Prosiding
ISSN :9 772407 749004 Studi Penerapan Bus Sekolah di Jombang Menggunakan Aljabar Max-Plus Nahlia Rakhmawati Dosen Pendidikan Matematika STKIP PGRI Jombang
[email protected]
ABSTRAK Pada penelitian ini dirancang 3 jalur bus sekolah, yang tidak hanya mencakup kompleks sekolah tetapi juga fasilitas umum di wilayah kecamatan Jombang. Dari jalur yang dirancang, disusun sebuah model sistem jaringan bus sekolah menggunakan aljabar max-plus, yang kemudian dianalisa kestabilan dari beberapa skenario realisasi dari sistem jaringan bus sekolah tersebut. Akhirnya, diperoleh sebuah desain penjadwalan dan keberangkatan bus sekolah di masing-masing jalur. Kata Kunci : Rancangan, Sistem Jaringan Bus Sekolah, Aljabar Max-Plus.
Jombang yang sedang berkembang dan
Pendahuluan Kebutuhan
masyarakat
akan
transportasi umum yang nyaman, bebas macet, bebas kecelakaan, cepat dan sehat sepertinya memang perlu terus dicanangkan. Karena jika transportasi lancar, maka semua bidang kehidupan akan semakin membaik. Angkutan
umum
memberikan kesempatan yang tinggi terhadap kebutuhan akan kendaraan umum. Hal ini dapat mendorong jumlah kendaraan
kota
permintaan
akan
pelayanan angkutan umum. Pada mengenai sebagai
di
dan
penelitian pengadaan
salah
satu
ini bus
dikaji sekolah
solusi
untuk
mengatasi kemacetan utamanya di jam
Jombang tersedia dengan trayek yang
pulang
beragam.
intra
kemacetan dalam kota Jombang adalah
wilayah kabupaten, terdapat Angkutan
kegiatan menjemput anak pada jam
Perdesaan dengan 24 trayek, yang
pulang
menjangkau
kecamatan.
berasal dari seluruh penjuru kabupaten
penduduk
Jombang, maka orang tua yang siaga
kabupaten Jombang 1,38% per tahun
sudah stand by menunggu di depan
akan
pada
sekolah dengan memarkir kendaraan di
meningkatnya jumlah kendaraan umum
depan lingkungan sekolah. Dan karena
dan permintaan akan angkutan umum
sekolah
Untuk
ke
Pertumbuhan
tersebut,
transportasi
semua jumlah
berakibat
demikian
langsung
pula
sekolah.
sekolah.
di
Penyebab
Mengingat
Jombang
utama
siswa
kebanyakan
kabupaten
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014) Yogyakarta, 27 Desember 2014
1167
Prosiding
ISSN :9 772407 749004
memusat atau berada pada satu wilayah
karena untuk setiap x, y, z R berlaku :
tertentu,
i. x y max x, y max y , x y x,
maka
dapat
dibayangkan
x y z max max x, y , z max x, y , z max x, max y, z x y z x max x, max , x
bagaimana situasi jalan yang mayoritas digunakan untuk parker kendaraan. Penelitian ini dibatasi oleh studi kasus yang digunakan yaitu wilayah
x x.
kecamatan Jombang, dengan jalur bus sekolah yang dirancang melingkari wilayah Jombang Pusat yang melewati banyak perkantoran, fasilitas umum, sekolah dan pusat perdagangan. Karena berdasarkan tata kota Jombang saat ini masih
terdapat
arteri
sekunder
di
beberapa jalan ramai (pusat kegiatan), maka hanya digunakan jalur satu arah
ii. x y x y y x y x,
untuk semua jalur yang akan dirancang. Aljabar untuk
max-plus
menganalisa
x y z
digunakan
x y z x y z x y z
kemungkinan
x e x 0 0 x e x x.
realisasi dari jalur yang dirancang
iii. x x x x.
dengan melihat kestabilan dari sistem yang dibentuk berdasarkan jalur yang
iv. x y z max x, y z
dirancang.
max x z , y z
Definisi 2.1. Definisi aljabar max-plus
x z y z, x y z x max y , z
(Subiono, 2012)
max x y , x z
def
Diberikan R R dengan R adalah himpunan def
semua bilangan real dan . Pada R didefinisikan
x y x z .
operasi berikut : def
def
x, y R , x y max x, y dan x y x y.
Algoritma untuk menentukan nilai eigen
Selanjutnya ditunjukkan R , ,
nn dan vektor eigen dari matriks A Rmax
merupakan semiring dengan elemen netral
dilakukan secara berulang dari bentuk
dan elemen satuan e 0,
persamaan linear
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014) Yogyakarta, 27 Desember 2014
1168
Prosiding
ISSN :9 772407 749004
x k 1 A x k , k 0,1, 2,3,
2. Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dalam perancangan
(*)
jalur; Perilaku periodik dari persaan (*) baik untuk matriks A yang tak tereduksi maupun yang tereduksi erat
3. Perancangan 3 jalur bus sekolah; 4. Penyusunan Graph dari Jalur bus sekolah yang telah dirancang;
kaitannya dengan apa yang dinamakan
5. Analisis
vektor waktu sikel yang didefinisikan
Sekolah
sebagaimana teorema berikut ini:
Max-Plus.
Pemodelan
Jalur
Menggunakan
Bus
Aljabar
6. Analisis Penjadwalan Bus Sekolah
Teorema(*) Bila untuk sebarang keadaan awal x 0 sistem
Menggunakan Aljabar Max-Plus. 7. Menyusun
persamaan (2.1) memenuhi
time
keberangkatan
x p c x q untuk beberapa
bus
table
untuk
sekolah
di
masing-masing jalur.
bilangan bulat p dan q dengan
Hasil dan Pembahasan
p q 0 dan beberapa bilangan real
Jalur yang dirancang adalah: 1. Jalur 1
c , maka lim
x k
k
k
dengan
Jl. Gatot Subroto – Jl. Basuki
T
Kusuma Bangsa – Jl. Urip Sumohardjo – Jl. Wahid Hasyim –
c . Selanjutnya pq
Jl. Gus Dur – Jl. Gatot Subroto.
adalah suatu nilai eigen dari matriks A dengan vektor eigen diberikan oleh p q
v i 1
p q i
Rahmat – Jl. Pattimura – Jl.
x q i 1 .
2. Jalur 2 Jl. KH. Wahid Hasyim – Jl. A. Yani – Jl. Kapten Tendean – Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo – Jl. KH. Wahid Hasyim.
Metode Penelitian Langkah-langkah
3. Jalur 3 penyelesaian
masalah yang digunakan antara lain:
Jl. Basuki Rahmat – Jl. Yos Sudarso – Jl. A. Yani – Jl. Kusuma Bangsa – Jl. Pattimura –
1. Studi literatur;
Jl. Basuki Rahmat.
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014) Yogyakarta, 27 Desember 2014
1169
Prosiding
ISSN :9 772407 749004
Terdapat 4 titik pertemuan pada
dengan 1, 2, , n menunjukkan bus yang n 1,
,n r
ketiga jalur yaitu: Ringin Contong
sebenarnya,
(RC),
Makam
menunjukkan variabel tambahan yang
perempatan
menunjukkan bus tambahan. Vektor
Pasar
Pahlawan
Legi
(MP)
STIKES
(PL),
dan
(STIKES)
memungkinkan berpindah
yang
penumpang
jalur.
untuk
Keempat
titik
pertemuan ini dijadikan node untuk menyusun graph jalur bus sekolah sedangkan waktu tempuh antar titik pertemuan dijadikan sebagai bobot arc. Graph berarah dari jalur bus sekolah
d k 1 adalah jadwal keberangkatan
untuk keberangkatan ke- k 1 . Kondisi awal untuk permasalahan ini adalah x 0 , meskipun keberangkatan ke-0
tidak
mempunyai
intrepretasi
yang
jelas. Oleh karena itu, yang dapat diamati adalah hanya yang terjadi dengan
adalah sebagai berikut:
dan
, xn ,
x1 ,
dan matriks hasil
adalah C en
nr . Sehingga y k
adalah
keberangkatan
waktu
yang
teramati dari bus yang sebenarnya. Karena
keterbatasan
data
mengenai jarak dan waktu tempuh masing-masing titik pertemuan di setiap Gambar 1. Graph berarah disertai node
Model yang diinginkan dari jalur bus sekolah yang dirancang adalah:
y k Cx k x 0 x0
Vektor
x k
maka
pada
penelitian
ini
dimisalkan hanya ada 1 bus yang
untuk jalur bus sekolah
x k 1 Ax k d k 1
jalur,
beroperasi
di
masing-masing
pertemuan
sebagaimana
titik
ditunjukkan
oleh tabel berikut ini.
