BAB III METODE PENELITIAN Menurut Satori & Komariah (2012, hlm. 18) Penelitian diambil dari kata Research. Research berasal dari kata re dan to search yang berarti mencari kembali, atau dalam bahasa latin reserare yang berarti mengungkapkan atau membuka. Dari berbagai kata diatas dapat dikatakan bahwa research atau penelitain merupakan sebuah investigasi sistematik yang dirancang untuk menghasilkan suatu pengetahuan/alat/metode. Selaras dengan pendapat di atas Siswanto (2012, hlm. 5) menyatakan bahwa penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisir untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban atau untuk meningkatkan sebuah pengtahuan. Setiap penelitian pastinya memiliki berbagai tahapan atau langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang peneliti. Tahapan tersebut harus senantiasa dilalui dan langkah-langkah penelitian pun harus tepat yang lebih dikenal dengan metode penelitian. Metode penelitian ilmiah merupakan cara menerapkan prinsipprinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian mengenai pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis media digital ini, dilakukan di salah satu sekolah swasta di Bandung yang mempunyai salah satu visi menjadi sekolah digital pertama di Indonesia. Berikut informasi singkat mengenai sekolah tersebut. Nama sekolah
: SMA Alfa Centauri
Alamat Sekolah
: Jl. Diponogoro No. 48 Bandung (Pusat)
Kabupaten/Kota
: Bandung
Provinsi
: Jawa Barat
Visi SMA Alfa centauri adalah ”To be the finest high school in the world”. Visi tersebut merupakan cita-cita kami di masa yang akan datang. Sedangkan Misi dari sekolah tersebut adalah “Mendidik Siswa/Siswi Alfa Centauri agar menjadi insan yang taqwa, cerdas dan kreatif”. M. Sofwan Nugraha, 2015 Pembelajaran Pai Berbasis Media Digital Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
43
1.
Taqwa : membuat seorang siswa yang berakhlaq baik. (tidak tawuran, bermoral tinggi).
2.
Cerdas (mengembangkan otak kiri, membangkitkan otak kiri , nalar,diharapkan bisa menembus ujian masuk perguruan tinggi berkualitas).
3.
Mempunyai Kreatifitas (mengembangkan otak kanan, membangkitkan kreatifitas, berwawasan Entrepreneurship) Menurut Satori & Komariah (2012, hlm. 48) menyatakan bahwa tidak
dikenal populasi dalam penelitian kualitatif, namun berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial yang terdiri atas tempat, pelaku, aktivitas dan waktu. Dalam penelitian kualitatif sasaran penelitian disebut subjek bukan objek penelitian. Sebagaimana Menurut Putra & Lisnawati (2012, hlm. 22) peneliti dalam penelitian kualitatif ada bersama subjek (bukan objek) yang diteliti, dikarenakan peneliti adalah instrumen utama penelitian. Selama penelitian berlangsung, peneliti hadir dalam latar penelitian untuk mengamati, ikut serta melakukan wawancara mendalam mengeksplorasi fokus peneitian dan juga peneliti harus senantiasa membangun keakraban sekaligus menjaga jarak.
B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2013, hlm. 3) menyatakan bahwa : Istilah peneltian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif juga dapat didefinisikan sebagai penelitian yang menekan pada qualitaty atau yang terpenting dari sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian/fenomenal gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori. Jangan sampai sesuatu yang sangat berharga berlalu bersama waktu tanpa meninggalkan manfaat. Penelitian kualitatif
M. Sofwan Nugraha, 2015 Pembelajaran Pai Berbasis Media Digital Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
44
dapat didesain untuk memberikan sumbangannya terhadap teori, praktis, kebijakan, masalah-masalah sosial dan tindakan (Satori & Komariah, 2012, hlm. 22). Pengunaan pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian pembelajaran PAI berbass media digital ini, disandarkan kepada beberapa alasan berikut ini. a. PAI merupakan kegiatan pendidikan yang melibatkan manusia baik sebagai pembelajar, guru dan pengelola dalam interaksi manusiawi. Oleh karena itu, penggunaanya dalam PAI diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam dan solusi yang konkret dan bermakna. b. PAI secara substansial tidak sekedar memberi pemahaman kognitif, tetapi berupaya mendorong transformasi nilai-nilai menjadi perilaku nyata dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk menggali, memahami, dan menjelaskan proses-proses yang sungguh-sungguh terjadi secara terperinci dan mendalam. c. PAI membutuhkan cara-cara penilaian yang lebih kualitatif untuk mengukur perilaku dan praktik-praktik ibadah. Penelitian kualitatif yang mengandalkan beragam bentuk pengamatan dapat sangat membantu memenuhi kebutuhan ini. d. Hasil belajar PAI tidak bersifat instan karena dibutuhkan waktu panjang untuk pembentukan perilaku. Penelitian kualitatif dapat membantu karena cara kerjanya memang menekan pada pengamatan yang cermat dalam lintasan waktu untuk melakukan pendalaman dengan wawancara mendalam (Putra & Lisnawati, 2012, hlm. 19-20). Pengunaan pendekatan Kualitatif dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan dan menganalisis pembelajaran PAI berbasis media digital di sekolah tersebut. Sehingga diperlukan informasi dan pemahaman secara mendalam, komprehensif dan terpadu.
2. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptip Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian dengan cara menggambarkan, memaparkan, menganalisa, dan mengklasifikasikan. M. Sofwan Nugraha, 2015 Pembelajaran Pai Berbasis Media Digital Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
45
Meurut Witney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan intrepretasi yang tepat. Selanjutnya
Moh Nazir
menerangkan bahwa penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi tertentu termasuk tentang hubungan kegiatankegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari satu fenomena (Soejono, 2005, hlm. 21). Dalam melakukan penelitaian kualitatif akan senantiasa mengembangkan pertanyaan dasar tentang apa dan bagaimana kejadian itu terjadi, siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut, kapan terjadinya, dan dimana tempat kejadiannya atau dapat disebut juga setting sosial. Setting ini dapat dibambarkan sebagai berikut. Waktu
Tempat Fenomena Sosial
Pelaku
Kejadian
Bagan 3.1 Fenomena Sosial Sumber : Satori & Komariah (2012, hlm. 23) Pemilihan penggunakan metode deksriptif ini, peneliti berharap agar peneliti dapat menggambarkan dan memaparkan mengenai pembelajar PAI di sekolah yang menyesuaikan dengan kemajuan zaman digital ini, dan juga hasil dari penelitian ini dapat menjadi inspirasi, informasi dan juga bahan yang bermanfaat bagi saiapa saja yang membacanya.
M. Sofwan Nugraha, 2015 Pembelajaran Pai Berbasis Media Digital Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
46
C. Definisi Oprasional 1. Pembelajaran Darmawan dan Parmasih (dalam Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2011, hlm. 128) menyatakan bahwa Pembelajaran adalah sesuatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar. Maksud dari Pembelajaran dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dipayakan oleh seorang guru atau pendidik agar terciptanya kegiatan belajar yang kondusif dan terpusat pada siswa atau peserta didik. 2. Pendidikan Agama Islām (PAI) Menururt Syahidin (2005, hlm. 1) Pendidikan Agama Islām di sekolah dapat dipahami sebagai suatu program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islām melalui proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran dan diberi nama Pendidikan Agama Islām disingkat PAI. Dalam kurikulum nasional, mata pelajaran PAI merupakan pelajaran wajib di sekolah umum dari sejak TK sampai Perguruan Tinggi. Kurikulum PAI dirancang secara khusus sesuai situasi, kondisi dan perjenjangan pendidikan siswa dan mahasiswa. Maksud dari Pendidikan Agama Islām (PAI) dalam penelitian ini adalah salah satu mata pelajaran yang menanamkan nilai-nilai Islām melalui proses pembelajaran yang mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas.
3. Media Digital Definisi media digital dapat berkaitan dengan komputerisasi. Sebagaimana menururt D. Green & Brown (2002, hlm. 6) yang menyatakan bahwa: Digital Media are any media that have been translated into a format that can be interpreted, stored, and displayed by a computer. Computers process information in binary format (at the most elemental level, aal computing activity can be reduced to a series of ones and zeros). Therefore, any medium processed throught a computer must be translated to a binary format.(Graphics, Audio and Action) M. Sofwan Nugraha, 2015 Pembelajaran Pai Berbasis Media Digital Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
47
Berdasarkan dari pernyataan di atas, maksud dari media digital dalam penelitian ini adalah setiap media yang telah diterjemahkan ke dalam format yang dapat ditafsirkan, disimpan, dan ditampilkan oleh komputer. Karena setiap Komputer memproses informasi dalam biner format (pada tingkat paling mendasar, semua aktifitas komputasi berupa serangkaian dari angka satu angka nol). Oleh karena itu, setiap media diproses melalui komputer harus diterjemahkan ke format biner, baik berupa grafik (gambar, animasi dan video), suara (musik, dsb), sebuah perintah, dan sebagainya.
