倀刀䔀匀匀 刀䔀䰀䔀䄀匀䔀 䄀䬀䠀䤀刀 吀䄀䠀唀一
EXECUTIVE SUMMARY PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2015
B/PR-153/XII/2015/HUMAS
EXECUTIVE SUMMARY PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2015 Jakarta, 23 Desember 2015 Badan Narkotika Nasional (BNN) terus optimalisasikan kinerja di seluruh lini dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Langkah-langkah perbaikan, loyalitas, serta dedikasi dilakukan oleh seluruh anggota BNN dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Hal tersebut berjalan linier dengan adanya penurunan prevalensi pecandu dan penyalah guna Narkotika yang menurut hasil penelitian pada tahun 2008 oleh BNN bersama pusat penelitian dan kesehatan (Puslitkes) Universitas Indonesia,diproyeksikan pada tahun 2015 mencapai angka 2,8%, namun pada penelitian terbaru pada tahun 2015 tercatat angka prevalensi hanya sekitar 2,2% yang berarti terdapat adanya penurunan sebanyak 0,6%. Sepanjang tahun 2015 BNN telah mengungkap sebanyak 102 kasus Narkotika dan TPPU yang merupakan sindikat jaringan nasional dan internasional, dimana sebanyak 82 kasus telah P21. Kasus-kasus yang telah diungkap tersebut melibatkan 202 tersangka yang terdiri dari 174 WNI dan 28 WNA. Berdasarkan seluruh kasus Narkotika yang telah diungkap, BNN telah menyita barang bukti sejumlah 1.780.272,364 gram sabu kristal; 1.200 mililiter sabu cair; 1.100.141,57 gram ganja; 26 biji ganja; 95,86 canna chocolate; 303,2 gram happy cookies; 14,94 gram hashish; 606.132 butir ekstasi; serta cairan prekursor sebanyak 32.253 mililiter dan 14,8 gram. Sedangkan dalam kasus TPPU total asset yang berhasil disita oleh BNN senilai Rp 85.109.308.337. Selain itu, pada tahun ini BNN juga menemukan 2 jenis zat baru (new psychoactive substances) yaitu CB-13 dan 4-klorometkatinon. Sehingga total NPS yang telah ditemukan BNN hingga akhir tahun 2015 yakni sebanyak 37 jenis, yang dapat dilihat selengkapnya di www.bnn.go.id. BNN melakukan penindakan tanpa pandang bulu, baik pria, wanita, warga negara Indonesia, warga negara asing, karyawan, mahasiswa, oknum aparat yang terbukti terkait dalam kasus Narkotika. Hal ini dibuktikan dengan adanya tindakan yang tegas terhadap oknum yang terbukti terlibat kasus peredaran gelap Narkotika, yang saat ini sedang menjalani proses hukum dan kode etik. BNN juga tidak segan-segan menggunakan senjata untuk penegakan hukum dalam memerangi para kurir dan bandar. Kesungguhan BNN dalam menghentikan penyelundupan serta peredaran gelap Narkotika diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan memberikan sanksi hukuman yang seberat-beratnya terhadap para tersangka, termasuk dalam penetapan hukuman mati. Berdasarkan data Direktorat Tindak Pidana Umum Lainnya, Kejaksaan Agung RI, sampai dengan pertengahan Desember 2015, terdapat 55 orang terpidana kasus Narkotika yang mendapatkan vonis hukuman mati, dimana 14 orang terpidana mati kasus Narkotika diantaranya sedang menunggu eksekusi hukuman mati. Seiring dengan gencarnya pemberantasan, BNN juga terus berupaya melakukan pencegahan dan pemulihkan bagi para pecandu dan penyalah guna dari ketergantungannya terhadap Narkotika. BNN menyediakan balai besar (Babes) rehabilitasi sebagai media dalam proses penyembuhan dan pemulihan pecandu dan penyalah guna Narkotika. HUMAS BNN Humas BNN @INFOBNN Humasnews bnn
[email protected] Call Center : 021-80880011 / SMS Center : 081 221 675 675
B/PR-153/XII/2015/HUMAS
Berdasarkan data pada tahun 2015, BNN bersama bersama lembaga rehabilitasi instansi pemerintah dan komponen masyarakat telah melaksanakan program rehabilitasi kepada 38.427 pecandu, penyalah guna, dan korban penyalahgunaan Narkotika yang berada di seluruh Indonesia dimana sejumlah 1.593 direhabilitasi melalui Balai Besar Rehabilitasi yang dikelola oleh BNN, baik yang berada di Lido – Bogor, Baddoka – Makassar, Tanah Merah – Samarinda, dan Batam – Kepulauan Riau. Angka tersebut mengalami peningkatan, dimana pada tahun sebelumnya hanya sekitar 1.123 orang pecandu dan penyalah guna yang direhabilitasi. Berangkat dari data yang menunjukan adanya peningkatan pecandu dan penyalah guna yang direhabilitasi berbanding dengan penurunan prosentase prevalensi angka penyalah guna, maka langkah yang akan diambil BNN ke depan adalah upaya menghentikan penyalahgunaan Narkotika dengan membendung imun masyarakat terhadap penyalahgunaan Narkotika dan mempersempit ruang peredarannya. Oleh sebab itu, ke depan BNN berencana untuk memberikan penguatan pada bidang pencegahan dan pemberdayaan masyarakat, sebagai upaya preventif dalam pengentasan penyalahgunaan Narkotika yang diharapkan dapat lebih efektif dalam menekan laju peredaran gelap Narkotika. Penguatan dalam bidang pencegahan ini juga merupakan salah satu usaha membentuk masyarakat yang memiliki ketahanan dan kekebalan (imun) terhadap bahaya penyalahgunaan Narkotika, salah satu contohnya yakni dengan memasukan pendidikan bahaya Narkoba ke dalam kurikulum di sekolah. Dalam bidang pencegahan, di tahun ini BNN telah melakukan sosialisasi bahaya penyalahgunaan Narkoba kepada 490 pelajar, 7.400 mahasiswa, 1.750 pekerja swasta, 2.110 pegawai pemerintah, dan 1.750 masyarakat yang berada di wilayah pusat dan sebanyak 688.240 orang di seluruh daerah di Indonesia yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, swasta, instansi pemerintah, dan masyarakat. Selanjutnya, sebagai rencana ke depan BNN akan lebih mendorong upaya pencegahan sebagai salah satu kunci dalam membebaskan Indonesia dari kondisi darurat Narkoba. Di samping upaya pencegahan, upaya pemberdayaan masyarakat juga akan dijadikan sebagai salah satu langkah alternatif yang akan menjadi fokus dalam penekanan laju peredaran gelap Narkotika di Indonesia. Tercatat pada tahun 2015 sebanyak 350 warga di wilayah rawan dan rentan penyalahgunaan Narkoba telah mendapatkan pelatihan peningkatan kemampuan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan lifeskill. Selain peningkatan kemampuan di daerah rawan penyalahgunaan Narkoba, BNN melalui BNN Provinsi juga telah membentuk satgas anti Narkoba di seluruh daerah di Indonesia dengan total 18.544 orang yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, swasta, instansi pemerintah, dan masyarakat. Melalui pemberdayaan masyarakat diharapkan akan menjadi sebuah strategi jitu dalam menciptakan kondisi masyarakat yang kondusif dan meningkatkan angka partisipatif masyarakat sehingga secara otomatis akan mempersempit ruang dari bahaya penyalahgunaan maupun peredaran gelap Narkotika. Namun demikian, BNN menyadari sepenuhnya bahwa penghentian kejahatan Narkotika adalah sebuah upaya yang harus dilakukan secara holistik. Oleh karenanya, di samping melakukan berbagai upaya ke dalam, BNN juga melakukan berbagai upaya ke luar dengan menjalin kerja sama dengan berbagai instansi, organisasi, maupun negara-negara lain.
HUMAS BNN Humas BNN @INFOBNN Humasnews bnn
[email protected] Call Center : 021-80880011 / SMS Center : 081 221 675 675
B/PR-153/XII/2015/HUMAS
BNN juga aktif turut serta dalam pertemuan-pertemuan regional maupun internasional terkait dengan pemberantasan dan penyalahgunaan obat terlarang. Sebuah bentuk konkret dari partisipatif BNN dalam pemberantasan peredaran gelap Narkotika di wilayah regional yakni dipercaya sebagai tuan rumah dalam menyelenggarakan Bali Meeting on ASOD Work Plan : Securing ASEAN Community Against Illicit Drugs 2016 – 2025 yang dihadiri oleh seluruh perwakilan dari negara ASEAN. Kegiatan tersebut membahas mengenai perumusan ASEAN work plan, dimana salah satu hasilnya yakni memperkuat kerja sama pada tataran bilateral dalam hal sharing informasi dan intilijen dalam pengungkapan sindikat Narkotika Internasional. Melalui berbagai upaya yang telah, sedang, dan akan dilakukan tersebut, BNN berharap dapat membebaskan Indonesia dari kondisi darurat Narkoba dengan menciptakan generasi sehat, generasi yang bebas dari Narkoba. Mengatasi peredaran gelap dan penyalahgunaan Narkotika adalah tanggung jawab bersama, oleh karena itu harus menjadi musuh bersama. Aparat pemerintah harus bersinergi, menyatukan kekuatan untuk menghadapi kejahatan ini. Apalagi melihat kondisi saat ini yang sebentar lagi akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN, karena Indonesia merupakan bagian dari ASEAN Community sehingga semua aparat negara dan semua elemen masyarakat harus mewaspadai ini. Jangan sampai kemudahan dalam ASEAN Community ini dimanfaatkan oleh mafia Narkotika Internasional dan Nasional untuk menyelundupkan Narkotika ke Indonesia. BNN memberikan apresiasi dan terima kasih kepada aparat terkait yang selama ini telah bekerjasama secara efektif sehingga berhasil mengungkap jaringan peredaran gelap dan penyalahgunaan Narkotika, termasuk dalam hal melakukan pencegahan dan rehabilitasi. Selain itu, disampaikan juga terima kasih kepada masyarakat yang telah berpartisipasi secara aktif dalam tugas-tugas BNN. Semoga Tuhan senantiasa memberikan pentunjuk-Nya kepada kita semua, dan semoga cita-cita mewujudkan generasi emas segera terwujud.
Jakarta, 23 Desember 2015 Paraf : 1. 2. 3. 4.
