Jurnal Ilmiah Research Sains VOL. 2. NO. 3 September 2016
UPAYA PENINGKATAN PENALARAN MATEMATIS SISWA TERHADAP PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL MELALUI PENDEKATAN INVESTIGASI SMP NEGERI 1 BAITUSSALAM Oleh Roslina dan Nova Sarwanti Dosen dpk Prodi Pendidikan Matematika FKIP USM Alumni Prodi Pendidikan Matematika FKIP USM
ABSTRAK Penelitian ini berjudul upaya peningkatan penalaran matematis siswa terhadap pertidaksamaan linear satu variabel melalui pendekatan investigasi SMP Negeri 1 Baitussalam. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Perbandingan Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan pendekatan investigasi dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional pada siswa SMP Negeri 1 Baitussalam. Penelitian ini mengunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Baitussalam. Sampel diambil dua kelas yaitu kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-C sebagai kelas kontrol melalui teknik random sampling. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis data peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa adalah uji dua pihak. Untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Baitussalam dilakukan melalui pembelajaran matematika dengan pendekatan investigasi yang dilakukan dalam tiga fase yaitu: (1) membaca, menerjemahkan dan memahami masalah, yaitu siswa berdiskusi untuk memahami permasalahan yang diberikan, (2) pemecahan masalah, yaitu siswa berdiskusi untuk menentukan strategi dan menyelesaikan masalah yang diberikan, (3) menjawab dan mengkomunikasikan jawaban, yaitu siswa menarik kesimpulan atas jawabannya dan melihat apakah masalah ini dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang diajarkan dengan pendekatan investigasi lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan pendekatan investigasi merupakan model pendekatan yang tepat dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa khususnya pada materi pertidaksamaan linear satu variabel. Kata Kunci: Penalaran Matematis, Pendekatan Investigasi, Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.
102
Jurnal Ilmiah Research Sains VOL. 2. NO. 3 September 2016
ABSTRACT This study, entitled efforts to increase students' mathematical reasoning against one variable linear inequality through investigative approach SMP Negeri 1 Baitussalam. The research objective was to determine Comparison Upgrades Mathematical Reasoning Students who earn investigative approach to learning using students who received conventional learning in students of SMP Negeri 1 Baitussalam. This study design using pretest-posttest control group design. The population in this study were students of class VII SMP Negeri 1 Baitussalam. Samples were taken two classes of class VII-A as the experimental class and the class as a class VII-C control through random sampling techniques. The statistical test used to analyze the data increase students' mathematical reasoning skills are a test of the two parties. To improve the ability of mathematical reasoning seventh grade students of SMP Negeri 1 Baitussalam conducted through mathematical learning approach to investigations conducted in three phases: (1) read, interpret and understand the problem, the students discussed to understand the problem is given, (2) solving the problem , the students discussed to determine the strategy and resolve a given problem, (3) to answer and communicate the answers that students draw conclusions on the answer and see if the issue can be used to solve other problems. The results showed that the increase in mathematical reasoning skills students taught by the investigative approach is better than students taught by conventional teaching. So that we can draw the conclusion that learning the investigative approach is a model appropriate approach to mathematics instruction to improve students' mathematical reasoning ability, especially in the matter of one variable linear inequality. Keywords: Mathematical Reasoning Approach Investigation, Single Variable Linear Inequalities atau membuat suatu pernyataan yang PENDAHULUAN Salah satu tujuan baru berdasarkan pada beberapa pembelajaran matematika di sekolah pernyataan yang diketahui benar yaitu agar siswa memiliki ataupun yang dianggap benar. kemampuan menggunakan penalaran Pengembangan kemampuan (Standar Isi BSNP, 2006). Hal yang penalaran matematis siswa sama juga tercantum dalam NCTM berhubungan dengan pendekatan (2000) yang menyatakan bahwa pembelajaran yang diterapkan. penalaran merupakan aspek penting Pengembangan kemampuan yang harus dikembangkan dalam penalaran memerlukan pembelajaran proses pembelajaran matematika. yang mampu mengakomodasi proses Penalaran merupakan berfikir, proses bernalar, sikap kritis kegiatan, proses atau aktivitas siswa dan bertanya. berpikir untuk menarik kesimpulan
103
Jurnal Ilmiah Research Sains VOL. 2. NO. 3 September 2016
Materi pertidaksamaan linear satu variabel adalah salah satu materi yang diduga cocok digunakan dengan pendekatan investigasi, karena dalam penyelesaian soal-soal pertidaksamaan linear satu variabel seperti dalam bentuk soal cerita siswa harus mampu menalar soal tersebut dari soal cerita menjadi bentuk matematika dan dalam penyelesaiannya dibutuhkan ketelitian dalam menggunakan simbol-simbol yang ada pada pertidaksamaan linear satu variabel itu sendiri. Sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif dan bisa membuktikan kebenaran dari jawaban yang nanti akan diperolehnya.
siswa menurut Annisah (2011: 34) adalah: 1. Membuat keputusan tentang bagaimana cara mendekati permasalahan. 2. Siswa menggunakan strategi, keterampilan, dan konsep dalam menemukan solusi 3. Siswa menentukan suatu solusi dengan lengkap dan saran umum dapat menyelesaikan permasalahan tertentu pada situasi yang lain. Pada petunjuk teknis peraturan yang dikutip Sri Wardani (2005: 1) tentang penilaian perkembangan anak didik SMP dicantumkan indikator dari kemampuan penalaran sebagai hasil belajar matematika, yaitu siswa mampu: 1. Mengidentifikasi pernyataan dan menentukan cara matematis yang relevan dengan masalah. 2. Memberikan penjelasan dengan menggunakan model. 3. Membuat pola hubungan antar pernyataan. 4. Membuat pernyataan yang mendukung atau menyangkal argumen (contoh penyangkal). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa penalaran matematis adalah berpikir mengenai permasalahan-permasalahan matematika secara logis untuk memperoleh penyelesaian.
LANDASAN TEORI 1. Pengertian Penalaran Matematika Istilah penalaran Erman Suherman (2003: 7) menyatakan bahwa, “Mathematical reasoning is reasoning about and with the object of mathematics.” Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa penalaran matematis adalah penalaran mengenai dan dengan objek matematika. Objek matematika dalam hal ini adalah cabang-cabang matematika yang dipelajari seperti statistika, aljabar, geometri dan sebagainya. Daya nalar siswa dalam mata pelajaran matematika perlu ditumbuhkembangkan. Penalaran matematika yang diharapkan dari
105 104
Jurnal Ilmiah Research Sains VOL. 2. NO. 3 September 2016
Krismanto (2003: 7) investigasi atau penyelidikan merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil benar sesuai pengembangan yang dilalui siswa. Kegiatan belajarnya diawali dengan pemecahan soal-soal atau masalahmasalah yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru. Menurut Setiawan (2006: 10) fase-fase yang harus ditempuh dalam pendekatan investigasi adalah : a. Fase membaca, menerjemahkan dan memahami masalah Pada fase ini siswa harus memahami permasalahannya dengan jelas. Apabila dipandang perlu membuat rencana apa yang harus dikerjakan, mengartikan persoalan menurut bahasa mereka sendiri dengan jalan berdiskusi dalam kelompoknya, yang kemudian mungkin perlu didiskusikan dengan kelompok lain. b. Fase pemecahan masalah Pada fase ini mungkin saja siswa menjadi bingung apa yang harus dikerjakan pertama kali, maka peran guru sangat diperlukan, misalnya memberikan saran untuk memulai dengan suatu cara, hal ini dimaksudkan untuk memberikan tantangan atau menggali pengetahuan siswa, sehingga mereka terangsang untuk mencoba mencari cara-cara yang mungkin untuk
2. Pengertian Pendekatan Investigasi Menurut Gulo (2008:4) pendekatan adalah “titik tolak atau sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam program belajar-mengajar. Sudut pandang tertentu tersebut menggambarkan cara berfikir dan sikap seorang guru dalam menyelesaikan persoalan yang ia hadapi”. Istilah investigasi dalam pembelajaran matematika pertama kali dikemukakan oleh Committee of Inquiry into the Teaching of Mathematics in School dalam Cockroft Report tahun 1982 (Grimison dan Dawe, 2000:6). Dalam laporan tersebut direkomendasikan bahwa pembelajaran matematika dalam setiap jenjang pendidikan harus meliputi : (1) eksposisi guru; (2) diskusi; (3) kerja praktek; (4) latihan dan pemantapan kemampuan dasar; (5) pemecahan masalah serta (6) kegiatan investigasi. Dalam investigasi ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan pengetahuannya tentang matematika sesuai dengan kemampuan masingmasing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada siswa. Setiawan (2006: 7) menyatakan penekanan dalam pendekatan investigasi adalah pada permasalahannya yang belum terformulasikan dengan jelas sehingga boleh jadi perolehan siswa beragam (divergen). Menurut Al. 105 106
Jurnal Ilmiah Research Sains VOL. 2. NO. 3 September 2016
digunakan dalam pemecahan soal tersebut, misalnya dengan membuat gambar, mengamati pola atau membuat catatan-catatan penting. c. Fase menjawab dan mengkomunikasikan jawaban Setelah memecahkan masalah, siswa harus diberikan pengertian untuk mengecek kembali hasilnya, apakah jawaban yang diperoleh itu cukup komunikatif atau dapat difahami oleh orang lain, baik tulisan, gambar ataupun penjelasannya. Lebih lanjut Setiawan (2006: 12) menyatakan peran guru dalam pembelajaran dengan pendekatan investigasi adalah: a. Memberikan informasi dan insrtuksi yang jelas, b. Memberikan bimbingan seperlunya dengan menggali pengetahuan siswa yang menunjang pada pemecahan masalah (bukan menunjukkan cara penyelesaian), c. Memberikan dorongan sehingga siswa lebih termotivasi, d. Menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa, e. Memimpin diskusi dengan pengambilan kesimpulan akhir. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan investigasi adalah sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang menuntut siswa untuk melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, dan menentukan strategi untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan, yang selanjutnya hasil perolehan tersebut dikomunikasikan
dan dibandingkan dengan perolehan siswa lainnya. 3. Pertidaksaam Linear Satu Variabel 1) Pengertian Ketidaksamaan Suatu ketidaksamaan selalu ditandai dengan salah satu tanda hubung berikut: “<” untuk menyatakan kurang dari. “>” untuk menyatakan lebih dari. untuk menyatakan tidak “≤” lebih dari atau kurang dari atau sama dengan. untuk menyatakan tidak “≥” kurang dari atau lebih dari atau sama dengan. 2) Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Pertidaksamaan linear satu variabel adalah pertidaksamaan yang hanya mempunyai satu variabel dan berpangkat satu (M. Cholik Adinawan, 2004:178). 3) Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Menurut M. Cholik Adinawan (2004:179) adapun cara menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel, salah satunya dengan substitusi (penggantian). Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut: “Pengganti variabel dari suatu pertidaksamaan, sehingga menjadi pernyataan yang benar disebut penyelesaian dari
107 106
Jurnal Ilmiah Research Sains VOL. 2. NO. 3 September 2016
pertidaksamaan linear satu variabel” Soal pertidaksaaan linear satu variabel dapat diselesaikan dengan beragam cara, berikut adalah cara-cara yang bisa kita gunakan: Pertama: Cara pertama adalah dengan mengurangi/menambah masing-masing ruas (kanan dan kiri) dengan menggunakan bilangan yang sama (M. Cholik Adinawan, 2004:180-181). Kedua Cara kedua adalah dengan mengalikan/membagikan masing-masing ruas (kanan dan kiri) dengan bilangan yang sama (M. Cholik Adinawan, 2004:182-183).
adalah kelas VII_B yang masingmasing kelas berjumlah 21 siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Baitussalam kabupaten Aceh Besar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015, dengan menyesuaikan jam pelajaran matematika di kelas VII itu sendiri. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes, tes diberikan sebanyak dua kali yaitu tes pretes dan tes postes pada kedua kelas yang dipilih sebagai sampel. Pretes diberikan pada saat pertemuan pertama sebelum diberi perlakuan, dengan tujuan untuk mengukur kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian, selanjutnya peneliti melakukan proses pembelajaran untuk masingmasing kelas dengan perlakuan yang berbeda. Diakhir pertemuan, peneliti mengadakan tes postes untuk melihat kemampuan siswa sesudah diberikan perlakuan pada kedua kelompok tersebut. Setelah semua data di peroleh maka selanjutnya data tersebut diolah. Data yang akan diolah adalah data kuantitatif berupa hasil tes kemampuan penalaran matematis. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Office Excell 2007 dan Software Statistical Package for the Sosial Science (SPSS) versi 20 Akan tetapi, untuk data yang tidak berdistribusi normal maka pengujiannya menggunakan uji non parametrik yaitu Mann-Whitney.
METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan PretestPosttest Control Group Design yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan investigasi dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada materi Pertidaksamaan linear satu variabel. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VII. Sampel dalam penelitian yang menjadi kelompok eksperimen adalah kelas VII_A, sedangkan kelas yang menjadi kelompok kontrol
108 107
Jurnal Ilmiah Research Sains VOL. 2. NO. 3 September 2016
Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama. Setelah data pretes dan data postes untuk kelas eksperimen didapatkan maka langkah selanjutnya data tersebut diolah menggunakan bantuan Program Microsoft Office Excell 2007 dengan tujuan untuk menentukan nilai N-Gain penalaran matematis siswa dari kelas eksperimen Setelah data pretes dan data postes untuk kelas kontrol didapatkan maka langkah selanjutnya data tersebut diolah menggunakan bantuan Program Microsoft Office Excell 2007 dengan tujuan untuk menentukan nilai N-Gain penalaran matematis siswa dari kelas kontrol.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang dianalisis dalam penelitian ini berupa data pretes penalaran matematis siswa baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol serta data N-gain penalaran matematis siswa dari kedua kelas tersebut. Nilai KKM untuk mata pelajaran matematika disekolah SMP Negeri 1 Baitussalam adalah 70. Berikut disajikan data hasil pretes, postes dan juga N-gain penalaran matematis siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dilakukan pretes, pembelajaran dilaksanakan di kedua kelas tersebut. Pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan topik materi pertidaksamaan linear satu variabel. Kelas eksperimen melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan investigasi, sementara kelas kontrol melaksanakan pembelajaran dengan metode konvensional. Pembelajaran dengan pendekatan investigasi mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna, artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan investigasi meliputi tiga langkah, yaitu: (1) Membaca, menerjemahkan dan memahami masalah, (2) Menyelesaikan masalah, (3) Menjawab dan mengkomunikasikan jawaban.
Analisis Data Pretest Penalaran Matematis Tujuan dilakukan pretest yaitu untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap penalaran matematis pada materi pertidaksamaan linear satu variabel dari kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Rata-rata hasil pretes siswa pada kelas eksperimen tidak jauh berbeda atau relatif sama dengan rata-rata hasil pretes siswa kelas kontrol. Akan tetapi, untuk mengetahui tingkat kesetaraan atau kesamaan penalaran matematis dari
109 108
Jurnal Ilmiah Research Sains VOL. 2. NO. 3 September 2016
kedua kelas tersebut maka dilakukan uji analisis statistik. Berdasarkan hasil output uji normalitas untuk setiap kelas diperoleh bahwa nilai signifikansi untuk kelas eksperimen adalah 0,200 dan kelas kontrol adalah 0,123. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas memperoleh nilai signifikansi yang lebih dari 0,05 dan ini berarti H0 diterima, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa data kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal. Antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menjawab soal dengan cara yang berbeda, pada kelas eksperimen dilangkah penyelesaiaannya mereka lebih terarah dan lebih terinci terlihat dari cara siswa dalam menjawab soal yang membuat gambaran dari soal tersebut terlebih dahulu. Untuk langkah selanjutnya mereka membuat model matematika dari soal, kemudian mereka mengaitkannya dengan cara alterrnatif dalam menyelesaikan soal. Cara siswa dalam menyelesaikan soal sangat teratur yaitu tahap demi tahap mereka uraikan dengan menggunakan kata-kata yang sesuai sehingga lebih mudah untuk dimengerti karena dengan pendekatan investigasi bukan hanya jawaban akhir yang mereka butuhkan tetapi aturan dalam penyelesaian soal yang mereka utamakan agar lebih jelas dan mudah untuk dimengerti. Sedangkan untuk siswa kelas kontrol tidak menyelesaikan jawaban soal sampai ketahap terakhir, mungkin
110 109
dikarenakan kurangnya pemahaman siswa tentang maksud pemasalahan dari soal yang telah diberikan. Pembelajaran matematika dengan pendekatan investigasi membuat siswa menjadi lebih sering menggunakan kemampuan penalaran matematika dan mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran. Selain itu, siswa juga lebih termotivasi untuk belajar matematika. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes pretest dan postest siswa peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran matematika dengan pendekatan investigasi di kelas VII SMP Negeri 1 Baitussalam berjalan sesuai rencana yang telah disusun. Selain itu, tujuan dari tindakan untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa juga tercapai. Hasil temuan ini memperkuat dan melengkapi temuan Penelitian Yuli Irfan Aliurido (2008), yang menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran GI lebih memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tradisional pada materi pokok persamaan dan fungsi kuadrat. Disamping itu, hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Athi’ Rosalina (2008) yang telah menyimpulkan bahwa dengan penggunakan pendekatan investigasi memahami masalah, merenacanakan strategi pemecahan masalah, menyelesaikan masalah, dan
Jurnal Ilmiah Research Sains VOL. 2. NO. 3 September 2016
