1/19/2017
ﺑِﺴْﻢِ ﷲِ اﻟﺮﱠﺣْ ﻤﻦِ اﻟﺮﱠﺣِ ﯿﻢ
EKOPESANTREN: Bagaimana Merancang Pesantren Hijau ? FACHRUDDIN MAJERI MANGUNJAYA Centre for Islamic Studies, Universitas Nasional Jakarta
Muzakarah Pakar “Ulama dan Alam Sekitar”: Kewajaran Fiqh al Bi’ah”. 8 Mac 2016 di Dewan Besar Institute Kefahaman Islam Malaysia (IKIM), Kuala Lumpur
1
1/19/2017
LATAR BELAKANG •
•
•
Pendekatan lingkungan melalui keyakinan merupakan salah satu bagian penting dalam mainstream penyelamatan keanekaragaman hayati, pelindungi kawasan konservasi juga aksi terhadap perubahan iklim (WWF & ARC 2006;ARC & UNDP 2009; Palmer & Vinlay 2005) Pendekatan melalui agama (keyakinan) dapat menyokong pilar yang mendorong pada kunci pembangunan berkelanjutan economically (available), ecologically(viable) dan socially (acceptable) dan spiritually (respectable). Pesantren dapat berkontribusi dalam memberikan sumbangan pada model pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan Education for Sustainable Development (ESD)
LATAR BELAKANG Jumlah santri di Indonesia
Total santri =2 juta (2001) , sekarang 3 .8 juta santri ( 2009)
2
1/19/2017
Kerangka Pikir Penelitian Pesantren (Institusi Pendidikan Islam)
Pondok Pesantren (PP)
Halaman: 13
PP sebagai Institusi Islam: Tempat perkaderan umat Islam
Faktor (Penyebab) Jumlah Penduduk
SDM-Pengembangan Kelembagaan Tata kelola (governance)
Perilaku manusia Pembangunan Berkelanjutan EKONOMI
Pendapatan pesantren Keberlanjutan usaha pesantren
EKOLOGI Efisiensi Energi Dan sumber daya alam, serta kesehatan lingkungan
SOSIAL
SPIRITUAL
Kemitraan Dampak pada masyarakat
Ajaran Islam, Lembaga Pendidikan Islam (pesantren)
Kebijakan
Permasalahan SDA dan Lingkungan Degradasi SDA
ANALISIS dan DESAIN PERILAKU Status kesadaran,perub ahan perilaku Partisipasi terhadap lingkungan
Status kesadaran santri terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Legal review Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan dan ekopesantren
Ketangguhan Kelembagaan: SDM Governance Kelembagaan
Pencemaran
Pemanasan Global
Perumusan Desain Ekopesantren Arahan Kebijakan tentang Desain Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan
Metode Penelitian Tujuan Penelitian Menyusun desain program ekopesantren yang mencakup bagaimana prosesnya yang dilandasi kerangka pembangunan berkelanjutan yang berdimensi: sosial, ekonomi, ekologi, spiritual (kelembagaan), sehingga pesantren mampu berkontribusi dalam membantu perkembangan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan (Education for Sustainable Development) dengan cara: 1.
Menganalisis keterkaitan kesadaran konservasi dan lingkungan melalui pendekatan agama Islam (Islamic environmentalism).
2.
Menganalisis ketangguhan kelembagaan dan program lingkungan di pesantren.
3.
Menganalisis tingkat kesadaran santri terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
4.
Menganalisis kebijakan yang terkait education for sustainable development (ESD) dan ekopesantren.
5.
Membuat formulasi dan desain program untuk pesantren ramah lingkungan (ekopesantren).
3
1/19/2017
Metode Penelitian Tujuan penelitian
Metode yang Digunakan
Halaman: 51
Alat Analisis
Analisis keterkaitan kesadaran lingkungan melalui pendekatan agama Islam (Islamic environmentalism) Analisis ketangguhan kelembagaan dan program lingkungan pesantren Analisis tingkat kesadaran santri terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan
Wawancara, kajian pustaka UMUM danMetodologi studi deskriptif
Participatory Action Research (PAR) (Dick 2002; Cave & Ramsden 2002)
Wawancara kelembagaan IDF Instrument
Institutional Development Framework (IDF) (Renzi 1996)
Wawancara dan instrumen Likert dan porposive sampling.
Non Parametrik Uji-Korelasi Spearman (SPSS 13.0 for Window)
Analisis kebijakan yang terkait education for sustainable development (ESD) dan ekopesantren Merumuskan disain pesantren yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
Studi kebijakan (existing policy), survei pakar: aktor, faktor, tujuan & alternatif.
Legal Review, SWOT, AHP (Criterium Decicion Plus Ver 2.0 oleh Gibbon et at 1995)
Wawancara Pakar dan Focus Group Discussion (FGD)
Interpretative Structural Modelling dan Studi Deskriptif (ISM) (Saxena 1992)
1.
Faktor yang mempengaruhi perilaku
Lokasi Penelitian
Halaman: 41
21.521 pondok pesantren di Indonesia. Propinsi Jawa Barat: 6.205 (28,8%) dan Propinsi Banten: 2.514 (11,5%)
4
1/19/2017
Tahapan Penelitian
Mulai
Studi Pustaka Tentang Islam, Pembangunan Berkelanjutan, Lingkungan dan Pesantren
Halaman: 62
Kondisi Eksisting Pesantrenpesantren berpengaruh di Jawa Barat
(1) Pemetaan tentang keterlibatan ulama pesantren dalam gerakan lingkungan. (3) Legal Review Kebijakan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Deskriptif)
(2) Analisis tingkat pengetahuan dan praktis santri terhadap lingkungan (4) Ketangguhan Kelembagaan Pesantren (IDF)
(5)Stakeholder dominan dalam pembentukan Ekopesantren (ISM)
(6) Program Ekopesantren (FGD, analisis deskriptif)
Selesai
Desain Ekopesantren
HASIL Halaman: 110
• Ketangguhan Kelembagaan Pesantren dalam Kerangka Keberlanjutan
PP Daar El Qolam, PP Al Musaddadiyah dan Pondok Buntet Pesantren pada skala IDF (I) 3-4 (tahap dewasa dan berkelanjutan). (9 INDIKATOR)
Halaman: 114
Indikator program lingkungan, skala IDF (I) 1-2 yang mengindikasikan pada tahap perkembangan. (4 INDIKATOR)
5
1/19/2017
• Status Kesadaran Santri terhadap Lingkungan dan Pembangunan Keberlanjutan Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Uji Korelasi Spearman (Spearman rho=ρ) (N=514)
Uji Korelasi
Nilai Rho (ρ); Kesimpulan
Sadar dan menjalankan keberlanjutan (SMK) vs perduli keberlanjutan (PK) Perilaku keberlanjutan (PK) vs emosi keperdulian (EK)
0.492**
Menunjukkan adanya hubungan positif atau korelasi yang sangat signifikan
0.311**
Menunjukkan adanya hubungan positif atau korelasi yang sangat signifikan
Pelajaran lingkungan (PL) vs Perduli keberlanjutan (PK)
0.024
Tidak menunjukkan adanya hubungan atau korelasi antara keduanya.
