102 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
STRATEGI BISNIS DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING PADA PT. BPR PERMATA SEDANA I Made Aditya Jaya Permana1, I Nengah Dasi Astawa2 ABSTRACT The purpose of this study were 1) to identify the driving factors in achieving competitive advantage in PT. BPR Permaat Sedana. 2) To identify the limiting factors in achieving competitive advantage in PT. BPR Permata Sedana. 3) To formulate business strategies that must be implemented by PT. BPR Permata Sedana to be able to excel and competitive. The research is a qualitative research. Data analysis technique collection using interviews and observation. The results showed that 1) The driving factors for competitive strategy PT. BPR Permata Sedana is governance and behavioral or cultural PT. RB Permata Sedana, Positive Investment Climate and high morale, Investment Climate compiled by PT. BPR Permata Sedana showed positive views, Fund Deposit Ratio (FDR) Normal, carrying a good investment, positive contribution to society 2) Factors inhibiting competitive strategy PT. BPR Permata Sedana are experts who are confined, lack of means of support, lack of rule of support, the lack of regulation of banking support operational activities as well as the marketing of products and services that are owned, promotion and technology is still limited, aspects of technology that are less competitive to make obstacle in terms of service to customers. Keywords: business strategy, competitive advantage PENDAHULUAN Bank memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi untuk menghimpun dana masyarakat serta menyalurkan lagi kepada masyarakat. Dana yang dihimpun dari masyarakat berupa tabungan atau deposito, sedangkan dana yang disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dalam penghimpunan dana ataupun penyaluran kredit tiap-tiap bank memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Guna memikat masyarakat untuk menaruh uanganya di bank tiap-tiap bank memiliki produk-produk tabungan agar masyarakat tertaruk untuk menaruh uanganya di bank. Produk-produk inilah merupakan ujung tombak usaha perbankan. Walau antusiasme masyarakat besar, namun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih belum memberikan signifikansi penambahan market sharenya terhadap perbankan nasional. Saat ini, market share BPR masih kurang dari 5%. Berbagai penyebab yang menjadi penghalang laju pertumbuhan ini telah menjadi perhatian khusus oleh para pemerhati perbankan. Sebab yang paling utama adalah karena masih kurangnya sumber daya manusia yang benar-benar berkompeten di bidang BPR. Kekurangan sumber daya manusia tersebut menyebabkan BPR seolah hanya menjadi follower dari perbankan konvensional, mulai dari jenis produk perbankan, layanan, dan dijadikannya tingkat bunga yang berlaku sebagai acuan terhadap penentuan rate of return bank BPR. Dalam usaha memperbesar market sharenya, BPR harus memiliki formulasi strategi bisnis, yaitu bagian dari proses manajemen stratejik yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: diagnosis, formulasi dan implementasi. Manajemen stratejik adalah suatu process untuk menyusun atau merevisi strategi yang berorientasi masa depan (future-oriented strategies) yang memungkinkan perusahaan dapat mencapai tujuannya dengan mempertimbangkan kapabilitasnya, kendala dan lingkungan dimana perusahaan tersebut beroperasi (Suyanto, 2007:88). @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
