Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 384~388
384
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMILIHAN KETUA SENAT MAHASISWA DENGAN E-VOTING 1
Warjiyono , Angga Ardiansyah
2
1
AMIK BSI Tegal e-mail:
[email protected] 2
AMIK BSI Tegal e-mail:
[email protected]
Abstrak Pemilihan ketua senat mahasiswa AMIK BSI Tegal adalah kegiatan rutin setiap tahun yang diselenggarakan oleh senat mahasiswa AMIK BSI Tegal untuk memilih calon-calon ketua senat periode berikutnya. Dua tahun yang lalu pemilihan ketua senat masih menggunakan sistem konvensional yaitu membuat bilik dan kertas suara. Hal ini menyebabkan pemilih sedikit karena dibatasi oleh waktu dan memungkinkan terjadinya kesalahan, kecurangan, dan tidak adanya transparansi. Agar hal tersebut tidak terjadi maka diperlukan suatu aplikasi untuk mengganti sistem konvensional menjadi komputerisasi sehingga lebih efektif dan efesien. EVoting adalah suatu metode pemungutan suara dan penghitungan suara secara langsung dan transparan dengan menggunakan perangkat elektronik berbasis komputer. Metodologi pengembangan sistem E-Voting menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) dengan metode waterfall. Manfaat dari E-Voting ini adalah untuk memudahkan pemilih dalam menggunakan hak pilihnya secara langsung, bebas, efesien, efektif, transparan dan akuntanbilitas. Maka dari itu penulis akan merancang dan mengimplementasikan E-Voting berbasis web untuk pemilihan ketua senat mahasiswa AMIK BSI TEGAL. Keywords: e-voting, senat mahasiswa, AMIK BSI TEGAL
1. Pendahuluan AMIK BSI Tegal adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang berada di kota Tegal. Senat mahasiswa AMIK BSI Tegal setiap tahunnya memilih ketua senat yang akan bertugas menjadi ketua senat periode berikutnya dengan masa jabatan 1 (satu) tahun. Dua periode pemilihan ketua senat masih menggunakan cara konvensional. Prosesnya yaitu dengan cara memberikan suara atau voting dengan mencoblos kertas suara pada bilik suara yang telah disediakan oleh panitia pemilu. Dari evaluasi dua periode tersebut ternyata mempunyai permasalahan yaitu sedikitnya minat pemilih dibanding dengan jumlah mahasiswa aktif keseluruhan. Selain itu panitia harus menghitung manual jumlah suara yang telah terkumpul serta menyisakan sampah kertas hasil pemungutan suara tersebut. Permasalahan diatas karena sistem yang masih konvesional sehingga kurang efesien dan efektif. Penerapan e-voting memberikan sejumlah manfaat, seperti skalabilitas, efisiensi, kegunaan dan rahasia (Eliasson, Zuquete, 2006).
E-Voting adalah perangkat elektronik yang sederhana yang digunakan untuk merekam suara di tempat pemilihan suara yang digunakan untuk mengganti sistem voting konvensional sebelumnya (Kumar, Walia. 2011). Sistem e-voting semakin populer dilakukan karena lebih hemat, praktis dan jaminan transparansi sangat tinggi (Priyono dan Dihan, 2010 ). Berdasarkan permasalahan diatas tersebut maka perlunya aplikasi e-voting untuk mempermudah pemilih dalam memberikan hak suaranya dan juga membantu panitia dalam proses menghitung suara. Sehingga proses pemilihan ketua senat AMIK BSI TEGAL dapat berjalan dengan terbuka, jujur, cepat, akurat, dan efisien. Penulis akan merancang, membangun dan mengimplementasikan e-voting berbasis web untuk pemilihan ketua senat AMIK BSI Tegal.
2. Metode Penelitian Waterfall
Diterima 30 Januari 2017; Revisi 20 Februari 2017; Disetujui 15 Maret, 2017
ISBN: 978-602-61242-0-3 Dalam perancangan e-voting pemilihan senat akademik AMIK BSI Tegal penulis menggunakan metode Air Terjun /Waterfall. Waterfall adalah salah satu jenis metodologi pengembangan sistem secara umum yang disebut System Development Life Cycle (SDLC) yaitu pengembangan sistem yang dilakukan tahap demi tahap, harus menunggu tahap sebelumnya terlewati atau selesai dan terus melaju berurutan sampai ke intinya (Sarosa, 2009). Secara umum tahapan dalam Waterfall meliputi tahap analisa, perancangan, uji coba, dan implementasi. Berikut gambaran tahapan waterfall model.
Gambar 1.Waterfall Model Setelah melihat penggambaran tahapan pengembangan sistem, berikut penjelasannya : 1. Analisa, dalam tahap ini usulan pengembangan sistem baru dikaji secara khusus. Setelah yakin bahwa sistem baru memang dibutuhkan, maka dilakukan analisa untuk menemukan kelemahan sistem yang lama dan menemukan kebutuhan sistem yang baru. 2. Perancangan, dalam tahap ini kebutuhan sistem baru dipenuhi dengan rancangan sistem baru. Berbagai ancaman alat pemodelan digunakan untuk menggambarkan sistem baru yang akan dibuat. 3. Uji coba, dalam tahap ini rancangan sistem baru diwujudkan. Jika membutuhkan aplikasi yang dibuat juga diuji coba dan diintegrasikan dengan sistem lama.
KNiST, 30 Maret 2017
4.
Implementasi, tahapan di mana sistem baru dijalankan untuk menggantikan sistem yang lama. Transparasi Transparansi merupakan prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan serta hasil yang dicapai (Loina, 2003). Prinsip transparasi dapat diukur melalui sejumlah indikator seperti : 1. Mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan standarisasi dari semua proses-proses pelayanan public 2. Mekanisme yang memfasilitasi pertanyaanpertanyaan publik tentang berbagai kebijakan dan pelayanan publik, maupun proses-proses didalam sektor public 3. Mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi maupun penyimpangan tindakan aparat publik didalam kegiatan melayani (Loina, 2003). Menurut penulis transparansi dapat disimpulkan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar, jujur, dan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia. Akuntabilitas Akuntabilitas berasal dari bahasa Inggris yaitu accoutability yang artinya dapat dipertanggungjawabkan. Akuntabilitas sangat terkait dengan sikap dan semangat pertanggungjawaban seseorang dalam menjalankan suatu pekerjaan atau tugas dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sarana pendukung yang ada. Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas dan akuntabilitas (UndangUndang No.28 tahun 1999). E-Voting Electronic Voting atau E-Voting merupakan metode pemilihan umum yang memungkinkan pemilih untuk mencatatkan pilihannya yang bersifat rahasia secara elektronik dan aman (Fahmi, dkk, 2010). Pengertian lain e-voting adalah pemungutan suara yang dilakukan secara elektronik (digital) mulai dari proses pendaftaran pemilih, pelaksanaan pemilihan, penghitungan suara,
385
ISBN: 978-602-61242-0-3 hingga pengiriman hasil suara (Rokhman, 2011). E-Voting dimaksudkan baik untuk mengurangi kesalahan dan untuk mempercepat proses penghitungan suara. Keuntungan dari EVoting adalah : 1. Menghilangkan kemungkinan orang yang tidak berhak memilih melakukan pemilihan atau pemilih ganda 2. Membuat proses penghitungan suara jauh lebih cepat daripada sistem konvensional. 3. Mengurangi penggunaan kertas sehingga lebih ramah lingkungan . 4. Mengurangi biaya pencetakan sehingga lebih efesien (Kumar, Walia. 2011) Sedangkan beberapa keuntungan lain yang diperoleh dalam penerapan e-voting antara lain: 1. Mempercepat penghitungan suara 2. Hasil penghitungan suara lebih akurat 3. Menghemat bahan cetakan untuk kertas suara 4. Menghemat biaya pengiriman kertas suara 5. Menyediakan akses yang lebih baik bagi kaum yang mempunyai keterbatasan waktu ke TPS dan keterbatasan fisik (cacat) 6. Dapat mengendalikan pihak yang tidak berhak untuk memilih (Rokhman, 2011). Penelitian Terdahulu 1. Priyono, Dihan. 2010, dalam penelitiannya yang berjudul “E-Voting: Urgensi Transparansi Dan Akuntabilitas” menunjukan bahwa aspek pertimbangan utama yang mendasari penerapan e-voting yaitu adanya sejumlah manfaat. Selain itu, era perkembangan teknologi informasi dan kondisi melek internet di semua negara sangatlah memungkinkan adopsi e-voting. 2. Hutagalung. 2012. Dalam penelitiannya yang berjudul “Perancangan Perangkat EVoting Berbasis E-KTP” menyimpulkan bahwa penerapan e-Voting akan menghemat biaya pelaksanaan Pemilu karena tidak diperlukan lagi pencetakan kertas suara dan formulir – formulir pendaftaran lainnya, serta akan memudahkan rekapitulasi perhitungan suara mulai dari TPS sampai ke KPU dan dapat meminimumkan kecurangan. 3. Yusriannur. 2013 dalam skripsinya yang berjudul “Aplikasi E-Voting Berbasis Web untuk Menunjang Pemilihan Presiden Mahasiswa menyimpulkan bahwa e-voting
KNiST, 30 Maret 2017
dapat mempermudah mahasiswa dalam memberikan hak suaranya dimanapun berada tanpa harus mendatangi kampus dan membantu panitia dalam pemrosesan suara yang masuk secara cepat, tepat dan efisien. 4. Shanab, Knight, Refai. 2010 dalam penelitian yang berjudul E-Voting Systems: A Tool For E-Democracy mengatakan bahwa E-voting relatif sebuah konsep baru berdasarkan aplikasi yang bertujuan mengurangi kesalahan dan meningkatkan kenyamanan dan integritas proses pemilihan dewan mahasiswa di Universitas Yordania. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 302 mahasiswa tertarik, percaya dan bermanfaat. 3. Pembahasan
Gambar 1. Desain database
Gambar 2. Layar Utama E-Voting
386
ISBN: 978-602-61242-0-3 Layar 2 menunjukkan layar utama E-Voting, layar ini menampilkan gambar dalam tampilan slider. Jika pengguna akan masuk maka klik command button Start Now.
Gambar 5. Layar Kandidat
Gambar 3. Layar Login Pemilih Gambar 3, menunjukan layar login pemilih, pemilih/user wajib memasukan username dan password lalu klik Login. Login menggunakan NIM dan password menggunakan tanggal lahir. Jika username atau password salah maka akan tampil jendela komentar “Mohon maaf, Username atau Password anda salah!”.
Gambar 5, menunjukan layar yang menampilkan kandidat calon ketua senat, pemilih cukup klik pada poto kandidat yang dipilih. Jika belum memilih, maka dapat memilih, jika sudah memilih maka akan tampil keterangan bahwa anda sudah emilih)
Gambar 6. Layar hasil rekapitulasi suara pemilih Gambar 6, menunjukan layar hasil perhitungan suara pemilihan ketua senat. Tampilan hasilnya dalam bentuk grafik yang sudah tertera kandidat beserta dengan jumlah pemilih dalam bentuk persen. Gambar 4. Layar Informasi batas Waktu Pemilih Gambar 4, menunjukan layar yang tampil setelah mahasisw melakukan login. Layar ini akan menampilkan waktu mundur yaitu batas waktu terakhir pemilihan ketua senat
KNiST, 30 Maret 2017
Simpulan E-Voting yang dibangun oleh penulis adalah sebuah aplikasi berbasis web yang digunakan oleh senat mahasiswa untuk pemilihan ketua senat mahasiswa AMIK BSI Tegal. Kegunaan E-Voting adalah untuk mempermudah mahasiswa dalam memberikan hak suaranya, tanpa harus datang ke kampus, hal ini akan
387
ISBN: 978-602-61242-0-3 menghemat biaya pelaksanaan Pemilu karena tidak diperlukan lagi pencetakan kertas suara dan dokumen lainnya. Selain itu membantu panitia dalam menentukan siapa calon ketua terpilih, jumlah pemilih yang ditampilkan dalam bentuk grafik, pemrosesan suara yang masuk secara cepat dan akurat. Hasil pemilihan ketua senat mahasiswa lebih transparansi, efisien, hemat waktu, biaya, serta akuntabilitas yang baik. Saran untuk e-voting ini kedepannya adalah perlunya jaminan keamanan data dengan menggunakan enkripsi serta perlunya menguji penerimaan pengguna e-voting dan menguji kualitas e-voting agar e-voting lebih baik, aman dan representatif mewakili pengguna.
Rokhman, A. (2011). Prospek dan Tantangan Penerapan e-Voting di Indonesia. Seminar Nasional Peran Negara dan Masyarakat dalam Pembangunan Demokrasi dan Masyarakat Madani di Indonesia, 7 Juli 2011. Jakarta: Universitas Terbuka. Hal. 1-11.
Referensi Eliasson, Zuquete. 2016. An electronic voting system supporting vote weights. Internet Research Vol. 16 No. 5, 2006 Emerald Group Publishing Limited. Hal 507-518
Undang- Undang Republik Indonesia No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
Fahmi, Husni, Handoko, Dewi. 2010. Kajian Teknis tentang Pemungutan Suara secara Elektronik (Electronic Voting). Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta. Hutagalung. 2012. Perancangan Perangkat EVoting Berbasis E-KTP. Jurnal SAINTIKOM Vol. 11 / No. 1. STMIK Triguna Dharma. Hal. 46-56.
Shanab, Knight, Refai. 2010. E-Voting Systems: A Tool For E-Democracy. Management Research and Practice Vol. 2 Issue 3. Hal 264-274 Sarosa, Samiaji. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo).
http://www.pekalongankab.go.id/fasilitasweb/artikel/ekonomi/419-konseptentang-akuntabilitasdanimplementasinya-di-indonesia.html. Diakses 14/03/2017 pukul 08:44 Yusriannur. 2013. Aplikasi E-Voting Berbasis Web untuk Menunjang Pemilihan Presiden Mahasiswa Pada Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Skripsi,Fakultas Ilmu Komputer.
Kim, H.M. dan Nevo, S. (2008), Development and application of a framework for evaluating multi-mode voting risks, Internet Research, Vol. 18, No. 1, hal. 121-135. Kumar, Walia. 2011. Analysis Of Electronic Voting System In Various Countries. International Journal on Computer Science and Engineering (IJCSE) Vol. 3 No. 5 May 2011. Hal 1825-1830. Loina. 2003. Indikator Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi dan Partisipasi. Jakarta : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Priyono, Dihan. 2010. E-Voting: Urgensi Transparansi Dan Akuntabilitas. Seminar Nasional Informatika 2010 (semnasIF 2010). UPN ”Veteran” Yogyakarta. Hal. E55-E62.
KNiST, 30 Maret 2017
388