Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK METODE TERJEMAH PEMBELAJARAN BAHASA ARAB Oleh: Aziz Syafrudin Syafrawi, MA
Abstrak
تعريف الرتمجة هي حماولة لنقل الرسالة من نص اللغة املصدر إىل ما يعادل اللغة .املستهدفة والرتكيز املفرط على حتليل اخلطاب اللغوي هو كيف يتم توصيل الفكرة يف نظرية ويف كل احنراف الرتمجة احلرفية ميكن تربيرها يف أي مكان مع،الرتمجة وهي النص وتؤدي املطبقة الصالبة لرفض الرتمجة احلرفية كإجراء.اإلشارة إىل النص كمعياره .املعتمدة الرتمجة إذا الكلمة الواحدة من نص اللغة املصدر والكلمة الواحدة من لغة اهلدف يف الرتمجة وهذا التعود فقط لتحسني لغة اهلدف وتوصيلها.مل تكوان موافقتني هبائيا أم حنواي فإن الرتمجة احلرفية هي احلقيقية وال ميكن، ومع ذلك.بسهولة بدون ترك أسئلة اللغة . إذا كنت ترغب يف أتمني التكافؤ املرجعية والنفعية،أن جتنبها Kata Kunci: Bahasa Arab, Terjemah, Metode.
A. Pendahuluan. Di era sekarang ini dalam suatu kegiatan pembelajaran banyak sekali metode-metode yang bermunculan hasil karya para akademisi yang tujuannya adalah untuk menarik minat belajar anak supaya tidak bosan tidak jenuh serta menghilangkan kesan yang kurang baik terutama sekali terhadap pembelajaran bahasa Arab yang mereka anggap susah. Bahkan para pakar metode sekarang ini mengharamkan metode lama diterapkan dalam setiap pembelajaran, metode itu adalah metode ceramah.
1
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK Metode yang akan diterapkan, tentunya seorang guru harus menguasai karakteristiknya dan tehnisnya juga harus sesuai dengan tingkat kemampuan anak, serta harus jelas pencapaian tujuan kemahirannya, sehingga metode itu bisa dikatakan berhasil dan tepat sasaran. Terdapat satu metode yang bisa diterapkan kepada anak-anak usia SD yaitu metode tarjamah, metode yang sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Metode ini hingga sekarang masih banyak dipakai oleh lembaga-lembaga yang berlabelkan pesantren, sebagai contoh di Indramayu tepatnya di desa Sukaperna Kec. Tukdana terdapat pondok pesantren yang mengusung metode tarjamah modern yaitu metode yang di formulasikan khusus oleh pengasuhnya Ustadz Abaza (begitu sapaannya), dan beliau menamakan metodenya dengan metode tamyiz, yang diambil dari nama pesantrennya, yaitu metode yang mengklaim dapat dengan cepat menerjemahkan dan memahami al-Qur’an serta kitab kuningnya dengan benar (sudah dibuktikan dalam sebuah acara di Jakarta). Buya Bisyri, begitu anak-anak santri gedongan menyapa beliau, pun menerapkan metode tarjamah kepada anak-anak santrinya bahkan dalam satu penggalan materi cerita, mereka diharuskan hafal berikut tarjamahnya. Ke dua lokal pendidikan contoh di atas hanya menggambarkan betapa metode tarjamah sangat efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab, namun lagi-lagi kendalanya disini adalah kosa kata yang harus diperdalam dan dihafalkan dengan baik. Juga yang lebih penting kemudian adalah penguasaan seorang penterjemah terhadap konsep yang dikandung kalimat, kemudian ia mengungkapkan konsep tersebut dengan kalimat yang seimbang. Metode terjemah adalah sebuah metode yang di dalamnya menerjemahkan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran bersamaan dengan penerapan aturan-aturan tata bahasa. Metode ini menfokuskan pada kegiatan menerjemahkan bacaan dari bahasa asing ke dalam bahasa siswa dan sebaliknya. Metode terjemah ini merujuk pada masa Rennaisance (abad 16) ketika banyak sekolah dan universitas di Eropa mengharuskan para siswa atau mahasiswanya mempelajari bahasa Latin karena dianggap “nilai pendidikan yang tinggi” yg berguna untuk mempelajari teks-teks klasik, dan juga karena
2
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK “disiplin batin” yang dilatih melalui analisis logis bahasanya, dan penghafalan kaidah-kaidah bahasa dan pola kalimat yang rumit, serta kaidah dan pola dalam latihan terjemah.1 Para pakar menyatakan bahwa mempelajari gramatikal bukanlah merupakan sebuah tujuan, tetapi merupakan media untuk mengevaluasi kalam dan kitabah seorang wasilah at-taqwim. Namun masih banyak lembaga pendidikan yang mengajarkan gramatika tidak mengacu pada hal tersebut.2 B. Definisi Terjemah Beberapa ahli dibidang bahasa memberikan pengertian terjemah dengan menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan penerjemahan dan dalam mendefinisikan terjemah dengan gaya bahasa yang berbeda namun dengan pengertian yang hampir sama yaitu mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran. Di bawah ini terdapat beberapa definisi yang mungkin bisa kita renungkan: Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia, terjemah diartikan sebagai salinan dari suatu bahasa ke bahasa lain.3 Catford memberikan definisi: Translation is the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL).4 “Terjemahan adalah penggantian materi tekstual dalam suatu bahasa (bahasa sumber) dengan padanan materi tekstual dalalm bahasa lain (bahasa sasaran)”. Savory memberikan definisi: Translation is made possibly by an equivalence of thought that lies behind its different verbal expressions.5 1
Prof. Dr. Aziz Fachrurrazi, M.A dan Ertha Mahyudin, Lc,. S.S., M.Pd.I, Pembelajaran Bahasa Asing Metode Tradisional dan Kontemporer, (Jakarta: Bania Publishing, 2010). Hal. 39 2 Dra. Hj. Radliyah Zaenuddin, M.Ag, dkk, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab (Cirebon : Pustaka Rihlah Group, 2005), hal. 96 3 Desy Anwar (2003) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Hal: 518. 4
J.C Catford (1965) A Linguistics Theory of Translation, Oxford: Oxford University Press, hal: 20.
