Vol.3/No.1, Juni 2015, hlm. 101-110
101
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
URGENSI KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
Rhoni Rodin1 1 Kepala Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkulu 1
[email protected]
ABSTRACT – The quality of the library service refers to the needs of users. Therefore, a good service is a service that can meet the needs and wishes of the user. Then a good library is a library which is able to provide services to every pemustaka quickly and accurately. Now the theory that is used in this study among others: service quality, the dimension of the quality of service, the determining factors in the quality of service and supervision. The discussion is a total quality services can be influenced by several factors among others: word of "communication, personal need, good past experience, external communications to customer. The conclusion is that there are several factors that can improve the quality of the service on an institution that is the purpose of the organization, incentive system that used the system accountability and power structures. As an institution that performs the activity of the ministry and the library has an obligation to continually improve the quality of the service in order to meet the needs of users.
Keywords: Service, Quality Service, Library on University ABSTRAK - Kualitas layanan perpustakaan mengacu kepada kebutuhan pemustaka. Oleh sebab itu, layanan yang baik adalah layanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pemustaka. Maka perpustakaan yang baik merupakan perpustakaan yang dapat memberikan pelayanan kepada setiap pemustaka secara cepat dan tepat. Adapun teori yang digunakan dalam kajian ini antara lain: Kualitas pelayanan, dimensi kualitas pelayanan, faktor penentu kualitas pelayanan dan pengawasan. Pembahasannya adalah Kualitas total suatu jasa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: word of mouth communication, personal need, past experience, external communications to customer. Kesimpulannya adalah Ada beberapa
faktor yang dapat meningkatkan kualitas layanan pada sebuah lembaga yaitu tujuan organisasi, sistem insentif yang dipakai, sistem akuntabilitas dan struktur kekuasaan. Sebagai sebuah lembaga yang melakukan aktifitas pelayanan, maka perpustakaan berkewajiban untuk senantiasa meningkatkan kualitas layanannya, agar dapat memenuhi kebutuhan dari para pemustaka.
Kata kunci: Pelayanan, Kualitas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Layanan,
PENDAHULUAN Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang bertugas sebagai suatu unit pelaksana teknis, mengemban tugas mendukung tujuan lembaga induknya, yaitu memberikan layanan kepada sivitas akademika dan masyarakat pemakai di sekitarnya, yang relevan dengan program Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan
dan
pengajaran,
penelitian
dan
pengabdian kepada masyarakat. Pada
umumnya
perpustakaan
perguruan
tinggi merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan secara langsung berada dibawah rektorat. Kepala Perpustakaan bertanggung jawab langsung kepada Rektor. Dalam Peraturan Pemerintah No. 30/1990 tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa perpustakaan merupakan unsur penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi.
ISSN: 2303-2677 / © 2015 JKIP
102
Rhoni.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Menurut Sulistyo Basuki (1994: 52), secara
kepada setiap pemustaka secara cepat dan tepat.
umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi
Keberhasilan penyajian fasilitas dan layanan
adalah:
informasi
perpustakaan dapat diukur dengan menggunakan
tinggi, lazimnya staf
kriteria frekuensi atau peminjaman bahan pustaka
pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup
dan tingkat kepuasan pemustaka, karena itu
pula tenaga administrasi perguruan tinggi, (2)
kebutuhan dan permintaan pemustaka perlu
menyediakan bahan pustaka rujukan (referens)
diperhatikan oleh pihak perpustakaan.
(1)
masyarakat
memenuhi perguruan
keperluan
pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari
Dalam
dunia
perpustakaan,
kualitas
mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa
pelayanan merupakan suatu hal yang sangat
program pascasarjana dan staf pengajar, (3)
penting untuk diwujudkan, karena merupakan
menyediakan ruangan belajar untuk pemakai
ujung
perpustakaan, (4) menyediakan jasa peminjaman
disampaikan
Soeatminah
yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakaian,
mengatakan
bahwa,
dan (5) menyediakan jasa informasi aktif yang
perpustakaan tergantung bagaimana pelayananya,
tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan
sebab bagian pelayanan inilah yang berhubungan
tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.
langsung dengan pengguna perpustakaan. Oleh
Sebagai jantungnya perguruan tinggi, UPT Perpustakaan
harus
perpustakaan.
