UPAYA MENINGKATKAN MINAT, AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS III DI SD NEGERI 30 CANGKEH MELALUI MEDIA PAPAN PAKU Fefi Rahmadhani1, Nana Sepriyanti2 dan Media Roza2 1
Mahasiswa Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol Padang, 2 Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol Padang
Abstract: The research is based on the low level of the student understanding on math lesson at Elementary school 30 Cengkeh. One of the causes is the less various types on the media used by the teacher in teaching mathematic. Usually, teaching mathematic use picture as the media, it cause the low interest in learning mathematic. To improve the students’ interest on, rate of activities and the learning outcome in teaching mathematic especially in case space mater and (keliling) of the flat space, so, the classroom action research by using nail Board Media. The purpose of this research is to improve the interest, the activities and the result of the learning of the student of the third class of the Elementary school 30 Cengkeh through the Nailed Board Media in material wide and (keliling) of the flat space. The result of the data analysis from the first cycle and II the average of the students’ score are improved. Among those are the student who pay the attention the explanation 88,5% to 98% asking 31% to 47% answering the question 50% to 76% are able to use media 50% to 76% the active student 87% to 100%. The result of the teaching from the firt cycle reach an improvement in the second cycle. It can be seen from the number of achievement.From the questionnaire of interest collected, it can be seen that the student interest in learning mathematic from 49% to 61%, regarding that it is easy, 38% to 39%. The student who regard the material is not easy any more is 51% to 92%, rarely difficult is 31% decreased to 5% difficult 13% to 3%. Those who feel glad learning mathematic is 85% and fun 15%. From the data it can be concluded that using the nailed board media can increase the student interest. Key words: Mathematic, Nailed board media, interes, activity, learning outcome
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman peserta didik dalam pembelajaran matematika di SD Negeri 30 Cangkeh. Diantara penyebabnya adalah kurang bervariasinya media yang digunakan guru dalam pembelajaran matematika. Biasanya dalam penyampaian pembelajaran matematika pendidik hanya menggunakan media gambar, hal ini berdampak kepada rendahnya minat, aktivitas, dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika. Untuk meningkatkan minat, aktivitas, dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi luas dan keliling bangun datar, maka penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media papan paku. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat, aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas III SD Negeri 30 Cangkeh melalui media papan paku pada pembelajaran luas dan keliling bangun datar. Hasil analisis data dari siklus I dan II nilai ratarata aktivitas peserta didik mengalami peningkatan. Diantaranya yaitu peserta didik yang memperhatikan penjelasan pendidik 88,5% menjadi 98%, bertanya 31% menjadi 47%, menjawab pertanyaan 50% menjadi 76%, dapat menggunakan media dengan baik 50% menjadi 76%, dan peserta didik yang aktif berpartisipasi dalam pem-belajaran 87% menjadi 100%. Hasil belajar peserta didik dari siklus I juga mengalami peningkatan pada siklus II. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan pada siklus I 24 orang, siklus II 37 orang dan nilai rata-rata peserta didik pada siklus I 74,87 menjadi 93,89 pada siklus II. Dari angket minat yang dikumpulkan dapat dilihat peningkatan minat peserta didik diantarannya dari peserta didik yang menganggap penggunaan media papan paku itu menyenangkan 49% menjadi 61% dan menganggap mudah 38% menjadi 39%. Peserta didik yang menganggap pelajaran luas dan keliling bangun datar itu tidak sulit 51% menjadi 92%, sedikit sulit 31% menurun menjadi 5% dan sulit 13% menurun menjadi 3%. Peserta didik yang merasa senang belajar matematika 85% dan gembira 15%. Dari hasil data peneliti dapat simpulkan bahwa dengan menggunakan media papan paku dapat meningkatkan minat, aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran luas dan keliling bangun datar kelas III SD Negeri 30 Cangkeh. Kata kunci: matematika, media papan paku, minat, aktivitas, dan hasil belajar
472
473 | Jurnal Tarbiyah al-Awlad, Volume IV Edisi 2 hlm. 472-478
A. Pendahuluan Matematika merupakan suatu komponen dalam kurikulum di sekolah, yaitu merupakan salah satu disiplin ilmu, yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi. Kemampuan matematika diperlukan untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan, oleh karena itu maka penguasaan matematika yang kuat perlu dibina sejak dini. Namun, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah masih sering terjadi permasalahan berkaitan dengan kurangnya penguasaan peserta didik terhadap materi matematika. Di antara penyebabnya adalah rendahnya minat peserta didik untuk belajar matematika. Peserta didik selalu berasumsi bahwa pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang menyulitkan. Matematika tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus dan lengkung. Contoh penggunaan bangun datar dalam kehidupan sehari-hari adalah pada pembuatan barangbarang seperti papan, meja, dan pintu, pada alat tulis seperti buku, dan pada mainan seperti layang-layang. Bahkan dalam pembuatan barang-barang elektronik seperti Hp, laptop, dan masih banyak yang lainnya juga menggunakan konsep bangun datar dan bangun ruang. Itu semua dibuat oleh manusia, yang dilakukan untuk membuat suatu benda yang dapat membantu manusia dalam berkarya dan menjadi sumber pencarian mereka. Benda-benda itu dibuat dengan pengukuran yang sesuai dalam bentuk persegi, persegi panjang dan bentuk bangun datar lainnya. Tanpa mengenal atau mempelajari bangun datar tentunya tidak akan bisa dibuat bendabenda tersebut. H.W Fowler dalam Sundayana (2013: 3) menyatakan matematika adalah ilmu abstrak mengenai ruang dan bilangan. Walker juga berpendapat bahwa matematika dapat didefinisikan sebagai studi tentang struktur-struktur abstrak dengan berbagai hubungannya.