5
Savory, Theodore (1969) The Art of Translation. London: Jonathan Cape, Hal: 13.
3
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK “Terjemahan itu mungkin dibuat dengan kesamaan ide yang ada dibalik ungkapan verbalnya yang berbeda”. Sedangkan Nida dan Taber mendefinisikan terjemah: Translation consists of reproducing in the receptor language the closest natural equivalence of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style. 6 “Terjemahan adalah menghasilkan padanan yang paling dekat dari pesan bahasa sumber ke dalam bahasa penerima, pertama dari segi makna dan kedua dari segi gaya”. Pinchuck juga mendefinisikan terjemah: Translation is a process of finding a TL equivalent for a SL utterance.7 “Terjemahan adalah sebuah proses untuk menemukan padanan bahasa sasaran dengan pernyataan bahasa sumber”. Mc. Guere mendefinisikan terjemah dengan Translation is the rendering of a source language (SL) text into the target language (TL) so as to ensure that (1) the surface meaning of the two will be approximately similar and (2) the structure of the SL will be preserved as closely as possible, but not so closely that the TL structures will be seriously distorted.8 “Terjemahan adalah mengartikan teks bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan tujuan untuk (1) meyakinkan bahwa makna luar dari kedua bahasa sama dan (2) menyakinkan bahwa susunan dari bahasa sumber dipertahankan sedekat mungkin, namun tidak terlalu dekat hingga menjadikan susunan bahasa sasaran menjadi sangat tidak jelas”. Definisi dari Newmark tentang terjemah adalah Translation is a craft consisting in the attempt to replace a written message and/or statement in one language by the same message and/or statement in another language.9 “Terjemahan yaitu suatu keahlian yang meliputi usaha mengganti pesan atau pernyataan tertulis dalam suatu bahasa dengan pesan atau pernyataan yang sama dalam bahasa lain”. 6
Eugene. A. Nida and Charles R. Taber (1969), The Theory and Practice of Translation. Leiden: E.J Brill, Hal: 12.
7
Pinchuck, Isadore, (1977) Scientific and Technical Translation. London : Andre Deutsch, Hal: 38.
8
http://www.englishindo.com/2011/01/definisi-terjemahan.html#sthash.xA65jK4q.dpuf.
9
Newmark, Peter (1981) Approach to Translation. Oxford: Pergamon Press, Ltd. Hal: 7.
4
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK Roger T. Bell juga memberikan definisi terjemah dengan translating the definition of translation according to Dubois, states that Translation is the expression in another language (or target language) of what has been expressed in another, source language, preserving semantic and stylistic equivalences.10 “menerjemahkan pengertian terjemahan menurut Dubois, menyatakan bahwa terjemahan adalah ekspresi dari bahasa sumber dari apa yang diekspresikan dari bahasa sasaran, dengan mempertahankan padanan semantic dan stylistiknya”. Brislin mendefinikan terjemah: Translation is the general term referring to the transfer of thoughts and ideas from one language (source) to another (target), whether the languages are in written or oral form; whether the languages have established orthographies or do not have such standardization or whether one or both languages is based on signs, as with sign languages of the deaf.11 “Terjemahan adalah istilah umum yang mengacu pada pengalihan pikiran dan ide dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, baik bahasa tulis atau lisan;baik salah satu atau keduanya membentuk ortografi atau tidak mempunyai standar seperti itu; atau baik salah satu atau keduanya berbentuk tanda, seperti bahasa orang tuli”. Wills dan Noss mendefinisikan terjemah dengan Translation is a transfer process which aims at the transformation of a written SL text into an optimally equivalent TL text, and which requires the syntactic, the systematic and the pragmatic understanding and analytical processing of the SL.12 “Terjemahan adalah proses pengalihan yang bertujuan mengubah teks tertulis bahasa sumber menjadi teks bahasa sasaran yang sepadan, yang membutuhkan pemahaman sintaksis, sistematis, dan pragmatis serta pengolahan analisa bahasa sumbe”. Sedangkan Lawrence mengatakan I see translation as the attempt to produce a text so transparent that it does not seem to be translated.13 “Saya
10
11
Bell, Roger T., (1993). Translation and Translating : Theory and Practice, London: Longman, 2ed. Roger T. Bell, Hal: 5. http://www.englishindo.com/2011/01/definisi-terjemahan.html#sthash.xA65jK4q.dpuf.
12
http://www.englishindo.com/2011/01/definisi-terjemahan.html#sthash.xA65jK4q.dpuf.
