ARIF BUDIMAN (E.01496103). Pengaruh Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Slrorea baiangeran Korth. Pada Medium Air (Water Rooting System). Dibawah bimbingan Dr. Ir. Supriyanto. Salah satu program rehabilitasi hutan adalah pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI). Program HTI memerlukan aplikasi berbagai disiplin ilmu, diantaranya tehnik silvikulturis dan aplikasi pemuliaan pohon untuk menghasilkan tegakan yang baik dengan produktivitas yang tinggi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul yang berkualitas baik secara genetik, fisik dan fisiologis adalah melalui pembiakan vegetatif dari pohon induk yang unggul, sepeki sistem stek (c~rlfingsyseni) baik stek pucuk maupun stek batang dari jenis Shorea balarlgerarl Korth. dengan nama lokal meranti rawa yang saat ini sedang dikembangkan. Kendala yang dihadapi dalam upaya hudidaya jenis pohon tersebut adalah masa berbunga dan berbuah yang tidak teratur (irregular) dan benihnya yang tidak dapat disimpan lama (recaIcifrmf seed). Yasman dan Smits (1988) menyebutkan beberapa keuntungan dari sistem stek antara lain : hasilnya homogen, dapat diproduksi dalam jumlah dan pada waktu yang diinginkan, dapat digunakan untuk menganalisa kualitas tempat tumbub fleield side quality), dan dapat memperbanyak genotipgenotip yang baik dari satu jenis pohon. Berdasarkan media untuk pertumbuhan stek dapat menggunakan air sebagai medium perakaran (wafer roofing system). Omon dan Smits (1989) mengemukakan bahwa keuntungan dari "water rooting system" adalah mudah dikontrol setiap saat dan pemeriksaan ini tidak mengganggu proses perakaran yang sedang beslangsung, sehingga pengambilan stek dapat dilakukan secara teratur. Stek yang belum berakar dapat dikembalikan pada tempat semula agar dapat berakar. Untuk meningkatkan pembentukan perakaran stek Shorea balangerm Korth. dapat dilakukan dengan cara pemberian hormon IBA (metode celup) melalui pembiakan vegetatif dengan cara stek , ~ - ~. .
~~
~
~
~
~
. ~ ~ .~ . ~~.~ ~ ..~ ~. ~. ..
~~
~
.~
~
.~~ ~,
~~~~
~
.
~~
. .~~~~ ~~~
~~
pada medium air (water roofing system). Diharapkan dari hasil penelitian dapat memberikan informasi dalam penyedian bibit dari jenis Dipterocarpaceae di persemaian, khusus dari jenis Shorea balangerm Korth. Penelitian ini bermjuan untuk mengetahui pengaruh hormon IBA terhadap pertumbuhan akar stek pucuk maupun stek batang Shorea bolangeran Korth. pada medium air (water rooting syslem) dan kemampuan beradaptasi pada saat di mang penyapihan. Pelaksanaan penelitian pembiakan vegetatif dilakukan di mmah kaca stasiun Wanariset Samboja, Balai Penelitian Kehutanan Samarinda Kalimantan Timur selama 3 bulan (Januari Maret 2000) yang meliputi kegiatan persiapan media stek, persiapan bahan stek, pemberian hormon
IBA, penanaman bahan stek, pemeliharaan bahan stek, pengamatan dan pengukuran pertumbuhan stek, persiapan media sapih, penanaman bahan stek yang berakar, pemeliharaan' bibit, pengamatan dan
pengukuran pertumbuhan stek. Adapun peubah-peubah yang diamati dan diukur dalam penelitian ini meliputi persentase hidup, persentase berakar, jumlah akar, panjang akar, jumlah daun baru, tinggi tanaman, diameter tanaman, berat basah bibit stek dan berat kering bibit stek. Rancangan percobaan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 2 x 5 dengan 3 ulangan yang masing-masing ulangan terdiri atas 10 bahan stek. Perlakuan yang diberikan yaitu faktor A adalah posisi bahan stek, yaitu stek pucuk (Al) dan stek batang (A2) dan faktor B adalah dosis hormon IB4 yaitu 0 ppm (BO), 10 ppm (Bl), 15 ppm (B2), 20 ppm (B3) dan 25 ppm (B4). Rancangan acak lengkap dengan ulangan tidak sama digunakan untuk
meneliti kemampuan hidup hasil stek pucuk dan stek batang yang berakar. Berdasarkan data hasil pengamatan menunjukkan bahwa Shorea bnlmlgeron Korth. merupakan salah satu jenis yang dapat diperbanyak secara vegetatif sebagai alternatif dalam penyediaan bibit untuk hutan tanaman industri (HTI) melalui sistem hidroponik. Berdasarkan hasil sidik ragam dan uji Duncan pengamh bahan stek terhadap parameter persentase berakar, jumlah akar, jumlah daun baru, panjang akar, tinggi, diameter, berat basah dan berat kering di ruang pembiakan maupun di ruang penyapihan bahwa stek batang Shorea balangeran Korth. menunjukkan tingkat pemmbuhan stek batang lebih baik daripada stek pucuk. Hal ini terlihat dari perkembangan akar stek batang lehih baik daripada stek pucuk. Persentase berakar stek Shorea