Islam vs sikap peduli keberlanjutan (PK)
0.137**
Menunjukkan adanya hubungan positif atau korelasi yang sangat signifikan
Keterangan: ** = korelasi signifikan pada tarap uji 1%
Tabel 2. Skor mean, standar deviasi dan total persentase “setuju” (S) dan “sangat setuju” (SS) Nomor
Pernyataan
Mean
sd
Halaman: 126
Total (%) S+SS
1
Saya pernah mendapatkan pelajaran tentang lingkungan dan pemahaman tentang lingkungan hidup dari kurikulum pesantren
4.08
0.74
85.54
2 3
Saya perduli terhadap lingkungan karena perintah agama Islam yang mengajarkan tentang perawatan lingkungan dan konservasi alam. Saya membaca tentang isu-isu lingkungan di media massa. (PK)
4.58 3.47
0.62 0.89
90.38 52.63
4
Saya peduli tentang lingkungan yang terjadi di tempat saya. (EK)
4.19
0.75
80.57
5 6 7 8
3.50 4.50 4.40 4.32
0.80 0.77 0.72 0.72
45.34 93.94 93.65 93.27
2.90
1.40
47.76
10
Saya selalu berdiskusi tentang lingkungan dengan teman-teman saya (SMK) Saya sangat kecewa dengan terjadinya pencemaran udara. (EK) Saya sangat kecewa atas terjadinya pencemaran sungai. (EK) Saya sangat menghargai adanya keanekaragaman hayati. (PK) Saya sangat perduli dengan asap dan emisi yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor. (PK) Saya berupaya mengurangi jumlah sampah dirumah/di tempat saya dengan cara mengumpulkan yang bisa di daur ulang. (PK)
3.78
0.93
52.81
11
Saya membuat kompos sisa sisa dari makanan untuk pupuk (SMK)
3.21
0.96
27.38
12 13 14
2.89 3.86 3.87
0.99 0.91 0.88
19.83 56.59 68.67
3.59
0.94
52.72
16
Saya tidak menggunakan plastik untuk membungkus sesuatu. (SMK) Saya menghemat penggunaan listrik di rumah. (PK) Saya menghemat penggunaan air. (PK) Saya menyampaikan informasi tentang lingkungan pada anggota keluarga saya. (SMK) Saya terlibat dalam kegiatan kegiatan lingkungan di sekolah/pesantren saya.(SMK)
3.64
0.88
66.67
17
Saya perduli terhadap kewajiban saya merawat lingkungan hidup. (EK)
4.44
0.65
88.54
9
15
Keseluruhan tingkat keberlanjutan, sikap dan kearifan dalam kesadaran lingkungan
3.86
0.85
*) tingkat indikator: 1.00-2.99 rendah; 3,00-3.99 sedang; 4.00-5.00 tinggi.
6
1/19/2017
Halaman: 127
Tabel 3. Kategori Kesadaran Keberlanjutan
Kategori Kesadaran Keberlanjutan
Item
Rata-rata Respon (%) 52%
A.Sadar dan menjalankan 5,11,12,15,16 keberlanjutan (SMK) B. Peduli Keberlanjutan (PK)
3,8,9,10,13,14
Catatan
Jarang dilakukan oleh santri.
62%
C.Emosi keperdulian (EK) 4,6,7,17
Santri mempunyai sikap peduli antara kurang dan sedang. Secara emosional santri mempunyai respons keperdulian tinggi.
89%
Halaman: 127
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Analisis Faktor Pembeda antar Pesantren dengan One Way Analysis of Variance (Anova) di Tiga Pesantren No
Peubah
Kuadrat Tengah
F hitung
Nilai P
1
Pembelajaran di pesantren
4.112
6.41
0.002 **
2
Islam mengajarkan lingkungan
7.567
17.01
0.001**
3
Sadar dan menjalankan keberlanjutan (SMK)
56.01
9.92
0.000**
4
Perduli Keberlanjutan (PK)
7.4
0.61
0.542ns
5
Emosi kepedulian (EK)
6.73
1.59
0.204ns
Keterangan: ** sangat berbeda nyata pada tarap uji 1%
7
1/19/2017
Halaman: 129
Peduli Keberlanjutan (PK) 4% 6%
27% 1 2 3
63%
4
Sadar Menjalankan Keberlanjutan(SMK) 5%
52%
13%
(b)
1
2
3 4 30%
(a) Gambar 1. Diagram persentase rekapitulasi terhadap pembangunan berkelanjutan (a) Sadar dan menjalankan keberlanjutan (SMK) dan (b) Sikap dan perilaku peduli (SPP)
Halaman: 113
• Kesadaran Lingkungan di Kalangan Santri terhadap Pembangunan Berkelanjutan Islam Mengajarkan Lingkungan 0%
9%
1%
1 2 3 90%
Emosi keperdulian
1% 1% 9%
1 2 3 4
89%
8
1/19/2017
Halaman: 130
AHP: •
•
•
•
Tujuan: Sosial Budaya (0.443) Aktor: Pemerintah ( 0.301) Faktor: Keberlanjutan (0.476) Alternatif: Pengelolaan Organisasi Pesantren (0.269) Kebijakan: prioritas pengelolaan
Halaman: 142-3
• Desain ekopesantren dalam kerangka pembangunan berkelanjutan Stakeholder Dominan di Pesantren
Kiai dan ustadz mempunyai peran penting dalam mendorong terwujudnya ekopesantren, selain itu: ustadz di pesantren. (sektor iV)
9
1/19/2017
Halaman: 149
Desain ekopesantren dalam kerangka pembangunan berkelanjutan
Driver Power
Lembaga yang berpengaruh
9 Kementerian Dewan Lingkungan 8 Kiyai/tokoh Hidup pesantren 7 Dinas Sektor IV 6 Pendidikan (independen) Nasional 5
0
1 Sektor I Autonomous
2
Sektor I (autonomous)
3 44 Organisasi pesantren 3
Sektor III Linkage
Sektor III (Linkage)
5
6 Sektor II Dependent 7
8
9
Sektor II (dependent)
Kementerian Agama dirjen Dinas Terkait Lingkungan & BPLHD Ponpes 2 LSM Kehutanan Perguruan 1 Lingkungan tinggi dan 0 Dependence Konservasi
Gambar Driver Power dan Dependence (DPD) untuk lembaga yang berpengaruh dalam pengembangan ekopesantren.
