STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT / Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang telah dapat diselesaikan penyusunannya. Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang merupakan tindak lanjut dari keikutsertaan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dalam Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), serta komitmen Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dalam rangka meningkatkan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Tulang Bawang yang terintegrasi dan komprehensif. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang merupakan dokumen rencana strategis sanitasi yang dibuat khusus sebagai percepatan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Tulang Bawang berjangka menengah 5 (lima) tahun kedepan (2015-2019). Strategi ini untuk mensinergikan upaya-upaya yang akan dilakukan pemerintah (pusat, provinsi, kota), sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat maupun kelompok masyarakat. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang disusun sebagai rencana pembangunan sektor sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang mulai Tahun 2015 hingga Tahun 2019. Dengan tersusunnya Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang diharapkan dapat menjadi dokumen perencanaan yang legal untuk perbaikan pembangunan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang. Melalui kata pengantar ini, kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak terutama Kelompok Kerja (Pokja) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Kabupaten Tulang Bawang yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang. Strategi Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang ini dirasakan masih jauh dari sempurna, namun kami berharap substansi dalam Strategi Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang ini dapat dijadikan masukan dan pelajaran bagi seluruh pemangku kepentingan dalam menjawab tantangan dan peningkatan akses masyarakat Kabupaten Tulang Bawang terhadap lanyanan sanitasi yang lebih baik. Menggala, Desember 2014 BUPATI TULANG BAWANG,
Ir. HANAN A. ROZAK, M.Si.
i
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
RINGKASAN EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan sanitasi jangka menengah (5 tahunan) yang komprehensif dan bersifat strategis. Dengan tetap memperhatikan skala prioritas sesuai dengan kemampuan daerah. Sebagai dokumen perencanaan, SSK tidak boleh bertentangan dengan dokumen perencanaan lainnya yang ada di Kabupaten Tulang Bawang. Oleh sebab itu, dalam penyusunannya SSK harus mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tulang Bawang, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung dan Nasional, Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya. Selain itu juga perlu mengacu kepada target-target Millinium Development Goals (MDGs) maupun peraturan dan perundangan yang berlaku di tingkat nasional maupun provinsi. SSK Kabupaten Tulang Bawang ini merupakan Buku Induk terhadap rencana teknis pengembangan pembangunan di bidang sanitasi dan menjadi dasar serta acuan terhadap semua pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi dan terpadu secara berkesinambungan, SSK merupakan hasil kerja berbagai komponen Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan lembaga lain yang terkait dengan sanitasi serta stakeholder yang memiliki kepentingan terhadap masalah ini. Dengan demikian, diharapkan SSK menjadi acuan dan dasar hukum bagi Pokja Kabupaten Tulang Bawang dalam mengimplementasikan dengan memperhatikan empat ciri pendekatan yang dikembangkan, yaitu dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten sendiri secara terintegrasi, skala kabupaten, top-down meets bottom-up dan didasarkan bukti material (evidence-based). Sedangkan Tujuan Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : tujuan umum, Kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini disusun sebagai rencana pembangunan sektor sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang mulai Tahun 2015 hingga Tahun 2019, dan tujuan khusus, (1) Kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini dapat memberikan gambaran tentang arah kebijakan pembangunan Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang selama 5 tahun; (2) Dipergunakan sebagai dasar penyusunan strategi dan langkah-langkah pelaksanaan kebijakan, serta penyusunan program jangka menengah dan tahunan sektor sanitasi; dan (3) Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi. Berpijak pada kondisi dan potensi daerah eksisting dengan memperhitungkan potensi, tantangan, dan peluang ke depan, disamping mengenali berbagai isu-isu strategis, baik di
ii
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
lingkungan daerah sendiri (internal) maupun pengaruh dari luar daerah (eksternal) serta memperhatikan Visi Pembangunan Nasional 2005-2025, maka Visi Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang adalah : “Terwujudnya Kabupaten Tulang Bawang yang Bersih, Sehat dan Ramah Lingkungan Tahun 2019”. dengan mengemban misi, yaitu : 1.
Meningkatkan Cakupan dan Kualitas layanan dalam sistem pengelolaan persampahan melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan.
2.
Meningkatkan Cakupan dan Kualitas
pengelolaan Air Limbah Domestik melalui
Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan. 3.
Meningkatkan Cakupan layanan Drainase melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan. Meningkatkan Pengetahuan, Kesadaran dan Peran Serta Masyarakat dalam Penerapan PHBS Sejak Usia Dini.
Dari hasil kajian dan pemetaan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang yang telah dilakukan, ditemukan masih banyak permasalahan sanitasi yang ada di Kabupaten Tulang Bawang. Dari berbagai permasalahantersebut, telah disimpulkan bahwa permasalahan utama sektor sanitasi d Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut : a.
Permasalahan Sanitai Bidang Persampahan Pengelolaan sampah belum memadai, 98,15% penduduk di Kabupaten Tulang Bawang sampahnya belum terangkut dan terolah (TPA baru melayani sampah di 2 (dua) kecamatan, kapasitas TPA saat ini sudah mencapai 70%). Minimnya dana pemeliharaan dan operasional pengelolaan sampah (anggaran pemda di bawah kebutuhan dan penarikan retribusi belum maksimal). Masih kurangnya kesadaran masarakat dalam mengelola sampah dengan konsep 3R (Reuse, Reduce and Recycle) Belum maksimalnya pihak swasta dalam membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah untuk masyarakat.
b.
Permasalahan Sanitai Bidang Air Limbah Domestik Sarana dan prasarana air limbah belum memadai, 53,86 % penduduk di Kabupaten Tulang Bawang belum memiliki jamban bertangki septik aman (belum tersedianya IPLT, masih kurangnya jumlah tangki septik komunal/ MCK komunal).
iii
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik (baru sekedar perda IMB yang digunakan untuk mengendalikan penyediaan sarana pengolahan air limbah domestik on-site / setempat). Belum adanya lembaga yang mengelola air limbah domestik. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memiliki jamban bertangki septik aman, dan belum adanya kegiatan penyuluhan atau sosialisasi terkait air limbah secara berkelanjutan. Kurangnya keterlibatan pihak swasta dalam mengurangi permasalahan air limbah di Kabupaten Tulang Bawang. c.
Permasalahan Sanitai Bidang Drainase 30,73% pemukiman di Kabupaten Tulang Bawang mengalami banjir secara rutin tiap tahun (sistem drainase belum terkoneksi secara baik, saluran tersier dan sekunder belum terkoneksi/terintegrasi dengan baik. Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah hilir dari sungai Way Tulang Bawang, dimana pada saat musim hujan debit air meningkat sehingga tidak tertampung dan menggenangi sebagian daerah di sekitar sungai. Belum adanya peraturan, kebijakan dan perencanaan terpadu dalam pengelolaan drainase. Masih rendahnya kesadaraan masyarakat dalam menjaga kebersihaan drainase yang terbangun (banyaknya sampah yang berserakan di drainase, bahkan digunakan sebagai tempat sampah) Kurangnya peran serta masyarakat dalam membentuk lembaga yang peduli terhadap drainase serta unya dukungan dari pihak swasta dalam mendukung pemerintah daerah terkait drainase.
Dengan melihat permasalahan sanitasi yang ada serta memperimbangkan berbagai kondisi yang ada di Kabupaten Tulang Bawang, kerangka pengembangan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang di bagi dalam zona-zona pengembangan untuk masing-masing sub sektor sanitasi yaitu sebagai berikut : a.
Sektor air limbah domestik Zona 1, merupakan zona pengembangan pengelolaan air limbah dengan sistim pengolahan setempat (on site) individual. Zona I merupakan daerah dengan kepadatan penduduk yang kurang padat dengan wilayah yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut. Meliputi Kecamatan Gedung Meneng, Kecamatan Dente Teladas, Kecamatan Gedung Aji dan Kecamatan Meraksa Aji.
iv
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Zona 2, merupakan zona pengembangan pengolaan air limbah dengan STBM dan menyediakan MCK++ bagi masyarakat yang belum memiliki jamban pribadi. Zona 2 merupakan daerah dataran rendah yang di pengaruhi oleh pasang surut air laut. Meliputi Kecamatan Rawa Pitu, Kecamatan Rawa Jitu Selatan dan Kecamatan Rawa Jitu Timur. Zona 3, merupakan zona pengembangan pengelolaan air limbah dengan sistem off site. Zona 3 ini merupakan daerah yang bependuduk relatif padat karena merupakan wilayah pusat pemerintahan dan pusat bisnis di Kabupaten Tulang Bawang. Meliputi Kecamatan Menggala, Kecamatan Menggala Timur, Kecamatan Banjar Baru dan Kecamatan Banjar Agung. b.
Sektor Persampahan Zona 1, merupakan zona peningkatan cakupan layanan hingga 100% (Rumah Tangga – Tempat Pembuangan Sementara – Tempat Pembuangan Akhir) +penyapuan jalan jangka pendek ke menengah (2015-2019). Meliputi Kecamatan Menggala dan Kecamatan Menggala Timur. Zona 2, Peningkatan cakupan layanan hingga min 70% (TPS,TPA) +penyapuan jalan Jangka pendek ke menengah. Meliputi Kecamatan Banjar Baru, Kecamatan Banjar Agung, Kecamatan Banjar Margo, Kecamatan Gedung Aji, Kecamatan Meraksa Aji, Kecamatan Penawar Aji, Kecamatan Gedung Aji Baru, Kecamatan Rawapitu, Kecamatan Rawajitu Selatan dan Kecamatan Rawajitu Timur. Zona 3, Pengembangan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat +pemilahan dan pengolahan sampah berbasis RT, pengangkutan secukupnya (TPS – TPA) Jangka menengah ke panjang. Meliputi Kecamatan Gedung Meneng dan Kecamatan Dente Teladas.
c.
Sektor Drainase Zona 1, Merupakan zona penanganan jangka menengah terhadap genangan. Meliputi Kecamatan Menggala dan Kecamatan Menggala Timur. Zona 2, Merupakan zona penanganan jangka menengah ke panjang terhadap genangan. Meliputi Kecamatan Dente Teladas, Kecamatan Rawapitu, Kecamatan Penawar Aji, Kematan Rawajitu Selatan dan Kecamatan Rawajitu Timur. Zona 3, Merupakan zona penanganan jangka panjang terhadap genangan (berbasis masyarakat). Meliputi Kecamatan Banjar Baru, Kecamatan Banjar Agung, Kecamatan Banjar Margo, Kedung Aji dan Kecamatan Meraksa Aji.
v
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Program dan kegiatan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang disusun berdasarkan prioritas kebutuhan, dana yang tersedia untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang. Dokumen SSK Kabupaten Tulang Bawang yang disusun telah mempertimbangkan kemampuan dari segi aspek teknis, biaya dan waktu yang dilengkapi dengan komitmen pendanaan untuk sektor sanitasi. Ringkasan program dan kegiatan sektor sanitasi Kabupaten Tulang Bawang untuk jangka menengah (2015-2019) adalah sebagai berikut : a.
Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik 1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup; 2. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup; 3. Program Pembinaan dan Pemantauan Kualitas Lingkungan; 4. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah; 5. Program Lingkungan Sehat Perumahan; 6. Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah; 7. Pengembangan Kerangka Peraturan Operasionalisasi Sistem Pengelolaan Air Limbah; 8. Pengembangan Kinerja Kerjasama Pengelolaan Air Limbah; dan 9. OM Sarana Eksisting .
b.
Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan; 2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakkan Ligkungan Hidup; 3. Pengaturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman; 4. Program Infrastruktur TPST 3R; 5. Pengadaan Fasilitas Operasional TPA; dan 6. OM Fasilitas Eksisting.
c.
Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Perkotaan 1. Pengaturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman; 2. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong; 3. Program Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh; dan 4. OM Drainase Eksisting.
vi
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG d.
2014
Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS terkait Sanitasi 1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; 2. Program Lingkungan Sehat; 3. Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam PHBS dan Higiene; dan 4. Program Sanitasi Terpadu Berbasisi Masyarakat (STBM).
vii
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................. ii DAFTAR ISI........................................................................................................................................ viii DAFTAR TABEL.................................................................................................................................. x DAFTAR PETA ....................................................................................................................................xi BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................................... I-1
1.1.
Latar Belakang............................................................................................................................... I-1
1.2.
Maksud dan Tujuan ..................................................................................................................... I-2
1.3.
Metodologi ...................................................................................................................................... I-2 1.3.1. Metode Penyusunan SSK ........................................................................................... I-2 1.3.2. Jenis Data yang digunakan dalam penyusunan SSK ....................................... I-3 1.3.3. Proses Penulisan SSK .................................................................................................. I-3 1.3.4. Proses Penyepakatan SSK ......................................................................................... I-4
1.4.
Posisi SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain............................... I-4
BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI................................................................ II-1 2.1.
Visi Misi Sanitasi .......................................................................................................................... II-1
2.2.
Tahap Pengembangan Sanitasi.............................................................................................. II-4 2.2.1. Sub Sektor Air Limbah Domestik .......................................................................... II-4 2.2.2. Sub Sektor Persampahan ......................................................................................... II-8 2.2.3. Sub Sektor Drainase .................................................................................................. II-12
2.3.
Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi ............................................................. II-16
BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI ....................................... III-1 3.1.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik ................... III-1
3.2.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan ................................... III-5
3.3.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase Perkotaan ...................... III-8
3.4.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait sanitasi ............................................................................................................................ III-12
viii
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI ....... IV-1 4.1.
Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi ....................................................................... IV-1
4.2.
Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik ................................. IV-3
4.3.
Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan ............................................... IV-7
4.4.
Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Perkotaan .................................. IV-11
4.5.
Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS terkait Sanitasi...................................... IV-14
BAB V
STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI .............................................................. V-1
5.1.
Gambaran Umum Strategi Monev .........................................................................................V-1
5.2.
Pemantauan SSK ...........................................................................................................................V-2
5.3.
Pendokumentasian .................................................................................................................... V-11
5.4.
Evaluasi SSK ................................................................................................................................. V-12
5.5.
Pelaporan ...................................................................................................................................... V-12
LAMPIRAN LAMPIRAN I
Hasil Analisis SWOT
LAMPIRAN II Tabel KKL LAMPIRAN III Tabel Program dan Kegiatan Rinci
ix
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1.
Visi Misi Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang ........................................................................ II-2
2.2.
Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten ............................................ II-8
2.3.
Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten .......................................................... II-12
2.4.
Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten .................................................................... II-15
2.5.
Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten untuk Sanitasi ................ II-17
2.6.
Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Kabupaten ke depan ....................................... II-18
2.7.
Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi ............................................................ II-18
2.8.
Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2019 .............. II-19
2.9.
Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Tulang Bawang dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK ............................................................................... II-20
3.1.
Tujuan Sasaran dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Domestik .................................. III-4
3.2.
Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan ........................................... III-7
3.3.
Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase Perkotaan............................. III-10
3.4.
Tujuan Sasaran dan Strategi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait sanitasi (tatanan rumah tangga) ................................................................................ III-14
3.5.
Tujuan Sasaran dan Strategi Pengelolaan PHBS terkait sanitasi (tatanan sekolah) ............................................................................................................................ III-17
4.1.
Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun ......................................................... IV-2
4.2.
Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik ....................................... IV-4
4.3.
Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan ....................................................... IV-8
4.4.
Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Perkotaan ........................................ IV-12
4.5.
Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS terkait sanitasi ............................................ IV-15
5.1.
Matriks Monev Implementasi .......................................................................................................V-3
5.2. Mekanisme Monev Implementasi SSK ..................................................................................... V-14
x
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
DAFTAR PETA
Halaman Peta 2.1a. Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik ............................................. II-7 Peta 2.1b. Peta Pengembangan Bertahap Jangka Panjang Sistem Off-site .......................... II-8 Peta 2.2.
Peta Tahapan Pengembangan Persampahan ........................................................... II-11
Peta 2.3.
Peta Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan ............................................... II-14
xi
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, daerah kumuh dan akhirnya pada masalah kesehatan lingkungan. Sanitasi lingkungan pada gilirannya akan menentukan taraf produktivitas penduduk. Situasi ini memberikan tantangan signifikan dimana pemerintah daerah masih dihadapkan pada persoalan belum tertanganinya tingkat kemiskinan dan permasalahan lain. Hal ini masih menjadi persoalan
pembangunan
nasional
dan
daerah,
tidak
terkecuali
Kabupaten
Tulang Bawang. Kondisi sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang berdasarkan hasil pemetaan kondisi
eksisting
Buku
Putih
Sanitasi
(BPS)
tahun
2014
dari
total
15 kecamatan dengan 151 desa/kelurahan memiliki tingkat layanan sanitasi yang masih sangat rendah. Dengan melihat buruknya kondisi sanitasi saat ini maka pemerintah Kabupaten Tulang Bawang memandang perlu untuk menyusun Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) sebagai dokumen rencana strategis berjangka menengah untuk percepatan penyelesaian masalah sektor sanitasi tersebut, yang berisi tentang rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. Kondisi sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang ini dapat dipastikan juga berdampak pada kondisi sanitasi secara nasional untuk itu pembangunan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang harus dilaksanakan secara sistematis, terencana, terpadu, terintegrasi, dan berkelanjutan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Kondisi tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang untuk ikut serta dalam program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) pada tahun 2014 yang telah dicanangkan pemerintah pusat sebagai upaya penyelesaian masalah sanitasi secara nasional. Adapun karakteristik penulisan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) di Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut : 1.
Disusun oleh, dari dan untuk Kabupaten;
2.
Komprehensif, multisektor & terintegrasi;
3.
Berdasarkan data empiris (aktual);
4.
Gabungan pendekatan top down dan bottom up.
BAB I | 1
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Tulang Bawang ini, yaitu tersusunnya dokumen perencanaan Strategis Sanitasi Kabupaten/Kota yang dapat dijadikan rujukan perencanaan pembangunan sanitasi dalam jangka menengah (5 tahunan). Tujuan
dari
penyusunan
Strategi
Sanitasi
Kabupaten
(SSK)
Kabupaten
Tulang Bawang ini adalah : 1) Tujuan Umum Kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini disusun sebagai rencana pembangunan sektor sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang mulai Tahun 2015 hingga Tahun 2019. 2) Tujuan Khusus a. Kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini dapat memberikan gambaran tentang arah kebijakan pembangunan Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang selama 5 tahun. b. Dipergunakan sebagai dasar penyusunan strategi dan langkah-langkah pelaksanaan kebijakan, serta penyusunan program jangka menengah dan tahunan sektor sanitasi. c. Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi. 1.3. Metodologi 1.3.1. Metode Penyusunan SSK Metode yang digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini menggunakan beberapa pendekatan dan alat bantu yang secara bertahap untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang lengkap. Metode penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten ini, terdiri dari tahapan berikut : 1.
Melakukan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi kaabupaten saat ini (dari Buku Putih Sanitasi), untuk belajar dari fakta sanitasi guna menetapkan kondisi sanitasi yang tidak diinginkan. Pada tahap ini mengkaji kembali Buku Putih Sanitasi Kota untuk memastikan kondisi yang ada saat ini khususnya kondisi yang tidak diinginkan atau permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengelolaan sanitasi Kota. Kondisi semua sektor layanan sanitasi yang terdiri;
BAB I | 2
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
sektor air limbah, sektor persampahan, sektor drainase lingkungan dan sektor air bersih serta aspek pendukung. Metode yang digunakan adalah kajian data sekunder dan kunjungan lapangan untuk melakukan verifikasi informasi. 2.
Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan ke depan yang dituangkan kedalam visi, misi sanitasi kota, dan tujuan serta sasaran pembangunan sanitasi kota. Dalam perumusan bagian ini tetap mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan dokumen perencanaan lainnya yang ada di kabupaten/kota.
3.
Menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan. Analisis kesenjangan digunakan untuk mendiskripsikan isu strategis dan kendala yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai tujuan.
4.
Merumuskan strategi sanitasi kabupaten/kota yang menjadi basis penyusunan program dan kegiatan pembangunan sanitasi kota jangka menengah (5 tahunan).
1.3.2. Jenis Data yang digunakan dalam penyusunan SSK Jenis Data yang digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang adalah data sekunder yang terdapat di dalam : a. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang; b. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD); c. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); d. Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD); e. Rencana Pembangunan Infestasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM). 1.3.3. Proses Penulisan SSK Proses Penulisan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : Millestone Penulisan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) a)
Penyiapan Kerangka pengembangan Sanitasi;
b)
Penetapan Strategi percepatan Pembangunan;
c)
Penyusunan Program dan Kegiatan;
d)
Finalisasi SSK
BAB I | 3
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Sistematika Penulisan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) a)
Bab I
:
Pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, metodologi, serta posisi SSK terhadap dokumen perencanaan lain.
b) Bab II :
Kerangka Pengembangan Sanitasi memberikan penjelasan tentang arah pengembangan sektor sanitasi kabupaten, menjelaskan visi dan misi, kebijakan umum, tujuan dan sasaran pembangunan sektor sanitasi kabupaten, tahapan pengembangan sanitasi dan perkiraan pendanaan sanitasi.
c)
Bab III : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi menjelaskan tentang tujuan, sasaran, indikator sasaran dan strategi pembangunan sanitasi per sub sektor.
d) Bab IV :
Program
dan
Kegiatan
Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
menjelaskan tentang ringkasan program dan kegiatan sanitasi per sub sektor, program dan kegiatan yang akan dilakukan secara terintegrasi antar sub sektor dan aspek pendukung layanan sanitasi. e)
Bab V : Strategi Monitoring dan Evaluasi menjelaskan tentang strategi monitoring dan evaluasi implementasi program sanitasi kabupaten.
1.3.4. Proses Penyepakatan SSK Penyepakatan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang dilakukan pada setiap tahapan millestone SSK dan di akhiri dengan penyepakatan dokumen SSK secara keseluruhan melalui pleno di tingkat POKJA. Penyepakatan dilakukan dengan cara diskusi, koordinasi POKJA, dan rapat pleno Pokja serta Konsultasi Publik. 1.4. Posisi SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ini, diposisikan sebagai acuan dalam penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Tulang Bawang. Rencana pembangunan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang dikembangkan atas dasar paparan dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini. Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten ini tidak dapat dilepaskan dan harus berintegrasi dengan keberadaan dokumen perencanaan pembangunan lainnya sebagai dasar penyelenggaraan Pemerintah, antara lain :
BAB I | 4
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG a.
2014
SSK dengan RPI2JM SSK menggunakan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2017 sebagai referensi untuk memperoleh data isu-isu strategis dan permasalahan mendesak terkait program sanitasi yang harus ditangani segera dan sebagai pedoman untuk menentukan visi dan misi serta kebijakan sanitasi kedepan.
b.
SSK dan RTRW serta RPI2JM Dalam pelaksanaan penyusunan SSK memperhatikan dan mempedomani tujuan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Tulang Bawang, dimana kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Tulang Bawang menjadi acuan dalam penentuan wilayah kajian dalam penyusunan SSK. Demikian juga halnya dengan penentuan rencana pembangunan infrastruktur yang tertuang dalam RPI2JM.
c.
SSK dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) SSK menggambarkan rencana program dan kegiatan setiap SKPD yang menangani sanitasi sebagaimana tertuang dalam Renstra SKPD tersebut dan setelah SSK Final akan menjadi pedoman bagi setiap satuan kerja perangkat daerah dalam penyesuaian program terhadap Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang berlaku sekarang.
BAB I | 5
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1
Visi Misi Sanitasi Konsep awal penyusunan kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dicantumkan dalam visi dan misi sanitasi Kabupaten Tulang Bawang yang diturunkan dari visi dan misi Kabupaten Tulang Bawang, diharapkan visi dari sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, yaitu : “Terwujudnya Kabupaten Tulang Bawang yang
Bersih, Sehat dan Ramah
Lingkungan Tahun 2019”. dengan mengemban misi, yaitu : 1.
Meningkatkan Cakupan dan Kualitas layanan dalam sistem pengelolaan persampahan melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan.
