PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KORE ELASI ANT TARA KET TERHUBU UNGAN MA ANUSIA P PADA ALA AM DENG GAN SELF F-COMPAS SSION PAD DA MAHA ASISWA PS SIKOLOG GI UNIVERS SITAS SAN NATA DHA ARMA
SKRIP PSI Diiajukan untuuk Memenu uhi Salah Saatu Syarat Memperooleh Gelar Sarjana S Psikkologi Proogram Studi Psikologi
o Disusun oleh: Y.A A.C Vita Dh harmaadi S 0991140 065
FAKULTAS PS SIKOLOGII UNIVERS SITAS SAN NATA DHA ARMA 2016 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KORE ELASI ANT TARA KET TERHUBU UNGAN MA ANUSIA P PADA ALA AM DENG GAN SELF F-COMPAS SSION PAD DA MAHA ASISWA PS SIKOLOG GI UNIVERS SITAS SAN NATA DHA ARMA
SKRIP PSI Diiajukan untuuk Memenu uhi Salah Saatu Syarat Memperooleh Gelar Sarjana S Psikkologi Proogram Studi Psikologi
o Disusun oleh: Y.A A.C Vita Dh harmaadi S 0991140 065
FAKULTAS PS SIKOLOGII UNIVERS SITAS SAN NATA DHA ARMA 2016 6
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KORELASI ANTARA KETERHUBUNGAN MANUSIA PADA ALAM DENGAN SELF-COMPASSION PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA Studi Pada Mahasiswa Pskologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Yoannes A Curce Vita Dharmaadi Suyanto
ABSTRAK Keterhubungan manusia pada alam berarti keterhubungan pada semua mahkluk hidup di alam. Studi mengenai keterhubungan manusia pada alam sudah banyak dilakukan dan menunjukkan dampak positif pada manusia. Self-compassion merupakan sikap terbuka, memahami dan menerima diri pada kelebihan dan kekurangan, pada pengalaman hidup negatif dan pada kesalahan yang telah dilakukan.Penelitian ini menguji korelasi antara keterhubungan manusia pada alam dengan subjek penelitian mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma yang termasuk dalam masa perkembangan dewasa awal dengan rentang usia 17-25 tahun yang berjumlah 150 mahasiswa. Peneliti berhipotesis bahwa ada hubungan positif antara keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion. Data penelitian di kumpulkan dengan Nature Relatedness Scale (NRS) dan Self-Compassion Scale (SCS). Analisis korelasi menggunakan korelasi Pearson Product Momen. Hasil penelitian menunjukkan korelasi keterhubungan manusia pada alam terhadap self-compassion sebesar 0,225, p = 0,003 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang cukup kuat dan positif. Saran untuk peneliti selanjutnya meliputi eksperimen pada keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion untuk mengetahui dengan detail pengaruhnya satu sama lain dan untuk mempermudah proses aplikasi. Kata Kunci : Keterhubungan manusia pada alam, self-compassion, mahasiswa Psikologi.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CORRELATION BETWEEN NATURE RELATEDNESS AND SELFCOMPASSION AMONG STUDENTS OF PSYCHOLOGY AT SANATA DHARMA UNIVERSITY Study Among Students of Psychology in Sanata Dharma University
Yoannes A Curce Vita Dharmaadi Suyanto
ABSTRACT Nature relatedness concept is the connectedness of human being with all the living things on the earth. Nature relatedness has been studied for several times and it was proven that it gives positive impact to human being. Self-compassion is an open attitude, understanding and acceptance to the strengths and weaknesses, negative experience and failure. This research aimed to know the correlation between nature relatedness and self-compassion among students of Psychology at Sanata Dharma University who are in the early adulthood development period in the age range of 17-25 with 150 samples from students population. The hypothesis was that there is a positive correlation between nature relatedness and self-compassion. The data was gathered by Nature Relatedness Scale and Self-compassion scale. The data was analyzed with Pearson Priduct Momen. The result of the research shows that there is a correlation between nature relatedness and self-compassion (r = 0,225, p = 0,003). It means that there is a positive correlation between nature relatedness and self-compassion. Recommendation for future research is to explore in details with experiment research how nature relatedness affects self-compassion to simplify the application Keyword : nature relatedness, self-compassion, student of psychology.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Karya tulis ini saya persembahan kepada : Tuhan Allah yang telah memberi terang dan kesempatan untuk menulis karya ini “Kawulo mung sadherma mobah-mosik kersaning Sang Hyang Suci” Almarhum Antonius Suyanto yang telah mengajarkan kesederhanaan pada saya, Hironima Sri Astuti ibu yang tak lelah mengingatkan saya untuk tak berhenti berjuang Walau tulisan ini tidaklah sempurna inilah persembahan saya dengan seluruh kerendahan hati dan semangat yang telah bapak dan ibu berikan. Untuk ketiga kakak saya, yang tak lelah untuk menceramahi saya untuk segera lulus, terima kasih. Untuk Cicilia Sendy Setya Ardari, kau yang sudi menemaniku menyakinkan aku bahwa saya dapat menyelesaikan tulisan ini Untuk semua sahabat penulis, kalian semua adalah keluarga, rasa bangga yang sulit saya ungkapkan, kalianlah yang memberi warna dalam hidup saya terima kasih semangat dan senyumnya. Pada akhirnya penantian dan perjuangan selama tujuh tahun ini telah mencapai titik akhir untuk memulai cerita baru.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan, Dia yang tak terbatas, karena dengan kesempatan, bimbingan dan berkat dariNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Korelasi Antara Keterhubungan Manusia Pada Alam dengan Self-compassion Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma” karya tulis ini diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Proses penyusunan skripsi tidak akan selesai tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Sang pencipta, Dia yang tidak terbatas yang telah memberi kesempatan dan bimbingan pada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis yakin Dia akan selalu ada. 2. Orang tua penulis, Alm Antonius Suyanto yang mengajarkan kesederhanaan pada penulis, apa yang engkau ajarkan akan saya jalankan hingga entah kapan. Untuk Ibu saya tercinta Hironima Sri Astuti ketabahan dan kesabaran akan senantiasa melekat padamu sikap yang kau ajarkan padaku. 3. Maria Alaqoq Mieke Widiastuti Suyanto dan Yuventia Niken Firasti Suyanto kedua kakak perempuanku yang cerewet tanpa lelah membombardir telingaku untuk segera lulus terima kasih mbak. Untuk Rio Variannanta Suyanto kakak laki-lakiku yang juga sedang berjuang
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk lulus kuliah. Terima kasih atas dukungan kalian dan keramahan sebagai bagian dari keluarga ini. 4. Untuk Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi atas ijin yang telah diberikan kepada penulis dalam melakukan penelitian ini. 5. C. Siswa Widiyatmoko M.Psi selaku dosen pembimbing akademik dan skripsi yang telah membimbing penulis dengan kesabaran dan penuh perhatian. Terima kasih Pak untuk waktu dan diskusinya hingga akhirnya penulis mampu menyelesaikan studi ini. 6. P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku ketua program studi yang telah memberikan kelancaran penulis selama mengikuti perkuliahan di Fakultas psikologi. 7. Kepada Mas Gandung dan Bu Nani, yang sangat banyak membantu penulis dalam urusan adimistrasi. Terima kasih banyak, tanpa keduanya penulis tidak bisa mendaftar skripsi. Asisten sekeretariat yang telah banyak membantu dalam urusan administrasi di kampus. 8. Seluruh dosen dan karyawan di fakultas psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bantuan dan ilmu kepada penulis. 9. Albertus Harimurti, terima kasih telah memberitahu banyak hal mengenai “menulis” dan diskusinya sehingga karya ini dapat diselesaikan.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Pak Jaya terima kasih atas diskusi dan pencerahannya, walaupun saya sering tidak paham terima kasih telah dengan sabar memberi saya masukan dan penjelasan, semoga segera selesai studinya Pak.
11. Wahyu Setia Jati, Haryono Teguh, Josep Andang, teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan cerita dari semester pertama hingga penulis lulus. Terima kasih banyak atas kebersamaan kita. 12. Mas Indra, Mas Abu, Mas Windra, Mas Bambang yang memberi kesempatan penulis untuk mengerjakan skripsi di kios. Mas Komenk, Mas Iwil, Mas Simin, Mas Barjo, Mas Gerald dan Mas-mas juga mbak-mbak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih banyak obrolannya. Terima kasih tak lupa menanyakan progres penulisan juga memberi semangat. Terima kasih banyak. 13. Terima Kasih pada Red Pavlov lagumu mengingatkanku untuk tak berhenti berjuang “Tetap semangat, kehidupan keras”. 14. Terima kasih kepada Keluarga P.A.T atas semangatnya teruslah berjuang, Tanam pohon yuk biar dunia asri. 15. Terima kasih Kepada Novita Carolina, Y Ayon Bayu, Veronica Widi Handoyowati dan Miss Amy Jones atas bantuannya dalam proses adaptasi skala. 16. Cicillia Sendy Setya Ardari sulit bagiku untuk menuliskan sesuatu bagimu karena kita tahu sering kali rasa dapat disampaikan tanpa kita perlu
berkata-kata.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................. ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ iv ABSTRAK................................................................. .................................... v ABSTRACT ..................................................................................................... vi HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. vii PERSEMBAHAN .......................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian...................................................................................... 6 BAB II : LANDASAN TEORI ...................................................................... 7 A. Keterhubungan manusia pada alam............................................................ 7 B. Self-compassion.......................................................................................... 10 C. Mahasiswa.................................................................................................. 17 D. Keterhubungan manusia pada alam, Self-compassion dan Mahasiswa..... 17
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Hipotesis Penelitian................................................................................... 20 BAB III : METODE PENELITIAN.............................................................. 21 A. Jenis Penelitian.......................................................................................... 21 B. Variabel Penelitian.................................................................................... 21 C. Definisi Operasional.................................................................................. 21 D. Subjek Penelitian....................................................................................... 22 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data......................................................... 23 F. Validitas, Analisis Item dan Reliabilitas.................................................... 27 1. Validitas..................................................................................................... 27 2. Analisis Item.............................................................................................. 28 3. Reliabilitas................................................................................................. 29 G. Metode Analisis Data……………………………………….................... 30 1. Uji Asumsi................................................................................................. 30 2. Uji Hipotesis.............................................................................................. 31 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…......................... 32 A. Pelaksanaan Penelitian.............................................................................. 32 B. Hasil Penelitian......................................................................................... 33 1. Deskripsi Subjek Penelitian....................................................................... 33 2. Deskripsi Data Penelitian........................................................................... 34 a. Analisis deskriptif...................................................................................... 34 b. Uji one sample t-test.................................................................................. 35 c. Analisis deskriptif berdasarkan komponen................................................ 36
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Analisis deskriptif berdasarkan usia, jenis kelamin, tempat tinggal dan suku............................................................................ 39 3. Hasil Analisis Data Penelitian................................................................... 49 a. Uji Asumsi................................................................................................. 49 b. Uji Hipotesis.............................................................................................. 51 C. Pembahasan ............................................................................................. 53 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 61 A. Kesimpulan ............................................................................................. 61 B. Saran ....................................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 64 LAMPIRAN ...............................................................................................
.
xv
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Blue Print dan Sebaran Item NRS.................................................... 24 Tabel 3.2 Pembagian skor NRS........................................................................ 25 Tabel 3.3 Blue Print dan Sebaran Item SCS..................................................... 26 Tabel 3.4 Pembagian skor SCS......................................................................... 25 Tabel 3.5 Hasil Uji Korelasi Item Total NRS....................................................28 Tabel 3.6 Hasil Uji Korelasi Item Total SCS.................................................... 25 Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, dan Suku.... ... 33 Tabel 4.2 Deskripsi Subjek Berdasarkan Tempat Tinggal............................... 33 Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Penelitian ................................................. 36 Tabel 4.4 Uji One Sample T-test ...................................................................... 37 Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif pada Komponen NRS............................... 36 Tabel 4.6 Uji One Sample T-Test pada Komponen NRS ................................. 37 Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif Pada Komponen Self-compassion......... ... 37 Tabel 4.8 Uji One Sample T-Test Pada Komponen Self-compassion............ ... 38 Tabel 4. 9 Analisis Deskriptif pada self-compassion berdasarkan usia 17-20.. 39 Tabel 4. 10 Analisis Deskriptif pada self-compassion berdasarkan usia 21-24.40 Tabel 4. 11 Uji one sample t-test berdasarkan usia pada self-compassion.... ... 40 Tabel 4.12 Analisis deskriptif pada keterhubungan manusia pada alam berdasarkan usia 17-20...................................................................................... 41 Tabel 4.13 Analisis deskriptif pada keterhubungan manusia pada alam berdasarkan usia 21-24...................................................................................... 42
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.14 Uji one sample t-test berdasarkan usia pada keterhubungan manusia pada alam........................................................................................................... 43 Tabel 4.15 Uji Statistik Independent Sample T-test jenis kelamin pada selfcompassion........................................................................................................ 44 Tabel 4. 16 Uji statistik Independent sample T-test tempat tinggal asal........... 45 Tabel 4. 17 Uji statistik Independent Sample T-test tempat tinggal sekarang... 45 Tabel 4. 18 Analisis Deskriptif pada self-compassion berdasarkan suku...... ... 46 Tabel 4. 19 Uji one sample t-test berdasarkan suku pada self-compassion... ... 47 Tabel 4.20 Analisis deskriptif keterhubungan manusia pada alam berdasarkan suku................................................................................................................ ... 48 Tabel 4. 21 Uji one sample t-test keterhubungan manusia pada alam berdasarkan suku................................................................................................................ ... 48 Tabel 4. 22 Uji Normalitas NRS.................................................................... ... 50 Tabel 4. 23 Uji Normalitas SCS.................................................................... ... 50 Tabel 4. 24 Uji Linearitas pada SCS dan NRS.................................................. 51 Tabel 4. 25 Uji Korelasi antara SCS dan NRS.................................................. 52
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Nature Relatedness Scale................................................................. 68 Lampiran Self-compassion scale....................................................................... 70 Lampiran Skala Self-compassion dan keterhubungan manusia pada alam....... 74 Lampiran Hasil Uji Coba............................................................................... ... 83 Lampiran Data Deskriptif ................................................................................. 91 Lampiran Data Deskriptif Usia, Jenis kelamin, Suku, Tempat tinggal............. 93 Lampiran Hasil Uji One Sample T-Test Keseluruhan Data........................... ... 97 Lampiran Hasil Uji One Sample T-Test Usia dan Suku.................................... 99 Lampiran Hasil Uji Independent Sample T-Test Jenis Kelamin dan tempat tinggal............................................................................................. 105 Lampiran Analisis Deskriptif dan Uji One Sample T-Test pada setiap komponen...................................................................................... 107 Lampiran Uji Nromalitas, Uji Linearitas dan Uji Hipotesis............................. 112
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Manusia dan alam memiliki ketergantungan, kesejahteraan alam berpengaruh pada kesejahteraan manusia begitu juga sebaliknya (Davis, Green, Reed, 2009). Keterhubungan dengan alam didefiniskan sebagai perasaan terhubung antara manusia dan alam, hal ini tercermin dalam pengalaman individu dalam hubungannya dengan alam (Mayer & Frantz, 2004). Selain itu Nisbet, Zelenski, dan Murphy (2009) menjelaskan kertehubungan dengan alam adalah bentuk keterhubungan manusia dengan semua mahkluk hidup di alam. Bentuk keterhubungan manusia pada alam berupa kesadaran bahwa manusia dan alam adalah suatu kesatuan. Kesadaran ini mempengaruhi pandangan dan perilaku manusia pada alam, manusia memandang alam bukan sebagai lahan eksploitasi dan bersikap pro-lingkungan. Sikap pro lingkungan ini termanifestasi dalam perilaku sederhana seperti memilah sampah dan membuang sampah pada tempatnya, hingga perilaku yang lebih besar seperti penggunaan pupuk alami dan reboisasi hutan. Kamitsis dan Francis (2013) menemukan bahwa semakin besar ikatan seseorang dengan alam semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala spiritualitas. Penemuan ini menunjukkan bahwa hubungan manusia dengan alam merupakan komponen yang penting dalam orientasi spiritual seseorang (Kamitsis & Francis, 2013). Spiritualitas dijelaskan sebagai pengalaman terhubung dengan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
atau tersentuh oleh “yang lain” yang melebihi perasaan individu pada diri dan memberikan makna hidup pada level terdalam pada jiwa manusia (Restall & Conrad, 2015). Jadi, penilaian manusia pada alam dapat dimasukkan pula sebagai perasaan tanpa batas juga sebagai perasaan sebagai satu komunitas dan keterhubungan pada ruang atau benda di alam sama seperti keterhubungan manusia dengan manusia yang lain (Daniel, 2007). Adanya rasa keterhubungan dengan alam memberikan beberapa dampak yang signifikan dalam menjalani fungsi psikologis manusia terkait dengan manajemen stres, perasaan tenang, damai, bahkan hingga mempengaruhi diri sebagai pribadi. Mayer, Frantz, Bruelman & Dolliver (2009) menunjukkan bahwa individu yang memiliki rasa kesatuan dan keterhubungan dengan alam memiliki kesehatan mental yang lebih baik, cenderung tidak stress, tidak agresif, dan tidak cemas. Dalam penelitian lain, Mayer & Frants (2004) menemukan bahwa semakin kuat rasa keterhubungan manusia dengan alam, maka semakin urung manusia melukai alam (merusak) karena dengan melukai alam dia melukai dirinya sendiri. Boleh dikata melukai diri sendiri (perasaan maupun fisik) sama halnya melukai alam karena manusia juga bagian yang terintegrasi dengan alam. Maka seorang individu akan cenderung memperlakukan diri dengan baik dan penuh kasih sayang terhadap diri sendiri. Sikap yang demikian sejalan dengan salah satu komponen yang membentuk self-compassion yaitu self-kindness (kebaikan pada diri). Self-kindness merupakan sikap memperlakukan diri dengan kasih sayang tanpa menghakimi, mencerca diri dan menyakiti diri sendiri (Neff 2003a; 2003b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Dalam prosesnya sikap yang demikian berlaku juga pada orang lain mengingat bahwa orang lain juga manusia yang merupakan bagian terintegrasi dengan alam. Bentuk kesadaran ini akan membawa individu pada sudut pandang yang lebih luas dan positif terhadap orang lain (Mayer & Frants, 2004). Individu akan menyadari bahwa semua manusia di dunia ini kurang lebih sama sehingga perasaan terisolasi urung muncul. Seorang individu akan cenderung melihat bahwa bukan hanya dirinya yang mengalami pengalaman hidup yang negatif, orang lain pun mengalami keadaan yang kurang lebih sama sehingga seseorang tidak merasa sendiri. Sikap demikian disebut oleh Neff (2003a,. 2003b) sebagai common humanity (rasa kemanusiaan). Neff (2003a., 2003b) menjelaskan common humanity dipahami sebagai bentuk kesadaran bahwa pengalaman diri (negatif maupun positif) merupakan bagian kecil dari pengalaman seluruh umat manusia sehingga individu tidak merasa terisolasi dan tidak menghakimi orang lain karena orang juga mengalami hal yang sama. Individu yang memiliki keterhubungan yang intim dengan alam juga memiliki pendirian akan tujuan hidup dan penerimaan diri (Nisbet, Zelenski, & Murphy, 2011). Ketika berada di alam seseorang akan lebih tenang dalam memahami pengalaman hidup yang tidak menyenangkan. Kondisi tersebut berdampak pada kemampuan reflektif individu (Mayer, Frantz, Bruelman & Dolliver (2009). Selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh Martyn dan Brymer (2014) menunjukkan bahwa alam memberikan perasaan diperbaharui dan dipenuhi. Perasaan ini tidak lepas dari proses menyadari diri sebagai manusia. Penyadaran diri ini berimplikasi pada rendahnya tingkat kecemasan individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Dalam penelitian yang sama, mereka yang memiliki mendapatkan nilai tinggi dalam skala keterhubungan manusia pada alam menceritakan bahwa alam membuat mereka menyadari keutuhan dirinya, karena alam menerima manusia sebagai adanya. Adanya kesadaran akan penerimaan diri, keutuhan diri, dampak pada kemampuan reflektif dan ketenangan dalam memahami pengalaman hidup yang tidak menyenangkan akan membuat seseorang menjadi lebih terbuka bahwa diri mengalami penderitaan tanpa adanya penyangkalan atau penolakan. Kesadaran akan penderitaan dalam hidup membawa individu termaksud tetap mengalami tanpa hanyut di dalamnya (Leary, Tate, Adams, Allen, & Hancock, 2007). Keadaan ini akan menciptakan resiliensi emosi dan membawa diri pada kesejahteraan diri yang terus dikembangkan. Sikap ini merupakan komponen lain dalam self-compassion (Neff 2003a.,2003b). Dalam literaturnya Neff menjelaskan mindfulness, merupakan bentuk kesadaran dan keterbukaan bahwa diri mengalami penderitaan tanpa adanya penyangkalan ataupun penolakan (Neff 2003a.,2003b). Berdasarkan tinjauan sebelumnya dampak positif keterhubungan manusia pada alam berupa kesadaran dan sisi reflektif memantik proses untuk membentuk konsep lain yang baru-baru ini mendapatkan tempat dalam penelitian psikologi, yakni self-compassion. Menurut Neff (2003a) self-compassion adalah suatu bentuk keterbukaan hati terhadap kelemahan diri dan pengalaman negatif. Self-compassion membawa impak yang amat signifikan terhadap fungsi psikologis dan kesehatan emosional (Neff, 2003a). Orang yang memiliki selfcompassion yang tinggi cenderung mampu mengelola ketakutan terhadap kegagalan (Neff, 2003a; Neff, Hseish, & Dejitterat 2005). Tingkat self-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
compassion yang tinggi memungkinkan individu untuk terus belajar dan menjadi lebih jeli dalam pengembangan diri (Breines & Chen, 2012). Meskipun demikian, memiliki self-compassion yang tinggi bukan berarti hanya terpusat pada diri sendiri. Justru, self-compassion menjaga diri untuk tidak terjatuh ke dalam narsisime yang maladaptif (Barnard & Curry, 2011). Secara konseptual, self-compassion memantik perasaan sayang dan peduli terhadap orang lain. Self-compassion membawa individu untuk menyadari bahwa pengalamannya merupakan bagian kecil dari pengalaman seluruh umat manusia. Sehingga menyadari pula bahwa semua manusia di dunia mengalami penderitaan serupa (Neff 2003a). Germer & Neff (2013) menyatakan bahwa individu dengan selfcompassion yang tinggi mampu menerima dirinya, mampu menjalin intimitas dengan sesama, mengakui bahwa penderitaan, kesalahan, dan kekurangan yang merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kesadaran akan penderitaan dalam hidup membawa individu termaksud tetap mengalami tanpa hanyut di dalamnya (Leary, Tate, Adams, Allen, & Hancock, 2007). Keadaan ini akan menciptakan resiliensi emosi dan membawa diri pada kesejahteraan diri yang terus dikembangkan. Sementara itu, sebagai seorang calon psikolog yang juga dikenal sebagai professional helper, mahasiswa Psikologi diharapkan untuk mampu menjalin relasi yang baik dengan klien dengan cara berusaha bersikap professional, penuh empati, berusaha memahami klien secara pribadi, menghargai dan mengutamakan kesejahteraan klien serta memiliki kemauan untuk menolong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
klien (Buku Pedoman Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma, 2009). Dalam tradisi Buddha, memberikan compassion pada orang lain, dianggap sama pentingnya untuk menawarkan compassion kepada diri sendiri (Brach, 2003; Salzberg, 2005). Memberikan compassion kepada orang lain tetapi tidak terhadap diri, seolah-olah menggambar pemisah antara diri dan orang lain, dan mengingkari keterkaitan utama dari individu (Hahn, 1997 dalam Neff & Pommier 2012). Dari perspektif psikologi Buddhis, membangun kapasitas untuk bertahan dalam penderitaan dengan kesadaran penuh belas kasih akan memfasilitasi munculnya kemampuan untuk menyampaikan kasih ke beberapa sasaran yaitu diri, orang lain, dan semua makhluk hidup (Hofmann, Grossman & Hinton, 2011). Oleh karena itu dengan self-compassion yang terus dikembangkan maka harapan untuk menjadi professional helper akan terwujud. Sukar diduga kemudian bahwa pada penelitian sebelumnya mengenai selfcompassion pada mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma (USD) justru menunjukkan bahwa self-compassion mahasiswa adalah rendah (Adika, 2013). Adika (2013) menunjukkan bahwa ada kecenderungan mahasiswa mengkritik diri terlalu keras dan mencerca diri, memiliki perasaan paling menderita ketika mengalami penderitaan dan kurang memiliki kesadaran akan penderitaanya. Penelitian mengenai keterhubungan manusia pada alam dengan selfcompassion belum pernah dilakukan maka menarik kemudian untuk mengkaji bagaimana korelasi yang terbentuk dari dua konsep sebagaimana tersebut di atas, yakni keterhubungan manusia pada alam (connectodness to nature) dengan self-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
compassion. Sebab dengan mengetahui bagaimana gambaran hubungan antara keduanya akan menambahkan data penelitian sekaligus bahan evaluatif dengan subjek mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma yang diharapkan secara ideal bahwa suatu saat akan menjadi seorang professional helper. Selain itu dengan menguatnya gerakan pro-lingkungan akhir- akhir ini maka penelitian mengenai keterhubungan manusia dengan alam akan menambah wawasan yang diharapkan membuka kesadaran masyarakat secara umum untuk terlibat dalam gerakan ini demi menjaga kelestarian alam.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada korelasi antara keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion pada mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma?
C. Tujuan penelitian Berangkat dari pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan korelasi antara keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion pada mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang korelasi antara keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat menjadi sumbangan teoritis dalam psikologi lingkungan dan psikologi
kesehatan, mengenai korelasi
keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion berikut manfaat positifnya bagi manusia. 2. Manfaat Praktis Diharapakan penelitian ini bisa menjadi sumber informasi bagi mahasiswa psikologi dan dunia pendidikan formal di universits. Selain itu diharapkan penelitian ini juga menjadi sumber informasi bagi masyarakat luas untuk menjaga kelestarian alam dan bersikap lebih bijaksana terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain demi menciptakan masyarakat yang sejahtera secara psikologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Self-compassion 1. Pengertian Self-compassion. Kurang
lebih
semenjak
tahun
2003
self-compassion
mulai
diperkenalkan. Konsep tersebut mulai diperkenalkan oleh Kristin D. Neff. Self – Compassion digambarkan sikap terbuka dan tergeraknya hati oleh penderitaan yang dialami, rasa untuk peduli dan kasih sayang pada diri sendiri, memahami tanpa menghakimi terhadap kekurangan dan kegagalan diri, menerima kelebihan dan kekurangan, serta menyadari bahwa pengalaman yang kurang lebih sama juga dialami oleh orang lain (Neff, 2003a). Dalam prosesnya diperlukan pengetahuan bahwa penderitaan, kegagalan, dan ketidaksempurnaan adalah bagian dari keadaan semua orang (termasuk diri sendiri) yang perlu untuk dipahami dan diterima (Neff 2003a) Penelitian menunjukkan bahwa self-compassion berbeda dengan pengecaman diri, kasihan pada diri, egosentrisme, harga diri dan kepuasan diri (Barnard & Curry 2011). Self-compassion konsisten terhadap jalan menuju kesejahteraan diri yang bersifat terbuka dan sudut pandang yang menerima ketika mengalami penderitaan dan kegagalan dalam hidupnya beserta sikap memahami dengan rasa cinta tanpa menghakimi sehingga muncul rasa memaafkan pada diri.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Ada perbedaan antara Self-compassion dan self-esteem. Harga diri cenderung pada evaluasi, penilaian pada diri (Crocker, Luhtanen, Cooper & Bouvretee, 2003) seringkali self-esteem mengacu pada hasil. Self – compassion justru sebaliknya. Self-compassion mengacu pada kesadaran bahwa diri memang berharga tanpa adanya standar tertentu, menerima diri sebagai mana adanya dan mengembangkan dengan optimis. Selfcompassion fokus pada proses ketimbang pada hasil. Bukan apa yang telah saya capai akan tetapi apa yang telah saya lakukan (Neff, 2003a). Individu dengan self-esteem yang tinggi menunjukkan kecenderungan narcissistic (Morf & Rhodewalt, 2001) yang seringkali menyebabkan masalah dengan hubungan interpersonal (Campbell & Baumeister, 2001). Self- compassion yang berkorelasi negatif dengan narsisme memperkuat gagasan bahwa selfcompassion tidak perlu merasa superior terhadap orang lain. Sebaliknya terjadi pada Self-esteem (Neff, 2003a). Pengecaman diri (self-criticism) seringkali menimbulkan rasa terisolasi hal ini menunjukkan bahwa mengecam diri mengurangi penerimaan dan rasa sayang terhadap diri karena hal negatif akan bermunculan. Mengecam diri menyebabkan individu menghindari dan menyangkal keadaan, hal ini menyebabkan individu jatuh pada kegagalan (Barnard & Curry 2011). Kepuasan diri mengacu pada sikap yang menyerah saat mengalami dan menghadapi suatu masalah tanpa ada usaha untuk mencapai suatu solusi. Sedangkan self-compassion merujuk pada proses melihat suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
keadaan yang tidak menyenangkan dengan pikiran yang jernih menerima tanpa menyerah (Barnard & Curry, 2011) Perbedaan antara self – compassion dengan self-pity, dan kepuasan diri. Self – compassion berbeda dengan mengkasihani diri (self-pity). Mengkasihani diri akan membuat seseorang kehilangan rasa keterhubungan antar manusia (perasaan terisolasi) dan identifikasi yang berlebihan yang menyebabkan seseorang urung menyadari dan hanya terhanyut dalam masalah, penderitaan dan kelemahan. Keadaan ini mengakibatkan seseorang menolak dan menyalahkan diri sendiri. Self-compassion menawarkan pemahaman bahwa manusia tidaklah sempurna dan memiliki kekurangan, menerima keadaan diri tanpa menghakimi, menyangkal dan menghindari. Mengkasihani diri justru menolak rasa sakit dan cenderung menyalahkan diri sendiri atas kesalahan yang telah diperbuatnya. Self-compassion
berbeda
dengan
egosentrime.
Egosentrisme
cenderung fokus pada diri sendiri menyebabkan seseorang merasa paling menderita. Sedangkan, self – compassion justru mendukung keterhubungan sosial karena komponen common humanity yang merujuk bahwa kelemahan dan kekurangan merupakan bagian dari manusia. Ada kesadaran bahwa diri dan orang lain mengalami proses yang kurang lebih sama (Neff, 2003a). Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa self-compassion merupakan sikap terbuka, memahami, dan menerima diri pada kelebihan, kekurangan, pengalaman hidup negatif, kesalahan yang telah dilakukannya. Proses menyadari bahwa dirinya sebagai manusia tidaklah sempurna. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
individu yang self-compassionate berusaha mengurangi penderitannya dan belajar dari kesalahannya dengan cara yang damai tanpa menyangkalnya dan lari dari keadaan tersebut. Menyadari bahwa diri perlu kasih sayang. Self-compassion dapat dibentuk dengan berbagai cara, salah satunya dengan mindfull self-compassion program (MSC) (Germer & Neff, 2011). Dalam program ini peserta diajak melakukan refleksi dan meditasi. Refleksi dapat dijadikan cara untuk meningkatkan selfcompassion. Moon (dalam Leijen, Lam, Robert, Simons, Wildschut 2008) menerjemahkan Refleksi sebagai proses kognitif untuk belajar dari pengalaman. Postholm (dalam Clara, 2015) menjelaskan refleksi adalah sikap untuk melihat dengan cara dan sudut pandang yang lain demi menuju cara untuk berkembang. Dewey (dalam Clara, 2015) menjelaskan Refleksi berfungsi untuk mengubah situasi konflik dan membingungkan, menjadi situasi yang lebih jelas, masuk akal, mantap, dan harmonis. Situasi dalam konteks ini diterjemahkan sebagai suatu peristiwa dengan objek yang banyak dimana seseorang tidak menghakimi objek dalam peristiwa tersebut dan tidak merasa terisolasi akan tetapi berhubungan dengan keseluruhan dengan peristiwa 2. Komponen Dalam Self-compassion. Neff (2003a, 2003b) menjelaskan bahwa ada tiga komponen selfcompassion yaitu self-kindness (kebaikan pada diri) vs self-judgment (menghakimi diri), common humanity (rasa kemanusiaan) vs isolation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
(isolasi), mindfulness (kesadaran) vs over-identification (identifikasi berlebihan). a. Self-kindness vs Self-judgement. Kebaikan diri (Self-kindness) merujuk pada sikap untuk peduli, memahami dan menerima diri dengan rasa cinta dan kelembutan tanpa kritik yang terlalu keras dan menghakimi. Emosi yang digunakan bersifat mendukung dan membangun. Ada pengakuan bahwa diri melakukan kesalahan dan mengalami penderitaan bentuk pengakuan ini membuat seseorang tahu siapa dirinya, apa yang harus diperbaiki dan dikembangkan. Sehingga individu fokus pada mengontrol dan mencari solusi akan masalah yang dihadapi. Individu yang memperlakukan diri dengan kasih sayang berpikiran lebih terbuka pada keadaan dirinya. Kebaikan pada diri menuntun
seseorang
pada
kedamaian
ketika
mengalami
dan
memikirkan pengalaman negatif dalam hidupnya. Penilaian diri bersifat sebaliknya dimana inidividu menilai dirinya dengan tidak seimbang , dan mencerca diri dengan kasar. b. Common humanity vs Isolation. Rasa kemanusiaan merujuk pada pemahaman bahwa manusia bukanlah mahkluk sempurna, setiap individu pernah melakukan dan masih melakukan kesalahan dalam hidupnya, serta memiliki perilaku maldaptif. Pemahaman ini menuntun individu pada suatu kesadaran bahwa perjuangan dan sulitnya kerhidupan dialami oleh setiap manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
di dunia. Sehingga ketika mengalami pengalaman yang negatif seseorang tidak sendiri, ada banyak orang lain yang sedang mengalami hal yang sama. Keadaan ini menimbulkan kesadaran bahwa dirinya tidak sendiri. Kesadaran ini mengajak individu untuk tidak lari, takut, cemas ketika mengalami pengalaman hidup yang negatif saat menjalani proses hidup. Individu dengan kesadaran ini juga memiliki pemahaman bahwa orang lain pun menderita sehingga tidak menghakimi orang lain. Keadaan ini membentuk keterhubungan sosial dengan orang lain. Perasaan terisolasi bersifat sebaliknya dimana individu merasa paling menderita dan hanya dirinya yang mengalami keadaan tersebut. Isolasi menyebabkan lemahnya keterhubungan sosial dengan orang lain. Sehingga seseorang tenggelam dalam penderitaannya (Neff, 2003 a,2003 b). c. Mindfulness vs Over-identification. Mindfulness merupakan proses dimana individu melihat keadaan dirinya dengan pandangan yang lebih objektif dan luas, sehingga seseorang tidak akan terhanyut secara pikiran maupun emosi terutama ketika mengalami pengalaman yang negatif dalam hidupnya. Adanya kesadaran untuk menerima dan memahami diri apa adanya tanpa menghakimi. Mindfulness dapat menyediakan suatu ruang untuk bersikap dengan cara yang efektif dan kasih sayang, baik terhadap kelebihan maupun kekurangan. Mindfulness menjaga seseorang agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
tidak terhanyut secara emosional dalam pengalaman hidup yang negatif yang oleh Neff (2003 a; 2003 b) disebut over-identification ketika sudah terbawa dalam keadaan ini seseorang akan terobsesi pada kejadian negatif, penyangkalan dan penolakan baik secara pikiran maupun emosional. Hal ini ruang untuk membagi compassion pada diri sendiri tidak tersedia. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self-compassion. Self-compassion dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu usia, pola asuh, budaya dan jenis kelamin. a. Jenis Kelamin. Penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki self-compassion yang lebih rendah daripada pria. Keadaan ini menunjukkan bahwa perempuan lebih mudah menghakimi dirinya. Perempuan lebih mudah merasa terisolasi dan lebih mudah terbawa emosi dan perasaanya ketika mengalami suatu keadaan yang negatif (Neff, 2003 a). b. Usia Neff (2011) Menyatakan bahwa self-compassion merupakan aspek penting dari kematangan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa walaupun kecil, ada asosiasi antara self-compassion dengan usia. Selain itu self-compassion juga terasosiasi dengan kecerdasan emosi dan kebijaksanaan seseorang (Neff, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
c. Pola Asuh. Pendidikan dan pola asuh orang tua merupakan faktor lain yang berpengaruh pada self-compassion. Orang tua yang mengasuh dan mendidik anak dengan compassion tidak membiarkan anaknya menyakiti dirinya sendiri hal ini mendorong anak untuk mengembangkan kesehatannya. Orang tua yang mengasuh dengan compassion bersikap tidak menghakimi atau mencerca anaknya akan tetapi memberikan banyak kasih sayang, cinta dan fokus pada kesejahteraan anaknya (Neff, 2003 b). Dengan begini seorang anak akan belajar untuk mencintai dirinya, memperlakukan diri dengan kasih sayang, anak tersebut sedang mengembangkan self-compassion dalam perkembangannya. d. Budaya Faktor lain yang mempengaruhi self-compassion adalah budaya. Penelitian lintas budaya (Thailand, Amerika, Taiwan) mengenai selfcompassion menunjukkan bahwa ada perbedaan self-compassion dalam budaya yang berbeda. Dalam penelitian itu disebutkan bahwa Thailand dengan budaya buddisme memiliki tingkat self-compassion yang paling tinggi sedangkan Taiwan dengan budaya yang mengembangkan rasa malu memiliki self-compassion yang paling rendah. Amerika berada ditengah-tengahnya karena Amerika memiliki bermacam latar budaya. Budaya dalam konteks ini dipahami sebagai budaya dalam arti luas, termasuk didalamnya agama dan sistem sosial (Neff, Pisitsungkagam, Hsieh. 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
B. Keterhubungan Manusia Pada Alam. 1. Pengertian Keterhubungan Manusia Pada Alam. Hubungan manusia dengan alam merupakan hal utama yang dipelajari dalam Ekopsikologi (Ecopsychology). Eco berasal dari kata Oikos dalam bahasa Yunani yang artinya rumah, psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Ekopsikologi merupakan cabang ilmu dalam Psikologi yang mempelajari manusia melalui pendekatan hubungan manusia dengan rumah alami (alam) (Fisher, 2013, p4). Para Ekopsikologis menyebutkan ketika manusia menerima pandangan ekologikal bahwa manusia merupakan bagian dari alam, bukan sebagai eksploiter, maka manusia akan belajar untuk mengakui alam sebagai ruang sosial dan psikologi, seperti yang manusia lakukan pada komunitas manusia (Fisher, 2013, p5). Hubungan manusia dengan alam merupakan suatu keadaan dimana seseorang secara emosional merasa terhubung dan menjadi satu dengan alam (Mayer & Frantz, 2004). Konsep lain menjelaskan bahwa keterhubungan manusia dengan alam adalah keadaan dimana seseorang memasukkan alam dalam gambaran kognitif pada dirinya (Schultz, 2001). Keterhubungan manusia pada alam berarti keterhubungan pada semua mahkluk hidup di alam (Nisbet, Zelenski, & Murphy, 2009). Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterhubungan manusia dengan alam adalah rasa dimana manusia menjadi satu kesatuan dengan alam baik secara fisik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
perasaan, maupun kognitif, menyadari bahwa alam adalah rumah bagi manusia. Alam adalah (1) segala yang ada di langit dan di bumi. (2) lingkungan kehidupan, (3) dunia (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam Ekopsikologi Alam merujuk pada suatu area yang dideskripsikan sebagai “hijau” akan tetapi terjadi secara alami ketika hijau berubah menjadi kuning, kuning menjadi coklat, dan coklat kembali hijau (Kaplan & Kaplan 1989). Rachel & Stephen Kaplan (1989) menjelaskan bahwa taman dan ruang terbuka, padang rumput dan ladang terbengkalai, pepohonan dijalanan dan kebun di belakang rumah termasuk alam. Definisi ini menunjukkan tempat yang jauh dan dekat, luar biasa dan yang biasa, terawat maupun tidak, besar, kecil atau diantaranya. Dimana tanaman tumbuh dengan bantuan manusia atau secara alami. Penelitian mengenai hubungan manusia pada alam sudah semakin banyak dan meluas. Ekopsikologi telah berkembang tidak hanya sekedar teori namun juga berbentuk terapi yang disebut ecotherapy (ekoterapi). Oleh karena itu meneliti bagaimana hubungan manusia dengan alam menjadi hal yang patut diteliti di Indonesia dengan ruang alam yang masih luas karena banyak penelitian menunjukkan bahwa alam bersifat menyembuhkan. Mayer & Frants (2004) menemukan bahwa semakin kuat rasa keterhubungan manusia dengan alam, maka semakin urung manusia melukai alam (merusak) karena dengan melukai alam dia melukai dirinya sendiri. Boleh dikata melukai diri sendiri (perasaan maupun fisik) sama halnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
melukai alam karena manusia juga bagian yang terintegrasi dengan alam. Maka seorang individu akan cenderung memperlakukan diri dengan baik dan penuh kasih sayang terhadap diri sendiri. Dalam prosesnya sikap yang demikian berlaku juga pada orang lain mengingat bahwa orang lain juga manusia yang merupakan bagian terintegrasi dengan alam. Bentuk kesadaran ini akan membawa individu pada sudut pandang yang lebih luas dan positif terhadap orang lain (Mayer & Frants, 2004). Individu akan menyadari bahwa semua manusia di dunia ini kurang lebih sama. Seorang individu akan cenderung melihat bahwa bukan hanya dirinya yang mengalami pengalaman hidup yang negatif, orang lain pun mengalami keadaan yang kurang lebih sama sehingga, seseorang tidak merasa sendiri. Keterhubungan yang intim dengan alam berdampak akan adanya pendirian akan tujuan hidup dan penerimaan diri (Nisbet, Zelenski, & Murphy, 2011). Ketika berada di alam seseorang akan lebih tenang dalam memahami pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, memberikan perasaan diperbaharui, dan dipenuhi (Mayer, Frantz, Bruelman & Dolliver 2009; Martyn dan Brymer 2014 ). Munculnya kesadaran sebagai manusia berimplikasi
pada
rendahnya
tingkat
kecemasan
individu.
Dalam
penelitiannya Martyn dan Brymer (2014) menjelaskan, mereka yang mendapatkan nilai tinggi dalam skala keterhubungan manusia pada alam menceritakan bahwa alam membuat mereka menyadari keutuhan dirinya, karena alam menerima manusia sebagai adanya. Adanya kesadaran akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
penerimaan diri dan keutuhan diri, dampak pada kemampuan reflektif dan ketenangan dalam memahami pengalaman hidup yang tidak menyenangkan akan membuat seseorang menjadi lebih terbuka bahwa diri mengalami penderitaan tanpa adanya penyangkalan atau penolakan. Kesadaran akan penderitaan dalam hidup membawa individu termaksud tetap mengalami tanpa hanyut di dalamnya (Leary, Tate, Adams, Allen, & Hancock, 2007). 2. Aspek-aspek Keterhubungan Manusia Pada Alam. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Nisbet, Zelenski, dan Murphy (2009) keterhubungan manusia pada alam terbagi dalam tiga aspek yaitu aspek afektif (nature relatedness-self), aspek kognitif (nature relatedness-perspective), dan aspek pengalaman (nature relatednessexperience). a. Aspek afektif (Nature Relatedness – self) Perasaan bahwa manusia memiliki keterhubungan dengan alam. Perasaan ini mengacu pada internalisasi hubungan manusia dengan alam dalam diri manusia. Aspek afektif merefleksikan perasaan dan pemikiran mengenai hubungan personal seseorang dengan alam. b. Aspek kognitif (Nature Relatedness – perspective) Bentuk kesadaran pandangan manusia kearah luar dirinya bahwa hubungannya dengan alam termanifestasi dalam perilakunya yang berpengaruh pada semua mahkluk hidup di alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
c. Aspek Pengalaman (Nature relatedness – experience) Aspek Pengalaman mengacu pada keakraban secara fisik antara
manusia
dengan
alam.
Aspek
ini
merupakan
bentuk
penggambaran daya tarik manusia pada alam bahwa mereka memiliki ketertarikan untuk secara fisik dekat dengan alam. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keterhubungan manusia pada alam Hubungan manusia pada alam dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman kontak langsung, tingkat pendidikan, gaya hidup dan budaya. a. Pengalaman Kontak Langsung. Penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat rasa kerhubungan manusia pada alam terkait dengan kontak lansung. Mereka yang kontak dengan langsung memiliki skor yang tinggi pada pengukuran mengenai keterhubungan manusia pada alam (Mayer & Frantz, 2009; Nisbet. Zelenski, & Murphy 2009). b. Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan merupakan faktor yang juga mempengaruhi rasa keterhubungan manusia pada alam. Mereka yang berpendidikan hingga tingkat SMA dan Mahasiswa memiliki tingkat keterhubungan yang lebih rendah dari pada mereka yang telah menjadi sarjana (Mayer & Frantz, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
c. Gaya hidup Dalam penelitiannya Mayer & Frantz (2004) mengemukakan bahwa konsumerisme berkorelasi negatif dengan rasa keterhubungan manusia pada alam, sedangkan gaya hidup pro-lingkungan memiliki korelasi positif dengan rasa keterhubungan manusia pada alam. d. Budaya, Nilai budaya menjadi salah satu penentu dalam faktor ini karena nilai budaya merupakan cita-cita dan tujuan yang dilihat sebagai tuntunan prinsip hidup seseorang. Schultz (2002) menemukan nilai budaya individual terasosiasi dengan sikap yang egoistik mengenai isu lingkungan sedangkan nilai budaya yang fokus pada luar diri ( Budaya kolektif) terasosiasi dengan altruistik dan sikap pro lingkungan (biospheric attitudes). Hal ini dikarenakan dalam budaya kolektif dimana hubungan sosial merupakan hal yang utama, menyebabkan orang dalam budaya ini berusaha lebih keras untuk mencapai tujuan kelompok daripada tujuan individu. Keadaan ini akan mendorong individu dalam budaya kolektif lebih suka untuk ikut serta bertindak dalam isu sosial dengan skala yang lebih luas seperti isu lingkungan (Schultz, 2002). Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mendapatkan skor yang tinggi dalam pengukuran mengenai keterhubungan manusia pada alam juga memiliki skor yang tinggi dalam pengukuran mengenai perilaku pro-lingkungan (Mayer & Frantz, 2009; Nisbet. Zelenski, & Murphy 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
C. Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma. Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Usia rata-rata orang Indonesia memasuki universitas adalah 17-23. Arnett (dalam Santrock, 2010) menjelaskan tahapan perkembangan dewasa awal adalah mereka yang berusia 18-25 tahun. Neff (2009) mengemukakan bahwa self-compassion dapat diukur mulai dari masa perkembangan remaja, umur yang dimulai dari 13 tahun. Mahasiswa termasuk dalam dewasa awal sehingga Mahasiswa memenuhi syarat pengukuran. Dalam penelitian ini subjek adalah populasi mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma yang masih aktif kuliah. Syarat umur mahasiswa adalah 17-25 tahun dengan pertimbangan rata-rata usia masuk perguruan tinggi antara 17-23 tahun dan usia perkembangan dewasa awal 18-25 tahun. Penelitian ini memilih subjek mahasiswa psikologi karena penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa rata-rata tingkat self-compassion mahasiswa psikologi cenderung rendah. Selain itu, penelitian mengenai keterhubungan manusia pada alam dengan subjek mahasiswa psikologi belum pernah dilakukan.
D. Keterhubungan manusia pada alam, Self-compassion dan Mahasiswa Psikologi Keterhubungan manusia pada alam dan self-compassion mempunyai beberapa keterkaitan. Mayer & Frants (2004) menemukan bahwa semakin kuat rasa keterhubungan manusia dengan alam, maka semakin urung manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
melukai alam (merusak) karena dengan melukai alam dia melukai dirinya sendiri. Boleh dikata melukai diri sendiri (perasaan maupun fisik) sama halnya melukai alam karena manusia juga bagian yang terintegrasi dengan alam. Maka seorang individu akan cenderung memperlakukan diri dengan baik dan penuh kasih sayang terhadap diri sendiri. Sikap yang demikian merupakan salah satu dari komponen yang membentuk self-compassion yaitu self-kindness
(kebaikan
pada
diri).
Self-kindness
merupakan
sikap
memperlakukan diri dengan kasih sayang tanpa menghakimi, mencerca diri dan menyakiti diri sendiri (Neff 2003a; 2003b). Dalam prosesnya sikap yang demikian berlaku juga pada orang lain mengingat bahwa orang lain juga manusia yang merupakan bagian terintegrasi dengan alam. Bentuk kesadaran ini akan membawa individu pada sudut pandang yang lebih luas dan positif terhadap orang lain (Mayer & Frants, 2004). Individu akan menyadari bahwa semua manusia di dunia ini kurang lebih sama. Seorang individu akan cenderung melihat bahwa bukan hanya dirinya yang mengalami pengalaman hidup yang negatif, orang lain pun mengalami keadaan yang kurang lebih sama sehingga, seseorang tidak merasa sendiri. Sikap demikian disebut oleh Neff (2003a,. 2003b) sebagai common humanity (rasa kemanusiaan). Neff (2003a., 2003b) menjelaskan common humanity dipahami sebagai bentuk kesadaran bahwa pengalaman diri (negatif maupun positif) merupakan bagian kecil dari pengalaman seluruh umat manusia sehingga individu tidak merasa terisolasi dan tidak menghakimi orang lain karena orang juga mengalami hal yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Komponen terakhir adalah mindfulness. Minfulness merupakan bentuk kesadaran dan keterbukaan bahwa diri mengalami penderitaan tanpa adanya
penyangkalan
ataupun
penolakan
(Neff
2003a;
2003b).
Keterhubungan yang intim dengan alam berdampak akan adanya pendirian akan tujuan hidup dan penerimaan diri (Nisbet, Zelenski, & Murphy, 2011). Ketika berada di alam seseorang akan lebih tenang dalam memahami pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, memberikan perasaan diperbaharui, dan dipenuhi (Mayer, Frantz, Bruelman & Dolliver 2009; Martyn dan Brymer 2014 ). Munculnya kesadaran sebagai manusia berimplikasi
pada
rendahnya
tingkat
kecemasan
individu.
Dalam
penelitiannya Martyn dan Brymer (2014) menjelaskan, mereka yang mendapatkan nilai tinggi dalam skala keterhubungan manusia pada alam menceritakan bahwa alam membuat mereka menyadari keutuhan dirinya, karena alam menerima manusia sebagai adanya. Adanya kesadaran akan penerimaan diri dan keutuhan diri, dampak pada kemampuan reflektif dan ketenangan dalam memahami pengalaman hidup yang tidak menyenangkan akan membuat seseorang menjadi lebih terbuka bahwa diri mengalami penderitaan tanpa adanya penyangkalan atau penolakan. Kesadaran akan penderitaan dalam hidup membawa individu termaksud tetap mengalami tanpa hanyut di dalamnya (Leary, Tate, Adams, Allen, & Hancock, 2007). Germer & Neff (2013) menyatakan bahwa individu dengan selfcompassion yang tinggi mampu menerima dirinya, mampu menjalin intimitas dengan sesama, mengakui bahwa penderitaan, kesalahan, dan kekurangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
yang merupakan bagian dari kehidupan manusia. Keadaan ini akan menciptakan resiliensi emosi dan membawa diri pada kesejahteraan diri yang terus dikembangkan. Self-compassion dapat dibentuk dengan berbagai cara, salah satunya dengan mindfull self-compassion program (MSC) (Germer & Neff, 2011). Dalam program ini peserta diajak melakukan refleksi dan meditasi. Refleksi dapat dijadikan cara untuk meningkatkan self-compassion. Moon (dalam Leijen, Lam, Robert, Simons, Wildschut 2008) menerjemahkan Refleksi sebagai proses kognitif untuk belajar dari pengalaman. Postholm (dalam Clara, 2015) menjelaskan refleksi adalah sikap untuk melihat dengan cara dan sudut pandang yang lain demi menuju cara untuk berkembang. Dewey (dalam Clara, 2015) menjelaskan Refleksi berfungsi untuk mengubah situasi konflik dan membingungkan, menjadi situasi yang lebih jelas, masuk akal, mantap, dan harmonis. Situasi dalam konteks ini diterjemahkan sebagai suatu peristiwa dengan objek yang banyak dimana seseorang tidak menghakimi objek dalam peristiwa tersebut dan tidak merasa terisolasi akan tetapi berhubungan dengan keseluruhan dengan peristiwa. Dengan demikian maka bukti bahwa keterhubungan manusia pada alam memiliki keterkaitan dengan terbentuknya self-compassion karena ketika berada di alam seseorang akan lebih tenang dalam memahami pengalaman hidup yang tidak menyenangkan. Kondisi tersebut berdampak pada kemampuan reflektif individu (Mayer, Frantz, Bruelman & Dolliver (2009). Oleh karena alasan ini maka penelitian ini penting untuk dilakukan mengingat menurut penelitian sebelumnya self-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
compassion pada mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma cenderung rendah. Oleh karena itu perlu dicari bukti-bukti untuk membentuk selfcompassion, salah satunya keterhubungan manusia pada alam yang dimungkinkan ada kaitan dengan self-compassion. Literatur
menunjukkan
bahwa
self-compassion
yang
terus
dikembangkan akan membantu mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma untuk menjadi seorang professional helper. Mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma diharapkan mampu menjalin relasi yang baik dengan klien dengan cara berusaha bersikap professional, penuh empati, berusaha memahami klien secara pribadi, menghargai dan mengutamakan kesejahteraan klien serta memiliki kemauan untuk menolong klien (Buku Pedoman Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma, 2009) secara sederhana salah satu kunci menjadi seorang professional helper adalah compassion. Memberikan compassion kepada orang lain tetapi tidak terhadap diri, seolah-olah menggambar pemisah antara diri dan orang lain, dan mengingkari keterkaitan utama dari individu (Hahn, 1997 dalam Neff & Pommier 2012). Dari perspektif psikologi Buddhis, membangun kapasitas untuk bertahan dalam penderitaan dengan kesadaran penuh belas kasih akan memfasilitasi munculnya kemampuan untuk menyampaikan kasih ke beberapa sasaran yaitu diri, orang lain, dan semua makhluk hidup (Hofmann, Grossman & Hinton, 2011). Oleh karena itu dengan self-compassion yang terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
dikembangkan maka harapan untuk menjadi professional helper akan terwujud Penelusuran pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dampak positif keterhubungan manusia pada alam memiliki andil untuk membentuk self-compassion maka peneliti berasumsi bahwa ada hubungan positif antara keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion. Akan tetapi asumsi ini masih belum terbukti maka perlu dilakukan pembuktian dengan melakukan penelitian mengenai korelasi keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion.
E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat diambil
kesimpulan
sementara
yaitu
ada
hubungan
keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion.
positif
antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan mengukur derajat hubungan antara dua atau lebih variabel dengan prosedur statistik atau analisis korelasi (Creswell, 2011). Jenis penelitian ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui korelasi antara keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion.
B. Identifikasi Variabel Variabel adalah karakteristik atau atribut dari individu atau organisasi di mana variabel ini dapat diukur, diobservasi, dan berbedabeda pada setiap individu (Creswell, 2011). Berikut adalah variabel dalam penelitian ini: Variabel bebas
: Keterhubungan Manusia pada Alam
Variabel Tergantung : Self-compassion
C. Definisi Operasional Untuk mempermudah proses pengambilan data maka penjelasana mengenai definisi operasional disusun. Berikut adalah definisi operasional dalam penelitian ini:
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
1. Keterhubungan Manusia pada Alam Hubungan manusia dengan alam merupakan suatu keadaan di mana seseorang secara emosional, pola pikir, dan secara fisik terhubung dengan alam dan semua mahkluk hidup di alam (Nisbet, Zelenski, & Murphy 2009). Penelitian ini akan menggunakan adaptasi dari nature relatedness scale (NRS)
yang disusun oleh Nisbet,
Zelenski, & Murphy (2009). Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh responden pada skala ini maka responden yang termaksud semakin terhubung dengan alam. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh oleh responden pada skala ini maka responden yang termaksud semakin terpisah dengan alam. Skala ini dipilih karena dari sekian banyak skala keterhubungan manusia pada alam, literatur mengenai skala NRS memuat keterangan yang lebih lengkap. Dalam skala ini ada tiga aspek yang diukur yaitu : a. Aspek Afeksi (Nature relatedness-self). Perasaan bahwa manusia memiliki keterhubungan dengan alam. Perasaan ini mengacu pada internalisasi hubungan manusia dengan alam dalam diri manusia. Sebagai contoh “ Hubungan saya dengan alam, merupakan bagian yang penting dari siapa diri saya”. b. Aspek Kognitif (Nature relatedness-perspective) Bentuk kesadaran pandangan manusia kearah luar dirinya bahwa
hubungannya
dengan
alam
termanifestasi
dalam
perilakunya yang berpengaruh pada semua mahkluk hidup di alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Contohnya “ saya selalu berpikir mengenai apakah tindakan saya mempengaruhi alam atau tidak”. c. Aspek Pengalaman (Nature relatedness-experience) Aspek pengalaman mengacu pada keakraban secara fisik antara manusia dengan alam. Aspek ini merupakan bentuk penggambaran daya tarik manusia pada alam bahwa mereka memiliki ketertarikan untuk secara fisik dekat dengan alam. Contoh dari aspek ini seperti “saya menikmati ketika berada diluar ruangan walaupun, dalam keadaan cuaca yang kurang bagus”. 2. Self-compassion Self-compassion digambarkan sebagai sikap terbuka dan tergeraknya hati oleh penderitaan yang dialami, rasa untuk peduli dan kasih sayang pada diri sendiri, sikap memahami tanpa menghakimi terhadap kekurangan dan kegagalan diri, menerima kelebihan dan kekurangan, serta menyadari bahwa pengalaman yang kurang lebih sama juga dialami oleh orang lain (Neff, 2003a). Penelitian ini akan mengukur self-compassion dengan adaptasi skala dari Neff (2003a). Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala menunjukkan tingkat self-compassion yang semakin tinggi. Skala ini berdasarkan
pada
enam aspek yakni : a. Self-kindness (kebaikan diri). Kebaikan diri (Self-kindness) merujuk pada sikap untuk peduli, memahami dan menerima diri dengan rasa cinta dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
kelembutan tanpa kritik yang terlalu keras dan menghakimi. Emosi yang digunakan bersifat mendukung dan membangun. Contohnya “ saya mencoba mencintai diri saya ketika perasaan saya terluka”. b. Common humanity (kemanusiaan). Rasa kemanusiaan merujuk pada pemahaman bahwa manusia bukanlah mahkluk sempurna, setiap individu pernah melakukan dan masih melakukan kesalahan dalam hidupnya, serta memiliki perilaku maldaptif. Misalnya seperti “ saya mencoba melihat kegagalan saya adalah bagian dari kondisi manusia pada umumnya”. c. Mindfullness. Mindfulness merupakan proses dimana individu melihat keadaan dirinya dengan pandangan yang lebih objektif dan luas, sehingga seseorang tidak akan terhanyut secara pikiran maupun emosi terutama ketika mengalami pengalaman yang negatif dalam hidupnya. Contohnya seperti “ ketika saya terpuruk, saya mencoba mendekati perasaan saya dengan keingintahuan dan keterbukaan” d. Self-judgment (penilaian diri). Self-judgement merupakan kebalikan dari self-kindness. Sikap ini mengacu pada penilaian pada diri dengan tidak seimbang.
Keadaan
ini
akan
menyebabkan
seseorang
menyalahkan diri sendiri bahkan mencerca dirinya. Sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
contoh “ saya mencela dan menghakimi kekurangan dan kelemahan pada diri saya”. e. Isolation (memisahkan-diri). Isolasi merupakan sikap dimana individu merasa paling menderita di dunia ini. Pandangannya tidak terbuka sehingga selalu muncul bahwa keadaan orang lain lebih baik dari dirinya. Sikap ini menyebabkan seorang individu memisahkan diri dari ruang sosialnya. Seperti misalnya “saya cenderung merasa terisolasi
dari
dunia
ketika
saya
memikirkan
mengenai
kekurangan saya”. f. Over-identification (identifikasi berlebihan). Identifikasi berlebihan adalah keadaan dimana seseorang memandang keadaan diri dan pengalaman yang negatif secara berlebihan dan dibesar-besarkan. Dalam keadaan ini seseorang akan mudah terhanyut secara pikiran maupun perasaan kemudian terobsesi pada kejadian yang negatif. Pada akhirnya muncul penyangkalan dan penolakan pada dirinya sehingga ruang untuk membagi compassion pada diri tidak tersedia. Sebagai contoh “ ketika sesuatu menganggu saya, saya terhanyut dalam perasaan saya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah populasi mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma dengan jumlah 991 (www.forlap.dikti.go.id) Subjek berada dalam tahap perkembangan dewasa awal dengan usia 18-25 tahun. Akan tetapi mengingat rata-rata orang Indonesia masuk perguruan tinggi berumur 17-23 maka batasan usia diubah menjadi 17-25 tahun. Sampel diambil menggunakan metode cluster sampling. Metode pengambilang cluster sampling adalah mengambil kelompok–kelompok kecil dalam suatu populasi (Hossein Tavakoli, 2012). Metode pengambilan sampel ini dipilih karena daftar anggota populasi tidak dimiliki oleh peneliti. Selain itu metode ini dipilih untuk menghemat biaya dan penyederhanaan waktu dalam mengambil data. Dalam penelitian korelasi jumlah sampel yang dapat dikatakan mewakili populasi setidak-tidaknya berjumlah 30 orang, akan tetapi semakin banyak sampel semakin besar kekuatan data yang diperoleh (Cresswell, 2011). Kelompok yang digunakan adalah kelas dengan jumlah masing – masing kelas kurang lebih 40 orang sampel yang dibutuhkan sebanyak 150 orang berarti 150 : 40 berarti kurang lebih dibutuhkan 4 kelas.pemilihan dilakukan dengan cara undian berdasarkan mata kuliah, semester dan kelas contoh
psi
kepemimpinan b VI berarti mata kuliah psikologi kepemimpinan kelas B semester enam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala. Skala yang digunakan adalah skala self-compassion (self-compassion scale, yang selanjutnya akan disebut SCS) yang diadaptasi dari Neff (2003a) dan skala keterhubungan manusia pada alam (nature relatedness scale, yang selanjutnya akan disebut NRS) yang diadaptasi dari Nisbet, Zelenski, & Murphy (2009). NRS bertujuan untuk mengukur hubungan manusia pada alam secara afeksi, kognisi, dan fisik (Nisbet, Zelenski, & Murphy, 2009). NRS terdiri dari 21 item dengan 3 indikator yaitu Nature Relatedness-self (NRself),
Nature
Relatedness-perspective
(NR-perspective),
Relatedness-experience (NR-experience). NR-self
Nature
tergambarkan pada
item 5, 7, 8, 12, 14, 16, 17, dan 21. Selanjutnya NR-perspective terdapat pada item 2, 3, 11, 15, 18, 19, dan 20. Terakhir adalah NR-experience yang terdapat dalam item nomor 1, 4, 6, 9, 10, 13. Sementara itu, SCS bertujuan untuk mengukur self-compassion yang dimiliki oleh individu (Neff, 2003a). SCS terdiri dari 26 item dengan 6 indikator yaitu: self-kindness (item nomor 5, 12, 19, 23, dan 26), common humanity (item nomor 3, 7, 10, dan 15), mindfullness (item nomor 9, 14, 17, dan 22), Self-judgement (item nomor 1, 8, 11, 16, dan 21), Isolation (item 4, 13, 18, dan 25), dan Over-identifikasi (item nomor 2, 6, 20, dan 24).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Kedua skala yang telah disebutkan di atas diadaptasi dengan metode terjemahan tanpa mengubah format skala. Skala diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia oleh Novita Carolina sarjana sastra Inggris dari salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Hasil terjemahan kemudian diterjemahkan lagi ke bahasa Inggris oleh Veronica Widi Handoyowati dosen bahasa Inggris di salah satu Universitas Swasta di Yogyakarta. Kemudian semua hasil terjemahan di periksa apakah ada perubahan makna oleh Miss Amy Jones native speaker dari Australia. Berikut blue print dari NRS: Tabel 3.1 Blue Print dan Sebaran Item NRS Indikator
Sebaran item
Bobot
NR-self
5, 7, 8, 12, 14, 16, 17, 21
8
NR-perspective
2, 3, 11, 15, 18, 19, 20
7
NR-experience
1, 4, 6, 9, 10, 13
6
Total
21 item
Skala NRS menggunakan model skala Likert, menggunakan lima jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Berikut rentang jawaban dalam skala:
STS
TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Pembagian skor antara item favorable dan unfavorable dapat dilihat pada tabel berikut: Table 3.2 Pembagian Skor NRS Favorable
Unfavorable
Jawaban
Nilai
Jawaban
nilai
SS
5
SS
1
S
4
S
2
N
3
N
3
TS
2
TS
4
STS
1
STS
5
Berikut blue print dari SCS: Tabel 3.3 Blue Print dan sebaran SCS
Indikator
Sebaran Item
Bobot
Self-kindness
5, 12, 19, 23, 26
5
Self-judgement
1, 8, 11, 16, 21
5
Common humanity
3, 7, 10, 15
4
Isolation
4, 13, 18, 25
4
Mindfullness
9, 14, 17, 22
4
Over-identification
2, 6, 20, 24
4
Total
26 item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Dalam
skala
SCS
juga
digunakan
model
skala
Likert,
menggunakan lima jawaban yaitu:
Hampir
Hampir
tidak
selalu
pernah
1
2
3
4
5
Pembagian skor antara item favorable dan unfavorable dapat dilihat pada tabel berikut: Table 3.4 Pembagian Skor SCS Favorable
Unfavorable
Jawaban
Nilai
Jawaban
Nilai
5
5
5
1
4
4
4
2
3
3
3
3
2
2
2
4
1
1
1
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
F. Validitas, Analisis item, dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas adalah kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana suatu tes (alat ukur) dapat mengukur atribut psikologis yang hendak diukur (Supratiknya, 2014). Creswell (2011) yang menyatakan bahwa validitas adalah ukuran dan bukti yang menunjukkan bahwa interpretasi tes (alat ukur) sesuai dengan tujuan pengukuran. Validitas kedua skala berbahasa Inggris akan kembali dipertimbangkan dalam penelitian ini karena skala-skala tersebut diadaptasi ke dalam item berbahasa
Indonesia.
Validitas
isi
dilakukan
dengan
cara
menunjukkan dan menanyakan apakah alat ukur sesuai dengan apa yang hendak diukur kepada ahli dalam bidang pengukuran kedua variabel (Creswell, 2011; Supratiknya 2014). Dalam penelitian ini ahli dimaksud adalah dosen pembimbing yang ditempatkan sebagai penilai profesional (professional judgement). 2. Analisis Item Analisis item dilakukan untuk memilih item-item yang paling cocok untuk membentuk sebuah skala dan memiliki daya diskriminasi yang baik (Supratiknya, 2014). Menurut Azwar (2010), pengujian daya diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri. Hasil dari pengujian ini disebut koefisien korelasi item total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
(rix). Nilai indeks daya beda item yang digunakan pada penelitian ini adalah ≥ 0,250. Tabel 3.5 Hasil Uji Korelasi Item Total Skala NRS rix
Item
Total
rix > 0,25
1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
20
16, 17, 18, 19, 20, 21 ix
r < 0,25
2
1
Koefisien korelasi item total dalam NRS berkisar antara 0,0670,751. Item-item yang tidak lolos seleksi nilainya berkisar antara 0,067-0,249.
Tabel 3.6 Hasil Uji Korelasi item total skala SCS rix
Item
Total
rix > 0,25
1, 2, 4, 6, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 18, 19, 20,
18
21, 22, 23, 24, 25. rix < 0,25
5, 8, 12, 14, 17, 26, 7, 3
8
Koefisien korelasi item total dalam SCS berkisar antara 0,0760,677. Item-item yang tidak lolos seleksi nilainya berkisar antara 0,076-0,249.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
3. Reliabilitas Reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil pengukuran walaupun alat ukur digunakan berulang kali dan dengan waktu yang berbeda pada suatu populasi, individu maupun suatu kelompok (Cresswell, 2011; Supratiknya 2014). Dalam skala asli, pengujian reliabilitas NRS dilakukan dengan selang waktu 6-8 minggu. Pengujian menghasilkan koefisien Alpha Chronbach’s 0.85 pada skala penuh, 0.81 pada aspek NR-self, 0,65 pada NR-perspective dan 0.85 pada NR-Experience (Nisbet, Zelenski, & Murphy, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan konsistensi dari NRS memuaskan karena mendekati 1,00. Sementara itu, pengujian reliabilitas SCS dilakukan dalam rentang waktu kurang lebih tiga minggu antara tes pertama dan kedua. Pengujian menghasilkan angka 0.93 untuk keseluruhan skala, 0.88 untuk sub skala kindness, 0.88 untuk sub skala self-judgement, 0.80 untuk sub skala common humanity, 0.85 untuk sub skala isolation, 0.85 untuk sub skala mindfullness, dan 0.88 untuk sub skala over-identification (Neff, 2003a). Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa kekuatan konsistensi dari SCS memuaskan karena mendekati 1.00. Dalam penelitian ini, setelah skala diadaptasi maka akan dilakukan pengukuran reliabilitas dengan melihat nilai Alpha Cronbach. Apabila nilai reliabilitas mendekati 1.00 maka reliabilitas skala memuaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Setelah dilakukan tryout sebanyak 50 subjek dan dilakukan analisis item koefisien Alpha Cronbach NRS sebesar 0.906 dan SCS sebesar 0,882 dengan nilai reliabilitas yang mendekati 1.00 maka reliabilitas NRS dan SCS memuaskan.
G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Guna mendapatkan kesimpulan yang benar berdasarkan data yang ada dilakukan uji asumsi sebagai berikut: a) Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso, 2010). Data terdistribusi normal jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0.05. Data dinyatakan terdistribusi tidak normal jika nilai signifikansinya kurang dari 0.05. Uji normalitas
menggunakan
analisis
Kolmogorov-Smirnov.
Uji
normalitas dilakukan untuk memenuhi syarat uji hipotesis dengan uji korelasi product moment pearson. b) Uji Linearitas Uji linearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antar-variabel yang hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus atau tidak. Peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara lurus oleh peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
atau penurunan kuantitas pada variabel lainya (Santoso, 2010). Data dinyatakan linear apabila dua variabel memiliki signifikansi kurang dari 0.05. Uji Linearitas dilakukan untuk memenuhi syarat uji hipotesis dengan uji korelasi product moment pearson. 2. Uji Hipotesis Apabila syarat analisis data sudah terpenuhi, maka pengujian dilanjutkan dengan uji hipotesis. Untuk melakukan uji hipotesis, penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment pearson.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 10 hingga 21 bulan Mei tahun 2016. Penelitian dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dengan subjek Mahasiswa sebanyak 150 orang. Alat ukur yang digunakan adalah Selfcompassion Scale dan Nature Relatedness Scale yang sebelumnya sudah melalui proses adapatasi ke dalam bahasa Indonesia dan sudah dilakukan seleksi item dalam uji coba. Sebelum melaksanakan proses pengambilan data, peneliti membuat surat pengantar, surat pengantar ini berguna untuk meminta ijin kepada dosen pengampu mata kuliah dimana skala disebar. Sebelumnya dilakukan pengundian dan mendapatkan empat kelas yaitu kelas Psikologi Budaya B IV, kelas PIO B IV, Kelas Psikologi Kepribadian II C II, dan kelas Psikologi Abnormal C IV. Mulai tanggal 10 Mei 2016 skala di sebar di kelas – kelas psikologi. Pada prosesnya pengambilan data tidak dapat dilakukan pada kelas PIO B IV, dan Psikologi Kepribadian II C II karena kelas sedang presentasi dan menghabiskan materi hal ini dikarenakan sudah mendekati masa ujian akhir semester. Kemudian kelas Abnormal C IV tidak dapat dilakukan pengambilan data karena kasus yang sama akan tetapi diberikan kesempatan minggu berikutnya dengan diberitahu jumlah mahasiswa sebanyak 47 orang. Pada kelas Psikologi Budaya B IV mendapatkan data 27 karena banyak mahasiswa yang tidak masuk kuliah. Demi menghemat waktu pengambilan data maka peneliti mengambil
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
keputusan dengan metode accidental sampling dan mengambil kelas Penyusunan Skala Psikologi B VI data yang terkumpul sebanyak 26. Kemudian dilakukan pengundian lagi dan didapatkan kelas Kode Etik Psikologi D IV tertanggal 11 Mei 2016 akan tetapi tidak dapat dilakukan pengambilan data karena ada kuis dan menghabiskan materi, sedangkan ketika peneliti menanyakan waktu setelah kelas selesai responden tidak bersedia karena banyaknya tugas pengundian maupun accidental sampling tidak dilakukan dengan mempertimbangkan keadaan responden karena hari sudah sore. Selanjutnya dilakukan pengundian lagi perhari untuk mendapatkan setidaknya dua kelas perhari yaitu tanggal 16, 17 18 Mei 2016, akan tetapi kelas yang terpilih memiliki kasus yang sama sehingga peneliti terpaksa melakukan lagi accidental sampling dari tanggal 18 Mei – 19 Mei 2016 untuk segera mencapai target jumlah responden.. Skala yang disebar didalam kelas sebanyak 100 booklet yang berisi dua skala SCS dan NRS. Skala yang disebar diluar kelas dengan metode accidental sampling sebanyak 57. Maka pada 19 Mei responden berhasil terkumpul sejumlah 157 akan tetapi 7 responden tidak digunkana karena tidak mengisi secara lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Subjek berjumlah 150 orang. Subjek termasuk dalam tahap perkembangan umur dewasa awal yaitu dengan rentang umur 17- 24 tahun. Subjek terdiri dari berbagai suku dan asal tempat tinggal (pedesaan, perkotaan). Berikut gambaran subjek dalam bentuk tabel. Tabel 4.1 Deskripsi Subjek berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, dan Suku Jenis kelamin
Usia
Suku Total
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
17-18
1
3
4
Tionghua
9
19-20
15
61
76
Bali
8
21-22
24
37
61
Batak
4
23-24
7
2
9
Campuran
11
25
0
0
0
Lain-lain
12
Jumlah
47
103
150
Jawa
total
106
150
Tabel 4. 2 Desripsi Subjek Berdasarkan Tempat tinggal
Jumlah
Tempat tinggal Asal - Sekarang Desa Desa Kota Kota - kota desa kota desa 26 2 24 44
Total 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Subjek yang tidak menyertakan keterangan mengenai tempat tinggal asal dan sekarang berjumlah 48 sedangkan yang hanya memberi keterangan tempat tinggal sekarang pedesaan berjumlah 5 dan perkotaan 1 subjek. 2. Deskripsi Data Penelitian Data
akan
dibuat
menjadi
lebih
sistematis
supaya
mempermudah dalam proses analisis. Proses ini dilakukan melalui a. Analisis deskriptif Melalui analisis deskriptif maka dapat diperolah Mean teoritik dan mean empiris. Mean teoritik merupakan rata-rata skor dari suatu alat ukur yang diperoleh dari angka yang menjadi nilai tengah alat ukur tersebut. Nilai rata-rata teoritik diperoleh dari rata-rata tengah skor minimum dan maksimum. Sedangkan nilai mean empirik adalah rata-rata skor dari hasil penelitian. Berikut hasil analisi deskriptif dalam penelitian ini : Tabel 4. 3 Hasil Analisis Deskriptif Penelitian Skala
Teoritik N
Empirik
Skor Mean Max
SCS
Sko r Min 150 18
90
54
NRS
150
100
60
20
SD
N
Skor Skor Mean Min Max
SD
12
150
33
83
60,69
8,719
13,333 150
43
94
71,24
8,769
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Berdasarkan analisis deskriptif diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa
kecenderungan
self-compassion
dan
keterhubungan manusia pada alam pada mahasiswa cenderung tinggi karena nilai mean empirik lebih tinggi dari pada nilai mean teoritik. b. Uji One Sample T-test Menurut Santoso (2010), One Sample T-Test digunakan untuk menguji apakah suatu nilai yang dianggap sebagai pembanding memiliki perbedaan dengan nilai dari suatu sampel. Berikut hasil dari One Sample T-Test : Tabel 4. 4 Uji One-Sample T-Test Test Value = 0 t
df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
NRS 99,499
1149
,000
71,240
69,83
72,65
SCS 85,252
149
,000
60,693
59,29
62,10
Tabel diatas menunjukkan bukti yang semakin kuat bahwa mahasiswa memiliki kecenderungan yang tinggi dalam selfcompassion dan keterhubungan manusia pada alam yang ditunjukkan dengan mean diference 60,693 dan 71,240.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
c. Analisis deskriptif berdasarkan komponen Dalam penelitian ini SCS dan NRS terbagi atas beberapa komponen. Self-compassion terdiri atas komponen self-kindness vs self-judgement, common humanity vs isolation, mindfullness vs over-identification. Keterhubungan manusia pada alam (NRS) terdiri atas NR self, NR Perspective, NR experience. Berikut analisis deskriptif pada setiap komponen dari kedua skala : Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif pada Komponen NRS komponen
Teoritik N
Empirik
NR-self
150
Skor Min 8
Skor Max 40
Mean
SD
N
Skor Max 39
Mean
SD
150
Skor Min 13
24
5,333
28,58
4,176
NR-perspective
150
6
30
18
4
150
13
29
23,00
3,177
NR-experience
150
6
30
18
4
150
9
29
19,66
3,901
Hasil penghitungan diatas menunjukkan bahwa nilai mean empirik pada masing-masing komponen lebih tinggi daripada nilai mean teoritik sehingga dapat dikatakan bahwa keterhubungan manusia pada alam yang dimiliki mahasiswa cenderung tinggi berdasarkan setiap komponen. NR-perspective memiliki rentang yang paling jauh yaitu 5 diikuti NR-self 4,58 dan NR-experience 1,66. Berikut hasil uji one sample t-test pada NRS:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel 4.6 Uji One Sample T-test pada komponen NRS One-Sample Test Test Value = 0 t
NR Self
df
Sig. (2-
Mean
95% Confidence Interval of
tailed)
Difference
the Difference Lower
Upper
83,818
149
,000
28,580
27,91
29,25
88,663
149
,000
23,000
22,49
23,51
NR Experience 61,721
149
,000
19,660
19,03
20,29
NR Perspective
Tabel diatas menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kecenderungan yang tinggi dalam keterhubungan manusia pada alam yang ditunjukkan dengan mean diference yang positif. Selain itu tabel diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan atntara kedua mean. Selanjutnya analisis deskriptif pada komponen self-compassion: Tabel 4.7 Analisis deskriptif pada komponen self-compassion Komponen N Self-kindness vs self-judgement Common humanity vs Isolation Mindfullness vs Over-identification
Teoritik Skor Skor Mean SD Min Max
N
Empirik Skor Skor Min Max
Mean
SD
150
6
30
18
4
150
10
28
20,08
3,414
150
6
30
18
4
150
9
29
20,44
3,385
150
6
30
18
4
150
8
28
20,17
3,337
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Berdasarkan hasil diatas menunjukkan bahwa masingmasing mean empirik pada setiap komponen lebih tinggi dari pada mean teoritisnya maka pada setiap komponen dari self-compassion mahasiswa memiliki kecenderungan tinggi pada setiap komponen. Rentang yang paling tinggi adalah common humanity vs isolation diikuti mindfullnes vs over-identification kemudian self-kindness vs self-judgement. Berikut hasil uji one sample t-test pada setiap komponen self-compassion : Tabel 4.8 Uji One Sample T-test pada komponen self-compassion One-Sample Test Test Value = 0 t df
Self-kindness vs 72,027 149 self-judgement Common humanity 73,962 149 vs Isolation Mindfullness vs 74,034 149 Over-identification
Sig. (2tailed)
Mean 95% Confidence Interval Difference of the Difference Lower Upper
,000
20,080
19,53
20,63
,000
20,440
19,89
20,99
,000
20,173
19,63
20,71
Hasil diatas menunjukkan bukti yang semakin kuat bahwa mahasiswa memiliki kecenderungan yang tinggi pada masingmasing komponen dalam self-compassion. Selain itu terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empirik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
d. Analisis deskriptif berdasarkan usia, jenis kelamin, tempat tinggal dan suku. 1. Analisi deskriptif berdasarkan Usia. Responden dalam penelitian ini memiliki usia dari 17-24 tahun. Berikut Analisis deskriptif subjek penelitian berdasarkan usia : Tabel 4.9 Analisis deskriptif pada self-compassion berdasarkan usia 17-20
Usia Parameter statistik
17
18
19
20
Teoritik Empirik Teoritik Empirik Teoritik Empirik Teoritik Empirik N
1
1
3
3
18
18
58
58
Min
18
69
18
60
18
33
18
34
Max
90
69
90
67
90
73
90
83
Mean
54
69,00
54
62,33
54
56,11
54
61,10
SD
12
-
12
4,041
12
10,064
12
9,419
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa pada setiap umur memiliki mean empirik yang lebih tinggi dari pada mean teoritik sehingga dapat dikatakan bahwa self-compassion mahasiswa
pada
umur
17-20
tahun
cenderung
tinggi.
Pengecualian ada pada umur 17 tahun karena responden dalam umur
ini
hanya
membuktikan.
satu
sehingga
sulit
untuk
dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Tabel 4.10 Analisis deskriptif pada self-compassion berdasarkan usia 21-24 tahun Usia Parameter statistik
21
22
23
24
Teoritik Empirik Teoritik Empirik Teoritik Empirik Teoritik Empirik N
47
47
12
12
4
4
5
5
Min
18
46
18
41
18
58
18
55
Max
90
74
90
72
90
68
90
69
Mean
54
60,79
54
61,58
54
63.25
54
61,20
SD
12
7,538
12
9,78
12
4,113
12
6,870
Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa pada setiap umur memiliki mean empirik yang lebih tinggi dari pada mean teoritik sehingga dapat dikatakan bahwa self-compassion mahasiswa pada umur 21-24 tahun cenderung tinggi. Berikut hasil uji one sample t-test pada self-compassion berdasarkan usia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Tabel 4.11 Uji One Sample T-Test berdasarkan Usia pada self-compassion One-Sample Test Test Value = 0 t
df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun 23 tahun 24 tahun
26,714 23,655 49,403 55,284 21,805 30,756 19,919
2 17 57 46 11 3 4
,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
62,333 56,111 61,103 60,787 61,583 63,250 61,200
Upper
52,29 51,11 58,63 58,57 55,37 56,71 52,67
Berdasarkan hasil penghitungan one sample t-test pada setiap umur diperoleh hasil untuk responden dalam tiap-tiap usia memiliki perbedaan yang signifikan dengan antara nilai teoritik dan nilai empirik. Selain itu tidak adanya nilai minus pada mean difference menunjukkan bahwa self-compassion pada setiap usia cenderung tinggi. Berdasarkan semua penghitungan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa self-compassion pada mahasiswa usia 17-24 tahun cenderung tinggi dengan bukti bahwa setiap nilai empirik pada setiap usia cenderung tinggi. Selain itu terdapat perbedaan yang signifikan pada setiap usia dengan nilai signifikansi 0,0000,001. Selanjutnya hasil analisis deskriptif pada keterhubungan manusia pada alam berdasarkan usia :
72,37 61,12 63,58 63,00 67,80 69,79 69,73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Tabel 4.12 Analisis deskriptif keterhubungan manusia pada alam dengan usia 17-20 tahun Usia
Parameter 17
statistik
18
19
20
Teoritik Empirik Teoritik Empirik Teoritik Empirik Teoritik Empirik N
1
1
3
3
18
18
58
58
Min
18
74
18
52
18
43
18
57
Max
90
74
90
74
90
85
90
94
Mean
60
74,00
60
62,33
60
68,56
60
72,29
SD
12
12 11,060 12 11,057 12 Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa pada
7,669
setiap umur memiliki mean empirik yang lebih tinggi dari pada mean teoritik sehingga dapat dikatakan bahwa keterhubungan manusia pada alam yang dimiliki mahasiswa pada umur 17-20 tahun cenderung tinggi. Tabel 4. 13 Analisis deskriptif keterhubungan manusia pada alam dengan usia 21-24 tahun Usia Parameter statistik
21
22
23
24
Teoritik Empirik Teoritik Empirik Teoritik Empirik Teoritik Empirik
N
47
47
12
12
4
4
5
5
Min
18
48
18
64
18
50
18
56
Max
90
86
90
84
90
90
90
82
Mean
60
70,02
60
73,25
60
74,75
60
71,60
SD
12
8,438
12
6,398
12
17,231
12
10,310
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa pada setiap umur memiliki mean empirik yang lebih tinggi dari pada mean teoritik sehingga dapat dikatakan bahwa keterhubungan
manusia
pada
alam
yang
dimiliki
mahasiswa pada umur 21-24 tahun cenderung tinggi. Berikut uji one sample t-test keterhubungan manusia pada alam berdasarkan usia :
Tabel 4.14 Uji One Sampe T-Test berdasarkan Usia pada keterhubungan manusia pada alam One-Sample Test Test Value = 0 t
18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun 23 tahun 24 tahun
9,761 26,305 71,795 56,892 39,661 8,676 15,529
df
Sig. (2tailed) 2 17 57 46 11 3 4
,010 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000
Mean Difference 62,333 68,556 72,293 70,021 73,250 74,750 71,600
95% Confidence Interval of the Difference Lower 34,86 63,06 70,28 67,54 69,19 47,33 58,80
Upper 89,81 74,05 74,31 72,50 77,31 102,17 84,40
Berdasarkan hasil penghitungan one sample t-test pada setiap umur diperoleh hasil untuk responden dalam tiap-tiap usia memiliki perbedaan yang signifikan dengan antara nilai teoritik dan nilai empirik. Selain itu tidak adanya nilai minus pada mean difference menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
bahwa keterhubungan manusia pada alam pada setiap usia cenderung tinggi. Berdasarkan semua penghitungan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa keterhubungan manusia pada alam yang dimiliki mahasiswa dengan usia 17-24 tahun cenderung tinggi dengan bukti bahwa setiap nilai empirik pada setiap usia cenderung tinggi. Selain itu terdapat perbedaan yang signifikan pada setiap usia dengan nilai signifikansi 0,000-0,010. Pengecualian ada pada umur 17 tahun karena responden dalam umur ini hanya satu sehingga sulit untuk dikatakan membuktikan. 2. Analisis deskriptif Berdasarkan Jenis Kelamin pada SCS Berikut merupakan hasil analisis deskriptif pada selfcompassion berdasarkan jenis kelamin : Tabel 4.15 Uji Statistik Independent Sample T-Test Jenis Kelamin pada self-compassion
JK L P
N 47 103
Mean 61,85 60,17
SD
Levene’s Test For Equality of Variances
t-test For Equality of Means
F
Sig.
t
Sig (2tailed)
2,643
,106
1,099
,273
7,120 9,343
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui probabilitasnya sebesar 0,106 kemudian nilai F sebesar 2,643. Nilai P yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
lebih besar dari pada 0,05 menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki varian yang sama. Sedangkan nilai 0,273 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. 3. Analisis deskriptif berdasarkan Tempat tinggal pada NRS Berikut
adalah
hasil
analisis
deskriptif
variabel
keterhubungan manusia pada alam berdasarkan tempat tinggal asal dan tempat tinggal sekarang : Tabel 4.16 Uji statistik Independent Sample T-Test Tempat Tinggal Asal Levene’s Test For Equality of
Tempat tinggal
N
Mean
t-test For Equality of Means
Variances
SD
asal
Pedesaan
25
71,44
8,377
Perkotaan
69
71,80
9,273
Berdasarkan
Sig (2-
F
Sig.
t
,152
,697
-,169
hasil
diatas
dapat
tailed) ,866
diketahui
probabilitasnya sebesar 0,697 kemudian nilai F sebesar 0,152. Nilai P yang lebih besar dari pada 0,05 menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki varian yang sama. Sedangkan nilai 0,866 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Selanjutnya adalah uji independent sample t-test berdasarkan tempat tinggal sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Tabel 4.17 Uji statistik Independent Sample T-Test Tempat Tinggal Sekarang Levene’s Test For Equality of
Tempat tinggal
N
Mean
Sekarang 72
72,07
8,531
Perkotaan
27
71,00
9,475
of Means
Variances
SD
Pedesaan
t-test For Equality
F
Sig.
t
.001
,972
,539
Sig (2tailed) ,591
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui probabilitasnya sebesar 0,972 kemudian nilai F sebesar 0,001. Nilai P yang lebih besar dari pada 0,05 menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki varian yang sama. Sedangkan nilai 0,591 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. 4. Analisis deskriptif berdasarkan suku Responden dalam penelitian berasal dari berbagai asal suku. Berikut Analisis deskriptif subjek penelitian berdasarkan suku : Tabel 4.18 Analisis Deskriptif pada self-compassion (SCS) berdasarkan suku Parameter statistik N Min Max Mean SD
Suku Jawa T E 106 106 18 33 90 83 54 60,07 12 9,277
Tionghua T E 9 9 18 44 90 72 54 64,44 12 8,575
Keterangan T=teoritik, E=empirik
Bali T E 8 8 18 47 90 72 54 59,87 12 8,610
Batak T E 4 4 18 52 90 73 54 62,50 12 9,327
Campuran T E 11 11 18 50 90 73 54 62,45 12 6,714
Lain-lain T E 12 12 18 50 90 82 54 63,33 12 8,742
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan perbedaan suku memiliki mean empirik yang lebih tinggi dari pada mean teoritik sehingga dapat dikatakan bahwa self-compassion
mahasiswa pada setiap asal suku
cenderung tinggi. Rentang antara nilai teoritik dan empirik yang paling kecil diketemukan pada mahasiswa yang berasal dari suku Bali. Berikut hasil uji One Sampe T-Test berdasarkan Suku pada self-compassion : Tabel 4.19 Uji One Sampe T-Test berdasarkan Suku pada self-compassion
One-Sample Test Test Value = 0 t
df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
Jawa
67,026
105
,000
60,066
58,29
61,84
Tionghua
22,547
8
,000
64,444
57,85
71,04
Bali
19,670
7
,000
59,875
52,68
67,07
Batak
13,401
3
,001
62,500
47,66
77,34
Campuran
30,853
10
,000
62,455
57,94
66,96
Lain-lain
25,096
11
,000
63,333
57,78
68,89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Berdasarkan hasil penghitungan one sample t-test pada setiap suku diperoleh hasil untuk responden dalam tiaptiap suku memiliki perbedaan yang signifikan dengan antara nilai teoritik dan nilai empirik ( p<0,05 ). Selain itu tidak adanya nilai minus pada mean difference menunjukkan bahwa self-compassion pada responden cenderung tinggi. Tabel 4.20 Analisis Deskriptif keterhubungan manusia pada alam berdasarkan suku Parameter statistik
Suku Jawa
Tionghua 9
T 8
18
54
90
78
E
Batak
Campuran
Lain-lain
4
T E 11 11
T 12
E 12
T E 106 106
T 9
Min
18
43
Max
90
94
Mean
60
70,89 60 71,11 60 72,63 60
SD
12
9,367 12 7,008 12 6,501 12 12,842 12 6,493 12 8,836
N
E
Bali 8
T 4
E
18
61
18
59
18
63
18
57
90
79
90
88
90
83
90
83
69,25
60 75,18 60 72,08
Keterangan T=teoritik, E=empirik
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa keterhubungan manusia pada alam yang dimiliki oleh responden cenderung tinggi. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai mean empirik yang lebih tinggi dari pada nilai mean teoritik. Berikut hasil Uji One Sampe T-Test berdasarkan suku pada keterhubungan manusia pada alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Tabel 4.21 Uji one sample t-test keterhubungan manusia pada alam berdasarkan suku One-Sample Test Test Value = 0 t
df
Sig. (2tailed)
Mean 95% Confidence Interval Difference of the Difference Lower
Jawa Tionghua Bali Batak Campuran Lain-lain
77,915 30,442 31,596 10,785 38,401 28,258
105 8 7 3 10 11
,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000
70,887 71,111 72,625 69,250 75,182 72,083
Upper
69,08 65,72 67,19 48,82 70,82 66,47
72,69 76,50 78,06 89,68 79,54 77,70
Hasil penghitungan one sample t-test pada setiap suku menunjukkan bahwa probabilitas responden dalam tiap-tiap suku berkisar antara 0,000 hingga 0,002 yang berarti setiap responden dalam suku yang berbeda memiliki perbedaan yang signifikan dengan antara nilai teoritik dan nilai empirik ( p<0,05 ). Selain itu tidak adanya nilai minus pada mean difference menunjukkan bahwa keterhubungan manusia pada alam pada responden dari berbagai suku cenderung tinggi
3. Hasil Analisis Data Penelitian a. Uji Asumsi Guna mendapatkan kesimpulan yang benar berdasarkan data yang ada dilakukan uji asumsi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
1. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso, 2010). Data terdistribusi normal jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0.05. Data dinyatakan terdistribusi tidak normal jika nilai signifikansinya kurang dari 0.05. Uji normalitas menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov. Berikut hasil Uji normalitas dalam penelitian ini :
Tabel 4. 22 Uji Normalitas NRS Kolmogorov-Smirnova
NRS
Statistic
df
Sig.
,066
150
,200*
Tabel 4. 23 Uji Normalitas SCS Kolmogorov-Smirnova
SCS
Statistic
df
Sig.
,058
150
,200*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Berdasarkan hasil uji normalitas nilai P lebih tinggi dari pada 0,05 maka diambil kesimpulan bahwa sebaran data pada kedua skala bersifat normal. 2. Uji Linearitas Uji linearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antar-variabel yang hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus atau tidak. Peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara lurus oleh peningkatan atau penurunan kuantitas pada variabel lainya (Santoso, 2010). Data dinyatakan linear apabila dua variabel memiliki signifikansi kurang dari 0.05. Berikut hasil Uji Linearitas dalam penelitian ini : Tabel 4. 24 Uji Linearitas pada SCS dan NRS ANOVA Table Sum of Squares (Combined) Between Groups
Linearity Deviation from Linearity
SCS * NRS
Within Groups Total
df
Mean Square
F
Sig.
3288,496
38
86,539
1,195
,236
575,598
1
575,598
7,947
,006
2712,898
37
73,322
1,012
,464
8039,398
111
72,427
11327,893
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Berdasarkan tabel diatas kedua skala bersifat linear hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,006 dengan begitu dapat diambil kesimpulan sementara bahwa ada hubungan antara self-compassion dan keterhubungan manusia pada alam. b. Uji Hipotesis Uji Hipotesis menggunakan uji korelasi product momen pearson
karena
sebaran
data
bersifat
normal.
Apabila
signifikansinya kurang dari 0,05 maka dikatkan kedua variabel memiliki korelasi namun apabila nilai signifikiansinya lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan kedua variabel tidak memiliki korelasi. Berikut hasil Uji korelasi dengan product momen pearson.
Tabel 4.25 Uji Korelasi antara SCS dan NRS Correlations SCS
NRS
1
,225**
Sig. (1-tailed) N
150
,003 150
Pearson Correlation
,225**
1
Sig. (1-tailed)
,003
N
150
Pearson Correlation SCS
NRS
150
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara self-compassion dan keterhubungan manusia pada alam. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yaitu 0,003 nilai ini kurang
dari 0,05. Selain itu
koefisien korelasi antara variabel keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion sebesar r = 0, 225 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kedua variabel cukup kuat. Selain itu berdasarkan r = 0,225 dapat diketahui koefisien determinasinya (r2) yaitu sebesar 5 %. Dengan demikian 5% merupakan sumbangan keterhubungan manusia pada alam terhadap self-compassion. C. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi antara kedua variabel sebesar 0,225. Nilai positif pada kekuatan korelasi menunjukkan bahwa tingginya skor pada variabel keterhubungan manusia pada alam memiliki korelasi dengan tingginya variabel self-compassion. Nilai koefisien antara kedua variabel digunakan untuk mencari koefisien determinasi (r2) yang menunjukkan sumbangan keterhubungan manusia pada alam ke selfcompassion yaitu sebesar 5%. Dengan demikian, ada sumbangan variable keterhubungan manusia pada alam ke variabel self-compassion seseorang. Nilai signifikansi sebesar 0,003 pada taraf signifikansi 0,05 menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
bahwa hasil penelitian terhadap sampel dapat diberlakukan terhadap populasi. Meskipun terdapat sumbangan sebesar 5%, namun sumbangan ini cenderung lemah. Setelah dilakukan kajian ulang, untuk menuju sikap yang membangun self-compassion perlu melakukan kegiatan secara khusus misalnya dengan melakukan refleksi dan meditasi ditaman yang asri. Ketika berada di alam seseorang akan lebih tenang dalam memahami pengalaman hidup yang tidak menyenangkan. Kondisi tersebut berdampak pada kemampuan reflektif individu (Mayer, Frantz, Bruelman & Dolliver 2009).
Kemampuan
reflektif
inilah
yang
memiliki
andil
untuk
meningkatkan self-compassion (Germer & Neff 2013). Hasil penghitungan pada masing-masing komponen pada skala NRS menunjukkan keterhubungan manusia pada alam tinggi pada setiap komponen. Pada komponen NRS diperoleh hasil mean teoritik NR-self = 24, NR-perspective = 18, NR-experience = 18, dengan nilai mean empirik menunjukkan dalam urutan yang sama yakni 28, 58, 23,00, 19,66. Rentang terjauh dimiliki oleh NR-perspective hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma memiliki kesadaran pandangan bahwa perilakunya dapat mempengaruhi pada semua mahkluk hidup di sekitarnya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa Aspek kognitif (Nature Relatedness – perspective) adalah bentuk kesadaran pandangan manusia kearah luar dirinya bahwa hubungannya dengan alam termanifestasi dalam perilakunya yang berpengaruh pada semua mahkluk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
hidup di alam (Nisbet, Zelenski, dan Murphy 2009). Bentuk kesadaran pandangan inilah yang berpengaruh cukup besar pada kecenderungan tingginya keterhubungan manusia pada alam yang dimiliki oleh mahasiswa. Pada komponen SCS menunjukkan nilai mean teoritik Selfkindness vs self-judgement = 18, Common humanity vs Isolation = 18, Mindfullness vs Over-identification =18. Nilai mean empirik dengan urutan yang sama 20,08, 20,44, 20,17. Hal ini menunjukkan bahwa rentang terjauh antar nilai mean terdapat pada komponen common humanity vs Isolation temuan ini menunjukkan bahwa mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma memiliki kesadaran bahwa kesalahan, penderitaan, perjuangan dan sulitnya kehidupan dialami oleh setiap manusia di dunia, sehingga ketika berada pada keadaan yang sulit subjek tetap memiliki keterhubungan sosial dengan orang lain. Sikap inilah yang berpengaruh pada kecenderungan tingginya self-compassion pada mahasiswa. Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa keterhubungan manusia pada alam memiliki peran dalam proses manusia memahami dan bersikap pada dirinya yang tercermin dalam self-compassion. Kamitsis dan Francis (2013) menemukan bahwa semakin besar ikatan seseorang dengan alam semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala spiritualitas. Penemuan ini menunjukkan bahwa hubungan manusia dengan alam merupakan komponen yang penting dalam orientasi spiritual seseorang (Kamitsis & Francis, 2013). Jadi, penilaian manusia pada alam dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
dimasukkan pula sebagai perasaan tanpa batas juga sebagai perasaan sebagai satu komunitas dan keterhubungan pada ruang atau benda di alam sama seperti keterhubungan manusia dengan manusia yang lain (Daniel, 2007). Adanya rasa keterhubungan dengan alam memberikan beberapa dampak yang signifikan dalam menjalani fungsi psikologis manusia terkait dengan manajemen stres, perasaan tenang, damai, bahkan hingga mempengaruhi diri sebagai pribadi. Mayer, Frantz, Bruelman & Dolliver (2009) menunjukkan bahwa individu yang memiliki rasa kesatuan dan keterhubungan dengan alam memiliki kesehatan mental yang lebih baik, cenderung tidak stress, tidak agresif, dan tidak cemas. misalnya mahasiswa yang memiliki rasa keterhubungan manusia pada alam akan lebih tenang ketika akan menghadapi ujian, mahasiswa akan cenderung mampu mengolah stresnya. Dalam penelitian lain, Mayer & Frants (2004) menemukan bahwa semakin kuat rasa keterhubungan manusia dengan alam, maka semakin urung manusia melukai alam (merusak) karena dengan melukai alam dia melukai dirinya sendiri. Boleh dikata melukai diri sendiri (perasaan maupun fisik) sama halnya melukai alam karena manusia juga bagian yang terintegrasi dengan alam. Maka seorang individu akan cenderung memperlakukan diri dengan baik dan penuh kasih sayang terhadap diri sendiri. Sikap yang demikian sejalan dengan salah satu komponen yang membentuk self-compassion yaitu self-kindness (kebaikan pada diri). Self-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
kindness merupakan sikap memperlakukan diri dengan kasih sayang tanpa menghakimi, mencerca diri dan menyakiti diri sendiri (Neff
2003a;
2003b). Dalam prosesnya sikap yang demikian berlaku juga pada orang lain mengingat bahwa orang lain juga manusia yang merupakan bagian terintegrasi dengan alam. Bentuk kesadaran ini akan membawa individu pada sudut pandang yang lebih luas dan positif terhadap orang lain (Mayer & Frants, 2004). Individu akan menyadari bahwa penderitaan, kesalahan, pengamalan yang tidak menyenangkan, penderitaan merupakan bagian dari kehidupan manusia secara umum sehingga, perasaan terisolasi urung muncul. Seorang individu akan cenderung melihat bahwa bukan hanya dirinya yang mengalami penderitaan dalam hidup, orang lain pun mengalami keadaan yang kurang lebih sama sehingga seseorang tidak merasa sendiri. Sikap demikian disebut oleh Neff (2003a,. 2003b) sebagai common humanity (rasa kemanusiaan). Neff (2003a., 2003b) menjelaskan common humanity dipahami sebagai bentuk kesadaran bahwa pengalaman diri (negatif maupun positif) merupakan bagian kecil dari pengalaman seluruh umat manusia sehingga individu tidak merasa terisolasi dan tidak menghakimi orang lain karena orang juga mengalami hal yang sama. Individu yang memiliki keterhubungan yang intim dengan alam juga memiliki pendirian akan tujuan hidup dan penerimaan diri (Nisbet, Zelenski, & Murphy, 2011). Ketika berada di alam seseorang akan lebih tenang dalam memahami pengalaman hidup yang tidak menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Kondisi tersebut berdampak pada kemampuan reflektif individu (Mayer, Frantz, Bruelman & Dolliver (2009). Selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh Martyn dan Brymer (2014) menunjukkan bahwa alam memberikan perasaan diperbaharui dan dipenuhi. Perasaan ini tidak lepas dari proses menyadari diri sebagai manusia. Penyadaran diri ini berimplikasi pada rendahnya tingkat kecemasan individu. Dalam penelitian yang sama, mereka yang memiliki mendapatkan nilai tinggi dalam skala keterhubungan manusia pada alam menceritakan bahwa alam membuat mereka menyadari keutuhan dirinya, karena alam menerima manusia sebagai adanya. Adanya kesadaran akan penerimaan diri, keutuhan diri, dampak pada kemampuan reflektif dan ketenangan dalam memahami pengalaman hidup yang tidak menyenangkan akan membuat seseorang menjadi lebih terbuka bahwa diri mengalami penderitaan tanpa adanya penyangkalan atau penolakan. Kesadaran akan penderitaan dalam hidup membawa individu termaksud tetap mengalami tanpa hanyut di dalamnya (Leary, Tate, Adams, Allen, & Hancock, 2007). Keadaan ini akan menciptakan resiliensi emosi dan membawa diri pada kesejahteraan diri yang terus dikembangkan. Sikap ini merupakan komponen lain dalam self-compassion
(Neff
2003a.,2003b).
Dalam
literaturnya
Neff
menjelaskan mindfulness, merupakan bentuk kesadaran dan keterbukaan bahwa diri mengalami penderitaan tanpa adanya penyangkalan ataupun penolakan (Neff 2003a.,2003b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Berkembangnya
self-compassion
pada
mahasiswa
psikologi
diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk menjadi professional helper. Menjadi professional helper berarti mampu menjalin relasi yang baik dengan klien dengan cara bersikap professional, penuh empati, berusaha memahami klien secara pribadi, menghargai dan mengutamakan kesejahteraan klien serta memiliki kemauan untuk menolong klien (Buku Pedoman Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma, 2009). Menurut penelitian ini ada korelasi keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion namun cenderung lemah. Dengan demikian keterhubungan manusia pada alam memberikan bantuan kecil bagi mahasiswa untuk mengembangkan self-compassion. Misalnya menjadikan ruang-ruang terbuka seperti taman, kebun, pantai, atau daerah pegunungan untuk melakukan kegiatan refleksi atau meditasi. Hasil analisis deskriptif pada SCS dan NRS berdasarkan usia menunjukkan bahwa perbedaan usia menunjukkan nilai mean empirik yang hampir sama, sehingga perbedaan cenderung tidak signifikan hal ini dimungkinkan karena responden dalam masa perkembangan yang sama yaitu dewasa awal. Akan tetapi bukti ini perlu ditelaah lebih lanjut karena jumlah responden dalam setiap
usia berbeda dengan perbedaan yang
timpang, seperti responden yang berumur 17 tahun hanya satu. Analisis
berdasarkan
jenis
kelamin
pada
self-compassion
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (p=0,273 lebih tinggi dari 0,05) antara jenis kelamin laki-laki (N=47, mean=61,85) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
perempuan (N=103 mean=60,17) dengan nilai mean yang lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki menunjukan bahwa self-compasion pada jenis kelamin laki-laki cenderung lebih tinggi. Keadaan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa perempuan lebih rendah self-compassion daripada laki-laki (Neff, 2003 a). Dalam penelitian ini asal suku menjadi hal yang diperhatikan untuk diukur perbedaanya secara sederhana. Penelitian ini menunjukkan bahwa self-compassion maupun keterhubungan manusia pada alam berdasarkan asal suku cenderung tinggi. Kondisi ini didasarkan pada nilai mean empirik yang lebih besar daripada mean teoritis. Selain itu diperkuat oleh mean difference yang bernilai positif. Perbedaan rentang antar asal suku menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat self-compassion maupun keterhubungan manusia pada alam pada masing-masing suku. Penelitian lintas budaya (Thailand, Amerika, Taiwan) mengenai self-compassion menunjukkan bahwa ada perbedaan self-compassion dalam budaya yang berbeda. Budaya dalam konteks ini dipahami sebagai budaya dalam arti luas, termasuk didalamnya agama dan sistem sosial (Neff, Pisitsungkagam, Hsieh. 2008). Selain itu dalam keterhubungan manusia pada alam, budaya juga menjadi faktor yang menentukan tingkat keterhubungan manusia pada alam. Mereka yang berasal dari budaya kolektif (sebagian besar wilayah Asia) akan cenderung tinggi dalam skor keterhubungan manusia pada alam (Mayer & Frantz, 2009; Nisbet. Zelenski, & Murphy 2009). Rentang terjauh pada self-compassion dimiliki oleh mereka yang berasal dari suku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Tionghua (10,44) dan rentang terjauh pada keterhubungan manusia pada lama terdapat pada mereka yang asal sukunya campuran yaitu 15,18 (BaliJawa, Jawa Tionghua, Manado-Dayak). Selain itu nilai mean difference yang positif menunjukkan bahwa responden yang berasal dari berbagai latar budaya yang berbeda di Indonesia cenderung tinggi dalam selfcompassion maupun keterhubungan manusia pada alam. Adanya perbedaan pada asal suku disebabkan adanya perbedaan nilai budaya yang merupakan cita-cita dan tujuan yang dilihat sebagai tuntunan prinsip hidup seseorang (Schultz 2002). Walaupun begitu hal ini perlu dikaji lebih jauh, dengan penelitian yang lebih mendetail. Karena kelemahan dalam analisis ini asal budaya memiliki jumlah yang berbeda dan timpang. Selain itu faktor budaya yang dianalisis hanya suku sedangkan banyak sekali faktor dari budaya. Analisis deskriptif berdasarkan tempat tinggal asal dan tempat tinggal
sekarang
dilakukan
untuk
mengetahui
perbedaan
tingkat
keterhubungan manusia pada alam. Berdasarkan dasar teori bahwa mereka yang sering kontak langsung dengan alam memiliki skor yang tinggi pada pengukuran mengenai keterhubungan manusia pada alam (Mayer & Frantz, 2009; Nisbet. Zelenski, & Murphy 2009). Mereka yang berasal dari pedesaan atau sekarang tinggal di daerah pedesaan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk kontak langsung dengan alam karena di daerah pedesaan pepohonan dan hewan yang tumbuh tanpa atau dengan bantuan manusia masih cukup banyak, sedangkan mereka yang berasal dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
perkotaan memiliki kesempatan yang lebih kecil karena daerah perkotaan lebih banyak terdapat bangunan, mobil, mesin-mesin yang tidak alami. Hasil analisa deskriptif terkait tempat tinggal sekarang dan tempat tinggal asal menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara mereka yang asalnya dan sekarang tinggal di daerah pedesaan dengan mereka yang asalnya dan sekarang tinggal di daerah perkotaan. Akan tetapi analisa ini tidak dapat dilakukan dari setiap responden karena beberapa responden tidak mengisi tempat tinggal asal dan sekarang atau hanya mengisi salah satu ini merupakan salah satu dari kelemahan penelitian ini. Banyak literatur menjelaskan bahwa alam memiliki pengaruh pada manusia bahkan hingga pada sisi kepribadian dan sikapnya. Oleh karena itu kembali menjalin relasi dengan alamnya akan membawa banyak dampak positif pada manusia termasuk kesehatan mental manusia. Selain itu dengan kembali terjalinnya hubungan manusia dengan alam akan membawa manusia pada kesadaran bahwa alam bukanlah lahan eksploitasi dengan adanya kesadaran ini seseorang akan bersikap pro-lingkungan seperti melakukan penanaman di hutan yang telah rusak, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan barang daur dan masih banyak lagi sikap-sikap pro-lingkungan. Penelitian ini menunjukkan ada sumbangan keterhubungan
pada
alam
terhadap
self-compassion
seseorang.
Kecenderungan tingginya self-compassion pada mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa urung untuk mencerca diri, menghakimi dirinya, merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
terisolasi dan cenderung untuk bersikap sayang pada diri dan memiliki cukup kesadaran bahwa diri sebagai manusia mengalami penderitaan, memiliki kelemahan dan melakukan kesalahan. Berkembangnya rasa keterhubungan pada alam dan self-compassion akan membawa manusia pada kesehatan mental dan kesadaran yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Hasil analisis membuktikan bahwa keterhubungan manusia pada alam memiliki hubungan dengan self-compassion. Bukti ditunjukkan dengan nilai signifikansi yaitu sebesar 0,003 pada taraf signifikansi 0,05 yang berarti hasil penelitian terhadap sampel dapat diberlakukan terhadap populasi. Selain itu koefisien korelasi sebesar r= 0,225 yang berarti koefisien determinasinya (r2) sebesar 5%. Lima persen (5%) merupakan sumbangan keterhubungan manusia pada alam terhadap self-compassion. Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara kedua variabel lemah. Nilai koefisien korelasi yang positif (+) menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel bersifat searah. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa ada korelasi yang lemah namun searah antara keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion. B. SARAN 1. Bagi penelitian berikutnya Menarik untuk mengkaji korelasi keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion dengan subjek yang berbeda dan bervariasi sehingga literatur mengenai korelasi keterhubungan manusia pada alam dengan self-compassion semakin banyak dan beragam. Selain itu penelitian eksperimen mengenai bagaimana keterhubungan manusia pada alam dapat mempengaruhi self-compassion menarik 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
untuk dilakukan sehingga proses aplikasi pada kehidupan sehari-hari menjadi lebih mudah dan jelas. 2. Bagi mahasiswa Penelitian ini menunjukkan bahwa kecenderungan keterhubungan manusia pada alam dan self-compassion pada mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma tinggi. Baik apabila hal ini terus dikembangkan dengan banyak melakukan meditasi, refleksi, dan diskusi. Selain itu memperbanyak interaksi dengan alam layak untuk dilakukan karena penelitian ini membuktikan bahwa keterhubungan manusia pada alam memiliki sumbangan terhadap self-compassion. 3. Bagi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa keterhubungan manusia pada alam
memiliki sumbangan terhadap self-compassion dapat
dijadikan salah satu acuan bagi fakultas untuk mendorong mahasiswa berinteraksi dengan alam karena dengan tingginya keterhubungan manusia pada alam maka self-compassion juga semakin tinggi. Kegiatan semacam ini baik dilakukan untuk mengembangkan kesehatan mental mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Pustaka Adika, S.T. (2013). Welas asih pada mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma. Skripsi yang tidak diterbitkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Alam. (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dipungut 8 April, 2016, Dari Http : / kbbi.web.id/alam. Barnard, L.K, & Curry, J. F (2011). Self-compassion : Conceptualizations, correlates, & Intervetions. Review of General Psychology, 15, 289-303. Brach, T. (2003). Radical Acceptance: Embracing Your Life With The Heart of A Buddha. New York, NY: Bantam. Breines, J. G., & Chen, S. (2012) Self-compassion increases self-improvement motivation. Doi : 10.1177/0146167212445599. Campbell, W. K., & Baumeister, R. F. (2001). Is loving the self necessary for loving another? An examination of identity and intimacy. In M. Clark & G. Fletcher (Eds.) Blackwell Handbook of Social Psychology (Vol.2): Interpersonal Processes (pp. 437-456). London: Blackwell. Clara, M. (2015) Whats is reflection? Looking for clarity in an ambiguous notion. Journal of Teacher Education : 66, 261-271. Creswell, J.W. (2011). Educational Research : Planing, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Educatio, Inc.
79
Boston : Pearson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Crocker, J., Luhtanen, R. K., Cooper, M. L., & Bouvrette, S. (2003). Contingencies of self-worth in college students: Theory and measurement. Journal of Personality and Social Psychology, 85, 894-908. Daniel, Dutcher D, James, Finley c., Luloff, A.E., Johnson Janet, Butolph, 2007. Connectivity with nature as a measure of enviromental values. Environ. Behav. 39, 474e493 Davis, J.L, Green,J.D, & Reed, A (2009). Interdependence with the environment : Commitment, Interconnectedness, And environmental behavior. Journal of Enviromental Psychology, 29, 173-180. Feldman, C. (2005). Compassion: Listening to the cries of the world. Berkeley, CA: Rodmell Press. Fisher, A (2013). Radical Ecopsychology 2nd edition. New York : SUNY press. Germer, C.K. & Neff, K.D. (2013). Self-compassion in clinical practice. Journal Of Clinical Psychology: In Session, 69(8), 1-12. Hofmann, S. G., Grossman, P., & Hinton, D. E. (2011). Loving-kindness and compassion meditation: Potential for psychological interventions. Clinical Psychology Review, 31, 1126–1132. Kamitsis.I & Francis A.J.P. (2013) Spirituality mediates the relationship between engagement with nature and psychological wellbeing. Journal of Enviromental Psychology : 36, 136-143. Kaplan R dan Kaplan S. (1989) The Experience of Nature : A Psychological perspective. Cambridge : Cambridge University Press
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Leijen, A., Lam, I., Robert, P., Simons, J., & Wildschut,L. (2008) Pendadogical practices of reflection in tertiary dance education. Journal of European Physical Education Review : 14, 223-241 Leary, M. R., Tate, E. B., Adams, C. E., Allen, A. B., & Hancock, J. (2007). Selfcompassion and reactions to unpleasant self-relevant events: The implications of treating oneself kindly. Journal of Personality and Social Psychology, 92, 887–904. Martyn,P & Brymer, E. 2014. The Relationship between Nature Relatedness and Anxiety. Journal of Healty Psychology, 1-10. Mayer, F.S., Frantz, C.M. (2004). The Connectedness to Nature Scale : A Measure of individual’s feeling in community with nature. Journal of Enviromental Psychology, 24, 504-515. Mayer, F.S., Frantz, C.M., Bruehlman-Senecal, E & Dloiver, K. (2009). Why is nature beneficial? The role of connectedness to nature. Environment and Behavior, 41. 607-643. Morf, C. C. & Rhodewalt, F. (2001). Unraveling the paradoxes of narcissism: A dynamic selfregulatory processing model. Psychological Inquiry, 12, 177196. Neff, K. D. (2003a). Development and validation of a scale to measure selfcompassion. Self and Identity, 2, 223–250. Neff, K. D. (2003b). Self-compassion: An alternative conceptualization of a healthy attitude toward oneself. Self and Identity, 2, 85–102.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Neff, K. D. (2009). Self-Compassion. In M. R. Leary & R. H. Hoyle (Eds.), Handbook of Individual Differences in Social Behavior (pp. 561-573). New York: Guilford Press. Neff, K. D. (2011). Self-compassion, self-esteem, and well-being. Social and Personality Psychology Compass, 5/1, 1–12 Neff, K.D, Hsieh Y & Dejitterat K. (2005). Self-compassion, Achievemnt Goals, and Coping with Academic Failure. Self and Identity, 4 263-287. Neff, K.D., Pisitsungkagarm, K., & Hseih,Y. (2008). Self-compassion and selfconstrual in the United States, Thailand, and Taiwan. Journal of CrossCultural Psychology, 39(3), 267-285. Neff, K. D & Pommier, E. (2012): The Relationship between Self-compassion and Other-focused Concern among College Undergraduates, Community Adults,
and
Practicing
Meditators,
Self
and
Identity,
DOI:10.1080/15298868.2011.649546 Nisbet, E. K., Zelenski, J. M., & Murphy, S. A. (2009). The nature relatedness scale: Linking individuals’ connection with nature to environmental concern and behavior. Environment and Behavior, 41, 715e740 Nisbet, E. K., Zelenski, J. M., & Murphy, S. A. (2011). Happiness is in our nature: Exploring nature relatedness as a contributor to subjective wellbeing. Journal of Happiness Studies, 12, 303e322. Restall, B & Conrad, E. (2015). A literature review of connectedness to nature and it’s potential for Enviromental management. Journal of enviromental management, 1-15.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Salzberg, S. (2005). The force of kindness: Change your life with love and compassion. Boulder, CO: Sounds True. Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Santrock, J.W. (2010). Life-span development (ed. ke-13). New York: McGrawHill. Schultz, P.W. (2002).Environmental attitudes and behaviors across cultures. Online
readings
in
psychology
and
culture,
8(1).
Http
:
//
dx.doi.org/10.9707/2307-0919.1070 S. Joseph (Ed.), Positive psychology in practice (hlm. 181-196). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Supratiknya, A. (2014), Pengukuran Psikologis. Yogyakarta : Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
LAMPIRAN NATURE RELATEDNESS SCALE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nature Relatedness Scale Instructions: For each of the following, please rate the extent to which you agree with each statement, using the scale from 1 to 5 as shown below. Please respond as you really feel,rather than how you think “most people” feel. 1 Disagree strongly
2 Disagree a little
3 Neither Agree or disagree
1. I enjoy being outdoors, even in ___ unpleasant weather.
4 Agree a little
5 Agree strongly
12. I am not separate from nature, ___ but a part of nature.
2. Some species are just meant to die out or become extinct.
___
13. The thought of being deep in the woods, away from civilization, is frightening.
3. Humans have the right to use natural resources any way we want.
___
14. My feelings about nature do not affect how I live my life.
___
4. My ideal vacation spot would be a remote, wilderness area.
___
15. Animals, birds and plants should have fewer rights than humans.
___
5. I always think about how my actions affect the environment.
___
16. Even in the middle of the city, I notice nature around me.
___
___
6. I enjoy digging in the earth and ___ getting dirt on my hands.
17. My relationship to nature is an ___ important part of who I am.
7. My connection to nature and the ___ environment is a part of my spirituality.
18. Conservation is unnecessary because nature is strong enough to recover from any human impact.
___
8. I am very aware of environmental issues.
___
19. The state of non-human species ___ is an indicator of the future for humans.
9. I take notice of wildlife wherever I am.
___
20. I think a lot about the suffering ___ of animals.
10. I don’t often go out in nature.
___
11. Nothing I do will change problems in other places on the planet.
21. I feel very connected to all living things and the earth. ___
86
___
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN SELF-COMPASSION SCALE
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Self-Compassion Scale HOW I TYPICALLY ACT TOWARDS MYSELF IN DIFFICULT TIMES Please read each statement carefully before answering. To the left of each item, indicate how often you behave in the stated manner, using the following scale: Almost
Almost
never
always
1
2
3
4
5
___1. I’m disapproving and judgmental about my own flaws and inadequacies. ___2. When I’m feeling down I tend to obsess and fixate on everything that’s wrong. ___3. When things are going badly for me, I see the difficulties as part of life that everyone goes through. ___4. When I think about my inadequacies, it tends to make me feel more separate and cut off from the rest of the world. ___5. I try to be loving towards myself when I’m feeling emotional pain. ___6. When I fail at something important to me I become consumed by feelings of inadequacy. ___7. When I'm down and out, I remind myself that there are lots of other people in the world feeling like I am. ___8. When times are really difficult, I tend to be tough on myself. ___9. When something upsets me I try to keep my emotions in balance. ___10. When I feel inadequate in some way, I try to remind myself that feelings of inadequacy are shared by most people.
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
___11. I’m intolerant and impatient towards those aspects of my personality I don't like. ___12. When I’m going through a very hard time, I give myself the caring and tenderness I need. ___13. When I’m feeling down, I tend to feel like most other people are probably happier than I am. ___14. When something painful happens I try to take a balanced view of the situation. ___15. I try to see my failings as part of the human condition. ___16. When I see aspects of myself that I don’t like, I get down on myself. ___17. When I fail at something important to me I try to keep things in perspective. 63 ___18. When I’m really struggling, I tend to feel like other people must be having an easier time of it. ___19. I’m kind to myself when I’m experiencing suffering. ___20. When something upsets me I get carried away with my feelings. ___21. I can be a bit cold-hearted towards myself when I'm experiencing suffering. ___22. When I'm feeling down I try to approach my feelings with curiosity and openness. ___23. I’m tolerant of my own flaws and inadequacies. ___24. When something painful happens I tend to blow the incident out of
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
proportion. ___25. When I fail at something that's important to me, I tend to feel alone in my failure. ___26. I try to be understanding and patient towards those aspects of my personality I don't like.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN SKALA SELF-COMPASSION DAN KETERHUBUNGAN MANUSIA PADA ALAM
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKA ALA PENE ELITIAN
Oleh : D Diadaptasi Yooannes A Cu urce Vita Dharmaadi D i Suyanto 0991140 065
FAKULTAS PS SIKOLOGII UNIVERS SITAS SAN NATA DHA ARMA Y YOGYAKA ARTA 2016 6
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengantar Pada kesempatan ini, perkenankan saya selaku peneliti dan mahasiswa dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma memohon izin kepada saudara/i untuk membantu saya dalam pengambilan data pada penelitian saya. Penelitian ini bertujuan untuk meyelesaikan tanggung jawab saya sebagai seorang mahasiswa. Oleh karena itu, saya meminta kesediaan saudara/i untuk mengisi skala di bawah ini. Booklet ini terdiri dari 2 skala, yaitu Self-Compassion Scale (SCS) dan Nature Relatedness Scale (NRS). Saya pun memohon kepada saudara/i untuk mengisi skala ini dengan lengkap tanpa ada yang terlewat satu pernyataan pun. Informasi yang saudara/i berikan dengan jujur, spontan, dan apadanya. kepada saya akan menjadi informasi yang sangat berharga untuk penelitian saya. Jawaban yang paling tepat adalah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri saudara/i dan situasi yang sebenarnya. Saya memahami bahwa data atau informasi yang saudara/i berikan bersifat pribadi. Oleh karena itu, saya menjamin kerahasiaan identitas diri dan jawaban yang anda berikan pada skala ini. Atas kesediaan saudara/i membantu saya dalam penelitian ini, maka saya mengucapkan banyak terima kasih. Hormat saya,
Yoannes A Curce Vita D. S
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pernyataan Kesediaan Subjek Penelitian Saya telah membaca dan memahami penjelasan tentang pengisian skala ini, dan saya bersedia untuk mengisi skala ini sesuai dengan keadaan diri saya yang sebenarnya dan tanpa ada yang terlewat satu pun. Saya berharap jawaban yang saya berikan tidak disalahgunakan dan tidak dipergunaan untuk kepentingan dalam penelitian saja. Yogyakarta, ……………….. 2016 Menyetujui,
Tanda tangan
Identitas Subjek Usia
:
Jenis kelamin
:
Tempat tinggal sekarang
:
Tempat tinggal asal
:
Suku
:
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skala A Self-compassion
Bagaimana saya menyikapi diri saya ketika berada pada keadaan yang sulit Silahkan membaca dengan teliti sebelum menjawab. Pada sebelah kanan setiap item, menunjukkan seberapa sering anda bersikap atas perilaku yang tertera, dan seberapa sering anda menggunakan cara untuk bersikap, dengan skala berikut :
Hampir selalu 1
Hampir tidak pernah 2
3
4
5
Petunjuk cara pengisian : Berikan tanggapan sesuai dengan apa yang benarbenar sesuai dengan diri anda, dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Apabila anda keliru dalam memberi tanda silang dan ingin mengoreksi, maka berilah tanda sama dengan (=) pada jawaban yang tidak sesuai. Lalu berilah tanda silang (X) kembali pada jawaban yang anda anggap benar dan paling sesuai dengan diri anda. -Selamat Mengerjakan-
No 1
Pernyataan
1 2 3 4 5
Saya mencela dan menghakimi kekurangan dan kelemahan pada diri saya.
2
Ketika saya terpuruk, saya cenderung terpaku dan terobsesi bahwa segala segala sesuatu salah
3
Saya memandang kesulitan sebagai bagian dari kehidupan yang dilalui setiap orang, ketika hal buruk terjadi pada diri saya
4
Saya cenderung merasa terisolasi dari dunia ketika saya memikirkan mengenai kekurangan saya.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Saya mencoba mencintai diri saya ketika perasaan saya terluka
6
Ketika saya gagal dalam melakukan hal yang penting bagi saya, saya hanyut oleh perasaan kekurangan saya.
7
Ketika saya sedih dan terpuruk, saya mengingatkan diri saya bahwa banyak orang didunia ini merasakan hal yang sama seperti yang saya rasakan.
8
Ketika keadaan menjadi sulit, saya cenderung bersikap keras pada diri saya
9
Ketika keadaan tidak terkendali, saya mencoba menjaga emosi saya tetap seimbang.
10
Ketika
saya
merasa
kekurangan,
saya
mencoba
mengingatkan diri saya bahwa perasaan kekurangan itu juga dirasakan oleh banyak orang. 11
Saya tidak tolerant dan tidak sabar terhadap aspek dari kepribadian yang tidak saya sukai.
12
Ketika saya akan melalui masa yang berat, saya memberi perhatian dan kelembutan pada diri saya
13
Ketika saya merasa terpuruk, saya cenderung merasa bahwa orang lain lebih bahagia dari saya
14
Ketika
sesuatu
yang
menyakitkan
terjadi,
saya
memandang situasi dengan lebih seimbang. 15
Saya mencoba melihat kegagalan saya adalah bagian dari kondisi manusia pada umumnya
16
Ketika saya memandang aspek yang tidak saya sukai dalam diri saya, saya mulai merasa terpuruk.
17
Ketika saya gagal dalam hal yang penting bagi saya, saya mencoba mempertahankan segala sesuatu pada tempatnya
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Ketika saya berjuang, saya cenderung merasa bahwa orang lain pasti memiliki keadaan yang lebih mudah pada situasi yang sama
19
Saya bersikap baik pada diri saya ketika saya mengalami keterpurukan
20
Ketika sesuatu menganggu saya, saya terhanyut dalam perasaan saya
21
Saya dapat menyikapi diri saya dengan “dingin” ketika saya mengalami keterpurukan
22
Ketika saya merasa terpuruk, saya mencoba mendekati perasaan saya dengan keingintahuan dan keterbukaan
23
Saya tolerant terhadap kekurangan saya
24
Ketika sesuatu yang menyakitkan terjadi, saya cenderung membesar-besarkannya
25
Ketika saya gagal pada hal yang penting bagi diri saya, saya cenderung merasa sendirian dalam kegagalan saya
26
Saya mencoba memahami dan bersabar terhadap aspek kepribadian yang tidak saya sukai
Periksalah kembali dan jangan ada satu pun yang terlewat, Terima kasih.
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skala B Nature Relatedness Scale Petunjuk : Berikan nilai seberapa jauh anda setuju dengan pernyataan pada setiap nomor, dengan menggunakan skala dari satu (1) sampai lima (5). Berikan tanggapan sesuai dengan apa yang anda benar-benar rasakan, dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Apabila anda keliru dalam memberi tanda silang dan ingin mengoreksi, maka berilah tanda sama dengan (=) pada jawaban yang tidak sesuai. Lalu berilah tanda silang (X) kembali pada jawaban yang anda anggap benar dan paling sesuai dengan diri anda. 1
2
Sangat
3
Tidak setuju
4
Netral
5
Setuju
Sangat Setuju
tidak setuju
No
Pernyataan
1 2 3 4 5
1
Saya menikmati ketika berada diluar ruangan, walaupun
dalam keadaan cuaca yang kurang bagus. 2
Beberapa jenis hewan dan tumbuhan ditakdirkan untuk mati atau punah
3
Manusia memiliki hak untuk menggunakan sumber daya alam dengan cara apapun yang manusia inginkan
4
Lokasi rekreasi yang ideal menurutku, adalah hutan
5
Saya selalu berpikir mengenai apakah tindakan saya
mempengaruhi alam atau tidak 6
Saya menikmati kegiatan menggali tanah dan mendapati tangan saya kotor
7
Hubungan saya dengan alam dan lingkungan merupakan bagian dari spiritualitas saya
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
8
Saya sangat menyadari adanya isu‐isu lingkungan
9
Saya memperhatikan margasatwa dimanapun saya
11 Tidak ada hal yang dapat saya lakukan yang akan
18 Pelestarian alam tidak perlu untuk segera dilakukan
berada 10 Saya jarang berpergian ke alam
mengubah masalah di muka bumi. 12 Saya tidak terpisah dari alam, tetapi saya adalah bagian dari alam 13 Pemikiran untuk berada di hutan yang jauh dari pemukiman merupakan hal yang menakutkan 14 Perasaan saya mengenai alam tidak mempengaruhi bagaimana saya hidup 15 Hewan, burung dan tumbuhan seharusnya memiliki hak yang lebih kecil daripada manusia 16 Walaupun di tengah kota, saya memperhatikan alam disekitar saya 17 Hubungan saya dengan alam, merupakan bagian penting dari siapa diri saya
karena alam itu cukup kuat untuk pulih dari segala pengaruh tindakan manusia. 19 Keadaan dari mahkluk hidup lain selain manusia, merupakan indikator dari masa depan untuk manusia 20 Saya selalu memikirkan penderitaan yang dialami oleh para hewan 21 Saya merasa mempunyai hubungan yang erat dengan semua mahkluk hidup dan bumi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Periksalah kembali dan jangan ada satu pun yang terlewat, Terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN HASIL UJI COBA
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Semua item SCS Case Processing Summary
Cases
N
%
Valid
50
100,0
Excludeda
0
,0
Total
50
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items
,857
,853
26
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
i1
85,04
126,774
,310
,734
,855
i2
84,50
121,316
,566
,749
,847
i3
84,30
127,765
,285
,677
,856
i4
84,78
119,440
,540
,626
,847
i5
84,40
129,388
,192
,571
,859
i6
84,88
121,577
,593
,705
,847
i7
84,70
128,051
,252
,640
,857
i8
85,30
131,520
,076
,712
,863
i9
84,32
126,385
,405
,638
,853
i10
84,60
125,306
,471
,596
,851
i11
84,86
119,633
,529
,833
,848
i12
84,76
132,309
,068
,738
,861
i13
84,80
118,980
,649
,812
,844
i14
84,88
130,108
,215
,580
,857
i15
84,54
126,621
,383
,679
,853
i16
84,64
122,562
,554
,691
,848
i17
84,76
130,349
,154
,754
,860
i18
85,00
121,959
,500
,671
,849
i19
84,74
125,135
,434
,624
,852
i20
85,24
122,309
,489
,585
,850
i21
85,36
126,602
,251
,684
,858
i22
84,54
123,886
,426
,555
,852
i23
84,74
119,625
,677
,750
,844
i24
84,52
119,234
,561
,803
,847
i25
85,14
116,082
,643
,737
,843
i26
84,66
131,902
,093
,604
,860
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah item nomor 5, 8, 12, 14, 17, 26 dihapuskan
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items ,878
,877
20
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
i1
64,84
109,076
,270
,674
,879
i2
64,30
103,235
,569
,678
,869
i3
64,10
109,724
,258
,652
,879
i4
64,58
101,024
,564
,605
,869
i6
64,68
102,712
,640
,631
,867
i7
64,50
109,724
,240
,573
,880
i9
64,12
108,598
,366
,453
,875
i10
64,40
107,388
,445
,540
,873
i11
64,66
102,923
,474
,705
,872
i13
64,60
100,204
,698
,732
,864
i15
64,34
108,923
,339
,579
,876
i16
64,44
103,762
,594
,611
,869
i18
64,80
103,551
,516
,490
,871
i19
64,54
107,396
,400
,419
,874
i20
65,04
103,427
,528
,535
,870
i21
65,16
106,464
,325
,513
,878
i22
64,34
105,821
,417
,437
,874
i23
64,54
101,519
,689
,599
,865
i24
64,32
100,222
,614
,744
,867
i25
64,94
98,221
,654
,710
,865
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah dihapuksn item 5, 8, 12, 14, 17, 26, 7,
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items ,880
,878
19
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
i1
61,38
103,098
,301
,654
,880
i2
60,84
98,056
,565
,658
,871
i3
60,64
104,847
,227
,639
,882
i4
61,12
95,496
,580
,590
,870
i6
61,22
97,400
,645
,630
,869
i9
60,66
103,249
,363
,453
,878
i10
60,94
102,588
,409
,458
,876
i11
61,20
97,306
,490
,681
,874
i13
61,14
95,266
,685
,731
,867
i15
60,88
103,577
,335
,555
,878
i16
60,98
98,387
,600
,606
,870
i18
61,34
98,556
,502
,473
,873
i19
61,08
102,238
,388
,417
,877
i20
61,58
97,881
,544
,521
,872
i21
61,70
100,663
,345
,482
,880
i22
60,88
100,679
,407
,424
,877
i23
61,08
96,238
,694
,596
,867
i24
60,86
95,102
,612
,729
,869
i25
61,48
92,989
,659
,659
,867
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah dihapuskan item 5, 8, 12, 14, 17, 26, 7, 3
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items ,882
,880
18
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
i1
57,52
97,683
,338
,571
,881
i2
56,98
93,408
,566
,646
,874
i4
57,26
90,441
,604
,541
,872
i6
57,36
92,521
,661
,630
,871
i9
56,80
98,653
,354
,431
,881
i10
57,08
98,442
,371
,387
,880
i11
57,34
92,515
,499
,636
,876
i13
57,28
90,940
,673
,726
,870
i15
57,02
99,285
,306
,494
,882
i16
57,12
93,944
,589
,606
,873
i18
57,48
93,928
,501
,473
,876
i19
57,22
97,767
,373
,409
,880
i20
57,72
92,981
,559
,519
,874
i21
57,84
95,974
,345
,462
,882
i22
57,02
96,387
,386
,417
,880
i23
57,22
91,889
,680
,590
,870
i24
57,00
90,327
,623
,724
,871
i25
57,62
87,996
,682
,645
,868
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Semua item NRS
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items ,895
,905
21
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
i1
69,94
128,507
,468
,512
,891
i2
70,50
135,724
,067
,440
,906
i3
69,56
130,047
,344
,540
,895
i4
70,30
126,500
,514
,670
,890
i5
69,78
125,155
,751
,799
,885
i6
70,34
125,494
,485
,757
,891
i7
69,94
124,507
,632
,717
,886
i8
69,70
124,255
,664
,762
,886
i9
70,28
126,042
,507
,774
,890
i10
69,82
127,742
,426
,564
,892
i11
69,38
126,853
,564
,667
,889
i12
69,44
123,558
,726
,753
,884
i13
70,28
126,900
,425
,684
,893
i14
69,94
130,221
,396
,544
,893
i15
69,44
129,231
,430
,673
,892
i16
69,74
127,911
,698
,662
,887
i17
69,84
125,402
,668
,737
,886
i18
69,02
128,632
,469
,586
,891
i19
69,50
127,357
,548
,511
,889
i20
69,96
124,692
,584
,636
,888
i21
70,10
125,520
,720
,745
,885
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah item 2 dihapuskan
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items ,906
,911
20
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
i1
67,10
124,704
,478
,512
,903
i3
66,72
127,553
,296
,486
,908
i4
67,46
122,662
,526
,643
,902
i5
66,94
121,527
,756
,795
,897
i6
67,50
121,194
,516
,741
,902
i7
67,10
120,663
,648
,716
,898
i8
66,86
120,286
,686
,757
,897
i9
67,44
121,966
,530
,770
,902
i10
66,98
123,571
,451
,564
,904
i11
66,54
123,764
,540
,666
,901
i12
66,60
120,327
,711
,753
,897
i13
67,44
123,027
,438
,684
,905
i14
67,10
127,071
,373
,542
,905
i15
66,60
125,959
,414
,664
,904
i16
66,90
124,500
,687
,650
,899
i17
67,00
121,673
,678
,730
,898
i18
66,18
125,579
,442
,553
,904
i19
66,66
123,739
,550
,508
,901
i20
67,12
120,557
,612
,628
,899
i21
67,26
121,666
,738
,744
,897
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN DATA DESKRIPTIF
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DESKRIPTIF DATA PENELITIAN SCS Descriptive Statistics N SCS Valid N (listwise)
Minimum Maximum 150
33
83
Mean 60,69
Std. Deviation 8,719
150
Teoritis SCS Min = jml item × skor terendah = 18 × 1 = 18 Max = jml item × skor tertinggi = 18 × 5 = 90 Mean = (max + min) / 2 = (90 +18)/2 = 54 SD = (max – min) / 6 = (90 – 18)/ 6 = 12
NRS
Descriptive Statistics N NRS Valid N (listwise)
Minimum Maximum 150
43
94
150
NRS Min = jml item × skor terendah = 20 × 1 = 20 Max = jml item × skor tertinggi = 20 × 5 = 100 Mean = (max + min) / 2 = (100 + 20)/2 = 60 SD = (max – min) / 6 = (100 – 20)/ 6 = 13,333
110
Mean 71,24
Std. Deviation 8,769
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN DATA DESKRIPTIF USIA, JENIS KELAMIN, SUKU, TEMPAT TINGGAL
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan usia SCS
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
17 tahun
1
69
69
69,00
.
18 tahun
3
60
67
62,33
4,041
19 tahun
18
33
73
56,11
10,064
20 tahun
58
34
83
61,10
9,419
21 tahun
47
46
74
60,79
7,538
22 tahun
12
41
72
61,58
9,784
23 tahun
4
58
68
63,25
4,113
24 tahun
5
55
69
61,20
6,870
Valid N (listwise)
1
NRS Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
17 tahun
1
74
74
74,00
.
18 tahun
3
52
74
62,33
11,060
19 tahun
18
43
85
68,56
11,057
20 tahun
58
57
94
72,29
7,669
21 tahun
47
48
86
70,02
8,438
22 tahun
12
64
84
73,25
6,398
23 tahun
4
50
90
74,75
17,231
24 tahun
5
56
82
71,60
10,310
Valid N (listwise)
1
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Deskripsi berdasarkan perbedaan jenis kelamin SCS Group Statistics Jenis Kelamin SCS
Laki-laki Perempuan
N
Mean
Std. Deviation Std. Error Mean
47
61,85
7,120
1,039
103
60,17
9,343
,921
Deskripsi berdasarkan tempat tinggal asal dan tempat tinggal sekarang pada NRS Tempat tinggal sekarang Group Statistics Tempat tinggal sekarang NRS
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pedesaan
72
72,07
8,531
1,005
Perkotaan
27
71,00
9,475
1,823
Tempat tinggal asal Group Statistics Tempat tinggal Asal NRS
N
Mean
Std. Deviation Std. Error Mean
Pedesaan
25
71,44
8,377
1,675
Perkotaan
69
71,80
9,273
1,116
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan suku
NRS
Descriptive Statistics N Jawa
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
106
43
94
70,89
9,367
Tionghua
9
54
78
71,11
7,008
Bali
8
61
79
72,63
6,501
Batak
4
59
88
69,25
12,842
Campuran
11
63
83
75,18
6,493
Lain-lain
12
57
83
72,08
8,836
Valid N (listwise)
4
SCS Descriptive Statistics N Jawa
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
106
33
83
60,07
9,227
Tionghua
9
44
72
64,44
8,575
Bali
8
47
72
59,87
8,610
Batak
4
52
73
62,50
9,327
Campuran
11
50
73
62,45
6,714
Lain-lain
12
50
82
63,33
8,742
Valid N (listwise)
4
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN UJI ONE SAMPLE T-TEST KESELURUHAN DATA
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji T SCS One-Sample Statistics N SCS
Mean 150
60,69
Std. Deviation 8,719
Std. Error Mean ,712
One-Sample Test Test Value = 0 t
SCS
df
85,252
Sig. (2tailed) 149
Mean Difference
,000
60,693
95% Confidence Interval of the Difference Lower 59,29
Upper 62,10
Uji T NRS One-Sample Statistics N NRS
Mean 150
71,24
Std. Deviation 8,769
Std. Error Mean ,716
One-Sample Test Test Value = 0 t
NRS
99,499
df
Sig. (2tailed) 149
Mean Difference
,000
116
71,240
95% Confidence Interval of the Difference Lower 69,83
Upper 72,65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN UJI ONE SAMPLE T-TEST USIA DAN SUKU
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SCS Berdasarkan Usia
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
a
69,00
.
.
18 tahun
3
62,33
4,041
2,333
19 tahun
18
56,11
10,064
2,372
20 tahun
58
61,10
9,419
1,237
21 tahun
47
60,79
7,538
1,100
22 tahun
12
61,58
9,784
2,824
23 tahun
4
63,25
4,113
2,056
24 tahun
5
61,20
6,870
3,072
17 tahun
1
a. t cannot be computed because the sum of caseweights is less than or equal 1.
One-Sample Test Test Value = 0 t
df
Sig. (2-tailed)
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Difference Lower
Upper
18 tahun
26,714
2
,001
62,333
52,29
72,37
19 tahun
23,655
17
,000
56,111
51,11
61,12
20 tahun
49,403
57
,000
61,103
58,63
63,58
21 tahun
55,284
46
,000
60,787
58,57
63,00
22 tahun
21,805
11
,000
61,583
55,37
67,80
23 tahun
30,756
3
,000
63,250
56,71
69,79
24 tahun
19,919
4
,000
61,200
52,67
69,73
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NRS Berdasarkan Usia One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
17 tahun
1a
74,00
.
.
18 tahun
3
62,33
11,060
6,386
19 tahun
18
68,56
11,057
2,606
20 tahun
58
72,29
7,669
1,007
21 tahun
47
70,02
8,438
1,231
22 tahun
12
73,25
6,398
1,847
23 tahun
4
74,75
17,231
8,616
24 tahun
5
71,60
10,310
4,611
One-Sample Test Test Value = 0 t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
18 tahun
9,761
2
,010
62,333
34,86
89,81
19 tahun
26,305
17
,000
68,556
63,06
74,05
20 tahun
71,795
57
,000
72,293
70,28
74,31
21 tahun
56,892
46
,000
70,021
67,54
72,50
22 tahun
39,661
11
,000
73,250
69,19
77,31
23 tahun
8,676
3
,003
74,750
47,33
102,17
24 tahun
15,529
4
,000
71,600
58,80
84,40
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SCS Berdasarkan Suku
One-Sample Statistics N Jawa
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
106
60,07
9,227
,896
Tionghua
9
64,44
8,575
2,858
Bali
8
59,88
8,610
3,044
Batak
4
62,50
9,327
4,664
Campuran
11
62,45
6,714
2,024
Lain-lain
12
63,33
8,742
2,524
One-Sample Test Test Value = 0 t
df
Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
Jawa
67,026
105
,000
60,066
58,29
61,84
Tionghua
22,547
8
,000
64,444
57,85
71,04
Bali
19,670
7
,000
59,875
52,68
67,07
Batak
13,401
3
,001
62,500
47,66
77,34
Campuran
30,853
10
,000
62,455
57,94
66,96
Lain-lain
25,096
11
,000
63,333
57,78
68,89
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NRS Berdasarkan Suku One-Sample Statistics N JawaNRS
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
106
70,89
9,367
,910
TionghuaNRS
9
71,11
7,008
2,336
BaliNRS
8
72,63
6,501
2,299
BatakNRS
4
69,25
12,842
6,421
CampuranNRS
11
75,18
6,493
1,958
LainlainNRS
12
72,08
8,836
2,551
One-Sample Test Test Value = 0 t
df
Sig. (2-tailed)
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Difference Lower
Upper
JawaNRS
77,915
105
,000
70,887
69,08
72,69
TionghuaNRS
30,442
8
,000
71,111
65,72
76,50
BaliNRS
31,596
7
,000
72,625
67,19
78,06
BatakNRS
10,785
3
,002
69,250
48,82
89,68
CampuranNRS
38,401
10
,000
75,182
70,82
79,54
LainlainNRS
28,258
11
,000
72,083
66,47
77,70
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN UJI INDEPENDENT SAMPLE T-TES BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN TEMPAT TINGGAL
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SCS Berdasarkan jenis kelamin Group Statistics Jenis Kelamin
N
Laki-laki
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
47
61,85
7,120
1,039
103
60,17
9,343
,921
SCS Perempuan
Independent Samples Test t-test for Equality of Means
Levene's Test for Equality of Variances F Sig.
Equal variances assumed
2,643
t
df
,106 1,099
SCS Equal variances not assumed
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
148
,273
1,686
1,534 -1,345
4,717
1,215 114,742
,227
1,686
1,388 -1,063
4,435
NRS Berdasarkan Tempat Tinggal Tempat tinggal sekarang Group Statistics Tempat tinggal sekarang
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pedesaan
72
72,07
8,531
1,005
Perkotaan
27
71,00
9,475
1,823
NRS
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Independent Samples Test Levene's
t-test for Equality of Means
Test for Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2- Mean
Std. Error
95% Confidence Interval
tailed) Differen Difference ce
of the Difference Lower
Upper
Equal variances
,001
,972 ,539
97
,591
1,069
1,984
-2,869
5,008
,514 42,763
,610
1,069
2,082
-3,130
5,269
assumed NRS Equal variances not assumed
Tempat tinggal asal Group Statistics Tempat tinggal Asal NRS
N
Mean
Std. Deviation Std. Error Mean
pedesaan
25
71,44
8,377
1,675
perkotaan
69
71,80
9,273
1,116
Levene's Test for Equality of Variances F Sig.
Equal variances ,152 ,697 assumed NRS Equal variances not assumed
Independent Samples Test t-test for Equality of Means
t
-,169
df
Sig. (2tailed)
Mean Std. Differen Error ce Differen ce
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
92
,866
-,357
2,112
-4,552
3,838
-,177 46,786
,860
-,357
2,013
-4,408
3,694
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN ANALISIS DESKRIPTIF DAN UJI ONE SAMPLE T-TEST PADA SETIAP KOMPONEN
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Deskriptif tiap komponen NRS teoritik NR self Min = jml item × skor terendah = 8 × 1 = 8 Max = jml item × skor tertinggi = 8 × 5 = 40 Mean = (max + min) / 2 = (40 + 8)/2 = 24 SD = (max – min) / 6 = (40 – 8)/ 6 = 5,3333 NR persective Min = jml item × skor terendah = 6 × 1 = 6 Max = jml item × skor tertinggi = 6 × 5 = 30 Mean = (max + min) / 2 = (30+6)/2 = 18 SD = (max – min) / 6 = (30– 6)/ 6 = 4 NR experience Min = jml item × skor terendah = 6 × 1 = 6 Max = jml item × skor tertinggi = 6 × 5 = 30 Mean = (max + min) / 2 = (30 + 6)/2 = 18 SD = (max – min) / 6 = (30 – 6)/ 6 = 4 NR empirik Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
NR Self
150
13
39
28,58
4,176
NR Perspective
150
13
29
23,00
3,177
NR Experience
150
9
29
19,66
3,901
Valid N (listwise)
150
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
NR Self
150
28,58
4,176
,341
NR Perspective
150
23,00
3,177
,259
NR Experience
150
19,66
3,901
,319
One-Sample Test Test Value = 0 t
df
Sig. (2-tailed) Mean Difference
NR Self
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
83,818
149
,000
28,580
27,91
29,25
NR Perspective 88,663
149
,000
23,000
22,49
23,51
NR Experience 61,721
149
,000
19,660
19,03
20,29
SCS teoritik Self-Kindness vs self-Judgement Min = jml item × skor terendah = 6 × 1 = 6 Max = jml item × skor tertinggi = 6 × 5 = 30 Mean = (max + min) / 2 = (30 + 6)/2 = 18 SD = (max – min) / 6 = (30 – 6)/ 6 = 4 Common Humanity VS Isolation Min = jml item × skor terendah = 6 × 1 = 6 Max = jml item × skor tertinggi = 6 × 5 = 30 Mean = (max + min) / 2 = (30 + 6)/2 = 18 SD = (max – min) / 6 = (30 – 6)/ 6 = 4 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Mindfullness vs Over-identification Min = jml item × skor terendah = 6 × 1 = 6 Max = jml item × skor tertinggi = 6 × 5 = 30 Mean = (max + min) / 2 = (30 + 6)/2 = 18 SD = (max – min) / 6 = (30 – 6)/ 6 = 4
SCS Empirik
Descriptive Statistics N Self-kindness vs selfjudgement Common humanity vs Isolation Mindfullness vs Overidentification Valid N (listwise)
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
150
10
28
20,08
3,414
150
9
29
20,44
3,385
150
8
28
20,17
3,337
150
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
150
20,08
3,414
,279
Common humanity vs Isolation 150
20,44
3,385
,276
Mindfullness vs Overidentification
20,17
3,337
,272
Self-kindness vs selfjudgement
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
One-Sample Test Test Value = 0 t
df
Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
Self-kindness vs selfjudgement
72,027
149
,000
20,080
19,53
20,63
Common humanity vs Isolation
73,962
149
,000
20,440
19,89
20,99
Mindfullness vs Overidentification
74,034
149
,000
20,173
19,63
20,71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN UJI NORMALITAS, UJI LINEARITAS DAN UJI HIPOTESIS
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Normalitas SCS
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic SCS
,058
df
Shapiro-Wilk
Sig. 150
Statistic *
,200
,981
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
131
df
Sig. 150
,041
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NRS
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic NRS
,066
df
Shapiro-Wilk
Sig. 150
Statistic *
,200
,989
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
132
df
Sig. 150
,320
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Linearitas
ANOVA Table Sum of
df
Mean
Squares (Combined)
SCS *
Between
Linearity
Groups
Deviation from
86,539
1,195
,236
575,598
1
575,598
7,947
,006
2712,898
37
73,322
1,012
,464
8039,398
111
72,427
11327,893
149
Uji Hipotesis Pearson
Correlations SCS Pearson Correlation SCS
,225**
Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation
NRS
NRS 1
,003 150
150
**
1
,225
Sig. (1-tailed)
,003
N
150
Square 38
Within Groups Total
Sig.
3288,496
Linearity
NRS
F
150
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
133