TINJAUAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA SMP NEGERI 13 PADANG
SKRIPSI
Oleh : ARYULIENDRI NIM: 47339
JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
PERSETUJUAN SKRIPSI
TINJAUAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA SMP NEGERI 13 PADANG . Nama
: ARYULIENDRI
NIM
: 47339
Program Studi
: Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan
: Kepelatihan Olahraga
Fakultas
: Ilmu Keolahragaan
Padang, Juni 2012 Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Ishak Aziz, M.Pd NIP. 196002121 98601 1 001
Drs. Zalfendi, M.Kes NIP. 19590602 198503 1 003
Mengetahui: Ketua Jurusan
Drs. Maidarman, M.Pd NIP. 19600507 198503 1 004
ABSTRAK Aryuliendri. 2012. Tinjauan Kondisi Fisik Pemain Sepakbola SMP Negeri 13 Tabing Padang Penelitian ini berawal dari pengamatan di lapangan tentang kemampuan kondisi fisik pemain sepakbola SMP Negeri 13 Tabing Padang belum sesuai seperti yang diharapkan. kondisi fisik dalam permainan sepakbola merupakan salah satu faktor utama dan menjadi dasar seorang pemain untuk mengoptimalkan teknik, taktik dan mental dalam usaha mendukung keberhasilan atau prestasi. Berdasarkan hal tersebut menimbulkan keingginan penulis untuk melakukan suatu penelitian tentang keadaan kondisi fisik pemain sepakbola SMP Negeri 13 Tabing Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kondis fisik pemain sepakbola SMP Negeri 13 Tabing Padang yakni daya ledak, kecepatan, kelincahan dan daya tahan. Jenis penelitian ini adalah deskriptive. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola SMP Negeri 13 Tabing Padang yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga sepakbola yang berjumblah sebanyak 20 orang. Sampel diambil dengan teknik total sampling, dengan demikian jumlah sampel adalah 20 orang. Jenis data dalam penelitian yaitu data primer, data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan melakukan pengukuran terhadap variabel kondisi fisik, kemudian data diolah dengan menggunakan statistik deskriptif (tabulasi frekuensi). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: tes daya tahan dengan kategori kurang sebanyak 55% dan pada kategori kurang sekali 45%. Tes daya ledak (ekplosive power) dengan kategori sedang sebanyak 100%. Tes kelincahan (agility) dengan kategori baik sekali sebanyak 50% dan pada kategori baik sebanyak 50%. Tes kecepatan (speed) dengan kategori kurang sebanyak 10% dan pada kategori kurang sekali sebanyak 90%. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa daya tahan pemain kurang sekali, daya ledak otot tungkai pemain sedang, sedangkan untuk kelincahan pemain memiliki kategori yang baik dan kecepatan pemain belum memiliki kecepatan yang tinggi atau kurang sekali, artinya secara keseluruhan pemain sepakbola SMP Negeri 13 Tabing Padang memiliki kondisi fisik yang kurang baik sehingga perlu di tingkatkan lagi latihan tentang kondisi fisik supaya dapat mencapai suatu prestasi.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul ”Tinjauan Kondisi Fisik Pemain Sepakbola SMP Negeri 13 Padang”. Penelitian ini disusun memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata Satu) pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang . Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan olahraga pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragan, Universitas Negeri Padang (UNP) Untuk menulis, menyusun dan menyelesaikan skripsi ini penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin, walaupun banyak hambatan dan kendala yang penulis temui. Berkat bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, semua hambatan dan kendala dapat di atasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Namun demikian penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan dan kekurangankekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karna keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu punulis sangat mengharapkan kritikan dan saran masukan-masukan yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna kesempurnaan tulisan ini di masa yang akan datang.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga melibatkan berbagai pihak, yang telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi dan waktu bagi penulis. Oleh karenanya, pada lembaran ini penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhinga kepada: 1. Drs. H Arsil, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. 2. Drs. Maidarman, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. 3. Dr. Ishak Aziz, M.Pd selaku Penasehat Akademis sekaligus pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan memberi masukan serta pengarahan selama penulisan. 4. Drs. Zalfendi, M.Kes selaku Pembimbing II sekaligus pembimbing serta pengarahan dalam penulisan skripsi. 5. Drs. Maidarman, M.Pd, Drs. Hermanzoni, M.Pd, Padli, S.Si, M.Pd selaku tim penguji. 6. Kedua orangtua tercinta yang telah memberikan banyak dukungan moral dan materil serta do’a yang tulus dan ikhlas sehingga anaknya berhasil mencapai sukses dan menggapai cita-cita. 7. Teman-teman sesama mahasiswa yang ikut membantu dan memberikan dorongan serta orang tersayang yang selalu memberi semangat. 8. Seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
9. Seluruh atlet sepakbola SMP Negeri 13 Padang yang telah membantu dalam penelitian untuk penyelesaian penulisan skripsi. Semoga Allah SWT membalas bantuan, bimbingan, motivasi, dan waktu yang telah Bapak/Ibu/Sdr/anak-anak sekalian dengan limpahan pahala yang berlipat ganda. Semoga juga pengetahuan yang telah Bapak/Ibu berikan dalam proses perkuliahan dijadikan Allah SWT sebagai ilmu bermanfaat
Padang,
Juli 2012
Peneliti
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................
4
C. Pembatasan Masalah .......................................................................
4
D. Rumusan Masalah ...........................................................................
5
E. Tujuan Penelitian .............................................................................
5
F. Manfaat Penelitian ...........................................................................
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ........................................................................ .........
7
1. Permainan Sepakbola ...............................................................
7
2. Pengertian Kondisi Fisik .........................................................
11
3. Komponen Dasar Kondisi Fisik ...............................................
13
B. Kerangka Konseptual ....................................................................
20
C. Pertanyaan Penelitian ....................................................................
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian .............................................
22
B. Populasi dan Sampel .....................................................................
22
C. Defenisi Operasional …………………………………………. ...
23
D. Jenis dan Sumber Data ..................................................................
24
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .............................................
24
F. Teknik Analisis Data ………………………………………….. ..
30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ...............................................................................
32
1. Variabel Daya Tahan (Lari 2400 Meter) ..................................
32
2. Variabel Daya Ledak Otot Tungkai (Tes Standing Broad Jump) 34 3. Variabel Kelincahan (Zig-Zug Run) ........................................
35
4. Variabel Kecepatan ..................................................................
37
B. Pembahasan ...................................................................................
39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................
45
B. Saran .............................................................................................
45
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
47
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Kerangka Konseptual Penelitian................................................................
21
2. Tes daya ledak otot tungkai ( Standing broad jump ) ................................
26
3. Tes kecepatan ( lari 50 meter ) ..................................................................
27
4. Tes kelincahan ( Zig-zag run ) ...................................................................
28
5. Variabel Daya Tahan pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang .............
32
6. Variabel Daya Ledak pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang .............
34
7. Variabel Kelincahan pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang ..............
36
8. Variabel Kecepatan ....................................................................................
39
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Distribusi Hasil Data Variabel Daya Tahan pemain sepakbola SMP 13 Negeri Padang ............................................................................................
31
2. Distribusi Hasil Data Variabel Daya Ledak pemain sepakbola SMP 13 Negeri Padang ............................................................................................
33
3. Distribusi Hasil Data Variabel Kelincahan pemain Sepakbola SMP Negeri 13 Padang .......................................................................................
35
4. Distribusi Hasil Data Variabel Kecepatan pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang .......................................................................................
