Pendahuluan Perkembangan industri kimia saat ini tidak lepas dari kemampuan dan kreativitas para insinyurnya, yang selalu memberikan ide-ide baru sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kecakapan seorang insinyur tentunya tidak diperoleh secara instan, namun perlu dibentuk semenjak duduk di bangku kuliah. Untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas para calon insinyur teknik kimia, Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEK) ITB bekerjasama dengan Program Studi Teknik Kimia ITB mengadakan Lomba Rancang Pabrik Tingkat Nasional (LRPTN). LRPTN merupakan sebuah kompetisi rancang pabrik yang mengangkat tema-tema yang berkaitan dengan isu-isu aktual dalam dunia industri. Sampai sekarang, LRPTN telah berhasil diselenggarakan sebanyak 11 kali sejak tahun 1996. LRPTN yang pertama kali diadakan diikuti oleh 8 kelompok peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dengan dewan juri terpillih, yang memiliki kompetensi dalam menilai rancangan suatu pabrik dari sudut pandang keilmuan, khususnya Teknik Kimia. Rangkaian acara LRPTN diisi oleh pembicara-pembicara yang secara khusus diundang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman menarik mereka berkaitan dengan tema dari tiap LRPTN. Semenjak LRPTN IV pada tahun 2000, kompetisi ini dikategorikan menjadi 2, yaitu kategori perancangan pabrik dan problem solving. Kategori perancangan pabrik ini dilombakan dengan pembatasan berdasarkan subtema utama dari LRPTN, sedangkan untuk kategori problem solving dilombakan untuk memfasilitasi ide-ide solutif dan inovatif dari mahasiswa dalam memecahkan masalah nyata yang sedang terjadi dalam suatu pabrik tertentu. Selanjutnya, pada LRPTN V yang diselenggarakan pada tahun 2001, kategori LRPTN diubah menjadi 3 kategori, yaitu Lomba Rancang Pabrik Kategori A, Lomba Rancang Pabrik Kategori B, dan problem solving. “ Format kompetisi LRPTN dengan 3 kategori tersebut dianggap mampu memfasilitasi ide-ide solutif dan inovatif dari mahasiswa sehingga penyelenggaraan LRPTN berikutnya, mulai dari LRPTN VII hingga LRPTN XI mengikuti format yang hampir sama dengan LRPTN V. Banyak pihak memandang LRPTN merupakan suatu kegiatan yang memberi dampak positif bagi perkembangan mahasiswa Teknik Kimia di Indonesia dalam meningkatkan kemampuan aplikatif mahasiswa dalam melakukan suatu pra rancangan pabrik. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah peserta yang turut bergabung untuk mengikuti LRPTN ini tiap tahunnya. Penyelenggaraan LRPTN diharapkan dapat menjadi suatu wadah berkarya bagi mahasiswa se-Indonesia dalam lingkup keilmuan Teknik Kimia. Selain itu, LRPTN ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan industri nasional.
1
Tujuan Tujuan penyelenggaraan LRPTN XII adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan peran aktif mahasiswa, khususnya di bidang teknologi proses dengan menuangkan ide dan kreativitas ilmiahnya dalam bentuk rancangan pabrik. 2. Melatih mahasiswa untuk berpikir kritis dan berwawasan luas dalam memandang aspek-aspek penting dalam industri proses kimia. 3. Melatih mahasiswa untuk mampu menyelesaikan masalah-masalah nyata yang timbul dalam industri proses kimia. 4. Membangkitkan kesadaran mahasiswa untuk memanfaatkan kekayaan dan keragaman sumber daya yang terkandung di berbagai daerah di Indonesia demi kemajuan perekonomian nasional. 5. Memberikan wadah bagi berbagai elemen Teknik Kimia, seperti kalangan akademisi, kalangan industri proses, dan pemerintah, untuk saling bertukar pikiran dalam rangka memperoleh ide-ide solutif dan inovatif bagi perkembangan industri kimia nasional.
Deskripsi Tema Umum Tema LRPTN XII : PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI NASIONAL LRPTN XII diadakan sebagai sarana bagi kalangan akademisi dan praktisi Teknik Kimia untuk mencurahkan ide dan pemikiran dalam pengembangan industri kimia yang berbasiskan sumber daya alam Indonesia. Secara khusus, hasil pengolahan sumber daya alam Indonesia tersebut ditujukan untuk peningkatan ketahanan pangan dan energi nasional. Melalui pemikiran tersebut diharapkan bahwa potensi kekayaan alam yang tersebar di seluruh Indonesia dapat ditelusuri dan dioptimalkan penggunaannya untuk kemajuan bangsa Indonesia. Selain itu pula diharapkan munculnya industri unggulan pada setiap daerah sehingga mendorong perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik. Melalui LRPTN XII, para peserta dituntut untuk dapat memunculkan ide-ide solutif dan inovatif yang dituangkan dalam bentuk rancangan pabrik yang dapat diaplikasikan secara langsung. Kreativitas dan keilmuan teknik kimia yang dimiliki diharapkan dapat menjadi kunci untuk mengolah suatu potensi kekayaan alam yang luar biasa menjadi produk yang berdayaguna tinggi. Pada akhirnya, LRPTN XII diharapkan dapat menjadi batu pijakan bagi perkembangan industri di Indonesia, untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri.
2
Deskripsi Kategori Lomba Lomba yang diadakan pada LRPTN XII dibagi dalam tiga kategori sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai, yaitu Kategori A, Kategori B, dan Kategori C. I. Kategori A: Pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia Sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional. Potensi kekayaan dan keanekaragaman sumber daya Indonesia sangatlah besar sehingga Indonesia dikenal sebagai negara megabiodiversity. Negara Indonesia memiliki potensi yang besar dalam peningkatan ketahanan pangan nasionalnya karena negara Indonesia merupakan negara agraris. Akan tetapi, kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengolahan bahan baku hingga menjadi produk pangan masih sangat rendah sehingga nilai tambah yang dihasilkan relatif kecil. Oleh karena itu sebagai seorang calon sarjana Teknik Kimia, peserta Kategori A dituntut untuk dapat meningkatkan nilai tambah produk pangan yang berasal dari kekayaan alam Indonesia. Contoh-contoh potensi pemanfaatan sumber daya alam Indonesia untuk peningkatan ketahanan di bidang pangan adalah: 1. Indonesia adalah negara produsen kakao terbesar kedua di dunia setelah Pantai Gading, dengan luas area 1.563.423 ha dan produksi 795.581 ton per tahun (Deptan, 2009). Meskipun demikian, Indonesia merupakan negara pengimpor coklat sebagai produk makanan dari komoditi kakao. Padahal Indonesia memiliki sumber daya kakao yang berlimpah, seperti terdapat di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan yang merupakan provinsi produsen kakao terbesar di Indonesia. Tanaman kakao yang dihasilkan di Indonesia diorientasikan untuk diekspor dalam bentuk mentah (80 persen berupa biji kakao dan 20 persen berupa barang jadi) sehingga nilai tambah yang dihasilkan relatif rendah. Padahal kakao di Indonesia dapat diolah terlebih dahulu untuk menjadi coklat sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dari kakao tersebut. 2. Kawasan perairan Indonesia memiliki potensi pertumbuhan eceng gondok yang cukup besar. Jumlah eceng gondok yang tersebar di seluruh daerah Indonesia diperkirakan mencapai 80.364 ha. Sekitar 89% dari jumlah eceng gondok tersebut berada di perairan Kutai Kartenegara, Kalimantan Timur. Selama ini tanaman eceng gondok hanya dianggap sebagai rumput biasa yang mengganggu jalur transportasi saja karena sering tersangkut di baling-baling kapal penduduk. Padahal eceng gondok memliki kadar serat (selulosa) yang tinggi (64%). Kandungan glukosa dalam selulosa tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembuatan sirup glukosa melalui proses hidrolisis secara enzimatis. Sirup glukosa merupakan salah satu bahan aditif dalam industri minuman, biskuit, es krim, dan sebagainya.
3
Deskripsi Kategori Lomba 3. Data Balai Pusat Statistik menunjukkan bahwa produksi jahe di Indonesia mencapai 192,4 juta kg dengan luas area perkebunan jahe sebesar 85 juta m 2. Kabupaten Simalungan dan Toba Samosir, Sumatera Utara merupakan salah satu daerah penghasil jahe dengan tingkat produktivitas tertinggi, yaitu 6 kg/m2. Potensi jahe biasanya hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rempah-rempah domestik, sedangkan sisanya diekspor. Padahal jahe dapat memberikan nilai ekonomi yang lebih besar jika diolah lebih lanjut. Rimpang jahe mengandung oleoresin yang banyak digunakan dalam industri makanan. Kadar oleoresin sebesar 3,9 %-w dapat diekstrak dari rimpang jahe. Dalam industri makanan, oleoresin sebagai bahan siap pakai dan bahan aditif alami makanan memiliki keuntungan dibandingkan penggunaan rempah tradisional. Keuntungan ini antara lain oleoresin dapat distandardisasi dengan tepat sehingga kualitas produk dapat terkontrol, lebih homogen, bebas bakteri atau kotoran lainnya, dan lebih mudah didispersikan ke dalam bahan pangan. Berdasarkan deskripsi yang telah dijelaskan tersebut, maka peserta diminta untuk merancang suatu pabrik yang menghasilkan produk pangan dengan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pabrik yang akan dirancang adalah sebagai berikut : Bahan baku utama yang digunakan adalah sumber daya alam atau limbah hasil pengolahan sumber daya alam yang terbukti tersedia di Indonesia. Daerah di mana bahan baku tersebut didapatkan dan referensi mengenai ketersediaan bahan baku tersebut harus dicantumkan secara spesifik Proses yang digunakan harus melibatkan sekurang-kurangnya satu konversi secara kimia atau biokimia atau mikrobiologi, dan atau pemisahan secara difusional Catatan: Menurut UU No. 7 Tahun 1996 Bab I Pasal 1 ayat 1, yang dimaksud dengan pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.
II. Kategori B: Pengembangan Energi Terbarukan Melalui Pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia Sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Energi Nasional. Ketersediaan bahan bakar seperti minyak bumi, batu bara, serta gas alam semakin hari semakin menipis sehingga tidak dapat dihindari bahwa kelak di masa depan Indonesia akan
4
Deskripsi Kategori Lomba mengalami krisis energi. Untuk mengatasi hal ini, maka penelusuran sumber energi alternatif sangat diperlukan. Indonesia yang merupakan negara dengan potensi kekayaan alam yang luar biasa perlu untuk mengembangkan sumber energi alternatif dan terbarukan yang berasal dari sumber daya alam Indonesia sendiri. Akan tetapi, kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan energi terbarukan masih sangat rendah sehingga nilai tambah yang dihasilkan relatif kecil. Oleh karena itu sebagai seorang calon sarjana Teknik Kimia, peserta Kategori B dituntut untuk dapat mengembangkan energi terbarukan yang berasal dari kekayaan alam Indonesia. Contoh-contoh potensi pemanfaatan sumber daya alam Indonesia untuk pengembangan energi terbarukan adalah sebagai berikut : 1. Jarak pagar merupakan tanaman yang dapat tumbuh pada berbagai kondisi area dan memiliki potensi besar untuk dijadikan tanaman penghasil energi. Jarak pagar dapat hidup dan berkembang dari dataran rendah sampai dataran tinggi, curah hujan yang rendah maupun tinggi (300 – 2.380 ml/tahun), rentang suhu 20 – 26 oC. Karena sifat tersebut tanaman jarak pagar mampu tumbuh pada tanah berpasir, bebatu, lempung ataupun tanah liat, sehingga jarak pagar dapat dikembangkan pada lahan kritis (Hambali. E, dkk ,2007). Konversi jarak pagar menjadi energi terbarukan dapat dilakukan dengan menghasilkan produk berupa bahan bakar cair, yaitu biodiesel. Sedangkan dari limbah hasil ekstraksi jarak pagar dapat dihasilkan bahan bakar padat (briket) dan bahan bakar gas (biogas). 