UNIVERSITAS INDONESIA
KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN HUBUNGAN KONSUMSI KALSIUM SERTA FAKTOR-FAKTOR TERKAIT PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III DI RSUD Dr.R.SOEDARSONO KOTA PASURUAN JAWA TIMUR TAHUN 2012
SKRIPSI
ASRI DENY ROSTIKA 1006818822
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT DEPOK MEI 2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
KEJADIAN PREEKLAMPSIA DANHUBUNGAN KONSUMSI KALSIUM SERTA FAKTOR-FAKTOR TERKAIT PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III DI RSUD Dr.R.SOEDARSONO KOTA PASURUAN JAWA TIMUR TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
ASRI DENY ROSTIKA 1006818822
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KEBIDANAN KOMUNITAS DEPOK MEI2012
i Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
ii Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
iii Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
iv Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Peminatan Kebidanan Komunitas pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1) Dr.drh.Yvonne Magdalena Indrawani.,SU, dosen pembimbing akademik yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini. 2) drg.Sandra Fikawati.,MPH dan Adhi Dharmawan Tato.SKM.,MPH, penguji dalam dan luar yang telah meluangkan waktu untuk hadir dan membantu memberikan pengarahan skripsi. 3) drg. Rusdianto, Direktur RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan dan Purwati, SE, kasi diklat dan pengembanganRSUD Dr.R.SoedarsonoKota Pasuruan yang telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan Jawa Timur. 4) Dwi Hartini Amd.Keb, kepala kamar bersalin RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan, Ismiati Amd.Keb, kepala poli KIA RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan dan Misri Andayani S.S.T, ketua IBI Kota Pasuruan yang memberikan banyak masukan dan motivasi kepada saya serta rekan-rekan bidan yang telah membantu saya selama melakukan penelitian. 5) Kapten Marinir Hendro Wijiantoro, suami tercinta, dan putra putri tersayang kami
Aldrichandea
Altaira
Wirasesa
dan
Indirasheedah
Ballauranie
Wirakanaya, serta ibu, bapak, Mbak Ephidan mertua saya yang telah memberikan pengertian, dukungan dan pengorbanan serta doa tulus yang tak ternilai.
v Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
6) Bunda Cha 2 , Mbak Dianing, Mbak Farida, Mb Wahyuatas kebersamaan kita yang indah dan teman-teman Peminatan Kebidanan Komunitas angkatan III yang telah bersama-sama saling bertukar pikiran dan saling mendoakan dalam penelitian. 7) Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam kegiatan penelitian ini. Akhir kata, saya berharap Allah Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 31 Mei 2012 Penulis
vi Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
vii Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
ABSTRAK
Nama Program Studi Peminatan Judul
:Asri Deny Rostika :Kesehatan Masyarakat :Kebidanan Komunitas :Kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium serta faktor-faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan Jawa timur tahun 2012.
Di Indonesia, preeklampsia menempati presentasi tertinggi kedua penyebab kematian Ibu (24%).Sedangkan di RSUDDr.R.Soedarsono Kota Pasuruan yang menjadi tempat penelitian dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan konsumsi kalsium dan faktor-faktor terkait dengan kejadian preeklampsia. Desain penelitian cross sectional dimana pengambilan responden dilakukan secara purposif selama Maret 2012. Responden diperoleh sejumlah ibu hamil pada trimester II dan III berjumlah 148 orang. Analisis hubungan menggunakan uji Chi-square dengan a=0,05. Hasil menunjukkan ada hubungan signifikan antarakejadian preeklampsia dengan umur, paritas, konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi dan riwayat penyakit keturunan preeklampsia. Sedangkan faktor yang lain tidak ada hubungan. Kejadian preeklampsia sebesar 9,5% merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berat. Upaya penting adalah meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai gizi dan preeklampsia serta konsumsi kalsium baik dari suplemen ataupun sumber makanan sebagai salah satu cara pencegahan preeklampsia. Kata kunci
: preeklampsia, ibu hamil, konsumsi kalsium
viii Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
ABSTRACT
Name Study Program Specialisation Title
: Asri Deny Rostika : Public Health : Community Midwifery : Pre-eclampsia and it’s relations to calcium intake and the factors related to pregnancy in the second and third trimester period inDr.R.Soedarsono hospital, Pasuruan, East Java 2012.
Pre-eclampsia is the second highest percentage cause mother dead (24%) in Indonesia. The percentage was increase in the last three years in Dr.R.Soedarsono hospital, Pasuruan, where this research was conducted. This research aims to find the relations between calcium intake and the factors related in pre-eclampsia. The research design was cross sectional, and the respondents had been taken purposively for March 2012. The number of respondents is 148 mothers who pregnancy in second and third trimester. The relations between the variables is analyzed by Chi-square test a =0,05. The result showed that there was a significant relations between pre-eclampsia and age, paritas, calcium intake, history of ANC, blood pressure diseases, and pre-eclampsia inheriteddisease. However, there was not an assossiation to the other factors. The percentage of preeclampsia evidence (9,5%) is the serious problem for society. The most important efforts is improving woman's knowledge in nutrition and pre-eclampsia and enough calcium intake from supplement or their foods to prevent pre-eclampsia while they are pregnant. Key words
: pre-eclampsia, mother in pregnant, calcium intake
ix Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................... ii HALAMAN PERNYATAAN............................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ...................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xvii 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 Latar belakang ............................................................................................... 1 Rumusan masalah .......................................................................................... 3 Pertanyaan penelitian..................................................................................... 4 Tujuan penelitian ........................................................................................... 5 1. Tujuan umum ........................................................................................... 5 2. Tujuan khusus .......................................................................................... 5 Manfaat penelitian ......................................................................................... 5 Ruang lingkup penelitian............................................................................... 6 2
TINJAUANPUSTAKA................................................................................ 7 Preeklampsia .................................................................................................. 7 1. Definisi .................................................................................................... 7 2. Faktor predisposisi................................................................................... 7 3. Etiologi dan patofisiologi ........................................................................ 8 4. Mekanisme terjadinya preeklampsia ....................................................... 10 5. Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia .. 11 Kalsium .................................................................................................... 15 1. Fungsi kalsium ......................................................................................... 15 2. Sumber kalsium........................................................................................ 15 3. Akibat kekurangan kalsium ..................................................................... 17 4. Akibat kelebihan kalsium......................................................................... 18 5. Pembantu absorbsi kalsium...................................................................... 18 6. Penghambat absorbsi kalsium .................................................................. 18 7. Interaksi kalsium ...................................................................................... 19 8. Metabolisme kalsium ............................................................................... 19 9. Metabolisme kalsium dalam kehamilan................................................... 21 10. Distribusi kalsium dalam tubuh ............................................................... 22 11. Nilai kadar kalsium .................................................................................. 22 Metode penilaian konsumsi makan ............................................................... 23 Kerangka teori ............................................................................................... 23
x Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
3
KERANGKA KONSEP,HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL Kerangka konsep ........................................................................................... 25 Hipotesis ........................................................................................................ 26 Definisi operasional ............................................................................................. 26 4
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 28 Jenispenelitian................................................................................................ 28 Lokasi dan waktu penelitian ......................................................................... 28 Populasi dan responden ................................................................................. 28 1. Populasi ........................................................................................... 28 2. Responden ........................................................................................ 28 a. Kriteria inklusi ...................................................................... 28 b. Kriteria eksklusi..................................................................... 29 Prosedur pemeriksaan proteinuria ................................................................. 29 Pengumpulan data ......................................................................................... 29 1. Sumber data ..................................................................................... 29 2. Alat ................................................................................................... 30 3. Cara pengumpulan data .................................................................... 30 Prosedur/jalan penelitian ............................................................................... 30 1. Prosedur administratif.............................................................................. 30 2. Prosedur teknis......................................................................................... 30 Pengolahan data ............................................................................................. 30 Analisis data .................................................................................................. 32 1. Analisis univariat ............................................................................. 32 2. Analisisbivariat ................................................................................ 33 Etika penelitian ............................................................................................. 33
5
HASIL PENELITIAN ................................................................................ 34 Gambaran umum Kota Pasuruan ................................................................... 34 1. Sejarah Kota Pasuruan............................................................................. 34 2. Kondisi geografis dan demografi............................................................. 35 Gambaran umum RSUDDr.R.SoedarsonoKota Pasuruan............................. 36 Hasil analisis penelitian ................................................................................. 38 Analisis univariat .......................................................................................... 38 1. Gambaran karakteristik ibu hamil ........................................................... 38 2. Gambaran kejadian preeklampsia ............................................................ 40 3. Gambaran status reproduksi ibu hamil .................................................... 40 a. Umur .................................................................................................. 40 b. Paritas ................................................................................................ 40 4. Gambaran status kesehatan ibu hamil...................................................... 41 a. Konsumsi kalsium ............................................................................. 41 b. Riwayat ANC..................................................................................... 42 c. Riwayat penyakit hipertensi .............................................................. 42 d. Riwayat penyakit diabetes melitus .................................................... 43 e. Riwayat penyakit keturunan preeklampsia ........................................ 43 5. Gambaran pendidikan ibu hamil.............................................................. 43 6. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium .................... 44
xi Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Analisis bivariat ............................................................................................. 45 1. Hubungan status reproduksi ibu hamil dengan kejadian preeklampsia ... 46 a. Hubungan umur dengan kejadian preeklampsia ................................ 46 b. Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia .............................. 47 2. Hubungan status kesehatan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia .... 47 a. Hubungan konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia ........... 47 b. Hubungan riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia ................... 47 c. Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian Preeklampsia ...................................................................................... 48 d. Hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian preeklampsia ...................................................................................... 48 e. Hubungan riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian preeklampsia ....................................................................... 48 3. Hubungan pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia ............ 49 4. Hubungan Pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia ............................................................................. 49 6
PEMBAHASAN ........................................................................................... 50 Keterbatasan penelitian ................................................................................. 50 Pembahasan hasil penelitian .......................................................................... 51 Gambaran kejadian preeklampsia .................................................................. 51 Hubungan status reproduksi ibu hamil dengan kejadian preeklampsia ......... 52 a. Hubungan umur dengan kejadian preeklampsia ................................ 52 b. Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia .............................. 52 Hubungan status kesehatan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia .......... 53 a. Hubungan konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia ................. 53 b. Hubungan riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia ......................... 55 c. Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian preeklampsia... 55 d. Hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian preeklampsia ............................................................................................ 56 e. Hubungan riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian preeklampsia ............................................................................................ 56 Hubungan pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia .................. 57 Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia ................................................................................... 58
7
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 59 Kesimpulan ................................................................................................... 59 Saran ............................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xix
xii Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar1. Tahapan hubungan antara asupan kalsium dengan kejadian preeklampsia .................................................................................. 10 Gambar 2 Wilayah Kota Pasuruan dan batas-batasnya ............................... 35
xiii Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel 2 Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18.
Bahan makanan sumber kalsium, Depkes 1992 ............................... 16 Bahan makanan sumber kalsium, Nio Oey Kam 1992 ..................... 16 Kebutuhan asupan optimal kalsium perhari ..................................... 21 Definisi operasional .......................................................................... 26 Gambaran karakteristik ibu hamil trimester II dan III diRSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012 ................................... 38 Gambaran ibu hamil berdasarkan kejadian preeklampsia ................ 40 Distribusi ibu hamil menurut umur................................................... 40 Distribusi ibu hamil menurut paritas ................................................ 40 Distribusi ibu hamil menurut konsumsi bahan makanan sumber kalsium.............................................................................................. 41 Distribusi ibu hamil menurut konsumsi kalsium .............................. 42 Distribusi ibu hamil menurut riwayat ANC...................................... 42 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit hipertensi ............... 42 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit diabetes melitus ..... 43 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit keturunan preeklampsia ..................................................................................... 43 Distribusi ibu hamil menurut pendidikan ......................................... 43 istribusi ibu hamil menurut pengetahuan tentang zat gizi Kalsium ............................................................................................. 44 Distribusi ibu hamil menurut jawaban benar soal pengetahuan tentang zat gizi kalsium .................................................................... 45 Hubungan variabel independen dengan variabel dependen (kejadian preeklampsia) di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012. ............................................................... 46
xiv Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Bagan 2
Kerangka teori faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia/eklampsia ................................................................. 24 Kerangka konsep ............................................................................ 25
xv Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4
Daftar riwayat hidup Kuesioner Surat permohonan data Surat izin penelitian
xvi Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
DAFTAR ISTILAH
Absorbsi Arteriole Aterm Defisiensi Depolarisasi Diastolik Dilatasi Edema Ekskresi Endotel Epigastrium Etiologi Hiperkalsemia
Hipertensi Hipokalsemia Hydatidiform Imunologi Insiden Intake Iskemik plasenta Konstipasi Miometrium Mitokondria
Multigravida
Nullipara Obesitas Obliterasi
: Penyerapan bahan-bahan ke dalam atau melalui jaringan seperti kulit, usus, dan tubulus ginjal. : Cabang arteri kecil, khususnya yang tepat di proksimal suatu kapiler. : Kehamilan matur (usia kehamilan > 37 minggu) : Kekurangan : Proses atau tindakan untuk menetralkan polaritas : Relaksasi jantung, keadaan jantung mengembang saat darah mengalir ke dalamnya. : Pelebaran atau pelonggaran suatu pembuluh. : Bengkak : Pengeluaran : Lapisan sel gepeng yang melapisi permukaan dalam pembuluh darah, pembuluh limfe dan rongga tubuh. : Ulu hati : Ilmu tentang penyebab penyakit. : Kadar kalsium darah yang tinggi adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium dalam darah lebih dari 10,1 mg/dL darah. : Tekanan darah tinggi. : Keadaan kadar kalsium darah yang menurun. : Menyerupai kista hidatid. : Ilmu yang mempelajari fenomena kekebalan. : Kejadian : Pengambilan : Kematian jaringan karena kurangnya suplai darah pada plasenta. : Susah buang air besar. : Otot rahim : Komponen steris kecil sampai berbentuk batang (organel) yang di dapat dalam sitoplasma sel, terkurung dalam membran ganda dengan ruang membran dalam diantara dua unit, yang disebelah dalam melipat ke dalam organel bagian dalam sebagai rentetan proyeksi (kista). : Seorang wanita yang telah hamil dua kali atau lebih yang menghasilkan janin yang hidup, tanpa memandang apakah anak tersebut hidup saat lahir. : Belum pernah melahirkan. : Kegemukan, penambahan berat badan akibat penumpukan lemak yang berlebihan. : Menghilangnya suatu alat tubuh atau lumen, disebabkan oleh penyakit, degenerasi tindakan bedah dan lain- lain.
xvii Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Obstetri Osteoporosis Paritas Pathogenesis Predisposisi Preeklampsia
Primigravida Proliferasi Proteinuria Resistensi Sekresi Sistolik Trofoblast
Vaskuler Vasokontriksi
Vasopresor
Vili chorialis
: Ilmu kebidanan, ilmu yang berhubungan dengan kelahiran dan gangguannya. : Pengeroposan tulang : Keadaan wanita pernah melahirkan bayi hidup. : Perkembangan keadaan sakit atau penyakit. : Faktor pemungkin : Stadium sebelum eklampsia, keracunan kehamilan dengan trias gejala yaitu hipertensi (tekanan darah > 140/90 mmHg), edema dan proteinuria positif. : Kehamilan pertama : Tumbuh lewat reproduksi sel-sel yang serupa. : Adanya protein dalam urin. : Perlawanan atau gaya yang kerjanya berlawanan. : Proses penguraian suatu produk spesifik karena aktivitas kelenjar. : Kuncupan jantung akibat kontraksi otot jantung. : Lapisan jaringan ektodermal ekstraembrional di luar blastokista (lapisan ini menempelkan ovum ke dinding uterus dan mensuplai makanan ke embrio). : Berhubungan dengan pembuluh darah atau menunjukkan suatu pasok darah yang kaya. : Pengecilan kapiler pembuluh darah, khususnya kontriksi arteriol-arteriol yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke suatu bagian tubuh. : Yang merangsang kontraksi jaringan otot kapiler dan arteri atau agen yang merangsang kontraksi jaringan otot kapiler dan arteri. : Tiap tonjolan seperti benang yang tumbuh menjadi berkas pada permukaan luar korion.
