STRES KERJA KARYAWAN BAGIAN PEMASARAN BPR RESTU ARTHA MAKMUR DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA PSIKOLOGIS Rina wati Universitas Semarang Email:
[email protected] ABSTRACT This research is objective to correlate empirical act between perception of psychological work environment and job stress in marketing employee of Restu Artha Makmur Credit Banking. Marketing employee is the most important value in the organizations to become increasingly. To reduce the job stress of marketing employee they need good a psychological work environment, so the employee feel comfort, and they can adjust to adapt in the organitation company of work environment. To collect data about this research used quantity method, ie used a work stress scale and perception to psychological work environmental. To analyze the data is used product moment correlations. The result of this research showed that score of r xy: 0,488 dan p: 0,000 (p<0,001). Its mean that there is significant correlations between job stress with perception of psychological work environment. Key Words
: Job Stress and Perception of Psychological Work Environment ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris hubungan antara persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis dengan stres kerja pada karyawan bagian pemasaran BPR Restu Artha Makmur. Karyawan bagian marketing adalah elemen pekerja yang paling penting di perusahaan sebagai ujung tombak untuk meningkatkan perusahaan. Untuk meminimalisir stres kerja pada karyawan diperlukan lingkungan psikis kerja yang kondusif, sehingga individu merasa nyaman dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja organisasi di perusahaannya. Pengumpulan data penelitian dilakukan secara kuantitatif yaitu menggunakan skala stres kerja dan persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis. Analisis data dengan menggunakan korelasi Product Moment. Hasil dari analisis data menunjukan skor rxy: 0,488 dan p: 0,000 (p<0,001) berarti bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara stres kerja dengan persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis. Kata kunci
: Stres Kerja dan Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis
Pendahuluan Stres bukan hal yang baru lagi di kalangan para pekerja. Munandar (2008: 380) mengatakan bahwa setiap pekerjaan dapat menjadi pembangkit stress,
bergantung pada tenaga kerja yang menentukan sejauh mana situasi yang dihadapi itu merupakan situasi (situation) stres atau tidak. 211
Faktor stres yang lainnya juga dikemukakan oleh Hardjana (2002: 18) bahwa penilaian peristiwa yang mendatangkan stress itu berpangkal pada tiga pemikiran yaitu pertama penilaian tentang kerugian dan kehilangan (harm-loss) , kedua pemikiran tentang ancaman (threat), dan yang ketiga adalah pemikiran tentang tantangan (challange). Selain itu Sarwono (1995: 86) juga mendifinisikan bahwa stress adalah beban mental yang oleh individu bersangkutan akan dikurangi atau dihilangkan. Untuk mengurangi atau menghilangkan stress, individu melakukan tingkah laku penyesuaian (coping behavior) . Jika berhasil individu akan kembali pada keadaan homeostatis, tetapi kalau tidak maka idividu akan kembali pada keadaan stres lagi, bahkan kemungkinan stres itu akan bertambah besar. Jika individu sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa dalam menghadapi stres maka timbul reaksi panik berkepanjangan yang bisa menjurus pada timbulnya gejala psikoneurosis. Sumber terjadinya stres juga diungkapkan oleh Hardjana (2002: 12) bahwa tiga unsur stres yang saling berkaitan yaitu mengenai peristiwa, orang, keadaan yang menjadi sumber stres (stressor), orang yang mengalami stres (the stressed), dan hubungan antara orang yang mengalami stres dengan hal yang menyebabkan stres (transactions). Permasalahan yang ada di lingkungan kerja BPR Restu Artha Makmur bahwa lingkungan kerja yang ada membuat karyawan merasa terkekang dan overlaping, menganggap pekerjaanya sebagai sebuah beban yang berat untuk mencapai target dan NPL dimana ketika seseorang tidak mencapai target dan NPL selama dua bulan berturut-turut akan dikeluarkan, juga wujud sikap kaku hati dan menggerutu di belakang dan merasa kurang nyaman dan takut
terhadap NPL, perasaan beban rasa malu ketika tidak mencapai target NPL (Nilai Pencairan Langsung) yang seolah memakan gaji buta, dan juga ketakutan-ketakutan serta kekhawatiran hilangnya reward jika tidak mencapai target NPL. Beberapa permasalahan ini merupakan sebuah permasalahan yang ada di lingkungan kerja psikologis. Selain itu wawancara juga dianalis secara verbatim, diperoleh indikasi bahwa stres kerja yag dialami oleh karyawan BPR Restu Artha Makmur diakibatkan oleh adanya persepsi-persepsi pekerja terhadap lingkungan kerja fisik maupun psikis perusahaan. Tinjauan Pustaka Stres kerja adalah suatu kondisi dari hasil penghayatan subjektif individu yag dapat berupa interaksi antara individu dengan lingkungan kerja yang dapat mengancam dan memberi tekanan psikologis, fisiologis, dan sikap individu, Wijono (2012: 146). persepsi merupakan suatu proses pemberian arti atau makna terhadap suatu objek yang ada pada lingkungan. Persepsi mencakup penafsiran objek, penerimaan stimulus, pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku (Mangkunegara 2003: 171), Tahap paling awal dari hubungan manusia dengan lingkungannya adalah kontak antara individu dengan objek-objek di lingkungannya. Hasil interaksi antara individu dengan objek menghasilkan persepsi individu tentang objek itu. Jika persepsi itu dalam batas wajar maka individu akan berada dalam keadaan homeostatis, yaitu keadaan serba seimbang. Sedangkan jika objek yang dipersepsikan di luar batas optimal (terlalu besar, kurang keras, kurang dingin, terlalu aneh, dan 212
sebagainya) maka individu akan mengalami stress dalam dirinya (Sarwono 1992 : 47). Suryabrata (2005: 231) mengemukakan tentang definisi lingkungan psikologis yaitu bagian dari ruang hidup, karenanya sifat-sifatnya tidak ditentukan oleh sifat-sifat lingkungan obyektif, tetapi juga oleh sifat-sifat pribadi. Lingkungan kerja psikologis juga merupakan faktor penting dan berpengaruh terhadap karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Hipotesis Ada hubungan positif antara persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis dengan stres kerja karyawan bagian pemasaran BPR Restu Artha Makmur Semarang, artinya semakin positif persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja psikologisnya maka semakin tinggi stres kerjanya, dan semakin negatif persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja psikologisnya maka semakin rendah stres kerjanya. Metode Penelitian Variabel penelitian Sugiyono (2010: 3) mengatakan bahwa variabel adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung : Stres kerja. 2. Variabel bebas :Persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis Definisi operasional variabel penelitian Adapun definisi variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Stres kerja Stres kerja adalah suatu kondisi dari hasil penghayatan subjektif pada sesuatu yang dipersepsikan individu berupa interaksi
antara individu dengan lingkungan kerja untuk menghadapi peluang, kendala (constraits), atau tuntutan (demands) yang dapat mengancam dan memberi tekanan dalam mengahadapi pekerjaannya. 2) Persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis Persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis adalah suatu proses kognisi, proses afeksi maupun proses konasi seorang karyawan untuk membentuk konsep tentang suatu obyek, menafsirkan pesan pengamatan dan penilaian seseorang terhadap lingkungan yang berada di sekitar tempat kerja karyawan yang bersifat psikologis meliputi semua ruang lingkup interaksi individu dengan lingkungan organisasi di perusahaannya. Populasi dan sampel Sugiyono (2010: 62) mendefinisikan bahwa sample adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Steel dan Torrie, 1993: 12). Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian pemasaran BPR Restu Artha Makmur Semarang yang berjumlah 49 orang karyawan. Metode pengumpulan data Alat pengumpul data yang digunakan dlam penelitian ini adalah sebagi berikut: 1) Skala psikologi Adapun skala yang digunakan ada dua yaitu: a) Skala stres kerja: digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat stres kerja yang dialami oleh karyawan b) Skala persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis: digunakan untuk mengukur sejauh mana situasi dan kondisi lingkungan kerja.