37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kerangka pembanggunan bangsa Indonesia secara keseleruhan, menyangkut usaha penyiapan sumber daya manusia sebagai pelaksanaan pembanggunan di masa yang akan datang. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah pembinaan generasi muda melalui pembinaan olahraga. Tujuan
dari
pembinaan
dan
pengembangan
olahraga
adalah
untuk
meningkatkan prestasi, maka untuk dapat mengejar prestasi puncak hendaknya ditempuh melalui pendekatan secara ilmiah seperti yang dijelaskan dalam UU RI No.3 pasal 20 ayat 5 (2005): “Untuk kemajuan olahraga prestasi, pemerintah daerah dan atau masyarakat dapat mengembangkan: a) Perkumpulan olahraga, b) Pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, c) Sentra pembinaan olahraga prestasi, d) Pendidikan dan pelatihan tenaga keolahragaan, e) Prasarana dan sarana olahraga prestasi, f) Sistem pemanduan dan pengembangan bakat olahraga, g) Sistem Informasi keolahragaan; dan h) Melakukan uji coba kemampuan prestasi olahragawan pada tingkat daerah, nasional dan Internasional sesuai dengan kebutuhan”.
Berdasarkan uraian di atas untuk mencapai prestasi yang optimal diperlukan suatu latihan yang terprogram dengan baik. Latihan juga membentuk atau mengubah respon fisiologis, di samping elemen fisik yang terlibat dalam latihan untuk menjadi seorang pemain yang handal. Pada saat ini banyak hal yang perlu diperhatikan oleh pembina atau pelatih dan oleh atlet itu sendiri, misalnya faktor teknik, taktik, mental dan kondisi fisik dan juga model latihan yang mendukung peningkatan faktor–faktor di atas. Hal tersebut sesuai
1
dengan yang dikemukakan Sugiono (2008:1) bahwa untuk mencapai prestasi/ hasil yang sesuai dengan yang diharapkan dalam olahraga diperlukan berbagai persyaratan antara lain : (1) Bakat, minat, dan motivasi berolahraga pelaku (siswa), (2) dukunggan moral dan materil dari keluarga, (3) proses pembinaan secara berkesinambungan, dan terprogram, menggunakan pendekatan dan metode yang baik, dalam waktu yang relative lama, (4) dukunggan sarana dan prasarana yang memadai, (5) kondisi fisik yang baik, geografis – klimatologis, dan cultural yang kondusif.
Dari kutipan di atas jelas bahwa untuk mencapai/mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan dalam melakukan pembinaan olahraga sepak bola salah satu faktor yang diperlukan adalah adanya bakat, minat dan diiringi dengan kondisi fisik yang prima untuk berolahraga dari siswa itu sendiri. Keberhasilan pembinaan olahraga di sekolah akan tergambar pada kemampuan dalam mengaplikasikan semua bentuk/materi latihan yang sudah dirancang sebelumnya dengan sistematis. Penerapan latihan yang sistematis, penuh variasi, berkesinambungan merupakan faktor yang dapat menjawab tantanggan pembinaan untuk mendapatkan suatu prestasi. Menurut Syafruddin (1996:22) bahwa pencapaian prestasi ditentukan oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal adalah faktor yang berasal dari potensi yang ada pada diri pemain seperti kemampuan kondisi fisik, teknik, taktik dan mental. Sementara faktor eksternal adalah pengaruh yang timbul dari luar pemain itu sendiri seperti sarana dan prasarana, pelatih, guru olahraga, dana, organisasi, iklim, cuaca, makanan yang bergizi dan lain sebagainya.
Di samping faktor-faktor di atas prestasi sepakbola juga ditentukan oleh bakat dan motivasi dari pemain itu sendiri, program dan metode latihan serta usaha pembinaan yang teratur dan kontiniu dalam pembinaan yang diarahkan
kepada
pencapaian
keberhasilan
bermain
sepakbola
dan
peningkatan prestasi. Dari keempat faktor internal tersebut kondisi fisik yang terdiri daya ledak, kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan daya tahan merupakan dasar yang sangat dominan menentukan keberhasilan bermain sepakbola meskipun ikut dipengaruhi oleh faktor- faktor lain seperti teknik, taktik, dan mental. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang bersifat kelompok. Olahraga sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga prestasi, yang menuntut stamina kuat dan gerakan yang cepat dan kelicahan serta taktik bermain yang bagus. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang pemain sepakbola yang handal dan bermutu, diperlukan latihan yang teratur serta berkesinambungan dan kemampuan kondisi fisik yang baik. Berdasarkan pengamatan dan observasi yang penulis lakukan di lapangan terhadap prestasi pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang terlihat kurang baik. Kurang berprestasinya pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor kemampuan kondisi fisik yang dimiliki pemain kemampuan kondisi fisik tersebut meliputi: daya tahan, daya ledak otot tungkai, kecepatan, kelincahan, koordinasi gerakan. Tuntutan kemampuan kondisi fisik pemain sepakbola secara umum harus berada pada kondisi baik. Karena permainan sepakbola
dilakukan dalam waktu 2x45 menit pada lapangan yang luas dengan gerakangerakan kongkrit. Namun kenyataanya yang penulis amati di lapangan, pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang belum terlihat baik. Hal ini terlihat dengan tidak mampunnya pemain bermain sepakbola secara baik. Pada sisi lain juga terlihat seringnya pemain melakukan berbagai kesalahan teknik saat bermain. Disamping faktor sarana prasarana latihan, dukungan orang tua, status gizi pemain, dan postur tubuh yang dimiliknya. Rendahnya kemampuan kondisi fisik pemain juga sangat berpengaruh yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti daya tahan, kelincahan, kecepatan, daya ledak otot tungkai. Dengan demikian penelitian ini berjudul “ Tinjauan kondisi fisik pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang“. B. Identifikasi Masalah Berdasakan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, tentang kondisi fisik pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, maka dapat diidentifikasi beberapa variabel yang mempenggaruhi yaitu sebagai berikut. (1) daya tahan, (2) kelincahan, (3) kecepatan, (4) daya ledak, (5) sarana dan prasarana, (6) dukungan orang tua, (7) dukungan dan perhatian Komite Sekolah, (8) motivasi pemain dalam berlatih. C. Pembatasan Masalah. Setelah dikemukakan kendala-kendala yang dapat menghambat prestasi olahraga sepak bola di SMP Negeri 13 Padang, maka dengan keterbatasan penulis akan penggetahuan, penggalaman, waktu, dan dana,
maka yang akan di teliti dalam penelitian ini hanya faktor kemampuan kondisi fisik pemain yang menggikuti pembinaan olahraga sepak bola di SMP Negeri 13 Padangyang terdiri dari daya tahan, kelincahan, kecepatan dan daya ledak. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu: Bagaimanakah kemampuan kondisi fisik daya tahan, daya ledak, kelincahan dan kecepatan pemain sepak bola di SMP Negeri 13 Padang? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal berikut. 1. Daya tahan pemain dalam pembinaan olahraga sepak bola di SMP Negeri 13 Padang. 2. Daya ledak pemain dalam pembinaan olahraga sepak bola di SMP Negeri 13 Padang. 3. Kelincahan pemain dalam pembinaan olahraga sepak bola di SMP Negeri 13 Padang. 4. Kecepatan pemain dalam pembinaan olahraga sepak bola di SMP Negeri 13 Padang. F. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbanggan ilmu penggetahuan dan proses melatih di lapanggan, selain itu juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Penulis, penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah, guru/Pembina, dan siswa dalam pembinaan olahraga sepak bola di SMP Negeri 13 Padang. 3. Sebagai bahan masukan bagi para peneliti selanjutnya yang inggin meneliti masalah yang sama yang lebih mendalam. 4. Sebagai sumbangan bahan bacaan di Perpustakaan. 5. Sebagai bahan masukan bagi jurusan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola Permainan sepakbola merupakan satu cabang olahraga yang masing-masing tediri dari 11 orang pemain dan salah seorang dari pemain menjadi penjaga gawang. Dimainkan dilapangan yang rata berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjangnya adalah 110 meter dan lebar 70 meter dan dibatasi garis selebar 12 centimeter serta dilengkapi oleh dua buah gawang yang tingginya 2,44 meter dengan lebar 7,32 meter (Djezed, 1985:58). Prinsip dalam sepakbola adalah bermain dengan sebaik– baiknya dengan lawan serta memasukkan bola sebanyak-banyaknya kedalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukkan
serta
memperoleh
kemenaggan,
sebagaimana
yang
diungkapkan oleh Muchtar (1992:81) bahwa sepakbola merupakan permainan yang memakan waktu selama 2 x 45 menit pemain dituntut untuk bergerak dan bukan hanya sekedar bergerak namun dalam bergerak tersebut masih melakukan berbagai gerak fisik lainya seperti berlari sambil menggiring bola, berlari kemudian harus berhenti secara tiba-tiba, berlari sambil berbelok 90 derajat bahkan 180 derajat, melompat, meluncur (sliding), beradu badan (body chart) bahkan terkadang berlanggar dengan pemain lawan dalam kecepatan tinggi, semua itu menuntut kualitas fisik pada tingkat tertentu untuk dapat memainkan sepakbola tersebut dengan 7
baik apalagi jika kita berbicara tentang sepakbola prestasi maka tuntutan kondisi fisik ini akan lebih tinggi. Kondisi fisik merupakkan persiapan yang paling dominan untuk dapat melakukan penampilan fisik secara maksimal menurut Astrand dalam Arsil (1999:6) menjelaskan bahwa komponen dasar kondisi fisik ditinjau dari konsep muscular meliputi daya tahan (endurance), kekuatan (strength), daya ledak (eksplosive power), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), keseimbnggan (balance), dan koordinasi (coordination). Sedangkan jika ditinjau dari konsep metabolik terdiri dari daya aerobic (aerobic power) dan daya anaerobic (anaerobic power). Selain itu untuk mendukung kemampuan pemain agar bisa bermain 2 x 45 menit bahkan lebih kondisi fisik juga diperlukan untuk memperkecil resiko cedara, karena sepakbola merupakan olahraga kontak langsung.