D. Instrumen Penelitian Peneliti dalam penelitian kualitatif ada bersama subjek (bukan objek) yang diteliti. Karena peniliti adalah instrumen utama penelitian. Selama penelitian berlangsung, ia hadir dalam latar belakang, ia hadir dalam latar penelitian untuk mengamati, ikut serta melakukan wawancara mendalam untuk mengeksplorasi fokus penelitan. Peneliti juga harus senantiasa membangun keakraban dan tidak menjaga jarak agar dapat menggali emik subjek yang diteliti (Putra & Lisnawati, 2012, hlm. 22). Sebagaimana menurut Moleong (2013, hlm. 9) bahwa salah satu ciri dari penelitian kualitatif adalah manusia sebagai alat (instrumen). Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lainlah menjadi alat pengumpul data utama. Di dukung oleh Satori & Komariah (2012, hlm. 62) menyatakan bahwa peneliti merupakan kunci dalam penelitian kualitatif. Ciri-ciri dari peneliti sebagai instrumen penelitian menurut Nasution (dalam Satori & Komariah, 2012 hlm. 63) diantaranya sebagai berikut. a. Peneliti dapat bereaksi terhadap segala stimulus dan lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian. b. Peneliti dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. c. Tiap situasi merupakan keseluruhan.
M. Sofwan Nugraha, 2015 Pembelajaran Pai Berbasis Media Digital Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
48
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita. e. Peneliti dapat segara menganalisis data yang diperoleh. f. Hanya manusia sebagai instrumen yang dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, dan perbaikan. Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dengan menggunakan penelitain kualitatif yang menjadikan peneliti menjadi instrumennya diharapkan dapat menemukan berbagai makna yang tersirat dalam berbagai situasi dan kondisi yang diamati, mendapatkan hasil yang diharapkan dari wawancara dengan para pihak yang berkaitan, menelaah dokumen sebagai pelengkap.
E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan hal sangat penting dalam penelitian. Karena untuk menemukan jawaban dari setiap tujuan dari penelitian akan senantiasa terdapat pada data-data yang diperoleh dan kemudian diolah sehingga menjadi sebuah hasil penelitian. Sebagaimana menurut Siswanto (2012, hlm. 53) Penelitian selalu berhubungan erat dengan data, karena dari data yang telah diolah akan menunjukan sebuah fakta. Ada dua bagian data yang sering digunakan di dalam penelitian yaitu data priemer dan data sekunder. a. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti tersebut, hasilnya tentunya lebih akurat dan up to date. b. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain. Kelebihan dari data sekunder adalah pengumpulannya cepat, namun ada kekurangannya yaitu kadang data tidak up to date, data belam tentu sesuai dengan penelitian. Untuk mendapatkan semua data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan beberapa teknik. Sebagaimana menurut Moleong (2013, hlm. 8) bahwa teknik dalam pengumpulan data pada penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen. Ditegaskan M. Sofwan Nugraha, 2015 Pembelajaran Pai Berbasis Media Digital Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
49
kembali oleh Satori & Komariah (2012, hlm. 146) dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participation observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi. Penjelasan mengenai ketiganya akan dijelaskan selengkapnya berikut.
1. Wawancara Definisi wawancara dari beberapa ahli yang dikutip oleh Satori & Komariah (2012, hlm. 129) diantara sebagai berikut. a.
Berg: Membatasi wawancara sebagai suatu percakapan dengan tujuan, khususnya tujuan untuk mengumpulkan informasi.
b.
Sudjana: Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara ditanya atau penjawab.
c.
