STRATEGI REVITALISASI POSYANDU DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA KOTA PEKANBARU
DELFI MUKHTAR
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA TUGAS AKHIR “STRATEGI REVITALISASI
POSYANDU
DALAM
RANGKA
MENINGKATKAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA, KOTA PEKANBARU” ADALAH KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM DIAJUKAN DALAM BENTUK APAPUN KEPADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN. SEMUA INFORMASI YANG BERASAL ATAU DISEBUTKAN DALAM TEKS DICANTUMKAN DALAM DAFTAR PUSTAKA DIBAGIAN AKHIR TUGAS AKHIR INI.
Bogor, Mei 2008
Delfi Mukhtar A153050025
ABSTRACT DELFI MUKHTAR. Revitalization Strategy to Increase Health Development in Pekanbaru Kota Regency, Pekanbaru City. Under supervision of SUTARA HENDRAKUSUMAATMADJA as Chief Supervisory Board and LUKMAN M. BAGA as Member of Board Quality of human resource is the main capital and investation in health development. Health and education supported by economic sector become development fondation affecting human resource’s quality of life. Posyandu is one of
the efforts of local government in increasing health development. The
functions of Posyandu are to increase health and empower people in receiving basic health service. The aims of this reserch such as (1) assess function and work ethic of Posyandu, (2) analyze strengths, weaknesses, opportunities, and threats faced by Posyandu, (3) formulate the effective strategies and programs to revitalize Posyandu. This research used qualitative method through SWOT analysis. The analysis result indicated that some weaknessess in Pekanbaru Kota Regency Posyandu, especially in basic health sercive and resources of Posyandu. Alternative strategies recommended such as improve activities of Posyandu, allocate regional budget to repair physical resources, empower cadre of Posyandu, and increase Posyandu service.
RINGKASAN DELFI MUKHTAR. Strategi Revitalisasi Posyandu dalam Rangka Meningkatkan Pembangunan Kesehatan di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru. Dibimbing oleh Sutara Hendrakusumaatmadja sebagai ketua dan LUKMAN M. BAGA sebagai anggota komisi pembimbing. Sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi merupakan pilar yang sangat mempengaruhi kualitas hidup sumberdaya manusia. Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh untuk dan bersama masyarakat
dalam
penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan,
guna
memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan mengkaji kondisi Posyandu saat ini (fungsi dan kinerja posyandu) dalam sistem organisasi dan tata kerja Posyandu, sumber daya manusia kader posyandu, koordinasi dalam penyelenggaraan posyandu, serta evaluasi terhadap berbagai kekurangan dalam pelaksanaan posyandu sebagai penyelenggaraan upaya kesehatan dasar bagi masyarakat di Kota Pekanbaru, menganalisis Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Pekanbaru dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, merancang strategi dan program pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kota Pekanbaru yang tepat dan efektif. Metode yang digunakan merupakan metode kualitatif dengan analisis SWOT. Hasil kajian melalui analisis SWOT menunjukkan kondisi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota secara keseluruhan belum baik, hal ini terlihat dari pelaksanaan peran dan fungsi posyandu yang belum optimal. Kondisi ini disebabkan oleh belum terwujudnya peran dan fungsi posyandu, sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan petugas posyandu dalam mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama bagai kesehatan ibu dan anak. Maka diperlukan dukungan moril, materil maupun
finansial dari berbagai pihak. Permasalahan posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah peran dan fungsi posyandu masih belum berjalan baik Terdapat empat strategi prioritas dalam pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota. Pertama, meningkatkan kegiatan posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat. Kedua, pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu, serta pemberdayaan dan peningkatan jumlah kader Posyandu. Ketiga, optimalisasi kinerja Posyandu. Empat, peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan.
@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah,; dan pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
STRATEGI REVITALISASI POSYANDU DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA KOTA PEKANBARU
DELFI MUKHTAR
Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir : Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M. S
Judul Tugas Akhir
: Strategi Revitalisasi Posyandu dalam Rangka Meningkatkan Pembangunan Kesehatan di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru
Nama
: Delfi Mukhtar
NIM
: A. 153050025
Disetujui Komisi Pembimbing
Ir. Sutara Hendrakusumaatmadja, M. Sc Ketua
Ir. Lukman M. Baga, MA. Ec Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah
Dr. Ir. Yusman Syaukat, M. Ec
Tanggal Ujian : 31 Mei 2008
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M. S
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, karena atas kekuatan dari-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa apa-apa yang penulis tuangkan dalam karya ilmiah ini adalah masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis tetap berharap karya ilmiah yang sangat sederhana ini nantinya dapat berguna untuk semua pihak dan menjadi tambahan pengetahuan bagi yang ingin meneliti dalam masalah yang sama. Oleh karena itu, penulis menyadari bahwa tulisan ini sangat jauh dari kesempurnaan sesuai yang diharapkan. Namun demikian, penulis berusaha dengan memohon kehadirat Allah SWT agar senantiasa diberikan petunjuk dan kecerahan hati dalam penulisan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini penulis selesaikan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan penulis dan memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tugas akhir ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan segenap kerendahan hati dan ketulusan jiwa saya menyampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Rektor Institut Pertanian Bogor. 2. Bapak Gubernur Riau, H.M Rusli Zainal, SE, MP 3. Bapak Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro,MS Dekan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 4. Bapak Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec Ketua Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah Sekolah Pasacasarjana IPB. 5. Bapak Ir. Sutara Hendrakusumaatmadja, MSc selaku Pembimbing I dan Bapak Ir. Lukman M.Baga MAEc selaku Pembimbing II atas segala bimbingan dan arahannya sehingga penulisan tesis ini bisa terselesaikan. 6. Terima kasih disampaikan kepada keluarga penulis yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. 7. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi kepada penulis sehingga tesis ini bisa diselesaikan. Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya di masa yang akan datang. Semoga semua yang telah dilakukan senantiasa menjadi ibadah untuk mencapai Ridho Allah SWT. Amin. Bogor, Mei 2008 Delfi Mukhtar
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pekanbaru tanggal 9 Januari 1951 yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Muckhtar Saleh (alm) dan Asniar (almh). Pendidikan sekolah dasar di SDN 1 Pekanbaru, lulus tahun 1963. Sekolah menengah lanjutan di SMPN 1 Pekanbaru, lulus tahun 1966. Sekolah menegah atas di SMUN 2 Pekanbaru, lulus tahun 1969. Menyelesaikan pendidikan Diploma III pada tahun 1974 dengan Jurusan Hukum di Universitas Islam Riau. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Jurusan Hukum Universitas Islam Riau Tahun 1982. Pada tahun 2005, melanjutkan Studi Pasca Sarjana di Magister Profesional Manajemen Pembangunan Daerah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, lulus tahun 2008. Penulis hingga saat ini tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Provinsi Riau sebagai Wakil Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Riau.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................................... DAFTAR GAMBAR...........................................................................................
xii xv
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 1.3 Tujuan dan Manfaat Kajian.......................................................................... 1.4 Kegunaan Kajian..........................................................................................
1 4 6 7
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-faktor Pendukung Pengembangan Posyandu .................................. 2.1.1. Lingkungan ........................................................................................ 2.1.2. Keluarga ............................................................................................. 2.2 Kondisi Umum dan Perkembangan Posyandu ............................................ 2.3 Peran dan Pengelolaan Posyandu.................................................................
8 9 11 12 16
III 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7.
METODE KAJIAN Kerangka Pemikiran..................................................................................... Operasional Penelitian ................................................................................. Lokasi dan waktu Kajian.............................................................................. Sasaran Kajian dan Teknik Sampling .......................................................... Jenis dan Metode Pengumpulan Data .......................................................... Analisis Data ................................................................................................ Metode Penyusunan Strategi Revitalisasi Posyandu....................................
21 22 23 23 24 27 29
IV GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian................................................................. 4.1.1 Keadaan Geografis .............................................................................. 4.1.2 Keadaan Penduduk.............................................................................. 4.1.3 Tingkat Pendidikan ............................................................................. 4.1.4 Lapangan Pekerjaan ............................................................................
30 30 30 32 34
V POSYANDU DIKECAMATAN PEKANBARU KOTA 5.1 Posyandu Di Kecamatan Pekanbaru Kota.................................................... 5.2 Kajian Revitalisasi Posyandu ...................................................................... 5.3 Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu ................................................ 5.3.1. Penimbangan Bayi ............................................................................ 5.3.2. Kader Posyandu ................................................................................. 5.3.3. Kartu Menuju Sehat (Buku KIA)....................................................... 5.3.4. Ibu Mengikuti Pogram KB................................................................. 5.3.5. Pengunjung Posyandu untuk Imunisasi ............................................. 5.3.6. Dana Bantuan Posyandu ................................................................... 5.3.7. Program Tambahan ............................................................................ 5.4. Model Pengembangan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota................
39 51 56 56 58 63 65 68 69 73 76
VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 6.1 Identifikasi SWOT Pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota ..................................................................... 6.2 Analisis Perumusan Strategi Revitalisasi Posyandu ................................... 6.3 Analisis Program Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota .........................................................................
86
VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan .................................................................................................. 7.2 Saran.............................................................................................................
90 91
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
93
80 83
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia tertinggal dari pembangunan ekonominya. Padahal pembangunan sosial sangat penting, karena pembangunan sosial merupakan tolak ukur yang paling baik untuk menggambarkan
manfaat
pembangunan
ekonomi.
Indikator-indikator
pertumbuhan ekonomi tidak akan berarti banyak jika tidak melihat indikator sosial dan terdapat hubungan yang erat antara indikator ekonomi dan sosial, contoh kenaikan tingkat kesehatan dan gizi masyarakat akan meningkatkan efisiensi & produktivitas. Sumber daya manusia sebagai perwujudan nyata peningkatan taraf hidup masyarakat tersebut. Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi merupakan pilar yang sangat mempengaruhi kualitas hidup sumberdaya manusia. UNDP Report 2003 menunjukkan bahwa pada tahun 2002, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menduduki peringkat 112 dari 175 negara di dunia dan merupakan yang terendah diantara negara-negara kawasan Asia Tenggara. Salah satu upaya dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia adalah optimalisasi potensi tumbuh-kembang anak. Upaya tersebut dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien, serta menjangkau
semua sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Sejak dicanangkannya Posyandu pada tahun 1986, berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan dan umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna. Jika pada tahun 1995 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masing-masing adalah 373/100.000 kelahiran hidup serta 60/1000 kelahiran hidup maka pada tahun 2003 AKI turun menjadi 337/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB turun menjadi 45/1000 kelahiran hidup. Sementara itu, umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 45 tahun pada tahun 1970 menjadi 66,2 tahun pada tahun 2000 (Budimana, 2005). Secara kuantitas, perkembangan jumlah Posyandu sangat menggembirakan, karena di setiap desa/Kelurahan ditemukan sekitar 3 – 4 Posyandu. Pada saat Posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah Posyandu tercatat sebanyak 25.000 Posyandu. Pada tahun 2004, jumlah Posyandu meningkat menjadi 245.154. Namun demikian, ditemukan masih banyak masalah pada aspek kualitas, yaitu dalam hal kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai. Departemen Kesehatan tahun 2004 mencatat beberapa permasalah Posyandu, antara lain :
(1) hanya sekitar 40 persen dari jumlah Posyandu yang ada, dapat menjalankan fungsi dengan baik; (2) lebih dari separuh Posyandu, tidak memiliki peralatan memadai; (3) sebagian besar Posyandu tidak memiliki tempat pelayanan yang layak karena menyelenggarakan kegiatan di gudang, garasi, atau rumah penduduk. Disamping itu pembinaan terhadap Posyandu masih belum merata; (4) sebagaian besar Posyandu, belum memiliki jumlah kader yang cukup bila dibandingkan dengan jumlah sasaran dan hanya 30 persen kader yang telah terlatih; (5) sebagian besar kader belum mampu mandiri, karena sangat tergantung dengan petugas Puskesmas sebagai pembina, dan sementara itu, penghargaan terhadap kader masih rendah; (6) cakupan Posyandu masih rendah, untuk balita yang sebagian besar adalah anak usia di bawah dua tahun, cakupannya masih dibawah 59 persen sedangkan untuk ibu hamil cakupannya hanya sekitar 20 persen; (7) hampir 100 persen ibu menyatakan pernah mendengar Posyandu, namun yang hadir pada saat kegiatan Posyandu kurang dari separuhnya. Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, Pemerintah Daerah Provinsi Riau menetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Riau tahun 2005-2010 Bidang Kesehatan. Arah kebijakan ini mengutamakan upaya preventif dan promotif, serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan keluarga dan masyarakat
dalam bidang kesehatan adalah menumbuhkembangkan Posyandu sebagai ujung tombak penciptaan lingkungan kesehatan keluarga dan pencegahan dini. Pemerintah
Kota
Pekanbaru
memberi
perhatian
besar
terhadap
pengembangan Posyandu. Hal ini dapat terlihat dari upaya Pemerintah Kota Pekanbaru dalam mengembangkan kembali Posyandu dengan memberikan insentif kepada para kader posyandu Rp 100.000/bulan dan bantuan dana operasional kader Rp 350.000/bulan. Pada tahun 2007, pemerintah Kota Pekanbaru telah menganggarkan anggaran untuk pengembangan posyandu Rp 567.500.000. Adapun bentuk kegiatan berupa pelayanan kesehatan, seperti pemeriksaan kesehatan, pemberian vitamin, dan berbagai
imunisasi. Namun,
diperlukan berbagai upaya revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota untuk mencapai kinerja yang semakin baik di masa yang akan datang.
1.2 Perumusan Masalah. Kesehatan
masyarakat
merupakan
bagian
terpenting
dari
tujuan
pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari salah satu seruan Presiden Republik Indonesia menyatakan perlunya meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan kesehatan masyarakat adalah peningkatan kesadaran untuk mewujudkan lingkungan dan keluarga yang sehat. Posyandu merupakan wadah awal bagi pembinaan kesehatan lingkungan. Namun, krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak tahun 1997 mempengaruhi kinerja Posyandu yang turun secara bermakna. Dampaknya terlihat pada menurunnya status gizi dan kesehatan masyarakat, terutama masyarakat kelompok rentan, yakni bayi, anak balita dan ibu hamil serta menyusui.
Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah telah mengambil langkah kebijakan dengan mengeluarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Revitalisasi Posyandu, yaitu suatu upaya untuk meningkatkan fungsi dan kinerja Posyandu. Secara garis besar tujuan Revitalisasi Posyandu adalah : (1) terselenggaranya kegiatan Posyandu secara rutin dan berkesinambungan; (2) tercapainya pemberdayaan tokoh masyarakat dan kader melalui advokasi, orientasi, pelatihan atau penyegaran; dan (3) tercapainya pemantapan kelembagaan Posyandu. Tujuan utama Revitalisasi Posyandu dalam pelaksanaannya memang belum berjalan secara baik dan lancar, demikian juga dalam penentuan sasaran Revitalisasi Posyandu. Sasaran Revitalisasi Posyandu di Pekanbaru belum menjangkau keseluruhan Posyandu. Dikarenakan keterbatasan anggaran, sasaran tersebut masih diutamakan pada Posyandu yang sudah tidak aktif dan berada dalam golongan penduduk miskin. Pelaksanaan kegiatan Posyandu berupa kegiatan utama dan kegiatan tambahan/kegiatan baru belum terlaksana dengan baik, dalam arti cakupannya belum mencapai di atas 50 persen, serta sumberdaya fisik dan manusia yang tersedia belum mendukung. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Riau pada tahun 2003, dari 10.767 anak yang ditimbang masih terdapat 114 anak dengan kasus gizi buruk yang ditemukan di Kota Pekanbaru. Maka dari uraian diatas, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana pelaksanaan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota?
2.
Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota?
3.
Bagaimana strategi revitalisasi Posyandu yang tepat dan efektif ?
4.
Bagaimana program pelaksanaan revitalisasi Posyandu yang tepat dan efektif di Kecamatan Pekanbaru Kota?
1.3. Tujuan dan Manfaat Kajian Tujuan umum kajian ini adalah mengkaji apakah kegiatan Posyandu yang berada di kota Pekanbaru telah dilakukan secara rutin dan berkesinambungan serta melihat sejauh mana peran kelembagaan Posyandu dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga di lingkungan warga sekitar. Selain itu, Posyandu merupakan upaya preventif dalam mewujudkan kesehatan keluarga dan upaya untuk mendukung program strategis Pemerintah Provinsi Riau yaitu mengentaskan kebodohan dan kemiskinan masyarakat dalam rangka mendukung program K2I (Kemiskinan dan Kebodohan dan Infrastruktur). Tujuan khusus kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji kondisi Posyandu saat ini (fungsi dan kinerja posyandu) dalam sistem organisasi dan tata kerja Posyandu, sumber daya manusia kader posyandu, koordinasi dalam penyelenggaraan posyandu, serta evaluasi terhadap berbagai kekurangan dalam pelaksanaan posyandu sebagai penyelenggaraan upaya kesehatan dasar bagi masyarakat di Kota Pekanbaru. 2. Menganalisis Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Pekanbaru dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. 3. Merancang strategi dan program pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kota Pekanbaru yang tepat dan efektif.
