STATION BEDAH – KASUS : FRAKTUR SOAL Seorang pasien laki-laki usia 35 tahun diantar ke IGD setelah kecelakaan lalu lintas 2 jam yang lalu. -
Lakukan penilaian awal dan penanganan awal pada pasien
-
Tentukan tindakan lanjutan pada pasien
-
Peragakan pemasangan bidai
PEMBAHASAN
1. Lakukan penilaian awal dan penanganan awal pada pasien!
Skenario : Pasien datang dengan meracau, GCS 12. TD 80/palpasi, HR 120 x/menit lemah, RR 20x/menit adekuat. Lain-lain dalam batas normal.
Penilaian dan penanganan awal (Primary Survey) Algoritma ATLS primary survey (ABCDE), dilanjutkan dengan secondary survey (anamnesis dan head-to-toe examination)
Airway & C-spine-control -
Look-feel-listen untuk melihat adanya gangguan sumbatan jalan nafas. Bila perlu pasang saturasi O2
-
Stabilisasi C-spine dengan neck collar (terutama bila dicurigai trauma cervical)
-
Pada pasien ini, pasien masih dapat merespon dengan suara airway clear
Breathing & ventilation control -
Lihat frekuensi pernapasan dan kualitas pernapasan, jejas di dada, serta kesimetrisan dinding dada
-
Pada pasien, frekuensi nafas 20 kali/menit, adekuat, hemithoraks kiri dan kanan simetris baik inspirasi maupun ekspirasi
Circulation & Hemorrhagic control
-
Nilai denyut nadi, tekanan darah, dan kualitas denyut nadi. Nilai tanda-tanda perdarahan
-
Pada pasien, frekuensi nadi 120 kali/menit, lemah, TD 80/palpasi tandatanda syok
-
Pada pasien syok : o Ganti cairan yang hilang dengan memasang IV line 2 jalur dengan jarum besar, bolus kristaloid secepatnya o Evaluasi ulang setelah tindakan dilakukan
Disability -
Dilakukan pemeriksaan GCS, serta pemeriksaan neurologis cepat, seperti pupil, tanda lateralisasi, atau level cedera spinal
-
Pada pasien, didapatkan GCS 12. Refleks cahaya +/+. Pada lokasi cedera, tidak didapatkan kelainan neurologis (motorik di distal cedera masih baik)
Exposure -
Buka seluruh pakaian pasien, periksa apakah ada cedera lain yang tersembunyi
-
Cegah hipotermia
-
Pada pasien, tidak ditemukan cedera lain
Selalu periksa ulang secara berkala ABCDE pasien, lihat respon pasien terhadap terapi.
2. Tentukan tindakan lanjutan pada pasien!
Skenario: Pasien pengendara sepeda motor, tertabrak mobil dari depan, dan terjatuh ke arah kanan, kaki kanan membentur pembatas jalan. Pasien memakai helm. Tidak ada muntah atau pingsan setelah kejadian. Tampak deformitas di paha kanan, tidak tampak luka terbuka.
Tindakan lanjutan (Secondary Survey) Dilakukan setelah primary survey selesai dan tindakan resusitasi telah dilakukan. Mencakup anamnesis, head-to-toe examination (termasuk reevaluasi tanda vital), finger and tube in every orifice, dan pemeriksaan/konsultasi lanjutan.
Anamnesis -
Diperlukan anamnesis singkat yang terarah. Setidaknya mencakup AMPLE : o A
: allergy
o M
: medication (obat yang diminum saat ini, termasuk apakah sedang
konsumsi alkohol/narkoba) o P
: past illness (riwayat penyakit dahulu/penyerta)
o L
: last meal (berkaitan dengan operasi dan prosedur lain yang berkaitan
dengan pengosongan lambung) o E
:
event/environment
(lingkungan
yang
berhubungan
dengan
kejadian/mekanisme terjadinya trauma) sesuai skenario
Head-to-toe examination & finger and tube in every orifice -
Periksa ulang keadaan umum dan tanda vital
-
Periksa kepala, maksilofasial, vertebra, toraks (anterior dan posterior), abdomen (anterior dan posterior), perineum dan rectum, musculoskeletal, dan neurologis tampak deformitas di paha kanan, tapi tidak ada luka terbuka
-
Bila pasien tidak sadar, pasang NGT dan kateter urin. Bila perlu pasang monitor lain seperti pulse oxymetry, EKG, dan tekanan darah
Pemeriksaan/konsultasi lanjutan Apabila telah stabil, dapat diminta pemeriksaan penunjang, yang dalam kasus ini dapat berupa pemeriksan darah lengkap + crossmatch, dan foto femur AP/lateral.
3. Peragakan pemasangan bidai!
Karena ada fraktur tertutup femur dekstra, pada pasien ini harus dipasang bidai.
Pemasangan bidai -
Informed consent pemasangan bidai untuk mencegah deformitas dan cedera jaringan lunak lebih lanjut sebelum dirujuk.
-
Pasien diberikan analgetik.
-
Buka pakaian pasien.
-
Cek neurovaskuler distal pada lengan kanan dan kiri, bandingkan keduanya.
-
Tutup luka (bila ada) dengan balutan steril.
-
Prinsip pembidaian menggunakan 2-3 buah spalk/papan yang mencakup 2 buah sendi yang berhubungan dengan tulang yang patah. Pilih ukuran bidai yang sesuai dengan ekstremitas yang trauma. Pasang bantalan di atas tonjolan tulang.
-
Bidai ekstremitas pada posisi yang ditemukan pulsasi distalnya. Bila tidak ada, coba luruskan ekstremitas. Traksi secara hati-hati dan pertahankan sampai bidai terpasang.
-
Bidai dipasang pada ekstremitas yang telah lurus, namun jangan meluruskan secara paksa. Fiksasi dengan kassa gulung atau elastic bandage.
-
Periksa
kembali
kontralateralnya.
neurovascular
distal
dan
bandingkan
dengan
sisi
STATION KARDIOLOGI – KASUS : ADHF
SOAL Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang dengan keluhan sesak napas sejak 12 jam yang lalu. Instruksi: 1. Lakukan anamnesis pada pasien 2. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien 3. Apa pemeriksaan penunjang yang akan Anda minta? 4. Apa diagnosis dan diagnosis banding pada pasien? 5. Apa tatalalaksana yang akan Anda berikan?
PEMBAHASAN 1. Lakukan anamnesis pada pasien Untuk OP: Pasien awalnya merasa sesak setelah berjalan-jalan di dekat rumah. Keluhan disertai dengan bengkak pada kedua tungkai. Tiga hari yang lalu, pasien sempat mengalami batuk dan demam. Keluhan nyeri dada sebelum sesak disangkal. Pasien mempunyai riwayat sesak bila berjalan sekitar 200 meter, sesak bertambah berat dengan aktvitas. Pasien juga mengaku sering terbangun di malam hari karena sesak.
Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 20 tahun yang lalu, tidak mengonsumsi obat. Pasien merokok sejak 40 tahun yang lalu. Pasien jarang berolahraga.
Anamnesis untuk menyingkirkan diagnosis banding: PPOK Batuk berdahak kronik, sesak napas yang persisten dan progresif, riwayat merokok dalam jumlah banyak dan lama Gagal jantung DOE, PND, ortopnea, edema ekstremitas, faktor risiko gagal jantung Asma
Keluhan episodic, terdapat pajanan alergen, mengi, riwayat penggunaan obatobatan asma Gangguan cemas Keluhan hilang timbul, riwayat gangguan cemas, PTSD, OCD, gangguan panik TB Batuk berdahak dengan/tanpa darah > 2 minggu, sesak, nyeri dada, keringat malam, BB turun, penurunan nafsu makan. Tumor Batuk berdarah, sesak, penurunan BB, riwayat merokok, usia tua Bronkiektasis Batuk berdahak produktif disertai darah, riwayat penyakit paru lama
2. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien
Kesadaran
: Compos mentis
Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Tekanan darah
: 160/100 mmHg
Frekuensi nadi
: 105 x/menit, teratur, isi cukup
Frekuensi napas
: 30 x/menit, teratur
Suhu
: 36,6 °C
Leher
: JVP 5+2 cmH2O
Jantung o Palpasi
: iktus kordis teraba di sela iga ke-6, 1 jari lateral dari linea
midclavicula kiri o Perkusi
: batas jantung melebar
o Auskultasi
: BJ I-II regular, murmur (-), S3 gallop (+)
Paru
: terdapat rhonki basah halus pada kedua basal paru
Ekstremitas
: pitting edema
3. Apa pemeriksaan penunjang yang akan Anda minta? Pulse oximetry
: Saturasi O2 94%
DPL
: Hb 13 g/dl, Ht 40%, leukosit 13.000 sel/µL, trombosit 200.000
sel/µL SGOT/SGPT
: Peningkatan SGOT dan SGPT
Ur dan Cr
: Ur dan Cr normal
AGD dan elektrolit : tidak ada asidosis, elektrolit dalam batas normal Rontgen thoraks : CTR 58%, tampak kranialisasi EKG
: irama sinus, laju nadi 105x/menit, normoaxis, ST segmen isolektrik,
LVH (+)
4. Apa diagnosis dan diagnosis banding pada pasien? Diagnosis
: ADHF
Diagnosis banding : PPOK eksaserbasi akut
5. Apa tatalalaksana yang akan Anda berikan? Oksigen Furosemide
1x20 mg IV
Captopril
3x6,25 mg
Bisoprolol
1x1,25 mg
Restriksi cairan
STATION KULIT – KASUS : MORBUS HANSEN
SOAL Seorang perempuan berusia 20 tahun datang dengan keluhan bercak putih yang terasa baal pada lengan kanan, perut, bahu sejak 2 bulan yang lalu. Instruksi: 1. Lakukan anamnesis terarah pada pasien untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding. 2. Sebutkan status dermatologikus kelainan kulit yang Saudara lihat secara lengkap. 3. Lakukan pemeriksaan fisik lain untuk menunjang diagnosis Saudara (minta hasil pemeriksaan kepada evaluator) 4. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan (minta hasil pemeriksaan kepadda evaluator) 5. Sebutkan diagnosis kerja Saudara.
6. Sebutkan tatalaksana medikamentosa (dalam bentuk resep) termasuk cara minum obat dan efek samping yang mungkin terjadi, serta non medikamentosa secara lengkap
1. ANAMNESIS Sejak 2 bulan yang lalu, muncul bercak putih pada kulit lengan. Beberapa minggu kemudian muncul bercak putih pada kulit perut dan bahu. Total terdapat 4 bercak putih. Pasien merasa baal di lokasi bercak putih tersebut. Pasien menyangkal adanya kontak dengan orang yang mempunyai keluhan yang sama.
2. PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi
Deskripsikan lesi kulit: Di lengan kanan, perut, bahu terdapat makula hipopigmentasi, multipel, bentuk bulat, ukuran nummular-plakat, permukaan halus berkilap.
Palpasi
Pemeriksaan sensibilitas Area lesi dites raba halus (tissue), dan nyeri (tusuk gigi), masing2 dibandingkan dengan non lesi. Pelaporan : terdapat anestesi / hipestesi di area lesi
Pemeriksaan saraf otonom : dgn tinta gunawan Area lesi dan non lesi digores tinta gunawan, kemudian pasien lari ditempat sampai berkeringat Pelaporan : pada area lesi tinta tidak memudar
Pemeriksaan syaraf tepi : Membandingkan saraf tepi bagian kiri dan kanan Pembesaran: ya / tidak Konsistensi: keras seperti kawat atau kenyal Nyeri: ada atau tidak Saraf tepi N. aurikularis magnus Pasien disuruh menoleh ke samping semaksimal mungkin, maka saraf yang terlibat akan didorong oleh otot di bawahnya sehingga dapat terlihat jika ada pembesaran saraf. Dua jari pemeriksa diletakkan di letakkan di atas persilangan jalannya saraf dengan arah otot. Bila teradapt penebalan akan teraba seperti kabel atau kawat. N. ulnaris Tangan harus rileks dan diletakkan di atas satu tangan pemeriksa. Tangan pemeriksa lain meraba lekukan di bawah siku (sulkus nervus ulnaris) dan meraba apakah terdapat penebalan N. peroneus lateralis Pasien duduk dengan kedua kaki menggantung, diraba di sebelah lateral dari capitulum fibula, biasanya sedikit ke posterior
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
BTA dari hapusan kulit cuping telinga: +2 BTA dari lesi kulit paling aktif: +3 BTA dari hembusan hidung: tidak ada Tes lepromin: negatif
4. EDUKASI MH adalah penyakit menular MH adalah penyakit infeksi yang bisa disembuhkan jika minum obat teratur Pengobatan MH butuh waktu lama : minimal 6 bulan Efek samping yang dapat timbul : kencing warna merah, kulit gelap, gangguan pencernaan, anemia, penyakit hati Selama pengobatan dapat terjadi reaksi: bercak menebal dan semakin banyak (RR) atau timbul benjolan-benjolan di lengan dan tungkai yg terasa nyeri (ENL) Jika terjadi reaksi, minta pasien untuk tidak menghentikan obat dan segera kontrol ke dokter
5. TATALAKSANA FARMAKOLOGI Rifampisin 600 mg/bulan diawasi Dapson 100 mg/hari Klofazimin 300 mg/bulan diawasi dan 50 mg/hari
STATION NEUROLOGI – KASUS : BPPV
SOAL
Pasien laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan pusing berputar sejak 3 hari yang lalu 1. Lakukan anamnesis pada pasien 2. Lakukan pemeriksaan fisik yang relevan pada pasien 3. Mintalah hasil pemeriksaan penunjang kepada penguji 4. Tentukan diagnosis dan diagnosis banding, lalu sampaikan pada penguji 5. Tuliskan resep dan serahkan pada penguji 6. Lakukan edukasi kepada pasien terkait masalah kesehatannya
1. Anamnesis -
Pasien merasakan sekelilingnya berputar yang timbul mendadak ketika pasien bangun tidur dan menoleh ke sebelah kanan, berlangsung sangat singkat (kurang dari 30 detik)
-
Disertai mual, muntah, berkeringat dingin
-
Tidak ada riwayat sakit telinga, gangguan pendengaran, maupun telinga berdenging
-
Tidak ada kelemahan satu sisi, penglihatan ganda, atau bicara pelo
2. Pemeriksaan fisik -
Tes keseimbangan Romberg dan Romberg dipertajam
-
Perasat Dix-Hallpike kanan o Pasien duduk tegak di atas meja pemeriksaan dengan kepala menghadap 45o ke kanan. Mata terbuka dan berkedip sesedikit mungkin selama pemeriksaan. o Pemeriksa kemudian membaringkan pasien ke sisi kanan dengan cepat dalam keadaan kepala pasien menggantung 20-30° pada ujung meja pemeriksaan. o Tunggu selama 40 detik hingga respons abnormal muncul. Perhatikan respons selama sekitar 1 menit atau hingga respons menghilang.
o Respons abnormal : nistagmus yang timbul lambat setelah gerakan provokasi, berlangsung sekitar 40 detik dan menghilang (<1 menit pada kanalitiasis, >1 menit pada kupulolitiasis)
3. Pemeriksaan penunjang Tidak dibutuhkan
4. Diagnosis banding Vertigo tipe sentral Neuritis vestibularis Meniere disease
5. Penatalaksanaan Betahistine 8 mg, 3 x 1 tablet/hari Maneuver Dix-Hallpike
6. Edukasi Etiologi Prognosis penyakit Tanda bahaya penyakit : kebas di daerah mulut (stroke di sirkulasi posterior) Edukasi untuk melakukan latihan maneuver Brandt Daroff secara mandiri
STATION OBSTETRI-GYNEKOLOGI – KASUS : AKDR SOAL Seorang perempuan berusia 40 tahun, P2A0, datang untuk pemasangan AKDR. Instruksi: a. Lakukan informed consent b. Lakukan prosedur pemasangan IUD a. Informed consent Memastikan pemahaman pasien mengenai AKDR dan keuntungan penggunaan AKDR Menjelaskan efek samping penggunaan AKDR (jangka pendek dan jangka panjang) Menjelaskan waktu kontrol pasca pemasangan AKDR Meminta persetujuan pasien