Pemain
yang
memiliki
tingkat
kondisi
fisik
rendah
kemungkinan terjadi cedera yang cukup tinggi. Sepakbola juga merupakan olahraga yang memiliki aktivitas gerak yang menuntut berbagai keterampilan teknik dan taktik disamping itu sepakbola menuntut kreativitas teknik, keberanian untuk berbuat sesuatu dan kepercayaan akan kemampuan sendiri. Menurut Batty (1986:4), “sepakbola adalah sebuah permainan sedarhana dan dari permainan sepakbola yang baik adalah melakukan hal-hal yang sederhana sampai kepada tingkaat kesulitan yang tinggi”.
Menurut Sneyers (1990:10), “mutu permainan kesebelasan ditentukan oleh pengguasaan teknik dasar tentang sepakbola, makin baik teknik penguasaan bola oleh seorang pemain sepakbola maka mudah dia dapat melepaskan diri dari suatu situasi yang gawat atau tekanan dari pihak lawan”. Selanjutnya Sneyers (1990:20) menjelaskan bahwa pada dasarnya adalah suatu usaha untuk mengguasai bola atau merebutnya kembali bila sedang dikuasai lawan, bila teknik dasar suatu dikuasai maka bola lebih lama berada dalam penguasaan para pemain akan lebih leluasa untuk menentukan jalan pertandingan dan memasukan bola kegawang lawan. Atlet yang kurang mengguasai teknik dasar akan lebih sering kehilanggan bola, sehingga kesempatan untuk memenangkan pertandingan menjadi berkurang. Selanjunya Coerver (1987:21 ) menjelaskan dalam sepakbola harus dikuasai dulu teknik-teknik dasar untuk dapat bermain dengan baik berlatih secara terarah. Menurut Syafruddin (1996:3), “keterampilan dasar adalah sebagai keterampilan teknik yang menjadi dasar dan harus dikuasai oleh pemain dalam bermain sepakbola”. Teknik dalam sepakbola adalah hubungan harmonis antara manusia dengan bola (PSSI, 1991:24) seterusnya Harsono (1996:92) menyatakan teknik dasar merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap pemain sepak bola, tekni dasar ini merupakan senjata bagi pemain untuk memenangkan pertandingan. Menurut Emral Abus (2005:22), “permainan sepakbola akan terjadi kontak langsung antar pemain satu kesebelasan dengan pemain
kesebelasan lawan. Dengan kontak langsung tersebut memungkinkan terjadinya pelanggaran bola meninggalkan lapangan, bola masuk gawang, pemain dikeluarkan di lapangan, gangguan cuaca”. Untuk menindaklanjuti diperlukan tindakan yang cepat dan tepat dalam waktu yang cepat dan tepat pula dilapangan, keputusan ini akan menghindari terjadinya kesalahan pahaman antar sesama pemain atau pemain dengan wasit. Pemain sepakbola ini memiliki aktivitas gerak yang menuntut berbagai keterampilan teknik dan taktik. Di samping itu sepakbola menuntut kreativitas teknik, keberanian untuk dapat berbuat sesuatu dan kepercayaan
akan
kemampuan
diri
sendiri,
sebagaimana
yang
diungkapkan oleh Syafruddin (1996:30) bahwa salah satu unsur atau faktor penting untuk meraih suatu prestasi dalam olahraga adalah kondisi fisik, disamping pengguasaan teknik, taktik dan kemampuan mental. Seberapa besar penting dan penggaruhnya terhadap pencapaian suatu prestasi olahraga sangat tergantung pada kebutuhan atau tuntutan setiap cabang olahraga. Sementara itu, ada olahraga yang prestasinya ditentukan oleh pengguasaan yang berimbang antara kondisi fisik, teknik, taktik dan mental. Keseluruhan komponen-komponen keterampilan teknik dasar sepakbola perlu dilatih dan ditingkatkan kemampuannya sehingga kematanggan teknik dan taktik dapat dijalankan dengan baik, untuk menjadi seorang pemain sepakbola yang berkemampuan tinggi ia harus memiliki seluruh keterampilan dasar sepakbola dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan dasar sepakbola seperti menendang bola, menahan bola, menyundul bola, gerak tipu dengan bola, gerak tipu tanpa bola dan melempar bola sangat diperlukan oleh seorang pemain supaya dapat bermain sepakbola dengan baik dan dapat mencetak prestasi yaitu berupa kemenanggan. 2. Pengertian Kondisi Fisik Kondisi fisik (phisycal conditioning) memegang peran yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat kesegaran jasmani (phiscal fitness). Tingkat kesegaran jasmani sangat menentukan fisiknya dalam melaksanankan kegiatan sehari-hari selain berguna untuk meningkatkan kesegaran jasmani kondisi fisik merupakan program pokok untuk pembinaan pemain berprestasi dalam suatu cabang olahraga. Selanjutnya Harsono (1996) berpendapat kondisi fisik yang baik maka akan ada: “1) Peningkatan dalam kemampuan sirkulasi dan kerja jantung 2) peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan komponen kondisi fisik 3)gerak yang lebih baik pada waktu latihan 4) pemilihan yang cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan 5) respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu– waktu respon demikian di perlukan”. Dalam permainan sepakbola kondisi fisik merupakan faktor utama dalam mencapai prestasi karena dalam permainan sepakbola sangat membutuhkan waktu yang lama yaitu 2 x 45 menit. Untuk itu tanpa kondisi fisik yang baik pemain sepakbola tidak akan mampu menggikuti
jalannya suatu pertandingan dan sulit untuk mencapai prestasi yang membanggakan. Kondisi fisik dalam olahraga adalah semua kemampuan yang menentukan prestasi dan realisasinya dilakukan melalui kesanggupan pribadi (kemampuan dan motivasi). Secara umun kondisi fisik yang diperlukan dalam masing-masing olahraga adalah sama, artinya setiap cabang olahraga memerlukan kondisi fisik dalam uasaha mencapai prestasi yang optimal begitu halnya dalam olahraga sepakbola. Untuk terwujudnya prestasi maksimal kondisi fisik pemain sepakbola yang baik merupakan suatu hal yang sangat diperlukan. Menurut Jonat dan Krempel dalam Syafruddin (1996:32): “Kondisi fisik itu dibedakan atas arti sempit kondis fisik merupakan keadaan yang meliputi faktor kekuatan (strength) kecepatan (speed) dan daya tahan (endurance) sedangkan dalam arti luas adalah ketiga faktor diatas ditambah dengan faktor kelincahan (flexibility) dan koordinasi (coordination).