2. Potensi sagu sebagai bahan pangan dan bahan industri telah disadari sejak tahun 1970. Namun hingga kini pengembangan tanaman sagu masih jalan di tempat. Indonesia memiliki potensi penghasil sagu yang sangat besar. Areal sagu terbesar di Indonesia berada di Papua sebesar 2,2 juta ha yang merupakan 90% total areal sagu dunia. Selain itu, daerah lain seperti Kabupaten Bengkalis, Riau juga memiliki luas area penanaman sagu sebesar 47.172 ha. Dengan area penanaman yang luas tersebut, potensi produksi sagu di Indonesia diperkirakan mencapai 5 juta ton pati kering per tahun. Konsumsi pati sagu dalam negeri hanya sekitar 210 ton atau baru 4 -5% dari potensi produksi. Tabungan karbohidrat dalam sagu tersebut dapat diolah melalui proses fermentasi menjadi bioetanol sebagai salah satu sumber energi alternatif. 3. Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) pada sawit menjadi crude palm oil (CPO) menghasilkan produk samping berupa cangkang kelapa sawit dalam jumlah yang sangat besar. Pada tahun 2004 jumlah produk samping berupa cangkang kelapa sawit di Indonesia sebesar 10.215 juta ton. Jumlah ini akan terus
5
Deskripsi Kategori Lomba meningkat dengan meningkatnya produksi TBS Indonesia. Produksi TBS Indonesia di tahun 2010 diperkirakan mencapai 64.000 juta ton. Melalui proses gasifikasi biomassa, cangkang kelapa sawit tersebut dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan gas Hidrogen (H2). Gas H2 diproyeksi oleh banyak negara akan menjadi bahan bakar masa depan yang lebih ramah lingkungan dan lebih efisien. Berdasarkan deskripsi yang telah dijelaskan tersebut, maka peserta diminta untuk merancang suatu pabrik yang menghasilkan produk energi dengan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pabrik yang akan dirancang adalah sebagai berikut : Bahan baku utama yang digunakan adalah sumber daya alam atau limbah hasil pengolahan sumber daya alam yang terbukti tersedia di Indonesia. Daerah di mana bahan baku tersebut didapatkan dan referensi mengenai ketersediaan bahan baku tersebut harus dicantumkan secara spesifik Proses yang digunakan harus melibatkan konversi secara kimia atau biokimia atau mikrobiologi Produk yang dihasilkan dapat berupa energi secara langung (listrik, dll), bahan bakar, zat aditif bahan bakar, serta semua produk yang dapat menunjang pemenuhan kebutuhan energi. Catatan: Berdasarkan UU No. 30 Tahun 2007 Bab I Pasal 1 ayat 6 dan ayat 7, yang dimaksud dengan sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aiiran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan, laut. Sedangkan yang dimaksud dengan energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber energi terbarukan.
III. Kategori C : Problem Solving Pada kategori C, peserta lomba diharapkan untuk memberikan ide-ide yang solutif dan inovatif terhadap suatu masalah nyata yang terjadi dalam industri kimia saat ini dengan menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapatkannya di pembelajaran Teknik Kimia. Upaya penyelesaian masalah dapat berupa perbaikan peralatan proses, modifikasi proses yang telah ada, atau penambahan peralatan proses dalam suatu unit operasi.
6
Isi Laporan Perancangan dan Kategori Penilaian Total Bobot: 100 KREATIVITAS Orisinalitas
Bobot : 4 33.33%
Ide rancangan pabrik yang diajukan merupakan murni hasil pemikiran peserta dan belum pernah dipublikasikan oleh orang lain. Keunikan
33.33%
Konsep rancangan didasarkan pada ide yang bersifat berbeda dibandingkan rancangan lainnya. Inovasi
33.33%
Rancangan yang diajukan melibatkan teknologi/proses/alat yang lebih baru dan atau lebih baik. RANGKUMAN EKSEKUTIF BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
Ketajaman melihat peluang
Tujuan perancangan
Bahan Baku dan Produk
Pemilihan bahan baku
Kegunaan produk yang dihasilkan
Analisis Pasar
Estimasi kebutuhan pasar
Daya saing produk di pasar (kompetitor, barang komplemen)
Pemilihan Lokasi
Akses dan rencana penyediaan bahan baku
Akses dan rencana penyediaan kebutuhan utilitas
Akses dan rencana pemasaran produk
Fasilitas penunjang (sarana dan prasarana, telekomunikasi,
Bobot: 7 Bobot : 11 20%
30%
25%
25%
pelabuhan, dan lain-lain)
Kondisi lain yang terkait (geografis, sosial, politik, tenaga kerja, dan lain-lain)
7
Isi Laporan Perancangan dan Kategori Penilaian BAB II DESKRIPSI PROSES
Bobot : 12
2.1 Perancangan Proses (Fundamental Process Design)
40%
Uraian rancangan proses disertai dengan diagram blok dan penjelasan yang berisi filosofi, tinjauan teoritis, dan pertimbangan -pertimbangan yang diambil dalam penyusunan rancangan proses. Rancangan proses dapat merupakan hasil pengembangan sendiri atau diambil dari referensi yang dapat dipercaya.
Jika rancangan proses yang diperoleh lebih dari satu:
Uraian ringkas berbagai alternatif rancangan dari bahan mentah ke produk (disertai dengan diagram blok dan penjelasan ringkas)
Kriteria dan metode pemilihan rancangan proses
Analisis alternatif rancangan proses menggunakan kriteria dan metode yang telah ditetapkan
Hasil
pemilihan
rancangan
proses
disertai
alasan
keterseleksian proses yang dipilih berdasarkan analisis yang telah dilakukan 2.2 Diagram Alir Proses (Process Flow Diagram)
35%
Pengembangan dari diagram blok menjadi rangkaian unit operasi, disertai dengan kondisi operasi pada peralatan dan aliran utama
Diagram alir harus meliputi seluruh proses pengolahan dari bahan baku menjadi produk:
Persiapan bahan baku
Proses utama
Penanganan produk akhir dan produk samping
Penjelasan tentang penyusunan integrasi energi yang dilakukan (jika ada).
2.3 Basis Perancangan
8
Kapasitas
Spesifikasi umpan dan produk
Kondisi lingkungan ambien (temperatur udara, air, dan lain-lain)
Mode operasi (kontinu, batch, semi-batch)
25%
Isi Laporan Perancangan dan Kategori Penilaian BAB III NERACA MASSA DAN ENERGI
Bobot : 11
3.1 Diagram Alir Neraca Massa dan EnergI
75%
3.2 Diagram Alir Neraca Utilitas
25%
BAB IV PERTIMBANGAN KESELAMATAN DAN LINGKUNGAN 4.1 Proses dan Bahan Berbahaya
Bobot : 7 50%
Identifikasi serta penanggulangan bahaya yang mungkin timbul pada pengoperasian pabrik yang disebabkan oleh konfigurasi proses dan/atau penggunaan bahan berbahaya
Mitigasi yang dilakukan untuk menghindari dan mengatasi terjadinya potensi bahaya tersebut
Material safety data sheet (MSDS) bahan-bahan yang digunakan serta produk-produk yang dihasilkan
4.2 Dampak Lingkungan dan Penanganan Limbah
50%
Peraturan-peraturan pemerintah dan internasional relevan yang harus dipatuhi dalam penanganan dampak lingkungan dan limbah yang dihasilkan pabrik yang dirancang
Identifikasi jenis-jenis polusi/limbah yang dihasilkan dan cara penanganannya
BAB V SPESIFIKASI PERALATAN 5.1 Pertimbangan Pemilihan Alat
Kesesuaian dengan proses yang akan dilakukan
Tingkat validitas dan realibilitas alat
Tingkat kesukaran pengoperasian alat (dengan manual atau
Bobot: 10 25%
komputasi) 5.2 Pemilihan Material dan Corrosion Allowance untuk Pipa dan Peralatan
35%
Utama Pemilihan material harus dilakukan dengan mempertimbangkan:
Kondisi operasi (temperatur dan tekanan)
Ketahanan material terhadap sifat fisik fluida proses
9
Isi Laporan Perancangan dan Kategori Penilaian
Pemilihan material harus disertai penjelasan (secara kualitatif dan atau kuantitatif) Penentuan corrosion allowance dengan mempertimbangkan perkiraan laju korosi dan umur pabrik 5.3 Daftar Peralatan (dalam bentuk tabel) yang mencantumkan spesifikasispesifikasi utama peralatan (Equipment specification sheets standard) meliputi: jenis, ukuran, material, jumlah, dan lain lain BAB VI TATA LETAK 6.1 Tata Letak Pabrik
40%
Bobot : 7 45%
Skema tata letak berbagai area yang mencakup kebutuhan sarana dan prasarana primer di komplek pabrik proses 6.2 Tata Letak Alat
55%
Skema tata letak peralatan di dalam pabrik, dengan memperhitungkan faktor-faktor keselamatan serta kemudahan operasi dan pemeliharaan BAB VII SKEMA LOGIKA PENGENDALIAN PROSES 7.1 Instrumentasi Pengendalian Proses
Bobot : 7 80%
Diagram alir proses yang dilengkapi skema pengendalian tiap unit utama dan uraian penjelasan/logika pemilihan skema, sensor, mode pengendali, dan device-device instrumentasi yang digunakan pada operasi normal
Safety protection and emergency control system berdasarkan
analisis bahaya yang dilakukan pada Bab IV 7.2 Prosedur dan Kelengkapan : start up, kondisi normal, serta shut down
20%
(terutama untuk alat kritikal) BAB VIII SISTEM MANAJEMEN DAN OPERASI 8.1 Master Schedule (mulai dari perancangan, konstruksi, sampai
Bobot : 5 80%
beroperasi) 8.2 Struktur Organisasi Dengan memperhitungkan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kerja (shift) di tiap-tiap unit operasi
10
20%
Isi Laporan Perancangan dan Kategori Penilaian BAB IX INVESTASI DAN PERHITUNGAN EKONOMI 9.1 Plant Cost Estimation
Bobot : 10 30%
Engineering cost (penyediaan data-data engineering yang berkaitan dengan mechanical, electrical, instrumentation, dan civil
Procurement cost (pembelian peralatan utama dan peralatan pendukung untuk kegiatan operasional pabrik)
Construction cost (fabrikasi dan pemasangan di lapangan)
Comissioning cost (pengetesan dan pengujian operasional pabrik)
Purchased equipment
Installation cost (piping, electrical, instrument, insulation, building, dan lain-lain)
Land
Construction expenses
Off-site facilities
Plant start up
Working capital
9.2 Manufacturing Cost Estimation
20%
Variable cost : Raw materials, utilities, labor, fringe, benefits, maintenance, distribution, packaging, storage, sales expense, R&D, dan lain -lain
Fixed cost : Depreciation, taxes, insurance, patents and royalties, dan lain
-lain 9.3 Kelayakan Ekonomi
40%
Cash flow mulai dari tahun perancangan sampai usai ekonomis pabrik POT, ROI, IRR, NPV, BEP, dan lain-lain 9.4 Analisis Sensitivitas
10%
Simulasi pengaruh perubahan harga produk, volume penjualan, serta kapasitas pabrik terhadap nilai IRR
11
Isi Laporan Perancangan dan Kategori Penilaian BAB X PENUTUP Kesimpulan keseluruhan isi proposal rancang pabrik
Bobot : 4 100%
LAMPIRAN A Contoh Perhitungan
Bobot : 5 80%
Meliputi perhitungan proses dan spesifikasi peralatan utama dengan referensi dan asumsi yang jelas B Daftar Pustaka
12
20%
Ketentuan Lomba 1. Keiikutsertaan
Peserta lomba merupakan tim yang terdiri dari 3 orang personil untuk kategori A dan B serta 2 orang personil untuk kategori C.
Setiap tim peserta mewakili perguruan tinggi tingkat sarjana atau diploma yang terakreditasi di Indonesia. Setiap perguruan tinggi atau diploma boleh mengirimkan lebih dari satu tim peserta.
Pada saat mendaftar, setiap personil dalam tim peserta masih berstatus sebagai mahasiswa.
Setiap personil boleh mengikuti lebih dari satu kategori, tetapi hanya dapat memiliki satu keikutsertaan untuk setiap kategori.
Pendaftaran dilakukan dengan mengirimkan surat pernyataan dan formulir pendaftaran yang telah diisi lengkap dan disertai dengan persyaratannya ke alamat panitia sebelum batas waktu yang ditentukan.
2. Syarat dan Format Laporan Perancangan
Rancangan Pabrik yang diikutsertakan dalam lomba harus orisinil (bukan jiplakan) dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba sejenis.
Rancangan yang dikumpulkan harus mengikuti sistematika penulisan yang telah dicantumkan pada poin V. Isi Laporan Perancangan dan Kriteria Penilaian.
Laporan rancangan pabrik dikumpulkan dengan format soft copy (dalam bentuk CD) dengan ketentuan sebagai berikut:
Naskah rancangan pabrik diketik 1,5 spasi, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, di kertas HVS ukuran A4, dengan batas kiri 4 cm, batas atas, bawah, dan kanan 2,5 cm. Naskah halaman tidak melebihi 125 halaman (dari Bab I sampai akhir Lampiran) dan diberi nomor halaman pada sudut kanan bawah (termasuk flowsheet). Setiap kelebihan halaman akan diberikan pengurangan nilai sebesar 5 poin (dari skala 100) untuk tiap kelipatan 10 halaman (5 poin untuk 1-10 halaman, 10 poin untuk 11-20 halaman, dan seterusnya).
Untuk menghindari subjektivitas penilaian, tidak diperkenankan mencantumkan identitas peserta dan institusi dalam naskah rancangan pabrik.
Rancangan pabrik yang dilombakan harus disertai dengan surat pernyataan mengikuti Lomba Rancang Pabrik Tingkat Nasional XII dan surat pengantar dari jurusan atau perguruan tinggi masing-masing.
13
Ketentuan Lomba 3. Penilaian
Penilaian dilakukan oleh dewan juri yang berasal dari kalangan (akademisi perguruan tinggi), praktisi industri, dan pihak lain yang ditentukan panitia.
Penilaian dilakukan oleh tim juri terhadap laporan yang dikumpukan oleh tim peserta ke panitia.
Kriteria penilaian dicantumkan dalam bagian V. Isi Laporan Perancangan dan Kriteria Penilaian.
Keputusan dewan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
4. Final presentasi
Tim peserta yang dinyatakan sebagai finalis adalah tiga tim yang mempunyai jumlah nilai tertinggi untuk setiap kategori.
Finalis diambil dari tiga peserta dengan jumlah nilai tertinggi dan akan dipanggil melalui surat, email, dan telepon untuk mempresentasikan hasil rancangan dalam final LRPTN XII.
Ketentuan mengenai pelaksanaan presentasi akan diumumkan bersamaan dengan pengumuman finalis.
5. Lain-Lain
Naskah rancangan pabrik yang berhasil atau tidak berhasil masuk final akan menjadi milik panitia.
Akomodasi dan transportasi para finalis pada pelaksanaan final selama di Bandung akan ditanggung oleh panitia.
Informasi yang lebih lengkap mengenai acara final akan dikirim lebih lanjut pada pengumuman finalis.
Peserta yang belum berhasil memasuki babak final akan tetap diundang untuk menghadiri final presentasi LRPTN XII.
6. Hadiah peserta Kategori A:
14
Juara I
: Rp 7.500.000,00
Juara II
: Rp 4.500.000,00
Juara III
: Rp 3.000.000,00
Ketentuan Lomba Kategori B: Juara I
: Rp 7.500.000,00
Juara II
: Rp 4.500.000,00
Juara III
: Rp 3.000.000,00
Kategori C: Juara I
: Rp 4.500.000,00
Juara II
: Rp 3.500.000,00
Juara III
: Rp 3.000.000,00
15
Prosedur Pendaftaran 1. Formulir pendaftaran, berkas materi, dan surat pernyataan dapat diperoleh dari website resmi LRPTN XII ( www.lrptn.com ). 2. Calon peserta diharapkan mempelajari dengan cermat berkas materi dan mengisi denganlengkap seluruh formulir serta memenuhi seluruh kelengkapannya. 3. Langkah-langkah pendaftaran yang harus dilakukan meliputi:
Step 1: 11 Oktober – 5 Desember 2010 Pengisian form online dilakukan oleh calon peserta kategori A, B, dan C. Pembayaran dapat dilakukan langsung dengan mentransferkan uang ke rekening panitia
LRPTN.
Pemeriksaan
bukti
pembayaran
dilakukan
dengan
memberitahukan rekening peserta secara online atau dengan pengiriman tanda bukti pembayaran berupa hasil print bukti transfer.
Step 2: 6 Desember 2010 – 31 Januari 2011 Pengiriman draft awal Rancang Pabrik (kategori A dan B) yang berisi deskripsi singkat mengenai pabrik dan proses kimia yang berlangsung di dalamnya, bahan baku, serta referensi ketersediaan bahan baku. Sedangkan untuk kategori C berupa draft kasar solusi problem solving. Pengiriman ini disertai:
Pasfoto 2x3 berwarna (2 lembar)
Pasfoto 3x4 berwarna (2 lembar)
Fotokopi KTM yang masih berlaku
Bukti pembayaran (jika belum)
Peserta
dapat
mengirimkan
berkas
pendaftaran
melalui
email
ke
[email protected] via pos ke Tata Usaha Teknik Kimia ITB Labtek X, Jl. Ganeca 10, Bandung 40132, Jawa Barat dan ditujukan kepada divisi pendaftaran LRPTN XII. Peserta yang telah lolos penyaringan oleh divisi materi akan dihubungi oleh panitia. Kekurangan berkas pendaftaran harus dilengkapi pada pengiriman laporan akhir pada step 3.
Step 3: 1 Februari – 13 Maret 2011
16
Pengiriman akhir berkas untuk kategori A, B, dan C, berupa:
Prosedur Pendaftaran
Laporan Rancangan Pabrik untuk kategori A dan B, serta Laporan Problem Solving untuk kategori C berupa soft copy dan hard copy cap pos.
Surat pernyataan yang telah diisi.
Kelengkapan lain yang belum lengkap.
Peserta mengirimkan berkas pendaftaran via pos ke Tata Usaha Teknik Kimia ITBLabtek X, Jl. Ganeca 10, Bandung 40132, Jawa Barat dan ditujukan kepada divisi pendaftaran LRPTN XII. Batas akhir pengumpulan laporan peserta adalah pada tanggal 13 Maret 2011 via cap pos ke Tata Usaha Teknik Kimia ITB. Laporan yang dikirimkan berupa softcopy (CD ataupun berupa e-mail) dan 1 buah hardcopy.
Laporan hardcopy dan softcopy harus sama baik dalam format
maupun isinya. Peserta yang telah mengirimkan laporannyadan telah disahkan oleh oleh panitia akan dikirimkan lembar verifikasi berupa e-mail ke masing – masing peserta. Finalis yang telah lolos penyaringan oleh juri akan dihubungi oleh panitia. 4. Biaya pendaftaran per kategori:
Kategori A sebesar Rp 125.000,00
Kategori B sebesar Rp 125.000,00
Kategori C sebesar Rp 100.000,00
5. Tata cara pembayaran biaya pendaftaran: Rekening Penampungan PPM FTI‐ITB Cabang BNI ITB dengan No. Rekening 0901012015. Bukti pembayaran selanjutnya disertakan bersama dengan pengiriman berkas pendaftaran pada step kedua. 6. Jika terdapat hal‐hal yang kurang jelas mengenai prosedur pendaftaran atau untuk informasi lebih anjut tentang LRPTN XII dapat menghubungi: Yohanes Eka Kurniawan (0818437525) Connie Debora (081992151752)
17