48
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Perencanaan Persyaratan Teknis Penangkaran
1. Tempat pemeliharaan Penangkaran lebah madu pada dasarnya ada dua macam, yaitu penangkaran sederhana dan penangkaran modern. Penangkaran sederhana yaitu penangkaran yang masih menggunakan gelodok. Penangkaran lebah seperti ini mempunyai kelemahan yaitu mudah terserang hama atau penyakit dan biasanya lebah tidak kerasan untuk menghuni gelodok yang ditempatinya. Bentuk gelodok yang tidak memenuhi syarat akan mempersulit pemeriksaan dan pengawasan, sarang akan menjadi rusak pada saat pengambilan hasil, karena tempat madu menjadi satu dengan tempat larva (Soeyanto, 1981). Gelodok dibuat dengan meniru rumah-rumah lebah yang terdapat dirongga-rongga batang pohon besar atau gua yang terlindung dari terik matahari dan hujan. Rumah tiruan itu dibuat dari batang kelapa (Cocos nucifera) terutama pucuk, kayu randu (Ceiba pentandra), kayu pucung (Pangium edule) atau batang pohon lain yang berkayu lunak. Batang yang digunakan berbentuk silinder berukuran panjang 80–100 cm yang dibelah dua dan memiliki diameter minimal 12 cm (Sarwono, 2008).
49
Penangkaran lebah yang modern sudah menggunakan stup yang memiliki beberapa keuntungan antara lain mudah dipindahkan, mudah dibongkar dan lebih dapat memberikan perlindungan terhadap hama dan penyakit (Apiari, 2002 dalam Lestari, 2011). Peti lebah madu (stup) sangat diperlukan dalam usaha pemeliharaan lebah madu.
Pemeliharaan lebah madu dalam peti akan mempermudah
pengelolaan dan pemanenannya, tanpa merusak koloni lebah madu. Stup dapat dibuat tunggal atau bertingkat yang ditumpuk satu sama lain. Bila stup dibuat bertingkat, maka peti paling bawah berfungsi sebagai tempat ratu dan pertumbuhan serta perkembangbiakan koloninya. Sedangkan peti yang diatasnya berfungsi sebagai tempat memproduksi madu. Stup perlu diberi penyangga untuk menghindari serangan rayap, ular, atau binatang lain. Tinggi kaki penyangga stup dari tanah berkisar 50 cm-100 cm (Febriani, 2009).
Gambar 2. Stup yang dipakai Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera.
50
Parameter penilaian tempat pemeliharaan lebah madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Parameter penilaian tempat pemeliharaan lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Baik Ukuran stup dan gelodok.
Jenis kayu yang digunaka n untuk stup dan gelodok
Jumlah penggunaan tempat pemeliharaan.
Jika ukuran stup dan gelodok yang digunakan sama dengan ukuran stup standar. Jika digunakan jenis kayu yang tidak berbau, tahan lama dan mudah didapat.
Jika penggunaan stup ≥ 70%, serta adanya penggunaan gelodok.
Kategori Cukup Kurang Baik Baik Jika Jika ukuran ukuran stup dan stup yang gelodok digunayang kan jauh digunakan lebih mendekati kecil dari ukuran ukuran stup stup standar. standar. Jika digunakan jenis kayu yang tidak berbau dan tahan lama, namun sulit didapat.
Jika digunakan jenis kayu yang tidak berbau dan mudah didapatkan, namun tidak tahan lama. Jika Jika pengguna- pengguan stup ≥ naan stup 50%, serta ≤ 50%, adanya serta pengguna- adanya an penggugelodok. naan gelodok.
Sumber Buruk Jika ukuran stup yang digunakan terlalu kecil dan sempit.
Tim Karya Tani Mandiri (2010). Sarwon o (2008).
Jika digunakan jenis kayu yang berbau, tidak tahan lama dan sulit didapat.
Badan Penyulu h-an dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (2012).
Jika penggunaan hanya memakai gelodok.
Tim Karya Tani Mandiri (2010).
51
Penangkaran lebah Apis cerana Fabr. yang dilaksanakan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera masih secara tradisional yaitu menggunakan gelodok dan terdapat beberapa petani lebah yang telah menggunakan stup. Petani yang tidak menggunakan stup disebabkan oleh kurangnya keberanian serta keterampilan dari petani untuk memindahkan koloni lebah dari gelodok ke dalam stup. Stup yang digunakan oleh petani terbuat dari kayu randu (Ceiba pentandra), kemiri (Aleurites moluccana), dan jengkol (Pithecolobium lobatum).
Alasan digunakan kayu tersebut karena harga kayu yang
ekonomis dan jenis kayu tersebut mudah didapatkan di dalam hutan rakyat yang terdapat di Desa Buana Sakti. Stup berbentuk persegi panjang dan memiliki ukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 25 cm. Satu stup memiliki 6 sampai 7 bingkai sisiran (frame). Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), standar internasional ukuran stup memiliki ukuran panjang 40 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 20 cm, serta dalam satu stup terdapat 6 sampai 9 frame sebagai rumah lebah. Selain itu, menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (2012), jenis kayu yang digunakan untuk stup memiliki ketebalan 2 cm dan kayu tidak berbau, tahan lama dan mudah didapat. Sehingga dapat diketahui bahwa ukuran dan jenis kayu stup yang dipakai oleh Kelompok Karya Tani Mandiri dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. telah mendekati ukuran standar.
52
Gelodok merupakan kandang lebah madu secara tradisional.
Gelodok
terbuat dari batang kayu yang diberi ruang di dalam batang sebagai tempat bersarangnya lebah madu. Gelodok yang digunakan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera terbuat dari kayu randu (Ceiba pentandra) dan kelapa (Cocos nucifera). Kayu randu (Ceiba pentandra) dipilih karena memiliki suhu yang dingin dan digunakan kayu kelapa (Cocos nucifera) berbentuk silinder beraturan sehingga mudah dalam pembuatannya. Gelodok yang digunakan memiliki ukuran panjang berkisar antara 60-70 cm dan diameter 25 cm. Kekurangan dari menggunakan gelodok dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. adalah sulitnya pengontrolan hama yang menyerang lebah dan pengambilan hasil madu dari lebah.
Gambar 3. Gelodok yang dipakai Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera.
53
Penilaian untuk tempat pemeliharaan lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai tempat pemeliharaan lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Baik Ukuran stup dan gelodok Jenis kayu yang digunakan untuk stup dan gelodok Jumlah penggunaan tempat pemeliharaan
Kategori Cukup Kurang Baik Baik √
√
Nilai Buruk 3 4
√
Total
2
9
2. Kondisi koloni Koloni yang baik adalah koloni dalam kondisi sehat dan sarangnya penuh dengan telur dan larva muda. Telur dan larva muda adalah bakal calon yang akan dipilih dan dipelihara secara khusus oleh lebah pekerja untuk dijadikan lebah ratu. Apabila jumlah telur dan larva muda terlalu sedikit, koloni dapat gagal menghasilkan lebah ratu. Koloni lebah madu yang ideal terdiri atas satu ekor lebah ratu, kurang lebih 50.000 lebah pekerja, beberapa lebah jantan, kurang lebih 6.000 telur, 10.000 larva, dan 20.000 pupa. Satu koloni lebah madu terdapat lebah ratu, lebah jantan, dan lebah pekerja (Suputa, 2007).
54
Gambar 4. Lebah Ratu (Sumber: Suputa, 2007).
Gambar 5. Lebah Jantan (Sumber: Suputa, 2007).
55
Gambar 6. Lebah Pekerja (sumber: foto observasi). Parameter penilaian kondisi koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Parameter penilaian kondisi koloni lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel
Jumlah larva dan telur dalam sarang lebah
Kategori Baik Cukup Kurang Baik Baik Jika Jika Jika sisiran sisiran hanya diisi atau diisi atau beberapa dipenuhi dipenuhi sisiran oleh oleh yang telur dan telur dan dipenuhi larva larva telur dan muda muda, larva serta namun muda terdapat jumlah dan banyak lebah terdapat lebah. tidak sedikit terlalu lebah. banyak.
Sumber Buruk Jika terdapat banyak sisiran yang kosong dan terdapat sedikit lebah.
Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).
56
Lanjutan tabel 5 Variabel
Kesehata n koloni
Kategori Baik Cukup Kurang Baik Baik Jika Jika Jika koloni koloni koloni lebah lebah lebah tidak hanya terserang terserang terserang hama hama hama dan dan yang penyakit penyakit. masih yang dapat dapat ditangani ditangani oleh oleh petani petani lebah. lebah.
Sumber Buruk Jika koloni lebah terserang penyakit dan tidak dapat ditangani oleh petani lebah.
Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, kondisi koloni lebah madu Apis cerana Fabr. dalam penangkaran yang dilakukan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera cukup baik yaitu dalam satu koloni terdapat sarang yang dipenuhi oleh telur dan larva muda yang cukup banyak serta terdapat banyak lebah pekerja. Selain itu, koloni lebah madu yang ditangkarkan tidak ada yang terkena penyakit. Penilaian terhadap kondisi koloni yang ditangkarkan dalam media stup dan gelodok disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai kondisi koloni lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Baik Jumlah larva dan telur dalam sarang lebah Kesehatan koloni
Kategori Cukup Kurang Baik Baik √
Nilai Buruk 3
√
3
Total
6
57
Gambar 7. Kondisi koloni dalam satu sisiran.
3. Lokasi penangkaran Lokasi penangkaran harus didukung dengan tanaman pakan yang menjamin tersedianya nektar dan tepung sari dalam jumlah yang cukup banyak. Jumlah makanan yang banyak sangat diperlukan agar diperoleh ratu yang berkualitas baik. Nektar dalam jumlah banyak diperlukan untuk mendorong koloni lebah madu membentuk calon-calon lebah jantan dalam jumlah banyak. Selain itu nektar bersama-sama dengan tepung sari juga merupakan bahan dasar untuk memproduksi royal jelly (Wardhani, 2011). Tepung sari juga harus tersedia dalam jumlah banyak di lokasi penangkaran.
Tepung sari diperlukan oleh lebah pekerja muda untuk
mengaktifkan kelenjar hypoharyng agar memproduksi royal jelly. Selain itu, tepung sari juga diperlukan untuk meningkatkan produksi dan kualitas sperma lebah jantan.
Dalam kegiatan penangkaran tidak dianjurkan
58
menggunakan pollen supplement (tepung sari buatan) karena dapat menurunkan kualitas ratu hasil penangkaran (Wardhani, 2011). Menurut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010), lokasi bagi penangkaran lebah madu hendaknya berada di daerah yang berhawa sejuk dan nyaman, tidak berangin kencang, tidak bising, dan dekat dengan aliran air atau yang menghadap ke arah timur, agar dapat menerima sinar matahari pagi untuk kesehatan rumah tangga lebah. Lokasi penangkaran lebah madu tidak boleh terlalu panas karena dapat mempengaruhi produksi madu. Jarak antara stup hendaknya paling sedikit dua meter. Jarak lokasi dengan sumber air minimal 200 – 300 meter agar memudahkan lebah menyejukkan sarangnya di musim kemarau. Selain kriteria di atas menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), penentuan lokasi hendaknya memperhatikan ketersediaan air bersih sepanjang tahun, suhu udara 20 – 34˚C dengan kelembaban 70 – 80%, jauh dari bau dan asap yang menyengat, tersedianya pakan lebah berupa nektar dan tepung sari yang cukup dengan jarak radius terbang lebah yaitu 1,5–2,0 km, serta mengetahui jenis tanaman pakan, jenis bunga yang disukai dan masa pembungaan tanaman. Parameter penilaian lokasi penangkaran dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 7.
59
Tabel 7. Parameter penilaian lokasi penangkaran Apis cerana Fabr. Variabe l Jumlah pakan yang tersedia
Baik Jika di lokasi penangkaran didukung dengan tanaman pakan yang menjamin tersedianya nektar dan tepung sari dalam jumlah yang banyak.
Tempera Jika di tur lokasi penangkaran nyaman dan berhawa sejuk yaitu 20-40˚C, kelembaban 70-80%.
Kecepat an angin
Jika di lokasi penangkaran tidak berangin kencang.
Kategori Cukup Kurang Baik Baik Jika di Jika di lokasi lokasi penangpenangkaran karan didukung tidak dengan didukung tanaman dengan pakan tanaman yang pakan menjamin yang tersedia- menjamin nya tersedianektar nya nektar dan dan tepung tepung sari sari dalam dalam jumlah jumlah yang yang banyak. cukup banyak. Jika di Jika di lokasi lokasi penangpenangkaran karan memiliki memiliki temperatemperatur tur 2530-50˚C, 45˚C, kelembabkelembab- an 65an 6575%. 75%.
Jika di lokasi penangkaran jarang berangin kencang.
Jika di lokasi penangkaran sering berangin kencang.
Sumber Buruk Jika di lokasi penangkaran tidak didukung dengan tanaman pakan yang menjamin tersedianya nektar dan tepung sari.
Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).
Jika di lokasi penangkaran panas yaitu suhu > 34˚C dan kelembaban < 70%.
Tim Karya Tani Mandiri (2010).
Jika di lokasi penangkaran berangin kencang.
Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).
60
Lanjutan tabel 7 Variabel Baik Suara
Jika di lokasi penangkaran tidak bersuara
Aliran air
Jika di lokasi penangkaran dekat dengan sumber aliran air, jarak minimal 200 – 300 meter.
Ketinggi- Jika di an tempat lokasi penangkaran berada pada ketinggian 200 – 900 meter di atas permukaan laut.
Kategori Cukup Kurang Baik Baik Jika di Jika di lokasi lokasi penangpenangkaran karan bersuara sering tapi tidak bersuara bising. bising. Jika di Jika di lokasi lokasi penangpenangkaran karan dekat dekat dengan dengan sumber sumber aliran air, aliran air, jarak jarak minimal minimal 225 – 325 250 – 350 meter. meter. Jika di Jika di lokasi lokasi penangpenangkaran karan berada berada pada pada ketinggi- ketinggian an 400 – 900 – 900 1.000 meter di meter di atas atas permuka- permukaan laut. an laut.
Sumber Buruk Jika di lokasi penangkaran bersuara bising.
Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).
Jika di lokasi penangkaran jauh dari sumber air, jarak > 350 meter.
Tim Karya Tani Mandiri (2010).
Jika di lokasi penangkar an berada pada ketinggian > 1.000 meter di atas permukaan laut.
Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).
Lokasi penangkaran di Desa Buana Sakti, stup dan gelodok ditempatkan di daerah perkebunan dan sekitar pekarangan rumah petani. Desa Buana Sakti didominasi oleh hutan rakyat sehingga terdapat jenis pepohonan yang dapat menjadi sumber pakan bagi lebah madu Apis cerana Fabr. yang ditangkarkan.
Adapun jenis-jenis pohon tersebut adalah akasia
61
(Acacia mangium), karet (Hevea brasiliensis), kelapa (Cocos nucifera), kopi
(Coffea
robusta
L.),
randu
(Ceiba
pentandra),
jengkol
(Pithecolobium lobatum), petai (Parkia speciosa), sengon (Paraserianthes falcataria), kakao (Theobroma cacao
L.), kaliandra (Calliandra
haematocephala), dan jenis teki-tekian.
Gambar 8. Penempatan stup di lokasi pekarangan.
Gambar 9. Penempatan gelodok di lokasi perkebunan.
Gambar 10. Penempatan gelodok dan stup di tempat kandang ternak.
62
Penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti dilakukan dengan meletakkan stup dan gelodok di perkebunan dan pekarangan rumah milik petani lebah. Lokasi perkebunan merupakan syarat lokasi yang baik bagi penangkaran lebah madu karena di area perkebunan memiliki hawa sejuk dan nyaman, tidak berangin kencang, tidak bising, dekat dengan sumber pakan dan dekat dengan aliran air. Begitu pula pada area pekarangan, lokasi pekarangan merupakan syarat lokasi yang baik bagi penangkaran lebah madu karena di area pekarangan dekat dengan aliran air rumah tangga petani lebah, tidak bising, tidak terlalu panas, tidak berangin kencang dan dekat dengan sumber pakan.
Penilaian dalam
penentuan lokasi penangkaran pada penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai kondisi lokasi penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Baik Jumlah pakan yang tersedia Temperatur Kecepatan angin Suara Aliran air Ketinggian tempat
Kategori Cukup Kurang Baik Baik
Nilai Buruk
√
4
√ √
4 4
√ √ √
4 4 4 Total
24
63
4. Peralatan dan perlengkapan penangkaran Para petani penangkaran lebah harus memiliki beberapa peralatan yang menunjang usaha penangkaran lebah madu. Menurut Murtidjo (2010), peralatan penangkaran lebah madu sangat penting karena peralatan tersebut tidak saja penting dari segi resiko, tetapi juga sangat penting untuk menjaga agar madu yang diproduksi memiliki kualitas yang baik. Berdasarkan Murtidjo (2010), beberapa peralatan yang perlu dimiliki adalah masker pelindung kepala, pakaian pelindung, alat pengasap, ekstraktor madu, ekstraktor malam, dan peralatan pelengkap. Peralatan pelengkap terdiri dari pengungkit, pisau madu, skrap, sangkar ratu lebah, penyekat ratu lebah, sikat lebah, alat solder sarang fondasi, sarang fondasi, dan peralatan tukang lengkap. Parameter penilaian peralatan dan perlengkapan penangkaran dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Parameter penilaian peralatan dan perlengkapan penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel
Kategori Baik Cukup Kurang Baik Baik Masker Jika ada Jika ada Jika ada pelindung dan namun namun kepala kepunyaan kepunyaan hasil pribadi. kelompok. menyewa. Pakaian Jika ada Jika ada Jika ada pelindung dan namun namun kepunyaan kepunyaan hasil pribadi. kelompok. menyewa. Alat Jika ada Jika ada Jika ada pengasap dan namun namun kepunyaan kepunyaan hasil pribadi. kelompok. menyewa.
Sumber Buruk Jika tidak ada. Jika tidak ada. Jika tidak ada.
Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).
64
Lanjutan tabel 9 Variabel Baik Ekstraktor Jika ada madu dan kepunyaan pribadi. Ekstraktor Jika ada malam dan kepunyaan pribadi. Pisau Jika ada madu dan kepunyaan pribadi. Sangkar Jika ada ratu lebah dan kepunyaan pribadi. Sikat Jika ada lebah dan kepunyaan pribadi. Sarang Jika ada fondasi dan kepunyaan pribadi. Peralatan Jika ada tukang dan kepunyaan pribadi.
Kategori Cukup Kurang Baik Baik Jika ada Jika ada namun namun kepunyaan hasil kelompok. menyewa. Jika ada Jika ada namun namun kepunyaan hasil kelompok. menyewa. Jika ada Jika ada namun namun kepunyaan hasil kelompok. menyewa. Jika ada Jika ada namun namun kepunyaan hasil kelompok. menyewa. Jika ada Jika ada namun namun kepunyaan hasil kelompok. menyewa. Jika ada Jika ada namun namun kepunyaan hasil kelompok. menyewa. Jika ada Jika ada namun namun kepunyaan hasil kelompok. menyewa.
Sumber Buruk Jika tidak ada. Jika tidak ada. Jika tidak ada. Jika tidak ada. Jika tidak ada. Jika tidak ada. Jika tidak ada.
Penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti memiliki beberapa peralatan untuk penangkaran lebah madu, diantaranya adalah masker pelindung kepala, sangkar lebah ratu, pisau madu, sikat lebah, dan peralatan tukang lengkap. Peralatan yang dimiliki bersifat sederhana karena penangkaran masih berjalan secara tradisional menuju modern.
Namun, peralatan
tersebut tidak dimiliki oleh setiap petani lebah karena peralatan untuk penangkaran dikelola oleh pengurus kelompok tani dan peralatan
65
kelompok digunakan untuk bersama-sama. Sehingga penilaian terhadap peralatan dan perlengkapan penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Nilai peralatan dan perlengkapan penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Baik Masker pelindung kepala Pakaian pelindung Alat pengasap Ekstraktor madu Ekstraktor malam Pisau madu Sangkar ratu lebah Sikat lebah Sarang fondasi Peralatan tukang
Kategori Cukup Kurang Baik Baik √
Nilai Buruk 3
√
3
√
3 √
1
√
1
√
3
√
3
√
3 1
√ √
3
Total
24
B. Pelaksanaan Proses Penangkaran
1. Produktivitas, umur, kemampuan hijrah, dan tingkat agresivitas koloni Selain untuk melestarikan lebah madu Apis cerana Fabr., penangkaran dapat menambah pendapatan para petani lebah. Dalam upaya peningkatan
66
pendapatan, lebah sebagai penghasil madu harus ditingkatkan mutunya. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), mutu yang dikehendaki meliputi bermacam-macam sifat ekonomis, yaitu kesuburan berkembang biak, aktif mengumpulkan nektar dan makanan, tidak mudah hijrah, kebal terhadap serangan penyakit, berumur panjang, memiliki kemampuan terbang yang baik, ketajaman penciuman, pertahanan diri yang kuat, rajin menyimpan madu dan hemat, memiliki kemampuan membangun sarang yang baik, jinak, berwatak halus, memiliki sifat menjaga kebersihan dan kerapian, tidak suka menyerang dan marah, tetapi tidak kehilangan sifat mempertahankan diri. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), warna lebah ratu biasanya merah tua dan dua kali lipat lebih panjang dan 2,8 kali lebih berat dari lebah pekerja dengan masa hidup 3 -- 7 tahun dan masa produksi hanya 2 tahun. Ovarium lebah ratu berkembang dengan cukup sempurna sehingga mampu bertelur 1.500 sampai 2.000 butir telur sehari. Saat menampung ovarium, perut lebah ratu membesar. Musim kawin lebah madu terjadi pada bulan Mei, Juni, dan Juli setiap tahun. Parameter penilaian produktivitas, umur, kemampuan hijrah, dan tingkat agresivitas koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 11.
67
Tabel 11.
Parameter penilaian produktivitas, umur, kemampuan hijrah, dan tingkat agresivitas koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr.
Variabel
Kategori Baik Cukup Kurang Baik Baik Produkti- Jika Jika Jika vitas dan kondisi kondisi kondisi reproduksi koloni koloni koloni ratu lebah sangat baik. kurang baik. baik. KemamJika Jika Jika puan koloni kemampu- kemampuhijrah tidak an hijrah an hijrah melakukoloni koloni kan hijrah. rendah. tinggi.
Agresivitas koloni
Umur koloni
Sumber Buruk
Jika kondisi koloni tidak baik. Jika kemampuan hijrah koloni sangat tinggi. Jika Jika Jika Jika tingkat tingkat tingkat tingkat agresivitas agresivitas agresivitas agresivikoloni koloni koloni tas sangat rendah. tinggi. koloni rendah. sangat tinggi. Jika umur Jika umur Jika umur Jika koloni koloni koloni < 2 umur mencapai mencapai tahun. koloni < 3 tahun. > 2 tahun. 1 tahun.
Tim Karya Tani Mandiri (2010).
Produksi yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera lebih diutamakan pada hasil benih atau anakan lebah Apis cerana Fabr. dibandingkan hasil madu dan hasil lebah madu lainnya.
Hal ini
disebabkan karena tujuan utama budidaya lebah madu dilakukan petani lebah adalah sebagai penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. dan sebagian besar petani lebah menjadikan budidaya lebah madu hanya sebagai sampingan serta kurangnya keahlian petani lebah untuk membudidayakan lebah madu. Sedangkan untuk reproduksi lebah ratu
68
yang ditangkarkan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera cukup banyak karena berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, semua sarang dipenuhi oleh larva muda lebah madu. Umur koloni dalam penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti memiliki masa untuk satu kali berproduksi selama jangka waktu kurang lebih 1,5-2 tahun. Namun terdapat beberapa koloni yang bertahan kurang dari waktu tersebut karena koloni lebah madu berhijrah atau pindah tempat karena adanya pergantian musim saat musim hujan dan gangguan hama. Berdasarkan hasil kuesioner, kemampuan setiap koloni untuk berhijrah berbeda-beda, memiliki jarak berkisar antara 700 – 1500 meter. Menurut
Murtidjo
(2010),
beberapa
alasan
koloni
lebah
madu
meninggalkan sarangnya, antara lain: -
Sarangnya terlalu sempit untuk dapat menampung koloni lebah madu yang besar,
-
Di sekitar sarang jumlah nektar dan tepung sari sangat sedikit,
-
Hijrahnya ratu lebah yang lama atau yang terusir dari koloninya, karena adanya ratu lebah madu muda atau yang lebih kuat,
-
Temperatur yang terlalu dingin atau terlalu panas pada sarang lama, sehingga bermaksud mencari atau membuat sarang baru yang memiliki kenyamanan ideal bagi koloninya, dan
-
Sarang lama sudah rusak atau terancam keamanannya, baik oleh serangga lain atau manusia yang mencari madu dengan cara merusak sarang lebah.
69
Sifat agresivitas pada lebah madu dapat mempengaruhi interaksi antara petani lebah dan koloni lebah madu. Semakin tinggi tingkat agresivitas yang dimiliki oleh koloni lebah madu, maka semakin sulit para petani lebah untuk melakukan pemeliharaan dan pemanenan hasil terhadap koloni lebah madu. Sebaliknya, semakin rendah tingkat agresivitas yang dimiliki koloni lebah madu, maka semakin mudah para petani lebah untuk melakukan pemeliharaan dan pemanenan hasil terhadap koloni lebah madu. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, lebah madu Apis cerana Fabr. yang ditangkarkan memiliki agresivitas yang rendah. Namun pada masa-masa tertentu tingkat agresivitas yang dimiliki lebah madu meningkat.
Tingkat agresivitas lebah madu meningkat pada saat
pembentukan calon ratu baru dan pada saat simpanan makanan atau madu banyak. Sehingga penilaian produktivitas, umur, kemampuan hijrah, dan tingkat agresivitas koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Nilai produktivitas, umur, kemampuan hijrah, dan tingkat agresivitas koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Baik Produktivitas dan reproduksi ratu lebah Kemampuan hijrah Agresivitas koloni Umur koloni
Kategori Cukup Kurang Baik Baik √
Buruk 3
√
2
√
3 2 10
√ Total
Nilai
70
2. Seleksi koloni Pemilihan bibit yang baik dilakukan agar budidaya lebah madu dapat berhasil. Bibit yang baik dicirikan dengan keadaan yang sehat dan dalam satu koloni terdapat banyak lebah, calon anakan, dan ratu produktif. Populasi koloni lebah yang sehat dan produktif serta didukung oleh ketersediaan pakan yang cukup banyak akan berkembang dengan cukup cepat. Parameter penilaian seleksi koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Parameter penilaian seleksi koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Baik Penyeleksian koloni lebah madu
Jika dilakukan penyeleksi an koloni lebah madu secara intensif.
Kategori Cukup Kurang Baik Baik Jika Jika jarang dilakukan dilakukan penyelek- penyeleksisian an koloni koloni lebah lebah madu. madu.
Buruk Jika tidak dilakukan penyeleksian koloni lebah madu.
Sumbe r Tim Karya Tani Mandiri (2010).