Seperti
(1992:
baik
129)
dan
yang yang
tidaknya
sebab itu, kegiatan pelayanan dalam organisasi
meningkatkan
apapun termasuk di dalamnya perpustakaan, harus
pelayanannya terhadap seluruh sivitas akademika.
senantiasa memperhatikan kualitas pelayananya.
Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1
Karena hal ini menjadi tolak ukur dan first image
Tahun 1995 tentang perbaikan dan Peningkatan
bagi sebuah organisasi. Apakah organisasi itu baik
Mutu
atau buruk, semuanya sangat bergantung dari
Pelayan
senantiasa
tombak
Aparatur
Pemerintah
kepada
masyarakat, dan Keputusan Menteri Negara
pelayanannya.
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahunn 1993 tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum. Dengan beberapa peraturan ini, mau tidak mau perpustakaan harus berbenah dan melakukan
berbagai
terobosan
agar
dapat
melakukan pelayanan yang berkualitas kepada
layanan
perpustakaan
mengacu
kepada kebutuhan pemustaka. Oleh sebab itu, layanan yang baik adalah layanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pemustaka. Maka
Kualitas Pelayanan Pelayanan
pada
hakikatnya
adalah
serangkaian kegiatan dalam proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain, oleh karena itu pelayanan merupakan proses. Sebagai proses,
pemustaka. Kualitas
TINJAUAN PUSTAKA
perpustakaan
yang
baik
merupakan
perpustakaan yang dapat memberikan pelayanan
pelayanan
berlangsung
secara
rutin
dan
berkesinambungan (Moenir, 1995: 27). Ini berarti bahwa pelayanan berlangsung tidak hanya satu kali melainkan berkali-kali, sehingga pengguna dapat merasakan perbedaan antara pelayanan
Vol.3/No.1, Juni 2015, hlm. 101-110
103
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
ketika pertama datang ke perpustakaan dengan pelayanan untuk yang kedua kali dan seterusnya. Berbeda dengan Sagimun dalam Purwanti (1997: 5) yang mengatakan bahwa pelayanan merupakan pemenuhan kebutuhan anggotanya,
Dimensi Kualitas Pelayanan Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001: 148), terdapat lima dimensi kualitas pelayanan sebagai berikut: a. Tangibles
atau
bukti
suatu
fisik,
yaitu
organisasi
dalam
baik pemenuhan material maupun spiritual. Itu
kemampuan
artinya bahwa kepuasan dari pengguna layanan
menunjukkan eksistensinya kepada pihak
adalah ketika kebutuhan para pengguna dapat
eksternal. Penampilan dan kemampuan
dipenuhi oleh perpustakaan.
sarana dan prasarana fisik organisasi dan
Sedangkan menurut Kotler (1998: 83)
keadaan lingkungan sekitarnya adalah
merumuskan pelayanan sebagai tindakan atau
bukti nyata dari pelayanan yang diberikan
unjuk kerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke
oleh pemberi jasa. Ini meliputi fasilitas
pihak yang lain secara prinsip intangible dan tidak
fisik (gedung), perlengkapan dan peralatan
menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.
yang
Menurut Olsen dan Wyekoff dalam Yamit (2001: 22), kualitas pelayanan merupakan suatu
dipergunakan
(teknologi),
serta
penampilan pegawainya. b. Reliability
atau
keandalan,
yaitu
perbandingan antara harapan pemakai jasa dengan
kemampuan organisasi (perusahaan) untuk
kualitas kinerja jasa pelayanan. Dengan kata lain
memberikan
bahwa faktor utama yang mempengaruhi kualitas
dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
pelayanan adalah kinerja karyawan yang hasilnya
Kinerja
dirasakan oleh pengguna jasa. Harapan disini
pelanggan,
diartikan sebagai keinginan terhadap layanan yang
pelayanan
diberikan oleh pihak penyedia jasa dalam hal ini
pelanggan tanpa kesalahan, sikap simpatik.
perpustakaan kepada penggunanya. Sedangkan
c. Responsiveness atau ketanggapan, yaitu
pelayanan
harus seperti yang
yang
disesuaikan
untuk
ketepatan
waktu,
sama
untuk
kemauan
pokok yang dilakukan oleh sebuah lembaga jasa.
