بسم اهلل الرمحن الرحيم Buku kecil ini berisi uraian singkat biografi Muhadditsul Haramain, Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani, yang disadur dari karya Al-Habib Sholeh Al-Aydrus versi terjemahan As-Sayyid Muhsin Ba „Alawi, :
Mengenal Lebih Dekat Al-Imam As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Nasab beliau Beliau adalah asy-Syaikh al-Imam al-Allamah, Muhaddits al-Hijaz, salah satu keturunan Rasulullah SAW as-Sayyid Muhammad bin as-Sayyid Alawi bin Abbas bin Abdul Aziz al-Maliki al-Makki al-Hasani. Nasab mulia ini bersambung terus hingga sampai pada Sayyidina Idris al-Azhari bin Idris al-Akbar bin Abdullah al-Kamil bin a-Hasan al-Mutsanna bin alHasan as-Sibth bin al-Imam Ali bin Abi Thalib, suami as-Sayyidah Fathimah az-Zahra putri Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Keluarga, Masa-Masa Perkembangan Beliau
Kelahiran
dan
Beliau terlahir di Makkah al-Mukarromah, pada tahun 1367 H/ 1947 M. Sebuah kota yang mulia, tepatnya di kawasan Babus Salam tempat kediaman ayahnya sendiri. Di Makkah, Keluarga beliau dikenal sebagai keluarga yang berilmu dan punya wibawa. Ayahanda beliau al-Imam as-Sayyid Alawi al-Maliki dan kakek beliau as-Sayyid Abbas al-Maliki adalah tokoh yang tersohor, terkemuka dan disegani oleh sekian banyak ulama yang mengajar di Masjidil Haram. Ayahanda beliau sendiri, as-Sayyid Alawi alMaliki adalah figur yang sangat populer diantara sekian banyak ulama yang mengajar di Masjidil Haram. Disana, beliau telah mengajar selama lebih dari 40 tahun, yaitu dari tahun 1347 H. sampai tahun 1391 H. Dan banyak sekali para ulama dari Asia Tenggara yang mengikuti atau berguru di Halaqoh Majlis Ta‟lim as-Sayyid Alawi al-Maliki. Bahkan Raja Faishal, penguasa Kerajaan Arab Saudi pada waktu itu, tidak akan membuat suatu keputusan yang berkaitan dengan kota Makkah, kecuali setelah meminta saran dan nasihat dari as2
Sekilas Biografi
Sayyid Alawi. Beliau wafat pada tahun 1971 M. dengan acara pemakaman yang dianggap terbesar di Makkah sejak seratus tahun. Beliau, as-Sayyid Muhammad al Maliki menyebut sebuah syair untuk menggambarkan keluarga beliau, yang berbunyi:
سيد عامل أبي ثم جدي ○ هكذا هكذا إىل املختار As-Sayyid Muhammad al-Maliki sedari kecil hidup dalam lingkungan ilmu dan ibadah. Keluarga sholeh yang penuh dengan keberkahan telah mempengaruhi kehidupan beliau. Sehingga beliau tumbuh berkembang dengan baik dalam perjalanan hidup, di atas jalan para salaf-salafnya sesuai dengan tuntunan dan bimbingan langsung dari ayahnya. Keadaan inilah yang menjadikan beliau nampak berbeda dibanding kawan-kawan seusia beliau, yang biasanya masa muda mereka kurang bisa terkendali. As-Sayyid Alawi, sebagai orang tua dan sekaligus guru beliau telah berhasil menerapkan pendidikan agama dengan cara yang sangat baik. Sehingga berkat ayah yang telah menjadi murobbi As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
3
bagi jasad dan ruh beliau, kehidupan beliau selalu memancarkan kehidupan yang agamis. Pada awal pendidikan, dari ayahnya, beliau telah belajar ilmu nahwu, fiqh, tafsir, hadits dan hifdzul Qur‟an. Ayah beliau sendirilah yang mendidik dan mengasuh beliau sehingga menjadi seorang yang cerdas dan piawai dalam masalah-masalah keagamaan. Di antara kawan-kawan, beliau masyhur dengan ketekunan, kebaikan dan akhlak yang luhur. Mengajar di Masjidil Haram Tiga hari setelah ke-wafatan as-Sayyid Alawi pada tahun 1391 H., beliau diminta oleh sejumlah ulama Makkah yang diketuai oleh Syaikh Hasan Muhammad Masysyath untuk menggantikan posisi ayahandanya mengajar di Masjidil Haram. Dan beliaupun resmi menggantikan majelis ayahandanya yang meninggal pada malam Rabu 25 Shafar 1391 H. Beliau benar- benar telah menempuh jejak ayahandanya dalam memberikan pengajaran, memberikan petunjuk kepada mereka yang tidak tahu arah. Menerangkan hati dan melembutkannya, yang tidak jarang dengan materi dan penyampaian beliau yang begitu menyentuh telah mengalirkan air 4
Sekilas Biografi
mata dan memberikan bekas pada hati orang yang menyimaknya. Sungguh beliau adalah sebaik-baik generasi penerus bagi sebaik-baik generasi yang sudah lewat. Sebenarnya beliau sudah mulai mengajar sebelum baligh, saat usianya sangat muda. Atas perintah ayahandanya, as-Sayyid Alawi bin Abbas alMaliki. As-Sayyid Alawi memerintahkan puteranya itu agar mengajar setiap kitab yang sudah dikhatamkannya. Bahkan sebagai pelajaran dan untuk memberi dukungan kepada puteranya, asSayyid Alawi menyuruh beberapa muridnya agar menghadiri majelis puteranya. Beliau senantiasa tekun mengajar ilmu-ilmu Islam dan sejarah sehingga menjadi rujukan manusia untuk meminta fatwa atau mendengarkan setetes dari samudera ilmu yang Allah anugerahkan kepadanya. Halaqah ilmiah beliau cukup dikenal oleh penduduk Makkah. Halaqoh ini merupakan tradisi ilmiah turun temurun selama ratusan tahun lamanya yang senantiasa ditekuni oleh datuk-datuk beliau yang semula bertempat di Masjidil Haram dan pada akhirnya dipindah ke kediaman beliau. As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
5
Ayah dan kakek beliau adalah ketua khatib dan da‟i di kota Makkah. Demikian juga dengan beliau, profesi tersebut digeluti yakni sejak tahun 1971 dan harus berakhir pada tahun 1983, saat beliau dicekal dari kedudukan terhormat itu akibat penerbitan kitabnya yang berjudul Mafahim Yajibu an Tushohhah, sebuah kitab yang banyak meluruskan paham yang selama ini diyakini oleh ulama-ulama Wahabi. Paham Wahabi sangat menguasahi keyakinan mayoritas ulama Saudi Arabia dan mempunyai peran besar dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah. Setelah pencekalan terhadap beliau dari pengajian umum dan khutbah, beliau mendedikasikan dirinya untuk pendidikan privat kepada ratusan murid-muridnya, dengan penekanan murid-murid dari Asia Tenggara, di kediamannya di jalan al-Maliki di Distrik Rushaifah, Makkah. Majelis ta‟lim beliau, dan juga ayah beliau, asSayyid Alwi al-Maliki, tidak berkonsentrasi pada satu disiplin ilmu saja, atau hanya dikhususkan pada kalangan tertentu saja. Namun, teruntuk siapa saja. Karena itulah, beliau mempersiapkan desain rumahnya untuk keperluan ini.