xviii Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
1
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang Angka Kematian Ibu merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium (millennium development goals)adalah meningkatkan kesehatan ibu. Target tersebut dijalankan sampai tahun 2015 antara lain mengurangi risikosampai ¾ dari jumlah kematian Ibu. Angka Kematian Ibu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup yaitu kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) (SDKI, 2007). Meski demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia dan masih jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN, 2014) sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan target yang ingin dicapai pemerintah Indonesia pada tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Preeklampsia merupakan kelainan multisistem meliputi antara lain sistem imunitas humoral, plasentasi dan genetik. Sampai saat ini etiologi dan patogenesisnya belum diketahui secara pasti. Gejala preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria dan atau edema pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Kejadian ini
sering muncul pada tahap kehamilan trimester II dan III. Pada tahap-tahap ini janin mulai tumbuh dengan pesat terutama pembentukan tulang dan giginya, dan disamping itu ia juga mengalami pematanga n fungsi dan perkembangan organ. Pada saat itu, untuk keperluan janin tersebut, maka ibu harus mengonsumsi makanan bergizi seimbang bila perlu mengonsumsi suplemen kalsium sesuai anjuran dokter yang dikonsumsi selama kehamilan. Diperkirakan janin menimbun kalsium hampir 25-30 gram sampai dengan saat mendekati usia kehamilan aterm. Selain itu ekskresi kalsium dalam urin pada akhir usia kehamilan meningkat 2 kali lipat dibandingkan wanita yang tidak hamil. Penyesuaian metabolisme kalsium dalam tubuh ibu merupakan kompensasi terhadap kebutuhan janin dan peningkatan ekskresi kalsium.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
2
Ibu hamil membutuhkan sekitar 1200 mg kalsium per hari jauh lebih banyak dibandingkan kebutuhan kalsium selama tidak hamil yang hanya 1000 mg per hari. Namun, berbagai survei dan penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil biasanya hanya mengonsumsi 600-700 mg kalsium per hari, bahkan banyak yang jauh dibawah jumlah itu (Widya Karya Pangan dan Gizi, 2004). Ibu hamil biasanya mempunyai masalah kekurangan kalsium yaitu kurang dari 50% dari keseluruhan yang diperlukan. Kekurangan kalsium dalam diri wanita hamil dapat mengakibatkan selama kehamilan sering mengalami kekakuan pada tangan dan kaki, bengkak pada kaki, kram otot kaki, nyeri persendian dan sakit pinggang. Gejala-gejala tersebut sebagian juga merupakan tanda dan gejala preeklampsia yaitu edema atau pembengkakan kaki, tangan dan wajah. Pada tahun 1930-an Theobald menyatakan bahwa insiden preeklampsia berbanding terbalik dengan intake kalsium artinya semakin banyak asupan kalsium semakin rendah insiden preeklampsia. Penelitian epidemiologis di Ethiopia pada tahun 1962 menunjukkan angka insiden preeklampsia hanya 0,75%. Penelitian epidemiologis lain pada masyarakat Indian di Guatemala pada tahun 1980 menunjukkan kejadian preeklampsia dinegara tersebut sangat rendah (0,6%) dan tidak didapatkan eklampsia. Ternyata diet masyarakat di kedua negara tersebut
mengandung kadar kalsium tinggi, dan diduga rendahnya kejadian
tersebut dipengaruhi oleh diet kalsium yang tinggi (Hofmeyr, 2007). Selain itu pada tahun 1991 Repke menunjukkan hasil dari empat studi suplementasi kalsium yang ada pada saat itu, dia menyimpulkan bahwa suplementasi kalsium menghasilkan penurunan tekanan darah dan insiden preeklampsia yang bermakna, pada tahun yang sama Belizan melaporkan angka insiden preeklampsia lebih rendah pada wanita hamil yang diberikan 2 gram per hari suplemen kalsium selama kehamilannya. Suatu meta-analisis dari berbagai penelitian randomized control trial yang meneliti hubungan antara pemberian asupan kalsium selama kehamilan menunjukkan bahwa dengan pemberian suplemen kalsium selama kehamilan dapat mencegah insiden preeklampsia.Para ahli mengajukan hipotesis yang menyatakan bahwa kekurangan kalsium merupakan penyebab terjadinya preeklampsia. Kadar kalsium penderita preeklampsia diduga rendah sehingga berakibat kadar kalsium intraseluler meningkat. Dengan meningkatnya kalsium
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
3
intraseluler maka pembuluh darah mudah mengalami vasokontriksi yang akhirnya berakibat meningkatnya tekanan darah. Di dunia, preeklampsia dan eklampsia merupakan risiko yang membahayakan ibu, setiap tahun sekitar 50.000 meninggal karena eklampsia. Sudhaberata (2001) melaporkan angka insiden preeklampsia di dunia sebesar 1-13% dan di Singapura 0,13-6,6%. Di Indonesia, preeklampsia menempati presentasi tertinggi kedua penyebab kematian Ibu (24%). Namun jika dilihat dari nilai case fatality rate(CFR) penyebab kematian ibu terbesar adalah eklampsia dan preeklampsia adalah 5,1% walaupun presentasi kasusnya hanya 4,91% dari keseluruhan kasus obstetri(Profil Kesehatan Indonesia, 2007). Di Indonesia, di Propinsi Jawa Timur, preeklampsia dan eklampsia menjadi penyebab terbesar (26,96%) kematian ibu, AKI sebesar 101,4 per 100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 598 kasus kematian (Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2010). Begitu pula di Kota Pasuruan. 2 kematian, 1 karena preeklampsia dan 2 kematian, 1 karena eklampsia masing- masing berturut-turut di tahun 2010 dan 2011 (Bidang Kesga Dinkes Kota Pasuruan 2010 dan 2011).Data penderita preeklampsia/eklampsia di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan mengalami peningkatan. Tahun 2009 sebanyak 104 orang, tahun 2010 sebanyak 112 orang dan tahun 2011 meningkat menjadi140 orang (Data RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan 2009-2011). Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium serta faktor- faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan Jawa timur tahun 2012. Peneliti memilih RSUD Dr.R.SoedarsonoKota Pasuruan sebagai tempat penelitian karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan yang melayani pasien dari segala lapisan masyarakat dengan demikian diharapkan responden yang diambil dapat mewakili untuk tujuan penelitian. Rumusan masalah Preeklampsia sering muncul pada trimester II dan III kehamilan dimana pada tahapan ini janin mulai tumbuh dengan pesat terutama pembentukan tulang dan giginya, janinmengalami pematanga n fungsi dan perkembangan organ. Oleh
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
4
karena itu ibu harus mencukupi kebutuhan janinnya lewat konsumsi makanan bergizi seimbang maupun suple men yang dianjurkan dokter. Untuk mencegah terjadinya penyakit preeklampsia telah dilakukan berbagai upaya namun belum ada satupun yang memuaskan hasilnya oleh karena terbatasnya pengetahuan tentang penyebab penyakit tersebut. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui etiologi dan patogenesisnya dan berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah terjadinya preeklampsia pada ibu hamil seperti pemberian obat-obat anti hipertensi, suplemen mineral, magnesium, seng, aspirin dosis rendah, minyak ikan dan kalsium. Pemberian suplemen kalsium telah diberikan kepada setiap ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal namun penelitian-penelitian telah menunjukkan bahwa rata-rata ibu hamil mengonsumsi kalsium kurang dari jumlah yang direkome ndasikan yaitu 1200 mg/hari. Kekurangan asupan kalsium pada ibu hamil akan menyebabkan peningkatan hormon paratiroid (PTH) danpeningkatan kalsium intraseluler, akibatnya otot polos pembuluh darah akan mudah terangsang untuk vasokonstriksi yang akhirnya terjadi hipertensi (tekanan darah meningkat). Tekanan darah yang terus meningkat menyebabkan preeklampsia berat/eklampsia yang bahkan dapat mengakibatkan kematian ibu. Berdasarkan hasil analisis situasi di kamar bersalin RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan, dari tahun 2009-2011 penderita preeklampsia terus meningkat. Berdasarkan masalah di atas peneliti memandang perlunya dilakukan penelitian tentang kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium serta faktor- faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012. Pertanyaan penelitian 1.
Bagaimana gambaran kejadian preeklampsia pada ibu hamil trimester II dan III?
2.
Apakah faktor status reproduksi ibu hamil trimester II dan III (umur, paritas) berhubungan dengan kejadian preeklampsia?
3.
Apakah faktor status kesehatan ibu hamil trimester II dan III (konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
5
diabetes melitus dan riwayat penyakit preeklampsia) berhubungan dengan kejadian preeklampsia? 4.
Apakah faktor pendidikan ibu hamil trimester II dan III berhubungan dengan kejadian preeklampsia?
5.
Apakah faktor pengetahuan ibu hamil trimester II dan III tentang zat gizi kalsium berhubungan dengan kejadian preeklampsia?
Tujuan penelitian 1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium serta faktor- faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III. 2.
Tujuan Khusus
a.
Diperolehnya gambaran kejadian preeklampsia pada ibu hamil trimester II dan III.
b.
Diketahuinya hubungan antara faktor status reproduksi ibu hamil trimester II dan III (umur, paritas) dengan kejadian preeklampsia?
c.
Diketahuinya hubungan antara faktor status kesehatan ibu hamil trimester II dan III (konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit diabetes melitus dan riwayat penyakit keturunan preeklampsia) dengan kejadian preeklampsia?
d.
Diketahuinya hubungan faktor pendidikan ibu hamil trimester II dan III dengan kejadia n preeklampsia?
e.
Diketahuinya hubungan faktor pengetahuan ibu hamil trimester II dan III tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia?
Manfaat penelitian 1.
Bagi Pemerintah Kota Pasuruan Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui permasalahan kesehatan di Kota Pasuruan dan mendapatkan masukan alternatif penyelesaian permasalahan tersebut.
2.
Bagi Dinas Kesehatan Kota Pasuruan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk melakukan pencegahan dan penurunan kejadian preeklampsia di seluruh Kota Pasuruan melalui kegiatan media KIE dan suplementasi kalsium.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
6
3.
Bagi Rumah sakit Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan antenatal terutama dalam pengembangan program penyuluhan dan sosialisasi bahan makanan sumber kalsium kepada ibu hamil sejak trimester pertama sebagai upaya pencegahan preeklampsia.
4.
Bagi ibu hamil Sebagai masukan agar lebih memahami upaya pencegahan preeklampsia sedini mungkin.
5.
Bagi peneliti lain Sebagai bahan referensi atau sumber data untuk penelitian berikutnya.
Ruang lingkup penelitian Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross sectional). Dilakukan di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan pada bulan Maret 2012. Data yang didapatkan adalah data primer dari wawancara dan pengisian food frequency questionnare. Sedangkan data sekunder didapatkan dari medical record dan riwayat penyakit terdahulu. Penelitian ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium serta faktor- faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUDDr.R.Soedarsono Kota Pasuruan. Ibu hamil yang menjadi responden pada penelitian ini adalahsemua ibu hamil denga n usia kehamilan diatas 20 minggu karena kebutuhan kalsium ibu hamil meningkat pada trimester II dan III.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Preeklampsia 1.
Definisi Kata “pre” artinya sebelum, kata “eklampsia” berasal dari Yunani yang
berarti “halilintar” karena gejala eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan (Manuaba, 1998). Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria dan atau edema pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu dan terkadang timbul lebih dini jika terdapat perubahan-perubahan hydatidiform yang ekstensif pada vili chorialis
(Pritchard,
1991).Dikatakan
hipertensi
apabila
tekanan
darah
sistolik>140 mmHg atau tekanan darah diastolik>90 mmHg atau kenaikan tekanan darah sistolik > 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik > 15 mmHg. Pengukuran tekanan darah tersebut dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali dengan selang waktu 6 jam atau lebih. Proteinuria yaitu bila terdapat protein dalam urin dengan kadar > 300 mg dalam 24 jam atau > 1 gram/liter dalam 2 kali pengambilan urin selang 6 jam secara acak atau dengan pemeriksaan kualitatif 2+ pada pengambilan urin secara acak. Beberapa wanita hamil yang normal dapat mengalami edema pada kaki dan tangan. Namun edema pada preeklampsia adalah patologis, timbul pada wajah dan tangan yang sering kali menetap. 2.
Faktor Predisposisi Wanita hamil cenderung dan mudah mengalami preeklampsia bila
mempunyai faktor predisposisi sebagai berikut : a.
Nullipara
b.
Kehamilan ganda
c.
Usia < 20 tahun atau > 35 tahun
d.
Riwayat preeklampsia/eklampsia pada kehamilan sebelumnya
e.
Riwayat dalam keluarga pernah menderita preeklampsia/eklampsia
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
8
f.
Penyakit ginjal, hipertensi dan diabetes melitus yang sudah ada sebelum kehamilan
g.
Obesitas
3.
Etiologi dan Patofisiologi Preeklampsia disebut sebagai the disease of theory sebab sampai saat ini
etiologinya belum diketahui secara pasti. Secara umum dasar patofisiologi preeklampsia adalah vasokontriksi pembuluh darah arteriole dan peningkatan sensitivitas vaskuler terhadap vasopresor. Teori-teori yang diajukan untuk mengetahui etiologi dari preeklampsia adalah sebagai berikut : a.
Iskemik Plasenta Pada kehamilan normal, proliferasi trofoblast menginvasi desidua dan
miometrium dalam 2 tahap. Pertama, sel-sel trofoblas endovaskuler menginvasi arteri spiralis yaitu dengan mengganti endotel, merusak jaringan muskolo-elastik dinding arteri dan mengganti dinding arteri dengan material fibrinoid. Proses ini selesai pada akhir trimester I dan pada masa ini perluasan proses tersebut sampai mengenai deciduomyometrial junction. Pada usia kehamilan 14-16 minggu terjadi invasi tahap kedua yaitu sel-sel trofoblas masuk kedalam lumen arteri spiralis sampai asal arteri tersebut dalam miometrium. Selanjutnya proses seperti tahap pertama kemudian terjadi lagi penggantian endotel, perusakan jaringan muskuloelastik dan perubahan fibrinoid dinding arteri. Akhir dari proses ini adalah pembuluh darah yang berdinding tipis, lemas dan berbentuk seperti kantong yang memungkinkan terjadinya dilatasi secara pasif untuk menyesuaikan dengan kebutuhan aliran darah yang meningkat. Pada preeklampsia proses plasentasi tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya oleh karena disebabkan 2 hal yaitu pertama, tidak semua arteri spiralis mengalami invasi oleh sel-sel trofoblas. Kedua, pada arteri spiralis yang mengalami invasi, terjadi tahap pertama invasi sel trofoblas secara normal tetapi invasi tahap ke dua tidak berlangsung sehingga bagian arteri spiralis yang berada dalam miometrium tetap mempunyai dinding muskulo-elastik yang reaktif yang berarti masih terdapat resistensi vaskuler. Disamping itu juga terjadi arterosis akut pada arteri spiralis yang dapat menyebabkan lumen arteri bertambah kecil atau bahkan mengalami obliterasi. Teori tentang bagaimana sel-sel trofoblas gagal
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
9
mengadakan invasi arteri spiralis sampai saat ini belum diketahui dengan jelas (Cunningham, 1995). b.
Peran genetik Faktor genetik telah diakui dalam patogenesis preeklampsia pada beberapa
tahun yang lalu. Dari berbagai penelitian dilaporkan terdapat peningkatan angka kejadian preeklampsia pada wanita yang dilahirkan pada ibu yang menderita preeklampsia. Bukti yang mendukung berperannya faktor genetik pada kejadian preeklampsia adalah peningkatan human leukocyte antigene (HLA) pada wanita. Penelitian yang terakhir menghubungkan antara kejadian preeklampsia dengan trisomi 3. Walaupun faktor genetik nampaknya berperan pada preeklampsia tetapi belum dapat diterangkan secara jelas manifestasinya pada penyakit ini. c.
Peran imunologi Muncul dugaan bahwa terdapat hubungan antara lekosit desidua dan invasi
sel sitotrofoblas penting untuk invasi dan berkembangnya trofoblast. Maladaptasi imun diduga sebagai penyebab gagalnya invasi arteri spiralis sehingga menyebabkan dilepaskannya sitokin, enzim-enzim proteolitik dan radikal bebas (Mose, 2001). Akan tetapi ada pendapat lain yang menyatakan bahwa dugaan sistem imunitas humoral dan aktivasi komplemen termasuk dalam proses terjadinya preeklampsia, namun tidak didapatkan bukti bahwa faktor imunologi sebagai penyebab terjadinya preeklampsia. d.
Peran Prostasiklin- Tromboksan Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel
vaskuler sehingga sekresi vasodilalator prostaksiklin oleh sel-sel endotelial plasenta berkurang, sedangkan pada kehamilan normal prostaksiklin meningkat. Sekresi tromboksan oleh trombosit bertambah sehingga timbul vasokontriksi generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan ini menyebabkan pengurangan perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan penurunan volume plasma.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
10
e.
Defisiensi mineral dalam diet Terdapat hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
asupan kalsium dengan kejadian preeklampsia, melalui tahapan sebagai berikut seperti yang digambarkan di bawah ini (gambar 1). Apabila wanita hamil kekurangan asupan kalsium akan menyebabkan peningkatan hormon paratiroid (PTH). Peningkatan hormon paratiroid ini akan menyebabkan kalsium intraseluler meningkat melalui peningkatan permiabilitas membran sel terhadap kalsium, aktivasi adenilsiklase dan peningkatan cAMP (cyclic adenosine monophosphate), akibatnya kalsium dari mitokondria lepas ke dalam sitosol. Peningkatan kadar kalsium intraseluler otot polos pembuluh darah akan menyebabkan mudah terangsang untuk vasokonstriksi yang akhirnya tekanan darah meningkat (Belizan JM, 1988). Gambar 1. Tahapan hubungan antara asupan kalsium dengan kejadian preeklampsia.
? Ca (diet) à PTH ? à Ca++ ? à muscular reactivity ? à BP ? (vascular smooth muscle) ? Ca (diet) à PTH ? à Ca++ ? à muscular reactivity ? à BP ?
Dikutip dari : Belizan JM, Villar J, Repke J. The relationship between calcium intake and pregnancy induced hypertention : up to date Am J Obstet Gynecol 1988: 158 : 898-902 Keterangan : Ca = kalsium ; PTH = hormon paratiroid ; BP = tekanan darah.
4.
Mekanisme terjadinya preeklampsia Mekanisme terjadinya preeklampsia dihubungkan dengan peranan ion
kalsium sitosol. Hipokalsemia yang terjadi pada cairan ekstrasel menyebabkan depolarisasi dari membran plasma preganglionik sel- sel saraf pembuluh darah. Pada saat terjadi aksi potensial, ion kalsium masuk ke dalam sitosol melewati mekanisme aksi potensial. Jumlah ion kalsium yang masuk ke dalam sitosol mencerminkan besarnya asetilkolin yang dilepaskannya. Masuknya kalsium ini menyebabkan vasokontriksi. Bila hal ini terjadi maka terjadi hipertensi. Selain itu hipokalsemia juga menyebabkan masuknya kalsium ke dalam sitosol otot lurik.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
11
Hal ini akan menyebabkan terjadinya kontraksi otot lurik dan bila terjadi terus menerus akan timbul kejang atau eklampsia. Hipotesis tersebut di atas dibuktikan dengan beberapa penelitian mengenai hubungan antara tambahan asupan kalsium selama kehamilan dengan kejadian preeklampsia. Hasil meta analisis dari berbagai penelitian randomized control trial mengenai hubungan antara asupan kalsium dengan kejadian preeklampsia, menunjukkan bahwa dengan suplemen kalsium 1500-2000 mg per hari selama kehamilan dapat mencegah terjadinya preeklampsia (OR 0,38 (95% CI, 0,220,65). Dari meta analisis disimpulkan bahwa secara statistik suplemen kalsium 1000-1500 mg per hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 1,27 mmHg (CI 95% -2,25- -0,29 mmHg; p=0,01), sedang untuk diastolik 0,24 mmHg (CI 95% -0,92- -0,44 mmHg; p=0,49), akan tetapi penurunan tekanan darah tersebut secara klinis tidak bermakna (Bucher, 1996). Namun sampai saat ini belum jelas patofisiologi hubungan antara kadar kalsium dengan kejadian preeklampsia. 5.
Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia Kejadian preeklampsia dan eklampsia dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya menurut Manuaba (2002) yaitu primigravida, distensi rahim yang berlebihan seperti hidramnion (cairan ketuban lebih dari normal), kehamilan ganda, molahidatidosa, umur ibu > 35 tahun, penyakit yang menyertai kehamilan seperti diabetes melitus dan lain- lain. Menurut perkembangan
Wong, penyakit
faktor
risiko
preeklampsia
tinggi
yang
diantaranya
berhubungan adalah
dengan
primigravida,
grandemultigravida, bayi besar, kehamilan ganda, dan obesitas (Wong, 1997). Sedangkan menurut Girling (1999) yang dikutip oleh Pertiwi (2008) faktor risiko yang berkaitan dengan terjadinya preeklampsia yaitu : reaksi yang diantarai oleh sistem imun, kehamilan yang pertama, inkompatibilitas rhesus, penyakit ginjal, penyakit jaringan ikat, berkaitan dengan predisposisi genetik, riwayat keluarga, ras berwarna, usia < 16 tahun atau > 40 tahun, pernah mengalami preeklampsia, berkaitan dengan plasenta yang besar, kehamilan ganda, diabetes melitus, molahidatidosa, profil lemak yang merugikan, hipertensi esensial, obesitas,
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
12
resistensi insulin dan kenaikan konsentrasi hemosistein (yang menyertai diet rendah folat). a.
Umur ibu Umur sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi, umur yang dianggap
optimal untuk kehamilan adalah antara 20-34 tahun, sedangkan umur < 20 tahun dan > 35 tahun merupakan umur risiko tinggi untuk hamil dan melahirkan (WHO, 1999). Uenhoelter dkk (1975) dalam Cunningham (1995), mengamati bahwa setiap remaja nullipara yang masih sangat muda mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami preeklampsia/eklampsia. Dan menurut Cunningham (1995), hipertensi karena kehamilan lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua, yang dengan bertambahnya usia akan menunjukkan peningkatan insiden hipertensi kronis, menghadapi risiko yang lebih besar untuk menderita hipertensi dalam kehamilan atau superiomposed preeklampsia. Jadi wanita yang berada pada awal atau akhir usia reproduksi, dianggap lebih rentan. Spellacy dkk (1986) dalam Cunningham (1995) meninjau beberapa penelitian dan melaporkan peningkatan insiden preeklampsia sebesar 2-3 kali lipat pada nullipara yang berusia diatas 40 tahun bila dibandingkan dengan yang berusia 25-29 tahun. Tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan Royston (1989), bahwa wanita yang hamil pertama kali dengan usia yang sangat muda dan > 35 tahun, sangat rentan terjadi preeklampsia/eklampsia. Ernawati (2005) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara faktor sosio demografi (umur, pendidikan) dengan kejadian preeklampsia/eklampsia. Namun pernyataan ini berbeda dengan hasil penelitian Pertiwi (2008) yang menyatakan bahwa tidak ada hubunganbermakna antara umur dengan kejadian preeklampsia/eklampsia. b.
Paritas Selain faktor umur dan pendidikan, menurut Cunningham (1995) faktor
predisposisi lain yang mempengaruhi kejadian preeklampsia adalah faktor paritas. Di negara berkembang hipertensi ibu hamil lebih sering terjadi pada primigravida dibandingkan dengan kehamilan kedua atau lebih. Insiden hipertensi ibu hamil menurut gravida mengikuti huruf “U” yakni tinggi pada gravida pertama,
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
13
menurun pada gravida 2-4 dan meningkat lagi pada gravida 5 keatas (Cunningham, 1995). Kejadian preeklampsia sepuluh kali lebih sering terjadi pada kehamilan pertama, keguguran, dan penghentian kehamilan berikutnya(Strickland et al., 1986, dalam Briley, 2006). Bukti ini didukung oleh hasil penelitian Ernawati (2005) bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian preeklampsia. c.
Pendidikan ibu Cukup banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang
lebih tinggi berperan penting dalam mempromosikan kesehatan. Meningkatnya tingkat pendidikan ibu merupakan peluang meningkatnya pengetahuan dan kesadaran ibu terhadap kesehatan. Pendidikan juga sangat erat kaitannya dengan usia perempuan saat menikah. Anak perempuan dengan pendidikan yang kurang dari tujuh tahun lebih banyak kemungkinan akan menikah pada usia lebih muda dari 18 tahun dibanding mereka yang tingkat pendidikannya lebih tinggi (Ilyas, 1999).
Dengan
demikian
lebih
banyak
peluang
untuk
terjadinya
preeklampsia/eklampsia. Hasil penelitian Ernawati (2005) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian preeklampsia, Pendapat yang sama disampaikan oleh Royston dan Amstrong (1989) bahwa seorang ibu yang tidak berpendidikan akan rentan terhadap penjelasan yang tidak rasional dan gangguan komplikasi maternal yang berbahaya. Data juga menunjukkan bahwa perempuan dengan pendidikan tidak tamat sekolah dasar cenderung menikah lebih awal, hamil lebih awal dan mempunyai anak lebih banyak dibandingkan perempuan yang menyelesaikan pendidikan sekolah dasar. Penelitian di beberapa negara menegaskan bahwa anak perempuan yang droupout dari sekolah dan menikah pada awal belasan tahun, akan mulai hamil sebelum organ reproduksinya matang dan berlanjut dengan kelahirankelahiran bayi dengan jarak yang sangat dekat. Akibatnya terjadi tingkat kematian yang tinggi diantara anak-anak yang dilahirkan maupun ibunya(WHO, 2006).
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
14
d.
Riwayat ANC Dengan antenatal care (ANC) yang baik preeklampsia dapat dideteksi
sedini mungkin sehingga dapat dicegah kemungkina n terjadinya komplikasi yang lebih berat berupa preeklampsia berat, eklampsia sampai kematian ibu dan anak (Sastrawinata, 2005). Untuk mendeteksi dini adanya masalah selama kehamilan dan mencegah berlanjutnya
hipertensi
menjadi
preeklampsia/eklampsia
perlu
adanya
pemeriksaan ibu hamil yang dapat mendeteksi adanya gejala dini dari kasus tersebut . Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada tiap semester, sedangkan trimester akhir sebanyak 2 kali (Manuaba, 1998). e.
Riwayat penyakit hipertensi Riwayat penyakit hipertensi merupakan faktor yang banyak di tulis sebagai
salah satu faktor predisposisi terjadinya preeklampsia berat seperti yang dikemukakan oleh Briley (2006) bahwa kondisi maternal yang meningkatkan risiko preeklampsia adalah hipertensi kronis (Kyle et al.,1995 dalam Briley, 2006). Pada beberapa wanita dengan hipertensi kronis, hipertensi dapat memburuk, terutama pada kehamilan berikutnya. f.
Riwayat penyakit diabetes melitus Riwayat penyakit diabetes melitus merupakan faktor predisposisi terjadinya
preeklampsia berat, seperti yang dikemukakan Briley (2006) bahwa kondisi dasar maternal yang meningkatkan risiko preeklampsia adalah diantaranya intoleransi glukosa termasuk diabetes gestasional (Duley et al., 2001 dalam Briley 2006). Pengaruh diabetes melitus pada kehamilan adalah dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya gestosis (penyakit yang khas pada kehamilan) 4 kali lebih besar (Sastrawinata, 2005). g.
Riwayat penyakit keturunan preeklampsia Lie et. al dalam Briley (2006) mengemukakan bahwa adanya hubungan
genetik yang telah ditegakkan, riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan risiko empat sampai delapan kali. Pernyataan serupa dikemukakan oleh Brown et al (1998) dalam Pertiwi 2008 bahwa ibu hamil yang mempunyai riwayat preeklampsia sebelumnya maka dia berisiko untuk kambuh lagi pada
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
15
kehamilan berikutnya sebanyak 20%. Chesley dan Cooper (1986) dalam Cunningham (1995) menyimpulkan bahwa preeklampsia dan eklampsia bersifat sangat diturunkan. Kalsium Kalsium merupakan zat mikro yang dibutuhkan oleh tubuh dan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg (Almatsier, 2002). Hampir semua (99%) kalsium terdapat dalam tulang dan gigi, selebihnya berada dalam darah dan jaringan tubuh seperti otot, hati dan jantung (Guthrie & Picciano, 1995). 1.
Fungsi kalsium Kalsium memiliki peran penting terhadap tulang dan gigi, berperan dalam
pertumbuhan dan sebagai faktor pembantu dan pengatur reaksi biokimia dalam tubuh. Pada tulang, kalsium dalam bentuk garam (hydroxpatite) membentuk matrik pada kolagen rotein pada struktur tulang membentuk rangka yang mampu menyangga
tubuh
serta
tempat
bersandarnya
otot
yang
menyebabkan
memungkinkan terjadinya gerakan (Goulding, 2000). Kalsium menjaga tulang tetap kuat, mengurangi risiko kerapuhan tulang, mencegah kram otot dan mencegah tekanan darah tinggi (Nancy clark, 1996). 2.
Sumber kalsium Sumber utama kalsium dalam makanan terdapat pada susu dan hasil
olahannya, seperti keju atau yoghurt. Sumber kalsium selain susu juga penting untuk memenuhi kebutuhan kalsium, baik yang berasal dari hewani atau nabati. Sumber kalsium yang berasal dari hewani, seperti sarden, ikan yang dimakan dengan tulang,termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik. Sumber kalsium yang berasal dari nabati, sepeti serealia, kacang-kacangan dan hasil olahan kacang-kacangan, tahu dan tempe, dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat dan oksalat (Almatsier, 2002).
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
16
Tabel 1. Bahan makanan sumber kalsium, Depkes 1992 No
1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Sumber
Bahan makanan sumber hewani Ikan bandeng presto Udang kering Ikan teri kering Keju Tepung susu Sarden kaleng Susu kental manis Kuning telur bebek Kuning telur ayam Susu sapi Udang segar Es krim Yoghurt Belut Ikan rebon segar Daging ayam Daging sapi
mg (dalam takaran 100 gram) 1422 1209 1200 777 770 354 300 150 147 143 136 123 120 48 31 13 3
No Bahan makanan sumber nabati 1 Kacang tanah 2 Bayam 3 Sawi 4 Selada air 5 Daun singkong 6 Tempe 7 Tahu 8 Oncom 9 Kacang merah 10 Singkong 11 Biskuit 12 Susu kedelai 13 Jeruk 14 Taoge 15 Jambu biji 16 Pepaya 17 Roti
mg (dalam takara n 100 gram) 316 267 220 182 165 129 124 96 84 77 62 50 33 29 28 12 10
: Daftar komposisi bahan makanan, dalam Atmarita 2005, Direktorat Gizi Depkes RI,
1992.
Tabel 2. Bahan makanan sumber kalsium, Nio Oey Kam 1992 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bahan makanan sumber hewani Tepung susu
mg No (dalamtakaran 100 gram)
Bahan makanan sumber nabati
mg (dalamtakaran 100 gram)
895
1
227
Susu sapi segar Keju Yoghurt Susu kental manis Udang kering Teri kering Teri nasi kering Teri segar Sardine Telur bebek asin
143
2
777 120 275
3 4 5
1209 1200 1000
6 7 8
Kacang kedelai kering Tempe kedelai murni Tahu Bayam Tepung kacang kedelai Sawi Daun melinjo Daun katuk
500 354 120
9 10 11
Selada air Daun singkong Kentang
182 165 11
129 124 267 195 220 219 204
Sumber : Daftar analisis bahan makanan, Nio Oey Kam 1992
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
17
3.
Akibat kekurangan kalsium Kurang asupan kalsium dapat berakibat buruk terhadap tubuh. Akibat
defisiensi kalsium adalah sebagai berikut : a.
Osteoporosis Osteoporosis adalah kondisi dimana tulang menjadi kurang kuat, mudah
bengkok dan rapuh sehingga mudah mengalami fraktur. Osteoporosis dapat dipercepat oleh keadaan stress sehari- hari. Osteoporosis lebih banyak pada wanita daripada laki- laki dan lebih banyak pada orang kulit putih dari pada kulit berwarna (Almatsier, 2002). Cara paling efektif untuk mencegah atau setidaknya meminimalkan terjadinya osteoporosis adalah dengan mencukupi kebutuhan kalsium sepanjang hidup, berolah raga, tidak merokok, dan kecukupan hormonal (Guthrie & Picciano, 1995). b.
Hipertensi Beberapa studi membuktikan peranan bahan makanan sumber kalsium
dalam mengatur tekanan darah. Dietary approaches to stop hypertention (DASH) dalam Appel et al (1997) dan Obarzanek & Moore (1999) mengungkapkan bahwa asupan produk atau rendah lemak dan buah serta sayuran secara signifikan dan cepat (dalam waktu 2 minggu) mengurangi tekanan darah tinggi sebanyak 5,5 mmHg pada sistolik dan 3,0 mmHg pada diastolik (Miller et al, 2001). c.
Kanker kolon Meningkatkan konsumsi kalsium dapat mengurangi risiko terkena kanker
kolon yaitu dengan mengurangi konsentrasi asam empedu bebas fekal dan asam lemak bebas, sehingga mengurangi sitotoksisitas. Selain itu suplemen kalsium dan vitamin D dapat mengurangi risiko kanker kolon dengan mengurangi proliferasi sel epitel kolon (Guthrie & Picciano, 1995). d.
Batu Ginjal Asupan tinggi kalsium, terutama dari susu dan produk susu dapat
mengurangi risiko batu ginjal pada pria dan wanita, dengan membentuk ikatan kalsium oksalat yang tidak dapat larut, sehingga menurunkan absorbsi dan ekskresi oksalat yang terdapat pada sayuran. Studi juga menemukan bahwa suplemen kalsium yang tinggi justru dapat meningkatkan risiko batu ginjal karena
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
18
suplemen diminum antara waktu makan ketika tidak ada atau sedikit kesempatan bagi kalsium untuk berikatan dengan oksalat dalam usus (Miller et al, 2001). 4.
Akibat kelebihan kalsium Kelebihan konsumsi kalsium dapat menyebabkan gangguan ginjal.
Disamping itu juga dapat menyebabkan konstipasi (susah buang air besar). Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan kalsium berupa tablet atau bentuk lain (Almatsier, 2002). 5.
Pembantu absorbsi kalsium Absorbsi kalsium dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya kalsium
hanya bisa di absorbsi bila terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap karena unsur makanan lain seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorbsi dikeluarkan melalui feces. Jumlah kalsium yang dieksresi melalui urin mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorbsi. Krummel (1996), mengatakan bahwa absorbsi kalsium akan meningkat dan efisien pada orang yang minum supplemen < 400-500 mg/kali konsumsi. Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah cadangan kalsium dalam tubuh, maka semakin efisien absorbsi kalsium. Dengan demikian jumlah kalsium yang dikonsumsi mempengaruhi absorbsi kalsium (Almatsier, 2002). Laktosa dalam makanan dapat membantu meningkatkan absorbsi kalsium (Guthrie & Picciano, 1995). Selain itu, vitamin D dalam bentuk aktif juga menyebabkan absorbsi kalsium meningkat. 6.
Penghambat absorbsi kalsium Asam oksalat yang terdapat dalam bayam dan sayuran lain serta cokelat
dapat membentuk garam oksalat yang tidak larut sehingga menghambat absorbsi kalsium. Alkohol menghambat enzim yang dapat mengaktifkan vitamin D, sehingga penyerapan kalsium terganggu. Faktor lainnya adalah ketidakstabilan emosi yang dapat mempengaruhi efisiensi absorbsi kalsium seperti stress, tekanan dan kecemasan. Suatu penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok wanita muda yang mengalami stess emosional, kebutuhan intake kalsium lebih tinggi untuk mempertahankan keseimbangan kalsium dari pada kelompok yang lebih bahagia dan santai. Selain itu Obat jenis kortikosteroid, fosfor yang terkandung
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
19
dalam minuman bersoda dan makanan olahan, konsumsi tinggi serat juga dapat menurunkan absorbsi kalsium. 7.
Interaksi kalsium
a.
Kalsium dengan vitamin D Metabolisme kalsium dipengaruhi oleh vitamin D aktif (1,25-(OH2 )-D3 ).
Vitamin D disintesis didalam kulit dibawah pengaruh sinar ultraviolet karena sinar ultraviolet dapat merangsang produksi vitamin D dan hanya jika seseorang terekspose sinar ultraviolet, kulit akan mengubah vitamin D menjadi zat gizi essensial. Vitamin D ini berfungsisebagai pembuka kalsium masuk ke dalam aliran darah sampai akhirnya bersatu dengan tulang, membantu penyerapan kalsium dan fosfor di dalam pencernaan, mengatur metabolisme kalsium dan fosfor serta mengatur mineralisasi dan demineralisasi tulang untuk pemeliharaan dan pembentukan tulang. b.
Kalsium dengan fosfor Metabolisme kalsium dan fosfor sangat erat saling berhubungan. Sebagian
besar kedua unsur ini terdapat sebagai garam kalsium- fosfat di dalam jaringan keras tubuh, ialah tulang dan gigi geligi, memberikan sifat keras kepada kedua jenis jaringan tersebut. Dalam proses absorbsi, kalsium dan fosfor saling berpengaruh erat sekali. Untuk absorbsi kalsium ya ng baik diperlukan perbandingan kalsium : fosfor di dalam rongga usus 1 : 1 sampai 1 : 3. Perbandingan yang lebih besar dari 1 : 3 akan menghambat penyerapan kalsium dan akan menimbulkan kekurangan kalsium. 8.
Metabolisme kalsium Kalsium memegang peranan pent ing dalam berbagai proses fungsi fisiologis
di dalam tubuh yaitu proses pembekuan darah, bersama dengan natrium dan kalium mempertahankan potensial membran sel, tranduksi sinyal antara reseptor hormon, eksitabilitas neuromuskuler, integritas membran sel, reaksi- reaksi enzimatik, proses neurotransmisi, membentuk struktur tulang dan sebagai cadangan kalsium tubuh. Kadar kalsium dalam plasma ditentukan oleh absorbsi kalsium pada saluran cerna, resorbsi kalsium pada tulang dan pengeluaran kalsium melalui feces, urin,
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
20
dan keringat. Pengaturan keseimbangan kalsium dipengaruhi terutama oleh hormon paratiroid, kalsitonin dan vitamin D. Untuk mempertahankan kadar kalsium plasma dalam kadar yang tetap diperlukan interaksi beberapa proses yaitu : a.
Absorbsi Asupan kalsium yang berasal dari makanan akan diabsorbsi sebagian besar
pada bagian proksimal usus halus. Apabila dalam makanan mengandung 1000 mg kalsium (sesuai dengan kebutuhan sehari), 300 mg akan diabsorbsi oleh saluran cerna dan 700 mg sisanya tidak diabsorbsi ya ng selanjutnya akan di eksresi melalui feces. Absorbsi akan meningkat pada masa pertumbuhan, ibu hamil dan menyusui. Absorbsi pada saluran cerna dipengaruhi oleh metabolit aktif vitamin D (1,25 D3 ) dan hormon paratiroid. Sediaan obat yang mengandung besi dan kalsium dalam obat “multivitamin” justru menghambat absorbsi besi. Suatu cara efektif dan tidak mahal untuk menghindari gangguan absorbsi besi adalah memisahkan kedua sediaan tersebut. b.
Ekskresi Ekskresi kalsium melalui urin rata-rata 100-400 mg/hari. Kalsium yang
difiltrasi glomerulus sebagian besar diabsorbsi kembali pada bagian proksimal tubulus renalis, loop henle dan sedikit pada bagian distal tubulus renalis. c.