13
Venuti, Lawrence (1991) Translation Invisibility. (Venuti, 1991:1)
5
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK memahami terjemahan sebagai sebuah usaha untuk menghasilkan suatu teks yang transparan sehingga teks tersebut tidak kelihatan sebagai terjemahan”. Dari beberapa penjelasan mengenai definisi terjemahan di atas dapat kita simpulkan secara sederhana sebagai usaha memindahkan pesan dari teks berbahasa sumber dengan padanannya ke dalam bahasa sasaran. C. Tujuan Metode Terjemah Tujuan metode terjemah ini bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Pada dasarnya metode ini mempunyai dua bagian utama, yaitu telaah sastra bahasa kedua dan pengembangan keterampilan menganalisis melalui telaah tata bahasa. Tujuan kedua ini, yang dimotivasi oleh para pakar tata bahasa yang berkeyakinan bahwa logika universal mendasari semua bahasa yang sebagian besar telah menghilang. Menurut pakar bahasa yang menggunakan metode ini, bahwa tujuan pokok pengajaran suatu bahasa asing adalah untuk mengembangkan kemampuan membaca literatur yang ditulis dalam bahasa sasaran. Dan untuk mampu melakukan itu, para siswa perlu mempelajari aturan tata bahasa dan kosakata dari bahasa sasaran Metode ini sangat menekankan pembelajaran pada kosakata dan tata bahasa. Keterampilan membaca dan menulis adalah keterampilan yang diutamakan dalam pembelajaran. Hanya sedikit perhatian yang diberikan kepada keterampilan berbicara dan mendengarkan. Dalam metode ini bahasa tulisan lebih diutamakan daripada bahasa lisan.14 D. Jenis Tarjamah Penerjemahan literal (literal translation) atau disebut juga penerjemahan lurus (linier translation) berada diantara penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan bebas (free translation). Dalam proses penerjemahannya, penerjemah mencari konstruksi gramatikan bahasa sumber yang sepadan atau dekat dengan bahasa sasaran. Penerjemahan literal ini terlepas dari konteks. Penerjemahan ini mula – mula dilakukan seperti
14
Ibid. Hal. 43
6
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK penerjemahan kata demi kata, tetapi penerjemah kemudian menyesuaikan susunan kata-katanya sesuai dengan gramatikal bahasa sasaran. Penerjemahan literal merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam proses terjemah. Teknik ini mencoba menterjemahkan sebuah kata atau ungkapan kata perkata. Maksudnya adalah bukan berarti menerjemahkan satu kata untuk kata yang lainnya, tetapi lebih cenderung kepada menerjemahkan kata demi kata berdasarkan fungsi dan maknanya dalam tataran kalimat. Dilihat dari jauh dekatnya terjemahan dari bahasa sumber dan bahasa sasaran, terjemah dapat diklasifikasikan ke dalam delapan jenis. Kedelapan jenis terjemahan (dijelaskan dalam klasifikasi tarjamah) tersebut dapat dikategorisasikan dalam dua bagian besar. Pertama, terjemahan yang lebih berorientasi pada bahasa sumber, dalam hal ini penerjemah berupaya mewujudkan kembali dengan setepattepatnya makna kontekstual penulis, meskipun dijumpai hambatan sintaksis dan semantik yakni hambatan bentuk dan makna. Kedua, terjemahan yang lebih berorientasi pada bahasa sasaran. Dalam hal ini penerjemah berupaya menghasilkan dampak yang relatif sama dengan yang diharapkan oleh penulis asli terhadap pembaca versi bahasa sasaran. E. Klasifikasi Tarjamah Klasifikasi tarjamah ini ada yang orientasinya terhadap bahasa sumber dan ada yang orientasinya terhadap bahasa sasaran:15 a. Bahasa Sumber Dilihat dari orientasinya terhadap bahasa sumber, terjemahan dapat diklasifikasikan menjadi: 1) Terjemahan kata demi kata (word for word translation). Penerjemahan jenis ini dianggap yang paling dekat dengan bahasa sumber. Urutan kata dalam teks bahasa sumber tetap dipertahankan, kata-kata diterjemahkan menurut makna dasarnya diluar konteks. Kata-kata yang bermuatan budaya diterjemahkan secara harfiah. Terjemahan kata demi kata berguna untuk memahami mekanisme bahasa sumber atau 15
http://ozzi99oke.blogspot.com/2011/05/terjemahan-harfiah.html,Selasa,24/12/2013,14:52
7
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK untuk menafsirkan teks yang sulit sebagai proses awal penerjemahan. 2) Terjemahan Harfiah (literal translation). Terjemahan Harfiah ini sering juga disebut terjemahan struktural. Dalam terjemahan ini konstruksi gramatikal bahasa sumber dikonversikan ke dalam padanannya dalam bahasa sasaran, sedangkan kata-kata diterjemahkan di luar konteks. Sebagaimana proses penerjemahan awal terjemah harfiah ini dapat membantu melihat masalah yang perlu diatasi. 3) Terjemahan setia (faithful translation). Terjemahan ini mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber. Ia berpengang teguh pada tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terkesan kaku. Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan. 4) Terjamahan semantis (semantic translation). Berbeda dengan terjemahan setia. Terjemahan semantis lebih memperhitungkan unsur estetika teks bahasa sumber dan kreatif dalam batas kewajaran. Selain itu terjemahan setia sifatnya masih terkait dengan bahasa sumber, sedangkan penerjemahan semantis lebih fleksibel. b. Bahasa sasaran Klasifikasi terjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran yaitu: 1) Terjemahan adaptasi (adaptation). Terjemahan inilah yang dianggap paling bebas dan palingdekat kebahasaan sasaran. Terutama untuk jenis terjemahan drama dan puisi, tema, karakter dan alur biasanya dipertahankan. Dalam karangan ilmiah logikanya diutamakan, sedangkan contok dikurangi atau ditiadakan. 2) Terjemahan bebas (free trantation). Penerjemahan bebas adalah penulisan kembali tanpa melihat tanpa aslinya. Biasanya merupakan parafrase yang dapat lebih pendek atau lebih panjang dari aslinya.
