KATA PENGANTAR
! " #
$% &'(
"# $)
$ *+ "+)
Syukur al hamdulillah Penulis panjatkan kehadhirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga tulisan yang diberi judul“
Pengenalan Dasar-Dasar Ilmu Palak” dapat disempurnakan kembali dan disajikan untuk menjadi bahan bacaan bagi Pengunjung Websit Pengadilan Agama Bengkalis, khususnya pecinta Ilmu Palak. Pengenalan Dasar-Dasar Ilmu Palak yang disajikan ini, dahulunya sebagai diktat pada
Mata Kuliyah ILMU FALAK II, sewaktu memberikan materi
perkuliyahan
di
Fakultas
Syari’ah
Sekolah
Tinggi
Agama
Islam
(STAI)
Auliyaurrasyidin di Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2005. Berbicara tentang Ilmu Palak, berarti berbicara tentang hitung-menghitung, karena itu sebagian orang ada yang mengatakan ilmu ini, “Ilmu Sakit Kepala”. akibatnya ilmu ini kurang diminati. Padahal pada zaman kejayaan Islam, ilmu ini mempunyai peranan yang sangat penting, karena mengkaji tentang seluruh apa yang ada di alam dan di luar angkasa, bukan sebatas masalah ibadah. Sebenarnya kalau kita kaji masalah ibadah hanya sekitar 10%.. “Khazanah keislaman yang paling berharga, termarjinalkan sekarang” ..itulah Ilmu Falak. Pada diktat ini, Penulis telah berusaha mengkodifikasi dari beberapa judul buku yang berkaitan dengan Ilmu Falak, memaparkan dengan kalimat yang sangat sederhana, mudah untuk dimengerti dan dipahami, serta memperkenalkan sistem penekanan beberapa jenis calcolator. Penulis
menyadari, diktat ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
kesempurnaan itulah, masukan, koreksi dan saran yang diharapkan. Akhirnya, semoga sajian diktat ini
akan memotifasi pembaca
menumbuhkan rasa cinta dan suka terhadap “Ilmu Falak” Amin. Bengkalis, 26 September 2011 Penulis, ttd. Mukti Ali Djalil, S.Ag., MH. 1
untuk
DAFTAR ISI (PENGENALAN DASAR-DASARA ILMU PALAK) 1. Pengertian dan Istilah-istilah Penting dalam Ilmu Falak. 2. Gerakan Harian /Deklinasi Matahari dalam Satu Tahun. 3. Sudut Waktu dengan Sistem Koordinat Giografis. 4. Mencari Sudut Waktu lama Siang dan Malam. 5. Hisab dan Rukyat. a. Hisab Arah Kiblat. b. Hisab Awal Waktu Sholat ( Shubuh, Syuruq, Imsyak, Zhuhur, Ashar, Maghrib). .
c. Hisab Awal Bulan. 1) Penanggalan dengan Sistem Masehi 2) Penanggalan dengan Sistem Hijriyah d. Hisab Posisi Matahari dan Bulan saat Ijtima’.
6. Permasalahan-Permasalahan dalam Hisab Rukyat. 7. Daftar Lintang dan Bujur Daerah dalam Wilayah Provinsi Riau. 8. Daftar Lintang dan Bujur Daerah dalam Wilayah Kab. Indragiri Hilir. 9. Pengenalan Sistem Penekanan beberapa Jenis Calcolator. 10. Daftar Deklinasi Matahari. 11. Equation of Time Matahari.
1. Pengertian dan istilah-istilah Penting dalam Ilmu Falak. a. Pengertian Ilmu Falak. Ilmu Falak adalah bagian dari ilmu astronomi terapan yang mempelajari dan membahas awal bulan, waktu-waktu ibadah, arah kiblat, hari besar Islam dengan menghitung posisi matahari dan bulan pada bola langit. Ilmu Falak dikenal dengan istilah
ilmu hisab, karena kajian yang paling
menonjol dalam ilmu tersebut yang akan dipelajari oleh umat Islam hal-hal yang berkaitan dengan praktek ibadah adalah dilakukan dengan hitung menghitung. Ilmu hisab dalam bahasa Inggris disebut Arithmetic, suatu
ilmu pengetahuan yang
membahas tentang seluk beluk perhitungan. b. Istilah-Istilah Penting dalam Ilmu Falak. 1) Bola langit, adalah gambaran sebuah lingkaran besar yang berbentuk sebuah bola dan berpusat dibumi. 2) Zenith, adalah titik potong antara perpanjangan disuatu tempat dengan bola langit bagian atas. (terjadi pada siang hari).
2
3) Nadir, adalah titik potong bagian bawah (terjadi pada malam hari). Sedangkan garis yang menghubungkan titik Zenith dan titik Zadir dinamakan garis Vertikal. 4) Lingkaran Vertikal, adalah lingkaran yang melalui titik Zenit dan titik Nadir, dan dapat dibuat sebanyak-banyaknya. 5) Lingkaran Meredian, adalah lingkaran yang membelah bola langit menjadi dua bagian, yaitu bujur timur dan bujur barat. Lingkaran ini membentang dari utara keselatan melalui titik barat dan timur. 6) Lingkaran Horizon, adalah lingkaran yang membelah bola langit menjadi dua bagian, yaitu bagian yang diatas horizon (ufuq) dinamakan busur siang, karena dilintasi matahari. Dan bagian yang dibawah horizon (ufuq) dinamakan busur malam, karena tidak mendapat sinar matahari. 7) Equator (Khatulistiwa), adalah garis (lingkaran) yang membelah bola langit menjadi dua bagian, yaitu bagian sebelah utara dinamakan lintang utara dan bagian sebelah selatan dinamakan lintang selatan
2. Gerakan Harian /Deklinasi Matahari dalam Satu Tahun. Setiap hari kita melihat matahari terbit dikaki langit sebelah timur dan terus bergerak naik. Setelah mencapai
titik kulminasi pada titik tertinggi (titik zenith)
kemudian bergerak turun dan pada akhirnya terbenam dikaki langit sebelah barat. Demikian perjalanan matahari
yang kita lihat setiap hari. Benarkah demikian ?.
jawabannya, tidak benar. (yang benar adalah bumi bergerak mengitari matahari, dan bulan bergerak mengitari bumi). Deklinasi ialah jarak suatu benda langit (matahari) ke equator bumi diukur melalui lingkaran waktu dan disebut lingkaran Deklinasi, dihitung dengan derajat, aksen, dan dapat dipindahkan menjadi jam, menit dan detik. Deklinasi yang terletak di sebelah utara equator bumi dikatakan positif diberi tanda (+), dan Deklinasi yang terletak disebelah selatan equator bumi dikatakan negatif diberi tanda (-). Deklinasi matahari senantiasa berubah-ubah selama satu tahun, tetapi pada bulan dan tanggal tertentu, bilangan Deklinasi matahari itu sama. Mulai tanggal 21 Maret sampai tanggal 23 September Deklinasi matahari berada disebelah utara equator bumi. Mulai tanggal 23 September sampai tanggal 21 Maret Deklinasi matahari berada disebelah selatan equator bumi. Dengan demikian selama satu tahun hanya pada tanggal 21 Maret
dan 23 September Deklinasi matahari
berada di equator bumi (garis khatulistiwa 0 derajat). Perjalanan matahari kearah utara selama 6 bulan, mulai tanggal 21 Maret sampai tanggal 22 Juni perjalanan matahari selama 3 bulan sejauh 23º 30’ dari tanggal 22 Juni sampai tanggal 23 September perjalanan matahari selama 3 bulan kembali menyusut ke eqoatur bumi 0º . Kemudian perjalanan matahari kearah selatan selama 6 bulan, mulai tanggal 23 September sampai tanggal 22 Desember 3
perjalan matahari selama 3 bulan sejauh 23º 30’ dari tanggal 22 Desember sampai tanggal 21 Maret perjalanan matahari selama 3 bulan kembali menyusut ke eqoatur bumi 0º. Untuk lebih jelas lihat ,tabel dibawah ini; Tanggal
Bulan
Deklinasi
Tanggal
Bulan
22
Desember
- 23º 30’
22
Desember
21
Januari
- 20º
22
November
08
Pebruari
- 15º
03
November
23
Pebruari
- 10º
20
Oktober
08
Maret
- 05º
06
Oktober
21
Maret
00º
23
September
04
April
+ 05º
10
September
16
April
+ 10º
28
Agustus
01
Mei
+ 15º
12
Agustus
23
Mei
+ 20º
20
Juli
22
Juni
+ 23º 30’
21
Juni
3. Sudut Waktu dengan Sistem Koordinat Geografis. Sudut waktu dikatakan positif (+) , bila benda langit berkedudukan dibelahan langit sebelah barat, dan dikatakan negatif (-), bila benda langit
berkedudukan
dibelahan langit sebelah timur. Lingkaran dasarnya
equator bumi (garis khatulistiwa), yakni diukur dari
equator ke arah kutub utara bumi untuk lintang (-) positif disebut (LU), dan ke arah kutub selatan bumi untuk lintang (-) negatif disebut (LS), yakni: - = 0º
untuk equator bumi (garis khatulistiwa)
- = + 23º 30’
untuk Garis Balik Utara
- = + 90º
untuk Kutub Utara
- = 0º
untuk equator bumi (garis khatulistiwa)
- = - 23º 30’
untuk Garis Balik Selatan
- = - 90º
untuk Kutub Selatan
Adapun titik awal penelusuran sudut waktu adalah 0º : bujur : Waktu GMT (Greenwich) berpusat di London (Inggris), dihitung kearah timur untuk bujur timur (BT) diberi tanda (-) dan kearah barat untuk bujur barat (BB) diberi tanda (+) dengan rentang . = 0º s/d 180º BB dan 0º s/d 180º BT. Dengan demikian jumlah derajat sudut waktu ( 360º ) dapat dipindahkan menjadi jam, menit dan detik, yakni : 360º
= 24 jam
1 º = 60’
15º
=
1 jam
15’ = 1 menit
1º
=
4 menit
1’ = 4 detik 4
4. Mencari Sudut Waktu Lama Siang dan Malam. Perubahan Deklinasi matahari menyebabkan lama siang dan malam di bumi tidak sama. Artinya, pada daerah tertentu dan bulan tertentu bisa jadi siang lebih panjang dari malam , dan begitu pula sebaliknya. Apabila posisi matahari di equator bumi ( 0º khatulistiwa, tanggal 21 Maret dan 23 September) maka untuk semua daerah dipermukaan bumi , siang dan malam akan sama panjangnya. Apabila lintang daerah yang tepat terletak di equator bumi (0º khatulistiwa), maka sepanjang tahun daerah tersebut, siang dan malam akan sama panjangnya.yaitu masing-masing 12 jam. Apabila lintang dan Deklinasi sama-sama utara dan selatan, maka siang lebih panjang dari malam, apabila lintang dan diklenasi berbeda umumnya, lintang utara dan Diklenasi selatan atau sebaliknya, maka malam lebih panjang dari pada siang, atau sebaliknya. Apabila daerah yang terletak
diatas 75º lintang utara atau
selatan dan
diklenasi sebesar 23º 30’ serta terletak sama-sama utara atau selatan , maka daerah tersebut adakalanya siang 24 jam atau malam hanya 2 jam atau sebaliknya. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari lama waktu siang dan malam sebagi berikut : Cos t
= - tgd . tg p
Keterangan : to = setengah bujur siang d = Deklinasi matahari p = lintang tempat Contoh Penggunaan : a. Pada tanggal 1 Januari di Pos Observasi Bulan Pelabuhan Ratu Jakarta. d = - 23º. p = - 7º 1’ 44.6” Cost to = - tg d x tg p
(Casio fx-82 TL, Casio fx 4200 P )
= - tg (-23º ) x tg (-7º 1’ 44.6”) = - (-0,42447) x (-0,12329935) Cost to = - 0,0523374703 (Casio fx-82 TL) tekan SHIFT, Cos, SHIFT, º’”, = º’”.hasil atau (Casio fx-4200P) tekan SHIFT, Cos, Ans, EXE, SHIFT º’”, .hasil 93º 0’ 0.31” to = 93 º 0’ 0.31” = 93 º (dibulatkan) 2to = 93º x 2 = 186 º : 15 = 12 j 24 m (dibulatkan). Cost to = - tg d x tg p ( Casio fx-991, 250, 570A, 580 , 550, ) = 23º +/- tg x 7º 1’ 44.6” +/- tg 5
= - (-0,42447) x (-0,12329935) Cost to = -0,05233747037 (tekan SHIFT/ INV, Cos, SHIFT/INV, º’”, .hasil to = 93 º 0’ 0.31” = 93º (dibulatkan) 2to = 93º x 2 = 186 º : 15 = 12 j 24 m (dibulatkan). Kesimpulan : Lama siang di Pos Observasi pada tanggal 1 Januari
= 12j 24 m
Lama Malam
= 11j 36 m
b. Pada tanggal 1 Januari di Kec. Kateman Kab. Indragiri Hilir d = - 23º . p = 00º 18’ Cost to = - tg d x tg p
(Casio fx-82 TL, Casio fx 4200 P )
= -tg( -23º) x tg 00º 18 = - (-0,42447) x 5.236035606 Cost to = 2,222565251Casio fx-82 TL) tekan SHIFT, Cos, SHIFT, º’”, = º’”.hasil atau (Casio fx-4200P) tekan SHIFT, Cos, Ans, EXE, SHIFT º’”, .hasil 89º 52’ 21.56” to = 89 º 52’ 21.56” = 89 º 52’ (dibulatkan) 2to = 89º 52’ x 2 = 179 º 44’ : 15 = 11j 59m (dibulatkan). Cost to = - tg d x tg p ( Casio fx-991, 250, 550, 570 A, 580, ) = 23º +/- tg +/- x 00º 18’ tg = - (-0,42447) x 5.236035606 Cost to = 2,222565251 (tekan SHIFT/ INV, Cos, SHIFT/INV, º’”, .hasil to = 89 º 52’ 21.56” = 89º 52’ (dibulatkan) 2to = 89º 52’ x 2 = 179 º 44’ : 15 = 11j 59m (dibulatkan). Kesimpulan : Lama siang di Kec. Kateman pada tanggal 1 Januari
= 11j 59 m
Lama Malam
= 12j 01 m
5. Hisab dan Rukyat. Hisab yang dimaksud dalam uraian ini adalah perhitungan gerakan bendabenda langit untuk mengetahui kedudukannya pada suatu saat yang dinginkan yang dikhususkan penggunaannya pada hisab arah kiblat, awal waktu shalat, hisab awal bulan maupun hisab gerhana matahari dan bulan. Rukyat berarti melihat dengan mata atau melihat dengan akal akan tetapi rukyat dalam pembicaraan ini dimaksudkan untuk melihat dengan mata. Rukyat yang dimaksud dalam uraian ini adalah suatu kegiatan melihat dan memperhatikan hilal dibagian langit sebelah barat pada akhir bulan/menjelang bulan baru. Kegiatan ini 6
dilakukan untuk
mengobservasi
perlulah dilokalisir
hilal, karenanya sebelum ruk’yah dilakukan,
kedudukan hilal tersebut menurut perhitungan
cermat untuk
menentukan berapa tinggi hilal, berapa azimutnya dan lain sebagainya (sebagaimana hisab posisi matahari dan bulan pada saat ijtima’ pada uraian berikutnya). a. Hisab Arah Kiblat Hisab arah kiblat adalah suatu kegiatan perhitungan yang ditujukan untuk mengetahui arah kiblat suatu daerah (tempat ) dalam rangkaian pelaksanaan ibadah dengan menggunakan rumus-rumus yang telah ditentukan. Kiblat menurut bahasa adalah arah, jihad, syathrah, yang dimaksud adalah ka’bah. Menurut Istilah Ulama Fiqh Kiblat adalah arah ka’bah atau wujudul ka’bah, orang yang berada dekat ka’bah wajib menghadap ain ka’bah, dan orang yang berada jauh dari ka’bah (tidak melihat), maka mereka berjihad menghadap kearah kiblat. Kegunaan arah kiblat adalah untuk menentukan Mihrab Masjid, Mushalla/ Surau, menentukan arah kiblat shalat di lapangan, menggali kuburan, membuat WC, menentukan arah kiblat kamar hotel/penginapan dan memotong hewan. Menghadap kiblat pada waktu shalat hukumnya wajib, memotong hewan
dan membangun tempat
dan menggali kuburan
ibadah
hukumnya sunat,
membelakangi atau menghadap kiblat ketika buang air hukumnya makruh. Ada Tiga Cara Menentukan Arah Kiblat: 1) Berpedoman Kepada Arah Matahari Terbenam Negara atau daerah yang terletak disebelah timur ka’bah, arah kiblatnya ke barat. Negara atau daerah yang terletak disebelah barat ka’bah, arah kiblatnya ke timur. Negara atau daerah yang terletak disebelah utara ka’bah, arah kiblatnya ke selatan. Negara
atau
daerah
yang terletak
disebelah selatan ka’bah, arah
kiblatnya ke utara. Negara Indonesia terletak disebelah timur ka’bah, menetapkan arah kiblat ke barat berpedoman kepada matahari terbenam. Penentuan arah kiblat berdasarkan matahari terbenam tidak (akurat) tepat, karena matahari terbenam selalu berubahrubah. Perubahan itu mencapai 23º 30’ dari titik barat ke utara atau ke selatan. Apabila diukur dari titik utara ke selatan, besar perubahannya mencapai 47º. Oleh sebab itu matahari terbenam tidak bisa dijadikan pedoman dalam penentuan arah kiblat. 2) Berpedoman Kepada Bayangan Matahari. Secara astronomis dalam satu tahun ada dua kali bayangan matahari tepat melintasi ka’bah. Peristiwa itu terjadi diperkirakan pad tanggal 27 atau 28 Mei pada saat matahari menuju ke utara dan pada tanggal 15 atau 16 Juli pada saat matahari 7
menuju ke selatan. Bayangan matahari
pada tanggal tersebut
dapat dijadikan
pedoman menetapkan arah kiblat untuk daerah yang berada jauh dari Mekkah. Pengukuran bayangan matahari pada tanggal tersebut dilakukan setelah matahari di Mekkah tergelincir. Penentuan waktu pengukuran disesuaikan waktu Mekah dengan waktu daerah. Contoh perbedaan waktu Mekkah dengan Indonesia 4 jam 20 menit 40 detik, karena Indonesia terletak disebelah timur Mekkah, maka siang lebih cepat Indonesia dari Mekkah. Kalau matahari tergelincir di Mekkah pukul 12.00 ditambah dengan beda waktu Indonesia 4j 20m 40d, berarti di Indonesia pukul 16j 20m 40d. jadi pengukuran di Indonesia dapat dilakukan pukul 16j 20m 40d. pada waktu di Mekkah matahari baru tergelincir. Untuk kota Pekanbaru dapat dilakukan pengukuran pada pukul 16j 06m 32d. Untuk kota Tembilahan dapat dilakukan pengukuran
pada pukul 16j 13m 20d.
Untuk kota Bengkalis dapat dilakukan
pengukuran pada pukul pukul 16j 09m 12d. Untuk kota Siak Sri Indrapura dapat dilakukan pada pukul 16j 08m 56d. Pengukuran arah kiblat berdasarkan kepada bayangan matahari tanggal 27 atau 28 mei dan tanggal 15 atau 16 Juli menurut penelitian astronomi dipandang sangat akurat hasilnya, dan mudah pekerjaannya, serta tidak memerlukan peralatan dan biaya. 2) Berpedoman Kepada Perhitungan. Untuk menghitung arah kiblat diperlukan peralatan dan data sebagai beriukut: a) Peralatan: - Kalkulator. - Daftar Logaritma (desimal). - Rul Busur. - Kompas. b) Data yang diperlukan: - Lintang Daerah (LU/LS) (maksudnya daerah yang akan dihisab) - Bujur Daerah ( (BT/BB) (daerah yang akan dihisab) - Lintang Ka’bah (Mekkah)
= 21º 25’ LU
- Bujur Ka’bah (Mekkah)
= 39º 50’ BT
Ada dua rumus yang bisa digunakan : Rumus I : Rumus II :
Cotg B = Cotg b . Sin a - Cos a . Cotg C Sin C Tg ½ (A+B) = Cos ½ (a-b) . Cotg ½ C Cos ½ (a+b) Tg ½ (A- B) = Sin ½ (a-b) . Cotg ½ C Sin ½ (a+b) B = ½ (A+b) – ½ (A-B) 8
Keterangan: a. Rumus-rumus tersebut diatas adalah untuk mencari arah kiblat dari suatu tempat dipermukaan bumi yang diketahui LINTANG dan BUJUR tempatnya. b. B. = Arah kiblat suatu tempat Yaitu sudut antara arah ka’bah dan arah ke Titik Kutub Utara. a = 90º - lintang tempat. b = 90º - lintang Ka’bah C = Selisih antara bujur Ka’bah dengan bujur tempat yang akan dicari Arah kiblatnya. Contoh Penggunaan : 1) Mencari Arah Kiblat Kota Tembilahan. ( Litang Tempat = -00º 18’ LS. Bujur Tempat = 103º 10’ BT) a = 90º – (-00º 18’)
= 90º 18’
b = 90º –
= 68º 35’ ( rumus tetap)
21º 25’
C = 103º 10’ – 39º 50’ = 63º 20’ Rumus I : Cotg B = Cotg b . Sin a - Cos a . Cotg C Sin C = Cotg 68º 35’ . sin 90º 18’ - Cos 90º 18’ . Cotg 63º 20’ Sin 63º 20’ = 0.3922313164 x 0.9999862922 – (-0.00525963831) x( 0.5022188761) 0.8936326403 = 0.4389118326 – (-0.002641489641) Cotg B = 0.4415533222 = 66º 10’ 33. 55” Kesimpulan : Arah Kiblat untuk kota Tembilahan adalah : 66º 11’ (dibulatkan) dari titik Utara kearah Barat atau 23º 49’ dari titik Barat kearah Utara (Catatan: menentukan sin, cos, tg, tertulis dalam Casio –3 contoh : Cos 90º 18’ hasil –5.235963831 maka dirubah menjadi -0.005235963831 . jika nilainya plus contoh Cos 89º 26 hasil 9.890037859 maka dirubah menjadi 0.009890037859). untuk Casio fx, 250, 550, 570, 580, 991 tekan dulu angka baru sin/cos/ tan: Contoh 90º 18’ Cos hasil –5.235963831) Rumus II :
Tg ½ (A+B) = Cos ½ (a-b) . Cotg ½ C Cos ½ (a+b) Tg ½ (A -B) = Sin ½ (a-b) . Cotg ½ C Sin ½ (a+b) B = ½ (A+b) – ½ (A-B)
a = 90º – ( - 00º 18’)
= 90º 18’
b = 90º – (+ 21º 25’)
= 68º 35’ ( rumus tetap)
c = 103º 10’ – 39º 50’ = 63º 20’ a = 90º 18’ b = 68º 35’ 21º 43’ a = 21º 43’ : ½ = 10º 51’ b = 158º 53’ : ½ = 79º 26’
a = 90º 18’ b = 68º 35’ + 158º 53’
9
C = 63º 20’ : ½ = 31º 40’ ( Cotg) x Cotg 31º 40’ Cos 10º 51’ Cos 79º 26’ 0.9821233557 x 1.621246936 0.1833794709 5.355688676 x 1.621246936 = 8.682893856 tg ½ (A+B) = 8.682893856 = 83º 25’ 48. 89” = 83º 26’ (dibulatkan) Sin 10º 51’ x Cotg 31º 40’ Sin 79º 26’ 0.18823884505 x 1.621246936 0.9830422014 0.1914860265 x 1.621246935 = 0.3104461336 tg ½ (A-B) = 0.3104461336 = 17º 14’ 48. 31” = 17º 15’ (dibulatkan) B = 83 º 26’ - 17º 15’ = 66º 11’ Kesimpulan : Arah Kiblat untuk kota Tembilahan adalah : 66º 11’ (dibulatkan) dari titik Utara kearah Barat atau 23º 49’ dari titik Barat kearah Utara U Mekkah Arah Kiblat, 66º 11’ (U-B) 23º 49’ (B-U) B
Tembilahan
S
2) Mencari Arah Kiblat Kecamatan Selat Panjang. ( Litang Tempat = 01º 01’ LU. Bujur Tempat = 102º 42’ BT) a = 90º – 01º 01’
= 88º 59’
b = 90º – 21º 25’