Dalam penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti, petani lebah tidak pernah melakukan penyeleksian terhadap koloni lebah yang ditangkarkan. Baik lebah madu yang masuk dalam perangkap gelodok, maupun yang diperoleh dari berburu di lubang-lubang pohon, semuanya dipelihara oleh petani lebah. Namun, untuk meningkatkan hasil dari lebah madu dalam upaya peningkatan pendapatan petani lebah sebaiknya dilakukan
71
penyeleksian koloni lebah madu. Sehingga penilaian seleksi koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Nilai seleksi koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Baik
Kategori Cukup Kurang Baik Baik
Nilai Buruk √
Penyeleksian koloni lebah madu Total
1
1
3. Cara memperoleh bibit lebah madu Apis cerana Fabr. Berburu
koloni
lebah
madu,
meskipun
tidak
pengembangbiakan, merupakan usaha pengembangan.
digolongkan Berburu koloni
lebah biasanya dilakukan terhadap koloni lebah madu yang sedang berpindah sarang.
Bila koloni lebah madu itu berhasil ditangkap dan
dijinakkan, berarti dapat menambah koloni baru yang bisa dimanfaatkan sebagai pengumpul madu dan penangkaran lebah madu. Di alam bebas, seperti di daerah perkebunan atau hutan sumber nektar, sering kita jumpai exodus (sarang) lebah madu dalam koloni yang besar meninggalkan sarang. Koloni lebah madu seperti itulah yang menjadi sasaran utama pemburuan. Menurut Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Lampung Timur (2011), berburu dilakukan untuk memperoleh lebah yang
72
dapat menghasilkan madu. Berburu lebah madu terbagi ke dalam dua kriteria yaitu : 1. Berburu di hutan, adapun peralatan yang disediakan untuk berburu lebah di hutan adalah: jaring lebah berfungsi sebagai perangkap lebah, golok yang berfungsi untuk memperbesar diameter lubang di dalam pohon agar mudah mengambil sarang lebah. Smoker (pengasapan) yang berfungsi untuk mengeluarkan koloni lebah dari lokasi pohon ke jaring lebah. Kurungan ratu berfungsi untuk mengurung ratu selama 1–2 hari di dalam stup. Teknis berburu lebah di hutan adalah sebagai berikut : -
Menentukan pohon yang berlubang dan terdapat lebah madu,
-
Mengambil lebah dengan cara memperbesar diameter lubang dalam pohon tersebut menggunakan golok,
-
Selanjutnya dilakukan pengasapan di dalam lubang yang terdapat lebah dengan menggunakan karung atau kain yang dibakar,
-
Kemudian lubang ditutup menggunakan tanah dengan tujuan agar lebah yang ada di dalam lubang tersebut keluar dari sarangnya. Penutupan ini dilakukan selama 10 – 15 menit,
-
Selanjutnya dipasang jaring perangkap lebah dengan tujuan agar lebah dapat ditangkap,
2. Memasang Glodok yang terbuat dari pohon randu atau pohon kelapa yang dipotong berukuran 60 – 70 cm, selanjutnya pohon tersebut
73
dibelah dan dibuat menyerupai perahu dan dipasang pada lokasi perkarangan atau kebun dengan tujuan agar ditempati lebah madu. Parameter penilaian cara memperoleh bibit lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 15 Tabel 15. Parameter penilaian cara memperoleh bibit lebah madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel
Cara memperoleh bibit
Kategori Baik Cukup Baik Kurang Baik Jika Jika Jika jarang sering dilakukan dilakukan dilakukan kegiatan kegiatan kegiatan berburu berburu berburu secara secara secara langsung (di langsung (di langsung lubanglubang(di lubang lubang lubangbatang batang lubang pohon dan pohon dan batang dalam tanah) dalam pohon dan tanah) dan dan dilakukan dilakukan dalam kegiatan kegiatan tanah) berburu berburu dan dengan dengan dilakukan menggunamenggunakegiatan kan gelodok. kan berburu gelodok. dengan menggunakan gelodok.
Sumber Buruk Jika tidak dilakukan perburuan koloni lebah madu.
Murtidjo (2010).
Dari observasi yang telah dilakukan, diperoleh beberapa gambar mengenai perburuan koloni lebah madu di alam, yaitu:
74
Gambar 11. Kegiatan berburu koloni lebah madu Apis cerana Fabr.
Gambar 12. Pemindahan hasil buruan lebah madu ke dalam stup.
Gambar 13. Pemindahan dan penyarangan ratu lebah baru.
Para petani lebah di Desa Buana Sakti memperoleh bibit lebah madu Apis cerana Fabr. dengan cara berburu. Cara berburu ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, para petani lebah berburu dengan cara memasang gelodok di perkebunan ataupun di tempat yang sejuk dan dekat dengan
75
sumber air. Kedua, para petani lebah berburu langsung pada tempattempat yang terdapat sarang dan koloni lebah madu Apis cerana Fabr., yaitu pada lubang-lubang batang pohon dan akar pohon. Dari keterangan di atas, kegiatan petani lebah dalam cara memperoleh bibit lebah madu Apis cerana Fabr. disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Nilai dalam cara memperoleh bibit lebah madu Apis cerana Fabr. dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti. Variabel Baik Cara memperoleh bibit
Kategori Cukup Kurang Baik Baik √ Total
Nilai Buruk 3 3
4. Pemberian pakan lebah madu Apis cerana Fabr. pada masa paceklik Masa paceklik adalah masa pada saat tanaman pakan lebah tidak berbunga atau tidak tersedia pakan di lapangan dalam jumlah yang cukup sehingga koloni lebah kekurangan pakan. Tanaman pakan lebah yang ideal adalah tanaman yang dapat menghasilkan pollen dan nektar dalam jumlah yang cukup banyak dan tersedia secara terus-menerus sepanjang tahun. Akan tetapi, keadaan yang ideal tersebut sulit terjadi karena ketersediaan pollen dan nektar tanaman dipengaruhi oleh musim. Langkah terbaik yang harus dilakukan untuk mengatasi masa paceklik yaitu memberikan stimulasi berupa larutan gula (1 bagian gula + 1 bagian air) yang diletakkan di dalam feeder frame) dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan nektar. Pemindahkan atau menggembala kolonikoloni lebah ke lokasi baru yang mempunyai ketersediaan pollen yang
76
cukup banyak juga dapat dilakukan dalam mengatasi masa paceklik (Apiari Pramuka, 2010). Parameter penilaian pemberian pakan pada masa paceklik dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Variabel
Penggem balaan
Stimulasi berupa larutan gula
Parameter penilaian pemberian pakan pada masa paceklik dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Kategori Baik Cukup Kurang Baik Baik Jika pada Jika pada Jika pada masa masa masa paceklik paceklik paceklik selalu dilakukan pernah dilakukan penggem- dilakukan penggem- balaan penggembalaan koloni balaan koloni lebah pada koloni lebah lebah pada tempatpada tempattempattempat tempat yang tempat yang memiliki yang memiliki ketersediaan memiliki ketersedia- pollen yang ketersedia- an pollen cukup an pollen yang banyak. yang cukup cukup banyak. banyak. Jika petani Jika petani Jika petani lebah lebah lebah pernah selalu memberi- memberikan memberi- kan tambahan kan tambahan pakan berupa tambahan pakan larutan gula pakan berupa untuk berupa larutan mengatasi larutan gula untuk kekurangan gula untuk mengatasi nektar. mengatasi kekurangkekurang- an nektar. an nektar.
Sumber Buruk Jika Murtitidak djo dilaku- (2010). kan penggembala an koloni lebah.
Jika tidak memberikan stimulasi berupa larutan gula.
77
Penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti, lebah madu tidak digembala dan tidak diberikan stimulasi berupa larutan gula. Koloni dibiarkan bertahan hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari petani lebah. Alasan para petani lebah tidak memberi stimulasi berupa larutan gula karena menurut para petani lebah hasil madu yang dihasilkan oleh lebah madu tersebut menjadi tidak asli. Sedangkan dengan dilakukannya penggembalaan lebah dan stimulasi berupa larutan gula tidak akan menjadikan madu yang dihasilkan oleh lebah madu menjadi tidak asli. Ketidakseimbangan antara jumlah koloni lebah dengan sumber pakan alami dapat menyebabkan persaingan antar koloni.
Sehingga untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan berproduksi, lebah perlu mengonsumsi pakan tambahan bila daya dukung alam dalam menyediakan pakan (nektar) mengalami penurunan. Penilaian pemberian pakan pada masa paceklik dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Nilai pemberian pakan pada masa paceklik dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Baik
Kategori Cukup Kurang Baik Baik
Nilai Buruk √ √
Penggembalaan Stimulasi berupa larutan gula Total
1 1 2
Sehingga dapat diketahui penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti masih sangat kurang dalam tindakan pemberian pakan lebah madu pada masa
paceklik.
Dalam
menjaga
keberlanjutan
dan
peningkatan
penangkaran, sebaiknya petani lebah madu di Desa Buana Sakti
78
melakukan penggembalaan koloni lebah madu ke lokasi baru yang mempunyai ketersediaan pollen yang cukup banyak dan memberikan stimulasi berupa larutan gula.
5. Pemanenan hasil madu lebah madu Apis cerana Fabr. Pemanenan madu hasil pemeliharaan lebah merupakan tugas yang harus dikuasai petani lebah. Pemanenan yang baik dapat menghasilkan madu yang memiliki kualitas yang baik. Menurut Murtidjo (2010), pengambilan sisiran yang berisi madu harus dilakukan pada sore hari karena pada saat itu lebah sudah berkumpul semua dalam peti lebah.