Dari objek matematika yang abstrak itulah yang merupakan kesulitan tersendiri yang harus dihadapi peserta didik dalam pembelajaran matematika. Konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak itu dapat dipahami dengan mudah bila bersifat konkret. Dalam pembelajaran di sekolah dasar perlu menerapkan pembelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret untuk pemahaman peserta didik dalam pembelajaran matematika. Usia peserta didik di SD umumnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget dalam Heruman (2007: 1), mereka berada pada fase operasional konkret. Fase itu adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaedah-kaedah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Dari usia perkembangan kognitif, peserta didik SD masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak inilah, peserta didik memerlukan alat bantu berupa media yang dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh pendidik, sehingga peserta didik lebih cepat memahami pelajaran yang diberikan oleh pendidik. Untuk keperluan ini, maka diperlukan adanya kegiatan pembelajaran melalui perbuatan, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja. Untuk meningkatkan minat, aktivitas dan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran matematika khususnya di kelas III SDN 30 Cangkeh, perlu menggunakan media, karena media merupakan sarana yang dapat digunakan untuk mengkonkretkan pembelajaran matematika. Menurut Sundayana (2013:4) media berarti perantara atau penyalur. Media papan paku merupakan media pembelajaran matematika yang terbuat dari tripleks, paku, dan dilengkapi dengan karet gelang. Fungsinya adalah sebagai alat bantu dalam menanamkan konsep bangun datar, memperkenalkan berbagai macam bentuk bangun datar, serta mempelajari cara mencari luas dan keliling bangun
Fefi Ramadhani: Upaya Peningkatan Minat | 474
datar dengan cara mengukur panjang dan lebar bangun datar tersebut. Dengan demikian, media merupakan wadah penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Untuk itu seharusnya pembelajaran matematika dilakukan dengan menggunakan media sehingga diharapkan peserta didik dapat terbantu dalam memahami konsep yang diajarkan dan peserta didik menjadi lebih berminat dan aktif dalam pelajaran matematika. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN 30 Cangkeh ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika. Diantaranya yaitu a) Kurangnya penggunaan media yang bervariasi dalam pembelajaran, karena pendidik sering menggunakan media gambar yang hanya dapat dilihat dan buku pegangan dalam pembelajaran. b) Proses pembelajaran masih terpusat pada pendidik sehingga pembelajaran yang terjadi cenderung satu arah, dan c) Masih ada nilai matematika peserta didik yang rendah atau di bawah KKM. Selanjutnya wawancara yang dilakukan dengan pendidik kelas III SDN 30 Cangkeh didapat informasi bahwa a) Peserta didik masih merasa kesulitan mengerjakan latihan yang diberikan pendidik, b) Kurangnya minat peserta didik terlihat pada tugas rumah yang tidak dibuat dan adanya jawaban yang kosong. Berkaitan dengan materi luas dan keliling bangun datar juga diperoleh informasi bahwa peserta didik kesulitan membedakan penggunaan rumus luas dan keliling bangun datar, karena saat diberikan latihan atau ulangan peserta didik sering terbalik menggunakan rumus. Contohnya: dalam mencari luas dan keliling bangun persegi, rumus luas persegi digunakan oleh peserta didik untuk mencari keliling persegi. Dalam hal ini, guru kelas harus berusaha mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang dihadapi peserta didik. Alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan itu adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik da-