Esterberg: Wawancara merupakan suatu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Sedangkan menurut Blaxter, Hughes, & Thight, (2001, hlm. 259)
menyatakan bahwa metode wawancara melibatkan pengajuan pertanyaan atau pembahasan hal-hal dengan orang-orang yang bersangkutan dengan penelitian. Metode ini dapat menjadi teknik yang bermanfaat dalam mengumpulkan data yang mungkin tidak dapat diakses dengan menggunakan teknik-teknik observasi. Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode wawancara adalah suatu percakapan antara penanya dan penjawab dengan tujuan untuk menemukan berbagai data yang diperlukan atau melengkapi berbagai data yang tidak bisa didapatkan dari metode observasi dan yang lainya. Ada beberapa macam cara dalam melakukan wawancara, salah satunya pendapat dari Patton (dalam Moleong, 2013 hlm. 187-188) cara wawancara diantaranya sebagai berikut. a. Wawancara pembicaraan informal (pertanyaan yang diajukan bergantng pada pewawancara (spontanitas). M. Sofwan Nugraha, 2015 Pembelajaran Pai Berbasis Media Digital Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
50
b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara (mamakai pedoman wawancara). c. Wawancara baku terbuka (mengunakan seperangkat pertanyaan baku). Penggunaan metode wawancara pada penelitian ini menggunakan pendekatan wawancara menggunakan petunjuk umum, karena diharapkan dapat membangun keakraban dengan subjek yang diteliti, menemukan berbagai data yang diperlukan atau melengkapi berbagai data yang tidak bisa didapatkan dari metode observasi dan yang lainnya. Sehingga memperdalam proses penelitian yang berlangsung dan menemukan berbagai makna-makna yang berharga lainya. Dalam penelitiana ini ada beberapa pihak daintaranya, kepala sekolah, bagian kurikulum, guru PAI, Bagian Aset, TU, pembina Tahfidz dan siswa.
2. Observasi (Pengamatan) Observasi dalam Kamus besar bahasa Indonesia (200, hlm 976) berarti pengamatan atau peninjauan secara cermat. Sedangkan menurut beberapa ahli tentang pemahaman observasi yang dikutip oleh Satori & Komariah (2012, hlm. 104-105) sebagai berikut. a. Alwasilah C., menyatakan bahwa, observasi adalah penelitian atau pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk memperoleh data yang dikontrol validitas dan reliabiitasnya. b. Bungin, mengatakan bahwa, observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penghindar. c. Syaodih N, mengatakan bahwa observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati pada objek, situasi, konteks untuk mendapatkan data penelitian.
M. Sofwan Nugraha, 2015 Pembelajaran Pai Berbasis Media Digital Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
51
Sebagaimana yang menurut Blaxter, dkk, (2001, hlm. 169) metode observasi melibatkan peneliti untuk mengawasi, mencatat, dan menganalisis kejadian-kejadian yang menarik. Ada macam-macam cara dalam pelaksanaan observasi. Sebagaimana pendapat Bufor Junker yang dikutip oleh Patton (dalam Moleong, 2013, hlm. 176177) macam-macam observasi diantaranya sebagai berikut. a. Berperanserta secara lengkap (menjadi anggota penuh). b. Pemeranserta sebagai Pengamat (pura-pura menjadi anggota). c. Pengamat sebagai pemeranserta (pengamat diketahui oleh setiap anggota atau disponsori oleh anggota). d. Pengamat penuh (tidak diketahui anggota). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, mengamati proses pembelajaran di kelas dan luar kelas dan mengamati berbagai kegiatan yang terjadi dalam lingkungan sekolah untuk mendapatkan data penelitian dari objek, situasi dan konteks.
3. Studi Dokumentasi Dokumen menurut KBBI (2008, hlm. 338) surat yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti keterangan (seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian) atau barang cetakan atau naskah karangan yg dikirim melalui pos; dan bisa juga diartikan sebagai rekaman suara, gambar, film, dan sebagainya yang dapat dijadikan bukti keterangan. Sedangkan menurut Satori & Komariah (2012, hlm. 148) menyatakan bahwa definisi dari dokumen adalah catatan kejadian yang sudah lampau yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya bentuk. Maka dapat dikatakan bahwa dokumen merupakan berbagai hal yang berisi informasi masa lalu, baik berupa surat, barang cetakan, naskah, rekaman suara, gambar, film, softfile atau hardfile. Semua proyek penelitian dalam skala besar maupun lebih kecil akan senantiasa melibatkan penggunaan dan analisis dokumen. Para peneliti diharapkan
M. Sofwan Nugraha, 2015 Pembelajaran Pai Berbasis Media Digital Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
52
membaca, memahai dan menganalisis secara kritis tulisan orang lain. (Blaxter, Hughes, & Thight, 2001, hlm. 252) Diperjelas oleh Satori & Komariah (2012: 148) menyatakan bahwa peneliti dapat memperoleh informasi bukan dari orang sebagai narasumber, tetapi mereka memperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni dan karya pikir. Proses pengumpulan data dari dokumen mempunyai fokus terhadap berbagai jenis dokumen. Blaxter, Hughes, & Thight, (2001, hlm. 252) menyatakan empat jenis dari dokumen-dokumen yang menunjang pencarian data penelitian, diantaranya sebagai berikut. a. Dokumen perpustakaan, ditujukan untuk membuat sinopsis kritis terhadap sebuah bidang penulisan riset yang telah ada. b. Dokumen berbasis komputer, yang sebagian besar terdiri dari analisis dari koleksi rangkaian data sebelumnya. c. Dokumen yang memiliki fokus kebijakan, meneliti bahan-bahan yang relevan dengan seperangkat keputusan kebijakan tertentu. d. Dokumen yang memiliki orientasi historis, memanfaatkan arsip yang tersedia dan juga kejadian-kejadian yang dokumentasinya masih bertahan. Dari berbagai jenis dokumen diatas akan senantiasa menunjang mengumpulan data dalam menganalisis berbagai hal yang sangat menarik berkaitan dengan penelitian mengenai pelaksanaan pembelajaran PAI di SMA Alfa Centauri.
F. Analisis Data Menurut Bogdan & Biklen (dalam Moleong, 2013, hlm. 248) menyatakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, menggorganisasikan data, memilah-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain menjadi sebuah laporan. M. Sofwan Nugraha, 2015 Pembelajaran Pai Berbasis Media Digital Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
53
Sedangkan menurut Seiddel (dalam Moleong, 2013, hlm. 248) berpendapat bahwa analisis data kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut. a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri. b. Mengumpulkan
memilah-milah,
mengklarisifikasikan,
mensintesiskan,
membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya. c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuantemuan umum. Dipertegas oleh Satori & Komariah (2012, hlm. 201) bahwa analisis data kualitatif dapat dipandang sebagai sebuah proses, dan juga dipandang sebagai penjelaskan tentang komponen-komponen yang perlu ada dalam suatu analisis data. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara menggorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain. Dari berbagai pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan proses pengolahan data yang telah terkumpul dari berbagai metode (wawancara, observasi (catatan lapangan) dan studi dokumentasi) dengan cara mengatur, menjelaskan, menyusun, memilih dan menyajikannya kepada sebuah kesimpulan dari proses penelitian yang telah dilakukan. Model dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman. Aktivitas analisis data Miles dan Huberman (dalam Satori & Komariah, 2012 hlm. 218-220) terdiri dari atas: data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sampai penuh. Model analisis tersebut dapat digambarkan dan dijelaskan sebagai berikut.
M. Sofwan Nugraha, 2015 Pembelajaran Pai Berbasis Media Digital Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
54
Data Collection
Data Reduction
Data Display
Conclusion: drawing/ verification
Bagan 3.2 Model Analisis Miles dan Huberman Sumber : Satori & Komariah (2012, hlm. 218) 1. Pengumpulan Data (Data Collection) Untuk mendapatkan semua data yang dibutuhkan, peneliti akan senantiasa membutuhkan beberapa teknik. Moleong (2013, hlm. 8) bahwa teknik dalam pengumpulan data pada penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen. Ditegaskan kembali oleh Satori & Komariah (2012, hlm. 146) dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participation observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi. 2. Reduksi Data (Reduction) Data yang telah diperoleh dari berbagai metode kemudian ditulis dalambentuk laporan atau data yang terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting.
M. Sofwan Nugraha, 2015 Pembelajaran Pai Berbasis Media Digital Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
55
3. Penyajian Data (Data Display) Langkah selanjutnya sesudah mereduksi data adalah menyajikan data (data display). Teknik penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik dan sejenisnya. Lebih dari itu, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Data display untuk memudahkan dan memahami apa yang terjadi, juga untuk merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. 4. Conclusion Drawing/ Verification Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atai interaktif, hipotesis atau teori.
M. Sofwan Nugraha, 2015 Pembelajaran Pai Berbasis Media Digital Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu