SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Ilmu Falak Dalam bahasa Arab, kata al-falak itu semakna dengan kata al-mada>r yang berarti garis/tempat perjalanan bintang.1 Sedang dalam bahasa Inggris, ia semakna dengan kata orbit yang berarti lingkaran.2 Jadi kalimat: Orbit of the earth about the sun berarti lingkaran bumi sekeliling matahari. Kadangkadang, kata falak itu berarti “lingkaran langit atau cakrawala”.3 Di dalam al-Qur’an, kata falak ini dapat ditemukan sebanyak dua kali, yakni dalam surat al-Anbiya>’ ayat 33 dan surat Ya>sin ayat 40, dan masing-masing diberi makna “garis edar”.4 Sementara dalam terjemahan bahasa Inggris, Yusuf Ali menggunakan makna “orbit”.5 Ilmu ini disebut Ilmu Falak, karena ilmu ini mempelajari lintasan benda-benda langit. Disebut juga dengan Ilmu H{isa>b, karena ilmu ini menggunakan perhitungan. Disebut pula dengan Ilmu Ras}d, karena ilmu ini memerlukan pengamatan.
1
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Juga disebut dengan Ilmu Mi>qa>t, karena ilmu ini mempelajari batas-batas waktu.6 Adapun dalam pengertian istilah, banyak definisi yang dikemukakan para ahli, antara lain: 1. Ilmu Falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit, tentang fisiknya, geraknya, ukurannya dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya.7 2. Ilmu Falak adalah ilmu yang mempelajari benda-benda langit, matahari, bulan, bintang dan planet-planetnya.8 3. Ilmu Falak adalah ilmu pengetahuan mengenai keadaan (peredaran, perhitungan dsb.) bintang-bintang.9 Dari berbagai definisi di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang letak, pergerakan dan sifat-sifat matahari, bulan, bintang, planet (termasuk bumi) disebut Astronomi. Ilmu Falak sebagai bagian dari ilmu Astronomi mempelajari hal yang berkaitan dengan benda-benda langit, baik dari segi bentuk, ukuran, fisik, posisi, gerakan maupun hubungan satu dengan lainnya. Ilmu Falak juga disebut Kosmografi. Bila ilmu Falak bermakna pengetahuan bidang edar, maka Kosmografi berarti catatan tentang alam semesta (kosmos = alam semesta; graphein = menulis).10 B. Kegunaan Mempelajari ilmu Falak pada dasarnya mempunyai dua kegunaan yang saling berkaitan. Pertama, untuk penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terkait ini, dalam sejarah keemasan Islam muncul para astronom Muslim terkenal yang mengembangkan ilmu Falak melalui berbagai percobaan dan penelitian secara intensif. Hasil karya mereka ternyata memberikan kontribusi yang amat berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern, baik di Timur 2
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
maupun di Barat. Kedua, sejak dahulu ummat Islam telah memanfaatkan ilmu ini, terutama untuk kepentingan ibadah, misalnya untuk h}isa>b awal waktu shalat, arah qiblat, awal bulan qamariyah, gerhana bulan (khusu>f) maupun matahari (kusu>f). C. Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Falak. Ilmu falak atau ilmu h}isa>b pada garis besarnya ada dua macam, yaitu ‘ilmi> dan ‘amali>.11 Ilmu falak ‘ilmi} adalah ilmu yang membahas teori dan konsep benda-benda langit, misalnya dari segi asal mula kejadiannya (cosmogoni), bentuk dan tata-himpunannya (cosmologi), jumlah anggotanya (cosmografi), ukuran dan jaraknya (astrometrik), gerak dan gaya tariknya (astromekanik), dan kandungan unsurunsurnya (astrofisika). Ilmu falak yang demikian ini disebut theoretical astronomy. Sedangkan ilmu falak ‘amali> adalah ilmu yang secara teknis melakukan perhitungan untuk mengetahui posisi dan kedudukan benda-benda langit antara satu dengan lainnya. Ilmu falak ‘amali> ini disebut practical astronomy. Ilmu falak ‘amali> inilah yang oleh masyarakat umum dikenal dengan ilmu falak atau ilmu h}isa>b. Bahasan ilmu falak yang dipelajari dalam Islam adalah yang ada kaitannya dengan pelaksanaan ibadah, sehingga pada umumnya ilmu falak ini mempelajari 4 bidang, yakni: 1. Arah kiblat dan bayangan arah kiblat. 2. Waktu-waktu shalat . 3. Awal bulan. 4. Gerhana. Ilmu falak yang membahas arah kiblat pada dasarnya adalah menghitung besaran sudut yang diapit oleh garis meridian
3
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
yang melewati suatu tempat yang dihitung arah kiblatnya dengan lingkaran besar yang melewati tempat yang bersangkutan dan ka’bah, serta menghitung jam berapa matahari itu memotong jalur menuju ka’bah. Sedangkan ilmu falak yang membahas waktu-waktu shalat pada dasarnya adalah menghitung tenggang waktu antara ketika matahari berada di titik kulminasi atas dengan waktu ketika matahari berkedudukan pada awal waktu-waktu shalat Pembahasan awal bulan dalam ilmu falak adalah menghitung waktu terjadinya ijtima’> (konjungsi), yakni posisi matahari dan bulan berada pada satu bujur astronomi, serta menghitung posisi bulan ketika matahari terbenam pada hari terjadinya konjungsi itu. Sementara yang dibahas dalam gerhana adalah menghitung waktu terjadinya kontak antara matahari dan bulan, yakni kapan piringan bulan mulai menutupi piringan matahari dan lepas darinya pada gerhana matahari, serta kapan pula bulan mulai memasuki kerucut bayangan bumi dan tidak dikenai sinar matahari sehingga bulan menjadi gelap (gerhana bulan). D. Sejarah Perkembangan Ilmu Falak Di dalam al-Qur’an banyak kita temukan ayat-ayat yang memberi isyarat dan sekaligus motivasi agar ummat Islam mempelajari, menguasai dan mengembangkan ilmu Falak. Isyarat tersebut bisa diketahui antara lain melalui 3 hal berikut: 1. Istilah-istilah astronomi yang digunakan oleh al-Qur’an, misalnya kata al-najm atau al-nuju>m (bintang-bintang), alburuj> (kumpulan bintang), al-ard} (bumi), al-syams (matahari), dan al-qamar (bulan). 2. Ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan keadaan, posisi dan gerak benda-benda langit, misalnya surat Yu>nus (10): 512, 4
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
yang menjelaskan bahwa Allah swt menetapkan manzilah (orbit) bagi perjalanan bulan supaya dapat diketahui bilangan waktu dan perhitungannya; al-Isra>’ (17): 1213, yang menjelaskan tentang manfaat diciptakannya bulan dan matahari; Yasin (36): 37-4014, yang menjelaskan tentang proses ijtima’ sebagai bagian penting dari pergantian bulan baru; alRah}ma>n (55): 515, yang menjelaskan bahwa matahari dan bulan beredar menurut perhitungan. 3. Pemakaian istilah al-falak di dalam al-Qur’an yang berarti garis edar atau poros benda-benda langit. Ini berarti bahwa semua benda langit itu bergerak secara konstan pada garis edarnya. Penegasan al-Qur’an itu kemudian dijabarkan oleh para ulama’< ilmu Falak melalui penelitian-penelitian mereka, sehingga tidak heran bila banyak hasil penelitian mereka kemudian memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu astronomi modern. Beberapa pakar Muslim yang ikut mengembangkan ilmu Falak ini antara lain: 1. Abu> Ja’far Muh}ammad Ibn Mu>sa> al-Khawa>rizmi (780-850 M). Ia memelopori penggunaan angka nol dalam ilmu hitung, yang metodenya kemudian dikenal sebagai algoritma. Karyanya yang populer adalah: Kitab> al-Mukhtasa} r fi Hi{ sab> al-Jabr wa al-Muqa>balah (Kompendium tentang Hitung Aljabar dan Persamaan). 16 Karyanya ini banyak mempengaruhi pemikir Eropa dan diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Robert Chester pada tahun 1140 M/ 535H dengan judul Liber Algebras et Almucabola. 17 AlKhawa>rizmi> adalah orang pertama yang menggunakan konsep sinus, yang dengan konsep ini dia mempermudah perhitungan Ptolemeus yang menggunakan konsep busur. 2. Abu> al-Wafa>’ al-Khurasa>ni> (940-998 M), seorang ahli astronomi dan matematika yang mengembangkan trigonometri. Dialah 5
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
3.
4.
5.
6.
orang pertama yang mengemukakan teori sinus untuk segitiga bola. Dia pula yang mula-mula menggunakan istilah tangen, cotangen, secan, cosecan dalam trigonometri serta membuktikan hubungan antara keenam fungsi trigonometri.18 Abu> ‘Abdulla>h al-Batta>ni> (858-929 M), seorang ahli astronomi dan geografi yang dikenal di Eropa sebagai Albategnus. Ia banyak menemukan rumus dasar trigonometri yang digunakan untuk penelitian di bidang astronomi.19 Abu> Nas}r Mans}ur> Ibn ‘Ali> Ibn ‘Iraq, seorang ahli astronomi dan matematika yang hidup sekitar tahun 1000 M. Ada sekitar lima belas buku matematika dan astronomi yang ditulisnya Di antaranya adalah Jadwa>l al-Daqa>iq (Tabel Fungsi Trigonometri).20 Abu> Rayh}an al-Biru>ni> (973 –1048 M). Beliau murid Abu> Nas}r Mans}u>r Ibn ‘Ali> Ibn ‘Iraq yang hidup satu zaman dengan Ibn Sina. Di samping ahli geografi dan astronomi, beliau juga dikenal sebagai tokoh pengembang ilmu Falak, yang membuat tabel-tabel sinus dan tangen yang pertama dalam sejarah matematika. 21 Karya monumentaqlnya adalah: “Al-Qan> un> al-Mas’ud> i> “ (sebuah ensiklopedi astronomi yang dipersembahkan kepada sultan Mas’u>d Mah}mu>di>) yang ditulis pada tahun 421 H (1030 M). Al-Biru>ni> adalah orang yang pertama menolak teori Ptolemeus dan menganggap teori geosentris itu tidak masuk akal.22 Nas}i>ruddin al-T{u>si> (1201-1274 M), yang telah meneliti tentang lintasan, ukuran dan jarak planet Merkurius. Ia juga meneliti tentang “terbit dan tenggelam”, “bidang gerak”, “ukuran dan jarak matahari dan bulan”. Semua hasil penelitiannya itu bisa dibaca dalam kitab: al-Mutawassit} bain al-Handasah wa al-Hai’ah (kumpulan karya terjemah tentang geometri dan astronomi); al-Taz}kirat fi> ‘Ilm alHay’ah (sebuah karya hasil penelitian di bidang astronomi 6
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
yang mendapat banyak ulasan para astronom Timur dan Barat); dan kitab Zubdat al-Hay-ah (intisari astronomi).23 7. Al-Fargha>ni>, seorang astronom Muslim yang berasal dari Farghana (Uzbekistan). Diantara karyanya adalah: Jawa>mi’ Ilm al-Nuju>m wa al-H{araka>t al-Sama>wiyyah, Us}u>l al-‘Ilm alNuju>m, Al-Madkhal Ila> ‘Ilm al-Haya>t al-Falak, Kita>b al-Fus}ul> al-S|ala>s}i>n. Semua karya beliau itu sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin Spanyol oleh John Hispalensis dari Seville dan Gerard dari Cremona pada tahun 1493.24 8. Abu> Ma’syar al-Falaki> , dengan karyanya : Is}ba>t al-‘Ulu>m dan Hay’at al-Falak.25 9. Muhammad Turghay Ulughbek (1394-1449 M). Beliau seorang astronom yang membangun observatorium di Samarkand pada tahun 1420 M.26 Dalam perkembangan berikutnya, di kalangan komunitas Muslim, ilmu Falak ini sering juga disebut ilmu H{isa>b, karena berorientasi pada kegiatan pokoknya yaitu melakukan perhitungan-perhitungan, sebagaimana ilmu Faraid juga disebut ilmu Hi{ sab> . Dalam buku ini, ilmu Hi{ sab> dipergunakan dengan makna yang sama dengan ilmu Falak. Ilmu H{isa>b modern, dalam prakteknya banyak memanfaatkan rumus-rumus Spherical Trigonometri (Ilmu Ukur Segitiga Bola), yang kebenarannya tidak disangsikan lagi. Di samping itu, ilmu Hi{ sab> modern telah menggunakan data yang dikontrol oleh observasi setiap saat, sehingga hasil perhitungannya mendekati tingkat kepastian.
7
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
(CATATAN AKHIR) A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab–Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progressif, Edisi Kedua, Cet. XIV, 1997), 1072. 2 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1983), 407. 3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Edisi Kedua, Cet. IX, 1999), 274. 1
Al-Qur’an, 21:33, 36:40. 5 A. Yusuf Ali, The Holy Qur’an Text Translation and Commentary, (USA: Amana Corp, 1934), 1179. 6 Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik (Yoyakarta: Buana Pustaka, 2004), 1. 7 Abdul ‘Aziz Dahlan (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Cet. I, Jilid I, 1997), 304. 8 Hafidz Dasuki, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Cet. I, Jilid I, 1994), 330. 9 Departemen, Kamus, 274. 10 P. Simamora, Ilmu Falak (Kosmografi), (Jakarta: CV. Pedjuang Bangsa, Cet. XXXII, 1987), 3. 11 Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004), 4. 12
Artinya: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tandatanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. 13
8
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Artinya: Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahuntahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas. 14
37. dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. Artinya: Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.(38). Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tu( 39). Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya. ( 40) 15 Artinya: Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. 16 Taufik Abdullah (ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran dan Peradaban, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jilid 4, tt.), 238-9. 17 E. Van Donzel, Islamic Desk Reference, (Leiden: E. J. Brill, 1994), 213-215. 18 Taufik Abdullah (ed), Ensiklopedi …, 239. 19 Ibid. 20 Ibid. 21 Ibid. 22 Ahmad Baiquni, Al-Qur’an, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, Cet. IV, 1996), 9. 23 ‘Abdul ‘Aziz Dahlan (ed), Ensiklopedi …, 306 24 E. J. Brill’s, First Encyclopaedia of Islam 1913-1936, (Leiden: E.J. Brill, vol. III, 1993), 67. 25 A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, Cet. V, 1995), 297. 26 John L. Esposito, he Oxford Encyclopaed ia of The Modern Islamic World, (New York: Oxford University Press, vol. I, Cet. I, 1995), 147 dan 271.
9
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
10
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
BAB II PENGGUNAAN SCIENTIFIC CALCULATOR Untuk melakukan perhitungan dengan cara mudah, cepat dan tepat harus menggunakan mesin hitung, dikenal dengan Kalkulator. Tidak sembarang kalkulator yang dapat digunakan untuk perhitungan penentuan arah kiblat, awal waktu shalat, awal bulan dan gerhana, karena proses perhitungan tempat, sudut dan waktu ibadah tersebut menggunakan kaidah ilmu ukur bola. Oleh karena itu, harus menggunakan Kalkulator yang Spesifik yaitu Scientific Calculator. A. Spesifikasi
Kalkulator yang dibutuhkan dalam proses perhitungan falak setidak-tidak harus mempunyai 5 fungsi hitungan sebagai berikut : 1. Mempunyai fungsi umum dan standar Pertama-tama terlebih dahulu pastikan beli kalkulator mempunyai : (a). fungsi derajat dengan tombol D M S atau atau o’” atau 3rd DD atau 2ndf, (b). fungsi trigonometri
11
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
dengan tombol sin cos tan, (c). tombol 1/x atau x – 1, (d). tombol Mode, Ans, Shift atau Inv, (e). Tombol (-) atau +/2. Mempunyai fungsi hitungan derajat. a. Pastikan lebih dulu kalkulator dalam posisi normal dan standar mempunyai fungsi DERAJAT. Caranya tekan tombol Mode lalu tombol angka 4 pada layar muncul tulisan dan huruf seperti di bawah ini. b. Pastikan kalkulator pada layar ada tulisan huruf D (atas kanan) atau D (bawah kiri) atau Deg (bawah kiri) atau On(atas kanan) D (bawah kiri) atau On D (atas kanan) atau M (atas kanan) D (bawah kiri) atau M D(atas kanan). Jika pada layar muncul tulisan selain di atas. Contohnya tulisan Fix atau LR, maka hasil hitungan “ Pasti di jamin salah”, karena Fix atau LR tidak berfungsi Degre (derajat). Caranya dapat kembali pada posisi normal dan standar, tekan tombol Mode lalu tombol angka 4. c. Pastikan mengetahui, mengerti dan memahami untuk memasukkan data sudut ( derajat, menit, detik) atau data waktu (jam, menit, detik). Tekan pertama tombol o’”dibaca derajat/jam, tekan kedua tombol o’” dibawa menit dan tekan ketiga tombol o’” dibawa detik. Contoh 1 : data sudut 66o 02' 05.99" caranya tekan tombol secara berurutan 66 o’” 02 o’” 05.99 o’” . Contoh 2 : data jam 12j 17m 19.99d caranya tekan tombol secara berurutan 12 o’” 17 o’” 19.99 o’” . Keterangan : bila ada angka dibelakang detik, caranya tekan tombol angka detik lalu tekan tombol titik (.) lalu tekan tombol o’”. 3. Mempunyai fungsi hitungan positif dan negatif. Pastikan dalam kalkulator ada tombol (positif +) dan tombol (kurang -) dan bedakan tombol + / - adalah tombol – (negatif) atau tombol (-). Perhatian, jika keliru 12
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
dan terlanjur tekan tombol +/- atau ( - ), padahal seharusnya tidak negatif, maka tekan sekali lagi tombol +/- atau ( - ). Tekan tombol secara berurutan - 66 o’” 02 o ’” 05.99 o’” 4. Mempunyai fungsi hitungan trigonometri Yang dimaksud mempunyai fungsi hitungan trigonometri adalah kalkulator yang mempunyai tombol sin (sinus), cos (cosinus), tan (tangens). Cotan (cotangens), caranya tekan tombol 1/tan atau 1: tan atau tekan tombol tan lalu tekan tombol 1/x atau X1, sec (secan) caranya tekan tombol 1 / cos, dan cosec (cosecan) caranya tekan tombol 1 / sin. Ada model kalkulator tekan nilai angka dulu, lalu tekan tombol sin atau cos atau tan. Contohnya : 66 o’” 02 o’” 05.99 o’” tan. Sedangkan model kalkulator Dot Matrix tekan tombol langsung sin atau cos atau tan, lalu nilai angka dimaksud. Contohnya : tan 66 o’” 02 o’” 05.99 o’”. Keterangan : a. Tombol Shift atau Inv atau 2nd adalah tombol yang berfungsi untuk mengatifkan tanda atau simbul yang berara diluar tombol. b. Jika tanda tombol kalkulator berada dipermukaan dalam tombol, maka langsung tekan tombol 1/x atau X1. c. Jika tanda tombol kalkulator berada diluar tombol, maka terlebih dahulu tekan tombol Shift atau Inv atau 2nd, lalu tekan tombol 1/x atau X1. Contoh 1. : tekan tombol secara berurutan tan 66 o’” 02 o’” 05.99 o’” tekan tombol exe atau = 2.249734039 lalu tekan tombol shift o’” 2 o 14 ‘ 59.04 “
13
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Contoh 2.: tekan tombol secara berurutan Cotan (berarti 1/tan) : 1/ tan 66 o’” 02 o’” 05.99 o’” tombol exe atau = 0.444496986 lalu tekan tombol shift o’” 0 o 26 ‘ 40.19" 5. Mempunyai fungsi hitungan nilai besarnya suatu sudut Yang dimaksud dengan kalkulator yang yang mempunyai fungsi nilai besarnya sudut adalah kalkulator yang mempunyai fungsi nilai (harga) suatu trigonometri. Fungsi trigonometri dilambangkan dengan Invers atau Arces atau Arc atau nilai min pangkat 1. Contohnya : tan-1, cos1 , tan-1, dan cotan-1. Untuk mendapatkan nilai besarnya sudut dalam fungsi trigonometri, dengan menekan tombol Shift atau Inv atau 2nd, lalu tekan tombol sin atau cos atau tan, kemudian tekan tombol ANS, lalu tekan Shift o’” . Contohnya : Tan-1 A = tan 66 o’” 02 o’” 05.99 o’” x tan 6 o’” 02 o’” 05.99 o’” lalu tekan exe atau = lalu tekan tombol shift tan Ans exe shift o’” 13 o’” 22 o’” 44.34 o’” ATAU tekan tombol berurutan Shitf tan ( tan 66 o’” 02 o ’” 05.99 o’” x tan 6 o’” 02 o’” 05.99 o’” ) lalu tekan exe shift o’” 13 o’” 22 o’” 44.34 o’” Kalkulator dengan spesifikasi sebagaimana yang dijelaskan di atas banyak macamnya, antara lain: Karce-131 Scientific Calculator, Casio fx 82 MS, 85 MS, 95 MS, 100 MS, 115 MS, 350 MS, 570 MS, 820 MS, 991 MS, 992S, 4000 P , 4500 P, 5000 P. Berikut bentuk fisik dari kalkulator tersebut menurut tipe masing-masing:
14
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Karce-131
Casio fx 82ms
Casio fx 85 ms
Casio fx 95 ms
Casio fx 100 ms
Casio fx 115 ms
Casio fx 350 ms
Casio fx 570 ms
Casio fx 820 ms
Casio fx 991 ms
Casio fx 992ms
Casio fx 4000P
15
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Casio fx 991 ms
Casio fx 992ms
Casio fx 4500P
Casio fx 5000P
16
Casio fx 4000P
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
B Latihan Penggunaan Kalkulator Contoh dan latihan cara memijat / tekan tombol kalkulator dari berbagai type, sebagaimana dicantumkan di bawah ini : Contoh dan Latihan Perhitungan Sudut Waktu Awal Waktu Shalat: Cos t = - tan - 6° 10' tan -15° 59' 02" + sin 20° / cos - 6° 10' / cos -15° 59' 02" Tekan tombol kalkulator secara berurutan di bawah ini : Shift Cos ( tan 6° 10' tan - 15° 59' 02" + sin 20° / cos 6° 10' / cos - 15° 59' 02") exe, shift, ° ‘ “ SHIFT
cos
(
(-)
tan
(- )
6
°'”
10
°'”
tan
(-)
15
°'”
59
°'”
02
°'”
+
sin
(-)
20
°'”
/
cos
(-)
6
°'”
10
°'”
/
cos
(-)
15
°'”
59
° '”
)
EXE
SHIFT
°'”
112° 52' 46.1"
di layar kalkulator akan muncul: 112° 52' 46.1" Sudut waktu matahari : t /15 = 112° 52' 46.1" / 15 = 7j 31m 31,08d Catatan: Bila di layar kalkulator muncul tulisan “synERROR” berarti ada tanda derajat atau salah sau fungsi trigonometri yang tidak ditombol/dipencet. Maka untuk memeriksanya silakan tekan tombol panah ke kiri pada bagian atas kalkulator.
17
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
18
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
BAB III HISAB AWAL WAKTU SHALAT
A. Perintah Shalat Lima Waktu Allah swt. telah menjelaskan bahwa shalat yang diwajibkan itu mempunyai waktu tertentu. Shalat lima waktu merupakan kewajiban umat Islam yang harus dilakukan tidak boleh ditinggalkan. Selain itu shalat lima waktu tidak dapat dilakukan di sembarang waktu tanpa ada alasan yang membolehkanya. Dasar perintah shalat lima waktu dijelaskan dalam : 1. Q.S. An Nisa : 103
Artinya : …Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
2. Q.S. Hud : 114
19
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Artinya: Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang ( pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapus (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.
3. Q.S. Al Isra’ : 78
Artinya : Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesunggunya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)
4.Q.S. Thaha : 130
Artinya : Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan dan bertasbilah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.
Dari ayat ini dapat ditentukan tiga waktu yang pokok yaitu : a. waktu Dhuhur pada saat tergelincirnya matahari, b. waktu Maghrib pada saat matahari terbenam dan c. waktu Subuh pada saat fajar terbit.
20
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Dari ketentuan waktu di atas, para Ulama memberi penjelasan bahwa tiga ketentuan waktu itu mengandung ketentuan-ketentuan yang tidak boleh digeser. Waktu Ashar dimasukkan dalam pengertian waktu Dhuhur, karena shalat Ashar itu memang bisa pada waktu-waktu tertentu dijamakkan dengan waktu Dhuhur. Sedangkan waktu Isya dimasukkan pengertiannya pada waktu Maghrib, karena kedua-duanya memang pada saat keadaan sudah gelap, dan shalat Isya dalam waktu tertentu dapat dijamakkan dengan Maghrib. Waktu Subuh memang berdiri sendiri. Penjelasan hadist di bawah ini akan memberi gambaran yang jelas berkaitan dengan saat waktu shalat yang lima atau bagaimana Nabi saw. melakukan shalat lima waktu. 5. Sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad, AnNasai dan At- Turmudi dari Jabir bin Abdullah r.a. :
21
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Artinya: Bahwasanya Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata kepadanya: Bangunlah dan bershalatlah, maka Nabi pun melakukan shalat Dhuhur pada saat matahari telah tergelincir. Kemudian datang pula Jibril kepada Nabi pada waktu Ashar, lalu berkata: bangunlah dan bershalatlah, maka Nabi melakukan shalat Ashar pada saat bayangan matahari sama dengan panjang bendanya. Kemudian Jibril datang pula kepada Nabi waktu Maghrib, lalu berkata : Bangunlah dan bershalatlah, maka Nabi melakukan shalat Maghrib, pada saat matahari telah terbenam. Kemudian Jibril datang lagi pada waktu Isya’ serta berkata : Bangunlah dan bershalatlah, maka Nabi melakukan shalat Isya, pada saat mega merah telah hilang. Kemudian datang pula Jibril pada waktu Subuh, lalu berkata : Bangunlah dan bershalatlah, maka Nabi melakukan shalat Subuh pada saat fajar shadiq telah terbit. Pada keesokan harinya Jibril datang lagi untuk waktu Dhuhur, Jibril berkata : Bangunlah dan bershalatlah, maka Nabi melakukan shalat Dhuhur pada saat bayangan matahari yang berdiri telah menjadi panjang. Kemudian Jibril datang lagi pada waktu Ashar pada saat bayangan matahari dua kali sepanjang dirinya. Kemudian
22
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
datang lagi Jibril pada waktu Maghrib pada saat waktu beliau datang kemarin juga. Kemudian datang lagi Jibril pada waktu Isya, diketika telah berlalu separuh malam, atau sepertiga malam, maka Nabi pun melakukan shalat Isya, Kemudian datang lagi Jibril diwaktu telah terbit fajar shadiq, lalu berkata : Bangunlah dan bershalatlah Subuh, sesudah itu Jibril berkata : Waktu-waktu di antara kedua waktu ini, itulah waktu shalat. (HR. Ahmad, An-Nasai dan At- Turmudi).
Dari hadits Jabir ra. di atas dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Shalat Dhuhur dimulai pada saat matahari tergelincir, yakni titik pusat matahari mulai terlepas dari lingkaran meridian. b. Shalat Ashar dimulai pada saat bayangan matahari sama dengan bayangan bendanya, atau pada saat yang lain pada saat bayang-bayang dua kali panjang bendanya. c. Shalat Maghrib dimulai pada saat matahari telah terbenam, yakni piringan atas matahari bersinggungan dengan horizon/ufuk di belahan langit barat. d. Shalat Isya dimulai pada saat mega merah telah hilang. e. Shalat Subuh dimulai pada saat terbit fajar shadiq, yakni cahaya putih telah tampak diufuk belahan langit timur Ketentuaan waktu Ashar yang dinyatakan bahwa dimulai pada saat bayangan sama bendanya, hendaknya dipahami pada saat matahari berkulminasi tepat di atas zenit dimana pada saat itu tidak didapati bayang-bayang sedikitpun. Sehingga waktu Ashar akan masuk beberapa saat kemudian setelah matahari condong ke barat dan membentuk bayang-bayang sama bendanya. Sedangkan
23
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
ketentuan lain menyatakan waktu Ashar dimulai bila meridian telah membentuk bayang-bayang sepanjang bendanya. Keadaan serupa itu terjadi bila lintang tempat dan deklinasi matahari berlawanan tanda sehingga pada saat di meridian membentuk jarak zenit sebesar 45o. Hal ini terjadi di saat Nabi saw. berada di Mandinah yang berlintang sekitar 22o 30’ akan mempunyai jarak zenit 450 sehingga pada saat itu matahari berkulminasi pada bayang-bayang suatu benda sudah sama dengan panjang bendanya. Itulah sebabnya waktu Ashar akan masuk bila matahari condong ke barat dan membuat bayangbayang dua kali bendanya. Sebagai ilustrasi untuk memperjelas gambaran lima waktu tersebut, bisa dilihat pada gambar berikut:
24
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Waktu-waktu shalat yang ditunjukkan oleh al-Qur’an dan Hadis hanya berupa fenomena alam, dimana petunjuk tersebut akan sulit dilaksanakan kalau tidak menggunakan Ilmu Falak. Misalnya kalau hendak melaksanakan shalat dhuhur, kita harus keluar rumah untuk melihat matahari apakah sudah kulminasi atau belum. Juga ketika kita hendak melaksanakan shalat asar, kita harus membawa tongkat kemudian mengukur dan membandingkan panjang tongkat dengan bayangannya, dan seterusnya. Namun karena perjalanan semu matahari itu relative tetap, maka waktu posisi matahari awal waktu shalat setiap hari sepanjang tahun bisa diperhitungkan. Dengan demikian kita bisa melaksanakan shalat pada awal waktunya dengan mudah. Inilah salah satu fungsi dari ilmu falak, yakni member kemudahan bagi seseorang dalam melaksanakan kegiatan ibadah. B. Waktu dan Matahari Dalam melakukan perhitungan awal waktu shalat akan terlihat bahwa awal dan akhir waktu shalat ditentukan oleh posisi matahari dilihat dari suatu tempat dibumi Awal Dhuhur dimulai sejak matahari tergelincir, awal Ashar sejak matahari membuat bayang-bayang sama panjang dengan bendanya, awal Maghrib sejak matahari terbenamnya, awal Isya’ sejak hilangnya mega merah, awal Subuh sejak terbitnya fajar dan akhir Subuh ketika matahari terbit. Oleh karena itu menghitung waktu shalat pada hakekatnya adalah menghitung kapan matahari akan menempati posisiposisi seperti tersebut diatas. Dalam buku-buku almanak memuat data astronomis, seperti The Nautical Almanac, The American 25
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Ephemeris dan Ephemeris Hisab Rukyat. Pada saat matahari berkulminasi tiap hari selalu dimuat dalam buku-buku tersebut. Waktu matahari berkulminasi merupakan saat penting dan sangat diperhatikan. Hal ini dapat kita pahami, karena saat matahari berkulminasi adalah saat dan waktu yang dapat di observasi (dilihat langsung) dengan mudah walaupun dengan menggunakan alat yang sangat sederhana seperti tongkat istiwa’ atau miqyas. Sehubungan dengan itu, saat matahari berkulminasi juga dijadikan pedoman dalam melakukan perhitungan setiap awal atau akhir waktu shalat. Setelah kita mengetahui saat matahari berkulminasi, dapat dilakukan penghitungan berapa lama waktu yang dipergunakan oleh matahari untuk bergerak dari titik kulminasi sampai kepada posisi awal atau akhir waktu shalat yang dicari. Kemudian dirubah menjadi waktu daerah yaitu WIB, WITA atau WIT terus ditambah dengan ikhtiati, maka selesailah perhitungan awal waktu shalat. C. Pengertian dan Istilah yang Digunakan 1. Pengertian Awal waktu shalat adalah saat mulai masuk waktu yang diperbolehkan melakukan shalat dengan melihat fenomena atau tanda yang berpedoman pada matahari. Adapun waktu shalat yang dimaksud adalah waktu-waktu shalat yang lima dan waktu shalat sunnah. Yang dimaksud dengan jadwal waktu shalat adalah jadwal waktu shalat yang dibuat seperti tabel atau daftar yang disusun dan dicantumkan kota, nama waktu yang lima, tahunan, bulanan dan tanggal secara sistematis, berurutan dan mudah untuk digunakan pedoman dalam menentukan awal waktu. 26
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Misalnya model yang digunakan berurutan mulai dari : Model 1 : Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Model 2 : Subuh, Dhuha, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Model 3 : Imsak, Subuh, Terbit, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Model 4 : Imsak, Subuh, Terbit, Dhuha, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Model 5 : Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya, Subuh dan Terbit. Model 6 : Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya, Imsak, Subuh, Terbit dan Dhuha. 2. Istilah-istilah yang digunakan a. Lintang tempat, ardl al balad, latitude dengan simbol (phi). Suatu tempat yang diukur dari garis khatulistiwa ke arah utara dan ke arah selatan. Khatulistiwa sebagai dasar titik garis pengukurannya bernilai 0º. Jika suatu tempat diukur dari titik garis khatulistiwa 0º ke arah utara sampai 90º disebut Lintang Utara disingkat LU atau diberi tanda U atau tanda (+). Sedangkan jika suatu tempat diukur titik garis khatulistiwa 0º ke arah selatan sampai 90º disebut Lintang Selatan disingkat LS atau diberi tanda S atau tanda (-).27 b. Bujur tempat, thul al balad, longitude dengan simbol λ (lambda). Suatu tempat yang diukur dari titik garis kota Greenwich London Inggris ke arah timur dan ke arah barat. Kota Greenwich sebagai dasar titik garis pengukurannya yang nilai 0º. Jika diukur dari titik garis Kota Greenwich 0º ke arah timur sampai 180º disebut Bujur Timur disingkat BT atau diberi tanda T atau tanda (+). Sedangkan jika diukur dari titik garis Kota Greenwich 0º ke arah barat sampai 27
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
c.
d.
e.
f.