1.4. Kegunaan Kajian Kajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menyusun rumusan yang tepat mengenai Revitalisasi Posyandu. Hal ini dikarenakan keberhasilan peran Posyandu di massa yang akan datang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di bidang kesehatan masyarakat sehingga dengan tingkat kesehatan masyarakat yang baik Pemerintah Kota Pekanbaru akan memikirkan sektor lain untuk kesejahteraan masyarakatnya. Bagi penulis, kajian ini dapat menjadi sarana pengembangan wawasan dalam menganalisa suatu masalah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Faktor-faktor Pendukung Pengembangan Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan suatu forum komunikasi, alih teknologi, dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Langkah–langkah pembentukan Posyandu diantaranya : (1) pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan; (2) survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan Keluarga Berencana (KB); (3) musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, serta biaya posyandu; (4) pemilihan kader Posyandu; (5) pelatihan kader Posyandu; dan (6) pembinaan.1 Sasaran Posyandu meliputi bayi/balita, ibu hamil/ibu menyusui, serta Wanita Usia Subur (WUS) dan Pria Usia Subur (PUS). Keberadaan Posyandu sangat penting bagi masyarakat. Masyarakat dapat bertidak sebagai pelaksana sekaligus pihak yang memperoleh pelayanan kesehatan dalam Posyandu. Pengembangan mutu pengelolaan Posyandu memerlukan koordinasi dan keterpaduan pembinaan pada semua tingkatan pemerintah. Adapun faktor-faktor utama yang mendukung pengembangan posyandu adalah lingkungan dan keluarga.
1
. http://library.usu.ac.id oleh Nasap Sembiring dalam Artikel Posyandu sebagai Saran Peran Serta Masyarakat dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat diakses tanggal 27 Juni 2008.
2.1.1. Lingkungan Lingkungan
adalah
keseluruhan
fenomena
yang
mempengaruhi
perkembangan, keyakinan, dan perilaku masyarakat. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan masyarakat dengan budaya. Ada tiga bentuk lingkungan, yaitu lingkungan fisik, sosial dan simbolik 2). Ketiga bentuk lingkungan tersebut berinteraksi dengan diri manusia membentuk budaya tertentu. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau lingkungan yang diciptakan oleh manusia, seperti daerah khatulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim tropis 3). Lingkungan fisik dapat membentuk budaya tertentu misalnya bentuk rumah di daerah panas yang memiliki banyak lubang agar angin bayak masuk, begitu juga rumah di daerah dingin yang bentuk rumahnya tertutup rapat. Padahal budaya tersebut tidak perlu diikuti oleh masyarakat diperdesaan maupun diperkotaan, karena pola budaya lingkungan tersebut dapat menimbulkan penyakit seperti infeksi saluran pernapasana akut pada balita dan ini banyak terjadi pada balita di Indonesia di daerah perkotaan 4). Sementara masyarakat banyak menyatakan dan memberikan keyakinan respons masyarakat terhadap ligkungan baru, seperti rumah sakit dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini oleh masyarakat itu sendiri 5), oleh karena itu lingkungan akan mempengaruhi masyarakat dalam memberkan nilai perubahan terhadap keinginan pencapaian kesehatan lingkungan yang lebih baik.
2
. Andrew M.M., & Boyle, J.S. 1995. Transcultural Concepts in Nursing Care (Edisi ke-2). Philadelphia: J. B. Lippincontt Company, hal 5. 3 . Ibid. Hal 6. 4 . Departemen Kesehatan RI. 1999. Indonesia Sehat 2010, Jakarta: Depkes RI, hal 12. 5 . Kozier, B. & Erb, G. 1995 Fundamentals of Nursing: Process and Practice, California, Guming Pub. Inc di. Terjemahkan (diterjemahkan oleh Fadillah) hal.35
Lingkungan Sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu atau kelompok masyarakat yang lebih baik dan lebih luas seperti keluarga, komunitas dan masjid atau gereja atau tempat ibadah lainnya. Di dalam lingkungan sosial, individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku dilingkungan tersebut 6). Keluarga adalah tempat pertama kali manusia atau masyarakat berinteraksi dan dipandang sebagai pilar utama untuk mencapai keberhasilan masyarakat bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih besar. Keberhasilan masyarakat bersosialisasi di dalam keluarga merupakan pengalaman yang digunakan untuk bersosialisasi dengan kelompok lain seperti bagaimana keluarga mendapat pengalaman dari posyandu yang mampu memberikan pengetahuan kesehatan dasar dan tindakan preventif dalam kesehatan anak dan ibu hamil maka masyarakat tersebut akan melakukan sosialisasi antar individu baik di rumah maupun dilingkunganya berada. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk atau simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu, seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa, atau atribut yang digunakan 7). Penggunaan lingkungan simbolik bermakna bahwa individu memiliki tenggang rasa dengan kelompoknya, seperti penggunaan bahasa pengantar, identifikasi nilai-nilai dan norma, serta penggunaan bahasa seperti pemakian ikat kepala, kalung, anting, telepon, hiasan dinding, atau slogan-slogan 8).
6
. Andrew. Op.cit hal 15 . Op.cit hal 27 8 . Op-cit hal 31 7
2.1.2. Keluarga Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas 9). Apabila setiap keluarga sehat akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu angota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Masalah Kesehatan yang dialami yang dialami oleh sebuah keluarga dapat mempengaruhi sistem keluarga tersebut dan mempengaruhi komunitas setempat, bahkan komunitas global. Sebagai contoh, apabila ada seseorang anggota keluarga yang menderita penyakit demam berdarah, nyamuk sebagai faktor penyebab dapat menggigit keluarga tetangganya. Hal tersebut
dapat mempengaruhi sistem
keluarga dan mempengaruhi komunitas tempat keluarga tersebut menetap. Membangun Inonesia sehat harus membangun masyarakat Provinsi Sehat, kemudian masyarakat kabupaten/kota yang sehat dan yang terkecil adalah dimulai dengan membangun keluarga sehat sesuai dengan budaya keluarga. Keluarga adalah sebagai dua atau lebih individu yang berganbung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi 10). Selain itu keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mendefinisikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga 11). Definisi lain keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan berperkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada
9
. Sudiharto, S.Kp, M.Kes, 2007, Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural, Penerbit Buku Kedoktean egc. Jakarta. 10 . Departemen Agama RI, 1998, Membangun Keluarga Sakinah, Jakarta 11 . Frieman , M.M. 1998. Family Nursing (Edisi ke-4) Connecticut : Appleton Lange hal-22
Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya 12). Peran keperawatan dalam keluarga sangat dibutuhkan oleh keluarga untuk membangun keluarga sehat dengan budayanya. Keterawatan keluarga berperan sebagai pemberi asuhan dalam mewujudkan keluarga sehat, dengan demikian keluarga akan mengenal tanda bahaya dini gangguan kesehatan pada anggota keluarga dengan mengantisipasi kondisi buruk kesehatan keluarga. Dengan demikian, apabila keluarga tersebut mempunyai masalah kesehatan, mereka tidak datang ke pelayanan kesehatan dalam kondisi yang sudah kronis. Keterawatan kesehatan keluarga memiliki peran yang sangat strategis dalam pemberdayaan kesehatan keluarga sehingga tercapai menwujudkan masyarakat yang sehat seperti tercapaiya Indonesia Sehat 2010 13). Program pemerintah dalam pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan harus terus mengikutsertakan dan memberdayakan Program Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai kelembagaan non pemerintah yang memiliki peran penting dalam mewujudkan keluarga sehat tentunya dilaksanakan dengan melibatkan peran serta aktif semua keluarga dilingkungan posyandu tersebut.
2.2. Kondisi Umum dan Perkembangan Posyandu Perkembangan Posyandu dari tahun ke tahun semakin meningkat dan telah memberikan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang semakin menurun diikuti dengan semakin meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) penduduk. Hal ini dapat dilihat dan
12
. BKKBN, 1992, Perencanaan Keluarga Sejahtera, BKKBN, Jakarta. Hal.13 . Program Sistem Perencanaan Nasional dibidang Kesehatan, 1994-1999.
13
Angka Kematian Ibu (AKI) pada periode tahun 1995-2003 terjadi penurunan sekitar 36/100.000, dan Angka Kematian Bayi (AKB) sekitar 15/1000 kelahiran hidup. Sedangkan umur harapan hidup rata-rata pada periode 1970-2000 meningkat sekitar 21,2 persen14). Perkembangan Posyandu juga dapat dilihat dari jumlah Posyandu pada periode tahun 1986 – 2004 yang semakin meningkat, hampir sepuluh kali lebih banyak dari tahun sebelumnya yaitu bertambah sebanyak 220.154 Posyandu. Secara kuantitas, karena masih banyak ditemukannya permasalahan Posyandu dari aspek kualitas yaitu : (1) Masih kurang berfungsinya peran Posyandu hal ini disebabkan karena masih banyaknya keterbatasan dana yang dimiliki oleh masing posyandu dalam mensosialisasikan peran dan kegiatan posyandu ditengah lingkungan masyarakat. (2) Tidak lengkap/belum memadai sarana dan prasarana yang ada karena masih kurangnya perhatian pemerintah setempat dalam memenuhi kebutuhan posyandu. (3) Masih rendahnya sumberdaya manusia (pengelola/pengurus Posyandu, kader Posyandu), hal ini dikarenakan masih kurang intensifnya pembinaan maupun pelatihan bagi kade-kader posyandu, disamping kader-kader posyandu tersebut juga rata-rata latar belakang pendidikannya bukan yang berhunungan dengan pelayanan kesehatan maupun palayanan medis. (4) Masih rendahnya cakupan Posyandu, partisipasi masyarakat, kreativitas, motivasi pengelola/pengurus Posyandu dan masyarakat terhadap keberadaan Posyandu disamping karena posyandu hanya untuk lingkungan Rukum Warag (RW) juga masih rendahnya insentif yang diberikan pemerintah setempat 14
. Departemen Kesehatan, 2005, Menuju Indonesia Sehat, Jakarta.
kepada kader-kader posyandu, sehingga walaupun jumlahnya bertambah namun sisi pengelolaan dan manajemennya masih sangat terbatas dan ketergantungan kepada Puskesman yang ada di kecamatan. Adanya permasalahan dari kualitas Posyandu, maka pemerintah telah lama melakukan upaya untuk mengatasinya dengan mengeluarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan Mutu Posyandu. Melalui instruksi ini, seluruh kepala daerah ditugaskan untuk meningkatkan pengelolaan mutu Posyandu yang merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Pengelolaan Posyandu yang dilakukan oleh satu kelompok kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu di Provinsi Riau telah dilakukan sesuai dengan arahan dan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Riau. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan Posyandu dan kinerja dari masing-masing personal yang ada didalam struktur organisasi Posyandu tersebut. Kegiatan Posyandu terdiri dari: a) Kegiatan utama yaitu: (1) Kesehatan Ibu dan Anak; (2) Keluarga Berencana (KB); (3) Imunisasi; (4) Gizi; (5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare. b) Kegiatan Pengembangan /tambahan disamping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan, maka dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan baru seperti : perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program pembangunan
masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu Plus. Penambahan kegiatan Posyandu sebaiknya dilakukan apabila 5 (lima) kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik, dalam arti cakupannya diatas 50 persen, serta tersedia sumberdaya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui Forum Musyawarah Masyarakat Desa (FMMD). Tetapi dalam kenyataannya salah satu kegiatan utama Posyandu yaitu masalah gizi masyarakat belum menunjukkan hasil yang baik, yaitu dengan masih adanya kasus gizi buruk yang ditemukan di beberapa daerah Provinsi Riau. Meskipun
demikian,
kegiatan
tambahan
Posyandu
telah
banyak
diselenggarakan antara lain : 1). Bina Keluarga Balita; 2). Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA); 3). Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB), misalnya : ISPA, DBD, gizi buruk, polio, campak, difteri, pertusis, tetanus neonatorum; 4). Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD); 5). Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa(UKGMD); 6). Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PABPLP); 7). Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan perkarangan melaui Taman Obat Keluarga (TOGA);
8). Kegiatan ekonomi produkti, seperti : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), Usaha Simpan Pinjam; 9). Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas).
2.3. Peran dan Pengelolaan Posyandu Peran dan fungsi Posyandu adalah : (1) sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB; (2) sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. Untuk menguji kinerja dari posyandu, diperlukan pengetahuan tentang struktur organisasi yang ada didalam pelaksanaan Posyandu tersebut. Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat pembentukkan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara dan kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota. Kemudian
dari
beberapa
Posyandu
yang
ada
di
suatu
wilayah
(Kelurahan/desa atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu unit/kelompok Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat. Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi unit pengelola posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur pengelola posyandu, disepakati dalam unit/kelompok pengelola posyandu bersama masyarakat
setempat. Contoh alternatif bagan kepengurusan pengorganisasian Posyandu di desa/kelurahan atau sebutan lainnya dapat dilihat pada Gambar 1. Pembina 1.Kepala Kelurahan 2.Ketua PKK Kelurahan
Posyandu (yang ada di RW)
Kader Posyandu
Kader Posyandu
Kader Posyandu
Sumber : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2005
Gambar 1. Bagan Organisasi Posyandu Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara. Kriteria pengelola Posyandu antara lain : 1). Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat; 2). Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyarakat; 3). Bersedia bekerja sebagai kader posyandu secara sukarela (insentif yang terbatas) Kader Posyandu dipilih oleh pengurus posyandu dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu. Kader Posyandu menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara
sukarela. Kriteria kader Posyandu antara lain sebagai berikut : a) diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat; b) dapat membaca dan menulis huruf latin; c) mempunyai jiwa pelopor, pembaharuan dan penggerak masyarakat; d) bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang. Dalam keadaan tertentu, terutama di daerah perkotaan, karena kesibukan yang dimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif secara sukarela sebagai kader Posyandu. Untuk mengatasinya kedudukan dan peranan kader Posyandu dapat digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja secara purna/paruh waktu sebagai kader Posyandu dengan mendapat imbalan khusus dari dana yang dikumpulkan oleh dan dari masyarakat. Kriteria tenaga profesional antara lain sebagai berikut : a) diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat; b) berpendidikan sekurang-kurangnya SMP; c) bersedia dan mau bekerja secara purna/ paruh waktu untuk mengelola Posyandu. Evalusi pelaksanaan Posyandu dilakukan melalui penelaahan pembentukan dan pemantaun kegiatan Posyandu. Menurut Budiman (2005), pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: a) Pemilihan pengurus dan kader posyandu b) Orientasi pengurus dan pelatihan kader posyandu c) Pembentukan dan peresmian posyandu d) Penyelenggaraan dan pemantauan kegiatan posyandu Dana sehat adalah dana yang berasal dari sumbangan sukarela masyarakat (dapat dalam bentuk sumbangan natural), dikelola oleh masyarakat serta dimanfaatkan untuk membiayai program-program kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya termasuk membiayai penyelenggaraan Posyandu Program dana
sehat dibedakan dengan iuran peserta Posyandu. Sumber dana sehat adalah seluruh anggota masyarakat di wilayah kerja Posyandu, sedangkan sumber dana iuran peserta adalah masyarakat pengunjung Posyandu. Dana sehat tidak sama dengan asuransi kesehatan yang untuk Indonesia dibedakan atas 2 macam yakni yang bersifat wajib seperti yang tercantum dalam UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang disebut Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta yang bersifat sukarela seperti yang tercantum dalam UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang disebut Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) 15). Pada dana sehat iuran dari masyarakat bersifat sukarela, sesuai dengan kondisi, kemampauan, ditetapkan berdasarkan musyawarah serta tidak mengikat. Program dana sehat termasuk dalam kelompok program pembiayaan asyarakat mandiri (community self financing) yang peruntukkannya terutama untuk membiayai program-program kesehatan masyarakat (public goods) sesuai kesepakatan masyarakat setempat. Dana sehat dapat juga dipakai untuk membiayai pelayanan medik anggota masyarakat yang membutuhkan. Tetapi sifatnya hanya bantuan bukan menanggung pembiayaan secara keseluruhan. Sedangkan pada asuransi kesehatan, untuk menjadi peserta harus membayar iuran secara berkala dalam jumlah tertentu esuai dengan nilai premi yang peruntukannya terutama untuk membiayai pelayanan medik (private goods) bagi peserta sendiri. Pengaturan dan pembembinaan kesehatan kepada masyarakat sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyiapkan sarana kesehatan dan
15
. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
menciptakan warga masyarakat yang sehat, seperti tertuang dalam pasal pasal 6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan berbunyi Pemerintah bertugas mengatur, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan. Pelaksanaan revitalisasi posyandu tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan sesuai tujuan dan sasaran program baik bagi masyarakat, pengelolaan posyandu, pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait lainnya, apabila faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada tidak teridentifikasi dengan baik 16). Untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut dapat digunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats). Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Prinsipnya analisis SWOT adalah membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) guna menetapkan formulasi strategi (perencanaan strategis) dalam upaya menyusun jangka panjang. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel.1. Matriks SWOT
Faktor internal Faktor eksternal
Strenghts (S) Daftar kekuatan internal
Weaknesses (W) Daftar kelemahan internal
Opportunities (O) Daftar peluang eksternal
Strategi SO
Strategi WO
Threats (T) Daftrar ancaman eksternal
Strategi ST
Strategi WT
16
. Rangkuti, 2002, Analisis SWOT, CV. Gramedia, Jakarta
III. METODE KAJIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Dalam revitalisasi pengembangan posyandu perlu adanya pengembangan, inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan masyarakat Kota Pekanbaru, adapun kerangka pemikiran dalam rangka revitalisasi posyandu di kota Pekanbaru, khususnya di Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat dalam Gambar 2. Posyandu salah satu upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia
¾ Penurunan status gizi dan kesehatan masyarakat ¾ Keterbatasan sumberdaya Posyandu Pelayanan Posyandu : 1. Kader 2. Sarana 3. Dana
Analisis Deskriptif
Evaluasi pelaksanaan Posyandu
Rancangan strategi dan program revitalisasi Posyandu
Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT)
Rekomendasi strategi dan progam revitalisasi
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Kajian ini dilatarbelakangi oleh peranan kesehatan sebagai salah satu komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Posyandu adalah upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Pelaksanaan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru masih menghadapi beberapa permasalahan. Permasalah utama yang perlu mendapat perhatian, yaitu penurunan status gizi dan kesehatan masyarakat, serta keterbatasan sumberdaya Posyandu yang meliputi sumberdaya fisik dan sumberdaya manusia. Metode yang digunakan dalam kajian ini merupakan metode kualitatif. Pelayanan Posyandu dalam hal kader, sarana, dan dana dianalisis melalui analisis deskriptif. Selanjutnya, evaluasi pelaksanaan dan rancangan strategi, serta program revitalisasi Posyandu dijelaskan melalui analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT). Hasil kajian ini diharapkan dapat melahirkan rekomendasi strategi dan program revitalisasi Posyandu yang tepat dan efektif.
3.2. Operasional Penelitian Revitalisasi adalah upaya untuk mengadakan perbaikan dan menganalisis sistem pelaksanaan posyandu agar pelaksanaannya benar-benar sesuai dengan harapan dan memberikan manfaat untuk mewujudkan derajat kesehatan keluarga dalam tahap awal ditingkat paling dasar sebagai upaya preventif dalam mewujudkan derajat keluarga sehat.
Tabel 2. Kajian Variabel Sasaran
Variabael
Dimensi
Indikator
Strategi Revitalisasi Posyandu
Fungsi dan Kinerja Posyandu
Mengkaji dan Menelaah Posyandu
Strategi Revitalisasi Posyandu
Tingkat Perkembangan Posyandu
Pengkajian
1. Pembentukan & Pemantauan posyandu 2. Pemilihan pengurus kader posyandu 3. Orientasi pengurus 4. Pembentukan & peresmian posyandu 5. Penyelenggaraan & pemantauan kegiatan posyandu 1. Frekuensi penimbangan bayi 2. Rerata kader tugas 3. Cakupan kumulatif KIA 3. Cakupan Kumulatif KB 4. Cakupan kum.Imunisasi 5. Cakupan dana sehat
3.3. Lokasi dan waktu Kajian Lokasi kajian ini adalah Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru Provinsi Riau dengan alasan kecamatan ini yang mempunyai kriteria posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri sehingga tujuan dan manfaat kajian tercapai. Kajian direncanakan selama dua bulan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
3.4. Sasaran Kajian dan Teknik Sampling Sasaran dari kajian ini adalah posyandu yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota yaitu seluruh Kelurahan yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota (6 Kelurahan) yaitu Kelurahan Simpang Empat, Kelurahan Sumahilang, Kelurahan Tanah Datar, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Sukaramai dan Kelurahan Kota Tinggi. Sasaran kajian merupakan sampel kajian, yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling (dipilih secara sengaja). Hasil dari pra-survei, maka ada beberapa pertimbangan memilih Posyandu yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota sebagai sampel kajian, adalah : 1). Kecamatan
Pekanbaru Kota merupakan wilayah pelaksanaan program Revitalisasi Posyandu; 2). Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota sudah memiliki tingkatan perkembangan; 3). Pengunjung Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota sebagian besar penduduknya tergolong miskin yang merupakan sasaran utama program Revitalisasi Posyandu;
4). Kondisi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota
masih harus terus dilakukan pembinaan agar kegiatan Posyandu yang sudah baik dapat dipertahankan.
3.5. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Data kajian yang dikumpulkan pada kajian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, kemudian ditabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Analisis yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan seperangkat indikator
yang
digunakan
sebagai
penyaring
atau
penentu
tingkat
perkembangan Posyandu. Secara sederhana indikator kajian untuk tiap peringkat Posyandu dapat dilihat pada uraian Tabel 3.
Tabel 3. Daftar Penilaian Indikator Kegiatan Posyandu No
Indikator
1
Frekuensi Penimbangan
2 3 4
Rerata kader tugas Rerata cakupan D/S (%) Cakupan kumulatif KIA (%) Cakupan kumulatif KB (%) Cakupan kumulatif imunisasi (%) Program tambahan Cakupan dana sehat (%)
5 6 7 8
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
Tidak Rutin <5 <50 <50
Cukup Rutin ≥5 ≤50 ≤50
Rutin
Rutin
≥5 >50 >50
≥5 >50 >50
<50
≤50
>50
>50
<50
≤50
>50
>50
<50
<50
+ <50
+ >50
Sumber : Budiman, 2005.
Jenis indikator yang digunakan untuk setiap program disesuaikan dengan prioritas program tersebut. Apabila prioritas program imunisasi di suatu daerah adalah campak, maka indikator cakupan imunisasi yang digunakan adalah cakupan imunisasi campak. Apabila prioritas program KIA adalah kunjungan antenatal pertama (K1) maka indikator cakupan KIA yang digunakan adalah cakupan K1. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat perkembangan Posyandu. Secara sederhana dapat diuraikan indikator masingmasing pengkajian tingkat perkembangan posyandu sebagai berikut : a). Frekuensi penimbangan, yaitu bayi yang ditimbang setiap kunjungan ke posyandu, dengan range penilaian tingkat perkembangan posyandu < 8 dan > 8. Posyandu digolongkan Pratama jika frekuensi penimbangan <8 (tidak rutin), Posyandu digolongkan Madya jika frekuensi penimbangan ≤ 8 (cukup rutin),
Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika frekuensi
penimbangan >8 (rutin),
b). Rerata petugas kader, yaitu jumlah kader posyandu yang bertugas di posayandu, dengan range < 5 dan ≥ 5. Posyandu digolongkan Pratama jika Rerata petugas kader <5, Posyandu digolongkan Madya jika Rerata petugas kader ≤ 5, Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika Rerata petugas kader >5, c). Cakupan kumulatif KIA, yaitu jumlah Balita yang mempunyai kartu menuju sehat (buku KIA), dengan range < 50 persen dan ≥ 50 persen. Posyandu digolongkan Pratama jika cakupan kumulatif KIA <50 persen, Posyandu digolongkan Madya jika cakupan kumulatif KIA ≤ 50 persen,
Posyandu
digolongkan Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif KIA >50 persen, d). Cakupan kumulatif KB, yaitu jumlah ibu yang berkunjung ke posyandu untuk program KB, dengan range < 50% dan ≥ 50%. Posyandu digolongkan Pratama jika cakupan kumulatif KB <50 persen, Posyandu digolongkan Madya jika cakupan kumulatif KB ≤ 50 persen, Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif KB >50 persen, e). Cakupan kumulatif imunisasi, yaitu jumlah pengunjung posyandu untuk imunisasi, dengan range < 50% dan ≥ 50%. Posyandu digolongkan Pratama jika cakupan kumulatif imunisasi <50 persen, Posyandu digolongkan Madya jika cakupan kumulatif imunisasi ≤ 50 persen,
Posyandu digolongkan
Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif imunisasi >50 persen, f). Cakupan dana sehat, yaitu jumlah dana bantuan dari donatur, Pemda, dll, dengan range < 50% dan ≥ 50%. %. Posyandu digolongkan Pratama, Madya dan Purnama jika cakupan dana sehat <50 persen, Posyandu digolongkan Mandiri jika cakupan kumulatif imunisasi >50 persen,
g). Program tambahan, yaitu program diluar program utama dengan indikator ada (+) atau tidak ada (-), dengan range < 50% dan ≥ 50%. Posyandu digolongkan Pratama dan Madya jika tidak memiliki program tambahan, dan Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika memiliki program tambahan. 2. Untuk mengkaji Revitalisasi Posyandu maka perlu mengetahui dan menelaah pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu. Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut : a). Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu b). Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu c). Pembentukan dan Peresmian Posyandu d). Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu 3. Untuk menyusun strategi revitalisasi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Untuk menentukan strategi revitalisasi posyandu yang didasarkan atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka analisis SWOT dapat digunakan 17).
3.6. Analisis Data Adapun alat yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis SWOT . Unit basis yang digunakan adalah Posyandu.
17
. Rangkuti, 2002, Analisis SWOT, CV. Gramedia, Jakarta
Tabel 4. Teknik Analisis SWOT Faktor internal Faktor eksternal Opportunities (O) Daftar peluang eksternal Threats (T) Daftrar ancaman eksternal
Strenghts (S) Daftar kekuatan internal Strategi SO
Weaknesses (W) Daftar kelemahan internal Strategi WO
Strategi ST
Strategi WT
Berdasarkan kombinsi dari empat faktor tersebut menghasilkan empat kelompok faktor strategis sebagai berikut : 1. Strategi SO adalah startegi yang dibuat berdasarkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. 2
Strategi ST adalah strategi untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan cara menghindari ancaman.
3. Strategi WO adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki. 4. Strategi WT adalah strategi yang berdasarkan pada kegiatan yang diwujudkan
untuk
meminimalkan
kelemahan
yang
ada
serta
menghindari ancaman. Berdasarkan informasi dari pengelola dan pelaksana posyandu, puskesmas, masing-masing aparat kecamatan, tokoh masyarakat, kelompok PKK, majelis taqlim serta para pihak dan instansi yang terkait, maka alternatif strategi yang dipilih berasal dari kepentingan yang paling dominan yang dibutuhkan didalam pelaksanaan program revitalisasi posyandu. Setiap unsur SWOT diberi nilai 3,2 dan 1. Nilai 3 berarti sangat penting, nilai 2 berarti penting dan nilai 1 berarti cukup penting. Setiap alternatif strategi dihubungkan keterkaitannya dengan unsur
SWOT dan ditentukan rangking 1,2 dan 3 untuk strategi yang dipilih. Alasan pemilihan metode ini karena metode ini lebih berkembang dan mampu menganalisis berbagai persoalan baik kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman, sehingga diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan secara komprehenshif.
3.7. Metode Penyusunan Strategi Revitalisasi Posyandu Metode yang digunakan dalam penyusunan strategi revitalisasi posyandu adalah metode analisis interaktif yaitu berupa pengumpulan data, kemudian data yang terkumpul disajikan dalam bentuk reduksi data, kemudaian hasil dari reduski data dan sajian data ditarik kesimpulan untuk verifikasi dalam penyusunan startegi revitalisasi Posyandu. Adapun metode penyusunan strategi revitalisasi posyandu tersebut digambarkan
sebagai berikut (Mile B Mattew dan Michael A
Huberman,1992) : Pengumpulan data
Penyajian data
Penarikan kesimpulan
Reduksi data Sumber: Mattew B. Miles dan Michael A Huberman
Gambar 3. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN
4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian 4.1.1. Keadaan Geografis Kecamatan Pekanbaru Kota merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan luas wilayah 226 Hektar yang terdiri dari 6 (enam) Kelurahan. Kecamatan Pekanbaru Kota terletak di jalur jalan raya yang menghubungkan Kota Kabupaten. Adapun jarak lurus antara masing-masing Kelurahan dengan pusat Ibukota Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jarak Ibukota Kecamatan dengan Kelurahan di Kecamatan Kota Pekanbaru Tahun 2006 Ibukota Kecamatan
Pekanbaru Kota
Kelurahan
Jarak Lurus (Km)
Simpang Empat
3,00
Sumahilang Tanah Datar Kota Baru Sukaramai Kota Tinggi
1,00 2,50 1,75 1,00 0,50
Sumber : Kantor Camat Pekanbaru Kota, 2007
4.1.2.
Keadaan Penduduk Berdasarkan data yang diperoleh, penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota
berjumlah 31.016 jiwa yang terdiri dari 6.003 KK (Kepala Keluarga) dengan kepadatan penduduk setiap Km2 adalah 13.724 jiwa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Luas, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
No
Kelurahan
Luas (Km2)
Jumlah Penduduk (jiwa)
Kepadatan Tiap (jiwa/Km2)
1.
Simpang Empat
0,66
2,199
3,332
2.
Sumahilang
0,51
5,561
10,904
3.
Tanah Datar
0,29
6,896
23,779
4.
Kota Baru
0,24
5,747
23,946
5.
Sukaramai
0,25
6,345
25,380
6.
Kota Tinggi
0,25
4,268
13,768
2,26
31,061
13,724
Jumlah
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Semua
penduduk
Kecamatan
Pekanbaru
Kota
berkewarganegaraan
Indonesia asli, dan agama yang dianut oleh penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota yaitu 26.358 jiwa (84,98%) memeluk agama Islam, 410 jiwa (1,32 %) memeluk agama Katolik dan Protestan sebanyak 2.399 jiwa (7,74%), Hindu sebanyak 729 jiwa (2,35%) dan Budha sebanyak 1.120 jiwa (3,61%) mayoritas penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota beragama Islam. Ada empat suku penduduk yang mendiami Kecamatan Pekanbaru Kota ini yaitu Suku Melayu sebagai suku asli dari penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota, dan tiga suku pendatang yang telah menetap puluhan tahun yaitu Suku Minang dan Suku Jawa (Kantor Kepala Kecamatan Pekanbaru Kota, 2007). Jumlah penduduk menurut kelurahan dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 7. Pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki sebanyak 15.667 jiwa (50,51%) dan perempuan sebanyak 15.349 jiwa (49,49%), sehingga diketahui sex ratio (SR) penduduk Kecamatan Pekanbaru
Kota adalah sebesar 102. Artinya setiap 102 penduduk laki-laki sebanding dengan 100 penduduk perempuan, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir berimbang. Tabel 7. Jumlah Penduduk (Jiwa) Menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin di Kecamatan Pekanbaru Kota Akhir Tahun 2006 No
Kelurahan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Simpang Empat Sumahilang Tanah Datar Kota Baru Sukaramai Kota Tinggi Jumlah
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 1.143 1.056 2.751 2.810 3.571 3.325 2.847 2.900 3.167 3.178 2.188 2.080 15.667 15.349
Jumlah 2.199 5.561 6.896 5.747 6.345 4.268 31.061
Sumber: Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
4.1.3 Tingkat Pendidikan Pendidikan sangat penting artinya dalam pembangunan. Menurut Mosher (1969), pendidikan merupakan faktor yang memperlancar dalam proses pembangunan, dengan demikian tingkat pendidikan masyarakat yang rendah akan sulit menerima inovasi dan teknologi baru. Masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota mempunyai tingkat pendidikan bervariasi mulai dari yang tidak tamat SD sampai tamatan Perguruan Tinggi, berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kecamatan menunjukkan tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota sebahagian besar berpendidikan tinggi yaitu akademi/diploma III dan sarjana, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah Penduduk 5 Tahun Keatas (Jiwa) Menurut Jenis Pendidikan yang Ditamatkan dan Kelurahan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 No
Kelurahan
Jenis Pendidikan Yang Ditamatkan Tidak/Belum SD SLTP SLTA Tamat SD 26 70 276 655
1.
Simpang Empat
2.
Sumahilang
853
757
898
1.161
3.
Tanah Datar
600
1.001
1.496
1.261
4.
Kota Baru
401
602
1.457
1.336
5.
Sukaramai
749
819
1.675
1.278
6.
Kota Tinggi
298
606
721
798
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Tabel 8
diatas dan Tabel 9 berikut menjelaskan jumlah penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan, dimana lulusan terbanyak dari tingkat pendidikan Diploma III dan dari lulusan perguruan tinggi/sarjana, masing-masing sebesar 3.060 jiwa atau (11,70%) dan sebesar 2.093 jiwa (8%) Tabel 9. Jumlah Penduduk 5 Tahun Keatas (Jiwa) Menurut Jenis Pendidikan yang Ditamatkan dan Kelurahan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2006 No
Kelurahan
Jenis Pendidikan Yang Ditamatkan Akademi/ Pergurua Diploma II Jumlah Diploma III n Tinggi 93 645 90 1.855
1.
Simpang Empat
2.
Sumahilang
190
311
520
4.690
3.
Tanah Datar
339
718
401
5.816
4.
Kota Baru
285
381
384
4.847
5.
Sukaramai
169
366
294
5.351
6.
Kota Tinggi Jumlah
134 1.210
639 3.060
405 2.093
3.600 26.158
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Dari data di atas dapat kita tafsirkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota sudah tinggi, pada level pendidikan akademi dan perguruan tinggi. Sesuai dengan perkembangan zaman dan didorong dengan
tingkat sosial ekonomi dan motivasi penduduk tinggi, tentang pentingnya akan pendidikan, akhir-akhir ini masyarakat sudah mulai sadar tentang pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal, karena pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap mental dan kualitas sumberdaya manusia di dalam suatu masyarakat.
4.1.4. Lapangan Pekerjaan Dalam menjalankan aktivitas masyarakat, lapangan pekerjaan merupakan salah satu hal yang sangat mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk melakukan usaha. Jenis pekerjaan atau mata pencaharian penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota bervariasi, mulai dari swasta, berdagang, di bidang jasa, industri pengolahan, petani, buruh tani, tukang, masyarakat dan pensiunan. Pekerjaan masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Jumlah Penduduk (Jiwa) Kecamatan Pekanbaru Kota Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2007 Lapangan Pekerjaan Kelurahan Simpang Empat Sumahilang Tanah Datar Kota Baru Sukaramai Kota Tinggi Jumlah
Pertanian Tanaman Pangan
Perkebunan
Perikanan
Peternakan
Pertanian Lainnya
0
6
3
5
6
4 14 21 58 9 107
11 40 31 29 16 134
5 68 16 11 4 106
11 13 22 257 9 318
16 38 51 38 12 162
Sumber: Kantor Kepala Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Sebagian besar penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota bermata pencaharian di bidang jasa yaitu sebanyak 5.912 jiwa (34,35%). Untuk melihat lebih rinci mata
pencaharian
penduduk
Kecamatan
Pekanbaru
Kota
menurut
Kelurahan
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Penduduk (Jiwa) Kecamatan Pekanbaru Kota Menurut Mata Pencaharian Tahun 2007 Lapangan Pekerjaan Kelurahan Simpang Empat
Industri Perdagangan Pengolahan
Jasa
Angkutan
Lainnya
43
528
194
141
294
Sumahilang
131
1.418
622
358
510
Tanah Datar
142
1.112
1.400
302
697
Kota Baru
299
654
1.493
170
432
Sukaramai
208
722
1.397
232
569
Kota Tinggi
98
885
805
93
436
Jumlah
921
5.317
5.912
1.296
2.938
Sumber: Kantor Kepala Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Tabel 10 dan Tabel 11 menggambarkan jenis lapangan pekerjaan masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota dimana yang bekerja di sektor pertanian, paling dominan di bidang peternakan yaitu sebanyak 318 jiwa atau 1,85 %, dan bekerja disektor industri pengolahan sebanyak 921 jiwa atau 5,35 % dan angkutan sebanyak 1.296 jiwa (7,53%), dengan melihat data di atas pekerjaan yang paling dominan atau paling banyak dilakukan oleh penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota adalah pada dua sektor yakni jasa dan perdagangan, masing-masing sebanyak 5.912 jiwa (34,35%) dan perdagangan sebanyak 5.317 jiwa (30,89%). Kondisi kesehatan masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota dipengaruhi oleh penggunaan sumber air minum yang digunakan masyarakat. Disamping itu ketersediaan sarana prasarana kesehatan juga menentukan kondisi kesehatan masyarakat karena semakin tersedia fasilitas kesehatan yang memadai, semakin
terjamin kondisi kesehatan masyarakat tersebut. Kondisi penggunaan sumber air minum yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat pada Tabel 12 berikut : Tabel 12. Jumlah Rumah Tangga (Jiwa) Menurut Penggunaan Sumber Air Minum Per Kelurahan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Kelurahan Simpang Empat Sumahilang Tanah Datar Kota Baru Sukaramai Kota Tinggi Jumlah
Ledeng/ PAM 341 407 525 527 548 271 2.618
Sumber Air Minum Sumur Sumur Sungai/ Pompa Perigi Danau 124 67 0 229 438 0 402 436 0 130 304 0 241 489 0 231 291 0 1.359 2.026 0
Mata Air 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 532 1.075 1.364 961 1.278 793 6.003
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Dari Tabel 12 diatas diketahui ternyata penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota tidak semuanya menggunakan fasilitas air bersih yang disiapkan Pemerintah Kota Pekanbaru berupa layanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), karena dari 6.003 rumah tangga yang ada dikecamatan Pekanbaru kota hanya 2.618 rumah tangga yang menggunakan air dari PDAM, 1.359 rumah tangga menggunakan air bersih bersumber dari sumur pompa dan sisanya 2.026 menggunakan air bersih yang bersumber dari air sumur, sementara masyarakat di Kecamatan Pekanbaru tidak ada rumah tangga yang menggunakan air bersih yang bersumber dari sungai/danau ataupun dari mata air. Faktor lain yang mendukung kesehatan masyarakat secara keseluruhan adalah kebiasaan masyarakat melakukan olahraga secara rutin dan teratur pada tempat yang memadai terutama pada tempat-tempat olahraga yang sudah memiliki fasilitas memadai sebagai sarana olahraga, dengan adanya sarana olahraga maka
masyarakat membentuk perkumpulan berupa klub olahraga, adapun klub olahraga yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota seperti terlihat pada Tabel 13. Tabel 13. Jumlah Klub Olahraga Menurut Kelurahan di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Jenis Klub Olahraga (Klub) Kelurahan Sepak Bola Bulu Tenis Catur Renang Bola Voley tangkis Meja
Bela Diri
Jumlah
Simpang Empat
-
1
1
2
-
-
1
5
Suma Hilang
-
1
1
3
4
1
2
12
Tanah Datar
-
-
-
2
1
-
2
5
Kota Baru
-
-
-
2
1
-
2
5
Sukaramai
-
1
1
1
1
-
2
6
Kota Tinggi
-
1
1
2
1
-
2
7
Jumlah
-
4
4
12
6
1
11
38
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Tabel 13 diatas menggambarkan bahwa sekalipun Kecamatan Pekanbaru Kota berada dijantung Kota Pekanbaru tetapi beberapa kelurahan masih memiliki beberapa sarana klub olahraga, tetapi kelurahan yang memiliki banyak klub olahraga di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah Kelurahan Suma Hilang dengan 12 klub olahraga, kemudian disusul Kelurahan Kota Tinggi dengan tujuh klub olah raga, kemudian Kelurahan Sukaramai dengan enam klub olahraga, sementara Kelurahan Simpang Empat, Tanah Datar, dan Kota Baru masing-masing memiliki lima klub olahraga. Sementara banyaknya klub olahraga di Kelurahan, bukan berarti semua kelurahan memiliki fasilitas olahraga, untuk lebih jelasnya fasilitas olahraga dimasing-masing kelurahan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Jumlah Fasilitas Lapangan Olahraga Menurut Kelurahan di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2006 Fasilitas Lapangan Olahraga (unit) Kelurahan Sepak Bola Bola Voley
Bulu Tenis Basket Tenis tangkis Meja
Gedung Jumlah Olah Raga
Simpang Empat
-
1
1
-
1
3
-
6
Suma Hilang
-
2
2
-
1
2
-
7
Tanah Datar
-
-
1
-
1
2
-
4
Kota Baru
-
-
1
-
-
2
-
3
Sukaramai
-
1
-
-
-
1
-
2
Kota Tinggi
-
1
1
-
1
2
-
5
-
5
6
-
4
12
-
27
Jumlah
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Fasilitas olahraga yang banyak tersedia di Kelurahan Suma Hilang dengan tujuh sarana olahraga, kemudian Kelurahan Simpang Empat dengan enam fasilitas olahraga, kemudian lima fasilitas olahraga di Kelurahan Kota Tinggi, Kelurahan Tanah Datar empat fasilitas olahraga, tiga Fasilitas olahraga di Kelurahan Kota Baru, sementara Kelurahan Sukaramai hanya memiliki dua fasilitas olahraga. Fasilitas olahraga yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota tidak semuanya fasilitas milik pemerintah, akan tetapi juga ada fasilitas olahraga yang dimiliki oleh swasta.
V. POSYANDU DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA
5.1. Posyandu Di Kecamatan Pekanbaru Kota Salah satu upaya yang telah dilakukan Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru Provinsi Riau untuk meningkatkan peran dan fungsi Posyandu sejak pemerintahan orde baru sampai saat ini adalah menetapkan kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Peran dan fungsi Posyandu dalam peningkatan gizi masyarakat diwujudkan melalui Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (UPGK). Di Kecamatan Kota Pekanbaru, sebagian besar kegiatan UPGK dilaksanakan di Posyandu. Kecamatan Kota Pekanbaru memiliki sebanyak 34 Posyandu yang berada di 6 Kelurahan, diantaranya Kelurahan Sumahilang sebanyak 9 Posyandu, Kelurahan Tanah Datar sebanyak 7 Posyandu, Kelurahan Kota Baru dan Kelurahan Sukaramai masing-masing sebanyak 6 Posyandu, Kelurahan Kota Tinggi 4 Posyandu, dan Kelurahan Simpang Empat 2 Posyandu. Jumlah Posyandu terbanyak terdapat di Kelurahan Sumahilang. Hal ini dikarenakan Ketua Rukun Warga (RW) di kelurahan ini cukup aktif mengerakkan warganya untuk berpartisipasi di dalam kegiatan Posyandu. Disamping itu, jumlah Posyandu merupakan jumlah RW yang berada di masing-masing kelurahan yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota. Tabel 15 menunjukkan nama dan lokasi Posyandu di seluruh kelurahan pada Kecamatan Pekanbaru Kota.
Tabel 15. Nama dan Lokasi Posyandu di Seluruh Kelurahan pada Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Kelurahan Sumahilang
Tanah Datar
Kota Baru
Kota Tinggi
Sukaramai
Simpang Empat
Nama Posyandu / RW 1. Pinang Sebatang 2. Dharma Ibu 3. Tunas Sukma 4. Sukma Jaya 5. Damai 6. Kasih Ibu 7. Sukma 8. MeJati 9. Mustika 1. Jambu Mawar 2. Jambu Air 3. Bambu Kuning 4. Casiaver 5. Thawalib 6. Cendana 7. Beringin 1. Karet 2. Permata Ibu 3. Kasih Ananda 4. untum Mekar 5. Kasih Ibu 6.Cempaka 1. Vinus 2. Vinus Melati III 3. Vinus Melati IV 4. Vinus Melati V 1. Tunas Jaya 2. Nilam 3. Karya Maju 4. Kasih Ibu 5. Kasih Ananda 6. Melati 1. Nenas 2. Kelapa
Lokasi (nama jalan) KH.Wahit Hasyim KH.Wahit Hasyim Gg.Suklma HangTuah Gg.Damai Gg.Hang Tuah Ade Irma Suryani Gg.Syuhada Kartini Kantor Lurah Cik Di Tiro Gg.Arida Gg.Teladan Gg.Thawalib Gg.Teladan Pangeran Hidayat Karet Bawah Karet Atas Imam Bonjol Gg.lrsyad Gg.lsrar Gg.Nikmat Tangkuban Perahu Gg.AI Husna Tangkuban Perahu JI.Bintara WR.Mongonsidi Nilam Kopi Gg.BRI Gg. BRI Gg.Awaludin Kartini Sudirman
Sumber : Puskesmas, Posyandu, dan BPS Kecamatan Pekanbaru Kota, 2007
Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota umumnya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun. Tempat pelaksanaan kegiatan Posyandu di
masing-masing kelurahan pada Kecamatan Pekanbaru Kota sudah tersedia, tetapi belum ada tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat yang didukung oleh pemerintah daerah. Oleh sebab itu, kerja sama dari Pemerintah Kota Pekanbaru, Pemerintah Propinsi Riau, dan masyarakat dibutuhkan untuk membangun tempat khusus yang mewadahi seluruh kegiatan Posyandu. Tempat ini dapat disebut sebagai ”Wisma Posyandu” atau sebutan lainnya. Keberadaan tempat Posyandu di setiap kelurahan pada Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan Tabel 16, hampir seluruh kelurahan telah memiliki tempat posyandu, hanya Kelurahan Kota Tinggi yang belum memiliki tempat Posyandu. Kelurahan Tanah Datar merupakan kelurahan dengan jumlah tempat Posyandu terbanyak di Kecamatan Pekanbaru Kota.
Tabel
16. Kondisi Tempat Tahun 2003-2007
No
Kelurahan
1
Suma Hilang
2
Tanah Datar
3
Kota Baru
4
Kota Tinggi
5
Sukaramai
6
Simp Empat
Posyandu
RW / Nama Posyandu 1. Pinang Sebatang 2. Dharma Ibu 3. Tunas Sukma 4. Sukma Jaya 5. Damai 6. Kasih Ibu 7. Sukma 8. Melati 9. Mustika 1. Jambu Mawar 2. Jambu Air 3. Bambu Kuning 4. Casiaver 5. Thawalib 6. Cendana 7. Beringin 1. Karat 2. Permata Ibu 3. Kasih Ananda 4. Kuntum Mekar 5. Kasih Ibu 6. Cempaka 1. Vinus 2. Vinus Melati III 3. Vinus Meiati IV 4. Vinus Melati V 1 Tunas Jaya 2.Nilam 3.Karya Maju 4.Kasih Ibu 5. Kasih Ananda 6.Melati 1. Nenas 2. Kelapa
di Kecamatan
Pekanbaru
Kota
Kondisi Tempat Posyandu 2003 2004 2005 2006 2007 X X x x x X X x x x X X x x x X X x x x X X x x x X X x x x X X v v v V V v v v X X x x x V V v v v X X x x x X X x x x V V v v v X X x x x X X x x x X X v v v X X x x x X X x x x X X x x x X X x x x V V v v v X X x x x X X x x x X X x x x X X x x x X X x x x X X x x x X X x x x V V v v v X X x x x X X x x x X X x x x V V v v v X X x x x
Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota, 2007 Keterangan :
V = mempunyai tempat posyandu X = tidak mempunyai tempat posyandu (halaman rumah masyarakat)
Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak. Di seluruh Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota, masing-masing pihak yang terlibat
langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu, mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Kader Posyandu Pada hari buka posyandu, tugas dan tanggung jawab para kader Posyandu antara lain: a. Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana Posyandu termasuk penyiapan makanan tambahan (PMT). b. Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu c. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke Posyandu d. Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku register Posyandu e. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT. f. Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dengan kewenangannya, misalnya memberikan vitamin A, pemberian tablet zat besi (Fe), oralit, pil KB, kondom. Apabila pada hari buka tenaga kesehatan dan puskesmas datang berkunjung (sebulan sekali), pelayanan kesehatan dan KB ini diselenggarakan bersama petugas Puskesmas. g. Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas Puskesmas melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut. Di luar hari buka Posyandu, tugas dan tanggungjawab kader antara lain: a. Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: bayi, anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui.
b. Membuat grafik SKDN, yaitu: jumlah semua balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu (S), jumlah balita yang mempunyai kartu Menuju Sehat atau Buku KIA (K), jumlah balita yang datang pada Hari Buka Posyandu (D) dan jumlah balita yang timbangan berat badannya naik (N). c. Melakukan tindak lanjut terhadap : a. Sasaran yang tidak datang b. Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan d. Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka e. Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan. 2. Petugas Puskesmas Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu hanya satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas tidak pada setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali dalm sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain sebagai berikut: a. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di meja 5 (lima), sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali
dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh kader Posyandu sesuai dengan kewenangannya. c. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, KB dan gizi kepada pengunjung Posyandu dan masyarakat luas. d. Menganalisa hasil kegiatan posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu. 3. Stakeholder (Pemangku Kepentingan) a. Camat, selaku penanggung jawab Pokjanal Posyandu kecamatan: 1). Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tidak lanjut kegiatan Posyandu 2). Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu 3) Melakukan pembinaan untuk terselanggaranya kegiatan Posyandu secara teratur b. Lurah/Kepala desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja Posyandu Kelurahan/desa 1).
Memberikan
dukungan
kebijakan,
sarana
dan
dana
untuk
penyelenggaraan Posyandu 2). Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka Posyandu 3) Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu 4) Menindak lanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama LKMD/LPM/LKD atau sebutan lainnya.
5) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan posyandu secara teratur. c. Instansi/Lembaga terkait: 1)
Dinas/Badan/Kantor Pemberdayaan Masayarakt dan desa (PMD) berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan, penggerakan
peran
serta
masyarakat,
pengembangan
jaringan
kemitraan, pengembangan metode pendampingan masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pematauan dan sebagainya 2) Dinas kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga teknis kesehatan. 3) BKKBN/PPLKB, berperan dalam penyuluhan, penggerakan peran serta masyarakat dan sebagainya. 4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum dan evaluasi 5) Kanwil
Departemen/Kandep
Agama,
Dinas
Pertanian,
Dinas
Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pendidikan, dan sebagainya, berperan dalam mendukung teknis operasional Posyandu sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing, misalnya: a. Kanwil Departemen/Kandep Agama, berperan dalam penyuluhan melalui jalur agama, persiapan imunisasi bagi calon pengantin, penyuluhan di pondok-pondok pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan, mobilisasi dana keagamaan.
b. Dinas Pertanian, berperan dalam hal pendayagunaan tenaga penyuluh lapangan (PPL), koordinasi program P4K, dsb. c. Dinas Perindustrian dan perdagangan, berperan dalm hal penyuluhan gizi, khususnya penggunaan garam beryodium, dsb. d. Dinas Pendidikan, berperan dalm penggerakan peran serta masyarakat sekilah, misalkan melalui jalur program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS), Dokter Kecil, Saka Bhakti Husada. e. Dinas Sosial, berperan dalam hal penyuluhan dan pendayagunaan Karang Taruna, penyaluran berbagai bantuan sosial. 6) Lembaga Profesi, misalkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berperan dalam pelayanan teknis medis bilamana diperlukan, penyuluhan-penyuluhan, dsb. Selain dinas/institusi/lembaga tersebut diatas, kemungkinan masih terdapat beberapa unsur dinas/instansi/lembaga lain yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota, dapat melakukan peran dan fungsinya dalam kegiatan Posyandu. Semua unsur dinas/instansi lembaga di Kecamatan Pekanbaru Kota tersebut diatas tidak terlibat langsung dalam kegiatan Posyandu.
Oleh
karena
itu
perlu
dipertimbangkan
dinas/instansi/lembaga mana saja yang berfungsi dan diperlukan, sehingga dinas/instansi/lembaga tersebut diikutsertakan dalam fungsi organisasi Pokjanal Posyandu setempat. a. Pokja Posyandu 1) Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.
2) Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada Posyandu. 3) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu. 4) Menggerakkan masyarakat untuk dapt hadir dan berperan aktif dalam kegiatan Posyandu. b.
Tim Penggerak PKK (sudah berperan aktif di dalam kegiatan Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota). Peran TP. PKK dalam kegiatan Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota adalah : 1).
Berperan
aktif/terlibat
langsung
dalam
penyelenggaraan
Posyandu, seperti dalam pertemuan dan pelatihan kader. 2) Penggerak/fasilitator peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu. Tim Penggerak PKK di Kecamatan Pekanbaru Kota bersama-sama Ketua RW di masing-masing Kelurahan sebagai fasilitator tersebut. 3) Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu c. Tokoh Masyarakat/Konseling Kesehatan Kecamatan (belum terbentuk di Kecamatan Pekanbaru Kota). Untuk itu perlu dibentuk Konseling Kesehatan Kecamatan tersebut, karena sangat berperan dalam kelancaran
kegiatan
Posyandu.
Peran
Konseling
Kesehatan
Kecamatan ini nantinya adalah : 1) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu 2) Menaungi dan membina kegiatan Posyandu
3) Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam kegiatan Posyandu d. Organisasi Kemasyarakatan/LSM 1) Bersama petugas Puskesmas berperan aktif Posyandu,
antara
lain:
pelayanan
dalam kegiatan
kesehatan
masyarakat
penyuluhan, penggerakan kader sesuai dengan minat dan misi organisasi. Di Kecamatan Pekanbaru Kota peran LSM ini tidak berperan aktif dalam kegiatan Posyandu. 2) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu. Hal ini juga tidak pernah dilakukan oleh LSM karena organisasi kemasyarakatan ini tidak aktif dalam kegiatan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota. 7) Swasta/Dunia Usaha 1) Memberikan Dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu. Pihak swasta/dunia usaha di Kecamatan Pekanbaru Kota belum ada yang memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu. 2) Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu.Untuk hal ini juga tidak pernah dilakukan oleh pihak swasta.dunia usaha yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota. Untuk itu perlu adanya perhatian dari pihak swasta dan perlu adanya penanganan aktif dari Pemda akan hal ini. Untuk lebih jelasnya, kondisi peran serta masyarakat terhadap Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat pada Tabel 17. Dari Tabel 17, pihak
yang berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu adalah kader posyandu itu sendiri, kader kesehatan yang bekerja, yaitu petugas puskesmas, dukun bayi, dan tokoh masyarakat di Kecamatan Pekanbaru Kota. Tokoh masyarakat yang terlibat dalam kegiatan Posyandu berasal dari kaum ibu-ibu, seperti ibu-ibu Majelis Taklim Kecamatan Pekanbaru Kota. Tabel 17.
Keadaan Peran Serta Masyarakat Terhadap Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Kader Posyandu
Kader Kesehatan Kerja
Kelurahan
Jumlah Posyandu (unit)
Jumlah Kader yang dilatih (orang)
Jumlah Yang Aktif (orang)
% Yang Aktif
Jumlah Pos UKK (unit)
Jumlah Kader yang dilatih (orang)
Jumlah Yang Aktif (orang)
% Yang Aktif
Sumahilang
9
45
30
65,22
0
0
0
0
Tanah Datar
7
133
31
23,33
0
0
0
0
Kota Baru
6
30
16
53,33
1
20
20
100
Kota Tinggi
6
30
18
60,00
0
0
0
0
Sukaramai
6
30
26
86,67
0
0
0
0
Simpang Empat
2
15
8
53,33
0
0
0
0
Puskesmas
36
248
129
45,42
1
20
20
100
Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Namun demikian, tidak semua kader posyandu yang dilatih dan mengikuti pelatihan posyandu aktif menjadi kader posyandu. Hal ini dimungkinkan karena kesibukan para kader tersebut. Akibatnya, hasil pelatihan yang diberikan tidak dimanfaatkan untuk pengembangan Posyandu. Keaktifan kader Posyandu di Kelurahan Sukaramai memiliki tingkat keaktifan kader yang tinggi mencapai 86,67 persen. Sementara, jumlah kader yang aktif dalam hal penelitian kesehatan
adalah Kelurahan Kota Baru dimana jumlah kader yang dilatih keseluruhannya aktif di Posyandu.
5.2. Kajian Revitalisasi Posyandu Revitalisasi Posyandu adalah upaya pemberdayaan Posyandu agar peran dan fungsi posyandu lebih ditingkatkan untuk mendukung kegiatan peningkatan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Revitalisasi Posyandu tertuang dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No: 411.3/536/SJ Tanggal 3 Maret 1999 yang diperbaharui dengan Surat Edaran Mendagri dan Otoda No.411.3/1116/SJ Tanggal 13 Juni 2001. Kegiatan Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota sudah dilaksanakan sejak awal dimulainya program Revitalisasi Posyandu dicanangkan oleh Pemerintah Pusat yaitu pada Tahun 1999 sampai saat ini masih terus dilaksanakan. Tujuan umum dari Revitalisasi Posyandu adalah untuk meningkatkan fungsi dan kinerja Posyandu sebagai wahana pemberdayaan masyarakat. Tujuan khusus
agar
terselenggaranya
kegiatan
Posyandu
secara
rutin
dan
berkesinambungan, tercapainya pemantapan kelembagaan Posyandu serta tercapainya pemberdayaan tokoh masyarakat dan kader. Dengan dilaksanakannya program Revitalisasi Posyandu sejak dari awal, maka dapat diketahui bahwa tujuan Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota akan tercapai. Hal ini dapat dilihat dari jadwal rutin kegiatan Posyandu setiap bulan di masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota. Sasaran Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah seluruh Posyandu yang berada di seluruh Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota. Namun
karena keterbatasan bantuan yang ada, maka sesuai dengan Surat Edaran dari Pemerintah Pusat tentang sasaran revitalisasi Posyandu harus memperhatikan dan mengutamakan ketentuan sebagai berikut : a. Posyandu Strata Pratama dan Madya. b. Posyandu di daerah yang sebagian besar penduduknya tergolong miskin. c. Adanya dukungan materi dan non materi dari tokoh masyarakat setempat dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu. Prioritas Posyandu yang akan direvitalisasi ditetapkan berdasarkan pertimbangan diatas. Kondisi di Kecamatan pekanbaru Kota bahwa tidak semua syarat revitalisasi tersebut terpenuhi. Karena di Kecamatan Pekanbaru Kota tidak cukup dukungan materi dan non materi dari tokoh masyarakat untuk pelaksanaan Revitalisasi
Posyandu.
Meskipun
demikian
Revitalisasi
Posyandu
tetap
dilaksanakan di seluruh Kelurahan yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota, karena adanya dukungan materi dan non materi bersumber dari APBD dan APBN. Kegiatan Posyandu terdiri dari paket minimal yaitu paket kegiatan yang harus dilaksanakan di semua Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota, berupa kegiatan peningkatan status gizi, penurunan angka kesuburan, angka kematian ibu,
angka
kematian
bayi,
dan
angka
kematian
anak
balita
(gizi,
KIA/KB/imunisasi dan oralit). Kegiatan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota ini ditingkatkan dengan kegiatan lain, yaitu : a. Perkembangan balita melalui Bina Keluarga Balita (BKB). b. Penemuan dini penderita lumpuh layu dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). c. Penanggulangan penyakit endemis setempat seperti malaris, demam berdarah dengue (DBD), gondok endemik, dan lainnya. d. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PL).
e. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD), dan lainnya. Pengembangan kegiatan Posyandu hendaknya mengacu pada Surat edaran Mendagri No. 4111.3/536/SJ Tanggal 3 Maret 1999 dan No.4111.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Revitalisasi Posyandu. Langkah-langkah kegiatan Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota terdiri dari persiapan dan pelaksanaan, sebagai berikut : a. Persiapan 1. Melakukan identifikasi Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas dan melakukan stratifikasi (Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri) yang disepakati dalam Lokakarya Mini (lihat Tabel 28). 2. Melakukan koordinasi dengan Tim Koordinasi Kecamatan Pekanbaru Kota/Pokjanal Posyandu dan melakukan advokasi, untuk memperoleh dukungan lintas sektoral/dari masing-masing pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu yang mempunyai tugas dan tanggungjawab dalam pembinaan Posyandu (sudah dibahas sebelumnya). 3. Seleksi Posyandu yang akan direvitalisasi (pada bahasan sebelumnya tentang sasaran Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota). 4. Pertemuan dengan Tim Koordinasi Kecamatan Pekanbaru Kota/Pokjanal Posyandu untuk membahas rencana kegiatan (sudah dibahas sebelumnya). 5. Sosialisasi kepada kader dan tokoh masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota tentang persiapan pelaksanaan revitalisasi Posyandu. Di Kecamatan Pekanbaru Kota hal ini dilaksanakan secara aktif oleh Dinas Kesehatan dan Petugas Puskesmas.
b. Pelaksanaan 1. Pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota dilakukan oleh kader Posyandu di masing-masing Kelurahan, terutama untuk menjangkau sasaran melalui kunjungan ke rumah, pada saat pengajian dan arisan. Kader segera melaporkan/merujuk anggota Gakin yang sakit, menderita kurang gizi, ingin menjadi akseptor KB, ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas, kepada petugas. 2. Kader dapat memotivasi masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota agar mendukung kegiatan Posyandu, dengan cara pertemuan formal (di Kantor Lurah) maupun tidak formal (pada saat pengajian, arisan, bertamu, dll). Serta memotivasi sasaran untuk mengunjungi Posyandu terdekat sesuai dengan jadwal buka Posyandu, terutama keluarga miskin rawan gizi atau rawan kesehatan, seperti mengunjungi langsung ke rumah dan menyampaikan bahwa berobat ke Posyandu lebih menguntungkan karena sasaran berobat cuma-cuma dan mudah. Untuk mengkaji revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota maka perlu mengetahui dan menelaah pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu. Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut : a). Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu Pemilihan pengurus dan kader Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota pada masing-masing Kelurahan, dilakukan oleh Ketua Rukun Warga/RW yang sebelumnya dihubungi oleh Koordinator Lapangan/Korlap melalui pertemuan di rumah Ketua RW dan kemudian Ketua RW menghubungi Ketua Rukun Tetangga/RT dan masyarakat umum atau Ketua RW bisa langsung menentukan calon kader. Hasil dari penunjukan langsung tersebut dilaporkan
kembali kepada Korlap. Dari kondisi ini maka dapat diketahui bahwa tidak ada acara formal atau administrasi seperti membuat undangan yang dipersiapkan oleh Puskesmas dan ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah. Meskipun demikian pemilihan secara langsung tersebut tidak menjadi masalah bagi masyarakat, meskipun tidak dilakukan secara musyawarah mufakat. b). Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu Sebelum melaksanakan tugasnya di Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota, kepada pengurus dan kader terpilih perlu diberikan orientasi dan pelatihan. Orientasi ditunjukan kepada pengurus Posyandu dan pelatihan ditujukan kepada kader Posyandu yang keduanya dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi dan pelatihan yang berlaku. Pada waktu menyelenggarakan orientasi pengurus, sekaligus disusun rencana kerja (plan of action) Posyandu yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian tugas serta sarana dan prasarana yang diperlukan. c). Pembentukan dan Peresmian Posyandu Pengurus dan kader yang telah mengikuti orientasi dan pelatihan di Puskesmas Pekanbaru Kota, selanjutnya mengorganisasikan diri kedalam wadah Posyandu. Kemudian melaksanakan kegiatan utama Posyandu yaitu 5 (lima) kegiatan : KIA, KB, Imunisasi, gizi dan penanggulangan diare. Kegiatan utama tersebut ditambah dengan kegitan tambahan yaitu sesuai dengan kesepakatan masyarakat misalnya kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit menular dan Pembinaan Anak Usia Dini (PAUD). Peresmian Posyandu di masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota tidak dilaksanakan dalam suatu acara khusus yang dihadiri pimpinan daerah, tokoh serta masyarakat setempat.
d). Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu Setelah Posyandu resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Posyandu secara rutin, berpedoman pada paduan yang berlaku. Secara berkala kegiatan Posyandu dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan Posyandu selanjutnya. Kegiatan pemantauan ini rutin dilakukan oleh pihak Puskesmas sehingga program Revitalisasi Posyandu tetap berjalan sampai saat ini.
5.3. Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu Penyelenggaraan Posyandu pada hakekatnya dilaksanakan dalam 1 (satu) bulan kegiatan, baik pada hari buka Posyandu maupun diluar hari buka posyandu. Hari buka Posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan. 5.3.1. Penimbangan Bayi Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS). Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirp Fe. Khusus untuk ibu hanil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah dua kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas. Kondisi kesehatan Ibu dan balita di Kecamatan Pekanbaru Kota semakin membaiknya dimana dalam hal ini dapat diketahui pada Tabel 18 tahun 2007
perbandingan jumlah balita yang ada dengan balita yang ditimbang di Posyandu, lebih banyak balita yang ditimbang di Posyandu menjadi meningkat berat badannya. Di masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota, bayi ditimbang setiap kunjungan ke Posyandu. Pada penimbangan pertama, petugas dan kader Posyandu menganjurkan agar Ibu datang pada bulan depan, untuk menimbangkan kembali anaknya. Jika bulan lalu anak tidak ditimbang, maka kader dan petugas mengingatkan Ibu balita untuk secara teratur menimbang anaknya setiap bulan, jika berat badan anak tidak naik, maka kader dan petugas memberikan penyuluhan gizi dan obat-obatan seperti vitamin dan suplemen lainnya sesuai dengan kondisi balita. Untuk lebih detilnya tentang perkembangan balita yang terdata di posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Status Balita dan Jumlah Balita Rawan Gizi di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Jumlah Balita (orang) Kelurahan
Balita Di yang timbang ada
BB Naik
Persentase BALITA (%)
BB Di Turun timbang
BB Naik
BB Turun
Kec. Bebas Rawan Gizi
Kota Tinggi
284
169
125
-
59.51
73.96
-
0
Sumahilang
681
572
434
5
83.99
75.87
0.87
0
239
143
104
-
59.83
72.73
-
0
638
475
315
10
74.45
66.32
2.11
0
Kota Baru
819
712
604
6
86.94
84.83
0.84
0
Sukaramai
887
718
666
5
80.95
92.76
0.7
0
3,548
2,789
2,248
26
78.61
80.6
0.93
0
Simpang Empat Tanah Datar
Jumlah
Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007.
Dari Tabel 18 diketahui bahwa seluruh balita yang berkunjung ke Posyandu di masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota, bebas rawan gizi. Hal
ini mengindikasikan kegiatan Revitalisasi Posyandu cukup berhasil di Kecamatan Pekanbaru Kota. Namun demikian berdasarkan hasil pemeriksaan di posyandu masih ditemukan adanya perkembangan balita yang berat badan bayi menurun setelah adanya pemeriksaan lanjutan dari bulan sebelumnya, akan tetapi keadaan tersebut bukan berarti adanya gizi buruk. 5.3.2. Kader Posyandu Pelaksana kegiatan di Posyandu dilakukan oleh para petugas Puskesmas dan kader posyandu. Kader Posyandu adalah siapa saja dari anggota masyarakat yang mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau sanggup melaksanakan kegiatan Posyandu dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan Posyandu. Tugas kader Posyandu di masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota adalah melakukan kegiatan bulanan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) di dalam Posyandu. Setiap bulan para kader mempersiapkan pelaksanaan UPGK, dimana sehari sebelumnya semua ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita diberi tahu akan ada kegiatan di Posyandu dan kader mencatat masingmasing sasaran UPGK di Kelurahannya masing-masing. Jumlah kader Posyandu yang aktif dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Kader Posyandu Yang Aktif di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Jumlah Kader 2003 2004 2005 2006 2007 Sumahilang 1. Pinang Sebatang 4 5 5 5 5 2. Dharma Ibu 5 5 5 5 5 3. Tunas Sukma 3 5 5 5 5 4. Sukma Jaya 5 5 5 5 5 5. Damai 4 5 5 5 5 6. Kasih Ibu 5 5 5 5 5 7. Sukma 3 4 5 5 5 8. Melati 3 4 5 5 5 9. Mustika 3 4 5 6 6 Tanah Qatar 1. Jambu Mawar 4 5 5 5 5 2. Jambu Air 5 5 5 5 5 3. Bambu Kuning 5 5 5 5 5 4. Casiaver 5 5 5 5 5 5. Thawalib 3 4 5 5 5 6. Cendana 5 5 5 5 5 7. Beringin 6 5 5 5 5 Kota Baru 1. Karet 5 5 5 5 5 2. Permata Ibu 5 5 5 5 5 3. Kasih Ananda 5 5 5 5 5 4. Kuntum Mekar 3 4 5 5 5 5. Kasih Ibu 5 5 5 5 5 6. Cempaka 8 6 5 5 5 Kota Tinggi 1. Vinus 10 10 10 10 10 2. Vinus Melati III 6 6 6 6 6 3. Vinus Melati IV . 4 4 5 5 5 4. Vinus Melati V 10 10 10 10 10 Sukaramai 1. Tunas Jaya 5 5 5 5 5 2. Nilam 5 5 5 5 5 3. Karya Maju 5 5 5 5 5 4. Kasih Ibu 5 5 5 5 5 5. Kasih Ananda 5 5 5 5 5 6. Melati 6 6 5 5 5 Simp Empat 1. Nenas 6 6 6 6 6 2. Kelapa 6 6 6 6 6 Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007. Kelurahan
RW / Nama Posyandu
Adapun yang dimaksud dengan sistem lima meja di sini bukan menunjuk pada arti harfiah meja, melainkan menunjuk pada jumlah dan jenis pelayanan,
yang masing-masing pelayanan dilaksanakan secara terpisah. Guna meminimalisir salah penafsiran tentang sistem lima meja, maka istilah lima meja diganti menjadi langkah pelayanan. Pelayanan yang dilaksanakan pada setiap langkah dan para penanggung jawab pelaksanaannya, secara sederhana dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Proses Kegiatan Pelayanan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Langkah
Pelayanan
Pelaksana
Pertama
Pendaftaran
Kader
Kedua
Penimbangan
Kader
Ketiga
Pengisian KMS
Kader
Keempat
Penyuluhan
Kader
Kelima
Pelayanan
Petugas kesehatan dan sektor terkait bersama kader
kesehatan
Sumber : Buku Panduan Posyandu Dinas Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2007
Pada tahap pertama warga masyarakat yang akan menggunakan layanan Posyandu mendaftar kepada petugas, kemudian petugas yang berasal dari kader Posyandu akan memberikan buku Posyandu atau bukti pendaftaran, kemudian bayi atau Balita ditimbang oleh kader Posyandu, dan tahap ketiga ibu dari bayi/balita dipandu kader Posyandu mengisi Kartu Menuju Sehat (KMS) yang telah disiapkan oleh Posyandu, pada tahap keempat atau pada meja keempat ibuibu menerima arahan tentang tindak lanjut perawatan kesehatan bayi atau ibu hamil, dan selanjutnya adalah layanan kesehatan dan pemberian obat ataupun makanan tambahan yang disediakan di Posyandu. Adapun nama-nama penanggungjawab Posyandu di masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Nama-nama Penanggungjawab Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Nama Posyandu Lokasi Tgl*) RW 1.Pinang Sebatang KH.Wahit Hasyim 16 I 2.Dharma Ibu sda 6 II 3.Tunas Sukma Gg.Suklma 7 III 4.Sukma Jaya HangTuah 15 IV 5.Damai Gg.Damai 10 V 6.Kasih Ibu Gg.Hang Tuah 11 VI 7.Sukma Ade Irma Suryani 8 VII 8.MeJati Gg.Syuhada 9 VIII 9,Mustika Kartini 14 IX Tanah Datar 1.Jambu Mawar Kantor Lurah 17 I 2.Jambu Air Cik Di Tiro 18 II 3.Bambu Kuning Gg.Arida 14 III 4.Casiaver Gg.Teladan 22 IV 5.Thawalib Gg.Thawalib 8 V 6.Cendana Gg.Teladan 10 VI 7.Beringin Pangeran Hidayat 15 VII Kota Baru 1. Karet Karet Bawah 22 I 2.Permata Ibu Karet Atas 20 II 3.Kasih Ananda Imam Bonjol 18 III 4.Kuntum Mekar Gg.lrsyad 16 IV 5.Kasih Ibu Gg.lsrar 9 V 6.Cempaka Gg.Nikmat 12 VI Kota Tinggi 1. Vinus Tangk.Perahu 11 I, II 2. Vinus Melati III Gg.AI Husna 12 III 3. Vinus Melati IV Tangk.Perahu 13 IV 4. Vinus Melati V JI.Bintara 14 V, VI Sukaramai 1 Tunas Jaya WR.Mongonsidi 13 I 2.Nilam Nilam 14 II 3.Karya Maju Kopi 15 III, IV 4.Kasih Ibu Gg.BRI 17 V 5. Kasih Ananda Gg. BRI 16 VII 6.Melati Gg.Awaludin 18 VI Simpang Empat 1 . Nenas Kartini 16 I, II, III 2. Kelapa Sudirman 13 IV, V, VI Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Kelurahan Sumahilang
Penanggungjawab Ronny S + Wirdaty Ronny S + Wirdaty Ronny S + Wirdaty Ronny S + Rosmeli Ronny S + Rosmeli Rosmeli + Wirdaty Rosmeli + Wirdaty Rosmeli + Wirdaty Ronny S + Rosmeli Herawati + Erwini Herawati+Mardalena Herawati + Erwini Erwini +Mardalena Herawati+Mardalena Erwini +Mardalena Herawati + Erwini Linda Sm+Yusdiana Linda Sm+Yusdiana Linda M+Yusdiana Linda M+Linda Sm Linda M+Yusdiana Linda M+Linda Sm Dewani +Tanti Tanti + Haviza Dewani + Haviza Dewani + Haviza Reni + Enirianti Reni + Mimiyati Enirianti+Mimiyati Reni+Mimiyati Reni+Mimiyati Reni+Mimiyati Nurleli + Erni Nurleli + Erni
Keterangan : *) Tanggal pelaksanaan kegiatan setiap bulan
Dari Tabel 21 dapat diketahui bahwa setiap Posyandu di masing-masing Kelurahan ada dua orang penanggungjawab pelaksanaan kegiatan Posyandu. Penanggungjawab ini bertugas memberikan pelayanan, mulai dari kegiatan
pendaftaran pengunjung Posyandu, penimbangan, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), penyuluhan hingga pelayanan kesehatan. Pelaksanaan di Posyandu masih ada beberapa permasalahan yang cenderung sama ditemui di masing-masing Kelurahan. Tempat pelaksanaan Posyandu tidak ada bangunan tersendiri/menumpang di tempat tinggal para kader. Hal ini memberikan dampak kurang menguntungkan bagi keberhasilan pelaksanaan Posyandu, karena masyarakat sebagai sasaran Posyandu menjadi kurang berminat untuk mengunjungi Posyandu.
Disamping itu peralatan
perawatan yang kurang tersedia, sehingga para kader harus meminjam pada petugas puskesmas atau membuat peralatan sendiri. Meskipun hal ini sudah dibicarakan di dalam pertemuan, tetapi belum dapat diatasi, karena kondisi lahan di Kecamatan Pekanbaru Kota dominan diperuntukkan untuk bangunan yang berorientasi bisnis dan sebagian untuk tempat tinggal masyarakat. Permasalahan lain yang dihadapi oleh para kader cenderung dapat diatasi selama melakukan kegiatan di dalam Posyandu pada masing-masing Kelurahan di Kecamatan Pekanbaru Kota. Kesiapan para kader menghadapi permasalahan dipengaruhi dari pembekalan berupa pelatihan/orientasi yang diberikan kepada para calon kader sebelum terlibat langsung menangani sasaran Posyandu. Kader melakukan konsultasi kepada petugas Puskesmas di Posyandu atau mengirim penderita ke Puskesmas, apabila kader menemui penderita dengan ciri-ciri sebagai berikut : a) Balita yang berat badannya tiga kali berturut-turut tidak naik. b) Balita yang berat badannya berada di bawah garis merah. c) Balita yang sakit dengan keluhan anak batuk/sukar bernafas, demam dan sakit telinga. d) Balita yang mencret, lemah dan tidak mau minum, muntah terus menerus, tidak kencing
selama
setengah
hari,
mencretnya
banyak/sering/lebih
sehari
semalam,
mencretnya mengandung darah. Selama penderita menuju ke Puskesmas, para kader memberikan cairan rumah tangga atau oralit dengan anak dikirim ke Puskesmas. Hal ini telah dilakukan dengan baik oleh semua para kader di masingmasing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota. Didukung dengan ketersediaan oralit yang selalu ada di masing-masing Posyandu, yaitu bantuan dari Pemda Kota Pekanbaru. e) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh. f) Balita yang perkembangannya lambat dilihat dari Kartu Kembang Anak (KKA). g) Ibu pucat, sesak nafas, bengkak kaki, terutama ibu hamil. h) Ibu hamil yang menderita pendarahan, pusing kepala terus menerus. Pada masing-masing Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota, disaat mengirim penderita ke Puskesmas, sudah dilengkapi dengan kartu rujukan dari kader Posyandu dan kartu jawaban dari Puskesmas. Para kader juga melakukan kegiatan lain setelah kegiatan pelayanan di dalam Posyandu. Kegiatan tersebut adalah : a) Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam register balita. b) Membahas bersama-sama kegiatan lain atas saran Petugas. c) Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, misalnya penyuluhan KB, makanan pendamping ASI, Imunisasi, pelayanan kesehatan, arisan, pengajian, kebaktian, pemanfaatan pekarangan, menyusun menu sehat atau peragaan keterampilan. 5.3.3. Kartu Menuju Sehat (Buku KIA) Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu untuk mencatat dan mengamati tumbuh kembang anak. Dengan melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS, seorang ibu dapat mengetahui dan berusaha memperbaiki kesehatan anaknya, dapat mengetahui kemampuan anaknya, sesuai
dengan perkembangannya. Semua ibu pengunjung Posyandu perlu memiliki KMS anaknya dan selalu membawa KMS tersebut pada setiap kali mengikutkan anaknya dalam semua kegiatan kesehatan di dalam Posyandu dan Puskesmas. KMS berguna sebagai alat penyuluhan gizi kepada ibu, berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Setiap bulan ke Posyandu, ibu dapat mengetahui dan mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anaknya dengan menggunakan KMS. Kunjungan Ibu hamil dan bersalin dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) dan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Ibu Hamil No
1
Kelurahan
2
Ibu Bersalin
Jumlah (orang)
K4 (orang)
%
Jumlah (orang)
4
5
6
7
Ditolong Tenkes (orang) 8
106
91
85.85
102
85
83.33
180
157
87.22
172
151
87.79
% 9
2
Simpang Empat Sumahilang
3
Tanah Datar
66
56
84.85
63
52
82.54
4
Kota Baru
199
156
78.39
189
163
86.24
5
Sukaramai
183
141
77.05
175
148
84.57
6
Kota Tinggi
187
147
78.61
178
149
83.71
748
81.22
879
748
85.1
1
Jumlah
921
Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Tabel 22 diatas menggambarkan bahwa kunjungan ibu hamil di Posyandu yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota rata-rata diatas 75 persen dan secara keseluruhan kunjungan ibu hamil secara rata-rata 81,22 persen. Sementara itu, keadaan ibu hamil yang menggunakan jasa persalinan yang ditolong tenaga kesehatan hampir di semua kelurahan sudah diatas 80 persen dan secara ratarata persalinan yang menggunakan jasa tenaga kesehatan adalah 85,1 persen.
5.3.4. Ibu Mengikuti Pogram KB Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya angka kelahiran penduduk saat dibagi menjadi dua yaitu faktor demografi dan faktor non demografi. Faktor demografi diantaranya adalah struktur umur, struktur perkawinan, umur kawin pertama, paritas, dirupsi perkawinan, dan proporsi yang kawin. Sedangkan faktor non demografi antara lain, keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status perempuan, urbanisasi dan industrialisasi (Said Rusli, 1989). Dampak kebijaksanaan demografi yang pronatalis sebelum orde baru adalah tingginya angka kelahiran. Di lain pihak angka kematian sudah mulai menurun sehingga laju pertambahan penduduk alami terus meningkat. Kondisi ini sama halnya dengan kondisi jumlah kelahiran dan kematian di seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota seperti terlihat pada Tabel 23. Pada tahun 2007, total kelahiran di Kecamatan Pekanbaru Kota sebesar 411 orang dan total kematian sebesar 173 orang. Terlihat bahwa angka kelahiran lebih besar daripada kematian. Hal ini mengindikasikan bahwa kesehatan ibu dan anak mulai membaik. Di Kecamatan Pekanbaru Kota angka kelahiran penduduk meningkat disebabkan semakin membaiknya kondisi kesehatan keluarga penduduk. Hal ini dikarenakan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan kebutuhan gizi keluarga, serta dipengaruhi dengan keberadaan Posyandu di masing-masing Kelurahan Pekanbaru Kota.
Tabel 23. Jumlah Kelahiran dan Kematian Menurut Kelurahan di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Kelahiran
Kematian
Kelurahan
Laki-laki (orang)
Perempuan (orang)
Laki-laki (orang)
Perempuan (orang)
Simpang Empat
37
32
13
11
Sumahilang
30
45
17
17
Tanah Datar
31
49
13
9
Kota Baru
31
40
13
22
Sukaramai
25
27
8
13
Kota Tinggi
26
38
11
26
Jumlah
180
231
75
98
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Masyarakat dapat dengan mudah memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia. Setiap Ibu menyusui perlu menjadi peserta KB, untuk membatasi jumlah kelahiran, tetapi jumlah kelahiran tetap lebih tinggi dibanding jumlah kematian. Hal ini disebabkan karena keberadaan Posyandu sudah dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat di Kecamatan Pekanbaru Kota sebagai sumber informasi awal tentang kesehatan keluarga. Kegiatan program KB di dalam Posyandu dilaksanakan oleh kader Posyandu, petugas Puskesmas dan petugas kesehatan. Setiap petugas kesehatan menjelaskan perlunya alat kontrasepsi yang cocok buat Ibu yang bersangkutan. Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas maka dilakukan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan pelatan yang menunjang dilakukan pemasangan IUD. Jumlah warga masyarakat yang sudah menggunakan alat KB dan masih aktif menggunakan alat KB di Kecamatan Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel
Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber sebagaimana tergambar pada Tabel 24. Tabel 24. Jumlah Plus, Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Puskesmas dan Kelurahan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2006 Peserta KB Baru
Peserta KB Aktif
Kelurahan
Jumlah Plus (Orang)
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Simpang Empat
576
50
8,7
270
46,8
Sumahilang
1053
74
7,0
323
30,67
Tanah Datar
1092
173
15,84
691
63,27
Kota Baru
946
200
21,14
828
87,52
Sukaramai
1082
104
9,6
503
46,48
Kota Tinggi
524
173
33,0
362
69,08
Jumlah
5273
774
14,67
2977
56,46
Sumber : PLM Kota, PUSTU, Praktek Bidan Swasta, 2007
Dari Tabel 24 dapat diketahui bahwa masing-masing kelurahan memiliki jumlah peserta yang menggunakan alat KB, baik peserta KB baru dan peserta KB aktif. Dari tabel dapat terlihat bahwa peserta KB Baru dan peserta KB aktif terbanyak terdapat di Kelurahan Kota Baru sebanyak 200 orang dan 828 orang. Rata-rata keseluruhan di Kecamatan Pekanbaru Kota yang menjadi peserta KB baru adalah sekitar 14,67 persen dan peserta KB aktif sekitar 56,46 persen, dan masih ada sekitar 28,87 persen warga masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota yang tidak menggunakan alat KB. Adapun alat KB yang digunakan di Kecamatan Pekanbaru Kota tahun 2006 adalah implant, IUD, PIL, kondom, suntikan, MOV+MOP dan OVAG (Dinas Kesehatan, 2007).
5.3.5. Pengunjung Posyandu untuk Imunisasi Imunisasi merupakan salah satu kegiatan utama di dalam Posyandu. Imunisasi bermanfaat untuk melindungi balita dari beberapa penyakit infeksi yang berbahaya. Sasaran utama imunisasi adalah semua anak yang berumur 2 – 12 bulan dan harus dilakukan. Pelayanan Imunisasi di Posyandu Kelurahan di Kecamatan Pekanbaru Kota hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil, sebagaimana terlihat pada Tabel 25. Tabel 25. Program Imunisasi Puskesmas/Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Target Kelurahan Bayi
BCG (target 90 %)
DPT1 (target 90 %)
Campak (target 80 %)
Polio IV (target 80 %)
HB I (target 90 %)
HB I (target 90 %)
Abs
%
Abs
%
Abs
%
Abs
%
Abs
%
Abs
%
80
69
86,25
66
82,5
63
78,75
63
78,75
60
75
36
45
157
143
91,08
146
92,99
147
93,63
147
93,63
131
83,43
91
57,96
60
56
93,33
55
91,66
53
80,33
53
80,33
55
91,66
29
48,33
170
154
90,58
157
92,35
155
91,17
155
91,17
142
83,52
93
54,7
Suka ramai
164
150
91,46
149
90,85
150
91,46
150
91,46
140
85,36
90
54,87
Kota baru
166
153
92,16
151
90,96
150
90,36
150
90,36
140
84,33
79
47,59
796
724
90,95
724
90,95
718
90,3
718
90,3
671
84,29
421
52,88
798
738
98,33
725
88,51
711
87,68
711
87,68
638
77,94 1,518 61,83
Kota tinggi Suma hilang Simpang Empat Tanah datar
Tahun 2006 Tahun 2005
Sumber : Puskesmas & Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota, 2007 Keterangan : abs : absolut
Pada Tabel 25 diatas terlihat bahwa imunisasi yang dilakukan dalam Posyandu pada masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota adalah BCG untuk mencegah penyakit TBC, DPT untuk mencegah penyakit difteri, batuk tejam, tetanus. Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan, campak untuk mencegah penyakit campak dan hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis.
Pelaksanaan imunisasi di dalam Posyandu pada masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota, dapat dilihat melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS berisi catatan pemberian imunisasi bayi lengkap dengan jenis imunisasi yang dibutuhkan pengunjung. Pada kolom KMS dilihat umur anak, jika umur anak kurang dari 12 bulan dan belum pernah memperoleh imunisasi, maka dianjurkan agar anak segera memperoleh imunisasi di Posyandu/Puskesmas karena setiap anak sebelum umur satu tahun, harus sudah mendapat imunisasi lengkap. 5.3.6. Dana Bantuan Posyandu Dana revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota berupa paket bantuan biaya revitalisasi Posyandu. Dana ini digunakan untuk pengganti transportasi kader apabila kader melakukan kunjungan ke keluarga sasaran atau Posyandu. Keterbatasan dana menjadikan perlunya penggalian dana swadaya masyarakat dengan dukungan tokoh masyarakat setempat dan semangat gotong royong harus ditumbuhkan, sehingga yang kaya merasa wajib menjadi donatur, yang pintar memberikan ilmu, dan yang kuat memberikan tenaga. Pembiayaan Posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain: a. Masyarakat 1. Iuran pengguna/pengunjung posyandu 2. Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat 3. Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok masyarakat 4. Dana sosial keagamaan, misalnya zakat, infaq, sodakoh (ZIS), dan sebagainya
Apabila Konsil Kesehatan Kecamatan telah terbentuk, upaya pengumpulan dana dari masyarakat ini seyogyanya dikoordinir oleh Konseling Kesehatan Kecamatan. b. Swasta/Dunia Usaha Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang pembiayaan Posyandu. Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat perusahaan. Bantuan yang diberikan dapt berupa dana, sarana, prasarana, atau tenaga, yakni sebagai sukarelawan Posyandu. c. Hasil Usaha Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya disumbangkan untuk biaya pengelolaan Posyandu. Contoh kegiatan usaha yang dilakukan antara lain: 1) Kelompok Usaha Bersama (KUB) 2) Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan, Taman Obat Keluarga (TOGA) d. Pemerintah Bantuan
dari
pemerintah
terutama
diharapkan
pada
tahap
awal
pembentukan, yakni berupa dana stimulant atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan prasarana Posyandu. Selain itu, Pemda Pekanbaru Kota memberikan bantuan berupa honor para kader sebesar Rp. 700.000,00 setiap bulannya untuk satu Posyandu, yang bersumber APBD Kota Pekanbaru. Bantuan non-materi berupa makanan tambahan untuk perbaikan gizi masyarakat dan obat-obatan. Pelaksanaan kegiatan Posyandu seperti pembinaan Posyandu lainnya harus dilanjutkan, agar kegiatan Posyandu
yang sudah baik dapat dipertahankan. Sementara itu, penerimaan dana pembangunan di masing-masing Kelurahan di Kecamatan Pekanbaru Kota periode Tahun 2003 - 2006, dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Penerimaan Dana Pembangunan Kelurahan Menurut Kelurahan di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 (Rupiah)
Simpang Empat
2003/2004 10.000.000
Tahun 2004/2005 10.000.000
2005/2006 30.000.000
Sumahilang
10.000.000
10.000.000
30.000.000
Tanah Datar
10.000.000
10.000.000
30.000.000
Kota Baru
10.000.000
10.000.000
30.000.000
Sukaramai
10.000.000
10.000.000
30.000.000
Kota Tinggi
10.000.000
10.000.000
30.000.000
Jumlah
60.000.000
60.000.000
180.000.000
Kelurahan
Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
2. Pemanfaatan dan Pengelolaan dana a. Pemanfaatan Dana Dana yang diperoleh Posyandu digunakan untuk membiayai kegiatan Posyandu, antara lain dalam bentuk: 1) Biaya Operasional Posyandu 2) Biaya penyediaan PMT 3) Pengganti biaya perjalanan Kader 4) Modal Usaha KUB 5) Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan b. Pengelolaan Dana Pengelolaan dana dilakukan oleh pengurus Posyandu. Dana harus disimpan di tempat yang aman dan jika mungkin mendatangkan hasil. Untuk keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader yang
ditunjuk. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan dikelola secara bertanggung jawab. Catatan keuangan harus berisikan penerimaan dan pengeluaran dana mencakup semua paket kegiatan. Dana tersebut diterima oleh Puskesmas yang salah satunya untuk kegiatan revitalisasi posyandu, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Pencatatan Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan dilaksanakan. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan format baku sesuai dengan Sistem informasi Posyandu (SIP) terlampir yakni: a Format 1: Catatan Kelahiran Bayi, Kematian Bayi, Ibu hamil dan kematian Ibu (Hamil, melahirkan, nifas) b Format 2: Register Bayi dan Balita di Wilayah Kerja Posyandu c Format 3: Register Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS) di wilayah kerja Posyandu. d Format 4: Register Ibu Hamil di Wilayah Kerja Posyandu e Format 5: Data Hasil Kegiatan Posyandu pada Hari Buka Posyandu (Hari H) 2. Pelaporan Pada dasarnya kader Posyandu tidak wajib melaporkan kegiatannya kepada Puskesmas ataupun kepada sektor terkait lainnya. Bila Puskesmas atau sektor terkait membutuhkan data tertulis yang terkait dengan berbagai kegiatan Posyandu, Puskesmas atau sektor terkait harus mengambilnya langsung ke
Posyandu. Untuk itu setiap Puskesmas harus menunjuk petugas yang bertanggung jawab untuk pengambilan data hasil kegiatan Posyandu. 5.3.7. Program Tambahan Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan baru, disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi, Pencegahan dan Penanggulangan Diare. Kegiatan tambahan merupakan kegiatan selain kegiatan utama, yang juga merupakan
kegiatan
pemberantasan
baru
penyakit
misalnya;
menular,
dan
perbaikan berbagai
kesehatan program
lingkungan, pembangunan
masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu plus. Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila lima kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50 persen dan tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang telah diselenggarakan antara lain: 1. Bina Keluarga Balita (BKB) 2. Kelompok Peminat Kesehatn Ibu dan Anak (KP-KIA)
3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB), misalnya : ISPA, DBD, gizi buruk, polio, campak, difteri, pertusis, tetanus neonatorum. 4. Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) 5. Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat Desa (UKGMD) 6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP). 7. Program diversifikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan, melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA) 8. Desa Siaga 9. Pos malaria Desa (Posmaldes) 10. Kegiatan ekonomi produktif, seperti : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam. 11. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas). Kegiatan baru tersebut misalnya; perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan
penyakit
menular,
dan
berbagai
program
pembangunan
masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu plus. Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila lima kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50 persen dan tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Adapun beberapa Posyandu yang mempunyai program tambahan di Kecamatan Pekanbaru Kota tahun 2003 hingga tahun 2007 terlihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Posyandu yang Mempunyai Program Tambahan di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2003 – 2007 Kelurahan Sumahilang
Tanah Qatar
Kota Baru
Kota Tinggi
Sukaramai
Simp Empat
Keterangan :
RW / Nama Posyandu 1. Pinang Sebatang 2.Dharma Ibu 3.Tunas Sukma 4.Sukma Jaya 5.Damai 6.Kasih Ibu 7. Sukma 8.Melati 9.Mustika 1. Jambu Mawar 2. Jambu Air 3. Bambu Kuning 4. Casiaver 5. Thawalib 6. Cendana 7. Beringin 1. Karet 2. Permata Ibu 3. Kasih Ananda 4. Kuntum Mekar 5. Kasih Ibu 6. Cempaka 1. Vinus 2. Vinus Melati III 3. Vinus Melati IV 4. Vinus Melati V 1 Tunas Jaya 2. Nilam 3. Karya Maju 4. Kasih Ibu 5. Kasih Ananda 6. Melati 1 . Nenas 2. Kelapa
2003 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0
2004 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0
Program Tambahan 2005 2006 0 0 0 0 0 0 0 1 dan 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 dan 3 2 dan 3 2 2 0 1 dan 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0
2007 0 0 0 1 dan 2 0 2 0 *0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 dan 3 2 1 dan 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0
1 = PAUD (pendidikan anak usia dini) 2 = BKB (Bina Keluarga Balita) 3 = TOGA (Tanaman obat keluarga) 0 = tidak ada program tambahan
Terlihat pada Tabel 27 umumnya berbagai Posyandu yang terdapat di Kecamatan Pekanbaru Kota pada tahun 2003 hingga 2007 tidak mengalami perkembangan progam tambahan. Namun, sebagian kecil dari Posyandu tersebut ada yang mengalami perkembangan, dari tidak ada program tambahan menjadi adanya program tambahan. Hal ini terlihat pada tahun 2006-2007 di Posyandu Sukma Jaya dan Vinus Melati IV mengalami perkembangan yaitu adanya
program PAUD dan BKB. Sementara itu, pada tahun 2005-2007 Posyandu Vinus mengalami perkembangan yaitu adanya program BKB dan TOGA. 5.4. Model Pengembangan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Perkembangan masing-masing Posyandu di masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota tidak sama. Dengan demikian pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, dikembangkan metode dan alat telaahan perkembangan Posyandu, yang disebut dengan nama Telaah Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut: 1. Posyandu Pratama Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu terlaksana tidak rutin, serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. 2. Posyandu Madya Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun (cukup rutin), dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari sama dengan 50 persen. 3. Posyandu Purnama Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun (rutin), dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 persen,
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50 persen KK di wilayah kerja Posyandu. 4. Posyandu Mandiri Posyandu mandiri adalah Posyandu yang sudah mantap melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 persen, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50 persen KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu. Dari keempat tingkat jenis Posyandu tersebut, maka dapat dilihat pada Tabel 28 bahwa pada periode Tahun 2003 – Tahun 2007, tingkatan Posyandu yang ada di seluruh Posyandu pada masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota adalah Madya dan Purnama. Sehingga model untuk pengembangan Posyandu bagi keberhasilan pembangunan kesehatan di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah : 1). Untuk Posyandu yang termasuk tingkatan Madya adalah Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu. Contoh intervensi yang dapat dilakukan antara lain: a). Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul Eskalasi Posyandu dengan metode simulasi. b). Menerapkan pendekatan PKMD, terutama SMD dan MMD di Posyandu, dengan
tujuan
untuk
merumuskan
masalah
dan
menetapkan
cara
penyelesaiannya, dalam rangka meningkatkan cakupan Posyandu. 2). Untuk Posyandu yang termasuk tingkatan purnama adalah : Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lain: a). Sosialisasi program
dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman masyarakat tentang dana sehat. b). Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK. Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat desa/Kelurahan, serta untuk kepentingan Posyandu mengikutsertakan pula pengurus Posyandu. Tabel 28. Jumlah dan Persentase Posyandu Menurut Strata di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2003 - Tahun 2007 Tingkatan Posyandu 2003 2004 2005 2006 Sumahilang 1. Pinang Sebatang 2 2 2 2 2. Dharma Ibu 2 2 2 2 3. Tunas Sukma 2 2 2 2 4. Sukma Jaya 2 2 3 3 5. Damai 2 2 2 2 6. Kasih Ibu 2 2 2 3 7. Sukma 2 2 2 2 8. Melati 2 2 2 2 9.Mustika 2 2 2 2 Tanah Datar 1. Jambu Mawar 2 2 2 2 2. Jambu Air 2 2 2 2 3. Bambu Kuning 2 2 2 2 4. Casiaver 2 2 3 3 5. Thawalib 2 2 2 2 6. Cendana 2 2 2 2 7. Beringin 2 2 2 2 Kota Baru 1. Karet 2 2 2 2 2. Permata Ibu 2 2 2 2 3. Kasih Ananda 2 2 2 2 4. Kuntum Mekar 2 2 2 2 5. Kasih Ibu 2 2 2 2 6. Cempaka 2 2 2 2 Kota Tinggi 1. Vinus 2 2 2 2 2. Vinus Melati III 2 2 3 3 3. Vinus Melati IV 3 3 2 2 4. Vinus Melati V 2 2 2 2 Sukaramai 1. Tunas Jaya 2 2 2 2 2. Nilam 2 2 2 2 3. Karya Maju 2 2 2 2 4. Kasih Ibu 2 2 2 2 5. Kasih Ananda 2 2 2 2 6. Melati 2 3 3 2 Simp Empat 1. Nenas 3 3 2 2 2. Kelapa 2 2 2 2 Sumber : Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota tahun 2007 : 1 = Pratama 3 = purnama 2 = Madya 4 = Mandiri Ket Kelurahan
Nama Posyandu
2007 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Tingkatan Posyandu Madya dan Purnama di seluruh Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota, apabila akan dikembangkan dan dibina terus agar mencapai tingkatan Posyandu Madiri, maka intervensi yang harus dilakukan adalah bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah dan kemampuan masing-masing yang dirumuskan melalui pendekatan PKMD.
VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI
6.1. Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Analisis SWOT yang digunakan dalam mengkaji revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota bertujuan untuk mengetahui dan menyusun strategi revitalisasi posyandu yang akan ditetapkan dan dilaksanakan di seluruh Posyandu yang ada di kecamatan Pekanbaru Kota, agar pelaksanaan revitalisasi Posyandu tersebut terus berjalan lancar dan sukses pada masa yang akan datang. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threaths). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, dan kebijakan. Formulasi strategi yang tepat pada revitalisasi posyandu, perlu dilakukan analisis yang
mendalam agar revitalisasi Posyandu memiliki makna dan
memberikan tujuan untuk jangka panjang dan dapat menjadi sarana mempeolah dasar kesehatan gratis dari pemerintah. Adapun analisis SWOT terhadap revitalisasi posyandu yang ada di kecamatan Pekanbaru Kota adalah sebagai berikut : A. Kekuatan (Strenghts) Struktur organisasi Posyandu fleksibel. Setiap kader dapat berperan serta dalam setiap kegiatan. Hal ini terlihat dari partisipasi kader di berbagai program Posyandu, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan,
kondisi,
permasalahan
dan
kemampuan
sumberdaya.