6
Sekilas Biografi
Di rumahnya, dibangun ruangan yang cukup luas karena setiap hari dipergunakan unutk menampung jama‟ah dalam halaqoh ilmiyah yang diasuh oleh beliau, yang tidak kurang dari 500 orang. Dalam setiap harinya, mulai setelah Maghrib hingga setelah Isya‟. Beliau menyampaikan pelajarannya, setelah menyambut para tamu dan para santri di tempat itu. Bahkan, majelis beliau selalu dihadiri oleh para ulama dan pejabat baik dari Saudi Arabia sendiri maupun dari luar negeri yang datang untuk melaksanakan ibadah haji atau ziarah. Praktis, majelis tersebut menjadi ajang ta‟aruf dan silaturrahim yang diformat oleh Sayyid Muhammad secara sederhana, dengan didukung oleh sifat beliau yang begitu simpatik. Seringkali beliau selalu menanyakan kabar para jama‟ah, mencari yang tidak hadir diantara muridnya, atau para jama‟ah yang istiqomah datang ke majelis tersebut. Guru-Guru Beliau Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki telah berguru kepada para masyayikh, selama berada di halaqoh Masjidil Haram atau ketika belajar di Madrasah al-Falah di Makkah atau di Madinah As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
7
ataupun di luar negeri. Namun guru-guru yang benar-benar membentuk kepribadiannya adalah guru-guru yang berada atau bermukim di Makkah. Dan tidak diragukan lagi bahwa yang paling banyak berjasa dalam membentuk kepribadian beliau ialah ayahandanya sendiri, Sayyid Alawi bin Abbas alMaliki al-Hasani. Beliau belajar kepada ayahnya sendiri di rumah maupun di Masjidil Haram. Dan betapa ayahnya telah memberikan perhatian khusus dan bimbingan yang seksama kepada beliau. Sehingga beliau pernah berkata:
كان والدي هو املفخَز واملشجِّع واملَعني الذي ال ينغب Ayahanda, beliaulah kebanggaanku, sang motivator yang membuatku bersemangat, beliau adalah sumber (ilmu) ku yang tak pernah kering. Beliau pernah ditanya perihal guru-guruku, beliau menjawab: “Kami telah bertemu dan belajar
dari banyak ulama dan tokoh terkemuka, baik dari kalangan Saadah Bani Alawi (ahlu baitnya Rasulullah SAW) maupun yang lainnya. Baik yang kami temui di Makkah-Madinah maupun pada saat kami melawat ke Maroko, Mesir, Aljazair, Tunisia, Sudan, 8
Sekilas Biografi
Indonesia dan lainnya. Jika kami hitung-hitung barang kali jumlah mereka lebih dari 100 orang.” Berikut beberapa guru beliau yang paling masyhur: 1. As-Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki al-Hasani (w.1391 H). 2. Syaikh Muhammad Yahya bin Syaikh Aman (w.1387 H). 3. Syaikh Muhammad al-Arabi at-Tabbani (w.1391 H). 4. Syaikh Hasan bin Sa‟id al-Yamani (w.1391 H). 5. Syaikh Muhammad al-Hafidz at-Tijani, guru besar ilmu hadits di Mesir (w.1398 H). 6. Syaikh Hasan bin Muhammad al-Masysyath (w.1399 H). 7. Syaikh Muhammad Nur Saif bin Hilal al-Makki (w.1403 H). 8. Syaikh Abdullah bin Sa‟id al-Lahji (w.1410 H). Mereka adalah para ulama yang senantiasa dilazimi oleh Sayyid Muhammad al-Maliki, diikuti majelis ta‟limnya dan beliau banyak mengambil faedah dari mereka.
As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
9
Adapun masyayikh beliau yang baik dalam riwayah dan ijazah atau dalam hal qiro‟ah dan ijazah dari kalangan ulama dunia Islam yang lainnya, diantaranya: 1. Al-Muhaddits Syaikh Muhammad Zakaria alKandahlawi, guru besar ilmu hadits di India. 2. Al-Muhaddits Syaikh Habiburrahman al-A‟dzomi. 3. Al-Muhaddits Karachi.
Syaikh
Muhammad
Yusuf
di
4. Syaikh Muhammad Syafi‟i, Mufti Pakistan. 5. Syaikh Muhammad As‟ad, Mufti Syafi‟iyyah di Halb. 6. Syaikh Hasan bin Ahmad bin Abdul Bari alAhdal al-Yamani. 7. Al-Musnid al-Arif Billah Makki bin Muhammad bin Ja‟far al-Kattani ad-Dimasyqi, Damasykus, Syiria. 8. Syaikh Husnain Muhammad Mahluf (w.1411 H), mantan mufti Mesir. 9. Syaikh Amin bin Mahmud Khattab as-Subki, Mesir. 10. Syaikh Abdullah „Arabi al-Misri, murid Syaikh alBajuri. 11. Syaikh Abul Yasar bin Abidin, Mufti Syiria. 10
Sekilas Biografi
12. Syaikh Abdllah Zaid al-Maghrabi az-Zabidi. 13. As-Sayyid Muthahhar al-Ghirbani al-Yamani. 14. Syaikh Ibrahim al-Khatani al-Bukhari al-Madani. 15. Syaikh Shaleh al-Ja‟fari, Imam Jami‟ Al-Azhar. 16. Syaikh Ibrahim Abul „Uyun. 17. Syaikh Yusuf Ishaq as-Sudani. 18. Syaikh Abdullah Shiddiq al-Ghimari al-Maghribi. 19. Syaikh Muhammad Thahir at-Tunisi. 20. Syaikh Fadlol bin Muhammad Ba Fadlol, Tarim. 21. Sayyid Muhammad Yahya al-Ahdal al-Yamani. 22. Syarif Muhammad Musthafa as-Syinqithi. 23. Syaikh Khalil bin Abdul Qodir al-Makki. 24. Syaikh Umar al-Yafi‟i. 25. Syaikh al-Mu‟ammar Dliya‟uddin Ahmad alQodiri. Adapun jalur pengambilan sanad beliau dari kalangan Saadah Bani Alawi, diantaranya: 1. Al-Imam al-Habib Umar bin Sumaith. 2. Al-Imam al-Habib Hamzah bin Umar al-Aydrus. 3. Al-Imam al-Habib Ali bin Abdurrahman alHabsyi Kwitang, Jakarta. 4. Al-Imam al-Habib al-Allamah Ali bin Husain alAtthos Bungur, Jakarta. As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
11
5. al-Habib al-Faqih Hamid bin Muhammad bin Salim asy-Sari, Malang. 6. al-Habib al-Allamah Syaikh bin Salim al-Atthos. 7. al-Habib Muhammad bin Salim bin Ahmad bin Hasan al-Atthos. 8. Al-Imam al-Habib al-Arif Billah Alawi bin Abdullah bin Syihabuddin. 9. Al-Habib al-Allamah al-Adib Abdullah bin Ahmad al-Haddar. 10. Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah bin Alawi al-Atthos. 11. Al-Habib Shalih bin Muhsin al-Hamid, Tanggul, Jember. 12. Al-Habib Muhammad bin Salim bin Syaikh Abu Bakar, Tarim, Hadlramaut. 13. Al-Habib Salim bin Jindan, Jakarta. 14. Al-Habib al-Allamah Ahmad Masyhur bin Thoha al-Haddad, Jeddah. 15. Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah al-Habsyi, Palembang. Mudah-mudahan Allah SWT meridloi mereka semua. Amin. As-Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki al-Hasani sangat menghormati guru-guru beliau dan menjunjung tinggi kedudukan mereka. Beliau tawadlu‟ di hadapan mereka dan selalu berbaik sangka dan yakin kepada mereka. Suatu ketika beliau mengunjungi guru beliau alAllamah al-Muhaddits as-Syaikh Hasan al-Masysyath 12
Sekilas Biografi
bersama murid-muridnya di Distrik an-Nuzhah. Ketika dihidangkan teh, beliau menuangkannya untuk sang guru dengan tangannya sendiri dan tidak mengizinkan muridnya yang melakukannya. Demikian salah satu bentuk adab dan akhlak beliau terhadap gurunya. Seringkali beliau mengingatkan murid-muridnya dengan mutiara hikmah al-Habib Abdullah al-Haddad. “Tidaklah seseorang menjadi guru orang lain
kecuali jika hatinya sudah bersamanya (yakin) sehingga tidak melihatnya seorangpun yang lebih utama daripada gurunya, jika demikian, maka barulah dia dapat mengambil manfaat dari guru itu.” Asal Mula Utaibiyyah
Pembinaan
Ribath
Beliau
di
Ketika Sayyid Muhammad al-Maliki berkunjung ke Indonesia pada tahun 1394 H/1975 M, beliau bertemu beberapa ulama dan sholihin. Khususnya al-Habib al-Allamah Ali bin Husain al-Atthas. Manakala mereka melihat cahaya ilmu dan keshalehan pada diri beliau, mereka meminta kepadanya agar membuka ribath sunni di tempat kediamannya Makkah al-Mukarramah. As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
13
Mereka mengharapkan supaya beliau mengajarkan putra-putra mereka ilmu agama guna menghidupkan kembali apa yang sudah terkubur dari simpanan para masyayikh dan salaf-shalih. Mereka akan menimba dari beliau sumber keutamaan dan akan merasa puas dengan kucuran ilmunya. Bak orang kehausan yang menjadi segar karena air dingin. Para ulama dan shalihin yang bertemu dengan beliau pada waktu itu khawatir untuk mengirimkan anak-anak mereka ke Hadlramaut. Karena saat itu Hadlramaut di bawah kekuasaan pemerintahan komunis. Mereka tidak menghendaki anak-anak mereka justru menjadi ahli dakwah kaum komunis. Berlatar belakang inilah kemudian mereka menyarankan dan meminta beliau agar membina ribath di Makkah. Beliau menerima permintaan tersebut dengan sambutan yang baik. Sedang mereka tidak mengetahui bahwa beliau menyembunyikan sesuatu di hatinya, yaitu beliau tidak akan membina ribath terkecuali ada bisyarah dari kakeknya yang paling mulia, Sayyidina Muhammad SAW. Beliau sering kali bermunajat dan meminta kepada Allah SWT, jika nantinya beliau membina ribath yang menjadi 14