180º disebut Bujur Barat disingkat BB atau diberi tanda B atau tanda (-). Data lintang dan bujur tempat ini adalah data pokok yang diperlukan untuk menghisab arah kiblat, bayangbayang kiblat, waktu shalat, awal bulan dan gerhana. Tanpa data ini semua perhitungan tersebut di atas tidak dapat dilakukan perhitungannya. Deklinasi matahari, mail al syams, declination of the sun, simbol o (delta). jarak Matahari dari Equator. Nilai deklinasi positip berarti Matahari berada di sebelah Utara Equator, dengan tanda (+) dalam penulisanya tanda (+) tidak perlu ditulis. Sebaliknya Nilai Deklinasi negatif berarti Matahari berada di sebelah Selatan Equator, dengan tanda (-). Data ini diperlukan dalam penentuan bayang-bayang kiblat, waktu shalat, ijtima, ketinggian hilal, gerhana dan sebagainya. Perata waktu matahari, ta’dil al zaman, ta’dil al waqt, ta’dil al waqt li al syams, equation of time the sun, simbol eo. Selisih antara waktu kulminasi matahari hakiki dengan waktu kulminasi matahari rata rata. Data ini biasanya dinyatakan dengan huruf “e” kecil dan diperlukan dalam menghisab bayang-bayang kiblat, waktu shalat dan awal bulan. Tinggi matahari, irtifa’al syams, hight of the sun, simbol ho. Jarak busur sepanjang lingkaran vertikal yang dihitung dari ufuk sampai matahari. Tinggi matahari bertanda positip (+) apabila posisi matahari berada di atas ufuk. Sebaliknya bertanda negatip (-) apabila posisi matahari berada di bawah ufuk. Sudut waktu matahari, fadhl al dair li al syams, hour angle of the sun, simbol to. Sudut matahari pada kutub
28
SERI ILMU FALAK
g.
h. i.
j.
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
langit selatan atau utara yang diapit oleh garis meridian dan lingkaran deklinasi yang melewati matahari. Atau dengan istilah lain adalah busur sepanjang lingkaran harian matahari yang dihitung dari titik kulminasi atas sampai dimana tempat posisi matahari. Tengah matahari (kulminasi matahari), ghayah al irtifa’ li al syams, meridian passage, culmination of the sun, simbol (12-e). Waktu saat matahari tepat di meridian langit menurut waktu pertengahan, dan pada saat itu waktu hakiki menunjukkan tepat jam 12 siang. Cara menghitungnya dengan rumus :12-e Waktu setempat adalah waktu pertengahan yang dihitung berdasarkan pada bujur tempat di suatu tempat. Waktu ini disebut dengan Local Mean Time ( LMT). Waktu daerah atau disebut dengan koreksi waktu daerah yang disingkat dengan KWD adalah pembagian waktu yang ditetapkan dan diberlakukan berdasarkan satu kesatuan wilayah waktu tertentu yang berpedoman pada bujur tempat. Misalnya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1987 tanggal 26 November 1987 Indonesia dibagi tiga wilayah waktu:28 1) Waktu Indonesia Barat (WIB) yang berpedoman pada bujur 105o BT (GMT + 7 jam). 2) Waktu Indonesia Tengah (WITA) yang berpedoman pada bujur 120o BT (GMT + 8 jam). 3) Waktu Indonesia Timus (WIT) yang berpedoman pada bujur 135o BT (GMT + 9 jam) Ikhtiyat adalah angka pengaman hitungan, kehatihatian hitungan, dan pemersatu jangkauan wilayah daerah waktu ke arah timur – barat sekitar 2 menit atau 55 km.
29
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
1) Ikhtiyat dimaksimalkan dengan membulatkan detik menjadi satuan menit lalu ditambah 1 menit lagi pada waktu daerah. Catatan : jika angka detiknya kurang 30 diabaikan. 2) Ikhtiyat dimaksimalkan dengan membulatkan detik menjadi satuan menit lalu ditambah 2 menit lagi pada waktu daerah. Catatan : jika angka detiknya lebih dari 30 dibulatkan menjadi 1 menit. D. Rumus Perhitungan yang Digunakan Rumus yang dipergunakan dalam perhitungan awal waktu shalat dan waktu sebagai berikut : 1. Rumus tinggi matahari (ho) a. Ashar : Cotan h = tan zm + 1 atau zm = [p – d], atau Cotan h° = tan [- ] + 1 (harga mutlak). Untuk mendapatkan tinggi matahari waktu Ashar, harus melalui proses perhitungan dengan rumus di atas. b. Maghrib : h o = - 1o c. Isya : h o = - 18o d. Subuh : h o = - 20o e. Terbit : h o = 1o f. Dhuha : h o = 4.5o g. Idul Adha : (h o = 3.5o /lebih pagi), dan Idul Fitri (h o = 4.5o) 2. Rumus sudut waktu matahari antara lain : Cos t = - tantan + sin h / cos / cos 3. Rumus awal waktu a. Secara umum 30
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
12 – e + (t/15) + Kwd + i b. Masing-masing awal waktu shalat . 1). Awal waktu Subuh = 12 e – (t/15) + Kwd + i 2). Terbit matahari = 12 e – (t/15) + Kwd - i 3). Awal waktu Dhuha = 12 e – (t/15) + Kwd + i 4). Awal waktu Dzuhur = 12 e + Kwd + i 5). Awal waktu Ashar = 12 e + (t/15) + Kwd + i 6). Awal waktu Maghrib = 12 - e + (t/15) + Kwd + i 7). Awal waktu Isya’ = 12 e + (t/15) + Kwd + i Keterangan : 1). Untuk menghitung awal waktu Dhuhur rumus (a) dipergunakan tanpa to, sehingga menjadi : 12 – e + Kwd + i 2). Untuk menghitung awal waktu Ashar rumus (a) dapat dipergunakan sepenuhnya, sedangkan dalam menggunakan rumus (a) ho hendaknya dihitung tersendiri dengan rumus : Cotan ho = tan zm + 1 atau zm = [p – d], sehingga menjadi : 12 – e + (t/15) + Kwd + i 3). Untuk menghitung awal waktu Maghrib dan Isya rumus (a) dapat dipergunakan sepenuhnya, rumus (a) ho disesuaikan dengan waktunya, sehingga menjadi : 12 – e + (t/15) + Kwd + i 4). Untuk menghitung awal waktu Subuh dan Dhuha rumus (a) dapat dipergunakan sepenuhnya, rumus (a) ho disesuaikan dengan waktunya, sehingga menjadi : 12 – e - (t/15) + Kwd + i 5). Untuk menghitung awal waktu Terbit rumus (a) dapat dipergunakan sepenuhnya, rumus (a) ho disesuaikan dengan waktunya, sehingga menjadi : 12 – e - (t/15) + Kwd – i. 31
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
4. Rumus koreksi waktu daerah Koreksi waktu daerah (Kwd) = (λdh λtp)/15. Kwd = (ldh - ltp)/15 Keterangan : WIB (105/15 = 7 jam ), WITA (120/15 = 8 jam ) dan WIT (135/15=9 jam). 5. Ikhtiyat a. Ikhtiyat dimaksimalkan dengan membulatkan detik menjadi satuan menit lalu ditambah 1 menit lagi pada waktu daerah. Catatan : jika angka detiknya kurang 30 diabaikan. b. Ikhtiyat dimaksimalkan dengan membulatkan detik menjadi satuan menit lalu ditambah 2 menit lagi pada waktu daerah. Catatan : jika angka detiknya lebih dari 30 dibulatkan menjadi 1 menit.
32
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
33
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
AHMAD JUNAIDI, M.H.I BLANGKO PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT T ang gal: … … …… … …… . Ko ta: … …… … … …… …. Data: 1. Lin tan g Tem pat (P) : … …… … … …… … al-H as ib, 2. Buju r Te mp at (L) : … …… … … …… … 3. D ecl inasi M atah ar i (d) : … …… … … …… … 4. Equation of Tim e (e ) : … …… … … …… … (… …… …… … … …… …..…… …… ) 1
2
3
4
5
6
7
8
DHUH UR
ASHAR
:
:
MAG HRIB
ISYA’
:
:
SU BU H
IM SAK
:
:
SYUR UQ
DHUH A
:
:
Merid ian Pass ( MP) Korek si Waktu Dae ra h (KWD ) Angka Pengam an/Ikhtiy at W aktu Dhuhu r (dib ulatk an)
… …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ...
W aktu Dhuhu r Sudu t W aktu Ashar W aktu Asha r (dib ulatk an)
… …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ...
W aktu Dhuhu r Sudu t W aktu M agh rib W aktu Ma ghrib (dib ulatk an)
… …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ...
W aktu Dhuhu r Sudu t W aktu Isya k W aktu Is yak (dib ulatk an)
… …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ...
W aktu Dhuhu r Sudu t W aktu Subu h W aktu Subuh (dib ulatk an)
… …… …… …… … … ... - …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ...
W aktu Subuh Kai da h W aktu Imsak (dib ulatk an)
… …… …… …… … … ... 0o 10 ’ 0 0” … …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ...
W aktu Dhuhu r Sudu t W aktu Syuruq W aktu Syur uq (dib ulatk an)
… …… …… …… … … ... - … …… …… … … …... … …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ...
W aktu Dhuhu r Sudu t W aktu Dhu ha W aktu Dhuha (dib ulatk an)
… …… …… …… … … ... - … …… …… … … …... … …… …… …… … … ... … …… …… …… … … ...
(12-e) + (105-L)/15 + (2 Me nit)
+ (R um us c os t)
+ (R um us c os t)
+ (R um us c os t)
+ (R um us c os t)
-
(R um us c os t)
+ (R um us c os t)
+ (R um us c os t)
Rum us su dut waktu : co s -1 = (- tan p ta n + sin h / cos p / cos )/15 Rum us Ting gi Mataha ri Ashar : ta n -1(1/(tan Z M + 1 )) ZM = P-D(harga mutlak) Tin ggi M atah ari
1. 2. 3.
Ma ghrib = -1° Is ya’ = -18° Su buh = -20°
34
4. 5. 6.
Syuruq = -1° D huh a = 4.5° Ashar = … …… … ….
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
(CATATAN AKHIR) Sriyatin Shadiq Al Falaky, Perhitungan Waktu Shalat dan Penggunaan Jadwalnya (Surabaya: Yayasan Al Falakiyah, 2000). Abdur Rachim, Ilmu Falak (Yogyakarta: Liberti, 2004), 51. 28 Keputusan Presiden yang mengatur masalah ini bisa dilihat pada lampiran halaman 123 27
35
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
36
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
BAB IV HISAB ARAH KIBLAT
1. Arah Kiblat dan Segitiga Bola Kata Arah Kiblat, dua kata ini yang akan dicari formulasi dan hitungan penentuannya. Kata arah berarti jurusan, tujuan dan maksud, Imam Syafii berpendapat menghadap ke arah kiblat adalah mencari arah kiblat dengan sungguh-sungguh dan arah yang terdekat. Demikian juga memberi arti menghadap jarak terdekat yang diukur melalui lingkaran besar pada permukaan bumi. Yang lain mengartikan dengan kata jihad, syathrah dan azimuth. Sedangkan kata Kiblat berarti Ka’bah yang terletak di dalam Masjidil Haram kota Mekah. Para ulama sepakat menghadap ke arah kiblat merupakan syarat sahnya shalat, maka kaum muslimin wajib menghadap ke arah kiblat dalam melakukan ibadah shalat. Dengan demikian arah kiblat adalah suatu arah (kiblat di Mekah) yang wajib dituju oleh umat Islam ketika ibadah shalat. QS. Al Baqarah (2) ayat 142, 143, 144, 145,148, dan 149
37
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Orang-orang yang kurang akalnya1 diantara manusia akan berkata: “Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?” Katakanlah: “Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus”2 .
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan3 agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
38
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit4, Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
Dan Sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, Sesungguhnya kamu -kalau begitu- Termasuk golongan orang-orang yang zalim.
39
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dan dari mana saja kamu keluar (datang), Maka Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram, Sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. dan Allah sekalikali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Sabda Nabi SAW :
Artinya : Dari Ibn ‘Abbas ra., Nabi bersabda : Ka’bah (Baitullah) adalah kiblat bagi orang-orang di masjidil haram, masjidil haram adalah kiblat bagi orang-orang penduduk tanah haram (Mekah), dan tanah haram (Mekah) adalah kiblat bagi semua umatku di bumi, baik di barat maupun di timur. (HR. Al Baihaqi).5
Arah kota Mekah yang terdapat Ka’bah (sebagai kiblat kaum muslimin) dapat diketahui dari setiap titik yang berada di permukaan bola bumi, maka untuk menentukan arah kiblat dapat dilakukan dengan menggunakan Ilmu Ukur Segitiga Bola (Spherical Trigonometri). Penghitungan dan pengukuran 40
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
dilakukan dengan derajat sudut dari titik kutub utara, dengan menggunakan alat bantu mesin hitung atau kalkulator. Atau dapat ditentukan dengan cara mengetahui jam bayang-bayang kiblat setiap hari dipermukaan ini. Untuk perhitungan arah kiblat, ada 3 buah titik yang harus dibuat, yaitu : 1. Titik A, diletakkan di Ka’bah (Mekah) 2. Titik B, dletakkan di lokasi tempat yang akan ditentukan arah kiblatnya. 3. Titik C, diletakkan di titik kutub utara. Titik A dan titik C adalah dua titik yang tetap (tidak berubahubah), karena titik A tepat di Ka’bah (Mekah) dan titik C tepat di kutub utara (titik sumbu), sedangkan titik B senantiasa berubah, mungkin berada di sebelah utara equator dan mungkin pula berada di sebelah selatannya, tergantung pada tempat mana yang akan ditentukan arah kiblatnya. Bila ketiga titik tersebut dihubungkan dengan garis lengkung pada lingkaran besar, maka terjadilah segitiga bola ABC, seperti gambar di bawah ini. Titik A adalah posisi Ka’bah (Mekah), titik B adalah posisi lokasi tempat/kota, dan titik C adalah kutub utara/titik sumbu. Ketiga sisi segitiga ABC di samping ini diberi nama dengan huruf kecil dengan nama sudut didepannya (dihadapannya). Sisi BC dinamakan sisi a, karena berada di depan/ berhadapan dengan sudut A. Sisi CA dinamakan sisi b, karena berada di depan/berhadapan dengan sudut B. Sisi AB dinamakan sisi c, karena berada di depan/berhadapan dengan sudut C. Atau sudut di antara sisi b dan sisi c dinamakan sudut A, sudut di antara sisi c dan sisi a dinamakan sudut B, dan sudut di antara sisi a dan sisi b dinamakan sudut C. Sudut-sudut itu dihitung dengan derajat sudut.
41
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Gambar di atas, dapatlah diketahui bahwa yang dimaksud dengan perhitungan arah kiblat adalah suatu perhitungan untuk mengetahui berapa besar nilai sudut B, yakni sudut yang diapit oleh sisi a dan sisi c. Pembuatan gambar segitiga bola seperti di atas sangat berguna untuk membantu menentukan nilai sudut arah kiblat bagi suatu tempat dipermukaan bumi ini dihitung/diukur dari suatu titik arah mata angin ke arah mata angin lainnya, misalnya diukur dari titik Utara ke Barat (U-B), atau diukur searah jarum jam dari titik Utara (UTSB). 2. Mengetahui Lintang dan Bujur Tempat Untuk perhitungan dan penentuan arah kiblat hanya dibutuhkan 2 data, yaitu : a. Lintang dan Bujur Tempat Data lintang tempat/kota dapat diketahui dan diambil dari atlas, taqwim, kalender, buku ilmu falak dan hisab rukyat dan alat GPS (globe positioning system). Istilah lintang dan bujur tempat yang digunakan sbb :
Mislanya : Lintang Surabaya () = - 7o 15’ LS. dan bujur Surabaya (λ) = 112o 45’ BT. b. Lintang dan Bujur Ka’bah (Mekah). Data lintang dan bujur Ka’bah (Mekah) adalah Lintang () = 21o 25’ LU dan bujur (λ) = 39o 50’ BT. 42
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
3. Rumus Arah Kiblat yang Digunakan a. Rumus arah kiblat Cotan B = Cotan b Sin a - Cos a Cotan C Sin C
b. Rumus bantu Sisi a (a) Sisi b (b) b Sisi C (c)
= 90o – tp = 90o – mk = 90o – 21o 25’ = 68o 35’ (tetap) = λtp – λmk
Keterangan : tp = lintang/bujur tempat, dan mk = lintang/bujur Mekah 4. Perhitungan Arah Kiblat Pertanyaan : Hitunglah arah kiblat kota Surabaya. Jawab : a. Data yang diketahui : 1). Lintang tempat kota Mekah ( mk ) = 21o 25’ LU Bujur tempat kota Mekah (λ mk) = 39o 50’ BT 2). Lintang tempat kota Surabaya ( tp) = -7o 15’ LS Bujur tempat kota Surabaya (λ tp ) = 112o 45’ BT b. Dicari dulu dengan rumus bantu : a = 90o – tp b = 90o – mk C = λtp - λ mk Nilai angka diketahui adalah : a = 90o – (- 7o 15’) = 97o 15’ b = 90o - 21o 25’ = 68o 35’ (tetap) o o C =112 45’ - 39 50’ = 72o 55’
43
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
c. Angka a, b dan C dimasukkan dalam rumus arah kiblat C otan B
=
C ota n b S in a - C o s a C o tan C S in C
CotanB = Cotan 68o 35’ Sin 97o 15’ - Cos 97o 15’ Cotan 72o 55’ Sin 72o 55’
d. Cara tekan tombol/pijat kalkulator sbb : Tekan/pijat tombol kalkulator secara berurutan sesuai dengan typenya: Karce-131 Scientific Calculator, Casio fx 82 MS, 85 MS, 95 MS, 100 MS, 115 MS, 350 MS, 570 MS, 820 MS, 991 MS, 992S, 4000 P , 4500 P, 5000 P. 1 / Tan 68o 35’ x Sin 97o 15’ / Sin 72o 55’ Exe - Cos 97 o 15’ x 1 / Tan 72 o 55’ Exe x-1 Exe Shift Tan Ans Exe Shift o ’’65o 58’ 14.97” U - B o
o
atau 24 01’ 45.03” B – U, dan Azimut kiblat 294 01’ 45.03” UTSB.
Keterangan : 1. U-B : diukur dari titik Utara ke arah Barat 2. B-U : diukur dari titik Barat ke arah Utara 3. UTSB : diukur dari titik Utara se arah jarum jam (Utara –Timur - Selatan – Barat) 4. a. tanda / bisa diganti : b. tanda Exe bisa diganti = c. tanda x-1 dipijat shift ( 5. Cara Pembuktian Penentuan Arah Kiblat Pembuktian dilakukan dengan cara mengetahui jarak terdekat arah kiblat dari tempat lokasi ke Ka’bah (Mekah). Jika λ = 00o 00’ s.d 39o 50’ BT, maka C = 39o 50’ - λ Jika λ = 39o 50’ s.d 180o 00’ BT, maka C = λ - 39o 50’
44
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Jika λ = 00o 00’ s.d 140o 10’ BB, maka C = λ + 39o 50’ Jika λ = 140o 10’ s.d 180o 00’ BB, maka C = 320o 10 - λ 1). ke arah barat : 112o 45’ - 39o 50’ = 72o 55’ 2). ke arah timur : 180o + (180o – 72o 55’) = 180o + 107o 05’ = 287o 05’ 3). Lingkaran sudut busur derajat = 72o 55’ + 287o 05’ = 360o. 4). 1o = 4’ = 110 km, atau 1o = 4’ = 111 km, atau 1o = 4’ = 111,1111111 km. 72o 55’ x 111 km = 8093,75 km (ke arah barat) dan 287o 05’ x 111 km = 31866,25 km ( ke arah timur). 5). Jarak terdekat arah kiblat kota SURABAYA menghadap ke barat serong ke utara (ke kanan), karena kota SURABAYA berada di sebelah selatan garis equator/khatulistiwa (f = - 7o 15’ LS), sedang Ka’bah (Mekah) berada di sebelah utara garis equator/ khatulistiwa (f = 21o 25’ LU). 6. Gambar Arah Kiblat yang Menunjuk ke Ka’bah Gambar Arah Kiblat (U)Utara shaf
Ka’bah
Kiblat (B)Barat
(T) Timur
shaf (S)Selatan
45
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
(CATATAN AKHIR) Maksudnya: ialah orang-orang yang kurang pikirannya sehingga tidak dapat memahami maksud pemindahan kiblat. 2 Di waktu Nabi Muhammad s.a.w. berada di Mekah di tengah-tengah kaum musyirikin beliau berkiblat ke Baitul Maqdis. tetapi setelah 16 atau 17 bulan Nabi berada di Madinah ditengah-tengah orang Yahudi dan Nasrani beliau disuruh oleh Tuhan untuk mengambil ka’bah menjadi kiblat, terutama sekali untuk memberi pengertian bahwa dalam ibadat shalat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan ka’bah itu menjadi tujuan, tetapi menghadapkan diri kepada tuhan. untuk persatuan umat Islam, Allah menjadikan ka’bah sebagai kiblat. 3 Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat. 4 Maksudnya ialah Nabi Muhammad s.a.w. sering melihat ke langit mendoa dan menunggu-nunggu turunnya wahyu yang memerintahkan beliau menghadap ke Baitullah. 5 Muhammad Ibn Ali Ibn Muhammad As Syaukani, Nailul Authar, 1983. 1
46
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
BAB V HISAB AWAL BULAN QAMARIYAH
A. Dalil tentang Penentuan Awal Bulan. Umat Islam adalah salah satu penganut penanggalan/ kalender qamariyyah (lunar system), yang digunakan untuk menentukan mulainya berbagai macam kegiatan ibadah. Hal ini sebagaimana tersurat dalam al-Qur’a>n:
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji.
Sedangkan dalil yang dijadikan pedoman dalam menentukan awal bulan qamariyyah adalah h}adi>th yang diriwayatkan oleh al-Bukha>ri>:
Artinya: Bahwasanya Ibn ‘Umar ra. berkarta, Puasalah kamu sekalian karena melihat hila>l dan berbukalah kamu sekalian
47
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
karena melihat hila>l, maka apabila hila>l tersebut tertutup awan maka sempurnakanlah hitungan bulan sha’ba>n menjadi tiga puluh hari. Dan yang lain berkata dari al-Layth, telah bercerita kepadaku ‘Uqayl dan Yu>nus: “Khusus untuk hila>l Ramad}a>n”.
H{adi>th yang senada diriwayatkan oleh Imam Muslim:
Artinya: Dari Abu> Hurayrah ra. Berkata: Rasu>l Alla>h SAW. Bersabda: Berpuasalah kalian karena melihat hila>l dan berbukalah kalian karena melihat hila>l. Apabila tidak terlihat (hila>l Ramad}a>n) atas kalian, maka sempurnakanlah bilangan bulan Sha’ba>n tiga puluh hari.
B. Madhhab-madhhab dalam Penentuan Awal Bulan Qamari>yah . Kata madhhab biasanya digunakan dalam term fiqh, namun persoalan h}isa>b ru’yat juga tidak bisa lepas dari aliran atau madhhab. Lahirnya aliran atau madhhab dalam penetapan awal bulan qamari>yah adalah bermuara dari pemahaman terhadap h}adi>th-h}adi>th h}isa>b ru’yat. Menurut penelitian Shiha>b al-Di>n al-Qalyu>bi>,4 h}adi>th-h}adi>th h}isa>b ru’yat tersebut mengandung sepuluh interpretasi: 1. Perintah berpuasa atas semua orang yang melihat hila>l dan tidak berlaku atas orang yang tidak melihatnya. 2. Melihat di sini melalui mata, tidak berlaku bagi orang yang buta (matanya tidak berfungsi). 48
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
3. Melihat (ru’yat) secara keilmuan bernilai mutawa>tir dan merupakan berita dari orang yang adil. 4. Nas}s} tersebut juga mengandung makna z}anni} (perkiraan), sehingga mencakup ramalan dalam nuju>m (astronomi). 5. Ada tuntutan puasa secara continue jika terhalang pandangan atas hilal> manakala ada kepastian hila>l sudah dapat dilihat. 6. Ada kemungkinan hilal> sudah wujud sehingga wajib puasa, walaupun menurut ahli astronomi belum ada kemungkinan hila>l bisa dilihat. 7. Perintah dalam h}adi>th tersebut ditujukan kepada kaum Muslimin secara menyeluruh, namun pelaksanaan ru’yat tidak diwajibkan kepada seluruhnya, bahkan mungkin hanya perseorangan. 8. H}adi>th ini mengandung makna berbuka puasa. 9. Ru’yat itu berlaku untuk hila>l Ramadan, dalam kewajiban berpuasa, tidak untuk ift}a>r-nya (berbuka). 10. Yang menutup pandangan ditentukan hanya mendung, bukan yang selainnya. Dari perbedaan pemahaman tersebut, maka muncullah dua madhhab besar dalam penentuan awal bulan qamari>yah , yaitu madhhab ru’yat dan madhhab h}isa>b. 1. Madhhab Ru’yat. Ru’yat berarti melihat, diderivasi dari kata kerja ra’a> yang mempunyai kata benda ru’yatan, yang berarti melihat dengan mata atau akal atau dengan hati.5 Sedangkan menurut istilah, ru’yat adalah usaha melihat hila>l dengan mata telanjang pada saat matahari terbenam tanggal 29 bulan qamari>yah . Definisi ini kemudian mengalami pergeseran dan perkembangan. Pada awalnya ru’yat hanya sebatas menggunakan mata telanjang, tanpa bantuan alat. Akan tetapi seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ru’yat-pun mengalami perkem49
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
bangan dengan mengoptimalkan penggunaan alat bantu pengamatan, seperti teropong, teleskop dan sebagainya.6 Caracara yang demikian ini masih dinamakan ru’yat.7 Dengan adanya perkembangan pengertian ru’yat, maka dalam madhhab ru’yat timbul beberapa sub-aliran yang bisa diklasifikasikan sebagai berikut: a. Berdasarkan alat yang digunakan, ada dua aliran yaitu aliran yang menyatakan ru’yat harus dilakukan dengan mata telanjang, tidak boleh menggunakan alat bantu sama sekali, dan aliran yang memperbolehkan pelaksanaan ru’yat dengan atau tanpa alat bantu.8 b. Berdasarkan kesesuaiannya dengan hi} sab> ada dua aliran. Pertama, ru’yat tidak harus sesuai dengan h}isa>b. Kedua, ru’yat harus sesuai dengan perhitungan menurut ilmu h}isa>b. c. Berdasarkan cakupan wilayahnya, dibagi menjadi empat. Pertama, ru’yat hanya berlaku sejauh daerah qas}r shalat , yaitu sekitar 80 km. Kedua, ru’yat berlaku pada daerah tersebut ditambah sejauh 8 derajat bujur. Ketiga, ru’yat berlaku dalam satu wilayah hukum yang sama (satu negara). Keempat, ru’yat berlaku untuk seluruh dunia, yaitu apabila hila>l telah berhasil dilihat dari salah satu tempat di bumi ini maka ru’yat tersebut berlaku untuk seluruh tempat di muka bumi ini.9 2. Madhhab H}isa>b. H{isa>b menurut bahasa berarti perhitungan.10 Sedangkan menurut istilah, hi} sab> adalah penentuan awal bulan qamari>yah yang didasarkan pada perhitungan peredaran bulan mengelilingi bumi.11 Argumen penggunaan h}isa>b adalah pemahaman dari petunjuk al-Qur’a>n yang menerangkan bahwa benda-benda langit mempunyai keteraturan gerakan, termasuk peredaran bulan mengelilingi bumi. Dari observasi dan perhitungan dalam jangka waktu yang lama, selanjutnya dibuat tabel-tabel 50
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
astronomi. Tabel-tabel tersebut dapat dimanfaatkan untuk menghitung dan menentukan posisi hila>l dan selanjutnya dapat digunakan untuk memprediksi posisi hila>l baik pada saat ada halangan cuaca (kabut, mendung dan sebagainya) maupun pada saat cuaca cerah. Bila ditinjau dari segi metode perhitungan yang digunakan, secara umum h}isa>b di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu h}isa>b ‘urfi> dan h}isa>b h}aqi>qi>. a. H{isa>b ‘Urfi> H}isa>b ‘urfi> adalah sistem perhitungan penanggalan yang berdasarkan peredaran rata-rata bulan mengelilingi bumi yang ditetapkan secara konvensional. Metode ini digunakan untuk menentukan awal bulan qamari>yah secara taksiran, dalam rangka memudahkan pencarian data peredaran bulan dan matahari sebenarnya. Metode h}isa>b ‘urfi seperti halnya penanggalan shamsiyyah (penanggalan yang berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari) yaitu bilangan hari pada tiap-tiap bulan tetap, kecuali bulan tertentu pada tahun-tahun tertentu pula, seperti bulan Dhu> al-H{ijjah tahun biasa ada 29 hari, sedangkan Dhu> al-H{ijjah pada tahun kabisat12 ada 30 hari. Metode ini tidak dipergunakan dalam menentukan awal bulan qamari>yah untuk keperluan ibadah karena bilangan hari pada tiap-tiap bulan selalu berumur 29 dan 30 hari. Namun demikian metode ini sangat praktis untuk penyusunan kalender, sehingga kalender dapat disusun jauh ke depan tanpa harus memperhitungkan peredaran bulan dan matahari yang sebenarnya. Tetapi karena metode ini dianggap tidak dikehendaki oleh syara’ maka umat Islam tidak mempergunakannya, meskipun hanya untuk penyusunan kalender. b. H{isa>b H{aqi>qi> Metode h}isa>b h{aqi>qi> adalah metode h}isa>b yang didasarkan kepada peredaran bulan dan bumi yang sebenarnya. Menurut 51
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
metode ini umur tiap-tiap bulan tidaklah tetap dan tidak beraturan. Kadang-kadang dua bulan berturut-turut ada 29 hari atau 30 hari atau kadang-kadang pula bergantian seperti menurut perhitungan h}isa>b ‘urfi. Hal ini disebabkan karena dalam praktek perhitungannya mempergunakan data sebenarnya dari gerakan bulan dan bumi. H{isa>b h}aqi>qi> dibagi menjadi tiga, yaitu h}isa>b ha} qiq> i> taqrib> i>, hi} sab> ha} qiq> i> tahq} iq> i> dan hi} sab> ha} qiq> i> kontemporer.13 b.1. H{isa>b H{aqi>qi> Taqri>bi> H{isa>b h}aqi>qi> taqri>bi> adalah metode h}isa>b yang menghitung ijtima>’ dan ketinggian hila>l dengan cara yang sederhana, yaitu dicari rata-rata waktu ijtima’> dengan ditambah koreksi sederhana. Kelompok ini mempergunakan data bulan dan matahari berdasarkan data dan tabel Ulugh Bik. Metode ini tidak mempergunakan rumus-rumus segitiga bola (spherical trigonometry).14 Menurut metode ini ketinggian hila>l dapat dicari dengan cara membagi dua selisih saat ijtima’> dengan saat matahari terbenam. b.2. H{isa>b H{aqi>qi> Tah}qi>qi> Hi{ sab> dengan menggunakan metode ini adalah melakukan perhitungan berdasarkan konsep astronomi modern dengan rumus segitiga bola (spherical trigonometry) dan memasukkan parameter-parameter lain seperti lokasi pengamat (peru’yat), posisi matahari, bulan dan lain-lain. Inti dari sistem ini adalah menghitung atau menentukan posisi matahari, bulan dan titik simpul orbit bulan dengan orbit matahari dalam sistem koordinat ekliptika (lingkaran zodiak). Artinya, sistem ini menggunakan tabel-tabel yang sudah dikoreksi dengan mempergunakan perhitungan yang relatif lebih rumit dibandingkan dengan sistem hi} sab> ha} qiq> i> taqri>bi>.15 b.3. H{isa>b H{aqi>qi> Kontemporer Yaitu metode hi} sa>b yang mempergunakan hasil penelitian mutakhir dan menggunakan matematika yang telah dikembangkan. Metodenya sama dengan metode h}isa>b h}aqi>qi> tahqi>qi> hanya saja sistem koreksinya lebih teliti dan komplek sesuai 52
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
dengan kemajuan sains dan teknologi. Rumus-rumusnya disederhanakan sehingga untuk menghitungnya bisa menggunakan kalkulator atau Personal Komputer.16 Berdasarkan kriteria yang dipakai dalam menetapkan awal bulan qamariy> ah, sistem hi} sab> terbagi menjadi tiga, 17 yakni: a. Sistem yang berpedoman pada ufuk h}aqi>qi>. Prinsip utama dalam sistem ini adalah bulan baru sudah masuk apabila menurut hasil hi} sa> hilal> sudah berada di atas ufuk haqiq> i> (positif) meskipun ketinggiannya hanya beberapa detik derajat saja. Sistem ini selanjutnya dikenal dengan sistem h}isa>b wuju>d al-hila>l, sebagaimana prinsip yang dipegang oleh Muhammadiyah secara institusi. b. Sistem yang berpedoman pada ufuk mar’i>. Menurut sistem ini bulan baru sudah masuk apabila menurut hasil hi} sab> hila>l sudah berada di atas ufuk haqi>qi> (positif) dengan mempertimbangkan refraksi (bias cahaya) dan tinggi tempat observasi, sebagaimana yang dipegang oleh madhhab kecil (kalender) Menara Kudus. c. Sistem yang berpedoman pada imka>n al-ru’yat Perkembangan pemikiran hi} sab> dan ru’yat melahirkan metode baru dalam menentukan awal bulan qamari>yah, yaitu imkan> al-ru’yat. Menurut metode imkan> al-ru’yat bulan baru dimulai pada saat matahari terbenam setelah terjadi ijtima’> dan pada saat matahari terbenam bulan telah mencapai kedudukan tertentu. Jadi yang menjadi acuan adalah penentuan kriteria visibilitas hila>l untuk dapat di-ru’yat. Pada dasarnya aliran imka>n al-ru’yat berpedoman bahwa untuk menentukan awal bulan baru diperlukan perhitunganperhitungan yang teliti tentang posisi hila>l dan matahari serta parameter-parameter lain seperti kondisi cuaca, paralaks,18 kemampuan mata manusia, refraksi (bias cahaya), kerendahan 53
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
ufuk, tinggi hila>l di atas ufuk dan jarak busur hila>l dan matahari. Dasar pemikiran yang digunakan adalah visibilitas hilal> hanya terjadi bila dipenuhi syarat-syarat astronomi, sehingga penglihatan hila>l yang tidak memenuhi kriteria astronomi ditolak, namun demikian dalam ketetapan awal bulan baru harus dilakukan dengan melihat hila>l secara langsung baik dengan atau tanpa alat bantu optik. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat tentang kriteria visibilitas hila>l di antara para ahli h}isa>b ru’yat. Konferensi Internasional tentang penentuan awal bulan qamari>yah yang diselenggarakan di Istanbul Turki pada tahun 1978 menetapkan bahwa untuk dapat terlihatnya hila>l ada dua syarat yang perlu dipenuhi, yaitu ketinggian hila>l di atas ufuk tidak kurang dan 5 derajat dan jarak busur antara bulan dan matahari tidak kurang dan 8 derajat. 19 Menurut Andre Danjon, seorang astronom berkebangsaan Prancis yang melakukan penelitian tentang lengkungan hila>l, hilal> tidak mungkin teramati bila jarak sudut bulan dan matahari kurang dan 7 derajat. Untuk lebih jelasnya, kriteria Danjon tersebut bisa dilihat pada gambar berikut:20
54
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Kriteria lain dikemukakan oleh Mohammad Ilyas dari International Islamic Calendar Programme (IICP) Malaysia, merumuskan kriteria visibilitas hila>l terbagi menjadi tiga jenis, tergantung aspek yang ditinjau: 1. Kriteria posisi bulan dan matahari: ketinggian minimal hila>l dapat teramati adalah 4 derajat bila beda azimuth21 (jarak busur) bulan - matahari lebih dari 45 derajat, bila beda azimuth-nya 0 derajat perlu ketinggian minimal 10,5 derajat. 2. Kriteria beda waktu terbenam: minimal bulan 40 menit lebih lambat terbenam daripada matahari dan memerlukan beda waktu lebih besar untuk daerah dengan nilai lintang tinggi, terutama pada musim dingin. 3. Kriteria umur bulan (dihitung sejak ijtima>’): hila>l harus berumur lebih dari 16 jam bagi pengamat di daerah tropik dan berumur lebih dari 20 jam bagi pengamat di lintang tinggi. Kriteria IICP sebenarnya belum final, mungkin berubah dengan adanya lebih banyak data.22 Sedangkan kriteria yang dipakai oleh Indonesia dan negaranegara tetangga yang tergabung dalam MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) adalah sebagai berikut: Tinggi hila>l minimum 2º, jarak dari matahari minimum 3º, atau umur bulan (dihitung sejak saat new moon/ijtima’> - bulan dan matahari segaris bujur) saat matahari terbenam minimum 8 jam. Kriteria tersebut selanjutnya diterima oleh negara-negara yang berdekatan dengan Indonesia, yang kemudian terkenal dengan sebutan kriteria MABIMS yang mencakup negara Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Untuk lebih memahami kriteria tersebut bisa dilihat pada gambar berikut:23
55
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
C. Hisab Urfi Awal Bulan 1. Tahun Masehi Kalender Matahari = Kalender Syamsiyah = Kelender Masihiyah. Penyusunan kalender matahari berdasarkan gerak revolusi bumi mengelilingi matahari. Satu tahun = 365 hari. Kendati demikian gerak edar bumi bukan lingkaran sempurna melainkan ellips, sehingga perhitungan kalender matahari sebenarnya tidak tetap, sehingga dihitung rata-rata tahun matahari 365.25 hari. Dalam perhitungan tahun matahari ada yang disebut tahun kabisat dan tahun basithah. Tahun kabisat adalah tahun yang habis di bagi 4, atau tahun abad ( misal 1900, 2000, 2100) tahun tersebut habis dibagi 4 dan habis dibagi 400. Satu tahun = 366 hari, bulan Pebruari umurnya 29 hari. Tahun basithah adalah tahun yang tidak habis dibagi 4. Satu tahun = 365 hari, bulan Pebruari umurnya 28 hari. Satu siklus (daur / putaran) = 4 tahun. Sedang 4 tahun = 1461 hari, atau 4 tahun x 365 hari + 1 hari . Satu tahun ada 12 bulan, sebagaimana tersebut di bawah ini. 56
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
a. Jumlah Hari 4 Tahun Masehi
b. Jumlah Hari 1 Tahun Masehi
57
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
c. Nama Bulan
2. Tahun Hijriyah Kalender Bulan = Kalender Qamariyah = Kalender Hijriyah. Penyusunan kalender Bulan berdasarkan peredaran bulan. Sistem perhitungannya berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi (periode sinodis) dalam waktu 29.5 hari (tepatnya 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik). Satu tahun = 354, atau tepatnya satu tahun = 354 11/30 hari. Untuk memudahkan perhitungan tahun Hijriyah diambil satu siklus/daur/putaran selama 30 tahun, terdiri dari 11 tahun panjang (kabisat) dan 19 tahun pendek (basithah). Satu tahun kabisat = 355 hari, umur bulan Dzulhijjah 30 hari. Satu tahun basitah = 354, umur bulan Dzulhijjah 29 hari. 30 tahun = 10631 hari, atau 30 tahun x 354 hari + 11 hari. Satu tahun hijriyah rata-rata = 354, 3666667 hari. Satu tahun hijriah sama dengan tahun masehi ada 12 bulan. Jumlah hari dalam bulan tahun Hijriyah berselangseling yaitu urutan bulan ganjil umurnya genap (30 hari; misalnya 1.Muharam, 3. Rabiul Awal, 5. Jumadal Ula, dts), dan urutan bulan genap umurnya ganjil (29 hari ; mislanya 2. Shafar, 4. Rabiul tsani, 6. Jumadal tsaniyah, dts). Urutan tahun kabisat pada tahun yang ke-2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26, dan 29.