balangeran Korth. pada akhir pengamatan yaitu stek batang sebesar 72,67 % dan stek pucuk 52 %. Jumlah dan panjang akar stek batang Shorea balangeran Kortb. yang terbaik dengan jumlah akar ratarata sebanyak 1,75 buah dengan kisaran 0 - 10 buah dan panjang akar rata-rata 14,43 cm. Faktor fisiologis yang mempengamhi keberhasiran perakaran stek Shorea balungeran Korth. adalah kandungan karbohidrat yang merupakan cadangan makanan pada stek batang lebih banyak dibandingkan pucuk dan tingkat juvenilitas bahan stek Shoreo balmgerm Korth. yang diambil pada umur
+ 1 tahun.
Selain itu stek pucuk maupun batang Shoreo balm germ^ Korth. memiliki sisa
potongan daun dan tunas baik yang dorman maupun yang aktif, sehingga memiliki kandungan auksin yang cukup untuk merangsang pembentukan akar. Kemampuan pembentukan daun baru stek Shorea balangeran Korth. ditunjang oleh kemampuan bahan stek yang berakar. Stek batang dengan jumlah daun baru rata-rata sebanyak 1,01 helai dengan kisaran 0 - 2 helai memiliki kemampuan pembentukan daun baru lebih baik
dibandingkan stek pucuk dengan jumlah daun bam rata-rata sebanyak 0,70 helai dengan kisaran 0
-
3 helai. Hal ini disebabkan karena tejadinya penurunan kandungan hormon auksin dan
meningkatnya kandungan hormon sitokinin pada stek batang sehingga memacu pertumbuhan tunas. Proses pemmbuhan tunas selanjutnya tergantung pada bahan makanan yang dapat diserap oleh stek dari media yang digunakan dan hasil fotosintesis. Pertambahan tinggi dan diameter stek Shorea balangeran Korth. terbaik terdapat pada stek batang. Penambahan tinggi rata-rata stek batang dapat mencapai 1,73 cm dengan penambahan
diameter rata-rata 0,14 mm. Hal ini disebabkan stek batang lebih cepat dalam proses pembentukan akar sehingga dapat menyerap unsur hara dan mineral untuk kebutuhan pertumbuhannya dan menyimpan cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan stek pucuk. Berat kering bibit yang tinggi menunjukkan pertumbuhan stek Shorea balatgeratt Kortb. yang baik, karena sel-selnya telah membentuk jaringan yang utuh. Stek batang Shorea balangeran Korth. memiliki nilai berat kering terbaik dibandingkan stek pucuk. Stek batang memiliki nilai berat kering bibit sebesar 0,12 gram sedangkan stek pucuk memiliki nilai berat kering bibit sebesar 0,11 gram. Stek batang Shorea balatzgeratl Korth. memiliki akumulasi biomasa yang cukup tinggi. Selain itu ditunjang dengan kadar air yang dimiliki stek batang lebih rendah dibandingkan dengan stek pucuk. Berdasarkan hasil sidik ragam dan uji Duncan pengamh dosis hormon IBA terhadap persentase berakar, jumlah akar dan panjang akar bahwa stek Shorea balattgeran Korth. di mang pembiakan pada medium air (water roofing syslem) menunjuWran bahwa dosis hormon IBA yang terbaik adalah 25 ppm. Pengaruh hormon IBA dengan dosis 25 ppm efektif pada umur 4 minggu, sedangkan pada umur 8 minggu hormon IBA tidak berpengamh. Pengamh dosis hormon IBA terhadap persentase berakar dan jumlah akar pada umur 4 minggu dan panjang akar pada umur 8 minggu menunjukkan bahwa dosis hormon IBA 25 ppm yang terbaik dengan persentase berakar rata-rata 41.68 %, jumlah a k a rata-rata sebanyak 0,94 buah dengan kisaran (0 - 6 buah) dan panjang akar rata-rata 16,53 cm. Harmon IBA terbukti mempercepat proses pembentukan akar, meningkatkan jumlah dan panjang akar pada stek Shorea balattgermt Korth. Menurut Hartmann dan Kester (1983), bahwa tujuan pemberian auksin (hormon IBA) adalah untuk meningkatkan persentase stek berakar, mempercepat pertumbuhan akar, meningkatkan jumlah dan kualitas akar, serta untuk menyeragamkan munculnya akar. Pengaruh bahan stek dan dosis hormon IBA menunjukkan bahwa stek batang dengan dosis hormon IBA 25 ppm (A2B4) mempakan perlakuan yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya, meskipun belum tejadinya interaksi antara pengamh bahan stek dengan dosis hormon IBA. Hal ini ditunjukkan oleh persentase berakar pada umur 4 minggu sebesar 70 % dan pada umur 8 minggu sebesar~93;33~%
.