Kabag Humas Kabag TU Karo Umum Sestama
Kepala Badan Narkotika Nasional : …… : …… : …… : ……
Drs. Budi Waseso
HUMAS BNN Humas BNN @INFOBNN Humasnews bnn
[email protected] Call Center : 021-80880011 / SMS Center : 081 221 675 675
LAMPIRAN PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2015
LAMPIRAN PRESS RELEASE AKHIR TAHUN BADAN NARKOTIKA NASIONAL Jakarta, 23 Desember 2015
Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional terkait penanganan masalah Narkotika di Indonesia memiliki tiga misi khusus, yaitu Pertama menjadikan bangsa Indonesia imun terhadap bahaya penyalahgunaan Narkoba, Kedua memulihkan penyalah guna Narkoba dan menjaganya agar tidak relapse, dan Ketiga menjadikan Indonesia negara yang aman terbebas dari peredaran gelap Narkoba. Untuk mewujudkan misi tersebut, BNN memfokuskan kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) pada 5 (lima) bidang, yaitu bidang Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Rehabilitasi, Pemberantasan, serta Hukum dan Kerja Sama. Adapun kegiatan yang dilakukan pada lima bidang tersebut sepanjang tahun 2015 ini adalah sebagai berikut : I. BIDANG PEMBERANTASAN Di bidang pemberantasan, BNN terus berupaya mengungkap kasus peredaran gelap Narkotika serta meringkus jaringan sindikat Narkotika baik nasional maupun internasional. Dalam menumpas kejahatan Narkotika, BNN kerap bekerja sama dengan penegak hukum baik nasional maupun internasional, seperti Bea dan Cukai, Kepolisian, TNI, hingga NNCC (China National Narcotics Control Commision), AFP (Australia), DEA (Amerika), Kepolisian Hongkong, dan Kepolisian Di Raja Malaysia. Selain mengungkap Tindak pidana Narkotika, BNN juga mengungkap Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) terkait bisnis peredaran gelap Narkotika. Adapun rekapitulasi kasus Tindak Pidana Narkotika dan TPPU terkait Narkotika yang diungkap BNN sepanjang tahun 2015 adalah sebagai berikut : A. Kasus & Tersangka Jumlah Kasus
Jumlah Kasus P21
Jumlah Tersangka
Tindak Pidana Narkotika
90
75
188
TPPU
12
7
14
102
82
202
JUMLAH
B. Klasifikasi Tersangka 1. Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-Laki (L)
Perempuan (P)
Tindak Pidana Narkotika
153
35
TPPU
13
1
166
36
JUMLAH
2. Berdasarkan Kewarganegaraan Kewarganegaraan WNI
WNA
Tindak Pidana Narkotika
160
28
TPPU
14
-
174
28
JUMLAH
3. Jenis Kelamin Berdasarkan Kewarganegaraan Jenis Kelamin Berdasarkan Kewarganegaraan WNI
WNA
L
P
L
P
Tindak Pidana Narkotika
125
35
28
-
TPPU
13
1
-
-
138
36
28
-
JUMLAH
4. Tersangka WNA Tindak Pidana Narkotika Berdasarkan Negara NEGARA
JUMLAH TERSANGKA
Nigeria
12 Tersangka
China/Hongkong/Tiongkok
8 Tersangka
Taiwan
2 Tersangka
Iran
1 Tersangka
Malaysia
1 Tersangka
Pakistan
1 Tersangka
Vietnam
1 Tersangka
Australia
1 Tersangka
Amerika Serikat
1 Tersangka
JUMLAH
28 Tersangka
C. Barang Bukti 1. Barang Bukti Narkotika BARANG BUKTI
SITA
SATUAN
1.780.272,364
Gram
1.200
Mililiter
1.100.141,57
Gram
26
Biji
Canna Chocolate
95,86
Gram
Happy Cookies
303,2
Gram
Hashish
14,94
Gram
Ekstasi
606.132
Butir
Ephedrine Cair
2.000
Mililiter
Ephedrine Serbuk
14,8
Gram
Sabu Kristal Sabu Cair Ganja Biji Ganja
Cairan Prekursor :
Aseton
4.800
Mililiter
Toluene
18.553
Mililiter
Hidrocloric Acid
4.000
Mililiter
Sulfuric Acid
2.900
Mililiter
2. Barang Bukti TPPU BARANG BUKTI
PROSES SIDIK
TAHAP II
TOTAL
Mobil
11
24
35
Motor
3
4
7
Tanah
12 SHM
22 SHM
34 SHM
Rumah
7
9
16
Ruko/Apartemen
2
4
6
Pabrik
1
-
1
Perhiasan
4
8
12
Uang Tunai
Rp
114.392.000
Rp
Rekening
Rp
933.000.000
Rp 13.786.550.000
Rp 14.719.550.000
Barang/Benda
Rp 37.741.361.485
Rp 31.935.562.852
Rp 69.676.924.337
Rp 38.788.753.485
Rp 46.320.554.852
Rp 85.109.308.337
Total Aset dalam Rupiah
598.442.000
Rp
712.834.000
D. Eradikasi Lahan Ganja BNN bekerja sama dengan TNI, Polri, Pemda setempat, melakukan pemusnahan ladang ganja dan tanaman Khat di sejumlah titik dengan keterangan sebagai berikut : JENIS KEGIATAN
LOKASI
TGL
LUAS
Pemusnahan Ladang Ganja Aceh Besar
Ds. Pulo Pemukiman Lamteuba Kec. Seulimeu Kab. Aceh
27/02/2015
3 Ha
Pemusnahan Ladang Katinon
Villa Bungalow Manggis Tugu Utara Cisarua Bogor
01/04/2015
50 m2
Cisarua - Bogor Pemusnahan Ladang Ganja Bengkulu
Kab. Rejanglebong Bengkulu
15/04/2015
3,5 Ha
Pemusnahan Ladang Ganja Aceh Tenggara
Kp. Agusen Kec. Blangkejeren Kab. Gayo Lues Aceh Tenggara
29/04/2015
22 Ha
Pemusnahan Ladang Ganja Aceh Tenggara
Kp. Agusen Kec. Blangkejeren Kab. Gayo Lues Aceh Tenggara
14/06/2015
3,5 Ha
Pemusnahan Ladang Ganja Aceh Besar
Ds. Pulo Kec. Lamteuba Kab. Aceh Besar
02/09/2015
7 Ha
Pemusnahan Ladang Ganja Aceh Besar
Ds. Pulo Pemukiman Lamteuba Kec. Seulimeu Kab. Aceh
17/10/2015
20 Ha
Pemusnahan Ladang Ganja Aceh Besar
Kp. Pulo Desa Lamteuba Kec. Sieulimeum Aceh Besar
5/12/2015
5 Ha
TOTAL ladang ganja yang dimusnahkan adalah seluas 64 Ha, sedangkan ladang katinon yang dimusnahkan adalah seluas 50 m2.
E. Pemusnahan Barang Bukti Narkotika BNN telah melakukan pemusnahan barang bukti sebanyak 22 kali. Pemusnahan dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 91 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang menyebutkan bahwa, barang bukti tindak pidana Narkotika harus dilakukan pemusnahan segera setelah mendapatkan ketetapan pemusnahan barang bukti dari Jaksa Penuntut Umum. Adapun barang bukti yang telah dimusnahkan oleh BNN adalah sebagai berikut : BARANG BUKTI
JUMLAH AWAL
SISIH MUSNAH LAB
DIKLAT IPTEK
Sabu (gram)
1.774.201,38
1.987,99
130
180
1.771.901,39
Ekstasi (butir)
605.755
1.531
106
106
604.012
Ganja (gram)
275.815,72
178
100
100
275.437,72
Cairan Prekursor Narkotika (milliliter)
38.253
169
-
-
38.084
Canna Cocolate (gram)
95,86
11,06
11,96
13,40
59,44
Happy Cookies (gram)
303,20
6,64
3,40
7,54
285,62
Bahan Prekursor (gram)
3.346,56
61,97
-
-
3.287,91
CC4/DOC (lembar)
5
1
-
-
4
Rokok (batang)
19
2
-
2
15
F. Rekapitulasi Kasus BNNP se-Indonesia Pada tahun 2015, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) mengungkap 580 kasus tindak pidana Narkotika yang diklasifikasikan menjadi tiga kasus, yaitu Narkotika, Psikotropika & Prekursor Narkotika, dan TPPU, dengan perincian sebagai berikut :
NARKOTIKA
PSIKOTROPIKA & PREKURSOR NARKOTIKA
TPPU
JUMLAH
551 Kasus
23 Kasus
6 Kasus
580 Kasus
816 Tersangka
20 Tersangka
4 Tersangka
840 Tersangka
810 WNI
20 WNI
4 WNI
834 WNI
6 WNA
6 WNA
Dari kasus-kasus yang diungkap oleh BNNP, barang bukti yang berhasil disita adalah sebagai berikut : BARANG BUKTI NARKOTIKA
JUMLAH
SATUAN
Sabu
35.783,36
Gram
Ganja
879.120,02
Gram
Heroin
245,77
Gram
66.650
Butir
106.209,84
Gram
H5
12
Butir
Pil Kuning
630
Butir
3
Butir
24.245
Butir
Ekstasi
Calmlet Alprazolam Benzodiazepine
G. Hukuman Mati Terkait Tindak Pidana Narkotika Berdasarkan data Direktorat Tindak Pidana Umum Lainnya, Kejaksaan Agung RI, sampai dengan pertengahan Desember 2015, terdapat 55 orang terpidana kasus Narkotika yang mendapatkan vonis hukuman mati di Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak 4 orang mengajukan Banding, 14 orang mengajukan Kasasi, 9 orang mengajukan PK, 4 orang mengajukan Grasi, 10 orang belum menentukan sikap PK/Grasi, 10 orang PK sudah ditolak dan Grasi sudah lewat waktu, dan 4 orang lainnya PK dan Grasi yang diajukan sudah ditolak. Dengan demikian terdapat 14 orang terpidana mati kasus Narkotika yang sedang menunggu eksekusi hukuman mati. Di awal tahun 2015, sebanyak 14 terpidana mati telah dieksekusi oleh Kejaksaan Agung secara bertahap, dengan perincian sebagai berikut : TERPIDANA MATI
KEWARGANEGARAAN
Ang Kiem Soei als Kim Ho als Ance Thahir als Tomi Wijaya
Belanda
Rani Andriani als Melisa Aprilia
Indonesia
TANGGAL EKSEKUSI
18/01/2015
Namaona Denis
Malawi
Marcho Archer Cardoso Moreira
Brazil
Daniel Enemuo als Diarrssaouba
Nigeria
Tran Thi Bich Hanh als Tran Dinh Hoang
Vietnam
Myuran Sukumaran
Australia
Andrew Chan
Australia
Martin Anderson als Belo
Ghana
Mgs. Zinal Abidin bin Mgs. Mahmud Badarudin
Indonesia
Okwudili Oyatanze
Nigeria
Raheem Agbaje Salami Cordova
Nigeria berpaspor Spanyol
Rodrigo Gularte
Brazil
Sylvester Obiekwe Nwolise
Nigeria
18/01/2015
18/01/2015
29 April 2015
Sumber : Direktorat Tindak Pidana Umum Lainnya – Kejaksaan Agung
H. WNI Terlibat Tindak Pidana Narkotika di Luar Negeri Di tahun 2015 terdapat 40 WNI di luar negeri terlibat kasus tindak pidana Narkotika. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4 WNI yang saat ini tengah ditahan oleh pemerintah RRC tepatnya di Guangzhou, terancam hukuman mati. Adapun WNI yang saat ini berada di luar negeri dan terkena pidana Narkotika tersebar di 7 Kota dari 5 negara, dengan perincian sebagai berikut : NEGARA
KOTA
JUMLAH WNI TERLIBAT KASUS TINDAK PIDANA NARKOTIKA
Bangkok
3
Songkhla
1
Thailand
Timor Leste
Dili
9
Jerman
Frank Furt
1
Guangzhou
4
Hongkong
15
Jeddah
7
RRC
Arab Saudi
Sumber : Direktorat Perlindungan WNI dan BHI - Kementerian Luar Negeri
Dengan demikian, sejak 2009 sampai dengan akhir tahun 2015 terdapat 271 WNI di luar negeri yang tersandung kasus Narkotika. Dari jumlah tersebut, sebanyak 152 WNI terancam hukuman mati. Data tersebut merupakan data penanganan kasus WNI di luar negeri yang dilaporkan oleh perwakilan Indonesia di luar negeri kepada Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, Kementerian Luar Negeri. Diduga data tersebut masih dapat bertambah mengingat ada beberapa negara dimana otoritas negara setempat tidak menyampaikan notifikasi kepada perwakilan Indonesia dalam hal terjadi penahanan terhadap WNI di luar negeri. Dalam beberapa kasus, perwakilan Indonesia baru mengetahui terdapat WNI yang ditahan saat staf perwakilan melakukan kunjungan ke penjara-penjara maupun tahanan imigrasi negara setempat. I. New Psychoactive Substances (NPS) Sampai dengan tahun 2015, Balai Laboratorium Uji Narkoba BNN telah menemukan 37 Narkotika jenis baru (New Psychoactive Substances/NPS). Terdapat 2 (dua) jenis NPS yang ditemukan pada tahun ini, yaitu CB-13 dan 4-klorometkatinon. CB-13 tergolong dalam jenis Synthetic Cannabinoid dengan efek halusinogen, cannabinoid, dan toxic. Sedangkan untuk 4-klorometkatinon tergolong dalam jenis Cathinone dengan efek stimulant, halusinogen, insomnia, dan sympathomimetic. Berikut ini adalah daftar 37 NPS yang berhasil diidentifikasi oleh Balai Laboratorium Narkoba BNN : NO.