(1)
Tabel 1. Jarak antar Titik Pertemuan, Waktu Tempuh dan Alokasi Jumlah Bus
menunjukkan
waktu keberangkatan ke- k untuk semua bus termasuk bus tambahan. Vektor x k x1 k ,
, xn k , x n 1 k ,
, xn r k , '
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014) Yogyakarta, 27 Desember 2014
1170
Prosiding variabel
ISSN :9 772407 749004
dari
ke
a. Keberangkatan bus ke-(k+1) dari
jarak
waktu tempuh
jumlah bus
(km)
(menit)
yang beroperasi
x1
UNDAR
STIKES
5.1
12.14
1
x2
STIKES
MP
1
2.24
1
x3
MP
RC
1.3
3.07
1
x4
RC
UNDAR
1.3
3.07
1
x5
RC
PL
2.4
5.46
1
x6
PL
STIKES
1
2.24
1
x7
STIKES
RC
1
2.24
1
x8
BRAVO
PL
6
14.24
1
x9
PL
MP
3
7.12
1
x10
MP
STIKES
2.6
6.14
1
x11
STIKES
BRAVO
0.6
1.26
1
RC menuju ke PL menunggu kedatangan bus yang berangkat ke(k) dari STIKES menuju ke RC dan kedatangan bus yang berangkat ke(k) dari MP menuju ke RC. b. Keberangkatan bus ke-(k+1) dari PL menuju STIKES menunggu
Aturan sinkronisasi diberikan sebagai
kedatangan bus yang berangkat ke-
berikut:
(k) dari RC menuju ke PL dan kedatangan
Jalur 1 a.
b.
c.
bus
ke-(k)
dari
BRAVO menuju ke PL.
Keberangkatan bus ke-(k+1) dari
c. Keberangkatan bus ke-(k+1) dari
STIKES menuju MP menunggu
STIKES menuju ke RC menunggu
kedatangan bus yang berangkat ke-
kedatangan bus yang berangkat ke-
(k)
ke
(k) dari PL menuju ke STIKES,
STIKES, dan kedatangan bus yang
menunggu kedatangan bus yang
berangkat ke-(k) dari MP menuju
berangkat ke-(k) dari UNDAR
ke STIKES, serta kedatangan bus
menuju ke STIKES, dan menunggu
yang berangkat ke-(k) dari PG
kedatangan bus yang berangkat ke-
menuju ke STIKES.
(k) dari MP menuju ke STIKES.
dari
UNDAR
menuju
Keberangkatan bus ke-(k+1) dari
Jalur 3
MP menuju ke RC menunggu
a. Keberangkatan bus ke-(k+1) dari
kedatangan bus yang berangkat ke-
PL menuju ke MP menunggu
(k) dari STIKES menuju ke MP
kedatangan bus yang berangkat ke-
dan kedatangan bus yang berangkat
(k) dari BRAVO menuju ke PL dan
ke-(k) dari PG menuju ke MP.
bus yang berangkat ke-(k) dari RC
Keberangkatan bus ke-(k+1) dari
menuju ke PL.
menunggu
b. Keberangkatan bus ke-(k+1) dari
kedatangan bus ke-(k) dari MP
MP menuju ke STIKES menunggu
menuju ke RC dan kedatangan bus
kedatangan bus yang berangkat ke-
ke-(k) dari STIKES menuju ke RC.
(k) dari PL menuju ke MP dan
RC
ke
UNDAR
Jalur 2 Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014) Yogyakarta, 27 Desember 2014
1171
Prosiding
ISSN :9 772407 749004
kedatangan bus yang berangkat ke-
ii. Jalur 2 x5 k 1 3.07 x3 k 6.14 x7 k
(k) dari STIKES menuju ke MP.
d5 k 1
c. Keberangkatan bus ke-(k+1) dari STIKES
menuju
ke
BRAVO
x6 k 1 1.26 x5 k 5.46 x8 k d 6 k 1
menunggu kedatangan bus yang berangkat
ke-(k)
dari
MP
ke
x7 k 1 12.14 x1 k 7.12 x6 k 2.24 x10 k d 7 k 1
STIKES, menunggu kedatangan bus yang berangkat ke-(k) dari PL menuju ke STIKES dan menunggu
(3)
kedatangan bus yang berangkat ke(k)
dari
UNDAR
menuju
ke
x8 k 1 14.24 x11 k d8 k 1
STIKES. Berdasarkan data pada tabel 1 dan aturan sinkronisasi seperti yang telah
diuraikan,
iii. Jalur 3
maka
dapat
dikonstruksi model keseluruhan jalur bus sekolah yaitu sebagai berikut:
x9 k 1 1.26 x5 k 5.46 x8 k d9 k 1
x10 k 1 2.24 x2 k 2.24 x9 k d10 k 1
x11 k 1 12.14 x1 k 7.12 x6 k
i. Jalur 1
2.24 x10 k d11 k 1
x1 k 1 3.07 x4 k d1 k 1
(4)
x2 k 1 12.14 x1 k 7.12 x6 k 2.24 x10 k d 2 k 1 x3 k 1 2.24 x2 k 2.24 x9 k d3 k 1
Selanjutnya, model (2), (3) dan (4) di atas dapat dinyatakan dalam bentuk umum model aljabar max-plus sebagai berikut:
x4 k 1 3.07 x3 k 6.14 x7 k d 4 k 1
x k 1 Ap x k 1 p d k 1 M
p 1
(2)
(5) dengan
Ap adalah matriks berukuran
n n dan n adalah jumlah variabel. Matriks
Ap
adalah
matriks
yang
berkaitan dengan x k 1 p dan M
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014) Yogyakarta, 27 Desember 2014
1172
Prosiding
ISSN :9 772407 749004
dalam hal ini adalah jumlah bus
4. Hitung p q
maksimum diantara semua jalur.
vektor
eigen
v p q i x q i 1 . i 1
Berdasarkan Tabel 1, jumlah variabel adalah 11 variabel dan jumlah
Dengan menggunakan bantuan Scilab
bus maksimum dimisalkan 1 bus pada
dan
semua jalur, maka n 11 dan M 1 .
8.94 . Interpretasi dari nilai eigen ini
Sehingga
ada
sebuah
adalah
A
matriks
Maxplus
toolbox,
diperoleh
bahwasanya
periode
keberangkatan bus di masing-masing
berukuran 1111 . Matriks A adalah
titik pertemuan adalah setiap 8.97 menit
sebagai berikut:
sekali.
12.14 2.24 3.07 3.07 A 12.24 2.24 12.14
3.07
2.24 6.14 6.14 1.26 5.46 7.12 2.24 14.24 1.26 5.46 2.24 7.12 2.24 7.12
Berdasarkan
teorema
2.24
(*),
menginspirasi suatu algoritma untuk mendapatkan
nilai
eigen
sekaligus
vektor eigen dari suatu matriks persegi
A
yang dikenal dengan Algoritma
Power (Subiono, 2010), yaitu sebagai berikut: 1. Mulai dari sebarang vektor awal x 0 .
keberangkatan
bus
jadwal dapat
disusun
menggunakan vektor eigen matriks A sebagai
keadaan
awal
(waktu
keberangkatan awal), yaitu: 0 8.67 3.79 5.87 5.87 vx 10.49 8.67 13.97 10.49 3.79 8.67
Kesimpulan
2. Iterasi persamaan (*) sampai ada bilangan bulat
Selanjutnya
pq0
1. Aljabar max-plus dapat diterapkan
dan
dalam penyusunan model rencana
bilangan real c sehingga suatu
jaringan bus sekolah di Jombang.
perilaku periodik terjadi, yaitu
Model yang disusun menggunakan
x p c x q .
aljabar max-plus ini menghasilkan
c 3. Hitung nilai eigen . pq
bentuk model x k 1 A x k d k 1
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014) Yogyakarta, 27 Desember 2014
1173
Prosiding
ISSN :9 772407 749004
dengan analisa penyusunan jadwal
Subiono, (2010), Linear Equation in
regular dilakukan pada matriks A .
Max – Plus Algebra and Its
2. Model
jaringan
bus
sekolah
menghasilkan
periode
Application,
Mathematics
Department of Sepuluh
keberangkatan bus di masing-
Nopember
masing titik pertemuan adalah
Technology, Surabaya.
setiap 8.94 menit sekali.
Mubarok, Rendy M, (2013), Analisis Angkutan
Kabupaten Akhir
S1
Umum
Jombang,
Tugas
Teknik
Sipil,
Universitas Jember. Profil
Kabupaten/Kota
of
Subiono, (2012), Aljabar Maxplus dan
Pustaka
Kinerja
Institute
Jombang.
Diakses
melalui
Terapannya, Buku Ajar Mata Kuliah Pilihan Pasca Sarjana Matematika, ITS, Surabaya. Subiono, dan A. Dieky, (2012), MaxPlus Algebra Toolbox ver. 1.1.0, Jurusan Matematika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
www.jombangkab.go.id.
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014) Yogyakarta, 27 Desember 2014
1174