ISSN 2442-3815
SUSUNAN REDAKSI
PRAKATA
Pembina Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kediri Kepala Bidang SMP, SMA, dan SMK Kepala Bidang TK, SD dan PK Koordinator Pengawas
Januari 2016 sebuah kelanjutan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Sebuah tahun baru yang tidak benar-benar “baru”. Target keberhasilan tahun kemarin yang belum tuntas terus diusahakan pencapaiannya dalam tahun ini.
Penanggung Jawab Kepala Bidang Ketenagaan Pemimpin Redaksi Slamet Sekretaris Redaksi Ashariyati Bendahara Siti Kholipah Penyunting Jumianto, Faried, Ashariyati, Siti Kholipah, Ike Cintia Dewi, Fitri Ulfasari, Umi Budi Sulastri, Siti Maroah, Wiwik Suharti, Anik Siti Maesaroh Mitra Bestari Saiful, Purnomo Tata Letak dan Cover Ahmad Ikhwan Susilo Distribusi Abdul Basar
Alamat Redaksi: Jl. Erlangga, Paron, Gampengrejo, Kediri Jawa Timur 64182 Telp: (0354) 682997
Mutu pendidikan selalu ditunggu. Mutu pendidikan tidak terwujud hanya dalam satu tahun. Butuh waktu yang cukup lama untuk benar-benar mengetahui mutu pendidikan. Mungkin lima sampai sepuluh tahun. Setiap saat mutu pendidikan menjadi perbincangan utama, menjadi pengharapan semua elemen bangsa. Faktor utama penentu mutu pendidikan adalah guru. Sebagaimana Menpan RB 16 tahun 2009, guru mempunyai kewajiban untuk mengembangkan diri. Pengembangan diri ini bisa melalui diklat atau pertemuan kolektif guru. Di samping itu guru juga berkewajiban mempunyai karya yang harus dipublikasikan. Sebuah terobosan yang cerdas untuk mengaktualisasikan kompetensi guru. Di samping itu, keteladanan guru dalam berkarya tentu akan membawa dampak yang luar biasa terhadap perkembangan peserta didik. Guru yang berkarya tentu tidak hanya omong besar di hadapan peserta didik, tetapi lebih menciptakan kondisi keteladanan. Dengan kondisi tersebut, peserta didik akan lebih percaya kepada guru untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi dirinya. Percayalah, di tangan guru-guru yang berkompetensi akan lahir peserta didik yang luar biasa. Peserta didik yang memahami dirinya dan dengan ikhlas mengembangkan kompetensinya secara berkelanjutan. Selamat berkarya, selamat menyemai peserta didik untuk dapat berkembang sesuai dengan pikiran dan perasaannya.
Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kediri, Jawa Timur
Redaksi
NO.
JUDUL
HAL.
Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Pembelajaran Bahan Kimia di 1.
2.
Rumah Tangga dengan Teknik Pembelajaran Kontekstual Model Pengajaran Berbasis Masalah Oleh : Agus Winaryo
Pembelajaran Kooperatif Tipe Tim Siswa Kelompok Prestasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI UPTD SMAN 1 Plosoklaten Kabupaten Kediri pada Pokok Bahasan Jurnal Umum
1
9
Oleh : Eri Hartini Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Gerak pada Tumbuhan dengan 3.
4.
Metode Inquiry Oleh : Lis Binti Muawanah
21
Menciptakan Pembelajaran Bahasa Jepang Materi Pokok Kaimono yang Kreatif dan Menyenangkan dengan Menggunakan Pendekatan Lingkungan pada Siswa Kelas XI IA – 4 SMA Negeri 1 Purwoasri Tahun Pelajaran
29
2014/2015 Oleh : Lita Zulaikhah
5.
6.
Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Penggunaan Multi Metode pada Siswa Kelas VI SDN Sukomulyo Pujon Malang Oleh : Mohamad Syafe’I Peningkatan Prestasi Belajar Materi Sepak Bola Menendang dan Menghentikan Bola Melalui Metode Permainan di Kelas IV SDN Kanigoro 03 Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Oleh : Mulyanto
39
51
Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu 7.
8.
