Warta
BIRU Volume 2 I No. 2 I April 2012
Program Biogas Rumah Indonesia ( BIRU) adalah program 4 tahun yang dikelola dan diimplementasikan oleh Hivos (Institut Kemanusiaan untuk Kerjasama Pembangunan) dan SNV (Lembaga Pembangunan Belanda). Program ini didanai oleh Kedutaan Besar Kerajaan Belanda dan diimplementasikan sejak 15 May 2009 hingga 31 Desember 2012. Program Biogas Rumah ini melibatkan perempuan dan laki-laki dalam tahap persiapan, pengelolaan dan pemanfaatan program . Warta BIRU Volume 2 I No. 2 I April 2012
1
Pembelajaran kegiatan promosi 2011 Tahun 2011 adalah tahun yang padat dengan kegiatan promosi. Staf BIRU
yang terlibat, baik pemerintah, para mitra pembangun, staf BIRU dan para
maupun CPO bekerjasama melakukan berbagai kegiatan promosi dan
pengguna yang sudah merasakan manfaat biogas.
awareness raising, untuk meningkatkan jumlah pembangunan reaktor agar target masing-masing organisasi dan provinsi tercapai. Pada tahun
Di luar kesuksesan itu, banyak sekali pembelajaran yang kita petik dari
2011 pulalah, kita bersama-sama merayakan kesukseskan pencapaian
pengalaman melakukan kegiatan promosi. Berikut adalah beberapa hal
program dengan membangun lebih dari 4000 unit reaktor sesuai dengan
yang bisa kita pelajari agar di kemudian hari, kegiatan yang dilakukan bisa
jadual yang ditentukan. Hal ini tentu tak lepas dari kerja keras semua pihak
meraih hasil yang maksimal.
Pertemuan kelompok
Pertemuan dengan para petani dan peternak kerap dilaksanakan baik oleh para mitra langsung maupun dengan bantuan dari staf BIRU. Pertemuan ini merupakan cara yang sangat strategis karena kita berinter-
aksi langsung kepada sasaran, yaitu para peternak. Namun, ada kalanya, pertemuan yang dilakukan tidak memberi hasil yang memuaskan atau tingkat ke-suksesan dalam hal ini peternak yang langsung mendaftar sebagai calon pengguna rendah. Berikut adalah beberapa langkah untuk memaksimalkan hasil:
1 3 5
Berinvestasilah lebih banyak pada tahap persiapan. Pilihlah target dengan lebih selektif; artinya undanglah hanya mereka – peternak perempuan dan laki-laki – yang memang berpotensi menjadi
pengguna BIRU (memiliki ternak dan lahan yang cukup). Jangan lakukan pertemuan terlalu lama. Satu jam sudah cukup. Masyarakat juga perlu melakukan hal-hal lain-
nya yang lebih penting.
2
Jangan satukan acara sosialisasi dengan acara lain, misalnya acara koperasi atau lainnya. Selain tidak fokus, acara akan menjadi sangat lama. Ketika tiba waktu BIRU mempresentasikan programmnya, beberapa
orang yang hadir sudah kehilangan minat bahkan pergi dari tempat pertemuan.
4
Jangan menomorduakan perempuan dan fokus hanya kepada laki-laki atau bapak-bapak saja. Ingat, istri adalah orang yang sa-ngat berpengaruh kepada suami. Jika perlu, fasilitasi pertemuan yang berbeda – satu untuk bapak, satu
untuk ibu. Buat aktifitas yang menarik untuk perempuan agar mereka mau datang.
tempat yang agak luas dan tertutup karena biasanya mereka banyak yang membawa serta anak
6
mereka yang masih balita serta memiliki fasilitas kamar mandi yang memadai.
Anda tidak kehilangan peluang.
2
Sesuaikan lokasi dan waktu pertemuan dengan kebutuhan kelompok target. Jika Anda mengundang kelompok perempuan misalnya, pilihlah waktu di siang hari dan di tempat yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka dan mudah dijangkau. Pilih juga
Catat nama dan kontak orang-orang yang berminat namun belum mau mendaftar menjadi pengguna.