Syafruddin (1996:35) berpendapat bahwa komponen kondisi fisik terdiri dari dua bagian antara lain: a. kondisi fisik umun Menurut Syafruddin (1996:35), “kondisi fisik adalah merupakan kemampuan dasar untuk menggembangkan kemampuan prestasi tubuh yang terdiri dari komponen kekuatan, kecepatan daya tahan
dan
kelentukan“.
Fother
dalam
Syafruddin
(1996:35)
mengatakan bahwa latihan kondisi fisik berarti latihan–latihan yang
beraneka ragam untuk mengembangkan kemampuan prestasi tubuh dan merupakan dasar untuk meningkatkan kondisi fisik khusus. b. Kondisi fisik khusus Kondisi fisik adalah merupakan kemampuan yang langsung dikaitkan dengan kebutuhan suatu cabang olahraga tertentu, Jonath dan Krempel dalam Syafruddin (1996:36) mengatakan bahwa bila kondisi dihubungkan dengan kemampuan prestasi dalam suatu cabang olahraga tertentu, maka kondisi fisik di sini disebut sebagai kondisi fisik khusus. Rothing Danurosing dalam Syafruddin (1996:36) mengartikan kondisi fisik khusus sebagai sakah satu latihan yang optimal dari kemampuan yang menentukan prestasi setiap cabang olahraga. 3. Komponen Dasar Kondisi Fisik Menurut Jonath dan Krempel bahwa secara persentase komponenkomponen kondisi fisik yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola memberikan kontribusi yang berbeda-beda seperti daya tahan 30 persen, kekuatan 15 persen, kecepatan 20 persen, kelentukan 15 persen dan koordinasi 20 persen. Berdasarkan persentase dari komponen kondisi fisik tersebut didasarkan kepada tingkat kebutuhanya dalam permainan sepakbola itu sendiri. a. Daya ledak / eksplosive power Daya ledak merupakan salah satu dari komponen motorik yang penting dalam kegiatan olahraga karena akan menetukan seberapa jauh
orang melompat, seberapa cepat orang berlari dan sebagainya. Menurut Anasio dalam Arsil (1999:20), “daya ledak merupakan hubungan antara kekuatan dengan kecepatan kontraksi otot dinamik dan eksplosive dan melibatkan penggeluaran kekuatan otot maximum dalam suatu durasi yang pendek. Tanaka dalam Arsil (1989:17) menggemukakan daya ledak sangat berperan dalam usaha-usaha pelolosan final sprint, sedangkan menurut Here dalam Arsil (1989:25) bahwa kemampuan olahragawan untuk menggatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi tinggi, kontraksi tinggi diartikan sebagai kemampuan otot yang kuat dan cepat dalam berkontraksi. Dapat disimpulkan bahwa daya ledak adalah kemampuan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang singkat untuk memberikan momentum yang paling baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan eksplosive untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. b. Kekuatan/strength Menurut Meusel dan Letzelter dalam Fauzan Hos (1989:56) “kekuatan adalah sifat dasar manusia dengan kekuatan kita menggerakkan suatu benda atau masa beban sendiri atau alat olahraga dan kemampuan kekuatan dapat menggatasi hambatan, tahanan dengan mempergunakan otot-otot. Syafruddin (1996:32) menjelaskan bahwa kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi fisik tanpa kekuatan orang tidak bisa melompat, mendorong, menarik, menahan, mengangkat dan lain
sebagainya. Moehamad Sajoto (1988:54) menyatakan kekuatan adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut kemampuan seseorang pada saat menggunakan otot-otot menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Jonath dan Krempel dalam Syafruddin (1996:40) menyatakan bahwa kemampuan kekuatan manusia tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut: (a) penampang serabut, (b) jumlah serabut otot, (c) struktur bentuk,
(d) panjang otot, (e) kecepatan kondisi otot, (f)
tingkat pereganggan otot, (g) koordinasi otot intra atau koordinasi dalam otot, (h) koordinasi otot inter atau koordinasi antara otot-otot tubuh yang bekerja sama pada satu gerakan yang diberikan,
(i)
motivasi, ( j) usia dan jenis kelamin. Kemampuan kekuatan manusia tidak terlepas dari apa yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, sebagai seorang atlet untuk mendapatkan hasil yang bagus harus dapat memenuhi kriteria-kriteria yang telah dikemukakan tersebut. Kekuatan adalah salah satu komponen dasar kondisi fisik yang sangat besar peranya dalam suatu cabang olahraga khususnya sepakbola seorang pemain tidak akan maksimal ketika bermain apabila kekuatanya tidak baik sehinga akan memberi efek yang buruk terhadap pemain tersebut seperti tendangan yang kurang keras dan lain-lain. Seperti yang dijelaskan Arsil (1989:56) dalam permainan sepakbola diperlukan 3 bentuk kekuatan:
“a) Kekuatan maximum adalah kemampuan otot dalam kontraksi maksimal serta dapat melawan atau menahan dan memindahkan beban maksimal pula, b) kekuatan ledakan merupakan kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan yang tinggi dalam satu gerakan, c) kekuatan daya ledakan merupakan kemampuan lamanya daya tahan otot untuk melawan tahanan beban yang tinggi intesitasnya.”
Kekuatan merupakan kopmonen kondis fisik yang utama dari kondis fisik secara keseluruhan karena merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, Friederich dalam Arsil (1989:56) mengemukakan bahwa kekuatan adalah kemampuan dari suatu otot untuk bekerja menahan beban secara maksimal. Menurut Costel dalam Syafruddin (1996:49) kekuatan juga didefenisikan sebagai suatu kemampuan maksimal untuk melakukan atau melawan gaya dengan kata lain bahwa kekuatan berkontraksi dari otot dalam melakukan aktivitasnya. Verducel dalam Syafruddin (1996:56) menyatakan bahwa kekuatan adalah kemapuan otot untuk membanggun tenaga terhadap suatu tahanan, sedangkan Harsono (1996:102) mengatakan bahwa kekuatan adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seorang atlit pada saat mengunakan otot-ototnya. c. Kecepatan / Speed Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan berkesinambunggan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.
