering untuk padi gogo, palawija,
sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman perkebunan semusim.
PU Pengairan Kehutanan
o Pemda Kabupaten
.
Kabupaten Magelang)
2, Kawasan Pertanian Lahan Kering
o Ditjen Vulkanologi
r
Meraoi.
II. KAWASAN BUDIDAYA 1. Kawasan Pertanian Lahan Sawah
Kehutanan
o Program Bimbigan
2001
-2010
Massal (BIMMAS): Intensivikasi Diversifikasi Peningkatan Mutu Intensifikasi
'
Magelang Desa
. Dinas Pertanian . Dinas Perkebunan
-
.
.
Program
PU Pengairan
Pengembangan,
. .
Rehabilitasi dan peninokatan oenoaira Program BIMAS Padi Gogo, Palawija, Sayuran dan Buah-buahan.
2001
- 2005
. Dinas Pertanian . Dinas Perkebunan
Program Sentra Tanaman Unoqul.
Laporan Akhir ,J RTRW Kab. Magelang
VII_3
KAWASAN
LOKASI ( KECAMATAN )
o Pencegahan erosl oengan
-nrogram
o Rehabilitasi lahanlahan kritis.
o Dinas Pertanian
Diver:sifi kasi
.
Tanaman Pertanian Pangan dan Tanaman
pengaturan kultur teknis Pola Tanaman Diversifikasi.
Perkebunan.
.
Diversifikasi.
g. Kawasan Pertanian Tanaman Tahunan
Program Sentra Produksi Tanamen I lnnnt tl Program olverslllKasl qar
Produktivitas lahan "ngoptimatlan tahunan, buah-buahn, tanaman
di21 kecamann (semua
frf
kecamatan di KabuPaten Magelang)
oerkebunan dan kaYu-kaYuan di iahan pekarangan, tegal dan lahan kritis dan Pencegahan erosi' Rehabilitasi lahanlahan kritis
I
2001 -2005
peremajaan tanaman
4. Kawaian Petemakan
.
Meningkatkan Popula$ oan produktivitas temak' o Melestarikan dan meningkatkan produktivitas jenis unggul temak lnlral
5. Kawasan Perikanan
kecamatan : Salaman, Di Salam, Dukun, Muntitan, Mungkid, Sawangan, '12
o Meningkatkan Produktivitas Koem'
o Dinas Petemakan
.
Dinas Perikanan
tahunan.
. Dinas Pertanian . Dinas Perkebunan
o Program Penterasan dan Divenifikasi.
o Program sentra Produksi tanaman unggul di21 kecamatan (semua kecamatan di Kab. Magelang)
Dinas Perkebunan
. Dinas Pertanian . Dinas Perkebunan
Program Penterasan dan
o
INSTANSI
PELAKSANMN
PROGRAM
rEEL'RrcSNNMN
kasi dan -rogram ntensifi
a
I
2UU1 -ZUU3
o Dinas Petemakan
-
peningkatan mutu temak' Program sentra temak
a
unggul lokal.
.
Program intensifikasi dan
2001 -2005
r
Dinas Perikanan
peningkatan mutu intensifikasi.
Mertoyudan, TemPuran, Kaloran, Bandongan, Windusari, Grabag.
.
. ;
Meningkatkan Produktivitas Perairan umum. Meningkatkan Pola tumPang sari ir,^^ t mina nedi 'l di sawah.
^arli
Pencegatran Perubahan sawah
menjadikolam.
Program diversifikasi lntensifi kasi Mina-Padi.
.
tntensifrkasi Mina Padi
'
dengan Pola tanam minapadi - mina-Padi - ikan di
2UU1.ZUUC
.
Dinas Perikanan
sawah. LaDoran Akhir
,l
RTRW Kab' Mirgelang
VII-4
Tabel7.2 Program-Program Sektor Pariwisata Program - Program
Pelaksanaan
Kebijaksanaan
Lokasi ( Kecamatan )
2001 - 2005
Sektor Pariwisata
:
Program Pengembangan Potensi Pariwisata
Program Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan
21 Kecamatan
21 Kecamatan
o o . . . . . . o
c. Program Penataan Obyek
21 Kecamatan
.
Pariwisata
.
2005 .2010 DIPARTA
Peningkatan Obyek yang riil ada dan beroperasi Inventarisasi potensi pariwisata yang baru
Perintisan obyek yang berpotensi tetaoi belum terqali Penciptaan obyek baru di kawasan vano mendukunq Melakukan promosiwisata yang ada
DIPARTA lnstansi yang
Penyiapan paket wisata daerah
terkait dengan seni budaya industri/ kriya
Pembinaan dan pemasaran atraksi wisata rekreasidan hiburan umum
Swasta /
Pelayanan informasi pariwisata
-
lnvestor
Pembinaan dan pemasaran sektor oendukunq pariwisata Perbaikan infrastruktur, sarana akomodasi, fansportasi dan fasilitas pendukung
Membangun kerjasama dengan relasi pengusaha jasa pariwisata
Lap..run Akhir
lnstansi
-
. DIPARTA . PU Cipta Karya / Bina Marga . Swasta I lnvestor
,r RTIiW Kab. N{agelang
{11-
5
'
Program - Program
d.