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat
kepada
membantu
semua
kualitas kinerja layanan merupakan kegiatan
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli,
untuk
sesuai
pelanggan,
penyampaian
pelayanan
Membiarkan konsumen menungu tanpa
bagaimana
upaya
untuk
aanya
pengguna, sehingga pengguna merasa puas.
menyebabkan persepsi yang negatif dalam
Sehingga
kualitas pelayanan.
kita
tarik
dalam
konteks
perpustakaan, artinya bagaimana caranya para pustakawan
menerapkan
pelayanan
berkualitas ketika melayani para pemustaka.
yang
alasan
yang
jelas.
menerapkan pelayanan yang berkualitas kepada
ketika
suatu
yang
dengan
bahwa yang menjadi penekanan utama dalam hal adalah
informasi
dan
jelas
d. Assurance atau jaminan dan kepastian, yaitu pengetahuan,
kesopansantunan
dan
kemampuan pegawai untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan perusahaan
ISSN: 2303-2677 / © 2015 JKIP
104
Rhoni.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
(organisasi). Dimana jaminan ini terdiri
d. kemampuan pegawai yang tidak memadai
dari beberapa komponen; komunikasi,
untuk tugas yang dibebankan kepadanya.
kredibilitas, keamanan, kompetensi dan
Akibatnya hasil pekerjaan tidak memenuhi
sopan santun.
standar yang telah ditetapkan;
e. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang
e. tidak tersedianya sarana pelayanan yang
tulus dan bersifat indiviual atau bersifat
memadai, yang mengakibatkan pekerjaan
pribadi
menjadi lamban, waktu banyak yang
yang
diberikan
kepada
para
pelanggan dengan berupaya memahami
hilang
keinginan konsumen. Suatu perusahaan
terlambat.
(organisasi) pengertian pelanggan,
diharapkan dan
pengetahuan
memahami
dan
penyelesaian
masalah
memiliki
Dimensi-dimensi kualitas pelayanan yang
tentang
telah dikemukakan, harus dilaksanakan dengan
kebutuhan
baik.
Apabila
tidak,
hal
kesenjangan
tersebut antara
akan
pelanggan secara spesifik, serta memiliki
menimbulkan
organisasi
waktu pengoperasian yang nyaman bagi
(perusahaan) dan pelanggan karena perbedaan
pelanggan.
persepsi mereka tentang wujud pelayanan.
Menurut Moenir (1995: 40), banyak
Menurut Lupiyoadi (2001:150) ada lima
kemungkinan tidak adanya layanan yang memadai
kesenjangan (gap) yang menyebabkan adanya
karena:
perbedaan persepsi mengenai kualitas pelayanan
a. tidak/kurang adanya kesadaran terhadap tugas
atau
kewajiban
yang
menjadi
adalah sebagai berikut: a. Kesenjangan persepsi manajemen. Terjadi
tanggung jawabnya. Akibatnya mereka
adanya
bekerja dan melayani seenaknya; Sistem,
pelayanan menurut pengguna jasa dan
prosedur dan metode kerja yang ada tidak
persepsi managemen mengenai harapan
memadai sehingga mekanisme kerja tidak
pengguna jasa.
berjalan sebagaimana yang diharapkan dan tidak berjalan sebagaimana mestinya; b. pengorganisasian tugas pelayanan yang
perbedaan
antara
penilaian
b. Kesenjangan spesifikasi kualitas. Terjadi kesenjangan antara persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa dan
belum serasi, sehingga terjadi simpang siur
spesifikasi
penanganan tugas, tumpang tindih atau
terjadi
tercecernya suatu tugas tidak ada yang
memadainya
menangani;
terhadap kualitas jasa, persepsi mengenai
c. pendapatan
pegawai
tidak
mencukupi
kualitas jasa. Kesenjangan
antara
lain komitmen
ketidaklayakan,
memenuhi kebutuhan hidupnya. Akibatnya
standarisasi
pegawai tidak tenang dalam bekerja,
penyusunan tujuan.
berusaha mencari tambahan pendapatan dalam jam kerja;
c. Kesenjangan
karena
tugas
manajemen
tidak dan
tidak
memadainya tidak
penyampaian
adanya
pelayanan.
Terjadi kesenjangan antara spesifikasi
Vol.3/No.1, Juni 2015, hlm. 101-110
kualitas
jasa
105
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
dan
penyampaian
jasa.
