STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK DALAM PEROLEHAN SUARA PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 DI KABUPATEN TEGAL Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Kom.I)
Oleh:
Mochammad Rifqi Ridho 107051002550
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK DALAM PEROLEHAN SUARA PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) PADA PEMILU LBGISLATIF 2OO9 DI KABUPATEN TBGAL
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Kom.I)
Oleh:
Mochammad Rifqi Ridho 107051002550
Dosen Pembimbing:
Gun Gun Herva,ntg. M.Si
NIP: 19760812200501 1 005 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAI\ ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
20ltM/1432H:
r
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul 6'strategi Komunikasi Politik dalam Perolehan Suara
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada pemilu Legislatif 2009 di Kabupaten Tegal" ini telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27
Mei 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata I (sl) pada program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 1 Juni 2011
Sidang Munaqosyah Ketua
Sekretaris
.AL
DrslJumrffiil-Jvt.Si
NrP. 19630515 t99203 1 006
NIP. 19710816
Anggota Penguji I
Penguji
199703 1 001
Pembimbing
Q-ft-. Gun Gun Heryanto. M.Si NIP. 19760812 200501
1 005
LEMBAR PERNYATAAN
Assalamualaikum, Wr.Wb Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah penyusun skripsi dengan judul “Strategi Komuniasi Politik dalam Perolehan Suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemilu Legislatif 2009 di Kabupaten Tegal” dengan ini menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini adalah benar-benar murni hasil karya asli peneliti, tanpa adanya duplikasi hasil karya orang lain. 2. Adapun apabia peneliti mengutip tulisan dan karya ilmiah orang lain, peneliti telah mencantumkannya dalam bentuk refrensi, baik footnote ataupun daftar pustaka. 3. Apabila dikemudian hari terjadi hal-hal yang merugikan orang lain, atau terbukti peneliti menduplikasi karya orang lain, peneliti siap menerima konsekuensinya dan sanksi akademis yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian lembar pernyataan ini dibuat, diharapkan dapat dipergunakan dengan semestinya. Terima kasih. Wassalamualaikum, Wr. Wb Tanggerang Selatan, 29 Maret 2011 Peneliti,
Mochammad Rifqi Ridho NIM: 107051002550
MOCHAMMAD RIFQI RIDHO 107051002550 Strategi Komunikasi Politik dalam Perolehan Suara Partai PersatuanPembangunan (PPP) pada Pemilu Legislatif 2009 di Kabupaten Tegal ABSTRAK PPP adalah salah satu partai tua yang sudah memiliki penggalaman yang matang dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, utamanya dalam menghiasi panggung politik tanah air dengan segala suka dan dukanya. Namun pada zaman reformasi perolehan suara PPP di Kabupaten Tegal terus menurun, hingga Pemilu 2009. Tentunya ada masalah yang terjadi, sehingga terjadi penurunan pada perolehan suara PPP Kabupaten Tegal. Dalam penelitian ini peneliti membuat perumusan masalah sebagai berikut; Bagaimana strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu 2009? Apa saja kelebihan dan kelemahan strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009? Apa penyebab turunnya perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif tahun 2009? Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriptif interpretatif analisis, yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori performa komunikatif, performa adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah organisasi, performa organisasi seringkali memiliki unsur teatrikal, di mana baik supervisior maupun karyawan (kader partai dalam hal ini) memilih untuk mengambil peranan atau bagian tertentu dalam organisasi mereka. Dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2009 PPP Kabupaten Tegal melakukan beberapa strategi komunikasi politik, strategi komunikasi politik yang digunakan PPP Kabpaten Tegal dalam mempengaruhi konstituen pada Pemilu legislatif 2009, diantaranya: Melakukan audiensi dengan Ikatan Pemuda Pemudi Nahdlatul Ulama (IPPNU), lomba nyanyi bareng PETIGA dan motor wisata. Di samping melakukan kegiatan-kegiatan tersebut PPP Kabupaten Tegal menggunakan beberapa saluran komunikasi politik seperti saluran komunikasi politik struktur tradisional, saluran komunikasi politik input dan saluran komunikasi politik melalui media massa Sedangkan kelemahan strategi komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal adalah terlalu mengandalkan tokoh, keterbatasan dana pencalonan caleg yang bukan berasal dari daerah sendiri. Untuk kelebihannya adalah seluruh pengurus DPC PPP Kabupaten Tegal bekerja secara maksimal dalam mengimplementasikan strategi-strategi yang disusun LP2L PPP Kabupaten Tegal. Penyebab penurunan perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009: Munculnya partai-partai baru yang mengatasnamakan ormas Islam, berubahnya orientasi masyarakat (pemilih), berubahnya aturan pemilu dari nomor urut caleg menjadi suara terbanyak, berubahnya aturan pemilu dari nomor urut caleg menjadi suara terbanyak, lemahnya SDM PPP Kabupaten Tegal.
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti haturkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tanpa inayah-Nya tak mungkin peneliti bisa mencapai pendidikan sampai S1. Shalawat serta salam semoga tetap teriring keharibaan junjungan Nabi besar Muhammad SAW, para keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya ampai akhir zaman. Atas doa dan usaha, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan salah satu tugas penting yang mempertaruhkan segenap keilmuan yang peneliti pelajari selama menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, walaupun sangat jauh dari kesempurnaan. Dengan kerendahan hati, peneliti tentu sadar bahwa skripsi ini tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak DR. H. Arif Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA, sebagai Pembantu Dekan Bid. Akademik, Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA, sebagai Pembantu Dekan Bid. Administrasi Umum dan Keuangan, dan Bapak Drs. Study Rizal, LK, MA, sebagai Pembatu Dekan Bid. Kemahasiswaan. 2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si, sebagai Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, dan Ibu Umi Musyarafah, MA, sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 3. Bpk Gun Gun Heryanto, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan ketelatenan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu dan mendidik peneliti dengan penuh kesabaran.
ii
5. Bapak Ahmad Tubagus Fahmi, SH sebagai Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal, Bapak Masdar Hilmi, SPd sebagai anggota Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) PPP Kabupaten Tegal dan para kader-kader PPP yang telah bersedia diwawancara dalam rangka mengumpulkan data untuk penyusunan skripsi ini. 6. Teristimewa kepada Abah H. Saefulloh dan ummi Hj. Chusnul Chotimah yang telah membesarkan dengan kasih sayang, mendidik, dan yang selalu memberikan do’a. Kalian adalah teladan dan harta yang paling berharga bagi peneliti. Semoga kalian selalu dalam perlindungan, kasih sayang, dan keridhoan Allah SWT, amin. 7. Istriku tercinta Umi Nur Atiyah, S.Sos.I yang selalu menjadi motivator bagi peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Teman-teman mahasiswa KPI B angkatan 2007, khususnya untuk Ahmad Khumaedi, Syarif Fadillah, Indra Dita Puspito, S.Sos.I, Ahmad Mursyidi, Wahyudi, Ilham Berlian dan semuanya yang telah samasama berbagi ilmu, berdiskusi, bercanda dan saling berbagi rasa.
Tanggerang Selatan, 29 Maret 2011
Mochammad Rifqi Ridho NIM: 107051002550
iii
DAFTAR ISI ABSTRAK………………………………………………………….............................i KATA PENGANTAR…………………………………......………...........................ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………...…iv DAFTAR GRAFIK...................................................................................................vi DAFTAR TABEL......................................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………….1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………………………………8 1. Pembatasan Masalah………………………………………….……………….8 2. Perumusan Masalah…………………………………………………………...8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………………………..9 1. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………..9 2. Manfaat Penelitian …………………………………………………………....9 D. Metodologi Penelitian………………………………………………..………..…10 1. Metode Penelitian………………………………………………………..….10 2. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………...........10 3. Subjek dan Objek Penelitian………………………………………………..11 4. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….............11 5. Teknik Analisis Data …………………………………………………….....12 E. Tinjauan Pustaka………………………………………………..……..…........…13 F. Sistematika Penulisan………………………………………………………...….15 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Teori Performa Komunikatif.................................................................................17 B. Konseptualisasi Strategi Komunikasi………………………………....................19 C. Konseptualisasi Komunikasi Politik………………………………………...…...24 iv
D. Konseptualisasi Partai Politik………………………………………………........32 E. Konseptualisai Pemilu……………………………………………………......….38 BAB III GAMBARAN UMUM DPC PPP KABUPATEN TEGAL A. Sejarah dan Pembentukan DPC PPP Kabupaten Tegal…………………......…...44 B. Visi dan Misi DPC PPP Kabupaten Tegal……………………………………….45 C. Program Perjuangan DPC PPP Kabupaten Tegal………………......……………47 D. Struktur Kepengurusan DPC PPP Kabupaten Tegal …………....………………50 E. Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif..................................................................51 F. Kabupaten Tegal pada Pemilu Legislatif 2009......................................................52 BAB IV ANALISIS dan HASIL TEMUAN A. Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Pada Pemilu Legislatif 2009…………………………...............................……………............................55 B. Kelemahan dan Kelebihan Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Pada Pemilu Legislatif 2009…………………………………........................…..62 C. Penyebab Penurunan Perolehan Suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu Legislatif 2009.......................................................................................................65 D. Performa Komunikatif PPP Kabupaten Tegal ……………........………………..72 BAB V SIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan………...……………………………………………………………78 B. Saran…………………………………………………………………………......81 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….....82 LAMPIRAN
v
DAFTAR GRAFIK 1. Grafik 1 Prosentase Perolehan Suara PPP Pada Pemilu Legislatif 1999-2009 di Tingkat Nasional......................................................................................................6 2. Grafik 2 Prosentase Perolehan Suara PPP Pada Pemilu Legislatif 1999-2009 di Kabupaten Tegal......................................................................................................7
vi
DAFTAR TABEL 1. Tabel 1 Susunan dan Personalia Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Tegal Masa Bhakti 20102015.................................................................................................................50 2. Tabel 2 Susunan dan Personalia Pimpinan Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Tegal Masa Bhakti 2010-2015............................................................................................51 3. Tabel 3 Susunan dan Personalia Pimpinan Majelis Pakar Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Tegal Masa Bhakti 20102015.................................................................................................................51 4. Tabel 4 Nama-Nama Anggota LP2L PPP Kabupaten Tegal...........................52 5. Tabel 5 Hasil Perolehan Suara Partai-Partai Peserta Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Tegal..............................................................................................53 6. Tabel 6 Nama-Nama Ulama’ dan Tokoh Masyarakat Dapil 1.......................59 7. Tabel 7 Nama-Nama Ulama’ dan Tokoh Masyarakat Dapil2........................59 8. Tabel 8 Nama-Nama Ulama’ dan Tokoh Masyarakat Dapil 3.......................59 9. Tabel 9 Nama-Nama Ulama’ dan Tokoh Masyarakat Dapil 4.......................60 10. Tabel 10 Nama-Nama Ulama’ dan Tokoh Masyarakat Dapil 5.....................60 11. Tabel 11 Nama-Nama Ulama’ dan Tokoh Masyarakat Dapil 6.....................60 12. Tabel 12 Majelis Taklim dan Pondol Pesantren Saluran Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal......................................................................................61 13. Tabel 13 Tingkat Pendidikan Pengurus DPC PPP Kabupaten Tegal..............71 14. Tabel 14 Kegiatan-Kegiatan PPP Kabupaten Tegal Yang Berkaitan dengan Performa Ritual................................................................................................73 15. Tabel 15 Kegiatan-Kegiatan PPP Kabupaten Tegal yang Berkaitan dengan Performa Sosial................................................................................................74 16. Tabel 16 Kegiatan-Kegiatan PPP Kabupaten Tegal yang Berkaitan dengan Performa Politis...............................................................................................76
vii
17. Tabel 17 Kegiatan-Kegiatan PPP Kabupaten Tegal yang berkaitan dengan Performa Enkulturasi.......................................................................................76
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada tanggal 9 April tahun 2009 yang lalu terjadi peristiwa penting bagi bangsa Indonesia untuk menentukan masa depannya lima tahun ke depan. Peristiwa tersebut biasa disebut dengan Pemilu, yang bertujuan untuk memilih para calon wakil rakyat di tingkat pusat maupun daerah. Pemilu yang dilakukan secara rutin lima tahun sekali ini ditandai dengan banyak munculnya partai poltik. Partai politik dengan ideologi, visi, dan misi berlomba-lomba untuk tampil di depan publik untuk merebut hati para konstituennya. Atas dasar tujuan ini partai politik harus memiliki strategi komunikasi politik guna membentuk pencitraan positif partai agar dapat bersaing dengan partai-partai lain. Strategi dalam menghadapi Pemilu legislatif merupakan perencanaan yang cermat yang disusun dan dilaksanakan oleh tim kampanye yang memiliki tujuan mencapai kemenangan atas sasaran yang ditentukan dalam Pemilu. Sasaran merupakan apa yang ingin dicapai oleh tim kampanye dalam hal ini adalah target dukungan pemilihan yang diwujudkan dalam pemberian suara kepada partai politik tersebut. Ruang lingkup pembahasan strategi tak sebatas pada tatanan konsep atau rencana, namun yang terpenting adalah bagaimana tim kampanye tersebut mengimplementasikannya di lapangan. Dalam teorinya komunikasi adalah merupakan aktivitas dasar dari seluruh interaksi antarmanusia karena tanpa komunikasi interaksi antarmanusia baik
1
2
secara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak mungkin terjadi komunikasi memainkan peran penting dalam kehidupan manusia dan hampir setiap saat manusia bertindak dan belajar dengan dan melalui komunikasi termasuk dalam aktivitas politik, komunikasi memainkan peran yang dominan, salah satunya hubungan antarmanusia dalam rangka mencapai saling pengertian (mutual understanding).1 Pentingnya komunikasi dalam aktivitas politik tidak bisa dimungkiri, begitu juga halnya dalam suatu partai politik. Setiap komunikasi politik yang dilakukan selalu mencakup pesan politik, komunikator politik, media atau saluran politik, dan efek yang muncul di tengah khalayak akibat terjadinya proses komunikasi politik. Tentu saja, komunikasi politik bukanlah sebuah proses yang sederhana, karena kerja sistem politik amat ditentukan oleh adanya suatu masukan (input) dari lingkungan, dan setelah melalui proses tertentu membentuk sejumlah output. Selanjutnya output ini diberikan kembali kepada lingkungan, sebagai umpan balik.2 Penting diperhatikan bahwa tanpa komunikasi politik yang efektif, maka aktifitas politik akan kehilangan bentuk. Untuk itu sumber pesan, misalnya seorang pemimpin dituntut untuk menyampaikan pesan yang jelas kepada para pendukungnya dan masyarakat luas. Di samping itu, calon yang bersangkutan pun harus tahu saluran atau sarana penyampaian informasi yang tepat.3
1
Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industry Citra,( Jakarta: Lasswell Visitama, 2010), h. 3. 2 Ibid, h.13. 3 Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, Suatu Pemikiran dan Penerapan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001) h. 163.
3
Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Di Indonesia partai politik telah merupakan bagian dari kehidupan politik selama kurang lebih seratus tahun. Di Eropa Barat, terutama di Inggris, partai politik telah muncul jauh sebelumnya sebagai sarana pertisipasi bagi beberapa kelompok masyarakat, yang kemudian meluas menjadi pertisipasi seluruh masyarakat dewasa.4 Pembentukan partai politik berdasarkan atas prinsip-prinsip demokrasi, yakni pemerintah yang dipimpin oleh mayoritas melalui pemilihan umum. Untuk menciptakan pemerintahan yang mayoritas, diperlukan partai–partai yang dapat digunakan sebagai kendaraan politik untuk ikut dalam pemilihan umum. Melalui partai rakyat berhak menentukan siapa yang akan menjadi wakil mereka serta siapa akan menjadi pemimpin yang akan menentukan kebijakan umum (public policy).5 Melalui partai politik masyarakat dapat menyalurkan kehendak dan aspirasinya, serta menjadikan wadah untuk bisa berhubungan dengan lembagalembaga internasional guna mendapatkan dukungan atas perjuangan mereka.6 Partai politik muncul di Indonesia berawal dari sebuah Maklumat Pemerintah pada tanggal 3 Nopember 1945 tentang hak hidup partai-partai politik di Indonesia. Maka berdirilah beberapa partai politik bak jamur di musim hujan, yang jumlahnya lebih dari seratus partai politik.7
4
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 442. 5 Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta, Rajawali Pers, 2009), h. 207 6 Ibid. h. 208. 7 Tubagus Fahmi, Pasang Surut Partai Persatuan Pembangunan , (Tegal: DPC PPP Kab Tegal, 2006), h. 3.
4
Sedangkan pada pemerintahan Orde Baru Pemilu pertama dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 1971, Pemilu tersebut diikuti oleh Sembilan partai politik antara lain; Nahdhatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI), Partai Islam Perti, Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), Partai Katolik, Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Murba, Ikatan Pendukung Indonesia (IPKI), Parkindo dan satu Golongan Karya. Pada waktu itu kepentingan golongan bagi partai politik menjadi prioritas. Kepentingan golongan lebih utama dari pada kepentingan bersama, sehingga kepentingan nasional menjadi terabaikan. Dan hal ini mengancam persatuan, kesatuan bangsa dan mengganggu stabilitas nasional. Maka munculah gagasan untuk menyederhanakan organisasi kekuatan sosial politik kepada jumlah yang lebih kecil dikenal dengan istilah fusi.8 Sudah menjadi kenyataan bahwa secara historis PPP didirikan sebagai fusi dari empat partai politik Islam, diantaranya Partai Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Sarikat Islam, dan Partai Islam Perti pada tanggal 30 Dzulqaidah 1392 H bertepatan tanggal 5 Januari 1973 M, yang bersepakat menggabungkan aktivitas politiknya ke dalam satu partai bernama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dengan tekad membina masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT9, maka dapat dikatakan PPP telah berusia cukup panjang dan memiliki penggalaman yang matang dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, utamanya dalam menghiasi panggung politik tanah air dengan segala suka dan dukanya. Sampai kini, kesepakatan fusi ini masih selalu diingat dan ini merupakan modal dasar bagi PPP Kabupaten Tegal dalam mewujudkan cita-cita dan 8 9
Ibid, h. 15. Ibid, h. 17.
5
perjuangannya. Cita-cita dan perjuangan PPP Kabupaten Tegal sendiri adalah merupakan mata rantai pengembangan cita-cita perjuangan partai, yang dirumuskan pada saat tercapainya fusi tersebut. Di Kabupaten Tegal banyak berdiri partai yang berbasis massa Islam, meskipun demikian PPP tetap berjuang keras dalam merebut simpati umat Islam, ini dilihat dari upaya-upaya yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal yang selalu berpihak dan perhatian kepada kepentingan umat Islam di Kabupaten Tegal. Inilah yang membuat keberadaan PPP Kabupaten Tegal masih tetap terjaga. Namun perolehan suara PPP mulai terjadi penurunan pada Pemilu legislatif 1999, Pada Pemilu 1999 PPP meraih 11.329.905 suara (10,71%) dengan perolehan 58 kursi (12,55%) dari 462 kursi yang diperebutkan. Pada Pemilu 2004 PPP meraih 9.248.764 suara (8,14%) dengan perolehan 58 kursi (10,54%) dari 550 kursi yang diperebutkan, dan Pada Pemilu 2009 memperoleh suara 5.533.214 (5,3%) dengan jumlah 39 kursi (7%) dari 560 kursi yang diperebutkan.10 Penurunan perolehan suara terus terjadi hingga Pemilu 2009 yang lalu, Penurunan perolehan suara ini terjadi di tingkat nasional maupun tingkat daerah.
10
Redaksi Harian Pelita, “Perolehan Suara PPP Yang Terus Merosot”, diakses pada
tanggal 31 Desember 2010 pukul 14.00 dari http://www.harianpelita.com.
6
Berikut grafik penurunan perolehan suara PPP pada Pemilu legislatif 1999-2009 di tingkat nasional. GRAFIK I PENURUNAN PEROLEHAN SUARA PPP PADA PEMILU LEGISLATIF 1999-2009 DI TINGKAT NASIONAL
12.0% 11.0% 10.0% 9.0% 8.0% 7.0% 6.0% 5.0% 4.0% 3.0% 2.0% 1.0% 0.0%
10.71% 8.14%
5.3%
1999 2004
2009
Sumber: http://www.harianpelita.com
Penurunan perolehan suara ini terjadi di tingkat nasional maupun tingkat daerah, di Kabupaten Tegal penurunan perolehan suara terjadi dari Pemilu legislatif 1999 hingga Pemilu 2009. Pada Pemilu legislatif tahun 1999 perolehan suara PPP Kabupaten Tegal 65.734 (9,4%), pada Pemilu legislatif 2004 perolehan suara untuk PPP Kabupaten Tegal sebesar 53.889 suara (7,74%), dan pada Pemilu 2009 perolehan suara PPP Kabupaten Tegal turun menjadi 31.288 suara (5,2%).11
11
Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal Masa Bakti 2005-2010, (Tegal, 2010) h. 17.
7
Berikut grafik penurunan perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu 1999-2009.
GRAFIK II PENURUNAN PEROLEHAN SUARA PPP KABUPATEN TEGAL PADA PEMILU LEGISLATIF 1999-2009 9.4% 10.0%
9.0% 8.0% 7.0% 6.0% 5.0% 4.0% 3.0% 2.0% 1.0% 0.0%
7.74%
5,2% 1999 2004
2009
Sumber: Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal Masa Bakti 2005-2010
Tentunya ada masalah yang terjadi, sehingga terjadi penurunan pada perolehan suara PPP Kabupaten Tegal. Masalah inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. Peneliti ingin mengetahui kelemahankelemahan apa saja dari strategi komunikasi politik yang digunakan PPP Kabupaten Tegal sehingga terjadi penurunan perolehan suara pada Pemilu 2009. Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Strategi Komunikasi Politik dalam
Perolehan Suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemilu Legislatif 2009 di Kabupaten Tegal”
8
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Untuk menghindari terlalu luas dan melebarnya pembahasan, maka dalam penelitian ini dibuat satu batasan. Ruang lingkup dibatasi hanya pada strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009. Sedangkan fokus penelitian ini adalah pada masalah-masalah yang terjadi pada strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009 dilihat dari mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan strategi komunikasi politik yang digunakan PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009 dan penyebab turunnya perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009. 2. Rumusan Masalah Berkenaan dengan uraian di atas yang menunjukkan bahwa penurunan perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan, dengan ini peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu: a. Bagaimana strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009? b. Apa saja kelebihan dan kelemahan strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009? c.
Apa penyebab turunnya perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009?
9
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini bisa dirumuskan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui strategi komunikasi politik PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009. b. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009. c. Untuk mengetahui penyebab turunnya perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian adalah: a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian Ilmu Komunikasi
terutama
kajian
Komunikasi
Politik.
Bagi
Jurusan/Fakultas Komunikasi diharapkan dapat membantu pengayaan kasus dalam pengajaran komunikasi politik. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi penelitian serupa di masa mendatang. Selain juga memberi masukan bagi para penggiat atau aktor politik dalam suatu partai atau organisasi yang menggunakan strategi-strategi dalam pencapaian sesuatu, dan dapat menjadi bahan evaluasi bagi PPP Kabupaten Tegal.
10
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan format desain deskriptif. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Metode ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan serta pengaruh dari suatu fenomena.12 Berdasarkan metode penelitian tersebut di atas peneliti berharap mendapatkan data penelitian yang bersifat deskriptif interpretatif sehingga peneliti dapat menganalisis dan menelaah lebih dekat, mendalam, mengakar dan menyeluruh, untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai strategi komunikasi politik PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009, dan penyebab turunnya perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian dilakukan di kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembanguan yang berlokasi di Jl. Pancasila Desa Grogol Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal 52192. Peneliti memilih lokasi tersebut karena di tempat tersebut peneliti dapat memperoleh data, dan peneliti mewawancarai Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal dan Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu. Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2011 sampai April 2011.
12
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), H. 55.
11
3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah DPC PPP Kabupaten Tegal, dan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam13 yaitu tentang strategi komunikasi politik PPP di Kabupaten Tegal pada Pemilu 2009, dalam hal ini peneliti mewawancarai Bapak Tubagus Fahmi, SH. sebagai Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal, Bapak Masdar Helmi, SPd. Sebagai Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif PPP Kabupaten Tegal dan tiga orang kader PPP Kabupaten Tegal. Peniliti mewawancarai beberapa responden tersebut karena menurut peneliti mereka dapat memberikan informasi ataupun data yang dibutuhkan oleh peneliti. b.
Dokumentasi Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperoleh dari buku-
buku arsip partai berupa Laporan Pertanggung Jawaban DPC PPP Kabupaten Tegal Masa Bakti 2005-2010 dan Rancangan Materi Musyawarah Cabang VI DPC PPP Kabupaten Tegal serta foto-foto yang berkaitan dengan penelitian, dan hasil rekaman dengan nara sumber.
13
100.
Rachmat Kriyantoro, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h.
12
5. Teknik Analisis Data Peneliti menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Tesch yang dikutip oleh Craswell, langkah-langkah tersebut akan peneliti uraikan sebagai berikut: a.
Memahami catatan secara keseluruhan dengan teliti.
b.
Memilih satu dokumen yang paling menarik, yang singkat, mempelajari dokumen tersebut dan memikirkan makna pokoknya.
c.
Membuat daftar seluruh topik, mengelompokkan topik-topik yang sejenis, selanjutnya peneliti memasukkan topik-topik tersebut ke dalam kolom-kolom topik penting, topik unik dan sisanya.
d.
Menyingkat topik-topik tersebut dalam menjadi kode dan menulis kode tersebut. Skema awal ini untuk melihat apakah muncul kategori dan kode baru.
e.
Mencari kata yang paling deskriptif untuk topik-topik tersebut, lalu mengubah topik tersebut ke dalam kategori-kategori.
f.
Membuat keputusan akhir tentang singkatan setiap kategori dan mengurutkan kode-kode tersebut menurut abjad.
g.
Mengumpulkan materi data setiap kategori dalam satu tempat dan melakukan analisis awal.
h.
Yang terakhir jika perlu, peneliti akan mengkodekan kembali data yang sudah ada.14
Peneliti
menggunakan
analisis
deskriptif
interpretatif,
peneliti
menginterpretasi data untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan. Pembahasan hasil
14
John W. Creswell, Research Design Qualitative & Quantitative Approach, (Jakarta: KIK Press, 2003), h. 148-149.
13
penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dari lapangan.15 Selanjutnya peneliti menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.16 E. Tinjauan Pustaka Setelah peneliti melihat dan mencari judul skripsi yang ada di perpustakan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, peneliti menemukan ada beberapa skripsi yang membahas tentang komunikasi politik dan PPP. Namun yang diteliti mahasiswa sebelumnya berbeda dengan isi atau konten permasalahan yang peneliti teliti. Oleh karena itu, untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti menjiplak karya orang lain, maka peneliti mempertegas perbedaan antara masing-masing judul masalah yang dibahas pada skripsi sebelumnya dengan judul masalah yang akan diteliti. Skripsi sebelumnya yang membahas tentang komunikasi politik dan PPP akan peneliti uraikan sebagai berikut: 1. Skripsi yang pertama dengan judul Strategi Komunikasi dalam Pembentukan Opini Publik Partai Persatuan Pembangunan pada Pemilu legislatif 2009 oleh Yuswita Lailah berisikan tentang strategi DPP PPP dalam pembentukan opini publik pada Pemilu legislatif 2009 dan program pembangunan citra PPP
15
Lexy J. Moeong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), h. 151. 16 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 244.
14
pada Pemilu legislatif 2009. Persamaan dengan permasalahan yang peneliti teliti adalah pada kajian ilmunya yaitu komunikasi politik dan subjek penelitiannya yaitu PPP, sedangkan perbedaannya adalah pada objek penelitiannya, jika Yuswita meneliti strategi komunikasi dalam pembentukan opini maka penulis meneliti tentang strategi komunikasi politik dalam perolehan suara. 2. Skripsi dengan judul Dakwah Politik Partai Persatuan Pembangunan oleh Sa’roni Mubarok. Berisikan tentang program perjuangan PPP di bidang keagamaan, bidang politik, bidang ekonomi, bidang hukum dan hak asasi manusia, bidang sosial-kemasyarakatan dan kebudayaan, bidang kesejahteraan masyarakat, dan bidang hubungan internasional. Pada skripsi ini juga berisikan aplikasi dakwah Islam PPP dalam hal legislasi. Persamaannya dengan masalah yang akan peneliti teliti ada pada subjek penelitiannya yaitu PPP, sedangkan perbedaannya ada pada masalah yang diteliti. Jika Sa’roni Mubarok meneliti tentang aplikasi dakwah PPP, sedangkan peneliti meneliti tentang strategi komunikasi politik PPP. 3. Skripsi yang ketiga dengan judul Komunikasi Politik Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Bogor dalam Pilkada Bupati 2009 oleh Teedy Khumaedi berisikan tentang pesan politik DPC PPP Kabupaten Bogor, komunikator DPC PPP Kabupaten Bogor dalam Pilkada bupati Bogor, dan saluran politik yang digunakan oleh DPC PPP Kabupaten Bogor pada Pilkada Kabupaten Bogor. Persamaannya terletak pada kajian ilmu yaitu komunikasi politik dan subjek penelitiannya yaitu PPP, sedangkan perbedaannya yaitu lokasi penelitian dan permasalahannya. Teedy Khumaedi
15
meneliti PPP daerah Kabupaten Bogor dan permasalahan pada Pilkada, sedangkan peneliti meneliti komunikasi politik PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif. Melihat dari skripsi sebelumnya yang peneliti uraikan di atas, ada beberapa perbedaan dari masalah yang akan diteliti. Dalam penulisan skripsi yang peneliti buat adalah bagaimana strategi komunikasi politik dalam perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009. Dibandingkan dengan skripsi mahasiswa sebelumnya, hal yang ditonjolkan pada penulisan skripsi ini adalah strategi komunikasi politik dalam perolehan suara PPP. F. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penulisan ini, maka peneliti membagi sistematika penyusunan kedalam lima bab dibagi dalam sub dengan perincian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN meliputi : latarbelakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN TEORITIS memuat : teori performa komunikatif, konseptualisasi
strategi
komunikasi,
konseptualisasi
komunikasi
politik,
konseptualisasi partai politik, dan konseptualisasi Pemilu. BAB III GAMBARAN UMUM PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN TEGAL meliputi : sejarah dan pembentukan DPC PPP Kabupaten Tegal, visi dan misi DPC PPP Kabupaten Tegal, prinsip perjuangan DPC PPP Kabupaten Tegal, Struktur kepengurusan DPC PPP Kabupaten Tegal dan Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) PPP Kabupaten Tegal.
16
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS meliputi : strategi komunikasi politik PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu 2009, Penyebab turunnya perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu 2009, dan performa komunikatif PPP Kabupaten Tegal. BAB V PENUTUP meliputi : kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Teori Performa Komunikatif Pacanowsky dan O’Donell Trujillo, menyatakan bahwa anggota organisasi melakukan peforma komunikasi tertentu yang berakibat pada munculnya budaya organisasi yang unik. Pacanowsky dan O’Donell Trujillo meyakini bahwa performa komunikatif sangat penting bagi budaya suatu organisasi.1 Organisasi dalam hal ini adalah organisasi politik atau yang dikenal sebagai partai politik. Partai politik yang akan dibahas adalah Partai Persatuan Pembangunan. Bagaimana partai ini membentuk sebuah performa komunikatif di antara para kader, konstituennya dan masayarakat secara luas, terutama dalam rangka menghadapi Pemilu legislatif 2009. Performa adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah organisasi, performa organisasi seringkali memiliki unsur teatrikal, di mana baik supervisior maupun karyawan (kader partai dalam hal ini) memilih untuk mengambil peranan atau bagian tertentu dalam organisasi mereka.2 Performa komunikatif dibedakan menjadi performa ritual, performa hasrat, performa sosial, performa politis, dan performa enkulturasi.3 Di bawah ini akan
1
Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), h. 325. 2 Ibid, h. 325. 3 Ibid, h. 325.
17
18
dijelaskan lebih lanjut mengenai empat performa komunikatif yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal tersebut: 1. Performa Ritual Performa ritual merupakan semua performa komunikasi yang terjadi secara teratur dan berulang. Ritual terdiri atas empat jenis, yakni personal, tugas, sosial, dan organisasi. Ritual personal merupakan rutinitas yang dilakukan di tempat kerja setiap hari. Ritual tugas adalah perilaku rutin yang dikaitkan dengan pekerjaan seseorang. Ritual sosial adalah rutinitas verbal nonverbal yang biasanya mempertimbangkan interaksi dengan orang lain. Ritual organisasi merupakan rutinitas yang berkaitan dengan organisasi secara keseluruhan. 2. Performa Sosial Performa sosial merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan untuk mendorong kerja sama diantara anggota organisasi. Sikap ini juga merupakan
cerminan
perilaku
organisasi
yang
ditunjukkan
untuk
mendemonstrasikan kerja sama dan kesopanan dengan orang lain. Kebanyakan organisasi menginginkan untuk mempertahankan perilaku yang professional, bahkan dimasa yang sulit, dan performa sosial membantu tercapainya hal ini. Organisasi dalam konteks ini adalah prganisasi partai politik, performa sosial berupa kesantunan dan kesopanan yang ditunjukkan oleh Partai Persatuan Pembangunan untuk kerjasama diantara para kader dan konstituennya. 3. Performa Politis Ketika budaya organisasi mengkomunikasikan performa politis, budaya ini sedang menjalankan kekuasaan atau kontrol. Performa politis merupakan perilaku organisasi yang mendemonstrasikan kekuasaan atau kontrol. Karena kebanyakan
19
organisasi bersifat hierarkis, harus ada seseorang dengan kekuasaan untuk mencapai segala sesuatu dan memiliki cukup kontrol untuk mempertahankan dasar-dasar yang ada. Ketika
organisasi
terlibat
dalam
performa
politis,
mereka
mengkomunikasikan keinginan untuk mempengaruhi orang lain. Hal ini bukanlah selalu merupakan hal yang buruk. Performa politis budaya pada anggota organisasi berpusat pada pengakuan akan kompetisi sebagai anggota organisasi dan untuk komitmen mereka terhadap organisasinya. 4. Performa Enkulurasi Performa enkulturasi merujuk pada bagaimana anggota mendapatkan pengetahuan dan keahlian untuk dapat menjadi anggota organisasi yang mampu berkonkontribusi. Performa ini mendemonstrasikan kompetisi seorang angota dalam sebuah organisasi. Dalam performa ini, Partai Pesatuan Pembangunan memberikan pengetahuan dan keahlian kepada kader-kadernya dalam rangka meningkatkan komunikasi politik dan bagaimana menjadi politisi yang dapat mencapai jabatan publik serta mensosialisasikan program-program partai kepada konstituennya.4 B. Konseptualisasi Strategi Komunikasi 1. Pengertian Strategi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk
4
Ibid, h. 325-327.
20
melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan damai, atau rencana yang cermat mngenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.5 Menurut Lawrence R. Jauch dan William F. Gluek strategi adalah sarana yang digunakan untuk tujuan akhir (sasaran). Tetapi strategi bukanlah sekedar suatu rencana. Strategi ialah rencana yang disatukan: strategi mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu. Strategi itu menyeluruh: strategi meliputi semua aspek penting perusahaan. Strategi itu terpadu: semua bagian rencana serasi satu sama lain dan bersesuaian.6 Menurut Onong Uchjana Effendy, mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk menapai tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang memberikan arah saja melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya7 2. Tahapan-Tahapan Strategi Dalam proses penerapan strategi menggunakan beberapa tahapan diantaranya: a. Perumusan Strategi Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menyusun strategi yaitu dengan cara merumuskan strategi, atau menyusun langkah awal. Sudah termasuk didalamnya untuk pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kelemahan dan kelebihan secara internal, 5
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1902. 6 Lawrence R. Jauch, William F. Gluek, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: Penerbit Erlangga) h. 12. 7 Onong Uchjana Effendy, “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h.32.
21
menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan suatu keputusan dalam proses kegiatan. b. Implementasi Strategi Setelah kita merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dari seluruh unit, tingkat dan anggota organisasi. Tanpa adanya komitmen dan kerja sama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang sangat jauh dari kenyataan. Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi. c.
Evaluasi Strategi Tahap akhir dari strategi adalah evaluasi implementasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang
22
dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam mendasar untuk mengevaluasi strategi, yakni: 1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau hasil implemenatsi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai. 2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang akan diharapkan dengan kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan, kriteria yang
meramalkan
hasil
lebih
penting
daripada
kriteria
yang
mengungkapkan apa yang terjadi. 3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa strategi yang ada ditinggalkan atau harus merumuskan strategi yang baru. Tindakan korektif diperuntukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.8
8
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prehalindo, 2002), h. 3.
23
3. Pengertian Strategi Komunikasi Strategi komunikasi merupakan perpaduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatannya bisa berbeda-beda tergantung pada suatu kondisi dan situasi.9 Strategi komunikasi perlu disusun secara luwes, sehingga taktik operasional komunikasi dapat segera disesuaikan dengan faktor-faktor yang berpengaruh. Untuk mencapai tujuan komunikasi secara efektif, seorang strategis komunikasi perlu memahami sifat-sifat komunikasi dan pesan, guna dapat menentukan jenis media yang akan diambil dan teknik komunikasi yang akan ditetapkan.10 a. Fungsi Strategi Komunikasi Fungsi strategi komunikasi di bagi menjadi dua yaitu: 1) Tujuan sentral dalam strategi komunikasi; strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajement untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana takik oprasionalnnya.
9
Effendy, “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”, h. 10. Onong Uchjana Effendy, “Dinamika Komunikasi”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 33. 10
24
2) Korelasi antar komponen dalam strategi komunikasi; dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan komponenkomponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut.11 C. Konseptualisasi Komunikasi Politik 1. Pengertian Komunikasi Politik Komunikasi
politik
mempunyai
peranan
yang
penting
dalam
menyampaikan pesan-pesan politik kepada khalayak luas, karena merupakan tolak ukur keberhasilan bagi para politisi atau institusi politik. Sebelum kita mengetahui lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu definisi komunikasi dan politik itu sendiri. Komunikasi menurut bahasa atau etimologi dalam “Ensiklopedi Umum” diartikan dengan “Perhubungan”, sedangkan yang terdapat dalam buku komunikasi berasal dari perkataan latin, yaitu: a. Communicare, yang berpartisipasi ataupun memberitahukan. b. Communis, yang berarti milik bersama ataupun berlaku dimana-mana c. Communis Opinion, yang berarti pendapat umum ataupun pendapat mayoritas. d. Communico, yang berarti membuat sama.
11
Effendy, “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”), h. 32 & 35.
25
e. Demikian juga Communication berasal dari kata latin Communicatio yang juga bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna.12 Definisi komunikasi menurut istilah banyak dikemukakan oleh sarjanasarjana yang menekuni Ilmu Komunikasi seperti yang dikutip oleh Roudhonah, antara lain: a. Menurut Carl I. Hovland, mengatakan bahwa komunikasi adalah Proses di mana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsangperangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang-orang lain (komunikan). b. Menurut Wiliam Albiq, mengatakan bahwa komunikasi adalah proses pengoprasian lambing-lambang yang berarti di antara individuindividu. c. Menurut Harold D. Lasweel, mengatakan bahwa komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa” dan “dengan akibat atau hasil apa”.13 Sementara politik diambil dari kata politics, dalam bahasa Inggris , adalah sinonim dari kata politik atau ilmu politik dalam bahasa Indonesia. Bahasa Yunani pun mengenal beberapa istilah yang terkait dengan kata politik, seperti politicos
12 13
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta press, 2007), h. 19. Ibid, h. 20.
26
(menyangkut warga negara), polites (seorang warga negara), polis (kota,negara), dan politeia (kewargaan).14 Sementara pengertian politik secara terminologi telah banyak para ahli yang mendefinisikan apa itu politik. Mengacu pada pendapat Deliar Noer yang di kutip oleh Gun Gun Heryanto, politik merupakan aktivitas atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang bermaksud untuk mempengaruhi dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu bentuk susunan masyarakat.15 Menurut Budiarjo yang dikutip oleh Cangara, politik adalah kegiatan yang dilakukan suatu negara yang menyangkut proses menentukan tujuan dan melaksanakan tujuan tersebut.16 Lalu, apa yang dimaksud komunikasi politik?
Bertolak dari konsep
komunikasi dan konsep politik yang telah diuraikan pada bagian awal, upaya untuk mendekati apa yang dimaksud komunikasi politik, pengertian komunikasi politik dapat dirumuskan sebagai suatu proses pengoperan lambang-lambang atau simbol-simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara berpikir, serta mempengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi target politik.17 Sedangkan menurut Maswadi Rauf yang dikutip oleh Gun Gun heryanto, komunikasi politik sebagai kegiatan politik merupakan proses penyampaian 14
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia : Dinamika Islam Politik PascaOrde Baru, (Bandung: 2008, Remaja Rosda Karya), h. 28-29. 15 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industry Citra,( Jakarta: Lasswell Visitama, 2010), h. 5. 16 Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta, Rajawali Pers, 2009), h. 28 17 Ibid, h. 35.
27
pesan-pesan bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain. Kegiatan ini adalah salah satu dari kegiatan sosial yang dijalankan seehari-hari oleh warga masyarakat termasuk oleh elit politik.18 2. Unsur-Unsur Komunikasi Politik Proses komunikasi politik sama dengan proses komunikasi pada umumnya (komunikasi tatap muka dan komunikasi bermedia) komunikasi politik sebagai body of knowledge juga terdiri atas berbagai unsur, yakni: a. Komunikator Politik Komunikasi politik tidak hanya menyangkut partai politik, melainkan juga lembaga pemerintahan legislatif, dan eksekutif. Dengan demikian, sumber atau komunikator politik adalah mereka-mereka yang dapat memberi informasi tentang hal-hal yang mengandung makna atau bobot politik misalnya presiden, menteri, anggota DPR, MPR, KPU, gubernur, bupati/walikota, politisi, fungsionaris partai politik, fungsionaris LSM, dan kelompok-kelompok penekan dalam masyarakat yang bisa mempengaruhi jalannya pemerintahan. b. Pesan Politik Pesan politik ialah pernyataan yang disampaikan, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik secara verbal maupun non verbal. Tersembunyi maupun terang-terangan, baik yang disadari maupun tidak disadari yang isinya mengandung bobot politik. Misalnya pidato poitik,
18
Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industry Citra, h. 5.
28
undang-undang kepartaian, undang-undang Pemilu, pernyataan poltik, artikel atau isi buku/brosur dan berita surat kabar, radio, televisi dan internet yang berisi ulasan politik dan pemerintahan, spanduk atau baliho, iklan politik, propaganda, makna logo, warna baju atau bendera dan semacamnya. c. Saluran atau Media Politik Saluran atau media politik ialah alat atau sarana yang digunakan oleh para komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya. Misalnya media cetak, yaitu surat kabar, tabloid, majalah. Media elektronik, misalnya film, radio, televisi, komputer, internet. Media format kecil, misalnya, leaflet, brosur, selebaran, stiker, bulletin. Media luar ruang (outdoor media), misalnya baliho, spandu, reklame, bendera, jumbai, pin, logo, topi, rompi, kaos oblong, kalender, blok note, dan segala sesuatunya yang biasa digunakan untuk membangun citra image building. d. Sasaran atau Target Politik Sasaran adalah anggota masyarakat yang diharapkan dapat member dukungan dalam bentuk pemberian suara kepada partai atau kandidat dalam pemilihan umum. Mereka adalah pengusaha, pegawai negeri, buruh, perempuan, ibu rumah tangga, pedagang kaki lima, mahasiswa, petani, yang berhak memilih maupun pelajar dan siswa yang akan memilih setelah cukup usia.
29
e. Pengaruh atau Efek Komunikasi Politik Efek komunikasi poltik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman terhadap sistem pemerintahan dan partai-partai politik, di mana nuansanya akan bermuara pada pemberian suara dalam pemilihan umum. Pemberian suara sangat menentukan terpilih tidaknya seorang kandidat untuk posisi mulai tingkat presiden dan wakil presiden, anggota DPR/MPR, gubernur, dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota sampai tingkat DPRD.19 3. Tipologi Komunikator Politik a. Politisi
1) Politikus sebagai wakil : yakni komunikator politik yang menjadi perwakilan artikulasi kepentingan politik dari individu ataupun kelompok. 2) Politikus sebagai ideolog : yakni komunikator politik yang menjadi kader ideologi representasi nilai-nilai normatif yang diusung oleh individu atau kelompok politik. Biasanya berdasarkan sebuah proses kaderisasi.20
19 20
h.1.
Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, h. 37-39. Gun Gun Heryanto, Hand Out Perkuliahan Mata Kuliah Komunikasi Politik, Materi-4
30
b. Profesional 1) Jurnalis : komunikator yang secara profesional dan melembaga turut mempublikasikan isu, opini publik, dan fakta politik yang dapat diakses oleh masyarakat luas. 2) Promotor : komunikator yang secara professional bekerja mempromosikan seorang kandidat atau sebuah partai politik tertentu dalam pemenangan kompetisi politik misalnya saat Pemilu.21 c. Aktivis 1) Juru Bicara: komunikator politik yang mewakili kelompokkelompok di masyarakat dalam hal menyuarakan tuntutan, desakan, dan masukan kepada suprastruktur politik. 2) Pemuka Pendapat : komunikator politik dari tokoh masyarakat, figur yang memiliki pengaruh di lingkungan masyarakat.22 4. Saluran-Saluran Komunikasi Politik a. Struktur face-to-face informal 1) Bersifat bebas tidak terikat oleh struktur formal. 2) Tidak semua orang memiliki akses. 3) Yang memiliki akses ke saluran ini biasanya memiliki informasi lebih banyak. 4) Sangat dipengaruhi struktur informal di mana dia bergabung. b. Struktur Sosial Tradisional
21 22
Ibid, h. 1. Ibid, h. 1.
31
Saluran komunikasi di mana arus komunikasi ditentukan oleh posisi sosial pihak yang berkomunikasi (khalayak maupun sumber). Artinya, pada lapis mana yang bersangkutan berkedudukan dan memiliki akses di susunan sosial masyarakat tersebut. c. Struktur Masukan (Input) Struktur
masukan
adalah
struktur
yang
memungkinkan
terbentuknya input bagi sistem politik. d. Struktur Keluaran (Output) Struktur output politik adalah legislatif dan birokrasi. Dengan kata lain,
adalah
struktur
formal
pemerintahan.
Memungkinkan
penyampaian pesan secara cepat dan mudah karena mereka berada dalam jajaran birokrasi. e. Media Massa Media memiliki efek politik dalam suatu kelangsungan sistem politik. Paling tidak kekuatan media ini bersumber pada tiga hal: 1) Struktural : bersumber dari kemampuannya menyediakan khalayak bagi para politisi. 2) Psikologis
:
akar
psikologis
bersumber
pada
hubungan
kepercayaan dan keyakinan yang diperolh oleh organisais media dari khalayak 3) Normatif : bersumber pada prinsip-prinsip demokrasi mengenai kebebasan menyatakan pendapat. 23
23
Ibid, h. 5-7.
32
D. Konseptualisasi Partai Politik 1. Definisi Partai politik Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini partai politik sudah sangat akrab di lingkungan kita. Sebagai lembaga politik, partai bukan sesuatu yang dengan sendirinya ada. Kelahirannya mempunyai sejarah cukup panjang, meskipun juga belum cukup tua. Biasa dikatakan partai politik merupakan organisasi yang baru dalam kehidupan manusia, jauh lebih muda dibandingkan dengan organisasi negara. Dan ia baru ada di negara modern.24 Mengenai pengertian partai politik cukup banyak sarjana telah mengemukakan pendapatnya antara lain sebagai berikut: Menurt Carr yang dikutip oleh Hafied Cangara, “political party is an organization that attemps to achieve and maintain control of government” (partai politik adalah suatu organisasi yang berusaha untuk mencapai dan memelihara pengawasan terhadap pemerintah).25 Sementara itu, pengertian partai politik menurut Undang-Undang No. 31 Tahun 2002 Republik Indonesia dinyatakan bahwa “partai politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum.”26
24
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 397. 25 Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, h. 208. 26 Ibid, h. 209.
33
Menurut Carl Friendrich yang dikutip oleh Ramlan Surbakti dalam bukunya, memberi batasan partai politik sebagai kelompok manusia yang terorganisasi secara stabil dengan tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan bagi pemimin materiil dan idiil kepada para anggotanya. Sementara itu soultau menjelaskan partai politik sebagai yang sedikit banyak terorganisasikan, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik, dan yang memanaatkan kekuasaannya untuk kebijakan umum yang mereka buat.27 2. Fungsi Partai Politik Fungsi utama partai politik adalah mencari dan mempertahanan kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu.28 Namun, partai politik juga melaksanakan sejumlah fungsi lain. Fungsi lain tersebut adalah: a. Sosialisasi Politik Yang dimaksud sosialisasi politik ialah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat. Melalui proses sosialisai politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. b. Rekrutmen Politik Rekrutmen politik ialah seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya. Fungsi ini sangat besar porsinya manakala partai politik 27 28
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 148. Ibid, h. 149.
34
itu merupakan partai tunggal seperti dalam sistem politik totaliter, atau manakala partai ini merupakan partai mayoritas dalam badan perwakilan rakyat sehingga berwenang membentuk pemerintahan dalam sistem politik demokrasi. c. Partisipasi Politik Partisipai politik ialah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebikjasanaan umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan. Kegiatan yang dimaksud,
antara
lain,
mengajukan
tuntutan,
membayar
pajak,
melaksanakan keputusan, mengajukan kritik dan koreksi atas pelaksanaan suatu kebijakan umum, dan mendukung atau menetang calon pemimpin tertentu, mengajukan alternatif pemimpin dan memiih wakil rakyat dalam pemilihan umum. d. Pemadu Kepentingan Untuk memadukan berbagai kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan, maka partai politik dibentuk. Kegiatan menampung, menganalisis dan memadukan berbagai bagai kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan menjadi berbagai alternatif kebijakan umum, kemudian diperjuangkan dalam proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Itulah yang dimaksud dengan fungsi pemaduan kepentingan. e. Komunikator Politik Partai politik berfungsi sebagai komunikator politik yang tidak hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada
35
masyarakat sebagaimana diperankan oleh partai politik di negara totaliter tetapi juga menyampaikan aspirasi dan kepentingan berbagai kelompokk masyarakat kepada pemerintah. Keduanya dilaksanaan oleh partai-partai politik dalam sistem demokrasi. f. Pengendalian Konflik Partai politik sebagai salah satu lembaga demokrasi berfungsi untuk mengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik, menampung dan memadukan berbagai aspirasi dan kepentingan
dari
pihak-pihak
yang
berkonflik
dan
membawa
permasalahan ke dalam musyawarah badan perwakilan rakyat untuk mendapatkan penyelesaian berupa keputusan politik. g. Kontrol politik Dalam melaksanakan fungsi kontrol politik, partai politik juga harus menggunakan tolak ukur tersebut sebab tolak ukur itu pada dasarnya merupakan hasil kesepakatan bersama sehingga seharusnya menjadi pegangan bersama.29 3. Tujuan Partai Politik Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 2008 Pasal 10 tujuan partai politik secara khusus adalah: a. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan. b. Memperjuangkan
cita-cita
partai
bermasyarakat, berbangsa dan negara.
29
Ibid, h. 149-154.
politik
dalam
kehidupan
36
c. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan negara.30 4. Tipologi Partai Politik Tipologi partai politik ialah pengklasifikasian berbagai partai politik berdasarkan kriteria tertentu, seperti asas dan orientasi, komposisi dan fungsi anggota, basis sosial dan tujuan. Klasifikasi ini cenderung bersifat tipe dan ideal karena
dalam
kenyataanya,
tidak
sepenuhnya
demikian.
Tetapi
untuk
memudahkan pemahaman, di bawah ini, diuraikan sejumlah tipologi partai politik menurut kriteria-kriteria tersebut. a. Asas dan Orientasi Berdasarkan asas dan orientasinya, partai politik diklasifikasikan menjadi tiga tipe. Ketiga tipe ini meliputi partai politik pragmatis, partai politik doktriner, dan partai politik kepentingan. Yang dimaksud partai politik pragmatis ialah suatu partai yang mempunyai program dan kegiatan yang tak terikat kaku pada suatu doktrin dan ideologi tertentu. Sedangkan yang dimaksud partai politik doktriner ialah suatu partai politik yang memiliki sejumlah program dan kegiatan konkret sebagai penjabaran ideologi. Selanjutya yang dimaksud dengan partai kepentingan ialah suatu partai politik yang dibentuk dan dikelola atas dasar kepentingan tertentu. b. Komposisi dan Fungsi Anggota Menurut komposisi dan fungsi anggotanya, partai politik dapat digolongkan menjadi dua, yaitu massa atau lindungan dan partai kader. 30
Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, h. 213.
37
Yang dimaksud dengan partai politik massa atau lindungan ialah partai politik yang mengadalkan kekuatan pada keunggulan jumlah anggota dengan
cara
memobilisasi
massa
sebanyak-banyaknya,
dan
mengembangkan diri sebagai pelindung bagi berbagai kelompok dalam masyarakat sehingga pemilihan umum dapat dipelihara. Sedangkan partai kader ialah suatu partai yang mengandalkan kualitas anggota, ketaatan organisasi, dan disiplin anggota sebagai sumber kekuatan utama. Seleksi kenggotaan dalam partai kader biasanya sangat ketat, yaitu melalui kaderisasi yang berjenjang dan intensif, serta penegakan disiplin partai yang konsisten dan tanpa pandang bulu. c. Basis Sosial dan Tujuan Menurut almond yang dikutip oleh Surbakti menggolongkan partai politik berdasarkan basis sosial dan tujuannya. Menurut basis sosialnya partai politik dibagi menjadi empat tipe, yaitu: 1) Partai politik yang beranggotakan lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat, seperti kelas atas, menengah, dan bawah. 2) Partai politik yang anggota-anggotanya berasal dari kelompok kepentingan tertentu, seperti petani, buruh, dan pengusaha. 3) Partai politik yang anggotanya berasal dari pemeluk agama tertentu, seperti Islam, Katolik, Protestan, dan Hindu.
38
4) Partai politik yang angotanya berasal dari kelompok budaya tertentu, seperti suku bangsa, bahasa, dan daerah tertentu.31 E. Konseptualisasi Pemilu 1. Definisi Pemilu Ada beberapa macam definisi mengenai Pemilu, diantaranya adalah menurut Nohlen yang dikutip oleh Toni Andrianus dkk , di mana pemilihan umum (Pemilu) adalah “satu-satunya metode demokratik” untuk memilih wakil rakyat.32 Kemudian menurut R. William Liddle yang dikutip oleh Toni Andrianus dkk menyatakan dalam sistem pemerintahan demokrasi, Pemilu sering dianggap sebagai penghubung antara prinsip kedaulatan rakyat dan praktek pemerintahan oleh sejumlah elit politik. Setiap warga negara yang telah dianggap dewasa dan memenuhi persyaratan menurut Undang-Undang, dapat memilih wakil-wakil mereka di parlemen. Termasuk para pemimpin pemerintahan. Kepastian bahwa hasil pemilihan itu mencerminkan kehendak rakyat diberikan oleh seperangkat jaminan yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemilihan umum.33 Pemilu disebut juga dengan “Political Market” (Dr. Indria Samego). Artinya Pemilu adalah pasar politik tempat individu/masyarakat berinteraksi untuk melakukan kontrak sosial antara peserta Pemilu (partai politik) dengan pemilih (rakyat) yang memiliki hak pilih setelah terlebih dahulu melakukan
31
Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 155-158. Toni Andrianus Pito, dkk., Mengenal Teori-Teori Politik, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2006) h. 298. 33 Ibid, h. 298. 32
39
serangkaian aktivitas politik untuk meyakinkan pemilih, sehingga mencoblos partai politik yang menjadi peserta Pemilu untuk mewakilinya dalam badan legislatif maupun eksekutif.34 2. Tujuan Pemilu Tujuan Pemilu menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2008 Pasal 3 adalah Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.35 3. Fungsi Pemilu Pemilu mempunyai beberapa fungsi yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yan lain. Fungsi tersebut adalah: a. Sebagai sarana legitimasi politik. Fungsi ini menjaadi kebutuhan pemerintah dan sistem politik yang mewadahi format Pemilu yang berlaku. Melalui Pemilu, keabsahan pemerintah yang berkuasa dapat ditegakkan. b. Fungsi perwakilan politik. Fungsi ini terutama menjadi kebutuhan rakyat, baik dalam rangka mengevaluasi maupun mengontrol perilaku pemerintah dan program serta kebijakan yang dihasilkannya. Pemilu dalam kaitan ini merupakan mekanisme demokratis bagi rakyat untuk duduk dalam pemerintahan maupun lembaga legislatif. c. Pemilu sebagai mekanisme bagi pergantian atau sirkulasi elit penguasa. Keterkaitan Pemilu dalam sirkulasi elit didasarkan pada asumsi bahwa elit berasal dari dan bertugas mewakili masyarakat luas. Dalam kaitan ini 34 35
A. Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007) h. 147. H. Akhmad Muqowam, UU PARPOL & UU PEMILU, (Jakarta: T.pn., 2008), h. 74.
40
Pemilu merupakan sarana dan jalur langsung untuk mencapai posisi elit penguasa. Dengan begitu maka Pemilu diharapkan bisa berlangsung pergantian atau sirkulasi elit penguasa secara kompetitif dan demokratis d. Sebagai sarana pendidikan politik bagi rakyat. Pemilu merupakan salah satu bentuk pendidikan politik bagi rakyat yang bersifat langsung, umum, bebas, dan rahasia. Yang diharapkan bisa mencerdaskan pemahaman politik dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai demokrasi.36 4. Asas Pemilu Asas Pemilu yatiu: a. Berkala (teratur). Bahwa pemilihan umum itu dilaksanakan secara teratur sesuai dengan konstitusi dan ketentuan yang diatur oleh negara bersangkutan. b. Langsung. Pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara dalam memilih wakil-wakil yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat dan di pemerintahan. c. Umum. Pemilihan umum diikuti oleh setiap orang yang sudah memenuhi syarat. d. Bebas. Maksudnya dalam memberikan suaranya, si pemilih tidak ada tekanan dari pihak manapun yang memungkinkan dia memberikan suara tidak sesuai dengan hati nuraninya. Dia benar-benar bebas dalam menentukan pilihannya.
36
Syamsudin Haris, Menggugat Pemilihan Umum Orde Baru, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998), h. 8.
