PENERAPAN METODE COOPERATIVE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI MI AL-MUJAHIDIN KOTA TANGERANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: A. KHOIRUDIN NIM:809018300347
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (DMS) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN PENERAPAN METODE COOPERATIVE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI MI AL-MUJAHIDIN KOTA TANGERANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan .(SPd) Disusun Oleh:
A.KHOIRUDIN NIM:809018300347 Jakarta , 24 Maret 2014
Yang Mengesahkan , Pembimbing
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (DMS) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang disususn oleh A. KHOIRUDIN, NIM:809018300347 Program Guru Madrasah Ibtidaiyah Dual Mode Sistem Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta , 24 Maret 2014 Yang mengesahkan Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI Skripsi berjudul Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang disususn oleh A. KHOIRUDIN, NIM:809018300347, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah dinyatakan lulusdalam ujian munaqosah pada tanggal 20 febuari 2014 dihadapan dewan penguji . karena itu,penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 ( S.Pd )
Jakarta .20 Februari 2014 Panitia Ujian Munaqosah
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: A. KHOIRUDIN
NIM
: 809018300347
Jurusan/prodi : KI/PGMI Alamat
: Jl.KH.Mursan Rt 04/02.Kel.Belendung .Kec .Benda. Kota Tangerang Banten MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Metode Cooperative Jigsaw
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen : Nama Dosen Pembimbing I : Dr.Ulfah Fajarini, M.Si NIP
: 196708281993032006
Jurusan/Program Studi
: IPS
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
ABSTRAK
Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat Di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang Kata kunci: prestasi belajar,model pembelajaran metode Cooperative Jigsaw, Kesalahan penggunaan metode, dapat menghambat tercapainya prestasi belajar yang diinginkan. Dampak lain adalah rendahnya kemampuan bernalar siswa dalam pembelajaran PKN. Hal ini disebabkan karena dalam proses belajar mengajar, siswa kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk belajar, pembelajaran cenderung berpusat pada guru, dan klasikal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran metode Cooperative Jigsaw terhadap peningkatan prestasi belajar PKN siswa kelas IV. Untuk mencapai semua tujuan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan dua siklus . Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pada siklus pertama siswa merasa kaku karena belum terbiasa dengan model pembelajaran metode Cooperative Jigsaw. Hal ini memungkinkan karena siswa belum terbiasa dengan model dan metode pembelajaran seperti ini. Siswa lebih terbiasa dengan model dan metode pembelajaran klasikal, dan sipat individualis siswa masih tampak terlihat jelas pada siklus ini. Dominasi guru pada siklus pertama masih terlihat kuat karena siswa masih harus diarahkan agar mereka terbiasa dengan model pembelajaran ini. Hasil tes nilaipun masih menunjukan nilai yang rendah. Ini dapat dilihat pada nilai Pre Test dan nilai Post Test pada siklus I dengan jumlah Pre Test sebesar 1680 dengan rata-rata 52.5 meningkat pada jumlah Post Test sebesar 2520 dengan rata-rata 78,75. Dan memperoleh N-Gain sebesar 0,54. Sedangkan pada siklus kedua siswa sudah mampu beradaptasi dengan model metode Cooperative Jigsaw pada pembelajaran PKN. Hal ini terlihat dari respon yang cukup baik seprta kerjasma antar siswa yanmg sesuai dengan tahapan model pembelajaran ini. Setiap siswa tampak antusias mengikuti pembelajaran dengan model metode Cooperative Jigsaw . kreativitas serta sikap kritis terhadap setiap ide yang dipaparkan oleh temanya muncul. Pada siklus kedua ini dominasi guru dalam proses pembelajaran berkurang. Guru hanya sesekali mengarahkan siswa agar kembali sesuai dengan pola pembelajaran model metode Cooperative Jigsaw. Dan hasil tes belajar pada mata pelajaran PKN pun meningkat. Pada Pre Test dan Post Test pada siklus II dengan jumlah Pre Test sebesar 1610 dengan rata-rata 50.31 meningkat pada jumlah Post Test sebesar 2680 dengan rata-rata 83.75. dan memperoleh N-Gain sebesar 0,68 kategori sedang. Dari hasil pengumpulan data dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran aktif model Metode Cooperative Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
i
KATA PENGANTAR Puji syukur terutama penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan
karunia
dan
nikmat-Nya
sehingga
akhirnya
penulis
mampu
menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai salah satu dedikasi bahwa penulis masih ingin tetap dan terus menimba ilmu-Nya, dan limpahan sholawat serta salam penulis haturkan kepada baginda nabi Muhammad SAW, yang dengan darah dan keringat beliau, akhirnya sampailah penulis dalam cahaya Islam. Dengan rasa cinta dan penuh hormat penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Dra.Nurlena Rifa’i,MA.,P.hD. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Segenap jajaran Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 3. Fauzan,MA., Ketua Program Studi Dual Mode Sistem Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Dr.Ulfah Fajarini, M.Si dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Wafah sholiha ,S.Ag Kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin beserta segenap dewan guru yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiyah ini. 6. Isteri dan anakku tercinta yang tanpa jenuh dan bosan membantu dan memotivasi penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
ii
Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis berharap dan memanjatkan do’a, semoga amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini senatiasa menjadi satu catatan kebajikan yang akan memperoleh ganjaran pahla yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin Yaa Robbal Alamin.
Jakarta , 24 Maret 2014 Penulis
A. KHOIRUDIN
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ...........................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..........................................................................
ii
DAFTAR ISI .......................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Identifikasi Masalah.............................................................
4
C. Pembatasan Masalah ............................................................
4
D. Perumusan Masalah .............................................................
4
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian .........................
5
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Kajian Teori dan Fokus yang Diteliti ...................................
6
1. Persepsi Belajar PKN .....................................................
6
2. Tujuan Pembelajaran PKN ..............................................
6
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKN ...............................
7
4. Pengertian Prestasi Belajar ..............................................
8
5. Pengertian Kooperatif Jigsaw ..........................................
15
6. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Jigsaw ................
17
7. Keunggulan dan Kekurangan Metode Jigsaw ..................
18
8. Fungsi Metode Jigsaw Pada Pelajaran PKN Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar ........................................
iv
19
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................
23
C. Kerangka Berpikir ...............................................................
23
D. Hipotesis Penelitian .............................................................
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................
25
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ...........
26
C. Subjek Penelitian ................................................................
26
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .........................
26
E. Tahapan Intervensi Tindakan ...............................................
27
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .........................
30
G. Data dan Sumber Data .........................................................
30
H. Instrument Pengumpulan Data .............................................
30
I.
Tehnik Pengumpulan Data ..................................................
31
J.
Tehnik Pemeriksaan Keterpercayaan ...................................
31
K. Analisis Data dan Intervensi Data ........................................
31
L. Penembangan Perencanaan Tindakan...................................
31
M. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
32
N. Tehnik Analisa Data ............................................................
34
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Profil Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Belendung Benda Kota Tangerang .....................................................................
35
B. Penelitian pendahuluan ..........................................................
37
C. Interpretasi Hasil Analisis ......................................................
39
D. Pemeriksaan Keabsahan Data.................................................
51
E. Analisis Data.........................................................................
52
F. Pembahasan Temuan Penelitian .............................................
52
G. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................
71
H. Keterbatasan Penelitian ..........................................................
74
v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................
75
B. Implikasi ................................................................................
76
C. Saran .....................................................................................
76
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
77
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................
78
LEMBAR UJI REFERENSI
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap. Dalam pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Seluruh lembaga pendidikan mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan proses pendidikan yang di dalamnya terdapat perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Semua itu dilakukan bertujuan untuk mencetak generasi yang matang dalam segala bidang, baik sains, agama dan pengetahuan lainnya sehingga diharapkan anak didik sepagai pusat pembelajaran mampu menjadi manusia bermoral dan berpengetahuan. Pembelajaran di MI Al-Mujahidin masih menggunakan metode ceramah, hafalan dan terkadang tanya jawab, kondisi pembelajaran yang terus menerus seperti itu membuat siswa tidak mampu mencapai kompetensi yang seharusnya dicapai. Siswa akan cenderung bosan dan jenuh dengan rutinitas yang itu-itu saja, tidak ada sesuatu yang bisa membuat mereka antusias terhadap pelajaran. Hal ini jelas dapat menghambat siswa dalam mengeksplorasi dirinya, menghambat
1
2
mereka dalam menuangkan kreatifitasnya, dan masih banyak kerugian-kerugian yang lain yang dapat menghambat pertumbuhan kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa. Demikian juga dengan para guru yang tidak dibekali dengan metodologi yang variatif dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dalam penyampaian materi cenderung membosankan. Pikiran para guru hanya dipenuhi dengan bagaimana mengajarkan materi tersebut sehingga sesuai dengan kurikulum dan sedapat mungkin mengejar target sehingga materi-materi tersebut dapat selesai sebelum UAS, bahkan terkadang ada pula beberapa guru yang kurang menguasai materi. Mereka tidak memikirkan. apakah siswanya dapat memahami apa yang dia sampaikan dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat yang notabenenya menjadi kehidupan nyata siswa.. Dalam penelitian ini penulis mengambil mata pelajaran PKN, karena pelajaran PKN biasanya merupakan pelajaran yang paling membosankan dibandingkan dengan pelajaran yang lain, materi dalam PKN masih terasa sulit untuk dicerna oleh peserta didik, karena sebagian materi dari pelajaran ini merupakan nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat, dan nilai-nilai tersebut merupakan hal abstrak dan tidak konkrit, inilah salah satu alasan yang membuat pelajaran ini menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh sebagian besar siswa. PKN merupakan pelajaran kehidupan, jadi PKN merupakan pelajaran yang sangat contextual karena sebagian besar materi yang diajarkan merupakan cerminan kehidupan sehari-hari, jadi siswa dapat melihat secara langsung praktek dari materi yang telah diajarkan tersebut dalam kehidupan mereka, tentunya jika para peserta didik tersebut paham dan mengerti apa yang telah mereka pelajari,selain itu struktur pemerintahan juga dibahas dalam pelajaran ini, hal ini tentu bertujuan agar siswa tidak buta tentang pengetahuan seputar pemerintahan, baik di desa, propinsi, maupun pemerintahan pusat, karena para siswa biasanya dianggap tidak mengetahui tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan pemerintahan. Pengukuran adalah langkah awal dari pengajaran. Tanpa pengukuran, tidak dapat terjadi penilaian. Tanpa penilaian, tidak akan terjadi umpan balik tanpa
3
umpan balik, tidak akan diperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil. Tanpa pengetahuan tentang hasil, tidak dapat terjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar.1 Dalam hal ini penulis mencoba menerapkan metode jigsaw dalam menyampaikan materi mengenal system pemerintahan pusat , dengan menerapkan metode ini diharapkan siswa memiliki pengalaman baru dalam belajar, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, karena tujuan dari pembelajaran itu pada intinya adalah mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itu metode dan strategi perlu digunakan agar siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran tersebut, selain itu pembelajaran akan lebih bervariatif, sedang manfaat bagi guru tersebut adalah dia mampu mengembangkan berbagai macam metode dan strategi, satu metode atau strategi yang bagus belum tentu layak atau mungkin tidak layak sama sekali jika diterapkan secara terus menerus, dalam arti digunakan pada semua kompetensi dasar, sehingga metode yang bagus sekalipun jika digunakan secara terus menerus hal itu justru akan menimbulkan perasaan jenuh pada diri siswa, seorang guru harus mampu memilih dan memilah metode maupun strategi belajar guna menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, karena situasi belajar yang menyenangkan terbukti dapat membantu siswa mencerna, memahami, dan mengolah materi yang didapatkan. Dalam metode ini, siswa benar-benar terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan mengantuk bahkan tidur di dalam kelas lagi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelajaran PKN merupakan pelajaran yang penting untuk meletakkan dasar-dasar tata cara hidup bermasyarakat dalam diri siswa, oleh karena itu pelajaran PKN harus mampu diserap sepenuhnya oleh siswa, dan guru harus menggunakan metode, strategi, pendekatan maupun media yang dapat menunjang tercapainya kompetensi yang telah ditentukan.
1
Ngalim Purwanto. Prinsip-prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 8
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran PKN lebih mementingkan pada penghapalan konsep bukan pada pemahaman. 2. PKN merupakan pelajaran yang membosankan dibandingkan dengan pelajaran lain. 3. Pembelajaran cenderung dilakukan dengan metode ceramah dan penugasan. 4. Materi dalam PKN masih nterasa sulit untuk peserta dididk 5. Metode yang digunakan yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang variatif. Berdasarkan
permasalahan
tersebut,
perlu
dilakukan
upaya
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa secara benar melalui penelitian tindakan kelas. Diharapkan, dengan menggunakan metode jigsaw prestasi siswa akan meningkat.
C. Pembatasan Masalah Dalam mata pelajaran PKN banyak sekali kompetensi yang dicapai oleh siswa, oleh karena itu dalam penelitian ini hanya akan dikaji yaitu standar kompetensi sistem pemerintahan tingkat pusat, sedang kompetensi dasar yang ingin dicapai yaitu prestasi
belajar tentang
lembaga-lembaga negara dalam
susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPK, dan menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti presiden, wakil presiden, dan para menteri.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang permasalahan di atas, peneliti dapat merumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru mata pelajaran PKN pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang, dari sini dapat ditarik beberapa sub-fokus, yaitu:
5
1. Bagaimana merencanakan penerapan perpaduan metode jigsaw dalam pembelajaran PKN untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang ? 2. Bagaimana melaksanakan penerapan perpaduan metode jigsaw dalam pembelajaran PKN untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV ? 3. Bagaimana mengevaluasi penerapan metode jigsaw dalam pembelajaran PKN untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV MI AlMujahidin Benda Kota Tangerang ? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan penelitiaan diharapkan mempunyai manfaat bagi: 1. Siswa Pelaksanaan PTK akan sangat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Dengan adanya pembaharuan dalam pembelajaran akan memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar, mengembangkan daya nalar dan mampu berpikir secara kreatif, sehingga siswa termotivsi untuk mengikuti proses pembelajaran. 2. Guru Pelaksanaan PTK dapat membuat guru sebagai peneliti sedikit demi sedikit mengetahui strategi, media maupun metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran. Selain itu guru dapat menyadari bahwa alam penciptaan kondisi pembelajaran selain penguasaan metode, strategi dan media juga diperlukan kreatifitas yang tinggi sehingga apa yang diterapkan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang sedang belajar. 3. Sekolah Hasil PTK dapat digunakan sebagai referensi dalam memilih dan menerapkan suatu strategi, metode atau media yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi pembelajaran di sekolah . Sekolah menjadi bahan referensi dalam upaya meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajan PKN dengan Metode Jigsaw.
6
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teori dan Fokus yang diteliti 1. Persepsi belajar PKN Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa pembelajaran
diartikan
sebagai
kegiatan
yang
ditujukan
untuk
membelajarkan siswa. 2 Dikaitkan dengan pengertian pembelajaran, maka diperoleh sebuah pengertian bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya membelajarkan siswa untuk dapat memahami hakikat kewarganegaraan itu sendiri. Selain itu juga dapat menerapkan pemahaman tentang kewarganegaraannya dalam kehidupan dirumah, sekolah, dan masyarakat melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan. 2. Tujuan Pembelajaran. PKN Mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
2
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal; 114
6
7
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi 3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKN Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturanperaturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga Negara e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi f.
Kekuasan
dan
Politik,
meliputi:
Pemerintahan
desa
dan
kecamatan,Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dansistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi
8
g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideology
negara,
Proses
perumusan
Pancasila
sebagai
dasar
negara,Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeriIndonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional globalisasi. 4.
dan
organisasi
internasional,
dan
Mengevaluasi
3
Pengertian Prestasi Belajar Dalam buku Syaiful Bakrie Djamarah dikemukakan Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni “prestasi” dan “belajar”.Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian “prestasi belajar” dibicarakan ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masalah pertama untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata “prestasi” dan “belajar”. Hal ini juga untuk memudahkan memahami lebih mendalam tentang pengertian “prestasi belajar” itu sendiri4 Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapat prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya Dari kegiatan tertentu yang digeluti untuk mendapatkan prestasi, maka muncullah berbagai pendapat dari para ahli sesuai dengan pendapat
3
Miftakhul Arifah, Ifa. 2009. Penerapan Perpaduan Metode Learning Start With A Question Dan Jigsaw Dalam Pembelajaran PKN Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas IV MI Hidayatul Ulum Di Talun. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.. 4 Syaiful Bakhri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994). Hlm 19
9
mereka masing-masing untuk memberikan pengertian mengenai kata “prestasi”. Namun secara umum mereka sepakat bahwa arti dari prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan. Menurut Mulyono Abdurrahman prestasi ‟‟belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.‟‟ 5 Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.6 Zainal Arifin berpendapat bahwa kata hasil belajar sama dengan prestasi belajar berasal dari bahasa belanda yaitu prestise yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “ prestasi” atau “ hasil usaha‟.7 Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukan para ahli diatas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama, yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu dapat difahami, bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. Prestasi dapat berupa perubahan penguasaan ilmu pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku serta perubahan ketrampilan dan kecakapan. Dengan demikian prestasi belajar dapat diketahui apabila subyek belajar telah menyelesaikan suatu rangkaian materi yang telah dipelajari sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan. 5
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1999), hl. 37-38 6 Sukantinah Tirtonegoro, Anak Supranatural dan Program Pendidikannya, (Jakarta:Bina Aksara, 1984), hl. 43 7 Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional prinsip-teknik-prosedur, (Bandung: Rosda Karya,1988), hlm. 2
10
Selanjutnya mengenai jenis jenis prestasi belajar sebagai berikut : a. Jenis Jenis Prestasi Belajar Jenis prestasi belajar menurut Bloom (dalam Zaini, 2002) dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan, yaitu : 1. Tingkat Kognitif Tujuan pendidikan untuk ranah kognitif terdiri atas enam tingkatan secara berurutan. Belajar pada tingkat yang lebih tinggi tergantung kepada pencapaian keterampilan/kemampuan dari level yang sebelumnya, yaitu : a. Pengetahuan Pengetahuan dapat didefenisikan sebagai suatu ingatan terhadap materi yang telah dipelajari. Hal ini meliputi ingatan terhadap jumlah materi yang banyak, dari fakta-fakta yang khusus hingga teori-teori yang lengkap. b. Pemahaman Pemahaman diartikan sebagai suatu kemampuan menangkap makna suatu bahan ajar. Hal ini dapat diperlihatkan dengan car menerjemahkan bahan dari suatu bentuk ke bentuk yang lain, menafsirkan bahan dan mengistimasi trend masa depan. Level ini merupakan tingkat pemahaman yang paling rendah. c. Penerapan Penerapan yang dimaksudkan menunjuk pada kemampu menggunakan bahan ajar yang telah dipelajari pada situasi yang baru dan konkret. d. Analisis Analisis menuntut suatu kemampuan memilah-milah suatu bahan pada bagian-bagian komponennya sehingga struktur bahan tersebut dapat dipahami. Pada level ini menuntut dua pemahaman sekaligus yaitu pemahaman terhadap isi dan bentuk struktur materi.
11
e. Sintesis Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk menghimpun atau menyatukan bagian-bagian atau elemen untuk membentuk pola baru. Hasil belajar pada level ini menekankan pada perilaku kreatif, dengan kekhususan pembentukan pola baru dari suatu struktur. f. Evaluasi Evaluasi merujuk pada kemampuan untuk memutuskan atau menentukan nilai suatu materi untuk suatu tujuan yang telah ditentukan dan harus didasari kriteria yang pasti. Hasil belajar level ini adalah level yang paling tinggi dari ranah kognitif karena mengandung semua unsur dari level sebelumnya ditambah dengan penetapan nilai secara sadar yang didasari kriteria yang pasti. 2. Tingkat Afektif Ranah afektif dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu : a. Penerimaan Penerimaan
menunjuk
pada
kesediaan
mahasiswa
untuk
mengikuti fenomena atau stimulus tertentu. Hasil belajar untuk level ini bergerak dari kesadaran yang sederhana sampai pada perhatian tertentu. b. Partisipasi Partisipasi menunjukkan pada partisipasi aktif dari mahasiswa. Pada level ini mahasiswa tidak hanya hadir dan memperhatikan, tetapi juga memberikan reaksi. Hasil belajar pada level ini menekankan pada kesiapan dalam memberikan respon. c. Penentuan sikap Level ini berhubungan dengan nilai yang melekat pada mahasiswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Level ini bergerak dari penerimaan yang paling rendah pada suatu nilai sampai kepada level komitmen yang lebih kompleks. Hasil belajar
12
untuk level ini berkenaan dengan perilaku yang konsisten dan stabil dalam membuat nilai dan dapat diidentifikasi secara jelas. d. Organisasi Organisasi yaitu menggabungkan beberapa nilai yang berbeda-beda, menyelesaikan
konflik
di
antara
nilai-nilai
tersebut,
serta
membangun sistem nilai yang konsisten secara internal. Oleh karena itu, penekanannya berada pada membandingkan, menghubungkan dan mensintesiskan nilai tersebut. Hasil belajar untuk level ini berkenaan dengan konseptualisasi nilai atau pengorganisasian sistem nilai. e. Pembentukan pola Pada level ini, seseorang sudah mempunyai sistem nilai yang mengendalikan perilakunya dalam waktu yang cukup lama sehingga membentuknya menjadi sebuah karakter gaya hidup. Hasil belajar pada
3.Tingkat Psikomotorik Ranah psikomotorik menonjol pada gerakan-gerakan jamaniah yang terdiri atas tujuh tingkatan, yaitu : a. Persepsi Level persepsi berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menangkap isyarat yang membimbing aktivitas gerak (terjadi penerjemahan dari persepsi isyarat ke tindakan). b. Kesiapan Menunjukkan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu. Perangkat ini meliputi perangkat mental, fisik, dan emosi yang siap untuk bertindak. c. Gerakan terbimbing Gerakan terbimbing merupakan peniruan/pengulangan suatu perbuatan yang telah di demonstrasikan oleh instruktur. Dan level
13
ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks. d. Gerakan terbiasa Level gerakan ini berkenaan dengan kinerja dimana respon mahasiswa telah menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan dilakukan dengan penuh keyakinan dan kecakapan. e. Gerakan kompleks Merupakan gerakan yang sangat terampil dengan pola-pola gerakan yang sangat kompleks. Keahliannya terindikasi dengan gerakan yang cepat, lancar, akurat dan menghabiskan energi yang minimum. f. Gerakan pola penyesuaian
Merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga seseorang dapat memodifikasi pola-pola gerakan untu menyesuaikan tuntutan tertentu atau menyesuaikan pada situasi tertentu. g. Kreativitas
Level terakhir ini menunjuk kapada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus. Hasil belajar ini menekankan kreativitas yang didasarkan pada keterampilan yang hebat. 8
b. Ciri-Ciri Prestasi Belajar Jadi secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terbentuk dari hasil interaksi seseorang dengan
lingkungannya
dalam
memenuhi
kebutuhan
hidupnya.
Perubahan-perubahan itu akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.
8
Zaini, Hisyam,Munthe Barnawi dan Aryani,Sekar Ayu, Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi ( Jogjakarta: CTSD 2002) h. 24
14
Salah satu indikator wujud perubahan dari hasil belajar di sekolah adalah prestasi belajar yang diformulasikan menjadi angkaangka di dalam rapor atau daftar nilai siswa. Djamarah mengungkapkan pengertian ciri-ciri prestasi belajar sebagai berikut : 1. Prestasi belajar merupakan tingkah laku yang dapat diukur. Untuk mengukur tingkah laku tersebut dapat digunakan tes prestasi belajar. 2. Prestasi menunjuk kepada individu sebagai sebab, artinya individu sebagai pelaku. 3. Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya, baik berdasarkan atas kriteria yang ditetapkan terlebih dahulu atau ditetapkan menurut standar yang dicapai oleh kelompok. 4. Prestasi belajar menunjuk kepada hasil dari kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan disadari.9 Dari uraian prestasi dan belajar di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil maksimal yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar di sekolah berupa perubahan atau pengembangan aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan penerapan (psikomotorik) yang dinyatakan dengan angka. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Dalam proses belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang dapat memepengaruhi prestasi belajar siswa .M Dalyono menyebutkan 2 faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu: 1. Faktor yang terdapat dalam diri anak itu sendiri yang disebut sebagai faktor individual. Yang termasuk faktor individual adalah faktor kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. 2. Faktor yang ada diluar individu yang disebut factor sosial .Yang termasuk factor sosial adalah faktor keluarga,guru, dan cara 9
Saiful Bahri Djamarah Nasional,1994).h .24
Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru
(Surabaya : Usaha
15
mengajarnya,alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.10 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal) hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar penting sekali dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin dengan kemampuannya masingmasing. 5. Pengertian Kooperatif Jigsaw Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan rekanrekan sejawatnya. Menggunakan Jigsaw, siswa-siswa di tempatkan ke dalam timbelajar heterogen beranggota lima sampai enam orang. Berbagai materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya 11 Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.12 Pembelajaran
kooperatif
tipe
Jigsaw
adalah
suatu
tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya
10
M.Dalyono , Psikologi Pendidikan , ( Jakarta : PT Rieneka Cipta ,Cet 2001).h.55 Devid Haryalesmana, 2008, Pendekatan Metode Jigsaw, (http://masdevid. blogspot.com/2009/04/pendekatan-metode-jigsaw.html, diakses 21 november 2012) 12 Moch Wahib, 2009, Cooperayive Learning Tehnik Jigsaw, (http://www.wahibdr. com/cooperative-learning-teknik-jigsaw.html, diakses 21 november 2012) 11
16
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”. Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan saling
bekerja sama. Kemudian siswa-siswa itu
kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topic tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal Metode jigsaw dapat diartikan pula sebagai strategi kerja kelompok yang terstruktur didasarkan pada kerjasama dan tanggug jawab.
17
Strategi ini menjamin setiap siswa memikul suatu tanggung jawab yang signifikan dalam kelompok, langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut: a. Kelas diatur kedalam sejumlah kelompok “pangkalan” dengan kira-kira enam anggota masing-masing b. Tugas dibagi kedalam sejumlah bagian yang sama dengan topik yang berbeda-beda c. Di dalam tiap kelompok “pangkalan”, setiap siswa meneliti satu dari isi kemudian menjelaskan dan selanjutnya membuat rumusan dalam satu kelompok d. Tunjuk juru bicara untuk mempresentasikan ke kelompok e. Guru mengklarifikasikan dan menyimpulkan Dalam buku lain dijelaskan bahwa strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain.
6. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Jigsaw : a. Pilihlah materi yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen b. Bagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi yang berbeda-beda d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari dikelompok. e. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan dalam kelompok f. Beri siswa beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka g. terhadap materi13 13
Hisyam Zaini, Barmawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif di
Perguruan Tinggi (Yogyakarta: CTSD, 2002) h. 56-57
18
Jadi dari perpaduan metode ini menghasilkan langkah-langkah seperti dibawah ini: 1. Siswa dibentuk menjadi lima kelompok 2. Setiap anak mendapat bahan ajar dari guru untuk dipelajari 3. Setiap anak harus membuat 1-2 pertanyaan untuk dikumpulkan di depan kelas. 4. Setiap kelompok mendapat materi yang berbeda 5. Setiap kelompok mempelajari materi tersebut 6. Semua kelompok saling mengirimkan anggota kelompoknya ke kelompok lain untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di kelompok awal 7. Kemudian kelompok kedua ini dinamakan kelompok ahli 8. Setelah kelompok ahli berdiskusi, maka pertanyaan yang tadi di kumpulkan di depan kelas dibahas satu persatu 9. Guru memberikan klarifikasi
7. Keunggulan dan Kekurangan Metode Jigsaw a. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Ibrahim, dkk memiliki beberapa kelebihan atau keunggulan , diantaranya : 1. Memungkinkan murid dapat mengembangkan kreatifitas, kemampuan dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri. 2. Hubungan antara guru dengan murid berjalan secara seimbang dan memungkinkan suasana belajar menjadi sangat akrab sehingga memungkinkan harmonis. 3. Memotifasi guru untuk bekerja lebih aktif dan kreatif 4. Mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas, kelompok dan individual. 14
14
Ibrahim dkk.Pembelajaran Kooperatif (Jakarta: UNESA 2011).h.7-8
19
b.
Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Beberapa hal yang bisa menjadi kendala aplikasi model pembelajaran jigsaw di lapangan yang harus dicari jalan keluarnya menurut Roy Killen adalah: 1. Prinsip utama pola pembelajaran ini adalah “peer teaching” pembelajaran oleh teman sendiri, akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan di diskusikan dengan murid lain. 2. Sulit meyakinkan murid untuk mampu bediskusi menyampaikan materi pada teman jika murid tidak memiliki rasa percaya diri 3. Rekord murid tentang nilai, kepribadian, perhatian murid harus sudah dimiliki oleh pendidik dan ini biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali tipe tipe murid dalam kelompok tersebut 4. Awal penggunaan model ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya membutuhkan waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik. 5. Aplikasi model ini pada kelas yang besar lebih ( dari 40 menit ) sangatlah sulit, tapi bisa di atasi dengan model team teaching 15 Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw sulit untuk di terapkan pada murid kelas rendah, disebabkan karena murid tidak mudah dikontrol, kemudian daripada itu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini juga mengalami kendala dalam penerapannya apabila murid melebihi kapasitas daripada kapasitas kelas
8. Fungsi Metode Jigsaw Pada Pelajaran PKN Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini 15
Killen, Roy. (1996). (Online). (http://matematika-ipa.com/pembelajarankooperatifmodel-pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw-kelebihan-dan-kelemahan-tipe-jigsaw/, diakses tanggal Maret 2014).
20
dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam
penyampaian materi, biasanya
guru
menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif. Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Metode jigsaw dapat digunakan sebagai solusi alternatif untuk meningkatkan pemahaman dan daya berpikir kritis siswa, Metode Jigsaw didesain
untuk
meningkatkan
rasa
tanggung
jawab
siswa
terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Model Jigsaw di pilih karena adanya beberapa keunggulan diantaranya adalah, lebih mengedepankan aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber belajar untuk dipresentasikan di depan kelas. Dalam pembelajaran PKN ini peneliti memilih menggunakan metode ini berdasarkan pada observasi awal. Pelajaran PKN merupakan pelajaran yang sangat relevan terhadap lingkungan siswa, karena sebagaimana tertuang dalam ruang lingkup pelajaran PKN meliputi persatuan dan kesatuan yang mengajarkan hidup rukun, saling menghormati dan tenggang rasa kepada sesama, selain itu juga mempelajarai tentang norma yang mengajarkan kepada manusia untuk menaati dan menjunjung tingi peraturan dimana pun berada.
21
Oleh karena itulah pelajaran PKN harus benar-benar mampu ditanamkan
dalam
diri
siswa
sebagai
generasi
penerus
bangsa.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Proses perencanaan pembelajaran menggunakan metode jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar dalam pelajaran PKN pokok bahasan mengenal sistem pemerintahan pusat pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang
dapat dilaksanakan dengan memfokuskan siswa mempelajari
materi mengenal sistem pemerintahan pusat dengan membaca dan memahami rangkuman
awal
yang
telah
diberikan,
diskusi
secara
jigsaw
dan
mempresentasikan hasil diskusi tersebut kepada siswa lain. Langkah awal perencaaan tindakan ini adalah menganalisis komponen dan isi butir, menetapkan materi pembelajaran, menelaah buku paket PKN kelas IV, Mengembangkan
silabus,
menyusun
rencana
pelaksaan
pembelajaran,
membuat lembar kegiatan siswa, menyusun instrument pengumpulan data yang meliputi instrumen observasi untuk mengamati guru dalam pelaksanaan pembelajaraan, instrumen lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa dalam melakukan diskusi dan mempresentasikan hasil percobaannya, serta instrumen soal ulangan harian Proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan perpaduan metode jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar dalam pelajaran PKN pokok bahasan mengenal sistem pemerintahan pusat pada siswa kelas IV MI AlMujahidin Benda kota Tangerang dapat dilaksanakan dengan: 1. Pembagian Bahan Ajar Materi yang dibagikan kepada siswa memalui 2 tahap, yakni untuk tahap pertama siswa mendapat bahan ajar berupa rangkuman dari seluruh materi mengenal sistem pemerintahan pusat, rangkuman ini untuk dibaca dan dipahami dan kemudian siswa harus membuat pertanyaan berdasarkan
22
rangkuman tersebut. Bahan ajar tahap kedua diberikan setelah siswa membuat pertanyaan, sebelum bahan ajar ini dibagikan, siswa sudah terbentuk menjadi kelompok awal, bahan ajar ini berisi rangkuman tentang materi, hanya saja rangkuman kali ini dibuat berdasarkan tema dari kelompok masing-masing, misalnya untuk kelompok pertama mendapat rangkuman tentang lembaga legislatif. 2. Diskusi Jigsaw Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 8-9 siswa, kelompok ini disebut sebagai kelompok awal, kelompok awal ini harus mempelajari dan mendiskusikan materi yang telah mereka terima sesuai dengan tema masing-masing. Setelah itu mereka diacak kembali untuk membentuk kelompok ahli, dalam kelompok ahli inilah semua siswa harus mempresentasikan hasil dari diskusi di kelompok awal kepada teman-teman di kelompok ahli. Mereka harus saling bertukar informasi mengenai tema masing-masing, sehingga diharapkan para siswa dapat memahami materi ini secara utuh. 3. Pengundian pertanyaan Pada awal pertemuan siswa telah membuat pertanyaan, jadi setelah melakukan diskusi secara jigsaw, maka siswa harus menjawab pertanyaanpertanyaan yang telah mereka buat di awal pelajaran dengan cara dikocok (diundi). Pertanyaan ini dijawab secara bergantian oleh masing-masing kelompok. Pelaksanaan evaluasi menggunakan perpaduan metode jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar dalam pelajaran PKN pokok bahasan mengenal sistem pemerintahan pusat pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang dapat dilaksanakan dengan melakukan pengamatan untuk memberikan penilaian dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, kerjasama masing-masing siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran, serta memberikan tes tulis kepada masing-masing siswa. Evaluasi dalam penelitian ini dilakukan pada tiap pertemuan setelah proses pembelajaran berlangsung untuk menentukan sudah sejauh mana
23
pengembangan metode yang sedang dikembangkan telah berhasil sesuai dengan yang direncanakan.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian yang di lakukan oleh Miftakhul Arifah, Ifa menunjukan bahwa.peningkatan prestasi siswa pada siklus 1.73,3%.Dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 113,3%.9. 16 C. Kerangka Berpikir Metode jigsaw dalam skripsi ini adalah cara yang penulis rencanakan dengan membentuk kelompok kecil Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 8-9 siswa,. Mereka harus saling bertukar informasi mengenai tema masing-masing, sehingga diharapkan para siswa dapat memahami materi ini secara utuh.Metode ini diterapkan untuk mencapai tujuan yang ingin penulis raih, yaitu peningkatan prestasi belajar siswa dalam materi pelajaran PKN. Rendahnya prestasi belajar PKN dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah penerapan metode yang kurang tepat dan monoton. Dengan metode jigsaw diharapkan memberikan warna baru dalam proses belajar PKN di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang . Dari gambaran di atas penulis ingin menjelaskan bahwa metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar PKN Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa semakin siswa aktif mengeluarkan pemikiran, menganalisa masalah, dan menyimpulkan permasalahan, semakin baik prestasi belajarnya. Dengan diterapkan Metode jigsaw diduga akan dapat meningkatkan prestasi belajar PKN siswa kelas IV (empat) MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang
16
Miftakhul Arifah, Ifa. 2009. Penerapan Perpaduan Metode Learning Start With A Question Dan Jigsaw Dalam Pembelajaran PKN Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas IV MI Hidayatul Ulum Di Talun. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
24
D. Hipotesis Penelitian Siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang terdiri dari anak-anak yang berumur sepuluh tahun, jadi karakteristik anak-anak tersebut adalah anak-anak yang masih senang bermain. Sedangkan metode jigsaw adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada dalam diri siswa menjadi sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri siswa itu sendiri maupun bagi orang lain. Disinilah letak pengembangan metode pembelajaran jigsaw, yaitu menggubah bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Dalam pelaksanaan Metode Jigsaw lebih menekankan pada Kerjasama anak, Metode pengajaran dalam bentuk metode jigsaw tampak lebih komprehensip dibandingkan dengan berbagai metode pengajaran yang telah ada sebelumnya. Dengan kata lain bahwa dalam metode jigsaw terkandung metode pengajaran yang diolah menjadi satu, seperti metode diskusi, tanya jawab, penugasan, pemecahan masalah, dan diskusi. Berbagai ini satu dan lainnya saling bersinergi membentuk sinergi kelompok. Maka dari itu pengajar dan peneliti merasa bahwa metode jigsaw sesuai untk digunakan dalam pembelajaran PKN di kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang Oleh karena itu, dengan diterapkannya metode Jigsaw pada siswa kelas IV MI AlMujahidin Kota Tangerang diharapkan akan memberi kontribusi dan motivasi kepada siswa sehingga yang dulunya sulit memahami dan menerapkan pelajaran PKN menjadi mudah, bahkan menjadi materi yang disukai. Dari uraian diatas peneliti dapat menarik suatu hipotesis: jika metode Jigsaw di terapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda Kota Tangerang, maka upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa akan tercapai.
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Benda kota Tangerang Madrasah ini beralamat di desa Belendung kecamatan Benda kota Tangerang. MI ini memiliki 6 ruang kelas yang terdiri dari kelas 1-6 masing-masing 1 kelas. penulis memilih siswa kelas IV karena pada umumnya siswa kelas IV sudah bisa diajak untuk berdiskusi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dirancang berlangsung selama 3 bulan, yakni mulai tangal 9 Desember sampai 24 Febuari 2013. Adapun rincian kegiatan beserta waktu yang akan di gunakan sebagai berikut : Jadwal Penelitian No
Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan Maret
1
Penelitian Pendahuluan
2
Menyusun Proposal
3
Seminar Proposal
4
Penyusunan Intrumen
5
Pelaksanaan Tindakan
6
Tabulasi/Analisis Data
7
Menyusun Naskah Skripsi Akhir
8
Ujian Skripsi
1
25
2
3
April
ket Mei
4 1 2 3 4 1 2 3 4
26
B. Metode Penelitian Dan Rancangan Siklus Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK, (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilaksanakan dalam dua siklus.Menurut Suharsimi Arikunto” Penelitian Tindakan Kelas pada dasarnya merupakan pengembangan penelitian tidakan ( Action Research) . PTK dilakukan secara mandiri yang artinya peneliti melakukan PTK tanpa kerjasama dengan guru lain.”17 Dalam hal ini peneliti terlibat langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan tindakan, observasi, refleksi dan lain-lain. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan secara kolaboratifpartisipatoris yaitu kerjasama antara peneliti dengan praktisi yang ada di lapangan yaitu guru, dalam hal ini peneliti terlibat langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan tindakan, observasi, refleksi dan lain-lain sebagaimana dikemukakan oleh Hord.18
C. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV berjumlah 32 orang dengan komposisi 22 putri dan 10 putra.
D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku tindakan penelitian. Dalam melakukan tindakan penelitian,peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi yang posisinya sebagai observer. Sedangkan peran yang dilakukan
bersama dengan observer adalah membuat rancangan
pemebelajaran ,mengobservasi proses pembelajaran ,melakukan refleksi dan merancang tindakan untuk siklus selanjutnya .
17 18
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 64 Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas dari Teori Menuju Praktek (Malang: UM
PRESS, 2008), h. 33
27
E.Tahapan Intervensi Tindakan Prosedur penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus . Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan penelitian dimulai dari tahapan prapenelitian yang akan dilanjutkan dengan siklus 1.Setelah melakukan pengamatan dan refleksi pada siklus 1, penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. 1. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Pelaksanaan siklus 1 ini di bagi dalam beberapa tahap a. Perencanaan Adapun hal-hal yang dipersiapkan dalam perencanaan yaitu: 1.
Membagi dan menyusun nama-nama siswa untuk kelompok awal
2. Membagi dan menyusun kembali nama-nama siswa untuk kelompok ahli 3. Membuat ringkasan seluruh materi (secara garis besar) sebagai bahan bacaan siswa pada awal kegiatan 4. Membuat ringkasan untuk tiap-tiap tema yang kemudian akan dibagikan untuk kelompok awal sesuai dengan tema masingmasing. 5.
Membuat pedoman penilaian
6.
Membuat pedoman observasi untuk pertemuan pertama pada siklus Pertama
b. Tindakan Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Peneliti memberikan apersepsi tentang hasil pra siklus 2) Guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa pembelajaran yang akan mereka ikuti dalam 3 hari ke depan adalah merupakan tugas akhir yang harus dilaksanakan oleh penelita 3) Peneliti memberikan motivasi mengenai pentingnya materi pelajaran. 4) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran
28
5) Peneliti melaksanakan pembelajaran yang ada di kelas dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw 6) Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang ada pada metode koperatif jigsaw 7) Menciptakan ruangan yang mencerminkan pembelajaran aktif yaitu membagi peserta didik dalam 5 kelompok dan menata meja kursi sesuai dengan kapasitas jumlah kelompok. 8) Mengawasi dan memberi bimbingan kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi dalam kerja kelompok. 9) Peserta didik melakukan tes individu sebagai bahan evaluasi pada siklus 1 setelah pembelajaran kelompok c. Observasi Observasi ini dlakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa dan digunakan untuk mengamati proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus 1 ini, peneliti telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. d. Refleksi Pada pertemuan siklus pertama ini, masih terdapat beberapa kendala, meskipun demikian hal tersebut tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran, waktu pertemuan juga telah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dari hasil refleksi siklus 1 maka perlu dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada siklus 2. Beberapa tindakan tersebut antara lain : 1) Guru harus mengatur waktu dengan baik sehingga pembelajaran tidak mengalami keterlambatan waktu dan dapat berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2) Guru memberi motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran. 3) Guru harus lebih maksimal dalam membimbing peserta didik.
29
2. Hasil Penelitian Kelas Siklus 2 a. Perencanaan Pelaksanaan siklus kedua in hanya 1 kali pertemuan, sama dengan
siklus
sebelumnya.
Pembuatan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP) pada siklus kedua berdasarkan pada pengamatan dan refleksi pada siklus pertama, persiapan yang dilakukan yaitu: 1) Guru membuat struktur pemerintahan pusat yang masih kosong di atas kertas manila 2) Guru membuat daftar pertanyaan untuk tes lisan 3) Guru membuat lembar jawaban dari kertas manila dan dibentuk garis-garis seperti pada buku tulis, kemudian jawaban yang telah ditulis tersebut per barisnya ditutupi dengan kertas manila yang lain, sehingga jawabannya bisa dibuka dan ditutup. b. Pelaksanaan Petemuan pertama siklus kedua merupakan tes secara kelompok, siswa masih duduk secara berkelompok berdasarkan kelompok ahli, pada kegiatan inti 1) Guru mulai menempelkan struktur pemerintahan pusat dan dibantu oleh beberapa siswa. 2) Guru mulai menjelaskan langkah-langkah pembelajaran pada hari ini. 3) Langkah selanjutnya yaitu guru mulai memberikan aba-aba kepada siswa untuk melengkapi struktur tersebut dengan cara mengisinya dari jabatan yang paling bawah. 4) Guru dibantu oleh siswa menempelkan lembar jawaban dari kertas manila di papan tulis. 5) Guru menyiapkan 10 pertanyaan untuk semua kelompok, tiap kelompok harus memiliki juru bicara untuk menjawab pertnayaan tersebut.
30
c. Observasi d. Refleksi Setelah pengamatan terhadap hasil penelitian silus II kemudian dilakukan
refleksi
terhadap
langkah-langkah
yang
telah
dilaksanakan. Hasil releksi tersebut adalah pelaksanaan siklus II dipandang sudah cukup dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PKN khususnya materi mengenai sistem pemerintahan pusat.
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan Hasil intervensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, mendeskripsikan bagaimana upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar PKN dengan menerapkan metode kooperatif jigsaw. Hasil perencanaan tindakan penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yaitu : 1. Hasil prestasi belajar siswa dalam belajar PKN menunjukkan skor rata-rata sebesar 85 2. Hasil observasi prestasi belajar dalam belajar PKN menujukkan skor ratarata sebesar 70%
G. Data dan Sumber Data 1. Data kualitatif seperti : hasil wawancara, lembar observasi, dan dokumentasi. 2. Data kuantitatif : prestasi belajar dan nilai-nilai dari tugas siswa. Sumber data penelitian adalah siswa dan guru kelas (observer) dan juga peneliti
H. Instrument Pengumpulan Data a. Data hasil belajar diambil dari hasil ulangan formatif siswa pada siklus I dan siklus II. b. Data kegiatan guru dalam BKM diambil dari hasil pengamatan dan observasi oleh observer pada kegiatan guru dan kegiatan siswa
31
I. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode yang antara lain sebagai berikut : a. Hasil tugas pekerjaan siswa tes formatif siklus I dan siklus II b. Observasi pelaksanaan KBM berupa daftar pengamatan oleh observer
J. Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan Sebelum instrument angket digunakan untuk mengumpulkan data, instrument atau alat untuk mengvaluasi harus valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. Instrumen berupa angket diukur validitasnya secara konten, sedangkan instrment tes hasil belajar dan angket prestasi siswa dalam belajar PKN setelah diukur secara konten kemudian diujicobakan agar validitas dan reabilitas yang diperoleh menjadi semakin kuat.
K. Analisis Data dan Intervensi Data Tahap menganalisa data dimulai dengan membaca keseluruhan data dari berbagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data, menyusunnya dalam satuan-satuan, dan mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas siswa yang diubah menjadi kalimat bermakna dan alamiah. Kriteria keberhasilan peningkatan prestasi siswa siswi dalam belejar PKN yang terlihat dari hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan rencana dan siswa memperlihatkan prestasi yang tinggi dalam belajar PKN, rata-rata skor prestasi siswa dalam belajar PKN lebih dari atau sama dengan 70%
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Peneliti membuat pengembangan perencanaan tindakan ini dengan tujuan agar pembaca atau guru dapat melanjutkan penelitian ini. Adapun perencanaan tindakan yang harus dipersiapkan peneliti di antaranya adalah, mempersiapkan instrument penelitian seperti lembar observasi, lembar wawancara, LKS, dan soal-soal untuk setiap akhir siklus.
32
Dalam penelitian, yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah pengaturan kelas dan sistem pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Pembelajaran yang dilakukan adalah dengan metode kooperatif jigsaw, yang cara belajarnya adalah setiap siswa mempunyai kelompok belajar masingmasing. Dalam pembelajaran dengan metode “Kooperatif Jigsaw” ini tiap siswa mempunyai tugas untuk membantu teman dalam kelompok dalam memahami materi, terakhir adalah pengambilan kesimpulan yang dilakukan siswa dengan dibimbing oleh guru.
M. ehnik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode yang antara lain sebagai berikut: a. Metode wawancara/ Interview Wawancara adalah Percakapan itu dilakukan
percakapan dengan maksud tertentu. oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara
adalah bentuk komunikasi antara dua orang,
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.19 Percakapan dengan maksud tertentu, yakni percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (Interviewer) yang menggunakan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.20 Metode wawancara/ Interview ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan komunikasi dan mengajukan pertanyaan yang disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden.21 19
Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 180. 20 Lexy J. Moleong Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: Rosdakarya, 2005), hlm. 186 21 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) Edisi Revisi V (Jakarta: Rhineka Cipta: 2002) hlm. 128
33
b. Metode Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Yang
dilakukan waktu pengamatan adalah mengamati gejala-gejala sosial dalam kategori yang tepat, mengamati berkali-kali dan mencatat segera dengan memakai alat bantu seperti alat pencatat, formulir dan alat mekanik. Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki.22 Dalam pelaksanaannya digunakan alat bantu seperti checklist, skala penilaian
atau alat mekanik seperti tape recorder dan lainnya 23
c. Metode Dokumentasi Adalah metode pengumpulan data dengan cara mencari data atau informasi, yang sudah dicatat atau dipublikasikan dalam beberapa dokumen yang ada, seperti dalam buku induk, surat-surat keterangan dan lain-lainnya. Arikunto berpendapat bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya. 24 Metode ini digunakan untuk melengkapi kekurangan dari data-data yang diperoleh diantaranya mengenai latar belakang obyek penelitian. Peneliti menggunakan metode ini untuk mengetahui sejarah berdirinya. Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Benda kota Tangerang, absensi kelas untuk mengetahui data siswa yang mengikuti pembelajaran bahasa Arab dengan strategi kartu indek, serta catatan lapangan dari hasil pengamatan.
22 23
Marzuki, Metodelogi Riset fakultas Ekonomi UII Yogyakarta 2000 hlm 58 Mardalis, Metode Penelitian suatu pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
hlm. 63. 24
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hlm 234.
34
N. Tehnik Analisa Data Analisis data adalah proses yang memerlukan usaha secara formal untuk mengidentifikasikan tema-tema dan menyusun hipotesa-hipotesa (gagasangagasan) yang ditampilkan oleh data, serta upaya untuk menunjukkan bahwa tema dan hipotesa tersebut didukung oleh data.25 Data yang diperoleh dari tindakan kelas akan dianalisis untuk mengetahui tingkat kesesuaian dan keberhasilan pada saat menggunakan metode Jigsaw pada materi mengenal sistem pemerintahan pusat. Adapun hal-hal yang perlu didiskusikan pada saat menganalisis yaitu: kesesuaian antara pelaksanaan dengan rencana pembelajaran yang dibuat, kekurangan yang ada selama proses pembelajaran, kemajuan yang telah dicapai siswa, dan rencana tindakan pembelajaran selanjutnya.
25
Robert Bogdan & Steven J. Taylor, Pengantar Metoda Kualitatif Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), hlm. 137.
35
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA,INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Belendung Benda Kota Tangerang 1. Sejarah Singkat Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin. Madrasah pendidikan
formal
ibtidaiyah
Al-Mujahidin
merupakan
lemabaga
dibawah naungan Kementrian Agama Republik
Indonesia yang memberikan pendidikan dan pengajaran tingkat dasar sebagai madrasah di bawah naungan kemenag RI,maka mata pelajaran Agama Islam merupakan mata pelajaran utama disamping mata pelajaran umum lainnya . Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin
beralamat di Jl.Kh.Mursan
Belendung Kecamatan Batuceper Kota Tangerang Propinsi Banten. Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin letaknya jauh dari dari pusat keramaian dan
kebisingan,sehingga
sangat
mendukung
terlaksananya
pembelajaran yang tenang, nyaman dan dapat
proses
meningkatkan daya
konsentrasi siswa dan guru. Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin merupakan lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Mujahidin dan didirikan pada tahun 1972 oleh Kh.zamah Syari diatas tanah wakaf dari Daud Bin Siin dan dari masyarakat seluas 843 m2. Tujuan didirikannya Madrasah Ibtidaiyah ini adalah untuk mengembangkan ajaran Agama Islam melalui pendidikan formal. Madrasah
Ibtidaiyah
Al-Mujahidin
sejak
berdirinya
terus
mengalami perkembangan baik secara kuantitatif maupun kualitatif, secara kuantitatif hingga kini ruang belajar telah berjumlah 10 ruang belajar, satu ruang kantor dan satu ruang guru. Penambahan ruang tersebut merupakan hasil kerja keras para pengelola dengan masyarakat dan pemerintah. Dari 35
36
segi kualitatif terlihat mutu pendidikan yang senatiasa meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan hasil UAS dan UN yang semakin baik. Perkembangan dan kemajuan yang dialami MI Al-Mujahidin tersebut telah mengundang dan menumbuh suburkan kepercayaan serta keinginan masyarakat untuk menyekolahkan ke MI Al-Mujahidin ini. Pada saat ini MI Al-Mujahidin dipimpin oleh wafah sholiha, S.Ag, selaku kepala sekolah. Dalam kepemimpinan wafah sholiha S.Ag jumlah siswa MI Al-Mujahidin mengalamai peningkatan. Madrasah ibtidaiyah Al-Mujahidin
memiliki 22 guru dan
semuanya merupakan guru tetap yayasan (GTY). Tingkat pendidikan dari 22 guru tersebut terdiri dari 13 guru berpendidikan S1.dan 8 guru berpendidikan SMA. 8 guru tersebut sedang melanjutkan kuliah S1.
2.Visi Dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin, yaitu : VISI Menjadikan madrasah masa depan yang menjadi harapan dan pilihan umat Memepunyai pendididkan berciri khas islami dan berkualitas di bidang IMTAQ dan IPTEK MISI Mendidik siswa –siswi menjadi kader-kader bangsa yang kelak mampu mengembangkan diri dengan ilmu yang telah didapat,membangun bangsa dan negara Menumbuhkan semangat keunggulan dalam berbagai bidang . 3. Profil Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Nama Sekolah
: Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin
NSS
: 111 23671 0055
Type Sekolah
: Swasta
Jumlah Ruang Kelas
: 13
Alamat
: Jl. Kh.Mursan Rt 04/02 Kel.Belendung
Kecamatan
: Benda
37
Kodya
: Tangerang
Provinsi
: Banten
Akreditasi
: B (Baik) Tahun 2010
B.Penelitian Pendahuluan Penelitian ini dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) di MI Al-Mujahidin kota Tangerang, kegiatan ini dilakukan sebelum peneliti melakukan proses pembelajaran. Kegiatan pada penelitian ini yaitu melakukan wawancara dengan guru Mata Pelajaran PKN dan siswa MI Al-Mujahidin Kota Tangerang, serta melakukan observasi pada proses pembelajaran PKN di dalam kelas. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di sekolah serta tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi. Sekolah MI Almujahidin Kota Tangerang menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 untuk mata pelajaran PKN kelas 1V. Kegiatan belajar mengajar di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang dilakukan pada pukul 07:10 sampai dengan 12:30 WIB. Tabel 4.1 Jadwal Pelajaran PKN Kelas
Hari
Jam Ke-
Waktu
IV
Selasa
6
10:10-11:30
Rabu
2
07:10-08:30
Kelas yang dijadikan objek penelitian di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang yaitu pada kelas IV yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari 22 perempuan dan 10 laki-laki. Pada tanggal l9 Maret 2013 peneliti melakukan wawancara dengan guru PKN, Bapak Fathullah
dan siswa kelas VI.
Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas, kondisi siswa, serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara
38
berisikan tentang tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKN di MI Al-mujahidin diperoleh informasi sebagai berikut : a. Sebagian siswa terlihat bersemangat, antusias dan sangat ramai serta hanya sedikit siswa yang tidak memperhatikan pada proses pembalajaran PKN di dalam kelas b. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, penugasan, dan tanya jawab c. Banyak siswa yang mendapatkan nilai atau hasil belajar di bawah standar KKM sekolah d. Guru mata pelajaran PKN sudah mendengar Pembelajaran aktif model Metode Jigsaw akan tetapi belum pernah diterapkan di kelas Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas 1V MI AlMujahidin Kota Tangerang diperoleh informasi sebagai berikut: a. Sebagian besar siswa memang sangat menyukai pelajaran PKN karena cara mangajar gurunya yang menyenangkan b. Metode yang digunakan guru Mata Pelajaran PKN adalah ceramah yang disertai candaan oleh guru dan kemudian dilanjutkan dengan penugasan c. proses belajar mengajar memang menyenangkan, tetapi materi hanya sedikit yang bisa diingat oleh para siswa. Selain dengan wawancara, peneliti melakukan observasi, observasi dilakukan sebelum penelitian, hasil observasi dicatat dan terlampir. Observasi proses pembelajaran dilakukan pada bulan Maret 2013 dan diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar siswa serta kondisi lingkungan sekolah dan fasilitas penunjang proses belajar siwa serta kondisi lingkungan sekolah dan fasilitas penunjang proses belajar yang ada. Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung kedaan kelas pada saat proses belajar mengajar pada mata pelajaran PKN. Hasil observasi ini dijadikan data tambahan dan data pelengkap dari data kuantitatif yang berupa hasil Pre Test dan Post Test. Adapun hasil observasi pembelajaran PKN adalah sebagai berikut:
39
a. Waktu lebih banyak dihabiskan bercerita yang tidak berkenaan dengan materi. Sehingga tidak sedikit siswa yang mengingat materi yang telah diajarkan b. Banyak siswa yang mengobrol pada saat guru sedang menjelaskan materi. C.Interpretasi Hasil Analisis 1. Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan dengan durasi 2 x 40 menit, menggunakan pembelajaran
Metode
Jigsaw Materi pembelajaran pada siklus ini adalah mengenai standar kompetensi mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi untuk setiap pertemuan, dan membuat alat evaluasi berupa soal untuk masingmasing siswa. b. Tahap Pelaksanaan 1) Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama dilakukan pada hari selasa tanggal 11 maret 2013. Pertemuan berlangsung dalam durasi 2 x 40 menit. Dengan jumlah siswa yang hadir 32 siswa. Peneliti bertindak sebagai guru Mata Pelajaran PKN dan guru kolaborator bertugas mengisi lembar observasi dan mengamati siswa di dalam kelas. Peneliti yang bertindak sebagai guru terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian guru memberikan soal pre test kepada siswa yang harus mereka kerjakan sebelum penjelasan materi dimulai, ini bertujuan agar mengetahui kemampuan atau pengetahuan siswa sebelum proses pembelajaran. Setelah itu peneliti menjelaskan materi pelajaran tentang mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat menggunakan Model Pembelajaran aktif dengan Metode Jigsaw. Kegiatan berikutnya peneliti
40
memberikan penjelasan kepada siswa bahwa pembelajaran yang akan mereka ikuti dalam 3 hari ke depan adalah merupakan tugas akhir yang harus dilaksanakan oleh peneliti, hal ini dilakukan agar siswa tidak bingung ketika mereka harus mengulangi lagi materi yang
telah
disampaikan
oleh
guru
bidang
studi,
selain
mengutarakan hal tersebut, guru juga mengemukakan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.Pada pertemuan awal siklus pertama ini siswa mulai dibentuk menjadi 5 kelompok, semua kelompok terdiri dari 6 anak, kecuali 2 kelompok yang terdiri dari 7 anak, pembagian ini berdasarkan jumlah siswa dan jumlah tema atau bahasan yang akan mereka diskusikan, jumlah siswa yaitu 32 anak sedangkan jumlah tema atau bahasan yaitu 5 tema. Para siswa duduk secara melingkar dengan kelompok mereka masing-masing,pengaturan tempat duduk semacam itu untuk memberikan kesan berbeda dengan hari-hari biasa serta memudahkan mereka untuk berdiskusi dan tidak terganggu oleh kelompok lain. Kondisi kelas ketika pembagian kelompok agak sedikit gaduh karena para siswa masih kebingungan mencari anggot amereka masing-masing, meskipun begitu suasana kelas masih dalam kendali guru dan hal tersebut tidak sedikitpun mengurangi semangat siswa dalam belajar. Setelah pembagian kelompok selesai dan seluruh siswa telah duduk dalam kelompok mereka masing-masing, guru mulai membagikan bahan bacaan kepada seluruh siswa, setelah itu guru memberikan intruksi kepada siswa untuk membaca dan memahami ringkasan tersebut, dan setelah itu mereka harus membuat 1-2 pertanyaan yang berhubungan dengan materi hari ini. Ketika mereka disuruh untuk membuat pertanyaan sebagian siswa mulai sedikit kebingungan karena mereka tidak pernah membuat pertanyaan sebelumnya, akan tetapi untuk sebagian yang lain merasa bahwa membuat pertanyaan bukanlah sesuatu yang sulit,
41
setelah semua selesai membuat pertanyaan, kemudian pertanyaan tersebut dilipat dan dimasukkan kedalam kotak yang telah disediakan oleh guru. Kemudian setelah sesion membuat pertanyaan selesai (siswa masih duduk berkelompok seperti semula) guru mulai membagikan bahan diskusi sesuai dengan tema kelompok masingmasing, untuk kelompok 1 yang akan dibahas yaitu lembaga legislatif, untuk kelompok 2 yaitu lembaga eksekutif, untuk kelompok 3 yaitu lembaga yudikatif, untuk kelompok 4 yaitu BPK dan KPU, dan untuk kelompok 5 yaitu menteri dan pejabat setingkat menteri, guru memberikan intruksi kepada siswa untuk mendiskusikan
tema-tema
mereka
masing-masing
serta
menjelaskan kepada mereka bahwa setelah mereka selesai diskusi, mereka harus menyampaikan kepada kelompok lain apa yang telah mereka dapatkan ketika berdiskusi dengan kelompok awal. Kegiatan diskusi berlangsung dengan berbagai macam kendala, diantaranya masih banyak siswa yang belum mengerti bagaimana cara melakukan diskusi, hal ini disebabkan karena mereka tidak pernah melakukan diskusi sebelumnya, oleh karena itu guru memberikan
sedikit
pengarahan
kepada
mereka,
beberapa
kelompok melaksanakan diskusi dengan baik, yaitu kelompok 3, 4, dan 5, sedangkan untuk kelompok 1 dan 2 masih memerlukan bimbingan guru. Setelah diskusi dengan kelompok awal selesai, guru mulai mengacak kembali kelompok tersebut menjadi kelompok ahli,
dalam
pembagian
kelompok
ahli
ini,
siswa
dapat
mengkondisikan diri, mereka tidak lagi bingung dan membuat gaduh saat pembagian berlangsung, mereka lebih memilih mendengarkan dengan seksama nama-nama mereka dipanggil secara bergantian, dan berpindah tempat dengan tenang tanpa banyak bicara dan bertanya, pada pembagian kelompok ahli ini
42
siswa mulai dapat mengikuti dengan baik arah pembelajaran. Setelah pembagian kelompok ahli selesai, guru memastikan bahwa tiap-tiap kelompok terdiri dari 6 anak utusan dari tema yang berbeda-beda, kemudian guru memberikan sedikit penjelasan bahwa mereka harus saling bertukar pengetahuan/informasi yang telah mereka dapatkan dalam kelompok awal. Guru mengatur jadwal presentasi para siswa, misalkan siswa dari kelompok legislatif (1) mendapatkan jatah presentasi pertama, presentasi ini berlangsung serempak untuk semua kelompok, begitu seterusnya sampai semua tema dipresentasikan. Setelah presentasi selesai, guru mengajak siswa untuk membahas pertanyaan yang telah mereka kumpulkan diawal kegiatan, caranya yaitu setiap kelompok harus mengirimkan 1 anggotanya untuk mengambil pertanyaan dalam kotak, kemudian guru akan menunjuk secara acak kelompok mana yang harus menjawab pertanyaan terlebih dahulu, sebagian besar pertanyaan yang mereka ambil dapat dijawab dengan baik, meskipun masih ada beberapa jawaban yang kurang sempurna, selain itu ada juga beberapa siswa yang mendapat pertanyaan yang lucu-lucu dan tidak sedikit pula yang tidak bisa dibaca dan dipahami, jika siswa mendapat pertanyaan yang tidak dapat dipahami, maka mereka harus mengambil lagi pertanyaan dalam kotak. Pada akhir pertemuan guru memberikan klarifikasi terkait dengan jawaban dari siswa, guru juga menyuruh siswa untuk tetap duduk secara kelompok berdasarkan kelompok ahli, kemudian guru menyuruh siswa untuk belajar di rumah karena minggu depan akan diadakan ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan metode ini. Pada siklus ini peneliti melihat siswa sangat antusias mengikuti proses pembelajaran pada Mata Pelajaran PKN dan bisa dibilang semua anak ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran
43
dengan menggunakan model pembelajaran Metode Jigsaw. Walaupun pada pertemuan pertama ini proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Jigsaw belum terselesaikan, maka proses pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan kedua. 2) Pertemuan Kedua Guru melanjutkan materi yang belum terselesaikan pada pertemuan pertama. Setelah materi selesai, guru mereview materi yang telah diajarkan sebelumnya bersama dengan siswa dan membuat keseimpulan bersama. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran berikutnya. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pelajaran PKN ini. 3) Pertemuan Ketiga Pada pertemuan ini guru memberikan tes hasil belajar atau Post Test pada akhir siklus I kepada siswa. Materi tes yaitu meliputi materi pelajaran yang sudah dipelajari pada temuan sebelumnya. Tes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa berdasarkan tindakan yang telah diberikan dan untuk mengetahui keberhasilan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. c. Tahapan Pengamatan Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan dalam setiap pertemuan. Beberap kejadian yang terjadi pada proses pembelajaran antara lain : Pada pertemuan pertama siklus pertama ini siswa masih terlihat bingung, kelas belum kondusif, siswa masih bingung dengan materi yang lalu, padahal pada pertemuan pertama ini guru harus sudah menerapkan metode jigsaw, meskipun demikian pembelajaran harus tetap berjalan, jadi dalam hal ini guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai jalannya pembelajaran pada hari ini, berdasarkan pengamatan penulis pada pertemuan pertama ini masih banyak hal yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan, misalnya suara guru
44
harus bisa lebih keras daripada suara gaduh anak-anak, selain itu interaksi antara guru dan siswa juga harus ditingkatkan, meskipun masih
banyak
gangguan
dan
hambatan
secara
garis
besar
pembelajaran pada pertemuan pertama berlangsung dengan lancar. d. Tahap Refleksi Hasil analisis dan evaluasi pada siklus I mendeskripsikan secara geris besar kekurangan yang ada pda siklus I antara lain : Pada pertemuan pertama siklus pertama ini, masih terdapat beberapa kendala, meskipun demikian hal tersebut tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran, waktu pertemuan juga telah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Adapun hal-hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan antara lain: 1. Siswa masih kesulitan ketika membuat pertanyaan, hal ini disebabkan karena siswa jarang dan hampir tidak pernah mengajukan pertanyaan kepada guru, mereka tidak pernah bertanya jika ada hal yeng tidak mereka pahami, hal ini membuat siswa kesulitan dalam membuat pertanyaan 2. Ketika pembagian kelompok awal siswa juga sulit untuk dikondisikan, mereka masih bingung dengan cara belajar yang akan mereka lakukan, selain itu mereka juga masih memilih-milih teman sekelompok, oleh karena itu mereka masih membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kelompok masingmasing. 3. Siswa belum pernah melaksanakan diskusi sebelumnya, jadi ketika merekadisuruh
untuk
berdiskusi,
mereka
masih
sangat
kebingungan, masih ada 2 kelompok yang belum dapat berdiskusi dengan baik. Kendala-kendala diatas masih dapat diatasi oleh guru, sehingga tidak mengganggu jalannya pembelajaran, selain kendala juga terdapat beberapa pencapaian yang diperoleh siswa antara lain:
45
2. Kompetensi dasar dapat dicapai dengan baik 3. Sebagian besar siswa mulai bisa membuat pertanyaan. 4. Siswa yang tadinya pendiam mulai berani mengemukakan pendapat 5. Kegiatan pembelajaran tidak hanya didominasi oleh anak-anak yang Biasanya pintar 6. Semua siswa aktif dalam pembelajaran Tabel 4.2 Tes Hasil Belajar Siklus I No
Responden
Siklus I Pre Test
Post Test
N-Gain
Kategori
1
Abdul fatah
70
80
0.33
Sedang
2
Ajeng. Azkiya
60
90
0.75
Tinggi
3
Alfina safila .
60
80
0.50
Sedang
4
Devita rohayati
50
70
0.40
Sedang
5
Diah nurmalia
60
80
0.50
Sedang
6
Johan kurniawan .
40
70
0.50
Sedang
7
Farhatunnisa
20
70
0.62
Sedang
8
Ferdiansyah
70
80
0.33
Sedang
9
Handi saputra
30
90
0.85
Tinggi
10
Iksanudin
30
70
0.57
Sedang
11
Ilmi safitri
60
70
0.25
Rendah
12
Lulu qolbiatu s.
60
70
0.25
Rendah
13
Lutfiah zaitun
30
70
0.57
Sedang
14
Lutfiatunisa
70
100
1.00
Tinggi
15
Muhamad reza
40
70
0.50
Sedang
16
Nurul afidah
70
80
0.33
Sedang
17
Pingkan sodriatul.
30
80
0.71
Tinggi
18
Raihan akbar
60
80
0.50
Sedang
19
Rafadila akbar
40
60
0.33
Sedang
46
20
Sandi saputra
60
90
0.75
Tinggi
21
Syarif nurahman
50
90
0.80
Tinggi
22
Syafaudin
40
80
0.66
Sedang
23
Tia warda.
40
60
0.33
Sedang
24
Wafa
70
80
0.33
Sedang
25
Ahmad Rifqi
60
70
0.25
Rendah
26
Ayu Fitriani
50
90
0.80
Tinggi
27
Reza Ramdhani
60
80
0.50
Sedang
28
Riana Ahmadiah
50
80
0.60
Sedang
29
Satianu Nisa
80
90
0.50
Sedang
30
Syahru Syahbana
40
70
0.50
Sedang
31
Siti Rahma.
70
100
1.00
Tinggi
32
Tria S.Mausuli
60
80
0.50
Sedang
Terkecil
20
60
Terbesar
80
100
Jumlah
1680
2520
17.31
Nilai Rata-rata
52.5
78.75
0.54
Sedang
Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat Pre Test adalah 20. Sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat Post Test sebesar 60. Nilai tertinggi pada Pre Test adalah 80, sedangkan nilai tertinggi pada skor Post Test sebesar 100. Dari tabel tersebut bisa kita lihat sebagian besar siswa hasil belajarnya meningkat, walaupun ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM. Untuk hasil belajar siklus I diperoleh rata-rata N-Gain 0,54 kategori sedang, ini berarti kemampuan siswa dengan menerapkan pembelajaran aktif Metode Jigsaw yang digunakan belum efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini belum mencapai standar. Untuk itu peneliti melanjutkan ke siklus II mencoba memperbaiki dan menyempurnakan dari kekurangan yang terdapat di siklus I. untuk itu perlu
47
adanya perbaikan-perbaikan dari kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk kegiatan di siklus II dan seterusnya. Dengan adanya perbaikan, diharapkan proses pembelajaran aktif Metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar. Keputusan dari siklus I, yaitu : Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan pembelajaran aktif Metode Jigsaw sudah baik, hanya saja kurang optimal. Dalam hal ini Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) masih belum optimal, siswa masih berpartisipasi dalam KBM. Untuk memperoleh hasil yang baik maka dilakukan perbaikan. Perbaikan yang dapat dilakukan antara lain : 1. Guru lebih mengintensifkan kegiatan di kelas sehingga diharapkan tidak ada lagi siswa sibuk dengan aktifitasnya sendiri saat jam pembelajaran berlangsung. 2. Guru lebih memotivasi siswa untuk berani dan aktif di kelas baik dapat bertanya, berpendapat atau memberikan saran serta siswa berani menjawab soal yang diberikan oleh guru tanpa rasa takut akan salah menjawab. 3. Guru dapat memberi arahan atau rangsangan sehingga siswa dapat terangsang atau tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas. 2. Tindakan Pembelajaran Siklus II Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I maka dilakukan tindakan pembelajaran pada siklus II. Tindakan pada siklus II ini untuk memperbaiki dan meyermpurnakan tindakan yang sudah dilakukan pada siklus I. siklus II ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan untuk siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. adapun perencanaan yang dilakukan pada siklus II berupa penyusunan rencana pembelajaran untuk materi ajar yang akan dibahas pada siklus II dan penyusunan tes hasil belajar.
48
b. Tahapan Pelaksanaan Tahap dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II sebenanrnya sama saja pada tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I, hanya saja materi yang berbeda. Pada pertemuan ini siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa pun sangat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Jigsaw. Terutama pada saat anak-anak sedang mencari dan menemukan jawaban-jawaban serta dalam menjawab soal dari pertanyaan yang dibacakan oleh masing-masing kelompok.. Namun, dalam siklus II ini sudah terlihat perbaikan-perbaikan dari siklus I. c. Tahap Pengamatan Proses
pembelajaran
pada
siklus
II
mengalami
peningkatan
dibandingkan dengan siklus I. kondisi ini dapat diamati berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran. Beberapa peningkatan tersebut antara lain : 1) Suasana kelas lebih tertib, siswa menjadi lebih terkendali dan lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran dengan pembelajaran aktif Metode Jigsaw. 2) Siswa dapat menyelesaikan waktu yang diberikan oleh guru dalam mencari jawaban dan soal. 3) Alokasi waktu pada proses pembelajaran lebih optimal sesuai dengan rencana yang sudah diterapkan sebelumnya. 4) Terjadinya peningkatan hasil belajar dapat dilihat nilai rata-rata N-Gain hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 0,54 menjadi 0.68 pada siklus II
49
Tabel 4.3 Tes Hasil Siklus II
No
Responden
Siklus I Pre Test Post Test
N-Gain
Kategori
1
Abdul fatah
50
80
0.60
Sedang
2
Ajeng. Azkiya
20
80
0.75
Tinggi
3
Alfina safila .
60
100
1.00
Tinggi
4
Devita rohayati
30
80
0.71
Tinggi
5
Diah nurmalia
60
70
0.25
Rendah
6
Johan kurniawan .
30
70
0.57
Sedang
7
Farhatunnisa
40
70
0.50
Sedang
8
Ferdiansyah
60
80
0.50
Sedang
9
Handi saputra
30
80
0.71
Tinggi
10
Iksanudin
60
80
0.50
Sedang
11
Ilmi safitri
60
80
0.50
Sedang
12
Lulu qolbiatu s.
50
80
0.60
Sedang
13
Lutfiah zaitun
60
80
0.50
Sedang
14
Lutfiatunisa
70
100
1.00
Tinggi
15
Muhamad reza
60
80
0.50
Sedang
16
Nurul afidah
50
90
0.80
Tinggi
17
Pingkan sodriatul.
40
80
0.66
Sedang
18
Raihan akbar
30
80
0.71
Tinggi
19
Rafadila akbar
70
100
1.00
Tinggi
20
Sandi saputra
60
90
0.75
Tinggi
21
Syarif nurahman
70
100
1.00
Tinggi
22
Syafaudin
40
90
0.83
Tinggi
23
Tia warda.
50
70
0.40
Sedang
24
Wafa
70
80
0.33
Sedang
25
Ahmad Rifqi
60
90
0.75
Tinggi
50
26
Ayu Fitriani
40
80
0.50
Sedang
27
Reza Ramdhani
20
80
0.75
Tinggi
28
Riana Ahmadiah
40
70
0.50
Sedang
29
Syahru Syahbana
80
100
1.00
Tinggi
30
Siti Rahma.
50
80
0.60
Sedang
31
Tia Afita
40
90
0.83
Tinggi
32
Tria S.Mausuli
70
100
0.66
Sedang
Terkecil
20
80
Terbesar
80
100
Jumlah
1610
2680
21.92
Nilai Rata-rata
50.31
83.75
0.68
Sedang
Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat Pre Test adalah 20, sedangkan nilai terendah pada saat Post Test 70. Nilai tertinggi pada skor Pre Test adalah 80, sedangkan nilai tertinggi pada skor Post Test sebesar 100. Dari tabel di atas tersebut bisa kita lihat semua siswa hasil belajarnya meningkat. Untuk hasil belajar siklus II diperoleh rata-rata 0,68. Nilai tersebut menunjukkan kemampuan siswa dengan menerapkan pembelajaran aktif model index card match yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini sudah tercapai. d. Tahap Refleksi Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II, diperoleh deskripsi bahwa pembelajaran aktif model Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hasil belajar yang dicapai siswa telah mencapai indikator yang telah ditetapkan pada awal penelitian dan hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus I suah terjadi penyempurnaan pada siklus II. Seluruh siswa sudah melebihi KKM atau dapat dikatakan keberhasilan mencapai 100%. Dengan demikian, indikator pada penelitian ini sudah tercapai sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
51
Keputusan dari siklus II, yaitu : Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh dari hasil belajar dan aktifitas belajar siswa juga respons siswa yang positif tentang model pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran aktif Metode Jigsaw, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan kemampuan psikomotorik siswa dalam memahami materi yang disampaikan sudah mencapai kriteria yang diharapkan. Ini terbukti dengan nilai N-Gain pada Pre Test siklus I sebesar 52,5 meningkat pada Post Test menjadi 78,75 dan nilai N-Gain pada Pre Test siklus II sebesar 50.31 meningkat pada Post Test menjadi 83.75. dengan nilai terendah pada siklus I 60 (di bawah KKM) dan tertinggi 100. Atau dapat dikatakan pada siklus II nilai yang dicapai siswa sudah melebihi KKM sebsar 70. Oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan lagi ke tindakan pembelajaran siklus III.
D. Pemeriksaan Keabsahan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar obsevasi, wawanara catatan lapangan dan tes hasil belajar. Hasil lembar observasi dididskusikan dengan guru kalaborator. Pengecekan terhadap hasil observasi dilakukan secara berulang oleh peneliti. Selain itu peneliti membandingkan hasil lembar obsevasi dengan hsil catatan harian peneliti. Setiap akhir siklus I dan II dilakukan akumulasi hasil lembar observasi siklus I dan siklus II. Hasil
wawancara
ditulis
secara
rinci
sehingga
memudahkan
memudahkan peneliti dalam mnganalisis hasil wawancara dibaca secara berulan oleh peneliti untuk menghindari kesalahan dalam menganalisis hasil wawancara. Hasil wawancara dibandingkan dengan hasil observasi dan catatan lapangan peneliti untuk memperkuat data. Peneliti mendiskusikan hasil wawancara dengan guru kolaborator. Tes hasil belajar yang digunakan peneliti sudah diuji validitas dan realibitasnya, di mana tes hasil belajar digunakan untuk Pre Test dan Post Test terhadap siswa untuk melihat perkembangan yang terjadi antara sebelum dan sesudah model pembelajaran aktif Metode Jigsaw digunakan.
52
E. Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yng diperoleh peneliti dari berbagai sumber. Diantaranya yaitu lembar observasi digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus.
F.Pembahasan Temuan Penelitian 1. Penggunaan Pembelajaran Metode Jigsaw dapat Meningkatkan Hasil Belajar PKN Siswa Proses pembelajaran yang dilakukan penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Al-mujahidin adalah menggunakan pembelajaran aktif model Metode Jigsaw. Sebelum dilakukannya tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Metode Jigsaw berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan guru dan siswa pada penelitian pendahuluan, ditemui beberapa maslaah dalam pembelajaran IPS, yaitu situasi kelas dalam proses pembelajaran tergolong dalam kelas yang ramai, dengan kreteria siswa yang berbeda-beda, ada yang pendiam dan ada yang aktif. Pada siklus I pembelajaran aktif model Metode Jigsaw belum efektif dikarenakan beberapa faktor. Diantaranya adalah siswa belum focus dalam mendengarkan penjelasan guru, masih terdapat siswa yang asik bercanda dengan teman sebangkunya sehingga suara ribut terdengar hingga ke luar kelas, dan pada saat penerapan model Metode Jigsaw masih ada beberapa siswa yang sibuk dengan pencarian soal dan jawaban. Selain itu kurangnya peneliti dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca buku karena materi dalam proses pembelajaran ini terlalu banyak,
dan
kurangnya
peneliti
dalam
mengarahkan
siwa
dan
membimbing siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya evaluasi pada siklus I kemudian diperbaiki pada siklus II dan hasil belajar pun meningkat. Secara keseluruhan pembelajaran yang telah dialukan pada siklus I dan terjadi peningkatan pada siklus II dengan menggunakan pembelajaran
53
aktif model Metode Jigsaw dalam kegiatan pembelajaran, telah berpusat pada siswa atau dapat dikatakan siswa lebih aktif. Dengan digunakannya Metode Jigsaw ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ini dapat dilihat pada nilai Pre Test dan nilai Post Test pada siklus I dengan jumlah Pre Test sebesar 1680 dengan rata-rata 52.5 meningkat pada jumlah Post Test sebesar 2520 dengan rata-rata 78,75. Dan memperoleh N-Gain sebesar 0,54 kategori sedang. Sedangkan pada Pre Test dan Post Test pada siklus II dengan jumlah Pre Test sebesar 1610 dengan rata-rata 50.31 meningkat pada jumlah Post Test sebesar 2680 dengan rata-rata 83.75. dan memperoleh N-Gain sebesar 0,68 kategori sedang. Dari hasil pengumpulan data dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran aktif model Metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Respon Siswa Setelah Penggunaan Pembelajaran Metode Jigsaw Berdasarkan
wawancara
kepada
beberapa
siswa
untuk
mengetahui apakah model pembelajaran Metode Jigsaw ini menyenangkan atau tidak dan apakah siswa mudah memahami materi dan membangkitkan semangat belajar siswa, maka peneliti melakukan wawancara dengan siswa setelah tindakan dengan penggunaan pembelajaran aktif model Metode Jigsaw Penggunaan pembelajaran aktif model Metode Jigsaw diperoleh informasi yaitu adanya respon positif dari siswa terhadap pembelajaran aktif model Metode Jigsaw dan sebagian besar siswa merespon positif terhadap pembelajaran aktif model Metode Jigsaw. Wawancara dilakukan pada hari Jumat , Mei 2013 tepatnya pada akhir penelitian yaitu pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pembelajaran aktif model Metode Jigsaw. Siswa terlebih dahulu dikelompokkan menjadi tiga kriteria yaitu tinggi, sedang dan rendah berdasarkan tes hasil belajar di setiap siklus. Pertanyaan yang akan ditanyakan kepada ketiga siswa adalah sama.
54
Tabel 4.4 Hasil Wawancara dengan Siswa Setelah Tindakan Siswa dengan Hasil Belajar Tinggi Peneliti
: Apakah kamu menyukai pembelajaran PKN menggunakan
model Metode Jigsaw ? Siswa
: “Ya, saya suka ”
Peneliti
: Metode manakah yang paling kamu sukai, pembelajaran
seperti biasa atau pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa
: “saya lebih suka Pembelajaran dengan Metode Jigsaw …! ”
Peneliti
: Pada bagian manakah yang kamu sukai/tidak sukai dari
pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa
: “Saya suka pada saat bagian menjadi ahli dalam kelompok
, kalau yang tidak disukai disukai , pada saat pembagian kelompok kelas jadi sangat berisik...!” Peneliti
: Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PKN
menggunakan model Metode Jigsaw ? Siswa
: “Menjadi lebih menguasai materi pelajaran”
Peneliti
: Apakah kamu jadi lebih sulit memahami pelajaran dengan
model Metode Jigsaw ? Siswa
: “Tidak , justru saya tambah ngerti”
Peneliti
: Apakah kamu aktif bertanya dalam pelajaran ini?
Siswa
: “Ya, ”
Peneliti
: Dalam model ini, apakah kamu yakin dapat mengerjakan
soal-soal yang ada? Siswa
: “Insya Allah yakin .”
Peneliti
: Apakah
model
ini
memotivasi
kamu
untuk
lebih
mempelajari PKN ? Siswa
: “yah,saya jadi Rajin membaca buku PKN ”
Peneliti
: Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari
pembelajaran dengan model Metode Jigsaw ini? Siswa
: “Kalau menurut saya kekurangannya yaitu bila ada yang
55
kurang menguasai materi pelajaran,maka kelompok tersebut jadi kurang berjalan dengan baik., trus kalau kelebihannya
semua siswa ingin
menguasi materi yang di tugaskan . ” Peneliti
: Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran PKN
menggukan model ini agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu Siswa
: “Metode
Jigsaw
itu
tidak
membosankan
bahkan
menyenangkan. Saran saya kalau bisa semua pelajaran menggunakan metode ini. ”
Siswa dengan Hasil Belajar Sedang Peneliti
: Apakah kamu menyukai pembelajaran PKN menggunakan
model Metode Jigsaw ini ? Siswa
: “Ia, karena menyenangkan”
Peneliti
: Metode manakah yang paling kamu sukai, pembelajaran
seperti biasa atau pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa
: “Pembelajaran Metode Jigsaw”
Peneliti
: Pada bagian manakah yang kamu sukai/tidak sukai dari
pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa
: “Saya suka pada saat teman saya menjelaskan materi”
Peneliti
: Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PKN
menggunakan model Metode Jigsaw? Siswa
: “Mudah memahami seluruh materi ”
Peneliti
: Apakah kamu jadi lebih sulit memahami pelajaran dengan
model Metode Jigsaw ? Siswa
: “Tidak ..”
Peneliti
: Apakah kamu aktif bertanya dalam pelajaran ini?
Siswa
: “Ya, …”
Peneliti
: Dalam model ini, apakah kamu yakin dapat mengerjakan
soal-soal yang ada?
56
Siswa
: “Yakin”
Peneliti
: Apakah
model
ini
memotivasi
kamu
untuk
lebih
mempelajari PKN ? Siswa
: “Ya, buat saya jadi semangat belajar di kelas”
Peneliti
: Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari
pembelajaran dengan model Metode Jigsaw ini? Siswa
: “Kekurangannya tidak ada , tapi kalo kelebihan di kelas
belajarnya jadi tidak membosankan ” Peneliti
: Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran PKN
menggukan model ini agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu Siswa
: “Metode Jigsaw ini menyenangkan, saran saya guru-guru
yang lain coba menggunakan metode ini”
Siswa dengan Hasil Belajar Rendah Peneliti
: Apakah kamu menyukai pembelajaran PKN menggunakan
model Metode Jigsaw ini ? Siswa
: “Ya, saya suka”
Peneliti
: Metode manakah yang paling kamu sukai, pembelajaran
seperti biasa atau pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa
: “Pembelajaran Metode Jigsaw …! ”
Peneliti
: Pada bagian manakah yang kamu sukai/tidak sukai dari
pembelajaran model Metode Jigsaw ini? Siswa
: “Saya suka banget pada saat menebak/menjawab pertanyaan
teman-teman! ” Peneliti
: Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PKN
menggunakan model Metode Jigsaw ? Siswa
: “Mudah dipahami dan lebih asyik”
Peneliti
: Apakah kamu jadi lebih sulit memahami pelajaran dengan
model Metode Jigsaw? Siswa
: “Tidak”
57
Peneliti
: Apakah kamu aktif bertanya dalam pelajaran ini?
Siswa
: “Lumayan ”
Peneliti
: Dalam model ini, apakah kamu yakin dapat mengerjakan
soal-soal yang ada? Siswa
: “Ya”
Peneliti
: Apakah
model
ini
memotivasi
kamu
untuk
lebih
mempelajari PKN ? Siswa
: “Ya”
Peneliti
: Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan dari
pembelajaran dengan model Metode Jigsaw ini? Siswa
: “Kekurangannya
tidak
ada,
kelebihannya
tidak
membosankan dan lebih santai dan pasti ” Peneliti
: Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran PKN
menggukan model ini agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu Siswa
: “Metode Jigsaw itu menyenangkan”
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan
menggunakan
model
Metode
Jigsaw
lebih
memudahkan siswa dalam memahami materi, dan siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran bahkan siswa merasa senang dan sangat antusias mengikuti pelajaran dengan menggunakan model Metode Jigsaw. Siswa sangat aktif dalam proses pembelajaran ini. Serta nilai siswa pun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran aktif model Metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PKN siswa dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PKN . Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan harus terlebih dahulu dilakukan pra tindakan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada saat sebelum menggunakan metode jigsaw. Pada pertemuan ini, guru menggunakan metode yang biasa
58
digunakan untuk mengajar sehari-hari, yaitu metode ceramah, jadi siswa dalam hal ini hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru, kemudian setelah itu guru memberikan lembar soal yang harus dikerjakan oleh siswa, hasil dari mengerjakan soal ini nanti akan dibandingkan dengan hasil sesudah menggunakan metode jigsaw. Data tindakan dan temuan serta refleksi tindakan yang diperoleh selama tiga siklus tindakan pembelajaran dipaparkan sebagai berikut:
1. Siklus Pertama (Selasa, 17 desember 2012) a. Perencanaan Pertemuan ini berlangsung selama 80 menit, kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus pertama ini dilaksanakan dengan menggunakan metode jigsaw, metode ini digunakan peneliti berdasarkan pada hasil observasi pada pre tes, selain itu metode ini digunakan peneliti untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang materi mengenal system pemerintahan pusat. Kegiatan belajar lebih dominan pada diskusi, karena berdasarkan pengamatan awal para siswa lebih suka bertanya kepada temantemannya dari pada bertanya secara langsung kepada guru Adapun hal-hal yang dipersiapkan dalam perencanaan ini yaitu: 1. Membagi dan menyusun nama-nama siswa untuk kelompok awal 2. Membagi dan menyusun kembali nama-nama siswa untuk kelompok ahli 3. Membuat ringkasan seluruh materi (secara garis besar) sebagai bahan bacaan siswa pada awal kegiatan 4. Membuat ringkasan untuk tiap-tiap tema yang kemudian akan dibagikan untuk kelompok awal sesuai dengan tema masingmasing. 5. Membuat pedoman penilaian 6. Membuat pedoman observasi untuk pertemuan pertama pada siklus Pertama Dalam pembelajaran PKN di kelas IV ini, sumber belajar
59
yang digunakan yaitu buku paket PKN untuk kelas IV SD yang diterbitkan oleh Erlangga yang memuat berbagai materi, salah satunya yaitu system pemerintahan pusat, dalam materi tersebut dibahas tentang hal-hal yang menyangkut tentang lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif, dan lain-lain.
b. Pelaksanaan Sebelum pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan, guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa pembelajaran yang akan mereka ikuti dalam 3 hari ke depan adalah merupakan tugas akhir yang harus dilaksanakan oleh peneliti, hal ini dilakukan agar siswa tidak bingung ketika mereka harus mengulangi lagi materi yang telah disampaikan oleh guru bidang studi, selain mengutarakan hal tersebut, guru juga mengemukakan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada pertemuan awal siklus pertama ini siswa mulai dibentuk menjadi 5 kelompok, semua kelompok terdiri dari 9 anak, kecuali 1 kelompok yang terdiri dari 8 anak, pembagian ini berdasarkan jumlah siswa dan jumlah tema atau bahasan yang akan mereka diskusikan, jumlah siswa yaitu 44 anak sedangkan jumlah tema atau bahasan yaitu 5 tema. Para siswa duduk secara melingkar dengan kelompok mereka masing-masing, pengaturan tempat duduk semacam itu untuk memberikan kesan berbeda dengan hari-hari biasa serta memudahkan mereka untuk berdiskusi dan tidak terganggu oleh kelompok lain. Kondisi kelas ketika pembagian kelompok agak sedikit gaduh karena para siswa masih
kebingungan
mencari
anggota
mereka
masing-masing,
meskipun begitu suasana kelas masih dalam kendali guru dan hal tersebut tidak sedikitpun mengurangi semangat siswa dalam belajar. Setelah pembagian kelompok selesai dan seluruh siswa telah duduk
dalam kelompok mereka
masing-masing,
guru mulai
membagikan bahan bacaan kepada seluruh siswa, setelah itu guru
60
memberikan intruksi kepada siswa untuk membaca dan memahami ringkasan tersebut, dan setelah itu mereka harus membuat 1-2 pertanyaan yang berhubungan dengan materi hari ini. Ketika mereka disuruh untuk membuat pertanyaan sebagian siswa mulai sedikit kebingungan karena mereka tidak pernah membuat pertanyaan sebelumnya, akan tetapi untuk sebagian yang lain merasa bahwa membuat
pertanyaan bukanlah sesuatu yang sulit, setelah semua
selesai membuat pertanyaan, kemudian pertanyaan tersebut dilipat dan dimasukkan kedalam kotak yang telah disediakan oleh guru. .Gambar 4.1 MI- ALMUJAHIDIN-BENDA KOTA TANEGANG
Photo papan nama MI ALMUJAHIDIN
Gambar 4.2 Pembentukan Kelompok
Gambar 4.3 Siswa Dalam
Kelompok Awal Sedang Berdiskusi
61
Kemudian setelah sesion membuat pertanyaan selesai (siswa masih duduk berkelompok seperti semula) guru mulai membagikan bahan diskusi sesuai dengan tema kelompok masing-masing, untuk kelompok 1 yang akan dibahas yaitu lembaga legislatif, untuk kelompok 2 yaitu lembaga eksekutif, untuk kelompok 3 yaitu lembaga yudikatif, untuk kelompok 4 yaitu BPK dan KPU, dan untuk kelompok 5 yaitu menteri dan pejabat setingkat menteri, guru memberikan intruksi kepada siswa untuk mendiskusikan tema-tema mereka masing-masing serta menjelaskan kepada mereka bahwa setelah mereka selesai diskusi, mereka harus menyampaikan kepada kelompok lain apa yang telah mereka dapatkan ketika berdiskusi dengan kelompok awal. Kegiatan diskusi berlangsung dengan berbagai macam kendala, diantaranya masih banyak siswa yang belum mengerti bagaimana cara melakukan diskusi, hal ini disebabkan karena mereka tidak pernah melakukan diskusi sebelumnya, oleh karena itu guru memberikan sedikit pengarahan kepada mereka, beberapa kelompok melaksanakan diskusi dengan baik, yaitu kelompok 3, 4, dan 5, sedangkan untuk kelompok 1 dan2 masih memerlukan bimbingan guru. Gambar 4.4 Siswa dalam kelompok ahli sedang berdiskusi
62
Gambar 4.5 Siswa Dalam Kelompok Ahli Sedang Berdiskusi
Setelah diskusi dengan kelompok awal selesai, guru mulai mengacak kembali kelompok tersebut menjadi kelompok ahli, dalam pembagian kelompok ahli ini, siswa dapat mengkondisikan diri, mereka tidak lagi bingung dan membuat gaduh saat pembagian berlangsung, mereka lebih memilih mendengarkan dengan seksama nama-nama mereka dipanggil secara bergantian, dan berpindah tempat dengan tenang tanpa banyak bicara dan bertanya, pada pembagian kelompok ahli ini siswa mulai dapat mengikuti dengan baik arah pembelajaran. Setelah pembagian kelompok ahli selesai, guru memastikan bahwa tiap-tiap kelompok terdiri dari 9 anak utusan dari tema yang berbeda-beda, kemudian guru memberikan sedikit penjelasan bahwa mereka harus saling bertukar pengetahuan/informasi yang telah mereka dapatkan dalam kelompok awal. Guru mengatur jadwal presentasi para siswa, misalkan siswa dari kelompok legislatif (1) mendapatkan jatah presentasi pertama, presentasi ini berlangsung serempak untuk semua kelompok, begitu seterusnya sampai semua tema dipresentasikan. Setelah presentasi selesai, guru mengajak siswa untuk membahas pertanyaan yang telah mereka kumpulkan diawal kegiatan, caranya yaitu setiap kelompok harus mengirimkan 1 anggotanya untuk mengambil pertanyaan dalam kotak, kemudian guru akan menunjuk secara acak kelompok mana yang harus menjawab pertanyaan terlebih dahulu, sebagian besar pertanyaan yang mereka ambil dapat dijawab dengan baik, meskipun masih ada beberapa
63
jawaban yang kurang sempurna, selain itu ada juga beberapa siswa yang mendapat pertanyaan yang lucu-lucu dan tidak sedikit pula yang tidak bisa dibaca dan dipahami, jika siswa mendapat pertanyaan yang tidak dapat dipahami, maka mereka harus mengambil lagi pertanyaan dalam kotak. Pada akhir pertemuan guru memberikan klarifikasi terkait dengan jawaban dari siswa, guru juga menyuruh siswa untuk tetap duduk secara kelompok berdasarkan kelompok ahli, kemudian guru menyuruh siswa untuk belajar di rumah karena minggu depan akan diadakan ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan metode ini. c. Pengamatan Pada pertemuan pertama siklus pertama ini siswa masih terlihat bingung, kelas belum kondusif, siswa masih bingung dengan materi yang lalu, padahal pada pertemuan pertama ini guru harus sudah menerapkan metode jigsaw, meskipun demikian pembelajaran harus tetap berjalan, jadi dalam hal ini guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai jalannya pembelajaran pada hari ini, berdasarkan pengamatan penulis pada pertemuan pertama ini masih banyak hal yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan, misalnya suara guru harus bisa lebih keras daripada suara gaduh anak-anak, selain itu interaksi antara guru dan siswa juga harus ditingkatkan, meskipun masih banyak gangguan dan hambatan secara garis besar pembelajaran pada pertemuan pertama berlangsung dengan lancar. d. Refleksi Pada pertemuan pertama siklus pertama ini, masih terdapat beberapa kendala, meskipun demikian hal tersebut tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran, waktu pertemuan juga telah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Adapun hal-hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan antara lain:
64
1.Siswa masih kesulitan ketika membuat pertanyaan, hal ini disebabkan karena siswa jarang dan hampir tidak pernah mengajukan pertanyaan kepada guru, mereka tidak pernah bertanya jika ada hal yeng tidak mereka pahami, hal ini membuat siswa kesulitan dalam membuat pertanyaan 2.Ketika
pembagian
kelompok
awal
siswa
juga
sulit
untuk
dikondisikan, mereka masih bingung dengan cara belajar yang akan mereka lakukan, selain itu mereka juga masih memilih-milih teman sekelompok, oleh karena itu mereka masih membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kelompok masing-masing. 3. Siswa belum pernah melaksanakan diskusi sebelumnya, jadi ketika mereka disuruh untuk berdiskusi, mereka masih sangat kebingungan, masih ada 2 kelompok yang belum dapat berdiskusi dengan baik. Kendala-kendala diatas masih dapat diatasi oleh guru, sehingga tidak mengganggu jalannya pembelajaran, selain kendala juga terdapat beberapa pencapaian yang diperoleh siswa antara lain: 1. Kompetensi dasar dapat dicapai dengan baik 2. Sebagian besar siswa mulai bisa membuat pertanyaan. 3. Siswa yang tadinya pendiam mulai berani mengemukakan pendapat 4. Kegiatan pembelajaran tidak hanya didominasi oleh anak-anak yang biasanya pintar 5. Semua siswa aktif dalam pembelajaran
2. Siklus Kedua (Selasa, 24 desember 2012) a. Perencanaan Perencanaan pada pertemuan pertama siklus kedua ini berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama siklus pertama, pada pertemuan pertama siklus pertama, siswa telah berdiskusi mengenai materi system pemerintahan pusat, dari hasil
65
pengamatan sebagian besar siswa telah memahami materi struktur pemerintahan pusat, oleh karena itu pada pertemuan pertama siklus kedua ini siswa akan diuji tingkat keberhasilannya melalui lisan dan tes tulis. Pada pertemuan kadua ini (terkait dengan tes) ada beberapa hal yang harus terlebih dahulu dipersiapkan, yaitu: 1. Membuat sekotak pertanyaan terkait dengan materi 2. Membuat lembar soal yang terdiri dari pilihan ganda 20 nomor,dan soal uraian 10 nomor 3. Menentukan skor untuk tiap-tiap soal sesuai dengan rumus yang telah ditentukan, untuk soal uraian tiap nomor berbeda-beda seperti dibawah ini: Tabel 4.1 Penskoran soal uraian Soal
Skor
Bobot
Nomor
Nilai Betul
Salah
Kurang Tepat
1.
3
1
2
2
2.
3
1
2
3
3.
3
1
2
3
4.
3
1
2
3
5.
3
1
2
3
6.
3
1
2
4
7.
3
1
2
4
8.
3
1
2
4
9.
3
1
2
4
10.
3
1
2
3
66
b. Pelaksanaan Pada pertemuan pertama siklus kedua ini siswa tetap duduk secara berkelompok berdasarkan pada kelompok ahli, kemudian guru memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilakukan pada hari ini. Guru telah menyiapkan sekotak pertanyaan yang akan dipakai untuk menguji para siswa secara lisan caranya yaitu guru menunjuk 1 siswa untuk maju ke depan dan mengambil 1 pertanyaan dan membacakannya kemudian menunjuk 1 temannya secara acak untuk menjawab pertanyaan tersebut, jika temannya tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan, maka dia mendapat hukuman yaitu bernyanyi di depan kelas, dalam pelaksanaannya sebagian besar siswa bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Ada 3 siswa yangmendapat hukuman menyanyi, lagu yang mereka nyanyikan bermacammacam, ada lagu dari group band Ungu, Peterpan, dan Nijdi, ketika para siswa tersebut melantunkan lagu-lagu pilihan mereka serentak kelas menjadi ramai dengan sorak-sorai para siswa yang tertawa mendengar suara nyanyian dari teman mereka. Pelaksanaan tes lisan ini berlangsung dengan tertib. Setelah pelaksanaan tes lisan, kemudian siswa melaksanakan tes tulis, siswa tetap duduk secara berkelompok, guru mulai membagikan naskah soal, siswam mulai mengerjakan soal-soal tersebut, tes ini berlangsung dengan tenang, para siswa berkonsentrasi dengan soal mereka masing-masing, terkadang ada beberapa anak yang meminta bantuan temannya, jika melihat hal itu guru langsung menegurnya. Peraturan dalam mengerjakan soal ini yaitu siswa dilarang mencontek ataupun menanyakan jawaban kepada temannya. Guru memberikan waktu 50 menit untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Ketika guru menyatakan bahwa waktunya tinggal 10 menit, para siswa langsung berbondong-bondong mengumpulkan pertanyaan mereka di meja guru, sebagian besar siswa mengumpulkan pertanyaan
67
tepat pada waktunya, dan beberapa siswa mengumpulkan soal lebih dari batas waktu yang telah ditentukan Setelah semua kegiatan inti selesai, guru memberikan tugas rumah kepada semua kelompok, yaitu setiap kelompok harus membuat rangkuman diskusi pada pertemuan pertama, setelah itu berpesan kepada siswa agar mereka belajar di rumah, pembelajaran hari ini ditutup dengan salam.
c. Pengamatan Pertemuan kali ini siswa cenderung lebih aktif, mereka mulai antusias dengan kegiatan belajar mengajar, tanpa diberi perintah para siswa langsung dengan sendirinya membentuk kelompok, pada pertemuan kali ini juga tidak lepas dari berbagai macam gangguan kecil dari para siswa, misalnya pada saat mereka disuruh mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok awal, terdapat beberapa anak yang tidak bisa mempresentasikannya, justru mereka menyuruh teman sekelompoknya untuk mencatat sendiri. Kegaduhan terjadi ketika pembagian kelompok ahli, hal ini terjadi karena setelah para siswa dapat menyesuaikan diri dengan kelompok awal mereka harus terpisah dan menyesuaikan diri kembali dengan kelompok ahli, banyak diantara mereka yang mengeluh, dan bahkan ada yang tidak bersedia untuk dipindah, akan tetapi hal ini harus tetap dilakukan demi kalancaran proses pembelajaran
d. Refleksi Pada pertemuan pertama siklus II ini tidak terdapat kendala yang berarti, siswa sudah mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, selain itu para siswa banyak yang mampu menjawab pertanyaan secara lisan dari guru, ini merupakan pencapaian yang bagus dalam pembelajaran ini, banyak perubahan positif yang terjadi pada siswa, siswa mampu menjawab 20 pertanyaan pilihan ganda dan
68
10 pertanyaan uraian dengan baik, selain itu siswa juga lebih berani berekspresi di depan kelas, misalnya jika guru meminta sukarelawan untuk membantu di depan kelas, mereka akan berebut untuk maju. Secara garis besar pelaksanaan RPP dapat dikatakan telah tuntas, meskipun ada beberapa kegiatan yang tidak masuk dalam RPP akan tetapi terlaksana dalam praktek RPP, seperti membuat yel-yel kelompok, karena pada waktu pertemuan pertama para siswa belum terpikirkan untuk membuat yel yel, akhirnya mereka membuat yel-yel pada pertemuan kedua, yel-yel yang mereka buat sangat kreatif dan yang lebih penting membuat para siswa lebih semangat untuk belajar. Meskipun terdapat kegiatan yang tidak masuk dalam RPP, hal itu tidak menghambat jalannya pembelajaran, justru sebaliknya kegiatan tersebut justru dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar
3. Siklus Ketiga (Selasa, 31 desember 2012) a. Perencanaan Pelaksanaan siklus ketiga ini hanya 1 kali pertemuan, sama dengan dua siklus sebelumnya. Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada siklus ketiga berdasarkan pada pengamatan dan refleksi pada siklus kedua, persiapan yang dilakukan yaitu: a. Membuat struktur pemerintahan pusat yang masih kosong diatas kertas manila b. Membuat daftar pertanyaan untuk tes lisan c. Membuat lembar jawaban dari kertas manila dan dibentuk garisgaris seperti pada buku tulis, kemudian jawaban yang telah ditulis tersebut per barisnya ditutupi dengan kertas manila yang lain, sehingga jawabannya bisa dibuka dan ditutup. Siklus ketiga ini tidak jauh berbeda dengan siklus kedua yaitu berisi tentang pengujian hasil belajar siswa pada siklus pertama, setelah pada siklus kedua para siswa mengerjakan soal secara individu, maka pada siklus ketiga ini lebih ditekankan pada tes secara
69
kelompok, karena tes secara kelompok belum pernah dilaksanakan, pada siklus pertama pertemuan pertama memang terdapat nilai per kelompok akan tetapi nilai itu hanya menilai seputar diskusi, dan bukan tes kelompok, jadi tes secara kelompok juga perlu untuk dilaksanakan
b. Pelaksanaan Pertemuan pertama siklus ketiga merupakan tes secara kelompok, pada awal pelajaran siswa menjawab beberapa pertanyaan guru tentang materi pada pertemuan pertama di siklus I, pertemuan kali ini siswa masih duduk secara berkelompok berdasarkan kelompok ahli,
pada
kegiatan
inti
guru
mulai
menempelkan
struktur
pemerintahan pusat dan dibantu oleh beberapa siswa, kemudian guru mulai menjelaskan langkah-langkah pembelajaran pada hari ini, serta menjelaskan kepada siswa cara berkompetisi dalam mengisi struktur pemerintahan tersebut, beberapa kelompok sangat antusias ketika mendengar kompetisi tersebut. Langkah selanjutnya yaitu guru mulai memberikan aba-aba kepada siswa untuk melengkapi struktur tersebut dengan cara mengisinya dari jabatan yang paling bawah, kelompok yang mengancungkan tangan terlebih dahulu maka dia berhak mengisi kotak pertama, begitu seterusnya sampai semua kotak terisi. Dalam pelaksanaanya ada beberapa kelompok yang masih salah dalam menjawab. Kemudian langkah selanjutnya yaitu guru dibantu oleh siswa menempelkan lembar jawaban dari kertas manila di papan tulis, kemudian guru menyiapkan 10 pertanyaan untuk semua kelompok, tiap kelompok harus memiliki juru bicara untuk menjawab pertanyaan tersebut, pertanyaan ini tidak bersifat rebutan, tiap kelompok mendapatkan 2 pertanyaan yang diambil secara acak, kemudian guru akan memilih dan menunjuk kelompok mana yang telah siap untuk
70
menjawab, setelah mereka menjawab pertanyaan tersebut guru akan mencocokkan jawaban siswa tadi dengan cara membuka lembar jawaban sesuai dengan nomor pertanyaan yang diperoleh siswa tersebut. Jika jawaban mereka benar maka mereka akan mendapatkan poin, dan jika jawaban mereka salah maka mereka tidak akan mendapatkan poin. Pada kegiatan akhir guru mengumumkan kelompok terbaik dan menutup pelajaran dengan salam.
c. Pengamatan Pada pertemuan terakhir ini banyak perkembangan positif yang dicapai oleh siswa, para siswa semakin antusias karena dalam tiga kali mpertemuan ini mereka mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda-beda dan bervariasi, hal ini ditunjukkan dengan peran aktif mereka dalam berbagai hal, misalnya menjawab pertanyaan sambil melompat-lompat penuh dengan percaya diri, kegembiraan ketika mereka melihat gurunya datang dan merekapun dengan terburuburu masuk ke dalam kelas.
d. Refleksi Para siswa menunjukkan nilai yang bagus pada pertemuan terakhir ini, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) telah terlaksana dengan tuntas, kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pertemuan inipun sebagian besar telah tercapai, pelaksanaan RPP memang tidak akan bisa sempurna, dalam prakteknya akan tetap ada hambatan dan gangguan, pada pertemuan terakhir ini pun juga masih terdapat beberapa gangguan, misalnya ada beberapa siswa yang tidak masuk karena sakit, akibatnya ada 2 kelompok yang manggotanya berkurang, dan hal ini bagi anggota kelompok yang lain merupakan masalah karena jumlah anggota mereka tidak sama dengan jumlah anggota kelompok lain.
71
Meskipun demikian secara garis besar pelaksanaan RPP pertemuan terakhir ini tidak mengalami gangguan yang dapat mengubah atau membelokkan dari rencana semula.
G. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode Jigsaw, penelitian ini terdiri dari 3 siklus, tiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Tiap satu pertemuan mencakup perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Untuk mengetahui pelaksanaan dua metode ini dapat dilihat pada bahasan paparan hasil. metode Jigsaw ini digunakan untuk memberikan pemahaman secara langsung kepada peserta didik. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Pembentukan kelompok pada pembelajaran PKN ini tiap kelompoknya terdiri dari 8-9 anak. Pembelajaran model Jigsaw merupakan suatu model pembelajaran agar siswa belajar ke dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Dengan demikian diharapkan prestasi belajar siswa di bidang studi PKN akan meningkat. Pada siklus pertama peneliti akan langsung menerapkan metode jigsaw untuk menyampaikan materi system pemerintahan pusat (sebelum masuk pada siklus I, peneliti telah melakukan pre tes terlebih dahulu), pada siklus pertama ini pada awalnya siswa masih banyak yang bingung untuk membentuk kelompok, akan tetapi mereka tetap mengikuti intruksi dari guru, sehingga mereka mulai memahami apa yang dimaksudkan oleh guru. Kegiatan diskusi berlangsung dengan lancar, meskipun masih terdapat 1-2 siswa yang belum faham, kegiatan diskusi dapat mengasah keberanian siswa dalam
72
berbicara di depan umum. Kegiatan berdiskusi juga memberikan pelajaran pada siswa untuk belajar bekerja bersama orang lain, dalam bekerja sama dengan orang lain siswa juga mendapat pelaran pelajaran tentang saling menolong diantara sesama teman. Berdasarkan pada observasi siklus satu guru merasa bahwa siswa mulai berhasil menguasai materi, oleh karena itu maka pada siklus kedua ini guru memutuskan untuk memberikan tes tulis secara individu kepada semua siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka atas konsep tersebut. Kemudian pada siklus terakhir atau ketiga guru merasa harus diadakan lagi pematangan pemahaman siswa tentang sistem pemerintahan pusat lewat tes lisan. peneliti mengambil metode jigsaw berdasarkan observasi awal sebelum tindakan, hasil observasi menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai bertanya kepada teman mereka sendiri dari pada bertanya kepada guru, hal ini disebabkan karena siswa merasa takut akan ditertawakan temannya ketika mereka salah mengajukan pertanyaan kepada guru, akhirnya mereka memutusan untuk bertanya kepada temannya sendiri, oleh karena itulah peneliti menggunakan metode ini, selain itu metode jigsaw juga dapat mendorong siswa untuk berani berbicara secara aktif dikelas, dan ternyata metode ini dapat membuat siswa bekerja keras untuk memahami materi yang mereka dapatkan. Terlepas dari semua hambatan dan gangguan yang ada, dapat dikatakan bahwa penerapan perpaduan metode learning start with a question dan jigsaw dapat memberikan efek positif terhadap cara belajar siswa. Perbandingan prestasi siswa antara pra tindakan dan pasca tindakan yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui peningkatan yang terjadi ketika menerapkan metode ini dapat dilihat pada lampiran 15. Adapun hasil dalam lampiran tersebut menunjukkan dalam soal pilihan ganda terdapat 28 siswa mendapatkan peningkatan nilai pada pasca tindakan, sedangkan 25 siswa lainya mendapat nilai tetap. Sedangkan untuk nilai soal uraian 35 siswa mendapat kenaikan nilai dan 2 siswa mendapat nilai
73
tetap sedangkan 6 siswa nilainya semakin turun. Nilai rata-rata untuk pilihan ganda pra tindakan yaitu 41, 86 sedangkan untuk pasca tindakan yaitu 46,27. Untuk nilai uraian pra tindakan yaitu 49,11 dan sesudah tindakan yaitu 54,61. Untuk mengetahui perubahan hasil tindakan, jenis data yang bersifat kuantitatif yang didapatkan dari hasil evaluasi dianalisis menggunakan rumus26: Post Rate-Base Rate Base Rate
× 100
Keterangan: P
= Presentase peningkatan
Post rate = Nilai rata-rata sesudah tindakan Base rate = Nilai rata-rata sebelum peningkata Jadi, untuk nilai rata-rata pilihan ganda mengalami kenaikan sebesar 10,53% dengan perhitungan sebagai berikut: 46,27- 41,86 X 100 - 4,41 X 100 – 441 – 10,53% 41,86 41,86 41,86 Sedangkan untuk nilai rata-rata soal uraian mengalami kenaikan sebesar 11, 19% dengan perhitungan sebagai berikut: 54,61- 49,11 X 100 – 5,5 X 100 – 550 – 11,19% di revisi lagi 49,11 49,11 49,11 Soal latihan yang diberikan pada pertemuan pra tindakan berbeda dengan soal latihan yang diberikan sesudah tindakan, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran soal tes. Untuk pilihan ganda dan uraian sebagaimana telah dijelaskan pada bagian kajian pustaka. Nilai maksimal 99 untuk soal uraian jika jawaban siswa betul semua dan nilai maksimal 100 untuk multiple choice jika jawaban siswa juga betul semua
26
Faizatul Fitriyah. Meningkatkan Motivasi Belajar Mufradat dan Qowa’id Melalui Strategi Index Card Matc pada Mata pelajaran Bahasa Arab di Kelas V MI Ar-Rahmah Bendo Jabung Malang, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2009, hal. 95-96
74
H. Keterbatasan Penelitian Dalam mata pelajaran PKN banyak sekali kompetensi yang dicapai oleh siswa, oleh karena itu dalam penelitian ini hanya akan dikaji yaitu standar kompetensi mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat, sedang kompetensi dasar yang ingin dicapai yaitu mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPK, dan menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti presiden, wakil presiden, dan para menteri.
75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Penggunaan metode jigsaw sangat efektif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dan menumbuhkan motivasi belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Benda Kota Tangerang 2. Proses perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Benda kota Tangerang terfokus pada materi mengenal sistem pemerintahan pusat. Langkah awal perencanaan tindakan ini meliputi: menetapkan materi, mengkaji buku PKN kelas IV SD penerbit Erlangga, menyusun dan mengembangkan silabus, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat rangkuman seluruh materi, membuat rangkuman seluruh materi berdasarkan topiktopik, membuat pertanyaan, membuat lembar LKS, membuat papan jawaban dari kertas manila, menyusun instrument pengumpulan data, diantaranya: instrumen observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa, instrument wawancara guru dan siswa. 3. Proses pelaksanaan metode jigsaw pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Benda kota Tangerang dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Siklus I pertemuan I guru menerapkan metode jigsaw sepenuhnya, pada siklus II pertemuan I guru memberikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan, pada siklus III pertemuan I guru mengadakan kuis kelompok untuk lebih mematangkan pengetahuan siswa. 4. Proses evaluasi pembelajaran menggunakan metode jigsaw pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Benda kota Tangerang dilaksanakan dengan cara memberikan latihan soal kepada siswa untuk melihat hasil belajarnya setelah menggunakan metode jigsaw, kemudian hasil belajar
75
76
tersebut dibandingkan dengan hasil belajar sebelum menggunakan metode jigsaw untuk mengetahui peningkatan yang terjadi. Dan ternyata terbukti dengan menggunakan metode
jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk soal pilihan ganda meningkat sebesar 10, 53% dan untuk soal uraian meningkat sebesar 11, 19%.
B. Implikasi Pembelajaran dengan menggunakan metode
jigsaw sangat baik
diterapkan dalam proses belajar mengajar. Hakikatnya adalah melalui pemberian materi pelajaran menggunakan metode
jigsaw sekaligus akan
menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar. Oleh karena itu bagi pengajaran lainnya yang paling diutamakan adalah menumbuhkan motivasi anak dalam belajar, maka salah satunya melalui pemberian materi pelajaran dengan menggunakan metode jigsaw
C. Saran 1. Guru harus bisa lebih kreatif dalam mengajar untuk mengembangkan dan memakai berbagai macam metode, yang sesuai dengan materi pelajaran sehingga siswa tidak bosan dan menerima pelajaran sebagai mestinya. 2. Pemilihan metode, media, alat dan bahan serta sumber sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik siswa, materi dan kelas. 3. Seharusnya siswa yang aktif dikelas bukan guru, oleh karena itu sebaiknya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuan mereka sendiri dengan berbagai cara. 4. Para siswa hendaknya berusaha lebih aktif dalam pembelajaran, seperti menggali informasi sedalam-dalamnya tentang materi yang akan dibahas sehingga pengetahuan yang mereka dapat tidak hanya mengandalkan pemberian dari guru.
77
DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bakhri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional Haryalesmana,
Devid. 2008. Pendekatan Metode Jigsaw. (Online), (http://masdevid).blogspot.com/2009/04/pendekatan-metodejigsaw.html, diakses 8 Mei 2012
Mardalis, 2006 Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal Jakarta: Bumi Aksara. Moeleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya. Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda karya. Robert Bogdan & Steven J. Taylor, 1992 Pengantar Metoda Kualitatif Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial Surabaya: Usaha Nasional. Wahib,
Moch. 2009. Cooperayive Learning Tehnik Jigsaw. http://www.wahib-dr.com/cooperative-learning-teknik jigsaw.html, diakses 8 Mei 2012
(Online),
Wahidmurni. 2008. Penelitian Tindakan Kelas dari Teori Menuju Praktek. Malang: UM PRESS Zaini, Hisyam, Munthe, Barmawy dan Aryani, Sekar Ayu. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi .Jogjakarta CTSD
78
Lampiran 1 RPP Siklus 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: MI Al-Mujahidin
Mata Pelajaran
: Pkn
Kelas/Semester
: 1V/Genap
Tahun Pelajaran
: 2012/2013
A. Standar Kompetensi Mengenal lembaga-lembaga Negara dan Sistim Pemerintahan Pusat B. Kompetensi Dasar Mengenal lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat seperti Lembaga Legislatif, Lembaga Yudikatif , Lembaga Eksekutif .
C. Indikator 1.
Mengenal lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK .
2. Menyebutkan lembaga-lembaga negara dan pemerintahan pusat. 3. Menyebutkan fungsi-fungsi lembaga-lembaga-negara dan
pemerintahan
pusat .
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat mengidentifikasi lembaga-lembaga negara dan pemerintahan pusat. 2. Siswa dapat mengetahui lembaga-lembaga negara dan pemerintahan pusat. 3. Siswa dapat menjelaskan kembali fungsi-fungsi lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat .
79
E. ALOKASI WAKTU 2 X 35 Menit
F. MATERI PEMBELAJARAN o Materi Pokok: Sistim Pemerintahan Pusat . o Materi Uraian:
Pemerintahan Pusat Pemerintahan pusat di pimpin oleh presiden . Dibawah presiden ada beberapa lembaga . berikut bagian-bagian pemerintahan pusat : A. Lembaga –Lembaga Negara 1. Lembaga legislatif Lembaga legislatif adalah lembaga Negara yang memegang kekuasaan memebentuk undang-undang. Lembaga ini terdiri atas DPR, DPD dan MPR, 2. Lembaga yudikatif Lembaga yudikatif adalah lembaga Negara yang memegang kekuasaan di bidang kehakiman.lembaga ini bebas dari campur tangan siapapun.lembaga yudikatif juga yang mmenyelenggarakan pradilan guna menegakan hukun dan keadilan.lembaga yudikatif terdiri atas,MA,MK,dan KY 3.
Lembaga eksekutif Lembga eksekutif artinya lembaga yang memegang
kekuasaa
pemerintahan.lembaga eksekutif didpimpin oleh presiden dan wakil presiden.juga
dibantu
menteri-menteri
dan
lembaga
Negara
lainnya.lembaga eksekutif itulah yang disebut pemerintahan pusat. B. Pemerintahan Pusat. Pemerintahan Pusat dipimpin oleh presiden .dibawah presiden ada beberapa lembaga.Berikut bagian-bagian Pemerintahan Pusat 1. Presiden Dan Wakil Presiden 2. Kementerian Negara
80
3. Sekertaris Kabinet 4. Lembaga pemerintahan non departemen 5. Kejaksaan 6. Badan ekstra stuktural 7. Badan indefenden 8. TNI dan POLRI 9. Perwakilan ri di luar negeri G. METODE PEMBELAJARAN Kooperatif Tipe Jigsaw
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN I.
Pendahuluan Kegiatan Guru
1. Guru
Kegiatan Siswa
menyampaikan
1. Siswa
berdiri
Nilai Karakter dan
salam pembuka kemudian
menjawab
salam
membaca do‟a bersama-
kemudian
berdo‟a
sama kemudian mencatat
bersama-sama.
1. Berani 2. Religius 3. Tekun
kehadiran siswa. 2. Guru
menyampaikan
2. Siswa
menyimak
1. Disiplin
tujuan pembelajaran yang
pelajaran yang akan
2. Tekun
merupakan
disampaikan guru.
3. Cinta ilmu
menggali
3. Siswa menyimak dan
1. Cinta ilmu
pengetahuan
awal
menjawab pertanyaan
2. Rasa ingin tahu
kemampuan
siswa
tentang materi yang
3. Berpikir logis
kompetensi
yang harus dikuasai siswa hari ini. 3. Guru
terhadap materi yang akan dibahas.
akan dibahas.
81
III. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Guru menjelaskan tentang
1. Siswa
Lembga –Lembaga Negara
Nilai Karakter
mendengarkan
penjelasan guru.
2. Religius
dan Pemerintahan Pusat
2. Guru
meminta
3. Tekun
siswa
2. Siswa
membaca kembali Lembga –Lembaga
1. Berani
Negara
membaca
yang
diperintah guru.
1. Disiplin 2. Tekun
dan
3. Cinta ilmu
Pemerintahan Pusat
2. Elaborasi Kegiatan Guru Guru
mambagi
beberapa untuk
Kegiatan Siswa
siswa
kelompok mendiskusikan
tentang Lembaga
1. Siswa
Nilai Karakter
membuat
1. Cinta ilmu
dan
2. Tanggung
kelompok
mulai berdiskusi.
dan
3. Disiplin 2. Siswa
mulai
Pemerintahan Pusat
mempresentasikan
1. Guru
menyuruh
hasil
siswa
untuk
mempresentasikan
Diskusi
jawab
Lembga– Negara
Metode
4. Berani 5. Kreatif
diskusi
kelompok masing-
1. Berani
masing.
2. Disiplin
hasil diskusi.
Diskusi
3. Kreatif
3. konfirmasi Kegiatan Guru 1. Guru kesempatan
memberi kepada
siswa untuk bertanya
Kegiatan Siswa 1. Siswa memanfaatkan kesempatan bertanya.
untuk
Nilai Karakter
Metode
1. Berani 2. Tanggung
Tanggung
jawab
jawab
82
tentang materi
yang
3. Disiplin
belum di pahami.
4. Rasa ingin tahu
2. Guru
meluruskan
kesalahan pemahaman,
2. Siswa
menyimak
penjelasan dari guru.
1. Tekun 2. Tanggung
memberikan
jawab
penguatan,
dan
3. Kreatif
menyimpulkan.
II. Penutup Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Guru memberikan 1. Mengerjakan tugas umpan
balik
terhadap
proses
dan
yang diberikan guru
Nilai Karakter 1. Tanggung jawab. 2. Kreatif
dengan semangat.
hasil
pembelajaran dengan memberikan tugas.
2. Guru
bersama-
sama
dengan
siswa
menutup
pelajaran dengan berdo‟a
bersama
membaca „hamdalah‟.
2. Bersama guru siswa menutup
pelajaran
dengan
membaca
„hamdalah‟
1. Tekun 2. Religius
Ceramah
83
Tugas terstruktur
Diskusi terkait lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat.
Mendeskripsikan lembaga-lembaga Negara dan
pemerintahan tingkat
pusat. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)
Membuat kliping
terkait lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan
tingkat pusat. I. SUMBER BELAJAR Buku paket PKn LKS
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
1. Mengenal lembagalembaga Negara dan
Bentuk Instrumen
a. Tes unjuk Tes uji petik kerja
Instrumen
kerja
Bekerja
sama
secara
berkelompok
mencari
pemerintahan tingkat
tahu tentang
lembaga-
pusat
lembaga
Negara
pemerintahan b. Tes tulis
Pilihan Ganda
dan
tingkat
pusat Pertanyaan: 1. DPD kependekan dari…. a. Dewan Pimpinan Daerah. b. Dewan Perwakilan Daerah . c. Dewan
84
Penasehat Tes tulis
Pilihan ganda
Daerah. d. Dewan Pembina Daerah 2. Salah satu tugas mahkamah konstitusi adalah : a. Menangani sengketa kewenangan lembaga negara b. Menangani sengketa tanah c. Mengawasi hakim
2. Menyebutkan lembagalembaga
negara
pemerintahan pusat
dan Tes tulis
pengadilan Pilihan ganda
d. Menangani laporan
tindak
pidana
dan
perdata 3. Lembaga
Negara
yang popkoknya mengawasi jalannya pemerintahan adalah : a. DPR b. DPD c. Presiden.
tugas
85
d. MPR. Jawaban 1. b. 2. a. 3. a. Pertanyaan: 4. Salah satu organisasi pemerintahan
tingkat
pusat adalah .......... a. Presiden b. Wakil presiden c. Para menteri d. Semua benar
3. Menyebutkan fungsi
fungsilembaga-
lembaga-negara
dan
pemerintahan pusat .
5. Lembaga
yudikatif
adalah
lembaga
kekuasaan
dibidang
….. a. Kehakiman. b. Ekonomi c. Sosial . d. Kesehatan . 6. Lembaga
eksekutif
dipimpin oleh : a. MPR. b. DPR. c. PRESIDEN. d. MA 7. Lembaga Negara yang memegang kekuasaan membentuk
undang-
undang adalah.............
86
a. DPR.MPR,DPD. b. DPR,MPR,MA. c. DPR,MPR KY. d. DPR,MPR,Presiden . Jawaban: 4. d 5. a 6. c 7. a
8. Lembaga
yang
bertugas
melakukan
pengawasan pelaksanaan RUU. a. DPD b. MPR c. PRESIDEN d. MA 9. Salah satu fungsi DPR adalah: a. Mengesahkan anggaran dan
belanja
pendapatan
negara. b. Mengajukan RUU c. Mengubah
dan
menetapkan UUD d. Menguji
UU
terhadap
UUD
1945.
87
10. Salah
satu
tugas
presiden selaku kepala negara adalah .......... a. Memberi Grasi. b. Memberi Amnesti . c. Memberi Abolisi . d. Semua benar. Jawaban 8. a 9. a 10. d J. PENILAIAN Tangerang, Maret 2014 Mengetahui, Kepala MI Al-Mujahidin
Wafa Sholehah S.Ag.
.
Guru Mata Pelajaran
A.Khorudin
88 Lampiran 2 Kisi-Kisi Soal Siklus 1 KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN HARIAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Satuan Pendidikan
: MI Al-Mujahidin Kota Tangerang
Alokasi Waktu
: 25 Menit
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
No
1
Standar
Kompetensi
Kls/
Kompetensi
Dasar
Smtr
Mengenal
Mengenal
lembaga-
Materi
Jumlah Soal Indikator
: 10 Butir Soal Indikator
Bentuk
Ranah
No
Soal
Tes
kognitif
soal
Mengenal
1.Mengenal
Mengenal
lembaga-
lembaga-
lembaga-lembaga
lembaga-
lembaga Negara
lembaga
lembaga
Negara dan
lembaga
dan Sistim
Negara dan
Negara dan
pemerintahan
Negara dan
Pemerintahan
pemerintahan
Sistim
tingkat pusat
pemerintahan
Pusat
tingkat pusat
Pemerintahan
seperti
Pusat
IV
PG
C1
1
2
tingkat pusat
Lembaga Legislatif,
3
Lembaga Yudikatif , Lembaga Eksekutif .
1
89
89 2
Menyebutkan
2.Menyebutkan
lembaga-lembaga
lembaga-lembaga
negara dan
negara dan
pemerinta
pemerinta
han pusat
han pusat PG
C2
4
3.Menyebutkan 5
fungsi-fungsi lembaga-lembaga-
6
negara dan Menyebutkan
pemerintahan pusat
fungsi-fungsi
7
lembaga-lembaga3
negara dan
PG
C2
8
pemerintahan pusat 9
10
90
Lampiran 3 RPP Siklus 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 2 Nama Sekolah
: MI Al-Mijahidin
Mata Pelajaran
: PKn
Kelas/Semester
: IV/Genap
Tahun Pelajaran
: 2012/2013
A. STANDAR KOMPETENSI Mengenal lembaga-lembaga Negara dan Sistim Pemerintahan Pusat B. KOMPETENSI DASAR Mengenal lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat seperti Lembaga Legislatif, Lembaga Yudikatif , Lembaga Eksekutif .
C. INDIKATOR 4.
Mengenal lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK .
5. Menyebutkan lembaga-lembaga negara dan pemerintahan pusat. 6. Menyebutkan fungsi-fungsi lembaga-lembaga-negara dan
pemerintahan
pusat .
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 4. Siswa dapat mengidentifikasi lembaga-lembaga negara dan pemerintahan pusat. 5. Siswa dapat mengetahui lembaga-lembaga negara dan pemerintahan pusat. 6. Siswa dapat menjelaskan kembali fungsi-fungsi lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat .
1
91
E. ALOKASI WAKTU 2 X 35 Menit
F. MATERI PEMBELAJARAN o Materi Pokok: Sistim Pemerintahan Pusat . o Materi Uraian:
Pemerintahan Pusat Pemerintahan pusat di pimpin oleh presiden . Dibawah presiden ada beberapa lembaga . berikut bagian-bagian pemerintahan pusat : C. Lembaga –Lembaga Negara 4. Lembaga legislatif Lembaga legislatif adalah lembaga Negara yang memegang kekuasaan memebentuk undang-undang. Lembaga ini terdiri atas DPR, DPD dan MPR, 5. Lembaga yudikatif Lembaga yudikatif adalah lembaga Negara yang memegang kekuasaan di bidang kehakiman.lembaga ini bebebas dari campur
siapapun.lembaga
yudikatif
juga
yang
mmenyelenggarakan pradilan guna menegakan hukun dan keadilan.lembaga yudikatif terdiri atas,MA,MK,dan KY 6. Lembaga eksekutif Lembga eksekutif artinya lembaga yang memegang kekuasaa pemerintahan.lembaga eksekutif didpimpin oleh presiden dan wakil presiden.juga dibantu menteri-menteri dan lembaga Negara
lainnya.lembaga
eksekutif
itulah
yang
disebut
pemerintahan pusat. D. Pemerintahan Pusat. Pemerintahan Pusat dipimpin oleh presiden .dibawah presiden ada beberapa lembaga.Berikut bagian-bagian Pemerintahan Pusat 10. Presiden Dan Wakil Presiden
92
11. Kementerian Negara 12. Sekertaris Kabinet 13. Lembaga pemerintahan non departemen 14. Kejaksaan 15. Badan ekstra stuktural 16. Badan indefenden 17. TNI dan POLRI 18. Perwakilan RI di luar negeri G. METODE PEMBELAJARAN Kooperatif Tipe Jigsaw
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN III.
Pendahuluan Kegiatan Guru
4. Guru
Kegiatan Siswa
menyampaikan
4. Siswa
berdiri
Nilai Karakter dan
salam pembuka kemudian
menjawab
salam
membaca do‟a bersama-
kemudian
berdo‟a
sama kemudian mencatat
bersama-sama.
4. Berani 5. Religius 6. Tekun
kehadiran siswa. 5. Guru
menyampaikan
5. Siswa
menyimak
4. Disiplin
tujuan pembelajaran yang
pelajaran yang akan
5. Tekun
merupakan
disampaikan guru.
6. Cinta ilmu
menggali
6. Siswa menyimak dan
4. Cinta ilmu
pengetahuan
awal
menjawab pertanyaan
5. Rasa ingin
kemampuan
siswa
tentang materi yang
kompetensi
yang harus dikuasai siswa hari ini. 6. Guru
terhadap materi yang akan dibahas.
akan dibahas.
tahu 6. Berpikir logis
93
III.Kegiatan Inti 3. Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
3. Guru menjelaskan
3. Siswa
tentang Lembga –
mendengarkan
penjelasan guru.
5. Religius
Lembaga Negara dan
6. Tekun
Pemerintahan Pusat
4. Siswa
membaca
yang
diperintah guru.
4. Disiplin
4. Guru meminta siswa membaca Lembga
4. Berani
5. Tekun
kembali
6. Cinta
–Lembaga
Negara
ilmu
dan
Pemerintahan Pusat
4. Elaborasi Kegiatan Guru Guru
mambagi
siswa
Kegiatan Siswa 4. Siswa
membuat
beberapa kelompok untuk
kelompok
mendiskusikan
mulai berdiskusi.
tentang
dan
Lembga–Lembaga Negara dan Pemerintahan Pusat 2. Guru menyuruh siswa
Nilai Karakter
Metode
6. Cinta ilmu 7. Tanggung
Diskusi
jawab 8. Disiplin
5. Siswa
mulai
mempresentasika hasil
9. Berani 10. Kreatif
untuk
n
diskusi
mempresentasikan
kelompok
4. Berani
hasil diskusi.
masing-masing.
5. Disiplin 6. Kreatif
Diskusi
94
6. Konfirmasi Kegiatan Guru 3. Guru
Kegiatan Siswa
memberi
kesempatan
kepada
siswa untuk bertanya tentang materi
Nilai Karakter
3. Siswa memanfaatkan kesempatan
untuk
5. Berani 6. Tanggung
Tanggun
jawab
g jawab
bertanya.
yang
Metode
7. Disiplin
belum di pahami.
8. Rasa ingin tahu
4. Guru
meluruskan
kesalahan pemahaman,
4. Siswa
menyimak
penjelasan dari guru.
4. Tekun 5. Tanggung
memberikan
jawab
penguatan,
dan
6. Kreatif
menyimpulkan.
IV.
Penutup
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
3. Guru memberikan 3. Mengerjakan tugas umpan terhadap
balik proses
dan
yang diberikan guru
Nilai Karakter 3. Tanggung jawab. 4. Kreatif
dengan semangat.
hasil
pembelajaran dengan memberikan tugas.
4. Guru
bersama-
sama
dengan
siswa
menutup
pelajaran dengan
4. Bersama guru siswa menutup
pelajaran
dengan
membaca
„hamdalah‟
3. Tekun 4. Religius
Ceramah
95
berdo‟a
bersama
membaca „hamdalah‟.
Tugas terstruktur
Diskusi terkait lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat.
Mendeskripsikan lembaga-lembaga Negara dan
pemerintahan tingkat
pusat. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)
Membuat kliping
terkait lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan
tingkat pusat. I. SUMBER BELAJAR
Indikator Pencapaian
1. Mengenal lembagalembaga Negara dan
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
c. Tes unjuk
Tes uji petik
Bekerja sama secara
kerja
berkelompok mencari
kerja
pemerintahan tingkat
tahu
tentang
pusat
lembaga-lembaga Negara Pilihan Ganda d. Tes tulis
dan
pemerintahan tingkat pusat Pertanyaan: 1. DPD
kependekan
dari…. a. Dewan Pimpinan Daerah. b. Dewan Perwakilan
96
Daerah . Tes tulis
c. Dewan Penasehat Daerah. d. Dewan Pembina Daerah
2.Menyebutkan lembaga
lembaga-
negara
Pilihan ganda 2.
dan
Salah satu tugas mahkamah
pemerintahan pusat
konstitusi adalah : a. Menangani sengketa kewenangan lembaga negara b. Menangani sengketa tanah c. Mengawasi hakim pengadilan d. Menangani laporan tindak pidana dan perdata 3. Lembaga Negara yang Tes tulis
tugas
popkoknya
mengawasi
jalannya
pemerintahan adalah : a. DPR Pilihan ganda
b. DPD c. Presiden. d. MPR.
Jawaban 1.b.
97
2.a. 3.a.
Pertanyaan: 4.Salah satu organisasi pemerintahan
tingkat
pusat adalah .......... a.
Presiden
b. Wakil presiden c. Para menteri
3.Menyebutkan fungsi-fungsi
d. Semua benar
lembaga-lembaga-negara
5..Lembaga
yudikatif
dan pemerintahan pusat .
adalah
lembaga
kekuasaan dibidang ….. a.
Kehakiman.
b. Ekonomi c. Sosial . d. Kesehatan . 6..Lembaga
eksekutif
dipimpin oleh : a.
MPR.
b. DPR. c. Presiiden d. MA 7.Lembaga yang
Negara memegang
kekuasaan membentuk undang-undang adalah............. a.
DPR.MPR,DPD.
98
b. DPR,MPR,MA. c. DPR,MPR KY. d. DPR,MPR,Presid en . Jawaban: 4. d 5. a 6. c 7. a
8
.Lembaga
bertugas
yang
melakukan
pengawasan pelaksanaan RUU. a.
DPD
b. MPR c. PRESIDEN d. MA 9.Salah
satu
fungsi
DPR adalah: a.
Mengesahkan anggaran belanja dan
pendapatan
negara. b. Mengajukan RUU c. Mengubah
dan
menetapkan UUD d. Menguji
UU
terhadap
UUD
99
1945. 10.Salah
satu
tugas
presiden selaku kepala negara adalah .......... a.
Memberi Grasi.
b. Memberi Amnesti . c. Memberi Abolisi . d. Semua benar.
Jawaban 8. a 9. a 10. d -Buku Paket PKn -LKS J. PENILAIAN Tangerang, Maret 2014 Mengetahui, Kepala MI Al-Mujahidin
Wafa Sholehah S.Ag.
Guru Mata Pelajaran
A.Khorudin
100 Lampiran 4 Kisi Kisi Soal Siklus 2 KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN HARIAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Satuan Pendidikan
: MI Al-Mujahidin Kota Tangerang
Alokasi Waktu
: 25 Menit
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
No Standar
Kompetensi Dasar
Kompetensi 1
Kls/
Jumlah Soal
Materi
Indikator
: 10 Butir Soal
Indikator Soal
Smtr
Mengenal
Mengenal lembaga-
Mengenal
1.Mengenal lembaga-
Mengenal
lembaga-
lembaga Negara dan
lembaga-
lembaga Negara dan
lembaga-
lembaga
pemerintahan tingkat
lembaga
pemerintahan tingkat
lembaga
Negara dan
pusat seperti
Negara dan
pusat
Negara dan
Sistim
Lembaga Legislatif,
Sistim
Pemerintahan
Lembaga Yudikatif ,
Pemerintahan
Pusat
Lembaga Eksekutif .
Pusat
IV
Bentuk
Ranah
No
Tes
kognitif
soal
PG
C1
1
2
pemerintahan tingkat pusat
3
PG
1
C2
4
101
101 2.Menyebutkan 5
lembaga-lembaga negara dan pemerinta
6
han pusat
7 Menyebutkan
2
lembaga-
3.Menyebutkan fungsi-
lembaga negara
fungsi lembaga-
dan pemerinta
lembaga-negara dan
han pusat
pemerintahan pusat
Menyebutkan
8
PG
C2
9
fungsi-fungsi lembagalembaga-negara dan pemerintahan pusat
10
102
Lampiran 5
FOTO- FOTO PROSES PEMBELAJARAN
1