213
Wawancara terstruktur Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak berwujud dokumen, serta masalah-masalah yang berkaitan dengan BPR Restu Artha Makmur. N
a. Validitas Azwar (2009:5) mengemukakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya yang sesuai dengan maksud dan tujuan diadakannya tes tersebut. Guna menguji validitas, maka digunakan metode analisis aitem. Cara yang digunakan adalah dengan mencari koefisien korelasi antar skor yang diperoleh setiap aitem dengan skor totalnya. Teknik yang digunakan dalam mencari koefisien korelasi pada penelitian ini adalah teknik korelasi Product Moment dari Pearson Hadi (2009: 264) dan dikorelasikan dengan menggunakan teknik korelasi Part Whole. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS ( Statistical Packages for Social Science) for windows versi 16.00. Rumus Korelasi Product Moment
N
X Y
Metode Analisis Data
rxy
XY
XY
X 2
Y 2
N X2 X N Y2 Y Keterangan: rxy : Indeks korelasi/koefisien korelasi antara skor aitem dengan skor total
: Jumlah perkalian antara skor aitem dengan skor total : Jumlah skor masingmasing aitem : Jumlah skor total : Jumlah subjek
Rumus Part Whole: rxy SD y SD x rpq SD y 2 SD x 2 2 rxy SD x SD y Keterangan: rpq
: koefisien korelasi aitem dan total setelah dikoreksi rxy : koefisien korelasi item dan total sebelum dikoreksi SDx : standar deviasi skor total Sdy : standar deviasi skor item b. Hasil validitas alat ukur Validitas dari masing-masing skala alat ukur adalah sebagai berikut: 1) Skala Stres Kerja Penyusunan skala stres kerja yang semula berjumlah 24 item, terdapat 2 item yang gugur sehingga tersisa 22 item yang valid. Adapun koefisien validitas alat ukur berkisar antara 0,315 sampai dengan 0,645. Dengan taraf signifikansi 5%. 2) Skala Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis Penyusunan skala persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis semula. Berdasarkan hasil perhitungan validitas terhadap skala persepsi lingkungan kerja psikologis diperoleh hasil bahwa dari 36 item terdapat 34 item yang valid dan 2 item yang gugur, dengan taraf signifikansi 5% dengan 214
koefisien yang berkisar antara 0,3050,762. c. Reliabilitas Sanders, McKormick (1992: 19) mengemukakan bahwa suatu penelitian dianggap reliabel dan dapat dipercaya ketika tidak ada error penelitian. Selain itu menurut Azwar (2008: 6) mengemukakan mengenai reliabilitas alat ukur menentukan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas skala dalam penelitian ini adalah teknik analisis varians dari Alpha Cronbach. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS ( Statistical Packages for Social Science) 16.00. Rumus Alpha Cronbach.: S 2x K α 1 K 1 S 2t Keterangan: = koefisien reliabilitas alpha k = jumlah butir item 2 Sx = varians butir item
S 2t
= varians skor total Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS, dengan menggunakan teknik analisis alpha cronbrach. Dari analisis didapatkan hasil koefisien reliabilitas skala stres kerja sebesar 0,852 dan koefisien reliabilitas skala persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis sebesar 0,926. Alat ukur ini tergolong reliabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan output data analisis SPSS ( Statistical Packages for Social Science) 16.00. didapat bahwa:
a. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data dengan menggunakan teknik korelasi product moment terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebaran untuk mengetahui normal tidaknya skor variabel stres kerja dan skor variabel persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis. Selain itu dilakukan uji asumsi untuk mengetahui linieritas hubungan antara stres kerja karyawan bagian pemasaran dengan persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis. Uji asumsi dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS (Statistical Packages for Social Science) for Windows versi 16.00.
1) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan terhadap dua variabel penelitian, yaitu variabel stres kerja dan persepsi terhadaap lingkungan kerja psikologis dengan tujuan untuk mengetahui normal tidaknya skor masing-masing variabel penelitian. Hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis parametrik menunjukan bahwa: a) Variabel stres kerja mempunyai taraf signifikansi kolmogrov-Smirnova sebesar p: 0,013 (p < 0,05), ini berarti bahwa secara parametric distribusi variabel stres kerja tidak normal. b) Variabel persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis mempunyai taraf signifikansi kolmogrov-Smirnova sebesar p: 0,200 ( p > 0,05), ini berarti bahwa secara parametrik distribusi variabel persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis adalah normal. Sedangkan mengenai hasil uji normalitas kedua variabel penelitian 215
dengan menggunakan analisis nonparametrik menunjukan bahwa: a) Variabel stres kerja berdistribusi normal dengan nilai kolmogrovsmirnova Z: 1,004 p: 0.266 dan p> 0,05 b) Variabel persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis berdistribusi normal dengan nilai kolmogrov-smirnova Z: 0,662 p: 0,773 dan p > 0,05 2) Uji Linieritas Pengujian linieritas dilakukan terhadap variabel stres kerja dan persepsi terhadap lingkungan kerja untuk mengetahui hubungan diantara keduanya. Hasil uji linieritas antara variabel stres kerja dan persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis menunjukan bahwa Flinier sebesar 14,669 dengan p = 0.000 (p < 0.001) menyatakan bahwa ada hubungan yang bersifat linier antara data variabel stres kerja dan data persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis. b. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji asumsi, selanjutnya dilakukan uji hipotesis utuk menguji apakah ada hubungan antara stres kerja dengan persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa rxy = 0,488 dan p = 0,000 (p < 0,001), sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara stres kerja dengan persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis. Pembahasan Berdasarkan pada hasil output SPSS (Statistical Packages for Social Science) for Windows versi 16.00 dengan menggunakan korelasi product moment di atas menunjukan hasil bahwa rxy = 0,488 dan p = 0,000 (p <
0,001), artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara stres kerja terhadap persepsi lingkungan kerja psikologis. Hal ini berarti bahwa semakin positif nilai persepsi karyawan pemasaran terhadap persepsi lingkungan kerja psikologisnya maka semakin tinggi stres kerjanya, dan sebaliknya. Penelitian ini mendukung pendapat dari Hardjana (2002: 30) bahwa lingkungan kerja dapat menjadi sumber stres karena beberapa alasan antara lain mengenai tuntutan kerja, tanggung jawab kerja, lingkungan fisik maupun psikis kerja, rasa kurang memiliki pengendalian, hubungan antar manusia yang buruk, kurang pengakuan dan peningkatan jenjang karier, dan rasa kurang aman dalam bekerja. Penelitian ini juga mendukung pendapat dari Zuyina dan Bandiyah (2011: 82-83) bahwa setiap manusia senantiasa berada dalam situasi interaksi dua arah dengan lingkungannya, dan setiap individu yang sehat akan berusaha menjaga keseimbangan yang dinamis dengan lingkungannya. Namun pada saat individu mendapatkan tekanan yang melebihi kemampuannya beradaptasi maka individu tersebut bereaksi yang kita sebut sebagai stress. Ketika seorang karyawan mengalami hal yang tidak mengenakkan di luar kendalinya dan melampaui daya tahan dirinya, serta tidak bisa ditoleransi lagi maka timbullah stres. Semua peristiwa bermakna tersendiri bagi setiap individu, yang membedakan adalah persepsi atas suatu peristiwa yang terjadi dalam hidup individu tersebut. Sehingga dengan demikian terlihat jelas bahwa ketika seseorang mempersepsikan sesuatu yang lebih dalam lingkungan kerjanya maka akan terjadi stres. Ketika seseorang mempersepsikan sesuatu yang ada di lingkungan kerjanya maka akan terjadi penerimaan stimulus atau penolakan stimulus, seperti yang dijelaskan 216