Sekilas Biografi
pengasuh dan pembinanya adalah Rasulullah SAW sendiri dan Sayyidatuna Fathimah az-Zahra. Dalam munajatnya beliau memohon agar siapapun yang keluar dari ribath tersebut diberikan kemudahan dalam urusan duniawi dan ukhrowi. Setelah menyelesaikan keperluan di Indonesia pada tahun itu (1394 H), beliau kembali ke Makkah al-Mukarromah. Ketika tiba di Makkah beliau tidak menceritakan niat baik tadi kepada siapapun, sekalipun orang-orang yang terdekat dengan beliau. Murid-murid Beliau Telah banyak para penuntut ilmu yang belajar kepada beliau, baik yang berasal dari Makkah dan Madinah maupun yang datang dari negara lain termasuk dari Indonesia. Mayoritas santri beliau menjadi kader dakwah Islam bagi masyarakat setempat dimana mereka tinggal. Diantara mereka ada yang menduduki jabatan sebagai qodli, ahli dakwah, ulama dan pengasuh pondok pesantren maupun madrasah yang tersebar di segala penjuru. Beliau mencetak generasi dakwah yang militan dan inilah salah satu ciri khas beliau. Beliau telah As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
15
mendidik dan mengkader ratusan ulama yang diambil dari berbagai negeri lalu diasuh dan dibimbing dengan pengawasan yang ketat dan perhatian yang besar. Jadi obsesi beliau untuk melahirkan generasi ulama bukan hanya wacana pemikiran semata, namun merupakan harapan yang terealisasi nyata sebagaimana kita saksikan saat ini. Dari majlis ilmu dan ribath beliau telah muncul ulama-ulama besar yang membawa panji Rasulullah SAW ke seluruh penjuru dunia. Di belahan bumi ini kita akan menjumpai murid-murid beliau, di India, Pakistan, Afrika, Eropa, Amerika, dan terutama Asia yang merupakan orbit dakwah beliau. Dari tangan beliau telah lahir para da‟i dan ulama yang bervariasi sebagaimana madrasah Rasulullah SAW telah melahirkan pribadi-pribadi mulia yang beragam. Setidaknya apa yang dihasilkan dari didikan beliau menjadi miniatur dari model tarbiyah Rasulullah SAW. Ini adalah bukti bahwa ilmu yang disampaikan dan diajarkan beliau penuh keberkahan. Beliau mendidik santri-santrinya dengan penuh keikhlasan demi Allah SWT semata. Inilah yang menjadikan 16
Sekilas Biografi
ilmu para santrinya benar-benar bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Haiah Ash Shofwah Haiah Ash-Shofwah adalah wadah bagi perkumpulan alumni ma‟had Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki al-Hasani yang mayoritas berdomisili di Indonesia. Terlahirnya Haiah as-Shofwah, tiada lain adalah karena perintah dari Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki alHasani. Berawal dari saran putra Abuya yang sekarang menjadi Khalifah sepeninggal beliau, yaitu Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alwi al-Maliki al-Hasani, agar segenap alumni yang berada di Indonesia membentuk sebuah wadah yang berfungsi mengontrol dan mengawasi aktifitas mereka. Sehingga diharapkan nantinya dapat mengetahui peran mereka dalam mengemban kewajiban berdakwah, tarbiyah dan ta‟lim. Saran tersebut langsung mendapat respon positif dari Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki al-Hasani. Dukungan yang dilanjutkan dengan perintah dari Abuya ini, tidak lepas dari posisi dan sikap beliau, yang tidak hanya mendidik santrinya saat As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
17
mereka berada di pangkuannya saja. Namun, beliau pun masih mengawasi, mengontrol, membimbing, menilai, menasehati, dan menegur para santrinya, meski mereka telah berada di medan dakwah yang jauh sekalipun. Beliau selalu menanyakan kondisi santrinya kepada siapa saja yang mengenalnya, guna mengetahui keberadaan aktifitas dan suluk mereka dalam mengemban ilmu. Sungguh merupakan suatu keberuntungan yang tiada ternilai bagi santri yang berharap meningkatkan ilmu, takwa, istiqomah, dan silah ruhiyyah mendapatkan bimbingan dan perhatian yang begitu besar. Dengan melalui proses dan tahapan demi tahapan, pada akhirnya wadah alumni tersebut disepakati dengan nama Haiah As-Shofwah Li Khirrij Abuya As-Sayyid Muhammad Bin Alwi Al-Maliki AlHasani, yang berikutnya secara simpel disebut HAIAH ASH-SHOFWAH (
)هيئة الصفوة.
Terbentuknya wadah ini tentunya sangat positif bagi upaya menyatukan langkah alumni dalam berta‟awun dalam mengemban potensi dakwah, tarbiyah, ta‟lim, dan iqtishodi mereka. Demikian pula segala problema pengaduan, dan persoalan yang 18
Sekilas Biografi
kerap datang dari alumni yang baru datang ke tanah air, nantinya juga dapat tersalurkan melalui wadah ini, dan tentunya juga akan segera ditangani dengan bimbingan dan saran dari pendahulunya. Pencetak Para Ulama Berbicara tentang pesantren di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, serta para kiai dan ulama pengasuhnya tak bisa dilepaskan dari sang „Allamah dari Makkah ini, As-Sayyid Muhammad bin Alwi alMaliki al-Hasani. Seorang alim yang mewarisi ilmu dan dakwah ayah dan kakeknya, membina para santri dari berbagai daerah dan Negara di dunia Islam, ditanah suci umat Islam, Makkah alMukarromah. Ayahanda beliau adalah salah satu guru dari ulama-ulama sepuh di Indonesia. As-Sayyid Alawi juga mengajar di Masjidil Haram, Makkah. Beliau dulu tinggal di Aziziyyah, tidak jauh dari Masjidil Haram. Di masjid yang dijadikan sebagai kiblat umat Islam ini, As-Sayyid Alawi mengajar murid-muridnya yang datang dari berbagai Negara, termasuk para jama‟ah dari Indonesia. Warga betawi sendiri pada masa itu banyak yang mengirimkan anak-anak mereka untuk
As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
19
belajar di tanah Hijaz (sebutan kerajaan Arab Saudi kala itu). As-Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki alHasani telah beberapa kali ke Indonesia (sekitar tahun 1970-an dan 1980-an) dan murid-muridnya mempunyai banyak pesantren di pulau Jawa, Sulawesi, dan Sumatera, dan lain-lainnya. Beliau punya perhatian khusus pada Indonesia. Beliau singgah di berbagai pesantren perguruan Islam di Indonesia. Beliau juga pernah beberapa kali berkunjung ke Majlis Ta‟lim Kwitang athThohiriyyah, dan asy-Syafi‟iyyah (di jakarta). Berkunjung ke Indonesia As-Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki pertama kali bertandang ke Indonesia sekitar tahun 1975, dalam usia semuda itu beliau ditunjuk Kerajaan Arab Saudi secara resmi mewakili Raja Khalid Al-Sa‟ud untuk bertemu Presiden RI kala itu, Soeharto. Beliau diterima di Istana Negara dan berkesempatan menyampaikan Rabithah „Alam Islami (Liga Dunia Islam) yang berkedudukan di Makkah. Kedatangan pertama ini dilakukan secara singkat, sehingga tidak sempat singgah ke beberapa ulama di tanah air. 20
Sekilas Biografi
Tidak berselang lama setelah itu beberapa murid dari Indonesia berangkat ke Makkah untuk menimba ilmu dari beliau. Kemudian sekitar tahun 1980-an beliau datang kembali ke Indonesia beserta rombongan muridnya bahkan berkunjung ke kota Malang demikian pula pada tahun 1985. Selama di Indonesia, para santri, pengagum dan masyarakat awam pun selalu mengiringi dan mengelu-elukan beliau di Majlis yang digelar selama beliau berada di Indonesia. Hampir tak ada waktu istirahat, selalu keberadaan beliau selama di Nusantara ini dimanfaatkan oleh para ulama agar beliau berceramah,dan dijadikan sumber umat mendapatkan fatwa-fatwa ilmiah dari beliau. Selama di Indonesia, sebagian santri yang mengiringi pun juga membagi-bagikan kitab dan buku karyanya ini kepada para kiai dan ulama. Ke mana pun beliau pergi, para santri tak lupa mengabadikan aktifitasnya dengan memotret dan merekam fatwa-fatwa yang beliau sampaikan. Sehingga meski kedatangan beliau ke negeri ini berlangsung singkat namun padat, karena umat banyak mengambil manfaat dari semua ceramah yang disampaikan selama Muhadharah (presentasi) di masjid dan pesantren-pesantren yang As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