lam memahami luas dan keliling bangun datar. Media yang dapat digunakan adalah papan paku sebagai media pada pembelajaran bangun datar. Menurut Sundayana (2013:126). Media papan paku merupakan alat bantu pengajaran matematika di sekolah dasar untuk menanamkan konsep atau pengertian geometri, seperti pengenalan bangun datar, pengenalan keliling bangun datar dan menentukan atau menghitung luas bangun datar. Penggunaan media papan paku diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik dalam pelajaran matematika. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Minat, Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas III di SD Negeri 30 Cangkeh melalui Media Papan Paku” yang dilakukan pada materi Luas dan Keliling Bangun Datar”. Rumusan masalah pada penelitian yang dilakukan yaitu Pertama, apakah dengan media papan paku dapat meningkatkan minat peserta didik kelas III SDN 30 Cangkeh pada pembelajaran luas dan keliling bangun datar? Kedua, apakah dengan media papan paku dapat meningkatkan aktivitas peserta didik kelas III SDN 30 Cangkeh pada pembelajaran luas dan keliling bangun datar? Ketiga, apakah dengan media papan paku dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas III SDN 30 Cangkeh pada pembelajaran luas dan keliling bangun datar? Penelitian ini bertujuan untuk: pertama, meningkatan minat belajar matematika pada materi luas dan keliling bangun datar dengan menggunakan media papan paku pada peserta didik kelas III SDN 30 Cangkeh. Kedua, untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika pada materi luas dan keliling bangun datar dengan menggunakan media papan paku pada peserta didik kelas III SDN 30 Cangkeh. Ketiga, untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi luas dan keliling bangun datar dengan menggunakan media papan paku pada peserta didik kelas III SDN 30 Cangkeh.
475 | Jurnal Tarbiyah al-Awlad, Volume IV Edisi 2 hlm. 472-478
Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu. Proses penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk daur ulang atau siklus yang dimulai dari aspek mengembangkan perencanaan, melakukan tindakan sesuai rencana, melakukan observasi terhadap tindakan, dan melakukan refleksi yaitu perenungan terhadap perencanaan, kegiatan tindakan dan kesuksesan hasil yang diperoleh. (Mahyuddin, 2008). Penelitian ini tergolong kepada penelitian partisipan. Karena dalam penelitian ini penulis berpartisipasi aktif dan terlibat langsung dari awal sampai akhir. Penelitian yang dilakukan adalah penggunaan media papan paku untuk menyelesaikan permasalahan matematika yang pada akhirnya akan membantu pendidik dan peneliti untuk lebih memahami proses pembelajaran. Yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik kelas III SDN 30 Cangkeh yang berjumlah 39 orang, 20 orang perempuan dan 19 orang laki-laki. Adapun yang terlibat dalam penelitian yaitu penulis sebagai praktisi/guru dan guru kelas sebagai observer. Penelitian terdiri atas 2 siklus. Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus dengan mengacu pada langkah-langkah penggunaan media papan paku. Tiap siklus terdiri dari empat komponen, yaitu a) perencanaan, b) tindakan, c) pengamatan, dan d) refleksi. Data penelitian ini berupa hasil pengamatan dari setiap tindakan pada pembelajaran menghitung luas dan keliling bangun datar. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi untuk melihat peningkatan aktivitas, tes untuk melihat peningkatan pemahaman atau hasil belajar, dan angket untuk melihat peningkatan minat peserta didik dalam pembelajaran matematika pada materi bangun datar.