Sajoto
(1988:98)
mendefenisikan
kecepatannya adalah suatu kemapuan reaksi otot yang ditandai dengan
pertukaran
antara
kontraksi
dan
relaksasinya
yang
menuju
kemaksimal. Kecepatan reaksi menunjukan kemampuan untuk menjawab secepat
mungkin
suatu
rangsanggan
melalui
pendenggaran,
penglihatan, dan rasa (taktik) kecepatan reaksi dapat diubah dalam waktu interval yang besar dimana waktu interval itu terjadi dari suatu tanda (misalnya tembakan dalam start lari) yang diakhiri oleh gerakan otot yang telah dibebani kecepatan gerakan siklis dan asiklis menentukan waktu pelaksanaan pada aktivitas dengan adanya hambatan luar yang sedikit. Kecepatan Asiklis ditandai oleh kecepatan reaksi maksimal melalui suatu ekplosive dari otot, kecepatan gerakan Siklis sering juga digambarkan sebagai gerakan yang berulang-ulang dimana gerakan ini dapat dikenal melalui kontraksi sub maksimal. “Kontrasi sub maksimal adalah hasil dari amplitudo gerakan dengan frekuensi gerakan“ (Fauzan Hos, 1989:86). Salah satu elemen penting dari kondisi fisik adalah kecepatan, secara fisiologi diartikan sebagai kemampuan yang berdasarkan kelentukan proses sistem persyarafan dan otot-otot yang melakukan gerakan dalam satuan waktu tertentu. Jonath dan Krempel dalam Syafruddin (1996:86) secara fisikalis dapat diartikan jarak dibagi waktu dan hasil pengaruh kekuatan terhadap tubuh yang bergerak dimana kekuatan dapat mempercepat tubuh. Jonath dan Krempel dalam Syafruddin (1996:43) mengatakan kecepatan dibatasi oleh
faktor-faktor seperti kekuatan otot, teganggan otot, kecepatan reaksi, kecepatan kontruksi, dan koordinasi. d. Kelincahan “Kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah arah dari satu posisi ke posisi lain di arena tertentu, atau seorang yang mampu merubah satu posisi keposisiyang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang baik” (Sajoto, 1988:60). Dalam permainan sepakbola kondisi kelincahan sangat diperlukan untuk menggontrol bola baik dalam waktu yang singkat untuk mengatasi rampasan bola dari lawan, pemain sepakbola yang memiliki kelincahan yang baik cendrung memiliki koordinasi gerakan yang lancer, karena koordinasi merupakan kerjasama antara sistem saraf pusat dan otot-otot yang dipergunakan dalam melakukan gerakan. Dalam permainan sepakbola akan kelihatan koordinasi gerakan yang baik jika seseorang pemain dapat bergerak ke arah bola yang datang sambil melakukan gerakan menahan bola, menendang dan merubah arah sesuai dengan keingginan saat bermain. e. Daya tahan kardiovaskuler Dalam satu pertandinggan seorang pemain dituntut untuk mampu bermain selama pertandinggan berlansung tanpa menggalami kelelahan yang berarti dalam melaksanakan teknik dan taktik sepakbola. Daya tahan yang dibutuhkan dalam olahraga sepakbola
adalah daya tahan aerobic dimana oksigen diperlukan sekali hingga aktivitas berhenti, daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu yang lama tanpa menggalami kelelahan yang berarti. Arsil (1999:21) menjelaskan bahwa daya tahan dalam sepakbola merupakan kesanggupan untuk melakukan aktivitas selama berlangsung permainan. Dalam permainan sepakbola daya tahan sangat diperlukan hal ini karena permainan sepakbola adalah permainan yang dilakukan dengan cepat dalam lapangan yang luas dan pemain dituntut bergerak aktif selama permainan berlangsung. Menurut Harsono (1996:19), “daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk berlatih untuk waktu lama tanpa menggalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan tersebut. Jantung berperan besar dalam memberikan kontribusi yang baik untuk mendapatkan daya tahan yang baik terhadap fungsi jantung, akibat dari latihan gahwa pada waktu istirahat jumblah denyut nadi 1 menit pada orang yang terlatih lebih rendah daripada yang tidak terlatih“. Jonhson dan Nelson dalam Arsil (1999:4) “frekwensi nadi 40 -60 pada olahragawan adalah suatu hal yang tidak jarang dijumpai“. Secara fosiologis daya tahan berhubungan dengan kemampuan jantung dan organ pernapasan. “Kemampuan jantung dapat menambah volum semenit untuk transper dan oksigen dan zat-zat yang
dipergunakan dalam system metabolisme dengan adanya ketahanan jantung dalam bekerja maka pompa darah akan lebih lancer sehinga sel-sel yang memerlukan aliran darah dapat dipenuhi sesuai dengan keperluan“, (Fox dalam Arsil, 1999:21). Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa kemampuan sejumblah darah yang dikirim ke otot yang sedang aktif bergerak, dan menggambil oksigen dari darah sebagai bahan bakar pada waktu tubuh melakukan
aktifitasnya,
sedangkan
V02max
itu
sendiri
menggambarkan tingkat aktivitas badan untuk mendapatkan oksigen lalu
menggirimkanya
ke
otot-otot
serta
menggunakanya dalam pengadaan energi. bersamaan
tubuh
membuang
sisa
sel-sel
lain
dan
Dimana pada saat
metabolisme
yang
dapat
menghambat aktivitas fisik dengan kata lain seseorang yang memiliki jantung yang baik paru-paru dan peredaran darah yang baik maka seseorang itu bisa bekerja dengan kontiniu tanpa mengalami kesalahan yang berarti. B. Kerangka Konseptual Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan di atas, terkait dengan kondisi fisik pemain sepak bola SMP Negeri 13 Padang. bahwa kemampuan kondisi fisik pemain di pengaruhi oleh: daya tahan, daya ledak otot tungkai karena permainan sepakbola dominan dimainkan dengan kaki, kelincahan dan kecepatan. Untuk lebih memperjelas variabel-variabel yang diteliti serta
keterkaitan antar variabel tersebut dapatlah penulis gambarkan sebagai berikut: KemampuanKondisi fisik 1. Daya Tahan 2. Daya Ledak 3. Kelincahan 4. Kecepatan
Kondisi fisik pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kerangka berfikir yang dikemukakan di atas maka pertanyaan di dalam penelitian ini yaitu: 1.
Bagaimanakah daya tahan pemain dalam ekstrakurikuler olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang?
2.
Bagaimanakah daya ledak otot tungkai pemain dalam ekstrakurikuler olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang?
3.
Bagaimanakah kelincahan pemain dalam ekstrakurikuler olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang?
4.
Bagaimanakah
kecepatan
pemain
sepakbola di SMP Negeri 13 Padang
dalam
ekstrakurikuler
olahraga
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui, meninjau dan mendiskripsikan suatu keadaan pada saat penelitian dilakukan. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat penelitian ini diadakan di SMP Negeri 13 Padang, dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2011 – bulan Januari 2012. B. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pemian sepakbola SMP Negeri 13 Padang yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola yang berjumlah sebanyak 20 orang.
2.
Sampel Menurut Hadi (1993:321): “jika populasi kurang dari 100, lebih baik semua populasinya dijadikan sampel, selanjutnya jika populasinya lebih dari 100 maka sampelnya minimal 10-25%. Berdasarkan pendapat di atas maka penarikan sampel yang dilakukan yaitu total sampling artinya seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai sampel penelitian.
22
C. Defenisi Operasional Untuk menghindari perbedaan pemahaman tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu dijelaskan istilah yang digunakan, kondisi fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan fisik yang mampu mendukung aktivitas dalam melakukan permainan sepakbola yang dilihat dari 4 aspek yakni daya ledak, kecepatan, kelincahan dan daya tahan. 1. Daya ledak adalah kemampuan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang singkat untuk memberikan momentum yang paling baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan eksplosive untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. 2. kecepatan, secara fisiologi diartikan sebagai kemampuan yang berdasarkan kelentukan proses sistem persyarafan dan otot-otot yang melakukan gerakan dalam satuan waktu tertentu. kecepatan dibatasi oleh faktor-faktor seperti kekuatan otot, teganggan otot, kecepatan reaksi, kecepatan kontruksi, dan koordinasi. 3. Dalam permainan sepakbola kondisi kelincahan sangat diperlukan untuk menggontrol bola baik dalam waktu yang singkat untuk mengatasi rampasan bola dari lawan, pemain sepakbola yang memiliki kelincahan yang baik cendrung memiliki koordinasi gerakan yang lancer, karena koordinasi merupakan kerjasama antara sistem saraf pusat dan otot-otot yang dipergunakan dalam melakukan gerakan.
4. Daya tahan adalah kemampuan untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan. Daya tahan yang dibutuhkan dalam olahraga sepakbola adalah daya tahan aerobic dimana oksigen diperlukan sekali hingga aktivitas berhenti, daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. D. Jenis dan Sumber Data Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. variabel bebasnya yaitu kemampuan kondis fisik, yang meliputi: daya tahan, daya ledak otot tungkai, kelincahan dan kecepatan. Sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah kondisi fisik pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diambil langsung melalui tes daya tahan, kelincahan, kecepatan, daya ledak otot tungkai di SMP Negeri 13 Padangdan data sekunder, yang diperoleh dari dokumentasi dengan guru Pembina/pelatih sepakbola di SMP Negeri 13 Padang. Sedangkan sumber data di dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang. E. Teknik dan Alat Penggumpulan Data Berhubung data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data primer maka penggambilan data dilakukan dengan cara melaksanakan tes dilakukan sebagai berikut :
1. Tes daya ledak otot tungkai (Eksplosive Power) Untuk menggukur daya ledak otot tungkai, penulis mengunakan item tes Standing Broad Jump. Nurhasan (1999:223) dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tujuan yaitu untuk mengukur komponen daya ledak komponen power otot ekstensor tungkai b. Nama tes yaitu lompat jauh tanpa awalan (Standing Broad Jump) c. Alat yaitu tempat melompat yang datar/ bak pasir, meteran, alat tulis untuk mencatat hasil tes. d. Cara pelaksanaan yaitu testee berdiri pada papan tolakan dengan lutut ditekuk membentuk sudut 45 derajat kedua lenggan lurus kebelakang kemudian testee menolak kedepan dengan tumpuan kedua kaki secara bersama-sama. Penggukuran dilakukan tiga kali penggulangan kepada setiap testee. Cara menggukur adalah jarak dari batas papan tolakan sampai dengan tumpuan kaki atau anggota badan lainya yang terdekat dengan papan tolakan. e. Skor dihitung adalah jarak lompatan yang terjauh yang dicapai setiap testee dan dicatat sebagai skor akhir.