58
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
a. Siklus 30 Tahunan Umur Tahun Hijriyah
b. Jumlah Hari 30 Tahun Hijriyah
c. Jumlah Hari Tahun Hijriyah
59
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
4. Nama Bulan No 1 2 3 4 5 6
Bulan Muharam Shafar Rabiul Awal Rabiul Tsani Jumadal Ula Jd. Tsaniyah
Umur 30 29 30 29 30 29
Jumlah 30 59 89 118 148 177
No 7 8 9 10 11 12
Bulan Rajab Sya’ban Ramadhan Syawal Dzulqadah Dzulhijjah
Umur 30 29 30 29 30 29/30
207 236 266 295 325
3. Konversi Tahun Masehi Ke Hijriyah Menghitung hari, pasaran dan konversi tahun Masehi ke Hijriyah dengan cara sbb : 1. Tentukan tanggal, bulan dan tahun yang akan dihitung 2. Hitung tahun utuh, yakni tahun berjalan(ybs) dikurangi satu. 3. Tahun utuh dibagi 4 4. Hitung siklus/daur dan tahun, yakni siklus/daur kali 1461 hari dan tahun kali 365 hari.
60
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
5. Hitung jumlah hari, yakni dari perkalian siklus, perkalian tahun, jumlah umur bulan dan tanggal/hari. 6. Hasil penjumlahan no. 5 dikurangi 13 (koreksi anggaran Gregorius), lalu dikurangi lagi 227016 ( selisih tetap tahun Masehi-Hijriyah). Ingat ada yang berpendapat ditambah 227015 7. Hitung nama hari. Jumlah hari no. 6 dibagi 7, hari mulai dari Jum’at, yakni sisa 1 = Jum’at, sisa 2 = Sabtu, sisa 3 = Ahad (bukan Minggu), sisa 4 = Senin, sisa 5 = Selasa, sisa 6 = Rabu, sisa 7/0 = Kamis. Ingat ada yang berpendapat dimulai hari Kamis. 8. Hitung nama pasaran. Jumlah hari no. 6 dibagi 5, hari mulai dari Legi, yakni sisa 1 = Legi, sisa 2 = Pahing, sisa 3 = Pon, sisa 4 = Wage, sisa 5/0 = Kliwon. Ingat ada yang berpendapat dimulai hari Kliwon. 9. a. Hasil penjumlahan no. 6 dibagi 10631 ( jumlah hari 30 tahun Hijriyah) hasilnya siklus, sisanya kalikan 10631 hasilnya jumlah hari. b. Siklus kalikan 30 hasilnya tahun. c. Jumlah hari lebih 354, maka jumlah hari tsb di bagi 354 hasilnya tahun dan hari, lalu jadikan jumlah/nama bulan dan umur hari/tanggal. 10.no.9 dapat dikerjakan sbb : hasil penjumlahan no. 6 dibagi 354.3666667 (rata satu tahun Hijriyah) hasilnya tahun, sisanya kalikan 354.3666667 hasilnya jumlah hari, lalu jadikan jumlah/nama bulan dan umur hari/ tanggal. 11.Kesimpulan : Tanggal, untuk bulan dan tahun tambah 1.
61
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Contoh : Mengkonversi Tanggal 30 Agustus 2011 ke tanggal Hijriah = 2010 tahun+7 bulan+30 hari = 2010/4=502,5=502 siklus 0,5X4= 2 tahun +7 bulan+30 hari = 502 X 1461 = 733422 hari = 2 X 365 = 730 hari 7 bulan = 212 hari 30 hari = 30 hari 734394 hari 13 hari = 734381 hari Selisih MH = 227016 hari Jumlah hari = 507365 hari 507365/7 = 72480.71429 = 0. 71429 X 7 = 5.00003 (dibulatkan 5) = sisa 5 dihitung dari Jum’at= hari Selasa 507365/5 = 101473 sisa= 0 (nilai 0 = 5 dalam hitungan hari pasaran). Dihitung mulai legi=kliwon 507365/10631 = 47.72504938 = 47 siklus + 0.72504938x10631 = 7707.999959 (dibulatkan 7708 hari) = 47 sklus + 7708 hari 47x 30 7708/354
= 1410 tahun = 21.7740113 = 21 tahun + 0. 7740113x354 = 274 hari- 8 (tahun kabisat dalam 21 tahun= 266 hari = 1431 tahun + 266 hari
266 hari
= 9 bulan (30 Ramadan) 62
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
4. Konversi Tahun Hijriyah Ke Masehi Menghitung hari, pasaran dan konversi tahun Hijriyah ke Masehi dengan cara sbb : 1. Tentukan tanggal, bulan dan tahun yang akan dihitung 2. Hitung tahun utuh, yakni tahun berjalan(ybs) dikurangi satu. 3. Tahun utuh dibagi 30 4. Hitung siklus/daur dan tahun, yakni siklus/daur kali 10631 hari dan tahun kali 354 hari. 5. Hitung jumlah hari, yakni dari hasil perkalian siklus, perkalian tahun, jumlah umur bulan dan tanggal/hari. 6. Hasil penjumlahan no. 5 tambahkan 227016 ( selisih tetap tahun Masehi-Hijriyah), lalu tambah lagi 13 (koreksi anggaran Gregorius). Ingat ada yang berpendapat ditambah 227015. 7. Hitung nama hari. Jumlah hari no. 5 dibagi 7, hari mulai dari Jum’at, yakni sisa 1 = Jum’at, sisa 2 = Sabtu, sisa 3 = Ahad (bukan Minggu), sisa 4 = Senin, sisa 5 = Selasa, sisa 6 = Rabu, sisa 7/0 = Kamis. Ingat ada yang berpendapat dimulai hari Kamis. 8. Hitung nama pasaran. Jumlah hari no. 5 dibagi 5, hari mulai dari dari Legi, yakni sisa 1 = Legi, sisa 2 = Pahing, sisa 3 = Pon, sisa 4 = Wage, sisa 5/0 = Kliwon. Ingat ada yang berpendapat dimulai hari Kliwon. 9. a. Hasil penjumlahan no. 6 dibagi 1461 ( jumlah hari 4 tahun Masehi) hasilnya siklus, sisanya kalikan 1461 hasilnya jumlah hari. b. Siklus kalikan 4 hasilnya tahun. c. Jumlah hari lebih 365, maka jumlah hari tsb di bagi 365 hasilnya tahun dan hari, lalu jadikan jumlah/nama bulan dan umur hari/tanggal.
63
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
10.no.9 dapat dikerjakan sbb : hasil penjumlahan no. 6 dibagi 365.25 ( rata satu tahun Masehi) hasilnya tahun, sisanya kalikan 365.25 hasilnya jumlah hari, lalu jadikan jumlah/nama bulan dan umur hari/tanggal. 11.Kesimpulan : Tanggal, untuk bulan dan tahun tambah 1. Contoh: Mengkonversi tanggal 29 Ramadhan 1432 H. ke tanggal masehi 1431 tahun + 8 bulan + 29 hari 1431/30 = 47 daur + 21 tahun + 8 bulan + 29 hari 47 daur = 47 x 10.631
= 499657 hari
21 tahun= (21x354) +8
=
7442 hari
8 bulan
=
236
29 hari
=
29
Jumlah
= 507364 hari
hari +
507364 / 7 = 72480 sisa 0.57143 X 7 =4 dihitung dari Jum’at = Senin (ada yang berpendapat dihitung mulai kamis) 507364 / 5 = 101472 sisa 0.8x5=4 dihitung dari Legi = wage 507364 + 227029 = 734393 hari 734393 / 365.25 = 2010 tahun + 241 hari 241 hari = 8 bulan + 29 hari 29 hari + 8 bulan + 2010 tahun = Tgl 29 Bln 8 Thn 2011 Tanggal 29 Ramadhan 1432 H = 29 Agustus 2011 M.
64
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
C. Hisab Awal Bulan Qamariyah Sistem Ephemeris Hisab Ru’yat 1. Data Matahari Yang Digunakan Dalam Perhitungan24 a. Ecliptic Longitude Ecliptic Longitude, Taqwim ( ) ﺍﻟﺘـﻘـﻮﻳـﻢatau Thul al syams ()ﻃـﻮﻝ ﺍﻟـﺸـﻤـﺲ, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Bujur Astronomis. Data ini adalah jarak Matahari dari titik Aries (Vernal Equinox / )ﺍﻟـﺤـﻤـﻞdiukur sepanjang lingkaran Eliptika. Jika nilai Bujur Astronomis Matahari sama dengan nilai Bujur Astronomis Bulan, maka terjadi ijtima. Data ini diperlukan antara lain dalam ijtima dan gerhana. b. Ecliptic Latitude. Ecliptic Latitude, Ardl al Syams ( ) ﻋـﺮﺽﺍﻟـﺸـﻤـﺲ, dalam istilah bahasa Indonesia sebagai dikenal dengan Lintang Astronomis. Data ini adalah jarak titik pusat Matahari dari Lingkaran Ekliptika. Sebetulnya Ekliptika itu sendiri adalah lingkaran yang ditempuh oleh gerak semu Matahari secara tahunan. Oleh karena itu Matahari selalu berada di Lingkaran Ekliptika. Namun oleh karena jalannya tidak rata persis, maka ada sedikit geseran. Keadaan seperti ini dapat kita lihat dari nilai Ecliptic Latitude yang selalu mendekati nol. Banyak sistem perhitungan yang mengabaikan nilai data ini sehingga istilah Ardl al Syams ( ) ﻋـﺮﺽ ﺍﻟـﺸـﻤـﺲyang sebetulnya identik dengan Ecliptic Latitude, tidak dikenal. Data ini diperlukan antara lain untuk perhitungan gerhana. c. Apparent Right Ascension Apparent Right Aseension, Al shu’ud al Mustawqim ( )ﺍﻟـﺼـﻌـﻮﺩ ﺍﻟـﻤـﺴـﺘـﻘـﻴـﻢatau al Mathali’u al Baladiyah ( 65
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
) ﺍﻟـﻤـﻄـﺎﻟـﻊ ﺍﻟـﺒـﻼﺩﻳـﺔ, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Asensio Rekta atau Panjatan Tegak. Data ini adalah adalah jarak Matahari dari titk Aries (Vernal Equinox Hamal / ) ﺍﻟـﺤـﻤـﻞdiukur sepanjang Lingkaran Equator. Data ini diperlukan dalam perhitungan ijtima, ketingian hilal dan gerhana. d. Apparent Declination Apparent declination of the sun, mail al syams ( )ﻣـﻴـﻞﺍﻟـﺸـﻤـﺲ, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Deklinasi Matahari yang terlihat (bukan matahari hakiki), atau lebih dikenal sebagai Deklinasi. Data ini adalah jarak Matahari dari Equator. Nilai Deklinasi positip berarti Matahari ada di sebelah Utara Equator, dengan tanda (+) dalam penulisanya tanda (+) tidak perlu ditulis. Sebaliknya Nilai Deklinasi negatif berarti Matahari ada di sebelah Selatan Equator, dengan tanda (-). Data ini diperlukan dalam penentuan bayang-bayang kiblat, waktu shalat, ijtima, ketinggian hilal, gerhana dan sebagainya. e. True Geosentric Distange True Geosentric Distance, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Jarak Geosentric. Data ini menggambarkan jarak antara Bumi dan Matahari. Nilai pada data ini merupakan jarak rata rata Bumi - Matahari sekitar 150 juta km. Oleh karena Bumi mengelilingi Matahari tidak tetap setiap saat, kadang kadang dekat, kadang-kadang jauh, sedangkan jarak terjauh pada saat Bumi menempati titik Perigee ( ) ﺍﻟـﺤـﻀـﻴـﺾ, sedangkan jarak terjauh pada saat bumi menempati titik terjauh. yaitu Apogee ( ) ﺍﻷﻭﺝ. Data ini diperlukan dalam menghitung gerhana.
66
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
f. Semi Diameter Semi Diameter, nisf al quthur ( ) ﻧـﺼـﻒ ﺍﻟـﻘـﻄـﺮdalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Jari jari. Data ini adalah jarak titik pusat Matahari dengan piringan luarnya. Data ini perlu diketahui untuk menghitung secara tepat saat matahari terbenam, matahari terbit, tinggi hilal dan sebagainya. g. True Obliquity True Obliquity, al mail al kully ( ) ﺍﻟـﻤـﻴـﻞ ﺍﻟـﻜﻠﻲdalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Kemiringan Ekliptika. Data ini adalah Kemiringan Ekliptika dari Equator. Data ini diperlukan untuk menghitung ijtima dan gerhana. h. Equation of Time Equation of Time, ta’dil al waqt / ta’dil al syams (ﺗـﻌـﺪﻳـﻞ ﺍﻟـﻮﻗـﺖ / ) ﺗـﻌـﺪﻳـﻞ ﺍﻟـﺸـﻤـﺲdikenal dalam bahasa Indonesia sebagai Perata Waktu. Data ini adalah selisih antara waktu kulminasi matahari hakiki dengan waktu kulminasi matahari rata rata. Data ini biasanya dinyatakan dengan huruf “e” kecil dan diperlukan dalam menghisab bayangbayang kiblat, waktu shalat dan awal bulan. 2. Data Bulan Yang Digunakan Dalam Perhitungan25 a. Apparent Longitude Apparent Longitude, Taqwim ( ـﻢ ) ﺍﻟﺘـﻘـﻮﻳـــatau Thul al qamar ( ) ﻃـﻮﻝ ﺍﻟـﻘـﻤـﺮdalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Bujur Astronomis Bulan yang terlihat, atau lebih dikenal sebagai Bujur Astronomi Bulan. Data ini adalah jarak antara titik Aries (Vernal Equinox/ Hamal/ ) ﺍﻟـﺤـﻤـﻞdiukur sepanjang Lingkaran Eliptika. 67
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Data ini diperlukan dalam menghitung ijtima dan gerhana. b. Apparent Latitude Apparent Latitude, ardl al qamar ( ) ﻋـﺮﺽ ﺍﻟـﻘـﻤـﺮdalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Lintang Astronomis Bulan yang terlihat, lebih dikenal sebagai Lintang Astronomis Bulan. Data ini adalah jarak antara bulan dengan lingkaran Ekliptika diukur sepanjang lingkaran Kutub Ekliptika. Nilai maksimum dari Lintang Astronomis Bulan adalah 5 o 8’ (lima derajat delapan menit). Nilai positip (+) berarti bulan berada di sebelah Utara Ekliptika, dan nilai negatif () berarti Bulan berada di sebelah Selatan Ekliptika. Jika pada saat ijtima nilai Lintang Astronornis Bulan sama atau hampir persis sama dengan nilai Lintang Astronomis Matahari, maka akan terjadi Gerhana Matahari. Data ini diperlukan dalam menghitung ijtima dan gerhana. c. Apparent Right Ascention Apparent Right Aseension, Al shu’ud al Mustawqim ( ) ﺍﻟـﺼـﻌـﻮﺩ ﺍﻟـﻤـﺴـﺘـﻘـﻴـﻢatau al Mathali’u al Baladiyah ( ) ﺍﻟـﻤـﻄـﺎﻟـﻊ ﺍﻟـﺒـﻼﺩﻳـﺔdalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Asensio Rekta dari bulan yang terlihat, atau lebih kenal dengan Panjatan Tegak. Data ini adalah jarak titik pusat bulan dari titik Aries diukur sepanjang lingkaran Equator. Data ini diperlukan antara lain dalam perhitungan ijtima, ketinggian hilal dan gerhana. d. Apparent Declination Apparent declination, mail al qamar ( ) ﻣـﻴـﻞ ﺍﻟـﻘـﻤـﺮ dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Deklinasi
68
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Bulan. Data ini adalah jarak Bulan dari Equator. Nilai Deklinasi positip (+) jika Bulan disebelah utara Equator, dan negatif (-) jika di sebelah selatan equator. Data ini diperlukan dalam perhitungan ketinggian hilal dan gerhana. e. Horizontal Parallax Parallax, ikhtilaf al mandhar ( ) ﺇﺧـﺘـﻼﻑ ﺍﻟـﻤـﻨـﻈـــﺮ dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Benda Lihat. Data ini adalah sudut antara garis yang ditarik dari benda langit ketitik pusat bumi dan garis yang ditarik dari benda langit ke mata si pengamat. Sedangkan Horizontal Parallax adalah Parallaks dari Bulan yang sedang berada persis di garis ufuq. Nilai parallaks berubah ubah tergantung kepada jarak benda langit itu dari garis ufuq. Semakin mendekati titik Zenith ( )ﺳـﻤـﺖ ﺍﻟﺮﺃﺱnilai parallax suatu benda langit semakin kecil. Benda langit yang sedang berposisi pada titik Zenith, nilai parallax adalah nol; sedangkan benda langit yang sedang berposisi pada garis ufuq, nilai Parallaxnya paling besar. Disamping itu Parallax tergantung pula kepada jarak benda langit tersebut dari mata si pengamat (Bumi). Semakin jauh suatu benda langit nilai Paralaxnya semakin kecil. Nilai Parallax Matahari sangat kecil bahkan dapat diabaikan sebab jarak Matahari Bulan sangatlah jauh, berbeda dengan jarak Bulan Bumi. Nilai Horizontal Parallax ini diperlukan untuk melakukan koreksi perhitungan ketinggian hilal, dari ketinggian hakiki menjadi ketinggian Mar’i (visible altitude) f. Semi Diameter Semi Diameter, nisf al quthur ( ) ﻧـﺼـﻒ ﺍﻟـﻘـﻄـﺮdalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Jari jari. Data 69
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
ini adalah jarak sudut antara titik pusat Bulan dengan piringan luarnya. Nilai Semi Diameter Bulan adalah tertinggi sekitar 15’ (lima belas menit) sebab piringan bulatan Bulan penuh adalah sekitar 30’ (1/2 derajat). Data ini diperlukan untuk melakukan perhitungan ketinggian piringan atas (upper limb) hilal, sebab semua data bulan adalah data titik pusatnya. g. Angle Bright Limb Angle Bright Limb, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Sudut Kemiringan hilal. Data ini adalah sudut kemiringan piringan hilal yang memancarkan sinar sebagai akibat arah posisi hilal dari Matahari. Sudut ini diukur dari garis yang menghubungkan titik pusat hilal dengan titik Zenith ( )ﺳـﻤـﺖ ﺍﻟﺮﺃﺱke garis yang menghubungkan titik pusat hilal dengan titik pusat Matahari dengan arah sesuai dengan perputaran jarum jam. h. Fraction Illum Fraction Illum adalah singkatan dari Fraction Illumination. Yang dimaksudkan adalah besarnya piringan Bulan yang menerima sinar Matahari dan menghadap ke Bumi. Jika seluruh piringan Bulan yang menerima sinar Matahari terlihat dari Bumi, maka bentuknya akan berupa “bulatan penuh”. Dalam keadaan seperti ini nilai Fraction Illum (besarnya Bulan) adalah satu, yaitu persis pada saat puncaknya Bulan Purnama (full moon / ) ﺑـﺪﺭﺍﻟـﻘـﻤـﺮ. Sedangkan jika Bumi, Bulan dan Matahari sedang persis berada pada satu garis lurus, maka akan terjadi Gerhana Matahari Total. Dalam keadaan seperti ini nilai Fraction Illumination Bulan adalah nol. Setelah Bulan Purnama, nilai Fraction Illumination akan semakin mengecil sampai pada 70
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
nilai yang paling kecil, yaitu pada saat ijtima dan setelah itu nilai Fraction Illumination ini akan kembali membesar sampai mencapai nilai satu, pada saat Bulan Purnama. Dengan demikian, data Fraction Illumination ini dapat dijadikan pedoman untuk menghitung kapan terjadinya ijtima (conjunction / )ﺍﻹﺟـﺘـﻤـﺎﻉdan kapan bulan purnama (full moon, istiqbal / )ﺍﻹﺷـﺘـﻘـﺒـﺎﻝ, demikian pula saat first quarter ( tarbi’awal / )ﺗـﺮﺑـﻴـــﻊ ﺍﻷﻭﻝdan last quarter ( tarbi’ tsani / )ﺗـﺮﺑـﻴـﻊ ﺍﻟـﺜـﺎﱐdari bulan dapat dihitung, yaitu dengan mencari nilai Fraction illum sebesar setengah (0,5). Data ini diperlukan untuk membantu pelaksanaan Rukyatul hilal sekaligus melakukan pengecekannya mengenai besarnya hilal. 3. Penggunaan Waktu Data Matahari dan Bulan tersebut di atas disajikan berdasarkan waktu Greenwich/ Greenwich Mean Time (GMT). Untuk mengubah GMT menjadi waktu waktu daerah di Indonesia, digunakan rumus rumus sebagai berikut : a. Waktu Indonesia Barat (WIB) = GMT + 7 jam b. Waktu Indonesia Tengah (WITA) = GMT + 8 jam c. Waktu Indonesia Timur (WIT) = GMT + 9 jam Atau sebaliknya : a. GMT = WIB -7 jam b. GMT = WITA -8 jam c. GMT = WIT -9 jam Untuk mencari data Matahari dan Bulan bagi wilayah Indonesia, waktu waktu daerah di Indonesia terlebih dahulu harus diubah menjadi GMT.
71
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Contoh : Mencari Deklinasi Matahari dan Bulan pada pukul 18.00 WIB tanggal 01 Juli 2011 Langkah 1 Mengubah WIB menjadi GMT, dengan rumus : GMT = WIB 7 jam, maka GMT = 18.00 WIB 7 jam = 11.00 GMT. Jadi jam 18.00 WIB = jam 11.00 GMT Langkah 2 Mencari data Deklinasi Matahari dan Bulan dalam Data Ephemeris Hisab Rukyat pada jam 11.00 GMT. tanggal 01 Juli 2011 hasilnya : Deklinasi Matahari jam 11. 00 GMT = 23° 06' 43" Deklinasi Bulan jam 11.00 GMT
= 21° 30' 17"
4. Membuat Penyisipan Data / Interpolasi Oleh karena data Matahari dan Bulan dalam buku Ephemeris atau Almanak Nautica atau Al Falakiyah ini disajikan pada setiap jam, maka untuk memperoleh data pada pecahan jam, diperlukan langkah langkah penyisipan/interpolasi. Rumus : Interpolasi = A – (A – B ) x C / I
Contoh : Mencari Deklinasi Bulan pada pukul 18:10:12.45 WIB pada tanggal 01 Juli 2011
72
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Langkah 1 : Mengubah WIB menjadi GMT dengan rumus : GMT = WIB – 7 jam GMT = 18:10:12.45 WIB – 7 jam = 11 : 10 : 12.45 GMT Langkah 2 : Data yang diketahui jam 11:10:12.45 GMT (pedoman jam 11.00, sedangkan selebihnya 0:10:12.45 sebagai nilai C). Interpolasi yang dilakukan antara jam 11.00 dan jam 12.00, berarti berjalan/selisih 1 jam sebagai nilai I. Mencari Deklinasi Bulan sebagai berikut : Jam 11.00 GMT = 23° 06' 43" (sebagai nilai A) Jam 12.00 GMT = 23° 06' 33" (sebagai nilai B) Jadi : Interpolasi = A – ( A – B ) x C / I 23° 06' 43" – (23° 06' 43" - 23° 06' 33") x 0° 10' 12.45" / 1 = 23° 06' 41.3". Hasilnya 23° 06' 41.3"”. 5. Contoh Langkah-langkah dan Cara Perhitungan Awal Bulan a. Contoh Perhitungan Hilal di Bawah Ufuk: PERHITUNGAN AWAL BULAN SYA’BAN 1432 H Lintang tempat Ponorogo () = Bujur tempat Ponorogo (λ)
7° 52' (LS)
= 111° 29' (BT)
Tinggi tempat = 115 meter di atas laut
73
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
1. Menghitung Perkiraan (hisab urfi) Akhir Rajab 1432 H. Tanggal 29 Rajab 1432 H. Tahun berjalan = 29 – 7 – 1432 Tahun utuh = 1431 tahun + 6 bulan + 29 hari 1431/30
= 47 daur + 21 tahun
47 daur
= 47 x 10.631 = 499657 hari
21 tahun
= (21x354) +8 =
7442 hari
6 bulan
=
177 hari
29 hari
=
Jumlah
= 507305 hari
29 hari +
507305 / 7 = 72472.14286 = 7 x 0.14286= 1. sisa 1 dihitung dari Jum’at = Jum’at (ada yang berpendapat mulai Kamis ) 507305 / 5 = 101461 sisa 0 dihitung mulai Legi = Kliwon (ada yang berpendapat mulai Kliwon ) Jumlah hari dijadikan Tahun, Bulan dan Tanggal Masehi sebagai berikut: Jumlah hari
= 507305 hari
Koreksi AG XIII
=
Jumlah hari
= 507318 hari
Selisih tetap M-H
= 227016 hari +
Jumlah
= 734334 hari
13 hari +
734334 / 365.25 = 2010.49692. 2010 tahun, sisanya dijadikan bulan dan hari, 0. 49692 x 365.25= 181.50003 (dibulatkan 182 hari)
74
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
182 hari = (182 hari = 7 bulan) + 0 hari 0 hari + 7 bulan + 2010 tahun = 1 Juli 2011 . Tanggal 29 Rajab 1432 H = 1 Juli 2011 M. 2. Menghitung saat (jam terjadi) Ijtima’ Akhir Rajab 1432 H Bertepatan dengan Tanggal 01 Juli 2011 M. Dari Data EPHEMERIS HISAB RUKYAT TAHUN 2011 pada bulan Juli 2011, dapat diturunkan dengan langkah langkah sbb : a. FIB (Fraction Illumination Bulan) terkecil pada tanggal 01 Juli 2011 adalah 0.000158 jam 9.00 GMT. b. ELM (Ecliptic Longitude Matahari) pada pukul 9:00 GMT = 99° 12' 37" c. ALB (Apparent Longitude Bulan) pada pukul 9:00 GMT = 99° 14' 51" d. Menghitung Sabaq Matahari (SM) perjam (harga mutlak): ELM jam 9:00 GMT = 99° 12' 37" ELM jam 10:00 GMT = 99° 15' 00" Sabaq Matahari (SM) = 0° 02' 23" e. Menghitung Sabaq Bulan (SB) perjam (harga mutlak): ALB jam 9:00 GMT = 99° 14' 51" ALB jam 10:00 GMT = 99° 48' 13" Sabaq Bulan (SB) = 0° 33' 22" f. Menghitung saat ijtima’, dengan rumus sbb : Jam FIB (GMT) + (ELM - ALB ) + 7.00 (WIB) SB - SM = 9:00 +( 99° 12' 37" 99° 14' 51") + 7:00 (WIB) 0° 33' 22" 0° 02' 23"
75
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
= 9:00 + ( -0° 02' 14'’) + 7:00 (WIB) 0° 30' 59" = 9:00 + (-0:04:20) = 8:55:41 (GMT) + 7:00 = 15: 55:41 (WIB) Ijtima’ terjadi hari Jum’at Kliwon tanggal 01 Juli 2011 pada jam 15: 55:41 (WIB) 3. Menghitung Perkiraan Matahari Terbenam pada tanggal 01 Juli 2011 di Ponorogo. a. Menghitung tinggi matahari saat matahari terbenam, data yang diketahui sbb: Tinggi tempat (Dip) = 1.76"115 = 0o 18' 52.26" Semi Diameter matahari (SDo) jam 11.00 GMT = 0o 15' 43.86" Refraksi (Ref) 00o = 0o 34' 30" (lihat daftar refraksi) Rumus tinggi matahari : h o = 0o – SD – Ref – Dip
0o – 0o 15' 43.86" – 0o 34' 30" – 0o 18' 52.26" = -1o 09' 06.12" ho = -1o 09' 06.12" b. Menghitung sudut waktu matahari (to) pada saat matahari terbenam, data yang diketahui sbb : Lintang tempat Jakarta () = 7°52' LS. Bujur tempat Jakarta (λ) = 111°29' BT. Deklinasi matahari/Apparent Declination (o) jam 11.00 GMT = 23o 06' 43" Tinggi matahari (ho) = -1o 09' 06.12"
76
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Rumus Sudut Waktu Matahari : cos t = - tan tan δ + sin h / cos / cos δ
cos t = - tan 7°52' tan 23o 06' 43" + sin -1o 09' 06.12" / cos 7°52' / cos -23o 06' 43" Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan : Karce-131 Scientific Calculator, Casio fx 82 MS, 85 MS, 95 MS, 100 MS, 115 MS, 350 MS, 570 MS, 820 MS, 991 MS, 992S, 4000 P , 4500 P, 5000 P. : Shift Cos ( - tan - 752' tan 23o 06' 43" + sin -1o 09' 06.12" / cos - 752' / cos 23o 06' 43" ) exe shift o '"87° 53' 5.71"
to = 87° 53' 5.71" o t /15 = 87° 53' 5.71"/15 = 5:51:33 = 5j 51m 33d c. Menghitung perkiraan terbenam matahari : Equation of time (eo) jam 11.00 GMT = -0j 03m 47s to/15 = 87° 53' 5.71"/15 = 5:51:33 Rumus Koreksi Waktu Daerah (KWD) = 105 - ldh/15 KWD = 105o – 111o 29’ / 15 = - 00:25:56 Rumus : 12 – eo + (to /15) – KWD
Kulminasi
= 12j 00m 00.00d
Equation of time (eo)
= -0 03 47 12 03 47
77
-
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
to/15
= 05 51 33 + 17 55 20 KWD = 00 25 56 Jam Ghurub (WIB) =17 29 24 (perkiraan matahari terbenam) Koreksi bujur = 07 00 00 Jam (GMT) =10 29 24 (perkiraan matahari terbenam) 4. Menghitung Matahari Terbenam (ghurub) pada Tanggal 01 Juli 2011 di Ponorogo ? Dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10:29:24 dengan jalan interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus : A – ( A – B)xC/I a. Deklinasi matahari/Apparent Declination (o) Pada jam 10.00 GMT = 23o 06' 53" Pada jam 11.00 GMT = 23o 06' 43" o = 23o 06' 48.1" A – ( A – B ) x C/I = 23o 06' 53" – ((23o 06' 53") – (23o 06' 43")) x 0o 29' 24"/1 = 23o 06' 48.1" b. Semi Diameter matahari (SDo) Pada jam 10.00 GMT = 0o 15' 43.86" Pada jam 11.00 GMT = 0o 15' 43.86" SDo = 0o 15' 43.86" A – ( A – B ) x C / I = 0o 15' 43.86" – (0o 15' 43.86" – 0o 15' 43.86") x 0o 29' 24"/1 = 0o 15' 43.86" 78
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
c. Equation of time matahari (eo) Pada jam 10.00 GMT = -0j 03m 46s Pada jam 11.00 GMT = -0j 03m 47s eo = -0j 03m 46.49s A – ( A – B ) x C / I = -0j 03m 46s – (-0j 03m 46s – -0j 03m 47s) x 0o 29' 24"/1 = -0j 03m 46.49s d. Menghitung tinggi matahari, data yang diketahui sbb : Dip = 1.76"115 = 0o 18' 52.26" SDo = 0o 15' 43.86" Ref = 0o 34’30" Rumus tinggi matahari : o o h = 0 – SD – Ref – Dip
0o – 0o 15' 43.86" – 0o 34' 30" – 0o 18' 52.26" = -1o 09' 06.12" ho = -1o 09' 06.12" e.
Menghitung sudut waktu matahari (to), data yang diketahui sbb : = 7°52' LS. λ = 111°29' BT. o = 23o 06' 48.1" ho = -1o 09' 06.12" Rumus Sudut Waktu Matahari : cos t = - tan tan δ + sin h / cos / cos δ
cos t = - tan 7°52' tan 23o 06' 48.1" + sin -1o 09' 06.12" / cos 7°52' / cos 23o 06' 48.1" 79
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan : Karce-131 Scientific Calculator, Casio fx 82 MS, 85 MS, 95 MS, 100 MS, 115 MS, 350 MS, 570 MS, 820 MS, 991 M S, 992S, 4000 P , 4500 P, 5000 P. : Shift Cos ( - tan - 752' tan 23o 06' 48.1" + sin -1o 09' 06.12" / cos - 752' / cos 23o 06' 48.1" ) exe shift o '" 88°27'25"
to = 87° 53' 04.93" to/15 = 87° 53' 04.93"/15 = 5:51:33 = 5j 51m 33d c. Menghitung terbenam matahari (Gho): eo = -0j 03m 46.49s to/15 = 87° 53' 04.93"/15 = 5:51:33 KWD = - 00:25:56 o
o
Rumus : 12 – e + (t /15) – KWD
Kulminasi = 12j 00m 00.00d Equation of time (eo) = -0j 03m 46.49s 12j 03m 46.49d to/15 = 5j 51m 33d + 17j 55m 20d KWD = 00 25 56 Jam Ghurub (WIB) =17j 29m 24d (matahari terbenam sebenarnya) Koreksi bujur = 07 00 00 Jam (GMT) = 10j 29m 24d (matahari terbenam sebenarnya)
80
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
5. Menghitung Sudut Waktu Bulan ( tc ): Dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10:29:24 dengan jalan interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus : A – ( A – B)xC/I a. Apparent Right Ascension matahari (ARo) Pada jam 10.00 GMT = 100o 03' 56" Pada jam 11.00 GMT = 100o 06' 31" AR o = 100o 05' 12" A – ( A – B ) x C/I = 100o 03' 56" – (100o 03' 56" – 100o 06' 31") x 0o 29' 24"/1 = 100o 05' 12" b. Apparent Right Ascension bulan (ARc) Pada jam 10.00 GMT = 100o 32' 54" Pada jam 11.00 GMT = 100o 08' 29" ARc = 100o 20' 56" A – ( A – B ) x C/I = 100o 32' 54" – (100o 32' 54" – 100o 08' 29") x 0o 33'15"/1 = 100o 20' 56" c. Sudut waktu bulan, Rumus tc = ARo – ARc + to tc = 100o 05' 12" - 100o 20' 56" + 87° 53' 04.93" = 87° 31' 21" tc = 87° 31' 21"
81
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
6. Menghitung Tinggi Hakiki Bulan (hc), data diketahui sbb : a. = 7°52' LS b. tc = 87° 31' 21" c. Deklinasi Bulan (c), dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10:29:24 dengan jalan interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus : A – ( A – B ) x C/I Apparent Declination bulan (c) : Pada jam 10.00 GMT = 21o 35' 43" Pada jam 11.00 GMT = 21o 30' 17" c = 21o 33' 03" A – ( A – B ) x C/I = 21o 35' 43" – ((21o 35' 43" – (21o 30' 17")) x 0o 29' 24"/1 = 21o 33' 03" d. Rumus : c
c
Sin h = sin sin δ + cos cos δ cos t
Sin hc = sin 7°52' sin 21o 33' 03" + cos 7°52' cos 21o 33' 03" cos 87° 31' 21" Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan : Karce-131 Scientific Calculator, Casio fx 82 MS, 85 MS, 95 MS, 100 MS, 115 MS, 350 MS, 570 MS, 820 MS, 991 MS, 992S, 4000 P , 4500 P, 5000 P. : Shift Sin ( sin - 752' sin 21o 33' 03" + cos - 752' cos 21o 33' 03" cos 87° 31' 21") exe shift o'" -0° 35' 55.21”
Keterangan : 1. Jika hasil akhir tinggi hilal hakiki bertanda negatif (-) artinya tinggi hilal masih di bawah ufuq (di bawah horizon), maka hilal tidak dapat dilihat. Umur bulan 82
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
digenapkan / disempurnakan 30 hari. Tanggal 1 jatuh pada hari berikutnya. 2. Jika tinggi hilal hakiki masih di bawah ufuk, maka tidak perlu : a. mencari tinggi hilal mar’i ( tinggi hilal nyata / yang terlihat), b. lama hilal di atas ufuk, c. saat hilal terbenam, dan d. luas cahaya hilal. Langsung perhitungan azimuth dan arah matahari dan bulan untuk diketahui saja cheking persiapan rukyatul hilal. 3. Untuk persiapan pelaksanaan rukyatul hilal, azimut dan arah matahari dan bulan tetap dilakukan perhitungan. 4. Jika tinggi hilal hakiki sudah di atas ufuk, maka hitungan dilanjutkan dengan: a. mencari tinggi hilal mar’i ( tinggi hilal nyata / yang terlihat), b. lama hilal di atas ufuk, c. saat hilal terbenam, dan d. luas cahaya hilal. 7. Menghitung Lama Hilal di atas Ufuq (LHUc) : LHUc = h’c x 0o 4’ = -0° 35' 55.21" x 0o 4’ = -0j 02m 23.68d (Jika nilai ketinggian hilal adalah (-)/posisinya di bawah ufuk, maka mestinya tidak perlu dicari lamanya di atas ufuk, tetapi dalam rangka mengetahui saat tenggelamnya hilal maka perhitungan LHU ini tetap dilaksanakan). 8. Menghitung Saat Hilal Terbenam (HGc) : HGc = Gho + LHUc = 17j29m24d + (-0j 02m 23.68d )= 17j27m0.32d (Jika bulan tenggelam lebih dahulu dari matahari berarti posisinya di bawah ufuk) 9. Menghitung Arah (Azimut) Matahari (Ao) Data diketahui sbb : a. = 7°52' LS b.o = 23o 06' 48.1"
83
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
c. to d. Rumus :
= 87° 53' 04.93" o
o
Cotan A = - sin / tan t + cos tan δ / sin t
Cotan A= sin -7°52'/ tan 87° 53' 04.93" + cos 7°52’tan 23o 06' 48.1"/sin 87° 53' 04.93" Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan : Karce-131 Scientific Calculator, Casio fx 82 MS, 85 MS, 95 MS, 100 MS, 115 MS, 350 MS, 570 MS, 820 MS, 991 MS, 992S, 4000 P , 4500 P, 5000 P.: Shift Tan (- sin - 752' / tan 87° 53' 04.93" + cos - 752' tan 23o 06' 48.1" / sin 87° 53' 04.93") exe shift o '"23° 10' 40" atau 66° 49' 20"
A° = 23° 10' 40" diukur dari titik Barat ke arah Utara (B-U), atau A° = 66° 49' 20" diukur dari titik Utara ke arah Barat (U-B) 10. Menghitung Arah (Azimut) Bulan (Ac) Data diketahui sbb : a. = 7°52' LS c b. = 21o 33' 03" c c. t = 87° 31' 21" d. Rumus : Cotan A = - sin / tan tc + cos tan δ / sin tc
Cotan A= sin -7°52'/ tan 87° 31' 21" + cos -7°52' tan 21o 33' 03" /sin 87° 31' 21"
84
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan : Karce-131 Scientific Calculator, Casio fx 82 MS, 85 MS, 95 MS, 100 MS, 115 MS, 350 MS, 570 MS, 820 MS, 991 MS, 992S, 4000 P , 4500 P, 5000 P.: Shift Tan ( - sin - 752' / tan 87° 31' 21" + cos - 752' tan 21o 33' 03" / sin 87° 31' 21") exe shift o '"21° 40' 52" atau 68° 19' 08"
Ac = 21° 40' 52" diukur dari titik Barat ke arah Utara ( B-U ), atau Ac = 68° 19' 08" diukur dari titik Utara ke arah Barat ( U-B ) Keterangan : 1. Bila arah (azimut) matahari atau bulan hasilnya positif (+), berarti arah (azimut) tersebut dihitung dari titik Utara ke arah Barat ( U B) 2. Bila arah (azimut) matahari atau bulan hasilnya negatif ( ), berarti arah (azimut) tersebut dihitung dar titik Selatan ke arah Barat ( S B) 11. Menghitung Posisi Hilal (PHc) : PHc = Ao – Ac = 23° 10' 40" - 21° 40' 52" = 01° 29' 48"
12. Arah Ru’yat al-Hilal : U
85
S
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
13. Kesimpulan a. Ijtima’ akhir bulan Rajab (29 Rajab) menjelang awal Sya’ban 1432 H hari Jumat Kliwon, 01 Juli 2011 pada jam 15:55:41 (WIB) b. Keadaan dan Posisi Hilal di Jakarta tanggal 2 November 2005. 1). Matahari terbenam = 17:29:24 WIB 2). Hilal terbenam = 17:27:0.32 WIB 3). Tinggi hilal hakiki = -0° 35' 55.21" (di bawah ufuq) 4). Tinggi mar’i (lihat) = - (diatas ufuq) 5). Lama hilal di atas ufuq = -0j 02m 23.68d 6). Arah (azimut) matahari = 23° 10' 40" diukur dari titik Barat ke arah Utara (B-U) 7). Arah (azimut) hilal = 21° 40' 52" diukur dari titik Barat ke arah Utara (B- U) 8). Posisi dan keadaan hilal = Hilal berada di selatan matahari miring ke selatan c. Menurut Hisab = 1 Sya’ban 1432 H. jatuh pada Hari Ahad Pahing tanggal 03 Juli 2011 M. b. Contoh Perhitungan Hilal di Atas Ufuk: PERHITUNGAN AWAL BULAN RAMADAN 1432 H Lintang tempat Ponorogo () = 7° 52' (LS) Bujur tempat Ponorogo (λ) = 111° 29' (BT) Tinggi tempat = 115 meter di atas laut 1. Menghitung Perkiraan (hisab urfi) Akhir Sya’ban 1432 H. Tanggal 29 Sya’ban 1432 H. Tahun berjalan = 29–8–1432 Tahun utuh = 1431 tahun + 7 bulan + 29 hari 86
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
1431/30 = 47 daur + 21 tahun 47 daur = 47 x 10631 = 499657 hari 21 tahun = (21x354) +8 = 7442 hari 7 bulan = 207 hari 29 hari = 29 hari + Jumlah = 507335 hari 507335 / 7 = 72476.42857 = 7 x 0. 42857= 3. Sisa 3 dihitung dari Jum’at = Ahad (ada yang berpendapat mulai Kamis ) 507335 / 5 = 101467 sisa 0 dihitung mulai Legi = Kliwon (ada yang berpendapat mulai Kliwon ) Jumlah hari dijadikan Tahun, Bulan dan Tanggal Masehi sebagai berikut: Jumlah hari = 507335 hari Koreksi AG XIII = 13 hari + Jumlah hari = 507348 hari Selisih tetap M-H = 227016 hari + Jumlah = 734364 hari 734364/365.25= 2010.579055. 2010 tahun, sisanya dijadikan bulan dan hari, 0. 579055 x 365.25= 211.4998388 (dibulatkan 212 hari) 212 hari= (212 hari = 7 bulan) + 31 hari 31 hari + 7 bulan + 2010 tahun = 31 Juli 2011 . Tanggal 29 Sya’ban 1432 H = 31 Juli 2011 M.
87
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
2. Menghitung saat (jam terjadi) Ijtima’ Akhir Sya’ban 1432 H Bertepatan dengan Tanggal 31 Juli 2011 M. Dari Data EPHEMERIS HISAB RUKYAT TAHUN 2011 pada bulan Juli 2011, dapat diturunkan dengan langkah langkah sbb : a. FIB (Fraction Illumination Bulan) terkecil pada pada tanggal 30 Juli 2011 adalah 0.000993 jam 18.00 GMT. e. ELM (Ecliptic Longitude Matahari) pada pukul 18:00 GMT = 127°14' 20" f. ALB (Apparent Longitude Bulan) pada pukul 9:00 GMT = 126°51' 31" g. Menghitung Sabaq Matahari (SM) perjam (harga mutlak): ELM jam 18:00 GMT= 127° 14' 20" ELM jam 19:00 GMT= 127° 16' 43" Sabaq Matahari (SM) = 0° 02' 23" e. Menghitung Sabaq Bulan (SB) perjam (harga mutlak): ALB jam 18:00 GMT = 126° 51' 31" ALB jam 19:00 GMT = 127° 26' 53" Sabaq Bulan (SB) = 0° 35' 22" f. Menghitung saat ijtima’, dengan rumus sbb : Jam FIB (GMT) + (ELM - ALB ) + 7.00 (WIB) SB - SM = 18:00 +( 127°14' 20" 126°51' 31") + 7:00 (WIB) 0° 35' 22" 0° 02' 23" = 18:00 + ( 0° 22' 49'’) + 7:00 (WIB) 0° 32' 59" = 18:00 + (0:41:31) = 18:41:31 (GMT) + 7:00 = 01: 41:31 (WIB) 88
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Ijtima’ terjadi hari Ahad Kliwon tanggal 31 Juli 2011 pada jam 01: 41:31 (WIB) 3. Menghitung Perkiraan Matahari Terbenam pada tanggal 31 Juli 2011 di Ponorogo. b. Menghitung tinggi matahari saat matahari terbenam, data yang diketahui sbb: Tinggi tempat (Dip) = 1.76"115 = 0o 18' 52.26" Semi Diameter matahari (SDo) jam 11.00 GMT =0o 15' 45.29" Refraksi (Ref) 00o = 0o 34' 30" (lihat daftar refraksi) Rumus tinggi matahari : h
o
= 0
o
– S D – R e f – D ip
0o – 0o 15' 45.29" – 0o 34' 30" – 0o 18' 52.26" = -1o 09' 07.55" o h = -1o 09' 07.55" b. Menghitung sudut waktu matahari (t o) pada saat matahari terbenam, data yang diketahui sbb : Lintang tempat Jakarta () = 7°52' LS. Bujur tempat Jakarta (λ) = 111°29' BT. Deklinasi matahari/Apparent Declination (o) jam 11.00 GMT = 18o17'15" Tinggi matahari (ho) = -1o 09' 07.55" Rumus Sudut Waktu Matahari : cos t = - tan tan δ + sin h / cos / cos δ
89
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
cos t = - tan 7°52' tan 18o17'15" + sin -1o 09' 07.55" / cos 7°52' / cos 18o17'15" Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan : Karce-131 Scientific Calculator, Casio fx 82 MS, 85 MS, 95 MS, 100 MS, 115 MS, 350 MS, 570 MS, 820 MS, 991 MS, 992S, 4000 P , 4500 P, 5000 P. : Shift Cos ( - tan - 752' tan 18o17'1 5" + sin -1o 09' 07.55" / cos - 752' / cos 18o 17'15" ) exe shift o '" 88° 36' 30.53"
to = 88° 36' 30.53" to/15 = 88° 36' 30.53"/15 = 5:54:26 = 5j 54m 26d c. Menghitung perkiraan terbenam matahari : Equation of time (eo) jam 11.00 GMT = -0j 06m 24s to/15 = 88° 36' 30.53"/15 = 5:54:26 Rumus Koreksi Waktu Daerah (KWD) = 105 - ldh/15 KWD = 105o – 111o 29’ / 15 = - 00:25:56 Rumus : 12 – eo + (to/15) – KWD
Kulminasi Equation of time (eo) to/15
= 12j 00m 00.00d = -0 06 24 12 06 24 = 05 54 24 + 18 00 48
90
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
KWD Jam Ghurub (WIB) Koreksi bujur Jam (GMT)
= 00 25 = 17 34 = 07 00 = 10 34
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
56 52 (perkiraan matahari terbenam) 00 52 (perkiraan matahari terbenam)
4. Menghitung Matahari Terbenam (ghurub) pada Tanggal 01 Juli 2011 di Ponorogo ? Dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10:34:52 dengan jalan interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus : A–( A – B)xC/I a. Deklinasi matahari/Apparent Declination (o) Pada jam 10.00 GMT = 18o 17' 52" Pada jam 11.00 GMT = 18o 17' 15" o = 18o 17' 30.5" A – ( A – B ) x C/I = 18o 17' 52" – ((18o 17' 52") – (18o 17' 15")) x 0o 34' 52"/1 = 18o 17' 30.5" b. Semi Diameter matahari (SDo) Pada jam 10.00 GMT = 0o 15' 45.28" Pada jam 11.00 GMT = 0o 15' 45.29" SDo = 0o 15' 45.29" A – ( A – B ) x C / I = 0o 15' 45.28" – (0o 15' 45.28" – 0o 15' 45.29") x 0o 34' 52"/1 = 0o 15' 45.29"
91
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
c. Equation of time matahari (eo) Pada jam 10.00 GMT = -0j 06m 24s Pada jam 11.00 GMT = -0j 06m 24s eo = -0j 06m 24s A – ( A – B ) x C / I = -0j 06m 24s – (-0j 06m 24s – -0j 06m 24s) x 0o 34' 52"/1 = -0j 06m 24s d. Menghitung tinggi matahari, data yang diketahui sbb : Dip = 1.76"115 = 0o 18' 52.26" SDo = 0o 15' 45.29" Ref = 0o 34’30" Rumus tinggi matahari : o
o
h = 0 – SD – Ref – Dip
0o – 0o 15' 45.29" – 0o 34' 30" – 0o 18' 52.26" = -1o 09' 07.55" ho = -1o 09' 07.55" e. Menghitung sudut waktu matahari (t o), data yang diketahui sbb : = 7°52' LS. λ = 111°29' BT. o = 18o 17' 30.5" ho = -1o 09' 07.55" Rumus Sudut Waktu Matahari : cos t = - tan tan δ + sin h / cos / cos δ
92
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
cos t = - tan 7°52' tan 18o 17' 30.5" + sin -1o 09' 07.55" / cos 7°52' / cos 18o 17' 30.5" Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan :
Karce-131 Scientific Calculator, Casio fx 82 MS, 85 MS, 95 MS, 100 MS, 115 MS, 350 MS, 570 MS, 820 MS, 991 MS, 992S, 4000 P , 4500 P, 5000 P. : Shift Cos ( tan 7°52' tan18o 17' 30.5" + sin -1o 09' 07.55" / cos 7°52' / cos 18o 17' 30.5" ) exe shift o ‘“ 88°27'25” to = 88° 36' 28.26" to/15 = 88° 36' 28.26"/15 = 5:54:26 = 5j 54m 26d c. Menghitung terbenam matahari (Gho): eo = -0j 06m 24s to/15 = 88° 36' 28.26"/15 = 5:54:26 KWD = - 00:25:56 Rumus : 12 – eo + (to /15) – KWD
Kulminasi Equation of time (eo) to/15 KWD
= 12j 00m 00d = -0j 06m 24s j m d 12 06 24 = 5j 54m 26d + 18j 00m 50d = 00 25 56 -
93
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Jam Ghurub (WIB) = 17j 34m 54d (matahari terbenam sebenarnya) Koreksi bujur = 07 00 00 Jam (GMT) = 10j 34m 54d (matahari terbenam sebenarnya) 5. Menghitung Sudut Waktu Bulan ( tc ): Dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10:34:54 dengan jalan interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus :A–(A–B)xC/I a. Apparent Right Ascension matahari (ARo) Pada jam 10.00 GMT = 130o 17' 24" Pada jam 11.00 GMT = 130o 19' 50" AR o = 130o 18' 48.9" A – ( A – B ) x C/I = 130o 17' 24" – (130o 17' 24" – 130o 19' 50") x 0o 34' 54"/1 = 130o 18' 48.9" b. Apparent Right Ascension bulan (ARc) Pada jam 10.00 GMT = 137o 32' 13" Pada jam 11.00 GMT = 138o 06' 31" ARc = 137o 52' 10" A – ( A – B ) x C/I = 137o 32' 13" – (137o 32' 13" – 138o 06' 31") x 0o 34' 54"/1 = 137o 52' 10" c. Sudut waktu bulan, Rumus tc = ARo – ARc + to
94
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
tc = 130o 18' 48.9" - 137o 52' 10" + 88° 36' 28.26" = 81° 03' 7.16" c t = 81° 03' 7.16" 6. Menghitung Tinggi Hakiki Bulan (hc), data diketahui sbb : a. = 7°52' LS b. tc = 81° 03' 7.16" c. Deklinasi Bulan (c), dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10:34:54 dengan jalan interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus : A – ( A – B ) x C/I Apparent Declination bulan (c) : Pada jam 10.00 GMT = 11o 58' 54" Pada jam 11.00 GMT = 11o 46' 33" c = 11o 51' 42.99" A – ( A – B ) x C/I = 11o 58' 54" – ((11o 58' 54" – (11o 46' 33")) x 0o 34' 54"/1 = 11o 51' 42.99" d. Rumus : c
c
Sin h = sin sin δ + cos cos δ cos t
Sin hc = sin 7°52' sin 11o 51' 42.99" + cos 7°52' cos 11o 51' 42.99" cos 81° 03' 7.16" Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan : Karce-131 Scientific Calculator, Casio fx 82 MS, 85 MS, 95 MS, 100 MS, 115 MS, 350 MS, 570 MS, 820 MS, 991 MS, 992S, 4000 P , 4500 P, 5000 P. :
95
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Shift Sin ( sin - 752' sin 11o 51' 42.99" + cos - 752' cos 11o 51' 42.99" cos 81° 03' 7.16") exe shift o'" 7° 02' 42.34”
h c = 7° 02' 42.34" 7. Menghitung Tinggi Hilal Mar’i (tinggi lihat) (h’c) : Dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10:34:54 dengan jalan interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus : A–(A–B)xC/I a. hc = 7° 02' 42.34" b. Dip = 0o 18' 52.26" c. Horizontal Parallax bulan (Hpc) : Pada jam 10.00 GMT = 00o 59' 22" Pada jam 11.00 GMT = 00o 59' 23" Hpc = 00o 59' 22.58" A – ( A – B ) x C / I = 00o 59' 22" – (00o 59' 22" – 00o 59' 23") x 0o 34' 54"/ 1 = 00o 59' 22.58" d. Semi Diameter bulan (SDc) : Pada jam 10.00 GMT = 0o 16' 10.54" Pada jam 11.00 GMT = 0o 16' 10.86" SDc = 0o 16' 10.73" A – ( A – B ) x C / I = 0o 16' 10.54" – (0o 16' 10.54" – 0o 16' 10.54") x 0o 34' 54"/ 1 = 0o 16' 10.73" e. Parallax = cos hc x Hpc
96
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Par = cos 7° 02' 42.34" x 00o 59' 22.58" = 0o 58' 55.68" f. Rumus : c
c
h' = h – Par + SD + Ref + Dip
hc (tinggi hakiki) = 7° 02' 42.34" Parallax = 0o 58' 55.68" o 6 03' 46.66" Semi Diameter = 0o 16' 10.73" + o 6 19' 57.39" ( dasar interpolasi, lihat daftar refraksi) Refraksi = 0o 08' 22.02" + o 6 28' 19.41" Dip = 0o 18' 52.26" + c h’ (tinggi mar’i ) = 6° 47' 11.67" 8. Menghitung Lama Hilal di atas Ufuq (LHUc) : LHUc = h’c x 0o 4’ = 6° 47' 11.67"x 0o 4’ = 0j 27m 8.78d 9. Menghitung Saat Hilal Terbenam (HGc) : HGc = Gho + LHUc = 17j 34m 54d + 0j 27m 8.78d = 18j 02m 2.78d 10. Menghitung Arah (Azimut) Matahari (Ao) ? data diketahui sbb : a. = 7°52' LS b. o = 18o 17' 30.5" c. to = 88° 36' 28.26"
97
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
d. Rumus : Cotan A = - sin / tan to + cos tan δ / sin to
Cotan A= sin -7°52'/ tan 88° 36' 28.26" + cos -7°52' tan 18o 17' 30.5"/sin 88° 36' 28.26" Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan : Karce-131 Scientific Calculator, Casio fx 82 MS, 85 MS, 95 MS, 100 MS, 115 MS, 350 MS, 570 MS, 820 MS, 991 MS, 992S, 4000 P , 4500 P, 5000 P.: Shift Tan (- sin - 752' / tan 88° 36' 28.26" + cos - 752' tan 18o 17' 30.5" / sin 88° 36' 28.26") exe shift o '" 18° 18' 28.53" atau 71° 41' 31.47"
A° = 18° 18' 28.53" diukur dari titik Barat ke arah Utara (B-U), atau A° = 71° 41' 31.47" diukur dari titik Utara ke arah Barat (UB) 11. Menghitung Arah (Azimut) Bulan (Ac) ? data diketahui sbb : a. = 7°52' LS c o b. = 11 51' 42.99" c. tc = 81° 03' 7.16" d. Rumus : Cotan A = - sin / tan tc + cos tan δ / sin tc
Cotan A= sin -7°52'/ tan 81° 03' 7.16" + cos -7°52' tan 11o 51' 42.99"/sin 81° 03' 7.16" Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan : 98
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Karce-131 Scientific Calculator, Casio fx 82 MS, 85 MS, 95 MS, 100 MS, 115 MS, 350 MS, 570 MS, 820 MS, 991 MS, 992S, 4000 P , 4500 P, 5000 P.: Shift Tan (- sin - 752' / tan 81° 03' 7.16" + cos - 752' tan 11 o 51' 42.99" / sin 81° 03' 7.16") exe shift o '"13° 04' 16.16" atau 78° 29' 20"
Ac = 11° 30' 40" diukur dari titik Barat ke arah Utara ( B-U ), atau Ac = 76° 55' 43.84" diukur dari titik Utara ke arah Barat ( U-B ) Keterangan : 1. Bila arah (azimut) matahari atau bulan hasilnya positif (+), berarti arah (azimut) tersebut dihitung dari titik Utara ke arah Barat ( U B) 2. Bila arah (azimut) matahari atau bulan hasilnya negatif ( ), berarti arah (azimut) tersebut dihitung dar titik Selatan ke arah Barat ( S B) 12. Menghitung Posisi Hilal (PHc) : PHc = Ao – Ac = 18° 18' 28.53" - 11° 30' 40" = 6° 47' 48.53" 13. Arah Ru’yat al-Hilal :
99
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
14. Kesimpulan a. Ijtima’ akhir bulan Sya’ban (29 Sya’ban) menjelang awal Ramadan 1432 H hari Ahad Kliwon, tanggal 31 Juli 2011 pada jam 01: 41:31 (WIB) b. Keadaan dan Posisi Hilal di Jakarta tanggal 2 November 2005. 1). Matahari terbenam = 17j 34m 54d WIB 2). Hilal terbenam = 18j 02m 2.78d WIB 3). Tinggi hilal hakiki = 7° 02' 42.34" (diatas ufuq) 4). Tinggi mar’i (lihat) = 6° 47' 11.67" (diatas ufuq) 5). Lama hilal di atas ufuq = 0j 27m 8.78d 6). Arah (azimut) matahari = 18°18'28.53"diukur dari titik Barat ke arah Utara (B- U) 7). Arah (azimut) hilal = 11° 30' 40"diukur dari titik Barat ke arah Utara (B- U) 8). Posisi dan keadaan hilal = Hilal berada di selatan matahari miring ke selatan c. Menurut Hisab = 1 Ramadan 1432 H. jatuh pada Hari Senin Legi tanggal 01 Agustus 2011 M.