= 68º 35’ ( rumus tetap)
C = 102º 42’ – 39º 50’ = 62º 52’ Rumus I : Cotg B = Cotg b . Sin a - Cos a . Cotg C Sin C = Cotg 68º 35’. sin 88º 59’ - Cos 88º 59’ . Cotg 62º 52’ Sin 62º 52’ = 0.3922313164 x 0.9998425762 – 0.0177432496 x 0.5124601944 0.8899476287 = 0.4406658967 – 0.009092709139 Cotg B = 0.4315731876 = 66º 39’ 22.56”
10
T
Kesimpulan : Arah Kiblat untuk Kecamatan Selat Panjang adalah : 66º 39’ (dibulatkan) dari titik Utara kearah Barat atau 23º 21’ dari titik Barat kearah Utara (Catatan: menentukan sin, cos, tg, tertulis dalam Casio –3 contoh : Cos 90º 18’ hasil –5.235963831 maka dirubah menjadi -0.005235963831 . jika nilainya plus contoh Cos 89º 26 hasil 9.890037859 maka dirubah menjadi 0.009890037859). untuk Casio fx, 250, 550, 570, 580, 991 tekan dulu angka baru sin/cos/ tan: Contoh 90º 18’ Cos hasil –5.235963831) Tg ½ (A+B) = Cos ½ (a-b) Cotg ½ C Cos ½ (a+b)
Rumus II :
Tg ½ (A -B) = Sin ½ (a-b) Cotg ½ C Sin ½ (a+b) B = ½ (A+b) – ½ (A-B) a = 90º –
01º 01’
= 88º 59’
b = 90º –
21º 25’
= 68º 35’ ( rumus tetap)
c = 102º 42’ – 39º 50’ = 62º 52’ a = 88º 59’ b = 68º 35’ 20º 24’ a = 20º 24’ : ½ = 10º 12’ b = 157º 34’ : ½ = 78º 47’ C= 62º 52’ : ½ = 31º 26’ ( Cotg)
a = 88º 59’ b = 68º 35’ + 157º 34’
Cos 10º 12’ x Cotg 31º 26’ Cos 78º 47’ 0.984195608 x 1.636121821 0.1945196913 5.059619422 x 1.636121821 = 8.278153742 tg ½ (A+B) = 8.278153742 = 83º 06’ 43.39” = 83º 07’ (dibulatkan) Sin 10º 12’ Sin 78º 47’ 0.1770847403 0.9808986134 0.1805331743
x Cotg 31º 26’ x 1.636121821 x 1.636121821 = 0.2953742659
tg ½ (A-B) = 0.2953742659 = 16º 27’ 20.82” B = 83º 06’ 43.39” - 16º 27’ 20.82” = 66º 39’ 22.56” = 66 º 39’ (dibulatkan) Kesimpulan : Arah Kiblat untuk kota Selat Panjang adalah : 66º 39’ (dibulatkan) dari titik Utara kearah Barat atau 23º 21’ dari titik Barat ke arah Utara U Mekkah Arah Kiblat, 66º 39’ (U-B) 23º 21’ (B-U) B
Slt. Panjang S 11
T
b. Hisab Awal Waktu Sholat. Hisab awal waktu shalat adalah suatu kegiatan perhitungan yang ditujukan untuk mengetahui
kedudukan matahari
pada awal-awal waktu sholat ( Shubuh,
Imsyak, Syuruq, Zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’) dengan menggunakan kesatuan awal waktu tersebut. Untuk mengetahui perhitungan awal waktu shalat tersebut, maka yang harus kita ketahui terlebih dahulu sudut waktu matahari (t) dengan rumus yang digunakan ; Cos t = - tg p . tg d + sin h : cos p : cos d Keterangan: a. t = Sudut Waktu d = Diklenasi Matahari p = Lintang Tempat h = inggi Matahari b. Tinggi Matahari (hº) ditentukan sebagai berikut : - Waktu Subuh = - 20º - Waktu Syuruq = - 01º - Waktu Dhuha = 12º - Waktu Zhuhur tidak diperlukan, karena matahari persis berada pada meredian langit t = 0º - Waktu Ashar = dihitung dengan Rumus Cotg h = tg / p – d / + 1 (tanda / .. / adalah tanda Mutlak (Absolut), artinya tanda plus (+) atau minus (-) pada angka-angka pada diantara tanda /… /diabaikan atau dianggap tidak ada) - Waktu Maghrib = - 1º - Waktu Isya = - 18º Untuk menghitung awal waktu shalat tersebut, rumus yang digunakan adalah: Waktu shalat Shubuh
= 12 – e – t + Kwd + i
Waktu Syuruq
= 12 – e – t + Kwd + i
Waktu Shalat Zhuhur
= 12 – e + Kwd + i
Waktu shalat Ashar
= 12 – e + t + Kwd + i
Waktu shalat Magrib
= 12 – e + t + Kwd + i
Waktu shalat Isya’
= 12 – e + t + Kwd + i
Keterangan : 12 e
= Nilai Titik Kulminasi Matahari = Equation of time, dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai pranata waktu, yaitu selisih antara waktu kulminasi Matahari Hakiki dengan waktu kulminasi Matahari Rata-Rata. t = Sudut Waktu Matahari ( hasil sudut waktu matahari : 15) disingkat t /15 Kwd = Koreksi Waktu Daerah adalah (Bujur Daerah – Bujur Tempat) Untuk wilayah Indonesia dapat diketahui bujur daerahnya sebagai berikut: 1. Bujur Daerah Waktu Indonesia Barat = 105º BT 2. Bujur Daerah Waktu Indonesia Tengah = 120º BT 3. Bujur Daerah Waktu Indonesia Timur = 135º BT i
= Ihtiyati adalah mengamanan, agar supaya daerah bagian barat kota tidak mendahului awal waktu atau daerah bagian timur kota tidak melampaui batas 12
akhir waktu dengan menambah 1 s/d 2 menit kepada hasil perhitungan akhir waktu berarti daerah sepanjang sekitar 25 sampai 50 km, ke arah Timur/Barat dari pusat kota sudah dapat menggunakan hasil perhitungan tersebut. Contoh Penggunaan : Menghitung Awal Waktu Sholat
pada tanggal
1 Januari 2004 untuk kota
Tembilahan? 1. Awal waktu sholat SHUBUH a. Data diketahui Lintang tempat (p) Tembilahan
=
-0° 18’ LS
Bujur Tempat Tembilahan
= 103° 10’ BT
Koreksi Waktu Daerah (Kwd)
= 105° - 103° 10’: 15 = 0° 7’ 20”
Deklinasi Matahari (d)
= - 23º 01’
Eq. Of time
= - 0º 03’ 18”
b. Rumus yang digunakan Sudut Waktu : Cos t = -tan p. tan d + Sin h : Cos p : Cos d Awal Waktu Subuh : 12 – e – t + Kwd + I hº = - 20º c. Prosedur dan hasil hitungan sebagai berikut : 1). Mencari sudut Waktu Matahari ( masukan kerumus ini) Cos t = - tan p . tan d + sin h : cos p : cos d Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P Cos t = - tan(- 0°18’) x tan -23° 01’ + sin –20° : cos - 0°18’ : cos - 23° 01’ = - 0.373832488 SHIFT Cos SHIFT °”’ =SHIFT°”’111°57’ 7.82” (fx-82TL = - 0.3738324882 SHIFT Cos Ans EXE SHIFT °”’111° 57’ 7. 82” (fx4200P) t/15 = 111° 57’ 7.82” : 15 = SHIFT °”’Atau EXE SHIFT °”’ 7 j 27m 48.52d Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991 Cos t = 0°18’ +/- tan +/- x 23° 01’ +/- Tan + 20° +/- Sin : 0°18’+/- Cos : 23° 01’ +/- Cos = -0.373832488 INV/SHIFT Cos INV/SHIFT °”’111° 57’7.82” t/15 = 108° 28’ 58.3” : 15 = INV/SHIFT °”’ 7 j 27m 48.52d 2). Hasil Hitungan : Awal Waktu SHUBUH : 12 – e – t + Kwd + I Kulminasi
: 12j 00m 00d 13
Eq. Of Time
: - 0 03 18
-
12 03 18 T/15
: 07j 27m 48d. 52d 04 35 29.48
Kwd
: 00 07 20
+
: 04 42 49.48 Ikhtiyati
: 00 01 10.52 +
Awal Waktu Shubuh : 04 44 WIB 2. Awal waktu SYURUQ (Terbit Matahari) a. Data diketahui Lintang tempat (p) Tembilahan
= - 0° 18’ LS
Bujur Tempat Tembilahan
= 103° 10’ BT
Koreksi Waktu Daerah (Kwd)
= 105° - 103° 10’: 15 = 0° 7’ 20”
Deklinasi Matahari (d)
= - 23º 01’
Eq. Of time
= - 0º 03’ 18”
b. Rumus yang digunakan Sudut Waktu : Cos t = - tan p. tan d + Sin h : Cos p : Cos d Awal Waktu Subuh : 12 – e – t + Kwd + i hº = -1 º c. Prosedur dan hasil hitungan sebagai berikut : 1). Mencari sudut Waktu Matahari ( masukan kerumus ini) Cos t = - tan p . tan d + sin h : cos p : cos d Casio Calculator : fx-82TL, d-400, 4200P Cos t = - tan(- 0°18’) x tan -23° 01’ + sin –1° : cos - 0°18’ : cos - 23° 01’ = - 0.021186567 SHIFT Cos SHIFT°”’=SHIFT°”’91° 12’50.37”(fx-82TL = - 0.0211865679SHIFTCos Ans EXE SHIFT °”’91° 12’ 50. 37” (fx- 4200P) t/15
= 91° 12’ 50.37” : 15 = SHIFT °”’Atau EXE SHIFT °”’ 6 j 4m 51.36d
Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991 Cos t = 0°18’ +/- tan +/- x 23° 01’ +/- Tan + 1° +/- Sin : 0°18’+/- Cos : 23° 01’ +/- Cos = -0.021186567 INV/SHIFT Cos INV/SHIFT °”’91°12’ 50.37” t/15 = 91° 12’ 50.37” : 15 = INV/SHIFT °”’ 6 j 4m 51.36d 2). Hasil Hitungan : Awal Waktu SYURUQ : 12 – e – t + Kwd + i Kulminasi
: 12j 00m 00d 14
Eq. Of Time
: - 0 03 18
-
12 03 18 T/15
: 06j 04m 51d. 36d 05 58 26.64
Kwd
: 00 07 20
+
: 06 05 46.64 Ikhtiyati
: 00 01 46.64 +
Awal Waktu SYURUQ : 06 04 WIB 3. Awal waktu sholat ZHUHUR a. Data diketahui Lintang tempat (p) Tembilahan
= - 0° 18’ LS
Bujur Tempat Tembilahan
= 103° 10’ BT
Koreksi Waktu Daerah (Kwd)
= 105° - 103° 10’: 15 = 0° 7’ 20”
Deklinasi Matahari (d)
= - 23º 01’
Eq. Of time
= - 0º 03’ 18”
b. Rumus yang digunakan : Awal Waktu ZHUHUR : 12 – e + Kwd + i c. Prosedur dan hasil hitungan sebagai berikut : Kulminasi
: 12j 00m 00d
Eq. Of Time
: - 0 03 18 12 03 18
Kwd
: 00 07 20 + : 12 10 38
Ikhtiyati
: 00 01 22 +
Awal waktu ZHUHUR
: 12 12 WIB
4. Awal waktu sholat ASHAR a. Data diketahui Lintang tempat (p) Tembilahan
= - 0° 18’ LS
Bujur Tempat Tembilahan
= 103° 10’ BT
Koreksi Waktu Daerah (Kwd)
= 105° - 103° 10’: 15 = 0° 7’ 20”
Deklinasi Matahari (d)
= - 23º 01’
Eq. Of time
= - 0º 03’ 18”
b. Rumus yang digunakan Sudut Waktu : Cos t = - tan p. tan d + Sin h : Cos p : Cos d Awal Waktu ASHAR : 12 – e – t – Kwd + i
15
Cotan hº = tan ( p – d ) +1 Mencari tinggi Matahari (hº) Cotan hº = tan ( p – d ) +1 Casio Calculator fx-82TL, D400, 4200P Tan (-0°18’ – (- 23° 01’) + 1 Tan 22° 43’ + 1 = 1.418650892 h° = 1.418650895 SHIFT Tan Ans X-1 = SHIFT º ’’’ 35º 10’ 47.35’’(fx-82) h° = 1.418650895 SHIFT Tan (Ans X-1)EXE SHIFTº’’’35º 10’47.35’’ (4200) Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991 (0°18’+/- – ( 23° 01 +/-) Tan + 1 22° 43’ Tan + 1 = 1.418650892 h° = 1.418650895 INV Min 1/x INV Tan INV º ’’’ 35º 10’ 47.35’’ 1). Mencari sudut Waktu Matahari ( masukan kerumus ini) Cos t = - tan p . tan d + sin h : cos p : cos d Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P Cos t = - tan(-0°18’) x tan-23° 01’ + sin 35° 0’ 47.35” : cos - 0°18’: cos - 23° 01’ = 0.623762058 SHIFTCos SHIFT °”’ = SHIFT°”’51° 24’ 31.02” (fx-82TL = 0.6237620585 SHIFTCosAns EXE SHIFT °”’51° 24’ 31.02” (fx-4200P) t/15 = 51° 24’ 31.02” : 15 = SHIFT °”’atau EXE SHIFT °”’ 3j 25m 38.07d Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991 Cos t = 0°18’ +/- tan +/- x 23° 01’ +/- Tan + 35° 10’ 47.35” Sin : 0°18’+/- Cos : 23° 01’ +/- Cos = 0.623762058 INV/SHIFT Cos INV/SHIFT °”’51° 24’ 31.02” t/15 = 51° 24’ 31.02” : 15 = INV/SHIFT °”’ 3 j 25m 38.07d 2). Hasil Hitungan : Awal Waktu ASHAR
: 12 – e + t + Kwd + i
Kulminasi
: 12j 00m 00d
Eq. Of Time
: - 0 03 18
-
12 03 18 T/15
: 03j 25m 38.07d + 15 28 56.07d
Kwd
: 00 07 20
+
: 15 36 16.07 Ikhtiyati
: 00 01 43.93 +
16
Awal waktu ASHAR : 15 38 WIB 5. Awal waktu sholat MAGHRIB a. Data diketahui Lintang tempat (p) Tembilahan
= - 0° 18’ LS
Bujur Tempat Tembilahan
= 103° 10’ BT
Koreksi Waktu Daerah (Kwd)
= 105° - 103° 10’: 15 = 0° 7’ 20”
Deklinasi Matahari (d)
= - 23º 01’
Eq. Of time
= - 0º 03’ 18”
b. Rumus yang digunakan Sudut Waktu : Cos t = - tan p. tan d + Sin h : Cos p : Cos d Awal Waktu MAGHRIB : 12 – e + t + Kwd + I hº = - 1º c. Prosedur dan hasil hitungan sebagai berikut : 1). Mencari sudut Waktu Matahari ( masukan kerumus ini) Cos t = - tan p . tan d + sin h : cos p : cos d Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P Cos t = - tan(- 0°18’) x tan -23° 01’ + sin –1° : cos - 0°18’ : cos - 23° 01’ = - 0.021186567 SHIFT Cos SHIFT °”’ = SHIFT°”’91°12’50.37” (fx-82TL = - 0.0211865679 SHIFT Cos Ans EXE SHIFT °”’91° 12’ 50. 37” (fx-4200P) t/15 = 91° 12’ 50.37” : 15 = SHIFT °”’Atau EXE SHIFT °”’ 6 j 4m 51.36d Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991 Cos t = 0°18’ +/- tan +/- x 23° 01’ +/- Tan + 1° +/- Sin : 0°18’+/- Cos : 23° 01’ +/- Cos = -0.021186567 INV/SHIFT Cos INV/SHIFT °”’91°12’ 50.37” t/15 = 91° 12’ 50.37” : 15 = INV/SHIFT °”’ 6 j 4m 51.36d 2). Hasil Hitungan : Awal Waktu MAGHRIB : 12 – e + t + Kwd + I Kulminasi
: 12j 00m 00d
Eq. Of Time
: - 0 03 18
-
12 03 18 T/15
: 06j 04m 51. 36d + 18 08 09.36
Kwd
: 00 07 20 : 18 15 29.36
17
+
Ikhtiyati
: 00 01 30.64 +
Awal MAGHRIB
: 18 17 WIB
6. Awal waktu sholat ISYA’ a. Data diketahui Lintang tempat (p) Tembilahan
= - 0° 18’ LS
Bujur Tempat Tembilahan
= 103° 10’ BT
Koreksi Waktu Daerah (Kwd)
= 105° - 103° 10’: 15 = 0° 7’ 20”
Deklinasi Matahari (d)
= - 23º 01’
Eq. Of time
= - 0º 03’ 18”
b. Rumus yang digunakan Sudut Waktu : Cos t = - tan p. tan d + Sin h : Cos p : Cos d Awal Waktu ISYA’ : 12 – e + t + Kwd + I hº = - 18º c. Prosedur dan hasil hitungan sebagai berikut : 1). Mencari sudut Waktu Matahari ( masukan kerumus ini) Cos t = - tan p . tan d + sin h : cos p : cos d Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P Cos t = - tan(- 0°18’) x tan -23° 01’ + sin –18° : cos - 0°18’ : cos - 23° 01’ = - 0.337974254 SHIFT Cos SHIFT °”’ = SHIFT°”’109°45’12.6” (fx-82TL = - 0.3379742543 SHIFTCos Ans EXE SHIFT °”’109° 45’ 12. 6” (fx-4200P) t/15 = 109° 45’ 12.6” : 15 = SHIFT °”’ Atau EXE SHIFT °”’ 7 j 19m 0.84d Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991 Cos t = 0°18’ +/- tan +/- x 23° 01’ +/- Tan + 18° +/- Sin : 0°18’+/- Cos : 23° 01’ +/- Cos = -0.337974254 INV/SHIFT Cos INV/SHIFT °”’109°45’ 12.6” t/15 = 109° 45’ 12.6” : 15 = INV/SHIFT °”’ 7 j 19m 0.84d 2). Hasil Hitungan : Awal Waktu ISYA’
: 12 – e + t + Kwd + I
Kulminasi
: 12j 00m 00d
Eq. Of Time
: - 0 03 18
-
12 03 18 T/15
: 07j 19m 00. 84d + 19 22 18.84
Kwd
: 00 07 20
18
+
: 19 29 38.84 Ikhtiyati
: 00 01 21.16 +
Awal Waktu ISYA
: 19 31 WIB
c. Hisab Awal Bulan. Hisab Awal bulan adalah kedudukan hilal pada
suatu kegiatan perhitungan
saat terbenamnya
matahari
untuk menentukan
yang diukur dengan derajat.
Kegiatan ini dilakukan pada saat terjadinya ijtima (berkumpul) antara matahari dan bulan yang ada perpautannya dengan pelaksanaan ibadah. Penentuan tinggi hilal pada saat matahari terbenam bertujuan agar kedudukan bulan dapat dialokalisir sedemikian rupa, sehingga memudahkan untuk melakukan observasi dalam melaksanakan rukyat guna meneliti kebenaran dari hasil hisab, untuk menarik suatu kesimpulan kapan terjadinya awal bulan. Apabila ijtima terjadi sebelum terbenamnya matahari, maka keesokan harinya dianggap sebagai bulan baru, dengan ketentuan tinggi matahari 2 derajat keatas, sedangan apabila tinggi matahari dibawah 2 derajat,
maka termasuk ketentuan Imkan Rukyah ( tidak mungkin hilal akan
terlihat), maka keesokan harinya dianggap sebagai hari yang ke 30 dari bulan itu, dan apabila ijtima’ terjadi
sesudah matahari
terbenam, maka keesokan harinya
dianggap sebagai hari yang ke 30 dari bulan itu. Untuk menentukan hisab awal bulan tersebut, terlebih dahulu yang harus kita ketahui dan pahami adalah sistem penanggalan atau tarikh Masehi dan tarikh Hijrah. 1) Penanggalan atau Tarikh Masehi. Dasar perhitungan tarikh Masehi
didasarkan kepada peredaran
Matahari
semu, yang dimulai pada saat Matahari berada di titik Aries hingga kembali lagi ke tempat semula. Yang menurut penelitian-penelitian matahari berada di titik Aries pada tiap-tiap tanggal 21 Maret. Lama waktu yang diperlukan sebanyak 365,2425 hari untuk sekali peredaran atau putaran. Sebenarnya sistem perhitungan serupa ini telah berlangsung lama sebelum dilahirkannya Nabi Isa. Saat itu bulan yang pertama adalah bulan Maret, bulan yang kedua April, bulan yang terakhir adalah Pebruari. Baru kemudian pada saat DPR Yunani bersidang untuk pertama kalinya pada bulan Januari barulah Januari dianggap bulan yang pertama dan bulan terakhir ialah bulan Desember. Satu tahun dihitung 365,2425 hari atau 365 lebih 5 jam 48 menit 45 detik. Atas dasar ketentuan ini maka tiap-tiap 4 tahun akan terjadi selisih satu hari . Selisih 1 hari diatasi dengan cara : tiap-tiap bilangan tahun yang tidak habis dibagi empat dianggap tahun pendek dengan jumlah hari 365 ( basithah = Common year ), tetapi
19
bilangan tahun yang habis dibagi empat dihitung tahun panjang dengan jumlah hari 366 ( kabisah = leap year). Dengan demikian dapatlah diketahui bahwa siklus kecil tahun masehi itu (4 tahun) sama dengan 1461 hari, sedangkan siklus besar selama 400 tahun sama dengan 146.097 hari. Sistem ini disusun oleh Paus Gregorius XIII. Sistem ini berlaku di Indonesia sejak mulai Belanda menjajah Negeri kita. Selanjutnya ketentuan-ketentuan yang perlu diketahui ialah untuk bulan Januari – Maret – Mei - Juli – Agustus – Oktober – dan Desember ditentukan panjangnya 31 hari. Sedangkan bulan-bulan April – Juni – September – dan Nopember ditentukan masing-masing lamanya 30 hari. Khusus untuk bulan Pebruari untuk tahuntahun pendek dihitung 28 hari dan untuk tahun-tahun panjang dihitung 29 hari.(lihat tabel dibawah ini) JUMLAH HARI PADA BULAN SYAMSIAH (LATIN) JAN FEB
MAR APR MEI JUNI JULI AGUS SEP OKT NOP DES
31
28/29
31
30
31
30
31
31
30
31
30
31
31
59
90
120
151
181
212
243
273
304
334
365
31
60
91
121
152
182
213
244
274
305
335
366
Untuk menghadapi perhitungan yang rumit ini memerlukan penyederhanaan. Satu siklus 4 tahun dianggap sama rata besarnya =1461 hari. Dengan demikian untuk memperoleh jumlah hari dapatlah dirumuskan bilangan tahun dibagi empat, kali 1461 hari, sesudah itu hasilnya dikurangi 13 hari. Bilangan 13 ini berasal dari 10 hari akibat pembaharuan sistem Gregorius sedang 3 hari ialah abad 17, 18, dan 19, yang didalam perhitungan dianggap sebagai tahun panjang padahal
semestinya
tahun pendek.
Sebagaimana dapat dilihat pada contoh dibawah ini : Berapakah bilangan hari tanggal 10 Pebruari 2005 M. dari tanggal, bulan dan tahun ini kita dapat memahami bahwa waktu telah berlangsung selama ; 2004 tahun + 01 bulan +10 hari 2004 tahun lamanya = 2004 : 4
= 501 daur /Siklus
501 daur
= 731.961 hari
= 500 x 1.461 hari
1 bulan
=
31 hari
10 hari
=
10 hari +
Jumlah hari pada 20 Des 2004
= 732.002 hari
Untuk memperoleh
bilangan hari yang sebenarnya angka ini (732.002) harus
dikurangi 13 sehingga diperoleh : 732.002 – 13 = 731.989 b) Penanggalan atau Tarikh Hijriyah.
20
Sistem penanggalan atau tarikh Hijriyah ini dimulai sejak tahun 17 H yaitu pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab ra.. dimana ketika itu terjadi beberapa pendapat
mengenai standar
perhitungan tarikh, namun akhirnya disepakati
perhitungan tarikh Islam itu dimulai sejak hijrah
Nabi dari Mekkah ke Madinah.
Yang dimulai dari bulan Muharram dan diakhiri dengan bulan Dzulhijjah. Dengan demikian perhitungan tahun Hijriyah itu diberlakukan mundur
selama 17 tahun,
sedang perhitungan bulan dimulai dengan bulan Muharram. Menurut penelitian, Hijrah Nabi bertepatan
terjadi pada
tanggal 12 Rabi’ul Awal
dengan tanggal 14 September 622 M, dengan demikian apabila
perhitungan ini dihitung dari bulan Muharram, maka 1 Muharram 1 H itu setelah diadakan penelitian diketahui terjadi pada tanggal 16 Juli 622 M. Sistem perhitungan ini didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi yang lamanya 29 hari lebih 12j 44m 2.28d. setelah dilakukan perhitungan secara cermat diketahuilah bahwa dalam 12 bulan (1 tahun) sama dengan = 354 hari lebih 8j 48.5m., Untuk menghindari terjadinya pecahan tersebut diciptakanlah
tahun-tahun
yang panjang dan tahun-tahun yang pendek yaitu dalam tiap-tiap 30 tahun terdapat 11 tahun panjang dan 19 tahun pendek tahun panjang umurnya 355 hari dan tahun pendek umurnya 354 hari. Tambahan satu hari untuk tahun panjang itu diletakkan pada bulan terakhir yaitu bulan Dzulhijjah. Tahun panjang dan tahun pendek selama 30 tahun ditentukan dengan hurufhuruf pada bait syair. Tiap huruf yang bertitik adalah tahun panjang dan huruf yang tidak bertitik adalah tahun pendek. Syairnya sebagai berikut.
01
2! 23
( 3 2 4 53
Dari syair tersebut diketahuilah bahwa tahun panjang yang ditandai dengan huruf yang bertitik terdapat pada urutan huruf yang ke 2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26 dan 29. Nama-nama bulan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
MUH.