2.
Meningkatkan Cakupan dan Kualitas pengelolaan Air Limbah Domestik melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan.
3.
Meningkatkan Cakupan layanan Drainase melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan.
4.
Meningkatkan Pengetahuan, Kesadaran dan Peran Serta Masyarakat dalam Penerapan PHBS Sejak Usia Dini.
Untuk melihat keterpaduan visi misi sanitasi dengan visi misi Kabupaten Tulang Bawang, seperti terlihat pada tabel berikut ini :
BAB II | 1
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tabel 2.1 Visi Misi Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang Visi
Misi
Visi Sanitasi
Misi Sanitasi
Kabupaten Tulang Bawang
Kabupaten Tulang Bawang
Kabupaten Tulang Bawang
Kabupaten Tulang Bawang
Terwujudnya Kabupaten Tulang Bawang yang Bersih, Sehat dan Ramah Lingkungan Tahun 2019
1. Meningkatkan Cakupan dan Kualitas layanan dalam sistem pengelolaan persampahan melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan.
Terwujudnya Kabupaten Tulang 1. Meningkatkan Kondisi Bawang sebagai Kawasan Lingkungan Masyarakat yang Agribisnis yang “ Bermartabat, Aman, Harmonis, Religius, dan Aman, Ragam, Unggul (BARU) , Berbudaya serta Penguatan Sejahtera, serta Berwawasan Kearifan Sosial Budaya Lingkungan sesuai Potensi Sumber Daya dan Kearifan Sosial Budaya” 2. Meningkatkan Pemenuhan Kebutuhan Dasar dengan Optimalisasi Pembangunan Wilayah secara Sistematis, Terpadu, dan Merata, serta Mendukung Efektifitas Tata Kelola Sumber Daya Strategis
2. Meningkatkan Cakupan dan Kualitas pengelolaan Air Limbah Domestik melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan.
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Daerah Tulang Bawang
3. Meningkatkan Cakupan layanan Drainase melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan
4. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Agribisnis dan Potensi Ekonomi Secara Dinamis, Produktif, dan Berdaya Saing yang didukung oleh dunia
4. Meningkatkan Pengetahuan, Kesadaran dan Peran Serta Masyarakat dalam Penerapan PHBS Sejak Usia Dini.
BAB II | 2
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
usaha secara Berkelanjutan 5. Meningkatkan Kreatifitas, Prakarsa, dan Profesionalisme SDM Aparatur dalam peningkatan Pengelolaan Keuangan Daerah, Penyelenggaraan Pemerintahan, Kualitas Perencanaan, Kualitas Pelayanan Publik, serta Pemberdayaan Masyarakat 6. Mewujudkan Penataan Ruang dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan
BAB II | 3
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Visi tersebut mengandung makna terjalinnya sinergi dinamis antara masyarakat, pemerintah kabupaten dan seluruh pemangku kepentingan dalam merealisasikan pembangunan Kabupaten Tulang Bawang secara terpadu. visi di atas merupakan suatu keadaan yang ingin dicapai secara mandiri melalui kegiatan–kegiatan yang dilakukan secara sinergis antar pemangku kepentingan yang terkait secara langsung atau tidak langsung dalam pengelolaan sanitasi. Visi ini selanjutnya dirumuskan dalam beberapa misi sebagai terjemahan lebih lanjut arti visi yang telah ditetapkan untuk dapat mengidentifikasi arah kerangka kerja SSK. 2.2.
Tahapan Pengembangan Sanitasi Dalam merumuskan pengembangan pengelolaan sanitasi, pentahapan dibagi ke dalam tahap jangka pendek (1-2 tahun), menengah (5 tahun), jangka panjang (10-15 tahun), maupun kombinasi antara 2 tahapan. Penentuan tahapan dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang meliputi : 1.
Kepadatan Penduduk adalah Jumlah jiwa yang mendiami Desa/ Kelurahan per hektar;
2.
Kondisi ekstrem adalah Desa/ Kelurahan yang didefinisikan sebagai daerah genangan yang diakibatkan oleh pengaruh pasang surut air laut;
3.
Wilayah Komersil (CBD) merupakan wilayah yang berfungsi sebagai wilayah perdagangan dan jasa baik untuk saat ini maupun yang akan datang berdasarkan dokumen RTRW;
4.
Resiko Kesehatan adalah hasil dari analisa area beresiko, yang mempunyai skor 3 dan 4. Indikator yang digunakan dalam tahapan pengembangan dokumen strategi
sanitasi ini adalah presentase penduduk terlayani. Diharapkan dalam jangka panjang, semua penduduk akan dapat terlayani oleh program dan kegiatan sanitasi yang dirumuskan dalam dokumen ini. 2.2.1. Sub sektor Air Limbah Domestik Sampai dengan saat ini, Kabupaten Tulang Bawang belum memiliki Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT). Sehingga pengolahan lumpur tinja yang ada baru sebatas pada penampungan di septik tank dan belum ada penyedotan terhadap lumpur tinja tersebut baik oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta. Pembangunan Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) masuk dalam rencana program jangka panjang Kabupaten Tulang Bawang.
BAB II | 4
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Adapun peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem sangat diperlukan. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi Kota dalam merencanakan pengembangan jangka panjang pengelolaan air limbah di Kabupaten Tulang Bawang. Maksud dan tujuan mengolah limbah cair sendiri adalah memberikan pelayanan pengolahan limbah cair sehingga aman untuk dibuang ke badan air penerima dan juga untuk memperbaiki kualitas hidup dan lingkungan sejalan dengan pertumbuhan dan pengembangan kota baik prasarana maupun sarananya. Arahan rencana peningkatan pengelolaan limbah cair adalah memberikan pelayanan pengolahan limbah cair sehingga aman untuk dibuang ke badan air penerima dan juga untuk memperbaiki kualitas hidup dan lingkungan. Sejalan dengan pertumbuhan dan pengembangannya, arahan rencana di sektor air limbah domestik kabupaten baik prasarana maupun sarananya, antara lain: 1.
Pengembangan prasarana pengolahan limbah industri, limbah medis, dan Bahan Beracun Berbahaya (B3) secara mandiri pada fasilitas tertentu maupun secara terpadu untuk pelayanan pada skala kabupaten;
2.
Pemenuhan fasilitas septic tank pada masing-masing Kepala Keluarga (KK) pada wilayah perkotaan dan perdesaan;
3.
Pengembangan jamban komunal di kawasan permukiman padat masyarakat yang berpenghasilan rendah dan pada area-area fasilitas umum;
4.
Pengembangan instalasi pengolah limbah domestik dan lumpur tinja dengan sistem perpipaan pada kawasan perkotaan;
5.
Mewajibkan pengembang pemukiman baru untuk menyediakan jaringan sanitasi yang terpadu dengan sistem jaringan wilayah;
6.
Penampungan
air
limbah
Kabupaten
Tulang
Bawang
direncanakan
menggunakan suatu sistem jaringan air limbah; dan 7.
Rencana program pengelolaan air limbah yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Kabupaten Tulang Bawang adalah hingga berakhirnya Renstra SKPD.
Pengolahan Air Limbah Domestik ditentukan berdasarkan wilayah pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat desa, maka disusun prioritas untuk pengolahan Air Limbah Domestik. Penentuan daerah prioritas ini berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu :
BAB II | 5
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Kepadatan penduduk, tata guna lahan (Perdagangan, jasa maupun permukiman), daerah genangan air hujan serta tingkat resiko kesehatan. Berdasarkan kriteria tersebut maka perencanaan penanganan Air Limbah Domestik ke depan dapat digambarkan sebagai berikut : Zona 1, merupakan zona pengembangan pengelolaan air limbah dengan sistim pengolahan setempat (on site) individual. Zona I merupakan daerah dengan kepadatan penduduk yang kurang padat dengan wilayah yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut. Meliputi Kecamatan Gedung Meneng, Kecamatan Dente Teladas, Kecamatan Gedung Aji dan Kecamatan Meraksa Aji. Zona 2, merupakan zona pengembangan pengolaan air limbah dengan STBM dan menyediakan MCK++ bagi masyarakat yang belum memiliki jamban pribadi. Zona 2 merupakan daerah dataran rendah yang di pengaruhi oleh pasang surut air laut. Meliputi Kecamatan Rawa Pitu, Kecamatan Rawa Jitu Selatan dan Kecamatan Rawa Jitu Timur. Zona 3, merupakan zona pengembangan pengelolaan air limbah dengan sistem off site. Zona 3 ini merupakan daerah yang bependuduk relatif padat karena merupakan wilayah pusat pemerintahan dan pusat bisnis di Kabupaten Tulang Bawang. Meliputi Kecamatan Menggala, Kecamatan Menggala Timur, Kecamatan Banjar Baru dan Kecamatan Banjar Agung. Berdasarkan zonasi air limbah
dengan memperhatikan RPJMD Kabupaten
Tulang Bawang dan kemampuan daerah di dalam Grand Strategy indikator sasaran seluruh sentra ekonomi memiliki sarana listrik, air bersih, akses transportasi yang lancar, irigasi, sanitasi, persampahan dan drainase yang handal di Dinas Pekerjaan Umum. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian zona pengembangan sanitasi sub sektor air limbah dapat dilihat pada peta 2.1a.
BAB II | 6
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Peta 2.1a. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik
BAB II | 7
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Peta 2.1b. Pengembangan Bertahap Jangka Panjang Sistem Off-site
BAB II | 8
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Untuk cakupan layanan eksisting air limbah domestik Kabupaten Tulang Bawang baru biasa mencakup secara system on-site layak sekitar 83,19 %, sedangkan untuk system off-site baik skala kota maupun skala wilayah secara eksisting belum ada layanan. Dalam tahapan pengembangan untuk cakupan layanan baik system on-site maupun off-site ada beberapa target yang mesti tercapai dari target cakupan layanan secara jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan pengembangan air limbah domestic yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat pada table 2.2. Tabel 2.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Tulang Bawang Target Cakupan Layanan* (%) No
Sistem
a
Cakupan Layanan Existing *(%)
b
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
c
d
e
f
14,66
10
3
0
A
Buang Air Besar Sembangan (BABS)**
B
Sistem On-site (setempat)
1
Cubluk dan sejenisnya
45,81
40
17
0
2
Individual (tangki septik)
37,38
40
55
60
C
Sistem Komunal
1
MCK/MCK++
1,82
4
8
12
2
IPAL Komunal
0,2
2
6
10
3
Tangki Septik Komunal
0,13
2
6
10
D
Sistem Off -site (terpusat)
0
2
5
8
100
100
100
100
TOTAL
Keterangan : *)
Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk
**)
Buang air besar di kebun, kolam, sawah, sungai dll.
2.2.2. Sub Sektor Persampahan Seiring dengan tingkat perkembangan penduduk kecamatan maka jumlah volume timbulan sampah yang dihasilkan juga akan semakin besar sehingga diperlukan adanya peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan sarana dan prasarana persampahan. Dari segi kuantitas jumlah sarana pengumpulan perlu disediakan disetiap komponen kegiatan perkotaan di wilayah kecamatan, seperti tong sampah, gerobak sampah, dan container. Demikian pula dengan armada pengangkutan perlu ditambahkan dan ditingkatkan pelayanannya. Hal yang terpenting adalah dengan mengembangkan unit-unit pengelolaan sampah lingkungan permukiman sehingga
BAB II | 9
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
dapat mendukung terciptanya lingkungan permukiman yang sehat, bersih dan berkualitas. Berikut arahan rencana sistem jaringan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang, yaitu : 1.
Pengembangan tempat pengumpulan dan pemilahan sampah sementara dikembangkan di setiap Kecamatan;
2.
Pengembangan Tempat Penampungan Sementara (TPS) berada di sekitar pusat-pusat lingkungan yang strategis;
3.
Pengembangan tong sampah berada di setiap rumah dan bangunan lainnya pada kawasan perkotaan dan sepanjang jalan utama kawasan perkotaan;
4.
Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah yaitu dengan sistem Sanitary Landfill minimal Controlled Landfill;
5.
Pengembangan tempat pengumpulan dan pemilahan sampah sementara yang dikembangkan di setiap kecamatan;
6.
Pengembangan Tempat Penampungan Sementara (TPS), berada di sekitar pusat-pusat lingkungan yang strategis;
7.
Pengembangan tong sampah berada di setiap rumah dan bangunan lainnya pada kawasan perkotaan dan sepanjang jalan utama kawasan perkotaan;
8.
Pengembangan teknologi pengelolaan sampah dengan sistem 3R + 1R (Reuse, Reduce, Recycle, dan Revalue); dan
9.
Peningkatan jaringan pelayanan sampah berada di seluruh kawasan perkotaan.
Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasikan. Ada 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu; 1). Tata guna lahan/klasifikasi wilayah : komersial/ Central of Business Development (CBD), pemukiman, fasilitas umum, terminal, dsb; 2). Kepadatan penduduk. Berdasarkan kriteria penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten Tulang Bawang tedapat 3 zona Kecamatan yang dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Zona 1, merupakan zona peningkatan cakupan layanan hingga 100% (Rumah Tangga – Tempat Pembuangan Sementara – Tempat Pembuangan Akhir) +penyapuan jalan jangka pendek ke menengah (2015-2019). Meliputi Kecamatan Menggala dan Kecamatan Menggala Timur.
Zona 2, Peningkatan cakupan layanan hingga min 70% (TPS,TPA) +penyapuan jalan Jangka pendek ke menengah. Meliputi Kecamatan Banjar Baru, Kecamatan
BAB II | 10
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Banjar Agung, Kecamatan Banjar Margo, Kecamatan Gedung Aji, Kecamatan Meraksa Aji, Kecamatan Penawar Aji, Kecamatan Gedung Aji Baru, Kecamatan Rawapitu, Kecamatan Rawajitu Selatan dan Kecamatan Rawajitu Timur.
Zona 3,
Pengembangan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat
+pemilahan dan pengolahan sampah berbasis RT, pengangkutan secukupnya (TPS – TPA) Jangka menengah ke panjang. Meliputi Kecamatan Gedung Meneng dan Kecamatan Dente Teladas. Berdasarkan zonasi persampahan dengan memperhatikan RPJMD Kabupaten Tulang Bawang dan kemampuan daerah di dalam Grand Strategy indikator sasaran seluruh sentra ekonomi memiliki sarana listrik, air bersih, akses transportasi yang lancar, irigasi, sanitasi, persampahan dan drainase yang handal di Dinas Pekerjaan Umum untuk persampahan adalah sebagai berikut. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian zona pengembangan sanitasi sub sektor persampahan dapat dilihat pada peta 2.2.
BAB II | 11
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Peta 2.2 Tahapan Pengembangan Persampahan
BAB II | 12
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Cakupan layanan eksisting persampahan Kabupaten Tulang Bawang untuk sistem penanganan langsung (Direct) sebanyak 1,85 %, sedangkan untuk sistem penanganan tidak langsung (Indirect) sebanyak 0 %. Dalam tahapan pengembangan untuk cakupan layanan baik system Direct maupun Indirect ada beberapa target yang mesti tercapai dari target cakupan layanan secara jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan pengembangan persampahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat pada table 2.3. Tabel 2.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Tulang Bawang Target Cakupan Layanan*(%) No
Sistem
(a)
(b)
Cakupan Layanan Existing *(%)
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(c)
(d)
(e)
(f)
A
Prosentase sampah yang terangkut
1,85
21
64
100
1
Penanganan langsung (direct)(2)
1,85
7
20
48
2
Penanganan tidak langsung (indirect)(3)
0
14
44
52
98,15
79
36
0
100
100
100
100
B
Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani(5) TOTAL
Keterangan :
Keterangan :
layanan dapat dapat didekatididekati dengan prosentase yang terkumpul terangkut atau jumlah yangatau jumlah 1) 1) Cakupan Cakupan layanan dengansampah prosentase sampahdan yang terkumpul danpenduduk terangkut mendapatkanlayanan dibagi total penduduk administratif penduduklangsung yang mendapatkan layanan dibagi total penduduk administratif 2) Penanganan adalah pelayanan sampah berdasarkan sistem pengangkutan menggunakan truk langsung dari rumah ke rumah kemudian dibuang ke TPA 2) 3) Penanganan Penanganan langsung adalah pelayanan sampah berdasarkan sistem pengangkutan menggunakan tidak langsung adalah pelayanan sampah dimana sampah diangkut menuju TPS kemudian dari TPS akan diangkut ketruk TPAlangsung dengan truk. dari rumah ke rumah kemudian dibuang ke TPA 4) Apabila data terkait penanganan langsung dan penanganan langsung tidak tersedia. mandiri tidak oleh masyarakat belumpelayanan terlayani adalah wilayah yang belum mendapatkan pelayanan yang 3) 5) Dikelola Penanganan langsungatau adalah sampah dimana sampah diangkut menujusampah TPS kemudian dari terlembaga sehingga pengelolaan sampah masih dilakukan sendiri oleh masyarakat (dikubur, dibakar dll) maupun dikelola oleh KSM atauTPS kelurahan. akan diangkut ke TPA dengan truk.
4)
Apabila data terkait penanganan langsung dan penanganan langsung tidak tersedia.
5)
Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani adalah wilayah yang belum mendapatkan pelayanan sampah yang terlembaga sehingga pengelolaan sampah masih dilakukan sendiri oleh masyarakat (dikubur, dibakar dll) maupun dikelola oleh KSM atau kelurahan.
2.2.3. Sub Sektor Drainase Arahan pengembangan sistem jaringan drainase di Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut : 1.
Pembangunan sistem drainase secara terpadu pada kawasan perkotaan;
2.
Normalisasi jaringan drainase yang ada;
3.
Pengembangan sumur resapan pada tiap bangunan;
4.
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang drainase;
BAB II | 13
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG 5.
2014
Pembangunan saluran drainase memperhatikan kontur dan daerah tangkapan air;
6.
Pembuatan saluran drainase tersendiri pada setiap kawasan fungsional; dan
7.
Pengoptimalan daya serap air ke dalam tanah.
Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat desa, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu : Kepadatan penduduk, tata guna lahan (Perdagangan, jasa maupun permukiman), daerah genangan air hujan serta tingkat resiko kesehatan. Berdasarkan kriteria tersebut maka perencanaan penanganan drainase ke depan dapat digambarkan sebagai berikut:
Zona 1, Merupakan zona penanganan jangka menengah terhadap genangan. Meliputi Kecamatan Menggala dan Kecamatan Menggala Timur.
Zona 2, Merupakan zona penanganan jangka menengah ke panjang terhadap genangan. Meliputi Kecamatan Dente Teladas, Kecamatan Rawapitu, Kecamatan Penawar Aji, Kematan Rawajitu Selatan dan Kecamatan Rawajitu Timur.
Zona 3, Merupakan zona penanganan jangka panjang terhadap genangan (berbasis masyarakat). Meliputi Kecamatan Banjar Baru, Kecamatan Banjar Agung, Kecamatan Banjar Margo, Kedung Aji dan Kecamatan Meraksa Aji.
Berdasarkan
zonasi
drainase
dengan
memperhatikan
RPJMD
Kabupaten
Tulang Bawang dan kemampuan daerah di dalam Grand Strategy indikator sasaran seluruh sentra ekonomi memiliki sarana listrik, air bersih, akses transportasi yang lancar, irigasi, sanitasi, persampahan dan drainase yang handal di Dinas Pekerjaan Umum. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian zona pengembangan sanitasi subsektor drainase dapat dilihat pada peta 2.3.
BAB II | 14
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Peta 2.3 Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan
BAB II | 15
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Cakupan layanan eksisting drainase Kabupaten Tulang Bawang sebanyak 0,92 %. Dalam tahapan pengembangan untuk cakupan layanan baik sistem terbuka maupun tertutup ada beberapa target yang mesti tercapai dari target cakupan layanan secara jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan pengembangan drainase yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat pada table 2.4 berikut : Tabel 2.4 Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Tulang Bawang
No.
Kecamatan
Target genangan *(%) Luas genangan Jangka Jangka eksisting Jangka Pendek Menengah Panjang (Ha)
1
Banjar Agung
75
80,00
53,33
0,00
2
Banjar Margo
82
74,39
54,88
0,00
3
Banjar Baru
78
73,08
48,72
0,00
4
Gedung Aji
123
71,54
56,10
0,00
5
Penawar Aji
188
83,51
51,06
11,17
6
Meraksa Aji
99
78,79
45,45
0,00
7
Menggala
930
95,05
70,97
19,89
8
Penawar Tama
0
0,00
0,00
0,00
9
Rawajitu Selatan
207
89,86
59,42
15,46
10
Gedung Meneng
30
73,33
23,33
0,00
11
Rawajitu Timur
28
53,57
17,86
0,00
12
Rawa Pitu
651
88,48
72,35
39,63
13
Gedung Aji Baru
7
100,00
0,00
0,00
14
Dente Teladas
700
93,71
62,00
29,29
15
Menggala Timur
1
100,00
0,00
0,00
3199
77,02
41,03
7,70
TOTAL
BAB II | 16
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG 2.3.
2014
Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi Sumber-sumber pembiayaan pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang didukung oleh banyak sumber baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang melalui APBD di dalam mendukung peningkatan perekonomian dan pembangunan. Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi masih sangat dibutuhkan terutama program/ kegiatan strategis. Diharapkan dengan dukungan ini, pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang menjadi terpacu dan mampu meningkatkan masyarakatnya menjadi lebih baik dan lebih sejahtera. Berdasarkan data pada beberapa dokumen strategis daerah seperti APBD 5 tahun terakhir, LKPJ Bupati, RPJMD, dan RPIJM Kabupaten Tulang Bawang, maka Pokja PPSP Kabupaten Tulang Bawang melakukan proyeksi dan perhitungan tentang pendanaan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang 5 tahun ke depan. Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran jelas mengenai kemampuan daerah dalam pendanaan sanitasi sebagaimana diidentifikasikan di dalam dokumen SSK ini. Untuk mendapatkan gambaran ini, maka analisis difokuskan pada aspek belanja dalam APBD Kabupaten Tulang Bawang. Dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, tergambar beberapa sumber pendanaan dan besaran nilainya. Hasil analisis pendanaan pembangunan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang secara berturut-turut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
BAB II | 17
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tabel 2.5 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Tulang Bawang untuk Sanitasi BELANJA SANITASI (Rp) No
Rata-rata Pertumbuhan
URAIAN 2010
1
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )
1.1
2011
2012
2013
2014
1.830.852.388,00
2.314.727.998,00
2.731.803.193,00
3.705.981.868,00
4.090.394.246,00
0,41
Air Limbah Domestik
564.400.768,00
644.387.006,00
776.533.245,00
1.128.254.598,00
1.378.150.191,00
0,29
1.2
Sampah rumah tangga
354.342.175,00
487.566.434,00
564.233.107,00
645.323.220,00
564.322.012,00
0,12
1.3
Drainase perkotaan
700.765.875,00
954.231.004,00
1.103.432.408,00
1.602.818.050,00
1.904.477.689,00
0,34
1.4
PHBS
211.343.570,00
228.543.554,00
287.604.433,00
329.586.000,00
243.444.354,00
0,03
2
Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )
1.687.537.963,00
1.882.057.801,00
2.183.553.400,00
3.021.853.635,00
3.199.922.606,00
0,23
2.1
DAK Sanitasi
850.237.762,00
956.755.667,00
1.073.228.750,00
1.318.677.087,00
1.387.654.088,00
0,13
2.2
DAK Lingkungan Hidup
837.300.201,00
925.302.134,00
1.110.324.650,00
1.228.545.328,00
1.268.750.000,00
0,10
2.3
DAK Perumahan dan Permukiman
-
-
-
474.631.220,00
543.518.518,00
-
3
Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
-
-
-
-
-
-
4
Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi
-
-
-
-
-
-
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung % APBD murni terhadap Belanja Langsung
143.314.425,00
432.670.197,00
548.249.793,00
684.128.233,00
890.471.640,00
1,04
236.332.901.644,00
373.123.036.304,00
373.863.166.479,00
380.071.240.850,00
445.668.927.024,00
0,18
0,06
0,12
0,15
0,18
0,20
0,46
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut)
0,50
Sumber : Data diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, 2014
Berdasarkan tabel 2.5 dapat dilihat bahwa selama 5 tahun telah terjadi peningkatan pembiayaan belanja sanitasi secara keseluruhan dengan ratarata pertumbuhan 0,46 % per tahun. Sementara belanja sanitasi dari APBD murni relatif mengalami kenaikan salam 5 tahun terakhir sebesar 0,41 % per tahun. Berdasarkan kebutuhan untuk mempercepat pembangunan sanitasi permukiman dan kemampuan daerah maka Kabupaten Tulang Bawang berkomitmen untuk pendanan sanitasi dari APBD sebesar 0,50 % per tahun.
BAB II | 18
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Perkiraan besaran pendanaan APBD murni dan besaran komitmen pendanaan untuk sanitasi yang disepakati oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2015 s/d 2019 selengkapnya dijabarkan pada Tabel 2.6 berikut : Tabel 2.6 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang Ke Depan Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.) No
Uraian
Total Pendanaan 2015
1
Perkiraan Belanja Langsung
2 3
2016
2017
2018
2019
524.620.745.555,90
527.243.849.283,68
529.880.068.530,10
532.529.468.872,75
535.192.116.217,11
2.649.466.248.459,54
Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
2.623.103.727,00
3.107.530.797,00
3.657.037.216,00
4.476.623.419,00
5.276.289.847,00
19.140.585.006,00
Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
2.623.103.727,78
2.636.219.246,42
2.649.400.342,65
2.662.647.344,36
2.675.960.581,09
13.247.331.242,30
Sumber : Data diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, 2014
Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Tulang Bawang untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 terdapat pada Tabel 2.7 sebagai berikut : Tabel 2.7 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kab. Tulang Bawang untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi Belanja Sanitasi (Rp.) No
Uraian
Pertumbuhan rata-rata 2010
1
Belanja Sanitasi
1.1
Air Limbah Domestik
1.1.1
Biaya operasional / pemeliharaan (justified)
1.2
Sampah Rumah Tangga
1.2.1
2011
2012
2013
2014
1.830.852.388,00
2.314.727.998,00
2.731.803.193,00
3.705.981.868,00
4.180.394.246,00
27,61
564.400.768,00
644.387.006,00
776.533.245,00
1.128.254.598,00
1.378.150.191,00
0,29
-
-
-
-
-
-
354.342.175,00
487.566.434,00
564.233.107,00
645.323.220,00
564.322.012,00
0,12
Biaya operasional/pemeliharaan (justified)
13.987.600,00
15.987.600,00
25.876.564,00
20.876.996,00
25.875.983,00
0,17
1.3
Drainase lingkungan
13.987.600,00
954.231.004,00
1.103.432.408,00
1.602.818.050,00
1.904.477.689,00
27,03
1.3.1
Biaya operasional/pemeliharaan (justified)
-
-
-
-
-
-
Sumber : Data diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, 2014
BAB II | 19
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Dari tabel diatas diketahui bahwa selama lima tahun terakhir 2010 s/d 2014 belum ada pelayanan operasional/pemeliharaan baik air limbah domestik, sampah rumah tangga maupun drainase lingkungan di Kabupaten Tulang Bawang. Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Tulang Bawang untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun kedepan hingga Tahun 2019, dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 tertera pada Tabel 2.8 sebagai berikut : Tabel 2.8 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Tulang Bawang untuk Kebutuhan Operasional/ Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2019. Belanja Sanitasi (Rp.) No
Uraian 2015
2016
2017
2018
2019
Pertumbuhan rata-rata
1
Belanja Sanitasi
8.679.000.000,00
7.149.000.000,00
7.327.000.000,00
7.984.000.000,00
9.898.000.000,00
0,03
1.1
Air Limbah Domestik
2.608.000.000,00
2.610.000.000,00
2.919.000.000,00
3.038.000.000,00
3.047.000.000,00
0,03
1.1.1
Biaya operasional / pemeliharaan (justified)
11.000.000,00
11.000.000,00
11.000.000,00
21.000.000,00
21.000.000,00
0,18
1.2
Sampah Rumah Tangga
992.000.000,00
1.869.000.000,00
2.238.000.000,00
2.576.000.000,00
4.181.000.000,00
0,64
1.2.1
Biaya operasional/pemeliharaan (justified)
243.000.000,00
323.000.000,00
323.000.000,00
378.000.000,00
538.000.000,00
0,24
1.3
Drainase Lingkungan
5.079.000.000,00
2.670.000.000,00
2.170.000.000,00
2.370.000.000,00
2.670.000.000,00
(0,09)
1.3.1
Biaya operasional/pemeliharaan (justified)
200.000.000,00
200.000.000,00
200.000.000,00
200.000.000,00
200.000.000,00
-
Sumber : Data diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, 2014
Dari uraian tabel 2.8 di atas, terlihat bahwa untuk perkiraan besaran pendanaan APBD untuk Operasional dan Pemeliharaan Aset Sanitasi terbangun hingga tahun 2019 secara umum mengalami peningkatan. Perkiraan Operasional dan Pemeliharaan terbesar terjadi pada sub sektor Sampah rumah tangga.
BAB II | 20
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tabel 2.9 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Tulang Bawang dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK Pendanaan (Rp.) No
Uraian
Total Pendanaan 2015
1
Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan
2
2016
2017
2018
2019
454.000.000,00
534.000.000,00
534.000.000,00
599.000.000,00
759.000.000,00
2.880.000.000,00
Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
2.623.103.727,00
3.107.530.797,00
3.657.037.216,00
4.476.623.419,00
5.276.289.847,00
19.140.585.006,00
3
Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
2.623.103.727,78
2.636.219.246,42
2.649.400.342,65
2.662.647.344,36
2.675.960.581,09
13.247.331.242,30
4
Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1)
2.169.103.727,00
2.573.530.797,00
3.123.037.216,00
3.877.623.419,00
4.517.289.847,00
16.260.585.006,00
5
Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1)
2.169.103.727,78
2.102.219.246,42
2.115.400.342,65
2.063.647.344,36
1.916.960.581,09
10.367.331.242,30
Sumber : Data diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, 2014
Dari uraian tabel 2.9 di atas dapat dijelaskan bahwa Perkiraan Komitmen Pendanaan Kabupaten Tulang Bawang dalam Mendanai Program/kegiatan Sanitasi mengalami peningkatan setiap tahunnya sebesar 0,50 %.
BAB II | 21
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dipaparkan mengenai tujuan, sasaran dan strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang untuk perencanaan jangka menengah hingga tahun 2019. Tujuan, sasaran dan strategi yang dipaparkan pada bab ini, ditetapkan berdasarkan pertimbangan hasil analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oportunity and Weakness) yang telah dilakukan
sebelumnya
pada
tahap
penyusunan
Buku
Putih
Sanitasi
Kabupaten
Tulang Bawang. Secara detail strategi percepatan pembangunan sanitasi persubsektor sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang dipaparkan pada Subbab 3.1, Subbab 3.2, Subbab 3.3 dan Subbab 3.4. 3.1. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Ditinjau dari segi internal, selama ini Kabupaten Tulang Bawang memiliki tiga kelemahan utama dalam pengelolaan air limbah domestik. Kelemahan pertama yaitu terkait teknis dan operasional berupa belum optimalnya pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan air limbah domestik. Beberapa faktor penyebab hal tersebut antara lain akibat belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan air limbah domestik serta belum optimalnya ketersediaan infrastruktur pendukung. Kelemahan kedua dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang yaitu terletak pada sistem kelembagaan. Hingga saat ini belum ada UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) khusus yang mengelola air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang.. Kelemahan ketiga dalam pengelolaan air limbah domestik yaitu dalam hal keuangan, dimana Proporsi alokasi anggaran air limbah untuk penyediaan sarana (dan pemeliharaan sarana) belum memadai. Pada dasarnya jika ditinjau dari segi internal, Kabupaten Tulang Bawang juga memiliki beberapa kekuatan (strength). Salah satunya dalam bidang kelembagaan yaitu adanya SKPD yang memiliki tupoksi terkait pengelolaaan air limbah domestik, meskipun untuk saat ini UPTD khusus yang membidangi air limbah domestik belum terbentuk, tetapi keberadaan SKPD dalam hal ini Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) sebagai lembaga utama yang mengorganisir perencanaan dan penyelenggaraan pengelolaan air limbah domestik berpotensi menciptakan kondisi pengelolaan air limbah domestik yang lebih baik dengan syarat peran dan fungsi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) berjalan secara optimal.
BAB III | 1
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Ditinjau dari segi eksternal, Kabupaten Tulang Bawang juga memiliki beberapa peluang yang dapat dioptimalkan dalam rangka mendukung pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang. Beberapa peluang tersebut antara lain dalam aspek teknis dan operasional, dimana saat ini sebetulnya telah ada IPAL Komunal di Perumahan PNS Tiuh Tohou yang dapat dimanfaatkan sebagai percontohan, kemudian program pusat dan donor terkait air limbah domestik yang belum diakses secara maksimal oleh pemerintah daerah, baik itu untuk pengembangan pengelolaan air limbah domestik dengan sistem on site maupun sistem off site. Peluang lainnya yaitu dalam aspek keuangan. Saat ini, sebetulnya peluang pendanaan CSR (Corporate Social Responsibility) yang bersumber dari BUMN dan sektor swasta tergolong banyak, hanya saja belum termanfaatkan dengan baik. Selain dalam hal teknis operasional dan keuangan, peluang Kabupaten Tulang Bawang lain dalam pengelolaan air limbah domestik yaitu dalam aspek pelibatan masyarakat/ PMJK (Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan) dan pelibatan sektor swasta. Ketersediaan kader, LSM dan kelompok masyarakat peduli lingkungan yang saat ini telah ada di Kabupaten Tulang Bawang merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan air limbah domestik. Meskipun dari segi eksternal, pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang cenderung memilki beberapa peluang, tetapi tetap perlu diwaspadai akan adanya ancaman (threats) yang saat ini telah teridentifikasi. Beberapa tantangan tersebut antara lain dalam aspek kelembagaan, dimana saat ini kontrol terhadap limbah-limbah dari perusahaan besar maupun dari industri rumah tangga belum optimal. Selain dari pada itu, dalam aspek PMJK dan pelibatan sektor swasta perlunya peningkatan Perilaku Hidup Bersih Sehat masyarakat yang masih rendah. Meninjau keunggulan dan kelemahan pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Tulang Bawang dari segi internal dan segi eksternal di atas, maka untuk pengembangan air limbah domestik Kabupaten Tulang Bawang hingga tahun 2019 ditetapkan tujuan berupa tercapainya standar pelayanan minimal untuk pengelolaan air limbah domestik dengan sistem on-site serta meningkatnya cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik dengan sistem off-site. Terkait tujuan tersebut, sasaran yang ditetapkan dalam pengelolaan air limbah domestik hingga tahun 2019 yaitu meningkatnya cakupan pelayanan pengelolaan air limbah domestik dengan sistem on-site (setempat), cubluk dan sejenisnynya dari 45,81 % pada tahun 2014 menjadi 17 % pada tahun 2019, individual (tangki septik) dari 37,38 % pada tahun 2014 menjadi 55 % pada tahun 2019, serta meningkatnya cakupan pelayanan pengelolaan air limbah domestik
BAB III | 2
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
dengan sistem off-site (terpusat) dari 0 % pada tahun 2014 menjadi 5 % pada tahun 2019. Untuk pengelolaan air limbah domestik dengan sistem off-site, target sasaran ditetapkan lebih rendah dari standar pelayanan minimal yang disyaratkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14 PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Penetapan target yang berada di bawah standar tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan daerah dalam pendanaan sanitasi sistem off-site. Secara detail, tujuan, sasaran dan strategi pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Tulang Bawang ditunjukkan pada tabel 3.1.
BAB III | 3
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tabel 3.1 : Tujuan Sasaran dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Domestik Sasaran Tujuan 1. Meningkatkan kualitas lingkungan yang bersih, asri dan sehat melalui penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana subsektor air limbah yang memadai.
Strategi
Pernyataan Sasaran
Indikator Sasaran
Meningkatnya kualitas dan kuantitas pengelolaan air limbah dari sumber air limbah hingga tempat pengelolaan akhir.
1. Meningkatnya jumlah kepemilikan jamban sehat dari 37,38 % menjadi 55 % di tahun 2019.
1. Meningkan pemahaman semua pihak baik masyarakat, pemerintah maupun swasta mengenai pentingnya pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi standar kesehatan.
2. Meningkatnya cakupan pelayanan air limbah domestik dari 0% menjadi 20% pada tahun 2019.
1. Meningkatkan akses layanan air limbah komunal bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) perkotaan. 2. Meningkatkan kinerja sarana prasarana layanan air limbah
2. Mendapatkan dukungan peraturan daerah tentang pengelolaan limbah dan penyelenggaran pengelolaan air limbah.
Tersedianya peraturan daerah tentang pengelolaan air limbah akhir tahun 2017
Adannya peraturan daerah tentang pengelolaan sistem air limbah di Kabupaten Tulang Bawang di tahun 2017
1. Melakukan koordinasi dan konsolidasi antar lembaga pemerintah dan DPR dalam merumuskan untuk menerbitkan Perda air limbah. 2. Mengoptialkan fungsi SKPD terkait untuk meningkatkan layanan air limbah domestik.
3. Melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan air limbah domestik
Melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan air limbah domestik
Ada pihak swasta yang berperan dalam pengelolaan air limbah domestik pada tahun 2018
1. Mengoptimalkan peran swasta dalam penanganan masalah air limbah di Kabupaten Tulang Bawang.
Sumber : Hasil analisa, 2014
BAB III | 4
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
3.2. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan Seperti halnya dalam sektor air limbah domestik, sektor persampahan di Kabupaten Tulang Bawang memiliki keunggulan dan kelemahan, baik itu ditinjau dari segi internal maupun dari segi eksternal. Berdasarkan hasil analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat), dari segi internal pengelolaan persampahan Kabupaten Tulang Bawang memiliki beberapa kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Salah satu kekuatan Kabupaten Tulang Bawang yaitu adanya komitmen para pengambil kebijakan daerah. Kekuatan lain dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang yaitu sudah tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah meskipun pada kondisi eksisting cakupan pelayanannya belum mencapai 100 %. Kekuatan lain dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang yaitu dalam aspek kelembagaan, dimana saat ini telah tersedia regulasi pengelolaan persampahan berupa perda retribusi seperti Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum dan Peraturan Bupati Tulang Bawang No. 21 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pungutan Retribusi Persampahan. Adapun yang menjadi kelemahan dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang yaitu belum adanya otoritas penuh dalam pengambilan kebijakan dalam pengelolaan persampahan oleh bidang yang khusus mengelola persampahan dan kebersihan. Kelemahan lain dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang yaitu belum efisiennya ritasi pengangkutan sampah eksisting. Dari segi eksternal, pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang memiliki beberapa peluang dan tantangan. Beberapa peluang yang dimiliki Kabupaten Tulang Bawang antara lain keberadaan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan kelompok masyarakat yang aktif dan peduli dalam mengelola persampahan, adanya peluang pendanaan pengelolaan persampahan melalui mekanisme CSR (Corporate Social Responsibility), serta adanya peluang pendanaan pengelolaan persampahan dari program dan pendanaan dari pusat dan lembaga donor. Sedangkan tantangan yang dihadapi antara lain masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola persampahan skala rumah tangga maupun skala lingkungan serta belum adanya kerjasama khusus antara pemerintah dengan sektor swasta. Selain dari pada itu, masih terbatasnya jangkauan pemasaran hasil pengolahan sampah daur ulangan saat ini masih menjadi tantangan dalam sektor persampahan di Kabupaten Tulang Bawang. Meninjau kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang di atas, maka tujuan yang ditetapkan dalam pengelolaan persampahan Kabupaten Tulang Bawang hingga tahun 2019 yaitu terwujudnya standar
BAB III | 5
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
pelayanan minimal untuk pengelolaan persampahan pada tahun 2019. Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan sasaran berupa meningkatnya
cakupan layanan
persampahan perkotaan dengan sistem penanganan tidak langsung dari 0 % pada tahun 2014 menjadi 44 % pada tahun 2019, sistem penanganan langsung dari 1,85 % pada tahun 2014 menjadi 20 % pada tahun 2019. Sasaran lain yang ditetapkan yaitu sampah yang dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani dari 97 % pada tahun 2014 menjadi 36 % pada tahun 2019. Sebagai parameter terhadap kedua sasaran yang telah ditetapkan tersebut, digunakan beberapa indikator strategi pencapaian. Secara detail, tujuan, sasaran, indikator dan strategi pengembangan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang ditunjukkan pada Tabel 3.2 berikut.
BAB III | 6
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tabel 3.2 : Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan Sasaran Tujuan
Strategi Pernyataan Sasaran
Indikator Sasaran
1. Mewujudkan lingkungan Kabupaten Tulang Bawang yang bersih, asri dan sehat melalui penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana persampahan yang memadai.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah dari sumber sampah hingga tempat pengelolaan akhir.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas Meningkatkan ketersediaan infrastruktur pengelolaan sampah dari 1,85% persampahan melalui pemanfaatan program menjadi 10% ditahun 2019 di tingkat pusat/provinsi
2. Meningkatkan sumber pendanaan untuk pengelolaan persampahan.
Meningkatkan sumber pendanaan untuk pengelolaan persampahan
Meningkatnya anggaran pengelolaan sampah kebutuhan pada tahun 2017
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakkan pemilahan sampah dan konsep 3R.
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah sesuai konsep 3R
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas keterlibatan swasta dalam pengelolaan sampah.
Meningkatnya peran swasta dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang
Meningkatnya kegiatan pemilahan Menciptakan iklim yang kondusif bagi sampah sesuai konsep 3R dari 0% kemitraan pemerintah - swasta (public menjadi 30% pada tahun 2019 private partnership) dengan Memaksimalkan kebijakan pengelolaan persampahan Meningkatnya kualitas dan kuantitas peran swasta dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang
untuk Peningkatan operasional penanganan sampah sesuai
Sumber : Hasil Analisis, 2014
BAB III | 7
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
3.3. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase Perkotaan Dalam bidang drainase permukiman, pengelolaan drainase permukiman di Kabupaten Tulang Bawang masih dihadapkan pada beberapa kelemahan dari segi internal dan tantangan dari segi eksternal. Beberapa kelemahan pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Tulang Bawang selama ini antara lain dalam aspek keuangan. Proporsi anggaran untuk pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Tulang Bawang cenderung masih tergolong minim dibandingkan dengan kebutuhan penyusunan anggaran perencanaan dan perbaikan sistem drainase. Kelemahan lainnya yaitu dalam aspek kelembagaan. Saat ini pengelolaan drainase permukiman di Kabupaten Tulang Bawang secara kelembagaan masih belum jelas. Kelemahan lain dalam pengelolaan drainase lingkungan yaitu masih adanya keterbatasan jumlah tenaga teknis dalam hal manajemen pengelolaan drainase, khususnya untuk tenaga pengawas. Adapun yang menjadi tantangan eksternal dalam pengelolaan drainase permukiman di Kabupaten Tulang Bawang antara lain dalam aspek PMJK (Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan) dan keterlibatan sektor swasta, dimana saat ini peran serta masyarakat dan sektor swasta dalam pengelolaan drainase masih tergolong rendah. Selain dalam aspek PMJK dan keterlibatan sektor swasta, tantangan lain yang dihadapi dalam pengelolaan drainase permukiman yaitu belum adanya pedoman teknis operational dan pemeliharaan sungai serta belum optimalnya peluang pendanaan oleh CSR (Corporate Social Responsibility) atau TJSLP (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan). Dalam rangka menghadapi kelemahan dan tantangan pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Tulang Bawang tersebut, sebetulnya Kabupaten Tulang Bawang memiliki keunggulan internal dan peluang eksternal yang dapat didorong untuk lebih dioptimalkan penanganan drainase permukiman. Beberapa kekuatan yang dimiliki Kabupaten Tulang Bawang antara lain dalam aspek teknis dan operasional. Saat ini, Kabupaten Tulang Bawang telah memiliki master plan drainase yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam perencanaan drainase lingkungan. Dari segi eksternal, Kabupaten Tulang Bawang memiliki beberapa peluang dalam pengelolaan drainase lingkungan. Beberapa peluang tersebut antara lain Adanya kegiatan pembangunan saluran drainase lewat program PNPM Mandiri Perkotaan, kemudian peluang lain yang dimiliki Kabupaten Tulang Bawang dalam pengelolaan drainase permukiman di Kabupaten Tulang Bawang yaitu dalam aspek PMJK (Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan), dimana adanya dukungan masyarakat untuk pembebasan lahan bagi pembangunan drainase (tanpa ganti rugi)..
BAB III | 8
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Peluang lainnya yaitu dalam aspek demografi dan LH, dimana dengan dibangunya drainase perkotaan maka dapat mengurangi resiko genangan di Kabupaten Tulang Bawang. Berdasarkan
kekuatan,
kelemahan,
peluang
dan
tantangan
Kabupaten
Tulang Bawang dalam pengelolaan drainase lingkungan tersebut, maka ditetapkan bahwa tujuan pengelolaan drainase permukiman Kabupaten Tulang Bawang hingga tahun 2019 yaitu untuk mewujudkan sepertiga wilayah Kabupaten Tulang Bawang yang memiliki jaringan drainase perkotaan terintegrasi serta drainase permukiman yang berwawasan lingkungan (ecodrain) pada tahun 2019. Informasi detail mengenai tujuan, sasaran dan strategi pengembangan drainase permukiman di kabupaten Tulang Bawang ditampilkan pada Tabel 3.3 berikut :
BAB III | 9
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tabel 3.3 : Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase Perkotaan Sasaran Tujuan
Strategi Pernyataan Sasaran
1. Mewujudkan wilayah permukiman di Kabupaten Tulang Bawang yang bebas
Meningkatkan
cakupan
Indikator Sasaran pelayanan
drainase
Menurunnya wilayah permukiman yang
banjir
mengalami
tahunan
dari
banjir
30,73%
rutin
menjadi
12,6% pada tahun 2019
1. Merencanakan saluran drainase yang terintegrasi dengan sistem drainase yang tepat 2. Mewujudkan kawasan permukiman yang bebas banjir
2. Mengendalikan debit air sungai Way Tulang Bawang agar tidak meluap ke
Menyusun masterplan drainase regional
Adanya masterplan drainase skala
pada tahun 2016
Kabupaten pada tahun 2019
permukiman
1. Merencanakan saluran drainase yang terintegrasi dengan sistem drainase yang tepat 2. Mewujudkan kawasan permukiman yang bebas banjir 3. Mengembangkan pengurangan
penanganan genangan
di
permukiman dengan system Polder dan Long Storage di wilayah rawan banjir Kab. Tulang Bawang 3. Mendapatkan dukungan peraturan daerah tentang permukiman
pengelolaan
drainase
Menyusun
dan
menetapkan
tentang Drainase pada tahun 2016
regulasi
Regulasi drainase
tentang
pengelolaan
1. Mengoptimalkan Kebijakan
Daya
Dukung
Pengelolaan
Drainase
Lingkungan
BAB III | 10
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
4. Meningkatkan
rasa
memiliki
dan
Meningkatkan
partisipasi
masyarakat
Adanya peran masyarakat dalam
kesadaran masyarakat dalam menjaga dan
dalam menjaga dan merawat sarana
menjaga
dan
merawat
merawat sarana drainase yang ada
drainase yang ada
drainase yang ada
sarana
2014
1. Mendorong swasta/masyarakat ikut berpartisipasi
dalam
pengelolaan
drainase 2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelola
prasarana
dan
sarana
drainase, swasta / dunia usaha dan peran serta masyarakat
Sumber : Hasil Analisis, 2014
BAB III | 11
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
3.4. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait sanitasi Seperti halnya dalam penentuan tujuan, sasaran dan strategi air limbah domestik, persampahan dan drainase permukiman, penentuan tujuan, sasaran dan strategi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang ditetapkan berdasarkan pada hasil analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) yang telah dirumuskan sebelummnya dalam proses penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang. Mengacu pada hasil analisis yang telah dilakukan, teridentifikasi bahwa Kabupaten Tulang Bawang memiliki beberapa kekuatan internal dalam pengelolaan strategi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Beberapa kekuatan tersebut antara lain dalam aspek keuangan, dimana anggaran PHBS dan higiene di Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Kekuatan lain yang dimiliki Kabupaten Tulang Bawang yaitu dalam aspek teknis dan operasional, dimana program PHBS dengan misi pembangunan Kabupaten telah terintegrasi. Selain dalam aspek kelembagaan dan aspek teknis dan operasional, Kabupaten Tulang Bawang juga memiliki kekuatan dalam aspek komunikasi berupa adanya kegiatan promosi higiene oleh Dinas Kesehatan yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Selain memiliki kekuatan internal, dari segi eksternal Kabupaten Tulang Bawang juga memiliki peluang yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan promosi higiene dan sanitasi. Beberapa peluang tersebut antara lain adanya peluang dalam mengembangkan pola pendanaan alternatif dalam kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui CSR (Corporate Sosial Responsibility) atau TJSLP (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan) serta adanya peluang untuk melakukan pemberdayaan masyarakat. Selain dari pada itu, Kabupaten Tulang Bawang juga memiliki peluang untuk mendorong partisipasi media swasta untuk berperan seta dalam kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), khususnya radio lokal. Meskipun dari segi internal dan dari segi eksternal, Kabupaten Tulang Bawang telah memiliki kekuatan dan peluang, saat ini pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kabupaten Tulang Bawang masih dihadapkan pada kelemahan, baik dari segi internal maupun dari segi eksternal. Kelemahan Kabupaten Tulang Bawang dalam pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu dalam aspek kelembagaan, dimana saat ini di Kabupaten Tulang Bawang belum ada sarana poskesdes yang sebetulnya dapat dimanfaatkan sebagai pusat informasi dan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), khususnya dalam lingkup desa. Selain dalam
BAB III | 12
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
aspek kelembagaan, kelemahan internal Kabupaten Tulang Bawang dalam pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) saat ini yaitu dalam aspek keuangan. Proporsi anggaran
untuk kegiatan promosi dan pemberdayaan masyarakat terhadap total
belanja langsung di Kabupaten Tulang Bawang cenderung masih rendah. Kelemahan lainnya yaitu dalam aspek sumber daya manusia, dimana tingkat pendidikan dan keahlian serta persebaran tenaga kesehatan saat ini belum merata serta masih rendahnya kesadaran fasilitator kecamatan dan desa dalam melakukan promosi higiene dan sanitasi. Sedangkan dari segi eksternal, tantangan yang dihadapi Kabupaten Tulang Bawang antara lain dalam aspek teknis dan operasional, pembuangan air limbah rumah tangga tidak terkelola dengan baik. Tantangan lain yang dihadapi yaitu dalam aspek PMJK dan sektor swasta. Pada kondisi eksisting, peran serta masyarakat dan sektor swasta masih tergolong rendah sehingga masih perlu didorong oleh pemerintah daerah. Berdasarkan keunggulan dan kelemahan Kabupaten Tulang Bawang dari segi internal dan eksternal di atas, maka untuk pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kabupaten Tulang Bawang ditetapkan tujuan berupa terwujudnya sumber daya manusia Kabupaten Tulang Bawang yang memiliki kesadaran tinggi akan perilaku hidup bersih dan berwawasan lingkungan dalam pengelolaan sanitasi. Adapun sasaran yang ditetapkan antara lain berupa meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mempraktikkan stop BABS, meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mempraktikkan CTPS, meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah setempat secara berwawasan lingkungan serta meningkatnya intensitas kegiatan promosi higiene dan sanitasi. Secara detail, tujuan, sasaran dan strategi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kabupaten Tulang Bawang ditunjukkan pada Tabel 3.4.
BAB III | 13
2014
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
Tabel 3.4 : Tujuan Sasaran dan Strategi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait sanitasi (tatanan rumah tangga) Sasaran Tujuan
Strategi Pernyataan Sasaran
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
1. Meningkatkan
Indikator Sasaran
kesadaran
Meningkatkan jumlah KK yang
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat
selalu melakukan BAB di tampat yang aman
masyarakat untuk tidak melakukan
menggunakan jamban sehat dari
dengan memanfaatkan kearifan dan
sesuai standar SPM.
BABS.
49,61 % pada tahun 2014 menjadi
budaya
80% pada tahun 2019
perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Menyediakan sarana jamban sehat bagi masyarakat kurang mampu.
lokal
dalam
penyadaran
2. Memanfaatkan media informasi yang menarik
dan
kreatif
untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam PHBS
Sumber : Hasil Analisis, 2014
BAB III | 14
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Khusus untuk pengelolaan sanitasi sekolah, ditetapkan tujuan berupa terwujudnya lingkungan sekolah yang sehat dan bersih melalui pemberdayaan tenaga pengajar dan siswa untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, ditetapkan dua sasaran utama. Sasaran pertama lebih difokuskan pada peningkatan kuantitas sarana prasarana sanitasi sekolah. Penentuan tersebut didasari oleh masih minimnya sarana prasarana sanitasi eksisting. Beberapa jenis prasarana yang ditergetkan dapat meningkat pada tahun 2019 antara lain toilet siswa, fasilitas cuci tangan dan tempat sampah terpilah (organik dan non organik). Adapun untuk sasaran kedua, lebih difokuskan pada peningkatan strata Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sekolah dari tidak berstrata PHBS menjadi Berstrata PHBS Pratama dan peningkatan dari strata pratama menjadi strata madya. Beberapa karakteristik untuk strata pratama dan strata madya yaitu sebagai berikut : A.
B.
Karakteristik Sekolah yang memiliki PHBS Strata Pratama: 1.
Memelihara rambut agar bersih dan rapih;
2.
Memakai pakaian bersih dan rapih;
3.
Memeliharan kuku agar selalu pendek dan bersih;
4.
Memakai sepatu bersih dan rapih;
5.
Berolahraga teratur dan terukur;
6.
Tidak merokok di sekolah;
7.
Tidak menggunakan NAPZA.
Karakteristik Sekolah yang memiliki PHBS Strata Madya: 1.
Memelihara rambut agar bersih dan rapih;
2.
Memakai pakaian bersih dan rapih;
3.
Memeliharan kuku agar selalu pendek dan bersih;
4.
Memakai sepatu bersih dan rapih;
5.
Berolahraga teratur dan terukur;
6.
Tidak merokok di sekolah;
7.
Tidak menggunakan NAPZA;
8.
Telah menerapkan pemberantasan jentik nyamuk;
9.
Menggunakan jamban yang bersih dan sehat;
10. Menggunakan air bersih; 11. Mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun; 12. Membuang sampah ke tempat sampah yang terpisah (sampah basah, sampah kering dan sampah berbahaya).
BAB III | 15
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Strategi pengelolaan sanitasi sekolah, dalam jangka panjang tidak hanya diharapkan dapat meningkatkan kualitas PHBS sanitasi pada lingkungan sekolah, tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas PHBS lingkungan rumah melalui adanya transfer ilmu yang diperoleh siswa-siswi di sekolah kepada lingkungan di sekitarnya. Untuk setiap sasaran yang telah ditetapkan di atas, disusun beberapa indikator pencapaian pada tahun 2019. Secara detail, tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian pengelolaan sanitasi sekolah di Kabupaten Tulang Bawang ditunjukkan pada Tabel 3.5.
BAB III | 16
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tabel 3.5 : Tujuan Sasaran dan Strategi Pengelolaan PHBS terkait sanitasi (tatanan sekolah) Sasaran Tujuan
Strategi Pernyataan Sasaran kesadaran
Indikator Sasaran
Mewujudkan kesadaran dan kebiasaan masyarakat
Meningkatnya
masyarakat
Meningkatnya kebiasaan CTPS di 5
1. Meningkatkan sosialisai dan promosi
sekolah dasar dan menengah ber-PHBS.
sekolah dasar dan menengah untuk
waktu penting dari 15,57% menjadi
PHBS dan Higiene melalui program
selalu melakukan CTPS di 5 waktu
70% di tahun 2019
pemerintah Pusat/Provinsi
penting.
Sumber : Hasil Analisis, 2014
BAB III | 17
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI
4.1. Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program dan kegiatan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang disusun berdasarkan prioritas kebutuhan, dana yang tersedia untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang. Dokumen SSK Kabupaten Tulang Bawang yang disusun telah mempertimbangkan kemampuan dari segi aspek teknis, biaya dan waktu yang dilengkapi dengan komitmen pendanaan untuk sektor sanitasi. Skenario pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang melalui Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya diharapkan mampu mewujudkan keterpaduan, integrasi perencanaan, sinkronisasi program dan penentuan prioritas dalam pembangunan pelaksanaan daerah. SSK Kabupaten Tulang Bawang menjadi payung dalam setiap pembangunan dan peningkatan untuk sektor sanitasi. Rencana Program dan kegiatan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, meliputi : 1. Rencana Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik; 2. Rencana Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan; 3. Rencana Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase; 4. Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene. Semua program dan kegiatan sanitasi di atas, sebagian besar telah didukung dengan dokumen perencanaannya, sehingga diharapkan dari dokumen perencanaan tersebut dapat dilanjutkan dengan pelaksanaan/implementasi program dan kegiatan di lapangan. Sedangkan untuk program dan kegiatan yang mendesak, dokumen perencanaannya disusun dalam tahun anggaran yang sama dengan pelaksanaan kegiatan. Untuk lebih jelas mengenai ringkasan indikasi kebutuhan biaya dan sumber pendanaan dan/atau pembiayaan pengembangan sanitasi untuk 5 tahun dapat dilihat pada tabel berikut :
BAB IV | 1
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tabel 4.1 Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun Indikasi Biaya (juta rupiah) NOMOR
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
PROGRAM/KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
1
2
A
KOMPONEN AIR LIMBAH DOMESTIK
B
KOMPONEN PERSAMPAHAN DOMESTIK
C
KOMPONEN DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN
D
PHBS TERKAIT SANITASI JUMLAH TOTAL
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
KAB.
PROV.
APBN
SWASTA/CSR
MASYARAKAT
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
2.608
2.610
2.919
3.038
3.047
14.222
6.472
600
5.300
860
990
992
1.869
2.238
2.576
4.181
11.854
9.350
-
2.500
1.226
304
5.079
2.670
2.170
2.370
2.670
14.959
12.339
-
2.200
300
20
978
1.175
1.231
1.247
1.238
5.869
3.726
830
518
775
20
9.657
8.324
8.558
9.231
11.136
46.904
31.887
1.430
10.518
3.161
1.334
Sumber : Hasil analisa, 2014
BAB IV | 2
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
4.2. Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Program Pengembangan Air Limbah Domestik di Kabupaten Tulang Bawang antara lain : 1.
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup;
2.
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup;
3.
Program Pembinaan dan Pemantauan Kualitas Lingkungan;
4.
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah;
5.
Program Lingkungan Sehat Perumahan;
6.
Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah;
7.
Pengembangan Kerangka Peraturan Operasionalisasi Sistem Pengelolaan Air Limbah;
8.
Pengembangan Kinerja Kerjasama Pengelolaan Air Limbah; dan
9.
OM Sarana Eksisting. Dalam mewujudkan pembangunan pada Sub Bidang Air Limbah di Kabupaten
Tulang Bawang didukung pendanaannya dari banyak sumber baik dari Pemerintah, swasta maupun masyarakat. Untuk lebih jelas mengenai program dan kegiatan pengembangan air limbah domestik Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat pada Tabel 4.2 Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik berikut :
BAB IV | 3
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tabel 4.2 : Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Indikasi Biaya (juta rupiah) NOMOR
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
2
1 A.
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
13
14
15
16
17
18
KAB.
PROV.
APBN
SWASTA/CSR
MASYARAKAT
19
20
21
22
23
KOMPONEN AIR LIMBAH DOMESTIK
I. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup 1 Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura
182
-
-
-
-
182
182
-
-
-
-
155
-
-
-
-
155
155
-
-
-
-
89
-
-
-
-
89
89
-
-
-
-
- Penyuluhan dan kampanye Bebas "BABS" (sasaran MBR dan Non MBR).
-
50
50
50
50
200
200
-
-
-
-
- Stimulan Jamban Keluarga untuk MBR/Miskin
-
50
50
50
50
200
200
-
-
-
-
101
-
-
-
-
101
101
-
-
-
-
- Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah
-
10
10
10
10
40
40
-
-
-
-
- Sosialisasi Rencana Pembangunan MCK++ kepada masyarakat
-
50
50
50
50
200
200
-
-
-
-
- Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM-SANIMAS)
-
10
10
10
10
40
40
-
-
-
-
- Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan, dan manajerial.
-
150
150
150
150
600
600
-
-
-
-
660
660
660
660
660
3.300
300
-
3.000
-
-
- Pembebasan Lahan/Tanah
-
30
30
30
30
120
70
-
-
-
50
- Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK++
-
9
18
27
36
90
-
-
-
-
90
- Sosialisasi/pendampingan/workshop pengelolaan air limbah sistem setempat
-
50
50
50
50
200
200
-
-
-
-
- Bintek pengelolaan air limbah sistem setempat
-
50
50
50
50
200
200
-
-
-
-
II. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 1 Peningkatan Kualitas dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan 2 Pengembangan data dan informasi lingkungan 3 Stimulan Jamban Keluarga
III. Pembinaan dan Pemantauan Kualitas Lingkungan 1 Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan
IV. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 1 Pembangunan MCK++
- Pembangunan MCK++
BAB IV | 4
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Indikasi Biaya (juta rupiah) NOMOR
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
2
1 A.
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
13
14
15
16
17
18
KAB.
PROV.
APBN
SWASTA/CSR
MASYARAKAT
19
20
21
22
23
KOMPONEN AIR LIMBAH DOMESTIK 2 Pembangunan IPAL Komunal / Tangki Septik Komunal - Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah
-
60
60
60
60
240
240
-
-
-
-
- Sosialisasi Rencana Pembangunan IPAL Komunal kepada masyarakat
-
60
60
60
60
240
240
-
-
-
-
- Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM-SANIMAS)
-
10
10
10
10
40
40
-
-
-
-
- DED Jaringan perpipaan
-
-
200
200
-
400
-
400
- Pembangunan IPAL Komunal
-
-
500
500
-
1.000
-
1.000
-
-
- Pembangunan Jaringan Perpipaan
-
-
-
65
65
130
130
- Pembangunan Sambungan Rumah
-
-
-
30
30
60
60
- Pembebasan Lahan/Tanah
-
100
100
100
100
400
-
-
-
-
400
- Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal (Sanimas).
-
-
-
15
15
30
20
-
-
-
10
3 Pelatihan teknis pengelolaan air limbah
-
-
-
-
200
200
200
-
-
-
-
4 Bantek pengelolaan air limbah
-
50
50
50
50
200
100
-
-
100
-
5 Pendampingan masyarakat pengelolaan air limbah
-
50
50
50
50
200
100
-
-
100
-
V Program Lingkungan Sehat Perumahan 1 Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat/SLBM (Shearing DAK)
260
-
-
-
-
260
260
-
-
-
-
1.100
-
-
-
-
1.100
-
-
1.100
-
-
-
-
200
-
-
200
200
-
-
-
-
1 Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah
-
200
-
-
-
200
200
-
-
-
-
2 Penyusunan Perbup Pengelolaan Air Limbah
-
200
-
-
-
200
200
-
-
-
-
3 Penyusunan NSPM Pengelolaan Air Limbah
-
200
-
-
-
200
200
-
-
-
-
4 Penyusunan SOP Pengelolaan Air Limbah
-
-
-
-
150
150
150
-
-
-
-
5 Studi Pengembangan Organisasi Pengelolaan Air Limbah
-
-
-
-
150
150
150
-
-
-
-
6 Pengembangan Sistem koordinasi institusi pengelolaan air limbah
-
-
-
-
200
200
200
-
-
-
-
7 Sosialisasi/ workshop NSPM kerangka aturan operasionalisasi sistem
-
-
-
200
-
200
200
-
-
-
-
8 Sosialisasi/ workshop NSPM Pengelolaan Air Limbah
-
-
-
-
200
200
200
-
-
-
-
2 Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat/SLBM (DAK)
VI Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah 1 Penyusunan Master Plan Sistem Air Limbah Skala Kabupaten
VII Pengembangan Kerangka Peraturan Operasionalisasi Sistem Pengelolaan Air Limbah
BAB IV | 5
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Indikasi Biaya (juta rupiah) NOMOR
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
2
1 A.
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
13
14
15
16
17
18
KAB.
PROV.
APBN
SWASTA/CSR
MASYARAKAT
19
20
21
22
23
KOMPONEN AIR LIMBAH DOMESTIK VIII Pengembangan Kinerja Kerjasama Pengelolaan Air Limbah 1 Forum pengelolaan air limbah berbasis masyarakat
-
50
50
50
50
200
150
-
-
-
2 Pendampingan masyarakat dengan pola kerjasama Sanimas/SLBM
-
50
50
50
50
200
200
-
-
-
50 -
3 Kerjasama pengelolaan air limbah kawasan perkotaan
-
100
100
100
100
400
100
100
100
80
20
4 Kerjasama pengelolaan dengan pihak swasta
-
200
200
200
200
800
200
-
-
500
100
5 Sosialisasi/pendampingan/workshop pengelolaan air limbah regional terpadu
-
100
100
100
100
400
100
100
100
80
20
'- Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK++
36
36
36
36
36
180
-
-
-
-
180
'- Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal
15
15
15
15
15
75
55
-
-
-
20
- Biaya Operasi dan PemeliharaanTanki Septik Komunal
10
10
10
10
10
50
-
-
-
-
50
2.608
2.610
2.919
3.038
3.047
14.222
6.472
600
5.300
860
990
IX OM Sarana Eksisting
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Air Limbah Domestik
Sumber : Hasil Analisis, 2014
BAB IV | 6
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
3.2. Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan Program Pengembangan Persampahan di Kabupaten Tulang Bawang antara lain : 1.
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan;
2.
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakkan Ligkungan Hidup;
3.
Pengaturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman;
4.
Program Infrastruktur TPST 3R;
5.
Pengadaan Fasilitas Operasional TPA; dan
6.
OM Fasilitas Eksisting. Dalam mewujudkan pembangunan pada Sub Bidang Persampahan di Kabupaten
Tulang Bawang didukung pendanaannya dari banyak sumber baik dari Pemerintah, swasta maupun masyarakat. Untuk lebih jelas mengenai program dan kegiatan pengembangan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat pada Tabel 4.3 Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan berikut :
BAB IV | 7
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tabel 4.3 : Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Indikasi Biaya (juta rupiah) NOMOR
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
2
1 B.
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
13
14
15
16
17
18
KAB.
PROV.
APBN
SWASTA/CSR
MASYARAKAT
19
20
21
22
23
KOMPONEN PERSAMPAHAN DOMESTIK
I. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1. Pembinaan dan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan BPLHD Kabupaten Tulang Bawang
274
-
-
-
-
274
274
-
-
-
-
2. Pelaksanaan Pengelolaan, Pemanfaatan Sampah dan Operasional UPT BPLHD (TPA Bakem)
148
-
-
-
-
148
148
-
-
-
-
- Pengadaan Gerobag Sampah Bermotor Bersekat
-
-
-
100
-
100
100
-
-
-
-
- OM Gerobag Sampah Bermotor Bersekat
-
-
-
-
40
40
40
- Pengadaan Gerobak Sampah Bersekat
-
50
80
-
90
220
220
-
-
-
-
- Pengadaan Mesin Pemotong Rumput
-
-
25
-
-
25
25
- OM Mesin Pemotong Rumput
-
-
-
5
5
10
10
- Pengadaan Excavator
-
-
-
-
2.000
2.000
-
-
2.000
-
-
- OM Excavator
-
-
-
-
100
100
100
-
-
-
-
3 Penyediaan Sarana Prasarana Persampahan
4 Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan
5 Pengembangan Teknologi Persampahan - Pengembangan perangkat lunak pengelolaan persampahan
-
-
-
-
-
-
800
-
-
-
-
- Pelatihan SDM sistem informasi penanganan persampahan
-
50
50
50
50
200
250
-
-
-
-
6 Pelatihan tenaga pelayanan persampahan
-
80
80
80
80
320
400
-
-
-
-
7 Pendampingan/workshop tenaga layanan persampahan
-
80
80
80
80
320
400
-
-
-
-
8 Pelatihan Pembuatan Kompos bagi masyarakat
-
100
100
100
100
400
300
-
-
150
50
9 Evakuasi sampah liar
-
100
100
100
100
400
500
-
-
-
-
BAB IV | 8
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Indikasi Biaya (juta rupiah) NOMOR
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
2
1 B.
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
13
14
15
16
17
18
KAB.
PROV.
APBN
SWASTA/CSR
MASYARAKAT
19
20
21
22
23
KOMPONEN PERSAMPAHAN DOMESTIK
II. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakkan Lingkungan Hidup 1 Kegiatan Pengelolaan, Pelestarian dan Pemantauan Kualitas Lingkungan Hidup - Pengadaan Gerobak Sampah (hibah)
-
-
83
-
-
83
83
-
-
-
-
- Pengadaan Alat Pencacah Sampah (hibah)
-
-
112
-
-
112
112
-
-
-
-
- Pembangunan Tempat Pembuatan Kompos (hibah)
-
-
17
-
-
17
17
-
-
-
-
- Pengadaan Kotak Sampah dan Tiang (hibah)
-
-
192
192
192
576
192
-
-
576
-
- Pengadaan Gerobak Sampah
-
190
190
190
190
760
874
-
-
-
-
- Pengadaan Container
-
180
180
180
180
720
900
-
-
-
-
- Pengadaan Alat Pengolah Kompos
-
-
-
-
-
-
28
-
-
-
-
- Pembangunan Tempat Sampah 3R
-
65
65
65
65
260
260
-
-
-
-
- OM Gerobak Sampah (hibah)
-
22
22
22
22
88
-
-
-
-
88
- OM Alat Pencacah Sampah (hibah)
-
20
20
20
20
80
-
-
-
-
80
- OM Gerobak Sampah
-
8
13
18
23
62
-
-
-
-
62
- OM Tempat Sampah 3R
-
1
1
1
1
4
-
-
-
-
4
-
100
100
100
100
400
400
-
-
-
-
-
-
-
-
150
150
150
-
-
-
-
- Pembebasan Lahan
-
-
200
-
-
200
200
-
-
-
-
- DED Transfer Depo Sampah
-
-
100
-
-
100
100
-
-
-
-
- Pembangunan dan supervisi Transfer Depo Sampah
-
-
-
100
-
100
100
-
-
-
-
- Operasional dan pemeliharaan
-
-
-
10
10
20
10
-
-
-
10
2 Promosi dan kampanye 3R
III. Pengaturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 1 Penyusunan SOP Pengelolaan Sampah
IV. Program Infrastruktur TPST 3R 1 Pembangunan Transfer Depo Sampah
BAB IV | 9
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Indikasi Biaya (juta rupiah) NOMOR
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
2
1 B.
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
13
14
15
16
17
18
KAB.
PROV.
APBN
SWASTA/CSR
MASYARAKAT
19
20
21
22
23
KOMPONEN PERSAMPAHAN DOMESTIK
2 Pembangunan TPST 3R - Pembebasan Lahan
-
-
-
200
-
200
200
-
-
-
-
- DED TPS
-
- Pembangunan dan supervisi TPST
-
-
-
100
-
100
100
-
-
-
-
-
100
-
-
100
100
-
-
-
- Operasional dan pemeliharaan
-
-
-
5
-
-
5
-
-
-
-
5
- DED TPS
200
-
-
-
200
400
200
-
-
-
-
- Pembangunan Infrasturktur TPS
127
-
-
-
-
127
127
-
-
-
-
-
20
20
-
20
60
55
-
-
-
5
- Pengadaan Dump Truck
-
500
-
500
-
1.000
-
-
500
500
-
- OM Dump Truck
-
60
60
120
120
360
360
-
-
-
-
- OM Gerobak
23
23
23
23
23
115
115
-
-
-
-
- OM Becak motor
30
30
30
30
30
150
150
-
-
-
-
- OM Dumptruck
30
30
30
30
30
150
150
-
-
-
-
- OM Amrol Truck
60
60
60
60
60
300
300
-
-
-
-
100
100
100
100
100
500
500
-
-
-
-
992
1.869
2.238
2.576
4.181
11.856
9.350
-
2.500
1.226
304
3 Pembangunan Gedung dan Tata Ruang
- Operasional dan pemeliharaan
V. Pengadaan Fasilitas Operasional TPA 1 Pengadaan transportasi pengangkutan sampah ke TPA
VI OM Fasilitas Eksisting
- OM Exavator
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Persampahan Domestik
Sumber : Hasil Analisis, 2014
BAB IV | 10
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
4.4. Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Perkotaan Program Pengembangan Drainase Perkotaan di Kabupaten Tulang Bawang antara lain : 1.
Pengaturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman;
2.
Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong;
3.
Program Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh; dan
4.
OM Drainase Eksisting. Dalam mewujudkan pembangunan pada Sub Bidang Drainase Perkotaan di
Kabupaten Tulang Bawang didukung pendanaannya dari banyak sumber baik dari Pemerintah, swasta maupun masyarakat. Untuk lebih jelas mengenai program dan kegiatan pengembangan drainase perkotaan di Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat pada Tabel 4.4 Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Perkotaan berikut :
BAB IV | 11
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tabel 4.4 : Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Perkotaan Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Indikasi Biaya (juta rupiah) NOMOR
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
2
1 C.
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
13
14
15
16
17
18
KAB.
PROV.
APBN
SWASTA/CSR
MASYARAKAT
19
20
21
22
23
KOMPONEN DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN
I. Pengaturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 1
-
150
-
-
-
150
150
-
-
-
-
2 Penyusunan Perda Pengelolaan Drainase
Revisi dan Penyusunan Master Plan Drainase
-
200
-
-
-
200
200
-
-
-
-
3 Fasilitasi Sosialisasi Perda Pengelolaan Drainase
-
150
150
-
-
300
300
-
-
-
-
4 Penyusunan petunjuk teknis dan pilihan teknologi tepat guna sistem drainase ramah lingkungan
-
150
-
-
-
150
150
-
-
-
-
- Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan Wilayah I (Termasuk drainase)
1.510
-
-
-
-
1.510
1.510
-
-
-
-
- Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan Wilayah II (Termasuk drainase)
750
-
-
-
-
750
750
-
-
-
-
- Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan Wilayah III (Termasuk drainase)
750
-
-
-
-
750
750
-
-
-
-
- Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan Wilayah IV (Termasuk drainase)
551
-
-
-
-
551
551
-
-
-
-
- Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan Wilayah V (Termasuk drainase)
750
-
-
-
-
750
750
-
-
-
-
- Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan Wilayah VI (Termasuk drainase)
568
-
-
-
-
568
568
-
-
-
-
- Pembangunan/Rehabilitasi saluran Drainase/Gorong-gorong kawasan perkotaan
-
100
100
100
100
400
400
-
-
-
-
- Perbaikan sarana drainase lingkungan yang rusak
-
100
100
100
100
400
400
-
-
-
-
- Fasilitas Pembersihan Drainase Lingkungan(Fasilitas Pemicuan Kegiatan Gotong Royong / Kerja Bakti dll)
-
20
20
20
20
80
60
-
-
-
20
II. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong 1 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
2. Program Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Drainase Perkotaan
BAB IV | 12
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Indikasi Biaya (juta rupiah) NOMOR
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
2
1 C.
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
13
14
15
16
17
18
KAB.
PROV.
APBN
SWASTA/CSR
MASYARAKAT
19
20
21
22
23
KOMPONEN DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN
III. Program Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh 1. Pembangunan/Rehabilitasi saluran Drainase/Gorong-gorong kawasan perdesaan
-
100
100
100
100
400
400
-
-
-
-
2.
-
750
750
1.000
1.250
3.750
1.750
-
2.000
-
-
3. Sosialisasi penggunaan sistem drainase ramah lingkungan di rumah tangga
-
100
100
100
100
400
350
-
-
-
-
4. Sosialisasi mengenai pemeliharaan drainase lingkungan secara mandiri oleh masyarakat
-
100
100
100
100
400
350
-
-
-
-
5. Lomba Lingkungan Sehat (termasuk drainase lingkungan)
-
150
150
150
150
600
600
-
-
-
-
6. Sumur resapan
-
200
200
300
350
1.050
1.050
-
-
-
7. Perbaikan sarana sanitasi dasar masyarakat
-
50
50
50
50
200
200
-
-
-
-
8. Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase Permukiman
-
150
150
150
150
600
100
-
200
300
-
200
200
200
200
200
1.000
1.000
5.079
2.670
2.170
2.370
2.670
14.959
12.339
-
2.200
300
20
Fasilitasi pembangunan saluran drainase lingkungan di daerah pemukiman miskin
IV OM Drainase eksisting
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Drainase Lingkungan
Sumber : Hasil Analisis, 2014
BAB IV | 13
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
4.5. Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS terkait Sanitasi Program Pengelolaan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) terkait sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang antara lain : 1.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
2.
Program Lingkungan Sehat;
3.
Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam PHBS dan Higiene; dan
4.
Program Sanitasi Terpadu Berbasisi Masyarakat (STBM). Dalam
mewujudkan
pengelolaan
PHBS
terkait
sanitasi
di
Kabupaten
Tulang Bawang didukung pendanaannya dari banyak sumber baik dari Pemerintah, swasta maupun masyarakat. Untuk lebih jelas mengenai program dan kegiatan pengelolaan PHBS terkait sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat pada Tabel 4.5 Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS terkait sanitasi berikut :
BAB IV | 14
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tabel 4.5 : Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS terkait sanitasi
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Indikasi Biaya (juta rupiah) NOMOR
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
2
1 D.
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
13
14
15
16
17
18
KAB.
PROV.
APBN
SWASTA/CSR
MASYARAKAT
19
20
21
22
23
PHBS
I. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 1. Upaya Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
978
-
-
-
-
978
978
-
-
-
-
2. Pengembangan Materi Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat
-
60
60
60
60
240
240
-
-
-
-
3. Peningkatan Pengetahuan Tenaga Penyuluh Kesehatan
-
80
80
80
80
320
320
-
-
-
-
4. Peningkatan Pengetahuan Tenaga Kesehatan Lingkungan
-
80
80
80
80
320
320
-
-
-
-
-
200
150
100
50
500
500
-
-
-
-
II. Program Lingkungan Sehat 1. Penyuluhan dan Kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi CTPS Stop BABS dan Membuang Sampah pada tempatnya melalui radio & TV Lokal 2 Sosialisasi PHBS (termasuk di tempat-tempat pendidikan)
-
50
50
50
50
200
190
-
-
-
10
4. Pembuatan Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Poskesdes
-
150
150
150
155
605
-
-
-
605
-
5. Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) (termasuk di tempat-tempat pendidikan)
-
80
80
80
80
320
200
-
-
120
-
6. Pelatihan bagi penyuluh serta tokoh masyarakat dengan materi PHBS
-
100
100
100
100
400
350
-
-
50
-
7. Pembuatan poster, brosur, leaflet, booklet, spanduk, umbul-umbul dan lainnya
-
50
50
50
50
200
190
-
-
-
10
BAB IV | 15
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Indikasi Biaya (juta rupiah) NOMOR
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
2
1 D.
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
13
14
15
16
17
18
KAB.
PROV.
APBN
SWASTA/CSR
MASYARAKAT
19
20
21
22
23
PHBS
III. Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam PHBS dan Higiene 1. Lomba Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan
-
-
66
66
66
198
198
-
-
-
-
2. Penyuluhan Menciptakan Lingkungan Sehat
-
60
60
60
60
240
240
-
-
-
-
3. Pelatihan Fasilitator STBM
-
100
100
100
100
400
-
-
400
-
-
IV. Program Sanitasi Terpadu Berbasis Masyarakat (STBM) - Monev Kegiatan Pasc STBM
-
3
3
40
46
92
-
92
-
-
-
- Pengadaan Cetakan FRP & OTJ STBM
-
133
152
175
202
662
-
662
-
-
-
- Pelat Kapasitas kader dlmrangka verifikasi menuju desa ODF
-
16
18
21
21
76
-
76
-
-
-
- Koordinasi jejaring STBM
-
4
4
4
4
16
-
-
16
-
-
- Bimtek monev STBM
-
3
3
3
3
12
-
-
12
-
-
- Pert. Implementas PPSP melalui pilar-pilar STBM
-
6
9
10
11
36
-
-
36
-
-
- Pelaksanaan Inspeksi Sanitasi ( IS ) Rumah
-
-
8
9
10
27
-
-
27
-
-
- Pelaksanaan Advokasi Penyehatan perumahan di Prov
-
-
8
9
10
27
-
-
27
-
-
978
1.175
1.231
1.247
1.238
5.869
3.726
830
518
775
20
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan PHBS
Sumber : Hasil Analisis, 2014
BAB IV | 16
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI
5.1. Gambaran Umum Strategi Monev Tujuan pembangunan sanitasi tingkat kabupaten telah ditetapkan oleh pemerintah kabupaten dan dinyatakan dalam sebuah dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Dokumen SSK juga mencantumkam target-target pembangunan sanitasi subsektor (air bersih, air limbah, persampahan dan drainase) serta target aspek perilaku hidup bersih dan sehat. Strategi, kebijakan dan daftar panjang program dan kegiatan telah disiapkan dalam dokumen ini guna mendukung tercapainya tujuan pembangunan sanitasi kabupaten. Dalam pelaksanaannya nanti, perlu dilakukan strategi monev untuk proses pelaksanaan SSK serta hasilnya guna melihat ketepatan penggunaan sumber daya baik keuangan maupun manusia. Strategi monev terhadap pelaksanaan SSK juga perlu dilakukan untuk mengetahui hambatan/masalah dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan kualitas proses di kemudian hari. Strategi monev SSK akan dilakukan untuk menilai capaian-capaian subsektor sanitasi dan aspek perilaku hidup bersih dan sehat seperti tercantum di bab 2 dan 4 dokumen SSK. Strategi monev bertujuan untuk: 1. Memverifikasi tingkat efektifitas dan efisiensi proses pelaksanaan kegiatan. 2. Mengidentifikasi capaian dan kelemahannya. 3. Menetapkan rekomendasi langkah perbaikan untuk mengoptimalkan pencapaian. Sedangkan evaluasi bertujuan untuk menilai konsep, desain, pelaksanaan, dan manfaat kegiatan dan program pembangunan sanitasi. Hasil strategi monev sangat penting sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan: 1. Kemajuan relatif capaian strategis pembangunan sanitasi dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan dan strategi yang disepakati. 2. Bentuk usaha peningkatkan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam usaha pencapaian visi pembangunan sanitasi. 3. Kelembagaan untuk Strategi monev Sanitasi
BAB V | 1
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Strategi monev mulai dilakukan di bulan Januari 2015 atau setelah SSK diresmikan sebagai acuan bagi pemerintah kabupaten dalam membangun sanitasi. Pemantauan dilakukan setiap empat bulan yaitu di bulan April, Agustus dan Desember. Kerangka waktu ini dipilih untuk menyelaraskan proses strategi monev dengan alur perencanaan dan penganggaran daerah. 5.2. Pemantauan SSK
Pemantauan Capaian Pelaksanaan kegiatan adalah untuk menilai tingkat investasi dan keluaran dari pelaksanaan kegiatan berkaitan sanitasi oleh pemerintah kabupaten. Kegiatan-kegiatan ini mengacu kepada usulan kegiatan (rencana tindak) SSK maupun kegiatan-kegiatan diluar usulan SSK yang dilaksanakan oleh SKPD. Jumlah kegiatan usulan SSK menurut tahun dan sub sektornya adalah Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan kualitas pelayanan publik sektor sanitasi dan membudayakan prilaku hidup bersih dan sehat. Untuk melihat keterpaduan visi misi sanitasi dengan visi misi Kabupaten Tulang Bawang, seperti terlihat pada tabel berikut ini :
BAB V | 2
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tabel 5.1 Matriks Monev Implementasi A. Sub Sektor Air Limbah Domestik Tujuan : Meningkatkan kualitas lingkungan yang bersih, asri dan sehat melalui penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana subsektor air limbah yang memadai. Tahun Data Dasar 2015
Nilai
Sumber dan tahun
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
2019
Rencana
Meningkatnya jumlah kepemilikan jamban sehat dari 46,14% menjadi 80% di tahun 2019
Target
2018
Realisasi
Meningkatnya kualitas dan kuantitas pengelolaan air limbah dari sumber air limbah hingga tempat pengelolaan akhir
Indikator
2017
Rencana
Sasaran
2016
53,86% penduduk belum memiliki jamban sehat
Study EHRA dan Dinas PU tahun 2014
80% masyarakat memiliki prasarana air limbah yang aman dan tersedianya IPLT pada tahun 2019.
-
-
√
-
√
-
√
-
√
-
0% air domestik dikelola
Study EHRA dan Dinas PU tahun 2014
20 % Masyarakat mendapatkan layanan air limbah domestik pada tahun 2019
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
limbah yang
BAB V | 3
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tujuan : Mendapatkan dukungan peraturan daerah tentang pengelolaan limbah dan penyelenggaran pengelolaan air limbah Tahun Data Dasar
Rencana
Realisasi
Tersedianya peraturan daerah tentang pengelolaan air limbah akhir tahun 2017
Realisasi
BPLHD, Dinas PU dan Buku Putih Sanitasi tahun 2014
Rencana
Belum adanya Perda air limbah di Kabupaten Tulang Bawang pada saat ini
Realisasi
Sumber dan tahun
Rencana
Nilai
2019
Realisasi
Adannya peraturan daerah tentang pengelolaan sistem air limbah di Kabupaten Tulang Bawang
Target
2018
Rencana
Tersedianya peraturan daerah tentang pengelolaan air limbah akhir tahun 2017
Indikator
2017
Realisasi
Sasaran
2016
Rencana
2015
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
Tujuan : Mendapatkan dukungan peraturan daerah tentang pengelolaan limbah dan penyelenggaran pengelolaan air limbah Tahun Data Dasar
Realisasi
Adanya lembaga yang pengelola air limbah domestik pada tahun 2017
Rencana
Dinas PU dan Buku Putih Sanitasi tahun 2014
Realisasi
Belum ada pengelola air limbah domestik
Rencana
Adanya lembaga pengelola air limbah domestik
Realisasi
Adanya lembaga yang pengelola air limbah domestik pada tahun 2017
Sumber dan tahun
Rencana
Nilai
2019
Realisasi
Target
2018
Rencana
Indikator
2017
Realisasi
Sasaran
2016
Rencana
2015
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
BAB V | 4
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tujuan : Melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan air limbah domestic Tahun Data Dasar
Adanya pihak swasta yang berperan dalam pengelolaan air limbah domestik pada tahun 2019
Realisasi
tahun
Rencana
BPS 2014
Realisasi
Belum ada pihak swasta yang berperan dalam pengelolaan air limbah domestik pada tahun 2014
Rencana
Ada pihak swasta yang berperan dalam pengelolaan air limbah domestik pada tahun 2019
Realisasi
Melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan air limbah domestik
Sumber dan tahun
Rencana
Nilai
2019
Realisasi
Target
2018
Rencana
Indikator
2017
Realisasi
Sasaran
2016
Rencana
2015
-
-
√
-
√
-
√
-
√
-
B. Sub Sektor Persampahan Tujuan : Mewujudkan lingkungan Kabupaten Tulang Bawang yang bersih, asri dan sehat melalui penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana persampahan yang memadai. Tahun Data Dasar
Realisasi
Cakupan layan sampah mencapai 10% pada tahun 2019
Rencana
Study EHRA dan BPS tahun 2014
Realisasi
Cakupan layanan sampah rumah tangga 1,85% pada tahun 2014
Rencana
Meningkatnya kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah dari 1,85% menjadi 10% ditahun 2019
Realisasi
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah dari sumber sampah hingga tempat pengelolaan akhir
Rencana
Nilai
2019
Realisasi
Target Sumber dan tahun
2018
Rencana
Indikator
2017
Realisasi
Sasaran
2016
Rencana
2015
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
BAB V | 5
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tujuan : Meningkatkan sumber pendanaan untuk pengelolaan persampahan. Tahun Data Dasar
Realisasi
Tersedianya anggaran untuk pemeliharaan dan operasional yang memadai pada tahun 2019
Rencana
BPLHD Tahun 2014
Realisasi
Anggaran OM 5 tahun terakhir Rp. 20.250.948,60
Rencana
Meningkatnya anggaran untuk pengelolaan sampah sesuai kebutuhan
Realisasi
Meningkatkan sumber pendanaan untuk pengelolaan persampahan
Rencana
Nilai
2019
Realisasi
Target Sumber dan tahun
2018
Rencana
Indikator
2017
Realisasi
Sasaran
2016
Rencana
2015
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
Tujuan : Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakkan pemilahan sampah dan konsep 3R. Tahun Data Dasar
Realisasi
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah sesuai konsep 3R mulai dari timbulan sampah sampai dengan TPA
Rencana
BPLHD Tahun 2014
Realisasi
Sampah belum terpilah sampai tahun 2014
Rencana
Meningkatnya kegiatan pemilahan sampah sesuai konsep 3R
Realisasi
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah sesuai konsep 3R
Rencana
Nilai
2019
Realisasi
Target Sumber dan tahun
2018
Rencana
Indikator
2017
Realisasi
Sasaran
2016
Rencana
2015
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
BAB V | 6
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tujuan : Meningkatkan kualitas dan kuantitas keterlibatan swasta dalam pengelolaan sampah Tahun Data Dasar
C.
Realisasi
Meningkatnya kualitas dan kuantitas peran swasta dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang
Rencana
Buku Putih Sanitasi (BPS) dan BPLHDTahun 2014
Realisasi
Ada 2 perusahaan swasta yang sudah berparan dalam pengelolaan sampah
Rencana
Meningkatnya kualitas dan kuantitas peran swasta dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang
Realisasi
Meningkatnya peran swasta dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang
Rencana
Sumber dan tahun
Nilai
2019
Realisasi
Target
2018
Rencana
Indikator
2017
Realisasi
Sasaran
2016
Rencana
2015
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
Sub Sektor Drainase
Tujuan : Mewujudkan wilayah permukiman di Kabupaten Tulang Bawang yang bebas banjir Tahun Data Dasar
Rencana
Realisasi
70% lingkungan permukiman penduduk bebas genagan hingga 2019
Realisasi
Buku Putih Sanitasi (BPS) dan study EHRATahun 2014
Rencana
30,73% pemukiman di Kabn Tulang Bawang mengalami banjir secara rutin tiap tahun
Realisasi
Sumber dan tahun
Rencana
Nilai
2019
Realisasi
Menurunya wilayah permukiman yang mengalami banjir rutin tahunan
Target
2018
Rencana
Meningkatkan cakupan pelayanan drainase
Indikator
2017
Realisasi
Sasaran
2016
Rencana
2015
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
BAB V | 7
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tujuan : Mengendalikan debit air sungai Way Tulang Bawang agar tidak meluap ke permukiman Tahun Data Dasar
Realisasi
Tersedianya masterplan drainase pada tahun 2016
Rencana
Buku Putih Sanitasi (BPS) dan study EHRA 2014
Realisasi
Belum ada masterplan drainase pada tahun 2014
Rencana
Dokumen masterplan drainase
Realisasi
Menyusun masterplan drainase pada tahun 2016
Rencana
Sumber dan tahun
Nilai
2019
Realisasi
Target
2018
Rencana
Indikator
2017
Realisasi
Sasaran
2016
Rencana
2015
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
Tujuan : Mendapatkan dukungan peraturan daerah tentang pengelolaan drainase permukiman Tahun Data Dasar
Realisasi
Tersedianya regulasi pengelolaan drainase permukiman pada tahun 2016
Rencana
Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Dinas PU Tahun 2014
Realisasi
Belum ada perda/regulasi pengelolaan drainase permukiman pada tahun 2014
Rencana
Regulasi tentang pengelolaan drainase
Realisasi
Menyusun dan menetapkan regulasi tentang Drainase pada tahun 2016
Sumber dan tahun
Rencana
Nilai
2019
Realisasi
Target
2018
Rencana
Indikator
2017
Realisasi
Sasaran
2016
Rencana
2015
-
-
√
-
√
-
-
-
-
-
BAB V | 8
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tujuan : Meningkatkan rasa memiliki dan kesadaran masyarakat dalam menjaga dan merawat sarana drainase yang ada Tahun Data Dasar
Realisasi
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga dan merawat sarana drainase yang ada
Rencana
Buku Putih Sanitasi (BPS) Tahun 2014
Realisasi
Belum ada kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan pemeliharaan drainase
Rencana
Adanya peran masyarakat dalam menjaga dan merawat sarana drainase yang ada
Realisasi
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga dan merawat sarana drainase yang ada
Rencana
Sumber dan tahun
Nilai
2019
Realisasi
Target
2018
Rencana
Indikator
2017
Realisasi
Sasaran
2016
Rencana
2015
-
-
√
-
√
-
√
-
√
-
D. Sub Sektor PHBS Tujuan : Mewujudkan kesadaran dan kebiasaan masyarakat ber-PHBS Tahun Data Dasar
Realisasi
50% masyarakat melakukan CTPS di 5 waktu penting pada tahun 2019
Rencana
Study EHRA tahun 2014
Realisasi
15,57% masyarakat yang melakukan CTPS di 5 waktu penting pada tahun 2014
Rencana
Meningkatnya kebiasaan CTPS di 5 waktu penting dari 15,57% menjadi 50% di tahun 2019
Realisasi
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk selalu melakukan CTPS di 5 waktu penting
Sumber dan tahun
Rencana
Nilai
2019
Realisasi
Target
2018
Rencana
Indikator
2017
Realisasi
Sasaran
2016
Rencana
2015
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
BAB V | 9
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tujuan : Meningkatkan kesadaran masyarakat untukselalu melakukan BAB di tampat yang aman sesuai standar SPM Tahun Data Dasar
Menyediakan sarana jamban sehat bagi masyarakat kurang mampu
Realisasi
97 % KK yang menggunakan jamban sehatpada tahun 2019
Rencana
Study EHRA tahun 2014
Realisasi
49,61% masyarakat yang menggunakan jamban sehat pada tahun 2014
Rencana
Meningkatkan jumlah KK yang menggunakan jamban sehat dari 49,61 % pada tahun 2014 menjadi 97 % pada tahun 2019
Realisasi
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan BABS.
Sumber dan tahun
Rencana
Nilai
2019
Realisasi
Target
2018
Rencana
Indikator
2017
Realisasi
Sasaran
2016
Rencana
2015
-
-
√
-
√
-
√
-
√
-
BAB V | 10
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Pemantauan Capaian Strategis adalah untuk menilai tingkat capaian tujuan dan sasaran pembangunan subsektor sanitasi dengan melihat indikator-indikator yang telah ditetapkan pada bab 3.1 Tujuan, Sasaran, serta Tahapan Pencapaian Subsektor Sanitasi. 5.3. Pendokumentasian Data-data yang akan digunakan untuk menentukan data dasar atau baseline indikator tujuan dan sasaran subsektor adalah data-data yang ada di SKPD masingmasing berupa; laporan realisasi fisik dan keuangan (RFK), data hasil survey dan studi yang dilakukan di SKPD masing-masing. Pokja akan mendokumentasi semua data dan informasi yang masuk sebagai upaya untuk mengembangkan data base terkait sanitasi. Pendekatan untuk dokumentasi data dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : Pembagian peran dan tanggungjawab dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi disesuaikan dengan kedudukan setiap institusi formal dan informal. Institusi formal adalah SKPD Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan masing-masing SKPD. Sedangkan institusi informal adalah institusi yang melaksanakan tugas monitoring dan evaluasi di luar SKPD dalam hal ini Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang yang bertanggung jawab atas koordinasi kegiatan monitoring dan evaluasi kemajuan sanitasi. Tugas khusus Pokja Sanitasi yang terkait monev adalah : Koordinasi semua kegiatan yang terkait dengan pemantauan capaian kegiatan, capaian strategis dan perencanaan dan pengambilan keputusan. Koordinasi untuk memastikan bahwa semua kegiatan yang diusulkan dalam SSK dapat diimplementasikan dan dipantau dengan menggunakan instrumen yang tepat untuk memantau pencapaian sasaran, visi dan tujuan. Tugas ini memerlukan dua kegiatan penting monitoring, yakni pemantauan proses perencanaan, untuk memastikan bahwa proses perencanaan sanitasi sudah berjalan efektif dalam mencapai sasaran. Yang kedua adalah pemantauan pelaksanaan kegiatan dan keluaran yang dihasilkan serta aspek capaian sasaran stretegismya. Dengan memakai indikator sanitasi yang didefinisikan dengan jelas, untuk mengukur kecenderungan jangka panjang dan perubahan serta memberikan panduan untuk penyesuaian yang diperlukan.
BAB V | 11
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
5.4. Evaluasi SSK Evaluasi dilakukan untuk menemukan penyebab munculnya deviasi antara rencana tercantum dalam SSK dengan realisasi capaian. Untuk evaluasi pelaksanaan kegiatan, deviasi dapat dilihat dari jumlah kegiatan yang diusulkan dalam SSK dengan jumlah kegiatan yang diakomodasi SKPD. Disamping itu dapat dilihat pula dari perbandingan jumlah investasi dan keluaran kegiatan. Evaluasi capaian strategis dapat dilihat dari deviasi target dengan capaian sasaran subsektor sanitasi. Kegiatan evaluasi capaian strategis menggunakan data yang disarikan dari kegiatan pemantauan pelaksanaan kegiatan dan pemantauan capaian strategis pemerintah Kabupaten. Meskipun begitu, evaluasi ini perlu memperhatikan kontributor diluar pemerintah kabupaten yaitu swasta dan masyarakat. Oleh karena itu, survei sanitasi seluruh kabupaten perlu dilakukan untuk menilai capaian beberapa indikator. Survei ini hendaknya dilakukan minimal setiap dua tahun sekali dan menggunakan metode yang sama. Evaluasi berkaitan dengan dampak dari dilaksanakannya kegiatan perlu dilakukan tersendiri dalam jangka waktu yang lebih panjang (5 tahunan). 5.5. Pelaporan Pelaporan hasil strategi monev menyampaian tiga hal yaitu deviasi capaian pelaksanaan SSK terhadap rencananya, potensi penyebab deviasi dan rekomendasi. Pelaporan hasil strategi monev akan disampaikan kepada elemen pemerintah kabupaten yaitu bupati, tim pengawas, tim pengarah/kepala SKPD, dan juga ketua DPRD. Pelaporan juga disampaikan kepada pihak swasta yaitu BUMN/BUMD dan pelaku bisnis. Pelaporan kepada masyarakat disampaikan kepada ulama, forum kabupaten, perguruan tinggi/universitas maupun masyarakat langsung. Pelaporan diberikan dalam bentuk audiensi dan forum selain laporan tertulis. Media yang digunakan untuk pelaporan adalah presentasi dan sosialiasi melalui media cetak dan elektronik. Pelaporan berkaitan dengan hasil pemantauan pelaksanaan kegiatan serta perencanaan dan pengambilan keputusan wajib disampaikan kepada ketua tim pengarah dan Bupati saat kegiatan pemantauan pelaksanaan kegiatan telah selesai dilaksanakan di bulan April, Agustus, dan Desember.
BAB V | 12
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Pelaporan berkaitan dengan hasil pemantauan capaian strategis dilaksanakan setiap tahun di bulan Januari/Februari setelah dilaksanakannya usulan kegiatan dalam SSK. Pelaporan capaian strategis tahunan ini hanya melaporkan tingkat kontribusi program dan kegiatan pemerintah abupaten dalam mewujudkan tercapainya target strategis atau yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran subsektor sanitasi. Hasil survei tingkat kabupaten juga perlu disampaikan dalam pelaporan pemantauan capaian strategis.
BAB V | 13
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
Tabel 5.2: Mekanisme Monev Implementasi SSK Penanggung Jawab Obyek Pemantauan
Penanggung Jawab Utama
Pelaksanaan/Penanganan Kegiatan Air Limbah Domestik.
Dinas PU,
Pelaksanaan/Penanganan Kegiatan Persampahan.
BPLHD,
Pelaksanaan/Penanganan Kegiatan Drainase Lingkungan. Pelaksanaan/Kampanye Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan).
Dinas Kesehatan, BPLHD
Dinas Pasar.
Pengumpul Data dan Dokumentasi
Pengolah Data / Pemantau
Pelaksanaan
SKPD Teknis, dan Petugas SKPD Teknis
Tim Monev Pokja Sanitasi
Tim Monev Pokja Sanitasi
Petugas SKPD Teknis
Dinas Kesehatan, Dinas Komuikasi dan Informasi.
Tim Monev Pokja Sanitasi
Laporan Bulanan, Laporan Triwulan dan Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy.
3 bulan
Struktural SKPD terkait, danSekretariat Pokja Sanitasi (Bappeda)
Laporan Bulanan, Laporan Triwulan dan Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy.
3 bulan
Struktural SKPD terkait, danSekretariat Pokja Sanitasi (Bappeda)
Laporan Bulanan, Laporan Triwulan dan Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy.
3 bulan
Struktural SKPD terkait, danSekretariat Pokja Sanitasi (Bappeda)
Laporan Bulanan, Laporan Triwulan dan Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy.
SKPD Teknis, dan Petugas SKPD Teknis
Tim Monev Pokja Sanitasi
Format
Struktural SKPD terkait, danSekretariat Pokja Sanitasi (Bappeda)
SKPD Teknis, dan Dinas PU.
Penerima Laporan
3 bulan
SKPD Teknis, dan Petugas SKPD Teknis
Pelaporan
Waktu
BAB IV | 14
STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG
2014
LAMPIRAN
ANALISIS SWOT AIR LIMBAH No.
Faktor Internal
Skor
Angka
1,00
2,00
3,00
4,00
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
-
-
-
√
4,00
KEKUATAN (STRENGHTS) 1 1.1
1.2
1.3
Aspek Kelembagaan Adanya arahan tata ruang tingkat provinsi (RTRW Provinsi Lampung) Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang memuat kebijakan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dalam pembangunan sanitas Telah dibentuknya Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang dengan SK Bupati
1.4
Adanya SKPD yang memiliki tupoksi terkait pengelolaaan air limbah domestik
-
-
√
-
3,00
1.5
Adanya program layanan berbasis masyarakat (STBM)
-
-
√
-
3,00
2
Aspek Keuangan -
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
2.1 2.2
Belanja sanitasi perkapita terus mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir Adanya perhatian dan dukungan dana dari pemerintah kabupaten dan DPRD
3
Aspek Teknis Operasional
3.1
Adanya masterplan air limbah domestik
-
-
-
√
4,00
3.2
Adanya IPAL di RSUD Menggala
-
-
√
-
3,00
3.3
Adanya IPAL Komunal di Perumahan PNS Tiuh Tohou
-
-
√
-
3,00
4
Aspek Komunikasi -
√
-
-
2,00
-
√
-
-
2,00
-
√
-
-
4.2
Adanya Dinas Komunikasi dan Informasi Kab. Tulang Bawang Tersedia media lokal (cetak dan elektronik)
5
SDM
5.1
Adanya kader lingkungan hidup dan kader kesehatan
4.1
JUMLAH NILAI KEKUATAN
2,00 37,00
KELEMAHAN (WEAKNESS) 1
Aspek Kelembagaan
Belum adanya lembaga yang mengelola air limbah domestik Rugulasi utama (Perda Pengelolaan Air Limbah 1.2 Domestik) belum ada Keterbatasan dokumen sanitasi yang dapat dijadikan 1.3 pedoman dalam penanganan sanitasi 1.1
-
√
-
-
2,00
-
-
-
√
4,00
-
√
-
-
2,00
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
-
√
-
-
2,00
-
√
-
-
2,00
Sarana dan prasarana air limbah belum memadai 3.1 (belum tersedianya IPLT, masih kurangnya jumlah tangki septik komunal/ MCK komunal)
-
-
-
√
4,00
3.2 Belum ada pihak swasta pengelola air limbah
-
√
-
-
2,00
3.3 Belum tersedianya manual operasional IPAL komunal
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
-
√
-
-
2,00
-
-
√
-
3,00
2
Aspek Keuangan
Proporsi alokasi anggaran air limbah untuk 2.1 penyediaan sarana (dan pemeliharaan sarana) belum memadai 2.2 Belum ada retribusi tentang air limbah domestik Pola pengajuan rencana kerja dan anggaran program 2.3 pengelolaan air limbah domestik yang dilakukan SKPDSKPD terkait belum efektif Pengalokasian anggaran untuk mendukung program 2.4 pembangunan sanitasi belum efektif 3
4 4.1
Aspek Teknis Operasional
Aspek Komunikasi Belum adanya kegiatan penyuluhan atau sosialisasi terkait air limbah secara berkelanjutan
4.2 Advokasi pada anggota DPRD belum dilakukan Komunikasi kesanitasian antar lembaga terkait kurang 4.3 optimal 5 5.1
SDM Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memiliki jamban bertangki septik aman
JUMLAH NILAI KELEMAHAN SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN
36,00 1,00
No.
Faktor Eksternal
Skor
Angka
1,00
2,00
3,00
4,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
PELUANG (OPPORTUNITIES) 1
Aspek Kelembagaan
1.2
Adanya perhatian dan dukungan dari Pemda terhadap sanitasi Adanya Pokja AMPL/sanitasi
1.3
Adanya peraturan perundangan yang mendukung
2
Aspek Keuangan
2.1
Adanya anggaran APBN
-
-
√
-
3,00
2.2
Adanya anggaran APBD Provinsi
-
-
√
-
3,00
-
-
-
√
4,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
1.1
2.4
Adanya peluang partisipasi masyarakat berupa iuran/retribusi CSR prusahaan swasta
3
Aspek Komunikasi
2.3
3.1 3.2
Dukungan LSM yang peduli pada pengelolaan air limbah Dukungan media lokal (cetak dan elektronik) sebagai sarana promosi)
4
Aspek Teknis Operasional
4.1
Pemanfaatan IPAL Komunal yang sudah ada di Perumahan PNS Tiuh Tohou
-
-
√
-
3,00
4.2
Perusahaan atau swasta bisa mengelola limbah sendiri
-
√
-
-
2,00
5.1
Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Gender Masyarakat bisa mengelola limbah sendiri
-
√
-
-
2,00
6
Aspek Sosial Budaya
6.1
Memanfaatkan acara adat untuk moment sosialisasi
-
√
-
-
2,00
6.2
Masih terciptanya budaya kerja bakti dan gotong royong antar warga masyarakat
-
√
-
-
2,00
7
Demografi dan LH
7.1
Tersedia lahan untuk pembangunan IPLT
√
-
-
-
1,00
5
JUMLAH NILAI PELUANG
35,00
ANCAMAN (THREATS) 1
Aspek Kelembagaan
1.1
Pemahaman multi pihak tentang arti penting pengelolaan air limbah domestik belum memadai
2
Aspek Keuangan
2.1
Pemahaman legislatif tentang arti penting pengelolaan air limbah domestik belum memadai
3
Aspek Komunikasi
-
-
√
-
-
√
-
-
2,00
-
√
-
-
2,00
-
√
-
-
2,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan Kesetaraan Gender Perilaku Hidup Bersih Sehat masyarakat rendah karena sulit merubah perilaku masyarakat Pembuangan limbah domestik kesungai masih sangat tinggi
-
-
-
√
4,00
-
-
√
-
3,00
5.3
Kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan air limbah cair atau limbah industri rumah tangga kurang
-
-
√
-
3,00
5.4
Kurangnya keterlibatan pihak swasta dalam mengurangi permasalahan air limbah di Kabupaten Tulang Bawang.
-
√
-
-
2,00
6
Aspek Sosial Budaya
6.1
Tingkat BABS masih tinggi yaitu 57,11%
-
-
√
-
3,00
6.2
Budaya yang beranggapan bahwa apabila air limbah telah meresap ke dalam tanah maka tidak akan menimbulkan masalah
-
√
-
-
2,00
7
Demografi dan LH
7.1
Jumlah KK miskin masih cukup tinggi (20%)
-
√
-
-
2,00
7.2
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan dari pembuangan air limbah yang sembarangan
-
√
-
-
2,00
3.1 3.2
4 4.1 4.2
5 5.1 5.2
Minat masyarakat terhadap media komunikasi tentang sanitasi masih rendah Media tidak menganggap penting tentang informasi sanitasi
3,00
Aspek Teknis Operasional Sebagian besar septictank yang ada belum memenuhi Standart Nasional Indonesia Masih lemahnya pemahaman pelaku kontruksi (kontraktor, tukang) terhadap standart teknis septictank
JUMLAH NILAI ANCAMAN
36,00
SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN
-1,00
ANALISIS SWOT PERSAMPAHAN No.
Faktor Internal
Skor 1,00
2,00
3,00
4,00
Angka
KEKUATAN (STRENGHTS) 1
Aspek Kelembagaan
1.1
Adanya Tupoksi SKPD yang sudah jelas
-
-
-
√
4,00
1.2
Adanya komitmen para pengambil kebijakan daerah
-
-
√
-
3,00
1.3
Adanya Perda retribusi sampah
-
-
√
-
3,00
1.4
Adanya UPTD yang menangani pelayanan pengelolaan sampah
-
-
√
-
3,00
2
Aspek Keuangan
2.1
Tersedianya Anggaran Persampahan yang berkelanjutan
-
-
-
√
4,00
3
Aspek Teknis Operasional
3.1
Adanya Masterplan persampahan
-
-
√
-
3,00
3.2
Adanya TPA dan sarana pendukungnya
-
-
√
-
3,00
4
Aspek Komunikasi
4.1
Sosialisasi terus menerus tentang 3 R
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
-
√
-
-
2,00
-
-
√
-
3,00
4.2 4.3
Adanya kegiatan Komunikasi terkait komponen air limbah yang dilakukan instansi terkait Adanya kerjasama pemerintah daerah dengan media komunikasi elektronik
5
Aspek SDM
5.1
Adanya petugas pengelola sampah
JUMLAH NILAI KEKUATAN
33,00
KELEMAHAN (WEAKNESS) 1
Aspek Kelembagaan
1.1
Perda belum efektif dilaksanakan
-
-
√
-
3,00
1.2
Perda hanya mengatur tentang retribusi pengangkutan sampah 'belum' mengatur tentang pelanggaran terhadap pembuangan sampah
-
-
√
-
3,00
2
Aspek Keuangan
2.1
Minimnya dana pemeliharaan dan operasional pengelolaan sampah (anggaran pemda di bawah kebutuhan dan penarikan retribusi belum maksimal)
-
-
-
√
4,00
2.2
Tingginya biaya operasional angkutan persampahan karena usia teknis
-
-
√
-
3,00
3
Aspek Teknis Operasional -
-
√
-
3,00
-
-
-
√
4,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
3.3
Cakupan layanan persampahan hanya 1,85 % dari seluruh wilayah di kabupaten TPA baru melayani sampah di 2 (dua) kecamatan, kapasitas TPA saat ini sudah mencapai 70% TPA masih menggunakan sistem open dumping
4
Aspek Komunikasi
4.1
Minimnya sosialisasi tentang pengelolaan sampah industri dan rumah tangga
5
Aspek SDM
5.1
Kurangnya pengetahuan petugas tentang 3R
-
√
-
-
2,00
5.2
Masih kurangnya kesadaran masarakat dalam mengelola sampah dengan konsep 3R (Reuse, Reduce and Recycle)
-
-
-
√
4,00
3.1 3.2
JUMLAH NILAI KELEMAHAN
32,00
SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN
No.
Faktor Eksternal
1,00
Skor 1,00
2,00
3,00
4,00
Angka
PELUANG (OPPORTUNITIES) 1
Aspek Kelembagaan
1.1
Kerjasama Regional dalam pengelolaan sampah
-
-
√
-
3,00
1.2
Adanya Pokja AMPL/sanitasi
-
-
√
-
3,00
2
Aspek Keuangan
2.1 2.2
Adanya anggaran APBN Adanya anggaran APBD Provinsi
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
-
-
√
4,00
-
-
√
-
3,00
2.4
Adanya peluang partisipasi masyarakat berupa iuran/retribusi CSR prusahaan swasta
3
Aspek Komunikasi
2.3
3.1
Kerjasama dengan media dalam sosialisasi pengelolaan sampah
4
Aspek Teknik Operasional
4.1
Pengelolaan sampah menjadi produk daur ulang
4.2 4.3
Adanya bantuan penambahan sarana /prasarana pengolahan sampah Peningkatan sistem TPA dari open dumping menjadi controlled landfill
5
Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Jender
5.1
Peran masyarakat dalam mengelola sampah di lingkungan masing-masing dan dalam pengurangan sampah (3R)
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
5.3
Adanya kerjasama dengan mitra pelayanan dari pihak swasta Adanya pengepul sampah plastik
6
Aspek Sosial Budaya
6.1
Memanfaatkan acara adat untuk moment sosialisasi
-
√
-
-
2,00
6.2
Masih terciptanya budaya kerja bakti dan gotong royong antar warga masyarakat
-
√
-
-
2,00
7
Demografi dan LH
7.1
Adanya pelatihan & sosialisasi tentang 3R, Pembuatan Kompos di masyarakat
-
-
√
-
5.2
JUMLAH NILAI PELUANG
3,00
42,00
ANCAMAN (THREATS) 1
Aspek Kelembagaan
1.1
Adanya Undang-Undang Sampah Nomor 18/ Tahun 2008
2
Aspek Teknis Operasional
2.1
TPA belum sanitary landfill sehingga memiliki kecenderungan mencemari air tanah pemukiman di sekitar TPA
3 3.1 3.2 3.3
Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan Kesetaraan Gender Masih bayak industri/perusahaan yang belum memiliki dokumen UPL/UKL Belum adanya kesadaran dari sebagaian masyarakat terhadap permasalahan lingkungan Masyarakat belum memilah sampah dan berpotensi sampah cepat menggunung
-
-
-
√
4,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
3.4
Belum maksimalnya pihak swasta dalam membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah untuk masyarakat
4
Aspek Demografi dan LH
4.1
Masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan (selokan, sungai dan tempat lainnya)
4.2
Sampah yang tidak terangkut menyebabkan bau busuk, dihinggapi lalat (berpotensi menyebarkan penyakit)
3
Aspek Sosial Budaya
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dengan pengelolaan sampah pola 3R Masih ada anggapan di masyarakat bahwa kebersihan menjadi tanggungjawab pemerintah Pertambahan jumlah penduduk dan perubahan gaya hidup Polusi udara akibat masih adanya pembakaran sampah oleh masyarakat Masih bayak masyarakat yang membuang sampah di saluran terbuka
-
√
-
-
2,00
-
-
-
√
4,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
-
-
√
4,00
JUMLAH NILAI ANCAMAN
38,00
SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN
4,00
ANALISIS SWOT DRAINASE No.
Faktor Internal
Skor 1,00
2,00
3,00
4,00
Angka
KEKUATAN (STRENGHTS) 1
Aspek Kelembagaan
1.1
Adanya Tupoksi SKPD yang sudah jelas
-
-
√
-
3,00
1.2
Adanya RPI2JM
-
-
√
-
3,00
2
Aspek Keuangan
2.1
Meningkatnya anggaran sanitasi
-
√
-
-
2,00
2.2
Adanya program nasional yang mencakup drainase
-
-
√
-
3,00
2.3
Adanya anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan drainase
-
-
√
-
3,00
3
Aspek Teknik Operasional
3.1
Adanya masterplan drainase
-
-
√
-
3,00
3.2
Ada prasarana pendukung (alat berat)
-
-
√
-
3,00
3
Aspek Komunikasi -
√
-
-
2,00
-
√
-
-
2,00
-
-
√
-
3,00
3.1 3.2
Adanya kegiatan kerja sama yang baik dengan pihak media untuk mensoaialisasikan pentingnya menjaga kebersihan drainase melalui iklan-iklan Adanya penyuluhan sistem drainase dengan memanfaatkan kelompok informasi masyarakat
5
Aspek SDM
5.1
Kemampuan SDM dalam hal drainase yang memadai
JUMLAH NILAI KEKUATAN
27,00
KELEMAHAN (WEAKNESS) 1 1.1 1.2
2
Aspek Kelembagaan Belum adanya peraturan, kebijakan dan perencanaan terpadu dalam pengelolaan drainase Belum optimalnya koordinasi pengawasan pembangunan drainase Aspek Keuangan
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
2.2
Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan drainase Sumber dana belum sesuai dengan kebutuhan
3
Aspek Teknik Operasional
3.1
Kurangnya pemeliharaan drainase yang telah terbangun
2.1
3.2 3.3 3.4 3.5
Tidak sesuainya panjang saluran drainase dengan kondisi lapangan yang diperlukan Sistem drainase belum terkoneksi secara baik, saluran tersier dan sekunder belum terkoneksi/terintegrasi dengan baik Ketidakmampuan saluran untuk mengalirkan air yang disebabkan oleh debit air yang terlalu besar Pembangunan drainase hanya sebagai pelengkap dari pembangunan jalan utama (bukan prioritas)
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
-
√
-
-
2,00
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
-
-
√
-
3,00
4
Aspek Komunikasi
4.1
Tidak adanya media khusus yang mensosialisasikan tentang pentingnya drainase yang baik
-
√
-
-
2,00
4.2
Kurangnya sosialisasi terkait drainase pada masyarakat
-
√
-
-
2,00
5
Aspek SDM
5.1
Kurangnya kepedulian masyarakat dalam merawat saluran drainase yang telah dibangun
-
-
√
-
3,00
JUMLAH NILAI KELEMAHAN
31,00
SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN
-4,00
No.
Faktor Eksternal
Skor
Angka
1,00
2,00
3,00
4,00
-
-
-
√
4,00
-
-
-
√
4,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
PELUANG (OPPORTUNITIES) 1 1.1 1.2
Aspek Kelembagaan Adanya kegiatan pembangunan saluran drainase lewat program PNPM Mandiri Perkotaan Adanya SKPD penanggung jawab sektor drainase
1.3
Adanya pembangunan drainase lingkungan oleh developer perumahan
2
Aspek Keuangan
2.1
Adanya dana dari Propinsi, Pusat, Hibah, dan lain-lain
2.2
Adanya Dana DAK untuk program sanitasi
-
-
√
-
3,00
3
Aspek Teknik Operasional
3.1
Adanya lahan untuk membangun saluran drainase
-
-
√
-
3,00
4
Aspek Komunikasi
4.1
adanya sosialisasi tentang pembangunan drainase yang baik, oleh instansi terkait
-
-
√
-
3,00
5
Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Jender
5.1
Usulan Musrenbang drainase menjadi pelengkap SKPD
-
-
√
-
3,00
5.2
Usulan Musrenbang dari masyarakat mengenai drainase lingkungan
-
-
√
-
3,00
5.3
Adanya dukungan masyarakat untuk pembebasan lahan bagi pembangunan drainase (tanpa ganti rugi )
-
√
-
-
2,00
JUMLAH NILAI PELUANG
31,00
ANCAMAN (THREATS) 1
Aspek Kelembagaan
1.1
Adanya SPM
-
√
-
-
2,00
1.2
Kurang singkronnya data perencanaan dan pembangunan
-
√
-
-
2,00
2
Aspek Keuangan
2.1
Terbatasnya Dukungan dana dari pihak swasta
-
√
-
-
2,00
3
Aspek Komunikasi
3.1
Tidak dianggap penting informasi sanitasi oleh media
-
√
-
-
2,00
3
Aspek Teknik Operasional
3.1
Berkurangnya lahan untuk resapan air hujan
-
-
-
√
4,00
-
-
√
-
3,00
-
-
-
√
4,00
3.2 3.3
Pembuangan air limbah domestik (grey dan black water) ke dalam saluran drainase Terjadinya banjir tahunan yang cukup parah di sebagian wilayah Tulang Bawang.
3.4
Dimensi saluran yang kurang sesuai dengan kondisi lapangan, sebagian terlalu sempit dan kurangnya elevasi
-
-
√
-
3,00
3.5
Banyaknya drainase yang perlu dipelihara dan diperbaiki
-
-
√
-
3,00
4
4.1
Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Jender Masih rendahnya kesadaraan masyarakat dalam menjaga kebersihaan drainase yang terbangun (banyaknya sampah yang berserakan di drainase, bahkan digunakan sebagai tempat sampah)
-
-
√
-
3,00
4.2
Banyak bangunan yang berdiri diatas saluran drainase
-
-
√
-
3,00
4.3
Kurangnya peran serta masyarakat dalam membentuk lembaga yang peduli terhadap drainase serta dukungan dari pihak swasta dalam mendukung pemerintah daerah terkait drainase
-
√
-
-
2,00
5
Aspek Sosial Budaya
5.1
Budaya sebagian masyarakat yang bermukim di DAS
-
√
-
-
2,00
5.2
Adanya perubahan fungsi penggunaan lahan
-
-
-
√
4,00
6
Aspek Demografi dan LH
6.1
Banyak gorong-gorong yang ada dan sudah lama mengalami kerusakan dan tersumbat
-
-
-
√
4,00
JUMLAH NILAI ANCAMAN
39,00
SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN
-8,00
ANALISIS SWOT PHBS No.
Faktor Internal
Skor
Angka
1,00
2,00
3,00
4,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
KEKUATAN (STRENGHTS) 1
Aspek Kelembagaan
1.1
Ada SKPD yang menangani Higiene sanitasi
2
Aspek Keuangan
2.1
Anggaran PHBS dan higiene di dinas kesehatan dari tahun ketahun cenderung meningkat
3
Aspek Teknik Operasional
3.1
Terintegrasinya program PHBS dengan misi pembangunan Kabupaten
-
-
√
-
3,00
3.2
Dukungan sarana dan prasarana termasuk perlengkapan
-
-
√
-
3,00
4
Aspek Komunikasi
4.1
Adanya kegiatan promosi higiene oleh dinkes secara rutin setiap tahun
-
-
√
-
3,00
4
Aspek SDM
4.1
Adanya tenaga sanitarian di puskesmas
-
-
√
-
3,00
JUMLAH NILAI KEKUATAN
18,00
KELEMAHAN (WEAKNESS) 1
Aspek Kelembagaan
1.1
Belum adanya poskesdes
-
-
√
-
3,00
1.2
Pelaksanaan Tupoksi SKPD yang masih tumpang tindih dengan program lain (di internal dinas)
-
-
√
-
3,00
2
Aspek Keuangan -
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
2.1
2.2
Proporsi anggaran untuk kegiatan promosi dan pemberdayaan masyarakat terhadap total belanja langsung di Kabupaten Tulang Bawang cenderung masih rendah Program PHBS belum dibarengi operasional yang memadai di lapangan
3 3.1 3.2 3.3
Aspek Komunikasi Sarana promosi dan lapangan yang Belum memadai (menjadi sarana PHBS skala rumah tangga) PHBS terkait sanitasi belum masuk dalam kurikulum sekolah Kurangnya pemanfaatan media dalam promosi PHBS dan CTPS
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
-
√
-
-
2,00
4
Aspek Teknik Operasional
4.1
Kampanye PHBS belum menyentuh semua tatanan
-
√
-
-
2,00
4.2
Sarana CTPS di tatanan Rumah Tangga, sekolah dan tempat umum sangat terbatas
-
-
√
-
3,00
5
Aspek SDM
5.1
Tingkat pendidikan dan keahlian serta persebaran tenaga kesehatan saat ini belum merata
-
√
-
-
2,00
5.2
Kader-kader belum optimal dalam menjalankan tugasnya
-
√
-
-
2,00
JUMLAH NILAI KELEMAHAN
26,00
SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN
-8,00
No.
Faktor Eksternal
Skor
Angka
1,00
2,00
3,00
4,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
-
√
-
-
2,00
PELUANG (OPPORTUNITIES) 1
Aspek Kelembagaan
1.3
Komitmen masyarakat dan tokoh masyarakat terhadap pemberdayaan pembangunan kesehatan Adanya pelatihan bagi kader kesehatan yang diselenggarakan oleh pusat maupun propinsi Adaya pokja sanitasi
2
Aspek Keuangan
2.1
Adanya dukungan anggaran dari pemerintah pusat dan propinsi
3
Aspek Komunikasi
1.1 1.2
3.2
Adanya bidang promkes yang menangani masalah prohisan Terbuka peluang kerjasama dengan media lokal
4
Aspek Teknik Operasional
4.1
Cukup tersedianya tenaga kesehatan
3.1
5.1
Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Jender Kader kesehatan yang sudah terlatih
-
√
-
-
2,00
5.2
Pemberdayaan masyarakat
-
√
-
-
2,00
5.3
CSR prusahaan swasta
-
-
√
-
3,00
6
Aspek Sosial Budaya -
-
-
√
4,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
-
√
-
-
2,00
5
6.1 6.2
Pendidikan higiene yang baik dilingkungan sekolah (73,3% baik) Budaya masyarakat tentang PHBS meningkat
6.4
Banyak Tomas/Kyai yang menjadi panutan perubahan PHBS Semakin meningkatnya kondisi ekonomi masyarakat
7
Aspek Demografi dan LH
4.1
Adanya kampanye lingkungan hidup
6.3
JUMLAH NILAI PELUANG
39,00
ANCAMAN (THREATS) 1
Aspek Kelembagaan
1.2
Kurangnya pelaksanaan koordinasi lintas sektor dan kemitraan Kurang terkoordinasinya penanganan kampanye PHBS
1.3
Ego sektoral masih tinggi
2
Aspek Keuangan
2.1
Biaya penanggulangan lebih besar dari pencegahan
3
Aspek Komunikasi
3.1
Kurang maksimalnya kampanye bidang promkes
4
Aspek Teknik Operasional
1.1
4.1 4.2
5 5.1 5.2 5.3 5.4
Pembuangan air limbah rumah tangga tidak terkelola dengan baik Keterbatasan sarana fisik untuk melakukan kegiatan yang mengarah ke PHBS Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Jender Belum semuanya masyarakat ber-PHBS baik pada tatanan rumah tangga, sekolah, institusi kesehatan, tempat kerja, maupun pada pondok pesantren Rendahnya kebiasaan masyarakat tentang cuci tangan pakai sabun (CPTS) Rendahnya investasi swasta di bidang sanitasi Adanya industri rumah tangga yang berpotensi mencemari lingkungan
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
-
-
√
-
3,00
-
-
√
-
3,00
-
√
-
-
2,00
-
√
-
-
2,00
6
Aspek Sosial Budaya
6.1
Kurangnya kepedulian terhadap program-program yang tidak berdampak langsung pada kesehatan
-
√
-
-
2,00
6.2
Masyarakat masih ada yang beranggapan bahwa kesehatan dapat dicapai secara instant, sehingga lebih memilih pelayanan kuratif dan rehabilitatif dibandingkan melakukan usaha promitif dan preventif
-
-
√
-
3,00
7
Aspek Demografi dan LH
7.1
Terjadinya pencemaran lingkungan akibat aktifitas masyarakat
-
-
√
-
3,00
JUMLAH NILAI ANCAMAN
37,00
SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN
2,00
Matrik Kerangka Kerja Logis
Tujuan & Sasaran Subsektor Air Limbah
Permasalahan Mendesak
Isu-isu Strategis
1 Sarana dan prasarana air limbah 1 belum memadai, 53,86 % penduduk di Kabupaten Tulang Bawang belum memiliki jamban bertangki septik aman (belum tersedianya IPLT, masih kurangnya jumlah tangki septik komunal/ MCK komunal)
Masih tingginya penggunaan aliran sungai, muara sungai untuk mandi cuci kakus terutama masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran sungai dan pesisir pantai.
Tujuan
Meningkatkan kualitas lingkungan 1 yang bersih, asri dan sehat melalui penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana subsektor air limbah yang memadai.
Sasaran
Meningkatnya kualitas dan kuantitas pengelolaan air limbah dari sumber air limbah hingga tempat pengelolaan akhir
Program & Kegiatan Strategi
Target Capaian
80% masyarakat memiliki prasarana air limbah yang aman dan tersedianya IPLT pada tahun 2019.
Indikator
Nilai Data Dasar
Meningkatnya jumlah kepemilikan 53,86% penduduk belum memiliki jamban sehat dari 46,14% menjadi jamban sehat 80% di tahun 2019
Sumber & Tahun Data Dasar
Study EHRA dan Dinas PU tahun 2014
1 Meningkan pemahaman semua pihak baik masyarakat, pemerintah maupun swasta mengenai pentingnya pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi standar kesehatan
Program
1 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan
I. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 1. Upaya Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 2. Pengembangan Materi Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat 3. Peningkatan Pengetahuan Tenaga Penyuluh Kesehatan 4. Peningkatan Pengetahuan Tenaga Kesehatan Lingkungan
2 Program Lingkungan Sehat
1. Penyuluhan dan Kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi CTPS Stop BABS dan Membuang Sampah pada tempatnya melalui radio & TV Lokal 2 Sosialisasi PHBS 4. Pembuatan Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Poskesdes 5. Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 6. Pelatihan bagi penyuluh serta tokoh masyarakat dengan materi PHBS 7. Pembuatan poster, brosur, leaflet, booklet, spanduk, umbul-umbul dan lainnya
2
Jumlah septic tank belum terdata dengan lengkap
Meningkatkan kualitas lingkungan 1 yang bersih, asri dan sehat melalui penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana subsektor air limbah yang memadai.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas pengelolaan air limbah dari sumber air limbah hingga tempat pengelolaan akhir
Adanya layanan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang
Meningkatnya cakupan pelayanan 0% air limbah domestik yang air limbah domestik dari 0% dikelola menjadi 20% pada tahun 2019
Study EHRA dan Dinas PU tahun 2014
2 Meningkatkan akses layanan air limbah komunal bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) perkotaan
1 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
1 Peningkatan Kualitas dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan 2 Pengembangan data dan informasi lingkungan 3 Stimulan Jamban Keluarga - Penyuluhan dan kampanye Bebas "BABS" (sasaran MBR dan Non MBR). - Stimulan Jamban Keluarga untuk MBR/Miskin
2 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
1 Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura
3 Pembinaan dan Pemantauan Kualitas Lingkungan
1 Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan
4 Program Lingkungan Sehat Perumahan
1 Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat/SLBM (Shearing DAK) 2 Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat/SLBM (DAK)
3 Meningkatkan kinerja sarana prasarana layanan air limbah
1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
1 Pembangunan MCK++ 2 Pembangunan IPAL Komunal / Tangki Septik Komunal 3 Pelatihan teknis pengelolaan air limbah 4 Bantek pengelolaan air limbah 5 Pendampingan masyarakat pengelolaan air limbah
2 Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
1 Penyusunan Master Plan Sistem Air Limbah Skala Kabupaten
2 Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik (baru sekedar perda IMB yang digunakan untuk mengendalikan penyediaan sarana pengolahan air limbah domestik onsite / setempat)
Tidak ada mitra kerja pihak swasta Akibat belum adanya aturan yang jelas di daerah tentang pengelolaan limbah domestik
Mendapatkan dukungan peraturan daerah tentang pengelolaan limbah dan penyelenggaran pengelolaan air limbah
Tersedianya peraturan daerah tentang pengelolaan air limbah akhir tahun 2017
Tersedianya peraturan daerah tentang pengelolaan air limbah akhir tahun 2017
Adannya peraturan daerah tentang Belum adanya Perda air limbah di pengelolaan sistem air limbah di Kabupaten Tulang Bawang pada Kabupaten Tulang Bawang di tahun saat ini 2017
BPLHD, Dinas PU dan Buku Putih Sanitasi tahun 2014
1 Melakukan koordinasi dan konsolidasi 1 Pengembangan Kerangka antar lembaga pemerintah dan DPR Peraturan Operasionalisasi Sistem dalam merumuskan untuk menerbitkan Pengelolaan Air Limbah Perda air limbah.
1 Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah 2 Penyusunan Perbup Pengelolaan Air Limbah 3 Penyusunan NSPM Pengelolaan Air Limbah 4 Penyusunan SOP Pengelolaan Air Limbah 5 Studi Pengembangan Organisasi Pengelolaan Air Limbah 6 Pengembangan Sistem koordinasi institusi pengelolaan air limbah 7 Sosialisasi/ workshop NSPM kerangka aturan operasionalisasi sistem 8 Sosialisasi/ workshop NSPM Pengelolaan Air Limbah
3 Belum adanya lembaga yang mengelola air limbah domestik
Tidak ada pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang
Mendapatkan dukungan peraturan daerah tentang pengelolaan limbah dan penyelenggaran pengelolaan air limbah
Tersedianya peraturan daerah tentang pengelolaan air limbah akhir tahun 2017
Tersedianya peraturan daerah tentang pengelolaan air limbah akhir tahun 2017
Adannya peraturan daerah tentang Belum adanya Perda air limbah di pengelolaan sistem air limbah di Kabupaten Tulang Bawang pada Kabupaten Tulang Bawang di saat ini tahun 2017
4 Kurangnya keterlibatan pihak swasta dalam mengurangi permasalahan air limbah di Kabupaten Tulang Bawang.
Belum ada pihak swasta yang ikut berperan dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang
Melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan air limbah domestik
Melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan air limbah domestik
Adanya pihak swasta yang berperan dalam pengelolaan air limbah domestik pada tahun 2018
Ada pihak swasta yang berperan dalam pengelolaan air limbah domestik pada tahun 2018
Belum ada pihak swasta yang berperan dalam pengelolaan air limbah domestik pada tahun 2014
Dinas PU dan Buku Putih Sanitasi tahun 2014
BPS tahun 2014
1 Mengoptialkan fungsi SKPD terkait 1 Pengembangan Kinerja Kerjasama untuk meningkatkan layanan air limbah Pengelolaan Air Limbah domestik 1 Mengoptimalkan peran swasta dalam penanganan masalah air limbah di Kabupaten Tulang Bawang
1 Pengembangan Kerangka Peraturan Operasionalisasi Sistem Pengelolaan Air Limbah
1 Penyusunan Perbup Pengelolaan Air Limbah
1 Forum pengelolaan air limbah berbasis masyarakat 2 Pendampingan masyarakat dengan pola kerjasama Sanimas/SLBM 3 Kerjasama pengelolaan air limbah kawasan perkotaan 4 Kerjasama pengelolaan dengan pihak swasta 5 Sosialisasi/pendampingan/workshop pengelolaan air limbah regional terpadu
Persampahan
1 Rendahnya cakupan layanan persampahan
1 Sebagian besar sampah rumah tangga dibakar di tempat terbuka
Mewujudkan lingkungan Kabupaten Tulang Bawang yang bersih, asri dan sehat melalui penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana persampahan yang memadai.
Meningkatkan kualitas dan Cakupan layan sampah mencapai Meningkatnya kualitas dan Cakupan layanan sampah rumah kuantitas pengelolaan sampah dari 10% pada tahun 2019 kuantitas pengelolaan sampah dari tangga 1,85% pada tahun 2014 sumber sampah hingga tempat 1,85% menjadi 10% ditahun 2019 pengelolaan akhir
Study EHRA dan BPS tahun 2014
1 Meningkatkan ketersediaan infrastruktur persampahan melalui pemanfaatan program di tingkat pusat/provinsi
1 Program Infrastruktur TPST 3R
1 Pembangunan Transfer Depo Sampah
2 Pembangunan TPST 3R
3 Pembangunan Gedung dan Tata Ruang
2 Minimnya dana pemeliharaan dan operasional pengelolaan sampah
Cakupan layanan sampah hanya di Meningkatkan sumber pendanaan 2 (dua) kecamatan dan TPA masih untuk pengelolaan persampahan open dumping
Meningkatkan sumber pendanaan untuk pengelolaan persampahan
tersedianya anggaran untuk Meningkatnya anggaran untuk pemeliharaan dan operasional yang pengelolaan sampah sesuai memadai pada tahun 2017 kebutuhan pada tahun 2017
Anggaran OM 5 tahun terakhir Rp. 20.250.948,60
BPLHD Tahun 2014
1 Peningkatan operasional penanganan sampah
1 Pengaturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 2 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
1 Penyusunan SOP Pengelolaan Sampah 1. Pembinaan dan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan BPLHD Kabupaten Tulang Bawang 2. Pelaksanaan Pengelolaan, Pemanfaatan Sampah dan Operasional UPT BPLHD (TPA Bakem) 3 Penyediaan Sarana Prasarana Persampahan 4 Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan 5 Pengembangan Teknologi Persampahan 6 Pelatihan tenaga pelayanan persampahan 7 Pendampingan/workshop tenaga layanan persampahan 8 Pelatihan Pembuatan Kompos bagi masyarakat 9 Evakuasi sampah liar
3 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakkan Lingkungan Hidup
1 Kegiatan Pengelolaan, Pelestarian dan Pemantauan Kualitas Lingkungan Hidup
4 Pengaturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 5 Pengadaan Fasilitas Operasional TPA
1 Penyusunan SOP Pengelolaan Sampah 1 Pengadaan transportasi pengangkutan sampah ke TPA
3 Masih kurangnya kesadaran masarakat dalam mengelola sampah dengan konsep 3R
4 Belum maksimalnya pihak swasta dalam membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah untuk masyarakat. Drainase
1 30,73% pemukiman di Kabupaten Tulang Bawang mengalami banjir secara rutin tiap tahun (sistem drainase belum terkoneksi secara baik, saluran tersier dan sekunder belum terkoneksi/terintegrasi dengan baik.
Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga organik dan non organik, dan kebiasaan membuang sampah sembarangan Baru ada 2 pihak swata yang membantu pemerintah dalam kegiatan pengelolaan sampah dan masih kurang maksimal 1 Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pemeliharaan dan pembersihan drainase lingkungan sehingga pada saat hujan sering terjadi luapan air dan genangan
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakkan pemilahan sampah dan konsep 3R
Meningkatkan kualitas dan kuantitas keterlibatan swasta dalam pengelolaan sampah
Mewujudkan wilayah permukiman di Kabupaten Tulang Bawang yang bebas banjir
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah sesuai konsep 3R
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah sesuai konsep 3R mulai dari timbulan sampah sampai dengan TPA Meningkatnya peran swasta dalam Meningkatnya kualitas dan pengelolaan persampahan di kuantitas peran swasta dalam Kabupaten Tulang Bawang pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang 1 Meningkatkan cakupan pelayanan 90% lingkungan permukiman drainase penduduk bebas genagan hingga 2019
Meningkatnya kegiatan pemilahan Sampah belum terpilah sampai sampah sesuai konsep 3R dari 0% tahun 2014 menjadi 30% pada tahun 2019
BPLHD Tahun 2014
Meningkatnya kualitas dan kuantitas peran swasta dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang
Ada 2 perusahaan swasta yang sudah berparan dalam pengelolaan sampah
Menurunnya wilayah permukiman yang mengalami banjir rutin tahunan dari 30,73% menjadi 12,6% pada tahun 2019
30,73% pemukiman di Kabupaten Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Tulang Bawang mengalami banjir study EHRATahun 2014 secara rutin tiap tahun
1 Menciptakan iklim yang kondusif bagi kemitraan pemerintah - swasta (public - private partnership) dengan Memaksimalkan kebijakan pengelolaan persampahan
1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
1 Promosi dan kampanye 3R
1 Mengembangkan dan meningkatkan normalisasi drainase melalui dukungan anggaran pemerintah pusat dan provinsi
1 Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong
1 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
2 Mengoptimalkan Fungsi Sistem Drainase Lingkungan Yang Sudah Ada
2 Program Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh
Buku Putih Sanitasi (BPS) dan BPLHDTahun 2014
2 Program Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Drainase Perkotaan 1 Pembangunan/Rehabilitasi saluran Drainase/Gorong-gorong kawasan perdesaan 2 Sosialisasi mengenai pemeliharaan drainase lingkungan secara mandiri oleh masyarakat
3 Lomba Lingkungan Sehat (termasuk drainase lingkungan) 3 Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong 2 Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah hilir dari sungai Way Tulang Bawang, dimana pada saat musim hujan debit air meningkat sehingga tidak tertampung dan menggenangi sebagian daerah di sekitar sungai.
3 Belum adanya peraturan, kebijakan dan perencanaan terpadu dalam pengelolaan drainase.
4 Masih rendahnya kesadaraan masyarakat dalam menjaga kebersihaan drainase yang terbangun
1 Banjir tahunan yang terjadi disebabkan oleh debit air sungai tulang bawang yang meluap
1 Rendahnya kesadaran masyarakat melakukan CTPS di lima waktu penting
Menyusun masterplan drainase regional pada tahun 2016
Tersedianya masterplan drainase regional pada tahun 2016
Adanya masterplan drainase skala Belum ada masterplan drainase Kabupaten pada tahun 2019 regional pada tahun 2014
Buku Putih Sanitasi (BPS) dan study EHRATahun 2014
2 Sungai Tulang Bawang melintasi beberapa kabupaten yang berada di wilayah hulu Kabupaten Tulang Bawang Belum ada dasar hukum yang kuat dalam pengelolaan drainase permukiman
1 Masih banyaknya saluran drainase yang tidak terpelihara dengan baik (banyak sampah dan tanah) 2 Fungsi drainase masih berbagi fungsi dengan saluran air limbah
PHBS
Mengendalikan debit air sungai Way Tulang Bawang agar tidak meluap ke permukiman
Sebagian besar masyarakat tidak melakukan CTPS di lima waktu penting
Mendapatkan dukungan peraturan daerah tentang pengelolaan drainase permukiman
Menyusun dan menetapkan regulasi tentang Drainase pada tahun 2016
Meningkatkan rasa memiliki dan kesadaran masyarakat dalam menjaga dan merawat sarana drainase yang ada
Meningkatkan partisipasi Meningkatnya partisipasi Adanya peran masyarakat dalam masyarakat dalam menjaga dan masyarakat dalam menjaga dan menjaga dan merawat sarana merawat sarana drainase yang ada merawat sarana drainase yang ada drainase yang ada
Mewujudkan kesadaran dan kebiasaan masyarakat ber-PHBS
Tersedianya regulasi pengelolaan drainase permukiman pada tahun 2016
Regulasi tentang pengelolaan drainase
1 Merencanakan saluran drainase yang 1 Pengembangan Kerangka terintegrasi dengan sistem drainase Peraturan Operasionalisasi Sistem yang tepat Pengelolaan Drainase
1 Revisi dan Penyusunan Masterplan drainase
2 Mewujudkan kawasan permukiman yang bebas banjir
1 Pembuatan Sumur Resapan
1 Program Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh
Belum ada perda/regulasi Buku Putih Sanitasi (BPS) dan pengelolaan drainase permukiman BPLHD Tahun 2014 pada tahun 2014
1 Mengoptimalkan Daya Dukung Kebijakan Pengelolaan Drainase Lingkungan
1 Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Belum ada kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan pemeliharaan drainase
1 Mendorong swasta/masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengelolaan drainase
1 Program Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh
Buku Putih Sanitasi (BPS) Tahun 2014
1 Program Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Drainase Perkotaan
2 Perbaikan sarana sanitasi dasar masyarakat 3 Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase 4 Permukiman Fasilitasi pembangunan saluran drainase daerahPengelolaan pemukimanDrainase miskin 1 lingkungan PenyusunandiPerda 2 Fasilitasi Sosialisasi Perda Pengelolaan Drainase
1 Lomba Lingkungan Sehat (termasuk drainase lingkungan) 2 Sosialisasi penggunaan sistem drainase ramah lingkungan di rumah tangga
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk selalu melakukan CTPS di 5 waktu
70% masyarakat melakukan CTPS Meningkatnya kebiasaan CTPS di di 5 waktu penting pada tahun 5 waktu penting dari 15,57% 2019 menjadi 70% di tahun 2019
15,57% masyarakat yang melakukan CTPS di 5 waktu penting pada tahun 2014
Study EHRA tahun 2014
2 Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelola prasarana dan sarana drainase, swasta / dunia usaha dan peran serta masyarakat
1 Program Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh 2 Pengaturan Pengembangan
1 Meningkatkan sosialisai dan promosi PHBS dan Higiene melalui program pemerintah Pusat/Provinsi
1 Program Lingkungan Sehat
Penyehatan Lingkungan Permukiman
1 Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase Permukiman 1 Penyusunan petunjuk teknis dan pilihan teknologi tepat guna sistem drainase ramah lingkungan 1 Sosialisasi PHBS (termasuk di tempat-tempat pendidikan) 2 Pembuatan Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Poskesdes
2 Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam PHBS dan Higiene
3 Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) (termasuk di tempat-tempat pendidikan) 1. Lomba Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan 2. Penyuluhan Menciptakan Lingkungan Sehat 3. Pelatihan Fasilitator STBM
3 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1. Upaya Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 2. Pengembangan Materi Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat 3. Peningkatan Pengetahuan Tenaga Penyuluh Kesehatan 4. Peningkatan Pengetahuan Tenaga Kesehatan Lingkungan
2 Masih banyak masyarakat yang melakukan BABS
Masih banyak masyarakat yang buang air besar di cubluk, sungai, tempat terbuka dan tempat lainya
Meningkatkan kesadaran masyarakat untukselalu melakukan BAB di tampat yang aman sesuai standar SPM
1 Meningkatkan kesadaran 80% KK yang menggunakan jamban masyarakat untuk tidak melakukan sehatpada tahun 2019 BABS 2 Menyediakan sarana jamban sehat bagi masyarakat kurang mampu
Meningkatkan jumlah KK yang menggunakan jamban sehat dari 49,61 % pada tahun 2014 menjadi 80% pada tahun 2019
49,61% masyarakat yang menggunakan jamban sehat pada tahun 2014
Study EHRA tahun 2014
1 Meningkatkan kesadaran masyarakat dengan memanfaatkan kearifan dan budaya lokal dalam penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat
1 Program Lingkungan Sehat
1 Pembuatan poster, Brosur, leaflet, booklet , Spanduk, Umbul-umbul dan lainya
2 Memanfaatkan media informasi yang menarik dn kreatif untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam PHBS
2 Program Lingkungan Sehat
1 Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi CTPS, Stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya melalui media, radio dan TV
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI JANGKA MENENGAH Kabupaten Provinsi Tahun
: TULANG BAWANG : LAMPUNG : 2014 Halaman ……dari…… Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Indikasi Biaya (juta rupiah) NOMOR
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
2
1 A.
DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./Kws)
3
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
13
14
15
16
17
18
KAB.
PROV.
APBN
19
20
21
SWASTA/C MASYARA SR KAT 22
23
KOMPONEN AIR LIMBAH DOMESTIK
I.
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
1
Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura
II.
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
1 2 3
Stimulan Jamban Keluarga
Kec. Menggala
182
-
-
-
-
182
182
-
-
-
-
Peningkatan Kualitas dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan
Kab. Tulang Bawang
155
-
-
-
-
155
155
-
-
-
-
Pengembangan data dan informasi lingkungan
Kab. Tulang Bawang
89
-
-
-
-
89
89
-
-
-
-
- Penyuluhan dan kampanye Bebas "BABS" (sasaran MBR dan Non MBR).
Kab. Tulang Bawang
-
50
50
50
50
200
200
-
-
-
-
- Stimulan Jamban Keluarga untuk MBR/Miskin
Kab. Tulang Bawang
-
50
50
50
50
200
200
-
-
-
-
Kab. Tulang Bawang
101
-
-
-
-
101
- Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah
Kab. Tulang Bawang
-
10
10
10
10
40
40
- Sosialisasi Rencana Pembangunan MCK++ kepada masyarakat
Kab. Tulang Bawang
50
50
50
50
200
200
- Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM-SANIMAS)
Kab. Tulang Bawang
-
10
10
10
10
40
40
- Pelatihan bagi pengurus KSM, berupa pelatihan di bidang teknis, keuangan, dan manajerial.
Kab. Tulang Bawang
-
150
150
150
150
600
600
- Pembangunan MCK++
Kab. Tulang Bawang
660
660
660
660
660
3.300
300
- Pembebasan Lahan/Tanah
Kab. Tulang Bawang
-
30
30
30
30
120
70
-
-
-
50
- Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK++
Kab. Tulang Bawang
-
9
18
27
36
90
-
-
-
-
90
- Sosialisasi/pendampingan/workshop pengelolaan air limbah sistem setempat
Kab. Tulang Bawang
-
50
50
50
50
200
200
-
-
-
-
- Bintek pengelolaan air limbah sistem setempat
Kab. Tulang Bawang
-
50
50
50
50
200
200
-
-
-
-
III. Pembinaan dan Pemantauan Kualitas Lingkungan
1
Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan
101
-
-
-
-
IV. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 1
2
Pembangunan MCK++ -
-
-
-
-
-
3.000
Pembangunan IPAL Komunal / Tangki Septik Komunal - Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah
Kab. Tulang Bawang
-
60
60
60
60
240
240
-
-
-
-
- Sosialisasi Rencana Pembangunan IPAL Komunal kepada masyarakat
Kab. Tulang Bawang
-
60
60
60
60
240
240
-
-
-
-
- Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM-SANIMAS)
Kab. Tulang Bawang
-
10
10
10
10
40
40
-
-
-
-
- DED Jaringan perpipaan
Kab. Tulang Bawang
-
-
200
200
-
400
-
400
- Pembangunan IPAL Komunal
Kab. Tulang Bawang
-
-
500
500
-
1.000
-
1.000
-
-
- Pembangunan Jaringan Perpipaan
Kab. Tulang Bawang
-
-
-
65
65
130
130
- Pembangunan Sambungan Rumah
Kab. Tulang Bawang
-
-
-
30
30
60
60
- Pembebasan Lahan/Tanah
Kab. Tulang Bawang
-
100
100
100
100
400
-
-
-
-
400
- Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal (Sanimas).
Kab. Tulang Bawang
-
-
-
15
15
30
20
-
-
-
3
Pelatihan teknis pengelolaan air limbah
Kab. Tulang Bawang
-
-
-
-
200
200
200
-
-
-
-
4
Bantek pengelolaan air limbah
Kab. Tulang Bawang
-
50
50
50
50
200
100
-
-
100
-
5
Pendampingan masyarakat pengelolaan air limbah
Kab. Tulang Bawang
-
50
50
50
50
200
100
-
-
100
-
10
V
Program Lingkungan Sehat Perumahan
1
Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat/SLBM (Shearing DAK)
Kab. Tulang Bawang
260
-
-
-
-
260
260
2
Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat/SLBM (DAK)
Kab. Tulang Bawang
1.100
-
-
-
-
1.100
-
-
-
200
-
-
200
200
-
-
-
-
-
1.100
-
-
VI Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah 1
Penyusunan Master Plan Sistem Air Limbah Skala Kabupaten
Kab. Tulang Bawang
VII Pengembangan Kerangka Peraturan Operasionalisasi Sistem Pengelolaan Air Limbah 1
Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah
Kab. Tulang Bawang
-
200
-
-
-
200
200
-
-
-
-
2
Penyusunan Perbup Pengelolaan Air Limbah
Kab. Tulang Bawang
-
200
-
-
-
200
200
-
-
-
-
3
Penyusunan NSPM Pengelolaan Air Limbah
Kab. Tulang Bawang
-
200
-
-
-
200
200
-
-
-
-
4
Penyusunan SOP Pengelolaan Air Limbah
Kab. Tulang Bawang
-
-
-
-
150
150
150
-
-
-
-
5
Studi Pengembangan Organisasi Pengelolaan Air Limbah
Kab. Tulang Bawang
-
-
-
-
150
150
150
-
-
-
-
6
Pengembangan Sistem koordinasi institusi pengelolaan air limbah
Kab. Tulang Bawang
-
-
-
-
200
200
200
-
-
-
-
7
Sosialisasi/ workshop NSPM kerangka aturan operasionalisasi sistem
Kab. Tulang Bawang
-
-
-
200
-
200
200
-
-
-
-
8
Sosialisasi/ workshop NSPM Pengelolaan Air Limbah
Kab. Tulang Bawang
-
-
-
-
200
200
200
-
-
-
-
50
VIII Pengembangan Kinerja Kerjasama Pengelolaan Air Limbah 1
Forum pengelolaan air limbah berbasis masyarakat
Kab. Tulang Bawang
-
50
50
50
50
200
150
-
-
-
2
Pendampingan masyarakat dengan pola kerjasama Sanimas/SLBM
Kab. Tulang Bawang
-
50
50
50
50
200
200
-
-
-
-
3
Kerjasama pengelolaan air limbah kawasan perkotaan
Kab. Tulang Bawang
-
100
100
100
100
400
100
100
100
80
20
4
Kerjasama pengelolaan dengan pihak swasta
Kab. Tulang Bawang
-
200
200
200
200
800
200
-
-
500
100
5
Sosialisasi/pendampingan/workshop pengelolaan air limbah regional terpadu
Kab. Tulang Bawang
-
100
100
100
100
400
100
100
100
80
20
IX
OM Sarana Eksisting '- Biaya Operasi dan Pemeliharaan MCK++
Kab. Tulang Bawang
36
36
36
36
36
180
-
-
-
-
180
'- Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal
Kab. Tulang Bawang
15
15
15
15
15
75
55
-
-
-
20
- Biaya Operasi dan PemeliharaanTanki Septik Komunal
Kab. Tulang Bawang
10
10
10
10
10
50
-
-
-
-
50
2.608
2.610
2.919
3.038
3.047
14.222
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Air Limbah Domestik B.
6.472
600
5.300
860
990
KOMPONEN PERSAMPAHAN DOMESTIK
I.
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
1.
Pembinaan dan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan BPLHD Kabupaten Tulang Bawang
2.
Pelaksanaan Pengelolaan, Pemanfaatan Sampah dan Operasional UPT BPLHD (TPA Bakem)
3
Penyediaan Sarana Prasarana Persampahan - Pengadaan Gerobag Sampah Bermotor Bersekat
BPLHD Kab. Tulang Bawang
274
-
-
-
-
274
274
-
-
-
-
TPA Bakem
148
-
-
-
-
148
148
-
-
-
-
-
-
-
100
-
100
100
-
-
-
-
-
-
-
-
40
40
40 -
-
-
-
Kab. Tulang Bawang
- OM Gerobag Sampah Bermotor Bersekat - Pengadaan Gerobak Sampah Bersekat
Kab. Tulang Bawang
-
50
80
-
90
220
220
- Pengadaan Mesin Pemotong Rumput
Kab. Tulang Bawang
-
-
25
-
-
25
25
-
-
-
5
5
10
10
-
-
-
-
2.000
2.000
-
-
2.000
-
-
-
-
-
-
100
100
100
-
-
-
-
- OM Mesin Pemotong Rumput 4
Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan - Pengadaan Excavator
Kab. Tulang Bawang
- OM Excavator 5
Pengembangan Teknologi Persampahan - Pengembangan perangkat lunak pengelolaan persampahan
Kab. Tulang Bawang
-
-
-
-
-
-
800
-
-
-
-
- Pelatihan SDM sistem informasi penanganan persampahan
Kab. Tulang Bawang
-
50
50
50
50
200
250
-
-
-
-
6
Pelatihan tenaga pelayanan persampahan
Kab. Tulang Bawang
-
80
80
80
80
320
400
-
-
-
-
7
Pendampingan/workshop tenaga layanan persampahan
Kab. Tulang Bawang
-
80
80
80
80
320
400
-
-
-
-
8
Pelatihan Pembuatan Kompos bagi masyarakat
Kab. Tulang Bawang
-
100
100
100
100
400
300
-
-
150
50
9
Evakuasi sampah liar
Kab. Tulang Bawang
-
100
100
100
100
400
500
-
-
-
-
II.
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakkan Lingkungan Hidup
1
Kegiatan Pengelolaan, Pelestarian dan Pemantauan Kualitas Lingkungan Hidup
2 III. 1
- Pengadaan Gerobak Sampah (hibah)
Kab. Tulang Bawang
-
-
83
-
-
83
83
-
-
-
-
- Pengadaan Alat Pencacah Sampah (hibah)
Kab. Tulang Bawang
-
-
112
-
-
112
112
-
-
-
-
- Pembangunan Tempat Pembuatan Kompos (hibah)
Kab. Tulang Bawang
-
-
17
-
-
17
17
-
-
-
-
- Pengadaan Kotak Sampah dan Tiang (hibah)
Kab. Tulang Bawang
-
-
192
192
192
576
192
-
-
576
-
- Pengadaan Gerobak Sampah
Kab. Tulang Bawang
-
190
190
190
190
760
874
-
-
-
-
- Pengadaan Container
Kab. Tulang Bawang
-
180
180
180
180
720
900
-
-
-
-
- Pengadaan Alat Pengolah Kompos
Kab. Tulang Bawang
-
-
-
-
-
-
28
-
-
-
-
- Pembangunan Tempat Sampah 3R
Kab. Tulang Bawang
-
65
65
65
65
260
260
-
-
-
-
- OM Gerobak Sampah (hibah)
-
22
22
22
22
88
-
-
-
-
88
- OM Alat Pencacah Sampah (hibah)
-
20
20
20
20
80
-
-
-
-
80
- OM Gerobak Sampah
-
8
13
18
23
62
-
-
-
-
62
- OM Tempat Sampah 3R
-
1
1
1
1
4
-
-
-
-
4
Kab. Tulang Bawang
-
100
100
100
100
400
400
-
-
-
-
Kab. Tulang Bawang
-
-
-
-
150
150
150
-
-
-
-
- Pembebasan Lahan
-
-
200
-
-
200
200
-
-
-
-
- DED Transfer Depo Sampah
-
-
100
-
-
100
100
-
-
-
-
- Pembangunan dan supervisi Transfer Depo Sampah
-
-
-
100
-
100
100
-
-
-
-
- Operasional dan pemeliharaan
-
-
-
10
10
20
10
-
-
-
10
- Pembebasan Lahan
-
-
-
200
-
200
200
-
-
-
-
- DED TPS
-
-
-
100
-
100
100
-
-
-
-
- Pembangunan dan supervisi TPST
-
-
100
-
-
100
100
-
-
-
-
- Operasional dan pemeliharaan
-
-
5
-
-
5
-
-
-
-
5
- DED TPS
200
-
-
-
200
400
200
-
-
-
-
- Pembangunan Infrasturktur TPS
127
-
-
-
-
127
127
-
-
-
-
-
20
20
-
20
60
55
-
-
-
5
Promosi dan kampanye 3R Pengaturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Penyusunan SOP Pengelolaan Sampah
IV. Program Infrastruktur TPST 3R 1
2
3
Pembangunan Transfer Depo Sampah
Pembangunan TPST 3R
Pembangunan Gedung dan Tata Ruang
Kab. Tulang Bawang
Kec. Banjar Margo
Kec. Rawajitu Selatan
- Operasional dan pemeliharaan V.
Pengadaan Fasilitas Operasional TPA
1
Pengadaan transportasi pengangkutan sampah ke TPA
VI
- Pengadaan Dump Truck
TPA Bakem
-
500
-
500
-
1.000
-
-
500
500
-
- OM Dump Truck
TPA Bakem
-
60
60
120
120
360
360
-
-
-
-
- OM Gerobak
23
23
23
23
23
115
115
-
-
-
-
- OM Becak motor
30
30
30
30
30
150
150
-
-
-
-
- OM Dumptruck
30
30
30
30
30
150
150
-
-
-
-
- OM Amrol Truck
60
60
60
60
60
300
300
-
-
-
-
100
100
100
100
100
500
500
-
-
-
-
992
1.869
2.238
2.576
4.181
11.856
9.350
2.500
1.226
304
OM Fasilitas Eksisting
- OM Exavator Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Persampahan Domestik
-
C.
KOMPONEN DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN
I.
Pengaturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
1
Revisi dan Penyusunan Master Plan Drainase
Kab. Tulang Bawang
-
150
-
-
-
150
150
-
-
-
-
2
Penyusunan Perda Pengelolaan Drainase
Kab. Tulang Bawang
-
200
-
-
-
200
200
-
-
-
-
3
Fasilitasi Sosialisasi Perda Pengelolaan Drainase
Kab. Tulang Bawang
-
150
150
-
-
300
300
-
-
-
-
4
Penyusunan petunjuk teknis dan pilihan teknologi tepat guna sistem drainase ramah lingkungan
Kab. Tulang Bawang
-
150
-
-
-
150
150
-
-
-
-
II.
Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong
1
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
2.
- Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan Wilayah I (Termasuk drainase)
Kab. Tulang Bawang
1.510
-
-
-
-
1.510
1.510
-
-
-
-
- Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan Wilayah II (Termasuk drainase)
Kab. Tulang Bawang
750
-
-
-
-
750
750
-
-
-
-
- Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan Wilayah III (Termasuk drainase)
Kab. Tulang Bawang
750
-
-
-
-
750
750
-
-
-
-
- Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan Wilayah IV (Termasuk drainase)
Kab. Tulang Bawang
551
-
-
-
-
551
551
-
-
-
-
- Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan Wilayah V (Termasuk drainase)
Kab. Tulang Bawang
750
-
-
-
-
750
750
-
-
-
-
- Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan Wilayah VI (Termasuk drainase)
Kab. Tulang Bawang
568
-
-
-
-
568
568
-
-
-
-
Program Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Drainase Perkotaan - Pembangunan/Rehabilitasi saluran Drainase/Gorong-gorong kawasan perkotaan - Perbaikan sarana drainase lingkungan yang rusak - Fasilitas Pembersihan Drainase Lingkungan(Fasilitas Pemicuan Kegiatan Gotong Royong / Kerja Bakti dll)
III.
Program Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh
1.
Pembangunan/Rehabilitasi saluran Drainase/Gorong-gorong kawasan perdesaan
2.
Fasilitasi pembangunan saluran drainase lingkungan di daerah pemukiman miskin
3.
Kws. Menggala
-
100
100
100
100
400
400
-
-
-
Kec. Gedung Aji & Kec. Menggala Timur
-
100
100
100
100
400
400
-
-
-
-
Kab. Tulang Bawang
-
20
20
20
20
80
60
-
-
-
20
Kec. Rawa Jitu, Kec. Gedung Meneng, Kec. Rawa Pitu Kec. Dente Teladas
-
100
100
100
100
400
400
-
-
-
-
-
750
750
1.000
1.250
3.750
1.750
-
2.000
-
-
Sosialisasi penggunaan sistem drainase ramah lingkungan di rumah tangga
Kab. Tulang Bawang
-
100
100
100
100
400
350
-
-
-
-
4.
Sosialisasi mengenai pemeliharaan drainase lingkungan secara mandiri oleh masyarakat
Kab. Tulang Bawang
-
100
100
100
100
400
350
-
-
-
-
5.
Lomba Lingkungan Sehat (termasuk drainase lingkungan)
Kab. Tulang Bawang
-
150
150
150
150
600
600
-
-
-
-
6.
Sumur resapan
Kec. Rawa Pitu & Kec. Menggala
-
200
200
300
350
1.050
1.050
-
-
-
7.
Perbaikan sarana sanitasi dasar masyarakat
Kab. Tulang Bawang
-
50
50
50
50
200
200
-
-
-
-
8.
Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase Permukiman
Kab. Tulang Bawang
-
150
150
150
150
600
100
-
200
300
-
IV
OM Drainase eksisting
Kab. Tulang Bawang
200
200
200
200
200
1.000
1.000
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Drainase Lingkungan
D.
5.079
2.670
2.170
2.370
2.670
14.959
12.339
-
2.200
300
20
PHBS
I.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1.
Upaya Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Kab. Tulang Bawang
978
-
-
-
-
978
978
-
-
-
-
2.
Pengembangan Materi Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat
Kab. Tulang Bawang
-
60
60
60
60
240
240
-
-
-
-
3.
Peningkatan Pengetahuan Tenaga Penyuluh Kesehatan
Kab. Tulang Bawang
-
80
80
80
80
320
320
-
-
-
-
4.
Peningkatan Pengetahuan Tenaga Kesehatan Lingkungan
Kab. Tulang Bawang
-
80
80
80
80
320
320
-
-
-
-
II.
Program Lingkungan Sehat
1.
Penyuluhan dan Kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi CTPS
Kab. Tulang Bawang
-
200
150
100
50
500
500
-
-
-
-
Stop BABS dan Membuang Sampah pada tempatnya melalui radio & TV Lokal 2
Sosialisasi PHBS (termasuk di tempat-tempat pendidikan)
Kab. Tulang Bawang
-
50
50
50
50
200
190
-
-
-
10
4.
Pembuatan Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Poskesdes
Kab. Tulang Bawang
-
150
150
150
155
605
-
-
-
605
-
5.
Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) (termasuk di tempat-tempat pendidikan)
Kab. Tulang Bawang
-
80
80
80
80
320
200
-
-
120
-
6.
Pelatihan bagi penyuluh serta tokoh masyarakat dengan materi PHBS
Kab. Tulang Bawang
-
100
100
100
100
400
350
-
-
50
-
7.
Pembuatan poster, brosur, leaflet, booklet, spanduk, umbul-umbul dan lainnya
Kab. Tulang Bawang
-
50
50
50
50
200
190
-
-
-
10
III.
Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam PHBS dan Higiene
1.
Lomba Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan
19 Desa
-
-
66
66
66
198
198
-
-
-
-
2.
Penyuluhan Menciptakan Lingkungan Sehat
Kab. Tulang Bawang
-
60
60
60
60
240
240
-
-
-
-
3.
Pelatihan Fasilitator STBM
Kab. Tulang Bawang
-
100
100
100
100
400
-
-
400
-
-
- Monev Kegiatan Pasc STBM
Kab. Tulang Bawang
-
3
3
40
46
92
-
92
-
-
-
- Pengadaan Cetakan FRP & OTJ STBM
Kab. Tulang Bawang
-
133
152
175
202
662
-
662
-
-
-
- Pelat Kapasitas kader dlmrangka verifikasi menuju desa ODF
Kab. Tulang Bawang
-
16
18
21
21
76
-
76
-
-
-
- Koordinasi jejaring STBM
Kab. Tulang Bawang
-
4
4
4
4
16
-
-
16
-
-
- Bimtek monev STBM
Kab. Tulang Bawang
-
3
3
3
3
12
-
-
12
-
-
- Pert. Implementas PPSP melalui pilar-pilar STBM
Kab. Tulang Bawang
-
6
9
10
11
36
-
-
36
-
-
- Pelaksanaan Inspeksi Sanitasi ( IS ) Rumah
Kab. Tulang Bawang
-
-
8
9
10
27
-
-
27
-
-
- Pelaksanaan Advokasi Penyehatan perumahan di Prov
Kab. Tulang Bawang
-
-
8
9
10
27
-
-
27
-
IV. Program Sanitasi Terpadu Berbasis Masyarakat (STBM)
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan PHBS JUMLAH TOTAL
-
978
1.175
1.231
1.247
1.238
5.869
3.726
830
518
775
20
9.657
8.324
8.558
9.231
11.136
46.906
31.887
1.430
10.518
3.161
1.334
Kabupaten Tulang Bawang,
Desember 2014
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang Ketua,
RIMIR MIRHADI, S.H. NIP. 19620511 198103 1 002