~
..
.
~
.
Kemampuan stek Shorea balangeran Korth. membentuk akar dan bertunas yang baik akan menyebabkan kemampuan stek bertahan hidup. Stek pucuk maupun stek batang memiliki daya tahan hidup yang sama baik di ruang pembiakan maupun di ruang penyapihan. Faktor fisiologis yang berperan dalam pemmbuhan dan perkembangan stek Shorea balar~geran Korth. adalah karbohidrat untuk pertumbuhan sebagai hahan pemhangun, selama stek belum mampu mensintesa karbohidrat untuk pertumbuhan digunakan bahan makanan cadangan yang tersimpan dalam bahan tanaman dan karbohidrat juga berasal dari hasil fotosintesis. Pemberian hormon IBA (eksogen) efektif pada konsentrasi 25 ppm. Menurut Weaver (1972), bahwa pemberian hormon eksogen pada stek akan merangsang terbentuknya perakaran, meningkatkan persentase stek berakar, dan mempercepat terbentuknya perakaran. Selain itu tanaman secara alami memiliki hormon endogen,
salah satunya adalah auksin yang berperan dalam merangsang pembentukan aka: (Hartmann dan Kester, 1975). Kar'oohidiat pada bahan stek yang inerupakan cadangan makanan maupun hasil fotosintesis dan hormon endogen maupun eksogen sebagai pemicu pertumbuhan organ aliar, sangat menentukan dalam proses pembmtukan dan perkembangan akar. Menurut Weaver (1972) keberhasilan pembentukan akar tergantung pada banyak faktor, yaitu karbohidrat, auksin dan rooling cofaclor (zat-zat yang berinteraksi dengan mksin dan sefanjutnya akan merangsang pembentukan akar). Memmt Hartmann dan Kester (19831, bahwa faktor lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan stek antara lain : media perakaran, kelembaban, suhu dan intensitas cahaya. Dengan demikian dapat disimpufkanShorea balangeran Korth. dapat diperbanyak dengan stek batang setelah dicelup dalam IBA konsentrasi 25 ppm dengan menggunakan %valerrootiiig sysenz (hidroponik). Tingkat persentase hidup semai hasil stek batang dapat mencapai 90 % sebagai indikator kemampuan adaptasi terhadap lingk~ngansetelah stek berakar dan setelah proses penyapihan. Untuk mempercepat bahan stek Shorea balangerati Korth dalam proses pembentukan akar dan mengetahui dosis optimal yang digunakan maka perlu dilakukan peneliian febih lanjut dengan menggunakan konsentrasi hormon IBA dengan dosis yang lebih tinggi dari 25 ppm. Selain itu perlu dilal,ul;an penelitian dengan jenis lain dari keluarga Dipterocarpaceae dengan menggunalian metode water rooting system.
PENGARUH HORMON IBA TEREADAP PERTUMBUBAN STEK Slzorea balangeran Korth. PADA MEDIUM AIR (WATER ROOTING SYSTEM)
Oleh : ARE BUDIMAN E.01496103
-
JURUSAN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEEIUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
LEMBAR PENGESAHAN
JudulPenelitian
: PENGARUH HORMON IBA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK
Shorea balangerm?Korth. PADA MEDIUM AIR (WATER ROOTlNG S Y S T W . Nama Mahasiswa : Arif Budiman NRP
: E.01496103
Menyetujui : Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Suorivanto NIP : 132.008.552
Mengesahkan :
ltas Kehutanan IPB
Tanggal Lulus : 5 Agustus 2000