STUDI KOMPARASI KOMPETENSI ANTARA GURU TERSERTIFIKASI DAN TIDAK TERSERTIFIKASI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SMP NEGERI DI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh: VILA FIRDUSIYAH NIM: 083511040
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Vila Firdusiyah
NIM
: 083511040
Jurusan/Program Studi
: Tadris/Matematika
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 27 April 2012 Saya yang menyatakan,
Vila Firdusiyah NIM : 083511040
ii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Hamka ((Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan : Judul
: Studi Komparasi Kompetensi antara Guru Tersertifikasi dan Tidak Tersertifikasi Mata Pelajaran Matematika Tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012 Nama : Vila Firdusiyah NIM : 083511040 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika. Semarang,
Juni 2012
DEWAN PENGUJI Ketua,
Sekretaris,
(………………….....................) NIP :
(………………….....................) NIP :
Penguji I,
Penguji II,
(………………….....................) NIP :
(………………….....................) NIP :
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Hj. Minhayati Shaleh, S.Si., M.Sc. NIP. 19760426 200604 2 001
Dr. Hj. Sukasih, M.Pd. NIP. 19570202 199203 2 001
iii
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 30 Mei 2012
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu ’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Studi Komparasi Kompetensi antara Guru Tersertifikasi dan Tidak Tersertifikasi Mata Pelajaran Matematika Tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama
: Vila Firdusiyah
NIM
: 083511040
Jurusan
: Tadris
Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum. wr. wb.
Pembimbing I,
Hj. Minhayati Shaleh, S.Si., M.Sc. NIP. 19760426 200604 2 001
iv
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 30 Mei 2012
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu ’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Studi Komparasi Kompetensi antara Guru Tersertifikasi dan Tidak Tersertifikasi Mata Pelajaran Matematika Tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama
: Vila Firdusiyah
NIM
: 083511040
Jurusan
: Tadris
Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum. wr. wb.
Pembimbing II,
Dr. Hj. Sukasih, M.Pd. NIP. 19570202 199203 2 001
v
ABSTRAK Judul
Penulis NIM
: Studi Komparasi Kompetensi antara Guru Tersertifikasi dan Tidak Tersertifikasi Mata Pelajaran Matematika Tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012 : Vila Firdusiyah : 083511040
Skripsi ini membahas tentang kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Berawal dari adanya program pemerintah tentang sertifikasi pendidik untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional di Indonesia melalui peningkatan profesionalisme guru maka peneliti tertarik untuk membahas permasalahan yang berhubungan dengan kompetensi guru mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus. Studi ini bertujuan untuk menjawab permasalahan “apakah terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaan 2011/2012?”. Populasi pada penelitian ini mencakup seluruh guru mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus yang berjumlah 121 guru. Pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Sampel penelitian ini adalah guru mata pelajaran matematika yang terkelompok dalam lima sekolah tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus yang terpilih melalui undian. Jumlah sampel 30 guru dengan rincian 19 guru tersertifikasi dan 11 guru tidak tersertifikasi. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan: 1) Dokumentasi untuk memperoleh data jumlah SMP Negeri dan guru mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. 2) Observasi untuk mengetahui proses pembelajaran di kelas oleh guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi. 3) Kuesioner atau angket untuk mengetahui kompetensi guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil analisis data dengan menggunakan uji-t diperoleh w t w2 t 2 t hitung 5,080 dan 1 1 ( 2,1355 ) dengan taraf signifikan 5%, dk = n-1 w1 w2 w t w2 t 2 w t w2 t 2 ( 2,1355 ) < 1 1 ( 2,1355 ) < t hitung (5,080 ) . sehingga 1 1 w1 w2 w1 w2 Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti, mahasiswa, tenaga pendidik, serta semua pihak tentang adanya sertifikasi pendidik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional di Indonesia melalui peningkatan profesionalisme guru.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah, dan kenikmatan kepada penulis berupa kenikmatan jasmani maupun rohani, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Komparasi Kompetensi antara Guru Terertifikasi dan Tidak Tersertifikasi Mata Pelajaran Matematika Tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012”. Keberhasilan ini tentu saja tidak dapat
terwujud tanpa bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Dr. Suja‟i, M.Ag. 2. Pembimbing I, Hj. Minhayati Saleh, S.Si, M.Sc., dan Pembimbing II, Dr. Hj. Sukasih, M.Pd., yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. 3. Ketua Prodi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Saminanto, S.Pd, M.Sc. 4. Lulu‟ Choirunnisa, M.Pd., Yulia Romadiastri, S.Si, M.Sc., Budi Cahyo, S.Pd, M.Si dan segenap dosen di IAIN Walisongo Semarang yang membekali berbagai pengetahuan kepada penulis. 5. Segenap Kepala Sekolah, guru matematika, dan staf SMP Negeri di Kabupaten Kudus tempat penulis melakukan penelitian. 6. Bapak dan ibu serta kakakku tercinta terima kasih atas cinta, kasih, do‟a, nasihat, dan dukungan serta segala pengorbanan dalam mendidik penulis dengan penuh kesabaran. 7. Adikku tersayang yang menjadi hiburan dan semangatku. 8. Teman seperjuangan Tadris Matematika 2008 yang telah memberikan semangat dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. 9. Teman-teman kos BPI A-34 yang telah memberikan perhatian dan dukungan kepada penulis.
vii
Semoga amal baik dan jasa-jasa segenap pihak yang tersebut di atas diberikan oleh Allah balasan yang sebaik-baiknya.
Semarang, 27 April 2012 Penulis,
Vila Firdusiyah NIM. 083511040
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii PENGESAHAN .......................................................................................... iii NOTA PEMIMBING .................................................................................. iv ABSTRAK .................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ................................................................................ vii DAFTAR ISI ............................................................................................... ix BAB I
: PENDAHULUAN .............................................................. A. Latar Belakang Masalah ................................................ B. Rumusan Masalah ......................................................... C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................
1 1 5 5
BAB II
: LANDASAN TEORI ......................................................... A. Kajian Pustaka ............................................................... B. Kerangka Teoritik.......................................................... 1. Guru ........................................................................ a. Pengertian Guru ............................................... b. Profesionalisme Guru ...................................... 2. Kompetensi Guru Matematika ................................ a. Pengertian Kompetensi Guru ........................... b. Pengertian Matematika .................................... c. Kompetensi Guru Matematika ......................... 3. Sertifikasi Guru ....................................................... a. Penilaian Portofolio .......................................... b. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru .............. C. Rumusan Hipotesis .......................................................
7 7 9 9 9 10 15 15 17 18 28 30 33 34
BAB III
: METODE PENELITIAN ................................................. A. Jenis Penelitian ............................................................. B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................. D. Variabel dan Indikator Penelitian ................................. E. Pengumpulan Data Penelitian ..................................... 1. Kuesioner atau Angket ........................................... a. Validitas Angket ............................................... b. Reliabilitas Angket ........................................... 2. Observasi ................................................................ 3. Dokumentasi ............................................................ F. Analisis Data Penelitian ..............................................
36 36 36 36 37 40 40 42 44 45 46 46
ix
1. Uji Normalitas ....................................................... 2. Uji Hipotesis ..........................................................
46 48
BAB IV
: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ......................... A. Hasil Penelitian ............................................................. 1. Pelaksanaan Penelitian ............................................ 2. Analisis Data ........................................................... a. Analisis Data Kuesioner/Angket ...................... b. Analisis Data Observasi .................................... B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................
51 51 51 53 53 58 60
BAB V
: PENUTUP .......................................................................... A. Kesimpulan.................................................................... B. Saran .............................................................................. C. Penutup .........................................................................
62 62 63 63
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan tidak pernah terpisah dari kehidupan manusia. Seorang anak menerima pendidikan dari orang tuanya, ketika anak itu sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan memberikan pendidikan pada anak mereka. Demikian juga di sekolah, peserta didik menerima pendidikan dari guru. Pendidikan menjadi alat yang paling penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat menjamin kekuasaan manusia di dunia ini. Pendidikan menjadi investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kehidupan manusia. Melalui proses pendidikan manusia akan terus mengembangkan kemampuannya. Oleh karena itu pendidikan menjadi perhatian yang sangat penting untuk direncanakan guna mencapai tujuan hidup yang diharapkan. Pendidikan nasional pada dasarnya mempunyai fungsi dan tujuan tertentu sesuai yang telah tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan
Nasional.
Pendidikan
nasional
berfungsi
untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan dari pendidikan nasional untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Upaya yang dibutuhkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa depan dapat dilakukan melalui pencapaian kualitas pendidikan yang baik. Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh penyempurnaan seluruh komponen pendidikan. Berdasarkan komponen pendidikan yang ada,
1
guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam keberhasilan pembelajaran, karena di tangan gurulah kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasana, serta iklim pembelajaran yang akan menentukan kualitas pendidikan peserta didik. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang berkompeten. Peranan
guru
akan tetap diperlukan dalam
berbagai
zaman.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak berarti menyurutkan peran guru, akan tetapi tanggung jawab dan peran guru akan semakin besar. Kemajuan teknologi yang dapat memudahkan setiap orang khususnya peserta didik untuk mendapatkan informasi, justru dapat menambah tugas dan tanggung jawab guru. Selain itu kemajuan ilmu pengetahuan juga menuntut guru secara terus-menerus memperbarui pengetahuan yang dimiliki melalui berbagai bentuk kegiatan ilmiah, sehingga peran guru tidak hanya sebagai sumber informasi akan tetapi juga sebagai peneliti. Oleh karena itu profesionalisme guru sangat dibutuhkan. Pekerjaan guru tergolong sebagai pekerjaan profesional yang ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam dan hanya didapatkan dari lembaga pendidikan yang sesuai. Guru memiliki tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memotivsi, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah sehingga peserta didik dapat tetap semangat menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, kemampuan merancang dan menggunakan berbagai media, dan lain sebagainya. Sesuai dengan tugas tersebut, guru dituntut untuk profesional dengan kinerja yang didasarkan kepada keilmuan yang dimiliki dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian seorang guru perlu memiliki kompetensi khusus, kompetensi yang tidak dimiliki oleh orang selain guru. Kompetensi merupakan kemampuan seseorang melakukan sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kompetensi memiliki peranan sangat penting pada diri setiap individu dan setiap
2
pekerjaan. Adanya kompetensi yang baik akan menentukan tingkat pencapaian tujuan yang baik di berbagai bidang, salah satunya pendidikan. Profesionalisme seorang guru dapat dilihat dari kompetensi yang dimiliki oleh guru tersebut. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Guru dikatakan profesional jika dapat menguasai dan menerapkan empat kompetensi tersebut. Matematika merupakan ilmu dasar yang mendasari berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Pembelajaran matematika tidak sekedar kemampuan cepat dalam berhitung namun penanaman konsep sehingga mengerti makna atau arti matematika, mampu bernalar, serta dapat memecahkan masalah dengan berbagai cara. Hal ini merupakan tantangan guru matematika dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu profesionalisme yang ditandai dengan penguasaan empat kompetensi pada guru matematika sangat diperlukan demi keberhasilan pembelajaran matematika. Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia disebabkan tingkat profesionalisme guru yang tergolong rendah. Beberapa indikator yeng menunjukkan rendahnya tingkat
profesionalisme
guru di
Indonesia
diantaranya kurangnya penguasaan konsep dari mata pelajaran yang diampu, kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas, serta kurangnya kedisiplinan. Faktor yang dapat menyebabkan rendahnya profesionalisme guru antara lain disebabkan oleh masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh, banyaknya orang yang menjadikan pekerjaan guru sebagai batu loncatan, adanya guru yang mengajar tidak sesuai latar belakang pendidikan yang dimiliki, dan lain sebagainya. Akibat dari kondisi tersebut adalah kualitas pendidikan Indonesia lebih rendah dibanding dengan negara-negara maju lainnya. Sehubungan dengan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah tidak pernah berhenti melakukan upaya dengan berbagai program inovatif yang dapat diterapkan pada setiap wilayah di Indonesia termasuk Kabupaten Kudus. Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan
3
dilakukan melalui program peningkatan profesionalisme guru yaitu sertifikasi guru yang didasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mwujudkan tujuan pendidikan nasional.1 Program sertifikasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional melalui peningkatan profesionalisme guru secara nasional. Sertifikasi menjadi bagian dari peningkatan mutu pendidikan dan peningkatan kesejahteraan guru, yang berupa tunjangan profesi dari pemerintah sebesar satu kali gaji pokok. Program sertifikasi dapat diterima oleh guru yang ada di bawah naungan Mendiknas dan Kemenag, dengan berbagai bidang mata pelajaran termasuk matematika sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Guru yang dinyatakan lulus sertifikasi akan menerima sertifikat sebagai tenaga pendidik dan diakui profesionalisme
sebagai guru profesional. Dengan adanya peningkatan guru
melalui
program
sertifikasi
diharapkan
dapat
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Pelaksanaan program sertifikasi memberikan dampak yang positif terhadap guru tidak tersertifikasi. Motivasi yang tinggi dengan kinerja yang baik telah ditunjukkan untuk mendapatkan kesempatan sertifikasi dan lolos dalam program tersebut. Di sisi lain, adanya berbagai persyaratan atau kriteria 1
Masnur Muchlis, Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 2.
4
yang menjadi bahan pertimbanagn untuk menjadi peserta sertifikasi, terkadang menyebabkan kompetensi guru tidak tersertifikasi tidak diakui walaupun kompetensi guru tersebut baik. Adapun kriteria yang menjadi bahan pertimbangan untuk menjadi peserta sertifikasi diantaranya masa kerja, usia, pangkat atau golongan bagi PNS, beban mengajar, jabatan atau tugas tambahan, serta prestasi kerja. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa kualitas guru yang baru atau yang belum memperoleh sertifikat pendidik memiliki kualitas yang lebih baik dari guru yang sudah lolos sertifikasi . Kabupaten Kudus merupakan tempat tinggal peneliti dan menjadi salah satu kabupaten yang mengikuti program sertifikasi. Pemerintah Kabupaten Kudus memberikan perhatian yang sangat tinggi terhadap pendidikan. Guru yang sudah mengikuti program sertifikasi terdata berjumlah 1500 guru. Berkenaan dengan hal yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Komparasi Kompetensi antara Guru Tersertifikasi dan Tidak Tersertifikasi Mata Pelajaran Matematika Tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang tersebut di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012?”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran
5
matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepustakaan dalam pengetahuan tentang penelitian kompetensi guru 2. Manfaar Praktis a. Bagi Guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi guru dalam pembelajaran, serta dapat memberikan motivasi kepada guru untuk meningkatkan profesinalisme sebagai tenaga pendidik. b. Bagi
Sekolah,
sebagai
masukan
dan
semangat
untuk
selalu
meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui guru. c. Bagi Peneliti, memberikan wawasan tentang sertifikasi guru serta memberikan motivasi untuk meningkatkan kompetensi sebagai calon guru. d. Bagi
Peneliti
lain,
penelitian
ini
dapat
dimanfaatkan
untuk
pengembangan wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan informasi serta referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti kasus-kasus sejenis mengenai kompetensi guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi.
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan informasi dasar rujukan yang digunakan dalam
suatu
penelitiantermasuk
penelitian
ini.Hal
tersebut
untuk
menunjukkan bahwa penelitian ini berbeda dengan karya yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh penulis, ada beberapa literatur dan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan pada penelitian yang berjudul “Studi Komparasi Kompetensi antara Guru Tersertifikasi dan Tidak Tersertifikasi Mata Pelajaran Matematika Tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012”, diantaranya sebagai berikut. 1.
Penelitian oleh Zaim Fida (063111051)mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang berjudulKompetensi Pedagogik Guru Madrasah Ibtidaiyah Pasca Lulus Sertifikasi Guru(Studi pada Guru Rumpun Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Jekulo Kudus). Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ada peningkatan kompetensi
pedagogik
guru
Madrasah
Ibtidaiyah
pasca
lulus
sertifikasi.2 2.
Penelitian oleh Nurul Khotimah (NIM: 7101486671)jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas EkonomiUniversitas Negeri Semarang 2010 dengan judul Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kinerja Guru IPS SMP Negeri se-Kecamatan PatiKabupaten Pati.” Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kinerja guru sertifikasi pada kategori sangat tinggi
2
Zaim Zaim Fida, “Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah Ibtidaiyah Pasca Lulus Sertifikasi Guru (Studi pada Guru Rumpun Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah se-kecamatan Jekulo Kudus)”, Skripsi (Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011).
7
dengan presentase 84, 63 % dan ada pengaruh sertifikasi guru dalam kinerja guru IPS se-Kecamatan Pati.3 3.
Penelitian oleh Misbakhul Munir (NIM: 073111134) mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul
skripsi
Studi
Komparasi
Kompetensi
Profesional Guru Madrasah Ibtidaiyah Tersertifikasi Lulus Portofolio dan PLPG se-Kecamatan Pedurungan Semarang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, tidak ada perbedaan signifikan kompetensi profesional antara guru Madrasah Ibtidaiyah tersertifikasi Portofolio dengan PLPG se – Kecamatan Pedurungan Semarang. Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang dilakukan yaitu „t‟ observasi :2, 042 lebih kecil dari “t” tabelpada taraf signifikasi 5% adalah 2,06 dan taraf signifikasi 1 % adalah 2,80.4 Penelitian yang telah tersebut di atas memiliki persamaan dengan penelitian ini, yaitu memiliki pembahasan yang berhubungan dengan program sertifikasi guru. Meskipun demikian, penelitian ini mempunyai perbedaan dengan ketiga penelitian di atas. Pada penelitian Zaim Fida dan Nurul Khotimah terhadap penelitian ini memiliki perbedaan pada tujuan penelitian. PenelitianZaim Fida bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensi pedagogik guru Madrasah Ibtidaiyah pasca lulus sertifikasi. Penelitian Nurul Khotimah bertujuan untuk mengetahui pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru IPS SMP Negeri se-Kecamatan PatiKabupaten Pati.Sedangkan tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012.Di sisi lain, perbedaan penelitian ini dengan penelitian Misbakhul Munir terletak pada variabel penelitian. Pada penelitian 3
Nurul Khotimah, “Pengaruh Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru IPS SMP Negeri se Kecamatan Pati, Kabupaten Pati”, Skripsi (Semarang : Fakultas ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2010). 4 Misbakhul Munir, “Studi Komparasi Kompetensi Profesional Guru Madrasah Ibtidaiyah Tersertifikasi Lulus Portofolio dan PLPG se-Kecamatan Pedurungan Semarang”, Skripsi (Semarang, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011).
8
Misbakhul Munir variabel penelitian yang digunakan adalah kompetensi professional, sedangkan pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah kompetensi guru (yang memiliki cakupan yang lebih luas meliputi empat kompetensi guru). Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa penelitian ini mempunyai relevansi dengan ketiga penelitian terdahulu sebagaimana telah disebutkan di atas.
B. Kerangka Teoritik 1. Guru a. Pengertian Guru Guru merupakan salah satu komponen dalam pendidikan. Guru secara sederhana dapat diartikan sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
guru
adalah
“orang
yang
pekerjaannya
(mata
pencahariaannya, profesinya) mengajar.”5Sedangkan menurut bahasa Sansekerta “guru berarti yang dihormati (fenerable).”6Seorang guru dipandang sebagai orang yang terhormat di kalangan masyarakat.Untuk itulah guru ditugaskan untuk membimbing dan membina anak didik agar berguna bagi nusa dan bangsadi masa mendatang. Menurut Roestiyah dalam buku karangan Prof. Dr. H. Syafruddin Nurdin, M. Pd. yang berjudul Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, bahwa dalam pandangan tradisional, “guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.”7 Berdasarkan UUGuru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 pada bab I pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa “guru adalah pendidik profesional
5
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisi Ketiga, hlm. 377. 6 H. A. R. Tilaar, Membenahi Pendiidikan Nasional, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 91. 7 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), hlm. 6.
9
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”8 Berdasarkan uraian tersebut, maka guru adalah seorang pendidik profesionalyang bertanggung jawab mencerdaskan peserta didik, baik secara individual maupun klasikal, melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru tidak hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan, akan tetapi seorang tenaga profesional yang dapat menjadikan peserta didik mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi sehingga menjadi generasi yang berperan aktif dalam kehidupan. Dalam penelitian ini, guru yang dimaksud adalah guru yang mengajar di jalur pendidikan formal, yaitu sekolah.
b. Profesionalisme Guru Profesionalisme adalah sebuah kata yang tidak dapat dihindari dalam era globalisasi dengan persaingan kehidupanyang semakin kuat. Guru sebagai sebuah profesi yang sangat strategis dalam pembentukan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas guru sebagai
tenaga
pendidik,merupakan sebuah keharusan yang memerlukan penanganan lebih serius. Profesionalisme guru menjadi sebuah paradigma yang tidak dapat di tawar-tawar lagi. Profesionalisme guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan peserta didik.Adanya profesionalisme pada guru dapat memberikan pembelajaran yang berkualitas baik, sehingga menjadikan generasi yang berkualitas baik dan mampu mengikuti perkembangan zaman yang ada. Profesionalisme
mempunyai
arti
“suatu
terminologi
yang
menjelaskan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seorang yang
mempunyai
keahlian
dalam
bidangnya
atau
8
Undang – UndangGuru dan Dosen(UU RI No. 14 Th. 2005), hlm. 3.
10
profesinya.”9profesionalisme dapat diartikan “mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.”10Profesionalisme menggambarkan keadaan seseorang untuk selalu berpikir, berpendirian, bersikap, dan bekerja dengan sungguh-sungguh,
kerja
keras,
disiplin
untuk
keberhasilan
pekerjaannya.Profesionalisme seseorang membutuhkan ketrampilan dan keahlian yang dimiliki sesuai dengan profesi yang digeluti. Seorang profesional menjalankan pekerjaannya secara professional, yaitu sesuai dengan tuntutan profesi.Seorang profesional akan terus menerus meningkatkan mutu karyanya secara sadar melalui pendidikan dan pelatihan. Dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara maksimal. Akan tetapi jika suatu pekerjaan dikerjakan tanpa sikap yang professional maka tujuan yang diharapkan tidak dapat maksimal.Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
9
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru, hlm. 3. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, hlm. 897. 10
11
“Abu Hurairah Ra meriwayatkan: Ketika Nabi Saw membicarakan sesuatu hal di dalam sebuah pertemuan, seorang Badui datang dan menyatakannya, “Kapan Sa’ah (Hari kiamat) akan terjadi?” Rasulullah meneruskan pembicaraan-Nya, maka beberapa orang berkata bahwa Rasulullah telah mendengar pertanyaan itu, tetapi tidak menyenangi apa yang ditanyakan orang Badui itu. Beberapa orang dari mereka mengatakan bahwa Rasulullah belum mendengarnya‟. Setelah Nabi selesai dari pembicaraannnya, beliau bersabda, Di mana orang yang bertanya tentang Sa’ah itu?” orang Badui berkata, “Aku di sini, wahai Rasulullah.” Lalu Nabi bersabda “Kalau amanat telah dihilangkan, maka tunggulah Sa’ah (hari kiamat).” Orang Badui bertanya, “Bagaimana hilangnya?” Nabi menjawab, “Apabila kekuasaan sampai di tangan orang-orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah Sa’ah (hari kiamat). (H.R. Bukhori )”12 Kata “ahli” dalam terjemahan hadits tersebut diidentikkan dengan profesi. Suatu profesi diwajibkan memiliki keahlian. Setiap pekerjaan harus didasari dengan profesionalisme, sehingga tujuan yang dicapai seseuai dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan uraian tersebut, profesionalisme merupakan kualitas seseorang yang dicerminkan melalui perilaku yang sungguh-sungguh terhadap profesinya. Profesionalisme guru adalah kualitas seorang guru yang dicerminkan melalui perilaku yang sungguh-sungguh terhadap profesinya sebagai pendidik. Profesionalisme sangat erat hubungannya dengan profesi. Profesi secara umum diartikan sebagai pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu, memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut, serta pelayanan baku terhadap masyarakat.
11
Imam Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Bin Mughiraoh Bardizah Al=Bukhoari Al – Ja‟fi ,Sahih Bukhori, Juz 1 (Beirut- Libanon; Dar-al Kutb al Ilmiah, 1992), hlm. 26. 12 Ahmadie Thaha, Shahih Bukhari Jilid Ini, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986), hlm. 75.
12
“Kata profesi berasal dari bahasa Yunani “probbaino” yang berarti menyatakan secara publik.”13Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, “profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.”14 Mc Cully mengatakan bahwa “profession is a vocation in which professed knowledge of some department of learning or science is used in its application to the affairs of other or in the practice of an art founded upon it.”15 Profesi adalah sebuah pekerjaan di mana pengetahuan yang dimiliki (diyakini) dari bagian-bagian (proses) pembelajaran dansains yang diterapkan ke dalam usaha-usaha praktis dari sebuah seni yang dijumpai atasnya atau yang lain.Menurut Muchtar Lutfi dalam buku berjudul Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum karya Prof. Dr. H.Syafruddin Nurdin, M. Pd., ada delapan kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu pekerjaan agar dapat disebut sebagai profesi, yaitu: 1) Panggilan hidup yang sepenuh waktu Profesi merupakan pekerjaan yang menjadi panggilan hidup seseorang yang dilakukan sepenuhnya serta berlangsung untuk jangka waktu yang lama, bahkan seumur hidup. 2) Pengetahuan dan kecakapan/keahlian Suatu profesi dilakukan dengan didasari pengetahuan dan keahlian yang khusus dipelajari. 3) Kebakuan yang universal Profesi dilakukan menurut teori, prinsip, prosedur, dan anggapan dasar yang sudah baku secara umum(universal) sehingga dapat dijadikan pegangan atau pedoman dalam pemberian pelayanan terhadap mereka yang membutuhkan.
13
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 2. 14 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, hlm. 897. 15 Syafrudin Nurdin, Guru Profesional, hlm. 13.
13
4) Pengabdian Profesi dilakukan sebagai pengabdian pada masyarakat bukan untuk mencari keuntungan secara material atau financial untuk diri sendiri. 5) Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif Profesi mengandung kecakapan diagnostic dan kompetensi aplikatif terhadap orang atau lembaga yang dilayani. 6) Otonomi Profesi dilakukan secara otonomi atas dasar prinsip-prinsip atau norma-norma yang keterapannya hanya dapat diuji atau dinilai oleh rekan-rekannya sesama profesi. 7) Kode etik Profesi mempunyai kode etik, yaitu norma-norma tertentu sebagai pegangan atau pedoman yang diakui serta dihargai oleh masyarakat. 8) Klien Profesi dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan pelayanan(klien) yang pasti dan jelas subyeknya.16 Jadi profesi merupakan bidang pekerjaan yang memiliki suatu pengakuan kekuasaan atau power akibat dari keahliannya.Namun, banyak dijumpai profesi yang tidak diakui.Hal tersebut dikarenakan profesi tidak memiliki standar atau kode etik profesi. Setiap profesi dituntut untuk bersikap profesional. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesional adalah “(1) bersangkutan dengan profesi, (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, dan (3) mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.”17Salah satu profesi yang dituntut adanya profesionalisme adalah guru.
16
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional, hlm. 14-15. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, hlm. 897. 17
14
2. Kompetensi Guru Matematika a. Pengertian Kompetensi Guru Istilah kompetensi memiliki banyak makna.Menurut Hasan Shadily dalam buku berjudul Regulasi Pendidikan (Menjadi Guru Profesional Pasca Sertifikasi bahwa “kompetensi berasal dari bahasa Inggris competency yang berarti kemampuan atau kecakapan.”18Kompetensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “kewenangan / kekuasaan untuk menentukan, memutuskan sesuatu.”19Menurut UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bab I pasal 1 ayat 10 disebutkan bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.”20Kompetensi juga dapat diartikan sebagai “kemampuan, kecakapan, dan keterampilan yang dimiliki seseorang berkenaan dengan tugas, jabatan, maupun profesinya.”21 Charles
mengemukakan
bahwa:
competency
as
rational
performance which satisfactorily meets the objective for a desired condition (kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan).22Dengan demikian suatu kompetensi dapat ditunjukkan melalui
penampilan
atau
unjuk
kerja
yang
dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional dalam upaya mencapai tujuan tertentu.“A competency is an underlying characteristic of an individual that is causally related to criterion-referencedeffective and/or superior
18
Nazaruddin Rahman, Regulasi Pendidikan (Menjadi Guru Profesional Pasca Sertifikasi), (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2009), hlm. 34. 19 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, hlm. 584. 20 Undang – UndangGuru dan Dosen(UU RI No. 14 Th. 2005), hlm. 4. 21 Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembanagn Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 21. 22 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 25.
15
performance in a job or situation.”23Kompetensi dipandang sebagai karakteriatik yang ada dalam diri seseorang yang berhubungan dengan kriteria yang dijadikan acuan sebagai perilaku efektifdan atau berkinerja prima dalam sebuah pekerjaan atau kondisi. Finch
and
Cruncilton
mengartikan
kompetensi
sebagai
“penguasaan terhadap tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.”24Kompetensi diartikan sebagai
kemampuan
tentang
pengetahuan
seseorang
yang
diimplementasikan dalam bentuk tindakan dengan berbagai penguasaan keterampilan untuk mencapai keberhasilan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi
adalah
perpaduan
dari
penguasaan
pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan yang
dapat
dipertanggungjawabkan
untuk
mencapai
tujuan
tertentu.Kompetensi menjadi hal yang paling dasar yang melekat pada diri manusia untuk mencapai tujuan hidup. Guru sebagai seorang yang bertugas melayani peserta didik dalam ranah
keilmuan
(agen
pembelajaran),
hendaknya
mempunyai
kompetensi yang memadai. Istilah kompetensi guru menurut Broke and Stone mengemukakan bahwa “kompetensi guru sebagai…descriptive of qualitative natural of teacher behavior appears to be entirely meaningful. …kompetensi guru merupakan gambaran kreatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti.”25Selain itu juga dapat diartikan bahwa “kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.”26 Hal ini dapat dikatakan bahwa kompetensi guru merupakan
23
Lyle M. Spencer, Signe M. Spencer, Competence at Work, (Canada: John Wiley&Sons, 1993), hlm. 9. 24 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 38. 25 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, hlm. 25. 26 Tim Penyusun IKIP PGRI Semarang, Pendidikan dan latihan Profesi Guru(PLPG) Sertifikasi Guru dalam Jabatan, (Semarang: t.p., 2011), hlm. 4.
16
kemampuan guru dengan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan profesi keguruannya. Berdasarkan uraian tersebut, maka kompetensi guru adalah kemampuan personal seorang guruyang berhubungan dengan tanggung jawab guru sebagai pendidik.Kompetensi guru yang baik akan memberikan kualitas pendidikan yang baik.
b. Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu pasti yang dianggap sebagai induk dari berbagai ilmu pengetahuan di dunia ini.Semua kemajuan zaman dan kemajuan teknologi tidak terlepas dari unsur matematika. Matematika yang menjadi segala dasar dari segala penciptaan apa yang telah kita nikmati pada zaman sekarang ini.M. Ansjar menyatakan dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional ke-III, 1981, bahwa “matematika penting untuk mendukung ilmu pengetahuan dalam mengkaji berbagai rahasia alam.”27Matematika memiliki beberapa definisi, diantaranya: 1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. 2) Matematika
adalah
pengetahuan
tentang
bilangan
dan
kalkulasi. 3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. 4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. 5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.
27
M. Saleh Muntasir, Pengajaran Terprogram (Teknologi Pendidikan dengan Pengandalan Tutor, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), hlm. 74.
17
6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.28 Belajar matematika merupakan kegiatan belajar yang berwujud “intelligent learning”, atau belajar dengan “understanding”, yaitu suatu pemahaman. Matematika itu suatu abstraksi, suatu generalisasi, yang harus dipelajari dari konsep-konsep yang telah bertumbuh lama, dari generasi ke generasi.Pembelajaran matematika pada prinsipnya harus langsung pada konsep matematika.Tetapi untuk dapat langsung, seseorang harus melewati seorang pembawa ide atau perantara matematik, yaitu guru.Ide matematika itu sendiri sebenarnya mudah, tetapi untuk penyampaiannya perlu pemikiran yang sungguh-sungguh. Skemp menyatakan bahwa ada dua prinsip dalam penyampaian, yaitu: 1) Perlu adanya contoh, bukan definisi; 2) Contoh harus sesuai dengan konsep yang telah terbentuk lebih dahulu dalam otak peserta didik.29 Dengan demikian matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang membahas tentang bilangan, ruang, bentuk dan fakta-fakta kuantitatif
dengan penalaran logis dan sistematis. Pembentukan
konsep-konsep pada matematika itulah yang sebenarnya merupakan belajar
matematika.Belajar
matematika
menurut
Skemp
adalah
mempelajari berfungsinya inteligensi dalam bentuk-bentuknya yang murni, yaitu aspek fungsional dari fungsi inteligensi atau suatu kapasitas untuk berkembang.
c. Kompetensi Guru Matematika Guru merupakan sebuah profesi yang pelakunya memerlukan berbagai kelebihan, baik terkait dengan kepribadian, akhlak, spiritual, pengetahuan dan keterampilan. Hal tersebut tidak lain berkenaan 28
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia(Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, (Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional, 2000), hlm. 11. 29 M. Saleh Muntasir, Pengajaran Terprogram, hlm. 79.
18
dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh guru. “Tugas guru
adalah
mencerdaskan,
menghilangkan
ketidaktahuan,
memberantas kebodohan, dan melatih keterampilan, menumbuhkan bakat dan kemampuan potensi peserta didik.”30Tugas guru tidak hanya menyampaikan ilmu di kelas, tetapi juga sebagai norm drager (pembawa norma). Dengan demikian, guru selain dituntut untuk menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai perkembangan zaman juga dituntut untuk menyampaikan norma-norma yang ada, sehingga peserta didik dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.“Tugas pokok guru adalah membekali peserta didik, memberikan bimbingan belajar, mengarahkan, memimpin perkembangan pendidikan peserta didik.”31 Peran guru tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu guru bertanggung jawab membentuk karakter peserta didik sehingga menjadi generasi yang cerdasdan terampil dalam menjalani kehidupannya.Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kompetensi khusus, kompetensi yang tidak mungkin dimiliki oleh orang yang bukan guru. Zakiah Derajat, dkk.,menyebutkan bahwa tidak sembarang orang dapat melakukan tugas guru. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi guru yakni: 1) Bertaqwa kepada Allah SWT Mengingat bahwa guru menjadi teladan bagi peserta didik, maka tidak mungkin guru yang tidak bertaqwa kepada Allah SWT dapat memberi teladan yang baik. Sekalipun hal ini tidak dapat menjadi jaminan bahwa guru yang bertaqwa akan menjadikan peserta didik yang bertaqwa juga, akan tetapi setidaknya dapat dijadikan tolak ukur atau acuan.
30 31
Nazaruddin Rahman, Regulasi Pendidikan, hlm. 12. Nazaruddin Rahman, Regulasi Pendidikan, hlm. 12.
19
2) Berilmu Guru mempunyai berbagai tugas dan tanggung jawab, maka guru dituntut untuk berilmu. Perkembangan IPTEK dapat menjadikan guru yang dangkal penguasaan ilmunya akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai guru. 3) Berakhlak baik Salah satu tugas guru antara lain mengembangkan akhlak mulia pada peserta didik. Oleh karena itu guru harus menerapkan akhlak mulia pada dirinya dengan cara melakukan perbuatan yang baik. Dengan demikian dapat memberikan contoh kepada peserta didik untuk berakhlak mulia. 4) Sehat jasmani Kesehatan jasmani sangat penting disamping kesehatan psikis.Kesehatan jasmani sangat membantu kelancaran guru dalam mengabdikan diri untuk mendidik, mengajar, dan memberikan bimbingan
kepada
peserta
didik.Hal
ini
tidak
menutup
kemungkinan bahwa dalam batas-batas tertentu keadaan sakit jasmani guru selama masih memungkinkan melaksanakan tugas dengan baik, dapat ditolerir.
32
Terdapat kriteria guru yangbaik, diantaranya sebagai berikut. 1) Memahami dan menghormati peserta didik Guru sebagai seorang yang menghadapi peserta didik hendaknya dapat memahami dan menghormati peserta didik. Peserta didik sebagai manusia berhak untuk dipahami dan mendapat perlakuan hormat dari guru. Hal ini bertujuan agar peserta didik menjadi warga negara yang dapat memahami dan menghormati orang lain. 2) Menghormati bahan pelajaran yang diampu Guru harus menguasai bahan pelajaran yang diampu. Selain itu juga harus mengetahui pemanfaatan bahan pelajaran yang diampu. 32
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, hlm. 21-22.
20
3) Menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran Guru harus dapat menentukan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini betujuan agar peserta didik tidak jenuh dalam kegiatan pembelajaran. 4) Menyesuaikan bahan pelajaran dengan kemampuan peserta didik Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yangberbeda-beda dalam berbagai hal. Guru hendaknya menyesuaikan antara bahan pelajaran dengan kemampuan rata-rata peserta didik di kelas. 5) Memfasilitasi peserta didik untuk aktif dalam hal belajar Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensinya. Hal ini tidak berarti guru memberikan kebebasan sepenuhnya akan tetapi guru tetap memantau kegiatan peerta didik. 6) Memberikan pengertian dan tidak hanya penyampaian berupa katakata Kata-kata merupakan lambing dari sesuatu dan hanya berguna jika diketahui isi atau artinya. Isi diperoleh antara lain dari benda itu sendiri, yaitu melalui pengalaman dengan benda yang dimaksud dalam kata-kata yang ada. 7) Menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan peserta didik Aktivitas belajar yang sejati tidak akan ada jika peserta didik tidak mengetahui manfaat dari suatu pelajaran dalam kehidupan peserta didik. 8) Mempunyai dan mampu merumuskan tujuan tertentu dalam setiap materi pelajaran yang diampu. Guru
hendaknya
mempunyai
tujuan
yang
jelas
dalam
malaksanakan tugasnya. Hal ini bertujuan agar pendidikan yang telah dilakukan guru dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.
21
9) Tidak terikat pada satu buku. Guru hendaknya dapat mengenal kelemahan dan kelebihan suatu buku. Hal ini dikarenakan kualitas setiap orang berbeda-beda termasuk kualitas pengarang buku. 10) Tidak hanya mengajar melainkan mengembangkan pribadi anak Pendidikan yang harmonis harus memiliki keseimbangan antara pengetahuan,
kepribadian dan norma-norma yang ada dalam
masyarakat. Peserta didik yang merupakan anggota masyarakat harus dikenalkan dengan nilai-nilai kepribadian dan norma-norma masyarakat.Hal ini diharpkan peserta didik dapat hidup dan memberikan manfat kepada mayarakat.33 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi guru, antara lain: 1) Latar belakang pendidikan Latar belakang pendidikan atau akademik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kompetensi guru.Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi tingkat akademik seseorang biasanya menunjukkan lebih matang dalam berfikir, menganalisis berbagai macam permasalahan. Selain itu, dalam kegiatan mengajar guru akan lebih memiliki kreatifitas menggunakan metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga tidak monoton dan peserta didik lebih antusias. 2) Individu Faktor individu dalam pembahasan ini adalah keinginan dari diri
guru
sendiri
dalam
mengembangkan
kompetensinya.Haltersebut dilakukan guru dengan belajar sendiri, diantaranya
dengan
memotivasi
untuk
mengembangkan
kompetensinya.
33
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengjar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 8-12.
22
3) Pelaksanaan Supervisi Supervisi merupakan salah satu usaha memberikan layanan dan bantuan kepada para guru yang berguna untuk peningkatan mutu dan pengembangan kompetensi guru.34 Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara “tut wuri handayani, ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso”.35 Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, keterampilan, dan kemampuan khusus. Seorang guru tidak hanya cukup dengan menguasai materi pelajaran, akan tetapi juga mengayomi, menjadi teladan, mendorong peserta didik untuk lebih baik dan maju, serta selalu mengembangkan dirinya terhadap pengetahuan dan mendalami keahliannya. Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar menerangkan bahwa guru profesional harus memiliki persyaratan, yang meliputi: 1. Memiliki bakat sebagai guru. 2. Memiliki keahlian sebagai guru. 3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi. 4. Memiliki mental yang sehat. 5. Berbadan sehat. 6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas. 7. Guru adalah manusia berjiwa Pancasila. 8. Guru adalah seorang warga Negara yang baik.36 Guru merupakan pelopor untuk menciptakan generasi yang berbudaya, berbudi, dan bermoral. Guru dianggap sebagai penentu atas keberhasilan pembelajaran dan kualitas pendidikan peserta didik. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa “guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, 34
Nazarudin Rahman, Regulasi Pendidikan, hlm. 46-48. Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,(Jakarta: Gaung Persada Press, 2006), hlm. 23. 36 Martinis Yamin, Sertifikasi, hlm. 24. 35
23
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”37Adanya kedudukan tersebut, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik pada bidang yang relevan dengan mata pelajaran yang diampu dan menguasai
kompetensi
sebagai
agen
pembelajaran.“Kualifikasi
akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan.”38Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik dibuktikan dengan ijazah yang diperoleh guru di lembaga pendidikan tinggi dan persyaratan relevansi dibuktikan dengan kesesuaian antara bidang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang diampu di sekolah.Pada penelitian ini kualifikasi akademik yang dimaksud adalah kualifikasi akademik pendidikan matematika. Kompetensi guru matematika merupakan kemampuan guru matematika
sesuai
pembelajaran.Matematika
dengan dengan
perannya obyek
yang
sebagai
agen
bersifat
abstrak
memberikan tantatangan kepada guru matematika.Hal ini dikarenakan sifat abstrak pada matematika menyebabkan banyak orang khususnya peserta didik mengalami kesulitan dalam matematika.Kreativitas guru matematika sangat diperlukan dalam memahamkan bentuk matematika yang abstrak.Pembelajaran yang lebih mengena pada matematika dapat dilakukan
melalui
penekanan
hubungan
antara
konsep-konsep
matematika dengan pengalaman sehari-hari dalam kehidupan peserta didik.Permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari merupakan sumber pembelajaran matematika yang efektif. Adanya permasalahan hidup menunjukkan dua proses matematisasi, yaitu sebagai sumber matematisasi dan sebagai tempat untuk mengaplikasikan kembali
37
Undang – UndangGuru dan Dosen(UU RI No. 14 Th. 2005), hlm. 6. Undang – UndangGuru dan Dosen(UU RI No. 14 Th. 2005), hlm. 4.
38
24
matematika. Melalui langkah tersebut pembelajaran matematika yang tercipta menampilkan bukti tidak sekedar teori.39 Adanya karakteristik matematika sebagaimana tersebut di atas menjadikan adanya kompetensi khusus yang harus dimiliki oleh guru matematika yang tentunya berbeda dengan kompetensi pada guru mata pelajaran selain matematika. Berdasarkan UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada bab IV pasal 10 disebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru termasuk di dalamnya guru matematika meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.40Oleh karena itu, pada penelitian ini kompetensi yang dimaksud mencakupempat kompetensi tersebut. 1) Kompetensi Pedagogik Kompetensi
pedagogik
merupakan
kemampuan
yang
berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan
pembelajaran
yang
mendidik
dan
dialogis.Settingpembelajaran dalam kelas harus direncanakan oleh guru sebelum menyampaikan materi di kelas sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh peserta didik serta target yang ingin dicapai dapat terpenuhi, karena sudah direncanakan. 2) Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian sebagai berikut: a) Mantab dan stabil, yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hokum, norma sosial, dan etika yang berlaku; b) Dewasa, yaitu mempunyai kemandirian unuk bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai pendidik; c) Arif dan bijaksana, yaitu menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak; 39
Hariwijaya, Meningkatkan Kecerdasan Matematika, (Yogyakarta: Tugupubliser, 2009), hlm. 44-45. 40 Undang – UndangGuru dan Dosen(UU RI No. 14 Th. 2005), hlm. 9.
25
d) Berwibawa, yaitu berperilaku yang disegani; e) Memiliki akhlak mulia dan perilaku yang diteladani oleh peserta didik. Kompetensi kepribadian guru merupakan tonggak dan pangkal kepribadian yang baik dengan didasari kepada keimanan dan akhlak mulia.Oleh karena itu, guru harus memiliki kompetensi yang mantap, baik sebagai hamba Allah maupun sebagai warga masyarakat, dan sebagai warga negara yang konsisten dengan profesinya. Tanpa kepribadian yang luhur dari guru, maka dengan sendirinya peserta didik tidak memiliki sikap menghormati, mengagumi,
menghargai
terhadap
guru
itu
sendiri.Dengan
demikian sikap menghargai tidak mungkin tumbuh pada peserta didik jika guru tidak menunjukkan sikap menghargai terhadap individu pada sosok guru tersebut. Pada dasarnya faktor terpenting bagi seoang guru adalah dilihat dari aspek kepribadian. Dimana jika seorang guru tidak mempunyai kepribadian yang baik, maka akan menggambarkan citra guru yang tidak baik juga. Sebaliknya jika guru mempunyai kepribadian
yang
baik,
maka
guru
akan
melaksanakan
tugasnyadengan sebaik mungkin sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 3) Kompetensi Sosial Kompetensi sosial adalah kemampuan dalam membina dan mengembangkan interaksi sosial baik sebagai tenaga profesional maupun anggota masyarakat.41Dengan demikian kompetensi sosial guru dapat diartikan sebagai kecakapan dan kemampuan guru berinteraksi dengan peserta didik, lingkungan, dan masyarakat, yang merupakan tokoh atau tipe makhluk yang diberi tanggung 41
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2010), hlm. 23.
26
jawab dalam membina dan membimbing peserta didik atau masyarakat ke arah norma yang berlaku. Oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi sosial. 4) Kompetensi Profesional Kompetensi profesional ialah kemampuan penguasaan materi bidang profesi secara luas dan mendalam.42 Seesuai dengan pengembangan dari standar kompetensi guru,empat kompetensi tersebut di atas terintegrasi dalam kinerja guru. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru bahwa standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Adapun kompetensi guru mata pelajaran matematika pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
dan SMK/MAK ADALAH
sebagai berikut: 1) Menggunakan bilangan, hubungan diantara bilangan, berbagai sistem bilangan dan teori bilangan. 2) Menggunakan pengukuran dan penaksiran. 3) Menggunakan logika matematika. 4) Menggunakan konsep-konsep geometri. 5) Menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang. 6) Menggunakan pola dapat fungsi. 7) Menggunakan konsep-konsep aljabar. 8) Menggunakan konsep-konsep kalkulus dan geometri analitik. 9) Menggunakan konsep dan proses matematika diskrit. 10) Menggunakan trigonometri. 11) Menggunakan vector dan matriks. 12) Menjelaskan sejarah dan filsafat matematika. 42
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2010), hlm. 24.
27
13) Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, piranti lunak kmputer,model matematika, dan modelstatistik.43 Adanya penguasaan empat kompetensi pada guru mata pelajaran matematika diharapkan dapat menjadikan profesionalisme guru yang baik sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan nasional di Indonesia.
3. Sertifikasi Guru Guru sebagai tenaga profesional selain mempunyai kualifikasi akademik
juga
disyaratkan
menguasai
kompetensi
sebagai
agen
pembelajaran yang dibuktikan dengan sertifikat sebagai pendidik. Hal tersebut telah disebutkan dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bab II pasal 2 dijelaskan bahwa”pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.”44Sertifikat pendidik diperoleh melalui sertifikasi. Berdasarkan UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. “Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.”45 “Nasional Commission on Educational Services (NCES), memberikan pengertian sertifikasi secara lebih umum.Certification is a procedure whereby the state evaluates and reviews a teacher candidate’s credentials and provides him or her a license to teach.”46Dalam hal ini sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan apakah seorang guru layak diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar.Hal ini dikarenakan
43
Modul Kelompok Guru Pengawas (Pendidikan LAtihan Profesi Guru (PLPG)), (Semarang, t.p., 2010), hlm. 31. 44 Undang – UndangGuru dan Dosen(UU RI No. 14 Th. 2005), hlm.6. 45 Undang – UndangGuru dan Dosen(UU RI No. 14 Th. 2005), hlm. 4. 46 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, hlm. 34.
28
terdapat berbagai variasi lulusan dari perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan. Penetapankuota peserta sertifikasi tiap tahun dilakukan oleh Menteri Pendidikandan berdasarkan analisis data guru. Lembaga penyelenggara sertifikasi telah diatur oleh UU 14 tahun 2005, pasal 10 (ayat 2) yaitu sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengaduan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah.47 Perguruan tinggi yang dimaksud di sini adalah perguruan tinggi yang mempunyai fakultas pendidikan, seperti FKIP dan Fakultas Tarbiyah UIN, IAIN, STAIN yang telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Republik Indonesia dan relevan dengan bidang studi peserta sertifikasi. Guru yang dinyatakan sebagai peserta sertifikasi adalah guru yang lolos administrasi dan tes tertulis. Beban materi yang diberikan dalam sertifikasi telah diatur dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1, “bahwa guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
47
Undang - UndangNo. 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, hlm. 12.
29
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.”48Pada dasarnya sertifikasi ada dua yaitu sertifikasi pra jabatan (untuk calon guru) dan sertifikasi dalam jabatan (untuk guru dan dosen). Pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan memiliki dua jalur yaitu
Pemberian
Penilaian Portofolio dan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG). a. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan melalui Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Penilaian dalam portofolio meliputi: 1) Kualifikasi akademik, yaitu tingkat pendidikan formal yang dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar S1 maupun D-4. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma. 2) Pendidikan dan pelatihan, yaitu pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan atau untuk peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangna dari lembaga penyelenggara diklat. 3) Pengalaman mengajar, merupakan masa kerja guru termasuk dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (pemerintah atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan. Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan atau surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang. 4) Perencanaan
pembelajaran,
yaitu
persiapan
mengelola
pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap 48
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2006), hlm. 3.
30
muka. Adapun yang menjadi bukti fisik pada komponen ini adalah dokumen perencaan pembelajaran (RPP/Silabus/Prota/Promes) yang diketahui dan disahkan oleh atasan. 5) Penilaian dari atasan dan pengawas, merupakan penilaian terhadap kompetensikepribadian dan sosial. 6) Prestasi akademik, yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya yang terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari lembaga
panitia
penyelenggara,
baik
tingkat
kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Komponen tersebut meliputi: a)
Lomba dan karya akademik (juara lomba atau penemuan karya
monumental
di
bidang
pendidikan
atau
nonkependidikan). b) Pembimbingan teman sejawat (instruktur, guru inti, dan tutor) c)
Pembimbingan
siswa
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler
(pramuka, madding, Karya Ilmiah Remaja (KIR), dan lainlain. Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat keterangan atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga atau panitia penyelenggara. 7) Karya pengembangan profesi merupakan suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru. Komponen ini meliputi: a)
Buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, ataunasional;
b) Artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah/bulletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi, dan internasional; c)
Menjadi
reviewer
buku,
penulis
soal
EBTANAS/UN,
modul/buku cetak local (kabupaten/kota) yang minimal mencakup materi pembelajaran selama satu semester; d) Media/alat belajar dalam bidangnya;
31
e)
Lapoan penelitian tindakan kelas (individu/kelompok);
f)
Karya seni (patung, rupa, tari, lukis, sastra, dan lain-lain).
8) Keikutsertaan dalam forum ilmiah, merupakan usaha untuk berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta. Bukti fisik yang dapat ilampirka berupa makalah dan sertifikat/piagam bagi nata sumber, dan sertifikat/piagam bagi peserta. 9) Pengalaman organisani di dalam bidang kependidikan dan social, yaitu pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan, organisasi social, dan/atau mendapat tugas tambahan. Pengurus organisasi di bidang kependidikan antara lain pengurus Forum Komunikasi Kepala Sekolah (FKKS), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG), dan lain-lain. Pengurus organisasi social antara lain ketua RT, ketua RW, Pembina kegiatan keagamaan, dan lain-lain. 10) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan yaitu penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakn tugas dan memenuhi criteria kuantitatif (lama waktu, hasil, dan lokasi/geohrafis), kualitatif (komitmen dan etos kerja); relevansi (dalam bidang/rumpun bidang), bai pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.49
Peserta sertifikasi dinyatakan lulus apabila hasil penilaian portofolio mencapai angka minimal kelulusan (total 850). Apabila total skor yang diperoleh 841 s/dapat 849 maka diberikan alternatif untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi pendidik untuk 49
Masnur Muchlis, Sertifikasi Guru, hlm. 13-18.
32
melengkapi kekurangan portofolio dalam kurun waktu satu bulan. Apabila tidak mampu melengkapi, peserta tersebut diikutsertakan dalam Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).50
b. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan melalui Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) PLPG diikuti olehpeserta sertifikasi yang dinyatakan belum lulus dalam sertifikasi melalui penilaian portofolio. Pelaksanaan PLPG dalam bentuk rombongan belajar dan kelompok peer teaching, peer counseling, atau peer supervising yang diupayakan terdiri atas satu bidang keahlian/mata pelajaran. Satu rombongan belajar maksimal 30 orang peserta dan satu kelompok.Peerteaching, peer counseling, atau peer supervising maksimal 10 orang. Materi PLPG mencakup empat kompetensi guru sebagaimana disebutkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Bentuk uji kompetensi tersebut terbagi menjadi dua, yaitu tes tertulis dan tes kinerja yang dibarengi dengan self appraisal dan portofolio serta peer appraisal (penilaian atasan). 1) Materi tes tulis mencakup kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. 2)
Materi tes kinerja berbentuk penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran yang mencakup keempat kompetensi secara terintegrasi. Self appraisal yang dipadukan dengan portofolio merupakan penilaian terhadap kegiatan dan prestasi guru di sekolah, dalam kegiatan profesional atau di masyarakat, sepanjang relevan dengan tugasnya sebagai guru. Peer appraisal dalam bentuk penilaian atasan dimaksudkan untuk memperoleh
50
Sunandar, Suyoto, Makalah Pembekalan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan melalui Jalur Pendidikan san Latihan Profesi Guru (PLPG), (Semarang: t.p., 2011), hlm. 10.
33
penilaian
dari
kinerja
sehari-hari
yang
mencakup
empat
kompetensi. Guru yang dinyatakan lulus dapat memperoleh sertifikat pendidik, dan diakui sebagai guru profesional. Sedangkan yang belum lulus diberi kesempatan mengulang maksimal dua kali untuk mata uji (tulis atau praktek) yang belum lulus. Peserta yang tidak lulus setelah dua kali mengulang
ujian,
dikembalikan
kepada
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota yang mengirimkan untuk dibina dan dapat diusulkan menjadi peserta sertifikasi di tahun berikutnya. Adanya program sertifikasi dengan berbagai peraturan yang ditentukan, maka peneliti menggolongkan guru menjadi dua golongan, yaitu guru terertifikasi dan guru tidak tersertifikasi. a. Guru Tersertifikasi Guru sertifikasi pada penelitian ini adalah guru yang telah dinyatakan lulus sertifikasi dan memperoleh sertifikat pendidik. b. Guru Tidak Tersertifikasi. Guru tidak tersertifikasi pada penelitian ini yakni guru yang tidak memiliki sertifikat pendidik, dikarenakan: 1) Belum mengikuti sertifikasi karena tidak memenuhi persyaratan menjadi peserta sertifikasi; 2) Tidak lulus pada program sertifikasi yang telah dilalui atau diikuti.
C. Rumusan Hipotesis Kata hipotesis berasal dari bahasa Yunani yng mempunyai dua kata “hipo” (sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori).51Jadi hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian karena jawaban yang diberikan didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh peneliti melalui pengumpulan data.Oleh Karena itu, hipotesis perlu diuji kebenarannya. 51
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif utuk Penelitian: Dilengkapi Prehitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010), hlm. 151.
34
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah: “Terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012.”
BAB III METODE PENELITIAN
35
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini tergolong penelitian komparasional, yaitu “penelitian yang dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar variabel yang sedang diteliti. Jika perbedaan itu memang ada, apakah perbedaan itu merupakan perbedaan yang berarti atau meyakinkan (signifikan), ataukah bahwa perbedaan itu hanyalah secara kebetulan saja (by chance).”52
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lima sekolah tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus yang terdiri dari SMP Negeri 2 Kudus, SMP Negeri 3 Kudus, SMP Negeri 4 Kudus, SMP Negeri 1 Jati, dan SMP Negeri 2 Jati. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Februari tahun pelajaran 2011/2012.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “population yang berarti jumlah penduduk.”53 Selain itu populasi dapat diartikan “seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.”54 Jadi populasi adalah seluruh objek yang menjadi fokus penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 121 guru mata pelajaran matematika, terdiri dari 60 guru tersertifikasi dan 61 guru tidak tersertifikasi. 52
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pedidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010), hlm. 260. 53 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Dilngkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17), (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2010), hlm. 144. 54 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian (Sosial dan Pendidikan), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 116.
36
2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.55 Teknik Pengambilan Sampel pada penelitian ini menggunakan Cluster Random Sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan jalan memilih sampel yang didasarkan pada cluster bukan pada individu. Teknik ini digunakan karena populasi pada penelitian ini heterogen dan terbagi dalam kelompok-kelompok individu atau cluster. Sampel pada penelitian ini terdiri dari guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 guru. Adapun guru tersertifikasi berjumlah 19 guru dengan rincian 7 guru tersertifikasi melalui portofolio dan 12 guru tersertifikasi melalui PLPG, sedangkan guru tidak tersertifikasi berjumlah 11 guru. Sampel tersebut tergolongkan dalam beberapa SMP Negeri
(cluster) di Kabupaten Kudus yang
berjumlah lima SMP Negeri, yang terdiri dari SMP Negeri 2 Kudus, SMP Negeri 3 Kudus, SMP Negeri 4 Kudus, SMP Negeri 1 Jati, SMP Negeri 2 Jati. Pemilihan lima SMP Negeri tersebut dilakukan secara random, yaitu dengan membuat undian yang di dalamnya tertulis nama seluruh SMP Negeri di Kabupaten Kudus.
D. Variabel dan Indikator Penelitian 1. Variabel “Kata “variabel“ berasal dari bahasa Inggris “variable” dengan arti “ubahan”, “faktor tetap”, atau gejala yang dapat diubah-ubah”.56 “Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.”57
55
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), (Jakarta, Rineka Cipta, 2010), hlm. 174. 56 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pedidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010), hlm. 36. 57 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian , hlm. 118.
37
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.58 Variabel penelitian pada penelitian ini adalah kompetensi guru.
2. Indikator Adapun indikator dari kompetensi guru yang digunakan penulis adalah indikator kompetensi guru yang dapat diamati penulis dalam kegiatan observasi proses pembelajaran di kelas. Indikator tersebut diantaranya: a. Indikator kompetensi Pedagogik 1) Melaksanakan pembelajaran dengan tepat waktu. 2) Menyelenggarakan pembelajaran dengan tertib. 3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap pertemuan. 4) Mampu menetapkan tujuan pembelajaran yang realistik. 5) Mampu mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan jelas. 6) Memulai pembelajaran dengan mejajagi kemampuan awal peserta didik terlebih dahulu 7) Mampu memotivasi peserta didik. 8) Mampu menggunakan metode pembelajaran yang tepat dengan materi. 9) Mampu menggunakan media pembelajaran yang tepat. 10) Mampu menyampaikan materi dengan menarik. 11) Mampu menyampaikan materi dengan jelas. 12) Mampu menggunakan alat peraga dengan baik. 13) Mampu mengorganisir peserta didik. 14) Mampu berinteraksi dengan peserta didik secara komunikatif. 15) Mampu memberikan umpan balik. 16) Mampu melaksanakan penilaian. 58 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 61.
38
17) Mampu menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. 18) Mampu menggunakan waktu dengan baik. 19) Memandu peserta didik menemukan informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan pemahaman peserta didik.
b. Indikator kompetensi Kepribadian 1) Bangga sebagai guru. 2) Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik. 3) Memiliki etos kerja yang tinggi sebagai pendidik. 4) Bertindak secara objektif pada peserta didik. 5) Memiliki kewibawaan sebagai pendidik. 6) Arif dalam pengambilan keputusan. 7) Menampilkan diri dengan berperilaku yang tegas. 8) Bertutur kata yang sopan.
c. Indikator kompetensi Sosial 1) Berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik. 2) Mampu menjadi pendengar yang baik. 3) Mampu menerima kritik. 4) Mampu menerima saran. 5) Menghargai peserta didik dengan latar belakang yang berbeda. 6) Menghargai pendapat peserta didik. 7) Menghargai berbagai usaha peserta didik.
d. Indikator kompetensi Profesional 1) Menguasai materi ajar yang diampu. 2) Menguasai konsep materi ajar. 3) Menguasai hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait. 4) Mampu menjelaskan hubungan antara konsep yang diajarkan dengan konteks kehidupan. 5) Menjelaskan pokok bahasan dengan tepat.
39
6) Memberikan contoh yang relevan dengan konsep yang diajarkan. 7) Mampu menjawab pertanyaan peserta didik dengan jelas sesuai substansi yang ditanyakan. 8) Menggunakan baragam teknologi. 9) Menggunakan sumber buku acuan untuk keperluan pembelajaran. 10) Menggunakan sumber buku lain sebagai penunjang. 11) Memberikan penguatan pada materi yang dianggap penting atau mendasar.59
E. Pengumpulan Data Penelitian Metode Pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1. Kuesioner atau Angket Kuesioner atau angket adalah salah satu metode pengumpulan data dalam bentuk lembaran yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis. Instrumen pada metode ini disebut sesuai dengan nama metodenya, yaitu kuesioner atau angket Tujuan penggunaan metode kuesioner/angket pada penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dari responden tentang kompetensi yang dimiliki responden, baik sebagai guru tersertifikasi maupun sebagai guru tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Kuesioner atau angket pada penelitian ini ditujukan kepada guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat
SMP di Kabupaten Kudus tahun
pelajaran 2011-2012. Teknik kuesioner dipilih dengan alasan sebagai berikut: a. Letak keberadaan responden tersebar luas. b. Keterbatasan biaya dan waktu penelitian. Skala yang digunakan adalah skala Likert dalam bentuk checklist. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert 59
Modul Kelompok Guru Pengawas (Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru(PLPG)), (Semarang, t.p., 2010). Hlm. 26-29.
40
mempunyai gradasi dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Pengisian instrumen dengan memberi tanda check (√) pada kolom yang tersedia. Data yang diperoleh dari pengisian instrumen diolah dengan menggunakan analisis kuantitatif. Jawaban pada tiap item diberi skor sesuai dengan gradasi dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju sebagai berikut: SS
= Sangat Setuju
diberi skor
4
S
= Setuju
diberi skor
3
TS
= Tidak Setuju
diberi skor
2
STS =
Sangat Tidak Setuju
diberi skor
1
Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian harus diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui valid dan reliabilitas angket. Uji coba kuesioner/angket dilakukan terhadap variabel kompetensi guru dan dianalisis untuk mengetahui apakah pernyataan dalam instrumen yang berupa angket termasuk pernyataan yang memenuhi validitas dan reliabilitas atau tidak. Uji coba kuesioner/angket pada penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Kaliwungu. Guru matematika di SMP Negeri 1 Kaliwungu berjumlah 5 guru diantaranya sebagai berikut. Tabel 3.1 Daftar Guru Tahap Uji Coba Kuesioner/Angket No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kode U_1 U_2 U_3 U_4 U_5
Nama Guru Sunarto, S.Pd Agung Supriyanto, S.Pd Erlita Arisanti, S.Pd Sri Purwaningsih, S.Pd Laila Umaeroh, S.Pd
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 5, diperoleh skor hasil perhitungan kuesioner/angket tahap uji coba sebagai berikut.
41
Tabel 3.2 Skor Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Tahap Uji Coba No.
Kode
Skor
1.
U_1
152
2.
U_2
95
3.
U_3
92
4.
U_4
102
5.
U_5
99
Analisis kuesioner/angket uji coba pada penelitian ini dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. a. Validitas Angket Validitas berasal dari kata “validity” yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Analisis
ini
digunakan
karena
masing-masing
item
mempunyai daya dukung terhadap keseluruhan item atau isi instrumen. Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur validitas item adalah korelasi “product moment” dengan rumus sebagai berikut: rxy
N XY ( X )( Y )
{N X 2 ( X ) 2 }{ N Y 2 ( Y ) 2 }
dengan: rx y
= koefisien korelasi tiap item
N
= banyaknya subyek uji coba
X Y X Y XY
2
2
= jumlah skor item = jumlah skor total = jumlah kuadrat skor item = jumlah kuadrat skor total = jumlah perkalian skor item dan skor total
42
Harga koefisien korelasi tiap item ( rx y ) yang telah diperoleh dari perhitungan kemudian dicocokkan dengan harga kritik product moment dengan taraf signifikan, a = 5 %. Harga rxy rtabel maka soal tersebut valid dan jika rhitung rtabel artinya soal tersebut tidak valid. 60 Berdasarkan hasil analisis validitas tiap item pada lampiran 5, diperoleh hasil seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Persentase Validitas Tahap I Uji Coba Kuesioner/Angket No. Kriteria No Butir Soal Jumlah Persentase K 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, a 1. Valid 40 89% 26, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 35, 36, 37, r 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45. Tidak e 2. 2, 17, 25, 30, 32 5 11% Valid Total 45 100% S Sesuai dengan analisis validitas butir pernyataan pada lampiran 5, terdapat soal yang tidak valid, maka dilakukan uji validitas tahap II dengan membuang soal-soal yang tidak valid tersebut. Diperoleh 40 pernyataan valid. Adapun hasil uji validitas tahap II pada lampiran 6 adalah sebagai berikut.
60
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hlm. 72.
43
Tabel 3.4 Persentase Validitas Tahap II Uji Coba Kuesioner/Angket
No.
Kriteria
1.
Valid
No Butir Soal Jumlah Persentase 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 40 100% 26, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45. Total 40 100%
Adapun contoh perhitungan validitas untuk butir soal nomor 1, dapat dilihat pada lampiran 7. Setelah diketahui soal-soal yang valid maka dapat dilanjutkan dengan menguji reliabilitas soal.
b. Reliabilitas Angket Reliabilitas berasal dari kata “reliability” yang terdiri dari dua kata yaitu “rely” dan “ability” yang berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas angket penelitian diuji menggunakan teknik analisis “alpha” karena masing-masing varians mempunyai daya dukung terhadap varians dari keseluruhan item atau instrumen variabel (X). Hasilnya dihitung dengan rumus “alpha Crombach”, yaitu: 1) Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan
i2 =
X
2 i
( X i ) 2 n
n
2) Menentukan nilai varians total
t2 =
X
2
( X ) 2 n n
3) Menentukan reliabilitas instrument 2 k h r11 1 t2 k 1
,dengan:
44
n = jumlah sampel X = nilai skor yang dipilih
t2
= varians total 2 1
= jumlah varians skor tiap-tiap item
k = jumlah butir pertanyaan r 11
= koefisien reliabilitas angket.
Pengujian angket dikatakan reliabel jika harga r11hitung r11tabel maka
angket
dikatakan
reliabel.61
Berdasarkan
hasil
perhitungan pada lampiran 6, diperoleh nilai reliabilitas butir pernyataan angket r11hitung 0,9922 , sedangkan dengan taraf signifikan 5% dengan N = 5 diperoleh r11tabel 0,878 setelah dikonsultasikan dengan
rtabel ternyata
rhitung rtabel . Oleh
karena itu instrument angket dikatakan reliabel. Adapun contoh perhitungan reliabilitas pada nomor 1, dapat dilihat pada lampiran 8.
2. Observasi Observasi merupakan “cara menghimpun bahan-bahan keterangan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sudah dijadikan sasaran pengamatan.”62 Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai peristiwa, kondisi, dan aktivitas dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika. Pada metode ini peneliti melibatkan seluruh indera untuk memusatkan perhatian terhadap suatu objek.
61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 196. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 76 62
45
Observasi pada penelitian ini tergolong observasi partisipasi pasif. Jadi peneliti datang di tempat kegiatan pembelajaran tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Instrumen observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pedoman observasi yang diisi oleh peneliti erdasarkan apa yang diamati peneliti dalam proses pembalajaran di kelas. Pedoman observasi berisi daftar jenis kegiatan yang kemungkinan terjadi atau kegiatan yang akan diamati peneliti dalam proses pembelajaran. Skala yang digunakan adalah skala Guttman dalam bentuk checklist. Jawaban setiap item instrumen menggunakan skala Guttman dengan skor tertinggi satu untuk jawaban “ya” dan terendah nol untuk jawaban “tidak”. Pengisian instrumen dengan memberi tanda check (√) pada kolom yang tersedia. Data yang diperoleh dari pengisian instrumen diolah dengan menggunakan analisis kuantitatif.
3. Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan salah satu pengumpulan data yang berbentuk catatan, transkrip, gambar, atau karya-karya monumental yang berhubungan dengan masalah penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang jumlah SMP Negeri dan guru matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Bentuk instrumen dokumentasi pada penelitian ini adalah` check list yang memuat daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Pada instrumen ini peneliti cukup menuliskan tanda check ditempat yang sesuai.
F. Analisis Data Penelitian 1. Uji Normalitas Semua data yang digunakan untuk pengujian hipotesis perlu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah datadata tersebut berdistribusi normal atau tidak. Hal ini dilakukan untuk menentukan metode statistik yang digunakan. Jika data berdistribusi normal dapat digunakan metode statistik parametrik, sedangkan jika data
46
tidak berdistribusi normal maka dapat digunakan metode nonparametrik. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat. Hipotesis yang digunakan untuk uji nomalitas: Ho = data tidak berdistribusi normal H1 = data berdistribusi normal Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji normalitas adalah sebagai berikut: Menyusun data dalam tabel distribusi frekuensi. a. Menentukan banyaknya kelas interval (k) k = 1+ 3,3 log n n = banyaknya objek penelitian interval
data terbesar - data terkecil banyak kelas interval
b. Menghitung rata- rata ( x ) dan simpangan baku (s)
x
fx i
i
dan
n
s
f x x i i n(n 1)
c. Mencari harga z, skor dari setiap batas kelas X dengan rumus:63 zi
xi x s
d. Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan besarnya ukuran sampel dengan peluang atau luas daerah dibawah kurva normal untuk interval yang bersangkutan. e. Menghitung statistik Chi Kuadrat dengan rumus sebagai berikut: k
(Oi Ei ) 2
i 1
Ei
2
Keterangan: X2 = Chi-Kuadrat Oi = Frekuensi yang diperoleh dari data penelitian 63 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 2007), hlm. 77.
47
Ei = Frekuensi yang diharapkan k = Banyaknya kelas interval Kriteria pengujian jika 2 hitung
2 tabel dengan derajat kebebasan
dk = k – 3 dan taraf signifikan 5% maka H0 diterima artinya populasi berdistribusi normal, jika 2 hitung > 2 tabel, maka H0 ditolak artinya populasi tidak berdistribusi normal.64
2. Uji Hipotesis Uji Perbedaan dua rata-rata dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan atau tidak pada kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP di Kabupaten Kudus pada tahun pelajaran 2011/2012. Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis H0 : μ1 = μ2 Ha : μ1 μ2 Keterangan: μ1 = rata-rata kompetensi guru tersertifikasi μ2 = rata-rata kompetensi guru tidak tersertifikasi b. Menentukan statistik yang dipakai Rumus yang digunakan untuk menguji kesamaan dua rata-rata yaitu ujit dua pihak. c. Menentukan taraf signifikan (α) Taraf signifikan (α) yaitu dipakai dalam penelitian ini adalah 5% dengan peluang 1 1 dan derajat kebebasan dk = (n - 1).
2
d. Menentukan kriteria pengujian hipotesis
64
H0
: μ1 = μ2, diterima bila -ttabel < thitung < ttabel
Ha
: μ1 μ2, diterima bila untuk harga t lainnya
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 273.
48
e. Menentukan statistik hitung dengan rumus: Hipotesis diatas diuji dengan menggunakan rumus uji-t dua pihak, dengan menggunakan rumus tersebut: 1) Jika s1 s 2 rumus yang digunakan yaitu:65 2
t hitung x 2
S =
2
x1 x2 S 1 n1
n12
, dengan
x N
n1 1s12 n2 1S 2 2 n1 n2 2
t tabel = t (1- α),(n1 + n2 - 2)
Keterangan : x1 = Rata-rata skor guru tersertifikasi x 2 = Rata-rata skor guru tidak tersertifikasi
n1 = Banyaknya guru tersertifikasi n2 = Banyaknya guru tidak tersertifikasi S12 = Varian guru tersertifikasi S22 = Varian guru tidak tersertifikasi 2) Jika s1 s 2 rumus yang digunakan yaitu:66 2
t
2
x1 x2 S12 n1
2
Sn22
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika
65 66
w1t1 w2t 2 w t w2t 2 t 11 w1 w2 w1 w2
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 239. Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 240-241.
49
dengan x1
S1
2
x
x2
N
x x n1 2
2
S1
2
x N
x x n1
2
2
S S w1 1 ; w2 2 n1 n2
t1 t
1 1 n1 1 2
; t 2 t
1 1 n2 1 2
Untuk harga t lainnya H0 ditolak. Keterangan : t
: uji t
x1 : mean skor guru tersertifikasi
x 2 : mean skor guru tidak tersertifikasi S1
: simpangan baku guru tersertifikasi
S2
: simpangan baku guru tidak tersertifikasi
n1
: banyaknya guru tersertifikasi
n2
: banyaknya guru tidak tersertifikasi
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian komparasional dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan secara bergilir pada lima SMP Negeri di Kabupaten Kudus tempat objek berada, yaitu SMP N 2 Kudus, 3 SMP N Kudus, SMP N 4 Kudus, SMP N 1 Jati, SMP N 2 Jati. Pengambilan data pada penelitian ini melalui tiga metode, yaitu metode dokumentasi, metode kuesioner/angket, dan metode observasi. Metode dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tentang guru. Metode kuesioner/angket dilakukan untuk memperoleh data tentang kompetensi guru. Metode observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran matematika oleh guru di kelas . Langkah awal yang dilakukan adalah pencarian data melalui metode dokumentasi. Data tersebut meliputi data tentang sampel penelitian ini yang berjumlah 30 guru matematika. Setelah data sampel penelitian diperoleh, objek penelitian dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok guru tersertifikasi dan tidak tesertifikasi. Guru tersertifikasi berjumlah 19 guru dengan 7 guru tersertifikasi melalui portofolio dan 12 guru tersertifikasi melalui PLPG, sedangkan guru tidak tersertifikasi berjumlah 11 guru. Adapun rincian data tersebut adalah sebagai berikut.
51
Tabel 4.1
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Daftar Guru Tersertifikasi Nama Kode Nama Guru Sekolah S_1 Sri Handayani, S.Pd. SMP 1 Jati S_2 Dewi Kushandayani, S.Pd. SMP 1 Jati S_3 Riwi Budi Matono, S.Pd SMP 2 Jati S_4 Siti Aisah, S.Pd SMP 2 Jati S_5 Kartini, S.Pd SMP 2 Jati S_6 Susilowati, S.Pd SMP 2 Jati S_7 Suyono, S.IP, S.Pd SMP 2 Kudus S_8 Damiri, S.Pd SMP 2 Kudus S_9 Warsih, S.Pd SMP 2 Kudus S_10 Susilowati Hadiningsih, S.Pd SMP 2 Kudus S_11 Sri Solikatun, S.Pd SMP 2 Kudus S_12 Bambang Mulyanto, S.Pd SMP 2 Kudus S_13 Suyono, S.IP, S.Pd SMP 2 Kudus S_14 Bambang Sugijarto, S.Pd SMP 3 Kudus S_15 Noor Wijayanti, S.Pd SMP 3 Kudus S_16 Jumadi, S.Pd SMP 3 Kudus S_17 H. Parjiyono, S.Pd, M.Pd SMP 4 Kudus S_18 Juliyanto, S.Pd SMP 4 Kudus S_19 Tawar, S.Pd SMP 4 Kudus
Jalur Sertifikasi Portofolio Portofolio Portofolio PLPG PLPG PLPG PLPG Portofolio PLPG PLPG PLPG Portofolio PLPG Portofolio PLPG PLPG Portofolio PLPG PLPG
52
Tabel 4.2 Daftar Guru Tidak Tersertifikasi No. Kode Nama Guru 1. TS_1 Turiyati, S.Pd. 2. TS_2 Tri Novi Ariasih, S.Pd. 3. TS_3 Ary Dijah Widjajanti, S.Pd. 4. TS_4 Sri Utami Ningsih, S.Pd. 5. TS_5 Endang Sri Endraswati, S.Pd 6. TS_6 Wuryaningsih, S.Pd 7. TS_7 Etty Mira Trianita, S.Pd 8. TS_8 Wiwik Eko Purwati 9. TS_9 Agus Nurdin, S.Pd, S.E. 10. TS_10 Umi Salamah, S.Pd 11. TS_11 H. Akhmad Sayuti, S.Pd
Nama Sekolah SMP 1 Jati SMP 1 Jati SMP 1 Jati SMP 1 Jati SMP 3 Kudus SMP 3 Kudus SMP 3 Kudus SMP 3 Kudus SMP 4 Kudus SMP 4 Kudus SMP 4 Kudus
2. Analisis Data a. Analisis Data Kuesioner/Angket Hasil
pengumpulan
data
melalui
metode
kuesioner/angket
kemampuan guru diolah dengan menggunakan analisis kuantitatif. Jawaban pada tiap item diberi skor sesuai dengan gradasi dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju sebagai berikut. SS = Sangat Setuju
diberi skor
4
S
diberi skor
3
TS = Tidak Setuju
diberi skor
2
STS = Sangat Tidak Setuju
diberi skor
1
= Setuju
53
Skor hasil perhitungan kuesioner/angket kompetensi guru sebagai berikut. 1) Guru Tersertifikasi
Tabel 4.3 Skor Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Kompetensi Guru Tersertifikasi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Kode S_1 S_2 S_3 S_4 S_5 S_6 S_7 S_8 S_9 S_10 S_11 S_12 S_13 S_14 S_15 S_16 S_17 S_18 S_19 Jumlah
Skor 150 144 148 153 143 146 143 137 153 143 148 129 147 141 138 143 148 142 149 2745
Sesuai dengan skor hasil perhitungan kuesioner/angket guru sertifikasi mata pelajaran matematika, diperoleh skor tertinggi 153 dan skor terendah 129, rentang (R) = 24, banyak kelas 5, panjang interval kelas 5. Rincian skor tiap item dapat dilihat pada lampiran 10.
54
Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi dari Data Kuesioner/Angket Kompetensi Guru Tersertifikasi No 1 2 3 4 5.
Interval 129 – 133 134 – 138 139 – 143 144 – 148 149 – 153 Jumlah
Batas atas nyata 133,5 138,5 143,5 148,5 153,5
Frekuensi Absolut 1 2 6 6 4 19
Frekuensi Relatif (%) 5 % 10 % 32 % 32 % 21 % 100 %
2) Guru Tidak Tersertifikasi
Tabel 4.5 Skor Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Kompetensi Guru Tidak Tersertifikasi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kode TS_1 TS_2 TS_3 TS_4 TS_5 TS_6 TS_7 TS_8 TS_9 TS_10 TS_11 Jumlah
Skor 137 134 132 135 141 138 136 134 140 137 138 1502
Hasil kuesioner/angket guru tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika, diperoleh skor tertinggi 141 dan skor terendah 130, rentang (R) = 11 , banyak kelas 4, panjang interval kelas 3. Adapun rincian skor tiap item kuesioner/angket kemampuan guru tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika dapat dilihat pada lampiran 11.
55
Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi dari Data Kuesioner/Angket Kompetensi Guru Tidak Tertifikasi No 1 2 3 4
Interval 130 – 132 133 – 135 136 – 138 139 – 141 Jumlah
Batas atas nyata 132,5 135,5 138,5 141,5
Frekuensi Absolut 1 2 5 3 11
Frekuensi Relatif (%) 9 % 18 % 46 % 27 % 100 %
Adapun analisis hasil kuesioner/angket pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Normalitas Berdasarkan hasil perhitungan normalitas menggunakan uji Chi Kuadrat dengan taraf signifikan 5% dan dk = k – 3, skor kemampuan guru tersertifikasi mata pelajaran matematika diperoleh 2 hitung = 0,9759 dengan 2 tabel 5,991 (pada lampiran 12), sedangkan kelompok guru
tidak
tersertifikasi
diperoleh 2 hitung
=
0,1611
dengan
2 tabel 3,841 (pada lampiran 13), maka 2 hitung < 2 tabel . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut. Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Skor Kuesioner/Angket Guru Tersertifikasi dan Tidak Tersertifikasi No Kelompok 1 Tersertifikasi 2 Tidak Tersertifikasi
2 hitung
2 tabel
0,9759 0,1611
5,991 3,841
Keterangan Normal Normal
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 dan 13.
56
b. Uji Hipotesis Sesuai dengan tujuan pada penelitian ini, yaitu untuk mengetahui adanya perbedaan kompetensi
antara guru tersertifikasi dan tidak
tersertifikasi maka perlu dilakukan analisis uji-t. sesuai dengan sifat data pada penelitian ini, yaitu bersifat heterogen dan berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan diperoleh data skor hasil pengisian kuesioner/angket kompetensi pada kelompok guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi bersifat normal. Oleh karena itu, pada analisis uji-t menggunakan rumus sebagai berikut:
t
x1 x2 S12 n1
2
Sn22
Berdasarkan perhitungan yang telah diperoleh dalam penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor kelompok guru tersertifikasi
diperoleh
X 1 144,4737 dengan S12= 33,7076 sedangkan
pada
kelopok guru tidak tersertifikasi diperoleh X 2 136,5455 dengan S22= 7,2727. Setelah perhitungan akhir dengan uji-t diperoleh t hitung 5,080 dan
w1t1 w2 t 2 2,1355 w1 w2
Harga tersebut dikonsultasikan ke tabel
distribusi t dengan taraf signifikan 5% ,dk = n-1 diperoleh t1 2,101 dan
t 2 2,228
w1t1 w2 t 2 ( 2,1355 ) w1 w2
sehingga
<
diperoleh
t hitung (5,080 ) .
w1t1 w2 t 2 ( 2,1355 ) < w1 w2
Dengan
demikian,
hasil
perhitungan uji-t pada penelitian ini tidak memenuhi kriteria penerimaan Ho yaitu
w1t1 w2t 2 w t w2t 2 t 11 , maka Ho ditolak, w1 w2 w1 w2
sehingga terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di
57
Kabupaten
Kudus
tahun
pelajaran
2011/2012.
Perhitungan
selengkapnya pada lampiran 14.
b. Analisis Data Hasil Observasi Hasil pengumpulan data melalui metode observasi diolah dengan menggunakan analisis kuantitatif. Jawaban setiap item instrumen menggunakan skala Guttman dengan skor tertinggi satu untuk jawaban “ya” dan terendah nol untuk jawaban “tidak”. Adapun skor hasil perhitungan pada instrument observasi sebagai berikut. 1) Guru Tersertifikasi
Tabel 4.8 Skor Hasil Observasi pada Guru Tersertifikasi melalui Jalur Portofolio No.
Kode
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
S_1 S_2 S_3 S_8 S_12 S_14 S_17
x
X f
i
Skor Guru (Jalur Portofolio) 38 34 37 33 33 35 34
244.04 34,86 7
58
Tabel 4.9 Skor Hasil Observasi pada Guru Tersertifikasi melalui Jalur PLPG Skor Guru No. Kode (Jalur PLPG) 1. S_4 36 2. S_5 33 3. S_6 34 4. S_7 38 5. S_9 37 6. S_10 31 7. S_11 36 8. S_13 35 9. S_15 34 10. S_16 35 11. S_18 37 12. S_19 35
x
X f
i
420,96 35,08 12
Dari hasil perhitungan pada lampiran 16 diperoleh skor tertinggi pada guru tersertifikasi adalah 38, skor terendah 31. Skor ratarataguru tersertifikasi adalah 35, sedangkan skor rata-rata guru tersertifikasi melalui jalur portofolio sebesar 34,86 dan skor rata-rata guru tersertifikasi melalui jalur PLPG sebesar 35,08.
59
2) Guru Tidak Tersertifikasi Tabel 4.10 Skor Hasil Observasi pada Guru Tidak Tersertifikasi No.
Kode
Skor
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
TS_1 TS_2 TS_3 TS_4 TS_5 TS_6 TS_7 TS_8 TS_9 TS_10 TS_11
33 34 30 34 29 35 30 34 30 33 33
Dari hasil perhitungan pada lampiran 16 diperoleh skor tertinggi pada guru tidak tersertifikasi adalah 35, skor terendah 29 dan skor rata-rata 32,27. Dari hasil perhitungan skor observasi diperoleh skor rata-rata guru tersertifikasi berbeda dengan skor rata-rata guru tidak tersertifikasi.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan Analisis data di atas, dapat diketahui bahwa skor hasil observasi dan kuesioner/angket kompetensi pada guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi dinyatakan berbeda. Dengan demikian hipotesis yang diajukan pada penelitian ini dinyatakan diterima, bahwa terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Hasil ini dapat ditunjukkan pada hasil uji-t dan observasi yang digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi.
60
Perhitungan dengan menggunakan rumus uji-t pada penelitian ini didasarkan pada keadaan data penelitian ini yaitu data berdistribusi normal dan data tergolong pada data heterogen. Sesuai dengan uji normalitas dengan menggunakan Chi Kuadrat pada taraf signifikan 5% dan dk = n-3, pada guru tersertifikasi diperoleh 2 hitung 0,9759 2 tabel 5,991 dan pada guru tidak tersertifikasi
diperoleh
2 hitung 0,1611 2 tabel 3,841
sehingga
data
dinyatakan berdistribusi normal. Adapun hasil perhitungan pada uji-t diperoleh
perhitungan
t hitung 5,080 dan
tersebut,
w1t1 w2 t 2 2,1355 . w1 w2
diperoleh
Berdasarkan
hasil
w1t1 w2 t 2 ( 2,1355 ) w1 w2
<
w1t1 w2 t 2 ( 2,1355 ) < t hitung (5,080 ) pada taraf signifikan 5%. Dengan w1 w2
demikian hasil perhitungan tersebut tidak memenuhi kriteria penerimaan Ho yaitu
w1t1 w2t 2 w t w2t 2 t 11 , maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa w1 w2 w1 w2
terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Hasil tersebut juga didukung dengan hasil observasi yang diperoleh skor rata-rata guru tersertifikasi 35, dan skor ratarata guru tersertifikasi melalui jalur portofolio sebesar 34,86 dan skor ratarata guru tersertifikasi melalui jalur PLPG sebesar 35,08, sedangkan skor rata-rata guru tidak tersertifikasi 32,27, sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012.
61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: Kompetensi guru tersertifikasi mempunyai skor rata-rata lebih tinggi dari pada guru tidak tersertifikasi. Hal ini dapat dilihat pada hasil perhitungan kuesioner/angket dan observasi. Berdasarkan hasil analisis data kuesioner/angket dengan uji-t diperoleh t hitung 5,080 dan
w1t1 w2 t 2 ( 2,1355 ) Harga tersebut dikonsultasikan ke w1 w2
tabel distribusi t dengan taraf signifikan 5% ,dk = n-1 sehingga dapat dinyatakan
dengan
w1t1 w2 t 2 ( 2,1355 ) < w1 w2
w1t1 w2 t 2 ( 2,1355 ) w1 w2
<
t hitung 5,080 . Dengan demikian, hasil perhitungan uji t pada penelitian ini
tidak memenuhi kriteria penerimaan Ho yaitu
w1t1 w2 t 2 w t w2 t 2 t 11 , w1 w2 w1 w2
maka Ho ditolak. Selain itu, berdasarkan hasil observasi diperoleh skor ratarata guru tersertifikasi 35 (skor rata-rata guru tersertifikasi melalui jalur portofolio sebesar 34,86 dan skor rata-rata guru tersertifikasi melalui jalur PLPG sebesar 35,08) dan skor rata-rata guru tidak tersertifikasi 32,27 sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Sesuai dengan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012.
62
B.
Saran Atas rangkaian dan temuan serta kesimpulan dari peneliti dan dengan segala kerendahan hati, peneliti mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat dijadikan pertimbangan. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Hendaknya para guru meningkatkan profesionalisme sebagai tenaga pendidik guna peningkatan kualitas pendidikan nasional di Indonesia. 2. Sekolah hendaknya memberikan perhatian dan dukungan terhadap upaya yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. 3. Sebagi calon pendidik hendaknya peneliti memperkaya diri dengan pengetahuan dan memotivasi untuk meningkatkan kompetensi sehingga dapat menjadi guru atau pendidik yang berkulitas. 4. Bagipeneliti
lain,
hendaknya
menjadikan
senantiasa
memperkaya
pengetahuan guna memperoleh hasil penelitian yang lebih baik dari penelitian ini.
C. PENUTUP Sebagai kata akhir peneliti panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan taufiq, hidayah dan inayah-Nya, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan tugas akhir dari jenjang pendidikan Strata-1. Terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu, baik moral maupun financial dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari sepenuhnya dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan dan perbaikan dalam penelitian ini, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat peneliti harapkan. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat menambah wacana keilmuan dan dapat bermanfaat bagi peneliti serta pembaca yang mempunyai kepedulian terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia.
63
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
---------, Prosedur Suatu Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
---------, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.
Fida , Zaim, Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah Ibtidaiyah Pasca Lulus Sertifikasi Guru (Studi pada Guru Rumpun Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah se-kecamatan Jekulo Kudus), Skripsi, Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011.
Hariwijaya, Meningkatkan Kecerdasan Matematika, Yogyakarta: Tugupubliser, 2009.
H. A. R. Tilaar, Membenahi Pendiidikan Nasional, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.
Ara Hidayah, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan (Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah), Bandung: Pustaka Educa, 2010.
Imam Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Bin Mughiraoh Bardizah Al=- Bukhoari Al – Ja‟fi , Sahih BUkhori, Juz 1, Beirut- Libanon; Dar-al Kutb al Ilmiah, 1992.
Kunandar, Guru Profesional (Implementasi KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009.
Misbakhul Munir, Studi Komparasi Kompetensi Profesional Guru Madrasah Ibtidaiyah Tersertifikasi Lulus Portofolio dan PLPG se-Kecamatan Pedurungan Semarang, Skripsi Semarang, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011.
Modul Kelompok Guru Pengawas (Pendidikan LAtihan Profesi Guru (PLPG)), Semarang, t.p., 2010.
M. Spencer, Lyle&Signe, Competence at Work, Canada: John Wiley&Sons, 1993.
M. Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.
Muntasir, M. Saleh, Pengajaran Terprogram (Teknologi Pendidikan dengan Pengandalan Tutor), Jakarta: CV. Rajawali, 1985.
Muslich, Masnur, Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat: Quantum Teaching, 2005.
Oemar, Hamalik, Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Rahman, Nazaruddin, Regulasi Pendidikan (Menjadi Guru Profesional Pasca Sertifikasi), Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2009.
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia(Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional: 1999/2000.
Sagala, Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta, 2009.
Siregar, Syofian, Statistika Deskriptif utuk Penelitian: Dilengkapi Prehitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010.
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengjar, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pedidikan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010.
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.
------------, Statistika untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta, 2007.
Sujiono, Yuliani Nurani, Mengajar dengan Portofolio, Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media, 2010.
Thaha, Ahmadie, Shahih Bukhari Jilid Ini, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986.
Tim Penyusun IKIP PGRI Semarang, Pendidikan dan latihan Profesi Guru(PLPG) Sertifikasi Guru dalam Jabatan, Semarang: 2011.
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembanagn Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Undang – Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Undang-Undang SISDIKNAS(Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20 Th. 2003), Jakarta: Sinar Grafika, 2011).
Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006.
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian (Sosial dan Pendidikan), Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Daftar Guru Tahap Uji Coba Kuesioner/Angket ..........................
41
Tabel 3.2 Skor Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Tahap Uji Coba ........
42
Tabel 3.3 Prosentase Validitas 1 Tahap Uji Coba Kuesioner/Angket .........
43
Tabel 3.4 Prosentase Validitas 2 Tahap Uji Coba Kuesioner/Angket .........
44
Tabel 4.1 Daftar Guru Terertifikasi ..............................................................
52
Tabel 4.2 Daftar Guru Tidak Tersertifikasi ..................................................
53
Tabel 4.3 Skor Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Kompetensi Guru Tersertifikasi..................................................................................
54
Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi dari Data Kuesioner/Angket Kompetesi Guru Terertifikasi........................................................
55
Tabel 4.5 Skor Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Kompetensi Guru Tidak Tersertifikasi ..............................................................
55
Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi dari Data Kuesioner/Angket Kompetensi Guru Tidak Tersertifikasi ..........................................
56
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Skor Kuesioner/Angket Kompetensi Guru Tersertifikasi dan Tidak Tersertifikasi ................................
56
Tabel 4.8 Skor Hasil Observasi pada Guru Tersertifikasi melalur Jalur Portofolio.......................................................................................
58
Tabel 4.9 Skor Hasil Observasi pada Guru Tersertifikasi melalui Jalur PLPG .............................................................................................
59
Tabel 4.10 Skor Hasil Observasi pada Guru Tidak Tersertifikasi ..................
60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Standar Kompetensi Guru ..............................................
64
Lampiran 2
: Daftar guru tersertifikasi ................................................
70
Lampiran 3
: Daftar guru tidak tersertifikasi .......................................
71
Lampiran 4
: Angket uji coba ..............................................................
72
Lampiran 5
: Perhitungan validitas tahap I angket uji coba ................
74
Lampiran 6
: Perhitungan validitas tahap II dan reliabilitas angket uji coba .................................................................
78
Lampiran 7
: Contoh perhitungan validitas angket uji coba ................
83
Lampiran 8
: Contoh perhitungan reliabilitas angket uji coba ............
85
Lampiran 9
: Angket penelitian ............................................................
93
Lampiran 10
: Hasil peritungan angket guru tersertifikasi ....................
95
Lampiran 11
: Hasil peritungan angket guru tidak tersertifikasi ............
97
Lampiran 12
: Perhitungan normalitas data pada guru tersertifikasi ......
99
Lampiran 13
: Perhitungan normalitas data pada guru tidak tersertifikasi ..............................................................
102
Lampiran 14
: Perhitungan uji-t ..............................................................
105
Lampiran 15
: Lembar observasi ............................................................
110
Lampiran 16
: Perhitungan skor observasi .............................................
112
RIWAYAT HIDUP Nama
: Vila Firdusiyah
NIM
: 083511040
Tempat/Tanggal Lahir
: Kudus, 27 Mei 1990
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Grogol RT. 04/RW. IV Desa Bakalan Krapyak Kec. Kaliwungu Kab. Kudus
Alamat Sekarang
: Perum BPI Blok A No. 34 RT. 01/RW. X Kelurahan Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang
Riwayat Pendidikan
: a. MI NU 01 Kudus lulus tahun 2002 b. MTs. NU Banat Kudus lulus tahun 2005 c. SMA N 2 Kudus lulus tahun 2008 d. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Tadris Matematika angkatan 2008
demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 29 Mei 2012 Penulis,
Vila Firdusiyah NIM : 083511040
Lampiran 1 Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK No. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran 1. Menguasai 1.1 memahami karakteristik peserta didik yang karakteristik peserta berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, didik dari aspek fisik, social-emosional, moral, spiritual, dan latar moral, spiritual, belakang social-budaya. social, cultural, 1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam emosional, dan mata pelajaran yang diampu. intelektual. 1.3 Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik dalammata pelajaran yang diampu. 1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 2. Menguasai teori 2.1 Memahami berbagai teori-teori belajar dan belajar dan prinsipprinsip-prinsip pembelajaran yangmendidik prinsip pembelajaran terkait dengan mata pelajaran yang diampu. yang mendidik. 2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu. 3. Mengembangkan 3.1.Memahami prinsip-prinsip pengembangan kuikulum yang terkait kurikulum. dengan dalam mata 3.2.Menentukan tujuan pembelajaran dalam mata pelajaran yang yang diampu. diampu. 3.3.Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yangdiampu. 3.4.Memilih materi pembelajaran yang diampu terkait dengan engalaman belajar dan tujuan pembelajaran. 3.5.Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan penekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik. 3.6.Mengembangkan indikator dan instrument penilaian. 4. Menyelenggarakan 4.1.Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang pembelajaran yang mendidik. mendidik. 4.2.Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran. 4.3.Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan. 4.4.Melaksanakan pembelajaran yang mendidik
No. Kompetensi Inti Guru
5.
6.
7.
8.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Memfasilitasi pengembanganpotensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santundengan peserta didik.
Kompetensi Guru Mata Pelajaran di kelas, laboratorium, dan di lapangan denganmemperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan. 4.5.Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. 4.6.Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajarn yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.
6.1.Mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. 6.2.Menyediakan berbagi kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreatifitasnya.
7.1.Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain. 7.2.Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakn guru, dan (dapat) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya. Menyelenggarakan 8.1.Memahami prinsip-prinsip penialaian dan penilaian dan evaluasi evaluasi proses dan hasil belajar sesuai proses dan hasil dengan karakteristik mata pelajaran yang belajar. diampu. 8.2.Menentukan apek-aspek proses dan hasil belajar yang pentinguntuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.
No. Kompetensi Inti Guru
9.
10.
11.
12.
13.
Kompetensi Guru Mata Pelajaran 8.3.Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.4.Mengembangkan instrument penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.5.Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrumen. 8.6.Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan. 8.7.Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. Memanfatkan hasil 9.1.Menggunakan informasi hasil penilaian dan penialaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntaan belajar. evaluasi untuk Menggunakan informasi hasil penilaian dan kepentingan evaluasi untuk merancang programremedial pembelajaran dan pengayaan. 9.2.Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentinagan. 9.3.Memanfaatkan informai hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melakukan tindakan 10.1. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran reflektif untuk yang telah dilaksanakan. Refleksi untuk peningkatan kualitas perbaikan dan pengembangan pembelajaran pembelajaran. dalam mata pelajaran yang diampu. 10.2. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. Bertindak sesuai 11.1. Menghargai peserta didik tanpa dengan norma agama, membedakan keyakinan yang dianut, suku, hukum, social, dan adapt-istiadat, daerah, asal, dan gender. kebudayaan nasional 11.2. Bersikap sesuai dengan norma agama yang Indonesia. dianut, hokum dan social yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam. Menampilkan diri 12.1. Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi. sebagai pribadi yang 12.2. Berperilaku yangmencerminkan ketakwaan jujur, berakhlak dan akhlak mulia. mulia, dan teladan 12.3. Berperilaku yang dapat diteladani oleh bagi peserta didik dan peserta didik dan anggota masyarakat masyarakat. Menampilkan diri 13.1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang sebagai pribadi yang mantap dan stabil. mantap, stabil, 13.2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan dewasa, arif, dan berwibawa. berwibawa.
No. Kompetensi Inti Guru 14. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. 15. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 16.
17.
Bersikap inklusif, bertindak objektif, sertatidak diskriminatif karenapertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status social ekonomi. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
18.
Beradaptasi di tempat tugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman social budaya.
19.
Berkomunikasi dengan komunitas sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Kompetensi Guru Mata Pelajaran 14.1. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi. 14.2. Bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri sendiri. 14.3. Bekerja mandiri secara professional. 15.1. Memahami kode etik profesi guru. 15.2. Menerapkan kode etik profesi guru. 15.3. Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru. 16.1. Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat, dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran. 16.2. Tidak bersikap diskriminatif terhadap terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status social ekonomi. 17.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik, dan efektif. 17.2. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dapat kemajuan peserta didik. 17.3. Megikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran ddan dalam mengatasi kesulitasn beljar peserta didik. 18.1. Beradaptasi di lingkungan tempat bekerja dlam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik. 18.2. Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan. 19.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. 19.2. Mengkmunikasikan hasil-hasil inovai pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan maupun
No. Kompetensi Inti Guru 20.
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
Kompetensi Guru Mata Pelajaran bentuk lain. 20.1. Menggunakan bilangan, hubungan diantara bilangan, berbagai sistem bilangan dan teori bilangan. 20.2.
Menggunakan pengukuran dan penaksiran.
20.3.
Menggunakan logika matematika.
20.4.
Menggunakan konsep-konsep geometri.
20.5.
Menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang.
20.6.
Menggunakan pola dapat fungsi.
20.7.
Menggunakan konsep-konsep aljabar.
20.8.
Menggunakan konsep-konsep kalkulus dan geometri analitik.
20.9.
Menggunakan konsep dan proses matematika diskrit.
20.10. Menggunakan trigonometri. 20.11. Menggunakan vektor dan matriks. 20.12. Menjelaskan sejarah dan filsafat matematika. 20.13. Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, piranti lunak kmputer,model matematika, dan modelstatistik 21.
22.
Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
21.1. Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu. 21.2. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. 21.3. Memahami tujuan pembelajaran yang diampu. Mengembangkan 22.1. Memilih materi pembelajran yang diampu materi pelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta diampu secara kreatif. didik.
No. Kompetensi Inti Guru
23.
24.
Kompetensi Guru Mata Pelajaran 22.2. Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Mengembangkan 23.1. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri tingkat secara terus menerus. keprofesionalan 23.2. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka secara berkelanjutan peningkatan keprofesionalan. dengan melakukan 23.3. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk tindakan kreatif. peningkatan keprofesionalan. 23.4. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. Memanfaatkan 24.1. Memanfaatkan teknologi informasi dan teknologi informasi komunikasi dalam berkomunikasi. dan komunikasi untuk 24.2. Memanfaatkan teknologi informasi dan mengembangkan diri. komunikasi untuk pengembangan diri.
Lampiran 2
DAFTAR GURU TERSERTIFIKASI NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
KODE S_1 S_2 S_3 S_4 S_5 S_6 S_7 S_8 S_9 S_10 S_11 S_12 S_13 S_14 S_15 S_16 S_17 S_18 S_19
NAMA GURU Sri Handayani, S.Pd. Dewi Kushandayani, S.Pd. Riwi Budi Matono, S.Pd Siti Aisah, S.Pd Kartini, S.Pd Susilowati, S.Pd Suyono, S.IP, S.Pd Damiri, S.Pd Warsih, S.Pd Susilowati Hadiningsih, S.Pd Sri Solikatun, S.Pd Bambang Mulyanto, S.Pd Suyono, S.IP, S.Pd Bambang Sugijarto, S.Pd Noor WIijayanti, S.Pd Jumadi, S.Pd H. Parjiyono, S.Pd, M.Pd Juliyanto, S.Pd Tawar, S.Pd
NAMA SEKOLAH SMP 1 Jati SMP 1 Jati SMP 2 Jati SMP 2 Jati SMP 2 Jati SMP 2 Jati SMP 2 Kudus SMP 2 Kudus SMP 2 Kudus SMP 2 Kudus SMP 2 Kudus SMP 2 Kudus SMP 2 Kudus SMP 3 Kudus SMP 3 Kudus SMP 3 Kudus SMP 4 Kudus SMP 4 Kudus SMP 4 Kudus
Lampiran 3
DAFTAR GURU TIDAK TERSERTIFIKASI NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
KODE TS_1 TS_2 TS_3 TS_4 TS_5 TS_6 TS_7 TS_8 TS_9 TS_10 TS_11
NAMA GURU Turiyati, S.Pd. Tri Novi Ariasih, S.Pd. Ary Dijah Widjajanti, S.Pd. Sri Utami Ningsih, S.Pd. Endang Sri Endraswati, S.Pd Wuryaningsih, S.Pd Etty Mira Trianita, S.Pd Wiwik Eko Purwati Agus Nurdin, S.Pd, S.E. Umi Salamah, S.Pd H. Akhmad Sayuti, S.Pd
NAMA SEKOLAH SMP 1 Jati SMP 1 Jati SMP 1 Jati SMP 1 Jati SMP 3 Kudus SMP 3 Kudus SMP 3 Kudus SMP 3 Kudus SMP 4 Kudus SMP 4 Kudus SMP 4 Kudus
Lampiran 4
LEMBAR ANGKET UJI COBA KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SMP NEGERI DI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Nama Sekolah Nama Guru
: ………………………. : ……………………….
Petunjuk: Isilah kolom penilaian kompetensi guru berikut sesuai dengan kompetensi yang Anda miliki. Berilah penilaian secara jujur, objektif, dan penuh tanggung jawab. Informasi yang Anda berikan hanya akan dipergunakan dalam proses penulisan skripsi dan terjaga kerahasiaannya. Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek berikut dengan cara memberikan tanda (√) pada kolom penilaian. Kriteria penilaian: Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) No. A.
Aspek yang dinilai
1.
Kompetensi Pedagogik Saya mampu melaksanakan pembelajaan dengan tepat waktu.
2.
Saya mampu menyelenggarakan pembelajaran dengan tertib.
3.
Saya mampu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap pertemuan.
4.
Saya mampu menetapkan tujuan pembelajaran yang realistik.
5.
Saya mampu memgkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan jelas.
6.
Saya memulai pembelajaran dengan mejajagi kemampuan awal peserta didik terlebih dahulu.
7.
Saya mampu memotivasi peserta didik.
8.
Saya mampu menggunakan metode pembelajaran yang tepat dengan materi.
9.
Saya mampu menggunakan media pembelajaran yang tepat.
10.
Saya mampu menyampaikan materi dengan menarik.
11.
Saya mampu menyampaikan materi dengan jelas.
Penilaian SS S TS STS
No.
Aspek yang dinilai
12.
Saya mampu menggunakan alat peraga dengan baik.
13.
Saya mampu mengorganisir peserta didik.
14.
Saya mampu berinteraksi dengan peserta didik secara komunikatif.
15.
Saya mampu memberikan umpan balik.
16.
Saya mampu melaksanakan penilaian.
17.
Saya memandu peserta didik menemukan informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan pemahaman peserta didik.
18.
Saya mampu menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.
19.
Saya mampu menggunakan waktu dengan baik.
B. 20.
Kompetensi Kepribadian Saya Bangga sebagai guru.
21.
Saya menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik.
22.
Saya memiliki etos kerja yang tinggi sebagai pendidik.
23.
Saya mampu bertindak secara objektif pada peserta didik.
24.
Saya memiliki kewibawaan sebagai pendidik.
25.
Saya Arif dalam pengambilan keputusan.
26.
Saya menampilkan diri dengan berperilaku yang tegas.
27.
Saya mampu bertutur kata yang sopan.
C. 28.
Kompetensi Sosial Saya mampu berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
29.
Saya mampu menjadi pendengar yang baik.
30.
Saya mampu menerima kritik.
31.
Saya mampu menerima saran.
32.
Saya menghargai peserta didik dengan berbagai latar belakang yang berbeda.
33.
Saya enghargai pendapat peserta didik.
Penilaian SS S TS STS
No.
Penilaian SS S TS STS
Aspek yang dinilai
34.
Saya menghargai berbagai usaha peserta didik.
D.
Kompetensi Profesional
35.
Saya menguasai materi ajar yang saya ampu.
36.
Saya menguasai konsep materi ajar.
37.
Saya menguasai hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait.
38.
Saya mampu menjelaskan hubungan antara konsep yang diajarkan dengan konteks kehidupan.
39.
Saya mampu enjelaskan pokok bahasan dengan tepat.
40.
Saya memberikan contoh yang relevan dengan konsep yang diajarkan.
41.
Saya mampu menjawab pertanyaan peserta didik dengan jelas sesuai substansi yang ditanyakan.
42.
Saya mampu menggunakan beragam teknologi.
43.
Saya menggunakan sumber buku acuan untuk keperluan pembelajaran.
44.
Saya menggunakan sumber buku lain sebagai penunjang.
45.
Saya memberikan penguatan pada materi yang dianggap penting atau mendasar. Kudus, ……………......2012
TTD
(…………………)
Lampiran 5
Validitas Tahap I Angket Uji Coba
NO.
KODE GURU X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
1
U1
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
2
U2
3
2
1
3
3
2
2
2
2
1
3
2
3
3
2
3
3
U3
3
2
1
3
3
1
2
2
2
1
3
2
3
3
2
3
4
U4
3
2
1
3
3
2
2
3
2
1
3
2
3
3
3
3
5
U5
3
3
2
3
3
1
2
2
2
2
3
3
3
3
2
3
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
∑X
16
12
8
16
16
10
11
13
11
8
16
13
16
16
13
16
∑X²
52
30
16
52
52
26
25
37
25
16
52
37
52
52
37
52
∑XY
2007
1509
1064
2007
2007
1342
1394
1678
1394
1064
2007
1677
2007
2007
1678
2007
(∑X)²
256
144
64
256
256
100
121
169
121
64
256
169
256
256
169
256
0,98469
0,66941
0,90227
0,98469
0,98469
0,91869
0,98469
0,91311
0,98469
0,90227
0,98469
0,90227
0,98469
0,98469
0,91311
0,98469
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
VALID
INVALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALIDITAS
PERNYATAAN
rx y
r tabel Kriteria
NO.
KODE GURU X17
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
X30
X31
1
U1
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
U2
4
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
U3
3
2
3
2
2
3
1
2
2
2
3
2
3
3
3
4
U4
4
3
3
2
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
5
U5
4
2
3
3
2
3
1
2
2
2
3
3
3
4
3
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
X30
X31
∑X
18
13
16
13
11
16
10
13
13
12
16
14
16
16
16
∑X²
66
37
52
37
25
52
26
37
37
32
52
42
52
52
52
∑XY
2179
1678
2007
1677
1394
2007
1342
1678
1671
1562
2007
1793
2007
1954
2007
(∑X)²
324
169
256
169
121
256
100
169
169
144
256
196
256
256
256
-0,4923
0,91311
0,98469
0,90227
0,98469
0,98469
0,91869
0,91311
0,8372
0,98469
0,98469
0,88805
0,98469
-0,1648
0,98469
rx y
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
Kriteria
INVALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
INVALID
VALID
VALID
VALID
VALID
INVALID
VALID
VALIDITAS
PERNYATAAN
r tabel
NO.
KODE GURU X31
X32
X33
X34
X35
X36
X37
X38
X39
X40
X41
X42
X43
X44
X45
1
U1
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
2
U2
3
2
2
3
3
1
3
2
3
3
2
2
3
3
1
3
U3
3
3
1
3
3
1
3
2
3
3
2
2
3
3
1
4
U4
3
3
2
3
3
1
3
2
3
3
3
2
3
3
2
5
U5
3
3
1
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
1
X31
X32
X33
X34
X35
X36
X37
X38
X39
X40
X41
X42
X43
X44
X45
∑X
16
14
10
16
16
8
16
13
16
16
13
11
16
16
8
∑X²
52
40
26
52
52
16
52
37
52
52
37
25
52
52
16
∑XY
2007
1730
1342
2007
2007
1064
2007
1677
2007
2007
1678
1394
2007
2007
1065
(∑X)²
256
196
100
256
256
64
256
169
256
256
169
121
256
256
64
r tabel
0,98469
0,29497
0,91869
0,98469
0,98469
0,90227
0,98469
0,90227
0,98469
0,98469
0,91311
0,98469
0,98469
0,98469
0,91311
rx y
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
0,878
VALID
INVALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALIDITAS
PERNYATAAN
Kriteria
NO.
KODE GURU
Y
Y
2
1
U1
168
28224
2
U2
109
11881
3
U3
105
11025
4
U4
116
13456
5
U5
115
13225
JUMLAH
613
77811
(∑Y)²
375769
Lampiran 6
Validitas Tahap II dan Reliabilitas Angket Uji Coba KODE GURU
PERNYATAAN X1
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
1
U1
4
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
2
U2
3
1
3
3
2
2
2
2
1
3
2
3
3
3
U3
3
1
3
3
1
2
2
2
1
3
2
3
3
4
U4
3
1
3
3
2
2
3
2
1
3
2
3
3
5
U5
3
2
3
3
1
2
2
2
2
3
3
3
3
NO.
VALIDITAS
PERNYATAAN
X1
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
∑X
16
8
16
16
10
11
13
11
8
16
13
16
16
∑X²
52
16
52
52
26
25
37
25
16
52
37
52
52
∑XY
1772
943
1772
1772
1193
1232
1486
1232
943
1772
1483
1772
1772
256
64
256
256
100
121
169
121
64
256
169
256
256
0.98823
0.88716
0.98823
0.98823
0.92673
0.98823
0.92085
0.98823
0.88716
0.98823
0.88716
0.98823
0.98823
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
0.16
0.16
1.2
0.16
0.64
0.16
0.64
0.16
0.64
0.16
0.16
(∑X)² rx y
r tabel
RELIABILITAS
Kriteria
VALID
2
0.16
0.64
total
495.6
r
Kriteria
RELIABEL
xx
0.9922
rtabel
0.878
NO.
KODE GURU X15
X16
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X26
X27
X28
1
U1
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
2
U2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
2
3
2
3
U3
2
3
2
3
2
2
3
1
2
2
3
2
4
U4
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
3
3
5
U5
2
3
2
3
3
2
3
1
2
2
3
3
VALIDITAS
PERNYATAAN
X15
X16
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X26
X27
X28
∑X
13
16
13
16
13
11
16
10
13
12
16
14
∑X²
37
52
37
52
37
25
52
26
37
32
52
42
∑XY
1486
1772
1486
1772
1483
1232
1772
1193
1486
1384
1772
1585
(∑X)²
169
256
169
256
169
121
256
100
169
144
256
196
r tabel
0.92085
0.98823
0.92085
0.98823
0.88716
0.98823
0.98823
0.92673
0.92085
0.98823
0.98823
0.87638
rx y
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
RELIABILITAS
Kriteria
2 total Kriteria
VALID 0.64
495.6
RELIABEL
0.16
r
xx
0.64
0.9922
0.16
rtabel
0.64
0.878
0.16
0.16
1.2
0.64
0.64
0.16
INVALID 0.56
NO.
KODE GURU X29
X31
X33
X34
X35
X36
X37
X38
X39
X40
X41
X42
X43
X44
X45
1
U1
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
2
U2
3
3
2
3
3
1
3
2
3
3
2
2
3
3
1
3
U3
3
3
1
3
3
1
3
2
3
3
2
2
3
3
1
4
U4
3
3
2
3
3
1
3
2
3
3
3
2
3
3
2
5
U5
3
3
1
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
1
X29
X31
X33
X34
X35
X36
X37
X38
X39
X40
X41
X42
X43
X44
X45
∑X
16
16
10
16
16
8
16
13
16
16
13
11
16
16
8
∑X²
52
52
26
52
52
16
52
37
52
52
37
25
52
52
16
∑XY
1772
1772
1193
1772
1772
943
1772
1483
1772
1772
1486
1232
1772
1772
946
256
256
100
256
256
64
256
169
256
256
169
121
256
256
64
r tabel
0.98823
0.98823
0.92673
0.98823
0.98823
0.88716
0.98823
0.88716
0.98823
0.98823
0.92085
0.98823
0.98823
0.98823
0.92085
rx y
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
0.878
Kriteria
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
2
0.16
0.16
1.2
0.16
0.16
0.64
0.16
0.64
0.16
0.16
0.64
0.16
0.16
0.16
0.64
RELIABILITAS
VALIDITAS
PERNYATAAN
(∑X)²
total Kriteria
495.6
RELIABEL
r
0.9922
xx
rtabel
0.878
NO.
KODE GURU
1
U1
2
U2
3
U3
4
U4
5
U5 JUMLAH
(∑Y)²
Y
Y
152 95 92 102 99 540 291600
2
23104 9025 8464 10404 9801 60798
2
16.16
Lampiran 7 Contoh Perhitungan Validitas Kuesioner/Angket Rumus : rxy
N XY ( X )( Y ) {N X 2 ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 }
Keterangan: rxy : koefisien korelasi product moment
N : banyaknya guru X : skor butir Y : skor total Setelah diperoleh harga rxy , kemudian dibandingkan dengan harga kritik r product moment dengan ketentuan, apabila rxy rtabel , maka instrument tersebut valid. Berikut contoh perhitungan untuk butir soal nomor 1. No. 1. 2. 3. 4. 5.
KODE U-1 U-2 U-3 U-4 U-5 Jumlah
X 4 3 3 3 3 16
Y 152 95 92 101 99 539
X2 16 9 9 9 9 52
Y2 23104 9025 8464 10202 9801 60595
XY 608 285 276 303 297 1769
Perhitungan : rxy
N XY ( X )( Y ) {N X ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 } 2
(5 1769) (16 539)
(5 52) (16) (5 60595) (539) 2
2
8845 8624 (260 256)(302975 290521) 221 (4)(12454) 221
49816 221 223.19 0,9902 Pada taraf signifikansi 5% dengan N 5 dan db N 2 diperoleh rhitung = 0,9902 dan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,878 karena rxy rtabel , maka instrumen tersebut valid.
Lampiran 8
Reliabilitas Butir Angket Uji Coba Rumus: Rumus yang digunakan adalah rumus alpha, yaitu
Keterangan: r11
= reliabilitas instrumen
2 b
= jumlah varians butir
t2
= varians total
k
= banyaknya butir
Kriteria: Jika r11 > r tabel maka instrumen soal tersebut reliabel. Perhitungan : 1. Rumus varians butir soal, yaitu
Keterangan: = jumlah butir soal = jumlah kuadrat butir soal N
= banyak data
Perhitungan:
52
162
5 5 256 52 5 5 52 51.2 5 0 .8 5 0.16
12
32
16
5
162 5
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0.8 5 0.16
82 6 2
5 64 16 5 5 16 12.8 5 3.2 5 0.64
42
52
52
26
5 100 26 5 5 26 10 5 6 5 1 .2
162 52 5
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0 .8 5 0.16
7 2
162 52 5
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0 .8 5 0.16
82
5 5 64 16 5 5 16 12.8 5 3.2 5 0.64
82
102 5
16
52
162
5 5 256 52 5 5 52 51.2 5 0 .8 5 0.16
92
16
82
5 5 64 16 5 5 16 12.8 5 3 .2 5 0.64
10 2
11 2
162 52 5
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0 .8 5 0.16
12 2
82 16 5
5 64 16 5 5 16 12.8 5 3 .2 5 0.64
13 2
2 16 52
5
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0.8 5 0.16
14 2
2 16 52
5
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0.8 5 0.16
15 2
18 2
5
5 64 16 5 5 16 12.8 5 3.2 5 0.64
2 8 16
5
19 2
5 64 16 5 5 16 12.8 5 3.2 5 0.64
16 2
2 8 16
2 16 52
5
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0.8 5 0.16
2 16 52
5
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0.8 5 0.16
20 2
2 8 16
5 64 16 5 5 16 12.8 5 3.2 5 0.64
5
21
2 16 52
5
2
162 52 5
2
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0. 8 5 0.16
23
26
5
5 64 16 5 5 16 12.8 5 3 .2 5 0.64
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0.8 5 0.16
22
24 2
2 8 16
26 2
5 100 26 5 5 26 20 5 6 5 1 .2
5
82 5
2 16 52
5 5 256 52 5 5 52 51.2 5 0. 8 5 0.16
27 2
5
2
5 196 42 5 5 52 39.2 5 12.8 5 2.56
5 64 16 5 5 16 12.8 5 3 .2 5 0.64
102
2
16
28
2 14 42
52
162
5 5 256 52 5 5 52 51.2 5 0. 8 5 0.16
29 2
2 16 52
5 5 256 52 5 5 52 51.2 5 0. 8 5 0.16
31 2
33
102 26 5
2
34
2 16 52
5
37
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0. 8 5 0.16
35 2
5
36 2
162 52 5
2
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0.8 5 0.16
2 16 52
5
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0.8 5 0.16
38 2
16
39 2
40
162 5
5
52
162 5
2
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0 .8 5 0.16
82
5 64 16 5 5 16 12.8 5 3 .2 5 0.64
52
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0. 8 5 0.16
5 64 16 5 5 16 12.8 5 3 .2 5 0.64
5 100 26 5 5 26 20 5 6 5 1.2
2
2 8 16
41 2
16
82
5 64 16 5 5 16 12.8 5 3 .2 5 0.64
5
42
52
162 5
2
43 2
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0 .8 5 0.16
45 2
16
2 16 52
5
5 256 52 5 5 52 51.2 5 0. 8 5 0.16
82 5
5 64 16 5 5 16 12.8 5 3 .2 5 0.64
2 i
16,16
2. Rumus varians total, yaitu :
Keterangan:
N
= jumlah skor soal 2
= jumlah kuadrat skor soal = banyak data
52
162
5 5 256 52 5 5 52 51.2 5 0.8 5 0.16
44 2
Perhitungan:
t2
60798
(540) 2 5
5
291600 5 5 60798 58320 5 2478 5 495,6 60798
3. Koefisien Reliabilitas.
Keterangan: r11
= reliabilitas tes secara keseluruhan 2 i
= jumlah varians skor tiap-tiap butir
t2
= varians total
k
= banyaknya butir.
Perhitungan: 2 k i r11 1 t2 k 1
40 16,16 1 495,6 40 1 40 1 0,0326 39 1,0256 (0,9674) 0,9922
Pada α = 5% dengan N = 5 diperoleh r tabel = 0,878, karena r 11 = 0,9922 > r tabel = 0,878 dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
Lampiran 9
LEMBAR ANGKET KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SMP NEGERI DI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Nama Sekolah Nama Guru
: ………………………. : ……………………….
Petunjuk: Isilah kolom penilaian kompetensi guru berikut sesuai dengan kompetensi yang Anda miliki. Berilah penilaian secara jujur, objektif, dan penuh tanggung jawab. Informasi yang Anda berikan hanya akan dipergunakan dalam proses penulisan skripsi dan terjaga kerahasiaannya. Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek berikut dengan cara memberikan tanda (√) pada kolom penilaian. Kriteria penilaian: Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) No. A.
Aspek yang dinilai
1.
Kompetensi Pedagogik Saya mampu melaksanakan pembelajaan dengan tepat waktu.
2.
Saya mampu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap pertemuan.
3.
Saya mampu menetapkan tujuan pembelajaran yang realistik.
4.
Saya mampu memgkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan jelas.
5.
Saya memulai pembelajaran dengan mejajagi kemampuan awal peserta didik terlebih dahulu.
6.
Saya mampu memotivasi peserta didik.
7.
Saya mampu menggunakan metode pembelajaran yang tepat dengan materi.
8.
Saya mampu menggunakan media pembelajaran yang tepat.
9.
Saya mampu menyampaikan materi dengan menarik.
10.
Saya mampu menyampaikan materi dengan jelas.
11.
Saya mampu menggunakan alat peraga dengan baik.
Penilaian SS S TS STS
No.
Aspek yang dinilai
12.
Saya mampu mengorganisir peserta didik.
13.
Saya mampu berinteraksi dengan peserta didik secara komunikatif.
14.
Saya mampu memberikan umpan balik.
15.
Saya mampu melaksanakan penilaian.
16.
Saya mampu menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.
17.
Saya mampu menggunakan waktu dengan baik.
B. 18.
Kompetensi Kepribadian Saya Bangga sebagai guru.
19.
Saya menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik.
20.
Saya memiliki etos kerja yang tinggi sebagai pendidik.
21.
Saya mampu bertindak secara objektif pada peserta didik.
22.
Saya memiliki kewibawaan sebagai pendidik.
23.
Saya menampilkan diri dengan berperilaku yang tegas.
24.
Saya mampu bertutur kata yang sopan.
C. 25.
Kompetensi Sosial Saya mampu berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
26.
Saya mampu menjadi pendengar yang baik.
27.
Saya mampu menerima saran.
28.
Saya enghargai pendapat peserta didik.
29.
Saya menghargai berbagai usaha peserta didik.
D.
Kompetensi Profesional
30.
Saya menguasai materi ajar yang saya ampu.
31.
Saya menguasai konsep materi ajar.
32.
Saya menguasai hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait.
33.
Saya mampu menjelaskan hubungan antara konsep yang diajarkan dengan konteks kehidupan.
Penilaian SS S TS STS
No.
Penilaian SS S TS STS
Aspek yang dinilai
34.
Saya mampu enjelaskan pokok bahasan dengan tepat.
35.
Saya memberikan contoh yang relevan dengan konsep yang diajarkan.
36.
Saya mampu menjawab pertanyaan peserta didik dengan jelas sesuai substansi yang ditanyakan.
37.
Saya mampu menggunakan beragam teknologi.
38.
Saya menggunakan sumber buku acuan untuk keperluan pembelajaran.
39.
Saya menggunakan sumber buku lain sebagai penunjang.
40.
Saya memberikan penguatan pada materi yang dianggap penting atau mendasar. Kudus,……………......2012
TTD
(…………………)
Lampiran 10 Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Guru Tersertifikasi
NO. KODE 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1
S_1
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
2
S_2
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
S_3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
S_4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
S_5
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
6
S_6
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
7
S_7
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
8
S_8
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
9
S_9
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
10
S_10
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
11
S_11
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
22
S_12
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
4
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
4
4
3
3
13
S_13
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
2
3
4
4
14
S_14
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
15
S_15
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
2
4
4
4
3
3
16
S_16
4
4
4
4
4
3
3
4
2
4
2
2
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
17
S_17
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
18
S_18
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
4
19
S_19
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
3
4
NO.
KODE 35
36
37
38
39
40
Y
1
S_1
4
4
4
3
3
4
150
2
S_2
3
3
4
3
4
4
144
3
S_3
4
4
4
3
3
3
148
4
S_4
4
4
4
3
3
4
153
5
S_5
4
3
3
4
4
4
143
6
S_6
4
4
4
4
3
4
146
7
S_7
3
4
3
3
3
4
143
8
S_8
4
2
3
4
4
4
137
9
S_9
4
3
3
3
4
4
153
10
S_10
4
3
3
3
4
4
143
11
S_11
4
3
4
4
3
3
148
22
S_12
3
3
4
4
3
3
129
13
S_13
4
3
3
3
4
3
147
14
S_14
4
3
4
3
4
4
141
15
S_15
4
4
3
3
4
3
138
16
S_16
4
4
3
3
3
3
143
17
S_17
4
3
4
4
4
4
148
18
S_18
3
3
3
3
3
4
142
19
S_19
4
4
4
3
4
4
149
JUMLAH
2745
RATA-RATA
144,4737
Lampiran 11 Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Guru Tidak Tersertifikasi
NO.
KODE 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1
NS_1
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
2
4
4
4
4
2
NS_2
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
NS_3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
3
3
4
2
3
3
3
2
4
4
3
3
2
2
3
3
3
3
4
NS_4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
2
3
4
4
3
3
5
NS_5
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
6
NS_6
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
2
4
3
4
3
3
4
4
4
7
NS_7
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
8
NS_8
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
2
4
4
3
4
3
2
3
3
4
9
NS_9
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
2
3
4
4
4
3
3
3
3
10
NS_10
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
11
NS_11
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
NO.
KODE 35
36
37
38
39
40
Y
1
NS_1
4
4
4
4
2
3
137
2
NS_2
3
4
3
3
3
4
134
3
NS_3
3
4
4
4
4
4
132
4
NS_4
3
4
4
2
3
3
135
5
NS_5
3
2
3
3
4
4
141
6
NS_6
4
4
2
2
4
3
138
7
NS_7
3
3
2
3
4
4
136
8
NS_8
3
3
3
4
4
4
134
9
NS_9
2
4
4
3
3
3
140
10
NS_10
3
3
4
3
3
4
137
11
NS_11
3
3
4
4
3
3
138
JUMLAH
1502
RATA-RATA
136,5455
Lampiran 12
UJI NORMALITAS KOMPETENSI GURU SERTIFIKASI
Untuk mencari normalitas
data kompetensi guru tersertifikasi,
digunakan data pada lampiran 11 (data hasil pengisian kuesioner/angket) uji yang digunakan yaitu uji Chi Kuadrat dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menentukan jumlah kelas interval Untuk pengujian normalitas chi kuadrat ini jumlah interval adalah 1 + (3,3)log 19 = 5,2199 = 5 (dibulatkan). 2) Menentukan panjang kelas interval DataTerbesar DataTerkecil 5
Panjang kelas =
153 129 5
=
= 4,60 dibulatkan menjadi 5 3) Menghitung rata-rata x dan simpangan baku (s)
Tabel 3 Perhitungan uji normalitas kompetensi guru tersertfikasi No. 1. 2. 3. 4. 5.
Interval
F
129 – 133 1 134 – 138 2 139 – 143 6 144 –148 6 149 – 153 4 19 Jumlah
=
f i x i n
=
2729 19
x
= 143,6316
xi
fxi
131 136 141 146 151
131 272 846 876 604 2729
xi x
xi x
2
f xi x
-12.6316 -7.6316 -2.6316 2.3684 7.3684
159.5568 58.2410 6.9252 5.6094 54.2936
159.5568 116.4820 41.5512 33.6565 217.1745 568,4211
2
2
f x x . Sehingga dari tabel di atas diperoleh: Varian (S²) dirumuskan = n 1
2
f x x =
S²
n 1
=
568,421053 18
= 29,9169 = 5,4696
S
4) Mencari harga z, skor dari setiap batas kelas X dengan rumus: zi
xi x s
5) Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan besarnya ukuran sampel dengan peluang atau luas daerah dibawah kurva normal untuk interval yang bersangkutan. 6) Menghitung statistik Chi Kuadrat dengan rumus sebagai berikut:67 k
(Oi Ei ) 2
i 1
Ei
2
Keterangan:
2 = Chi-Kuadrat Bk =Batas Kelas Bawah – 0,5 Bk i x Zi S
P(Zi)=nilai Zi pada tabel luas di bawah lengkung kurva normal standar dari O s/d Z Luas daerah = selisih antara peluang-peluang Z Oi = f
67
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 273.
Ei = Luas Daerah x N k = Banyaknya kelas interval
No.
1.
Interval
Bk
Zi
P(Zi)
128,5
-2,77
0,4972
133,5
-1,85
0,4678
129 – 133
2.
134 – 138
3.
139 – 143
4.
144 – 148
5.
149 – 153
138,5
-0,94
0,3264
143,5
-0,02
0,008
148,5
0,89
153,5 1,80 Jumlah
Luas
Oi Ei 2
Oi
Ei
0,0294
1
0,5586
0.3488
0,1414
2
2,6866
0.1755
0,3184
6
6,0496
0.0004
0.3213
6
6.1047
0.0018
0,1508
4
2,8652
0.4495
Daerah
Ei
0,3133 0,4641 19
0.9759
Untuk = 5%, dengan dk = 5-3 = 2, sehingga diperoleh 2 tabel = 5,991 Berdasarkan perhitungan uji normalitas di atas, diperoleh 2 hitung sehingga 2 hitung
2 tabel , dan data tersebut berdistribusi normal.
= 0,9759,
Lampiran 13
UJI NORMALITAS KOMPETENSI GURU TIDAK TERSERTIFIKASI
Untuk mencari normalitas
data kompetensi guru tersertifikasi,
digunakan data pada lampiran 13 (data hasil pengisian kuesioner/angket) uji yang digunakan yaitu uji Chi Kuadrat dengan langkah-langkah sebagai berikut: 7) Menentukan jumlah kelas interval Untuk pengujian normalitas chi kuadrat ini jumlah interval adalah 1 + (3,3)log 11 = 4,4366 = 4 (dibulatkan). 8) Menentukan panjang kelas interval DataTerbesar DataTerkecil 4
Panjang kelas =
141 130 4
=
= 2,75 dibulatkan menjadi 3 9) Menghitung rata-rata x dan simpangan baku (S)
Perhitungan uji normalitas kompetensi guru tidak terertfikasi xi x
xi x
2
f xi x
No.
Interval
f
xi
fxi
1.
130 – 132
1
131
131
-5.1818
26.8512
26.8512
2.
133 – 135
3
134
402
-2.1818
4.7603
14.2810
3.
136 – 138
5
137
685
0.8182
0.6694
3.3471
4.
139 – 141
2
140
280
3.8182
14.5785
29.1570
Jumlah
11
=
f i x i n
=
1498 11
x
= 136,1818
1498
73.6364
2
2
f x x . Sehingga dari tabel di atas diperoleh: Varian (S²) dirumuskan = n 1
2
f x x =
S²
n 1
=
73,6364 10
= 7,36364 S 10)
= 2,7136
Mencari harga z, skor dari setiap batas kelas X dengan rumus: zi
11)
xi x s
Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan
besarnya ukuran sampel dengan peluang atau luas daerah dibawah kurva normal untuk interval yang bersangkutan. 12)
Menghitung statistik Chi Kuadrat dengan rumus sebagai berikut: k
(Oi Ei ) 2
i 1
Ei
2
Keterangan:
2 = Chi-Kuadrat Bk =Batas Kelas Bawah – 0,5 Bk i x Zi S
P(Zi)=nilai Zi pada tabel luas di bawah lengkung kurva normal standar dari O s/d Z Luas daerah = selisih antara peluang-peluang Z Oi = f Ei = Luas Daerah x N k = Banyaknya kelas interval
No.
1.
Interval
Zi
P(Zi)
129,5
-2.46
0.4931
132,5
-1.36
0.4131
130 – 132
2.
133 – 135
3.
136 – 138
4.
Bk
135,5
-0.25
0.0987
138,5
0.85
0.3023
139 – 141 141,5 1.96 Jumlah
Luas
Oi Ei 2
Oi
Ei
0.08
1
0.8800
0.0164
0.3144
3
3.4584
0.0608
0.401
5
4.411
0.0786
0.1727
2
1.8997
0.0053
Daerah
Ei
0.475 11
0.1611
Untuk = 5%, dengan dk = 4-3 = 1, sehingga diperoleh 2 tabel = 3,841 Berdasarkan perhitungan uji normalitas di atas, diperoleh 2 hitung sehingga 2 hitung
2 tabel , dan data tersebut berdistribusi normal.
= 0,1611
Lampiran 14 PERHITUNGAN UJI T
Hipotesis H 0 = 1 = 2 H a = 1 ≠ 2 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan analisis uji t dua pihak dengan
rumus:
t
x1 x2 S12 n1
2
Sn22
Kriteria pengujian adalah H 0 diterima jika menggunakan = 5 % menghasilkan
w1t1 w2t 2 w t w2t 2 t 11 , w1 w2 w1 w2 dengan x1
S1
2
x
x2
N
x x n1
2
2
w1
t1 t
S1
2
x N
x x n1
2
2
S1 S ; w2 2 n1 n2
1 1 n1 1 2
; t 2 t
1 1 n2 1 2
di dapat dari daftar distribusi t, dan H 0 ditolak untuk harga t lainnya. Keterangan : t
: uji t
x1 : mean skor guru tersertifikasi
x 2 : mean skor guru tidak tersertifikasi S1
: simpangan baku guru tersertifikasi
S2
: simpangan baku guru tidak tersertifikasi
n1
: banyaknya guru tersertifikasi
n2
: banyaknya guru tidak tersertifikasi
Dari analisis data hasil pengisian kueioner/angket diperoleh: a. Kelompok guru tersertifikasi NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 22 13 14 15 16 17 18 19
x1
KODE
S_1 S_2 S_3 S_4 S_5 S_6 S_7 S_8 S_9 S_10 S_11 S_12 S_13 S_14 S_15 S_16 S_17 S_18 S_19 Jumlah
x
N 2745 19
xi
xi x
( xi x) 2
150 144 148 153 143 146 143 137 153 143 148 129 147 141 138 143 148 142 149 2745
5.5263 -0.4737 3.5263 8.5263 -1.4737 1.5263 -1.4737 -7.4737 8.5263 -1.4737 3.5263 -15.4737 2.5263 -3.4737 -6.4737 -1.4737 3.5263 -2.4737 4.5263 0.0000
30.5402 0.2244 12.4349 72.6981 2.1717 2.3296 2.1717 55.8560 72.6981 2.1717 12.4349 239.4349 6.3823 12.0665 41.9086 2.1717 12.4349 6.1191 20.4875 640,4444
= 144,4737
S1
2
x x n1
2
640,4444 19
33,7076
2
w1
S1 n1
33,7076 19
1,7741
t1 = 2,101 b. Kelompok guru tidak tersertifikasi NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
x2
KODE
TS_1 TS_2 TS_3 TS_4 TS_5 TS_6 TS_7 TS_8 TS_9 TS_10 TS_11 Jumlah
x
N 1502 19
xi
xi x
( xi x) 2
137 134 132 135 141 138 136 134 140 137 138 1502
0.4545 -2.5455 -4.5455 -1.5455 4.4545 1.4545 -0.5455 -2.5455 3.4545 0.4545 1.4545 0.0000
0.2066 6.4793 20.6612 2.3884 19.8430 2.1157 0.2975 6.4793 11.9339 0.2066 2.1157 79,9997
= 136,5455
S2
2
x x n2
2
79,9997 11
7,2727
2
w2
S2 n2
7,2727 11
0,6612
t2 = 2,228
Perhitungan:
t
=
=
=
=
x1 x2 S12 n1
2
Sn22
144 ,4737 136 ,5455 33,7076 7,2727 19 11 7,9282 1,7741 0,6612 7,9282 2,4353 7,9282 1,5605
= 5,080
w1t1 w2 t 2 1,7741 2,101 0,6612 2,228 w1 w2 1,7741 0,6612
=
3,7274 1,4732 2,4353
=
5,2006 2,4353
=2,1355 Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh thitumg sebesar 5,080, harga tersebut kemudian dibandingkan dengan ttabel dengan taraf signifikan 5% , pada t1 = 2,101 dan t2 = 2,228 dan diperoleh thitumg
w1t1 w2 t 2 2,1355 . Karena w1 w2
w1t1 w2 t 2 sehingga tidak memenuhi kriteria penerimaan H 0 maka H 0 w1 w2
ditolak. Hal ini berarti bahwa kemampuan antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi adalah berbeda.
Lampiran 15
Lembar Observasi No. Aspek yang Diamati A. Kompetensi Pedagogik 1. Guru melaksanakan pembelajaan dengan tepat waktu. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap 2. pertemuan. 3. Guru mampu menetapkan tujuan pembelajaran yang realistik. Guru mampu memgkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan 4. jelas. Guru memulai pembelajaran dengan mejajagi kemampuan awal 5. peserta didik terlebih dahulu. 6. Guru mampu memotivasi peserta didik. Guru mampu menggunakan metode pembelajaran yang tepat dengan 7. materi. 8. Guru mampu menggunakan media pembelajaran yang tepat. 9. Guru mampu menyampaikan materi dengan menarik. 10. Mampu menyampaikan materi dengan jelas. 11. Guru mampu menggunakan alat peraga dengan baik. 12. Mampu mengorganisir peserta didik. 13. Guru mampu berinteraksi dengan peserta didik secara komunikatif. 14. Guru mampu memberikan umpan balik. 15. Guru mampu melaksanakan penilaian. 16. Guru mampu menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. 17. Guru mampu menggunakan waktu dengan baik. B. Kompetensi Kepribadian 18. Guru bangga sebagai guru. 19. Guru menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik. 20. Guru memiliki etos kerja yang tinggi sebagai pendidik. 21. Guru bertindak secara objektif pada peserta didik. 22. Guru memiliki kewibawaan sebagai pendidik. 23. Guru menampilkan diri dengan berperilaku yang tegas. 24. Guru bertutur kata yang sopan. C. Kompetensi Sosial 25. Guru berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik. 26. Guru mampu menjadi pendengar yang baik.
Ya Tidak
27. 28. 29.
Guru mampu menerima saran. Guru menghargai pendapat peserta didik. Guru menghargai berbagai usaha peserta didik.
D. 30. 31. 32.
Kompetensi Profesional Guru menguasai materi ajar yang diampu. Guru menguasai konsep materi ajar. Guru menguasai hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait. Guru mampu menjelaskan hubungan antara konsep yang diajarkan dengan konteks kehidupan. Guru menjelaskan pokok bahasan dengan tepat. Guru memberikan contoh yang relevan dengan konsep yang diajarkan. Guru mampu menjawab pertanyaan peserta didik dengan jelas sesuai substansi yang ditanyakan. Guru menggunakan beragam teknologi. Guru menggunakan sumber buku acuan untuk keperluan pembelajaran. Guru menggunakan sumber buku lain sebagai penunjang. Guru memberikan penguatan pada materi yang dianggap penting atau mendasar.
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
Kudus..……………......2012
TTD
(…………………)
Lampiran 16 Perhitungan Skor Observasi KODE 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1
S_1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
S_2
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
S_3
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
S_4
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
5
S_5
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
6
S_6
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
7
S_7
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
S_8
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
9
S_9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
S_10
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
11
S_11
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
S_12
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
13
S_13
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
14
S_14
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
15
S_15
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
16
S_16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
17
S_17
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
18
S_18
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
19
S_19
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
20
NS_1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
21
NS_2
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
22
NS_3
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
23
NS_4
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
24
NS_5
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
25
NS_6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
26
NS_7
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
27
NS_8
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
28
NS_9
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
29
NS_10
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
30
NS_11
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
35
36
37
38
39
Y
40
1
S_1
1
1
1
1
1
1
38
2
S_2
1
1
1
1
1
1
34
3
S_3
1
1
1
1
1
1
37
4
S_4
1
1
1
1
0
1
36
5
S_5
1
1
1
1
0
1
33
6
S_6
1
0
1
1
1
0
34
7
S_7
1
1
1
1
1
1
38
8
S_8
0
1
1
0
1
1
33
9
S_9
1
1
1
1
1
1
37
10
S_10
1
1
1
1
0
0
31
11
S_11
1
1
1
1
1
1
36
12
S_12
1
1
1
1
0
0
33
13
S_13
1
1
1
1
1
1
35
14
S_14
1
1
1
1
1
1
35
15
S_15
1
1
1
1
1
1
34
16
S_16
1
1
1
1
1
1
35
17
S_17
1
1
0
1
1
0
34
18
S_18
1
1
1
1
1
1
37
19
S_19
1
1
0
1
1
1
35
Jumlah
665
20
NS_1
0
1
1
1
0
1
33
21
NS_2
1
1
1
1
0
1
34
22
NS_3
1
1
1
1
1
0
30
23
NS_4
1
1
1
1
1
0
34
24
NS_5
1
1
0
1
1
1
29
25
NS_6
1
1
1
1
1
0
35
26
NS_7
1
1
1
0
1
0
30
27
NS_8
1
1
0
1
1
1
34
28
NS_9
1
1
1
0
1
0
30
29
NS_10
1
1
1
1
0
1
33
30
NS_11
1
0
1
0
1
1
33
Jumlah
1. Skor Rata-rata Guru Sertifikasi 𝑋𝐼 665 = = 35 𝑓 19 2. Skor Rata-rata Guru Sertifikasi 𝑋𝐼 355 = = 32,27 𝑓 11
335