oleh Mangkunegara (2005: 16) bahwa ketika stimulus itu ditolak maka proses selanjutnya adalah berhenti, kemudian jika stimulus itu diterima maka stimulus itu akan mendapatkan perhatian. Perbedaan persepsi antara individu dengan individu lain dapat mengakibatkan perbedaan pemaknaan terhadap objek yang ada di lingkungan kerja. Di dalam sebuah organisasi dapat terjadi perbedaan sikap antara individu dengan tujuan organisasi ataupun situasi lingkungan organisasi, tergantung pada bagaimana individu akan menyatkan pro atau kontra terhadap lingkungan kerja yang ada. Pimpinan organisasi perlu berupaya menyamakan persepsi dari setiap individu dalam perusahaan agar bisa mencapai persamaan tujuan organisasi perusahaan (Mangkunegara 2005: 15). Dalam penelitian ini persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja psikologisnya termasuk dalam kategori sedang, dan stres kerja karyawan juga dalam kategori sedang. Upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh pimpinan perusahaan untuk mengurangi tingkat stres kerja dan untuk mengurangi persepsi yang berlebihan pada lingkungan kerja psikologis di perusahaan, maka diperlukan sebuah inovasi-inovasi baru dan review terhadap lingkungan kerja psikologis perusahaan tentang hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan dilakukan perubahan. Pada dasarnya jika individu itu mempersepsikan objek di lingkungan kerjanya terlalu besar atau terlalu kuat, terlalu aneh dan terlalu berlebihan maka individu akan mengalami stres dalam dirinya Sarwono (1995: 48). Persepsi individu terhadap lingkungan kerjanya itu relatif, bergantung pada bagaimana cara individu beserta seluruh pengalaman pribadinya berinteraksi dengan lingkungan kerjanya (Sarwono 1995: 110). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, variabel stres kerja mempunyai
Mean empirik sebesar 42,86 kemudian Mean Hipotetik sebesar 55. dan standart Deviasinya sebesar 5,307. Mean empirik stres kerja berada pada area (-) 1SD sampai dengan mean hipotetiknya. Hal ini mengindikasikan bahwa stres kerja yang dialami oleh karyawan bagian pemasaran BPR Restu Artha Makmur berada dalam kategori sedang. Variabel persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis mempunyai Mean Empirik sebesar 66,98 kemudian Mean Hipotetik sebesar 85 dan standart Deviasinya sebesar 11,879. Mean empirik persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis berada pada area (-) 1SD sampai dengan mean hipotetiknya. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi karyawan bagian pemasaran BPR Restu Artha Makmur Semarang terhadap lingkungan kerja psikologisnya berada dalam kategori sedang. Sumbangan efektif variabel persepsi lingkungan kerja psikologis terhadap stres kerja pada karyawan bagian pemasaran BPR Restu Artha Makmur adalah sebesar 23,80%, sisanya 76,20% adalah faktor fisik kerja, peran atau tugas, organisasi kerja, faktor di luar pekerjaan dan individu itu sendiri. Melihat nilai sumbangan efektif yang diberikan persepsi lingkungan kerja terhadap stres kerja cukup besar yaitu 23,80 % ini berarti bahwa proses persepsi seseorang terhadap lingkungan kerja psikologisnya mempunyai dampak yang cukup besar juga bagi pencapaian tujuan bersama sebuah perusahaan. Kelemahan dalam penelitian ini adalah mengenai waktu pelaksanaan pengambilan data penelitian yang bersamaan dengan agenda rapat perusahaan, sehingga hal ini menyulitkan peneliti untuk bisa lebih interaktif kepada subjek dalam pengisian skala, karena hanya diberikan waktu yang 217
tidak terlalu lama untuk pengambilan data setelah agenda rapat. Penutup Simpulan Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan mengenai beberapa hal sebagai berikut: a. Ada hubungan yang bersifat linier antara data variabel stres kerja dan data persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis dengan nilai Flinier sebesar 14,669 dan p = 0.000 (p < 0.001). b. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara stres kerja dengan persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis, dengan nilai rxy = 0,488 dan p = 0,000 (p < 0,001), artinya semakin positif persepsi seorang karyawan terhadap lingkungan kerja psikologis maka semakin tinggi stres kerjanya, dan sebaliknya. c. Sumbangan efektif variabel persepsi lingkungan kerja psikologis terhadap stres kerja pada karyawan bagian pemasaran BPR Restu Artha Makmur adalah sebesar 23,80%. Saran Saran yang dapat peneliti berikan setelah melihat hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas adalah: 1. Bagi karyawan bagian pemasaran BPR Restu Artha Makmur Berdasarkan penelitian hasil penelitian hasil stres kerja tergolong sedang dan persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis tergolong sedang. Hal ini menunjukan bahwa karyawan mempunyai tingkat stres kerja yang sedang, karena persepsinya terhadap lingkungan kerja psikologis yang tergolong sedang, penulis memberikan saran kepada karyawan agar persepsi terhadap
lingkungan kerja psikologis bisa lebih diminimalisir lagi sehingga dapat mengurasi stres kerja. 2. Bagi pimpinan BPR Restu Artha Makmur Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka bagi pimpinan BPR Restu Artha Makmur untuk lebih memperhatikan hal-hal apa saja yang bisa menjadi inovasi-inovasi baru untuk lebih membuat lingkungan kerja psikologis semakin baik dan kondusif untuk para karyawannya. 3. Bagi peneliti lain Bagi peneliti yang tertarik untuk melanjutkan penelitian ini, diharapkan mampu melihat faktor lain yang mempengaruhi stres kerja seperti lingkungan fisik kerja, organisasi kerja, peran atau tugas kerja, faktor diluar organisasi kerja, dan juga faktor individu itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 2002. Psikologi Sosial. Jogjakarta: Rineka Cipta. Ahsan, Nilufar, Abdullah, Zaini, Fie, David Young Gun, Alam, Syed Syah. 2009.a study stress on job satisfaction among University Staff in Malaysia: Empirical Study. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal /120994115.pdf Azwar, S. 2008. Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Belajar. ____________. 2009. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Chaplin, JP. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Graffindo Persada. Dhania, Dhini Rama. 2010. Pengaruh Stres Kerja Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja. 218
http://jurnal.uajy.ac.id/jik/files/2012/ 05/JIK-Vo3-No1-2010_1.pdf Dharma, Agus. 2008. Organizations. Jakarta: Erlangga. Fahrani, Dahnia. 2010. Lisis komitmen organisasi dan employee engangement pada PT.Semen Gresik. http://www.google.co.id/url?sa=t&rc t=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2 &cad=rja&ved=0CDMQFjAB&url= http%3A%2F%2Fisjd.pdii.lipi.go.id %2Fadmin%2Fjurnal%2F120994102 .pdf&ei=4gG7UIrOFsLqrQfj4CwDQ &usg=AFQjCNEL0MnsiiIoR5ijHPH PYSiLZS5MTg&sig2=e5INoSPSUR nvrrzytXIZfA Faturochman. 2006. Pengantar Psikologi Sosial. Yogyakarta: Pustaka. Gunarsa, Singgih. 2012. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Libri. Gibson, J.L., Ivancevich, J.M and Donelly, J.H, J.R. 2003. Managemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga. Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta:Andi Ofsett. ____________. 2009. Statistika Jilid 2. Yogyakarta: Andi Ofsett. Hardjana. 1999. Stress Tanpa Distress. Yogyakarta: Kanisius. Hong, Tan Teck. 2009. Identifying work related stress among employers in the Malaysian financial sector. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal /120994102.pdf Huang, Chu-ling. 2009. Custumer Orientation Behaviors of Frontline Employees. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal /120994369.pdf Kartono. 2002. Psikologi Untuk Management Perusahaan Dan Industri. Jakarta : Fajar Ofsett.
