The Impact of Internal Factors To Bussiness Performance Of Small Industries At Kerinci Regency 1.2
Agung Syahputra1, Dandes Rifa2, Poppi Fauziati2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected]
Abstract This research purposes to know the impact of internal factors: human resources aspect, production technique aspect and financial aspect to bussiness performancce of small industry in Kerinci regency. The object of this research are the small industries from agricultural sector in Kerinci regency, and the data that is used is primer data which gives some questionaires. And the sampling method used in this study is Simple random sampling, The test equipment that was used was multiple regression by using SPSS.The result of this research showed that from those three variable internal factors, Human resources aspect that really influenced significanly to the bussiness performance of small industry in Kerinci regency. while, production technique aspect and financial aspect didn’t influence to the bussiness performance of small industry in Kerinci regency. Keyword : Internal factors, Bussiness performance _______________________________________________________________________ Sektor pertanian masih merupakan
PENDAHULUAN Sektor
pertanian
tumpuan harapan sebagian besar penduduk
dalam
dinegara kita terutama sektor pertanian yang
perekonomian Indonesia tidak perlu
didukung subsektor agroindustri. Hal ini
diragukan lagi. Sektor pertanian ini juga
sangat
berperan
terhadap
penyediaan
lapangan
kerja,
penyediaan
bahan
dapat
mengurangi
jumlah
terjadinya
krisis
sampai dengan saat sekarang, akan tetapi
makanan,
kontribusinya
ketika
ekonomi yang dimulai pada tahun 1997
pada
penyediaan penganekaragaman menu makanan,
dilihat
saat
lapangan
usaha
lainnya
mengalami pertumbuhan negatif, sektor
untuk
pertanian mampu bertahan bahkan tumbuh
orang-orang
secara positif. Hal ini disebabkan karena
miskin di pedesaan dan peranannya
kandungan lokal komoditi pertanian pada
terhadap nilai devisa yang dihasilkan dari ekspor (Soekartawi, 1997). 1
Umumnya tinggi, sehingga memiliki
Rasio finasial terdiri dari jenisnya :
daya saing yang tinggi.
Rasio likuiditas, rasio perimbangan milik
Pola produksi dan distribusi
hutang,
rasio
aktivitas
dan
ratio
produk hortikultura pada umumnya
profitabilitas. Profitabilitas adalah hasil
masih
bersih
tergantung
pada
musim.
dari
tujuan
dan
kebijakan
Karena itu penawaran hasil pada
perusahaan. Ratio profitabilitas mengukur
panen musim raya biasanya jauh
effektifitasnya
lebih besar dibandingkan dengan
ditunjukkan
permintaan.
tingkat
diperoleh pada penjualan dan investasi.
harga penjualan pada petani sangat
Return On total assets atau penerimaan
rendah dibandingkan dengan harga
terhadap total aktiva adalah Rasio dari laba
yang
tingkat
bersih terhadap total aktiva mengukur
yang
penerimaan pada total investasi dalam
Selanjutnya
ada
pada
konsumen.Perbedaan
harga
tinggi disebabkan karena tingginya
Kabupaten
mengetahui
diantaranya Finansial,dimana
1. Kelemahan
Laporan
alat
ini
Kerinci
terdapat
berbagai
Kecil yaitu sebagai berikut:
(2002)
adalah
yang
kelemahan dan permasalahan pada Industri
peningkatan kinerja industri kecil, Disperindag
penghasilan
Disisi lainnya usaha industri kecil di
yang cukup besar (Ashari, 1995).
menurut
oleh
seperti
perusahaan, dikenal dengan ROI.
biaya produksi (angkut,susut/rusak)
Untuk
pengusaha
sumber
untuk
daya
SDM.
Pengembangan
manusianya
kurang
meyakinkan tentang suatu gambaran
baik,terhambat karena masyarakat pedesaan
yang
lebih terkosentrasi pada sektor pertanian.
padat
profitabilitas
tentang dan
kondisi
pembiayaan
2. Kelemahan
(finansial) dari usaha. Analisa adalah penting
untuk
tumbuh
dalam
akses
teknologi.