100
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
(CATATAN AKHIR) al-Qur’a>n, 2:189. Muh}ammad bin Isma>’i>l al-Bukha>ri>, Matn al-Bukhar> i> (Mesir: Da>ar Ihya>’ al-’Arabiyyah, tt), 327. Ah}mad bin ‘Ali> bin H{ajar al-’Asqala>ni>, Fath} al-Ba>ri,> vol. IV (Beirut: Da>r al-Fikr,1996), 614 . 3 Yahya> bin S{arf al-Nawa>wi>, Sa{ hi} h> } Muslim bi Sharh} al-Nawaw > i,> vol. 7 (Beirut: Da>r al-Kutub al-’Ilmiyyah, 1995), 169. 4 Shiha>b al-Di>n al-Qalyu>bi>, Ha{ shiyat Minhaj> al-Ta{ l> ibin> vol. 2 (Kairo: Mus{t{afa> al-Ba>bi> al- H{alabi>, 1956}}, 45. 5 Louis Ma’luf, al-Munjid fi> al-Lughah wa al-A’lam > (Beirut: Da>r al-Mashriq, 1989), 243. 6 Departemen Agama RI, Pedoman Teknik Ru’yat (Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1994), 2-3. 7 Lihat Shiha>b al-Di>n Ah}mad bin H{ajar al-Hayta>mi>, Tuh}fat al-Muhta>j vol. 3 (Kairo: tt), 382. bandingkan dengan ‘Abd al-H{ami>d al-Sharwa>ni>, H{a>shiyah al-Sharwa>ni> vol. 3 (Beirut: Da>r al-Fikr, tt), 372. 8 al-Hayta>mi>, Tuh}fat, 382. al-Sharwa>ni>, H{a>shiyah, 372. 9 Wahbah al-Zuha}yli>, al-Fiqh al-Isalami wa Adillatuh vol. 2 (Beirut: Da>r al-Fikr, 1989), 606. Abu> ‘Abd Alla>h Muh}ammad bin Ah}mad al-Ans}a>ri> alQurt}ub> i>, al-Ja>mi’ li Ahk} am > al-Qur’an> , vol. 2 (Beirut: Da>r al-Kutub al-’Ilmiyyah, 1993), 198. ‘Abd al-H{ami>d al-Sharwa>ni, H{awa>shi> al-Sharwa>ni>, vol. 4 (Beirut: Da>r al-Kutub al-’Ilmiyyah, 1996), 505. Abu> Zakariyya> Muh}y al-Di>n bin S{arf al-Nawa>wi>, al-Majmu>’, vol 6 (Beirut: Da>r al-Fikr, tt), 273. Muh}ammad alKhati>b al-Sharbi>ni>, Mughni> al-Muh}ta>j, vol. 1 (Mesir: Mus}t}afa> al-Ba>bi> alH{alabi>, 1958), 422. 10 Ma’luf, al-Munjid, 132. 11 Depag RI, Pedoman, 7. 12 Tahun kabisat adalah satuan waktu dalam satu tahun yang panjangnya 366 hari untuk tahun shamsiyyah dan 355 hari untuk tahun qamari>yah. Disebut juga tahun panjang. Dalam bahasa Inggris biasa disebut Leap Year dan dalam kalender Jawa Islam disebut Wuntu. Kebalikan dari tahun kabisat adalah tahun ba>sit}ah (tahun pendek), yaitu satuan waktu selama satu tahun yang panjangnya 365 hari untuk tahun shamsiyyah dan 354 hari untuk tahun qamari>yah. Azhari, Ensiklopedi, 148-149. 1 2
101
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Pengelompokan h}isa>b ha} qi>qi> menjadi tiga ini adalah berdasarkan hasil seminar H}isa>b Ru’yat pada tanggal 27 April 1992 di Tugu Bogor. Walaupun secara substansial embrio pengelompokan tersebut sudah ada jauh sebelum seminar tersebut. Hal ini bisa dibuktikan dengan pernyataan Muh}ammad Mans}u>r dalam kitabnya Sullam al-Nayyirain, beliau menyatakan sendiri bahwa sistem h}isa>b yang dianut adalah sistem h}isa>b H{aqi>qi> Taqri>bi>. Dan sebagai pembanding dari sistem h}isa>b H{aqi>qi> Taqri>bi> adalah h}isab> qat}’i (istilah lain untuk sistem h}isa>b H{aqi>qi> Tah}qi>qi> dan sistem H{aqi>qi> kontemporer). Baca Muh}ammad Mansur bin Abd Hamid bin Muh}ammad Damiri al-Betawi, Sullam al-Nayyirain (Jakarta: tp, tt), 8. Baca juga Taqiy al-Din al-Subki>, Fata>wa> al-Subki> vol. 1 (Beirut: Da>r al-Ma’a>rif , tt), 219. 14 Termasuk dalam kelompok ini adalah Sullam al-Nayyirain oleh Muh}ammad Mans}u>r al-Batawi>, Tadhkirah al-Ikhwa>n oleh Abu> H{amdan al-Semarangi, Fath} al-Rau>f al-Manna>n oleh Abu> H{amdan dan ‘Abd al-Jali>l bin ‘Abd alH{ami>d al-Kudsi>, al-Qawa>’id al-Falakiyyah oleh ‘Abd al-Fatta>h} al-Sayyid alFalaki>, al-Shams wa al-Qamar oleh Anwa>r Kathi>r al-Malangi>, Jadaw > il al-Falakiyyah oleh Qushayri> al-Pasuruani>, Risal> at al-Qamarayni> oleh Nawawi> Muh}ammad Yunus al-Kadiri>, Shams al-Hila>l oleh Nu>r Ah}mad SS al-Jepara, Risa>lat alFalakiyyah oleh Ramli H{asan al-Gresiki>, dan Risal> ah H{isa>biyyah oleh H{asan Basri al-Gresiki>. Baca Sriyatin Shadiq, Perkembangan Hi} sab> Ru’yat dan Penetapan Awal Bulan Qamari>yah Dalam Menuju Kesatuan Hari Raya (Surabaya: Bina Ilmu, 1995), 66. 15 Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: al-Mat}la’ al-Sa’i>d fi> H{isa>b al-Kawa>kib ‘ala Rushd al-Jadi>d oleh Shaykh H{usayn Zayd al-Mis}ra, alMana>hij al-H{ami>diyyah oleh Shaykh ‘Abd al-H{ami>d Murshi, Muntaha> Natai> j al-Aqwa>l oleh Muh}ammad Hasan Ash’ari Pasuruan, al-Khula>sa} h al-Waf> iyah oleh Zubayr Umar Jailani, Badi>’at al-Mitha>l oleh Muh}ammad Ma’s}u>m bin ‘Ali> al-Jombangi>, Hisa>b Hakiki oleh Wardan Dipaningrat, Nu>r al-Anwar> oleh Nur Ahmad SS, Ittifaq> Dhat> al-Bayni> oleh Muh}ammad Zubayr Abdus Salam. Ibid., 67. 16 Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: New Cobm oleh Bidron Hadi Yogyakarta, Almanak Nautika yang dikeluarkan oleh TNI AL Dinas Hidro Oseanografi dan diterbitkan oleh Her Majesty’s Nautical Almanac Office, Royal Greenwich Observatory, Cambridge London, Astronomical Tables of Sun, Moon and Planets oleh Jean Meeus Belgia, Islamic Kalender oleh Muh}ammad Ilyas Malaysia, Ephimeris Hi} sab> Ru’yat oleh Badan Hi} sab> Ru’yat Departemen Agama. Ibid. 13
102
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
Ahmad Izzuddin, Fiqh Hisab Rukyah di Indonesia (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2003), 80. 18 Paralaks (beda lihat) yaitu sudut yang terjadi antara dua garis yang di tarik dari benda langit ke titik pusat bumi dan garis yang ditarik dari benda langit ke mata si peninjau. Dalam bahasa Arab disebut ikhtila>f almanz}ar. Azhari, Ensiklopedi, 76. 19 Abd. Salam Nawawi, Rukyat Hisab di Kalangan NU Muhammadiyah (Surabaya: Diantama, 2004), 70. 20 Indonesian Crescent Observation, “Syawwal 1427 Hijriyah”, dalam http://rukyatulhilal.tripod.com/artikel.html (nopember 2006). 21 Yaitu busur pada lingkaran horizon yang diukur mulai dari titik utara ke arah timur. Kadang-kadang diukur mulai dari titik selatan ke arah barat. Azimuth suatu benda langit adalah jarak sudut pada lingkaran horizon yang diukur mulai dari titik utara ke arah timur atau searah jarum jam sampai ke perpotongan antara lingkaran horizon dengan lingkaran vertikal yang melalui benda langit tersebut. Azhari, Ensiklopedi, 30. 22 M. Ilyas, Limiting Altitude Sparation in The New Moon’s Visibility Criterion (Malaysia: Astron & Astrophys, 1998), 133. 23 T. Djamaluddin, Menggagas Fiqih Astronomi (Bandung: Kaki Langit, 2005), 82. 24 Ephemeris Hisab Rukyat Tahun 1993, hlm 25 Ibid 17
103
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
104
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. (ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran dan Peradaban, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jilid 4, tt.). Ali, A. Yusuf. The Holy Qur’an Text Translation and Commentary, (USA: Amana Corp, 1934). al-’Asqala
105
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Edisi Kedua, Cet. IX, 1999). Djamaluddin,T. Menggagas Fiqih Astronomi (Bandung: Kaki Langit, 2005). Donzel, E. Van. Islamic Desk Reference, (Leiden: E. J. Brill, 1994). Esposito, John L. The Oxford Encyclopaedia of The Modern Islamic World, (New York: Oxford University Press, vol. I, 1995). al Falaky, Sriyatin Shadiq. Perhitungan Waktu Shalat dan Penggunaan Jadwalnya (Surabaya: Yayasan Al Falakiyah, 2000). ——————, Perkembangan Hi} sab> Ru’yat dan Penetapan Awal Bulan Qamariy> ah Dalam Menuju Kesatuan Hari Raya (Surabaya: Bina Ilmu, 1995). Hasjmy, A. Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, Cet. V, 1995). al-Hayta>mi>, Shiha>b al-Di>n Ah}mad bin H{ajar. Tuh}fat al-Muhtaj> vol. 3 (Kairo: tt). Ilyas, M. Limiting Altitude Sparation in The New Moon’s Visibility Criterion (Malaysia: Astron & Astrophys, 1998). Indonesian Crescent Observation, “Syawwal 1427 Hijriyah”, dalam http://rukyatulhilal.tripod.com/artikel.html (nopember 2006). Izzuddin, Ahmad. Fiqh Hisab Rukyah di Indonesia (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2003). 106
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1983). Khazin, Muhyiddin. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik (Yoyakarta: Buana Pustaka, 2004). Ma’luf, Louis. al-Munjid fi> al-Lughah wa al-A’la>m (Beirut: Da>r al-Mashriq, 1989). Nawawi, Abd. Salam. Rukyat Hisab di Kalangan NU Muhammadiyah (Surabaya: Diantama, 2004). al-Nawa>wi>, Abu> Zakariyya> Muh}y al-Di>n bin S{arf. al-Majmu>’, vol 6 (Beirut: Da>r al-Fikr, tt). al-Nawa>wi>, Yahya> bin S{arf. S{ah}i>h} Muslim bi Sharh} al-Nawa>wi>, vol. 7 (Beirut: Da>r al-Kutub al-’Ilmiyyah, 1995). al-Qalyu>bi>, Shiha>b al-Di>n. H{ashiyat Minha>j al-T{a>libi>n vol. 2 (Kairo: Mus{t{afa> al-Ba>bi> al- H{alabi>, 1956). al-Qurt}ub> i>, Abu> ‘Abd Alla>h Muh}ammad bin Ah}mad al-Ans}a>ri>. al-Ja>mi’ li Ah}ka>m al-Qur’a>n, vol. 2 (Beirut: Da>r al-Kutub al-’Ilmiyyah, 1993. Rachim, Abdur. Ilmu Falak (Yogyakarta: Liberti, 2004). al-Sharbi>ni>, Muh}ammad al-Khati>b. Mughni> al-Muh}ta>j, vol. 1 (Mesir: Mus}t}afa> al-Ba>bi> al-H{alabi>, 1958). al-Sharwa>ni, ‘Abd al-H{ami>d. H{awa>shi> al-Sharwa>ni>, vol. 3&4 (Beirut: Da>r al-Kutub al-’Ilmiyyah, 1996). Simamora, P. Ilmu Falak (Kosmografi), (Jakarta: CV. Pedjuang Bangsa, Cet. XXXII, 1987).
107
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
al-Subki>, Taqiy al-Din. Fata>wa> al-Subki> vol. 1 (Beirut: Da>r alMa’a>rif , tt). al-Zuha}yli>, Wahbah. al-Fiqh al-Isalami wa Adillatuh vol. 2 (Beirut: Da>r al-Fikr, 1989).
108
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
LAMPIRAN
DATA PHASE -PHASE BULAN TAHUN 2011 M. Bulan Baru Tanggal Jam (ET)
Purnama
Seperempat Pertama Tanggal Jam (ET)
Tanggal
Jam (ET)
Seperempat Akhir Tanggal Jam (ET)
04/01/2011
09:04:33
12/01/2011
11:33:10
19/01/2011
21:22:56
26/01/2011
13:00:05
03/02/2011
02:32:38
11/02/2011
07:20:00
18/02/2011
08:36:52
24/02/2011
23:28:19
04/03/2011
20:47:33
12/03/2011
23:46:19
19/03/2011
18:10:48
26/03/2011
12:07:57
03/04/2011
14:33:33
11/04/2011
12:05:58
18/04/2011
02:44:12
25/04/2011
02:46:50
03/05/2011
06:51:23
10/05/2011
20:32:21
17/05/2011
11:08:20
24/05/2011
18:52:19
01/06/2011
21:02:52
09/06/2011
02:09:38
15/06/2011
20:13:06
23/06/2011
11:48:57
01/07/2011
08:53:55
08/07/2011
06:29:15
15/07/2011
06:39:27
23/07/2011
05:03:15
30/07/2011
18:39:46
06/08/2011
11:09:00
13/08/2011
18:57:49
21/08/2011
21:56:15
29/08/2011
03:04:17
04/09/2011
17:40:05
12/09/2011
09:27:29
20/09/2011
13:40:27
27/09/2011
11:09:14
04/10/2011
03:15:35
12/10/2011
02:07:18
20/10/2011
03:31:58
26/10/2011
19:56:46
02/11/2011
16:38:41
10/11/2011
20:18:09
18/11/2011
15:10:12
25/11/2011
06:11:08
02/12/2011
09:53:29
10/12/2011
14:38:21
18/12/2011
00:48:54
24/12/2011
18:08:21
-----
-----
-----
-----
-----
-----
109
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
B. EPHEMERIS MATAHARI DAN BULAN TAHUN 2011 SAAT PHASE I BULAN 04 Januari 2011 DATA MATAHARI Jam (ET)
Ecliptic Longitude
Ecliptic Latitude
Apparent Right Ascension
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
283° 15' 41" 283° 18' 14" 283° 20' 47" 283° 23' 20" 283° 25' 53" 283° 28' 26" 283° 30' 59" 283° 33' 32" 283° 36' 04" 283° 38' 37" 283° 41' 10" 283° 43' 43" 283° 46' 16" 283° 48' 49" 283° 51' 22" 283° 53' 55" 283° 56' 28" 283° 59' 01" 284° 01' 34" 284° 04' 07" 284° 06' 40" 284° 09' 13" 284° 11' 46" 284° 14' 19" 284° 16' 52"
0.39" 0.39" 0.40" 0.40" 0.41" 0.41" 0.42" 0.43" 0.43" 0.44" 0.44" 0.45" 0.45" 0.46" 0.46" 0.47" 0.47" 0.48" 0.48" 0.49" 0.49" 0.50" 0.51" 0.51" 0.52"
284° 24' 22" 284° 27' 08" 284° 29' 53" 284° 32' 38" 284° 35' 23" 284° 38' 08" 284° 40' 53" 284° 43' 38" 284° 46' 23" 284° 49' 08" 284° 51' 53" 284° 54' 37" 284° 57' 22" 285° 00' 07" 285° 02' 52" 285° 05' 37" 285° 08' 22" 285° 11' 07" 285° 13' 52" 285° 16' 37" 285° 19' 22" 285° 22' 06" 285° 24' 51" 285° 27' 36" 285° 30' 21"
Apparent Declination
Geocentric Distance
Semi Diameter
True Obliquity
-22° 46' 38" -22° 46' 23" -22° 46' 07" -22° 45' 52" -22° 45' 37" -22° 45' 21" -22° 45' 06" -22° 44' 50" -22° 44' 35" -22° 44' 19" -22° 44' 03" -22° 43' 48" -22° 43' 32" -22° 43' 16" -22° 43' 00" -22° 42' 45" -22° 42' 29" -22° 42' 13" -22° 41' 57" -22° 41' 41" -22° 41' 25" -22° 41' 09" -22° 40' 53" -22° 40' 36" -22° 40' 20"
0.9833400 0.9833401 0.9833401 0.9833402 0.9833402 0.9833403 0.9833403 0.9833404 0.9833405 0.9833406 0.9833407 0.9833408 0.9833409 0.9833410 0.9833411 0.9833412 0.9833414 0.9833415 0.9833417 0.9833418 0.9833420 0.9833421 0.9833423 0.9833425 0.9833427
16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89" 16' 15.89"
23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23°
26' 17" 26' 17" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16" 26' 16"
Equation Of Time -04 m 35 s -04 m 36 s -04 m 37 s -04 m 39 s -04 m 40 s -04 m 41 s -04 m 42 s -04 m 43 s -04 m 44 s -04 m 45 s -04 m 46 s -04 m 48 s -04 m 49 s -04 m 50 s -04 m 51 s -04 m 52 s -04 m 53 s -04 m 54 s -04 m 56 s -04 m 57 s -04 m 58 s -04 m 59 s -05 m 00 s -05 m 01 s -05 m 02 s
DATA BULAN Jam (ET)
Apparent Longitude
Apparent Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Horizontal Parallax
Semi Diameter
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
278° 48' 07" 279° 20' 15" 279° 52' 21" 280° 24' 27" 280° 56' 31" 281° 28' 33" 282° 00' 34" 282° 32' 34" 283° 04' 32" 283° 36' 29" 284° 08' 24" 284° 40' 18" 285° 12' 11" 285° 44' 02" 286° 15' 52" 286° 47' 40" 287° 19' 27" 287° 51' 12" 288° 22' 56" 288° 54' 39" 289° 26' 20" 289° 58' 00" 290° 29' 38" 291° 01' 15" 291° 32' 51"
00° 33' 19" 00° 36' 16" 00° 39' 13" 00° 42' 09" 00° 45' 05" 00° 48' 00" 00° 50' 56" 00° 53' 50" 00° 56' 45" 00° 59' 38" 01° 02' 32" 01° 05' 25" 01° 08' 17" 01° 11' 09" 01° 14' 01" 01° 16' 52" 01° 19' 42" 01° 22' 32" 01° 25' 21" 01° 28' 10" 01° 30' 58" 01° 33' 46" 01° 36' 33" 01° 39' 19" 01° 42' 05"
279° 32' 22" 280° 06' 52" 280° 41' 18" 281° 15' 39" 281° 49' 56" 282° 24' 10" 282° 58' 18" 283° 32' 23" 284° 06' 23" 284° 40' 18" 285° 14' 09" 285° 47' 56" 286° 21' 38" 286° 55' 16" 287° 28' 49" 288° 02' 17" 288° 35' 41" 289° 09' 00" 289° 42' 15" 290° 15' 25" 290° 48' 30" 291° 21' 31" 291° 54' 26" 292° 27' 18" 293° 00' 04"
-22° 35' 29" -22° 30' 22" -22° 25' 07" -22° 19' 46" -22° 14' 17" -22° 08' 42" -22° 02' 59" -21° 57' 10" -21° 51' 14" -21° 45' 12" -21° 39' 02" -21° 32' 47" -21° 26' 24" -21° 19' 56" -21° 13' 21" -21° 06' 40" -20° 59' 52" -20° 52' 59" -20° 45' 59" -20° 38' 53" -20° 31' 41" -20° 24' 24" -20° 17' 00" -20° 09' 31" -20° 01' 56"
00° 56' 21" 00° 56' 19" 00° 56' 18" 00° 56' 17" 00° 56' 15" 00° 56' 14" 00° 56' 13" 00° 56' 12" 00° 56' 10" 00° 56' 09" 00° 56' 08" 00° 56' 06" 00° 56' 05" 00° 56' 04" 00° 56' 02" 00° 56' 01" 00° 56' 00" 00° 55' 59" 00° 55' 57" 00° 55' 56" 00° 55' 55" 00° 55' 53" 00° 55' 52" 00° 55' 51" 00° 55' 50"
15' 21.27" 15' 20.92" 15' 20.56" 15' 20.21" 15' 19.85" 15' 19.50" 15' 19.14" 15' 18.79" 15' 18.43" 15' 18.08" 15' 17.73" 15' 17.37" 15' 17.02" 15' 16.66" 15' 16.31" 15' 15.95" 15' 15.60" 15' 15.25" 15' 14.89" 15' 14.54" 15' 14.19" 15' 13.84" 15' 13.49" 15' 13.14" 15' 12.78"
Sumber dari Sistem Informasi dan Laboratorium Falakiyah STAIN Ponorogo
110
Angle Bright Fraction Limb Illumination 93° 18' 21" 94° 38' 51" 96° 24' 48" 98° 47' 39" 102° 06' 31" 106° 55' 07" 114° 16' 04" 126° 06' 26" 145° 22' 24" 172° 09' 46" 197° 31' 56" 214° 38' 34" 225° 05' 21" 231° 39' 34" 236° 01' 34" 239° 04' 37" 241° 17' 42" 242° 57' 32" 244° 14' 14" 245° 14' 16" 246° 01' 56" 246° 40' 11" 247° 11' 07" 247° 36' 15" 247° 56' 45"
0.001545 0.001232 0.000956 0.000718 0.000518 0.000355 0.000229 0.000141 0.000090 0.000076 0.000099 0.000159 0.000256 0.000390 0.000560 0.000767 0.001011 0.001291 0.001607 0.001959 0.002347 0.002771 0.003231 0.003726 0.004257
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
03 Februari 2011 DATA MATAHARI Jam (ET)
Ecliptic Longitude
Ecliptic Latitude
Apparent Right Ascension
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
313° 47' 32" 313° 50' 04" 313° 52' 36" 313° 55' 08" 313° 57' 41" 314° 00' 13" 314° 02' 45" 314° 05' 17" 314° 07' 50" 314° 10' 22" 314° 12' 54" 314° 15' 26" 314° 17' 59" 314° 20' 31" 314° 23' 03" 314° 25' 35" 314° 28' 07" 314° 30' 40" 314° 33' 12" 314° 35' 44" 314° 38' 16" 314° 40' 49" 314° 43' 21" 314° 45' 53" 314° 48' 25"
0.62" 0.62" 0.63" 0.63" 0.64" 0.64" 0.64" 0.65" 0.65" 0.66" 0.66" 0.66" 0.67" 0.67" 0.67" 0.68" 0.68" 0.68" 0.69" 0.69" 0.70" 0.70" 0.70" 0.71" 0.71"
316° 15' 30" 316° 18' 02" 316° 20' 34" 316° 23' 06" 316° 25' 38" 316° 28' 11" 316° 30' 43" 316° 33' 15" 316° 35' 47" 316° 38' 19" 316° 40' 51" 316° 43' 23" 316° 45' 55" 316° 48' 27" 316° 50' 59" 316° 53' 31" 316° 56' 03" 316° 58' 35" 317° 01' 07" 317° 03' 38" 317° 06' 10" 317° 08' 42" 317° 11' 14" 317° 13' 46" 317° 16' 17"
Apparent Declination -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16° -16°
41' 08" 40' 24" 39' 40" 38' 56" 38' 13" 37' 29" 36' 45" 36' 01" 35' 17" 34' 33" 33' 49" 33' 05" 32' 21" 31' 37" 30' 53" 30' 09" 29' 24" 28' 40" 27' 56" 27' 12" 26' 27" 25' 43" 24' 58" 24' 14" 23' 29"
Geocentric Distance 0.9855837 0.9855898 0.9855959 0.9856020 0.9856081 0.9856142 0.9856203 0.9856264 0.9856326 0.9856387 0.9856448 0.9856510 0.9856571 0.9856633 0.9856695 0.9856756 0.9856818 0.9856880 0.9856942 0.9857003 0.9857065 0.9857127 0.9857189 0.9857252 0.9857314
Semi Diameter
True Obliquity
Equation Of Time
16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16' 16'
23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 17" 23° 26' 17" 23° 26' 17" 23° 26' 17" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16"
-13 m 45 s -13 m 46 s -13 m 46 s -13 m 46 s -13 m 46 s -13 m 47s -13 m 47 s -13 m 47 s -13 m 48 s -13 m 48 s -13 m 48 s -13 m 48 s -13 m 49 s -13 m 49 s -13 m 49 s -13 m 49 s -13 m 50 s -13 m 50 s -13 m 50 s -13 m 51 s -13 m 51 s -13 m 51 s -13 m 51 s -13 m 52 s -13 m 52 s
13.67" 13.66" 13.65" 13.65" 13.64" 13.64" 13.63" 13.62" 13.62" 13.61" 13.61" 13.60" 13.59" 13.59" 13.58" 13.58" 13.57" 13.56" 13.56" 13.55" 13.55" 13.54" 13.53" 13.53" 13.52"
DATA BULAN Jam (ET)
Apparent Longitude
Apparent Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
312° 36' 25" 313° 06' 57" 313° 37' 28" 314° 07' 59" 314° 38' 29" 315° 08' 57" 315° 39' 25" 316° 09' 53" 316° 40' 19" 317° 10'44" 317° 41' 09" 318° 11' 33" 318° 41' 56" 319° 12' 18" 319° 42' 40" 320° 13' 00" 320° 43' 20" 321° 13' 39" 321° 43' 58" 322° 14' 15" 322° 44' 32" 323° 14' 48" 323° 45' 03" 324° 15' 18" 324° 45' 31"
03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 03° 04° 04° 04° 04°
314° 06' 07" 314° 35' 39" 315° 05' 08" 315° 34' 34" 316° 03' 56" 316° 33' 14" 317° 02' 29" 317° 31' 41" 318° 00' 49" 318° 29' 54" 318° 58' 56" 319° 27' 54" 319° 56' 49" 320° 25' 42" 320° 54' 30" 321° 23' 16" 321° 51' 59" 322° 20' 39" 322° 49' 15" 323° 17' 49" 323° 46' 20" 324° 14' 48" 324° 43' 13" 325° 11' 35" 325° 39' 55"
-13° 48' 44" -13° 38' 15" -13° 27' 42" -13° 17' 07" -13° 06' 29" -12° 55' 47" -12° 45' 03" -12° 34' 16" -12° 23' 26" -12° 12' 34" -12° 01' 38" -11° 50' 40" -11° 39' 40" -11° 28' 37" -11° 17' 31" -11° 06' 23" -10° 55' 13" -10° 44' 00" -10° 32' 45" -10° 21' 28" -10° 10' 09" -09° 58' 48" -09° 47' 24" -09° 35' 59" -09° 24' 31"
20' 37" 22' 41" 24' 45" 26' 48" 28' 49" 30' 50" 32' 49" 34' 47" 36' 45" 38' 41" 40' 36" 42' 30" 44' 23" 46' 14" 48' 05" 49' 54" 51' 42" 53' 29" 55' 15" 57' 00" 58' 44" 00' 26" 02' 07" 03' 48" 05' 26"
Horizontal Parallax
Semi Diameter
00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00° 00°
14' 56.30" 14' 56.06" 14' 55.82" 14' 55.58" 14' 55.34" 14' 55.11" 14' 54.87" 14' 54.64" 14' 54.41" 14' 54.18" 14' 53.95" 14' 53.73" 14' 53.50" 14' 53.28" 14' 53.06" 14' 52.84" 14' 52.63" 14' 52.41" 14' 52.20" 14' 51.99" 14' 51.78" 14' 51.57" 14' 51.37" 14' 51.17" 14' 50.96"
54' 49" 54' 48" 54' 47" 54' 46" 54' 46" 54' 45" 54' 44" 54' 43" 54' 42" 54' 41" 54' 40" 54' 40" 54' 39" 54' 38" 54' 37" 54' 36" 54' 36" 54' 35" 54' 34" 54' 33" 54' 32" 54' 32" 54' 31" 54' 30" 54' 29"
Sumber dari Sistem Informasi dan Laboratorium Falakiyah STAIN Ponorogo
111
Angle Bright Fraction Limb Illumination 144° 22' 17" 151° 44' 24" 159° 22' 55" 167° 01' 19" 174° 23' 08" 181° 15' 14" 187° 29' 29" 193° 02' 47" 197° 55' 50" 202° 11' 37" 205° 54' 12" 209° 07' 51" 211° 56' 38" 214° 24' 13" 216° 33' 44" 218° 27' 53" 220° 08'56" 221° 38' 45" 222° 58' 56" 224° 10' 49" 225° 15' 30" 226° 13' 55" 227° 06' 52" 227° 55' 00" 228° 38' 56"
0.000963 0.000913 0.000896 0.000913 0.000963 0.001045 0.001161 0.001310 0.001492 0.001707 0.001955 0.002235 0.002548 0.002894 0.003272 0.003683 0.004126 0.004601 0.005109 0.005649 0.006220 0.006824 0.007459 0.008127 0.008825
AHMAD JUNAIDI, M.H.I 04 Maret 2011 DATA MATAHARI Jam (ET)
Ecliptic Longitude
Ecliptic Latitude
Apparent Right Ascension
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
343° 03' 26" 343° 05' 56" 343° 08' 27" 343° 10' 57" 343° 13' 28" 343° 15' 58" 343° 18' 29" 343° 20' 59" 343° 23' 29" 343° 26' 00" 343° 28' 30" 343° 31' 01" 343° 33' 31" 343° 36' 02" 343° 38' 32" 343° 41' 02" 343° 43' 33" 343° 46' 03" 343° 48' 34" 343° 51' 04" 343° 53' 34" 343° 56' 05" 343° 58' 35" 344° 01' 06" 344° 03' 36"
0.61" 0.61" 0.61" 0.61" 0.61" 0.62" 0.62" 0.62" 0.62" 0.62" 0.63" 0.63" 0.63" 0.63" 0.63" 0.63" 0.64" 0.64" 0.64" 0.64" 0.64" 0.64" 0.64" 0.65" 0.65"
344° 23' 02" 344° 25' 22" 344° 27' 42" 344° 30' 02" 344° 32' 22" 344° 34' 42" 344° 37' 02" 344° 39' 22" 344° 41' 41" 344° 44' 01" 344° 46' 21" 344° 48' 41" 344° 51' 01" 344° 53' 20" 344° 55' 40" 344° 58' 00" 345° 00' 20" 345° 02' 39" 345° 04' 59" 345° 07' 19" 345° 09' 39" 345° 11' 58" 345° 14' 18" 345° 16' 38" 345° 18' 57"
Apparent Declination
Geocentric Distance
Semi Diameter
True Obliquity
Equation Of Time
-06° 39' 22" -06° 38' 24" -06° 37' 27" -06° 36' 29" -06° 35' 31" -06° 34' 34" -06° 33' 36" -06° 32' 38" -06° 31' 40" -06° 30' 43" -06° 29' 45" -06° 28' 47" -06° 27' 50" -06° 26' 52" -06° 25' 54" -06° 24' 56" -06° 23' 58" -06° 23' 01" -06° 22' 03" -06° 21' 05" -06° 20' 07" -06° 19' 09" -06° 18' 12" -06° 17' 14" -06° 16' 16"
0.9914283 0.9914387 0.9914490 0.9914594 0.9914698 0.9914802 0.9914906 0.9915010 0.9915115 0.9915219 0.9915323 0.9915427 0.9915531 0.9915635 0.9915739 0.9915844 0.9915948 0.9916052 0.9916157 0.9916261 0.9916365 0.9916470 0.9916574 0.9916678 0.9916783
16' 7.93" 16' 7.92" 16' 7.91" 16' 7.90" 16' 7.89" 16' 7.88" 16' 7.87" 16' 7.86" 16' 7.85" 16' 7.84" 16' 7.83" 16' 7.82" 16' 7.80" 16' 7.79" 16' 7.78" 16' 7.77" 16' 7.76" 16' 7.75" 16' 7.74" 16' 7.73" 16' 7.72" 16' 7.71" 16' 7.70" 16' 7.69" 16' 7.68"
23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16"
-11 m 54 s -11 m 53 s -11 m 53 s -11 m 52 s -11 m 52 s -11 m 51 s -11 m 51 s -11 m 50 s -11 m 50 s -11 m 49 s -11 m 49 s -11 m 48 s -11 m 47 s -11 m 47 s -11 m 46 s -11 m 46 s -11 m 45 s -11 m 45 s -11 m 44 s -11 m 44 s -11 m 43 s -11 m 43 s -11 m 42 s -11 m 41 s -11 m 41 s
DATA BU LAN Jam (ET)
Apparent Longitude
Apparent Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Horizontal Parallax
Semi Diameter
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
333° 35' 16" 334° 05' 09" 334° 35' 02" 335° 04' 55" 335° 34' 47" 336° 04' 39" 336° 34' 30" 337° 04' 21" 337° 34' 12" 338° 04' 02" 338° 33' 52" 339° 03' 42" 339° 33' 31" 340° 03' 20" 340° 33' 09" 341° 02' 57" 341° 32' 45" 342° 02' 33" 342° 32' 20" 343° 02' 07" 343° 31' 54" 344° 01' 40" 344° 31' 26" 345° 01' 12" 345° 30' 58"
04° 29' 41" 04° 30' 50" 04° 31' 57" 04° 33' 03" 04° 34' 08" 04° 35' 12" 04° 36' 14" 04° 37' 15" 04° 38' 15" 04° 39' 13" 04° 40' 10" 04° 41' 06" 04° 42' 00" 04° 42' 54" 04° 43' 45" 04° 44' 36" 04° 45' 25" 04° 46' 13" 04° 47' 00" 04° 47' 45" 04° 48' 29" 04° 49' 12" 04° 49' 53" 04° 50' 33" 04° 51' 11"