Sementara
itu,
keberadaan Posyandu mudah dikembangkan sehingga jumlahnya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan. Posyandu dapat didirikan dimana saja, baik di balai desa atau kelurahan, halaman rumah penduduk, dan sebagainya. B. Kelemahan (Weaknesses) Saat ini, Posyandu belum mampu melayani masyarakat secara optimal. Sebagian besar Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota masih memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya dalam waktu pelayanan, jumlah kader, dan ketersediaan peralatan. Posyandu belum mampu melayani masyarakat setiap kali dibutuhkan. Waktu pelayanan Posyandu masih terbatas, program-program pelayanan Posyandu hanya dilaksanakan pada waktu tertentu. Hal ini dikarenakan kurangnya staf ahli kesehatan dalam suatu kelurahan sehingga proses pelayanan harus dilakukan secara bergiliran. Di lain pihak, jumlah para kader Posyandu masih terbatas dan diantara para kader Posyandu masih banyak yang tidak aktif. Faktor yang menyebabkannya adalah kesibukan lain diluar Posyandu. Keterbatasan lain yang terdapat Posyandu adalah kurangnya kuantitas dan kualitas dari peralatan yang tersedia. Keterbatasan ini mengakibatkan masyarakat enggan mempercayakan kesehatannya pada Posyandu. C. Peluang (Opportunities) Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota memiliki peluang pengembangan yang baik. Posyandu di kecamatan ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat. Melalui Posyandu, diharapkan pelayanan kesehatan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat
golongan miskin. Dukungan yang diberikan pemerintah daerah berupa dana yang berasal dari APBD. Pada tahun 2007, pemerintah daerah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 576.000.000 untuk beberapa kegiatan Posyandu, seperti pelayanan kesehatan ibu dan anak, imunisasi, dan lain-lain. Selain itu, peluang pengembangan Posyandu dapat dilihat dari tingginya angka kelahiran yang disertai penurunan angka kematian. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Posyandu dapat menjadi salah satu tempat yang menyediakan kebutuhan kesehatan masyarakat. D. Ancaman (Threaths) Semakin banyak tempat pelayanan kesehatan yang dianggap lebih baik dan professional sehingga Posyandu terancam ditinggalkan masyarakat. Saat ini, telah banyak terdapat tempat pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, mantri, pengobatan tradisional, dan sebagainya. Masing-masing tempat menawarkan berbagai alternatif pengobatan dengan teknik pelayanan yang berbeda-beda. Dalam hal ini, masyarakat dapat memilih tempat pelayanan kesehatan yang paling sesuai dengan yang diharapkannya. Namun seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tuntutan untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan terbaik semakin besar. Untuk itu, posyandu harus mampu bersaing melalui peningkatan pelayanan dan profesionalisme para kader. Hal ini dibutuhkan untuk mempertahankan eksisistensinya.
6.2. Analisis Perumusan Strategi Revitalisasi Posyandu Berdasarkan analisis SWOT tersebut maka dapat disusun alternatif strategi yang dapat diterapkan pada revitalisasi Posyandu yang dilaksanakan dan dibina. Alternatif strategi tersebut disajikan dalam bentuk matrik pada Tabel 29. Tabel 29. Matrik Analisis SWOT Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 Internal
Eksternal
Peluang (Opportunities) 1. Adanya perhatian dari pemerintah daerah berupa dukungan dana 2. Angka kelahiran yang meningkat seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
Kekuatan (Strenghts) 1. Struktur organisasi fleksibel sehingga Posyandu dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. 2. Keberadaan Posyandu mudah dikembangkan sehingga jumlahnya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan.
Kelemahan (Weaknesses) 1. Waktu pelayanan posyandu terbatas sehingga masyarakat kurang merasakan manfaatnya. 2. Sebagian besar jumlah kader belum cukup melayani masyarakat dan masih banyak kader yang belum aktif. 3. Kinerja posyandu belum optimal karena tempat dan peralatan belum memadai.
Strategi (Strenghts & Opportunities).
Strategi (Weaknesses & Opportunities) Pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu dan pemberdayaan kader Posyandu
Peningkatan kegiatan Posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat.
Ancaman (Threats)
Stategi (Streenghts & Threats)
Strategi (Weaknesses & Threats)
Semakin banyak tempat pelayanan kesehatan yang dianggap lebih baik dan professional sehingga posyandu terancam ditinggalkan masyarakat.
Peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan
Optimalisasi kinerja Posyandu
A. Strategi Strenghts-Opportunities (S-O) Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal dalam pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota. Adapun strategi yang direkomendasikan adalah peningkatan
kegiatan
Posyandu
sesuai
dengan
kebutuhan,
kondisi,
permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat. Strategi ini merupakan rekomendasi dari adanya peluang dari pemerintah daerah setempat yang memberikan perhatian khusus pada bidang kesehatan. Disamping itu, peluang adanya peningkatan angka kelahiran akibat dari peningkatan kesadaran masyarakat dapat mendukung strategi tersebut. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan yang didukung oleh pemerintah dapat memudahkan Posyandu untuk lebih meningkatkan kegiatannya sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat setempat. B. Strategi Strenghts-Threats (S-T) Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk mengindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal bagi revitalisasi Posyandu
di
Kecamatan
Pekanbaru
Kota.
Adapun
strategi
yang
direkomendasikan adalah peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan. Strategi ini didasarkan atas tanggapan kekuatan dari struktur organisasi fleksibel sehingga Posyandu dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya dan keberadaan Posyandu mudah dikembangkan sehingga jumlahnya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan. Faktor-faktor kekuatan tersebut dimanfaatkan untuk menghindari ancaman berupa semakin banyak tempat pelayanan
kesehatan yang dianggap lebih baik dan professional sehingga Posyandu terancam ditinggalkan masyarakat. C. Strategi Weaknesses-Opportunities (W-O) Strategi W-O merupakan stategi yang disarankan untuk mengurangi kelemahan dengan
memanfaatkan
peluang
yang
ada.
Adapun
strategi
yang
direkomendasikan adalah pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu dan pemberdayaan kader Posyandu. Strategi ini direkomendasikan untuk mengatasi kelemahan Posyandu yang sebagian besar jumlah kader belum cukup melayani masyarakat dan masih banyak kader yang belum aktif serta kinerja posyandu belum optimal karena tempat dan peralatan belum memadai. Dengan memanfaatkan peluang berupa dukungan khusus pemerintah terhadap bidang kesehatan dan jumlah penduduk penduduk yang bertambah akibat dari peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, sehingga diharapkan kelemahan tersebut dapat diatasi. D. Strategi Weaknesses-Threats (W-T) Strategi W-T merupakan strategi yang diusulkan untuk mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman yang ada. Adapun strategi yang direkomendasikan adalah optimalisasi kinerja Posyandu. Strategi ini direkomendasikan untuk mengatasi kelemahan berupa kinerja Posyandu yang belum optimal dan waktu pelayanan Posyandu terbatas. Dengan mereduksi kelemahan-kelemahan tersebut, antisipasi ancaman seperti banyak tempat pelayanan kesehatan yang dianggap lebih baik dan professional dapat dilakukan sehingga Posyandu tidak ditinggalkan masyarakat
6.3 Analisis Program Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Kota Pekanbaru Berdasarkan urutan stategi prioritas dalam pelaksanaan program revitalisasi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota, strategi pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kegiatan posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan, dan kemampuan sumberdaya masyarakat. Pelaksanaan Posyandu harus mempertimbangkan karakteristik masyarakat lokal dan memahami, serta berusaha menyediakan kebutuhan bagi peningkatan kesehatan masyarakat. Program pelaksanaan ini dapat berupa penyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara kontinyu. PMT adalah suplai makanan tambahan yang mengandung komposisi gizi yang baik bagi anak dan balita yang diberikan secara gratis, seperti pemberian bubur kacang hijau, berbagai jenis sereal, susu dan sebagainya. Program lainnya seperti pelaksanaan berbagai vaksin dan imunisasi yang disertai penyuluhan tentang pentingnya masalah tersebut dan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap ibu-ibu hamil dan balita serta penyuluhan ASI eksklusif bagi ibu-ibu. Sasaran dari berbagai program ini adalah anak dan balita serta ibu hamil dan menyusui. Program ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para ibu dalam meningkatkan gizi dan kesehatan keluarga. Strategi kedua yang harus dilakukan adalah pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu, serta pemberdayaan dan peningkatan jumlah kader Posyandu.. Alternatif program yang dapat dilakukan untuk mendukung program ini adalah pembangunan tempat khusus Posyandu yang memiliki sarana dan prasarana yang baik dan pemantauan Posyandu secara rutin untuk menjamin kualitas peralatan oleh pemerintah daerah. Peningkatan dukungan pemerintah setempat dapat berupa materil maupun non materil. Alokasi dana yang bersumber dari APBD setempat sebaiknya tidak
hanya terbatas untuk honor kader, tetapi juga dalam pemenuhan sarana dan prasarana Posyandu. Dengan diadakannya pemantauan secara rutin dapat menghindari terjadinya penyelewengan-penyelewengan antar pihak-pihak yang terkait. Sasaran dari strategi ini adalah pembina Posyandu, para kader dan pemerintah daerah setempat. Kegiatan ini seperti pengiriman tenaga ahli kesehatan ke Posyanduposyandu agar kader dapat lebih terampil dan profesional dan dapat dilakukan studi banding antar Posyandu. Hal ini terbukti dari sebagian besar kader belum mandiri karena tergantung dengan petugas puskesmas sebagai pembina dengan jumlah kader belum cukup untuk melayani masyarakat. Di Kecamatan Pekanbaru Kota tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif secara sukarela sebagai kader posyandu. Untuk mengatasinya kedudukan dan peranan kader posyandu dapat digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja secara sempurna/paruh waktu sebagai kader posyandu yang kemampuannya secara berkala diuji oleh tim ahli kesehatan. Alternatif program lain adalah dapat berupa pembetukan kelompok kader yang kontinyu dan pemerintah setempat dapat melakukan penilaian-penilaian rutin ke Posyandu dalam rangka pemantauan dan pemberdayaan kader Posyandu. Selain itu, peningkatkan honor dan penghargaan bagi kader yang berprestasi pun sangat diperlukan untuk menimbulkan loyalitas dan memacu ketertarikan para kader. Hal ini dikarenakan masih minimnya minat masyarakat untuk menjadi kader posyandu, sehingga jumlah kader tidak cukup untuk melayani masyarakat dan masih rendahnya kemampuan kader. Program ini dapat terwujud melaui koordinasi semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Sasaran yang ditujukan dari strategi tersebut adalah masyarakat, para kader dan pemerintah daerah setempat.
Strategi ketiga adalah optimalisasi kinerja Posyandu. Rekomendasi program yang dapat dilakukan adalah penentuan jadwal program Posyandu secara lebih teratur dan efektif sesuai kebutuhan. Penentuan jadwal yang jelas dan rutin dapat lebih mempermudah kader dalam melayani masyarakat. Kepastian jadwal akan menumbuhkan loyalitas masyarakat terhadap Posyandu karena masyarakat akan memperoleh pelayanan kesehatan setiap kali membutuhkannya. Strategi keempat adalah peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan. Rekomendasi program yang dapat dilakukan adalah pembagian ”Kartu Keluarga Sehat Posyandu” sebagai media promosi di masyarakat. Kartu tersebut dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Adapun pengisian dan pemeriksaan dapat dilakukan secara rutin. Adanya kartu sehat pada setiap keluarga dapat mempermudah pemerintah setempat dalam pengawasan dan pengontrolan kesehatan di lingkungan masyarakat Kecamatan Pekanbaru. Adanya kartu sehat pada setiap keluarga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan minat setiap keluarga untuk memeriksakan kesehatan ke Posyandu terdekat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Strategi, Program dan Sasaran Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 No 1.
Strategi Peningkatan kegiatan posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat.
2.
Pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu, serta peningkatan dan pemberdayaan kader Posyandu
3.
Optimalisasi kinerja Posyandu
4.
Peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan
Program a. Penyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara kontinyu b. Pelaksanaan berbagai vaksin dan imunisasi yang disertai penyuluhan tentang pentingnya masalah tersebut c. Pemeriksaan kesehatan rutin terhadap ibu-ibu hamil dan balita d. Penyuluhan ASI eksklusif bagi ibu-ibu a. Pembangunan tempat khusus Posyandu yang memiliki sarana dan prasarana yang baik b. Pemantauan Posyandu secara rutin oleh pemerintah daerah untuk menjamin kualitas peralatan yang digunakan c. Pengiriman tenaga ahli kesehatan ke Posyanduposyandu untuk melakukan penyuluhan d. Studi banding antar Posyandu e. Pembentukan kelompok kader yang kontinyu f. Peningkatkan honor dan penghargaan bagi kader yang berprestasi sebagai insentif bagi calon-calon kader
Sasaran Anak dan balita, ibu hamil dan menyusui
Penentuan jadwal program Posyandu secara lebih teratur dan efektif sesuai kebutuhan Pembagian ”kartu keluarga sehat” Posyandu sebagai media promosi di masyarakat
Masyarakat, kader
Pembina Posyandu, masyarakat, kader, dan pemerintah daerah
Masyarakat
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam revitalisasi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kondisi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota secara keseluruhan belum baik, hal ini terlihat dari pelaksanaan peran dan fungsi posyandu yang belum optimal. Kondisi ini disebabkan oleh belum terwujudnya peran dan fungsi posyandu, sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan petugas posyandu dalam mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama bagai kesehatan ibu dan anak. Maka diperlukan dukungan moril, materil maupun finansial dari berbagai pihak. 2. Permasalahan posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah peran dan fungsi posyandu masih belum berjalan baik, sebagian besar kader belum mandiri karena tergantung dengan petugas puskesmas sebagai pembina selain itu dengan jumlah kader yang belum cukup melayani masyarakat, sarana prasarana posyandu belum memadai, anggaran rutin posyandu yang belum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan untuk pelaksanaan posyandu. 3. Strategi prioritas dalam pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah : a. Meningkatkan kegiatan posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat.
b. Pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu, serta pemberdayaan dan peningkatan jumlah kader Posyandu c. Optimalisasi kinerja Posyandu d. Peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan. 4. Berbagai alternatif program revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah penyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara kontinyu, pelaksanaan berbagai vaksin dan imunisasi yang disertai penyuluhan tentang pentingnya masalah tersebut, pemeriksaan kesehatan rutin terhadap ibu-ibu hamil dan balita, penyuluhan ASI eksklusif bagi ibuibu, pembangunan tempat khusus Posyandu yang memiliki sarana dan
prasarana yang baik, pemantauan Posyandu secara rutin oleh pemerintah daerah untuk menjamin kualitas peralatan yang digunakan, pengiriman tenaga
ahli
kesehatan
ke
Posyandu-posyandu
untuk
melakukan
penyuluhan, studi banding antar Posyandu, pembentukan kelompok kader yang kontinyu, peningkatkan honor dan penghargaan bagi kader yang berprestasi sebagai insentif bagi calon-calon kader, penentuan jadwal program Posyandu secara lebih teratur dan efektif sesuai kebutuhan serta
pembagian ”Kartu Keluarga Sehat Posyandu” sebagai media promosi di masyarakat.
7.2. Saran Berdasarkan dari kesimpulan diatas, terkait dengan masalah penelitian, maka ada beberapa saran yang penulis sampaikan :
1. Supaya pemerintah membuat peraturan sebagai petunjuk yang jelas dalam penyelenggaraan Posyandu. 2. Perlu perhatian serius dari pemerintah, baik Pemerintah Pusat, maupun Pemerintah Daerah dengan memberikan alokasi dana anggaran yang memadai untuk pelaksanaan posyandu dan insentif para kader posyandu. 3. Kepada masyarakat agar memberikan perhatian kepada pemberdayaan posyandu karena posyandu merupakan sarana dasar dalam memperoleh informasi kesehatan terutama ibu hamil dan anak balita. 4. Pemerintah daerah setempat dapat memberikan bantuan pengiriman tenaga ahli kesehatan dengan diikuti pemantauan rutin kepada para kader Posyandu.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew M.M., & Boyle, J.S. 1995. Transcultural Concepts in Nursng Care (Edisi ke-2). Philadelphia:J.B. Lippincontt Company Bagoes Ida, Mantra, 2000. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Budiman, Hamzah, 2005. Pedoman Pengelolaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta BKKBN, 1992, Perencanaan Keluarga Sejahtera, BKKBN, Jakarta. Departemen Agama RI, 1998, Membangun Keluarga Sakinah, Jakarta Departemen Kesehatan RI. 1999. Indonesia Sehat 2010, Jakarta: Depkes RI Frieman , M.M. 1998. Family Nursing (Edisi ke-4) Connecticut: Appleton Lange Kozier, B. & Erb, G. 1995 Fundamentals of Nursing: Process and Practice, California, Guming Pub. Inc di. Terjemahkan (diterjemahkan oleh Fadillah) Mile, B. Mattew dan Michael A Huberman, 1992, Analisa Data Kualitatif, Buku Sumber tentang Metode-metode Baru (Edisi terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi), UI Press, Jakarta Monografi/Profil Kecamatan Pekanbaru Kota, 2007. Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Pusat Info Data Indonesia (PIDI), 2006. Peraturan Tentang Kependudukan dan keluarga Sejahtera. PIDI. Jakarta. Program Sistem Perencanaan Nasional dibidang Kesehatan, 1994-1999. Bappenas, Jakarta Rusli, Said, 1979. Ilmu Kependudukan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. -------------,1989. Ilmu Kependudukan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sadli M.1996. Transformasi Ekonomi Indonesia Sejak 1966 (sebuah Studi Krisis dan Komprehensif). Titrea Wacan Yogya.Yogyakarta.
Sudiharto, S.Kp, M.Kes, 2007, Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural, Penerbit Buku Kedokteran egc. Jakarta. World Bank. 1993. The East Asian Miracle : Economic Growth and Public Policy. World Bank, Washington, D.C. ----------------, 1994. Indonesia’s Environment and Development Challenges for the Future. World Bank, Washington. D.C World Development,1991. Special Issue on Adjustment with Growth and Equity. Sumber Lain : Undang-Undang Nomor Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Undang-Undang Nomor Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otda No.411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Revitalisasi posyandu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau 20052010 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru, 2006-2011