SYFR
RAB. AW
RAB. AK
JUM.AW
JUM. AK
RAJAB
30
29
30
29
30
29
30
30
59
89
118
148
177
207
SA’BN
RMDHN
SYWL
ZULQ
ZULH
29
30
29
30
29/30
236
266
295
325
354/355
Dengan demikin bulan-bulan yang gasal ditentukan umurnya 30 hari sedangkan bulan-bulan genap 29 hari . Atas dasar sistem perhitungan ini ditetapkan satu unit perhitungan yang disebut dengan satu daur (siklus) yang panjangnya 30 tahun, karena dalam satu daur (siklus) tersebut terdapat 11 (sebelas tahun) panjang maka dalam satu daurnya = 30 x 354 hari + 11 hari = 10.631 hari. Kesatuan ini digunakan untuk memudahkan perhitungan-perhitungan bilangan hari menurut sistem 21
kalender
Hijriyah. Sehingga untuk menghitung bilangan tahun Hijriyah bilangan
tahun dibagi dengan 30 dikalikan 10.631 hari, sisanya dikalikan dengan 354 hari, sebagaimana contoh dibawah ini : Berapakah bilangan hari tanggal 1 Muharram 1426 H. dari tanggal, bulan dan tahun ini kita dapat memahami bahwa waktu telah berlangsung selama ; 1425 tahun + 0 bulan + 1 Hari 1425 : 30
= 47 + 15 tahun
47 daur
= 47 x 10.631
= 499.657 hari
15 tahun
= 15 x 354 hari + 5 hari
=
=
=
1 hari
5.315 hari 1 hari + 504.973 hari
Untuk melakukan penukaran dengan tahun masehi hendaknya selalu diingat selisih tetap tahun masehi dengan tahun hijrah yang lamanya 227.016 hari yaitu lama hari yang dihitung dari tanggal 1 Januari 1 M sampai 15 Juli 622 M Oleh sebab itu tanggal 1 Muharram 1426 H akan dijadikan tanggal masehi ditempuh perhitungan sebagai berikut : Jumlah hari pada satu Muharram 1426 H
= 504.973 hari
Selisih tetap tahun masehi dengan Tahun Hijrah
= 227.016 hari + 731989 hari
anggaran baru Gregorius
=
13 hari + 732.002 hari
Bilangan tersebut untuk dijadikan tanggal, bulan dan tahun masehi
dilakukan
perhitungan sebagai berikut : bilangan tersebut diatas dibagi siklus tahun Masehi hasilnya dikalikan empat, sisanya dibagi 365 hari selebihnya dijadikan bulan menurut lama dari masing-masing bulan pada bulan masehi. 732.002 : 1461
= 501 siklus, lebih 41 hari
501 siklus = 501 x 4
= 2004 tahun
41 hari
=
1 bulan 10 hari
Dengan demikian tgl. 1 Muharram 1426 H jatuh pada tanggal 10 Februari 2005 M d. Hisab Posisi Matahari dan Bulan pada Saat terjadinya Ijtima’. Setelah kita mengetahui sistem perbandingan penanggalan atau tarikh masehi dan tarikh hijriyah tersebut, maka dapatlah kita mencari posisi matahari dan bulan saat terjadinya ijtima’, dengan langkah-langkah sebagai mana contoh dibawah ini : Kita ingin mengetahui
situasi hilal menjelang awal bulan
Syawal 1425
H/2004 M di kota tembilahan, dengan langkah-langkah sebagai berikut : Lintang tempat (p = phi ) = - 00° 18’ LS Bujur Tempat ( = lamda) = 103° 10’ BT 22
Tinggi tempat = 4 meter diatas permukaan laut 1. Hitunglah (Hisab urfi’) akhir bulan Ramadhan 1425 H. /mencari awal bulan Syawal 1425 H adalah bulan Nopember 2004 M ? Dengan mempergunakan rumus-rumus perbandingan tarikh, sebagai berikut : a. Konversi tahun Hijriyah ke tahun masehi. Tanggal 29 Ramadhan 1425 H 1424 tahun + 8 bulan + 29 hari 1424 : 30
= 47 daur/siklus + 14 tahun + 8 bulan +29 hari
47 Daur
= 47 x 10631
= 499.657 hari
14 tahun
= 14 x 354 + 5 Hari
=
4.961 hari
8 bulan
= (30 x 4 ) + (29 x 4)
=
236 hari
29 hari
=
=
29 hari +
Jumlah hari ( 29 Ramdhan 1424 H)
= 504.883 hari
Tafawut (Selisih. M-H )
= 227.016 hari
Ang. Baru Gregorius XIII
=
Jumlah
= 731.912 hari
13 hari +
731.912 : 1461 = 500 daur /siklus, + 1.412 hari 500 siklus
= 500 x 4
1412 hari
= 1412 : 365 = 3 tahun, + 317 hari
317 hari
= 317 - 305
Dirangkum menjadi Sehingga menjadi
= 2000 tahun = 10 bulan + 12 hari = 12 hari + 10 bulan + 3 tahun + 2000 tahun
= Tanggal 12 Nopember 2004 M = 29 Ramadhan 1425 H
b. Konversi tahun Masehi ke tahun Hijriyah. Tanggal 12 Nopember 2004 M 2003 tahun + 10 bulan + 12 hari 2003 : 4
= 500 daur/siklus + 3 tahun
500 siklus
= 500 x 1461
= 730.500 hari
03 tahun
= 3 x 365
=
1.095 hari
10 bulan
=
305 hari
12 hari
=
Jumlah hari ( 12 Nopember 2004)
= 731.912 hari
Tafawut (Ang. M-H )
= 227.016 hari
Ang. Baru Gregorius XIII
=
Jumlah
= 504.883 hari
504883 : 10631 = 47 daur /siklus + 5226 hari
23
12 hari +
13 hari -
47 siklus
= 47 x 30
= 1410 tahun
5.226 hari
= 5.226 : 354 = 14 tahun + 270 hari
270 hari
= 270 – (5)
= 265 hari
265 hari
= 08 bulan + 29 hari
Dirangkum menjadi
= 29 hari + 8 bulan + 14 tahun + 1410 tahun
Sehingga menjadi Tanggal 29 Ramadhan 1425 H = tanggal 12 Nopember 2004 M 2. Hitunglah saat ijtima’ akhir Ramadhan 1425 H. bertepatan dengan tanggal 12 Nopember 2004 M.? Dengan mempergunakan data Ephemeris 2004 dapat diketahui saat ijtima’ dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. F.I.B terkecil pada bulan Nopember 2004 M. adalah 0.00021 terjadi pada jam 14.00 GMT tanggal 12 Nopember 2004 M. b. E.L.M pada jam 14.00 GMT adalah
= 230° 32’ 15’’
c. A.L.B pada jam 14.00 GMT adalah
= 230° 15’ 35’’
d. Sabak Matahari perjam adalah : E.L.M pada jam 14.00 GMT adalah
= 230° 32’ 15’’
E.L.M pada jam 15.00 GMT adalah
= 230° 34’ 46’’ -
Sabak matahari (SM)
=
00° 02’ 31’’
e. Sabak bulan perjam adalah : A.L.B pada jam 14.00 GMT adalah
= 230° 15’ 35’’
A.L.B pada jam 15.00 GMT adalah
= 230° 51’ 60’’ -
Sabak bulan (SB)
=
00° 36 25’’
f. Saat ijtima’ dicari dengan rumus sebagai berikut : Jam FIB (GMT) + ELM – ALB + 7 jam WIB SB - SM jadi = 14.00 + 230° 32’15’’ – 230°15’35’’ + 07.00 = 14.00 + 00° 16’ 40’’ + 07.00 00° 36’ 25” – 00° 02’ 31”
00° 33’ 54’’
jadi = 14.00 + (0.49164208) + 07.00 = 21.49164208 (tekan Shift °’”) sehingga menjadi jam = 21 jam : 29 menit : 29.91 detik WIB. Sehingga ijtima’ terjadi pada hari Jumat 12 Nopember 2004 M, jam 21 : 29 WIB. 3. Hitunglah Posisi dan keadaan Hilal akhir Ramadhan 1425 H. menjelang awal Syawal 1425 H. di kota Tembilahan.? a. Ijtima akhir Ramadhan/awal Syawal 1425 H. terjadi pada hari Jumat tanggal 12 Nopember 2004 M pukul : 21 : 29 : 29.91 WIB b. Mencari sudut waktu Matahari ( to ) saat terbenam : Data : Diklenasi ( d ) Matahari jam 11.00 GMT 24
= - 17° 51’ 00”
Equation of time/prata waktu (e) Matahari
=
00° 15’ 50”
Semi diameter (s.d)
=
00° 16’ 09. 63”
Refraksi
=
00° 34’ 30”
Kerendahan Ufuk (D’ =Dip) = 1.76 4:60
=
00° 03’ 31. 2”
Koreksi waktu daerah (Kwd) 105° – 103 ° 10’ :15= 00° 07’ 20” 1.
Rumus tinggi Matahari waktu terbenam ( h°) Rumus h° = 0° – s.d – refr – Dip h° = 0° – 0° 16’ 09. 63” – 0° 34’ 30” – 0° 03’ 31. 2” = - 0° 54’ 10. 83” jadi h° = - 0° 54’ 10.83”
2.
Rumus sudut waktu Matahari terbenam (to) Rumus cos t = - tg p . tg d + sin h / cos p / cos d. Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P Cost = -tg(-0°18’)xtg-17°51’00”+sin-0°54’10.83”:cos- 0°18” : cos -17°51’ 00” = - 0.0182432 SHIFTCos SHIFT °“’= 91.0453163 SHIFT °“ = 91° 2’ 43. 14” = -0.0182432 SHIFT CosAnsEXESHIFT °”’91° 2’43. 14” (fx-4200P / D400) t/15 = 91° 2’ 43. 14” : 15 = SHIFT °” / EXE SHIFT °” 6j : 04m : 10.88d
Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991 Cost = 0°18’ +/- tan +/- x 17° 51’00” +/- Tan + 0° 54’ 10.83”+/- Sin : 0°18’+/Cos : 17° 51’ 00” +/- Cos = -0.0182432 INV/SHIFT Cos INV/SHIFT °”’91° 2’ 43.14” : 15 = INV/SHIFT °”’ 6 j : 4m 10.88d c. Mencari saat Matahari terbenam : Rumus = 12 – e + t + Kwd Kulminasi
: 12j 00m 00d
Eq. Of Time
: 00 15 50
-
11 44 10 T/15
: 06j 04m 10. 88d + 17 48 20.88
Kwd
: 00 07 20
+
Matahari terbenam
: 17 : 55 : 40.88 WIB – (7j) = GMT : 10 : 55 : 40.88 d
d. Mencari Asensiorekta (A.R ) Matahari dan Bulan Untuk mencari asensiorekta Matahari dan Bulan, dengan jalan interpolasi : Rumus : A - ( A – B) x C : 1 A.R. o jam 10 GMT
= 227° 55’ 13”
A.R. 6 jam 11 GMT
= 227° 57’ 46”
25
A.R. 6 Jam (10 : 55 : 40.88 )
= 227° 55’ 13” – (227° 55’ 13” - 227° 57’ 46" ) x 0° 55’ 40.88” : 1 = 227° 57’ 34. 9”
A.R.
= 227° 57’ 34.9”
A.R. c jam 10 GMT
= 224° 57’ 11”
A.R. c jam 11 GMT
= 225° 32’ 59”
A.R. c Jam (10: 55 : 40.88)
= 224° 57’ 11” – (224° 57’ 11” - 225° 32’ 59" ) x 0° 55’ 40.88” : 1 = 225° 30’ 24. 3”
A.R. c
= 225° 30’ 24. 3”
e. Mencari sudut waktu bulan ( tc ) Rumus: tc = A.R.