333° 52' 02" 334° 19' 35" 334° 47' 06" 335° 14' 36" 335° 42' 04" 336° 09' 31" 336° 36' 56" 337° 04' 20" 337° 31' 43" 337° 59' 04" 338° 26' 24" 338° 53' 43" 339° 21' 01" 339° 48' 18" 340° 15' 33" 340° 42' 48" 341° 10' 02" 341° 37' 14" 342° 04' 26" 342° 31' 38" 342° 58' 48" 343° 25' 58" 343° 53' 07" 344° 20' 15" 344° 47' 23"
-05° 59' 50" -05° 48' 04" -05° 36' 17" -05° 24' 29" -05° 12' 40" -05° 00' 51" -04° 49' 00" -04° 37' 08" -04° 25' 15" -04° 13' 22" -04° 01' 28" -03° 49' 33" -03° 37' 38" -03° 25' 41" -03° 13' 45" -03° 01' 47" -02° 49' 50" -02° 37' 51" -02° 25' 53" -02° 13' 54" -02° 01' 54" -01° 49' 55" -01° 37' 55" -01° 25' 55" -01° 13' 55"
00° 54' 10" 00° 54' 09" 00° 54' 09" 00° 54' 08" 00° 54' 08" 00° 54' 07" 00° 54' 07" 00° 54' 06" 00° 54' 06" 00° 54' 06" 00° 54' 05" 00° 54' 05" 00° 54' 04" 00° 54' 04" 00° 54' 04" 00° 54' 03" 00° 54' 03" 00° 54' 02" 00° 54' 02" 00° 54' 02" 00° 54' 01" 00° 54' 01" 00° 54' 01" 00° 54' 00" 00° 54' 00"
14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14' 14'
Sumber dari Sistem Informasi dan Laboratorium Falakiyah STAIN Ponorogo
112
45.57" 45.44" 45.31" 45.18" 45.05" 44.92" 44.80" 44.68" 44.56" 44.44" 44.33" 44.22" 44.11" 44.00" 43.90" 43.80" 43.70" 43.60" 43.51" 43.41" 43.32" 43.23" 43.15" 43.07" 42.99"
Angle Bright Fraction Limb Illumination 94° 10' 40" 95° 18' 50" 96° 32' 57" 97° 53' 41" 99° 21' 48" 100° 58' 09" 102° 43' 39" 104° 39' 24" 106° 46' 33" 109° 06' 22" 111° 40' 14" 114° 29' 33" 117° 35' 43" 120° 59' 59" 124° 43' 23" 128° 46' 26" 133° 09' 01" 137° 50' 02" 142° 47' 17" 147° 57' 20" 153° 15' 38" 158° 36' 53" 163° 55' 26" 169° 06' 00" 174° 03' 59"
0.008375 0.007747 0.007151 0.006585 0.006052 0.005549 0.005078 0.004638 0.004230 0.003853 0.003508 0.003194 0.002911 0.002660 0.002440 0.002252 0.002094 0.001969 0.001874 0.001811 0.001779 0.001779 0.001809 0.001871 0.001964
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
03 April 2011 DATA MATAHARI Jam (ET)
Ecliptic Longitude
Ecliptic Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Geocentric Distance
Semi Diameter
True Obliquity
Equation Of Time
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
12° 53' 48" 12° 56' 16" 12° 58' 44" 13° 01' 12" 13° 03' 40" 13° 06' 08" 13° 08' 36" 13° 11' 04" 13° 13' 32" 13° 16' 00" 13° 18' 28" 13° 20' 56" 13° 23' 23" 13° 25' 51" 13° 28' 19" 13° 30' 47" 13° 33' 15" 13° 35' 43" 13° 38' 11" 13° 40' 39" 13° 43' 07" 13° 45' 35" 13° 48' 03" 13° 50' 31" 13° 52' 59"
0.49" 0.49" 0.49" 0.49" 0.48" 0.48" 0.48" 0.48" 0.48" 0.48" 0.48" 0.47" 0.47" 0.47" 0.47" 0.47" 0.47" 0.46" 0.46" 0.46" 0.46" 0.45" 0.45" 0.45" 0.45"
11° 51' 50" 11° 54' 07" 11° 56' 24" 11° 58' 41" 12° 00' 58" 12° 03' 14" 12° 05' 31" 12° 07' 48" 12° 10' 05" 12° 12' 22" 12° 14' 39" 12° 16' 56" 12° 19' 13" 12° 21' 30" 12° 23' 47" 12° 26' 03" 12° 28' 20" 12° 30' 37" 12° 32' 54" 12° 35' 11" 12° 37' 28" 12° 39' 45" 12° 42' 02" 12° 44' 19" 12° 46' 36"
05° 05' 35" 05° 06' 33" 05° 07' 30" 05° 08' 28" 05° 09' 26" 05° 10' 23" 05° 11' 21" 05° 12' 18" 05° 13' 16" 05° 14' 13" 05° 15' 11" 05° 16' 08" 05° 17' 06" 05° 18' 03" 05° 19' 01" 05° 19' 58" 05° 20' 56" 05° 21' 53" 05° 22' 51" 05° 23' 48" 05° 24' 45" 05° 25' 43" 05° 26' 40" 05° 27' 38" 05° 28' 35"
0.9996519 0.9996639 0.9996759 0.9996879 0.9996999 0.9997119 0.9997239 0.9997359 0.9997479 0.9997599 0.9997719 0.9997839 0.9997958 0.9998078 0.9998198 0.9998318 0.9998437 0.9998557 0.9998677 0.9998797 0.9998916 0.9999036 0.9999155 0.9999275 0.9999395
15' 59.96" 15' 59.95" 15' 59.94" 15' 59.93" 15' 59.92" 15' 59.91" 15' 59.90" 15' 59.88" 15' 59.87" 15' 59.86" 15' 59.85" 15' 59.84" 15' 59.83" 15' 59.81" 15' 59.80" 15' 59.79" 15' 59.78" 15' 59.77" 15' 59.76" 15' 59.75" 15' 59.73" 15' 59.72" 15' 59.71" 15' 59.70" 15' 59.69"
23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16" 23° 26' 16"
-03 m 31 s -03 m 30 s -03 m 29 s -03 m 29 s -03 m 28 s -03 m 27 s -03 m 26 s -03 m 26 s -03 m 25 s -03 m 24 s -03 m 24 s -03 m 23 s -03 m 22 s -03 m 21 s -03 m 21 s -03 m 20 s -03 m 19 s -03 m 18 s -03 m 18 s -03 m 17 s -03 m 16 s -03 m 15 s -03 m 15 s -03 m 14 s -03 m 13 s
DATA BULAN Jam (ET)
Apparent Longitude
Apparent Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Horizontal Parallax
Semi Diameter
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
06° 17' 01" 06° 46' 42" 07° 16' 22" 07° 46' 04" 08° 15' 45" 08° 45' 26" 09° 15' 08" 09° 44' 49" 10° 14' 31" 10° 44' 13" 11° 13' 56" 11° 43' 38" 12° 13' 21" 12° 43' 04" 13° 12' 47" 13° 42' 31" 14° 12' 15" 14° 41' 58" 15° 11' 43" 15° 41' 27" 16° 11' 12" 16° 40' 57" 17° 10' 42" 17° 40' 27" 18° 10' 13"
04° 55' 59" 04° 55' 32" 04° 55' 03" 04° 54' 33" 04° 54' 02" 04° 53' 30" 04° 52' 56" 04° 52' 21" 04° 51' 44" 04° 51' 06" 04° 50' 27" 04° 49' 47" 04° 49' 05" 04° 48' 22" 04° 47' 37" 04° 46' 51" 04° 46' 04" 04° 45' 16" 04° 44' 26" 04° 43' 35" 04° 42' 42" 04° 41' 49" 04° 40' 54" 04° 39' 58" 04° 39' 00"
03° 48' 14" 04° 15' 45" 04° 43' 17" 05° 10' 51" 05° 38' 27" 06° 06' 04" 06° 33' 44" 07° 01' 25" 07° 29' 07" 07° 56' 52" 08° 24' 39" 08° 52' 27" 09° 20' 18" 09° 48' 10" 10° 16' 05" 10° 44' 02" 11° 12' 00" 11° 40' 01" 12° 08' 05" 12° 36' 10" 13° 04' 18" 13° 32' 28" 14° 00' 40" 14 ° 28' 55" 14° 57' 13"
07° 01' 23" 07° 12' 45" 07° 24' 05" 07° 35' 23" 07° 46' 40" 07° 57' 55" 08° 09' 08" 08° 20' 20" 08° 31' 29" 08° 42' 37" 08° 53' 43" 09° 04' 46" 09° 15' 48" 09° 26' 48" 09° 37' 45" 09° 48' 40" 09° 59' 34" 10° 10' 24" 10° 21' 13" 10° 31' 59" 10° 42' 43" 10° 53' 25" 11° 04' 04" 11° 14' 40" 11° 25' 14"
00° 53' 56" 00° 53' 56" 00° 53' 56" 00° 53' 56" 00° 53' 57" 00° 53' 57" 00° 53' 57" 00° 53' 57" 00° 53' 57" 00° 53' 58" 00° 53' 58" 00° 53' 58" 00° 53' 58" 00° 53' 59" 00° 53' 59" 00° 53' 59" 00° 53' 59" 00° 54' 00" 00° 54' 00" 00° 54' 00" 00° 54' 01" 00° 54' 01" 00° 54' 01" 00° 54' 02" 00° 54' 02"
14' 41.83" 14' 41.87" 14' 41.91" 14' 41.95" 14' 42.00" 14' 42.05" 14' 42.10" 14' 42.16" 14' 42.21" 14' 42.27" 14' 42.34" 14' 42.40" 14' 42.47" 14' 42.54" 14' 42.61" 14' 42.68" 14' 42.76" 14' 42.84" 14' 42.92" 14' 43.00" 14' 43.09" 14' 43.18" 14' 43.27" 14' 43.36" 14' 43.46"
Sumber dari Sistem Informasi dan Laboratorium Falakiyah STAIN Ponorogo
113
Angle Bright Fraction Limb Illumination 103° 05' 27" 105° 02' 43" 107° 10' 59" 109° 31' 30" 112° 05' 35" 114° 54' 42" 118° 00' 15" 121° 23' 37" 125° 05' 57" 129° 08' 03" 133° 30' 05" 138° 11' 21" 143° 10' 06" 148° 23' 18" 153° 46' 46" 159° 15' 18" 164° 43' 14" 170° 04' 57" 175° 15' 30" 180° 10' 55" 184° 48' 31" 189° 06' 48" 193° 05' 20" 196° 44' 25" 200° 04' 58"
0.005195 0.004748 0.004332 0.003947 0.003594 0.003271 0.002979 0.002718 0.002488 0.002289 0.002122 0.001986 0.001880 0.001806 0.001764 0.001752 0.001772 0.001823 0.001905 0.002019 0.002164 0.002340 0.002548 0.002787 0.003057
AHMAD JUNAIDI, M.H.I 03 Mei 2011 DATA MATAHARI Jam (ET)
Ecliptic Longitude
Ecliptic Latitude
Apparent Right Ascension
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
42° 14' 12" 42° 16' 38" 42° 19' 04" 42° 21' 29" 42° 23' 55" 42° 26' 20" 42° 28' 46" 42° 31' 11" 42° 33' 37" 42° 36' 03" 42° 38' 28" 42° 40' 54" 42° 43' 19" 42° 45' 45" 42° 48' 10" 42° 50' 36" 42° 53' 01" 42° 55' 27" 42° 57' 52" 43° 00' 18" 43° 02' 43" 43° 05' 09" 43° 07' 34" 43° 10' 00" 43° 12' 25"
0.19" 0.19" 0.18" 0.18" 0.17" 0.17" 0.17" 0.16" 0.16" 0.15" 0.15" 0.14" 0.14" 0.13" 0.13" 0.12" 0.12" 0.12" 0.11" 0.11" 0.10" 0.10" 0.09" 0.09" 0.08"
39° 47' 40" 39° 50' 04" 39° 52' 28" 39° 54' 52" 39° 57' 16" 39° 59' 40" 40° 02' 03" 40° 04' 27" 40° 06' 51" 40° 09' 15" 40° 11' 39" 40° 14' 03" 40° 16' 27" 40° 18' 51" 40° 21' 16" 40° 23' 40" 40° 26' 04" 40° 28' 28" 40° 30' 52" 40° 33' 16" 40° 35' 40" 40° 38' 04" 40° 40' 28" 40° 42' 53" 40° 45' 17"
Apparent Declination
Geocentric Distance
Semi Diameter
True Obliquity
Equation Of Time
15° 30' 27" 15° 31' 12" 15° 31' 56" 15° 32' 41" 15° 33' 25" 15° 34' 09" 15° 34' 54" 15° 35' 38" 15° 36' 22" 15° 37' 06" 15° 37' 51" 15° 38' 35" 15° 39' 19" 15° 40' 03" 15° 40' 47" 15° 41' 31" 15° 42' 15" 15° 42' 59" 15° 43' 43" 15° 44' 27" 15° 45' 11" 15° 45' 55" 15° 46' 39" 15° 47' 23" 15° 48' 07"
1.0079175 1.0079280 1.0079385 1.0079489 1.0079594 1.0079699 1.0079803 1.0079908 1.0080012 1.0080117 1.0080221 1.0080325 1.0080430 1.0080534 1.0080638 1.0080742 1.0080846 1.0080950 1.0081054 1.0081157 1.0081261 1.0081365 1.0081468 1.0081572 1.0081675
15' 52.09" 15' 52.08" 15' 52.07" 15' 52.06" 15' 52.05" 15' 52.04" 15' 52.03" 15' 52.02" 15' 52.01" 15' 52.00" 15' 51.99" 15' 51.98" 15' 51.97" 15' 51.96" 15' 51.95" 15' 51.94" 15' 51.93" 15' 51.92" 15' 51.91" 15' 51.90" 15' 51.89" 15' 51.89" 15' 51.88" 15' 51.87" 15' 51.86"
23° 26' 15" 23° 26' 16" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 14"
03 m 01 s 03 m 01 s 03 m 01 s 03 m 02 s 03 m 02 s 03 m 02 s 03 m 02 s 03 m 03 s 03 m 03 s 03 m 03 s 03 m 03 s 03 m 04 s 03 m 04 s 03 m 04 s 03 m 04 s 03 m 05 s 03 m 05 s 03 m 05 s 03 m 05 s 03 m 06 s 03 m 06 s 03 m 06 s 03 m 06 s 03 m 07 s 03 m 07 s
DATA BULAN Jam (ET)
Apparent Longitude
Apparent Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Horizontal Parallax
Semi Diameter
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
39° 02' 35" 39° 32' 50" 40° 03' 07" 40° 33' 24" 41° 03' 41" 41° 34' 00" 42° 04' 19" 42° 34' 40" 43° 05' 01" 43° 35' 22" 44° 05' 45" 44° 36' 08" 45° 06' 32" 45° 36' 57" 46° 07' 23" 46° 37' 50" 47° 08' 17" 47° 38' 45" 48° 09' 15" 48° 39' 45" 49° 10' 15" 49° 40' 47" 50° 11' 20" 50° 41' 53" 51° 12' 27"
03° 38' 27" 03° 36' 31" 03° 34' 34" 03° 32' 37" 03° 30' 38" 03° 28' 38" 03° 26' 37" 03° 24' 35" 03° 22' 32" 03° 20' 28" 03° 18' 23" 03° 16' 16" 03° 14' 09" 03° 12' 01" 03° 09' 52" 03° 07' 42" 03° 05' 31" 03° 03' 19" 03° 01' 06" 02° 58' 52" 02° 56' 37" 02° 54' 22" 02° 52' 05" 02° 49' 47" 02° 47' 29"
35° 25' 58" 35° 56' 40" 36° 27' 26" 36° 58' 16" 37° 29' 09" 38° 00' 06" 38° 31' 06" 39° 02' 11" 39° 33' 19" 40° 04' 31" 40° 35' 46" 41° 07' 05" 41° 38' 28" 42° 09' 55" 42° 41' 25" 43° 12' 59" 43° 44' 36" 44° 16' 18" 44° 48' 03" 45° 19' 51" 45° 51' 43" 46° 23' 39" 46° 55' 39" 47° 27' 42" 47° 59' 48"
17° 57' 25" 18° 05' 22" 18° 13' 14" 18° 21' 02" 18° 28' 45" 18° 36' 23" 18° 43' 57" 18° 51' 25" 18° 58' 48" 19° 06' 07" 19° 13' 20" 19° 20' 28" 19° 27' 31" 19° 34' 29" 19° 41' 22" 19° 48' 09" 19° 54' 51" 20° 01' 28" 20° 07' 59" 20° 14' 24" 20° 20' 44" 20° 26' 59" 20° 33' 08" 20° 39' 11" 20° 45' 08"
00° 54' 33" 00° 54' 34" 00° 54' 35" 00° 54' 35" 00° 54' 36" 00° 54' 37" 00° 54' 38" 00° 54' 39" 00° 54' 39" 00° 54' 40" 00° 54' 41" 00° 54' 42" 00° 54' 43" 00° 54' 44" 00° 54' 45" 00° 54' 45" 00° 54' 46" 00° 54' 47" 00° 54' 48" 00° 54' 49" 00° 54' 50" 00° 54' 51" 00° 54' 52" 00° 54' 53" 00° 54' 54"
14' 51.93" 14' 52.14" 14' 52.35" 14' 52.57" 14' 52.79" 14' 53.01" 14' 53.23" 14' 53.46" 14' 53.68" 14' 53.91" 14' 54.14" 14' 54.37" 14' 54.61" 14' 54.84" 14' 55.08" 14' 55.32" 14' 55.56" 14' 55.80" 14' 56.04" 14' 56.29" 14' 56.54" 14' 56.79" 14' 57.04" 14' 57.29" 14' 57.55"
Sumber dari Sistem Informasi dan Laboratorium Falakiyah STAIN Ponorogo
114
Angle Bright Fraction Limb Illumination 119° 44' 38" 124° 01' 51" 128° 55' 03" 134° 27' 49" 140° 42' 04" 147° 36' 28" 155° 05' 03" 162° 56' 35" 170° 55' 30" 178° 44' 45" 186° 09' 15" 192° 58' 32" 199° 07' 22" 204° 35' 02" 209° 23' 43" 213° 37' 12" 217° 19' 46" 220° 35' 38" 223° 28' 43" 226° 02' 21" 228° 19' 29" 230° 22' 31" 232° 13' 31" 233° 54' 13" 235° 26' 01"
0.001794 0.001566 0.001371 0.001209 0.001080 0.000984 0.000920 0.000890 0.000893 0.000929 0.000998 0.001101 0.001237 0.001406 0.001609 0.001845 0.002115 0.002418 0.002755 0.003125 0.003529 0.003967 0.004439 0.004944 0.005483
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
01 Juni 2011 DATA MATAHARI Jam (ET)
Ecliptic Longitude
Ecliptic Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Geocentric Distance
Semi Diameter
True Obliquity
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
70° 11' 26" 70° 13' 50" 70° 16' 14" 70° 18' 38" 70° 21' 01" 70° 23' 25" 70° 25' 49" 70° 28' 13" 70° 30' 37" 70° 33' 01" 70° 35' 25" 70° 37' 48" 70° 40' 12" 70° 42' 36" 70° 45' 00" 70° 47' 24" 70° 49' 47" 70° 52' 11" 70° 54' 35" 70° 56' 59" 70° 59' 23" 71° 01' 47" 71° 04' 10" 71° 06' 34" 71° 08' 58"
-0.08" -0.08" -0.09" -0.09" -0.10" -0.10" -0.11" -0.11" -0.12" -0.13" -0.13" -0.14" -0.14" -0.15" -0.15" -0.16" -0.16" -0.17" -0.17" -0.18" -0.19" -0.19" -0.20" -0.20" -0.21"
68° 33' 54" 68° 36' 28" 68° 39' 01" 68° 41' 35" 68° 44' 08" 68° 46' 42" 68° 49' 15" 68° 51' 49" 68° 54' 22" 68° 56' 56" 68° 59' 30" 69° 02' 03" 69° 04' 37" 69° 07' 10" 69° 09' 44" 69° 12' 18" 69° 14' 51" 69° 17' 25" 69° 19' 58" 69° 22' 32" 69° 25' 06" 69° 27' 39" 69° 30' 13" 69° 32' 47" 69° 35' 21"
21° 58' 31" 21° 58' 53" 21° 59' 13" 21° 59' 34" 21° 59' 55" 22° 00' 16" 22° 00' 36" 22° 00' 57" 22° 01' 17" 22° 01' 38" 22° 01' 58" 22° 02' 19" 22° 02' 39" 22° 03' 00" 22° 03' 20" 22° 03' 41" 22° 04' 01" 22° 04' 21" 22° 04' 42" 22° 05' 02" 22° 05' 22" 22° 05' 42" 22° 06' 02" 22° 06' 22" 22° 06' 42"
1.0139594 1.0139659 1.0139725 1.0139791 1.0139856 1.0139921 1.0139987 1.0140052 1.0140117 1.0140182 1.0140247 1.0140312 1.0140377 1.0140441 1.0140506 1.0140570 1.0140635 1.0140699 1.0140763 1.0140827 1.0140891 1.0140955 1.0141019 1.0141083 1.0141146
15' 46.42" 15' 46.41" 15' 46.41" 15' 46.40" 15' 46.39" 15' 46.39" 15' 46.38" 15' 46.38" 15' 46.37" 15' 46.36" 15' 46.36" 15' 46.35" 15' 46.35" 15' 46.34" 15' 46.33" 15' 46.33" 15' 46.32" 15' 46.32" 15' 46.31" 15' 46.30" 15' 46.30" 15' 46.29" 15' 46.29" 15' 46.28" 15' 46.27"
23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23° 23°
Apparent Declination
Horizontal Parallax
Semi Diameter
22° 11' 57" 22° 16' 01" 22° 19' 58" 22° 23' 48" 22° 27' 31" 22° 31' 07" 22° 34' 36" 22° 37' 59" 22° 41' 14" 22° 44' 23" 22° 47' 25" 22° 50' 19" 22° 53' 07" 22° 55' 47" 22° 58' 20" 23° 00' 46" 23° 03' 05" 23° 05' 16" 23° 07' 20" 23° 09' 17" 23° 11' 07" 23° 12' 49" 23° 14' 23" 23° 15' 50" 23° 17' 10"
00° 55' 26" 00° 55' 27" 00° 55' 28" 00° 55' 29" 00° 55' 30" 00° 55' 32" 00° 55' 33" 00° 55' 34" 00° 55' 35" 00° 55' 36" 00° 55' 38" 00° 55' 39" 00° 55' 40" 00° 55' 41" 00° 55' 43" 00° 55' 44" 00° 55' 45" 00° 55' 46" 00° 55' 48" 00° 55' 49" 00° 55' 50" 00° 55' 51" 00° 55' 53" 00° 55' 54" 00° 55' 55"
15' 6.26" 15' 6.59" 15' 6.91" 15' 7.24" 15' 7.57" 15' 7.89" 15' 8.22" 15' 8.55" 15' 8.89" 15' 9.22" 15' 9.55" 15' 9.89" 15' 10.22" 15' 10.56" 15' 10.90" 15' 11.23" 15' 11.57" 15' 11.91" 15' 12.25" 15' 12.59" 15' 12.94" 15' 13.28" 15' 13.62" 15' 13.96" 15' 14.31"
26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 14" 26' 15" 26' 15" 26' 15" 26' 15" 26' 15"
Equation Of Time 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m 02 m
16 s 16 s 16 s 15 s 15 s 14 s 14 s 14 s 13 s 13 s 13 s 12 s 12 s 11 s 11 s 11 s 10 s 10 s 10 s 09 s 09 s 08 s 08 s 08 s 07 s
DATA BULAN Jam (ET)
Apparent Longitude
Apparent Latitude
Apparent Right Ascension
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
60° 01' 08" 60° 32' 17" 61° 03' 26" 61° 34' 37" 62° 05' 49" 62° 37' 03" 63° 08' 17" 63° 39' 34" 64° 10' 51" 64° 42' 10" 65° 13' 30" 65° 44' 51" 66° 16' 14" 66° 47' 38" 67° 19' 03" 67° 50' 30" 68° 21' 58" 68° 53' 27" 69° 24' 58" 69° 56' 30" 70° 28' 03" 70° 59' 38" 71° 31' 14" 72° 02' 52" 72° 34' 31"
02° 05' 41" 02° 03' 03" 02° 00' 24" 01° 57' 44" 01° 55' 04" 01° 52' 23" 01° 49' 42" 01° 46' 59" 01° 44' 16" 01° 41' 33" 01° 38' 49" 01° 36' 04" 01° 33' 19" 01° 30' 33" 01° 27' 46" 01° 24' 59" 01° 22' 11" 01° 19' 23" 01° 16' 34" 01° 13' 45" 01° 10' 55" 01° 08' 04" 01° 05' 14" 01° 02' 22" 00° 59' 31"
57° 21' 36" 57° 55' 03" 58° 28' 33" 59° 02' 07" 59° 35' 45" 60° 09' 25" 60° 43' 09" 61° 16' 56" 61° 50' 46" 62° 24' 39" 62° 58' 35" 63° 32' 35" 64° 06' 37" 64° 40' 42" 65° 14' 50" 65° 49' 01" 66° 23' 14" 66° 57' 30" 67° 31' 49" 68° 06' 11" 68° 40' 34" 69° 15' 01" 69° 49' 30" 70° 24' 01" 70° 58' 34"
Sumber dari Sistem Informasi dan Laboratorium Falakiyah STAIN Ponorogo
115
Angle Bright Fraction Limb Illumination 89° 07' 08" 89° 37' 46" 90° 10' 18" 90° 45' 03" 91° 22' 22" 92° 02' 42" 92° 46' 37" 93° 34' 50" 94° 28' 15" 95° 28' 07" 96° 36' 00" 97° 54' 08" 99° 25' 34" 101° 14' 41" 103° 28' 00" 106° 15' 30" 109° 53' 11" 114° 47' 42" 121° 45' 22" 132° 06' 25" 147° 51' 00" 170° 05' 45" 194° 38' 52" 21 4° 23' 55" 227° 43' 38"
0.008230 0.007492 0.006788 0.006119 0 .005484 0.004884 0.004319 0.003789 0.003293 0.002833 0.002409 0.002019 0.001666 0.001347 0.001065 0.000819 0.000608 0.000434 0.000295 0.000193 0.000128 0.000099 0.000106 0.000150 0.000231
AHMAD JUNAIDI, M.H.I 01 Juni 2011 DATA MATAHARI Jam (ET)
Ecliptic Longitude
Ecliptic Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Geocentric Distance
Semi Diameter
True Obliquity
Equation Of Time
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
70° 11' 26" 70° 13' 50" 70° 16' 14" 70° 18' 38" 70° 21' 01" 70° 23' 25" 70° 25' 49" 70° 28' 13" 70° 30' 37" 70° 33' 01" 70° 35' 25" 70° 37' 48" 70° 40' 12" 70° 42' 36" 70° 45' 00" 70° 47' 24" 70° 49' 47" 70° 52' 11" 70° 54' 35" 70° 56' 59" 70° 59' 23" 71° 01' 47" 71° 04' 10" 71° 06' 34" 71° 08' 58"
-0.08" -0.08" -0.09" -0.09" -0.10" -0.10" -0.11" -0.11" -0.12" -0.13" -0.13" -0.14" -0.14" -0.15" -0.15" -0.16" -0.16" -0.17" -0.17" -0.18" -0.19" -0.19" -0.20" -0.20" -0.21"
68° 33' 54" 68° 36' 28" 68° 39' 01" 68° 41' 35" 68° 44' 08" 68° 46' 42" 68° 49' 15" 68° 51' 49" 68° 54' 22" 68° 56' 56" 68° 59' 30" 69° 02' 03" 69° 04' 37" 69° 07' 10" 69° 09' 44" 69° 12' 18" 69° 14' 51" 69° 17' 25" 69° 19' 58" 69° 22' 32" 69° 25' 06" 69° 27' 39" 69° 30' 13" 69° 32' 47" 69° 35' 21"
21° 58' 31" 21° 58' 53" 21° 59' 13" 21° 59' 34" 21° 59' 55" 22° 00' 16" 22° 00' 36" 22° 00' 57" 22° 01' 17" 22° 01' 38" 22° 01' 58" 22° 02' 19" 22° 02' 39" 22° 03' 00" 22° 03' 20" 22° 03' 41" 22° 04' 01" 22° 04' 21" 22° 04' 42" 22° 05' 02" 22° 05' 22" 22° 05' 42" 22° 06' 02" 22° 06' 22" 22° 06' 42"
1.0139594 1.0139659 1.0139725 1.0139791 1.0139856 1.0139921 1.0139987 1.0140052 1.0140117 1.0140182 1.0140247 1.0140312 1.0140377 1.0140441 1.0140506 1.0140570 1.0140635 1.0140699 1.0140763 1.0140827 1.0140891 1.0140955 1.0141019 1.0141083 1.0141146
15' 46.42" 15' 46.41" 15' 46.41" 15' 46.40" 15' 46.39" 15' 46.39" 15' 46.38" 15' 46.38" 15' 46.37" 15' 46.36" 15' 46.36" 15' 46.35" 15' 46.35" 15' 46.34" 15' 46.33" 15' 46.33" 15' 46.32" 15' 46.32" 15' 46.31" 15' 46.30" 15' 46.30" 15' 46.29" 15' 46.29" 15' 46.28" 15' 46.27"
23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15"
02 m 16 s 02 m 16 s 02 m 16 s 02 m 15 s 02 m 15 s 02 m 14 s 02 m 14 s 02 m 14 s 02 m 13 s 02 m 13 s 02 m 13 s 02 m 12 s 02 m 12 s 02 m 11 s 02 m 11 s 02 m 11 s 02 m 10 s 02 m 10 s 02 m 10 s 02 m 09 s 02 m 09 s 02 m 08 s 02 m 08 s 02 m 08 s 02 m 07 s
Apparent Declination
Horizontal Parallax
Semi Diameter
22° 11' 57" 22° 16' 01" 22° 19' 58" 22° 23' 48" 22° 27' 31" 22° 31' 07" 22° 34' 36" 22° 37' 59" 22° 41' 14" 22° 44' 23" 22° 47' 25" 22° 50' 19" 22° 53' 07" 22° 55' 47" 22° 58' 20" 23° 00' 46" 23° 03' 05" 23° 05' 16" 23° 07' 20" 23° 09' 17" 23° 11' 07" 23° 12' 49" 23° 14' 23" 23° 15' 50" 23° 17' 10"
00° 55' 26" 00° 55' 27" 00° 55' 28" 00° 55' 29" 00° 55' 30" 00° 55' 32" 00° 55' 33" 00° 55' 34" 00° 55' 35" 00° 55' 36" 00° 55' 38" 00° 55' 39" 00° 55' 40" 00° 55' 41" 00° 55' 43" 00° 55' 44" 00° 55' 45" 00° 55' 46" 00° 55' 48" 00° 55' 49" 00° 55' 50" 00° 55' 51" 00° 55' 53" 00° 55' 54" 00° 55' 55"
15' 6.26" 15' 6.59" 15' 6.91" 15' 7.24" 15' 7.57" 15' 7.89" 15' 8.22" 15' 8.55" 15' 8.89" 15' 9.22" 15' 9.55" 15' 9.89" 15' 10.22" 15' 10.56" 15' 10.90" 15' 11.23" 15' 11.57" 15' 11.91" 15' 12.25" 15' 12.59" 15' 12.94" 15' 13.28" 15' 13.62" 15' 13.96" 15' 14.31"
DATA BULAN Jam (ET)
Apparent Longitude
Apparent Latitude
Apparent Right Ascension
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
60° 01' 08" 60° 32' 17" 61° 03' 26" 61° 34' 37" 62° 05' 49" 62° 37' 03" 63° 08' 17" 63° 39' 34" 64° 10' 51" 64° 42' 10" 65° 13' 30" 65° 44' 51" 66° 16' 14" 66° 47' 38" 67° 19' 03" 67° 50' 30" 68° 21' 58" 68° 53' 27" 69° 24' 58" 69° 56' 30" 70° 28' 03" 70° 59' 38" 71° 31' 14" 72° 02' 52" 72° 34' 31"
02° 05' 41" 02° 03' 03" 02° 00' 24" 01° 57' 44" 01° 55' 04" 01° 52' 23" 01° 49' 42" 01° 46' 59" 01° 44' 16" 01° 41' 33" 01° 38' 49" 01° 36' 04" 01° 33' 19" 01° 30' 33" 01° 27' 46" 01° 24' 59" 01° 22' 11" 01° 19' 23" 01° 16' 34" 01° 13' 45" 01° 10' 55" 01° 08' 04" 01° 05' 14" 01° 02' 22" 00° 59' 31"
57° 21' 36" 57° 55' 03" 58° 28' 33" 59° 02' 07" 59° 35' 45" 60° 09' 25" 60° 43' 09" 61° 16' 56" 61° 50' 46" 62° 24' 39" 62° 58' 35" 63° 32' 35" 64° 06' 37" 64° 40' 42" 65° 14' 50" 65° 49' 01" 66° 23' 14" 66° 57' 30" 67° 31' 49" 68° 06' 11" 68° 40' 34" 69° 15' 01" 69° 49' 30" 70° 24' 01" 70° 58' 34"
Sumber dari Sistem Informasi dan Laboratorium Falakiyah STAIN Ponorogo
116
Angle Bright Fraction Limb Illumination 89° 07' 08" 89° 37' 46" 90° 10' 18" 90° 45' 03" 91° 22' 22" 92° 02' 42" 92° 46' 37" 93° 34' 50" 94° 28' 15" 95° 28' 07" 96° 36' 00" 97° 54' 08" 99° 25' 34" 101° 14' 41" 103° 28' 00" 106° 15' 30" 109° 53' 11" 114° 47' 42" 121° 45' 22" 132° 06' 25" 147° 51' 00" 170° 05' 45" 194° 38' 52" 214° 23' 55" 227° 43' 38"
0.008230 0.007492 0.006788 0.006119 0.005484 0.004884 0.004319 0.003789 0.003293 0.002833 0.002409 0.002019 0.001666 0.001347 0.001065 0.000819 0.000608 0.000434 0.000295 0.000193 0.000128 0.000099 0.000106 0.000150 0.000231
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
30 Juli 2011 DATA MATAHARI Jam (ET)
Ecliptic Longitude
Ecliptic Latitude
Apparent Right Ascension
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
126° 31' 17" 126° 33' 41" 126° 36' 04" 126° 38' 27" 126° 40' 51" 126° 43' 14" 126° 45' 38" 126° 48' 01" 126° 50' 25" 126° 52' 48" 126° 55' 12" 126° 57' 35" 126° 59' 59" 127° 02' 22" 127° 04' 46" 127° 07' 09" 127° 09' 33" 127° 11' 56" 127° 14' 20" 127° 16' 43" 127° 19' 06" 127° 21' 30" 127° 23' 53" 127° 26' 17" 127° 28' 40"
-0.63" -0.63" -0.64" -0.64" -0.64" -0.65" -0.65" -0.66" -0.66" -0.66" -0.67" -0.67" -0.68" -0.68" -0.68" -0.69" -0.69" -0.69" -0.70" -0.70" -0.70" -0.71" -0.71" -0.71" -0.72"
128° 54' 29" 128° 56' 56" 128° 59' 22" 129° 01' 49" 129° 04' 15" 129° 06' 42" 129° 09' 08" 129° 11' 35" 129° 14' 01" 129° 16' 28" 129° 18' 54" 129° 21' 21" 129° 23' 47" 129° 26' 14" 129° 28' 40" 129° 31' 06" 129° 33' 33" 129° 35' 59" 129° 38' 25" 129° 40' 52" 129° 43' 18" 129° 45' 44" 129° 48' 10" 129° 50' 37" 129° 53' 03"
Apparent Declination 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18° 18°
38' 28" 37' 52" 37' 16" 36' 40" 36' 05" 35' 29" 34' 53" 34' 17" 33' 41" 33' 05" 32' 28" 31' 52" 31' 16" 30' 40" 30' 04" 29' 27" 28' 51" 28' 15" 27' 38" 27' 02" 26' 26" 25' 49" 25' 13" 24' 36" 23' 59"
Geocentric Distance
Semi Diameter
True Obliquity
Equation Of Time
1.0153433 1.0153386 1.0153339 1.0153291 1.0153244 1.0153196 1.0153149 1.0153101 1.0153053 1.0153005 1.0152957 1.0152909 1.0152861 1.0152813 1.0152764 1.0152716 1.0152667 1.0152618 1.0152569 1.0152520 1.0152471 1.0152422 1.0152373 1.0152324 1.0152274
15' 45.13" 15' 45.13" 15' 45.14" 15' 45.14" 15' 45.15" 15' 45.15" 15' 45.16" 15' 45.16" 15' 45.16" 15' 45.17" 15' 45.17" 15' 45.18" 15' 45.18" 15' 45.19" 15' 45.19" 15' 45.20" 15' 45.20" 15' 45.20" 15' 45.21" 15' 45.21" 15' 45.22" 15' 45.22" 15' 45.23" 15' 45.23" 15' 45.24"
23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15" 23° 26' 15"