________. 1994. Psikologi Sosial Untuk Management Perusahaan dan Industri. Jakarta: PT Raja Graffindo Persada. Kartono, K. & Dali, G. 2003. Kamus Psikologi. Bandung: Penerbit Pionir Jaya. Khotimah, Khusnul. 2010. Hubungan antara persepsi terhadap lingkungan kerja psikologis dengan burn out pada perawat RSU Budi Rahayu Pekalongan. http://eprints.undip.ac.id/10952/1/jur nal_skripsi.pdf Luthans, Fred. 2009. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: ANDI. Mahmudi. 2007. Managemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: YKPN. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama. ____________. 2005. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama ____________. 2010. EvaluasiKinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press Nevid, Jeffery, Rathus, A Spencer. 2003. Abnormal Psychologyl. Jakarta: Airlangga. NRH, Frieda. 2009. Correlations Between Self Efficacy to Job Stress of Sales Operation Employers PT.Nasmoco Group Semarang. http://eprints.undip.ac.id/1090352/1/j urnal_skripsi.pdf Pedak, Mustamir. 2008. Metode Superenol Mengatasi Stress. Jakarta:Mizan Publika. 219
Pinel. PJ. 2009. Biopsikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rakhmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Robbins, Stephen. 2003. Perilaku Organisasi. Indonesia: Gramedia. Sanders, Mark, Ernest, McKormick.1992. Human Faktors In Engineering And Design. Singapura: McGraw-Hill. Sherman. 1988. Human Resources. USA: South-Western Publishing. Sarwono, Sarlito Wirawan. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta: Gramedia. _____________. 2006. Psikologi Prasangka Orang Indonesia, Kumpulan Studi Empirik Prasangka Dalam Berbagai Aspek Kehidupan orang Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada. _____________. 1995. Psikologi lingkungan. Jakarta: Grassindo. Sihotang, Amri P. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Semarang: Semarang University Press. Sihotang, Imelda Novelina.2004. Burn Out Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis dan Jenis Kelamin. http://digilib.petra.ac.id/viewer.php? page=1&submit.x=0&submit.y=0&q ual=high&fname=/jiunkpe/s1/hotl/20 05/jiunkpe-ns-s1-2005-334001222223-jenjang_karir-abstract_toc.pdf Siswanto. 2007. Kesehatan Mental: Konsep, Cakupan dan Perkembangannya. Yogyakarta : Andi Offset. Smeth, Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia. Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : Andi Ofsett.
Spencer, A, Jeffery, Navid, Greene, Beverly. 2003. Psikologi abnormal. Jakarta : Airlangga. Steel, Robert, Torrie, James. 1993. Prinsip Dan Prosedur Statistika. Jakarta: Gramedia. Stewart, JC, Cash William B. 2012. Prinsip dan Praktik Interviu edisi 13. Jakarta: Salemba. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi. Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi kepribadian. Jakarta: Graffindo. Thoha, Miftah. 2009. Perilaku Organisasi dan Konsep Dasar Aplikasinya. Jakarta: Grafindo Persada. Wade, Carole.2007. Psikologi. Jakarta : Airlangga. Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi. ________. 2004. Pengantar Psokologi Umum. Yogyakarta: Andi. Wijono, Sutarto. 2012. Edisi Revisi Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Winardi, J. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta Timur: Prenada Media. Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: PT. Refika Aditama Zuyina, Lukluk, Bandiyah, siti. 2011. Psikologi Kesehatan. Yogyakarta: Nurha Medika.
220