Keseimbangan pembentukan dan resorbsi tulang
d.
Regulasi hormonal • Hormon Paratiroid Hormon paratiroid berfungsi untuk mempertahankan kadar kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan mekanisme umpan balik. • Vitamin D Bentuk aktif vitamin D disebut dengan 1,25-dihidroksi-kolekalsiferol (1,25-(OH2 )-D3 ) secara langsung mempengaruhi absorbsi kalsium di usus. Bersama dengan hormon paratiroid bekerja secara sinergis meningkatkan resorbsi kalsium dari tulang.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
21
• Kalsitonin Kalsitonin merupakan hormon polipedtida, yang mempunyai sifat yang berlawanan dengan hormon paratiroid, yaitu menyebabkan efek hipokalsemia. Sekresi kalsitonin berbanding lurus dengan kadar kalsium plasma. Peningkatan kadar kalsium plasma secara langsung dapat meningkatkan kadar kalsitonin. 9.
Metabolisme kalsium dalam kehamilan National Institutes of Health (1994), menetapkan asupan optimal kalsium
perhari adalah sebagai berikut (Tabel 3) : Tabel 3. Kebutuhan asupan optimal kalsium per hari Umur Bayi Bayi-6 bulan 6 bulan-1 tahun Anak-anak 1-5 tahun 6-10 tahun Remaja 11-24 tahun Laki- laki 25-65 tahun >65 tahun Wanita 25-50 tahun >50 tahun (postmenopause) Dengan terapi estrogen Tanpa terapi estrogen >65 tahun Hamil dan menyusui
Asupan Optimal kalsium per hari (mg) 400 600 800 800-1200 1200-1500 1000 1500 1000 1000 1500 1500 1200-1500
Dikutip dari : NIH Consensus Conference. Optimal calcium intake. JAMA; 1994. 272: 1942-8
Perkembangan janin membutuhkan keseimbangan kalsium ibu selama kehamilan khususnya pada akhir umur kehamilan. Kurang lebih 200 mg/hari kalsium tersimpan dalam tulang janin pada trimester 3, dengan jumlah keseluruhan mencapai 30 gram. Dengan demikian dibutuhkan penyesuaian metabolisme kalsium ibu selama kehamilan untuk mengadakan kompensasi terhadap kebutuhan kalsium oleh janin. Selama kehamilan kadar kalsium total dalam serum turun akibat kadar albumin yang turun selama kehamilan, akan tetapi kadar kalsium yang terionisasi tidak mengalami perubahan. Rerata kadar kalsium total darah pada wanita hamil
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
22
akan menurun sesuai bertambahnya umur kehamilan yaitu : trimester I 9,6 + 0,26 mg/dL; trimester II 9,12 + 0,28 mg/dL; dan pada trimester III 8,92 + 0,32 mg/dL (Pitkin, 1975). Ekskresi kalsium dalam urin pada akhir usia kehamilan meningkat 2 kali lipat dibanding wanita yang tidak hamil. Hiperkalsiuria dalam kehamilan disebabkan oleh karena meningkatnya absorbsi kalsium oleh saluran pencernaan dan peningkatan laju filtrasi glomerulus. Dalam keadaan hamil secara fisiologis terjadi penurunan kadar kalsium total dalam serum, walaupun demikian kadar kalsium yang terionisasi tidak mengalami perubahan. Guna memenuhi kebutuhan kalsium selama kehamilan maka tubuh mengadakan penyesuaian yaitu dengan meningkatkan absorbsi kalsium di usus. Peningkatan absorbsi kalsium disebabkan oleh karena terjadi peningkatan 1,25dihidroksi vitamin D (1,25 D3 ) sampai 2-3 kali lipat dibanding wanita tidak hamil. Dengan meningkatnya (1,25 D3 ) menyebabkan absorbsi kalsium oleh usus meningkat sampai 0,8-1,5 gram per hari. 10.
Distribusi kalsium dalam tubuh Kalsium plasma terdapat dalam 3 bentuk yaitu kalsium yang terionisasi
(50%), kalsium yang terikat protein (40%) dan kalsium yang berikatan dengan ion organik atau kompleks (10%). Kalsium yang terionisasi (Ca2+) merupakan bentuk aktif. Kalsium terikat yang terikat protein (albumin) merupakan sumber penting untuk penyediaan Ca2+ siap pakai. Sehingga kadar albumin dalam plasma mempengaruhi kadar kalsium total dalam plasma. Setiap penurunan 1 mg/dL albumin akan mengakibatkan penurunan kalsium total sebesar 0,8 mg/dL. Kalsium yang diperlukan untuk proses biologis adalah kalsium dalam bentuk ion bebas (Arnaud, 2000). 11.
Nilai kadar kalsium Nilai normal kadar kalsium adalah sebagai berikut : kalsium total 8,9 -10,1
mg/dL (2,2-2,5 mmol/L); Kalsium yang terikat protein 4,1-4,7 mg/dL (1,0-1,2 mmol/L); kalsium yang terionisasi 4,1-4,7 mg/dL (1,0-1,2 mmol/L): kalsium kompleks 0,7-0,8 mg/dL (0,18-0,2 mmol/L). Nilai untuk kalsium total dibawah 8,9 mg/dL (2,2 mmol/L) menunjukkan hipokalsemia dan nilai diatas 10,1 mg/dL (2,5 mmol/L) menunjukkan hiperkalsemia.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
23
Metode penilaian konsumsi makan Penilaian konsumsi makan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu asupan masa kini (current intake)dan asupan masa lalu(past intake). Penilaian asupan saat ini terdiri dari dua metode, yaitu metode penimbangan (food weight) dan pencatatan perkiraan jumlah makanan yang dikonsumsi (estimated record), sedangkan intake masa lalu terdiri dari tiga metode, yaitu 24 hour recall, diet history dan food frequency and amount questionnare (Barrie&Nelson, 1991). Data konsumsi makanan ini dikumpulkan untuk memperkirakan kecukupan intake makanan pada kelompok populasi, meneliti hubungan antara diet dan kesehatan serta status gizi dan untuk mengevaluasi pendidikan dan intervensi gizi serta program fortifikasi makanan. Food frequency questionnare (FFQ) Metode Food frequency questionnare (FFQ) dibuat secara kualitatif, untuk memperoleh gambaran informasi kebiasaan pola konsumsi makanan selama periode waktu tertentu. (Gibson, 2005). FFQ bertujuan untuk menilai frekuensi jenis atau kelompok bahan makanan tertentu yang dikonsumsi pada periode waktu tertentu (per hari, per minggu, per bulan, per tahun). Kerugian metode ini adalah tidak dapat menghitung asupan zat gizi per hari, serta responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi (Supariasa, 2002). FFQ kualitatif terdiri dari dua komponen yaitu daftar bahan makanan dan frekuensi bahan makanan. Daftar bahan makanan dapat difokuskan pada bahan makanan tertentu dengan melihat pada daftar komposisi bahan makanan apa saja yang memiliki kandungan zat gizi sesuai dengan kebutuhan penelitian, dalam penelitian ini adalah kalsium. Kerangka teori Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh Manuaba (2002), Wong (1997), dan Girling (1999) dalam Pertiwi (2008) mengenai faktor predisposisi terjadinya preeklampsia/eklampsia, dijabarkan sebagai berikut :
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
24
Bagan 1 : Kerangka teori faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia/eklampsia Pendidikan ibu
ANC
• Pendapatan keluarga • Status sosial
Status kesehatan dan reproduksi : • • • • • • • • • • • • • • •
Riwayat hipertensi Riwayat diabetes melitus Riwayat ginjal Riwayat penyakit keturunan preeklampsia Nutrisi Paritas Umur Penyakit jaringan ikat Genetik Obesitas Mola hidatidosa Gemelli Imunologis Bayi besar Inconpatibilitas rhesus
Kehamilan dengan Preeklampsia
Komplikasi PEB
Transportasi Rujukan bidan Penatalaksaan di tempat rujukan
Sumber : Mc Carthy dan Maine (1992) dalam Pertiwi (2008).
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
25
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka konsep Berdasarkan telaah kepustakaan yang ada dan kerangka teori pada bab sebelumnya serta memperhatikan ketersediaan data maka penulis ingin menekankan pada variabel independen yaitu status reproduksi ibu hamil (umur, paritas), status kesehatan ibu hamil (konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit diabetes melitus, riwayat penyakit keturunan preeklampsia) pendidikan dan pengetahuan tentang zat gizi kalsium, yang baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi variabel dependen yaitu kejadian preeklampsia. Bagan 2 Kerangka konsep Pendidikan
ANC
• Pendapatan keluarga • Status sosial
Status kesehatan dan reproduksi : • Riwayat hipertensi • Riwayat diabetes melitus • Riwayat penyakit keturunan preeklampsia • Konsumsi kalsium • Paritas • Umur • • • • • • • • •
Kehamilan dengan Preeklampsia
Komplikasi PEB
Riwayat Ginjal Penyakit jaringan ikat Genetik Obesitas Mola hidatidosa Gemelli Imunologis Bayi besar Inconpatibilitas rhesus
Transportasi Rujukan bidan Penatalaksaan di tempat rujukan
Keterangan : Diteliti Tidak diteliti
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
26
Hipotesis Berdasarkan kerangka konsep penelitian yang telah disusun, diajukan hipotesis sebagai berikut : 1.
Ada hubungan faktor status reproduksi ibu hamil trimester II dan III (umur, paritas) dengan kejadian preeklampsia.
2.
Ada hubungan faktor status kesehatan ibu hamil trimester II dan III (konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit
diabetes
melitus
dan
riwayat
penyakit
keturunan
preeklampsia)dengan kejadian preeklampsia. 3.
Ada hubungan pendidikan ibu hamil trimester II dan III dengan kejadian preeklampsia.
4.
Ada hubungan pengetahuan ibu hamil trimester II dan III tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia.
Definisi operasional Variabel
DefinisiOperasional
Cara ukur Pemerik saanfisi k, teslabor atorium
Alatuk ur Tesurin ,pemeri ksaante kanand arah
Preeklampsia
Ibu hamil dengan tekanan darah > 140/90 mmHg, proteinuria positif 1 atau lebih dan tanpa kejang.
Umur
Selisihantaratanggalp enelitiandengantangga llahiribu hamil yang dihitungdalamtahun
Wawan cara
Kuesio ner
Paritas
Jumlah anak yang dilahirkan ibu, dalam keadaan hidup atau mati termasuk kehamilan sekarang Jumlah kalsium yang dikonsumsi dalam sehari dibandingkan dengan AKG 2004 untuk ibu hamil yaitu 1200 mg/hari
Wawan cara
Kuesio ner
Wawan cara
Kuesio ner (FFQ)
Konsumsikal sium
Hasilukur 1. Preeklampsia = Tekanan darah> 140/90mmHgatau Proteinuria positif 2. Tidak Preeklampsia = kehamilan normal 1. Umur berisiko = < 20 tahun dan > 35 tahun 2. Umur tidak berisiko = 2034tahun 1. Paritas berisiko = (1 dan > 4x) 2. Paritas tidak berisiko = Kehamilan ke 2-3 1. Kurang = < 75% AKG 2. Baik = > 75% AKG
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Skala ukur Ordin al
Ordin al
Ordin al
Ordin al
27
Riwayat ANC
Frekuensi ANC ke tenaga kesehatan pada kehamilan ini
Wawan cara
Kuesio ner
Riwayat penyakit hipertensi Riwayat penyakit diabetes melitus Riwayat penyakit keturunan preeklampsia
Ada tidaknya riwayat penyakit hipertensi pada ibu Ada tidaknya riwayat penyakit diabetes melitus pada ibu
Wawan cara
Ada tidaknya riwayat penyakit keturunan preeklampsia yang dialami ibu atau keluarga sedarah ibu Tingkat sekolah formal yang pernahditempuholehib u hamil Kemampuanibuhamil dalammenjawabperta nyaantentangkalsium
Pendidikan
Pengetahuani buhamiltenta ngzat gizi kalsium
Ordin al
Kuesio ner
1. Tidak Sesuai standar = (< 4x) 2. Sesuai standar (> 4x selama kehamilan) 1. Ada 2. Tidak ada
Wawan cara
Kuesio ner
1. Ada 2. Tidak ada
Nomi nal
Wawan cara
Kuesio ner
1. Ada 2. Tidak ada
Nomi nal
Wawan cara
Kuesio ner
1. Rendah = < SLTP 2. Tinggi = > SLTP
Ordin al
Angket
Kuesio ner
Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0, sehingga jika seluruh pertanyaan benar maka nilai seluruhnya adalah 20. 1. Skorjawabanbenar < median = kurang 2. Skorjawabanbenar > median = cukup
Ordin al
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Nomi nal
28
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kuantitatif analitik observatif dengan desain potong lintang (cross sectional). Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD.Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan pada Unit Rawat Jalan Ibu Hamil (Poli KIA) dan kamar bersalin dilaksanakan pada bulan Maret 2012. Populasi dan responden 1.
Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester II
dan III yang datang ke Poli KIA dan dirawat di kamar bersalin RSUD Dr.R.SoedarsonoKota Pasuruan pada bulan Maret 2012. 2.
Responden Dalam penelitian ini, sebagai responden dipilih secara purposive sampling
artinya semua ibu hamil trimester II dan III yang menderita preeklampsia (tekanan darah > 140/90 mmHg atau telah dibuktikan dengan hasil laboratorium berupa proteinuria positif) dan ibu hamil trimester II dan III yang kehamilannya normal yang datang ke Poli KIA dan dirawat di kamar bersalin RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan selama bulan Maret 2012 berjumlah 148 ibu hamil. a.
Kriteria inklusi Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : • Primigravida atau multigravida • Umur kehamilan diatas 20 minggu • Kehamilan tunggal atau ganda • Preeklampsia ringan dan berat • Kehamilan normal • Bersedia menjadi responden, yang ditandai dengan ditanda tanganinya informed concent oleh calon responden
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
29
b.
Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan Eklampsia dan ibu hamil yang tidak bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.
Prosedur pemeriksaan proteinuria 1.
Langkah-langkah pemeriksaan
a.
Masukkan urin jernih ke dalam tabung reaksi sampai 2 /3 penuh.
b.
Pegang ujung bawah tabung, panasi lapisan atas urin sampai mendidih selama 30 detik.
c.
Bandingkan kekeruhan lapisan atas dengan lapisan bawah urin, jika keruh mungkin disebabkan protein.
d.
Tetesi urin dengan asam asetat 6% (3-5 tetes), jika tetap keruh maka tes proteinuria positif. Jika kekeruhan hilang, penyebab kekeruhan pertama adalah kalsium fosfat/kalsium karbonat.
2.
Hasil pemeriksaan dan penilaian
a.
Tidak ada kekeruhan
: Negatif
b.
Ada keruhan ringan hanya butir-butir
: + (protein 0,01-0,05%)
c.
Keruhan mudah terlihat dengan butir-butir
: + + (protein 0,05-0,2%)
d.
Keruhan jelas dan berkeping-keping
: + + + (protein 0,2-0,5%)
e.
Sangat keruh, berkeping besar atau bergumpal
: + + + + (protein > 0,5%)
3.
Keputusan dokter
a.
Preeklampsia ringan
: proteinuria 1+ dan 2+
b.
Preeklampsia berat
: proteinuria 3+ dan 4+
Pengumpulan data 1.
Sumber data Menggunakan data primer dan sekunder, data primer berasal dari hasil
wawancara dengan pasien yang datang ke Poli KIA atau dirawat di kamar bersalin RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan. Kemudian ibu hamil yang usia kehamilannya memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diperiksa tekanan darah dan proteinuria- nya untuk menentukan ibu hamil tersebut preeklampsia atau tidak. Data sekunder diperoleh melalui hasil pencatatan yang telah ada di medical record.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
30
2.
Alat Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis,
yang pertama yaitu untuk mengukur konsumsi kalsium dengan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan yang kedua kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan yang merupakan hasil pengembangan dari variabel faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya preeklampsia. 3.
Cara pengumpulan data
a.
Data primer didapatkan dengan cara wawancara terhadap ibu hamil yang telah memenuhi kriteria inklusi secara langsung dengan menggunakan instrumen kuesioner. Wawancara tersebut dilakukan sendiri oleh peneliti yang latar belakang pekerjaannya adalah bidan. Hasil wawancara dicatat ke dalam isian kuesio ner oleh peneliti sesuai dengan jawaban ibu hamil.
b.
Frekuensi konsumsi makan (FFQ) diperoleh dengan wawancara kepada ibu hamil yang dilakukan sendiri oleh peneliti yang mempunyai latar belakang pekerjaan sebagai bidan.
c.
Proteinuria dengan melakukan pemeriksaan urin dilakukan di laboratorium oleh petugas laboratorium yang latar belakang pendidikannya analis kesehatan.
d.
Data sekunder dengan melihat catatan medik (medical record), cara ini untuk mengurangi pengaruh dari recall bias yang sering terjadi dengan menggunakan metode kuesioner.
Prosedur/jalan penelitian 1.
Prosedur administratif Penulis mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Dekan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang ditujukan kepada Kepala Kesbangpol dan linmas Kota Pasuruan dan kepada Direktur RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan. 2.
Prosedur teknis
a.
Dilakukan pemeriksaan fisik terhadap setiap ibu hamil trimester II dan III yang datang ke Poli KIA atau dirawat di kamar bersalin RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
31
b.
Semua ibu hamil trimester II dan III yang memenuhi kriteria inklusi diberi penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan dan diminta menandatangani surat persetujuan jika bersedia.
c.
Dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap ibu hamil yang terpilih.
d.
Data-data mengenai ibu hamil diambil dari medical record sesuai dengan variabel yang diperlukan.
Pengolahan data Kuesioner yang telah berisi jawaban ibu hamil, kemudian dikumpulkan. Selanjutnya data yang telah terkumpul dilakukan pengolahan data sehingga dihasilkan informasi yang akhirnya dapat digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. Proses pengolahan data tersebut meliputi editing, coding, entry data, cleaning data dan tabulasi data. Data-data yang diperoleh tersebut kemudian di analisis dengan perangkat lunak. Cara pengolahan data sesuai dengan datanya adalah sebagai berikut : a.
Umur, data umur dibagi menjadi kategori umur berisiko (< 20 tahun dan > 35 tahun) dan umur tidak berisiko (20-34 tahun) berdasarkan pada pertanyaan kuesioner no 2.
b.
Paritas, data paritas dibagi menjadi kategori paritas berisiko ( pertama dan > 4 kali) dan paritas tidak berisiko (2-3 kali), berdasarkan pada pertanyaan kuesioner no 6, 7 dan 8.
c.