Faktor Penentu Kualitas Pelayanan
Kesenjangan ini terutama disebabkan oleh
Menurut Osborn dan Plastrik dalam hernon
faktor-faktor: (1) ambisius peran, yaitu
(1998:116) menyatakan bahwa kualitas pelayan
sejauh mana pegawai dapat melakukan
suatu
tugas sesuai dengan harapan pelanggan;
organisasi, sistem insentif yang dipakai, sistem
(2) konflik peran, yaitu sejauh mana
akuntabilitas dan struktur kekuasaan.
pegawai meyakini bahwa mereka tidak
organisasi
dipengaruhi
oleh
tujuan
Terdapat konsep lain yang memiliki kaitan
memuaskan semua pihak; (3) kesesuaian
erat
pegawai
keberhasilan pendekatan kualitas pelayanan dalam
dengan
tugas
yang
harus
dan
berdampak
menyediakan
yang digunakan pegawai; (5) sistem
organisasi
pengendalian dari atasan, yaitu tidak
mendengarkan pendapat yang dikeluarkan oleh
memadainya sistem penilaian dari sistem
pelanggan
imbalan; (6) perceived control,
yaitu
disampaikan Berry dan Parasuraman dalam
merasakan
Lupiyoadi (2001: 182), dalam mengembangkan
mana
kebebasan
pegawai
atau
fleksibilitas
untuk
haruslah
mengenai
bahwa,
memperhatikan
jasanya.
Seperti
tiap dan
yang
kualitas pelayanan yang efektif melalui sistem
menentukan cara pelayanan; (7) team
informasi,
work, yaitu sejauh mana pegawai dan
dilakukan, yaitu:
managemen merumuskan tujuan bersama
adalah
terhadap
dikerjakannya; (4) kesesuaian teknologi
sejauh
informasi
langsung
ada
lima
petunjuk
yang
perlu
a. Mengukur besarnya harapan pelanggan atas
di dalam memuaskan pelanggan secara
pelayanan.
bersama-sama dan terpadu.
organisasi harus dapat mengukur besarnya
d. Kesenjangan
komunikasi.
Terjadi
kesenjangan anatara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Kesenjangan ini terjadi
karena
komunikasi
tidak
horinzontal
memadainya
atau
suatu
harapan yang muncul atas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. b. Menentukan di mana titik berat kualitas informasi. Perusahaan atau organisasi
adanya
harus mampu menetapkan titik berat
kecenderungan untuk memberikan janji
kualitas informasi yang ingin dicapai.
yang berlebihan. Dalam hal ini komunikasi
Penitikberatan kualitas informasi ada pada
eksternal
proses keputusan pihak manajemen yang
telah
dan
Perusahaan
mendistorsi
harapan
pelanggan. e. Kesenjangan
berkaitan dengan peningkatan pelayanan dalam
pelayanan
yang
dirasakan. Terjadi perbedaan persepsi
yang diharapkan. c. Mengetahui saran pelanggan. Perusahaan
antara jasa yang dirasakan dan yang
atau
organisasi
diharapkan oleh pelanggan.
mendengarkan
dituntut dan
untuk
dapat
memahami
saran
pelanggan mengenai produk atau jasanya.
ISSN: 2303-2677 / © 2015 JKIP
106
Rhoni.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Menghubungkan kinerja pelayanan dan output yang dihasilkan oleh perusahaan d. Organisasi diharapkan mampu mengkaitkan kinerja
pelayanan
dengan
tujuan
organisasi.
sistem informasi dalam kualitas pelayanan mampu
mencakup
keseluruhan
individu yang terkait di dalam hierarki organisasi. Sistem tersebut harus didesain sedemikian rupa agar semua pegawai yang berada
(1992:170-173) ada beberapa hal : a) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan dengan rencana yang digariskan b) Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan
e. Menjangkau seluruh pegawai. Penerapan
harus
Adapun tujuan pengawasan menurut Siagian
dalam
fungsi
yang
berbeda
mendapatkan informasi yang sesuai.
kelemahan dalam bekerja c) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan dengan instruksi serta apaapa yang telah diinstruksikan d) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan dengan efesien Untuk mengetahui jalan keluar jika ternyata dijumpai kesulitan, kelemahan dan kegagalan untuk menuju kearah perbaikan.
