Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
ISSN 1410-6086
KAJIAN PRINSIP REDUCE DAN PENERAPAN KONSEP REUSE ATAU RECYCLE TERHADAP SPENT DAN DISUSED SEALED SOURCE Togap Marpaung, PGD *)
ABSTRAK KAJIAN PRINSIP REDUCE DAN PENERAPAN KONSEP REUSE ATAU RECYCLE TERHADAP SPENT DAN DISUSED SEALED SOURCE. Perkembangan penggunaan sumber radioaktif terbungkus yang semakin banyak dan jenis yang semakin beragam menyebabkan limbah radioaktif sumber terbungkus (LRST) yang dihasilkan oleh pihak pengguna di fasilitas radiasi dan zat radioaktif (FRZR), juga semakin meningkat, baik secara kuantitas maupun implikasinya. Sumber terbungkus akan mengalami suatu perubahan kondisi selama penggunaan, yaitu menjadi dalam 2 (dua) kondisi: (1) spent sealed source atau (2) disused sealed source yang diakibatkan oleh faktor tertentu sebelum menjadi dinyatakan sebagai limbah radioaktif (radioative waste). Prinsip minimisasi (reduce) volume maupun jumlah limbah dapat dilakukan melalui hasil penerapan reuse dan recycle terhadap sumber terbungkus (sealed source) di bidang medik, industri dan penelitian. Kebijakan reuse dan recycle yang terjadi selama ini terhadap spent dan disused sealed source belum secara spesifik dimaksudkan mengenai kedua hal tersebut. Reuse terhadap spent sealed source dapat dilakukan hanya untuk penggunaan yang berasal dari bidang medik untuk radioterapi, yaitu penggunaan teleterapi Co-60 menjadi fasilitas kalibrasi. Recycle terhadap spent sealed source dapat dilakukan untuk aktivitas sumber radioaktif cukup besar dan waktu paro relatif panjang dan hanya dapat dilakukan oleh pihak pabrikan. Agar tidak terjadi benturan legal, maka dalam Amendemen PP No.27 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif ada usulan untuk skema baru dalam pengelolaan limbah radioaktif untuk memfasilitasi penerapan prinsip reduce, reuse, dan recycle. Kata kunci : reduce, reuse, recycle, spent, disused, sealed source
ABSTRACT STUDY ON REDUCE PRINCIPLEAND APPLICATION OF REUSE OR RECYCLE AGAINTS SENT AND DISUSED SEALED SOURCE. The growth of the use and kinds of sealed radioactive source is increased cause sealed radioactive waste that generated by user in radiation and radioactive substances facilities also increasing, both in quantities and implications. Sealed source will be change in condition during use for use, that is to be in 2 (two) conditions: (1) spent sealed source or (2) disused sealed sources that are caused by certain factors before then will be declared as a radioactive waste. Minimization principle (reduce) the volume and the amount of waste can be executed through the application of reuse and recycling of radioactive sealed source in the medical, industry and research. Reuse and recycle policy for spent and disused sealed sources are not already specified yet. Reuse of spent sealed source can be executed only for the use of which is from the medical field for radiotherapy, that use of teletherapy Co-60 becomes a calibration facility. Recycle of spent sealed sources can be performed for a radioactive sources with high activity and long half life and can only be executed by the manufacturer. To avoid legal conflicts, therefore in the Amendment Government Regulation No.27 Year 2002 about Management of Radioactive Waste, recommend for a new scheme in the management of radioactive waste to facilitate the application of reduce, reused, and recycle. Kata kunci : reduce, reuse, recycle, spent, disused, sealed source
*) Direktorat Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif - BAPETEN
65
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
