TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar Menurut Sarwono (2005) ubijalar tergolong tanaman palawija. Tanaman ini membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya. Ubijalar digolongkan ke dalam famili Convolvulaceae, genus Ipomoea, dan spesies Ipomoea batatas (L.) Lam. Ubijalar termasuk tanaman dikotiledon (biji berkeping dua). Selama pertumbuhannya, tanaman dapat berbunga, berbuah, dan berbiji. Sosok pertumbuhannya terlihat seperti semak atau menjalar seperti liana. Ubijalar mempunyai batang yang tidak berkayu, berwarna hijau atau ungu, berbentuk bulat dan bergetah. Batang ubijalar biasanya tumbuh menjalar, merambat atau setengah tegak dengan panjang 1-5 meter dan diameter 3-10 mm (Lingga, 1986). Menurut Sarwono (2005) bentuk daun ubijalar bervariasi sesuai dengan varietasnya, yaitu bulat, lonjong, dan menjari dengan ujung daun runcing atau tumpul. Warna daun bervariasi dari hijau tua sampai hijau kekuningan. Warna tangkai daun dan tulang daun bervariasi antara hijau sampai ungu, sesuai warna batangnya. Permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, sedangkan sebelah bawah berwarna hijau muda. Menurut Juanda dan Cahyono (2000), bunga ubi jalar berbentuk terompet, warna mahkota bunga bervariasi ada yang berwarna putih polos, putih dengan warna ungu muda di bagian pangkal atau ujung, dan ungu. Tangkai putik dan tangkai sari terletak di atas bakal buah. Letak kepala putik lebih tinggi dari kepala sari sehingga penyerbukan hanya dapat terjadi jika ada bantuan dari serangga atau angin. Umbi tanaman ubijalar memiliki ukuran, bentuk, warna kulit, dan warna daging yang bermacam-macam, tergantung pada varietasnya. Ukuran umbi tanaman ubijalar bervariasi, ada yang besar dan ada yang kecil. Bentuk umbi tanaman ubijalar ada yang bulat, bulat lonjong (oval), dan bulat panjang. Kulit umbi ada yang berwarna putih, kuning, ungu, jingga, dan merah. Demikian pula, daging umbi tanaman ubi jalar ada yang berwarna putih, kuning, jingga, dan ungu muda. Struktur kulit umbi
juga bervariasi antara tipis, tebal, dan bergetah.
Menurut Sarwono (2005) buah ubi jalar berbentuk seperti kapsul, bagian
dalamnya berkotak tiga berisi biji. Biji matang berwarna hitam, berbentuk pipih, dan berkulit keras. Buah pada ubi jalar jarang ditemukan karena pada umumnya tanaman ubi jalar tidak berbuah. Syarat Tumbuh Ubijalar Ubijalar termasuk tanaman tropis dan dapat tumbuh baik di daerah subtropik dengan daerah penyebaran dari 300LU-300LS. Menurut Rukmana (1997) tanaman ubijalar cocok ditanam di dataran rendah hinggga ketinggian 500 m di atas permukaan laut (dpl), di dataran tinggi berketinggian 1000 m dpl ubijalar masih dapat tumbuh dengan baik, tetapi umur panen menjadi lebih panjang dan hasilnya rendah. Kay (1973) menerangkan bahwa suhu optimum 240 C dan curah hujan optimum 750-1500 mm per tahun. Menurut Lingga (1986) tanaman ini termasuk jenis tanaman yang memerlukan penyinaran hari pendek. Tanaman hari pendek adalah tanaman yang hanya dapat berbunga bila penyinaran (siang hari) kurang dari 12 jam. Bila penyinaran lebih dari itu maka bunga tidak dapat terbentuk. Ubijalar mampu tumbuh pada tanah dengan kisaran pH optimum 5.5-6.5 (Steinbauer dan Kushman, 1971). Pada pH kurang dari 5.2, tanaman kurang rentan terhadap penyakit cacar dan kerak. Tanaman ubijalar juga agak toleran terhadap salinitas. Pemberian air yang merata, kira-kira 25-30 mm tiap minggu, sudah optimum untuk pertumbuhan aktif (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Menurut Wargiono (1980) penanaman ubijalar sebagian besar dilakukan pada musim kemarau karena tanaman ini tahan kering. Ubijalar menyukai tanah liat berpasir remah yang berdrainase baik. Media yang gembur diperlukan untuk pertumbuhan umbi, sehingga penanamannya harus dilakukan di atas guludan. Apabila penanaman tidak dilakukan di atas guludan maka umumnya didapatkan umbi yang kecil-kecil sebab biasanya batang menjalar ke segala arah dan setiap perakaran pada buku yang berhubungan dengan tanah akan terbentuk umbi yang kecil-kecil. Pertumbuhan dan Perkembangan Ubijalar Pertumbuhan dapat diartikan kenaikan dalam bahan tanaman yaitu proses total yang mengubah bahan-bahan mentah tersebut secara kimia dan
menambahkannya pada tanaman (Fisher, 1992). Menurut Harjadi (1996) perkembangan diartikan suatu perubahan dalam tingkat lebih tinggi yang menyangkut spesialisasi dan organisasi secara anatomi dan fisiologi. Siklus perkembangan ubijalar dari bibit ditanam sampai umbi siap dipanen berlangsung 100-150 hari, tergantung varietas dan lingkungan tumbuh. Daur pertumbuhan ubijalar terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu: (1) pertumbuhan akar serabut aktif dengan pertumbuhan tajuk yang sedang, (2) pertumbuhan tajuk ekstensif dengan pembentukan luas daun besar dan inisiasi perkembangan ubi, dan (3) pembesaran umbi yang berakibat menurunnya laju pertumbuhan daun dan akar serabut. Perkembangan daun umumnya berlangsung cepat, dan pada sekitar 60 hari setelah pindah tanam. Pembesaran umbi