Adminsitrasi dan Manajemen (Conceptmapping) Oleh : Novi Marlena
Melalui
Penerapan
Peta
Konsep
Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Penerapan Prinsip Hereditas dalam Mekanisme Pewarisan Sifat pada Siswa Kelas XII SMAN 1 Papar Oleh : Nur Hidayat
60
68
9.
Implementasi Problem Solving untuk Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Waktu, Jarak dan Kecepatan pada Siswa Kelas V SDN Candirenggo 2 Singosari Oleh : Riastuti Setyaningsih
75
Pemanfaatan Alat Peraga IPA dengan Metode Demonstrasi dalam 10.
11.
Pembelajaran Menganalisis Percobaan Listrik Dinamis dalam Suatu Rangkaian pada Siswa Kelas IX SMP Oleh : Sadino
Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar PKn melalui Metode Bermain Peran di Kelas V SD Negeri Kanigoro 3 Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang Oleh : Sumiati
85
95
Pengembangan Pengetahuan dan Keterampilan Bercocok Tanam dengan 12.
13.
14.
Menanam Tanaman Sayur dan Buah di Lingkungan TK PGRI 2 Lawang Oleh : Sunarijah
Budi Pekerti pada Novel Anak Sejuta Bintang Karya Akmal Nasery Basral Sebuah Kajian Stukturalisme Genetik Oleh : Wahonoadi Peningkatan Prestasi Belajar FPB dan KPK Melalui Metode Pengajaran Langsung di Kelas VI SD Sumberngepoh 1 Kecamatan Lawang Kabupaten Malang Oleh : Winarti
104
110
121
Bagawanta Bhari Vol. VIII Januari 2016 | Mengabdi dan Mengembangkan Profesi
Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu Adminsitrasi dan Manajemen Melalui Penerapan Peta Konsep (Conceptmapping)
Novi Marlena Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
[email protected]
ABSTRAK Pembelajaran akan berjalan efektif jika dalam proses pelaksanaannya tidak terpusat hanya pada satu pelaku saja yaitu teacher center, tapi lebih dari itu keaktifan juga harus dimiliki oleh mahasiswa karena mereka merupakan output dari proses pembelajaransecara komprehensif yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aktivitas pembelajaran teacher center membuat mahasiswa berada pada zona nyaman dan malas untuk aktif dalam pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam aktivitas pembelajaran yaitu melalui concept mapping.Penelitian ini bertujuanuntuk mendeskripsikan 2) penerapan pembelajaran concept mapping 2) hasil belajar mahasiswa setelah penerapan pembelajaran concept mapping pada mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen.Mahasiswa Program studi Pendidikan Tata Niaga kelas B angkatan 2014 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya yang berjumlah 34 mahasiswa merupakan subjek dalam penelitian ini. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) penerapan pembelajaran concept mappingmeliputi empat aktivitas yaitu a) mengidentifikasi ide pokok atau utama dari sejumlah konsep, b) mengidentifikasi ide atau konsep sekunder yang menunjang ide utama, c) menempatkan ide utama di tengah peta yang sudah dibuat, d) mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama dan secara visual menunjukkan hubunganhubungannya.(2) hasil belajar mahasiswa meningkat dengan rata-rata nilai yang diperoleh yaitu nilai pre test 66,76 menjadi 72,94 untuk nilai post test siklus I (belum tuntas) dan pada post test siklus II nilai hasil belajar meningkat menjadi 77,79 (tuntas). Kata kunci :
peta konsep (concept mapping), hasil belajar, pengantar ilmu administrasi dan manajemen
PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap (Dimyati & Mudjiono, 2009:157). Sehingga dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua pelaku utama
60
ISSN 2442-3815 | 9 772442 381986