Segeralah tindak lanjuti hasil pertemuan agar
Warta BIRU Volume 2 I No. 2 I April 2012
Promo incentive 2012 Di beberapa provinsi dan daerah program BIRU, jumlah pengguna biogas
tidak berhasil karena tidak ada peningkatan jumlah pengguna seperti
belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa
yang diharapkan. Salah satunya karena kurang menyebarnya informasi
hal termasuk keterbatasan sumber daya manusia dan waktu untuk
mengenai promotor dan jumlah insentif yang masih dirasa kurang.
melakukan promosi kepada pengguna potensial. Untuk meningkatkan
Dengan mempertimbangkan beberapa temuan tersebut, program BIRU
permintaan akan reaktor BIRU di daerah-daerah yang kurang berhasil, pro-
meluncurkan kembali program insentif bagi promotor lepas dengan
gram BIRU meluncurkan program insentif bagi promotor lepas. Program
beberapa perubahan sebagai berikut:
ini dimulai pada bulan Juni hingga Desember 2011. Pendekatan ini dinilai
Promo Insentif 2012 •
Target sebagai promotor: pengguna BIRU, Penyuluh Lapangan, Kader Posyandu Caders, pengurus koperasi, petugas kesehatan hewan.
•
Jumlah insentif per reaktor: Rp. 75,000
•
Biaya operasional per promotor: Rp. 25,000 diberikan hanya satu kali setelah promotor menghadiri briefing yang diselenggarakan oleh kantor BIRU
•
Setiap promotor berhak mendapat pelatihan “product knowledge” dari staf BIRU
•
Setiap promotor berhak mendapat paket materi promosi berupa 15 brosur dan 1 film BIRU.
•
Pendaftaran bagi promotor dan database diorganisir dan oleh kantor BIRU provinsi.
•
Semua provinsi dapat berpartisipasi kecuali Provinsi Jawa Timur, provinsi NTB (Lombok) kecuali untuk reaktor yang disubsidi pemerintah, NTT (Sumba) kecuali yang disubsidi oleh BNI.
Pesan Promosi BIRU Bulan November 2011, BIRU melakukan sebuah survey bagi pengguna BIRU. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menilai dampak proyek terhadap kondisi kesehatan, sanitasi dan sosial ekonomi, status fisik, fungsi, pengunaan dan pemeliharaan reaktor , kepuasan pengguna, dampak pada pertanian, lingkungan, penggunaan energi dan pengurangan emisi serta mengukur tingkat sensitivitas gender. Penelitian dilakukan terhadap 169 keluarga yang terdiri dari: 30 keluarga di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat, 50 rumah tangga di Jawa Timur dan 29 rumah tangga di Bali. Mereka dipilih dengan sistem random sampling dari pengguna biogas dari 14 CPO. • Strategi penyebaran informasi lewat media brosur tidak akan berhasil tanpa didampingi oleh komunikasi interpersonal kepada calon pengguna. • Perempuan terbukti ikut andil dalam proses pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bawah inistatif untuk membangun BIRU 34%-nya datang dari perempuan dan 50% pengguna yang diwawancarai mengatakan bahwa keputusan untuk membangun biogas diambil oleh perempuan (istri).
Warta BIRU Volume 2 I No. 2 I April 2012
5 pesan kunci dalam mempromosikan BIRU:
Dari hasil penelitian, berikut ada
1. BIRU menurunkan beban ekonomi dan meningkatkan pendapatan dan/atau tabungan 2. Dengan BIRU berarti beban kerja dan stress berkurang 3. Menggunakan BIRU berarti waktu produktif bertambah 4. Reaktor BIRU mudah dioperasikan dan dirawat baik untuk laki-laki maupun perempuan 5. Dengan BIRU, lingkungan lebih bersih dan keluarga lebih sehat 3
Limbah biogas atau disebut juga dengan bio-slurry merupakan produk akhir selain biogas dari pengolahan limbah dari
Bio-slurry merupakan produk organik yang ramah lingkungan dan berpotensi banyak untuk digunakan di pertanian dan perikanan. kotoran ternak melalui proses anaerobik (proses tanpa melibatkan oksigen).
Sebagai campuran pelet untuk pakan ikan
Sebagai starter pengomposan
Cara pemupukan dengan Bio-Slurry
Untuk memenuhi syarat-syarat tersebut tentunya perlu diinformasikan kepada para pengguna biogas untuk mematuhi tata cara pengisian kotoran segar dimana ditekankan pada volume digester (reaktor) yang dimiliki oleh para pengguna dengan berapa yang seharusnya volume kotoran segar yang harus diisikan setiap hari ke dalam mixer. (Tabel volume kohe segar dan volume digester)
Ternak Sapi
Untuk pembuatan vermikompos
Sebagai pupuk organik
4m3
6m3
8m3
10m3
12m3
Jumlah ternak
3
4-5
6
7-8
9
Kebutuhan bahan baku kotoran per hari (kg)
30
45
60
75
90
4m3
6m3
8m3
10m3
12m3
Ternak Babi
Bio-slurry dapat digunakan untuk banyak kegunaan di pertanian dan
Jumlah ternak
7
10
13
17
20
perikanan bila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Kebutuhan bahan baku kotoran per hari (kg)
20
30
40
50
60
Minim ataupun tidak mengeluarkan gelembung udara. Tidak berbau seperti kotoran segar. Warna bio-slurry berubah menjadi lebih gelap dibandingkan
Apabila limbah biogas yang saat ini didapat masih belum memenuhi persyaratan diatas maka limbah tersebut dapat digunakan untuk bahan
kotoran segarnya.
pengomposan ataupun diolah sebagai pupuk kandang seperti biasa, jadi
Minim ataupun tidak ada serangga yang hinggap.
tidak ada yang terbuang. Selanjutnya pemberian kotoran segar ke dalam mixer disesuaikan dengan tata cara yang telah direkomendasikan oleh Program Biogas Rumah (BIRU).
4
Warta BIRU Volume 2 I No. 2 I April 2012
Tukang yang baik selalu memberikan kualitas hasil konstruksi yang baik. Tukang inilah yang menjadi aset berharga dan harus diperhatikan oleh mitra. Setiap reaktor BIRU yang dibangun dikontrol oleh Quality Inspector
Mitra memiliki rekaman kerja tukang; siapa yang memiliki kualitas kerja baik
(QI) dan supervisor. Pengontrolan ini dilakukan pada setiap tahap dan
dan membangun banyak digester, atau tukang yang masih harus ditingkat-
detail pembangunan. Hal ini penting dilakukan karena setiap dimensi
kan kualitas kerjanya dan hanya membangun digester dalam jumlah sedikit.
dan bentuk memiliki arti dan fungsi yang tak terpisahkan. Kesatuan yang benar dari reaktor ini akan menghasilkan sebuah reaktor yang
Mitra memfasilitasi forum koordinasi antara tukang, supervisor, dan CPO
baik, tanpa cacat ataupun kebocoran. Kualitas bangunan yang tidak
agar terjalin koordinasi dan kerjasama yang baik serta semua permasala-
baik akan menyebabkan hilangnya kepercayaan para pengguna dan
han yang dihadapi di lapangan dapat dicarikan solusi yang yang baik.
BIRU kepada mitra (CPO). Biasanya, hal ini akan juga mengacu pada hilangnya kepercayaan CPO kepada para supervisor dan kepercayaan supervisor kepada tukang. Tukang merupakan ujung tombak CPO dalam pembangunan reaktor BIRU. Bahkan tak jarang, tukang mengambil peran lebih sebagai promotor dan membantu mempromosikan program BIRU. Ketika pelatihan, tukang
buat mitra semakin kokoh di Ujung tombak yang kuat akan mem ut adalah hal-hal yang perlu dalam pelaksanaan program BIRU. Berik dengan baik: dijaga agar tukang bisa tetap bekerja menyambung hidup. Perhatikan kebutuhan tukang untuk pembayaran upah. Ini Hindari birokrasi rumit dalam proses n pergi mencari sumber untuk mencegah tukang yang kompete penghasilan yang lain.