Indikator keberhasilan yang sesuai dengan tujuan akhir dari penelitian tindakan kelas ini yaitu meningkatnya presentase minat peserta didik. Menurut Sujana (2009:35), keberhasilan peserta didik dapat dikelopokkan sebagai berikut: 75% - 100% (A): Tinggi 50% - 74,99% (B): Sedang 25% - 49,99% (C): Rendah 0% - 24,99% (D): Kurang Kriteria untuk aktivitas belajar menurut Sudijono (2011: 35), yaitu: 80% ke atas (A) Baik Sekali 66% - 79% (B) Baik 56% - 65% (C) Cukup 46% - 55% (D) Kurang 45% ke bawah (E) Gagal Untuk menentukan ketuntasan belajar matematika peserta didik secara klasikal, yaitu: NT =
ST N
x 100%
keterangan: NT : Ketuntasan secara klasikal ST : Jumlah peserta didik yang tuntas belajar N : Jumlah peserta didik dalam satu kelas B. Hasil dan Pembahasan 1. Siklus I Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik di kelas III SDN 30 Cangkeh pada pembelajaran luas dan keliling bangun datar. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus dengan perincian siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan 3 kali pertemuan dengan meliputi 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada tahap perencanaan diawali dengan mengidentifikasi masalah-masalah matematika yang berkaitan dengan materi keliling ba-
Fefi Ramadhani: Upaya Peningkatan Minat | 476
ngun datar. Pada saat menganalisis dan merumuskan masalah, penulis selaku praktisi melakukan diskusi dengan guru kelas sebagai observer untuk memperoleh persamaan persepsi tentang materi, sehingga konsep/materi yang akan dibahas dalam pembelajaran menjadi lebih mantap. Setelah selesai menganalisis dan merumuskan masalah, dan berdikusi penulis merancang pelaksanaan pembelajaran dalam bentuk kelompok yang akan diterapkan pada pembelajaran Matematika di kelas III. Dalam merancang pelaksanaan pembelajaran penulis menyiapkan instrumen berupa angket, pedoman observasi, dan tes akhir. Pembelajaran dengan menerapkan media papan paku pada mata pelajaran matematika di kelas III SDN 30 Cangkeh untuk materi luas dan keliling bangun datar dilaksanakan dalam bentuk kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 6 atau 7 orang dan pada masing-masing kelompok memiliki 1 buah media papan paku. Media papan paku dipergunakan secara bergantian dan teman yang lain memperhatikan. Pada siklus pertama waktu yang digunakan singkat, terdiri dari dua pertemuan dan pertemuan pertama waktu dipergunakan untuk mengkondisikan kelas dan peserta didik. Pertemuan pertama guru memperkenalkan bentuk-bentuk bangun datar dengan media papan paku dan pengertian keliling. Peserta didik menyebutkan apa saja bangun datar yang mereka ketahui, kemudian bangun datar apa saja yang ada di dalam kelas tersebut. Kemudian dengan beberapa karet peserta didik menggambarkan bangun datar yang mereka ketahui menggunakan media papan paku. Dalam pemahaman tentang pengertian keliling bangung datar, guru mengingatkan kembali pada peserta didik tentang pengalamannya pada saat berolahraga mengelilingi lapangan. Dan kemudian meminta seorang peserta didik untuk mempraktekkannya dengan mengelilingi satu buah meja. Dari kegiatan mengelilingi meja tadi dapat diketahui pengertian keliling. Setelah memahami pengertian keliling bangun datar, pada pertemuan kedua diperke-
nalkan kotak satuan, cara menghitung keliling menggunakan satuan dan rumus keliling bangun datar. Guru menjelaskan kotak satuan dan menghitung keliling bangun yang telah dibuat pada media papan paku tersebut. Disaat peserta didik telah mengerti cara menghitung keliling menggunakan kotak satuan barulah kemudian diperkenalkan rumus dan dengan satuan yang berbeda. Aktivitas peserta didik pada siklus I ini berada pada kategori baik, namun dalam segi keaktifan peserta didik yang berani bertanya tergolong sedikit yaitu 31% dan peserta didik yang menjawab pertanyaan tergolong banyak yaitu 50%, namun banyak peserta didik yang menjawab secara bersama. Memperhatikan penjelasan pendidik 88,5%, dapat menggunakan media dengan baik 75%, dan aktif berpartisipasi dalam pembelajaran sebanyak 87%. Setelah melakukan tes diperoleh data peserta didik yang tuntas dengan KKM 75 berjumlah 24 orang atau 61,5 %. Berdasarkan persentase klasikal, maka 65% belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu minimal 75% peserta didik telah mencapai KKM. Untuk mencapai ketuntasan klasikal maka penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan pada siklus II. Berdasarkan angket dikumpulkan diperoleh data sebagai berikut: 49% peserta didik menganggap penggunaan media papan paku itu menyenangkan, dan 38% peserta didik yang menganggap mudah. Peserta didik yang menganggap pelajaran luas dan keliling bangun datar itu tidak sulit 51%, sedikit sulit 31% dan sulit 13%. Peserta didik yang merasa senang belajar matematika 85% dan gembira 15%. Berdasarkan temuan-temuan pada silkus I, kemudian dilakukan refleksi. Berdasarkan hasil diskusi guru kelas dan penulis, maka skenario pembelajaran siklus kedua diperbaiki dan jumlah pertemuannya bertambah. Untuk meningkatkan minat, aktivitas dan hasil belajar peserta didik, maka pada masing-masing
477 | Jurnal Tarbiyah al-Awlad, Volume IV Edisi 2 hlm. 472-478
kelompok diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan pada kelompok yang lainnya sehingga semua peserta didik dapat berperan aktif dalam pembelajaran dan bersemangat melakukan kegiatan pembelajaran. Dengan cara ini diharapkan hasil belajar peserta didik meningkat. 2. Siklus 2 Pada siklus II materi yang dipelajari adalah mengenai luas bangun datar. Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan saransaran yang telah didiskusikan dengan observer. Dan berdiskusi untuk memperoleh persamaan apersepsi tentang materi, sehingga konsep/materi yang dibahas dalam pembelajaran menjadi lebih mantap. Pada saat melakukan tindakan, penulis berupaya untuk melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai perencanaan. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media papan paku peserta didik duduk pada kelompok yang telah ditentukan sebelumnya pada siklus I, yang masing-masing kelompok memiliki 1 media. Media papan paku dipergunakan secara bergantian dan teman yang lain memperhatikan. Pada siklus kedua terdiri dari tiga kali pertemuan. Pada pertemuan pertama guru mengingatkan kembali peserta didik tentang bentuk-bentuk bangun datar dengan media papan paku, menjelaskan pengertian bangun datar dan membandingkan luas bangun datar dengan memperkunakan perbandingan besar dari, kecil dari dan sama besar. Pada pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran mengenai cara menaksir luas bangun datar menggunakan satuan yang terdapat pada papan paku. Dan pertemuan ke tiga mengenai bagaimana menemukan cara menghitung luas bangun persegi dan persegi panjang dengan menggunakan rumus. Setelah tiga kali pertemuan dilakukan tes dan pengisian angket. Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi, pada siklus II ini semua pe-
serta didik dapat perpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Diantaranya, rata-rata peserta didik yang mendengarkan penjelasan pendidik sebanyak 98%, bertanya (memberikan pertanyaan pada kelompok lain) sebanyak 47%, dapat menjawab pertanyaan dengan baik sebanyak 76%, dapat mempergunakan media dengan baik 98%, dan aktif berpartisipasi dalam pembelajaran sebanyak 100%. Setelah melakukan tes diperoleh data peserta didik yang tuntas (mencapai KKM) berjumlah 37 atau dengan persentase 95%. Berdasarkan hasil data yang telah diperoleh dengan ketuntasan peserta didik sebanyak 95% telah melebihi indikator keberhasilan yaitu 75%, maka pada siklus II penelitian dikatakan berhasil. Dari angket yang disebarkan, minat peserta didik mengalami peningkatan. Diantaranya, peserta didik yang menganggap penggunaan media papan paku itu menyenangkan 61% dan menganggap mudah 39%. Peserta didik yang menganggap pelajaran luas dan keliling bangun datar itu tidak sulit 92%, sedikit sulit 5%. Terjadinya peningkatan aktivitas, hasil belajar, serta minat peserta didik mata pelajaran matematika di kelas III SDN 30 Cangkeh untuk materi luas dan keliling bangun datar dipengaruhi oleh penggunaan media papan paku. Dengan menggunakan media papan paku dapat membantu peserta didik untuk memahami konsep keliling dan luas bangun datar. Pembelajaran juga menjadi menyenangkan sehingga aktivitas dan minat peserta didik juga menjadi meningkat. C. Penutup Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan media papan paku dapat meningkatkan minat belajar peserta didik pada materi luas dan keliling bangun datar. Hal ini diperoleh dari angket yang disebarkan pada siklus I dan II.
Fefi Ramadhani: Upaya Peningkatan Minat | 478
2. Penerapan media papan paku dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada materi luas dan keliling bangun datar. Hal ini diperoleh dari aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran pada siklus I dan II. 3. Penerapan media papan paku dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi luas dan keliling bangun datar. Hal ini terlihat pada hasil belajar peserta didik pada siklus I diperoleh rata-rata 74,87 dengan pesentase ketuntasan 61,5% meningkat menjadi 93,89 dengan pesentase ketuntasan 95% pada siklus II.
Referensi Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. Heruman, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: Gramedia, 2007 Mahyuddin, Ritawati dan Yetti Iriani. Hand Out Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tindakan Kelas, Padang: UNP, 2008 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar–Mengajar, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2003 Sujana, Nana, Interaksi dan Motivasi Belajar–Mengajar, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009. Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011
Sundayana, Rostina, Media Pembelajaran Matematika, Garut: Alfabeta, 2013
206