Mengobati Stres Oleh: M.Taufik NT
وأشهد أن ال إلو إال اهلل، كما حيب ربنا ويرضاه،احلمد هلل محداً كثرياً طيباً مباركاً فيو صل وسلم على عبدك ِّ اللهم، وأشهد أن حممداً عبده ورسولو،وحده ال شريك لو ، ومن تبعهم بإحسان إىل يوم الدين، وعلى آلو وأصحابو أمجعني،ورسولك حممد َ فَ َق.وجل َّ اتقوا اهلل: أيها الناس: أما بعد.ًوسلم تسليماً كثريا َ ال اهللُ تَ َع َ يَاأَيُّها:اىل َّ عز الَّ ِذيْ َن ءَ َامنُوا اتَّ ُقوا اهللَ َح َّق تُ َقاتِِو َوالَ َتَُْوتُ َّن إِالَّ َوأَنتُ ْم ُّم ْسلِ ُم ْو َن Marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dengan berupaya menjadikan diri kita senantiasa tunduk kepada Allah SWT. Ma’âsyirol muslimîn rahimakumullâh Stres merupakan penyakit yang melanda kehidupan manusia di era kapitalistik saat ini. Ia bisa menjangkiti siapa saja, kaya, miskin, pekerja maupun pengangguran. Di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Kalsel, dalam satu bulan, yakni Pebruari 2016 tercatat 1.463 orang yang menjalani rawat jalan, sementara 135 orang rawat inap. (Radarbanjarmasin, 11/3/16). Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebutkan, 6 persen (sekitar 11 juta jiwa1) masyarakat Indonesia yang berumur lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.... (Kompas.com, 21/6/15)2. Sebagian orang berupaya ‘mengobati’ stres dengan narkoba, dan hasilnya sekitar 50 orang perhari ‘berhasil’ menghilangkan stresnya karena overdosis dan meninggal dunia, sebagian ke tempat hiburan malam, sebagian lagi ke psikiater. Ma’âsyirol muslimîn rahimakumullâh 1
Jumlah penduduk yang berusia > 15 tahun sekitar 183 juta jiwa Kerugian ekonomi yang hilang akibat gangguan jiwa, berupa hilangnya produktivitas, beban ekonomi dan biaya kesehatan yang harus ditanggung keluarga dan negara, diperkirakan lebih dari Rp 20 triliun setahun 2
Islam telah memberikan obat yg manjur terhadap penyakit stres ini, yakni Dzikrullah (mengingat Allah). Allah SWT berfirman:
ِ َّ ِ ِ ِِ ِ ِِ ِ وب ُ ُآمنُوا َوتَطْ َمئ ُّن قُلُوبُ ُه ْم بذ ْك ِر اللَّوۗ أََال بذ ْك ِر اللّو تَطْ َمئ ُّن الْ ُقل َ ين َ الذ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar Ra'd : 28) Imam al Hasan al Bashri menyatakan:
ِان فَ َذلِك حسن وأَفْضل ِمْنو ِذ ْكر اللَّ ِو ِعْن َد أَم ِرهِ ونَهيِو ِ الذ ْكر ِذ ْكر ِان ِذ ْكر اللِّس ِّ َْ ْ ُ ُ َُ َ ٌَ َ َ َ ُ َ ُ
“Dzikir itu ada dua macam, dzikir dengan lisan, dan dzikir lisan ini baik, dan yang lebih baik dari dzikir lisan adalah mengingat Allah ketika melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.” (ad-Dzakhîrah, 13/323) Adapun dzikir dengan anggota badan, Imam Fakhrurrozi menjelaskan:
ِ صري مست ْغرقَةً بِالطَّاع ِ ِّ و ات ْ ِالذ ْك ُر ب َ َ َ َ ْ ُ َ َاْلََوارِِح ُى َو أَ ْن ت
Dzikir dengan anggota badan adalah dengan menjadikan anggota badan sibuk dalam ketaatan kepada Allah.3 Ma’âsyirol muslimîn rahimakumullâh Paling tidak ada dua aspek yang menjadikan mengapa dzikir- jika benarbenar dilakukan- bisa menentramkan jiwa. Pertama, dengan dzikir lisan, hati dan anggota badan, masalah yang dihadapi bisa diselesaikan dengan baik. Jika lidah, hati dan perasaan seseorang mengingat Allah, lalu dia berupaya menyelesaikan masalahmasalah yang dia hadapi sesuai dengan syari’ah-Nya, maka Allahlah yang akan memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan yang dia hadapi, sebagaimana firman-Nya:
َوَم ْن يَت َِّق اللَّوَ ََْي َع ْل لَوُ ََْمَر ًجا 3
Fathul Bary, juz 11 hal 209
Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Ia akan menjadikan baginya jalan keluar (QS. Ath Thalaq : 2) Disamping itu, dzikir dengan mentaati hukum-hukum syari’ah yang telah Allah turunkan itulah sebenarnya jalan keluar yang paling baik bagi problem yang dihadapi manusia dan menjadikan mereka tenteram dengannya. Hal ini karena Islam memang diturunkan sebagai rahmat bagi semesta alam.
