3
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai panjang 5 meter. Mentimun memiliki sulur hingga panjangnya 30 cm dan sistem perakaran yang luas serta dangkal. Bagian tanaman yang digunakan adalah buahnya. Tanaman mentimun Gherkin termasuk ke dalam kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, kelas Dicotyledonae, famili Cucurbitaceae (Grubben dan Denton, 2004). Berdasarkan penggunaanya mentimun dibedakan menjadi dua jenis yaitu digunakan untuk konsumsi segar (slicing) dan untuk bahan dasar acar atau asinan (pickling). Jenis mentimun yang digunakan untuk slicing adalah memiliki kulit hijau gelap dan lebih panjang sedangkan jenis mentimun yang digunakan untuk pickling adalah memiliki kulit hijau terang dan lebih pendek. Penggunaan mentimun Gherkin umumnya digunakan sebagai bahan dasar acar atau asnian (pickling) (Acquaah, 2009). Mentimun Gherkin adalah tanaman setahun menjalar. Batangnya berbentuk persegi dengan bulu kaku dan sulur kecil, tunggal dan keriting. Daunya berbentuk segitiga dan tumbuh dengan tangkai daun panjang mirip daun semangka, panjang 4-5 cm, berlekuk dalam 3-5 buah dengan sudut bundar. Bunga jantan bewarna kuning, kecil serta terbentuk secara berkelompok. Mentimun ini tergolong tanaman menyerbuk silang yang umumnya memiliki jumlah bunga betina lebih banyak dibandingkan dengan bunga jantan. Bunga betina tunggal dengan tangkai panjang, ramping dan berbulu serta tumbuh pada cabang sekunder. Buah tumbuh pada tangkai buah panjang dan ramping berbentuk bulat telur hingga lonjong dengan ciri permukaan kulit yang kasar dan berbintil-bintil (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).
4
Syarat Tumbuh Tanaman mentimun Gherkin dapat tumbuh baik pada suhu berkisar 18°C30°C. Namun demikian tanaman ini termasuk jenis tanaman yang sensitif terhadap kondisi lingkungan terutama suhu udara diatas 30°C dan intensitas cahaya tinggi (Jones dan Benton, 2005). Mentimun Gherkin dapat tumbuh baik pada pH 6.0-6.5 dan dapat tumbuh dengan baik diberbagai tipe tanah. Mentimun Gherkin dapat dipanen setelah berumur 50-70 hari setelah tanam, tergantung dari jenis varietas yang ditanam (Westerfield, 2007). Perkecambahan biji mentimun terjadi selama 3 hari. Tanaman ini mulai berbunga pada umur 40-50 hari setelah tanam. Bunga jantan dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan bunga betina. Perbandingan bunga betina dan bunga jantan dapat dipengaruhi berbagai faktor seperti suhu,
panjang hari, cara bercocok
tanam. Mentimun dapat tumbuh pada ketinggian hingga mencapai 2000 meter. Keadaan lingkungan yang kurang mendukung seperti terlalu lembab atau terlalu panas akan menghambat pertumbuhan tanaman sehingga menyebabkan adanya pengaruh pada hasil tanaman. salah satu dampaknya tanaman akan mudah terserang berbagai hama dan penyakit. Keadaan lingkungan yang terlalu lembab akan menyebabkan berbagai penyakit seperti powdery mildew, layu fusarium dan lainnya (Grubben dan Denton, 2004). Hidroponik Hidroponik adalah suatu metode cocok tanam dimana kebutuhan unsur hara tanaman disediakan oleh larutan nutrisi yang dilarutkan kedalam air. Sistem hidroponik diklasifikasikan kedalam dua jenis yaitu sistem substrat dan sistem tanpa substrat (Arteca, 2006). Media yang digunakan dalam hidroponik adalah media organik dan media anorganik. Media organik memiliki struktur fisik dan kimia yang berbeda dibandingkan dengan media anorganik. Media ini memiliki daya tahan sebagai penyangga yang kuat dimana berpengaruh baik untuk tanaman seperti sebagai tempat penyimpanan unsur hara yang baik (Jones dan Benton, 2005). Karakteristik media hidroponik harus bersifat inert dimana tidak mengandung unsur hara mineral. Media tanam hidroponik harus bebas dari
5
bakteri, racun, jamur, virus, spora yang dapat menyebabkan patogen bagi tanaman (Perez, 2008). Fungsi utama media hidroponik adalah untuk menjaga kelembaban, dapat menyimpan air dan bersifat kapiler terhadap air. Media yang baik bersifat ringan dan dapat sebagai penyangga tanaman (Zulfitri, 2005). Sistem hidroponik memiliki banyak kelebihan diantaranya meminimalisir serangan hama dan penyakit, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, larutan nutrisi tanaman dapat diatur sesuai dengan tingkat kebutuhan tanaman. Selain itu budidaya hidroponik dapat diusahakan di lahan tidak subur maupun di lahan yang sempit, kebersihan lingkungan dapat lebih terjaga. Pada sistem hidroponik pula budidaya tanaman dapat dilakukan tanpa bergantung musim (Suhardiyanto, 