Program
Lokasi ( Kecamatan )
Pemberdayaan
Masyarakat
di
kawasan pariwisata
sekitar
21 Kecamatan
o
2001 .2005
Bimbingan dan penyuluhan wisata
pada masyarakat sekitar
Instansi
Pelaksanaan
Kebijaksanaan
obyek
wisata dan ketenagakerjaan
Melibatkan masyarakat di kawasan
obyek wisata untuk menyediakan sarana akomodasi seperti warung, penginapan, berjualan di lokasi dan
2005 - 2010
o o o .
DIPARTA Swasta / lnvestor LSM
Perguruan Tinggi
penyediaan souvenir untuk mendorong produk industri pedesaan
I.ap616n Akhir .J RTRW Kat'. lvl.rgelang
VII.6
Tabel7.3 Program-Program Sektor Perh u bungan Program - Program
Program Pen gembangan Jalan dan Jembatan
,
Lokasi ( Kecamatan ) 21 Kecamatan
21 Kecamatan
Program pembangunan penataan terminal dan jarin gan trayek an gkutan
21 Kecamatan
. . .
l.apo1611
0enumoano umum Program pengadaan dan pemasangan fasilitas pengatur
. .
Instansi
Pelaksanaan 2001 - 2005
Membuka daerah potensial, lokasi
permukiman baru dan untuk menunjang daerah wisata serta
Program Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
,
Kebijaksanaan
menguranqi kepadatan lalu lintas
Mempertahankan peningkatan dan
2005.2010
.
PU Bina Marga
.
PU Bina Marga
.
PU Bina Marga
pemeliharaan jalan dan jembatan
.
untuk mempertahankan kemantapan kondisi iarinqan transporlasi
Mewujudkan keterpaduan intra dan antar roda transportasi
21 Kecamatan
lalu lintas Program pembangunan balai dan alat pengujian kendaraan bermotor
Mungkid
Program Studi Kelayakan penentuan lokasi terminal dan lay out
21 Kecamatan
. . .
Mewujudkan keamanan
o
DLLAJR
ketertiban lalu lintas
a
BPN
Peningkatan keamanan dan keselamatan kendaraan bermotor
a
DLLAJR
a
BPN
. .
DLLAJR
Tersedianya
studi
dan
kelayakan penentuan lokasi terminal dan lay out
BPN
Akhir,J RTIIW Kab. Nlagolang
VII-7
Program. Program
(Kecamatan )
. .
Program penyuluhan dan pembinaan para pemakai
21 Kecamatan
21 Kecamatan
.
.
|
.tl.,rt.rt' ALltrr
,l i{TlilV
K.rl',
Mewujudllan partisipasi masyarakat
Mewujudhan sistem lalu lintas yang baik
lalu lintas dan
Perencanaan anqkutan penumpang umum Program survey kebutuhan fasilitas pengatur lalu lintas
2001 - 200s dalam berlalulintas yang baik
ialan
Program mengadakan survey
.
21 Kecamatan
.
Mewujudkan keamanan berlalu lintas
lnstansi
Pelaksanaan
Kebijaksanaan
Lokasi
dalam
2005 - 201 0
. .
DLLAJR
I .
DLLAJR
I .
DLLAJR
BPN
BPN
BPN
I\{ag,r'l,rrr1'.
VII-8
Tabel7.4 Program-Program Industri dan Perdagangan Program - Program
(Kecamatan ) Sektor Industri
r
:
Program Pengembangan Industri Kecil Rumah Tangga
21 Kecamatan
dan Menengah
.
Program Penyiapan Sarana dan Prasarana Sentra Industri
21 Kecamatan
Program Peningkatan Potensi lnvestasi
. . .
KecilTerpadu
r
2001 - 2005
.
21 Kecamatan
o .
lnstansi
Pelaksanaan
Kebijaksanaan
Lokasi
2005.2010 Dnas Perindustrian Dinas Pertanian
Penumbuhan dan pengemDangan industri kecil di Pedesaan ( Agro Wisata mauPun Aqro Bisnis
)
Pengembangan industri
hasil
oertanian dan oenqolaha
Perbaikan sarana dan Prasarana transportasi, pemasaran komunikasi
-
Peningkatan infrastruktur di sentrasentra industri
Promosilnvestasi
-
Penyederhanaan Perijinan ( dengan model one sfoP seruhe )
o .
