SKRIPSI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK MELALUI PERMAINAN MENIRU DI TK IQRA KEC.ABUKI KAB.KONAWE
Oleh
FITRIANINGSIH 21014097
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti seminar proposal penelitian pada program studi pendidikan guru anak usia dini
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI 2015 1
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
NAMA
: FITRIANINGSIH
STAMBUK
: 21014097
JUDUL
: MENINGKATKAN
KEMAMPUAN
MENULIS
ANAK
MELALUI PERMAINAN MENIRU HURUF DI TK IQRA KEC.ABUKI KAB.KONAWE
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs.Fahruddin Hanafi,M.Pd
Dra.Sri Astuti,M.Pd
Kendari,
Mengetahui Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadyah Kendari
Drs. H. Muh. Natsir, M.Si NIP.19640828 199303 1 002
2
Juli 2014
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK MELALUI PERMAINAN MENIRU HURUF DI TK IQRA KECAMATAN ABUKI KABUPATEN KONAWE
Dipertahankan di depan tim penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari Nomor: 215/TUG/II.0/G.b/2015 Tanggal 19 Oktober 2015 Dan Dinyatakan Lulus
Susunan Tim Pengji
Tanda Tangan
Tanggal
Drs. Fahruddin Hanafi, M.Pd (Ketua)
......................
...............
Hermanto, S.Pd., M.Pd (Sekretaris)
......................
...............
Dr. Rasid, M.Pd (Anggota)
......................
...............
Dra, Sri Astuti, M.Pd (Anggota)
......................
...............
Badaruddin, S.Pd., M.Pd (Anggota)
......................
...............
Kendari, 21 Oktober 2015 Mengetahui, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari.
Awaluddin, S.Pd., M.Pd NIP. 19780813 200312 1 001
3
ABSTRAK
Fitrianingsi: 21014097, dengan judul "Meningkatkan Kemampuan Menulis Anak Melalui Permainan Meniru Huruf Di TK Iqra Kecamatan Abuki Kabupaten Konawe" pada Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari Tahun 2015 yang dibimbing oleh Bapak Drs Fahruddin Hanafi, M.Pd selaku Pembimbing I dan Ibu Drs. Sri Astuti, M.Pd Selaku Pembimbing II. Rumusan masalah dalam Penelitian ini adalah "Apakah permainan meniru huruf dapat meningkatkan kemampuan sanak di TK Iqra Kecamatan Abuki Kabupaten Konawe?. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis anak melalui permainan meniru huruf di TK Iqra Kecamatan Abuki Kabupaten Konawe. Penelitian ini dilaksanakan pada 5 September sampai dengan 8 Oktober tahun 2014 dan bertempat di TK Iqra Kecamatan Abuki. Kabupaten Konawe. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalak anak kelompok B TK Iqra Kecamatan Abuki Kabupaten Konawe yang berjumlah 20 orang anak didik yang terdiri atas 10 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Adapun faktor-faktor yang diamati dalam penelitian ini adalah: (1) Faktor anak TK: yaitu mengamati dan menilai aktifitas belajar anak dalam proses pembelajaran, (2) Faktor guru, mengamati dan menilai segala aktifitas guru ketika mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran melalui perminan meniru. (3) Faktor sumber, bahan dan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Penelitian tindakan keias ini dilaksanakan sebanyak dua siklus masing-masing siklus dua kali pertemuan. Sumber data, penelitian diperoleh dari guru dan anak didik, selain itu dari dokumen-dokumen jenis data adalah data kualitatif yang diperoleh dengan menggunakan pedoman observasi dan teknik dalam pengumpulannya pada penelitian ini adalah observasi. Teknik analis dalam penelitian ini dengan menggunakan deskripsi berupa persentase. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru TK Iqra Kecamatan Kabupaten Konawe dalam meningkatkan kemampuan menulis anak melalui permainan meniru huruf dapat ditingkatkan, terbukti dari hasil tes awal anak yang hanya mencapai indikator keberhasilan kinerja 50%, pada siklus I meningkat menjadi 70 % dan pada siklus II anak yang mencapai indikator keberhasilan kinerja meningkat menjadi 90%.
4
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini yang berjudul "Meningkatkan Kemampuan Menulis Anak Melalui Permainan Meniru Huruf Di TK IQRA Kecamatan Abuki Kabupaten Konawe" dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan
kepada
Bapak
Drs. Fahruddin Hanafi, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Dra. Sri Astuti, M.Pd selaku pembimbing II, yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis untuk ibadah
menyelesaikan
disisi Allah
skripsi ini, Semoga bimbingannya bernilai
SWT. Selanjutnya
pada kesempatan ini pula penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.
Bapak Muh. Nur, SP., M.Si, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah
Kendari. 2.
Bapak Awaludin, S.Pd., M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari. 3.
Bapak Hermanto, S.Pd., M.Pd, selaku ketua Jurusan Program Studi SI PGPAUD Universitas Muhammadiyah Kendari.
4.
Seluruh staf pengajar dan pegawai akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari yang telah banyak membimbing dan membantu penulis selama kuliah.
5
5.
Kepala TK Iqra Kecamatan Abuki Kabupaten Konawe, serta seluruh guru yang telah membantu untuk memperoleh data tentang penelitian ini.
6.
Guru-guruku sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi yang terhormat, yang telah memberikan ilmu dan bimbingan dengan penuh kesabaran.
7.
Teman-teman yang senantiasa memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini ,serta semua pihak yang tidak sempat penulissebut satu satu persatu yang telah memberikan bantuan dan partisipasi dalam penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada allah swt, semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis baik yang berupa moril maupun materi mendapat balasanyang berlipat ganda dari allah swt, Amin … Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Kendari, september 2015
penulis
6
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i HALAMAN LOGO ……………………………………………….……. ii HALAMAN PERSETUAN PEMBIMBING ……………………….…. iii PERNYATAAN KEASLIAN HASIL PENELITIAN .…………….…. iv ABSTAK ……………………………………………………….…….…. v KATA PENGANTAR ………………………………………………..… vi DAFTAR ISI ……………………………………………………………. viii DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. x DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….… xi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………….……. I B. Rumusan Masalah ……………………………………………….…… 4 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………….……. 5 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….…… 5 E. Definisi Operasional ……………………………………………….…. 5
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Dini ………………………………………………………. 6 B. Konsep Menulis ……………………………………………………… 18 C. Konsep Bermain ……………………………………………………… 26 D. Permainan Meniru ……………………………………………………. 31 E. Hipotensi Tindakan ……………………………………………………32
BAB 111 METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian …………………………………… 33 B. Jenis Penelitian …………………………………………………… 33 C. Subjek Penelitian ……………………………………………... 7
D. Faktor Yang Diselediki ……………………………………… 34 E. Prosedur Penelitian...…………………………………………. 34 F. Tekhnik Pengumpulan Data ………………………………….. 37 G. Tekhnik Analisis Data ………...……………………………… 37 H. Indikator kinerja ……..……………………………………….. 40
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ……………………………………………….. 43 B. Pembahasan …………………………………………………… 57
BAB V PENUTUP A. kesimpulan …………………………………………………….. 63 B. saran …………………………………………………………… 63
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 64 LAMPIRAN ………………………………………………………………. 66
8
DAFTAR TABEL Halaman 1. Nilai perolehan pada pra tindakan …………………………………….. 42 2. Nilai perolehan akhir pada kegiatan tindakan siklus 1 ………...……….50 3. Nilai perolehan akhir pada kegiatan tindakan siklus 11 ……..…………58
9
DAFTAR LAMPIRAN No lampiran judul Lampiran 1
rangkuman data nilai-nilai simbol perolehan anak pada setiap indikator yang diberikan chak list berdasarkan hasil evaluasi pratindakan …………………………………. 67
Lampiran 2
rangkuman nilai campaian kemampuan menulis anak tes patindakan ……………………………………………. 68
Lampiran 3
rencana pelaksanaan harian siklus 1 (pertemuan1) …... 69
Lampiran 4
data temuan hasil orbs rpasi terhadap guru selama proses belajar mengajar pada siklus 1 pertemuan 1 …………… 71
Lampiran 5
data temuan hasil observasi terhadap peserta didik selama proses belajar mengajar pada siklus 1 pertemuan 1
Lampiran 6
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
harian
siklus
1
(pertemuan 2) ………………………………………….72 Lampiran 7
data temuan hasil observasi terhadap guru selama proses belajar mengajar pada siklus 1 pertemuan 2
Lampiran 8
data temuan hasil observasi terhadap peserta didik selama proses belajar mengajar pada siklus 1 pertemuan 2
Lampiran 9
format penelitian kemempuan menulis anak tk iqra kecamatan abuki kabupaten konawe pada siklus 1
Lampiran 10
rangkuman data nilai-nilai simbol perolehan anak pada setiap indikator yang diberikan chak list berdasarkan hasil evaluasi tindakan siklus 1
Lampiran 11
rangkuman nilai kemempuan menulis anak pada hasil tes tindakan siklus 1
Lampiran 12
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
harian
siklus
2
(pertemuan 1) Lampiran 13
data temuan hasil observasi terhadap guru selama proses belajar mengajar pada siklus 2 pertemuan 1
Lampiran 14
data temuan hasil observasi terhadap peserta didik selama peroses belajar mengajar pada siklus 11 pertemuan 1 10
Lampiran 15
rencana pelaksanaan harian siklus 2 (pertemuan 2)
Lampiran 16
data temuan hasil observasi terhadap guru selama proses belajar mengajar pada siklus 2 pertemuan 2
Lampiran 17
data temuan hasil observasi terhadap peserta didik selama peroses belajar mengajar pada siklus 2 pertemuan 2
Lampiran 18
format penelitian kemampuan menulis anak tk iqra kecamatan kabupaten konawe pada siklus 11
Lampiran 19
rangkuman data nilai-nilai simbol perolehan anak pada setiap indikator yang diberikan chak list berdasarkan hasil evaluasi tindakan siklus 2
Lampiran 20
nilai kemampuan menulis anak pada hasil tes tindakan siklus 2
Lampiran 21
dokumentasi
Lampiran 22
surat keterangan penelitian
11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan pasal 1 UU RI No.20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa, dan negara (Depdiknas,2007:2). Upaya meningkatkan kualitas pendidikan merupakan tanggung jawab bersama.dalam rangka itu, pemerintah telah dan sedang mengusahakan ke arah itu, termasuk dalah satunya meningkatkan pendidikan usia dini,seperi di taman kanak-kanak. Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 bahwa pendidikan taman kanak-kanak didik merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah.sebagai suatu lembaga pendidikan pra-sekolah, taman kanak-kanak didik memiliki tugas utama, yaitu mempersiapkan anak didik dengan cara memperkenalkan sebagai pengetahuan, sikap dan perilaku, keterampilan dan intelektual, agar dapat ketika memasuki jenjang pendidikan berikutnya
dapat beradaptasi dengan baik dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Pandangan tersebut diatas mengisyaratkan bahwa taman kanak-kanak didik adalah suatu lembaga pendidikan pra-sekolah atau pra-akademik yang tidak mengembang tanggung jawab membina kemampuan akademik anak, seperti
12
membaca, menulis, dan berhitung. Substansi pembinaan kemampuan akademik atau skolatik ini harus menjadi tanggung jawab utama lembaga pendidikan sekolah dasar. Alur pemikiran diatas tidak selalu sejalan dan terimplementasikan dalam praktik
pendidikan
taman
kanak-kanak
didik
dan
sekolah
dasar
di
indonesia.pergeseran tanggung jawab pengembangan kemampuan skolatik dari sekolah dasar ketaman kanak-kanak didik terjadi di mana-mana, baik secara terang-terangan maupun terselubung banyak sekolah dasar seringkali mengajukan persyaratan atau tes “membaca dan menulis”. Lembaga pendidikan sekolah dasar ini sering pula dianggap sebagai lembaga pendidikan “berkualitas dan bonafide”. Peristiwa prakter seperti itu mendorong lembaga pendidikan taman kanakkanak didik maupun orang tua berlomba mengajarkan kemampuan akademik membaca dan menulis dengan mengadopsu pola-pola pembelajaran di sekolah dasar. Akibatnya, tidak jarang taman kanak-kanak didik tidak lagi menerapkan prinsip-prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain dan berteman banyak, tetapi beralih menjadi “sekolah” taman kanak-kanak didik dengan makna menyekolakan secara dini pada anak-anak. Tanda-tandanya terlihat peda penargetan kemampuan akademil membaca dan menulis agar bisa memasukan anaknya kesekolah dasar favorit. Menurut Mulyati, dkk (2008:13) menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit diantara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis buku hanya sekedar menyalin kata-kata dan kalimat;
13
melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Mengajarkan menulis di taman kanak-kanak didik dapat dilaksanakan dalam batas-batas aturan pengembangan pra-sekolah serta diri pada prinsip dasar hakiki dari pendidikan taman kanak-kanak didik sebagai sebuah taman bermain, sosialisasi, dan pengembangan berbagai pengembangan praskolastik yang lebih substansi pada bidang pengembangan kemampuan dasar, yang meliputi kemampuan membaca atau berbahasa maupun kemampuan menulis, kognitif, fisik-motorik, dan seni. Mencermati kondisi kegiatan pembelajaran menulis di taman kanak-kanak didik yang berlangsung sebagaimana digambarkan di atas, perlu dilakukan penelitian yang bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan tertentu yang
direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi. Dengan serangkaian tindakan itu diharapkan dapat mengubah suasana pembelajaran kearah pembelajaran yang lebih memungkinkan anak didik terlibat secara aktif dan menyenagkan. Berdasarkan observasi awal di lapangan di TK IQRA Kec. Abuki Kab. Konawe diketahui bahwa dari 20 peserta anak didik hanya 6 orang anak atau (30%) yang memiliki kemampuan menulis yang baik, dan masih terdapat 12 anak atau (70%) anak yang masih rendah kemampuan menulisnya diantaranya ada beberapa anak belum dapat menulis huruf dengan baik, selain itu sebagian anak belum mampu membedakan huruf kapital dan huruf kecil pada saat dia meniru manulis huruf. Hal itu dikarenakan atau dipengaruhi oleh aspek perkembangan lain terutama fisik dan intelektual anak. Selain itu berdasarkan hasil diskusi singkat dengan guru TK IQRA Kec. Abuki Kab. Konawe, bahwa rendahnya
14
kemampuan menulis anak disebabkan kondisi pembelajaran yang tidak kondusif. Kondisi tersebut karena guru menerapkan pembelajaran yang monoton dan tidak relevan dengan kondisi anak. Selain itu guru kurang kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran yang berfungsi memediasi timbulnya karakter anak didik menjadi aktif, kreatif, dan inovatif, sehingga anak belajar secara efektif, dan merasa senang. Hal ini menyebabkan kemampuan mennulis anak di TK IQRA Kec. Abuki Kab. Konawe belum optimal. Berdasarkan pengamatan masalah yang ada pada TK IQRA Kec. Abuki Kab. Konawe diatas, peneliti terdorong untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas yang berjudul: “meningkatkan kemampuan menulis anak melalui permainan meniru pada kolompok di TK IQRA Kec. Abuki Kab. Konawe”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini adalah “apakah permainan meniru dapat meningkatkan kemampuan menulis anak di kelompok B TK IQRA Kec. Abuki Kab. Konawe?”.
C. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca anak melalui permainan meniru di TK IQRA Kec. Abuki Kab. Konawe.
15
D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain: 1. Bagi Peserta Didik Bagi anak didik, sebagai bahan masukan untuk anak dalam meningkatkan kemampuan menulisnya. 2. Bagi Guru Sebagai
wawasasn
dalam
menumbuhkan
kretifitas
guru
dalam
hal
meningkatkan kemampuan membaca anak didik di taman kanak-kanak. 3. Bagi Sekolah Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di TK IQRA Kec. Abuki Kab. Konawe. 4. Bagi Peneliti Peneliti mendapatkan fakta bahwa melalui permainan melengkapi kata dapat meningkatkan kemampuan menulis anak.
E. Definisi Operasional 1. Kemampuan menulis Kemampuan menulis yaitu kemampuan seseorang dalam mengungkapkan gagasan melalui alat tulis kepada pembaca untuk dipahami secara tepat. 2. Permainan Meniru Permainan meniru adalah suatu permainan dalam pembelajaran anak usia TK dengan menuntun anak untuk selalu aktif menggunakan tangan dan melatih kemampuan motorik halus, agar selanjutnya anak memiliki kemampuan dasar menulis. 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Menulis 1. Pengertian Menulis Menulis adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa, menulis bukanlah hal yang sulit namun tidak juga dikatakan mudah. Menulis dikatakan bukan hal yang sulit bila menulis di artikan sebagai aktifitas mengungkapkan gagasan melalui lambang-lambang grafis tanpa memperhatikan unsur diluar penulisan seperti pembaca. Menurut Mulyati, dkk (2008:13) menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit diantara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis buku hanya sekedar menyalin kata-kata dan kalimat; melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Hal senada disampaikan oleh Syafei (1984: 45) mengatakan bahwa menulis pada hakikatnya adalah meluangkan gagasan pendapat, perasaan keinginan serta informasi kedalam tulisan dan kemudian mengirimkannya kepada orang lain. Hal berbeda disampaikan oleh Tarigan (1991 : 20) pengertian menulis adalah
menurunkan
dan
melukiskan
lambang-lambang
grafis
yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Kalau memahami bahasa dan grafis itu gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna, tetapi tidak 17
menggambarkan kesatuan bahasa. Menulis merupakan presentasi bagian dari ekspresi bahasa. Hal ini menjadi perbedaan utama antara menulis dan melukis. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan melalui alat tulis kepada pembaca untuk dipahami secara tepat. Pengertian ini mengandung empat unsur penting yaitu, 1). Gagasan , 2). Bahan tulis, 3). Untuk membaca, 4). Terpahami. Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis, dimana penulis perlu untuk : a. Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk disini penggunaan ejaan; b. Memilih kata yang tepat c. Menggunakan bentuk dengan benar d. Mengurutkan kata-kata dengan benar e. Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca f. Memiliki genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju g. Mengupayakan ide-ide atau informasi utama didukung secara jelas oleh ideide atau informasi tambahan. h. Mengupayakan terciptanya paragraf, dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah mengikuti jalan dan fikiran atau informasi yang disajikan. i. Membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka ketahhui dan penting untuk ditulis (Mulyati, dkk 2008:2)
18
2. Hakikat Keterampilan Menulis Menurut Nurgiantoro (2001 : 43) pada hakikatnya keterampilan menulis dapat dibagi atas tiga aspek; (1). Menulis sebagai suatu proses, (2). Menulis sebagai proses aktifitas, (3). Menulis berkaitan erat dengan membaca. a. Menulis sebagai suatu proses Menulis merupakan suatu proses berfikir yang berkesinambungan mencoba dan mengulang kembali. Hal ini sudah pernah dialami oleh filsuf terkemuka, Aristoteles seperti yang dikutip filsif Hernowo (2002 : 74) kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang, oleh karena itu keunggulan bukanlah suatu perbuatan sekali jadi, melainkan suatu/sebuah kebiasaan. Demikikan pula Moore dalam Petra (2001 : 17) proses berfikir dilakukan melalui kegiatan menghubungkan, melengkapi, memprediksi, mengorganisasikan, membayangkan dan menerapkan. Suatu proses berfikir yang sudah aktif, kontruktif, sosial dan penghilangan makna. Pada saat menulis anak dituntut berfikir untuk menuangkan gagasan berdasarkan schemata, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki secara tertulis. b. Menulis sebagai suatu proses aktifitas Menulis adalah suatu proses berfikir dan aktifitas yang menghasilkan tulisan, baik tulisan yang berbentuk coretan maupun tulisan yang berbentuk huruf yang utuh. Huruf atau tulisan yang dibaca sebagai bukti kretifitas dihasilkan melalui aktifitas menulis. c. Menilis berkaitan erat dengan membaca
19
3. Perkembangan Menulis Anak Menulis merupakan ungkapan atau ekspresi dari bahasa lisan kedalam suatu bentuk goresan dan coretan bentuk kata dan kalimat. Kegiatan awal menulis dilakukan ketika seorang anak pura-pura atau sedang memainkan peran dalam kegiatan permainan peran sebagai seorang penulis yang menulis diatas kertas, ditanah, di dinding, atau media lainnya, meskipun tuisannya masih dalam coretan acak, sampai anak mampu menirukan atau mencontoh bentuk tulisan yang sesungguhnya. Beberapa tahap perkembangan kemampuan menulis anak dapat digambarkan sebagai berikut. a. Tahap pencoretan atau goresan (sribel stage) Pada tahap ini,anak mulai membuat tanda-tanda dengan menggunakan alat tulisnya, anak mulai belajar membuat tulisan dengan cara mencoret-coret atau dalam bentuk coretan-coretan acak (tidak beraturan). Coretan-coretan seringkali digabungkan seolah-olah coretan itu tidak pernah lepas dari kertas, dan menurut Jemaris (2003 : 52), mereka juga telah mulai berminat belajar bahasa tulisan dan bagaimana mengerjakan tulisan tersebut . pada tahap ini, anak akan menganggap coretan-coretan dan goresan yang dibuatnya itu merupakan tulisan yang indah baginya. Oleh karenanya, pada orang tua dan guru harus menghargai hal itu dengan memujinya. Justru dengan memuji anak, maka mereka akan terobsesi untuk membuat coretan/goresan yang lebih banyak lagi, situasi perasaan anak seperti ini merupakan momen yang baik bagi orang tua dan guru untuk sejak dini memperkenalkan kepada anak tentang huruf, penulisanya, dan bunyinya. Pada tahap mencoret ini, orang tua dan guru
20
seharusnya menyediakan jenis-jenis bahan untuk menulis, seperti pensil, spidol, buku, kertas dan krayon. b. Tahap pengulangan secara linear (linear pripertive stage) Tahap selanjutnya perkembangan kemampuan menulis anak, adalah tahap pengulangan secara linear. Pada tahap ini anak mulai menelusuri bentukbentuk tulisan yang mendatar (horizontal) ataupun garis tegak lurus. Dan pada tahap ini, menurut Jemaris (2003 : 52) anak telah mulai berfikir bahwa suatu kata merujuk pada suatu yang besar dan mempunyai tali yang panjang dari pada kata yang menunjuk pada suatu hal yang kecil. c. Tahap menulis secara random/acak (random letter stage) Pada tahap ini anak mulai belajar tentang berbagai bentuk yang dapat diterima sebagai suatu tulisan dan menggunakannya agar dapat mengulang berbagai kata dan kalimat, dan menurut Jemaris (2003:52) anak sudah dapat merubah tali menjadi kata yang mengandung pesan. Pada tahap ini pula, anak-anak dapat menghasilkan garis-garis yang berisi makna yang tidak mempunyai keterkaitan pada suatu bunyi dari berbagai kata. d. Tahap berlatih huruf (menulis huruf-huruf) Pada tahap ini,kebanyakan anak-anak biasanya sangat tertarik dengan huruf-huruf yang membentuk nama mereka sendiri dan nama buah yang mereka senangi dan berusaha dan selalu mengingat huruf-huruf tersebut.
21
e. Tahap menulis tulisan nama (Letter-Name Writing Or Phonetic Stage) Pada tahap ini anak mulai menyusun hubungan antara tulisan dan bunyi. Permulaan dari tehap ini sering digambarkan sebagai menulis tulisan nama, karena anak-anak menulis tulisan nama dan bunyi secara bersamaan. Misalnya mereka menulis ” kamu “ dengan tulisan “u” maka faseh ini berbagai kata yang mengandung huruf “u” mula dihadirkan dengan kita dan tulisan (Martini Jamaris, 2003: 53) Pada tahap ini pula, anak sudah mulai sering menuliskan nama pendek pangilan mereka sendiri melalui contoh yang mereka lihat dengan huruf-huruf besar atau kecil. Sehingga para orang tua dan guru perlu memberikan contohcontoh sesering mungkin dengan berbagai bentuk tulisan lainya. Pada tahap yang kelima ini. Anak-anak mulai menghadirkan berbagai kata dengan suatu bentuk grafik yang secara refleks menunjukan tentang apa yang biasanya didengar. Dalam contoh-contoh ini dengan mudah melihat anakanak yang biasanya menggunakan kata saya dengan huruf “Y” atau suku kata “Ya” atau juga dengan kata keluarga dengan suku kata “ga” f. Tahap menyalin kata-kata yang ada di lingkungan Pada tahap ini, anak menyukai kata-kata yang terdapat pada poster didinding atau pada gambar-gambar papan iklan. Pada tahap ini pula, anaktelah menunjukan perkembangan yang cukup baik dalam hal penguasaan kosa kata. Semakin berkembangnya penguasaan kosa kata anak ini, serta di iringi dengandengan perkembangan kemampuanya dalam berkomunikasi dilingkungan sekitarnya atau dengan orang-orang dewasa, maka akan memiliki dampak pula
22
terhadap perkembangan kemampuan membaca dan menulis serta fungsi dan kognitifnya. Kemampuan mengkomunikasi sesuatu seperti nama-nama benda, orang atau binatang dan tanaman dengan menggunakan kosa kata yang baik dan teratur akan mencerminkan kemampuan berpikir anak tentang hal tersebut. g. Tahapan menulis ejaan sesuai ucapan Pada tahap ini, anak mulai dapat mengeja suatu tulisan berupa kata-kata yang dikenalnya sesuai dengan ucapan yang didengarnya (Depdiknas, Direktorat pembinaan TK dan SD, 2005: 10). 4. Beberapa Bentuk Menulis Permulaan Menulis permulaan meliputi kegiatan persiapan menulis dan bentuk tulisan. Persiapan menulis permulaan adalah kegiataan stimulasi untuk melatih kesanggupan melatih motorik halus anak yang merupakan inti pergerakan dasar dalam memperoleh keterampilan menulis, jenis kegiatan permainan yang dapat dilakukan guru PAUD seperti antara lain: permainan garis, permainan meniru, permainan melengkapi kata dan lain sebagainya yang semuanya dilakukan berulang-ulang, dengan perlengkapan media gambar dan alat tulis menulis secara sederhana secara bertahap. Salah satu contoh kegiatan pembelajaran menulis permulaan untuk anak usia dini di TK antara lain: permainan meniru garis, permainan meniru, melengkapi kata dengan indikator meniru atau melengkapi huruf atau kata yang ada di media gambar, mengenal dan membuat tulisan sederahana dan menambah kosa kata anak.
23
Langkah-langkah kegiatan yang perlu di perhatikan dan di kembangkan guru, awalnya adalah menyiapkan berbagai alat peraga atau media gambar berupa gambar buah-buahan, tuliskan nama buah tersebut dibawah media gambar supaya anak dapat meniru yang ada dalam media gambar tersebut. Selanjutnya guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan,selanjutnya guru memberi contoh cara meniru tulisan kepada anak untuk meniru tulisan sesuai tulisan guru yang ada pada media, sambil memberikan motivasi dan bimbingan kepada anak yang membutuhkan (Depdiknas, 2005:61).
B. Konsep Bermain 1. Pengertian Bermain Bermain merupakan suatu penomena yang sangat menarik perhatian para pendidik, psikologi ahli filsafat dan lain sebagainya. Mereka lebih tertantang untuk lebih memahami arti bermain yang dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Bermain merupakan pengertian yang sulit dipahami karena muncul dalam beraneka macam bentuk. Kehidupan sehari-hari kegiatan bermain begitu mudah dipahami namun dalam beberapa situasi sulit dibedakan dengan kegiatan yang bukan bermain.bermain menurut Mulyadi (2004:3), secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima pengertian bermain: a. Sesuatu yang menyenagkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak b. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motifasinya lebih bersifat intrinsik c. Bersifat spontan dan suka rela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak 24
d. Melibatkan peran aktif keikut sertaan anak e. Memiliki hubungan sistematik yang husus dengan sesuatu yang bukan bermain,
seperti
kreativitas,
pemecahan
masalah,
belajar
bahasa,
perkembangan sosial sebagainya. Sementara Patmonodewo dan Soemiarti (2000:102) mengatakan bahwa bermain dalam tatanan sekolah dapat digambarkan sebagai suatu rentang rangkaian kesatuan yang berujung pada bermain bebas, bermain dengan bimbingan dan berakhir pada bermain yang diarahkan.dalam bermain bebas dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan bermain dimana anak mendapat kesempatan melakukan berbagai pilihan alat dan mereka memilih bagaiman menggunakan alat-alat, sedangkan kegiatan bermain dengan bimbingan, guru memilih alat permainan dan diharapkan anak-anak dapat memilih guna menemukan suatu konsep. Sedangkan menurut Mosfiroh (2010:104) mengemukakan bahwa kegiatan bermain adalah proses sosialisasi yang sangat efektif melalui permainan anak belajar menjalankan suatu peran tertentu dapat menerima pandangan orang lain dan melatih cara berkomunikasi. Hal berbeda diungkapkan oleh Montolalu (2007:12) mengatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Bermain terungkap dalam berbagai bentuk. Bermain dapat berupa gerak seperti berlari, melempar bola dan memanjat, bermain juga dapat berupa kegiatan berfikir, seperti menyusun puzzle atau mengingat kata-kata sebuah lagu, dan juga berupa kretifitas dengan menggunakan krayon, plastisin atau tanah liat.
25
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah aktifitas yang dilakukan secara sukarela tanpa paksaan orang lain, bersifat menyenangkan. Bermain dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Melalui bermain anak akan memperoleh suatu kegembiraan atau kesenangan, memberikan informasi, dapat mengembangkan semua aspek perkembangan serta imajinasi anak.
2. Manfaat Bermain Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuan menyatakan bahwa bermain pada anak mempunyai arti yang sangat penting karena melalui bermain anak dapat menyalurkan segala keinginan dan kepuasan kreatifitas serta imajinasinya. Melalui bermain anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan fisik belajar
bergaul
dengan
teman
sebaya,
membina
sikap
hidup
positif,
mengembangkan peran sesuai dengan jenis kelamin, menambah perbendaharaan kata dan menyalurkan perasaan tertekan. Berikut ini akan di uraikan satu persatu manfaan bermain bagi anak di TK (Montolalu, 2007:115). a. Bermain memicu kretifitas b. Bermain bermanfaar mencerdaskan otak c. Bermain bermanfaat menanggulangi konflik d. Bermain bermanfaat untuk melatih empati e. Bermain bermanfaat mengasah panca indera f. Bermain sebagai media terapi g. Bermain melakukan penemuan 26
Hurlock (2005:85) mengemukakan manfaat bermain bagi perkembangan anak yaitu sebagai berikut : a. Perkembangan fisik. Bermain berguna untuk mengembangkan otot dan melatih seluruh bagian tubuh. Bermain juga berfungsi untuk menyalurkan tenaga yang berguna bagi kesehatan fisik dan mental anak. b. Dorongan berkomunikasi c. Penyaluran energi emmosional yang terpendam d. Sumber belajar e. Rangsangan kreatifitas f. Belajar standar moral dan mengembangkan kepribadian
3. Tahap Perkembangan Bermain Pada umumnya para ahli hanya membedakan atau mengkategorikan kegiatan bermain tanpa secara jelas mengemukakan bahwa suatu jenis kegiatan bermain lebih tinggi tingkat perkembangannya dibandingkan dengan jenis kegiatan lainnya. a. Jean Piaget Adapun tahapan kegiatan bermain menurut Jean Piaget adalah sebagai berikut : 1) Permainan sensori motorik (± 3/4 bulan – 1/2 tahun) 2) Permainan simbolik (± 2 – 7 tahun) 3) Permainan sosiala yang memiliki aturan (± 8 – 11 tahun) b. Hurlock
27
Adapun tahapan perkembangan bermain menurut Hurlock adalah sebagai berikut : 1) Tahapan penjelasan (exploratory stage) 2) Tahapan mainan (toy stage) 3) Tahapan bermain (play stage) 4) Tahapan melamun (daydrem stage)
Montolalu (2007 : 214) mengatakan bahwa agar dapat memberi bimbingan kepada anak TK dengan sebaik-baiknya guru perlu mengetahui bahwa pada umumnya anak-anak melalui tingkatan-tingkatan atau tahap-tahap (proses) bermain adalah : tahap manipulatif, tahap simbolis, tahap eksplorasi, tahap eksperimen, tahap dapat dikenal Dari penjeladan siatas maka dapat dipahami, bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan spontan, dan perasaan gembira, tidak memiliki tujuan ekstrinsik, melibatkan peran aktif anak, memiliki hubungan sistematik dengan hal-hal diluar bermain (seperti perkembangan kreatifitas), dan merupakan ekstraksi antara anak denngan lingkungannya, serta kemungkinan anak untuk beradaptasi dengan lingkingannya tersebut. Masa bermain pada anak memiliki tahap-tahap yang sesuai dengan perkkembangan anak, baik kognitif, efektif, maupun psikomotor dan sejalan juga dengan usia anak.
C. Permainan Meniru Huruf Permainan meniru adalah suatu permainan adalah suatu permainan dalam pembelajaran anak usia TK dengan menuntun anak selalu aktif menggunakan
28
tangan dan melatih kemampuan motorik halus, agar selanjutnya anak memiliki dasar menulis. Bagi anak menulis tidak terlepas dari upaya untuk meniru bentuk-bentuk garis ataupun huruf yang ada. Hal ini penting untuk melatih dan mengembangkan kemampuan anak dalam mengeksperikan dan membuat simbol-simbol dalam gambar kemampuan dalam memahami garis atau bentuk yang di sebut sebenarnya, kemampuan yang dimiliki anak dalam menuangkan ide maupun gagasanya, dalam membuat garis atau bentuk berhubungan erat dengan usia, sebagaiman di jelaskan oleh Piaget dalam Rita L Alksinon (1991:2). Bahwa pada usia 2-7 masuk kedalam tahap praoperasional dengan ciri-ciri proses berpikir anak masih bersifat egosentris yaitu mempunyai kesulitan dalam menerima pandangan orang lain dalam menggambarkan obyek dengan imainasi dengan kata-kata. Pada kenyataannya dapat didefinisikan bahwa dalam perkembangan berpikir anak terbatas dalam pengalaman yang diperoleh anak melalui lingkungan. Adapun
langkah-langkah
pembelajaran
bermain
meniru
dalam
meninggkatkan kemampuan anak antara lain: a. Guru menyediakan media gambar yang menarik misalnya untuk mengenalkan atau mengajarkan anak menulis nama buah diperlukan media gambar buah yang didalamnya terdapat tulisan nama buah tersebut b. Selanjutnya guru mencontohkan cara meniru menulis nama buah yang ada dalam media gambar tersebut (mula-mula mengajarkan cara memegang pensil yang benar, selanjutnya cara menarik cara menarik ujung pensil dengan baik, kemudian mengajarkan cara membuat atau meniru).
29
c. Selanjutnya guru membagi anak menjadi 4 kelompok, yang terdiri dari anak laki-laki dan perempuan dengan tingkat kecerdasan yang berbeda. d. Secara bergiliran setiap kelompok mengambil media gambar yang berbeda dalam sebuah kotak dan masing-masing anak mengambil satu. e. Masing-masing kelimpok diberi tugas untuk meniru menulis nama-nama buah atau melengkapi kata yang belum ada pada media gambar sesuai contoh. f. Anak-anak melaksanakan tugas sesuai arahan dati guru g. Guru membimbing anak dalam kegiatan tersebut. h. Guru memberi apresiasi kepada anak yang paling cepat menyelesaikan tugasnya. i. Guru mengamati dan mencatat secara cermat meliputi semua proses dalam kegiatan pembelajaran.
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori tersebut, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah bahwa permainan meniru dapat meningkatkan menulis anak di TK IQRA Kec. Abuki. Kab. Konawe.
30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 5 September sampai dengan 8 Oktober tahun 2014 dan bertempat di TK IQRA Kecamatan Abuki. Kabupaten Konawe pada anak kelompok B.
B. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis dan Taggart (1998) yang mencakup kegiatan Perencanaan (planning), Tindakan (action), Observasi (observation), Refleksi (reflection), dan Evaluasi (evaluation) yang pada dasarnya bertujuan untuk mengkaji masalahmasalah tertentu dan berusaha mengatasinya dengan implementasi tindakan yang dilakukan oleh guru dan peneliti dalam proses pembelajarannya. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan guru-guru TK IQRA Kec. Abuki Kab. Konawe.
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah anak kelompok B TK IQRA Kec. Abuki. Kab. Konawe yang berjumlah 20 orang anak didik yang terdiri atas 10 anak laki-laki dan 10 anak perempuan yang berusia 5-6 tahun, yang terdaftar
31
pada tahun ajaran 2013/2014. Alasanya keberhasilan tindakan pembelajaran diukur oleh daya serap anak secara klasikal.
D. Faktor Yang Diteliti Adapun faktor-faktor yang diamati peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor anak TK: yaitu mengamati dan menilai aktifitas belajar anak dalam proses pembelajaran. 2. Faktor
guru, mengamati
dan menilai
segala aktifitas guru ketika
mempersiapakan dan melaksanakan pembelajaran melalui perminan meniru. 3. Faktor kemampuan menulis anak dalam kegiatan pembelajaran.
E. Prosedur Penelitian Sesuai dengan maksud dan tujuan dalam pelaksanaan penelitian ini, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tindakan kelas (classroom action research) secara garis besar terdiri dari : 1. Perencanaan kegiatan dan tindakan yang dilakukan 2. Pelaksanaan tindakan (dalam proeses belajar mengajar) 3. Melaksanakan kegiatan obserfasi atau pengamatan dan melaksanakan kegiatan penilaian (evaluasi) 4. Refleksi diri.
32
Rancangan dan Model Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan Perencanaan Tindakan I
Permasalahan
Pelaksanaan Tindakan I
SIKLUS I Pengamatan/ Pengumpulan Data I Perencanaan Tindakan II SIKLUS II
Refleksi II
Pelaksanaan Tindakan II
Pengamatan/ Pengumpulan Data II Siklus Selanjutnya Sumber : Arikunto (2012 : 16) Gambar 3.1. Daur Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahapan prosedur tersebut secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Perencanaan Kegiatan dilaksanakan pada tahap ini adalah sebaai berikut : 1) Menyusun perangkat pembelajaran permainan meniru yang meliputi rencana kegiatan harian (RKH).
33
2) Membuat lembar observasi terhadap guru dan anak untuk menentukan keadaan selama proses belajar mengajar berlangsung 3) Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan menulis, meniru. 4) Menyusun lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar anak b. Pelaksanaan tindakan Kegiatan dilakukan dalam tahap ini adalah melakanakan tindakan sesuai dengan proses pembelajaran yaitu melakukan kegiatan menulis huruf atau kalimat, yang sesuai dengan rencana kegiatan pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan sebelumnya. c. Kegiatan observasi dan evaluasi Kegitan pada tahap ini adalah peneliti melakukan pengamatan pada saat pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru serta melakukan pengamatan terhadap aktifitas guru dan murid selama pembelajaran berlangsung setelah itu guru memberikan evaluasi pada anak dalam melihat kemampuan menulis anak dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi ini dilakukan untuk melihat keberhasilan pelaksanaan tindakan setelah pelaksaan tindakan perbaikan. d. Refleksi Hasil-hasil pengamatan dan pencatatan yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan secara dianalisis.berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi dari tindakan yang dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam satu siklus. Setelah diketahui hal-hal
34
yang dimaksud, maka di ambil suatu keputusan tindakan tersebut dapat dianggap terselesaikan ataukah dipandang masih perlu perbaikan-perbaikan sehingga siklus kegiatan selanjutnya masih harus dilakukan lagi.
F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari: observasi dan dokumentasi. 1. Observasi; adalah pengamatan yang di lakukan oleh peneliti menggunakan format observasi yang berisikan tentang aktifitas guru dan anak didik dalam pembelajaran 2. Dokumentasi, digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan yang berupa dokumentasi tertulis dan foto.
G. Teknik Analisis Data Sebelum data-data di analisis, peneliti terlebih dahulu melakukan evaluasi atau penilain dengan observasi. Dimana peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif-deskriptif dengan presentatif hasil, yang sesuai dengan indikator atau ketentuan yang telah di tetapkan. Untuk maksud analisis data berupa nilai-nilai capaian perkembangan kemampuan menulis anak, peneliti menggunakan kriteria tertentu yang di sesuaikan dengan bentuk penilaian yang di gunakan di TK dalam capaian nilai perkembangan dasar anak didik sesuai indikator penilaian capaian perkembangan sebagaimana yang terdapat dalam pedoman pengembangan program pembelajaran dan penilaian di taman kanak-kanak yang di keluarkan Depdiknas (2010:10).
35
Penilaian terhadap kemampuan menulis anak yang nampak pada setiap anak terhadap indikator penilaian, dilakukan atau di beri nilai dengan mengacuh pada pedoman pemberian penilaian dalam satuan pendidikan taman kanakkanak,yakni dengan di berikan simbol-simbol: ()
= Berkembang Sangat Baik (BSB), yakni jika anak mampu menunjukan kemampuan menulis sesuai indikator tanpa bantuan guru.
()
= Berkembang Sesuai Harapan (BSH), yakni anak mampu menunjukan kemampuan menulis sesuai indikator sesekali memperoleh bantuan guru.
()
= Mulai Berkembang (MB), yakni jika anak mampu menampakan kemampuan namun masih sering dibantu oleh guru.
()
= Belum Berkembang (BB), yakni jika anak belum menampakan capaian
perkembangan
dalam
melakukannya
harus
sedia
dibimbing dan dibantu oleh guru (Depdiknas, 2010:11)
Adapun data-data tersebut diperoleh selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan pemberian tanda ceklist yang telah dipersiapkan (adapun contoh indikator penilaian seperti terlampir). Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keberhasilan anak dalam meningkatkan kemampuan menulis anak pada kelompok B di TK IQRA. Dalam kegiatan ini dilakukan beberapa tahap penganalisian data-data nilai yang di peroleh. Adapun langkah-langkah tersebut adalah:
36
a. Pada pelaksanaan tindakan dilakukan pengamatan dan evaluasi pada anak, yaitu pemberian ceklist pada simbol 4 (empat)/berkembang sangat baik (BSB) yaitu jika anak memiliki kemampuan menulis tanpa bantuan guru, bintang 3 (tiga)/berkembang sesuai harapan (BSH) adalah jika anak memiliki kemampuan menulis masih dibimbing guru namun secara tidak langsung, selanjutnya bintang 2 (dua)/mulai berkembang (MB) jika anak memiliki kemampuan menulis dibimbing secara langsung oleh guru dari awal hingga akhir, sedangkan untuk bintang 1 (satu)/belum berkembang (BB) berarti anak sama sekali belum menunjukan kemampuan menulisnya dan guru terus membimbing anak tersebut dari awal pelaksanaan kegiatan hingga akhir kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, dari beberapa bentuk penilaian tersebut diatas. Hal ini berdasarkan pada beberapa indikator sebagai acuan penilaian. b. Penilaian penjumlahan atau hitung beberapa anak yang memperoleh nilai pada simbol bintang 1, 2, 3, dan 4 selama mengikuti kegiatan lalu setelah diketahui jumlah secara keseluruhan. Maka diberi bobot atau skor untuk masing-masing bintang tersebut. Adpun bobot/nilai BSB = skor 4, nilai BSH = skor 3, nilai MB = skor 2, dan BB = skor 1. c. Dilakukan perhitungan konversi bobot nilai berdasarkan jumlah perolehan nilai bintang 1, 2, 3, dan 4 yang telah dicapai masing-masing anak pada setiap siklus tindakan dengan menggunakan formulasi perhitungan sebagai berikut :
Hasil Perolehan Nilai Anak Didik =
Jumlah Nilai (BSB x 4) + (BSH x 3) + (MB x 2) + (BB x 1) Jumlah Seluruh Indikator Penilaian 37
d. Selanjutnya dari nilai informasi tersebut, maka dikonversi kembali ke nilai kualitatif, dan hal ini merupakan nilai akhir yang akan diperoleh masingmasing anak didik untuk setiap akhir pelaksanaan siklus dalam kegatan pembelajaran khususnya meningkatkan kemampuan menulis. Berikut formulasi perhitungan yang digunakan dalam pengkonversian tersebut : Nilai BSB
: Jika hasil hitungan akhir antara 3.50 – 4.00
Nilai BSH
: Jika hitungan nilai akhir antara 3.00 – 3.49
Nilai MB
: Jika hitungan nilai akhir antara 1.00 – 2.99
Nilai BB
: Jika hitungan nilai akhir antara 0.01 – 1.49 (Usman,M. dan Lilis Setiawati,1993);dan (Depdiknas,1996).
e. Untuk mengetahui tercapainya kemampuan menulis anak yaitu dengan menghitung banyaknya anak didik
yang memperoleh nilai konversi 3.00
sampai 4.00 atau jumlah anak didik yang memperoleh nilai akhir BSB (Berkembang Sangat Baik) dan BSH (Berkembang Sesuai Harapan), ini dilakukan sebagai acuan apakah penelitian yang dilaksanakan sudah dikatakan terselesaikan atau tercapai atau apakah masih akan dilanjutkan ketahapan siklus selanjutnya. formulasi perhitungan yang dilakukan saat ini adalah :
P=
f x 100% N
Dimana : P = Persentase Ketercapaian Anak Didik f = Jumlah anak yang memperoleh nilai konversi “BSB” dan “BSH” yaitu 3.00 – 4.00 N = Total banyaknya anak didik dalam kelompok Sugiyono (2010:43) 38
f. Hasil perhitungan tersebut disesuaikan dengan indikator kinerja, selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan apakah penelitian yang dilaksanakan dipandang telah terselesaikan atau dilanjutkan ketahap siklus selanjutnya. g. Mengacu pda presentase klasikal anak didik, maka nilai presentase 90% 100% maka kemampuan menulis anak berkembang sangat baik, jika presentase ketuntasan klasikal berada antara 75% - 89% maka kemampuan menulis anak berkembang sesuai harapan, jika presentase ketuntasan klasikal antara 60% - 74 % maka kemampuan menulis anak mulai berkembang, jika presentase ketuntasan klasikal kurang dari 60% maka kemampuan menulis anak belum berkembang.
H. Indikator Kinerja Penilaian terhadap kemampuan menulis anak, dievaluasi dengan mengacu pada pedoman pemberian penilaian dalam satuan pendidikan TK yakni dengan diberikan dengan bentuk simbol-simbol seperti = sangat baik (anak yang mengalami peningkatan kemampuan menulis dengan baik dan lancar tanpa dibimbing
guru).
=
baik
(memperoleh
kemampuan
tapi
masih
dibimbing), = cukup baik (memperoleh kemampuan dengan dibimbing secara langsung oleh guru), dan = kurang baik (tidak memiliki kemampuan dan masih dalam pengawasan dan bimbingan guru) (Depdiknas, 2010:11). Selanjutnya dilakukan penjumlahan kategori diatas yang diperoleh setiap anak berdasarkan hasil evaluasi lalu diselesaikan dengan indikator keberhasilan yang digunakan, sebagai indikator keberhasilan dalam penilaian tindakan kelas dalam penelitian
39
ini, jika minimal secara klasikal anak memperoleh nilai perkembangan sangat baik () dan berkembang sesuai harapan () yakni 70%. Sedangkan indikator kinerja yang diberlakukan bagi guru adalah dimana guru mampu melaksanakan kegiatan penelitian sesuai dengan tahapan siklus penelitian serta guru membimbing, mengarahkan, mengamati dan melaksanakan penilaian pada anak didik. Sedangkan indikator kinerja bagi kegiatan pembelajaran adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran antara guru dan anak didik dapat melaksanakan kegiatan dari awal hingga akhir.
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Subjek Penelitian Sebelum dilakukan tindakan, penulis melakukan pengamatan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan menulis anak. Hal tersebut dilakukan dengan cara observasi khususnya dalam aspek bahasa kemudian penulis membuktikan dengan mengamati anak melalui kegiatan menulis. Hasil pengamatan dari kegiatan meningkatkan kemampuan menulis anak melalui permainan meniru huruf di TK IQRA sebelum ada tindakan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Persentase kemampuan menulis anak pada kondisi awal. Kondisi Awal (%) Aspek Yang Diamati
Kemampuan Menulis Anak
BB
MB
BSH
BSB
10
25
35
30
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menulis anak belum berkembang secara maksimal. Jika dilihat dalam bentuk grafik akan tampak sebagai berikut :
41
Gambar 4.1. Grafik kemampuan menulis anak pada kondisi awal Adapun kemampuan menulis anak secara terperinci dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:
Gambar 4.2. Grafik kemampuan menulis anak pada kondisi awal secara rinci
42
Sedangkan untuk rata-rata kemampuan menulis dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar. 4.3. Grafik rata-rata kemampuan menulis anak pada kondisi awal
Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa bahwa rata-rata kemampuan menulis anak Kelompok B di TK IQRA yang berkategori berkembang sangat baik 6 anak (38%), berkategori berkembang sesuai harapan ada 7 anak (30%), dan berkategori mulai berkembang ada 5 anak (18%), sementara anak berkategori belum berkembang sebanyak 2 anak dengan persentase (10%) dan ketuntatasan klasikal 65%. Untuk itu, penulis dan teman sejawat segera merencanakan kegiatan untuk memperbaiki situasi pembelajaran tersebut. Penelitian tindakan dipilih sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis anak melalui permainan meniru huruf. Bentuk permainan meniru huruf yang dipilih pada siklus I adalah menggunakan gambar makanan
43
kesukaan ”Seri buah-buahan”. Hal tersebut karena disesuaikan dengan tema kebutuhanku dan subtema makanan kesukaan. Jika pada siklus yang pertama belum mencapai peningkatan yang diharapkan, maka perlu diadakan tindakan lanjutan yaitu siklus II. Pada siklus yang kedua penulis menggunakan permainan meniru huruf dengan gambar binatang yang bisa terbang/serangga. Hal tersebut disesuaikan dengan tema binatang dan subtema binatang yang bisa terbang/serangga. Melalui permainan meniru huruf tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis anak kelompok B sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu sebesar 70% anak mampu memperoleh skor sama dengan 4 (empat).
2. Kondisi Subjek Penelitian Setelah Tindakan 1. Tindakan Siklus I Hasil Penelitian pada Siklus 1 akan diuraikan berdasarkan pada tiga komponen, yaitu: a. perencanaan, b. tindakan dan pengamatan, c. refleksi. 1) Perencanaan Tindakan Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Dalam tahap tindakan Siklus I penulis dan teman sejawat melakukan kegiatan yaitu: a. Menyusun Rencana Kegiatan Harian Rencana pelaksanaan pembelajaran
disusun oleh penulis dalam
Rencana Kegiatan Harian (RKH). Berdasarkan kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya, penulis dan teman sejawat memberikan kegiatan menggunakan permainan meniru pada kegiatan inti. Penulis menggunakan permainan meniru dilakukan bertepatan dengan tema 44
kebutuhanku dengan subtema makanan kesukaan untuk pertemuan pada siklus pertama dan tema binatang dengan subtema binatang yang bisa terbang untuk pertemuan siklus kedua. Alat dan sumber belajar yang digunakan adalah permainan meniru tulisan nama buah-buahan dan permainan meniru tulisan nama binatang. b. Menyiapkan Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan selama penelitian berlangsung. Kemampuan menulis anak ditentukan dengan skor yaitu skor 4 bintang untuk anak yang berkembang sangat baik (BSB), skor 3 bintang untuk anak yang berkembang sesuai harapan (BSH), 2 skor bintang untuk anak yang mulai berkembang (MB) dan dan skor 1 bintang untuk anak yang belum berkembang (BB).
2) Tindakan dan Pengamatan a) Tindakan pertemuan pertama siklus 1 Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 26 Mei 2014 dengan
tema
kebutuhanku dan
subtema
makanan kesukaan.
Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama meliputi 3 kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal dimulai dengan aktifitas outdoor yaitu dengan aktivitas fisik berupa kegiatan senam bersama, kemudian berbaris dan masuk ruang kelas secara teratur. Setelah masuk di dalam kelas, anak diposisikan duduk melingkar untuk kegiatan 45
pembukaan yaitu salam, berdoa dan apersepsi tentang kegiatan menulis menggunakan permainan meniru. Guru menjelaskan kegiatan menulis melalui permainan meniru meliputi 3 kegiatan yaitu meniru huruf, meniru kata, dan meniru kalimat. Kemudian guru dan anak membuat kesepakatan aturan main secara bersama-sama. 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti anak diminta untuk melaksanakan tugas sesuai aturan yang sudah disepakati bersama. Karena masih tahap awal, anak masih membutuhkan banyak bimbingan dalam menggunakan permainan meniru yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Penulis dan teman sejawat mendampingi dan membimbing anak dalam melaksanakan 3 kegiatan yang disediakan. Jika anak telah selesai mengerjakan 1 kegiatan maka anak akan melanjutkannya dengan mengerjakan kegiatan yang dipilih selanjutnya. Setelah semua anak selesai melaksanakan 3 kegiatan yang disediakan kemudian guru mengkondisikan anak untuk duduk melingkar, kemudian guru meminta anak satu persatu secara bergantian untuk meniru huruf, meniru kata, dan meniru tulisan nama buah-buahan yang di perlihatkan oleh guru. Dengan demikian guru akan mengetahui sejauh mana kemampuan anak.
46
3) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir anak diajak untuk bercakap-cakap tentang kegiatan yang telah dilaksanakan. Guru menanyakan bagaimana perasaan anak belajar menggunakan permainan meniru dan apakah anak mau mengulangnya pada hari berikutnya. Setelah selesai anak diajak untuk bernyanyi kemudian diakhiri dengan doa setelah kegiatan dan salam. b) Tindakan Pertemuan kedua siklus 1 Siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Mei 2014 dengan
tema
kebutuhanku
dan
subtema
makanan
kesukaan.
Pelaksanaan siklus I pertemuan kedua meliputi 3 kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal dimulai dengan aktifitas motorik kasar yaitu dengan kegiatan senam bersama yang merupakan kegiatan rutin di TK IQRA, kemudian berbaris dan masuk ruang kelas secara teratur seperti biasanya. Setelah masuk di dalam kelas, anak diposisikan duduk melingkar untuk kegiatan pembukaan yaitu salam, berdoa dan apersepsi tentang kegiatan menulis menggunakan permainan meniru. Guru menanyakan apakah anak masih ingat tentang kegiatan
yang
telah
dilakukan
kemarin.
Kemudian
guru
menjelaskan kegiatan menulis seperti yang pernah dilakukan anak pada hari sebelumnya. Kegiatan menulis melalui permainan meniru
47
meliputi 3 kegiatan yang sama seperti sebelumnya yaitu Menirukan huruf, Menirukan kata, dan menirukan kalimat. Kemudian guru dan anak membuat kesepakatan aturan main secara bersama-sama. 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti anak diminta untuk melaksanakan tugas sesuai aturan yang sudah disepakati bersama. Agar kegiatan lebih menarik, guru memberikan pembelajaran dengan perlombaan meniru huruf. Pada pertemuan kedua siklus I ini, anak juga masih membutuhkan banyak bimbingan dalam menggunakan permainan meniru yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Penulis dan teman sejawat mendampingi dan membimbing anak dalam melaksanakan 3 kegiatan yang disediakan. Jika anak telah selesai mengerjakan 1 kegiatan maka anak akan melanjutkannya dengan mengerjakan kegiatan yang dipilih selanjutnya. Setelah semua anak selesai melaksanakan 3 kegiatan yang disediakan kemudian guru mengkondisikan anak untuk duduk melingkar, kemudian guru meminta anak satu persatu secara bergantian untuk menirukan huruf, menirukan kata, dan menirukan kalimat yang di perlihatkan oleh guru. Dengan demikian guru akan mengetahui sejauh mana kemampuan anak.
48
3) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir
anak diajak
untuk
bercerita tentang
pengalamannya belajar menggunakan permainan meniru. Guru menanyakan apakah anak sudah mulai bisa menggunakan permainan meniru. Selain itu guru memberikan motivasi kepada anak bahwa dengan bermain permainan meniru anak akan lebih mudah belajar menulis sehingga anak dapat lebih mudah pula dalam belajar membaca. Setelah selesai anak diajak untuk bernyanyi dengan lagu pilihan anak, kemudian diakhiri dengan doa setelah kegiatan dan salam. c) Tindakan Pertemuan ketiga siklus 1 Siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Mei 2014 dengan
tema
kebutuhanku
dan
subtema
makanan
kesukaan.
Pelaksanaan siklus I pertemuan ketiga meliputi 3 kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. 1) Kegiatan Awal Kegiatan
awal
dimulai
dengan
aktivitas
senam
dengan
menggunakan irama musik di halaman sekolah, kemudian berbaris dan masuk ruang kelas secara teratur seperti biasanya. Setelah masuk di dalam kelas, anak diposisikan duduk melingkar untuk kegiatan pembukaan yaitu salam, berdoa dan apersepsi tentang kegiatan menulis
menggunakan permainan meniru. Guru
menanyakan kabar anak, apakah anak belajar dirumah, dan
49
apakah anak sudah belajar menirukan tulisan huruf di rumah. Guru juga memancing anak dengan memberikan rangsangan berupa aktifitas yang melibatkan siswa untuk menuliskan huruf yang sesuai dengan ilustrasi guru,
misalnya
“huruf
apa
yang
berbentuk bulat seperti roda, huruf apa yang bentuknya seperti angka 9”, dan lain-lain. Kemudian guru menjelaskan kegiatan menulis
seperti
yang
pernah
dilakukan
anak
pada hari
sebelumnya. Kegiatan menulis melalui permainan meniru meliputi 3 kegiatan yang sama seperti sebelumnya yaitu Menirukan huruf, Menirukan kata, dan menirukan kalimat. Kemudian guru dan anak membuat kesepakatan aturan main secara bersama-sama. 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti anak diminta untuk melaksanakan tugas sesuai aturan yang sudah disepakati bersama. Agar kegiatan lebih menarik dan mengukur sejauh mana anak menulis, guru menyediakan Permainan meniru dengan gambar yang merupakan media dalam pembelajaran. Pada pertemuan ketiga siklus I ini, masih ada beberapa anak yang membutuhkan bimbingan dalam menggunakan permainan meniru yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Penulis dan teman sejawat mendampingi dan membimbing anak dalam melaksanakan 3 kegiatan yang disediakan. Jika anak telah selesai mengerjakan 1 kegiatan maka anak akan melanjutkannya dengan mengerjakan kegiatan yang
50
dipilih selanjutnya. Setelah semua anak selesai melaksanakan 3 kegiatan yang disediakan kemudian guru mengkondisikan anak untuk duduk melingkar, kemudian guru meminta anak satu persatu secara bergantian untuk menirukan huruf, menirukan kata, dan menirukan kalimat yang di perlihatkan oleh guru. Dengan demikian guru akan mengetahui sejauh mana kemampuan anak. 3) Kegiatan Akhir Pada
kegiatan akhir
anak diajak
untuk
bercerita tentang
pengalamannya belajar menggunakan permainan meniru. Guru menanyakan siapa saja yang belum dapat menggunakan permainan meniru. Guru memberikan motivasi kepada anak yang belum bisa bahwa bermain permainan meniru akan dilakukan lagi pada hari berikutnya dan anak akan selelu dibantu oleh guru terutama bagi anak yang masih kesulitan dalam menggunakan permainan meniru. Bagi anak yang sudah bisa, guru memberikan motivasi bahwa semakin sering belajar dengan menggunakan permainan meniru maka anak akan semakin lancar dalam menulis. Dengan begitu, anak akan merasa termotivasi dan akan terus bersemangat dalam melaksanakan kegiatan menulis menggunakan permainan meniru. Setelah selesai anak diajak untuk bernyanyi dengan lagu pilihan anak, kemudian diakhiri dengan doa setelah kegiatan dan salam.
51
Adapun Pengamatan/Observasi Siklus I adalah sebagai berikut: 1) Hasil Observasi Siklus I Observasi pada siklus I dilakukan secara kolaborasi dengan teman sejawat. Aspek yang diamati adalah kemampuan menulis anak. Hasil observasi pada siklus I disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Observasi Kemampuan Menulis Anak Siklus I Perkembangan Kemampuan Menulis Anak Pada Siklus I
No
BB
Aspek Yang Diamati
MB
BSH
BSB
Kondisi Siklus Kondisi Siklus Kondisi Siklus Kondisi Siklus Awal I Awal I Awal I Awal I 1 Meniru Huruf
10
0
15
20
35
35
40
45
2 Meniru Huruf
10
5
15
15
35
20
40
60
3 Meniru Huruf
10
10
25
20
30
25
35
45
Kemampuan Menulis
10
5
18.3
18.3
33.3
26.7
38.3
50
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dapat dilihat bahwa kemampuan menulis anak mengalami peningkatan. Kemampuan menulis anak yang sudah berkembang sangat baik dari kondisi awal 38.3% (2 anak mampu meniru huruf, 1 anak mampu meniru huruf dan kata, 2 anak mampu meniru kata dan kalimat, 5 anak mampu meniru huruf, kata dan kalimat) meningkat pada siklus I sebesar 50% (2 anak mampu meniru huruf, 3 anak mampu meniru kata, 2 anak mampu meniru kata dan kalimat, 7 anak mampu meniru huruf, kata dan kalimat dengan baik), kemampuan anak yang berkembang sesuai harapan dari
52
kondisi awal 33.3% (3 anak mampu meniru huruf, 2 anak mampu meniru kata, 1 anak mampu meniru kata dan kalimat, 1 anak mampu meniru kalimat, dan 3 anak mampu meniru huruf, kata dan kalimat) meningkat pada siklus I sebesar 26.7% (3 anak mampu meniru huruf, 3 anak mampu meniru huruf dan kalimat, 2 anak mampu meniru kata, 1 anak mampu meniru kata dan kalimat, dan 1 anak mampu meniru huruf, kata dan kalimat dengan baik dengan sesekali memperoleh bantuan guru), kemampuan anak dengan kategori mulai berkembang dari kondisi awal 18.3% (1 anak mampu meniru huruf dan kalimat, 1 anak mampu meniru kata dan kalimat, 1 anak mampu meniru kalimat, dan 2 anak mampu meniru huruf, kata dan kalimat) meningkat pada siklus I sebesar 18.3% (2 anak mampu meniru huruf, 1 anak mampu meniru huruf dan kata, 1 anak mampu meniru kata dan kalimat, 2 anak mampu meniru kalimat, dan 1 anak mampu meniru huruf, kata dan kalimat dengan bimbingan guru), kemampuan anak yang belum berkembang dari kondisi awal 10% (2 anak belum mampu meniru huruf, kata dan kalimat) menurun pada siklus I sebesar 5% (1 anak belum mampu meniru kata dan 2 anak belum mampu meniru kalimat dengan baik dan masih memperoleh bantuan guru dalam melakukannya). Perkembangan kemampuan menulis anak di atas secara jelasnya dapat dilihat pada lampiran (?????). Jika ditampilkan dalam grafik akan tampak sebagai berikut:
53
Gambar 4.4 Grafik kemampuan anak meniru huruf pada siklus I
Adapun peningkatan kemampuan anak dalam meniru kata dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 4.5 Grafik kemampuan anak meniru kata pada siklus I
54
Sedangkan peningkatan kemampuan anak dalam meniru kalimat dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 4.6 Grafik kemampuan anak meniru kalimat pada siklus I
Secara rinci perkembangan kemampuan menulis anak pada siklus I jika dilihat dalam bentuk grafik akan tampak sebagai berikut:
Gambar 4.7 Grafik perkembangan kemampuan menulis anak pada siklus I
55
Adapun kemampuan menulis anak secara terperinci dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:
Gambar 4.8. Grafik kemampuan menulis anak pada siklus I secara rinci
Sedangkan untuk rata-rata kemampuan menulis dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
56
Gambar. 4.9. Grafik rata-rata kemampuan menulis anak pada siklus I Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa kemampuan menulis anak Kelompok B di TK IQRA yang berkategori berkembang sangat baik 9 anak (50%), berkategori berkembang sesuai harapan ada 5 anak (27%), dan berkategori mulai berkembang ada 4 anak (18%), sementara anak berkategori belum berkembang sebanyak 2 anak dengan persentase (5%) dan ketuntasan klasikal pada siklus I adalah 70%.
3) Refleksi Siklus I Tahap refleksi siklus I adalah mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada siklus I. Tahap refleksi ini dilakukan secara kolaborasi antara penulis dengan teman sejawat. Hasil evaluasi akan digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, penulis dan teman kolaborator menyimpulkan beberapa hal diantaranya: a)
Kemampuan menulis anak Kelompok B TK IQRA telah mengalami peningkatan. Dari hasil penelitian, anak yang mendapat skor lebih 2 bintang bertambah. Diantaranya 16 anak mampu menirukan huruf, 16 anak mampu menirukan kata, dan 14 anak mampu menirukan kalimat dengan baik.
b) Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui permainan meniru dapat meningkatkan kemampuan menulis anak. c)
Dari penelitian yang dilakukan, meskipun telah terjadi peningkatan dalam kemampuan menulis anak Kelompok B TK IQRA, namun peningkatan
57
tersebut belum mampu memenuhi target yang telah ditentukan karena keseluruhan aspek belum mencapai 70%. Hal ini karena minat anak dalam menggunakan permainan meniru dapat berubah kapan saja dan motivasi yang diberikan kepada anak masih belum maksimal. Berdasarkan pada kesimpulan di atas, penulis dan teman sejawat memutuskan
untuk
melaksanakan
kegiatan
penelitian
kembali
dengan
melanjutkan putaran Siklus yaitu Siklus II. Dengan kelanjutan siklus tersebut diharapkan dapat lebih meningkatkan kemampuan menulis anak sehingga dapat mencapai target yang telah ditentukan. Adapun langkah-langkah perencanaan perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Guru memberikan kegitan menulis melalui permainan meniru secara bertahap dan menambah permainan meniru yang lebih bervariasi. 2) Guru memberikan motivasi yang lebih kepada anak baik secara verbal atau nonverbal dengan memberikan reward berupa stiker berbentuk bintang kepada anak yang dapat melaksanakan tugas hingga selesai dengan benar. 3) Guru melakukan pendekatan dan bimbingan khusus secara individu kepada anak yang perkembangannya lambat.
2. Tindakan Siklus II Hasil penelitian pada siklus II akan diuraikan berdasarkan pada tiga komponen, yaitu: a. perencanaan, b. tindakan dan pengamatan, c. refleksi. Dari ketiga komponen hasil penelitian pada Siklus II yang tersebut dibawah ini adalah sebagai berikut: 58
1) Perencanaan Tindakan siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Dalam tahap tindakan siklus II penulis dan teman sejawat melakukan kegiatan yaitu: a) Menyusun Rencana Kegiatan Harian Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun oleh penulis dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH). Berdasarkan kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya, penulis dan teman sejawat memberikan kegiatan menggunakan permainan meniru pada kegiatan inti. Tindakan siklus II bertepatan dengan tema binatang dengan sub tema binatang. Alat dan sumber belajar yang digunakan adalah gambar-gambar binatang serangga. b) Menyiapkan lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan selama penelitian berlangsung. Kemampuan menulis anak ditentukan dengan skor yaitu skor 4 bintang untuk anak yang berkembang sangat baik (BSB), skor 3 bintang untuk anak yang berkembang sesuai harapan (BSH), skor 2 bintang untuk anak yang mulai berkembang (MB), dan skor 1 bintang untuk anak yang belum berkembang (BB). 2) Tindakan dan Pengamatan a) Tindakan pertemuan pertama siklus II Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Mei 2014 dengan tema binatang dan sub tema binatang serangga. Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama meliputi 3 kegiatan yaitu :
59
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Dari ketiga kegiatan yang tersebut diatas (kegiatan : awal, inti, akhir) adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal dimulai dengan aktifitas outdoor yaitu dengan aktivitas fisik berupa kegiatan senam bersama, kemudian berbaris dan masuk ruang kelas secara teratur. Setelah masuk di dalam kelas, anak diposisikan
duduk melingkar untuk
kegiatan
pembukaan yaitu salam, berdoa dan apersepsi tentang kegiatan menulis menggunakan permainan meniru seperti yang telah dilakukan pada siklus sebelumnya. Namun, pada Siklus II memberikan penjelasan bahwa permainan meniru yang digunakan bergambar binatang-binatang serangga. Guru juga menjelaskan kegiatan menulis melalui permainan meniru meliputi 3 kegiatan seperti pada Siklus sebelumnya yaitu menirukan huruf, menirukan kata, dan menirukan kalimat. Kemudian guru dan anak membuat kesepakatan aturan main secara bersama-sama dan memberikan motivasi secara verbal dan non verbal bahwa anak yang mampu menyelesaikan tugas dengan benar maka akan mendapat hadiah berupa stiker berbentuk bintang. 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti anak diminta untuk melaksanakan tugas sesuai aturan yang sudah disepakati bersama. Penulis dan teman sejawat
60
mendampingi dan membimbing anak dalam melaksanakan 3 kegiatan yang disediakan. Pendampingan dan pembimbingan terutama
dilakukan
terhadap
perkembangannya. Jika
anak
anak telah
yang selesai
masih
lambat
mengerjakan 1
kegiatan maka anak akan melanjutkannya dengan mengerjakan kegiatan yang dipilih selanjutnya. Setelah semua anak selesai melaksanakan 3 kegiatan yang disediakan kemudian guru mengkondisikan anak untuk duduk melingkar, kemudian guru meminta anak satu persatu secara bergantian untuk menirukan huruf, menirukan kata, dan menirukan kalimat yang di perlihatkan oleh guru. Dengan demikian guru akan mengetahui sejauh mana kemampuan anak berkembang. 3) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir anak diajak untuk bercakap-cakap tentang kegiatan yang telah dilaksanakan. Guru menanyakan bagaimana perasaan anak belajar melalui permainan meniru dan apakah anak mau mengulangnya pada hari berikutnya. diajak untuk bercerita tentang pengalamannya belajar menggunakan permainan meniru. Guru memberikan hadiah berupa stiker berbentuk bintang kepada anak yang telah selesai mengerjakan tugas dengan benar. Bagi anak yang belum mendapat hadiah, guru tetap memberikan motivasi bahwa hari berikutnya anak tersebut pasti dapat melaksanakan tugas dengan benar. Setelah selesai anak diajak
61
untuk bernyanyi kemudian diakhiri dengan doa setelah kegiatan dan salam. b) Tindakan pertemuan kedua siklus II Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 2 Juni 2014 dengan tema binatang dan sub tema binatang. Pelaksanaan siklus II pertemuan kedua meliputi 3 kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal dimulai dengan aktifitas motorik kasar yaitu dengan kegiatan senam bersama yang merupakan kegiatan rutin di TK IQRA, kemudian berbaris dan masuk ruang kelas secara teratur seperti biasanya. Setelah masuk di dalam kelas, anak diposisikan duduk melingkar untuk kegiatan pembukaan yaitu salam, berdoa dan apersepsi tentang kegiatan menulis menggunakan permainan meniru. Guru menanyakan apakah anak masih ingat tentang kegiatan
yang
telah
dilakukan
kemarin.
Kemudian
guru
menjelaskan kegiatan menulis seperti yang pernah dilakukan anak pada hari sebelumnya. Kegiatan menulis melalui permainan meniru meliputi 3 kegiatan yang sama seperti sebelumnya yaitu menirukan huruf, menirukan kata, dan menirukan kalimat. Kemudian guru dan anak membuat kesepakatan aturan main secara bersama-sama dan memberikan motivasi secara verbal dan non verbal bahwa anak yang mampu menyelesaikan tugas dengan
62
benar maka akan mendapat hadiah berupa stiker berbentuk bintang. 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti anak diminta untuk melaksanakan tugas sesuai aturan yang sudah disepakati bersama. Agar kegiatan bervariasi dan menyenangkan, guru menyediakan permainan meniru dengan gambar yang berbeda dari pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua siklus II ini. Seperti pada pertemuan sebelumnya, penulis dan teman sejawat tetap mendampingi dan membimbing anak dalam melaksanakan 3 kegiatan yang disediakan terutama bagi anak yang masih lambat perkembangannya. Jika anak telah selesai mengerjakan 1 kegiatan maka anak akan melanjutkannya dengan mengerjakan kegiatan yang dipilih selanjutnya. Setelah semua anak selesai melaksanakan 3 kegiatan yang disediakan kemudian guru mengkondisikan anak untuk duduk melingkar, kemudian guru meminta anak satu persatu secara bergantian untuk menirukan huruf, menirukan kata, dan menirukan kalimat yang di perlihatkan oleh guru. Dengan demikian guru akan mengetahui sejauh mana kemampuan anak. 3) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir anak diajak untuk bercerita tentang pengalamannya
belajar
melalui
permainan
meniru.
Guru
memberikan hadiah berupa stiker berbentuk bintang kepada anak
63
yang telah selesai mengerjakan tugas dengan benar. Bagi anak yang belum mendapat hadiah, guru tetap memberikan motivasi bahwa hari berikutnya anak tersebut pasti dapat melaksanakan tugas dengan benar. Setelah selesai anak diajak untuk bernyanyi dengan lagu pilihan anak, kemudian diakhiri dengan doa setelah kegiatan dan salam. c) Tindakan pertemuan ketiga siklus II Siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Juni 2014 dengan tema binatang dan sub tema binatang serangga. Pelaksanaan siklus II pertemuan kedua meliputi 3 kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. 1) Kegiatan Awal Kegiatan
awal
dimulai
dengan
aktivitas
senam
dengan
menggunakan irama musik di halaman sekolah, kemudian berbaris dan masuk ruang kelas secara teratur seperti biasanya. Setelah masuk di dalam kelas, anak diposisikan duduk melingkar untuk kegiatan pembukaan yaitu salam, berdoa dan apersepsi tentang kegiatan
menulis
menggunakan
permainan
meniru.
Guru
menanyakan kabar anak, apakah anak belajar dirumah, dan apakah anak
sudah mengenal banyak huruf. Guru
memancing semangat
juga
anak dengan memberikan pertanyaan
siapakah yang mendapat hadiah stiker bintang paling banyak, apakah hari ini anak mau mendapatkannya lagi, dan lain-lain.
64
Kemudian guru menjelaskan kegiatan menulis seperti yang pernah dilakukan anak pada hari sebelumnya. Kegiatan menulis melalui permainan meniru meliputi 3 kegiatan yang sama seperti sebelumnya yaitu menirukan huruf, menirukan kata, dan menirukan kalimat. Kemudian guru dan anak membuat kesepakatan aturan main secara bersama-sama dan memberikan motivasi secara verbal dan non verbal bahwa anak yang mampu menyelesaikan tugas dengan benar maka akan mendapat hadiah berupa stiker berbentuk bintang. 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti anak diminta untuk melaksanakan tugas sesuai aturan yang sudah disepakati bersama. Agar kegiatan bervariasi dan menyenangkan, guru menyediakan permainan meniru dengan gambar yang berbeda dari pertemuan Siklus sebelumnya. Pada pertemuan ketiga siklus II ini, tinggal beberapa anak yang membutuhkan bimbingan dalam menggunakan permainan meniru yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Penulis dan teman sejawat mendampingi dan membimbing anak dalam melaksanakan 3 kegiatan yang disediakan. Jika anak telah selesai mengerjakan 1 kegiatan maka anak akan melanjutkannya dengan mengerjakan kegiatan yang dipilih selanjutnya. Setelah semua anak selesai melaksanakan 3 kegiatan yang disediakan kemudian guru mengkondisikan anak untuk duduk melingkar,
65
kemudian guru meminta anak satu persatu secara bergantian untuk menirukan huruf, menirukan kata, dan menirukan kalimat yang di perlihatkan oleh guru. Dengan demikian guru akan mengetahui sejauh mana kemampuan anak. 3) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir anak diajak untuk bercerita tentang pengalamannya belajar menggunakan permainan meniru. Guru memberikan pujian kepada anak bahwa anak sudah dapat melalui permainan meniru dengan baik dan anak sudah dapat menulis. Guru memberikan stiker bintang kepada semua anak dan memberikan
pengertian
bahwa
permainan
meniru
dapat
digunakan untuk belajar kapan saja tanpa harus disuruh oleh guru. Setelah selesai anak diajak untuk bernyanyi, kemudian diakhiri dengan doa setelah kegiatan dan salam.
Adapun hasil pengamatan/observasi Siklus II adalah sebagai berikut : 1) Hasil pengamatan/observasi siklus II Observasi pada siklus II pertemuan pertama dilakukan secara kolaborasi dengan teman sejawat. Aspek yang diamati adalah kemampuan menulis. Hasil observasi pada Siklus II disajikan dalam tabel sebagai berikut :
66
Tabel 4.3. Hasil Observasi Kemampuan Menulis Anak Siklus II
No
Hasil
Kemampuan Menulis Anak
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
1
Menirukan Huruf
40
45
75
2
Menirukan Kata
40
60
80
3
Menirukan Kalimat
35
45
75
38.3
50
76.7
Rata-Rata Kemampuan Menulis
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II atau tindakan terakhir dapat dilihat bahwa kemampuan menulis
pada siklus II mencapai 76,3% dengan
klasikal ketuntatasan adalah 95%. Jika ditampilkan dalam grafik akan tampak sebagai berikut:
Gambar 4.10. Grafik perkembangan kemampuan menulis anak pada siklus II Adapun kemampuan menulis anak secara terperinci dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:
67
Gambar 4.11. Grafik kemampuan menulis anak pada siklus II secara rinci
Sedangkan untuk rata-rata kemampuan menulis dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar. 4.12. Grafik rata-rata kemampuan menulis anak pada siklus II
68
Adapun perkembangan kemampuan menulis anak pada kelompok B TK IQRA Kec. Abuki Kab. Konawe dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 4.13. Grafik Kemampuan Menulis. Kemampuan Awal, Siklus I, dan Siklus II.
3) Refleksi Siklus II Tahap refleksi siklus II adalah mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada siklus II. Tahap refleksi ini dilakukan secara kolaborasi antara penulis dengan teman sejawat. Hasil evaluasi akan digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan data yang telah diperoleh, penulis dan teman kolaborator menyimpulkan beberapa hal diantaranya: a) Kemampuan menulis anak kelompok B TK IQRA telah mengalami
peningkatan. Dari hasil penelitian, anak yang mendapat skor lebih 2 bintang
69
bertambah. Diantaranya 15 anak berkembang sangat baik, 5 anak berkembang sesuai harapan dan anak mampu menirukan huruf dengan baik dan 16 anak berkembang sangat baik, 3 anak berkembang sesuai harapan dan 1 anak mulia berkembang dalam menirukan kata, 15 anak berkembang sangat baik, 4 anak berkembang sesuai harapan dan 1 anak mulia berkembang dalam menirukan kalimat. b) Dari penelitian yang dilakukan, kemampuan menulis anak kelompok B TK
IQRA sudah memenuhi target yang telah ditentukan karena keseluruhan aspek sudah mencapai 70%. c) Kemampuan menulis anak dapat distimulasi melalui kegiatan meniru, dan
proses pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan.
B. Pembahasan Menulis merupakan salah satu dari empat kemampuan berbahasa yang sepintas terlihat mudah, namun pada kenyataanya membutuhkan ketekununan dan keseriusan untuk dapat melakukan dan mengembangkannya. Hal ini seperti dikatakan oleh Mulyati, dkk (2008:13) bahwa menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan dan merupakan keterampilan berbahasa yang paling rumit diantara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis buku hanya sekedar menyalin kata-kata dan kalimat; melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Senada dengan Syafei (1984: 45) mengatakan bahwa menulis pada hakikatnya adalah meluangkan gagasan pendapat, perasaan keinginan serta informasi kedalam tulisan dan kemudian mengirimkannya kepada orang lain. 70
Mengacu kepada pendapat ahli di atas, kemampuan menulis membutuhkan pendekatan, strategi dan metode khusus dalam mengembangkannya khususnya pada anak usia dini. Kemampuan menulis anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui kegiatan bermain. Kegiatan bermain yang digunakan dalam penelitian ini adalah permainan meniru yang meliputi meniru huruf, meniru kata dan meniru kalimat. Kegiatan meniru penulis jadikan sebagai strategi untuk meningkatkan kemampuan anak kelompok B pada TK IQRA Kec. Abuki Kab. Konawe dikarenakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh anak masih termasuk rendah. Hal ini penulis lihat ketika melakukan penelitian awal dan hanya beberapa anak yang mampu menuliskan nama mereka saat dimintai oleh guru yang mengajar ketika itu. Melihat kondisi siswa yang demikian, penulis berinisiatif untuk melakukan perbaikan terhadap kemampuan menulis siswa dengan menggunakan satu strategi pengajaran yang tidak hanya meningkatkan kemampuan anak dalam menulis, melainkan juga meningkatkan semangat mereka untuk belajar. Permainan merupakan strategi pengajaran yang memfasilitasi siswa untuk dapat berkembang secara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Montolalu (2007:115) mengemukakan bahwa kegiatan bermain dapat memicu kretifitas, mencerdaskan otak, menanggulangi konflik, melatih empati, mengasah panca indera dan ativitas bermain sebagai media terapi. Untuk memperoleh data empirik tentang hasil perkembangan menulis anak melalui kegitan bermain meniru, penulis yang sekaligus bertindak sebagai guru memberikan serangkaian tes kepada anak pada kelompok B TK IQRA. Tes
71
tersebut meliputi aktivitas menirukan huruf, kata dan kalimat. Dalam 2 siklus dan selama 6 kali pertemuan guru memperkenalkan kepada peserta didik aktivitas menulis melalui kegiatan meniru. Dengan menggunakan gambar hewan dan buahbuahan, guru meminta peserta didik untuk menirukan huruf, kata dan kalimat yang terdapat pada gambar. Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama 2 siklus yang terdiri dari 6 kali pertemuan, aspek kemampuan menulis mengalami peningkatan dari kondisi awal sebelum diadakan penelitian tindakan kelas hingga penelitian tindakan kelas siklus II tahap akhir. Peningkatan perkembangan kemampuan menulis anak kelompok B di TK IQRA jika dipersentase rata-rata dari kondisi awal 30% anak berkembang sangat baik, dan mencapai 75% setelah dilakukan tindakan atau dari 6 anak menjadi 15 anak berkembang sangat baik. Dengan kata lain, dari kondisi awal ketuntasan klasikal anak adalah 65% meningkat setelah diajarkan melalui kegiatan meniru menjadi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis dapat ditingkatkan melalui kegiatan meniru. Kegiatan meniru dalam penelitian ini sebagai
aktivitas
untuk
menstimulus
kemampuan
menulis
anak
dan
dikombinasikan dengan media gambar sebagai alat peraga yang sangat membantu guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Ismail bahwa dengan bantuan alat peraga, guru bukan saja dapat menjelaskan lebih banyak hal dalam waktu yang lebih singkat, juga dapat mencapai hasil yang lebih cepat, (Ismail, 2006: 181). Dengan mengkombinasikan kegiatan meniru dan gambar, maka anak diharapkan dapat
72
mengenal huruf/kata sehingga dapat membantu mereka ketika kegiatan menulis berlangsung. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, penulis menyimpulkan bahwa kemampuan menulis dapat ditingkatkan melalui kegiatan meniru. Melalui meniru anak dapat mengenal berbagai bentuk huruf, kata atau kalimat. Selain itu, kegiatan meniru akan lebih efektif jika dibandingkan dengan pengenalan huruf yang dilakukan guru dengan menulis di papan tulis atau memberikan siswa buku untuk memperkenalkan siswa bentuk-bentuk huruf.
73
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis anak kelompok B di TK IQRA Kec. Abuki Kab. Konawe dapat ditingkatkan melalui kegiatan meniru dalam proses pembelajaran permainan meniru dengan cara masing-masing anak memegang gambar buah-buahan dan hewan yang berisikan tulisan secara langsung dan menirukan sesuai instruksi guru yaitu menirukan huruf, menirukan kata, dan menirukan kalimat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan menulis anak yaitu pada kondisi awal sebesar 38.3%, meningkat pada Siklus I menjadi 50%, dan Siklus II meningkat menjadi 76.7%. Secara klasikal, ketuntasan anak meningkat dari kondisi awal 65% menjadi 95% pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak kelompok B di TK IQRA Kec. Abuki Kab. Konawe telah mencapai kemampuan menulis pada kriteria baik seperti yang diharapkan. Pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis anak dikatakan berhasil, karena dari 20 anak yang sudah mencapai pada kriteria baik sebanyak 19 anak (76.7%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran berikut ini: 1. Bagi Orangtua
74
Disarankan bagi orangtua agar sering mengajarkan anak melalui kegiatan meniru dengan menggunakan berbagai media dalam menulis, membaca, berhitung dan aktifitas lain demi perkembangan anak sedini mungkin anak dapat bereksplorasi, menambah pengalaman, dan wawasan baru untuk meningkatkan kemampuannya. 2. Bagi Guru TK Kegiatan meniru merupakan langkah yang baik untuk memberikan bimbingan kepada anak dalam memahami materi ajar, diharapkan kepada para guru agar dapat menggunakan berbagi permainan dan media dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan anak. 3. Bagi Kepala Sekolah Kepala sekolah perlu memfasilitasi media pembelajaran demi peningkatan kualitas pembelajaran dan memberikan kemudahan kepada tenaga pendidik untuk
memberikan
pelayanan
pembelajaran
yang
maksimal
demi
perkembangan kemampuan anak didik pada TK IQRA Kec. Abuki Kab. Konawe. 4. Bagi peneliti lain Bagi peneliti lain agar dapat meneliti dengan permainan meniru dengan bentuk dan ukuran yang lebih bervariasi dalam meningkatkan kemampuan menulis anak maupun meningkatkan kemampuan lainnya seperti: kemampuan berbicara dan kemampuan membaca awal anak.
75
C. Keterbatasan Penelitian 1. Media yang digunakan masih sangat kurang untuk mendukung kegiatan
meniru, sehingga ada beberapa gambar harus disajikan secara langsung di papan tulis. 2. Ruang kelas yang kurang luas menjadikan kegiatan ini sedikit terhambat.
76
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2012). Penelitian Tidakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta. Depdiknas. (2007). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pos PAUD. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. (2010). Pedoman Penilaian di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD. Hasibuan, J. J., dkk. (1994). Proses Belajar Mengajar Keterampilan Dasar Mikro. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hurlock, E. B. (2005). Perkembangan Anak. Jakarta Erlangga. Ismail, A. (2006). Education Games. Yogyakarta: Pilar Media. Moore. (2001). Kegiatan Belajar Mengajar di TK. Bandung: Depdiknas. Montolalu, B. E. F. (2007). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta; Universitas Terbuka. Mulyadi, S. (2004). Bermain dan Kreativitas (Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain). Jakarta: Papan Sinar Sinanti. Mulyati, dkk. (2008). Seni menuangkan gagasan. Yogyakarta: Kansius. Musfiroh, T. (2010). Cerdas Melalui Bermain (Cara Mengasah Multiple Intelegence Pada Anak AUD). Jakarta: Grasindo Gramedia Widia Sarana Indonesia. Nurgiantoro, B. (1994). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Patmonodewo & Soemiarti. (2000). Pendidikan Anak Persekolahan. Jakarta: Rineka Cipta. Jamaris, M. (2003). Perkembangan dan Perkembangan Anak Usia Dini Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PPS UNJ. Slamet. (2008). Keterampilan Dasar Menulis Permulaan Anak TK. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 77
Syafei, I. (1984). Retorika. Jakarta: Depdikbud. Tarigan.
(1991). Membina Keterampilan Pengembangannya. Bandung: Aksara.
Menulis
Paragraf
dan
Usman, U. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Usman, U. dan Setiawati, L. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Penyusunan Perangkat KBM Untuk Taman Kanak-Kanak. Bandung: Remaja Rosdakarya.
78