Judul Nama Penulis Instansi Email
: Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Peguruan Tinggi : Puji Rahayu : Mahasiswa Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan :
[email protected]
A. PENDAHULUAN 1. Identitas Nama Penulis : Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M.Pd Judul : Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Peguruan Tinggi Penerbit : PT Refika Aditama ISBN : 978-602-8650-95-3 Tahun : 2012 Jumlah Halaman : 188 2. Latar Belakang Critical Book Report merupakan kegiatan penugasan untuk mendeskripsikan dan menganalisis buku yang memuat poin-poin penting sebagai ringkasan buku. Hasil dari penugasan ini dapat menjadi suatu bentuk karya ilmiah mahasiswa sehingga jenis penugasan ini secara tidak langsung mampu melatih kemampuan mahasiswa membuat karya ilmiah. Dengan diadakannya penugasan ini mampu melatih mahasiswa untuk berpikir kritis. Sehingga penugasan ini sangat penting untuk mahasiswa. Karena pentingnya kritik buku di kalangan mahasiswa maka dengan ini penulis melakukan kritik buku pada buku yang berjudul “Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Perguruan Tinggi”. Adapun alasan penulis mengkritik buku ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah disepakati pada kontrak perkuliahan mata kuliah Bahasa Indonesia, dan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, menambah wawasan, serta untuk menjelaskan kekurangan dan kelebihan buku ini agar lebih baik lagi kedepannya. Batasan-batasan yang akan dikritik dari buku ini adalah sistematika penulisan buku, ejaan yang digunakan serta isi dari buku ini. B. PEMBAHASAN Rangkuman BAB I KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA Kedudukan bahasa Indonesia ada dua, yaitu: sebagai bahasa nasional (persatuan) dan sebagai bahasa negara (resmi). Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar 1.
belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia, dan (4) alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar di dalam pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah, dan (4) alat pembangunan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Berdasarkan kebutuhan pemakaiannya, fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai (1) alat untuk mengepresikan diri, (2) alat untuk berkomunikasi, (3) alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan (4) alat untuk melakukan kontrol sosial. BAB II RAGAM BAHASA INDONESIA TULIS ILMIAH Ragam bahasa tulis adalah variasi bahasa yang digunakan melalui media tulisan, yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual. Bahasa tulis relatif lebih cermat, tata bahasanya lebih terkontrl daripada bahasa lisan. Menurut Dittmar (1978) dan Halim (1979) salah satu ragam bahasa adalah ragam fungsional. Yang dimaksud dengan ragam fungsional adalah ragam yang dihubungkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Dalam penggunaannya, bahasa ragam fungsional dihubungkan dengan tingkat keresmian, sehingga dalam kenyataannya antara lain menjelma sebagai bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa yang digunakan dalam bidang keilmuan (ilmu sosial, ilmu alam, ilmu pendidikan, ilmu budaya, ilmu ekonomi, ilmu manajemen, ilmu hukum, ilmu olahraga, ilmu teknik, dll). Johannes menyatakan gaya bahasa keilmuan sama dengan ragam bahasa fungsional baku yaitu ragam tulis yang ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut: (1) bahasanya adalah bahasa resmi, (2) sifatnya formal dan objektif, (3) nadanya tidak emosional, (4) keindahan bahsanya tetap diperhatikan, (5) kemubaziran dihindari, dan (6) isinya lengkap, ringkas, meyakinkan dan tepat. Dalam penggunaan bahasa di bidang ilmu pengetahuan, bahasa mempunyai sifat pemakaian yang khas dan spesifik. Informasi dan yang disampaikan dalam bentuk karya ilmiah bersifat formal. Sehingga ragam bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah ragam bahasa baku (standar). Bahasa yang bersifat ilmiah tidak mempertimbangkan efek-efek perasaan yang timbul, seperti yang dipertimbangkan dalam bahasa ragam sastra.
BAB III PENULISAN BAHASA INDONESIA ILMIAH Suatu karya limiah diartikan sebagai suatu hasil karya yang dipandang memiliki kadar ilmiah tertentu serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Karangan atau tulisan ilmiah adalah semua bentuk karangan yang memiliki kadar ilmiah tertentu sesuai dengan bidang kelmuannya (sains, teknologi, ekonomi, pendidikan, bahasa dan sastra, kesehatan, dan lain-lain. Tujuan penulisan karya ilmiah adalh menyampaikan seperangkat keterangan, informasi, dan pikiran secara tegas, ringkas dan jelas (ABC = accurate, breif, clear). Isi suatu karya ilmiah dapat berupa keterangan atau informasi yang besifat faktual (mengemukakakn fakta), hipotesis (dugaandugaan), konklusif (mengemukakan kesimpulan), dan implementatif (mengemukakan rekomendasi atau saran-saran serta solusi). Berdasarkan tingkat akademiknya, karangan ilmiah dapat dibedakan atas: Laporan Secara konvensional, laporan penelitian disusun dengan mengikuti pola atau sistematika sebagai berikut: pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, dan kesimpulan serta saran atau rekomendasi. Pada bagian pendahuluan laporan hendaknya dikemukakan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/kontribusi peneltian, dan definisi operasional. Pada kajian pustaka berisi kajian teoritik, kerangka berpikir, dan hipotesis atau pertanyaan penelitian. Pada metode penelitian hendaknya dikemukakan rancangan/desain penelitian, wilayah generalisasi, subjek penelitian, populasi dan sampel, cara/ prosedur/ pendekatan/ teknik pengumpulan data dan analisis data. Pada bagian hasil penelitian dan pembahasan hendaknya dikemukakan deskripsi tentang lokasi penelitian dan subjek penelitian, analisis deskriptif data peneltian yang telah dikumpulkan, pelaksanaan pengujian hipotesis atau uraian yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian (jika ada), interpretasi terhadap hasil penelitian, dan pembahasan terhadap hasil penelitian dalam hubungannya dengan teori-teori yang relevan atau hasil penelitian lain yang sejenis dan relevan. Pada kesimpulan atau penutup hendaknya dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, diskusi, keterbatasa, implikasi, dan saran atau rekomendasi. - Makalah
-
-
-
Makalah biasanya disusun dengan sistematika sebagai berikut: 1. Judul, 2. Abstrak, 3. Pendahuluan, 4. Isi dan pembahasan, 5. Kesimpulan, 6. Daftar pustaka. Usulan Penelitian Berikt ini kerangka usulan penelitian yang dapat dijadikan sebaagi pedoman oleh calon peneliti Kerangka usulan penelitian 1. Judul 2. Latar belakang, berisi: Perumusan masalah/ permasalahan Keaslian/ orisinalitas penelitian Mabfaat penelitian 3. Tujuan penelitian 4. Tinjauan pustaka 5. Landasan teori 6. Hipotesis (jika ada) 7. Metode/cara penelitian yang berisi: Bahan/materi penelitian Alat/instrumen pengumpulan data Jalannya penelitian Variabel dan data yang dikumpulkan Analisis hasil 8. Jadwal penelitian, yang berisi: Tahap- tahap penelitian Rincian kegiatan pada setiap tahap Jangka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan 9. Daftar pustaka Skripsi Penulisan skripsi yang dilaksanakan oleh mahasiswa biasanya dibimbing oleh dua orang dosen sebagai pembimbing. Tesis Tesis hatus ditulis dengan lebih teliti, lebih cermat, dan lebih mendalam daripada skripsi. Penulisannya dibimbing oleh dua orang dosen pembimbing yang sudah mencapai gelar doktor atau guru besar (profesor). Seperti halnya skripsi, tesis juga dipertahankan dalam suatu sidang ujian. Disertasi Penulisan disertasi hampir sama dengan bagian-bagian skripsi, tesis. Yaitu:
a.
Bagian awal berisi: (1) halaman sampul luar, (2) halaman judul, (3) halaman pengesahan, (4) kata pengantar, (5) abstrak, (6) daftar isi, (7) daftar tabel, (8) daftar gambar, (9) daftar lampiran b. Bagian utama berisi: (1) pendahuluan, (2) penyusunan kerangka teoritik dan pengajuan hipotesis, (3) metopde penelitian, (4) hasil penelitian dan pengujian hipotesis, (5) kesimpulan, diskusi, implikasi, dan saran/rekomendasi c. Bagian akhir berisi: (1) daftar pustaka, (2) lampiranlampiran Proses penulisan memang berbeda antara orang yang satu dengan yang lain. Namun banyak penulis yang menggambarkan proses penulisan yang mereka lakukan memiliki langkah-langkah yang relatif sama, yaitu: (1) merencanakan, (2) menulis, (3) merefleksikan, dan (4) merevisi. BAB IV ETIKA PENULISAN DAN PENGUTIPAN Etika dalam penulisan ilmiah adalah sebagai berikut: (1) penulis dilarang mengakui tulisan ahli atau orang lain sebagai tulisan sendiri (plagiarisme), (2) penulis dilarang “menukangi” (memanipulasi) data, (3) penulis dilarang menutupi kebenaran dengan sengaja, namun tidak berarti boleh menuliskan nama sebenarnya informan tanpa kesepakatannya, dan (4) penulis dilarang menyuliitkan pembaca. Etika pengutipan yaitu penulisan bagian yang dikutip, pemakaian huruf kapital, dan pemanfaatan tanda-tanda baca serta upaya tipografi lain yang dipakai dalam pengutipan disesuaikan dengan kalimat pembawa kutipan. Penulis diberikan keluwesan untuk mengubah, mengurangi, dan melakukan interpolasi, asalkan semuanya dilakukan dengan penunjukan sumber acuan yang jelas. BAB V PEMANTAPAN BEKAL PENULISAN ILMIAH Kalimat Efektif Ada dua syarat penulisan kalimat efektif, yaitu: (1) adanya kesatuan gagasan, dan (2) perpaduan unsur unsur pembentuknya. Kesatuan gagasan diungkapkan oleh subjek (pokok kalimat) dan predikat sebagai inti kalimat. Sementara iu, unsur-unsur lain merupakan keterangan, pelengkap, atau objek. 1. Pengejaan/Pengimbuhan Beberapa masalah yang sering muncul dan ditemukan dalam kasus pengejaan dan pengimbuhan serta penulisan istilah serapan dari bahasa asing adalah sebagai berikut: a. Cermati dalam memakai huruf f dan v, sebab sering ditemukan penulisan yang keliru dan salah.
b.
2.
3. 4.
5.
6.
Dalam bahasa Indonesia tidak dikenal adanya konsonan rangkap. c. Huruf y sekarang adalah pengganti huruf j dulu, jadi tidak dapat dipakai sebagai huruf i lagi. d. Huruf x hanya dipakai di awal kata, di tempat lain diganti dengan ks. e. Hurf h pada gugus gh, rh, th dihilangkan sedangkan huruf ph menjadi f dan ch menjadi k. f. Nama-nama ilmu tertentu, berakhiran –ika. Akan tetapi jika bukan ilmu maka penulisan yang benar tidak menggunakan – a. g. Dalam bahasa Indonesia, satu bentuk kata dapat berfungsi sabaagi kata benda. Penulisam Kata Depan (Preposisi) Preposisi adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional. Proposisi terletak di bagian awal frasa dan unsur yang mengikutinya dapat berupa nomina, adjektiva, atau verba. Frasa preposisional bersifat eksosentrik, artinya ditinjau dari segi bentuknya, preposisi dapat berupa monomorfemis atau polimorfemis. Kata Sambung (Konjungsi) Kata sambung adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Kata seperti dan, kalau, dan atau adalah kata sambung. Hubungan Logis Intrakalimat Bahasa Indonesia ilmiah mengenal tiga macam hubungan logis: (1) hubungan koordinatif (setara) di antara bagian-bagian kalimat (preposisi), (2) hubungan korelatif yaitu hubungan saling mengait di antara bagian-bagian kalimat, dan (3) hubungan subordinatif, yaitu hubungan ketergantungan di antara induk kalimat dan anak kalimat. Hubungan Logis Antarkalimat Dalam hubungan antarkalimat, kata sambung yang digunakan harus menunjukkan pengacuan e kalimat terdahulu. Perlu dicatat pula bahwa tidak semua kata sambung antarklausa dapat digunakan untuk menghubungkan paragraf yang satu dengan yang lain. Di dalam penulisannya, kata sambung antarkalimat harus disertai tanda koma. Kesejajaran Satuan dalam Kalimat Kesejajaran satuan dalam kalimat membahas keadaan sejajar atau tidaknya satuan-satuan yang membentuk kalimat, baik dari segi bentuk maupun dari segi makna.
BAB VI ASPEK MEKANIK Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ejaan diartikan sebagai kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan lain, ejaan merupakan seperangkat sistem, kaidah, norma, aturan dalam bahasa tulis yang dipergunakan sebagai perwakilan bahasa lain. Ada tiga ckupan dalam ejaan, yaitu: (1) aturan perlambangan bunyi bahasa dengan huruf, (2) aturan menulis kata-kata, dan (3) cara-cara mempergunakan tanda baca. Cakupan tiga aspek tersbut secara lebih rinci, meliputi: (1) pemakaian huruf – termasuk di dalamnya adalah pemenggalan kata, (2) pemakaian huruf kapital dan huruf miring, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) penulisan tanda baca. Pemenggalan kata menurut EYD, perlu memerhatikan suku kata. Dalam pemenggalan kata berdasarkan suku kata perlu diperhatikan apakah kata yang dipenggal itu merupakan kata dasar, kata berimbuhan (kata turunan), ataukah kata itu terdiri dari dua unsur atau lebih, yang salah satu unsurnyya dapat bergabung dengan unsur lain. Pemakaian huruf kapital. Pedoman penulisan huru kapital sesuai dengan pedoman EYD yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama: kata pada awl kalimat; petikan langsung; ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, termasuk kata gantinya, dan kitab suci; nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang; unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau nama instansi dan tempat; unsur-unsur nama orang; nama bangsa, suku bangsa dan bahasa; nama tahun; bulan, hari, hara raya, dan peristiwa bersejarah; nama geografi; setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan serta dokumen resmi; unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan; kata penunjuk hubunga kekerabatan; kata ganti Anda. Penulisan huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah jurnal, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan; untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata; serta untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing. Penulisan kata ulang, ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-). Penulisan kata ganti. Kata ganti yang dipendekkan, seperti ku, kau, mu, nya dituliskan serangkai dengan kata yang mendahului atau mengikutinya. Penulisan Bentuk Singkat, Singkatan dan Akronim sesuai dengan pedoman adalah bentuk singkat penulisannya menggunakan huruf kecil semua. Singkatan adalah bentuk pendek yang diambil dari huruf-huruf pertama suatu kata atau frasa, penulisannya menggunakan huruf kapital
semua dan tidak diberi tanda titik. Akronim adalah bentuk pendek yang biasanya diambil dari sebuah frasa yang dapat dilafalkan menjadi kata, penulisannya menggunakan huruf kecil. Penulisan tanda baca terdiri dari tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda elipsis (...) BAB VII APLIKASI BAHASA INDONESIA KEILMUAN Pada bab ini disajikan contoh aplikasi bahasa Indonesia keilmuan dalam berbagai bentuk tulisan ilmiah, yakni hasil penelitian, jurnal ilmiah, dan makalah ilmiah. 2.
Kritik Sistematika penulisan pada buku ini sudah sangat baik, namun terdapat beberapa kali penggunaan kata penghubung di awal kalimat, seperti yang, dan, di, dan lain-lain. Secara ejaan, buku ini sudah sangat baik hanya saja terdapat satu kata dengan penulisannya yang salah, yaitu kata dengan tertulis dengam. Mengenai isi (konten) dari buku ini sudah sangat baik, dikarena sudah menjelaskan dari awal mengenai kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, ragam bahasa Indonesia tulis ilmiah, kemudan bagaimana penulisan bahasa Indonesia ilmiah, juga menyantumkan etika penulisan dan pengtipan, memberikan bekal untuk memantapkan penulisan ilmiah, kemudian memberikan aspek-aspek mekanik dalam penulisan serta memberikan beberapa contoh penulisan karya ilmiah. Kelebihan dari buku ini adalah sudah memeparkan secara luas mengenai bahasa Indonesia terutama dalam penulisan karya ilmiah dan juga sudah menuliskan buku ini sesuai dengan EYD. Kekurangan dari buku ini adalah masih banyak menggunakan kata denpan di awal kalimat dan juga tidak memaparkan secara jelas ,engenai penulisan daftar pustaka dan referensi. C. KESIMPULAN