-06 m 27 s -06 m 27 s -06 m 27 s -06 m 27 s -06 m 27 s -06 m 27 s -06 m 27 s -06 m 27 s -06 m 27 s -06 m 26 s -06 m 26 s -06 m 26 s -06 m 26 s -06 m 26 s -06 m 26 s -06 m 26 s -06 m 26 s -06 m 26 s -06 m 26 s -06 m 25 s -06 m 25 s -06 m 25 s -06 m 25 s -06 m 25 s -06 m 25 s
DATA BULAN Jam (ET)
Apparent Longitude
Apparent Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Horizontal Parallax
Semi Diameter
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
116° 20' 55" 116° 55' 39" 117° 30' 25" 118° 05' 13" 118° 40' 04" 119° 14' 56" 119° 49' 51" 120° 24' 48" 120° 59' 47" 121° 34' 49" 122° 09' 52" 122° 44' 57" 123° 20' 05" 123° 55' 14" 124° 30' 26" 125° 05' 39" 125° 40' 54" 126° 16' 12" 126° 51' 31" 127° 26' 53" 128° 02' 16" 128° 37' 41" 129° 13' 08" 129° 48' 36" 130° 24' 07"
-02° 51' 02" -02° 53' 38" -02° 56' 12" -02° 58' 46" -03° 01' 18" -03° 03' 50" -03° 06' 20" -03° 08' 50" -03° 11' 18" -03° 13' 46" -03° 16' 12" -03° 18' 37" -03° 21' 01" -03° 23' 24" -03° 25' 46" -03° 28' 06" -03° 30' 25" -03° 32' 44" -03° 35' 00" -03° 37' 16" -03° 39' 30" -03° 41' 43" -03° 43' 55" -03° 46' 05" -03° 48' 14"
117° 47' 41" 118° 23' 00" 118° 58' 18" 119° 33' 34" 120° 08' 48" 120° 44' 01" 121° 19' 12" 121° 54' 21" 122° 29' 29" 123° 04' 35" 123° 39' 39" 124° 14' 42" 124° 49' 42" 125° 24' 41" 125° 59' 39" 126° 34' 34" 127° 09' 27" 127° 44' 19" 128° 19' 09" 128° 53' 57" 129° 28' 43" 130° 03' 27" 130° 38' 09" 131° 12' 50" 131° 47' 29"
18° 04' 49" 17° 55' 46" 17° 46' 36" 17° 37' 20" 17° 27' 56" 17° 18' 26" 17° 08' 50" 16° 59' 06" 16° 49' 16" 16° 39' 20" 16° 29' 17" 16° 19' 08" 16° 08' 52" 15° 58' 31" 15° 48' 03" 15° 37' 29" 15° 26' 49" 15° 16' 03" 15° 05' 11" 14° 54' 13" 14° 43' 09" 14° 32' 00" 14° 20' 45" 14° 09' 25" 13° 57' 59"
00° 58' 32" 00° 58' 34" 00° 58' 35" 00° 58' 37" 00° 58' 39" 00° 58' 40" 00° 58' 42" 00° 58' 43" 00° 58' 45" 00° 58' 47" 00° 58' 48" 00° 58' 50" 00° 58' 51" 00° 58' 53" 00° 58' 54" 00° 58' 56" 00° 58' 57" 00° 58' 59" 00° 59' 00" 00° 59' 02" 00° 59' 03" 00° 59' 05" 00° 59' 06" 00° 59' 07" 00° 59' 09"
15' 57.01" 15' 57.47" 15' 57.93" 15' 58.38" 15' 58.83" 15' 59.28" 15' 59.73" 16' 0.17" 16' 0.61" 16' 1.04" 16' 1.47" 16' 1.90" 16' 2.32" 16' 2.74" 16' 3.15" 16' 3.56" 16' 3.97" 16' 4.37" 16' 4.77" 16' 5.17" 16' 5.56" 16' 5.94" 16' 6.32" 16' 6.70" 16' 7.07"
Sumber dari Sistem Informasi dan Laboratorium Falakiyah STAIN Ponorogo
117
Angle Bright Fraction Limb Illumination 85° 12' 37" 84° 20' 56" 83° 22' 26" 82° 16' 04" 81° 00' 33" 79° 34' 18" 77° 55' 25" 76° 01' 37" 73° 50' 03" 71° 17' 16" 68° 19' 09" 64° 50' 46" 60° 46' 31" 56° 00' 26" 50° 26' 55" 44° 02' 19" 36° 47' 06" 28° 48' 30" 20° 21' 48" 11° 48' 49" 03° 32' 53" 355° 53' 09" 349° 01' 00" 343° 00' 09" 337° 48' 46"
0.008511 0.007718 0.006968 0.006261 0.005598 0.004978 0.004403 0.003872 0.003385 0.002943 0.002545 0.002192 0.001885 0.001622 0.001405 0.001234 0.001108 0.001028 0.000993 0.001005 0.001063 0.001168 0.001319 0.001516 0.001760
AHMAD JUNAIDI, M.H.I 29 Agustus 2011 DATA MATAHARI Jam (ET)
Ecliptic Longitude
Ecliptic Latitude
Apparent Right Ascension
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
155° 20' 01" 155° 22' 26" 155° 24' 51" 155° 27' 16" 155° 29' 41" 155° 32' 06" 155° 34' 31" 155° 36' 56" 155° 39' 21" 155° 41' 46" 155° 44' 11" 155° 46' 36" 155° 49' 01" 155° 51' 26" 155° 53' 51" 155° 56' 16" 155° 58' 41" 156° 01' 06" 156° 03' 31" 156° 05' 56" 156° 08' 21" 156° 10' 46" 156° 13' 11" 156° 15' 36" 156° 18' 01"
-0.73" -0.73" -0.73" -0.73" -0.73" -0.73" -0.73" -0.73" -0.73" -0.73" -0.73" -0.73" -0.73" -0.74" -0.74" -0.74" -0.74" -0.74" -0.74" -0.74" -0.74" -0.74" -0.74" -0.74" -0.74"
157° 09' 07" 157° 11' 24" 157° 13' 41" 157° 15' 57" 157° 18' 14" 157° 20' 31" 157° 22' 47" 157° 25' 04" 157° 27' 21" 157° 29' 37" 157° 31' 54" 157° 34' 11" 157° 36' 27" 157° 38' 44" 157° 41' 01" 157° 43' 17" 157° 45' 34" 157° 47' 51" 157° 50' 07" 157° 52' 24" 157° 54' 40" 157° 56' 57" 157° 59' 13" 158° 01' 30" 158° 03' 46"
Apparent Declination
Geocentric Distance
Semi Diameter
True Obliquity
Equation Of Time
09° 33' 17" 09° 32' 24" 09° 31' 31" 09° 30' 37" 09° 29' 44" 09° 28' 51" 09° 27' 58" 09° 27' 05" 09° 26' 11" 09° 25' 18" 09° 24' 25" 09° 23' 31" 09° 22' 38" 09° 21' 45" 09° 20' 51" 09° 19' 58" 09° 19' 05" 09° 18' 11" 09° 17' 18" 09° 16' 25" 09° 15' 31" 09° 14' 38" 09° 13' 44" 09° 12' 51" 09° 11' 57"
1.0101181 1.0101087 1.0100992 1.0100897 1.0100802 1.0100707 1.0100612 1.0100517 1.0100421 1.0100326 1.0100231 1.0100135 1.0100039 1.0099944 1.0099848 1.0099752 1.0099656 1.0099560 1.0099464 1.0099368 1.0099272 1.0099176 1.0099079 1.0098983 1.0098886
15' 50.02" 15' 50.03" 15' 50.04" 15' 50.04" 15' 50.05" 15' 50.06" 15' 50.07" 15' 50.08" 15' 50.09" 15' 50.10" 15' 50.11" 15' 50.12" 15' 50.13" 15' 50.13" 15' 50.14" 15' 50.15" 15' 50.16" 15' 50.17" 15' 50.18" 15' 50.19" 15' 50.20" 15' 50.21" 15' 50.22" 15' 50.22" 15' 50.23"
23° 26' 13" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14"
-01 m 10 s -01 m 09 s -01 m 08 s -01 m 08 s -01 m 07 s -01 m 06 s -01 m 05 s -01 m 05 s -01 m 04 s -01 m 03 s -01 m 02 s -01 m 02 s -01 m 01 s -01 m 00 s 00 m -59 s 00 m -59 s 00 m -58 s 00 m -57 s 00 m -56 s 00 m -56 s 00 m -55 s 00 m -54 s 00 m -53 s 00 m -53 s 00 m -52 s
DATA BULAN Jam (ET)
Apparent Longitude
Apparent Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Horizontal Parallax
Semi Diameter
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
153° 32' 42" 154° 09' 45" 154° 46' 50" 155° 23' 57" 156° 01' 05" 156° 38' 14" 157° 15' 25" 157° 52' 37" 158° 29' 51" 159° 07' 05" 159° 44' 21" 160° 21' 38" 160° 58' 56" 161° 36' 15" 162° 13' 36" 162° 50' 57" 163° 28' 19" 164° 05' 42" 164° 43' 06" 165° 20' 31" 165° 57' 57" 166° 35' 23" 167° 12' 50" 167° 50' 18" 168° 27' 46"
-04° 48' 21" -04° 49' 16" -04° 50' 09" -04° 51' 01" -04° 51' 50" -04° 52' 37" -04° 53' 22" -04° 54' 05" -04° 54' 46" -04° 55' 25" -04° 56' 02" -04° 56' 37" -04° 57' 10" -04° 57' 40" -04° 58' 09" -04° 58' 35" -04° 58' 59" -04° 59' 21" -04° 59' 41" -04° 59' 59" -05° 00' 15" -05° 00' 29" -05° 00' 40" -05° 00' 49" -05° 00' 56"
153° 42' 54" 154° 17' 13" 154° 51' 31" 155° 25' 48" 156° 00' 06" 156° 34' 23" 157° 08' 40" 157° 42' 57" 158° 17' 14" 158° 51' 31" 159° 25' 47" 160° 00' 04" 160° 34' 21" 161° 08' 38" 161° 42' 55" 162° 17' 12" 162° 51' 29" 163° 25' 47" 164° 00' 05" 164° 34' 23" 165° 08' 42" 165° 43' 01" 166° 17' 20" 166° 51' 40" 167° 26' 00"
05° 43' 18" 05° 29' 12" 05° 15' 03" 05° 00' 52" 04° 46' 38" 04° 32' 23" 04° 18' 05" 04° 03' 45" 03° 49' 23" 03° 34' 59" 03° 20' 34" 03° 06' 07" 02° 51' 39" 02° 37' 09" 02° 22' 38" 02° 08' 06" 01° 53' 33" 01° 38' 58" 01° 24' 23" 01° 09' 47" 00° 55' 11" 00° 40' 33" 00° 25' 56" 00° 11' 17" 00° -03' 20"
01° 00' 21" 01° 00' 22" 01° 00' 23" 01° 00' 24" 01° 00' 25" 01° 00' 26" 01° 00' 27" 01° 00' 28" 01° 00' 29" 01° 00' 30" 01° 00' 31" 01° 00' 32" 01° 00' 33" 01° 00' 34" 01° 00' 34" 01° 00' 35" 01° 00' 36" 01° 00' 37" 01° 00' 37" 01° 00' 38" 01° 00' 39" 01° 00' 39" 01° 00' 40" 01° 00' 40" 01° 00' 41"
16' 26.64" 16' 26.96" 16' 27.27" 16' 27.57" 16' 27.87" 16' 28.16" 16' 28.44" 16' 28.71" 16' 28.98" 16' 29.24" 16' 29.49" 16' 29.73" 16' 29.97" 16' 30.20" 16' 30.42" 16' 30.63" 16' 30.83" 16' 31.03" 16' 31.22" 16' 31.40" 16' 31.58" 16' 31.75" 16' 31.90" 16' 32.05" 16' 32.20"
Sumber dari Sistem Informasi dan Laboratorium Falakiyah STAIN Ponorogo
118
Angle Bright Fraction Limb Illumination 41° 24' 48" 35° 11' 59" 28° 39' 21" 21° 56' 27" 15° 14' 22" 08° 44' 03" 02° 34' 37" 356° 52' 21" 351° 40' 30" 346° 59' 46" 342° 48' 59" 339° 05' 59" 335° 48' 01" 332° 52' 14" 330° 15' 55" 327° 56' 34" 325° 51' 57" 324° 00' 09" 322° 19' 27" 320° 48' 27" 319° 25' 52" 318° 10' 41" 317° 01' 59" 315° 58' 58" 315° 01' 00"
0.002010 0.001890 0.001819 0.001799 0.001830 0.001912 0.002044 0.002227 0.002461 0.002746 0.003083 0.003470 0.003908 0.004398 0.004939 0.005531 0.006174 0.006868 0.007613 0.008410 0.009257 0.010156 0.011105 0.012106 0.013157
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
27 September 2011 DATA MATAHARI Jam (ET)
Ecliptic Longitude
Ecliptic Latitude
Apparent Right Ascension
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
183° 32' 56" 183° 35' 23" 183° 37' 50" 183° 40' 17" 183° 42' 44" 183° 45' 12" 183° 47' 39" 183° 50' 06" 183° 52' 33" 183° 55' 00" 183° 57' 27" 183° 59' 55" 184° 02' 22" 184° 04' 49" 184° 07' 16" 184° 09' 43" 184° 12' 10" 184° 14' 38" 184° 17' 05" 184° 19' 32" 184° 21' 59" 184° 24' 27" 184° 26' 54" 184° 29' 21" 184° 31' 48"
-0.59" -0.59" -0.59" -0.59" -0.59" -0.59" -0.59" -0.58" -0.58" -0.58" -0.58" -0.58" -0.57" -0.57" -0.57" -0.57" -0.57" -0.56" -0.56" -0.56" -0.56" -0.56" -0.55" -0.55" -0.55"
183° 15' 24" 183° 17' 39" 183° 19' 54" 183° 22' 09" 183° 24' 24" 183° 26' 39" 183° 28' 54" 183° 31' 10" 183° 33' 25" 183° 35' 40" 183° 37' 55" 183° 40' 10" 183° 42' 25" 183° 44' 40" 183° 46' 55" 183° 49' 11" 183° 51' 26" 183° 53' 41" 183° 55' 56" 183° 58' 11" 184° 00' 27" 184° 02' 42" 184° 04' 57" 184° 07' 12" 184° 09' 27"
Apparent Declination
Geocentric Distance
Semi Diameter
True Obliquity
Equation Of Time
-01° 24' 38" -01° 25' 37" -01° 26' 35" -01° 27' 34" -01° 28' 32" -01° 29' 31" -01° 30' 29" -01° 31' 27" -01° 32' 26" -01° 33' 24" -01° 34' 23" -01° 35' 21" -01° 36' 20" -01° 37' 18" -01° 38' 16" -01° 39' 15" -01° 40' 13" -01° 41' 12" -01° 42' 10" -01° 43' 08" -01° 44' 07" -01° 45' 05" -01° 46' 04" -01° 47' 02" -01° 48' 01"
1.0025560 1.0025442 1.0025324 1.0025206 1.0025088 1.0024970 1.0024852 1.0024734 1.0024616 1.0024497 1.0024379 1.0024261 1.0024142 1.0024024 1.0023905 1.0023787 1.0023668 1.0023549 1.0023431 1.0023312 1.0023193 1.0023075 1.0022956 1.0022837 1.0022718
15' 57.18" 15' 57.19" 15' 57.21" 15' 57.22" 15' 57.23" 15' 57.24" 15' 57.25" 15' 57.26" 15' 57.27" 15' 57.28" 15' 57.30" 15' 57.31" 15' 57.32" 15' 57.33" 15' 57.34" 15' 57.35" 15' 57.36" 15' 57.38" 15' 57.39" 15' 57.40" 15' 57.41" 15' 57.42" 15' 57.43" 15' 57.44" 15' 57.45"
23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14"
08 m 43 s 08 m 44 s 08 m 45 s 08 m 46 s 08 m 47 s 08 m 47 s 08 m 48 s 08 m 49 s 08 m 50 s 08 m 51 s 08 m 52 s 08 m 52 s 08 m 53 s 08 m 54 s 08 m 55 s 08 m 56 s 08 m 57 s 08 m 58 s 08 m 58 s 08 m 59 s 09 m 00 s 09 m 01 s 09 m 02 s 09 m 03 s 09 m 04 s
DATA BULAN Jam (ET)
Apparent Longitude
Apparent Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Horizontal Parallax
Semi Diameter
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
176° 54' 42" 177° 32' 43" 178° 10' 46" 178° 48' 49" 179° 26' 54" 180° 04' 59" 180° 43' 05" 181° 21' 12" 181° 59' 19" 182° 37' 27" 183° 15' 36" 183° 53' 45" 184° 31' 55" 185° 10' 05" 185° 48' 16" 186° 26' 27" 187° 04' 38" 187° 42' 50" 188° 21' 02" 188° 59' 14" 189° 37' 26" 190° 15' 38" 190° 53' 50" 191° 32' 02" 192° 10' 14"
-04° 57' 22" -04° 56' 47" -04° 56' 11" -04° 55' 32" -04° 54' 51" -04° 54' 08" -04° 53' 23" -04° 52' 35" -04° 51' 45" -04° 50' 53" -04° 49' 59" -04° 49' 03" -04° 48' 05" -04° 47' 04" -04° 46' 01" -04° 44' 56" -04° 43' 49" -04° 42'40" -04° 41' 29" -04° 40' 15" -04° 39' 00" -04° 37' 42" -04° 36' 23" -04° 35' 01" -04° 33' 37"
175° 11' 45" 175° 46' 48" 176° 21' 53" 176° 56' 59" 177° 32' 09" 178° 07' 20" 178° 42' 33" 179° 17' 49" 179° 53' 07" 180° 28' 28" 181° 03' 51" 181° 39' 16" 182° 14' 43" 182° 50' 13" 183° 25' 46" 184° 01' 21" 184° 36' 59" 185° 12' 39" 185° 48' 22" 186° 24' 07" 186° 59' 55" 187° 35' 46" 188° 11' 39" 188° 47' 35" 189° 23' 34"
-03° 19' 13" -03° 33' 46" -03° 48' 18" -04° 02' 49" -04° 17' 19" -04° 31' 48" -04° 46' 15" -05° 00' 41" -05° 15' 05" -05° 29' 28" -05° 43' 48" -05° 58' 07" -06° 12' 24" -06° 26' 38" -06° 40' 50" -06° 55' 00" -07° 09' 07" -07° 23' 12" -07° 37' 14" -07° 51' 13" -08° 05' 09" -08° 19' 02" -08° 32' 52" -08° 46' 38" -09° 00' 21"
01° 01' 08" 01° 01' 09" 01° 01' 10" 01° 01' 11" 01° 01' 11" 01° 01' 12" 01° 01' 13" 01° 01' 14" 01° 01' 14" 01° 01' 15" 01° 01' 15" 01° 01' 16" 01° 01' 16" 01° 01' 17" 01° 01' 17" 01° 01' 17" 01° 01' 18" 01° 01' 18" 01° 01' 18" 01° 01' 19" 01° 01' 19" 01° 01' 19" 01° 01' 19" 01° 01' 19" 01° 01' 19"
16' 39.64" 16' 39.87" 16' 40.09" 16' 40.30" 16' 40.50" 16' 40.69" 16' 40.88" 16' 41.05" 16' 41.22" 16' 41.37" 16' 41.52" 16' 41.66" 16' 41.78" 16' 41.90" 16' 42.01" 16' 42.11" 16' 42.20" 16' 42.28" 16' 42.36" 16' 42.42" 16' 42.47" 16' 42.51" 16' 42.55" 16' 42.57" 16' 42.59"
Sumber dari Sistem Informasi dan Laboratorium Falakiyah STAIN Ponorogo
119
Angle Bright Fraction Limb Illumination 76° 51' 01" 74° 18' 17" 71° 26' 14" 68° 11' 58" 64° 32' 24" 60° 24' 22" 55° 45' 01" 50° 32' 21" 44° 46' 01" 38° 28' 15" 31° 44' 36" 24° 44' 05" 17° 38' 23" 10° 40' 00" 04° 00' 13" 357° 47' 23" 352° 06' 22" 346° 58' 49" 342° 23' 59" 338° 19' 40" 334° 42' 54" 331° 30' 31" 328° 39' 26" 326° 06' 52" 323° 50' 16"
0.005233 0.004654 0.004127 0.003653 0.003232 0.002864 0.002550 0.002288 0.002080 0.001925 0.001824 0.001776 0.001782 0.001841 0.001954 0.002121 0.002341 0.002615 0.002943 0.003325 0.003760 0.004249 0.004791 0.005387 0.006036
AHMAD JUNAIDI, M.H.I 26 Oktober 2011 DATA MATAHARI Jam (ET)
Ecliptic Longitude
Ecliptic Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Geocentric Distance
Semi Diameter
True Obliquity
Equation Of Time
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
212° 13' 18" 212° 15' 47" 212° 18' 17" 212° 20' 47" 212° 23' 16" 212° 25' 46" 212° 28' 15" 212° 30' 45" 212° 33' 15" 212° 35' 44" 212° 38' 14" 212° 40' 43" 212° 43' 13" 212° 45' 43" 212° 48' 12" 212° 50' 42" 212° 53' 12" 212° 55' 41" 212° 58' 11" 213° 00' 41" 213° 03' 10" 213° 05' 40" 213° 08' 10" 213° 10' 39" 213° 13' 09"
-0.35" -0.34" -0.34" -0.34" -0.33" -0.33" -0.33" -0.32" -0.32" -0.31" -0.31" -0.31" -0.30" -0.30" -0.29" -0.29" -0.29" -0.28" -0.28" -0.27" -0.27" -0.27" -0.26" -0.26" -0.25"
210° 02' 21" 210° 04' 45" 210° 07' 08" 210° 09' 32" 210° 11' 56" 210° 14' 20" 210° 16' 43" 210° 19' 07" 210° 21' 31" 210° 23' 55" 210° 26' 19" 210° 28' 43" 210° 31' 07" 210° 33' 31" 210° 35' 55" 210° 38' 19" 210° 40' 43" 210° 43' 07" 210° 45' 31" 210° 47' 55" 210° 50' 19" 210° 52' 43" 210° 55' 07" 210° 57' 31" 210° 59' 55"
-12° 14' 38" -12° 15' 29" -12° 16' 21" -12° 17' 12" -12° 18' 04" -12° 18' 55" -12° 19' 47" -12° 20' 38" -12° 21' 29" -12° 22' 21" -12° 23' 12" -12° 24' 03" -12° 24' 55" -12° 25' 46" -12° 26' 37" -12° 27' 29" -12° 28' 20" -12° 29' 11" -12° 30' 02" -12° 30' 53" -12° 31' 44" -12° 32' 36" -12° 33' 27" -12° 34' 18" -12° 35' 09"
0.9943269 0.9943156 0.9943044 0.9942931 0.9942818 0.9942706 0.9942593 0.9942480 0.9942368 0.9942255 0.9942142 0.9942030 0.9941917 0.9941804 0.9941692 0.9941579 0.9941466 0.9941354 0.9941241 0.9941128 0.9941016 0.9940903 0.9940790 0.9940678 0.9940565
16' 5.11" 16' 5.12" 16' 5.13" 16' 5.14" 16' 5.15" 16' 5.16" 16' 5.17" 16' 5.18" 16' 5.19" 16' 5.20" 16' 5.21" 16' 5.23" 16' 5.24" 16' 5.25" 16' 5.26" 16' 5.27" 16' 5.28" 16' 5.29" 16' 5.30" 16' 5.31" 16' 5.32" 16' 5.33" 16' 5.35" 16' 5.36" 16' 5.37"
23° 26' 14" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14"
15 m 59 s 15 m 59 s 16 m 00 s 16 m 00 s 16 m 00 s 16 m 01 s 16 m 01 s 16 m 01 s 16 m 01 s 16 m 02 s 16 m 02 s 16 m 02 s 16 m 02 s 16 m 03 s 16 m 03 s 16 m 03 s 16 m 04 s 16 m 04 s 16 m 04 s 16 m 04 s 16 m 05 s 16 m 05 s 16 m 05 s 16 m 05 s 16 m 06 s
Apparent Declination
Horizontal Parallax
Semi Diameter
-11° 50' 28" -12° 03' 06" -12° 15' 40" -12° 28' 09" -12° 40' 34" -12° 52' 53" -13° 05' 07" -13° 17' 17" -13° 29' 20" -13° 41' 19" -13° 53' 11" -14° 04' 58" -14° 16' 40" -14° 28' 15" -14° 39' 45" -14° 51' 08" -15° 02' 25" -15° 13' 36" -15° 24' 40" -15° 35' 38" -15° 46' 29" -15° 57' 13" -16° 07' 51" -16° 18' 22" -16° 28' 45"
01° 01' 22" 01° 01' 22" 01° 01' 22" 01° 01' 23" 01° 01' 23" 01° 01' 23" 01° 01' 24" 01° 01' 24" 01° 01' 24" 01° 01' 24" 01° 01' 24" 01° 01' 24" 01° 01' 24" 01° 01' 24" 01° 01' 24" 01° 01' 24" 01° 01' 24" 01° 01' 24" 01° 01' 24" 01° 01' 24" 01° 01' 23" 01° 01' 23" 01° 01' 23" 01° 01' 22" 01° 01' 22"
16' 43.26" 16' 43.37" 16' 43.48" 16' 43.57" 16' 43.66" 16' 43.74" 16' 43.81" 16' 43.86" 16' 43.91" 16' 43.95" 16' 43.98" 16' 44.00" 16' 44.01" 16' 44.01" 16' 44.00" 16' 43.98" 16' 43.95" 16' 43.91" 16' 43.86" 16' 43.80" 16' 43.73" 16' 43.65" 16' 43.56" 16' 43.47" 16' 43.36"
DATA BULAN Jam (ET)
Apparent Longitude
Apparent Latitude
Apparent Right Ascension
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
200° 20' 25" 200° 58' 37" 201° 36' 49" 202° 15' 02" 202° 53' 15" 203° 31' 28" 204° 09' 41" 204° 47' 55" 205° 26' 08" 206° 04' 22" 206° 42' 36" 207° 20' 49" 207° 59' 03" 208° 37' 16" 209° 15' 29" 209° 53' 42" 210° 31' 55" 211° 10' 07" 211° 48' 19" 212° 26' 30" 213° 04' 41" 213° 42' 51" 214° 21' 01" 214° 59' 10" 215° 37' 18"
-04° 12' 27" -04° 10' 27" -04° 08' 25" -04° 06' 22" -04° 04' 16" -04° 02' 09" -04° 00' 00" -03° 57' 49" -03° 55' 36" -03° 53' 21" -03° 51' 05" -03° 48' 47" -03° 46' 27" -03° 44' 06" -03° 41' 42" -03° 39' 18" -03° 36' 51" -03° 34' 23" -03° 31' 53" -03° 29' 22" -03° 26' 49" -03° 24' 15" -03° 21' 39" -03° 19' 02" -03° 16' 23"
197° 10' 00" 197° 46' 48" 198° 23' 39" 199° 00' 35" 199° 37' 34" 200° 14' 38" 200° 51' 45" 201° 28' 57" 202° 06' 12" 202° 43' 32" 203° 20' 55" 203° 58' 23" 204° 35' 54" 205° 13' 30" 205° 51' 09" 206° 28' 52" 207° 06' 39" 207° 44' 30" 208° 22' 25" 209° 00' 23" 209° 38' 26" 210° 16' 32" 210° 54' 41" 211° 32' 55" 212° 11' 12"
Sumber dari Sistem Informasi dan Laboratorium Falakiyah STAIN Ponorogo
120
Angle Bright Fraction Limb Illumination 93° 10' 26" 92° 16' 46" 91° 18' 21" 90° 14' 28" 89° 04' 17" 87° 46' 46" 86° 20' 40" 84° 44' 29" 82° 56' 18" 80° 53' 47" 78° 34' 00" 75° 53' 14" 72° 46' 54" 69° 09' 16" 64° 53' 21" 59° 51' 02" 53° 53' 37" 46° 53' 30" 38° 47' 16" 29° 40' 17" 19° 50' 36" 09° 48' 06" 00° 06' 41" 351° 13' 40" 343° 23' 37"
0.012088 0.011022 0.010009 0.009049 0.008141 0.007286 0.006485 0.005737 0.005043 0.004402 0.003815 0.003281 0.002801 0.002376 0.002004 0.001686 0.001423 0.001213 0.001058 0.000956 0.000909 0.000916 0.000977 0.001092 0.001261
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
25 November 2011 DATA MATAHARI Jam (ET)
Ecliptic Longitude
Ecliptic Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Geocentric Distance
Semi Diameter
True Obliquity
Equation Of Time
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
242° 21' 14" 242° 23' 46" 242° 26' 18" 242° 28' 49" 242° 31' 21" 242° 33' 53" 242° 36' 25" 242° 38' 56" 242° 41' 28" 242° 44' 00" 242° 46' 32" 242° 49' 03" 242° 51' 35" 242° 54' 07" 242° 56' 39" 242° 59' 11" 243° 01' 42" 243° 04' 14" 243° 06' 46" 243° 09' 18" 243° 11' 49" 243° 14' 21" 243° 16' 53" 243° 19' 25" 243° 21' 57"
0.09" 0.09" 0.10" 0.10" 0.11" 0.11" 0.12" 0.12" 0.13" 0.13" 0.14" 0.15" 0.15" 0.16" 0.16" 0.17" 0.17" 0.18" 0.18" 0.19" 0.20" 0.20" 0.21" 0.21" 0.22"
240° 16' 39" 240° 19' 18" 240° 21' 57" 240° 24' 36" 240° 27' 15" 240° 29' 54" 240° 32' 33" 240° 35' 12" 240° 37' 51" 240° 40' 30" 240° 43' 09" 240° 45' 48" 240° 48' 27" 240° 51' 07" 240° 53' 46" 240° 56' 25" 240° 59' 04" 241° 01' 44" 241° 04' 23" 241° 07' 02" 241° 09' 42" 241° 12' 21" 241° 15' 00" 241° 17' 40" 241° 20' 19"
-20° 37' 48" -20° 38' 17" -20° 38' 47" -20° 39' 17" -20° 39' 47" -20° 40' 17" -20° 40' 46" -20° 41' 16" -20° 41' 46" -20° 42' 15" -20° 42' 45" -20° 43' 15" -20° 43' 44" -20° 44' 14" -20° 44' 43" -20° 45' 12" -20° 45' 42" -20° 46' 11" -20° 46' 40" -20° 47' 09" -20° 47' 39" -20° 48' 08" -20° 48' 37" -20° 49' 06" -20° 49' 34"
0.9872685 0.9872607 0.9872529 0.9872452 0.9872374 0.9872296 0.9872218 0.9872140 0.9872063 0.9871985 0.9871907 0.9871830 0.9871752 0.9871675 0.9871597 0.9871520 0.9871443 0.9871365 0.9871288 0.9871211 0.9871134 0.9871056 0.9870979 0.9870902 0.9870825
16' 12.01" 16' 12.01" 16' 12.02" 16' 12.03" 16' 12.04" 16' 12.04" 16' 12.05" 16' 12.06" 16' 12.07" 16' 12.07" 16' 12.08" 16' 12.09" 16' 12.10" 16' 12.10" 16' 12.11" 16' 12.12" 16' 12.13" 16' 12.14" 16' 12.14" 16' 12.15" 16' 12.16" 16' 12.17" 16' 12.17" 16' 12.18" 16' 12.19"
23° 26' 13" 23° 26' 12" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 14" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13"
13 m 16 s 13 m 16 s 13 m 15 s 13 m 14 s 13 m 13 s 13 m 13 s 13 m 12 s 13 m 11 s 13 m 10 s 13 m 10 s 13 m 09 s 13 m 08 s 13 m 07 s 13 m 07 s 13 m 06 s 13 m 05 s 13 m 04 s 13 m 03 s 13 m 03 s 13 m 02 s 13 m 01 s 13 m 00 s 13 m 00 s 12 m 59 s 12 m 58 s
DATA BULAN Jam (ET)
Apparent Longitude
Apparent Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Horizontal Parallax
Semi Diameter
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
238° 46' 05" 239° 23' 26" 240° 00' 45" 240° 38' 03" 241° 15' 20" 241° 52' 36" 242° 29' 51" 243° 07' 04" 243° 44' 16" 244° 21' 27" 244° 58' 37" 245° 35' 45" 246° 12' 51" 246° 49' 56" 247° 27' 00" 248° 04' 02" 248° 41' 03" 249° 18' 02" 249° 55' 00" 250° 31' 55" 251° 08' 49" 251° 45' 42" 252° 22' 33" 252° 59' 21" 253° 36' 09"
-01° 24' 47" -01° 21' 28" -01° 18' 07" -01° 14' 47" -01° 11' 26" -01° 08' 04" -01° 04' 42" -01° 01' 20" 00° -57' 57" 00° -54' 34" 00° -51' 11" 00° -47' 48" 00° -44' 24" 00° -41' 00" 00° -37' 36" 00° -34' 12" 00° -30' 48" 00° -27' 24" 00° -23' 59" 00° -20' 35" 00° -17' 10" 00° -13' 46" 00° -10' 22" 00° -06' 58" 00° -03' 33"
236° 12' 23" 236° 52' 16" 237° 32' 10" 238° 12' 05" 238° 52' 02" 239° 32' 00" 240° 11' 59" 240° 52' 00" 241° 32' 01" 242° 12' 03" 242° 52' 05" 243° 32' 09" 244° 12' 12" 244° 52' 16" 245° 32' 19" 246° 12' 23" 246° 52' 27" 247° 32' 30" 248° 12' 33" 248° 52' 35" 249° 32' 37" 250° 12' 38" 250° 52' 38" 251° 32' 37" 252° 12' 34"
-21° 15' 41" -21° 20' 37" -21° 25' 24" -21° 30' 01" -21° 34' 29" -21° 38' 47" -21° 42' 56" -21° 46' 54" -21° 50' 43" -21° 54' 22" -21° 57' 52" -22° 01' 11" -22° 04' 21" -22° 07' 21" -22° 10' 10" -22° 12' 50" -22° 15' 20" -22° 17' 40" -22° 19' 50" -22° 21' 51" -22° 23' 41" -22° 25' 21" -22° 26' 51" -22° 28' 12" -22° 29' 22"
01° 00' 48" 01° 00' 47" 01° 00' 46" 01° 00' 45" 01° 00' 44" 01° 00' 44" 01° 00' 43" 01° 00' 42" 01° 00' 41" 01° 00' 40" 01° 00' 39" 01° 00' 38" 01° 00' 36" 01° 00' 35" 01° 00' 34" 01° 00' 33" 01° 00' 32" 01° 00' 30" 01° 00' 29" 0 1° 00' 28" 01° 00' 27" 01° 00' 25" 01° 00' 24" 01° 00' 22" 01° 00' 21"
16' 34.05" 16' 33.84" 16' 33.61" 16' 33.38" 16' 33.14" 16' 32.90" 16' 32.64" 16' 32.38" 16' 32.11" 16' 31.83" 16' 31.54" 16' 31.25" 16' 30.95" 16' 30.64" 16' 30.32" 16' 29.99" 16' 29.66" 16' 29.32" 16' 28.97" 16' 28.61" 16' 28.25" 16' 27.88" 16' 27.50" 16' 27.12" 16' 26.73"
Sumber dari Sistem Informasi dan Laboratorium Falakiyah STAIN Ponorogo
121
Angle Bright Fraction Limb Illumination 81° 18' 05" 78° 16' 08" 74° 07' 09" 68° 05' 15" 58° 39' 24" 42° 52' 25" 17° 11' 55" 346° 31' 55" 323° 37' 53" 309° 56' 10" 301° 37' 39" 296° 12' 01" 292° 23' 49" 289° 34' 29" 287° 23' 02" 285° 37' 12" 284° 09' 28" 282° 54' 56" 281° 50' 20" 280° 53' 22" 280° 02' 24" 279° 16' 15" 278° 33' 59" 277° 54' 56" 277° 18' 33"
0.001136 0.000832 0.000580 0.000380 0.000231 0.000135 0.000090 0.000097 0.000155 0.000265 0.000426 0.000639 0.000903 0.001217 0.001583 0.001999 0.002466 0.002983 0.003551 0.004168 0.004835 0.005552 0.006318 0.007134 0.007998
AHMAD JUNAIDI, M.H.I 24 Desember 2011 DATA MATAHARI Jam (ET)
Ecliptic Longitude
Ecliptic Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Geocentric Distance
Semi Diameter
True Obliquity
Equation Of Time
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
271° 48' 15" 271° 50' 48" 271° 53' 21" 271° 55' 54" 271° 58' 27" 272° 00' 59" 272° 03' 32" 272° 06' 05" 272° 08' 38" 272° 11' 11" 272° 13' 44" 272° 16' 17" 272° 18' 49" 272° 21' 22" 272° 23' 55" 272° 26' 28" 272° 29' 01" 272° 31' 34" 272° 34' 07" 272° 36' 39" 272° 39' 12" 272° 41' 45" 272° 44' 18" 272° 46' 51" 272° 49' 24"
0.40" 0.40" 0.41" 0.41" 0.42" 0.43" 0.43" 0.44" 0.44" 0.45" 0.45" 0.46" 0.46" 0.47" 0.48" 0.48" 0.49" 0.49" 0.50" 0.50" 0.51" 0.51" 0.52" 0.52" 0.53"
271° 57' 59" 272° 00' 45" 272° 03' 32" 272° 06' 18" 272° 09' 05" 272° 11' 52" 272° 14' 38" 272° 17' 25" 272° 20' 11" 272° 22' 58" 272° 25' 44" 272° 28' 31" 272° 31' 18" 272° 34' 04" 272° 36' 51" 272° 39' 37" 272° 42' 24" 272° 45' 10" 272° 47' 57" 272° 50' 43" 272° 53' 30" 272° 56' 16" 272° 59' 03" 273° 01' 50" 273° 04' 36"
-23° 25' 29" -23° 25' 26" -23° 25' 24" -23° 25' 22" -23° 25' 20" -23° 25' 18" -23° 25' 15" -23° 25' 13" -23° 25' 11" -23° 25' 08" -23° 25' 06" -23° 25' 03" -23° 25' 00" -23° 24' 58" -23° 24' 55" -23° 24' 52" -23° 24' 49" -23° 24' 46" -23° 24'43" -23° 24' 40" -23° 24' 37" -23° 24' 34" -23° 24' 31" -23° 24' 27" -23° 24' 24"
0.9836465 0.9836442 0.9836419 0.9836396 0.9836373 0.9836351 0.9836328 0.9836305 0.9836283 0.9836260 0.9836238 0.9836216 0.9836193 0.9836171 0.9836149 0.9836127 0.9836105 0.9836083 0.9836061 0.9836039 0.9836018 0.9835996 0.9835974 0.9835953 0.9835931
16' 15.58" 16' 15.59" 16' 15.59" 16' 15.59" 16' 15.59" 16' 15.60" 16' 15.60" 16' 15.60" 16' 15.60" 16' 15.60" 16' 15.61" 16' 15.61" 16' 15.61" 16' 15.61" 16' 15.62" 16' 15.62" 16' 15.62" 16' 15.62" 16' 15.62" 16' 15.63" 16' 15.63" 16' 15.63" 16' 15.63" 16' 15.64" 16' 15.64"
23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13" 23° 26' 13"
00 m 49 s 00 m 48 s 00 m 47 s 00 m 46 s 00 m 45 s 00 m 43 s 00 m 42 s 00 m 41 s 00 m 40 s 00 m 38 s 00 m 37 s 00 m 36 s 00 m 35 s 00 m 33 s 00 m 32 s 00 m 31 s 00 m 30 s 00 m 28 s 00 m 27 s 00 m 26 s 00 m 25 s 00 m 23 s 00 m 22 s 00 m 21 s 00 m 20 s
DATA BULA N Jam (ET)
Apparent Longitude
Apparent Latitude
Apparent Right Ascension
Apparent Declination
Horizontal Parallax
Semi Diameter
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
261° 44' 08" 262° 20' 10" 262° 56' 12" 263° 32' 12" 264° 08' 11" 264° 44' 09" 265° 20' 06" 265° 56' 01" 266° 31' 55" 267° 07' 48" 267° 43' 39" 268° 19' 29" 268° 55' 18" 269° 31' 05" 270° 06' 51" 270° 42' 35" 271° 18' 18" 271° 53' 59" 272° 29' 39" 273° 05' 17" 273° 40' 53" 274° 16' 28" 274° 52' 02" 275° 27' 33" 276° 03' 04"
00° 41' 08" 00° 44' 25" 00° 47' 42" 00° 50' 59" 00° 54' 15" 00° 57' 31" 01° 00' 46" 01° 04' 01" 01° 07' 15" 01° 10' 29" 01° 13' 42" 01° 16' 54" 01° 20' 06" 01° 23' 17" 01° 26' 27" 01° 29' 37" 01° 32' 45" 01° 35' 54" 01° 39' 01" 01° 42' 08" 01° 45' 13" 01° 48' 18" 01° 51' 22" 01° 54' 26" 01° 57' 28"
261° 03' 01" 261° 42' 10" 262° 21' 17" 263° 00' 21" 263° 39' 24" 264° 18' 24" 264° 57' 22" 265° 36' 17" 266° 15' 10" 266° 54' 00" 267° 32' 46" 268° 11' 30" 268° 50' 11" 269° 28' 48" 270° 07' 23" 270° 45' 53" 271° 24' 21" 272° 02' 44" 272° 41' 04" 273° 19' 20" 273° 57' 32" 274° 35' 41" 275° 13' 45" 275° 51' 45" 276° 29' 40"
-22° 29' 42" -22° 28' 33" -22° 27' 16" -22° 25' 49" -22° 24' 13" -22° 22' 27" -22° 20' 32" -22° 18' 28" -22° 16' 15" -22° 13' 53" -22° 11' 22" -22° 08' 41" -22° 05' 52" -22° 02' 53" -21° 59' 46" -21° 56' 29" -21° 53' 04" -21° 49' 30" -21° 45' 48" -21° 41' 57" -21° 37' 57" -21° 33' 49" -21° 29' 32" -21° 25' 07" -21° 20' 33"
00° 59' 43" 00° 59' 42" 00° 59' 41" 00° 59' 40" 00° 59' 39" 00° 59' 38" 00° 59' 37" 00° 59' 36" 00° 59' 34" 00° 59' 33" 00° 59' 32" 00° 59' 31" 00° 59' 29" 00° 59' 28" 00° 59' 27" 00° 59' 25" 00° 59' 24" 00° 59' 23" 00° 59' 21" 00° 59' 20" 00° 59' 19" 00° 59' 17" 00° 59' 16" 00° 59' 14" 00° 59' 13"
16' 16.44" 16' 16.16" 16' 15.87" 16' 15.58" 16' 15.28" 16' 14.97" 16' 14.66" 16' 14.35" 16' 14.03" 16' 13.70" 16' 13.37" 16' 13.03" 16' 12.69" 16' 12.34" 16' 11.98" 16' 11.62" 16' 11.26" 16' 10.89" 16' 10.51" 16' 10.13" 16' 9.74" 16' 9.35" 16' 8.96" 16' 8.56" 16' 8.15"
Sumber dari Sistem Informasi dan Laboratorium Falakiyah STAIN Ponorogo
122
Angle Bright Fraction Limb Illumination 97° 24' 11" 97° 42' 06" 98° 04' 06" 98° 30' 56" 99° 03' 36" 99° 43' 22" 100° 31' 55" 101° 31' 27" 102° 44' 59" 104° 16' 42" 106° 12' 30" 108° 41' 03" 111° 55' 15" 116° 14' 53" 122° 10' 30" 130° 27' 59" 142° 06' 46" 157° 47' 02" 176° 20' 56" 194° 20' 09" 208° 48' 36" 219° 21' 17" 226° 51' 01" 232° 14' 31" 236° 12' 41"
0.007774 0.006948 0.006169 0.005439 0.004756 0.004121 0.003534 0.002995 0.002504 0.002061 0.001665 0.001317 0.001017 0.000764 0.000558 0.000400 0.000289 0.000226 0.000209 0.000239 0.000316 0.000440 0.000610 0.000827 0.001090
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
DAFTAR REFRAKSI *) h’ h refraksi
0°
0°
= tinggi lihat' = tinggi nyata = tinggi lihat -tinggi nyata
h' 00'
Refr h 34,5 0°
2°
31
h' 30'
Refr 16,1
2°
h 14'
6°
h' refr 00' 08,5
5°
h 51'
15°
h' 04'
refr 03,5
15°
h 00
6
03
33,8
35
15,8
19
10
08,3
02'
15°
30
03,4
15
27
06
33,2 27
40
15,5
24
20
08,1
12
15
57
03,3
15
54
09
32,6 24
45
15,2
30
30
07,9
22
16
26
03,2
16
23
12
32,0 20
50
14,9
35
40
07,7
32
16
56
03,1
16
53
15
31,4
55
14,7
40
40
07,6
42
17
28
03,0
17
25
18'
30,8 0°
00'
14,4
21
30,3 09
05
14,1
24
29,8 06
10
13,9
27
29,2 02
15
13,7
30
28,7
20
33
28,2 05
-6'
27,8 0°
39
27,3
42
20
00' 07,4
6°
53'
18°
02'
02,9
17°
59'
51
10
07,2
7°
03
18
38
02,8
18
35
2
56
20
07,1
13
19
17
02,7
19
14
3
01
30
07,0
23
19
58
02,6
19
55
13,4
07
40
06,8
33
20
42
02,5
20
39
25
13,2
12
50
06,7
43
21
28
02,4
21
26
30'
13,0
12
35
12,7
22
26,8
15
40
12,5
27
45
26,4
19
45
12,3
48
25,9 22
50
51
25,5 26
0°
54'
25,1
0°
57
24,7 32
1°
00
24,3 36
03
24,8 39
0°
06 1° 1°
1°
2°
3°
01
0°
3°
4° 4°
42
3°
46'
17
7°
8°
7°
53
22°
19'
02,3
22°
17'
10
8°
04
23
13
02,2
23
11
8°
04
24
11
02,1
24
09
24
25
14
02,0
25
12
34
26
22
01,9
26
20
44
27
36
01,8
27
34
06,4 06,3
33
30
06,2
12,1
38
40
55
11,9
43
50
00
11,8
05
11,6
10'
11,4
15
11,2
20
54'
28°
56'
01,7
28°
54
53
10
9°
04
30
24
01,6
30
22
30
59'
20
05,7
14
32
00
01,5
31
58
4
04
30
05,6
24
33
45
01,4
33
44
11,1
09
40
34
35
40
01,3
35
39
25
10,9
14
50
45
37
48
01,2
37
47
30'
10,7
22,9 0°
15
22,5
52
35
18' 21
22,2 0° 21,9 0°
24
21,6
27
212
30'
20,9
10
35
20,5
14
40
40
9°
06,0 8°
12'
48
06,1
00' 05,9
23,2 46
3°
8°
00' 06,6 20
09
4°
2°
05,8
05,5 05,4
19'
09°
56' 05,3
9°
51
40°
08'
01,1
40°
07'
10,6
24
10
08
05,2
10
03
42
44
01,0
42
43
40 45
10,4 10,3
30 35
10 10
20 33
05,1 05,0
10 10
15 28
45 48
36 47
00,9 00,8
45 48
35 46
1°
50
10,1
40
10
46
04,9
10
41
52
18
00,7
52
17
06
55
10,0
45
11
00
04,8
10
55
56
11
00,6
56
10
00'
09,9
40
50'
11°
14' 04,7
11°
09
60°
28'
00,5
60°
27'
05
09,7
4
55
11
29
11
24
65
08
00,4
65
08
20,0 20
10
09,6
5°
00
11
45
04,5
11
40
70
11
00,3
70
11
45
19,5 25
15
09,5
05
12
01
04,4
11
57
75
34
00,2
75
34
51
19,1
3
20
09,4
11
12
18
04,3
12
14
81
13
00,1
81
13
55
18,7
36
25
09,2
16
12
35* 04,2
12
31
87
03
00,0
87
03
00
18,3
1°
30'
09,1
21'
12°
54' 04,
12°
50
05
17,9 47
35
09,0
26
13
13
13
09
10
17,5
52
40
08,9
31
13
3,3 03,9
13
29
15
17,2
1°
45
08,8
36
13
54
03,8
13
50
20
16,8
2°
50
08,7
41
14
16
03,7
14
12
25
16,5
0
55
08,6
46
14
40
03,
14
36
5°
50
5°
8
04,6
04,0
6
*) Disadur dari Buku Hisab Awal Bulan oleh H. Sa'adoeddin Djambek
123
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1987 TENTANG PEMBAGIAN WILAYAH REPUBLIK INDONESIA MENJADI 3 (TIGA) WILAYAH WAKTU PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembagian waktu mempunyai peranan penting dalam menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dalam arti yang seluas-luasnya dan dalam usaha peningkatan efisiensi kerja di segala bidang; b. bahwa pembagian waktu sekarang ini dinilai tidak sesuai lagi dengan kenyataan waktu dan geografis, khususnya di beberapa daerah Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Propinsi Daerah Tingkat I Bali; c. bahwa sehubungan dengan hal di atas, dipandang perlu untuk menata kembali pembagian wilayah waktu di Indonesia sebagaimana yang telah ditet apkan dalam Keputusan Presiden Nomor 243 Tahun 1963; Mengingat: Pasal 4 ayat (1) Undang -undang Dasar 1945; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBAGIAN WILAYAH REPUBLIK INDONESIA MENJADI 3 (TIGA) WILAYAH WAKTU. Pasal 1 (1) Wilayah Republik Indonesia dibagi menjadi 3(tiga) wilayah waktu dengan 3 (tiga) waktu tolok. (2) 3 (tiga) wilayah waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah : 1. Waktu Indonesia Barat, meliputi : a. Seluruh Propinsi Daerah Tingkat I umatera; S b. Seluruh Propinsi Daerah Tingkat I Jawa dan Madura; c. Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Barat; d. Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah 2. Waktu Indonesia Tengah, meliputi : a. Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Timur; b. Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan; c. Propinsi Daerah Tingkat I Bali; d. Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat;
124
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
(3) 3 (tiga) wilayah waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tersebut, masing-masing ditetapkan dengan wkatutolok sebagai berikut : a. Waktu Indonesia Barat, dengan tolok GMT + 7 jam, dan derajat tolok 105o Bujur Timur; b. c.
Waktu Indonesia Tengah, dengan tolok GMT + 8 jam, dan derajat tolok 120o Bujur Timur; Waktu Indonesia Timur, dengan tolok GMT + 9 jam, dan derajat tolok 135o Bujur Timur. Pasal 2
Pada saat mujlai berlakunya Keputusan Presiden ini, Keputusan Presiden Nomor 243 Tahun 1963 tentang Pembagian Wilayah Republik Indonesia Menjadi 3 (tiga) Wilayah Waktu Dengan 3 (tiga) Waktu Tolok dinyatakan tidak berlaku. Pasal 3 Keputusan Presiden inimulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1988. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 26 Nopember 1987 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd SOEHARTO
125
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
E.
126
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
DAFTAR LINTANG DAN BUJUR TEMPAT BERBAGAI TEMPAT/KOTA DI INDONESIA TEMPAT/KOTA
LINTANG
Ajibarang Alahanpanjang Ambal Ambarawa Ambon Ambulu Ambunten Ampel Ampenan Amuntai Amurang Anai Anambas Anyer Argomakmur Arjosari Arjowinangun Asahan Asembagus Atambua
07º 28’ LS 01º 04’ LS 07º 46’ LS 07º 18’ LS 03º 42’ LS 08º 19’ LS 06º 56’ LS 07º 28’ LS 08º 34’ LS 02º 24’ LS 01º 12’ LU 00º 38’ LS 03º 20’ LU 06º 03’ LS 03º 49’ LU 08º 09’ LS 06º 40’ LS 02º 40’ LU 07º 45’ LS 09º 10’ LS 127
BUJUR
109º 09’ BT 100º 47’ BT 109º 50’ BT 110º 23’ BT 128º 14’ BT 113º 38’ BT 113º 43’ BT 110º 32’ BT 116º 05’ BT 115º 18’ BT 124º 35’ BT 100º 19’ BT 106º 15’ BT 105º 56’ BT 102º 15’ BT 111º10’ BT 108º 26’ BT 099º 30’ BT 114º 14’ BT 125º 00’ BT
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Atapupu Babad Babadan Babo Badegan Bagansiapiapi Bagelen Bagendit Bajawa Bajoa Bakahuni Bakungan Balabalangan Balaiselasa Balangnipa Balerejo Baliga Balikpapan Balong Bancar Banda Aceh Bandar Lampung Bandaragung Bandarbaru Bandarpulau Bandung Bandungan Bangil Bangilan
09º 05’ LS 07º 07’ LS 07º 50’ LS 02º 30’ LS 07º 52’ LS 02º 13’ LU 07º 51’ LS 07º 10’ LS 08º 50’ LS 04º 33’ LS 05º 45’ LS 03º 00’ LU 02º 20’ LS 01º 47’ LS 05º 08’ LS 07º 33’ LS 07º 08’ LS 01º 13’ LS 07º 57’ LS 06º 50’ LS 05º 35’ LU 05º 25’ LS 05º 45’ LS 03º 23’ LU 02º 40’ LU 06º 57’ LS 07º 17’ LS 07º 38’ LS 06º 59’ LS
128
124º 50’ BT 112º 10’ BT 111º 32’ BT 133º 25’ BT 111º 20’ BT 100º 50’ BT 110º 02’ BT 107º 57’ BT 121º 00’ BT 120º 23’ BT 105º 42’ BT 097º 25’ BT 117º 30’ BT 100º 40’ BT 120º 15’ BT 111º 38’ BT 113º 03’ BT 116º 51’ BT 111º 27’ BT 111º 48’ BT 095º 20’ BT 105º 17’ BT 104º 26’ BT 098º 32’ BT 099º 30’ BT 107º 37’ BT 110º 21’ BT 112º 47’ BT 111º 44’ BT
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
Bangka Bangkalan Bangkinang Bangko Bangli Bangsri Bangunpurba Bangunrejo Banjar Banjararja Banjarmasin Banjarnegara Banjit Bantaeng Banten Bantul Banyubiru Banyumas Banyuwangi Barabai Baron (Jatim) Baron (Yogya) Batahai Batam Batang Anal Batang Angkola Batang Antokan Batang Batahan Batang Duri
02º 00’ LS 07º 03’ LS 00º 22’ LU 02º 07’ LS 08º 26’ LS 06º 31’ LS 03º 24’ LU 05º 10’ LS 07º 23’ LS 07º 00’ LS 03º 22’ LS 07º 26’ LS 04º 53’ LS 05º 30’ LS 06º 01’ LS 07º 56’ LS 07º 17’ LS 07º 25’ LS 08º 14’ LS 02º 32’ LS 07º 36’ LS 08º 08’ LS 08º 10’ LS 01º 08’ LU 00º 40’ LS 01º 15’ LU 00º 18’ LS 00º 25’ LU 04º 42’ LU
129
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
106º 00’ BT 112º 46’ BT 101º 02’ BT 102º 25’ BT 115º 21’ BT 110º 47’ BT 098º 46’ BT 105º 03’ BT 108º 32’ BT 108º 52’ BT 114º 40’ BT 109º 40’ BT 104º 28’ BT 119º 58’ BT 106º 09’ BT 110º 20’ BT 110º 23’ BT 109º 17’ BT 114º 23’ BT 115º 22’ BT 112º 01’ BT 110º 36’ BT 117º 42’ BT 104º 00’ BT 100º 10’ BT 099º 25’ BT 099º 55’ BT 099º 10’ BT 115º 11’ BT
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Batang Gadis Batang Gumanti Batang Hari Batang Igan Batang Kapas Batang Kuantan Batang Loepar Batang Masang Batang Merangin Batang Pasaman Batang Rejang Batang Sumpur Batang Tabir Batang Tebo Batang Tembesi Batang Toru Batang Umbilin Batang Batanghari Batangtoru Batu (Jatim) Batu (Sumatra) Batui Batujaya Batur Baturaden Baturaja Baturetno Baturiti
01º 05’ LU 01º 08’ LS 01º 40’ LS 02º 40’ LU 01º 25’ LS 00º 30’ LS 01º 25’ LU 00º 10’ LS 02º 05’ LS 00º 05’ LU 02º 20’ LU 00º 30’ LU 01º 55’ LS 01º 30’ LS 02º 15’ LS 01º 30’ LU 00º 33’ LS 06º 56’ LS 01º 00’ LS 01º 30’ LU 07º 42’ LS 03º 26’ LU 01º 18’ LS 06º 05’ LS 07º 13’ LS 07º 24’ LS 04º 07’ LS 07º 59’ LS 08º 21’ LS
130
099º 10’ BT 101º 00’ BT 101º 20’ BT 111º 50’ BT 100º 40’ BT 102º 00’ BT 111º 15’ BT 099º 52’ BT 102º 20’ BT 099º 43’ BT 113º 10’ BT 100º 10’ BT 102º 10’ BT 102º 10’ BT 102º 45’ BT 099º 50’ BT 100º 33’ BT 109º 43’ BT 102º 50’ BT 099º 08’ BT 112º 42’ BT 098º 40’ BT 122º 32’ BT 107º 15’ BT 109º 49’ BT 109º 13’ BT 104º 12’ BT 110º 55’ BT 115º 09’ BT
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
Batusangkar Baubau Baucau Bawean Bawen Bayunglincir Bedoyo Bekasi Belabelu Belaga Belawan Belinyu Belitang Belitung Benculuk Bendungan Bengkajang Bengkalis Bengkulu Benoa Benteng Berastagi Berbek Besuki Biak Bikeri Bima Binangun Binjai
00º 27’ LS 05º 30’ LS 08º 26’ LS 06º 30’ LS 07º 18’ LS 02º 05’ LS 08º 01’ LS 06º 19’ LS 08º 01’ LS 02º 50’ LU 03º 47’ LU 01º 38’ LS 04º 09’ LS 02º 50’ LS 08º 26’ LS 07º 56’ LS 00º 48’ LU 01º 31’ LU 03º 48’ LS 08º 46’ LS 06º 08’ LS 03º 10’ LU 07º 40’ LS 08º 10’ LS 01º 01’ LS 05º 15’ LS 08º 27’ LS 08º 14’ LS 03º 39’ LU
131
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
100º 34’ BT 122º 39’ BT 126º 27’ BT 112º 30’ BT 110º 25’ BT 103º 47’ BT 110º 46’ BT 107º 00’ BT 110º 17’ BT 113º 47’ BT 098º 40’ BT 105º 48’ BT 104º 53’ BT 108º 00’ BT 114º 15’ BT 110º 09’ BT 109º 32’ BT 102º 08’ BT 102º 15’ BT 115º 12’ BT 120º 30’ BT 098º 32’ BT 111º 52’ BT 113º 40’ BT 136º 06’ BT 120º 08’ BT 118º 45’ BT 112º 25’ BT 098º 27’ BT
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Bintaos Bintuhan Bintulu Bintuni Bira Bireun Bitung Blabak Blambangan Blambanganumpu Blangkajeren Blitar Blora Bluluk Bobotsari Bogor Boja Bojonegoro Bojonglopang Bondowoso Bone Bonjol Bontang Borobudur Boyolali Brebes Bringin Brondong Bua
08º 06’ LS 04º 47’ LS 03º 06’ LU 02º 30’ LS 05º 32’ LS 05º 17’ LU 01º 25’ LU 07º 33’ LS 08º 42’ LS 04º 29’ LS 04º 02’ LU 08º 06’ LS 06º 58’ LS 07º 16’ LS 07º 24’ LS 06º 37’ LS 07º 07’ LS 07º 10’ LS 07º 04’ LS 07º 55’ LS 04º 30’ LS 00º 01’ LS 00º 04’ LU 07º 37’ LS 07º 33’ LS 06º 54’ LS 07º 19’ LS 06º 55’ LS 00º 27’ LS
132
110º 38’ BT 103º 21’ BT 113º 05’ BT 133º 30’ BT 120º 27’ BT 096º 41’ BT 125º 30’ BT 110º 30’ BT 114º 30’ BT 104º 29’ BT 097º 18’ BT 112º 09’ BT 111º 25’ BT 112º 10’ BT 109º 21’ BT 106º 48’ BT 110º 16’ BT 111º 53’ BT 106º 48’ BT 113º 50’ BT 120º 00’ BT 100º 12’ BT 117º 30’ BT 110º 12’ BT 110º 35’BT 109º 02’ BT 110º 30’ BT 112º 15’ BT 100º 45’ BT
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
Buahdua Buapinang Bubulan Bujul Bukit Barisan Bukit Batu Ayau Bukit Batutiban Bukit Bebuluh Bukit Buringayok Bukit Kaba Bukit Kalangkangan Bukit Karung Bukit Kelingkang Bukit Laposo Bukit Lumut Bukit Malino Bukit Masurai Bukit Nokilalaki Bukit Ogoamas Bukit Pandan Bukit Panjang Bukit Raja Bukit Timah Bukit Tukung Bukitasem Bukittinggi Bulakamba Buleleng Bulu Bulukerto
06º 45’ LS 04º 45’ LS 07º 20’ LS 04º 47’ LS 00º 03’ LS 00º 24’ LU 01º 32’ LU 02º 40’ LS 00º 00’ — 03º 30’ LS 01º 10’ LU 00º 40’ LS 01º 00’ LU 04º 30’ LS 03º 15’ LS 00º 40’ LU 02º 30’ LS 01º 20’ LS 00º 30’ LU 04º 33’ LS 01º 23’ LU 01º 30’ LS 01º 20’ LU 01º 00’ LS 03º 45’ LS 00º 18’ LS 06º 54’ LS 08º 06’ LS 06º 49’ LS 07º 48’ LS 133
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
107º 58’ BT 121º 35’ BT 111º 52’ BT 105º 21’ BT 102º 30’ BT 114º 10’ BT 114º 33’ BT 106º 30’ BT 115º 15’ BT 102º 35’ BT 121º 00’ BT 113º 40’ BT 111º 00’ BT 119º 45’ BT 102º 10’ BT 120º 45’ BT 101º 50’ BT 120º 20’ BT 120º 15’ BT 103º 30’ BT 103º 46’ BT 111º 00’ BT 103º 47’ BT 111º 30’ BT 103º 55’ BT 100º 22’ BT 108º 55’ BT 115º 05’ BT 111º 38’ BT 111º 23’ BT
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Bulukumba Bululawang Bulungan Bumiayu Bumijaya Bungah Bungah Bungamas Bungo Buntok Buo Buru Buton Cakranegara Calang Camara Camba Camplong Campurdarat Candikesuma Candipura Candiroto Caruban Cekik Cempaka Cempi Cenrana Ceper Cepu
05º 33’ LS 08º 05’ LS 03º 00’ LU 07º 15’ LS 07º 11’ LS 07º 06’ LS 07º 03’ LS 03º 44’ LS 06º 43’ LS 01º 40’ LS 00º 27’ LS 03º 20’ LS 04º 50’ LS 08º 35’ LS 04º 41’ LU 06º 01’ LS 04º 57’ LS 10º 02’ LS 08º 11’ LS 08º 18’ LS 08º 11’ LS 07º 07’ LS 07º 32’ LS 08º 12’ LS 06º 34’ LS 08º 45’ LS 03º 17’ LS 07º 42’ LS 07º 10’ LS
134
120º 12’ BT 112º 39’ BT 116º 00’ BT 109º 00’ BT 109º 11’ BT 112º 32’ BT 112º 26’ BT 103º 11’ BT 110º 38’ BT 114º 53’ BT 100º 45’ BT 126º 40’ BT 122º 50’ BT 116º 10’ BT 095º 36’ BT 107º 23’ BT 119º 52’ BT 124º 00’ BT 111º 51’ BT 114º 30’ BT 113º 01’ BT 110º 02’ BT 111º 40’ BT 114º 26’ BT 107º 29’ BT 118º 20’ BT 118º 50’ BT 110º 38’ BT 111º 35’ BT
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
Ciamis Ciampea Cianjur Ciasem Ciawi Cibadak Cibaliung Cibarusa Cibatu Cibeber Cibeo Ciberang Cibinong Cibodas Cibuni Cicalengka Cicatih Cidurian Cijulang Cikaingan Cikajang Cikalong Cikampek Cikandang Cikarang Cikaso Cikawung Cikelet Cikembar
07º 21’ LS 06º 34’ LS 06º 51’ LS 06º 21’ LS 06º 40’ LS 06º 51’ LS 06º 43’ LS 06º 27’ LS 07º 07’ LS 06º 59’ LS 06º 38’ LS 06º 27’ LS 06º 28’ LS 06º 44’ LS 07º 20’ LS 06º 50’ LS 07º 00’ LS 06º 05’ LS 07º 20’ LS 07º 45’ LS 07º 20’ LS 06º 44’ LS 06º 25’ LS 07º 33’ LS 06º 19’ LS 07º 20’ LS 07º 22’ LS 07º 36’ LS 06º 59’ LS
135
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
108º 27’ BT 106º 44’ BT 107º 08’ BT 107º 41’ BT 106º 52’ BT 106º 47’ BT 106º 32’ BT 107º 05’ BT 107º 58’ BT 107º 08’ BT 106º 14’ BT 106º 18’ BT 106º 54’ BT 107º 00’ BT 106º 50’ BT 107º 50’ BT 106º 45’ BT 106º 20’ BT 108º 33’ BT 107º 55’ BT 107º 48’ BT 107º 27’ BT 107º 27’ BT 107º 35’ BT 107º 07’ BT 106º 40’ BT 108º 45’ BT 107º 40’ BT 106º 48’ BT
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Cilacap Cilaki Cilamaya Ciledug Cilegon Ciletuh Cililin Ciliman Ciliwung Cilosari Cilutung Cimahi Cimandiri Cimanggu Cimanuk Cimedang Ciomas Cipanas Cipeles Cipetir Cipunagara Cirebon Cisadane Cisadea Cisalak Cisanggiri Cisarua Cisenade Cisenggarung
07º 45’ LS 07º 28’ LS 06º 13’ LS 06º 56’ LS 06º 01’ LS 07º 11’ LS 06º 57’ LS 06º 30’ LS 06º 30’ LS 06º 54’ LS 06º 50’ LS 06º 56’ LS 07º 02’ LS 07º 25’ LS 06º 40’ LS 07º 35’ LS 06º 11’ LS 06º 43’ LS 06º 50’ LS 06º 50’ LS 06º 20’ LS 06º 45’ LS 06º 22’ LS 07º 23’ LS 06º 46’ LS 07º 35’ LS 06º 41’ LS 06º 13’ LS 07º 03’ LS
136
109º 02’ BT 107º 25’ BT 107º 35’ BT 108º 42’ BT 106º 02’ BT 106º 26’ BT 107º 28’ BT 105º 50’ BT 106º 50’ BT 108º 48’ BT 108º 10’ BT 107º 32’ BT 106º 38’ BT 108º 48’ BT 108º 13’ BT 108º 17’ BT 105º 50’ BT 107º 03’ BT 107º 57’ BT 106º 42’ BT 107º 50’ BT 108º 33’ BT 106º 30’ BT 107º 10’ BT 107º 45’ BT 107º 50’ BT 106º 59’ BT 106º 37’ BT 108º 30’ BT
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
Cisimeut Cisokan Cisolok Cisompet Citandui Citarik Citarum Ciujung Ciwaringin Ciwedi Ciwulan Clereng Cluwak Comal Curup Cuwelo Dampit Delanggu Deli Delitua Demak Denpasar Depok Dieng Digol Dilli Dintitelades Dlingo Dolong
06º 30’ LS 06º 58’ LS 06º 55’ LS 07º 44’ LS 07º 15’ LS 06º 58’ LS 06º 00’ LS 06º 15’ LS 06º 46’ LS 07º 06’ LS 07º 45’ LS 07º 49’ LS 06º 32’ LS 06º 54’ LS 03º 25’ LS 08º 04’ LS 08º 13’ LS 07º 40’ LS 03º 35’ LU 03º 29’ LS 06º 54’ LS 08º 37’ LS 06º 26’ LS 07º 15’ LS 07º 15’ LS 08º 38’ LS 04º 21’ LS 07º 56’ LS 00º 18’ LS
137
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
106º 12’ BT 107º 11’ BT 106º 37’ BT 107º 51’ BT 108º 12’ BT 106º 37’ BT 107º 06’ BT 106º 18’ BT 108º 08’ BT 107º 28’ BT 108º 07’ BT 110º 11’ BT 110º 56’ BT 109º 32’ BT 102º 30’ BT 110º 41’ BT 112º 45’ BT 110º 39’ BT 098º 45’ BT 098º 39’ BT 110º 37’ BT 115º 13’ BT 106º 48’ BT 109º 50’ BT 138º 30’ BT 125º 35’ BT 105º 48’ BT 110º 29’ BT 122º 15’ BT
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
Dolopo Dompu Donggala Dongi Donohudan Duduksampeyan Dumai Endeh Enrekang Ermera Fakfak Gn. Agung1 Gn. Amas Gn. Api Gn. Argopuro Gn. Arjuna Gn. Aurbunak Gn. Awu Gn. Bai Gn. Baluran Gn. Bandahara Gn. Batur
07º 44’ LS 08º 30’ LS 00º 42’ LS 01º 30’ LS 07º 33’ LS 07º 10’ LS 01º 46’ LU 08º 50’ LS 03º 35’ LS 08º 41’ LS 03º 52’ LS 08º 22’ LS 00º 08’ LU 08º 14’ LS 07º 59’ LS 07º 46’ LS 03º 40’ LS 03º 38’ LU 09º 40’ LS 07º 51’ LS 03º 48’ LU 08º 15’ LS
(Footnotes) 1
Gn = Gunung
138
111º 32’ BT 118º 28’ BT 119º 45’ BT 122º 15’ BT 110º 41’ BT 112º 11’ BT 101º 22’ BT 121º 40’ BT 119º 47’ BT 125º 22’ BT 132º 20’ BT 115º 28’ BT 100º 15’ BT 119º 02’ BT 113º 41’ BT 112º 36’ BT 115º 00’ BT 125º 30’ BT 119º 30’ BT 114º 23’ BT 097º 47’ BT 115º 24’ BT
SERI ILMU FALAK
PEDOMAN PRAKTIS P ERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT , ARAH KIBLAT
DAN
AWAL BULAN QAMARIYAH
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Ahmad Junaidi, M.H.I lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 10 Nopember 1975. Adalah dosen Ilmu Falak di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Pendidikannya dimulai MI Ma’arif dan Madrasah Diniyah Manarul Huda di desa Gandu kec. Mlarak kab. Ponorogo. Kemudian jenjang menengahnya di MTs. dan MA AL-ISLAM Joresan Mlarak Ponorogo. Sedangkan pendidikan S-1 ditempuh di STAIN Ponorogo, dan disinilah ia mulai mengenal Ilmu Falak, yaitu ketika duduk di semester IV pada tahun 1996, dari Ust. H. Sjamsul Arifin AR. (seorang tokoh falak nasional sekaligus dosen Ilmu Falak saat itu). Semenjak itu penulis mempunyai perhatian yang serius terhadap ilmu ini dan terus mengembangkan diri dengan belajar kepada beberapa orang kyai dan aktif mengikuti pelatihan baik pada skala wilayah maupun regional. Mulai tahun 2003 penulis diberi amanat untuk mengabdikan diri di almamater yang telah mengenalkannya dengan ilmu falak, dan mendapat kepercayaan untuk mengampu mata kuliah ini sampai sekarang. Beberapa buku tentang ilmu ini telah dihasilkan yang salah satunya yang sedang dihadapan para pembaca. Disela-sela kesibukannya mengajar dia juga aktif dalam organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama sebagai divisi pengembangan SDM pada Lajnah Falakiyah NU kab. Ponorogo. Selain itu itu juga aktif dalam mengisi pelatihanpelatihan falakiyah.
139
AHMAD JUNAIDI, M.H.I
140