Dinas perindustrian PU Cipta Karya
dan Bina Marga
o Dinas Perindustrian . Bank Pemerintah . Swasta l lnvestor
. o
Kemudahan fasilitas kredit
Penyederhanaan
Prosedur
pemberian Pinjaman bagi industri kecil/ rumah tangga
.
L.aporatr
Akhir
,l
Bantuan Permodalan
I{TRlV Kal'. tr'ia11clan1i
vll-9
:
.
Program Mendukung desa Wisata l(riYa
.
Prograrn Pengembangan
Potensi
Candirejo (desa Wisata l(riya )
lvlungkid
Tempuran,
lndustri
Kajoran, Windusa,i,
Pengembangan
o
Kaliangkrik,
E{isiensi
21 Kecamatan
r
Distribusi Bahan Pokok
vleningkatkan pernantauan sistemd,striousi bahan ool,ok vleningl.:atkan kcordlnasi Ce:ngan'ns,tansi
iertait dengan prcgram pentb naen tepadu 21 Kecanratan
a
llinas
a
Perindustrian Swasta / Investor
)
re
E I
r l)rogram Fembangunan Pasar Desa
DIPARTA
Bappedalda
I
.
a
urnas Paxvirsata
:
Prograr,r Peningkatan
r
ffi
. r
1.ap1.lv.,rl
Pograrn Peningkatan Promosi Dalam I'legeri .
ALhir
I
RIRW Kalr.
Dinas 9arAznaeaan Swasta ,' Investor
I
!@ I
utildJ
,trem[rarilunan oa1 rehab,iiiiitsi pasa," ciesa
Perdagar:gan a
r
Dinas
Perindustrian
Pameran, kemitraan, temu usaha dan pengadaan sistem informasi melalui jaringan intemet
Limbah ( IPAL
Sektor Perdagangan
a
kecil
Sosialisasi penatvran pemdang-undangan pencegahirn pencemaran, ntonitoring dan bimbingan teknis pencegahan pencemaran serta bantuan lnstalasi Pengolahan Air
Secang
o .
potensi industri
ierutama kerajinan tangan
Pasar
Program Pencegahan Pen,:emaran
2005 .2010
2001 .2005
r
lnstansi
Pelaksanaan
Kebijaksanaan
Lokasi (Kecamatan )
Program - Program
lvlungkid
o
Pameran dan [,'lisi [)agang
. . r
PU Cipla Kar Dinas Perdagangan
Humas Swasta I Investor
Ma11el,rrr11
VII _
I
lr0 I
Tabel7.5 Program-Program Bidang Pendukung Program - Program
Sektor Pertambangan
:
Program Pengembangan Usaha Pertambangan Rakyat Teroadu
Srumbung, Kaliangkrik, Windusari
Program Pengembangan Geologidan Sumber Daya Mineral
2001 - 2005
.
lnstansi
Pelaksanaan
Kebijaksanaan
Lokasi ( Kecamatan )
2005 .2010
.
Meningkatkan partisipasi rakyat
Pertambangan
dalam pembangunan Pertambangan secara lebih luas dan Produktif
. Peningkatan
Dinas
.
dan
Bagian
Perekonomian
penganekaragaman Produk tambang
Setwilda
Kabuoaten
)unia Usaha dan Usaha Daerah BUMD
o
}:
Penciptaan lklim Kondusif di Dunia Usaha
21 Kecamatan
.
.
Penyederhanaan prosedur perijinan
dan penyediaan informasi
Bagian
Perekonomian
Pasar
Setwilda
yang tepat
.
Kabupaten Bagian
KepegawaianS etwilda
o
Pendidikan dan Pelatihan
21 Kecamatan
.
o
Menciptakan tenaga kerja yang terampil di dunia usaha
PAD
2'l Kecamatan
Meningkatkan penertiban dibidang administrasi dan keuangan
Bagian
Perekonomian Setwilda
I
Peningkatan Kinerja BUMD agar lebih berperan dalam
Kabuoaten
.
Kabupaten Bagian
KepegawaianS etwilda Kabupaten
I.a1'p1i111
Akhir -t RTRW Kat-. [v{agt'lang
vII - 11
Program - Program
,
Lokasi
,,
,:,,
o . o
Instansi
Pelaksanaan
Kebijaksanaan
.':; , ' .. ,:. . : ,..:.., '.
( Kecamatan )
,: . ,',
..:...,,,
2001 - 2005
2005 .2010
Meningkafl
Memperluas jangkauan pelayanan oemasaran
Mempererat kerjasama dengan
perusahaan
sejenis
dan
meningkatkan mutu pelayanan
Keuangan: Penggalian Potensi PAD baik
Intensifikasi
21 Kecamatan
.