yaitu guru atau dosen sebagai pembelajar dan siswa atau mahasiswa sebagai pebelajar. Pembelajaran akan berjalan efektif jika dalam proses pelaksanaannya tidak terpusat hanya pada satu pelaku saja yaitu teacher center, tapi lebih dari itu keaktifan juga harus dimiliki oleh mahasiswa karena mereka merupakan output dari proses pembelajaransecara komprehensifyang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada proses kegiatan belajar mengajar, guru atau dosen sebagai pembelajar bukan satu-satunya sumber belajar di kelas dan pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari dosen ke mahasiswa, tetapi lebih dari itu proses pembelajaran akan lebih bermakna apabila pebelajar atau mahasiswa mampu membangun sendiri pengetahuan yang didapatkan dari proses kegiatan belajar mengajar yang diterimanya baik secara langsung maupun tidak langsung dan proses pembelajaran tersebut memberikan makna melalui pengalamannya. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen merupakan salah satu Mata Kuliah Keahlian (MKK) utama jurusan Pendidikan EkonomiUniversitas Negeri Surabaya yang berarti berlaku juga untuk program studi Pendidikan Tata Niaga. Mata kuliah ini merupakan basic untuk mata kuliah khususnya mata kuliah yang ada di program studi Pendidikan Tata Niaga karena mata kuliah ini digunakan sebagai mata kuliah pra syarat untuk mata kuliah yang lain di antaranya mata kuliah Manajemen Sumber Daya, Manajemen Pemasaran, Manajemen Keuangan, dan Manajemen Operasional. Aktivitas pembelajaran yang sering digunakan oleh dosen pada umumnya adalah dengan metode ceramah (teacher center) yang membuat mahasiswa berada pada zona nyaman dan malas untuk aktif dalam pembelajaran sehingga mereka tidak berusaha untuk mengeksplor kemampuannya secara optimal karena mereka hanya menerima pengetahuan yang bersifat abstrak sehingga berdampak juga terhadap persepsi, minat, dan sikap mahasiswa pada mata kuliah tidak optimal. Hal ini terlihat dari hasil belajar mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen, nilaiUjian Tengah Semester(UTS) mahasiswa Kelas B Tata Niaga 2014 sangat rendah, ketuntasan belajarsecara klasikal kurang dari 85%. Berdasarkan permasalahan tersebut, salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam aktivitas pembelajaran yaitu melalui concept mapping. Pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak memberikan kesempatan tersebut kepada siswa (Yulianto, 2009). Model pembelajaran dengan concept mapping memudahkan mahasiswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi sehingga dari hasil proses pembelajaran tersebut mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan konsep sehingga hasil belajar meningkat. Metode penerapan concept mapping dalam kegiatan pembelajaran sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar (Imaduddin & Unggul, 2012) Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) penerapan pembelajaran concept mapping pada mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen, 2) hasil belajar mahasiswa setelah penerapan pembelajaran concept mapping pada mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Concept mapping(Peta Konsep) Menurut Hisyam Zaini dkk (2008) strategi peta konsep adalah meminta peserta didik mensintesis atau membuat satu gambar ataudiagram tentang konsep-konsep utama yang saling berhubungan yang ditandai dengan garis panah ditulis lavel yang membunyikan bentuk hubungan antara konsep-koneep
61
Bagawanta Bhari Vol. VIII Januari 2016 | Mengabdi dan Mengembangkan Profesi
utama itu. Langkah-langkah dalam membuat peta konsep (concept mapping) menurut Arends (1997) adalah sebagai berikut: Tabel 1 Langkah-langkah dalam membuat peta konsep (concept mapping)
Langkah 1
Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
Langkah 2
Mengidentifikasi ide-ide atau kosep-konsep sekunder yang menunjang ide utama.
Langkah 3
Tempatkan ide-ide utama di tengah atau dipuncak peta tersebut.
Langkah 4
Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2010). Adapun Hamalik (2009) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian yang dilakukan terhadap proses belajar mengajar berfungsi sebagai 1) untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, 2) untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Ada dua tahap penilaian hasil belajar yaitu: a. Tahap jangka pendek, yang dilaksanakan guru pada akhir proses belajar mengajar. Penilaian ini disebut penilaian formatif b. Tahap jangka panjang, yaitu penilaian yang dilaksanakan setelah proses belajar mengajar berlangsung beberapa kali Jadi hasil belajar dalam penelitian ini diartikan dari penguasaan (daya serap) mahasiswa setelah penerapan model pembelajaran concept mapping pada kuliah Pengantar Administrasi dan Manajemen materi fungsi manajemen yang dievaluasi dari hasil nilai atau angka dari tes yang diberikan oleh dosen yang terdiri dari pre test dan post test. Peningkatan hasil belajar melalui metode pembelajaran concept mapping Pembelajaran peta konsep lebih efektif dibandingkan dengan ceramah sehingga dapat diterapkan oleh guru mata pelajaran khususnya pelajaran ekonomi dan umumnya untuk guru mata pelajaran lain. Dalam pembelajaran peta konsep, kreativitas siswa dapat berkembang dengan baik dengan menggunakan ide-ide yang ada pada siswa.(Yuliana, Mashudi; Achmadi, 2014).Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Chiou (2008) yang menyatakan bahwa peta konsep dapat membantu siswa dalam meningkatkan minat dan hasil belajar.Imaduddin & Unggul (2012) juga menyatakan bahwa metode penerapan concept mapping dalam kegiatan pembelajaran sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar.
62
ISSN 2442-3815 | 9 772442 381986
Kerangka Berfikir
Latar belakang: Pembelajaran dengan metode ceramah yang membosankan (teacher center) dan mahasiswa kurang aktif dan kreatif dalam pembelajaran Hasil belajar mahasiswa rendah (nilai sebelum Ujian Tengah Semester) Materi konsep manajemen sangat luas yang terdiri dari konsep inti (utama) dan konsep sekunder
Mapping Concepts
1. 2. 3. 4.
Mengidentifikasi ide pokok atau utama dari sebuah konsep Mengidentifikasi ide sekunder yang menunjang ide utama Menempatkan ide utama di tengah peta yang sudah dibuat Mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama dan menunjukkan hubungan ide-ide tersebut
Hasil belajar meningkat
Bagan 1. Kerangka Berfikir ConceptMapping
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Classrom Action Research) dengan menggunakan dua siklus dimana pada setiap siklus terdiri dari empat tahap penelitian, yaitu 1) rencana tindakan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (action), 3) pengamatan (observation), dan 4) refleksi (reflecting). Mahasiswa Program studi Pendidikan Tata Niaga kelas B angkatan 2014Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya yang berjumlah 34 mahasiswa merupakan subjek dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi,dan catatan lapangan. Indikator keberhasilan pembelajaran concept mappingini dinilai dari 1) kesesuaian proses pembelajaran dengan langkah-langkah model pembelajaranconcept mapping, 2) mahasiswa dikatakan tuntas belajar jika mendapatkan skor minimal ≥ 75 atau memperoleh ketercapaian pembelajaran minimal 75% pada hasil penilaian post test dan terdapat peningkatan nilai antara pre test dan post test. Sedangkan keberhasilan kelas dinilai dari minimal 85% mahasiswa di kelas tersebut tuntas belajar. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua siklus.Siklus I, di awali dengan kegiatan 1) Tahap Perencanaan Tindakan (planning) dimana peneliti menyiapkan skenario pembelajaran berupa Satuan Acara Perkuliahan (SAP), menyiapkan materi fungsi manajemen, menyiapkan instrumen penelitian berupa soal pre test dan post test I, lembar observasi, dankamera. Selanjutnya 2) tahap pelaksanaan tindakan (action) terbagi menjadi tiga tahap kegiatan yaitu tahap awal pembelajaran, tahap inti pembelajaran, dan tahap akhir pembelajaran. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan peneliti memberi salam dan dilanjutkan mempresensi mahasiswa yang dilanjutkan dengan penyampaian inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai dengan metode ceramah klasikal serta peneliti juga memberikan penjelasan tentang aturan main pembelajaran concept mapping.Sebelum tahap pelaksanan inti kegiatan, peneliti mengadakan pre test dengan jumlah soal 20 soal multiple choice yang dikerjakan secara individu.Selanjutnya kelas di bagi menjadi 7 kelompok. Setiap kelompok memulai diskusi membahas konsep manajemen melalui materi
63
Bagawanta Bhari Vol. VIII Januari 2016 | Mengabdi dan Mengembangkan Profesi
fungsi manajemen dengan membuat concept mapping yang terdiri a) mengidentifikasi ide utama dari konsep manajemen, b) mengidentifikasi ide sekunder yang menunjang ide utama, c) menempatkan ide utama di tengah peta yang sudah dibuat, d) mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama secara visual dan menunjukkan hubungan ide-ide tersebut.Setelah waktu untuk berdiskusi secara berkelompok di rasa cukup selanjutnya peneliti memimpin diskusi, dimana akan ditunjuk secara acak salah satu kelompok mempresentasikan hasil concept mappingdari materi fungsi manajemen. Hasil belajar pada siklus I ini di evaluasi dengan menggunakan post test I dengan jumlah soal 20 soal multiple choice yang dikerjakan secara individu. Tahap akhir pelaksanaan kegiatan, peneliti memberikan penghargaan pada kelompok yang sudah mempresentasikan hasil concept mappingyang dibuat. Langkah selanjutnya adalah 3) Tahap pengamatan tindakan (observation). Pengamatan aktivitas peneliti sebagai dosen dan aktivitas mahasiswa dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan oleh dua orang pengamat (observer). Hasilpengamatan terhadap kegiatan peneliti (dosen) pada siklus I diperoleh persentase nilai rata-rata 71,43%, yang diartikan bahwa taraf keberhasilan kegiatan peneliti digolongkan masuk kategori B. Sedangkan hasil observasi terhadap kegiatan mahasiswa diperoleh persentase nilai rata-rata85,71%, yang dapat diartikan bahwa taraf keberhasilan kegiatan mahasiswa termasuk dalam kategori A-. Dari hasil tersebut, digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya yaitu siklus II. Langkah yang terakhir pada siklus ini adalah 4) Tahap analisis dan refleksi tindakan (reflecting). Berdasarkan hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan concept mappings diperoleh nilai hasil belajar kelas meningkat dari 66,76 menjadi 72,94 sedangkan dari hasil pengamatan terhadap aktivitas peneliti dan mahasiswa menunjukkan taraf keberhasilan dalam kategori B dan A-. Yang menjadi catatan pada siklus I ini bahwa waktu pembelajaran yang tersedia tidak sesuai dengan waktu yang sudah direncanakan atau di alokasikan oleh peneliti karena waktu tersita banyak saat mahasiswa membagi diri dan bergabung dalam kelompok-kelompok. Pada siklus I ini peneliti juga harus berulang kali dalam menjelaskan aturan main dari model pembelajaran concept mapping. Selain itu pada siklus I ini, peneliti merasa bahwa pembahasan materi fungsi manajemen belum sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, sehingga perlu dilanjutkan dengan kegiatan untuk siklus II. Kegiatan pada siklus II tahap-tahap kegiatannya sama dengan kegiatan pada siklus I yaitu di awali dengan kegiatan 1) Tahap perencanaan tindakan (planning) dimana peneliti menyiapkan skenario pembelajaran, menyiapkan materi fungsi manajemen, menyiapkan instrumen penelitian berupa soal post testII, lembar observasi, dan kamera. Selanjutnya 2) tahap pelaksanaan tindakan (action) yang meliputi tahap awal pelaksanaan kegiatan, peneliti melalukan apersepsi yang dilanjutkan dengan penyampaian secara umum topik materi yang akan didiskusikan mengingat pada pertemuan sebelumnya peneliti merasa bahwa kompetensi yang diingin dicapai pada konsep manajemen malalui materi fungsi manajemen ini belum tercapai. Selanjutnya peneliti mengingatkan kembali aturan main pembelajaran concept mapping dan mahasiswa membentuk kelompok dan memulai diskusi membahas lanjutan tentang materi fungsi manajemen dengan membuat concept mapping. Setelah waktu untuk berdiskusi secara berkelompok di rasa cukup selanjutnya peneliti memimpin diskusi, dimana ditunjuk secara acak dua kelompok mempresentasikan hasil concept mappingdari fungsi manajemen yang sudah dibuat. Hasil belajar pada siklus II ini di evaluasi dengan menggunakan post test II dengan jumlah soal 20 soal multiple
64
ISSN 2442-3815 | 9 772442 381986
choice yang dikerjakan secara individu. Tahap akhir pelaksanaan kegiatan, peneliti bersama-sama dengan mahasiswa membuat kesimpulan dan penguatan materi konsep manajemen.Langkah ketiga adalah 3) tahap pengamatan tindakan (observation). Hasil pengamatan terhadap kegiatan peneliti (dosen) pada siklus II diperoleh persentase nilai rata-rata 89,29%, yang diartikan bahwa taraf keberhasilan kegiatan peneliti digolongkan masuk kategori A-. Sedangkan hasil observasi terhadap kegiatan mahasiswa diperoleh persentase nilai rata-rata 92,86%, yang dapat diartikan bahwa taraf keberhasilan kegiatan mahasiswa termasuk dalam kategori A. Langkah yang terakhir pada siklus ini adalah 4) tahap analisis dan refleksi tindakan (reflecting). Berdasarkan hasil post testII pada siklus II didapatkan nilai rata-rata kelas adalah 77,79dan taraf keberhasilan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan concept mapping yang dinilai dari pengamatan aktivitas peneliti dan mahasiswa dalam pembelajaran menunjukkan taraf keberhasilan dalam kategori A- dan A. Hasil dari peningkatan hasil belajar tersebut dari siklus I dan siklus II tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 2 Nilai hasil belajar
Aspek
Siklus I
Siklus II
Pre test
Post test I
Post test II
Jumlah nilai
2270
2480
2645
Rerata nilai
66,76
72,94
77,79
Jumlah mahasiswa yang nilainya tidak tuntas
16
12
3
Jumlah mahasiswa yang nilainya tuntas
18
22
31
Penerapan pembelajaran menggunakanconcept mapping, di awali dengan pembentukan kelompok dan pemberian topik materi dari peneliti yaitu materi fungsi manajemen.Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membuat concept mapping dari materi fungsi manajemen. Terdapat empat aktivitas dalam model pembelajaran concept mappingyaitu a) mengidentifikasi ide pokok atau utama dari sejumlah konsep, b) mengidentifikasi ide atau konsep sekunder yang menunjang ide utama, c) menempatkan ide utama di tengah peta yang sudah dibuat, d) mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama dan secara visual menunjukkan hubungan-hubungannya. Model pembelajaran dengan concept mapping meruapakan salah satu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi (Trianto, 2009). Concept mappingakan mempermudah siswa dalam perencanaan, berkomunikasi, menjadi kreatif, mudah menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, mampu menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan lebih baik, belajar dengan lebih cepat dan efisien (Buzan, 2010). Hasil belajar mahasiswa kelas B Pendidikan Tata Niaga 2014 setelah penerapan pembelajaran concept mappings untuk nilai pre testdiperoleh rata-rata 66,76 sedangkan hasil belajar pada nilai post test siklus I diperoleh rata-rata 72,94.Pada siklus ini hasil belajar mahasiswa belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Keberhasilan kelas juga masih dibawah 85%, karena pada saat pelaksanaan pre testbanyaknya jumlah mahasiswa yang tidak tuntas belajar hampir sama dengan bayaknya jumlah mahasiswa yang tuntas belajar yang berjumlah 18 orang, sedangkan yang tidak tuntas belajar berjumlah 16 orang mahasiswa. Dari hasil belajar tersebut
65
Bagawanta Bhari Vol. VIII Januari 2016 | Mengabdi dan Mengembangkan Profesi
mengindikasikan bahwa mahasiswa belum terbiasa dengan model pembelajaran concept mapping, mereka terbiasa dengan pembelajaran teacher center. Djamarah (2006:203) menyatakan bahwa ketika siswa sudah terbiasa dalam kondisi tertentu, maka siswa akan sulit untuk menyesuaikan diri apabila situasi tersebut dirubah. Kondisi seperti ini juga terjadi pada siklus I penelitian ini, peneliti harus berulang kali dalam menjelaskan aturan main dari model pembelajaran concept mapping, mahasiswa mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan pembelajaran, baik pada pelaksanaan demonstrasi, diskusi, maupun presentasi. Sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan untuk siklus berikutnya karena pembahasan materi fungsi manajemen belum sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, keberhasilan kelas masih dibawah 85%, keterlibatan dan peran aktif mahasiswa belum optimal. Untuk siklus II, peneliti di awal pembelajaran lebih banyak memberikan appersepsi tentang materi, pada saat inti pembelajaran peneliti lebih banyak memimpin diskusi dan mengarahkan hasil dari concept mapping dari fungsi manajemen yang sudah dibuat oleh masing-masing kelompok, dan di akhir pembelajaran peneliti bersama dengan mahasiswa membuat kesimpulan dari materi fungsi manajemen dan memberikan refleksi serta penghargaan kepada kelompok yang mempresentasikan hasil concept mappingsnya. Hasil belajar dari evaluasi untuk siklus II ini dengan post test II diperoleh peningkatan skor rata-rata kelas yang cukup tinggi yaitu 77,79. Jumlah mahasiswa yang tuntas belajar mengalami peningkatan yaitu berjumlah 31 orang, sedangkan mahasiwa yang tidak tuntas belajar berjumlah 3 orang. Hal ini menunjukan bahwa keberhasilan kelas di atas 85%. Peningkatan hasil belajar pada pre test, post test siklus I dan post test siklus II pada pembelajaran dengan concept mappings pada mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3 Grafik Peningkatan Hasil Belajar
KESIMPULAN Ada dua kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan yaitu (1) penerapan pembelajaran concept mappingmeliputi empat aktivitas yaitu a) mengidentifikasi ide pokok atau utama dari sejumlah konsep, b) mengidentifikasi ide atau konsep sekunder yang menunjang ide utama, c) menempatkan ide utama di tengah peta yang sudah dibuat, d) mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama dan secara visual menunjukkan hubungan-hubungannya.(2) hasil belajar mahasiswa meningkat dengan rata-rata nilai yang diperoleh yaitu nilai pre test66,76menjadi
66
ISSN 2442-3815 | 9 772442 381986
72,94 untuk nilai post test siklus I (belum tuntas) dan pada post test siklus II nilai hasil belajar meningkat menjadi 77,79 (tuntas). Dari hasil penelitian ini disarankan untuk (1) dalam peningkatkan hasil belajar dalam satu mata kuliah dibutuhkan variasi metode dan model pembelajaran sehingga mahasiswa lebih termotivasi dalam proses belajar mengajar, (2) adanya persiapan yang baik meliputi kesiapanpelaku kegiatan pembelajaran khususnya peran aktif dan kreatif dari mahasiswadan sarana prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaranconcept mapping, (3) diperlukan penelitian lebih lanjut terkait dengan penerapan pembelajaran concept mappingpada pengajaran mata kuliah Pengantar Ilmu Adminitrasi dan Manajemen atau pada mata kuliah yang lain dengan subyek dan obyek yang berbeda.
REFERENSI Arends, R. 1997. Classroom Instruction and Management. Mc Grow Hill Comparies Inc, New York. Buzan, Tony. 2010. Buku Pintar Mind Map. Jakara: Gramedia Pustaka Utama Chiuo, C. 2008. The Effect of Concept Mapping on Students Learning Achievements and Interests. Journal of Innovation in Education and Teaching International, 45(4):375-378 Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta G. S. Nuraini dkk.2013. Penerapan Peta Konsep Dalam pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Siswa Kelas VII SMP. (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej) Hamalik, O. 2009.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara Jakarta Imaduddin, M.C & Unggul H.N.U. 2012. Efektifitas Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIII. Humanitas, Vol. IX No.1 Jumiati, dkk.2013. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Startegi Pembelajaran Peta Konsep (Concept mappings).Lectura Volume 4, No. 01. Agustus 2013, hlm 174-182 Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Yuliana, Mashudi; Achmadi. 2014. Efektivitas Pembelajaran Model Peta Konsep dalam Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Vol.3 No.10 (jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/6595) Yulianto & Rusmiyati. 2009. Peningkatan Ketrampilan Proses Sains dengan Menerapkan Model problem Based Instruction. Jurnal Pendidikan Fisika, 5: 75-78 Zaini, Hisyam; Munthe Bermawy; Ayu Aryani, Sekar. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta. Pustaka Insan Madani
67