•
diajarkan secara menyeluruh tentang konstruksi bangunan reaktor BIRU, disertai penjelasan detail tentang gambar sekaligus praktek lapangan sehingga mereka menguasai cara membangun dan mempertahankan kualitas reaktor tidak memiliki masalah secara konstruksi dan instalasi.
•
Memiliki tukang yang bisa terus menerus mempertahankan kualitas konstruksinya pasti sangat membanggakan. Bagi CPO, tentu ini berarti nilai defult yang rendah dan nilai kualitas yang tinggi di mata program
•
BIRU. Supervisor juga memiliki peran penting dalam menjaga kualitas bangunan reaktor karena ialah yang pertama bisa mengarahkan tukang dan pertama kali mengontrol kualitas konstruksi yang diberikan. Mitra melalui supervisor harus memastikan bahwa tukang membangun sesuai dengan design dan spesifikasi serta tahapan pekerjaan yang benar. Warta BIRU Volume 2 I No. 2 I April 2012
•
(K3). Berikan perlengkaJaga Keselamatan dan Keseharan Kerja seperti sepatu boot dan pan dan kelengkapan standar tukang helm untuk mereka bekerja. perlakukan staff yang lain. Perlakukan mereka seperti mitra mem adap keduanya agar tukang Jangan membedakan perlakuan terh tif tidak merasa ada perlakukan diskrimin ng bekerja lebih giat dan
Beri insentif untuk merangsang tuka berkualitas.
5
pembangunan. Ingatlah, Ketika membangun reaktor BIRU, kerap terjadi kesalahan-kesalahan dalam pada akhirnya menambahwa kesalahan konstruksi dapat mempengaruhi kualitas bangunan yang salahan konstuksi yang bah beban perbaikan kepada CPO. Usahakan meminimalisir kesalahan-ke kerap terjadi pada bagian-bagian reaktor di bawah ini.
Digester •
•
•
•
•
Setting layout yang serampangan. Akibatnya, desain reaktor biogas tidak sesuai dan mempengaruhi aliran slurry. Galian lubang digester terlalu dalam, namun tidak diikuti oleh perubahan ketinggian untuk bagian reaktor lainnya. Akibatnya, slurry tidak dapat mengalir ke outlet. Pemadatan yang tidak merata ketika penimbunan dinding digester. Akibatnya, dinding digester retak atau pecah. Lakukan penimbunan dan pemadatan secara bertahap, jangan sekaligus. Batu bata tidak direndam air. Akibatnya, daya rekat batubata berkurang dan dapat menyebabkan kebocoran. Menggunakan air payau atau rawa untuk mengaduk. Akibatnya, kualitas hasil adukan air jelek. Gunakan air sumur atau air tanah.
Dome/Kubah •
•
• •
Penimbunan tanah yang tidak padat merata. Akibatnya, tanah akan turun jika terkena air atau hujan. Dinding kubah tidak terplaster dengan baik. Akibatnya,muncul rongga-rongga kecil akibat plaster tidak merata sehingga berpeluang menciptakan kebocoran pada kubah. Turret yang tidak sesuai dimensi. Ketinggian timbunan pada turret tidak sesuai gambar.
Outlet dan penutupnya •
• • • •
6
gian slurry terlalu tinggi Dimensi outlet tidak sesuai gambar. Akibatnya, keting h terhadap produksi gas atau rendah di dalam digester sehingga berpengaru m digester terganggu dan Overflow yang salah. Akibatnya, sirkulasi slurry didala stabilitas produksi biogas juga terganggu. erasan dan sedimentasi pada Dinding tidak di aci. Akibatnya, mudah terjadi peng dinding outlet anggu aliran slurry. Posisi outlet yang tidak persis sejajar sehingga meng menggunakan besi kerangBeton penutup outlet dibat dengan asal-asalan dan haya bagi pengguna. ka yang karatan. Akibatnya, tutup cepat rusak dan berba
Tutup water drain rusak karena bahan tidak sesuai standar.
Warta BIRU Volume 2 I No. 2 I April 2012
Alat-alat instalasi (appliance) •
•
•
Kompor menggunakan kompor gas biasa yang dimodifikasi (tidak sesuai standar BIRU).
Menggunakan kompor yang belum disetujui. Akibatnya, timbul masalah pada air inlet (pengontrol udara) yang berpe-ngaruh kepada api pada kompor. Alat mixer tidak sesuai standar. Mixer tidak di cat dan jumlah bilang bixer tidak sesuai. Akibatnya, hasil adukan kohe pada inlet tidak merata. Menggunakan selang gas, pipa gas, gas tap dan aksesoris lainnya yang tidak disetujui. Akibatnya, serting terjdi berbagai masalah terkait tekanan gas.
Pemasangan dan Penggunaan Pipa •
Inlet •
• •
Posisi Inlet terlalu tinggi. Kemiringan 60 % pada saluran pipa dimaksudkan agar aliran kohe sapi tidak terlalu kencang ke dalam digester dan tidak terlalu lambat agar waktu retensi tercapai. Bagian dalam inlet tidak diaci sehingga inlet sulit dibersihkan. Ketinggian lubang inlet terhadap overflow tidak sesuai design. Akibatnya, akan bermasalah pada aliran slurry dan waktu retensi.
•
•
•
Tidak menggunakan pipa sesuai standar yang ditetapkan. Akibatnya, peluang kebocoran pada pipa tinggi Pipa yang tidak ditimbun secara tepat. Akibatnya, pipa terkena terpaan panas dan hujan sehingga cepat rusak atau pecah. Posisi water drain salah. Akibatnya, air tidak mengalir ke water drain dan menyumbat pipa. Pemasangan fitting yang tidak benar dan terlalu banyak. Akibatnya, kobocoran lebih rentan terjadi jika terlalu banyak sambungan (fitting).
Slurry pit •
•
Tidak dibuat slurry pit dua buah, Akibatnya, slurry yang keluar dari outlet tidak tertampung dengan baik, tumpah dan mengotori lingkungan. Dimensi slurry pit kecil. Akibatnya, slurry tumpah dan bahan dasar biokompos tidak tertampung dengan baik.
Warta BIRU Volume 2 I No. 2 I April 2012
Reaktor tidak mem mengalir keluar iliki slurry pit sehingga limbah dan mengotori lin langsung gkungan 7
Alat-alat instalasi BIRU Demi menjaga kualitas reaktor biogas rumah, program BIRU hanya menggunakan alat-alat instalasi yang telah lulus uji dan sesuai dengan standar BIRU. Alat-alat instalasi biogas ini semakin berkembang seiring dengan jumlah pengguna yang juga semakin banyak. Kerja sama yang intensif antara program BIRU program dan para mitra konstruksi (CPO) dalam pembuatan dan perbaikannya telah membuat alat-alat instalasi yang ada menjadi semakin baik dan hampir sempurna sehingga secara tidak langsung mendukung pembentukan sektor biogas yang kita cita-citakan. Berikut adalah daftar alat-alat instalasi (appliance) BIRU yang telah disetujui penggunaannya:
Kompor BIRU CV. Khasanah Bahari, PT. Solihin Jaya (Butterfly) and PT. Metalindo Teratai Putera
Gas Tap Lamp
CV. Khazanah Bahari dan LPTP
CV. Khasanah Bahari dan PT. Solihin Jaya (Butterfly)
8
Warta BIRU Volume 2 I No. 2 I April 2012
Valve Utama KITZ Original Japanese valve
Main Pipe
Manometer CV. Khasanah Bahari, CV. Total Plumbing & CV. Utama Graha
Produksi Lokal dengan standar yang dimonitor oleh BIRU
Water Drain CV. Khasanah Bahari
Mixer Produksi Lokal dengan standar yang dimonitor oleh BIRU
PENGUMUMAN: Program BIRU tidak lagi melayani pemesanan dan penalangan dana alat-alat instalasi Biogas. Setelah hampir tiga tahun Program BIRU berupaya membangun
Berikut adalah daftar produsen atau distributor alat-alat instalasi
mekanisme pasar yang sehat dan mandiri. Dalam prosesnya, kami
dapat dikontak langsung di alamat berikut:
membantu para mitra konstruksi dalam hal pemesanan alat-alat in-
• PT. Metalindo Teratai Putera, Bapak Beni, Hp : 08129546016, Email :
stalasi biogas dan secara finansial dengan meminjamkan dana untuk pembelian alat-alat tersebut. Untuk mendorong terciptanya pasar bebas dan agar mitra menjadi lebih mandiri, program BIRU tidak
[email protected]. • PT. Solihin Jaya Industri, Jl. Rungkut Industri IV/19 Surabaya. Bapak Go Nawan.