Restruktuisasitarif
a
Bagian
Perekonomian
maupun
Setwilda
Ektensifikasi
Kabupaten o
o . o . .
DIPENDA
lntensifikasi pemungutan untuk wajib paiak dan retribusi
Menjaring wajib pajak dan wajib retribusi Perluasan obyek pungutan Updating data wajib pungut
Kerjasama dengan pihak lain untuk
meningkatkan tingkat coverage punqutan
I.aporan Akhir
,|
RTRW Kat'. blagelang
vrl -
12
.
Efisiensi
dan
Efektifitas
21 Kecamatan
lnstansi
Pelaksanaan
Kebijaksanaan
Lokasi ( Kecamatan )
Program - Program
'':
, , ,.tl.:: :,::,,
2001 - 200s
o
Perbaikan sistem pungutan
2005 .2010
.
Kinerja Pengelola Program
o .
Pelaksanaan MAPATDA
.
Sistem Komputerisasi
.
Pelatihan aparat pemungut dan
.
Bagian
Perekonomian Setwilda Kabupaten BKPMD
oenqelola
INVESTASI:
.
Pembuatan profil investasi
21 Kecamatan
.
Memudahkan investor untuk melihat
produk-produk
Kabupaten Magelang
apa saja
o
Yang
investasinya menguntun gkan
.
Studi kelayakan
investasi
21 Kecamatan
Pembentukan Badan Promosi
21 Kecamatan
.
Krhrrnalpn ilIanplann
dan
Penanaman
Daerah
Modal
Memudahkan dalam Pengelolaan dan pemasaran Potensi-Potensi unggulan daerah
Bagian
Perekonomian Setwilda Kabupaten Swasta / lnvestor Bagian
Perekonomian Setwilda Kabupaten BKPMD
I..aJ'orarr
Akhir ,l RTRIV Kab. Magelang
vll - 13
j
Lokasi
Program. Program
{Kecamatan )
o
Kebijakan yang mendorong
21 Kecamatan
2001 .2005
.
Penyederhanaan
lnstansi
Pelaksanaan
Kebijaksanaan
prosedur
2005.2010 a
penanaman modal, kemudahan perijinan, penyediaan sarana dan
minat investasi
prasarana infrastruktur
. Kebijakan
peningkatan
efisiensi untull
menekan
ekonomi biaya tinggi
21 Kecamatan
o
Magelang
Kabupaten a
lvlembuat kebijakan satu atap untuk
pengurusan investasi
Perekonomian Sehvilda
yang
memadai
di
Kabupaten
Bagian
.
DIPARTA Bagian
Perekonomian Sehvilda
Kabupaien
I
.r|,rr.rtt,\l.hiL,/ RTfl!V Kal'.
NJ.ri'.ol,rrrl',
vli- lJ
Tabel7.6 Program-Program Pengelolaan Pertanahan dan Penataan Ruang Program - Program
(Kecamatan )
Menyusun RUTR Kota bagi kota-kota yang belum mempunyai rencana
.
Mengevaluasi RUTR kota bagi kota-kota yang sudah memiliki rencana
.
Menyusun RTDR terutama untuk kawasan yang memiliki potensi pengembangan 11ang mendesak Penyediaan sarana dan prasarana jalur-jalur jalan yang mendukung pariwisata
Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, Pakis, Candimulyo, Sawangan, Ngluwar
Akhir
,l
pemanfaatan kota
Srumbung, Salam, Borobudur, Salaman Muntilan, Salaman, Borobudur, Secang
daerah
o
Pondok Pabelan, Tegalrejo, Watu Congal dll.
Kawasan pendidikan dan Gereja Santo JosePh, Muntilan
Kawasan sekitar Sendanqsono
Bappeda Kabupaten Magelang
ruang
Menyesuaikan arahan
.
2005 . 201 0
Mengarahkan struktur
Secang, Bandongan, Grabag, Ngablak, Tegalrejo, Mertoyudan, Tempuran, Mungkid, Dukun, Muntilan,
o
[.i,rl'orirrr
2001 - 2005
.
lnstansi
Pelaksanaan
Kebijaksanaan
Lokasi
struktur
-
.
pemanfaatan
ruang kota sesuai dengan era otonomi
. .
Mengarahkan lokasi investasi dunia usaha, pariwisata dan
.