ِ ِ ني َ ََوَما أ َْر َس ْلن َ اك إَِّال َر ْمحَةً ل ْل َعالَم
Dan tiadalah Kami mengutuskan engkau (wahai Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (QS. Al Anbiya: 107) Ketika menjelaskan ayat ini, Imam Al Baidlowi (w. 685 H) dalam tafsirnya menjelaskan4 bahwa diutusnya nabi Muhammad saw sebagai rahmat (kasih sayang Allah) bagi semesta alam adalah karena risalah yang dibawa Rasulullah merupakan sebab kebahagiaan mereka, sekaligus sebab kemaslahatan kehidupan mereka, dunia dan akhirat5, bahkan orang yang ingkarpun karena secara tidak langsung mengikuti sebagian ajaran Islam dalam hal publik, mereka akan memperoleh kebahagiaan hidup di dunia6. Sebaliknya, tanpa diatur dengan aturan Allah kehidupan manusia, baik muslim maupun non muslim akan penuh kesengsaraan, bahkan saat ekonomi mereka berkelebihan sekalipun. Oleh sebab itu, stres, sakit jiwa, bahkan bunuh diri menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat yang tidak diatur dengan aturan Allah swt. Tidak heran jika sekitar 10 ribu orang pertahun bunuh diri di Indonesia, 30 ribu pertahun di Jepang, dan 31 ribu pertahun di Amerika.7 Kedua, dzikir menjadikan masalah yang dihadapi bisa disikapi dengan benar. Dengan mengingat berbagai ni’mat yang Allah berikan, mengingat bahwa kehidupan dunia ini sementara, mengingat bahwa musibah akan
وقيل كونو رمحة للكفار أمنهم بو من، ألن ما بعثت بو سبب إلسعادىم وموجب لصالح معاشهم ومعادىم4 .االستئصال 5
Lihat juga surat An Nahl : 89 Tafsir Depag RI 7 Diolah dari data di wikipedia.org 6
اخلسف وادلسخ وعذاب
mendapatkan pahala jika mampu bersabar, akan menentramkan hati seseorang. Al-Khansa’, saat belum mengenal Islam, ketika ditinggal mati saudaranya yang bernama Shakhr, dia bersya’ir yang mengungkapkan kepedihan hatinya
ويشق رمسي ّ اال يا صخر ال أنساك حىت … أفارق مهجيت ولوال كثرة الباكني حويل … على إخواهنم لقتلت نفسي
“ketahuilah wahai sakhr, aku tidak akan melupakan engkau sampai … terpisah darahku dan terbelah kuburku… Seandainya bukan karena banyaknya orang-orang yang (akan) menangis disekitarku … atas (kematian) saudara-saudara mereka, niscaya aku akan membunuh diriku” Namun ketika Islam sudah tertanam dalam benaknya, ketika beliau diberitahu kematian empat orang putranya dalam medan perang, tidak ada ungkapan putus asa, apalagi ingin bunuh diri, beliau justru berkata: "Segala puji bagi Allah yang memuliakan diriku dengan syahidnya mereka, dan aku berharap kepada Rabb-ku agar Dia mengumpulkan diriku dengan mereka dalam rahmat-Nya". Ketika ‘Urwah bin Zubair kehilangan satu putranya dan satu kakinya yang harus diamputasi karena suatu musibah, beliau berkata:
ِ اح ًدا وأَب َقي ِ اللَّه َّم َكا َن ِيل ب نُو َن سب عةٌ فَأَخ ْذت ِمْن هم و ٌاف أ َْربَ َعة ٌ ت ِيل أَطَْر ْ َ َوَكان،ًت ستَّة َْْ ُ َ ْ ُ َ َ َ َْ َ ِ ِ ُ و ْاْي،فَأَخ ْذت ِم ِِّّن طَرفًا وأَب َقيت ِيل ثََالثًا ت لَ َق ْد َ َ َ َخ ْذ َ ت لَ َق ْد َعافَ ْي َ ك لَئ ِن ابْتَ لَْي َ ْ َْ َ َ َ َ َولَئ ْن أ،ت 8أَب قيت َ َْ ْ “Wahai Allah, adalah aku mempunyai tujuh anak (pemberian-Mu) dan Engkau hanya mengambilnya satu dan menyisakan enam, aku memiliki empat anggota (dua tangan dan dua kaki), dan Engkau hanya mengambilnya satu dan menyisakannya tiga, Demi Engkau, jika Engkau memberi musibah (sakit) maka Engkau sungguh telah memberikan
116 ص، المرض والكفارات البن أبي الدنيا8
kesehatan, dan jika Engkau mengambil, maka Engkau telah menyisakan (lebih banyak)” Sungguh, jika manusia senantiasa mengingat Allah, lidah, hati, pikiran dan perbuatannya, maka tidak ada masalah dunia ini yang berat yang membuat stres apa lagi sakit jiwa. Semoga Allah memasukkan kita dan dzuriyat kita kedalam golongan orang-orang yang senantiasa berdzikir kepada-Nya.
ِ ْئ الْ ُقرآ ُن فَاستَ ِمعوا لَو وأَن ِ صتُوا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْر َمحُو َن ْ َ َوإ َذا قُ ِر َُ ُ ْ ِ َّ ِ ِ ِِ ِ ِِ ِ وب ُ ُآمنُوا َوتَطْ َمئ ُّن قُلُوبُ ُه ْم بذ ْك ِر اللَّوۗ أََال بذ ْك ِر اللّو تَطْ َمئ ُّن الْ ُقل َ ين َ الذ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِّ ات و ِ الذ ْك ِر َ َ َونَ َف َع ِِّن َوايَّا ُك ْم ِبَا فْيو م َن االَي،بَ َارَك اهللُ ِيل َولَ ُك ْم ِف الْ ُق ْراَن الْ َعظيم ِ َ ِيل ولَ ُكم ولِسائِِر الْمسلِ ِمني ف،احل ِكيم اَقُو ُل قَوِيل ى َذا واَست غْ ِفر اهلل الْع ِظيم ْ َ ُْ ُاستَ ْغف ُروه ْ َ َ ُ َْ َ َ ْ ْ ْ َ َ َ ْ َ ِ الرِحي ِم َّ انَّوُ ُى َو الْغَ ُف ْوُر