21
mengundangnya. Kadang-kadang, bila cukup waktu, juga diselingi dialog bersama para ulama. Beliaupun juga memberikan ijazah „ammah (ijazah umum) keilmuan kepada para kiai dan ustadz yang mengikuti ceramah-ceramah ilmiah beliau selama di Indonesia. Melihat keluasan ilmu dan hikmah beliau, sungguh beruntunglah pelajar yang berkesempatan menimba ilmu dan belajar kepadanya. Berpindah dari Utaibiyyah ke Rushaifah Setelah banyak orang mengenal keluasan ilmu beliau, mulai berdatangan para pelajar dari Asia Tenggara utamanya dari Indonesia. Sehingga rumah beliau di Utaibiyyah penuh dengan mereka. Ketika melihat situasi ini yang menurutnya kurang nyaman bagi murid dalam belajar (karena terlalu sesak), beliau memutuskan untuk berpindah ke lokasi yang lebih luas dan cocok sebagai tempat belajar. Pada tahun 1404 H (sekitar 1983 M) As Sayyid Muhammad al Maliki berpindah ke Rushaifah bersama murid-muridnya dan menyewakan rumahnya di Utaibiyyah kepada Syaikh al Muhaddits Yasin al-Fadani untuk tempat mengajar pelajar wanita. 22
Sekilas Biografi
Di tempat yang baru itu (Rushaifah) beliau mengajar murid-muridnya, menghidupkan rumah yang sudah menjadi ribath itu dengan ilmu, pendidikan, tarbiyah dan petunjuk (menuju ridho Allah). Setelah itu kembali berdatangan para pelajar dari berbagai Negara guna mengambil manfaat dan faedah dari ilmu beliau yang begitu luas. Rumah beliau di Rushaifah ini menjadi tempat murid-murid dan pecntanya untuk mendulang ilmu dan hikmahnya. Mereka menjadi puas dan terlepaslah dahaga karena curahan ilmu yang disampaikannya. Dan demikianlah tempat itu menjadi makmur dan barokah dengan kehadiran para penuntut ilmu. Tidak hanya penuntut ilmu, rumah beliau di Rushaifah juga menjadi tempat berlabuhnya para peziarah terutama jamaah haji dan orang yang datang dari luar kota. Sehingga mereka semua juga dapat belajar kepada beliau atau sekedar ziarah saja dan menghadiri majelisnya. Aktivitas Beliau Di samping mengajar di Masjidil Haram dalam halaqah ilmiyah, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- bagian kuliah syari‟at As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
23
(sekitar tahun 1390-1399 H) dan Universitas Ummul Quro Makkah bagian ilmu Hadits dan Ushuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua Universitas tersebut, sampai beliau memutuskan untuk mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil memantapkan diri untuk membuka majelis ta‟lim di ribath (pondok) di rumah beliau. Adapun pelajaran yang diberikan baik di Masjidil Haram atau di rumah beliau tidak terfokus kepada ilmu tertentu seperti di Universitas. Akan tetapi semua pelajaran yang diberikan dan bisa diterima semua masyarakat baik masyarakat awam maupun terpelajar, semua bisa menerima dan memahami apa yang diberikan beliau. Maka dari itu beliau selalu menitik-beratkan untuk membuat rumah yang lebih besar dan bisa menampung lebih dari 500 murid per-hari yang biasa dilakukan selepas shalat Maghrib sampai Isya‟ di rumahnya di Rushaifah. Begitu pula setiap bulan Romadlan dan hari raya beliau selalu menerima semua tamu dan muridnya dengan tangan terbuka tanpa memilih golongan atau derajat. Semua di sisinya sama tamutamu dan murid-murid, semua mendapat 24
Sekilas Biografi
penghargaan yang sama dan semua mencicipi ilmu bersama-sama. Di samping pengajian dan ta‟lim yang rutin dilakukan setiap hari, beliau juga mengasuh pondok yang jumlah santrinya tidak sedikit. Semua berdatangan dari penjuru dunia, belajar, makan, dan minum tanpa dipungut biaya sepeser pun bahkan beliau memberikan beasiswa kepada para santri sebagai uang saku. Setelah beberapa tahun belajar, para santri dipulangkan ke negara-negara mereka untuk menyiarkan agama. Beliau adalah seorang pembimbing kepada ajaran dan kerohanian Islam yang sebenarnya dan telah melakukan safari dakwah ke Asia, Afrika, Eropa dan Amerika, menyeru manusia kepada kalimah Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW. Di Asia Tenggara khususnya, as-Sayyid Muhammad al-Maliki secara pribadi telah mengasaskan dan membiayai lebih dari 70 buah Sekolah Islam untuk melawan aktivitas dakwah Kristenisasi. Bahkan sejumlah besar penganut Kristen dan Budha telah memeluk Islam di tangannya setelah melihat pancaran Nur Muhammad yang besinar di wajahnya. As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
25
Kemana saja beliau pergi, para pemimpin, ulama dan masyarakat di tempat tersebut akan menyambutnya dengan penuh penghormatan. Beliau amat disayangi dan dicintai oleh muslimin di seluruh dunia, bukan saja karena beliau keturunan Rasulullah , tetapi juga karena ilmunya yang luas, hikmahnya, akhlaknya serta kerohaniannya. Beliau juga terkenal amat pemurah dengan ilmu, kekayaan dan waktunya. Di Masjidil Haram, setiap malam Selasa beliau mengajar secara istiqamah, dalam kondisi di musim dingin maupun musim panas. Majelis tersebut tidak pernah libur kecuali karena ada halangan Syar‟iy. Selain halaqah di Masjidil Haram, banyak ceramah agama yang telah beliau sampaikan, baik di radio maupun televisi, yang terekam dalam bentuk kaset dan CD. Beliau juga berperan aktif dalam Pekan Budaya (al-Mawasim as-Tsaqafiyyah) yang digelar oleh Rabithah „Alam Islami. Sebagaimana beliau juga aktif dan seminarseminar agama yang diselenggarakan di dalam maupun luar Saudi Arabia. Dalam moment MTQ tingkat internasional, beliau terpilih sebagai ketua Dewan Juri pada kisaran tahun 1399 H, 1400H, dan 26
Sekilas Biografi
1401 H. Beliau merupakan orang pertama yang mengetuai Dewan Tahkim MTQ tingkat internasional tersebut. Pada tahun 1392 H beliau mengikuti pertemuan ulama di Aljazair. Tema yang dibahas pada waktu itu adalah tentang orientalis dan bahayanya. Beliau juga mengetuai beberapa majelis dalam Muktamar al Imam Malik yang akan di selenggarakan setiap tahun di Maroko. Beliau juga aktif menghadiri Mutamar Islamiyah di luar Arab Saudi seperti Mesir, Maroko, Aljazair, Tunisia, Malaysia, Indonesia, Singapura, Pakistan dan negara-negara lainnya. Pada tanggal 5-9 Dzul Qa‟dah 1424 H. Abuya menjadi pemateri dalam acara seminar nasional untuk dialog pemikiran yang diselenggarakan di Makkah al-Mukarromah. Dan pertemuan ini baru pertama kali diselenggarakan oleh pemerintah Saudi tersebut bertajuk, “Fanatisme Berlebihan Dan Proporsional, Pandangan Metodologi Umum”. Pada pertemuan itu beliau mendapat kehormatan untuk mengeluarkan pendapatnya tentang tathorruf atau yang lebih popular disebut As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
27
ajaran yang beraliran Fundamentalis atau Ekstrimis (keras). Dari hasil seminar itu, beliau mengeluarkan sebuah risalah yang berjudul al Ghuluww dairoh fil
Irhab wa Ifsad al Mujtama‟ (sifat ekstrimisme dan pengaruhnya terhadap terorisme dan kerusakan di dalam masyarakat). Dikatakan buku ini telah banyak menyindir ajaran Wahabi yang kasar dan kaku, yang menyebabkan pemahaman sempit terhadap agama. Pada tanggal 11 Dzul Qa‟dah 1424 H, beliau mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan wakil raja (putera mahkota). Abdullah bin Abdul Aziz yang isinya beliau selalu menggarisbawahi akan usaha yang menyatakan suara ulama dan menjalin persatuan dan kesatuan dakwah. Beliau juga telah mengunjungi banyak negeri Islam. Tercatat, beliau berpesan membantu pesantren di berbagai pesantren dan madrasah di Asai Timur dan Asia Tenggara. Bentuk bantuannya, termasuk segi peletakan metodologi (manhaj), pemberian bantuan dana, penataran guru, perekrutan siswa dididik di Makkah dengan beasiswa penuh dari beliau. Rahmatullah „Alaihi.
28
Sekilas Biografi
Kedekatan Hubungan Rasulullah SAW
Beliau
dengan
Beliau adalah salah satu dari sekian banyak hamba Allah yang memiliki hubungan sangat erat dengan kakeknya yang paling mulia, Sayyidina Muhammad SAW dalam setiap keadaan baik yang khusus ataupun yang umum. Tidaklah beliau akan melakukan sesuatu, melainkan beristikharah terlebih dahulu dan menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai wasilah (perantara) dalam istikharahnya itu. Dan hal ini tampak jelas ketika beliau akan memulai pembinaan ribath (Pondok Pesantren)-nya yang penuh keberkahan sebagaimana telah kami sebutkan bahwa beliau telah mendapatkan isyarah dan bisyarah dari Rasulullah SAW untuk membina ribathnya. Bahkan harapannya agar Nabi Muhammad SAW sendiri menjadi mudir (pengasuh) ribath tersebut telah terwujud. Begitu pula ketika beliau akan menerima santri baru yang akan menempati ribath, beliau akan beristikharah terlebih dahulu dengan Rasulullah SAW. Bahkan untuk mengizinkan santrinya pulang ke daerah atau tanah air mereka, beliau tetap menunggu isyarah dari Rasulullah SAW.
As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
29
Memang tidak diragukan lagi bahwa beliau adalah salah satu dari sekian banyak hamba Allah yang begitu dekat dan dicintai oleh Rasulullah SAW sehingga tidak mengherankan jika beliau sering mendapatkan isyarah Nabi Muhammad SAW. Dan apabila kita membaca karya beliau atau kita berada di majelis atau halaqah pengajiannya, atau duduk bersamanya, kita akan serasa terbawa ke suatu nuansa yang begitu dekat dengan Rasulullah SAW sehingga kecintaan dan kerinduan kian bergelora untuk Sang Nabi Agung. Perasaan dengan Rasulullah SAW disaat dekat dengan beliau dirasakan oleh hampir semua orang yang pernah dekat dengan beliau, tak terkecuali murid-muridnya. Menurut beberapa santri beliau, nuansa dekat dengan Rasulullah SAW senantiasa terasa kapan dan dimana saja. Semua ini adalah karunia Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa mempertautkan cintanya kepada sang kekasih, Nabi Muhammad SAW. Demikian itu adalah bukti nyata hubungan dan keterikatan beliau dengan Nabi Muhammad SAW. Beliau termasuk hamba yang telah mendapatkan 30
Sekilas Biografi
perhatian khusus dari Rasulullah SAW. Yang mana semua itu didapatnya karena taalluq dan mahabbahnya kepada Rasulullah. Yang dibuktikan dengan mengajar dan mendidik murid-muridnya untuk mengenal Rasulullah dan syari‟at beliau SAW. Sehingga mereka menjadi pewaris-pewaris Nabi, menebarkan syi‟ar Islam dan panji-panji Rasulullah SAW. Lebih lagi beliau adalah seorang muhaddits yang diakui keilmuannya karena berkecimpung dengan komitmen dalam ilmu hadits, banyak menghafal hadits, tentunya beliau sudah banyak mengenal dan mengamalkan hadits atau sunnah Rasulullah SAW tersebut. Beliau memiliki kebiasaan mengadakan haflah (acara) pembacaan maulid setiap bulan sekali atau dua kali. Bahkan dari kecintaannya kepada Rasulullah SAW, beliau membina dua rumah yang berkah di kota al-Madinah al-Munawwarah sebagai tempat ta‟lim dan irsyad (memberi pengarahan dan petunjuk). Beliau juga seringkali berziarah kepada Rasulullah SAW pada waktu-waktu tertentu yang memungkinkan dan utamanya di waktu sahar (sebelum fajar menyingsing) beliau juga berziarah As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
31
ke pemakaman al-Baqi‟ yang penuh berkah, tempat pemakaman para sahabat, istri dan keluarga Nabi Muhammad SAW. Demikian pula beliau khususkan untuk berziarah ke makam Sayyidina Hamzah bin Abdul Muththalib (paman Nabi) di Uhud. Karya-Karya Beliau, Al-Imam Muhammad bin Alawi Al-Maliki
As-Sayyid
Kami akan sebutkan disini beberapa karya beliau dalam berbagai disiplin ilmu. Di Bidang Akidah dan Ilmu Al-Qur’an 1. Mafahim Yajibu an Tushahhah (Faham-faham yang wajib diluruskan). Kitab ini merupakan karya beliau yang paling monumental dan terkenal. Diberi kata sambutan oleh banyak ulama besar di dunia dan telah diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa. Berkaitan dengan kitab ini, beliau mengatakan, “Kitab karanganku yang paling dekat denganku adalah „Mafahim Yajibu An Tushahhah.” 2. Manhajus-Salah Fi Fahmin-Nushush Baina Nazhariyyah wat-Tathbiq (Metode Ulama Salaf dalam Memahami Teks; antara Teori dan Prektek). 32
Sekilas Biografi
3. Huwallah (Dialah Allah). Kitab ini mengulas tentang ilmu Kalam (Tauhid). 4. Qul Hadzihi Sabili (Katakan, Inilah Jalanku). 5. At Tahdziru Minal Mujazafah Fit-Takfir (Waspada dari Mengklaim Kafir secara Gegabah). 6. Al-Ghuluw Wa Atsaruhu Fil Irhab Wa Ifsadil Mujtama‟ (Ekstrimisme dan Dampaknya terhadap Perilaku Terorisme dan Merusak Masyarakat). 7. Tahqiqul Amal Fima Yanfa‟ul Mayyit Minal A‟mal (Amaliyah yang Bisa Bermanfaat bagi Orang Mati). 8. Wahuwa Bil Ufuqil A‟la (Dan Dia [Allah] Berada di Puncak Yang Maha Tertinggi). 9. Zubdatul Itqan Fi „Ulumil Qu‟ran (Intisari Kitab Itqan tentang Ilmu-ilmu Al Qur‟an). 10. Al Qowa‟idul Asasiyah Fi „Ulumil Qur‟an (Kaidahkaidah Dasar Ilmu Al Quran). Di Bidang Ilmu Hadits 1. Anwarul Masalik Ila Riwayati Muwaththai Malik (Pelita Jalan-jalan tentang Periwayatan Kitab Muwaththa‟ Imam Malik). 2. Tahqiq Muwaththai Malik- riwayat Imam Ibnu Qosim. As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
33
3. Al Manhalul Lathif Fi Ushulil Hadits asy Syarif (tentang metodologi ilmu Hadits). 4. Al Qowaidul Asasiyah Fi Musthalahil Hadits (Kaidah-kaidah Dasar Ilmu Hadits). 5. At Thali‟us Sa‟di Fi Mukhtasharil Asanid. 6. Al „Iqdu;l Farid al Mukhtashar Minal Atsabit Wal Asanid (tentang ilmu Hadits Musalsal dan tentang sanad). 7. Al-Uqudul Lu‟luiyyah Bil Asanid „Ulwiyyah (menjelas tentang sanad-sanad Sayyid Alawi al Maliki, ayahanda beliau). Di Bidang Ilmu Ushul Fiqh 1. Al Qowa‟idul Asasiyah Fi Ushulil Fiqh (Kaidahkaidah dasar ilmu Ushul Fiqh). 2. Syarh Manzhumat Waraqah (penjelasan nazham-nazham Kitab Waraqat). Di Bidang Ibadah Haji dan Sejarah Kota Makkah 1. Al Hajju, Fadhail Wa Ahkam (menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan dan hukumhukum dalam ibadah Haji). 2. Fi Rihab Baitillah al Haram (Di sisi Baitullah yang Mulia). 34
Sekilas Biografi
3. Labbaika Allahumma Labbaik (tuntunan praktis ibadah Haji). Di Bidang Sirah Nabawiyyah 1. Muhammad SAW al Insanul Kamil (Muhammad SAW Manusia Paripurna). 2. Adz Dzakhairul Muhammadiyyah (Pusaka Berharga Baginda Muhammad SAW). 3. Khashaishul Ummah al Muhammadiyyah (Keistimewaan Umat Nabi Muhammad SAW). 4. Tarikhul Hawadits Wal Ahwal An Nabawiyyah (sejrah Peristiwa-peristiwa dan Perilaku Kehidupan Rasulullah SAW). 5. Az Ziyarah an Nabawiyyah Baina asy Syar‟iyyah Wal Bid‟ah (Ziarah Rasulullah, antara Tuntunan Syari‟ah dan Bid‟ah). 6. Al Madh an Nabawi Bainal Ghuluw Wal Inshaf (Memuji Rasulullah, antara Berlebihan dan Sederhana). 7. Syifaul Fuad Bi Ziyarati Khairil „Ibad (Penyejuh Hati dengan Menziarahi Hamba Paling Istimewa). 8. Al Bayan Wat Ta‟rif Fi Dzikra al Maulidun Nabawiy asy Syarif (Seputar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW). As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
35
9. Al Anwarul Bahiyyah Fi Israi Wa Mi‟raji Khairil Bariyyah (tentang Isra‟ Mi‟raj Rasulullah SAW). 10. Maulidul Imam al Hafizh Ad Daiba‟I (mengomentari keabsahan dalil dalam bacaan Maulid karya Imam ad Daiba‟i) 11. Al Bayan Fi Manaqib As Sayyidah Khadijah al Kubra (biografi Sayyidah Khadijah al Kubra, isteri Rasulullah SAW). Di Bidang Dzikir dan Amalan Rohaniah 1. Abwabul Faraj (Pintu-pintu Kelapangan, himpunan doa dan amalan). 2. Syawariqul Anwar Min Ad‟iyati Saadah al Akhyar (himpunan doa para ulama dan imam pilihan). 3. Mukhtashar Syawariqul Anwar Min Ad‟iyati Saadah al Akhyar (ringkasan kitab diatas). 4. Al Hushunul Mani‟ah (himpunan amalan dan doa perisai diri). Di Bidang Ilmu Lainnya 1. Adabul Islam Fi Nizhamil Usroh (Etika Berumah Tangga dalam Islam). 2. Shilatur Riyadhah bi ad Din (Korelasi antara Olahraga dan Agama).