Bappeda Kabupaten Magelang
Bappeda Kabupaten Magelang
oendukunq Pariwisata Memanfaatkan kegiatan-kegiatan
agama KabuPaten Magelang guna mendukung pariwisata di Borobudur
Bappeda Kabupaten Magelang
DPU Marga DPU
Bina
Cipta
Karya
RTRIV Kalt. Malielanfi
vlt -
15
Program - Program
Kebijaksanaan
Lokasi (Kecamatan )
2001 - 2005 lvlemanfaatkan dan menata jalur jalan yang dilalui sentrasentra pemasaran produkproduk pertanian dan hasil
Wilayah antara batas Kabupaten Magelang (Kecamatan Salam) sampai dengan Muntilan
.
pengaturan jalur jalan antara batas Kabupaten Magelang (Kecamatan
Salam) sampai dengan
industri kecil
o
Penataan kawasan segitiga antara Palbapang. Blondo dan Itlendut serta mengemloangkan Kota f/ungkid sebagai ibukota Kabupaten tt/ageiang
t"{
en gopti m
alkan
Meurujudkan
o
bjek-o
lvisata domestik
t1
ek
PalbapanE, Blondo, Mendut,
.
Muntilan lVleurujudkan
pengaturan
l/ungkid
kaivasan pengembangan segitiga
strategis
di
Kabupaten
tt{agelang
Salam, [,luntilan, Sawangan, l/ungkid Borobudur, Grabag, l'lgablak, Secang, Kajoran
.
Instansi
Pelaksanaan
2005. 2010
' . r .
Bappeda Kabupaten
l/agelang Dinas Pertanian Dinas
Perindustrian Bappeda Kabupaten I t^^^l^^^ r
ildgtrr dr r g
. DPU llarga . DPU
Bina Cipta
Karya
pengembangan objek
Bappeda Kabupaten lJagelang
wisata domestik
Dinas
Meningkatkani mewujudkan
Parilvisata
I
rrlrolLrr Akhrr,l
lil
R.!V K,rl., M,r1',t'l,rrr1',
t
.i
i
vII-16
Tabel7.7 Program-Program Pembangunan Perdesann Program - Program
.
Pengembangan sarana dan
21 Kecamatan
o
2001 - 2005
Terciptanya prasarana
yang
memadai bagi daerah perdesaan dalam mengembangkan semua sektor Jaringan Jalan, Listrik,
prasarana perdesaan
(
.
Penelitian terhadap
potensi
dan varietas produk unggulan pertanian per kecamatan
|.tr1.1'111rr
Akhir
I
21 Kecamatan
.
Teleoon )
Penginventarisasian Pertanian
Instansi
Pelaksanaan
Kebijaksanaan
Lokasi ( Kecamatan )
Potensi
2005.2010
o o o .
PU Cipta Karya PU Bina Marga Kecamatan Dinas Pertanian
l.lTliW Kat . Nt.t11'lan1',
VIt-. t?
2.
7.2 Aspek Hukum - Peraturan
Rencana Peningkatan dalam Koordinasi Pembangunan Daerah
pelaksanaan, dan evaluasi dalam pembangunan
Arahan yang telah diberikan pada analisis akan dikembangkan lebih lanjut dalam
kebijakan penyusunan rencana, yang berisikan berbagai rencana pengembangan dan program rencana pengembangan yang dimaksud, meliputi
A.
melibatkan keterkaitan antarlembaga atau instansi yang ada
:
3.
RENCANAPENGEMBANGANKELEMBAGAAN
Rencana Peningkatan dan Perbaikan Program Kelembagaan Daerah
Rencana pengembangan dan perbaikan kelembagaan sangat diperlukan untuk
Program kelembagaan daerah harus saling terkait untuk mencapai tujuan
menunjang pembangunan yang ada. Hal ini diperlukan agar stabilisator untuk
yang diinginkan, berdasarkan potensi yang dimiliki daerah. Kelembagaan
mengarahkan perubahan ke arah yang benar dan dinamisator sebagai pembau'a
yang terkait dengan pengembangan ekonomi lokal, harus mempunyai
perubahan kepada peningkatan, guna mengikuti paradigma yang terjadi.
program yang nyata dalam mengimplementasikan tujuan yang akan
Rencana pengembangan kelembagaan Kabupaten Magelang
dicapai.
disusun,
berdasarkan kebijakan sebagai berikut:
l.
4.
Rencana Restrukturisasi Kelembagaan Pemerintah Daerah
Hal ini terkait dengan upaya memperkuat otonomi daerah yang
Rencana Pembentukan Badan Koordinasi Daerah
Adanya peningkatan perTnasalahan perencanaan yang makin kompleks,
dinamis
dan bertanggung-jawab melalui peningkatan kemampuan daerah dalam
baik secara sektoral maupun cakupan
mengurusi urusan rumah tangga pemerintahan sendiri, melalui penyiapan
kelembagaan yang dapat mewadahi dan menangani permasalahan tersebut
instrumen kelembagaan dan aparaturnya sesuai dengan kebutuhan daerah.
sesuai dengan kondisi yang ada, dan hal ini dapat dilakukan melalui
peningkatan investasi daerah dan
untuk meningkatkan kemandirian daerah sehingga mampu
Pemerintahan Daerah, khususnya pada Pasal I
juga
ntengarahkan investasi
berdasarkan potensi daerah itu sendiri.
mengurusi daerahnya sendiri dalam ranska pemberdayaan otonomi daerah.