8
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK 3)
Terjemahan idiomatiuk (idiomatic translation). Dalam terjemahan jenis ini pesan bvahasa sumber disampaikan kembali tetapi ada penyimpangan nuansa makan karena mengutamakan kosa kata sehari-hari dan idiom dan tidak ada di dalam bahasa sumber tetapi bisa dipakai dalam bahasa sasaran. 4) Terjemahan komunikatif (communicative translation). Terjermahan ini berusaha menyampaikan makna kontekstual dari bahasa sumber sedemikian rupa, sehingga isiu dan bahasanya berterima dan dapat dipahami oleh dunia pembaca bahasa sasaran. Terjemahan ini biasanya dianggap terjemahan yang ideal. Di kalangan bangsa Arab terdapat dua aliran penerjemahan sebagaimana yang disebut oleh as-Shafadi:16 Aliran pertama, ialah aliran yang dianut Johanes Patriarch, Ibnu Na’imah al-Himshiy dan lainnya. Aliran ini memusatkan pandangan untuk mencari padanan setiap kata Yunani beserta kandungan maknaknya dari katakata Arab. Cara ini kurang baik disebabkan dua hal: pertama, tidak semua kata-kata Yunani terdapat padanannya dalam kosa kata bahasa Arab. Kedua, adanya perbedaan ciri-ciri susunan sintaksis antara satu bahasa dengan bahasa lain. Aliran kedua, adalah cara yang dianut oleh Hunain bin Ishaq, AlJauhari dan lain-lainnya. Aliran ini berpokok pangkal kepada penguasaan seorang penterjemah terhadap konsep yang dikandung kalimat, kemudian ia mengungkapkan konsep tersebut dengan kalimat yang seimbang. Dari dua aliran yang di ungkapkan oleh Al-Hasan Azzayat di atas, akhirnya melahirkan dua metode penerjemahan secara garis besar, sebagaimana yang diungkap oleh beberapa ahli. Dua metode tersebut, yaitu terjemahan harfiah dan terjemahan bebas.
16
http://ozzi99oke.blogspot.com/2011/05/terjemahan-harfiah.html,Selasa,24/12/2013,14:52
9
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK Terjemahan tafsiriyyah atau terjemahan maknawiyyah, yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya. Sedangkan dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan terdapat dua metode penerjemahan, yaitu: 1. Metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sumber. 2. Metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sasaran. Walaupun kemudian, berkembang menjadi delapan metode penerjemahan, yaitu penerjemahan kata-demi-kata, Penerjemahan harfiah, penerjemahan setia, penerjemahan semantik, penerjemahan adaptasi (saduran), Penerjemahan bebas, penerjemahan idiomatik dan penerjemahan komunikatif. F. Macam-Macam Tarjamah Kalau dilihat dari pembahasan di atas ada dua macam tarjamah secara garis besar, yaitu: 1. Tarjamah Harfiyah. Terjemahan harfiah ialah terjemahan yang memperhatikan peniruan teks asli dalam jumlah kata, susunan dan urutannya. Jadi, terjemahan harfiah mirip dengan menyusun kata-kata di tempat padanannya. Terjemahan harfiyah ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang sangat setia terhadap teks sumber. Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan penerjemah terhadap aspek tata bahasa teks sumber, seperti urutan-urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat dan sebagainya. Akibat yang sering muncul dari terjemahan ini adalah, hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Metode terjemahan ini sangat populer dipraktekan di Eropa pada abad pertengahan dan berkembang secara meluas, terutama sekali pada naskah yang dianggap sakral, kitab-kitab suci sebagai suara yang
10
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK diwahyukan Tuhan. Terjemahan ini pula sampai sekarang masih dilakukan terhadap Kitab Suci, misalnya Injil dan Al-Qur’an. 2. Tarjamah maknawiyah/tafsiriyyah Terjemahan maknawiyah/tafsiriyyah (bebas) yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain sambil memperhatikan kesepadanan makna dan maksud bahasa asal serta kenetralan redaksi, sekiranya cukup dengan terjemahan yang seolaholah bukan terjemahan. Dalam definisi lain mengatakan bahwa terjemahan tafsiriyyah atau terjemahan maknawiyyah adalah menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnaya. Jadi yang dimaksud dengan terjemahan bebas (maknawiyah/tafsiriyyah), bukan berarti seorang penerjemah boleh menerjemahkan sekehendak hatinya, sehingga esensi terjemahan itu sendiri hilang. Bebas di sini berarti seorang penerjemah dalam menjalankan misinya tidak terlalu terikat oleh bentuk maupun struktur kalimat yang terdapat pada naskah yang berbahasa sumber. Ia boleh melakukan modifikasi kalimat dengan tujuan agar pesan atau maksud penulis naskah mudah dimengerti secara jelas oleh pembacanya dengan tanpa merubah tujuan yang ada. G. Dasar-Dasar Struktur Bahasa Arab Macam-macam jumlah ada dua: 1. Jumlah Fi’liyah, 2. Jumlah Ismiyah. Apabila susunan kalimat terdiri dari kalimat Fi'liyah maka cara terjemahnya kita mulai dari FA'IL kemudian FI'IL kemudian MAF'UL kemudian KATA KETERANGAN apabila ada. Dalam contoh misalnya: قــرأ محمد القران dalam contoh ini kita analisa mana fa'ilnya, mana fi'ilnya dan maf'ulnya. lafadz ( قراfi'il), lafadz ( محمدfa'il), lafadz ( القرانmaf'ul) maka terjemahannya adalah Muhammad membaca al-qur'an.
