Tugas Akhir
TIPOLOGI PERMUKIMAN KUMUH DI PINGGIRAN SELATAN KOTA SURABAYA Leny Agustin Maharani
3610100049
Dosen Pembimbing Sementara : Dian Rahmawati ST. MT. Dosen Penguji Internal : Hertiari Idajati, ST. MSc. Dosen Penguji Eksternal : Dr. Ir. Nanang Setiawan, SE. MS
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014
LATAR BELAKANG (1) Nama Kelurahan : 1. Ujung 2. Bulak banteng 3. Wonokusumo 4. Sidotopo Wetan 5. Tanah Kali Kedinding 6. Bulak 7. Gading 8. Dupak 9. Bongkaran 10. Sukolilo 11. Gebang Putih 12. Medokan Semampir 13. Keputih 14. Gunung Anyar 15. Rungkut Menanggal 16. Wiyung 17. Waru Gunung 18. Benowo 19. Morokrembangan 20. Romokalisari 21. Sumberrejo 22. Sememi 23. Kandangan
RTRW KOTA SURABAYA,2003
RTRW Jatim 2020 : terkonsentrasinya penduduk bertempat tinggal di wilayah Gerbangkertasusila khususnya di wilayah Surabaya Metropolitan Area Kurniawan,2009 : kawasan pinggiran identik dengan masyarakat desa yang melakukan urbanisasi ke kota. Hal ini karena masyarakat lebih tertarik oleh aktifitas industri dibandingkan kehidupan agrarisnya.
LATAR BELAKANG (2) Angka migrasi 14641 jiwa di tahun 2011 Surabaya dalam angka 2012 Sebanyak 8110 keluarga miskin
RP4D KOTA SURABAYA,2008 Luasan 95,34Ha (2008)
Kawasan padat dan kumuh sepanjang sungai Sungai Surabaya : Pagesangan, Dukuh Menanggal, Menanggal, Kutisari, Rungkut Menanggal, Gunung Anyar, Gunung Anyar Tambak Sungai Kali Surabaya : Waru Gunung, Karangpilang, Kebraon, Kedurus, Pagesangan, Kebonsari, Karah, Ketintang Memiliki karakteristik hunian padat, rata-rata luas persil kecil dan pemanfaatan ruang sangat besar dengan KDB >80% dan pemanfaatan jalan atau saluran drainase sebagai bagian dari rumah. Selain itu masih adanya penggunaan sumur air tanah untuk MCK berada relatif dekat dengan septictank UP IX Ahmad Yani :Memiliki fungsi utama permukiman serta perdagangan dan jasa yang menjadi salah satu pintu gerbang Kota Surabaya terutama dari sisi selatan UP X Wiyung: Penggunaan lahan permukiman yang bercampur dengan kegiatan industri, perlunya dikembangkan hunian terpadu untuk mengurangi adanya kepadatan rumah yang semakin tinggi dan munculnya permukiman kumuh
RUMUSAN MASALAH
Pertanyaan penelitian yaitu kriteria apa saja yang dapat digunakan dalam menentukan tipologi permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya? TUJUAN
Menentukan tipologi permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya SASARAN
Mengidentifikasi kondisi eksisting permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya Menentukan kriteria tipologi permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya Menentukan tipologi permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya
RUANG LINGKUP
TINJAUAN TEORI
Definisi Teori Permukiman Kumuh Karakteristik
Permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya
Definisi Teori rural-urban fringe Karakteristik
SINTESA TEORI Teori
Aspek
Fisik
Permukiman kumuh
Sosial
Ekonomi
Pinggiran
Hukum Fisik Sosial
Variabel • Ukuran lahan • Pola penggunaan lahan • Letak bangunan • Kondisi Bangunan • Kepadatan bangunan • Ketersediaan prasarana air bersih • Ketersediaan prasarana sanitasi • Ketersediaan prasarana drainase • Ketersediaan prasarana persampahan • Ketersediaan prasarana jalan • Tingkat kesehatan • Tingkat pendidikan • Tingkat partisipasi masyarakat •Tingkat partisipasi pemerintah • Intensitas hubungan individu • Pekerjaan • Pendapatan Status tanah Pola penggunaan lahan Bentuk interaksi
METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan Penelitian • Pendekatan rasionalistik digunakan karena penelitian ini didasarkan pada kebenaran dan kondisi eksisting dan melihat literatur dari berbagai sumber dengan diperkuat pendapat (argumen) • Pendekatan rasionalistik mengharuskan adanya pemikiran rasionalisme yang didasarkan pada kondisi realita baik dari sisi empirik sensual (panca indra), empirik logik, dan empirik etik yang tidak terlepas dari teori sebagai landasan penelitian dan survei. Jenis Penelitian • Penelitian Quasi-statistics merupakan penelitian kualitatif yang mengandung komponen-komponen kuantitatif. Pemakainan data-data kuantitatif ini bukan hanya mengetes atau mendukung keterlibatan statistik tapi juga mmembantu menghitung bukti-bukti lapangan yang mungkin berpotensi sebagai data temuan yang mengancam validitas penelitian menurut Maxwell, 1996; Guba & Lincoln, 1989 dalam Alwasilah 2000
ASPEK, VARIABEL, DEFINISI OPERASIONAL (1) 1.