Agar pengambilan sisiran madu tidak menimbulkan
kegaduhan dapat digunakan alat pengasap dengan 2 – 3 kali hembusan asap. Setelah diasapi, stup bisa langsung dibuka, dan sisiran madu yang berada di pinggir dan telah dipenuhi madu bisa diambil. Sisiran madu yang diambil, umumnya masih dihinggapi lebah, maka lebah-lebah tersebut harus dibersihkan dengan menggunakan sikat yang lembut. Pengambilan madu sebaiknya dilakukan setelah semua sisiran hampir tepenuhi madu semua. Pengambilan madu harus dilakukan secara teratur, karena sebelum musim nektar berakhir dan peti madu yang sudah penuh tidak ditambah lagi akan diangap oleh lebah bahwa musim nektar telah berakhir. Untuk menghindari anggapan seperti ini, maka bila sisir madu telah dipenuhi sel-sel madu bisa dipanen sebagian dan sisiran madu yang kosong dikembalikan lagi. Dengan demikian nafsu lebah pekerja mencari nektar tetap berlangsung (Murtidjo, 2010).
79
Menurut Apiari Pramuka (2010), panen madu dilakukan bila sisiran sarang yang berisi madu telah tertutup oleh lilin lebah. Sebagai patokan saat panen madu yaitu paling sedikit sepertiga dari sel-sel sarang madu telah tertutup lilin. Panen dilakukan pada saat itu agar kadar air madu tidak terlalu tinggi atau < 20%.
Tahapan pemanenan madu adalah sebagai
berikut: 1) Buka tutup luar stup lebah dan hembuskan asap ke dalam stup melalui penutup dalam (kasa). 2) Buka tutup dalam (kasa) dan angkat sisiran. 3) Hentakkan sisiran sarang ke arah dalam stup sehingga lebah lepas dari sisiran dan jatuh ke dasar stup. Lebah yang masih menempel pada sisiran dibersihkan dengan sikat lebah. 4) Kupas lilin penutup madu dengan pisau.
Lilin tersebut lalu
ditempatkan pada wadah penampung. 5) Sisiran yang telah dikupas lilinnya, dimasukkan ke dalam ekstraktor untuk mengeluarkan madunya. Ekstraktor diputar agar madu keluar dari sarang lebah. 6) Setelah madu keluar semua, sisiran dikembalikan ke dalam stup agar dapat diisi kembali oleh lebah. 7) Madu yang tertampung dalam ekstraktor disaring dan ditempatkan ke dalam drum penampung madu. Kemudian, madu dibawa ke gudang untuk dikemas ke dalam botol dengan beberapa macam ukuran.
80
Parameter penilaian pemanenan hasil madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 19. Tabel 19. Parameter penilaian pemanenan hasil madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel
Kategori Cukup Kurang Baik Baik Jika Jika Jika pemanenan pemanenan pemanenan dilakukan dilakukan dilakukan secara pada saat pada sore teratur, sebelum hari dan pada saat musim diambil sebelum nektar sisiran yang musim berakhir, dipenuhi nektar serta oleh madu. berakhir, pemanenan serta dilakukan pemanenan pada sore dilakukan hari dan pada sore diambil hari dan sisiran yang diambil dipenuhi sisiran oleh madu. yang dipenuhi oleh madu. Jika dari Jika dari Jika dari proses proses proses pemanenan pemanenan pemanenan dihasilkan dihasilkan dihasilkan sedikit jumlah jumlah jumlah limbah dan limbah. limbah dan adanya sisa adanya sisa sarang sarang untuk untuk menunjang menunjang keberlanjuta keberlanjut- n kehidupan an koloni lebah kehidupan madu. koloni lebah madu. Baik
Syarat pemanenan hasil madu
Cara pemanenan madu
Sumber Buruk Jika Murtidjo pemanenan (2010). tidak dilakukan secara teratur, dilaku-kan pada siang hari, dan diambil sisiran yang belum dipenuhi oleh madu.
Jika petani lebah tidak dapat melakukan pemanena n hasil madu.
Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).
81
Pemanenan hasil madu yang dilakukan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera dilakukan dengan cara sistem sunat dan tidak menggunakan ekstraktor. Sistem sunat merupakan cara pemanenan madu dengan cara memotong sarang lebah yang telah berisi madu dan tertutup oleh lilin lebah.
Pemanenan dengan sistem sunat memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri.
Kelebihan sistem sunat adalah terjaganya
keberlanjutan kehidupan lebah madu Apis cerana Fabr. karena sisa dari pemotongan bagian sarang lebah yang tidak berisi madu tetap dapat dipakai oleh koloni lebah. Sedangkan kekurangan dari sistem sunat adalah masih banyaknya limbah yang dihasilkan dari cara pemanenan tersebut dan madu tidak terekstraksi seluruhnya. Adapun urutan cara pemanenan yang dilakukan oleh penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti adalah: 1) Membuka tutup stup lebah. 2) Menghembuskan asap ke arah koloni di dalam stup. Petani lebah tidak menggunakan peralatan khusus untuk pemberian asap, melainkan dengan menghembuskan asap rokok. 3) Mengambil sisiran lebah dan menghentakkan sisiran tersebut hingga lebah lepas dari sisiran. 4) Setelah lebah meninggalkan sisiran, terdapat beberapa lebah yang masih berada di sarang.
Namun lebah tersebut tidak dibersihkan
menggunakan sikat tetapi dibiarkan saja. 5) Mengupas lilin penutup dengan menggunakan pisau. Namun, tidak semua sisi dikupas tetapi hanya bagian sarang yang dipenuhi madu saja.
82
6) Memotong bagian sarang yang telah dipenuhi olah madu. 7) Madu dikeluarkan dengan cara diperas secara manual dan lebah dimasukkan ke dalam suatu wadah yang kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca. Dari perbandingan di atas, dapat diketahui bahwa pemanenan hasil madu di penangkaran yang dilakukan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera masih sangat sederhana karena tidak digunakannya ekstraktor. Namun, cara pemanenan tersebut sesuai dengan kondisi penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti yang masih sangat terbatas fasilitasnya. Penilaian pemanenan hasil madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Nilai pemanenan hasil madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti Variabel Baik Syarat pemanenan hasil madu Cara pemanenan
Kategori Cukup Kurang Baik Baik √
Nilai Buruk
√ Total
3
3 6
6. Cara pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit Meskipun lebah madu tergolong serangga yang cukup tahan terhadap gangguan hama dan penyakit, namun usaha pencegahan sangat perlu
83
diperhatikan.
Sebab hama dan penyakit dapat menyebabkan kerugian
secara ekonomi. Di daerah tropis penyakit lebah jarang terjadi dibandingkan dengan daerah subtropis. Iklim tropis merupakan penghalang terjalarnya penyakit lebah, namun kelalaian dalam menjaga kebersihan dapat mendatangkan penyakit. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), beberapa penyakit pada lebah dan penyebabnya antara lain: 1. Foul Brood Ada dua macam penyakit ini yaitu American Foul Brood disebabkan oleh Bacillus larva dan European Foul Brood. Penyebab: Streptococcus pluton. Penyakit ini menyerang sisiran. 2. Chalk Brood Penyebab: jamur Pericustis Apis. Jamur ini tumbuh pada tempayak dan menutupnya hingga mati. 3. Stone Brood Penyebab: jamur Aspergillus flavus Link ex Fr dan Aspergillus fumigatus Fress. Tempayak yang diserang berubah menjadi seperti batu yang keras. 4. Addled Brood Penyebab: telur ratu yang cacat dari dalam dan kesalahan pada ratu. 5. Acarine Penyebab: kutu Acarapis woodi Rennie yang hidup dalam batang tenggorokan lebah hingga lebah mengalami kesulitan terbang.
84
6. Nosema dan Amoeba Penyebab: Nosema Apis Zander yang hidup dalam perut lebah dan parasit Malpighamoeba mellificae Prell yang hidup dalam pembuluh malpighi lebah dan akan menuju usus. Sedangkan, untuk hama yang biasa menyerang lebah madu antara lain (Tim Karya Tani Mandiri, 2010): 1. Burung, sebagai hewan yang juga pemakan serangga menjadikan lebah sebagai salah satu makanannya. 2. Kadal dan katak, gangguan yang ditimbulkan sama dengan yang dilakukan oleh burung. 3. Semut, membangun sarang dalam stup dan merampas makanan lebah. 4. Kupu-kupu, telur kupu-kupu yang menetas dalam sisiran menjadi ulat yang dapat merusak sisiran. 5. Tikus, merampas madu dan merusak sisiran. Upaya untuk mencegah serangan penyakit dan hama, tindakan yang perlu dilakukan adalah: a. Pembersihan stup setiap hari. b. Memperhatikan abnormalitas tempayak, sisiran dan kondisi lebah. c. Kaki-kaki stup harus diberi air untuk mencegah serangan semut. d. Pintu masuk dibuat seukuran lebah. Menurut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010), pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara
85
di antaranya dengan cara pemeriksaan koloni, sanitasi, mekanis, kimiawi (insektisida), varietas (generasi lebah yang tahan terhadap hama dan penyakit), biologi (memutuskan siklus hidup hama atau mikroorganisme), dan eradikasi (memusnahkan inangnya). Menurut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010), pemeriksaan koloni meliputi pemeriksaan di dalam stup dan di luar (lingkungan) stup. Pada saat pemeriksaan hendaknya dibawa peralatan antara lain pengungkit, smoker, dan masker.
Pemeriksaan koloni di luar stup (lingkungan)
meliputi pengamatan terhadap tingkah laku lebah, terutama lebah pekerja lapangan yang membawa pollen. Pengamatan dilakukan juga terhadap ketersediaan sumber pakan dan kemungkinan adanya organisme pengganggu (predator). Pemeriksaan koloni lebah di dalam stup sangat penting dilakukan. Pemeriksaan tersebut meliputi kegiatan berikut ini: 1. Pemeriksaan kesehatan koloni lebah, dilakukan dengan mengangkat sisiran sarang yang dimulai dari sisiran paling tepi. Kerumunan lebah pada tiap sisiran sarang diamati secara cermat. 2. Pemeriksaan sarang dilakukan dengan cepat, teliti, dan cermat, terutama pemeriksaan terhadap sel-sel sarang tempat keberadaan aakan (telur, larva, pupa) dan makanan (madu, pollen). 3. Pemeriksaan dilakukan terhadap kondisi ratu dan tingkah laku ratu dalam bertelur. Ratu yang baik akan meletakkan satu sel telur untuk setian satu sel sarang sehingga setiap sel akan diisi sel telur.
86
Cara sanitasi pada prinsipnya adalah menjaga lingkungan habitat atau populasi inang agar tetap bersih, sehingga tidak mengundang kehadiran hama maupun penyakit. Cara ini digunaka untuk pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit. Sebagai pencegah hama dan penyakit, cara ini dapat digunakan untuk semua jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang lebah madu. Salah satu contoh hama yang dapat diatasi dengan cara ini adalah ngengat lilin dan salah satu contoh penyakit adalah keracunan pada lebah (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2010). Berdasarkan Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010), cara mekanis merupakan pengendalian dengan memperlakukan jasad pengganggu secara mekanis, menangkap dan membinasakannya.
Cara ini dilakukan bila
populasinya dalam jumlah sedikit dan dapat dikenali dengan segera. Jenis hama yang dapat diatasi dengan cara ini antara lain tabuhan (vespa), kupukupu,
ngengat lilin, cicak, kecoak, laba-laba dan sebagainya.
Jenis
penyakit yang dapat diatasi dengan cara ini adalah American foulbrood (AFB). Cara kimiawi adalah pengendalian yang dilakukan sebagai alternatif terakhir apabila populasi mengganggu dalam jumlah yang melebihi batas kewajaran. Bahan kimia yang digunakan disesuaikan dengan hama atau penyakit yang berjangkit baik jenis insektisida, bakterisida maupun formulasi (cairan emulsi, butiran, dan lain sebagainya). Jenis hama yang dapat diatasi dengan cara ini antara lain semut, tungau endoparasit, tungau ektoparasit dan lain sebagainya (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2010).
87
Cara varietas dimaksudkan untuk mendapatkan generasi baru yang lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Generasi yang lebih tahan didapatkan dari seleksi yang ketat terhadap populasi yang ada dari berbagai lokasi. Cara ini dapat digunakan untuk menanggulangi jenis penyakit European foulbrood (EFB) dan kesalahan genetis (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2010). Cara
biologi
merupakan
pengendalian
memanfaatkan
kelemahan
perilaku
yang
hama
dan
dilakukan
dengan
penyakit,
seperti
memutuskan siklus hidup atau menggunakan musuh alami dengan cara melepaskannya dalam populasi predatornya. Cara ini dapat digunakan untuk mengatasi hama tungau ektoparasit (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2010). Cara eradikasi adalah pengendalian dengan memusnahkan inangnya, karena bila dibiarkan atau dikendalikan dengan cara-cara di atas tidak akan berhasil atau terlalu mahal untuk dilakukan dan akan menyebabkan hama ataupun penyakit pengganggu menyebar lebih luar lagi (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Parameter
penilaian
penanggulangan
hama
dan
penyakit
dalam
penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 21.
88
Tabel 21. Parameter penilaian penanggulangan hama dan penyakit dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Baik Pemeriksaan koloni
Penanggulangan secara sanitasi
Penanggulangan secara mekanis
Jika dilakukan pemeriksaan koloni secara intensif. Jika dilakukan penanggulangan secara sanitasi sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang secara intensif.
Jika dilakukan penanggulangan secara mekanis sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang secara intensif.
Kategori Cukup Kurang Baik Baik Jika Jika dilakukan jarang pemeriksa- dilakukan an koloni. pemeriksaan koloni. Jika Jika dilakukan jarang penanggul- dilakukan angan penangsecara gulangan sanitasi secara sesuai sanitasi dengan sesuai hama dan dengan penyakit hama dan yang penyakit menyerang. yang menyerang.
Jika dilakukan penanggulangan secara mekanis sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang .
Jika jarang dilakukan penanggulangan secara mekanis sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang.
Sumber Buruk Jika tidak dilakukan pemeriksaan koloni. Jika tidak dilakukan penangan an sanitasi, sementara terdapat gangguan hama dan penyakit pada koloni lebah. Jika tidak dilakukan penanganan mekanis, sementara terdapat gangguan hama dan penyakit pada koloni lebah.
Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).
89
Lanjutan tabel 21 Variabel Baik Penanggulangan secara kimiawi
Jika dilakukan penanggulangan secara kimiawi sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang secara intensif. Penangg Jika ulangan dilakukan secara penanggulavarietas ngan secara varietas sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang secara intensif. Penang- Jika gulangan dilakukan secara penanggulabiologi ngan secara biologi sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang secara intensif.
Kategori Cukup Kurang Baik Baik Jika Jika jarang dilakukan dilakukan penangpenanggulangan gulangan secara secara kimiawi kimiawi sesuai sesuai dengan dengan hama dan hama dan penyakit penyakit yang yang menyerang. menyerang.
Jika dilakukan penanggulangan secara varietas sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang.
Jika jarang dilakukan penanggulangan secara varietas sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang.
Sumber Buruk Jika tidak dilakukan penanganan kimiawi, sementara terdapat gangguan hama dan penyakit pada koloni lebah.
Jika tidak dilaku-kan penanganan varietas, sementara terdapat gangguan hama dan penyakit pada koloni lebah. Jika Jika jarang Jika tidak dilakukan dilakukan dilakukan penanggula- penangpenanganngan secara gulangan an biologi, biologi secara sementara sesuai biologi terdapat dengan sesuai gangguan hama dan dengan hama dan penyakit hama dan penyakit yang penyakit pada menyerang. yang koloni menyerang. lebah.
90
Lanjutan tabel 21 Variabel Baik Penanggulangan secara eradikasi
Jika dilakukan penanggulangan secara eradikasi sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang secara intensif. Jadwal Jika pemerik- dilakukan saan pemeriksakoloni an koloni secara teratur setiap hari.
Kategori Cukup Baik Kurang Baik Jika Jika jarang dilakukan dilakukan penanggul- penangangan gulangan secara secara eradikasi eradikasi sesuai sesuai dengan dengan hama dan hama dan penyakit penyakit yang yang menyerang. menyerang.
Jika dilakukan pemeriksaan koloni secara teratur.
Jika jarang dilakukan pemeriksaan koloni.
Sumber Buruk Jika tidak dilakukan penanganan eradikasi, sementara terdapat gangguan hama dan penyakit pada koloni lebah.
Jika tidak dilakukan pemeriksaan koloni.
Jenis hama yang menyerang lebah madu yang ditangkarkan di Desa Buana Sakti adalah jenis serangga dan hewan lainnya seperti kecoak, kupu-kupu, angrang, semut, semut madu, laba-laba, capung, ason-ason (predator), serigala lebah, cicak, dan burung elang.
Sedangkan untuk penyakit,
sampai saat ini belum ada penyakit yang menyerang lebah madu yang ditangkarkan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera. Penangkaran di Desa Buana Sakti belum banyak dilakukan pengendalian hama dan penyakit terhadap lebah madu yang ditangkarkan. Cara yang telah dilakukan oleh petani lebah adalah pengendalian hama secara mekanis dan kimiawi. terhadap
hama
Pengendalian hama secara mekanis dilakukan
kecoak,
cicak,
ason-ason,
laba-laba,
kupu-kupu.
91
Pengendalian secara kimiawi dilakukan pada hama semut dan semut madu karena populasinya yang banyak. Pengendalian secara kimiawi ini dengan menggunakan cairan emulsi berupa oli yang diresapkan dengan kain dan kain tersebut diikatkan pada penyangga stup. Namun, pengendalian ini tidak berjalan secara efektif karena petani lebah tidak setiap hari memeriksa koloni lebah madu melainkan dalam beberapa jangka waktu tertentu, misalnya sebulan dua kali atau sebulan tiga kali pemeriksaan. Adanya hama yang menyerang koloni lebah madu yang ditangkarkan tidak terawasi dengan baik dan menyebabkan koloni lebah madu yang tidak dapat bertahan melakukan hijrah dan membuat sarang baru di tempat yang lain. Sehingga penilaian dalam penanggulangan hama lebah madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 22. Tabel 22. Nilai penanggulangan hama lebah madu dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Baik Pemeriksaan koloni Penanggulangan secara sanitasi Penanggulangan secara mekanis Penanggulangan secara kimiawi Penanggulangan secara varietas Penanggulangan secara biologi Penanggulangan secara eradikasi Jadwal pemeriksaan koloni
Kategori Cukup Kurang Baik Baik √
Nilai Buruk √
3 1
√
3
√
3 √
1 -
√ Total
1 12
92
C. Teknologi Pengembangan Penangkaran 1. Pembentukan calon ratu Dalam pengembangbiakan ratu lebah madu secara alami terdapat perbedaan perlakuan yang dikerjakan oleh lebah pekerja rumah tangga terhadap larva calon lebah pekerja dan calon ratu lebah. Larva calon lebah pekerja hanya memperoleh makanan berupa susu ratu (royal jelly) selama 3 hari, tetapi untuk larva calon ratu lebah tetap diberikan sampai menetas. Dalam usaha penangkaran ratu lebah dan diketahui bahwa ada larva calon ratu lebah madu, maka mulai usia 3 hari harus dipindahkan pada stup kosong yang berisi koloni lebah madu yang kuat dan ratu lebah dari koloni tersebut ditempatkan secara terpisah. Dengan demikian, koloni yang kuat itu pasti akan mampu menyediakan susu ratu untuk calon ratu lebah madu yang akan lahir.
Usaha pengembangbiakan ratu lebah madu harus
dilakukan pada saat musim nektar dan tepung sari, agar persediaan makanan untuk calon ratu tersedia dalam jumlah yang cukup. Setelah itu, ratu lebah madu hasil seleksi ditempatkan dalam peti pemeraman yang masih kosong dan meletakkan sisiran kosong tanpa dinding kasa pada landasan.
Sisiran kosong tersebut harus berada di
antara sisiran yang sudah memiliki ratu lebah dan dibiarkan dalam stup sampai terlihat pengisian telur di tempat sisiran yang kosong. Kemudian dilakukan pemindahan sisiran yang berisi larva lebah perkerja ke peti lebah madu yang ada koloninya tetapi tidak memiliki ratu lebah sehingga lebah pekerja akan membentuk sel-sel calon ratu lebah. Pada
93
saat lebah pekerja membuat sel-sel calon ratu lebah tersebut dicangkokkan sel calon ratu lebah yang sesungguhnya. Selama proses perkembangan, koloni lebah madu itu harus diber makanan stimulasi. Penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. yang dilakukan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera, dalam pembentukan calon ratu lebah terjadi secara alami tanpa campur tangan dari petani lebah. Hal ini terjadi karena bagi para petani lebah, pembentukan calon ratu lebah sangat rumit sehingga tidak dilakukan. Walaupun pembentukan lebah ratu terjadi secara alami, penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. memiliki keberhasilan yang baik karena tidak pernah terjadi kegagalan dalam pembentukan calon ratu lebah.
Namun dari segi waktu, proses
pembentukan calon ratu lebah secara alami lebih lama dibandingkan dengan cara pencangkokan. Sehingga berpengaruh terhadap jumlah calon ratu lebah yang dihasilkan pada setiap satuan waktunya.
2. Cara pemecahan atau pengembangan koloni lebah madu Populasi koloni lebah madu yang sehat dan produktif serta didukung oleh ketersediaan pakan yang cukup banyak akan berkembang dengan cukup cepat. Pemecahan koloni dengan cara membagi setiap satu koloni besar dan padat (7-8 sisiran) menjadi dua koloni yang baru untuk mengantisipasi perkembangan populasi tersebut. Satu bagian koloni tetap dengan ratu yang lama dan satu bagian pecahannya diberikan ratu baru yang sebelumnya telah dipersiapkan melalui program budidaya lebah ratu.
94
Pemecahan koloni ini sebagai salah satu cara untuk memperbanyak jumlah koloni lebah dalam waktu yang relatif singkat. Koloni lebah dapat dikatakan sudah cukup kuat bila telah memiliki minimal 7-8 sisiran sarang yang aktif dan setiap sisiran sarang penuh dengan lebah-lebah pekerja. Setiap sel-sel sarang juga diisi oleh anakan (telur, larva dan pupa), makanan (madu dan pollen), serta calon ratu yang produktif. Pengembangan koloni lebah madu yang dilakukan dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti dilakukan jika sudah ada calon ratu lebah yang baru. Dalam satu stup terdapat tujuh buah sisiran, untuk pengembangan koloni diambil tiga buat sisiran dan dimasukkan ke dalam stup yang baru.
Kemudian stup yang pertama
ditambahkan tiga buah sisiran yang baru (kosong) dan stup yang kedua ditambahkan empat buah sisiran yang baru serta diberikan ratu lebah yang baru. Selain itu, setelah pemindahan sebagian koloni ini, stup yang kedua diletakkan pada suatu tempat yang jaraknya sekita 25 meter dari stup yang pertama. Hal ini dilakukan agar sebagian koloni yang dipindahkan tidak kembali kepada koloni awal. 3. Penggabungan koloni lebah madu Apis cerana Fabr. Penggabungan dapat dilakukan antara koloni lebah yang lemah dan atau tidak mempunyai ratu dengan koloni lebah yang lain yang mempunyai ratu. Penggabungan dapat juga dilakukan bila kita menginginkan keluarga
95
lebah yang cukup kuat dengan jumlah lebah pekerja yang banyak. Cara ini terutama dilakukan bila menghadapi musim panen madu. Penggabungan koloni lebah agar dapat mempertahankan keberadaan dan keselamatan koloni sebaiknya dilakukan pada saat cuaca tidak baik (banyak hujan) dan pada waktu sore hari setelah anggota koloni lebah berkumpul semua di dalam sarang. Cara penggabungan tersebut sebagai berikut (Apiari Pramuka, 2010): 1) Salah satu dari koloni yang akan digabung dipilihkan dari koloni yang cukup kuat dengan kualitas ratu yang masih baik. Ratu yang kurang baik dari koloni yang lemah harus disingkirkan, 2) Tutup stup dari koloni lebah yang kuat dibuka dan diganti dengan selembar kertas koran yang sebelumnya telah dibuat lubang-lubang kecil, 3) Koloni lebah yang akan digabung (tanpa ratu) kemudian diletakkan di sebelah kertas koran pada koloni lebah yang akan digabung. Dalam waktu 24 jam kedua koloni lebah tersebut bersatu yang ditandai dengan semakin besarnya lubang pada koran penutup. Penggabungan koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. yang dilakukan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera masih jarang dilakukan. Hal tersebut terjadi karena kurangnya keberanian dari petani lebah. Sehingga koloni lebah biasanya sudah berhijrah sebelum dilakukan penggabungan koloni.
96
4. Perkawinan ratu lebah Apis cerana Fabr. Proses perkawinan terjadi diawali musim bunga.
Ratu lebah terbang
keluar sarang diikuti oleh semua pejantan yang akan mengawininya. Perkawinan terjadi di udara, setelah perkawinan pejantan akan mati dan sperma akan disimpan dalam kantung sperma yang terdapat pada ratu lebah kemudian ratu kembali ke sarang. Selama perkawinan lebah pekerja menyiapkan sarang untuk ratu bertelur. Ratu lebah melakukan perkawinannya di udara bebas, di luar sarang. Sebelumnya diyakini bahwa ratu kawin dengan hanya seekor jantan, tetapi ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa ratu kawin dengan beberapa jantan (± 8 ekor) selama satu terbang perkawinan. Ratu yang menyimpan ± 5 juta spermatozoa tidak lagi meninggalkan sarang untuk terbang perkawinan tambahan.
Lebah ratu akan menyimpan ± 3,5 juta
spermatozoa dari hasil perkawinannya yang pertama (Apiari Pramuka, 2010). Dalam perkawinan lebah madu, ada dua peristiwa yang sangat menentukan atau sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan perkembangan koloni, yaitu inbreeding dan out-breeding. Inbreeding adalah pembiakan atau perkawinan ternak yang induknya mempunyai hubungan keturunan yang dekat. Namun, inbreeding mempunyai pengaruh negatif terhadap pertumbuhan, penurunan produksi dan efisiensi reproduksi, serta lebih mudah terpengaruh oleh keadaan lingkungan yang jelek sehingga tingkat
97
kematian anak lebih tinggi dibandingkan tidak inbreeding pada situasi dan kondisi yang sama (Apiari Pramuka, 2010). Out-breeding merupakan kebalikan dari inbreeding, yaitu perkawinan ternak yang hubungan kekeluargaanya jauh atau kedua induk tidak mempunyai hubungan leluhur paling sedikit empat generasi.
Out-
breeding sampai saat ini tetap memegang peranan penting dalam perbaikan mutu ternak.
Perkawinan cara ini merupakan yang terbaik
dilakukan sehingga harus selalu diusahakan di peternakan lebah (Apiari Pramuka, 2010). Perkawinan lebah madu pada penangkaran Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti terjadi secara alami. Menurut petani lebah, lebah pejantan yang dapat mengejar ratu lebah adalah lebah pejantan yang dapat mengawini ratu lebah dan setelah perkawinan lebah pejantan akan mati. Perkawinan lebah madu Apis cerana Fabr. yang terdapat pada penangkaran lebah madu di Desa Buana Sakti terjadi secara in breeding karena ratu lebah melakukan perkawinan dengan lebah jantan yang masih memiliki hubungan keturunan yang dekat.
Sehingga keturunan atau
anakan lebah yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem perkawinan secara out-breeding. Parameter penilaian teknik penangkaran dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 23.
98
Tabel 23. Parameter penilaian teknik penangkaran dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Baik Pembentukan calon ratu
Jika pembentukan calon ratu lebah berhasil dan dihasilkan dalam jangka waktu yang cepat menghasilkan jumlah calon ratu lebah yang banyak. Pemecah- Jika an atau dilakukan pengemkegiatan bangan pemecahan koloni atau pengembangan koloni secara intensif. PenggaJika bungan dilakukan koloni kegiatan penggabungan koloni secara intensif. Perkawin- Jika an ratu kegiatan perkawinan ratu terjadi dalam waktu yang cepat dan dilakukan perkawinan outbreeding.
Kategori Cukup Kurang Baik Baik Jika Jika pembentu- pembentukan calon kan calon ratu lebah ratu lebah berhasil berhasil dan namun dihasilkan dalam dalam jumlah jangka yang waktu ± 9 sedikit. hari.
Sumber Buruk Jika tidak dilakukan kegiatan pembentukan calon ratu.
Murtidjo (2010).
Jika dilakukan kegiatan pemecahan atau pengembangan koloni. Jika dilakukan kegiatan penggabungan koloni.
Jika jarang dilakukan kegiatan pemecahan atau pengembangan koloni. Jika jarang dilakukan kegiatan penggabungan koloni.
Jika tidak dilakukan kegiatan pemecahan atau pengembangan koloni. Jika tidak dilakukan kegiatan penggabungan koloni.
Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).
Jika dilakukan kegiatan perkawinan ratu dalam waktu yang sedang dan dilakukan perkawinan outbreeding
Jika perkawinan ratu lebah hanya dilakukan secara inbreeding
Jika tidak dilakukan kegiatan perkawinan ratu lebah.
Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010) dan Tim Karya Tani Mandiri (2010).
Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2010).
99
Penilaian untuk teknik penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. yang dilakukan di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 24. Tabel 24. Nilai teknik penangkaran dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Baik Pembentukan calon ratu Pemecahan atau pengembangan koloni Penggabungan koloni Perkawinan ratu
Kategori Cukup Kurang Baik Baik √ √
Total
Nilai Buruk 3 3
√
2
√
2 10
D. Hasil Penangkaran Apis cerana Fabr. Data Asosiasi Perlebahan Indonesia (API) 2005 dalam Tim Karya Tani Mandiri (2010) menyebutkan, lingkungan pertanian dan hutan Indonesia seluas 19,2 juta hektar bila dioptimalkan, setahun Indonesia bisa menghasilkan minimal 200 ribu ton madu dari berbagai bunga, dari pertanian maupun hutan. Namun telah diketahui sebelumnya bahwa penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. yang dilakukan di Desa Buana Sakti tujuan hasil utamanya bukan hasil berupa madu melainkan anakan atau benih lebah madu Apis cerana Fabr. Menurut R. Saepudin, dkk (2012), sangat dianjurkan untuk menempatkan 100 koloni per hektar dan diletakkan secara menyebar. Produktivitas lebah sangat tergantung dari perkembangan populasinya dan kondisi populasi sangat
100
dipengaruhi oleh ketersedian nektar dan pollen secara alami maka pengelolaan lebah perlu didisain dalam kawasan yang lebih komprehensif. Penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. yang dilakukan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera masih sangat terbatas untuk pengembangan jumlah koloninya.
Sehingga untuk mengukur tingkat keberhasilan dari jumlah
koloninya, dapat dilihat dari persentase antara jumlah stup yang tersedia dengan jumlah stup yang berisi koloni lebah.
Parameter penilaian evaluasi hasil penangkaran dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 25. Tabel 25. Parameter penilaian evaluasi hasil penangkaran dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Baik Jumlah koloni per hektar
Jika jumlah koloni mencapai 100%.
Kategori Cukup Kurang Baik Baik Jika Jika jumlah jumlah koloni koloni mencapai 51% 26% hingga hingga 50%. 75%.
Sumber Buruk Jika jumlah koloni < 25%
Analisis primer.
Berdasarkan hasil kuesioner, luas Dusun Sidomukti adalah 146 Ha. Petani lebah madu terletak menyebar di dalam Dusun Sidomukti, sehingga persebaran koloni lebah Apis cerana Fabr. yang ditangkarkan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera terletak secara menyebar. Jumlah keseluruhan stup dan gelodok yang dimiliki oleh petani lebah madu Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera adalah 235 buah. Jumlah stup dan gelodok yang berisi koloni berjumlah 150 buah. Sehingga penilaian hasil koloni dalam
101
penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti disajikan pada Tabel 26. Tabel 26. Nilai hasil koloni dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Variabel Baik Jumlah koloni per hektar
Kategori Cukup Kurang Baik Baik √
Nilai Buruk 3
Total
3
E. Evaluasi Manajemen Penangkaran Lebah Madu Apis cerana Fabr. Berdasarkan gambaran di atas, maka dapat diketahui bagaimana manajemen penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti. Selain mengetahui manajemen penangkaran yang diterapakan, penelitian ini juga bertujuan untuk mengevaluasi manajemen penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. yang diterapkan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera. Sehingga untuk mempermudah evaluasi manajemen penilaian penangkaran lebah madu secara keseluruhan disajikan pada Tabel 27. Tabel 27. Nilai manajemen penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Aspek Manajemen
Jumlah Parameter
Persyara tan teknis Tempat pemeliha raan Kondisi koloni
21
69-84
53-68
37-52
21-36
63
Cukup Baik
3
10,8-12
8,2-10,7
5,6-8,1
3-5,5
9
Cukup Baik
2
6,8-8
5,2-6,7
3,6-5,1
2-3,5
6
Cukup Baik
6
19,8-24
15,2-19,7
10,6-15,1
6-10,5
24
Lokasi penangkaran
Baik
Skor Kategori Cukup Kurang Baik Baik
Nilai Kategori Buruk
Baik
102
Lanjutan tabel 27 Aspek Manaje -men
Jumlah Parameter
Peralatan / perlengkapan Pelaksanaan
10
33,8-40
26,2-33,7
17,6-25,1
10-17,5
24
Cukup Baik
16
51-60
39-50
27-38
15-26
34
Kurang Baik
Produksi, umur, hijrah, agresivitas Seleksi koloni
4
14-16
11-13
8-10
4-7
10
Kurang Baik
1
3,25-4
2,5-3,24
1,75-2,49
1-1,74
1
Buruk
Cara memperoleh bibit Pengendalian masa paceklik Pemanen an madu
1
3,25-4
2,5-3,24
1,75-2,49
1-1,74
3
Cukup Baik
2
6,8-8
5,2-6,7
3,6-5,1
2-3,5
2
Buruk
2
6,8-8
5,2-6,7
3,6-5,1
2-3,5
6
Cukup Baik
Pencegahan hama/penyakit Teknologi pengembangan Pembentukan calon ratu Pemecah an koloni
6
19,8-24
15,2-19,7
10,6-15,1
6-10,5
12
Kurang Baik
4
14-16
11-13
8-10
4-7
10
Kurang Baik
1
3,25-4
2,5-3,24
1,75-2,49
1-1,74
3
Cukup Baik
1
3,25-4
2,5-3,24
1,75-2,49
1-1,74
3
Cukup Baik
Penggabungan koloni Perkawinan ratu
1
3,25-4
2,5-3,24
1,75-2,49
1-1,74
2
Kurang Baik
1
3,25-4
2,5-3,24
1,75-2,49
1-1,74
2
Kurang Baik
Hasil koloni
1
3,25-4
2,5-3,24
1,75-2,49
1-1,74
3
Cukup Baik
41
134-164
103-133
72-102
41-71
110
Cukup Baik
Keseluruhan manajeman
Baik
Skor Kategori Cukup Kurang Baik Baik
Nilai Kategori Buruk
103
Berdasarkan tabel di atas, aspek perencanaan persyaratan teknis dan hasil penangkaran dalam penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti berkategori cukup baik sehingga memenuhi persyaratan untuk melaksanakan penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. Sedangkan pada aspek pelaksanaan penangkaran dan tenik penangkaran berkategori kurang baik sehingga perlu ditingkatkan manajemen dari aspek-aspek tersebut. Secara keseluruhan aspek manajemen penangkaran, penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. di Desa Buana Sakti memiliki tingkat manajemen yang sudah cukup baik.
Penangkaran ini masih kurang baik dalam aspek
pelaksanaan dan teknologi pengembangan penangkaran karena keterbatasan dari penangkaran tersebut untuk melakukan pengembangan penangkaran serta masih terbatasnya kemampuan dari petani lebah madu.
Sehingga untuk
meningkatkan hasil dari penangkaran lebah madu Apis cerana Fabr. yang dilakukan oleh Kelompok Tani Karya Tani Sejahtera adalah meningkatkan pengelolaan penangkaran dalam pelaksanaan dan teknologi pengembangan penangkaran.