lagi menjadi perantara dan melayani pemesanan dan penalangan
• Hp: 031-71053384, Email:
[email protected].
dana alat-alat instalasi Biogas baik yang diajukan melalui kantor BIRU
• CV. Khazanah Bahari, Jl. Cihampelas 212 B , Bandung, Bapak Yono,
di Jakarta maupun di semua provinsi bagi mitra pembangun yang
Hp : 0857 218 52940. Email :
[email protected].
telah melewati batas periode kontrak lebih dari 1 tahun.
Warta BIRU Volume 2 I No. 2 I April 2012
9
H
ingga akhir Maret 2012, telah ada sekitar 4800 reaktor biogas yang terbangun dan beroperasi. Setelah selesai dibangun, sudah menjadi tanggungjawab pengguna untuk merawat reak-
tor BIRU secara baik dan teratur. Pemakaian reaktor BIRU yang efektif dan efisien serta perawatan yang baik dan teratur sangat menentukan umur reaktor. Perawatan termasuk memasukkan bahan baku kohe secara teratur setiap hari serta kualitas dan kuantitas kohe sehingga umur reaktor ini bisa bertahan lama. CPO sebagai mitra BIRU bertanggungjawab memberikan pelatihan kepada pengguna agar reaktor bisa berfungsi dengan baik dan tahan lama. Pengguna perlu memahami cara kerja reaktor, penggunaan alat-alat instalasi (appliances) yang baik, pemanfaatan limbah biogas (bio-slurry), dan cara memelihara reaktor agar tahan lama. Pelatihan bagi pengguna ini wajib dilakukan oleh CPO minimal tiga bulan dan maksimal enam bulan setelah pembangunan selesai dan reaktor berfungsi dengan baik. Pelatihan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan teknis dari tim BIRU agar pelatihan tepat sasaran. Yang tak kalah penting, mitra harus memastikan peran serta dan kehadiran perempuan dalam pelatihan seimbang dengan laki-laki sehingga baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki pemahaman dan kemampuan dalam menjaga kualitas biogas dan pengolahan pemanfaatan bio-slurry.
Keutamaan diadakan User training oleh CPO : • Pengguna lebi h percaya diri da lam menggunakan dan meraw at reaktor serta mampu melakukan perbai kan-perbaikan keci l pada reaktor dan alat-a lat instalasi. Terc ipta hubungan yang ba ik antara CPO da n pengguna
EN WOMN CA DO Biaya Pelatihan Pengguna Program BIRU memiliki tanggung jawab mengembalikan dana yang sudah terpakai selama pelatihan ini dengan sistem penggantian (reimbursement). Setelah pelatihan selesai, Lembaga Mitra Pembangun dapat meminta penggantian uang atas biaya pelatihan da Kantor Nasional Program BIRU dengan mengirimkan surat permohonan resmi disertai bukti-bukti pengeluaran dan daftar hadir asli. 10
• Risiko reakto r biogas rusak be rkurang sehingga beban CPO untuk perbaikan reaktor juga berkurang • Dengan memah ami cara pengelol aan dan pemanfaat bio-slur ry, pengguna dapa t memaksimalkan manfaat reaktor
• Menambah kete rampilan dan keah lian CPO sebagai penyelengg ara pelatihan dan menegaskan peran seba gai aktor penggiat biogas di Indonesia
Warta BIRU Volume 2 I No. 2 I April 2012
D
alam rangka persiapan kualifikasi dan sertifikasi Gold Slandard (GS), pada tanggal l6 Februari 2012, Program BIRU telah melaksanakan
Pertemuan Konsultasi Pemangku Kepentingan Lokal di Jakarta. Konsultasi tersebut diadakan untuk menginformasikan para pemangku kepentingan mengenai tujuan dari keikutsertaan program BIRU dalam mendapatkan kualifikasi dan sertifikasi GS. Dengan sertifikasi GS, Program BIRU bisa menghasilkan pendapatan dari pengurangan emisi karbon yang diharapkan dapat membantu program berjalan mandiri di masa mendatang. Para peserta yang hadir memberikan tanggapan positif mengenai kegiatan tersebut, karena bukan
saja memberikan kabar terkini, tetapi juga sekaligus mempromosikan Program BIRU kepada pemangku kepentingan dari wilayah lain dimana program belum dilaksanakan. Peserta umumnya sangat menghargai program BIRU karena mempromosikan energi baru terbarukan yang lebih bersih, menurunkan polusi udara dan air, meningkatkan kapasitas dan pendapatan masyarakat lokal. Sebanyak 48 peserta dari pihak pemerintah, mitra, donor internasional dan tentu pengguna BIRU hadir di acara tersebut. Keterlibatan para peserta dari berbagai sektor tersebut menunjukkan bahwa biogas merupakan isu yang sangat penting dan akses terhadap energi baru terbarukan Pastikan pengguna BIRU di daerah Anda telah memasang Stiker 7 Langkah Mudah Memanfaatkan Biogas Rumah di dapur mereka atau ruangan lain yang strategis.
memang sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Laporan lengkap kegiatan dapat diunduh di situs BIRU: www. biru.or.id pada menu ‘Sertifikasi Gold Standard’.
KANTOR PROVINSI BIRU Kantor Provinsi Jawa Barat
Jl. Bukit Dago Selatan No. 12 Bandung - Jawa Barat Phone/Fax. (022) 2502831
Kantor Provinsi DIY & Jawa Tengah
Jl. Mojo no. 16 Karangasem Surakarta - Jawa Tengah Phone/Fax. (0271) 718000
Kantor Provinsi Bali
Jl. Tukad Irawadi, Gang Sejahtera, No. 4 Panjer-Denpasar 80225 Tel: (0361) 8955158 Fax: (0361) 8511 889.
Kantor Provinsi Jawa Timur
Kantor Bappeda Kab Malang Jl KH Agus Salim No 7 Malang - Jawa Timur Phone. (0341) 361171 Fax. (0341) 361172
Kantor Provinsi Sulawesi Selatan
Kantor Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan Lantai III Jl. A.P Petarani Makassar, Sulawesi Selatan Phone/Fax. (0411) 831044
Warta BIRU Volume 2 I No. 2 I April 2012
Kantor Provinsi NTB
Kami menghargai pendapat Anda! Kirimkan masukan, saran atau kritik ke:
[email protected]
Kantor Provinsi NTT
Info atau pengaduan tentang BIRU: 0812 8030 2020 (SMS)
Jl. Majapahit No. 20 Mataram - Nusa Tenggara Barat Phone/Fax. (0370) 637278
Hotel Merlin (TEMPORARY OFFICE) Jl. D. I. Panjaitan No. 35, Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur Phone. (0387) 61300 Fax. (0387) 61401
11
Peraturan Keselamatan & keamanan dalam Pembangunan, Perawatan dan Pemakaian Reaktor BIRU
1.
Pasang pagar di sekitar lokasi penggalian dan di sekeliling lubang reaktor untuk mencegah anak kecil atau binatang terjatuh ke dalam lubang tersebut. Pagar ini dapat terbuat dari bahan yang murah seperti seng bekas, bahan tepas ataupun terpal plastik.
2.
Ketika dalam proses pembangunan, beritahu semua anggota keluarga (dan tetangga sekitar) untuk berhati-hati ketika berjalan di dekat lokasi pembangunan reaktor, terutama di malam hari.
3.
Pastikan manhole selalu dalam keadaan tertutup kayu atau besi ketika pengisian perdana. Jangan pernah izinkan anak-anak masuk ke dalam manhole atau reaktor.
4. 5.
Setelah bangunan selesai, pastikan outlet selalu tertutup lapisan beton yang di cor.
Outlet harus selalu tertutup dan tidak boleh dibiarkan terbuka meski hanya sebentar. Jika pengisian perdana belum selesai dan harus dilanjutkan besok, pastikan outlet dalam keadaan tertutup dengan bahan kuat seperti kayu atau lainnya yang mampu menahan beban setara berat badan anak kecil. Outlet tidak boleh dibebani benda berat. Jangan biarkan anak-anak bermain di atas tutup outlet. Bila rusak, segera ganti dengan outlet yang lebih kuat.
6.
7.
Bila harus dibersihkan, timba keluar ampas biogas dari outlet. Jangan masuk ke dalam
Jangan biarkan outlet dalam keadaan terbuka meski hanya sebentar. Jika pengisian perdana belum selesai dan harus dilanjutkan besok, pastikan outlet ditutup dengan bahan kuat seperti kayu atau lainnya yang mampu menahan beban setara berat badan anak kecil. outlet dan reaktor meski jumlah ampas sedikit karena ampas masih mengeluarkan metan.
8. 9.
Pagari slurry-pit untuk mencegah anak-anak atau binatang terjatuh ke dalamnya.
Jangan gunakan pematik api di dalam reaktor. Gas metan dapat tersulut api dan membahayakan orang di dalamnya.
10.
Bila pipa gas utama tersumbat, berhatihatilah ketika membuka reduction elbow. Tekanan gas di dalam kubah dapat membahayakan orang yang membuka sambungan tersebut.
11.
Hubungi teknisi Mitra Pembangun jika reaktor memerlukan perbaikan besar. Jangan perbaiki sendiri.
12.
Jangan pernah gunakan api untuk mengetes kebocoran. Periksa jalur perpipaan terhadap kebocoran dengan air dan sabun secara rutin.
Tips: Pasang marka/papan kecil yang menginformasikan bahwa sedang ada pekerjaan konstruksi di lokasi pembangunan reaktor. Marka bisa bertuliskan “Hati-hati, sedang dalam pekerjaan pembangunan reaktor biogas’. Tempatkan marka ini di lokasi yang mudah terlihat. Jika perlu, gunakan bahasa setempat agar pesan mudah dipahami.
Program Biogas Rumah (BIRU) Jl. Kemang Selatan XII no. 1, Jakarta Selatan 12560 - Indonesia Ph: +62 (21) 7892489, +62 (21) 78837577 Fax: +62 (21) 7808115
[email protected] www.biru.or.id Info atau pengaduan: 0812 8030 2020 (SMS)
12
13.
Ketika menyalakan kompor, siapkan pematik api sebelum membuka keran gas. Jika tidak sedang digunakan, jangan biarkan gas menyala untuk waktu lama.
14.
Ketika tidak digunakan, pastikan posisi katup utama, keran gas dan kenop kompor dalam keadaan tertutup.
15.
Jangan letakkan barang-barang yang mudah terbakar di sekitar lampu untuk menghindari kemungkinan tersambar api.
16.
Ikuti prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Gunakan alat pelindung konstruksi seperti helm, sarung tangan dan sepatu bot ketika bekerja.
17.
Supervisor dan tukang harus menginformasikan peraturan keamanan dan keselamatan. kepada para anggota keluarga pemilik BIRU sebelum proses pembangunan reaktor dimulai.
Untuk konsultasi masalah teknis hubungi QI atau email ke
[email protected]
Kerjasama Indonesia - Belanda
Pelaksana
Warta BIRU Volume 2 I No. 2 I April 2012