Frekuensi konsumsi bahan makanan sumber kalsium. Hasil wawancara dengan ibu hamil diisikan pada salah satu kolom frekuensi saja pada setiap bahan makanan, apakah 1 kali per hari, 2 kali per hari, 3 kali per hari, 4-6 kali per minggu, 1-3 kali per minggu, 1-3 kali per bulan atau tidak pernah. Data FFQ kemudian diolah dengan komputer menggunakan program nutrisurvey untuk mengetahui jumlah kalsium yang dikonsumsi tiap hari oleh ibu hamil, langkah- langkah yang dilakukan adalah : memasukkan nama bahan makanan yang dikonsumsi ibu hamil dan beratnya satu persatu, berat bahan makanan yang dikonsumsi dihitung per hari misalnya ibu hamil mengkonsumsi susu 1 kali per minggu sebanyak 1 gelas maka menurut standart 1 gelas susu menggunakan susu bubuk sebanyak 25 gram jadi berat
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
32
susu yang dikonsumsi responden dalam 1 hari adalah 25 gram dibagi 7 yaitu 3,57 gram. Penukar bahan makanan menggunakan standar dari daftar bahan makanan Depkes 1992. Hasil olah konsumsi bahan makanan sumber kalsium tersebut dicatat di kertas dan dimasukkan dalam program komputer untuk dianalisis lebih lanjut. d.
Riwayat ANC, dibagi menjadi 2 kategori yaitu ANC tidak sesuai standart (< 4 kali) dan ANC sesuai standart (> 4 kali), berdasarkan pertanyaan kuesioner no 12.
e.
Riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus dan penyakit keturunan preeklampsia, dibagi menjadi 2 kategori yaitu ada riwayat dan tidak ada riwayat berdasarkan pertanyaan kuesioner no 13-16.
f.
Pendidikan, Pertanyaan mengenai pendidikan ibu hamil ada pada kuesioner no 11, terdapat 6 pilihan jawaban yang kemudian dibagi menjadi 2 kategori tingkat pendidikan, yaitu rendah (< SLTP) dan tinggi ( > SLTP).
g.
Pengetahuan tentang zat gizi kalsium, Pertanyaan mengenai pengetahuan kalsium ada pada bagian III, berjumlah 9 pertanyaan . •
Pada pertanyaan ini setiap jawaban benar diberi bobot nilai 1, maka total nilai keseluruhan adalah 20.
•
Untuk jawaban “tidak tahu” diberi bobot nilai 0.
Selanjutnya skor pengetahuan masing- masing ibu hamil dibagi menjadi 2 berdasarkan nilai median, yaitu “cukup” jika nilai keseluruhan lebih dari sama dengan nilai median dan “kurang” jika nilai keseluruhan kurang dari nilai median. Analisis data 1.
Analisis univariat Analisis univariat digunakan untuk melihat tampilan distribusi frekuensi
dari status reproduksi ibu hamil (umur, paritas), status kesehatan ibu hamil (konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit diabetes melitus, riwayat penyakit keturunan preeklampsia), pendidikan ibu hamil, pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dan kejadian preeklampsia. Di analisis secara diskriptif dan disajikan dalam bentuk gambaran karakteristik.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
33
2.
Analisis bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen yaitu hubungan konsumsi kalsium dan faktor- faktor terkait dengan kejadian preeklampsia. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square (Kai Kuadrat) dengan a=0,05. Pembuktian dengan uji Chi Square dengan menggunakan formula sebagai berikut : (Sabri dan Sutanto, 2008).
Keterangan : X2 : Chi Square Σ : Jumlah O : Frekuensi yang teramati E : Frekuensi yang diharapkan Keputusan uji statistik dalam uji Chi Square adalah bila p <0,05 maka keputusan uji statistik signifikan, yaitu adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, sedangkan bila p>0,05 berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Etika penelitian 1.
Semua ibu hamil dalam penelitian ini memberikan persetujuan tertulis (informed consent) yang menyatakan kesediaannya untuk mengikuti penelitian, disaksikan oleh suami atau keluarga dan peneliti.
2.
Semua ibu hamil dalam penelitian ini dirahasiakan identitasnya.
3.
Penelitian ini tidak merugikan dan membahayakan jiwa ibu hamil maupun janin yang dikandungnya.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
34
BAB V HASIL PENELITIAN
Gambaran umum Kota Pasuruan 1.
Sejarah Kota Pasuruan
a.
Tahun 1671-1686 Pasuruan dibawah pemerintahan Bupati Onggo Djojo yang berasal dari
keturunan Kyai Brondong, yang kemudian mendapatkan perlawanan dari Untung Suropati, sehingga melarikan diri ke Kota Surabaya. b.
Tahun 1686-1706 Pasuruan dibawah pemerintahan Djoko Untung Suropati dengan gelar
Adipati Wironegoro. Tahun 1706 akhir kekuasaannya menghadapi perang melawan VOC di Baging dan beliau mengalami luka berat hingga meninggal. c.
Tahun 1706-1743 Putera Djoko Untung Suropati yang bernama Rahmat menggantikan
kedudukan ayahnya dan meneruskan perjuangannya sampai gugur dalam pertempuran melawan VOC . d.
Tahun 1743-sekarang Darmoyudo IV bernama Wongso Negoro Niti Negoro sebagai pengganti
Rahmat, sejak itu VOC dapat menguasai pantai utara pulau Jawa termasuk Pasuruan. VOC menganggap Kota Pasuruan sebagai Kota Bandar karena keberadaan yang disepanjang selat Madura dan pelabuhannya sangat besar. Untuk sarana transportasi perdagangan, akhirnya Be landa mengadakan kegiatan perekomonian dengan mendirikan pabrik gula disekitar Pasuruan. Bukti lain menyebutkan bahwa sejarah Kota Pasuruan dianggap penting oleh Ahli Belanda dengan dibentuknya Staatgementee Van Pasuruan pada Juli 1916 dan ditetapkannya
sebagai
Pelabuhan
Pasuruan
sejak
tahun
1926.
Tanggal 14 Agustus 1950 menjadi daerah Otonom yang terdiri dari 19 Desa dalam 1 Kecamatan. Tanggal 21 Desember 1982 Kota Pasuruan diperluas menjadi 3 Kecamatan dengan 19 Kelurahan dan saat ini Kota Pasuruan mempunyai 3 Kecamatan dengan 34 Kelurahan.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
35
2.
Kondisi geografis dan demografi Kota Pasuruan terletak antara 112o 45’-112o 55’ BT dan 7o 35’-7o 45’ LS dan
tergolong dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 4 meter dari permukaan laut, berjarak ± 40 km dari Kota Surabaya. Secara administratif, Kota Pasuruan terbagi atas 3 Kecamatan yakni Kecamatan Gadingrejo dengan luas 10,53 km2 , Kecamatan Purworejo dengan luas 8,39 km2 , dan Kecamatan Bugul kidul dengan luas 17,66 km2 . Batas-batas Kota Pasuruan adalah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Selat Madura
Sebelah Timur
: Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan
Sebelah Selatan :Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan Sebelah Barat
: Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan
Gambar 2. Wilayah Kota Pasuruan dan batas-batasnya SELAT MADURA
Kota Pasuruan mempunyai luas ± 36,58 km2 atau hanya 0,08 persen dari total luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Selayaknya wilayah perkotaan, lebih dari sebagian besar luas lahan digunakan untuk permukiman yaitu sebesar 52,21 persen atau seluas 1.909,93 Ha dan dihuni oleh penduduk sebanyak 192.212 jiwa (dengan 45.152 rumah tangga/KK) yang terdiri dari 95.134 penduduk laki- laki dan 97.078 penduduk perempuan sehingga kepadatan penduduk rata-rata 5.255 jiwa/km2 .Kota Pasuruan memiliki 3 Kecamatan yakni Kecamatan Gadingrejo
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
36
dengan 64.394 jiwa (15.852 KK), Kecamatan Purworejo dengan 68.776 jiwa (15.749 KK) dan Kecamatan Bugulkidul dengan 59.042 jiwa (13.551 KK). Kecamatan Purworejo terdiri dari 11 kelurahan dan mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi yakni sebesar 8.197 jiwa/km2 . Disusul Kecamatan Gadingrejo yang terdiri dari 13 kelurahan dan mempunyai kepadatan penduduk 6.115 jiwa/km2 , dan Kecamatan Bugul kidul yang memiliki 10 kelurahan dan memiliki kepadatan penduduk 3.343 jiwa/km2 . Dari kelurahan yang ada tersebut Kota Pasuruan memiliki 932 RT (Rukun Tetangga) dan 212 RW (Rukun Warga). Berdasarkan kriterianya, kelurahan di Kota Pasuruan terbagi menjadi dua kriteria yaitu kelurahan pesisir dan kelurahan bukan pesisir. 26 dari 34 Kelurahan atau sebanyak 76,47% merupakan wilayah pesisir. Kecamatan Gadingrejo dengan jumlah penduduk terbanyak kedua merupakan kecamatan paling utara dari Kota Pasuruan yang merupakan daerah pesisir karena berbatasan dengan selat Madura, mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Berbagai macam hasil laut seperti udang, ikan teri, kerang, kepiting, dan lain- lain mudah ditemui. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan pada saat penelitian ini didapatkan informasi bahwa sekalipun merupakan daerah yang kaya akan hasil laut namun konsumsi masyarakatnya rendah terhadap hasil laut tersebut, hal ini dikarenakan sosial ekonomi mereka yang juga rendah sehingga hasil laut yang didapatkan selanjutnya dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup atau ditukarkan dengan bahan makanan lainnya. Gambaran umum RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan Berdasarkan dokumen yang berhasil ditemukan, pendirian rumah sakit diawali tahun 1917 dengan membentuk panitia pendiri rumah sakit “Gemeente Pasuruan”. Rumah sakit selesai dibangun pada tahun 1921. Dr.R.Soedarsono adalah nama seorang dokter Indonesia (Jawa) yang pertama kali menjadi direktur di rumah sakit ini pada tahun 1930 yang kemudian namanya diabadikan sebagai nama rumah sakit yaitu RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan. Rumah sakit ini juga dikenal masyarakat dengan sebutan rumah sakit Purut karena kebetulan berlokasi di kelurahan Purutrejo tepatnya di Jalan Dr.Wahidin Sudirohusodo nomor 1-4 kelurahan Purutrejo kecamatan Purworejo Kota Pasuruan.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
37
RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan merupakan rumah sakit tipe C dengan SK Menkes nomor : 233/Menkes/SK.VI/1983, diperkuat dengan Instruksi Gubernur Jawa Timur nomor : 16 Th.1983 Jo.26 Th.1983 dan Peraturan Daerah nomor : 3/1983 tanggal 30 Maret 1985 yang dibangun diatas tanah seluas 3,1 Ha dengan luas bangunan 12.383,75 m2 . Jenis pelayanan yang ada di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan diantaranya Unit Gawat Darurat/UGD, pelayanan rawat jalan (Poliklinik), pelayanan rawat inap, Pelayanan penunjang yang terbagi menjadi 2 yaitu penunjang medis dan non medis antara lain meliputi instalasi radiologi, laboratorium rehabilitasi medik, instalasi farmasi, instalasi gizi, instalasi pemeliharaan sarana, medical record, promosi kesehatan rumah sakit/PKRS dan Unit pemulasaran jenazah. Sumber daya manusia yang menunjang pelaksanaan tugas di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan terdiri dari jabatan struktural dan jabatan fungsional yaitu dokter umum 15 orang, dokter spesialis 16 orang, dokter gigi 4 orang, apoteker 3 orang, paramedis perawatan (perawat, bidan, perawat gigi, anastesi, psioterapi) 161 orang, paramedis non perawatan 36 orang dan tenaga non medis sebanyak 139 orang. Adapun sarana prasarana, RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan memiliki 223 buah tempat tidur yang terbagi di ruang bersalin, ruang bedah, ruang interne, ruang anak, ruang perinatologi, dan ICU dengan klasifikasi kelas I, II, III dan paviliun. RSUD Dr.R.Soedarsono merupakan rumah sakit rujukan tidak hanya 8 puskesmas (Gadingrejo, Karang ketug, Purworejo, Kebonsari, Kandang sapi, Bugul kidul, Bukir, Sekarsono) yang berada di Kota Pasuruan, Puluhan Bidan/Dokter praktek swasta dan rumah bersalin se Kota Pasuruan saja tetapi juga Puskesmas dari Kabupaten Pasuruan seperti Puskesmas Gondang wetan, Grati, Puspo, Winongan, Ngempit, Kejayan, Kedawung, Wonorejo, Lumbang, Rejoso, Kraton, Pohjentrek, Lekok, Nguling dan Pasrepan.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
38
Hasil analisis penelitian Analisis univariat Analisis univariat adalah untuk melihat gambaran frekuensi dan distribusi dari masing- masing variabel. Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kejadian preeklampsia. Sedangkan yang menjadi variabel independen adalah status reproduksi ibu hamil (umur, paritas), status kesehatan ibu hamil (konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit diabetes melitus dan riwayat penyakit keturunan preeklampsia), pendidikan ibu hamil dan pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium. Analisis tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 1.
Gambaran karakteristik ibu hamil Tabel 5. Gambaran karakteristik ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
No
Karakteristik ibu hamil
Min-Max
1
Umur (tahun)
16-44
2
Paritas (kali)
1-5
3
Pendidikan
SD-S1
4
Pengetahuan (skor jawaban benar)
4-16
5
Konsumsi kalsium (mg/hari)
376,3-1353,2
6
Riwayat ANC (kali)
1-8
a b
Rata-rata + SD 28,46 + 5,79 2,41 + 0,91 SD (44,6%) a 8,85 + 3,57 8b 858,5+229,1 4,78 + 1,57
Nilai modus Nilai median Umur ibu hamil yang dijadikan responden dalam penelitian ini
dikelompokkan menjadi 2 yaitu ibu hamil berisiko (< 20 tahun dan > 35 tahun) dan ibu hamil tidak berisiko (20-34 tahun). Dari hasil penelitian didapatkan umur ibu hamil termuda adalah 16 tahun dan yang tertua adalah 44 tahun. Dengan ratarata umur ibu hamil adalah 28,46 + 5,79 tahun. Paritas ibu dalam penelitian ini dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu paritas yang berisiko preeklampsia yaitu paritas yang pertama dan > 4 kali dan paritas yang tidak berisiko preeklampsia yaitu paritas antara 2-3. Penelitian ini
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
39
menunjukkan paritas terbanyak adalah 5 kali dan paling sedikit adalah paritas pertama dengan rata-rata paritas 2,41 + 0,91 kali. Pendidikan ibu hamil dikelompokkan atas pendidikan rendah yaitu kurang dari wajib belajar 9 tahun dan pendidikan tinggi yaitu lebih atau sama dengan wajib belajar 9 tahun.Pendidikan ibu hamilterbanyak adalah SD 44,6%, sedangkan SLTP 25,7%, SLTA 13,5%, 2% D3 dan S1 sebanyak 14,2%. Penilaian terhadap pengetahuan tentang zat gizi kalsium didasarkan pada jumlah jawaban benar dari ibu hamil. Pengetahuan ibu hamil dinilai dengan 9 pertanyaan yang mempunyai 20 skor jawaban benar. Pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium kemudian dikategorikan menjadi pengetahuan kurang bila skor jawaban benar < median dan pengetahuan cukup bila skor jawaban benar > median. Skor jawaban tertinggi yang didapatkan pada penelitian ini adalah 16 jawaban benar dan skor terendah adalah 4 jawaban benar denga n rata-rata 8,85 + 3,57 dan median adalah 8. Pada tabel 5 dapat dilihat konsumsi makanan sumber kalsium ibu hamil berdasarkan hasil FFQ.Kalsium yang dikonsumsi ibu hamil dalam penelitian ini di kategorikan menjadi 2 yaitu konsumsi kalsium yang kurang jika konsumsi kalsium ibu hamil dalam sehari kurang dari 75% AKG dan konsumsi kalsium yang bail, jika kalsium dikonsumsi ibu hamil dalam sehari lebih atau sama dengan 75% AKG.Dari hasil penelitian didapatkan konsumsi kalsium tertinggi adalah 1353,2 mg/hari dan konsumsi kalsium terendah adalah 376,3 mg/hari dengan ratarata 858,5+229,1 mg/hari. Tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan yang dikategorikan menjadi dua yaitu riwayat ANC tidak sesuai standart yaitu jumlah kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan kurang dari 4 kali selama kehamilan dan riwayat ANC sesuai standart yaitu jumlah kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan lebih atau sama dengan 4 kali. ANC terbanyak adalah 8 kali kunjungan dan ya ng paling sedikit ANC adalah 1 kali kunjungan dengan rata-rata kunjungan 4,78 + 1,57 kali kunjungan.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
40
2.
Gambaran kejadian preeklampsia Tabel 6.Gambaranibu hamilmenurutkejadian preeklampsia di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Kejadian preeklampsia Preeklampsia Tidak preeklampsia Total
Frekuensi (n) 14 134 148
Persentase (%) 9,5 90,5 100,0
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa9,5% dari 148 ibu hamil trimester II dan III menderita preeklampsia. Kejadian preeklampsia dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah dan atau proteinuria. Ibu hamil dikatakan menderita preeklampsia jika tekanan darah > 140/90 mmHg atau proteinuria positif. Penelitian ini menunjukkan tekanan darah ibu hamil bervariasi dengan tekanan darah tertinggi 160/110 mmHg dan tekanan darah terendah adalah 90/60 mmHg dengan rata-rata tekanan darah sistolik 115 + 12,75 mmHg dan diastolik 70 + 9,47 mmHg. 3
Gambaran status reproduksi ibu hamil
a.
Umur
Tabel 7 Distribusi ibu hamil menurut umur di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012. Umur < 20 tahun dan > 35 tahun 20-34 tahun Total
Kategori Berisiko Tidak berisiko
Frekuensi (n) 32 116 148
Persentase (%) 21,6 78,4 100,0
Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil terbanyak ada pada kelompok umur tidak berisiko (20-34 tahun) yang berjumlah 78,4 %. b.
Paritas Tabel 8 Distribusi ibu hamil menurut paritas di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Paritas 1 dan > 4 2-3 Total
Kategori Berisiko Tidak berisiko
Frekuensi (n) 37 111 148
Persentase (%) 25 75 100,0
Tabel 8 menunjukkan 75% ibu hamil adalah dengan paritas tidak berisiko.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
41
4.
Gambaran status kesehatan ibu hamil
a.
Konsumsi kalsium Dari tabel dibawah ini dapat diketahui distribusi konsumsi bahan makanan
sumber kalsium. Didapatkan bahan makanan sumber kalsium yang paling banyak dikonsumsi setiap harinya adalah tempe (64,2%) dan yang paling banyak tidak pernah dikonsumsi adalah yoghurt (98,6%).