Sasaran Mengidentifikasi kondisi eksisting permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya
Aspek Fisik
Variabel Ukuran lahan Pola penggunaan lahan
Definisi Operasional Besarnya lahan yaitu setiap orang mendapat ruang kurang dari 7,2m2 Penggunaan lahan yang homogen permukiman atau heterogen dengan kegiatan jasa atau industri
Letak bangunan
Letak berdirinya bangunan seperti di perkampungan/ perumahan formal, berada di sempadan sungai, rel dan jalan Tempat berdirinya bangunan seperti di pinggir jalan, sungai atau rel, bentuk bangunan berupa struktur dinding, atap lantai bangunan (permanen, semi permanen, non permanen) serta ada tidaknya ventilasi Banyaknya unit bangunan diatas 70% dari luas lahan, antara 60-70% dari luas total atau kurang dari 60% dari luas lahan
Kondisi bangunan
Kepadatan bangunan
Sosial
Ketersediaan prasarana air bersih
Banyaknya rumah yang menggunakan PDAM atau sumur serta kondisi air bersih
Ketersediaan prasarana sanitasi Ketersediaan prasarana persampahan
Banyaknya rumah yang menggunakan MCK pribadi, atau umum
Ketersediaan prasarana drainase Ketersediaan prasarana jalan Tingkat pendidikan Tingkat Kesehatan Tingkat partisipasi masyarakat Tingkat partisipasi pe,merintah
Banyaknya rumah yang memiliki saluran drainase/got dab berfungsi dengan baik Ketersediaan dan kondisi jalan yang diperkeras dan dalam keadaan terawat Tingkat pendidikan formal yang ditamatkan oleh masyarakat Banyaknya masyarakat yang terserang penyakit Bentuk partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan seperti kerja bakti Bentuk partisipasi pemerintah berupa program pembangunan seperti pembangunan jalan, WC umum, WC pribadi, drainase, subsidi rumah, dll Banyaknya kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam kegiatan sosial Interkasi masyarakat dengan Kabupaten disebelahnya (Kab.Sidoarjo) untuk memenuhi kebutuhan perdagangan dan jasa, fasilitas kesehatan/pendidikan, pekerjaan Status tanah yang dihuni Jenis pekerjaan yang dilakukan masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan Banyaknya jumlah pendapatan di atas UMR Kota Surabaya dan bisa menyisihkan uang untuk menabung
Intensitas hubungan individu Bentuk interaksi Hukum Status tanah Ekonomi Pekerjaan Pendapatan
Banyaknya rumah yang memiliki tempat sampah pribadi dan ada petugas pengangkut sampah
ASPEK, VARIABEL, DEFINISI OPERASIONAL (2) 2. 3.
Menentukan kriteria tipologi permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya Menentukan tipologi permukiman kumuh di pinggiran selatan Kota Surabaya
Output sasaran 1 dan literatur
Output sasaran 1 dan 2
METODE PENGUMPULAN DATA Sasaran 1.
2.
3.