103 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Menurt Fajarwati (2007,101), lingkup diagnosis mencakup : 1) Analisis lingkungan internal perusahaan termasuk identifikasi dan evaluasi misi, tujuan stratejik, strategi dan kinerjanya serta kekuatan dan kelemahannya; 2) Analisis lingkungan ekternal perusahaan termasuk peluang dan ancaman; dan 3) Identifikasi isue-isue kritikal utama yang harus mendapat fokus perhatian dari manajemen. Lebih lanjut David (2007,72) menyatakan bahwa dalam konteks formulasi strategi terdapat tiga level yaitu strategi level korporasi, strategi level bisnis atau disebut juga strategi kompetitif dan strategi fungsional. Masing-masing level strategi tersebut mempunyai perbedaan fokus tetapi sebagai satu kesatuan yang terintegrasi dalam mencapai tujuan perusahaan. Isue kunci manajemen stratejik adalah bagaimana perusahaan dapat melebihi yang lainnya dan dapat menikmati keunggulan di sepanjang waktu? Ini adalah subyek penting dari strategi level bisnis (business level strategy). 1. Pengertian Strategi Malhotra (2005:12) menyatakan bahwa istilah strategi sebenarnya tidak asing dalam setiap percakapan sehari-hari. Seringkali istilah strategi ini dalam pemikiran kita mempunyai pengertian sendiri dalam membaca kata ini dalam sebuah tulisan atau sedang berbicara dengan orang lain. Artinya istilah strategi ini sudah sangat populis, tetapi yang membingungkan dari istilah strategi ini yaitu orang sering menyamakan strategi dengan taktik atau siasat. Norton dan Kaplan dalam Asep (2009) “Strategi dan operasi (taktik) adalah dua hal yang sama-sama penting namun berbeda”. Strategi tanpa taktik adalah jalan panjang menuju kemenangan, taktik tanpa strategi adalah suara kegaduhan sebelum kekalahan. Strategi dan taktik boleh dibilang dua hal yang saling melengkapai satu sama lainnya dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Norton dan Kaplan menambahkan bahwa strategi sebagai konsep adalah blueprint masa depan berjangka panjang. Blueprint itu terdiri dari dua bagian utama, yakni tujuan jangka panjang dan cara untuk mencapai tujuan jangka panjang itu berdasarkan tujuan dan aktivitas dalam perspektif financial, perspektif customer, perspektif proses internal, dan perspektif learning and growth. Dengan perpaduan dua bagian utama ini, suatu strategi akan benar-benar menjadi konsep yang terstruktur dan holistik. strategi akan menjadi konsep pars pro toto (bagian-bagian untuk keseluruhan/terstruktur) sekaligus totem pro parte (keseluruhan untuk bagian-bagian/holistik) Jack Trout dalam Suyanto (2007:17) menyebutkan bahwa inti dari strategi adalah bagaimana bertahan hidup dalam dunia kompetisi, bagaimana membuat persepsi yang baik dibenak consumer, menjadi berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi spesialis, menguasai satu kata sederhana di kepala, kepemimpinan yang memberi arah dan memahami realitas pasar dengan menjadi yang pertama dari pada menjadi yang lebih baik. Hamel dan Prahalat dalam Suyanto (2007:17) menyatakan bahwa untuk bersaing dimasa yang akan datang membutuhkan empat hal. Pertama, harus memahami bahwa bersaing pada masa yang akan datang adalah berbeda dengan bersaing di masa sekarang. Kedua, melakukan langkah untuk menemukan dan meningkatkan pengetahuan yang mendalam tentang peluang-peluang yang akan muncul diwaktu yang akan datang. Ketiga, melakukan mobilisasi sumberdaya perusahaan untuk menuju perjalanan di masa yang akan datang. Keempat, mengambil yang pertama dari masa yang akan datang tanpa mengambil resiko yang berlebihan. 2. Pengertian Bisnis Menurut Stoner dan Dolan (2009:5), bisnis adalah organisasi laba yang memproduksi dan menjual barang atau jasa. Bisnis adalah aktivitas pencarian laba yang memberikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan-kebutuhan pelanggan (Bovee dan Thill, 2011:3). @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
104 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Selain itu Brown dan Petrello dalam Sugiyono (2003:20) menyatakan bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pendapat ini dipertegas pula oleh Hughes dan Kapoor dalam Sugiyono (2003:20) menyatakan bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapat keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Keseluruhan rangkaian kegiatan menjalankan usaha (bisnis) yang lengkap akan membentuk kelompok - kelompok kegiatan menurut fungsinya, sehingga masing - masing kelompok kegiatan tersebut dinamakan fungsi bisnis. 3. Strategi Bisnis Menurut Grant (2009:14), strategi bisnis berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan persaingan di dalam setiap bisnis utamanya. Strategi bisnis merupakan dokumen yang harus dijadikan landasan berpijak utama dalam pembuatan strategi teknologi informasi karena dalam dokumen tersebut disebutkan visi dan misi perusahaan serta target kinerja masing-masing fungsi pada struktur organisasi (Indrajit, 2011:31). 4. Pengertian Keunggulan Bersaing Menurut Dirgantoro (2011:159) bahwa, keunggulan bersaing merupakan perkembangan dari nilai yang mampu diciptakan perusahaan untuk pembelinya. Wahyudi (2006:61) mendefinisikan keunggulan bersaing, adalah sesuatu yang memungkinkan sebuah perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata keuntungan yang diperoleh pesaing dalam industri. Semakin kuat keunggulan yang dimiliki akan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan dan begitu pula sebaliknya. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai keunggulan bersaing perusahaan tidak bisa memandang kondisi perusahaan sebagai satau kesatuan yang utuh. Keunggulan bersaing perusahaan ditentukan oleh banyak faktor. Masing-masing faktor memiliki fungsi yang berbeda-beda dan saling mendukung. 5. Analisis SWOT SWOT merupakan singkatan dari kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Analisis SWOT adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk menentukan dan mengevaluasi perencanaan yang telah disusun dan menganalisis yang mendasarkan kepada kemampuan melihat kekuatan baik internal maupun eksternal yang dimiliki perusahaan dibanding perusahaan pesaing (Murpi & Iskandar, 2011). Analisis SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi pembangunan daerah. Hal tersebut dilakukan melalui analisis situasi atau kondisi, sehingga dapat merumuskan strategi dalam persaingannya di pasaran. Pendekatan ini mencoba menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternal organisasi (Amir, 2005:101). Menurut Murpi & Iskandar (2011), Kekuatan (Strength) adalah suatu kondisi ketika perusahaan mampu melakukan semua tugasnya secara sangat baik (di atas rata-rata industri), kelemahan (weakness) adalah kondisi ketika perusahaan kurang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dikarenakan sarana dan prasarananya kurang mencukupi, peluang (opportunity) adalah suatu potensi bisnis menguntungkan yang dapat diraih oleh perusahaan yang masih belum dikuasai oleh pihak pesaing dan belum tersentuh oleh pihak manapun, ancaman (threats) adalah suatu keadaan ketika perusahaan mengalami kesulitan yang disebabkan oleh kinerja pihak pesaing, yang jika dibiarkan, perusahaan akan mengalami kesulitan dikemudian hari @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
105 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
6. Lingkungan Perusahaan Secara garis besar, lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan, sementara lingkungan eksternal berhubungan dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi peluang dan ancaman bagi perusahaan. Di dalam merumuskan strategi korporasi, bisnis dan fungsional, tahap pertama yang dilakukan adalah analisis SWOT. Analisis lingkungan memberikan kesempatan bagi perencana strategi untuk mengantisipasi peluang dan membuat rencana untuk melakukan tanggapan serta pilihan terhadap peluang tersebut. Hal ini juga membantu perencana strategi untuk mengembangkan sistem peringatan dini untuk menghindari ancaman atau mengembangkan strategi yang dapat mengubah ancaman menjadi keuntungan perusahaan. Selain itu analisis lingkungan juga dapat membantu dalam memaksimalkan kekuatan serta meminimalkan kelemahan internal perusahaan dalam setiap sektor lingkungan dimana keseluruhan dari faktor ini saling berinteraksi satu sama lain. Analisis lingkungan eksternal harus memperhatikan informasi apa saja yang bisa digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis. Untuk melakukan analisis lingkungan eksternal dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: pengumpulan informasi lisan, tertulis, pengamatan langsung dan peramalan. Sedangkan analisis lingkungan internal sebenarnya merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tindakan seperti mengidentifikasi aspekaspek kunci operasional perusahaan, mengevaluasi kondisi faktor-faktor keunggulan strategis tersebut dengan membandingkan kondisi sekarang dengan kondisi yang lalu, atau dengan pesaing. METODE PENELITIAN Sebagai suatu proses untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, maka sebelum melaksanakan penelitian perlu adanya metode yang diperlukan dalam penelitian. Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan dan manfaat penelitian serta berbagai kendala yang muncul. Maka, metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan induktif. Sugiyono (2010:11) menyatakan bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan induktif, yaitu penelitian yang diawali dengan mencari data empirik kemudian dianalisis untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum. Pendekatan induktif memberikan cara agar manusia dapat memecahkan suatu problematika, mulai dari mencari fakta-fakta yang murni dari pengalaman masyarakat, dari fakta-fakta itu ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Dengan demikian dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan induktif, dimana peneliti ingin mengemukakan suatu kesimpulan dengan beranjak dari data-data yang ada di lapangan. PEMBAHASAN 1. Faktor Pendorong Keunggulan Bersaing PT. BPR Permata Sedana Dalam usaha mencpai keunggulan bersaing PT. BPR Permata Sedana didorong oleh beberapa faktor. Faktor pendorong tersebut berasal dari internal maupun eksternal. Dari internal yang merupakan faktor pendorong adalah kekuatan (strength) yang dimiliki oleh PT. BPR Permata Sedana, sedangkan dari eksternal faktor pendorongnya adalah peluang (opportunity). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diidentifikasi beberapa
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
106 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
faktor pendorong keunggulan bersaing PT. BPR Permata Sedana. Adapun faktor-faktor pendorong tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut : a. Faktor internal Merek Rangkuty (2008:211), menyatakan bahwa merek merupakan salah satu aset strategik yang paling berharga dan telah menjadi elemen penting yang berkontribusi terhadap kesuksesan setiap organisasi atau perusahaan bisnis manapun nirlaba, manufaktur maupun penyedia jasa, dan organisasi lokal maupun global. Merek (brand) juga merupakan perekat yang mengikatkan berbagai fungsi pemasaran dalam organisasi. Inti dari komunikasi pemasaran yang sebenarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Jika perusahaan mampu membangun suatu merek yang kokoh, maka perusahaan akan memiliki program pemasaran yang kokoh pula, sebaliknya jika perusahaan tidak mampu, maka segala upaya yang dilakukan oleh pemasaran seperti periklanan, promosi penjualan, kehumasan, tidak mampu mencapai tujuan program pemasaran perusahaan, dengan kata lain pemasaran adalah merek (branding). Tjiptono (2008:347) yang merumuskan merk sebagai nama, istilah, tanda, symbol atau desain, atau kombinasi diantaranya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakannya dari barang dan jasa para pesaingnya. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia atau SDM merupakan suatu potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi (Sutrisno, 2010:55). Produk Dalam kondisi persaingan sangat berbahaya bagi suatu perusahaan jika hanya mengandalkan produk yang ada tanpa usaha tertentu untuk pengembangannya. Oleh karena itu, setiap perusahaan didalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan perubahan produk yang dihasilkan ke arah yang lebih baik, sehingga dapat memberi daya guna dan daya pemuas serta daya tarik yang lebih besar. Sofyan (2008:182) menyatakan bahwa “produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki digunakan atau dikonsumsi”. Sedangkan menurut Tjiptono (2008:95) pengertian produk adalah: “Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan”. Produk merupakan titik sentral dari kegiatan marketing, produk ini dapat berupa barang ataupun jasa, jika tidak ada produk maka tidak ada pemindahan hak milik, maka tidak ada marketing. Satu hal yang perlu diingat ialah bagaimana pun hebatnya usaha promosi, penjualan dan harga. Jika tidak diikuti dengan produk yang bermutu, disenangi oleh konsumen maka usaha marketing ini tidak akan berhasil. Oleh sebab itu, perlu dikaji produk apa yang akan dipasarkan dan bagaimana selera konsumen saat ini. Menurut Kotler dan Keller (2007:15) mendefinisikan keragaman produk sebagai berikut : “Keragaman Produk adalah kumpulan seluruh produk dan barang yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli”.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
107 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Produk yang telah disalurkan oleh PT. BPR Permata Sedana adalah produk tabungan dan kredit. Masyarakat bisa memilih produk sesuai dengan kebutuhan dan barang jaminan yang dimiliki. Produk simpanan yang dimiliki PT. BPR Permata Sedana diantaranya adalah: TABUNGAN, merupakan Suatu bentuk simpanan yang sifatnya tidak terikat, dimana untuk kegiatan menyimpan dan menarik simpanan tersebut dapat dilakukan kapanpun sesuai keinginan nasabah. Tabungan pada PT. BPR Permata Sedana mendapatkan bunga 5% pertahun dan diberikan pada setiap bulannya. Kelebihan tabungan pada PT.BPR Permata Sedana adalah saat awal pembukaan dan penutupa rekening tidak ada biaya yang dikenakan, tetapi setiap bulannya nasabah mengalami pemotongan Rp.1000 untuk biaya administrasi buku tabungan. Budaya Perusahaan Sukses tidaknya suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak terlepas dari budaya perusahaan (corporate culture) yang dimilikinya. Budaya perusahaan adalah bagian dari strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan Budaya perusahaan pada dasarnya adalah visi dan misi perusahaan sendiri yang menggambarkan jati diri dari perusahaan tersebut who we are dan how we do the business. Hal ini tercermin dari nilai-nilai yang dianut oleh setiap individu dari suatu perusahaan dan perilakunya ketika menjalankan proses bisnisnya. Budaya perusahaan bukanlah sesuatu yang sangat abstrak. Budaya adalah bagian dari hidup kita yang selama ini seringkali kita abaikan peranannya. Padahal budaya tersebut berperan penting dalam membentuk diri kita sehingga kita mampu mencapai sesuatu (Sutrisno, 2010:77). Lokasi PT. BPR Permata Sedana Dalam bauran pemasaran place (tempat) merupakan salah satu alat perusahaan untuk mengejar tujuan pemasaran, Rangkuti (2009:23) mengistilahkan place sebagai distribusi atau penempatan. Selanjutnya Rangkuti menjelaskan pengertian distribusi atau penempatan adalah “menempatkan suatu produk atau outlet yang sesuai dan memerlukan kepastian mengenai sejenis aktivitas yang keseluruhannya berkaitan dengan bagaimana menyampaikan produk tersebut dari produsen ke konsumen”. Sulastri dkk. (2007) menemukan bahwa dalam strategi pemasaran, adanya pemilihan lokasi usaha yang strategis menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis lokasi usaha yang dipilih, semakin tinggi pula tingkat penjualan dan berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah usaha. Begitu juga sebaliknya, jika lokasi usaha yang dipilih tidak strategis maka penjualan pun juga tidak akan terlalu bagus. Untuk itu sebelum memulai sebuah usaha, harus di perhatikan dulu tempattempat usaha yang paling tepat untuk pemasaran usaha kita. Riset harus dilakukan dan bandingkan beberapa pilihan tempat sebelum akhirnya ditentukan lokasi yang paling strategis bagi usaha yang akan di jalankan. Pendapat tersebut sejalan dengan kajian UMi (2010) yang menemukan keberadaan pasar yang merupakan sentra bisnis merupakan magnet bagi seorang pengusaha untuk mendirikan usaha jasa disekitarnya. Hal ini tidak terlepas dari terciptanya pasar yang sangat potensial dari keberadaan pasar dan sentra bisnis itu sendiri. Banyaknya masyarakat atau kegiatan ekonomi yang ada di sekitar lingkungan itu merupakan pasar yang sangat potensial untuk dijadikan lahan bisnis. Hal inilah yang menyebabkan fenomena menjamurnya usaha jasa yang didirikan di sekitar pasar atau sentra bisnis yang ada.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
108 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
2. Faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) yang dimiliki oleh PT. BPR Permata Sedana antara lain dapat dapat diuraikan sebagai berikut : Peraturan dan kebijakan pemerintah Dalam pengembangan suatu bisnis usaha tentunya peraturan atau kebijakan baik itu dari dalam maupun dari luar perusahaan sangat menentukan arah pengembangannya. Begitu pula dengan PT. BPR Permata Sedana, peraturan atau kebijakan bisa menjadi dasar atau pedoman serta peluang bagi langkah dalam mengembangkan bisnis perbankan. Dalam hal ini peraturan atau kebijakan dari eksternal PT. BPR Permata Sedana merupakan peluang untuk mengembangkan cabang pada saat ini dan masa yang akan datang. Ada beberapa peraturan atau kebijakan yang mendorong dan berkaitan dengan proses pengembangan PT. BPR Permata Sedana. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Faktor pendorong strategi bersaing PT. BPR Permata Sedana a. Tata kelola dan perilaku atau budaya PT. BPR Permata Sedana yang baik, di mana perbankan adalah bisnis di bidang jasa yaitu pelayanan jasa tersebut harus sesuai dengan apa yang diamanahkan dari nasabah pemilik dana maupun nasabah yang membutuhkan dana yang di wujudkan dengan prinsip Good Coorporate Governance dan Code of Conduct yakni perilaku atau budaya kerja perusahaan yang baik. b. Iklim Investasi Positif dan semangat kerja tinggi, Iklim Investasi yang dihimpun oleh PT. BPR Permata Sedana menunjukkan positif dilihat dari perkembangan dari tahun ke tahun, dimana rata-rata tumbuh > 50% per tahun jauh diatas rata-rata pertumbuhan Bank Konvensional yang sekitar ± 12 s/d 15% per tahun, hal ini juga didukung dengan semangat kerja yang tinggi sebagai wahana untuk berkarya dan berprestasi bagi karyawan c. Fund Deposit Ratio (FDR) Normal, daya dukung investasi yang baik sehingga dapat mencapai FDR di ambang normal yaitu 90% - 110%. d. Kontribusi Positif terhadap masyarakat dan kelestarian Lingkungan, di mana PT. BPR Permata Sedana memiliki dua program yaitu Go Green (Kelestarian Lingkungan) dan Corporate Social Responsibility. e. Membantu pelaku-pelaku pariwisata di Wilayah Kuta, serta nelayan-nelayan di pesisir pantai Kedonganan dan Jimbaran untuk meningkatkan dan pengembangan perekonomian di Wilayah Kuta. f. Penduduk yang mayoritas bergelut dibidang pariwisata memberikan kontribusi yang cukup pada kinerja PT. BPR Permata Sedana. g. Melakukan kerjasama, dalam menciptakan suatu peluang untuk mewujudkan dukungan atas perkembangan investasi PT. BPR Permata Sedana melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. h. Potensi Masyarakat yang tinggi, potensi masyarakat Kuta yang cukup tinggi baik dilihat dari tingkat mobilitas ekonomi dan perdagangan. i. Pembukaan kantor cabang, adanya peluang pembukaan kantor cabang memberikan peluang tersendiri terhadap pengembangan PT. BPR Permata Sedana. 2. Faktor penghambat strategi bersaing PT. BPR Permata Sedana a. Terbatasnya karyawan yang frofesional di bidang perbankan pada PT. BPR Permata Sedana masih memerlukan pelatihan tambahan dari lembaga perbankan untuk mencetak tenaga yang kompeten.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