11
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK Apabila terdiri dari jumlah ismiyah maka terjemahannya dimulai dari MUBTADA' kemudian KHOBAR, baik mubtada' khobarnya dibolak balik atau tidak. Contoh: لقمان صالحdalam contoh disamping ( لقمانmubtada'), صالح (khobar). maka terjemahannya adalah Lukman adalah orang sholeh.17 H. Strategi dan Desain Pembelajaran Qowaid (Gramatika) Ada beberapa strategi dalam mengajarkan gramatika, yaitu: 1. Musykilat al-Tullab Strategi ini dapat mengakomodasi kebutuhan dan harapan seluruh mahasiswa, karena strategi ini memberi peluang kepada mahasiswa menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dari gramatika yang telah diajarkan. 2. Istintajiyah Pola ini dapat disampaikan dengan strategi modifikasi lecturing (ceramah), sehingga mahasiswa dapat tetap konsentrasi mengamati berjalannya materi, dengan diselingi berbagai contoh untuk pemantapan materi. 3. Muqaranat al-Nash Teknik pembelajaran ini bertujuan agar mahasiswa dapat membandingkan dua model tulisan yang berbeda bentuk, namun sama tema bahasan. Kajian ini lebih difokuskan pada unsur gramatika bahasanya. 4. Tahlil al-Akhtha’ Ini adalah merupakan strategi yang menuntut adanya kecermatan mahasiswa dalam mengidentifikasi dan menganalisa kesalahan pada tata bahasa Arab. Di samping menghadirkan pembenaran atas kesalahan terseebut. 5. Ikhtiyar al-Jumal Strategi ini membutuhkan kejelian mahasiswa untuk dapat memilah antara kalimat yang salah dan kalimat yang benar. Strategi ini dapt berguna untuk menggugah sense of language mahasiswa terhadap struktur kalimat bahasa Arab.18
17
Lihat: http://hafidzbbec.blogspot.com/2010/12/cara-terjemah-bahasa-arabke-bahasa.html 18
Op.Cit, Metodologi & Strategi Alternatif Pembelajaraan Bahasa, hal. 97
12
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK Desain pembelajaran qowaid adalah sebagai berikut: 1. Pengantar atau pendahuluan 2. Menyampaikan contoh 3. Sinkronisasai atau memadukan 4. Inovasi 5. Penerapan.19 I.
Problematika Pengembangan Pembelajaran Bahasa Arab Dalam hal ini penulis juga ingin mengenalkan problematika yang sering kita jumpai dalam pengembangan pembelajaran bahasa arab yang sangat erat kaitannya dengan terjemah, diantaranya: 1. Agama. Kepentingan memahami agama Islam memang bisa dijadikan sebagai motif mempelajari bahasa Arab. Namun kepentingan itu hanyalah sebatas pada kemampuan pasif. Tidak sedikit para ahli agama Islam, para da’i dan muballigh yang ahli dalam bahasa Arab tidak mempergunakannya dengan aktif, karena memang tidak diperlukan. Justru setelah memahami agama Islam dari buku-buku yang berbahasa Arab ternyata kemudian mereka menerangkan kepada umatnya dengan bahasa lokal atau bahasa umatnya sendiri yang non Arab. Akibatnya motif agama hanya sebatas untuk belajar secara pasif. Di samping itu motif agama tersebut juga terbatas hanya berguna untuk segelintir orang yang berperan sebagai da'i dan muballigh dan orang-orang yang menggantungkan kehidupannya pada pembelajaran bahasa Arab. Dalam kenyataannya, untuk memahami agama Islam sudah tidak lagi harus mendalami bahasa Arab. Buku-buku tentang Islam yang berbahasa Arab sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Bila untuk bisa khusyu' dalam shalat maka bisa dipelajari kalimat-kalimat tertentu secukupnya dan yang wajib-wajib saja seperti surat al-Fatihah, sehingga tidak harus belajar bahasa Arab sedetail-detailnya. Dengan nalar yang lebih kritis pemahaman tentang Islam sudah tidak lagi didominasi oleh para ahli bahasa Arab. Pemikiran-pemikiran baru tentang aplikasi ajaran agama Islam sering muncul dari
19
Abdul Aziz Ibrahim al ‘ashoily, Thuruq Tadris al-Lughoh al-Arobiyah, (Riyadh : Darul fikr lit thoba’ah wa al-tauzi’ wa al-nasyr bidamasyqi, 2002 ), hal. 137
13
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK pertanyaan–pertanyaan kritis. Dari sini kelihatan bahwa agama tidak selamanya bisa menjadi motif kuat untuk belajar bahasa Arab. Faktor agama yang menjadi motif untuk mempelajari bahasa Arab justru bisa menjadi kendala bagi perkembangan bahasa Arab itu sendiri. Terkaitnya pengajaran bahasa Arab dengan pendalaman ilmu-ilmu keislaman merupakan kendala bagi perkembangan bahasa Arab. Hal ini karena proses belajar mengajar bahasa Arab hanya merupakan persiapan dalam rangka menguasai ilmu-ilmu keislaman seperti hukum agama (fiqh), teologi (tauhid), tasawuf/akhlaq, dan materi keislaman lainnya. Dalam konteks seperti ini maka pembelajaran bahasa Arab menjadi kering, karena fungsinya hanya menjadi medium yang tidak memiliki nafasnya sendiri sehingga terasa membosankan, seperti halnya model pengajaran yang membagi-bagi materi menjadi nahwu, sharaf, balaghoh dan insya’.20 Pengalaman juga menunjukkan bahwa pada usia lanjut semangat para ahli untuk memperdalam bahasa dan satra Arab dengan seperangkat ilmu-ilmunya menjadi lebih lemah dibandingkan dengan semangat mendalami materi agama Islam secara langsung. Ilmu yang terasa dibutuhkan pada usia lanjut adalah ilmu agama Islam yang harus diperdalam seperti Hadis dan Tafsir Qur'an, sebagai bekal hidup yang langsung berkaitan dengan amal ibadah. Ilmu-ilmu yang diperlukan ini ditulis dengan bahasa sederhana, dan dapat dipahami tanpa memerlukan kajian ilmu-ilmu bahasa yang begitu kompleks. Ini menyebabkan faktor agama sudah bukan lagi menjadi motif utama untuk menguasai bahasa Arab secara aktif. 2. Ekonomi Di samping itu, ditinjau dari segi ekonomi, sudah jelas tampak bahwa beberapa guru atau dosen bahasa Arab khususnya ilmu-ilmu bahasa Arab yang termasuk di dalamnya, seperti ilmu balaghoh, sastra Arab dan sebagainya, tidak menunjukkan keistimewaan atau kelebihannya. Tampak jelas bahwa secara material kurang menjanjikan bagi kebanyakan mereka yang materi kajiannya secara khusus terbatas
20
Abdurrahman Wahid, (Agustus 1990) Prospek Pengembangan Bahasa Arab di Indonesia: Pendorong dan Kendala Kendalanya, dalam Qimah, Surabaya: Fakultas Adab, Edisi III, hal: 5.
14
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK pada bahasa Arab dan seperangkat ilmunya. Keadaan ini sangat tidak menguntungkan dan memberikan dampak negatif pada pengembangan bahasa Arab itu sendiri. Buku-buku berbahasa Arab atau buku-buku hasil olahan terjemah yang dimiliki secara pribadi pada saatnya nanti dihibahkan kepada perpustakaan-perpustakaan karena kurang bermanfaat di rumah. Sementara buku-buku berbahasa Arab atau buku-buku terjemah di perpustakaan yang ada di lembaga pendidikan Islam sekalipun, kurang mendapat perhatian. Perpustakaan hanya menjadi semacam museum untuk buku-buku yang berbahasa Arab. Fenomena di atas menunjukkan bahwa motif belajar bahasa Arab dari segi material maupun spiritual kurang mendukung. Kendala pengembangan bahasa Arab terletak pada motif mempelajarinya, yakni kendala dari dalam. Faktor pendorong dari luar untuk belajar bahasa Arab menjadi relatif sangat lemah. Namun di negeri Timur Tengah faktor luar ini sangat dominan berbeda dengan pengembangan bahasa Arab di luar negara-negara Arab sangat sulit untuk direalisasikan. 3. Metode Sukarnya mempelajari bahasa Arab berkaitan dengan metode pembelajaran yang memang pada saat itu metode belum kelihatan penting. Tidak perlu heran karena metode pada awalnya tidak terlalu penting. Baru dirasakan pentingnya ketika terjadi peristiwa yang merusak citra bahasa Arab. Karena itu pula lalu Pemerintah Mesir pada tahun 1943 Masehi mendirikan al-Ma'had al-Tsaqofi di London yang fungsinya memberikan pengajaran bahasa Arab untuk memberikan gambaran bahwa bahasa Arab bukan bahasa yang sukar atau mati. Pengajarnya sendiri adalah dekan Fakultas Adab Universitas Beirut, lalu disusul pencarian metode yang baik spesial untuk orang ‘ajam/asing (orang selain Arab), dengan mengadakan Ma'had al-Dirasat al-Islamiyah alArabiyah di Madrid Spanyol tahun 1959 atas prakarsa Pemerintah Mesir kerja sama dengan UNESCO tgl. 21-25 September 1959.21 Hasil dari seminar itu adalah: a. Titik tolak perhatian ada pada bahasa Arab fusha 21
Ali al-Hadidi, Musykilah Ta'lim al-Lughah al-'Arabiyah li Ghoiri al-'Arab (Kairo: Dar alKutub al-'Arabiy, 1966), hal: 74-77
15
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK b. Pengajaran dengan sebanyak-banyaknya memperaktekkan ucapan dan susunan bahasa yang baku berulang-ulang c. Tidak memakai buku pelajaran yang beredar saat itu karena tidak sesuai lagi dengan pengajaran bahasa Arab d. Pilih kosa kata yang banyak berkembang dan selalu dibutuhkan dalam jumlah total 3000 kata; 1000 untuk tingkat permulaan, 2000 untuk tingkat lanjutan dan penyajiannya tidak berbentuk mufrodat tapi dalam bentuk tersusun dalam kalimat. e. Terdiri dari dua buku, pertama untuk Marhalah Ula dengan pendekatan aural-oral approach disertai audio-visual, dan yang kedua lebih diutamakan kemampuan menulis. f. Diupayakan buku untuk pegangan guru. g. Buku pegangan tersebut berupa kamus atau glossar yang memuat 5000 kata termasuk 3000 kata yang ada dalam buku pelajaran.22 Upaya untuk pengembangan bahasa Arab dari segi metode pembelajarannya baru dilakukan tahun 1959 M. Sebelumnya bahasa Arab tidak diupayakan untuk penyebarannya, yang ada hanya pembahasan tentang bahasa Arab secara mendetail dalam buku-buku fiqh al-lughah dan sebagainya. Ini salah satu kendala pengembangan bahasa Arab dari segi metode. Dan kendala dari segi metode ini dimanfaatkan oleh pihak luar. Kini para pengajar bahasa Arab sendiri perlu menggali metode yang tepat. Penggalian metode tersebut tidak cukup hanya mengambil contoh dari metode pengajaran bahasa asing (selain Arab) yang sudah ada. Perlu tindakan kritis, karena mengadopsi metode tanpa mengetahui perbedaan bahasa bisa terjebak pada metode pembelajaran bahasa asing yang tidak cocok untuk bahasa Arab. Akibatnya bisa fatal. 4. Huruf hijaiyah Permasalahan yang sering terjadi di dalam proses pembelajaran bahasa adalah pengucapan terhadap huruf-huruf hijaiyah yang mana setiap hurufnya mempunyai makhraj tersendiri, yang berlainan antara satu hijaiyyah dengan hijaiyyah yang lain.
22
Ibid, hal: 87
16
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK Selain itu permasalahan juga terjadi disebabkan karena perbedaan yang dimiliki oleh seorang anak yang sejak kecil hanya menggunakan satu bahasa misalnya bahasa latin (Indonesia), maka anak akan mempunyai kebiasaan untuk menggunakan bahasa yang diketahuinya itu kini bahasa yang ia gunakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pengalamannya dalam bentuk perbuatan-perbuatan dan pengenalan tentang barang-barang di rumah. ketika seorang anak dalam proses belajarnya di sekolah harus mempelajari sesuatu bahasa asing sebenarnya ia menghadapi masalah seperti pengenalan unsur– unsur bahasa yang terdiri dari unsur suara, kosa kata, tata kalimat, dan juga tulisan, maka dari itu proses mempelajari bahasa sebagai bahasa asing bagi orang Indonesia harus memerlukan usaha-usaha untuk membentuk dan membina kebiasaan baru yang dilakukan secara sadar sedangkan ketika mempelajari bahasa ibu. Proses pembelajaran itu berlangsung tanpa sadar. Perbedaan bunyi di dalam pengejaan bahasa arab dengan bahasa latin karena huruf hijaiyah lain dengan huruf latin sebagai contoh huruf latin “p” tidak ada dalam bahasa. Bila pelajar mempelajari bahasa Indonesia, mereka akan mengalami masalah untuk menguasai huruf latin.23 Dr. Abdul Ghofar bahwa huruf hijaiyah memiliki kesamaan bahasa di dalam pengejaan huruf antara bahasa latin dan jika dilihat dari keluarnya suara seperti huruf ك, هـ, ء, خ, س, ش, د, ي, ب, ن, ف, ل, م, و , ت, dan huruf – huruf tersebut mewakili huruf-huruf latin yaitu (k, h, a, kh, s, sh, d, y, b, n, f, l, m, w, t.) sedangkan huruf – huruf yang tidak terdapat dalam huruf latin berdasarkan keluarnya suara seperti ع, ح, خ, غ, ق. 24 Perbedaan sebutan ini akan membawa kepada kesukaran untuk mengajarkan huruf hijaiyah yang tidak ada dalam huruf latin, terutama kepada para pemula yang belum mengenal bahasa arab.
23
Mik Mohd Rahimi Nik Yusoff, Harun Baharudin, Kamrulzaman Abdul Ghani, “Pembelajaran Bahsa Arab Sebagai Bahasa Kedua: Tahap Sebutan Huruf Hijaiyah Arab” makalah disampaikan ketika seminar internasional di cios, 2010.
24
Dr. Abdul Ghofar, Ilmu Aswat Lughotul Arabi, juz 2 1408 H /1988 M, hal: 61.
17
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK 5.