36
Sekilas Biografi
3. Al Qudwatul Hasanah Fi Manhajid Da‟wah Ilallah (Teladan Baik dalam Metode Da‟wah di Jalan Allah). 4. Al Mustasyriqun Bainal Inshaf Wal „Ashabiyyah (Orientalis, antara Sadar dan Keterlaluan). 5. Mafhumu Tathawwur Wat Tajdid Fi Syariatil Islamiyyah (Arti Dinamisasi dan Pembaharuan dalam Syariat Islam). 6. Dzikrayat Wa Munasabat (Peringatan dan Munasabah, menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan pada bulan dan acara tertentu sesuai dengan fakta sejarah yang terjadi, seperti seputar Peringatan Maulid nabi, malan Nishfu Sya‟ban, Lailatul Qadr, Hijrah Nabi dan lain-lain. 7. Maa Laa „Ainun Raat (Sesuatu yang Belum Pernah Dilihat Mata). 8. Kasyful Ghummah (Keutamaan membantu orang lain). Mentahqiq Kitab As-Sayyid Alawi Al-Maliki 1. Majmu‟ Fatawa Wa Rasail Al Imam As Sayyid Alawi Al Maliki Al Hasani (himpunan fatwa dan korespondensi Al Imam As Sayyid Alawi Al Maliki Al Hasani). As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
37
2. Nafahatul Islam Minal Baladil Haram (berisi himpunan penjelasan dan petuah Al Imam As Sayyid Alawi Al Maliki Al Hasani). 3. Fihris as Syuyukh Wal Asanid Lil Imam As Sayyid Alawi Al Maliki Al Hasani (himpunan para guru dan sanad Al Imam As Sayyid Alawi Al Maliki Al Hasani). 4. Fathul Qarib al Mujib „Ala Tahdzib at Targhib Wat Tarhib (kitab yang membahas tentang motivasi dan larangan suatu perbuatan dari perspektif Hadits-hadits Rasulullah SAW). Kitab-kitab diatas adalah diantara karya tulis beliau yang telah dicetak dan beredar luas. Masih banyak karangan-karangan lainnya yang tidak disebutkan dan belum dicetak (masih berupa manuskrip atau tulisan tangan). Kita dapat melihat bahwa dengan potensi keilmuan dan keilmiahannya, beliau telah menghasilkan karya-karya monumental dalam berbagai disiplin ilmu. Karya-karya beliau juga memberikan kontribusi berharga di bidang kajian yang mendalam bagi siapa saja yang membaca dan mengkajinya. Akhirnya berkat sumbangsih dan dedikasinya yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan utamanya 38
Sekilas Biografi
ilmu agama, maka pada tanggal 2 Shafar 1421 H atau bertepatan dengan tanggal 6 Mei 2000 M, As Sayyid Muhammad Bin Alawi Al Maliki Al Hasani mendapatkan gelar “Profesor” atau “Ustadziyyah” dari Universitas Al Azhar, Kairo Mesir. Walaupun bukan gelar yang beliau utamakan tetapi yang demikian itu tidak lain adalah upaya penghargaan atas jasa-jasa perjuangan beliau yang cukup dalam dunia dakwah dan penyebaran ilmu syariat di berbagai Negara Islam. Latar Belakang Penulisan Kitab “Mafahim Yajibu An Tushahhah” Dalam kehidupannya, as-Sayyid Muhammad alMaliki pernah mengalami berbagai cobaan hidup. Pada tahun 80-an terjadi perselisihan besar antara beliau dan beberapa ulama Wahhabi. Beliau dituduh menyebarkan bid‟ah dan khurafat. Beliau kemudian dikucilkan hingga pernah mengungsi ke Madinah selama bulan Ramadhan. Persoalan tersebut kemudian meruncing, tetapi bisa dicari jalan tengah dengan melakukan klarifikasi. Waktu itu beliau berargumen dengan kuat saat berhadapan dengan ulama yang juga mantan hakim agung Arab Saudi, Syaikh Sulaiman al-Mani‟. As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
39
Dialog itu direkomendasikan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz, yang dikenal sebagai mufti kerajaan Arab Saudi waktu itu. Syaikh bin Baz sangat berseberangan dengan beliau. Syaikh al-Mani‟ kemudian menerbitkan dialognya itu dalam bentuk buku yang diberi judul “Hiwar Ma‟al Maliki Liraddi Munkaratihi wa Dhalalatih” (Dialog dengan Maliki untuk menolak kemunkaran dan kesesatannya). Syaikh Shalih bin Abdul Aziz al-Syaikh kemudian juga menerbitkan buku yang berjudul “Hadzihi Mafahimuna” (inilah pemahaman kami), yang menghantam pemahaman beliau. As-Sayyid Muhammad al-Maliki tak tinggal diam. Beliau juga menerbitkan buku yang tak kalah hebat dan populernya, dengan judul “Mafahim Yajibu an Tushahhah” (Pemahaman-pemahaman yang harus diluruskan). Ini kemudian menjadi buku andalannya dalam mempertahankan pluralitas aliran di tanah Suci Makkah. Beliau didukung sejumlah ulama di masanya yang sejalan dengan beliau. Pada karyanya itu –diantara pembahasannya- beliau justru mengusung pemikiran asli Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, pendiri aliran Wahhabi, yang
40
Sekilas Biografi
ternyata banyak disalahartikan oleh ulama-ulama pengikutnya. Karomah Beliau Al-Imam as-Sayyid Muhammad al-Maliki adalah salah satu dari mereka yang dicintai oleh Allah SWT, diangkat kedudukannya di sisi-Nya dan di sisi makhluk-Nya sehingga beliau dicintai oleh umat ini. Beliau adalah salah satu kekasih Allah (wali Allah) yang dengannya allah merahmati dan menjaga umat ini. Banyak diriwayatkan tentang karamah beliau ternyata oleh orang-orang yang dekat dengan beliau atau melihatnya secara langsung. Salah satu murid beliau dari Indonesia, istrinya hamil tetapi keguguran. Maka dia mengadukan hal tersebut kepada beliau. Kemudian beliau mengambil rida‟nya (serban yang diletakkan diatas pundak) lalu memerintahkan murid tadi untuk mengikatkannya diperut istrinya. Setelah itu ternyata istrinya tidak pernah keguguran dan alhamdulillah, melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika tiba musim haji, sebagaimana biasa, rumah dan majelis beliau menjadi tempat As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
41
berlabuhnya para jama‟ah haji. Diantara mereka ada yang datang memang menghadiri majlis ta‟lim beliau, ada juga yang datang sekedar untuk mendapat keberkahan dengan memandang wajah beliau. Mereka yang datang dari berbagai penjuru dengan status masing-masing telah mendapat bagian dari majlis yang mulia itu. Bahkan sudah menjadi maklum bahwa mereka yang datang ke tempat beliau akan mendapat hadiah tertentu, entah itu kitab atau bahkan uang. Nah, ketika itu ada salah satu jama‟ah yang hadir melihat betapa banyak yang beliau keluarkan untuk menjamu dan menyenangkan para tamunya itu, sehingga terbesit dihatinya, “Darimana Sayyid Muhammad mendapatkan ini semua?”. Tidak berapa lama kemudian beliau memanggil salah satu muridnya dan mengatakan kepadanya, “Katakanlah kepada orang itu (sambil memberi isyarat kepada orang yang dimaksud), jangan bertanya darimana aku mendapatkan ini semua, tapi tanyakanlah sudah kemana aku keluarkan..?”. Rupanya beliu mengetahui apa yang terbesit di hati orang tersebut.
