TEKNIK PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO
SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Arifiyah Tsalatsati AM 071211034
FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 5 (lima) eksemplar Hal : Persetujuan Naskah Skripsi Kepada Yth. Bapak Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang Di Semarang Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana mestinya, maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara : Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: Arifiyah Tsalatsati AM : 071211034 : Dakwah / KPI :TEKNIK PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO
Dengan ini telah kami setujui dan mohon agar segera diujikan. Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Semarang, 2 Desember 2011
Bidang Substansi Materi
Pembimbing, Bidang Metodologi & Tata Tulis
H.M. Alfandi, M.Ag NIP. 19710830 199703 1 003
Nur Cahyo Hendro Wibowo, M.Kom NIP. 1973 1222 2006 04 1001
ii
PENGESAHAN SKRIPSI TEKNIK PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO Disusun oleh ARIFIYAH TSALATSATI AM 071211034 telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 14 Desember 2011 Dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji Ketua Dewan Penguji/ Pembantu Dekan III
Penguji I
Drs. H. Ahmad Anas, M.Ag NIP. 19660513 199303 1 002
Dra. Hj. Amelia Rahmi, M.Pd NIP. NIP.19660209 199303 2 003
Sekretaris Dewan Penguji/ Pembimbing
Penguji II
H. M. Alfandi, M.Ag NIP. 19710830 199703 1 003
Drs. H. Fakhrurrozi, M.Ag NIP. 19690501 199403 1 001
Pembimbing I
Pembimbing II
H.M. Alfandi, M.Ag NIP. 19710830 199703 1 003
Nur Cahyo Hendro W, M.Kom NIP. 1973 1222 2006 04 1001
iii
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Skripsi ini juga tidak berisi pikiran-pikiran orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 2 Desember 2011 Tanda Tangan
Arifiyah Tsalatsati AM NIM: 0 7 1 2 1 1 0 3 4
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbil„alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, inayah, serta hidayahNya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya. Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi dengan judul “Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Dalam Film Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo” tidak terlepas dari bantuan, semangat, dan dorongan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak. Skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa adanya dukungan dan bantuan oleh semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan ketulusasn hati penulis sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1.
Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag Selaku Rektor IAIN Walisongo Seamarang.
2.
Dr. M. Sulthon, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo.
3.
H.M.Alfandi, M.Ag dan Ahmad Faqih, S.Ag, M.Si selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan KPI.
4.
H. M. Alfandi, M.Ag dan Nur Cahyo Hendro Wibowo, M.Kom selaku dosen pembimbing I dan pembimbing II yang telah mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
H. M. Alfandi, M.Ag selaku wali studi yang selalu memberi semangat dan bersedia meluangkan waktu dan tenaganya, memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan telaten selama masa perkuliyahan dan dalam penulisan skripsi ini.
v
6.
Dra. Hj. Amelia Rahmi, M.Pd dan Drs. H. Fakhrurrozi, M.Ag selaku dewan penguji munaqosah yang telah berkenan menguji skripsi penulis serta memberikan banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi penulis.
7.
Keluarga besar Civitas Akademika Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, khususnya para Dosen Pengajar yang telah membekali ilmu kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
8.
Ayahanda H. Abubakar Sidik, AS dan Ibunda Hj. Mudaah Shohari tercinta, inilah perjuangan, cinta, kasih sayang, dan ketulusan kalian yang tak akan pernah terhenti, yang telah berjuang membesarkan dan mendidik penulis untuk mengantar putrimu menjadi manusia yang lebih berarti.
9.
Kakak kandung dan Kakak Iparku (Mustika Awaludin AM, Ahmad Itsna Fitrawan AM, Eki Safroti, Farida Noviani) yang telah memberikan semangat, motivasi dan dukungan bagi penulis.
10. Keponakan-keponakanku yang penulis sayangi (M. Zaidan Amanullah, M. Zulfan Firdaus, Itsnada Nisaa Uthoyibathi dan M. Khilmi Habibi Itsnada) senyuman dan kelucuan kalian memberikan semangat bagi penulis. 11.
Kakak sekaligus sahabatku M.Mansur Syariffudin yang selalu membantu, memberikan suport, dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Kawan-kawan KPI 2007 Senasib seperjuangan atas kebersamaan, semangat dan canda tawa yang kalian berikan pada penulis. 13. Kawan-kawan KKN 2011 Desa Plososari Kecamatan Patean Kabupaten Kendal yang telah ajarkan arti tanggungjawab dan hidup bermasyarakat bagi penulis. 14. Keluarga besar HMI Badan Koordinasi (Badko) DIY - Jawa Tengah , HMI Cabang Semarang, HMI Komisariat Dakwah IAIN Walisongo Semarang yang telah membimbing dan berjuang bersama penulis untuk mengarungi samudra ilmu dan memberikan pengalaman yang sangat luar biasa bagi penulis.
vi
15. Keluarga besar KOHATI HMI Badan Kordinasi (Badko)
DIY- Jawa
Tengah, KOHATI HMI Cabang Semarang, KOHATI HMI Komisariat Dakwah IAIN Walisongo Semarang yang memberikan semangat dan berjuang bersama penulis mewujudkan pribadi yang berguna untuk masyarakat khususnya para kaum perempuan. 16. Keluarga besar kost H. Abdul Basith beserta teman-teman kost ( Vyki, Arifah, Tegar, Wuri, Olif, Inayah, Eva, Anis, Tuti, Minati, Diah, Nike, Ida, Fatimah, Dina, Farida, Ida Brebes, Irni, Ulya dan Naning) yang selalu memberikan dukungan dan semangat bagi penulis. 17. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kepada mereka semua penulis tidak bisa memberikan balasan apapun hanya untaian ucapan “sukron katsiron” dan permohonan maaf, semoga kebaikan serta amal shaleh mereka diterima dan mendapatkan balasan dari Allah.SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Semarang, 2 Desember 2011 Penulis,
Arifiyah Tsalatsati AM 071211034
vii
PERSEMBAHAN
Ketika segenggam doa dipanjatkan Dengan setetes airmata Dengan sebutir kepasrahan di hati Maka datanglah secercah cahaya Cahaya Allah yang menjadi jalan Bahwa doa akan terkabul dalam bentuk apapun..,
Alhamdulillahirobbil ‘alamien setelah melalui proses perjuangan yang cukup melelahkan, akhirnya menghasilkan sebuah karya yang memberikan kepuasan di dalam hati penulis. Dengan ketulusan hati dan alunan doa kupersembahkan karya ini untuk orang-orang yang telah memberikan arti dalam perjalanan hidupku : Kedua orang tuaku Ayahanda H. Abubakar Sidik AS, BA dan Ibunda Hj. Muda’ah tercinta, yang selalu membimbing dan mendoakanku disetiap sujudmu, restu dan ridhomu adalah semangatku dalam mengarungi samudra kehidupan yang penuh dengan
segala
rintangan
serta
yang
selalu
memberikan
pencerahan jiwa, motivasi, dan dukungannya. Terimakasih yang tak terhingga atas pengorbanan dan kasih sayang yang engkau berikan padaku, semoga karya ini menjadi pengganti rasa bhaktiku sebagai putrimu.
viii
Kakak Kandungku dan Kakak Iparku (Mustika Awaludin AM, Ahmad Itsna Fitrawan AM, Eki Safroti, Farida Noviani) yang sangat penulis sayangi, yang senantiasa memberikan doa, motivasi,
semangat
dan
dukungannya
selama
ini,
semoga
kebahagiaan da kesuksesan selalu menyertai kalian. Keponakan-keponakanku
(M. Zaidan Amanullah, M. Zulfan
Firdaus, Itsnada Nisaa Uthoyibathi, M.Khilmi Habibi Itsnada) yang penulis sayangi, senyuman dan kelucuan kalian menjadikan semangat bagi penulis. Semoga kalian tumbuh menjadi anak yang soleh dan solekha. Pujaan Hatiku, jeritan doa semangatmu berikan arti tersendiri dalam langkahku. Kau yang selalu bangunkan langkah disaat ku rapuh, kau yang selalu dengarkan resahku, kau yang selalu tebarkan kesabaran, kau yang menjadi penyejuk disaat ku layu, kau yang menjadi sandaran disaat letihku, dan kau yang tiada pernah henti menaburkan motivasi agar ku senantiasa melangkah, berjuang dan selalu berjuang.
ix
MOTTO
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al Baqoroh : 257)
x
ABSTRAKSI Arifiyah Tsalatsati AM (071211034) “Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Dalam Film Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo” Skripsi, Program Strata 1 (S.1), Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, IAIN Walisongo Semarang. Menjaga warisan budaya merupakan bentuk kecintaan terhadap bangsa. Namun, jika budaya itu sudah melenceng dari nilai-nilai agama dan dapat merusak aqidah, itu harus mendapat perhatian yang serius. Dahulu hingga sekarang, warisan budaya berupa praktik kegiatan ritual, yang menjurus kepada kemusyrikan hingga saat ini masih terjadi di masyarakat. Rendahnya pengetahuan agama, ditambah alasan warisan budaya menjadikan praktik kemusyrikan mengakar kuat dan sulit untuk dihilangkan. Dan ini yang menjadikan peradaban bangsa dianggap rendah. Dibutuhkan pemahaman dengan pendekatan sejarah untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar perbuatan itu dapat ditinggalkan. Film mempunyai sumbangsih besar dalam pembentukann peradaban masyarakat karena dapat memberikan pengaruh besar pada jiwa manusia. Kekuatan mempengaruhi (effect of power) film merupakan kelebihan sekaligus kekurangan yang tidak bisa ditolak. Film difungsikan sebagai penyebaran nilainilai (transmission of values) karena masyarakat dapat dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat dari film tersebut. Dalam konteks ini, perilaku masyarakat yang menyimpang dari nilai-nilai Islam perlu mendapatkan pencerahan. Maka, dibutuhkan film yang memiliki nilai dan pesan dakwah yang mencerahkan, yang dapat mengajak dan memberikan tuntunan kepada masyarakat untuk berbuat baik. Film yang mengandung nilai sejarahlah yang dapat memberikan wawasan serta pencerahan atas kondisi yang terjadi di masyarakat. Dan film itu adalah film Sang Pencerah. Film ini bercerita tentang kisah perjuangan K.H Ahmad Dahlan yang berjuang untuk meluruskan akidah masyarakat Kauman yang melakukan praktik-praktik kemusyrikan. Selain itu, diusianya yang masih cukup muda, Ahmad Dahlan dengan ilmu Falaq yang dimilikinya, yang merasa gelisah melihat adanya praktik shalat yang melenceng, yang tidak mengarah lurus ke Ka‟bah menggerakkan hatinya untuk melakukan tindakan dengan mengubah arah kiblat Masjid Kauman. Namun, justru tindakan tersebut memicu kemarahan Kyai Penghulu Kamaludiningrat yang merupakan kyai penjaga tradisi. Akibatnya, surau milik Ahmad Dahlan kemudian dirobohkan karena dituding menyebarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan yang memiliki semangat perubahan tidak lantas berhenti melakukan tindakan-tindakan yang bernilai sosial. Ia membuka sekolah dengan menggunakan kursi seperti di sekolah modern Belanda. Akan tetapi, tindakan ini membuatnya dituding sebagai Kyai Kafir. Selain itu, tuduhan Kyai Kejawen juga dilemparkan kepadanya karena Ahmad Dahlan dekat dengan cendikiawan Jawa pada organisasi Budi Utomo. Semua penolakan dan tuduhan tersebut tidak membuat Ahmad Dahlan mundur. Didampingi istrinya Siti Walidah dan dukungan lima orang murid setianya yang bernama Fahrudin, Sudja, Sangidu, Hisyam dan Dirjo, Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah untuk memperkuat dan memperluas area dakwahnya. Berdasarkan latar belakang di atas,
xi
maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apa pesan dakwah dalam film Sang Pencerah dan Bagaimana teknik penyampaian pesan dakwah dalam film Sang Pencerah. Penelitian film Sang Pencerah bertujuan untuk mengetahui isi pesan dakwah dan teknik penyampaian pesan dakwah. Dalam melakukan pemaknaan sebuah film, diperlukan metodologi penelitian yang sesuai agar nantinya dapat mengungkap makna yang tersembunyi dibalik tanda-tanda yang ada dalam film. Penulis menggunakan metodologi kualitatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif fokus pada analisis semiotik. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik Roland Barthes dengan melakukan pendekatan signifikasi dua tahap, yaitu tahap denotatif dan konotatif. Adapun unit analisis penelitian ini adalah gambar dan suara: kata yang diucapkan (ditambah dengan suara-suara lain yang serentak mengiringi gambar). Scene yang penulis teliti adalah scene yang mengandung unsur teknik penyampaian pesan dalam film Sang Pencerah. Berdasarkan data yang telah diteliti, hasil penelitian menunjukan bahwa pesan dakwah dalam film Sang Pencerah diklasifikasikan menjadi 3 yaitu Akidah, Syariah, dan Akhlak. Pesan Akidah dalam film ini hanya dalam bidang keimanan kepada Allah. Pesan Syariah mencakup pesan ibadah, pesan sosial dan pesan pendidikan. Dan pesan Akhlak mencakup bidang akhlak terhadap keluarga dan akhlak terhadap sesama. Teknik penyampaian pesan dalam film ditinjau dari 2 aspek yaitu pertama, Audio meliputi dialog , musik, dan sound effect. Kedua, Visual meliputi adegan dan lokasi.
xii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
NOTA PEMBIMBING ..............................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................
iv
KATA PENGANTAR ................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
viii
HALAMAN MOTTO ................................................................................
x
ABSTRAKSI ...............................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang……………………………………….
1
1.2.
Perumusan Masalah…………………………………..
6
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………....
6
1.4.
Tinjauan Pustaka……………………………………..
7
1.5.
Metodologi Penelitian……………………………..…
8
1.6.
Sistematika Penulisan…………………………….….. 15
KAJIAN TENTANG DAKWAH DAN FILM 2.1.
Kajian Tentang Dakwah.............…………………….. 17 2.1.1. Pengertian dakwah............................................. 17 2.1.2. Dasar Hukum Dakwah....................................... 19 2.1.3. Unsur-unsur Dakwah.........................................
2.2.
22
Kajian Tentang Film…………………......................... 33 2.2.1. Pengertian Film……………………………...... 33 2.2.2. Sejarah Film..............………………………..... 34 2.2.3 Jenis-Jenis Film................................................... 38 2.2.4 Unsur-usur Film.................................................. 39 2.2.5 Film Sebagai Media Dakwah............................
xiii
48
2.2.6 Teknik Penyampaian Pesan Dalam Film............
BAB III
49
DESKRIPSI FILM SANG PENCERAH 3.1.Profil Film Sang Pencerah................……………….
53
3.2.Sinopsis Film Sang Pencerah .......…………….........
58
3.3.Pesan Dakwah dalam Film Sang Pencerah......……..
59
3.3.1 Pesan Akidah.................................................... 60 3.3.2 Pesan Syariah.................................................... 61 3.3.3 Pesan Akhlak.................................................... 67
BAB IV
ANALISIS
PESAN
DAKWAH
DAN
TEKNIK
PENYAMPAIANNYA DALAM FILM SANG PENCERAH 4.1.Analisis Pesan Dakwah Dalam Film Sang Pencerah...
71
4.1.1 Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akidah.......
71
4.1.2 Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Syariah......
76
4.1.3 Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akhlak......
107
4.2.Analisis Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Dalam Film Sang Pencerah...................................................... 120 4.2.1 Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akidah................................................ 120 4.2.2 Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Syariah................................................. 123 4.2.3 Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akhlak................................................ BAB V
PENUTUP 5.1.Kesimpulan...................................................…….…... 144 5.2.Saran...............................................................….......... 146
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
138
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dakwah merupakan usaha manusia beriman untuk mempengaruhi dan mengajak manusia agar mengikuti (menjalankan) ajaran agama Islam dalam semua segi kehidupan. Menurut Amrullah Ahmad (1985 : 3), untuk mencapai tujuan tersebut iman manusia perlu diaktualisasikan dan dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan yang dilaksanakan secara teratur pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural dengan menggunakan cara-cara tertentu. Sejalan dengan itu, dakwah pada saat ini telah memasuki era globalisasi. Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, proses sejarah, proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi, dan budaya masyarakat. Secara umum, ada beberapa ciri fenomena globalisasi, diantaranya : 1. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan
1
massa semacam turis memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda. 2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO). 3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan. Di era globalisasi yang terus berkembang sampai saat ini, proses penyampaian dakwah sangat perlu menggunakan alat penunjang berupa media, yang mempermudah sampainya pesan dakwah kepada sasaran dakwah. Media ini merupakan salah satu unsur penting dalam proses dakwah. Adapun bentuk media tersebut berupa media cetak atau pun elektronik, dan dapat juga dalam bentuk seni budaya baik berupa lisan, tulisan ataupun perbuatan. Segala sesuatu yang mempermudah sampainya pesan dakwah kepada sasaran dakwah dapat digolongkan sebagai media dakwah. Salah satu media dakwah yang hingga kini dan masa yang akan datang masih perlu dikembangkan adalah media elektronik. Dari berbagai bentuk media elektronik inilah dapat dihasilkan radio, TV, film, dan lain sebagainya. Melalui media ini, pesan dakwah dapat disiarkan langsung atau melalui rekaman kaset
2
video, visual atau audio visual. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara efektif dan efesien, maka pelaksana dakwah harus mengorganisasikan segala komponen tersebut, antara lain adalah unsur medianya (Asmuni Syukir, 1983 : 176). Salah satu media elektronik yang sampai saat ini banyak diminati masyarakat dan menunjang untuk keberhasilan dalam proses dakwah adalah film. Film sebagai media komunikasi penyampai pesan, memiliki fungsi untuk kepentingan dakwah. Sebagai media dakwah, film mempunyai keunggulan dibandingkan dengan media massa lainnya (Enjang As dalam Kusnawan, 2004 : 95). Kelebihan film sebagai media dakwah dapat dilihat dari sifatnya, yaitu berupa audio visual. Ali Aziz (2004 :152) menilai, film memiliki beberapa keunikan, diantaranya: 1. Secara Psikologis, penyuguhan film secara hidup dan tampak, yang dapat berlanjut
dengan
animation
(kegembiraan)
memiliki
kecenderungan
mempengaruhi, sebagai keunggulan daya efektifnya terhadap penonton. 2. Media film yang menyuguhkan pesan hidup, dapat mengurangi keraguan apa yang disuguhkan, lebih mudah di ingat dan mengurangi kelupaan. Melihat beberapa keunikan film di atas, hal ini mempertegas bahwa film dapat menjadi media dakwah yang sangat efektif. Hal ini senada dengan ajaran Allah SWT, bahwa mengkomunikasikan pesan hendaknya dilakukan secara qaulan syadidan, yaitu pesan yang disampaikan benar, menyentuh, dan membekas dalam hati (Enjang As dalam Kusnawan, 2004 : 95). Kekuatan dan kemampuan film mampu menjangkau banyak segmen sosial dan membawa pengaruh yang besar terhadap perubahan sikap dan pergeseran
3
nilai. Pengaruh film sangat besar sekali terhadap jiwa manusia. Penonton tidak hanya terpengaruh sewaktu atau selama menonton film, tetapi berpengaruh secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama. Pengaruh tersebut bisa menimbulkan perubahan bagi penonton film (Astrid S Susanto, 1982 : 60). Perkembangan media film dengan berbagai efek yang dimunculkan, itu semua merupakan perkembangan arus globalisasi yang terus berjalan, dan pada akhirnya telah mampu menciptakan kehidupan masyarakat modern. Adapun ciriciri masyarakat modern, diantaranya memiliki keterbukaan terhadap pengalaman dan ide baru, berorientasi ke masa sekarang dan masa depan, mempunyai kesanggupan merencanakan, percaya bahwa manusia bisa mengendalikan alam dan bukan sebaliknya. Hal ini terlihat dari teknologi-teknologi tinggi karya manusia modern yang pada umumnya memiliki sistem kontrol untuk menegaskan kekuasaan manusia. Adanya dikotomi manusia modern dan manusia tradisional, sebagai lawan dari manusia modern, juga berdampak dari gaya hidup kedua kelompok tersebut. Berangkat dari hal di atas, untuk menghadapi arus globalisasi, tentunya dakwah harus mengalami akselerasi guna mendapatkan efektifitas dakwah yang diharapkan. Dakwah konvensional yang masih dilakukan sampai saat ini, lambat laun dirasa kurang efektif, mengingat perkembangan arus globalisasi yang terus menerus berkembang. Melihat fenomena tersebut, penulis menilai perlu adanya film yang menginspirasi perlunya melakukan akselerasi (percepatan) untuk menyelesaikan problematika dakwah yang terjadi di masyarakat. Untuk itu, penulis mengangkat
4
film Sang Pencerah, sebuah film garapan Hanung Bramantyo yang terinspirasi dari sejarah dakwah KH. Ahmad Dahlan. Film Sang Pencerah bercerita tentang Ahmad Dahlan, seorang tokoh ulama yang pada masa itu berusaha melakukan perubahan. Digambarkan dalam film, Ahmad Dahlan adalah anak seorang ulama yang bernama Kyai H. Abu Bakar bin Kyai Haji Sulaiman. Ahmad Dahlan pada waktu mudanya bernama Muhammad Darwis. Sepulang dari Mekah, Darwis muda yang diperankan Ihsan Taroreh mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah bid’ah atau sesat. Melalui Langgar atau suraunya, Ahmad Dahlan yang diperankan oleh Lukman Sardi mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat diperankan oleh Slamet Rahardjo, sehingga surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda. Hal itu tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani istri tercinta dan lima muridnya yang setia, Ahmad Dahlan membentuk organisasi sejalan perkembangan zaman. Organisasi tersebut diberi nama Muhammadiyah. Adapun lima murid Ahmad yang setia diantaranya : Sudja yang diperankan oleh Giring Nidji, Sangidu diperankan oleh Ricky Perdana, Fahrudin diperankan oleh
5
Mario Irwinsyah, Hisyam diperankan oleh Dennis Adishwara dan Dirjo diperankan oleh Abdurrahman Arif. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji hal tersebut dalam bentuk penelitian skripsi dengan judul : “TEKNIK PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH DALAM
FILM SANG PENCERAH
KARYA HANUNG BRAMANTYO”. 1.2. Perumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang penelitian di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1.
Apa pesan dakwah dalam film ”Sang Pencerah” ?
2.
Bagaimana teknik penyampaian pesan dakwah dalam film ”Sang Pencerah”?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui isi pesan dakwah dan teknik penyampaian pesan dakwah dalam film “Sang Pencerah”. 1.3.2. Manfaat Penelitian a. Memberi tambahan wacana dan pengetahuan tentang teknik penyampaian pesan dakwah dalam film “Sang Pencerah”. b. Menumbuhkan dan memberi pemahaman bahwa film merupakan salah satu media dakwah yang efektif. c. Menambah khasanah keilmuan di bidang komunikasi khususnya ilmu komunikasi Islam dan dakwah.
6
1.4. Tinjauan Pustaka Pertama, Penelitian Ahmad Munif (2004) dengan judul : Muatan Dakwah Dalam Film ”Children of Heaven”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui muatan dakwah dalam film Children of Heaven. Untuk meneliti penulis menggunakan penafsiran prospective dan kategorisasi sebagai teknik analisis data, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan semiotik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa film Children of Heaven mempunyai muatan dakwah di dalamnya. Muatan dakwah yang paling utama dalam film ini adalah ajaran untuk percaya kepada Allah dan menempati janji yang dikategorikan dalam 3 bidang yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Kedua, Penelitian Muhammad Amin (2007) dengan judul ”Pendekatan Dakwah Dalam
Film Kafir”.
Dalam
penelitiannya
Muhammad
Amin
menitikberatkan pada pendekatan dakwah yang digunakan dalam film kafir dengan menggunakan pendekatan semiotik. Berdasarkan data yang telah diteliti kesimpulannya bahwa film kafir disajikan dengan pendekatan dakwah berdasar pola penyampaian pesan keagamaan yang ditunjukan dalam pendekatan tanwir, pendekatan tabsyir, dan pendekatan tandzir. Dan pendekatan dakwah yang banyak termuat dalam film kafir adalah pendekatan tandzir. Ketiga, Penelitian Silvia Riskha Febriar (2010) dengan judul ”Pesan Dakwah Dalam Film Perempuan Berkalung Sorban (Analisis Pesan Tentang Kesetaraan Gender dalam Prespektif Islam)”. Dalam penelitian Silvia Riskha Febriar bertujuan untuk mengetahui Pesan dakwah dalam Film Perempuan berkalung Sorban mengenai kesetaraan gender. Pendekatan yang dipakai dalam
7
penelitian ini adalah semiotik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui kesimpulannya bahwa pesan yang terkandung dalam film perempuan berkalung sorban adalah yang berhubungan dengan syariah dalam bidang muamalah yang disajikan dalam dua bentuk yaitu bidang domestik dan bidang publik. Dari beberapa kajian penelitian di atas, maka dapat dilihat relavansinya dengan penelitian ini, sebab pada dasarnya peneliti sama-sama meneliti tentang pesan dakwah. Akan tetapi, dalam penelitian ini dikhususkan mengkaji tentang Teknik Penyampaian Pesan Dakwah dalam film Sang Pencerah. 1.5. Metodologi Penelitian 1.5.1. Jenis Pendekatan dan Spesifikasi Penelitian Jenis Penelitian ini adalah kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati (Meleong Lexy, 2004: 3). Dengan kata lain penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengkaji data secara mendalam tentang semua kompleksitas yang ada dalam konteks penelitian tanpa melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Danim Sudarwan, 2002 : 153). Jenis pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan semiotik. Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas obyek-obyek, peristiwa-peristiwa,
seluruh
kebudayaan
sebagai
tanda.
Tanda
didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensial sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain ( Alex
8
Sobur, 2004 : 96). Semiotik dapat digunakan untuk meneliti bermacammacam teks seperti berita, film, iklan, fashion, fiksi, puisi, dan drama (Alex Sobur, 2004: 123). Film merupakan bidang kajian yang sangat relevan bagi analisis semiotik. Film pada umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda – tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan (Alex Sobur, 2004 : 128). Rangkaian gambar dalam film menciptakan imaji dan sistem penandaan. Kedinamisan gambar pada film menarik daya tarik langsung yang sangat besar, yang sulit ditafsirkan. Semiotika pada penelitian yang terfokus untuk meneliti teknik penyampaian pesan dakwah dalam film Sang Pencerah ini akan dianalisis dengan teori semiotiknya Roland Barthes. Teori Barthes ini cocok oleh peneliti dengan menggunakan interprestasi yang tepat dengan menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat. Spesifikasi yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata bukan angka-angka dan disertai analisis untuk menggambarkan bagaimana isi penggambaran pesan dakwah terutama teknik penyampaian pesan dakwah dalam film Sang Pencerah. 1.5.2. Definisi Konseptual Dalam penelitian ini diperlukan konsep yang jelas bagi unsur-unsur masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perbedaan pengertian antara penulis dan pembaca, sehingga terjadi persamaan
9
presepsi dalam penelitian ini, maka dibutuhkan definisi konseptual. Oleh sebab itu perlu adanya batasan-batasan definisi dari judul Teknik Penyampaian Dakwah dalam Film “Sang Pencerah”. Strategi merupakan langkah-langkah operasional dalam menuju terlaksananya suatu kegiatan yang merupakan taktik untuk mencapai tujuan dari kegiatan itu, dalam pengertian berhasil dengan baik dalam mencapai sasaran yang dikehendaki. Strategi dalam menyampaikan pesan agama dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan dakwah melalui pola dakwah yang tepat dan sesuai dengan sasaran dakwahnya. Pola dakwah yang dapat dijadikan strategi dalam kegiatan dakwah meliputi strategi dakwah bil lisan dan strategi dakwah bil hal (M. Bachri Ghazali, 1997 : 22). Metode adalah suatu cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia (M.Munir dan Wahyu Illahi,2006 : 32). Didalam melaksanakan suatu kegiata dakwah diperlukan metode penyampaian yang tepat agar tujuan dakwah tercapai. Metode dalam kegiatan dakwah ialah suatu cara yang dipakai juru dakawah untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah (M. Bachri Ghazali, 1997 : 24). Metode-metode dakwah yang efektif diantaranya metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode sisipan, metode propaganda, metode keteladanan, metode home visit, dan metode drama.
10
Teknik merupakan operasionalisasi metode
kegiatan
yang
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Di dalam kegiatan dakwah terdapat teknik dakwah yang diperlukan sesuai dengan metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan dakwah, maka dapat diteatapkan bagaimana teknik pelaksanaannya. Jadi teknik merupakan tindak
lanjut
operasionalisasi kegiatan dakwah yang
diperlukan guna tercapainya kegiatan dakwah. (M.Bahri Ghazali, 1997 : 26). Pesan adalah berita atau informasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Dalam penelitian ini pesan yang dimaksud adalah pesan atau materi dakwah yang terkandung dalam film “Sang Pencerah”. Meteri Dakwah ialah masalah isi pesan atau materi yang dasampaikan da’i kepada mad’u yang berisi tentang ajaran-ajaran Islam ( Ali Aziz, 2004 : 94). Film Sang pencerah adalah Film yang berlatarbelakang sejarah diakhir abad ke- 19 menceritakan sepak terjang Muhammad Darwis yang dikenal sebagai K.H.Ahmad Dahlan Sang Pendiri Muhammadiyah. Film ini berdurasi 112 menit yang ditulis dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Definisi konseptual dari teknik penyampaian pesan dakwah dalam film “Sang Pencerah” yang penulis maksud berupa Audio Visual. Audio meliputi dialog, musik, dan sound effect. Dan visual meliputi adegan dan lokasi.
11
1.5.3. Sumber dan Jenis Data 1. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian menggunakan alat pengukuran atau pengukuran data langsung pada obyek sebagai informasi yang akan dicari (Saefudin Azwar, 2005: 91). Sumber data primer yang dimaksud di sini adalah sumber data yang digali langsung dari film yang dijadikan obyek penelitian, yaitu Film “Sang Pencerah”. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subyek penelitian (Saefudin Azwar, 2005 : 91). Sedangkan sumber data sekunder yang dimaksud disini adalah sumber data yang bukan berasal dari film ”Sang Pencerah” yang berarti berupa tulisan yang membahas masalah yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. 1.5.4. Teknik Pengumpulan data Sumber data dalam penelitian ini adalah film, yang berarti data yang didokumentasikan. Maka teknik yang perlu dijalankan adalah dengan teknik dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan cara sebagainya (Wardi Bachtiar, 1997 : 77).
12
Teknik dokumentasi disebut juga teknik pencatatan data atau pengumpulan dokumen. Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan mencari data utama berupa film “Sang Pencerah” dan bahan-bahan lain yang berkaitan dengan judul penelitian. 1.5.5. Teknik Analisis Data Analisis
data
merupakan
proses
mengatur
urutan
data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan santunan uraian dasar (Iqbal Hasan, 2002 : 97). Beberapa permasalahan yang dikemukakan pada rumusan masalah akan dipecahkan dengan menggunakan analisis semiotik dari teori Roland Barthes. Roland Barthes membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda melalui analisis semiotik ini. Kita tidak hanya mengetahui bagaimana isi pesan yang hendak disampaikan, melainkan juga bagaimana pesan dibuat, simbol-simbol apa yang digunakan untuk mewakili pesan-pesan melalui film yang disusun pada saat disampaikan kepada khalayak. Barthes memfokuskan pada gagasan tentang signifikasi dua tahap, yaitu denotasi dan konotasi. Denotasi adalah hubungan eksplisit antara tanda dengan referensi atau realitas dalam pertandaan, atau definisi obyektif kata tersebut, sedangkan konotasi adalah makna subyektif atau emosionalnya (Alex Sobur, 2004 : 263). Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembicaraan serta nilai-nilai kebudayaan. Istilah ini yang digunakan
13
Barthes untuk menunjuk signifikasi tahap kedua. Pada tatanan tahap kedua (konotasi) berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos adalah kebutuhan manusia dan sebagai bentuk simbol dalam komunikasi. Mitos adalah cerita yang digunakan suatu kebudayaan untuk menjelaskan atau memahami beberapa aspek dari realitas atau alam (Alex Sobur, 2004 : 128). Adapun cara kerja atau langkah-langkah model Semiotik Roland Barthes dalam mengenalisis makna dapat dipetakan sebagai berikut : 1. Signifier (Penanda) 1.
2. Signified (Petanda)
Denotatif Sign (Tanda Denotatif) 4. CONNOTATIF SIGNIFIER
5.CONNOTATIF SIGNIFIED
(PENANDA KONOTATIF)
(PETANDA KONOTATIF)
6. CONNOTATIF SIGN (TANDA KONOTATIF)
Dari peta Barthes tersebut terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah juga penanda konotatif (4) (Alex Sobur, 2004 : 69). Dari penanda denotatif akan memunculkan petanda konotatif yang kemudian akan melandasi munculnya tanda konotatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pesan serta teknik penyampaian pesan dakwah dalam film Sang Pencerah. Langkah-langkah analisis yang akan dilakukan
penulis dalam penelitian ini adalah
14
mendiskripsikan data yang terkumpul dari transkip film Sang Pencerah sesuai dengan teori semiotik Roland Barthes. Kemudian, data yang berupa tanda verbal dan non verbal dibaca secara kualitatif deskriptif. Tanda yang digunakan dalam film kemudian akan diinterprestasikan sesuai dengan konteks film sehingga makna film tersebut akan dapat dipahami baik pada tataran denotatif maupun konotatif. Tanda dan kode dalam film tersebut akan membangun makna pesan film secara utuh, yang terdapat pada tataran denotasi maupun konotasi. Tataran denotasi dan konotasi ini meliputi latar (setting), Pemilihan karakter (casting), dan teks (caption). 1.6. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terbagi dalam tiga bagian, sebagai berikut : Bagian awal terdiri dari berisi halaman sampul depan halaman judul, persetujuan pembimbing, halaman pernyataan, abstraksi, kata pengantar, dan daftar isi. Bagian utama dalam skripsi ini penulis membagi dalam lima bab. Bab pertama, berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian (meliputi : jenis penelitian, pendekatan dan spesifikasi penelitian, definisi konseptual, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data), dan sistematika penulisan skripsi. Bab kedua, berisi landasan teori yang memuat tentang Dakwah (Pengertian dakwah, dasar hukum dakwah, dan Unsur-unsur dakwah), Film (Pengertian Film, Sejarah Film, Jenis-jenis Film, Unsur-unsur Film, Film sebagai Media Dakwah dan Teknik Penyampaian Pesan
15
Dakwah dalam Film). Bab ketiga, berisi tentang Deskripsi Film Sang Pencerah yang meliputi Profil Film Sang Pencerah, Sinopsis Film Sang Pencerah, dan Pesan Dakwah dalam Film Sang Pencerah. Bab Keempat, berisi tentang Analisis Pesan Dakwah dan Teknik Penyampaiannya dalam Film Sang Pencerah. Bab lima, penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran. Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup.
16
BAB II KAJIAN TENTANG DAKWAH DAN FILM
2.1. Kajian Tentang Dakwah 2.1.1. Pengertian Dakwah Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da‟a, yad‟u, da‟wan, du‟a yang diartikan sebagai mengajak, menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amar ma‟ruf dan nahi mungkar, mau‟idzoh hasanah, tabsyir, indzar, tarbiyah, ta‟lim, dan khotbah. Pada tataran praktek dakwah harus mengandung dan melibatkan tiga unsur yaitu penyampai pesan, informasi yang disampaikan, dan penerima pesan. Istilah dakwah mengandung makna sebagai aktivitas menyampaikan ajaran Islam, menyuruh berbuat baik, dan mencegah perbuatan mungkar, serta memberi kabar gembira dan peringatan bagi manusia (M.Munir dan Wahyu Illahi, 2006 : 17). Secara terminologi meski tertulis dalam Al Qur’an, pengertian dakwah tidak ditunjuk secara eksplisit oleh Nabi Muhammad. Oleh karena itu, umat Islam mempunyai kebebasan merujuk perilaku tertentu yang intinya adalah mengajak kepada kebaikan dan melaksanakan ajaran Islam sebagai kegiatan dakwah. Berkaitan dengan itu, maka muncullah beberapa definisi dakwah (M. Sulthon, 2003 : 8), diantaranya :
17
1. Amrullah Ahmad (1983 : 17) memberikan definisi bahwa dakwah adalah mengadakan dan memberikan arah perubahan, merubah stuktur masyarakat dan budaya kedzaliman ke arah keadilan, kebodohan ke arah kemajuan (kecerdasan), kemiskinan kearah kemakmuran, keterbelakangan ke arah kemajuan yang semuanya dalam rangka meningkatkan derajat manusia dan masyarakat kearah puncak kemanusiaan. 2. Hamzah Ya’qub dalam M. Masyhur Amin (1980 : 26) pengertian dakwah dalam Islam adalah mengajak umat manusia dengan hikmah dan kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan RasulNya. 3. Abdul Munir Mulkhan sebagaimana dikutip Supena (2007: 105) mengartikan dakwah sebagai usaha mengubah situasi kepada hal yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap individu ataupun masyarakat. 4. Syeh Ali Mahfudh mengatakan dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama) menyeru mereka pada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat (Ali Aziz, 2004 :4) 5. Toha Yahya Umar mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang besar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akherat.(Ali Aziz, 2004 : 5)
18
6. Aminudin Sanwar (1986 : 34) memberikan definisi dakwah adalah suatu usaha manusia agar selalu berpegang teguh pada ajaran Allah guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akherat. 7. Asmuni Syukir (1983: 20) memberikan definisi bahwa dakwah adalah suatu usah mempertahankan, melestarikan, dan menyempurnakan umat manusia agar mereka tetap beriman kepada manusia agar tetap beriman kepada Allah dengan menjalankan syariatNya sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di dunia maupun akherat. Dari beberapa definisi dakwah tersebut, dalam penilitian ini definisi yang digunakan adalah menurut Amrullah Ahmad
yaitu
mengadakan dan memberikan arah perubahan, merubah stuktur masyarakat dan budaya kedzaliman ke arah keadilan, kebodohan ke arah kemajuan (kecerdasan), kemiskinan kearah kemakmuran, keterbelakangan ke arah kemajuan yang semuanya dalam rangka meningkatkan derajat manusia dan masyarakat kearah puncak kemanusiaan. 2.1.2 Dasar Hukum Dakwah Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam ajaran Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Kewajiban dakwah ini tercermin dalam konsep amar ma’ruf nahi munkar, yakni perintah untuk mengajak kebaikan dan menjauhkan dari perilaku kejahatan. Dasar pijakan hukum dakwah adalah Alqur’an dan Hadits.
19
1. Dasar Kewajiban Dakwah dalam Alqur’an a. Surat An Nahl ayat 125
Artinya : ” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. Ayat diatas memerintahkan kaum muslimin untuk berdakwah sekaligus memberi tuntunan bagaimana cara-cara pelaksanaannya yakni dengan cara yang baik yang sesuai dengan petunjuk agama. (Ali Aziz,2004: 38). b. Surat Al Imron ayat 104
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.
20
c. Surat Al Imron ayat 110
Artinya : ”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” Pada ayat diatas ditegaskan bahwa umat Muhammad (umat Islam) adalah umat yang terbaik dibandingkan dengan umat-umat sebelumnya. Pada ayat tersebut juga dengan tegas dikatakan bahwa orang-orang yang melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar akan selalu mendapatkan keridhaan Allah karena berarti mereka telah menyampaikan ajaran Islam kepada manusia dan meluruskan perbuatan yang tidak benar kepada akidah dan akhalq Islamiah. (Ali Aziz, 2004 : 39) 2. Dasar Kewajiban Dakwah dalam Hadits a. Hadits riwayat Imam Muslim “Dari Abi Sa‟id Al Khudhariyi ra. Berkata : Aku telah mendengar Rasulullah bersabda: Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah dia mencegah dengan tangannya (dengan kekuatan atau kekerasan), jika ia tidak sanggup dengan demikian (sebab tidak memiliki kekuatan dan kekerasan)maka dengan lidahnya, dan jika (dengan lidahnya )tidak sanggup maka cegahlah
21
dengan hatinya, dan dengan yang demikian itu adalah selemahlemahnya iman”. (Imam Nawawi, 1999 : 212) Selemah-lemahnya keadaan seseorang, setidak-tidaknya ia masih tetap berkewajiban menolak kemungkaran dengan hatinya, kalau ia masih dianggap Allah sebagai orang yang masih memiliki iman. Penolakan kemungkaran dengan hati tempat bertahan yang minimal, benteng penghabisan tempat berdiri (M.Natsir, 1981 : 113). b. Hadits riwayat Imam Tirmidzi “Dari Khudzaifah ra. dari Nabi bersabda : Demi dzat yang menguasai diriku, haruslah kamu mengajak kepada kebaikaan dan haruslah kamu mencegah perbuatan yang mungkar, atau Allah akan menurunkan siksaNya dimana Allah tidak akan mengabulkan permohonanmu” (Imam Nawawi, 1999 : 2018). 2.1.3 Unsur-unsur Dakwah Unsur-unsur dakwah adalah komponen - komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah, diantaranya : a. Subyek dakwah ( Da’i) Da’i adalah orang yang melakukan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara indvidu, kelompok, atau berbentuk organisasi atau lembaga (Ali Aziz, 2004 : 75). Dalam menyampaikan pesan dakwah, seorang da’i harus memiliki bakat pengetahuan keagamaan
yang
baik
serta memiliki
sifat-sifat
kepimimpinan. Selain itu da’i juga dituntut memahami situasi sosial yang sedang berlangsung. Ia harus memahami transformasi sosial baik secara kultural maupun keagamaan (Ilyas Supena,2007 : 110).
22
Da’i merupakan kunci yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dakwah. Seorang da’i harus mempunyai persiapanpersiapan yang matang baik dari segi keilmuan ataupun budi pekerti. Sebab kondisi masyarakat muslim di Indonesia pada umumnya masih bersifat paternalistik, yakni masih sangat tergantung pada sosok seorang figur atau tokoh. Demikian juga dalam konteks dakwah, masyarakat memiliki kecenderungan yang sangat kuat untuk mengikuti ajakan seorang da’i tertentu tanpa mempertimbangkan pesan-pesan yang disampaikan. Oleh karena itu, visi seorang da’i, karakter, keluhuran akhlak, keluasan, kedalaman ilmu, dan sikap positif lainnya sangat menentukan keberhasilan da’i dalam menjalankan tugas dakwah. Sementara itu, menurut Ali Aziz (2004 : 81) untuk mewujudkan seorang da’i yang profesional yang mampu memecahkan kondisi mad’unya sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang dihadapi oleh mad’u ada beberapa kriteria. Adapun sifat-sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang da’i secara umum yaitu : a. Mendalami Al qur’an dan Sunah serta sejarah kehidupan Rosulullah serta Khalafaur Rasyidin. b. Memahami keadaan masyarakat yang akan dihadapi. c. Berani
dalam
mengungkapkan
dimanapun.
23
kebenaran
kapanpun
dan
d. Ikhlas dalam melaksanakan tugas dakwah tanpa tergiur oleh nikmat materi yang hanya bersifat sementara. e. Satu kata dengan perbuatan. f. Terjauh dari hal-hal yang menjatuhkan harga diri. Tentu saja sifat-sifat ideal tersebut hanya dimiliki oleh seorang Nabi dan Rosul. Akan tetapi, sifat-sifat tersebut seharusnya diusahakan secara maksimal untuk dimiliki oleh juru dakwah atau da’i, tidak lain agar risalah yang disampaikan berbekas dan berpengaruh dalam kehidupan sosial (Ali Aziz, 2004 : 87) b. Obyek Dakwah (Mad’u) Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah yang senantiasa berubah karena perubahan aspek sosial kultural. Perubahan ini mengharuskan da’i untuk selalu memahami dan memperhatikan obyek dakwah (Ilyas Supena, 2007 : 111). Mad’u terdiri dari berbagai macam golongan manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad’u sama dengan menggolongkan manusia itu sendiri dari aspek profesi,ekonomi, dan seterusnya(Munir dan Wahyu Illahi, 2006 : 23). Dengan realitas seperti itu, stratifikasi sasaran perlu dibuat dan disusun supaya kegiatan dakwah dapat berlangsung secara efesien, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan.
24
3. Materi dakwah (Maddah) Materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i kepada mad’u .Dalam hal ini yang menjadi materi dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Menurut Ali Aziz (2004 : 109 - 129) materi dakwah secara global dapat diklasifikasikan menjadi tiga masalah pokok,yaitu : a. Masalah keimanan (akidah) Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah islamiyah. Aspek akidah inilah yang akan membentuk moral (akhlak) manusia. Selain tentang tauhid, materi tentang akidah Islamiyah terkait dengan ajaran tentang adanya malaikat, kitab suci, para Rosul, hari akhir, dan takdir baik dan buruk. Dengan demikian ajaran pokok dalam akidah mencakup rukun iman. b. Masalah Syari’ah Syari’ah berperan sebagai peraturan-peraturan lahir yang bersumber dari wahyu mengenai tingkah laku manusia. Syariat Islam sangatlah luas dan fleksibel. Akan tetapi, tidak berarti Islam lalu menerima setiap pembaruan yang ada tanpa ada filter sebaliknya. Syari’ah dibagi menjadi dua bidang, yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah adalah cara manusia berhubungan dengan Tuhan. Dalam hal ini yang berkaitan dengan ibadah adalah adanya rukun Islam. Sedangkan muamalah adalah ketetapan Allah yang
25
langsung berhubungan dengan kehidupan sosial manusia seperti warisan, hukum, keluarga, jual beli, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. c. Masalah Akhlak Ajaran tentang nilai etis dalam islam disebut akhlak. Materi akhlak dalam Islam adalah mengenai sifat dan kriteria perbuatan manusia serta berbagai kewajiban yang harus dipenuhi. Karena semua
manusia
harus
mempertanggungjawabkan
setiap
perbuatannya. Maka Islam mengajarkan kriteria perbuatan dan kewajiban yang mendatangkan kebahagiaan bukan siksaan. Akhlak mencakup pada beberapa aspek diantaranya : 1) Akhlak kepada Allah, akhlak ini bertolak pada pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah 2) Akhlak terhadap diri sendiri 3) Akhlak terhadap sesama 4) Akhlak terhadap lingkungan, lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik binatang, tumbuhan, maupun benda-benda yang bernyawa. 4. Media dakwah (Wasilah) Media
dakwah
adalah
alat
yang
digunakan
untuk
menyampaikan materi dakwah kepada mad’u. Media dakwah merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan dalam
26
aktivitas dakwah. Media itu sendiri memiliki relativitas yang sangat bergantung dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima macam, yaitu : a. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya. b. Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat kabar, surat-menyurat (korespondensi), spanduk, dan sebagainya. c. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan sebagainya. d. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra pendengaran, penglihatan, atau dua-duanya seperti televisi, slide, film, internet, dan sebagainya. e. Akhlak yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan di dengarkan oleh mad’u. 5. Metode dakwah (Thariqoh) Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam untuk mencapai tujuan tertentu atas dasar hikmah dan kasih sayang. Seperti firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 125 :
27
Artinya: ” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. Dari ayat ini metode dakwah ada tiga yaitu : Hikmah, Mauidzatul Hasanah, dan Mujadalah Billati Hiya Ahsan. Semua metode yang ada adalah cabang dari tiga metode ini. Secara garis besar tiga pokok metode (thariqoh) dakwah, yaitu : a. Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan. b. Mauidzatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka. c. Mujadallah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan
28
pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah (M.Munir dan Wahyu Illahi, 2006: 34). Metode dakwah artinya cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah yaitu al-Islam atau serentetan
kegiatan
untuk
mencapai
tujuan
tertentu
(Wardi
Bachtiar,1997 :34) Macam-macam metode dakwah sebagai berikut : a. Metode Ceramah Metode
ceramah
ialah
metode
yang
dilakukan
untuk
menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian, penjelasan, tentang sesuatu masalah dihadapan orang banyak. b. Metode tanya jawab Metode yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai sesuatu materi dakwah. Disamping itu untuk merangsang perhatian bagi penerima dakwah, dan sebagai ulangan atau selingan dalam pembicaraan. c. Metode diskusi Metode diskusi ialah metode dalam arti mempelajari atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikan sehingga menimbulkan pengertian serta perubahan kepada masing-masing pihak sebagai penerima dakwah.
29
d. Metode Sisipan (Infiltrasi) Metode ini menyampaikan dimana inti agama atau jiwa keagamaan disusupkan atau disisipkan ketika memberi keterangan, penjelasan, pelajaran, kuliyah, ceramah, pidato, dan lain-lain. Maksudnya bersama dengan materi lain (bersifat umum) dengan tidak terasa kita masukkan inti sari / jiwa keagamaan kepada hadirin. e. Metode Propaganda (Diayah) Propaganda berasal dari yunani “propagare” artinya menyebarkan atau
meluaskan.
Dakwah
dengan
menggunakan
metode
propaganda berarti suatu upaya menyiarkan Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa, persuasive dan bukan bersifat otoriter (Dzikron Abdullah, 1989 : 91) f. Metode keteladanan (demonstration) Metode keteladanan ini dikenal dengan istilah demonstration method yaitu sesuatu yang diberikan dengan cara memperhatikan sikap gerak-gerik, kelakuan perbuatan dengan karapan orang dapat menerima, melihat, memperhatikan, dan mencontohnya. Dakwah dengan metode keteladanan berarti suatu cara penyajian dakwah dengan jalan memberikan keteladanan secara langsung, sehingga mad’u akan tertarik untuk mengikuti apa yang akan di dakwahkan (Dzikron Abdullah, 1989 : 107).
30
g. Metode Home Visit (Silaturahmi) Dakwah dengan menggunakan metode ini dilakukan dengan cara kunjungan
kepada
sesuatu
obyek
tertentu
dalam
rangka
menyampaikan isi dakwah kepada mad’u. Termasuk berkunjung kerumah-rumah, menengok orang sakit, menjenguk orang yang terkena musibah, ta’ziyah, dan sebagainya (Dzikron Abdullah, 1989 : 133). h. Metode Drama (Role Playing Method) Dakwah dengan metode ini menggunakan suatu cara penyajian materi dakwah dengan menunjukan dan mempertontonkan kepada mad’u agar dakwah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Hal berbeda dengan metode infiltrasi karena bersifat umum, sedangkan drama lebih spesifik (Dzikron Abdullah, 1989 : 124). Menurut penulis dari berbagai metode dakwah diatas, dakwah melalui film khususnya pada film Sang pencerah secara umum menggunakan metode drama. Sedangkan secara khusus jika diklasifikasikan semua metode dakwah dapat masuk dalam film Sang Pencerah. Salah satu contohnya dalam film Sang Pencerah ialah ketika K.H.Ahmad Dahlan khutbah jum’at di masjid besar menggunakan metode ceramah dan sebagainya. 6. Efek dakwah (Atsar) Dalam setiap aktivitas dakwah akan menimbulkan reaksi. Demikian jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan materi
31
dakwah, wasilah, thariqoh tertentu maka akan timbul respons dan efek pada mad’u (Ali Aziz,2004 : 138). Sehingga efek dakwah menjadi ukuran berhasil tidaknya sebuah proses dakwah. Evaluasi dan koreksi terhadap efek dakwah harus dilakukan secara menyeluruh. Sebab, dalam upaya mencapai tujuan efek dakwah harus diperhatikan. Dalam upaya mencapai tujuan dakwah maka kegiatan dakwah selalu diarahkan untuk mempengaruhi tiga aspek perubahan diri obyeknya, yakni perubahan pada aspek pengetahuan (Knowlodge), aspek sikapnya (attitude), dan aspek perilakunya (behavioral). Berkenaan dengan ketiga hal tersebut, Jalalludin Rahmat dalam Ali Aziz (2004: 139) menyatakan : a. Efek Kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipresepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, atau informasi. b. Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak, yang meliputi segala yang berhubungan dengan emosi, sikap, serta nilai. c. Efek Behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.
32
2.2
Kajian Tentang Film 2.2.1 Pengertian Film Film merupakan rangkaian gambar yang diproyeksikan dengan kecepatan 24 bingkai perdetik sehingga gambar tampak hidup. Setiap gambar dari rangkaian tersebut dengan mudah dapat kita kenal dengan mata telanjang (Sutrisno, 1993 : 1). Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinyu. Kemampuan film melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Media film pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi dan pendidikan. Ia dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap (Azhar Arsyad, 2003 : 48). Sedangkan yang dimaksud dengan film dalam penelitian ini adalah yang diproduksi secara khusus untuk dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Film jenis ini juga disebut dengan film teatrikal (threatical film) (Aep Kusnawan, Et,al : 98-99). Isi dari film akan berkembang kalau syarat akan pengertian atau simbol-simbol, dan berasosiasikan suatu pengertian serta mempunyai konteks dengan lingkungan yang menerimanya. Film yang banyak mempergunakan simbol, tanda, ikon akan menantang penerimanya untuk semakin berusaha mencerna makna dan hakekat dari film itu.
33
2.2.2 Sejarah Film Hubungan masyarakat dengan film memiliki sejarah yang cukup panjang. Seorang ahli komunikasi Oey Hong Lee, menyatakan bahwa film sebagai alat komunikasi massa yang muncul kedua di dunia setelah surat kabar, memulai masa pertumbuhannya pada abad ke-19. Pada awal perkembagannya, film tidak seperti surat kabar yang mengalami unsurunsur teknik, politik, ekonomi, sosial, dan demografi yang merintangi kemajuan surat kabar pada masa pertumbuhannya pada abad ke-18 dan permulaan abad ke-19. Oey Hong Lee menambahkan bahwa film mencapai puncaknya di antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II, namun merosot tajam setelah tahun 1945, seiring munculya medium televisi (Alex Sobur, 2003 : 126). Para teoritikus film menyatakan, film yang dikenal dewasa ini merupakan perkembangan lanjut dari fotografi yang ditemukan oleh Joseph Nicephore Niepce dari Prancis. Pada tahun 1826 Ia berhasil membuat campuran logam dengan perak untuk menciptakan gambar pada sebuah lempengan timah yang tebal yang telah disinari beberapa jam (Marselli Sumarno, 1996 : 2). Penyempurnaan-penyempurnaan fotografi terus berlanjut yang kemudian mendorong rintisan penciptaan film alias gambar hidup. Dua nama penting dalam rintisan penciptaan film, Thomas Alva Edison dan George Eastmen (1847-1931). Ilmuan Amerika Srikat yang terkenal dengan penemuan lampu listrik dan fonograf (phonograph) atau piringan hitam. Pada tahun 1887 Ia merancang alat untuk merekam
34
dan memproduksi gambar yang dinamakan Kinetoskop (kinetoskcope). Alat itu mirip dengan fungsi fonograf untuk suara. Meskipun Edison menciptakan sebuah mekanisme, tetapi ia belum menemukan bahan dasar untuk membuat gambar. Masalah ini terpecahkan berkat bantuan George Eastmen yang menawarkan gulungan pita seluloid, memiliki plastik tembus pandang yang cukup ulet sekaligus mudah digulung. Lumire bersaudara (Auguste dan Louis Lumiere) dari Perancis mulai memikirkan kemungkinan untuk membuat film-film mereka sendiri dengan alat kinetoskop. Bahkan mereka juga merancang perkembangan kinetoskop menjadi piranti yang mengkombinasikan kamera, alat memproses film dan proyektor menjadi satu. Piranti ini disebut sinematograf (cinematographe), yang dipatenkan Maret 1985. Sinematograf digunakan untuk merekam adegan-adegan singkat, seperti para pekerja yang pulang dari pabrik, kereta api memasuki stasiun, dan anak-anak kecil yang bermain di pantai. Pada 28 desember 1895, di sebuah ruang bawah tanah, di sebuah kafe di Paris, Perancis, Lumiere bersaudara “memproyeksikan” hasil karya mereka di depan public yang telah membeli karcis masuk. Bioskop pertama telah lahir. Penayanganpenayangan rutin yang kemudian dilakukan Lumiere bersaudara itu menjadi dasar bagi bisnis film yang sangat menguntungkan. Setelah film ditemukan pada akhir abad ke-19, film mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan teknologi yang mendukung. Mula-mula hanya dikenal film Hitam-Putih dan tanpa suara. Pada akhir tahun 1920-an mulai
35
dikenal film bersuara, dan menyusul film warna pada tahun 1930-an. Dalam hal ini, ketika film ditemukan ia tidak langsung dianggap sebagai karya seni. Mula-mula film hanya dianggap sebagai tiruan mekanis dari kenyataan. Atau paling-paling sebagai sarana untuk memproduksi karyakarya seni yang telah ada sebelumnya seperti Teater. Pengakuan film sebagai karya seni terjadi melalui pencapaianpencapaian dalam perjalanan sejarah film. Mula-mula dikenal pembuatpembuat film awal, seperti Georges Melies dari Perancis; Edwin S.Porter (Juru kamera Thomas Alva Edison) dan DW Griffith dari AS, serta RW Paul dan GW Smith dari Inggris. Menyusul dalam kurun waktu berlainan, lahirlah gerakan-gerakan film seni secara Internasional, seperti di Jerman, Perancis, Rusia, Swedia, dan Italia. Pengakuan film sebagai karya seni, selanjutnya diperkuat dengan lahirnya seniman-seniman film dari berbagai Negara, seperti Akira kurosawa dari Jepang, Satyajit Ray dari India, Federico Fellini dari Italia, John Ford dari Amerika Serikat, Ingmar Bergman dari Swedia, dan Usman Ismail dari Indonesia (Marselli Sumarno,1996:3). Ketika pada tahun 1903 kepada publik Amerika Serikat diperkenalkan sebuah film karya Edwin S. Porter yang berjudul ”The Great Train Robbery”, para pengunjung bioskop dibuat terperanjat. Mereka bukan saja seolah-olah melihat kenyataan, tetapi seakan-akan tersangkut dalam kejadian yang digambarkan pada layar bioskop itu. Film yang hanya berlangsung selama 11 menit ini benar-benar sukses. Film
36
”The Great Train Robbery” bersama nama pembuatnya, yaitu Edwin S. Porter terkenal kemana-mana dan tercatat dalam sejarah film (Onong Uchyana Effendy, 1981: 186). Namun, film ini bukan yang pertama sebab setahun sebelumnya pada tahun 1902, Edwin S. Porter juga telah membuat film yang berjudul ”The Life of an American Fireman”, dan Ferdinand Zecca di Perancis padatahun 1901 membuat film yang berjudul ”The Story of Crime” . Tetapi film ”The Great Train Robbery” lebih terkenal dan dianggap film cerita yang pertama. Pada tahun 1913 seorang sutradara Amerika, David Wark Griffith, telah membuat film yang berjudul ”Birth of Nation” dan pada tahun 1916 film ”Intolerance” , yang keduanya berlangsung masing-masing selama kurang lebih tiga jam. Ia oleh sementara orang dianggap sebagai penemu ”grammar” dari pembuatan film. Dari kedua filmnya itu tampak hal-hal yang baru dalam editing dan gerakan-gerakan kamera yang bersifat dramatis, meskipun harus diakui bahwa di antaranya ada yang merupakan penyempurnaan dari apa yang telah diperkenalkan oleh Porter dalam filmnya ”The Great Train Robbery” . Film tersebut adalah film bisu, akan tetapi cukup mempesona dan berpengaruh kepada jiwa penonton. Orang-orang yang berkecimpung dalam perfilman menyadari bahwa film bisu belum merupakan tujuannya. Pada tahun 1927 di Broadway Amerika Serikat munculah film bicara yang pertama meskipun dalam keadaan belum sempurna sebagaimana dicitacitakan.
37
Menurut sejarah perfileman di Indonesia, film pertama di negeri ini berjudul ”Lely Van Java” yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh seorang yang bernama David. Film ini disusun oleh Eulis Atjih produksi Kruenger Corporation pada tahun 1927/1928. Sampai pada tahun 1930 film yang disajikan masih merupakan film bisu, dan yang mengusahakanya adalah orang-orang Belanda dan Cina (Onong Uchyana Effendy, 2000 : 201). 2.2.3 Jenis-jenis Film Film-film yang telah beredar memiliki beberapa jenis. Jenis tersebut dapat diklasifikasikan diantaranya : 1. Drama adalah suatu kejadian atau peristiwa hidup yang hebat, mengandung konflik pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih. Sifat drma terdiri dari romance, tragedy, dan, komedi. 2. Realisme adalah film yang mengandung relevansi dengan kehidupan keseharian. 3. Film Sejarah melukiskan kehidupan tokoh tersohor dan peristiwanya. 4. Film Perang menggambarkan peperangan atau situasi didalamnya atau setelahnya. 5. Film Futuristik menggambarkan masa depan secara khayali. 6. Film Anak mengupas kehidupan anak-anak. 7. Cartoon cerita bergambar yang mulanya lahir di media cetak. Yang diolah sebagai cerita bergambar, bukan saja sebagai story board
38
melainkan gambar yang sanggup bergerak dengan teknik animation atau single stroke operation. 8. Adventure film pertarungan, tergolong film klasik. 9. Crime Story pada umumnya mengandung sifat-sifat heroik. 10. Film Seks menampilkan erotisme. 11. Film Misteri / Horor mengupas terjadinya fenomena supranatural yang menimbulkan rasa wonder, heran, takjub, dan takut (Aep Kusnawan, et al., 2004 : 101). 2.2.4 Unsur-unsur Film 1. Sutradara Sutradara merupakan pionir pembuatan film tentang bagaimana yang harus tampak oleh penonton. Tanggung jawabnya meliputi aspek-aspek kreatif, baik interpretatif maupun teknis dari sebuah produksi film. Selain mengatur di depan kamera dan mengarahkan akting serta dialog, sutradara juga mengontrol posisi kamera beserta gerak kamera, suara dan pencahayaan. Di samping hal-hal lain yang menyumbangkan kepada hasil akhir sebuah film. 2. Skenario Skenario adalah naskah yang disusun dalam bentuk literer sebagai landasan bagi penggarapan suatu produksi. Dalam dunia perfileman, skenario dinamakan juga “shooting script” lengkap dengan dialog-dialog dan istilah teknis sebagai instruksi kepada para kerabat kerja seperti juru kamera, juru suara, juru cahaya, dan lain-lain (Onong
39
Uchyana Effendi, 1989 : 321). Skenario film disebut juga screen play atau script yang diibaratkan seperti cetak biru (blue print) insinyur atau kerangka bagi tubuh manusia. 3. Penata Fotografi Penata fotografi atau juru kamera adalah tangan kanan sutradara dalam kerja lapangan. Ia bekerja sama dengan sutradara untuk menentukan jenis-jenis shoot, termasuk menentukan jenis-jenis lensa. Selain itu, ia juga menentukan diafragma kamera dan mengatur lampu-lampu untuk mendapatkan efek cahaya pencahayaan yang diinginkan. Sebagai tangan kanan sutradara, juru kamera melakukan tugas pembingkaian. Dalam pelaksanaan tugasnya, ia akan membuat komposisi-komposisi dari subyek yang hendak direkam. 4. Penata Artistik Tata artistik berarti penyusunan segala sesuatu yang melatar belakangi cerita film, yakni mengangkat pemikiran tentang setting. Yang dimaksud setting adalah tempat-tempat waktu berlangsungnya cerita film. Oleh karena itu, sumbangan yang dapat diberikan seorang penata artistik kepada sebuah produksi film sangat penting. 5. Penata Suara Sebagai media audio-visual, pengembangan film sama sekali tidak boleh hanya memikirkan aspek visual, sebab suara juga merupakan aspek kenyataan hidup. Itulah sebabnya pengembangan teknologi perekaman suara untuk film tidak bisa diabaikan.
40
Tata suara dikerjakan di studio suara. Tenaga ahlinya disebut penata suara yang dalam tugasnya dibantu tenaga-tenaga pendamping, seperti perekam suara di lapangan maupun di studio. Perpaduan unsurunsur suara ini nantinya akan menjadi jalur suara yang letaknya bersebelahan dengan jalur gambar dalam hasil akhir film yang siap diputar di bioskop. 6. Penata Musik Sejak dahulu, musik dipandang penting untuk mendampingi film.
Dalam
era
film
bisu,
sudah
ada
usaha-usaha
untuk
mempertunjukan film dengan iringan musik hidup. Para pemusik bersiap di dekat layar dan akan memainkan alat musik pada adeganadegan tertentu. Perfilman Indonesia memiliki penata musik jempolan, yaitu Idris Sardi. Ia berulangkali meraih piala citra untuk tata musik terbaik. Kewajiban seorang penata musik adalah untuk menata paduan bunyi (yang bukan efek suara) yang mampu menambah nilai dramatik seluruh cerita film. 7. Pemeran Pemeran atau aktor yaitu orang yang memerankan suatu tokoh dalam sebuah cerita film. Pemeran membawakan tingkah laku seperti yang telah ada dalam skenario.
41
8. Penyunting Penyuting disebut juga editor yaitu orang yang bertugas menyusun hasil shoting sehingga membentuk rangkaian cerita sesuai konsep yang diberikan oleh sutradara. 9. Editor Editor bertugas menyusun hasil syuting hingga membentuk rangkaian cerita. Ia bekerja di bawah pengawasan sutradara tanpa mematikan kreatifitas, sebab kerja editor berdasarkan konsepsi. Editor akan menyusun segala materi di meja editing menjadi pemotongan kasar (rought cut) dan pemotongan halus (tine cut). Hasil pemotongan halus disempurnakan lagi dan akhirnya ditransfer bersama suara dengan efek-efek transisi optik untuk menunjukan waktu maupun adegan. Dilihat dari segi teknis, unsur-unsur film terdiri dari : 1. Audio (Dialog dan Sound Effect) a. Dialog Dialog berisi kata-kata. Dialog dapat digunakan untuk menjelaskan perihal tokoh atau peran, menggerakkan plot maju dan membuka fakta. b. Sound Effect Adalah bunyi-bunyian yang digunakan untuk melatarbelakangi adegan yang berfungsi sebagai penunjang sebuah gambar untuk membentuk nilai daramatik dan estetika sebuah adegan.
42
2. Visual (Angle, Lighting, Pengambilan Gambar dan Setting) a. Angle Angle kamera dibedakan menurut karakteristik dari gambar yang dihasilkan ada 3 yaitu: 1. Straight Angle, yaitu sudut pengambilan gambar yang normal, biasanya ketingglan kamera setinggi dada dan sering digunakan pada acara yang gambarnya tetap. Mengesankan situasi yang normal, bila pengambilan straight angle secara zoom in menggambarkan ekspresi wajah obyek atau pemain dalam memainkan karakternya, sedangkan pengambilan straight angle secara zoom out menggambarkan secara menyeluruh ekspresi gerak tubuh dari obyek atau pemain. 2. Low Angle, yaitu sudut pengambilan gambar dari tempat yang letaknya lebih rendah dari obyek. Hal ini membuat seseorang nampak kelihatan mempunyai kekuatan yang menonjol dan akan kelihatan kekuasaannya. 3. High Angle, yaitu sudut pengambilan gambar dari tempat yang lebih tinggi dari obyek. Hal ini akan memberikan
kepada
penonton sesuatu kekuatan atau rasa superioritas. b. Pencahayaan / Lighting Pencahayaan adalah tata lampu dalam film. Ada dua macam pencahayaan yang dipakai dalam produksi yaitu natural light (matahari) dan artifical light (buatan), misalnya lampu.
43
Jenis pencahayaan antara lain: 1. Pencahayaan Front Lighting / Cahaya Depan. Cahaya merata dan tampak natural / alami. 2. Side Lighting / Cahaya Samping Subyek lebih terlihat dimensi. Biasanya banyak dipakai untuk menonjolkan suatu benda karakter seseorang. 3. Back lighting / Cahaya Belakang Menghasilkan bayangan dan dimensi. 4. Mix Lighting / Cahaya Campuran Merupakan gabungan dari tiga pencahayaan sebelumnya. Efek yang dihasilkan lebih merata dan meliputi
setting yang
mengelilingi obyek. c. Teknik Pengambilan Gambar Pengambilan atau perlakuan kamera juga merupakan salah satu hal yang penting dalam proses penciptaan visualisasi simbolik yang terdapat dalam film. Proses tersebut akan dapat mempengaruhi hasil gambar yang diinginkan, apakah ingin menampilkan karakter tokoh, ekspresi wajah dan setting yang ada dalam sebuah film. Penciptaan visualisasi simbolik dalam Film Sang Pencerah menggunakan beberapa teknik pengambilan gambar yang membuat film ini menarik diantaranya:
44
1. Full Shot (seluruh tubuh) Subyek utama berinteraksi dengan subyek lain, interaksi tersebut menimbulkan aktivitas sosial tertentu. Misalnya Full Shot “Rumah Tokoh A”, atau Full Shot “Kamar Tokoh A”. 2. Long Shot (karakter lingkup dan jarak) Audience diajak oleh sang kameramen untuk melihat keseluruhan obyek dan sekitarnya. Mengenal subyek dan aktivitasnya berdasarkan lingkup setting yang mengelilinginya. 3. Medium Shot (bagian pinggang ke atas) Audience diajak untuk sekedar mengenal obyek dengan menggambarkan sedikit suasana dari arah tujuan kameramen. 4. Clause up (hanya bagian wajah) Gambar memiliki efek yang kuat sehingga menimbulkan perasaan emosional karena audience hanya melihat hanya ada satu titik interest. Pembaca dituntut untuk memahami kondisi subyek. 5. Pan up / Frog eye (kamera diarahkan ke atas) Film dengan teknik ini menunjukkan kesan bahwa obyek lemah dan kecil. 6. Pan down / Bird eye (kamera diarahkan ke bawah) Teknik ini menunjukkan kesan obyek sangat agung, berkuasa, kokoh, dan berwibawa. Namun bisa juga menimbulkan kesan bahwa subyek dieksploitasi karena hal tertentu.
45
7. Zoom in / Out Focallength Audience diarahkan dan dipusatkan pada obyek utama. Unsur lain di sekeliling subyek berfungsi sebagai pelengkap makna. 8. Dissolve Adalah transisi shot di mana sebuah gambar ditimpa atau ditindih oleh gambar berikutnya. 9. Established Adalah ukuran shot yang lebih lebar dari full shot. Established shot dimaksudkan untuk mendapatkan / mencapai suasana ruang yang lebih luas. Misalnya established shot kota Jakarta dengan gedung-gedung pencakar langit dan jalan-jalan yang macet di sana-sini. 10. In Frame Adalah obyek gambar yang masuk ke dalam komposisi frame. 11. OUT / Out Frame Adalah Obyek gambar yang keluar dari komposisi frame. 12. INT Adalah Interior, artinya pengambilan gambar/suara di dalam ruangan. 13. EXT Adalah Exterior, artinya pengambilan gambar / suara di luar. ruangan.
46
14. Intercut Adalah di dalam adegan atau scene, muncul satu atau dua shot adegan/scene lain tetapi adegan saling berhubungan. 15. OS Adalah Off Sound, artinya hanya terdengar suaranya saja. Kalau ada adegan dialog, orang tidak lipsynch. 16. Parralel Cutting Adalah teknik editorial / penyuntingan, di mana dua adegan/shot yang berbeda dibikin paralel untuk mendapatkan efek
tertentu.
Contoh;
seorang
tokoh
berlari
ingin
menyelamatkan si gadis. Sementara si gadis yang hendak ditolong sedang disiksa oleh pejabat. 17. POV Adalah Point Of View atau sudut pandangan mata seseorang diwakili oleh kamera. Misalnya, seseorang sedang limbung atau mabuk, maka pandangan si tokoh pemabuk itu diwakili kamera yang limbung pula. 18. Slowmotion Adalah gerakan lambat di dalam adegan. Secara teknis sinematografi, untuk mendapatkan gerak yang normal, maka satu detik terdiri 24 frame. Kalau gerak slow motion, 1 detik bisa lebih dari 24 frame. (Aditya Gumay & Adenin Adlan, 2009 : xxii ).
47
d. Setting Setting adalah tempat atau lokasi untuk pengambilan sebuah visual dalam film. 2.2.5 Film sebagai Media Dakwah Dakwah dan film adalah dua hal yang berkaitan. Upaya penyebaran
pesan-pesan
keagamaan
(dakwah)
tersebut
mampu
menawarkan satu alternatif dalam membangun dinamika masa depan umat dengan menempuh cara dan strategi yang bijak.pesan-pesan keagamaan akan dikonsumsi oleh masyarakat dengan jumlah banyak, maka dalam prosesnya memerlukan media dan salah satunya adalah film. Film sebagai salah satu media komunikasi massa yang memiliki kapasitas untuk memuat pesan yang sama secara serempak dan mempunyai sasaran yang beragam dari agama, etnis, status, umur, dan tempat tinggal dapat memainkan peranan sebagai saluran penarik untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu dan untuk manusia, termasuk pesanpesan keagamaan yang ladzimnya disebut dakwah. Dengan melihat film kita dapat memperoleh informasi dan gambaran tentang realitas tertentu, realitas yang sudah diseleksi (Asep S. Muhtadi dan Sri Handayani, 2000 : 94-95). Dalam penyampaian pesan keagamaan, film mengekspresikannya dalam berbagai macam cara dan strategi, sehingga tujuan dakwah dapat tercapai dengan baik. Salah satu kelebihan film sebagai media dakwah adalah da’i dalam menyampaikan pesan dakwahnya dapat di perankan sebagai seorang tokoh
48
pemain dalam produksi film, tanpa harus ceramah dan berkhotbah seperti halnya pada majlis taklim. Sehingga secara tidak langsung para penonton tidak sedang merasa diceramahi atau diguruhi. Dengan media film pesan dakwah dapat menjangkau berbagai kalangan. Pesan-pesan da’i sebagai pemain dalam dialog-dialog adegan film dapat mengalir secara lugas, sehingga penonton (mad’u) dapat menerima pesan yang disampaikan pada masyarakat karena pesan verbal diimbangi dengan pesan visual memiliki efek yang sangat kuat terhadap pendapat, sikap, dan perilaku mad’u. Hal ini terjadi karena dalam film selain pikiran, perasaan, pemirsa pun dilibatkan. Dalam sebuah film tedapat kekuatan dramatik dan hubungan logis bagian cerita yang tersaji dalam alur cerita. Kekuatan pesan yang dibangun akan diterima mad’u secara penghayatan, sedangkan hubungan logis diterima mad’u secara pengetahuan. Namun, film sebagai media dakwah juga mempunyai kelemahan yaitu penonton film cukup bersikap pasif. Hal ini dikarenakan film merupakan sajian yang siap dinikmati. 2.2.6 Teknik Penyampaian Pesan Dakwah dalam Film Teknik
merupakan operasionalisasi
metode kegiatan
yang
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Di dalam kegiatan dakwah terdapat teknik dakwah yang diperlukan sesuai dengan metode yang digunakan.
49
Penerapan teknik berhubungan dengan adanya alat atau media dakwah yang merupakan salah satu aspek dakwah yang diperlukan dalam pelaksanaan dakwah. Alat atau media dakwah adalah seluruh media komunikasi yang digunakan dalam melakukan hubungan dengan orang lain, maka dalam kegiatan dakwah terdapat kegiatan dakwah yang bermedia maupun tidak bermedia. Pemahaman diatas, dapat dikemukakan bahwa teknik dakwah adalah operasionalisasi dakwah dengan bermedia atau non media. Yang perlu
diperhatikan
adalah
metode
apa
yang
digunakan
dalam
melaksanakan kegiatan dakwah, maka dapat ditetapkan bagaimana teknik pelaksanaannya. Jadi, teknik merupakan tindak lanjut operasionalisasi kegiatan dakwah yang diperlukan guna tercapainya tujuan dakwah (M.Bahri Ghazali, 1997 : 26) Teknik penyampaian pesan dakwah dalam film “Sang Pencerah” akan ditinjau dari dua aspek yaitu dengan melihat audio dan visualnya. Ditinjau dari segi audionya, penelitian ini akan dikaji dengan melihat beberapa aspek diantaranya : 1) Percakapan (Dialog) Percakapan (Dialog) menentukan apa yang diucapkan atau dikatakan karakter yang akan bergabung dan membentuk. Dialog dalam sebuah skenario film tidak boleh ditinggalkan karena dalam dialog mempunyai elemen yang penting dalam suatu skenario film diantaranya :
50
a) Dialog menampakan karakter dan memperkaya plot b) Dialog menciptakan konflik c) Dialog menghubungkan fakta-fakta d) Dialog menyamarkan kejadian-kejadian yang akan datang e) Dialog menghubungkan adegan-adegan dan gambar-gambar sekaligus (Fred Suban, 2009 : 142). 2) Musik Elemen musik yang dimaksud untuk mempertegas sebuah adegan agar lebih kuat maknanya. Musik sendiri dibagi dua yaitu : a) Ilustrasi Musik ( music ilustration) Ilustrasi Musik ( music ilustration) adalah suara, baik dihasilkan melalui instrumen musik atau bukan yang disertakan dalam suatu adegan guna memperkuat suasana. b) Themesong Themesong adalah lagu yang dimaksudkan sebagai bagian dari identitas sebuah film, bisa merupakan lagu yang ditulis khusus untuk film tersebut ataupun lagu yang telah populer sebelumnya (biasanya dipilih sendiri oleh sutradara atau produser). 3) Sound Effect (Effect Suara) Sound Effect (Efek Suara) adalah suara yang ditimbulkan oleh semua aksi dan reaksi dalam film. Efek suara perlu untuk memanjakan telinga penonton, maka penata suara yang baik akan memasukan semua bunyi
51
yang masuk akal dengan cerita dan menghilangkan semua yang tidak perlu ( Heru Effendy, 2002 : 95-96). Sedangkan Ditinjau dari segi visualnya, penelitian ini akan dikaji dengan melihat beberapa aspek diantaranya : 1) Adegan (Scene) Adegan (Scene) adalah suatu Unit yang menggerakmajukan sebuah cerita. Teknik dari sebuah adegan adalah tempat dan waktunya dilihat dari dalam ruangan ( interior) atau dari luar ruangan (exterior) (Fred Suban, 2009 : 146). 2) Lokasi (tempat) Latar (tempat) menentukan gambar yang akan dibuat. Penulis skenario yang baik menggunakan lokasi yang menarik dan unik dimana dapat menciptakan visual yang paling bagus karena tahu peraturan sebuah film atau sinetron adalah pemirsa yang lebih suka melihat dari pada mendengar (Fred Suban, 2009 : 137).
52
BAB III DESKRIPSI FILM SANG PENCERAH
3.1
Profil Film Sang Pencerah Film Sang Pencerah merupakan film karya Hanung Bramantyo yang berangkat dari kisah sejarah perjuangan salah satu tokoh besar K.H.Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah. Kisah ini diadopsi dan dikembangkan oleh Hanung Bramantyo menjadi skenario film yang selanjutnya diproduksi menjadi film yang berjudul “Sang Pencerah”. Film Sang Pencerah berdurasi 112 menit dan menghabiskan biaya 12 Miliyar ini ditulis dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film ini diproduseri oleh Raam Punjabi di bawah naungan PT Multivision Plus (MVP) dan mendapat dukungan penuh dari PP Muhammadiyah. Pemain film ini diantaranya: Lukman Sardi, Ihsan Taroreh, Slamet Rahardjo, Zazkia Adya Mecca, Yati Surachman, Pangki Suwito, Ikranegara, Sujewo Tejo, Ricky Perdana, Mario Irwansyah, Denis Adhiswara, Abdurrahman Afif, serta penampilan perdana dari Giring Nidji. Syuting perdana Film Sang Pencerah dimulai tanggal 21 Mei 2010 sekaligus menandai rangkaian proses produksi film yang menjadi kado istemewa Milad ke-100 warga Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Berbicara masalah proses pembuatan film serta sukses atau tidaknya dalam proses produksinya, tentu saja tidak akan pernah lepas dari peran tim kreatif yang terlibat. Berikut beberapa tim kreatif yang terlibat di dalam proses produksi film, diantaranya :
53
Sutradara
: Hanung Bramantyo
Produser
: Raam Punjabi
Produser Eksekutif
:1. Gobind Punjabi 2. Hanung Bramantyo 3. Wicky V.Olindo
Pimpinan Kreatif
: Raakhe Punjabi
Produser Supervisi
:1. Hartawan Triguna 2. Husrafli Syarif 3. Adrian Utama
Penanggungjawab Riset dan Bahasa :1. Sugeng Wahyudi 2. dr. Budi Setiawan 3. Tafaul (Arab) 4. Katinka Van Heuren (Belanda) Cerita dan Skenario
: Hanung Bramantyo
Penata Fotografi
: Faozan Rizal
Penata Artistik
: Allan Sebastian
Penyunting Gambar
: Wawan I WibowoTalita
Produser Lini
:1. Talita Amalia 2. Fajar Nugros
Koordiantor Casting
: Zazkia Adya Mecca
Penata Musik
: Tya Subiakto
Penata Suara
:1. Satrio Budiono 2. Trisno
54
Penata Busana
: Retno Ratih Damayanti
Penata Rias
: Jerry Oktavianus
Pemeran
:
-
Ikhsan Taroreh
: Muhammad Darwis
-
Lukman Sardi
: Ahmad Dahlan
-
Slamet Rahardjo Jarot
: Kyai Penghulu Kamaludiningrat
-
Zazkia Adya Mecca
: Nyai Walidah
-
Marsha Natika
: Nyai Walidah Muda
-
Ikra Negara
: Kyai Abubakar
-
Yati Soerachman
: Nyai Abubakar
-
Sujiwo Tejo
: Kyai Muhammad Fadlil
-
Dewi Irawan
: Nyai Muhammad Fadlil
-
Agus Kuncoro Adi
: Kyai Lurah Nur
-
Idrus Madani
: Kyai Muhsen
-
Pangky Suwito
: Dr. Wahidin Sudirohusodo
-
Sitok Srengenge
: Sultan Hamengkubowono VII
-
Qautsar
: Ahmad Daniel
-
Rifat Sungkar
: Ahmad Jazuli
-
Jourast Jorgi
: M. Sangidu Kecil
-
Joshua Suherman
: Hisyam Kecil
-
Abdurahman Afif
: Dirjo
-
Mario Irwansyah
: M. Fakhrudin
-
Giring Nidji
: M. Sudja
55
-
Dennis Adheswara
: Hisyam
-
Ricky Perdana
: M. Sangidu
-
Edo Borne
: Raden Dwi Josowoyo
-
M. Mirza
: Dirjo Kecil
-
Rosa Rosadi
: Kyai M. Shaleh
-
Bambang Paningron
: Kyai M. Arum
-
Tyas Hardayanti
: Nyai Shaleh
-
Retno Yunitowati
: Nyai Arum
-
Elisabeth Cristin
: Nyai Lurah Nur
-
Guteng
: Raden Budiarjo
-
Sri Kuncoro
: Imam Masjid Magelang
-
Liek Suyanto
: Kyai Ulama Magelang
-
Masroom Bara
: Kyai Abdullah Siraj Pakaulaman
-
Bondan Nusantara
: Kyai Faqih
-
Fajar Suharno
: Hoofd Robestur Danurejan
-
Rio Bule
: Hoofd Inspectur Kweekscool
-
Roger Toli
: Residen Belanda
-
Rosyid
: Syeh Ahmad Ketib
-
Almira Nabila
: Yohana 14 tahun
-
M.Sofyan
: Siraj 11 tahun
-
Sugeng Wahyudi
: R. Ngabehi Ngabehi Sasrosugondo
-
Indra Kebutz
: Mas Joyo Sumarto
-
Dyah Arum
: Istri Kyai Penghulu
56
-
Nurul Jamilah
: Ginah
-
Dirjo Wiyono
: H.Hasyim Ismail (Ayah Sudja)
-
Yuk Ningsih
: Ibu Hisyam
-
Elyandra W
: Saudara Hisyam 1
-
Ratih
: Saudara Hisyam 2
-
Bambang
: Suami Kejawen
-
Yayuk Kesawamurti
: Istri Kejawen
-
Ganesh Tribayu
: Lelaki Muda Konsultasi
-
Farah
: Zaenab
-
Ucok Lubis
: Kyai Humam
-
Yuda Kuriawan
: Humam Muda
-
Marco
: Murid Kweekschool
-
Elang
: Dahlan 10 tahun
-
Bintang
: Dahlan 3 tahun
-
Amara
: Johana 9 tahun
-
Dobleh
: Merbot Masjid 1
-
Eko Budi
: Merbot Masjid 2
-
Bagus Yoga
: Merbot Masjid 3
-
Babam
: Merbot Masjid 4
-
Very
: Merbot Masjid 5
-
Kuku
: Merbot Masjid 6
-
Ade Wijaya
: Merbot Masjid 7
-
Sugeng
: Merbot Masjid 8
57
3.2
-
Noryadi
: Merbot Masjid 9
-
Penu
: Merbot Masjid 10
-
Sutomi
: Anak Pangeran
-
Ema Kismi
: Murid Kweekschool Kentut
-
Timotlus Hanung
: Teman Sudja 1
-
Bagus Surya
: Teman Sudja 2
-
Andi Hidayat
: Teman Dirjo 1
-
Husni Wardana
: Teman Dirjo 2
-
Aris Setiadi
: Teman Dirjo 3
Sinopsis Film Sang Pencerah Sang Pencerah merupakan film yang mengangkat kisah dari tokoh besar K.H.Ahmad Dahlan yang hidup di tahun 1800-an. Sang Pencerah menceritakan seorang pemuda berusia 21 tahun bernama Darwis (Ihsan Taroreh). Pemuda itu gelisah dengan lingkungannya yang melaksanakan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat. Untuk mendalami ajaran agama Islam, Darwis pun pergi ke Mekkah. Sepulangnya dari Mekkah, Darwis merubah namanya menjadi Ahmad Dahlan (Lukman Sardi). Ia mendirikan sebuah langgar atau surau dan mengawali pergerakannya dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman. Tindakannya itu serta merta mengundang kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) yang mengakibatkan surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Cobaan
58
Ahmad Dahlan dalam pergerakannya meluruskan syariat Islam pun tidak hanya sampai di situ. Dirinya juga dituduh sebagai kyai kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo, bahkan dirinya disebut kafir. Namun semangat Ahmad Dahlan tidak pernah surut. Bersama isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid-murid setianya : Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan terus berjuang. Sampai pada akhirnya ia membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan
zaman
(http://cinetaris.blogspot.com/sinopsis-film-sang-
pencerah.html. Jum’at, 24-09-2010). 3.3
Pesan Dakwah dalam Film Sang Pencerah Dalam pembuatan film, pasti mengandung pesan-pesan yang ingin disampaikan
kepada
penontonnya.
Pesan-pesan
tersebut
biasanya
menggambarkan situasi dan kondisi kehidupan. Hal ini terkait dengan film sebagai miniatur sebuah adegan dalam kehidupan yang nyata. Oleh karena itu, di dalam skripsi ini penulis akan memaparkan pesan-pesan dakwah dalam film “Sang Pencerah” dengan mengambil beberapa contoh adegan secara singkat dan sederhana, yang dikategorikan dalam 3 aspek yaitu Aqidah, Syari’ah dan Akhlak.
59
3.3.1 Pesan Akidah Pesan Akidah yang terkandung dalam film “Sang Pencerah” targambar secara eksplisit pada beberapa scene, esensi dari materi pesan akidah adalah rukun iman yaitu : 1. Akidah Keimanan kepada Allah Pada scene 22 menggambarkan Kyai H. Ahmad Dahlan memberikan ceramah dalam khutbah jum’atnya. Kyai Dahlan berkata pada para jamaahnya :” Al Islaamu huwa Addiin, Islam adalah agama Rahmatan lil „aalamiin. Rahmatan lil „aalamiin merahmati siapapun yang bernanung dibawahnya baik orang Islam maupun bukan Islam. Merahmati artinya mengayomi, melindungi, membuat damai, tidak mengekang, tidak membuat takut, tidak membuat rumit dengan upacara-upacara dan sesaji. Dalam hadits Qudsi, Allah berkata: ”Bahwa sesungguhnya Aku (Tuhan) begitu dekat dengan makhlukku, maka berdoalah padaKu dengan sungguhsungguh dan mohon ampun, maka niscaya Aku akan mengabulkan”. Jadi, dalam berdoa itu hanya sabar dan ikhlas bukan kepada kyai, khatib, imam, apalagi sesaji tetapi langsung pada Allah.” Pada scene 24 menggambarkan seoarang guru menjelaskan pada murid-muridnya mengenai agama. Pada saat pengajian di langgar kidul, murid-murid menanyakan pada Kyai Dahlan mau mengaji apa? Kemudian Kyai Dahlan memberikan kebebasan pada murid-muridnya mereka ingin mengaji tentang apa? Karena jika tema yang menentukan gurunya maka yang pinter adalah gurunya. Pengajian dimulai dari bertanya dan salah satu murid bernama Jazuli bertanya: “Agama itu apa kyai?” kemudian Kyai Dahlan memainkan sebuah biola dengan suara yang menggetarkan hati dan enak untuk dinikmati. Kyai Dahlan berkata: “apa yang kalian rasakan?”. Daniel: “Keindahan”. Sangidu: “Kaya mimpi” Jazuli: “Sepertinya semua permasalahan itu rasanya hilang ki..,”. Kyai Dahlan:” Itulah agama, orang yang beragama adalah orang yang merasakan keindahan, tentram, damai, cerah, karena hakekat agama itu seperti musik, mengayomi, menyelimuti.” Kyai Dahlan menyuruh salah satu muridnya Hisyam untuk memainkan biola, akan tetapi suara biola yang dimainkan oleh muridnya itu tidak enak didengar hingga murid-murid yang lain tertawa. Kyai Dahlan pun berkata : “Itulah
60
agama, kalau kita tidak mempelajarinya dengan benar itu akan membuat resah lingkungan kita. Dan jadi bahan tertawaan.”
3.3.2 Pesan Syariah Pesan Syariah yang terkandung dalam film “Sang Pencerah” targambar secara eksplisit pada beberapa scene, esensi dari pesan syariah dalam film ini terkait pada bidang ibadah, pendidikan, dan sosial diantaranya: 1. Pesan Ibadah Pada scene 27 menggambarkan Kyai Dahlan menemukan kejanggalan dalam arah kiblat sholat di salah satu masjid ketika Kyai Dahlan ke kota untuk membeli kain. Suara bedug shalat dhuhur, Kyai Dahlan bergegas berwudhu kemudian masuk masjid untuk menunaikan shalat, akan tetapi Kyai Dahlan menemukan kejanggalan pada arah kiblat shalat sehingga membuka peta yang dibawanya dan mengukur dengan kompas, yang kemudian setelah menunaikan shalat duhur Kyai Dahlan menjelajah ke berbagai masjid. Pada scene 33 menggambarkan pertemuan para ulama dan kyai mengenai kejanggalan Kyai Dahlan pada arah kiblat sholat yang salah. Dalam pertemuan di Masjid Besa,r Kyai Siraj berkata : Kiblat itu bukan soal arah,kiblat itu soal Qolbu.“Walillaahi walmasyriiqi walmaghriibi Fainnamal tumuu Fassamaa wajruh” .Gusti Allah itu sing kagungan lor, kidul, wetan lan kulon. Gusti Allah jumeneng tidak berdasar arah tapi ada dalam Qolbu umat. Kang Mas :“Saya setuju kyai, ini hanya soal keyakinan dimas. Allah itu menyatu manunggal dengan umatnya. Dimanapun manusia mengahadap disitu ada Allah.” Kyai Dahlan: “Jika demikian apa gunanya masjidil haram?” Kyai Penghulu : “Kalau kiblat masjid besar itu salah, lalu apa yang membuat kita yakin bahwa kiblat sampean itu benar?” Kyai Dahlan memanggil 2 muridnya Jazuli dan Danil untuk memasang peta dan berkata: “Pangapunten Kyai,berdasarkan ilmu falak pulau jawa dan mekkah tidak lurus kebarat. Jadi tidak ada alasan
61
kita mengarahkan kiblat kita ke arah barat. Karena kalau kita mengarah ke barat berarti kita mengarah ke Afrika. Lagi pula kita tidak perlu membongkar masjid. Kita hanya merubah arah shalat kita ke arah 23 derajad dari posisi semula. Ketika Allah memerintahkan Rosulullah SAW memindahkan kiblat dari Al Aqso ke Alharam beliau berputar 180 derajad.”Kyai Lurah Nur: “Apa dimas yakin gambar itu benar?” Kyai Dahlan: “Kebenaran itu hanya milik Allah kangmas. Manusia hanya sebatas berikhtiar”. Kyai Siraj: Sek....sek... mengko ndisik..., kelihatannya gambar itu bikinan orang kafir. “Saya pernah melihatnya di Kantor gaverment. Kalau kita mengarahkan kiblat berdasarkan gambar itu berarti kita kafir. Ngati-ngati yo lek..., dengan kaum kafir dan munafik. Mereka menggunakan berbagai macam cara untuk mempengaruhi keimanan kita”. Pada scene 34 menggambarkan suasana shalat subuh berjamaah setelah adanya pertemuan para Kyai di masjid besar mengenai arah kiblat yang salah. Shalat subuh berjamaah para kyai dan masyarakat Kauman di Masjid Besar, namun Kyai Dahlan merubah posisi shalatnya sendiri dan diikuti oleh para murid-muridnya. Pada scene 50 menggambarkan ketidaksepakatan arah kiblat dalam pertemuan para kyai sehingga terjadinya kesalahpahaman. Penghulu mengutus seseorang menemui Kyai Dahlan untuk menutup langgarnya karena dianggap membawa ajaran sesat mengenai arah kiblat sholat, namun Kyai Dahlan menolaknya. Akhirnya kyai penghulu mengumpulkan para jamaah masjid gede dan warga berbondong-bondong menuju langgar kidul dan terjadilah bentrokan antara murid-murid Kyai Dahlan dengan warga, sehingga dirobohkanlah Langgar kidul Kyai Dahlan secara paksa. Pada scene 101 menggambarkan Kyai Dahlan membantu memberikan solusi orang tua yang mau menikahkan anak perempuannya. Bapak si gadis ingin menikahkan anaknya, tapi ia bingung tidak punya uang untuk selametan. Kyai Dahlan memberikan solusi: “Slametan itu tidak wajib, yang wajib itu harus ada wali, saksi dan mahar. Setelah itu dikabarkan ke tetangga biar tidak ada fitnah.InsyaAllah syah.., asal tidak ada paksaan.” Kyai Dahlan pun bersedia menjadi saksi dan
62
memberikan saran pada si gadis dan ibunya memakai krudung agar terhindar dari fitnah. Pada scene 102 menggambarkan seorang laki-laki berkonsultasi dengan Kyai Dahlan mengenai Tahlil dan Yasiin. Seorang laki-laki menanyakan pada Kyai Dahlan kalau ibunya bersih keras mau mengadakan yasinan 40 hari bapaknya dan tidak punya uang untuk beli kue apem dan nasi kuning apa doanya bisa diterima? Kyai Dahlan menjawab: “Mendoakan almarhum itu tidak perlu ramerame membaca yasin dan tahlil, apalagi sampai membuat apem dan nasi kuning tapi cukup doa yang khusyuk Insya Allah diterima.” Pada scene 106 menggambarkan pertemuan para kyai di masjid besar mengenai pemikiran Kyai Dahlan tentang Yasin dan Tahlil. Dalam pertemuan para kyai, Kyai Dahlan dianggap menyederhanakan dan menggampangkan ajaran Islam dengan melarang adanya Tahlil dan Yassin, namun Kyai Dahlan berkata: “Saya tidak melarang kang mas, tiap surat dalam al-Qur’an ada fadilahnya masing-masing. Tapi tidak untuk diputuskan. Kalau kita hanya membaca yasin terus menerus ditambah sekaligus dengan upacara-upacara, saya khawatir akan mengecilkan makna surat-surat yang lain. Rasulullah menganjurkan manusia untuk berdzikir agar selalu mengingat asmanya. Tapi apakah Rasulullah mewajibkan kita untuk melakukan bersama-sama? Apalagi bersuara keras sampai mengganggu tetangga? Kamu pelankan atau keraskan suaramu sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati manusia. Agama itu bukan rangkaian aturan-aturan yang dipermudah atau dipersulit kangmas. Agama itu sebuah proses, seperti udara pagi yang kita hirup perlahan-lahan ketubuh kita, menyegarkan hati dan pikiran kita. Bayangkan yang kita hirup itu angin puting beliung, tubuh kita tidak hanya hancur tapi terhempas tak berdaya, terbawa arus tak tentu arah. Apakah kita rela melihat umat kita berserakan dan lari menjauh dari agama hanya kita salah memberikan pengertian?” 2. Pesan Pendidikan Pada scene ke 80 menggambarkan Kyai Dahlan mengajarkan pada murid-murid di sekolah goverment mengenai rasa bersyukur dan
63
terimakasih atas nikmat yang Allah berikan dengan memuji dan mengucap alhamdulillaah hirrobbil „aalamiin. Di dalam kelas sekolah goverment, Hoofd Robestur Danurejan salah satu guru di sekolah memberikan pengarahan kepada murid-murid bahwa ada guru yang akan mengajarkan agama Islam dan Hoofd Robestur Danurejan memberikan kesempatan satu kali kepada Kyai Dahlan untuk mengajar agama Islam. Kyai Dahlan mengucapkan salam: “Assalamu a‟laikum Wr.Wb” berkali-kali, namun tidak ada jawaban dari murid-murid. Justru ada salah satu murid yang kentut dan murid-murid yang lain tertawa. Kyai Dahlan memberi kesempatan pada murid-murid lain dengan berkata: “Ada yang mau kentut lagi? Saya izinkan. Kamu? Atau kamu? Bersyukurlah orang yang bisa kentut kaerna kalau tidak bisa kentut, maka perut kita akan membuncit seperti menir hoft inspektur.(Murid-murid tertawa bersama). Sebaiknya sehabis kentut, kita mengucapkan Alkhamdulillahirabbil alamien. Press dege (Tuhan)yang telah menciptakan saluran pembuangan di tubuh kita. Bayangkan kala Tuhan tidak menciptakan saluran pembuangan di tubuh kita, mau dikemanakan angin di perut kita? Diisi angin terus menerus tanpa adanya lubang, diisi terus syuuuutttt...... syuuuuuuuutttt.........duaaaarrrr.......... Buuuuuughh....... semua isi perut kita keluar darah, usus, hati, jantung, otak bercerai berai muncrat karena kita tidak mempunyai saluran pembuangan kotoran sisa makanan. Tapi...tapi Tuhan sayang sama manusia. Dia ciptakan saluran pembuangan agar kita bisa makan sekenyang kita, minum sepuas kita, maka dari itu kita harus berterimakasih kepada Tuhan dengan mengucap: Murid-murid :” Alkhamdulillah”.
Pada scene 97 dan 98 menggambarkan Kyai Dahlan mengajari muridmurid disekolah Goverment mengenai tata cara berwudhu dan shalat. Murid-murid disekolah Goverment memperhatikan Kyai Dahlan menjelaskan mengenai tata cara berwudhu yang benar di halaman sekolah. Kyai Dahlan : “Tangan, hidung, harus kena semuanya. Intinya badan kita pada saat mau bertemu dengan Allah harus bersih.” Dan setelah mengajarkan murid-murid berwudhu, Kyai Dahlan juga menjelaskan dan mengajarkan shalat diruang kelas sambil memberi contoh “Pada saat kita sujud, kita meletakan kepala kita benar-benar rata dengan tanah. Ini kepala, ini tanah, rata dengan tanah. Kita merendahkan diri kita serendah-rendahnya dihadapan Allah, agar kita selalu ingat bahwa kita ciptaannya.”
64
Pada scene 100 menggambarkan Kyai Dahlan mengajarkan pada anakanak di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah mengenai pendidikan Bahasa Inggris. Setelah mendapatkan anak-anak dipinggir jalanan untuk dijadikan murid-murid di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah yang dirintisnya, Kyai Dahlan mengajarkan pendidikan bahasa Inggris yang diikuti juga oleh murid-murid Kyai Dahlan yang lainnya. Pada scene 110 menggambarkan Kyai Dahlan mengajarkan pendidikan agama pada murid-murid goverment. Kyai Dahlan mengajarkan : “Ketika kita dimusuhi, maka? ” Murid-murid :”Tidak boleh membalas memusuhi.” Kyai Dahlan : “Bagus, dan ketika kita dikritik, maka?” Murid-murid :”Tidak boleh membalas mengkritik.” Kyai Dahlan: “Lalu pada saat kita dicaci maki, maka?” Murid-murid :”Tidak boleh membalas mencaci maki.” Pada scene 113 menggambarkan seorang guru yaitu Kyai Dahlan mengajarkan ngaji pada anak-anak yang kurang mampu dan muridmurid sekolah goverment di rumahnya. Dengan rasa kasih sayang yang tulus, sabar, dan penuh kebahagiaan, Kyai Dahlan meluangkan waktunya setiap sore hari untuk mengajarkan ngaji pada anak-anak yang kurang mampu dan muridmurid sekolah goverment, sedangkan istrinya, Walidah, sambil membagikan makanan pada orang-orang yang membutuhkan di depan teras rumahnya. 3. Pesan Sosial Pada scene 72 menggambarkan perkumpulan Kyai Dahlan dan Budi Utomo tentang adanya perkumpulan untuk kepentingan umat, dan menegaskan Budi utomo bukan perkumpulan politik melainkan untuk pendidikan dan kesehatan.
65
Dalam rapat perkumpulan Budi Utomo yang diikuti oleh para anggota Budi Utomo dan Kyai Dahlan, Dr.Wahidin selaku ketua Budi utomo mengatakan:” tanpa perkumpulan tidak mungkin adanya perubahan dan menegaskan bahwa santri atau bukan itu tidak penting,yang penting kita punya cita-cita banyak, berani, jiwa terpelajar masih muda tapi mereka lebih memilih menjadi budak bangsa eropa. Bangga bisa berbahasa Belanda, menjadikan dirinya tuan besar bagi rakyatnya dengan cara menghisap tapi di depan orang belanda sujud bahkan dia menyembah seolah mereka itu dewa. Mari kyai, kita bergabung. Budi Utomo bukan perkumpulan politik, Budi Utomo hanya untuk pendidikan dan kesehatan. ”Kyai Dahlan menjawab: ”Itu yang terpenting kang mas, umat membutuhkan perhatian kita.”
Pada scene 112 menggambarkan salah satu murid Kyai Dahlan mengajak masyarakat untuk bersedekah yang ditujukan kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Fakhrudin dan Hisyam berkeliling ke rumah-rumah warga untuk mengajak bersedekah dengan membawa gerobak yang isinya barangbarang sedekah yang akan dibagikan pada fakir miskin. Dan tanggapan warga juga baik seakan berharap apa yang mereka berikan dapat bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan.
Pada scene 133 dan 134 menggambarkan pertemuan Kyai Dahlan dengan murid-murid setianya dalam rangka mendirikan perkumpulan Muhammadiyah sebagai aktivitas sosial. Kyai Dahlan memantapkan untuk mendirikan perkumpulan berdasarkan Q.S.Ali- Imran ayat 104 yang mempunyai makna “Dan adakanlah diantara kamu sekelompok orang yang menyeru kepada kebaikan dan meninggalkan kemungakaran. Salah satu murid Dahlan yang bernama Sudja bertanya: “Nyuwun sewu kyai, untuk apa toh kita mendirikan perkumpulan? Apakah langgar kita tidak cukup?” Kyai Dahlan menjawab: “Langgar itu untuk ibadah dan perkumpulan untuk aktivitas sosial”. Kyai Dahlan berharap dengan melalui pendirian perkumpulan Muhammadiyah dapat memberikan inspirasi dan manfaat bagi masyarakat khususnya umat Islam. Kyai Dahlan mengatakan: Hari ini kita sama-sama belajar untuk menjadi yang terbaik di mata Allah. Tidak hanya untuk diri sendiri tapi untuk kepentingan orang banyak. Hidup ini singkat dan hanya satu kali, manfaatkan tidak hanya
66
untuk kepentingan sendiri. Allah beserta orang-orang yang peduli. Insya Allah ini akan diridhoi. Sekalipun surat resmi pendirian perkumpulan belum turun, tetapi hari ini aku tetapkan sebagai hari lahir Muhammadiyah. ”Ya Allah, tunjukan jalan yang lurus yaitu Jalan yang kau telah beri tempat bukan jalan yang Kau telah beri sesat”. Amien.
3.3.3 Pesan Akhlak Pesan akhlak yang terkandung dalam film “Sang Pencerah” targambar secara eksplisit pada beberapa scene, eseensi materi pesan akhlak dalam film ini terkait pada akhlak terhadap keluarga dan akhlak terhadap sesama diantaranya: 1. Akhlak terhadap keluarga Pada scene 55 menggambarkan kasih sayang dan perhatian seorang kakak kepada adiknya yang tertimpa musibah sebagai bentuk kepedulian terhadap keluarga. Mengetahui langgarnya dirobohkan oleh masyarakat Kauman karena dianggap mengajarkan ajaran yang sesat mengenai arah kiblat sholat yang mengakibatkan jamaah masjid besar menurun dan membuat kemarahan Kyai penghulu, Kyai Dahlan mengajak istri dan anakanaknya untuk meninggalkan Kauman. Keeseokan harinya, kang mas dan mba’yu dari Kyai Dahlan kerumahnya dan melihat keadaan langgar hancur dan rumah sepi, yang kemudian mencari dan mencoba menyusul Kyai Dahlan ke stasiun tugu Yogyakarta. Akhirnya kang mas dan mbakyu bertemu di stasiun tersebut dan mengajak Dahlan pulang kembali ke rumahnya karena keluarga masih membutuhkannya, namun Dahlan merasa bahwa dirinya sudah tidak dibutuhkan kembali di Kauman. Kang mas berkata: ”Sapa sing ngomong? Sapa? Keluargamu masih sangat menghargaimu. Murid-muridmu juga. Jangan ngawur kamu. Wis langgarmu bisa di bangun lagi, aku sing bangun. Yo.., “ mba’yu pun berkata :”Demi Allah Dahlan, mba’yu minta sama kamu muleh.., “Seorang pemimpin yang baik dimata Allah tidak akan pernah meninggalkan keluarganya apalagi umatnya”. Dan akhirnya Dahlan luluh dan mau kembali ke Kauman.
67
Pada scene 84 menggambarkan perbincangan Kyai Dahlan dan istrinya mengenai memandang hidup yang sederhana. Perbincangan Kyai Dahlan dan istrinya Walidah diruang tamu, Kyai Dahlan berkata: “Mungkin aku terlalu sederhana memandang hidup ini, sehingga orang tidak terima”. Walidah: “Hidup berjalan seperti apa yang kita pikirkan kang mas, bukan sebaliknya”. Kyai Dahlan: “Mungkin sebaiknya aku berlaku sebaliknya neng.” Walidah :” Pangapunten dalem kang mas, ada banyak pemuda di Kauman mereka semua putra kyai, Islam bahkan kaya. Begitu juga keluarga kita terpandang sebagai keluarga Islam yang taat. Tapi M.Darwis tidak seperti pemuda kebanyakan. Darwis dapat melihat dan mendengar apa yang dilihat dan didengar oleh banyak pemuda. Saya tidak menjalankan istikharoh seperti yang dianjurkan oleh bapak, tapi saya berhajat dan bermunajah pada Allah karena tidak ada kebimbangan sedikitpun dihati saya untuk memilih calon suami” Kyai Dahlan: “Aku sendiri tidak tahu, apakah yang ku lakukan itu benar?” Walidah : “Kalau kita tahu, kita tidak akan belajar.
“(Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong agama Allah Niscaya Dia akan menolong kamu dan meneguhkan kedudukanmu).” 2. Akhlak terhadap sesama Pada scene 2 dan 3 menggambarkan kepedulian M. Darwis yang dikenal dengan Kyai Dahlan terhadap orang-orang yang tidak mampu dengan membagikan makanan. Saat Darwis berumur 15 tahun, Dia melihat sepasang suami istri berdoa menghadap ke pohon dengan menyembah dan memberikan sesajen yang diletakan di bawah pohon berupa makanan, akan tetapi Darwis menganggap bahwa yang dilakukan oleh sepasang suami istri itu syirik sehingga menurut M.Darwis dari pada makanan yang dijadikan sesajen mubadzir akhirnya dia mengambilnya dan membagikan makanan pada fakir miskin di jalanan.
68
Pada scene 45 dan 109 menggambarkan seorang guru yang mengajarkan pada murid-muridnya tentang pentingnya menyantuni anak yatim dan fakir miskin berdasarkan Q.S. Al- Maun. Pengajian menjelang berbuka puasa di Langgar Kidul, Kyai Dahlan mengatakan: “Mari kita buka pengajian sebelum buka puasa ini dengan membaca surat Al-Maun. Surat Al-Maun adalah surat yang membahas pentingnya menyantuni anak yatim dan orang miskin”. Danil bertanya: “Pangapunten kyai, sudah 4x kita pengajian selalu membahas surat Al-Maun. Padahal Alqur’an ini ada 114 surat kyai.” Kyai Dahlan menjawab: “Sudah berapa banyak anak yatim dan orangorang miskin yang kamu santuni, Danil? Hayo sudah berapa? Buat apa kita mengaji banyak-banyak surat tapi hanya untuk di hafal?”. Beberapa selang waktu kemudian, Kyai Dahlan dan murid-muridnya membawa makanan untuk dibagikan pada anak-anak yatim dan fakir miskin di jalanan. Pada scene ke 71 menggambarkan adanya kegiatan sosial yaitu pengobatan gratis untuk orang-orang yang kurang mampu. Di halaman rumah, Dr. Wahidin mengadakan kegiatan sosial berupa pengobatan gratis untuk orang-orang yang kurang mampu dan yang membutuhkan dengan penuh kesabaran dan kasihsayang pada sesama. Pada scene 93, 94, dan 95 menggambarkan rasa kepedulian yang tinggi Kyai Dahlan terhadap fakir miskin dan anak-anak terlantar. Di alun-alun, Kyai Dahlan dan murid-murid setianya mencari anakanak terlantar dan kurang mampu untuk dipelihara dan akan diberi pendidikan melalui sekolah yang dirintisnya yaitu Madrsah Ibtidaiyah Diniyah. Setelah mendapatkan anak-anak sebagai calon muridmuridnya itu, Kyai Dahlan memandikan anak-anak di sungai dengan suka ria dan diberinya pakaian yang layak, diberinya makanan kemudian memberikan pengajaran pendidikan yang baik dengan rasa kasih sayang yang tulus dan penuh kesabaran. Pada scene 108 menggambarkan seorang murid yang meminta maaf kepada gurunya karena telah su’udhon (berpikiran buruk pada gurunya).
69
Salah satu murid Kyai Dahlan yang bernama Sudja menemui Kyai Dahlan untuk meminta maaf karena telah su’dhon kepada beliau. Kyai Dahlan pun menanggapi dengan santai karena yang terpenting pikiran muridnya itu sudah terbuka dan tahu yang sebenarnya terjadi. Muridmurid lain menyambut Kyai Dahlan dihalaman langgar kidul dan Fakhrudin berkata: “Kanjeng Nabi Muhammad telah bersabda “bahwa sesungguhnya Islam hadir dalam keadaan terasing dan akan kembali dalam keadaan terasing juga. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu, karena sesungguhnya merekalah yang merapikan sesuatu yang salah”. Saya akan selalu di depan melindungimu kyai. Pada scene 116 menggambarkan pertemuan Kyai Dahlan dengan murid-muridnya mengenai pendirian perkumpulan, yang syaratnya adalah semua anggota pendiri perkumpulan harus terlebih dahulu masuk dan menjadi anggota Budi Utomo. Hisyam, salah satu murid Kyai Dahlan bertanya: “seandainya kita masuk jadi anggota Budi Utomo, apa iya kita harus masuk kejawen nantinya?”. Kyai Dahlan menjawab: “Kita itu boleh punya prinsip asal jangan fanatik, karena fanatik itu ciri orang yang bodoh. Sebagai orang Islam kita harus tunjukan kalau kita bisa bekerja sama pada siapapun, asalkan: Lakum dii nukum waliyadiin. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
70
BAB IV ANALISIS PESAN DAKWAH DAN TEKNIK PENYAMPAIANNYA DALAM FILM SANG PENCERAH
Sebelum menganalisis pesan dakwah dan teknik penyampaian pesan dakwah dalam film Sang Pencerah, penulis akan memaparkan definisi dakwah. Dakwah adalah usaha yang dilakukan secara sadar dengan tujuan terbentuknya suatu individu atau masyarakat yang taat dan mengamalkan ajaran Islam. Pada bab ini, penulis akan mendekripsikan hasil scene (adegan) film Sang Pencerah berupa teknik penyapaian pesan. Adapun teknik penyampaian pesan ini berupa dialog, akting, visualisasi, tempat dan waktu, serta karakter pemeran setiap scene yang disimbolkan dalam film sang pencerah. Teknik penyampaian pesan dakwah dalam film Sang Pencerah akan dianalisis menggunakan pendekatan semiotik Roland Barthes. Analisis ini akan menggunakan teknik analisis prespektif,
dalam
menafsirkan
makna
denotasi
dan
konotasi
dengan
mengklasifikasi menjadi tiga kategori, yaitu aqidah, Syariah, dan akhlak. 4.1
Analisis Pesan Dakwah Dalam Film Sang Pencerah
4.1.1 Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akidah 1. Pesan Akidah Keimanan Kepada Allah a. Pada scene 22 menggambarkan Kyai H.Ahmad Dahlan memberikan ceramah dalam khutbah jum’atnya mengenai akidah keimanan pada Allah.
71
a) Tahap Denotatif Kyai Dahlan melalui mimbar ceramah khutbah jum’atnya menjelaskan bahwa Islam merupakan agama rahmatan lil „aalamiin karena Islam
mengayomi,
melindungi, membuat damai, tidak
mengekang, tidak membuat takut, dan tidak membuat rumit dengan upacara-upacara sesaji. Dalam hal ini Kyai Dahlan menegaskan bahwa berdoa itu dengan sabar dan ikhlas, yang ditujukan langsung kepada Allah SWT. Ahmad Dahlan menjelaskan, hal itu berdasarkan hadits Qudsi yang berbunyi: ”Bahwa sesungguhnya Aku (Tuhan) begitu dekat dengan makhlukku, maka berdoalah padaKu dengan sungguhsungguh
dan
mohon
ampun,
mengabulkannya.”
72
maka
niscaya
Aku
akan
b) Tahap Konotatif Berkaitan dengan statment yang disampaikan Ahmad Dahlan tentang Islam sebagai agama rahmatan lil „aalamiin, dimaknai secara konotatif, bahwa agama Islam diciptakan oleh Allah dengan segala kesempurnaannya mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang dialami umat Islam. Hal ini sesuai diperkuat berdasarkan firman Allah dalam Q.S. Al Anbiyaa’ ayat 107 yang berbunyi :
Artinya : “Dan tidaklah kami utus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam”. Dalam Tafsir Al-Azhar, ayat ini dimaknai sebagai sistem ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad. SAW merupakan sistem yang membawa bahagia bagi seluruh manusia dan memimpinnya kepada kesempurnaan yang telah dijangkakan baginya dalam hidup ini. Risalah Muhammad datang kepada kemanusiaan setelah Alqur’an sampai ke zaman kedewasaan akal. Alqur’an datang sebagai sebuah kitab yang selalu terbuka untuk segala turunan demi turunan, generasi demi generasi. Alqur’an mengandung pokok-pokok ajaran manusia yang tidak berubah-rubah, bersedia menerima keperluan hidup yang selalu baru yang diketahui oleh pencipta manusia sendiri. Kitab yang dibawa Muhammad ini telah meletakan dasar yang tetap bagi hidup kemanusiaan yang selalu berubah. Diberi kesempatan
73
bagi manusia mempergunakan ijtihad menyesuaikan pertumbuhan dan perkembangan dengan hukum yang tetap itu, atau mengembalikan yang cabang kepada yang pokok dengan tidak usah ada pembenturan. Kedatangan Muhammad membawa syariat yang berisi rahmat itu ialah sebab syariat itu tidak membeku, hukum tumbuh karena melihat illat (sebab), ada illat ada hukum. Rahmatnya yang lebih penting adalah dengan adanya kemerdekaan berfikir. Sehingga akal tidak takut akan maju. Diakui pula bahwa hasil pemikiran pula tidaklah selalu tepat, asal niat sejak dari permulaan berfikir tetap benar yaitu mendekati kebenaran. Apabila hasil pemikiran itu benar, dapatlah dua pahala yakni pahala berfikir dan pahala mendapat kebenaran. Tetapi kalau hasilnya tidak tepat, pahala satu tetap ada yaitu pahala kepayahan berfikir atau kepayahan mengadakan penyelidikan. Risalah yang dibawa Muhammad selain dari membawa rahmat untuk kaumnya, mengeluarkan mereka dari lingkungan sempit hidup berkabilah menjadi suatu bangsa besar yang berperadaban, diapun rahmat bagi seluruh alam. Pokok ajaran Islam itu bahwa martabat manusia adalah kemuliaan yang hendak dicari hanya satu yaitu kemuliaan disisi Allah karena iman dan amal sholeh. (Hamka, 2000 : 122-123).
74
b. Pada scene 24 menggambarkan seorang guru sedang menjelaskan pada murid-muridnya mengenai agama.
a) Tahap Denotatif Adegan ini dimaknai secara denotatif tentang adanya kesabaran yang dilakukan seorang guru kepada murid-muridnya dalam proses belajar mengajar atau yang biasa disebut dengan istilah ngaji. Dalam proses itu, Kyai Dahlan sebagai guru menerapkan pengajaran secara demokratis, yaitu dengan memberikan kebebasan pada muridmuridnya untuk menentukan tema pengajian yang ingin dibahas, yang dimulai dari bertanya. Dalam cerita ini, salah satu muridnya bertanya mengenai apa itu agama? Kemudian, melalui lantunan musik biola yang dimainkan oleh Kyai Dahlan dengan suara yang menggetarkan hati dan enak dinikmati, Kyai Dahlan menjelaskan bahwa orang yang beragama adalah orang yang merasakan keindahan, ketentraman, damai, karena hakekat agama itu seperti musik yang mengayomi dan
75
menyelimuti. Tapi, jika agama tidak dipelajari dengan benar, maka akan membuat resah lingkungan kita, bahkan jadi bahan tertawaan. b) Tahap Konotatif Pada scene ini, ucapan yang disampaikan KH. Ahmad Dahlan, dimaknai secara konotatif sebagai peringatan. Agama dalam hal ini Islam, akan terasa indah jika menjalaninya dengan menggunakan ilmu. Kenikmatannya akan terasa seperti bahasa kiasan yang ditunjukkan Ahmad Dahlan dalam memainkan biola. Biola terasa nikmat untuk didengar apabila bisa memainkannya. Biola dapat dimainkan dengan baik manakala tahu ilmunya. Tapi akan terasa tidak nikmat manakala dimainkan oleh orang yang tidak mengetahui ilmunya. Sama seperti agama, dapat menjadi bumerang apabila orang-orang yang tidak memiliki ilmu, ia berusaha memahami agama dengan cara-cara yang ia sukai, tanpa berlandaskan ilmu. Adanya gesekan pada masyarakat, terjadi karena ketidaktahuan tentang ilmu agama. Justru orang yang tau akan ilmunya, ia akan berperilaku lebih dewasa dan lebih bisa menghormati perbedaan yang ada. 4.1.2 Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Syari’ah 1. Pesan Ibadah a. Pada
scene
27
menggambarkan
Kyai
Dahlan
menemukan
kejanggalan dalam arah kiblat shalat di salah satu masjid ketika Kyai Dahlan ke kota untuk membeli kain.
76
a) Tahap Denotatif Digambarkan ketika Kyai Dahlan sedang melakukan tawar menawar harga dengan pedagang kain, suara bedug adzan shalat duhur yang berbunyi, yang membuat Kyai Dahlan bergegas berwudhu dan masuk ke dalam masjid untuk menunaikan shalat. Ketika di dalam masjid, Kyai Dahlan menemukan beberapa kejanggalan pada arah kiblatnya. Kemudian ia membuka peta yang dibawanya dan mengukur dengan kompas, yang kemudian setelah menunaikan shalat duhur, Kyai Dahlan menjelajah ke berbagai masjid. Adegan ini dimaknai secara denotatif bahwa Ahmad Dahlan berusaha kritis dan tanggap terhadap lingkungan dan kondisi arah shaf pada masjid, yang melenceng beberapa derajat. b) Tahap Konotatif Dimaknai secara konotatif, bahwa sikap kritis yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan dalam menyikapi berbagai persoalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat patut menjadi perhatian. Keyakinan dalam diri setiap muslim tentang shalat
77
menghadap kiblat memang menjadi keharusan. Ketidaktepatan dalam memposisikan diri pada arah kiblat seringkali dianggap hal yang biasa, karena yang terpenting niatnya adalah menghadap kiblat. Namun, alangkah lebih yakin dan memantapkan hati seseorang dalam beribadah, apabila diiringi dengan ilmu pengetahuan. Penulis menilai, ilmu agama harus berjalan beriringan dengan ilmu pengetahuan agar lebih sempurna ibadah seseorang. Apalagi berbagai kajian fiqih harus selalu berkembang agar Islam dapat selalu menjadi solusi atas problem yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. b. Pada scene 33 menggambarkan pertemuan Ahmad Dahlan dengan para ulama dan kyai untuk bermusyawarah mengenai arah shaf di Masjid Besar yang melenceng dari arah kiblat.
78
a) Tahap Denotatif Adegan ini menggambarkan pertemuan Kyai Dahlan dengam kyai dan para ulama setempat. Pada forum pertemuan tersebut, Kyai Dahlan menyampaikan bahwa shaf di masjid Besar Pekaulaman dan masjid-masjid yang lain tidak lurus pada arah kiblat dan telah melenceng jauh. Menggunakan media peta yang dipasang pada papan dan kompas sesuai ilmu falak yang ia kuasai, Ahmad Dahlan berusaha memberikan penjelasan dihadapan para kyai. Ahmad
Dahlan
berpendapat,
tidak
ada
alasan
untuk
mengarahkan kiblat ke barat karena jika mengarah ke barat berarti mengarah ke Afrika. Kyai Dahlan berkata: ”Kita tidak perlu menbongkar masjid, tetapi hanya merubah sedikit arah kiblat ke 23 derajat dari arah semula”. Akan tetapi, dalam pertemuan ini, Kyai Siraj Pakaulaman tidak sepakat dan mempengaruhi kyai serta jamaah lainnya sehingga terjadinya kesalahpahaman dan menganggap penjelasan dari Kyai Dahlan melalui gambar peta orang kafir. Dari adegan ini, dimaknai secara denotatif bahwa telah terjadi kesalahan dalam ketepatan menghadap arah mata kiblat, yang hubungannya sangat vital dengan ibadah shalat masyarakat tersebut, karena berhubungan dengan syarat sahnya sholat. b) Tahap Konotatif Digambarkan secara konotatif,
bahwa Ahmad Dahlan
berijtihad dengan ilmu falak yang dimilikinya, berusaha memberikan
79
informasi akan kebenaran yang ia yakini tentang ketidaktepatan arah shaf pada masjid Besar dan beberapa masjid di wilayah tersebut. Ahmad Dahlan melihat hal ini sangat vital dan perlu diluruskan, karena berhubungan dengan kemantapan hati dalam beribadah. Salah satu syarat sahnya shalat adalah menghadap kiblat dan hal ini sangat berhubungan dengan kemantapan hati seseorang dalam beribadah. c. Pada scene 34 menggambarkan suasana shalat subuh berjamaah setelah adanya pertemuan para Kyai di Masjid Besar mengenai arah kiblat yang salah.
a) Tahap Denotatif Digambarkan Kyai Dahlan beserta murid-muridnya merubah posisi shaf shalatnya. Ini merupakan salah satu bentuk ijtihad Ahmad Dahlan atas ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
80
b) Tahap Konotatif Penggunaan peta dan kompas yang dilakukan Ahmad Dahlan sehingga ia berani merubah posisi shaf sholatnya merupakan bentuk ijtihad. Terlepas dari perbedaan pendapat, dimaknai secara konotatif, bahwa apa yang dicontohkan oleh Ahmad Dahlan membutuhkan keberanian dan mental yang kuat. Sampai saat ini, penggunaan teknologi
yang
sudah
berkembang,
yang
difungsikan
untuk
menetapkan suatu hukum atau berijtihad pun masih menjadi polemik bagi sebagian kalangan. Secara objektif, penulis menilai adanya perbedaan tersebut harus disikapi secara arif dan bijaksana agar tidak menimbulkan polemik di belakang. d. Pada scene 50 menggambarkan sikap ketidakdewasaan, sebagai akibat dari hasil musyawarah, tentang pembahasan yang tidak menemukan titik kesepakatan dalam penentuan arah kiblat karena berbeda keyakinan dalam memahaminya, yang berujung pada tindakan anarkis dengan merobohkan Langgar Kidul.
81
a) Tahap Denotatif Adegan ini dimaknai denotatif menggambarkan Jamaah masjid Besar menurun dan pindah shalat di langgar kidul Kyai Dahlan. Penghulu mengutus seseorang menemui Kyai Dahlan untuk menutup langgarnya karena dianggap membawa ajaran sesat mengenai arah kiblat sholat. Namun, Kyai Dahlan menolak untuk menutup langgarnya. Kyai penghulu pun tidak mau tinggal diam sehingga mengumpulkan para jamaah masjid besar dan warga Kauman yang berbondong-bondong menuju Langgar Kidul, yang berujung pada dirobohkannya Langgar Kidul Ahmad Dahlan. b) Tahap Konotatif Adegan ini dimaknai secara konotatif, bahwa terjadi perbedaan ideologi dalam
memandang
sebuah permasalahan.
Seringkali,
perbedaan ideologi jika tidak disikapi dengan dewasa, akan membawa dampak negatif yang besar. Bentrok fisikpun bisa saja terjadi karena tidak bisa mengontrol amarah. Adanya ideologi muncul dari akidah atau bentuk-bentuk keyakinan yang diyakini sebagai kebenaran. Dan hal ini sulit untuk dipertemukan. Melihat permasalahan ini, penulis memandang perlu adanya sikap bijaksana dari pembawa informasi ataupun penerima informasi agar tidak terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan pertikaian. Sebuah catatan dari penulis, dalam memahami agama harus selalu dilandasi sikap dewasa dan saling
82
toleran, sehingga persatuan umat Islam akan selalu terjaga dan tidak mudah terpecah belah. e. Pada
scene
101
menggambarkan
Kyai
Dahlan
membantu
memberikan solusi kepada orang tua yang mau menikahkan anak perempuannya.
a) Tahap Denotatif Bapak seorang gadis ingin menikahkan anaknya, tapi ia dan istrinya bingung tidak mempunyai uang untuk selametan. Kyai Dahlan memberikan solusi kalau selametan itu tidak wajib, yang wajib itu harus ada wali, saksi dan mahar. Setelah itu dikabarkan ke tetangga agar tidak ada fitnah. InsyaAllah pernikahannya syah, asal tidak ada paksaan pada si gadis. Kyai Dahlan pun bersedia menjadi saksi dan memberikan saran pada si gadis dan ibunya memakai krudung agar terhindar dari fitnah. Dimaknai secara denotatif,
83
Ahmad Dahlan memberikan pemahaman kepada tetangganya yang akan menikahkan anak perempuannya. b) Tahap Konotatif Adegan ini dimaknai secara konotatif bahwa masyarakat pada saat itu banyak mengalami kesalahpahaman dan ketidaktahuan terhadap ajaran agama. Selametan yang sudah menjadi tradisi dan budaya dianggap hal yang sakral yang berangkat dari ajaran agama. f. Pada scene 102 menggambarkan seorang laki-laki berkonsultasi dengan Kyai Dahlan mengenai ada atau tidaknya kewajiban melaksanakan tahlil yang diiringi menyediakan sesajian ketika ada kerabat yang meninggal.
a) Tahap Denotatif Seorang laki-laki berkonsultasi pada Kyai Dahlan kalau ibunya bersikeras untuk mengadakan yasinan 40 hari bapaknya yang sudah
meninggal
dunia.
84
Sementara
laki-laki tersebut
tidak
mempunyai uang untuk membeli apem dan nasi kuning pada acara yasinan itu. Ia bingung tanpa acara yasinan dengan membeli apem dan nasi kuning doanya bisa diterima ataukah tidak. Kyai Dahlan menjelaskan bahwa mendoakan almarhum tidak perlu rame-rame membaca yasin dan tahlil, tapi cukup dengan doa yang khusyuk. Insya Allah doanya diterima oleh Allah SWT. Hal ini dimaknai secara denotatif bahwa telah terjadi salah pemahaman dalam memahami ajaran agama. Tahlil dipahami sebagian masyarakat sebagai sebuah ajaran agama yang dihukumi wajib ketika ada keluarga yang meninggal. Pada adegan tersebut juga digambarkan ketidaktahuan masyarakat tentang perihal doa. Digambarkan masyarakat memahami diterima atau tidaknya doa tergantung dari ada atau tidaknya makanan yang dihidangkan pada tahlil. b) Tahap Konotatif Pada adegan ini, dimaknai secara konotatif bahwa telah terjadi kesalahpahaman pada masyarakat dalam memaknai mana yang termasuk pesan agama, dan mana yang termasuk budaya. Adanya tahlilan yang disertai dengan suguhan makanan merupakan transformasi nilai yang pada saat sebelum Islam masuk, agama hindu telah lama masuk sebelum Islam datang ke Indonesia dan kebiasaankebiasaanya telah melekat menjadi sebuah budaya. Islam yang pada
85
saat itu datang, mencoba merubahnya dengan menyusup ke dalam tradisi-tradisi mereka dan mengajarkan tentang ajaran-ajaran Islam. Pada kenyataannya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat. Adanya perbedaan pendapat dipengaruhi cara pandang dan menilainya. Peneliti berusaha obyektif memandang dalam hal ini. Mereka yang berpandangan tekstualis akan berpendapat bahwa bentuk-bentuk aktivitas ibadah yang tidak ada dalam tuntunan Nabi merupakan bid‟ah. Sementara ulama yang melihat konteks sejarah, mereka akan menilai sebagai ibadah, karena pada kenyataannya bacaan-bacaan di dalamnya adalah pujian-pujian kepada Allah dan Rasul, serta mendoakan kepada yang telah meninggal agar diampuni segala dosanya merupakan ibadah karena bernilai positif. Hal itu juga dilakukan untuk menjaga warisan budaya, karena historis keberhasilan dakwah Islam pada waktu itu salah satunya terdapat pada aktivitas tahlilan. Berkaitan dengan sosok Ahmad Dahlan dalam film Sang Pencerah, apa yang telah dilakukan patut ditiru. Keberaniaannya menegakkan syariat Islam menjadi poin penting bagi umat Islam. Namun, penulis juga mengkritik cara dakwah yang dilakukan Ahmad Dahlan dengan wataknya yang keras itu dapat menimbulkan benturan dan perpecahan umat Islam. Kebenaran yang mutlak hanyalah Allah,
86
dan kebenaran-kebenaran yang ada pada manusia adalah kebenaran subyektif. g. Pada scene 106 menggambarkan pertemuan kyai Dahlan dengan para kyai di Masjid Besar, yang membahas mengenai pemikiran Kyai Dahlan tentang Yasin dan Tahlil.
a) Tahap Denotatif Pada scene ini, digambarkan Kyai Dahlan dianggap menyederhanakan dan menggampangkan ajaran Islam dan melarang adanya tahlil dan yasin. Pada adegan ini, terjadi salah persepsi terhadap apa yang disampaikan Ahmad Dahlan. Dimaknai secara denotatif, bahwa pada dasarnya Kyai Dahlan tidak melarang aktivitas tahlil dan yasin. Namun, ada sedikit kekhawatiran dalam dirinya, jika dengan membaca yasin secara terus menerus ditambah dengan adanya upacara-upacara sesaji, akan mengecilkan surat-
87
surat yang lain, karena tiap surat dalam al-Qur’an mempunyai fadilahnya masing-masing. Kyai Dahlan pada adegan tersebut juga menambahkan, bahwa Rasulullah menganjurkan manusia untuk berdzikir
supaya
selalu
mengingat
asmaNya,
tetapi
tidak
mewajibkan untuk melakukan secara bersama-sama. b) Tahap Konotatif Adegan pada scene ini dimaknai secara konotatif bahwa telah terjadi pemahaman yang berbeda antara para kyai dan masyarakat dengan pola pemikiran Ahmad Dahlan. Dalam konteks ini, penulis melihat ada perbedaan penafsiran pada Q.S.Al Mulk ayat 13 yang artinya: “Kamu pelankan atau keraskan suaramu, sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati manusia”. Pada adegan ini juga ada kekhawatiran dalam diri Ahmad Dahlan tentang kedudukan surat-surat dalam al-Qur’an. Dengan adanya pembacaan surat yasin secara terus menerus, ditakutkan akan memperkecil kedudukan surat yang lain., sedangkan Allah memberikan kedudukan yang sama pada tiap surat. Perbedaan cara pandang yang berujung pada keyakinan sulit untuk dipertemukan. Melihat secara rasoinal, terlepas dari adanya perbedaan pendapat yang terjadi pada film tersebut, penulis menilai, apa yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan adalah hal yang baru dan berbeda dari keumuman pada waktu itu. Jadi sangat wajar ketika mendapatkan pertentangan dari masyarakat. Jika dikontekskan pada
88
zaman sekarang, ada kemungkinan hal itu akan terjadi juga manakala ada penafsiran yang baru, yang berbeda dari keumuman yang biasa dilakukan oleh masyarakat. Menurut penulis, perbedaan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat akan terasa indah jika disikapi dengan bijaksana. Justru perbedaan yang ada dijadikan bahan
introspeksi
diri
untuk
mengembangkan
wawasan
keintelektualan. 2. Pesan Pendidikan a. Pada scene 80 menggambarkan Kyai Dahlan mengajarkan pada murid-murid di sekolah goverment mengenai rasa bersyukur dan terimakasih atas nikmat yang Allah berikan dengan memuji dan mengucap alkhamdulillahi robbil alamien.
a) Tahap Denotatif Hoofd Robestur Danurejan salah satu guru di sekolah, memberikan pengarahan kepada murid-murid bahwa ada guru
89
yang akan mengajarkan agama Islam yaitu Ahmad Dahlan. Hoofd Robestur Danurejan memberikan kesempatan satu kali kepada Kyai Dahlan untuk mengajar agama Islam. Digambarkan, Kyai Dahlan mengucapkan salam berkali-kali, namun tidak ada jawaban dari murid-murid di sekolah goverment. Justru ada salah satu murid yang kentut dan murid-murid yang lain tertawa. Kyai Dahlan memberi kesempatan dan mengizinkan pada murid-murid lain jika ada yang mau kentut lagi, kemudian Kyai Dahlan memberikan penjelasan pada murid-murid untuk bersyukur pada Allah karena masih diberi kenikmatan bisa kentut karena kalau tidak bisa kentut, maka perut kita akan membuncit seperti menir hoft inspektur. (Murid-murid tertawa bersama). Dan sebaiknya sehabis
kentut,
kita
mengucapkan
Alhamdulillaahirabbil
„aalamiin. Dimaknai
secara
denotatif
bahwa
Ahmad
Dahlan
memperluas dakwahnya melalui jalur pendidikan formal. Dalam forum kelas, Ahmad Dahlan mengajarkan tentang makna syukur dalam kehidupan. b) Tahap Konotatif Dimaknai secara konotatif, Ahmad Dahlan memberikan pengajaran kepada siswa tentang agama Islam. Pertemuan pertama Ahmad Dahlan dalam kelas yaitu memberikan pengajaran tentang makna syukur dalam kehidupan. Sebagai umat Islam, sudah
90
seyogyanya harus selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, sesuai firman Allah Q.S Ibrahim ayat 7:
Artinya : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". Dalam bersyukur hendaklah terus berusaha guna mengatasi kesulitan. Jangan mengomel atas persediaan yang serba kurang, jangan mengeluh kalau belum tercapai apa yang dicita. Syukuri yang ada, maka pastilah akan ditambah Tuhan. Tetapi kalau hanya mengeluh ini kurang, itu belum beres, yang itu belum tercapai seakan-akan pertolongan Tuhan tidak juga segera datang, maka itu namanya kufur, artinya melupakan nikmat, tidak mengenal terimakasih. Orang yang demikian akan mendapat siksaan yang amat sangat pedih dan ngeri. Diantaranya ialah jiwanya yang meremuk karena ditimpa penyakit selalu tidak puas. Dalam hadits: “ Sesungguhnya seorang hamba Allah akan dijauhkan
Tuhan
daripadanya
rezeki
karena
dosa
yang
diperbuatnya”. Artinya meskipun dia kelihatan kaya dengan harta yang tidak halal, namun jiwanya akan senantiasa kosong, selalu
91
merasa miskin dan kekurangan karena padanya tidak ada yang terimakasih. Dan tersebut pula dalam sebuah hadits yang dirawikan oleh Imam Ahmad dari Anas bin Malik bahwa pernah datang kepada Nabi SAW seorang peminta-minta lalu diberi oleh nabi sebutir kurma. Rupanya pemberiannya itu tidak diterimanya dengan senang hati. Lalu datang pula seorang lagi, lalu diberi nabi sebanyak itu pula. Maka diterimalah kurma pemberiannya itu walau hanya sebutir. Seraya berkata: “Sebutir kurma dari Nabi SAW sendiri, Subhanaallah! (tanda syukur) melihat demikian cara penerimaan orang itu, bersabdalah Rosulullah SAW kepada jariyah beliau: ”Kau pergi kepada Ummi Salmah (Istri Rosulullah SAW ) supaya dia berikan kepada orang ini 40 dirham”. Nabi SAW mendidik ummatnya untuk berterimakasih (Hamka, 1983 : 123124). b. Pada scene 97 dan 98 menggambarkan Kyai Dahlan memberikan pelajaran tentang tata cara berwudhu dan shalat di sekolah Goverment.
92
a) Tahap Denotatif Dengan penuh kesabaran dan semangat Kyai Dahlan sebagai seorang guru di sekolah asing Goverment, beliau mengajarkan kepada murid-muridnya tentang tata cara berwudhu dan shalat yang benar. Kyai Dahlan menginginkan murid-muridnya mengetahui pada saat menghadap dan bertemu dengan Allah harus dalam keadaan bersuci dan merendahkan diri dihadapan Allah, supaya kita selalu mengingat bahwa kita adalah ciptaan Allah SWT. b) Tahap Konotatif Adegan ini dimaknai secara konotatif bahwa wudhu merupakan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah ketika umat Islam hendak melaksanakan ibadah, terutama ibadah sholat. Aktivitas wudhu memiliki kandungan nilai tentang menjaga kesehatan yang dimulai dari membersihkan anggota tubuh, karena sumber penyakit bersarang pada benda atau hal-hal yang bersifat kotor. c. Pada scene 100 menggambarkan Kyai Dahlan mengajarkan pada anak-anak di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah mengenai pendidikan Bahasa Inggris.
93
a) Tahap Denotatif Dengan penuh semangat, perjuangan yang tinggi, dan ingin adanya suatu perubahan, maka Kyai Dahlan mencari anak-anak di pinggir jalan untuk beliau jadikan sebagai murid-murid Madrasah Ibtidaiyah yang dirintisnya dan beliau
mengajarkan pendidikan
Bahasa Inggris kepada mereka yang diikuti juga oleh murid-murid setianya. Dimaknai secara denotatif bahwa Ahmad Dahlan berupaya melakukan perubahan di lingkungannya dengan mengumpulkan anak-anak yang berada di jalan, kemudian beliau buatkan sekolah dan
beliau
ajari
mereka
agar
menjadi
anak-anak
yang
berpengetahuan dan tidak bodoh. b) Tahap Konotatif Adegan ini dimaknai secara konotatif, bahwa Ahmad Dahlan berupaya melakukan perubahan peradaban, yaitu dengan cara
94
memberikan pengajaran kepada anak-anak, agar kelak menjadi generasi yang lebih baik. Upaya nyata yang dilakukan Ahmad Dahlan dalam adegan ini merupakan tindakan revolusi yang pada saat itu merupakan gagasan yang sangat brilian, sehingga membuat peradaban yang lebih maju seperti sekarang ini. d. Pada scene 110 menggambarkan Kyai Dahlan mengajarkan pendidikan agama pada murid-murid Goverment.
a) Tahap Denotatif Dengan nada yang lantang dan penuh semangat yang tinggi, Kyai Dahlan memberikan pengajaran agama pada murid-murid goverment dengan menggunakan metode tanya jawab. Beliau menjelaskan mengenai perilaku kehidupan sehari-hari, dengan memberikan penjelasan ketika ada seseorang yang dimusuhi, maka tidak boleh membalas memusuhi, ketika dikritik orang lain, maka
95
tidak boleh membalas mengkritik, dan ketika kita dicaci maki, maka tidak boleh membalas mencaci maki. b) Tahap Konotatif Adegan ini dimaknai secara konotatif bahwa Ahmad Dahlan mengarahkan murid-muridnya untuk berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari. Tentang hal-hal yang disampaikan Ahmad Dahlan, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT pada Q.S. Al Hujurat ayat 11 yang berbunyi :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolokolok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelargelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” Ayat ini memberikan peringatan dan nasehat sopan santun dalam pergaulan hidup kepada kaum yang beriman. Mengolok-olok,
96
mengejek, menghina, dan merendahkan merupakan sikap dan tindakan tidak terpuji. “ Boleh jadi mereka yang diolok-olok itu lebih baik dari mereka yang mengolok-olokkan”. Inilah peringatan yang halus dan tepat dari Tuhan. Mengolok-olokkan, mengejek, menghina, tidaklah layak dilakukan, jika orang merasa dirinya orang yang beriman. Sebab orang beriman akan selalu melihat kekurangan yang ada pada dirinya. Maka, dengan dia akan tahu kekurangan yang ada pada dirinya, ia tidak akan mengolok-olok orang lain. Hanya orang yang tidak beriman saja yang lebih banyak melihat kekurangan orang lain dan tidak ingat akan kekurangan yang ada pada dirinya sendiri. “Dan jangan pula wanita”-wanita mengolok-olokan kepada wanita yang lain karena boleh jadi (Yang diperolok-olokan itu) lebih baik dari mereka (yang mengolokolokan).” Daripada larangan ini nampaklah dengan jelas bahwasannya orang-orang yang kerjanya hanya mencari kesalahan dan kekhilafan orang lain, niscaya lupa akan kesalahan dan kealpaan yang ada pada dirinya sendiri. Nabi Muhammad sendiri bersabda: “Kesombongan itu ialah menolak kebenaran dan memandang rendah manusia”(HR Bukhari). Memperolok-olokan, mengejek dan memandang rendah orang lain adalah karena merasa bahwa diri sendiri lebih serba lengkap, serba tinggi dan serba cukup, padahal awaklah yang serba kekurangan. Segala manusia pun haruslah mengerti bahwa dalam
97
dirinya sendiri terdapat segala macam kekurangan, kealpaan, dan kesalahan (Hamka,1982 : 201-203). e. Pada scene 113 menggambarkan Kyai Dahlan sedang mengajarkan ngaji pada anak-anak yang kurang mampu dan murid-murid sekolah goverment di rumahnya.
a) Tahap Denotatif Dimaknai secara denotatif, Ahmad Dahlan memberikan rasa kasih sayang yang tulus, sabar, dan penuh kebahagiaan terhadap anak-anak. Hal itu digambarkan dalam adegan Kyai Dahlan yang meluangkan waktunya setiap sore hari untuk mengajarkan ngaji pada anak-anak yang kurang mampu dan murid-murid sekolah goverment, sedangkan istrinya Walidah sambil membagikan makanan di depan teras rumahnya pada orang-orang yang membutuhkan.
98
b) Tahap Konotatif Dimaknai secara konotatif, bahwa kepedulian Ahmad Dahlan terhadap pendidikan anak-anak merupakan cerminan kepribadian Ahmad Dahlan yang mulia. Ia juga tidak lupa untuk memberikan sedekah kepada masyarakat miskin yang tidak mampu. Melihat sifat yang mulia yang terdapat dalam dirinya, tentu hal ini harus ditiru diikuti oleh generasi penerus sampai saat ini, karena pada realitasnya masih banyak anak-anak kecil yang berada di jalanan dan fakir miskin, yang membutuhkan uluran bantuan. 3. Pesan Sosial a. Pada scene 72 menggambarkan perkumpulan Kyai Dahlan dan Budi Utomo berfungsi untuk kepentingan umat dan menegaskan bahwa Budi utomo bukan perkumpulan politik, melainkan untuk pendidikan dan kesehatan.
99
a) Tahap Denotatif Kyai Dahlan bergabung dalam Perkumpulan Budi Utomo yang diikuti oleh anggota Budi Utomo. Dr. Wahidin Sudiro Husodo sebagai pimpinan gerakan Budi Utomo menyatakan; tanpa perkumpulan tidak mungkin adanya perubahan. Adegan ini dimaknai secara denotatif bahwa organisasi dimaknai sebagai bentuk usaha untuk melakukan perubahan. Budi Utomo merupakan organisasi yang bergerak dibidang kesehatan dan sosial dan hal ini merupakan salah satu bentuk syariah muamalat. b) Tahap Konotatif Secara konotatif, adegan ini dimaknai sebagai bentuk revolusi peradaban pada waktu itu, dengan munculnya organisasi Budi Utomo sebagai pelopor organisasi. Penulis menilai, konsep dibentuknya organisasi merupakan formulasi gagasan yang sangat tepat untuk mengarahkan pada perbaikan secara berkelompok. Penulis menilai, kebanyakan masyarakat menilai bentuk ibadah syariah hanya terpaku pada bentuk-bentuk ibadah yang bersifat vertikal antara manusia dengan Tuhannya. Padahal dalam syariat Islam dianjurkan juga kepada setiap muslim untuk bermuamalat secara horisontal dengan sesama manusia yang lain. b. Pada scene 112 menggambarkan salah satu murid Kyai Dahlan mengajak masyarakat untuk bersedekah yang ditujukan kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan.
100
a) Tahap Denotatif Adegan ini dimaknai denotatif menggambarkan Fakhrudin dan Hisyam berkeliling ke rumah-rumah warga untuk mengajak bersedekah dengan membawa gerobak yang isinya barang-barang sedekah yang akan dibagikan pada fakir miskin. Tanggapan warga pun baik dan berharap apa yang mereka berikan dapat bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan. b) Tahap Konotatif Dimaknai secara konotatif, aktivitas Fakhrudin dan Hisyam merupakan bentuk ibadah yang sebenarnya mampu menyentuh akar persoalan pada masa itu, bahkan hingga saat ini. Kebutuhan fakir miskin adalah memenuhi kebutuhan pokoknya, maka sangat tepat jika memberikan bantuan berupa sembako. Dengan adanya bantuan tersebut, maka akan dapat menyentuh psikologi mereka, sehingga
101
dakwah yang disampaikan Ahmad Dahlan dapat diterima dengan baik. Dalam kehidupan kontemporer sekarang ini, cara dakwah yang dilakukan Ahmad Dahlan masih relevan jika diterapkan sampai saat ini. Realitasnya, sampai saat ini masih banyak masyarakat terutama muslim yang berkehidupan di bawah garis kemiskinan. Sementara, bagi seseorang yang memebelanjakan hartanya di jalan Allah, orang-orang yang beramal shaleh dijanjikan Allah dengan
surga.
Berbahagialah
orang-orang
dermawan
yang
memelihara hak-hak orang miskin, anak-anak yatim, dan orangorang fakir. Beruntunglah orang-orang yang menginfakkan hartanya dengan ikhlas karena Allah. Dan merugilah orang-orang yang bakhil, kikir,
dan pelit yang menahan hartanya dari orang-orang yang
berhak ia berikan. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Lail ayat 5-11 yang berbunyi:
Artinya : “Maka barangsiapa orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa”.
102
Tujuan hidup seorang mukmin adalah akherat. Karena itu, ia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan amal-amal shalih agar ia dimasukkan ke dalam surga. Bagi seorang mukmin hidup sepenuhnya adalah untuk beribadah kepada Allah dan mencari harta (mata pencaharian) dalam rangka ibadah kepadaNya, untuk menunaikan kewajiban dan memenuhi kebutuhan anak, istri, orangtua, dan orang-orang yang menjadi tanggungannya. Orang yang tujuannya akherat akan dimudahkan urusannya oleh Allah dan diberikan kekayaan hati. Rasulullah bersabda: “Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran dikedua pelupuk matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang ditetapkan baginya. Dan barang siapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah akherat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan dihatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. ” Tidak diragukan, jika manusia tidak menjadikan dunia sebagai tujuannya yang terbesar, maka Allah akan memberikannya taufiq dan menolongnya serta memberikan kekayaan di hatinya. Diantara amal shalih yang besar ganjarannya dan mulia di sisi Allah adalah sedekah. Sedekah memiliki rahasia yang mengagumkan dalam menolak bencana. Dengan sedekah, Allah akan menolak berbagai macam bencana. Untuk itu bersedakahlah, baik sedekah yang wajib berupa zakat maupun sedekah yang sunnah. Sebab, kita mengetahui bahwa
103
harta yang kita miliki pada hakekatnya adalah milik Allah, Allahlah yang memberikan seluruh nikmat dan harta kepada makhlukNya. Dan harta merupakan amanah dari Allah yang kita harus cari dengan jalan yang halal dan kita sedekahkan atau kita habiskan untuk kepentingan Islam dan kaum muslimin. Orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berlomba-lomba bersedekah karena sedekah merupakan bukti keimanan, menghapuskan dosa, memudahkan jalan menuju surga, dan menghindarkan seseorang dari api neraka. Seorang mukmin harus meyakini bahwa apa yang kita miliki pasti habis dan apa yang disisi Allah pasti kekal. Allah berfirman :
Artinya : “Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nahl :96) Sedekah dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi dan agung. Sedekah memiliki kedudukan yang penting dalam menyebarkan dakwah Islam. Sedekah memiliki nilai tinggi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Apabila seseorang setiap hari bersedekah kepada orang-orang yang susah, orang yang kelaparan, fakir miskin, dan orang-orang yang mengalami kesulitan, dan memenuhi kebutuhan
104
mereka sambil mendakwahkan mereka kejalan yang benar dan dilakukan ikhlas semata-mata karena Allah dan mengharap ganjaran dari Allah semata, maka insyaAllah akan membantu tersebarnya dakwah Islam dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Harta benda yang kita miliki pada hakekatnya milik Allah, yang harus kita gunakan menurut apa yang dibenarkan Allah dan RosulNya,
diantara
yang
diperintahkan
adalah
kita
wajib
mengeluarkan zakat dan kita diperintahkan dan dianjurkan oleh Allah untuk bersedekah dan infak baik dalam keadaan senang maupun susah. Kita wajib berjihad dengan harta kita dengan membantu dakwah Ahlus Sunnah , menyebarkan dakwah Islam, membantu para da’i dan ustadz, sekolah-sekolah islam dan pondok-pondok pesantren agar dakwah berkembang. Seseorang harus berinfak dan bersedekah agar dakwah bisa tegak dimuka bumi. Ingatlah bahwa harta yang kita sedekahkan dan infakkan tidak akan berkurang, bahkan tetap Allah akan tambah dan suburkan. Rosulullah SAW bersabda: “Sedekah tidak mengurangi harta. Allah tidak menambah kepada seorang hamba karena sifat maafnya, kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seseorang merendahkan diri (tawadhu) karena Allah melainkan Allah akan mengangkat derajadnya”.
105
Dan yang wajib diperhatikan lagi bahwa kita bersedekah dan berinfak serta mengerjakan ibadah wajib ikhlas karena Allah. Tujuan bersedekah itu bukan karena pamer, riya, kaya, naik jabatan dan sebagainya melainkan mengharapkan balasan di akherat agar masuk surga. (Yazid bin Abdul Qodir Jawas, 2009 : 2-15). c. Pada scene 133 dan 134 menggambarkan pertemuan Kyai Dahlan dan murid-murid setianya dalam rangka mendirikan perkumpulan Muhammadiyah sebagai aktivitas sosial.
a) Tahap Denotatif Kyai
Dahlan
memantapkan
diri
untuk
mendirikan
perkumpulan berdasarkan Q.S. Ali Imran ayat 104, yang mempunyai makna “Dan adakanlah diantara kamu sekelompok orang yang menyeru kepada kebaikan dan meninggalkan kemungkaran. Pendirian perkumpulan ini merupakan salah satu bentuk media dakwah dalam melaksanakan aktivitas sosial. Kyai Dahlan berharap, melalui pendirian perkumpulan Muhammadiyah, ia dapat
106
memberikan inspirasi dan manfaat bagi masyarakat khususnya umat Islam. b) Tahap Konotatif Dimaknai
secara
konotatif,
bahwa
Ahmad
Dahlan
menghimpun kekuatan dakwah berupa organisasi Muhammadiyah. Ia menyadari, dakwah yang dilakukannya sangat berat. Diperlukan kekuatan masa untuk memperbesar dakwahnya yaitu melalui organisasi. Dengan adanya ummat yang berdakwah, maka agama menjadi hidup, tidak seolah-olah mati. Bidang untuk menyampaikan dakwah terbagi dua, yaitu umum dan khusus. Dalam bidang umum, pertama bersifat mengajak orang lain supaya turut memahami hikmat ajaran Islam. Dan kadang-kadang bersifat menangkis serangan atau tuduhan yang tidak-tidak terhadap agama. Dalam bidang khusus ialah dakwah dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana agama dikalangan keluarga, mendidik agar patuh akan perintah Allah, berlomba berbuat baik. 4.1.3 Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akhlak 1. Pesan Akhlak Terhadap Keluarga a. Pada scene 55 menggambarkan kasih sayang dan perhatian seorang kakak kepada adiknya yang tertimpa musibah sebagai bentuk kepedulian terhadap keluarga.
107
a) Tahap Denotatif Mengetahui langgar Ahmad Dahlan dirobohkan oleh masyarakat Kauman karena dianggap mengajarkan ajaran yang sesat mengenai arah kiblat shalat, maka kakak Ahmad Dahlan memberikan motivasi kepada adiknya untuk selalu bersemangat dan tidak putus asa dalam berdakwah. Akibat peristiwa itu, Kyai Dahlan mengajak istri dan anak-anaknya untuk meninggalkan Kauman. Namun, kedua kakaknya melarang dan mengajak Ahmad Dahlan pulang. Dalam pertemuan itu, Dahlan merasa bahwa dirinya sudah tidak dibutuhkan kembali di Kauman, padahal pada kenyataannya keluarga dan murid-muridnya masih membutuhkan dan menghargainya. Mba’yu berkata: ”Demi Allah Dahlan, mba’yu minta sama kamu muleh.., “Seorang pemimpin yang baik
108
dimata Allah tidak akan pernah meninggalkan keluarganya apalagi umatnya”. Dengan bujukan Kang Mas dan Mba’yu, akhirnya Dahlan luluh dan mau kembali ke Kauman. Dimaknai
secara
denotatif
bahwa
Ahmad
Dahlan
mengalami kekecewaan dan putus asa akibat dari ulah masyarakat yang merobohkan langgar tempat Ahmad Dahlan melakukan aktivitas ibadah dan berdakwah. b) Tahap Konotatif Dimaknai secara konotatif, apa yang dilakukan masyarakat kepada Ahmad Dahlan jelas tidak patut. Masyarakat pada saat itu tidak dapat menghargai perbedaan dalam keberagamaan karena pikirannya yang masih kolot. Selain itu, dimaknai secara konotatif, Ahmad Dahlan sempat mengalami putus asa. Rasulullah pun pernah mengalami hal demikian. Namun, hal demikian harus dijauhkan bagi seorang yang ingin berdakwah di jalan Allah. Kedua kakaknya disimbolkan sebagai makna bahwa manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Sehebat apapun manusia, ia tetap membutuhkan orang lain dalam menjalankan aktivitas hidupnya. b.
Pada scene 84 menggambarkan perbincangan Kyai Dahlan dan istrinya yang bernama Walidah mengenai cara pandang hidup yang sederhana.
109
a) Tahap Denotatif Digambarkan Kyai Dahlan merasa, dirinya memandang hidup terlalu sederhana, sehingga orang-orang disekelilingnya marah. Beliau pun tidak tahu apa yang dilakukannya benar atau salah. Walidah menanggapi bahwa hidup ini berjalan seperti apa yang kita pikirkan dan ia melihat suaminya itu mempunyai kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain yaitu Kyai Dahlan dapat melihat dan mendengar seperti apa yang dilihat dan di dengar oleh orang lain. Walidah berkata: Kalau kita tahu, kita tidak akan belajar.
110
(Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan kamu dan meneguhkan kedudukannmu). b) Tahap Konotatif Dimaknai
secara
konotatif
bahwa
Ahmad
Dahlan
melakukan kontemplasi (perenungan) terhadap dirinya sendiri. Ia mengalami
kebimbangan dalam
hatinya.
Upayanya
dalam
berdakwah, dengan niat yang ikhlas dan semata-mata untuk beribadah kepada Allah, namun justru ia mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang lain. Hal ini mengandung makna bahwa jika berniat ibadah kepada Allah, harus dilandasi niat yang ikhlas agar ketika harapan yang diinginkan tidak tercapai tidak mengalami putus asa. 2. Pesan Akhlak Terhadap Sesama a. Pada scene 2 dan 3 menggambarkan kepedulian M. Darwis yang dikenal dengan Kyai Dahlan terhadap orang-orang yang tidak mampu dengan membagikan makanan.
111
a) Tahap Denotatif Darwis berumur 15 tahun melihat sepasang suami istri berdoa menghadap ke pohon dengan menyembah dan memberikan sesajen berupa makanan yang diletakan di bawah pohon. Tetapi, Darwis menganggap bahwa yang dilakukan sepasang suami istri itu salah dan termasuk perbuatan syirik, sehingga menurut M. Darwis dari pada makanan yang dijadikan sesajen mubadzir akhirnya dia mengambilnya dan membagikan makanan tersebut pada fakir miskin di jalanan. b) Tahap Konotatif Adegan pada scene ini dimaknai secara konotatif bahwa pada saat itu masih banyak masyarakat yang melakukan perbuatan syirik dengan mempersembahkan sesajen pada tumbuh-tumbbuhan yang dianggap kramat. Sementara, dalam situasi yang sama, masih banyak masyarakat miskin yang kelaparan yang membutuhkan bantuan makanan. Perbuatan syirik merupakan perbuatan menyekutuan Allah dan akan dimasukkan kekal di dalam api neraka. Hal ini pula yang mendorong semangat Ahmad Dahlan untuk merubah kebiasaankebiasaan masyarakat tempat ia tinggal. Hal ini jika digeneralisasikan pada saat ini, sebenarnya masih banyak masyarakat hidup berfoyafoya, sementara masih banyak umat Islam yang berada dalam garis kemiskinan.
112
b. Pada scene 45 dan 109 menggambarkan seorang guru yang mengajarkan pada murid-muridnya pentingnya menyantuni anak yatim dan fakir miskin berdasarkan Q.S. Al-Ma’un.
a) Tahap Denotatif Menjelang berbuka puasa di Langgar Kidul, Kyai Dahlan mengisi pengajian dengan membahas Q.S. Al-Ma’un mengenai pentingnya menyantuni anak yatim dan orang miskin. Salah satu
113
muridnya bertanya pada Ahmad Dahlan. Dalam al-Qur’an ada 114 surat, tetapi yang dibahas selalu surat Al-Ma’un. Kyai Dahlan menegaskan, buat apa mengaji banyak-banyak tapi hanya untuk dihafal. Beliau menginginkan apa yang diajarkan harus dipraktekkan. Selang beberapa waktu kemudian, Kyai Dahlan mengajak muridmuridnya membawa makanan untuk dibagikan pada anak-anak yatim dan fakir miskin yang ada di jalanan. Dimaknai secara denotatif bahwa Ahmad Dahlan memberikan pengajaran kepada muridmuridnya tentang perihal yang diperintahkan Allah di dalam alQur’an untuk diaplikasikan (dilaksanakan) dalam kehidupan. b) Tahap Konotatif Dimaknai secara konotatif bahwa Ahmad Dahlan memberikan tauladan bagi muridnya. Ia mengajarkan dan mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah yang terkandung di dalam al-Qur’an. Penulis menilai, apa yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan patut dijadikan tauladan. Banyak orang dapat berkata baik atau mengajak dalam kebaikan, namun sulit untuk menerapkan perkataannya dalam perbuatan. Harus diakui, banyak ulama sekarang ini yang pandai berceramah, mengajak dalam kebaikan, namun apa yang mereka sampaikan belum dilaksanakan dalam kehidupannya. c. Pada scene 71 menggambarkan adanya kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh Budi Utomo yaitu pengobatan gratis untuk orang-orang yang kurang mampu.
114
a) Tahap Denotatif Dengan penuh kepedulian, kesabaran dan kasih sayang terhadap sesama. Dr. Wahidin melalui nama perkumpulannya yaitu Budi Utomo yang dibantu oleh beberapa anggota mengadakan kegiatan sosial berupa pengobatan gratis untuk orang-orang yang kurang mampu dan yang membutuhkan. Dimaknai secara denotatif bahwa aktivitas Dr. Wahidin merupakan bentuk kegiatan sosial dan kepedulian terhadap orang lain. b) Tahap Konotatif Dimaknai secara konotatif bahwa aktivitas kepedulian sosial terhadap masyarakat miskin dari dahulu sampai saat ini sangat dibutuhkan. Kesehatan merupakan hal yang paling vital dalam menjalani hidup. Maka, bentuk perhatian pada kesehatan harus selalu mendapatkan perhatian yang serius, agar kesejahteraan masyarakat tetap terjaga dengan baik.
115
d. Pada scene 93, 94, dan 95 menggambarkan rasa kepedulian yang tinggi Kyai Dahlan terhadap fakir miskin dan anak-anak terlantar.
116
a) Tahap Denotatif Kyai Dahlan dan murid-murid setianya mencari anak-anak terlantar dan kurang mampu untuk dipelihara dan akan diberi pendidikan melalui sekolah yang dirintisnya yaitu Madrsah Ibtidaiyah Diniyah. Setelah mendapatkan anak-anak sebagai calon muridmuridnya itu, Kyai Dahlan memandikan anak-anak di sungai dengan suka ria dan diberinya pakaian yang layak, diberinya makanan kemudian memberikan pengajaran pendidikan yang baik dengan kepedulian, rasa kasih sayang yang tulus dan penuh kesabaran. b) Tahap Konotatif Seharusnya berdasarkan UUD 1945 pasal 34 ayat 1: “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”. Akan tetapi, realitasnya sampai saat ini, masih banyak fakir miskin dan anak terlantar
yang
belum
mendapatkan
sentuhan
perhatian
dari
pemerintah, baik berupa kesejahteraan hidupnya ataupun bentuk bimbingan moral agar mengalami perbaikan dalam kehidupannya. e. Pada scene 108 menggambarkan seorang murid yang meminta maaf pada gurunya karena telah berburuk sangka kepada gurunya.
117
a) Tahap Denotatif Digambarkan pada scene ini, Sudja menemui Kyai Dahlan di Langgar Kidul untuk meminta maaf karena ia merasa telah menyakiti dan berburuk sangka kepada Kyai Dahlan. Kyai Dahlan menilai, pemikiran muridnya itu sudah terbuka dan tau yang sebenarnya terjadi. Murid-murid yang mendengar nasehat Ahmad Dahlan merasa bangga, dan kemudian menyambut Kyai Dahlan di halaman depan Langgar Kidul dengan penuh kegembiraan. Fakhhrudin, salah satu muridnya membacakan hadits: “Sesungguhnya Islam hadir dalam keadaan terasing dan akan kembali dalam keadaan terasing juga.
maka
beruntunglah orang
yang terasing
itu,
karena
sesungguhnya merekalah yang merapikan yang salah”. Dari adegan itu dimaknai secara denotatif tentang nasehat dan tindakan bijak seorang dapat membangun kejujuran pada diri orang lain. Berkaitan dengan makna hadits di atas, secara realitas jika mengalami posisi terasingkan atau terpojok, justru usaha untuk melakukan sesuatu lebih besar. b) Tahap Konotatif Pada adegan ini, dimaknai secara konotatif bahwa perilaku yang baik akan menjadi cermin bagi orang lain untuk berbuat baik. Dalam kehidupan bermasyarakat, penilaian baik atau buruk tergantung pada perilaku sehari-hari. Berkaitan dengan kejujuran, sikap jujur merupakan perbuatan yang mulia. Berkaca pada sejarah
118
keberhasilan Rasul dalam menyebarkan Islam, dimulai dari sikap jujur yang dimilikinya. f. Pada scene 116 menggambarkan pertemuan Kyai Dahlan beserta murid-murid
setianya
Muhammadiyah
yang
mengenai syaratnya
pendirian semua
perkumpulan
anggota
pendirian
perkumpulan harus terlebih dahulu masuk dan menjadi anggota Budi utomo.
a) Tahap Denotatif Setelah syarat pendirian perkumpulan harus masuk dan menjadi anggota Budi Utomo terlebih dahulu, Hisyam menanyakan kepada Kyai Dahlan ketika masuk Budi Utomo apakah harus mengikuti aliran kejawen yang dianut oleh Budi Utomo? Kyai Dahlan menanggapi bahwa setiap orang boleh mempunyai prinsip atau pandangan idiologi, tetapi jangan fanatik, dan berhak untuk menjalin kerja sama dengan siapapun.
119
Pada adegan tersebut, dimaknai secara denotatif bahwa Kyai Dahlan memberikan kebebasan kepada semua muridnya untuk menganut sebuah ideologi selama tidak keluar dari pakem yang telah ditentukan dalam Islam dan melarang bersikap fanatik. b) Tahap Konotatif Dimaknai secara konotatif, cara pandang Ahmad Dahlan memberikan kebebasan pada muridnya merupakan sikap bijaksana seorang pemimpin. Dalam kehidupan beragama, setiap manusia memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam memahami pesanpesan agama. Sikap bijaksana dalam menghormati perbedaan harus muncul dalam diri manusia terutama setiap muslim, agar kerukunan dalam beragama ataupun bermasyarakat selalu terjaga dengan baik. Namun, penulis memberikan beberapa catatan penting dan batasan tentang sikap toleransi yang harus dipegang. Selama bentuk ideologinya tidak bertentangan dengan akidah, apalagi sudah menjurus kepada syirik, itu tidak dapat diterima dan harus mendapatkan perhatian khusus. 4.2
Analisis Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Dalam Film Sang Pencerah
4.2.1 Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akidah 1. Teknik Penyampaian Pesan Akidah Keimanan Kepada Allah a. Pada scene 22 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara :
120
a) Dialog Dialog pada scene 22 ini menggunakan metode dakwah ceramah. Melalui mimbar pada saat shalat jum’at, di saat seluruh muslim berkumpul untuk menunaikan ibadah shalat jum’at, Ahmad Dahlan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyampaikan gagasan pikirannya tentang ajaran syariat Islam dan memberikan pencerahan kepada kaum muuslim agar meninggalkan
perbuatan-perbuaan
yang
dilarang
Islam.
Mimbar, sebagai simbol dakwah ceramah memperkuat tradisi Islam tradisionalis hingga sekarang. Dan dakwah mimbar ini pun dulu yang digunakan Rasulullah untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam. b) Lokasi (tempat) Lokasi pada adegan ini di dalam Masjid Agung Besar Yogyakarta.
Sebuah
tantangan
besar
dan
dibutuhkan
keberanian yang luar biasa dari Ahmad Dahlan, sehingga ia berani menyampaikan gagasan baru tentang ajaran Islam yang selama ini bertolak belakang dari kebanyakan masyarakat yang melaksanakan shalat di Masjid Kauman. c) Sound Effect Sound effect pada adegan ini menggunakan suara gong. Suara gong
disandingkan
dengan
pengambilan
gambar
saat
masyarakat Masjid Kauman mendengarkan khutbah Ahmad
121
Dahlan, yang memperkuat karakter masyarakat adalah kejawen dan
termasuk
masyarakat
tradisionalis
yang
sangat
menghormati warisan leluhur dan memiliki pemikiran yang kuat dan sulit untuk dipengaruhi. Suara gong memperkuat gambaran ketaatan kepada raja, di mana kondisi masyarakat masjid Kauman pada saat itu sangat menghormati Kyai Penghulu Kamaludiningrat dan bawahannya bagai seorang raja. b. Pada scene 24 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab. Ini dilihat dari adanya aktivitas bertanya dan menjawab yang dilakukan Ahmad Dahlan dengan murid-muridnya dalam membahas persoalan agama. Sementara, adegan Ahmad Dahlan yang menyuruh muridnya bertanya ketika ingin memulai belajar agama, hal ini merupakan pendekatan filsafat. Yang menjadi ciri khusus pemikiran bisa dikatakan pemikiran filsafat jika ada unsur berpikir yang bermula dari keraguan. Dan keraguan yang menimbulkan pertanyaan itulah pemikiran Filsafat.
Jadi,
pada
adegan
tersebut,
Ahmad
Dahlan
menggunakan pendekatan filsafat untuk mengajarkan kepada muridnya tentang cara berfikir yang benar.
122
b) Ilustrasi Musik Ilustrasi musik pada adegan ini menggunakan suara lagu biola yang dimainkan oleh Kyai Dahlan dan lagu jawa. Biola dijadikan instrument dakwah oleh Ahmad Dahlan untuk menguatkan pesan dakwah yang disampaikannya. Dengan suara indah biola yang dimainkan Ahmad Dahlan, ia mencoba mendeskripsikan gambaran keindahan agama, jika agama dipahami dengan benar. c) Lokasi Lokasi pada adegan ini di dalam langgar kidul Kyai Dahlan dengan duduk lesehan. Lokasi tersebut menggambarkan kondisi peradaban masyarakat pada saat ini. Dan kondisi itu memperkuat karakter teknik penyampaian pesan pada adegan yang diperankan Ahmad Dahlan dengan muridnya. 4.2.2 Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Syari’ah 1. Teknik Penyampaian Pesan Ibadah a. Pada scene 27 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Sound Effect Sound effect pada adegan ini menggunakan suara bedug adzan dan suara pintu terbuka. Suara bedug adzan menggambarkan telah masuk waktu shalat. Sebelum mengenal mik, speaker, dan elektronik yang lain, untuk mengumpulkan masyarakat agar
123
menunaikan shalat yaitu dengan membunyikan Bedug sebagai tanda telah masuk waktu shalat. Sementara, sound effect pintu terbuka sebagai penguat adegan Ahmad Dahlan yang sedang membuka pintu mushala, yang akan melaksanakan ibadah shalat. b) Ilustrasi Musik Ilustrasi musik pada adegan ini menggunakan lagu yang menegangkan. Hal ini menguatkan suasana hati Ahmad Dahlan yang melihat ada kekeliruan arah kiblat. b. Pada scene 33 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada adegan ini mengunakan metode tanya jawab. Ahmad Dahlan memberikan penjelasan kepada ulama Kauman bahwa arah kiblat yang selama ini dilakukan di masjid Kauman dan di langgar-langgar wilayah Kauman telah melenceng lurus mengarah ke arah Afrika. Dan pada adegan inilah terjadi tanya jawab antara Ahmad Dahlan dengan para ulama. b) Sound Effect Sound effect pada adegan ini memggunakan bunyi suara bedug dengan pukulan cepat. Sound effect ini memperkuat keadaan hasil musyawarah yang tidak mendapatkan titik temu setelah
124
sesepuh ulama mengatakan kalau peta yang digunakan Ahmad Dahlan adalah peta orang kafir. c) Lokasi Lokasi adegan ini di dalam masjid besar Yogyakarta. Seperti yang diketahui dalam sejarah, Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang sangat kuat tradisi kesultanannya, dan posisi sultan sangat dihormati. Wilayah ini juga sangat kental budaya kejawen, sehingga sangat mendukung dalam penguatan film Sang Pencerah. c. Pada scene 34 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Sound Effect Sound Effect pada adegan ini mengunakan suara seruling untuk menggambarkan keadaan keasrian alam dan keadaan yang masih tradisional, sehingga berpengaruh pula pada pola pikir tradisional. Dan masyarakat tradisional lebih suka menjaga tradisinya daripada menerima sesuatu yang baru, seperti yang telah digambarkan Ahmad Dahlan pada adegan shalat berjamaah. b) Lokasi Lokasi adegan ini berada di dalam masjid besar Yogyakarta. Apa yang telah disampaikan Ahmad Dahlan tidak ada pengaruhnya pada ulama setempat untuk menggeser arah
125
kiblat. Sementara Ahmad Dahlan juga kukuh untuk menggeser arah mata kiblat yang menurutnya tidak sesuai dengan ilmu falak yang dipahaminya. d. Pada scene 50 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada adegan ini menggunakan tanya jawab, tetapi tidak ada titik temu yang akhirnya berujung pada konflik. Kegeraman masyarakat
yang memuncak serta semakin
terjepitnya posisi penghulu masjid Kauman menyebabkan ia mengutus masyarakat untuk merobohkan langgar tempat Ahmad Dahlan melakukan ibadah, dengan tujuan agar masjid Kauman rame kembali. b) Sound Effect Sound effect pada adegan ini menggunakan suara drum dan suara rumah dirobohkan. Suara drum mennguatkan konflik yang sedang terjadi, sementara suara rumah dirobohkan menguatkan adegan langgar milik Ahmad Dahlan yang dirobohkan dan dibakar oleh masyarakat Kauman. c) Themesong Themesong pada adegan ini menggunakan lagu jawa. Ini menunjukkan bahwa itu terjadi di Jawa, tepatnya Yogyakarta yang sangat kental tradisi jawa.
126
e. Pada scene 101 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab. Seorang laki-laki paruh baya yang ingin menikahkan anak putrinya
mengalami
permasalahan ekonomi,
tapi tidak
memiliki biaya untuk slametan. Lalu ia menanyakan kepada Ahmad Dahlan dan meminta solusi dari permasalahannya itu. Dialog ini juga menggunakan metode home visit, karena Ahmad Dahlan mendatangi masyarakat yang sedang memiliki masalah. b) Ilustrasi Musik Ilustrasi Musik adegan ini menggunakan lagu lir-ilir. Tembang jawa ini mengandung pesan agama yang isi di dalam lirik lagu tersebut salah satunya adalah bercerita tentang kemanten anyar yang berarti pasangan pengantin baru, sesuai dengan dialog yang sedang dilakukan antara Ahmad Dahlan dengan laki-laki paruh baya tersebut. c) Lokasi Lokasi adegan ini diteras rumah warga, ketika Ahmad Dahlan mengunjungi warga yang memiliki permasalahan. Posisi duduk Lesehan yang digambarkan di lokasi dialog merupakan kebiasaan yang terjadi dalam kehidupan kyai.
127
f. Pada scene 102 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab dan metode home visit (silaturahmi). Seorang laki-laki yang memiliki permasalahan tentang menyediakan jajanan untuk acara tahlil mengunjungi Ahmad Dahlan yang pada saat itu sedang duduk di area masjid. Ahmad Dahlan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan serta memberikan penjelasan tentang tradisi tahlil. b) Ilustrasi Musik Ilustrasi Musik adegan ini menggunakan lagu Lir-ilir. Lagu ini termasuk lagu jawa yang syarat makna kandungan pesan agama. c) Lokasi Lokasi adegan ini di luar masjid. Lokasi tanya jawab ini ditempatkan di masjid sebagai pendukung adanya perintah nabi untuk memakmurkan masjid, yaitu dengan diisi kajian-kajian keagamaan.
128
g. Pada scene 106 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab. Pada dialog ini menciptakan konflik, karena Ahmad Dahlan mengajarkan hal yang baru di luar kebiasaan masyarakat. b) Sound Effect Sound effect yang digunakan pada adegan ini berupa suara bedug dan suara-suara menegangkan. Penggunaan sound effect untuk memperkuat kondisi tegang yang terjadi pada dialog tersebut. c) Ilustrasi Musik Ilustrasi musik adegan ini menggunakan lagu jawa. Musik ini mewakili penguatan karakter lokasi adegan yang berada di wilayah masjid Kauman yang sangat hormat dan patuh pada kyai penghulu. d) Lokasi Lokasi adegan ini di dalam masjid besar Yogyakarta. Lokasi ini digunakan untuk menguatkan dialog yang dihadiri kyai penghulu dan masyarakat. Masjid besar merupakan tempat kyai penghulu melakukan aktifitas dakwahnya.
129
2. Teknik Penyampaian Pesan Pendidikan a. Pada scene 80 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab dan metode infiltrasi. Dialog digunakan saat proses belajar mengajar, sementara metode infiltrasi digunakan Ahmad Dahlan untuk meenyusupkan materi-meteri atau paham keislaman melalui materi-materi yang disampaikan dalam proses belajar mengajar. b) Sound Effect Sound Effect pada adegan ini menggunakan suara orang jalan dan suara kentut. Jenis sound effect tersebut digunakan untuk melengapi adegan adanya murid yang kentut dan Ahmad Dahlan yanng berjalan. Jika dalam syuting pengambilan gambar, sutradara akan mengalami kesulitan jika harus mengambil suara kentut asli atau suara kaki Ahmad Dahlan yang sedang berjalan. Maka jenis sound effect ini sangat mendukung penggambaran keadaan dalam adegan film tersebut. c) Ilustrasi Musik Ilustrasi musik adegan ini menggunakan lagu Muhammadiyah. Hal itu untuk menunjukkan kepada penonton bahwa Ahmad
130
Dahlan sebagai pelopor pendiri organisasi Muhammadiyah menguatkan dakwah organisasi itu melalui jalur pendidikan. d) Lokasi Lokasi adegan ini di dalam kelas sekolah goverment. Lokasi tersebut sengaja didesain untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa dahulu aktivitas sekolah yang saat ini dinikmati masyarakat merupakan peninggalan Belanda. Dan hanya golongan tertentu saja yang dapat menikmati belajar. Maka, dengan menunjukkan lokasi dan adegan ini, dapat memberikan gambaran kepada penonton bahwa kontribusi Ahmad Dahlan sangat besar untuk pembangunan peradaban ini. Dan pendidikan merupakan pembangunan peradaban yang nyata. b. Pada scene 97 dan 98 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada adegan ini menggunakan metode ceramah dengan menjelaskan tata cara berwudhu dan shalat dan metode keteladanan dengan memberikan contoh pada murid-murid. Ahmad Dahlan memberikan contoh langsung kepada muridmuridnya, sehingga membuat kedekatan jarak antara guru dan murid. Dan ini penting untuk keberhasilan dalam mendidik,
131
karena dengan cara ini seorang murid merasa diperhatikan dan sang guru pun mengetahui kondisi psikologi muridnya. b) Sound Effect Sound effect pada scene 97 yang digunakan adalah suara air mengalir sebagai penguat adegan murid-murid yang sedang mengambil air wudhu. c) Ilustrasi musik Ilustrasi musik adegan ini lagu lir-ilir. Tembang jawa ini mengandung pesan agama, yang menggambarkan kondisi zaman dahulu. c. Pada scene 100 sebagaimana yang dideskripsikan diatas teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab. Aktifitas belajar mengajar yang digambarkan pada scene ini tergambar terjadi dialog antara Ahmad Dahlan dengan muridmuridnya dalam kegiatan belajar mengajar. b) Sound Effect Sound effect adegan ini menggunakan suara alat musik icikicik. Sound effect ini mewakili kondisi murid-murid yang masih kecil.
132
c) Ilustrasi Musik Ilustrasi musik adegan ini menggunakan lagu Lir-ilir, sebagai perwakilan dan penggambaran keadaan di jawa. d) Lokasi Lokasi adegan ini di dalam sekolah yang dirintis oleh Kyai Dahlan. Lokasi yang dipenuhi dengan bangku merupakan ciri khas sekolah Belanda. Masyarakat jawa mengenal kursi yang digunakan dalam proses belajar mengajar karena warisan belanda. d. Pada scene 110 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara: a) Dialog Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab. Aktifitas belajar mengajar yang digambarkan pada scene ini tergambar terjadi dialog antara Ahmad Dahlan dengan muridmuridnya dalam kegiatan belajar mengajar. Terlihat pada gambar, semua murid mengarahkan pandangannya ke arah Ahmad Dahlan sebagai bentuk respon dari dialog yang dilakukan. b) Ilustrasi Musik Ilustrasi musik adegan ini menggunakan lagu Muhammadiyah. Hal itu untuk menunjukkan kepada penonton bahwa Ahmad
133
Dahlan sebagai pelopor pendiri organisasi Muhammadiyah menguatkan dakwah organisasi itu melalui jalur pendidikan. c) Themesong Themesong
pada
Muhammadiyah
adegan untuk
ini
menggunakan
menunjukkan
lagu
eksistensi
Muhammadiyah yang berangkat dari dunia pendidikan. d) Lokasi Lokasi adegan ini di dalam kelas sekolah Goverment. Jika diperhatikan, untuk dapat mengajar di sekolah Goverment, hanya orang-orang tertentu dan bermental kuat. Maka keberanian Ahmad Dahlan sehingga dapat mengajar di sekolah tersebut patut mengharapkan apresiasi tinggi. e. Pada scene 113 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab dan metode keteladanan. Metode tanya jawab ditunjukkan pada gambar dalam aktivitas Ahmad Dahlan memberikan pelajaran pada anak-anak. Sementara, metode keteladanan digunakan Ahmad Dahlan ketika memberikan santunan dan perhatian kepada anak-anak.
134
b) Themesong Themesong
pada
adegan
ini
menggunakan
lagu
Muhammadiyah. Hal ini untuk menggambarkan pada penonton bahwa salah satu program yang menjadi ciri khas organisasi Muhammadiyah adalah panti asuhan. Adegan pada gambar menjadi gambaran sekaligus informasi kepada penonton bahwa awal adanya panti asuhan berangkat dari gagasan Ahmad Dahlan yang ditunjukkan pada gambar. c) Lokasi Lokasi adegan ini di luar halaman rumah Kyai Dahlan. Ada sebuah pesan adegan memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak kecil.
Tujuannya adalah untuk memberi
keteladanan kepada masyarakat agar mengikuti apa yang dilakukan Ahmad Dahlan. 3. Teknik Penyampaian Pesan Sosial a. Pada scene 72 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog adegan ini menggunakan metode diskusi, karena pada perkumpulan tersebut mendiskusikan sesuatu dan terjadi dialog.
135
b) Ilustrasi musik Ilustrasi musik adegan ini menggunakan lagu jawa. Lagu itu untuk menunjukkan bahwa perkumpulan organisasi Budi Utomo yang terlihat pada gambar berdiri di atas budaya-budaya kejawen. c) Lokasi Lokasi adegan ini di dalam markas atau sekretariat Budi Utomo. Lokasi sederhana ditunjukkan sebagai pemberi informasi kepada masyarakat bahwa induk organisasi yang melahiran organisasi-organisasi di negeri ini lahir pada sebuah rumah yang sederhana, dengan di gagas oleh beberapa orang konseptor. b. Pada scene 112 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog adegan ini menggunakan metode tanya jawab dan metode home visit (silaturahmi). Pada adegan ini menggunakan metode home visit dengan mengunjungi dari rumah ke rumah dan memberikan zakat. Ketika proses pembagian zakat, terjadi proses tanya jawab. b) Lokasi Lokasi adegan pembagian sedekah ini berada di depan rumah warga yang dilakukan dari rumah ke rumah.
136
c. Pada scene 133 dan 134 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada scene 133 dan 134 menggunakan metode tanya jawab dan metode diskusi, karena hal ini dilakukan pada forum diskusi. b) Themesong Themesong pada scene 133 dan 134 menggunakan lagu Muhammadiyah. Untuk menguatkan film Sang Pencerah menggambarkan sejarah Muhammadiyah. c) Ilustrasi Musik Ilustrasi musik pada scene 133 dan 134 menggunakan lagu Muhammadiyah. Untuk menunjukkan bahwa yang dilakukan Ahmad Dahlan merupakan proses dakwahnya sebagai pendiri Muhammadiyah. d) Sound Effect Sound effect pada scene 134 menggunakan suara sluring. Sound effect ini digunakan sebagai gambaran suasana pedesaan. e) Lokasi Lokasi pada scene 133 di dalam langgar kidul Kyai Dahlan sedangkan lokasi pada scene 134 di pendopo kauman Yogyakarta.
137
4.2.3 Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akhlak 1. Teknik Penyampaian Pesan Akhlak Terhadap Keluarga a. Pada scene 55 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab. Ahmad Dahlan yang mengalami tekanan batin yang sangat kuat akibat langgar tempat ibadah dan tempat mengajarnya dirobohkan oleh warga atas perintah dari
Kyai Penghulu.
Melihat Ahmad Dahlan yang sudah putus harapan dan tidak ingin meneruskan dakwahnya, kakaknya mendatangi dan memberikan motivasi dengan cara berdialog dan membujuk Ahmad Dahlan untuk mengurungkan niatnya meninggalkan kampung halaman dan murid-murid setianya. b) Sound Effect Sound Effect pada adegan ini menggunakan suara kereta dan bayi menangis. Sound effect jenis ini digunakan untuk memperkuat suasana di dalam kereta tua dan suara bising di dalam kereta. c) Lokasi Lokasi pada adegan ini di dalam kereta, sesuai yang ditunjukkan di dalam gambar.
138
b. Pada scene 84 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab. b) Sound Effect Sound effect pada adegan ini menggunakan suara bedug, sebagai penguat keadaan suasana hati Ahmad Dahlan. c) Lokasi Lokasi pada adegan ini di dalam rumah kyai Dahlan. 2. Teknik Penyampaian Pesan Akhlak Terhadap Sesama a. Pada scene 2 dan 3 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada scene 2 menggunakan bahasa jawa, karena lokasi adegan ini berada di Yogyakarta yang sangat kental dengan bahasa jawa. b) Themesong Themesong pada scene 2 dan 3 menggunakan bahasa jawa. c) Ilustrasi Musik Ilustrasi musik pada scene 2 menggunakan bahasa jawa, yang mana lagu jawa kental akan suasana mistis.
139
d) Lokasi Lokasi pada scene 2 di depan pohon, sedangkan pada scene 3 di pinggir jalan. Lokasi itu ditujukan untuk menunjukkan kepada penonton bahwa pada masa Ahmad Dahlan, masyarakat banyak melakukan perbuatan syirik dengan memberikan sesajen pada pohon kramat dan meminta sesuatu pada penunggu pohon kramat itu. b. Pada scene 45 dan 109 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada scene 45 menggunakan metode tanya jawab karena dalam proses belajar mengajar, sementara pada scene 109 menggunakan metode keteladanan, dimana murid-murid Ahmad Dahlan memberikan makanan kepada pengemis dan gelandangan yang tidur di pinggir jalan. b) Themesong Themesong
pada
scene
109
menggunakan
lagu
Muhammadiyah. Lagu ini untuk memperkuat karakter film bahwa adegan sosial itu termasuk gerakan nyata organisasi Muhammadiyah. c) Lokasi Lokasi pada scene 45 di dalam Langgar Kidul, sedangkan pada scene 109 di pinggir jalanan.
140
c. Pada scene 71 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Sound Effect Sound effect adegan ini menggunakan suara bunyi gerusan obat dan gamelan, untuk memperjelas aktivitas yang dilakukan sesuai yang terlihat pada gambar. b) Lokasi Lokasi adegan ini di depan markas Budi Utomo. d. Pada scene 93,94, dan 95 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada scene 93 menggunakan metode tanya jawab, sedangkan pada scene 95 menggunakan metode keteladanan. b) Themesong Themesong pada scene 93,94, dan 95 menggunakan lagu Lir – ilir. c) Sound Effect Sound effect yang digunakan pada scene 93 suara gergaji untuk memperkuat dan memperjelas aktivitas pembangunan kembali langgar Ahmad Dahlan yang telah dirusak. Sedangkan pada scene 94 suara air sungai mengalir sebagai penguat adegan Ahmad Dahlan memandikan anak-anak kecil. Karena jarak pengambilan gambar yang jauh, maka dibutuhkan sound effect
141
suara gemericik air untuk mendukung aktivitas yang dilakukan Ahmad Dahlan. e. Pada scene 108 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara : a) Dialog Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab. Murid-murid Ahmad Dahlan yang meminta maaf diikuti jawaban dan penjelasn Ahmad Dahlan, hal ini termasuk metode dialog. b) Sound Effect Sound Effect yang digunakan pada adegan ini berupa suara orang jalan kaki dan suara bedug. c) Ilustrasi Musik Ilustrasi musik yang digunakan pada adegan ini menggunaka lagu Muhammadiyah. d) Lokasi Lokasi adegan ini di halaman teras langgar kidul Kyai Dahlan. f. Pada scene 116 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan cara: a) Dialog Dialog pada adegan ini menggunakan metode diskusi. Muridmurid Ahmad Dahlan yang tertarik mengikuti organisasi Budi Utomo menanyakan kepada Ahmad Dahlan tentang harus atau
142
tidaknya mengikuti aliran kejawen yang dianut oleh Budi Utomo. b) Sound Effect Sound Effect yang digunakan pada adegan ini berupa suara meja yang diketok, untuk mendukung situasi forum organisasi tersebut. c) Ilustrasi Musik Ilustrasi musik yang digunakan lagu Muhammadiyah. d) Lokasi Lokasi pada adegan ini di dalam langgar kidul Kyai Dahlan.
143
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Dari pengamatan yang dilakukan pada film Sang Pencerah yang menggunakan analisa Semiotik Roland Barthes dengan fokus penelitian pada rangkaian scene (adegan) berupa teknik penyampaian pesan. Adapun teknik penyampaian pesan dalam film berupa gambar, dialog, akting, visualisasi, tempat dan waktu, serta karakter pemeran setiap scene yang disimbolkan dalam film Sang Pencerah. Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pesan dakwah dalam film Sang Pencerah diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu Akidah, Syariah, dan Akhlak. a. Pesan akidah yang ada dalam film Sang Pencerah hanya mencakup keimanan kepada Allah. Dalam film ini K.H. Ahmad Dahlan mempunyai keberanian merubah kebiasaan masyarakat kauman terutama dalam hal syirik dan berusaha mengembalikan kemurnian Islam dari pengaruh-pengaruh yang salah dengan berdasarkan pada Alqur’an dan Hadits. b. Pesan syariah yang berhubungan dengan syariah meliputi pesan ibadah, pendidikan, dan sosial. 1) Pesan Ibadah merupakan cara manusia berhubungan dengan Tuhan. Dalam hal ini yang berkaitan dengan ibadah adalah
144
adanya rukun Islam diantaranya sholat. Dalam film ini K.H.Ahmad Dahlan menemukan kejanggalan praktek sholat yang melenceng dan tidak mengarah lurus ke kiblat. Sehingga menggerakan hatinya dan berusaha melakukan tindakan dengan mengubah arah kiblat sholat karena menghadap kiblat salah satu dari syarat sah sholat. 2) Pesan pendidikan dalam film ini bahwa K.H. Ahmad Dahlan berusaha membentuk manusia yang baik budi, alim dalam agama, luas pandangannya, paham masalah ilmu keduniaan, dan berjuang untuk kemajuan masyarakat. Di samping itu melalui organisasi Muhammadiyah, beliau mendirikan berbagai macam sekolah dari Taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. 3) Pesan sosial dalam film ini K.H.Ahmad Dahlan dengan kepeduliannya terhadap masyarakat yang sangat tinggi, beliau mempunyai gagasan untuk mendirikan panti asuhan, rumah sakit,
yang
dikelola
melalui
lembaga-lembaga
bukan
perorangan. c. Pesan akhlak meliputi akhlak kepada keluarga dan akhlak kepada sesama. Dalam film ini K.H. Ahmad Dahlan mempunyai kepedulian yang sangat besar baik terhadap keluarganya maupun masyarakat sehingga akhlak dan budi pekertinya yang baik dapat menjadi teladan bagi kita.
145
2. Teknik penyampaian pesan dakwah dalam film Sang Pencerah berupa audiovisual yaitu : a. Dialog berisi kata-kata. Dialog dapat digunakan untuk menjelaskan perihal tokoh atau peran, menggerakan plot maju dan membuka fakta. b. Musik 1) Ilustrasi Musik (music ilustration) adalah suara, baik dihasilkan melalui instrumen musik atau bukan yang disertakan dalam suatu adegan untuk memperkuat suasana. 2) Themesong adalah lagu yang ditulis khusus untuk film tersebut ataupun lagu yang telah populer sebelumnya. c. Sound Effect (Effect Suara) adalah suara yang ditimbulkan oleh semua aksi dan reaksi dalam film. d. Adegan (scene) adalah suatu unit yang menggerakmajukan cerita. e. Lokasi (tempat) menentukan gambar yang akan dibuat. Dalam film Sang Pencerah digambarkan berupa adeganadegan dan dialog-dialog yang mengandung unsur-unsur sejarah perjuangan K.H.Ahmad Dahlan untuk melakukan pembaharuan khususnya masyarakat Kauman Yogyakarta dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam yang berdasarkan pada Aqur’an dan Hadits. Latar belakang atau setting yang digunakan khas adat masyarakat Jawa yang kental dengan budaya kejawen, yang masih mempunyai sistem kepercayaan animisme. Karakter yang
146
ditampilkan oleh tokoh utama dalam film ini sangat kuat yang menunjukan karakter sebagai seorang tokoh ulama K.H.Ahmad Dahlan dengan pembaharuannya ingin mencerahkan warga Kauman Yogyakarta yang dianggap telah mensekutukan Allah. Konflik yang terjadi dalam film ini ditampilkan ketika K.H.Ahmad Dahlan berusaha meluruskan akidah masyarakat kauman yang melakukan praktek-praktek
kemusyrikan
berupa
sesajen,
menemukan
kejanggalan praktek sholat yang melenceng, yang tidak mengarah lurus ke arah kiblat menggerakan hatinya untuk mengubah arah kiblat di Masjid Kauman sehingga mengakibatkan kemarahan kyai penghulu yang merupakan kyai tradisi dan merobohkan langgar milik Kyai Dahlan karena dianggap menyebarkan aliran sesat.
5.2
Saran-saran Berdasarkan hasil analisis yang telah peneliti dapatkan dari film Sang Pencerah, ada beberapa catatan penting dari peneliti untuk dijadikan renungan bagi tim produksi film Sang Pencerah ataupun tim produksi film yang lain, peneliti selanjutnya maupun khalayak umum, yaitu : 1. Film Sang Pencerah berusaha menyampaikan pesan kepada penonton tentang kisah perjuangan K.H. Ahmad Dahlan yang berisi semangat anak muda, patriotisme anak muda dalam merepresentasikan pemikiran-pemikirannya. Hal ini dapat menjadi inspirasi bagi
147
penonton untuk dapat memberikan pencerahan bagi bangsa dan dapat meniru keteladanan sikap K.H. Ahmad Dahlan. 2. Melalui film Sang Pencerah diharapkan masyarakat dapat diajak menelusuri kisah humanis untuk lebih mengenal sosok yang begitu lekat dengan sikap toleransi beragama dan dengan melihat film ini sosok K.H. Ahmad Dahlan bisa ikut membawa perubahan bagi umat Islam secara keseluruhan. 3. Bagi insan film, hendaknya mengutamakan pesan dakwah dan ide cerita dalam membuat karya film. Bagi penikmat film supaya lebih teliti dalam memahami makna film yang ditayangkan sehingga dapat memahami sisi positif dari film tersebut. 4. Bagi para akademisi yang memiliki kerangka berfikir yang kritis seyogyanya memberikan perangkat analisis yang baru dalam hal memahami makna atau pesan media massa, khususnya film. 5. Peneliti berharap nantinya ada penelitian tentang masalah yang serupa sebagai
pembanding
agar
objektivitas
karya
ini
dapat
dipertanggungjawabkan. 6. Pada dasarnya meneliti film dengan menggunakan semiotik akan menarik dan menghasilkan data yang baik jika dikaji secara tepat. Baik tidaknya hasil penelitian sangat tergantung pada bagaimana cara pandang peneliti melihat film itu yang tentu saja harus diperkuat dengan referensi dari buku sebagai landasan ilmiah.
148
149
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Dzikron. Metodologi Dakwah. Semarang : Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 1989. Achmad,Amrullah (Ed). Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Prima Duta,1983. Amin, Masyhur, H,M. Dakwah Islam dan Pesan Moral. Yogyakarta : Al Amin Press, 1997. Astrid S Susanto. Komunikasi Massa. Bandung : Bina Cipta, 1982. Asura, Enang Rokajat. Panduan Praktis Menulis Skenario dari Iklan Sampai Sinetron. Yogyakarta : Andi, 2005. Azhar, Arsyad. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Grafindo Persada, 2003. Aziz, Moch. Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2004. Azwar, Saefudin. Metodologi Penilitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005. Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997. Bachri, M.Ghazali. Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997. Danim Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia, 2002. Effendy, Heru. Mari Membuat Film:Panduan Menjadi Produser. Jakarta: Yayasan Kofenden, 2002. Effendi, Onong Uchyana, Prof., Dr., M.A. Hubungan Masyarakat suatu studi Komunikologis. Bandung : PT RemajaRosdakarya, 1999. Hamka, Prof., Dr. Tafsir Al Azhar Juz 17. Jakarta : Pustaka Panji Mas, 2000. Hamka, Prof., Dr. Tafsir Al Azhar Juz 26. Jakarta : Pustaka Panji Mas, 1982. Hamka, Prof., Dr. Tafsir Al Azhar Juz 13 .Jakarta : Pustaka Panji Mas, 1983. Kusnawan, Asep. Komunikasi Penyiaran Islam. Bandung : Benang Merah Press, 2004.
Kusnawan, Asep, et all. Komunikasi dan Penyiaran Islam : Mengembangkan Tabigh Melalui Mimbar, Media Cetak, Radio, Film, dan Media Digital. Bandung: Benang merah Press, 2004. M. Natsir. Fiqhud Dakwah. Semarang : YKPI – Ramadhani, 1981. M.Munir dan Wahyu Illahi. Menejemen Dakwah. Jakarta : Rahmat Semesta, 2006. Moleong Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja : Rosdakarya, 2004. Muhtadi, Asep S dan Sri Handayani. Dakwah Kontemporer: Pola Alternatif Dakwah Melalui TV. Bandung : Pusdai Press,2000. Nawawi, Imam. Terjemah Riyadhus Sholihin Jilid I. Jakarta : Pustaka Amani, 1999. Sanwar, Aminudin. Pengantar Study Ilmu Dakwah. Semarang : Fakultas Dakwah IAIN Walisongo , 1986. Sobur, Alex. Analisis teks Media. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004. Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004. Suban, Fred. Skenario Sinetron. Jakarta : PT Gramedia, 2006. Sulthon, Muhammad. Desain Ilmu Dakwah (Kajian Ontologi, Aksiologi, dan Epistomologi). Semarang : Pustaka Pelajar, 2003. Sumarno, Marselli. Dasar Apresiasi Film. Jakarta : Grasindo, 1996. Supena, Ilyas. Filsafat Ilmu Dakwah : Prespektif Filsafat Ilmu Sosial. Semarang : Absor, 2007. Sutrisno, P.C.S. Pedoman Praktisi Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta : PT Grasindo, 1993. Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al Ikhlas.1983. Yazid bin Abdul Qodir Jawas. Sedekah sebagai Bukti Keimanan dan Penghapus Dosa. Bogor : Pustaka At-taqwa, 2009.
http://celebrity.okezone.com/red/film-sang-pencerah-dirilis-usai-lebaran. Senin,17-05-2010 http://cinetaris.blogspot.com/review-sang-pencerah.html Jum’at, 24-09-2010 http://cinetaris.blogspot.com/sinopsis-film-sang-pencerah.html. Jum’at, 24-09 2010
TRANSKRIP FILM SANG PENCERAH Oleh : Arifiyah Tsalatsati AM
TRANSKRIP FILM SANG PENCERAH
Pada tahun 1968 Kauman merupakan kampung Islam terbesar di Jogjakarta dengan masjid besar sebagai pusat kegiatan agama dipimpin
oleh
seorang
penghulu
bergelar
Kamaludiningrat.
Saat itu Islam terpengaruh ajaran Syekh Siti Jenar yang meletakan
Raja
sebagai
perwujudan
meyakini
titi
raja
adalah
bergeser
pada
arah
tahayul
sabda dan
Tuhan,
Tuhan.
masyarakat
Syariat
mistik.
Islam
Sementara
itu
kemiskinan dan kebodohan merajalela akibat politik tanam paksa
pemerintahan
keadaan
terlalu
Belanda.
sibuk
Agama
dengan
tidak
tahayul
bisa
yang
mengatasi
bertentangan
dengan Alqur’an dan sunah Rosul Muhammad SAW.
CUT T0 1. INT.DALAM RUMAH DAHLAN – MALAM AYAH DARWIS Alhamdulillah... telah lahir anak. Putra Maulana Malik Ibrahim. Aku beri nama kamu... Mohammad darwis.(Kauman, Jogjakarta, 1 Agustus 1868). (Suara ngaji bersama Q.S.Alfatekhah)
2. EXT.DEPAN POHON – PAGI SAAT M.DARWIS BERUMUR 15 TAHUN, DIA MELIHAT SEPASANG SUAMI ISTRI BERDOA DENGAN MEMBERIKAN SESAJEN DAN DARWIS MENGAMBIL SESAJEN TERSEBUT. SIMBOK Ngamate kakang pinawah ki iku sertaaken papa kanjeng Samakang kawah kadiahi Sendiko dawuh (Berdoa dan menundukan kepala kemudian pergi)
1
SIMBOK Loh..loh pakne..pak ne.. sesajen kita ko’hilang pakne? Pasti ada yang mencuriini. PAKNE Lah iku wau jenenge sesajen kita di tompo mbo’ne. SIMBOK Matur nuwun mbah..matur nuwun..matur nuwun.. (Sambil menghadap ke pohon dan menundukan kepala)
3. EXT.TERAS DEPAN RUMAH DARWIS - SIANG M.DARWIS MEMBAGIKAN MAKANAN YANG AWALNYA SESAJEN UNTUK SESEMBAHAN KEMUDIAN DARWIS MENGAMBILNYA DAN DIBAGIKAN PADA FAKIR MISKIN DI JALANAN. KYAI ABUBAKAR Semuanya itu ada tempatnya sesuai aturan,gitu loh.. DARWIS Tapi bukan aturan menurut Alqur’an dan Sunah Rosul pak.., KYAI ABUBAKAR Huzzzzz.....Ngawur kamu!! Menghayati Alqur’an dan Sunnah itu dengan hati bukan dengan akal tok. Wah bisa kedigler kamu!kadang orang itu terpleset bukan karena dia bodoh tapi karena dikuasai akalnya saja.
4. INT.DALAM MASJID BESAR YOGYAKARTA - SIANG TEMAN DARWIS Wis, matur kasembah.., DARWIS Hemmmmm... PENGHULU Babahmudin hari ini? Loh.., ko ditanya diam saja, jawab! 2
DARWIS Barmawi Kyai. PENGHULU Ehmmm, kowe anakke khatib Aminah Abubakar yo?? DARWIS Nggeh.., PENGHULU Terusna..,
5. EXT.DI TEPI SUNGAI –SIANG SUARA ANAK-ANAK YANG MANDI DI SUNGAI DENGAN CANDA DAN TAWA PENUH KEBAHAGIAAN. ORANG LAKI-LAKI Heehh.., kowe ko ora adus gede? DARWIS Lah nggo opo? ORANG LAKI-LAKI ora syah puasamu. DARWIS Sopo sing ngomong?? NYAI FADLIL DAN WALIDAH BERJALAN MENYAPA DARWIS NYAI FADLIL Wis...Wis.., rene o.. kamu nanti hari pertama puasa mampir kerumah yo?? DARWIS InsyaAllah bude.
3
NYAI FADLIL DAN WALIDAH PERGI ORANG LAKI-LAKI Loh katanya ora adus-adusan? DARWIS ini buat yang lain. ORANG LAKI-LAKI Wuah cah gemblung.
6. EXT.DEPAN RUMAH WALIDAH – SORE WALIDAH 14 TAHUN YANG MELAMUN DI JENDELA SAMBIL MELIPAT KAIN IBU-IBU Heh..ndoro,ko malah nglamun? Jadi kapan meh dilamar ndoro? WALIDAH Loh ko tanya aku? Yo tanya sama mas Darwis lah..,kalau aku sih malam ini juga ayo.., IBU-IBU Wah kalau aku selak kesuwen ndoro, selak dadi watu. WALIDAH Wah kamu..,
7. INT.RUANG TAMU RUMAH WALIDAH Ibu REWANG Wah nduk, ana apa toh?
4
WALIDAH Syuuuuutttt..., KYAI FADLIL Ora gampang ngubah keadaan, ini soal keyakinan apalagi di dukung oleh kekuasaan. NYAI FADLIL Eh..,Wis saiki umurmu pira? DARWIS 15 tahun bude. KYAI FADLIL Denger ya Wis, sekalipun jabatanmu itu sebagai penghulu, belum tentu kamu punya kekuasaan untuk berbuat apa saja.kau bisa dimusuhi, diasingkan, malah bisa dipecat sultan seperti pakdemu ini. WALIDAH MELIHAT DARWIS DARI JENDELA DAN TERSENYUM IBU REWANG Heh ndoro, itu apa ndoro? WALIDAH Syuuuuuttttt.....sana..... NYAI FADLIL Wis, kamu jangan pulang dulu yah, buka puasa disini! Kamu wis janji sama bude. DARWIS Nggeh bude. DARWIS Saya ingin pergi haji pakde, saya ingin belajar di Mekkah KYAI FADLIL Aku sudah dengar itu dari si Nur, tapi untuk apa sih belajar tahu-tahu keadaan sudah susah seperti ini. NYAI FADLIL MINTA TOLONG KEPADA WALIDAH UNTUK MEMBANTU MEMPERSIAPKAN BUKA PUASA
5
DARWIS Saya ingin mendalami Islam pakde. KYAI FADLIL Huahahahahahaha(tertawa)mendalami Islam? Berapa banyak kyai-kyai di Kauman itu yang pergi ke Mekkah? Sekali, dua kali, tiga kali, tapi tetap goblog soal agama goblog!! Kalau kamu pulang dari Mekkah tapi tidak membawa perubahan apa-apa, malah kamu semakin tunduk sama jabatan rasa sedalem itu, apa bedanya sama kyai-kyai majnun di Kauman ini? Apa?
8. INT.RUANG TAMU RUMAH DARWIS – MALAM M.SHALEH (KAKAK IPAR) Mekkah itu pusatnya ilmu Islam. Banyak pelajar-pelajar yang ke Turki, Syiria pada ngumpul disana. Kamu harus bisa memanfaatkan sebaik-baiknya. DARWIS Nggeh kang mas. KYAI ABUBAKAR Hehh.., bahasa arabbe piye? M.SHALEH(KAKAK IPAR) Nah piye? DARWIS Laan uhsilakuma abadan asykurukuma ala kulisyai, Arjullah ayusyahil Qudwati fi lailin min ilnafi. KYAI ABUBAKAR Cukup...cukup. bapak sudah siapkan semua.Bapak sudah kirim surat ke teman-teman di Mekkah dan Jeddah. Nah ini balasannya mereka siap membantu. Perjalanan haji itu berat, kamu harus sabar dan tabah.
6
9. EXT.HALAMAN RUMAH DARWIS – PAGI SUARA
TERBANGAN
SHALAWAT
YANG
PENUH
HARU
MELIHAT
PEMBERANGKATAN M.DARWIS KE MEKKAH DENGAN BERPAMITAN PADA KEDUA
ORANGTUANYA,SANAK
SAUDARA,
DAN
WALIDAH.WALIDAH
KEMUDIAN MEMBERIKAN SAPU TANGAN PADA DARWIS.
10. EXT.STASIUN LEMPOYONGAN – PAGI SUARA SEORANG ADZAN KE
MEKKAH
YANG
MENYAMBUT PEMBERANGKATAN M.DARWIS
DIANTAR
KEDUA
ORANGTUANYA
SAMPAI
STASIUN
11. INT.DALAM KERETA - PAGI M.DARWIS DUDUK DI DALAM KERETA SAMBIL MEMEGANG SAPU TANGAN PEMBERIAN WALIDAH DAN TERSENYUM. DARWIS Laabaik Allahumma Laabaik (Aku memenuhi panggilanMu Ya Allah 2x)
12. EXT.MEKKAH – SIANG DARWIS Jiwaku akan ku serahkan YaAllah, tapi kepada siapa? Untuk siapa?
13. INT.RUANG BELAJAR DI MEKKAH – SIANG SUARA CERAMAH ORANG ARAB
14. INT.KAMAR MEKKAH – MALAM M.DARWIS SHOLAT KEMUDIAN DALAM HATINYA DIA BERTANYATANYA DARWIS Aina Allah? (dimana Allah)3x
7
ORANG ARAB disegala yang ada di langit dan bumi,disegala yang ada di air, di tanah, angin,udara,tumbuhan, manusia. Allah meliputi segalanya.
15. INT.RUANG BELAJAR MEKKAH – MALAM DARWIS Subhanallah 3x ORANG ARAB Namamu kini Ahmad Dahlan
16. EXT.STASIUN – SORE Sound Effect : Suara hujan deras dan kereta SELAMA 5 TAHUN DARWIS BELAJAR DI MEKKAH DAN MENDALAMI ISLAM, AKHIRNYA DARWIS PULANG DIJEMPUT AYAH DAN IBUNYA DI STASIUN. KYAI ABUBAKAR Wis..Darwis.., DARWIS Bapak, kulo Darwis pak. KYAI ABUBAKAR Darwis? DARWIS Nggeh pak. KYAI ABUBAKAR Huahahahaha(tertawa dan memeluK Darwis)pulang dari Mekkah orang biasanya bawa kitab, kamu malah bawa senapan.
8
DARWIS Ini biola pak,dapat dari kapal bersama teman-teman dari bugis. KYAI ABUBAKAR Oh... gitu toh? DARWIS Nggeh.
17. INT.RUANG TAMU RUMAH DAHLAN – SIANG KYAI ABUBAKAR Ya, jadi sekarang namamu Ahmad Dahlan? DAHLAN Nggeh pak, kalau bapak mengizinkan saya akan memakai nama itu. KYAI ABUBAKAR Huahahahah(tertawa) InsyaAllah lek,InsyaAllah KYAI LURAH NUR Majalah (Al Manar)ini bukannya dilarang dimas? DAHLAN Punten kang mas, majalah ini diterbitkan oleh muhammad Abduh dan Jamaludin Al Afghani seoarang pembaharu Islam dari Mesir.pemikirannya mengubah kecemburuan tasawuf sempit menjadi pemikiran Islam secara mentah dan membawa Islam sejalan dengan perkembangan zaman. Jadi saya pikir tidak ada yang berbahaya kang mas. SITI WALIDAH MELIHAT M. DARWIS DARI KEJAUHAN
9
KYAI LURAH NUR Ya, tapi mereka tinggal di Paris ketika menerbitkan majalah itu, pemikiran itu sudah terpengaruh oleh kaum modernis dan juga kaum yahudi. KYAI ABUBAKAR Yang penting semua pembaharuan itu untuk perbaikan umat, ya kan? DAHLAN InsyaAllah TASYAKURAN KEPULANGAN DARWIS DARI MEKKAH BERSAMA PARA KERABAT TERDEKATNYA. NYAI ABUBAKAR Sekarang kamu dah pinter, dah jadi haji yang mabrur. Kapan menikah lek? Iya yoh? KYAI ABUBAKAR Huahahaha (tertawa)mumpung semuanya lagi ngumpul, iya kan? KYAI LURAH NUR Dimas selama kamu di tanah suci, adikku wanita itu selalu baca surat-surat kamu yang ditujukan ke aku dan dia selalu berpikir dan membayangkan kalau surat-surat itu ditujukan untuknya.
18. INT.RUMAH WALIDAH – MALAM IJAB QOBUL PERNIKAHAN KYAI DAHLAN DENGAN SITI WALIDAH
19. EXT.DI TENGAH JALAN – SIANG KYAI DAHLAN DAN WALIDAH MENUNGGANGI KUDA DAN DAHLAN SAMBIL MEMEGANG PERUT WALIDAH YANG SEDANG MENGANDUNG BUAH
HATI
MEREKA.
“Harta
yang
paling
laki-laki adalah istri yang solekha”
10
bergarga
bagi
20. INT.DALAM MASJID – SORE KYAI ABUBAKAR Tugasku sudah selesai, mulai sekarang kamu yang melanjutkan amanah keluarga untuk bersyiar di agama.aku titipkan langgar ini untuk kamu, gunakan sebaik-baiknya. Abubakar wafat bulan sya’ban 1869
21. INT.MASJID BESAR KRATON YOGYAKARTA – PAGI KYAI PENGHULU Kangti mengucap Bismillahirrahmanirrahim dalu munika K.H.Ahmad Dahlan bin H.Abubakar katetapaken dados khatib masjid besar ageng kraton Yogyakarta. SULTAN HAMENGKUBOWONO VII Yo tak pangestoni.
22. INT.MASJID BESAR KRATON YOGYAKARTA – SIANG KYAI DAHLAN Al Islamu huwa Addin, Islam adalah agama Rokhmatanlil alamien. Rakhmatan lil alamien mengrahmati siapapun yang bernanung dibawahnya baik orang Islam maupun bukan Islam. Merahmati artinya mengayomi, melindungi, membuat damai, tidak mengekang, membuat takut, membuat rumit dengan upacara-upacara dan sesaji. Dalam hadits Qudsi Allah berfirman :”Bahwa sesungguhnya Aku (Tuhan) begitu dekat dengan makhlukku, maka berdoalah padaKu dengan sungguh-sungguh dan mahon ampun maka niscaya Aku akan mengabulkan”. Jadi dalam berdoa itu hanya sabar dan ikhlas bukan kyai, khatib, imam, apalagi sesaji tapi langsung pada Allah. KYAI PENGHULU Saya kira adik ipar sampean itu butuh nasehat.
11
KYAI LURAH NUR Sejak kepulangannya dari tanah suci, pemikirannya terpengaruh oleh Muhammad Abduh dan Jamaludin Al Afghani. KYAI PENGHULU Saya tidak menolak dengan ijtihad, tapi hati-hati. Sesuatu yang baru itu belum tentu benar buat kita.
23. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – SORE DANIL Ada musik belanda di langgar. JAZULI Belum pernah kualat orang ini. PEMUDA LAIN Wis tak balik yo.., JAZULI Sek...sek... kowe arep endi? PEMUDA LAIN Aku arep pengajian neng tempat liyane. JAZULI Wis rene ae.., PEMUDA LAIN Balik yuk.., JAZULI Alah piye toh? HISYAM Wis jajal mlebu ae.., 12
JAZULI Ayo masuk ae.., HISYAM Kowe sik nil..,
24. INT.DALAM LANGGAR KIDUL – SORE JAZULI Kulonuwun.., KYAI DAHLAN Silahkan masuk ! DANIL Sugeng sonten kyai.., JAZULI Assalamu a’laikum KYAI DAHLAN Walaikumussalam Wr.Wb, duduk-duduk!! Kebetulan ada M.Sangidu disini. DANIL Oh ya pengajiane sampun? KYAI DAHLAN saya menunggu kalian. JAZULI Kira-kira Kita mau ngaji apa kyai? KYAI DAHLAN Kalian maunya ngaji apa?
13
DANIL Biasanya pengajian itu pembahasannya dari guru ngajinya kyai? KYAI DAHLAN Nanti yang pinter guru ngajinya. Muridnya hanya mengikuti gurunya. Pengajian disini kalian yang menentukan, dimulai dari bertanya.ayo siapa yang mau bertanya? JAZULI Agama itu apa kyai? K.H.A. DAHLAN MEMAINKAN BIOLA KYAI DAHLAN Apa yang kalian rasakan? DANIL Keindahan. SANGIDU Kaya mimpi. JAZULI Sepertinya semua permasalahan itu rasanya hilang Ki.., (Sambil membangunkan Hisyam yang tertidur karena musik biola) Hay.., HISYAM Nyuwun sewu Ki.., KYAI DAHLAN Itulah agama. Orang beragama adalah orang yang merasakan keindahan, tentram, damai,cerah. Karena hakekat agama itu seperti musik, mengayomi, menylimuti. Ayo coba pegang!!
14
HISYAM mboten kyai, ngga bisa. KYAI DAHLAN Ayo sebisanya. HISYAM MENCOBA MEMAINKAN BIOLA DAN TEMAN-TEMAN LAINNYA TERTAWA KYAI DAHLAN Yang mantap. Ayo.....teruskan....yang mantap.... cukup.....cukup..... bagaimana rasanya? HISYAM Kacau kyai yah? (tertawa) KYAI DAHLAN Itulah agama, kalau kita tidak mempelajarinya dengan benar itu akan membuat resah lingkungan kita dan jadi bahan tertawaan.
25. EXT.TENGAH JALAN – SIANG KYAI DAHLAN MENUNGGANGI KUDA MENUJU TEMPAT PENJUALAN KAIN.
26. EXT.DEPAN MASJID – SIANG KYAI DAHLAN Ini ada berapa meter? PENJUAL Ajeng mendet pinten meter? KYAI DAHLAN Kalau harganya pas saya mau beli banyak(Terdengarlah suara bedug adzan)saya mau shalat dulu nanti saya balik lagi.
15
PENJUAL Nggeh.... monggoh....monggoh....
27. INT.DALAM MASJID – SIANG SUARA BEDUG ADZAN SHALAT DUHUR, KYAI DAHLAN BERGEGAS BERWUDHU KEMUDIAN MASUK MASJID UNTUK SHALAT. NAMUN KYAI DAHLAN MENEMUKAN KEJANGGALAN PADA ARAH SHALAT SEHINGGA MEMBUKA PETA DAN MENGUKURNYA DENGAN KOMPAS KEMUDIAN KYAI DAHLAN MENJELAJAH DI BERBAGAI MASJID.
28. INT.DALAM KERETA – SIANG KYAI DAHLAN DUDUK DI DALAM KERETA MENUJU MASJID KOTA SEMARANG.
29. EXT.MASJID SEMARANG – SIANG KYAI DAHLAN Inikan kearah timur laut kyai? KYAI SEMARANG Iya timur laut. KYAI DAHLAN kenapa masjidnya diarahkan ke timur laut? KYAI SEMARANG karena ini disesuaikan dengan jalan ini karena biar dilihat itu enak dimata, dipandang denmas, biar sesuai.
30. INT.LANGGAR DUWUR PENDOPO – SORE KANG MAS 2 Salah kiblat? Maksude piye mas? KYAI DAHLAN Semua masjid mengarah kebarat termasuk masjid besar bahkan ada yang mengarah ke timur laut Kang mas. Ini tidak benar, kecuali masjid pandonoman sinopati dikota 16
gede. Saya juga sudah berdiskusi dengan si jampe-jampe di bukit tinggi. Dan ini juga jadi masalah mereka kang mas. Kita harus betulkan. KANG MAS 1 Ora gampang dimas, ora gampang ngrubah kiblat masjid gede. Kyai penghulu pasti ora setuju. KYAI DAHLAN Pangapunten Kang mas, sebelum kita berbicara dengan kyai penghulu, kita bicara dulu dengan kang mas Lurah Nur. Beliau kan kepala jamaah masjid besar. KANG MAS 2 Ahhh....aku ora yakin...ora yakin.
31. INT.RUANG TAMU RUMAH KYAI LURAH NUR – SIANG KYAI LURAH NUR Masjid besar itu sudah berdiri lebih dari setengah abad. Menyalahkan kiblat masjid besar itu sama juga menyalahkan kasodaren sebagai khalifah tua pangotogomo, ngerti kowe? KYAI DAHLAN Khalifah itu juga manusia kang mas, tidak luput dari salah. Khalifah Usman bin Affan saja pernah melakukan kesalahan sampai menimbulkan perang saudara. KYAI LURAH NUR Pendapatmu itu harus dibuktikan, mana anakku sini!!! (sambil menggendong anaknya)
32. EXT.TERAS DEPAN RUMAH KYAI PENGHULU – SIANG KYAI PENGHULU Mendapatkan surat ini, yang diundang siapa saja ini?
17
KEPONAKAN PENGHULU Banyak pakde. KYAI PENGHULU Loh, banyak itu siapa? KEPONAKAN PENGHULU Ada Kyai lurah, kyai M.Faqih, Kyai Abdul Hamid lempuyongan, ada juga kyai Abdullah Siraj dari pakualaman. KYAI PENGHULU Kyai Abdullah Siraj dari pakualaman juga diundang? KEPONAKAN PENGHULU Nggeh pakde.
33. INT.LANGGAR DUWUR – MALAM PERTEMUAN KIBLAT.
DENGAN
PARA
KYAI
MEMBAHAS
MENGENAI
ARAH
KYAI SIRAJ Kiblat itu bukan soal arah,kiblat itu soal Qolbu. “Walillahi walmasyriqi walmaghribi fainnamaltumuu Fassamaa wajruh”.Gusti Allah itu sing kagungan lor, kidul, wetan lan kulon. Gusti Allah jumeneng tidak berdasar arah tapi ada dalam Qolbu umat. KANG MAS 1 Saya setuju kyai, ini hanya soal keyakinan dimas. Allah itu menyatu manunggal dengan umatnya. Dimanapun manusia mengahadap disitu ada Allah. KYAI DAHLAN Jika demikian apa gunanya masjidil haram? 18
KYAI PENGHULU Kalau kiblat masjid besar itu salah, lalu apa yang membuat kita yakin bahwa kiblat sampean itu benar? KYAI DAHLAN Sekedap kyai, Jazuli!! JAZULI DAN DANIL Nyuwwun sewu kyai.., (Sambil memasang peta) KYAI DAHLAN Pangapunten Kyai,berdasarkan ilmu falak pulau jawa dan mekkah tidak lurus kebarat. Jadi tidak ada alasan kita mengarahkan kiblat kita ke arah barat. Karena kalau kita mengarah ke barat berarti kita mengarah ke Afrika. Lagi pula kita tidak perlu membongkar masjid. Kita hanya merubah arah shalat kita ke arah 23 derajad dari posisi semula. Ketika Allah memerintahkan Rosulullah SAW memindahkan kiblat dari Al Aqso ke Alharam beliau berputar 180 derajad. KYAI LURAH NUR Apa dimas yakin gambar itu benar? KYAI DAHLAN Kebenaran itu hanya milik Allah kangmas. Manusia hanya sebatas berikhtiar. KYAI SIRAJ Sek....sek... mengko ndisik..., kelihatannya gambar Itu bikinan orang kafir. Saya pernah melihatnya di Kantor goverment. Kalau kita mengarahkan kiblat berdasarkan gambar itu berarti kita kafir. PESERTA RAPAT Astaghfirullahal adzim.., 19
KYAI SIRAJ Ngati-ngati yo lek..., dengan kaum kafir dan munafik. Mereka menggunakan berbagai macam cara untuk mempengaruhi keimanan kita.
34. INT.MASJID BESAR – PAGI SHALAT
SUBUH
BERJAMAAH
KAUMAN,
NAMUN
KYAI
PARA
DAHLAN
KYAI
MERUBAH
DAN
MASYARAKAT
POSISI
SHALATNYA
SENDIRI DAN DI IKUTI OLEH PARA MURID-MURIDNYA.
35. EXT.DI TENGAH JALAN – PAGI KANG MAS 2 Dimas Dahlan itu sudah melenceng, harus diluruskan, Nanti lama-lama keluarga kita melenceng semua. KYAI LURAH NUR Panjenengan yang pantas untuk diluruskan. KANG MAS 2 Loh..,
36. INT.MASJID BESAR – MALAM KEPONAKAN KYAI PENGHULU BESERTA TEMAN-TEMANNYA TENGAH MALAM MERUBAH POSISI KIBLAT DI MASJUD BESAR KAUMAN SECARA DIAM-DIAM.
37. INT.MASJID BESAR – PAGI KYAI PENGHULU Siapa yang berani lancang seperti ini? Astaghfirullah hal adzim..., siapa?
38. INT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – PAGI SANGIDU Bisa geger loh iki.., 20
Kemudian datang 3 orang mencari kyai Dahlan BAPAK ? Ndi kyai Dahlan?
39. INT.MASJID BESAR – PAGI KYAI PENGHULU Ini pelanggaran kyai.., KYAI DAHLAN Siapa yang berbuat?saya tidak akan menghukum kalian, Kalau kalian yang memang berbuat. KYAI PENGHULU Ada 4 orang pemuda yang melakukan semua ini. KYAI DAHLAN Ada 4 kyai? KYAI PENGHULU Ya, papat!!! KYAI DAHLAN Pangapunten kyai, banyak sekali anak muda di Kauman ini, sebagian besar merebah masjid besar juga anak anak muda. KYAI PENGHULU Ora mungkin, ora mungkin mereka berani melakukan Lancang seperti ini. Ora mungkin!! KYAI DAHLAN Kalau memang yang melakukan itu murid-murid saya, saya sendiri yang akan bertindak. 21
KEPONAKAN PENGHULU Saya yang melakukan Pakde. KYAI PENGHULU Kowe?
40. INT.RUANG TAMU RUMAH KYAI PENGHULU – SIANG KYAI PENGHULU Bocah ngrusal, ngerti apa kowe soal agama? KEPONAKAN PENGHULU Menurut saya kyai Dahlan itu benar Pakde. KYAI PENGHULU Dahlan iku sapa? Heh... kanjeng nabi? Gusti Allah? Dahlan iku manungsa, iso ae salah. Heh....pakdemu iki penghulu, dadi diangkat langsung karo nsing nduwur. Ora gampang...ora gampang dadi penghulu. Jadi yang kamu lakukan itu menurunkan derajat kedudukanku dan meremehkan pengetahuan agamaku, paham?? KEPONAKAN PENGHULU Nggeh pakde.
41. EXT.TENGAH JALAN – MALAM SUASANA BULAN RAMADHAN MASYARAKAT SHALAT TARAWIH DENGAN MEMBAWA OBOR.
BERBONDONG-BONDONG
MASYARAKAT 1 Sek...sek... mau kemana? MASYARAKAT 2 Mau shalat tarawih neng langgar kidul. 22
MASYARAKAT 1 ora neng masjid gede? MASYARAKAT 2 Mboten.
42. INT.LANGGAR KIDUL – MALAM SHALAT TARAWIH BERJAMAAH DI LANGGAR KIDUL
43. EXT.TERAS DEPAN RUMAH KYAI PENGHULU – SIANG KYAI PENGHULU Jamaah masjid gede menurun, pindah ke langgar kidul. Sebagai kepala jamaah pripun niki ki lurah? KANG MAS 2 Lagi pula saya lihat sof langgar kidul miring, ora mengikuti masjid gede. Ini pembangkangan dimas. KYAI PENGHULU Bereske! KANG MAS 2 Nitip jamaah masjid gede yo..,(sambil menepuk pundak Kyai lurah)
44. EXT.TERAS DEPAN RUMAH KYAI DAHLAN – SIANG KYAI LURAH NUR Suami kamu itu sudah terlalu melenceng jauh. Kalau Kamu diam saja, kamu ikut dosa.
23
WALIDAH saya percaya mas Dahlan punya alasan atas perbuatannya. Dia orangnya sangat hati-hati. KYAI LURAH NUR kalau suamimu hati-hati pasti tidak akan melawan kyai penghulu lah.., WALIDAH sebenarnya siapa yang mas Nur maksud melawan? Suami saya, kyai penghulu atau mas Nur sendiri?? Saya tidak tahu siapa yang benar. Saya hanya perempuan, kewajiban saya mengikuti suami saja. Itu yang benar menurut saya.
45. INT.LANGGAR KIDUL – SORE KYAI DAHLAN Mari kita buka pengajian sebelum buka puasa ini dengan membaca surat Al-Maun. Surat Al-Maun adalah surat yang membahas pentingnya menyantuni anak yatim dan orang miskin. DANIL Pangapunten kyai, sudah 4x kita pengajian selalu Membahas surat Al-Maun. Padahal Alqur’an ini ada 114 surat kyai. KYAI DAHLAN Sudah berapa banyak anak yatim dan orang-orang miskin Yang kamu santuni, Danil? Hayo sudah berapa? Buat apa 24
Kita mengaji banyak-banyak surat tapi hanya untuk di hafal? Ayo baca..., ayo mari-mari bentar lagi berbuka.
46. EXT.TERAS RUMAH DAHLAN – SORE ORANG 1 Assalamu’alaikum KYAI DAHLAN Walaikumussalam Wr.Wb. ORANG 1 Saya mendapat amanat untuk menyerahkan surat inu dari Kyai penghulu, kyai.., (Ahmad Dahlan menerima surat dan membukanya) KYAI DAHLAN Saya tidak akan menutup langgar saya, sampaikan maaf Saya pada kyai penghulu.
47. EXT.HALAMAN RUMAH KYAI DAHLAN – MALAM KYAI DAHLAN Aku pamit dulu nyai. WALIDAH Ya.., 3 orang utusan Kyai Penghulu mendatangi Kyai Dahlan dirumahnya. ORANG 1 Assalamu a’laikum KYAI DAHLAN Walaikumussalam Wr.Wb 25
ORANG 1 Pangapunten kyai, ni amanah dari penghulu. KYAI DAHLAN Jawaban saya tetap sama, sampaikan pada beliau. ORANG 1 Kyai, kalau kyai tidak menutup langgar ini, kyai Penghulu yang akan menutup dengan paksa. KYAI DAHLAN Berarti selama ini saya di lingkungan yang salah.
48. EXT.MASJID BESAR – MALAM KYAI PENGHULU Para sederek sedoyo, kita harus melindungi kewibawaan masjid besar, ngertos? WARGA BERBONDONG-BONDONG MEMBAWA OBOR DENGAN MENYEBUT ALLAHU
AKBAR....
ALLAHU
AKBAR
MENUJU
LANGGAR
KIDUL
UNTUK MENGHANCURKAN LANGGAR KIDUL KYAI DAHLAN
49. INT.LANGGAR KIDUL – MALAM WARGA Mana kyai kafir? JAZULI Ngopo iki? Ga ada kyai kafir, kalian semua yang kafir. WARGA Cah cilik..,
26
50. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – MALAM BENTROKAN ANTARA MURID KYAI DAHLAN DAN WARGA TERJADI, LANGGAR KIDUL PUN HANCUR. WALIDAH DAN MURID-MURID DAHLAN MENANGIS.
51. INT.RUMAH WALIDAH – MALAM Sound effect : Lagu Jawa KYAI DAHLAN MENDATANGI KYAI FADLIL BERPELUKAN DENGAN PENUH HARU. KYAI FADLIL Kangge warga kyong ngatoni gusti Allah tur dahing Kuasa kanatun.........dst. dateng saka putra turtutantran bin putra lan gagap sakali tangga sabundana (Sambil menepuk pundak Dahlan).
52. EXT.HALAMAN RUMAH DAHLAN – MALAM DERASNYA KYAI
SUARA
FADLIL
LANGGARNYA MENYAMBUT
HUJAN DENGAN
SUDAH
KYAI RASA
HANCUR.
KEDATANGAN
KYAI
DAHLAN SEDIH WALIDAH DAHLAN
PULANG
DARI
MELIHAT ISTRINYA DENGAN
RUMAH
KONDISI KELUAR
MEMBAWAKAN
PAYUNG.
53. EXT.HALAMAN RUMAH DAHLAN – PAGI KANG MAS Assalamu’alaikum, Lan...Dahlan...Dimas...(sambil mengetuk pintu) MBAK YU Wallah iki apa menungsa sing nglakoni kaya ngene iki? Ala yaAllah... masyaAllah... kang mas iki ana apa tah iki? 27
KANG MAS kowe yakin adikmu oara pamit? MBAK YU mboten. KANG MAS Hemmmm.... (dengan rasa cemas) MBAK YU Kang mas, bade kemana? Wallah...,
54. EXT.STASIUN TUGU YOGYAKARTA – PAGI KANG MAS Dimas....Dahlan arep ngendi kowe? Ayo muleh...ayo muleh.... Dahlan ngrongoke aku toh? Ayo muleh.. MBAK YU Ngrongokna kang masmu toh Dahlan,ayo muleh!
55. INT.DALAM KERETA DI STASIUN TUGU – PAGI WALIDAH Mba.., (menyapa sambil berpelukan) KANG MAS Dimas ayo muleh.., KYAI DAHLAN Jangan paksa saya kang mas. KANG MAS Dahlan, kwluarga masih membutuhkan kamu, ayo.., KYAI DAHLAN Sudah tidak ada tempat buat saya di Kauman. 28
KANG MAS Sapa sing ngomong? Sapa? Keluargamu masih sangat menghargaimu. Murid-muridmu juga. Jangan ngawur kamu. Wis langgarmu bisa di bangun lagi, aku sing bangun. Yo.., MBAK YU Demi Allah Dahlan, mba’yu minta sama kamu muleh.., “Seorang pemimpin yang baik dimata Allah tidak akan pernah meninggalkan keluarganya apalagi umatnya”
56. INT.RUANG TAMU RUMAH DAHLAN – SIANG KANG MAS Bangun lagi langgarmu, ora usah dipikir (sambil memberikan uang). WALIDAH ini uang tabunganku. KYAI DAHLAN (Dahlan sedih dan menangis)
57. EXT.TERAS RUMAH Dr.Wahidin – SIANG Dr.WAHIDIN SUDIROHUSODO Lebih dari satu abad semenjak kapal portugis merapat diselat sunda, tanah Jawa mulai sejarahnya menjadi bangsa yang tertindas. Politik pemerintah belanda menciptakan jurang pemisah antara pribumi dan belanda. Ironisnya kaum priyayi melanggengkan itu semua sebagai sistem sosial. Kita menjadi budak di negeri kita sendiri. Jika kita tidak memulai, negeri ini akan hancur. Sudah saatnya kita berubah.
58. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – SIANG AKHIRNYA LANGGAR KIDUL USAI DI BANGUN
29
59. INT.LANGGAR KIDUL – MALAM KYAI DAHLAN Seperti yang dikatakan oleh syekh M.Abduh “Al islamu alal mahjubuun bil muslimin”. Agama Islam tertutup bagi orang Islam itu sendiri. Islam semakin jauh dari orang islam itu sendiri karena dipahami secara dangkal.
60. EXT. TENGAH JALAN – PAGI WARGA Santri kafir! JAZULI kowe sing kafir! WARGA Kowe..,(sambil bertengkar)
61. INT. MASJID BESAR – SIANG KYAI DAHLAN Saya menyatakan mundur dari jabatan khatib amin masjid besar.
62. INT.KRATON YOGYAKARTA – SIANG SULTAN HAMENGKUBOWONO VII Aku wis krungu sekabehane. KYAI DAHLAN Ketatepan munika dalem pilih kagem njagi ingkang mboten sae(keputusan itu saya pilih untuk menjaga keadaan yang baik).
30
SULTAN HAMENGKUBOWONO VII Awit jaman poliktik etis neng negeri landa, lahir uko pikiran-pikiran pembaharuan neng tanah jawa. Jaman wis geseh saka perang gaman dadi perang pikiran. Merga kuwi pikiran-pikiranmu esih banget di butuhake. KYAI DAHLAN Pangapunten dalem sinoman. Nangitan dalem mboten di betahaken wonten Kauman. SULTAN HAMENGKUBOWONO VII Kauman kowe ora seuplek. Ora mungkin cukup nggo nampung pikiran-pikiranmu panego sing apik. Munggoho kaji, kraton sing mbiayai. Sinaoni meneh ilmu agama namin srawung para sarjana saka Mesir, Syiria, lan Madinah. Lunganiro maring Mekkah iku seora-orane bakal gawe lerem ing Kauman.
63. INT.KAMAR RUMAH DAHLAN – MALAM WALIDAH MEMBANTU DAHLAN BERKEMAS-KEMAS BERANGKAT HAJI
64. INT.KERETA – PAGI PEMBERANGKATAN HAJI DAHLAN
65. INT.MARKAS BUDI UTOMO – MALAM DALAM PERTEMUAN BUDI UTOMO Dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO MEMIMPIN RAPAT. Dr.WAHIDIN Saudara-saudara kita hahrus berfikir cerdas kalau bangsa kita bersatu dan kita sama-sama melundah, belanda pasti akan tenggelam. PESERTA RAPAT Setuju..,(tepuk tangan)
31
66. EXT.STASIUN – SIANG K.H.A. DAHLAN PULANG HAJI KYAI DAHLAN Nyai.., JAZULI InsyaAllah tahun depan saya pergi haji sama kakak saya kyai. KYAI DAHLAN InsyaAllah, amien. JAZULI Doakan yah,kyai..,
67. EXT.TERAS DEPAN RUMAH DAHLAN – SIANG KYAI DAHLAN Jadi sekarang namamu Fakhrudin? FAKHRUDIN Nggeh kyai, Danil mengganti namanya menjadi M.Sudja SUDJA Seperti pak kyai toh setelah pulang haji kita mendapatkan sertifikat nama baru. YOHANA (ANAK PEREMPUAN DAHLAN) (MENYUGUHKAN MAKANAN) KYAI DAHLAN Maturnuwun yah nduk.., YOHANA (ANAK PEREMPUAN DAHLAN) Nggeh pak (setelah menyuguhkan makanan)
32
KYAI DAHLAN Du, kalau kamu pulang haji, kamu mau ganti nama juga? SANGIDU InsyaAllah tidak kyai, saya akan tetap menggunakan nama pemberian ibu saya M.Sangidu. KYAI DAHLAN Bagus...bagus...Oh ya kalian ada yang tahu soal perkumpulan Budi Utomo? SUDJA Hanya sekilas pak kyai, perkumpulan Budi Utomo itu adalah perkumpulan terpelajar dari keluarga priayi. Itu kalau tidak salah. FAKHRUDIN Wonten punapa toh kyai?apa kyai ingin bergabung dengan perkumpulan itu? Seperti kyai bergabung dengan jamiat khoir dan syariat Islam? KYAI DAHLAN Aku belum tahu, Jazuli. SUDJA Weh..., Fakhrudin kyai. KYAI DAHLAN Fakhrudin, kamu bisa tolong aku cari tahu tentang perkumpulan itu? FAKHRUDIN Nggeh kyai. KYAI DAHLAN Hehhhh....diminum....yuk...diminum...diminum...
33
68. EXT.HALAMAN DEPAN LANGGAR DUWUR – SIANG KYAI DAHLAN TURUN DARI KUDA YANG DINAIKINYA. KYAI DAHLAN Maturnuwun pak. FAKHRUDIN (sambil lari menemui Kyai Dahlan)Nyuwunsewu kyai, saya sudah dapat informasi tentang Budi Utomo ketuanya adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo dan kebeWahidin Sudirohusodo dan kebetulan di Kauman ada kerabat yang dekat dengan beliau namanya Mas Djoyo Sumarto. KYAI DAHLAN Ya...ya...bisa tolong saya, sampaikan surat saya pada beliau? FAKHRUDIN InsyaAllah kyai, KYAI DAHLAN Bantu aku dulu Din.., FAKHRUDIN Oh nggeh..,
69. INT.KAMAR RUMAH DAHLAN – MALAM KYAI DAHLAN Ana apa iki? Ana apa? SIRAJ (ANAK LAKI-LAKI) Pak, dongengkan kancil nyolong timun pak? YOHANA (ANAK PEREMPUAN) Iya..iya.. pak, jangan ngaji terus.
34
KYAI DAHLAN Ngko malah ngajari nyolong, nah gimana kalau bapak cerita tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail saja? Gimana? Mau? (Walidah melihat Dahlan dan Anaknya dengan tersenyum) ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DAHLAN Mau...mau....sini..., KYAI DAHLAN Bapak akan cerita tentang Nabi Ibrahim,Nabi Ibrahim adalah Nabi yang...(tiba-tiba ada tamu, Walidah membukakan pintu)
70. EXT.DEPAN RUMAH DAHLAN – MALAM DJOYO Sugeng ndalu Nyai. WALIDAH Sugeng ndalu.., DJOYO Saya hendak bertemu dengan kyai Dahlan. KYAI DAHLAN Tunggu sebentar. DJOYO Sugeng ndalu kyai. KYAI DAHLAN Sugeng ndalu. DJOYO Saya Djoyo Sumarto kerabat dari Dr.Wahidin Sudirohusodo. 35
KYAI DAHLAN SubhanaAllah...,
71. EXT.HALAMAN RUMAH DR.WAHIDIN – SIANG KEGIATAN SOSIAL PENGOBATAN GRATIS DI RUMAH Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO UNTUK ORANG-ORANG YANG KURANG MAMPU.
72. INT.KETANDAN YOGYAKARTA – MALAM Dr. WAHIDIN Tanpa perkumpulan kita tidak mungkin melakukan perubahan kyai. KYAI DAHLAN Saya mengerti kang mas, sayangnya saya lahir dari bukan golongan terpelajar. Saya h anya seorang santri. Dr. WAHIDIN Santri atau bukan itu tidak penting kyai,yang penting kita punya cita-cita banyak, brani, jiwa terpelajar masih muda tapi mereka lebih memilih menjadi budak bangsa eropa. Bangga bisa berbahasa belanda, menjadikan dirinya tuan besar bagi rakyatnya dengan cara menghisap tapi di depan orang belanda sujud bahkan dia menyembah seolah mereka itu dewa. Mari kyai, kita bergabung. Budi Utomo bukan perkumpulan politik,Budi Utomo hanya untuk pendidikan dan kesehatan. KYAI DAHLAN Itu yang terpenting kang mas, umat membutuhkan perhatian kita.
36
73. EXT.TERAS DEPAN RUMAH Dr. WAHIDIN – PAGI SUARA LAGU LIR-ILIR YANG DIMAINKAN KYAI DAHLAN DENGAN MUSIK BIOLANYA PADA ANAK-ANAK YANG SEDANG BELAJAR.
74. INT.KAMAR RUMAH DAHLAN – PAGI SOUND EFFECT : LAGU LIR –ILIR KYAI DAHLAN Piye, bapak? ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN Bapak kaya sinyo londo yo?
75. EXT.TENGAH JALAN – PAGI KYAI DAHLAN Assalamu a’laikum Wr.Wb Kang mas? KANG MAS 2 Walaikumussalam Wr.Wb KYAI DAHLAN Mari kang mas.., KANG MAS 2 Adikmu itu benar-benar keblinger, mbo dikandani! KANG MAS 1 Rumangsane sampean kyai sapa? Kang mase toh?
76. EXT.TERAS HALAMAN RUMAH DAHLAN – SIANG SOUND EFFECT : LAGU LIR-ILIR KYAI DAHLAN MEMAINKAN BIOLA, WALIDAH MELIPAT PAKAIAN DENGAN TERSENYUM DAN ANAK-ANAK MENARI DENGAN BERSUKA RIA BERSAMA.
37
77. INT.MARKAS BUDI UTOMO – MALAM KYAI DAHLAN Satu hal yang penting bukan siapa kita, tapi bagaimana kita untuk umat. Dr.WAHIDIN Selamat kyai.
78. EXT.HALAMAN SEKOLAH GOVERMENT SIANG HOOFD ROBESTUR DANUREJAN Rata-rata mereka putra keluarga kraton kyai. KYAI DAHLAN Berarti mereka juga Islam? HOOFD ROBESTUR DANUREJAN Iya, tapi kebanyakan mereka Islam karena mengikuti leluhurnya. Malah ada diantara mereka pindah agama karena kepentingan politik, karena urusan dagang atau karena urusan perkawinan. KYAI DAHLAN Kalau boleh, saya ingin mengajar agama Islam di sekolah goverment seperti sekolah ini. Bawa saya kedewan pengajar, saya akan sampaikan materi pelajaran agama Islam. HOOFD ROBESTUR DANUREJAN Bukan saya tidak setuju kyai, susah meyakinkan dewan pelajar yang rata-rata bukan Islam. Mereka masih beranggapan bahwa Islam itu agama mistik tidak sejalan dengan pemikiran modern.
38
KYAI DAHLAN Beri saya kesempatan sehari mengajar, saya akan buktikan kalau anggapan mereka tentang Islam itu salah.
79. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – SORE KYAI DAHLAN Tidak ada yang ngaji Dja? SUDJA Santri-santri tidak mau lagi ngaji disini kyai, mereka dilarang keluarganya mengaji disini lagi. KYAI DAHLAN Oh.. ya sudah. SUDJA Kenapa kyai bergabung dengan kelompok kejawen itu? Mereka selalu menjelek-jelekan Islam kyai. Mereka menganggap Islam itu agama terbelakang. Bahkan mereka lebih bangga berdansa-dansa dengan orang Belanda, nyanyi-nyanyi, sambil minum alkohol pak kyai. KYAI DAHLAN Aku sedang belajar lagi Ja.., aku sedang belajar cara mengatur sebuah perkumpulan, cara membuat sekolah, cara mengajar, itu semua untuk mewujudkan cita-citaku mendidik umat Islam. SUDJA Kenapa harus sama orang kafir belajarnya kyai? KYAI DAHLAN Kalau kamu mau belajar, kamu harus berprasangka baik.
39
80. INT.KELAS SEKOLAH GOVERMENT –PAGI SOUND EFFECT: BUNYI LONCENG HOOFD ROBESTUR DANUREJAN Gooden morden giverent (selamat pagi) MURID-MURID Gooden Morden Sir. HOOFD ROBESTUR DANUREJAN Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa disekolah ini akan ada pelajaran agama Islam, maka dari itu saya akan perkenalkan guru yang akan mengajarnya. MURID-MURID Katanya kyai itu bau, kakinya lebar-lebar, tidak pakai sepatu? HOOFD ROBESTUR DANUREJAN Silahkan kyai.., MURID-MURID Mana? Pakai sepatu, wangi! HOOFD ROBESTUR DANUREJAN Kesempatan kyai hanya 1x KYAI DAHLAN InsyaAllah.., Bismillahirahmanirrahim Assalamu a’laikum Wr.Wb..,Assalamu a’laikum Wr Wb..,(Salah satu murid ada yang kentut dan murid yang lain tertawa) HOOFD ROBESTUR DANUREJAN Bahasa belanda (Jaga sopan santun kalian anak-anak!)
40
HOOFD INSPECTUR KWEEKSCHOOL Bahasa belanda (Biarkan saja!) KYAI DAHLAN Noverment (tidak apa-apa. Ada yang mau kentut lagi? Saya izinkan. Kamu? Atau kamu? Bersyukurlah orang yang bisa kentut kaerna kalau tidak bisa kentut, maka perut kita akan membuncit seperti menir hoft inspektur.(Murid-murid tertawa bersama). Sebaiknya sehabis kentut, kita mengucapkan Alkhamdulillahirabbil alamien. Press dege (Tuhan)yang telah menciptakan saluran pembuangan di tubuh kita. Bayangkan kala Tuhan tidak menciptakan saluran pembuangan di tubuh kita, mau dikemanakan angin di perut kita? Diisi angin terus menerus tanpa adanya lubang, diisi terus syuuuutttt...... syuuuuuuuutttt.........duaaaarrrr.......... Buuuuuughh....... semua isi perut kita keluar darah, usus, hati, jantung, otak bercerai berai muncrat karena kita tidak mempunyai saluran pembuangan kotoran sisa makanan. Tapi...tapi Tuhan sayang sama manusia. Dia ciptakan saluran pembuangan agar kita bisa makan sekenyang kita, minum sepuas kita, maka dari itu kita harus berterimakasih kepada Tuhan dengan mengucap: MURID-MURID Alkhamdulillah.., KYAI DAHLAN Alkhamdulillahirrabil alamien.
81. EXT.TERAS RUMAH DAHLAN – MALAM KYAI DAHLAN Ada apa ini? MBAK YU Eling Dahlan, eling sopo kowe? Keluargamu? Bapakmu?
41
KYAI DAHLAN Apa salah saya? MBAK YU Semua orang sudah menganggapmu kafir, masih mungkir kamu? (Walidah masuk kedalam rumah dan menangis) KANG MAS Dimas, agama itu agni mati. Pakai hati, cerminan dari sikap kita. Orang-orang melihat kita dari sikap kita dimas, ngerti ora? KYAI DAHLAN Banyak orang di Kauman ini yang jelas-jelas musyrik, menghianati agama dengan merobohkan langgar saya, kenapa saya yang dituduh kafir? KYAI LURAH NUR Dahlan...., KYAI DAHLAN Astaghfirullah haladzim...,
82. EXT.TENGAH JALAN – SIANG KYAI DAHLAN BERSAMA SANGIDU BERJALAN MENUJU SEKOLAHAN, DITENGAH JALAN PARA WARGA MENGEJEKNYA DENGAN MENGATAKAN KYAI KAFIR... KYAI KAFIR... KYAI KAFIR...
83. EXT.DEPAN RUMAH DAHLAN – MALAM SANGIDU Kyai, pamit dulu. Sugeng ndalu. KYAI DAHLAN Istirahat yah, Du.
42
SANGIDU Assalamu a’laikum.., KYAI DAHLAN Walaikumussalam Wr.Wb.
84. INT.RUANG TAMU RUMAH DAHLAN – MALAM KYAI DAHLAN Mungkin aku terlalu sederhana memandang hidup ini,sehingga orang tidak terima. WALIDAH Hidup berjalan seperti apa yang kita pikirkan kang mas, bukan sebaliknya. KYAI DAHLAN Mungkin sebaiknya aku berlaku sebaliknya neng. WALIDAH Kalau itu menjadi pilihan kang mas, mungkin aku tidak akan mengenal suamiku. Pangapunten dalem kang mas, ada banyak pemuda di Kauman mereka semua putra kyai, Islam bahkan kaya. Begitu juga keluarga kita terpandang sebagai keluarga Islam yang taat. Tapi M.Darwis tidak seperti pemuda kebanyakan. Darwis dapat melihat dan mendengar apa yang dilihat dan didengar oleh banyak pemuda. Saya tidak menjalankan istikharoh seperti yang dianjurkan oleh bapak, tapi saya berhajat dan bermunajah pada Allah karena tidak ada kebimbangan sedijitpun dihati saya untuk memilih calon suami (Sambil menangis). KYAI DAHLAN Aku sendiri tidak tahu, apakah yang ku lakukan itu benar?
43
WALIDAH Kalau kita tahu, kita tidak akan belajar. KYAI DAHLAN Astaghfirullah hal adzim 3x. WALIDAH
(Hai orang-orang yang beriman jika kamu nenolong agama Allah Niscaya Dia akan menolong kamu dan meneguhkan kedudukanmu).
85. EXT.DEPAN RUMAH SUDJA – PAGI KYAI DAHLAN Tok..tok..(suara pintu), kulonuwun.., AYAH SUDJA Monggoh...monggoh... golei sinten? Anak kulo? Anak kulo mboten wonten!! (dengan nada keras dan menutup pintu)
86. EXT. HALAMAN LANGGAR KIDUL – PAGI SUDJA Kyai nyuwun sewu, tadi kerumah? KYAI DAHLAN Iya.., SUDJA Maafkan sikap romo saya. KYAI DAHLAN Tidak apa-apa,Ja. Adikmu mana?
44
SUDJA Fakhrudin? Fakhrudin ke kota gede. Ada perlu apa kyai? KYAI DAHLAN Bisa tolong panggilkan Fakhrudin dan yang lainnya? SUDJA InsyaAllah pak kyai. KYAI DAHLAN Terimakasih ya, Ja. SUDJA Nggeh pak kyai.
87. EXT.RUMAH HISYAM – SIANG IBU HISYAM Hisyam...hisyam... mau kemana? Arep ngendikowe? HISYAM Nganu.., IBU HISYAM Arep neng langgar kidul? Arep dadi wong kafir? Yo? SUDJA Nyuwun sewu ya bu.., nyuwun sewu (berpamitan pada ibu Hisyam)
88. INT.RUANG TAMU RUMAH DAHLAN – SIANG KYAI DAHLAN, WALIDAH,ANAK-ANAKNYA, DAN MURID-MURIDNYA BERES-BERES MEMBERSIHKAN RUANG TAMU YANG AKAN DIJADIKANNYA SEBAGAI SEKOLAH MADRASAH IBTIDAIYAH DINIYAH.
45
WALIDAH Dimas,masmu arep apa toh? (Sambil menyapu) DIMAS mboten ngertos nyai. HISYAM & DIRJO Assalamu a’laikum KYAI DAHLAN Walaikumussalam Wr.Wb HISYAM Maaf kyai, saya telat untung ada Dirjo,dia yang menyelamatkan saya dari simak saya. Sekarang apa yang bisa saya bantu kyai? KYAI DAHLAN Kamu ikut aku ke pasar Benajo, kita beli sesuatu. Tunggu disini! Saya ganti baju dulu.aya mau ikut YOHANA (ANAK PEREMPUAN DAHLAN) Saya mau ikut pak.., KYAI DAHLAN Ya...ya...nanti kamu ikut yah..,
89. EXT.PASAR BENARJO – SIANG SF:LAGU LIR-ILIR HISYAM Ja, ini kan kotak minuman kharam. Apa kyai mau buka warung minuman? SUDJA Syuuuutttt....crewet...
46
pak
90. EXT.TENGAH JALAN – SIANG HISYAM Wuaduh jika mak tahu bisa tidak makan 3 hari ini (sambil mendorong gerobag belanjaan dari pasar)
91. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL –SIANG SUASANA KERJA BAKTI PEMBUATAN PERALATAN SEKOLAH UNTUK PENDIRIAN MADRASAH IBTIDAIYAH DINIYAH HISYAM Ja...Ja...ini mejanya buat apaan? Kalau mau buka warung minuman, mejanya kekecilan kan? SUDJA Syuuutttt....ora usah crewet!(nada tegas).Tak sumpel matamu pakai ini!(sambil mengangkat palu)
92. INT.RUMAH DAHLAN – SIANG FAKHRUDIN Mau membuat sekolah kyai? KYAI DAHLAN Madrasah ibtidaiyah diniyah. HISYAM Ko pakai meja dan kursi kyai? KYAI DAHLAN Ini madrasah bukan langgar. SUDJA Nyuwun sewu kyai, setahu saya madrasah itu sekolah Islam seperti pesantren, tidak pakai meja dan tidak pakai kursi.
47
HISYAM Nah itu nanti malah jadi sekolah kafir kyai,yo?(pandangan pada Fakhtudin) KYAI DAHLAN Sudja, kamu tolong beli kapur di pasar Ngasem. ANAK LAKI-LAKI DAHLAN Aku ikut pak. KYAI DAHLAN Iyo..yo..yo..,Sangidu, Hisyam, kamu cari anak-anak yang belum sekolah di Kauman. Dirjo dan Fakhrudin ikut aku cari murid di alun-alun. Ayo berangkat!!
93. EXT.DITENGAH JALAN – SORE SF:LAGU LIR-ILIR SUASANA DI ALUN-ALUN
KYAI DAHLAN DAN MURID-MURIDNYA
MENCARI ANAK-ANAK YANG KURANG MAMPU UNTUK SEKOLAH DI MADRASAH IBTIDAIYAH DINIYAH
94. EXT.DI SUNGAI – SORE SETELAH MENDAPATKAN ANAK-ANAK CALON MURID-MURIDNYA DI MADRASAH
DINIYAH
IBTIDAIYAH
DINIYAH,
KYAI
DAHLAN
BESERTA MURID-MURIDNNYA MEMANDIKAN ANAK-ANAK DISUNGAI DENGAN RASA BAHAGIA. KANG MAS 1 Wis edan tenan Dahlan. KANG MAS 2 Mbo diluruske pikiran adikmu itu! KANG MAS 1 Wegah, malah melu iso edan aku.
48
95. EXT.TERAS DEPAN RUMAH DAHLAN – SORE KYAI DAHLAN Ayo makan.., habis makan kita belajar biar pintar(Sambil memberikan makanan pada anak-anak yatim dan anak-anak yang kurang mampu)
96. INT.RUMAH DAHLAN – SORE KYAI DAHLAN MENGAJARI ANAK-ANAK BELAJAR HISYAM lama-lama kepalaku pusing yah?
97. EXT.HALAMAN SEKOLAH GOVERMENT – PAGI PENGAJARAN DI SEKOLAH GOVERMENT KYAI DAHLAN MENGAJARI ANAK-ANAK TATA CARA BERWUDHU. KYAI DAHLAN Tangan, hidung, harus kena semuanya. Intinya badan kita pada saat mau bertemu dengan Allah harus bersih.
98. INT.KELAS SEKOLAH GOVERMENT – PAGI KYAI DAHLAN Pada saat kita sujud, kita meletakan kepala kita benar-benar rata dengan tanah. Ini kepala, ini tanah, rata dengan tanah. Kita merendahkan diri kita serendah-rendahnya dihadapan Allah, agar kita selalu ingat bahwa kita ciptaannya.
99. INT.RUANG TAMU RUMAH DAHLAN – MALAM WALIDAH Ini simpanan terakhir kita mas.
49
KYAI DAHLAN makasih yah, nyai. Ini semua buat pendidikan.
100. INT. MADRASAH IBTIDAIYAH DINIYAH – PAGI KYAI DAHLAN Boom = pohon. MURID-MURID Boom = pohon. KYAI DAHLAN Heek = pagar. MURID-MURID Heek = pagar. KYAI DAHLAN Treim = kereta api. Fakhrudin, Sudja, Dirjo ikuti juga yah.., KYAI DAHLAN Morkee=langgar. MURID-MURID Morkee=langgar. KYAI DAHLAN Ayo semangat lagi.., lebih semangat lagi..,Keep = ayam. MURID-MURID Keep = ayam.
50
101. EXT.TERAS RUMAH WARGA – SIANG SUAMI KEJAWEN Saya mau menikahkan anak saya kyai, tapi saya tidak punya uang untuk slametan. Saya harus bagaimana kyai? KYAI DAHLAN Slametan itu tidak wajib, yang wajib itu harus ada wali, saksi dan mahar. Setelah itu dikabarkan ke tetangga biar tidak ada fitnah. ISTRI KEJAWEN Itu syah kyai? KYAI DAHLAN InsyaAllah syah.., asal tidak ada paksaan.Kamu tidak dipaksa toh? ANAK PEREMPUAN mboten kyai. KYAI DAHLAN Saya bersedia menjadi saksi. ISTRI KEJAWEN Maturnuwun kyai. KYAI DAHLAN Sami-sami. Nannti kalau sudah menikah diusahakan memakai krudung. ANAK PEREMPUAN Nggeh kyai.
51
KYAI DAHLAN Itu juga untuk melindungi kamu dari fitnah.Ibu juga. ISTRI KEJAWEN Nggeh kyai.
102. EXT.TERAS LANGGAR KIDUL –SORE LAKI-LAKI MUDA (KONSULTASI) Besok itu kan 40 harinya bapak saya toh? Ibu saya ngeyel mau mengadakan Yasinan itu loh.., apalagi saya tidak punya uang untuk beli apem dan nasi kuning. Terus pripun kyai? KYAI DAHLAN Mendoakan almarhum itu tidak perlu rame-rame membaca yasin dan tahlil, apalagi sampai membuat apem dan nasi kuning. Cukup doa yang khusyu, InsyaAllah diterima. LAKI-LAKI MUDA (KONSULTASI) Saestu pak kyai? Tanpa apem dan nasi kuning? Saestu loh yo? Ngko malah ngga ditompo ciloko kulo? KYAI DAHLAN InsyaAllah.., LAKI-LAKI MUDA (KONSULTASI) Lek pancen ditompo, maturnuwun pak kyai. KYAI DAHLAN Sami-sami. LAKI-LAKI MUDA (KONSULTASI) Kulo tak pamit sepuniko.
52
103. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – SORE KYAI MAGELANG Kyaimu ndi? HISYAM Teng lebet kyai, sebentar yah.., maaf.
104. INT.MADRASAH IBTIDAIYAH DINIYAH – SORE KYAI MAGELANG Assalamu a’laikum KYAI DAHLAN Walaikumussalam Wr.Wb, ada apa kyai kemari?Tumben? Dari Magelang? Silahkan duduk! Hisyam, tolong ambilkan minum. KYAI MAGELANG Udah-udah ora usah, saya tidak kesel.Hemmmmm.... sekarang saya baru mengerti apa yang selama ini diributkan umat tentang sekolahan sampean. KYAI DAHLAN Ada apa dengan sekolah saya kyai? KYAI MAGELANG Tentunya anda tahu arti dari Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islam? KYAI DAHLAN Nggeh, kyai. Kalau saya tidak tahu saya tidak akan mendirikannya.
53
KYAI MAGELANG Kalau anda sudah tahu, mengapa anda memakai peralatan orang-orang kafir? KYAI DAHLAN Yang mana peralatan kafir kyai? KYAI MAGELANG Lah...ini...itu....ini...dan ini semuanya dibuat oleh orang kafir. KYAI DAHLAN Pangapunten kyai, bolehkah saya bertanya? KYAI MAGELANG Oh.., silahkan! KYAI DAHLAN Kyai datang dari Magelang kesini naik apa?Jalan kaki? KYAI MAGELANG Huahahahaha....., saya tidak mau menyiksa tubuh saya dari Magelang ke Jogja dengan jalan kaki. KYAI DAHLAN Kalau begitu naik apa kyai? KYAI MAGELANG Ya naik kereta, wong saya itu tidak bodoh. Hanya orang bodoh saja yang mau dari Magelang ke Jogja jalan kaki. KYAI DAHLAN Kalau begitu hanya orang bodoh yangmenyebut sekolah ini sekolah kafir.
54
KYAI MAGELANG Kenapa? KYAI DAHLAN Karena kereta api perlengkapan yang dibuat oleh orang kafir. (Murid-murid Kyai Dahlan tertawa, Kyai Magelang merasa malu). KYAI MAGELANG Ayo muleh...muleh...ayo muleh!!!
105. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – SORE KYAI DAHLAN Hati-hati.., (tiba-tiba datang seorang utusan kyai penghulu datang memberikan surat) UTUSAN KYAI PENGHULU Assalamu a’laikum. KYAI DAHLAN Walaikumussalam Wr.Wb. UTUSAN KYAI PENGHULU Maaf kyai, ada surat dari kyai penghulu untuk anda. KYAI DAHLAN Sampaikan pada kyai penghulu, InsyaAllah saya akan datang. UTUSAN KYAI PENGHULU Assalamu a’laikum. 55
KYAI DAHLAN Walaikumussalam Wr.Wb. SUDJA Ada apa kyai? KYAI DAHLAN Tidak ada apa-apa.
106. INT.MASJID BESAR KAUMAN – MALAM PERTEMUAN PARA KYAI-KYAI DI MASJID MENGENAI PEMIKIRAN K.H.A. DAHLAN
BESAR
KAUMAN
KYAI PENGHULU Sampean menyederhanakan Islam kyai? KYAI DAHLAN Bagaimana yang saya sederhanakan kyai? KANG MAS 1 Dimas, siliramu melarang orang melakukan yasinan dan tahlil piye toh? KYAI DAHLAN Saya tidak melarang kang mas,tiap surat dalam Alqur’an ada fadilahnya masing-masing. Tapi tidak untuk diputuskan. Kalau kita hanya membaca yasin terus menerus ditambah sekaligus dengan upacara-upacara, saya khawatir akan mengecilkan makna surat-surat yang lain. KANG MAS 2 Lalu tahlil kenapa dimas melarangnya?
56
KYAI DAHLAN Rosulullah menganjurkan manusia untuk berdzikir agar selalu mengingat asmanya. Tapi apakah Rosulullah mewajibkan kita untuk melakukan bersama-sama? Apalagi bersuara keras sampai mengganggu tetangga?
Kamu pelankan atau keraskan suaramu sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati manusia. KYAI LURAH NUR Kamu tahu dampak dari ajaranmu terhadap umat? Mereka akan menggampangkan Islam. KYAI DAHLAN Agama itu bukan rangkaian aturan-aturan yang dipermudah atau dipersulit kangmas. Agama itu sebuah proses, seperti udara pagi yang kita hirup perlahanlahan ketubuh kita, menyegarkan hati dan pikiran kita. Bayangkan yang kita hirup itu angin puting beliung, tubuh kita tidak hanya hancur tapi terhempas tak berdaya, terbawa arus tak tentu arah. Apakah kita rela melihat umat kita berserakan dan lari menjauh dari agama hanya kita salah memberikan pengertian?
107. INT.LANGGAR KIDUL – PAGI KYAI DAHLAN SEDANG MEMAINKAN BIOLA, TOBA-TIBA SUDJA DATANG. KYAI DAHLAN Ono opo Ja? SUDJA Saya mau minta maaf kyai.
57
KYAI DAHLAN Soal apa? SUDJA Karena selama ini saya telah suudzon sama kyai. KYAI DAHLAN Kamu ingat kisah Musa dan Kidzir Ja? SUDJA Musa tidak dapat melihat apa yang dilihat gurunya seperti saya. KYAI DAHLAN Lek..., simpan!(sambil menyerahkan biola) ANAK LAKI-LAKI DAHLAN Nggeh pak. KYAI DAHLAN Wis toh Ja, ora usah dipikir. Yang penting pikiranmu terbuka. SUDJA Maturnuwun pak kyai.
108. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – PAGI Lagu : Ya Allah Ya Robbiku... Muhammad Junjunganku Al Islam Agamaku Muhammadiyah Gerakanku...
58
FAKHRUDIN Kanjeng Nabi Muhammad telah bersabda “Bahwa sesungguhnya Islam hadir dalam keadaan terasing dan akan kembali dalam keadaan terasing juga. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu, karena sesungguhnya merekalah yang merapikan sesuatu yang salah”. Saya akan selalu di depan melindungimu kyai. SUDJA Saya juga kyai. DIRJO Saya juga kyai. HISYAM Saya juga kyai, walaupun simak saya marah, saya akan tetap dukung kyai. MURID LAINNYA Oh kowe...(sambil gemes pada Hisyam)
109. EXT.DI TENGAH JALAN – SORE KYAI DAHLAN DAN MURID-MURIDNYA MEMBAWA MAKANAN UNTUK DIBAGIKAN PADA FAKIR MISKIN DAN ANAK YATIM BERDASARKAN Q.S. AL-MAUN.
110. INT.KELAS SEKOLAH GOVERMENT – PAGI KYAI DAHLAN Ketika kita dimusuhi, maka? MURID-MURID Tidak boleh membalas memusuhi.
59
KYAI DAHLAN Bagus, dan ketika kita dikritik, maka? MURID-MURID Tidak boleh membalas mengkritik. KYAI DAHLAN Lalu pada saat kita dicaci maki, maka? MURID-MURID Tidak boleh membalas mencaci maki.
111. EXT.LUAR KELAS SEKOLAH GOVERMENT – PAGI SEUSAI PELAJARAN 3 MURID BERLARI MEMANGGIL KYAI DAHLAN MURID 1 Menir, saya dengar menir punya sekolah dikauman? KYAI DAHLAN Iya.., MURID 1 Boleh saya ikut? Saya ingin belajar Islam lebih dalam. MURID 2 & 3 Saya juga kyai.., KYAI DAHLAN Boleh...boleh..., silahkan datang saya senang sekali.
112. EXT.HALAMAN RUMAH WARGA – SORE SF: YA ALLAH YA ROBBIKU, ...
60
FAKHRUDIN Kulo Fakhrudin,niki Hisyam dari murid Kyai Dahlan Langgar kidul kauman ingin mengajak bapak untuk bersedekah. (Warga memberikan Sedekah) FAKHRUDIN Maturnuwun pak. WARGA Nggeh semoga bermanfaat. FAKHRUDIN Maturnuwun nggeh pak. WARGA Nggeh monggoh-monggoh.
113. EXT.TERAS DEPAN RUMAH DAHLAN – SORE KYAI DAHLAN MENGAJARI ANAK-ANAK YANG KURANG MAMPU DAN MURID-MURID DARI SEKOLAH GOVERMENT.
114. INT.LANGGAR KIDUL – MALAM KYAI DAHLAN Saya sudah mantap mau mendirikan perkumpulan sesuai Dengan Q.S.Ali Imran :104 yang berbunyi:
61
DIRJO Saya setuju kyai, saya tahu ayat itu bermakna “Dan adakanlah diantara kamu sekelompok orang yang menyeru kepada kebaikan dan meninggalkan kemungkaran”. SUDJA Nyuwunsewu kyai, untuk apa toh mendirikan perkumpulan? Apakah langgar kita tidak cukup? KYAI DAHLAN Langgar itu untuk ibadah, perkumpulan untuk aktivitas sosial kita. FAKHRUDIN Ya, tapi kita mesti berurusan sama pemerintah Belanda kyai? Kan kalau perkumpulan pasti butuh residen toh? KYAI DAHLAN Iyo.., SUDJA Pasti susah itu izinnya pak kyai.
115. INT.MARKAS BUDI UTOMO – PAGI DJOYO Jadi dibutuhkan syarat untuk mendirikan perkumpulan yaitu yang pertama harus ada pengurus tetap. Yang kedua,nama perkumpulan dan maksud dan tujuan perkumpulan itu sendiri untuk apa?
62
KYAI DAHLAN Saya sudah mengumpulkan calon pengurusnya kyai, mereka murid-murid saya dari langgar dan Queek school. GURU 1 Murid-murid Queek school tidak mungkin jadi pengurus kyai, mereka tidak mungkin diizinkan oleh inspektur. DJOYO Sebaiknya anda memilih pengurus yang lebih dewasa dan matang. Saya yakin di Kauman banyak sekali pemuda. Budi Utomo akan membantu, syaratnya semua pengurus harus menjadi anggota Budi Utomo.
116. INT.LANGGAR KIDUL – SORE HISYAM Nyuwunsewu kyai,Hemmmmm.... seandainya kita masuk jadi anggota Budi Utomo, apa iya kita harus masuk kejawen nantinya? KYAI DAHLAN Hehehe....(tertawa. Kita itu boleh punya prinsip asal jangan fanatik, karena fanatik itu ciri orang bodoh. Sebagai orang Islam kita harus tunjukan kalau kita Bisa bekerja sama pada siapapun asal :”Lakum dii nukum waliyadiin”. Agamamu agamamu, agamaku agamaku.
117. INT.LANGGAR KIDUL – MALAM FAKHRUDIN Jadi apa nama perkumpulan kita kyai?
63
KYAI DAHLAN Kemarin Sangidu memberikan usulan Muhammadiyah buat perkumpulan kita. Saya sudah melakukan shalat Istikharoh dan saya sepakat dengan nama itu. FAKHRUDIN Muhammadiyah apa itu tidak seperti nama perempuan kyai? DIRJO Bukan, Din. Di Kauman kita mengenal Jamaah Nuriyah yang diambil dari nama pemimpinnya Nur. Jadi Nuriyah artinya pengikutnya Nur. SUDJA Jadi kalau Muhammadiyah berarti pengikut kanjeng Nabi Muhammad? KYAI DAHLAN Gimana setuju? SUDJA Adek? FAKHRUDIN InsyaAllah aku setuju mas. HISYAM Nyuwunsewu kyai, seandainya kami semua menjadi Pengurus perkumpulan, apa kami akn mendapatkan upah?
64
SUDJA (sambil memukul meja) jangan macem-macem!(mengarah ke Hisyam). KYAI DAHLAN Saya ini berharap Muhammadiyah bisa menjadi perkumpulan yang benar-benar untuk masyarakat bukan untuk kepentingan pribadi. (2 murid ribut) KYAI DAHLAN Wis... wis toh...wis toh... hidup-hidupilah Muhammadiyah,jangan mencari hidup pada Muhammadiyah. SEMUA MURID InsyaAllah kyai. KYAI DAHLAN Hendaknya semua anggota Muhammadiyah dapat mencontoh pribadi Rosulullah SAW. SEMUA MURID InsyaAllah kyai. KYAI DAHLAN Dapat diberi amanah, menjunjung tinggi persamaan dan terbuka pada siapapun. SEMUA MURID InsyaAllah kyai.
65
118. INT.KRATON YOGYAKARTA – MALAM SULTAN HAMENGKUBOWONO VII Aku melu bungah. KYAI DAHLAN Matursimbahsinuwun. SULTAN HAMENGKUBOWONO Aku mung pesen 2 perkara, kaping siji aja ngasih perkumpulan Muhammadiyah ngucil ake kewibawaan masjid gede.kaping loro aku ora pengin Muhammadiyah gawe congkrah masyarakat bab keyakinan agama. KYAI DAHLAN Pangapunten dalem sinuwuh Muhammadiyah munika sanes agama,mboten wonten maksud Muhammadiyah nyebarake keyakinan nipun piyambak. SULTAN HAMENGKUBOWONO VII Yo, aku ngerti. Nek ngono aku melu dedungo muga-muga perkumpulanmu itu pancen digunani kanggo umat. KYAI DAHLAN Insya Allah matursimbah nuwun sinuwun.
119. INT.RUANG TAMU RUMAH PENGHULU – SIANG KYAI PENGHULU (Marah sambil ngruwes surat) Resinden!! Hemmmm....Dahlan dadi resinden? Masa ngangkat diri dadi resinden? Iku apa ora geser kedudukanku toh nyai?
66
120. EXT.HALAMAN RUMAH PENGHULU – SIANG KANG MAS 2 Iki mbalelo (ini pemberontakan). Dahlan mundur dari Jabatan khatib, menggalang masa di langgar kidul, bergabung dengan budi utomo, mempengaruhi goverment dan sultan untuk meraih kedudukan sebagai resinden, balelo kan? KANG MAS 1 Memang begitu kyai? ORANG LAIN? Kalau sampai Muhammadiyah berdiri di Kauman, akan menyebarkan paham modern yang dibawa orang kafir dan itu bertentangan dengan syariat Islam. Nggeh mboten? KYAI PENGHULU Jadi apakah saya pantas mengijinkan permohonan untuk berdirinya perkumpulan Muhammadiyah?
121. INT.RUMAH PENGHULU – SIANG ISTRI PENGHULU Panggilkan keponakanku Dirjo, suruh ketemu saya sekarang!!(adegan dari jendela kejauhan).
122. EXT.HALAMAN RUMAH PENGHULU – SIANG KYAI PENGHULU Pripun pendapat sampean, kyai lurah? 67
KYAI LURAH NUR Saya serahkan semuanya pada njenengan sebagai rat hukum agama ing dalem. KYAI PENGHULU Baiklah, sebagai rat hukum agama ing dalem, saya tidak mengabulkan permohonan kyai Dahlan untuk mendirikan Muhammadiyah.
123. EXT.TENGAH JALAN – SORE SUASANA BENTROKAN MUHAMMADIYAH.
KARENA
KETIDAKSEPAKATAN
PENDIRIAN
124. EXT.TERAS RUMAH HISYAM – SORE HISYAM DIUSIR IBUNYA IBU HISYAM Kowe iku mbrojol diadzani kyai penghulu, kudune dadi Bocah sing alim.kok malah dadi kafir kowe lek? Kafir kowe.
125. EXT.TENGAH JALAN – SORE DITENGAH JALAN DIHADANG 3 PEMUDA PEMUDA Kalau kamu mau jadi orang kafir, jangan mengajak yang lain. Kafir!! DIRJO Munafik! Kowe sing kafir. KANG MAS 1 68
Woy..... apa iki? Kalau kalian berkelahi berarti salah Satu dari kalian harus murtad. Kita hanya boleh berkelahi dengan orang kafir. PEMUDA Dia yang kafir, kyai. KANG MAS Meneng kowe, kamu juga kafir kalau menghina orang. Ngerti!!Goblog!!
126. INT.LANGGAR KIDUL – MALAM DIRJO Mereka semua krtakutan kyai.
127. EXT.HALAMAN RUMAH DAHLAN – MALAM KYAI LURAH NUR Assalamu a’laikum KYAI DAHLAN Walaikumussalam Wr.Wb. KYAI LURAH NUR Kita ini keluarga, tidak sepatutnya kita membenci karena mempertahankan pemikiran kita sendiri. Masingmasing punya tanggung jawab berjihad yang baik dimata Allah, tapi apakah keutuhan keluarga harus dikorbankan?
69
KYAI DAHLAN Tidak ada niat untuk mengorbankan siapaun kang mas. Saya justru menghormati siapapun yang berbeda pendapat Dengan saya. KYAI LURAH NUR Langgar ini menjadi saksi paling rendah dari perbuatan manusia menghancurkan, rusak,apapun alasannya. KYAI DAHLAN Dimanapun itu manusia bisa merusak tidak hanya di Langgar ini, apapun itu manusia punya kehendak untuk menguasai dan tidak mau dipersalahkan. KYAI LURAH NUR Kamu tahu yang terbaik dimas. Kamu tahu? Jangan kamu berfikir kalau saya ini benci kamu. Kamu itu adikku, keluargaku. Assalamu a’laikum. KYAI DAHLAN Walaikumussalam Wr.Wb.
128. INT.LANGGAR KIDUL – PAGI SUASANA PENGAJIAN DI LANGGAR KIDUL KYAI DAHLAN,SEORANG AYAH DATANG MENJEMPUT PUTRINYA AYAH ZAENAB Zaenab.....hay.... Zaenab....pulang Zaenab..... Zaenab....nab ayo pulang!
70
129. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – PAGI ZAENAB Emooh.... AYAH ZAENAB Ayo pulang! ZAENAB Emooh.... AYAH ZAENAB Aku mau ngajak anakku Zaenab pulang. ZAENAB Emooh.... KYAI DAHLAN Zaenab, kamu dijemput bapakmu! AYAH ZAENAB Kamu ngaji ditempat mbah Nur, ayo pulang! ZAENAB Emooh.... AYAH ZAENAB Pulang!! ZAENAB Emooh.... AYAH ZAENAB Kandani bapak ko ngeyel,pulang! Ayo pulang!! Pulang!
71
SUDJA Pak lek, jangan! ZAENAB Emooh.... AYAH ZAENAB Iki urusanku. SUDJA Pak lek, aja kasar-kasar pak lek! AYAH ZAENAB Kowe sing meneng. Iki urusanku. Emoh-emoh apa? Pulang! Kamu dikandani mbo nurut!(sambil menggendong dan membawa pergi anaknya).
130. INT.KRATON YOGYAKARTA – MALAM SULTAN HAMENGKUBOWONO VII Muhammadiyah kuwi ora dudu perkumpulan politik,dadi ora ana alasan kanggo gusti romo ora ngizin ake. GUSTI ROMO Kulo pangertos sinuwun, namun ki mawon perhimpunan Niku kedaping ndato izin saking hoofd penghulu. SULTAN HAMENGKUBOWONO VII Apa? Hoofd penghulu? Dadi hoofd penghulu ora ngizinake? GUSTI ROMO Nggeh.., 72
131. EXT.TERAS HALAMAN RUMAH PENGHULU – PAGI KYAI PENGHULU Dahlan itu bekas khatib masjid besar, jika Dahlan itu menjadi residen maka ia menjadi penguasa Islam Muhammadiyah. Islam Kauman juga karisedanan Yogyakarta. Nah lalu bagaimana jika orang tidak menuruti perintah saya sebagai hoofd penghulu di masjid besar? GUSTI ROMO Mangke rumiyin,Residen? Yang mau jadi residen itu siapa? KYAI PENGHULU Loh siapa lagi? Dahlan ingin jadi residen. GUSTI ROMO Huahahaha(tertawa. Dahlan mengajukan diri sebagai President bukan residen. Presiden tu direktur, kepala, ngertos mboten njenengan? KYAI PENGHULU Astaghfirullah hal adzim..,
73
GUSTI ROMO Panjenengan iku penghulu agama, penuntun umat. Semestinya arif dan bijaksana.
132. INT.MASJID BESAR KAUMAN – MALAM KYAI PENGHULU Saya tidak tahu harus berbuat apa? Bahkan saya tidak Tahu apa yang harus dikatakan. KYAI DAHLAN Kalu tidak berkenan berkata, tidak perlu dipaksakan. Saya akan tetap disini menemani panjenengan berdzikir. KYAI PENGHULU Kita ini sama-sama muslim, kita ini bersaudara. KYAI DAHLAN Benar kyai, bukanlah sesama saudara kita saling mengingatkan? KYAI PENGHULU Kadang manusia lebih memilih kewibawaan dari pada bertanya,apa sebenarnya kewibawaan itu bagi dirinya? KYAI DAHLAN Saya juga orang yang tidak luput dari hal itu. KYAI PENGHULU Lalu semua ini untuk apa?
74
KYAI DAHLAN Buat kita ingat akan semua tugas kita di dunia ini. Jadi khalifah,pemimpin bagi dirinya sendiri sebelum Memimpin orang lain. KYAI PENGHULU Huahahaha(tertawa. Ketika kita memimpin orang lain, Kita lupa bertanya pada diri kita. Apakah sudah mampu Memimpin diri kita sendiri? KYAI DAHLAN Setiap manusia mempunyai hak untuk menjadi benar. KYAI PENGHULU Kita lakukan tugas kita masing-masing, melindungi kewibawaan agama kita. Kebenaran ada ditangan Allah, manusia seperti kita hanya ikhtiar. KYAI DAHLAN Insya Allah kyai, InsyaAllah.
133. INT.LANGGAR KIDUL – MALAM KYAI DAHLAN Hari ini kita sama-sama belajar untuk menjadi yang Terbaik di mata Allah. Tidak hanya untuk diri sendiri tapi untuk kepentingan orang banyak. Hidup ini singkat dan hanya satu kali, manfaatkan tidak hanya untuk
75
kepentingan sendiri. Allah beserta orang-orang yang peduli. InsyaAllah ini akan di ridhoi. MURI-MURID Amien.
134. INT. PUNDOPO TABLIGH -PAGI (Pendopo tabigh, 12 November 1912) KYAI DAHLAN Sekalipun surat resmi pendirian perkumpulan belum turun, tapi hari ini aku tetapkan sebagai hari lahir Muhammadiyah.”YaAllah tunjukan jalan yang lurus yaitu Jalan yang kau telah beri tempat bukan jalan yang Kau telah beri sesat”. Amien. MURID-MURID Amien.
76
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama NIM Tempat / Tanggal LahirL Fakultas/Jurusan Agama Alamat Asal Jenjang Pendidikan
: Arifiyah Tsalatsati AM : 071211034 : Brebes, 7 Februari 1990 : Dakwah / KPI : Islam : Jln. Mawar No. 14 Rt 01 / Rw VI BTN Kaligangsa Wetan Brebes 52217 :
1. SDN 04 Kaligangsa Wetan Brebes, lulus tahun 2001 2. MTs Negeri Model Brebes, lulus tahun 2004 3. MAN 01 Brebes, lulus tahun 2007 4. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, lulus tahun 2012. Pengalaman Organisasi
:
Bendahara Umum MBS (Milenia Broadcasting Station) Fakultas Dakwah periode 2008-2009. Ketua Bidang Gender HMI Komisariat Dakwah IAIN Walisongo Semarang periode 2008-2009. Ketua Bidang Departemen Administrasi dan Kesekretariatan KOHATI HMI Cabang Semarang Periode 2008-2009. Wakil Bendahara HMI Korkom IAIN Walisongo Semarang periode 2009-2010. Wakil Sekretaris Bidang Eksternal KOHATI HMI Badan Kordinasi DIY – Jawa Tengah periode 2011-2012.
Semarang, 2 Desember 2011
Arifiyah Tsalatsati AM