PENDAHULUAN Perkembangan penggunaan sumber radioaktif terbungkus yang semakin banyak dan jenis yang semakin beragam menyebabkan limbah radioaktif sumber terbungkus (LRST) yang dihasilkan oleh pihak pengguna di fasilitas radiasi dan zat radioaktif (FRZR), meliputi bidang medik, industri dan penelitian juga semakin meningkat, baik secara kuantitas maupun implikasinya. Bahkan LRST ini yang paling banyak diterima oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dari pihak pengguna sebagai penghasil LRST untuk dikelola di Fasilitas Pengolahan Limbah Radioaktif BATAN. Tetapi, sebelum menjadi rezim LRST maka ada hal yang menjadi perhatian serius terkait dengan penggunaan sumber terbungkus (sealed source) yang oleh IAEA dijadikan menjadi suatu “isu panas” (hot issue) di semua kalangan pihak terkait, yaitu masalah spent dan disused sealed source. Kedua hal spent dan disused ini menjadi perhatian utama oleh badan pengawas dalam hal bagaimana pengendalian keselamatan radiasi dan keamanan sumber radioaktif sedangkan oleh badan pelaksana dalam hal pengelolaannya apabila spent atau disused sudah dinyatakan sebagai LRST. Pengendalian oleh badan pengawas terhadap spent dan disused sealed source tidak hanya dalam aspek keselamatan radiasi dan keamanan sumber radioaktif tetapi juga pengendalian berupa regulasi mengenai penerapan konsep reduce, reuse dan recyle terhadap spent dan disused sealed source hingga kedua hal tersebut (spent dan disused sealed source) menjadi rezim limbah radioaktif. Jika konsep reuse dan recycle dapat diterapkan secara optimal maka tercapailah salah satu dari sembilan prinsip dasar pengelolaan limbah, yaitu: “Pengendalian Timbulnya Limbah Radioaktif” yang mempunyai arti timbulnya limbah radioaktif harus diupayakan seminimal mungkin yang dapat dicapai. Dalam konteks ini maka hasil penerapan reuse dan recycle adalah reduce terhadap spent dan disused sealed source. Dalam makalah ini penulis melakukan kajian literatur tehadap dokumen-dokumen pengawasan untuk menghasilkan sebuah kebijakan baru yang mungkin dapat diambil dalam hal penerapan
66
ISSN 1410-6086
prinsip reduce, reuse dan recycle terhadap spent dan disused sealed source. ASPEK KESELAMATAN DAN KEAMANAN TERHADAP SPENT DAN DISUSED SEALED SOURCE Sumber terbungkus (sealed source) adalah zat radioaktif yang secara permanen terbungkus dalam suatu kapsul atau terikat kuat dan berbentuk padat, tidak termasuk elemen bakar reaktor. Sumber terbungkus akan mengalami suatu kondisi selama penggunaan, yaitu menjadi dalam 2 (dua) kondisi: (1) spent sealed source atau (2) disused sealed source yang diakibatkan oleh faktor tertentu sebelum menjadi dinyatakan sebagai limbah radioaktif (radioative waste). Dalam status spent dan disused sealed source, IAEA merekomendasikan agar badan pengawas suatu negara mengendalikan spent dan disused sealed source baik dari aspek keselamatan maupun aspek keamanan. Keselamatan Radiasi Aspek keselamatan radiasi sudah sejak dari awal pemanfaatan tenaga nuklir dipersyaratkan sesuai peraturan perundangundangan. Pihak pengguna wajib memenuhi persyaratan keselamatan radiasi terhadap sumber terbungkus selama penggunaan hingga terjadi perubahan status kepemilikan sumber terbungkus, yang disebabkan beberapa hal, antara lain pengalihan kewenangan secara hukum, misalnya transaksi jual-beli (pengalihan), re-ekspor ke negara asal, pelimpahan menjadi limbah radioaktif ke BATAN. Secara sedehana keselamatan radiasi adalah upaya yang dilakukan secara optimal melalui penerapan proteksi radiasi terhadap sumber radioaktif sehingga tidak terjadi kecelakaan radiasi. Ada 3 (tiga) ciri utama keselamatan radiasi: (1). kegiatan yang mulia (2). analisis probabilistik; dan (3). transparansi. Keamanan Zat Radioaktif Aspek keamanan sumber radioaktif juga wajib dipenuhi oleh pihak pengguna terhadap sumber terbungkus (sealed source) sejak mulai diimpor khusus kategori 1 dan 2, selama penggunaan (in use), pengangkutan (in transport) dan penyimpanan (in storage). Secara sederhana keamanan sumber radioaktif adalah upaya yang dilakukan secara komprehensif melalui penerapan sistem proteksi fisik terhadap sumber
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
radioaktif sehingga tidak dicuri atau dilakukan sabotase oleh orang yang berniat jahat. Adapun Sistem Proteksi Fisik adalah integrasi antara personil yang berkualifikasi, peralatan yang standar dan prosedur yang sesuai. Ada 3 (tiga) ciri utama Keamanan sumber radioaktif: (1). kegiatan yang jahat (2). didasarkan pada ancaman; dan (3). kerahasiaan.