42
Sekilas Biografi
Dan termasuk karomah beliau, setiap akan ziarah ke kota al-Madinah al-Munawwarah selalu dengan isyarah dari Nabi Muhammad SAW melalui mimpi beliau atau salah satu dari muridnya. Dan seringkali beliau berziarah kepada Rasulullah SAW karena mendapat perintah atau isyarah dari Rasulullah SAW sendiri. Demikianlah hal (keadaan) hamba yang dicintai oleh Rasulullah, beliau senantiasa memperhatikan dan menjaganya. Pernah ketika Abuya melawat ke Singapura beliau berniat akan berangkat ke Indonesia. Maka beberapa murid beliau di Indoesia terutama yang di Jakarta sudah bersiap-siap di Bandara untuk menyambut kedatangan Ulama Kharismatik tersebut. Memang kehadiran beliau di Indonesia sangat diharapkan oleh para pecintanya, setelah sekian lama beliau tidak berkunjung ke Indonesia. Akan tetapi apa mau dikata secara tiba-tiba beliau membatalkan kunjungannya ke Indonesia dan langsung pulang ke Makkah. Ketika ditanya perihal itu, beliau menjawab bahwa beliau diperintah oleh Sayyidah Aisyah (melalui mimpi) untuk langsung kembali ke Makkah al-Mukarramah. As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
43
Dan yang demikian ini tidak terjadi sekali dua kali tetapi berkali-kali. Bisa dikatakan bahwa setiap akan melakukan safar beliau sudah beristikharah terlebih dahulu, menunggu adanya isyarah. Suatu saat salah satu orang menyarankan agar di rumah beliau digali sumur untuk kebutuhan air sehari-hari. Kemudian Abuya menyambut baik saran itu, lalu beliau memerintahkan salah satu muridnya untuk beristikharah agar ditentukan di bagian mana yang akan digali. Setelah istikharah dan mendapatkan isyarah, si murid menunjuk salah satu tempat dihalaman rumah beliau di Rushaifah tepatnya di pojok timur disamping pintu gerbang. “Insyaallah di sini tempatnya”, kata si murid. Maka dimulailah pengeboran sumur itu, Subhanallah apa yang didapat oleh si murid dengan isyarah tadi memang kenyataan. Keluar air yang bersih dan deras sehingga dsampai saai ini dipakai untuk kebutuhan sehari-hari keluarga dan murid murid beliau. Padalah kita tahu kondisi tanah kota Makkah, tandus dan berpasir. Kadang-kadang untuk mengebor sumur mencapai kedalaman 100 meter lebih. Tetapi tidak dengan sumur di rumah Beliau. 44
Sekilas Biografi
Ada karomah beliau yang dirasakan betul dengan nyata oleh seorang muridnya yang saat ini berdomisili di Malang. Sekitar tahun 1998, si murid yang sudah berkeluarga ini datang kepada beliau untuk meminta nama anak pertama yang masih berada dikandungan istrinya. “Kamu ingin meminta nama?”, tanya Abuya. “Benar wahai Abuya”, jawab si murid. Kemudian Abuya mengatakan, “Mana tangan kamu, kemari!”. Si murid memberikan tangannya kepada beliau lalu beliau memegang telunjuk si murid sambil berkata, “Pertama lak-laki Muhammad Anas”. Kemudian memegang jari tengah si murid “kedua Muhammad Alawi”. Lalu memegang jari manisnya, “ketiga Abdullah”, kata Abuya. Ketika memegang jari kelingking si murid beliau terdiam sejenak lalu berkata, “Insyaallah perempuan”.
Subhanallah, apa yang dikatakan oleh beliau semua terjadi tepat sesuai dengan yang katakan. Anak pertama lahir laki-laki, maka nama Muhammad Anas, kedua juga laki-laki, juga laki-laki dan yang keempat adalah perempuan. Padahal saat itu mereka semua As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
beliau diberi ketiga anak belum 45
lahir ke dunia ini. Maha Suci Allah yang telah membuka hijab kepada hamba-hamba pilihannya. Diantara karomah beliau yang sangat jelas adalah dimana beliau berada disana, beliau akan dihormati dan disanjung. Dalam pertemuan ulama dibelahan dunia Islam atau majlis-majlis ilmu, kehadirannya selalu dibanggakan. Tak terkecuali di hadapan penguasa atau pemerintah. Suatu ketika, di Makkah diadakan pertemuan para tokoh dan ulama yang juga dihadiri oleh raja dan para aparat penting pemerintahan. Mereka datang dari kota-kota di Hijaz. Raja kerajaan Arab Saudi saat itu Raja Fahd bin Abdul Aziz tiba ditempat pertemuan dan duduk di posisi terdepan dengan kursi khusus yang disiapkan disamping kanan kirinya adalah tokoh-tokoh dan ulama terkemuka saat itu. Tidak berselang lama, As-Sayyid Muhammad alMaliki dengan beberapa orang yang mengikutinya tiba ditempat. Begitu Raja melihat kehadiran beliau, tampaklah kewibawaan beliau yang besar, maka Raja Fahd berdiri menyambut kedatangan Abuya. Otomatis ketika Raja berdiri, maka semua orang yang ada ditempat itu, baik kalangan pemerintahan 46
Sekilas Biografi
maupun ulama dan tokoh ikut berdiri. Seakan-akan beliaulah yang ditunggu-tunggu kehadirannya, padahal disana banyak ulama dan tokoh terkemuka. Kemudian Raja Fahd mempersilahkan Abuya duduk di sampingnya, tentu di barisan paling depan. Sekalipun tadi sepertinya semua kursi sudah terisi, tetapi untuk beliau selalu ada kursi kosong. Maka disiapkanlah kursi untuk tempat duduk beliau. Siapa yang menjadikan Raja begitu hormat kepada beliau?, siapa yang menyuruh mereka berdiri menyambut kehadiranya dan siapa pula yang menggerakkan hati mereka untuk cinta kepada beliau?. Dialah Allah SWT Raja Diraja yang Maha Berkuasa. Maka tidak berlebihan jika seorang bijak berkata, “Sebenar-benarnya raja di dunia ini adalah para ulama”. Memang demikianlah kenyataannya, ulama yang ilmunya barokah dan manfaat pasti akan dihormati dan dicintai dimanapun berada. Merekalah Auliya Allah, kekasih-kekasih Allah SWT. Bahkan diantara karomah dan ketinggian maqam Abuya As Sayyid Muhammad Al Maliki, beliau sudah mencapai maqam bisa bertemu Rasulullah SAW secara yaqadhah (terjaga, bukan As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
47
mimpi) sebagaimana yang diketahui oleh beberapa murid beliau . Pernah dikisahkan, ketika Abuya sedang berada di Madinah, salah satu murid beliau mendapat tugas untuk melayani kebutuhan Abuya, antara lain; menyiapkan sarapan pagi yang biasanya berupa telor goreng mata sapi, roti, keju, susu segar, dan lain-lain. Antara kamar pribadi Abuya, yang sekaligus juga difungsikan sebagai kantor dengan dapur pribadi beliau, hanya dibatasi oleh sebuah lorong kecil . Artinya setiap orang yang berada didapur kemudian masuk ke kamar Abuya, pasti akan melewati lorong kecil itu. Tatkala di tangan murid itu sudah tersedia talam yang berisi peralatan dan menu sarapan pagi Abuya , tiba-tiba teman seniornya mencegah langkahnya, agar tidak masuk ke kamar Abuya terlebih dahulu, namun diminta untuk ikut mendengarkan secara seksama. Dengan penuh penasaran, murid tadi ikut memperhatikan ajakan teman seniornya tersebut. Ternyata dari dalam kamar terdengar suara tangis Abuya, lirih namun cukup jelas. Oleh karena itulah 48
Sekilas Biografi
mereka berdua tidak berani masuk ke dalam kamar sebelum dipanggil oleh Abuya. Selang sepuluh menit, tiba-tiba Abuya memanggil dengan nada suara yang agak parau ; “Aulaad, fieen futhuur….?” (anak-anak, mana sarapannya…?). Lalu kemudian masuklah kedua santri tersebut dengan membawa barang yang menjadi tugasnya masing-masing. Setelah mereka berdua duduk didepan Abuya sambil menata menu sarapan dan keperluan lainnya, tanpa disangka Abuya bertanya:” Tahukah kalian apa yang baru saja aku alami…?”. Murid senior itu menjawab;” Tidak tahu wahai Abuya…!” Abuya lalu berkata:” Wahai anak-anakku, baru saja aku ditemui oleh Rasulullah SAW secara langsung….!” Dan daripada karomah Abuya Al Imam As Sayyid Muhammad Al Maliki, banyak para murid dan pecinta beliau yang bisa bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Dan menurut mereka ternyata sosok Rasulullah nyaris sama dengan sosok Abuya Al Maliki. Inilah bukti nyata tentang adanya I‟tina‟ khasshah (perhatian khusus) dari Rasulullah untuk beliau. As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
49
