TEKNOLOGI HEMAT LAHAN SISTIM VERTIKULTUR
OLEH : wiendarti indri werdhany
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA 2012
[email protected]
1
KATA PENGANTAR
Pemanfaatan lahan pekarangan yang dilakukan secara optimal melalui Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) telah menimbulkan inspirasi untuk mengimplementasi program MKRPL melalui teknologi hemat lahan “sistim vertikultur”. Teknologi hemat lahan sistim vertikultur yang telah di aplikasikan, dirasa sangat bermanfaat dan banyak diminati masyarakat kota Yogyakarta yang umumnya memiliki lahan pekarangan sempit terutama adalah vertikultur berdiri menggunakan paralon. Vertikultur berdiri menggunakan bahan paralon selain dapat menghemat lahan juga dapat dimanfaatkan untuk menghias halaman rumah. Buku Teknologi Hemat Lahan Sistim Vertikultur yang disusun secara sederhana ini merupakan hasil pengujian yang dilakukan pada saat memenuhi kebutuhan MKRPL Kota Yogyakarta dan selalu melalui beberapa perbaikan.
Buku ini memuat bahan yang diperlukan, tahapan dan cara
membuat wadah atau pot vertikultur berdiri menggunakan paralon dan mendatar menggunakan talang air yang telah di aplikasikan pada halaman kantor Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta serta beberapa lokasi MKRPL di wilayah Kotamadya Yogyakarta. Buku ini tidak di publikasikan dan hanya di dokumentasikan di perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, untuk memenuhi permintaan beberapa anggota masyarakat dalam kawasan MKRPL Kota Yogyakarta. Semoga
dapat
menambah
wawasan
dalam
mengembangkan
teknologi hemat lahan sistim vertikultur.
Yogyakarta, Desember 2012 penulis
[email protected]
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PENDAHULUAN
1
JENIS SAYURAN
2
A. PEMBUATAN VERTIKULTUR
2
MODEL POT VERTIKULTUR
3
1
POT VERTIKULTUR MENGGUNAKAN TALANG AIR
3
2
POT VERTIKULTUR MENGGUNAKAN PARALON AIR
7
B
SISTIM IRIGASI SELANG
11
C
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN
14
1
Persemaian
14
2
Pemindahan bibit
15
3
Media tanam
17
4
Pemeliharanaan
18
5
Pemanenan
20
PUSTAKA LAMPIRAN
[email protected]
3
BUDIDAYA SAYURAN SISTIM VERTIKULTUR wiendarti indri werdhany
PENDAHULUAN Sistem pertanian vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat.
Sistem budidaya pertanian
menggunakan teknologi vertikultur secara vertikal atau bertingkat ini merupakan sistim penghijauan yang sangat sesuai dan direkomendasikan untuk daerah perkotaan dengan lahan pekarangan yang terbatas atau sempit.
Jika pada lahan seluas 1 meter2 biasanya hanya bisa untuk
menanam 5 batang tanaman, pada sistem vertikal menggunakan teknologi vertikultur bisa menghasilkan 24 – 27 batang tanaman tergantung jenis tanaman dan kebutuhan. Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat bervariasi dan banyak macamnya, tinggal menyesuaikan dengan kondisi dan keinginan, dapat berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa tingkatan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras yang dipasang pada dinding. Persyaratan aplikasi teknologi vertikultur yang harus dipenuhi dalam budidaya sayuran di lahan pekarangan yang sempit adalah harus memiliki nilai estetika atau keindahan, sehingga selain dapat menghasilkan sayuran sehat dan bergizi untuk dikonsumsi, juga dapat memperindah halaman rumah. Selain itu persyaratan lainnya adalah bahan harus kuat dan mudah untuk di pindahkan. Demi menjaga keamanan dan keselamatan,
penggunaan teknologi
vertikultur sebaiknya disertai dengan penerapan budidaya bebas pestisida kimia atau sebaiknya menggunakan biopestisida. Budidaya tanaman sayuran secara vertikultur ini dapat dilakukan di pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga sehari-hari sehingga dapat menghemat biaya pengeluaran keluarga.
[email protected]
4
Keuntungan budidaya sayuran sistim vertikultur antara lain : 1). Efisien dalam penggunaan lahan, (2) Mudah dalam pemeliharaan, 3) Penghematan pemakaian pupuk dan biopestisida, (4) Praktis dan mudah dalam kontrol pertumbuhan
rumput dan gulma., (5) Dapat dipindahkan dengan mudah.
(6). Tanaman sayuran yang dipanen lebih bersih dan sehat. Terdapat tiga aspek yang harus dipersiapkan dalam budidaya tanaman secara vertikultur dan akan diulas secara jelas pada buku ini , yaitu: (1) Pembuatan tempat vertikultur. (2) Penyiapan dan penggunaan pupuk organik. (3) Penanaman dan pemeliharaan. JENIS SAYURAN Semua
jenis
tanaman
dapat
ditanam
menggunakan
teknologi
vertikultur dan pot, seperti a). tanaman sayur semusim antara lain sawi, selada, kubis, tomat,
kucai, pakcoi, kangkung, bayam, kemangi, caisim,
seledri, bawang daun, pare, gambas, timun, kemangi, kacang panjang dan lain-lainnya, b) tanaman bunga seperti anggrek, mawar, melati, azalea, kembang sepatu, dll; dan c) tanaman obat-obatan. Namun vertikultur menggunakan paralon, bambu dan talang yang dibuat secara horizontal kurang sesuai untuk tanaman sayuran jenis buah seperti cabai. terong, tomat, buncis tegak, pare, kacang panjang karena pot tempat tanaman terlalu dangkal sehingga tidak cukup kuat untuk menahan tumbuh tegaknya sayuran. Sayuran buah cocok ditanam dalam pot, polybag sehingga yang dapat menampung media tanam dalam jumlah cukup banyak dan dapat menahan perakaran tanaman. A.
PEMBUATAN VERTIKULTUR Pot atau bahan pembuatan pot tempat vertikultur tanaman sebaiknya
disesuaikan dengan bahan yang banyak tersedia di pasar lokal, misalnya kayu, bambu, pipa paralon, pot, kantong plastik dan gerabah.
[email protected]
5
Pemilihan
bahan pembuat pot atau tempat tanaman vertikutur disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik tanaman yang ingin dibudidayakan sehingga kita dapat merancang sistemnya dengan benar.
MODEL POT VERTIKULTUR Tempat tanaman untuk teknologi vertikultur yang akan di ulas adalah 1). Talang air yang disusun bertingkat, 2) Paralon
dengan pengaturan
lobang tanaman secara berselang-seling. 3). Rak kayu untuk mengatur tanaman dalam polybag atau pot. 1.
POT VERTIKULTUR BAHAN TALANG AIR Salah satu bahan untuk membuat pot atau tempat tanaman dalam
teknologi vertikultur adalah menggunakan rak besi dan talang air persegi yang biasa digunakan untuk menampung air pada atap rumah.
Pot tempat
tanaman dari bahan talang air ini sangat praktis dan dapat menghemat lahan. Meskipun diperlukan biaya yang cukup tinggi pada awal nya, namun bahan talang air ini dapat digunakan untuk selama sekitar 4-5 tahun dan rak besi yang digunakan dapat dmanfaatkan selamanya. CARA MEMBUAT “POT” VERTIKULTUR DARI TALANG AIR
Desain tempat tanaman menggunakan talang air dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Sebagai penyangga talang air dapat dibuat rak dari bahan besi ukuran kecil atau diameter 10 mm dengan desain sesuai yang dikehendaki. Bentuk dan jumlah tingkat susunan tergantung selera dan tempat meletakkan tanaman vertikultur. Tahapan pembuatan vertikultur bahan talang air : 1.
Buat rak untuk meletakkan talang air dengan desain sesuai selera dan tinggi susunan sesuai dengan kebutuhan.
Untuk mendapatkan hasil
tanaman yang dapat tertata dengan baik dan indah, susun rangkaian rak besi tersebut dengan jarak masing-masing tingkat adalah setinggi
[email protected]
6
talang air atau sekitar 10-15 cm. Maksud pembuatan rak dengan jarak antar rak setinggi talang air adalah untuk mengatur tanaman agar pada saat tanaman telah menjadi besar, maka yang terlihat adalah sekumpulan tanaman yang meninggi dan tidak terlihat lagi talang dan besi wadah tanaman tersebut.
JARAK SETINGGI TALANG AIR
Gambar 1. Rak besi dan talang air wadah tanaman setinggi 7 tingkat dengan jarak masing-masing tingkat adalah setinggi talang air. 2.
Potong talang air dengan ukuran sesuai desain rak yang dikehendaki. Pada vertikultur talang air yang dibuat persegi empat, sambungan talang dapat menggunakan segitiga yang biasa digunakan untuk menyambung talang air. Beri lobang pada bagian bawah talang air menggunakan bor dengan diameter 0,5 cm tiap lobang dengan jarak antar lobang adalah 15-20 cm. Tutup ujung talang air menggunakan penutup talang.
[email protected]
7
Gambar 2. Bagian bawah talang air diberi lobang untuk mengeluarkan air yang berlebih dalam media tanam
UJUNG TALANG DIBERI TUTUP ATAU “DOP” TALANG AIR
Gambar 3. Bagian ujung talang air yang ditutup menggunakan penutup talang/dop
SAMBUNGAN DENGAN SEGITIGA/SHOK
Gambar 4. Vertikultur menggunakan talang air 7 tingkat
[email protected]
8
Teknologi vertikultur sangat sesuai selain untuk menghias taman juga dapat memetik hasil panenan sayur dalam jumlah cukup banyak dengan menggunakan lahan yang relatif sempit.
Sebagaimana Gambar 5.
Teknologi vertikultur menggunakan talang air tujuh tingkat yang telah diberi tanaman sayuran sawi sendok, telah menghasilkan 45 kg sawi sendok.
Foto : wiendarti Gambar 5. Gunung sawi (talang air dan rak besi tidak tampak lagi) untuk lingkungan hijau lahan pekarangan
Foto : wiendarti
Gambar 6. Sawi dapat dipanen secara bertahap sesuai kebutuhan
[email protected]
9
Foto : wiendarti Gambar 7. Sayuran bayam pada teknologi vertikultur talang air 7 tingkat 2.
Vertikultur menggunakan Paralon Air Paralon Air dapat digunakan untuk membuat pot sistim vertikultur dan
dapat menghemat penggunaan lahan.
Paralon ukuran 6 inchi sepanjang 4
meter (1 lonjor) dapat dibagi 3 bagian dengan ukuran 130-135 cm.
Setiap
bagian sepanjang 130 cm dapat dibuat lobang untuk tanaman secara berselang-seling sebanyak 24 sampai 27 lobang dengan jarak antara 20 – 30 cm tergantung jenis tanaman sayuran yang akan ditanam (panjang akar dan tinggi tanaman).
Untuk jenis tanaman slada air, sawi, daun bawang dapat
dibuat 24 lobang pada paralon panjang 130 cm dengan jarak antar lobang adalah 20 cm. Untuk tanaman cabe, jarak antar lobang dalam satu baris dapat mencapai 30 cm, sehingga untuk tanaman cabe hanya dapat dibuat 12 lobang.
Cara membuat paralon untuk sistim vertikultur 1. Siapkan paralon ukuran 6 inchi dan setiap lonjor (panjang 4 ) dibagi 3 sehingga sehinga bisa menjadi 3 pot vertikultur paralon dengan panjang
[email protected]
10
130 cm dengan pembagian 20 cm merupakan bagian yang akan masuk ke dalam bantalan paralon.
Paralon 130 cm 20 cm
Gambar 8. Paralon ukuran 6 Inchi dibagi menjadi 3 bagian, Ukur dan beri tanda pada bagian yang akan dibuat lobang berselang seling sebanyak 6 deret untuk setiap paralon, dan setiap deret di buat lobang dengan jarak 20 atau 30 Cm tergantung jenis tanaman yang akan di tanam pada paralon tersebut, sehingga akan dihasilkan 24 lobang.
20 – 30 cm Lobang berselang seling
Gambar 9. Berikan tanda bagian yang akan di lobang dengan jarak 20 cm
[email protected]
Gambar 10. Setiap paralon dibuat enam deret berselang seling dengan jarak 20 cm sehingga didapat 24 lobang 11
2.
Membuat lobang pada paralon menggunakan “BOR” Pot Vertikultur Paralon, dibuat menggunakan paralon yang biasa untuk instalasi air dengan berbagai ukuran dan kualitas. Semakin bagus kualitas paralon, biasanya semakin tebal dan keras, sehingga untuk membuat lobang pada paralon dapat menggunakan bor dengan mata bor bulat atau benda lain sesuai selera dengan bantuan “heat gun”.
Gambar 12. Membuat lobang paralon menggunakan BOR
Gambar 11. BOR dan Mata BOR
Untuk menahan media agar tidak jatuh maka bagian atas lobang dibiarkan menempel dan tidak dilepas. Untuk menekan bagian paralon yang telah di bor, paralon sebaiknya di lunakkan dengan menggunakan “heat gun”.
Panasi menggunakan heat gun bagian yang akan di lekuk
ke dalam, setelah cukup lunak baru di tekan.
Gambar 13. Heat Gun yang digunakan untuk melunakkan bahan paralon agar dapat dibuat lobang.
[email protected]
12
Gambar 14.
Proses pembuatan vertikultur dari paralon ukuran 6 inchi menggunakan Bor
DITEKAN KE DALAM
Gambar 15. Ditekan ke dalam setelah pemanasan menggunakan “heat gun” untuk menyangga media tanam tidak jatuh.
Gambar 16. Pot paralon siap digunakan untuk budidaya sistim vertikultur
[email protected]
13
foto : wiendarti
Gambar 17 Pemanfaatan pot vertikultur paralon dengan tanaman slada air merah dan hijau untuk lingkungan hijau halaman
B.
SISTIM IRIGASI SELANG Penyiraman
tanaman
dalam
menggunakan sistim irigasi selang.
pot
vertikultur
dilakukan
dengan
Teknologi sistim irigasi selang pada
prinsipnya menggunakan sarana paralon ukuran 0,5 inchi untuk menyalurkan air dari sumber air baik bak penampung air menggunakan tower ataupun langsung dari saluran air induk dan dipasang pada sepanjang pot vertikultur paralon dan pot vertikultur talang air.
Penyaluran air untuk penyiraman
tanaman dilakukan menggunakan selang yang dihubungkan dengan paralon irigasi menggunakan niple. Melalui selang air berukuran kecil, air dialirkan kepada setiap pot vertikultur paralon dan setiap tingkat pot vertikultur talang air.
Untuk menghindarkan terjadi tumbuhnya “lumut” pada selang air,
sebaiknya menggunakan selang berwarna hitam yang biasa digunakan untuk sistim fertigasi pada teknologi hidroponik.
Pada vertikultur menggunakan
pipa paralon, selang air dimasukkan ke dalam pipa paralon ukuran 0.5 inchi kemudian dari bagian bawah dimasukkan ke dalam pot vertikultur paralon sehingga terlihat rapi. Ujung selang bagian atas selanjutnya dimasukkan ke dalam pipa paralon 0.5 inchi yang telah diberi lobang untuk merembeskan air ke media tanam dalam pot vertikultur paralon. Dengan demikian penyiraman dapat dilakukan secara efektif dan praktis dengan cara membuka kran untuk masing-masing jalur air irigasi.
[email protected]
14
STOP KRAN
Penggunaan pipa paralon 0.5 inchi untuk menyalurkan air dari sumber air ke pot vertikultur paralon dan pot vertikultur talang air.
Gambar 17. Penggunaan paralon ukuran 0,5 inchi dan stop kran untuk menyalurkan air dari sumber air menuju masing-masing vertikultur. Selang air di masukkan ke dalam pipa paralon 0.5 inchi di dalam pot vertikultur paralon sehingga selang air tidak tertekan oleh media tanam.
Selang air untuk mengalirkan air irigasi ke dalam pot vertikultur pipa paralon . Selang dimasukkan ke dalam pipa paralon 0,5 inchi agar tidak tertekan media tanam.
Gambar 18 Menggunakan selang kecil untuk memasukkan air irigasi dan dimasukkan ke dalam paralon 0.5 inchi tanpa lobang.
[email protected]
15
Gambar 19 Penggunaan paralon 0.5 inchi untuk : 1). melindungi selang air (tanpa lobang) yang dimasukkan dari bawah dan 2) untuk merembes air ke media tanam (diberi lobang). Gambar 21. Ujung selang dimasukkan ke dalam pipa paralon 0,5 inchi yang telah diberi lobang untuk merembes air.
Gambar 20. Pipa paralon 0,5 inchi diberi lobang untuk merembes air ke media tanam dalam pot vertikultur.
[email protected]
16
Gambar 22. Teknologi hemat lahan vertikultur menggunakan bahan paralon 6 inchi, tinggi 130 cm dengan 24 lobang tanam, dan untuk menghias lingkungan kawasan lokasi KRPL Kampung Sayur Gading Asri Patehan dan Kauman duaenamlima wilayah Kota Yogyakarta
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN Terdapat
tiga
tahap
dalam
proses
penanaman,
yaitu
persemaian,
pemindahan bibit dan pemeliharaan tanaman. Persemaian Persemaian tanaman dilakukan terhadap benih atau biji yang berukuran kecil (kecuali bayam) untuk memudahkan dalam penanaman dan untuk mempercepat pertumbuhan bibit serta terhindar dari hama dan penyakit sebelum ditanam. media persemaian.
Menyemaikan benih memerlukan wadah dan
Media persemaian dapat menggunakan tanah subur
(tanah dibawah tanaman bambu) atau campuran tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1. Tanah disaring menggunakan ayakan berdiameter 0,5 cm (strimin) sehingga butiran tanah menjadi lebih rata dan halus, lebih homogen dan bersih serta bebas dari campuran batu, kerikil, serta materi bukan tanah lainnya.
[email protected]
Wadah untuk persemaian benih atau biji dapat 17
menggunakan nampan plastik yang diberi lobang pada bagian bawahnya untuk membuang kelebihan air.
Masukkan tanah untuk persemaian pada
nampan yang telah diberi lobang pada bagian bawahnya,
diratakan dan
diberi garis-garis untuk memberi tanda lobang-lobang meletakkan benih. Jarak garis dan lobang diatur agar bibit dapat tumbuh rata, teratur dan tidak berdempetan sehingga memudahkan sewaktu memindahkan. Sebelum benih atau biji ditanam dalam media persemaian, perlu melakukan seleksi benih/biji dengan cara benih direndam dalam air hangathangat kuku (± 45 – 50 ºC) selama 1 (satu) jam atau direndam menggunakan air biasa semalam. Gunakan benih yang tenggelam untuk di tanam dalam media persemaian. Jumlah benih yang dapat disemaikan disesuaikan dengan ukuran wadahnya.
Isikan 1 biji perlobang, letakkan
dalam rumah bibit atau ruang yang aman, lakukan penyiraman menggunakan sprayer kecil dua kali sehari pada pagi dan sore hari.
Gambar 23. Persemaian menggunakan nampan plastik, dan plastik
[email protected]
18
Gambar 24. Pembibitan menggunakan monotray, paralon kecil atau daun pisang dan dipelihara di dalam rumah bibit
Tunggu sampai muncul perkecambahan, lama pembibitan bergantung jenis tanamannya. Yang paling lama adalah pembibitan cabai, terung, dan tomat, yakni sekitar 6 – 8 minggu.
Lainnya, untuk pembibitan selada dan sawi
hanya 3 – 4 minggu dan untuk pembibitan kubis dan kembang bunga membutuhkan waktu 4 – 6 minggu.
Pemindahan bibit Setelah bibit tumbuh dengan 5-6 helai daun sejati, bibit dapat dipindah ke dalam lobang paralon vertikultur atau pot vertikultur talang air. Pilih bibit yang tumbuh bagus dan sehat.
Buatlah lubang-lubang kecil pada media
tanam agar nantinya akar bibit tidak rusak.
Pemindahan bibit ke media
vertikultur talang air atau paralon tersebut harus sangat hati-hati, bibit diambil dengan pinset beserta akar dan sedikit tanahnya usahakan tanah masih menempel pada akar tanaman atau putus.
Penanaman
dilakukan
pada
jangan sampai akarnya putussore
atau
pagi
hari
dengan
membenamkan bibit tanaman sampai batas leher akar. Pada teknologi vertikultur paralon dan talang air, benih atau biji dapat pula langsung di tanam pada lobang tanam dan dibiarkan bertumbuh, namun biasanya akan membutuhkan waktu lebih lama dan terkadang memerlukan sulaman benih jika terdapat benih yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya bibit kurang bagus.
[email protected]
19
Gambar 25. Setelah tumbuh daun sejati 5 – 6 lembar bibit di pindah ke pot paralon vertikultur dengan hatihati
Media Tanam Media tanam yang digunakan dalam budidaya sistim vertikultur menggunakan
paralon
sebaiknya
dipilih
yang
mempunyai
daya
mencengkeram air cukup tinggi dan memiliki rongga. Porositas atau jumlah pori media tanam merupakan faktor yang menentukan keberhasilan penanaman.
Porositas media tanam menentukan kemampuan media dalam
menyimpan dan meneruskan air sehingga tidak menggenangi akar, serta membantu akar melakukan proses aerasi. Media tanam merupakan tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang dan pertumbuhan perakaran dan batang sehingga dapat tegak. Tanaman menyerap makanan dalam bentuk unsur hara melalui akarnya. Formula media tanam yang memberikan hasil yang tinggi dan sesuai dalam implementasi teknologi vertikultur adalah campuran tanah, arang sekam (75% atau tidak seluruhnya menjadi arang), pupuk Organik/pupuk kandang dengan perbandingan adalah 1:1:1. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, kemudian melalui air diserap akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan pupuk menjamin tersedianya bahan yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman. Media tanam di dalam pot vertikultur paralon jangan terlalu padat
agar air mudah mengalir dan akar tanaman tidak kesulitan
“bernafas”, namun juga jangan terlalu renggang agar terdapat keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban.
[email protected]
20
Gambar 26. Campurkan tanah, pupuk organik dan arang sekam secara merata dan tambahkan pupuk majemuk NPK
Tambahkan NPK (pupuk majemuk) dengan ukuran sekitar 10 gr ( 1 sendok makan) untuk setiap 10 kg media tanam.
Pemeliharaan : 1. Mengingat sistem vertikultur cukup doyan air, maka penyiraman mutlak dibutuhkan, terlebih pada fase awal pertumbuhan. Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari. Caranya, siram dengan menggunakan gayung bertangkai atau selang dari tandon air. Jika dapat lakukan rekayasa dengan irigasi selang /tetes secara sederhana yang telah terpasang pada parlon. 2. Penyulaman jika terdapat tanaman yang mati, atau tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. 3. Sebagai pedoman umum, pemupukan pada sistem vertikultur sayuran dapat dibagi menjadi dua. Pertama, pupuk dasar berupa urea atau ZA sebanyak 10 gram/tanaman, dan dicampurkan pada saat penyiapan media tanamnya. Yang kedua, pupuk susulan berupa TSP dan KCL, masing-masing sebanyak 10 gram/tanaman. Frekuensi pemupukan susulan ini diulang sekitar 5 – 7 kali selama pertumbuhan tanaman. Caranya,
larutkan
pupuk
bersama
air
sebanyak
10
liter.
Bagi ibu-ibu di perkotaan yang tidak terbiasa berbudidaya sayuran, perlu serba praktis dan cara yang paling mudah dengan pemupukan adalah dengan
menggunakan pupuk cair (NPK) lengkap sebanyak 1 (satu)
[email protected]
21
gram dicairkan dalam 1 (satu) liter air lalu disemprotkan ke daun tanaman sebanyak 100-250 cc pertanaman atau tergantung umur tanaman dengan interval 1-2 minggu sekali, atau cara ke dua dengan menggunakan NPK yang disiramkan pada media tanam bukan pada tanamannya. Dosis pupuk yang dianjurkan untuk fase pertumbuhan adalah 2 sendok makan NPK/10 liter air (1 ember) atau campuran urea + SP36 + KCl dengan perbandingan 2:1:1. Gambar 27 Pemupukan dilakukan dengan menyemprotkan ke daun menggunakan Pupuk Organik Cair (POC) seminggu sekali
4). Biasanya, tanaman sayuran amat dinikmati hama. Seperti tanaman tomat yang sering diserang oleh ulat tanah (Agrotis Ipsilon) atau ulat buah (Helicaverpa armigera). Tanaman kubis yang diserang ulat daun (Plutella
xylostella), atau tanaman brokoli yang disukai hama ulat jengkal (Chrysodeixis orichacea).
Pengendalian hama penyakit sebaiknya
dilakukan secara konvensional/mekanik dengan cara mencabut atau menggunting tanaman yang terserang hama penyakit Untuk berkebun di rumah sebaiknya tidak menggunakan bahan kimia. Lakukan pengendalian secara mekanis, karena areal penanaman vertikultur ini mudah dijangkau. Begitu mengetahui ada ulat, buang saja Ditekankan pula jangan menggunakan furadan untuk membunuh hama yang ada di dalam tanah. Penggunaan furadan bisa mengurangi tingkat kesuburan tanah dan juga mencemari tanaman kurang lebih selama sebulan. Jadi, sebaiknya untuk tanaman sayuran tidak perlu digunakan furadan Hindari pemakaian
[email protected]
22
pestisida dan bila terpaksa gunakan pestisida yang selektif dan secara bijaksana. 5). Tanaman yang akan di tanam secara vertikultur menggunakan paralon ataupun talang air sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek, seperti : selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, sawi sendok dan tanaman sayuran daun lainnya. Pemanenan Pemanenan sayuran biasanya dilakukan dengan sistem cabut akar (sawi, bayam, seledri, kemangi, selada, kangkung dan sebagainya). Apabila kita punya tanaman sendiri dan dikonsumsi sendiri akan lebih menghemat apabila panen dilakukan dengan mengambil daunnya saja. Dengan cara tersebut tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan bisa panen berulang-ulang. Aspek ekonomi implementasi vertikultur juga harus menjadi pertimbangan jika teknologi vertikultur digunakan untuk kegiaTan usaha. Jangan sampai input produksi menjadi lebih besar dari hasil penjualan tanaman.
PUSTAKA Lukman, L. 2009. Budidaya tanaman sayuran secara vertikultur. Balai Besar Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Jawa barat.
[email protected]
23
BEBERAPA TAMPILAN TANAMAN SAYURAN VERTIKULTUR PARALON DI LOKASI MKRPL KOTA YOGYAKARTA
Teknologi hemat lahan vertikultur paralon dan talang air sangat sesuai untuk wilayah Kauman Kota Yogyakarta dengan jalan sempit dan padat penduduk.
Bayam Giti Merah dapat tumbuh subur dan dipanen ber kali kali.
[email protected]
Hobi memelihara tanaman yang membuat tanaman dapat tumbuh dengan subur 24
[email protected]
25
[email protected]
26