a.
faktor kerusakan sumber radioaktif, misalnya sumber radioaktif bocor (leakage of radioactive source) meskipun potensi sumber radioaktif bocor sangat kecil sebab sumber radioaktif sudah diuji sesuai sertifikat uji untuk sumber terbungkus (ISO 2919).
b.
faktor pelarangan, yaitu azas manfaat (justify) dianggap menjadi tidak bermanfaat lagi (unjustify), seperti pelarangan penggunaan di bidang medik, meliputi: brakiterapi manual (Ra-226, Cs-137, Co-60) dan teleterapi (Cs-137), di bidang industri untuk produk konsumen (consumer products) yang menggunakan Ra-226 seperti: penangkal petir, penunjuk jarum jam dan sebagainya.
c.
faktor kerusakan sumber radioaktif di pihak pengguna, misalnya terjadi situasi kedaruratan (emergency stuck source) pada kegiatan Well Logging, Brakiterapi-Remote Afterloading atau Kamera Radiografi Industri.
d.
faktor lain, misalnya peralatan berikut sumber radioaktif baru dari pabrikan yang tidak dapat digunakan maka peralatan tersebut masuk dalam regim disused sealed source.
KONSEP REDUCE, REUSE DAN RECYCLE TERHADAP SPENT DAN DISUSED SEALED SOURCE Secara umum dapat diartikan bahwa spent maupun disused sealed source merupakan sumber radioaktif bekas pakai (used), tetapi terdapat perbedaan yang jelas mengenai kedua hal, sebagai berikut: 1.
2.
Spent sealed source: a source that is no longer suitable for its intended purpose as a result of radioactive decay, a spent source may still represent radiological hazard; adalah sumber radioaktif yang tidak dapat digunakan sesuai dengan tujuan yang dimaksud (misalnya, untuk radioterapi) akibat peluruhan radioaktif, suatu sumber bekas masih dapat menimbulkan bahaya radiologik; dan Disused sealed source: a source no longer in use or intended to be used (and is not intended to be used, for the practice for which an authorization has been granted), a disused sealed sources may still represent a significant radiological hazard. It differs from a spent source in that it may still be capable of performing its function; it may be disused because it is no longer needed; adalah sumber radioaktif yang tidak digunakan lagi atau sumber radioaktif yang tidak dimaksudkan untuk digunakan lagi (misalnya, untuk radioterapi), karena berbagai faktor (selain faktor peluruhan) di pihak manapun (misalnya pabrikan, importir dan pengalih maupun pengguna), sumber terbungkus yang tidak digunakan lagi masih dapat menimbulkan bahaya radiologik yang signifikan. Berbeda dengan sumber bekas, sumber radioaktif yang tidak digunakan lagi masih dapat menjalankan fungsinya; menjadi disused karena tidak lagi dibutuhkan). Faktorfaktor yang terakait antara lain:
ISSN 1410-6086
Dalam terminologi umum, sumber radioaktif terbungkus sebelum menjadi limbah radioaktif dapat dinyatakan hanya sebagai “Disused Radioactive Sealed Source”. Reduce Konsep reduce terhadap spent dan disused sealed source apabila dibandingkan dengan konsep reduce terhadap limbah radioaktif padat, merupakan hal yang berbeda. LRST tidak dimungkinkan untuk diminimasi langsung volumenya, seperti metode minimisasi limbah radioaktif padat. Sedangkan limbah radioaktif padat adalah limbah yang fasenya berbentuk padat dan limbah radioaktif padat tersebut dapat dikurangi volume dan jumlahnya dengan prinsip pengolahan limbah radioaktif, misalnya dengan insenerasi atau kompaksi.