dimulai pada 30-35 hari setelah pindah tanam, dan selanjutnya sebagai lumbung utama hingga panen atau terhentinya pertumbuhan. Panen dilakukan sekitar 90-150 hari setelah pindah tanam. Saat panen komersial sering dipengaruhi oleh kebutuhan pasar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Pembibitan Pengembangbiakan tanaman ubijalar dapat dilakukan secara generatif (biji) dan vegetatif (batang, pucuk, dan umbi). Pada umumnya petani melakukan pembiakan tanaman ubijalar dengan stek batang, stek pucuk, dan stek umbi Bibit stek ubijalar yang baik terletak pada batang yang belum berakar dan masih muda. Bagian ujung batang merupakan bibit stek yang terbaik. Penggunaan bibit stek secara terus-menerus sampai beberapa turunan bisa mengakibatkan mutu dan hasil umbi mengalami penurunan karena terjadi dehidrasi. Selain itu rasa umbinya juga semakin kurang enak karena semakin banyak seratnya (Sarwono, 2005). Klon Pembiakan vegetatif adalah suatu pembiakan tanaman yang tidak melalui penyatuan gamet jantan dan gamet betina. Pembiakan secara vegetatif dikendalikan oleh klon. Klon dapat didefinisikan sebagai material bahan yang seragam secara genetik yang diturunkan secara tunggal dan diperbanyak melalui
bagian vegetatif seperti stek, penyambungan (grafting) dan okulasi (Hartmann dan Kester, 1959). Konsep klon akan tetapi tidak berarti bahwa semua anggota individu adalah sama dalam semua karakteristik. Penampilan yang terlihat disebut fenotif, hasil dari interaksi dari gen (genotif) dengan lingkungan dimana tanaman tersebut tumbuh. Perkembangan Stek Batang Perbanyakan ubijalar biasa menggunakan stek batang. Pengetahuan mengenai struktur dalam batang penting untuk mengetahui asal pembentukan akar adventif Pembentukan akar adventif berkembang dari jaringan kambium. Akarakar adventif berkembang pada tahap awal dari buku-buku pada dan dekat penempelan daun pertama yang berkembang sempurna. Akar dapat dibagi dalam empat golongan: akar muda, akar serabut, akar pensil, dan akar umbi yang tergantung pada aktivitas kambium primer dan banyaknya pembentukan lignin sel-sel stele. Kondisi lingkungan selama awal pertumbuhan mempengaruhi bagian akar yang terbentuk dalam masing-masing golongan. Komponen hasil ubijalar ditentukan berurutan oleh peristiwa yang dimulai dari permulaan jumlah akar umbi ditentukan pertama kali; kemudian pembelahan dan pembesaran sel menentukan ukuran umbi; akhirnya sintesis butir-butir pati menentukan kepadatan pati dalam sel (Togari, 1950)
Gambar 1. Perkembangan akar masing-masing pada tahap pertumbuhan awal dalam hubungannya dengan aktivitas kambium dan tingkat pembentukan lignin sel-sel stele ubijalar. (Togari, 1950).
Akar dapat dibagi menjadi empat golongan: akar muda, akar serabut, akar pensil, dan akar umbi yang tergantung pada aktivitas kambium primer dan banyaknya pembentukan sel-sel stele. Jumlah akar umbi sudah dapat ditentukan sejak 30 hari setelah penanaman. Suhu dingin (22 oC -24 oC) dan persediaan kalium yang cukup menyebabkan aktivitas yang cepat dalam kambium dan pembentukan lignin akar sedikit, suatu kombinasi yang menguntungkan bagi perkembangan umbi (Hahn dan Hoyzo, 1977). Anatomi Stek Batang Jaringan terluar dari batang ubijalar adalah epidermis. Pada beberapa bagian, sel epidermis termodifikasi menjadi semacam rambut yang biasa disebut dengan trikoma. Di bawah jaringan epidermis terdapat jaringan penyokong atau jaringan penguat yang disebut dengan kolenkim. Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong pada organ muda yang sedang tumbuh pada tumbuhan menerna (herbaceous). Menurut tipe penebalan dinding selnya, kolenkim pada batang ubijalar termasuk kolenkim sudut (angular kolenkim). Penebalan dinding sudutsudut sel ini tampak terjadi pada tempat bertemunya tiga sel atau lebih (Mulyani, 2006). Di sebelah dalam lapisan epidermis terdapat daerah yang relatif tebal, yaitu korteks. Korteks terdiri atas sel parenkim dan kolenkim yang antara satu sel dengan lainnya terdapat ruang antarsel. Parenkim berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Di sebelah dalam korteks merupakan selapis sel yang disebut endodermis kemudian terdapat silinder pusat yang berisi jaringan pembuluh. Jaringan pembuluh tersusun dalam suatu susunan yang biasa disebut ikatan pembuluh (berkas pengangkut). Berkas pengangkut yang terdapat pada famili Convolvulaceae adalah tipe bikolateral. Berkas pengangkut tipe bikolateral terdiri atas satu bagian xilem di tengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan satu bagian di sebelah dalam. Antara xilem dan floem luar terdapat kambium, dan antara xilem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung (Mulyani, 2006).
* (a)
(b)
(c)
Gambar 2. Penampang melintang batang ubijalar (hasil pengamatan mikroskop cahaya perbesaran 10 x 10) Disamping itu ada kambium yang terdapat di sekitar xilem yang disebut dengan kambium anomali. Pada bagian tengah batang terdapat empulur yang merupakan parenkim yang berfungsi sebagai organ penyimpan cadangan makanan yang berupa amilum.