- A.R.c + to
tc = 227° 57’ 34.9” – 225° 30’ 24.3” + 91° 02’ 43.14” = 93° 29’ 53. 74” tc = 93° 29’ 53.74” f. Mencari Deklinasi Bulan ( dc ) Untuk menghitung deklinasi bulan, dengan jalan interpolsasi Rumus : A - ( A – B) x C : 1 Deklinasi pukul 10 GMT
= - 18° 31’ 08”
Deklinasi pukul 11 GMT
= - 18° 44’ 22”
Deklinasi pukul (10 : 55 : 40.88)
= - 18° 31’ 08” – (- 18° 31’ 08” – (- 18° 44’ 22”)) x 0° 55’ 40.88” : 1 = - 18° 43’ 24. 85”
dc = - 18° 43’ 24.85” g. Mencari tinggi hakiki Bulan (he) Rumus: Sin h = sinp . sind + cosp . cos d . cos t Data
Lintang Tembilahan (p) = - 00° 18’ Deklinasi bulan (dc)
= - 18° 43’ 24. 85”
Sudut waktu bulan (tc) =
93° 29’ 53.74”
Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P sin he = sin -0° 18” x sin – 18° 43’ 24. 85” + cos -0°18” x cos- 18° 43’ 24. 85” x Cos 93° 29’ 53.74” = -0.056107507 shift sin shift °“’ = - 3. 216412473 shift °“ = - 3° 12’ 59. 08” (82TL) SHIFT Sin Ans EXE SHIFT °”’-3° 12’ 59. 08” (fx-4200P / D400) sin he = - 3° 12’ 59. 08” Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991
26
sin he = 0° 18” +/- sin x 18° 43’ 24. 85” +/- sin + 0°18” +/- Cos x 8° 43’ 24. 85” +/- Cos x
93° 29’ 53.74” Cos =
-0.056107507 INV/SHIFT Sin
INV/SHIFT °“’ - 3° 12’ 59. 08” h. Mencari tinggi Mar’i (lihat) bulan (h’c) H.P ( Horizontal Parallax)
= 0° 59’ 57”
Semi diameter bulan (sd.e) = 0° 16’ 20.15” Rumus : Parallax
= Cos he x H.P
Cos(- 03° 12’ 59. 08”) x 0° 59’ 57”
=
0° 59’ 51. 33”
He (tinggi hakiki)
= - 03° 12’ 59.08”
Parallax
=
00° 59’ 51.33” - 04° 12’ 50.41”
Sd.e
=
00° 16’ 20.15” + - 03° 56’ 30.26”
Refraksi
=
00° 11’ 48.35” + - 03° 44’ 41.91”
Kerendahan ufuq
=
00° 03’ 31.02” +
Tinggi Mar’i (he)
= - 03° 41’ 10.71”
i. Mukuts (lama hilal diatas ufuq) Rumus: hc : he : 15 Mukuts = - 03° 41’ 10. 71” : 15 = 00j : 14m : 44: 71d j. Mencari Azimut ( A ) Matahari dan Bulan Rumus: Cotan A = -sin p / tg t + cos p . tg d / sin t 1). Azimut Matahari (Ao) Data : Lintang Tembilahan (p) Deklinasi Matahari (do)
= - 00° 18’ = - 17° 51’ 00”
Sudut waktu Matahari (to) =
91° 2’ 43.14
Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P Cotg A = -sin(-0°18”) :tg 91°2’43.14”+cos-0°18”x tg -17° 51’ 00” : sin 91° 2’ 43.14” = -0.322172489 = SHIFT Tan (Ans x-1) EXE SHIFT °’“ -72° 08’ 32.95” = -0.322172489 = SHIFT Tan Ans x-1 = shift °’“ -72° 08’ 32.95” (82TL) Ao Ao
= -72° 08’ 32. 95” diukur dari titik selatan ke titik barat. Atau = -17° 51’ 27.05” diukur dari titik barat ke titik selatan. Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991
27
Cotg A= 0° 18” +/- sin +/- : 91° 2’ 43. 14” tg + 0° 18” +/- Cos x 17° 51’ 00” +/- tg x 91° 2’ 43.14” Sin = -0.322172489 (lihat penekanan calcolator point 7) 2). Azimut Bulan (Ac) Data : Lintang Tembilahan (p) Deklinasi Matahari (dc)
= - 00° 18’ = - 18° 43’ 24.85”
Sudut waktu Matahari (to) =
93° 29’ 53.74
Casio Calculator : fx-82TL, D400, 4200P CotgA
= -sin(- 0° 18”) : tg 93° 29’53.74” +cos -0° 18” x tg -18° 43’ 24.85”: sin 93°
29’ 53.74” = -0.339888057 =shift tg(Ansx-1)EXE shift °“
71°13’ 39.78” Ae
= -71° 13’ 39.78” diukur dari titik selatan ke titik barat. atau
Ac
= -18° 46’ 20.22” diukur dari titik barat ke titik selatan. Casio Calculator : Fx-120, 250, 550, 570A, 580, 991
Cotg A = 0° 18” +/- sin +/- : 93° 29’ 53. 74” tg + 0° 18” +/- Cos x 18° 43’ 24.85” +/- tg x
93° 29’ 53.74” Sin = -0.3339888057 (lihat pen.
calcolator point 7) Keterangan 1. bila azimuth matahari atau bulan bernilai minus (-), berarti azimut tersebut dihitung dari selatan ketitik barat (S-B) 2. bila azimuth matahari atau bulan bernilai plus (+), berarti azimut tersebut dihitung dari utara ketitik barat (U-B) KESIMPULAN : 1. Ijtima, awal bulan Syawal 1425 H. Terjadi pada hari Jumat tanggal 12 Nopember 2004 M. pada jam
21 : 29 : 29.91 WIB.
2. Tinggi Matahari waktu terbenam (ho = -00° 54’ 10.83” 3. Sudut waktu Matahari terbenam (to =
91° 2’ 43. 14”
4. Matahari terbenam (saat ghuruf) jam = 17 : 55 : 40.88 WIB 4. Asensiorekta Matahari (A.Ro)
= 227° 57’ 34.9”
5. Asensiorekta Bulan (A.Rc)
= 225° 30’ 24.3”
6. Sudut waktu Bulan (te)
= 93° 29’ 53.74”
7. Diklenasi hakiki bulan (de)
= -18° 43’ 24.85’
8. Tinggi hilal hakiki ( hc)
= - 03° 12’ 59.08”
9. Tinggi hilal Mar’I (h’c)
= - 03° 41’ 10.71”
10. Lama hilal diatas ufuq
= 00 : 14 : 44. 71 WIB 28
11. Azimut matahari (Ao) 12. Azimut bulan (Ae) 13. Maka Tanggal 1 Syawal
= -17°’51’27.05” (B-S) /-72° 08’ 32.92”(S-B) =-18° 46’ 20.22” (B-S)/ -71° 13’ 39.78”(S-B) 1425 H jatuh pada hari Minggu tanggal 14
Nopember 2004 M. Karena pada saat Matahari terbenam akhir Ramadhan Hilal masih dibawah ufuq: -03° 13’. Dengan demikian Ramadhan di istimalkan menjadi 30 hari. Dengan demikian Ijtima’ menjelang awal Syawal 1425 H. jatuh pada hari Jum’at tanggal 12 Nopember 2004 M pukul 21: 29 : 29.91 WIB. Pada saat Matahari terbenam hari itu pukul 17 : 55 : 40.88 WIB, posisi Hilal masih dibawah ufuq; - 03º 12’ 59.08”, maka bulan Ramadhan diistimalkan 30 hari dan tanggal 1 Syawal menurut hasil perhitungan jatuh pada hari Minggu tanggal 14 Nopember 2004 M.
6. Permasalahan-Permasalahan dalam Hisab Rukyat. Selain Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, maka penetapan awal bulan berdasar hisab (imkan rukyat tinggi hilal + 2o atau 8 jam antara saat ijtima’ dengan ghurub). •Untuk Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah berdasar hisab-rukyat •Data hisab & hasil rukyat sebagai masukan •Ditetapkan dalam sidang itsbat •Rukyat dilaksanakan oleh Kementerian Agama,Pengadilan Agama, instansi terkait, Ormas
Islam para ulama, dan masyarakat luas (Koordinator : Kementerian
Agama/Kanwil Agama ) a. Permasalahan penentuan Arah Kiblat •Masih ada perbedaan data koordinat ka’bah dan lokasi •Masih ada perbedaan sistem perhitungan •Perbedaan cara menentukan arah utara dan arah kiblat di lokasi •Kurang adanya pengembangan observasi lapangan. b. Permasalahan penentuan Waktu Shalat •Perbedaan data (matahari,koordinat tempat) •Perbedaan sistem perhitungan •Perbedaan dalam penentuan sistem waktu •Perbedaan nilai ikhtiyati •Kurang adanya pengembangan observasi lapangan c. Permasalahan penentuan Awal Bulan •Perbedaan data (bulan, matahari, koordinat tempat dan lainnya) •Perbedaan sistem perhitungan •Perbedaan sistem rukyat (fiqh)
29
•Perbedaan kriteria penentuan masuknya awal bulan •Kurang adanya pengembangan observasi lapangan •Kurang sosialisasi •Perbedaan hasil hisab dan hasil rukyat
6. Daftar Lintang dan Bujur Daerah dalam Wilayah Provinsi Riau NO 1
NAMA DAERAH/KOTA 2
LINTANG
BUJUR
KOREKSI WAKTU
3
4
5 (105-(4) : 15
1 Pekanbaru
00° 30’ LU
101° 28’ BT
+ 14m : 08d
2 Bengkalis
01° 31’ LU
102° 08’ BT
+ 11m : 28d
3 Pasir Pengarayan
00° 51’ LU
100° 18’ BT
+ 18m : 48d
4 Bangkinang
00° 22’ LU
101° 02’ BT
+ 15m : 52d
5 Selat Panjang
01° 01’ LU
102° 42’ BT
+ 09m : 12d
6 Rengat
00° 23’ LS
102° 34’ BT
+ 09m : 44d
7 Tembilahan
00° 18’ LS
103° 10’ BT
+ 07m : 20d
8 Tanjung Pinang
01° 05’ LU
104° 30’ BT
+ 02m : 00d
9 Tanjung Balai Karimun
01° 02’ LU
103° 24’ BT
+ 06m : 24d
10 Dumai
01° 41’ LU
101° 36’ BT
+ 13m : 36d
11 Dabo Singkep
00° 29’ LS
104° 28’ BT
+ 02m : 08d
12 Terempa
03° 12’ LU
106° 15’ BT
- 05m : 00d
13 Batam
01° 07’ LU
103° 58’ BT
+ 04m : 08d
14 Natuna
03° 57’ LU
108° 20’ BT
- 13m : 20d
15 Pangkalan Kerinci
00° 22’ LU
101° 52’ BT
+ 12m : 32d
16 Bagan Siapi-Api
02° 20’ LU
100° 49’ BT
+ 16m : 44d
17 Kuantan Sengingi
00° 30’ LS
101° 34’ BT
+ 13m : 44d
18 Siak Sri Indarapura
00° 48’ LU
102° 04’ BT
+ 11m : 44d
7. Daftar Lintang dan Bujur Daerah dalam Wilayah Kab. Inhil NO 1
NAMA DAERAH/KOTA 2
LINTANG
BUJUR
KOREKSI WAKTU
3
4
5 (105-(4) : 15
1
Bekawan (Sei Bedari)
00° 00’
103° 47’ BT
+ 04m : 52d
2
Mandah
00° 02’ LU
103° 29’ BT
+ 06m : 04d
3
Belaras
00° 00’
103° 40’ BT
+ 05m : 20d
4
Sapat
00° 19’ LS
103° 18’ BT
+ 06m : 48d
5
Sungai Piring
00° 13’ LS
103° 17’ BT
+ 06m : 52d
30
6
Teluk Pinang
00° 11’ LS
103° 21’ BT
+ 06m : 36d
7
Enok
00° 30’ LS
103° 12’ BT
+ 07m : 20d
8
Kuala Enok
00° 31’ LS
103° 22’ BT
+ 06m : 32d
9
Sungai Guntung
00° 18’ LU
103° 37’ BT
+ 05m : 32d
10
Concong Luar
00° 15’ LS
103° 38’ BT
+ 05m : 28d
11
Pulau Kijang
00° 40’ LS
103° 11’ BT
+ 07m : 16d
12
Kota Baru
00° 43’ LS
102° 55’ BT
+ 08m : 20d
13
Sungai Salak
00° 26’ LS
103° 01’ BT
+ 07m : 56d
14
Kuala Lahang
00° 05’ LS
103° 22’ BT
+ 06m : 32d
15
Pulau Burung
00° 25’ LU
103° 33’ BT
+ 05m : 48d
8. Pengenalan Sistem Penekanan beberapa Jenis Calcolator. Calculator yang bisa digunakan untuk menghisab falak, adalah Calculator Sciensific yang mempunyai model derajat (DEG/D), mempunyai fungsi derajat ( º ‘’’/DEG/3rdDD 2ndf x, ) dan mempunyai fungsi Sin, Cos, Tan, berikut tombol perubahannya menjadi Sin –1, Cois-1 dan Tan-1, (Tombol INV/SHIF/F/2nd ) dan juga mempunyai fungsi 1/x. Calculator jenis ini banyak sekali merk dan modelnya; - Casio fx 250 D - Casio fx –580 - Casio fx 3800PB - Casio fx 42000P
- Casio fx -350 D - Casio fx –991 - Casio fx 38000 F - Casio fx 5000 P
- Casio fx –350 HA - Casio fx- 82 TL - Casio fx 570 A - Casio fx 8000G
- Casio fx –550 -Casio fx-36000 P - Casio fx-41000 P - Casio fx-D400
Mari kita lihat system penggunaannya, yang pada dasarnya ada sedikit perbedaan dalam penekanannya : 1. Derajat ( angka perenampuluhan) dijadikan desimal atau sebaliknya. Contoh: 23º 26’ 40” a. Casio fx 250 / 350 D / 550 / 580 / 991 / 36000P 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ 23.44444444 b. Casio fx 38000 PB 23.2640 3rd DD/HYP 23.44444444 c. Casio fx 3800 P / 570 A 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ 23.44444444 d. Casio fx - 82TL 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’= SHIFT º ’’’ 23.44444444 e. Casio fx –D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ EXE 23.44444444 Cara mengembalikannya ke angka semula; a. Casio fx 250 / 350 D / 550 / 580 / 991 / 36000P 23. 44444444 INV º ’’’ 23º 26’ 40’’ b. Casio fx 38000 PB 23. 44444444 3 rd DMS 23º 26’ 40’’ c. Casio fx 3800 P / 570 A 23. 44444444 SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ d. Casio fx- 82TL 23. 44444444 SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ 31
e. Casio fx –D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G 23. 44444444 SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ 2. Derajat dijadikan SIN / SIN dijadikan derajat a. Casio fx 250 / 350 D / 550 / 580 / 991 / 36000P 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Sin 0.397859675 b. Casio fx 38000 PB 23.2640 3rd DD/HYP Sin 0.397859675 c. Casio fx 3800 P / 570 A / 350 HA 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Sin 0.397859675 d. Casio fx –82 TL Sin 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ = 0.397859675 e. Casio fx –D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G Sin 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ EXE 0.397859675 Cara mengembalikannya ke angka semula; a. Casio fx 250 / 350D / 550 / 580 / 991 / 36000P 0. 397859675 INV Sin INV º ’’’ 23º 26’ 40’’ b. Casio fx 38000 PB 0.397859675 2nd Sin 3rd DMS 23º 26’ 37’5 c. Casio fx 3800 PB / 570 A / 350 HA 0.397859675 SHIFT Sin SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ d. Casio fx 82-TL 0.397859675 = SHIFT Sin SHIFT º ’’’ = SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ e. Casio fx –D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G 0.3978596751 SHIFT Sin Ans EXE SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ 3. Derajat dijadikan COS / COS dijadikan derajat a. Casio fx 250 / 350 D / 550 / 580 / 991 / 36000P 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Cos 0.917446281 b. Casio fx 38000 PB 23.2640 3rd DD/HYP Cos 0.917446281 c. Casio fx 3800 P / 570 A / 350 HA 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Cos 0. 917446281 d. Casio fx 82-TL Cos 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ = 0.917446281 e. Casio fx –D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G Cos 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ EXE 0.9174462812 Cara mengembalikannya ke angka semula; a. Casio fx 250 / 350D / 550 / 580 / 991 / 36000P 0. 917446281 INV Cos INV º ’’’ 23º 26’ 40’’ b. Casio fx 38000 PB 0.917446281 2nd Cos 3rd DMS 23º 26’ 39’5 c. Casio 3800P / 570 A / 350 HA 0.917446281 SHIFT Cos SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ d. Casio fx 82-TL 0.917446281 = SHIFT Cos SHIFT º ’’’ = SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ e. Casio fx –D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G 0.3978596751 SHIFT Cos Ans EXE SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ 4. Derajat dijadikan TAN / TAN dijadikan derajat a. Casio fx 250 / 350 D / 550 / 580 / 991 / 36000P 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Tan 0.433659913 b. Casio fx 38000 PB 23.2640 3rd DD/HYP Tan 0.433659913 32
c. Casio fx 3800 P / 570 A / 350 HA 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Tan 0. 433659913 d. Casio fx 82-TL Tan 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ = 0.433659913 e. Casio fx –D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G Tan 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ EXE 0.4336599136 Cara mengembalikannya ke angka semula; a. Casio fx 250 / 350D / 550 / 580 / 991 / 36000P 0. 433659913 INV Tan INV º ’’’ 23º 26’ 40’’ b. Casio fx 38000 PB 0. 433659913 2nd Tan 3rd DMS 23º 26’ 39’5 c. Casio 3800P / 570 A / 350 HA 0.433659913 SHIFT Tan SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ d. Casio fx 82-TL 0.433659913 = SHIFT Tan SHIFT º ’’’ = SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ e. Casio fx –D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G 0.3978596751 SHIFT Tan Ans EXE SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ 5. Derajat dijadikan Cosec (Sin 1/x) atau Cosec (Sin 1/x) dijadikan derajat a. Casio fx 250 / 550 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Sin INV Min 1/x 2. 513448994 b. Casio fx 350 D/ 580 / 991 / 3600 P 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Sin INV 1/x 2. 513448994 c. Casio fx 350 HA 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Sin SHIFT 1/x 2. 513448994 d. Casio fx 38000 PB 23.2640 3rd DD/HYP Sin 1/x 2.513448994 e. Casio fx 3800 P / 570 A 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Sin 1/x 2. 513448994 f. Casio fx 82-TL Sin 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ = X-1 = 2.513448994 g. Casio fx-D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G Sin 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ EXE X-1 EXE 2.513448994 Cara mengembalikannya ke angka semula; a. Casio fx 250 / 550 2.513448994 INV Min 1/x INV Sin INV º ’’’ 23º 26’ 40’’ b. Casio fx 350 D / 580 / 991 / 3600 P 2.513448994 INV 1/x INV Sin INV º ’’’ 23º 26’ 40’’ c. Casio fx 350 H 2.513448994 SHIFT 1/x SHIFT Sin SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ d. Casio fx 38000 PB 2.513448994 1/x 2nd Sin 3rd DMS 23º 26’ 39’5 e. Casio 3800 P/ 570 A 2.513448994 1/x SHIFT Sin SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ f. Casio fx 82-TL 2.513448994 SHIFT Sin Ans X-1 = SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ g. Casio fx –D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G 2.513448994 SHIFT Sin ( Ans X-1) EXE SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ 6. Derajat dijadikan Sec (Cos 1/x) atau Sec (Cos 1/x) dijadikan derajat a. Casio fx 250 / 550 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Cos INV Min 1/x 1. 089982074 b. Casio fx 350 D / 580 / 991 / 3600 P 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Cos INV 1/x 1. 089982074 c. Casio fx 350 HA 33
23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Cos SHIFT 1/x 1. 089982074 d. Casio fx 38000 PB 23.2640 3rd DD/HYP Cos 1/x 1.089982074 e. Casio fx 3800 P / 570 A 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Cos 1/x 1. 089982074 f. Casio fx 82-TL Cos 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ = X-1 = 1.089982074 g. Casio fx-D400 / 4100P/ 42000 P / 5000 F / 8000 G Cos 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ EXE X-1 EXE 1.089982074 Cara mengembalikannya ke angka semula; a. Casio fx 250 / 550 1.089982074 INV Min 1/x INV Cos INV º ’’’ 23º 26’ 40’’ b. Casio fx 350 D / 580 / 991 / 3600 P 1.089982074 INV 1/x INV Cos INV º ’’’ 23º 26’ 40’’ c. Casio fx 350 H 1.089982074 SHIFT 1/x SHIFT Cos SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ d. Casio fx 38000 PB 1.089982074 1/x 2nd Cos 3rd DMS 23º 26’ 39’5 e. Casio 3800 P/ 570 A 1.089982074 1/x SHIFT Cos SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ f. Casio fx 82-TL 1.089982074 SHIFT Cos Ans X-1 = SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ g. Casio fx –D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G 1.089982074 SHIFT Cos ( Ans X-1) EXE SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ 7. Derajat dijadikan Cotg (Tan 1/x) atau Cotg (Tan 1/x) dijadikan derajat a. Casio fx 250 / 550 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Tan INV Min 1/x 2. 305954433 b. Casio fx 350 D/ 580 / 991 / 3600 P 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Tan INV 1/x 2. 305954433 c. Casio fx 350 HA 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Tan SHIFT 1/x 2. 305954433 d. Casio fx 38000 PB 23.2640 3rd DD/HYP Tan 1/x 2.305954432 e. Casio fx 3800 P / 570 A 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ Tan 1/x 2. 305954432 f. Casio fx 82-TL Tan 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ = X-1 = 2.3059954432 g. Casio fx-D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G Tan 23º ’’’ 26º ’’’ 40º ’’’ EXE X-1 EXE 2.305954433 Cara mengembalikannya ke angka semula; a. Casio fx 250 / 550 2.3059954433 INV Min 1/x INV Tan INV º ’’’ 23º 26’ 40’’ b. Casio fx 350 D / 580 / 991 / 3600 P 2.3059954433 INV 1/x INV Tan INV º ’’’ 23º 26’ 40’’ c. Casio fx 350 H 2.3059954433 SHIFT 1/x SHIFT Tan SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ d. Casio fx 38000 PB 2.3059954433 1/x 2nd Tan 3rd DMS 23º 26’ 39’5 e. Casio 3800 P/ 570 A 2.3059954433 1/x SHIFT Tan SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ f. Casio fx 82-TL 2.3059954432 SHIFT Tan Ans X-1 = SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’ g. Casio fx –D400 / 4100P / 42000 P / 5000 F / 8000 G 2.3059954433 SHIFT Tan ( Ans X-1) EXE SHIFT º ’’’ 23º 26’ 40’’
34
10. Daftar Deklinasi Matahari dalam Setahun. JANUARI 1
PEBRUARI 2
MARET 3
MEI 5
JUNI 6
1
- 23º 01’ 58”
-17º 12’ 22”
- 07º 20’ 56”
04º 46’ 54”
15º 15’ 58”
22º 08’ 18”
2
- 22º 56’ 58”
-16º 55’ 16”
- 06º 58’ 01”
05º 09’ 57”
33’ 49”
16’ 00”
3
51’ 31”
37’ 52”
34’ 60”
32’ 55”
51’ 25”
23’ 19”
4
45’ 36”
20’ 11”
11’ 54”
55’ 46”
16º 08’ 46”
30’ 15”
5
39’ 14”
02’ 12”
- 05º 48’ 43”
06º 18’ 32”
25’ 50”
36’ 47”
6
32’ 25”
-15º 43’ 57”
25’ 27”
41’ 11”
42’ 38”
42’ 56”
7
25’ 10”
25’ 26”
02’ 07”
07º 03’ 43”
59’ 09”
48’ 41”
8
17’ 28”
06’ 40”
- 04º 38’ 43”
26’ 08”
17º 15’ 24”
53’ 48”
9
09’ 20”
-14º 47’ 38”
15’ 55”
48’ 26”
31’ 21”
58’ 58”
10
01’ 29”
28’ 21”
- 03º 51’ 44”
08º 10’ 36”
47’ 01”
23º 03’ 30”
11
- 21º 51’ 46”
08’ 49”
28’ 10”
32’ 38”
18º 02’ 23”
07’ 38”
12
42’ 20”
-13º 49’ 04”
04’ 34”
54’ 31”
17’ 27”
11’ 32”
13
32’ 29”
29’ 04”
- 02º 40’ 55”
09º 16’ 16”
32’ 12”
14’ 41”
14
22’ 14”
08’ 51”
17’ 14”
37’ 51”
46’ 39”
17’ 35”
15
11’ 33”
-12º 48’ 26”
53’ 32”
59’ 17”
19º 00’ 47”
19’ 59”
16
00’ 28”
27’ 47”
- 01º 29’ 49”
10º 20’ 33”
14’ 36”
21’ 56”
17
- 20º 48’ 59”
06’ 57”
06’ 06”
41’ 39”
28’ 05”
23’ 51”
18
37’ 06”
-11º 45’ 55”
- 00º 42’ 22”
11º 02’ 35”
41’ 14”
25’ 06”
19
24’ 50”
24’ 41”
18’ 38”
23’ 19”
54’ 03”
25’ 57”
43’ 52”
20º 06’ 32”
26’ 23”
TGL
APRIL 4
20
12’ 10”
03’ 17”
06’ 46”
21
- 19º 59’ 07”
-10º 41’ 43”
00º 16’ 57”
12º 04’ 14”
18’ 40”
23º26’ 26”
22
45’ 43”
19’ 58”
40’ 40”
24’ 24”
30’ 27”
26’ 15”
23
31’ 56”
-09º 58’ 40”
01º 04’ 20”
44’ 21”
41’ 53”
25’ 39”
24
17’ 47”
36’ 01”
39’ 48”
13º 04’ 06”
52’ 31”
23’ 58”
03’ 17”
13’ 49”
51’ 36”
23’ 38”
21º 03’ 41”
22’ 20”
26
- 18º 48’ 26”
-08º 51’ 30”
02º 26’ 56”
42’ 57”
14’ 02”
20’ 17”
27
33’ 14”
29’ 02”
50’ 25”
14º 02’ 01”
24’ 01”
17’ 50”
17’ 43”
06’ 07”
03º 13’ 52”
20’ 27”
33’ 38”
14’ 58”
29
01’ 51”
-07º 43’ 44”
37’ 14”
39” 29”
42’ 52”
11’ 41”
30
- 17º 45’ 50”
04º 00’ 32”
57’ 51”
51’ 43”
08’ 00”
31
29’ 11”
23’ 45”
25
28
35
22º 00’ 12”
TGL
JULI 7
AGUSTUS 8
9
OKTOBER 10
NOPEMBER 11
DESEMBER 12 - 21º 53’ 50”
SEPTEMBER
1
23º 03’ 56”
17º 51’ 33”
08º 03’ 15”
- 03º 25’ 38”
- 14º 37’ 36”
2
22º 59’ 58”
36’ 08”
07º 41’ 22”
º 48’ 51”
56’ 33”
3
54’ 33”
20’ 26”
19’ 20”
- 04º 12’ 02”
- 15º 15’ 16”
11’ 18”
4
49’ 16”
04’ 26”
06º 57’ 12”
35’ 10”
33’ 43”
19’ 08”
5
43’ 36”
16º 48’ 11”
34’ 57”
58’ 15”
51’ 56”
26’ 43”
6
37’ 31”
32’ 20”
12’ 35”
- 05º 21’ 16”
- 16º 09’ 53”
33’ 52”
7
31’ 03”
14’ 50”
05º 50’ 07”
44’ 13”
27’ 33”
40’ 34”
8
24’ 12”
15º 57’ 46”
27’ 33”
- 06º 07’ 06”
44’ 14”
46’ 49”
9
16’ 58”
40’ 27”
04’ 53”
29’ 54”
59’ 09”
52’ 38”
10
09’ 20”
22’ 52”
04º 42’ 08”
52’ 37”
- 17º 02’ 05”
57’ 59”
11
01’ 20”
05’ 03”
19’ 18”
- 07º 15’ 15”
18’ 54”
- 23º 03’ 53”
12
21º 52’ 56”
14º 46’ 59”
03º 56’ 24”
37’ 47”
51’ 40”
07’ 20”
13
43’ 48”
28’ 41”
33’ 25”
- 08º 00’ 12”
- 18º 17’ 36”
11’ 38”
14
35’ 03”
10’ 09”
10’ 23”
22’ 31”
23’ 12”
14’ 51”
15
25’ 33”
13º 51’ 23”
02º 47’ 16”
44’ 43”
38’ 28”
18’ 09”
16
15’ 41”
32’ 25”
24’ 07”
- 09º 06’ 48”
53’ 25”
20’ 30”
17
05’ 27”
13’ 13”
00’ 55”
28’ 44”
- 19º 08’ 38”
22’ 38”
18
20º 54’ 52”
12º 53’ 49”
01º 37’ 40”
50’ 32”
22’ 18”
24’ 18”
19
43’ 55”
34’ 12”
14’ 23”
- 10º 12’ 12”
36’ 13”
25’ 29”
20
32’ 38”
14’ 24”
00º 52’ 25”
33’ 42”
49’ 47”
26’ 12”
21
21’ 00”
11º 54’ 24”
27’ 45”
55’ 03”
- 20º 02’ 58”
- 23º 26’ 27”
22
09’ 02”
34’ 12”
00º 00’ 30”
- 11º 16’ 14”
15’ 48”
26’ 12”
23
19º 56’ 43”
13’ 50”
- 00º 18’ 58”
37’ 15”
28’ 15”
25’ 32”
24
44’ 04”
10º 53’ 18”
42’ 20”
58’ 05”
40’ 20”
24’ 22”
- 12º 18’ 44”
52’ 02”
22’ 24”
- 22º 02’ 41”
25
31’ 06”
32’ 35”
- 01º 05’ 42”
26
17’ 49”
11’ 42”
29’ 04”
39’ 11”
- 21º 03’ 20”
20’ 37”
27
04’ 12”
09º 50’ 40”
52’ 25”
59’ 27”
14’ 14”
18’ 03”
28
18º 50’ 17”
29’ 28”
- 02º 15’ 46”
- 13º 19’ 31”
24’ 45”
15’ 01”
29
36’ 03”
08’ 08”
39’ 05”
39’ 22”
34’ 51”
11’ 13”
30
21’ 43”
08º 46’ 34”
- 03º 02’ 33”
58’ 60”
44’ 33”
07’ 33”
06’ 41”
25’ 01”
31
- 14º 18’ 25”
36
03’ 07”
11. Daftar Equation of Time Matahari dalam Setahun. TGL
JANUARI 1
PEBRUARI 2
MARET 3
APRIL 4
MEI 5
JUNI 6
1
- 0º 03’ 18”
- 0º 13’ 32”
- 0º 12’ 17”
- 0º 03’ 45”
+ 0º 02’ 57”
+0º 02’ 07”
2
03’ 47”
13’ 40”
12’ 04”
03’ 27”
03’ 04”
01’ 58”
3
04’ 14”
13’ 47”
11’ 52”
03’ 09”
03’ 10”
01’ 48”
4
04’ 42”
13’ 54”
11’ 38”
02’ 52”
03’ 16”
01’ 38”
5
05’ 09”
13’ 59”
11’ 25”
02’ 35”
03’ 21”
01’ 27”
6
05’ 36”
14’ 04”
11’ 11”
02’ 18”
03’ 25”
01’ 16”
7
06’ 02”
14’ 08”
10’ 57”
02’ 01”
03’ 29”
01’ 05”
8
06’ 28”
14’ 11”
10’ 41”
01’ 44”
03’ 32”
00’ 54”
9
06’ 53”
14’ 14”
10’ 26”
01’ 28”
03’ 35”
00’ 42”
10
07’ 18”
14’ 15”
10’ 11”
01’ 12”
03’ 37”
00’ 30”
11
07’ 42”
14’ 16”
09’ 55”
00’ 56”
03’ 39”
00’ 18”
12
08’ 06”
14’ 16”
09’ 39”
00’ 41”
03’ 40”
00’ 05”
13
08’ 29”
14’ 15”
09’ 22”
00’ 26”
03’ 40”
- 0º 00’ 07”
14
08’ 52”
14’ 14”
09’ 05”
00’ 11”
03’ 40”
00’ 20”
15
09’ 13”
14’ 11”
08’ 48”
+ 0º 00’ 04”
03’ 39”
00’ 33”
16
09’ 34”
14’ 08”
08’ 31”
00’ 18”
03’ 38”
00’ 46”
17
09’ 55”
14’ 05”
08’ 14”
00’ 31”
03’ 36”
00’ 59”
18
10’ 15”
14’ 00”
07’ 56”
00’ 45”
03’ 34”
01’ 12”
19
10’ 34”
13’ 55”
07’ 39”
00’ 58”
03’ 31”
01’ 25”
20
10’ 52”
13’ 49”
07’ 21”
01’ 10”
03’ 28”
01’ 38”
21
11’ 10”
13’ 43”
07’ 03”
01’ 22”
03’ 24”
01’ 51”
22
11’ 27”
13’ 35”
06’ 45”
01’ 33”
03’ 19”
02’ 04”
23
11’ 43”
13’ 28”
06’ 27”
01’ 45”
03’ 14”
02’ 17”
24
11’ 58”
13’ 19”
06’ 09”
01’ 56”
03’ 09”
02’ 29”
25
12’ 13”
13’ 10”
05’ 51”
02’ 06”
03’ 03’
02’ 42”
26
12’ 27”
13’ 01”
05’ 33”
02’ 16”
02’ 56”
02’ 55”
27
12’ 40”
12’ 50”
05’ 15”
20’ 27”
02’ 49”
03’ 07”
28
12’ 52”
12’ 40”
04’ 56”
02” 35”
02’ 42”
03’ 19”
29
13’ 03”
12’ 28”
04’ 38”
02’ 42”
02’ 34”
03’ 31”
30
13’ 14”
04’ 20”
02’ 50”
02’ 25”
03’ 43”
31
13’ 23”
04’ 02”
37
02’ 17”
TGL
JULI 7
AGUSTUS 8
SEPTEMBER 9
1
-0º 03’ 55”
-0º 06’ 18”
+0º 00’ 07”
2
04’ 06”
06’ 13”
3
04’ 17”
4
OKTOBER 10
NOPEMBER 11
DESEMBER 12
+ 0º 10’ 27”
+ 0º 16’ 28”
+ 0º 10’ 48”
00’ 26”
10’ 46”
16’ 28”
10’ 25”
06’ 08”
00’ 46”
11’ 05”
16’ 28”
10’ 02”
04’ 28”
06’ 03”
01’ 05”
11’ 23”
16’ 27”
09’ 37”
5
04’ 38”
05’ 57”
01’ 25”
11’ 41”
16’ 26”
09’ 12”
6
04’ 48”
05’ 50”
01’ 45”
11’ 59”
16’ 23”
08’ 47”
7
04’ 58”
05’ 43”
02’ 06”
12’ 16”
16’ 20”
08’ 21”
8
05’ 07”
05’ 35”
02’ 27”
12’ 33”
16’ 15”
07’ 55”
9
05’ 16”
05’ 26”
02’ 47”
12’ 50”
16’ 10”
07’ 28”
10
05’ 25”
05’ 17”
03’ 08”
13’ 06”
16’ 04”
07’ 01”
11
05’ 32”
05’ 08”
03’ 29”
13’ 22”
15’ 58”
06’ 33”
12
05’ 40”
04’ 58”
03’ 50”
13’ 37”
15’ 50”
06’ 05”
13
05’ 47”
04’ 47”
04’ 12”
13’ 51”
15’ 41”
05’ 37”
14
05’ 54”
04’ 35”
04’ 33”
14’ 05”
15’ 32”
05’ 08”
15
05’ 60”
04’ 24”
04’ 54”
14’ 19”
15’ 22”
04’ 39”
16
06’ 06”
04’ 12”
05’ 16”
14’ 32”
15’ 10”
04’ 10”
17
06’ 10”
03’ 59”
05’ 37”
14’ 44”
14’ 58”
03’ 41”
18
06’ 15”
03’ 45”
05’ 58”
14’ 56”
14’ 46”
03’ 11”
19
06’ 19”
03’ 30”
06’ 20”
15’ 07”
14’ 32”
02’ 42”
20
06’ 22”
03’ 17”
06’ 41”
15’ 18”
14’ 18”
02’ 12”
21
06’ 25”
03’ 02”
07’ 02”
15’ 27”
14’ 02”
01’ 42”
22
06’ 27”
02’ 47”
07’ 23”
15’ 36”
13’ 46”
01’ 13”
23
06’ 29”
02’ 32”
07’ 44”
15’ 45”
13’ 29”
00’ 43”
24
06’ 30”
02’ 15”
08’ 05”
15’ 53”
13’ 12”
00’ 13”
25
06’ 31”
01’ 59”
08’ 26”
16’ 00”
12’ 53’
- 0º 00’ 16”
26
06’ 31”
01’ 42”
08’ 47”
16’ 06”
12’ 34”
00’ 46”
27
06’ 30”
01’ 25”
09’ 07”
16’ 12”
12’ 15”
01’ 16”
28
06’ 29”
01’ 07”
09’ 27”
16” 16”
11’ 54”
01’ 45”
29
06’ 27”
00’ 49”
09’ 47”
16’ 20”
11’ 33”
02’ 14”
30
06’ 25”
00’ 31”
10’ 07”
16’ 24”
11’ 11”
02’ 43”
31
06’ 21”
00’ 12”
16’ 26”
38
03’ 11”
DAFTAR KEPUSTAKAAN Ahmad Izzuddin,, Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab-Rukah Praktis dan Solusi Permasalahannya), Komala Grafika, Semarang, 2005; Depag RI, Badan Hisab dan Rukyat, Almanak hisab rukya cet ke II, Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, Jakarta, 1998/1999; ---------------------,Pedoman Tehnik Rukyah, Direktorat Kelembagaan Agama Islam. 1994/1995;.
Jenderal
Pembinaan
--------------------, Jurnal Hisab Rukyat, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam :Jakarta, 1999/2000;. --------------------, Ephemeris 2004, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2004;. Encup Supriatna, Hisab Rukyah dan Aplikasinya, Radika, Bandung, 2007;. ---------------------, Menggagas Fiqh Astronomi (Telaah Hisab Rukyah dan Pencarian Solusi Perbedaan hari raya), Kaki Langit, Bandung, tahun 2005; Saadoe’ddin Djambek, Pedoman Waktu-waktu Sholat Sepanjang Masa, Bulan Bintang, Jakarta, 1977; --------------------, Hisab Awal Bulan, Tintamas, Jakarta, 1976; S. Farid Ruskanda, dkk., Rukyah Dengan Teknologi (Upaya mencari Kesamaan Pandangan tentang Penentuan Awal ramadhan dan Syawal, Gema Insani Press, Jakarta, 1994; Susiknan Azhari, Pembaharuan Pemikiran Hisab Di Indonesia, Studi atas pemikiran Saadudin Djambek, PustakaPelajar, Yogyakarta, 2002; ---------------------, Pembaharuan Pemikiran Hisab di Indonesia,(studi Analisis Pemikiran Saadoe' ddin Djambek), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002; Thomas Djamaluddin, Menuju Penyatuan Kalender Islam di Indonesia dan Tinjauan Kreteria Posisi Hilal diatas Ufuk, disampaikan pada “sosialisasi Hisab Rukyah PD Persis Kab. Bandung” tanggal 14 oktober 2006;
39