SISI KEHIDUPAN ANAK JALANAN
DISUSUN OLEH: KELOMPOK A ADAM THIANZI ZAKARYA 11.02.8129 D3 MANAJEMEN INFORMATIKA (DRS. M. KHALIS PURWANTO, MM)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL RI. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kekehadirat Tuhan Yang Maha Esa akhirnya makalah pancasila tentang kehidupan anak jalanan di dunia pendidikan dapat terselesaikan juga. Banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi dalam penulisan makalah ini mulai dari ide,pencarian bahan hingga dorongan untuk menyelesaikannya pun menjadi masalah yang rumit yang harus dipecahkan. Akhirnya dengan niat dan terkumpulnya bahan-bahan yang cocok membuat pekerjaan ini menjadi tidak sia-sia. Pengalaman saya ketika hidup diantara orang-orang miskin dan kumuh membuat saya terinspirasi dan mengangkatnya dalam tugas kali ini karena dalam pancasila sila kedua yang berbunyi “ kemanusiaan yang adil dan beradab” membuat saya melihat hamper separuh dari penduduk di Indonesia khususnya anak-anak menjadi korban dalam hak asasi manusia.
Dalam makalah yang saya buat ini memberikan informasi tentang kehidupan anak jalanan yang dunia pendidikannya hilang dan hak dalam manusianya terambil. Sehingga diharapkan para pembaca mengetahui benar kejadian atau realita sebuah kehidupan anak-anak pinggiran yang terabaikan dan kita sebagai makhluk ekonomi yang punya akal dan naluri setidaknya dapat membantu meskipun sedikit saja bantuan kita akan tetapi dapat meringankan kehidupan „si kecil yang terabaikan‟.
Dan tidak lupa kami selalu punya banyak kesalahan baik dalam penulisan kata maupun dalam kalimatnya. Sehingga, kami membutuhkan sekali masukkan-masukkan dari pembaca sekalian sehingga makalah ini benar-benar menajdi berguna bagi yang membuat maupun yang membacanya. Adam Thianzi Z.
SINOPSIS Anak jalanan yang sering kali dikatakan orang sebagai alat pencari uang bagi kaum premanisme ternyata mempunyai hak dan kewajiban. Mereka yang selama ini hidup menyendiri berteman dengan sesama anak jalanan membuat mereka lupa bahkan sengaja dilupakan untuk mendapatkan hak-hak itu berbagai harapan ketika mereka hidup di dunia ini menjadi sesuatu yang sulit bahkan kecil kemungkinan untuk didapat, berbeda dengan anak-anak yang hidup serba berkecukupan mereka mampu dan pasti mendapatkan apa yang mereka inginkan dan impian mereka pun dapat terwujud meskipun tidak banyak.
Itu lah yang membedakan kehidupan anak-anak pinggiran dengan anak-anak mewah. Padahal anak-anak jalanan butuh yang dinamakan pendidikan. Jadi tidak hanya mereka yang punya uang saja yang bias sekolah tapi bagi mereka yang punya harapan terkecil pun ingin seperti anak lainnya. Kenyataannya apakah mereka bisa begitu, apakah uang yang kita bayarkan dan kita anggap pajak bahkan subsidi benarbenar untuk mereka.
Mereka yang punya hak sama seperti kita apa bisa sama dengan kita mendapat apa yang kita dapat. Jelas mereka butuh dan mau apa yang kita lakukan dan inginkan selama ini.lalu adakah bukti bahwa mereka telah mendapatkannya.
Kata kunci : Kehidupan anak jalanan,pendidikan
LATAR BELAKANG MASALAH Beberapa tahuhn terakhir ini, di Indonesia perhatian warga masyarakat terhadap kehidupan anak-anak makin meningkat. Hal ini didorong oleh rasa kemanusiaan dan kondisi anak yang makin terpuruk. Kini sosok anak-anak di Indonesia tampil dalam kehidupan yang kian tak menggembirakan. Hal itu tampak dari kian meningkatnya jumlah anak jalanan. Kondisi mereka hanya teramati dari tampilan fisiknya saja. Padahal di balik tampilan fisik itu ada kondisi yang memperihatinkan bahkan kadangkadng lebih dahsyat.
Anak jalanan adalah sebuah fenomena nyata bagian dari kehidupan. Fenomena nyata yang menimbulkan permasalahan sosial yang komplek. Keberadaan anak jalanan diabaikan dan tidak dianggap ada oleh sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat awam. Salah satu dampak penyebab adanya anak jalanan adalah kemiskinan. Harga BBM yang melambung tinggi membuat harga bahan pokok pun semakin melonjak sehingga jumlah keluarga miskin pun bertambah.
UUD 1945 pasal 27 ayat 2 menyebutkan bahwa “fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara”. Kemudian UU No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan keputusan presiden RI No.36 tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on The
Right
of
The
Child.
Semua
itu
jelas
menyebutkan pemerintah punya tanggung jawab terhadap pemeliharaan anak-anak terlantar dan tak terkecuali
anak
jalanan
serta
mereka
juga
mendapatkan hak-hak asasi yang mereka inginkan sebagaimana hak-hak normal yang lain.
Lalu
apakah
benar
kenyataan
yang
ada
sekarang
dengan
yang
diharapkan,sesuaikah dengan itu semua. Ternyata sangat berbanding terbalik antara yang diharapkan dengan fakta dilapangan. Hak-hak yang seharusnya diterima oleh anak-anak tersebut belum dapat terpenuhi, sehingga mereka memilih untuk hidup di jalan.
Berkaitan dengan anak jalanan, umumnya mereka berasal dari keluarga yang pekerjaannya berat dan ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif. Mereka hidup tidak punya arah dan tujuan, memang ada yang mempunyai keluarga tapi ada juga yang sama sekali tidak punya keluarga.
RUMUSAN MASALAH Anak jalanan sering diperlakukan tidak adil dan sewenang-wenang hanya karena statusnya anak jalanan. Seandainya mereka bukan bagian dari anak jalanan mungkin perlakuan yang didapat berbeda lagi. Selama ini banyak sekali program-program penanganan yang katanya diberikan untuk anak-anak jalanan, akan tetapi selalu ada bukti dilapangan dan fakta atau kenyataan yang berbanding terbalik dengan yang dikatakan. Pertanyaannya adalah mengapa bisa begitu padahal pemerintah sudah memberlakukan program dan sudah dimsukan dalam penetapan berjangka. Jawabannya adalah karena mereka tidak melihat sisi hak-hak anak yang juga melekat dalam diri anak tersebut, sehingga mereka para anak jalanan tersebut semakin
betah
dengan
tempat
tinggal
atau
lingkungan
yang
selama
ini
membesarkannya. Contohnya saja ketika dilakukan sweeping atau razia secara nyata banyak melakukan pelanggaran hak anak untuk mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan. Kebijakan-kebijakan yang dibuat hanya untuk menguntungkan disatu pihak,sedangkan tidak bagi anak-anak. Mungkin bagi anak-anak mereka tidak mengerti apa yang dibicarakan, akan tetapi bagi kita sebagai orang yang membantu mereka, sebagai saudara, orang tua atau bangsa yang masih satu darah mungkin akan paham mengapa hak anak sebegitu pentingnya buat kita semua.
Adanya diskriminasi dan marginalisasi anak jalanan untuk mendapatkan hakahaknya sebagai anak sangatlah sulit sehingga menjauhkan mereka untuk dapat hak yang semestinya didapatkannya. Padahal keberadaan mereka hanya karena tidak tepenuhinya hak-hak mereka selama ini. Adanya kekerasan dalam rumah tangga dan keadaan ekonomi merupakan penyebab mereka turun ke jalan.
PENDEKATAN SECARA SOSIOLOGIS Pengertian anak jalanan atau sering disebut juga gelandangan menurut beberapa tokoh yang salah satunya adalah Menurut Sudarsono anak jalanan adalah mereka yang tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap, yang secara yuridis tidak berdomisili otentik, disamping itu mereka merupakan kelompok yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan layak menurut ukuran masyarakat pada umumnya dan mereka sebagian besar tidak mengenal nilainilai keluhuran. Sudarsono juga mengatakan bahwa anak jalanan mempunyai ciri-ciri yakni : a) Mudah tersinggung perasaannya b) Mudah putus asa dan cepat murung, kemudian nekat tanpa dapat dipengaruhi secara mudah oelh orang lain yang ingin membantunya c) Kurangnya kasih saying d) Tidak mau bertatap muka dengan orang lain,dalm artian tidak mau melihat orang secara terbuka e) Sangat labil dan cenderung susah untuk berubah meskipun sudah diberi pengarahan yang positif f) Memiliki keterampilan akan tetapi keterampilan ini tidak dapat di ukur dengan ukuran normatif masyarakat. Faktor-faktor penyebab menjadi anak jalanan a) Keluarganya bermasalah b) Kurang pendidikan c) Kurang kasih sayang dan kehangatan jiwa d) Kehilangan hak untuk bermain,bergembira,bermasyarakat, dan hidup merdeka
PEMBAHASAN Setiap orang memiliki harapan dan cita-cita serta mimpi yang ingin diwujudkan. Sama seperti yang diinginkan mereka anak-anak jalanan,walaupun mereka sering dianggap tidak memiliki sesuatu yang menonjol dalam dirinya, mereka tetap memiliki harapan dan cita-cita untuk kedepannya. Keputusan mereka memilih jalan sebagai anak jalanan bukan tanpa alasan tetapi mereka punya sebab mengapa mereka melakukan hal itu. Banyak faktor dan penyebabnya seperti masalah keluarga dan ekonomi merupakan beberapa faktor yang mendorong mereka untuk menjadi anak jalanan.
Mereka mengawali kegiatannya di
jalanan
pengaruh
karena
banyaknya
dan
penyebab,seperti
faktor misalnya
di
lingkungan keluarga. Pola asuh di setiap
keluarga
berbeda-beda
tergantung bagaimana orang tua mengasuh anaknya. Kebanyakan orang
tua
mengassuh
dengan
cara-cara yang keras dengan dalih melatih disiplin anak sehingga anak menjadi tidak betah dirumah. Pola asuh yang tidak tepat inilah yang menjadikan mereka untuk memilih hidup dijalanan ketimbang dirumah. Kemudian pola asuh yang dialami dalm bentuk kekerasan dan pengabaian. Kekerasan seperti itu dilakukan oleh ayah dalam bentuk fisik seprti penganiayaan dan pemukulan sedangkan dalam bentuk verbal seperti caci maki dan kemarahan. Lalu pengabaian yang dialami ketika subjek
memiliki saudara yang banyak sehingga kurangnya pengawasan dan kurangnya perhatian membuatnya pergi dari rumah.
Pada faktor ekonomi seperti pekerjaan orang tua yang dekat sekali dengan garis kemiskinan dan dekat sekali dengan area jalanan membuat subjek terdorong untuk terjun dan membantu keluarganya agar kebutuhan mereka terpenuhi seperti tukang parkir, pengamen, pedagang asongan, bahkan ada pula yang tidak bekerja. Untuk tingkat kesejahteraan bisa dikatakan belum memenuhi standar yang diinginkan.
Selain itu juga pengalaman merupakan bagian hidup dari seorang anak jalanan,karena pengalaman adalah sesuatu yang telah dialami dalam hidupnya sehingga itu menjadikannya latar belakang sebagai anak jalanan.
KESIMPULAN Latar belakang anak menjadi anak jalanan, mempengaruhi pembentukan dasar diri dalam hidupnya. Latar belakang menjadi anak jalanan dikarenakan keadaan ekonomi keluarga, pola asuh yang tidak tepat dan pengalaman hidup yang dialaminya. Penyebab awal mereka terjun ke jalanan pada umumnya karena kondisi keluarga dan perekonomian yang tidak menentu dan mereka juga sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan mereka tidak betah dirumah.
Aktivitas yang dilakukan mereka pun beragam mulai dari mengamen, menjadi penjual asongan,hingga pengemis. Semua itu mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan fisik mereka dan kebutuhan fisik keluarga mereka. Dibalik ini semua mereka menginginkan sebuah harapan yang sangat berharga yaitu memiliki kehidupan yang lebih baik dan sejahtera.
Jadi pada dasarnya pemberdayaan anak-anak jalanan seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang manusiawi dan berpihak satu sama lain bukan hanya salah satu saja. Seperti melakukan berbagai program pendidikan , bimbingan belajar, pendidikan agama, pelatihan seni,kreatifitas dan olahraga serta adanya forum yang memiliki rasa kekeluargaan sehingga mereka tidak sendiri dan merasa kesepian bahkan mereka akan terus bahagia dengan cara yang benar.
SARAN BAGI SUBJEK Subjek sebenarnya masih memiliki peluang masa depan yang sangat lama dan panjang jadi jangan takut untuk mengambil keputusan untuk berubah selama itu benar. Lalu niat dan kemauan akan menuntun anda menjadi lebih baik jika anda ingin mempunyai harapan lebih baik dari sebelumnya. Banyak cara yang bisa kita lakukan bersama teman-teman yang lain agar mereka juga bisa merasakan hal yang sama, jangan malu untuk berpendapat karena selalu ada masukkan-masukkan yang akan selalu membantu.
BAGI PEMERINTAH DAN APARAT Pemerintah sebaiknya jangan terlalu cepat untuk mengambil keputusan dalam membuat sebuah peraturan. Karena belum tentu peraturan yang dibuat itu selalu menguntungkan bagi semua orang dan jangan melanggar hak-hak yang telah ada sejak kodratnya seperti anak-anak, karena akan menyengsarakan kehidupannya kedepan.
BAGI ORANG TUA Sebaiknya pola asuh yang diterapkan jangan sampai membuat anak tidak nyaman dirumah atau sampai melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan karena dengan begitu anda sudah menyelematkan rumah tangga anda dan menyelamatkan keharmonisan rumah tangga. Jangan sekali-sekali untuk mengeksploitasi anak demi kepentingan sendiri karena itu sama saja melanggar apa yang menjadi haknya.
REFERENSI www.arrosyadi.wordpress.com/2010/08/08/nasib-anak-jalanan-di-harianak-nasional/ http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179548-pengertiananak-jalanan/#ixzz1bctcuWHo Mangkoesapoetra, Arief Achmad. 2005. Pemberdayaan Anak Jalanan. Bandung. Wijayanti, Pratiwi. 2010. Aspirasi Anak Jalanan. Semarang.