2006). Kelebihan lainnya adalah dapat menghasilkan produksi yang maksimal dan faktor lingkungan dapat terkontrol dengan baik (Jones dan Benton, 2005). Greenhouse Greenhouse adalah bangunan dengan struktur khusus untuk pertumbuhan tanaman dalam kondisi yang terkontrol. Atap bangunan ditutupi dari bahan transparan sehingga cahaya dapat masuk kedalam bangunan. Greenhouse berbeda dalam bentuk, rancangan, dan kondisi lingkungan. Penggunaan greenhouse memiliki berbagai keuntungan diantaranya dapat melakukan budidaya tanaman secara terus menerus, dapat digunakan dalam skala besar atau kecil dan dapat menghasilkan kualitas panen tinggi dikarenakan kondisi lingkungan yang terjaga (Acquaah, 2009). Faktor lingkungan yang berpengaruh didalam greenhouse diantaranya suhu, cahaya dan kelembaban udara. Kualitas air yang baik juga dibutuhkan untuk meminimumkan terjadinya kontaminasi yang dapat menyebabkan masalah ketika tanaman tumbuh. Pembuatan greenhouse disyaratkan mempunyai ventilasi yang baik dan efisien, konstruksi dan struktur bangunan yang kuat serta transmisi cahaya yang tinggi (Arteca, 2006). Pupuk Kandang Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos baik yang
6
berbentuk cair maupun padat. Pupuk organik bersifat bulky dengan kandungan hara makro dan mikro rendah sehingga perlu diberikan dalam jumlah banyak. Pupuk organik memiliki fungsi sebagai sumber nitrogen tanah yang utama, selain itu berperan cukup besar dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah serta lingkungan. (Balai Penelitian Tanah, 2005). Fungsi penting lainnya adalah memperbaiki daya simpan air, meningkatkan kapasitas tukar kation dan daya ikat hara (Syukur dan Harsono, 2008). Bahan organik sangat berperan pada pembentukan struktur tanah yang baik dan stabil dalam infiltrasi dan kemampuan menyimpan air. Menurut Simatupang (2005) pemberian pupuk kandang dengan nyata menurunkan besarnya aliran permukaan karena pupuk kandang memperbaiki sifat tanah terutama struktur sehingga permeabilitas tinggi. Penggunaan pupuk kandang merupakan
suatu
siklus
unsur
hara
yang
sangat
bermanfaat
dalam
mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam yang terbarukan kemudian di sisi lain penggunaan pupuk kandang dapat mengurangi unsur hara yang bersifat racun bagi tanaman. Menurut Ghaffoor et al. (2005) Penggunaan pupuk kandang ayam baik untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk kandang ayam dapat memperbaiki sifat biologis tanah seperti meningkatkan jumlah aktifitas metabolik organisme tanah. Arang sekam Media arang sekam tidak mudah lapuk dan menyimpan air dengan baik. Media ini juga tidak mempengaruhi pH dan struktur larutan hara dan tidak mudah ditumbuhi lumut atau jamur. Media ini adalah bahan ringan yang memungkinkan sirkulasi udara dan kapasitas menahan air tinggi serta dikarenakan berwarna kehitaman dapat mengabsorpsi sinar matahari dengan efektif (Hardjanti, 2005). Arang sekam berasal dari pembakaran sekam yang tidak sempurna yang berwarna hitam dan telah banyak digunakan sebagai media tanam secara komersial pada sistem hidroponik. Berdasarkan hasil analisis kimia media , arang sekam memiliki pH sebesar 6.92 (Yanti, 2004). Arang sekam memiliki porositas yang baik bagi perkembangan akar dan memiliki daya pegang air yang tinggi. Media ini memiliki kadar C-organik dan N berturut-turut adalah 15.23% dan 1.08%. sekam padi yang dibakar dapat menekan
7
pertumbuhan bakteri pembusuk dan pada tahap ini sudah tidak terjadi proses dekomposisi. Arang sekam dapat meningkatkan permeabilitas udara dan perkolasi air (Nurbaity et al., 2009). Menurut Perez (2008) Arang sekam merupakan substrat yang baik dan terdapat ruang untuk
komponen-komponen lain dari
substrat seperti akar tanaman. Kompos Daun Bambu Media kompos daun bambu potensial digunakan sebagai media tanam hidroponik. Kompos daun bambu digunakan untuk campuran bahan organik sebagai media tanam. Media ini mempunyai sifat tidak mengikat dan menyumbang hara selama belum melapuk (Susanto et al., 2005). Kompos daun bambu sebagai media pertumbuhan hidroponik mempunyai aerasi, menyerap dan menahan air dengan baik karena mempunyai pori yang banyak. Kompos daun bambu memiliki berat jenis yang lebih kecil dibandingkan dengan media lain yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam sistem hidroponik seperti pasir, kerikil, zeolit dan lainnya (Asrodiah, 2005). Kelemahan dari kompos daun bambu ini hanya dapat digunakan satu kali periode tanam (Murniarti, 2005).