Mengidentifikasi karakteristik permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya Menentukan kriteria tipologi permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya Menentukan tipologi permukiman kumuh di pinggiran selatan Kota Surabaya
Data Primer Teknik Pengumpulan Data Proposinal random sampling (Kuesioner) dan Observasi
Stakeholder dan kuesioner
Output sasaran 1 dan 2
Data Sekunder Sumber Data RTRW, RP4D dan UP. I Rungkut, UP.IX Achmad Yani, UP. X Wiyung, Profil Kelurahan Karangpilang, Waru Gunung, Kebraon, Pagesangan, Kebonsari, Dukuh Menanggal, Gayungan, Kutisari, Kendangsari, Panjang Jiwo, Rungkut Menanggal, Gunung Anyar, Gunung Anyar Tambak
METODE PENENTUAN RESPONDEN SAMPEL Kelurahan Karangpilang Waru Gunung Kebraon Pagesangan Kebonsari Dukuh Menanggal Gayungan
Teknik Proposional Random Sampling Jumlah Penduduk (Jiwa) 1547 602 805 1987 698
Jumlah Sampel 12 5 5 15 5
758
6
703
5
Kelurahan Kutisari Panjang Jiwo Kendangsari Rungkut Menanggal Gunung Anyar Gunung Anyar Tambak total
Jumlah Penduduk (Jiwa) 1005 1143 734 925 1824
Jumlah Sampel 7 8 5 7 14
692
5
13423
99
Analisa Stakeholder Stakeholder Bappeko Kota Surabaya Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (bidang perumahan dan permukiman) Kota Surabaya Akademisi
Posisi Stakeholder Staff Bappeko Kota Surabaya Staff Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (Bidang perumahan dan permukiman) Kota Surabaya Akademisi bidang perumahan dan permukiman
ALAT ANALISIS
Analisis Triangulasi & Delphi
Sasaran 3
Sasaran 2
Sasaran 1
1. Skoring (Menilai kondisi eksisting dengan kriteria yang telah teranalisa Skoring, oleh Delphi) Perhitungan untuk Variabel = (kondisi A Cluster & x kriteria A) + (kondisi B x kritera B) / Deskripsi jumlah sampel di area 2. Cluster (Pengelompokkan area permukiman kumuh) Analisis cluster mempunyai tujuan Statistik Deskripsi utama untuk mengelompokkan area Hasil rekapan kuesioner dari 99 responden di sajikan berdasarkan karakteristik yang dalam bentuk deskripsi, ditabelkan, divisualkan dalam dimilikinya. Cluster-cluster yang grafik maupun gambar di tiap area permukiman kumuh terbentuk memiliki homogenitas Statistik Deskripsi internal (kesamaan antar anggota dalan Penentuan kriteria dari literatur yaitu standar pelayanan satu cluster). Analisis cluster ini diolah minimal yang disesuaikan dengan kondisi di wilayah studi pada SPSS 17 Delphi 3. Deskripsi (intepretasi ? Menentukan Menyepakati kriteria yang terentuk dari analisis triangulasi tipologi) oleh para stakeholder Penjelasan ciri-ciri tipologi atau alasan di tiap tipologi, kemudian disajikan dalam bentuk peta
Analisa Statistik Deskripsi
Analisis
TAHAPAN PENELITIAN Permasalahan Pola penggunaan llahan di Pinggiran Selatan menjadi daya tarik pendatang untuk menetap, namun tidak diimbangi oleh ketersediaan lahan dan prasarana, sehingga munculnya permukiman kumuh. Salah satu cara penanganan permukiman kumuh dengan menentukan tipologi, sehingga diketahui kondisi paling krusial sehingga tipologi yang memiliki banyak permasalahan butuh penanganan terlebih dahulu. Tujuan : Menentukan tipologi permukiman kumuh di pinggiran selatan Kota Surabaya
Sasaran 1
Sasaran 2
Mengidentifikasi kondisi eksisting permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya
Menganalisa kriteria tipologi permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya
Input 19 Variabel
Output
Input
Kondisi eksisting permukiman kumuh
Output sasaran 1 dan Literatur
Metode pengumpulan data proposional random sampling, kuesioner
Metode pengumpulan data stakeholder Metode analisa Triangulasi dan Delphi
Output Kriteria tipologi
Metode analisa statistik deskripsi Sasaran 3 Menentukan tipologi Permukiman Kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya
Input Output sasaran 1 dan 2
Metode analisa Skoring, Cluster dan Deskripsi
Output Tipologi Permukiman kumuh
GAMBARAN UMUM (1) Total 57,9 Ha 0,405% dari luas keseluruhan Kebraon 3,5 Ha 0,017%
Kebonsari Kec.Dukuh 0,45 Ha Pakis 0,005%
Kec.Wiyung
Gayungan 1,72 Ha 0,012%
Kec.Wonokromo
Panjang jiwo 6,04 Ha 0,078% Kec.Gubeng
Kendangsari 8,74 Ha 0,064%Kec.Rungkut
Gunung Anyar 5,03 Ha 0,017%
Kec.Lakasantri
Kec.Waru
Pagesangan Kec.Taman 3,30 Ha 0,03%
Waru Gunung 5,77 Ha 0,015%
Karangpilang 7,6 Ha 0,053 %
Dukuh Menanggal 1,25 Ha 0,011%
Kutisari 6 Ha 0,031%
Rungkut Menanggal 6,17 Ha 0,067%
Gunung Anyar Tambak 2,33 Ha 0,005%
GAMBARAN UMUM (2)
Kec.Dukuh Pakis
Kec.Wonokromo
Kec.Gubeng
Kec.Wiyung Kec.Rungkut Kec.Lakasantri
Kec.Taman
Kec.Waru
ASPEK FISIK BANGUNAN
GAMBARAN UMUM (3)
Kondisi Bangunan
Kepadatan Bangunan
Batu bata/permanen
7% 16%
Setengah tembok setengah Kayu/semi permanen
< 7,2 m2 /org (semua aktifitas dalam 1 ruang)
25%
Kondisi Lantai 6%
Kondisi Jendela
Keramik/ubin
14% Ada (1 sisi)
7%
Plester 33%
>7,2-12 m2 /org (tiap kegiatan tiap ruang)
75%
Triplek/ non permanen
77%
Kepadatan Bangunan > 70% luas lahan terbangun 97 60-70% luas 2 lahan terbangun < 60% luas lahan terbangun 0
Ada (2 sisi)
Tanah 61%
Tidak ada 79%
Panjang jiwo
Karangpilang
Waru Gunung
Gunung Anyar Tambak
Kebonsari
Kutisari
Kondisi Sanitasi
ASPEK FISIK PRASARANA
GAMBARAN UMUM (4) 41%
2%
Prasarana Air Bersih
Air berwarna kuning kecoklatan, berbau, dan berasa Air keruh dan berasa Air jernih
PDAM 21%
10%
Sumur pompa
Prasarana Sanitasi
51%
25 6%
10 64
47% 2%
51%
Sumur timba
67%
2%
Terawat dan memenuhi Terawat dan kurang
WC pribadi
Air sungai
Tidak terawat dan memenuhi WC umum
Kondisi Persampahan Kondisi Drainase 37%
38%
38
Banjir < 2x dalam 1 tahun <30cm <30cm <2jam >2jam 3 2
25%
Air got tidak lancar (tersumbat sampah)
Banjir > 2x dalam 1 tahun <30cm >2jam 8
>30cm <2jam 3
43% 85%
Tidak ada
<30cm <2jam 28
Perkerasan aspal/ pavling/ plester dan terawat
Kondisi Jalan
15%
Air got lancar dan bersih
25%
Tidak Pernah Banjir
0%
Tidak terawat dan kurang
>30cm >2jam 17
Ada dan terawat selalu di angkut petugas Ada dan tidak terawat, sebagian di timbun Tidak ada/dibuang di sungai/dibakar
32%
Perkerasan aspal/pavling/plest er, tidak terpelihara dan rusak Tanah dan becek
Lebih Antara 2 ? 5 meter Kurang
2 32 25
ASPEK SOSIAL, EKONOMI & HUKUM
GAMBARAN UMUM (5)
Kelurahan Karangpilang Waru Gunung Kebraon Pagesangan Kebonsari
Jumlah Penduduk 1547 602 805 1987 698
Dukuh Menanggal
758
Gayungan Kutisari Panjang Jiwo Kendangsari
703 1005 1143 734
Rungkut Menanggal
925
Gunung Anyar Gunung Anyar Tambak
1824 692
Total
13423
Status Kependudukan
KTP Surabaya 68%
KTP daerah asal 32%
Pendidikan 36
3% 3%
29
28
4
1
Lainnya (tidak membeli?
60
Dekat dengan keluarga
40
Dekat dengan fasilitas umum
20
Dekat dengan pekerjaan
TNI/Polri
Informal tidak tetap
Informal tetap
Pendapatan Tidak ada kegiatan
40
Kegiatan dilakukan rutin Kegiatan saat tertentu
20
16 14 6 48 0
PNS
56%
15
Warisan
0
38%
0 < 1 juta 1 ? 1,5 juta
1
Alasan Bertempat Tinggal
Pekerjaan
Kegiatan Kerja Bakti
Tidak mengikuti
40 35 30 25 20 15 10 5 0
1,5 -2 juta
2 -2,5 juta
2,5 -3 juta
> 3 juta
Tidak Bekerja
Tingkat Menabung 83 Tidak 10 100-500 ribu 5 500-1 juta 1 > 1-2 juta
10
20
30
40
50
60
Status Tanah 4%
14% 13%
Sertifikat milik Petok D
69%
Hak sewa Stren sungai
PEMBAHASAN
Mengidentifikasi kondisi eksisting permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya
Sasaran 1
Matriks Tabulasi Kondisi Eksisting Permukiman Kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya
Menentukan kriteria tipologi permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya 1. 2.
Pembentukan kriteria dengan triangulasi Penentuan kriteria tipologi berdasarkan stakeholder a. Hasil Eksplorasi Delphi dan Interasi b. Hasil kriteria Analisis Delphi
Sasaran 2
Menentukan tipologi permukiman kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya
1. Penilaian tiap area
Sasaran 3
3
Area Karang Pilang Waru Gunung Kebraon
4
Pagesangan
1.27
2.13
1.00
2.00
2.33
2.67
1.73
3.00
1.27
1.27
3.00
2.87
1.40
3.00
1.00
3.00
3.00
5
Kebonsari
1.40
2.00
1.00
2.00
3.00
2.50
2.80
3.00
2.40
1.40
1.00
2.20
2.20
3.00
1.36
3.00
3.00
6
Dukuh Menanggal
2.67
1.89
1.00
2.17
2.50
3.00
2.50
3.00
2.67
2.33
1.00
2.50
1.83
2.00
1.20
3.00
3.00
7
Gayungan
1.00
2.07
1.00
2.00
3.00
2.60
2.93
3.00
2.80
1.80
3.00
2.80
2.00
3.00
1.50
1.00
1.00
8
Kutisari
1.29
2.24
1.00
2.86
3.00
2.07
2.19
3.00
2.00
1.57
1.57
2.14
1.29
3.00
1.42
3.00
3.00
9
Panjangjiwo
1.00
2.13
1.00
3.00
2.63
2.25
1.88
3.00
2.63
2.00
2.25
2.38
1.75
2.75
1.31
1.00
3.00
10
Kendangsari
1.00
2.27
1.00
3.00
3.00
2.20
2.33
3.00
2.40
2.60
1.40
2.00
2.20
3.00
1.36
3.00
3.00
11
Rungkut Menaggal
1.86
2.14
1.00
2.57
2.29
2.21
2.24
3.00
1.86
2.43
2.71
2.14
1.71
3.00
1.00
3.00
1.00
1.14
2.26
1.00
2.86
2.64
2.21
1.95
3.00
2.50
1.29
2.57
2.29
2.21
3.00
1.07
3.00
1.00
1.80
2.40
1.20
2.00
3.00
3.00
1.93
1.00
3.00
1.00
2.60
2.00
2.00
3.00
1.50
3.00
3.00
No 1
2
12
13
Gunung Anyar Gunung Anyar Tambak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
2.17
1.94
1.00
1.33
2.33
2.46
1.39
2.50
1.33
2.17
3.00
2.08
1.92
1.67
1.25
1.00
1.00
1.00
1.73
1.00
2.00
2.20
2.20
1.53
1.40
1.60
2.20
3.00
1.60
1.60
2.20
1.90
1.00
3.00
2.20
2.60
1.20
2.80
2.80
2.80
2.13
3.00
1.40
1.80
1.80
2.60
1.80
3.00
1.10
3.00
1.00
Misal : Area Karangpilang ( variabel status tanah) Kondisi eksisting satus tanah dalam bentuk petok D yaitu 4 responden dan menggunakan tanah stren sungai 8 responden Kriteria baik =3 (memiliki sertifikat), buruk = 1 (tidak memiliki sertifikat) Penilaian area Karang Pilang (variabel status tanah) = (4x3)+(8x1)=20/12=1,67
2. Pengelompokan area Tipologi Tipologi 1
Area
Tipologi 2
Karang Pilang Waru Gunung
Kebraon Gayungan Rungkut Menanggal Gunung Anyar
Alasan Aspek fisik Kepadatan bangunan >70% luas lahan terbangun Ukuran lahan sempit Prasarana drainase buruk Prasarana jalan buruk Prasarana persampahan buruk Prasarana sanitasi buruk Letak bangunan di sempadan sungai Penggunaan lahan berdekatan dengan industri Aspek sosial Tingkat partisipasi kerja bakti buruk Intensitas hubungan individu buruk Tidak didukung oleh program pemerintah Aspek ekonomi Pendapatan buruk