41
e. Rahasia. Artinya kerahasiaan pemberi suara atas calon atau organisasi atau partai peserta pemilihan umum yang dipilihnya tidak akan diketahui oleh siapapun, termasuk panitia pemungutan suara. Sehingga pemilih bebas dari ketakutan atau ancaman dari pihak manapun dalam memberikan suaranya dan setelah dia memberi suaranya. f. Jujur. Maksudnya adalah tidak boleh terjadi kecurangan-kecurangan dalam pemilihan umum tersebut. Baik oleh penyelenggara yang memanipulasikan suara-suara untuk kepentingan partai/organisai tertentu, atau oleh organisasi/partai peserta pemilihan umum yang berbuat kecurangan-kecurangan dengan memberikan informasi tentang dirinya yang mungkin belum berhak memilih tetapi sudah memperoleh keterangan yang menyatakan ia berhak memilih. g. Adil. Dalam penyelenggaraan pemilihan umum setiap pemilihan dan partai politik peserta pemilihan umum mendapatkan perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun.37 5. Tipe-Tipe Sistem Pemilu Umumnya anggota partai politik duduk dilembaga perwakilan melalui pemilihan umum, tetapi karena ada kelompok fungsional dalam masyarakat yang dibutuhkan duduk di lembaga perwakilan maka dikenal cara pengangkatan atau penunjukkan oleh organisasi fungsionalnya atau perwakilan etnis atau daerah. Sehubungan dengan itu cara yang bisa dianut untuk mengisi keanggotaan lembaga perwakilan menurut G.Y. Wolhoff, yaitu melalui pengangkatan (penunjukkan)
37
Ibid, h. 311-312.
42
biasa disebut sistem pemilihan organis dan pemiihan umum biasa disebut sistem pemilihan mekanis.38 Berikut ini akan peneliti jelaskan tipe-tipe sistem Pemilu: a. Sistem Pemilihan Organis Dalam sistem pemilihan organis ini pertain-partai/organisasi politik tidak perlu dikembangkan, karena pemilihan diselenggarakan dan dipimpin oleh setiap persekutuan hidup dalam lingkungan sendiri. Badan perwakilan menurut sistem organisme ini berifat badan perwakilan kepentingan-keprntingan khusus persekutuan hidup yang biasa disebut dewan korporatif. b. Sistem Pemilihan Mekanis Dalam
sistem
mekanisme,
partai-partai/organisasi
politik
mengorganisir pemilih-pemilih dan di sini partai-partai politik berkembang baik menurut sistem satu partai, dua partai atau multi partai. Lembaga perwakilan rakyat yang terbentuk bersifat leaga perwakilan kepentingan rakyat seluruhnya atau menghasilakan parlemen atau dalam lembaga perwakilan dengan satu kamar disebut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). c. Sistem Distrik Sistem distrik biasa disebut juga sistem pemilihan mayoritas atau single-member constituency. Sistem pemilihan distrik adalah suatu sistem pemilihan umum di mana wilayah suatu negara yang menyelenggarakan pemilihan untuk memilih wakil di parlemen, dibagi 38
Ibid, h. 314.
43
atas distrik-distrik pemilihan yang jumlahnya sama dengan kursi yang tersedia di parlemen, dan setiap ditrik memilih hanya satu wakil untuk duduk di parlemen dari sekian calon untuk distrik tersebut, yaitu yang memperoleh
suara
terbanyak
(mayoritas)
dalam
pemilihan
bersangkutan. d. Sistem Pemilihan Mayoritas-Plularitas Pada intinya, sistem mayoritas dilihat sebagai kompromi oleh kelompok yang ingin melakukan peningkatan terhadap sistem distrik tetapi tidak menyukai sistem proporsional. e. Sistem Representasi Proporsional Sistem ini biasa disebuut juga sebagai sistem pemilihan multimember constituency atau sistem perwakilan berimbang, dengan menggunakan distrik-distrik wakil majemuk, jumlah wakil yang terpilih untuk suatu distrik ditentukan oleh presentase suara sah yang diraih oleh partai atau kendidat peserta Pemilu dalam distrik tersebut.
BAB III GAMBARAN UMUM DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PPP KABUPATEN TEGAL & KABUPATEN TEGAL PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 A. Sejarah dan Pembentukan DPC PPP Kabupaten Tegal
Partai Persatuan Pembagunan (PPP) secara nasional didirikan pada tanggal 5 Januari 1973, sebagai hasil fusi politik empat partai Islam, Partai Nadhlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Islam Perti.1
PPP didirikan oleh lima deklarator yang merupakan pimpinan empat Partai Islam peserta Pemilu 1971 dan seorang ketua kelompok Persatuan Pembangunan, semacam fraksi empat partai Islam di DPR. Para deklarator itu adalah KH Idham Chalid, Ketua Umum PB Nadhlatul Ulama, H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH Ketua Umum Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), H. Anwar Tjokroaminoto, Ketua Umum PSII, H. Rusli Halil Ketua Umum Partai Islam Perti dan H. Mayskur, Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di Fraksi DPR.2
Sedangkan di Kabupaten Tegal, PPP berdiri setelah mendapatkan instruksi dari pimpinan pusat PPP, dan diprakarsai oleh para tokoh masyarakat dan ulama’, adalah Kyai Muhgni, Kyai Usman Zahid, Kyai Miftah, KH Zainal Arifin,
1
Tubagus Fahmi, Pasang Surut Partai Persatuan Pembangunan , (Tegal: DPC PPP KAB Tegal, 2006), h. 16. 2 Ibid, h. 16.
44
45
sedangkan tokoh dari H. Qosim Tafsir dan Agus Fatah, sedangkan Ketua Umum pertama DPC PPP Kabupaten Tegal adalah H. Qosim Tafsir.3
B. Visi dan Misi DPC PPP Kabupaten Tegal Secara umum dasar pemikiran visi dan misi DPC PPP Kabupaten Tegal sama dengan visi dan misi Dewan Pimipinan Pusat (DPP) PPP.
1. Visi PPP
Berdasarkan sejarah perjuangan dan jati diri di atas, maka visi PPP adalah "Terwujudnya masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT dan negara Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, bermoral, demokratis, tegaknya supremasi hukum, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), serta menjunjung tinggi harkat-martabat kemanusiaan dan keadilan sosial yang berlandaskan kepada nilai-nilai keislaman".4
2. Misi PPP a.
PPP berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan membina manusia dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, meningkatkan mutu kehidupan beragama, mengembangkan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim).Dengan demikian PPP
mencegah
berkembangnya
faham
atheisme,
komunisme/marxisme/leninisme, serta sekularisme, dan pendangkalan agama dalam kehidupan bangsa Indonesia. 3
Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi, Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal, Tegal, 06 Maret 2011. 4 Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal Masa Bakti 2005-2010, h. 3.
46
b. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sesuai harkat dan martabatnya dengan memperhatikan nilai-nilai agama terutama nilai-nilai ajaran Islam, dengan mengembangkan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia).
Dengan
demikian
PPP
mencegah
dan
menentang
berkembangnya neo-feodalisme, faham-faham yang melecehkan martabat manusia, proses dehumanisasi, diskriminasi, dan budaya kekerasan. c. PPP
berkhidmat
untuk
berjuang
memelihara
rasa
aman,
mempertahankan dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dengan
mengembangkan
ukhuwah
wathaniyah
(persaudaraan
sebangsa). Dengan demikian PPP mencegah dan menentang proses disintegrasi, perpecahan dan konflik sosial yang membahayakan keutuhan bangsa Indonesia yang ber-bhineka tunggal ika. d. PPP berkhidmat untuk berjuang melaksanakan dan mengembangkan kehidupan politik yang mencerminkan demokrasi dan kedaulatan rakyat yang sejati dengan prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat. Dengan demikian PPP mencegah dan menentang setiap bentuk otoritarianisme, fasisme, kediktatoran, hegemoni, serta kesewenang-wenangan yang mendzalimi rakyat. e. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan berbagai upaya dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridlai oleh Allah SWT, baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Dengan demikian PPP mencegah berbagai bentuk kesenjangan sosial, kesenjangan ekonomi,
47
kesenjangan budaya, pola kehidupan yang konsumeristis, materialistis, permisif, dan hedonistis di tengah-tengah kehidupan rakyat banyak yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.5 C. Prinsip Perjuangan DPC PPP Kabupaten Tegal
Prinsip perjuangan PPP Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Ibadah PPP senantiasa berupaya mendasari perjuangannya dengan prinsip ibadah, dalam arti yang seluas-luasnya yaitu untuk mencapai keridhaan Allah SWT. Oleh karena itu, seluruh kegiatan berpolitik jajaran partai adalah merupakan keterpanggilan untuk beribadah. 2. Prinsip Amar Ma`Ruf Nahi Munkar
PPP mendasarkan perjuangannya atas prinsip menyeru dan mendorong melaksanakan segala perbuatan yang baik serta mencegah segala perbuatan yang tercela (munkar). Prinsip ini juga melandasi segala landasan perjuangan dalam melaksanakan
fungsi
untuk
menyerap,
menampung,
menyalurkan,
memperjuangkan dan membela aspirasi rakyat dan melaksanakan pengawasan atau kontrol sosial. Dengan prinsip ini partai berusaha untuk mendorong budaya kritis dalam kehidupan masyarakat keseluruhan sehingga tidak terjadi political decay (pembusukan politik) yang mengakibatkan kemungkaran yang lebih jauh oleh sikap tatanan masyarakat secara keseluruhan. Prinsip ini juga menumbuhkan keberanian dalam menegakkan kebenaran.
5
Ibid, h. 3-4.
48
3. Prinsip Kebenaran, Kejujuran dan Keadilan
Perjuangan PPP selalu didasarkan pada penegakan dan pembelaan prinsip kebenaran dalam kehidupan bermasyarakat. Perjuangan partai mengarah pada perlawanan terhadap kebatilan karena kebenaran berhadapan secara diametral dengan kebatilan. Meskipun begitu kebenaran yang mutlak hanya Allah SWT yang Maha Benar. Karena itu sepanjang kebenaran itu masih bersifat manusiawi kebenaran itu bukanlah monopoli siapapun. Sementara itu, Prinsip kejujuran atau amanah bersifat sentral dan esensial dalam perjuangan PPP. Dengan prinsip kejujuran ini perjuangan dalam bentuk apapun akan menjamin tegaknya saling pengertian, keharmonisan, keserasian dan ketenteraman. Prinsip kejujuran merupakan penunaian amanah dan kepercayaan rakyat yang perlu terus dijaga sehingga terhindar dari perbuatan yang menghianati amanah rakyat. PPP juga akan terus mempertahankan prinsip keadilan di dalam setiap gerak langkah perjuangannya. Tegaknya keadilan (justice) adalah essensial dalam kehidpan masyarakat, bangsa dan negara. Dengan prinsip keadilan maka segala aturan dapat terlaksana dan berjalan baik sehingga menimbulkan keharmonisan, keselarasan, keseimbanan, ketenteraman dan sekaligus akan menghilangkan kedzaliman, kesenjangan, keresahan, dan konflik.
4. Prinsip Musyawarah
PPP berpendirian bahwa musyawarah untuk mencapai mufakat merupakan dasar dalam proses pengambilan keputusan. Dengan musyawarah dapat dipelihara sikap saling pengertian, saling menghargai dan menjamin kemantapan hasilnya serta menumbuhkan tanggung jawab bersama sehingga demokrasi yang sejati
49
dapat terwujud dengan baik dan nyata. Disamping itu keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Allah SWT. Apabila dengan musyawarah tidak dicapai mufakat maka tidak tertutup kemungkinan pengambilan keputusan ditempuh dengan suara terbanyak dengan mencegah munculnya diktator mayoritas.
5. Prinsip Persamaan, Kebersamaan dan Persatuan
PPP mendasarkan perjuangan atas dasar prinsip persamaan derajat manusia di hadapan Allah SWT. Ini adalah keyakinan yang mendasar, yang dapat memberikan motivasi perjuangan kepada seluruh jajaran partai sehingga terhindar dari bahaya kultur individu dan neo-feodalisme yang dapat memerosotkan kualitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. PPP berjuang untuk mengembangkan nilai-nilai kebersamaan dalam memikul beban dan tanggung jawab kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan secara proporsional sehingga terhindar dari dominasi, perasaan ditinggalkan, dan dikucilkan. Disamping itu, perjuangan PPP juga didasarkan atas prinsip menegakkan dan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga terhindar dari bahaya disintegrasi dan perpecahan.
6. Prinsip Istiqomah
PPP menjadikan prinsip istiqomah atau konsisten sebagai prinsip perjuangan. Artinya, PPP sebagai institusi dan kader-kadernya harus gigih, kokoh, terguh pendirian dan selalu konsisten dalam memperjuangkan aspirasi rakyat berdasarkan nilai-nilai kebenaran. Atas dasar istiqomah sebagai nilai-nilai dasar
50
perjuangan partai, maka keberhasilan akan dapat ditegakkan dan kemantapan dalam perjuangan partai dalam konteks perjuangan bangsa untuk mencapai citacita nasional.6
D. Struktur kepengurusan DPC PPP Kabupaten Tegal
Berdasarkan surat keputusan dari DPW PPP Jawa Tengah maka susunan personalia dan pengurus harian Dewan Pimpinan Cabang, pimpinan majelis pertimbangan Dewan Pimpinan Cabang dan pimpinan majelis pakar Dewan Pimpinan Cabang Partai Pesatuan Pembangunan Kabupaten Tegal masa bhakti 2010-2015 adalah sebagai berikut: TABEL 1 Susunan dan Personalia Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Tegal Masa Bhakti 20102015 NAMA H. Ahmad Tubagus Fahmi, SH Masdar Helmi, S.Pd HA. Muzaeni Titin Mar’atin Dasuki Mustofa H. Susneri A. Ghufroni Salim Noval Shaleh Ma’adah Eko mahendra, S.Sos Muatif, SQ Mufasirin Miftah H. Imamudin, Lc Husni Iskandar, SE H. Saefulloh Kustika Dewi Ristanti
JABATAN Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris Wakil Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Wakil Bendahara Wakil Bendahara
Sumber: Surat keputusan DPW PPP Jawa Tengah
6
DPC PPP Jakarta Barat “Sejarah PPP dalam Lintasan Perpolitikan Nasional” diakses Pada Tanggal 31 Desember 2010dari http://www.ppp-jakbar.org.
51
TABEL 2 Susunan dan Personalia Pimpinan Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Tegal Masa Bhakti 2010-2015 NAMA KH. Nurcholis K. Ramedhon Ustd. Zaenudin K. Saprudin KH. Sayidi Hisbullah Ustd H. Ramedlon H. Farikhin MS
JABATAN Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua
Sumber: Surat keputusan DPW PPP Jawa Tengah TABEL 3 Susunan dan Personalia Pimpinan Majelis Pakar Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Tegal Masa Bhakti 2010-2015 NAMA Surip Manis, BE Hj. Maryammeni, SH Zaenal Arifin Safawi Slamet Riyadi Mohammad Kholik
JABATAN Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Sekretaris
Sumber: Surat keputusan DPW PPP Jawa Tengah E. Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) PPP Kabupaten Tegal Untuk menangani persiapan Pemilu legislatif 2009 PPP Kabupaten Tegal memmbentuk tim sukses yang disebut dengan Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L). LP2L ini beranggotakan tiga orang yang diambil dari pengurus harian DPC PPP Kabupaten Tegal. Berikut adalah nama-nama pengurus LP2L PPP Kabupaten Tegal.
52
TABEL 4 Susunan Pengurus Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) PPP Kabupaten Tegal NAMA Masdar Helmi, S.Pd H. Ahmad Tubagus Fahmi, SH Maftuhi
JABATAN Ketua Anggota Anggota
Sumber: wawancara pribadi dengan Masdar Helmi
Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif ini dibentuk tentunya mempunyai fungsi dan tugas, berikut adalah fungsi LP2L PPP Kabupaten Tegal: 1. Menyusun program pemenangan Pemilu legislatif. 2. Menyusun anggaran pemenangan Pemilu legislatif. 3. Menyusun mekanisme rekruietmen calon anggota legislatif. 4. Menyusun pedoman dan materi kampanye Pemilu meliputi pelatihan juru kampanye, pelatihan saksi, dll. 5. Sosialisasi program pemenangan Pemilu legislatif. 6. Menyusun jadwal kampanye. 7. Mengevaluasi pasca Pemilu legislatif7. F. Kabupaten Tegal pada Pemilu Legislatif 2009 Jumlah penduduk Kabupaten Tegal pada tahun 2009 mencapai 1.420.760 orang dengan spesifikasi sebagai berikut laki-laki : 709.872 / 49,96% dan perempuan : 710.888 / 50.04%. Sedangkan jumlah hak pilih pada Pemilu legislatif 2009 adalah 793.152 orang, akan tetapi hanya 608.325 pemilih yang
7
Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal Masa Bakti 2005-2010, h. 17-18.
53
menggunakan hak pilihnya pada Pemilu legislatif 2009.8 Berikut adalah hasil perolehan suara partai-partai peserta Pemilu legislatif 2009 di Kabupaten Tegal akan peneliti uraikan sebagai berikut: TABEL 5 NO 1 2 3
NAMA PARTAI PARTAI HATI NURANI RAKYAT PARTAI KARYA PEDULI BANGSA PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA PARTAI PEDULI RAKYAT NASIONAL PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA PARTAI BARISAN NASIONAL PRTAI KEADILAN PERSATUAN INDONESIA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA PARTAI AMANAT NASIONAL PARTAI PERJUANGAN INDONESIA BARU PARTAI KEDAULATAN PARTAI PERSATUAN DAERAH PARTAI KEBANGKITAN BANGSA PARTAI PEMUDA NDONESIA PARTAI NASIONAL INDONESIA MARHAENISME PARTAI DEMOKRASI PEMBARUAN PARTAI KARYA PERJUANGAN PARTAI MATAHARI BANGSA PARTAI PENEGAK DEMOKRASI INDONESIA PARTAI DEMOKRASI KEBANGSAAN PARTAI REPUBLIKA NUSANTARA PARTAI PELOPOR PARTAI GOLONGAN KARYA PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN PARTAI DAMAI SEJAHTERA PARTAI NASIONAL BENTENG KERAKYATAN INDONESIA PARTAI BULAN BINTANG PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN PARTAI BINTANG REFORMASI
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 8
SUARA SAH 18.578 12.373 42.646
JUMLAH KURSI 1 0 0
7.241
0
21.642
1
1.079 961
0 0
48.136 43.317 0
5 5 0
504 226 108.961 0 812
0 0 8 0 0
7.895
0
0 2.570 473
0 0 0
322
0
0 56 57.712 31.288
0 0 6 3
0 174
0 0
5.748 143.817
0 13
6.237
0
Pemerintah Kabupaten Tegal, “ Profile Kabupaten Tegal”, diakses Pada Tanggal 30 Mei 2011dari http://www.kabtegal.co.id.
54
30 31 32 33 34 41 42 43 44
PARTAI PATRIOT PARTAI DEMOKRAT PARTAI KASIH DEMOKRASI INDONESIA PARTAI INDONESIA SEJAHTERA PARTAI KEBANGKITAN NASIONAL ULAMA PARTAI MERDEKA PARTAI PERSATUAN NAHDLATUL ULAMA PARTAI SERIKAT INDONESIA PARTAI BURUH JUMLAH
167 58.683 0
0 6 0
789 14.308
0 0
0 634
0 1
0 11.003 608.362
0 1 50
Sumber: Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tegal
BAB IV ANALISIS dan HASIL TEMUAN
A. Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Pada Pemilu Legislatif 2009 Strategi
komunikasi
politik
dalam menghadapi
Pemilu
legislatif
merupakan perencanaan yang cermat yang disusun dan dilaksanakan oleh tim sukses yang memiliki tujuan mencapai kemenangan atas sasaran yang ditentukan dalam Pemilu. Sasaran merupakan apa yang ingin dicapai oleh tim kampanye dalam hal ini adalah target dukungan pemilihan yang diwujudkan dalam pemberian suara kepada partai politik tersebut. Strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal bertujuan untuk mempertahankan konstituen lama dan mendapatkan konstituen baru, dalam hal ini PPP Kabupaten Tegal melakukan strategi komunikasi politik menurut segmentasi pemilih, segmentasi pemilih ini menurut Smiht dan Hirst yang dikutip oleh Firmanzah berguna untuk : 1. Membantu identifikasi kepentingan dan tujuan politik masing-masing masyarakat. 2. Membantu partai politik untuk lebih meningkatkan ketetapan program kerja dan isu politik di setiap kelompok masyarakat. 3. Membantu organisasi politik dalam mengembangkan program komunikasi politik. Mengingat masing-masing kelompok masyarakat memiliki cara berpikir yang berbeda.
55
56
4. Membantu dalam analisis atas persaingan politik, melihat jumlah yang ada di setiap segmen akan membantu organisasi politik bersangkutan dalam menghitung probabilitas untuk menang atau kalah. 5. Membantu
organisasi
politik
untuk
mengembangkan
program
marketing politik yng lebih tepat sasaran dan komprehensif.1 Dalam hal ini PPP Kabupaten Tegal menggunakan metode segmentasi pemilih Demografi yakni, konsumen politik yang dapat dibedakan berdasarkan umur, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan dan kelas sosial.2 Namun dilihat dari segi prakteknya PPP Kabupaten Tegal hanya membedakan pemilih berdasarkan usia dalam menjalankan strategi komunikasi politiknya, berikut adalah langkah-langkah strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal dalam menarik simpati pemilih dari kalangan pemuda dan orang tua. 1. Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Untuk Kalangan Pemuda Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh PPP Kabupaten Tegal dalam rangka menggaet pemilih dari kalangan pemuda. a. Melakukan audiensi dengan Ikatan Pemuda Pemudi Nahdlatul Ulama (IPPNU) pada tanggal 5 Mei 2007, bertempat di kantor DPC PPP Kabupaten Tegal. b. Lomba Nyanyi bareng PETIGA yang bertempat Radio Citra Pertiwi FM pada tanggal 1 Maret 2008, lomba nyanyi ini diadakan untuk masyarakat umum. 1 2
Firmanzah, Mengelola Partai Politik, (Jakarta: Pustaka Obor Indonesia, 2011), h. 160. Ibid, h. 161.
57
c. Motor Wisata PPP dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2008, diikuti oleh 2000 peserta dengan hadiah utama 1unit sepeda motor.3 Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk menggaet pemilih dari kalangan pemuda seperti yang diungkapkan oleh Masdar Helmi selaku ketua Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) PPP Kabupaten Tegal: “……..kita banyak mengadakan kegiatan-kegiatan yang memang kita sasarannya kaum muda seperti motor wisata PPP, dan hadiahnya juga motor, dan hadiah lainnya yang nilainya hampir 50 jutaan, kemudian ada lomba nyanyi bareng, nah itukan tujuan kita untuk merekrut kaum-kaum muda”4 Kegiatan-kegiatan tersebutpun ikut dirasakan oleh beberapa kader muda PPP Kabupaten Tegal, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ali Mahmudi: “......dalam hal untuk membaur dengan masyarakat jaman sekarang yaitu kegiatan sepeda santai, wisata motor itukan termasuk juga kegiatan yang dilakukan untuk mendongkrak peningkatan suara PPP, dengan hadiah yang cukup besar, itukan sudah menjadi bukti bahwa dari DPC sangat ingin sekali suara PPP itu bisa menang.”5 2. Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Untuk Kalangan Pemilih Orang Tua Untuk menggaet dukungan dari pemilih kalangan orang tua PPP Kabupaten Tegal melakukan strategi komunikasi politik dengan membangun komunikasi dan silaturahmi dengan tokoh masyarakat, ulama’, pondok pesantren dan majelis taklim. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Tubagus Fahmi selaku Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal sebagai berikut: 3
Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal, h. 9. Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi ketua LP2L PPP Kabupaten Tegal, Tegal, 09 Maret 2011. 5 Wawancara Pribadi dengan Ali Mahmudi kader PPP Kabupaten Tegal, Tegal, 06 Maret 2011. 4
58
“Kami menjalin komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat sperti kyai, tokoh masyarakat, ulama, pimpinan pondok pesantren, pimpinan majelis ta’lim, karena memang PPP basisnya itu”6 Kalimat yang samapun diungkapkan oleh Masdar Helmi: “.........di samping itu juga kita tetap menggunakan komunikasi melalui para tokoh masyarakat dan ulama’ untuk ulamanya kita menggunakan ulama’ lokal Ya karena memang basic kita kan hampir dari partai-partai Islam atau yang berbasis massa Islam itukan peran tokoh sangat tinggi, Tapi khususnya tokoh2 tua yah”7. Untuk keterangan lebih lanjut tentang siapa saja tokoh-tokoh masyarakat, ulama’, pondok pesantren dan majelis taklim yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada pada Pemilu legislatif 2009 akan peneliti uraikan pada sub-bab berikutnya. 3. Saluran-Saluran Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009 Pada Pemilu legislatif 2009, PPP Kabupaten Tegal menggunakan 3 dari 5 saluran-saluran komunikasi politik yang ada. a. Saluran Komunikasi Politik Struktur Tradisional Saluran komunikasi politik struktur sosial tradisional, yaitu dimana arus komunikasi yang ditentukan oleh posisi sosial pihak yang berkomunikasi,8 dalam hal ini PPP Kabupaten Tegal, membangun komunikasi dan silaturahmi dengan tokoh masyarakat, ulama’, pondok pesantren dan majelis taklim.
6
Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal, Tegal, 06 Maret 2011. 7 Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi. 8 Gun Gun Heryanto, Hand Out Perkuliahan Mata Kuliah Komunikasi Politik, Materi-4, h. 5.
59
Berikut adalah tokoh-tokoh masyarakat dan ulama’ yang menjadi saluran komunikasi politik struktur sosial tradisional oleh PPP Kabupaten Tegal berdasarkan masing-masing daerah pilihan (Dapil) Pada Pemilu Legislatif 2009 : 1) Dapil 1 (meliputi Kecamatan Slawi, Kecamatan Lebaksiu, Kecamatan Dukuhwaru). TABEL 6 NAMA TOKOH Ustadz Solehudin H Susneri Khariri Kyai Nashori H Abdul Qodir
WILAYAH Kecamatan Slawi Kecamatan Lebaksiu Kecamatan Lebaksiu Kecamatan Dukuhwaru
Sumber: Wawancara pribadi dengan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Tegal 2) Dapil 2 (meliputi Kecamatan Pangkah, Kecamatan
Tarub, Kecamatan
Kedung Banteng). TABEL 7 NAMA HJ Maesaroh, Ustadz H Ramedlon KH Abdullah Nawawi Kyai Hariri
WILAYAH Kecamatan Pangkah Kecamatan Pangkah Kecamatan Tarub Kecamatan Kedung Banteng
Sumber: Wawancara pribadi dengan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Tegal 3) Dapil 3 (meliputi wilayah Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Bojong, Kecamatan Buijawa). TABEL 8 NAMA Ustadz Toyfur KH Tahril KH Muhyidin KH Masruri KH Rifai
WILAYAH Kecamatan Jatinegara Kecamatan Bumijawa Kecamatan Bumijawa Kecamatan Bojong Kecamatan Bojong
Sumber: Wawancara pribadi dengan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Tegal
60
4) Dapil 4 (meliputi wilayah, Kecamatan Balapulang, Kecamatan Margasari, Kecamatan Pagerbarang). TABEL 9 NAMA KH Nurkholis Kyai Zenudin Kyai Sayyidi Ibu Titin Mar’atin Kyai Solikhun
WILAYAH Kecamatan Balapulang Kecamatan Margasari Kecamatan Margasari Kecamatan Pagerbarang Kecamatan Pagerbarang
Sumber: Wawancara pribadi dengan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Tegal 5) Dapil 5 (meliputi Kecamatan Dukuhturi, Kecamatan Talang, dan Kecamatan Adiwerna) TABEL 10 NAMA HJ Chusnul Chotimah Ustadz Ahmad Zaeni Suratmi KH Chafidz Sueb Ustadz Masduki Ustadz Mufasirin KH Fathurrahman Kyai Romadhon H Farikhin
WILAYAH Kecamatan Dukuhturi Kecamatan Dukuhturi Kecamatan Dukuhturi Kecamatan Talang Kecamatan Talang Kecamatan Talang Kecamatan Talang Kecamatan Adiwerna Kecamatan Adiwerna
Sumber: Wawancara pribadi dengan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Tegal 6) Dapil 6 (meliputi wilayah Kecamatan Warureja, Kecamatan Suradadi, dan Kecamatan Kramat). TABEL 11 NAMA Ustadz Muttaqin Ustadz Dasuki H Solihin Kyai Safrudin KH Mashuri
WILAYAH Kecamatan Kramat Kecamatan Suradadi Kecamatan Suradadi Kecamatan Warureja Kecamatan Warureja
Sumber: Wawancara pribadi dengan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Tegal
61
Di samping saluran komunikasi politik melalui para tokoh masyarakat dan ulama’, PPP Kabupaten Tegal juga menggunakan saluran komunikasi politik dengan berbagai Pondok Pesantren dan Majelis Ta’lim yang ada di Kabupaten Tegal, Berikut adalah Pondok Pesantren dan Majelis Ta’lim yang menjadi saluran komunikasi politik PPP Kabupaten Tegal Pada Pemilu legislatif 2009. TABEL 12 NAMA Majelis Dzikir Dzikrul Ghofilin Majelis Ta’lim Miftahul Afkar Majelis Ta’lim Musyarofah Majelis Ta’lim Husnul Hotimah Pondok Pesantren Attauhidiyyah Pondok Pesantren Nurul Hikmah
WILAYAH Se-Kabupaten Tegal Kecamatan Warureja Kecamatan Dukuhturi Kecamatan Dukuhturi Kecamatan Bojong Kecamatan Bumijawa
Sumber: Wawancara pribadi dengan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Tegal b. Saluran Komunikasi Politik Input Saluran komunikasi politik input, yakni saluran yang memanfaatkan berbagai pihak yang biasanya memberikan masukan (input) politik.9 Dalam konteks ini PPP Kabupaten Tegal menjalin komunikasi dengan berbagai Ormas di antaranya PC Nahdlatul Ulama Kabupaten Tegal, dan IPPNU Kabupaten Tegal.10 Hal ini dibuktikan dengan adanya pertemuan yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal dengan MWC IPPNU pada tanggal 5 Mei 2007. c. Saluran Komunikasi Politik Melalui Media Massa Saluran Komunikasi Politik media massa, dalam hal ini PPP Kabupaten Tegal mengekspos kegiatan-kegiatan dan program-program mereka melalui media
9
Ibid, h. 6. Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal, h. 9.
10
62
massa lokal seperti Radar Tegal dan media massa tingkat propinsi seperti Suara Merdeka. Seperti yang di ungkapkan oleh Masdar Helmi: “Untuk saluran komunikasi poiltiknya kita berimbang, kita terus mengekspos baik di media lokal maupun media tingkat propinsi seperti radar, bahkan di media lokal seperti radar dan nirmala bisa seminggu dua kali.”11 Beragam strategi komunikasi politik yang dilakukan DPC PPP Kabupaten Tegal adalah sebuah bentuk ikhtiar untuk menjaga performa komunikatif mereka, dan diharapkan dapat terus menjaga eksistensi PPP Kabupaten Tegal ditengah kerasnya persaingan partai dan munculnya banyak partai politik baru pada Pemilu legislatif 2009. B. Kelemahan dan Kelebihan Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Pada Pemilu Legislatif 2009 PPP Kabupaten Tegal dalam melaksanakan strategi komunikasi politiknya, tentu terdapat kelemahan dan kelebihan dari strategi komunikasi politik tersebut. Berikut adalah kelemahan dan kelebihan strategi komunikasi politik yang digunakan PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009: 1. Kelemahan Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu Legislatif 2009 Kelemahan dari strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal adalah: a. Terlalu Mengandalkan Tokoh Pada Pemilu legislatif 2009 PPP Kabupaten Tegal terlalu mengandalkan tokoh-tokoh yang dijadikan saluran komunikasi politik oleh PPP Kabupaten 11
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi.
63
Tegal, karena ada dari sebagian tokoh-tokoh tersebut juga didekati oleh partai lain sehingga mereka menjadi setengah-setengah dalam memberikan dukungannya kepada PPP, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Masdar Helmi kepada peneiliti: “Kalau kelemahan saya kira ada pada figure centrisnya, kita terlalu percaya pada figure centrisnya, ya kalau kita lihat kita harus pecaya pada tokoh-tokoh yang kita dekati, namun ternyata ya itu tadi kelemahannya ya kita hanya mengandalkan tokoh-tokoh itu, soalnya tokoh-tokoh itu juga didekati oleh partai lain yang mungkin memberikan kontribusi yang lebih besar kepada mereka”12 b. Keterbatasan Dana Kelemahan lain yang dirasakan oleh PPP Kabupaten Tegal adalah terbatasnya dana yang dimiliki oleh PPP Kabupaten Tegal, sehingga dalam mengimplementasikan strategi-strategi yang telah disusun oleh PPP Kabupaten Tegal dilakukan secara tidak maksimal, hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Masdar Helmi: “…..lalu kelemahan lainnya itu kita minim dana yah, ya kalau dibandingkan dengan partai lain, PPP itu termasuk partai yang kekurangan dana untuk menjalankan strategi-strategi yang sudah kita susun.”13 c. Pencalonan Caleg yang Bukan Berasal dari Daerah Sendiri Kelemahan selanjutnya yaitu banyak dari caleg PPP yang tidak mencalonkan dirinya di daerah caleg tersebut, maksudnya adalah caleg tersebut mencalonkan dirinya di daerah/wilayah yang bukan domisili caleg tersebut, ini mengakibatkan para pemilih lebih memilih caleg yang berasal dari partai lain namun berasal dari daerah tersebut, hal ini juga dikatakan oleh Masdar Helmi:
12 13
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi. Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi.
64
“……kemudian hampir setiap calon yang di Dapil yang bukan daerahnya sendiri kalah dengan calon lain yang berasal dari daerah Dapil tersebut, meskipun di Dapil tersebut pada awalnya adalah basis PPP, ya bisa dikatakan sentimen kedaerahanlah”14 d. Tidak Adanya Pemetaan Strategi Komunikasi Politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal ditiap Dapil PPP Kabupaten Tegal menyamaratakan semua strategi komunikasi politik yang digunakan pada setiap daerah pemilihan (Dapil), hal ini membuat PPP Kabupaten Tegal tidak mengetahui potensi-potensi yang ada ataupun prediksi perolehan suara di setiap Dapilnya, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Masdar Helmi: “.......dan kelemahan lainnya ya kami tidak melakukan pemetaan untuk implementasi strategi tersebut, jadi kami tidak tahu potensi-potensi yang ada di tiap Dapil, dan kita juga tidak dapat memprediksi perolehan suara kami di tiap Dapilnya.”15 2. Kelebihan Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Pada Pemilu Legislatif 2009 Sedangkan untuk kelebihan dari strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009 adalah seluruh pengurus DPC PPP Kabupaten Tegal bekerja secara maksimal dalam mengimplementasikan strategi-strategi yang disusun oleh Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) PPP Kabupaten Tegal, hal ini di ungkapkan oleh Masdar Helmi kepada peneliti:
14 15
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi. Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi.
65
“…sedangkan untuk kelebihannya ya menurut saya ya seluruh jajaran kepengurusan dari tingkat DPC sampai ranting, bekerja cukup maksimal yah”16 C. Penyebab Penurunan Suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu 2009 Penurunan perolehan suara yang dialami PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009 cukup signifikan. Pada tahun 2004 PPP Kabupaten Tegal memperoleh suara hingga 7,74%, namun pada Pemilu legislatif PPP Kabupaten Tegal hanya memperoleh 5,2% pada Pemilu legislatif 2009.17 Bahkan perolehan suara pada Pemilu legislatif 2009 sangat jauh dari perolehan suara yang ditargetkan oleh PPP Kabupaten Tegal, target perolehan suara pada Pemilu legislatif 2009 adalah 8%.18 Padahal PPP Kabupaten Tegal telah berupaya untuk merebut simpati masyarakat. Beragam agenda kegiatan dan program kerja sudah dijalankan untuk memberikan stimulan kepada mayarakat agar terpanggil untuk memilih PPP. Berikut adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab penurunan perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009: 1. Munculnya Partai-Partai Baru yang Mengatasnamakan Ormas Islam Banyak munculnya partai baru mengakibatkan pemilih menjadi lebih banyak pilihan, apalagi partai-partai baru tersebut mengatas namakan dari berbagai Ormas Islam, yang selama ini menjadi sayap dari PPP. Karena dengan munculnya partai baru yang mengatas namakan berbasis Ormas Islam tersebut secara otomatis PPP merasa kehilangan pemilih yang berasal dari anggota OrmasOrmas tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Tubagus Fahmi,
16
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi. Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal, h. 17. 18 Ibid, h, 17. 17
66
“Faktor eksternal yang memengaruhi turunnya perolehan suara PPP di Kabupaten Tegal pada Pemilu 2009 yang lalu adalah dengan munculnya partai-partai baru yang menyebabkan masyarakat Kabupaten Tegal mempunyai banyak pilihan untuk memilih partai, dan juga partai-partai tersebut tersebut banyak yang mengatasnamakan basis ormas Islam tertentu, seperti PKB, PKNU yang berbasis NU, kemudian PAN, PMB yang berbasis massa Muhamadiyah dan PBB yang berbasis massa Masyumi. Ketiga ormas tersebut merupakan pilar utama konstituen PPP, dan ketika ada partai baru yang mengatasnamakan ketiga ormas tersebut, maka secara otomatis PPP merasa kehilangan sayapnya, karena ketiga ormas tersebut merupakan sayap-sayap yang selama ini di Pemilu-Pemilu yang lalu adalah sayap dari PPP”19 2. Berubahnya Orientasi Masyarakat (Pemilih) Selanjutnya penyebab lain penurunan perolehan suara PPP Kabupaten Tegal yaitu, sikap dan perilaku masyarakat yang cenderung mudah berubah secara mendadak, tejadinya pergeseran orientasi memilih dikalangan masyarakat, bahkan menurut Tubagus Fahmi orientasi pemilih pada saat ini dapat dibedakan menjadi tiga bagian; “Pemilih pragmatis maksudnya adalah pemilih akan memilih suatu partai ataupun calon kandidat ketika partai atau kandidat tersebut memberikan kontribusi yang besar baik untuk dirinya maupun golongannya, menurutnya pemilih ini memang sudah dari awal tidak mempunyai pilihan yang pasti, mereka akan memilih tergantung dari kontribusi yang diberikan kepada mereka. Pemilih pragmatis idealis, pemilih ini sejatinya adalah pemilih PPP akan tetapi jika PPP tidak dapat memberikan sesuatu yang berguna bagi dirinya maupun keompoknya mereka akan memilih partai lain yang dapat memberikan kontribusi untuk dirinya maupun kelompoknya. Pemilih idealis, pemilih ini adalah pemilih sejati PPP yang tidak bisa digoyahkan oleh suatu apapun.”20 Tentang kepragmatisan pemilih juga diungkapkan oleh Masdar Helmi: “kita orang-orang PPP itu tidak siap untuk “Money politic”, itu yang saya anggap ketidak siapannya ada di disitu, kita melihat begitu Karena pragmatisnya orang-orang atau pemilih 19 20
Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi. Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi.
67
sekarang karena ya kita melihat sekarang itu biasanya last minute”21 3. Berubahnya Aturan Pemilu dari Nomor Urut Caleg Menjadi Suara Terbanyak Penyebab lain turunnya perolehan suara PPP Kabupaten Tegal yaitu perubahan mendasar atas regulasi yang mengatur Pemilu legislatif 2009, perubahan aturan ini terjadi setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan uji materi dan membatalkan pasal 214 huruf a, b, c, d, dan e UU No 10 tahun 200822 yang berbunyi : Penetapan calon terpilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dari partai politik peserta Pemilu didasarkan pada perolehan kursi partai politik peserta Pemilu di suatu daerah pemilihan, dengan ketentuan: a. Calon
terpilih
anggota
DPR,
DPRD
provinsi,
dan
DPRD
kabupaten/kota ditetapkan berdasarkan calon yang memperoleh suara sekurang-kurangnya 30% dari bilangan pembagi pemilih (BPP), b. Dalam hal calon yang memenuhi ketentuan huruf a jumlahnya lebih banyak daripada jumlah kursi yang diperoleh partai plitik peserta Pemilu, maka kursi diberikan kepada calon yang memilki nomor urut lebih kecil di antara calon yang memenuhi ketentuan sekurangkurangnya 30% dari BPP,
21
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi. Dumadia, Keputusan Mahkamah Konstitusi Tentang Suara Terbanyak Pada Pemilu Legislatif 2009, diakses pada tanggal 1 Mei 2011 dari http://dumadia.wordpress.com. 22
68
c. Dalam hal terdapat dua calon atau lebih yang memenuhi ketentuan sekurang-kurangnya 30% dari BPP, kecuali bagi calon yang memperoleh suara 100% dari BPP, d. Dalam hal calon yang memenuhi ketentuan huruf a jumlahnya kurang dari jumlah kursi yang diperoleh partai politik peserta Pemilu, maka kursi yang belum terbagi diberkan kepada calon berdasarkan nomor urut, e. Dalam hal tidak ada calon yang memperoleh suara sekurangkurangnya 30% dari BPP, maka calon terpilih ditetapkan berdasarkan nomor urut.23 Akibat Peraturan tersebut diubah menjadi penetapan calon terpilih ditentukan oleh perolehan suara terbanyak, PPP Kabupaten Tegal mengalami kesulitan mengimplementasikan program sukses Pemilunya. Segala bentuk strategi komunikasi politik yang disusun rapi oleh Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) DPC PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu Legislatif 2009, mendadak tidak relevan lagi, para Calegpun merasa tidak siap dengan aturan baru tersebut. Maka kemudian yang terjadi adalah politik uang baik secara terselubung maupun terang-terangan. Menurut Faisal Basri seperti yang dikutip oleh Toni Andrianus dalam bukunya mengemukakan bahwa politik uang atau money politic adalah setiap pemberian bantuan, baik dalam bentuk uang maupun non-uang yang diduga atau patut diduga dapat mempengaruhi dalam pemilihan umum.24
23
Akhmad Muqowwam, UU PARPOL & UU PEMILU , (Jakarta: T.pn., 2008), h. 222 Toni Andrianus Pito, dkk., Mengenal Teori-Teori Politik, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2006) h. 283 24
69
PPP sebagai partai berasas Islam mengalami kegamangan menghadapi situasi seperti ini. Kader-kader PPP yang mencalonkan diri, sebagian ada yang mengikuti permainan perang uang, sebagian lagi memilih untuk merebut simpati masyarakat dengan menawarkan program-program unggulan yang akan diperjuangkan di parlemen jika terpilih, sebab mereka merasa bahwa politik uang sangatlah tidak pantas dilakukan oleh PPP yang berasaskan Islam, karena politik uang dapat dikategorikan sebagai riswah (suap) Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Tubagus Fahmi: “Faktor lain penyebab turunnya perolehan suara PPP yaitu diberlakukannya keputusan Mahkamah Konstitusi tentang perolehan suara terbanyak caleg dan tidak berpengaruhnya urutan nomor Caleg pada Pemilu legislatif 2009, ini mengakibatkan para caleg hanya mementingkan perolehan suaranya masing-masing, dari pada perolehan suara partai, nah pada kondisi seperti ini memungkinkan adanya money politic,pada kondisi seperti ini mengakibatkan caleg dari PPP tidak siap menghadapi Pemilu 2009. Kendala ini yang menjadikan para fungsionaris PPP tidak bisa mengikuti ritme politik saat ini. Karena memang ada kaidah-kaidah tertentu yang dijadikan pegangan oleh beberapa teman-teman, yaitu kaidah tentang riswah atau suap, memberikan sesuatu dengan imbalan akan dipilih, ini menurut para sesepuh partai tidak diperbolehkan, namun ada juga dari beberapa teman-teman yang melakuakn hal ini dengan tujuan ketika mereka mendapatkan kekuasaan akan di gunakan dengan sebaikbaiknya. Dalam kondisi yang seperti ini PPP ada di persimpangan jalan, di satu sisi PPP adalah partai Islam yang berpegang teguh pada syariat Islam, tapi kalau tidak seperti itu ya PPP tidak mendapatkan suara.”25 Hal ini pun dikemukakan oleh Masdar Helmi selaku Ketua LP2L PPP Kabupaten Tegal: “Bisa dikatakan mayoritas caleg itu tidak siap dengan aturan baru yang memang sudah berubah di tengah jalan yang awalnya memang pake nomor urut untuk tiap-tiap Dapilnya berubah menjadi suara terbanyak dan itu yang menjadikan sebagian besar caleg tidak siap. Karena memang kita melihat bahwa dengan sistem Pemilu seperti itu evaluasi kita orangorang PPP itu tidak siap untuk “Money politic”, itu yang saya 25
Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi.
70
anggap ketidak siapannya ada di disitu, kita melihat begitu Karena pragmatisnya orang-orang atau pemilih sekarang karena ya kita melihat sekarang itu biasanya last minute.”26 4. Perubahan Aturan Pemilu dari Pencoblosan Menjadi Pencontrengan Selanjutnya penyebab lain penurunan perolehan suara PPP Kabupaten Tegal adalah perubahan cara yang berawal dari pencoblosan menjadi pencontrengan, peraturan ini berdasarkan pada UU No. 35 tahun 2008 yang menyatakan pemberian suara sah dilakukan dengan tanda contreng. Kemudian, contrengan dilakukan pada nama caleg atau nomor caleg serta lambang parpol.27 ini mengakibatkan para pemiih PPP yang didominasi oleh orang-orang tua menjadi kebingungan, dan mengakibatkan tidak sahnya suara yang diberikan, hal ini juga diungkapkan oleh Tubagus Fahmi: “hal lain yang mempengaruhi perolehan suara PPP adalah keputusan tentang cara pencoblosan yang berubah menjadi pencontrengan membuat konstituen PPP yang kebanyakan orang tua menjadi kebingungan, ya akibatnya mereka salah dan kertas suaranya tidak sah, ini kan merugikan sekali bagi PPP.”28 5. Lemahnya SDM PPP Kabupaten Tegal Namun dari beberapa faktor penyebab penurunan perolehan suara PPP Kabupaten Tegal, ada salah satu faktor internal yang mengakibatkan PPP Kabupaten Tegal mengalami penurunan suara secara terus menerus pada Pemilu legislatif dari tahun 2004 hingga 2009, faktor internal tersebut adalah lemahnya SDM yang dimiliki oleh PPP Kabupaten Tegal, hal ini disebabkan oleh tetap bertahannya para kader senior PPP di jajaran kepengurusan DPC PPP Kabupaten Tegal, dan dari beberapa kader yang duduk di kepengurusan DPC PPP Kabupaten 26
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi. Redaksi Equator News, Suara Pemilih Ditentukan Sudut Contreng, diakses pada tanggal 1 Mei 2011 dari http://www.equator-news.com. 28 Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi. 27
71
Tegal hanya 9 orang yang tingkat pendidikannya lulusan dari perguruan tinggi/S1 selebihnya hanya lulusan dari SMA/MA dan pondok pesantren hal ini di kemukakan oleh Tubagus Fahmi pada Peneliti; “Sedangkan untuk faktor internalnya bisa dikatakan bahwa SDM di PPP Tegal itu sangat lemah, dan rekruitmen terhadap kader PPP stagnan. Artinya kader-kader senior di PPP tetap mempertahankan posisinya dan mendominasi dalam kepengurusan partai. Mereka tidak ingin tergeser oleh munculnya kader-kader muda, kalaupun ada kader muda yang berpotensi sudah pasti akan dibatasi ruang geraknya. Nah inilah yang menjadi kemacetan kaderisasi di tubuh PPP. Dan juga di DPC itu dari beberapa kader yang menjadi pengurus di DPC Cuma ada 9 orang yang lulusan dari perguruan tinggi. Padahal tingkat kepengurusan di PPP sangat komplit, dari mulai tingkat ranting (desa), sampai tingkat nasional, akan tetapi tidak didukung dengan SDM yang mumpuni. Sehingga bisa dikatakan PPP tidak dapat mengikuti ritme politik pada saat ini. ”29 Berikut adalah rincian tingkat pendidikan pengurus DPC PPP Kabupaten Tegal TABEL 13 TINGKAT PENDIDIKAN Perguruan Tinggi/S1 SMA/MA Pondok Pesantren
JUMLAH 9 Orang 13 Orang 7 Orang
Sumber: Wawancara Pribadi dengan Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal Beberapa penyebab penurunan perolehan suara PPP Kabupaten Tegal mengakibatkan PPP Kabupaten Tegal berupaya untuk melakukan beberapa evaluasi demi mengantisipasi terjadinya penurunan perolehan suara pada PemiluPemilu yang akan datang. Evaluasi yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal kedepannya adalah dengan cara merekrut para mantan Kades ataupun Kades yang pada Pemilu 2014 akan lengser, karena menurut PPP Kabupaten Tegal para mantan Kades tentunya memiliki pengikut yang lebih fanatik, ini akan menjadi
29
Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi.
72
sebuah keuntungan bagi PPP Kabupaten Tegal di masa mendatang. Hal ini di ungkapkan oleh Masdar Helmi: “Kita ingin mendekati para mantan kepala desa atau kepala desa yang menjelang Pemilu 2014 sudah mau lengser, rencananya kita akan memberikan tawaran kepada mereka dengan cara memberikan brosurbrosur perjuangan PPP, tokoh-tokoh nasional, tokoh daerah seperti bupati, dengan jalan bahwa agar mereka tertarik untuk masuk ke PPP, karena banyak dari bupati yang berawal dari kepala desa. Kita akan menawarkan kepada mereka bahwa PPP bisa menjadi jalan anda menjadi seperti itu, mantan kepala desa saya yakin pasti punya pendukung dan daerah-daerah yang satu tahun menelang Pemilu melaksanakan Pilkades, karena saya yakin pendukung Kades itu lebih fanatik. Itu mungkin antisipasi kami ke depannya itu seperti itu.”30
D.
Performa Komunikatif PPP Kabupaten Tegal Performa komunikatif merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh
setiap partai politik, ini dilakukan supaya partai politik dapat menjaga eksistensinya sebagai suatu organisasi politik. Performa adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah organisasi, performa organisasi seringkali memiliki unsur teatrikal, di mana baik supervisior maupun karyawan (kader partai dalam hal ini) memilih untuk mengambil peranan atau bagian tertentu dalam organisasi mereka.31 Dalam menjaga performa, tentu saja terkait dengan citra dan agenda kerja,32 oleh sebab itu PPP Kabupaten Tegal melakukan beberapa upaya agar dapat menjaga eksistensinya dalam dunia politik.
30
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi. Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), h. 325. 32 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industry Citra,( Jakarta: Lasswell Visitama, 2010), h. 100 31
73
Berikut adalah langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal yang bertujuan untuk tetap menjaga performa mereka dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2009. 1. Performa ritual, yaitu merupakan semua performa komunikasi yang terjadi secara teratur dan berulang.33 ini menyangkut semua hal yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal Pra Pemilu Legislatif 2009, berikut adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal yang berkaitan dengan performa ritual mereka: TABEL 14 KEGIATAN Rapat pengurus harian DPC PPP Kabupaten Tegal dengan FPPP DPRD II Kabupaten Tegal Syukuran Hari Ulang Tahun PPP Rapat Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal dengan Majelis pakar PPP Kabupaten Tegal Rapat Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) PPP Kabupaten Tegal Rapat DPC dengan PAC PPP se-Kabupaten Tegal Musyawarah Cabang DPC PPP Kabupaten Tegal
WAKTU Setiap tanggal 27 Desember
TEMPAT Kantor DPC PPP Kabupaten Tegal
Setiap tanggal 5 Januari
Kantor DPC PPP Kabupaten Tegal Kantor DPC PPP Kabupaten Tegal
Setiap dua bulan sekali
2 minggu sekali menjelang Pemilu legislatif 2009 Setiap 6 bulan sekali Setiap 5 tahun sekali
Kantor DPC PPP Kabupaten Tegal Kantor DPC PPP Kabupaten Tegal Kantor DPC PPP Kabupaten Tegal
Sumber: LPJ DPC PPP Kabupaten Tegal masa bakti 2005-2010. 2. Performa sosial, yakni Performa sosial merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan untuk mendorong kerja sama diantara anggota organisasi.34 Dalam hal ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal dalam berkerja sama dengan para kader dan 33
Ibid, h. 326.
34
Ibid, h. 326.
74
jaringan organisasi PPP Kabupaten Tegal di tingkat kecamatan dan ranting. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal dalam performa sosial mereka. TABEL 15 KEGIATAN Pertemuan dengan Wanita persatuan Pembangunan (WPP) Kabupaten Tegal Konsolidasi partai tingkat ranting di Desa Karangdawa kecamatan Margasari
WAKTU 29 Januari 2006
TEMPAT Kantor DPC PPP Kabupaten Tegal
16 Maret 2007
Desa Karangdawa kecamatan Margasari
Konsolidasi PAC PPP Talang
18 April 2007
Desa Pesayangan Kecamatan Talang
Konsolidasi PAC PPP Pangkah
21 April 2007
desa dermasandi Kecamatan Pangkah
Konsolidasi PAC PPP Bumijawa
30 April 2007
Kecamatan Bumijawa
Konsolidasi PAC PPP Balapulang
05 Mei 2007
Desa Danawarih Kecamatan Balapulang
Konsolidasi PAC PPP Margasari
6 Mei 2007
Desa Jembayat Kecamatan Margasari
Keterangan Membahas tentang pembentukan WPP di tingkat PAC se-kabupaten Tegal Membahas pembentukan kepengurusan PPP tingkat Ranting sekecamatan Margasari Membahas tentang menyelenggarakan sunatan masal di Kecamatan Talang Membahas tentang pemberian santunan kepada anak yatim piatu di panti asuhan Darul yatama Pangkah Membahas tentang Pembentukan kepengurusan tingkat Ranting di Kecamatan Bumijawa Membahas tentang pembentukan kepengurusan di tingkat ranting sekecamatan Balapulang Membahas tentang pemberian beasiswa kepada anak-anak dari kader PPP yang kurang mampu
75
Konsolidasi PAC PPP Adiwerna
7 mei 2007
Desa Harjosari Kidul Kecamatan Adiwerna
Konsolidasi PAC PPP Warureja
12 mei 2007
Desa Demangharjo Kecamatan Warureja
Konsolidasi PAC PPP Kramat
13 Mei 2007
Desa Kertayasa Kecamatan Kramat
Konsolidasi PAC PPP Lebaksiu
10 juni 2007
Desa Kesuben Kecamatan Lebaksiu
Konsolidasi PAC PPP Jatinegara
10 september 2007
Desa Cerih Kecamatan Jatinegara
Konsolidasi PAC PPP Bojong
29 september 2007
Dukuh Tere Tuwel Kecamatan Bojong
Konsolidasi PAC PPP Pangkah
11 januari 2008
Desa Kalikangkung Kecamatan Pangkah
Konsolidasi PAC PPP Warureja
18 Januari 2008
Desa Demangharjo Kecamatan Warureja
Membahas tentang pembentukan kepengurusan di tingkat ranting sekecamatan Adiwerna Membahas tentang pembentukan kepengurusan di tingkat ranting sekecamatan Warureja Membahas tentang pembentukan kepengurusan di tingkat ranting sekecamatan kramat Membahas tentang pembentukan kepengurusan di tingkat ranting sekecamatan Lebaksiu Membahas tentang pembentukan kepengurusan di tingkat ranting sekecamatan Jatinegara Membahas tentang pembentukan kepengurusan di tingkat ranting sekecamatan Bojong Membahas tentang pembentukan kepengurusan di tingkat ranting sekecamatan Pangkah Membahas tentang persiapan acara Tabligh Akbar di Desa Demangharjo Kecamatan Warureja
Sumber: LPJ DPC PPP Kabupaten Tegal masa bakti 2005-2010
76
3. Performa politis, yakni perilaku organisasi yang mendemonstrasikan kekuasaaan dan kontrol,35 yakni menyangkut cara mendapatkan konstituen baru dan mempertahankan konstituen lama, berikut adalah langkahlangkah yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal yang berkaitan dengan peforma politis mereka. TABEL 16 KEGIATAN Audiensi DPC PPP Kabupaten Tegal dengan PC IPNU/IPPNU Kabupaten Tegal Menyelenggarakan pengajian ulama Ka’bah Menyelenggarakan Tabligh Akbar untuk umum Membentuk Majelis Silaturahim Kyai Pengasuh Pondok Pesantren (MSKP3PI) Cabang Tegal Menyelenggarakan Halaqoh ulama’ ka’bah se-Kabupaten Tegal
WAKTU 05 Mei 2007
TEMPAT Kantor DPC PPP Kabupaten Tegal
9 September 2007
Desa Maribaya Kecamatan Kramat Desa Kejenengan
21 Oktober 2007
9 Oktober 2008
Kantor DPC PPP Kabupataen Tegal
16 November 2008
di Gedung Korpri Slawi
Sumber: LPJ DPC PPP Kabupaten Tegal masa bakti 2005-2010 4. Performa enkulturasi, dalam performa ini, Partai Pesatuan Pembangunan memberikan fasilitas, pengetahuan dan keahlian kepada kader-kadernya dalam rangka meningkatkan komunikasi politik dan bagaimana menjadi politisi yang dapat mencapai jabatan publik serta mensosialisasikan program-program partai kepada konstituennya.36 TABEL 17 KEGIATAN Memfasilitasi penyelenggaraan 35 36
Ibid, h. 327. Ibid, h. 327.
WAKTU 26 Februari 2006
TEMPAT Kantor DPC PPP
77
MUSCAB I WPP Kabupaten Tegal Memberangkatkan PH DPC, MPC, Majelis Pakar dan PAC se-Kabupaten Tegal untuk menhadiri acara silaturahmi kader PPP se-Jawa Tengah Mengikut sertakan Satgas PPP dan WPP Kabupaten Tegal pada pawai karnaval dalam rangka HUT RI Menyelenggarakan Forum Orientasi dan Komunikasi (FOK) DPRD Kabupaten Tegal dan DPRD Prop. Jawa Tengah Memberangkatkan MPC, PH DPC, dan PAC se-Kabupaten Tegal ke Jakarta dalam rangka mengikuti pembukaan muktamar VI PPP Menyelenggarakan Pelatihan Study Politik dan usaha kecil mikro (UKM) Mengikut sertakan Angkatan Muda Ka’bah (AMK), Satgas PPP, dan WPP Kabupaten Tegal pada karnaval memperingati HUT RI Sosialisasi Undang-Undang Pemilu Sosialisasi Pemilu Legislatif 2009 Sosialisasi Pemilu Legislatif 2009 Menyelenggarakan sosialisasi/etika kampanye Menyelenggarakan pelatihan saksi PPP
Kabupaten Tegal 7 Maret 2006
Masjid Agung Jawa Tengah Semarang
20 Agustus 2006
Start Dan Finish Di Alun-Alun Slawi Kabupaten Tegal
16 September 2006
Rumah Makan Pring Sewu
30 Januari 2007
Pantai Karnaval Ancol Jakarta
30 Juli- 2 Agustus 2007
Hotel Riez Tegal
19 agustus 2007
Slawi
4 Mei 2008
Kantor DPC PPP Kabupaten Tegal Desa Sutapranan Kecamatan Dukuhturi Desa Kedungsugih Kecamatan Pagerbarang Kantor DPC PPP Kabupaten Tegal Rumah Makan Cempako Demangharjo
18 Januari 2009 30 Januari 2009
1 Maret 2009 17 Maret 2009
Sumber: LPJ DPC PPP Kabupaten Tegal masa bakti 2005-2010
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2009 PPP Kabupaten Tegal melakukan beberapa strategi komunikasi politik, strategi komunikasi politik yang digunakan PPP Kabupaten Tegal dalam mempengaruhi konstituen pada Pemilu legislatif 2009, diantaranya: 1. Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Untuk Kalangan Pemuda Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh PPP Kabupaten Tegal dalam rangka menggaet pemilih dari kalangan pemuda. a. Melakukan audiensi dengan Ikatan Pemuda Pemudi Nahdlatul Ulama (IPPNU) pada tanggal 5 Mei 2007, bertempat di kantor DPC PPP Kabupaten Tegal. b. Lomba Nyanyi bareng PETIGA yang bertempat Radio Citra Pertiwi FM pada tanggal 1 Maret 2008, lomba nyanyi ini diadakan untuk masyarakat umum. c. Motor Wisata PPP dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2008, diikuti oleh 2000 peserta dengan hadiah utama 1unit sepeda motor. 2. Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Untuk Kalangan Orang Tua Untuk menggaet dukungan dari pemilih kalangan orang tua PPP Kabupaten Tegal melakukan strategi komunikasi politik dengan membangun
78
79
komunikasi dan silaturahmi dengan tokoh masyarakat, ulama’, pondok pesantren dan majelis taklim. 3. Menggunakan saluran komunikasi politik Saluran komunikasi politik yang digunakan PPP Kabupaten Tegal adalah: a. Saluran Komunikasi Politik Struktur Tradisional Dalam hal ini PPP Kabupaten Tegal, membangun komunikasi dan silaturahmi dengan tokoh masyarakat, ulama’, pondok pesantren dan majelis taklim. b. Saluran Komunikasi Politik Input Dalam konteks ini PPP Kabupaten Tegal menjalin komunikasi dengan berbagai Ormas di antaranya PC Nahdlatul Ulama Kabupaten Tegal, dan IPPNU Kabupaten Tegal c. Saluran Komunikasi Politik Melalui Media Massa Dalam hal ini PPP Kabupaten Tegal mengekspos kegiatan-kegiatan dan program-program mereka melalui media massa lokal seperti Radar Tegal dan media massa tingkat propinsi seperti Suara Merdeka. Namun beragam strategi komunikasi politik yang digunakan PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009, ternyata tidak membuahkan hasil yang maksimal dikarenakan kelemahan-kelemahan dari strategi komunikasi politik itu sendiri, berikut adalah kelamahan dan kelebihan strategi komunikasi politik PPP Kabupaten Tegal: 1. Kelemahan Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal a. Terlalu Mengandalkan Tokoh b. Keterbatasan Dana
80
c. Pencalonan Caleg yang Bukan Berasal dari Daerah Sendiri 2. Untuk kelebihan strategi komunikasi politik yang di gunakan oleh PPP Kabupaten Tegal adalah seluruh pengurus DPC PPP Kabupaten Tegal bekerja secara maksimal dalam mengimplementasikan strategi-strategi yang disusun oleh Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) PPP Kabupaten Tegal. Ketidak maksimalnya strategi komunikasi politik yang digunakan PPP Kabupaten Tegal mengakibatkan penurunan perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009, berikut adalah penyebab penurunan perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009: 1. Munculnya Partai-Partai Baru yang Mengatasnamakan Ormas Islam 2. Berubahnya Orientasi Masyarakat (Pemilih) 3. Berubahnya Aturan Pemilu dari Nomor Urut Caleg Menjadi Suara Terbanyak 4. Berubahnya Aturan Pemilu dari Nomor Urut Caleg Menjadi Suara Terbanyak 5. Lemahnya SDM PPP Kabupaten Tegal Beberapa penyebab penurunan perolehan suara PPP Kabupaten Tegal mengakibatkan PPP Kabupaten Tegal berupaya untuk melakukan beberapa evaluasi demi mengantisipasi terjadinya penurunan perolehan suara pada PemiluPemilu yang akan datang. Evaluasi yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal kedepannya adalah dengan cara merekrut para mantan Kades ataupun Kades yang pada Pemilu 2014 akan lengser, karena menurut PPP Kabupaten Tegal para
81
mantan Kades tentunya memiliki pengikut yang lebih fanatik, ini akan menjadi sebuah keuntungan bagi PPP Kabupaten Tegal di masa mendatang. B. Saran Ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, yang bertujuan agar adanya perbaikan di masa yang akan datang. Karena peneliti sadar bahwa karya ini tentunya jauh dari kesempurnaan, Adapun saran yang ingin peneliti sampaikan kepada pihak- pihak yang terkait adalah sebagai berikut: 1. Dalam upaya kaderisasi kaum pemuda, hendaknya dapat lebih intens lagi agar tidak terjadi stagnansi kader muda pada diri PPP Kabupaten Tegal. Dan para kader-kader senior agar bersifat sportif dan mau menerima kader-kader muda untuk sama-sama berjuang. 2. Hendaknya pengurus DPC Kabupaten Tegal, mencoba untuk melakukan strategi-strategi komunikasi politik yang lebih sesuai dengan dinamika politik di Indonesia. 3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk mempertajam lagi fokus kajian dengan meneliti kasus-kasus yang terjadi di DPP Partai Persatuan Pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008. Cangara, Hafied, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, Jakarta, Rajawali Pers, 2009. Creswell, John W., Research Design Qualitative & Quantitative Approach, Jakarta: KIK Press, 2003. Diverge, Maurice, Sosiologi Politik, Penterjemah:Denial Dhakidae, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Effendy, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. ___________, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Fahmi, Tubagus, Pasang Surut Partai Persatuan Pembangunan , Tegal: DPC PPP KAB Tegal, 2006. Firmanzah, Mengelola Partai Politik, Jakarta: Pustaka Obor Indonesia, 2011. Haris, Syamsudin, Menggugat Pemilihan Umum Orde Baru, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998. Heryanto, Gun Gun, Hand Out Perkuliahan Mata Kuliah Komunikasi Politik, Jakarta: T.d, 2010 ____________, Komunikasi Politik di Era Industry Citra, Jakarta: PT Lasswell Visitama, 2010. Jauch, Lawrence R, Gluek, William F., Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Jakarta: Penerbit Erlangga Kriyantoro, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009. Maran, Rafael Raga, Pengantar Sosiologi Politik, Suatu Pemikiran dan Penerapan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Moeong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009. Muhtadi, Asep Saeful, Komunikasi Politik Indonesia : Dinamika Islam Politik Pasca-Orde Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008. Muqowwam, Akhmad, UU PARPOL & UU PEMILU Tahun 2008, (Jakarta: T.pn., 2008) Nazir, Moh, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Pito, Toni Andrianus, dkk, Mengenal Teori-Teori Politik, Bandung: Penerbit Nuansa, 2006. Rahman, A, Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
82
83
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta press, 2007. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010. Surbakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Grasindo, 2010. West, Richard & Turner, Lynn H., Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Jakarta: Salemba Humanika, 2008.
Arsip-Arsip: Rancangan Materi Musyawarah Cabang VI PPP Kabupaten Tegal LPJ Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal Masa Bakti 2005-2010.
Internet: Redaksi Equator News, Suara Pemilih Ditentukan Sudut Contreng, diakses pada tanggal 1 Mei 2011 dari http://www.equator-news.com. Redaksi Harian Pelita, “Perolehan Suara PPP Yang Terus Merosot”, diakses pada tanggal 31 Desember 2010 dari http://www.harianpelita.com. DPC PPP Jakarta Barat “Sejarah PPP dalam Lintasan Perpolitikan Nasional” diakses Pada Tanggal 31 Desember 2010 dari http://www.ppp-jakbar.org. Dumadia, “Keputusan Mahkamah Konstitusi Tentang Suara Terbanyak Pada Pemilu Legislatif 2009”, diakses pada tanggal 1 Mei 2011 dari http://dumadia.wordpress.com. Pemerintah Kabupaten Tegal, “ Profile Kabupaten Tegal”, diakses Pada Tanggal 30 Mei 2011dari http://www.kabtegal.co.id.
Wawancara: Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi, SH, Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal, Tegal 28 Januari 2011 dan 06 Maret 2011. Wawancara pribadi dengan Ali Mahmudi, Kader PPP Kabupate Tegal, Tegal 06 Maret 2011. Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi, S.Pd, Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif, Tegal, 09 Maret 2011. Wawancara Pribadi dengan Maskuri, Satgas PPP Kabupaten Tegal, Tegal 09 Maret 2011. Wawancara Pribadi dengan Eko Mahendra, Kader PPP Kabupaten Tegal, Tegal 09 Maret 2011.
Hasil Wawancara dengan Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal Responden
: H. Ahmad Tubagus Fahmi, SH.
Jabatan
: Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal
Tempat & Waktu
: Restoran Kulu Asri Tegal/06-03-2011
T
: Bagaimanakah kronologi pembentukan DPC PPP Kabupaten
Tegal? J
: Kronologis berdirinya PPP di Kabupaten Tegal tentunya atas instruksi
dari pusat yang menyuruh agar mendirikan partai dari gabungan partai-partai Islam pada saat itu, sedangkan tokoh-tokoh yang memprakarsai berdirinya PPP di Kabupaten Tegal adalah tokoh-tokoh ulama di Kabupaten Tegal seperti, Kyai Muhgni, ada Kyai Usman Zahid, Kyai Miftah, KH Zainal Arifin, H. Qosim Tafsir dan Aggus Fatah, dan ketua pertamanya H. Qosim tafsir. T
: Bagaimanakah struktur kepengurusan di DPC PPP Kabupaten
Tegal? J
: Kalo struktur kepengurusan nanti bisa di fotocopy saja dokumennya.
T
: Bagaimana proses kaderisasi di DPC PPP Kabupaten Tegal?
J
: Proses kaderisasi di DPC Kabupaten Tegal tetap berjalan akan tetapi ada
sedikit masalah yaitu kader-kader senior di PPP banyak yang tetap mempertahankan posisinya dan mendominasi dalam kepengurusan partai. Mereka tidak mau tergeser oleh munculnya kader-kader muda, kalaupun ada kader muda yang berpotensi sudah pasti akan dibatasi ruang geraknya. Nah inilah yang menjadi kemacetan kaderisasi di tubuh PPP. Padahal tingkat kepengurusan di PPP sangat komplit, dari mulai tingkat ranting (desa), sampai tingkat nasional, akan tetapi tidak didukung dengan SDM yang mumpuni T
: Bagaimanakah pola hubungan antara DPC PPP Kab Tegal dengan
sayap-sayap PPP?
J
: Pola hubungannya untuk saat ini seperti berjalan setengah-setengah,
soalnya kan sekarang banyak dari Ormas-Ormas yang dulunya jadi sayap-sayap PPP sudah memiliki partai sendiri, contohnya seperti NU yang mempunyai PKB dan PKNU, Muhammadiyyah punya PAN dan PMB, dengan adnya partai-partai tersebut PPP merasa kehilangan sayapnya, tapi ya.... kami tetap berkomunikasi dengan Ormas-Ormas tersebut, soalnya banyak dari kader-kader Ormas tersebut adalah kader kami. T
: Bagaimanakah proses penyiapan Pemilu legislatif 2009?
J
: Jawabanya ada pada materi LPJ pengurus DPC PPP Tegal masa bakti
2005-2010, nanti saya kasih. T
: Bagaimanakah strategi komunikasi politik yang dilakukan PPP Kab
Tegal pada Pemilu legislatif 2009? J
: Kami menjalin komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat sperti
kyai, tokoh masyarakat, ulama, pimpinan pondok pesantren, pimpinan majelis ta’lim, karena memang PPP basisnya itu, dan ormas-ormas Islam seperti NU dan badan otonomnya, Muhammadiyah dan beberapa ormas Islam yang lain. Ini sudah pernah dilaksanakan dengan menjaring kader-kader IPNU dan IPPNU, kalau dengan pers, wartawan dan pengusaha itu sudah kami upayakan, dan dengan kalangan pemuda kami melakukan strategi dengan cara lomba nyanyi yang diadakan di Radio Pertiwi Kabupaten Tegal, kami melakukan hal tersebut agar PPP dikalangan pemuda tidak dikatakan Jadul, pawai motor wisata dengan hadiah utamanya satu unit sepada motor, dan alhamdulillah ada 2000 peserta yang ikut berpartisipasi, saya membuat ini dalam rangka menggaet pemilih pemula, strategi ini saya rasa belum pernah dilakukan oleh partai manapun khususnya di Kabupaten Tegal. T
: Bagaimanakah prosentase suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu
1999-2009? J
: Untuk lebih jelasnya nanti saya kasih data-data nya berbentuk dokumen
T
: Bagaimanakah kendala yang dialami oleh PPP Kabupaten Tegal
dalam pemenangan Pemilu legislatif 2009? J
: Kendala ketika Pemilu kemarin, masyarakat itu terbagi menjadi tiga,
masyarakat dalam artian ini adalah pemilih yah, pemilih yang pragmatis, pemilih yang idealis dan pemilih yang semi pragmatis dan idealis. Pemilih idealis itu pemillih PPP murni hidup mati PPP, ada pemilih pragmatis idealis, pemilih ini kombinasi contohnya saya mau milih PPP asal ada kontribusi-kontribusi tertentu baik kontribusi riil yang berguna untuk kepentingan umum maupun kontribusi yang bersifat pribadi tapi kalo tidak ada kontribusinya ya saya milih partai lain yang ngasih sesuatu yang bermanfaat untuk kepentingan saya dan kepentingan masyarakat. Dan juga ada pemilih pragmatis yaitu pemilih yang sama sekali tidak punya pilihan tetap, yang penting siapa yang ngasih duit yang saya pilih. Kendala ini yang menjadikan para fungsionaris PPP tidak bisa mengikuti ritme politik saat ini. Karena memang ada kaidah-kaidah tertentu yang dijadikan pegangan oleh beberapa teman-teman, yaitu kaidah tentang riswah atau suap, memberikan sesuatu dengan imbalan akan dipilih, ini menurut para sesepuh partai tidak diperbolehkan, namun ada juga dari beberapa teman-teman yang melakuakn hal ini dengan tujuan ketika mereka mendapatkan kekuasaan akan di gunakan dengan sebaik-baiknya. Dalam kondisi yang seperti ini PPP ada di persimpangan jalan, di satu sisi PPP adalah partai Islam yang berpegang teguh pada syariat Islam, tapi kalau tidak seperti itu ya PPP tidak mendapatkan suara. T
: Bagaimanakah evaluasi DPC PPP Kab Tegal atas pelaksanaan
strategi komunikasi politik pada Pemilu 2009? J
: Evaluasinya dalam rekrutmen caleg ataupun kepengurusan yang akan
datang kita harus mempersiapkan SDM, dana dan pendekatan-pendekatan baik secara personal maupun kelembagaan baik ke beberapa tokoh masyarakat ataupun ormas-ormas Islam khususnya basis massa PPP. T
: Menurut anda apa saja faktor penyebab turunnya suara PPP Kab
Tegal pada Pemilu legislatif 2009?
J
: Ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya perolehan suara PPP
pada Pemilu 2009 yang lalu, dilihat dari faktor eksternalnya yaitu munculnya partai-partai baru, ini menyebabkan masyarakat punya banyak pilihan partai, dan partai tersebut banyak yang mengatasnamakan dari basis ormas tertentu, seperti contoh PKB, PKNU yang berbasis NU, belum lagi ada PAN, PMB yang berbasis Muhamadiyah dan PBB yang berbasis massa Masyumi. Ketiga Ormas tersebut merupakan pilar utama konstituen PPP, ketika ada partai baru yang mengatasnamakan ketiga Ormas tersebut, maka PPP merasa kehilangan sayap, karena PPP sendiri tidak mempunyai sayap-sayap yang lain. Sedangkan untuk faktor internalnya bisa dikatakan bahwa SDM di PPP Tegal itu sangat lemah, dan rekruitmen terhadap kader PPP stagnan. Artinya kader-kader senior di PPP tetap mempertahankan posisinya dan mendominasi dalam kepengurusan partai. Mereka tidak ingin tergeser oleh munculnya kader-kader muda, kalaupun ada kader muda yang berpotensi sudah pasti akan dibatasi ruang geraknya. Nah inilah yang menjadi kemacetan kaderisasi di tubuh PPP. Padahal tingkat kepengurusan di PPP sangat komplit, dari mulai tingkat ranting (desa), sampai tingkat nasional, akan tetapi tidak didukung dengan SDM yang mumpuni. Sehingga bisa dikatakan PPP tidak dapat mengikuti ritme politik pada saat ini faktor lain penyebab turunya perolehan suara PPP adalah diberlakukannya keputusan Mahkamah Konstitusi tentang perolehan suara terbanyak caleg dan tidak berpengaruhnya urutan nomor Caleg pada Pemilu legislatif 2009, ini mengakibatkan para caleg hanya mementingkan perolehan suaranya masing-masing, dari pada perolehan suara partai, nah pada kondisi seperti ini memungkinkan adanya money politic,pada kondisi seperti ini mengakibatkan caleg dari PPP tidak siap menghadapi Pemilu 2009. Hal lain yang mempengaruhi perolehan suara PPP adalah keputusan tentang cara pencoblosan yang berubah menjadi pencontrengan membuat konstituen PPP yang kebanyakan orang tua menjadi bingung.
H. Ahmad Tubagus Fahmi, SH.
Hasil Wawancara dengan Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) Responden
: Masdar Helmi, S.Pd
Jabatan
: Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L)
Tempat/Waktu
: Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal/09-
03-2011 T
:Bagaimanakah mekanisme pembentukan tim sukses pada Pemilu
legislatif 2009? J
: Ya pembentukan untuk tim sukses itu saya kira, bukan saya kira yah,
memang kemarin itu dibentuk berdasarkan keputusan DPC, di mana disitu ada semacam Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif, ini di bentuk berdasarkan rapat DPC atas instruksi dari DPP, ditindak lanjuti oleh DPW kemudian melalui DPC. Jadi LP2L ini di ambil dari pengurus DPC yang anggotanya ada tiga orang, yaitu ketua DPC, sekretaris dan wakil ketua bidang organisasi dan pemenangan Pemilu T
:Bagaimanakah master plane (perencanaan) strategi komunikasi
politik DPC PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009? J
: Jadi Perencananaanya ya sebetulnya kita sesuai dengan strategi yang
sudah ada, perencanaan dari awal tetang rekrutmen kader-kader muda, tentang kita ingin mengembalikan ulama’-ulama’, atau tokoh-tokoh masyarakat yang hijrah ke partai lain maksudnya dulu pernah di PPP dan hijrah ke partai lain setelah tumbuhnya partai-partai baru. Kita awalnya punya strategi seperti itu, kita merekrut kaum-kaum muda pemilih pemula kemudian kita sowan lagi ke tokohtokoh untuk kita ajak kembali untuk bergabung dengan PPP dan langkah itu sudah kita tempuh walaupun eeee….awalnya sambutan memang baik dari mereka, dan tokoh-tokoh muda seperti kita banyak mengadakan kegiatan-kegiatan yang memang kita sasarannya kaum muda seperti motor wisata PPP, dan hadiahnya juga motor, dan hadiah lainnya yang nilainya hampir 50 jutaan, kemudian ada lomba nyanyi bareng, nah itukan tujuan kita untuk merekrut kaum-kaum muda, dan untuk orang-orang tua kita dekati baik secara cultural maupun organisatoris,
baik perorangan maupun secara organisasi tapi rencana seperti itu ternyata setelah sampai dengan awal proses pemilihan umum, kan ada beberapa proses, dan pada saat itu kita menganggap kita masih bisa mengembalikan suara PPP di Kabupaten Tegal yang dari 6 Dapil, minimal ya target kita 6 kursi dari tiap-tiap Dapil bahkan 7 kursi soalnya Dapil 3 yang dari awalnya dapat 2 kursi kita pertahankan ya hasilnya tidak seperti yang kita sangka. T
:Bagaimanakah proses perumusan strategi komunikasi politik dalam
mengantisipasi dinamika politik pada Pemilu legislatif 2009? J
: Kalau proses perumusannya kita jadi ada semacam pertemuan rutin yah,
jadi kita membahas LP2L bekerja sama dengan DPC dan PAC, kemudian Litbang DPP sudah punya strategi-strategi yang kemudian menginstruksikan DPW untuk disosialisasikan kepada DPC, strateginya ya seperti merekrut kaum muda dan pemilih pemula, lalu mengembalikan suara Nahdliyyin, kemudian ada lagi hal-hal yang
kondisional yang sesuai dengan daerah masing-masing diantaranya ya
mungkin untuk setiap calegnya disuruh untuk memperbanyak kegiatan-kegiatan yang mengundang masyarakat banyak khususnya dalam kegiatan social keagamaan, yang jelas ada petunjuk-petunjuk baku dari DPP yang diinstruksikan ke DPW dan di sosialisakan ke DPC. T
: Apa saja Saluran komunikasi politik pada pemilu legislatif 2009?
J
: Untuk saluran komunikasi poitiknya kita berimbang, kita terus
mengekspos baik di media lokal maupun media tingkat propinsi seperti radar, bahkan di media lokal seperti radar dan nirmala bisa seminggu dua kali. Di samping itu juga kita tetap menggunakan komunikasi melalui para tokoh masyarakat dan ulama’ untuk ulamanya kita menggunakan ulama’ lokal Ya karena memang basic kita kan hampir dari partai-partai Islam atau yang berbasis massa Islam itukan peran tokoh sangat tinggi. Tapi khususnya tokoh2 tua yah. Untuk perinciannya saya sebutkan per Dapil saja yah. Dapil 1Kecamatan Slawi: Ustadz Solehudin. Kecamatan
lebaksiu, H Susneri Khariri, Kyai Nashori.
Kecamatan dukuhwaru,H Abdul Qodir. Dapil 2 Kecamatan Pangkah: HJ Maesaroh, Ustadz H Ramedlon Kecanatan Tarub KH Abdullah Nawawi
Kecamatan Kedungbanteng Kyai Hariri, Dapil 3 Kecamatan Jatinegara : Ustadz Toyfur Kecamatan Bumijawa: KH Tahril dan KH Muhyidin Kecamatan Bojong: KH Masruri KH Rifai. Dapil 4 Kecamatan Balapulang KH Nurkholis Kecamatan Margasari Kyai Zenudin dan Kyai Sayyidi Kecamatan Pagerbarang Ibu Titin Mar’atin. Kyai Solikhun. Dapil 5 Kecamatan Dukuhturi : HJ Chusnul Chotimah, Ustadz Ahmad Zaeni, Suratmi Kecamatan Talang : KH Chafidz Sueb, Ustadz Masduki, Ustadz mufasirin, KH FathurrahmanKecamatan Adiwerna: Kyai Romadhon, H farikhin. Dapil 6 Kecamatan Kramat: Ustadz Muttaqin Kecamatan Suradadi: Ustadz Dasuki H Solihin Kecamatan Warureja Kyai Safrudin, KH Mashuri. Kalau Majelis Ta’lim itu ada Majelis Dzikir Dzikrul Ghofilin majelis ini tingkatnya Kabupaten, Majelis Ta’lim Miftahul Afkar itu di Kecamatan Warureja Majelis Ta’lim Musyarofah dan Majelis Ta’lim Husnul Hotimah di Kecamatan Dukuhturi, untuk Pondok Pesantrennya kita menjalin komunikasi dengan dua Pondok Pesantren yang cukup berpengaruh di Kabupaten Tegal yaitu Pondok Pesantren Attauhidiyyah di Kecamatan Bojong dan Pondok Pesantren Nurul Huda di Kecamatan Bumijawa. T
:Berapa persenkah target pemenangan suara PPP Kab Tegal pada
Pemilu legislatif 2009? J
: Target kita itu kemarin 15% atau 6-7 kursi dari semua dapil.
T
:Bagaimanakah evaluasi terhadap target pencapaian suara tersebut?
J
: Evaluasinya ya bisa dikatakan mayoritas caleg itu tidak siap dengan
aturan baru yang memang sudah berubah di tengah jalan yang awalnya memang pake nomor urut untuk tiap-tiap Dapilnya berubah menjadi suara terbanyak dan itu yang menjadikan sebagian besar caleg tidak siap. Karena memang kita melihat bahwa dengan sistem Pemilu seperti itu evaluasi kita orang-orang PPP itu tidak siap untuk “Money politic”, itu yang saya anggap ketidak siapannya ada di disitu, kita melihat begitu Karena pragmatisnya orang-orang atau pemilih sekarang karena ya kita melihat sekarang itu biasanya last minute, padahal kalo tentang social keagamaan kemudian bantuan-bantuan, saya kira pada waktu itu saya sebagai Ketua LP2L sekaligus Caleg juga. Bahkan saya hampir beberapa tahun
sebelum Pemilu sudah mengupayakan bantuan-bantuan untuk mushola, kegiatan keagamaan, madrosah yang kesemuanya itu ya untuk pencitraan dan menunjukkan bahwa ini lho hasil dari kawan-kawan kita yang menjadi anggota DPRD I, DPRD II, DPR pusat, dan dari situ saya berharap ketika memang Pemilu nanti merka mau memilih PPP, dan bantuan itu kita kasih ke daerahdaerah yang PPP nya minus, pada awalnya mereka mengatakan tertarik akan tetapi ya kenyataanya nihil. T
:Apa saja faktor pendukung dan penghambat apa saja yang
ditemukan oleh tim sukses? J
: Faktor pendukungnya ya saya kira seluruh jajaran dan kader PPP all out
sedangkan penghambatnya yak arena mungin banyak dari konstituen kita berpindah ke partai lain karena mungkin keluarganya, orang satu desanya, menjadi calon dari partai lain, dan saya kira ya hambatannya tidak terlalu banyak, Cuma karena ketidaksiapan dengan aturan baru tersebut. T
:Mengapa terjadi penurunan suara pada Pemilu legislatif 2009?
J
: Ya itu tadi karena ketidak siapan calon dalam menghadapi aturan baru
itu. T
:Bagaimanakah antisipasi PPP Kabupaten Tegal terhadap penurunan
suara? J
: Ya kita kemarin melihat evaluasi dari hasil kemarin ya kita paling tidak
ingin merekrut kader-kader muda, kemudian kita ingin mendekati para mantan kepala desa atau kepala desa yang menjelang Pemilu 2014 sudah mau lengser, rencananya kita akan memberikan tawaran kepada mereka dengan cara memberikan brosur-brosur perjuangan PPP, tokoh-tokoh nasional, tokoh daerah seperti bupati, dengan jalan bahwa agar mereka tertarik untuk masuk ke PPP, karena banyak dari bupati yang berawal dari kepala desa. Kita akan menawarkan kepada mereka bahwa PPP bisa menjadi jalan anda menjadi seperti itu, mantan kepala desa saya yakin pasti punya pendukung dan daerah-daerah yang satu tahun
menelang Pemilu melaksanakan Pilkades, karena saya yakin pendukung Kades itu lebih fanatic. Itu mungkin antisipasi kami ke depannya itu seperti itu. T
: Apa kelemahan dan kelebihan dari strategi komunikasi politik PPP
Kab Tegal? J
: Kalau kelemahan saya kira ada pada figure centrisnya, kita terlalu
percaya pada figure centrisnya, ya kalau kita lihat kita harus pecaya pada tokohtokoh yang kita dekati, namun ternyata ya itu tadi kelemahannya ya kita hanya mengandalkan tokoh-tokoh itu, soalnya tokoh-tokoh itu juga didekati oleh partai lain yang mungkin memberikan kontribusi yang lebih besar kepada mereka, tapi ya untuk masyarakat di daerah tokoh-tokoh tersebut masih ada yang milih PPP, tapi ya tidak semuanya jadi ini suatu kelemahan sekaligus kelebihan strategi kami jika aturan tidak berubah.kelemahannya lagi adalah ada dari beberapa tokoh yang belum sempat kita dekati karena terbatasnya waktu. Saya kalau masih menggunakan aturan lama ya saya kira strategi tersebut baguslah, tapi dengan berubahnya aturan di tengah jalan dan kemudian hampir setiap calon yang di Dapil yang bukan daerahnya sendiri kalah dengan calon lain yang berasal dari daerah Dapil tersebut, meskipun di Dapil tersebut pada awalnya adalah basis PPP, ya bisa dikatakan sentiment kedaerahanlah, lalu kelemahan lainnya itu kita minim dana yah, ya kalau dibandingkan dengan partai lain, PPP itu termasuk partai yang kekurangan dana untuk menjalankan strategi-strategi yang sudah kita susun. sedangkan untuk kelebihannya ya menurut saya ya seluruh jajaran kepengurusan dari tingkat DPC sampai ranting, bekerja cukup maksimal yah.
Masdar Helmi, S.Pd
Hasil wawancara dengan kader PPP Kabupaten Tegal Responden
: Ali Mahmudi
Jabatan
: Kader PPP Desa Demangharjo
Tempat&waktu
: Restoran Kulu Asri/06-03-2011
T
: Bagaimanakah anda melihat eksistensi PPP di Kab Tegal?
J
: Kalo eksistensi PPP di Tegal menurut saya ya..... masih eksis lah, dari
dulu sampe sekarang PPP ya gitu-gitu aja, tapi ya ada sedikit pembaruan lah.tapi terlalu pelan dan kurang greget. Orang-orangnya juga masih yang itu-itu aja, tapi ya ada sedikitlah orang-orang baru tapi mungkin kurang berani tampil T
: Apakah anda memilih PPP karena sesuai dengan keinginan politik
anda? J
: Kalo masalah milih PPP itu memang pilihan saya sendiri.
T
: Apa alasannya?
J
: PPP itu salah satu dari partai-partai Islam (yang sekarang ada loh) itu
yang masih eksis dalam azasnya, dulu memang pernah dilarang pake azas Islam dan harus pake azas pancasila, tapi setelah orde baru lengser, PPP kenbali berazas islam. Itulah yang mebuat saya memilih PPP, karena menurut saya PPP itu partai yang istiqomah. Kalo teman-teman saya banyak yang PKB dan banyak yang mengajak saya utuk masuk ke PKB tapi saya tolak, karena saya melihat perjuangan PPP itu sendirinya sampe dari mulai berdirinya sampe pada zaman orde baru yang cuma ada tiga partai itu golkar Pdi dan PPP, di mana di antara tiga partai itu hanya PPP yang menjadi wadah inspirasi bagi umat Islam, dan itu saya lihat sampe sekarang. T
: Sejak kapan anda menjadi pemilih PPP?
J
: Saya menjadi pemilih PPP ya sejak saya mengenal PPP, dan semenjak
saya terdaftar menjadi pemilih di Pemilu, jadi pada waktu pertama saya menjadi pemilih saya langsung memilih PPP.
T
: Apakah anda merasa ada penurunan citra PPP pada Pemilu
legislatif 2009? J
: Kalo penurunan citra sih kayanya enggak yah, untuk masalah suaranya
yang turun ya karena orang-orangnya atau pemilih-pemilih sekarang banyak yang pragmatis, mereka hanya melihat luarnya aja, T
: Apakah anda merasakan strategi komunikasi politik yang
dijalankan DPC Kab Tegal? J
: Kalo strateginya ya saya ikut merasakan, Cuma kalo hasilnya emang
belum maksimal, dari DPC sudah ada dan sudah disosialisasikan ke PAC dan Ranting, bahkan dari DPC sudah kerja keras sekali, seperti adanya pengkaderan dan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memenangkan Pemilu 2009 kemarin. T
: Bentuk-bentuk strategi apa saja yang dilakukan DPC PPP Kab
Tegal dalam mempengaruhi kader? J
: Di antaranya ya mengumpulkan anak-anak muda, soalnya kan PPP
terkenalnya sebagai partainya orang tua, sekarang sudah mulai merekrut pemuda, terus dari kegiatan itu sendiri dari mulai pengajian-pengajian yang diadakan oleh PPP, dan dalam hal untuk membaur dengan masyarakat jaman sekarang yaitu kegiatan sepeda santai, wisata motor itukan termasuk juga kegiatan yang dilakukan untuk mendongkrak peningkatan suara PPP, dengan hadiah yang cukup besar, itukan sudah menjadi bukti bahwa dari DPC sangat ingin sekali suara PPP itu bisa menang. T
: Bagaimana proses evaluasi internal kader terhadap partai?
J
: Proses evaluasinya ya kami memberikan kritik dan saran-saran melalui
pengurus ranting dan PAC untuk selanjutnya disampaikan ke DPC. T
: Apakah kader selalu dilibatkan dalam pelaksanaan kampanye PPP?
J
: Ya itu pasti, kalo saya itu selalu ikut dan dilibatkan pada waktu
kampanye.
T
: Apakah kader memiliki mekanisme penyampaian pendapat di
dalam partai? J
: Kader bisa menyampaikan pendapat ketika ada acara-acara rapat dengan
DPC, dan biasanya juga DPC memberikan kesempatan kepada kader untuk menyampaikan pendapatnya.
Ali Mahmudi
Hasil wawancara dengan kader PPP Kabupaten Tegal Responden
: Mufasirin
Jabatan
: Anggota Satgas DPC PPP Kabupaten Tegal
Tempat&waktu
: Kantor DPC PPP Kabupaten Tegal/12-03-2011
T
: Bagaimanakah anda melihat eksistensi PPP di Kab Tegal?
J
: untuk PPP sendiri ya sebagai partai lama ya…. Optimis untuk bisa eksis
terus. T
: Apakah anda memilih PPP karena sesuai dengan keinginan politik
anda? J
: sudah dari dulu saya PPP tidak pernah beda hahaha….
T
: Apa alasannya?
J
: karena memang sudah cocok dengan saya.
T
: Sejak kapan anda menjadi pemilih PPP?
J
: ya sejak saya punya hak pilih.
T
: Apakah anda merasa ada penurunan citra PPP pada Pemilu 2009?
J
: karena adanya patai-partai baru, apalagi kan kita dulunya kantong
nahdliyyin, tapi berhubung sekarang sudah banyak partai yang menjadi wadah nahdliyyin ya PPP citranya kalah dengan partai baru itu. T
: Apakah anda merasakan strategi komunikasi politik yang
dijalankan DPC PPP Kab Tegal? J
: oh ya jelas itu, apalagi PPP yang dipimpin oleh pak Tubagus Fahmi itu
orangnya merakyat, jadi ya saya lihat sering lah ada komunikasi politik yang diakukan oleh PPP.
T
: Bentuk-bentuk strategi apa saja yang dilakukan DPC PPP Kab
Tegal dalam mempengaruhi kader? J
: PPP kan tidak lepas dari ulama’ yah, jadi ya kita mendekati para ulama’,
tokoh-tokoh masyarakat dan pemilih pemula tentunya, seperti adanya wisata motor dan lomba nyanyi yang di adakan oleh PPP pada Pemilu kemaren. T
: Bagaimana proses evaluasi internal kader terhadap partai?
J
: untuk evaluasi menurut saya PPP selama ini sudah melakukan fungsinya
dengan baik, tingal pengembangan ajalah, mudah-mudahan ke depannya bisa lebih baik. T
: Apakah kader selalu dilibatkan dalam pelaksanaan kampanye PPP?
J
:.ya tidak selalu tapi itukan sukarela jadi ya saya selalu hadir kareana
seneng aja. T
: Apakah kader memiliki mekanisme penyampaian pendapat di
dalam partai? J
: karena saya sudah lama ya saya tahulah proses penyampaian pendapat itu
dari mulai ranting hingga pusat.
Mufasirin
Hasil wawancara dengan kader PPP Kabupaten Tegal Responden
: Eko Mahendra
Jabatan
: Kader PPP Desa Bogares Lor
Tempat&waktu
: Kantor DPC PPP Kabupaten Tegal/12-03-201
T
: Bagaimanakah anda melihat eksistensi PPP di Kab Tegal?
J
: Di Kabupaten Tegal PPP cukup eksis dari semenjak berdiri sampai
sekarang, terbukti PPP di era multi partai seperti ini masih memiliki anggota DPRD di Kabupaten Tegal. T
: Apakah anda memilih PPP karena sesuai dengan keinginan politik
anda? J
: ya
T
: Apa alasannya?
J
: ya pada awalnya mungkin seperti kebanyakan kader-kader muda PPP
biasanya diawali dari lingkungan terutama keluarga, kemudian stelah saya terlibat langsung di dalamnya saya merasa secara ideology, secara keyakinan berpolitik ternyata kok ya sesuai seperti itu. T
: Sejak kapan anda menjadi pemilih PPP?
J
: sejak pertama kali nyoblos
T
: Apakah anda merasa ada penurunan citra PPP pada Pemilu
legislatif 2009? J
: kalo citra saya kira terjadi di partai manapun, itu tidak bisa dihindari
karena memang eranya era kebebasan, ketika era kebabasan berlangsung orang bebas ngomong apa saja sehingga terjadi beberapa kelompok memandang partai
politik sesuatu yang patut dijatuhkan citranya dengan bebagai cara dan ini pun dialami oleh hampir semua partai dan termasuk PPP T
: Apakah anda merasakan strategi komunikasi politik yang
dijalankan DPC PPP Kab Tegal? J
: ya, dan cukup efektif saya kira, terbukti dengan penurunan suara yang
tidak banyak kalau di bandingkan dengan suara PPP di kota-kota lain di seluruh Indonesia T
: Bentuk-bentuk strategi apa saja yang dilakukan DPC PPP Kab
Tegal dalam mempengaruhi kader? J
: macem-macem ya ada pemasangan baliho, bendera, mendekati para
ulama’ dan kader-kader muda T
: Bagaimana proses evaluasi internal kader terhadap partai?
J
: ya kami berharap untuk kedepannya pengurus PPP di semua tingkatan
untuk melihat kebutuhan masyarakat agar masyarakat dapat menyalurkan aspirasi mereka T
: Apakah kader selalu dilibatkan dalam pelaksanaan kampanye PPP?
J
:.ya selalu, alhamdulillah selama ini saya selalu dilibatkan dalam
kampanye T
: Apakah kader memiliki mekanisme penyampaian pendapat di
dalam partai? J
: ya selama ini saya melihat DPC PPP Kabupaten Tegal sangat terbuka
terhadap masukan-masukan kader, dan pengurus DPC juga nomor yang bisa di akses 24 jam
Eko Mahendra
Foto-Foto Kegiatan PPP Kabupaten Tegal Pra Pemilu Legislatif 2009