menafsirkan solusi siswa semakin meningkat dari keadaan sebelumnya. Adanya perbedaan peningkatan penalaran matematis siswa yang diajarkan dengan pendekatan investigasi dan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional mungkin dikarenakan karakteristik yang berbeda dari kedua pendekatan pembelajaran tersebut, dimana pada pembelajaran dengan pendekatan investigasi mempunyai aktivitas dan kreativitas yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional, yaitu siswa dituntut agar lebih aktif dalam pembelajaran pendekatan investigasi agar dalam penyelesaian soal itu lebih mudah. Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa pada kelas eksperimen umumnya sudah mencerminkan aktivitas yang sesuai dengan katakteristik pendekatan investigasi meskipun pada awalnya siswa terlihat kaku dengan cara pembelajaran yang dilakukan. Akan tetapi, hal ini dapat dimaklumi karena pendekatan pembelajaran dengan pendekatan investigasi merupakan sesuatu yang baru bagi mereka dan sedikit berbeda dengan pembelajaran yang selama ini biasa mereka terima dari guru. sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan pendekatan investigasi merupakan model pendekatan yang tepat dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan penalaran matematis siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data baik analisis deskriptif maupun uji statistik menunjukkan bahwa peningkatan penalaran matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan investigasi secara signifikan lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional pada materi pertidaksamaan linear satu variabel siswa kelas VII SMP Negeri 1 Baitussalam. Siswa kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata peningkatan penalaran matematis siswa sebesar 83,24, sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata peningkatan penalaran matematis siswa sebesar 74,48. Peningkatan penalaran matematis siswa juga dapat terlihat dari rata-rata N-gain yang diperoleh siswa pada kedua kelas yang menjadi sampel penelitian. Kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan investigasi mempunyai rata-rata N-Gain yang lebih tinggi dari kelas kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Sehingga dapat Peneliti artikan bahwa pembelajaran dengan pendekatan investigasi merupakan model pendekatan yang tepat dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan penalaran matematis siswa seperti membuat keputusan tentang bagaimana cara mendekati permasalahan, menggunakan strategi, 110 111
Jurnal Ilmiah Research Sains VOL. 2. NO. 3 September 2016
keterampilan serta konsep dalam menemukan solusi, dan juga menentukan suatu solusi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan, khususnya pada materi pertidaksamaan linear satu variabel. 2. Saran-Saran Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, beberapa saran yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan investigasi yaitu: 1. Diharapkan kepada guru bidang studi matematika khususnya, agar dapat menggunakan pendekatan investigasi agar dapat mempermudah siswa dalam menyerap materi pembelajaran khususnya materi pertidaksamaan linear satu variabel. 2. Diharapkan kepada guru matematika yang ingin menggunakan pembelajaran dengan pendekatan investigasi untuk bisa mengatur manajemen waktu dan pengelolaan kelas, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 3. Pendekatan investigasi juga bisa diterapkan pada tingkat sekolah SD maupun SMA dan materi lain yang bisa diterapkan dalam pendekatan investigasi diantaranya seperti materi operasi bilangan bulat, operasi aljabar, pokok persamaan dan fungsi kuadrat. 4. Pada pembelajaran matematika dengan menggunakan
111112
pendekatan investigasi hendaknya diberikan persoalanpersoalan yang lebih variatif yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuan penalaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA BNSP (Badan Standar Nasional Pendidikan). (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Copes, Larry (2008). Discovering Geometry : An Investigative Approach. Emeryville : Key Curriculum Press. Erman Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI. Fadjar Shadiq. 2007. Penalaran atau Reasoning Perlu Dipelajari Para Siswa di Sekolah. http://prabu.telkom.us/2007/08/2 9/penalaran-atau-reasoning/ diakses pada 28 Oktober 2015. Gulo, W. 2008. Strategi BelajarMengajar. Penerbit Grasindo. Jakarta. Grimison, L. dan Dawe, L. (2000). Report Supporting for the Advanced and Intermediate Courses of the NSW Mathematics Years 9–10 Syllabus. Tersedia dalam http://www.boardofstudies.nsw.e du.au/manuals/pdf_doc/
Jurnal Ilmiah Research Sains VOL. 2. NO. 3 September 2016
review_9_10_math.pdf. Diambil pada 12-08-2015. Meltzer, D.E (2002). The relationship between Mathematics preparation and Conceptual Learning Grains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostice Pretest Scores. Dalam American Journal Physics, Vol70 (12), 27 halaman. M. Cholik Adinawan, dkk. 2004. Matematika Untuk SMP Kelas VII Semester 1. Jakarta: Erlangga. National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Reston: NCTM. Santoso, Singgih. 2001. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. Alex Media Kompotindo. Jakarta Setiawan.(2006). Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Investigasi.Yogyakarta: Depdinas PPPG Matematika Sharan,dkk. 1984. Dalam Trianto 2010. Mendesain Model Pembelajaran novatif Progresif. Jakarta: Kencana Sudjana. 2002. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Rosa Karya. Sri Wardani. 2005. Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.
112113
Uyanto. Stanislaus S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu