HARAPAN SISWA-SISWI SMPN 62 DAN SMAN 54 JAKARTA TERHADAP KETERSEDIAAN KOLEKSI DAN SARANA PENUNJANG PADA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA (KPAK) ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
Skripsi DiajukanuntukMemenuhiPersyaratanMemperoleh GelarSarjanaIlmuPerpustakaan (S.IP)
oleh: MUHAMMAD ADAM 1111025100056
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
: Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 terhadap Ketersediaan Koleksi dan Sarana Penunjang pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur
ABSTRAK
Muhammad Adam (NIM: 1111025100056). Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta Terhadap Ketersediaan Koleksi dan Sarana Penunjang Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur. Di bawah bimbingan Pungki Purnomo, MLIS. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap ketersediaan koleksi dan sarana penunjang di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah menyebarkan kuesioner, sedangkan teknik analisis data dengan menggunakan skala likert dengan empat pilihan sehingga tidak ada pilihan netral, penghitungan skor rata-rata, dan menggunakan skala interval. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor keseluruhan harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap ketersediaan koleksi adalah 2,37 dan sarana penunjang adalah 2,20. Kedua skor ini berada pada skala interval pada titik 1,76–2,51 yang menunjukkan keduanya tidak sesuai harapan. Hal yang membuat ketersediaan koleksi tidak sesuai dengan harapan karena kurang menarik, jumlah eksemplar yang kurang dan tidak terbaru. Sedangkan sarana penunjang tidak sesuai dengan harapan karena fasilitasnya yang kurang, masih menggunakan sistem manual dan untuk ruangan serta keamanannya belum memadai. Kata Kunci: perpustakaan umum, ketersediaan koleksi, sarana penunjang
i
ABSTRACT
Muhammad Adam (NIM: 1111025100056). Student’s Expectation from SMPN 62 and SMAN 54 of Jakarta to the Library and Archive Office of East Jakarta (Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Jakarta Timur) Collection and Support Facilities Availability. Supervised by Pungki Purnomo , MLIS . Department of Library and Information Science Faculty of Adab and Humanities Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta . 2015 . The purpose of this research was to measure the expectations from the students of SMPN 62 and SMAN 54 Jakarta for the book collection’s availability and supporting facilities in the Library and Archive Office of East Jakarta (Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Jakarta Timur). This research were narrated in descriptive ways with quantitative approach. In order to collect the data, the writer distributed the questionnaires, which the data analysis techniques include using a Likert scale with four options so that there is no neutral choice, calculating the average score, and using a scale interval. This research showed the book’s collection and infrastructure’s availability doesn’t meet the expectation from the students of SMPN 62 and SMAN 54 of Jakarta. This research concluded that the average score for the collection’s availability were 2,37 and the average scores for the supporting facilities were 2,20. Both of the scores were at the 1,76 to 2,51 point of interval scale which showed that both of them doesn’t meet the expectations. Several factors which made the book’s collection didn’t meet the expectation were caused by the unattractiveness of the collection, the lack of copies of the books and the book publishing is out of date. Also, the supporting facilities doesn’t meet the expectation because the lack of facilities, which still use manual system. And the lack for the rooms and securities. Keywords : public library, the book collection’s availability, supporting facility
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillahhirabbil ‘Alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang mana telah memberikan nikmat iman dan islam, serta memberikan hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya yang telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia dan menjadi penyempurna akhlak. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan, sebagai salah satu tugas akademis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan dukungan baik moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora. 2. Bapak Prof. Dr. Oman Fathurrahman, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora periode 2014-2015. 3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan banyak bimbingan dan pengaruh dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpusatakaan dan Informasi. 5. Ibu Siti Maryam, M. Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik. 6. Ibu Ir. Yati Sudiharti, M.Si, selaku Kepala Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur yang telah meluangkan pikiran, waktu, kesempatan dan izinnya dalam membantu penyusunan skripsi ini.
iii
7. Pak Burhan selaku pegawai Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur yang telah memberikan bimbingannya dalam meyelesaikan skripsi ini. 8. Siswa-siswi SMPN 62 kelas VIII dan Siswa-siswi SMAN 54 kelas XI selaku responden yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam meyelesaikan skripsi ini. 9. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang tak terhingga. Semoga ilmu yang yang telah diberikan dapat bermanfaat. 10. Kedua orangtua, ayahanda Ayip Novel dan ibunda Yati Ruchendi. Terima kasih ayah dan mama yang telah mendidik, membimbing, memberikan bantuan moril dan materil serta melimpahkan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis. Kemudian kakak-kakak penulis tercinta Giantini Putri Aisyah dan Nurul Anisa, serta kakak ipar penulis Arifin Siregar dan Fahmi Rohji. 11. Saudara-saudara
penulis,
Muhammad
Farid,
Muhammad
Aldy
Fachriansyah, Muhammad Anwar, Muhammad Fatih, Muhammad Farhanuddin, Muhammad Taufik, Dewi Nurpitriyani, Widad Inayati, Dinda Hamidah, Madihah yang telah memberikan nasihat, saran serta doa dalam membantu kegiatan akademis maupun non akademis. 12. Teman-teman Ar-Royan, Muhammad Ilham, Muhammad Faisal, Saipul Ramdhani, Fiqih Maulana, Hari Abrianto, dan kawan-kawan lainnya. 13. Sahabat-sahabat penulis, Derry Herdianan Wiguna, Hanifudin Ibrahim, Muhammad Fachmi Rizal, Hasbi Fikri, Muhammad Yukha Mulyawan yang telah memberikan nasihat dan saran baik akademis maupun non akademis. 14. Teman-teman seperjuangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi 2011, khususnya kelas IPI C 2011, Muthia Fariza, Annisa Nurulita, Jundiah, Anggraeny Pramesti, Puti Asmarani, Imroatus Sholihah, Marini Badzlina, Donna Sitta Ariyanti, Diah Safitri, Nurfitria Dewi, Cycy Haryati, Grecy
iv
Astari, Farhah, Nita Adiyati, Arik Suprapti, Robiatul Hasanah, Derry Herdianan Wiguna, Hanifudin Ibrahim, Muhammad Fachmi Rizal, Hasbi Fikri, Muhammad Yukha Mulyawan, Ilham Kamil. 15. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) DETIK yang telah memberikan dukungan semangat kepada penulis. 16. Teman-teman Pekerja Harian Lepas (PHL) di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta Cikini yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih butuh penyempurnaan di beberapa bagian, baik dari segi isi maupun susunannya. Oleh karena itu, segala saran dan kritik akan penulis terima untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan semuanya dengan rahmat dan ridho-Nya serta semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.
Jakarta, 13 Juli 2015
Muhammad Adam
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ABSTRAK ...................................................................................................... ABSTRACT ..................................................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
i ii iii vi xi xii
BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E.
Latar Belakang .................................................................................... Pembatasan dan Rumusan Masalah .................................................... Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ Definisi Istilah .................................................................................... Sistematika Penulisan ..........................................................................
1 4 5 5 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Umum ........................................................................... 1. Pengertian Perpustakaan Umum .................................................. 2. Jenis-jenis Perpustakaan Umum ................................................... 3. Visi dan Misi Perpustakaan Umum .............................................. 4. Tujuan Perpustakaan Umum ........................................................ 5. Peran, Tugas, dan Fungsi Perpustakaan Umum ........................... B. Ketersediaan Koleksi ........................................................................... 1. Pengertian Ketersediaan Koleksi ................................................. 2. Tujuan Ketersediaan Koleksi ....................................................... 3. Jenis Koleksi di Perpustakaan ...................................................... C. Sarana Penunjang ................................................................................ D. Harapan .................................................................................... 1. Segi Ketersediaan Koleksi ........................................................... 2. Segi Saranan Penunjang ............................................................... E. Penelitian Terdahulu ...........................................................................
8 8 13 15 16 18 24 24 27 28 30 32 33 33 36
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .......................................................... 1. Jenis Penelitian ............................................................................. 2. Pendekatan Penelitian .................................................................. B. Sumber Data .................................................................................... 1. Data Primer ..................................................................................
vi
38 38 38 39 39
C. D. E. F.
2. Data Sekunder .............................................................................. Populasi dan Sampel ........................................................................... Teknik Pengolahan Data ..................................................................... Teknik Analisis Data ........................................................................... Jadwal Penelitian .................................................................................
39 40 42 44 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Objek Penelitian ........................................................................ 1. Sejarah Berdirinya KPAK Administrasi Jakarta Timur ............... 2. Visi dan Misi KPAK Administrasi Jakarta Timur ....................... 3. Tugas Pokok dan Fungsi .............................................................. 4. Personalia .................................................................................... 5. Struktur Organisasi ....................................................................... 6. Koleksi .................................................................................... 7. Sarana dan Prasarana .................................................................... 8. Waktu Layanan Perpustakaan ...................................................... 9. Layanan Perpustakaan .................................................................. 10. Jenis Kegiatan ..............................................................................
48 48 50 50 51 53 54 57 59 59 63
B. Hasil Penelitian ................................................................................... 1. Keadaan Umum Responden SMPN 62 dan SMAN 54 ................ 2. Hasil Penelitian Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta Terhadap Ketersediaan Koleksi dan Sarana Penunjang ... a. Jenis Koleksi ............................................................................ b. Jumlah Koleksi ........................................................................ c. Sarana ...................................................................................... d. Prasarana .................................................................................. 3. Skor Akhir Rata-rata Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta Terhadap Ketersediaan Koleksi dan Sarana Penunjang ................................................................... a. Skor Akhir Rata-rata Harapan Terhadap Jenis Koleksi ........... b. Skor Akhir Rata-rata Harapan Terhadap Jumlah Koleksi ......... c. Skor Akhir Rata-rata Harapan Terhadap Sarana ....................... d. Skor Akhir Rata-rata Harapan Terhadap Prasarana .................. e. Skor Akhir Rata-rata Keseluruhan Ketersediaan Koleksi ......... f. Skor Akhir Rata-rata Keseluruhan Sarana Penunjang .............. 4. Skor Akhir Keseluruhan Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Terhadap Ketersediaan Koleksi dan Sarana Penunjang a. Skor Akhir Keseluruhan Harapan Terhadap Ketersediaan Koleksi ................................................................ b. Skor Akhir Keseluruhan Harapan Terhadap Sarana Penunjang ...................................................................... C. Pembahasan ....................................................................................
66 66
vii
69 69 75 80 89
101 101 102 102 103 104 104 105 105 105 106
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
.................................................................................... 126 .................................................................................... 129
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 131 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Jadwal Penelitian............................................................................ 47
Tabel 2
Jenis Kelamin Responden (SMPN 62 dan SMAN 54) .................. 66
Tabel 3
Perbedaan Kelas Responden (SMPN 62 dan SMAN 54) .............. 67
Tabel 4
Frekuensi Berkunjung (SMPN 62 dan SMAN 54) ........................ 68
Tabel 5
Informasi Tentang Perpustakaan (SMPN 62 dan SMAN 54) ........ 68
Tabel 6
Koleksi Untuk Kebutuhan Pendidikan Sekolah, Pekerja, Sampai Peneliti (SMPN 62 dan SMAN 54)................................................ 70
Tabel 7
Subyek-subyek Yang Tersedia Sesuai Kebutuhan (SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................. 71
Tabel 8
Buku Teks Dalam Memenuhi Kebutuhan Aktivitas Pekerjaan (SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................ 72
Tabel 9
Terbitan Berkala Bermanfaat Dalam Menambah Wawasan (SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................ 73
Tabel 10
Koleksi Karya Rekam (SMPN 62) ................................................ 74
Tabel 11
Jumlah Koleksi Buku Pelajaran (SMPN 62 dan SMAN 54) ......... 76
Tabel 12
Koleksi Buku Fiksi dan Non Fiksi Dalam Mendukung Gemar Membaca (SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................ 77
Tabel 13
Jumlah Koleksi Terbitan Berkala (SMPN 62 dan SMAN 54) ....... 78
Tabel 14
Jumlah Eksemplar Setiap Jenis Koleksi (SMPN 62 SMAN 54) ... 79
Tabel 15
OPAC (Online Public Access Cataloug) Sebagai Sarana Penelusuran Koleksi (SMPN 62 dan SMAN 54) ........................... 80
Tabel 16
RFID (Radio Frequency Identification) Untuk Pelayanan Sirkulasi (SMPN 62 dan SMAN 54).............................................. 81
ix
Tabel 17 Book Drop Pengembalian Koleksi Mandiri (SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................. 83 Tabel 18
Ketersediaan Komputer Yang Terhubung Internet (SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................ 84
Tabel 19
Ketersediaan Mesin Fotocopy (SMPN 62 dan SMAN 54) ........... 85
Tabel 20
Alat Pemadam Api (hydrant) Untuk Keamanan (SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................ 86
Tabel 21
Alat Penyiram Air Dari Atas (SMPN 62 dan SMAN 54) ............. 87
Tabel 22
Kotak Saran Untuk Mengusulkan Koleksi (SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................ 88
Tabel 23
Lahan Parkiran Untuk Kendaraan (SMPN 62 dan SMAN 54) ..... 90
Tabel 24
Tempat Penitipan Barang atau Loker (SMPN 62 dan SMAN 54) 91
Tabel 25
Kamar Mandi Terpisah Untuk Pengunjung (SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................ 92
Tabel 26
Musholah Untuk Pengunjung (SMPN 62 dan SMAN 54)............ 93
Tabel 27
Pendingin Ruangan (AC) (SMPN 62 dan SMAN 54) .................. 94
Tabel 28
Meja Baca dan Kursi Baca (SMPN 62 dan SMAN 54) ................ 95
Tabel 29
Meja Baca Perorangan (Carel) (SMPN 62 dan SMAN 54) .......... 97
Tabel 30
Colokan Listrik Untuk Pengunjung (SMPN 62 dan SMAN 54) .. 98
Tabel 31
Wi-fi atau Internet (SMPN 62 dan SMAN 54).............................. 99
Tabel 32
Lokasi Perpustakaan (SMPN 62 dan SMAN 54) ......................... 100
Tabel 33
Skor Akhir Rata-rata Jenis Koleksi (SMPN 62 dan SMAN 54) ... 101
Tabel 34
Skor Akhir Rata-rata Jumlah Koleksi (SMPN 62 dan SMAN 54) 102
Tabel 35
Skor Akhir Rata-rata Sarana (SMPN 62 dan SMAN 54) ............. 102
Tabel 36
Skor Akhir Rata-rata Prasarana (SMPN 62 dan SMAN 54)......... 103
x
Tabel 37
Skor Keseluruhan Ketersediaan Koleksi (SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................ 104
Tabel 38
Skor Keseluruhan Sarana Penunjang (SMPN 62 dan SMAN 54) 104
Tabel 39
Skor Akhir Keseluruhan Ketersediaan Koleksi (SMPN 62 dan SMAN 54) ...............................................................105
Tabel 40
Skor Akhir Keseluruhan Sarana Penunjang (SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................ ..105
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner
Lampiran 2
Gambar Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Jakarta Timur
Lampiran 3
Surat Tugas Menjadi Pembimbing
Lampiran 4
Surat Izin Penelitian Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Jakarta Timur
Lampiran 5
Surat Izin Penelitian SMPN 62 Jakarta
Lampiran 6
Surat Izin Penelitian SMAN 54 Jakarta
Lampiran 7
Surat Perubahan Judul
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa lainnya. Hal tersebut telah ada sejak dulu dan terus berproses secara alamiah menujuk kepada suatu kondisi dan tingkat perbaikan yang signifikan meskipun belum memuaskan semua pihak.1 Perpustakaan bukan merupakan hal yang baru di kalangan masyarakat, dimana-mana telah diselenggarakan perpustakaan, seperti disekolah-sekolah, baik sekolah umum maupun sekolah kejuruan, baik sekolah dasar maupun sekolah menengah. Begitu pula di kantor-kantor bahkan sekarang telah digalakkan perpustakaanperpustakaan umum baik di tingkat kabupaten sampai dengan tingkat desa.2 Perpustakaan mendapatkan peran yang cukup penting di tengah-tengah masyarakat. Memang, baik tidaknya perpustakaan itu tergantung bagaimana kinerjanya. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi keberadaan perpustakaan adalah layanan prima dan maksimal yang diberikan oleh perpustakaannya tersebut, layanan prima dan maksimal dapat diketahui dengan cara mengetahui harapan-harapan yang diinginkan oleh para pemustakanya untuk
1 2
Sutarno, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 1. Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 1.
1
meningkatkan kualitas layanan perpustakaannya. Layanan perpustakaan itu sangatlah penting. Bahkan sering dikatakan bahwa sikap dan kinerja pustakawan dan staf dicerminkan dalam bagaimana mereka melayani informasi. Jika pustakawan melayani dengan baik dan memuaskan maka pemustaka akan merasa senang dan menilai baik. Tetapi sebaliknya, apabila pustakawan melayani dengan tidak ramah, maka pemustaka pun akan menilai negatif tentang perpustakaan. Layanan yang ada di perpustakaan tidak hanya layanan dari kegiatan sehari-hari di perpustakaannya saja, akan tetapi terdapat layanan lain yang dapat menunjang kegiatan di perpustakaan yaitu ketersediaan koleksi, sarana dan prasarana penunjang, seperti air conditioner (AC), computer, bangku, dan meja baca, loker. Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur adalah perpustakaan umum yang memiliki banyak layanan yang terdiri dari layanan sirkulasi, layanan referensi, dan lain-lain. Selain itu Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur yang bertempat di Jalan Jatinegara Timur IV Komplek Pendidikan Rawa Bunga memiliki tempat yang strategis karena di kelilingi sekolah-sekolahan yakni SDN Rawa Bunga 11-16 Pagi, SMPN 62 Jakarta dan SMAN 54 Jakarta. Namun, Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur sangat sepi pengunjung dari siswa-siswi sekolah yang dekat dengan sekolah mereka, padahal dengan dekatnya perpustakaan di sekolah mereka, mereka dapat mendapatkan pelajaran selain dari sekolah.
2
Hal yang menyebabkan kenapa siswa-siswi yang berada di lingkungan perpustakaan jarang berkunjung mungkin karena ketersediaan koleksinya yang kurang dan sarana prasarana yang tidak menunjang. Karena jika kita lihat koleksi yang ada di perpustakaan masih jauh dari harapan pengunjung yang mana koleksinya kurang lengkap, jumlahnya kurang memadai, dan koleksinya yang sudah lama. Sedangkan dari sarana dan prasarana perpustakaan harus memperhatiakan kenyamanan pengunjung, mulai dari kenyamanannya, keamanannya, dan juga lokasinya. Selain itu juga mengapa siswa-siswi jarang berkunjung karena petugas perpustakaannya yang kurang melayani pengunjung sehingga membuat pengunjung enggan datang kembali. Selain itu, semoga dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap dapat membantu pihak perpustakaan dalam mendengarkan harapanharapan pengunjung dan menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan perpustakaan demi memenuhi kebutuhan informasi lingkungan sekitar sesuai dengan tugas perpustakaan umum. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap sekolah-sekolah yang berada disekitar lingkungan perpustakaan terutama untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) karena menurut penulis pengunjung yang paling berpotensi memanfaatkan pelayanan perpustakaan adalah pelajar-pelajar yang masih membutuhkan informasi lebih tentang ilmu pengetahuan dan informasi yang akan menentukan masa depan mereka kelak. Sedangkan untuk masyarakat umum disekitar lingkungan perpustakaan tidak penulis teliti karena mereka 3
mungkin tidak pernah berkunjung karena kesibukan tertentu dan juga populasi masyarakatnya yang sedikit, karena itu dengan meneliti pelajar siswa-siswi setempat diharapkan semoga tersampaikan harapan-harapan masyarakat umum yang ingin berkunjung. Maka dari skripsi ini berjudul : “Harapan Siswa-Siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta Terhadap Ketersediaan Koleksi dan Sarana Penunjang Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan masalah yang telah diungkapkan di atas, maka penelitian ini akan dibatasi hanya pada harapan siswa-siswi kelas VIII SMPN 62 Jakarta dan siswa-siswi kelas XI SMAN 54 Jakarta terhadap Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Timur dalam segi ketersediaan koleksi dan sarana penunjang. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana ketersediaan koleksi memenuhi harapan siswa-siswi di KPAK Administrasi Jakarta Timur ? b. Bagaimana sarana penunjang memenuhi harapan siswa-siswi di KPAK Administrasi Jakarta Timur ?
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui harapan siswa-siswi terhadap ketersediaan koleksi di KPAK Administrasi Jakarta Timur. b. Untuk mengetahui harapan siswa-siswi terhadap sarana penunjang di KPAK Administrasi Jakarta Timur. 2. Manfaat Penelitian a. Hasil yang diperoleh diharapkan menjadi masukan bagi KPAK Administrasi Jakarta Timur dalam meningkatkan ketersediaan koleksi dan sarana penunjang. b. Memberikan solusi terhadap kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh KPAK Administrasi Jakarta Timur. c. Memperkaya khasanah di bidang Ilmu Perpustakaan.
D. Definisi Istilah 1. Koleksi Yang dimaksudkan dengan koleksi di sini ialah koleksi perpustakaan yang yang ada di perpustakaan dalam bentuk tercetak. 2. Sarana Sarana ialah fasilitas yang disediakan oleh pihak perpustakaan untuk kenyamanan dan dapat memenuhi kebutuhan pemustaka
5
E. Sistematika Penulisan Bab I
: Pendahuluan Bab ini memuat argumentasi seputar penelitian, meliputi: latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, definisi istilah, penelitian yang relevan dan sistematika penulisan.
Bab II
: Tinjauan Literatur Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang sesuai dengan jenis perpustakaan yang diambil dan sejumlah variabel penelitian yang relevan dengan topik penelitian, meliputi:
pengertian,
legalitas,
buku
pedoman
dan
sejenisnya.
Bab III
: Metode Penelitian Bab ini terdiri dari 3 bagian, yakni penjelasan lebih lanjut teknik pengambilan sampel atau kriteria informan yang ditetapkan, tahapan penelitian, penjelasan tentang informan.
Bab IV
: Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan Kantor Perpustakaan Dan Arsip Kota (Kpak) Administrasi Jakarta Timur sebagai objek peneltian dengan segala aspeknya, 6
meliputi: Gambaran umum, lokasi geografis, dasar-dasar hukum, tujuan perpustakaan, visi dan misi, tugas dan fungsinya, koleksi, SDM, pemustaka, layanan, sarana dan prasarana, dan sejenisnya. Serta hasil penelitian yang berupa tabulasi dan diakhiri dengan pembahasan yang disesuaikan dan menjawab tujuan penelitian. Bab V
: Penutup Bab ini merupakan bab akhir dari penelitian, yang meliputi: penarikan kesimpulan dan beberapa rekomendasi berupa saran-saran. Baik kesimpulan dan saran wajib menjawab tujuan penelitian secara singkat.
7
BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Umum 1. Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan
umum
merupakan
gerbang
menuju
pengetahuan,
menyediakan kondisi awal bagi perorangan maupun kelompok sosial untuk melakukan kegiatan belajar seumur hidup, pengambilan keputusan mandiri, dan pembangunan budaya.3 Perpustakaan umum seringkali diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat. Maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, posisi perpustakaan umum dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sangat strategis. Sebab fungsinya melayani semua lapisan masyarakat dalam rangka memperoleh dan meningkatkan berbagai ilmu pengetahuan. Perpustakaan umum berada di tiga tingkatan pemerintah yakni (1) perpustakaan umum kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, kecuali sejumlah kabupaten dan kota saja yang belum membangun perpustakaan tersebut, (2) perpustakaan umum kecamatan (baru sebagian kecil, sekitar 33 unit, (Perpusnas RI, 2002), dan 3
Blasius Sudarsono, Antologi Kepustakawanan Indonesia (Jakarta : Ikatan Pustakawan Indonesia, 2006), h. 159.
8
(3) perpustakaan umum desa / kelurahan.4 Untuk memiliki perpustakaan umum yang baik, sebaiknya kita meninjau unsur perpustakaan umum. Untuk menjadi perpustakaan umum harus memenuhi 4 unsur ialah: a. Koleksi perpustakaan umum harus terbuka bagi semua warga untuk keperluan rujukan maupun peminjaman. b. Sebagian besar anggaran perpustakaan umum diperoleh dari dana umum, baik dari tingkat lokal maupun nasional. Ini berarti diperoleh dari pajak. c. Jasa yang diberikan bagi semua warga adalah cuma-cuma. d. Koleksinya mencakup semua jenis bahan perpustakaan bagi semua warga dalam semua subjek.5 Perpustakaan umum merupakan salah satu perpustakaan yang tidak memandang baik atau buruknya pemustaka, perpustakaan hanya melakukan tugasnya dalam memenuhi informasi pemustaka tanpa pilih kasih
terhadap
pemustaka.
Seperti
dalam
The
Public
Library
UNESCO/IFLA Library Manifesto mengatakan bahwa: “The services of the public library are provided on the basis of equality of access for all, regardless of age, race, sex, religion, nationality, language or social status. Specific sevices and materials must be provided for those who cannot, for whatever reason, use the regular sevices and materials, for example linguistic minorities, people with disabilities or people in hospital or prison.” 6 4
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan : Suatu pendekatan Praktis (Jakarta: Samitra Media Utama, 2004), h. 29. 5 Sulistyo Basuki, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud, 1993), h.152. 6 Abdelaziz Abid, “UNESCO Public Library Manifesto”, artikel diakses pada 4 Maret 2015 dari http://www.unesco.org.webworld/libraries/manifesto/libraman.html.
9
The Public Library UNESCO/IFLA Library Manifesto menjelaskan bahwa layanan perpustakaan umum disediakan untuk semua tanpa terkecuali dan layanan tertentu dan bahan pustaka bagi pemustaka yang tidak bisa memanfaatkan perpustakaan dengan alasan apapun, misalnya Bahasa minoritas, penyandang cacat, orang-orang dirumah sakit atau penjara. Akan tetapi, apakah perpustakaan umum di Indonesia sudah melaksanakan yang seperti ini, perpustakaan umum untuk penyandang cacat, orangorang dirumah sakit atau penjara. Jika kita lihat, perpustakaan umum di Indonesia belum sampai kepada layanan khusus untuk mereka, karena perpustakaan umum yang sekarang terkesan hanya menunggu pemustaka berkunjung ke perpustakaan, bukannya mendatangi pemustaka yang tidak dapat berkunjung karena suatu alasan tertentu seperti penyandang cacat, orang-orang rumah sakit atau penjara. Mungkin perpustakaan umum di Indonesia masih belum maksimal, seharusnya jika perpustakaan umum di peruntukkan bagi mereka yang membutuhkan pelayanan khusus, kenapa perpustakaan umum tidak mencoba untuk menjangkau pemustakaan yang membutuhkan
layanan
khusus
ini
seperti
dibuatnya
kerjasama
perpustakaan umum dengan pihak rumah sakit agar orang-orang rumah sakit bisa mendapatkan informasi dan menjadi sarana rekreasi juga bagi mereka dengan berkunjung ke perpustakaan. Selain itu, bekerjasama dengan pihak penjara agar orang-orang yang dipenjara juga merasakan layanan khusus yang ada di perpustakaan umum, sehingga mereka merasa diperhatikan akan kebutuhan informasinya, dengan begitu diharapkan 10
orang-orang dirumah, penjara atau penyandang cacat dapat merasa lebih baik. Selain itu juga layanan perpustakaan umum untuk siapa saja diperkuat dengan adanya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan yang mengatakan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial-ekonomi.7 Perpustakaan umum untuk masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat. Dengan adanya ini, perpustakaan umum seharusnya lebih memperhatikan pemustaka-pemustaka yang tidak dapat berkunjung ke perpustakaan dengan melakukan sesuatu yang dapat menjangkau pemustaka yang berkebutuhan khusus seperti bekerjasama dengan instansi-instansi yang bersangkutan agar peran dan tugas perpustakaan umum di Indonesia dapat dijalankan sesuai pernyataan IFLA/UNESCO dan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007. Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan yang dinyatakan sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya. Perpustakaan umum memberikan
7
Undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan (Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2009), h. 3.
11
layanan kepada semua orang, anak-anak, remaja, dewasa, pelajar, mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, para usia lanjut, laki-laki maupun perempuan.
Perpustakaan
umum
merupakan
satu-satunya
jenis
perpustakaan yang masih dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Perpustakaan-perpustakaan yang termasuk di dalam kategori perpustakaan umum adalah perpustakaan umum kabupaten atau kota, perpustakaan umum tingkat kecamatan, perpustakaan umum desa atau kelurahan, perpustakaan cabang, taman baca masyarakat, dan perpustakaan keliling. Dari semua kategori perpustakaan umum yang ada, perpustakaan yang akan peneliti jadikan tempat penelitian adalah perpustakaan kabupaten atau kota yakni Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Administrasi Jakarta Timur. Sesuai PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah bahwa perpustakaan
Kabupaten/Kota
diselenggarakan
oleh
Pemerintah
Kabupaten/Kota, merupakan perpustakaan yang diperuntukan bagi masyarakat luas di wilayah Kabupaten/Kota sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama dan status sosial ekonomi, dengan mengembangkan sistem layanan perpustakaan
berbasis
teknologi
informasi
dan
komunikasi
dan
bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan semua jenis perpustakaan di wilayahnya.8 Kemudian, penyediaan dana perpustakaan
8
Zulfikar Zen dan Indah Wuryani, Standar Nasional Perpustakaan Kabupaten/Kota, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2014), h. i.
12
umum juga berasal dari masyarakat, antara lain swadana, sumbangan donatur, dan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Perpustakaan umum didirikan untuk kepentingan masyarakat. Proses selanjutnya maju atau mundurnya perpustakaan umum tergantung kepada mereka yang terlibat, yaitu seluruh komunitas yang bersangkutan seperti pemerintah daerah, masyarakat, pemuka masyarakat. Jadi, pemerintah daerah dapat berfungsi sebagai fasilitator, atau dengan kata lain, sebaiknya keinginan masyarakat dan kemauan pemerintah dipadukan agar lebih efektif. 2. Jenis-jenis Perpustakaan Umum Di Indonesia terdapat beberapa jenis perpustakaan umum, biasanya dibagi menurut pembagian pemerintahan. Maka jenis perpustakaan ialah : a. Perpustakaan umum desa, biasa disebut perpustakaan desa yang artinya perpustakaan dikelola oleh pemerintah desa. Pengelolaan dilakukan oleh Lembaga Ketahanan Masyarakat desa bekerja sama dengan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Perpustakaan desa terdapat di semua provinsi termasuk Jakarta. b. Perpustakaan
umum
kecamatan,
biasa
disebut
perpustakaan
kecamatan. Dikelola oleh camat beserta perangkat kecamatan. Yang dilayani ialah penduduk seluruh kecamatan, yang apabila penduduk mencari informasi kemudian tidak mendapatkan informasi di perpustakaan desa.
13
c. Perpustakaan
umum
kabupaten/kotamadya,
perpustakaan
yang
lazimnya didirikan oleh pemerintah daerah serta dikelola oleh pemerintah daerah (ada juga yang mula-mula didirikan oleh pihak swasta, kemudian diserahkan pada pemerintah daerah) serta dikelola oleh pemerintah daerah. Dalam hal ini, yang dimaksud pemerintah daerah adalah kabupaten atau kotamadya. Karena dikelola oleh pemerintah daerah, maka pangkat personalia, gedung, koleksi serta anggaran lainnya dimasukkan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pembentukan perpustakaan umum jenis ini lazimnya diundang melalui lembaran daerah. Karena tergatung sepenuhnya pada pemerintah daerah, maka besar kecilnya koleksi terpulang pada perhatian pemerintah daerah. Ada yang memperoleh cukup anggaran sehingga mapu menambah koleksinya setiap tahun, ada pula yang memiliki anggaran pas-pasan. d. Perpustakaan daerah. Perpustakaan ini sebenarnya merupakan unit pelaksana teknis Perpustakaan Nasional yang berada di setiap provinsi terkecuali Jakarta. Perpustakaan daerah ini merupakan kelanjutan dari perpustakaan wilayah, sedangkan perpustakaan wilayah merupakan kelanjutan dari Perpustakaan Negara. e. Perpustakaan provinsi, perpustakaan yang didirikan dan dikelola oleh pemerintah daerah tingkat I (provinsi). Satu-satunya perpustakaan provinsi yang ada di Indonesia adalah Perpustakaan Provinsi Sulawesi Utara, didirikan pada tahun 1972. 14
f. Perpustakaan keliling, yang merupakan perluasan jasa sebuah perpustakaan umum untuk melayani pemustaka yang tidak dapat ke perpustakaan karena masalah jarak. Perpustakaan keliling biasanya menggunakan kendaraan mobil atau perahu. 3. Visi dan Misi Perpustakaan Umum Berdasarkan
Standar
Nasional
Perpustakaan
(SNP)
Perpustakaan
Kabupaten atau Kota, visi perpustakaan adalah perpustakaan menyusun visi perpustakaan yang mengacu pada tugas dan fungsi perpustakaan. Sedangkan misi perpustakaan adalah menyediakan pemanfaatan dan akses terhadap materi dan sumber-sumber informasi perpustakaan bagi semua anggota masyarakat untuk menjalankan fungsi-fungsi perpustakaan sebagai pusat pendidikan, pusat informasi, dokumentasi, dan seterusnya. Selain itu, pada prinsipnya secara garis besar misi perpustakaan dapat diuraikan sebagai berikut: a. Menciptakan dan memantapkan kebiasaan membaca masyarakat sesuai dengan jenis perpustakaan dan pemakainya. b. Mendukung pendidikan perorangan secara mandiri maupun pendidikan formal pada semua jenjang. c. Memberikan kesempatan atau menstimulasi bagi pengembangan kreativitas dan imajinasi pribadi maupun masyarakat. d. Meningkatkan kesadaran terhadap warisan budaya, apresiasi seni dan hasil temuan ilmiah. e. Menyediakan akses pada ekspresi-ekspresi kebudayaan dan perubahan. 15
f. Mendorong dialog antarumat beragama oleh karena keanekaragaman budaya. g. Menyediakan layanan informasi sesuai dengan kebutuhan pemakainya. h. Memberikan
kemudahan
kepada
pengembangan
informasi
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan. i. Mendukung dan berpartisipasi dalam program-program perpustakaan bagi masyarakat pemakainya. j. Ikut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti luas.9 4. Tujuan Perpustakaan Umum Menurut Hernandono tujuan perpustakaan umum adalah untuk: a. Mengembangkan
minat,
kemampuan
dan
kebiasaan
membaca
khusunya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan pada umumnya. b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi. c. Mendidik masyarakat agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna. d. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.10
9
Wiji Suwarno, Psikologi Perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2009). h. 39. Sutoyo A dan Santoso J, Strategi dan Pemikiran Perpustakaan Visi Hernando, (Jakarta: Sagung Seto, 2001). h. 185. 10
16
Sedangkan menurut Hermawan dan Zen tujuan perpustakaan umum adalah: a. Memberikan
kesempatan
kepada
warga
masyarakat
untuk
menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya. b. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat, dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari. c. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi. d. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. e. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.11 Dari kedua pendapat di atas, terdapat perbedaan dalam merumuskan tujuan perpustakaan namun saling melengkapi. Pendapat Hernando tentang tujuan perpustakaan lebih menekankan kemampuan pemustaka dalam hal mencari dan memanfaatkan informasi. Sedangkan menurut Hermawan dan Zen lebih menekankan terhadap pelayanan dan fasilitas perpustakaan guna membuat pemustaka menjadi nyaman. Jadi, kedua pendapat di atas merupakan pendapat yang saling melengkapi satu sama lain sebagai tugas perpustakaan.
11
Hermawan R dan Zulfikar Z, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia, (Jakarta: Sagung Seto, 2006). h. 31.
17
5. Peran, Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum Peran perpustakaan umum merupakan hal yang penting. Setidaknya ada tiga peran utama yang ditugaskan oleh banyak pemerintahan negara kepada suatu perpustakaan umum yaitu: (1) membantu masyarakat terutama remaja dan anak-anak menjadi melek informasi termasuk di dalamnya mengajarkan bagaimana cara menelusur informasi dan mengembangkan kebiasaan membaca; (2) membantu orang dewasa untuk belajar sepanjang hayat dan belajar kembali untuk perubahan atau peningkatan
karir;
dan
(3)
memelihara
dan
mempromosikan
kebudayaan.12 Namun, selain itu peran perpustakaan umum tidak hanya pada mengajarkan cara menelusur, belajar sepanjang hayat, dan memelihara kebudayaan, tetapi peran perpustakaan juga bisa lebih kepada sesuatu
yang
membuat
hubungan
masyarakat,
pemustaka
dan
perpustakaan menjadi lebih dekat dan baik seperti membangun komunitas di dalam perpustakaan. Misalnya mulai dari yang sederhana seperti membuat klub buku kecil atau upaya yang lebih besar seperti festival dengan, melibatkan masyarakat sekitar wilayah perpustakaan dan pemustaka sehingga peran ini bisa menjadi sarana bagi masyarakat dan pemustaka untuk meningkatkan kualitas diri dan menambah pengalaman mereka. Menurut Rachel Scott
12
A. Ridwan Siregar, “Kerjasama dan Sistem Jaringan Perpustakaan Umum”, Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 1, No. 2 (Desember 2005): h. 12.
18
dari perpustakaan umum seattle dalam artikel jurnalnya yang berjudul The Role of Public Libraries in Community Building mengatakan: “In community building, libraries can help ameliorate some of today's social ills, including isolation, a lack of well being, a lack of access, and the inability to engage.”13 Rachel Scott menjelaskan peran perpustakaan dapat membangun masyarkat menjadi lebih baik, selain itu perpustakaan dapat membantu memperbaiki beberapa masalah dalam lingkungan sosial sepertinya kurangnya akses ke perpustakaan dan lain-lain. Tidak hanya itu, Rachel Scott juga mengatakan: “The library has great potential to meet many of the unmet needs within a community, but to do so, we really need to listen: listen to our users, listen to each other, and, especially, listen to people who are not using our libraries”.14 Perpustakaan memiliki potensi yang besar dalam memenuhi banyak kebutuhan yang belum terpenuhi dalam masyarakat. Namun untuk memenuhi
kebutuhan
tersebut,
perpustakaan
benar-benar
perlu
mendengarkan kebutuhan pengguna perpustakaan, mendengarkan satu sama lain, dan mendengarkan orang-orang yang tidak menggunakan perpustakaan. Kemudian karena perkembangan zaman sekarang ini, perpustakaan umum juga harus mengikuti perkembangan zaman demi untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Dengan perkembangan teknologi sekarang, masyarakat jadi bisa mengakses perpustakaan melalui internet dan untuk melaksanakan peran perpustakaan dalam membangun 13 Rachel Scott, “The Role of Public Libraries in Community Building”, Routledge, Public Library Quarterly, 30:191-227, 2011, h. 195. 14 Rachel Scott, “The Role of Public Libraries in Community Building”, h. 196.
19
komunitas perpustakaan perlu adanya sesuatu yang baru seperti melalui sosial media. Karena dengan adanya sosial media perpustakaan dalam menjalin hubungan yang baik kepada masyarakat dan dapat membuat komunitas di dalam sosial media sebagai bentuk upaya perpustakaan dalam melaksanakan perannya dalam membuat komunitas perpustakaan, seperti twitter, facebook, path dan lain-lain. Pada saat ini, kebanyakan perpustakaan-perpustakaan menggunakan media sosial seperti twitter sebagai media promosi dan media untuk dapat dikenal oleh masyarakat. Menurut Scott W. H. Young dan Doralyn Rossman dalam artikelnya yang berjudul Building Library Community Through Social Media mengatakan: “Findings demonstrate the importance of strategy and interactivity via social media for generating new connections with library users”.15 Dalam artikelnya menjelaskan bahwa betapa pentingnya strategi dan aktivitas melalui media sosial untuk membangun hubungan yang baru dan baik dengan pengguna perpustakaan. Peran lain dari perpustakaan umum adalah memberikan kesempatan kepada pemustaka dalam hal kesenjangan digital. Kesenjangan digital merupakan suatu fenomena yang dihasilkan dari aplikasi yang tidak merata, yang mana akses informasi dan komunikasi teknologi mengarah kepada pengetahuan secara umum, ini bisa saja sebagai pembeda dimana orang kaya lebih memiliki kesempatan dalam mendapatkan informasi karena mampu memiliki sarana untuk belajar teknologi, sedangkan orang yang tidak mampu mempunyai 15
Scott W. H. Young and Doralyn Rossman, “Building Community Through Social Media”, Information Technology and Libraries, March 2015, h. 20.
20
kesempatan yang lebih sedikit karena tidak memiliki sarana tersebut. Disinilah peran perpustakaan umum diperlukan oleh masyarakat, perpustakaan mengajarkan seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang suku, ras, agama, kaya atau miskin. Perpustakaan umum harus melayani dan mengajarkan kepada pemustaka dan masyarakat tentang melek teknologi agar yang kaya dan yang miskin mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang sama dalam hal teknologi. Owajeme Justice Ofua dan Ogochukwu Thaddaeus Emiri dalam jurnalnya yang berjudul Role of Public Libraries in Bridging the Digital Divide mengatakan: “Public libraries can make a huge impact in bridging the digital divide by providing access to computer and the internet to those who do not have such facilities. The perception that libraries are for the elite in universities should be eradicated. Libraries are for everyone, educated and uneducated, rich and poor”.16 Perpustakaan umum dapat membawa dampak besar dalam menjembatani kesenjangan digital untuk masyarakat dengan menyediakan akses komputer dan internet bagi mereka yang tidak memiliki fasilitas tersebut dan ingin belajar. Jadi peran perpustakaan umum sangat penting bagi masyarakat sekitar, karena dapat membawa perubahan yang sangat positif baik dari segi pengetahuan maupun kepribadian. Kemudian, tugas suatu kewajiban yang harus dilakukan atau sesuatu yang ditentukan untuk dikerjakan. Tugas perpustakaan artinya suatu kewajiban
16
Owajeme Justice Ofua dan Ogochukwu Thaddaeus Emiri, “Role of Public Libraries in Bridging the Digital Divide”, International Journal of Digital Library Systems, 2 (3), 14-22, July-September 2011. h. 16.
21
yang telah ditetapkan untuk dilakukan di dalam perpustakaan. Setiap perpustakaan mempunyai tugas-tugas sebagaimana yang telah diberikan oleh lembaga induk yang menaunginya. Tugas perpustakaan umum memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki. Selain itu, tugas perpustakaan adalah mengumpulkan, menyimpan dan menyajikan koleksi bahan pustaka kepada pemakai, maka tugas pokok Perpustakaan Umum adalah sebagai berikut: a. Perpustakaan Umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka untuk masyarakat. b. Perpustakaan Umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin. c. Mendorong masyarakat untuk trampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, non formal dan informal. d. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.17
17
Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996). h.18.
22
Selain itu, tugas-tugas sebuah perpustakaan dapat dijabarkan ke dalam fungsi-fungsi sesuai dengan ruang lingkup kegiatan organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian, fungsi perpustakaan umum adalah : a. Fungsi Edukatif. Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca. b. Fungsi Informatif. Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang diperlukan pembaca. c. Fungsi Kultural. Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan. d. Fungsi Rekreasi. Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa.
Bacaan
fiksi
dapat
23
menambah
pengalaman
atau
menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anakanak dan dewasa.18 Kemudian Menurut UU No. 43 Tahun 2007 mengatakan Perpustakaan berfungsi
sebagai
informasi,
dan
wahana
rekreasi
pendidikan,
penelitian,
untuk meningkatkan
pelestarian,
kecerdasan
dan
keberdayaan bangsa.19 Fungsi pendidikan, mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir di luar sekolah dan universitas dan
sebagai
pusat
kebutuhan
penelitian.
Fungsi
penelitian,
menyediakan pelayanan untuk pemakai dalam memperoleh informasi sebagai
bahan
rujukan
untuk
kepentingan
penelitian.
Fungsi
pelestarian, menyimpan dan menyediakan tulisan-tulisan tentang kebudayaan
masa
lampau,
kini
dan
sebagai
pengembangan
kebudayaan di masa yang akan datang. Dan fungsi informasi, menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat pemakai.
B. Ketersediaan Koleksi 1. Pengertian Ketersediaan Koleksi Perpustakaan didirikan karena ada pengguna yang membutuhkan, salah satu kunci keberhasilan perpustakaan dalam melayani kebutuhan informasi bagi pengguna adalah tersedianya keloksi perpustakaan yang relevan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. Ketersediaan koleksi 18
Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, h. 21. Undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan (Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2009), h. 5. 19
24
dalam hal ini bukan berarti dimilikinya sebuah sumber informasi, tetapi beradanya atau tersedianya sumber informasi yang siap digunakan oleh pengguna. Ketersediaan koleksi merupakan salah satu unsur utama dan yang paling penting di perpustakaan. Tanpa adanya ketersediaan koleksi yang baik dan memadai, maka sebuah perpustakaan tidak dapat memberikan layanan yang maksimal tingkat ketersediaan koleksi yang rendah adalah perpustakaan yang kurang efektif atau kurang bermanfaat koleksinya bagi pengguna perpustakaan. Ketersediaan koleksi di perpustakaan juga harus menyeleraskan dengan fungsi-fungsi perpustakaan. Seperti fungsi edukatif, artinya isi atau koleksi yang ada disiapkan dan di sediakan oleh perpustakaan yang bersifat mendidik. Fungsi informatif, lebih mengarah kepada perpustakaan sebagai tempat bertanya yang bersifat sedia menjawab pertanyaan masyarakat akan segala macam informasi yang dibutuhkan. Fungsi kultural, sebagai media publikasi kebudayaan tempat dimana perpustakaan berada, wisatawan dan masyarakat luas bisa mengetahui kebudayaan setempat melalui berbagai koleksi di perpustakaan. Sedangkan fungsi rekreasi, ini akan berjalan secara baik apabila sistem pengelolaan perpustakaan diarahkan pada akativitas yang lebih inovatif sehingga perpustakaan
tidak
dipandang
sebagai
sebuah
bangunan
yang
membosankan. Artinya bila perpustakaan dapat memberikan sesuatu yang lebih dari sekedar informasi tetapi juga menyediakan layanan yang
25
bersifat hiburan. Artinya ketersediaan koleksi yang baik adalah yang sesuai dengan fungsi perpustakaannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian ketersediaan adalah kesiapan suatu alat (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa ketersediaan koleksi adalah kesiapan terhadap tersedianya bahan pustaka (bahan tercetak maupun tidak tercetak) yang ada di suatu perpustakaan untuk dapat digunakan atau dimanfaatkan pemustaka pada saat dibutuhkan guna demi memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini, perpustakaan dituntut untuk siap dalam menyediakan bahan pustaka tanpa harus memandang status pemustaka. Kemudian menurut Standar Nasional Perpustakaan
(SNP)
Kabupaten/Kota,
ketersediaan
koleksi
di
perpustakaan umum setidaknya memiliki: a. Koleksi Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di Umum Kabupaten/Kota untuk mendukung kebijakan pembangunan daerah. b. Perpustakaan memiliki jenis koleksi referensi, koleksi umum (koleksi disirkulasikan), koleksi berkala, terbitan pemerintah, koleksi khusus (mutan lokal), koleksi langka, dan jenis koleksi lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat. c. Jenis koleksi perpustakaan terdiri dari berbagai disiplin ilmu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan mengakomodasi kebutuhan 26
koleksi berdasarkan tingkatan umur, pekerjaan (profesi), dan kebutuhan khusus, seperti kebutuhan penyandang cacat. d. Komposisi dan jumlah masing-masing jenis koleksi disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kebijakan pembangunan daerah.20 2. Tujuan Ketersediaan Koleksi Adapun tujuan penyediaan koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna, walaupun tujuan penyediaan koleksi untuk memenuhi kebutuhan pengguna, namun tujuan penyediaan koleksi tersebut tidaklah sama untuk semua jenis perpustakaan, tergantung pada jenis dan tujuan pada suatu perpustakaan.Selain itu, penyediaan koleksi dari perpustakaan umum yaitu untuk menyediakan informasi-informasi apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat umum baik dari segi pendidikan, pengajaran, kebudayaan, rekreasi dan lain-lain. Dengan tersedianya koleksi yang memadai masyarakat akan terbantu untuk mendapatkan lingkungan
informasi, masyarakat
sehingga turut
kehadiran
berpengaruh
perpustakaan terhadap
dalam
teratasinya
ketertinggalan masyarakat akan informasi. Namun, secara umum tujuan ketersediaan koleksi di perpustakaan adalah: a. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pemustaka.
20
Zulfikar Zen dan Indah Wuryani, Standar Nasional Perpustakaan Kabupaten/Kota (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2014), h. 3.
27
b. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka yang bernilai sejarah sesuai dengan jenis perpustakaannya. c. Memiliki koleksi yang dapat menunjang pendidikan dan penelitian serta
pengabdian
masyarakat
yang
dilaksanakan
oleh
pihak
perpustakaan. d. Dapat dimanfaatkan oleh pemustaka untuk dalam hal pendidikan, pekerjaan dan penelitian. 3. Jenis Koleksi di Perpustakaan Dalam melaksanakan tujuan penyediaan koleksi serta fungsi koleksi, perpustakaan berusaha untuk menyediakan bahan perpustakaan yang beraneka ragam jenis dan bentuk serta kandungan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan tersebut. Jika dikelompokkan, bahan pustaka di Perpustakaan Umum terdiri dari: a. Kelompok bahan pustaka anak-anak b. Kelompok bahan pustaka remaja c. Kelompok bahan pustaka pandang dengar d. Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi) e. Kelompok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar) f. Kelompok bahan pustaka untuk pemuda dan orang dewasa g. Kelompok bahan pustaka braille
28
h. Kelompok bahan pustaka khusus seperti koleksi lukisan, foto dan lainlain.21 Koleksi perpustakaan, dari unsur perpustakaan sebagai koleksi bahanbahan tertulis, tercetak, ataupun grafis lainnya, maka koleksi di perpustakaan didapatkan dengan cara: a. Koleksi berupa naskah yang ditulis dengan tulisan tangan asli, misalnya manuskrip. b. Koleksi berupa karya cetakan, misalnya buku-buku, majalah-majalah, surat kabar. c. Koleksi berupa karya alihan dari karya tulisan tangan asli maupun karya cetakan ke karya grafis dengan alat elektronik ataupun fotografi, misalnya film, slide, piringan hitam, tape dan yang lainnya.22 Sedangkan menurut Tarto (2008), bahan perpustakaan yang disediakan untuk kepentingan belajar, informasi, rekreasi kultural, dan penelitian bagi semua lapisan masyarakat mulai anak-anak, remaja maupun dewasa terdiri dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat ilmiah dan non-ilmiah (fiksi) meliputi hal-hal berikut: a. Karya cetak berupa buku teks, buku referensi (rujukan) seperti ensiklopedia, kamus, almanak, annual, direktori, manual, handbook,
21 Sumardjo dan Djuharno, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2006), h. 19. 22 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 65.
29
biografi, sumber geografi, terbitan pemerintah seperti peraturan perundang-undangan, laporan penelitian, terbitan berkala berupa majalah, bulletin, jurnal, dan surat kabar. b. Karya rekam berupa kaset audio, VCD, CD, CD-ROM pengetahuan, video cassette, televisi, dan sebagainya. c. Media elektronik yang disebut tidak direkam atau not recorded, yaitu media
penyimpanan
informasi
berupa
pangkalan
data
yang
ditayangkan melalui monitor komputer, misalnya internet.23
C. Sarana Penunjang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai maksud dan tujuan. Sedangkan penunjang adalah alat untuk menunjang. Sarana dan prasarana perpustakaan adalah semua barang, perlengkapan dan perabot ataupun inventaris yang harus disediakan di perpustakaan.24 Secara umum sarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Selain itu juga sarana bisa dikatakan adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan. 23
Wiji Suwarno, Perpustakaan dan Buku: Wacana Penulisan dan Penerbitan (Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2011), h. 60. 24 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : Samitra Media Utama, 2004), h. 65.
30
Sarana merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik, alat tersebut merupakan peralatan pembantu maupun peralatan utama yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan pendapat itu, maka pada dasarnya sarana penunjang memiliki fungsi utama yaitu: 1. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu. 2. Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa. 3. Hasil kerja lebih berkualitas. 4. Lebih memudahkan dalam gerak pengguna. 5. Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin. 6. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan. 7. Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang mempergunakannya. Selain
itu,
menurut
Standar
Nasional
Perpustakaan
(SNP)
Kabupaten/Kota, sarana layanan dan sarana kerja perpustakaan harus tersedia dalam jumlah
memadai
guna
mendukung
efisiensi
dan
efektivitas
penyelenggaraan perpustakaan. Perpustakaan mempunyai sarana layanan sekurang-kurangnya meliputi: rak buku, rak majalah, rak audio visual, rak buku referensi, meja baca, meja kerja, laci katalog, kursi baca, perangkat
31
computer, alat baca tunanetra, AC, rak display buku baru, rak surat kabar, jaringan internet, lemari penitipan tas.25 D. Harapan Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan menghasilkan kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha. Setiap manusia pasti memiliki harapan masing-masing entah itu dari seseorang ataupun dari suatu lembaga seperti perpustakaan dan lain-lain. Pada dunia perpustakaan, harapan selalu ada baik itu dari segi pustakawannya, segi koleksinya, segi sarananya, segi layanannya dan lain-lain. Biasanya pemustaka mempunyai harapan sesuai dengan pengalaman yang mereka alami setelah berkunjung ke perpustakaan, contohnya seperti dari ketersediaan koleksi dan sarana penunjang di perpustakaan tersebut. Mungkin salah satu harapan mereka terhadap suatu perpustakaan terhadap ketersediaan koleksi dan sarana penunjang adalah:
25
Zulfikar Zen dan Indah Wuryani, Standar Nasional Perpustakaan Kabupaten/Kota (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2014), h. 6.
32
1.
Segi Ketersediaan Koleksi a. Tersedianya koleksi yang lengkap untuk menunjang pendidikan anakanak sekolah, pekerja, bahkan sampai peneliti. b. Tersedianya eksemplar yang cukup dari setiap koleksi tercetak, agar pemustaka tidak kehabisan apabila ingin meminjam. c. Tersedianya subjek-subjek buku yang meraka butuhkan. d. Tersedianya koleksi bahan pustaka yang digemari oleh anak sekolah seperti komik, untuk menumbuhkan minat baca mereka. e. Tersedianya koleksi bahan pustaka non buku, seperti CD (Compact Disk), mikrofilm, dan lain-lain
2.
Segi Sarana Penunjang a. Adanya tempat parkiran bagi pemustaka yang membawa kendaraan. b. Adanya tempat penitipan barang atau loker untuk menaruh barang pemustaka. c. Adanya kamar mandi untuk pemustaka yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan. d. Adanya musholah untuk pemustaka yang beragama islam. e. Adanya pendingin ruangan yang cukup atau AC. f. Adanya meja baca dan kursi baca bagi pemustaka yang ingin membaca di tempat. g. Adanya carel (meja baca perorangan). h. Adanya stop kontak untuk pemustaka yang membawa laptop atau gadget. 33
i. Adanya komputer yang cukup untuk pemustaka mencari bahan pustaka atau Online Public Access Cataloug (OPAC). j. Adanya kotak saran bagi pemustaka yang ingin memberikan saran. k. Adanya layanan mesin fotocopy. l. Adanya wi-fi atau internet yang dapat dimanfaatkan pemustaka secara gratis. perpustakaan yang terkomunikasi melalui internet, selain mengetahui informasi awal tentang layanan yang tersedia sebelum mengunjungi perpustakaan, agar lebih efisien dan efektif. Beberapa tahun belakangan ini terdapat kecenderungan munculnya perpustakaan otomatisasi, perpustakaan elektronik dan perpustakaan virtual yang berkembang pesat. Dengan adanya wi-fi atau internet diharapkan mampu mengkomunikasikan dirinya atau dapat diakses melalui website dengan berbagai tampilan menarik seperti audo visual, file dan lain-lain. Komunikasi audio dan video memiliki nilai tambah, karena banyak orang lebih mudah memahami sesuatu melalui audio dan visual. Komunikasi file dimana koleksi produk/jasa, atau profil perpustakaan sendiri, buku, atau majalah atau file lainnya, dengan mudah bisa dikomunikasikan melalui internet. Karena semua file tersebut, dapat di download oleh siapa saja yang memiliki akses ke perpustakaan melalui internet. Dengan demikian, perpustakaan akan mampu melakukan komunikasi interkatif dengan penguna karena pengiriman dan penerimaan informasi dapat dilakukan dengan cara
34
yang sangat mudah, otomatis, dan dengan biaya yang sangat minim atau boleh dikata tidak ada biaya. m. Adanya pelayanan mandiri. Layanan ini untuk transaksi peminjaman, perpanjangan dan pengembalian buku. Pengunjung untuk melakukan peminjaman, perpanjangan pinjaman dan pengembalian buku tidak perlu lagi menghubungi petugas pelayanan. Pengunjung bisa langsung melakukan transaksi pada mesin pelayanan mandiri yang disediakan. n. Adanya RFID (Radio Frecuency Identification). Teknologi saat ini sudah memungkinkan adanya self-services dalam layanan sirkulasi melalui fasilitas barcoding dan RFID (Radio Frequency Identification). Selain memudahkan dalam sirkulasi, RFID (Radio Frecuency Identification) juga
berfungsi sebagai
keamanan
apabila
ada
pemustaka yang mengambil buku secara diam-diam. o. Adanya kamera seperti gate keeper, security gate, CCTV dan lain sebagainya, perpustakaan dapat meningkatkan keamanan dalam perpustakaan dari tangan-tangan jahil yang tidak asing sering terjadi dimanapun. p. Adanya layanan Book Drop agar pemustaka dapat mandiri dalam hal sirkulasi. q. Adanya ruang koleksi yang memadai untuk penempatan koleksi bahan pustaka. Agar bahan pustaka terlihat rapih dan indah, perpustakaan juga harus memiliki rak display untuk buku-buku baru, rak untuk
35
majalah, rak untuk atlas, lemari untuk koleksi non tercetak dan lainlain. Selain harapan dari segi ketersediaan koleksi dan sarana penunjang, harapan yang tidak kalah penting dari pemustaka adalah segi keamanan seperti alat pemadam api (hydrant), alat deteksi asap dan api, penjagaan tempat parkir, dan lain-lain apabila memungkinkan. E. Penelitian Terdahulu 1. Peneliti menemukan judul skripsi yang mungkin serupa yaitu, Chairunnisa (107025101796) yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Siswa Tsanawiyah Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Terhadap Layanan Sirkulasi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan siswa terhadap layanan sirkulasi. Sedangkan judul skripsi penulis lebih menekankan kepada harapan siswa-siswi terhadap ketersediaan koleksi dan sarana penunjang. 2. Mimin Minawati (108025000026) yang berjudul “Tanggapan Siswa Madrasah Tsanawiyah Terhadap Fasilitas Perpustakaan Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa madrasah tsanawiyah terhadap fasilitas perpustakaan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta (gedung, ruang, perabot dan peralatan perpustakaan sekolah). Yang menjadi kesamaan dan perbedaan pada judul skripsi penulis adalah adanya fokus obyek yang
36
diteliti yakni fasilitas, sedangkan penulis ketersediaan koleksi dan sarana penunjang. 3. Meilani (109025000020) yang berjudul “Evaluasi Koleksi Perpustakaan Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan tentang pengembangan koleksi perpustakaan, ketersediaan koleksi perpustakaan, serta pemanfaatan koleksi perpustakaan KPAK Jakarta Selatan. Perbedaan dari judul skripsi penulis adalah penelitian ini hanya fokus pada evaluasi koleksi perpustakaan saja, sedangkan penelitian penulis ketersediaan koleksi dan sarana penunjang. Kemudian jenis tempat penelitian yang diambil mempunyai kesamaan yaitu Perpustakaan Kabupaten / Kota.
37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.26 Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.27 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Ini adalah salah satu model menemukan kebenaran konsep, hubungan konsep-konsep melalui wilayah-wilayah yang luas dengan populasi tanpa atau menggunakan sampai dalam jumlah besar. Pendekatan kuantitatif ini suatu pendekatan penelitian secara primer menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan
26 27
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN Press, 1999), h. 60. Mardalis, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 26.
38
observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik.28
B. Sumber Data 1. Data Primer Data Primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut.29 Dalam penelitian ini, data primer ini bersumber dari responden langsung yang ditemui di lapangan (lokasi penelitian) dengan menyebarkan kuisioner kepada siswasiswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen (laporan, karya tulis orang lain, koran, majalah). Atau, seseorang mendapat informasi dari “orang lain”.30 Dalam penelitian ini, data sekunder berasal dari kepustakaan, yakni terdiri dari buku-buku, literaturliteratur, artikel dan dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
28 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kualitatif dan Kuantitati, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 28. 29 Boediono, Teori Dan Aplikasi Statistika Dan Probabilitas (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2008), Cet. 4, h. 7. 30 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN Press, 1999), h. 86.
39
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan unit pengamatan atau tentang informasi yang diinginkan.31 Kasus-kasus tersebut dapat berupa orang, barang, binatang, hal atau peristiwa. Dengan menetapkan populasi ini dimaksudkan agar suatu penelitian dapat mengukur sesuatu sesuai dengan kasusnya, dan tidak akan berlebihan dengan populasi yang di maksud. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMPN 62 Jakarta dan siswa-siswi XI SMAN 54 Jakarta. Teknik penarikan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel acak sederhana (simple random sampling). Sampel acak sederhana ialah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.32 Ciri utama sampling ini ialah setiap unsur dari keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih.33 Berdasarkan hal tersebut, maka dalam konteks teknik random sederhana, warga populasi tidak dipilih-pilih atau distratakan terlebih dahulu.34 Apabila sampel subyeknya kurang dari 100 diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika tingkat populasi
31
Sugiyanto, Analisis Statistika Sosial (Malang: Bayumedia Publishing, 2004), h. 14. Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 43. 33 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 45 34 Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 43. 32
40
besar atau lebih besar dari 100 orang maka dapat diambil sampel sebanyak 10-15% atau 20-25%.35 Maka dalam hal ini peneliti akan mengambil sampel sebanyak 10% dari jumlah siswa-siswi SMPN 62 Jakarta kelas VIII (delapan) dan SMAN 54 Jakarta kelas XI (sebelas). Sebenarnya tidak ada ketepatan mutlak berapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi. Tidak adanya ketetapan yang mutlak itu tidak perlu menimbulkan keragu-raguan pada seorang peneliti.36 Sampel berdasarkan jumlah rata-rata siswa-siswi SMPN 62 Jakarta kelas VIII (selapan) berjumlah 320 dan SMAN 54 Jakarta kelas XI (sebelas) berjumlah 320. Sedangkan sampel yang diambil adalah 10% dari : Siswa-siswi SMPN 62 kelas VIII
=
320
Siswa-siswi SMAN 54 kelas XI
=
320 +
Jumlah
=
640
Jadi, sampel yang diambil adalah 10% dari 640 orang yaitu 64 orang. Berdasarkan ketentuan tersebut dengan keterbatasan dana dan kemampuan penulis, maka penulis mengambil jumlah sampel sebanyak 64 responden dari jumlah siswa-siswi SMPN 62 Jakarta kelas VIII (delapan) dan siswa-siswi SMAN 54 Jakarta kelas XI (sebelas) yang berjumlah 640 orang (10% x 640 Orang = 64,0). Untuk memudahkan perhitungan hasil penelitian, 64
35 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 120. 36 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 81.
41
responden kemudian dibagi ke dalam 2 sekolah 64 responden : 2 = 32 siswasiswi setiap sekolah.
D. Teknik Pengolahan Data Tahap-tahap pengolahan data dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Checking data. Pada langkah ini, peneliti harus mengecek lagi lengkap tidaknya data penelitian, memilih dan menyeleksi data. Selain itu juga meneliti lagi lengkap tidaknya identitas responden yang diperlukan, meneliti lengkap tidaknya data yaitu apakah instrumen pengumpulan data sudah secara lengkap diisi, jumlah lembarannya tidak ada yang lepas atau sobek, dan sebagainya. b. Editing data. Data yang telah diteliti lengkap tidaknya, perlu diedit yaitu dibaca sekali lagi dan diperbaiki, bila masih ada yang kurang jelas atau meragukan. Kegiatannya seperti pernyataan, jawaban, catatan yang tidak jelas diperjelas dan disempurnakan, kemudian coret-coretan, kata-kata sandi atau singkatan diperjelas untuk menghilangkan keragu-raguan terhadap data dan menyeragamkan jawaban responden pada kategori tertentu. c. Tabulating. Tabulasi yaitu menyajikan data dalam bentuk tabel-tabel agar mudah dianalisis. Model tabulasi, sangat tergantung pada tujuan analisis dan model analisis yang digunakan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan analisis statistik. Analisis statistik baru dapat dilaksanakan apabila prosedur 42
analisa data telah selesai. Peneliti bertujuan ingin analisis gejala yang ada, maka teknik analisis statistik berupa tabulasi frekuensi. Adapun untuk memperoleh data angket yang telah ditabulasikan dan dipresentase digunakan rumus teknik mode sebagai berikut:
P
x 100%
Keterangan : f
: frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N
: Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
%
: angka persentase.37
Teknik analisis mode, menggambarkan kejadian apa yang paling banyak dan kesimpulan yang diambil didasarkan pada frekuensi kejadian yang paling banyak. Adapun parameter yang digunakan untuk menafsirkan data kesiapan ini adalah sebagai berikut:
37
0%
=
tidak satupun
1 - 25%
=
sebagian kecil
26 – 49%
=
hampir setengahnya
50%
=
setengahnya
51 – 75%
=
sebagian besar
76 – 99%
=
hampir seluruhnya
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 43.
43
100%
=
seluruhnya38
E. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data yang berasal dari angket bergradasi atau berperingkat 1 sampai dengan 4, peneliti menyimpilkan makna setiap alternative sebagai berikut: 1. “Sangat banyak”, “Sangat sering”, “Sangat setuju”, dan lain-lain menunjukkan gradasi paling tinggi. Untuk kondisi tersebut diberi nilai 4. 2. “Banyak”, “Sering”, “Setuju” dan lain-lain, menunjukkan peringkat yang lebih rendah dibandingkan dengan yang ditambah kata “Sangat”. Oleh karena itu kondisi tersebut diberi nilai 3. 3. “Sedikit”, “Jarang”, “Setuju” dan lain-lain, karena di bawah “Setuju” dan sebagainya, diberi nilai 2. 4. “Sangat sedikit” dan “Sedikit sekali”, “Sangat jarang”, “Sangat kurang setuju”, yang berada di gradasi paling bawah, diberi nilai 1.39 Jika peneliti ingin mengaplikasikan ke dalam penelitian, maka contohnya sebagai berikut: Sangat Sesuai Harapan
4
Sesuai Harapan
3
Tidak Sesuai Harapan
2
Sangat Tidak Sesuai Harapan
1
38
Herman Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: Gramedia, 1992), h.10. 39 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 285.
44
Dalam skala di atas tidak ada pilihan netral untuk mendorong responden memutuskan sendiri apakah sesuai harapan atau tidak sesuai harapan. Untuk mengetahui penilaian responden terhadap suatu objek, maka skor-skor dijumlahkan dan dicari skor rata-rata. Penghitungan skor rata-rata menggunakan rumus: x = [(S x F) + (S x F) + (S x F) + (S x F)] 4
3
2
1
N Keterangan : X
= Skor rata-rata
(S4…S1) = Skor pada skala 1 sampai 4 F
= Frekuensi jawaban pada suatu skala
N
= Jumlah sampel yang diolah atau total frekuensi
Skala yang digunakan di atas adalah skala ordinal yang memiliki keterbatasan analisa, yaitu hanya menyatakan suatu obyek itu sangat baik atau sangat tidak baik. Agar analisa menjadi lebih luas, maka skala ordinal dapat diurai menjadi skala interval yaitu menentukan angka-angka skala yang mempunyai jarak sama antara titik-titik yang berdekatan. Cara ini dipakai untuk menggambarkan keadaan atau gejala dengan lebih teliti, memberikan prediksi dan pengontrolan yang lebih kuat. Skala interval digunakan untuk menempatkan posisi responden dalam suatu obyek penilaian apakah termasuk dalam kriteria sangat sesuai harapan, sesuai harapan, tidak sesuai harapan, 45
atau sangat tidak sesuai harapan. Dari contoh di atas, skala interval tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
Skala Interval = {a(m-n)} : b
Keterangan : a
= Jumlah atribut
m
= Skor tertinggi
n
= Skor terendah
b
= Jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk atau diterapkan.40
Jika skala penilaian yang ingin dibentuk berjumlah 4, dimana skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 4, maka skala interval skor dapat dihitung seperti : {1 (4-1) : 4 = 0, 75. Jadi jarak antara setiap titik adalah 0,75 sehingga diperoleh kriteria penilaian sebagai berikut: Sangat Sesuai Harapan
3, 28 – 4, 00
Sesuai Harapan
2, 52 – 3, 27
Tidak Sesuai Harapan
1, 76 – 2, 51
Sangat Tidak Sesuai Harapan
1, 00 – 1, 75
40
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2004), h. 202.
46
F. Jadwal Penelitian Tabel 1 Jadwal Penelitian No. 1.
2. 3.
4.
5. 6. 7.
Jenis Kegiatan
Tahun 2015 Januari Februari Maret April
Penyerahan Proposal Skripsi dan Dosen Pembimbing Pelaksanaan Bimbingan Skrispi Pengumpulan Literatur Mengenai Skripsi Menyebarkan angket atau kuisioner kepada responden dan wawancara Analisis Data dan Pengolahan Data Penyerahan Laporan Skripsi Sidang Skripsi
47
Mei
Juni
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya KPAK Administrasi Jakarta Timur Pada tahun 1950, kegiatan perpustakaan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta sudah dimulai sejak berbentuk Kotapradja, dengan sebutan Perpustakaan Kotapradja Djakarta Raja. Kemudian, tahun 1961 setelah Kotapradja Djakarta Raja ditingkatkan statusnya menjadi Daerah Tingkat I Daerah Khusus Ibu kota Djakarta Raja, berubah menjadi Perpustakaan Balaikota Pemerintah Daerah Khusus Ibu kota Djakarta Raja. Lalu tahun 1972, melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta tentang Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Pemerintah DKI Jakarta, Bagian Perpustakaan dibagi atas Sub Bagian Perpustakaan dan Sub Bagian Tata Usaha Perpustakaan, dimana perpustakaan merupakan salah satu bagian pada Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan. Setelah itu tahun 1978, melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta dibentuk Lembaga Perpustakaan Umum yang menangani jenis perpustakaan umum di lingkungan Pemerintah DKI Jakarta, seperti Perpustakaan Umum Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan Perpustakaan Umum di lima wilayah kotamadya DKI
48
Jakarta. Pada tahun 1981, Lembaga Perpustakaan Umum bernaung di bawah Biro Bina Mental dan Spiritual dengan status non struktural. Selanjutnya, pada tahun 1989 Perpustakaan Umum di lima wilayah kotamadya DKI Jakarta dialihkan pengelolaannya kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran DKI Jakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), sedangkan Perpustakaan Umum Soemantri Brodjonegoro masih tetap dikelola Biro Bina Mental Spiritual DKI Jakarta. Di tahun 1992, Gubernur DKI Jakarta mengirim surat kepada Menteri Dalam Negeri agar di lingkungan Sekwilda DKI Jakarta dibentuk satu wadah organisasi yang menangani semua jenis perpustakaan dan rekomendasi dari Kepala Perpustakaan Nasional RI. Setelah mengalami beberapa perubahan peraturan, di tahun 1993 dibentuklah Perpustakaan Umum Pemerintah Daerah DKI Jakarta dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 1993. Kemudian di tahun 2001, Berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 ditetapkan pembentukan Kantor Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, dengan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 109 Tahun 2001. Tahun 2007, dalam mengoptimalkan pengelolaan secara teknis, termasuk pembinaan dan penyusutan arsip setiap unsur penyelenggara pemerintah daerah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Kearsipan. Dan terakhir pada tahun 2009, berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 ditetapkan Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perpustakaan 49
dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta, dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 153 Tahun 2009.41 2. Visi dan Misi KPAK Administrasi Jakarta Timur Adapun visi KPAK Administrasi Jakarta Timur adalah Terwujudnya pelayanan prima dalam bidang perpustakaan dan arsip. Sedangkan misi dari KPAK Administrasi Jakarta Timur adalah : a. Penyelenggaraan urusan perpustakaan dan kearsipan yang efisien dan efektif dengan kaidah goodgoverance. b. Pengembangan sarana dan prasarana serta pemberdayaan masyarakat dalam urusan perpustakaan dan kearsipan yang berkualitas. c. Pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi dan budaya kerja yang tinggi. d. Pengembangan sistem perpustakaan dan kearsipan daerah yang terintegrasi dengan sistem nasional. e. Pelayanan perpustakaan dan kearsipan dengan prinsip pelayanan prima. 3. Tugas Pokok dan Fungsi KPAK Administrasi Jakarta Timur mempunyai tugas: a. Tugas 1) Melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan arsip daerah pada lingkup wilayah kota administrasi.
41
KPAK Jaktim, “Sejarah”, artikel diakses pada 19 Maret 2015 dari http://www.kpakjaktim.net/halaman/Sejarah
50
b. Fungsi 1) Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan perpustakaan dan kearsipan. 2) Pembinaan, pemantauan, pengendalian, pengevaluasian, pelaksanaan perpustakaan dan arsip. 3) Pelaksanaan jasa pelayanan perpustakaan dan kearsipan. 4) Memfasilitasi pembinaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan perpustakaan dan kearsipan. 5) Pelaksanaan pengelolaan bahan perpustakaan. 6) Memudahkan dan menemukan kembali dokumen serta menjaga kerahasian dokumen. 4. Personalia Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh pihak KPAK Administrasi Jakarta Timur, memiliki lima (5) sub bagian/bidang yang mana setiap bidang memiliki kepala/pemimpin dalam mengelolanya, seperti: a. Ir. Yati Sudiharti, M.Si., sebagai Kepala KPAK Administrasi Jakarta Timur (Magister Sains, S2 Disiplin Ilmu Komunikasi). b. Urip Raharto, sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha (Magister Manajemen, S2 Disiplin Ilmu Ekonomi). c. Endang Rohyati, S.Sos., sebagai Kepala Subbidang Pelayanan Perpustakaan (Sarjana Sosial, S1 Disiplin Ilmu Sosiologi).
51
d. Ahmad Staniurachman, S.Sos., M.M., sebagai Kepala Subbidang Koleksi Perpustakaan (Magister Manajemen, S2 Disiplin Ilmu Ekonomi). e. Agus Suherman, sebagai Kepala Subbidang Kearsipan (Magister Humaniora, S2 Disiplin Ilmu Perpustakaan)42 KPAK Administrasi memiliki 27 pegawai yang terdiri dari pegawai lakilaki sebanyak 18 orang, dan pegawai wanita 9 orang. Kemudian untuk latar belakang pendidikan dari setiap masing-masing pegawai adalah untuk pendidikan S2 ada 4 Orang yaitu Ir. Yati Sudiharti, M.Si., sebagai Kepala KPAK Administrasi Jakarta Timur (Magister Sains, S2 Disiplin Ilmu Komunikasi), Urip Raharto, sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha (Magister
Manajemen,
S2
Disiplin
Ilmu
Ekonomi),
Ahmad
Staniurachman, S.Sos., M.M., sebagai Kepala Subbidang Koleksi Perpustakaan (Magister Manajemen, S2 Disiplin Ilmu Ekonomi), dan Agus Suherman, sebagai Kepala Subbidang Kearsipan (Magister Humaniora, S2 Disiplin Ilmu Perpustakaan). Untuk pendidikan S1 ada 3 orang yaitu Endang Rohyati, S.Sos., sebagai Kepala Subbidang Pelayanan Perpustakaan (Sarjana Sosial, S1 Disiplin Ilmu Sosiologi), Heru Septianto R., S.E. (Sarjana Ekonomi, S1 Disiplin Ilmu Ekonomi), Mafindi, S.IP (Sarjana Ilmu Perpustakaan). Kemudian
42
“Daftar Pejabat Struktural”, artikel diakses pada 19 Maret 2015 dari http://www.bpadjakarta.net/index.php/profil/pejabat
52
untuk pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) ada 18 orang, sedangkan untuk pendidikan SD (Sekolah Dasar) ada 2 orang. 5. Struktur Organisasi Struktur organisasi yang ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur sama seperti kebanyakan struktur yang ada di perpustakaan-perpustakaan wilayah lainnya. Ini karena KPAK Administrasi Jakarta Timur pihak perpustakaan berada di bawah naungan perpustakaan daerah DKI Jakarta. Untuk struktur organisasi yang di KPAK Administrasi Jakarta Timur adalah sebagai berikut :
Gambar. 1 Struktur Organisasi
53
6. Koleksi Untuk koleksi yang berada di KPAK Administrasi Jakarta Timur memiliki 10.736 judul buku dengan masing-masing judul memiliki 5 eksemplar yang terbagi dalam beberapa kategori yaitu: a. Koleksi anak Klas 000 (25 judul, 118 eksemplar), klas 100 (35 judul, 170 eksemplar), klas 200 (26 judul, 130 eksemplar), klas 300 (25 judul, 120 eksemplar), klas 400 (42 judul, 210 eksemplar), 500 (36 judul, 175 eksemplar), klas 600 (28 judul, 140 eksemplar), klas 700 (35 judul, 185 eksemplar), klas 800 (30 judul, 145 eksemplar), klas 900 (34 judul, 170 eksemplar), klas fiksi (20 judul, 120 eksemplar), koleksi referensi (24 judul, 120 eksemplar). Jadi total keseluruhan koleksi anak sebanyak 456 judul dengan 1.798 eksemplar. b. Koleksi remaja dan dewasa (umum) Klas 000 (121 judul, 605 eksemplar), klas 100 (98 judul, 490 eksemplar), 200 (125 judul, 625 eksemplar), 300 (126 judul, 630 eksemplar), klas 400 (130 judul, 650 eksemplar), kals 500 (157 judul, 785 eksemplar), klas 600 (155 judul, 775 eksemplar), kals 700 (160 judul, 800 eksempar), kals 800 (154 judul, 770 eksemplar), klas 900 (143 judul, 715 eksemplar), kals fiksi (95 judul, 385 eksemplar), koleksi referensi (120 judul, 580 eksemplar). Jadi total keseluruhan koleksi remaja dewasa (umum) sebanyak 1.584 judul dengan 7.810 eksemplar. 54
c. Koleksi Paket atau Taman Baca Masyarakat Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Jakarta Timur memiliki koleksi paket untuk di pinjamkan ke Taman Baca Masyarakat yang ada di Jakarta timur, berikut adalah daftar taman baca masyarakat yang ada di Jakarta Timur: 1) Taman Bacaan Uyah – Matraman Jakarta Timur (85 judul, 425 eksemplar). 2) Sanggar Paksi Safa Kawijayan – Cipinang Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur (50 judul, 250 eksemplar). 3) Mentari (PKBM) – Matraman, Jakarta Timur (55 judul, 275 eksemplar). 4) Balai Baca Cikal 08 - Cipinang, Jakarta Timur (85 judul, 425 eksemplar). 5) Sanggar Akar - Cipinang Jakarta Timur (60 judul, 300 eksemplar). 6) Yayasan Ibu Hj. A Slamet – Kramat Jati, Jakarta Timur (75 judul, 375 eksemplar). 7) Perpustakaan
Dompet
Sosial
ALKAUTSAR
(DSAK)
–
Warudoyong, Jatinegara, Jakarta Timur (50 judul, 250 eksemplar). 8) TBM Fatahillah – Komp. Bulak Rantai, Jakarta Timur (80 judul, 400 eksemplar). 9) TBM Saung Manggar – Pondok Kelapa, Jakarta Timur (65 judul, 325 eksemplar).
55
10) TBM Balai (LPM – UIJ) – Matraman, Jakarta Timur (80 judul, 400 eksemplar). 11) Kampung Buku – Cibubur, Jakarta Timur (85 judul, 425 eksemplar). 12) Rumah Baca Al Karimah –Utan Kayu Selatan, Jakarta Timur (65 judul, 325 eksemplar). 13) Taman Baca K3 – Komunitas Kp Kramat –Kampung Kramat – Cililitan, Jakarta (70 judul, 350 eksemplar). Jadi total keseluruhan koleksi paket atau koleksi taman baca masyarakat adalah sebanyak 905 judul dengan 4.525 eksemplar. d. Mobil keliling Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Jakarta Timur memiliki 5 unit mobil perpustakaan keliling yang tersebar di wilayah Jakarta Timur, dengan jumlah koleksi untuk masing-masing unit sebanyak 236 judul dengan total 1.180 eksemplar. Untuk setiap unit mobil membawa klas 000 (23 judul, 115 eksemplar), klas 100 ( 20 judul, 100 eksemplar), klas 200 (18 judul, 90 eksemplar), klas 300 (35 judul, 175 eksemplar), klas 400 (25 judul, 125 eksemplar), klas 500 (27 judul, 135 eksemplar), klas 600 (16 judul, 80 eksemplar), klas 700 (13 judul, 65 eksemplar), klas 800 (17 judul, 85 eksemplar), klas 900 (22 judul, 110 eksemplar), klas fiksi (25 judul, 125 eksemplar), koleksi referensi (20 judul, 100 eksemplar). Jika setiap unit mobil membawa 236 judul,
56
1.180 eksemplar, maka koleksi keseluruhan 5 unit mobil perpustakaan keliling adalah sebanyak 1.180 judul dengan 5.900 eksemplar. Jadi jumlah keseluruhan koleksi yang dimiliki oleh KPAK Administrasi Jakarta Timur adalah sebanyak 4.125 judul dengan 20.033 eksemplar. 7. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur memiliki : a. Ruang baca anak-anak. KPAK Jakarta Timur hanya memiliki 1 ruang baca anak-anak. b. Ruang baca remaja dewasa KPAK Jakarta Timur hanya memiliki 1 ruang baca remaja dewasa yang menjadi satu dengan ruang referensi. c. Ruang referensi KPAK Jakarta Timur hanya memiliki 1 ruang baca referensi yang menjadi satu dengan ruang remaja dewasa. d. Mobil perpustakaan keliling KPAK Jakarta Timur memiliki mobil perpustakaan keliling sebanyak 5 unit yang melayani masyarakat di wilayah Jakarta Timur. e. Sepeda motor layanan paket KPAK Jakarta Timur memiliki sepeda motor sebanyak 5 unit untuk mengantarkan layanan paket peminjaman ke taman baca masyarakat di wilayah Jakarta Timur. 57
f. Boks arsip KPAK Jakarta Timur memiliki 100 boks arsip yang dapat dipergunakan sebagai media pemyimpanan sementara untuk arsiparsip dan surat-surat yang ada sebelum dipilah lebih lanjut. g. Map arsip KPAK Jakarta Timur menyediakan sebanyak 800 buah map arsip untuk surat-surat penting dan kedinasan. h. Rak arsip KPAK Jakarta Timur memiliki sebanyak 10 buah Rak Arsip yang dipergunakan untuk menyimpan boks-boks arsip. i. Filing cabinet KPAK Jakarta Timur memiliki 10 buah filing cabinet yang dapat dipergunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen penting yang telah disortir/dipilah. j. Loker penitipan barang KPAK Jakarta Timur
memiliki loker penitipan
yang dapat
dipergunakan oleh pengunjung perpustakaan untuk menitipkan barang sebanyak 50 buah.
58
8. Waktu Layanan Perpustakaan Senin – Kamis
: Pukul 09.00 – 20.00
Jum’at
: Pukul 09.00 – 20.00
(Istirahat Pukul 11.30 – 13.00) Sabtu
: Pukul 09.00 – 20.00
Minggu
: Pukul 09.00 – 20.00
Tutup
: Hari libur resmi/nasional
Apabila ada pemustaka yang ingin membuat kartu anggota terlebih dahulu dengan membawa syarat: a. Mengisi formulir pendaftaran b. Warga DKI Jakarta c. Fotocopy KTP (Kartu Tanda Penduduk)/Kartu Pegawai/ Kartu Pelajar/Surat keterangan lainnya. d. Pas foto ukuran 2 x 3 sebanyak 2 (dua) lembar e. Untuk kehilangan Kartu Anggota dikenakan sanksi administrati 9. Layanan Perpustakaan Layanan yang ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur memiliki 2 pelayanan yang berbeda yang dibagi menjadi 2 pelayanan. Yang pertama adalah layanan stasioner (layanan yang berada di dalam perpustakaan itu sendiri) dan yang kedua adalah layanan ekstensi (layanan yang berada di luar perpustakaan).
59
a. Layanan Stasioner Layanan stasioner adalah layanan yang disediakan oleh pihak KPAK Administrasi Jakarta Timur untuk pemustaka yang berada di dalam perpustakaan atau layanan ini disebut layanan di dalam perpustakaan. Layanan ini bertujuan untuk melayani pemustaka yang dapat berkunjung ke perpustakaan dan biasanya pengunjungnya dari masyarakat sekitar. Beberapa layanan yang disediakan oleh pihak KPAKAdministrasi Jakarta Timur adalah: 1) Layanan Perpustakaan Layanan perpustakaan ini adalah layanan yang diperuntukkan untuk umum yang disediakan oleh KPAK Administrasi Jakarta Timur. Layanan ini juga bisa sebagai layanan untuk pemustaka yang ingin melakukan konsultasi atau bertanya-tanya dengan pustakawan yang berhubungan dengan informasi yang mereka cari. Layanan perpustakaan ini bertempat di lantai 2 KPAK Administrasi Jakarta Timur. 2) Layanan Anak dan Remaja Layanan anak dan remaja, berbeda dengan layanan perpustakaan. Layanan anak dan remaja memiliki perpustakaan yang terpisah dengan perpustakaan utama yang berada di lantai 2. Layanan anak dan remaja bertempat di lantai 1 KPAK Administrasi Jakarta Timur
60
3) Layanan Referensi Di KPAK Administrasi Jakarta Timur, pihak perpustakaan juga menyiapkan
layanan
referensi
bagi
pemustaka
yang
membutuhkannya dan memiliki ruangan tersendiri, disamping perpustakaan utama. Layanan referensi ini diperuntukkan untuk umum tanpa terkecuali. b. Layanan Ekstensi Layanan ekstensi adalah layanan yang disediakan pihak KPAK Administrasi Jakarta Timur untuk masyarakat-masyarakat yang tidak dapat berkunjung ke perpustakaan karena beberapa faktor, salah satunya adalah jarak dan lain-lain. Layanan ekstensi ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat yang tidak dapat berkunjung ke perpustakaan dapat pula mendapatkan pengetahuan melalui layanan ini karena menyediakan berbagai layanan informasi, seperti : 1) Layanan Bercerita Layanan bercerita adalah layanan yang dilaksanakan diluar KPAK Administrasi Jakarta Timur. Layanan ini melakukan kegiatan bercerita di sekolah-sekolah, taman kanak-kanak, taman baca masyarakat. 2) Layanan Paket Layanan paket KPAK Administrasi Jakarta Timur adalah salah satu layanan yang diberikan oleh KPAK Administrasi Jakarta Timur kepada perpustakaan-perpustakaan yang tidak memiliki 61
anggaran yang cukup untuk mengadakan koleksi buku seperti Taman Baca Masyarkat (TBM) atau suatu daerah yang mana masyarakatnya tidak mampu datang ke perpustakaan karena masalah jarak dan waktu. Jadi layanan paket KPAK Administrasi Jakarta Timur bertugas memberikan sebagian koleksinya kepada perpustakaan-perpustakaan yang tidak memiliki anggaran yang cukup serta memberikan koleksi kepada masyarakat yang tidak dapat berkunjung ke perpustakaan dengan dan hanya menyediakan ruangan untuk menaruh koleksi yang diberikan oleh pihak perpustakaan. Namun, layanan paket ini diberikan oleh pihak KPAK Administrasi Jakarta Timur mempunyai jangka waktu yakni 3 bulan saja, setelah itu akan diambil lagi koleksi yang telah dipinjamkan. 3) Layanan Perpustakaan Keliling Selain layanan yang di atas, KPAK Administrasi Jakarta Timur juga menyediakan layanan perpustakaan keliling. Perpustakaan keliling ini bertujuan untuk memberikan layanan kepada masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang cukup jauh dari perpustakaan.
Dengan
adanya
perpustakaan
keliling
ini,
masyarakat juga dapat meraskan layanan perpustakaan walaupun tidak dapat langsung ke perpustakaannya.
62
10. Jenis Kegiatan Setiap perpustakaan pasti memiliki kegiatan-kegiatan yang menunjang tugas mereka yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan yang berhubungan
dengan
perpustakaan.
Begitu
juga
dengan
KPAK
Administrasi Jakarta Timur memiliki kegiatan-kegiatan yang menunjang tugas mereka sebagai perpustakaan diantaranya adalah: a. Layanan Anak dan Membaca Layanan anak dan membaca merupakan salah satu jenis kegiatan yang diadakan oleh KPAK Administrasi Jakarta Timur. Tidak jauh berbeda dengan layanan ekstensi yakni bercerta, kalau layanan anak dan membaca dapat dilakukan dimana saja tergantung permintaan. Jadi, layanan anak dan membaca ini bisa dari pihak KPAK Administrasi Jakarta Timur untuk meminta salah satu sekolah, taman kanak-kanak, atau masyarakat datang ke perpustakaan untuk diberikan layanan anak dan membaca seperti bercerita atau story telling. Akan tetapi, bisa juga dari pihak luar perpustakaan yang meminta KPAK Administrasi Jakarta Timur datang untuk memberikan layanan anak dan membaca. b. Pemilihan Abang dan None Buku Salah satu jenis kegiatan yang ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur adalah pemilihan abang dan none buku. Jenis kegiatan ini sangat unik karena tidak hanya ada abang dan none Jakarta, tetapi juga abang dan none buku juga ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur. Adanya pemilihan abang dan none buku di perpustakaan bertujuan 63
untuk sebagai pelopor atau daya gerak gemar membaca bagi pemudapemudi Jakarta untuk menyukai buku dan suka membaca. Biasanya yang menjadi peserta dalam pemilihan abang dan none buku ini siswa/I SMA atau sederajat dan mahasiswa/I yang masih muda. Pemilihan abang dan none buku ini berusia sekitar 16 – 20 tahun. Kegiatan pemilihan abang dan none buku ini juga biasanya diadakan satu tahun sekali. c. Pembinaan Perpustakaan dan Kearsipan Pembinaan perpustakaan dan arsip merupakan jenis kegiatan yang ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur selanjutnya. Seperti nama dan fungsinya
KPAK
Administrasi
Jakarta
Timur,
pembinaan
perpustakaan dan kearsipan dilakukan di luar perpustakaan. Untuk kegiatan ini, pihak perpustakaan memiliki tim khusus untuk menjalankan kegiatan ini dan bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), biasanya untuk pembinaan perpustakaan dilakukan di KPAK Administrasi Jakarta Timur dengan mengadakan seminar atau bimtek selama 3 bulan. Sedangkan untuk pembinaan kearsipan, sasaran pihak perpustakaan adalah kantor-kantor yang memiliki arsip tetapi tidak dikelolah secara baik. Jika melakukan pembinaan kearsipan, KPAK Administrasi Jakarta Timur bekerjasama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), biasanya pihak perpustakaan mengadakannya selama 3 bulan.
64
d. Wajib Kunjungan Perpustakaan Selanjutnya adalah kegiatan wajib kunjung perpustakaan. Kegiatan ini adalah kegiatan yang merupakan sebagai salah satu kegiatan promosi yang ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur. Jadi, kegiatan ini mengundang pihak-pihak luar untuk datang ke perpustakaan guna untuk melihat-lihat sebagai sara rekreasi dan akan dilayani dengan berbagai kegiatan sederhana yang sudah disiapkan oleh pihak perpustakaan. e. Hari Anak dan Membaca Hari anak dan membaca merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan lainnya yang ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur. Dalam kegiatan ini, ada beberapa acara yang dilakukan seperti lomba-lomba yang berhubungan dengan perpustakaan dan bertujuan untuk gemar membaca. Lomba-lomba yang diadakan oleh pihak perpustakaan adalah: 1) Lomba puisi 2) Lomba berpidato 3) Lomba membaca cepat 4) Lomba bercerita 5) Lomba menggambar 6) Lomba Mewarna
65
B. Hasil Penelitian 1. Keadaan Umum Responden SMPN 62 dan SMAN 54 Responden dari penelitian ini adalah siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta. Jumlah responden adalah 64 orang yang dibagi 2 menjadi 32 orang responden SMPN 62 dan 32 orang SMAN 54 Jakarta. Kuesioner disebarkan secara random sederhana kepada 64 siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta. Tabel 2 menunjukkan jenis kelamin siswa-siswi yang mengisi kuesioner. Tabel ini menunjukkan responden SMPN 62 sebagian besar perempuan 19 orang (59%) dan hampir setengahnya laki-laki 13 orang (41%). Sedangkan responden SMAN 54 menyatakan sebagian besar perempuan 21 orang (66%) dan hampir setengahnya laki-laki 11 orang (34%). Tabel 2 “Jenis Kelamin Responden” Sekolah SMPN 62 SMAN 54
Ket P 19 59 21 66
F % F %
Jenis Kelamin L 13 41 11 34
Jumlah 32 100 32 100
Tabel 3 menunjukkan perbedaan kelas siswa-siswi yang mengisi kuesioner. Tabel ini menunjukkan responden SMPN 62 sebagian kecil kelas VIII-1 (delapan satu) 3 orang (9,4%), dan hampir seluruhnya kelas VIII-4 (delapan empat) 29 orang (90,6%). Sedangkan responden
66
SMAN 54 sebagian kecil kelas XI IPS 1, 7 orang (21,9%), hampir setengahnya kelas XI IPS 2, 12 orang (37,5%), dan hampir setengahnya kelas XI IPA 4, 13 orang (40,6%) Tabel 3 “Perbedaan Kelas Responden” Sekolah
Kelas
SMPN 62
VIII – 1 VIII – 4 Jumlah
SMAN 54
XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPA 4 Jumlah
Keterangan F 3 29 32 7 12 13 32
% 9,4 90,6 100 21,9 37,5 40,6 100
Tabel 4 menunjukkan frekuensi siswa-siswi yang mengisi kuesoiner dalam berkunjung ke perpustakaan. Tabel ini menunjukkan responden SMPN 62 menyatakan hampir setengahnya memilih sangat sering 15 orang (47%), hampir setengahnya memilih sering 13 orang (41%), sebagian kecil memilih jarang 4 orang (12%), tak seorangpun memilih tidak pernah (0%). Sedangkan responden SMAN 54 menyatakan sebagian kecil menyatakan sangat sering 4 orang (12,5%), sebagian kecil menyatakan sering 5 orang (15,625%), sebagian besar menyatakan jarang 23 orang (71,875%), tak seorangpun menyatakan tidak pernah (0%).
67
Tabel 4 “Frekuensi Berkunjung” Sekolah
SMPN 62 SMAN 54
Ket
F % F %
Sangat Sering 15 47 4 12,5
Sering
Pernyataan Jarang
13 41 5 15,625
4 12 23 71,875
Tidak Pernah 0 0 0 0
Jumla h 32 100 32 100
Tabel 5 menunjukkan informasi yang di dapat tentang perpustakaan. Tabel ini menunjukkan responden SMPN 62 menyatakan hampir setengah menyatakan sangat sering 11 orang (34%), setengahnya menyatakan sering 16 orang (50%), sebagian kecil menyatakan jarang 5 orang (16%), tak seorangpun menyatakan tidak pernah (0%). Sedangkan responden SMAN 54 menyatakan sebagian kecil menyatakan sangat sering 4 orang (12,5%), setengahnya menyatakan sering 16 orang (50%), hampir setengahnya menyatakan jarang 12 orang (37,5%), tak seorangpun menyatakan tidak pernah (0%). Tabel 5 “Informasi Tentang Perpustakaan” Sekolah
SMPN 62 SMAN 54
Ket
F % F %
Sangat Sering 11 34 4 12,5
68
Pernyataan Sering Jarang 16 50 16 50
5 16 12 37,5
Tidak Pernah 0 0 0 0
Jumla h 32 100 32 100
Selama penyebaran kuesioner peneliti tidak memberikan kepada siswa-siswi SMPN 62 kelas VII dan kelas IX dan siswa-siswi SMAN 54 kelas X dan kelas XII karena untuk kelas VII dan X siswa-siswi masih baru mengenal lingkungan sekitar bahwa ada perpustakaan, sedangkan untuk kelas IX dan XII peneliti tidak boleh mengganggu karena sedang ada ujian dan memang untuk responden peneliti memusatkan hanya pada kelas VIII dan XI saja. Kemudian penelitian ini tidak berdasarkan gender ataupun tingkatan kelas pada responden, tetapi dilakukan secara random sederhana dimana semua anggota populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden. 2. Hasil Penelitian Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta a. Jenis Koleksi Tabel berikut adalah tabel 6 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor satu, mengenai harapan siswa-siswi terhadap koleksi untuk kebutuhan pendidikan sekolah, pekerja, sampai peneliti. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang (3%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 9 orang (28%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 21 orang (66%), dan sebagian kecil sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian
69
kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang (3%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 11 orang (34%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 15 orang (47%), dan sebagian kecil sangat tidak sesuai harapan 5 orang (16%). Tabel 6 “Koleksi Untuk Kebutuhan Pendidikan Sekolah, Pekerja, Sampai Peneliti” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 1 3 4 1 3 4
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH Jumlah (3) (2) (1) 9 21 1 32 28 66 3 100 27 42 1 74 11 15 5 32 34 47 16 100 33 30 5 72
TOTAL
X= 74/32 = 2,31 X = 72/32 = 2,25
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,31 dan SMAN 54 adalah 2,25, skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan bahwa keduanya tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 7 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua, mengenai harapan siswa-siswi terhadap subyek-subyek yang tersedia sesuai kebutuhan. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang (3,1%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 12 orang
70
(37,5%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 19 orang (59,4%), dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan tidak ada (0%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang (3%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 13 orang (41%), setengahnya memilih tidak sesuai harapan 16 orang (50%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 2 orang (6%). Tabel 7 “Subyek-subyek Yang Tersedia Sesuai Kebutuhan” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 1 3,1 4 1 3 4
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH Jumlah (3) (2) (1) 12 19 0 32 37,5 59,4 0 100 36 38 0 78 13 16 2 32 41 50 6 100 39 32 2 77
TOTAL
X= 78/32 = 2,43 X = 77/32 = 2,40
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,43 dan SMAN 54 adalah 2,40, skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan bahwa keduanya tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 8 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan tiga, mengenai harapan siswa-siswi terhadap buku teks dalam memenuhi kebutuhan aktivitas
71
pekerjaan. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 13 orang (41%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 18 orang (56%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 2 orang (6,25%), sebagian besar memilih sesuai harapan 17 orang (53,125%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 12 orang (37,5%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3,125%). Tabel 8 “Buku Teks Dalam Memenuhi Kebutuhan Aktivitas Pekerjaan” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F %
SSH (4) 0 0 0 2 6,25
S
8
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH (3) (2) (1) 13 18 1 41 56 3 39 36 1 17 12 1 53,1 37,5 3,125 25 51 24 1
TOTAL Jumla h 32 100 76 32 100
X= 76/32 = 2,37 X = 84/32 = 2,62
84
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,37 skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 2,62 skor
72
ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 9 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor empat, mengenai harapan siswa-siswi terhadap terbitan berkala bermanfaat dalam menambah wawasan. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan 8 orang (25%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 10 orang (31%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 13 orang (41%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 3 orang (9%), sebagian besar memilih sesuai harapan 23 orang (72%), sebagian kecil memilih tidak sesuai harapan 6 orang (19%), dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Tabel 9 “Terbitan Berkala Bermanfaat Dalam Menambah Wawasan” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 8 25 32 3 9 12
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH Jumlah (3) (2) (1) 10 13 1 32 31 41 3 100 30 26 1 89 23 6 0 32 72 19 0 100 69 12 0 93
73
TOTAL
X= 89/32 = 2,78 X = 93/32 = 2,90
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,78 dan SMAN 54 adalah 2,90, skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan bahwa keduanya sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 10 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor lima, mengenai harapan siswa-siswi terhadap koleksi karya rekam. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan tidak ada (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan tidak ada (0%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 10 orang (31%), dan sebagian besar memilih sangat tidak sesuai harapan 22 orang (69%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan tidak ada (0%), sebagian kecil memilih sesuai harapan 3 orang (9%), setengahnya memilih tidak sesuai harapan 16 orang (50%), dan hampir setengahnya memilih sangat tidak sesuai harapan 13 orang (41%). Tabel 10 “Koleksi Karya Rekam” Sekolah Ket
SMPN 62
F % S
SSH (4) 0 0 0
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH Jumlah (3) (2) (1) 0 10 22 32 0 31 69 100 0 20 22 42
74
TOTAL
X= 42/32 = 1,31
SMAN 54
F % S
0 0 0
3 9 9
16 50 32
13 41 13
32 100 54
X = 54/32 = 1,68
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,31 dan SMAN 54 adalah 1,68 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan. b. Jumlah Koleksi Tabel berikut adalah tabel 11 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor enam, mengenai harapan siswa-siswi terhadap jumlah koleksi buku pelajaran. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang (3%), setengahnya memilih sesuai harapan 16 orang (50%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 15 orang (47%), dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 15 orang (47%), setengahnya memilih tidak sesuai harapan 16 orang (50%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3%).
75
Tabel 11 “Jumlah Koleksi Buku Pelajaran” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 1 3 4 0 0 0
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH Jumlah (3) (2) (1) 16 15 0 32 50 47 0 100 48 30 0 82 15 16 1 32 47 50 3 100 45 32 1 78
TOTAL
X= 82/32 = 2,56 X = 78/32 = 2,43
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,56 skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 2,43 skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 12 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor tujuh, mengenai harapan siswa-siswi terhadap koleksi buku fiksi dan non fiksi dalam mendukung gemar membaca. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan 8 orang (25%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 11 orang (34,4%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 12 orang (37,5%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3,1%). Sedangkan 76
responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang (3,1%), sebagian besar memilih sesuai harapan 19 orang (59,4%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 12 orang (37,5%), dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Tabel 12 “Koleksi Buku Fiksi dan Non Fiksi Dalam Mendukung Gemar Membaca” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 8 25 32 1 3,1 4
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH Jumlah (3) (2) (1) 11 12 1 32 34,4 37,5 3,1 100 33 24 1 90 19 12 0 32 59,4 37,5 0 100 57 24 0 85
TOTAL
X= 90/32 = 2,81 X = 85/32 = 2,65
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,81 dan SMAN 54 adalah 2,65 skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan bahwa keduanya sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 13 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor delapan, mengenai harapan siswa-siswi terhadap jumlah koleksi terbitan berkala memadai. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%),
77
hampir setengahnya memilih sesuai harapan 10 orang (31%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 21 orang (66%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang (3%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 13 orang (41%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 15 orang (47%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 3 orang (9%). Tabel 13 “Jumlah Koleksi Terbitan Berkala Memadai” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 0 0 0 1 3 4
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH Jumlah (3) (2) (1) 10 21 1 32 31 66 3 100 30 42 1 73 13 15 3 32 41 47 9 100 39 30 3 76
TOTAL
X= 73/32 = 2,28 X = 76/32 = 2,37
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,28 dan SMAN 54 adalah 2,37 skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan bahwa keduanya tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 14 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor sembilan,
78
mengenai harapan siswa-siswi terhadap jumlah eksemplar setiap jenis koleksi. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 12 orang (37,5%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 17 orang (53,1%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 3 orang (9,4%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 2 orang (6%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 11 orang (34%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 14 orang (44%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 5 orang (16%). Tabel 14 “Jumlah Eksemplar Setiap Jenis Koleksi” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 0 0 0 2 6 8
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH Jumlah (3) (2) (1) 12 17 3 32 37,5 53,1 9,4 100 36 34 3 73 12 14 5 32 34 44 16 100 33 28 5 74
TOTAL
X= 73/32 = 2,28 X = 74/32 = 2,31
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,28 dan SMAN 54 adalah 2,31 skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan bahwa keduanya tidak sesuai harapan. 79
c. Sarana Tabel berikut adalah tabel 15 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor sepuluh, mengenai harapan siswa-siswi terhadap OPAC (Online Public Access Cataloug) sebagai sarana penelusuran koleksi. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan (0%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 20 orang (62,5%), dan hampir setengahnya memilih sangat tidak sesuai harapan 12 orang (37,5%). Sedangkan responden SMAN 54
menunjukkan tak
seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan (0%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 20 orang (62,5%), dan hampir setengahnya memilih sangat tidak sesuai harapan 12 orang (37,5%). Tabel 15 “OPAC (Online Public Access Cataloug) Sebagai Sarana Penelusuran Koleksi” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 0 0 0 0 0 0
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH Jumlah (3) (2) (1) 0 20 12 32 0 62,5 37,5 100 0 40 12 52 0 20 12 32 0 62,5 37,5 100 0 40 12 52
80
TOTAL
X= 52/32 = 1,62 X = 52/32 = 1,62
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,62 dan SMAN 54 adalah 1,62 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 16 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor sebelas, mengenai harapan siswa-siswi terhadap RFID (Radio Frecuency Identification) untuk pelayanan sirkulasi. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan (0%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 15 orang (47%), dan sebagian besar memilih sangat tidak sesuai harapan 17 orang (53%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan (0%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 22 orang (69%), dan hampir setengahnya memilih sangat tidak sesuai harapan 10 orang (31%). Tabel 16 “RFID (Radio Frecuency Identification) Untuk Pelayanan Sirkulasi” Sekolah Ket
SMPN 62
F % S
SSH (4) 0 0 0
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH Jumlah (3) (2) (1) 0 15 17 32 0 47 53 100 0 30 17 47
81
TOTAL
X= 47/32 = 1,46
SMAN 54
F % S
0 0 0
0 0 0
22 69 44
10 31 10
32 100 54
X = 54/32 = 1,68
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,46 dan SMAN 54 adalah 1,68 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 17 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua belas, mengenai harapan siswa-siswi terhadap Book Drop pengembalian koleksi mandiri. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan (0%), setengahnya memilih tidak sesuai harapan 16 orang (50%), dan setengahnya memilih sangat tidak sesuai harapan 16 orang (50%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan (0%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 14 orang (44%), dan sebagian besar memilih sangat tidak sesuai harapan 18 orang (56%).
82
Tabel 17 “Book Drop Pengembalian Koleksi Mandiri” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 0 0 0 0 0 0
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH Jumlah (3) (2) (1) 0 16 16 32 0 50 50 100 0 32 16 48 0 14 18 32 0 44 56 100 0 28 18 46
TOTAL
X= 48/32 = 1,50 X = 46/32 = 1,43
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,50 dan SMAN 54 adalah 1,43 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 18 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor tiga belas, mengenai harapan siswa-siswi terhadap ketersediaan komputer yang terhubung dengan internet. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan (0%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 13 orang (41%), dan sebagian besar memilih sangat tidak sesuai harapan 19 orang (59%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 3 orang (9,4%), sebagian kecil memilih sesuai harapan 4 orang (12,5%), hampir seluruhnya memilih tidak sesuai 83
harapan 24 orang (75%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3,1%). Tabel 18 “Ketersediaan Komputer Yang Terhubung Dengan Internet” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 0 0 0 3 9,4 12
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH Jumlah (3) (2) (1) 0 13 19 32 0 41 59 100 0 26 19 45 4 24 1 32 12,5 75 3,1 100 12 48 1 73
TOTAL
X= 45/32 = 1,40 X = 73/32 = 2,28
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,40 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan sangat tidak sesuai harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 2,28 skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 19 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor empat belas, mengenai harapan siswa-siswi terhadap ketersediaan mesin fotocopy. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan (0%), hampir setengahnya memilih tidak
84
sesuai harapan 15 orang (47%), dan sebagian besar memilih sangat tidak sesuai harapan 17 orang (53%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan (0%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 21 orang (66%), dan hampir setengahnya memilih sangat tidak sesuai harapan 11 orang (34%). Tabel 19 “Ketersediaan Mesin Fotocopy” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 0 0 0 0 0 0
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH Jumlah (3) (2) (1) 0 15 17 32 0 47 53 100 0 30 17 47 0 21 11 32 0 66 34 100 0 42 11 53
TOTAL
X= 47/32 = 1,46 X = 53/32 = 1,65
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,46 dan SMAN 54 adalah 1,65 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 20 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 Jakarta dari pertanyaan nomor lima belas, mengenai harapan siswa-siswi terhadap alat pemadam api (hydrant) untuk keamanan. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62
85
menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang (3,1%), sebagian besar memilih sesuai harapan 18 orang (56,25%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 11 orang (34,4%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 2 orang (6,25%). Sedangkan responden SMAN 54
menunjukkan tak
seorangpun memilih sangat sesuai harapan tidak ada (0%), sebagian kecil memilih sesuai harapan 7 orang (22%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 18 orang (56%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 7 orang (22%). Tabel 20 “Alat Pemadam Api (hydrant) Untuk Keamanan” Sekolah Ket
SMPN 62
F %
SSH (4) 1 3,1
SMAN 54
S F % S
4 0 0 0
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH (3) (2) (1) 18 11 2 56,2 34,4 6,26 25 54 22 2 7 18 7 22 56 22 21 36 7
TOTAL Jumlah 32 100
X= 82/32 = 2,56
82 32 100 64
X = 64/32 = 2,00
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,56 skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 2,00 skor
86
ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 21 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor enam belas, mengenai harapan siswa-siswi terhadap alat deteksi asap dan api. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), sebagian kecil memilih sesuai harapan 2 orang (6%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 15 orang (47%), dan hampir setengahnya sangat tidak sesuai harapan 15 orang (47%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), sebagian kecil memilih sesuai harapan 2 orang (6,25%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 12 orang (37,5%), dan sebagian besar memilih sangat tidak sesuai harapan 18 orang (56,25%). Tabel 21 “Alat Deteksi Asap dan Api” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 0 0 0 0 0 0
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH (3) (2) (1) 2 15 15 6 47 47 6 30 15 2 12 18 6,25 37,5 56,25 6 24 18
87
TOTAL Jumlah 32 100 51 32 100 48
X= 51/32 = 1,59 X = 48/32 = 1,50
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,59 dan SMAN 54 adalah 1,50 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 22 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor tujuh belas, mengenai
harapan
siswa-siswi
terhadap
kotak
saran
untuk
mengusulkan koleksi. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), sebagian kecil memilih sesuai harapan 7 orang (22%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 18 orang (56%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 7 orang (22%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang (3%), tak seorangpun memilih sesuai harapan (0%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 21 orang (66%), dan hampir setengahnya memilih sangat tidak sesuai harapan 10 orang (31%). Tabel 22 “Kotak Saran Untuk Mengusulkan Koleksi” Sekolah Ket
SMPN 62
F % S
SSH (4) 0 0 0
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH (3) (2) (1) 7 18 7 22 56 22 21 36 7
88
TOTAL Jumlah 32 100 64
X= 64/32 = 2,00
SMAN 54
F % S
1 3 4
0 0 0
21 66 42
10 31 10
64 100 56
X = 56/32 = 1,75
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,00 skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 1,75 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan sangat tidak sesuai harapan. d. Prasarana Tabel berikut adalah tabel 23 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor delapan belas, mengenai harapan siswa-siswi terhadap lahan parkiran untuk kendaraan. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan sebagian besar memilih sangat sesuai harapan 17 orang (53%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 14 orang (44%), sebagian kecil memilih tidak sesuai harapan 1 orang (3%) dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian besar memilih sangat sesuai harapan 18 orang (56%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 14 orang (44%), tak seorangpun memilih tidak sesuai harapan (0%) dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%).
89
Tabel 23 “Lahan Parkiran Untuk Kendaraan” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 17 53 68 18 56 72
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH (3) (2) (1) 14 1 0 44 3 0 42 2 0 14 0 0 44 0 0 42 0 0
TOTAL Jumlah 32 100 112 32 100 114
X= 112/32 = 3,50 X = 114/32 = 3,56
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 3,50 dan SMAN 54 adalah 3,56 skor ini berada pada skala interval 3,28 – 4,00 yang menunjukkan bahwa keduanya sangat sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 24 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor sembilan belas, mengenai harapan siswa-siswi terhadap tempat penitipan barang atau loker. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan 12 orang (37,5%), setengahnya memilih sesuai harapan 16 orang (50%), sebagian kecil memilih tidak sesuai harapan 4 orang (12,5%) dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 5 orang (15,6%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 14 orang (43,8%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai 90
harapan 13 orang (40,6%) dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Tabel 24 “Tempat Penitipan Barang atau Loker” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 12 37,5 48 5 15,6 20
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH (3) (2) (1) 16 4 0 50 12,5 0 48 8 0 14 13 0 43,8 40,6 0 42 26 0
TOTAL Jumlah 32 100 104 32 100 88
X= 104/32 = 3,25 X = 88/32 = 2,75
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 3,25 dan SMAN 54 adalah 2,75 skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan keduanya sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 25 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh, mengenai harapan siswa-siswi terhadap kamar mandi terpisah untuk pengunjung. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan 10 orang (31,25%), sebagian besar memilih sesuai harapan 17 orang (53,125%), sebagian kecil memilih tidak sesuai harapan 1 orang (3,125%) dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 4
91
orang (12,5%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 3 orang (9,4%), hampir seluruhnya memilih sesuai harapan 24 orang (75%), sebagian kecil memilih tidak sesuai harapan 4 orang (12,5%) dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3,1%). Tabel 25 “Kamar Mandi Terpisah Untuk Pengunjung” Sekolah Ket
SMPN 62
F %
SMAN 54
S F % S
SSH (4) 10 31,2 5 40 3 9,4 12
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH (3) (2) (1) 17 1 4 53,1 3,125 12,5 25 51 2 4 24 4 1 75 12,5 3,1 72 8 1
TOTAL Jumlah 32 100
X= 97/32 = 3,03
97 32 100 93
X = 93/32 = 2,90
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 3,03 dan SMAN 54 adalah 2,90 skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan bahwa keduanya sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 26 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh satu, mengenai harapan siswa-siswi terhadap musholah untuk pengunjung. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan 10
92
orang (31,25%), sebagian besar memilih sesuai harapan 17 orang (53,125%), sebagian kecil memilih tidak sesuai harapan 4 orang (12,5%) dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3,125%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan 11 orang (34,4%), sebagian besar memilih sesuai harapan 19 orang (59,4%), sebagian kecil memilih tidak sesuai harapan 2 orang (6,2%) dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Tabel 26 “Musholah Untuk Pengunjung” Sekolah Ket
SMPN 62
F %
SMAN 54
S F % S
SSH (4) 10 31,2 5 40 11 34,4 44
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH (3) (2) (1) 17 4 1 53,1 12,5 3,125 25 51 8 1 19 2 0 59,4 6,2 0 57 4 0
TOTAL Jumlah 32 100
X= 100/32 = 3,12
100 32 100 105
X = 105/32 = 3,28
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 3,12 skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 3,28 skor ini berada pada skala interval 3,28 – 4,00 yang menunjukkan sangat sesuai harapan.
93
Tabel berikut adalah tabel 27 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh dua, mengenai harapan siswa-siswi terhadap pendingin ruangan (AC). Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan 11 orang (34%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 13 orang (41%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 8 orang (25%) dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 3 orang (9,4%), sebagian kecil memilih sesuai harapan 6 orang (18,7%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 20 orang (62,5%) dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 3 orang (9,4). Tabel 27 “Pendingin Ruangan (AC)” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 11 34 44 3 9,4 12
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH (3) (2) (1) 13 8 0 41 25 0 39 16 0 6 20 3 18,7 62,5 9,4 18 40 3
TOTAL Jumlah 32 100 99 32 100 73
X= 99/32 = 3,09 X = 73/32 = 2,28
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 3,09 skor ini 94
berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 2,28 skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 28 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh tiga, mengenai harapan siswa-siswi terhadap meja baca dan kursi baca. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan 11 orang (34,4%), sebagian besar memilih sesuai harapan 18 orang (56,2%), sebagian kecil memilih tidak sesuai harapan 3 orang (9,4%) dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 4 orang (12,5%), hampir seluruhnya memilih sesuai harapan 24 orang (75%), sebagian kecil memilih tidak sesuai harapan 4 orang (12,5%) dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Tabel 28 “Meja Baca dan Kursi Baca” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F %
SSH (4) 11 34,4 44 4 12,5
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH (3) (2) (1) 18 3 0 56,2 9,4 0 54 6 0 24 4 0 75 12,5 0
95
TOTAL Jumlah 32 100 104 32 100
X= 104/32 = 3,25 X = 96/32 = 3,00
S
16
72
8
0
96
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 3,25 dan SMAN 54 adalah 3,00 skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan bahwa keduanya sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 29 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh empat, mengenai harapan siswa-siswi terhadap meja baca perorangan (carel). Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 4 orang (12,5%), sebagian besar memilih sesuai harapan 18 orang (56,25%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 9 orang (28,125%) dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3,125%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), sebagian kecil memilih sesuai harapan 6 orang (19%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 20 orang (62%) dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 6 orang (19%).
96
Tabel 29 “Meja Baca Perorangan (Carel)” Sekolah Ket
SMPN 62
F %
SSH (4) 4 12,5
SMAN 54
S F % S
16 0 0 0
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH (3) (2) (1) 18 9 1 56,2 28,12 3,125 5 5 54 18 1 6 20 6 19 62 19 18 40 6
TOTAL Jumlah 32 100
X= 89/32 = 2,78
89 32 100 64
X = 64/32 = 2,00
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,78 skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 2,00 skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 30 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh lima, mengenai harapan siswa-siswi terhadap stop kontak untuk pengunjung. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang (3,1%), sebagian kecil memilih sesuai harapan 3 orang (9,4%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 22 orang (69%) dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 6 orang (19%).
97
Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang (3%), sebagian kecil memilih sesuai harapan 4 orang (12%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 21 orang (66%) dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 6 orang (19%). Tabel 30 “Stop Kontak Untuk Pengunjung” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 1 3 4 1 3 4
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH (3) (2) (1) 3 22 6 9 69 19 9 44 6 4 21 6 12 66 19 12 42 6
TOTAL Jumlah 32 100 63 32 100 64
X= 63/32 = 1,96 X = 64/32 = 2,00
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,96 dan SMAN 54 adalah 2,00 skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan bahwa keduanya tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 31 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh enam, mengenai harapan siswa-siswi terhadap wifi atau internet. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun
98
memilih sesuai harapan (0%), setengahnya memilih tidak sesuai harapan 16 orang (50%) dan setengahnya memilih sangat tidak sesuai harapan 16 orang (50%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan (0%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 19 orang (59%) dan hampir setengahnya memilih sangat tidak sesuai harapan 13 orang (41%). Tabel 31 “Wi-fi atau Internet” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 0 0 0 0 0 0
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH (3) (2) (1) 0 16 16 0 50 50 0 32 16 0 19 13 0 59 41 0 38 13
TOTAL Jumlah 32 100 48 32 100 51
X= 48/32 = 1,50 X = 51/32 = 1,59
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,50 dan SMAN 54 adalah 1,59 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan. Tabel berikut adalah tabel 32 yang merupakan hasil olahan data SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh tujuh, mengenai harapan siswa-siswi terhadap lokasi perpustakaan.
99
Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan tidak ada (0%), sebagian kecil memilih sesuai harapan 1 orang (3%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 19 orang (60%) dan hampir setengahnya memilih sangat tidak sesuai harapan 12 orang (37%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan (0%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 13 orang (41%) dan sebagian besar memilih sangat tidak sesuai harapan 19 orang (59%). Tabel 32 “Lokasi Perpustakaan” Sekolah Ket
SMPN 62 SMAN 54
F % S F % S
SSH (4) 0 0 0 0 0 0
Pernyataan (Bobot) SH TSH STSH (3) (2) (1) 1 19 12 3 60 37 3 38 12 0 13 19 0 41 59 0 26 19
TOTAL Jumlah 32 100 53 32 100 45
X= 53/32 = 1,65 X = 45/32 = 1,40
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,65 dan SMAN 54 adalah 1,40 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan.
100
3. Skor Akhir Rata-rata Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta Terhadap Ketersediaan Koleksi dan Sarana Penunjang a. Skor Akhir Rata-rata Harapan Siswa-siswi Terhadap Jenis Koleksi Tabel 33 “Skor Akhir Rata-rata Jenis Koleksi” Atribut
Koleksi Untuk Kebutuhan Pendidikan Sekolah, Pekerja, Sampai Peneliti Subyek-subyek Yang Tersedia Buku Teks Dalam Memenuhi Kebutuhan Aktivitas Pekerjaan Terbitan Berkala Bermanfaat Dalam Menambah Wawasan Koleksi Karya Rekam Skor Akhir
Skor Rata-rata SMPN 62 2,31
TSH
Skor Rata-rata SMAN 54 2,25
TSH
2,43
TSH
2,40
TSH
2,37
TSH
2,62
SH
2,78
SH
2,90
SH
1,31
STSH
1,68
STSH
11,2/5 = 2,24
TSH
11,85/5 = 2,37
TSH
101
Ket
Ket
b. Skor Akhir Rata-rata Harapan Siswa-siswi Terhadap Jumlah Koleksi Tabel 34 “Skor Akhir Rata-rata Jumlah Koleksi” Atribut
Jumlah Koleksi Buku Pelajaran Koleksi Buku Fiksi Dalam Mendukung Gemar Membaca Jumlah Koleksi Terbitan Berkala Memadai Jumlah Eksemplar Setiap Jenis Koleksi Skor Akhir
Skor Rata-rata SMPN 62 2,56
Ket
SH
Skor Rata-rata SMAN 54 2,43
Ket
TSH
2,81
SH
2,65
SH
2,28
TSH
2,37
TSH
2,28
TSH
2,31
TSH
9,93/4 = 2,48
TSH
9,76/4 = 2,44
TSH
c. Skor Akhir Rata-rata Harapan Siswa-siswi Terhadap Sarana Tabel 35 “Skor Akhir Rata-rata Sarana” Atribut
OPAC (Online Public Access Cataloug) Sebagai Sarana Penelusuran Koleksi RFID (Radio Frecuency Identification)
Skor Rata-rata SMPN 62 1,62
Ket
Skor Ratarata SMAN 54
Ket
STSH
1,62
STSH
1,46
STSH
1,68
STSH
102
Untuk Pelayanan Sirkulasi Book Drop Pengembalian Koleksi Mandiri Ketersediaan Komputer Yang Terhubung Internet Ketersediaan Mesin Fotocopy Alat Pemadam Api (hydrant) Untuk Keamanan Alat Penyiram Air Dari Atas Kotak Saran Untuk Mengusulkan Koleksi Skor Akhir
1,50
STSH
1,43
STSH
1,40
STSH
2,28
TSH
1,46
STSH
1,65
STSH
2,56
TSH
2,00
TSH
1,59
STSH
1,50
STSH
2,00
TSH
1,75
STSH
13,59/8 = 1,69
STSH
13,91/8 = 1,73
STSH
d. Skor Akhir Rata-rata Harapan Siswa-siswi Terhadap Prasarana Tabel 36 “Prasarana” Atribut
Lahan Parkiran Untuk Kendaraan Tempat Penitipan Barang atau Loker Kamar Mandi Terpisah Untuk Pengunjung Musholah Untuk Pengunjung Pendingin Ruangan (AC)
Skor Ratarata SMPN 62 3,50
SSH
Skor Ratarata SMAN 54 3,56
SSH
3,25
SH
2,75
SH
3,03
SH
2,90
SH
3,12
SH
3,28
SSH
3,09
SH
2,28
TSH
103
Ket
Ket
Meja Baca dan Kursi Baca Meja Baca Perorangan (Carel) Colokan Listrik Untuk Pengunjung Wi-fi atau Internet Lokasi Perpustakaan Skor Akhir
3,25
SH
3,00
SH
2,78
SH
2,00
TSH
1,96
TSH
2,00
TSH
1,50
STSH
1,59
STSH
1,65
STSH
1,40
STSH
27,13/10 = 2,71
SH
24,76/10 = 2,47
TSH
e. Skor Akhir Rata-rata Keseluruhan Ketersediaan Koleksi Tabel 37 “Skor Keseluruhan Ketersediaan Koleksi” Atribut
Jenis Koleksi Jumlah Koleksi Skor Akhir
Skor Ratarata SMPN 62 11,2 9,93 21,13/9 = 2,34
Ket
TSH TSH TSH
Skor Ratarata SMAN 54 11,85 9,76 21,61/9 = 2,40
Ket
TSH TSH TSH
f. Skor Akhir Rata-rata Keseluruhan Sarana Penunjang Tabel 38 “Skor Keseluruhan Sarana Penunjang” Atribut
Sarana Prasarana Skor Akhir
Skor Ratarata SMPN 62 13,59 27,13 40,72/18 = 2,26
104
Ket
STSH SH TSH
Skor Ratarata SMAN 54 13,91 24,76 38,67/18 = 2,14
Ket
STSH TSH TSH
4. Skor Akhir Keseluruhan Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta Terhadap Ketersediaan Koleksi dan Saranan Penunjang a. Skor Akhir Keseluruhan Harapan Siswa-siswi Terhadap Ketersediaan Koleksi Tabel 39 “Skor Akhir Keseluruhan Ketersediaan Koleksi” Atribut Jenis Koleksi Jumlah Koleksi Skor Akhir
Keterangan Sangat Tidak Sesuai Harapan 19.69 Tidak Sesuai Harapan 42,74/18 = 2,37 (Tidak Sesuai Harapan)
Skor Rata-rata 23,05
b. Skor Akhir Keseluruhan Harapan SIswa-siswi Terhadap Sarana Penunjang Tabel 40 “Skor Akhir Keseluruhan Sarana Penunjang” Atribut Sarana Prasarana Skor Akhir
Skor Ratarata 27,50
Keterangan
Sangat Tidak Sesuai Harapan 51,89 Tidak Sesuai Harapan 79,39/36 = 2,20 (Tidak Sesuai Harapan)
105
C. Pembahasan Di dalam pembahasan ini peneliti ingin mencoba membandingkan antara hasil dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh siswa-siswi SMPN 62 dan siswa-siswi SMAN 54 Jakarta menurut pengamatan peneliti agar dapat kita lihat apakah hasil kedua sekolah tersebut sama atau berbeda dari setiap pertanyaan. 1. Perbandingan pertanyaan nomor satu mengenai harapan siswa-siswi terhadap koleksi untuk kebutuhan pendidikan sekolah, pekerja, sampai peneliti. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,31 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,25 yang mana kedua hasil skor tersebut berada dalam berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti ini karena Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur tidak memiliki jenis koleksi yang beragam, mulai dari koleksi yang dibutuhkan pendidikan, pekerja, dan peneliti. Koleksi yang dibutuhkan untuk pendidikan sekolah mungkin ada, tetapi kurang beragam hanya itu-itu saja koleksinya. Kemudian koleksi untuk pekerja juga ada sedikit hanya mungkin yang berhubungan dengan informasi teknologi, ilmu-ilmu sosial. Sedangkan koleksi untuk peneliti mungkin tidak ada, karena untuk koleksi karya rekam pihak Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi
106
Jakarta Timur tidak ada sehingga dari segi koleksi cukup sulit untuk peneliti. 2. Perbandingan pertanyaan nomor dua mengenai harapan siswa-siswi terhadap subyek-subyek yang tersedia. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,43 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,40 yang mana kedua hasil skor tersebut berada dalam berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, subyek-subyek yang tersedia di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur kurang sesuai kebutuhan para siswasiswi karena kebanyakan subyek-subyeknya berisi tentang buku-buku umum saja dan jika di lihat subyek-subyek yang diinginkan oleh para siswa-siswi itu seperti tentang percintaan, persahabatan, semangat hidup dan lain-lain yang dikemas dalam sebuh novel. Pada zaman sekarang, anak-anak sekolah paling banyak suka membaca novel baik itu tentang persahabatan, percintaan, semangat hidup dan lain-lain. 3. Perbandingan pertanyaan nomor tiga mengenai harapan siswa-siswi terhadap buku teks (pengetahuan umum, referensi, fiksi, non fiksi) dalam memenuhi kebutuhan aktivitas pekerjaan. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,37 skor ini berada pada skala 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,62 107
skor ini berada pada skala 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, perbedaan yang terjadi antara harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta karena jarang berkunjungnya siswa-siswi SMAN 54 Jakarta sehingga mereka kurang mengetahui apakah buku teks yang ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur seperti apa, jadi mereka beranggapan bahwa buku teks yang ada memenuhi aktivitas pekerjaan mereka, padahal sesungguhnya buku teks yang ada di perpustakaan kurang memenuhi dalam aktivitas pekerjaan mereka dikarenakan kurang beragam jenisnya dan kurang memadainya koleksi tersebut. Itulah mengapa siswa-siswi SMPN 62 Jakarta menganggap tidak sesuai harapan karena sering berkunjung ke perpustakaan sehingga lebih mengetahui keadaannya. 4. Perbandingan pertanyaan nomor empat mengenai harapan siswa-siswi terhadap terbitan berkala (majalah, surat kabar, jurnal, dan sebagainya) bermanfaat dalam menambah wawasan. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,78 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,90 yang mana kedua hasil skor tersebut berada dalam berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, terbitan-terbitan berkala yang ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK)
Administrasi
Jakarta
Timur
memang bermanfaat
dalam
menambah wawasan mereka dan sesuai dengan usia mereka. Terbitan 108
berkala yang ada berisi informasi-informasi yang mereka suka seperti tentang sepak bola, tentang hijab dan pengetahuan umum lainnya. Kalau untuk terbitan berkala seperti koran para siswa-siswi kurang tertarik untuk membacanya karena mungkin mereka belum tertarik dengan informasi yang disediakan, padahal sesungguhnya informasi yang ada pada surat kabar sangat beragam dan dapat lebih menambah wawasan mereka. 5. Perbandingan pertanyaan nomor lima mengenai harapan siswa-siswi terhadap koleksi karya rekam (rekam suara, film, video, dan sebagainya). Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswasiswi SMPN 62 adalah 1,31 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,68 yang mana kedua hasil skor tersebut berada dalam berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sangat tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur tidak menyediakan dan menyimpan koleksi karya rekam sama sekali, seharusnya perpustakaan umum daerah menyimpan koleksi karya rekam tentang sejarah dan karyakarya lain yang berhubungan dengan daerah tempat dimana perpustakaan itu berada. Perpustakaan tidak memiliki koleksi karya rekam faktor utamanya adalah masalah biaya dan gedung yang tidak memadai, serta mungkin memang tidak adanya kebijakan yang mewajibkan perpustakaan tersebut menyimpan karya rekam.
109
6. Perbandingan pertanyaan nomor enam mengenai harapan siswa-siswi terhadap jumlah koleksi buku pelajaran dalam membantu tugas pendidikan. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswasiswi SMPN 62 adalah 2,56 skor ini berada pada skala 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,43 skor ini berada pada skala 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, yang membuat harapan siswa-siswi ini berbeda karena faktor tingkat kepuasan mereka dalam menggunakan koleksi buku pelajaran yang ada. Mungkin bagi siswa-siswi SMPN 62 Jakarta koleksi buku pelajaran yang ada sudah cukup untuk membantu tugas pendidikan mereka walaupun jumlah koleksinya kurang banyak karena tingkat kesulitan tugas pendidikan mereka lebih mudah. Sedangkan bagi siswa-siswi SMAN 54 Jakarta koleksi buku pelajaran yang ada di perpustakaan kurang memenuhi kebutuhan tugas pendidikan mereka karena tingkat kesulitan tugas pendidikan mereka yang lebih sulit, serta membutuhkan koleksi buku pelajaran yang beragam. 7. Perbandingan pertanyaan nomor tujuh mengenai harapan siswa-siswi terhadap koleksi buku fiksi dan non fiksi dalam mendukung gemar membaca. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,81 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,65 yang mana kedua hasil skor tersebut berada dalam berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan 110
bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, koleksi buku fiksi dan non fiksi yang ada di perpustakaan bagus untuk menumbuhkan hobi gemar membaca mereka karena koleksi buku fiksi sesuai dengan kesukaan mereka seperti novel percintaan, persahabatan dan lain-lain, dan untuk buku non fiksi juga sesuai dengan mereka menyukai buku tentang para tokoh terkanal atau sejarah, walaupun koleksi yang ada sebenernya kurang banyak dan beragam. 8. Perbandingan pertanyaan nomor delapan mengenai harapan siswa-siswi terhadap jumlah koleksi terbitan berkala (majalah, surat kabar, jurnal, dan sebagainya) memadai. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,28 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,37 yang mana kedua hasil skor tersebut berada dalam berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, jumlah koleksi terbitan berkala yang ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur memang kurang memadai, padahal untuk terbitan berkala yang tersedia sudah membuat para siswa-siswi senang membacanya dalam menambah wawasan mereka, hanya saja kurang banyak dan beragam yang disediakan oleh pihak perpustakaan. 9. Perbandingan pertanyaan nomor sembilan mengenai harapan siswa-siswi terhadap jumlah eksemplar setiap jenis koleksi. Dari hasil penelitian kita 111
bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,28 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,31 yang mana kedua hasil skor tersebut berada dalam berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, pihak perpustakaan sebenarnya sudah menyediakan 5 eksemplar untuk setiap jenis koleksi, namun kebanyakan dari koleksi eksemplarnya ada yang hilang sehingga membuat eksemplar buku menjadi sedikit sehingga membuat para siswa-siswi kesulitan untuk meminjam buku dengan judul yang sama. 10. Perbandingan pertanyaan nomor sepuluh mengenai harapan siswa-siswi terhadap OPAC (Online Public Access Catalogue) sebagai sarana penelusuran koleksi. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 1,62 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,62 yang mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sangat tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur memang belom menyediakan sarana mesin pencari atau
OPAC (Online Public
Access Catalogue) sebagai alat penelusuran koleksi. Mungkin seharusnya di zaman yang sudah maju ini, perpustakaan umum seperti Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur sudah 112
menggunakan OPAC (Online Public Access Catalogue) agar lebih memudahkan pemustaka dalam mencari bahan pustaka yang diinginkannya dari pada harus mencari langsung ke rak buku. 11. Perbandingan pertanyaan nomor sebelas mengenai harapan siswa-siswi terhadap RFID (Radio Frecuency Identification) untuk pelayanan sirkulasi. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswasiswi SMPN 62 adalah 1,46 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,68 yang mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sangat tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, ini sama halnya dengan OPAC (Online Public Access Catalogue) yang mana pihak perpustakaan belum menyediakan sarana RFID (Radio Frecuency Identification) karena salah satu faktornya adalah dana. Mungkin pihak perpustakaan belum mempunyai dana yang cukup dari pemerintah untuk menyediakan sarana teknologi seperti RFID (Radio Frecuency Identification) dan OPAC (Online Public Access Catalogue). Padahal dengan adanya sarana ini, pelayanan terutama sirkulasi akan lebih cepat dan efektif, serta untuk memberikan rasa aman apabila ada pemustaka yang kedapatan mengambil buku secara diam-diam karena buku sudah diberikan sensor jika melewati pintu sensor. 12. Perbandingan pertanyaan nomor dua belas mengenai harapan siswa-siswi terhadap Book Drop pengembalian koleksi mandiri. Dari hasil penelitian 113
kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 1,50 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,43 yang mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sangat tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, pihak perpustakaan tidak memiliki sarana Book Drop untuk pengembalian koleksi secara mandiri. Untuk sarana ini, tidak hanya Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur saja yang belum menyediakan,
tetapi
kebanyakan
perpustakaan
memang
belum
menyediakan sarana ini dan peneliti pun memang belum pernah lihat atau menggunakan sarana Book Drop ini. Namun, menurut peneliti ini bagus untuk pihak perpustakaan agar pengunjung dapat mengembalikan koleksi bahan pustaka tanpa harus pada jam pelayanan perpustakaan bagi mereka yang tidak memiliki cukup banyak waktu dan menjadikan pemustaka menjadi mandiri. 13. Perbandingan pertanyaan nomor tiga belas mengenai harapan siswa-siswi terhadap ketersediaan komputer yang terhubung internet. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 1,40 skor ini berada pada skala 1,00 – 1,75 yang menunjukkan sangat tidak sesuai harapan dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,28 skor ini berada pada skala 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, perbedaan harapan ini ada kesamaan, sama-sama tidak sesuai harapan. 114
Namun, untuk siswa-siswi SMPN 62 Jakarta lebih sangat tidak sesuai harapan dari pada siswa-siswi SMAN 54 Jakarta yang tidak sesuai harapan. Mungkin ini disebabkan karena memang di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur tidak adanya komputerkomputer yang tersedia dan terhubung ke internet untuk para pemustaka yang tidak memiliki atau membawa laptop untuk mencari informasi melalui internet. Sarana-sarana seperti ini harusnya sudah disediakan oleh pihak perpustakaan agar pemustaka dan masyarakat dapat lebih maju dalam hal teknologi. Kemudian terjadinya perbedaan ini karena harapan siswa-siswi SMPN 62 Jakarta lebih merasakan tidak adanya sarana ini karena mereka yang lebih sering berkunjung dibandingkan siswa-siswi SMAN 54 Jakarta, serta belum memilikinya laptop. 14. Perbandingan pertanyaan nomor empat belas mengenai harapan siswasiswi terhadap ketersediaan mesin fotocopy. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 1,46 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,65 yang mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sangat tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, sarana seperti mesin fotocopy belum disediakan oleh pihak perpustakaan, dan
sama
dengan
sarana
teknologi
lain,
salah
satu
faktornya
mungkinadalah masalah dana yang menjadi kendala. Sarana ini cukup penting bagi pemustaka yang belum menjadi anggota perpustakaan, karena 115
apabila mereka menemukan informasi yang mereka butuhkan kemudian tidak bisa di pinjam bukunya, mereka dapat mem-fotocopy salah satu halaman yang berisi informasi yang mereka butuhkan, sehingga mereka merasa puas akan sarana yang ada. Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta mungkin pernah merasakan hal dimana mereka tidak dapat meminjam koleksi buku yang mereka inginkan dan tidak bisa pula memfotocopy koleksi tersebut sehingga mereka merasa tidak puas dan merasa perpustakaan tidak sesuai harapan mereka. 15. Perbandingan pertanyaan nomor lima belas mengenai harapan siswa-siswi terhadap alat pemadam api (hydrant) untuk keamanan. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,56 skor ini berada pada skala 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,00 skor ini berada pada skala 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, Dari hasil pengamatan peneliti, di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur memiliki alat pemadam api (hydrant) sebanyak 1 sampai 2 alat. Mungkin itu tidak cukup apabila terjadi hal yang tidak diinginkan karena akses jalan yang sulit dijangkau apabila terjadi kebakaran, mobil petugas pemadam kebakaran tidak dapat masuk karena jalannya yang kecil. Untuk siswasiswi SMPN 62 Jakarta mungkin 1 sampai 2 alat cukup untuk keamanan dan sesuai harapan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan karena mereka masih belum memikirkan hal sampai sejauh itu. Akan tetapi, 116
mungkin berbeda dengan siswa-siswi SMAN 54 Jakarta yang sudah lebih matang dalam berfikir apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, mereka sadar itu tidak cukup apabila ada kecelakaan, jadi bagi mereka itu tidaklah cukup dan tidak sesuai harapan. 16. Perbandingan pertanyaan nomor enam belas mengenai harapan siswa-siswi terhadap alat deteksi asap dan api. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 1,59 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,50 yang mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sangat tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta mereka jelas ingin adanya jaminan keamanan bagi diri mereka masing-masing. Dengan adanya sarana alat deteksi asap dan api mereka tentu merasa lebih aman karena sarana ini sangat sensitif apabila terjena api atau asap dari api, sehingga dengan cepat dapat diatasi secara otomatis. Sayangnya, pihak perpustakaan belum memiliki sarana tersebut, maka dari itu mereka sangat mengharapkan sarana-sarana yang membuat mereka merasa aman apabila ada di perpustakaan. 17. Perbandingan pertanyaan nomor tujuh belas mengenai harapan siswa-siswi terhadap kotak saran untuk mengusulkan koleksi. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,00 skor ini berada pada skala 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai 117
harapan dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,75 skor ini berada pada skala 1,00 – 1,75 yang menunjukkan sangat tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, ini adalah salah satu sarana yang diinginkan para siswa-siswi karena melalui sarana ini, siswa-siswi dapat menyampaikan keinginan dan sarannya untuk koleksi yang mereka butuhkan dan apa saja yang mereka inginkan secara keseluruhan. Kebanyakan dari para siswa-siswi malu untuk mengungkapkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan kepada pustakawan, ini disebabkan karena pustakawannya
yang
kurang
ramah,
cuek,
tidak
memperhatikan
pengunjung, dan bisa saja karena memang pengunjung atau siswa-siswi yang malu untuk bertanya. Namun, sayangnya sarana ini belum ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur, padahal dengan adanya sarana ini perpustakaan dapat mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan siswa-siswi dan para pengunjung lain. 18. Perbandingan pertanyaan nomor delapan belas mengenai harapan siswasiswi terhadap lahan parkiran untuk kendaraan. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 3,50 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 3,56 yang mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 3,28 – 4,00 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sangat sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, lahan parkir untuk kendaraan pengunjung memang cukup luas berada tepat pada di depan gedung perpustakaan, mereka jadi tidak perlu repot-repot mencari 118
tempat untuk kendaraan mereka. Kemudian lahan parkirnya pun sering dijadikan tempat latihan anak-anak sekolah untuk senam dan berjoget sehingga lahan parkirannya pun bermanfaat untuk kegiatan lain. 19. Perbandingan pertanyaan nomor sembilan belas mengenai harapan siswasiswi terhadap tempat penitipan barang atau loker. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 3,25 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,75 yang mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, penetipan barang atau loker memang disediakan oleh pihak perpustakaan sehingga membuat harapan siswa-siswi sama-sama sesuai harapan. Namun, menurut peneliti kondisinya perlu diperhatikan karena penitipan barang atau loker tidak adanya kunci untuk setiap penitipan barang atau loker sehingga pengunjung ragu akan keamanan barangnya tersebut. 20. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh mengenai harapan siswa-siswi terhadap kamar mandi terpisah untuk pengunjung. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 3,03 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,90 yang mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur 119
memiliki kamar mandi yang memang terpisah untuk pengunjung laki-laki dan perempuan. Hanya saja kamar mandi yang dimiliki oleh pihak perpustakaan kurang bersih, namun kamar mandinya layak untuk dipakai. 21. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh satu mengenai harapan siswasiswi terhadap musholah untuk pengunjung. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 3,12 skor ini berada pada skala 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 3,28 skor ini berada pada skala 3,28 – 4,00 yang menunjukkan sangat sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, yang membedakan harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta adalah ketidaktahuan siswa-siswi SMAN 54 Jakarta terhadap musholah yang ada karena memang benar Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur memiliki musholah, namun kurang luas. Musholah yang ada mungkin hanya cukup untuk 3 shaf dan ukurannya kecil, sehingga tidak memuat cukup banyak pengunjung. Sedangkan siswa-siswi SMPN 62 Jakarta mereka lebih mengetahui kondisi yang sebenernya, jadi musholah memang ada sesuai harapan, namun tidak sangat sesuai harapan karena kurang luas dan nyamannya musholah. 22. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh dua mengenai harapan siswasiswi terhadap pendingin ruangan (AC). Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 3,09 skor ini berada pada skala 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan dan hasil 120
skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,28 skor ini berada pada skala 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, pihak perpustakaan memang memiliki pendingin ruangan (AC) yang kurang memadai sehingga ruangan kurang dingin. Perbedaan harapan siswa-siswi terjadi karena faktor kepuasan yang berbeda, untuk siswa-siswi SMPN 62 Jakarta mungkin ruangannya tidak membuat gerah saja itu sudah cukup nyaman. Sedangkan bagi siswa-siswi SMAN 54 Jakarta ruangan yang mereka inginkan dingin dan nyaman, sehingga pendingin ruangannya harus diperbanyak. 23. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh tiga mengenai harapan siswasiswi terhadap meja baca dan kursi baca. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 3,25 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 3,00 yang mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, meja baca dan kursi baca secara umum memang sudah cukup untuk para pengunjung yang ingin membaca ditempat. Mungkin hanya tinggal perlu ditambah agar lebih banyak sehingga para pengunjung dapat lebih berkelompok apabila ingin melakukan belajar kelompok. 24. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh empat mengenai harapan siswasiswi terhadap meja baca perorangan (carel). Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,78 121
skor ini berada pada skala 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,00 skor ini berada pada skala 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, meja baca perorangan (carel) memang tersedia di perpustakaan, akan tetapi jumlahnya yang masih kurang. Perbedaan harapan antara siswa-siswi Jakarta adalah karena siswa-siswi SMPN 62 Jakarta tingkat konsentrasi dalam hal belajar yang mana siswasiswi SMP masih ingin lebih bermain dengan teman-temannya atau berkelompok, sehingga meja baca perorangan (carel) kurang cocok dengan mereka dan menurut mereka itu sudah sesuai harapan asalkan sudah disediakan. Kemudian bagi siswa-siswi SMAN 54 Jakarta, mereka sudah harus lebih fokus dalam belajar karena tingkat kesulitan yang lebih tinggi dan membutuhkan konsentrasi yang lebih, dengan menggunakan meja baca perorangan (carel) akan membuat mereka lebih berkonsentrasi, sehingga bagi mereka meja baca perorangan yang ada tidak sesuai harapan dan perlu ditambah jumlahnya. 25. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh lima mengenai harapan siswasiswi terhadap stop kontak untuk pengunjung. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 1,96 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,00 yang mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, Kantor 122
Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur sepertinya kurang menyediakan prasarana stop kontak untuk para pengujung yang membawa alat-alat elektronik mereka seperti handphone, laptop dan gadget lainnya. Di zaman sekarang ini, perpustakaan harus memperhatikan kebutuhan pengunjung seperti stop kontak seperti ini karena banyak dari pengunjung membawa laptop untuk mengerjakan tugas mereka dalam waktu yang lama sehingga membutuhkan listrik untuk mengisi baterai gadget mereka, atau sekedar mencari-cari informasi di laptop mereka melalui internet. Mungkin itulah mengapa kesediaan stop kontak tidak sesuai harapan siswa-siswi. 26. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh enam mengenai harapan siswasiswi terhadap wi-fi atau internet. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 1,50 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,59 yang mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sangat tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur belum menyediakan internet untuk para pengunjungnya. Padahal sesungguhnya salah satu yang membuat perpustakaan ramai dikunjungi adalah adanya wifi atau internet, ini dikarenakan tingkat kebutuhan informasi yang semakin maju, sehingga diperlukannya internet dalam mencari informasi yang tidak
123
bisa kita dapatkan di perpustakaan. Kemudian, selain untuk mencari informasi yang tidak ada di perpustakaan. 27. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh tujuh mengenai harapan siswasiswi terhadap lokasi perpustakaan. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 1,65 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,40 yang mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sangat tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, lokasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur memang kurang tepat penempatannya yaitu berada di belakang sekolah SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta serta tidak berada di pinggir jalan, malah berada di dalam gang, sehingga tidak banyak yang tahu bahwa ada perpustakaan. Maka dari itu, banyak sekali yang menyayangkan penempatan perpustakaan, padahal lokasi sudah sangat bagus, di kelilingi oleh sekolah-sekolah dan masyarakat setempat. Selain alasan-alasan yang sudah dikemukakan, peneliti pernah menanyakan tentang harapan-harapan lain yang siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta menurut pengalaman atau saran dari mereka yang membuat mereka mau lebih sering berkunjung ke perpustakaan yaitu adalah harapan siswa-siswi akan kebersihan dilingkungan perpustakaan, para petugas perpustakaan yang ramah dalam melayani pengunjung, disediakannya ruangan
124
khusus untuk pengunjung pelajar untuk belajar kelompok sehingga tidak mengganggu pengunjung lain dan sebagainya. Dari semua hasil jawaban siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta yang ada, memang ada beberapa perbedaan dan persamaan harapan antara siswa-siswi karena mungkin beberapa alasan si atas. Perbedaan dan persamaan harapan ini juga semata-mata hanya untuk kebaikan pihak perpustakaan dan kebaikan para pengunjung untuk bahan evaluasi bagi kita semua agar menjadi lebih baik lagi.
125
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian yang dilakukan penulis tentang harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap ketersediaan koleksi dan sarana penunjang di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur memberikan hasil sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian dari harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap jenis koleksi yang dimiliki oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur. Hasil menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta adalah tidak sesuai harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor ratarata yang diberikan siswa-siswi SMPN 62 Jakarta yaitu 2,24 dan siswasiswi SMAN 54 Jakarta yaitu 2,37. Yang mana kedua skor ini berada pada skala interval 1,76-2,51 yang berarti tidak sesuai harapan. 2. Berdasarkan hasil penelitian dari harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap jumlah koleksi yang dimiliki oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur. Hasil menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta adalah tidak sesuai harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor ratarata yang diberikan siswa-siswi SMPN 62 Jakarta yaitu 2,48 dan siswa-
126
siswi SMAN 54 Jakarta yaitu 2,44. Yang mana kedua skor ini berada pada skala interval 1,76-2,51 yang berarti tidak sesuai harapan. 3. Berdasarkan hasil penelitian dari harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap sarana yang dimiliki oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur. Hasil menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta adalah sangat tidak sesuai harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor rata-rata yang diberikan siswa-siswi SMPN 62 Jakarta yaitu 1,69 dan siswa-siswi SMAN 54 Jakarta yaitu 1,73. Yang mana kedua skor ini berada pada skala interval 1,00-1,75 yang berarti sangat tidak sesuai harapan. 4. Berdasarkan hasil penelitian dari harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap prasarana yang dimiliki oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur. Hasil menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 Jakarta adalah sesuai harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor rata-rata yang diberikan siswasiswi yaitu 2,71. Skor ini berada pada skala interval 2,52-3,27 yang menunjukkan sesuai harapan. Sedangkan harapan siswa-siswi SMAN 54 Jakarta adalah tidak sesuai harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor ratarata yang diberikan siswa-siswi yaitu 2,47. Skor ini berada pada skala interval 1,76-2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan. 5. Jika dilihat dari rata-rata keseluruhan harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap ketersediaan koleksi dan sarana penunjang di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur. 127
Hasil menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap ketersediaan koleksi adalah tidak sesuai harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor rata-rata keseluruhan yang diberikan siswa-siswi SMPN 62 Jakarta yaitu 2,34 dan siswa-siswi SMAN 54 Jakarta yaitu 2,40. Yang mana kedua skor ini berada pada skala interval 1,76-2,51 yang berarti tidak sesuai harapan. Kemudian hasil harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap sarana penunjang adalah tidak sesuai harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor rata-rata keseluruhan yang diberikan siswa-siswi SMPN 62 Jakarta yaitu 2,26 dan siswa-siswi SMAN 54 Jakarta yaitu 2,14. Yang mana kedua skor ini berada pada skala interval 1,76-2,51 yang berarti tidak sesuai harapan. 6. Jika dilihat dari skor keseluruhan harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap ketersediaan koleksi dan sarana penunjang di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur. Hasil menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap ketersediaan koleksi dan sarana penunjang adalah tidak sesuai harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor keseluruhan yang diberikan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap ketersediaan koleksi yaitu 2,37 dan sarana penunjang 2,20. Yang mana skor ini berada pada skala interval 1,76-2,51 yang berarti tidak sesuai harapan.
128
B. Saran Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, penulis dan juga para siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta mengajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Untuk menambah pengunjung yang ingin datang ke perpustakaan, sebaikanya ditambah lagi jenis koleksinya sesuai dengan masyarakat sekitar perpustakaan yang kebanyakan siswa-siswi sekolah seperti subyeksubyek untuk pendidikan, pekerja, dan peneliti. Kemudian diperbanyak lagi koleksi-koleksi umum untuk pemustaka agar mereka juga dapat belajar ilmu-ilmu lainnya. Selain itu, koleksi terbitan berkala untuk menunjang informasi selain ilmu-ilmu pelajaran. Dan yang terakhir untuk disediakan koleksi karya rekam (rekam suara, video, film, dan sejenisnya) agar menjadi salah satu media hiburan bagi pemustaka juga. 2. Pada jumlah koleksi yang ada di perpustakaan untuk diperbanyak koleksikoleksinya dan eksemplarnya agar pemustaka mempunyai banyak pilihan jika ingin membaca dan tidak kehabisan apabila ingin meminjam koleksi. 3. Perbanyak koleksi buku fiksi dan non fiksi seperti novel, komik, cerita rakyat, sejarah, biografi dan lain-lain. Karena untuk pemustaka remaja sangat senang dengan novel dan komik untuk meningkatkan gemar membaca mereka. 4. Perbaiki lagi sarana yang ada di perpustakaan terutama dari segi teknologinya, seperti adanya sarana penelusuran atau OPAC (Online Public Access Cataloug), RFID (Radio Frequency Identification) untuk 129
pelayanan sirkulasi, adanya komputer, mesin fotocopy dan lain-lain, karena pada zaman sekarang ini perpustakaan harus mengikuti perkembangan agar tidak ketinggalan demi melayani pemustaka. Sediakan sarana-sarana yang membuat pemustaka menjadi lebih pintar teknologi dan mudah dalam hal mencari informasi. 5. Perbaiki lagi prasarana yang di perpustakaan seperti tempat penitipan barang agar lebih aman, diperbanyak lagi stop kontak disetiap sudut, disediakannya internet gratis dan lain-lain. 6. Untuk lokasi perpustakaan, kalau bisa berada di pinggir jalan atau disekitar tempat yang banyak dilalui banyak orang agar lebih terlihat dan orang lain tahu bahwa ada perpustakaan, sehingga nantinya akan banyak yang akan berkunjung. 7. Untuk lingkungan perpustakaan, untuk dijaga kebersihannya agar pemustaka juga nyaman berkunjung, serta pustakawan atau staffnya lebih ramah lagi agar pemustaka merasa pelayanan yang diberikan maksimal. 8. Jika ada rencana Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur direnovasi atau diperbaiki, sediakan ruanganruangan khusus untuk para pelajar yang ingin berkunjung untuk melakukan belajar kelompok agar mereka lebih konsentrasi dalam belajar.
130
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Jogiyanto HM. Metodologi Penelitian Sistem Informasi: Pedoman dan Contoh Melakukan Penelitian di Bidang Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : ANDI, 2008. Ibrahim Bafadal. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara, 1992. Karmi Dimarto Modju. Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka, 1999. Kosam Rimbarawa. Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan. Jakarta : HAKAESER, 2013. Lasa HS. Jenis-Jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 1995. Mardalis. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Cet. 5. Jakarta : Bumi Aksara, 1995. Mohammad Kasiram. Metodologi Penelitian : Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian. Malang : UIN-Malang Press, 2008. Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta : STIALAN Press, 1999.
131
Sanapiah Faisal. Format-Format Penelitian Sosial : Dasar-Dasar dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Press, 2008. Sudrajat Ari. Pelayanan Umum. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional RI, 1987. Sugiyanto. Analisis Statistika Sosial. Malang : Bayumedia Publishing, 2004. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta, 1997. Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Samitra Media Utama, 2004. Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto, 2006. Taslimah Yusuf. Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta : Universitas Terbuka, 1996. Wiji Suwarno. Psikologi Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto, 2009. Zulfikar Zen dan Indah Wuryani. Standar nasional Perpustakaan Kabupaten/Kota. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2014.
Sumber Jurnal
Kinney, Bo. “The Internet, Public Libraries, and the DigitalDivide.”Routledge Taylor and Francis Group, no. 29 (2010): h. 104-161. Ofua, Owajeme Justice and Emiri, Oguchukwu Thaddaeus. “Role of Public Libraries in Bridging the Digital Divide”. International Journal of Digital Library Systems, (July-September 2011): h. 14-22. Scott, Rachel. "The Role of Public Libraries in Community Building". Routledge Taylor and Francis Group, no. 30 (2011): h. 191-227. Scott, Rachel. "Strategies That Public Libraries Use to Build Communities". Routledge Taylor and Francis Group, no. 30 (2011): h. 307-346.
132
Weiss, Robert J. “Libraries and The Digital Divide”. Journal of the Library Administration and Management Section, (October 2012): h. 25-47. Young, Scott W. H. and Rossman, Doralyn. “Building Library Community Through Social Media.” Information Technology and Libraries, (March 2015). h. 20-37. Zobec, Helena. “Cooperation between school and public libraries.” APLIS, Vol. 3 (December 1990): h. 245.
133
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN “HARAPAN SISWA-SISWI SMPN 62 DAN SMAN 54 JAKARTA TERHADAP KETERSEDIAAN KOLEKSI DAN SARANA PENUNJANG DI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR” A. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini. 2. Kuesioner ini terbagi dalam dua bagian, pertama tentang Ketersediaan Koleksi dan kedua tentang Sarana Penunjang. 3. Pada setiap pertanyaan terdapat empat pilihan jawaban diantaranya: a. Sangat Sesuai Harapan
: SSH
b. Sesuai Harapan
: SH
c. Tidak Sesuai Harapan
: TSH
d. Sangat Tidak Sesuai Harapan : STSH 4. Berilah tanda ceklist ( √ ) pada kolom yang tersedia. 5. Selamat mengerjakan.
B. Identifikasi Responden Nama Lengkap
:
Jenis Kelamin
:
Kelas
:
No
Pertanyaan
Sangat Sering
1.
Apakah Anda sudah pernah berkunjung ke perpustakaan?
2.
Apakah Anda pernah mendapatkan informasi tentang koleksi dan sarana atau prasarana?
Sering
Jarang
Tidak Pernah
No
Pertanyaan
SSH
KETERSEDIAAN KOLEKSI A. Jenis Koleksi 1.
Menurut Anda, sudah cukup banyak koleksi yang dimiliki perpustakaan untuk kebutuhan pendidikan sekolah, pekerja, sampai peneliti?
2.
Menurut Anda, apakah subyek-subyek yang tersedia sudah sesuai dengan kebutuhan Anda?
3.
Menurut Anda, sudah sesuai harapankah koleksi buku teks (pengetahuan umum, referensi, fiksi, non fiksi, dan sebagainya) yang ada di perpustakaan memenuhi kebutuhan aktivitas pekerjaan Anda?
4.
Menurut Anda, koleksi terbitan berkala (majalah, surat kabar, jurnal, dan sebagainya) yang ada di perpustakaan bermanfaat dalam menambah wawasan Anda?
5.
Menurut Anda, koleksi karya rekam (rekam suara, film, video, dan sebagainya) yang ada di perpustakaan sudah sesuai dengan harapan? B. Jumlah Koleksi
6.
Apakah jumlah koleksi buku pelajaran di perpustakaan sudah cukup banyak dalm membantu tugas pendidikan Anda?
7.
Apakah jumlah koleksi buku fiksi (novel,
SH
TSH STSH
komik, cerita rakyat, dan sebagainya) dan koleksi buku non fiksi (biografi, sejarah, kamus, dan sebagainya) di perpustakaan bermanfaat dalam mendukung gemar membaca? 8.
Apakah jumlah koleksi terbitan berkala (majalah, surat kabar, jurnal, dan sebagainya) di perpustakaan sudah cukup memadai?
9.
Apakah jumlah eksemplar disetiap jenis koleksi di perpustakaan sudah cukup banyak? SARANA PENUNJANG C. Sarana
10. Anda membutuhkan OPAC (Online Public Access Catalouge)1 sebagai sarana penelusuran koleksi di perpustakaan? 11. Anda membutuhkan RFID (Radio Frequency Identification)2 guna untuk pelayanan sirkulasi lebih cepat di Perpustakaan? 12. Anda membutuhkan Book Drop3 dalam 1
OPAC (Online Public Access Catalouge) adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum dan dapat dipakai pengguna untuk menelusuri data katalog. OPAC berfungsi untuk memudahkan pengunjung mengetahui apakah perpustakaan menyimpan koleksi yang kita butuhkan atau tidak. 2 RFID (Radio Frequency Identification) adalah teknologi identifikasi berbasis gelombang, teknologi yang mampu mengidentifikasi berbagai objek secara tepat tanpa memerlukan kontak langsung Pemakaian RFID di perpustakaan misalnya pintu security ruang perpustakaan mampu mendeteksi buku-buku yang sudah dipinjam atau belum dan untuk sebagai keamanan apabila ada buku yang diam-diam diambil pengunjung. 3 Book drop berfungsi seperti ATM, pengguna bisa mengembalikan buku tanpa harus pada jam pelayanan perpustakaan. Pengguna cukup memasukkan buku lewat sarana book drop, sehingga pelayanan menjadi lebih cepat.
pengembalian koleksi secara mandiri sebagai layanan mandiri di perpustakaan? 13. Anda membutuhkan komputer-komputer yang terhubung dengan internet ada di perpustakaan? 14. Anda membutuhkan mesin fotocopy untuk memudahkan dalam mengambil informasi pada koleksi tercetak di perpustakaan? 15. Anda membutuhkan alat pemadam api (hydrant) untuk keamanan di perpustakaan? 16. Anda membutuhkan alat deteksi asap dan api untuk keamanan di perpustakaan? 17. Anda membutuhkan kotak saran/media untuk Anda mengusulkan koleksi yang Anda butuhkan di perpustakaan? D. Prasarana 18. Anda membutuhkan tempat parkir untuk kendaraan di perpustakaan? 19. Anda membutuhkan tempat penitipan barang atau loker di perpustakaan? 20. Anda membutuhkan kamar mandi yang terpisah untuk pengunjung laki-laki dan perempuan di perpustakaan? 21. Anda membutuhkan musholah bagi pemustaka yang muslim di perpustakaan? 22. Anda membutuhkan pendingin ruangan (AC) agar lebih nyaman di perpustakaan? 23. Anda membutuhkan meja dan kursi untuk
yang ingin membaca ditempat di perpustakaan? 24. Anda membutuhkan meja baca perorangan (carel) di perpustakaan? 25. Anda membutuhkan stop kontak yang cukup bagi yang membawa barang elektronik (laptop, gadget, dan sebagainya) setiap meja di perpustakaan? 26. Anda membutuhkan wi-fi atau internet di perpustakaan? 27. Menurut Anda, apakah lokasi perpustakaan saat ini sudah ideal ?
C. Saran dan Masukan Untuk Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Timur. ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
Lampiran 2 Keadaan Koleksi pada Ruang Baca Anak di KPAK Jakarta Timur
Keadaan Koleksi pada Ruang Baca Remaja dan Dewasa di KPAK Jakarta Timur
Keadaan Sarana di KPAK Jakarta Timur
Air Conditioner (AC)
Hydrant
Keadaan Prasarana di KPAK Jakarta Timur
a.
Keadaan Toilet
b.
Keadaan Ruang Baca Dewasa
Mushollah
Carel
Carel
Loker
Lokasi Parkir
BIODATA PENULIS
MUHAMMAD ADAM. Lahir di Jakarta, 25 Desember 1994. Anak ketiga dari tiga bersaudara, ayahanda Ayip Novel dan ibunda Yati Ruchendi. Bertempat tinggal di Jalan Raya Condet Gg. H. Mujeni Kampung Kramat Jakarta Timur. Pada tahun (1999-2005) penulis menempuh pendidikan tingkat sekolah dasar di SDN Cililitan 04 Pagi. Setelah lulus, di tahun (2005-2008) penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah Negeri 6 Jakarta. Tahun (2008-2011), penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMK PGRI 1 Jakarta dan mengambil Jurusan Akuntansi. Setelah lulus dari sekolah menengah atas, penulis melanjutkan pendidikan kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan mengambil Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH). Pengalaman bekerja di bidang Ilmu Perpustakaan yang pernah penulis alami, yaitu magang di Perpustakaan Sekolah SMK PGRI 1 Jakarta, magang di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Jakarta Timur, Magang di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), dan sekarang penulis bekerja sebagai pegawai harian lepas di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) yang berlokasi di Komplek Taman Ismail Marzuki. Untuk pengalaman bekerja di luar bidang Ilmu Perpustakaan yang pernah penulis alami, yaitu magang di Kantor Balai Kota Biro Perekonomian, magang di Kantor Pajak Jakarta Timur, dan bekerja di Bimbingan Belajar Studia Insani.