Seperti dalam kisah salah satu murid beliau yang baru datang dari Indonesia. Biasanya murid baru itu bersama dengan teman-temannya ditempatkan di „Utaibiyyah, Makkah. Kemudian setelah satu bulan mereka akan dipindahkan oleh Abuya ke Madinah. Ketika tiba di kota Madinah, dan sebelum berziarah ke makam Rasulullah SAW, mereka singgah dulu di Syuqqah Babul „awali hingga esok hari. Dan pada malam harinya, murid baru itu bermimpi. Dalam mimpinya dia bersama temantemannya pergi berziarah ke makam Rasulullah SAW. Sesampainya didepan makam, ternyata disana sudah ada banyak orang yang menanti dan mengitari makam, yang seakan-akan mereka sedang menunggu seseorang yang akan muncul dari dalam makam tersebut. Si murid itupun ikut serta, bergerombol bersama mereka. Dan tiba-tiba dari arah belakang terjadi keributan kecil, orang-orang pun semua melongokkan kepala menyaksikan apa yang sedang terjadi. Ternyata ditengah-tengah keributan tersebut telah berdiri seseorang yang sosoknya nyaris sama dengan Abuya, As Sayyid Muhammad bin Alwi Al 50
Sekilas Biografi
Maliki. Dan sosok itu dikerumuni banyak orang, yang berteriak ramai lantaran memanggil-manggil ,” Rasulullah, Rasulullah…Rasulullah….!”. Entah kenapa seketika itu, si murid langsung merasa yakin bahwa sosok tersebut adalah Rasulullah SAW, sekalipun sebenarnya yang dilihat adalah perawakan Abuya, dengan bentuk-bentuk pakaian yang biasanya melekat pada Abuya. Secara spontan pula si murid itupun mendekat kemudian merangkul tubuh Rasulullah SAW. Terjaga dari tidur, si murid itu duduk termenung memikirkan apa yang baru saja dialami dalam mimpinya yang relative singkat itu. Dia tidak berani bercerita kepada siapa pun,karena takut jika ternyata hal itu salah. Namun mimpi itu terus saja terbayang dalam pikirannya. Hingga pada suatu saat dia bertanya kepada salah seorang teman seniornya;,” Apakah ada diantara murid-muria Abuya yang pernah mimpi bertemu dengan Rasulullah SAW…? Pada akhirnya dia mendapat keterangan, kalau ternyata banyak murid-murid Abuya yang mengalami mimpi yang serupa. Diantara mereka yang pernah bermimpi berkata, bahwa sosok Rasulullah SAW yang sering muncul dalam mimpi , As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
51
perawakannya nyaris sama dengan sosok Abuya As Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki Al Hasani. Sebelum beliau wafat, berpulang menuju rahmat Allah, beliau sering berdoa untuk tiga hal, yaitu; ingin meninggal diantara murid-murid dan kitab-kitab beliau, orang yang menjadi imam yang nantinya mensholati beliau di Masjidil Haram itu agar supaya seorang imam yang cinta kepada beliau, dan bukan orang yang benci atau memusuhi beliau, kemudian beliau meminta agar jenazahnya sebelum dikebumikan di Ma‟la itu bisa masuk dulu ke dalam makam Sayyyidatuna Khadijah Ra.(istri baginda Rasulullah SAW). Dan pada kenyataannya semua yang beliau harapkan itu benar-benar diwujudkan oleh Allah SWT. Dan demikian inilah salah satu bukti kecintaan Allah kepada beliau. Walaupun sempat masuk rumah sakit karena sakit beliau yang datang secara mendadak, akan tetapi ketika menjelang wafat, beliau meminta agar dibawa kembali pulang. Dan akhirnya beliaupun wafat diantara murid-murid dan kitab-kitab beliau. Saat-saat akan di shalati di Masjidil Haram, ketika itu imamnya adalah kebetulan orang yang 52
Sekilas Biografi
yang tidak beliau sukai. Akan tetapi subhanallah, ditengah-tengah jenazah dimasukkan kedalam masjid, tiba-tiba si imam tadi tidak bisa mengeluarkan suara, sehingga dia mundur kemudian digantikan oleh imam yang lain, yaitu Syeikh Muhammad Abdullah Subayyil, seorang imam yang dekat dan cinta dengan beliau. Ketika puluhan ribu manusia mengiringi kepergiannya , keranda diusung dari Masjidil Haram menuju kompleks pemakaman Ma‟la. Lautan manusia meliputi jalan-jalan saat itu, bergema tahlil dan dzikir. Subhanallah, ketika dekat dengan kuburan Sayyidatuna Khadijah, entah bagaimana, pintu yang menutup kuburan Sayyidatuna Khadijah tiba-tiba terbuka, sehingga jenazah beliau dapat memasukinya, baru kemudian dikeluarkan kembali untuk dibawa menuju ke Ma‟la. Ada kejadian aneh yang cukup menghebohkan penduduk kota Makkah di hari wafatnya beliau. Yaitu pada hari jum‟at 15 Ramadhan 1425 H/ 29 Oktober 2004, terjadi goncangan yang cukup besar sebanyak dua kali dengan diiringi suara yang sangat nyaring dari arah masjidil haram, goncangan pertama pada pukul 09.00, dan disusul goncangan kedua pada pukul 11.00 (waktu setempat). Hal ini As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
53
menimbulkan tanda tanya besar, ada apa dibalik semua kejadian aneh ini?. Mungkinkah ini sebagai pertanda bahwa hal-hal ghaib pun turut berduka atas wafatnya seorang ulama besar yang penuh dengan keistimewaan ini!. Bahkan beberapa tahun pasca kewafatan beliau muncul karomah yang sangat menakjubkan, seperti yang diberitakan Majalah Al-Kisah edisi tahun 1432/ 1433 H (dari narasumber Al-Habib Segaf bin Hasan Baharun, Bangil). Sebagaimana kebiasaan di Makkah, makam-makam yang berusia lama akan dibongkar dan diganti dengan makam baru yang diisi oleh jenazah lain. Pada saat dilakukan penggalian makam beliau, sebagian sanak keluarga dihadirkan untuk menyaksikannya, yang pada mulanya mereka –orang wahhabi- berharap jenazah beliau sudah hancur, tapi apa dikata?, mereka dibuat tercengang oleh jenazah beliau yang masih utuh, bahkan rambutnya tambah panjang sedikit, dengan mengeluarkan aroma wangi melebihi wanginya kayu gahru. Padahal jenazah sudah terkubur sekian tahun lamanya. Subhanallah, berkat kejadian ini banyak orang salafi-wahhabi bertaubat, padahal sebelumnya mereka bermaksud untuk menghinakan beliau. 54
Sekilas Biografi
Beliau adalah seseorang yang khasyaf, artinya Allah telah membuka untuk beliau sesuatu yang tertutup untuk orang lain, sehingga sesuatu itu tampak jelas bagi beliau. Bahkan perbuatan manusia pun tampak dihadapannya. Hal ini kurang beliau sukai, sehingga seringkali beliau meminta kepada Allah agar menghilangkan kasyaf tersebut. Tetapi sesungguhnya karamah beliau yang besar justru terdapat pada keistiqamahan beliau dalam beribadah, berdakwah, mengajar dan melayani umat ini. Cukup menunjukkan kebesaran beliau dan kedudukannya yang tinggi disisi Allah, dimana Allah telah menjadikan ilmu beliau bermanfaat, barokah dan murid-murid beliau menyebar keseluruh penjuru menjadi ahli dakwah, ulam dan penyambung lidah Rasulullah SAW. Demikian pula dengan karya-karya beliau yang terus akan dimanfaatkan dan diambil hikmahnya oleh manusia sepeninggal beliau. Banyak para aulia‟ justru karamah mereka tampak pada karya-karya tulisnya seperti Imam an-Nawawi dan juga tampak pada keberkahan wirid-wirid yang disusunnya, seperti Imam Abul Hasan as Syadzili. Beliau memang sudah meninggalkan dunia yang fana ini, akan tetapi tetap hidup dalam hati As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
55
para pecintanya. Bahkan para ulama dan auliya‟, mereka tidaklah mati begitu saja. Mereka hidup disisi Allah dan tetap memperoleh rizki. Ruh mereka bebas berjalan kemana yang mereka inginkan, sama ketika mereka masih hidup di dunia. Sebab ruh para kekasih Allah tidaklah dibelenggu atau diikat. Bahkan hubungan beliau dengan murid-murid dan para pecintanya terus tersambung, sekalipun sudah berpindah alam. Banyak diantara murid beliau yang bermimpi mendapat petunjuk dan arahan dari beliau. Ketika ada diantara mereka yang mendapatkan suatu masalah, beliau datang dalam mimpi muridnya untuk membantu memberikan solusi. Demikianlah para aulia‟ yang tidak pernah putus mendapatkan rahmat dari allah, sekalipun sudah berada dialam barzakh. Mudah-mudahan Allah mengumpulkan kita bersama beliau dan para aulia‟ dalam keadaan ridha dan diridhai oleh Allah SWT. Amin…
56
Sekilas Biografi