HUBUNGAN KINERJA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV,V,VI DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH AL-HUDA BANJAREJO II KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh RINI AINI NIM : 11409051
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Rini Aini
NIM
: 11409051
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi: Ekstensi
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 15 Agustus 2011 Peneliti
RINI AINI NIM: 11409051
i
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadium 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Webside:http/www.stainsalatiga.ac.id E-mail:administrasi @ stainsalatiga.ac.id Winarno, M.Pd. Dosen STAIN Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lampiran : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi Sdri. Rini Aini Kepada : Yth. Ketua STAIN SALATIGA di Tempat Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya maka skripsi saudari : Nama
: Rini Aini
NIM
: 11409051
Jurusan / Program : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Judul
: HUBUNGAN KINERJA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV,V,VI DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH AL-HUDA BANJAREJO II KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqosyah. Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan digunakan
sebagaimana mestinya. Salatiga, 16 Agustus 2011 Pembimbing
Winarno, S.Si,M,Pd NIP. 19730526 199903 1 004
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Allah akan meninggikan orang-orang yang berilmu di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Q.S. Al Mujadilah : 11
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk : My beloved parent‟s who always love and support me (Bpk. Chulaimi & Ibu Mutamimah) Kakak dan adikku yang telah membantu baik dukungan moril maupun materiil (Ari Astuti & Chanif Imaduddin) My beloved someone who always support me (Eko, Anton,Wijaya ) My beloved friends (Bu Urip, Bu Itun, Bu Kurniyati and all one rombongan) thanks for all My beloved 09-E peace 2011
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWTyang telah melimpahkan rahmat dan taufiq-Nya. Sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas penulisan skripsi, untuk melengkapi syarat guna mencapai gelar sarjana di jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Penulis sadar dan yaqin bahwa penulisan skripsi ini tidak akan pernah bias terwujud tanpa adanya uluran tangan dan kemurahan hati semua pihak, yang telah banyak membantu baik moril maupun spiritual kepada penulis sehingga terwujudlah naskah skripsi ini. Oleh karena itu tiada lain dalam kesempatan ini ucapan terima kasih yang sedalamdalamnya penulis sampaikan kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Joko Sutopo, selaku ketua prodi ekstensi STAIN Salatiga. 3. Bapak Winarno, M.Pd., selaku pembimbing penulisan skripsi ini yang membimbing dengan penuh kesabaran. 4.
Bapak dan ibu karyawan jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, semoga Allah memberi rahmat dan taufiq kepada beliau-beliau.
5. Ibu kepala MIM Al-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang yang telah mengijinkan diadakannya penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini. 6. Bapak ibu dan semua keluarga yang telah memberikan do‟a restu dan motivasi sehingga terselesainya penulisan skripsi ini.
v
7. Teman sejawat dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam penyesaian skirpsi ini. Penulis berdo‟a semoga bantuan amal tersebut diterima oleh Allah DSWT dan hanya Allah yang bisa membalasnya, karena dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, maka penulis mohon koreksi dan yang membangun demi kesempurnaannya penulisan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi semua pihak yang membutukannya. Amin amin ya Robbal „alamin. Peneliti
RINI AINI
vi
ABSTRAK Aini.Rini.2011.Hubungan Kinerja Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV,V,VI di MIM Al-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam. Negeri Salatiga Pembimbing Winarno, M.Pd. Kata kunci : Kinerja Guru dan Prestasi Belajar Siswa Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui sejauh mana Hubungan antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa kelas IV,V,VI MIM Al-Huda Banjarejo. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimanakah kinerja guru di MIM Al-Huda Banjarejo II saat ini? Dan (2) prestasi belajar siswa kelas IV,V,VI di MIM Al-Huda Banjarejo II. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa metode mengajar guru kurang menunjukkan kualitas kinerjanya dalam hal meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah, sekolah tidak lebih dari sekedar (a) upaya memperoleh kemampuan baca, tulis dan (b) sebagai kepatuhan ketika anak masih kecil dan belum bekerja. Hal ini juga diunjukkan dari hasil pembelajaran siswa yaitu (a) absent siswa yang kurang (b) buku catatan siswa yang kurang lengkap, (c) hasil rapor yang jauh dibawah KKM, berarti prestasi belajar siswa tergolong rendah. Maka peneliti berupaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV,V,VI di MIM AL-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Berdasarkan uji coba yang mengaitkan dengan kinerja guru MIM AL-Huda Banjarejo II ternyata prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Jadi ada hubungan antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa kelas IV,V,VI di MIM AL-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang.
vii
DAFTAR ISI Sampul ........................................................................................................... ..... Lembar Berlogo.................................................................................................... Pernyataan Keaslian Tulisan ......................................................................... ....i Persetujuan Pembimbing .............................................................................. ....ii Pengesahan Kelulusan ................................................................................... ...iii Motto Dan Persembahan ................................................................................ ..iv Kata Pengantar .............................................................................................. ...v Abstrak .......................................................................................................... .vii Daftar Isi........................................................................................................ .viii Daftar Tabel……………………………………………………………..........ix Daftar Lampiran……………………………………………………….............x BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ ....1 A. Latar Belakang ................................................................................. ....1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ ....4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. ....5 D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... ....5 E. Kegunaan Penelitian ......................................................................... ....6 F. Definisi Operasional ......................................................................... ....7 G. Metode Penelitian ............................................................................. ....9 H. Sistematika Penulisan ........ .............................................................. ..14 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 15 A. Kinerja Guru ...................................................................................... 15 B. Prestasi Belajar .................................................................................. 44 C. Peran Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar ................................. 49 BAB III HASIL PENELITIAN .................................................................... 52 A.Gambaran Umum Lokasi Dan Subyek Penelitian ................................ 52 B. Penyajian Data Tentang Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa ......................................................................... 55 BAB IV ANALISIS DATA .......................................................................... 68 A. Analisis Data Kinerja Guru Dan Prestasi Belajar Siswa ................. 68 B. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 78 C. Pembahasan ....................................................................................... 82 BAB V PENUTUP ........................................................................................ 84 A.Kesimpulan ......................................................................................... 84 B.Saran-Saran........................................................................................... 85 Daftar Pustaka ................................................................................................ 87 Lampiran-Lampiran ...................................................................................... 89 Riwayat Hidup Penulis .................................................................................. 90
viii
DAFTAR TABEL Tabel 1 Daftar Nama-Nama Guru MIM AL-Huda Banjarejo II ………………...55 Tabel 2 Daftar Siswa Kelas IV,V,VI ……………………………………………56 Tabel 3 Daftar Jawaban Siswa Tentang Kinerja Guru…………………………...57 Tabel 4 Perhitungan Kinerja Guru ………………………………………………58 Tabel 5 Data Prestasi Belajar…………………………………………………….66 Tabel 6 Nilai Hubungan Kinerja Guru ..…………………………………………68 Tabel 7 Interval Nilai Kinerja Guru………………………………………...........71 Tabel 8 Nilai Prestasi Belajar……………………………………………………73 Tabel 9 Interval Prestasi Belajar…………………………………………………76 Tabel 10 Variabel Kinerja Guru dan Prestasi Belajar Siswa ……………………79
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam proses pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia, karena pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk itu perlu adanya usaha–usaha yang mengarah dan mengatur secara terpadu, karena pendidikan merupakan kebutuhan setiap individu manusia. Dalam pola umum pembangunan nasional yang dituangkan dalam undang–undang sistem pendidikan tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadiannya, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya masyarakat dan Negara, (UU Sisdiknas). Keberhasilan dalam pembangunan bangsa serta meningkatkan sumber daya manusia sangat ditentukan oleh usaha bersama dalam pendidikan yang dalam hal ini obyek atau sasaran usaha pendidikan adalah siswa diberbagai jenjang pendidikan yang tujuannya adalah menyiapkan sumber daya manusia dimasa yang akan datang untuk lebih meningkat. Keberhasilan pendidikan sangat dibutuhkan oleh beberapa faktor dan komponen seperti tersedianya kurikulum yang memadai, adanya minat dan semangat peserta didik yang tinggi dalam menuntut ilmu dan yang terpenting adalah tenaga pendidik yang professional. Tenaga pendidik yang professional
1
sangat menentukan keberhasilan pendidikan karena adanya kinerja guru yang tidak professional adalah sia-sia, itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam peningkatan selalu bernuansa pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya peran guru dalam dunia pendidikan. Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga pengajar yang professional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus setiap guru bertanggung jawab membawa anak didiknya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu yang dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang transfer of knowledge tetapi juga sebagai pendidik yang transfer of values dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dalam menentukan siswa dalam belajar (Sardiman, 2001: 123) Relevansi dan kualitas pendidikan termasuk pendidikan dasar justru masih merupakan sebagian masalah pokok pendidikan nasional yang belum terpecahkan dengan baik. Dalam rangka meningkatkan relevansi dan kualifikasi pendidikan ini sesungguhnya banyak yang telah dicapai. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dasar terdapat banyak faktor penentu keberhasilannya. Salah satu keberhasilan
faktor
penentu
tersebut adalah kinerja guru yang dalam hal ini penulis
mengangkat tentang metode
atau cara mengajar guru sebagai bahan
penelitian. Salah satu tolak ukur untuk menilai keberhasilan belajar adalah
2
menggunakan hasil yang telah dicapai siswa dalam belajar yang berdasarkan penilaian bagaimana mestinya. Dalam hal ini peran guru sangat penting untuk membelajarkan siswa namun tidak banyak artinya jika hal ini tidak didukung oleh kompetensi profesionalisme guru. Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar dan pendidik sebagai pengawal yang paling utama adalah kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik, yakni sebagai guru. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru ia harus menunjukkan kelakuan yang layak bagi guru menurut harapan masyarakat. Apa yang dianut dari guru dalam aspek etnis, intelektual dan sosial lebih tinggi daripada yang dituntut dari orang dewasa lainnya (Nasution, 1995 : 91). Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Agar dapat mengajar efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar, mulai dan akhirilah mengajar tepat pada waktunya dan jangan selalu meninggalkan kelas ketika sedang berlangsung proses belajar mengajar. Hal ini berarti kesempatan belajar makin banyak dan optimal serta guru menunjukkan keseriusan saat mengajar sehingga dapat membangkitkan minat atau motivasi siswa untuk
3
belajar. Makin banyak siswa terlibat aktif dalam belajar, makin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya sedangkan dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran dan sekaligus mampu pula melakukannya dalam bentuk meningkatkan kinerja guru dan membentuk interaksi belajar mengajar. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka dalam membelajarkan siswanya guru perlu adanya meningkatkan ketrampilan dasar mengajar agar tercapai prestasi yang maksimal. Dari pemaparan diatas membuat penulis berkeinginan membahas bagaimana “Hubungan Kinerja Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Kelas IV,V,VI di MIM Al-Huda Banjarejo II Kaliangkrik Magelang Tahun 2010/2011”.
B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang masalah diatas maka kinerjanya guru disini dibatasi oleh peran guru, moral kerja guru dan cara mengajar serta prestasi belajar siswa. Dari latar belakang diatas penulis menguraikan perumusan masalah untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Adapun rumusan masalah yang penulis rumuskan adalah sebagai berikut 1.
Bagaimana kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah AL-Huda Banjarejo II Kaliangkrik Magelang ?
2.
Bagaimana prestasi belajar siswa kelas IV, V, VI Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah AL-Huda Banjarejo II Kaliangkrik Magelang?
4
3.
Bagaimanakah hubungan antara kinerja guru dengan prestasi belajar di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah AL-Huda Banjarejo II Kaliangkrik Magelang?
C. Tujuan Penelitian Dalam melakukan suatu kegiatan tentu saja seseorang akan memiliki suatu tujuan, berawal dari pokok masalah tersebut maka tujuan penelitian sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah AL-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang
2.
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas IV,V,VI di Madrasah Ibtidaiyah AL-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang
3.
Untuk mengetahui hubungan antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa
Madrasah
Ibtidaiyah
AL-Huda
Banjarejo
II
Kecamatan
Kaliangkrik Kabupaten Magelang.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan peneliti sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto, 2002:67). Karena dalam penelitian perlu adanya hipotesis agar data relevan secara definitif. Hipotesis dibuktikan melalui pengolahan angka-angka sebagian besar pengambilan keputusan terhadap suatu hipotesis dinyatakan ditolak atau tidak ditolak (Sukardi,2007:76). Hipotesis merupakan dugaan
5
ataupun kesimpulan sementara yang masih perlu diuji kebenarannya melalui statistik atau pengambilan keputusan lainnya. Sebagai jawaban sementara dalam penelitian ini maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : Ha
: Ada hubungan yang signifikan antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa kelas IV,V,VI di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah AL-HudaBanjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang
Ho
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa kelas IV,V,VI di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah AL-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang.
E. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini penulis mengharap banyak manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Dari penelitian ini dapat diambil manfaatnya sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi dunia pendidikan sehingga dapat memperkaya khasanah keilmuan dalam pendidikan. 2. Secara Praktisi a. Dari hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan bagi guru dan calon guru tentang pentingnya pengaruh kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa.
6
b. Dari hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi guru dan calon guru mengatasi kesulitan dalam peningkatan prestasi belajar siswa c. Dari hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan sumber pemikiran guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah
AL-Huda
Banjarejo
II
Kecamatan
Kaliangkrik Kabupaten Magelang. F. Definisi Operasional 1. Kinerja Guru Kinerja adalah ukuran yang dicapai seseorang menurut ketentuan yang berlaku pada pekerjaan yang bersangkutan dan telah ditetapkan sebelumnya (Handoko,1997:22). Sedangkan guru adalah seseorang yang memiliki kemapuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam pelaksanaan perannya membimbing muridnya. Ia harus sanggup menilai diri sendiri tanpa berlebih-lebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain. Selain itu perlu diperhatikan pula dalam hal mana ia memiliki kemampuan dan kelemahan (Daradjat,1996:266). Jadi maksud dari kinerja guru adalah ukuran yang dicapai oleh seorang guru yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang diberikan kepada anak didik yang berupa ilmu pengetahuan. Untuk mengukur adanya tingkat keberhasilan kinerja guru ditentukan indikator sebagai berikut; 1) Peran guru
7
2) Moral kerja guru 3) Cara mengajar guru 2. Prestasi Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,1995:787) Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dikerjakan atau dilakukan. Sedangkan belajar adalah usaha perubahan pengetahuan nilai dan sikap serta ketrampilan yang pada gilirannya akan berpengaruh dalam perubahan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud selalu berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar adalah tingkat pencapaian yang telah dicapai anak didik atau siswa terhadap tujuan yang ditetapkan oleh masing-masing bidang studi setelah mengikuti program pengajaran dalam waktu tertentu (Arikunto, 1986:269). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar yaitu hasil yang telah dicapai seseorang dari usahanya, sehingga seseorang dikatakan berprestasi apabila mampu mencapai hasil yang tinggi dari hasil rata-rata yang dicapai oleh teman temannya. Untuk melengkapi definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam judul penelitian ini maka ditentukan pula indikator dari prestasi belajar adalah sebagai berikut : 1) Berubahnya kompetensi kognitif anak didik 2) Berubahnya kompetensi afektif anak didik 3) Berubahnya kompetensi psikomotorik anak didik
8
Agar tidak terjadi salah penafsiran maka perlu prestasi disini yang penulis inginkan adalah dibatasi pada pencapaian nilai akhir catur atau semester dan buku laporan pendidikan (raport).
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Dan Rancangan Penelitian Pendekatan adalah cara yang digunakan penulis untuk meneliti suatu penelitian. Adapun jenis pendekatan yang digunakan adalah jenis pendekatan kuantitatif yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyak mungkin mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap kualitas belajar mengajar (Arikunto,2006:100). Sedangkan rancangan penelitian adalah bagian dari perencanaan yang menunjukkan usaha peneliti dalam melihat apakah model testing data yang dilakukan mempunyai validitas yang komprehensif yang mencakup validitas internal maupun eksternal (Sukardi:2003:69). Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pendekatan dengan jenis survei dengan subyek penelitian adalah semua guru dan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Al-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Adapun obyek penelitian adalah pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa di Madrasah ini. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Dalam penelitian ini penulis akan mengambil lokasi di Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten
9
Magelang. Adapun alasan kenapa penulis memilih lokasi ini karena di Madrasah Ibtidaiyah AL-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang, masih banyak guru yang belum menguasai betul arti seorang guru yang professional. Selain itu banyak guru di Madrasah Ibtidaiyah ini yang masih lulusan D2. Untuk menjadi guru yang professional maka seorang guru harus berusaha meningkatkan kinerjanya agar menciptakan atau menjadikan mutu pendidikan yang lebih baik dari saat ini. b. Waktu Waktu yang telah digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah kurang lebih dua bulan dari 1 April sampai 4 Juni 2011. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti atau keseluruhan subjek penelitian (Sugiarto dkk, 2001:21). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Al-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Adapun jumlah semua siswa di MI ini adalah 30 siswa b. Sampel Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya (Sugiarto, dkk, 2001:2).
10
Dalam penelitian ini yang digunakan sampel adalah 30 siswa di Madrasah Ibtidaiyah AL-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Alasan penulis mengambil 30 siswa untuk dijadikan sampel adalah secara psikologis penulis menganggap bahwa 30 siswa tersebut bisa dan sanggup dijadikan responden untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dibanding dengan siswa yang lain. c. Teknik Penentuan Sampel Ukuran besarnya sampel dapat ditentukan dengan berbagai cara. Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto,2006:134) atau dapat ditentukan dengan tabel bilangan sampel. Secara operasional teknik yang ingin digunakan oleh penulis adalah “Total Sampling”. 4. Metode Pengumpulan Data Metode adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan oleh seorang peneliti (Sukardi, 2003:75) Metode yang ingin digunakan oleh peneliti adalah : a. Kuesioner atau angket Yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam bentuk jawaban tertulis. (Arikunto,2006:151). Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh
11
data tentang kinerja guru dan prestasi belajar pada siswa kelas IV, V, VI di MIM Al-Huda Banjarejo II Kec. Kaliangkrik, Kab. Magelang. b. Metode Observasi Yaitu pengumpulan data dengan terjun langsung ke lapangan terhadap obyek yang diteliti. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1. Observasi non-sistematik yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan 2. Observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan Pedoman observasi berisi sebuah data jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati (Arikunto,2006:157). Artinya observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan pengamatan yang berkaitan dengan keadaan umum lokasi penelitian secara langsung. c. Metode dokumentasi Yaitu pengumpulan data-data yang diambil secara terulis mengenai data guru, dan jumlah siswa serta nilai akhir pendidikan (raport) (Arikunto:2006,160). Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang keadaan sekolah, keadaan guru, dan siswa serta hal-hal yang bersifat dokumen.
12
5. Analisis Data Langkah selanjutnya setelah data terkumpul adalah menganalisis data untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa. Analisis ini dimaksudkan untuk mencari pengaruh kinerja guru dengan prestasi belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah AL-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang untuk keperluan ini diperlukan angka–angka yang diperoleh dari penyebaran
angka
yang diajukan
kepada
responden.
Setelah
mengetahui angket yang diangketkan, kemudian dimasukkan rumus dengan rumus yang digunakan adalah rumus product moment sebagai berikut :
rxy
Nx
nxy (x)(y) 2
(x) 2 Ny 2 (y) 2
Keterangan : rxy = angka indeks “r” product momen x
= variabel kinerja guru
y
= variabel prestasi belajar
N = jumlah responden (Arikunto,2006:183)
13
H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pada pembaca dalam memahami isi yang terkandung dari proposal skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematikanya sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian,definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA Berisi tentang deskripsi variabel-variabel dan teori mengenai hubungan antara variabel, deskripsi tersebut antara lain hubungan kinerja guru dengan prestasi belajar siswa.
BAB III
: HASIL PENELITIAN Meliputi gambaran umum lokasi dan subjek penelitian serta penyajian data.
BAB IV
: ANALISIS DATA Berisi tentang deskripsi data penelitian, analisis data penelitian, pengujian hipotesis dan pembahasan.
BAB V
: PENUTUP Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, saran-saran dan keterbatasan penelitian
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kinerja Guru 1. Pengertian Kinerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,1995:503) kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan seseorang dalam proses kerjanya untuk mencapai sesuatu atau prestasi yang ingin dicapai. Menurut Mulyasa (2002:125) pada hakikatnya pendapat tentang peningkatan kerja bertolak dari kedua faktor determinan kerja yaitu kecakapan dan motivasi. Kriteria dari kinerja itu sendiri meliputi : 1. Pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab 2. Kemampuan dan ketrampilan 3. Semangat yang tinggi 4. Berinisiatif dan berkemampuan tinggi Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwasanya kinerja sekarang dapat dilihat dari kecakapan dan motivasi seseorang dalam bekerja dimana seseorang yang mempunyai kecakapan dan motivasi bekerja
tentu
saja
dalam
hasil
kerjanyapun
akan
baik,
akan
tetapi seseorang yang dalam bekerja tidak mempunyai kecakapan dan motivasi yang tinggi tentu saja hasilnya akan kurang.
15
Kinerja guru adalah ukuran yang dicapai seseorang menurut ketentuan yang berlaku pada pekerjaan yang bersangkutan dan telah ditetapkan sebelumnya (Handoko 1997:22) kinerja merupakan tindakan atau pelaksanaan yang diukur. Kinerja adalah kuantitas dan kualitas pekerjaan yang diselesaikan oleh individu atau perorangan, sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja adalah hasil (Outcomes) dari pelaksanaan pekerjaan atau tugas yang disandangnya. Kinerja adalah fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi (ability X motivation). Kinerja sebagai catatan keluaran yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu (Brantaharjoyo,2003:131). Banyak hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan kita bagaimana kinerja guru akan berdampak kepada pendidikan bermutu. Kita melihat sisi lemah dari sistem pendidikan nasional kita dengan gonta ganti kurikulum pendidikan. Maka secara langsung atau tidak akan berdampak kepada guru itu sendiri, sehingga perubahan kurikulum dapat menjadi beban psikologi bagi guru dan mungkin juga akan dapat membuat guru frustasi akibat perubahan tersebut. Hal ini sangat dirasakan oleh guru yang memiliki kemampuan minimal dan tidak demikian halnya guru professional. Selain itu kinerja guru juga sangat ditentukan oleh output atau keluaran dari lembaga pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai institusi penghasil tenaga guru, LPTK juga memiliki tanggung
16
jawab dalam menciptakan guru berkualitas dan tentunya suatu ketika berdampak kepada pembentukan SDM Berkualitas. Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitas di dalam menjalankan tugas keguruan di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggung jawab mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi. Kinerja guru dari hari kehari. Minggu ke minggu dan tahun ke tahun terus ditingkatkan. Guru punya komitmen untuk terus dan terus belajar tanpa itu maka guru akan kerdil dalam ilmu pengetahuan. Kinerja guru akan optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan niatan yang bersih dan ikhlas serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Kinerja yang dilakukan
17
akan lebih baik bilamana masing–masing struktur memiliki tanggung jawab dan memahami akan tugas dan kewajiban masing-masing. 2. Moral Kerja Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah akan dapat dilaksanakan baik bilamana didukung oleh keberadaan guru yang produktif dalam melakukan berbagai pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Moral kerja yang tinggi akan mempertimbangkan produktifitas kerja seseorang hal ini berarti bahwa seorang guru yang memiliki moral kerja yang tinggi akan produktif, yaitu menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari hasil kerjanya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Ibrahim Bafadal mengartikan moral kerja guru secara umum sebagi suatu sikap dan tingkah laku yang terwujud dalam bentuk semangat seseorang dalam kerjanya, oleh karena itu moral kerja merupakan semangat kerja, maka moral itu mempengaruhi produktifitas seseorang (Bafadal, 2009:90). Ada beberapa hal pokok yang patut ditekankan sehubungan dengan moral kerja yaitu : Moral itu pada dasarnya merupakan suasana batin seseorang a.
Suasana batin seseorang tersebut terwujud dalam bentuk sikap dan tingkah laku dimana ia sedang menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari
18
b.
Oleh karena suasana batin tersebut terbawah dalam setiap dimana ia menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dapat dipastikan akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan individu maupun tujuan organisasi
c.
Yang dimaksud dengan suasana batin adalah perasaan senang atau tidak senang bergairah atau tidak bergairah dan berkemauan keras atau tidak berkemauan keras dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya (Bafadal 2009:91) Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pimpinan
moral kerja guru adalah segenap usaha membina dan meningkatkan semangat dan kegairahan kerja guru guru agar mereka lebih baik berprestasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dalam pengertian yang sederhana, seorang guru yang memiliki moral kerja yang tinggi akan bekerja dengan penuh antusias, penuh gairah, penuh inisiatif, penuh kegembiraan, tenang, ulet, lebih suka bekerja sama dengan orang lain, tabah dan tidak pernah datang terlambat. Namun sebaliknya, seseorang yang memiliki moral kerja rendah ia akan tampak tidak bergairah dalam melaksanakan tugasnya, malas, sering melamun, sering terlambat atau tidak masuk sering mengganggu, selalu menyendiri, sering berbuat kesalahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. 3. Pengertian Guru Guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya membimbing
19
muridnya, ia harus sanggup menilai diri sendiri tanpa berlebih-lebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain. Selain itu perlu diperhatikan pula dalam hal mana ia memiliki kemampuan dan kelemahan. (Daradjat,1996:266). Sedang dalam pengertian yang sederhana guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. (Djamarah, 2000:31) Guru merupakan faktor penting dalam dunia pendidikan, sehingga dalam lingkungan masyarakatpun guru menempati kedudukan yang sangat terhormat. Masyarakat sangat menghormati kewibawaan seorang guru, bahkan figur seorang guru tidak diragukan lagi dalam masyarakat. Dengan kepercayaan masyarakat terhadap seorang guru, maka dipundak guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat, sehingga hal ini mau tidak mau menuntut seorang guru untuk selalu memperhatikan sikap, tingkah laku dan perbuatan anak didiknya, bahkan tidak hanya di lingkungan saja, namun di luar sekolah sekalipun. Dengan demikian jelas bahwa guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab membimbing dan membina anak didik, baik secara individu maupun secara klasikal (kelompok), baik di sekolah maupun di luar sekolah. 4. Persyaratan Guru Dengan segala kekurangan yang ada guru berusaha membimbing dan mendidik anak didiknya agar menjadi manusia yang berguna di kemudian hari. sangat berat beban tugas dan tanggung jawab yang ada di pundak
20
guru untuk mengantarkan anak didiknya menjadi orang yang mampu bersaing di era yang akan datang. Untuk itu sangat diperlukan seorang guru yang memiliki kemampuan dan rasa tanggung jawab yang tinggi dalam mengabdikan diri guna mencetak anak didik menjadi manusia susila yang cakap, demokratis, dan bertanggung jawab atas pembangun dirinya dan pembangunan bangsa dan negara. Menjadi seorang guru menurut Zakiah Daradjat dan kawan-kawan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a.
Takwa kepada Allah Guru harus menjadi teladan bagi anak didiknya, bagaimana mungkin seorang guru menyuruh anak didiknya untuk bertakwa kepada Allah, sedang dirinya tidak bertakwa kepada-Nya. Sejauhmana seorang guru mampu memberikan teladan yang baik, sejauh itu pula diperkirakan ia akan berhasil dalam mendidik mereka.
b.
Berilmu Berdasarkan patokan yang normal, makin tinggi tingkat pendidikan guru, maka akan semakin baik pula pendidikan yang ia berikan.
c.
Sehat Jasmani Kesehatan jasmani kerap kali dijadikan salah satu syarat bagi seorang guru, karena apabila seorang guru sakit-sakitan, kemudian ia absen tidak mengajar, maka hal itu tentu saja akan mengganggu dalam proses belajar mengajar.
21
d.
Berkelakuan Baik Diantara tujuan belajar adalah membentuk akhlaq yang mulia pada diri pribadi anak didik. Maka seorang guru dituntut untuk memiliki budi pekerti yang baik. Seorang guru harus bisa dijadikan teladan, karena sifat anak pada umumnya adalah suka meniru, jadi sebagai seorang yang dijadikan panutan oleh anak didiknya, seorang guru harus memberikan contoh budi pekerti yang baik kepada anak didiknya. (Djamarah,2000:34).
5. Tanggung Jawab Guru Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik, tidak seorang guru yang mengharapkan anak didiknya menjadi sampah masyarakat. Untuk itu seorang guru yang memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi akan berusaha membimbing dan membina anak didiknya agar dimasa yang akan datang menjadi anak yang berguna. Wens Talain dan kawan-kawan berpendapat, seorang guru yang bertanggung jawab memiliki beberapa sifat sebagai berikut : a. Menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai kemanusiaan b. Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira (tugas bukan menjadi beban baginya) c. Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan serta akibat-akibat yang timbul. d. Menghargai orang lain termasuk anak didik
22
e. Bijaksana dan hati-hati (tidak nekat, tidak sembrono, tidak singkat akal) f. Takwa terhadap Tuhan YME. (Djamarah,2000:36) Guru yang mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap anak didiknya akan selalu memikirkan bagaimana caranya agar anak didiknya menjadi manusia yang berguna dan dapat mencegah anak didiknya dari perbuatan yang kurang baik, asusila dan amoral. Maka menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah norma itu kepada anak didik agar tahu mana perbuatan susila dan asusila, mana perbuatan yang bermoral dan amoral. Beberapa hal yang harus dilaksanakan seorang guru sebagai bagian dari rasa tanggung jawabnya terhadap anak didik adalah sebagai berikut; a. Guru harus menuntut anak didiknya belajar b. Turut serta membina kurikulum sekolah c. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (Kepribadian, watak, dan jasmaniah) d. Memberikan bimbingan kepada murid e. Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar f. Menyelenggarakan penelitian g. Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif h. Menghayati, mengamalkan pancasila
23
i. Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia j. Turut menyukseskan pembangunan k. Tanggung jawab meningkatkan peranan profesional guru (Hamalik,2001:127) 6. Peranan Guru Banyak peranan yang diperlukan dari seorang guru sebagai pendidik atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi seorang guru. Menurut Djamarah (2000:43) ada beberapa faktor yang diperlukan bagi seorang guru dalam melaksanakan perannya. Adapun beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Korektor Sebagai korektor, seorang guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul-betul dipahami dalam kehidupan masyarakat. Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan semua nilai yang buruk harus disingkirkan
dari
jiwa
dan
watak
anak
didik.
Bila
guru
membiarkannya, berarti guru telah mengabaikan peranannya sebagai seorang korektor, yang menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku dan perbuatan anak didik
.
24
2. Inspirator Sebagai inspirator, guru harus bisa memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Guru harus dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. 3. Informator Sebagai informatory yang baik, guru harus bisa memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Menjadi informatory yang baik dan efektif, penguasaan bahasalah sebagai kuncinya, ditopang dengan penguasaan bahan yang akan diberikan kepada anak didik. 4. Organisator Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan sebagainya. Semua diorganisasikan sehingga dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik. 5. Motivator Sebagai motivator, guru hendaknya apat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Motivasi yang efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi edukatif. Karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan sosialisasi diri.
25
6. Inisiator Dalam hal ini guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan pendidikan dan pengajaran. Guru harus menjadikan dunia pendidikan agar lebih baik bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi bagi kemajuan pendidikan dan pengajaran. 7. Fasilitator Dalam hal ini guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik. 8. Pembimbing Peranan guru yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai pembimbing, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing
anak
didik
menjadi
dewasa
dan
cakap.
Jadi
bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan anak didik pada saat belum mampu berdiri sendiri (mandiri). 9. Demonstrator Dalam hal ini guru harus berusaha membantu anak didik yang kesulitan memahami bahan pelajaran dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pengalaman anak didik, sehingga tidak terjadi kesalahan pengertian antara guru dan anak didik.
26
10. Pengelola Kelas Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran. Jadi maksud dari pengelolaan kelas adalah agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar didalamnya. 11. Mediator Dalam hal ini hendaknya guru memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenis, baik media nonmaterial maupun materiil. Sebagai mediator, guru dapat diartikan pula sebagai penengah dalam proses belajar anak didik. Jika ada permasalahan, guru dapat menengahi, dan menganalisis permasalahan agar dapat diselesaikan. 12. Supervisor Dalam hal ini hendaknya guru dapat membantu memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses belajar. Teknik-teknik supervise harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar agar lebih baik. 13. Evaluator Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur. Guru tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya pelajaran). Dari hal
27
ini diharapkan akan memberikan umpan balik (feed back) tentang pelaksanaan interaksi belajar yang telah dilakukan. 7. Tugas Guru Ada banyak sekali tugas yang dimiliki oleh guru, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian.Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. Guru bertugas mempersiapkan manusia yang susila yang cakap yang diharapkan dapat membangun dirinya, bangsa dan keluarga. Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Bahkan bila dirinci lebih jauh, tugas guru tidak hanya apa yang telah disebutkan tadi. Rustiyah N.K. sebagaimana dikutip oleh Djamarah (1997:37) merinci bahwa tugas guru adalah : a. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman b. Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai dengan citacita negara kita pancasila c. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan undang-undang pendidikan keputusan MPR No.11 tahun 1983. d. Sebagai perantara dalam belajar
28
e. Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak didik kearah kedewasaan. Pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak didik sekehendaknya. f. Guru sebagai penghubung antar sekolah dan masyarakat g. Sebagai penegak disiplin, guru sebagai contoh dalam segala hal, tertib dapat berjalan bila guru dapat menjalani lebih dahulu. h. Guru sebagai administrastor dan manajer i. Pekerjaan guru sebagai profesi j. Guru sebagai perencana kurikulum k. Guru sebagai pemimpin (Guiden Worker) l. Guru sebagai bagian dalam kegiatan anak 8. Cara Mengajar Guru a. Mengajar Menurut Nana Sudjana (1995:7) mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Menurut Moh. Uzer Usman (1995:6) mengajar adalah merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat, dan merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan yang bersifat unik tetapi sederhana. Sedang menurut Sardiman (2003:47) pengertian mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada anak didik.
29
Jadi menurut pandangan di atas, mengajar adalah merupakan kegiatan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur bagaimana seorang guru mengatur, mengorganisasi, mendorong dan menumbuhkan semangat kepada siswanya untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Megajar juga dikatakan suatu pekerjaan yang unik karena hal itu berkenaan dengan manusia yang belajar yakni siswa, dan yang mengajar yakni guru, dan berkaitan erat dengan manusia di dalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikan. Dikatakan sederhana karena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan sehari-hari, mudah dihayati oleh siapa saja. b. Cara Mengajar Guru Pengertian dari cara atau metode menurut Suryabrata (1997:149) adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya diharapkan semakin efektif pula pencapaian tujuan terebut. Tetapi khususnya dalam bidang pengajaran di sekolah, ada beberapa faktor lain yang ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar, antara lain adalah faktor guru itu sendiri, faktor anak dan faktor situasi (lingkungan belajar). Sedang pengertian metode mengajar menurut Muhibbin (2000:201) adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.
30
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa cara mengajar guru adalah suatu cara yang digunakan guru dalam kaitannya penggunaan metode atau langkah-langkah tertentu dalam proses kegiatan belajar mengajar. Agar proses pengajaran dan proses mentransfer masukan materi ajar
dapat
berjalan
baik,
maka
pengajar
harus
memiliki
kemampuan,berikut disajikan kemampuan-kemampuan mengajar yang dituntut di Tanzania dan telah di evaluasi oleh Suharsimi Arikunto sebagaimana telah dikutip oleh Suryabarata (1997:24) sebagai berikut : 1) Kemampuan mengelola situasi belajar di sekolah 2) Kemampuan mengelola kelompok belajar di sekolah 3) Kemampuan mengelola kemampuan belajar secara ndividual 4) Kemampuan menanyakan pertanyaan yang tepat 5) Kemampuan menjadikan siswa-siswa yang bertanya 6) Kemampuan menggunakan alat bantu pelajaran 7) Kemampuan merencanakan urutan bahasa secara logis 8) Kemampuan membuat dan memperbaiki alat bantu 9) Kemampuan mengkomunikasikan di setiap tingkat yang berbebda 10) Kemampuan mengevaluasi kemajuan anak didik 11) Kemampuan untuk membuat siswa bertanggung jawab akan belajarnya
31
12) Kemampuan menjadikan para peserta didik mengembangkan semangat kerjasama dalam kelas 13) Kemampuan mengawasi keefektifan 14) Kemampuan
menggunakan
materi
yang sesuai
dengan
lingkungan mereka 15) Kemampuan menggabungkan situasi belajar siswa di kelas dengan kerja produktif Mengajar adalah proses interaksi antara guru dengan murid dalam rangka menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Sehubungan dengan pelaksanaan pengajaran tersebut, berikut akan disampaikan ketrampilan mengajar guru yang berhubungan dengan cara mengajar : 1)
Membuka pelajaran Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan guru dalam
kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan pra kondisi bagi murid agar mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek terhadap kegiatan belajar. (M.Uzer Usman,1990:26) Ada beberapa komponen dalam membuka pelajaran yaitu: a) Menarik perhatian siswa, seperti dengan menggunakan gaya mengajar yang bevariasi, menggunakan berbagai media mengajar, dan dengan pola interaksi yang bervariasi.
32
b) Menimbulkan motivasi, seperti bersikap ramah, bersahabat, hangat dan akrab, menimbulkan rasa ingin tahu. c) Memberi acuan seperti mengemukakan tujuan dan batasbatas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan d) Membuat kaitan seperti membuat aspek-aspek yang relevan dari mata pelajaran yang telah dipelajari, menjelaskan konsep atau pengertiannya lebih dulu, serta menemukakan rincian bahan yang baru. 2) Menyampaikan Materi Pelajaran Bahan atau materi pelajaran pada hakikatnya adalah isi dari materi pelajaran yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Dalam menyampaikan bahan pelajarn perlu memperhatikan dalam menetapkan bahan pelajaran. nana Sudjana sebagaimana dikutip Suryosubroto (1997:42) mengemukakan hal-hal yang diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran sebagai berikut: a) Bahan harus sesuai dengan menunjang tercapainya tujuan b) Bahan yang ditulis dalam perencanaan pengajaran terbatas pada konsep atau garis besar bahan, tidak perlu dirinci c) Menetapkan bahan pelajaran harus sesuai dengan urutan tujuan.
33
d) Urutan bahan pengajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan (kontinuitas). e) Bahan disusun dari yang sederana menuju yang kompleks, dari yang mudah menuju yang sulit, dari yang konkrit menuju yang abstrak, sehingga siswa mudah memahaminya. 3) Menggunakan Metode Mengajar Metode mengajar merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam mengajar. Oleh karena itu peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Ada bermacam-macam metode yang digunakan guru dalam mengajar yang mana setiap metode yang digunakan terdapat kelemahan dan kelebihannya, berikut penulis sampaikan beberapa macam metode yang digunakan guru dalam mengajar. a) Metode Proyek Metode proyek atau nit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari ebrbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan makna (Djamarah,2002:94).
34
Dari uangkapan tersebut penulis berpendapat bahwa metode ini adalah bentuk penyajian pelajaran yang dapat membantu guru dan siswa dalam proses belajar dengan pembahasan dapat dilakukan dari berbagai segi dalam pengajaran yang dapat menyingkat waktu. b) Metode Eksperimen Metode
eksperimen
(percobaan)
adalah
cara
penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. (Djamarah,200:94) Dan dalam bukunya yang lain Syaiful Bahri Djamarah juga mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. (Djamarah,1996:196) Dari
kedua
teori
tersebut
penulis
mengambil
kesimpulan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat membantu atau memberikan suasana baru dalam proses belajar bagi siswa dan guru dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran yang dilakukan dengan cara meneliti secara langsung pada objeknya. sehingga siswa dapat mengetahui secara langsung terhadap ilmu tersebut dengan mudah.
35
c) Metode Pemberian Tugas Yang dimaksud metode ini adalah suatu cara dalam proses elajar mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakan, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. (Darodjat, 1995:298). Dari metode pengajaran inipenulis menyimpulkan bahwa penggunaan metode ini dapat membantu siswa dalam proses belajar disekolah. Karena dari metode ini siswa dituntut untuk menyelesaikan tanggung jawab menyelesaikan tugas secara mandiri. d) Metode Diskusi Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. (Djamarah,2002:99). Dari teori yang disampaikan oleh Djamarah tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa penggunaan metode ini ditekankan pada kemampuan siswa untuk berinteraksi secara edukatif dengan menjawab pertanyaan dan menyampaikan pernyataan.
36
e) Metode Sosiodrama Metode sosiodrama dapat dikatakan sama artinya dan dalam pemakaian sering disilih gantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungan dengan masalah sosial. (Djamarah,2002:100). Dan dalam bukunya yang lain syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa pengertian metode sosiodrama adalah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (kehidupan sosial) (Djamarah,1997:200). Dengan
penggunaan
metode
ini
penulis
berkesimpulan bahwa metode sosiodrama ini digunakan untuk mendramatisasikan pelajaran dengan tingkah laku yang berhubungan dengan masalah sosial. f) Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, sutuasi atau benda tertentu yang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering
disertai
dengan
penjelasan
lisan
(Djamarah,2002:102). selain dari pendapat tersebut Zakiah Darojat berpendapat bahwa metode demonstrasi
37
adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk
memperjelas
suatu
pengertian
atau
untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik (1995:296) Berdasarkan teori ini penulis memiliki kesimpulan bahwa penerapan metode ini memiliki kesan yang sangat mendalam
terhadap
pembahasan
materi
pelajaran.
Dengan peragaan siswa dengan musah mengingat dan paham dengan materi pelajaran yang diajarkan. g) Metode Karya Wisata Metode karya wisata adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran oleh para anak didik dengan jalan membawa mereka langsung ke obyek yang terdapat di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar mereka dapat mengamati atau mengalami secara langsung (Djamarah,2000:202) Berawal dari teori tersebut diatas penulis menarik kesimpulan bahwa cara untuk menyampaikan materi pelajaran dilaksanakan dengan cara survei pada objek topik pembahasan, dengan cara tersebut siswa dapat mengalami atau mengetahui secara langsung.
38
h) Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk peanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Djamarah,2002:107). Berdasarkan
teori
tersebut
penulis
menarik
kesimpulan bahwa metode tanya jawab ini disampaikan dalam bentuk pertanyaan dengan tujuan untuk mengukur kemampuan siswa dan untuk mendapatkan ilmu yang tidak diketahui oleh siswa. i) Metode latihan Metode
latihan
disebut
juga
metode
training
merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. (Djamarah,1996:108) Berawal dari teori ini penulis menarik kesimpulan bahwa
penggunaan
metode
ini
bertujuan
untuk
membiasakan siswa juga sebagai sarana untukmemelihara kebiasaan-kebiasaan. Karena dari metode ini dapat digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan dalam proses belajar mengajar.
39
j) Metode Ceramah Metode ceramah merupakan metode yang boleh dikatakan tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Secara etimologi metode ceramah metode yang sampaikan secara lisan untuk memberikan pengertian terhadap masalah. (Darojat,1995:289) Berdasarkan teori tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa penggunaan metode tersebut hampir sama dnegan metode kuliah karena siswa bertugas untuk duduk dan mendengarkan materi pelajaran kemudian siswa dituntut untuk mengutip ikhtisar ceramah tersebut sesuai dengan kemampuan siswa. Dalam prakteknya metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar. Berikut akan dikemukakan kemungkinan kombinasi metode mengajar menurut Djamarah dan Zein (2002:110). a) Ceramah, Tanya Jawab dan Tugas Mengingat ceramah banyak segi yang kurang menguntungkan, maka penggunaannya harus didukung dengan alat dan media atau dengan metode yang lain.
40
Karena itu setelah guru memberikan ceramah maka dipandang perlu untuk memberikan kesmepatan kepada siswanya untuk mengadakan tanya jawab. Tanya jawab ini diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah disampaikan guru melalui metode ceramah. Untuk lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan yang telah disampaikan, maka tahap selanjutnya siswa diberikan tugas misalnya membuat kesimpulan hasil ceramah, mengerjakan pekerjaan rumah, diskusi dan sebagainya. b) Ceramah, Diskusi dan Tugas Penggunaan ketiga jenis metode tersebut dapat diawali dengan pemberian informasi (ceramah) kepada siswa mengenai bahan yang akan didiskusikan, lalu memberikan permasalahan untuk didiskusikan, kemudian diikuti dengan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa. c) Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen Penggunaan metode demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Apapun yang didemonstrasikan oleh guru tanpa diikuti dengan eksperimen tidak akan mencapai hasil yang efektif. Metode eksperimen adalah metode yang siswanya mencoba mempraktekkan setelah melihat atau mengamati apa yang didemonstrasikan oleh guru.
41
Dalam
pelaksanaannya
metode
demonstrasi
dan
eksperimen dapat digabungkan, artinya setelah dilakukan demonstrasi kemudian diikuti eksperimen dengan disertai penjelasan secara lisan (ceramah). d) Ceramah, sosiodrama dan Diskusi Sebelum metode sosiodrama digunakan, terlebih dahulu harus diawali dengan penjelasan dari guru tentang situasi sosial, karena ceramah mengenai masalah sosial. 4) Pengelolaan Kelas Menurut Suharsimi Arikunto, pengelolaan kelas adalah usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan (Suryosubroto, 1997:49) Kegiatan mengelola kelas menurut sardiman sebagaimana dikutip Suryosubroto (1997:49) menyangkut kegiatan sebagai berikut : a) Mengatur tata ruang kelas, misalnya mengatur meja dan tempat duduk, menempatkan papan tulis dan sebagainya. b) Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi, dalam arti guru harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku anak didik agar tidak merusak suasana kelas.
42
5) Interaksi Belajar Mengajar Pelaksanaan interaksi belajar mengajar adalah proses hubungan antara guru dengan siswa selama berlangsungnya pengajaran. Sehubungan dengan pelaksanaan PBM Suharsimi Arikunto mengemukakan interaksi belajar mengajar meliputi: a) Persiapan seperti memenangkan kelas, menyiapkan perlengkapan belajar, apersepsi (menghubungkan dengan pelajaran yang lalu) dan membahas pekerjaan rumah. b) Kegiatan pokok belajar, seperti merumuskan tujuan, guru mencatat atau mendikte, guru menerangkan secara lisan atau tulisan dan guru mendemonstrasikan, kemudian murid
mencoba
mendemonstrasikan
sendiri
atau
berkelompok, diskusi kelas, murid belajar sendiri, guru memberi bantuan kepada siswa, guru bertanya, serta murid bertanya c) Penyelesaian sseperti evaluasi formatif, guru menjelaskan kembali bagi pelajaran tertentu dan guru memberikan tugas tertentu atau PR (Suryosubroto,1997:52). 6) Menutup pelajaran Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar (M. Uzer Usman,1990:90). Kegiatan menutup pelajaran itu sendiri terdiri dari :
43
a) Merangkum atau membuat garis besar persoalan yang dibahas b) Mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang diperoleh dalam pelajaran c) Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari sehingga merupakan suatu kesatuan yang berarti dalam memahami materi. (M. Uzer Usman, 1990:91)
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,1995:787), prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut istilah prestasi adalah merupakan hasil yang telah dicapai dengan jalan menggunakan pengalaman, bahan atau materi yang telah dicapai sebelumnya. Sedangkan belajar adalah upaya untuk perubahan pengetahuan nilai dan sikap serta keterampilan yang pada gilirannya akan berpengaruh dalam perubahan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud selalu berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar adalah tingkat pencapaian yang telah dicapai anak didik atau siswa terhadap tujuan yang ditetapkan oleh masing-masing bidang studi, setelah mengikuti program pengajaran dalam waktu tertentu. (Arikunto,1986:269)
44
Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman (Ratna Wills Dohar, 1989:11). Belajar adalah upaya untuk perubahan pengetahuan nilai dan sikap serta ketrampilan yang pada gilirannya akan berpengaruh dalam perubahan tingkah laku, perubahan yang dimaksud selalu berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar adalah tingkat pencapaian yang telah dicapai anak didik atau siswea terhadap tujuan yang ditetapkan oleh masingmasing bidang studi setelah mengikuti program pengajaran dalam waktu tertentu (Arikunto 1986 : 269). Dari pengertian belajar tersebut di atas terdapat tiga ciri utama yaitu : 1)
Proses Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar jika pikiran dan perasaannya aktif dan kreatif
2)
Perubahan Perilaku Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku seseorang yang belajar akan berubah atau bertambag perilakunya baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan atau penguasaan nilai-nilai (Sikap).
3)
Pengalaman Belajar adalah mengalami dalam arti belajar terjadi didalam interaksi antara individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Pendidikan dan pembelajaran dilaksanakan untuk dapat melakukan setiap perubahan kompetensi seseorang yang dalam kondisi kurang
45
menjadi lebih dan seterusnya. Setiap peserta pendidikan dan pembelajaran berharap dapat berhasil mencapai kondisi terbaik bagi dirinya. Telah diuraikan di atas tentang pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang telah dicapai seseorang dari usahanya, sehingga seseorang dikatakan berprestasi apabila mampu mencapai hasil yang tinggi dari hasil rata-rata yang dicapai teman-temannya. Sedangkan belajar sendiri pada hakekatnya adalah dicapainya ketrampilan dan kecakapan baru dengan usaha sadar dan sengaja. Prestasi belajar tersebut bisa diperoleh melalui penilaian. Dengan penilaian dimaksud untuk kemajuan suatu usaha berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Penilaian itu sendiri adalah bukan alat seleksi melainkan alat pendidikan. Adapun dalam istilah lain prestasi belajar yang penulis maksud adalah perubahan kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar yang diwudjukan dalam bentuk angka-angka yang tercantum dalam raport siswa. Angka-angka penilaian yang dimasukkan kedalam raport siswa tersebut adalah hasil yang telah diperoleh siswa dalam mengikuti tes hasil belajar pada setiap catur wulan atau semester dan nilai yang telah diperoleh siswa selama guru mengadakan ulangan-ulangan harian. Maka nilai raport ini adalah perpaduan nilai-nilai harian dan nilainilai yang telah dicapai siswa sewaktu mengikuti ulangan umum bersama (nilai UUB). Penulis menganggap bahwa nilai-nilai itu merupakan nilai-
46
nilai yang sudah jadi, karena yang dilaporkan kepada wali murid sebagai prestasi yang telah dicapai oleh anaknya selama satu catur wulan atau semester pada buku laporan pendidikan (buku raport). 2. Dasar dan Tujuan Prestasi Belajar a. Dasar Prestasi Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,1995:21) dasar secara bahasa berarti tanah yang berada dibawah air, bagian terbawah, lantai, kertas dasar gambar atau alas, cat yang menjadi lapis terbawah sekali. Menurut istilah dasar berarti yang menjadi titik tolak adanya prestasi belajar atau pangkal tolak adanya hasil belajar itu. Sedangkan yang menjadi dasar prestasi belajar adalah : 1) Motivasi atau dorongan yang ada pada setiap siswa, karena itu mereka merasa butuh terhadap yang ia perlukan. 2) Efisien waktu artinya setelah ada motivasi tentunya akan menggunakan waktu yang relatif singkat. 3) Efisien biaya artinya dapat menggunakan biaya yang relatif sedikit dari waktu yang singkat. b.Tujuan Prestasi Belajar Tujuan menurut bahasa adalah arah yang dituju, maksud dan tuntutan (yang dituntut) (Depdikbud,1995:1077). Jadi tujuan adalah titik yang harus dicapai oleh pendidikan maupun anak didik setelah melakukan kegiatan atau usaha.
47
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu : 1) Faktor dari dalam (Intern) a) Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini adalah panca indera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat
tubuh
atau
perkembangan
yang
tidak
sempurna,
berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku b) Faktor psikologis yang terdiri atas : 1. Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki. 2. Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu, seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri. 2) Faktor kematangan fisik maupun psikis 3) Faktor dari luar (Ekstren) a) Faktor sosial yang terdiri atas : b) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, tehnologi, dan kesenian
48
c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar d) Faktor lingkungan keagamaan (M. Uzer Usman dan stiawati,1993:10)
C. Peran Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sehubungan dengan ketrampilan yang perlu dikuasai guru, salah satunya adalah penerapan metode atau cara mengajar yang dirasa tepat dalam proses interaksi belajar mengajar. Berbagai ragam metode yang telah disebutkan diatas justru akan dapat menghasilkan kualitas rumusan atau kesuksesan siswa dalam upaya mencapai prestasi belajar yang optimal. Bilamana seorang guru tidak hanya menggunakan pola atau cara mengajar yang bernuansa tradisional seperti salah satunya adalah metode ceramah saja, namun perlu adanya fleksibilitas atau upaya memfariasikan berbagai bentuk metode dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Pada prinsipnya setiap metode mengajar pasti memiliki kelemahan dan keunggulan sebagaimana diungkapkan oleh Muhibin (2000:202), bahwa guru yang profesional dan kreatif justru hanya akan memilih metode mengajar yang lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan materi dan tujuan pelajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan. Penelitian ini berusaha mengkaji faktor-faktor eksternal yaitu guru, dalam hal ini kinerja guru yang diduga mempunyai hubungan erat dengan prestasi belajar siswa. Guru merupakan pelaksana pendidikan, sehingga guru merupakan kunci didalam pelaksanaan sistim pendidikan nasional. Dimana
49
pendidikan sebagai suatu proses produksi, maka guru merupakan salah satu input instrumental yang mendidik siswa yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang lebih sempurna. Kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa harus dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Dalam proses ini baik dan tidaknya guru dalam pelaksanaan pengajaran akan mempengaruhi hasil dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa, atau yang disebut prestasi belajar siswa. Bagi siswa prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan studinya. Oleh karena itu ia pasti akan berusaha agar prestasi belajarnya tinggi dan melebihi teman-temannya. Tetapi bila siswa memiliki prestasi yang didapatnya tidak mampu melebihi temantemannya yang lain. Oleh karena itu, bagaimana strategi yang digunakan oleh guru agar mampu membuat prestasi siswa yang sangat diperlukan. Mengingat besarnya peranan guru dalam meningkatkan prestasi siswa, maka diperlukan seorang guru yang memiliki kemampuan profesional dalam mengajar. Kemampuan
professional
tersebut
tercermin
dari
bagaimana
guru
melaksanakan cara mengajar di depan kelas. Dalam pelaksanaan mengajar di depan
kelas,
guru
langsung
berhubungan
dengan
siswa
sehingga
dimungkinkan guru terlibat langsung dalam upaya memotivasi siswanya agar berprestasi tinggi. Hal
tersebut
harus
didukung
oleh
kemampuan
guru
dalam
menggunakan cara atau metode mengajar. Karena tanpa adanya kemampuan yang sebagaimana tercakup dalam sepuluh kompetensi guru sangat mustahil
50
seorang guru akan berhasil meningkatkan prestasi belajar anak didiknya. Sebagaimana disampaikan oleh Sardiman (2003:180) bahwa sepuluh kompetensi tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan guru dalam membelajarkan anak didik atau siswa. Berdasarkan berapa kemampuan guru diatas maka dapat dilihat adanya perbedaan antar guru yang kemampuan mengajarnya baik dengan guru yang kemampuan mengajarnya kurang baik dalam upaya meningkatkan prestasi siswa. Guru yang kemampuan mengajarnya tinggi akan mampu meningkatkan prestasi siswa demikian pula sebaliknya guru yang kemampuan mengajarnya rendah tidak akan mampu meningkatkan prestasi belajar siswanya. Sehingga dapat disimpulkan ketrampilan atau kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan mengajar di depan kelas seperti tersebut diatas sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Berbagai metode mengajar guru, semuanya memiliki kelemahan dan kelebihan, namun metode ceramah dianggapnya sampai saat ini justru akan menenggelamkan ide-ide ataupun pola berfikir siswa. Lain halnya dengan metode tanya jawab. Pemberian tugas, demonstrasi, dan eksperimen, serta pemecahan masalah yang kesemuanya ini dipandang mampu menumbuhkan pola berfikir siswa, kreatifitas siswa, serta ide-ide yang harus diajukan oleh siswa. Penggunaan metode mengajar yang dilakukan guru juga akan mampu mengembangkan
potensi
siswa,
agar
nantinya
potensi-potensi
yang
dimilikinya itu dapat berguna dalam kehidupan masyarakat, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.
51
BAB III HASIL PENEITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian Madrasah Ibtidaiyah AL-Huda Banjarejo II adalah Madrasah Ibtidaiyah yang dibangun pada tahun 1979 di Dusun Ketawang Desa Banjarejo yang merupakan Madrasah Ibtidaiyah yang didalam kurikulum dimuat mata pelajaran Agama islam dan Pendidikan umum. Adapun para peminat madrasah ini dari berbagai dusun dari Desa Banjarejo, diantaranya masyarakat Ketawang dan Sawahan. Dusun Ketawang Desa Banjarejo Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang, semula merupakan Dusun terpencil terletak di pegunungan ”Siketi”. Seluruh penduduk rawan akidah. Untuk membentengi akidah Islamiyah
khususnya
bagi
generasi
muda
sekaligus
sebagai
upaya
mencerdaskan bangsa, pada tahun 1978/1979 di rintis berdirinya ”Bustanul Athfal Aisyiyah Banjarejo Al-Huda” Banjarejo II sebagai pengembangan dari Bustanul Athfal Banjarejo I di Cemangklek Banjarejo. Tahun berikutnya dilanjutkan membuka kelas Ibtidaiyah sampai kelas IV sebagai kelas jauh/paralel dari MIM AL-huda Banjarejo I karena jarak Ketawang dengan Cemangklek ± 2 Km dan jalannya pada waktu itu masih sangat sulit, sedangkan untuk kelas V dan VI melanjutkan di MIM AL-Huda Banjarejo I (Cemangklek).
52
Berdasarkan dorongan masyarakat dan menghindari angka drop out untuk seksesnya wajib belajar mulai tahun pelajaran 2003-2004 bertekad mandiri sebagai MIM Al-Huda Banjarejo II dan pada tahun 2004-2005 telah berhasil meluluskan sendiri meskipun ujiannya menggabung pada MIM AL-Huda Banjarejo I. Pada tahun pelajaran 2005-2006 segenap pimpinan madrasah, dewan guru bersama komite atas bimbingan pimpinan cabang Muhammadiyah Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang mengikuti akriditasi agar bisa menguji sendiri tanpa harus menggabung dengan madrasah lain. Atas kerja keras segenap pimpinan madrasah serta dewan guru dan juga komite Madrasah kami bisa lulus akriditasi dengan nilai akriditasi ”B”. Kendati demikian, sebagai suatu proses usaha pendidikan yang menghadapi berbagai heterogenitas dalam komponen–komponennya maka tidak
menutup
mata
terdapat
kekurangan-kekurangan
disempurnakan, oleh karena itu dalam
yang
perlu
mengoperasikan usaha pendidikan
pada Madrasah Ibtidaiyah dalam mengoperasikan usaha pendidikan pada Madrasah
Ibtidaiyah
Muhammadiyah
Al-Huda
Banjarejo
II
secara
berkesinambungan pimpinan sekolah serta seluruh mitra kerjanya senantiasa berpikir inovatif dan projektif pada kemajuan dan kesempurnaan sekolah. Untuk pengembangan MIM Al-Huda Banjarejo II kedepan, pimpimam Madrasah, dewan guru bersama komite atas bimbingan pimpinan cabang Muhammadiyah Kecamatan Kaliangkrik sebagai lembaga penyelenggara menyusun garis besar rencana strategis pengembangan madrasah .
53
Sebagai sekolah yang didirikan oleh perguruan atau pensyarikatan Muhammadiyah sudah barang tentu Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah AlHuda Banjarejo II merupakan tempat untuk menciptakan calon penerus bangsa dimasa yang akan datang. Adapun visi, misi dan tujuan serta semboyan pengembangan MIM ALHuda Banjarejo II adalah sebagai berikut : 1. Visi Madrasah ”Bina generasi Islam Cerdas Trampil dan Luhur Budi” 2. Misi Madrasah 1) Memberikan didikan yang menguatkan jiwa raga berbasis Iman Islam dan Ihsan 2) Memberikan
pembelajaran
yang
aktif,
inovatif,
efektif
dan
menyenangkan 3) Melatih Life Skill untuk hidup mandiri dan bermanfaat 4) Membudayakan pola hidup Islami, seimbang, demokratis, cerdas dan estetis. 3. Tujuan Madrasah Terbentuknya ”Insan Muslim” yang beriman secara benar, taqwa, berakhlak mulia berkepribadian kokoh, cerdas/cakap, bertanggung jawab, cinta tanah air dan beramal menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya/masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
54
4. Semboyan Madrasah Mengingat lokasi MIM Al-Huda Banjarejo II di dusun yang cukup terpencil dan jauh dari dusun atau desa lain maka semboyan pengembangannya adalah ”MI Kecil tetapi bernas dan bermanfaat” dengan langkah ”Mendahulukan Kualitas dari pada Kuantitas” Madrasah
Ibtidaiyah
Muhammadiyah
Al-Huda
Banjarejo
II
mempunyai 7 tenaga pendidik yang terkait dalam proses pembelajaran untuk tahun ajaran 2010/2011. Adapun untuk mengetahui lebih jelas tentang tenaga pendidik di MIM AL-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang dapat dilihat dari tabel : Tabel 3.1 Daftar Nama-Nama Guru MIM Al-Huda Banjarejo II Tempat Tanggal nNo Nama Pendidikan Lahir 1 Sri Mulyani Magelang, 17-11-1975 D . II Pgsd / MI
Tugas Mengajar Guru kelas 6
2
Rini Aini
Magelang, 28-07- 1981 D. II PGSD / MI
Guru kelas 5
3
Puji Handayani
Magelang, 06-08-1977
D. II PGSD / MI
Guru kelas 4
4
Istiqomah
Magelang, 03-12-1971
SMEA
Guru kelas 3
5
Nur Hidayatul Aminah
Magelang, 21-07-1978
D. II PGSD / MI
Guru kelas 2
6
Mustiyah
Magelang, 16-06-1968
D. II PGSD / MI
Guru kelas 1
7
Much Edy
Magelang, 06-01-1987
SMA
Guru mapel
B. Penyajian Data Tentang Kinerja Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa 1. Data responden tentang kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa Untuk mengetahui adanya pengaruh antara kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa penulis menggunakan angket. Adapun angket
55
mengenai kinerja guru terdiri dari 40 item dan untuk prestasi belajar penulis ambil dari nilai Laporan pendidikan (raport) yang masing-masing item adalah alternative jawaban a,b dan c, adapun daftar angket dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini disajikan daftar nama-nama siswa sebagai responden dengan jumlah 30 siswa dengan alasan karena kelas IV, V, VI sangat beragam tingkat prestasinya sebagai peserta didik di MIM Al-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Tabel 3.2 Daftar siswa kelas IV,V,VI di MIM Al-Huda Banjarejo II Tahun Pelajaran 2010/2011 No
Nama Siswa
Kelas
1.
Aan rifai
VI
2.
Andi laksono
VI
3.
Beni mulyono
VI
4.
Beni susanto
VI
5.
Amad fayakun
VI
6.
Riki pratama
VI
7.
Dewi afifatul ulya‟
VI
8.
Fatiah
VI
9.
Tri ida fatmawati
VI
10.
Fani ubaidillah
V
11.
Mustofa
V
12.
Kodim paryanto
V
13.
Yudi paryanto
V
14.
Wattini
V
15.
Marwokiyah
V
56
16.
Wulan hilala
V
17.
Leni verasati
V
18.
Vela zuniara
V
19.
Muhammad ali mahfud
V
20.
Ita nur elita
IV
21.
Silvi listianingrum
IV
22.
Fadhilah
IV
23.
Lusi rusmitasari
IV
24.
Tri widiawati
IV
25.
Fitriyani
IV
26.
Abdul fajar sidik
IV
27.
Erik setiadi
IV
28.
Fitri diana rohman
IV
29.
Rizki cahyana
IV
30.
Samsul muarif
IV
2. Data hasil Penyebaran Angkat tentang Kinerja Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa Selanjutnya akan disajikan hasil jawaban dari angket yang dibagikan kepada 30 siswa yang berisi 40 item soal dan masing-masing soal diberi 3 alternatif jawaban angket tersebut dibagikan pada tanggal 13 Juni 2011 dengan jumlah angket 30 angket dan kembali terkumpul pada tanggal 17 Juni 2011 dengan jumlah soal 30 angket, yang masing-masing alternatif jawaban diberi bobot nilai. a. Data hasil angket tentang kinerja guru bagi siswa di MIM AL-Huda Banjarejo II untuk mengetahui adanya pengaruh kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa. Kemudian untuk memperoleh data kuantitatif
57
langkah yang kami tempuh adalah dengan memberi nilai tiap item jawaban yang harus dipilih oleh responden. Jawaban A dengan nilai 3 Jawaban B dengan nilai 2 Jawaban C dengan nilai 1 (Arikunto,2006:242) Kemudian untuk mengetahui besar jumlah item yang dipilih oleh siswa maka dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.4 Data Perhitungan Item dari angket kinerja guru MIM AL-Huda Banjarejo II No
Nama Responden
A
B
C
1.
D
18
19
3
2.
R
30
10
-
3.
B
19
20
1
4.
B
21
18
1
5.
A
22
16
2
6.
A
19
19
2
7.
A
18
21
1
8.
T
20
17
3
9.
F
29
7
4
10.
W
20
16
4
11.
Y
22
13
5
12.
L
22
15
3
13.
F
18
19
3
14.
K
38
21
1
15.
F
30
10
-
58
16.
M
19
18
3
17.
W
28
5
7
18.
M.
26
9
5
19.
M
19
20
1
20.
F
34
4
2
21.
S
26
12
2
22.
L
22
16
2
23.
F
16
21
3
24.
F
29
7
4
25.
T
29
5
6
26.
R
28
8
4
27.
E
22
12
6
28.
A
24
9
7
29.
I
34
4
2
30.
S
19
20
1
Jumlah
721
391
88
Dari hasil jumlah item yang diperoleh dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa : 1) Untuk pertanyaan soal nomo 1 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 30, jawaban B sejumlah 0, dan jawaban C sejumlah 0 2) Untuk pertanyaan soal nomor 2 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 25, jawaban B sejumlah 0 dan jawaban C sejumlah 5.
59
3) Untuk pertanyaan soal nomor 3 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 27, jawaban B sejumlah 3 dan jawaban C sejumlah 0. 4) Untuk pertanyaan soal nomor 4 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 30, jawaban B sejumlah 0 dan jawaban C sejumlah 0. 5) Untuk pertanyaan soal nomor 5 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 3, jawaban B sejumlah 19 dan jawaban C sejumlah 8. 6) Untuk pertanyaan soal nomor 6 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 11, jawaban B sejumlah 11 dan jawaban C sejumlah 8. 7) Untuk pertanyaan soal nomor 7 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 24, jawaban B sejumlah 6 dan jawaban C sejumlah 0. 8) Untuk pertanyaan soal nomor 8 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 19, jawaban B sejumlah 11 dan jawaban C sejumlah 0. 9) Untuk pertanyaan soal nomor 9 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 3, jawaban B sejumlah 26 dan jawaban C sejumlah 1.
60
10) Untuk pertanyaan soal nomor 10 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 22, jawaban B sejumlah 5 dan jawaban C sejumlah 3. 11) Untuk pertanyaan soal nomor 11 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 3, jawaban B sejumlah 4 dan jawaban C sejumlah 23. 12) Untuk pertanyaan soal nomor 12 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 12, jawaban B sejumlah 18 dan jawaban C sejumlah 0. 13) Untuk pertanyaan soal nomor 13 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 28, jawaban B sejumlah 2 dan jawaban C sejumlah 0. 14) Untuk pertanyaan soal nomor 14 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 8, jawaban B sejumlah 22 dan jawaban C sejumlah 0. 15) Untuk pertanyaan soal nomor 15 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 19, jawaban B sejumlah 8 dan jawaban C sejumlah 3. 16) Untuk pertanyaan soal nomor 16 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 26, jawaban B sejumlah 4 dan jawaban C sejumlah 0.
61
17) Untuk pertanyaan soal nomor 17 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 22, jawaban B sejumlah 8 dan jawaban C sejumlah 0. 18) Untuk pertanyaan soal nomor 18 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 12, jawaban B sejumlah 18 dan jawaban C sejumlah 0. 19) Untuk pertanyaan soal nomor 19 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 23, jawaban B sejumlah 5 dan jawaban C sejumlah 2. 20) Untuk pertanyaan soal nomor 20 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 15, jawaban B sejumlah 15 dan jawaban C sejumlah 0. 21) Untuk pertanyaan soal nomor 21 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 14, jawaban B sejumlah 16 dan jawaban C sejumlah 0. 22) Untuk pertanyaan soal nomor 22 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 18, jawaban B sejumlah 12 dan jawaban C sejumlah 0. 23) Untuk pertanyaan soal nomor 23 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 24, jawaban B sejumlah 6 dan jawaban C sejumlah 0.
62
24) Untuk pertanyaan soal nomor 24 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 10, jawaban B sejumlah 18 dan jawaban C sejumlah 2. 25) Untuk pertanyaan soal nomor 25 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 4, jawaban B sejumlah 14 dan jawaban C sejumlah 12. 26) Untuk pertanyaan soal nomor 26 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 7, jawaban B sejumlah 23 dan jawaban C sejumlah 0. 27) Untuk pertanyaan soal nomor 27 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 15, jawaban B sejumlah 15 dan jawaban C sejumlah 0. 28) Untuk pertanyaan soal nomor 28 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 25, jawaban B sejumlah 4 dan jawaban C sejumlah 1. 29) Untuk pertanyaan soal nomor 29 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 12, jawaban B sejumlah 16 dan jawaban C sejumlah 2. 30) Untuk pertanyaan soal nomor 30 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 14, jawaban B sejumlah 16 dan jawaban C sejumlah 0.
63
31) Untuk pertanyaan soal nomor 31 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 6, jawaban B sejumlah 12 dan jawaban C sejumlah 12. 32) Untuk pertanyaan soal nomor 32 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 16, jawaban B sejumlah 9 dan jawaban C sejumlah 5. 33) Untuk pertanyaan soal nomor 33 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 22, jawaban B sejumlah 7 dan jawaban C sejumlah 1. 34) Untuk pertanyaan soal nomor 34 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 22, jawaban B sejumlah 7 dan jawaban C sejumlah 1. 35) Untuk pertanyaan soal nomor 35 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 21 jawaban B sejumlah 9 dan jawaban C sejumlah 0. 36) Untuk pertanyaan soal nomor 36 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 27, jawaban B sejumlah 3 dan jawaban C sejumlah 0. 37) Untuk pertanyaan soal nomor 37 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 22, jawaban B sejumlah 8 dan jawaban C sejumlah 0.
64
38) Untuk pertanyaan soal nomor 38 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 27, jawaban B sejumlah 3 dan jawaban C sejumlah 0. 39) Untuk pertanyaan soal nomor 39 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 26, jawaban B sejumlah 4 dan jawaban C sejumlah 0. 40) Untuk pertanyaan soal nomor 40 dari jumlah soal 40 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 25, jawaban B sejumlah 3 dan jawaban C sejumlah 2. Kemudian dari data diatas dijumlahkan sebagai berikut : 1) Untuk jawaban A sejumlah 721 jawaban 2) Kemudian jawaban B sejumlah 391 jawaban 3) Sedangkan jawaban C sejumlah 88 jawaban Jadi item yang paling banyak dipilih oleh siswa dari angket yang disebar kepada siswa adalah jawaban A dengan jawaban ”Sering”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa sering memperhatikan kinerja guru ketika mengajar. b. Data hasil prestasi belajar siswa di MIM Al-Huda Banjarejo II. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dapat dilihat dari tabel berikut :
65
Tabel 3.5 Data Prestasi Belajar Siswa MIM AL-Huda Banjarejo II No
Nama Responden
Kelas
Nilai raport Smt II
1.
D
VI
96
2.
R
VI
111
3.
B
VI
100
4.
B
VI
97
5.
A
VI
101
6.
A
VI
97
7.
A
VI
95
8.
T
VI
98
9.
F
VI
106
10.
W
V
97
11.
Y
V
95
12.
L
V
101
13.
F
V
98
14.
K
V
118
15.
F
V
111
16.
M
V
96
17.
W
V
101
18.
M
V
102
19.
M
V
99
66
20.
F
VI
117
21.
S
VI
101
22.
L
VI
98
23.
F
VI
103
24.
F
VI
113
25.
T
VI
104
26.
R
VI
105
27.
E
VI
96
28.
A
VI
98
29.
I
VI
102
30.
S
VI
103
67
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Data kinerja Guru dan Prestasi Belajar Siswa MIM AL-Huda Banjarejo II 1. Analisis Data Kinerja Guru Dalam skripsi ini terdapat dua variabel yaitu variabel kinerja guru dan variabel prestasi belajar siswa. Jadi kinerja guru pada siswa MIM Al-Huda Banjarejo II adalah tujuan pertama yang penulis tempuh dalam penelitian ini, yakni untuk mengubah pokok masalah pertama yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya atau bab pendahuluan. Untuk mengetahui kinerja guru maka penulis mengadakan penafsiran terhadap data yang terkumpul dan setelah di adakan analisis yang tepat. Adapun langkah yang penulis ambil adalah sebagai berikut : a. Mencari skor dari masing-masing jawaban responden dan disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.1 Nilai Hubungan Kinerja Guru MIM AL-Huda Banjarejo II
NO
Nama Responden
Jml skor
1
D
95
2
R
110
3
B
98
4
B
100
5
A
100
68
6
A
97
7
A
97
8
T
97
9
F
105
10
W
97
11
Y
97
12
L
98
13
F
95
14
K
117
15
F
110
16
M
94
17
W
101
18
M
101
19
M
99
20
F
112
21
S
102
22
L
100
23
F
97
24
F
104
25
T
104
26
R
105
27
E
96
28
A
97
29
I
102
30
S
97
69
b. Menentukan Lebar Interval Untuk mengetahui kualitas kinerja orang tua maka terlebih dahulu ditentukan luas interval nilai (i) untuk menentukan kategori kualitas dengan rumus sebagai berikut : R : H-L Keterangan : R : Range (Jarak Pengukuran) H : Skor atau nilai yang tertinggi (highest score) L : Skor atau nilai yang terendah (Lowest score) Dari tabel diatas diketahui skor tertinggi (H) adalah 117 dan skor terendah (L) adalah 94 jadi R = 117-94 = 23 Mencari interval dengan rumus : 1 NT NR 1 3
:
:
117 94 1 3
:8 Jadi luas intervalnya adalah 8 Dengan demikian dapat diketahui interval nilai dan kategori sebagai berikut :
70
Tabel 4.2 Interval nilai Kinerja Guru MIM Al-Huda Banjarejo II No
Interval
Kategori
F
%
1
110 – 117
Tinggi
4
13
2
102 – 109
Sedang
6
20
3
94 – 101
Kurang
20
67
30
100
Jumlah
Dari tabel diatas maka dapat diketahui kualitas masing-masing kinerja guru sebagai berikut : 1.
4 dari 30 siswa adalah tergolong dalam kelompok tingkat kinerja gurunya tinggi dan jika dipresentasikan akan diperoleh angka 13 %. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat kinerja guru di MIM Al-Huda Banjarejo II pada siswa kelas IV, V, VI Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang dengan predikat baik adalah 13%.
2.
6 dari 30 siswa adalah tergolong dalam kelompok tingkat kinerja gurunya sedang, dan jika dipresentasikan akan diperoleh angka 20 %. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat kinerja guru di MIM AL-Huda Banjarejo II pada siswa kelas IV, V, VI Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang dengan predikat cukup adalah 20 %.
71
3.
20 dari 30 siswa adalah tergolong dalam kelompok tingkat kinerja gurunya kurang dan jika dipresentasikan akan diperoleh angka 67 %. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat kinerja guru di MIM Al-Huda Banjarejo II pada siswa kelas IV,V,VI Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang dengan predikat kurang adalah 67%. Selanjutnya untuk mengetahui rata-rata kualitas cukup kinerja guru
di MIM AL-Huda Banjarejo II dari keseluruhan guru dilakukan dengan rumus sebagai berikut : x N
MX = Maka : MX :
3024 30
: 100,8 Jadi rata-rata kinerja guru terhadap prestasi belajar peserta didik MIM Al-Huda Banjarejo II pada kelas IV, V, VI Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang berada pada kategori kurang karena intervalnya berada pada 94 -101 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum rata-rata guru kurang kinerjanya terhadap kegiatan belajar peserta didik MIM Al-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik kabupaten Magelang.
72
2. Analisis Data Prestasi belajar siswa MIM AL-Huda Banjarejo II Kelas IV, V, VI Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Analisis ada bagian ini dimaksudkan untuk mencari jawaban terhadap tujuan penelitian yang kedua yakni mengetahui tingkat prestasi belajar siswa kelas IV, V, VI di MIM Al-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Selanjutnya untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik terlebih dahulu juga luas interval nilai (i) untuk menentukan kategori dengan rumus sebagai berikut : a. Mencari score dari masing-masing nilai raport dari respnden agar lebih jelas dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.3 Nilai Prestasi Belajar kelas IV, V, VI MIM AL-Huda Banjarejo II No
Nama
Jumlah Score
1.
A
96
2.
R
111
3.
B
100
4.
B
97
5.
A
101
6.
A
97
7.
A
95
8.
T
98
73
9.
F
106
10.
W
97
11.
Y
95
12.
L
101
13.
F
98
14.
K
118
15.
F
111
16.
M
96
17.
W
101
18.
M
102
19.
M
99
20.
F
117
21.
S
101
22.
L
98
23.
F
103
24.
F
113
25.
T
104
26.
R
105
27.
E
96
28.
A
98
29.
I
102
30.
S
103
74
b. Menentukan Lebar Interval Untuk mengetahui kualitas prestasi belajar maka lebih dahulu ditentukan luas interval (i) untuk menentukan kategori kualitas dengan rumus sebagai berikut : R : H-L Keterangan R : Range (Jarak pengukuran ) H : Skor atau nilai yang tinggi (Highest Score) L : Skor atau nilai yang terendah (lowest score) Dari tabel diatas diketahui skor tertinggi (H) adalah 118 dan skor terendah (L) adalah 95 Jadi R = 118-95 - 23 Menentukan lebar interval dengan rumus I
:
NT NR 1 3
118 95 1 3
Jadi lebar intervalnya adalah : 8 Dengan demikian dapat diketahui interval nilai dari kategori sebagai berikut :
75
Tabel 4.5 Interval Prestasi Belajar Siswa Kelas IV, V, VI MIM Al-Huda Banjarejo II No
Interval
Kategori
F
%
1
111 – 118
Sangat baik
5
17 %
2
103 – 110
Baik
4
13 %
3
95 – 102
Cukup
21
70 %
30
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas maka dapat diketahui kualitas masing-masing prestasi belajar siswa sebagai berikut : 1. 5 dari 30 siswa adalah tergolong dalam kelompok tingkat prestasinya sangat baik dan jika dipresentasikan akan diperoleh angka 17 %. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat prestasi belajar di MIM Al-Huda Banjarejo II pada siswa kelas IV, V, VI Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang dengan predikat sangat baik adalah 17 %. 2. 14 dari 30 siswa adalah tergolong dalam kelompok tingkat prestasinya baik dan jika dipresentasikan akan diperoleh angka 13 %. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat prestasi belajar di MIM Al-Huda Banjarejo II pada siswa kelas IV, V, VI Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang dengan predikat baik adalah 13%.
76
3. 21 dari 30 siswa adalah tergolong dalam kelompok tingkat prestasinya cukup dan jika dipresentasikan akan diperoleh angka 70 %. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat prestasi belajar di MIM Al-Huda Banjarejo II pada siswa kelas IV, V, VI Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang dengan predikat cukup adalah 70%. Selanjutnya untuk mengetahui rata-rata kualitas cukup prestasi belajar di MIM AL-Huda Banjarejo II dari keseluruhan peserta didik dilakukan dengan rumus sebagai berikut : y N
MY = Maka : MY :
3053 30
: 101,76 Maka rata-rata : 101.76 Jadi mengacu pada hasil data diatas maka tingkat prestasi belajar siswa kelas IV, V, VI dapat diketahui bahwa : 1. Siswa yang berada dalam kategori sangat baik berjumlah 5 anak atau 17 %. 2. Kemudian mereka yang ada dalam kondisi baik berjumlah 13 anak atau 13 %. 3. Sedangkan mereka yang ada dalam kategori cukup berjumlah 21 anak atau 70 %.
77
Jadi rata-rata prestasi belajar peserta didik berada pada kategori cukup karena intervalnya berada pada 95 – 102. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum prestasi belajar siswa kelas IV, V, VI MIM Al-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang adalah cukup.
B. Pengujian Hipotesis Setelah diketahui bahwa rata-rata kinerja guru ada pada tingkat kurang terhadap prestasi belajar siswa kelas IV, V, VI MIM AL-Huda Banjarejo II Kaliangkrik Magelang dan juga diketahui secara umum bahwa prestasi belajar siswa kelas IV, V, VI berada pada tingkat baik. Dengan demikian untuk mengetahui apakah kinerja guru dan prestasi belajar tersebut memiliki hubungan positif dan signifikan. Maka dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan rumus r Product Moment. Untuk membuktikan adanya hubungan antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa kelas IV, V, VI MIM Al-Huda Banjarejo II Kaliangkrik Magelang dan diadakan uji hipotesis agar skripsi yang penulis ajukan benar-benar valid. Sebelum diadakan perhitungan uji hihpotesis terlebih dahulu penulis sajikan tabel hitungan variabel x dan hitungan variabel y sebagai berikut :
78
Tabel 4.6. Variabel Kinerja Guru dan Prestasi Belajar Siswa No
X
Y
X2
Y2
XY
1
95
96
9025
9216
9120
2
110
111
12100
12321
12210
3
98
100
9604
10000
9800
4
100
97
10000
9409
9700
5
100
101
10000
10201
10100
6
97
97
9409
9409
9409
7
97
95
9409
9025
9215
8
97
98
9409
9604
9506
9
105
106
11025
11236
11130
10
97
97
9409
9409
9409
11
97
95
9409
9216
9215
12
98
101
9604
10201
9889
13
95
98
9025
9604
9310
14
117
118
13689
13924
13806
15
110
111
12100
12321
12210
16
94
96
8836
9216
9024
17
101
101
10201
10201
10201
18
101
102
10201
10404
10302
19
99
99
9801
9801
9801
79
20
112
117
12544
13689
13104
21
102
101
10404
10201
10302
22
100
98
10.000
9409
9800
23
97
103
9409
10609
9991
24
104
113
10816
12769
10712
25
104
104
10816
10816
10816
26
105
105
11025
11025
11025
27
96
96
9216
9216
9216
28
97
98
9409
9604
9506
29
102
102
10404
10404
10404
30
97
103
9409
10609
9991
∑ 3024
∑ 3053
∑ 305 708
∑ 311869
∑ 307833
Berdasarkan tabel diatas antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa dapat diketahui bahwa : ∑x
: 3024
∑y
: 3053
∑ x2
: 305 708
∑ y2
: 311869
∑ xy
: 307 833
n
: 30
Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk memperoleh nilai r Product Moment sebagai berikut :
80
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
Nx
Nxy (x)(y) 2
(y 2 ) Ny 2 ( y) 2
30x307833 (3024)(3053)
30x305708 (3024) 30x311869 (3053) 2
2
9234990 9232272
9171240 91445769356070 9320809 2718
2666435261 2718 940199304 2718 30662 ,6695
r 0,8864
Jadi score yang diperoleh dari perhitungan tersebut kita cocokan dengan tabel nilai-nilai r Product Moment untuk N = 30 dan hasilnya sebagai berikut : 1. Pada taraf signifikasi 5 % ro
: 0,8864
rt
: 0.361
Hal ini berarti ro lebih besar dari pada art ( ro > rt) 2. Pada taraf signifikasi 1 % ro
: 0.8864
rt
: 0.463
Hal ini berarti ro lebih besar dari pada art (ro>rt) Dengan demikian dapat penulis kemukakan bahwa baik dalam taraf signifikansi 1% maupun 5 % mendapatkan hasil yang signifikasi. Jadi
81
hipotesis yang penulis ajukan yang berbunyi “Ada hubungan antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa kelas IV, V, VI di MIM AL-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang “Dapat diterima”. Dan Ho yang berbunyi “Tidak ada hubungan antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa kelas IV, V, VI di MIM Al-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang “ditolak”. C. Pembahasan 1. Kinerja Guru Hasil tersebut dapat diketahui 4 siswa memiliki nilai antara 110-117. Pada kategori tinggi dengan presantese 13 % dari seluruh jumlah siswa, 6 siswa memiliki nilai antara 102 – 110. Pada kategori jawaban sedang, dengan presentase 20 %, 20 siswa memiliki nilai antara 94-101 pada kategori jawaban kurang dengan presentase 67 %. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa kinerja guru dalam kategori kurang. 2. Prestasi Belajar Hasil tersebut dapat diketahui 5 siswa memiliki nilai antara 111-118 pada kategori sangat baik dengan presentase 17 % dari seluruh jumlah siswa, 4 siswa memiliki nilai antara 103 – 110 pada kategori jawaban baik dengan presentase 13 %, 21 siswa memiliki nilai antara 95 – 102. Pada kategori cukup dan presentase 7 %. Hal tersebut dapat diartikan bahwa prestasi belajar siswa dalam kategori cukup
82
3. Hubungan Kinerja Guru Dengan Prestasi Belajar Analisis data yang dilakukan diketahui nilai r hitung 0,8864 nilai tersebut lebih besar dari nilai 0,361. Dari nilai r corelation yang diperoleh kemudian di konsultasikan dengan nilai r tabel maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa kelas IV,V,VI MIM AL-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Tahun 2010.
83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan dari hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja guru berada pada tingkat kurang terhadap prestasi belajar peserta didik kelas IV, V, VI di MIM Al-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang yang dibuktikan dari nilai rata-rata kinerja guru sebesar 100,8 yang berada pada interval 94-101 dengan kategori kurang. 2.
Prestasi belajar siswa kelas IV, V, VI di MIM Al-Huda Banjarejo II sudah cukup yang dibuktikan dari nilai rata-rata prestasi belajar siswa kelas IV, V, VI sebesar 101,76 yang berada pada interval 95-102 dengan kategori cukup.
3. Terdapat hubungan yang positif yang cukup signifikan antara kinerja guru dan prestasi belajar siswa kelas IV, V, VI di MIM AL-Huda Banjarejo II Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan statistik dengan rumus serial yang diperoleh nilai koefisien ro sebesar 0,8864 dan setelah dikonsultasikan dengan tabel r product moment menunjukkan bahwa ro lebih besar dari rt baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1 %.
84
B. Saran-saran Kepada semua dewan guru hendaknya lebih dapat meningkatkan kualitas kinerjanya agar peserta didik memperoleh prestasi yang memuaskan. Disamping itu guru juga lebih dapat meningkatkan hubungan dengan peserta didik agar peserta didik tidak merasa takut dengan gurunya selain itu guru juga perlu membimbing peserta didik ketika peserta didik mengalami kesulitan belajar. Kepada kepala sekolah hendaknya melakukan berbagai upaya agar dapat sering mempertemukan semua dewan guru dan orang tua siswa yang bersamasama mendiskusikan usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan belajar siswa. C. Penutup Dengan ucapan Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat, inayah, nikmat, kesehatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik tanpa ada rintangan. Sholawat dan salam tak lupa penulis sanjungkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing dan membawa kepada suatu ajaran yang diridhoi Allah SWT, yakni ajaran Islam. Semoga kita semua tergolong ummat yang mendapat syafaat-Nya kelak dikemudian hari. Selanjutnya penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, ternyata tidak mungkin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, terutama dosen pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing dari awal
85
sampai selesai, tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih dan semoga amalnya diterima oleh Allah SWT. Akhirnya dengan skripsi ini semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman Amin ya Robbal „Alamin.
86
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.(1986).Dasar-Dasar Aksara
Evaluasi
Pendidikan.Jakarta:Bina
_______________.(1998).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktisi.Jakarta: Rineka Cipta _______________.(2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktisi.Jakarta: Rineka Cipta Bafadul, Ibrahim.(2003).Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara Darajatun, Zakiah.(1996).Metodologi Pengajaran Agama Islam.Jakarta:Bumi Aksara ________________.(1996).Metodologi Khusus Pengajaran Agama Islam.Jakarta : Bumi Aksara. Depdikbud. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka Depdiknas. (2003). Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelaksanaan Djamaroh, Bahri,Syaiful.(2000).Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta Djamaroh, Bahri,Syaiful Jakarta:Rineka Cipta
Dan
Zein
Aswan.Strategi
Belajar
Mengajar.
Handoko, Hani.(1997).Manajemen BPFE. Yogyakarta:Sinar Grafika Brotoharjo, Hartanto.(2003).Tingkat Kinerja Perusahaan.Jakarta:Raja Grafinda Persada Hamalih, Oemar.(1997).Proses Belajar Mengajar.Jakarta:Grafinda Persada Mulyasa E.(2002).Manajemen Berbasis Sekolah.Bandung:Remaja Rusdakarya Nasution S.(1995).Sosiologi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara Sardiman.(2003). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:Raja Grafinda Sri,Anita W.(2008).Strategi Pembelajaran di SD.Jakarta:Universitas Terbuka
87
Surya, Subrata.(2008).Proses Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta Sujana, Nana.(1995).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:Remaja Rusdakarya Sugiarto,dkk.(2011).Teknik Sampling.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama Sukardi.(2003).Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara Syah, Muhibin.(2000).Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.Bandung: Rusdakarya Usman, Uzer.(1990).Menjadi Guru Profesional.Bandung : Remaja Rusdakarya Usman, Uzer,Dan Setiawati.(1993).Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.Bandung:Remaja Rusdakarya
88