b. Prosedur pemasangan IUD: Memastikan kandung kemih telah kosong Memasukkan lengan IUD Mencuci tangan dan memakai sarung tangan Melakukan tindakan antisepsis pada genitalia eksterna Memasang speculum cocor bebek hingga tampak porsio Memasang tenakulum dan memegang tenakulum dengan tangan non-dominan Melakukan sondase Menggeser tanda pada tabung inserter sesuai panjang sondase dan membuka plastik kemasan Memasang AKDR dengan teknik withdrawal Mendorong tabung dan memastikan posisi AKDR berada dalam fundus uteri Menarik tabung inserter Memotong benang AKDR dengan panjang yang sesuai Merapihkan semua alat dan memasukkan dalam larutan klorin Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan
STATION PEDIATRIK – KASUS : ANEMIA DEFISIENSI BESI
SOAL Seorang anak perempuan berusia 3 tahun dibawa oleh ibunya ke dokter karena tampak lemas dan kurang aktif sejak 2 minggu terakhir 1. Lakukan anamnesis pada ibu pasien 2. Lakukan pemeriksaan fisik yang relevan pada pasien 3. Mintalah hasil pemeriksaan penunjang kepada penguji 4. Tentukan diagnosis dan diagnosis banding, lalu sampaikan pada penguji 5. Tuliskan resep dan serahkan pada penguji 6. Lakukan edukasi kepada pasien terkait masalah kesehatannya
Tugas
Jawaban
Dokter memperkenalkan diri Menanyakan nama dan umur pasien An. Rosa, 3 tahun Keluhan utama
Tampak lemas dan kurang aktif
Onset keluhan utama
Sejak 2 minggu yang lalu
Pucat
Ya
Perdarahan, mudah memar
BAB berdarah
Mata dan kulit kuning
Tidak ada
Perut membesar, keluhan kembung
Tidak ada
Sesak nafas
Tidak ada
Konsumsi obat-obatan
Tidak ada
Nafsu makan
Pasien biasa makan 3 kali sehari, namun akhir-akhir ini porsi makanan yang mau dimakan berkurang tanpa sebab yang jelas.
Riwayat pengobatan
Diberikan vitamin penambah nafsu makan, namun tidak ada perbaikan
Riwayat penyakit dahulu
-
Riwayat penyakit keluarga
-
Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi,
-
Pasien adalah anak tunggal, ibu bekerja sebagai buruh
dan lingkungan keluarga
cuci, ayah bekerja sebagai tukang ojek. -
Tempat tinggal di kawasan yang padat penduduk.
-
Pasien
senang
bermain
di
luar
rumah
tanpa
menggunakan alas kaki dan senang jajan. Riwayat kehamilan dan kelahiran
-
Tidak ada masalah selama hamil, ibu pasien rajin ANC ke bidan
-
Pasien lahir normal, spontan, dibantu bidan, BBL 3000 gram dan PBL 50 cm, langsung menangis, tidak pucat, tidak tampak biru ataupun kuning, dan tidak terdapat kelainan lainnya.
Riwayat nutrisi
-
Pasien 6 bulan pertama mendapat ASI eksklusif, selanjutnya diberikan bubur susu dan makanan pendamping ASI kemasan.
-
Setelah usia 1 tahun, pasien masih mendapatkan ASI dan mulai makan makanan keluarga.
-
Pasien jarang makan daging sapi maupun daging ayam. Konsumsi sayuran juga dianggap kurang.
-
Tidak ada riwayat memakan makanan yang tidak biasa (pica) seperti kertas, tanah, rambut
Riwayat tumbuh kembang
Menurut
ibu
pasien,
pasien
tampak
lebih
kurus
dibandingkan anak-anak seumurannya. Pasien tengkurap di usia 3 bulan, duduk di usia 6-7 bulan, berdiri di usia 9 bulan, dan berjalan di usia 14 bulan. Saat ini pasien sudah dapat berbicara dengan lancar. Riwayat imunisasi
Imunisasi dasar pasien lengkap. Pasien sudah melakukan imunisasi hepatitis 4x, BCG, 1x, polio 4x, DPT 3X, dan campak 1x.
Melakukan rangkuman dan transisi ke pemeriksaan fisik Mencuci
tangan
sebelum
melakukan pemeriksaan fisik Menilai status generalis, termasuk tanda vital, BB, dan TB
-
Status generalis : tampak sakit ringan, HR 100 x/menit, RR 22x/menit, suhu afebris
-
Berat badan : 12 kg, Tinggi badan : 90 cm , Keadaan gizi : gizi kurang
Melakukan PF yang relevan dengan
-
lege artis
Mata : konjungtiva tampak pucat, sklera tampak tidak ikterik
-
Mulut : stomatitis angularis tidak ada, glositis ada, papil atrofi tidak ada
-
Jantung : BJ I dan II normal, tidak terdengar murmur maupun gallop
-
Abdomen : datar, simetris, hati tidak teraba, limpa tidak teraba, bising usus 4x/menit
-
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, pitting edema tidak ada, koilonikia ada
Mencuci tangan setelah melakukan PF Meminta
hasil
pemeriksaan
-
penunjang
-
Darah perifer lengkap : o Hb
: 6,8 g/dL
o Ht
: 22%
o MCV
: 60 fL
o MCH
: 22 pg
o MCHC
: 30%
Apusan darah tepi : kesan anemia mikrositik hipokrom, sel target (+), sel pensil (+)
-
Serum iron : 30 μg/dL
-
TIBC (total iron binding capacity) : 500 μg/dL
-
Sat transferrin: 6%
-
Ferritin : 8
-
Retikulosit: 1%
-
Analisis feses : telur berbentuk oval dan tidak berwarna (cacing tambang), darah samar (+)
Menentukan
diagnosis
dan Diagnosis kerja : anemia defisiensi besi
diagnosis banding Meresepkan
obat
secara
tepat
-
dengan penulisan resep yang tepat
Pemberian supplementasi oral besi elemental 3-5 mg/kgBB dibagi dalam dua dosis sesudah makan sampai dengan 2 bulan setelah Hb normal misal Sulfas Ferrosus 300 mg (60 mg besi elemental)
-
Mebendazol 500 mg monoterapi atau 100 mg dua kali sehari selama 3 hari berturut-turut
Melakukan edukasi kepada pasien
-
Etiologi anemia defisiensi besi akibat infeksi cacing tambang
-
Faktor risiko pola hidup tidak bersih dan sehat
-
Kebersihan tangan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menggunting kuku 2 minggu sekali
-
Menggunakan alas kaki ketika di luar rumah
-
Kurangi jajan
-
Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C jeruk, pepaya
-
Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi dan sayuran daging merah, hati ayam, bayam
Menanyakan
apa
yang
ingin
kunjungan
ulang
-
Efek samping obat mual
-
Evaluasi pengobatan melalui pemeriksaan kadar Hb
ditanyakan pasien Menjadwalkan pasien
dilakukan 1 bulan setelah kunjungan pertama
STATION PSIKIATRI – KASUS : ANSIETAS
SOAL Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan kepala terasa sakit sejak 1 minggu yang lalu Instruksi: 1. Lakukan anamnesis pada pasien untuk menunjang diagnosis 2. Lakukan pemeriksaan fisik 3. Tentukan diagnosis dan diagnosis banding 4. Tentukan terapi farmakologi
1. Lakukan anamnesis pada pasien untuk menunjang diagnosis
Sejak 3 bulan terakhir, pasien merasa khawatir bahwa usahanya akan bangkrut. Hal ini terjadi setelah pemerintah menetapkan peraturan kenaikan pajak untuk setiap industri. Pasien mengeluhkan semakin sulit berkonsentrasi sehingga usahanya mengalami kemunduran. Pasien khawatir jika keluarga tidak dapat makan/sakit. Pasien merasakan sakit kepala, jantung berdebar-debar, dan sakit perut setiap kali memikirkan hal tersebut. Pasien juga sering susah tidur, gelisah, dan merasa sulit mengambil keputusan.
Sejak 2 bulan terakhir, pasien semakin tidak bersemangat untuk melakukan segala hal. Pasien lebih cenderung memilih untuk beristirahat di rumah. Pasien memiliki hobi bermain bulutangkis bersama teman-temannya, sekarang sudah tidak dilakukan lagi.
2. Lakukan pemeriksaan status mental Penampilan
: laki-laki/perempuan, penampilan sesuai usia, rapih, perawatan diri
baik Sikap
: kooperatif
Psikomotor
: gelisah
Bicara
: spontan, volume cukup, tertekan
Mood
: cemas
Afek
: terbatas, serasi
Proses piker
: Koheren
Isi pikir
: cukup ide
Persepsi
: baik, tidak ada halusinasi
Tilikan
: derajat !
3. Tentukan diagnosis dan diagnosis banding Diagnosis Axis I
: Gangguan cemas menyeluruh dd/ depresi tanpa ciri psikotik dd/
Gangguan campuran ansietas dan depresi Axis II
: Belum dapat didiagnosis
Axis III
: Tidak ada
Axis IV
: Kemunduran usaha
Axis V
: GAF 51-60
4. Tentukan terapi farmakologi Alprazolam 1x0,5 mg Alternatif: Diazepam 1x2 mg Clonazepam 2x0,25 mg Lorazepam 1x0,5 mg Fluoxetine 1x10 mg Sertraline 1x25 mg
STATION PULMONOLOGI – KASUS : TUBERKULOSIS
SOAL Pasien usia 52 tahun datang dengan keluhan batuk sejak 1 bulan yang lalu.
Instruksi: a. Lakukan anamnesis pada pasien untuk menunjang diagnosis b. Lakukan pemeriksaan fisik paru c. Tentukan diagnosis dan diagnosis banding d. Tentukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan e. Tentukan terapi farmakologi dan jelaskan cara meminum obat f. Tuliskan resep obat yang diperlukan
PEMBAHASAN A. Lakukan anamnesis pada pasien untuk menunjang diagnosis Untuk OP: Batuk berdahak putih, sepanjang hari, tidak terpengaruh udara dingin. Pasien juga mengeluhkan nafsu makan dan BB turun. Terdapat demam tetapi suhu tidak terlalu tinggi. Pasien merokok 15 batang/hari sejak 3 tahun yang lalu. Pasien bekerja sebagai tukang las. Pasien tinggal di pemukiman padat penduduk, dengan cahaya matahari yang sulit masuk. Pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Kedua anak pasien juga sudah mengalami batuk selama 3 minggu terakhir. Riwayat pengobatan TB sebelumnya tidak ada
Lakukan anamnesis yang terarah untuk menyingkarkan diagnosis banding:
Post nasal drip Ada dahak yang mengalir di tenggorokan, tenggorokan tidak nyaman, riwayat pilek berulang
Asma Ada pencetus, gejala hilang timbul, disertai sesak/mengi
GERD
Dada terasa panas, seperti ada yang naik ke atas dari tenggorokan, sering gumoh, lidah terasa pahit
Tuberkulosis Batuk berdahak dengan/tanpa darah > 2 minggu, sesak, nyeri dada, keringat malam, BB turun, penurunan nafsu makan.
PPOK Riwayat merokok lama dan banyak, sesak napas, riwayat eksaserbasi akut
Bronkiektasis Batuk berdahak produktif disertai darah, riwayat penyakit paru lama
Ca paru Batuk berdarah, sesak, penurunan BB, riwayat merokok, usia tua
B. Pemeriksaan Fisik CM Tampak sakit sedang Badan tampak kurus BB 50 kg, TB 170 cm TD 100/70, HR 100x/menit, napas 18x/menit, suhu 37 C Paru
Inspeksi
: simetris, penggunaan otot bantu napas (-)
Palpasi
: pengembangan dada simetris, fremitus taktil kanan=kiri
Perkusi
: sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi
: vesikuler +/+, rhonki basah kasar di daerah apeks (+)/(+),
wheezing (+)/(+)
C. Diagnosis: TB paru; diagnosis banding: PPOK
D. Pemeriksaan Penunjang Hb 11,5 g/dl, Ht 33%, leukosit 12.000 sel/µL, trombosit 170.000 sel/µL Sputum: BTA (+ 2)/(-)/(+2) Rontgen thoraks: infiltrate daerah apeks bilateral
E. Tatalaksana dan Edukasi Tatalaksana non farmakologi:
Apa itu TB, pengobatan minimal 6 bulan, tidak boleh berhenti minum obat meskipun keluhan sudah membaik, memakai masker, etika batuk
Efek samping pengobatan: kencing merah, mual, neuropati
Dukungan keluarga untuk pengobatan rutin
Farmakologi: R/ 4 FDC (RHZE) No. XC S 1 dd tab III ac R/piridoksin 100 mg tab No. XC S 1 dd tab I