Tabel 9 Distribusi ibu hamil menurut konsumsi bahan makanan sumber kalsium di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012. Nama bahan makanan Susu bubuk Susu cair Susu kental manis Keju Yoghurt Es krim Susu kedelai Ikan teri kering Ikan bandeng presto Ikan teri segar Sarden (kaleng) Rebon segar Rebon kering Udang segar Udang kering Tahu Tempe Bayam Sawi Selada air Daun singkong
3x/hari n % 0 0 0 0 0 0
2x/hari n % 45 30,4 3 2 0 0
1x/hari n % 67 45,3 15 10,1 12 8,1
4-6x/mgg N % 13 8,8 10 6,8 5 3,4
1-3x/mgg n % 0 0 13 8,8 0 0
1-3x/bln N % 0 0 15 10,1 8 5,4
Tidak pernah n % 23 15,5 92 62,2 123 83,1
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
1 0 1 35 5
0,7 0 0,7 23,7 3,4
8 0 17 44 12
5,4 0 11,5 29,7 8,1
53 2 29 19 60
35,8 1,4 19,6 12,8 40,5
86 146 101 50 71
58,1 98,6 68,2 33,8 48
0
0
0
0
0
0
1
0,7
9
6,1
72
48,6
66
44,6
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
4 0
2,7 0
36 24
24,3 16,3
44 78
29,7 52,7
64 46
43,3 31
0 0 0 0 0 2 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1,3 0 0 0 0
0 0 0 0 2 10 0 0 0 0
0 0 0 0 1,3 6,8 0 0 0 0
0 0 0 0 57 95 3 1 1 0
0 0 0 0 38,5 64,2 2,02 0,7 0,7 0
2 1 0 5 9 18 23 15 26 12
1,3 0,7 0 3,4 6 12,2 15,5 10,1 17,6 8,1
13 20 2 13 53 23 36 55 49 72
8,8 13,5 1,4 8,8 35,8 15,5 24,3 37,2 33,1 48,6
55 49 56 60 27 0 86 77 72 64
37,2 33,1 37,8 40,5 18,2 0 58,1 52 48,6 43,2
78 78 90 70 0 0 0 0 0 0
52,7 52,7 60,8 47,3 0 0 0 0 0 0
Konsumsi
bahan
makanan
sumber
kalsium
kemudian
selanjutnya
dikategorikan menjadi baik dan kurang. Pada tabel berikut ini :
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
42
Tabel 10 Distribusi ibu hamil menurut konsumsi kalsium di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012. Konsumsi kalsium < 75% AKG > 75% AKG Total
Kategori Kurang Baik
Frekuensi (n) 30 118 148
Persentase (%) 20,3 79,7 100,0
Dari tabel 10 menunjukkan bahwa 79,7% ibu hamil mengonsumsi bahan makanan sumber kalsium dengan baik dan 20,3% ibu hamilkurang mengonsumsi bahan makanan sumber kalsium. b.
Riwayat ANC Tabel 11 Distribusi ibu hamilmenurut riwayat ANC di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Riwayat ANC < 4 kali > 4 kali Total
Kategori Tidak sesuai standart Sesuai standart
Frekuensi (n) 27 121 148
Persentase (%) 18,2 81,8 100,0
Tabel 11 menunjukkan bahwa sebanyak 81,8% ibu hamil melakukan kunjungan ke tenaga kesehatan lebih dari 4 kali (ANC sesuai standart) dan sisanya yaitu 18,2% ibu hamil tidak melakukan kunjungan ke tenaga kesehatan sesuai standart (ANC tidak sesuai standart). Dengan demikian ibu hamil yang riwayat ANC sesuai standart lebih banyak dari pada ibu hamil yang riwayat ANC tidak sesuai standart. c.
Riwayat penyakit hipertensi
Tabel 12 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit hipertensi di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012. Riwayat penyakit hipertensi Ada Tidak ada Total
Frekuensi (n) 38 110 148
Persentase (%) 25,7 74,3 100,0
Dari tabel 12 menunjukkan bahwa dari 148 ibu hamil, 74,3% tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi sedangkan ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit hipertensi persentasenya lebih sedikit yaitu 25,7%.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
43
d.
Riwayat penyakit diabetes melitus
Tabel 13 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit diabetes melitus di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012. Riwayat penyakit diabetes melitus Ada Tidak ada Total
Frekuensi (n) 56 92 148
Persentase (%) 37,8 62,2 100,0
Dari tabel 13 diketahui bahwa sebagian besar (62,2%) ibu hamil tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, dan sisanya (37,8%)ibu hamil memiliki riwayat penyakit diabetes melitus. e.
Riwayat penyakit keturunan preeklampsia Tabel 14 Distribusi ibu hamil menurut riwayat penyakit keturunan preeklampsia di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Riwayat penyakit keturunan preeklampsia Ada Tidak ada Total
Frekuensi (n) 24 124 148
Persentase (%) 16,2 83,8 100,0
Dari tabel 14 menunjukkan bahwa dari 148 ibu hamil, 83,8% ibu hamil tidak memiliki riwayat penyakit keturunan preeklampsia dan 16,2% ibu hamil memiliki riwayat penyakit keturunan preeklampsia. 5.
Gambaran pendidikan ibu hamil Tabel 15 Distribusi ibu hamil menurut pendidikan di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
Pendidikan < SLTP > SLTP Total
Kategori Rendah Tinggi
Frekuensi (n) 66 82 148
Persentase (%) 44,6 55,4 100,0
Dari tabel 15 menunjukkan bahwa 55,4% ibu hamil berpendidikan tinggi, angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan rendah yaitu 44,6%.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
44
6.
Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium Pada Tabel 16 dapat dilihat distribusi ibu hamil menurut pengetahuan
tentang zat gizi kalsium. Terlihat bahwa sebagian besar ibu hamil(60,8%) memiliki pengetahuan yang cukup tentang zat gizi kalsium. Tabel 16 Distribusi ibu hamil menurut pengetahuan tentang zat gizi kalsium di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012. Pengetahuan tentang zat gizi kalsium < median > median Total
Kategori
Frekuensi (n)
Kurang Cukup
58 90 148
Persentase (%) 39,2 60,8 100,0
Pada tabel 17 terlihat distribusi ibu hamil berdasarkan jawaban benar dari setiap soal mengenai pengetahuan kalsium. Sebagian besar ibu hamil (60,1%) mengatakan bahwa kalsium merupakan golongan zat gizi mineral. Pada topik tentang fungsi kalsium pada kehamilan, sebagian besar ibu hamil (52,7%) menjawab benar untuk proses pembentukan tulang dan gigi janin. Pada topik mengenai simpanan kalsium dalam tubuh, 68,2% ibu hamil menjawab di tulang dan 38,5% menjawab kalsium disimpan di gigi.Bahan makanan yang paling banyak diketahui ibu hamil sebagai sumber kalsium yaitu susu (68,2%) dan yang paling sedikit (25%) adalah ikan teri.Hanya sedikit sekali ibu hamil (32,4%) yang menjawab benar mengenai kebutuhan kalsium ibu hamil yang direkomendasikan adalah 1200 mg/hari. Pada topik fungsi vitamin D, sebagian besar ibu hamil (45,3%) menjawab untuk proses pembentukan dan pemeliharaan tulang dan paling sedikit (28,4%) menjawab membantu absorpsi kalsium.Pada topik cara mendapatkan vitamin D, sebagian besar ibu hamil menjawabdengan terpapar sinar matahari yaitu (45,9%) dan yang paling sedikit (30,4%) menjawab makan kuning telur. Hanya sedikit ibu hamil (26,4%) yang menjawab benar pada topik tempat vitamin D itu dibuat di kulit. Dan hanya sebagian kecil ibu hamil juga (37,8%) yang menjawab benar mengenai lama secukupnya tubuh terpapar sinar matahari yaitu selama 30 menit dalam sehari.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
45
Tabel 17 Distribusi ibu hamil menurut jawaban benar dari tiap soal pengetahuan tentang zat gizi kalsium di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Topik pengetahuan Kalsium termasuk golongan zat gizi mineral Fungsi kalsium pada kehamilan untuk pengembangan tulang dan gigi janin Tulang merupakan tempat terbanyak disimpan kalsium Gigi merupakan tempat terbanyak disimpan kalsium Susu merupakan sumber kalsium Kuning telur merupakan sumber kalsium Kacang kedelai merupakan sumber kalsium Udang merupakan sumber kalsium Ikan teri merupakan sumber kalsium Keju merupakan sumber kalsium Kebutuhan kalsium ibu hamil 1200 mg/hari Fungsi vitamin D adalah untuk proses pembentukan dan pemeliharaan tulang Fungsi vitamin D adalah untuk membantu absorpsi kalsium Fungsi vitamin D adalah untuk pelarut lemak Minyak ikan adalah sumber vitamin D Sinar matahari adalah sumber vitamin D Hati adalah sumber vitamin D Kuning telur adalah sumber vitamin D Vitamin D itu dibuat di kulit dengan bantuan sinar matahari 30 menit merupakan lama cukupnya tubuh terpapar sinar matahari dalam sehari
Frekuensi (n) 89
Persentase (%) 60,1
78
52,7
101
68,2
57
38,5
101 60 63 68 37 93 48 67
68,2 40,5 42,6 45,9 25 62,8 32,4 45,3
42
28,4
45
30,4
53 68 60 45 39
35,8 45,9 40,5 30,4 26,4
56
37,8
Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dilakukan dengan uji Chi square (Kai kuadrat), dengan a=0,05. Hasil analisis bivariat tersebut adalah sebagai berikut :
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
46
Tabel 18 Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (kejadian preeklampsia) di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012.
No
Preeklampsia
Variabel
n (%) 1 2
3 4
5
6
7
8 9
Umur Berisiko Tidak berisiko Paritas Berisiko Tidak berisiko Konsumsi kalsium Kurang Baik Riwayat ANC Tidak sesuai standar Sesuai standar Riwayat penyakit hipertensi Ada Tidak ada Riwayat penyakit diabetes melitus Ada Tidak ada Riwayat penyakit keturunan preeklampsia Ada Tidak ada Pendidikan Rendah Tinggi Pengetahuan Kurang Cukup
Tidak Preeklampsia N (%)
7 (21,9) 7 (6)
25 (78,1) 109 (94)
8 (21,6) 6 (5,4)
29 (78,4) 105 (94,6)
8 (26,7) 6 (5,1)
22 (73,3) 112 (94,9)
7 (25,9)
20 (74,1)
7 (5,8)
114 (94,2)
8 (21,1) 6 (5,5)
30 (78,9) 104 (94,5)
6 (10,7) 8 (8,7)
50 (89,3) 84 (91,3)
7 (29,2) 7 (5,6)
17 (70,8) 117 (94,4)
7 (10,6) 7 (8,5)
59 (89,4) 75 (91,5)
6 (10,3) 8 (8,9)
52 (89,7) 82 (91,1)
OR (95% CI)
Nilai p
4,360 (1,402-13,554)
0,013*
4,828 (1,551-15,028)
0,007*
6,788 (2,143-21,501)
0,001*
5,700 (1,804-18,008)
0,004*
4,622 (1,488-14,363)
0,009*
1,260 (0,413-3,842)
0,907
6,882 (2,148-22,056)
0,002*
1,271 (0,422-3,826)
0,885
1,183 (0,388-3,603)
0,994
* = Hubungan bermakna (signifikan)
1.
Hubungan status reproduksiibu hamil dengan kejadian preeklampsia
a.
Hubungan umur dengan kejadian preeklampsia Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, menunjukkan bahwa
terdapat 7 (21,9%) ibu hamil dengan umur berisiko yang menderita preeklampsia sedangkan pada ibu hamil dengan kelompok umur tidak berisiko, terdapat 7 (6%) ibu
hamil
yang
menderita
preeklampsia.
Berdasarkan
hasil
uji
Chi
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
47
squaredidapatkan nilai p = 0,013.maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur ibu hamil dengan kejadian preeklampsia.Dari uji statistikjuga didapatkan nilai OR = 4,360 (CI 95% : 1,402-13,554) yang berarti umur ibu hamil yang berisiko dapat meningkatkan terjadinya preeklampsia 4,36 kali dibandingkan dengan umur ibu hamil yang tidak berisiko. b.
Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, menunjukkan bahwa ibu
hamil dengan paritas berisiko lebih banyak yang menderita preeklampsia dengan persentase 21,6% dibandingkan ibu hamil dengan paritas tidak berisiko sebesar 5,4%, didapatkan nilai p = 0,007 artinya ada hubungan bermakna antara paritas ibu hamil dengan kejadian preeklampsia. Diperoleh nilai OR = 4,828 (CI 95% : 1,551-15,028) yang berarti ibu hamil dengan paritas berisiko mempunyai risiko 4,828 kali untuk menderita preeklampsia. 2.
Hubungan status kesehatan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia
a.
Hubungan konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, menunjukkan bahwa ibu
hamil yang konsumsi kalsiumnya kurang lebih banyak yang menderita preeklampsia (26,7%) dibanding ibu hamil yang konsumsi kalsiumnya baik (5,1%). Berdasarkan hasil uji Chi squaredidapatkan nilai p = 0,001 maka dapat disimpulkan ada hubungan bermakna antara konsumsi kalsium ibu hamil dengan kejadian preeklampsia. Dalam uji tersebut juga diperoleh nilai OR = 6,788 (CI 95% : 2,143-21,501) artinya ibu hamil yang kurang mengonsumsi kalsium 6,788 kali lebih berisiko menderita preeklampsia dibandingkan ibu hamil yang konsumsi kalsiumnya baik. b.
Hubungan riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, dapat dilihat bahwa
proporsi ibu hamil dengan riwayat ANC yang tidak sesuai standar lebih banyak yang menderita preeklampsia (25,9%) dibandingkan dengan ibu hamil dengan riwayat ANC yang sesuai standar (5,8%). Dari hasil analisis didapatkan nilai p = 0,004 (< 0,05) yang artinya ada hubungan bermakna antara riwayat ANC ibu hamil dengan kejadian preeklampsia. Dalam uji tersebut diperoleh juga nilai OR =
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
48
5,700 (CI 95% : 1,804-18,008) artinya ibu hamil yang riwayat ANC-nya tidak sesuai standar berisiko 5,7 kali untuk menderita preeklampsia di bandingkan ibu hamil dengan riwayat ANC yang sesuai standar. c.
Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian preeklampsia Tabel 18 diatas menunjukkan bahwa ibu hamil yang mempunyai riwayat
penyakit hipertensi lebih banyak yang menderita preeklampsia (21,1%) dibandingkan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi (5,5%). Dari hasil uji Chi square didapatkan nilai p =0,009 (< 0,05) yang artinya ada hubungan bermakna antara riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian preeklampsia. Nilai OR = 4,622 (CI 95% : 1,488-14,363) yang berarti ibu hamil yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi berisiko 4,622 kali untuk menderita preeklampsia di bandingkan ib u hamil yang tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi. d.
Hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian
preeklampsia Untuk hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian preeklampsia terdapat ibu hamil dengan riwayat penyakit diabetes melitus yang menderita preeklampsia ada 6 (10,7%), sedikit lebih banyak dibandingkan ibu hamil yang tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus yang menderita preeklampsia ada 8 (8,7%).Dari hasil analisis didapatkan nilai p =0,907 (> 0,05), menunj ukkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian preeklampsia. e.
Hubungan riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian
preeklampsia Tabel 18 diatas menunjukkan bahwa ibu hamil yang mempunyai riwayat penyakit keturunan preeklampsia lebih banyak yang menderita preeklampsia (29,2%) dibandingkan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan preeklampsia (5,6%). Dari hasil analisis didapatkan nilai p = 0,002 (< 0,05) yang artinya ada hubungan bermakna antara riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian preeklampsia. Uji statistik juga menghasilkan nilai OR = 6,882 (CI 95% : 2,148-22,056) yang berarti ibu hamil yang mempunyai
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
49
riwayat penyakit keturunan preeklampsia mempunyai peluang 6,882 kali untuk menderita preeklampsia di bandingkan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan preeklampsia. Hubungan pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, Ibu hamil berpendidikan rendah yang menderita preeklampsia sebanyak 10,6% sedikit lebih tinggi dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi (8,5%). Berdasarkan hasil uji Chi squaredidapatkan nilai p = 0,885 (> 0,05) menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia. Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia Dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 18, bahwa proporsi ibu hamil dengan pengetahuan kurang yang menderita preeklampsia ada 6 (10,3%), sedangkan diantara ibu hamil dengan pengetahuan cukup yang menderita preeklampsia ada 8 (8,9%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,994, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi kejadian preeklampsia antara ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang dengan ibu hamil yang memiliki pengetahuan cukup (tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia).
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
50
BAB VI PEMBAHASAN
Keterbatasan penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian cross sectional (potong lintang) untuk memperoleh gambaran kejadian preeklampsia dan faktor- faktor yang mempengaruhinya, dimana pengambilan data variabel independen seperti status reproduksi ibu hamil (umur, paritas), status kesehatan ibu hamil (konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit diabetes melitus, riwayat penyakit keturunan preeklampsia) pendidikan ibu hamil, pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dan variabel dependen (kejadian preeklampsia) dilakukan secara bersamaan pada saat penelitian berlangsung.Rancangan cross sectional mempunyai beberapa keterbatasan antara lain hasil yang dicapai merupakan gambaran sesaat terhadap faktor- faktor yang diteliti, dan hasilnya tidak mampu menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen. Hubungan yang ada hanya menunjukkan adanya keterkaitan saja dan bukan hubungan kausalistik. Hal ini disebabkan hubungan kausalistik pada penelitian ini memerlukan ketersediaan waktu yang panjang, dan pada penelitian ini tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan waktu dan biaya. Pengambilan responden dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling yaitu pemilihan responden yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti. Kekurangannya adalah responden yang terpilih belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada sehingga tidak ada jaminan sepenuhnya bahwa sampel tersebut representatif seperti halnya dengan sampel acak sehingga kurang tepat untuk digeneralisasikan secara tepat dan akurat. Namun demikian informasi ini penting, karena jenis penelitian seperti ini belum pernah ada sebelumnya, disamping itu kasus yang terjadi sedikit bila dibanding kasus komplikasi kehamilan lainnya. Walaupun sedikit tetapi dapat memberikan dampak kematian pada ibu dan janin. Secara teoritis banyak variabel yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia, namun karena keterbatasan waktu dan biaya penelitian tidak semua
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
51
variabel diteliti. Maka peneliti hanya meneliti variabel independen yaitu status reproduksi ibu hamil (umur, paritas), status kesehatan ibu hamil (konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit diabetes melitus, riwayat penyakit keturunan preeklampsia), pendidikan ibu hamil dan pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium. Selain itu karena kemampuan ibu hamil untuk mengingat konsumsi kalsium dalam makanannya terbatas maka terdapat kecenderungan untuk terjadinya recall bias berupa pernyataan yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau kemungkinan ibu hamil menambah atau mengurangi frekuensi jumlah makanan yang biasa dikonsumsi karena lupa atau kesalahan dalam menginterpretasikan jumlah porsi yang akan menyebabkan kesalahan dalam mengestimasi jumlah makanan yang dikonsumsi, sekalipun wawancara ini dilakukan sendiri oleh peneliti. Pembahasan hasil penelitian Gambaran kejadian preeklampsia Preeklampsia/eklampsia merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas ibu dan bayinya. Insidens preeklampsia adalah 7-10% dari kehamilan dan merupakan penyebab kematian ibu nomer dua (24%) di Indonesia. (Subakir, 2008). Sudhaberata (2001) melaporkan angka insiden preeklampsia di Dunia sebesar 1-13% dan di Singapura 0,13-6,6%. Prevalensi preeklampsia pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan adalah 9,5%. Hasil ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan penelitian Soejonoes (1983) di 12 rumah sakit Pendidikan di Indonesia, yaitu sebesar 5,30% dan hasil penelitian Sudhaberata (1998) yaitu sebesar 3,26%. Namun angka ini lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil penelitian Wibowo (2001), di RSCM yaitu sebesar 16,3%. Prevalensi preeklampsia yang diperoleh dari penelitian ini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang berat karena itu harus menjadi perhatian bagi pihak rumah sakit maupun dinas kesehatan Kota Pasuruan mengingat dampak yang ditimbulkan dari preeklampsia tidak hanya menyebabkan kematian ibu melainkan dapat pula menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dan kematian janin dalam kandungan.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
52
Hubungan status reproduksi ibu hamil dengan kejadian preeklampsia a.
Hubungan umur dengan kejadian preeklampsia Variabel umur merupakan salah satu faktor sosial yang penting dalam
mempelajari masalah kesehatan, karena umur berpengaruh terhadap proses reproduksi dan berkaitan dengan kejadian penyakit pada seseorang. Penelitian ini mengkategorikan umur responden menjadi dua kelompok yaitu umur < 20 tahun dan > 35 tahun menjadi kelompok berisiko dan umur 20-34 tahun adalah kelompok tidak berisiko. Pada penelitian ini didapatkan adanya hubungan bermakna antara umur ibu hamil dengan kejadian preeklampsia artinya kelompok ibu hamil yang berisiko (berumur< 20 tahun atau > 35 tahun) berpeluang 4,36 kali untuk mengalami preeklampsia dibanding kelompok ibu hamil yang tidak berisiko (berumur 20-34 tahun).Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan Royston (1989), bahwa wanita yang hamil pertama kali dengan usia yang sangat muda dan > 35 tahun, sangat rentan terjadi preeklampsia/eklampsia. Juga penelitian yang dilakukan Budiarso (1994) yang menunjukkan insiden preeklampsia menurut golongan umur terlihat agak tinggi pada golongan umur dibawah 20 tahun yakni sebesar 7,0% dibandingkan golongan umur 20-24 tahun 5,7% dan 25-59 tahun 5,6%. Uenhoelter dkk (1975) dalam Cunningham (1995) juga memperkuat hasil penelitian ini dimana dikatakan setiap remaja nullipara yang masih sangat muda mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami preeklampsia/eklampsia. b.
Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia Paritas dapat meningkatkan risiko kehamilan dan persalinan, semakin sering
seseorang melahirkan maka risiko kejadian preeklampsia semakin besar, angka paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan responden baik dalam keadaan hidup atau mati termasuk pada kehamilan terakhir (pada saat pengambilan data dilakukan). Pada penelitian ini didapatkan bahwa ibu hamil dengan paritas berisiko lebih banyak yang menderita preeklampsia dengan persentase 21,6% dibandingkan ibu hamil dengan paritas tidak berisiko. Pada hasil analisis hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia diketahui bahwa ada hubungan bermakna antara paritas ibu hamil dengan kejadian preeklampsia dengan nilai p = 0,007 Hal ini sesuai dengan pendapat Winkjosastro
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
53
(2006) yang menyebutkan bahwa persalinan ke 2 dan ke 3 merupakan paritas paling aman untuk melahirkan. Ernawati (2005) dalam penelitiannya juga menyebutkan ada hubungan bermakna antara paritas dengan kejadian eklampsia. Hal ini tidak berbeda dengan teori yang mengatakan bahwa salah satu predisposisi terjadinya preeklampsia berat adalah faktor paritas,juga dari teori lain maupun hasil penelitian yang terdahulu telah banyak dibuktikan. Catatan statistik menunjukkan dari seluruh insiden dunia, dari 5-8% preeklampsia dari semua kehamilan, terdapat 12% lebih dikarenakan oleh primigravida. Persalinan yang berulang-ulang akan mempunyai banyak risiko terhadap kehamilan, telah terbukti bahwa persalinan kedua dan ketiga adalah persalinan yang paling aman. Pernyataan yang sama dikemukakan Mundlofar (2003) bahwa ada hubungan antara paritas dengan kejadian eklampsia. Hubungan status kesehatan ibu ha mil dengan kejadian preeklampsia a.
Hubungan konsums i kalsium dengan kejadian preeklampsia Dari hasil analisis didapat bahwa ibu yang menderita preeklampsia lebih
banyak ditemukan pada ibu hamil yang kurang mengonsumsi kalsium (26,7%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,001 artinya ada hubungan bermakna antara konsumsi kalsium dengan kejadian preeklampsia. Hal ini sesuai dengan penelitian Theobald (1930-an) menyatakan bahwa insiden preeklampsia berbanding terbalik dengan intake kalsium artinya semakin banyak asupan kalsium semakin rendah insiden preeklampsia. Sejalan pula dengan hipotesis para ahli yang menyatakan bahwa kekurangan kalsium merupakan penyebab terjadinya preeklampsia. Studi telah membuktikan dengan tercukupnya kebutuhan kalsium dapat mengurangi risiko hipertensi yang terjadi pada masa kehamilan. Sehingga ada kemungkinan juga mengurangi risiko preeklampsia. Hasil penelitian ini dimana rata-rata konsumsi kalsium ibu hamil sebesar 858,5 mg/hari atau hanya 71,5% AKG masih kurang dari AKG yang dianjurkan yaitu 1200 mg/hari, ini berbanding lurus dengan hasil penelitian pada remaja SMUN Kota Bandung (Fikawati, Syafiq dan Puspasari, 2005) yang menyebutkan bahwa rata-rata konsumsi kalsium remaja perempuan yaitu sebesar 524,58mg/hari atau 52,5% AKG yang juga lebih rendah dibandingkan AKG yang dianjurkan bagi remaja yaitu 1000 mg/hari.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
54
Apabila dibandingkan dengan lingkup yang lebih luas lagi, hasil penelitian ini ternyata tidak jauh berbeda dengan konsumsi kalsium pada masyarakat miskin Asia yang mendapatkan kalsium kurang dari AKG yang dianjurkan (Gopalan, 1994). Rendahnya konsumsi kalsium pada sebagian masyarakat Indonesia dapat dihubungkan dengan tingkat konsumsi susu di Indonesia dengan asumsi bahwa susu merupakan sumber kalsium penting. Tingkat konsumsi susu di Indonesia rata-rata hanya sekitar 16 liter per tahun, masih di bawah beberapa negara di Afrika, hal tersebut menunjukkan konsumsi susu oleh masyarakat Indonesia secara umum termasuk paling rendah di dunia (Sofyan, 2002). Sebagaimana diketahui bahwa susu mengandung berbagai zat gizi penting seperti protein, phospor, vitamin D, zinc dan magnesium. Zat gizi tersebut berhubungan erat dengan kalsium, selain itu di Kecamatan Kejayan 3 km dari Kota Pasuruan terdapat pabrik susu besar yaitu PT.Nestle yang seharusnya memudahkan masyarakat sekitarnya untuk memperoleh sediaan susu namun dimungkinkan karena daya beli dan kemampuan sosial ekonomi masyarakat Kota Pasuruan maka konsumsi susu dan hasil olahannya pada ibu hamil dalam penelitian ini masih kurang dan sebanyak 84,5% ibu hamil mengons umsi susu hanya saat hamil saja, sisanya (15,5%) bahkan saat hamil pun tidak mengonsumsi susu. Selain itu rendahnya konsumsi kalsium pada penelitian ini dimungkinkan karena adanya beberapa pantangan bagi ibu hamil dalam mengonsumsi bahan makanan hasil laut padahal Kota Pasuruan merupakan daerah yang kaya akan hasil laut yang merupakan sumber kalsium yang baik, dari wawancara hasil pengembangan pertanyaan pada kuesioner diketahui bahwa pada masyarakat Pasuruan terdapat beberapa mitos yang melarang ibu hamil mengonsumsi ikanikan laut karena takut saat melahirkan darahnya akan berbau amis seperti ikan, selain itu ibu hamil juga dilarang mengonsumsi gurita atau cumi- cumi karena dapat membuat plasenta (ari-ari) tidak dapat keluar, ibu hamil juga dilarang makan udang karena dipercaya bayi akan sulit untuk dilahirkan dengan lancar (hanya maju mundur saja tidak lahir- lahir saat proses persalinan berlangsung). Pada masyarakat keturunan Madura yang tinggal di Kota Pasuruan juga terdapat larangan mengonsumsi ikan mungseng karena nanti kulit bayi akan belang-belang
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
55
dan ikan sembilang karena sudah banyak kejadian setelah ibu hamil mengonsumsi ikan tersebut perutnya tiba-tiba kempis dan janinnya menghilang. b.
Hubungan riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia Analisis hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki
riwayat ANC tidak sesuai standar lebih banyak yang mengalami preeklampsia (25,9%) dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki riwayat ANC sesuai standart (5,8%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,004 yang berarti ada hubungan bermakna antara variabel riwayat ANC dengan kejadian preeklampsia. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2008) bahwa ada
hubungan
bermakna
antara
riwayat
ANC
dengan
kejadian
preeklampsia/eklampsia. Hasil penelitian lain yang mendukung hubungan antenatal care dengan kejadian preeklampsia adalah dikemukakan oleh Cunningham (1995) : “eklampsia dapat dicegah dan kini semakin jarang ditemukan di Amerika Serikat karena sebagian besar wanita telah mendapatkan perawatan antenatal”. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada tiap semester, sedangkan trimester akhir sebanyak 2 kali (Manuaba, 1998). Dengan antenatal care (ANC) yang baik preeklampsia dapat dideteksi dini sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi yang lebih berat berupa preeklampsia berat, eklampsia sampai kematian ibu dan anak (Sastrawinata, 2005). c.
Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian preeklampsia Analisis hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penderita preeklampsia
banyak terjadi pada ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi (21,1%) dibandingkan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat hipertensi (5,5%). Hal ini sejalan dengan pernyataan Zuspan dalam Wong (1997) bahwa wanita yang mempunyai riwayat hipertensi sebelum kehamilannya maka akan meningkatkan kejadian preeklampsia/eklampsia sebesar 25% atau bahkan akan lebih tinggi lagi persentasinya. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,009 yang artinya ada hubungan bermakna antara riwayat penyakit hipertensi dengan kejadian preeklampsia. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Briley (2006) bahwa kondisi maternal yang meningkatkan risiko preeklampsia adalah hipertensi kronis (Kyle et
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
56
al.,1995 dalam Briley, 2006). Pada beberapa wanita dengan hipertensi kronis, hipertensi dapat memburuk, terutama pada kehamilan berikutnya. Hasil tersebut juga selaras dengan hasil penelitian Mundlofar bahwa terdapat hubungan bermakna antara riwayat hipertensi dengan kejadian eklampsia. d.
Hubungan riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian preeklampsia Analisis hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ibu hamil yang
mempunyai riwayat diabetes melitus sedikit lebih banyak yang mengalami preeklampsia (10,7%) dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat diabetes melitus (8,7%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,907 yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian preeklampsia. Hal ini sesuai dengan penelitian Pertiwi (2008) yang juga menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian komplikasi preeklampsia berat. Namun hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan Briley (2006) bahwa kondisi dasar maternal yang meningkatkan risiko preeklampsia adalah diantaranya intoleransi glukosa termasuk diabetes gestasional (Duley et al., 2001 dalam Briley 2006). Pengaruh diabetes melitus pada kehamilan adalah dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya gestosis (penyakit yang khas pada kehamilan) 4 kali lebih besar (Sastrawinata, 2005). Tidak adanya hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit diabetes melitus dengan kejadian preeklampsia dapat dimungkinkan karena ibu hamil preeklampsia yang memiliki riwayat diabetes melitus hanya 4% dari 148 ibu hamil yang diteliti. e.
Hubungan riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian preeklampsia Analisis hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ibu hamil yang
mempunyai riwayat keturunan preeklampsia lebih banyak yang kemudian menderita preeklampsia (29,2%) dibandingkan dengan ibu yang tidak me mpunyai riwayat penyakit keturunan preeklampsia (5,6%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,002 yang artinya ada hubungan bermakna antara riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian preeklampsia.Hal ini bertentangan dengan
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
57
penelitian Pertiwi (2008) yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit keturunan preeklampsia dengan kejadian komplikasi preeklampsia berat. Namun hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa ibu hamil yang mengalami preeklampsia terdapat kecenderungan akan diwariskan. Faktor tersebut dibuktikan oleh beberapa peneliti bahwa preeklampsia berat adalah penyakit yang bertendensi untuk timbul pada satu keturunan (anak perempuan atau saudara perempuan), preeklampsia merupakan penyakit yang diturunkan. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak perempuan dari ibu preeklampsia atau mempunyai riwayat preeklampsia/eklampsia dalam keluarga. Chesley dan Cooper (1986) mempelajari saudara, anak, cucu dan menantu perempuan dari perempuan penderita eklampsia yang melahirkan di Margareth Haque Maternity Hospital selama jangka waktu 49 tahun (1935-1984)
disimpulkan
bahwa
preeklampsia bersifat menurun (Cunningham, 1995) .
Hubungan pendidikan ibu hamil dengan kejadian preeklampsia Variabel pendidikan merupakan salah satu faktor sosial yang penting yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang, penelitian ini menemukan bahwa kelompok ibu hamil berpendidikan rendah yang menderita preeklampsia sebanyak 10,6% sedikit lebih tinggi dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi (8,5%).Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,885berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan preeklampsia. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ernawati (2005), bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kejadian preeklampsia.Hal itu juga sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Royston dan Amstrong (1989) bahwa seorang ibu yang tidak berpendidikan akan rent an terhadap penjelasan yang tidak rasional dan gangguan komplikasi maternal yang berbahaya. Tidak terdapatnya hubungan antara kedua variabel tersebut dapat disebabkan oleh karena tidak semua ibu yang berpendidikan tinggi memiliki pengetahuan yang cukup dan minat yang tinggi terhadap kesehatan yang berhubungan dengan kesehatannya, selain itu banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mengalami preeklampsia, diantaranya adalah status kesehatan ibu sebelum atau pada saat kehamilan berpengaruh besar terhadap kemampuan ibu dalam menghadapi komplikasi (Depkes, 1999).
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
58
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia Dari hasil analisis didapat bahwa ibu hamil dengan pengetahuan tentang zat gizi kalsium kurang sedikit lebih banyak yang menderita preeklampsia dibandingkan ibu hamil dengan pengetahuan cukup (10,3%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,994 yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang zat gizi kalsium dengan kejadian preeklampsia. Hal ini dimungkinkan karena sekalipun ibu hamil tersebut mempunyai pengetahuan yang cukup tentang zat gizi kalsium namun dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi bahan makanan sumber kalsium yang dibutuhkan ibu hamil tersebut tidak menerapkan ilmu yang diketahuinya. Daya beli keluarga atau kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan makanan itu sendiri serta tingkat pengelolaan sumberdaya lahan dan pekarangan, keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya (Apriadji, 1986). Pengetahuan mengenai zat gizi kalsium terutama yang berasal dari makanan dan sumber-sumbernya merupakan langkah awal untuk meningkatkan konsumsi kalsium karena ibu hamil yang kurang konsumsi kalsium nya memerlukan informasi spesifik mengenai sumber-sumber kalsium. Terutama perlu diingatkan bahwa bahan makanan dari hasil laut merupakan sumber kalsium yang baik. Hasil penelitian ini menunjukkan hanya 25% dari ibu hamil yang mengetahui bahwa teri merupakan sumber kalsium dan 45,9% saja yang mengetahui udang sebagai sumber kalsium. Dengan mengingat bahwa Kota Pasuruan merupakan daerah yang kaya akan hasil laut maka perlu diketahui bahwa ikan dan bahan makanan hasil laut mengandung kalsium lebih banyak dibandingkan daging sapi maupun daging ayam (Kartono dan Soekatri, 2004).
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
59
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium serta faktor faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan tahun 2012, dapat disimpulkan bahwa : 1.
Prevalensi atau kejadian preeklampsia diperoleh sebesar 9,5% pada ibu hamil trimester II dan III yang periksa ke Poli KIA dan dirawat di kamar bersalin RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan. Angka prevalensi tersebut merupakan masalah kesehatan yang berat.
2.
Umur ibu hamil bervariasi dengan rata-rata 28,46 +5,79 tahun. Rata-rata paritas nya adalah 2 +1 kali. Mayoritas pendidikan ibu hamil adalah SD dan rata-rata pengetahuan tentang zat gizi kalsium adalah cukup. Rata-rata konsumsi kalsiumnya adalah 858,5+229,1 mg/hari dan riwayat ANC nya rata-rata kurang dari 5 dan diatas 5.
3.
Faktor umur, paritas, konsumsi kalsium, riwayat ANC, riwayat penyakit hipertensi dan riwayat penyakit keturunan preeklampsia berhubungan dengan kejadian preeklampsia. Sedangkan pendidikan, pengetahuan tentang zat gizi kalsium dan riwayat penyakit diabetes melitus tidak berhubungan dengan kejadian preeklampsia.
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti menyampaikan beberapa saran diantaranya : 1.
Bagi pemerintah Kota Pasuruan
Sebagai daerah yang kaya akan hasil laut diharapkan Pemerintah Kota Pasuruan ikut serta mensosialisasikan konsumsi bahan makanan sumber kalsium sebagai salah satu upaya pencegahan preeklampsia dengan menggunakan media poster, leaflet, surat kabar radar Bromo ataupun radio lokal. 2.
Dinas Kesehatan Kota Pasuruan
Perlunya digalakkan kegiatan konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai gizi dan preeklampsia oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil, serta sosialisasi
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
60
pentingnya konsumsi bahan makanan sumber kalsium sebagai salah satu cara pencegahan preeklampsia. 3.