Akses teknologi merupakan salah satu
dan
kelemahan sektor usaha kecil. Kondisi ini
berkembang. Ada beberapa metode
tentu merupakan salah sat hambatan, demi
analisa diantaranya : analisa rasio
memajukan sektor usaha kecil. Padahal jika
finasial, pendekatan masalah kunci,
produk
analisa break even dan pedoman
usaha
kecil
sudah
mendapat
sentuhan teknologi, tentu akan mudah
kuisioner.
diterima pasar. 2
3. Kelembagaan usaha juga belum
Beberapa
penelitian
sebelumnya
ketersediaan fasilitas bagi kegiatan
penelitian ini dan dapat dijadikan acuan atau
ekonomi rakyat.
rujukan
juga
McCormick
merupakan
dalam
merupakan
kelemahan
umur, tingkat pendidikan, etnik, tersedianya kredit,
yang
produk
pertumbuhan
daya
usaha.
ini diharapkan akan tetap berlanjut dengan
manusia
Beberapa
cara pemerintah dan pihak terkait memiliki acuan yang jelas tentang faktor-faktor yang
penulis
mempengaruhi peningkatan kinerja usaha.
menyatakan bahwa sumber daya manusia
yang
berkualitas
Kinerja
akan
persaingan.
dengan
industri
Begitu kecil,
kecil
industri
kecil
internal.Faktor internal meliputi aspek SDM
apabila
(pemilik, manajer, dan karyawan) aspek keuangan, aspek teknis produksi dan aspek
manusia yang berkualitas tentu akan industri
usaha
faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor
juga
didalamnya terdapat sumber daya
menjadikan
sektor
dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni
menentukan kejayaan atau kegagalan dalam
(dalam
Peran yang dimainkan oleh sektor
merupakan faktor yang penting bagi setiap
perusahaan
pertumbuhan tenaga kerja).
yang
dihasilkan. Sumber
Hasil
etnik dari wirausaha berhubungan dengan
informasi yang lengkap dan rinci,
oleh
produk.
permintaan serta umur, tingkat pendidikan,
mereka rata-rata kurang memiliki
ditembus
bauran
awal, tersedianya kredit, bauran produk dan
kecil di tanah air. Hal ini karena
saja yang bisa
dan
penelitiannya menunjukkan bahwa Modal
dialami hampir sebagian besar usaha
terkait pasar mana
(1997) dalam Munizu (2010)
menguji variabel modal awal, permintaan,
mengakses
pasar. Kelemahan akses pasar selama ini
dalam
melakukan penelitian di Nairobi dengan
kelemahan usaha industri kecil. 5. Kelemahan
dikembangkan
dengan
penelitian ini antara lain adalah menurut
4. Kelemahan dalam akses modal. modal
untuk
berkaitan
studi
berkembang secara optimal dalam hal
Akses
yang
dan
pemasaran.
akan
Sedangkan Faktor eksternal terdiri
berhasil.
dari kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan ekonomi, serta peranan lembaga 3
terkait seperti Pemerintah, Perguruan
LANDASAN TEORI DAN
Tinggi, Swasta, dan LSM.Maupa (2004)
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
dan DinasKop dan UKM Sulsel (2006). Berdasarkan
latar
Industri kecil dan menengah
belakang
Istilah
yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah
yang
diidentikkan
diajukan
dari
hasil
aspek
teknis
memiliki nilai penggunaan yang lebih tinggi.
produksi
Kerinci ?; keuangan
di
kerja,jenis produk dihasilkan dan proses
(3) Apakah aspek
produksi.
terhadap
Menurut Bank Indonesia (1990)
kinerja usaha industri kecil dari hasil sektor
pertanian
di
mendefinisikan usaha kecil berdasarkan
Kabupaten
nilai asetnya, yaitu suatu usaha yang
Kerinci?
asetnya
Tujuan penelitian ini adalah (1)
Sedangkan
SDM terhadap kinerja usaha industri
dan
Departemen
Perindustrian
dari Rp.25 Juta, selanjutnya kegiatan usaha
kinerja
berskala
usaha industri kecil dari hasil sektor
kecil
yang
dilakukan
oleh
perorangan atau kelompok dalam mengolah
pertanian; (3) Untuk mengetahui
bahan baku menjadi barang jadi atau
pengaruh aspek keuangan terhadap kinerja usaha industri
tanah
sebagai usaha yang modal kerjanya kurang
Untuk mengetahui pengaruh aspek terhadap
termasuk
Perdagangan mendefinisikan usaha kecil
kecil dari hasil sektor pertanian; (2)
produksi
(tidak
bangunan) bernilai kurang dari Rp.600 Juta.