Tata Bunyi Dan Ortografi (bentuk tulisan) Bahasa. Huruf memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari huruf latin seperti Indonesia. Diantara perbedaan tersebut ialah bahwa huruf bersifat sillabary, dalam arti tidak mengenal huruf vocal karena semua hurufnya konsonan. Perbedaan lainnya ialah cara menulis dan membaca dari kanan ke kiri. Perbedaan ini merupakan problema tersendiri dalam mempelajari bahasa Arab sebagaimana siswa yang hanya mengenal huruf latin seperti siswa siswi Indonesia pada umumnya. Ada beberapa tehnik atau bisa juga disebut metode untuk mengajarkan baca-tulis huruf atau mengenalkan bunyi bahasa 25 arab, seperti: 1. Metode Alpabetik Metode ini dimulai dengan pengenalan nama-nama huruf dan bentuk tulisannya selanjutnya dikenalkan bunyi huruf konsonan setelah digabungkan dengan huruf vocal sehingga membentuk sebuah fonem misalnya (b-u = bu, d-i = di) karena huruf semuanya konsonan, maka dalam bahasa diciptakan tanda vokal berupa syakal yang diletakan diatas dan dibawah huruf. Pada tahap pengenalan bunyi, disajikan huruf-huruf vocal seperti: ُ ث َ - ُت ت خ ُخ kemudian dilanjutkan ِ ث ِ َ ت- ُب ب ِ ب َ ِ َخ- ث dengan latihan-latihan intensif dan berulang-ulang dari gabungangabungan huruf yang membentuk kata sampai dengan membentuk kalimat. 2. Metode Bunyi ()صوتية Dalam metode pembelajaran bahasa arab ini, pembelajaran dengan metode bunyi tidak dimulai dengan pengenalan nama huruf, tapi langsung pada bunyi. Dalam hal ini ada dua cara yang lazim digunakan, yaitu cara sintesis (merangkai) dan cara analisis (mengupas) 3. Metode Sintetis ()التركيبية Metode ini dimulai dengan mengenalkan bunyi huruf-huruf, kemudian dirangkai menjadi kata. Contoh : ب ت-ن – ب َ َن ب ن َ ََت َت
25
Effendy Ahmad Fuad “Metodology Pengajaran Bahasa Arab” Misykat , malang, 2005: 43
18
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK 4.
Metode analitis ()التحليلية Metode ini dimulai dengan kata kemudian dikupas menjadi bunyi huruf-huruf. Atau dimulai dengan kalimat, kemudian dikupas menjadi kata-kata dan dikupas lagi menjadi huruf-huruf. contoh: قَ – َل – م قَ َل م قَلَم J.
Penutup Penekanan yang berlebihan dalam linguistik pada analisis wacana adalah bagaimana suatu ide dikomunikasikan dalam teori terjemahan yaitu teks, dan hampir setiap penyimpangan terjemahan harfiah dapat dibenarkan dimana saja dengan merujuk pada teks sebagai patokan. Kekakuan yang berlaku adalah mengarah pada penolakan terjemahan harfiah sebagai prosedur terjemahan yang sah. Jadi satu kata dari teks bahasa sumber dan kata bahasa target dalam terjemahan, jarang cocok secara semantik maupun gramatikal. Kewajaran ini adalah hanya untuk memperhalus bahasa target sehingga dapat tersampaikan dengan mudah dengan tanpa meninggalkan pertanyaan bahasa. Jadi walau bagaimanapun, terjemahan harfiah adalah benar dan tidak bisa dihindari, jika mau mengamankan kesepadanan referensial dan pragmatik.26
26
http://ozzi99oke.blogspot.com/2011/05/terjemahan-harfiah.html.
19
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK Daftar Pustaka Abdul Aziz Ibrahim al ‘ashoily, (2002) Thuruq Tadris al-Lughoh al-Arobiyah, Riyadh : Darul fikr lit thoba’ah wa al-tauzi’ wa al-nasyr bidamasyqi. Abdurrahman Wahid, (Agustus 1990) Prospek Pengembangan Bahasa Arab di Indonesia: Pendorong dan Kendala Kendalanya, dalam Qimah, Surabaya: Fakultas Adab, Edisi III. Ali al-Hadidi, (1966) Musykilah Ta'lim al-Lughah al-'Arabiyah li Ghoiri al'Arab, Kairo: Dar al- Kutub al-'Arabiy,. Bell, Roger T., (1993). Translation and Translating : Theory and Practice, London: Longman, 2ed. Roger T. Bell. Desy Anwar (2003) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Dr. Abdul Ghofar, Ilmu Aswat Lughotul Arabi, juz 2 1408 H /1988 M. Dra. Hj. Radliyah Zaenuddin, M.Ag, dkk, (2005) Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, Cirebon : Pustaka Rihlah Group,. Effendy Ahmad Fuad, (2005) Metodology Pengajaran Bahasa Arab, Misykat, malang, Eugene. A. Nida and Charles R. Taber (1969), The Theory and Practice of Translation. Leiden: E.J Brill. J.C Catford (1965) A Linguistics Theory of Translation, Oxford: Oxford University Press. Mik Mohd Rahimi Nik Yusoff, Harun Baharudin, Kamrulzaman Abdul Ghani, (2010) “Pembelajaran Bahsa Arab Sebagai Bahasa Kedua: Tahap Sebutan Huruf Hijaiyah Arab” makalah disampaikan ketika seminar internasional di cios,. Newmark, Peter (1981) Approach to Translation. Oxford: Pergamon Press, Ltd. Pinchuck, Isadore, (1977) Scientific and Technical Translation. London : Andre Deutsch. Prof. Dr. Aziz Fachrurrazi, M.A dan Ertha Mahyudin, Lc,. S.S., M.Pd.I, (2010) Pembelajaran Bahasa Asing Metode Tradisional dan Kontemporer, Jakarta: Bania Publishing. Savory, Theodore (1969) The Art of Translation. London: Jonathan Cape. Venuti, Lawrence (1991) Translation Invisibility.
20
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Metode Terjemah Pembelajaran Bahasa Arab
Aziz S. S.
UNTUK ANAK-ANAK
Internet: http://hafidzbbec.blogspot.com/2010/12/cara-terjemah-bahasa-arab-kebahasa.html http://ozzi99oke.blogspot.com/2011/05/terjemahanharfiah.html,Selasa,24/12/2013,14:52 http://ozzi99oke.blogspot.com/2011/05/terjemahan-harfiah.html. http://www.englishindo.com/2011/01/definisiterjemahan.html#sthash.xA65jK4q.dpuf.
21
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015