NAMA UMUM
JENIS
EFEK
SUDAH MASUK LAMPIRAN UU NO 35 TH 2009 TENTANG NARKOTIKA, DGN PERMENKES NO. 13 TAHUN 2014
1.
Methylone (MDMC)
Turunan Cathinone
stimulan, halusinogen, insomnia, dan sympathomimetic
2.
Mephedrone (4-MMC)
Turunan Cathinone
stimulan, meningkatkan detak jantung, dan harmful
3.
Pentedrone
Turunan Cathinone
psychostimulant
4.
4-MEC
Turunan Cathinone
stimulan dengan efek empathogenic
5.
MDPV
Turunan Cathinone
euphoria, stimulan, efek aphrodisiac, dan efek empathogenic
6.
Ethcathinone (Nethylcathinone)
Turunan Cathinone
psychostimulant
7.
MPHP
Turunan Cathinone
psychostimulant
8.
JWH-018
Syntetic Cannabinoid
halusinogen, efek cannabinoid, dan toxic
9.
XLR-11
Syntetic Cannabinoid
halusinogen, efek cannabinoid, dan toxic
10.
DMA (Dimethylamphetamine)
Turunan Phenethylamine
stimulan, lebih rendah efeknya dari methamphetamine
11.
5-APB
Turunan Phenethylamine
stimulan, empathogenic
12.
6-APB
Turunan Phenethylamine
euphoria
13.
PMMA
Turunan Phenethylamine
stimulan, halusinogen, insomnia, dan sympathomimetic
14.
2C-B
Turunan Phenethylamine
halusinogen
15.
DOC
Turunan Phenethylamine
Euphoria, archetypal psychedelic
16.
25I-NBOMe
Turunan Phenethylamine
stimulan, halusinogen, dan toxic
17.
25B-NBOMe
Turunan Phenethylamine
stimulan, halusinogen, dan toxic
18.
25C-NBOMe
Turunan Phenethylamine
stimulan, halusinogen, dan toxic
BELUM MASUK LAMPIRAN UU NO 35 TH 2009 ttg NARKOTIKA Cathinone dan Cathine
psychostimulant
5-Fluoro AKB 48
Syntetic Cannabinoid
halusinogen, efek cannabinoid, dan toxic
21.
MAM 2201
Syntetic Cannabinoid
halusinogen, efek cannabinoid, dan toxic
22.
4APB
Turunan Phenethylamine
stimulan, halusinogen, dan toxic
23.
BZP
Turunan Piperazine
euphoria, meningkatkan detak jantung, dilatasi pupil, dan toxic
24.
Mcpp
Turunan Piperazine
euphoria, meningkatkan detak jantung, dilatasi pupil, dan toxic
25.
TFMPP
Turunan Piperazine
euphoria, meningkatkan detak jantung, dilatasi pupil, dan toxic
26.
α-mt
Turunan Tryptamine
euphoria, empathy, psychedelic, stimulant, dan anxiety
27.
Kratom mengandung Mitragynine dan Speciogynine
Tanaman, Serbuk Tanaman
efek seperti opiat dan cocain
28.
Ketamin
Ketamin
halusinasi, euphoria, psychotomymetic
29.
Methoxetamin
Turunan Ketamin
halusinasi, euphoria, psychotomymetic
30.
Ethylone (bk-MDEA,MDEC)
Turunan Cathinone
stimulan, halusinogen
31.
Buphedrone
Turunan Cathinone
stimulan dan euphoria
32.
5-MeO-MiPT
Turunan Tryptamine
halusinogen dan stimulan
33.
FUB-144
Synthetic Cannabinoid
halusinogen, efek cannabinoid, dan toxic
19.
Tanaman Khat atau The Arab
20.
34.
AB-CHMINACA
Synthetic Cannabinoid
halusinogen, efek cannabinoid, dan toxic
35.
AB-FUBINACA
Synthetic Cannabinoid
halusinogen, efek cannabinoid, dan toxic
36.
CB-13
Synthetic Cannabinoid
halusinogen, efek cannabinoid, dan toxic
Turunan Cathinone
stimulan, halusinogen, insomnia, dan sympathomimetic
37.
4-Klorometkatinon
J. Rekapitulasi Kasus Besar Dari 102 kasus yang diungkap oleh jajaran Deputi Pemberantasan BNN, beberapa diantaranya merupakan pengungkapan kasus Narkotika dengan jumlah barang bukti yang besar dengan nilai asset yang terbilang fantastis. Adapun kasuskasus besar tersebut dikelompokkan menjadi beberapa jaringan, sebagai berikut : 1. Sindikat Internasional Tiongkok a. Kasus 862 Kg Sabu BNN berhasil mengamankan jaringan Narkotika internasional di kawasan Lotte Mart Taman Surya, Kalideres Jakarta Barat, Senin (5/1), dengan barang bukti sabu seberat ± 862.603,1 gram. Sabu tersebut dikemas dalam 42 karung yang di dalamnya terdiri dari 20 kemasan kopi dan masingmasing kemasan kopi tersebut beratnya mencapai ± 1 Kg. Kasus ini berhasil diungkap saat salah satu anggota sindikat Narkotika tersebut melakukan transaksi dengan cara bertukar mobil di kawasan Lotte Mart. Di TKP, BNN mengamankan 7 (tujuh) tersangka, yang terdiri dari 4 (empat) WNA Tiongkok, antara lain : Wong Chi Ping, Tam Siu Lung, Siu Cheuk Fung, Cheung Hong Min, 1 WNA Malaysia yaitu Tan See Ting, dan 2 WNI antara lain Ahmad Salim dan Syarifudin. Sementara itu di TKP berbeda, yaitu di kapal yang tengah bersandar di kawasan Dadap, tim BNN mengamankan dua WNI yang berprofesi sebagai nakhoda, yaitu Sujardi dan seorang ABK bernama Andika. b. Kasus 49,35 Kg Sabu BNN kembali menggagalkan jaringan sindikat Narkotika yang melibatkan seorang WNI dan tiga WNA Hong Kong, Tiongkok, dengan barang bukti sabu 49.351 gram, di Jakarta, Jumat (13/3). Diduga kuat, sabu dalam jumlah besar ini dipasok melalui jalur laut. Awalnya, BNN menangkap Lauw Peg Goan alias Andi, seorang laki-laki WNI, berusia 52 tahun, di bilangan jalan Hayam Wuruk, Jumat (13/3), sekitar pukul 21.00 WIB. Lauw Peg Goan alias Andi ditangkap saat mengemudi mobil usai menerima sabu seberat 3 Kg dari seorang pria. Tim BNN langsung melakukan pengembangan kasus untuk memburu para pelaku lainnya. Selanjutnya BNN berhasil
mengamankan 3 (tiga) WNA asal Hong Kong, Tiongkok, saat sedang makan di sebuah restoran di kawasan Hayam Wuruk. Ketiga tersangka merupakan laki-laki bernama Ko Chi Yuen als Jon als Peter (58), Yang Wing Bun (52), dan Kwok Fu Ho (33). c. Kasus 270 Kg Sabu BNN mengamankan 2 (dua) orang yang diduga anggota sindikat Narkotika internasional (Tiongkok–Malaysia–Indonesia) di sebuah area pergudangan di Kota Medan, Sabtu (17/10). Kedua orang tersebut berinisial Jimmy Saputra als Rusli (pria/WNI/kurir) dan Lukmansyah bin Nasrul (pria/WNI/pengendali). Dari keduanya petugas menyita barang bukti berupa sabu seberat 270.121,8 gram yang diduga berasal dari Tiongkok. Pengungkapan kasus berawal dari pengamatan petugas BNN selama ± 2 bulan. Kemudian bersama dengan Bea dan Cukai dilakukan penindakan terhadap barang mencurigakan yang berada di sebuah pergudangan di daerah Dumai, Riau. Setelah dilakukan pemeriksaan, petugas menemukan sabu seberat 270.121,8 gram di dalam 45 kardus yang berisi 6 tabung filter air. Selanjutnya, petugas melakukan pengembangan dan berhasil mengamankan 2 (dua) orang pria lainnya bernama Daud als Athiyem dan Ayau. d. Kasus 161 Kg Sabu BNN mengamankan seorang kurir bernama Tommy Liem als Rendi als Ocha (pria, 35 Th) yang membawa sabu seberat 161.115,2 gram di daerah Karawang, Kamis (19/11). Sabu tersebut diangkut dari Surabaya menuju Jakarta. Petugas melakukan pengembangan ke sebuah apartemen di Ancol untuk menangkap pengendali jaringan ini. Saat petugas akan mengamankan pria berinisial Bin Chen als Kenny Tan (WNA Tiongkok) yang diduga kuat sebagai pengendali, tersangka malah nekat melarikan diri dengan cara melompat dari jendela apartemen hingga akhirnya meninggal dunia. 2. Sindikat Internasional West African (Nigeria) a. Kasus 12 Kg Sabu Perempuan Indonesia kembali diperdaya pria Nigeria untuk menjadi ujung tombak peredaran Narkotika di negeri ini. Santi Gunawan (45) dan Anna Soraya (34) diamankan petugas BNN karena terlibat dalam transaksi Narkotika jenis sabu di kawasan Jakarta Barat, Jumat (8/5). Di tempat kejadian perkara, petugas BNN menyita 3 kardus berisi 30 DVD player yang didalamnya terdapat sabu. Dari total keseluruhan DVD player yang disita, petugas BNN menyita sabu seberat 12.290 gram. Kuat dugaan, barang tersebut diselundupkan dari Tiongkok melalui paket kiriman. Berdasarkan pengakuan Santi Gunawan, aksi yang ia lakukan atas perintah seorang pria Nigeria yang kini masih dalam pengejaran anggota BNN. Sementara itu, dari keterangan Anna Soraya, dirinya mengaku diperintahkan oleh seorang pria Nigeria bernama John Peter C. Udkuena als Bro.