Untuk mengetahui pengaruh aspek
teknis
industri
kecil yag didasarkan pada jumlah tenaga
Kabupaten
berpengaruh
pengertian
digunakan untuk mendefinisikan industri
kinerja usaha industri kecil dari hasil pertanian
Padahal
sangatlah luas, bebagai macam pengertian
berpengaruh terhadap faktor internal
sektor
kegiatan
setengah jadi atau barang jadi yang
sektor
pertanian di Kabupaten Kerinci?; (2) Apakah
semua
sering
mentah atau bahan baku menjadi barang
berpengaruh terhadap kinerja usaha kecil
dengan
kecil
ekonomi manusia yang mengolah barang
adalah (1) Apakah aspek SDM
industri
industri
setengah jadi menjadi barang jadi yang
kecil dari
memiliki nilai tambah yang lebih tinggi
hasil sektor pertanian.
untuk dijual dan memperoleh keuntungan.
4
Selanjutnya Perindustrian
dan
Departemen
b. Jumlah tenaga kerja terbatas, berkisar
Perdagangan
antara 2 sampai 25 orang.
Republik Indonesia mendefinisikan
c.Manajemen dan sistem pencatatannya
bahwa Usaha Kecil dan Menengah
sangat sedrerhana .
Industri dan Perdagangan (UKM-
d.
Indag)
pemasarannya terbatas.
adalah
Menurut
Undang-
Skala
ekonomi
kecil
dan
daerah
undang Nomor 9 tahun 1995, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah :
Kinerja Usaha Industri Kecil
a. Memiliki kekayaan bersih paling
Standar Akutansi Keuangan (SAK)
banyak Rp.200 Juta, tidak termasuk
mendifinisikan Kinerja Perusahaan sebagai
tanah dan bangunan tempat usaha.
hasil yang dicapai perusahaan berupa
b. Memiliki hasil penjualan tahunan
kenaikan manfaat ekonomi selama satu
paling banyak Rp. 1 Miliar
periode akutansi dalam bentuk pemasukan
c. Milik Warga Negara Indonesia,
atau
d. Berdiri sendiri, bukan merupakan
menyebabkan kenaikan ekuitas dan tidak
anak
cabang
berasal dari investor. Hasil kerja yang dapat
yang dimiliki, dikuasai
dicapai oleh seseorang atau kelompok orang
perusahaan
perusahaan atau
berafiliasi
atau
baik
penurunan
kewajiban
yang
langsung
dalam organisasi, sesuai dengan wewenang
maupun tak langsung dengan usaha
dan tanggung jawab masing-masing dalam
menengah dan besar.
rangka mencapai tujuan organisasi Apabila
e. Berbentuk usaha orang perorangan,
kinerja individu baik, maka kemungkinan
badan usaha yang tidak berbadan
besar kinerja perusahaan atau organisasi
hukum, atau badan usaha berbadan
akan baik.
hukum, termasuk koperasi.
Untuk
Dari berbagai definisi diatas
kerja
pencapaian
dapat disimpulkan bahwa usaha kecil
berkenaan
adalah suatu usaha yang bercirikan:
dibebankan
a. kegiatan usahanya tidak formal
atau
atau dengan
kinerja
prestasi
adalah seseorang
tugas-tugas
kepadanya.
yang
Sedangkan
berpandangan bahwa kinerja adalah fungsi
serta mempunyai struktur organisasi
dari
yang sederhana
kemampuan, usaha dan dukungan,
Kinerja industri merupakan salah 5
satu
kriteria yang digunakan untuk mengukur
sering juga disebut
pertumbuhan industri (Kaplan
digambarkan
secara
menggunakan
bagan
Norton, 2000). Dengan
dan
pengukuran
rantai
perintah
grafis atau
dengan organisasi.