Hal ini sejalan dengan diundangkannya Undang-Undang No. 22
:
untuk mengurusi masalah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi bagi
Pengembangan kelembagaan daerah melalui pemberian kervenangan yang seluas-luasnya
perwilayahannya memerlukan
'r
tentang
Pembentukan badan koordinasi kerjasama antar daerah.
Hal
ini
dilakukan untuk mensinkronkan pembangunan antar daerah sehingga
1.
saling mendukung melalui pemanfaatan masing-masing potensi yang
Untuk menindaklanjuti perlunya perluasan kewenangan daerah ini, maka
dimiliki. Azas kerjasama yang dapat dipergunakan adalah
dilakukan peningkatan kinerja perangkat daerah untuk mendukung
komprehensif dan berazaskan manfaat.
program pembangunan, yang dapat dilakukan melalui
sinergis,
.
R
E N CAN A P E N G EfuT RANGI.Ig K E I] I JA
KAN
berkembang sesuai asas efektivitas dan efisiensi organisasi pengelola
'/ | ,r1','1.1"
bagi
daerah
Rencanap pengembangan kebijakan sangat diperltrkan
Penyediaan perlengkapan dan peralatan kerja
pembangunan Kabupaten Nlagelang. Kebijakan daerah harus nlenlptr j
Aklrir .l RTR\\'K.rtr.
lVlal',r'hrr1i
arahan
i vtt-ts
untuk diarahkan pada pencapaian tujuan pembangunan, yaitu masyarakat yang sejahtera, berkeadilan dan makmur. Adapun rencana kepentingan
.
Pemanfaatan ruang tetap memperhatikan kelestarian kawasan lindung
dan kawasan budidaya, yaitu dengan mengarahkan sebaran
dan
intensitas kegiatan sehingga penataan ruang dapat dilakukan secara
pengembangan kebijakannya, akan meliputi.
intensif
.
1. Rencana Kebijakan Pengembangan Wilayah
Meningkatkan keterkaitan antar wilayah secara internal, sehingga
tidak terjadi ketergantungan pada kota-kota yang berperan kegiatan
di wilayah tertentu. Pembagian
wilayah dalam
pusat dan tidak terjadi polarisasi ke arah pusat pertumbuhan utama.
subwilayah
pembangunan yang dapat memacu perkembangan wilayah secara meata
sebagai
.
Meningkatkan keterkaitan antar daerah sebagai implikasi dari terjadinya perluasan wilayah pengaruh, khususnya pada kawasan
akan dapat mendorong pemerataan pembangunan di seluruh wilayah.
perbatasan yang memiliki prospektif tinggi dari segi ekonomi wilayah
lokal akan mendorong
perkembangan wilayah
dan
maupun fisik.
kestabilan
pertumbuhan ekonomi wilayah.
2.
Rencana Pengembangan Kebijakan Sektoral
potensi ekonomi lokal, melalui:
Pengembangan kebijakan sektoral ditujukan unfuk mendukung rencana
.
Pengembangan kegiatan
industri kecil dan menengah
dengan
sektor yang lain agar dapat diimplementasikan. Implementasi suatu rencana
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pemberian
tergantung pada sejauh mana kehendak politik dari pemerintah yang ada.
ketrampilan dan keahlian khusus, sesuai dengan kebutuhan daerah.
Arah kebijakan yang akan disusun sejauh mungkin dapat disesuaikan dengan
.
kerajinan dengan meningkatkan efi siensi tiap lembaga.
hasil analisis terhadap w-ilayah perencanaan. sehingga lebih mengakar pada kehendak dijabarkan
dari bawah (community based development). Rencana yang dalam hal ini terkait dengan perencanaan bagi pengembangan
kebijakan daerah dan bukan merupakan penlusunan kebijakan yang notabene
. . .
tetap mendukung
swasembada pangan daerah dan
Pembenahan dalam distribusi
bagi produk yang dihasilkan
Kabupaten Magelang sehingga mempunyai nilaitambah.
Penciptaan pusat pemasaran
bagi produk-produk
.
Kabupaten
Penciptaan pari*'isata alternatif sebagai daya tarik baru dalam bidang
mendukung aktivitas lain seperti industri, pertanian dan parir.visata
pariwisata untuk melengkapi khasanah pariwisata
(lntanpari)
Magelang.
[..rpor4n Akhir ,a RTRW Kal'. lr{.rg,clang,
oleh
Magelang, yang berskala re,qional dan nasional.
Pemanfaatan ruang wilayah secara berdaya-guna dan berhasil-guna,
sehingga
Penciptaan sistem pemasaran 1'ang terkoordinir di bawah wew.enang Koperasi dengan melibatkan unsur masyarakat.
. . .
Intensifikasi pertanian melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan penegunaan teknologi pertanian.
.
mendukung kearah tersebut.
Peningkatan kualitas dan diversifikasi produk industri kecil dan menengah sehingga mampu bersaing di pasar global.
merupakan hak wewenang bagi Pemerintah Daerah. Pengembangan ekonomi
lokal memerlukan suatu pedoman dan landasan atau pondasi bagi pengembangan lebih lanjut melalui pengembangan kebijakan yang
Deregulasi sistem pengurusan dan perijinan bagi industri kecil dan
Kabupaten
vII -
19
.
jalur pariwisata Kabupaten Magelang yang integratif dengan pariwisata Kota Magelang - Wonosobo - Boyolali - DIY Banjarnegara dan wilayah-wilayah disekitarnya, dengan meningkatkan akses dan fasilitas wisata ke masing-masing lokasi
7.3
Penciptaan
Aspek Pembiayaan Rencana peningkatan pembiayaan pembangunan tersusun atas berbagai program
yang terkait dalam upaya peningkatan pendapatan daerah sendiri, antara lain:
potensi wisata.
A.
.
Internal Daerah
Perkembangan seklor industri harus diimbangi dengan ketersediaan
Sisi Pemerintah
sarana pengolah limbah sebagai usaha penciptaan industri yang mendukung kelestarian lingkungan hidup.
.
l.
Peningkatan Penerimaan Pajak Daerah, melalui:
. Menciptakan sistem yang mendukung pemasaran produk industri kecil
dan menengah dengan menyediakan sarana
terakhir
.
perdagangan yang
memadai.
.
Menginventaris seluruh hotel dan restaurar/rumah makan yang sesuai dengan data
Mewajibkan hotel dan restauran memberikan
bill
(tagihan) yang dianjurkan
Pemerintah Daerah kepada setiap pelangean dan billtersebut bernomor seri serta
Penyediaan prasarana jalan yang mendukung pemasaran dan distribusi
memuat pembukuan yang teratur.
produk serta untuk mendukung penciptaan keterkaitan antar daerah.
.
Menciptakan sistem laporan penjualan periodik yang baik, bagi hotel dan restaurant yaitu dengan mervajibkan laporan bulanan atau mingguan ke Dipenda yang berisi jumlah omset penjualan.
r
Memperbaiki sistem pemungutan dan manajemen yang menyangkut sistem institusinya.
.
IVlengenakan sanksi bagi rvajib pllngut apabila ternvata
tidak menyerahkan
hasil
pengutan kepada Pemda.
'i
Pajak Hiburan
.
Men_qembangkan pusat-pusat hiburan, serta menyelenggarakan hiburan yang menarik bagi masyarakat disertai dengan promosi untuk kegiatan tersebut.
.
Menerapkan sistem monitoring dan pelaporan yang baik, sehingga dapat diketahui omset penjualan yang sebenarnya.
.
Mengatur sistem pencetakan karcis agar tidak terjadi penggunaan ulang atau pemalsuan.
I
[.a1'or.rn
Akhir ,a RTRW K.rlr.
Nl.r1y.larr1,i
i
vil -:0
.
Mengenakan pajak pada obyek baru yang terkena pajak
hiburan,
misalnya
penyewaan VCD dan jenis pertunjukan lain yang menjadi obyek pajak
semakin meningkat, hal ini karena dapat diperluasnya obyek pajak dan obyek retribusi
baru berdasarkan peraturan perundangan baru, disamping intensifikasi dalam pengelolan obyek yang dituntut semakin efektif dan efisien dan sifat pemerintahan yang tertuju pada good governance.
. r
Memperbaiki struktur tarif yang kadaluwarsa Menyusun
tarif yang diidentifikasikan terhadap luasan papan reklame,
Sisi Swasta
lokasi,
ketinggian, pemakaian lampu dan kemampuannya dalam menyampaikan pesan
. . .
Peranan
sisi swasta sangat besar dalam perekonomian daerah, sehingga
perlu
reklame.
dipertahankan keberadaannya melalui upaya peningkatan investasi daerah baik dari sisi
Melakukan pendaftaran ulang terhadap jumlah reklame yang dipasang di wilayah
modal dalam negeri maupun luar negeri. Penerimaan dari sisi swasta dari investasi tersebut
Kabupaten Magelang
dapat bersifat murni swasta dan dapat merupakan kerjasama antara Pemerintah dengan
Memberi sanksi kepada pembayar pajak yang tidak membayar pajak.
swasta (public-private partnership).
Menyusun rencana tata letak dari papan reklame, pada lokasilokasi strategis Sisi Masyarakat
dengan memperhatikan pada estetika lingkungan
Hal ini dilakukan melalui pemberdayaan kemampuan dan kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan daerah. Dana-dana swadaya masyarakat dapat
' . ' . .
Melakukan penyuluhan kesadaran membayar retribusi, yang diimbangi dengan
ditingkatkan untuk pembiayaan pembangunan daerah yang tidak dapat dilakukan oleh
pelayanan yang memadai
pemerintah, maupun swasta. Pemberdayaan masyarakat mulai ditingkatkan dengan upaya-
Agresivitas pemungutan
upaya penyuluhan kemandirian masyarakat dalam mengelola pembangunan wilayahnya
Kerjasama dengan
sendiri. Implikasinya adalah masyarakat secara produktif dapat memperbesar usaha, yang
LSM dan swasta dalam pengelolaan obyek retribusi
pada akhirnya menyebabkan akumulasi modal di daerah.
Pengawasan terhadap pelaksanaan penarikan retribusi di lapangan N{elakukan penelitian terhadap potensi retribusi daerah
B.
Berkaitan dengan kerjasama antar daerah. maka Pemerintah Daerah Kabupaten
Terdiri atas:
' . .
Eksternal Daerah
Baqian dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, bea perolehan hak atas tanah
Nlagelang dapat merencanakan sumber pembiayaan pembangunan yang berasal dari pola
dan bangunan, dan penerimaan dari sumberdaya alam.
kerja sama yang melibatkan daerah Kabupaten Nlagelang dengan daerah Kabupaten/Kota
Dana alokasiumum
di sekitarnya, baik yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah sendiri, swasta maupun
Dana alokasi khusus
masyarakat Kabupaten Magelang.
Sektor-sektor unggulan yang dapat dikerja-samakan dengan Pemerintah Kabupaten/ Kota Den-qan diberlakukannya
UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah, maka posisi keuangan Kabupaten Magelang akan
sekitarnya, antara lain adalah
.
:
Air bersih.
mengalami perubahan. Penerimaan daerah yang berasal dari PADS diperkirakan akan
l..rpo1,1tt
Akhir ,l| RTRW K.rl'. Mar',t'lanfi
vII
I
-21
Untuk memnuhi kebutuhan air bersih bagi perkotaan di Kota Magelang, Pemerintah Kabupaten Magelang dalam menyediakan intake air bersih untuk dijual kepada PDAM
Kota Magelang. Pariwisata Fenomena yang terjadi selama ini atas wisatawan manca negera yang berkunjung ke obyek-obyek wisata di Kabupaten Magelang, dikelola oleh travel agency yang berada
di Yogyakarta. Kedatangan mereka ke Kabupaten Semarang hanya memiliki lenght of stay yang relatif singkat. lJpaya yang dapat dilakukan untuk memperpan- jang waktu
tinggal, dapat dilakukan melalui kerjasama dengan travel agency yang ada di Yogyakarta, sehingga mereka dapat menginap dan hotel-hotel yang tumbuh di sekitar Candi Borobudur dan dapat pula membelanjakan pendapatannya untuk untuk membeli
produk-produk wisata yang dihasilkan oleh Kabupaten Magelang.
Produk pertanian spesifik Kabupaten Magelang memiliki produk pertanian spesifik, yakni "Salak Pondoh" dan
"Salak Nglumut". Produk spesifik
ini masih memiliki pasar yang terbatas di dalam
negeri. Melalui peningkatan kualitas dan standardisasi yang memenuhi kiriteria ekspor, produk ini memiliki prospek yang cerah untuk dapat dipasarkan ke luar negeri sehingga nilai tambah yang dapat dinikmati.oleh petani salak
di Kabupaten lv{agelang
dapat ditingkatkan.
Rencana peningkatan pendapatan daerah, selain mengandalkan pada sumbersumber pembelanjaan yang sifatny'a konvensional seperti di jelaskan di atas, Pemerintah
Kabupaten Magelang dapat pula mengembangkan sumber-sumber pembiayaan Nonkonvensional. Sumber pembelanjaan pembangunan yang dimaksud, diantaranya adalah land re-adjustment, land consulidation, land banking, development impact fees, butterment
taxes dan obligasi serta soft-loan yang dapat langsung digali bersama-sama
dengan
lembaga keuangan di luar negeri.
Sumber-sumber tersebut selama ini masih belum dikembangkan, namun
dan otonomi daerah ini kiranya mengembangkannya berdasarkan
reformasi
Pemerintah Kabupaten Magelang
pola yang sesuai dan tidak bertentangan
peraturan perundangan yang berlaku.
Lrt.,rr,rrr Akhir z RTIiW K.rl'. ltl.rr',t'hn1i
di era
dapat
dengar