67
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
Prinsip minimisasi (reduce) volume maupun jumlah limbah dapat dilakukan melalui hasil penerapan reuse dan recycle terhadap sumber terbungkus (sealed source) di bidang medik, industri dan penelitian. Secara umum prinsip minimisasi dapat diterapkan dengan penggunaan radionuklida berumur paro relatif pendek sehingga sumber radioaktif akan cepat meluruh ke tingkat aktivitas yang relatif kecil. Minimisasi limbah adalah suatu langkah penting dalam pengelolaan limbah dan pengendalian risiko potensial. Untuk alasan keselamatan, bahan yang tidak diperlukan, seharusnya tidak boleh dimasukkan ke dalam rezim pengendalian secara radiologik sehingga dapat mengurangi potensi limbah radioaktif yang dihasilkan dan mengurangi penyebaran kontaminasi dan meminimisasi volume limbah. Reuse dan/atau Recycle Reuse dan/atau recycle sumber radioaktif harus dipertimbangkan sebagai suatu alternatif untuk disposal jika dimungkinkan. Keselamatan reuse dan/atau recycle harus dikaji sebelum “operasi” dimulai, risiko yang dapat terjadi, dan ketentuan yang dipersyaratakan oleh badan pengawas harus dipenuhi. Reuse terhadap sumber terbungkus harus sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan recycle harus dilakukan oleh pihak pabrikan. Ada 2 (dua) parameter utama karakteristik sumber terbungkus (sealed source) yang menjadi spent dan disused sealed source adalah aktivitas (relatif besar) dan waktu paro (relatif panjang). Pilihan yang berkesinambungan untuk mengelola disused sealed source adalah dengan recycle untuk penggunaan yang lebih lanjut. Jika hal ini tidak mungkin, opsi pengelolaan yang dipilih untuk spent dan disused sealed source adalah mengembalikan sumber tersebut kepada pihak pemasoknya. Opsi tersebut tidak selalu dapat dilakukan, karena pihak pemasoknya mungkin tidak diketahui atau tidak ada lagi. Untuk peralatan pembangkit radiasi pengion, sebagai contoh pesawat sinar-X, sudah diterapkan konsep reuse dan recycle dengan beberapa perlakuan seperti: refurbishment, reconditioning, second hand, dan remanufacturing. Refurbishment adalah
68
ISSN 1410-6086
proses yang menghasilkan mutu tertinggi di antara perlakuan lainnya, karena dalam prosesnya harus memenuhi standar (ISO dan IEC) dan tiga asosiasi besar kelas dunia yaitu COCIR, MITA dan JIRA sudah menerbitkan sebuah dokumen kode etik untuk memfasilitasi proses ini yang berjudul “Good Refurbishment Practice for Used Medical Equipment”. Namun untuk peralatan radioterapi dengan Teleterapi dan Brakiterapi-Remote Afterloading sangat berbeda sebab ada 2 (dua) “objek” yang menjadi perhatian utama, yaitu: reuse untuk sumber radioaktifnya saja atau reuse untuk peralatan radioterapi secara utuh (satu kesatuan berupa unit, termasuk sumber radioaktifnya). Untuk penggunaan di bidang industri, selama ini belum ada ketentuan yang terkait dengan reuse. Kurun waktu penggunaan (life time) sumber radioaktif untuk bidang industri dan penelitian tidak seketat untuk penggunaan di bidang medik, meskipun pihak pabrik selalu merekomendasikan hal tersebut dalam manual peralatan. Ketentuan dalam bidang medik sangat ketat karena faktor dosis yang diterima oleh pasien.