kinerja-kinerja industri kecil dan desa
Sumberdaya adalah aset yang merupakan
kerajinan dapat diketahui peta industri
bahan baku bagi produksi barang dan jasa
di berbagai wilayah tanah air. Selama
organisasi (Peter dalam Handriani,2011).
ini pengukuran kinerja industri hanya
Adapun
didasarkan pada aspek keuangan. Pada
dasarnya
faktor
eksternal
yaitu
lingkungan yang berada diluar organisasi
kinerja
yang
menentukan
kesempatan
perusahaan merupakan suatu tingkat
(opportunities) dan
hasil kerja yang dicapai oleh suatu
yang akan dihadapi perusahaan. Robbi
organisasi
periode
(2002), mengatakan faktor eksternal yang
dibandingkan
mempengaruhi kinerja besar kecilnya tim
dalam
operasional
yang
suatu
dengan sasaran, standar dan kriteria
kerja,
yang telah ditetapkan sebelumnya.
kepemimpinan, tingkat konflik organisasi.
Kinerja Perusahaan antara lain dapat
Serta faktor dari luar diri individu seperti
dilihat dari data keuangan, seperti
struktur
Return on Assets, Return on Equity,
kepemimpinan,
Profit Margin dapat mencerminkan
sarana prasarana, sistim kerja, budaya
kinerja
organisasi, insentif serta lingkungan kerja.
keuangan
yang
dicapai
(Kaplan dan Norton 2000).
tipe
tugas
ancaman (threath)
tugas,
yang
dikerjakan,
iklim
organisasi,
imbalan,
komunikasi,
Kemampuan seorang pengurus yang diikuti dengan sikap, konsep diri, kepribadian akan
Faktor internal
berpengaruh terhadap kinerja. Kemampuan
Faktor internal perlu dianalisis
dalam hal ini dapat berupa kemampuan
untuk mengetahui kekuatan (strength)
bidang teknis, administrasi, kemampuan
dan kelemahan (weaknesses) yang
membaca
ada dalam perusahaan.Struktur adalah
melaksanakan tanggung jawab, kemampuan
bagaimana perusahaan di organisasikan
bekerja
keras,
yang berkenaan
resiko,
kemampuan
dengan komunikasi,
wewenang dan arus kerja. Struktur
peluang,
kemampuan
mengambil
berkoordinasi
tercapainya tujuan organisasi.
6
kemampuan
agar
dan fasilitas perusahaan
Pengembangan hipotesis Aspek
Sumber
Daya
dalam wilayah
fungsional. Penelitian Tomasda (2011),
Manusia
Munizu (2010),dan Rahmawati (2008) ,
(SDM) Aspek Sumber Daya Manusia perlu dianalisis untuk
menunjukkan
bahwa
variabel
SDM
mengetahui
berpengaruh terhadap kinerja Industri kecil.
kekuatan dan kelemahan kinerja yang
Berdasarkan kajian dari peneliti diatas
ada dalam
maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
perusahaan
tersebut.
Penelitian Kuncoro (2006) Lingkungan internal
yaitu
adalah sebagai berikut :
bagaimana struktur
perusahaan
diorganisasikan
berkenaan
dengan
wewenang dan
H1 : Aspek
yang
terhadap
komunikasi,
menggunakan
berpengaruh
kinerja usaha industri
kecil.
arus kerja. Struktur
sering juga disebut rantai perintah dan digambarkan
SDM
secara
Aspek teknis produksi
grafis dengan
bagan
Produk
organisasi.
dalam
arti
ekonomi
mempunyai pengertian semua kegiatan
Budaya merupakan pola keyakinan,
untuk meningkatkan
pengharapan,
faedah suatu benda. Kegiatan ini dilakukan
dan
Dibagikan oleh
nilai-nilai yang anggota organisasi.
dengan
mengubah
kegiatan atau suatu
atau
menghasilkan
Norma-norma organisasi secara khusus
barang baru (Sriyadi, 1991 dalam Astuti).