109 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
b. Kurangnya sarana pendukung, beberapa sarana penting yang masih sering meninggalkan kesan dan keluhan bagi setiap nasabah yang bertransaksi seperti keberadaan halaman parkir yang luas dan memadai. c. Kurangnya aturan pendukung, kurangnya peraturan tentang perbankan yang mendukung setiap kegiatan operasional maupun pemasaran produk dan jasa yang dimiliki. d. Teknologi yang masih terbatas, aspek teknologi yang kurang kompetitif menjadikan kendala tersendiri dalam hal pelayanan kepada nasabah. a. Total share perbankan, di mana bagi PT. BPR Permata Sedana lembaga-lembaga keuangan lainnya seperti Lembaga Perkreditan Desa (LPD), koperasi dan lembaga keuangan lainnya bukan merupakan pesaing melainkan teman sejawat, sehingga berkiprah seiring sejalan untuk bekerja giat menaikkan share yang hingga saat ini masih di bawah 5% dibanding total share perbankan Konvensional. b. Kurang pemahaman tentang perbankan, kurang adanya pemahaman masyarakat Kuta tentang produk, system dan mekanisme perbankan khususnya BPR. Hal ini akan mempengaruhi kecepatan pengembangan PT. BPR Permata Sedana c. Kurang dukungan dari masyarakat, karena sebagian masyarakat masih menganggap BPR adalah bank kecil, yang kurang aman. 3. Strategi Bisnis yang diterapkan PT. BPR Permata Sedana adalah: a. Intensifikasi promosi dan ekstensifikasi promosi Intensifikasi promosi dilaksanakan dengan membujuk nasabah tabungan ataupun deposito untuk menambahdana yang disimpannya. Ekstensifikasi promosi dilakukan dengan mencari nasabah baru dengan cara mendatangi kantor-kantor, hotel-hotel dan pengusaha atau toko yang belum menjadi nasabah. b. Ekstensifikasi distribusi Ekstensifikasi distribusi dilaksanakan dengan membuka kantor kas di tempat-tempat strategis seperti pasar dan kawasan hotel. Dengan dibukanya kantor kas dapat mendekatkan PT. BPR Permata Sedana dengan nasabah yang beromisili jauh dari kantor cabang. c. Evaluasi dan pengendalian Langkah akhir dalam perumusan strategi adalah evaluasi dan pengendalian. Penelusuran strategi dan pemasarannya membuahkan pengendalian dan sistem informasi yang efektif dan memberikan umpan balik (feedback) yang lengkap dan tepat waktu. Dengan demikian tindakan perbaikan atas dasar evaluasi dan umpan balik tersebut senantiasa diurutkan untuk mencapau tujuan efektifsehingga mekanisme pengembangan strategi berjalan secara kontinyu dan dapat diperoleh rumusan strategi yang dinamis. Saran 1. Untuk meniingkatkan pangsa pasar dan mampu bersaing agar dilaksanakan pemasaran agresf dan proaktif. Strategi intensifikasi dan ekstensifikasi yang telah dilakukan perlu lebih digalakkan. 2. Dalam hal penetapan tarip suku bunga karena sudah ditetapkan sebelumnya oleh Dewan Komisaris, untuk dapat menarik nasabah PT. BPR Permata Sedana agar melakukan promosi dengan memberikan kenang-kenangan berlogo PT. BPR Permata Sedana kepada nasabahnya dan untuk dapat mempertahankan nasabah yang sudah ada agar meningkatkan mutu pelayanan.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
110 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid, (2008), Pengertian, Konsep, Definisi Pemasaran http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-konsep-definisi-pemasaran/ (7 Agustus 2015, 22:30) Amir, (2005), Dinamika Pemasaran, Jelajahi & Rasakan, Edisi 1, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Asep Ruli Radimal R (2009), Konsep Strategi http://asepruli.blogspot.com/ 2009/06/konsepstrategi.html (13 Agustus 2015 22.50) Assauri, S. (2007), Manajemen Pemasaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta David, F.R. (2007), Managemen Strategies, Konsep, Pearson Prentice Hall Penerbit Salemba Empat. Edisi Bahasa Indonesia. Erna Febru Aries S. Februari (2008), Penelitian Deskriptif http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/ (9 April 2015, 22:30) Fajarjaya W.I.M. (2007), Formulasi Strategi Pemasaran Pada Bengkel Cat Mobil Wipers di Denpasar, Tesis, Universitas Udayana, Denpasar Frances Bowen (2007), judulnya Corporate Social Strategy : Competing viewsfrom Two theories of theFirm. http://philpapers.org/ rec/BOWCSS (28 Agustus 2015 20:11) Icuk Rangga Bawono (2009), Manajemen StrategiSektor Publik : Langkah Tepat Menuju Good Governance http://icukranggabawono.com/ jurnal/Manajemen.pdf Irvin Fauzan Lubis, (2007), Budaya Perusahaan Menentukan Keunggulan Perusahaan (Bag.2) Vol 2 No 5 http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/ jurnal/ 250715.pdf (16 Agustus 2015, 23:15) Jiang, K. Charles YJ, Cheah, David A.S.C. and Guozhi L. (2007), Strategic adaptations to environments inside China, An empirical investigation in the construction industry. Chinese Management Studies. Vol: 1 (1):42-56. Available from : http:/www.emeraldinsight.com/1750-614X.htm. Kodrat,David Sukardi, (2009), Manajemen Distribusi : Old Distribution Chanels and Postmo Distribution Chanels Approach Berbasis Teori dan Praktek, Yogyakarta : Graha Ilmu. Kotler & Keller. (2009), Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Pearson Prentice Hall penerbit PT Indeks. Edisi Bahasa Indonesia. Malhotra. (2005), Riset Pemasaran, Pendekatan Terapan Edisi Keempat jilid 1, Pearson Prentice Hall, penerbit Indeks. Edisi Bahasa Indonesia Muhammad Suwarsono, (2004), Manajemen Strategik. Konsep dan Kasus, Edisi ke-3, Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Pearce & Robinson. (2008), Manajemen Strategis, Formulasi, Implementasi,dan Pengendalian, Edisi ke- 10, Buku 1. Penerbit Salemba Empat. Rangkuti, Freddy. (2008), Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama _____________(2008), Metode Riset Pemasaran. Jakarata PT Gramedia Pustaka Utama. Ridwan, (2008), Metode dan Teknik Penulisan Tesis. Penerbit Alfabeta Bandung Rizky Pribadi (2012), Persepsi masyarakat terhadap lembaga keuangan http://www.batatsa.com/?p=250 ( 22 Agustus 2015, 14:15) Siagian P Sondang, 2007 Manajemen Strategik. Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta Sulastri Rini Rindrayani, M.Astiham, (2007) Pengaruh Penerapan Strategi Pemasaran terhadap Perkembangan Usaha Industri Kerajinan Mamer Onyx di Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
111 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5307431438.pdf Volume 5, Nomor: 3, ( 9 Agustus 2015, 23:05) Sutrisno, dkk, 2010, Pendekatan Perilaku Konsumen Untuk Menentukan Peta Persepsi Produk dan Strategi Pemasaran Studi Kasus pada Produk Minuman Ringan di Palembang http://ebookfreetoday.com /view-pdf.php?bt=P-E-M-A-S-A-R-AN&lj=http://digilib.unsri.ac.id/download/Jurnal%20Vol_%201%20Sutrisno.pdfahaan Vol : 1 ( 7 Agustus 2015 21:05) Suyanto. 2007. Strategic Management, Global Most admired Companies. Penerbit C.V Andi Offset Yogyakarta Umi Pratiwi,Oktober 2010 Balance Scorcard dan Manajemen Strategik Vol 11 Nomor 2 http:/jurnalstiei-kayutangu.ac.id (13 April 2010 21:55 Wood H. Emma 2006 The Internal Predictors of Business Performance in Small Firms, Volume 13:441. http:/www.emeraldinsight.com/ journals. htm?articleid=1567440 (28 Agustus 2015 19:34) Yulitha Anita Mele Dae 2010 Startegi Bauran Pemasaran Motor Merek Honda pada PT. Asaparis di Denpasar, Tesis, Universitas Udayana, Denpasar
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive