HUBUNGAN PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DIVISI PEKERJAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN (PDKB) DI PT PLN (PERSERO) UNIT KERJA P3B JAWA-BALI APP CAWANG Tri Kusuma Wijayanti, Muh. Azis Muslim Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Abstrak Penelitian ini membahas mengenai hubungan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan motivasi kerja karyawan divisi PDKB di PT PLN (Persero) Unit Kerja P3B Jawa-Bali, APP Cawang. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang berdasarkan dengan teori. Teori yang digunakan terdiri dari dua variabel dan tujuh dimensi yaitu, Kesehatan kerja, Keselamatan Kerja, Kecelakaan Kerja, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Existence, Relatedness, dan Growth. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan penelitian survey ke dalam suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data pokok. Pada penelitian ini terdapat 26 responden dan menggunakan total sampling. Setelah pengumpulan data maka akan menggunakan alat bantu analisis dengan menggunakan penghitungan SPSS (Stastitical Product and Service Solution) 17.0 dan hasil analisis akan didistribusikan ke dalam sebuah grafik dan tabel. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Motivasi Kerja Karyawan dengan derajat keeratan .551 (agak kuat), signifikan, dan positif. Kata kunci : Kesehatan dan Keselamatan Kerja; Motivasi; Motivasi Kerja
Abstract This research will discuss about the Correlation Between Healthy and Safety with Employee Motivation in PDKB Division PT PLN (Persero) Unit of Work P3B Jawa-Bali, APP Cawang. In this study using a quantitative approach based on the theory. The theory used is composed of two variable and seven dimension, Healthy, Safety, Accident, Health and Safety, Existence, Relatedness, and Growth. Data collection technique is to use survey research into the population and to use the questionnaire as the principal data collection. In this study, there were 26 total respondents and use of sampling. After collecting the data it will use the tools of analysis using SPSS calculation (Statistical Product and Service Solutions) 17.0 and analytical results will be distributed into a graph and table. The result is there is correlation between health and safety with employee motivation with correlation’s coefficients .551 (approximately strong), significant, and positive. Keywords : Healthy and Safety; Motivation; Motivation of works
Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
Pendahuluan Persaingan dalam dunia usaha dan industri semakin lama semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan produktivitasnya dengan meningkatkan pula kualitas barang dan jasa yang dihasilkan agar tidak kehilangan pangsa pasarnya. Untuk dapat meningkatkan dan menghasilkan produk yang baik, perusahaan tidak terlepas dari faktorfaktor penunjang produksi. Faktor-faktor tersebut antara lain modal, mesin, dan material. Dalam mengembangkan faktor-faktor produksi tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang tinggi yang tidak terlepas dari risiko kerja yang berkaitan dengan kondisi kerja. Kondisi kerja dikategorikan sebagai salah satu kebutuhan dari manusia. (Moekijat, 2010:174). Kondisi kerja meliputi keadaan lingkungan yang nyaman, aman serta adanya jaminan atas keselamatan untuk diri pekerja. Kasus-kasus kecelakaan dan penyakit kerja diseluruh dunia termasuk di Indonesia masih cukup besar, baik di kota maupun di desa, baik sektor jasa maupun sektor industri. Kecelakaan kerja sering disebabkan oleh faktor kesalahan manusia (Suma’ur, 1981:9). Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan program K3 di Indonesia masih cenderung belum efektif. Dalam artikel Antara News, Selasa, 15 Januari 2013, International Labour Organization (ILO) memperkirakan di seluruh dunia ada 6000 pekerja kehilangan nyawa setiap hari akibat kecelakaan, luka-luka, dan penyakit akibat risiko kerja. Selain itu, setiap tahun 270 juta pekerja menderita luka parah dan 160 juta lainnya mengalami penyakit jangka panjang ataupun pendek terkait dengan pekerjaan mereka. Di Indonesia masih banyak perusahaan yang kurang menyadari akan pentingnya penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (Suardi, 2007). Angka keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan di Indonesia masih sangat rendah. Data dari PT Jamsostek menyebutkan bahwa angka kasus kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi. Perhatian terhadap kesehatan dan keselamatan kerja bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Kesadaran yang tinggi akan arti penting kesehatan dan keselamatan kerja perlu ditumbuhkan pada semua pihak, pemerintah, tenaga kerja, dan pengusaha. Peranan pengusaha dalam rangka pelaksanaan program K3 sangat diperlukan, terutama pada Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
perusahaan yang bergerak pada sektor yang berbahaya dan rawan akan kecelakaan kerja. Perusahaan dapat menggunakan faktor kesehatan dan keselamatan kerja sebagai motivator bagi karyawannya sehingga kinerja perusahaan meningkat, dan karyawan pun dapat memperoleh kesejahteraan. Motivasi yang ada di dalam diri manusia tidak hanya berasal dari dirinya sendiri tetapi juga berasal dari luar diri mereka. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Uno, 2012). Sarana motivasi yang sering terlupakan namun merupakan aspek penting dalam motivasi karyawan adalah kondisi kerja yang berpengaruh kepada kesehatan kerja karyawan itu sendiri, seperti pengaturan ruang, kebersihan, dll (Timpe, 2002:83).
Motivasi kerja dan kesehatan dan keselamatan kerja merupakan dua
bagian yang saling berhubungan. Salah fatu faktor penyebab tingginya motivasi adalah kebutuhan akan kondisi lingkungan kerja yang aman dan yang aman dan nyaman meliputi adanya jaminan akan kesehatan dan keselamatan kerja. Salah satu Badan Usaha Milik Negara di Indonesia yang fokus terhadap program K3 adalah PT PLN (Persero) Unit Kerja P3B (Penyalur dan Pusat Pengatur Beban) Jawa-Bali khususnya APP Cawang. Dalam menjalankan tugasnya yang berat terutama dalam pemeliharaan transmisi guna menjaga kestabilan tenaga listrik yang akan dialirkan untuk pulau Jawa dan Bali, PT PLN (Persero) Unit Kerja P3B membentuk komite atau divisi yang khusus menangani adanya keluhan atau laporan mengenai transmisi yang ada di dua pulau besar ini. Komite / divisi tersebut adalah PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan). Sesuai dengan tugas yang dimiliki, PT PLN (Persero) Unit Kerja P3B Jawa Bali divisi PDKB menyadari adanya potensi risiko kerja yang berbahaya dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut. Upaya yang maksimal dalam pemenuhan kondisi kerja dan adanya penghargaan ini diharapkan pekerja akan terbebas dari risiko kecelakaan kerja yang akan terjadi. Upaya ini juga dapat bermanfaat apabila terjadi kecelakaan kerja, akan dapat ditangani dengan baik karena seluruh prosedur sudah dimiliki dan terdapat tim atau regu khusus yang professional dalam penanganan kecelakaan kerja di PLN (Persero) Unit Kerja P3B Jawa-Bali divisi PDKB.
Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah “Bagaimanakah hubungan antara penerapan K3 dengan motivasi kerja karyawan Divisi PDKB di PT PLN (Persero) Unit Kerja P3B Jawa-Bali APP Cawang?” Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penerapan K3 dengan motivasi kerja Karyawan Divisi PDKB di PT PLN (Persero) Unit Kerja P3B Jawa-Bali APP Cawang. Tinjauan Teoritis Kesehatan Kerja Menurut Mangkunegara (2005), kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Faktorfaktor yang mempengaruhi kesehatan kerja karyawan antara lain dalam Mangkunegara (2005) : 1. Pengaturan udara -‐
Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik
-‐
Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
2. Kondisi fisik pegawai -‐
Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang tidak sehat.
-‐
Emosi pegawai yang tidak stabil.
-‐
Program jaminan kesehatan.
3. Pengaturan pencahayaan dan penerangan -‐
pencahayaan dan penerangan yang cukup dalam ruang yang digunakan untuk bekerja.
Keselamatan Kerja Menurut Malthis dan Jackson (2002), keselamatan kerja mengarah kepada perlindungan fisik yang bertujuan untuk menghindari cidera fisik dan kecelakaan kerja. Seorang manajer harus menaruh perhatian besar terhadap keselamatan kerja dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa hati-hati dalam bekerja untuk mengurangi bahaya atau resikoresiko yang akan terjadi. Manajemen yang efektif membutuhkan sebuah komitmen Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
organisasional pada kondisi kerja yang aman. Keselamatan kerja juga berpengaruh terhadap jam kerja karyawan, dimana akan timbul rasa lelah karena pekerjaan fisik yang dilakukan atau karena rasa bosan yang timbul akibat mengerjakan pekerjaan yang sama pada periode yang lama atau kerja lembur. Jika timbulnya rasa lelah maka akan mengurangnya motivasi kerja dan memungkinkan untuk timbulnya kecelakaan kerja. Tetapi, jika program keselamatan yang dirancang dan dikelola dengan baik dapat memberikan keuntungan yaitu mengurangi kecelakaan dan biaya-biaya terkait, seperti kompensasi para pekerja dan denda. Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja adalah kejadian merugikan yang tak terduga di lingkungan kerja, tidak diharapkan dan tidak ada unsur kesengajaan. Menurut Moekijat (2010), beberapa kondisi yang membahayakan atau faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah : 1.
Perlengkapan yang perawatannya kurang baik.
2.
Perlengkapan kerja yang sudah rusak atau tidak layak pakai.
3.
Prosedur yang membahayakan pekerja pada mesin atau perlengkapan kerja lainnya.
4.
Tempat penyimpanan yang melebihi muatan.
5.
Penerangan yang kurang memadai (terlalu redup atau menyilaukan).
6.
Vertilasi atau saluran udara yang tidak baik.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Menurut Hasibuan (2003), keselamatan dan kesehatan kerja akan menciptakan terwujudnya pemeliharaan karyawan dengan baik. Dengan memberikan penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari pentingnya keselamatan kerja bagi mereka ataupun bagi perusahaan. Teori Motivasi Teori ERG dikemukakan oleh Clayton Alderfer seorang psikolog asal Amerika Serikat. Tteori ini merupakan simplifikasi dan pengembangan lebih lanjut dari teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow (Sondang, 2004:166).
Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
Gambar 2.1. ERG Theory Sumber: Sondang, 2004:166 Ketiga kebutuhan pokok manusia ini diuraikan Aldelfer sebagai simplifikasi teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow sebagai berikut (Winardi, 2002:13): 1)
Existence atau keberadaan adalah suatu kebutuhan akan tetap bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat rendah dari Maslow yaitu meliputi: -‐Kebutuhan fisiologis Kebutuhan yang perlu dipenuhi untuk mempertahankan hidup, seperti oksigen, pangan, dan perumahan. -‐Kebutuhan akan rasa aman. Keamanan dan keselamatan adalah kebutuhan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakanaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan. 2) Relatedness atau hubungan mencakup kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. seperti kebutuhan sosial, teman, dicintai, serta diterima dalam pergaulan kelompok dan lingkungannya, serta penghargaan internal seperti harga diri, kepercayaan diri, kehormatan, dll. 3) Growth atau pertumbuhan adalah kebutuhan ini merealisasikan potensi seseorang untuk melanjutkan pengembangan pribadi, untuk berkembang secara menyeluruh. Growth juga mencangkup kebutuhan penghargaan eksternal berupa status, pengakuan, dan apresiasi. (Maslow, 77).
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Motivasi Manusia juga menuntut adanya kebutuhan dalam keseharian mereka salah satunya adalah safety condition seperti yang dikemukakan oleh teori motivasi ERG. Sejalan dengan salah satu faktor motivasi, kedua hal ini akan berjalan saling berhubungan. Saat kebutuhan akan safety condition terpenuhi, maka motivasi kerja seseorang juga akan meningkat. Sarana motivasi yang sering terlupakan namun merupakan aspek penting dalam motivasi Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
karyawan adalah kondisi kerja yang berpengaruh kepada kesehatan kerja karyawan itu sendiri, seperti pengaturan ruang, kebersihan, dll. Motivasi kerja dan kesehatan dan keselamatan kerja merupakan dua bagian yang saling berhubungan. Salah satu faktor penyebab tingginya motivasi adalah kebutuhan akan kondisi lingkungan kerja yang aman dan yang aman dan nyaman meliputi adanya jaminan akan kesehatan dan keselamatan kerja. (Timpe, 2002:83) Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif untuk mengetahui karakteristik setiap variabel pada sampel penelitian. Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini menggunakan dimensi waktu cross-sectional dengan mengambil bagian dari satu gejala pada satu waktu tertentu. Berdasarkan manfaat penelitiannya, penelitian ini termasuk kedalam penelitian murni yang bersifat lebih pragmatis serta berorientasi pada perubahan. Populasi dan Sampel penelitian akan dilakukan kepada seluruh pegawai PT PLN (Persero) Unit Kerja P3B JawaBali, APP Cawang divisi PDKB yang berjumlah 26 Orang. Peneliti menggunakan teknik penarikan total sampling, yaitu dengan menjadikan seluruh populasi sebagai sample yang akan diujikan. Teknik Pengumpulan Data -‐ Data Primer data primer yang didapatkan merupakan hasil dari kuesioner yang disebarkepada 26 responden. Dan hasil wawancara dengan Asisten Manager PDKB di PT PLN (Persero) Unit Kerja P3B Jawa Bali APP Cawang. -‐
Data Sekunder Data sekunder meliputi visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, faktor-faktor K3 dan motivasi kerja.
Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
Analisis Data Faktor-faktor K3 dan motivasi kerja karyawan dibagi menjadi 5 kategori. Penilaian analisa memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 1. Nilai Rentang Skala . Tabel 1. Nilai Rentang Skala Rentang skala
Keterangan
1,00 – 1,80
Sangat Buruk
1,90 – 2,60
Buruk
2,70 – 3,40
Cukup Baik
3,50 – 4,20
Baik
4,30 – 5,00
Sangat Baik
Analisis Korelasi Spearman uji korelasi akan mencari besarnya hubungan dan arah hubungan. Nilai korelasi dalam rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Besarnya nilai kekuatan korelasi berdasarkan Young yang dikategorikan sebagai berikut (Sugiyono, 2007) : 1. 0.7 – 1.0
: Baik positif maupun negatif menunjukan derajat hubungan
yang tinggi. 2. 0.4 – 0.7
: Baik positif maupun negatif menunjukan derajat hubungan
yang substansial (agak kuat). 3. 0.2 – 0.4
: Baik positif maupun negatif menunjukan derajat hubungan
yang rendah. 4. <0.2
: Baik positif maupun negatif menunjukan tidak ada hubungan.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ho
: Penerapan K3 tidak berhubungan dengan Motivasi Kerja Karyawan
Ha
: Penerapan K3 berhubungan dengan Motivasi Kerja Karyawan
Untuk memperoleh hasil analisa dari penelitian ini, digunakan bantuan software SPSS 17.0 For Windows.
Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Karakteristik Pegawai di PT PLN (Persero) Unit Kerja P3B Jawa Bali APP Cawang Divisi PDKB. No
Usia
Frekuensi
Persentase
1
<20 tahun
7
26.9%
2
21 tahun – 25 tahun
13
50%
3
26 tahun – 30 tahun
5
19.2%
4
31 tahun – 55 tahun
1
3.8%
5
>35 tahun
0
0%
Data tersebut di atas menunjukkan bahwa, pada divisi PDKB, pegawai yang diutamakan adalah yang berusia produktif antara 20 – 30 tahun. No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1
Pria
26
100%
2
Wanita
0
0%
Seluruh personil divisi PDKB berjenis kelamin pria. Hal ini dikarenakan kondisi kerja pada divisi ini yang sangat berisiko. No
Pendidikan
Frekuensi
Persentase
1
SMA Sederajat
14
53.8%
2
Diploma
10
38.5%
3
S1
2
7.7%
4
S2
0
0%
5
S3
0
0%
Kebanyakan dari pegawai divisi ini adalah lulusan SMK yang memang sudah di juruskan untuk memiliki keterampilan di ketenagalistrikan. Kebanyakan dari pegawai divisi ini adalah lulusan SMK yang memang sudah di juruskan untuk memiliki keterampilan di ketenagalistrikan.
Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
No
Masa Kerja
Frekuensi
Persentase
1
1 tahun – 5 tahun
20
76.9%
2
6 tahun – 10 tahun
6
23.1%
3
11 tahun – 15 tahun
0
0%
4
16 tahun – 20 tahun
0
0%
5
>20 tahun
0
0%
Masa kerja 1 tahun - 5 tahun ini diisi oleh pegawai angkatan ke delapan yang ditunjuk untuk menjadi pegawai PDKB dengan segala keterampilannya. Hal ini dikarenakan divisi ini baru terbentuk pada tahun 2004 sehingga masih sangat baru dalam perekrutan pegawainya. No
Tingkat Penghasilan
Frekuensi
Persentase
1
< Rp. 2.000.000
0
0%
2
Rp. 2.000.001 – Rp. 4.000.000
9
34.6%
3
Rp. 4.000.001 – Rp. 6.000.000
16
61.5%
4
Rp. 6.000.001 – Rp. 8.000.000
1
3.8%
0
0%
5
> Rp. 8.000.000
Pegawai divisi PDKB sudah menerima upah atau imbalan atas kerja yang mereka lakukan di atas UMR dan beberapa responden mengungkapkan bahwa dengan gaji tersebut mereka sudah dapat memenuhi kebutuhan primer sehari-hari. Dimensi Kesehatan Kerja No 1
Pernyataan Kebersihan tempat kerja membuat saya nyaman bekerja
2
Pencahayaan di tempat kerja sudah memadai
3
Suhu di tempat kerja sudah memadai
4
Program jaminan kesehatan berjalan dengan baik
5
Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala di perusahaan ini Total
STS
TS
N
S
SS
Rentang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
skala
0
0
1
3
22
4,8
Sangat baik
(0%)
(0%)
(3,8%)
(11,5%)
(84,6%)
0
0
0
16
10
4,3
Sangat baik
(0%)
(0%)
(0%)
(61,5%)
(38,5%) 4,1
Sangat baik
4,5
Sangat baik
4,7
Sangat baik
0
0
3
15
8
(0%)
(0%)
(11,5%)
(57,7%)
(30,8%)
0
0
1
11
14
(0%)
(0%)
(3,8%)
(42,3%)
(53,8%)
0
0
0
6
20
(0%)
(0%)
(0%)
(23,1%)
(76,9%)
0
0
5
51
74
Keterangan
Total skor = 589 Rentang skala = 4,53 (Sangat baik)
Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
`
Dari penjelasan masing-masing indikator pada dimensi kesehatan kerja, menunjukkan
total rentang skala dari semua pernyataan adalah sebesar 4,53. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor kesehatan kerja yang terdapat di dalam PT PLN (Persero) P3B Jawa-Bali APP Cawang sudah berjalan dengan sangat baik. Dimensi Keselamatan Kerja No 1
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
Rentang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
skala
0
0
0
11
15
4,5
(0%)
(0%)
(0%)
(42,3%)
(57,7%)
0
0
0
6
20
(0%)
(0%)
(0%)
(23,1%)
(76,9%)
0
0
3
14
9
saya nyaman dalam bekerja
(0%)
(0%)
(11,5%)
(53,8%)
(34,6%)
Jam istirahat yang diberikan
0
0
4
15
7
(0%)
(0%)
(15,4%)
(57,7%)
(26,9%)
0
0
7
46
51
Perusahaan dan manajemen sangat concern dalam masalah K3
2
Perusahaan menerapkan K3 sebagai prioritas utama
3 4
Jam kerja yang berlaku membuat
sudah cukup Total
Keterangan Sangat baik
4,7
Sangat baik
4,2
Sangat baik
4,1
Sangat baik
Total skor = 460 Rentang skala = 4,4 (Sangat baik)
Hasil total rentang skala dari keempat pernyataan adalah sebesar 4,4. Hal ini menunjukkan bahwa PT PLN (Persero) P3B Jawa-Bali APP Cawang divisi PDKB sudah sangat baik dalam penerapan keselamatan kerja, baik dari aspek manajemen, maupun dari aspek pemberlakuan jam kerja. Dimensi Kecelakaan Kerja No
Pernyataan
STS
TS (2)
(1) 1
Tersedia helm sebagai alat
Rentang
(3)
(4)
(5)
skala 4,8
0
5
21
(0%)
(0%)
(0%)
(19,2%)
(80,8%)
0
0
0
4
22
(0%)
(0%)
(0%)
(15,4%)
(84,6%)
0
0
0
5
21
(0%)
(0%)
(0%)
(19,2%)
(80,8%)
0
0
0
3
23
(0%)
(0%)
(0%)
(11,5%)
(88,5)
0
0
0
4
22
(0%)
(0%)
(0%)
(15,4%)
(84,6%)
Pemasangan tanda peringatan
0
0
0
8
18
diletakkan ditempat kerja yang
(0%)
(0%)
(0%)
(30,8%)
(69,2%)
Tersedia pakaian khusus sebagai Tersedia safety shoes sebagai alat pelindung
4
SS
0
alat pelindung 3
S
0
pelindung 2
N
Pengecekan peralatan kerja dilakukan sebelum pekerjaan
Keterangan Sangat Baik
4,8
Sangat Baik
4,8
Sangat Baik
4,8
Sangat Baik
dimulai 5
Perusahaan mengadakan briefing sebelum pekerjaan dimulai
6
Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
4,8
Sangat Baik
4,6
Sangat Baik
berpotensi bahaya Total
0
0
0
29
127
Total skor = 751 Rentang skala = 4,81 (Sangat baik)
Berdasarkan penjelasan dari masing-masing indikator di atas, total rentang skala dari seluruh pernyataan mengenai kecelakaan kerja adalah sebesar 4,81. Hal ini menunjukkan bahwa awarenesss akan kecelakaan kerja pada divisi PDKB adalah sangat baik. Dimensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja No 1
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
Rentang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
skala
0
0
0
8
18
4,6
Sangat baik
(0%)
(0%)
(0%)
(30,8%)
(69,2%)
Saya merasakan manfaat dari
0
0
1
10
15
4,5
Sangat baik
pelatihan K3 yang pernah saya
(0%)
(0%)
(3,8%)
(30,8%)
(57,7%)
0
0
1
18
33
Perusahaan mengikutsertakan saya dalam pelatihan K3
2
Keterangan
ikuti Total
Total skor =240 Rentang skala = 4,61 (Sangat baik)
Total rentang skala dari dimensi kesehatan dan keselamatan kerja adalah sebesar 4,61. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pelatihan khususnya mengenai K3, PT PLN (Persero) P3B Jawa-Bali APP Cawang divisi PDKB sudah dijalankan dengan sangat baik. Gambaran Mengenai Variabel Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) No
Faktor-faktor K3
Item
Total Skor
Rentang skala
(I)
(T)
T/(NxI)
Kategori
1
Kesehatan Kerja
5
589
4,53
Sangat baik
2
Keselamatan Kerja
4
460
4,4
Sangat baik
3
Kecelakaan Kerja
6
751
4,81
Sangat baik
4
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
2
240
4,61
Sangat baik
Total
17
2039
4,61
Sangat baik
Berdasarkan hasil jawaban responden yang dapat dilihat dari masing-masing dimensi yang sudah dipaparkan sebelumnya, secara umum, kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada divisi PDKB sudah dilaksanakan dengan sangat baik.
Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
Dimensi Existence No 1
Pernyataan Besarnya gaji yang saya terima dapat memuaskan kebutuhan
STS
TS
N
S
SS
Rentang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
skala 3,6
Baik
3,6
Baik
4,4
Sangat Baik
4,6
Sangat Baik
3,8
Baik
4,6
Baik
0
1
8
17
0
(0%)
(3,8%)
(30,8%)
(65,4%)
(0%)
0
0
5
20
1
(0%)
(0%)
(19,2%)
(76,9%)
(3,8%)
0
0
0
14
12
(0%)
(0%)
(0%)
(53,8%)
(46,2%)
0
0
0
10
16
(0%)
(0%)
(0%)
(38,5%)
(61,5%)
1
2
3
15
5
(3,8%)
(7,7%)
(11,5%)
(57,7%)
(19,2%)
0
0
1
13
12
(0%)
(0%)
(3,8%)
(50%)
(46,2%)
1
3
17
89
46
Keterangan
primer saya 2
Kebutuhan primer saya sudah terpenuhi dengan baik
3
Perusahaan menjamin keamanan saya selama bekerja
4
Penerapan program K3 membuat saya merasa terjamin keselamatannya
5
Saya merasa aman dari ancaman kecelakaan kerja
6
Perusahaan memberikan fasilitas kesehatan yang baik Total
Total skor = 644 Rentang skala = 4,12 (Baik)
Total hasil rentang skala jawaban responden mengenai existence adalah sebesar 4,1. Hal ini berarti PT PLN (Persero) P3B Jawa-Bali APP Cawang divisi PDKB dapat dikategorikan baik dalam pemenuhan kebutuhan fisologis dan kebutuhan rasa aman bagi pegawainya. Dimensi Relatedness No 1 2
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
Rentang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
skala
Saya memiliki hubungan kerja
0
0
1
10
15
4,5
Sangat baik
yang baik dengan rekan kerja
(0%)
(0%)
(3,8%)
(38,5%)
(57,7%)
Saya memiliki hubungan kerja
0
0
3
13
10
4,2
Sangat baik
(0%)
(0%)
(11,5%)
(50%)
(38,5%)
Saya merasa puas karena adanya
0
1
10
13
2
3,6
Baik
pujian dari atasan atas pekerjaan
(0%)
(3,8%)
(38,5%)
(50%)
(7,7%)
0
0
11
11
4
4,0
Baik
(0%)
(0%)
(42,3%)
(42,3%)
(15,4%)
0
0
3
18
5
3,8
Baik
(0%)
(0%)
(11,5%)
(69,2%)
(19,2%)
0
1
28
65
36
yang baik dengan atasan 3
Keterangan
yang telah saya selesaikan dengan baik 4
Saya merasa puas atas prestasi kerja saya selama ini
5
Saya merasa percaya diri atas hasil kerja yang saya capai Total
Total skor = 526 Rentang skala = 4,04 (Baik)
Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
Total rentang skala pada dimensi ini sebesar 4,02.
Hal ini membuktikan bahwa dalam
melakukan pekerjaan sehari-hari, kondisi kerja berupa hubungan dengan rekan dan atasan yang ada di lingkungan divisi PDKB sudah berjalan baik. Dimensi Growth No
Pernyataan
STS
TS (2)
N
S
SS
Rentang
(3)
(4)
(5)
skala
0
7
18
1
3,7
Baik
(0%)
(26,9%)
(69,2%)
(3,8%)
0
0
0
16
10
4,3
Sangat baik
(0%)
(0%)
(0%)
(61,5%)
(38,5%)
0
0
7
16
3
3,8
Baik
(0%)
(0%)
(26,9%)
(61,5%)
(11,5%)
0
0
0
16
10
4,3
Sangat baik
kemampuan saya berkembang
(0%)
(0%)
(0%)
(61,5%)
(38,5%)
Atasan memberikan masukan
0
0
4
16
6
4,0
Baik
untuk perbaikan kinerja saya
(0%)
(0%)
(15,4%)
(61,5%)
(23,1%) 4,0
Baik
(1) 1
Atasan selalu memberikan perhatian kepada saya
2
0 (0%)
Atasan memberikan saya kesempatan untuk berpartisipasi
Keterangan
dalam pekerjaan 3
Pendapat saya selalu didengar oleh atasan ketika berdiskusi
4 5 6
Bekerja di perusahaan ini membuat
Jenjang karier jelas di perusahaan ini Total
0
0
4
18
4
(0%)
(0%)
(15,4%)
(69,2%)
(15,4%)
0
0
22
100
34
Total skor = 636 Rentang skala = 4,07 (Baik)
Total rentang skala untuk dimensi Growth setelah di gabung dari keenam indikator diatas, adalah sebesar 4,01. Hal ini menunjukkan bahwa PT PLN (Persero) Unit Induk P3B JawaBali APP Cawang dapat dikatakan baik dalam hal pertumbuhan atau perkembangan karier bagi pegawai PDKB. Gambaran Mengenai Variabel Motivasi Kerja Berdasarkan hasil jawaban responden yang dapat dilihat dari masing-masing dimensi yang sudah dipaparkan sebelumnya, secara umum motivasi kerja pegawai pada divisi PDKB sudah dilaksanakan dengan baik.Pegawai dapat memenuhi kebutuhan fisiologis dan rasa aman, memiliki hubungan kerja, dan perusahaan dapat membuat pegawai menjadi berkembang kea rah yang lebih baik.
Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
No
Dimensi
Item
Total Skor
Rentang skala
(I)
(T)
T/(NxI)
Kategori
1
Existence
6
644
4,12
Baik
2
Relatedness
5
526
4,04
Baik
3
Growth
6
636
4,07
Baik
Total
17
1806
4,08
Baik
Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Motivasi Kerja Hasil korelasi uji Spearman dengan bantuan software SPSS 17.0 for windows menunjukkan bahwa antara K3 dan motivasi kerja memiliki hubungan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar .551. Besaran nilai tersebut menunjukkan bahwa kekuatan hubungan berada pada kategori substansial (agak kuat). Hubungan yang sangat nyata atau signifikan dapat dilihat dari nilai sig .004 < taraf nyata 0.01. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara K3 dan motivasi kerja adalah substansial (agak kuat) dan positif. Rank of K3 Spearman's rho
Rank of K3
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Rank of Motivasi
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Rank of Motivasi
1.000
.551**
.
.004
26
26
.551**
1.000
.004
.
26
26
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji T Untuk mengetahui kebenaran dari perhitungan rank spearman maka diperlukan pengujian hipotesis. Perumusan hipotesis yang akan diuji berupa hipotesis nol diberikan simbol Ho,
Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
sedangkan untuk hipotesis alternatif diberikan simbol Ha. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terhadap Rank Spearman dengan menggunakan distribui t adalah positif t hitung > t tabel (3,236 > 2,06) yang berarti Ho di tolak yaitu terdapat hubungan antara K3 dengan motivasi kerja karyawan Divisi PDKB PT PLN (Persero) P3B Jawa-Bali APP Cawang. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan motivasi kerja karyawan di Divisi PDKB, menunjukkan hasil dengan derajat keeratan hubungan substansial (agak kuat) dan positif. Hal ini sesuai dengan teori dari Dale Timpe, yang mengatakan bahwa memang penerapan K3 dengan motivasi memiliki hubungan, namun masih sangat kecil andilnya bagi karyawan. Timpe mengatakan bahwa salah satu faktor penyebab tingginya motivasi adalah kebutuhan akan kondisi lingkungan kerja yang aman dan yang aman dan nyaman meliputi adanya jaminan akan kesehatan dan keselamatan kerja. Namun sebenarnya sarana motivasi inilah yang sering terlupakan tetapi merupakan aspek penting dalam motivasi karyawan, yaitu kondisi kerja yang berpengaruh kepada kesehatan kerja karyawan itu sendiri, seperti pengaturan ruang serta kebersihan lingkungan kerja. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis bahwa secara umum penerapan K3 di divisi PDKB tergolong sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari faktor-faktor K3 yang dianalisis seperti pelatihan, ketersediaan APD, pengecekkan alat kerja, briefing keselamatan kerja, dll telah dilaksanakan dengan sangat baik. Begitu pula dengan hasil analisa yang ditunjukkan pada variable motivasi kerja karyawan di divisi PDKB motivasi kerja karyawan pada divisi ini tergolong baik, yang artinya karyawan memiliki motivasi kerja yang tinggi pula. Dengan demikian, hubungan penerapan K3 dan Motivasi kerja pada divisi PDKB menunjukkan hasil positif, signifikan dengan derajat keeratan hubungan agak kuat. Saran Beberapa saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada dasarnya pelaksanaan program K3 dan upaya memotivasi kerja karyawan divisi Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
PDKB telah berjalan dengan sangat baik. Akan tetapi perusahaan dituntut untuk tidak melupakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan PDKB terutama dalam hal K3 agar pencapaian zero accident tetap dipertahankan. 2. Jaminan kesehatan dan keselamatan untuk karyawan terhadap kecelakaan kerja agar dilaksanakan lebih baik lagi guna meningkatkan rasa aman dalam bekerja. Manajemen harus dapat menanamkan program K3 kepada karyawan sebagai suatu kebutuhan bukan hanya sebagai kewajiban yang harus dijalani mengingat besarnya risiko kerja yang berpotensi dialami oleh masing-masing karyawan. 3. Adanya penambahan fasilitas kesehatan seperti klinik kecil sebagai upaya peningkatan jaminan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.
Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
Daftar Pustaka Buku: Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Malthis, Robert L. dan John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Mangkunegara, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Maslow, A.H, et al. 1994. Motivasi & Perilaku. Jakarta: Dahara Prize, (Editor: S.G Huneryager & I.L. Heckman). Moekijat. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju. Siagian, Sondang. P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suardi, Rudi. 2007. Sistem manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja: Panduan Penerapan Berdasarkan OHSAS 18001 & Permenaker 05/1996. Jakarta: PPM Manajemen. Suma’ur P.K. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung. Timpe, Dale A. 2002. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia: Memotivasi Pegawai. Jakarta: Elex Media Komputindo. Uno, Hamzah B. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Winardi. 2001. Motivasi & Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Internet www.antaranews.com
Hubungan Penerapan..., Tri Kusuma Wijayanti, FISIP UI, 2013