b. Kasus 20,88 Kg Sabu BNN menangkap satu orang WNI dengan inisial Friska Sibarani alias Siska (31 tahun, wanita, kurir) dan satu orang WNA asal Nigeria dengan inisial Stephen Ekene Ossai als Steve (30 tahun, pria, pengendali), pada hari Rabu (10/6), di Bekasi dan Jakarta. Dari hasil penangkapan tersebut petugas berhasil mengamankan barang bukti Narkotika berupa sabu seberat 20,88 Kg. Tersangka disinyalir merupakan jaringan Nigeria– Thailand-China (Tiongkok) yang mendapatkan barang dari seseorang berinisial K (WNA Nigeria) yang diketahui sering berada di Nigeria dan Thailand yang hingga saat ini masih dalam DPO. Berdasarkan pengakuan Friska Sibarani alias Siska, Ia mengenal Steve melalui media sosial Facebook dan selanjutnya diperintahkan untuk mengambil sabu tersebut. c. Kasus 10,3 Kg Sabu BNN menggagalkan transaksi Narkotika di depan sebuah rumah sakit di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Kamis (2/7). Di tempat kejadian perkara, petugas BNN mengamankan dua orang WNI, antara lain Yadin Indra Nilla Lilik R (perempuan, 38 Th) dan Keke Astriani als Santi (perempuan, 35 Th), beserta barang bukti sabu seberat 2.351,2 gram yang disembunyikan dalam mesin potong rumput, dan 8.041,7 gram sabu lainnya disembunyikan dalam mesin pompa air. Total sabu disita dari jaringan ini adalah 10.392,9 gram. Diduga kuat barang tersebut diselundupkan dari Tiongkok. Kasus ini berhasil diungkap setelah dilakukan penyelidikan selama kurang lebih dua bulan. Dari hasil pemeriksaan, Yadin Indra Nilla Lilik R dikendalikan seorang laki-laki WNA Amerika Serikat, sementara Keke Astriani als Santi dikendalikan oleh dua orang laki-laki WNA Nigeria dan seorang laki-laki WNI. d. Kasus 5,7 Kg Sabu BNN mengamankan seorang wanita bernama Indah Ratna Budirianti als Karina Putri als Silva yang tertangkap tangan memiliki dua kardus besar berisi 13 buah tas wanita yang dibagian dinding tasnya terdapat Narkotika jenis sabu dengan berat total 3.980 gram. Tersangka diamankan petugas di rumahnya di kawasan Sawangan, Depok, Jumat (26/6). Kepada petugas Ia mengaku diperintah oleh kekasihnya, warga negara Nigeria, berinisial N (DPO). Kasus bermotif serupa juga diungkap BNN pada Kamis (30/7). Dari kasus ini, seorang kurir wanita bernama Nurhayati als Nunung diamankan petugas di kawasan Paseban, Jakarta Pusat, saat membawa satu koli besar tas wanita berisi 984 gram sabu. Rencananya tas-tas tersebut akan diantar ke rumah seorang pria bernama Wahyudin yang berlokasi tak jauh dari tempat penangkapan. Pengembangan dilakukan dan Wahyudin berhasil diamankan di kediamannya. Dari tempat persembunyiannya, petugas menemukan tas yang didalamnya berisi empat bungkus sabu seberat 768 gram. Pengembangan terus dilakukan hingga akhirnya petugas mengantongi nama lain, yaitu Ferly Bustani. Ferly Bustani kemudian diamankan di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, dengan barang bukti 910 gram sabu.
e. Kasus 22,7 Kg Sabu Dalam kurun waktu satu bulan, tiga kasus besar dipecahkan BNN dengan perincian sebagai berikut : 1) Pengamen Perempuan Bawa 3.980 Gram Sabu Dede Misrati (30), seorang pengamen perempuan tak bisa lantunkan lagu untuk menghibur, karena tercebur dalam kasus sabu. Ia diduga kuat terlibat kasus Narkoba karena kedapatan mengambil paket sabu dari sebuah tempat di bilangan Jakarta. Petugas berhasil menyita sabu seberat 3.980 gram yang disembunyikan dalam 3 unit mesin motor di rumahnya di kawasan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (3/7). Perempuan ini nekat menjadi kurir di bawah kendali seorang pria Nigeria yang hingga kini masih dalam pengejaran aparat. 2) Seorang Perempuan Simpan 3.975 Gram Sabu dalam Mesin Motor Ery Khamidah (24), perempuan Indonesia, diamankan BNN pada Jumat (3/7) karena terlibat dalam bisnis Narkotika. Ery Khamidah diamankan di rumahnya di kawasan Pesanggarahan, Jakarta Selatan, karena kedapatan menerima paket Narkotika seberat 3.975 gram sabu yang diselipkan dalam 5 buah mesin motor. Dari keterangannya, Narkotika tersebut merupakan milik kekasihnya bernama Hendry Izuchukwu Oodoh (25), seorang pria berkewarganegaraan Nigeria. Selanjutnya BNN melakukan pengejaran dan berhasil mengamankan Hendry Izuchukwu Oodoh di kawasan Grogol, Petamburan, Jakarta Barat. 3) Gudang Narkotika Berisi 14.811 Gram Sabu Digerebek Pada tanggal 1 Juli 2015, pukul 16.00 WIB, tim BNN mencurigai sebuah tempat kost di kawasan Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur. Setelah dilakukan penggeledahan, petugas menemukan 10 koli kardus berisi sabu seberat 14.811 gram. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap saksi yang tengah berada di dalam rumah kost tersebut, BNN melakukan pengembangan dan berhasil mengamankan pemilik barang yaitu Ositadinma Nwanoro (28), seorang pria berkebangsaan Nigeria. f. Kasus 57,7 Kg Sabu Bekerja sama dengan Bea dan Cukai Bandar Lampung, BNN berhasil mengamankan 57,7 Kg sabu yang disembunyikan dalam tiga buah kontainer di Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung. Seluruh barang bukti tersebut ditemukan petugas tidak dalam waktu bersamaan. Pengungkapan pertama dilakukan pada Jumat (3/7) lalu. Saat itu, petugas mendapatkan sebuah kontainer yang didalamnya terdapat 12 unit cartridge toner printer berisi sabu. Selanjutnya, pada Rabu (29/7), petugas kembali menemukan sabu yang tersimpan di dalam enam unit toner printer, tiga unit gas blower, empat buah mesin pemotong rumput, dan dua buah pompa air dalam satu kontainer. Kemudian pada Kamis (30/7), petugas kembali menemukan kontainer berisi enam mesin pompa dan 27 mesin motor yang didalamnya juga tersimpan sabu. Dari pengungkapan kasus tersebut, BNN bersama
dengan Bea dan Cukai berhasil mengamankan 23 orang tersangka yang terdiri dari 18 WNI dan 5 WNA Nigeria, yaitu Sucipto als Anwar, Ery Khamidah, Rosita Said als Oci, Afif Junaedi, Wahyudin, Dadang Darmawan, Yuli Hermawan, Ferly Bustani, Andi, Dede Misratih, Tiurian Sihombing, Saroso bin Radjiman, Dewi Anggraini, Prasetyo, M. Jailani, Nurhayati als Nunung, Yuliyana Dewi Kewa, Irma, Henry Izuchukwo Oodoh, Emeka Samuel, Francis Iloka, Ositadinma Nwanoro, dan Markus Kingsley. 3. Sindikat Internasional Pakistan Gagalkan Sabu dalam Kemasan Ikan Asin BNN kembali mengagalkan penyelundupan sabu seberat ± 15 Kg dan 22.000 butir ekstasi yang diselundupkan di dalam kardus berisi tumpukan ikan asin. Dari pengungkapan kasus ini, petugas mengamankan Gulzar Sahbaz bin Gulzar Hussain (34), laki-laki berkewarganegaraan Pakistan, yang diduga sebagai pemilik Narkotika, dan Irfan Arief (45), laki-laki, warga negara Indonesia yang berperan sebagai penunjuk jalan. Keduanya dibekuk BNN pada Rabu (18/3). 4. Sindikat Jaringan Lokal dan Malaysia a. Kasus 10 Kg Sabu BNN kembali menggagalkan transaksi Narkotika jenis sabu seberat ± 10 Kg dengan mengamankan 3 orang tersangka bernama Ardiansyah Putra als Dian (25 Th, Pria, WNI, ABK-Kurir), Boyadi (36 Th, Pria, WNI, ABK-Kurir), dan Heri Plantino (39 Th, Pria, WNI, ABK-Kurir). Ketiganya merupakan jaringan sindikat Narkotika Malaysia – Aceh – Medan. Penangkapan dilakukan di Dermaga Pelabuhan KPLP Ditjen Pelabuhan Laut Dusun IV, Desa Nenasiam, Kecamatan Medan Deras, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Rabu (15/4), sekitar pukul 16.00 WIB. b. Kasus 20 Kg Sabu dan 580.000 Butir Ekstasi BNN mengamankan 7 (tujuh) orang laki-laki warga Aceh Timur yang diduga terlibat dalam peredaran gelap Narkoba, Sabtu (9/5). Kedelapan orang tersebut masing-masing bernama Zulkifli Muhammad (31) yang berperan sebagai checker dan koordinator pengiriman Narkoba, Sukri Ismail (38) kurir, Abdullah Ibrahim (39) - sopir bus, Abdul Jabar (37) - kenek bus, Teuku Nanja Saputra (23) - kurir, Amliadi (32) - sopir truk, dan Efendi Rusli (28) kenek truk. Mereka diamankan petugas BNN di Medan, Sumatera Utara, sesaat setelah melakukan transaksi Narkotika jenis sabu sebanyak 20 Kg dan 580.000 butir ekstasi. Narkotika tersebut diduga masuk dari Malaysia ke Tanjung Balai dan dibawa ke Medan dengan menggunakan bus.
c. Kasus 10 Kg Sabu dan 147 Butir Ekstasi Melibatkan Oknum Polair Polda Sumut. Penyelundupan Narkotika asal Malaysia ke Indonesia melalui jalur laut digagalkan oleh BNN. Dari penangkapan ini, 2 (dua) orang tersangka yang merupakan ayah dan anak, yaitu Mustajab (48) dan Reza Maulana Rifaldi (21), beserta barang bukti berupa 10.293,96 gram sabu dan 147 butir ekstasi diamankan BNN di wilayah Tanjung Balai, Sumatera Utara, pada Minggu (14/6). Pengungkapan kasus penyelundupan sabu dan ekstasi ini merupakan hasil pemetaan jaringan dan pengembangan kasus penyelundupan 20 Kg sabu dan 580.000 butir ekstasi dari 7 (tujuh) orang tersangka, yang digagalkan BNN pada Jumat (8/5) lalu. Selang beberapa hari kemudian, pada Sabtu (20/6), petugas mengamankan Tri Sudarmoko als Moko (50), warga binaan Lapas Tanjung Gusta, Medan, yang diduga menjadi dalang dari peredaran gelap Narkotika tersebut. Mustajab mengenal Tri Sudarmoko als Moko sejak tahun 1992 saat bersama-sama dinas di Polair Belawan, Medan, Sumatera Utara. Tri Sudarmoko als Moko dengan pangkat terakhir Brigadir Kepala (Bripka) ini telah dipecat secara tidak hormat dari institusi Polri pada tahun 2006 karena terbukti mengedarkan sabu. d. Kasus 77,35 Kg Sabu BNN berkerja sama dengan Subden 2 Detasemen B Pelopor, Sat. Brimob Polda NAD, dan Polres Aceh Timur, mengamankan jaringan sindikat Narkotika jenis sabu di kawasan Desa Alue Bu, Kecamatan Pereulak Barat, Kabupaten Aceh Timur, Minggu (15/2), pada pukul 06.30 WIB. Lima orang tersangka berhasil diamankan yaitu Dullah alias Abdullah alias DL (37), Hamdani alias HD (38), Hasan (36), Usman alias Rauf (43) yang sempat kabur akan tetapi pada tanggal 16 februari pukul 00.25 Usman alias Rauf berhasil di tangkap, Samsul Bahri alias Kombet (37), serta 2 orang yang masuk dalam DPO, yaitu R dan M yang tinggal di Malaysia. Dari tangan tersangka petugas berhasil mengamankan ± 77,35 Kg sabu yang disembunyikan di dalam mobil Avanza, uang tunai sebesar Rp 49.300.000,-, dan tiga pucuk senjata api jenis pistol dalam bagasi mobil serta satu pucuk M16 dengan beberapa peluru yang disembunyikan di bawah kolong torrent. e. Kasus 235 Kg Ganja BNN berhasil melumpuhkan seorang anggota sindikat peredaran ganja setelah melewati aksi kejar-kejaran yang cukup menegangkan. Satu tersangka, yaitu Sofyan als Yan menyerah setelah mobil yang ia tumpangi menabrak pagar sekolah. Sedangkan tiga anggota sindikat lainnya melarikan diri dan ditetapkan dalam status DPO. Di tempat kejadian perkara, BNN menyita 235.379,8 gram ganja yang disimpan dalam mobil, Jumat (7/8).