V. HASIL
Desain ekopesantren dalam kerangka pembangunan berkelanjutan
Lembaga yang berpengaruh
Halaman: 147 & 150
Strategi ekopesantren
Kiyai, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan merupakan elemen yang terletak pada sektor IV yang merupakan elemen penting yang perlu mendapatkan perhatian serius karena memiliki kekuatan penggerak (driver power)
10
1/19/2017
Program Ekopesantren Sembilan Tema Lingkungan untuk Ekopesantren 1.
Transportasi (*)
2.
Limbah (*)
3.
Air (*)
4.
Sampah (*)
5.
Lahan Sekolah (*)
6.
Hidup Sehat (*)
7.
Energi (*)
8.
Keanekaragaman Hayati (*)
9.
Prespektif global (*)
10. Kurikulum Fiqh al Biah (Kurikulum Lingkungan) (*)
Halaman: 167
Desain ekopesantren dalam kerangka pembangunan berkelanjutan Mulai Pembentukan Team Aksi (satgas) dan Implementasi Kegiatan Lingkungan di Pesantren (1)Proses Perencanaan Pembentukan satgas lingkungan (3)Dampak/Hasil) (pertemuan 1) Identifikasi lingkungan
Yes/No
(Pertemuan 2) Rencana aksi (2)Proses Implementasi Komunikasi disampaikan ke seluruh komunitas
Perubahan perilaku komunitas pesantren
Monitoring dan evaluasi
Pelibatan komunitas pesantren Implementasi sesuai rencana aksi
11
1/19/2017
Pembangunan Kapasitas untuk Program Ekopesantren •
Tujuh aspek untuk peningkatan kapasitas organisasi, yaitu: budaya, aspirasi, stategi, keterampilan orgasisasi, sumberdaya manusia, sistem dan infrastruktur dan struktur organisasi (McKinsey & Company 2001).
Halaman: 202-205
KESIMPULAN & SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Tidak ada resistensi dalam kalangan ulama Islam (khususnya pimpinan pesantren) di Indonesia apabila membicarakan persoalan lingkungan, karena mereka telah melihat sangat parahnya kerusakan lingkungan dan bencana yang terjadi di Indonesia. Tindak-lanjut dan kegiatan yang lebih luas yang melibatkan kalangan pesantren dan stakeholders disekitarnya harus mendapatkan perhatian.
12
1/19/2017
KESIMPULAN
Halaman: 202-205
2. Pada umumnya, santri di tiga pesantren mempunyai kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan pada tarap sedang (mean=3.08, sd=0.85). Namun, survey ini menunjukkan bahwa pelajaran yang mereka peroleh di pesantren yang mereka dapat tentang lingkungan dengan perilaku kepedulian mereka, tidak menunjukan hubungan yang signifikan (ρ=0,024). Artinya pelajaran pendidikan lingkungan yang ada di pesantren perlu mendapatkan perhatian dan perbaikan. 3. Ditinjau dari segi legal aspek, ekopesantren telah cukup mendapatkan perhatian, kebijakan dan dukungan yang kuat dari stakeholders terutama pengambil kebijakan. Dari segi tujuan, tentang kebijakan pengelolaan ekopesantren disarankan mengusung unsur pesantren dari segi sosial budaya (AHP=0.443). Disamping itu, penelitian ini menekankan bahwa pemerintah memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan (AHP=0,301), disamping keputusan tersebut harus juga didukung oleh para pimpinan pesantren.
KESIMPULAN 5. Sebuah desain ekopesantren secara ideal merupakan bentuk institusi dan diiringi dengan program yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat atau komunitas pesantren itu sendiri yang dalam kegiatannya harus mencakup keterlibatan: Dewan kiai, kelembagaan kiai atau kiai yang menjadi pemimpin pesantren, kemudian diikuti oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam ikut menggerakkan kapasitas pesantren dan mendorongnya menjadi sebuah program ekopesantren.
13
1/19/2017
Tabel 1. Pesantren Penerima Kalpataru 1982-2011
No
Nama
Asal
Ketegori
Tahun
Kegiatan
Satya Lencana
1
PP Al Amin
Lampung
C
1994
Teknologi Perairan
2000
2
PP Cipasung
Jawa Barat
C
1980
Penghijauan
-
3
PP Suryalaya
Jawa Barat
C
1980
Penghijauan
-
4
PP Al Ittifaq
Jawa Barat
C
2003
5
PP Pabelan
Jawa Tengah
C
1982
Pestisida dan Pupuk organik Sanitasi Lingkungan -
6
PP Annuqoyah
Jawa Timur
C
1981
Penyuluh Pertanian
2004
7
PP Sabilil Muttaqin
Jawa Timur
C
1985
Penyelamat Lingkungan
2006
8
PP Nurul Huda
Jawa Timur
C
1990
Teknologi Pengairan
1995
9
PP Hidayatullah
Kaltim
C
1984
Perbaikan Lingkungan
1997
10
PP Nurul Hakim
NTB
C
2011
Pertanian Organik
Terima kasih
14
1/19/2017
PP Nurul Haramain, LOMBOK
Pesantren Biodiversity ex-situ Botanical Park at Pesantren Modern Darul Ulum Lido
15
1/19/2017
Pesantren Biodiversity ex-situ Botanical Park at Pesantren Modern Darul Ulum Lido
16
1/19/2017
Landscape Desain for Biodiversity Park at Harim Zone Legenda Tanaman Usulan 1 Lontar, jarak tanam 9 m 2 Berbagai tanaman kayu 3 Damar (Agathis Alba) di sepanjang tepi jalan desa 4 Mimba, 10 pohon tersebar 5 Aren (Arenga Pinnata), 10 pohon tersebar 6 Nyamplung (Callophilum Inophilum) ditanam tersebar 7 Rumpun bambu, di tepi sungai jarak rumpun 15-20 m 8 Rumput Vertifer disepanjang tebing sungai 9 Kebun tanaman obat 10 Kluster Tanaman existing Legenda bangunan/ struktur A Kantor Informasi Taman Kehati B Saung Observasi C Lapangan parkir Taman Kehati D Jalan setapak 1,8 m
17
1/19/2017
18
1/19/2017
Eco Masjid Azzikra
Filter
19
1/19/2017
Sistem Daur Ulang Air Wudhu - Azzikra
Luberan Air hujan masuk ke sumur resapan (refil aquifer)
20
1/19/2017
Fatwa MUI terkait Lingkungan dan Kesehatan 1. 2.
Fatwa 2/2010 Air Daur Ulang Fatwa 22/2011 Pertambangan Ramah Lingkungan
3.
Fatwa 43/2012 Penyalahgunaan Formalin
4.
Fatwa 4/2014 Pelestarian Satwa Langka
5.
Fatwa 47/2014 Pengelolaan Sampah
6.
Fatwa 1/MUNAS-IX/MUI/2015 ZISW untuk Pembangunan Sarana Air & Sanitasi
Alat Penahan Laju Air Keran - Azzikra Penemuan Dr. Made Brunner
Sebelum
Sesudah
Durasi Wudhu 50 detik, jumlah air 3 liter/menit (70%)
Durasi Wudhu 42 detik, jumlah air 13 liter/menit
21
1/19/2017
Panen Air Hujan di Pondok Pesantren Al Amanah Wonogiri
22
1/19/2017
Sumber: SUSTAINABLE SCHOOL http://suschool.org.uk/poster.html)
23