Bagi RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan
Perlunya meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan penyakit preeklampsia dan komplikasinya melalui promosi kesehatan yang salah satunya dengan konsumsi kalsium ibu hamil, sehingga kualitas perilaku ibu hamil dalam mencegah preeklampsia semakin membaik. 4.
Bagi ibu hamil
a.
Ibu hamil diharapkan segera melakukan pemeriksaan antenatal sedini mungkin.
b.
Hendaknya ibu hamil mengkonsumsi kalsium sesuai dengan kebutuhan kalsium dalam kehamilan (1200 mg/hari).
c.
Hendaknya ibu merencanakan kehamilan dan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun).
d.
Apabila ada riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi dan preeklampsia lakukan pencegahan secara dini dengan pemeriksaan kehamilan rutin dan membatasi kehamilan.
5.
Bagi peneliti lain
a.
Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kekurangan kalsium dengan kejadian preeklampsia melalui pemeriksaan kadar kalsium total ibu hamil sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
b.
Perlunya dilakukan pengamatan konsumsi kalsium ibu hamil dengan menggunakan metode penimbangan dan pencatatan perkiraan jumlah bahan makanan sumber kalsium yang dikonsumsinya.
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. (2002). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Apriadji, WH. (1986). Gizi Keluarga. Seri : Kesejahteraan Keluarga xiii/93/86. Penerbit Penebar Swadaya. Arnaud CD. (2000). Hormon-hormon kalsiotropik dan penyakit tulang metabolik. Dalam Greenspan FS, Baxter JD (eds). Endokrinologi dasar dan klinik. Edisi 2 (terjemahan). Jakarta: 290-397 Atmarita. (2005). Daftar komposisi bahan makanan. Jakarta : Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Badan Pusat Statistik, Indonesia.(2007). Survey demografi kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : BPS, BKKBN, Depkes. Baker, Susan S et al. (1999). Calsium requirements of infant, children and adolescents, American academy of pediatris vol 104 : 55 pp 1152-1157 Barrie & Nelson. (1991). Design concepts in Nutritional Epidemiology. New York : Oxford University Press. Bucker HC, Guyatt GH, Cook RJ, et all. (1996). Effect of calsium suplementation on pregnancy induced hypertention and pre-eclampsia : a meta analisis of randomized controlled trials. JAMA ; 275 : 1113-7 _______________________________. (1996). Effect of dietary calcium suplementation on blood pressure : a meta analisis of randomized controlled trials JAMA ; 275 : 1116-22 Brown, J.E. (2005). Nutrition Trought the Life Cycle. USA : Thomson Wadswort. Belizan JM, Villar J, Repke J. (1988). The relationship between calcium intake and pregnancy induced hypertention : up to date evidence. Am J Obstet Gynecol ; 158 : 898-902 Belizan JM, Villar J, Gonzales L, et all. (1991). Calcium supplementation to prevent hypertensive disorders of pregnancy. N Engl J Med; 325: 1399-405
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Budiarso, L.R. et al. (1994). Hipertention among pregnant women, household health survey 1986, Buletin Penelitian kesehatan ; 22 (2) Briley, Annette, (2006). Asuhan kebidanan pada persalinan : Preeklampsia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Clark, Nancy MS,RD. (1996). Petunjuk gizi. Jakarta : PT Raja Grafindo persada Cunningham, F.G.et al. (1995), Obstetri William, edisi 18 : EGC Dekker GA, (1999). Risk factor for preeclampsia, Clin Pbstet and Gynaecol. 42 (3) : 422-35 Ernawati, YH. (2005). Faktor-faktor yang berhubungan dengan preeklampsia/eklampsia pada ibu hamil yang hipertensi di kamar bersalin Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati tahun 2005, Depok : FKM UI Fikawati, S. Ahmad Syafiq, Puri Puspasari. Faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan kalsium pada remaja di Kota Bandung. Universa Medicina.Jurnal Kedokteran Trisakti Vol.24, No.1. Januari-Maret 2005. Gibson, R. (1993). Principle of Nutritional Assesment. New York : Oxford University Press. Gopalan, C. (1990). Nutrition research in Soulth East Asia.Delhi : WHO regional office for South East Asia Goulding, A.,et al. (2004). Children who avoid dringking cow’s milk are at increased risk for prepubertal bone fractures. Journal of the American Dietetic Association ; 104 (2) : 250-253. Guthrie, H.A., dan M.F. Picciano. (1995). Human nutrition. St.Louis : MosbyYear Book. Hofmeyr GJ, Lawrie TA, Atallah An, Duley L. (2007). Dietary calcium supplementation for prevention of pre-eclampsia and related problems : a systematic review and commentary. International J Obstet Gynecol ; 933-43 Ilyas, Y, (1999), Kinerja ; Teori ; Penilaian dan penelitian . Depok : FKM-UI Jordan, S. (2004). Farmakologi kebidanan, Jakarta : EGC
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Kartono D dan M Soekatri, (2004). Angka kecukupan gizi mineral makro dan mikro, WNPG VIII. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kumar Ashok, Devi SG, et all. (2009). calcium supplementation for the prevention of pre-eclampsia. International J Obstet Gynecol; 32-36 Kosch M, Hausberg M, louwen F, et all. (2002). Alterations of plasma calcium and intracellular and membrane calcium in erythrocytes of patients with pre-eclampsia. J of human hypertension ; 14:333-336 Martaadisoebrata, D.dkk. (2005), Bunga Rampai Obstetri dan Gynekologi sosial, Ed.1.Cet 1, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Manuaba,Prof.dr.Ida Bagus Gde. (1998). Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC __________________________. (2002). Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan : Jakarta : EGC Mc Carthy J & Maine D. (1992). Aframework for analyzing the determinant of maternal mortality, studies in family planning, 23, 1 : 23-33 Miller, et al. (2001). The Importance of meeting calcium needs with foods. Journal of the American college of nutrition, vol 20, pp. 168S-185S. Mose JC. (2001). Prevention of pre-eclampsia. Dalam : Naskah lengkap 2nd Scientific meeeting on fetomaternal medicine Bandung : bagian Obstertri Ginekologi FK Unpad/RSUP Hasan Sadikin. Mundlofar, (2003), Gambaran kejadian eklampsia pada ibu hamil penderita preeklampsia di RSU Jendral A.Yani Metro tahun 2001-2002. Depok : FKM UI Murray, Robert K. (2003). Biokimia Harper edisi 25. Jakarta : EGC National Institutes of Health, (1994).Consencus Development Panel onOptimal Calcium Intake. JAMA; 272 : 1942-8. Pitkin RM. (1975). Calcium metabolism is pregnancy : a review. Am J Obstet Gynecol; 121 : 724-37
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Pertiwi, Rahayu. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian komplikasi preeklampsia berat pada ibu bersalin di RS wilayah Kabupaten Karawang. Depok : FKM UI Prasetyawan. (2002). Perbandingan kadar kalsium darah pada preeklampsia berat dan kehamilan normotensi. Semarang : Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK Undip/RSUP.Dr.Kariyadi. Pritchard, dkk. (1991). Penyakit hipertensi dalam kehamilan. Surabaya : Airlangga University Press. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007 Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur tahun 2010 Profil Kesehatan Kota Pasuruan tahun 2010 Royston, E & Amstrong, S., (1989), Preventing maternal death. Geneva : WHO Sabri, L & Hastono, Sutanto Priyo, (2006)Statistik Kesehatan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Saunders, W.B. et al. (1997). Obstetric and the Newborn, An Illustrated textbook, chapter 22, edition 3 Sediaoetama, Achmad Djaeni. (1987). Ilmu gizi jilid 1. Jakarta : PT Dian Rakyat Sastrawinata, S, dkk. (2005) Obstetri patologi ilmu kesehatan reproduksi, Fakultas Universitas Padjajaran edisi 2. Bandung : EGC Supariasa, IDN., Bakri.Backyar, Fajar.Ibnu, (2002). Penilaian status gizi. Jakarta : EGC Utomo B. (1997). Kematian maternal dan berbagai faktor terkait di Indonesia. Manajeman Kesehatan Masyarakat Indonesia. I : 27-33 WHO. (1999). Modul safe motherhood. Jakarta : Depkes RI Widya karya pangan dan gizi. 2004 Widya karya nasional pangan dan gizi VI. (1998). Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Winkjosastro,H. Dkk., (2006). Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Wong, Dona, L, et al. (1997). Maternal child nursing care. America : Mosby United States. Ayah bunda. (2011). Mengurangi risiko preeklampsia, October 2,2011. Http://babyorchestra.com. Kompas (2011). Penghambat Http://health.kompas.com
penyerapan
kalsium.
Februari
15,
2012
Modul keperawatan. (2011). Komplikasi hipertensi pada ibu hamil, November 14, 2011. Http://wordpress.com Sofyan. (2002). Makanan untuk ibu hamil tiap trimester. October 10, 2011. Http://pikiranrakyat.com Widianto panca. (2011). Preeklampsia dan Eklampsia, November 14, 2011. Http://blogdetik.com
Universitas Indonesia Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Asri Deny Rostika
Tempat Tanggal Lahir
: Malang, 9 Agustus 1984
Alamat
: Jl. Dr. Cipto VI/01 Lawang-Malang-Jawa Timur
Agama
: Islam
Jenis kelamin
: Perempuan
Riwayat Pendidikan 1.
TK Almasyitoh II Bedali
1989-1991
2.
SD Negeri Bedali 5
1991-1996
3.
SMP Negeri 1 Lawang
1996-1999
4.
SMA Negeri Lawang
1999-2002
5.
D III Kebidanan Poltekkes Depkes Malang
2002-2005
6.
D IV Kebidanan Stikes Ngudi Waluyo Ungaran
2005-2006
7.
Program SKM Kebidanan Komunitas UI
2010 s.d
sekarang Riwayat Pekerjaan 1.
Bidan Kelurahan Tamba’an wilayah kerja Puskesmas Gadingrejo Kota Pasuruan tahun 2006-2008.
2.
Bidan Kelurahan Gadingrejo wilayah kerja Puskesmas Gadingrejo Kota Pasuruan tahun 2008-2009.
3.
Bidan Koordinator Puskesmas Gadingrejo Kota Pasuruan tahun 2009-2010
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
KUESIONER
KEJADIAN PREEKLAMPSIA DAN HUBUNGAN KONSUMSI KALSIUM SERTA FAKTOR-FAKTOR TERKAIT PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III DI RSUD Dr.R.SOEDARSONO KOTA PASURUAN JAWA TIMUR TAHUN 2012 INFORMED CONSENT Selamat Pagi/Siang/Sore Perkenalkan saya Asri Deny Rostika dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Peminatan Kebidanan Komunitas Universitas Indonesia. Saya sedang melakukan penelitian tentang Kejadian preeklampsia dan hubungan konsumsi kalsium serta faktor- faktor terkait pada ibu hamil trimester II dan III di RSUD Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan Jawa timur tahun 2012, akan bertanya mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian tersebut diatas. Jawaban ib u akan saya rahasiakan sehingga tidak seorangpun akan mengetahuinya. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan ibu dapat menolak untuk menjawab pertanyaan atau tidak melanjutkan wawancara. Saya sangat berharap ibu dapat berpartisipasi, karena pendapat ibu sangat penting.
Saat ini apakah ibu bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian ini? Jika Iya, mohon bubuhkan tanda tangan ibu di bawah ini.
Pasuruan, ......................2012 Responden
(............................................)
Tanggal
:......................................................
Nomor Kuesioner
: ....../....../...... (Diisi oleh peneliti)
Nomor Responden
: ....../....../....... (Diisi oleh peneliti)
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
I.
IDENTITAS RESPONDEN Isilah titik-titik dibawah ini dan lingkari nomor jawaban yang disetujui sebagai jawaban yang menurut ibu benar! 1.
Nama responden
:...............................................................
2.
Tempat tanggal lahir
:...............................................................
3.
Alamat responden
:................................................................
No.Telp/HP
:................................................................
4.
Hamil berapa bulan
: ....................bulan
5.
Hari pertama mens terakhir
:.................................(diisi oleh peneliti)
6.
Kehamilan keberapa
:................................................................
7.
Jumlah anak lahir hidup
:.....................orang
8.
Jumlah anak lahir mati
:.....................orang
9.
Tekanan darah
:..................mmHg(diisi oleh peneliti)
10. Proteinuria
:..................(diisi oleh peneliti)
11. Tingkat Pendidikan formal terakhir yang berhasil diselesaikan a. Perguruan tinggi
b. Akademi
c. SLTA
d. SLTP
e. SD
f. Tidak sekolah
12. Berapa kali ibu periksa hamil ? (dicocokkan dengan buku KIA) a. < 4 kali kunjungan b. > 4 kali kunjungan
II.
RIWAYAT KESEHATAN Lingkarilah jawaban yang ibu pilih 13. Apakah dalam keluarga ibu ada yang mempunyai riwayat keturunan darah tinggi (hipertensi) ? a. Ya b. Tidak 14. Bila ini bukan kehamilan yang pertama, apakah pada kehamilan sebelumnya ibu mengalami tekanan darah tinggi ? a. Ya
b. Tidak
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
15. Apakah dalam keluarga ibu ada yang pernah saat hamil mengalami tekanan darah tinggi (preeklampsia)? a. Ya
b. Tidak
16. Apakah ibu atau keluarga ibu mempunyai penyakit kencing manis? a. Ya
b. Tidak
III. PENGETAHUAN TENTANG KALSIUM Lingkarilah jawaban yang dipilih dan isilah titik-titik bilamana diperlukan 17. Menurut ibu, kalsium merupakan zat gizi yang termasuk dalam golongan apa? a. Protein
b. Lainnya, sebutkan...................
c. Vitamin
d. Tidak tahu
e. Mineral 18. Menurut ibu pada kehamilan, kalsium berfungsi sebagai apa? (jawaban boleh lebih dari satu) a.
Pembentukan otak janin
b.
Melarutkan lemak
c.
Pembentukan tulang
d.
Lainnya,
dan gigi janin e.
sebutkan................
Memperkuat otot
f.
Tidak tahu
19. Kalsium dalam tubuh banyak tersimpan dimana ?(jawaban boleh lebih dari satu) a.
Kulit
b.
Tulang
c.
Otak
d.
Lainnya, sebutkan.........................
e.
Gigi
f.
Tidak tahu
20. Menurut ibu, bahan makanan apa saja yang termasuk sumber kalsium?(jawaban boleh lebih dari satu) a.
Kuning telur
b.
Ikan teri
c.
Susu
d.
Kacang kedelai
e.
Udang
f.
Lainnya,sebutkan............
g.
Keju
h.
Tidak tahu
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
21. Menurut ibu, berapa kebutuhan kalsium untuk ibu hamil? a.
1000 mg/hari
b.
1200 mg/hari
c.
1100 mg/hari
d.
Tidak tahu
22. Menurut ibu, apa fungsi vitamin D ? (jawaban boleh lebih dari satu) a.
Pelarut lemak
b.
Membantu absorbsi kalsium
c.
Membantu proses pembentukan dan pemeliharaan tulang
d.
Tidak tahu
23. Menurut ibu, bagaimana cara mendapatkan vitamin D ? (jawaban boleh lebih dari satu) a.
Terpapar sinar matahari
b.
Makan hati
c.
Makan kuning telur
d.
Tidak tahu
e.
Minum minyak ikan
24. Dimanakah vitamin D itu di buat ? a.
Kulit
b.
Jantung
c.
Rahim
d.
Tidak tahu
25. Menurut ibu, berapa lama kita sebaiknya terpapar sinar matahari dalam sehari ?
IV.
a.
1 jam
b.
Lainnya, sebutkan...........
c.
30 menit
d.
Tidak tahu
e.
15 menit
KONSUMSI KALSIUM Lingkari jawaban yang ibu pilih dan isilah titik -titik bila mana diperlukan 26. Apakah ibu mengonsumsi susu ? a. Ya b. Tidak (langsung ke nomer 29) 27. Apakah ibu mengonsumsi susu hanya saat hamil saja ? a. Ya b. Tidak, sejak umur berapa :.......................tahun
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
28. Seberapa sering ibu mengonsumsi susu ?.......kali per hari/ minggu/bulan (lingkari salah satu) 29. Apakah ibu meminum obat “kalk” yang didapatkan saat Ibu periksa hamil? a. Ya b. Tidak 30. Apakah ibu mengonsumsi suplemen selain “kalk” atau kalsium? a. Ya , sebutkan mereknya....................................... b. Tidak
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN (Modifikasi DKBM, Depkes, 1992) Isilah kolom pernyataan dibawah ini dengan tanda (P) sesuai dengan kebiasaan makan ibu. (bila tidak mengonsumsi tanyakan alasannya)
No
Jenis Bahan makanan
Frekuensi per Tidak
3x/
2x
1x/
4-6x/
1-3x/
1-3x/
pernah
hari
/hari
hari
minggu
minggu
bulan
URT
Sumber Tinggi kalsium 1. Susu bubuk
.....sdm/gelas
2.
Susu cair
.......gls/kotak
3.
Susu kental manis
.......gls/kotak
4.
Keju
.......gls/kotak
5.
Yoghurt
.............gelas
6.
Es krim
..........potong
7.
Susu kedelai
.............gelas
8.
Ikan teri kering
....cone/gelas
9.
Ikan bandeng presto
.............gelas
10.
Ikan teri segar
..............sdm
11.
Sarden (kaleng)
..........potong
12.
Rebon (udang kecil)
..............sdm
segar
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Berat (mg/ml)
KET
13.
Rebon (udang kecil)
..............sdm
kering 14.
Udang segar
..........potong
15.
Udang kering (ebi)
..............sdm
16.
Tahu
..........potong
17.
Tempe
..........potong
18.
Bayam
......mangkuk
19.
Sawi
......mangkuk
20.
Selada air
......mangkuk
21.
Daun singkong
......mangkuk
Sumber Rendah Kalsium 22. Belut
.........potong
23.
Daging ayam
..........potong
24.
Daging sapi
..........potong
25.
Daging bebek
..........potong
26.
Kuning telur ayam
..............butir
27.
Kuning telur bebek
.............butir
28.
Oncom
..........potong
29.
Kacang tanah
.............sdm
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
30.
Kacang merah
..............sdm
31.
Taoge
......mangkok
32.
Singkong
.........potong
33.
Roti
..........lbr/ptg
34.
Biskuit
..........keping
35.
Jeruk
.............buah
36.
Pepaya
.........potong
37.
Jambu biji
............buah
Pembantu Absorpsi Kalsium 38. Pisang
............buah
39.
Pear
............buah
40.
Apukat
............buah
Penghambat Absorpsi Kalsium 41. Teh
..........gelas
42.
Kopi
...........gelas
43.
Minuman bersoda
.....botol/gls
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::TERIMAKASIH:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012
Kejadian preeklampsia..., Asri Deny Rostika, FKM UI, 2012