Pengawasan Salah satu faktor yang terkadang membuat
METODE PENELITIAN
suatu pelayanan tidak berjalan dengan baik adalah
Metode penelitian yang digunakan dalam
buruknya sistem pengawasan yang diterapkan.
tulisan ini adalah tinjauan literatur dari para pakar
Jika pengawasan baik maka niscaya kegiatan
dan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh
pelayanan juga akan berjalan sesuai harapan, dan
Jurusan Ilmu Perpustakaan UNDIP. Sedangkan
sebaliknya jika pengawan buruk, maka kegiatan
jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan
pelayanan juga berjalan tidak sesuai harapan.
data yang didapat juga data kualitatif yang berasal
Seringkali terjadi beberapa penyimpangan yang
dari sumber primer dan sekunder, yaitu hasil
dilakukan oleh para pegawai dilapangan jika
penelitian dan artikel-artikel dari para pakar.
sistem pengawasan tidak berjalan dengan baik.
Pengumpulan
Menurut Yuniardi (1984:137) terdapat beberapa
menggunakan
hal yang memungkinkan terjadinya penyimpangan
dilakukan secara kualitatif.
data
dilakukan
dokumen,
dan
dengan
analisis
data
diantaranya : 1) unsur ketidaktentuan, 2) peristiwa yang
tidak
terduga
sebelumnya,
3)
Unsur
kegagalan, 4)unsur kesalahan manusia. Keempat hal
ini
sangat
memungkinkan
terjadinya
HASIL PENELITIAN Jika pemustaka ditanya tentang kualitas layanan perpustakaan, tentunya akan muncul
penyimpangan dalam kegiatan pelayanan. Oleh
beberapa
sebab itu, pengawasan merupakan harga mati bagi
pemustaka akan berlainan, memahami, menilai
sebuah
kegiatan
dan merasakan kualitas layanan. Tetapi terdapat
pelayanan dapat berjalan dengan maksimal sesua
beberapa hal yang sama berkaitan dengan kualitas
kegiatan
pelayanan,
dengan harapan organisasi.
agar
jawaban
yang
berbeda.
Setiap
Vol.3/No.1, Juni 2015, hlm. 101-110
107
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
layanan perpustakaan yang diharapkan. Diantara
“Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu
persamaan itu adalah:
produk atau pelayanan yang berpengaruh pada
1. Pemustaka mengharapkan kenyamanan dalam
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan
menggunakan seluruh layanan perpustakaan. 2.Pemustaka mengharapkan koleksi yang tersedia memenuhi kebutuhannya.
bersahabat dan responsif dari petugas. mengharapkan
perpustakaan
mendatangi
karakteristik yang melekat dalam memenuhi persyaratan. Jadi kualitas yang diinterpretasikan
Setiap pemustaka pasti mempunyai harapan ketika
degree to which a set of inherent characteristics fulfils requirements, derajat yang dicapai oleh
memiliki akses internet yang cepat.
tersendiri
Kualitas menurut ISO 9000 sebagaimana dikutip oleh Lupiyoadi (2006, p. 175) adalah
3.Pemustaka mengharapkan sikap yang ramah,
4.Pemustaka
yang dinyatakan atau yang tersirat”.
perpustakaan.
ISO 9000 merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik
yang
menentukan
sejauhmana
Namun tingkat pengharapan dan prioritas layanan
keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan
yang diharapkan antar pemustaka berlainan.
pelanggan. Pelanggan akan menilai sampai sejauh
Adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan
mana sifat dan karakteristik itu memenuhi
yang diperoleh merupakan definisi sederhana dari
kebutuhannya.
kualitas.
Konsep
Layanan yang berkualitas merupakan aset penting dalam
dunia
kualitas
sendiri
pada
dasarnya
bersifat relatif, yaitu bergantung dari perspektif
layanan perpustakaan.
yang digunakan untuk menetukan ciri-ciri dan
Layanan pemustaka memiliki konsep bahwa
spesifiknya. Juran (1992) memberikan definisi
dengan
kebutuhan
kualitas sebagai berikut “Quality as product
dapat
features which meet costumer needs and freedom
meningkatkan kualitas layanannya. Perpustakaan
from deficiencies. The features of product or
yang memberikan layanan yang berkualitas
service play an important part in satisfying
kepada pemustaka berarti memberikan bantuan
costumers’ needs”. (T.E. Lim & B.C. Niew, 1995,
kepada pemustaka guna meningkatkan kepuasan
8). Yang artinya kualitas didefinisikan sebagai
mereka terhadap layanan yang diberikan oleh
fitur produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan
pihak perpustakaan.
dan kebebasan dari kekurangan. Fitur dari produk
mengerti
pemustaka,
dan
maka
memenuhi perpustakaan
Memang tidak mudah untuk mendefinisikan kualitas dengan tepat, akan tetapi kualitas dapat dirinci. Goetsh dan Davis (1994) menjelaskan
atau jasa memainkan peranan penting dalam memuaskan kebutuhan pelanggan. Selanjutnya menurut Tjiptono (2005, p.260)
bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis
bahwa
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak
proses dan lingkungan yang memenuhi atau
penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut
melebihi
pandang atau persepsi pelanggan. Oleh karena itu,
harapan
(Tjiptono,
2007,
p.
51).
Kemudian Kotler (1997, p.49) mendefinisikan
dalam
citra
kualitas
kaitannya
ISSN: 2303-2677 / © 2015 JKIP
yang
dengan
baik
persepsi
bukanlah
terhadap
108
Rhoni.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
kualitas, citra dapat dipandang sebagai filter yang
teknik (outcome), yaitu kualitas hasil akhir
digunakan
pelayanan tersebut.
untuk
mengevaluasi
kualitas
keseluruhan.
Selanjutnya menurut Zeithaml, Parasuraman
Berdasarkan pemaparan di atas, jadi inti dari
dan Berry (1990, p. 19), faktor-faktor yang dapat
kualitas layanan itu adalah bagaimana penyedia
mempengaruhi ekspektasi pengguna jasa terhadap
jasa memberikan layanan terbaik dan maksimal
suatu pelayanan atau produk yang ditawarkan
kepada
adalah :
pelanggan
sehingga
akhirnya
akan
menimbulkan persepsi dari pelanggan tersebut.
1. Word of mouth communication (cerita dari
Kualitas total suatu jasa menurut Gronroos (1990,
mulut ke mulut). Faktor ini sangat
p. 38) terdiri atas dua komponen utama, yaitu:
signifikan
mempengaruhi
harapan
1. Technical Quality, yaitu komponen yang
pelanggan atau pengguna terhadap suatu
berkaitan dengan kualitas output jasa yang
layanan. Hal ini disebabkan karena jika
diterima pelanggan.
seorang pelanggan merasa puas dengan
2. Fungtional Quality, yaitu komponen yang berkaitan
dengan
kualitas
cara
penyampaian suatu jasa. Sehubungan
dengan
layanan yang diberikan oleh suatu pihak penyedia jasa, maka seorang pelanggan akan
kualitas
bercerita
mengenai
bagusnya
jasa,
pelayanan yang ia terima. Akan tetapi
diidentifikasikan bahwa ada dua komponen dasar
sebaliknya, jika pelayanan yang ia terima
dalam kualitas jasa yaitu kualitas teknis dan
kurang
kualitas fungsional. Kualitas teknis merupakan
menyampaikannya kepada yang lain.
memuaskan
maka
ia
pun
elemen yang relatif mudah diukur secara objektif,
2. Personal need (kebutuhan diri). Harapan
baik oleh konsumen maupun oleh perusahaan
pelanggan muncul dalam hal ini karena
sebagai penyedia jasa. Komponen ini menjadi
karakteristik dan kebutuhan dalam diri
dasar bagi konsumen dalam menilai kualitas jasa,
mereka.
tetapi karena adanya interaksi langsung antara konsumen
dengan
produsen
maka
kualitas
3. Past experience (pengalaman masa lalu). Faktor pengalaman sebelumnya sangat
fungsional seperti lingkugan atau penanganan oleh
mempengaruhi
perusahaan akan sangat mempengaruhi penilaian
menggunakan jasa atau layanan tertentu.
konsumen
Pengalaman ketika pernah menggunakan
terhadap
kualitas
jasa
yang
diterimanya. Persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa
pelanggan
untuk
suatu layanan akan memberikan pelajaran kepada seorang pelanggan apakah akan
adalah membandingkan harapan mereka atas suatu
menggunakan
layanan
tersebut
lagi
pelayanan dengan pengalaman yang mereka
ataukah pindah ke jasa layanan yang lain.
dapatkan atas pelayanan tersebut. Kualitas jasa
4. External communications to costumers
dinilai atas dua hal yaitu: 1. Kualitas proses, yaitu
(komunikasi eksternal). Sebagai contoh
dari cara penyampaian pelayanan. 2. Kualitas
dari komunikasi eksternal ini adalah
Vol.3/No.1, Juni 2015, hlm. 101-110
109
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
tayangan iklan di media massa baik cetak
SIMPULAN
maupun
Dari uraian tersebut di atas, dapat digaris bawahi
elektronik.
Hal
ini
sangat
berpengaruh bagi pelanggan dalam menilai kualitas suatu layanan. Kualitas
layanan
bahwa: 1. Salah satu tugas perpustakaan Perguruan
perpustakaan
mengacu
Tinggi
adalah
melakukan
pelayanan
kepada kebutuhan pemustaka. Oleh sebab itu,
kepada seluruh sivitas akademika di
layanan yang baik adalah layanan yang dapat
perguruan tinggi.
memenuhi kebutuhan dan harapan pemustaka. Maka
perpustakaan
yang
baik
merupakan
2. Sebagai sebuah lembaga yang melakukan aktifitas pelayanan, maka perpustakaan
perpustakaan yang dapat memberikan pelayanan
berkewajiban
kepada setiap pemustaka secara cepat dan tepat.
meningkatkan kualitas layanannya, agar
Keberhasilan penyajian fasilitas dan layanan
dapat memenuhi kebutuhan dari para
perpustakaan dapat diukur dengan menggunakan
pemustaka.
kriteria frekuensi atau peminjaman bahan pustaka
untuk
3. Dimensi-dimensi
senantiasa
kualitas
pelayanan
dan tingkat kepuasan pemustaka, karena itu
seperti,
kebutuhan dan permintaan pemustaka perlu
Responsiveness,
diperhatikan oleh pihak perpustakaan. Dalam
harus
kegiatan pelayanan memerlukan suatu sikap
menimbulkan
positif di hadapan pelanggan. Senyum, tutur kata,
organisasi (perusahaan) dan pelanggan
gerak gerik, cara berpakaian, dan kecekatan dalam
karena perbedaan persepsi mereka tentang
melayani pelanggan akan memberikan nilai
wujud pelayanan
tambah yang besar bagi kepuasan pelanggan.
4. Ada
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat dipahami bahwa memberikan layanan
yang
Tangibles,
Reliability,
Assurance,
dilaksanakan
beberapa
meningkatkan
Empathy
agar
tidak
kesenjangan
faktor kualitas
antara
yang
dapat
layanan
pada
sebuah lembaga yaitu tujuan organisasi,
terbaik bagi pelanggan terfokus pada sikap dan
sistem
perhatian dari penyedia jasa. Sikap dan perhatian
akuntabilitas dan struktur kekuasaan
ini akan menjadi tolok ukur sebagai langkah awal
5. Untuk
insentif
yang
mengetahui
apakah
kegiatan
berjalan
Oleh karena itu, meningkatkan kualitas pelayanan
rencana
merupakan suatu hal yang sangat urgen bagi suatu
dilaksanakan kegiatan pengawasan.
sehingga
pada
akhirnya
organisasi,
harapan maka
dari perlu
para
pemustaka merasa puas dengan pelayanan yang mereka terima.
dengan
sistem
dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan.
perpustakaan,
sesuai
dipakai,
DAFTAR PUSTAKA Basuki, Sulistyo. (1994). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Effendy, Onong Uchjana. (2001). Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
ISSN: 2303-2677 / © 2015 JKIP
110
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Gronroos, Christian. (1990). Service management and marketing : managing the moments of truth in service competition. Singapore: Maxwell Macmillan. Hernon, Petter and Ellen Altman. (1998). Assesing Service Quality:Satisfaying the Expectations of Library Customer. Chicago:American Library Association. Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane (2009). Marketing management ; thirteenth edition. New Jersey : Pearson Prentice Hall. Lim, T.E & Niew, B.C. (1995). Quality management system : assessment to ISO 9000:1994 series. Singapore : Prentice Hall. Lupiyoadi, Rambat. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek. Jakarta: Salemba Empat. Moenir, A. S. (1995). Manajemen Pelayanan Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Siagian, Sondang P. (1992). Fungsi-Fungsi Managerial. Jakarta: Bumi Aksara. Soeatminah. (1992). Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan. Jogjakarta. Kanisius. Sutarno. (2006). Perpustakaan dan Masyarakat. Edisi revisi. Jakarta: CV. Sagung Seto. Tjiptono, Fandy. (2007). Manajemen jasa. Yogyakarta: Andi. Yuiardi. (1984). Manajemen Pemasaran. Bandung:Remaja Rosdakarya. Zeithaml, A. Valarie, Parasuraman, A., dan Berry, L. (1990). Delivering quality service: balancing costumer perceptions and expectations. New York: The Free Press.
Rhoni.