f. Kasus 20 Kg Sabu, 1 Orang Tewas BNN menggagalkan upaya penyelundupan ± 20 Kg sabu yang dilakukan oleh sindikat Narkotika jaringan Surabaya - Jakarta, Rabu (7/10). Dari pengungkapan kasus tersebut, petugas menangkap dua orang pria berinisial Agus Salim (41) dan Yansensius Berliano (40). Sindikat ini diketahui telah melakukan transaksi Narkotika di kawasan Pluit, Jakarta Utara. Petugas melakukan pengintaian dan melakukan penyergapan, namun tersangka melakukan perlawanan dan berusaha melarikan diri. Petugas sempat memberi tembakan peringatan, namun target terus melakukan perlawanan. Petugas terpaksa melayangkan tembakan ke arah pengemudi mobil tersebut. Satu tersangka yaitu Yansensius Berliano tewas di tempat, sementara Agus Salim diamankan petugas BNN beserta barang bukti 20 bungkus sabu berisi ± 20 Kg sabu. g. Kasus 1 Kg Sabu dan 141 Butir Ekstasi Melibatkan Oknum Polri Oknum polisi bernama Amir Mahmud (pria, 37 Th) ditangkap petugas BNN karena diduga kuat mengendalikan peredaran sabu seberat 1.080,63 gram dan 141 butir ekstasi yang merupakan jaringan Medan - Balikpapan. Penangkapan ini diawali dengan penangkapan kurir Narkoba yang dikendalikan oleh sang oknum tersebut. Pengungkapan kasus ini berawal dari adanya penyelidikan selama dua bulan tentang penyelundupan Narkotika ke daerah Balikpapan. Petugas BNN selanjutnya melakukan pemantauan pada dua tersangka Bustaman Sulaiman (pria, 37 Th) dan Jafaruddin (pria, 31 Th) yang membawa sabu dari Medan ke Balikpapan melalui jalur penerbangan. Kedua tersangka ini membawa sabu dalam tas selempang. Saat tiba di bandara Sepinggan Balikpapan, keduanya dijemput oleh Sa’bani (pria, 26 Th). Selang beberapa saat, ketiganya diamankan oleh petugas BNN, di bilangan Syarifudin Yoes, Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Selasa (17/11), dengan barang bukti sabu seberat 1.080,63 gram. Sehari berselang, Rabu (18/11), petugas BNN membekuk Amir Mahmud sang bandar sekaligus pengendali kurir dan tersangka lainnya, yaitu Muhammad Dani. 5. Sindikat Narkotika Online Waspada! Cookies dan Cokelat Isi Ganja Dijual Online Bisnis cookies (kue) dan cokelat mengandung ganja berhasil diungkap oleh BNN, pada Jumat (10/4). BNN mengamankan dua orang tersangka di kawasan Blok M Plaza, yaitu Irfan Hardiansyah als Irfan (38) dan Yogi Andri Pramana. Otak dari jaringan ini bernama Irfan Hardiansyah als Irfan (38), yang menjual cookies dan cokelat ganja melalui website www.tokohemp.com. Petugas selanjutnya melakukan pengembangan dan menggeledah sebuah apartemen yang disewa oleh Irfan Hardiansyah di daerah Kabupaten Tangerang. Di TKP tersebut, petugas menyita 4 bungkus dan 2 baskom ganja seberat ± 4 Kg, 4 loyang daun ganja yang siap olah sebagai bahan kue, 12 kotak tepung kue pondan, mentega, oven, 14 cetakan kue, blender, mixer, timbangan, 3 kotak kue, dan 1 kotak coklat.
6. Clandestine Lab a. Aceh Tamiang BNN melakukan penangkapan terhadap 3 (tiga) orang tersangka yang berada di lokasi Dusun Batang Meku, Desa Lubuk Damar, Kec. Seruai, Kab. Aceh Tamiang, yaitu Muzakir (35 Th - koki), Sugiono als Gono (45 Th pemodal sekaligus pemilik tempat), Ramnah als Menah (40 Th – membantu proses produksi). Khusus untuk Ramnah als Menah yang juga merupakan istri dari Sugiono als Gono, saat ditangkap diketahui telah membuang barang bukti berupa sabu hasil produksi sebanyak belasan gram. Barang Bukti yang diketemukan di TKP adalah peralatan lengkap pembuatan sabu yang terdiri dari, 1 (satu) buah box sterofoam berisi bahan-bahan mentah (prekursor Narkotika) untuk pembuatan sabu dan bahan kimia utama lainnya, diantaranya adalah red fosfor, iodine, Hcl, H2SO4, xylene, aceton, alcohol, yodium, napacine (ekstrak ephedrine), selain prekursor, petugas juga menemukan 1.082,3 gram sabu kristal dan 1.200 mililiter sabu cair. b. Medan Dari pengungkapan kasus di Aceh Tamiang, selanjutnya BNN melakukan pengembangan ke Medan bersama tim BNNP Sumatera Utara dan berhasil mengamankan tersangka bernama Erick E Barius (34 Th – koki). Ia diamankan pada saat berada di ATM dekat rumahnya. Selanjutnya tim melakukan penggeledahan di rumah E di kawasan Letjen Jamin Ginting, Gg Bendungan, No.4 LK 1, Kel. Mangga, Kec. Medan Tuntungan. Di TKP petugas menemukan sejumlah peralatan dan bahan-bahan prekursor untuk membuat Narkoba, diantaranya adalah jerigen, gelas ukur, tungku, kompor listrik, dan selang. Dari pengakuannya, ia mendapatkan racikan dan tata cara membuat sabu berdasarkan referensi dari media internet, Youtube. Selain bahan-bahan pembuat sabu, petugas juga menemukan 6,36 gram sabu selesai produksi dan yang rencananya akan diedarkan di Kawasan Medan dan sekitarnya. c. Jakarta BNN membekuk 3 (tiga) tersangka yang merupakan kakak beradik dan kekasihnya yaitu, Sani als Apin (36), Nicky als Alex (34), serta kekasih Nicky als Alex bernama Nomi als Pinpin (33). Ketiganya diamankan di sebuah rusun sempit berukuran kurang lebih 4x6 meter, yang berlokasi di Kapuk Muara Penjaringan, Blok B, Nomor 3.14, pada Senin (27/4). Di rumah sempit inilah, Nicky als Alex yang berperan sebagai koki sabu menjalankan aksinya. Di TKP, petugas BNN menyita sabu hasil produksi ± 158 gram. Selain itu, petugas juga menyita sabu cair yang sedang dalam proses kristalisasi sebanyak ± 150 mililiter. Sementara itu prekursor atau bahan pembuat Narkotika yang disita, antara lain adalah Ephedrine, Asam sulfat, Toluen, Aseton. Selain prekursor, bahan pendukung lain yang disita, antara lain Methanol, Iodin, Red Fosfor, dan soda api.
7. Kasus Larinya Tahanan BNN 10 Tahanan Kabur Berhasil Diamankan Kembali Sembilan dari sepuluh tahanan BNN yang melarikan diri, berhasil ditangkap kembali di beberapa lokasi berbeda. Hasan Basri (35) dan Samsul Bahri (42) yang merupakan sindikat Aceh dengan kasus 77,3 Kg sabu ditangkap pada hari Sabtu (4/4), sekitar pukul 11.00 WIB di Cilacap, Jawa Tengah. Sedangkan Hamdani (36) dan Abdullah (35), tersangka yang ditangkap dengan kasus yang sama, berhasil diamankan kembali oleh petugas, di Malaysia, Jumat (29/4). Tersangka lainnya dengan kasus 25 Kg sabu yang berhasil ditangkap kembali dari pelariannya adalah Apip Apriansah (33) dan Husen (42). Apip Apriansah berhasil ditangkap di Jakarta, sedangkan Husen di daerah Jombang, Jawa Timur. Harry Radiawan (47) alias pakde yang juga ikut melarikan diri dari tahanan BNN berhasil ditangkap di daerah Bekasi pada Selasa (21/4). Sementara itu, Franky (34) dan Erick (39) tertangkap kembali di daerah Pemalang Jawa Tengah, Kamis (16/4).
8. Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) a. Dokter Hewan Terlibat Pencucian Uang BNN berhasil mengungkap kasus TPPU yang melibatkan seorang Dokter Hewan bernama Muzakkir bin Abdul Samad (37). Tersangka diamankan petugas di rumahnya yang berada di kawasan Tanjung Rejo, Medan, Sumatera Utara, pada Selasa (4/8), sekitar pukul 16.00 WIB. Dari penangkapan tersebut, petugas melakukan pengembangan dan berhasil mengamankan tersangka lain, yaitu Ari Firmansyah (33) di kawasan Teluk Betung Binjai, Sumatera Utara, pada Rabu (5/8), dini hari. Dari pengungkapan kasus tersebut, petugas menyita beberapa aset milik Muzakkir bin Abdul Samad yang diduga kuat hasil TPPU jaringan Narkotika. Total aset yang disita senilai ± Rp 17.614.550.000 yang terdiri dari 3 unit rumah mewah, 1 unit ruko, tanah dengan kisaran harga 1,4 M, 3 unit mobil mewah, 2 unit sepeda motor, uang tunai jutaan rupiah, dan beberapa rekening atas nama tersangka senilai ± Rp 7,8 M. b. Uang Haram Narkotika Disamarkan dengan Bisnis Kendaraan Seorang bandar bernama Fitrony als Ony als Sega (pria, 37 Th) di Pangkalpinang, Bangka Belitung, ditangkap BNN karena diduga kuat telah melakukan pencucian uang hasil bisnis narkotikanya ke dalam bisnis jual beli kendaraan roda empat. Ia diamankan tanpa perlawanan di area parkir RSUD Dipati Hamzah, di Jalan Soekarno-Hatta Pangkalpinang, BangkaBelitung, pada Selasa (11/8). Dari tangan tersangka, petugas BNN menyita sejumlah aset antara lain 11 unit mobil berbagai tipe dan merk, 1 unit motor Kawasaki Ninja 250 cc, dua bidang tanah beserta bangunan dengan total luas 1200 M2, dan sebidang tanah dengan dengan luas 400 M2, 2 unit rumah di daerah Pangkalpinang, dan uang tunai sebesar Rp 180 juta. Total aset diperkirakan mencapai Rp 4,6 miliar.
c. Bandar Nyamar Jadi Santri Ditangkap, Aset 1,5 M Disita Seorang bandar Narkoba pemesan sabu seberat 6,2 Kg, bernama Husin Ali Hasan, dibekuk aparat gabungan BNN RI dan BNN Provinsi Kalimantan Selatan, pada Selasa (1/9). Sang bandar sempat melarikan diri dari Kalimantan dan bersembunyi di pemukiman dekat pesantren terkenal di Bandung, bahkan sempat mendaftar menjadi santri di pesantren tersebut. Dari Husin Ali Hasan (pria, 53 Th), BNN menyita sejumlah barang yang diduga kuat merupakan hasil kejahatan Narkotika, seperti kendaraan roda empat dan roda dua, tanah, serta rumah dengan nilai taksiran kurang lebih Rp 1,5 miliar.
II. BIDANG PENCEGAHAN Di bidang pencegahan, BNN telah melakukan berbagai langkah preventif untuk meminimalisir jumlah pecandu atau penyalah guna Narkotika, sehingga dapat membentuk masyarakat yang memiliki ketahanan dan kekebalan (imun) terhadap bahaya penyalahgunaan Narkotika agar senantiasa menolak penyalahgunaan Narkotika dengan tujuan menahan laju angka coba pakai. BNN membagi kegiatan pencegahan dalam dua bidang, yaitu Advokasi dan Diseminasi Informasi. Pada kegiatan advokasi, BNN memberikan sosialisasi bahaya penyalahgunaan Narkotika di lingkungan pelajar, mahasiswa, instansi pemerintah dan swasta, serta masyarakat yang bertujuan untuk mendorong lingkungan tersebut agar membuat kebijakan yang mendukung aksi P4GN dan nantinya dapat secara mandiri dapat melaksanakan aksi P4GN di lingkungannya masing-masing. Pada tahun 2015, BNN telah melakukan upaya pencegahan melalui sosialisasi bahaya penyalahgunaan Narkoba kepada 490 pelajar, 7.400 mahasiswa, 1.750 pekerja swasta, 2.110 pegawai pemerintah, dan 1.750 masyarakat yang berada di wilayah pusat. Sedangkan pada kegiatan Diseminasi Informasi, BNN memfokuskan kegiatan pada penyebarluasan informasi tentang bahaya penyalahgunaan Narkotika dan kebijakan-kebijakan BNN di bidang P4GN melalui media komunikasi dan melalui kampanye massif yang dikemas dalam berbagai aktivitas. A. Diseminasi Informasi Melalui Media Komunikasi BNN bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menayangkan Public Service Announcement (PSA) yang berisikan tentang bahaya penyalahgunaan Narkotika, melalui videotron di 4 (empat) titik wilayah DKI Jakarta, yaitu Matraman - Jakarta Timur, Taman Ayodya – Jakarta Selatan, Puri Kembangan – Jakarta Barat, dan Dukuh Atas – Jakarta Pusat). Selain itu, BNN juga memuat konten P4GN di majalah Media Jaya dan website beritajakarta.com. Pada media massa khususnya media elektronik, BNN memberikan sosialisasi dan kampanye P4GN dalam bentuk Talkshow P4GN di LPP – TVRI sebanyak 36 kali penayangan. Adlips di berbagai radio swasta nasional seperti
radio Delta FM sebanyak 54 kali siaran, Prambors sebanyak 46 kali siaran, KBR 68 H sebanyak 200 kali siaran, Elshinta sebanyak 180 kali siaran, Trijaya FM sebanyak 100 kali siaran, serta penayangan PSA di TV swasta nasional, yaitu : Net TV, Metro TV, TV One, dan radio swasta berjaringan seperti RDI sebanyak 50 kali siaran, dan I-Radio sebanyak 50 kali siaran, serta Sandiwara Radio di RRI sebanyak 330 kali siaran. Untuk menjangkau seluruh masyarakat, BNN juga menyebarkan informasi bahaya penyalahgunaan Narkotika melalui Pesan Layanan Masyarakat yang dimuat setiap hari di berbagai media cetak skala nasional, seperti Media Indonesia, Jawa Pos, Indo Pos, Pos Kota, Rakyat Merdeka, dan Republika. Kampanye juga dilakukan melalui media luar ruang, seperti spanduk, billboard, umbul-umbul, balon udara, banner, videotron, dan outdoor running text) di beberapa titik strategis yang tersebar di lima wilayah DKI Jakarta. BNN juga menjadikan buku komik, majalah, leaflet, brosur, kaos, dan topi sebagai media kampanye pencegahan Narkotika yang selanjutnya didistribusikan kepada masyarakat luas. B. Diseminasi Informasi Melalui Pergelaran Seni Budaya dan Kampanye BNN bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata, Kementerian Sosial, dan Dharma Wanita Pusat, menampilkan pergelaran seni budaya Anti Narkoba dengan berbagai tema berbeda yang bertujuan sebagai sarana kampanye bahaya penyalahgunaan Narkotika. Selain itu, BNN juga melakukan sosialisasi bahaya penyalahgunaan Narkoba melalui tatap muka bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Desa dan PDT&T, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KP3A), Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, BNP2TKI, Jasa Marga, PT. Kereta Api Indonesia, TVRI, dan RRI. Gongnya, pada Hari Anti Narkotika Internasional (HANI), yang jatuh pada tanggal 26 Juni, telah dilaksanakan puncak acara HANI di Istana Negara yang dipimpin langsung oleh Presiden RI. Dalam rangkaian dengan HANI, BNN menggelar Konser Sore-Sore Anti Narkoba bersama Slank, di lapangan D, Senayan, Jakarta, yang dihadiri oleh 1000 orang. Dengan menggandeng Slank, diharapkan pesan yang ingin disampaikan, yaitu mencegah lebih baik daripada mengobati dan mendorong pecandu Narkotika yang sudah terlanjur pakai agar melapor dan direhabilitasi dapat tersampaikan secara nasional dan menyeluruh serta berdampak positif dalam upaya menekan angka prevalensi penyalahgunaan Narkotika. Beberapa waktu lalu, BNN bekerja sama dengan APRINDO (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) menggelar Pekan Indonesia Sehat Tanpa Narkoba pada saat Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, melalui kampanye bahaya Narkoba dengan melakukan penempelan stiker logo STOP NARKOBA di geraigerai seperti 7 Eleven, Indomaret, dan sejumlah toko serta pusat perbelanjaan di kawasan DKI Jakarta.
III. BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu strategi program P4GN guna mendorong peran serta masyarakat dalam menciptakan lingkungan masyarakat bebas Narkoba. Kegiatan pemberdayaan dilakukan kepada masyarakat yang berada di lingkungan rawan peredaran gelap Narkoba melalui peningkatan kemampuan dan keterampilan agar memiliki rasa percaya diri untuk menggunakan keahliannya sebagai mata pencaharian dan menghindarkan dirinya dari jerat Narkoba. A. Peningkatan Lifeskill BNN memfokuskan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan lifeskill di 10 (sepuluh) wilayah rawan dan rentan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang berada di wilayah DKI Jakarta, seperti Kp. Ambon, Johar Baru, Ps. Manggis, Komplek Permata, Kp. Boncos, Cilincing, Kali Sari, Kebon Singkong, Menteng Tengulun, dan Kp. Pertanian. Pada tahun 2015, BNN telah memberikan pelatihan kepada 350 warga di wilayah rawan dan rentan penyalahgunaan Narkoba tersebut melalui pelatihan peningkatan kemampuan wirausaha, tata rias salon, tata boga, kerajinan daur ulang, pelatihan handy craft, dan pelatihan perbengkelan. Selain itu, BNN juga telah melakukan pembinaan kesenian bagi 160 anak jalan di daerah rawan Narkoba tersebut. Tidak hanya sekedar memberikan pelatihan, BNN juga melakukan studi eksekursi yang diikuti oleh 50 orang perwakilan warga daerah rawan Narkoba yang dibina oleh BNN, dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif. B. Alih Fungsi Lahan Ganja Guna menekan produksi ganja di wilayah Aceh, BNN mengupayakan alih fungsi lahan ganja menjadi lahan yang lebih produktif. BNN melakukan percepatan program alih lahan tersebut dengan memfasilitasi petani dalam budidaya tanaman yang prospektif di Aceh, seperti kakao, jabon, nilam, palawija, dan kacangkacangan. Pada tahun 2015, BNN telah memberikan pembekalan terhadap 150 petani ganja yang tersebar di Kabupaten Aceh Besar dan Pidie Jaya, serta berhasil mengalihkan lahan ganja seluas 60 Ha dengan tanaman Kakao. Kakao adalah komoditi unggulan yang prospektif di Aceh yang ditanam masyarakat secara turun temurun. Dengan masa tanam 1-2 tahun, diharapkan tanaman kakao ini akan memberikan pendapatan kepada para petani sehingga tidak lagi tergiur menanam ganja di pegunungan.
C. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Lainnya Adapun kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya yang dilakukan BNN, adalah sebagai berikut : GIAT
JUMLAH GIAT
JUMLAH PESERTA
a. Lingkungan Perguruan Tinggi
1
150
b. Antar Lembaga
5
15
c. Lembaga Pendidikan Informal
1
98
d. Lingkungan Pendidikan
5
70
a. Satgas Anti Narkoba di Lingkungan Perguruan Tinggi
1
100
b. Pedoman Pelaksanaan Pembentukan Relawan P4GN Berbasis Perguruan Tinggi
3
90
Pembekalan Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat di Lingkungan Pendidikan Informal
1
40
a. Perguruan Tinggi
17
765
b. Pondok Pesantren
15
450
Jambore UKM Kampus Anti Narkoba
1
100
Tes Urine
78
17.040
Pemberdayaan Masyarakat Peduli Anti Narkoba (DEKLARASI)
1
2000
Rakornas tentang P4GN
1
63
Sosialisasi Buku Pedoman Dayamas BNNP (33 Provinsi)
1
33
Rapat Koordinasi Penanganan Masalah Narkoba dengan :
Workshop :
FGD (Focus Group Discussion) :
Kapasitas Building Pelaksanaan Program Dayamas Bidang P4GN
1
60
Pembinaan Teknis Dayamas Bagi BNNP
1
66
Sarasehan dalam Rangka Peningkatan Peranan dan Kontribusi Pelaku Usaha dalam Upaya P4GN
1
100
Rapat Konsolidasi Program Anti Narkoba di Kalangan Pelaku Usaha Bidang Seni & Budaya
3
60
Rapat Konsolidasi Program Anti Narkoba di Kalangan Pelaku Usaha Bidang Multimedia Suara (Radio)
6
120
Penguatan Kapasitas Penggiat Anti Narkoba pada Instansi Swasta
2
86
Konsolidasi Pelaku Usaha Jasa Transportasi Darat
1
110
Workshop Peningkatan Peranan dan Partisipasi Instansi Pemerintah dalam Upaya P4GN
1
110
Penguatan Kapasitas Penggiat Anti Narkoba pada Instansi Pemerintah
1
110
Raker Pembangunan Masyarakat Kelurahan Berwawasan Anti Narkoba
1
110
Program Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Anti Narkotika
45
1350
Workshop Peningkatan Peranan dan Partisipasi LSM/ Komunitas dalam Upaya P4GN
1
95
Pendidikan Pemberdayaan Masyarakat Penggiat Anti Narkoba Dalam Upaya P4GN (LSM)
1
50
Fasilitasi Penggiat Komunitas Dalam Upaya P4GN
100
5000
IV. BIDANG REHABILITASI Guna menekan jumlah penyalah guna Narkotika, BNN menggencarkan program rehabilitasi bagi pecandu, penyalah guna, dan korban penyalahgunaan Narkotika. Selain dapat menahan angka pertambahan pecandu Narkotika, dengan merehabilitasi penyalah guna Narkotika yang sudah mencapai 4 juta jiwa diyakini dapat ‘mematikan’ pasar Narkotika khususnya di Indonesia. Sama halnya dengan prinsip ekonomi, dimana ada permintaan maka ada penawaran, atau dikenal dengan konsep demand dan supply, maka menekan peredaran gelap Narkotika dan jumlah penyalah guna Narkotika juga dapat dilakukan dengan prinsip ekonomi tersebut. Merehabilitasi pecandu dan penyalah guna Narkotika hingga pulih adalah langkah yang tepat untuk menekan permintaan terhadap Narkotika. Jika sudah tidak ada permintaan dari konsumennya, pengedar dan bandar pun akan gulung tikar dengan sendirinya. Pada tahun 2015, BNN memaksimalkan peranan balai rehabilitasi BNN yang terletak di 4 (empat) kota, yaitu Lido – Bogor, Baddoka – Makassar, Tana Merah – Samarinda, dan Batam – Kepulauan Riau. Keempat balai rehabilitasi tersebut telah memberikan pelayanan rehabilitasi kepada 1.593 pecandu, penyalah guna, dan korban penyalahgunaan Narkotika yang berasal dari berbagai kota di Indonesia, dengan perincian sebagai berikut : A. Balai Besar Rehabilitasi Lido – Bogor RESIDEN RESIDEN YANG YANG MASIH SELESAI MENJALANKAN PROGRAM PERAWATAN
RESIDEN YANG RAWAT JALAN
RESIDEN
RESIDEN YANG MASUK
LAKI-LAKI
759
541
268
39
PEREMPUAN
51
39
24
7
TOTAL
810
580
292
46
B. Balai Rehabilitasi Baddoka – Makassar RESIDEN RESIDEN YANG YANG MASIH SELESAI MENJALANKAN PROGRAM PERAWATAN
RESIDEN YANG RAWAT JALAN
RESIDEN
RESIDEN YANG MASUK
LAKI-LAKI
291
87
129
74
PEREMPUAN
30
9
11
2
TOTAL
321
96
140
76
C. Balai Rehabilitasi Tana Merah – Samarinda RESIDEN RESIDEN YANG YANG MASIH SELESAI MENJALANKAN PROGRAM PERAWATAN
RESIDEN YANG RAWAT JALAN
RESIDEN
RESIDEN YANG MASUK
LAKI-LAKI
233
122
86
22
PEREMPUAN
8
2
-
2
TOTAL
241
124
86
24
D. Loka Rehabilitasi Batam – Kepulauan Riau RESIDEN RESIDEN YANG YANG MASIH SELESAI MENJALANKAN PROGRAM PERAWATAN
RESIDEN YANG RAWAT JALAN
RESIDEN
RESIDEN YANG MASUK
LAKI-LAKI
197
111
73
15
PEREMPUAN
24
11
8
3
TOTAL
221
122
81
18
Selain melalui balai rehabilitasi, BNN juga menggencarkan program rehabilitasi pecandu, penyalah guna, dan korban penyalahgunaan Narkotika agar melaporkan diri untuk segera direhabilitasi melalui Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL). Pada tahun ini terdapat 7.786 pecandu yang telah melaporkan diri secara sukarela ke IPWL yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 267 pecandu voluntary dan 157 pecandu compulsary melapor ke IPWL yang dimiliki oleh BNN Pusat, dan sebanyak 7.362 pecandu melaporkan diri ke IPWL yang berada di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan.
Sedangkan pecandu atau penyalah guna Narkotika yang pada tahun ini menjalankan program rehabilitasi di tempat rehabilitasi Instansi Pemerintah Non IPWL adalah sebanyak 23.210 orang, dengan perincian 5.377 orang menjalankan program rehabilitasi rawat inap dan 17.833 orang lainnya rehabilitasi rawat jalan. Tidak hanya lembaga rehabilitasi milik instansi pemerintah, pelayanan rehabilitasi juga diberikan oleh lembaga rehabilitasi yang dibangun secara mandiri oleh komponen masyarakat. Dari 196 lembaga rehabilitasi komponen masyarakat yang didukung oleh BNN, pada tahun ini tercatat telah merehabilitasi 13.200 pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika, dengan persentase 90,23% laki-laki dan 9,77% perempuan. Guna memaksimalkan program rehabilitasi, BNN juga memberikan dukungan kepada lembaga rehabilitasi instansi pemerintah melalui peningkatan kemampuan bidang asessmen dan modalitas therapeutic community (TC). Tercatat, sebanyak 527 RSUD mendapatkan dukungan berupa peningkatan kemampuan di bidang asessmen dan 158 (Lapas, Rutan, SPN, Rindam) mendapatkan dukungan peningkatan kemampuan melalui modalitas TC. Tidak hanya dukungan penguatan kelembagaan, BNN juga meningkatkan kemampuan petugas rehabilitasi melalui pelatihan-pelatihan sebagai berikut : 1. Magang yang ditujukan kepada 140 program manager di SPN Rindam dan Lapas. 2. Pelatihan TC kepada 1.119 orang yang terdiri dari instruktur, psikolog, dan petugas administrasi dari 23 Rindam/Pusdik TNI, 29 SPN/Pusdik Polri, dan 70 Lapas. 3. Pelatihan konselor adiksi kepada 425 orang yang merupakan petugas Lapas, personil Rindam, SPN, dan rekrutmen. 4. Pelatihan asessmen kepada 2.240 orang petugas asessmen yang bertugas di PKM, RSUD, SPN, Rindam, Lapas, BNNP, BNNK/Kota, dan Polres yang berada di wilayah Indonesia. Dari data-data tersebut, maka BNN bersama lembaga rehabilitasi instansi pemerintah dan komponen masyarakat yang mendapatkan dukungan dari BNN telah melaksanakan program rehabilitasi kepada 38.427 pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, dalam pelaksanaan rehabilitasi berkesinambungan, BNN juga telah melakukan program pasca rehabilitasi dengan jumlah mantan pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika yang mendapatkan layanan pasca rehabilitasi sejumlah 4.484 orang di tahun 2015.
V. BIDANG HUKUM DAN KERJA SAMA Sesuai dengan tugasnya dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional tentang P4GN serta menjalin kerja sama bilateral dan multilateral, baik regional maupun internasional, guna mencegah dan memberantas Narkotika, pada tahun 2015, BNN melakukan kegiatan bidang hukum dan kerja sama sebagai berikut : A. Hukum Guna mendukung kebijakan nasional terkait penanganan pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika melalui rehabilitasi, BNN melalui Direktorat Hukum melaksanakan kegiatan : 1. Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Narkotika dengan tema “Optimalisasi Peran Tim Asesmen Terpadu (TAT) dalam Proses Hukum Bagi Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi”, di 5 (lima) provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Lampung, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara. Kegiatan ini dilakukan guna menyamakan persepsi dalam memandang pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika, agar tidak lagi dianggap sebagai pelaku kejahatan (kriminal), akan tetapi sebagai orang yang mengidap penyakit kronis sehingga memerlukan perawatan dan pemulihan secara bertahap. Kegiatan yang dihadiri oleh ± 60 orang yang merupakan perwakilan dari Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri, Kanwil Kementerian Hukum dan HAM, Lembaga Pemasyarakatan, Pengadilan Tinggi dan Negeri, serta Kepolisian ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan peran TAT dalam proses hukum tindak pidana Narkotika. 2. Monitoring dan Evaluasi dengan tema “Tingkat Pemahaman Tim Hukum pada Tim Asessmen Terpadu tentang Peraturan Perundang-Undangan dalam Pelaksanaan Rehabilitasi Bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika”, di 6 (enam) provinsi, yaitu Kalimantan Selatan, Bengkulu, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sumatera Selatan, dan Gorontalo. Kegiatan yang di masing-masing provinsi dihadiri oleh ± 23 orang aparat penegak hukum terkait tindak pidana Narkotika ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman tim hukum pada TAT mengenai pelaksanaan rehabilitasi bagi pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika yang bermasalah dengan hukum. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika yang menjalani rehabilitasi khususnya bagi mereka yang terlanjur diproses secara hukum. 3. Rapat Koordinasi dalam rangka Bantuan Hukum Non Litigasi tentang Persamaan Persepsi Aparat Penegak Hukum dalam Rangka Pencapaian Rehabilitasi 100.000 Penyalah Guna Narkotika dan Rapat Koordinasi terkait Permasalahan dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, di 7 (tujuh) provinsi, yaitu DKI Jakarta, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, dan Bali. Tujuan rapat koordinasi ini adalah untuk menyamakan persepsi antara aparat penegak hukum dalam rangka pencapaian rehabilitasi bagi 100.000 pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika, serta untuk menginventarisir masalah dalam implementasi Undang-Undang terkait Narkotika.
4. Rapat Koordinasi Mahkumjakpol dilaksanakan dalam rangka koordinasi dan mencari solusi dari permasalahan yang timbul, khususnya dalam pelaksanaan rehabilitasi bagi pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika. Rapat koordinasi ini telah dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali, yaitu dengan Jampidum, Kejaksaan Agung, Direktorat Narkotika Bareskrim Polri, Direktorat Harmonisasi Kementerian Hukum dan HAM RI, serta Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. 5. Rancangan Peraturan Presiden tentang Optimalisasi Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika. Dalam rangka optimalisasi penanggulangan penyalahgunaan Narkotika diperlukan adanya persamaan persepsi diantara aparat penegak hukum dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran Gelap Narkotika. Oleh karena itu, diperlukan penguatan terhadap fungsi yang saat ini sudah ada seperti penegakan hukum, rehabilitasi, dan pencegahan. Menanggapi hal tersebut, BNN bersama dengan Mahkumjakpol merancang sebuah Peraturan Presiden tentang Optimalisasi Penanganan Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika sebagai payung hukum dengan kekuatan hukum yang lebih mengikat dari Peraturan Bersama tentang hal serupa yang sebelumnya ditandatangani oleh BNN bersama Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, Kepolisian Republik Indonesia, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Sosial pada tahun 2014 lalu. Saat ini, Rancangan Peraturan Presiden yang merupakan salah satu bentuk penanggulangan terhadap kondisi Indonesia yang sudah memasuki kondisi darurat tersebut sedang dalam tahap pengharmonisasisan dengan berbagai instansi terkait. B. Kerja Sama 1. Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) a. Nasional 1) BNN dengan Institut Teknologi Bandung 2) BNN dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri 3) BNN dengan Tentara Nasional Indonesia 4) BNN dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia 5) BNN dengan PT. Garuda Indonesia 6) BNN dengan Media Radio :
Radio Sindo Trijaya FM
Radio RRI
Radio Elshinta
Radio Delta Prambors
7) BNN dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) 8) BNN dengan Yayasan Anak Bangsa (ILMCI) 9) BNN dengan Keluarga Besar Putera/Puteri Polri 10) BNN dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) 11) BNN dengan Universitas Indonesia (UI) 12) BNN dengan RSUD Ciawi 13) BNN dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 14) BNN dengan Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) 15) BNN dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 16) BNN dengan Lemhanas b. Regional dan Internasional 1) BNN dengan Philippines Drugs Enforcement Agency (PDEA) Filipina 2) BNN dengan The Police Force of The Republic of Fiji 2. Pertemuan Regional dan Internasional a. Commission on Narcotics Drugs (CND) ke-58 Sidang tahunan di Wina pada tanggal 9 -17 Maret 2015 yang membahas isu supply, demand, dan international cooperation. CND ke-58 juga telah mengesahkan sebelas resolusi dan dua keputusan. b. International Drug Enforcement Conference (IDEC) ke-32 di Kolombia Pertemuan tahunan para penegak hukum untuk membahas target operasi dan modus operandi peredaran gelap Narkotika di dunia. c. ASEAN Senior Official on Drug Matters (ASOD) ke-36 di Singapura Pertemuan tahunan ASEAN Member States di bidang Narkotika untuk membahas implementasi pertemuan ASOD sebelumnya. d. ASEAN Ministerial Meeting on Drug Matters (AMMD) ke-4 di Malaysia Pertemuan tingkat menteri di negara ASEAN untuk membahas arah kebijakan ASEAN terkait Narkotika. e. Bali Meeting on ASOD Work Plan : Securing ASEAN Community Against Illicit Drugs 2016 – 2025 di Bali Pertemuan ini adalah pertemuan para focal point Narkotika di wilayah ASEAN yang menghasilkan sebuah Draft Work Plan (Rencana Kerja) ASOD 2016 – 2025 di bidang Combating Drug Trafficking, Prevention, and Rehabilitation, yang akan menjadi pedoman negara-negara ASEAN dalam melaksanakan kegiatan P4GN.
Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa pendekatan yang berimbang antara supply reduction dan demand reduction perlu untuk terus dikedepankan guna mendapatkan solusi yang komprehensif dan efektif dalam penanganan peredaran gelap Narkoba. Indonesia juga memberikan penekanan terhadap beberapa isu dalam Bali Draft 2016 – 2025 Work Plan, antara lain pada kelompok Law Enforcement dan mengenai pengaturan isu anti Narkotika pada kebijakan nasional masing-masing negara. Indonesia juga berhasil membawa arah perumusan ASEAN Work Plan 2016 – 2025 untuk lebih berorientasi pada kegiatan-kegiatan nyata dalam tataran bilateral khususnya sharing infromasi dan intelijen untuk mengungkap sindikat peredaran Narkoba internasional di kawasan ASEAN.
VI. REKAPITULASI KEGIATAN BNNP SE-INDONESIA KEGIATAN A.
KETERANGAN
Pencegahan 1. Advokasi Kebijakan P4GN a. b. c. d. e.
Pelajar Mahasiswa Swasta Instansi Pemerintah Masyarakat
2. Sosialisasi Bahaya Narkoba a. b. c. d. e.
Pelajar Mahasiswa Swasta Instansi Pemerintah Masyarakat
3. Pergelaran Seni a. b. c. d. e.
Pelajar Mahasiswa Swasta Instansi Pemerintah Masyarakat
telah dilakukan kepada : 14.415 6.315 6.685 10.802 9.298 telah dilakukan kepada : 336.645 81.930 19.353 32.845 169.952 dengan jumlah audience : 23.610 11.550 9.530 10.522 59.279
4. Focus Group Discussion (FGD) a. b. c. d. e.
Pelajar Mahasiswa Swasta Instansi Pemerintah Masyarakat
32.778 1.696 1.507 2.443 4.315
5. Dialog Interaktif
dengan jumlah tayang :
a. TV Lokal b. Radio
246 kali 20.515 kali
6. Penayangan Iklan a. b. c. d. B.
telah dilakukan kepada :
TV Lokal Radio Media Cetak Media Online
dengan jumlah tayang : 2.733 kali 6.177 kali 13.736 kali 1.724 kali
Pemberdayaan Masyarakat 1. Tes urine a. b. c. d.
Instansi Pemerintah Instansi Swasta Lingkungan Pendidikan Lingkungan Masyarakat
2. FGD (Focus Group Discussion) a. b. c. d. e.
Pelajar Mahasiswa Masyarakat Instansi Pemerintah Instansi Swasta
3. Pemberdayaan Kader a. b. c. d. e.
Pelajar Mahasiswa Instansi Swasta Instansi Pemerintah Masyarakat
4. Pembentukan Satgas a. b. c. d. e.
Pelajar Mahasiswa Instansi Swasta Instansi Pemerintah Masyarakat
telah dilakukan kepada : 35.642 25.178 35.684 14.672 telah dilakukan kepada : 8.326 1.506 10.611 2.106 1.091 telah memberdayakan : 2.178 1.000 1.441 434 1.899 telah membentuk : 8.390 1.436 1.343 2.349 5.026
5. Pemberdayaan Satgas a. b. c. d. e. C.
Pelajar Mahasiswa Instansi Swasta Instansi Pemerintah Masyarakat
telah memberdayakan : 7.951 878 2.546 2.035 7.275
Rehabilitasi 1. Klinik Pratama a. Residen Masuk b. Residen yang Selesai Program c. Residen yang Masih Menjalankan Perawatan d. Residen Rawat Jalan 2. IPWL Jumlah Pecandu yang Melaporkan diri ke IPWL 3. Compulsary Jumlah Pecandu yang melalui proses hukum
jumlah residen : 18.192 4.613 5.854 10.561 jumlah pecandu : 9.469 jumlah pecandu : 1.374
4. Capaian Target Gerakan Nasional Rehabilitasi 100.000 Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika
540.446 pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika
5. Penjangkauan Penyalah Guna Narkotika
15.732 pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika telah dijangkau untuk melakukan rehabilitasi
6. Pasca Rehabilitasi
4.484 atau sekitar 40,57% mantan pecandu dan korban penyalahgunaan Narkotika telah mengikuti program layanan Pascarehabilitasi di BNNP, Bapas, dan Rumah Dampingan
VII. KEGIATAN PENDUKUNG LAINNYA A. Laboratorium Uji Narkoba Sampai dengan 30 November 2015, Balai Laboratorium Narkoba BNN telah menerima sebanyak 17.877 sample untuk dilakukan tes uji Narkoba dengan hasil 17.197 sample positif Narkotika, 42 sample positif Psikotropika, 25 sample positif Prekursor, 46 sample positif tergolong ke dalam kelompok New Psychoactive Substances (NPS) dan 567 sample lainnya negatif (bukan golongan Narkotika, Psikotropika, dan zat adiktif lainnya). B. Pelayanan Masyarakat Sebagai wadah komunikasi dan pelayanan informasi dengan masyarakat, BNN membuka layanan Suara Masyarakat yang dapat diakses melalui website www.bnn.go.id serta layanan Call Center dan SMS Center. Pada tahun 2015, BNN telah menerima dan melayani 1.682 pertanyaan/kritik/saran dari masyarakat melalui layanan Suara Masyarakat, 1.948 telepon melalui layanan Call Center, dan 3.633 pesan yang diterima melalui SMS Center, dengan perincian sebagai berikut : 1. Suara Masyarakat JENIS INFORMASI Organisasi BNN
JUMLAH INFORMASI YANG MASUK TAHUN 2015 151
Rekrutmen
1.013
Rehabilitasi
283
Pemberantasan
142
Informasi Lain
93
2. Call Center dan SMS Center JENIS INFORMASI
JUMLAH INFORMASI YANG MASUK TAHUN 2015
Pencegahan
151
Rehabilitasi
623
Pemberantasan
2.100
Humas
47
Data dan Informasi
58
Informasi Umum
2.696
Dumas Ittama
16
C. Data Instansi Terkait Dalam penanganan permasalahan Narkotika, BNN membutuhkan bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Berikut ini data terkait penegakan hukum tindak pidana Narkotika yang dilakukan oleh Polri, Bea dan Cukai, serta Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM. 1. Bareskrim Polri a. Data Kasus dan Tersangka
Jumlah Kasus
Jumlah TSK
Jumlah Tersangka Berdasarkan Jenis Kelamin L
TP Narkotika
23.824
31.683
Psikotropika
752
842
Baya
8.406
8.866
P
39.422 3.478
Psikoaktif Baru
1
1
ObatObatan
1.313
1.508
JUMLAH
34.296
42.900
Sumber : Direktorat Tindak Pidana Narkotika – Bareskrim Polri
Jumlah Tersangka Berdasarkan Kewarganegaraan WNI
WNA
42.797
103
b. Data Barang Bukti Sitaan Narkotika dan Psikotropika Narkotika
Psikotropika
23.211.355,6 Gr Ganja
441.803 Tablet Benzodiazepin (Gol. III)
98.813 batang Pohon Ganja
6.162 Tablet Barbiturat (Gol. IV)
163,5 Ha Ladang Ganja 83 Butir + 6,28 Gr Biji Ganja 1.260,44 Gr Heroin 10,54 Gr Kokain
1.509.634,5 Tablet + 2,6 Gr + 15.947 Tube + 65 amp + 71 Botol +10 Kg Serbuk Putih (Daftar G)
184,68 Gr Hashish 1.072.328,75 Tablet + 4.117,46 Gr Ekstasi 2.360.829,58 Gr Sabu Sumber : Direktorat Tindak Pidana Narkotika – Bareskrim Polri
2. Bea dan Cukai Berikut ini merupakan data tegahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai : JUMLAH Jumlah Kasus
Jumlah Kasus Berdasarkan Transportasi
Jumlah Tersangka Jumlah Tersangka Berdasarkan Jenis Kelamin
149 Kasus Transportasi Udara
: 40 Kasus
Transportasi Laut
: 54 Kasus
Transportasi Darat
: 3 Kasus
PJT/POS
: 51 Kasus
Kargo
: 1 Kasus 103 Tersangka L : 86
P : 17
Jumlah Tersangka Berdasarkan Kewarganegaraan
Indonesia
: 63 Tersangka
Asia
: 33 Tersangka
Afrika
: 3 Tersangka
Lain-Lain
: 4 Tersangka
Jumlah Barang Bukti yang Disita dalam Rupiah
Rp 728.281.530.500,-
Jumlah Barang Bukti yang Disita dalam Gram
695.661,36 Gr
Jumlah Barang Bukti Berdasarkan Jenis
Narkotika
: 595.661,36 Gr
Prekursor
:
100.000 Gr
Sumber : Sub Direktorat Narkotika Direktorat P2 – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Jakarta, 23 Desember 2015
Paraf : 1. 2. 3. 4. 5.
KSB Humas Kabag Humas & Dok Kabag TU Karo Umum Sestama
: …….. : …….. : vide draft : vide draft : ……..
Kepala Badan Narkotika Nasional
Drs. Budi Waseso