Gambar 2. Tes daya ledak otot tungkai ( Standing broad jump ) Norma Standarisasi Daya Ledak Kategori Skor Baik sekali
> 301
Baik
240 – 300
Sedang
115 – 239
Kurang
54 – 114
Kurang sekali
0 - 53
Sumber: Pratizal Measurement For Evaluation In Physical education Johnson 1986
2. Kecepatan (speed) Menurut Rusli (1988:223) bahwa tes kecepatan dapat dilaksanakan dengan petunjuk sebagai berikut: a. Tujuan yaitu untuk mengukur komponen kecepatan b. Nama tes yaitu lari 50 meter c. Alat yaitu Stopwacth, meteran, patok, lintasan 50 meter, pluit atau bendera
d. Cara pelaksanaan yaitu coba berdiri dibelakang garis start, dengan sikap start melayang (bediri), pada aba-aba “ya” testee berusaha lari menuju lintasan yang telah ditentukan secepat mungkin mencapai garis finish. Tiap testee diberi kesempatan 2 kali percobaan e. Skor yaitu waktu tempuh yang tebaik dari 2 kali percobaan.
Gambar 3. Tes kecepatan ( lari 50 meter )
Norma Standarisasi Kecepatan Kategori Waktu/detik Baik sekali
≤ 4,6
Baik
4,7 – 5,7
Sedang
5,8 - 6,8
Kurang
6,9 – 7,9
Kurang sekali
≥8
Sumber: Penetapan Parameter Test Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar dan Sekolah
3. Kelincahan (agility) Menurut AAHPER (American association for helth physical education and recreationt ) dalam Arsil (1989:164) bahwa tes kelincahan dapat dilakukan dengan menggunakan tes Zig-zag Run, bentuk pelaksanaannya sebagai berikut: a. Tujuan yaitu menggukur kelincahan dan koordinasi dalam bergerak dan merubah arah b. Nama tes yaitu Zigzag Run c. Alat yaitu Stopwatch, formulir (alat tulis), lapanggan (lintasan lari) dan kursi / patok sebanyak 5 buah diletakan dalam jarak 10 feet (3,048 m) yang dimulai dari garis start d. Prosedur pelaksanaan yaitu 5 kursi/patokditempatkan satu baris 10 kaki (3,048 m) terpisah dan berhadapan dengan garis start. Kursi yang pertama adalah 10 kaki (3,048 m) didepan garis start. Pokok materi dimulai dari belakang garis start dengan isyarat “go” peserta tes berlari di sebelah kanan kursi yang pertama kemudian menuju kearah kiri dari kursi kedua. Peserta tes berlari seterusnya sampai melewati kursi yang terakhir dan berbalik melewati semua kursi patok hingga kembali ke garis start, ia melingkar disekitar kursi yang terakhir dan berlari keluar masuk kursi dankembali ke start, dia tidak diizinkan untuk memukul kursi tersebut tiap peserta diberi 2 kali kesempatan e. Skor yaitu waktu yang terbaikyang ditempuh dari 2 kali kesempatan.
Gambar 4. Tes kelincahan ( Zig-zag run )
Norma Standarisasi Kelincahan Kategori Waktu/detik Baik sekali
6, 8 – 8,0
Baik
8,1 – 9,3
Sedang
9,4 – 10,1
Kurang
10,2 – 11,3
Kurang sekali
11,4 – 15,0
Sumber: AAHPER (American Association For Healt Physical Education and Recreation) dalam Kir Kendall (1980:171)
4. Daya tahan Tes ini bertujuan untuk menggukur daya tahan jantung, paru-paru dan kardiovaskuler, pelaksanaanya sebagai berikut : a. Alat yang digunakan: stop watch, pluit. Sikap permulaan : peserta berdiri dibelakang garis start.
b. gerakan: pada aba-aba “siap” peserta besiap-siap mengambil sikap start berdiri kemudian pada aba-aba “ya” peserta lari menuju garis finish yang menempuh jarak 2400 meter c. Pencatatan hasil, pengambilan waktu dilakukan dari saat pluit dibunyikan sampai peserta tiba melintasi garis finish. Hasil adalah waktu yang dicapai dalam satuan menit dan detik setelah sampai pada jarak 2400 meter. Norma Standarisasi Daya Tahan Kategori Waktu/detik Baik sekali
8,37 – 9,40
Baik
9,41 – 11,48
Sedang
10,49 – 12,10
Kurang
12,11 – 15,30
Kurang sekali
>15,31 Sumber: Kemenegpora RI Tahun 2005
F. Teknik Analisis Data Setelah semua data diperoleh dalam penelitian ini, data diolah dengan menggunakan statistik deskriptif (tabulasi frekuensi). Dengan cara hanya mendeskripsikan hasil temuan yang diperoleh dari berbagai pengukuran (tes) terhadap tingkat kondisi fisik. Adapun rumus dalam Sujiono (2004:43) yang digunakan adalah sebagai berikut: P = F x 100 % n
Keterangan : P = Persentase yang dicari F = Frekuensi n = Jumlah sampel Selanjutnya, mengelompokkan hasil persentasi menggunakan skala 5. Selanjutnya, membuat histogram kondisi fisik pemain sepakbola dan berikutnya pembahasan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap kondisi fisik pemain sepak bola yang terdiri dari empat item tes yaitu daya tahan dengan tes lari 2400 meter, daya ledak otot tungkai dengan tes standing broad jump, kelincahan denga menggunakan tes zig-zug run dan kecepatan dengan menggunakan tes lari 50 meter. Dengan demikian akan di deskripsikan data kondisi fisik untuk masingmasing item tes yang diteliti. C. Deskripsi Data 5. Variabel Daya Tahan (Lari 2400 Meter) Untuk variabel daya tahan dengan menggunakan tes lari 2400 meter yang dilakukan pengukuran terhadap 20 orang pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padangdiperoleh ratarata hitung (mean) 15,27, simpangan baku (standar deviasi) 0,84, nilai tertinggi 16,43 dan nilai terendah 14,10. Selanjutnya distribusi hasil data variabel daya tahan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Distribusi Hasil Data Variabel Daya Tahan pemain sepakbola SMP 13 Negeri Padang Kategori
Waktu/detik
Frekuensi absolut
Frekuensi relatif
Baik sekali
8,37 – 9,40
0
0
Baik
9,41 – 11,48
0
0
Sedang
10,49 – 12,10
0
0
32
Kurang
12,11 – 15,30
11
55
Kurang sekali
>15,31
9
45
20
100
Jumlah
Berdasarkan hasil data pada tabel 1 tentang variabel daya tahan tidak ada satu orangpun yang memiliki kategori baik sekali, baik dan kategori sedang. Selanjutnya yang memiliki kategori kurang yaitu sebanyak 11 orang (55%) dan yang memiliki kategori kurang sekali adalah sebanyak 9 orang (45%). Untuk lebih jelasnya hasil data variabel daya tahan pemain sepakbola tersebut dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
60%
55%
50%
45%
40% 30%
20% 10% 0%
0%
0%
0%
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
Gambar 5. Variabel Daya Tahan pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang Dari uraian pengkategorian hasil data daya tahan yang diperoleh dari pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, pemain yang berada di atas skor kelompok rata-rata yaitu
sebanyak 8 orang (40%), dan dalam skor kelompok rata-rata adalah 7 orang (35%). Sedangkan yang memiliki skor di bawah rata-rata yaitu sebanyak 5 orang (25%). 6. Variabel Daya Ledak Otot Tungkai (Tes Standing Broad Jump) Untuk variabel daya ledak dengan menggunakan tes standing broad jump yang dilakukan pengukuran terhadap 20 orang pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang diperoleh ratarata hitung (mean) 190, simpangan baku (standar deviasi) 15,84, nilai tertinggi 218 dan nilai terendah 157. Selanjutnya distribusi hasil data variabel daya ledak tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi Hasil Data Variabel Daya Ledak pemain sepakbola SMP 13 Negeri Padang Kategori
Skor
Frekuensi absolut
Frekuensi relatif
Baik sekali
> 301
0
0
Baik
240 – 300
0
0
Sedang
115 – 239
20
100
Kurang
54 – 114
0
0
Kurang sekali
0 - 53
0
0
20
100
Jumlah
Berdasarkan hasil data pada tabel 2 tentang variabel daya ledak otot tungkai tidak ada satu orangpun yang memiliki kategori baik sekali dan baik. Selanjutnya yang memiliki kategori sedang yaitu sebanyak 20 orang (100%) dan tidak ada satu orangpun yang memiliki daya ledak
kategori kurang dan kurang sekali. Untuk lebih jelasnya hasil data variabel daya ledak otot tungkai pemain sepakbola tersebut dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
120% 100% 100% 80% 60% 40%
20% 0%
0%
0%
0%
0% Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
Gambar 6. Variabel Daya Ledak Pemain Sepakbola SMP Negeri 13 Padang Dari uraian pengkategorian hasil data daya ledak otot tungkai pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, pemain yang berada di atas skor kelompok rata-rata yaitu sebanyak 11 orang (55%), dan dalam skor kelompok rata-rata tidak ada satu orangpun yang memilikinya. Sedangkan yang memiliki skor di bawah rata-rata yaitu sebanyak 9 orang (45%). 7. Variabel Kelincahan (Zig-Zug Run) Untuk variabel kelincahan dengan menggunakan tes zig – zug run yang dilakukan pengukuran terhadap 20 orang pemain dalam pembinaan
olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, diperoleh rata-rata hitung (mean) adalah 8, dan simpangan baku (standar deviasi)
yaitu 0,40.
Sedangkan nilai tertinggi adalah 8,78 dan nilai terendah 7,25. Selanjutnya distribusi hasil data variabel kelincahan pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3. Distribusi Hasil Data Variabel Kelincahan pemain Sepakbola SMP Negeri 13 Padang Kategori
Waktu/detik
Frekuensi absolut
Frekuensi relatif
Baik sekali
6, 8 – 8,0
10
50
Baik
8,1 – 9,3
10
50
Sedang
9,4 – 10,1
0
0
Kurang
10,2 – 11,3
0
0
Kurang sekali
11,4 – 15,0
0
0
20
100
Jumlah
Berdasarkan hasil data pada tabel 3 tentang variabel kelincahan, dari 20 orang pemain yang memiliki kategori baik sekali dan kategori baik masing-masing adalah 10 orang (50%). Sedangkan yang memiliki kategori sedang, kategori kurang dan kategori kurang sekali tidak ada satu orangpun yang memilikinya. Untuk lebih jelasnya hasil data variabel kelincahan pemain dalam pembinaan sepakbola di SMP Negeri 13 Padangtersebut dapat dilihat pada gambar 4 di halaman berikutnya.
60% 50%
50%
50% 40% 30%
20% 10% 0%
0%
0%
0%
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
Gambar 7. Variabel Kelincahan pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang Dari uraian pengkategorian hasil data kelincahan pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, pemain yang berada di atas skor kelompok rata-rata yaitu 2 orang (10%), dan dalam skor kelompok rata-rata adalah sebanyak 16 orang (80%). Sedangkan yang memiliki skor di bawah kelompok rata-rata yaitu 2 orang (10%). 8. Variabel Kecepatan Untuk variabel kecepatan dengan menggunakan tes lari 50 meter yang dilakukan pengukuran terhadap 20 orang pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, diperoleh rata-rata hitung (mean) adalah 8,55, dan simpangan baku (standar deviasi) 0,60. Sedangkan nilai tertinggi adalah 9,69 dan nilai terendah yaitu 7,43. Selanjutnya distribusi hasil data variabel kecepatan dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Distribusi Hasil Data Variabel Kecepatan pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang Kategori
Waktu/detik
Frekuensi absolut
Frekuensi relatif
Baik sekali
≤ 4,6
0
0
Baik
4,7 – 5,7
0
0
Sedang
5,8 - 6,8
0
0
Kurang
6,9 – 7,9
2
10
Kurang sekali
≥8
18
90
20
100
Jumlah
Berdasarkan hasil data pada tabel 4 tentang variabel kecepatan, dari 20 orang pemain tidak ada satu orangpun yang memiliki kategori baik sekali, baik dan kategori sedang. Selanjutnya yang memiliki kategori kurang yaitu 2 orang (10%) dan yang memiliki kategori kurang sekali adalah sebanyak 18 orang (90%). Untuk lebih jelasnya hasil data variabel kecepatan pemain sepakbola tersebut dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini.
Gambar 8. Variabel Kecepatan Dari uraian pengkategorian hasil data kecepatan yang diperoleh dari pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, pemain yang berada di atas skor kelompok rata-rata yaitu sebanyak 8 orang (40%), dan dalam skor kelompok rata-rata adalah 10 orang (50%). Sedangkan yang memiliki skor di bawah rata-rata yaitu 2 orang (10%). D. Pembahasan Pertanyaan Pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah daya tahan pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang?. Berdasarkan analisis data, ternyata tidak satu orangpun pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang yang memiliki daya tahan dalam kategori baik sekali dan baik. Artinya hampir semua pemain sepakbola tersebut memiliki daya tahan rendah sekali. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang tidak memiliki daya tahan yang tinggi. Menurut Harsono (1996:19)
daya tahan adalah “keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk berlatih untuk waktu lama tanpa menggalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan tersebut. Permainan sepakbola yang berlangsung selama 2x45 menit menuntut pemain untuk memiliki daya tahan yang tinggi. Tampa daya tahan yang tinggi, pemain tidak akan mampu menyelesaikan tugas gerakan-gerakan seperti berlari, melompat dan sebagainya selama permainan berlangsung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa daya tahan pemain yang rendah yang membuat mereka cepat mengalami kelelahan dan tidak mampu bertahan bermain dengan baik selama pertandingan, sehingga dalam pembinaan sepakbola kurang memiliki prestasi di SMP Negeri 13 Padang. Pertanyaan Kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah daya ledak pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang?. Berdasarkan analisis data, ternyata tidak satu orangpun pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang yang memiliki daya ledak otot tungkai dalam kategori baik sekali dan baik dan semua atlet sepakbola yaitu 20 orang (100%) tersebut memiliki daya ledak otot tungkai dalam kategori sedang. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa semua pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, tidak memiliki daya ledak otot tungkai dengan baik. Artinya pemain sepakbola ini kurang terbiasa melakukan latihan-latihan yang berhubungan dengan daya ledak otot tungkai. Arsil (1999:25) mengatakan bahwa daya ledak adalah kemampuan olahragawan untuk menggatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi tinggi, kontraksi tinggi diartikan sebagai
kemampuan otot yang kuat dan cepat dalam berkontraksi. Dapat disimpulkan bahwa daya ledak adalah kemampuan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang singkat untuk memberikan momentum yang paling baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan eksplosive untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Misalnya saja daya ledak otot tungkai sangat dibutuhkan dalam menendang, seperti menendang bola ke gawang, melakukan long passing atau tendangan jauh, tendang sudut dan sebagainya. Pertanyaan Ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kelincahan dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang?. Berdasarkan analisis data, ternyata 10 orang (50%) pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang yang memiliki kelincahan dalam kategori baik sekali dan atlet yang memiliki kelincahan dalam kategori baik juga ditemukan sebanyak 10 orang (50%). Artinya semua pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang memiliki kelincahan yang baik. Menurut (Sajoto 1988:60) kelincahan adalah “kemampuan seseorang dalam merubah arah dari satu posisi ke posisi lain diarena tertentu, atau seorang yang mampu merubah satu posisi keposisiyang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang baik”. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, memiliki kemampuan yang tinggi dalam merubah-rubah arah dari suatu posisi ke posisi yang lain. Bila dikaitkan dalam bermain sepakbola, kelincahan akan terlihat misalnya saja pada saat menggiring bola dengan tujuan untuk memindahkan bola dari suatu tempat ketempat lain dengan gesit dan
cekatan. Hal ini penting artinya dalam menghidari bola dari rampasan lawan atau bola masih dalam penguasaan yang membawa bola. Pertanyaan Keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kecepatan pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang?. Berdasarkan analisis data, ternyata tidak satu orangpun pemain
sepakbola di SMP Negeri 13 Padang yang memiliki
kecepatan dalam kategori baik sekali dan kategori baik. Artinya semua pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, tidak memiliki kecepatan yang tinggi. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa pemain sepakbola di SMP Negeri 13
Padang
tidak
memiliki
kemampuan
dalam
melakukan
gerakan
berkesinambunggan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. Selanjutnya Sajoto (1988:98) mengartikan kecepatan sebagai suatu “kemampuan reaksi otot yang ditandai dengan pertukaran antara kontraksi dan relaksasinya yang menuju kemaksimal”. Dalam permainan sepakbola kecepatan pemain untuk berlari secepat-cepatnya apakah dengan bola atau tanpa bola sudah merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh seoarang pemain sepakbola. Berdasarkan uraian tentang temuan dari analisis data terhadap keempat komponen kondisi fisik yang meliputi : daya tahan, daya ledak otot tungkai, kelincahan dan kecepatan, maka dapat disimpulkan secara garis besar pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, kurang memiliki kondisi fisik yang baik. Pada hal kondisi fisik merupakan
salah satu faktor yang mendukung pencapaian suatu prestasi tinggi dari seorang pemain, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembinaan pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang ini kurang berprestasi salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya kemampuan kondisi fisik pemain. Untuk mendapatkan kondisi fisik yang baik harus dilatih dan dibina sesuai dengan seberapa besar kebutuhan cabang olahraga tersebut terhadap kondisi fisik. Seorang pelatih akan menggalami kesulitan apabila tidak memperhatikan dasar-dasar latihan yang tepat untuk para pemainnya dan dalam menentukan tujuan pembinaan kondisi fisik perlu diperhatikan dasardasar latihan. Begitu juga dalam latihan-latihan untuk meningkatkan kemampuan kondisi fisik pemain dalam bermain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berpedoman pada temuan hasil penelitian tentang Pembinaan, sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran yakni sebagai berikut: C. Kesimpulan 1.
Daya tahan pemian sepakbola di SMP Negeri 13 Padang rendah sekali.
2.
Daya ledak otot tungkai pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang belum begitu baik, karena semua atlet 20 orang (100%) tersebut memiliki daya ledak otot tungkai dalam kategori sedang.
3.
Semua pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang memiliki kelincahan yang baik.
4.
Semua
pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, tidak memiliki
kecepatan yang tinggi. D. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka saransaran yang dapat ditujukan kepada: 1. Pelatih, agar dapat memberikan bentuk – bentuk latihan daya tahan, daya ledak otot tungkai dan kecepatan, yang merupakan komponen kondisi fisik yang dibutuhkan pemain dalam bermain sepakbola. 2. Pemain, agar lebih giat lagi dalam berlatih, terutama dalam latihan-latihan yang dapat meningkatkan kemampuan kondisi fisik, seperti latihan yang dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai, kecepatan dan daya tahan. 44
3. Pihak sekolah, agar memperhatikan, memberikan kesempatan mengikuti pertandingan-pertandingan sepakbola persahabatan dengan sekolah lain, sehingga kemampuan pemain dalam bermain dapat dievaluasi.
DAFTAR PUSTAKA Arsil. 1989. Pentingnya Latihan Kondisi Fisik untuk Meningkatkan Prestasi Sepakbola. (makalah) Padang: FPOK IKIP Padang. Arsil. 1999. Pembinaan Kondisi Fisik. Padang. FPOK IKIP Padang. Batty, E.C. 1986. Latihan Sepakbola Metode Baru Serangan. Bandung. CV Pionir Jaya. Coerver, Wiel. 1987. Pembinaan Sepakbola Idel. Jakarta: PT. Gramedia. Djezed, Zulfar. 1985. Buku Pelajaran Sepakbola. FPOK IKIP Padang. Hadi, 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta: Melton Putra Harsono 1996. Prinsip-prinsip Kepelatihan. Jakarta: FPOK IKIP Padang Hos, Fauzan. 1989. Teori Gerak. FPOK IKIP Padang Kantor Menpora. 1984. Pola Dasar Pembangunan Olahraga. Jakarta: Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. Kirkendall, Don R. 1980. Measurement and Evoluation for Physical Educators. Iowa: WM. C Bromn Company Publishers. Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Menegpora. 2005. Panduan Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendidikan, Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan. Jakarta. Muchtar, Remmy 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Hurhasan. 1999. Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK IKIP Bandung. Peraturan Menteri. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Penjasorkes. Jakarta: Dedikbud Sajoto, Mochmad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga, Jakarta: Depdikbud.
Sneyers, Jef. 1998. Latihan dan Strategi Bermain Sepak Bola. Jakarta: PT Rosda Jayapura. Sudjana. 1992. Metode Statistika edisi Ke-5. Bandung : Tarsito. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung: CV. Alfabeta. Suharta, Asep 2000. Metodologi Latihan Strenght. Jakarta: Forum Olahraga, juni 2000. Syafruddin. 1996. Pengantar Ilmu Melatih Jilid I. Padang : FPOK – IKIP Winkel, WS 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia.
LAMPIRAN:
REKAP DATA HASIL TES KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA STANDING ZIGLARI LARI 2400 NO NAMA ATLET BROAD ZAG 50 METER JUMP RUN METER TANZIL 14.20 180 8.35 8.16 1 TULUS 16.43 173 7.91 8.52 2 3
BUDIMAN
15.32
177
8.22
8.22
4
AHMAD
14.51
218
7.72
7.48
5
RONI MARTA
15.17
190
8.38
8.49
6
JEFRI EPENDI
16.02
190
8.09
8.44
7
M.ROMA
14.10
210
7.69
7.43
8
EKO SURYA
14.23
205
7.25
8.22
9
FADILATUL
15.18
200
8.18
9.69
10
RANDIKA
15.52
202
7.87
9.16
ARRIVAL ORTEGA RAVI SEPTIA
16.25
200
8.12
8.54
15.20
207
7.57
9.13
16.31
180
7.44
9.22
16.19
168
7.82
8.43
15
BADRUL FADAL DIKI GUSPERDIAN FEKRIYANTO
16.22
180
8.43
8.22
16
FAJAR BAHARI 15.12
206
8.78
8.43
17
TIO YOLANDA
14.50
157
8.62
8.16
18
RAHMADANI
14.43
185
7.88
9.5
19
TRIDITIA
14.27
194
7.54
9.22
20
HADI
16.31
180
8.20
8.32
Nilai Rata-rata
15.27
190.10
8
8.55
Standar Deviasi Nilai Tertingi Nilai Terendah
0.84 16.43 14.10
15.84 218 157
0.40 8.78 7.25
0.60 9.69 7.43
11 12 13 14
Gambar 1. Tes Daya Tahan ( lari 2400 Meter )
Gambar 2. Tes Daya Ledak Otot Tungkai ( Standing Broad Jump )
Gambar 3. Tes Kelincahan (zigzag run)
Gambar 4. Tes Kecepatan ( Lari 50 Meter )
Gambar 5. siswa yang menggikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri 13 Padang
Gambar 6. SMP Negeri 13 Padang