KEBIJAKAN REUSE DAN RECYCLE TERHADAP SPENT DAN DISUSED SEALED SOURCE Kebijakan reuse dan recycle yang terjadi selama ini terhadap spent dan disused sealed source belum secara spesifik dimaksudkan mengenai kedua hal tersebut. Kebijakan yang terjadi adalah mengenai penggunaan kembali sumber radioaktif yang disimpan di fasilitas pengelolaan limbah radioaktif milik BATAN di kawasan Serpong. Pemahaman selama ini bahwa sumber radioaktif yang disimpan di fasilitas tersebut sudah menjadi rezim “limbah radioaktif” dari sumber terbungkus (sealed source), yang disebut sebagai LRST. Ketentuan Kebijakan Oleh pimpinan BAPETEN dan BATAN mengambil suatu kebijakan bahwa sumber radioaktif yang ada di fasilitas tersebut dapat digunakan kembali dengan memenuhi 3 (tiga) ketentuan sebagai berikut:
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
1. 2. 3.
LRST hanya untuk tujuan penggunaan Litbang oleh BATAN; LRST untuk tujuan Pendidikan oleh Perguruan Tinggi; dan Izin penggunaan kembali terhadap LRST untuk tujuan Litbang atau Pendidikan harus ada dari BAPETEN.
UU No.10 Tahun 1997 Namun demikian, ada suatu kekhawatiran bahwa permasalahan yang timbul secara legal terhadap kebijakan tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan amanat Undang-undang No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, yang ditetapkan di dalam Ketentuan Umum mengenai pengertian Limbah radioaktif. Adapun yang dimaksud dengan Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan atau bahan serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang tidak dapat digunakan lagi. Dari pengertian Limbah radioaktif terkait dengan LRST dapat disimpulkan adalah .....“zat radioaktif yang tidak dapat digunakan lagi”. IAEA juga menyatakan secara jelas bahwa “limbah radioaktif” adalah zat radioaktif dalam bentuk padat, cair atau gas yang tidak dapat digunakan lagi, dan dikendalikan sebagai limbah radioaktif oleh badan pengawas sesuai peraturan perundang-undangan. Peraturan Pemerintah (PP) Tahun 2008
No. 29
PP No. 29 Tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir mengatur mengenai ketentuan lain yang dapat dikaitkan spent dan disused sealed source maupun reuse dan recycle. Ada 2 (dua) pasal, mengatur pengalihan: •
Pasal 4 huruf d, adalah pengalihan zat radioaktif dan/atau pembangkit radiasi pengion untuk keperluan medik; dan
•
ISSN 1410-6086
Pasal 4 huruf e, pengalihan zat radioaktif dan/atau pembangkit radiasi pengion untuk selain keperluan medik
Penerapan • pasal 4 huruf d: Pengalihan sumber radioaktif berupa spent sealed source dari Pemegang Izin kepada pihak lain. Kriteria ini hanya dimungkinkan untuk penggunaan teleterapi menjadi fasilitas kalibrasi. Pengalihan dapat berupa hibah, ketentuan sudah jelas, pemohon harus memenuhi persyaratan izin penggunaan. • pasal 4 huruf e: Pengalihan sumber radioaktif berupa disused sealed source dari Pemegang Izin kepada pihak lain. Kriteria ini tidak berlaku untuk sumber radioaktif bocor atau pelarangan penggunaan. Pengalihan untuk disused sealed source hanya dimungkinkan apabila penyebab kerusakan telah diperbaiki. Pelaksanaan Kebijakan Pelaksanaan kebijakan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini sesuai ketentuan terhadap penggunaan kembali (reuse) LRST, sebagai berikut: 1. PTKMR BATAN, Pasar Jumat, dari kegiatan teleterapi Co-60, tahun 2007. 2. STTN, Yogyakarta, dari kegiatan Gauging (Co-60, Cs-137, Sr-90) dan Radiografi industri (Ir-192), tahun 2007. 3. PATIR BATAN, Pasar Jumat, dari kegiatan Perunut, Well Logging (Kr85), tahun 2010. Contoh penerapan reuse spent sealed source yang telah dilakukan adalah penggunaan kembali sumber radioaktif dari peralatan teleterapi gamma menjadi fasilitas kalibrasi sebagaimana pada rangkaian gambar di bawah ini.
69
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
Gambar 1. Peralatan Teleterapi Co-60
Gambar 2. Wadah Berisi Kapsul Sumber Radioaktif
Gambar 3. Fasilitas Kalibrasi
70
ISSN 1410-6086
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
KESIMPULAN 1. Penggunaan sumber terbungkus (sealed source) di bidang FRZR akan menjadi 2 (dua) kondisi, sebagai: (1). spent sealed source dan (2). disused sealed source dan sumber terbungkus terlebih dahulu menjadi bakal limbah (baklim) radioaktif sebelum dinyatakan sebagai limbah radioaktif. 2. Prinsip minimisasi (reduce) volume maupun jumlah LRST dapat dilakukan melalui penerapan hasil reuse dan recycle terhadap spent dan disused sealed source. 3. Reuse dari spent sealed source untuk tujuan yang berbeda dapat dilakukan hanya untuk penggunaan yang berasal dari fasilitasradioterapi di bidang medik (teleterapi Co-60) menjadi fasilitas kalibrasi. Syarat utama adalah aktivitas sumber radioaktif masih memadai dan tidak ada kebocoran radiasi. 4. Recycle dari spent sealed source dapat dilakukan untuk aktivitas sumber radioaktif cukup besar dan waktu paro relatif panjang dan recycle hanya dapat dilakukan oleh pihak pabrikan. 5. Untuk aktivitas relatif kecil dan waktu paro pendek sebaiknya dijadikan limbah. 6. Reuse dari disused sealed source tidak dapat dilakukan apabila faktor penyebabnya kebocoran sumber radioaktif dan karena penggunaannya dilarang oleh badan pengawas. SARAN 1. Agar sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1997 maka dalam amendemen PP. No. 27 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif dapat diatur mengenai beberapa hal sebagai berikut: a. Penggunaan sumber terbungkus (sealed source) di bidang FRZR akan
ISSN 1410-6086
menjadi 2 (dua) kondisi, sebagai: (1). spent sealed source dan (2). disused sealed source sebelum dinyatakan sebagai LRST. b. Konsep reuse dan recycle terhadap spent dan disused sealed source dapat diterapkan untuk minimisasi volume dan jumlah (reduce) LRST. c. Kewajiban BATAN untuk menyampaikan hasil kajian keselamatan radiasi untuk reuse atau recycle terhadap spent maupun disused sealed source sebagai salah satu persyaratan izin, sebagaimana dalam skema di akhir tulisan ini. 2. Penerapan reuse terhadap spent maupun disused sealed source sebaiknya terus didorong terutama untuk tujuan Litbang dan Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Undang-undang No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, Jakarta, 1998. 2. Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir, Jakarta, 2008. 3. IAEA, Classification of Radioactive Waste, IAEA Safety Standard Series No. GSG-1, Viena, 2009. 4. IAEA, Management of Waste from the Use of Radioactive Material in Medicine, Industri, Agriculture, Research and Education, Waste, IAEA Safety Standard Series No. WS-G-2.7, Viena, 2005. 5. MARPAUNG, T, Kecelakaan Radiasi yang Terkait dengan Peralatan Radioterapi, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Jakarta, 2000.
71
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
*Sumber Tidak digunakan lagi
72
ISSN 1410-6086