70% luas lahan terbangun Prasarana jalan buruk Kondisi bangunan sedang yaitu permanen namun masih ada yang non permanen Prasarana drainase sedang Prasarana sanitasi sedang Aspek sosial Tingkat kesehatan baik Tingkat partisipasi masyarakat baik Intensitas hubungan individu tinggi Aspek ekonomi Pendapatan buruk
Jenis Tipologi Tipologi dengan aspek fisik, sosial, ekonomi dan hukum buruk
Tipologi dengan aspek fisik sedang, sosial dan hukum baik, ekonomi buruk
Tipologi Tipologi 3
Area
Tipologi 4
Alasan
Jenis Tipologi
Pagesangan Kebonsari Dukuh Menanggal Panjang jiwo Gunung Anyar Tambak
Aspek fisik Prasarana air tepenuhi dan jernih Prasarana sanitasi terawat Prasarana persampahan baik Prasarana jalan sudah diperkeras Penggunaan lahan yang berada di permukiman Aspek sosial Tingkat kesehatan baik Partisipasi masyarakat tinggi Didukung dengan adanya program Aspek ekonomi Pendapatan buruk
Tipologi dengan aspek fisik, sosial dan hukum baik, serta ekonomi buruk
Kutisari Kendangsari
Aspek fisik Ukuran lahan sempit Kepadatan bangunan >70% luas lahan terbangun Penggunaan lahan berdekatan dengan industri Kondisi bangunan sedang yaitu banyak permanen, namun masih ada yang non permanen Prasarana sanitasi yang tidak terawat Prasarana drainase belum merata Aspek sosial Tingkat pendidikan < SMA Tingkat kesehatan buruk Intensitas hubungan masyarakat rendah Aspek ekonomi Pendapatan buruk
Tipologi dengan aspek fisik sedang, sosial dan ekonomi buruk serta hukum baik
Tipologi Panjang jiwo Gayungan Kebonsari Kebraon Kendangsari
Gunung Anyar
Pagesangan Kutisari
Waru Gunung Karangpilang
Dukuh Menanggal
Rungkut Menanggal
Gunung Anyar Tambak
KESIMPULAN Terbentuk 4 tipologi : •Tipologi 1 terdiri dari area Karangpilang dan Waru Gunung. Tipologi 1 memiliki ciri aspek fisik, sosial, ekonomi dan hukum yang buruk. •Tipologi 2 terdiri dari area Kebraon, Gayungan, Rungkut Menaggal dan Gunung Anyar. Tipologi 2 ini memiliki ciri yaitu aspek fisik sedang, saspek sosial dan hukum baik, serta aspek ekonomi buruk. •Tipologi 3 terdiri dari area Pagesangan, Kebonsari, Dukuh Menanggal, Panjang Jiwo dan Gunung Anyar Tambak . Tipologi 3 memiliki ciri aspek fisik, sosial dan hukum baik, serta aspek ekonomi buruk. •Tipologi 4 terdiri dari area Kutisari dan Kendangsari. Tipologi 4 memiliki ciri yaitu aspek fisik sedang, aspek sosial dan ekonomi buruk dan aspek hukum baik.
REKOMENDASI
Perlunya melakukan pembangunan prasarana dasar permukiman seperti drainase, jalan, persampahan dan sanitasi di Tipologi 1 yaitu area Karang Pilang dan Waru Gunung. Perlu adanya pembangunan rumah susun yang diperuntukkan bagi penghuni kawasan sempadan sungai khususnya di area Kelurahan Karang pilang, Waru Gunung dan Dukuh Menanggal, sehingga kegiatan permukiman tidak menggangu fungsi utama dari sungai yang berakibat banjir Rendahnya tingkat pendidikan berbengaruh pada pendapatan dan kebersihan lingkungan. Pendapatan ini dapat ditingkatkan melalui sosialisasi UKM saat kegiatan PKK. Sedangkan yang berdampak pada kebersihan lingkungan dengan diadakannya kader lingkungan sehingga mampu mensosialisasikan sadar lingkungan tanpa membuang sampah di sungai dan menggerakkan kerja bakti demi meningkatkan kesehatan masyarakat.
Sekian & Terima Kasih