memunculkan
Produksi adalah segala kegiatan dalam
dan
mendefinisikan
perilaku yang dapat diterima anggota
menciptakan
dari manajemen
sampai
suatu barang. Produksi ini merupakan untuk
karyawan operatif. SDM adalah aset
suatu proses kombinasi dan koordinasi
yang
materil dan kekuatan dalam pembuatan
puncak
merupakan
kelemahan
kekuatan
dalam
dan
memproduksi
dan
menambah
kegunaan
barang dan jasa.
barang dan jasa organisasi. Aset ini
Istilah Codd Douglas adalah salah
dapat meliputi kemampuan manajerial,
satu fungsi produksi yang paling sering
pengetahuan
digunakan dalam studi empiris. Fungsi ini
keuangan,
produksi,
teknologi, kemampuan, dan manajerial seperti
aset
bakat
juga
keuangan
dalam
meletakkan
jumlah
hasil
produksi sebagai fungsi dari modal dengan
7
faktor tenaga kerja dengan demikian
dalam
dapat pula dijelaskan bahwa teknis
tanah,
produksi
dapat
modal tidak tetap adalah biaya yang
baik
dikeluarkan dalam proses produksi dan
Munizu
habis dalam satu kali proses produksi,
(2010), Salman (2009) menunjukkan
misalnya biaya produksi dikeluarkan untuk
bahwa
teknis
pembayaran biaya tenaga kerja d an bahan
terhadap
baku. Maka dalam hal ini aspek keuangan
yang
baik
meningkatkan kinerja yang (Salman,2009). Penelitian
variabel
produksi
Aspek
berpengaruh
proses bangunan,
produksi mesin.
misalnya, Sementara
kinerja Industr i kecil. Berdasarkan
dapat mempengaruhi
kajian dari peneliti diatas maka dapat
Penelitian
dirumuskan hipotesis penelitian adalah
(2008) menunjukkan bahwa variabel Aspek
sebagai berikut :
keuangan berpengaruh
H2
:
Aspek
teknik
Munizu
kinerja perusahaan. (2010), Rahmawati
terhadap
kinerja
Produksi
Industri kecil.
Berdasarkan kajian
berpengaruh terhadap kinerja usaha
peneliti diatas
maka dapat dirumuskan
industri kecil.
hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
Aspek Keuangan
H3 : Aspek
Aspek keuangan seperti modal merupakan
METODE PENELITIAN
usaha
Populasi dan sampel
industry kecil karena permodalan akan berdampak langsung
pada
berpengaruh
terhadap kinerja usaha industri kecil.
faktor yang penting harus
disediakan oleh para pemilik
Keuangan
dari
Populasi dalam penelitian ini adalah
usaha dalam
Seluruh usaha industri kecil yang terdaftar
untuk
di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
produksi. Persediaan bahan baku akan
kabupaten Kerinci dan responden yang
tercapa
apabila diimbangi dengan
dijadikan sampel adalah Pengusaha/pemilik
tersedianya modal usaha yang dimiliki
Usaha, maka penarikan sampel penelitian
industri kecil. Soekartawi (2002) dalam
menggunakan
Rahmawati (2008) Modal dapat dibagi
(simple
dengan dua macam
metode
industry kecil, penyediaaan
tetap
terutama bahan
dan modal
baku
yaitu
modal
teknik
random
acak
sederhana
sampling),
merupakan
pengambilan
sampel
dengan
didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria
tidak tetap, modal
yang diisyaratkan untuk menjadi responden
tetap a dalah biaya yang dikeluarkan 8
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 +e
adalah pemilik atau manajer sentra industri kecil di kabupaten Kerinci, serta Jumlah kuesioner yang akan
Y
= kinerja
disebar sebanyak 100
X1
= Aspek SDM
X2
= Aspek Keuangan
X3
= Aspek teknis produksi
β1,β2,β3
= Koefisien regresi
α
= Konstanta
e
= error
kuesioner,
dari
kuesioner yang 97
lembar 100 Lembar
disebarkan Hanya
kuesioner
sehingga
data
adalah sebanyak
yang kembali yan
g diolah
97
responden
dengan menggunakan SPSS. Pada
Variabel
independen
dimana X1 adalah Aspek Sumber
HASIL PENELITIAN
Daya Manusia (SDM), X2 adalah Deskriptif Statistik
Aspek Keuangan dan X3 adalah
Analisis deskriptif dilakukan untuk
Aspek Teknis Produksi. Variabel
memberikan
bebas ini memiliki peranan dalam pembentukkan
variabel
industri
kecil.
Pengujian
hipotesis
dilakukan
Untuk
mengetahui
ada
hubungan
antara
atau
yang
melalui
analisa
Analysis
berhubungan
dengan
indikator-
tujuannya adalah untuk memudahkan dalam memahami data, dimulai dari jumlah (N) ,
tidaknya
Minimum,
masing-masing
data
sampel
indikator pengukuran variabel yang diteliti,
Maksimum,
nilai
rata-rata
(Mean) dan standar penyimpangan data
variabel bebas (X) dengan variabel terikat,
kondisi
berdasarkan data yang terkumpul terutama
Y.
Sedangkan variabel Y adalah Kinerja usaha
gambaran
(Std. Deviasi).
dilakukan Multiple
Demografi Responden
Regression Linear (Analisis Regresi Dapat
Linier Berganda), deengan tujuan untuk
mengestimasi
variabel
bebas
dengan
variabel
terikat,
dengan
rumus
sebagai
diketahui
bahwa
pemilik
industri kecil dari hasil sektor pertanian ini
pengaruh
rata-rata
para pemilik
didominasi para
berikut: 9
oleh
pemilik
perusahaannya
perempuan. perusahaan
Serta
tersebut mayoritas hanya menempuh
atau simultan berpengaruh signifikan
jenjang
terhadap variabel dependen.
pendidikan
SLTA/Sederajat,
hal
sebatas ini terjadi
karena minimnya SDM
Uji t-Statistik
sehingga untuk tidak
Bahwa setiap variabel penelitian yang
meneruskan pendidikan dan memilih
digunakan memiliki koefisien regresi yang
untuk menjadi
dapat dibuat kedalam persamaan regresi
masyarakat
memilih
Petani.
linier berganda seperti yang terlihat dibawah Hasil Pengujian Normalitas Data
ini:
Dari keempat variabel hanya
Y = 9,979 + 1.211 X1 + 0.298 X2 + 0.781 X3
dua variabel yang normal yaitu aspek teknis
produksi
dengan
nilai
Dimana :
Asymp.Sig sebesar 0,123 ini berarti
Y
= kinerja
X1
= Aspek SDM
Aspek SDM dan variabel Aspek
X2
= Aspek Keuangan
keuangan tidak normal hal ini terjadi
X3
= Aspek teknis produksi
dikarenakan masing-masing dari dua
Kesimpulan
0,123 > 0,05 dan kinerja usaha 0,083 atau 0,083 > 0,05. Sementara variabel
variabel tersebut hanya memiliki satu Penelitian ini dilakukan untuk menguji
item pertanyaan saja sehingga tidak
secara
normal.
empiris
faktor
internal
yang
mempengaruhi kinerja usaha industry kecil Uji F- Statistik
dari hasil sektor pertanian di kabupaten Kerinci.
Dari tabel 4.8 diatas dapat
sebesar 7,379 dengan nilai signifikan 0,000 < atau lebih kecil 0,05 yang keputusannya
adalah
dalam
primer
diperoleh
metode
survey
dengan yaitu
menggunakan dengan
cara
100 sampel perusahaan industri kecil di kabupaten
dapat disimpulkan bahwa variabel secara
digunakan
menyebarkan 100 lembar kuesioner kepada
Ho
Ditolak dan Ha diterima sehingga
independen
yang
penelitian ini adalah data primer. Data
diketahui nilai F atau F hitung
berarti
Data
bersama-sama 10
kerinci,
dari
disebarkan
100
lembar
kuesioner
yang
hanya
97
kuesioner
yang kembali sehingga data
Arikunto.1990. Dinamika kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM).jurnal. Yogyakarta.
yang diolah adalah sebanyak 97 responden
dengan
menggunakan
SPSS. Variabel yang digunakan dalam Ashari, Sumeru. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Penerbit: Universitas Indonesia. Jakarta.
penelitian ini yaitu variabel Aspek SDM, Aspek keuangan dan Aspek teknis produksi
Astuti, Puji 2005. Pengaruh nilai marjin pemasaran terhadap pengrajin gula. Semarang
Saran penelitian Berdasarkan
hasil
penelitian
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah(BAPPEDA).2010.Kabupaten kerinci.
ini
penulis menyarankan bagi penelitian selanjutnya
untuk
Badan Pusat Statistik (BPS).2010.kabupaten kerinci
lebih
mempertimbangkan variabel-variabel lain
yang
kinerja
dapat
usaha
Diharapkan
Rahmawati, Dian. 2008.Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Usaha Industri kecil.skripsi.kabupaten lamongan
mempengaruhi industri
peneliti
kecil.
selanjutnya
Dharna.1997. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatandan Penyerapan Tenaga kerja pada Industri Bordir di Jawa Timur.Surabaya, Fakultas Ekonomi UNAIR.
memperluas cakupan sampel dan tidak dilakukan pada satu daerah saja. Serta
memperoleh
datanya
agar Departemen Perindustrian dan Indonesia.1990.Jakarta Departemen Perindustrian Perdagangan.2000.Jakarta
menggunakan kuesioner yang itemitem
pertanyaannya
betul-betul
mewakili variabel yang akan diteliti. Dan
juga
lebih
bank dan
memperpanjang Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten kerinci .2008. Kompetensi Inti Produk Sektor Pertanian dan Cassiavera.Kabupaten Kerinci.
rentang waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian.
Dinas Koperasi dan UKM.2006. Penyusunan Pola Pembinaan Usaha Mikro (UM).Sulawesi selatan.
DAFTAR PUSTAKA Antony. 2007. Analisis Faktor – Faktor Penghambat UKM Produsen Eksportir dan UKM Indirect Eksportir di Subsektor Industri Keramik dalam Melakukan Ekspor, Yogyakarta.
Ghozali,imam.2011.Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS.Jakarta
11
Handriani,Eka.2011.Faktor Internal Eksternal.Entrepreneurial Skill, Strategi Pendapatan Daerah dan Kinerja Terhadap Daya Saing Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Semarang.UNDARIS unggaran.Jawa Tengah.
Kaplan, R. dan Norton, D., 2000. Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance Score Card, Erlangga, Jakarta.
Kuncoro.2006. Analisis Profil dan masalah Industri Kecil dan Rumah Tangga: Studi Kasus di Kabupaten Ngawi. Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 6 No. 1. Jawa Timur
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha kecil. Jakarta
Pillay.2006.The Internal And External Environment For Small Business Growth In Pietermaritzburg. Pietermaritzburg.
Robbi.2001. Perilaku Organisasi: Konsep Kontroversi Aplikasi, Jilid Pertama, Alih Bahasa: Pearson Educations Asia Pte. Ltd. Dan PT. Prenhallindo, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta.
Munizu, musran.2010.Pengaruh faktor eksternal dan internal terhadap Kinerja usaha Mikro dan Kecil (UKM).Sulawesi Selatan.
Sugiyono.2003.Statistik penelitian.CV.Alfabeta.Bandung
Maupa, Haris. 2004. Faktor-Faktor yang Menentukan Pertumbuhan Usaha Kecil di Sulawesi Selatan. Disertasi Program Pascasarjana Unhas. Tidak dipublikasikan.
Soekartawi. 1997. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Salman, H. 2009. Analisis Determinan Pendapatan Usaha Kecil.Kabupaten Langkat Tomasda, Toriqoh.2011.Fakto-faktor yang mempengaruhi kinerja Usaha industry kecil.Malang. Tjiptono, 2001. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kelima. Yogyakarta.
Mulyadi, 2001. Balance Score Card, Alat Manajemen Komtemporer untuk Pelipat Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba, Jakarta. 12
untuk